Aspek-Aspek Identitas Sosial : Self & Gender. Sowanya Ardi Prahara, MA Fakultas Psikologi UMBY 2014
|
|
- Suharto Kusuma
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Aspek-Aspek Identitas Sosial : Self & Gender Sowanya Ardi Prahara, MA Fakultas Psikologi UMBY 2014
2 GARIS BESAR PEMBAHASAN 1. Identitas sosial 2. The Self : Komponen identitas unik seseorang a. Konsep self b. Self esteem : sikap terhadap diri sendiri c. Aspek lain dari fungsi self : memfokuskan, memonitor, dan menilai 3. Gender a. Jenis kelamin dan gender b. Identitas gender dan stereotip gender c. Peran tingkah laku gender dan reaksi terhadapnya
3 Identitas Sosial Awal kehidupan, setiap orang memulai pandangan tentang siapa dirinya misal sebagai laki-laki atau perempuan. Setiap orang membangun sebuah identitas self.
4 Definisi Identitas Sosial Baron & Byrne (2004) Identitas social (social identity) adalah definisi seseorang yg memandu bagaimana kita mengonseptualisasikan & mengevaluasi tentang siapa dirinya, termasuk di dalamnya atribut pribadi (self concept) serta keanggotaan dalam berbagai kelompok (saya adalah mahasiswa IPB ). Identitas sosial mencakup nama, konsep diri, gender (laki-laki/ perempuan), hubungan interpersonal (anak perempuan, anak laki-laki, pasangan, orang tua, dll), afiliasi politik/ idiologi (feminis, pecinta lingkungan demokrat, vebetarian, dll), atribut khusus (homoseksual, cerdas,mr, pendek, tampan, dll) afiliasi etnis/ religius (Katolik, Orang Selatan, Hispanik, Yahudi, dll).
5 Cont.. Sebagian aspek identitas kita ditentukan oleh faktor genetik. Karakteristik fisik seperti jenis kelamin, warna kulit, jenis rambut, dll. Efek genetik terbesar adalah pada persepsi popularitas diri dan penampilan fisik. Aspek lain yg berpengaruh adalah persepsi kecemasan, kebahagian, dan kemampuan akademik. Faktor genetik memainkan peran terhadap identitas diri, konsep diri, yang sebagian besar didasarka pada interaksi dengan orang lain yang dipelajari
6 Cont Menurut Jackson & Smith (1999), identitas sosial dikkonseptualisasikan menjadi 4 dimensi, yaitu: 1. Persepsi dlm konteks antar kelompok : hubungan antara in-group ss dengan kelompok perbandingan yg lainnya. 2. Daya tarik in-group (kelompok sosial di mana indv mengidentifikasi dirinya, sifatnya didasarkan pd faktor simpati, memiliki perasaan dekat dg anggota lain) : perasaan yg ditimbulkan oleh in-group seseorang. 3. Keyakinan yg saling tertarik : norma dan nilai yang menghasilkan tingkah laku anggota kelompok ketika mereka berusaha mencapai tujuan dan berbagi keyakinan yang sama 4. Depersonalisasi : memandang dirinya sendiri sebagai contooh dari kategori social yang dapat digantikan dan bukannya individu yang unik.
7 Jackson & Smith (1999), Identitas Sosial : 4 Dimensi. Daya tarik ingroup Keyakinan yang saling terkait Konteks antar kelompok Identitas Sosial Depersonalisasi
8 Proses Pembentukan Identitas Diri 1. Interaksi social dengan keluarga langsung. Misal: dalam kelurga Susi selalu dinasehati: Kita ini keluarga terpelajar, jadi jangan sampai nilai kamu kalah dari yang lainnya!, maka dalam diri Susi ada konsep diri keluarga terpelajar dan tekun belajar. 2. Interaksi sosial dengan orang lain sepanjang hidup. Misal : teman-teman Susi selalu mengatakan, Susi baik sekali yah, dia anak yang baik yah, maka dalam diri Susi terbentuk konsep diri orang baik, sebaliknya.
9 The Self (Diri) : Komponen Identitas Unik Seseorang Berfikir mengenai diri sendiri adalah aktivitas manusia yang tidak dapat dihindari. Self merupakan pusat dari dunia sosial setiap orang. Konsep diri (self): adalah identitas diri seseorang sebagai sebuah skema dasar yg terdiri dari kumpulan keyakinan dan sikap terhadap diri sendiri yg terorganisasi. Self memberikan kerangka berpikir yg menentukan bagaimana kita mengolah informasi ttg diri kita sendiri, motivasi, evaluasi diri, kemampuan.
