BAB II KAJIAN TEORITIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN TEORITIS"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Relevansi Pengertian Relevansi Secara umum, arti dari relevansi adalah kecocokan. Relevan adalah bersangkut paut, berguna secara langsung (kamus bahasa Indonesia). Relevansi berarti kaitan, hubungan (kamus bahasa Indonesia). Menurut Green (1995: 16), relevansi ialah sesuatu sifat yang terdapat pada dokumen yang dapat membantu pengarang dalam memecahkan kebutuhan akan informasi. Dokumen dinilai relevan bila dokumen tersebut mempunyai topik yang sama, atau berhubungan dengan subjek yang diteliti (topical relevance). Pada berbagai tulisan mengenai relevance, topicality (topik) merupakan faktor utama dalam penilaian kesesuaian dokumen. Froelich dalam Green (1995: 16) menyebutkan bahwa inti dari relevance adalah topicality. Joan M. Reitz (2004: 606) mengemukakan bahwa relevance the extent to which information retrieved in a search of a library collection or other resource, such as an online catalog or bibliographic database, is judged by to user to be applicable to (about) the subject of the query. Pendapat ini menyatakan bahwa relevansi merupakan sejumlah informasi terpanggil dalam sebuah pencarian pada koleksi perpustakaan atau sumber lainnya, seperti catalog online atau basis data bibliografi, dimana informasi yang diberikan sesuai dengan subjek pada query dan relevan dengan kebutuhan pengguna. Secara fitrahnya, perpustakaan dan sistem informasi berkutat dengan persoalan relevansi. Kata relevansi itu sendiri datang dari orang-orang sistem, terutama orang-orang yang mendalami information retrieval. Salah satu wejangan suhu Ranganathan tentang every book its reader. Di frasa ini ada keyakinan bahwa setiap orang punya buku yang cocok untuknya. Secara lebih spesifik, persoalan relevansi yang berkaitan dengan ketepatan pencarian dikenal dengan ukuran recall and precision. Kedua tulisan tersebut menjelaskan relevansi sebagai sebuah ukuran (measurement), dan ukuran ini dikenakan kepada sebuah kinerja

2 sistem. Dalam konsep relevansi, sebuah dokumen atau buku dianggap relevan jika sesuai dengan kebutuhan pengguna. Kesesuaian ini ditetapkan sebagai ukuran kuantitatif yang tetap. Dalam teknik information retrieval cara penetapan ukuran kesesuaian ini seringkali linear (satu arah). Seseorang memasukkan pertanyaan (query) ke sebuah sistem, lalu sistem memberikan jawaban. Berdasarkan jawaban ini dilakukan perhitungan seberapa relevan dokumen yang telah ditemukan oleh sistem Recall (Perolehan) Recall merupakan istilah yang digunakan untuk dokumen terpanggil yang relevan dengan pertanyaan (query) yang dimasukkan pengguna dalam suatu sistem temu balik informasi. Chowdhury (1999: 205) menyatakan bahwa recall thus relates to the ability of the system to retrieve relevant document. Pendapat tersebut dapat diartikan bahwa recall (perolehan) berhubungan dengan kemampuan suatu sistem temu balik dalam menemukan dokumen yang relevan. Hal ini berarti bahwa perolehan (recall) adalah bagian dari proses temu balik informasi yang dapat digunakan sebagai alat ukur tingkat efektivitas suatu sistem temu balik informasi. Perolehan (recall) berhubungan dengan kemampuan sistem untuk memanggil dokumen yang relevan, sedangkan ketepatan (precision) berkaitan dengan kemampuan sistem untuk tidak memanggil dokumen yang tidak relevan, (Hasugian, 2006: 5) Precision (Ketepatan) Recall sebenarnya sulit diukur karena jumlah seluruh dokumen yang relevan dalam database sangat besar. Oleh karena itu presisi-lah (precision) yang biasanya menjadi salah satu ukuran yang digunakan untuk menilai keefektifan suatu sistem temu balik informasi, (Hasugian, 2006: 5) Precison adalah jumlah kelompok dokumen relevan dari total jumlah dokumen yang ditemukan oleh sistem, (Hardi, 2006: 22). Presisi juga merupakan cara mengukur tingkat efektivitas sistem temu balik informasi.

3 2.1.4 Penilaian Relevansi Fosket (1996: 15), mengemukakan relevance the likelihood of their matching our readers requirements. Pendapat ini menyatakan relevansi adalah tingkat kesesuaian dari dokumen yang terpanggil dari sistem dengan permintaan pemakai. Penilaian relevansi merupakan tahap pekerjaan yang penuh dengan ketelitian. Hal ini disebabkan karena dalam tahap inilah menentukan apakah dokumen relevan dengan kebutuhan informasi pemakai dan tahap ini juga merupakan tolok ukur untuk mengevaluasi sistem dan proses sistem temu balik informasi. Penilaian relevansi adalah bersifat individual bagi setiap penilai, dalam arti penilai yang berbeda akan menghasilkan penilaian yang berbeda pula. Penilaian relevansi bertujuan untuk menilai dokumen yang terpanggil dari berbagai dokumen yang terpanggil apakah sesuai dengan keinginan pemakai. Burgin dalam Mustangimah, (1998: 31), membagi tingkat relevansi menjadi tiga, yaitu sangat relevan (highly relevant), relevan marginal (marginally relevant), dan tidak relevan (not relevant). Burgin memberikan definisi dan interpretasi untuk masing-masing tingkat relevansi seperti tercantum dalam tabel di bawah ini. Tabel 2.1 Tabel definisi dan interpretasi data Tingkat Relevansi Definisi Interpretasi Relevan Makalah adalah respon Saya marah apabila sistem langsung bagi pertanyaan tidak menemukan dokumen ini Relevan Marginal Topik makalah relevan, tapi bukan respon langsung bagi pertanyaan Dokumen ditemukan atau tidak, saya tetap merasa senang Tidak Relevan Dokumen tidak relevan Saya kecewa bila sistem dengan pertanyaan menemukan dokumen ini Dari pendapat diatas dapat dikatakan bahwa penelusur dalam menemukan informasi yang dibutuhkan akan memberikan penilaian terhadap informasi yang diberikan database tertentu apakah sesuai atau tidak dengan kebutuhannya.

4 Fosket (1996: 16), mengatakan ada dua hal yang digunakan untuk mengukur relevansi yaitu recall dan precision. 1. Recall Fosket (1996: 16), merumuskan: Recall ration= (A B) A = (relevant documents retrieved) (total of relevant documents) Keterangan A : Jumlah dokumen relevan yang terpanggil B : Dokumen Relevan dari dokumen yang terpanggil A B : Seluruh dokumen yang terpanggil relevan Jadi dapat diartikan Rasio terpanggil = Dokumen terpanggil yang relevan Jumlah dokumen relevan dalam database Harrod dan Prytherch dalam Mustangimah, (1998: 13), menyatakan perolehan terjemahan dari istilah recall, yaitu rasio antara jumlah dokumen relevan yang ditemukan dengan jumlah total dokumen relevan yang terdapat dalam basis data. Dari pendapat diatas dapat dinyatakan bahwa recall atau terpanggil adalah dokumen yang terpanggil dari sistem temu balik informasi sesuai dengan permintaan pemakai yang mengikuti pola dari sistem tersebut. Nilai recall berkisar dari 0 s.d 1. Nilai recall makin besar belum cukup untuk menilai suatu sistem temu balik informasi apakah baik atau tidak. 2. Precision Fosket (1996; 16), merumuskan: Precision ratio = (A B) B = (relevant documents retrieved) (total of documents retrieved) Keterangan A : Jumlah dokumen relevan dari database berdasarkan penilaian pemakai

5 B : Jumlah dokumen yang terpanggil dalam database A B : Seluruh dokumen yang terpanggil relevan Jadi dapat diartikan Rasio kecepatan = Dokumen terpanggil yang relevan berdasarkan penilaian pemakai Jumlah dokumen relevan yang terpanggil berdasarkan penelusuran Dari pendapat diatas dapat dinyatakan bahwa precision atau ketepatan adalah jumlah dokumen yang terpanggil dari database relevan setelah dinilai pemakai dengan informasi yang dibutuhkan. Nilai dari precision berkisar 0 s.d 1, makin besar nilai precision maka sistem tersebut dapat dikatakan baik. Hasugian, (2006: 7), menyatakan untuk memudahkan pemahaman akan kedua pengukuran tersebut, berikut dikemukakan tabel perhitungan penentuan recall dan precision. Tabel 2.2 Tabel perhitungan penentuan recall dan precision Relevant Not Relevant Total Retrieved A b a+b Not Retrieved C d c+d Total a+c b+d Berdasarkan tabel diatas, untuk menghitung rasio recall maka terlebih dahulu kita tentukan jumlah dokumen yang terpanggil, berdasarkan data pada tabel yaitu a, sedangkan jumlah dokumen relevan dalam database adalah a+c. Dengan demikian recall (R) dapat dinyatakan sebagai berikut: R = a a + c Untuk menghitung precision, yaitu jumlah dokumen yang terpanggil adalah a, sedangkan jumlah dokumen yang terpanggil dalam pencarian adalah a+b, maka rasio precision (P) dapat dinyatakan sebagai berikut: P = a a + b

