BAB II TINJAUAN LITERATUR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN LITERATUR"

Transkripsi

1 2.1 Pengertian Efektivitas BAB II TINJAUAN LITERATUR Kata efektif berasal dari bahasa Inggris yaitu effective yang berarti berhasil atau sesuatu yang dilakukan yang menghasilkan perolehan hasil yang baik. Efektivitas adalah pengaruh yang ditimbulkan atau disebabkan oleh adanya suatu kegiatan tertentu untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan yang dicapai dalam setiap tindakan yang dilakukan (Starawaji 2009). Sedangkan menurut Aras (2003, 11), Efektivitas adalah suatu keadaan dimana kemampuan suatu sistem sesuai dengan keinginan dari pengguna. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1998, 219) Efektivitas adalah keadaan berpengaruh, dapat membawa dan berhasil guna (usaha, tindakan). Berdasarkan ketiga pernyataan di atas dapat dikemukakan bahwa efektivitas adalah suatu pengaruh yang ditimbulkan dengan adanya suatu kegiatan yang telah dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai oleh suatu sistem yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Beberapa kriteria dapat digunakan untuk menilai efektivitas menurut Handoko (2003, 103), yaitu : 1. Kegunaan, agar berguna bagi manajemen dalam pelaksanaan fungsifungsinya yang lain, suatu rencana harus fleksibel, stabil, berkesinambungan, dan sederhana. 2. Ketepatan dan obyektivitas, rencana-rencana dan harus dievaluasi untuk mengetahui apakah jelas, ringkas, nyata, dan akurat. 3. Ruang lingkup, perencanaan perlu memperhatikan prinsip-prinsip kelengkapan (comprehensiveness), kepaduan (unity) dan konsistensi. 4. Efektivitas biaya, efektivitas biaya dalam hal ini adalah menyangkut waktu, usaha dan aliran emosional. 5. Akuntabilitas, ada dua aspek akuntabilitas perencanaan : 1) tanggung jawab atas pelaksanaan perencanaan dan 2) tanggung jawab atas implementasi rencana Dari penjelasan di atas dapat dilihat bahwa penilaian efektivitas harus berdasarkan kriteria bagaimana kegunaan, ketepatan dan obyektivitas, ruang lingkup dan efektivitas biaya, dan akuntabilitas.

2 2.2 Sistem Temu Balik Informasi Sistem temu balik informasi merupakan suatu proses yang sering dilakukan oleh pengguna guna memenuhi kebutuhan informasi mereka. Menurut Zaenab (2002, 41) Sistem temu balik informasi adalah suatu proses pencarian dokumen dengan menggunakan istilah-istilah pencarian untuk mendefinisikan dokumen sesuai dengan subjek yang diinginkan. Sedangkan Lancaster yang dikutip oleh Hardi (2006, 1-2) menyatakan temu kembali informasi sebagai proses pencarian dokumen dengan menggunakan istilah luas untuk mengidentifikasi dokumen yang berhubungan dengan subjek tertentu. Selanjutnya menurut Hasugian (2006, 73) menyatakan bahwa sistem temu balik informasi adalah suatu proses untuk mengidentifikasi, kemudian memanggil (retrieve) suatu dokumen dari suatu simpanan (file), sebagai jawaban atas permintaan informasi. Dari ketiga pernyataan diatas dapat diketahui bahwa yang dimaksud dengan sistem te\mu balik informasi adalah penelusuruan dokumen yang menggunakan istilah-istilah tertentu untuk mengindentifikasi dan memanggil dokumen yang sesuai dengan subjek yang dibutuhkan. Sistem temu balik informasi memiliki beberapa komponen, menurut Hasugian (2008, 14-15) komponen-komponen tersebut adalah : 1. Pengguna Pengguna adalah mereka yang melakukan penelusuran atau pencarian informasi pada sistem informasi (end user), mereka yang mengoperasikan sistem juga disebut pengguna sistem (operator system, administrator system dsb.). Dilihat dari sisi kemampuannya, pengguna sistem dapat dikategorikan sebagai pengguna pemula (novice) dan pengguna terampil (expert). 2. Query Query adalah istilah (terms) yang dirumuskan oleh pengguna dan selanjutnya diinput kedalam sistem untuk mendapatkan dokumen yang diinginkan. 3. Dokumen elektronik (e-document) Dokumen elektronik dapat berupa buku elektronik (e-book), jurnal elektronik (e-journal), atau dokumen lain dalam format eletronik. 4. Indeks Dokumen Indeks dokumen adalah istilah (terms) yang dijadikan sebagai representasi dan/atau wakil dokumen. 5. Pencocokan (Machine Matcher)

3 Terjadinya pemanggilan dokumen dari simpanan (file) adalah melalui pencocokan yang dilakukan oleh komputer (machine matcher) yaitu mencocokkan istilah penelusuran (query) dengan indeks dokumen. Dari penjelasan di atas yang menjadi komponen sistem temu balik informasi adalah pengguna, query, dokumen elektronik (e-document), indeks dokumen, pencocokan (machine matcher). 1. Pengguna Pengguna merupakan orang yang melakukan penelusuran dokumen (end user) dan orang yang mengelola sistem (operator system, administrator system dsb). Berdasarkan kemampuan, pengguna terbagi dua yaitu pengguna pemula (novice) dan pengguna terampil (expert). 2. Query Query adalah kata kunci yang ditentukan oleh pengguna yang dimasukkan ke dalam suatu database atau situs Web untuk menemukan dokumen yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. 3. Dokumen elektronik (e-document) Dokumen elektronik (e-document) merupakan dokumen yang berbentuk dalam format elektronik seperti buku elektrnik (e-book), jurnal elektrnik (e-journal) dan sebagainya. 4. Indeks Dokumen Indeks dokumen adalah istilah (terms) yang digunakan sebagai wakil dokumen seperti judul, pengarang, subjek. 5. Pencocokan (machine matcher) Pencocokan dilakukan oleh komputer untuk mencocokkan query dengan istilah dokumen dan memanggil dokumen. 2.3 Efektivitas dari sistem temu balik informasi Efektivitas dari suatu sistem temu balik informasi (STBI) adalah kemampuan dari sistem itu untuk memanggil berbagai dokumen dari suatu database sesuai dengan permintaan pengguna. Efektivitas dari STBI tersebut dapat diukur. Ada dua hal penting yang biasanya digunakan dalam mengukur kemampuan suatu STBI yaitu rasio atau perbandingan dari perolehan (recall), dan ketapatan (precision), Pao yang dikutip oleh Hasugian (2006,75). Dari uraian

4 tersebut dapat diartikan bahwa efektivitas dari STBI yaitu keberhasilan dari suatu sistem yang dapat memanggil dokumen yang dari suatu database yang sesuai dengan kebutuhan informasi pengguna. 2.4 Quick search dan Advanced search Katalaog Online atau OPAC memiliki dua fasilitas penelusuran sistem temu kembali informasi untuk memudahkan pengguna menemukan dokumen yang sesuai dengan keinginan. Kedua fasilitas tersebut yaitu quick search dan advanced search Quick search Quick search merupakan fitur penelusuran informasi yang pada umumnya dijumpai pada penelusuran informasi melalui web. Dengan penggunaan quick search pengguna dapat memasukkan query atau kata kunci dengan bebas sesuai dengan kebutuhan informasi mereka tanpa harus menentukan pengarang, subjek, tahun publikasi informasi dan informasi wakil dokumen lainnya. Menurut Pratama (2012) menyatakan quick search adalah pencarian sederhana seperti google, pengguna hanya memasukkan sebuah kata kunci dari apa yang dicarinya. Gambar 2.1 Quick search pada google Menurut Perpustakaan Fakultas Teknologi UKIT (2013) Quick search atau pencarian sederhana adalah layanan yang digunakan untuk mencari daftar bibliografi dengan menggunakan kata kunci tertentu tanpa membedakan apakah yang dicari adalah judul, pengarang, ISBN, subjek ataupun yang menyangkut dengan bahan bibliografi yang diinginkan.

5 Quick search atau pencarian sederhana adalah layanan yang disediakan untuk penelusuran kembali dokumen tanpa harus memperhatikan apakah yang dicari berdasarkan judul, pengarang, tahun, ISBN, subjek, dan wakil dokumen lainnya yang berhubungan dengan informasi yang dibutuhkan Advanced search Advanced search atau yang disebut dengan penelusuran selanjutnya adalah salah satu fitur penelusuran online yang menyediakan berbagai ruas untuk membatasi hasil penelusuran berdasarkan jenis item; batas oleh tahun, isi, format, lokasi, ketersediaan dan batasan lainnya. Menurut Pratama (2012) advanced search adalah pencarian lanjut yang lebih kompleks dengan beberapa kriteria pencarian, yang memungkinkan hasil pencarian yang lebih akurat. Advanced search is a very useful feature offered by most search engines and search tools on the Web. Advanced search gives the Web searcher the ability to narrow their searches by a series of different filters; i.e., language, proximity, domain, etc.(boswell) Pencarian lanjutan adalah fitur yang sangat berguna yang ditawarkan oleh sebagian besar mesin pencari dan alat pencarian di Web. Pencarian lanjutan memberikan pencari Web kemampuan untuk mempersempit pencarian mereka dengan serangkaian filter yang berbeda, yaitu, bahasa, kedekatan, domain, dll. Advanced search dapat melakukan penelusuran dengan menggunakan operator Boolean AND, OR, dan NOT.

