ATRIBUSI SOSIAL. Sowanya Ardi Prahara, MA Fakultas Psikologi UMBY 2014

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ATRIBUSI SOSIAL. Sowanya Ardi Prahara, MA Fakultas Psikologi UMBY 2014"

Transkripsi

1 ATRIBUSI SOSIAL Sowanya Ardi Prahara, MA Fakultas Psikologi UMBY 2014

2 Definisi Atribusi Berdasarkan pandangan Motivasional, manusia memiliki berbagai kebutuhan, dari kebutuhan sederhana sampai kompleks. Eggen & Kauchak (1997) mengatakan bahwa salah stau kebutuhan manusia adl kebutuhan keteraturan & melalukan pemahaman sesuatu. Dlm kaitannya dg makhluk sosial, ada tuntutan dlm diri utk mampu menjelaskan apa yg terjadi dibalik suatu perilaku. Artinya, ketika muncul perilaku, orang berusaha mencari informasi tentang trait, motif, sifat apa yang melatarbelakangi perilaku hal ini disebut dengan Atribusi.

3 Dari Perilaku ke Disposisi (sifat) Theory of Correspondent Inference David Jones (1965) adalah orang pertama yang mencoba menggunakan informasi tentang perilaku sebagai dasar untuk menyimpulkan karakteristik/ trait yg dimiliki seseorang. Dengan diketahui perilaku maka diketahui trait/ sifat. Hal ini disebut Theory of Correspondent Inference atau hubungan yang dapat disimpulkan.

4 Cont Perhatikan Ilustrasi!!! Bayangkan Anda sedang mengamati seorang perempuan terburu-buru di bandara & mendorong orang2 di sekitarnya yang menghalangi jalan. Apakah hal ini menandakan bahwa perempuan trsbt memang kasar & tidak sabaran? Belum tentu, mungkin saja dia sedang bergegas khawatir tertingal pesawat. Dlm kesehariannya mnkn saja dia org yg pemalu & sopan. Kejadian di bandara hanyalah sebuah pengecualian.

5 Cont Sering kali individu bertindak bukan karena sifat aslinya, melainkan dipengaruhi faktor2 eksternal yg membuat dia tidak punya pilihan. Sehingga apabila mendasarkan kesimpulan kita hanya pada pengamatan perilaku sesaat bisa jadi menyesatkan. Lalu, Bagaimana kita menyelesaikan masalah ini???

6 Cont Menurut teori Jones & Davis, kita dapat mengobservasi beberapa tipe perilaku, yaitu perilaku yg paling informatif. 1. Freely Choosen Act: Perilaku yg mempunyai berbagai pilihan, jadi tidak dalam kondisi yang kepepet. misalnya: Seorang wanita muda harus menikah dengan seorang duda kaya yang berusia tua. Wanita itu menikah karena dipaksa oleh orang tuanya. Dari peristiwa itu, sangatlah sulit bagi kita untuk mengatakan bahwa wanita tersebut adalah seorang yang materialistik yang mengejar harta si duda. Tetapi kalau dia sendiri yang ingin menikah dengan duda tersebut sedangkan orang tuanya tidak menyarankan. Maka dengan mudah kita menarik kesimpulan bahwa wanita itu materialistik. Sebab tindakan untuk menikah dengan duda adalah tindakan atas pilihannya sendiri, bukan tekanan situasi.

7 Cont 2. Non-Common Effect : Situasi di mana penyebab dari tindakan yang dilakukan seseorang adalah sesuatu yang tidak disukai oleh orang pada umumnya. Misalnya: Seorang pria menikah dengan seorang wanita yang kaya, pintar tetapi tidak cantik dan sudah tua. Sifat-sifat yang tidak umum (Tua dan tidak cantik) inilah yang disebut sebagai noncommon effect. Orang akan segera saja menyimpulkan bahwa pria itu memiliki sifatsifat kepribadian yang meterialistic. Mengapa demikian? Sebab umumnya pria tidak menyukai menikah dengan wanita yang buruk rupa dan tua usianya. Sebaliknya pria umum menyukai menikah dengan wanita yang elok parasnya, banyak hartanya, muda usianya, sehat tubuhnya dan sebagainya.

8 Cont 3. Low Social Desirability (menyimpang dari kebiasaan): Kita akan dengan mudah menarik kesimpulan bahwa seseorang memiliki kepribadian tertentu yang tidak wajar bila orang itu menyimpang dari kebiasaan umum. Misal: Jika seseorang menghadiri upacara kematian biasanya orang harus menujukkan roman muka yang sedih dan berempati pada ahlul duka. Kalau orang yang melayat menujukkan hal yang demikian akan sulit bagi kita unyuk mengatribusikan bahwa orang itu orang yang empatik, karena memang begitulah seharusnya. Tetapi bila orang melayat lalu menujukkan kegembiraan dengan tertawa terbahak-bahak di saat orang lain susah, maka mudah untuk kita simpulkan bahwa kepribadian orang tersebut agak kurang beres.

9 Cont Dapat disimpulkan, terdapat tiga perilaku yg informatif, yaitu: 1. Tampak dipilih secara bebas tidak terpaksa 2. Efek tidak umum pd masyarakat 3. Tingkat harapan sosialnya rendah.

10 Teori Atribusi kausal dr Fritz Heider Fritz heider adalah orang pertama kali mengatakan bahwa pada dasarnya orang selalu termotivasi untuk memahami perilaku orang lain dlm interaksi sosial dr hari ke hari. Upaya memahami perilaku orang lain tersebut menggunakan prinsip kausalitas yg bersifat intuitif & common sense. Untuk menentukan atribusi perilaku didasarkan pd faktor internal (ability & effort) & eksternal (faktor situasi). Model atribusi Heider perilaku seseorang dilihat sebagai penyebab dr tekanan lingkungan & tekanan personal.

11 Cont.. Bayangkan Ilustrasi!!! Anda berencana untuk bertemu dengan seseorang saat makan siang, tapi dia tidak datang. Anda meninggalkan pesan utntuk teman anda, tapi dia tidak menjawab. Anda mengharapkan promosi dalam pekerjaan, tapi tidak pernah terjadi.

12 Cont Apa pertanyaan yg muncul pada benak anda dalam setiap situasi? MENGAPA??? Mengapa teman anda tidak menepati janji? Apakah dia lupa? Apakah dia sengaja melakukannya? Utk memudahakan hal ini, kita mulai dg pertanyaan: Apakah perilaku itu disebabkan oleh faktor internal (sifat, motif/ intensi), faktor eksternal (aspek fisik & situasi) atau kombinasi keduanya?

13 Cont.. Harold Kelley memberikan informasi tambahan yg diperlukan dlm melakukan atribusi, yaitu aktor, situasi & stimulus. Seperti halnya Heider, Kelley menggunakan semua informasi baik dr faktor internal maupun eksternal utk menentukan perilaku. Dlm membuat atribusi yg akurat mengenai perilaku seseorang dlm situasi tertentu ditentukan oleh: 1. Distinctivenes 2. Consistency 3. Consensus

14 Cont 1. Konsensus (consencus): Situasi yang membedakan perilaku seseorang dengan perilaku orang lainnya dalam menghadapi situasi yang sama. Bila seseorang berperilaku sama dengan perilaku orang kebanyakan, maka perilaku orang tersebut memiliki konsensus yang tinggi. Tetapi bila perilaku seseorang tersebut berbeda dengan perilaku kebanyakan orang maka berarti perilaku tersebut memiliki konsensus yang rendah. Misalkan: Pak Amin adalah penyuka lawakan yang dimainkan oleh group lawakan Srimulat. Setiap menonton pertunjukan Srimulat, pak Amin selalu tertawa terpingkal-pingkal dan orang lain pun juga tertawa. Dalam contoh ini dapat kita katakan bahwa perilaku pak Amin dalam hal tertawa menonton lawakan Srimulat berkonsensus tinggi (high consencus). Tetapi bila hanya pak Amin saja yang tertawa sedangkan orang lain tidak tertawa, maka perilaku pak Amin tersebut memiliki konsensus yang rendah.