6 Keefektifan dari suatu sistem temu balik informasi adalah apabila rasio recall dan precision sama besarnya (1:1). Akan tetapi, hasil yang diperoleh memuaskan bila precision tinggi walaupun recall rendah. Dari pendapat diatas dapat dinyatakan bahwa tolok ukur dari kepuasan penelusur mendapatkan informasi yang diinginkan apabila memiliki presisi yang tinggi. 2.2 Kebutuhan Informasi Menurut Hartono (2000: 692), menyatakan bahwa: Informasi dapat didefinisikan sebagai hasil pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang mengggambarkan suatu kejadian-kejadian (events) yang nyata (fact) yang digunakan untuk pengambilan keputusan. Dewasa ini kebutuhan masyarakat akan informasi sangat tinggi dan memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Kebutuhan akan informasi tersebut sangat beragam. Bila dikaitkan dengan lingkungan yang mendorong timbulnya kebutuhan informasi, maka banyak kebutuhan yang dapat dikemukakan. Menurut Katz, Gurevitch dan Haas dalam Yusup (1995: 3-4), kebutuhan itu terbagi pada: 1. Kebutuhan Kognitif Kebutuhan ini berkaitan erat dengan kebutuhan untuk memperkuat atau menambah informasi, pengetahuan dan pemahaman seseorang akan lingkungan. 2. Kebutuhan Afektif Kebutuhan ini dikaitkan dengan penguatan, hal yang dapat menyenangkan dan pengalaman-pengalaman emosional. 3. Kebutuhan Integrasi Personal (Personal Intergrative Needs) Kebutuhan ini sering dikaitkan dengan penguatan kredibilitas, kepercayaan, stabilitas, dan status individu. 4. Kebutuhan Integrasi Sosial (Social Intergrative Needs) Kebutuhan ini dikaitkan dengan penguatan hubungan dengan keluarga, teman dan orang lain. 5. Kebutuhan Berkhayal (Escapist Needs)

7 Kebutuhan ini dikaitkan dengan kebutuhan-kebutuhan untuk melarikan diri, melepaskan ketegangan dan hasrat untuk mencari hiburan atau pengalihan (Diversion). Berhubungan dengan tugas pekerjaan, Javerlin (2003: 23) memberi klasifikasi terhadap jenis kebutuhan informasi, yaitu: 1. Informasi yang berkaitan dengan masalah (problem information), menggambarkan struktur, sifat dan syarat masalah yang sedang dihadapi, misalnya dalam masalah konstruksi jembatan, konstruksi jalan, informasi yang dibutuhkan adalah mengenal jenis, tujuan dan masalah yang dihadapi dalam membangun konstruksi jembatan atau jalan. Pada kasus ini kemungkinan telah ada sumber informasi yang telah membahas hal yang sama. 2. Informasi yang berkaitan dengan wilayah (domain information), terdiri dari pengetahuan tentang fakta, konsep, hukum dan teori dari wilayah permasalahan. Misalnya dalam masalah konstruksi jembatan, wilayah informasi yang diperlukan adalah kekuatan dan tingkat pemuaian besi. Jenis informasi yang dibutuhkan berupa uji ilmiah dan teknologi informasi. Informasi tersebut terdapat dalam terbitan jurnal ilmiah dan buku teks. 3. Informasi sebagai pemecahan masalah (problem-solving information), menggambarkan bagaimana melihat dan memformulasikan masalah, apa masalah dan wilayah informasi bagaimana yang akan digunakan dalam upaya memecahkan masalah. Misalnya dalam konstruksi jembatan, insinyur perencana akan mengahadapi pro dan kontra mengenai berbagai informasi tentang desain jenis jembatan. Ini hanya dapat dipecahkan pada keahlian (experts) seseorang dan pengetahuan yang dimiliki. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya informasi sangat penting dan sangat dibutuhkan oleh banyak orang, dimulai dari kebutuhan dasar sampai pada kebutuhan penunjang lainnya. Dengan demikian jelas bahwa kebutuhan informasi disesuaikan dengan tugas, kehidupan dan tuntutan kebutuhan pengguna yang selalu berkembang sejalan dengan berkembangnya zaman.

8 Kebutuhan informasi pengguna dapat dipengaruhi oleh berbagai hal. Menurut Nicholas (2000: 33) menyatakan bahwa ada lima faktor yang memperngaruhi kebutuhan informasi pemakai, yaitu: 1. Jenis pekerjaan 2. Personalitas, yaitu aspek psikologi dari pencari informasi, meliputi: kecepatan, ketekunan mencari informasi, pencarian secara sistematis, motivasi dan kemauan menerima informasi dari teman, kolega dan atasan 3. Waktu 4. Akses, yaitu menelusur informasi secara internal (di dalam organisasi) atau eksternal (di luar organisasi) 5. Sumber daya teknologi yang digunakan untuk mencari informasi Sedangkan menurut Wilson (1984: 65) juga menguraikan faktor yang secara bertingkat mempengaruhi kebutuhan informasi, seperti digambarkan: LINGKUNGAN INDIVIDU Kebutuhan psikologis PERAN SOSIAL Kebutuhan Afektif Kebutuhan Kognitif Peran Kerja Kebutuhan Informasi Peran kinerja Lingkungan Kerja Lingkungan Sosial-Budaya Lingkungan Politik-Ekonomi Lingkungan Fisik Gambar 2.1 Faktor yang mempengaruhi kebutuhan informasi. (Sumber Wilson, 1984)

9 Dari gambar diatas dapat dilihat, bahwa faktor yang mempengaruhi kebutuhan informasi adalah: 1. Kebutuhan individu, merupakan faktor yang mempengaruhi secara langsung. Faktor yang mempengaruhi pada kebutuhan individu ini antara lain yaitu kebutuhan psikologis, kebutuhan afektif dan kebutuhan kognitif. 2. Peran sosial, yang menjadi faktor pengaruh dalam hal ini adalah peran kerja dan peran tingkat kinerja individu 3. Lingkungan, terdiri dari faktor lingkungan kerja, sosial budaya, politik dan ekonomi serta lingkungan fisik Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam memenuhi kebutuhan informasi, perpustakaan harus menyesuaikan dengan lingkungan, personalitas, profesi dan iptek yang dimiliki oleh masyarakat pengguna karena hal-hal tersebut sangat mempengaruhi kebutuhan masyarakat pengguna. 2.3 Basis Data (Database) Basis data (bahasa Inggris: database), atau sering pula dieja basis data, adalah kumpulan informasi yang disimpan di dalam komputer secara sistematik sehingga dapat diperiksa menggunakan suatu program komputer untuk memperoleh informasi dari basis data tersebut. Istilah basis data berawal dari ilmu komputer. Kemudian artinya semakin meluas, memasukkan hal-hal di luar bidang elektronika. Catatan yang mirip dengan basis data sebenarnya sudah ada sebelum revolusi industri yaitu dalam bentuk buku besar, kwintasi dan kumpulan data yang berhubungan dengan bisnis. Menurut Hartono (1999, 711) basis data (database) merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Database merupakan salah satu komponen yang penting dalam sistem informasi, karena merupakan basis dalam menyediakan informasi bagi para pemakai. Basis data dapat dibayangkan sebagai sebuah lemari arsip. Basis data terdiri atas dua kata yaitu basis dan data. Basis kurang lebih dapat diartikan sebagai

10 markas atau gudang, tempat bersarang atau berkumpul. Sedangkan data adalah representasi fakta dunia nyata yang mewakili suatu objek. Basis data sendiri dapat diartikan dalam sejumlah sudut pandang seperti: 1. Himpunan kelompok data (arsip) yang saling berhubungan dan diorganisir sedemikian rupa agar kelak dapat dimanfaatkan kembali dengan mudah dan cepat. 2. Kumpulan data yang saling berhubungan yang disimpan secara bersama sedemikian rupa dan tanpa pengulangan (rendundancy) yang tidak perlu, untuk memenuhi berbagai kebutuhan. 3. Kumpulan file/tabel/arsip yang saling berhubungan yang disimpan pada media penyimpanan elektronik. 4. Meliputi spesifikasi tipe data struktur dan pembatasan (constraints) dari data yang disimpan. Basis data dan lemari arsip memiliki prinsip kerja tujuan yang sama, prinsipnya yakni pengaturan data/arsip. Tujuan utamanya adalah kemudahan dan kecepatan dalam pengambilan kembali data/arsip. Yang sangat ditonjolkan dalam basis data adalah pengaturan, pemilihan, pengelompokkan, pengorganisasian data yang akan disimpan sesuai dengan fungsinya/jenisnya Tujuan Pemanfaatan Basis Data Ada beberapa tujuan dari pemanfaatan basis data, yakni antara lain: 1. Kecepatan dan kemudahan (speed), yakni agar pengguna basis data dapat: - Menyimpan data - Melakukan perubahan/ manipulasi terhadap data - Menampilkan kembali data dengan lebih cepat dan mudah dibandingkan dengan cara biasa (baik manual maupun elektronik) 2. Efisiensi ruang penyimpanan (space), dengan basis data kita mampu melakukan penekanan jumlah rendundansi (pengulangan) data, baik dengan menerapkan sejumlah pengkodean atau dengan membuat relasirelasi antara kelompok data yang saling berhubungan.

11 3. Keakuratan (accuracy), agar data sesuai dengan aturan dan batasan tertentu dengan cara memanfaatkan pengkodean atau pembentukkan relasi antar data bersama dengan penerapan aturan/batasan (constraint) tipe data, domain data, keunikan data dan sebagainya. 4. Ketersediaan (availability), agar data dapat diakses oleh setiap pengguna yang membutuhkan, dengan penerapan teknologi jaringan serta melakukan pemindahan/penghapusan data yang sudah tidak digunakan/ kadaluwarsa untuk menghemat ruang penyimpanan. 5. Kelengkapan (completeness), agar data yang dikelola senantiasa lengkap baik relative terhadap kebutuhan pemakai maupun terhadap waktu, dengan melakukan penambahan baris-baris data ataupun melakukan perubahan struktur pada basis data; yakni dengan menambahkan field pada tabel atau menambah tabel baru. 6. Keamanan (security), agar data yang bersifat rahasia atau proses yang vital tidak jatuh kepada orang/pengguna yang tidak berhak, yakni dengan penggunaan account (user name and password) serta menerapkan pembedaan hak akses setiap pengguna terhadap data yang dapat di baca atau proses yang dapat dilakukan. 7. Kebersamaan (sharability), agar data yang dikelola oleh sistem mendukung lingkungan multiuser (banyak pemakai), dengan menjaga/ menghindari munculnya problem baru seperti inkonsistensi data (karena terjadi perubahan data yang dilakukan beberapa user dalam waktu yang bersamaan) atau kondisi deallock (karena ada banyak pemakai yang saling menunggu untuk menggunakan data) Komponen Sistem Basis Data Basis data memiliki beberapa komponen yakni: 1. Perangkat keras (hardware), berupa perangkat komputer standar, media penyimpanan sekunder, dan media komunikasi untuk sistem jaringan. 2. Sistem operasi, adalah perangkat lunak yang memfungsikan, mengendalikan seluruh sumber daya, dan melakukan operasi dasar dalam sistem komputer.