6 Gambar 2.2. Advanced search pada google Advanced search adalah layanan yang disediakan jika pengguna website OPAC ingin mencari data bibliografi secara lebih spesifik pengguna tidak harus mengisi seluruh filter yang disediakan pada pencarian lanjutan, dengan mengisi salah satu filter maka pengguna dapat menemukan data bibliografi sesuai dengan filter yang digunakan (Perpustakaan Fakultas Teologi UKIT 2013). Keunggulan dari fitur advanced search bahwa dengan menggunakan beberapa ruas yang tersedia pada fitur advanced search maka recall (perolehan) yang ditampilkan akan lebih rendah dbandingkan dengan recall (perolehan) yang dihasilkan oleh fitur quick search. 2.5 Penilaian Relevansi Penilaian relevansi dimaksudkan untuk memilih dokumen mana yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Dalam penilaian relevansi ada dua hal penting yang biasa digunakan untuk mengukur kemampuan suatu sistem untuk memanggil dokumen sesuai dengan istilah yang di formulasikan, yaitu perolehan (recall) dan ketepatan (precision), Pao yang dikutip oleh Hasugian (2006, 5). Selanjutnya Lee Pao dalam Hasugian (2006, 76) menyatakan kondisi ideal dari

7 keefektifan suatu sistem temu kembali informasi adalah apabila rasio recall dan precision sama besarnya (1:1). Selain itu, suatu sistem temu kembali dinyatakan efektif apabila hasil penelusuran mampu menunjukkan ketepatan (precision) yang tinggi sekalipun perolehannya rendah, Rowley yang dikutip oleh Hasugian (2006, 76). Dari beberapa pendapat tersebut dapat dikemukakan bahwa penilaian relevansi merupakan pemilihan dokumen yang tepat yang sesuai dengan kebutuhan pengguna, dimana penilaian tersebut berdasarkan dua hal yaitu Recall (Perolehan) dan precision (ketepatan). Suatu sistem temu balik dapat dinilai efektif precision (ketepatan) tinggi dan recall (perolehan) rendah. Sehingga dengan demikian penilaian relevansi terhadap penggunaan fitur quick search dan advanced search dinyatakan efektif apabila precision tinggi walaupun perolehan dokumen (recall) rendah. Penggolongan penilaian relevansi menurut Pao yang dikutip oleh Hasugian (2006, 6) menggolongkannya atas tingkat relevan (relevant), relevan parsial (partial relevant) dan tidak relevan (not relevant). Penilaian relevansi bertujuan untuk menentukan dokumen yang relevan diantara dokumen yang ditemukan dari proses temu kembali informasi. Relevansi merupakan konsep yang sangat penting dalam temu kembali informasi karena ukuran yang menggambarkan unjuk kerja dan efektivitas sistem temu kembali informasi berdasarkan dokumen yang relevan, ukuran ini biasa ditunjukkan Recall dan precision (Mustangimah 1998, 30). a. Recall (Perolehan) Recall atau yang disebut dengan perolehan berhubungan dengan kemampuan sistem untuk memanggil dokumen yang relevan. Recall atau perolehan menurut Jizba (2007, 1) adalah Recall is the ratio of the number of relevant records retrieved to the total number of relevant records in the database. It is ussually expressed as a precentage. Perolehan adalah perbandingan jumlah dokumen yang relevan diambil dengan jumlah dokumen yang relevan di dalam database

8 Menurut Hasugian (2006,75) Perolehan recall berhubungan dengan kemampuan sistem untuk memanggil dokumen yang relevan dengan query. Berikut adalah rasio dari tingkat perolehan (recall) menurut Pao yang dikutip oleh Hasugian (2006,75) Rumus tersebut dapat diterjemahkan sebagai berikut : b. Presicion (Ketepatan) Precision atau yang disebut dengan ketepatan berhubungan dengan kemampuan sistem temu kembali informasi untuk tidak memanggil dokumen yang tidak relevan. Precision atau ketepatan menurut Jizba (2007,1) adalah Precision is the ratio of the number of relevant records retrieved to the total number of irrelevant and relevant records retrieved. It is usually expressed as a percentage. Ketepatan adalah perbandingan jumlah dokumen yang relevan yang diambil dengan jumlah total dokumen yang relevan dan dokumen relevan yang diambil oleh pengguna. Menurut Hasugian (2006, 75) Ketepatan (precision) berkaitan dengan kemampuan sistem untuk tidak memanggil dokumen yang tidak relevan dengan kebutuhan pengguna. Berikut adalah rasio dari tingkat ketepatan (precision) menurut Pao yang dikutip oleh Hasugian (2006, 5)

9 Rumus tersebut dapat diterjemahkan sebagai berikut : Untuk menginterpretasikan angka presisi, ditetapkan tiga kategori atau kelas yaitu: presisi tinggi, sedang, dan rendah. Sedangkan kriteria atau tolak ukur yang digunakan untuk menyatakan kategori tersebut ialah skala interval, dengan mencari selisih kemungkinan angka presisi tertinggi (1) dengan kemungkinan angka presisi terendah (0) kemudian dibagi 3 sesuai kategori penilaian, rielnya adalah (1-0) : 3 = 0,33. Dengan demikian kelas interval dari ketiga kategori interpretasi presisi tersebut adalah: a) Presisi rendah apabila angka P (precision) berada pada rentang 0,00 0,33 b) Presisi sedang apabila angka P (precision) berada pada rentang 0,33 0,66 c) Presisi tinggi apabila angka P (precision) berada pada rentang 0,67 1,00. (Hasugian 2006, 11) Untuk memudahkan penghitungan Recall dan Precision dapat dikemukakan dalam tabel berikut ini : Tabel 2.1 Tabel Perhitungan Recall dan Precision (Hasugian 2006,75) Relevant Not Relevant Total Retrieved a b a + b Not retrieved c d c + d Total a + c b + d Dengan demikian Recall dapat dinyatakan sebagai berikut : Dan Precision dinyatakan sebagai berikut :

10 Keterangan : a = jumlah dokumen yang relevan dan terpanggil b = jumlah dokumen yang tidak relevan tetapi terpanggil c = jumlah dokumen yang relevan tetapi tidak terpanggil d = jumlah dokumen yang tidak relevan dan tidak terpanggil 2.6 Senayan Library Managament System (SLiMS) Senayan library managament system atau yang disingkat dengan SLiMS merupakan salah satu aplikasi perangkat lunak yang dipakai oleh perpustakaan yang terautomasi yang didalamnya terdapat online public access catalogue (OPAC). Senayan library managament system (SLiMS) adalah perangkat lunak sistem manajemen perpustakaan (library management system) sumber terbuka yang dilisensikan di bawah GPL v3. Aplikasi ini pertama kali dikembangkan dan digunakan oleh Perpustakaan Kementrian Pendidikan Nasional, Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat, Kementrian Pendidikan Nasioanal. Aplikasi SLiMS dibangun dengan menggunakan PHP, basis data MySQL, dan pengontrol versi Git. Pada tahun 2009, SLiMS mendapatkan penghargaan tingkat pertama dalam ajang INAICTA 2009 untuk kategori open source (Ridho 2011, 5). Senayan adalah Open Source Software (OSS) berbasis web untuk memenuhi kebutuhan automasi perpustakaan (library automation) skala kecil hingga skala besar, (Wicaksono 2009). Penggunaan senayan sangat membantu kegiatan perpustakaan dalam hal pengolahan koleksi, anggota dan staf dalam jumlah yang banyak Fitur-Fitur Senayan Library Managemen System (SLiMS) Senayan library managament system (SLiMS) memiliki beberapa fitur. Beberapa fitur yang tersedia yang di dalam SLiMS menurut Perpustakaan Kemdikbud yaitu : 1. Online public access catalog (OPAC) dengan pembuatan thumbnail yang di- generate on-thefly. 2. Thumbnail berguna untuk menampilkan cover buku. 3. Mode penelusuran tersedia untuk yang sederhana (Simple Search) dan tingkat lanjut (Advanced search)