15 Cont 2. Konsistensi (consistency): sesuatu yang menunjukan sejauh mana perilaku seseorang konsisten (ajeg) dari satu situasi ke situasi lain. Misal: Jika pak Amin selalu tertawa menonton Srimulat pada hari ini atau kapanpun pak Amin menonton Srimulat selalu tertawa, maka perilaku pak Amin tersebut memiliki konsistensi yang tinggi (high consistency). Semakin konsisten perilaku seseorang dari hari ke hari maka semakin tinggi konsistensi perilaku orang tersebut.

16 Cont 3. Keunikan (distinctivenss): menunjukan sejauh mana seseorang bereaksi dengan cara yang sama terhadap stimulus atau peristiwa yang berbeda. Misal: Kalau pak Amin tertawa menonton lawakan Srimulat dan tertawa menonton lawakan lainnya juga (lawakan Tukul Arwana, extra vaganza, dll) maka dapat dikatakan perilaku pak Amin memiliki keunikan yang rendah (low distinctivess), tetapi kalau pak Amin hanya tertawa ketika menonton lawakan Srimulat sedangkan terhadap lawakan lainnya pak Amin tidak tertawa, maka perilaku pak Amin memiliki keunikan tinggi (high distictiveness). Mengapa demikian? Karena pak Amin konsisten hanya tertawa pada Srimulat, kepada lawakan lainnya meskipun lucu, pak Amin tidak tertawa.

17 Cont Atribusi Internal atau Eksternal? Internal -Konsensus rendah -Distingsi rendah -Konsistensi tingi Eksternal -Konsensus tingi -Distingsi tinggi -Konsistensi tinggi

18 Cont Contoh: Pertanyaan: Apakah temanmu pendiam? Ya (atribusi internal) 1. Memang, di antara teman-teman yg lain dia memang pendiam (konsensus rendah) 2. Tidak hanya dengan teman-teman baru, dengan teman-teman lamapun dia lebih banyak diam (distingsi rendah) 3. Sejak kenal pertama sampai sekarang, dia memang cenderung pasif dan pendiam (konsistensi tinggi)

19 Cont Contoh: Pertanyaan: Apakah kamu suka nonton Infotainment? Ya (atribusi eksternal) 1. Sama seperti teman-teman yang lain, kepingin mengetahui kehidupan para artis yang sdg naik daun (konsensus tinggi) 2. Saya nonton infotainment kalau memang sedang ada waktu saja (distingsi tinggi) 3. Sejak dulu sampai sekarang saya hanya bisa menonton infotainment saat ada waktu longgar saja (konsistensi tinggi)

20 Contoh soal Tidak ada siswa lain yg datang terlmbat Konsensus rendah Si A datang terlambat ke kelas Hampir di setiap kuliah si A datang terlambat Konsistensi tinggi Internal or eksternal? Si A datang terlambat di kuliah lain Distingsi rendah

21 Dimensi lain dari Atribusi Kausal Baron Selain faktor internal-eksternal, ada faktor lain yang juga penting: 1. Faktor yang stabil atau berubah2 2. Faktor yang bisa dikendalikan atau tidak Misal: Internal stabil kepribadian, tempramen Internal temporer motif, kesehatan, kelelahan Internal dpt dikontrol kontrol diri Internal tdk dpt dikontrol sakit rabun jauh

22 Augmenting & Discounting Bagaimana kita menghadapi berbagai kemungkinan penyebab perilaku? Perhatikan Ilustrasi! Bayangkan, seandainya suatu hari bos menghampiri meja kerja anda lalu memuji hasil kerja anda. Ia juga mengatakan bahwa dia senang bisa bekerja sama dengan anda. Ia melakukan hal ini di depan pegawai lainnya, yang semuanya lalu memberi selamat setelah dia pergi. Sepanjang pagi anda merasa bahagia. Namun saat makan siang, bos memanggil ke ruangannya dan mengatakan apakah anda bersedia mengerjakan tugas tambahan yang cukup sulit

23 Cont.. Pertanyaan! Mengapa dia memuji? Karean dia benar-benar ingin berterima kasih atas jerih payah anda, atau karena dia tahu bahwa dia akan segera meminta melakukan tugas yg sulit untuknya? Terdapat dua kemungkinan alasan jawaban, dlm psikologi disebut sebagai Discounting, yaitu: DISCOUNTING: kecenderungan untuk menganggap suatu faktor penyebab (bos secara tulus memang berniat memuji anda) sebagai hal yg kurang penting karena ada faktor penyebab lain (yaitu: bos berniat menjebak agar bersedia mengerjakan tugas yg lebih sulit). Memilih salah satu alasan yg menjadikan alasan munculnya perilaku.

24 Cont Perhatikan Ilustrasi!!! Bos terkenal tidak suka memuji karyawannya di depan umum. Apa yang akan anda simpulkan sekarang? Kemungkinan alasannya memang tulus, yaitu bos sangat senang dengan hasil kerjanya. Lagi pula bos tetap melakukan meskipun ada faktor lain yang menghambat dlm melakukannya (kebijakannya sndri tidak memuji di depan umum). AUGMENTING: kecenderungan mementingkan suatu faktor yang dapat membantu terjadinya perilaku ketika faktor pendukung & penghambat sama-sama hadir, namun perilaku tetap dilakukan/ terjadi. Kesimpulannya Bos benar2 menyukai pekerjaan anda, shg dia memuji di depan umum, tanpa peduli bahwa dia tidak biasa memuji di depan umum

25 Cont Contoh Soal! -Rajin belajar -Ikut les di luar -IQ tinggi -Orang tuanya guru Juara Kelas -Rajin belajar -Rumah digunung -Orang tuanya buruh -Loper koran Juara Kelas

26 Teori Regulasi Fokus Apakah Augmenting & Discounting selalu terjadi? Teori Regulasi Fokus Menyatakan bahwa dalam mengatur agar perilaku dapat mencapai tujuan yang diarapkan, individu kerap mengadopsi satu atau dua perspektif yang berbeda, yaitu: 1. Fokus promosi menekankan pd hasil positif Mencari berbagai kemungkinan cara/ jalan untuk mencapai tujuan, sehingga menganggap masing2 cara itu adalah penting. Misal: Bill menolong perempuan itu, karena dia suka menolong (personal) Bill menolong si perempuan karena kenal & bisa membantu (situasional

27 Cont.. 2. Fokus preventif menekankan pd hasil negatif menentukan satu cara yang paling tepat, sehingga cenderung menolak cara-cara lain yang dianggap kurang tepat Misal: Bill menolong si perempuan karena kenal & bisa membantu (situasional) Hasil Studi Liberman dkk - Makin kuat fokus preventifnya makin besar melakukan discounting (misal menolak satu dr kemungkinan alasan Bill) - Makin kuat fokus promosinya makin lemah kecenderungan melakukan discounting (karena alasan sudah jelas)

28 Di balik Pembedaan Orang-Situasi Bagaimana sebenarnya manusia menjelaskan faktor penyebab perilaku? Untuk mengungkap keseluruhan aspek dlm cara berfikir kita tentang penyebab perilaku seseorang, kita perlu mempertimbangkan alasanalasan seseorang (motif, hasrat, intesi, belief, nilai2) dan juga faktor lainnya. misal: Mengapa Hillary Clinton majju sebagai Senator untuk Negara Bagian New York? Dia menginginkan kekuasaan, Dia ingin bertahan di pemerintahan, atau dia betul2 ingin melayani masyarakat. Semuanya mengacu pd kondisi internal yg disadari olehnya, maka itu dikatakan sebagai alasan.