10 Cont Kita bekerja keras untuk melindungi citra diri kita dari informasi yang mengancam dan mempertahankan pada konsistensi diri. Orang cenderung menolak perubahan dan meluruskan informasi yg tidak konsisten dg konsep self-mereka. Apabila perhatian ssorang difokuskan pd aspek yg tdk berhubungan dg self, maka lebih terbuka dg informasi dan rendah sikap defensifnya
11 Self & Adaptasi Menurut Sedikides & Skowronski (199&), self berevolusi sebagai karakteristik adaptif, yaitu: 1. Kesadaran diri subjektif : kemampuan membedakan diri dan lingkungan fisik dan sosialnya. Tahap ini terjadi saat kita masih kecil. Misal: ketika kita mulai bisa membedakan diri kita dengan lingkunga. dan orang lain. 2. Kesadaran diri objektif : kemampuan menjadikan diri sendiri sebagai obyek perhatian, kesadaran akan pikirannya (mengetahui dan mengingat). Tahap ini terjadi ketika kita mulai dewasa. Misal: saat kita berkata kasar dengan orang lain, seringkali kita berpikir: seharusnya saya tidak sejudes itu tadi, saya kasar sekali yah.
12 Cont 3. Kesadaran diri simbolik : kemampuan membentuk representasi kognitif diri yang absrak melalui bahasa yang memungkinkan manusia berinteraksi dan berkomunikasi dengan lingkungannya. Misal: Konsep diri Rudi: Saya adalah seorang OB (office boy). Maka konsep diri seorang OB yang dimiliki oleh Rudi itu akan membantunya bersikap sebagai seorang OB di kantornya (mau disuruh-suruh, dll).
13 Elemen Pembentuk Konsep Diri 1. Identitas sosial, Identitas kita sebagai anggota kelompok tertentu, Misal: saya adalah mahasiswa IPB, saya orang Jawa. 2. Atribut personal, apa yang saya miliki. Misal: saya tampan memiliki tinggi 167cm 3. Pengalaman masa lalu 4. Kondisi saat ini, Rudi baru saja di PHK, maka saat ini konsep diri Rudi adalah saya orang yang di PHK dan pengangguran. 5. Harapan di masa depan, pengetahuan dan imajinasi tentang diri sendiri, Misal: Susi ingin menjadi Pragawati ketika dewasa, maka konsep diri saya calon pragawati telah tertanam di diri Susi dan membentuk tingkah lakunya: jalan berlenggak-lenggok & tegap.
14 Skema Diri Skema diri Adalah rangkuman dari semua yang diingat, pengetahuan dan imajinasi yang dimiliki seseorang tentang dirinya. Skema mempengaruhi tingkah laku.perlunya memiliki konsep diri yang jelas untuk menjadi seseorang yang diinginkan. Misal: Keinginan menurunkan berat badan, namun akan dihadapkan dengan kenyataan tidak menyenangkan (tidak makan, berolahraga di hari yg panas) menuntut kesungguhan dan upaya yg konsisten. Dengan memiliki konseptualisasi yg jelas thd siapa kita skr, dan seperti apa keinginan yang akan dtg, mnejadikan kita teguh pada pendirian kita.
15 Cont Self merupakan pusat dunia sosial setiap orang,. Efek self reference adalah efek dari perhatian dan memori yang terjadi karena pemrosesan kognitif terhadap informasi yang relevan terhadap diri lebih efisien daripada pemrosesan terhadap informasi jenis lain, Misal: Orang lebih tertarik dengan orang yang memiliki nama yang sama dengan nama kita, atau menyukai hal-hal yang huruf awalnya sama dengan huruf awal nama kita. Nisa mahasiswi IPB membaca artikel tentang Mahasiswa berprestasi di seluruh Indonesia, pastinya hal pertama yang Nisa cari adalah mahasiswa dari IPB.
16 Konsep Diri Terstruktur Konsep diri terstruktur dibagi menjadi 2 bagian, yaitu: 1. Konsep diri sentral, yaitu konsep diri inti dan cenderung ekstrem, yang bisa positif/ negatif dan relative sulit dirubah karena dielaborasi lebih detil, di konsolidasi lebih kuat, dan diyakini dengan kepastian yang lebih besar. 2. Konsep diri peripheral, yaitu konsep diri yang tidak terlalu kuat terbentuk dan relative mudah dirubah. Misal Susi sangat ahli di bidang matematika, kalau soal matematika dia pakarnya. Sementara di bidang seni, olahraga dan lainnya dia tidak begitu hebat. Di sini, konsep diri sentral Susi adalah ahli matematika, sedangkan bidang lainnya adalah konsep diri periferalnya.
17 Skema Diri Seksual Skema diri seksual adalah representasi kognitif terhadap aspek seksual diri sendiri (negative/positif) yang mempengaruhi perilaku seksualnya. Misal Skema diri seksual positif pria dengan penuh gairah/ cinta menunjukan gairah yang besar selama aktivitas seksual, lebih mencintai pasangan dan cenderung membentuk hubungan jangka panjang. Skema diri seksual negatif wanita, malu-malu dan konservatif merasakan kecemasan selama aktivitas seksual dan perasaan bersalah dlm hub seksualnya.