12 3. Basis data, mewakili sistem tertentu untuk dikelola. Sebuah sistem basis data dapat terdiri dari lebih dari satu basis data. 4. Database management system (DBMS), berupa perangkat lunak yang digunakan untuk mengelola basis data. Contoh: - Kelas sederhana: dbase, Foxbase, Rbase, Ms.Access, Ms.Foxpro, Borland Paradox - Kelas kompleks: Borland Interbase, Ms.SQL Server, Oracle, Informix, Sybase. 5. User, yakni orang-orang yang berinteraksi dengan sistem basis data, mulai dari yang merancang sampai yang menggunakan di tingkat akhir. 6. Optional software, adalah perangkat lunak pelengkap yang mendukung, bersifat optional. 2.4 Penelusuran Online Penelusuran online merupakan tahap pekerjaan untuk memanggil dokumen dari database elektronik. Penelusuran secara online sangatlah berbeda dengan penelusuran secara manual. Menurut Rofiq (2006: 1) bahwa internet menyediakan berbagai macam informasi, baik informasi ilmiah maupun non ilmiah. Oleh karena itu internet dapat disebut sebagai sumber database yang menyediakan beragam koleksi infomasi yang sangat lengkap dan up date. Menurut Sutiyadi dalam Rofiq (2006: 1) mengemukakan bahwa informasi apapun dapat dengan mudah ditemukan di internet, karena internet merupakan jaringan yang terhubung ke jutaan komputer di seluruh dunia sehingga memungkinkan pertukaran data, berita, dan opini. Untuk menemukan informasi di internet dapat melalui beberapa cara, diantaranya adalah dengan memanfaatkan penelusuran online atau search engine (mesin pencari). Menurut Rofiq (2006: 1) bahwa fasilitas penelusuran online atau search engine tersedia banyak di internet, baik yang dibuat oleh perusahaan yang berskala global maupun lokal. Penelusuran online atau search engine ini memiliki database yang berisi alamat sumber-sumber informasi di internet. Oleh karena kelengkapan database masing-masing penelusuran online atau search engine berbeda-beda.

13 2.4.1 Jenis Penelusuran Online Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat mengakibatkan kebutuhan manusia akan informasi juga semakin meningkat sehingga dibutuhkan alat teknologi yang mampu menjawab kebutuhan pemakai informasi tersebut. Hal ini dikarenakan pemakai menuntut kebutuhan informasinya mampu dijawab dengan cara yang mudah, cepat, murah dan relevan. Akan tetapi keinginan seperti itu tidak jarang sulit terwujud, karena dihambat oleh berbagai kendala, yaitu: banjir informasi, informasi yang disajikan tidak sesuai, kandungan informasi yang disajikan tidak relevan, kandungan informasi yang diberikan kurang tepat, atau pun tingkat keakuratan data dan kepercayaan pemakai atas informasi tersebut sangat rendah. Menurut Rowley dalam Hasugian (2000: 55) mengemukakan ada beberapa jenis penelusuran (teknik penelusuran) yang mungkin dilakukan, antara lain: 1.Penelusuran dengan merawak (browse searching). 2.Penelusuran kata kunci (keyword searching) menggunakan satu kata atau lebih. 3.Penelusuran frasa, yaitu dengan memasukan frasa dalam kutipan. Hal ini berguna untuk melokalisir frasa yang berisikan kata-kata yang tidak diindeks (stopwords) atau kata-kata umum (common words). 4.Penelusuran indeks-silang, misalnya menelusur lebih dari satu indeks dalam pernyataan penelusuran tunggal. Kesimpulan pendapat diatas adalah dengan mengetahui jenis-jenis penelusuran (teknik penelusuran) serta perumusan query yang baik akan menghasilkan panggilan dokumen (recall), kesesuaian (precision) dan relevansi informasi yang cukup bagus serta memudahkan temu balik informasi yang dibutuhkan Fasilitas Penelusuran Online Menurut Chowdury dalam Hasugian (2000: 55) menyatakan ada sejumlah fasilitas penelusuran yang umum tersedia yaitu sebagai berikut: 1.Boolean Query Formulation Suatu sistem temu balik sebaiknya memberikan perumusan pertanyaan atau permintaan dengan menggunakan operator Boolen AND, OR dan NOT serta

14 menyediakan kolom/ruang untuk penelusuran menggunakan. Fasilitas penelusuran menggunakan atau memperbolehkan pengguna untuk menggabungkan istilah penelusuran pada perintah penelusuran yang diberikan, dengan memberlakukan kondisi tertentu. Kondisi itu menentukan dimana lebih dari satu istilah penelusuran harus secara bersamaan tersedia dalam cantuman yang diinginkan, atau apakah satu atau lebih istilah harus tersedia sementara istilah yang lain tidak tersedia pada cantuman yang diinginkan, sebagai contoh penggunaan operator boolean adalah sebagai berikut: AND ; AIR AND LAND, akan menemukan semua cantuman dimana istilah penelusuran tersebut terdapat dalam cantuman yang sama. OR ; AIR OR LAND, akan menemukan semua cantuman dimana salah satu dari istilah penelusuran terdapat NOT ; AIR NOT LAND, akan memperoleh semua cantuman dimana istilah penelusuran AIR terdapat sedangkan istilah LAND tidak ditemukan. 2.Proximity Searching Penelusuran kedekatan (Proximity Searching) adalah fitur yang biasa atau yang umum disediakan pada sistem temu balik teks, mencakup pangkalan data terpasang, atau OPAC (Online Public Access Catalog). Tujuan penelusuran kedekatan adalah untuk memperbaiki atau memurnikan pertanyaan penelusuran dengan memperbolehkan penelusur menetapkan dalam hubungan kata-kata yang mana suatu istilah harus terdapat. Fasilitas penelusuran ini memperbolehkan pengguna menentukan apakah dua istilah penelusuran harus terdapat saling berdekatan satu sama lain, apakah satu atau lebih kata terdapat diantara istilah penelusuran, atau apakah istilah penelusuran harus terdapat pada satu ruas, kalimat atau pada suatu paragraf yang sama. Beberapa contoh penelusuran kedekatan (Proximity Searching) ialah: Same (S); AIR (S) POLLUTION, akan menemukan semua cantuman dimana istilah penelusuran AIR dan POLLUTION, harus terdapat di dalam satu paragraf yang sama. With (W); ELECTRIC (W) VEHICLE, akan mendapatkan semua cantuman dimana kata atau istilah ELECTRIC dan VEHICLE, terdapat di dalam kalimat yang sama.

15 Adjacency (ADJ) LAW, akan mendapatkan semua cantuman dimana kata atau istilah CIVIL diikuti oleh LAW. Cantuman yang berisi CIVIL LAW, atau CIVIL dan LAW dalam satu ruas atau kalimat yang sama akan terpanggil, sedangkan yang berisi LAW CIVIL, atau LAW and CIVIL tidak terpanggil. Near (N); NUCLEAR (N) EXPLOSION, akan mendapatkan semua cantuman dimana istilah NUCLEAR pada ruas atau kalimat yang sama. 3.Limiting Searches Pangkalan data pada sistem temu balik teks terdiri dari sejumlah ruas field yang berbeda dan juga berisikan informasi yang berbeda. Pengguna dalam merumuskan query-nya harus dapat membatasi penelusuran pada satu atau lebih ruas tertentu. Perangkat lunak temu balik teks biasanya memberikan fasilitas pembatasan penelusuran. Pembatasan penelusuran ini, dikenal juga sebagai penelusuran berdasarkan ruas (field searching). Dengan fasilitas penelusuran ini, pengguna dapat menetapkan bahwa istilah penelusuran akan dicari atau dilihat pada satu atau lebih ruas tertentu. Contoh dari limiting searches yaitu sebagai berikut: Pencarian melalui ruas (field searching) Pengarang (Author Search) Pencarian melalui ruas (field searching) Judul (Tittle Search) Pencarian melalui ruas (field searching) Judul Jurnal (periodical Tittle Search) Pencarian melalui ruas (field searching) Tajuk Perkara (Subject Search) 4.Truncation Penelusuran dengan cara truncation (pemenggalan) dimaksudkan untuk memungkinkan suatu penelusuran dipandu atau diarahkan untuk mendapatkan semua bentuk kata yang berbeda, akan tetapi mempunyai akar kata yang sama. Dengan menggunakan tanda atau simbol truncation (#,?, atau $), suatu kata istilah dipenggal atau dipotong pada posisi tertentu, misalnya di kiri, di kanan atau pada keduanya. Adapun contoh pemenggalan (truncation), sebagai barikut: Pemenggalan di posisi kanan (right truncation); INTERN#, akan mendapatkan cantuman yang berisi kata atau istilah yang dimulai dengan