11 4. Detail record juga tersedia format XML (Extensible Markup Language) untuk kebutuhan web service. 5. Manajemen master file untuk data referensial seperti GMD (General Material Designation), Tipe Koleksi, Penerbit, Pengarang, Lokasi, Supplier, dan lain-lain. 6. Sirkulasi dengan fitur: Transaksi peminjaman dan pengembalian, Reservasi koleksi, Aturan peminjaman yang fleksibel, Informasi keterlambatan dan denda. 7. Manajemen keanggotaan 8. Inventarisasi koleksi (stocktaking) 9. Laporan dan statistik 10. Pengelolaan terbitan berkala 11. Dukungan pengelolaan dokumen multimedia (.flv,.mp3) dan dokumen digital. Khusus untuk pdf dalam bentuk streaming. 12. Senayan mendukung beragam format bahasa termasuk bahasa yang tidak menggunakan penulisan selain latin. 13. Menyediakan berbagai bahasa pengantar (Indonesia, Inggris, Spanyol, Arab, Jerman). 14. Dukungan Modul Union Catalog Service 15. Counter Pengunjung perpustakaan 16. Member Area untuk melihat koleksi sedang dipinjam oleh anggota 17. Modul sistem dengan fitur: Konfigurasi sistem global, Manajemen modul, Manajemen User 18. (Staf Perpustakaan) dan grup, Pengaturan hari libur, Pembuatan barcode otomatis, Utilitas untuk backup Keunggulan dan Kelemahan SLiMS SLiMS dalam automasi perpustakaan memberikan pengaruh yang besar dalam setiap kegiatan perpustakaan khususnya di dalam pengolahan data perpustakaan. Meskipun demikian, SLiMS tetap memilki keunggulan dan kelemahan. a. Keunggulan SLiMS Perangkat lunak SLiMS memiliki keunggulan, menurut Hakim (2011, 8-10) keunggulan SLiMS yaitu : 1. Senayan dapat diperoleh dan digunakan secara gratis Senayan sebagai salah satu perangkat lunak otomasi berbasis free open source software menjadi solusi terkait sulitnya dengan pengadaan perangkat lunak otomasi karena perangkat lunak ini dapat diperoleh secara gratis. 2. Mampu memenuhi kebutuhan otomasi perpustakaan Senayan menyediakan fasilitas layanan sirkulasi, katalogisasi dan OPAC manajemen keanggotaan, fasilitas untuk pengaturan perangkat lunak, cetak barcode, penyiangan serta fasilitas laporan dan unggah koleksi digital.

12 3. Senayan dibangun dengan menggunakan bahasa pemrograman interpreter Senayan dibangun dengan menggunakan PHP sebagai bahasa pemrograman. 4. Senayan dikembangankan oleh sumber daya manusia lokal Senayan dikembangan oleh sumber daya manusia lokal, atau dikembangkan oleh SDM bangsa Indonesia. 5. Instalasi mudah dilakukan Sebagai perangkat lunak yang tergolong dalam jenis perangkat lunak berbasis web instalasi Senayan mudah dilakukan, baik itu untuk system operasi windows maupun system operasi linux. 6. Mampu berjalan di sistem operasi linux maupun windows. Senayan mampu berjalan stabil di dua sistem operasi Windows ataupun linux yang merupakan dua sistem operasi yang familiar digunakan oleh perpustakaan di Indonesia. 7. Memiliki dokumentasi yang lengkap Dokumentasi yang lengkap pengguna atau calon pengguna Senayan dapat dengan mudah mempelajari Senayan. 8. Memiliki prospek pengembangan yang jelas Perkembangan Senayan terlihat dari banyaknya versi yang telah dirilis ke publik. Kondisi ini mencerminkan bahwa perangkat lunak ini memiliki prospek pengembangan.. 9. Memiliki forum komunikasi antara pengguna dan pengembang Senayan menggunakan sebagai forum komunikasi antar sesama pengguna Senayan atau pengembang Senayan. b. Kelemahan SLiMS Kelemahan dari perangkat lunak SLiMS adalah dalam hal kompatibilitas web browser. Untuk mengakses Senayan diperlukan web browser. Sayangnya tidak semua web browser mampu menjalankan aplikasi ini dengan sempurna. Perangkat lunak ini merekomendasikan mozilla firefox sebagai web browser. Sehingga jika pengguna menggunakan web browser selain mozilla firefox mampu tampilan Senayan tidak akan muncul secara sempurna. Misalnya ada beberapa menu yang akan tertutupi oleh banner jika pengguna menggunakan internet eksplorer sebagai web browser. Namun jika hanya digunakan untuk mengakses OPAC (online public access catalog) semua web browser dapat digunakan. (Hakim 2011,10) Maksud dari uraian di atas adalah SLiMS memiliki kelemahan dalam menjalankan aplikasi Senayan. Tidak semua web browser dapat menjalankannya, selain mozila firefox aplikasi senayan tidak akan terbuka secara sempurna. Namun, untuk pengaksesan OPAC semua web browser dapat digunakan.

13 2.7 Online Public Access Catalog (OPAC) Pada masa ini rata-rata perpustakaan memiliki katalog online atau yang sering disebut dengan OPAC. Katalog online atau OPAC merupakan salah satu fasilitas perpustakaan untuk menemukan kembali koleksi perpustakaan Pengertian OPAC Online public access catalog atau yang disingkat dengan OPAC merupakan katalog online dimana pengguna perpustakaan dapat mengakses koleksi perpustakaan baik dari dalam maupun luar perpustakaan. Menurut Arif yang dikutip oleh Kusmayadi dan Andriyanti (2006, 52) katalog merupakan keterangan singkat atau wakil dari suatu dokumen, demikian pula katalog elektronis dari sistem perpustakaan yang terautomasi. Subsistem seperti OPAC dan sirkulasi saling berinteraksi dalam menyediakan layanan automasi. Sistem katalog yang dirancang dengan baik merupakan kunci keberhasilan penerapan automasi perpustakaan. Sedangkan menurut Saleh dan Mustafa yang dikutip oleh Kusmayadi dan Andriyanti (2006, 52) katalog online atau OPAC merupakan sistem katalog perpustakaan yang digunakan oleh perpustakaan terautomasi dengan menggunakan komputer. Pangkalan datanya biasanya dirancang dan dibuat sendiri oleh perpustakaan dengan menggunakan perangkat lunak komersial atau buatan sendiri. Katalog ini memberikan informasi bibliografi, status dan letak koleksinya. Katalog biasanya dirancang untuk mempermudah pengguna sehingga tidak perlu bertanya dalam menggunakannya (user friendly). Selanjutnya Tedd yang dikutip oleh Hasugian (2009,154) menyatakan OPAC adalah sistem katalog terpasang yang dapat diakses secara umum, dan dapat dipakai pengguna untuk menelusur pangkalan data katalog, untuk memastikan apakah perpustakaan menyimpan karya tertentu, untuk mendapatkan informasi tentang lokasinya, dan jika sistem katalog dihubungkan sistem sirkulasi, maka pengguna dapat mengetahui apakah bahan pustaka yang sedang dicari tersedia di perpustakaan atau sedang dipinjam. Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa yang dimaksud dengan katalog online OPAC adalah wakil dokumen atau bibliografi koleksi bahan pustaka yang dimasukkan ke dalam OPAC dengan

14 tujuan mempermudah pengguna dalam menemukan dokumen sehingga pengguna tidak perlu bertanya dalam menggunakannya dengan adanya OPAC pengguna dapat mengetahui apakah bahan pustaka yang dibutuhkan tersedia di perpustakaan atau sedang dipinjam. Penggunaan OPAC di berbagai perpustakaan merupakan suatu hal yang wajib dilakukan oleh pengguna perpustakaan, karena dengan penggunaan OPAC dapat membantu pengguna dalam menemukan kembali koleksi perpustakaan dengan mudah, cepat dan tepat seperti dalam gambar berikut : Katagori Pencarian Pengguna Jenis Koleksi OPAC Kata Kunci pencarian Informasi Bibliografi Gambar 2.3 Interaksi pengguna dengan OPAC Sumber : Anjarsari dan Komalasari (2006,8) Dari gambar diatas dapat dimengerti bahwa pengguna yang menenetukan kategori pencarian, jenis koleksi dan kata kunci pencarian (query) yang akan dimasukkan ke dalam OPAC setelah itu OPAC akan memberikan Informasi bibliografi sesuai dengan kata kunci dan jenis koleksi yang dimasukkan oleh pengguna Tujuan dan Fungsi OPAC Pembuatan OPAC di dalam automasi perpustakaan memilki beberapa tujuan dan fungsi bagi perpustakaan.