18 Konsep Diri Sosial Konsep diri sosial yaitu suatu identitas kolektif yang menyangkut hubungan interpersonal dan aspek identitas yang berasal dari keanggotaan dalam kelompok yang lebih besar dan tidak personal, yang didasarkan pada ras, etnis, dan budaya. Misal: saya orang Indonesia. Konsep diri social ini terdiferensiasi dan didefinisikan dengan baik seiring pertambahan usia. Waktu kecil konsep diri sosial Susi hanya saya murid SD Angkasa, setelah dewasa konsep diri social Susi berkembang/bertambah: saya karyawan PT CNI, saya ibu di keluarga x, saya anggota arisan Z, dst, dst.
19 Budaya Konsep Diri Budaya dapat mempengaruhi konsep diri seseorang. Misalnya budaya Individualistik pada masyarakat Amerika dan budaya kolektivitas pada masyarakat Jepang dan Cina. Budaya individualistis menghasilkan konsep diri sebagai pribadi unik dan memiliki atribut positif menjadi diri sendiri tidak peduli pada konteks apapun. Misal: Susi dari budaya individualis, ketika orang memuji dia pintar, dia akan bilang bahwa itu karena saya memang hebat, itu semua berkat kerja keras saya. Sementara budaya kolektivis menghasilkan konsep diri yang selalu mendefinisikan diri pada situasi dan orientasi kritik pada diri sendiri. Misal: Rudi dari budaya kolektivitas, ketika orang memujinya karena prestasinya, dia akan bilang itu semua berkat doa dan dukungan kalian.
20 Kemungkinan Diri (Self) Berdasarkan budaya individualistik, diri (self) relatif tetap, namun self dapat berubah seiring dengan berjalannya waktu. Sering kita membandingkan diri sendiri sekarang dengan dengan diri sendiri masa lalu yang berbeda dan mengarah pada perbaikan yg terus menerus. Bahkan kita bukanlah orang yang sama sepuluh tahun yang akan datang, banyak perbaikan yang terjadi seiring berjalannya waktu.
21 Konsep Diri Mencakup 1. Konsep diri saat ini 2. Possible selves: Adalah representasi mental terhadap kemungkinan akan menjadi apa atau seharusnya menjadi apa, seseorang di masa depan. Possible selves bisa memotivasi diri kita sendiri. Misal : Susi sejak kecil suka bermain piano orang-orang sering memuji kemahirannya bermain piano. Tumbuh possible selves dalam dirinya bahwa: saya calon maestro piano yang terkenal, selanjutnya possible selves ini memotivasi Susi mencapai cita-citanya.
22 Cont 3. Working self-concept : Adalah konsep diri pada saat tertentu. Misal : Susi menjadi koordinator medis di kepanitiaan penggalangan dana, maka saya adalah seorang koor medis adalah konsep diri Susi saat itu sehingga dia tahu apa tugas-tugas & kewajibannya.
23 Faktor Pengaruh Konsep Diri 1. Faktor biologis (hormonal bipolar) 2. Keinginan diri sendiri (minat berubah) 3. Perubahan hidup yang besar (tragedi/ musibah) 4. Perubahan kerja (pegawai usaha mandiri) 5. Significant other (orang yang berarti buat diri pribadi) yang berpengaruh pada interaksi socsal. Misal : dulu sebelum berpacaran dengn Susi, Rudi adalah pria yang pendiam dan kalem. Setelah mengenal dan berpacaran dengan Susi, Rudi lebih PD dan berani show up. 6. Intensitas hubungan sangat berperan dalam perubahan konsep diri
Bab II. Kajian Pustaka. Teori identitas sosial dipelopori oleh Henri Tajfel pada tahun 1957 dalam
Bab II Kajian Pustaka 2.1. Identitas Sosial Teori identitas sosial dipelopori oleh Henri Tajfel pada tahun 1957 dalam upaya menjelaskan prasangka, diskriminasi, perubahan sosial dan konflik antar kelompok.
Lebih terperinciSELF & GENDER. Diana Septi Purnama.