16 INTERN, seperti: INTERNET, INTERNATIONAL, INTERNAL, INTERMEZO, dsb. Pemenggalan di posisi kiri (left truncation); #MENT, akan mendapatkan cantuman yang berisi kata atau istilah yang berakhiran MENT, seperti: GOVERMENT, DEVELOPMENT, dsb. Pemenggalan di posisi kanan dan kiri (right and left truncation); #TERN#, akan mendapatkan cantuman dengan kata atau istilah yang berisikan sisipan kata TERN, seperti: INTERNET, INTERNATIONAL, INTERNAL, dan sebagainya. Pemenggalan di posisi tengah (midle truncated), biasa juga dinamai dengan sebutan Wild Card digunakan untuk memperbolehkan beberapa huruf muncul pada posisi tertentu di dalam suatu kata, atau dapat digunakan untuk memperbolehkan variasi dalam pengucapan. 5.String Searching Chowdury (1997, 174 dan 246) menyatakan bahwa string searching adalah suatu teknik untuk menemukan satu karakter string yang melekat pada suatu istilah tertentu. Istilah-istilah yang mempunyai karakter string tersebut tidak tersimpan dalam interveted file (file yang terindeks), melainkan hanya tersimpan dalam sequential file (file yang tersusun berdasarkan urutan pemasukan data). Penelusuran string (string searching) tidak didasarkan pada interveted file, akan tetapi mengambil data langsung dari cantuman bibliografis dalam sequential file. Fasilitas string searching memperbolehkan pengguna menelusur istilah-istilah yang belum terindeks. Karena proses penelusuran string adalah mencocokkan karakter istilah penelusuran dengan karakter cantuman-cantuman yang tersimpan pada simpanan (file) sequential yang belum terindeks, sehingga penelusuran ini sangat lambat, terutama untuk pangkalan data yang besar. 6.Stemming Penelusuran dengan stemming adalah penelusuran dengan mencari kata dasar, sehingga dengan stemming semua dokumen yang mengandung istilah turunan dari suatu kata dasar akan terpanggil. Secara sederhana, penelusuran dengan stemming akan memanggil atau menemukan semua dokumen yang berisikan istilah turunan dari suatu kata dasar.

17 7.Format tampilan yang disediakan dari setiap pangkalan data Setiap pangkalan data yang memuat informasi-informasi ilmiah berusaha semaksimal mungkin untuk mempublikasikan beragam informasi yang tersimpan dalam databasenya kepada khalayak banyak. Oleh karena itu salah satu cara untuk mempermudah pengguna informasi menemu kembali informasi sesuai dengan kebutuhan adalah dengan menampilkan format di setiap pangkalan data. Format yang ditampilkan tersebut adalah berupa gambaran secara umum tentang informasi apa yang dimuat dalam database tersebut, sehingga membantu memudahkan penelusur untuk mengambil keputusan dalam menentukan apakah database tersebut diteruskan untuk di searching atau beralih dengan database yang lain. 2.5 E-Journal Pengertian E-Journal Menurut Tresnawan (2004: 1) e-journal merupakan terbitan serial seperti bentuk tercetak tetapi dalam bentuk elektronik yang biasanya terdiri dari tiga format, yaitu teks, teks dan grafik, serta full image (dalam bentuk PDF). Dalam mengembangkan layanan yang baik, perpustakaan perlu menyediakan e-journal dalam bentuk online dengan menghubungkan ke jaringan internet yang merupakan sumber informasi dari seluruh dunia. E-journal sangat bermanfaat bagi penelusur informasi karena memudahkan pencarian artikel dari satu jurnal atau lebih secara cepat dan tepat. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa e-journal adalah jurnal ilmiah yang dapat diakses melalui dokumen elektronik dalam wujud komputerisasi. E-journal pada umumnya berbentuk (format) HTML (Hyper Text Markup Language) ataupun dalam bentuk PDF (Portable Document Format) serta bentuk multimedia sebagai pendukung dalam penyajian e-journal seperti: animation, video dan interactivity. E-journal memiliki kandungan informasi yang terbaru, current dan mutakhir artinya isi e-journal selalu terbaru serta informasinya dapat dipercaya karena memiliki identitas dokumen atau data bibliografis yang lengkap seperti: nama pengarang, jenis jurnal, jurnal fulltext dan abstrak serta alamat pengarang tercantum di dalam database sehingga memudahkan komunikasi antar pembaca jurnal dengan pengarang jurnal tersebut.

18 Jurnal elektronik memeliki beberapa kelebihan dibandingkan denga jurnal cetak, diantaranya dari segi kemutakhiran, kecepatan, penerimaan informasi jauh lebih menguntungkan. Jurnal elektronik lebih cepat diketahui sebelum jurnal cetak diterbitkan. Kelebihan lain yang dimiliki oleh jurnal elektronik dibandingkan jurnal cetak, diantaranya: Tabel 2.3 Perbandingan jurnal elektronik ( online ) dengan jurnal tercetak No Kriteria Elektronik Tercetak 1. Kemutakhiran Mutakhir Mutakhir 2. Kecepatan diterima Cepat Lambat 3. Penyimpanan Sangat mengirit tempat Memakan Tempat 4. Pemanfaatan 24 jam Terbatas jam buka 5. Kesempatan akses Dapat Bersamaan Antri 6. Penelusuran Otomatis tersedia Harus dibuat 7. Waktu penelusuran Cepat Lama 8. Keamanan Lebih aman Kurang aman 9. Manipulasi dokumen Sangat mudah Tidak bisa 10. Bila langganan dengan Judul dapat lebih Judul lebih sedikit dana yang sama banyak 11. Harga total langganan Lebih murah Lebih mahal Dari tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan jurnal elektronik jauh lebih menguntungkan dibandingkan dengan jurnal tercetak ASCE (American Society of Civil Engineers) ASCE (American Society of Civil Engineers) adalah database (pangkalan data) e-journal yang berpusat di Amerika Serikat USA yang menyediakan sumber informasi ilmiah bagi mahasiswa dan peneliti di bidang disiplin ilmu teknik sipil. ASCE merupakan sumbangan dari DIKTI dan perpustakaan USU mulai mempublikasikan pada awal tahun Untuk mengakses database ASCE (American Society of Civil Engineers) dapat dilakukan atau ditelusur melalui website perpustakaan USU yaitu.

19 2.5.3 Perkembangan E-Journal ASCE E-Journal ASCE (American Society of Civil Engineers) adalah e-journal yang disumbangkan oleh DIKTI kepada Perpustakaan dan dipublikasikan sejak awal Pada dasarnya e-jounal ASCE (American Society of Civil Engineers) merupakan sumbangan dari DIKTI. Keberadaan e- journal ASCE di perpustakaan USU sangat membantu kegiatan sivitas akademik dan penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa, dosen dan peneliti Prosedur Penelusuran Database ASCE Penelusuran melalui database ASCE berbeda dengan penelusuran pada beberapa database e-journal lainnya. Menggunakan e-journal ASCE pengguna lebih mudah untuk menemu kembali informasi yang dibutuhkan karena ASCE memberikan dua pilihan pada pengguna untuk melakukan pemanggilan dokumen yakni available volume list dan search all issues. Dengan menggunakan available volume list pengguna tidak perlu membangun query untuk memanggil dokumen tetapi pengguna dapat memilih topik, volume, tahun dan issues yang diinginkan, kemudian akan muncul indeks dari dokumen tersebut. Apabila dokumen tersebut relevan dengan pengguna maka artikel atau jurnal ilmiah tersebut dapat langsung di download secara full text dalam bentuk format pdf. Keuntungan melakukan searching dengan available volume list adalah pengguna tidak perlu membangun query, tetapi kelemahannya adalah terlalu banyak pilihan yang ditawarkan. Berbeda dengan search all issues dimana pengguna harus membangun query yang benar-benar relevan, guna untuk memanggil dokumen yang ada dalam database. Keuntungan menggunakan cara yang kedua ini adalah dokumen yang terpanggil sesuai dengan query yang dibuat oleh pengguna. Artinya adalah indeks yang terpanggil relevan dengan query yang dibuat oleh pengguna dengan recall yang sedikit, akan tetapi yang menjadi kelemahannya adalah pengguna dituntut harus benar-benar mampu membuat query yang benar dimana karakternya harus sama dengan karakter indeks yang ada dalam dokumen, bila tidak maka dokumen tersebut tidak akan terpangggil.

20 2.6.1 Prosedur Penilaian Relevansi Dokumen Penilaian relevan atau tidak relevan terhadap dokumen yang telah diambil dilakukan oleh mahasiswa Magister Teknik Sipil khususnya stambuk 2006 yang telah terpilih sebagai sampel. Prosedur penilaian terhadap dokumen dimaksud adalah sebagai berikut: 1. Semua jurnal ilmiah atau dokumen yang relevan dengan query yang telah dibangun dikumpul dalam satu file 2. Jurnal ilmiah tersebut di cetak dan di copy dalam sebuah CD kosong untuk diserahkan kepada mahasiswa Magister Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara khususnya stambuk 2006 yang telah terpilih sebagai sampel untuk melakukan penilaian. 3. Penilaian dilakukan oleh mahasiswa Magister Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara dengan mengisi tabel 4. Kategori penilaian terhadap dokumen terpanggil adalah relevan, relevan marginal dan tidak relevan 5. Penilaian dilakukan dengan menandai dalam bentuk checklist

markas / tempat berkumpul / tempat bersarang / gudang

markas / tempat berkumpul / tempat bersarang / gudang Definisi Basis Data (1) BASIS DATA representasi dari fakta dunia yang mewakili suatu obyek yang direkam dalam bentuk angka, huruf, simbol, teks, gambar, bunyi atau kombinasinya. markas / tempat berkumpul