29 Sumber Dasar Kesalahan Aribusi 1. Bias korespondensi 2. Efek aktor-pengamat 3. Bias mengutamakan diri sendiri

30 Bias Korespondensi Adalah kecenderungan untuk menjelaskan perilaku orang lain disebabkan oleh disposisinya (faktor internal) dari pada mencari penjelasan dari faktor eksternal, meskipun penyebab situasionalnya sangat jelas. Budaya memainkan peranan yang sangat penting. Bias korespondensi lebih banyak ditemukan pada kultur yang menekankan pada kebebasan individual (negara Barat) dari pada budaya kolektivis (negara Timur)

31 Cont.. Perhatikan Ilustrasi! Seoranng pria terlambat dlm pertemuan. Ketika memasuki ruangan, ia menjatuhkan notesnya di lantai. Ketika mencoba memungutnya kembali, kacamatanya jatuh & pecah. Kemudian, ia menumpahkan kopi ke dasi yg dikenakannya. Bagaimana anda menjelaskan peristiwa ini? Besar kemungkinan anda akan menyimpulkan bahwa orang ini canggung dan berantakan. Padahal belum tentu betul, maka akuratkah atribusi tersebut? Maka terjadi Bias korespondensi.

32 Efek Aktor-Pengamat Kecenderungan untuk mengatribusi perilaku kita lebih pada faktor situasional (eksternal), sementara perilaku orang lain disebabkan faktor disposisional (internal) Kesalahan atribusi ini disebut efek aktor-pengamat (acotrobserver effect) Misalnya: Ketika orang lain jatuh, kita cenderung mengatribusi perilaku jatuh karena canggung Namun, jika kita yang jatuh, kita cenderung mengatribusi pd faktor ekternal, yaitu karena jalannya licin

33 Bias Mengutamakan Diri Sendiri Kecenderungan mengatribusi kesuksesan pada faktor internal, namun mengatribusi kegagalan pada faktor eksternal. Dikenal dengan istilah bias mengutamakan diri sendiri (selfserving bias) Misalkan: Dapat Nilai A Saya memang berbakat, saya mengerjakan dengan serius, saya belajar banyak ttg materi ini. Dapat Nilai D Soalnya terlalu sulit, dosen tidak adil, waktu terlalu pendek.

34 Aplikasi Teori Atribusi Atribusi & Depresi Kebanyakan orang mengatribusi kesuksesan pada faktor internal dan mengatribusi kegagalan pada faktor eksternal, tetapi Orang yang mengalami depresi mengatribusi kegagaan pada faktor internal dan kesuksesan pada faktor eksternal. Hasilnya orang tersebut merasa tidak memiliki kontrol atas hal-hal yang terjadi pada dirinya depresi & cenderung mudah menyerah. Teknik terapi mengubah atribusi kegagalan pd faktor internal ke faktor eksternal.

35 Cont Atribusi & Prasangka Teori atribusi dapat menjelaskan mengapa kelompok minoritas yang sering menjadi korban diskriminasi enggan mempermasalahkannya Mereka takut jika mengatribusikannya sebagai faktor eksternal, orang akan memberi cap negatif pada mereka (si tukang protes). Misal: Seseorang dari kelompok minoritas, bercerita dia ditolak lamaran kerjanya karena prasangka, yaitu karena dia berasal dr kelompok ras atu suku tertentu.

36 Cont Kesan apa yang akan anda berikan kepadanya? Prinsip keadilan menyarankan kita utk bersikap simpatik, karena prasanngka jelas meruakan kontras dari berbagai nilai yang dianut. Tapi ada kemungkinan, anda berfikir dia keliru, dia benar2 ditolak krn tidak mampu. Pada saat kita sampai pd kesimpulan itu, kita akan mendapat kesan negatif thdnya menganggapnya sbg org yg suka protes.

37 - Terima Kasih -

Modul ke: Psikologi Sosial I ATRIBUSI SOSIAL. Fakultas Psikologi. Intan Savitri,S.P., M.Si. Program Studi Psikologi

Modul ke: Psikologi Sosial I ATRIBUSI SOSIAL. Fakultas Psikologi. Intan Savitri,S.P., M.Si. Program Studi Psikologi Modul ke: 07 Setiawati Fakultas Psikologi Psikologi Sosial I ATRIBUSI SOSIAL Intan Savitri,S.P., M.Si. Program Studi Psikologi Kompetensi Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan beberapa teori tentang

Lebih terperinci

ATRIBUSI. Diana Septi Purnama.

ATRIBUSI. Diana Septi Purnama. ATRIBUSI Diana Septi Purnama Email: dianaseptipurnama@uny.ac.id www.uny.ac.id DEFINISI mencari penjelasan-penjelasan sebab akibat atas berbagai peristiwa sosial, terutama terhadap tindakan yang dilakukan

Lebih terperinci

Persepsi Sosial : Memahami orang lain

Persepsi Sosial : Memahami orang lain Persepsi Sosial : Memahami orang lain Persepsi Sosial Adl proses untuk memahami orang lain. Proses utk menginterpretasi dan mengevaluasi orang lain mengenai sifat-sifat, kualitasnya dan keadaan lain yang

Lebih terperinci

PSIKOLOGI SOSIAL 1 MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 07

PSIKOLOGI SOSIAL 1 MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 07 MODUL PERKULIAHAN PSIKOLOGI SOSIAL 1 Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 07 MK10230 Irfan Aulia, M.Psi. Psi Abstract Atribusi Sosial Kompetensi Pengertian atribusi

Lebih terperinci

PERSEPSI DIRI & PERSEPSI SOSIAL

PERSEPSI DIRI & PERSEPSI SOSIAL Pertemuan 11-12 PERSEPSI DIRI & PERSEPSI SOSIAL 3 Mei 2012 Persepsi : Proses perolehan, penafsiran, pemilihan & pengaturan informasi indrawi Persepsi Sosial : Proses perolehan, penafsiran, pemilihan &

Lebih terperinci

Atribusi Sosial. Pengertian atribusi sosial, teori-teori atribusi, kesalahan dalam atribusi. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom.

Atribusi Sosial. Pengertian atribusi sosial, teori-teori atribusi, kesalahan dalam atribusi. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom. Modul ke: Atribusi Sosial Pengertian atribusi sosial, teori-teori atribusi, kesalahan dalam atribusi Fakultas Psikologi Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

Pertemuan 4 PENDEKATAN TRANSORIENTASIONAL

Pertemuan 4 PENDEKATAN TRANSORIENTASIONAL Pertemuan 4 PENDEKATAN TRANSORIENTASIONAL Proses mempengaruhi dan bersaing dalam interaksi sosial muncul karena ada kebutuhan untuk menilai diri sendiri (self evaluation) dengan cara membandingkan diri

Lebih terperinci

Kognisi Sosial. (Berpikir mengenai dunia sosial)

Kognisi Sosial. (Berpikir mengenai dunia sosial) Kognisi Sosial (Berpikir mengenai dunia sosial) adalah cara kita menginterpretasi, menganalisis, mengingat dan menggunakan informasi ttg dunia sosial. Bahasan ttg kognisi sosial meliputi: skema Heuristik

Lebih terperinci

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-4

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-4 Penempatan School of Communication Pegawai & Business Inspiring Creative Innovation Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-4 PERSEPSI Persepsi adalah suatu proses pengorganisasian dan