SELF & GENDER Diana Septi Purnama Email: dianaseptipurnama@uny.ac.id www.uny.ac.id KONSEP DIRI Penghayatan individu terhadap identitasnya, sekumpulan keyakinan mengenai dirinya sebagai seorang individu
Lebih terperinciDIRI PRIBADI. Tentang Diri MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh. mengkomunikasikan tentang Diri Pribadi
MODUL PERKULIAHAN DIRI PRIBADI Presentasi diri; Pengetahuan diri pribadi; Berpikir mengenai diri pribadi; Harga diri pribadi; Penilaian diri pribadi; Diri pribadi sebagai sasaran prasangka Fakultas Program
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS BUDAYA PEMBERIAN COKONG-COKONG BAGI MASYARAKAT KARO DITINJAU DARI PRESPEKTIF IDENTITAS SOSIAL
BAB IV ANALISIS BUDAYA PEMBERIAN COKONG-COKONG BAGI MASYARAKAT KARO DITINJAU DARI PRESPEKTIF IDENTITAS SOSIAL Dimensi Identitas dalam Hubungan dengan Cokong-cokong Identitas mempunyai empat dimensi yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejak pertama kali kita dilahirkan, kita langsung digolongkan berdasarkan
BAB I PENDAHULUAN I.A. LATAR BELAKANG Sejak pertama kali kita dilahirkan, kita langsung digolongkan berdasarkan jenis kelamin yaitu laki-laki atau perempuan. Secara biologis manusia dengan mudah dibedakan
Lebih terperinciInterpersonal Skills Communications
Modul ke: Interpersonal Skills Communications Fakultas FIKOM Wulansari Budiastuti, S.T., M.Si. Program Studi MARKOM & PERIKLANAN www.mercubuana.ac.id Karakter dan Konsep Diri Komunikasi intrapersonal dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ketidakmampuan. Orang yang lahir dalam keadaan cacat dihadapkan pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap orang ingin lahir dalam keadaan normal, namun pada kenyataannya ada orang yang dilahirkan dengan keadaan cacat. Bagi orang yang lahir dalam keadaan cacat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan dalam kehidupan manusia. Perkembangan adalah perubahanperubahan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan merupakan proses yang terjadi secara terus menerus dan berkesinambungan dalam kehidupan manusia. Perkembangan adalah perubahanperubahan yang dialami
Lebih terperinciPSIKOLOGI SOSIAL. Dosen : Meistra Budiasa, S.Ikom, MA
PSIKOLOGI SOSIAL Dosen : Meistra Budiasa, S.Ikom, MA Pengantar Manusia adalah makhluk sosial. Kita tidak berkembang dengan sendiri. Kita tidak memiliki tempurung pelingdung, dan bulu apa yang kita miliki
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan dengan orang lain (Stuart & Sundeen, 1998). Potter & Perry. kelemahannya pada seluruh aspek kepribadiannya.
7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep diri 2.1.1. Pengertian Konsep diri Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu
Lebih terperinciBAB II. Tinjauan Pustaka
BAB II Tinjauan Pustaka Dalam bab ini peneliti akan membahas tentang tinjauan pustaka, dimana dalam bab ini peneliti akan menjelaskan lebih dalam mengenai body image dan harga diri sesuai dengan teori-teori
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembentukan pribadi individu untuk menjadi dewasa. Menurut Santrock (2007),
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa yang berada diantara masa anak dan dewasa. Masa ini dianggap sebagai suatu bentuk transisi yang cukup penting bagi pembentukan pribadi
Lebih terperinciKognisi Sosial. (Berpikir mengenai dunia sosial)
Kognisi Sosial (Berpikir mengenai dunia sosial) adalah cara kita menginterpretasi, menganalisis, mengingat dan menggunakan informasi ttg dunia sosial. Bahasan ttg kognisi sosial meliputi: skema Heuristik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang unik dan terus mengalami perkembangan di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah individu yang unik dan terus mengalami perkembangan di sepanjang kehidupannya sejalan dengan pertambahan usianya. Manusia merupakan individu
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. mau dan mampu mewujudkan kehendak/ keinginan dirinya yang terlihat
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Tentang Kemandirian 2.1.1 Pengertian Kemandirian Pengertian mandiri berarti mampu bertindak sesuai keadaan tanpa meminta atau tergantung pada orang lain. Mandiri adalah
Lebih terperinciDIRI PRIBADI. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi.