Lebih terperinci

Database. Pertemuan ke-1

Database. Pertemuan ke-1 Database Pertemuan ke-1 Definisi Basis Data (1) BASIS DATA?? Definisi Basis Data (1) DATA?? Informasi?? BECA NINA 769819 Nina dengan NPM 769819 Tertabrak BECA Informasi BECA 769819 NINA Data Definisi Basis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada permulaan dasawarsa 1960-an, beberapa perpustakaan di negara maju seperti Amerika Serikat dan Inggris telah menggunakan komputer sebagai alat bantu untuk

Lebih terperinci

SISTEM BASIS DATA TUJUAN PEMBELAJARAN

SISTEM BASIS DATA TUJUAN PEMBELAJARAN SISTEM BASIS DATA TUJUAN PEMBELAJARAN Ruang lingkup mengenai mata kuliah SBD Perbedaan sistem file tradisional dengan sistem file basis data dan keterbatasannya. Konsep dasar basis data, istilah-istilah

Lebih terperinci

Sistem Basis Data. Ayu Nuriana Sebayang, S.Kom, M.Kom

Sistem Basis Data. Ayu Nuriana Sebayang, S.Kom, M.Kom Sistem Basis Data Ayu Nuriana Sebayang, S.Kom, M.Kom Pertemuan 1 1. Introduction 2. Sistem Basis Data 3. Tujuan Pemanfaatan Basis Data 4. Pengguna Basis Data 5. Komponen Sistem Basis Data 6. Abstraksi

Lebih terperinci

Definisi Basis Data (1)

Definisi Basis Data (1) Chapter 1 Definisi Basis Data (1) BASIS + DATA Representasi dari fakta dunia yang mewakili suatu obyek yang direkam dalam bentuk angka, huruf, simbol, teks, gambar, bunyi atau kombinasinya. Markas / tempat

Lebih terperinci

Pendahuluan. Tujuan MODUL

Pendahuluan. Tujuan MODUL DATABASE Sistem Basis Data Satrio Agung W, Ari Kusyanti dan Mahendra Data Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya, Email : informatika@ub.ac.id Pendahuluan Database, atau Basis Data,

Lebih terperinci

6 PENGANTAR MANAJEMEN DATA

6 PENGANTAR MANAJEMEN DATA 6 PENGANTAR MANAJEMEN DATA 6.1 Pengertian Basis Data Hampir disemua aspek pemanfaatan perangkat komputer dalam sebuah organisasi atau perusahaan senantiasa berhubungan dengan basisi data. Perangkat komputer

Lebih terperinci

BASIS DATA BASIS DATA. Definisi Basis Data (1)

BASIS DATA BASIS DATA. Definisi Basis Data (1) BASIS DATA STMIK-AUB SURAKARTA Definisi Basis Data (1) BASIS DATA representasi dari fakta dunia yang mewakili suatu obyek yang direkam dalam bentuk angka, huruf, simbol, teks, gambar, bunyi atau kombinasinya.

Lebih terperinci

Database. Definisi Basis Data (1) BASIS DATA. Sistem Basis Data. AUB Surakarta STMIK. gambar, bunyi atau kombinasinya.

Database. Definisi Basis Data (1) BASIS DATA. Sistem Basis Data. AUB Surakarta STMIK. gambar, bunyi atau kombinasinya. Database Sistem Basis Data STMIK AUB Surakarta Definisi Basis Data (1) BASIS DATA representasi dari fakta dunia yang mewakili suatu obyek yang direkam dalam bentuk angka, huruf, simbol, teks, gambar, bunyi

Lebih terperinci

Dari jenis terbitan berseri yang diuraikan di atas, penulis hanya membahas mengenai jurnal tercetak dengan jurnal elektronik.

Dari jenis terbitan berseri yang diuraikan di atas, penulis hanya membahas mengenai jurnal tercetak dengan jurnal elektronik. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koleksi Terbitan Berseri Koleksi terbitan berseri merupakan salah satu koleksi yang ada di perpustakaan. Menurut Lasa (1994) bahwa terbitan berseri biasanya direncanakan untuk

Lebih terperinci

BAB I DATABASE. Data adalah representasi dari fakta dunia nyata yang mewakili suatu objek yang

BAB I DATABASE. Data adalah representasi dari fakta dunia nyata yang mewakili suatu objek yang BAB I DATABASE 1.1 Pengertian database Data adalah representasi dari fakta dunia nyata yang mewakili suatu objek yang sedang ditinjau (manusia, barang, peristiwa, hewan, konsep, keadaan, dsb), dan direkam

Lebih terperinci

Konsep Dasar Basis Data

Konsep Dasar Basis Data Konsep Dasar Basis Data Sistem Basis Data Rahajeng Ratnaningsih,, S. Kom STMIK AUB Surakarta Data dan Informasi Apa perbedaan data dan informasi? Sistem Basis Data dan Sistem Informasi 1 Data dan Informasi

Lebih terperinci

Lessons. 1. Definisi Basis Data. 2. Sistem Basis Data. 3. Komponen Sistem Basis Data. 4. Abstraksi Data. 5. Bahasa Basis Data

Lessons. 1. Definisi Basis Data. 2. Sistem Basis Data. 3. Komponen Sistem Basis Data. 4. Abstraksi Data. 5. Bahasa Basis Data Basis Data 1 Referensi Raghu Ramakrisnan, Gherke, Database Management System, 3rd Edition, McGraw-Hill, 2001. Ramez Elmasri, Sam Navathe, Fundamentals of Database Systems, 4rd Edition, Addison Wesley Publishing

Lebih terperinci

UPAYA PUSTAKAWAN DALAM MEMAKSIMALKAN PEMANFAATAN E-JOURNAL DI PERGURUAN TINGGI Oleh Purwani Istiana

UPAYA PUSTAKAWAN DALAM MEMAKSIMALKAN PEMANFAATAN E-JOURNAL DI PERGURUAN TINGGI Oleh Purwani Istiana UPAYA PUSTAKAWAN DALAM MEMAKSIMALKAN PEMANFAATAN E-JOURNAL DI PERGURUAN TINGGI Oleh Purwani Istiana Email : nina@ugm.ac.id ABSTRAK Pemanfaatan database e-journal yang dilanggan DIKTI belum semaksimal mungkin

Lebih terperinci

DUKUNGAN DATABASE DALAM PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI

DUKUNGAN DATABASE DALAM PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI C H A P T E R 6 DUKUNGAN DATABASE DALAM PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI Arif Basofi PENS 2015 Objectives Tujuan: 1. Memahami pentingnya database dalam pembangunan sistem informasi 2. Mengenal sistem pengorganisasian

Lebih terperinci

BAB 1 PENGERTIAN SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA

BAB 1 PENGERTIAN SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA 1 BAB 1 PENGERTIAN SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA 1.1. Basis Data Basis data atau database, berasal dari kata basis dan data, adapun pengertian dari kedua pengertian tersebut adalah sebagai berikut : Basis

Lebih terperinci

DR.LULUK FAUZIAH, M.SI FISIP UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO 27 AGUSTUS 2016

DR.LULUK FAUZIAH, M.SI FISIP UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO 27 AGUSTUS 2016 DR.LULUK FAUZIAH, M.SI FISIP UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO 27 AGUSTUS 2016 Teks/full-text Indeks/abstrak Suara/lagu Gambar/foto/imej Perangkat lunak Video, film Game Animasi Data statistik Formula/paten

Lebih terperinci

Basis Data Adalah.. Kumpulan file/table/arsip yang saling berhubungan yang disimpan dalam media penyimpanan elektronis

Basis Data Adalah.. Kumpulan file/table/arsip yang saling berhubungan yang disimpan dalam media penyimpanan elektronis SISTEM BASIS DATA Basis Data Adalah.. Himpunan kelompok data (arsip) yang saling berhubungan yang diorganisasi sedemikian rupa supaya dapat dimanfaatkan kembali dengan cepat dan mudah Kumpulan data yang

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT RELEVANSI E-JOURNAL

ANALISIS TINGKAT RELEVANSI E-JOURNAL ANALISIS TINGKAT RELEVANSI E-JOURNAL PADA DATABASE AMERICAN SOCIETY OF CIVIL ENGINEER ( ASCE ) DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN INFORMASI MAHASISWA MAGISTER TEKNIK SIPIL DI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Skripsi Diajukan

Lebih terperinci

Basis Data 1 Sistem Basis Data

Basis Data 1 Sistem Basis Data Basis Data 1 Sistem Basis Data Arif Basofi, S.Kom Information Technology, PENS - ITS References: 1. Raghu Ramakrisnan, Gherke, Database Management System, 3rd Edition, McGraw-Hill, 2001. 2. Ramez Elmasri,

Lebih terperinci

BASIS DATA SKEMA BASIS DATA

BASIS DATA SKEMA BASIS DATA BASIS DATA SKEMA BASIS DATA BASIS DATA? Basis : Kumpulan / Gudang Data : Fakta tentang obyek, orang dan lain-lain yg dinyatakan dengan nilai (angka, simbol dll) DEFINISI BASIS DATA Basis Data: Himpunan

Lebih terperinci

APLIKASI PENCARIAN PASIEN, DOKTER, KAMAR PADA RUMAH SAKIT BERBASIS WEB MENGGUNAKAN MULTI DBMS

APLIKASI PENCARIAN PASIEN, DOKTER, KAMAR PADA RUMAH SAKIT BERBASIS WEB MENGGUNAKAN MULTI DBMS APLIKASI PENCARIAN PASIEN, DOKTER, KAMAR PADA RUMAH SAKIT BERBASIS WEB MENGGUNAKAN MULTI DBMS Ami Fauzijah dan M. Ramaddan Julianti Jurusan Teknik Informatika, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta E-mail:

Lebih terperinci

Pengenalan Database 1-7 -

Pengenalan Database 1-7 - Konsep Sistem Informasi A Pengenalan Database 1-7 - KSI A. Pengenalan Database -1- Missa Lamsani Hal 1 Pre Test Menurut Anda apa itu database? Menurut Anda, seberapa penting peran databse dalam suatu aplikasi