15 b. Tujuan OPAC Penggunaan OPAC dapat menjangkau kalangan yang lebih luas, pengguna yang dapat mengakses informasi yang ada di perpustakaan tidak hanya pengguna yang ada di dalam lingkugan perpustakaan saja, pengguna yang ada di luar lingkungan perpustakaan juga dapat mengakses informasi yang tersedia di dalam perpustakaaan. Tujuan pembuatan pengatalogan menurut Cutter yang dikutip oleh Darmono (2001, 87) adalah : 1. Memudahkan seseorang menemukan sebuah karya yang telah diketahui pengarang, judul, atau subjeknya. 2. Memperlihatkan apa yang dimiliki perpustakaan melalui nama pengarang, subjek dan jenis literaturnya. 3. Membantu pilihan sebuah karya seperti dalam hal edisinya secara bibliografis dan karakternya (topic), Beberapa hal yang ingin dicapai dalam pembuatan OPAC menurut Kusmayadi dan Andriaty (2006, 53) adalah : 1. Pengguna dapat mengakses secara langsung ke dalam pangkalan data yang dimiliki perpustakaan 2. Mengurangi beban biaya dan waktu yang diperlukan dan yang harus dikeluarkan oleh pengguna dalam mencari informasi 3. Mengurangi beban pekerjaan dalam pengelolaan pangkalan data sehingga dapat meningkatkan efisiensi tenaga kerja 4. Mempercepat pencarian informasi 5. Dapat melayani kebutuhan informasi masyarakat dalam jangkauan yang luas. Dari pernyataan diatas beberapa hal yang menjadi tujuan OPAC di atas terlihat jelas bahwa OPAC memberikan kemudahan bagi pengguna dalam menelusur koleksi bahan pustaka yang ada di perpustakaan secara efektif dan efisien. c. Fungsi OPAC Katalog perpustakaan dapat berfungsi sebagai : 1. Catatan lengkap atau sebagian koleksi perpustakaan 2. Kunci untuk menemukan karya yang diperlukan 3. Sumber yang memberikan alternatif pilihan karya 4. Sumber penyusunan bibliografis 5. Alat bantu pengingat koleksi (Darmono 2001,88)

16 Menurut Yusup (1995, 76) OPAC yang tersedia di dalam perpustakaan berfungsi sebagai berikut : 1. Menunjukkan tempat suatu buku atau bahan lain dengan menggunakan lambang-lambang angka klasifikasi dalam bentuk nomor panggil (call number) 2. Mendaftar semua buku dan bahan lain dengan susunan alfabetis nama pengarang, judul buku, atau subjek buku yang bersangkutan, ke dalam suatu tempat khusus di perpustakaan untuk memudahkan pencarian entri-entri atau informasi yang diperlukan 3. Memberikan kemudahan untuk mencari suatu buku atau bahan lain di perpustakaan dengan hanya mengetahui salah satu dari daftar kelengkapan buku yang bersangkutan. Berdasarkan kedua pendapat dapat dipahami bahwa OPAC atau katalog online memiliki fungsi sebagai penunjuk tempat suatu koleksi bahan pustaka, catatan lengkap atau sebagian koleksi perpustakaan, sumber penyusunan bibliografis, memberikan kemudahan untuk mencari bahan pustaka yang tersedia di dalam perpustakaan dan lain-lain Keunggulan OPAC Keunggulan OPAC sangat memberikan kemudahan bagi pengguna dalam menemukan kembali koleksi perpustakaan yang mereka butuhkan. Keunggulan OPAC menurut Qalyubi (2007) antara lain: 1. Penelusuran informasi dapat dilakukan dengan cepat dan tepat. 2. Penelusuran dapat dilakukan secara bersama-sama tanpa saling mengganggu. 3. Jajaran tertentu tidak perlu di-file. 4. Penelusuran dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai pendekatan sekaligus, misalnya lewat judul, pengarang, subjek, tahun terbit, penerbit dan sebagainya, yaitu dengan memanfaatkan penelusuran Boolean Logic. 5. Rekaman bibliografi yang dimasukkan ke dalam entri katalog tidak terbatas. 6. Penelusuran dapat dilakukan dari berbagai tempat tanpa harus mengunjungi perpustakaan, yaitu dengan menggunakan sistem jaringan LAN (Lokal Area Network) atau WAN (Wide Area Network). Sedangkan menurut Monisa (2011, 8-13) OPAC memilki keunggulan sebagai berikut : 1. Makes job easier (membuat pekerjaan lebih mudah) 2. Kebergunaan (usefull) 3. Menambah produktifitas (increase productivity)

17 4. Mempertinggi efektifitas (enchance efectiveness) 5. Mengembangkan kinerja pekerjaan (improve job performance) 6. Perceived Ease of Use (persepsi kemudahan) 7. Mudah dipelajari 8. Mudah dalam penelusuran koleksi 9. Fleksibel Dalam Penelusuran Koleksi di Perpustakaan 10. Mudah untik dioperasikan 11. Tampilan jelas dan dapat dipahami Dari kedua pendapat diatas dapat diketahui bahwa OPAC memiliki keunggulan dalam penelusuran kembali informasi atau dokumen yang tersedia di dalam perpustakaan, OPAC dapat dengan mudah dipelajari dan juga mudah untuk dioperasikan, penelusuran informasi pada OPAC dapat dilakukan secara bersamaan, tampilan OPAC sangat jelas dan mudah untuk dipahami, dan lain-lain Karakteristik OPAC OPAC menurut Wijoyo (2009) memiliki karakteristik yaitu sebagai berikut : 1. Searching is faster, easier, efficient (penelesuran bisa dilakukan lebih cepat, mudah dan efisien) 2. More users at the same time (beberapa pengguna bisa melakukan penelusuran dalam waktu yang bersamaan) 3. Browsing easier (penelusuran acak bisa dilakukan dengan mudah) 4. Read only (hanya untuk dibaca) 5. More searching options (lebih banyak opsi menu penelusuran) 6. Basic searching/advanced searching (tersedianya penelusuran sederhana dan penelusuran tingkat mahir) 7. Boolean operator(and, OR, NOT) (tersedianya operator boolean) 8. Display options (tersedianya opsi tampilan) 9. Internet access(bisa diakses via internet) 10. Downloading/saving: external/computer disc (bisa download dan disimpan) 11. Sending via (hasil penelusuran bisa dikirim via ) 12. Truncations (kemampuan penelusuran dengan pemenggalan kata) 13. Printing is available (menyediakan fasilitas cetak) 14. Identify items status (status koleksi teridentifikasi) 15. Mengesampingkan huruf besar maupun huruf kecil dan tanda-tanda baca 16. Articles(a, an, the) pada awal kata dikesampingkan 17. Dapat dipilih multiple hits untuk tampilan

RANCANG BANGUN ARSITEKTUR DAN OTOMASI PERPUSTAKAAN MENGGUNAKAN LIBRARY MANAGEMENT SYSTEM PADA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HALU OLEO

RANCANG BANGUN ARSITEKTUR DAN OTOMASI PERPUSTAKAAN MENGGUNAKAN LIBRARY MANAGEMENT SYSTEM PADA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HALU OLEO RANCANG BANGUN ARSITEKTUR DAN OTOMASI PERPUSTAKAAN MENGGUNAKAN LIBRARY MANAGEMENT SYSTEM PADA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HALU OLEO Muhammad Nadzirin Anshari Nur 1, Mustarum Musaruddin 2, Jumadil Nangi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Automasi Perpustakaan Bilal (2002) menyatakan bahwa automasi perpustakaan adalah sebuah proses pengelolaan perpustakaan dengan menggunakan bantuan teknologi informasi

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PENGUNAAN APLIKASI INDARJI (INDEKS ARTIKEL JURNAL ILMIAH) UPT PERPUSTAKAAN POLINES

PETUNJUK TEKNIS PENGUNAAN APLIKASI INDARJI (INDEKS ARTIKEL JURNAL ILMIAH) UPT PERPUSTAKAAN POLINES PETUNJUK TEKNIS PENGUNAAN APLIKASI INDARJI (INDEKS ARTIKEL JURNAL ILMIAH) UPT PERPUSTAKAAN POLINES Oleh M. Syam Suryanto, S.Sos UPT PERPUSTAKAAN POLITEKNIK NEGERI SEMARANG 2015 Daftar Isi Halaman Judul

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tertentu untuk digunakan pembaca, bukan untuk dijual. (Sulistyo-

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tertentu untuk digunakan pembaca, bukan untuk dijual. (Sulistyo- BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perpustakaan 2.1.1 Pengertian Perpustakaan Perpustakaan adalah sebuah ruangan, bagian sebuah gedung ataupun gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Masalah Mengenai Alasan Pemilihan Aplikasi Open Source

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Masalah Mengenai Alasan Pemilihan Aplikasi Open Source digilib.uns.ac.id BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Analisis Masalah Mengenai Alasan Pemilihan Aplikasi Open Source Digilib Versi Rumah Cerdas Intikom Perpustakaan POLTEKKES Surakarta lebih memilih menggunakan Aplikasi

Lebih terperinci

PROFIL SIPUS. (Sistem Informasi Perpustakaan) Oleh: Rasiman

PROFIL SIPUS. (Sistem Informasi Perpustakaan) Oleh: Rasiman PROFIL SIPUS (Sistem Informasi Perpustakaan) Oleh: Rasiman Disampaikan Pada: PELATIHAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (SIM) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN, 2008 Deskripsi Umum Sistem Sistem Informasi Perpustakaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berarti kumpulan buku-buku (Daryanto, 1986: 1). Dalam bahasa inggris perpustakaan disebut library, istilah ini berasal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berarti kumpulan buku-buku (Daryanto, 1986: 1). Dalam bahasa inggris perpustakaan disebut library, istilah ini berasal digilib.uns.ac.id 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Perpustakaan -pustaka- yang berarti kumpulan buku-buku (Daryanto, 1986: 1). Dalam bahasa inggris perpustakaan disebut library, istilah ini berasal

Lebih terperinci

AUTOMASI PERPUSTAKAAN

AUTOMASI PERPUSTAKAAN A. Pendahuluan AUTOMASI PERPUSTAKAAN Oleh: Gatot Subrata, S.Kom Abstrak. Sistem Automasi Perpustakaan adalah penerapan teknologi informasi pada pekerjaan administratif di perpustakaan agar lebih efektif

Lebih terperinci

Kata Kunci: Perangkat Lunak Otomasi, Perangkat Lunak Perpustakaan Digital, Senayan, SLIMS, Perpustakaan Seni.