DIRI PRIBADI Modul ke: Presentasi diri; Pengetahuan diri pribadi; Berpikir mengenai diri pribadi; Harga diri pribadi; Penilaian diri pribadi; Diri pribadi sebagai sasaran prasangka Fakultas Psikologi Sri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan seseorang memasuki masa dewasa. Masa ini merupakan, masa transisi dari masa anak-anak menuju dewasa.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang merupakan masa peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa. Masa remaja
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja merupakan salah satu masa dalam tahap perkembangan manusia yang merupakan masa peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa. Masa remaja menurut Hurlock (1973)
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Bradburn (1969 dalam Ryff, 1989) membedakan psychological
15 BAB II LANDASAN TEORI A. PSYCHOLOGICAL WELL-BEING 1. Definisi Psychological Well-Being Bradburn (1969 dalam Ryff, 1989) membedakan psychological well-being menjadi afek positif dan afek negatif. Penelitiannya
Lebih terperinciPERUBAHAN SIKAP. PERTEMUAN 7 (OCT, 15 TH, Yeni Widyastuti)
PERUBAHAN SIKAP PERTEMUAN 7 (OCT, 15 TH, Yeni Widyastuti) PEMBENTUKAN SIKAP DIPENGARUHI OLEH: PENGALAMAN PRIBADI KEBUDAYAAN ORANG LAIN YG DIANGGAP PENTING MEDIA MASSA INSTITUSI/LEMBAGA PENDIDIKAN & AGAMA
Lebih terperinciKesehatan reproduksi dalam perspektif gender. By : Fanny Jesica, S.ST
Kesehatan reproduksi dalam perspektif gender By : Fanny Jesica, S.ST DEFINISI KESEHATAN REPRODUKSI K E S P R Suatu keadaan kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang utuh, bebas dari penyakit dan kecacatan
Lebih terperinciMASA KANAK-KANAK AWAL. Masa ini dialami pada usia Masa Usia Pra Sekolah : 2-4 th Play group atau TK : 4 5,6 th
MASA KANAK-KANAK AWAL By FH Masa ini dialami pada usia Masa Usia Pra Sekolah : 2-4 th Play group atau TK : 4 5,6 th 1 Tugas Perkembangan Kanak-kanak Awal a) Belajar perbedaan dan aturan-aturan jenis kelamin.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Konsep Diri Istilah konsep diri biasanya mengarah kepada sebuah pembentukan konsep pribadi dari diri seseorang. Secara umum konsep diri adalah pandangan dan sikap
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Body Image 1. Pengertian Body image adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar. Sikap ini mencakup persepsi dan perasaan tentang ukuran, bentuk, fungsi
Lebih terperinciASESMEN PENDIDIKAN ASESMEN MEDIS ASESMEN SOSIOKULTURAL ASESMEN PSIKOLOGIS
ASESMEN PENDIDIKAN ASESMEN MEDIS ASESMEN SOSIOKULTURAL ASESMEN PSIKOLOGIS ASESMEN PENDIDIKAN Laporan tertulis yg menjelaskan tentang penampilan (prestasi) pendidikan saat ini dan mengidentifikasi kebutuhan
Lebih terperinciPerkembangan Sepanjang Hayat
Modul ke: Perkembangan Sepanjang Hayat Memahami Masa Perkembangan Remaja dalam Aspek Psikososial Fakultas PSIKOLOGI Hanifah, M.Psi, Psikolog Program Studi Psikologi http://mercubuana.ac.id Memahami Masa
Lebih terperinciBAB V. KESIMPULAN, DISKUSI, dan SARAN
BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, dan SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengenai self esteem pada wanita yang menderita infertilitas, maka peneliti dapat menyimpulkan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIK
6 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan Koneksi NCTM (2000) menyatakan bahwa matematika bukan suatu kumpulan topik dan juga bukan suatu kemampuan yang terpisah-pisah, walaupun dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Destalya Anggrainy M.P, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kepribadian seorang anak merupakan gabungan dari fungsi secara nyata maupun fungsi potensial pola organisme yang ditentukan oleh faktor keturunan dan penguatan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi belajar atau hasil belajar adalah realisasi atau pemekaran dari kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan
Lebih terperinciBAB I. Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT diartikan setiap perbuatan. terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan
BAB I 1.1 Latar Belakang Masalah Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT diartikan setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, rumusan permasalahan penelitian, tujuan penelitian, signifikansi penelitian, isu etis, cakupan penelitian, dan sistematika penulisan.
Lebih terperinciPRASANGKA DAN DISKRIMINASI
PRASANGKA DAN DISKRIMINASI Modul ke: Fakultas Psikologi Pengertian dan jenis prasangka; pembentukan, mengatasi prasangka; Peran stereotipe; Diskriminasi dan bentuk-bentuk diskriminasi. Sri Wahyuning Astuti,
Lebih terperinciTEORI BELAJAR HUMANISTIK
TEORI BELAJAR HUMANISTIK PEDAGOGIK TRANSFORMATIF Pertemuan ke-3 Psikologi Humanistik 1 pendekatan yg multifaset thd pengalaman n tingkahlaku manusia yg memusatkan perhatian pd keunikan & aktualisasi diri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia pun yang dapat hidup sendiri tanpa membutuhkan kehadiran manusia lain
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial. Dalam kehidupan, belum ada seorang manusia pun yang dapat hidup sendiri tanpa membutuhkan kehadiran manusia lain (www.wikipedia.com).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. saling mengasihi, saling mengenal, dan juga merupakan sebuah aktifitas sosial dimana dua
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pacaran merupakan sebuah konsep "membina" hubungan dengan orang lain dengan saling mengasihi, saling mengenal, dan juga merupakan sebuah aktifitas sosial dimana
Lebih terperinciLAMPIRAN A. Data Kasar A-1 DATA KASAR SIKAP TERHADAP KEKERASAN DALAM PACARAN A-2 DATA KASAR STEREOTIP GENDER
LAMPIRAN A Data Kasar A-1 DATA KASAR SIKAP TERHADAP KEKERASAN DALAM PACARAN A-2 DATA KASAR STEREOTIP GENDER LAMPIRAN A-1 Data Kasar SIKAP TERHADAP KEKERASAN DALAM PACARAN LAMPIRAN A-2 Data Kasar STEREOTIP
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari, dan lain-lain. Setiap tugas dipelajari secara optimal pada waktu-waktu tertentu
Lebih terperinciMASA USIA LANJUT. Menurut UU No. 13 Th.1998 ttg Kesejahteraan Lanjut Usia yg dimaksud Lanjut Usia adalah seseorang yg berusia 60 th ke atas.