Lebih terperinci

2015 HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN WEBPAC DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI PEMUSTAKA DI UPT PERPUSTAKAAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG (ITB)

2015 HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN WEBPAC DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI PEMUSTAKA DI UPT PERPUSTAKAAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG (ITB) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan semakin berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi, segala aspek kehidupan manusia pun kini ikut mengalami perubahan agar dapat menyesuaikan dengan

Lebih terperinci

SISTEM BASIS DATA Pertemuan 1 & 2

SISTEM BASIS DATA Pertemuan 1 & 2 SISTEM BASIS DATA Pertemuan 1 & 2 Dosen : Rina Kurniawati, S.Kom., MT Jurusan Manajemen Informatika UNIKOM 12/13/2007 Materi Basis Data/ MI/FTIK/UNIKOM 1 Pengertian Basis Data (1) Basis Data (Database)

Lebih terperinci

PERTEMUAN 6 SISTEM MANAJEMEN DATABASE SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PROGRAM STUDI S1 - MANAJEMEN STIE BINA BANGSA

PERTEMUAN 6 SISTEM MANAJEMEN DATABASE SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PROGRAM STUDI S1 - MANAJEMEN STIE BINA BANGSA PERTEMUAN 6 SISTEM MANAJEMEN DATABASE SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PROGRAM STUDI S1 - MANAJEMEN STIE BINA BANGSA Achmad Dwi Saputro, S.Kom, MM Pengertian Database/Basis Data Basis o dapat diartikan sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN LITERATUR Koleksi Elektronik Perpustakaan Perguruan Tinggi

BAB II TINJAUAN LITERATUR Koleksi Elektronik Perpustakaan Perguruan Tinggi BAB II TINJAUAN LITERATUR 2.1. Koleksi Elektronik Perpustakaan Perguruan Tinggi Koleksi elektronik memiliki beberapa karakteristik yang membedakan dari koleksi tercetak. Perbedaan karakteristik diantaranya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penerapan teknologi informasi saat ini menyebar hampir di semua bidang termasuk di

BAB 1 PENDAHULUAN. Penerapan teknologi informasi saat ini menyebar hampir di semua bidang termasuk di BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Penerapan teknologi informasi saat ini menyebar hampir di semua bidang termasuk di perpustakaan. Perpustakaan sebagai institusi pengelola informasi merupakan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. dengan istilah web adalah sebuah sistem terhubung dari hypertext document yang

BAB III LANDASAN TEORI. dengan istilah web adalah sebuah sistem terhubung dari hypertext document yang 10 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 World Wide Web World Wide Web yang biasanya disingkat dengan WWW dan lebih dikenal dengan istilah web adalah sebuah sistem terhubung dari hypertext document yang ada di Internet.

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perpustakaan digital merupakan aplikasi praktis yang mengelola koleksi berbagai macam dokumen dalam bentuk digital dan dapat diakses melalui komputer. Melalui aplikasi

Lebih terperinci

Jenis-jenis/Tipe-tipe Data

Jenis-jenis/Tipe-tipe Data Data itu? Representasi fakta dunia nyata. Jenis-jenis/Tipe-tipe Data yang mewakili suatu objek seperti manusia (pegawai, siswa, pembeli, pelanggan), barang, hewan, peristiwa, konsep, keadaan dll. yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akhir-akhir ini perkembangan informasi yang semakin cepat, menjadikan informasi sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kebutuhan masyarakat indonesia. Informasi

Lebih terperinci

Pengertian Dan Fungsi Data Base

Pengertian Dan Fungsi Data Base Pengertian Dan Fungsi Data Base Abdul hamid nurhuda Nurhuda.16.02@gmail.com Abstrak Sebelumnya saya menuliskan artikel tentang Pengertian dan fungsi PHP dalam pemrograman web. Untuk artikel yang kedua,

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI I. Modul ke: 11FEB. Definisi dan Konsep Basis Data AFRIZON, SE, M.Si, AK. Fakultas. Program Studi AKUNTANSI

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI I. Modul ke: 11FEB. Definisi dan Konsep Basis Data AFRIZON, SE, M.Si, AK. Fakultas. Program Studi AKUNTANSI Modul ke: SISTEM INFORMASI AKUNTANSI I Fakultas 11FEB Definisi dan Konsep Basis Data AFRIZON, SE, M.Si, AK Program Studi AKUNTANSI Definisi Basis Data Basis Data (Database) lemari arsip, di dalamnya terdapat

Lebih terperinci

Konsep Dasar DBMS. Oleh : Devie Rosa Anamisa

Konsep Dasar DBMS. Oleh : Devie Rosa Anamisa Konsep Dasar DBMS Oleh : Devie Rosa Anamisa Pendahuluan Kemampuan untuk mengatur atau mengolah sejumlah data dan kecepatan untuk mencari informasi yang relevan adalah aset yang sangat penting bagi suatu

Lebih terperinci

MENGIDENTIFIKASI STRUKTUR HIRARKI BASIS DATA MATERI BASIS DATA KELAS XI-RPL SMK

MENGIDENTIFIKASI STRUKTUR HIRARKI BASIS DATA MATERI BASIS DATA KELAS XI-RPL SMK MENGIDENTIFIKASI STRUKTUR HIRARKI BASIS DATA MATERI BASIS DATA KELAS XI-RPL SMK 1 Pengertian Basis Data Manfaat Basis Data Operasi Basis Data KONSEP DASAR BASIS DATA Persyaratan Basis Data Sistem Basis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan yang pesat dewasa ini telah mendorong permintaan akan kebutuhan informasi ilmu pengetahuan itu sendiri. Cara pemenuhan kebutuhan

Lebih terperinci

PENELUSURAN EJOURNAL Institut Teknologi Bandung. Yoka Adam N. / Bagian Layanan Referensi dan Pemanduan

PENELUSURAN EJOURNAL Institut Teknologi Bandung. Yoka Adam N. / Bagian Layanan Referensi dan Pemanduan PENELUSURAN EJOURNAL Institut Teknologi Bandung Yoka Adam N. / Bagian Layanan Referensi dan Pemanduan Standar Nasional Indonesia SNI 7330:2009 Perpustakaan PerguruanTinggi 5.7 Materi Perpustakaan Elektronik

Lebih terperinci

SISTEM BASIS DATA II S A N T I W I D I A N T I

SISTEM BASIS DATA II S A N T I W I D I A N T I SISTEM BASIS DATA II S A N T I W I D I A N T I SISTEM Definisi sebuah tatanan yang terdiri atas sejumlah komponen fungsional (dengan tugas/fungsi khusus) yang saling berhubungan dan secara bersama-sama

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. diinginkan. Dengan banyaknya penjual ikan secara konvensional untung yang

BAB 1 PENDAHULUAN. diinginkan. Dengan banyaknya penjual ikan secara konvensional untung yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Melihat banyaknya bidang usaha ikan secara konvensional saat ini maka tidak mudah bagi penjual yang menjual ikannya untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Dengan

Lebih terperinci

Sistem Temu Kembali Informasi pada Dokumen Teks Menggunakan Metode Term Frequency Inverse Document Frequency (TF-IDF)

Sistem Temu Kembali Informasi pada Dokumen Teks Menggunakan Metode Term Frequency Inverse Document Frequency (TF-IDF) Sistem Temu Kembali Informasi pada Dokumen Teks Menggunakan Metode Term Frequency Inverse Document Frequency (TF-IDF) 1 Dhony Syafe i Harjanto, 2 Sukmawati Nur Endah, dan 2 Nurdin Bahtiar 1 Jurusan Matematika,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh perpustakaan. Ketersediaan Online Public Access Catalog (OPAC)

BAB I PENDAHULUAN. oleh perpustakaan. Ketersediaan Online Public Access Catalog (OPAC) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perpustakaan adalah fasilitas yang ada di dalam sebuah instansi pendidikan dimana para pelajar memanfaatkan fasilitas tersebut untuk membaca dan mencari referensi dari

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi 2.1.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi Perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang berada di suatu P.T perguruan tinggi. Sesuai

Lebih terperinci

Manual Pelatihan Pemakaian Elektronik Jurnal. Yang disediakan oleh

Manual Pelatihan Pemakaian Elektronik Jurnal. Yang disediakan oleh Manual Pelatihan Pemakaian Elektronik Jurnal Yang disediakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia Cara Mendapatkan dan Setting Akses, serta cara

Lebih terperinci

MODUL KURSUS SINGKAT METODE PENELUSURAN INFORMASI ILMIAH JURNAL EBSCO

MODUL KURSUS SINGKAT METODE PENELUSURAN INFORMASI ILMIAH JURNAL EBSCO MODUL KURSUS SINGKAT METODE PENELUSURAN INFORMASI ILMIAH JURNAL EBSCO PERPUSTAKAAN FAKULTAS GEOGRAFI UGM http://lib.geo.ugm.ac.id Sekip Utara Jalan Kaliurang Bulaksumur, Yogyakarta 55281 2012 PENGANTAR

Lebih terperinci

INFORMATION RETRIEVAL SYSTEM PADA PENCARIAN FILE DOKUMEN BERBASIS TEKS DENGAN METODE VECTOR SPACE MODEL DAN ALGORITMA ECS STEMMER

INFORMATION RETRIEVAL SYSTEM PADA PENCARIAN FILE DOKUMEN BERBASIS TEKS DENGAN METODE VECTOR SPACE MODEL DAN ALGORITMA ECS STEMMER INFORMATION RETRIEVAL SSTEM PADA PENCARIAN FILE DOKUMEN BERBASIS TEKS DENGAN METODE VECTOR SPACE MODEL DAN ALGORITMA ECS STEMMER Muhammad asirzain 1), Suswati 2) 1,2 Teknik Informatika, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

BASIS DATA DAN SISTEM BASIS DATA

BASIS DATA DAN SISTEM BASIS DATA ` POKOK BAHASAN BASIS DATA DAN SISTEM BASIS DATA 4 Pendahuluan Deskripsi Singkat Pokok bahasan ini akan memberikan pengertian kepada mahasiswa mengenai definisi dan struktur sistem basis data dipergunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan pola kehidupan masyarakat, kebutuhan, pengetahuan, dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan pola kehidupan masyarakat, kebutuhan, pengetahuan, dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perpustakaan berkembang pesat dari waktu ke waktu serta disesuaikan dengan perkembangan pola kehidupan masyarakat, kebutuhan, pengetahuan, dan teknologi informasi.