Kata Kunci: Perangkat Lunak Otomasi, Perangkat Lunak Perpustakaan Digital, Senayan, SLIMS, Perpustakaan Seni. Optimalisasi Senayan Sebagai Perangkat Lunak Berbasis Open Source Untuk Perpustakaan Seni Oleh Heri Abi Burachman Hakim Calon Pustakawan Institut Seni Indonesia Yogyakarta Abstraksi Perangkat lunak menjadi

Lebih terperinci

MENGENAL LEBIH JAUH SIPISIS VERSI WINDOWS

MENGENAL LEBIH JAUH SIPISIS VERSI WINDOWS MENGENAL LEBIH JAUH SIPISIS VERSI WINDOWS Nama SIPISIS sebagai software untuk pengelolaan sistem otomasi perpustakaan sudah banyak dikenal oleh kalangan pustakawan di Indonesia sejak pertengahan tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh perpustakaan. Ketersediaan Online Public Access Catalog (OPAC)

BAB I PENDAHULUAN. oleh perpustakaan. Ketersediaan Online Public Access Catalog (OPAC) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perpustakaan adalah fasilitas yang ada di dalam sebuah instansi pendidikan dimana para pelajar memanfaatkan fasilitas tersebut untuk membaca dan mencari referensi dari

Lebih terperinci

Pra Instalasi dan Instalasi Senayan Oleh Heri Abi Burachman Hakim, SIP

Pra Instalasi dan Instalasi Senayan Oleh Heri Abi Burachman Hakim, SIP Pra Instalasi dan Instalasi Senayan Oleh Heri Abi Burachman Hakim, SIP Pra Instalasi Pada Tulisan Sebelumnya telah dikemukakan berbagai alasan mengapa sebuah perpustakaan menggunakan Senayan sebagai perangkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aplikasi Senayan Library Management System (SLiMS) merupakan salah satu sistem automasi perpustakaan yang bersifat open source atau gratis. SLiMS merupakan peraih INAICTA

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI OPAC (ONLINE PUBLIC ACCESS CATALOG) UNTUK KATALOG TUGAS AKHIR PADA PERPUSTAKAAN INDONESIA MANDIRI

PERANCANGAN APLIKASI OPAC (ONLINE PUBLIC ACCESS CATALOG) UNTUK KATALOG TUGAS AKHIR PADA PERPUSTAKAAN INDONESIA MANDIRI PERANCANGAN APLIKASI OPAC (ONLINE PUBLIC ACCESS CATALOG) UNTUK KATALOG TUGAS AKHIR PADA PERPUSTAKAAN INDONESIA MANDIRI Hendra Gunawan; hendra_gunawan@engineer.com Irfan Vigma Taufik ABSTRAK Perpustakaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Sistem Perpustakaan Terintegrasi Sistem Perpustakaan Terintregasi merupakan pengintegrasian antara bidang pekerjaan administrasi, pengadaan, inventarisasi,

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. merupakan layanan yang sangat penting dengan layanan-layanan yang ada di

BAB IV PEMBAHASAN. merupakan layanan yang sangat penting dengan layanan-layanan yang ada di BAB IV PEMBAHASAN Layanan penelusuran informasi koleksi di Perpustakaan Nasional RI merupakan layanan yang sangat penting dengan layanan-layanan yang ada di perpustakaan. Karena layanan penelusuran merupakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi Perpustakaan perguruan tinggi merupakan unsur penunjang perguruan tinggi, yang bersama-sama dengan unsur penunjang lainnya, berperan serta dalam

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Masalah

1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB 1. PENDAHULUAN Bab ini mendeskripsikan tentang latar belakang mengenai pengembangan sistem informasi ini, rumusan masalah yang ditangani oleh aplikasi ini, tujuan, pembahasan, ruang lingkup kajian,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penerapan teknologi informasi saat ini menyebar hampir di semua bidang termasuk di

BAB 1 PENDAHULUAN. Penerapan teknologi informasi saat ini menyebar hampir di semua bidang termasuk di BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Penerapan teknologi informasi saat ini menyebar hampir di semua bidang termasuk di perpustakaan. Perpustakaan sebagai institusi pengelola informasi merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan informasi diiringi dengan perkembangan teknologi yang disebut

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan informasi diiringi dengan perkembangan teknologi yang disebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi merupakan kebutuhan di dalam kehidupan manusia saat ini. Perkembangan informasi diiringi dengan perkembangan teknologi yang disebut dengan teknologi informasi.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Perpustakaan Sekolah. Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang berada di sekolah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Perpustakaan Sekolah. Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang berada di sekolah 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Perpustakaan Sekolah Peranan perpustakaan sekolah sangatlah penting untuk membantu warga sekolah memperoleh sumber informasi yang mereka butuhkan untuk bahan mengajar

Lebih terperinci

Pokok-pokok Pikiran Mengenai Perpustakaan Tahun 2000an 1

Pokok-pokok Pikiran Mengenai Perpustakaan Tahun 2000an 1 Pokok-pokok Pikiran Mengenai Perpustakaan Tahun 2000an 1 Oleh: Ir. Abdul R. Saleh, M.Sc dan Drs. B. Mustafa, M.Lib. 2 PENDAHULUAN Perguruan tinggi merupakan salah satu subsistem dari sistem pendidikan

Lebih terperinci

SENAYAN LIBRARY MANAGEMENT SYSTEM

SENAYAN LIBRARY MANAGEMENT SYSTEM i ii SENAYAN LIBRARY MANAGEMENT SYSTEM Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Penerbitan Grafis dan Elektronik yang dibina oleh Pitoyo Widi Atmoko, S.SI., M.SI Oleh : Edi Saputra 125030700111004

Lebih terperinci

Evaluasi Pemanfaatan Fitur Membership Slims 7 Cendana Dalam Mengelola Data Keanggotaan Perpustakaan Universitas Andalas

Evaluasi Pemanfaatan Fitur Membership Slims 7 Cendana Dalam Mengelola Data Keanggotaan Perpustakaan Universitas Andalas Evaluasi Pemanfaatan Fitur Membership Slims 7 Cendana Dalam Mengelola Data Keanggotaan Perpustakaan Universitas Andalas Andi Saputra Staf Bidang Automasi UPT Perpustakaan Universitas Andalas, Padang Abstrak

Lebih terperinci

LAMPIRAN Angket Penelitian. Identifikasi Kebutuhan sistem Automasi Perpustakaan Pada

LAMPIRAN Angket Penelitian. Identifikasi Kebutuhan sistem Automasi Perpustakaan Pada LAMPIRAN Angket Penelitian Identifikasi Kebutuhan sistem Automasi Perpustakaan Pada Perpustakaan Institut Agama Islam negeri (IAIN) Sulthan Thaha Saifuddin jambi Nama Pegawai Bagian : : Petunjuk: Berilah

Lebih terperinci

Teknologi Informasi Perpustakaan

Teknologi Informasi Perpustakaan REFORMASI BIROKRASI Teknologi Informasi Perpustakaan (e library) Berbicara mengenai teknologi informasi tidak terlepas dari pandangan seseorang akan seperangkat alat-alat komputer yang digunakan sebagai

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Automasi Perpustakaan 2.1.1 Pengertian Automasi Perpustakaan Pengertian automasi berkaitan dengan ilmu komputer. Pengertian automasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang begitu cepat dalam era globalisasi pada saat ini telah memasuki berbagai aspek semua bidang kehidupan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Sistem automasi perpustakaan sering disebut dengan sistem perpustakaan terintegrasi (Integrated Library System) sering juga diistilahkan dengan penggunaan teknologi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Forum 2.1.1 Pengertian Forum Forum merupakan tempat atau wadah untuk membicarakan kepentingan bersama atau tempat pertemuan dan bertukar fikran antar pengguna. Forum ini merupakan

Lebih terperinci

Pelatihan Pembuatan Media Perpustakaan Elektronik Berbasis Website bagi Guru-Guru SMKN 1 Purwosari Gunung Kidul

Pelatihan Pembuatan Media Perpustakaan Elektronik Berbasis Website bagi Guru-Guru SMKN 1 Purwosari Gunung Kidul Pelatihan Pembuatan Media Perpustakaan Elektronik Berbasis Website bagi Guru-Guru SMKN 1 Purwosari Gunung Kidul Oleh: Yoga Guntur Sampurno M. Pd (yoga_gs@uny.ac.id) Ibnu Siswanto M.Pd. (ibnusiswanto@uny.ac.id)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membantu dan bermanfaat bagi lembaga-lembaga atau perusahaanperusahaan. Penyampaian informasi dengan website tidak membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. membantu dan bermanfaat bagi lembaga-lembaga atau perusahaanperusahaan. Penyampaian informasi dengan website tidak membutuhkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan informasi teknologi saat ini telah berkembang dengan pesat. Penggunaan website dalam menyampaikan informasi sangatlah membantu dan bermanfaat bagi lembaga-lembaga