MASA USIA LANJUT Menurut UU No. 13 Th.1998 ttg Kesejahteraan Lanjut Usia yg dimaksud Lanjut Usia adalah seseorang yg berusia 60 th ke atas. Tugas2 Perkemb. Usia Lanjut (Havighurst) 1. Menyesuaikan diri
Lebih terperinciPRASANGKA, DISKRIMINASI & STEREOTYPE
Modul ke: 09 Setiawati Fakultas Psikologi Psikologi Sosial I PRASANGKA, DISKRIMINASI & STEREOTYPE Intan Savitri,S.P., M.Si. Program Studi Psikologi TUJUAN PEMBELAJARAN Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. 2010:523) menyatakan bahwa self efficacy mempengaruhi pilihan aktivitas
BAB II KAJIAN TEORI A. Self Efficacy 1. Pengertian Self Efficacy Sejarah self efficacy pertama kali diperkenalkan oleh Bandura dalam pembelajaran sosial, dimana self efficacy merupakan turunan dari teori
Lebih terperinciFASE PRASEKOLAH (USIA TK) Usia 2-6 tahun Kesadaran sebagai pria atau wanita Dapat mengatur dlm buang air (toilet training) Mengenal beberapa hal yg di
KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN FASE PRASEKOLAH (TAMAN KANAK-KANAK) KANAK) FASE PRASEKOLAH (USIA TK) Usia 2-6 tahun Kesadaran sebagai pria atau wanita Dapat mengatur dlm buang air (toilet training) Mengenal
Lebih terperinciBab I Pendahuluan. dengan identitas ego (ego identity) (Bischof, 1983). Ini terjadi karena masa remaja
Bab I Pendahuluan Latar Belakang Masalah Masa remaja seringkali dikenal dengan masa mencari jati diri, oleh Erickson disebut dengan identitas ego (ego identity) (Bischof, 1983). Ini terjadi karena masa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan di dalam bidang pendidikan. Perubahan perubahan tersebut menuntut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini, banyak terjadi perubahan baik dalam bidang teknologi, ekonomi, sosial-budaya, dan tidak menutup kemungkinan terjadi perubahan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dorongan dalam melakukan pekerjaanya, intensitas dan frekuensi dari waktu ke
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya manusia mempunyai unsur pokok dalam berperilaku yang berupa aktifitas, baik itu aktifitas fisik maupun aktivitas mental, untuk itu perlu diperhatikan
Lebih terperinciMenurut UU No. 13 Th.1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia yang dimaksud Lanjut Usia adalah seseorang yang berusia 60 tahun ke atas.
Menurut UU No. 13 Th.1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia yang dimaksud Lanjut Usia adalah seseorang yang berusia 60 tahun ke atas. Meningkatnya kondisi sosial ekonomi, pelayanan kesehatan, perbaikan
Lebih terperinciKEBUTUHAN HARGA DIRI DAN KONSEP DIRI NIKEN ANDALASARI
1 KEBUTUHAN HARGA DIRI DAN KONSEP DIRI NIKEN ANDALASARI Apakah harga diri atau self esteem itu? Coopersmith (Gilmore, 1974) mengemukakan bahwa:.self esteem is a personal judgement of worthiness that is
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa teori akan dipaparkan dalam bab ini sebagai pendukung dari dasar
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Beberapa teori akan dipaparkan dalam bab ini sebagai pendukung dari dasar pelitian. Berikut adalah beberapa teori yang terkait sesuai dengan penelitian ini. 2.1 Anxiety (Kecemasan)
Lebih terperinciCHAPTER REPORT (THREE) Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian. Dari Bapak Dr. H. A. Juntika Nurihsan, M. Pd.