Lebih terperinci

Pemrosesan data sebelum adanya basis data Perancangan sistemnya masih didasarkan pada kebutuhan individu pemakai, bukan kebutuhan sejumlah pemakai

Pemrosesan data sebelum adanya basis data Perancangan sistemnya masih didasarkan pada kebutuhan individu pemakai, bukan kebutuhan sejumlah pemakai Basis Data Pemrosesan data sebelum adanya basis data Perancangan sistemnya masih didasarkan pada kebutuhan individu pemakai, bukan kebutuhan sejumlah pemakai Duplikasi data Data yg sama terletak pada

Lebih terperinci

Panduan Penelusuran Jurnal Elektronik T E E A L (The Essential Electronic Agricultural Library)

Panduan Penelusuran Jurnal Elektronik T E E A L (The Essential Electronic Agricultural Library) Panduan Penelusuran Jurnal Elektronik T E E A L (The Essential Electronic Agricultural Library) Sub Bidang Penelusuran Informasi Bidang Pengembangan Layanan Pustaka Perpustakaan IPB 2007 Panduan Penelusuran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN LITERATUR

BAB II TINJAUAN LITERATUR 2.1 Pengertian Efektivitas BAB II TINJAUAN LITERATUR Kata efektif berasal dari bahasa Inggris yaitu effective yang berarti berhasil atau sesuatu yang dilakukan yang menghasilkan perolehan hasil yang baik.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi Informasi (TI) mengalami perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan itu memberikan dampak, baik dampak positif maupun dampak negatif. Dampak perkembangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Automasi Perpustakaan Bilal (2002) menyatakan bahwa automasi perpustakaan adalah sebuah proses pengelolaan perpustakaan dengan menggunakan bantuan teknologi informasi

Lebih terperinci

Tujuan Perkuliahan. Sistem Manajemen Basis Data (Pert. 2) Diskusi Pembahasan Tugas 1. Agenda. Definisi Basis Data (secara istilah)

Tujuan Perkuliahan. Sistem Manajemen Basis Data (Pert. 2) Diskusi Pembahasan Tugas 1. Agenda. Definisi Basis Data (secara istilah) Tujuan Perkuliahan Sistem Manajemen Basis Data (Pert. 2) Oleh : Umi Laili Yuhana, S.Kom, M.Sc. Sarwosri, S.Kom, M.T. Dr. Ir. Siti Rochimah Memahami konsep dasar Basis Data dan sistem manajemen basis data

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan sistematika tahap-tahap yang dilaksanakan dalam pembuatan tugas akhir. Adapun tahapan yang dilalui dalam pelaksanaan penelitian ini adalah

Lebih terperinci

Penerapan Sistem Otomasi Perpustakaan Untuk Meningkatkan Kinerja Pustakawan di Perpustakaan Pusat Universitas Warmadewa

Penerapan Sistem Otomasi Perpustakaan Untuk Meningkatkan Kinerja Pustakawan di Perpustakaan Pusat Universitas Warmadewa Penerapan Sistem Otomasi Perpustakaan Untuk Meningkatkan Kinerja Pustakawan di Perpustakaan Pusat Universitas Warmadewa Ni Putu Ratih Adnyana Putri 1, I Putu Suhartika 2, Richard Togaranta Ginting 3 Fakultas

Lebih terperinci

Pengenalan Basis Data

Pengenalan Basis Data Overview Pengenalan Basis Data Sistem Database ER Diagram Database MySQL Acep Irham Gufroni, M.Eng. Pemrograman Internet Teknik Informatika Univ. Siliwangi Internet Application Intro Menyimpan data dalam

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. pengelolaan dokumen yang efektif agar kita dapat me-retrieve informasi yang

BAB 3 METODE PENELITIAN. pengelolaan dokumen yang efektif agar kita dapat me-retrieve informasi yang 58 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Analisis Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, jumlah informasi yang disimpan dalam betuk digital semakin bertambah, sehingga dibutuhkan cara pengorganisasian dan pengelolaan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : Information Retrieval system, Generalized Vector Space Model. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci : Information Retrieval system, Generalized Vector Space Model. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Information retrieval (IR) system adalah sistem yang secara otomatis melakukan pencarian atau penemuan kembali informasi yang relevan terhadap kebutuhan pengguna. Kebutuhan pengguna, diekspresikan

Lebih terperinci

Pemanfaatan Google Drive Dalam Pengembangan Electronic Document Delivery : Pendekatan Aplikatif Untuk Peningkatan Kinerja Pustakawan

Pemanfaatan Google Drive Dalam Pengembangan Electronic Document Delivery : Pendekatan Aplikatif Untuk Peningkatan Kinerja Pustakawan Pemanfaatan Google Drive Dalam Pengembangan Electronic Document Delivery : Pendekatan Aplikatif Untuk Peningkatan Kinerja Pustakawan Lasi Pustakawan Universitas Surabaya Email : lasi@staff.ubaya.ac.id

Lebih terperinci

Database bisa dikatakan sebagai suatu kumpulan dari data yang tersimpan dan diatur atau

Database bisa dikatakan sebagai suatu kumpulan dari data yang tersimpan dan diatur atau DATA BASE Database bisa dikatakan sebagai suatu kumpulan dari data yang tersimpan dan diatur atau diorganisasikan sehingga data tersebut bisa diambil atau dicari dengan mudah dan efisien. Sebagai contoh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin canggihnya teknologi di bidang komputasi dan telekomunikasi pada masa kini, membuat informasi dapat dengan mudah didapatkan oleh banyak orang. Kemudahan ini

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 12 BAB III LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai dasar-dasar teori yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas pada kerja praktek ini. Hal ini sangat penting karena teori-teori tersebut

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. koleksi tersebut disediakan agar dapat dimanfaatkan oleh pengguna perpustakaan

BAB II KAJIAN TEORITIS. koleksi tersebut disediakan agar dapat dimanfaatkan oleh pengguna perpustakaan BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1. Ketersediaan Koleksi Pengertian ketersediaan koleksi menurut Sutarno (Sutarno 2007, 85) yaitu Ketersediaan koleksi perpustakaan adalah sejumlah koleksi atau bahan pustaka yang

Lebih terperinci

INDEXING AND RETRIEVAL ENGINE UNTUK DOKUMEN BERBAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN INVERTED INDEX

INDEXING AND RETRIEVAL ENGINE UNTUK DOKUMEN BERBAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN INVERTED INDEX INDEXING AND RETRIEVAL ENGINE UNTUK DOKUMEN BERBAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN INVERTED INDEX Wahyu Hidayat 1 1 Departemen Teknologi Informasi, Fakultas Ilmu Terapan, Telkom University 1 wahyuhidayat@telkomuniversity.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jika tidak ada layanan. Layanan perpustakaan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. jika tidak ada layanan. Layanan perpustakaan merupakan salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perpustakaan merupakan sebuah pelayanan, tidak ada perpustakaan jika tidak ada layanan. Layanan perpustakaan merupakan salah satu kegiatan utama yang ada di perpustakaan.

Lebih terperinci

Pedoman Penelusuran Jurnal Elektronik LanTEEAL (The Essential Electronic Agricultural Library) Oleh: Azizah

Pedoman Penelusuran Jurnal Elektronik LanTEEAL (The Essential Electronic Agricultural Library) Oleh: Azizah Pedoman Penelusuran Jurnal Elektronik LanTEEAL (The Essential Electronic Agricultural Library) Oleh: Azizah Pendahuluan LanTEEAL 2.0 adalah versi terbaru dari The Essential Electronic Agricultural Library

Lebih terperinci

Materi 2 BASIS DATA 3 SKS Semester 4 S1 Sistem Informasi UNIKOM 2016 Nizar Rabbi Radliya

Materi 2 BASIS DATA 3 SKS Semester 4 S1 Sistem Informasi UNIKOM 2016 Nizar Rabbi Radliya Materi 2 BASIS DATA 3 SKS Semester 4 S1 Sistem Informasi UNIKOM 2016 Nizar Rabbi Radliya nizar.radliya@yahoo.com Nama Mahasiswa NIM Kelas Memahami konsep dasar basis data. Pengenalan Basis Data 1. Konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini mengalami kemajuan yang sangat pesat di era informasi. Hal ini timbul karena kebutuhan manusia mengalami peningkatan

Lebih terperinci

PENYIANGAN (WEEDING) KOLEKSI REFERENSI PADA UNIT LAYANAN REFERENSI, TERBITAN BERKALA, DAN NBC PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS GADJAH MADA

PENYIANGAN (WEEDING) KOLEKSI REFERENSI PADA UNIT LAYANAN REFERENSI, TERBITAN BERKALA, DAN NBC PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS GADJAH MADA PENYIANGAN (WEEDING) KOLEKSI REFERENSI PADA UNIT LAYANAN REFERENSI, TERBITAN BERKALA, DAN NBC PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS GADJAH MADA Tulisan ini disusun sebagai tugas pengkajian penyusunan kebijakan penyiangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perpustakaan sebagai pusat sumber informasi merupakan tempat untuk menghimpun, mengolah serta menyebarkan informasi yang relevan yang mampu menunjang pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Komputer adalah kekuatan yang dominan di dalam masyarakat. Penggunaannya terus saja