Lebih terperinci

Persepsi dan Pengambilan Keputusan. Arum Darmawati

Persepsi dan Pengambilan Keputusan. Arum Darmawati Persepsi dan Pengambilan Keputusan Arum Darmawati Persepsi Suatu proses yang ditempuh individu untuk mengorganisasikan dan menafsirkan kesan-kesan indera mereka agar memberikan makna bagi lingkungan mereka

Lebih terperinci

Psikologi Sosial 2. Teori-teori Psikologi Sosial. Setiawati Intan Savitri, S.P. M.Si. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

Psikologi Sosial 2. Teori-teori Psikologi Sosial. Setiawati Intan Savitri, S.P. M.Si. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi Modul ke: Psikologi Sosial 2 Teori-teori Psikologi Sosial Fakultas PSIKOLOGI Setiawati Intan Savitri, S.P. M.Si Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Teori-teori Psikologi Sosial Sikap Ketertarikan

Lebih terperinci

tempat. Teori Atribusi

tempat. Teori Atribusi 4 C. PERSEPSI DAN KEPRIBADIAN Persepsi adalah suatu proses di mana individu mengorganisasikan dan menginterpretasikan kesan sensori mereka untuk memberi arti pada lingkungan mereka. Riset tentang persepsi

Lebih terperinci

Sebagai pengalaman baru

Sebagai pengalaman baru Sebagai pengalaman baru Sekurang2nya ada 6 macam pengalaman baru yg diperoleh oleh klien dalam proses konseling yaitu : 1. Mengenal konflik internal 2. Menghadapi realitas 3. Mengembangkan konsep diri

Lebih terperinci

TEORI KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI

TEORI KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI Modul ke: TEORI KOMUNIKASI TEORI KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI Fakultas ILMU KOMUNIKASI Dr. Endah Murwani, MSi Program Studi Marketing Communication Impression Management Erving Goffman menganalisa tingkah

Lebih terperinci

10/17/2013. Suatu proses yang kita gunakan untuk mencoba memahami orang lain. Garis besar pembahasan meliputi: Baron & Byrne (2002) :

10/17/2013. Suatu proses yang kita gunakan untuk mencoba memahami orang lain. Garis besar pembahasan meliputi: Baron & Byrne (2002) : PERSEPSI SOSIAL Baron & Byrne (2002) : Suatu proses yang kita gunakan untuk mencoba memahami orang lain. Garis besar pembahasan meliputi: 1. Komunikasi Nonverbal 2. Atribusi perilaku 3. Pembentukan kesan

Lebih terperinci

Bab II PERSEPSI & PENGAMBILAN KEPUTUSAN INDIVIDU. Persepsi?

Bab II PERSEPSI & PENGAMBILAN KEPUTUSAN INDIVIDU. Persepsi? Bab II PERSEPSI & PENGAMBILAN KEPUTUSAN INDIVIDU 1 Persepsi? Proses yg digunakan indvidu mengelola dan menafsirkan kesan indera mereka dlm rangka memberikan makna kepada lingkungan mereka 2 1 Mengapa persepsi

Lebih terperinci

Teori-teori Perkembangan Moral. 1. Teori Kognitif Jean Piaget 2. Teori Penalaran Moral Kohlberg (melanjutkan teori Piaget)

Teori-teori Perkembangan Moral. 1. Teori Kognitif Jean Piaget 2. Teori Penalaran Moral Kohlberg (melanjutkan teori Piaget) Teori-teori Perkembangan Moral 1. Teori Kognitif Jean Piaget 2. Teori Penalaran Moral Kohlberg (melanjutkan teori Piaget) 1 1. Teori Kognitif Jean Piaget Teori kognitif lebih menekankan pada kemampuan

Lebih terperinci

PENGERTIAN PERIKATAN HUKUM PERIKATAN PADA UMUMNYA. Unsur-unsur Perikatan 3/15/2014. Pengertian perikatan tidak dapat ditemukan dalam Buku III BW.

PENGERTIAN PERIKATAN HUKUM PERIKATAN PADA UMUMNYA. Unsur-unsur Perikatan 3/15/2014. Pengertian perikatan tidak dapat ditemukan dalam Buku III BW. PENGERTIAN PERIKATAN HUKUM PERIKATAN PADA UMUMNYA Level Kompetensi I Sesuai Silabus Pengertian perikatan tidak dapat ditemukan dalam Buku III BW. Pengertian perikatan diberikan oleh ilmu pengetahuan Hukum

Lebih terperinci

Pertemuan ke-3-4 ALAM PIKIRAN MANUSIA DAN PERKEMBANGANNYA

Pertemuan ke-3-4 ALAM PIKIRAN MANUSIA DAN PERKEMBANGANNYA Pertemuan ke-3-4 ALAM PIKIRAN MANUSIA DAN PERKEMBANGANNYA A. Hakekat Manusia dan Sifat Keingintahuannya Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna Tetapi, apakah manusia adalah makhluk terkuat

Lebih terperinci

Aspek-Aspek Identitas Sosial : Self & Gender. Sowanya Ardi Prahara, MA Fakultas Psikologi UMBY 2014

Aspek-Aspek Identitas Sosial : Self & Gender. Sowanya Ardi Prahara, MA Fakultas Psikologi UMBY 2014 Aspek-Aspek Identitas Sosial : Self & Gender Sowanya Ardi Prahara, MA Fakultas Psikologi UMBY 2014 GARIS BESAR PEMBAHASAN 1. Identitas sosial 2. The Self : Komponen identitas unik seseorang a. Konsep self

Lebih terperinci

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-2

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-2 Penempatan School of Communication Pegawai & Business Inspiring Creative Innovation Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-2 DASAR PERILAKU INDIVIDU Dasar-dasar perilaku individu akan

Lebih terperinci

Hubungan Remaja dengan Orangtua,Saudara kandung & Teman Sebaya

Hubungan Remaja dengan Orangtua,Saudara kandung & Teman Sebaya Hubungan Remaja dengan Orangtua,Saudara kandung & Teman Sebaya Remaja, Orang tua, dan Keluarga Remaja dan Orang tua pada masa remaja, sering terjadi ketegangan / tekanan dalam diri remaja karena ingin

Lebih terperinci

Apa bedanya? Apa yang ada dalam pikiran mahasiswa tentang karya ilmiah? MENGGALI POTENSI DIRI MELALUI KARYA ILMIAH. Mahasiswa yang baik?

Apa bedanya? Apa yang ada dalam pikiran mahasiswa tentang karya ilmiah? MENGGALI POTENSI DIRI MELALUI KARYA ILMIAH. Mahasiswa yang baik? MENGGALI POTENSI DIRI MELALUI KARYA ILMIAH Oleh: Pujianto Apa yang ada dalam pikiran mahasiswa tentang karya ilmiah??? pujianto@uny.ac.id Mahasiswa Lebih matang Serius Penuh pertimbangan Apa bedanya? o

Lebih terperinci

Disarikan dari Ashur, dan Berbagai Sumber Yang Relevan

Disarikan dari Ashur, dan Berbagai Sumber Yang Relevan Disarikan dari Ashur, dan Berbagai Sumber Yang Relevan Tanggung jawab sosial perusahaan mempunyai kaitan yg erat dg penegakan keadilan dlm masyarakat umumnya dan bisnis khususnya. Tanggung jawab sosial

Lebih terperinci

LAMPIRAN. repository.unisba.ac.id

LAMPIRAN. repository.unisba.ac.id 98 LAMPIRAN 99 Assalamualaikum wr.wb. Selamat pagi/siang/malam Dengan hormat, perkenalkan saya Karenya Eynel Andjani, Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Bandung yang sedang melakukan penelitian

Lebih terperinci

MOTIVASI BELAJAR. Belajar Pembelajaran Tahun 2013

MOTIVASI BELAJAR. Belajar Pembelajaran Tahun 2013 MOTIVASI BELAJAR Belajar Pembelajaran Tahun 2013 Motivasi dan Motivasi Belajar - Dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku - Suatu energi penggerak, pengarah dan memperkuat tingkah laku