CHAPTER REPORT (THREE) SYMBOLS OF SELF (Personality Development, Elizabeth B. Hurlock) Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Dari Bapak Dr. H. A. Juntika Nurihsan,
Lebih terperinciPENGANTAR PSIKOLOGI. YENI WIDYASTUTI, S.Sos., M.Si PERTEMUAN I
PENGANTAR PSIKOLOGI YENI WIDYASTUTI, S.Sos., M.Si PERTEMUAN I Psikologi Apa yang dipelajari psikologi? Ilmu jiwakah? Ilmu tingkah-lakukah? Ilmu ekspresikah? Bagian dari ilmu alam atau ilmu sosialkah? Ilmu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Penelitian ini akan dilakukan di UD Anugerah Sejati Embroidery
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Penelitian ini akan dilakukan di UD Anugerah Sejati Embroidery Yogyakarta. UD Anugerah Sejati Embroidery Yogyakarta adalah perusahan yang bergerak dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sifatnya subjektif. Kebahagiaan, kesejahteraan, dan rasa puas terhadap hidup yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Individu dapat mencapai tujuan hidup apabila merasakan kebahagian, kesejahteraan, kepuasan, dan positif terhadap kehidupannya. Kebahagiaan yang dirasakan oleh
Lebih terperinciKonsep Dasar Perencanaan
. Konsep Dasar Perencanaan Suatu rancangan atau rencana yang menggambarkan aktivitas proses dan hasil pembelajaran yang harus dicapai setelah rencana tersebut dilaksanakan. Konsep Dasar Perencanaan Proses
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. sesuai dengan posisi sosial yang diberikan baik secara formal maupun
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran Ayah 1. Definisi Peran Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan pada seseorang sesuai dengan posisi sosial yang diberikan baik secara formal maupun informal (Supartini,
Lebih terperinciBAB III Stereotip. Gender. Unger & Crowford (1992) menyatakan teori atribusi merupakan bagian dari
BAB III Stereotip Gender Unger & Crowford (1992) menyatakan teori atribusi merupakan bagian dari Psikologi Sosial yang bersibuk diri dengan cara seseorang menerangkan penyebab dari perilaku diri sendiri
Lebih terperinciSifat Kodrat Manusia. Unsur-unsur Hakekat Manusia:
NENI KURNIAWATI Sifat Kodrat Manusia Unsur-unsur Hakekat Manusia: 1. Susunan kodrat manusia terdiri atas jiwa dan raga 2. Sifat kodrat manusia terdiri atas mahluk individu dan sosial 3. Kedudukan kodrat
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. dan Eksploitasi Wanita dalam Novel The Lost Arabian Women karya Qanta A.
BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Penelitian yang Relevan Sebelumnya Kajian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang telah dilakukan oleh Nikmawati yang berjudul Perlawanan Tokoh Terhadap Diskriminasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk paling unik di dunia. Sifat individualitas manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk paling unik di dunia. Sifat individualitas manusia memunculkan perbedaan karakter antara satu dengan yang lainnya. Tidak hanya seseorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Lesbi merupakan suatu fenomena sosial yang tidak lagi mampu disangkal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lesbi merupakan suatu fenomena sosial yang tidak lagi mampu disangkal dan keberadaannya disadari sebagai sebuah realita di dalam masyarakat dan menimbulkan berbagai
Lebih terperinciNomer : Fakultas : Usia : Agama :
Nomer : Fakultas : Usia : Agama : Dengan hormat, Disela-sela kesibukan Anda, perkenankanlah saya mohon kesediaan Anda untuk mengisi skala yang tersedia. Skala ini dibuat dalam rangka memenuhi kelengkapan
Lebih terperinciLampiran 1 Alat Ukur DATA PRIBADI. Jenis Kelamin : Pria / Wanita IPK :... Semester ke :...