BAB 1 PENDAHULUAN. Komputer adalah kekuatan yang dominan di dalam masyarakat. Penggunaannya terus saja BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komputer adalah kekuatan yang dominan di dalam masyarakat. Penggunaannya terus saja berkembang dari tahun ke tahun yang mulanya hanya sebagai mesin pengolah informasi

Lebih terperinci

Konsep Database. Data. Informasi

Konsep Database. Data. Informasi Data Konsep Database representasi fakta dunia nyata yang mewakili suatu obyek/kejadian yang direkam dalam bentuk angka, huruf, simbol, teks, gambar, atau kombinasinya Informasi Hasil pengolahan data dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internet yang kini menjadi peranan penting. Kebutuhan user yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. internet yang kini menjadi peranan penting. Kebutuhan user yang semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi Informasi telah mengalami perkembangan pesat khususnya internet yang kini menjadi peranan penting. Kebutuhan user yang semakin beragam dalam Teknologi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam era globalisasi saat ini, ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam era globalisasi saat ini, ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam era globalisasi saat ini, ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang begitu pesat, khususnya teknologi informasi, Kebutuhan manusia akan segala sesuatu dituntut

Lebih terperinci

Database Management System Gambaran Database Dan Penerapannya Pengelolaan Data Manual VS Database Komponen Utama Database

Database Management System Gambaran Database Dan Penerapannya Pengelolaan Data Manual VS Database Komponen Utama Database 1 Yang di bahas pada bab ini : Pengantar Database Pengertian Database Database Management System Gambaran Database Dan Penerapannya Pengelolaan Data Manual VS Database Komponen Utama Database 1.1. Pengantar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang xi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi dewasa ini membuat perubahan perilaku dalam pencarian informasi yang berdampak bagi lembagalembaga yang bergerak

Lebih terperinci

BASIS DATA I/2011-GANJIL SISTEM BASIS DATA. Oleh Team teaching Basis Data Achmad Arwan, S.Kom. 18 Juli 2017 BASIS DATA I/2011-GANJIL 1

BASIS DATA I/2011-GANJIL SISTEM BASIS DATA. Oleh Team teaching Basis Data Achmad Arwan, S.Kom. 18 Juli 2017 BASIS DATA I/2011-GANJIL 1 BASIS DATA I/2011-GANJIL SISTEM BASIS DATA Oleh Team teaching Basis Data Achmad Arwan, S.Kom 18 Juli 2017 BASIS DATA I/2011-GANJIL 1 BASIS DATA Definisi Harfiah BASIS + DATA representasi dari fakta dunia

Lebih terperinci

BAB II Sistem Basis Data

BAB II Sistem Basis Data Sistem Basis Data 1. Pengertian Sistem Basis Data Sistem -> tatanan (keterpaduan) yang terdiri atas sejumlah komponen fungsional (dengan suatu fungsi/tugas khusus) yang saling berhubungan dan secara bersama-sama

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. d. Perikanan, daya tarik yang ditawarkan berbagai proses budidaya perikanan.

II. TINJAUAN PUSTAKA. d. Perikanan, daya tarik yang ditawarkan berbagai proses budidaya perikanan. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Agrowisata Agrowisata merupakan bagian dari obyek wisata yang memanfaatkan usaha pertanian (agro) sebagai obyek wisata. Tujuannya adalah untuk memperluas pengetahuan, pengalaman

Lebih terperinci

Definisi. Company Logo

Definisi. Company Logo TEMU BALIK INFORMASI Definisi Cara sistematik mencari kembali seluruh atau sebagian informasi ilmiah yang pernah dihasilkan/ditulis/diterbitkan mengenai subjek tertentu untuk jangka waktu tertentu dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan teknologi dunia telah memasuki era globalisasi dengan teknologi informasi yang berkembang pesat. Hal ini membawa perubahan dalam pengelolaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tujuan 1.2 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tujuan 1.2 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tujuan Merancang sebuah sistem yang dapat meringkas teks dokumen secara otomatis menggunakan metode generalized vector space model (GVSM). 1.2 Latar Belakang Dunia informasi yang

Lebih terperinci

PENELUSURAN PUSTAKA Tujuan instruksional khusus

PENELUSURAN PUSTAKA Tujuan instruksional khusus PENELUSURAN PUSTAKA Tujuan instruksional khusus Setelah mengikuti kuliah ini, mahasiswa akan dapat menjelaskan cara penelusuran pustaka ilmiah. Subpokok bahasan Pengenalan perpustakaan Sumber informasi

Lebih terperinci

BAB III. Landasan Teori

BAB III. Landasan Teori BAB III Landasan Teori Dalam bab ini akan dijelaskan berbagai macam landasan teori yang digunakan untuk mendukung penyusunan laporan kerja praktek. Landasan teori yang dibahas meliputi permasalahan-permasalahan

Lebih terperinci

Bayangkan dunia tanpa basis data : Dunia Pendidikan Pertanyaan-pertanyaan berikut ini banyak dijumpai di lingkungan pendidikan : Berapakah jumlah maha

Bayangkan dunia tanpa basis data : Dunia Pendidikan Pertanyaan-pertanyaan berikut ini banyak dijumpai di lingkungan pendidikan : Berapakah jumlah maha BASIS DATA PENGANTAR BASIS DATA Bayangkan dunia tanpa basis data : Dunia Pendidikan Pertanyaan-pertanyaan berikut ini banyak dijumpai di lingkungan pendidikan : Berapakah jumlah mahasiswa yang mengikuti

Lebih terperinci

PANDUAN SINGKAT Akses E- Journal DIKTI

PANDUAN SINGKAT Akses E- Journal DIKTI PANDUAN SINGKAT Akses E- Journal DIKTI DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI APRIL 2014 PANDUAN SINGKAT AKSES

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih cepat dan murah tentunya menuntut para pemberi informasi untuk memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih cepat dan murah tentunya menuntut para pemberi informasi untuk memiliki BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi yang semakin hari semakin pesat berdampak pada perilaku informasi kebanyakan orang, kebutuhan informasi yang lebih cepat dan murah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Dengan berkembangnya teknologi dewasa ini, segala sesuatu harus dilakukan secara cepat, begitu juga dengan pembaca yang ingin secara cepat mengetahui keseluruhan infomasi

Lebih terperinci

Pokok-pokok Pikiran Mengenai Perpustakaan Tahun 2000an 1

Pokok-pokok Pikiran Mengenai Perpustakaan Tahun 2000an 1 Pokok-pokok Pikiran Mengenai Perpustakaan Tahun 2000an 1 Oleh: Ir. Abdul R. Saleh, M.Sc dan Drs. B. Mustafa, M.Lib. 2 PENDAHULUAN Perguruan tinggi merupakan salah satu subsistem dari sistem pendidikan

Lebih terperinci

ONLINE PUBLIC ACCESS CATALOG Panduan Singkat Penggunaan Web OPAC

ONLINE PUBLIC ACCESS CATALOG Panduan Singkat Penggunaan Web OPAC 2013 ONLINE PUBLIC ACCESS CATALOG Panduan Singkat Penggunaan Web OPAC PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS i UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA TABLE OF CONTENTS Pengantar Online Public Access Catalog (OPAC)... 1 Library

Lebih terperinci

Memahami tujuan penggunaan basis data Memahami elemen-elemen Basis Data Mampu mengidentifikasi tabel dan atribut dalam suatu basis data

Memahami tujuan penggunaan basis data Memahami elemen-elemen Basis Data Mampu mengidentifikasi tabel dan atribut dalam suatu basis data The image cannot be displayed. Your computer may not have enough memory to open the image, or the image may have been corrupted. Restart your computer, and then open the file again. If the red x still

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 1.1 Sistem Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan kegiatan atau untuk melakukan sasaran tertentu

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Internet sebagai jaringan komputer skala global telah mendorong pertambahan jumlah informasi digital. Pada sistem yang bersifat terbuka seperti internet, pertambahan informasi

Lebih terperinci

SISTEM BASIS DATA. Brigida Arie Minartiningtyas, M.Kom

SISTEM BASIS DATA. Brigida Arie Minartiningtyas, M.Kom SISTEM BASIS DATA Brigida Arie Minartiningtyas, M.Kom Basis Data Basis Markas/Gudang yaitu tempat bersarang atau berkumpul Data Representasi fakta dunia nyata yang mewakili suatu objek Data Objek manusia,

Lebih terperinci

INTERNET PROGRAMMING DATABASE

INTERNET PROGRAMMING DATABASE INTERNET PROGRAMMING DATABASE Muhmmad Zen Samsono Hadi, ST. MSc. zenhadi@eepis-its.edu POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA Bahasan Sistem Database ER Diagram Database MySQL Internet Application Pendahuluan

Lebih terperinci

Modul Praktikum Basis Data 4 Relasi Table

Modul Praktikum Basis Data 4 Relasi Table Modul Praktikum Basis Data 4 Relasi Table Pokok Bahasan Membuat hubungan beberapa table. Edit Relational Menghapus relational Melakukan pengolahan data dari table yang terintegrasi dalam ERD. Studi Kasus

Lebih terperinci

Matakuliah Otomasi Perpustakaan. Miyarso Dwi Ajie

Matakuliah Otomasi Perpustakaan. Miyarso Dwi Ajie Matakuliah Otomasi Perpustakaan Miyarso Dwi Ajie Kerjasama antar perpustakaan secara elektronik telah berkembang seiring dengan perkembangan teknologi dan adanya kebutuhan untuk menggunakan sumber daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bagi perusahaan yang bergerak dalam industri manufaktur, sistem informasi produksi yang efektif merupakan suatu keharusan dan tidak lepas dari persoalan persediaan

Lebih terperinci