Lebih terperinci

MAKALAH KEILMUAN STUDI PERPUSTAKAAN OPAC (ONLINE PUBLIC ACCES CATALOG) Disusun Oleh : LILIES RESTHININGSIH D

MAKALAH KEILMUAN STUDI PERPUSTAKAAN OPAC (ONLINE PUBLIC ACCES CATALOG) Disusun Oleh : LILIES RESTHININGSIH D MAKALAH KEILMUAN STUDI PERPUSTAKAAN OPAC (ONLINE PUBLIC ACCES CATALOG) Disusun Oleh : LILIES RESTHININGSIH D1812089 D3 PERPUSTAKAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM OTOMASI PERPUSTAKAAN PUSLIT GEOTEKNOLOGI-LIPI

PENGEMBANGAN SISTEM OTOMASI PERPUSTAKAAN PUSLIT GEOTEKNOLOGI-LIPI PENGEMBANGAN SISTEM OTOMASI PERPUSTAKAAN PUSLIT GEOTEKNOLOGI-LIPI Agus Men Riyanto 1, Fitri Listiyani 1 dan Didik Pratawijaya 1 1 Puslit Geoteknologi LIPI. Jln Sangkuriang, Bandung 40135 Phone +62 (22)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN LITERATUR

BAB II TINJAUAN LITERATUR BAB II TINJAUAN LITERATUR 2.1 Sistem Kerumahtanggaan Perpustakaan Kerumahtanggaan perpustakaan (library house keeping) adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan kegiatan rutin sehari-hari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nia Hastari, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nia Hastari, 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perpustakaan perguruan tinggi merupakan salah satu unsur pendukung akademik penting yang tidak dapat terlepas dari kegiatan mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan pendidikan,

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN MASALAH. maka UPT Perpustakaan Universitas Negeri Yogyakarta menerapkan. bahan pustaka perpustakaan. Untuk menunjang sistem automasi

BAB IV PEMBAHASAN MASALAH. maka UPT Perpustakaan Universitas Negeri Yogyakarta menerapkan. bahan pustaka perpustakaan. Untuk menunjang sistem automasi BAB IV PEMBAHASAN MASALAH Perpustakaan merupakan organisasi yang berorientasi kepada pengguna/pemustaka, suatu perpustakaan dikatakan berhasil apabila perpustakaan tersebut memiliki pengunjung yang banyak

Lebih terperinci

OTOMASI PERPUSTAKAAN: Alasan Otomasi dan Kontribusi Bagi Perpustakaan Oleh : Sri Wahyuni Pustakawan STMIK AKAKOM Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN

OTOMASI PERPUSTAKAAN: Alasan Otomasi dan Kontribusi Bagi Perpustakaan Oleh : Sri Wahyuni Pustakawan STMIK AKAKOM Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN Publish 2016 OTOMASI PERPUSTAKAAN: Alasan Otomasi dan Kontribusi Bagi Perpustakaan Oleh : Sri Wahyuni Pustakawan STMIK AKAKOM Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN Perkembangan Teknologi Informasi telah berkembang

Lebih terperinci

PROGRAM APLIKASI INLISLITE VERSI 3 SEBAGAI PILIHAN SARANA OTOMASI PERPUSTAKAAN

PROGRAM APLIKASI INLISLITE VERSI 3 SEBAGAI PILIHAN SARANA OTOMASI PERPUSTAKAAN PROGRAM APLIKASI INLISLITE VERSI 3 SEBAGAI PILIHAN SARANA OTOMASI PERPUSTAKAAN DAN INTEROPERABILITAS ANTAR PERPUSTAKAAN Oleh Aristianto Hakim, S.IPI 1 (Disampaikan pada acara Lokakarya Interoperabilitas

Lebih terperinci

ISU- ISU Seputar Implementasi Dan Development slims. #SLiMSCommeet2012

ISU- ISU Seputar Implementasi Dan Development slims. #SLiMSCommeet2012 ISU- ISU Seputar Implementasi Dan Development slims #SLiMSCommeet2012 Hendro Wicaksono twitter.com/hendrowicaksono facebook.com/hendrowicaksono hendrowicaksono@yahoo.com SLiMS lead developer 5 tahun Sejak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perlu adanya pengolahan bahan pustaka yang tepat. kebudayaan, informasi, dan pembagunaan nasional dan sebagai suatu media

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perlu adanya pengolahan bahan pustaka yang tepat. kebudayaan, informasi, dan pembagunaan nasional dan sebagai suatu media digilib.uns.ac.id BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Perpustakaan Perpustakaan pada waktu sekarang ini mulai diperhatikan oleh pemerintah. Hal tersebut terbukti dengan adanya program pemerintah yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan membahas tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan metodologi tentang pembangunan aplikasi mobile Online Public Access Catalog (OPAC). 1.1.

Lebih terperinci

PELAYANAN PERPUSTAKAAN BERBASIS KOMPUTER DENGAN SISTEM JARINGAN

PELAYANAN PERPUSTAKAAN BERBASIS KOMPUTER DENGAN SISTEM JARINGAN PELAYANAN PERPUSTAKAAN BERBASIS KOMPUTER DENGAN SISTEM JARINGAN Oleh : Ir. Abdul Rahman Saleh, Dip.Lib., M.Sc. rahman@ipb.ac.id atau a.saleh@eudoramail.com Pendahuluan Dalam dunia yang semakin terbuka,

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perpustakaan digital merupakan aplikasi praktis yang mengelola koleksi berbagai macam dokumen dalam bentuk digital dan dapat diakses melalui komputer. Melalui aplikasi

Lebih terperinci

dapat diakses melalui salah satu menu yang berkaitan dengan komponen pada halaman administrator.

dapat diakses melalui salah satu menu yang berkaitan dengan komponen pada halaman administrator. Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Internet telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam berbagai bidang kehidupan. Kemajuan ilmu dan teknologi telah mengakibatkan semakin meluasnya pemanfaatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Recommender System Berdasarkan [6], Recommender System merupakan bagian dari Sistem Pengolahan Informasi yang dimaksudkan untuk mempresentasikan informasi yang mungkin diminati

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam era globalisasi saat ini, ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam era globalisasi saat ini, ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam era globalisasi saat ini, ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang begitu pesat, khususnya teknologi informasi, Kebutuhan manusia akan segala sesuatu dituntut

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMBUATAN DAN PENYAJIAN PRODUK

BAB III METODE PEMBUATAN DAN PENYAJIAN PRODUK BAB III METODE PEMBUATAN DAN PENYAJIAN PRODUK Penulis menjelaskan mengenai sistem otomasi menggunakan SLiMS (Senayan Library Management System) versi 5 atau sering disebut dengan SLiMS meranti. Bentuk

Lebih terperinci

Panduan Praktis Pengohan Bahan Pustaka Dengan Program Aplikasi INLISLite Versi 3 Oleh Aristianto Hakim, S.IPI 1

Panduan Praktis Pengohan Bahan Pustaka Dengan Program Aplikasi INLISLite Versi 3 Oleh Aristianto Hakim, S.IPI 1 Panduan Praktis Pengohan Bahan Pustaka Dengan Program Aplikasi INLISLite Versi 3 Oleh Aristianto Hakim, S.IPI 1 1. Persiapan Kegiatan pengolahan bahan pustaka merupakan tahapan penting dalam otomasi perpustakaan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. koleksi bahan pustaka secara sistematis dan digunakan oleh pemakai sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. koleksi bahan pustaka secara sistematis dan digunakan oleh pemakai sebagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah adalah salah satu unit kerja yang berupa tempat untuk mengumpulkan, menyimpan, mengelola, dan mengatur koleksi bahan pustaka

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN MENUJU ERA PERPUSTAKAAN DIGITAL

SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN MENUJU ERA PERPUSTAKAAN DIGITAL SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN MENUJU ERA PERPUSTAKAAN DIGITAL sekti dot com information technology consulting Laboratorium Komputer dan Informatika Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik UNDIP Telpon (024)

Lebih terperinci

Implementasi dan Perancangan Online (Digital Library) Dengan SLIMS (Senayan Library System) Untuk Otomasi Kebutuhan Penggunaan Studi Kasus STKIP PGRI Sumbar 1 Syaeful Anas Aklani, 2 Ade Pratama 1,2 Program

Lebih terperinci

Stock Opname dan Weeding dengan Menggunakan SLiMS. Danang Dwijo Kangko, S.Hum. Ketua Komunitas SLiMS Jabodetabek

Stock Opname dan Weeding dengan Menggunakan SLiMS. Danang Dwijo Kangko, S.Hum. Ketua Komunitas SLiMS Jabodetabek Stock Opname dan Weeding dengan Menggunakan SLiMS Danang Dwijo Kangko, S.Hum. Ketua Komunitas SLiMS Jabodetabek kolordwijo@gmail.com Stock Opname? Pendataan, Inventarisasi, Stocktaking, Cacah ulang, Simak