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. proses hidup, manusia selalu membutuhkan orang lain mulai dari lingkungan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. proses hidup, manusia selalu membutuhkan orang lain mulai dari lingkungan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang mempunyai arti bahwa manusia tidak bisa hidup tanpa adanya kehadiran orang lain dilingkungan sekitarnya. Dalam proses hidup,

Lebih terperinci

Meliputi: Konformitas (conformity): berperilaku yg wajar, dpt diterima oleh kelompok/masyarakat. Kesepakatan ( compliance): usaha utk membuat orang

Meliputi: Konformitas (conformity): berperilaku yg wajar, dpt diterima oleh kelompok/masyarakat. Kesepakatan ( compliance): usaha utk membuat orang Meliputi: Konformitas (conformity): berperilaku yg wajar, dpt diterima oleh kelompok/masyarakat. Kesepakatan ( compliance): usaha utk membuat orang lain memenuhi permintaan kita. Kepatuhan (obedience):

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dewasa (Frone et al,1992). Dalam beberapa dekade ini perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dewasa (Frone et al,1992). Dalam beberapa dekade ini perkembangan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bekerja merupakan salah satu hal yang sangat penting bagi sebagian orang dewasa (Frone et al,1992). Dalam beberapa dekade ini perkembangan dan pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

Konseling Kelompok. Pertemuan ke-13

Konseling Kelompok. Pertemuan ke-13 Konseling Kelompok Pertemuan ke-13 Pengantar Konseling kelompok memungkinkan konselor menghadapi bbrp konseli - dg keuntungan biaya yg lebih murah dmn proses kelompok jg memiliki keuntungan dg tjdnya keunikan

Lebih terperinci

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-4

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-4 Penempatan School of Communication Pegawai & Business Inspiring Creative Innovation Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-4 PERSEPSI Persepsi adalah suatu proses pengorganisasian dan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 KUESIONER KEMANDIRIAN

LAMPIRAN 1 KUESIONER KEMANDIRIAN LAMPIRAN KUESIONER KEMANDIRIAN Di bawah ini terdapat beberapa pernyataan dengan berbagai kemungkinan jawaban. Saudara diminta untuk memilih salah satu dari pilihan jawaban yang tersedia sesuai dengan keadaan

Lebih terperinci

Mr Knight, tadi Mr. Boyd menelepon untuk membuat janji temu di hari Jumat jam 2 siang. Apakah saya ada janji di hari itu?

Mr Knight, tadi Mr. Boyd menelepon untuk membuat janji temu di hari Jumat jam 2 siang. Apakah saya ada janji di hari itu? 1 Mr Knight, tadi Mr. Boyd menelepon untuk membuat janji temu di hari Jumat jam 2 siang. Apakah saya ada janji di hari itu? Bapak ada janji makan siang dengan Mrs. Knight jam 11.30 siang. Baiklah. Susun

Lebih terperinci

Penempatan Pegawai. School of Communication & Business Inspiring Creative Innovation PERTEMUAN 4

Penempatan Pegawai. School of Communication & Business Inspiring Creative Innovation PERTEMUAN 4 PERTEMUAN 4 Persepsi adalah suatu proses pengorganisasian dan interpretasi kesan-kesan sensorik (panca indra) untuk menjadikan sesuatu hal, menjadi memiliki makna (arti). PERSEPSI Mengapa Persepsi itu

Lebih terperinci

1. PENGERTIAN 2. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI 3. TEORI-TEORI YANG BERKAITAN DENGAN MOTIVASI 4. BAGAIMANA MENJADI TERMOTIVASI? 5.

1. PENGERTIAN 2. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI 3. TEORI-TEORI YANG BERKAITAN DENGAN MOTIVASI 4. BAGAIMANA MENJADI TERMOTIVASI? 5. 1. PENGERTIAN 2. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI 3. TEORI-TEORI YANG BERKAITAN DENGAN MOTIVASI 4. BAGAIMANA MENJADI TERMOTIVASI? 5. MOTIVASI, KEPUASAN KERJA, DAN KINERJA 6. TERTAWA ITU SEHAT, MARI TERTAWA

Lebih terperinci

2. Adapun faktor-faktor utama yang menentukan perancangan struktur organisasi sebagai berikut:

2. Adapun faktor-faktor utama yang menentukan perancangan struktur organisasi sebagai berikut: NAMA : TOVAN DWI PRATAMA NIM : 14121056 Prodi : Sistem Informasi 1. Perilaku individu dalam organisasi adalah bentuk interaksi antara karakteristik individu dengan karakteristik organisasi. Setiap individu

Lebih terperinci

TEORI-TEORI KOMUNIKASI PERSUASIF

TEORI-TEORI KOMUNIKASI PERSUASIF TEORI-TEORI KOMUNIKASI PERSUASIF NURJANAH. M.Si Pembahasan Pengertian Karakteristik Sikap Komponen-komponen Sikap Proses pembentukan Sikap Konsep sikap dlm teori komunikasi Persuasif A. Pengertian Sikap

Lebih terperinci

Oleh: Windra Yuniarsih

Oleh: Windra Yuniarsih Puncak Kebahagiaan Oleh: Windra Yuniarsih Perempuan adalah makhluk yang istimewa. Aku merasa beruntung dilahirkan sebagai perempuan. Meskipun dari keluarga sederhana tetapi kakiku dapat membawaku ke tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa sekolah bagi anak adalah masa yang paling dinantikan. Anak bisa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa sekolah bagi anak adalah masa yang paling dinantikan. Anak bisa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa sekolah bagi anak adalah masa yang paling dinantikan. Anak bisa mendapatkan teman baru selain teman di rumahnya. Anak juga dapat bermain dan berinteraksi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori yang akan dibahas dalam bab ini adalah teori mengenai self-efficacy dan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori yang akan dibahas dalam bab ini adalah teori mengenai self-efficacy dan BAB 2 LANDASAN TEORI Teori yang akan dibahas dalam bab ini adalah teori mengenai self-efficacy dan prestasi belajar. 2.1 Self-Efficacy 2.1.1 Definisi self-efficacy Bandura (1997) mendefinisikan self-efficacy

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. individu dengan individu yang lain merupakan usaha manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN. individu dengan individu yang lain merupakan usaha manusia dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa manusia lain dan senantiasa berusaha untuk menjalin hubungan dengan orang lain. Hubungan antara individu

Lebih terperinci

ÉÄx{M. Joeni Arianto Kurniawan, S. H.

ÉÄx{M. Joeni Arianto Kurniawan, S. H. ÉÄx{M Joeni Arianto Kurniawan, S. H. Perkawinan dlm Hukum Adat meliputi kepentingan dunia lahir dan dunia gaib HAZAIRIN: Perkawinan mrp rentetan perbuatanperbuatan magis, yg bertujuan utk menjamin ketenangan,

Lebih terperinci

PERILAKU DALAM BERORGANISASI

PERILAKU DALAM BERORGANISASI PERILAKU DALAM BERORGANISASI Pertemuan 2 Pokok Bahasan: Dasar-dasar perilaku Individu Sub Pokok Bahasan: Karakteristik Biografik Kemampuan, Kepribadian, Persepsi Belajar 1 Karakteristik Biografik Yaitu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Konsumen 2.1.1 Definisi Perilaku Konsumen Menurut American Marketing Association (Peter dan Olson, 2013:6), perilaku konsumen sebagai dinamika interaksi antara pengaruh

Lebih terperinci

Lampiran. Ringkasan Novel KoKoro. Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai

Lampiran. Ringkasan Novel KoKoro. Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai Lampiran Ringkasan Novel KoKoro Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai Kamakura menjadi sejarah dalam kehidupan keduanya. Pertemuannya dengan sensei merupakan hal yang

Lebih terperinci

JENIS LAYANAN DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING

JENIS LAYANAN DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING JENIS LAYANAN DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING By. Dr. Sitti Hartinah DS, MM. KONSEP-KONSEP POKOK Konsep-konsep pokok yang perlu dipahami dan didalami lebih lanjut yang terdapat pada bab ini adalah: Layanan

Lebih terperinci

Membongkar Rahasia Kekuatan Pikiran, Emosi dan Alam Semesta

Membongkar Rahasia Kekuatan Pikiran, Emosi dan Alam Semesta Membongkar Rahasia Kekuatan Pikiran, Emosi dan Alam Semesta 24 DAFTAR ISI Halaman Ucapan Terima Kasih Kata Pengantar dari Supardi Lee Kata Pengantar Pendahuluan 14 BAGIAN 1. MENGUBAH ALUR KEHIDUPAN 19

Lebih terperinci

Gangguan Tidur (Sleep Disorder) Pertemuan-16

Gangguan Tidur (Sleep Disorder) Pertemuan-16 Gangguan Tidur (Sleep Disorder) Pertemuan-16 Dikelompokkan mjd 2 (DSM III) : 1. Dyssomnias 2. Parasomnias Dyssomnias Tanda : gangguan pada jumlah, kualitas, atau waktu tidur 5 tipe : 1. primary insomnias

Lebih terperinci

Kepribadian, Emosi & Persepsi

Kepribadian, Emosi & Persepsi Kepribadian (Personality) Kepribadian, Emosi & Persepsi Jumlah total cara individu bereaksi dan berinteraksi dengan lainnya. Oleh : Rino A Nugroho rinoan@gmail.com A stable set of characteristics and tendencies

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada hari Minggu tanggal 29 April 2007 seorang siswa kelas 1 (sebut saja A) SMA swasta di bilangan Jakarta Selatan dianiaya oleh beberapa orang kakak kelasnya. Penganiayaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. variabel dependen dan variabel independennya. Dalam penelitian ini landasan teori

BAB II LANDASAN TEORI. variabel dependen dan variabel independennya. Dalam penelitian ini landasan teori 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Landasan Teori Landasan teori merupakan dasar teori yang melandasi suatu penelitian, serta berisi mengenai penjelasan mengenai variabel yang terkait dan hubungan antara variabel

Lebih terperinci

Tetapi, tetapi, tetapi

Tetapi, tetapi, tetapi Tetapi, tetapi, tetapi Tetapi engkau telah tetapkan semua itu Iya betul tak mungkin aku salah melihat Tidak! Katamu Tetapi Tetapi mata itu tetap menatapku lekat-lekat Menatapku dengan sinar lembut mutiara

Lebih terperinci

Di Unduh dari : Bukupaket.com

Di Unduh dari : Bukupaket.com bab 5 kejujuran gambar 5.1 tesa sedang berkumpul dengan teman temannya lihatlah gambar di atas tesa sedang berkumpul dengan teman temannya tentu kalian juga sering melakukannya setiap hari kita bergaul

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Teori Tindakan Beralasan (Theory of Reasoned Action) Icek Ajzen dan Martin Fishbein bergabung untuk mengeksplorasi cara untuk memprediksi

Lebih terperinci

Observasi dan Wawancara

Observasi dan Wawancara Observasi dan Wawancara Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI Rizka Putri Utami, M.Psi Program Studi PSIKOLOGI www.mercubuana.ac.id Observasi Suatu cara pengumpulan data dg melakukan pengamatan dan pencatatan mengenai

Lebih terperinci

PROSES ASEMEN PSIKOLOGIS DAN INTERPRETASI PSIKOLOGI. Kuliah 3 Adriatik Ivanti, M.Psi, Psi

PROSES ASEMEN PSIKOLOGIS DAN INTERPRETASI PSIKOLOGI. Kuliah 3 Adriatik Ivanti, M.Psi, Psi PROSES ASEMEN PSIKOLOGIS DAN INTERPRETASI PSIKOLOGI Kuliah 3 Adriatik Ivanti, M.Psi, Psi Pengantar: Proses Asesmen Salah satu proses asesmen adalah intepretasi tes Interpretasi = memberi arti pd gejala2

Lebih terperinci

Secangkir Kopi. Intro. Saat ini aku tidak memiliki seorang kekasih, tidak memiliki pekerjaan dan mungkin juga tidak memiliki teman sesungguhnya.

Secangkir Kopi. Intro. Saat ini aku tidak memiliki seorang kekasih, tidak memiliki pekerjaan dan mungkin juga tidak memiliki teman sesungguhnya. Secangkir Kopi Intro Namaku Mary. Aku seorang wanita yang hidup di kota besar. Aku adalah seorang wanita yang cukup berumur, maksudku bukannya aku sudah tua tetapi bagaimanapun juga aku harus mengakui

Lebih terperinci

kedua insan yang saling jatuh cinta ingin meneruskan cinta hingga disatukan dengan pernikahan. Untuk memiliki cinta yang sesungguhnya membutuhkan

kedua insan yang saling jatuh cinta ingin meneruskan cinta hingga disatukan dengan pernikahan. Untuk memiliki cinta yang sesungguhnya membutuhkan Sinopsis Sebagai pekerja profesional di perbankan pak Nero tidak besar kepala. Dai tetap memebrikan yang terbaik untuk kedua orang tuamya. Dia ingin ada perubahan atas masa depannya maka dia menolak bekerja

Lebih terperinci

Masa kanak-kanak termasuk masa yg panjang dlm rentang kehidupan Masa kanak-kanak dimulai setelah melewati masa bayi yg penuh ketergantungan --> kira-

Masa kanak-kanak termasuk masa yg panjang dlm rentang kehidupan Masa kanak-kanak dimulai setelah melewati masa bayi yg penuh ketergantungan --> kira- Masa kanak-kanak termasuk masa yg panjang dlm rentang kehidupan Masa kanak-kanak dimulai setelah melewati masa bayi yg penuh ketergantungan --> kira- kira usia 2 th matang scr seksual ( :±13 th :±14 th)

Lebih terperinci

Psikologi Konseling Adhyatman Prabowo, M.Psi. Kompetensi konselor & Karakteristik klien

Psikologi Konseling Adhyatman Prabowo, M.Psi. Kompetensi konselor & Karakteristik klien Psikologi Konseling Adhyatman Prabowo, M.Psi Kompetensi konselor & Karakteristik klien KEPRIBADIAN KONSELOR 1. Spontanitas Kemampuan konselor untuk merespon peristiwa dalam situasi seperti yang dilihat

Lebih terperinci

Tips Menghadapi Wawancara 5 artikel/tulisan Saran-Saran Menghadapi Wawancara

Tips Menghadapi Wawancara 5 artikel/tulisan Saran-Saran Menghadapi Wawancara Tips Menghadapi Wawancara Di bawah ini diberikan 5 artikel/tulisan yang terkait dengan tips & trick menghadapi wawancara kerja (artikel ini kami edit agar relatif mudah difahami). Semoga 5 artikel ini

Lebih terperinci

c. Pengalaman dan suasana hati.

c. Pengalaman dan suasana hati. PERILAKU PROSOSIAL Perilaku prososial dapat dimengerti sebagai perilaku yang menguntungkan penerima, tetapi tidak memiliki keuntungan yang jelas bagi pelakunya. William (1981) membatasi perilaku prososial

Lebih terperinci

Pekerjaan. Menghargai kelebihan orang lain merupakan wujud sikap memiliki harga diri

Pekerjaan. Menghargai kelebihan orang lain merupakan wujud sikap memiliki harga diri Tema 4 Pekerjaan Menghargai kelebihan orang lain merupakan wujud sikap memiliki harga diri Kamu Harus Mampu Setelah mempelajari tema ini, kamu akan mampu: 1. mengenal pentingnya memiliki harga diri; 2.