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN

SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN Pusat Layanan Teknologi Fakultas Teknik U niversitas D iponegoro Sem arang 2 Latar Belakang Perguruan tinggi, sebagai suatu lembaga, perlu mengetahui tingkat produktivitas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. masyarakatluas sebagai saran pembelajaran sepanjang hayat tanpa

BAB II KAJIAN PUSTAKA. masyarakatluas sebagai saran pembelajaran sepanjang hayat tanpa 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Perpustakaan Umum Perpustakaan Umum adalah perpustakaan yang peruntukukan bagi masyarakatluas sebagai saran pembelajaran sepanjang hayat tanpa membedakan umur, jenis kelamin,

Lebih terperinci

DR.LULUK FAUZIAH, M.SI FISIP UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO 27 AGUSTUS 2016

DR.LULUK FAUZIAH, M.SI FISIP UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO 27 AGUSTUS 2016 DR.LULUK FAUZIAH, M.SI FISIP UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO 27 AGUSTUS 2016 Teks/full-text Indeks/abstrak Suara/lagu Gambar/foto/imej Perangkat lunak Video, film Game Animasi Data statistik Formula/paten

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perpustakaan merupakan suatu instansi yang bergerak pada bidang jasa penyedia berbagai informasi dan wawasan untuk keperluan pengguna. Untuk bisa bertahan pada bidang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. diinginkan. Dengan banyaknya penjual ikan secara konvensional untung yang

BAB 1 PENDAHULUAN. diinginkan. Dengan banyaknya penjual ikan secara konvensional untung yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Melihat banyaknya bidang usaha ikan secara konvensional saat ini maka tidak mudah bagi penjual yang menjual ikannya untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Dengan

Lebih terperinci

PANDUAN PENGOLAHAN KOLEKSI DAN SIRKULASI BERBASIS SLiMS. By Dian Kristyanto. Library Consultant in CV. Selembar Papyrus

PANDUAN PENGOLAHAN KOLEKSI DAN SIRKULASI BERBASIS SLiMS. By Dian Kristyanto. Library Consultant in CV. Selembar Papyrus PANDUAN PENGOLAHAN KOLEKSI DAN SIRKULASI BERBASIS SLiMS By Dian Kristyanto Library Consultant in CV. Selembar Papyrus DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN... 2 BAB 2 PANDUAN PENGOLAHAN KOLEKSI... 3 2.1 Proses

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan aplikasi teknologi informasi saat ini sudah berkembang begitu pesat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan aplikasi teknologi informasi saat ini sudah berkembang begitu pesat 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan aplikasi teknologi informasi saat ini sudah berkembang begitu pesat dan menambah di berbagai bidang, seperti pendidikan, perbankan, perhubungan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Sistem Temu Kembali Informasi 2.1.1 Pengertian Temu Kembali Informasi Temu kembali informasi adalah sebuah media layanan bagi pengguna untuk memperoleh informasi atau sumber

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Eksistensi teknologi mulai merambah seluruh sisi kehidupan, tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Eksistensi teknologi mulai merambah seluruh sisi kehidupan, tidak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Eksistensi teknologi mulai merambah seluruh sisi kehidupan, tidak terkecuali perpustakaan. Sebagai bagian dari masyarakat, perpustakaan perlu mengikuti dinamika yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB II KAJIAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Online Public Acces Catalog (OPAC) 2.1.1 Pengertian OPAC adalah suatu sarana yang disediakan oleh perpustakaan untuk mempermudah pemustaka dalam melakukan penelusuran sebuah atau

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan dijelaskan landasan teori yang digunakan untuk mendukung penyusunan laporan kerja praktek ini. Landasan teori yang akan dibahas meliputi permasalahan-permasalahan

Lebih terperinci

BAB II ONLINE PUBLIC ACCESS CATALOG (OPAC)

BAB II ONLINE PUBLIC ACCESS CATALOG (OPAC) BAB II ONLINE PUBLIC ACCESS CATALOG (OPAC) 2.1. Pengertian Online Public Access Catalog (OPAC) Pengorganisasian koleksi di Perpustakaan akan berhubungan langsung dengan alat bantu penelusur koleksi. Alat

Lebih terperinci

: Melakukan proses pengkatalogan buku. : Buku baru untuk diproses

: Melakukan proses pengkatalogan buku. : Buku baru untuk diproses PERPUSTAKAAN PTA MAKASSAR STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Hal : 2 Revisi ke : Tgl. Efektif : Modul : Pengolahan Bahan Pustaka Tujuan : Melakukan proses pengkatalogan buku Ruang lingkup : Buku baru untuk diproses

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem informasi merupakan fokus utama dari studi disiplin sistem informasi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem informasi merupakan fokus utama dari studi disiplin sistem informasi dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem informasi merupakan fokus utama dari studi disiplin sistem informasi dan organisasi informatika. Karena itu sistem informasi yang berbasis komputasi sudah banyak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pengaturan data secara cepat dan akurat, telah mengubah perpustakaan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. pengaturan data secara cepat dan akurat, telah mengubah perpustakaan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan informasi dalam suatu perpustakaan dapat berkembang dengan sangat cepat. Data data yang diolah khususnya data perpustakaan semakin banyak dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penerapan Teknologi Informasi (TI) saat ini telah menyebar hampir di semua bidang tidak terkecuali di perpustakaan. Perpustakaan sebagai institusi pengelola

Lebih terperinci

SIRKEL LIBRARY MANAGEMENT SYSTEM (SLiMS)

SIRKEL LIBRARY MANAGEMENT SYSTEM (SLiMS) SIRKEL LIBRARY MANAGEMENT SYSTEM (SLiMS) Rakhmat Syarifudin 1, Rendy Ressa Sutrisno 1, Dhomas Hatta Fudholi 1 1 Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri,Universitas Islam Indonesia Jl. Kaliurang

Lebih terperinci

MANUAL BOOK PERPUSTAKAAN STMIK JAKARTA STI&K

MANUAL BOOK PERPUSTAKAAN STMIK JAKARTA STI&K MANUAL BOOK PERPUSTAKAAN STMIK JAKARTA STI&K Oleh: Mohamad Saefudin, SKom, MMSI http://library.jak-stik.ac.id SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER JAKARTA STI&K 2017 DAFTAR ISI Kata Pengantar...

Lebih terperinci

LAMPIRAN I PEDOMAN WAWANCARA

LAMPIRAN I PEDOMAN WAWANCARA LAMPIRAN I PEDOMAN WAWANCARA Penelitian ini menggunakan wawancara sebagai teknik pengumpulan data. Wawancara dilakukan secara mendalam guna mendapatkan data yang akurat. Pedoman yang dijadikan dalam wawancara,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. PT. Daya Anugrah Mandiri cabang Arjawinangun merupakan cabang

BAB 1 PENDAHULUAN. PT. Daya Anugrah Mandiri cabang Arjawinangun merupakan cabang BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah PT. Daya Anugrah Mandiri cabang Arjawinangun merupakan cabang perusahaan dari PT. Daya Anugrah Mandiri atau yang lebih dikenal dengan nama Daya Motor, perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) serta meluasnya perkembangan infrastruktur informasi global telah mengubah pola dan cara beraktivitas pada organisasi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teknologi Informasi The Dictionary of Computer, Information Processing and Telecommunication (Hariyadi, 1993) menyatakan bahwa Teknologi informasi adalah media untuk pengadaan,

Lebih terperinci

ONLINE PUBLIC ACCESS CATALOG Panduan Singkat Penggunaan Web OPAC

ONLINE PUBLIC ACCESS CATALOG Panduan Singkat Penggunaan Web OPAC 2013 ONLINE PUBLIC ACCESS CATALOG Panduan Singkat Penggunaan Web OPAC PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS i UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA TABLE OF CONTENTS Pengantar Online Public Access Catalog (OPAC)... 1 Library

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 047 TAHUN 2017

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 047 TAHUN 2017 PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 047 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAYANAN PERPUSTAKAAN DI DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN GUBERNUR KALIMANTAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.3. Pengertian Sistem Temu Balik Informasi Sistem Temu Balik Informasi (Information Retrieval System - IRS) merupakan salah satu tipe sistem informasi yang berfungsi untuk menemukan

Lebih terperinci

BAB II ONLINE PUBLIC ACCESS CATALOG (OPAC)

BAB II ONLINE PUBLIC ACCESS CATALOG (OPAC) BAB II ONLINE PUBLIC ACCESS CATALOG (OPAC) 2.1 Pengertian Online Public Access Catalog (OPAC) Pengorganisasian koleksi di Perpustakaan akan berhubungan langsung dengan alat bantu penelusur koleksi. Alat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Visi Misi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Visi Misi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Menurut UU Perpustakaan pada Bab I pasal 1 menyatakan Perpustakaan adalah institusi yang mengumpulkan pengetahuan tercetak dan terekam, mengelolanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perpustakaan harus memiliki strategi yang tepat sebagai penyedia informasi agar

BAB I PENDAHULUAN. perpustakaan harus memiliki strategi yang tepat sebagai penyedia informasi agar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Di era globalisai ini yang ditandai dengan kemajuan teknologi komunikasi informasi peran perpustakaan terasa semakin penting. Hal tersebut membuat perpustakaan

Lebih terperinci

Pemanfaatan Online Public Access Catalogue (OPAC) Sebagai Sarana Sistem Temu Balik Pada Perpustakaan

Pemanfaatan Online Public Access Catalogue (OPAC) Sebagai Sarana Sistem Temu Balik Pada Perpustakaan Pemanfaatan Online Public Access Catalogue (OPAC) Sebagai Sarana Sistem Temu Balik Pada Perpustakaan Oleh : LELY EMILIYANA, S.Sos. NIP : 19750101 200112 2 002 POLITEKNIK NEGERI MEDAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Bab II. TINJAUAN PUSTAKA

Bab II. TINJAUAN PUSTAKA Bab II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Berdasarkan web pariwisata yang sudah pernah ada masih terdapat beberapa kekurangan dan penulis bermaksud mengambangkan aplikasi tersebut untuk melengkapi

Lebih terperinci

TES. Pustakawan Dalam Pengelolaan Database. Atas bantuan Bapak/Ibu/Sdr saya. 2. Nama BapakIbu/Sdr tidak perlu dicantumkan.