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Pada bab ini maka penulis akan mengakhiri seluruh penulisan tesis ini dengan

BAB V PENUTUP. Pada bab ini maka penulis akan mengakhiri seluruh penulisan tesis ini dengan BAB V PENUTUP Pada bab ini maka penulis akan mengakhiri seluruh penulisan tesis ini dengan melakukan kesimpulan dan mengusulkan saran, sebagai berikut: A. KESIMPULAN Indonesia adalah sebuah kata yang dapat

Lebih terperinci

ALAT UKUR. Pengantar

ALAT UKUR. Pengantar LAMPIRAN Lampiran ALAT UKUR Pengantar Salam Damai Kristus, Saya mahasiswa psikologi Universitas Kristen maranatha yang sedang menyusun skripsi meminta kesediaan saudara untuk mengisi kuesioner dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori Landasan teori adalah teori-teori yang relevan dan dapat digunakan untuk menjelaskan variabel-variabel penelitian. Landasan teori ini juga

Lebih terperinci

Merintis, memulai, dan menggembangkan usaha. Oleh Azmi Hikmah Fajrina

Merintis, memulai, dan menggembangkan usaha. Oleh Azmi Hikmah Fajrina Merintis, memulai, dan menggembangkan usaha Oleh Azmi Hikmah Fajrina Apa rencana anda sesudah lulus kuliah??? Sistem pendidikan di Indonesia mendidik anak didik bermental BURUH Ingin menjadi Pegawai Negeri,

Lebih terperinci

Kemampuan Komunikasi. Pengenalan Komunikasi. Arif Basofi Program Studi Teknik Informatika Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

Kemampuan Komunikasi. Pengenalan Komunikasi. Arif Basofi Program Studi Teknik Informatika Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Kemampuan Komunikasi Pengenalan Komunikasi Arif Basofi Program Studi Teknik Informatika Politeknik Elektronika Negeri Surabaya 1 Referensi 1. Prof. Deddy Mulyana, M.A., Ph.D., Ilmu Komunikasi, Rosda, 2007.

Lebih terperinci

KONSELING KELOMPOK.

KONSELING KELOMPOK. KONSELING KELOMPOK http://kajianpsikologi.guru-indonesia.net Latar Belakang Konseling kelompok (salah satu prosedur terapeutik) menjadi metode kelompok yang semakin populer Atkinson (1991), keuntungan

Lebih terperinci

SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 7. MEMBACA SASTRALatihan Soal 7.9

SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 7. MEMBACA SASTRALatihan Soal 7.9 SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 7. MEMBACA SASTRALatihan Soal 7.9 1. Di suatu siang yang terik, seekor burung pipit tengah asik menikmati buah Delima kesukaannya. Tiba-tiba ia dikejutkan oleh teriakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Membentuk sebuah keluarga yang bahagia dan harmonis adalah impian

BAB I PENDAHULUAN. Membentuk sebuah keluarga yang bahagia dan harmonis adalah impian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membentuk sebuah keluarga yang bahagia dan harmonis adalah impian setiap orang. Ketika menikah, tentunya orang berkeinginan untuk mempunyai sebuah keluarga yang

Lebih terperinci

Teori Albert Bandura A. Latar Belakang Teori self-efficasy

Teori Albert Bandura A. Latar Belakang Teori self-efficasy Teori Albert Bandura A. Latar Belakang Teori Albert Bandura sangat terkenal dengan teori pembelajaran sosial (Social Learning Teory) salah satu konsep dalam aliran behaviorisme yang menekankan pada komponen

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EMOSI. Sunardi, PLB FIP UPI

PERKEMBANGAN EMOSI. Sunardi, PLB FIP UPI PERKEMBANGAN EMOSI Sunardi, PLB FIP UPI PERKEMBANGAN EMOSI Mar at, 2006 Berlangsung sejak lahir sampai dewasa, tetapi untuk memahami secara pasti mengenai emosi bayi adalah amat sukar. Mengapa? Informasi

Lebih terperinci

Alfred Adler. Individual Psychology

Alfred Adler. Individual Psychology Alfred Adler Individual Psychology Manusia lahir dengan tubuh yang lemah dan inferior, suatu kondisi yang mengarah pada perasaan inferior sehingga mengakibatkan ketergantungan kepada orang lain. Manusia

Lebih terperinci

APPENDIX 1. I Silanglah jawaban di bawah ini yang paling sesuai dengan pendapat anda!

APPENDIX 1. I Silanglah jawaban di bawah ini yang paling sesuai dengan pendapat anda! APPENDIX 1 Nama : Usia : Suku : Pendidikan : Pekerjaan : I Silanglah jawaban di bawah ini yang paling sesuai dengan pendapat anda! Untuk pertanyaan nomor 1,8 dan 9 boleh memilih lebih dari satu jawaban.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diupayakan dan mewujudkan potensinya menjadi aktual dan terwujud dalam

BAB I PENDAHULUAN. diupayakan dan mewujudkan potensinya menjadi aktual dan terwujud dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Individu cenderung mengharapkan dirinya berkembang dan menjadi lebih baik. Perkembangan potensi seseorang tidak terwujud begitu saja apabila tidak diupayakan

Lebih terperinci

Reflections for managers

Reflections for managers Reflections for managers Berikut ini merupakan renungan kumpulan ilham dan kebijaksaan bagi para manager. Semoga kumpulan reflection ini turut membantu dalam mengubah cara berfikir Anda, Metode kepemimpinan

Lebih terperinci

PROLOG. Wow, lihat! Dia datang. Kata Ronald sambil bersiul.

PROLOG. Wow, lihat! Dia datang. Kata Ronald sambil bersiul. PROLOG Frankfurt, Germany. Nick umur 9 tahun. Aku berlarian di padang rumput. Mengitari lapangan yang seperti permadani hijau. Rumput-rumputnya sudah mulai meninggi. Tingginya hampir melewati lututku.

Lebih terperinci

Organizational Theory & Design

Organizational Theory & Design Modul ke: Organizational Theory & Design Budaya Organisasi Fakultas PASCA FEB Dr. Adi Nurmahdi MBA Program Studi MM www.mercubuana.ac.id PENGANTAR Stoner: budaya mempengaruhi pelaksanaan organisasi dan

Lebih terperinci

DIPA TRI WISTAPA MEMBILAS PILU. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

DIPA TRI WISTAPA MEMBILAS PILU. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com DIPA TRI WISTAPA MEMBILAS PILU Diterbitkan secara mandiri melalui Nulisbuku.com MEMBILAS PILU Oleh: Dipa Tri Wistapa Copyright 2014 by Dipa Tri Wistapa Penerbit Dipa Tri Wistapa Website dipoptikitiw@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saling mengasihi, saling mengenal, dan juga merupakan sebuah aktifitas sosial dimana dua

BAB I PENDAHULUAN. saling mengasihi, saling mengenal, dan juga merupakan sebuah aktifitas sosial dimana dua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pacaran merupakan sebuah konsep "membina" hubungan dengan orang lain dengan saling mengasihi, saling mengenal, dan juga merupakan sebuah aktifitas sosial dimana

Lebih terperinci

Kejadian Sehari-hari

Kejadian Sehari-hari Tema 5 Kejadian Sehari-hari Menghormati dan menaati orang tua merupakan salah satu perwujudan perilaku yang mencerminkan harga diri. Berperilaku baik, berarti kita juga mempunyai harga diri yang baik pula