TES. Pustakawan Dalam Pengelolaan Database. Atas bantuan Bapak/Ibu/Sdr saya. 2. Nama BapakIbu/Sdr tidak perlu dicantumkan. LAMPIRAN 1 TES Dengan hormat, Dengan segala kerendahan hati, saya mohon bantuan Bapak/Ibu/Sdr untuk mengisi tes ini yang berkaitan dengan judul penelitian saya Analisis Kemampuan Pustakawan Dalam Pengelolaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Pendidikan adalah suatu hal yang penting dalam kemajuan sebuah bangsa, karena pendidikan pada saat ini sudah dapat di sebut sebagai kebutuhan pokok bagi bangsa

Lebih terperinci

PERILAKU PEMUSTAKA DALAM TEMU KEMBALI KOLEKSI DENGAN MENGGUNAKAN OPAC BERBASIS SliMS (Studi Kasus di Perpustakaan STAIN Ponorogo)

PERILAKU PEMUSTAKA DALAM TEMU KEMBALI KOLEKSI DENGAN MENGGUNAKAN OPAC BERBASIS SliMS (Studi Kasus di Perpustakaan STAIN Ponorogo) PERILAKU PEMUSTAKA DALAM TEMU KEMBALI KOLEKSI DENGAN MENGGUNAKAN OPAC BERBASIS SliMS (Studi Kasus di Perpustakaan STAIN Ponorogo) Mujiati 1 Abstract: An increase of library collection and information explosion

Lebih terperinci

MANUAL OTOMIGEN X 2.0. Daftar Isi

MANUAL OTOMIGEN X 2.0. Daftar Isi Daftar Isi Daftar Isi...0 1. PENDAHULUAN...2 1.1 Otomigen X...2 1.2 Struktur Manual...3 1.3 Spesifikasi Otomigen X 2.0...3 1.4 Tipe User...3 2. User Guide...5 2.1 Home...5 2.2 Frequently Ask Question (FAQ)...8

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan informasi. Untuk mendapatkan dan menghasilkan informasi,

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan informasi. Untuk mendapatkan dan menghasilkan informasi, BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Informasi sangat penting bagi kita karena semua kegiatan kita memerlukan informasi, dan bisa juga dikatakan bahwa semua kegiatan kita dituntut untuk menghasilkan informasi.

Lebih terperinci

MEMBANGUN PERPUSTAKAAN SEKOLAH BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI: APLIKASI SENAYAN (SLIMS) 1. Oleh: Mufid, S.Ag., SS., M.Hum. Abstrak

MEMBANGUN PERPUSTAKAAN SEKOLAH BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI: APLIKASI SENAYAN (SLIMS) 1. Oleh: Mufid, S.Ag., SS., M.Hum. Abstrak MEMBANGUN PERPUSTAKAAN SEKOLAH BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI: APLIKASI SENAYAN (SLIMS) 1 Oleh: Mufid, S.Ag., SS., M.Hum. Abstrak Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi berdampak pada perubahan paradigma

Lebih terperinci

BAB II. KAJIAN PUSTAKA. beberapa aktifitas yang dilakukan oleh manusia seperti system untuk software

BAB II. KAJIAN PUSTAKA. beberapa aktifitas yang dilakukan oleh manusia seperti system untuk software BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Aplikasi Aplikasi merupakan suatu progam yang siap untuk digunakan yang dibuat untuk melaksanakan suatu fungsi bagi pengguna jasa aplikasi serta penggunaan aplikasi lain yang

Lebih terperinci

MIGRASI SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN (Studi Kasus di Perpustakaan STAIN Pekalongan)

MIGRASI SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN (Studi Kasus di Perpustakaan STAIN Pekalongan) MIGRASI SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN (Studi Kasus di Perpustakaan STAIN Pekalongan) Junaeti UPT Perpustakaan STAIN Pekalongan junaeti73@gmail.com Abstract : The revolution of information technology is

Lebih terperinci

KAJIAN ON-LINE PUBLIC ACCESS CATALOGUE (OPAC) DALAM PELAYANAN PERPUSTAKAAN DAN PENYEBARAN TEKNOLOGI PERTANIAN

KAJIAN ON-LINE PUBLIC ACCESS CATALOGUE (OPAC) DALAM PELAYANAN PERPUSTAKAAN DAN PENYEBARAN TEKNOLOGI PERTANIAN KAJIAN ON-LINE PUBLIC ACCESS CATALOGUE (OPAC) DALAM PELAYANAN PERPUSTAKAAN DAN PENYEBARAN TEKNOLOGI PERTANIAN Eka Kusmayadi dan Etty Andriaty Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian Jalan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan salah satu cara untuk memasuki Perguruan Tinggi. Hampir semua siswa

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan salah satu cara untuk memasuki Perguruan Tinggi. Hampir semua siswa 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang SNMPTN adalah singkatan dari Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri yang merupakan salah satu cara untuk memasuki Perguruan Tinggi. Hampir semua siswa Sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan menjelaskan mengenai dasar awal pada pembuatan laporan tugas akhir. Dasar awal tersebut terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, maksud dan tujuan dilakukan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN DAN OPTIMALISASI OPENBIBLIO SEBAGAI SISTEM OTOMASI PERPUSTAKAAN PADA SMA NEGERI 4 PADANG. Delfi Sapitri

PENGEMBANGAN DAN OPTIMALISASI OPENBIBLIO SEBAGAI SISTEM OTOMASI PERPUSTAKAAN PADA SMA NEGERI 4 PADANG. Delfi Sapitri PENGEMBANGAN DAN OPTIMALISASI OPENBIBLIO SEBAGAI SISTEM OTOMASI PERPUSTAKAAN PADA SMA NEGERI 4 PADANG Delfi Sapitri 0810452011 Pembimbing : Deddy Prayama, M.ISD dan Tati Erlina, M.IT Program Studi Sistem

Lebih terperinci

TINJAUAN TENTANG PENGGUNAAN OPAC DI PERPUSTAKAAN POLTEKKES KEMENKES RI PADANG

TINJAUAN TENTANG PENGGUNAAN OPAC DI PERPUSTAKAAN POLTEKKES KEMENKES RI PADANG TINJAUAN TENTANG PENGGUNAAN OPAC DI PERPUSTAKAAN POLTEKKES KEMENKES RI PADANG Rahmat Ramadhanu 1, Ardoni 2 Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan FBS Universitas Negeri Padang Email: rahmat.ramadhanu@rocketmail.com

Lebih terperinci

2015 HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN WEBPAC DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI PEMUSTAKA DI UPT PERPUSTAKAAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG (ITB)

2015 HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN WEBPAC DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI PEMUSTAKA DI UPT PERPUSTAKAAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG (ITB) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan semakin berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi, segala aspek kehidupan manusia pun kini ikut mengalami perubahan agar dapat menyesuaikan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi di era digital seperti sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi di era digital seperti sekarang ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi di era digital seperti sekarang ini semakin pesat dan sudah banyak menciptakan berbagai sistem rekayasa teknologi yang canggih dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan kembali dan dimanfaatkan oleh penggunanya. mengikuti setiap perkembangan informasi yang mutakhir serta relevan dengan

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan kembali dan dimanfaatkan oleh penggunanya. mengikuti setiap perkembangan informasi yang mutakhir serta relevan dengan digilib.uns.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan berkembangnya kebutuhan akan informasi, oleh karena itu dibutuhkan suatu lembaga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Perangkat lunak atau Software adalah perintah (program komputer) yang dieksekusi

BAB II LANDASAN TEORI. Perangkat lunak atau Software adalah perintah (program komputer) yang dieksekusi BAB II LANDASAN TEORI 2.1Perangkat Lunak Perangkat lunak atau Software adalah perintah (program komputer) yang dieksekusi memberikan fungsi dan petunjuk kerja seperti yang diinginkan. Struktur data yang

Lebih terperinci