Lebih terperinci

PANDUAN MENGATASI HAMBATAN DALAM POPULASI PASIEN

PANDUAN MENGATASI HAMBATAN DALAM POPULASI PASIEN PANDUAN MENGATASI HAMBATAN DALAM POPULASI PASIEN I Pendahuluan Rumah sakit sering kali harus melayani komunitas dengan berbagai keragaman. Ada pasien-pasien yang mungkin telah berumur, atau menderita cacat,

Lebih terperinci

Yang Paling Diberkati Secara Melimpah

Yang Paling Diberkati Secara Melimpah Yang Paling Diberkati Secara Melimpah Aku meminta kekuatan kepada Tuhan, supaya aku berhasil, aku dibuat lemah, supaya aku dengan rendah hati belajar untuk taat. Aku meminta kesehatan, supaya aku berbuat

Lebih terperinci

Oleh: Abu Khoiri BAGIAN ADMINISTRASI DAN KEBIJAKAN KESEHATAN FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS JEMBER 2012

Oleh: Abu Khoiri BAGIAN ADMINISTRASI DAN KEBIJAKAN KESEHATAN FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS JEMBER 2012 Oleh: Abu Khoiri BAGIAN ADMINISTRASI DAN KEBIJAKAN KESEHATAN FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS JEMBER 2012 BAB 1. PENDAHULUAN Pembangunan Kesehatan rawannya derajat KIA, ditandai AKI & AKB Kab.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang lain dan membutuhkan orang lain dalam menjalani kehidupannya. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. orang lain dan membutuhkan orang lain dalam menjalani kehidupannya. Menurut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial, dimana manusia hidup bersama dengan orang lain dan membutuhkan orang lain dalam menjalani kehidupannya. Menurut Walgito (2001)

Lebih terperinci

PENDEKATAN PENELITIAN (Strategi Penelitian) KUALITATIF

PENDEKATAN PENELITIAN (Strategi Penelitian) KUALITATIF PENDEKATAN PENELITIAN (Strategi Penelitian) KUALITATIF Adalah jenis-jenis rancangan penelitian yang menetapkan prosedur-prosedur khusus dalam penelitian Tugas individual Carilah penelitian kualitatif (bisa

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Sumber Daya Manusia mempunyai peran yang sangat penting dalam suatu perusahaan, sehingga tenaga kerja yang ada perlu dipelihara dan dikembangkan

Lebih terperinci

SOFT SKILLS. Rizqie Auliana

SOFT SKILLS. Rizqie Auliana SOFT SKILLS Rizqie Auliana rizqie_auliana@uny.ac.id Apa yang membuat sukses? IP 4? Wajah menarik? Keberuntungan? Calon mertua kaya?. 3 Hasil survei National Association of Colleges and Employers (NACE)

Lebih terperinci

Kesatu: Bertemu Tenis Meja Lewat Arena Sederhana

Kesatu: Bertemu Tenis Meja Lewat Arena Sederhana Kesatu: Bertemu Tenis Meja Lewat Arena Sederhana 1 Bocah berdarah Ambon, Maluku itu kerap merenungi tangan kanannya yang lebih kecil dari tangan kiri. Sering terlihat ia bersedih karena kondisi fisik itu.

Lebih terperinci

The New Beginning (2015)

The New Beginning (2015) The New Beginning (2015) Pagi itu mata saya sulit terpejam, ada berbagai macam pikiran yang menjadi penghalang saya untuk menghampiri dunia mimpi, dan saat itulah saya mencoba untuk mengobrak-abrik lemari

Lebih terperinci

STORY TELLING Fakta Data- Informasi -Komputasi

STORY TELLING Fakta Data- Informasi -Komputasi STORY TELLING Fakta Data- Informasi -Komputasi Si Kasep, Pak Haji, dan Kambing mereka Pak Haji adalah peternak kaya, yang memili ratusan kambing di beberapa peternakan di kabupaten Bandung Kasep adalah

Lebih terperinci

Nama Mata Kuliah. Pengetahuan dan kebenaran. Masyhar, MA. Fakultas Psikologi. Modul ke: Fakultas. Program Studi Program Studi.

Nama Mata Kuliah. Pengetahuan dan kebenaran. Masyhar, MA. Fakultas Psikologi. Modul ke: Fakultas. Program Studi Program Studi. Nama Mata Kuliah Modul ke: Pengetahuan dan kebenaran Fakultas Fakultas Psikologi Masyhar, MA Program Studi Program Studi www.mercubuana.ac.id Teori kebenaran Teori kebenaran merupakan suatu kondisi bahwa

Lebih terperinci

BERCERITA PADA ANAK SERI BACAAN ORANG TUA

BERCERITA PADA ANAK SERI BACAAN ORANG TUA 24 SERI BACAAN ORANG TUA BERCERITA PADA ANAK Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan Nasional Milik Negara

Lebih terperinci

Mendampingi Perkembangan Mental Anak

Mendampingi Perkembangan Mental Anak Mendampingi Perkembangan Mental Anak Nama : Dr. Warih Andan Puspitosari, M.Sc, SpKJ(K) Suami : Surono Achmad, SPd Anak : 4 Pendidikan : alumni UGM, sedang S3 di UGM Pekerjan : Dosen FK UMY dan Psikiater

Lebih terperinci

Berikan tanda pada kolom ya bila anda setuju dan tanda pada kolom tidak bila anda tidak setuju.

Berikan tanda pada kolom ya bila anda setuju dan tanda pada kolom tidak bila anda tidak setuju. Bagian 1 Berikan tanda pada kolom ya bila anda setuju dan tanda pada kolom tidak bila anda tidak setuju. No Pernyataan Ya Tidak 1 Poni panjang dengan rambut spikey di bagian belakang merupakan ciri yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perilaku Perososial 2.1.1 Pengertian Perilaku Prososial Perilaku prososial dapat dimengerti sebagai perilaku yang menguntungkan penerima, tetapi tidak memiliki keuntungan yang

Lebih terperinci

Modul ke: ETIK UMB. Memahami Potensi Diri. Fakultas Fakultas Ilmu Komputer. Saputra, S.Pd, M.Si. Program Studi Informatika

Modul ke: ETIK UMB. Memahami Potensi Diri. Fakultas Fakultas Ilmu Komputer. Saputra, S.Pd, M.Si. Program Studi Informatika Modul ke: 02 Inggar Fakultas Fakultas Ilmu Komputer ETIK UMB Memahami Potensi Diri Saputra, S.Pd, M.Si Program Studi Informatika Latar Belakang Setiap individu memiliki permasalahan dalam hidupnya. Permasalahan

Lebih terperinci

NEIL KEENAN UPDATE Seekor Lalat di Dinding

NEIL KEENAN UPDATE Seekor Lalat di Dinding NEIL KEENAN UPDATE Seekor Lalat di Dinding http://neilkeenan.com/neil-keenan-update-a-fly-on-the-wall/ 7 MARET 2016 Selama hampir dua bulan penuh ketika Neil berada di Jakarta akhir tahun 2015 bekerja

Lebih terperinci

Pemutusan Hubungan Kerja -Merupakan bagian dari pengelolaan karir -Pengalaman suka-duka puncak karir, waktu untuk beristirahat; trauma karena perubaha

Pemutusan Hubungan Kerja -Merupakan bagian dari pengelolaan karir -Pengalaman suka-duka puncak karir, waktu untuk beristirahat; trauma karena perubaha RETIREMENT (PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA) Pemutusan Hubungan Kerja -Merupakan bagian dari pengelolaan karir -Pengalaman suka-duka puncak karir, waktu untuk beristirahat; trauma karena perubahan dari masa produktif

Lebih terperinci