LAMPIRAN Lampiran 1 Alat Ukur DATA PRIBADI Jenis Kelamin : Pria / Wanita IPK :... Semester ke :... DATA PENUNJANG PENGALAMAN INDIVIDU Jawablah pertanyaan berikut ini dengan cara melingkari pilihan jawaban
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikhawatirkan dapat menimbulkan permasalahan yang kompleks.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya, hubungan dengan manusia lain tidak lepas dari rasa ingin tahu tentang
Lebih terperinciPersepsi Sosial : Memahami orang lain
Persepsi Sosial : Memahami orang lain Persepsi Sosial Adl proses untuk memahami orang lain. Proses utk menginterpretasi dan mengevaluasi orang lain mengenai sifat-sifat, kualitasnya dan keadaan lain yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam tahap perkembangan tersebut, manusia mengalami perubahan fisik dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia tumbuh dan berkembang menurut tahap-tahap perkembangannya. Dalam tahap perkembangan tersebut, manusia mengalami perubahan fisik dan psikologisnya. Salah
Lebih terperinciPENDEKATAN PSIKOLOGIS DALAM OLAHRAGA USIA DINI
PENDEKATAN PSIKOLOGIS DALAM OLAHRAGA USIA DINI Danu Hoedaya Ilustrator: Didin Budiman Kementerian Negara Pemuda & Olahraga Republik Indonesia Bidang Peningkatan Prestasi dan Iptek Olahraga Pengembangan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Teori yang akan dibahas dalam bab ini adalah teori mengenai self-efficacy dan
BAB 2 LANDASAN TEORI Teori yang akan dibahas dalam bab ini adalah teori mengenai self-efficacy dan prestasi belajar. 2.1 Self-Efficacy 2.1.1 Definisi self-efficacy Bandura (1997) mendefinisikan self-efficacy
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting di dalam suatu kehidupan. manusia. Teori Erikson memberikan pandangan perkembangan mengenai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa yang penting di dalam suatu kehidupan manusia. Teori Erikson memberikan pandangan perkembangan mengenai kehidupan manusia dalam beberapa
Lebih terperinciyaitu budaya Jawa mempengaruhi bagaimana maskulinitas dimaknai, seperti pendapat Kimmel (2011) bahwa maskulinitas mencakup komponen budaya yang
yaitu budaya Jawa mempengaruhi bagaimana maskulinitas dimaknai, seperti pendapat Kimmel (2011) bahwa maskulinitas mencakup komponen budaya yang bervariasi antara budaya yang satu dengan budaya yang lainnya
Lebih terperinciPsikologi Sosial 2. Teori-teori Psikologi Sosial. Setiawati Intan Savitri, S.P. M.Si. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi
Modul ke: Psikologi Sosial 2 Teori-teori Psikologi Sosial Fakultas PSIKOLOGI Setiawati Intan Savitri, S.P. M.Si Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Teori-teori Psikologi Sosial Sikap Ketertarikan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Antarbudaya Dalam ilmu sosial, individu merupakan bagian terkecil dalam sebuah masyarakat yang di dalamnya terkandung identitas masing-masing. Identitas tersebut yang
Lebih terperinciOrganizational Theory & Design
Modul ke: Organizational Theory & Design Budaya Organisasi Fakultas PASCA FEB Dr. Adi Nurmahdi MBA Program Studi MM www.mercubuana.ac.id PENGANTAR Stoner: budaya mempengaruhi pelaksanaan organisasi dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sosial dan ekonomi,yang menuju dewasa. Selain mejunjukan adanya perubahan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa remaja adalah masa di mana banyak terjadinya perubahan pada diri individu, perubahan tersebut adalah perubahan secara biologis, psikologis, sosial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara majemuk yang terdiri atas berbagai macam
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara majemuk yang terdiri atas berbagai macam suku, ras dan agama, hal ini yang memungkinkan terjadinya perkawinan antar suku, ras
Lebih terperinciDiscrimination and Equality of Employment
Discrimination and Equality of Employment Pertemuan ke-3 Disusun oleh: Eko Tjiptojuwono Sumber: 1. Mathis, R.L. and J.H. Jackson, 2010. Human Resources Management 2. Stewart, G.L. and K.G. Brown, 2011.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tentang orang lain. Begitu pula dalam membagikan masalah yang terdapat pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Wanita merupakan individu yang memiliki keterbukaan dalam membagi permasalahan kehidupan maupun penilaian mereka mengenai sesuatu ataupun tentang orang lain.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk hidup yang senantiasa berkembang dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk hidup yang senantiasa berkembang dan mengalami perubahan-perubahan bertahap dalam hidupnya. Sepanjang rentang kehidupannya tersebut,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. serta pembagian peran suami dan istri. Seiring dengan berjalannya waktu ada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pernikahan merupakan suatu hubungan antara pria dan wanita yang diakui secara sosial, yang didalamnya mencakup hubungan seksual, pengasuhan anak, serta pembagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang, karena pada masa ini remaja mengalami perkembangan fisik yang cepat dan perkembangan psikis
Lebih terperinciEmpati di mahasiswa kedokteran yang terkait dengan kinerja akademik, kompetensi klinis dan jenis kelamin
Empati di mahasiswa kedokteran yang terkait dengan kinerja akademik, kompetensi klinis dan jenis kelamin Konteks Empati adalah komponen utama dari hubungan dokter-pasien yang memuaskan dan budidaya empati
Lebih terperinciKonseling Kelompok. Pertemuan ke-13
Konseling Kelompok Pertemuan ke-13 Pengantar Konseling kelompok memungkinkan konselor menghadapi bbrp konseli - dg keuntungan biaya yg lebih murah dmn proses kelompok jg memiliki keuntungan dg tjdnya keunikan
Lebih terperinciPengertian Kehilangan adalah perubahan dari sesuatu yang ada menjadi tidak ada atau situasi yang diharapkan terjadi tidak tercapai. Kehilangan dapat d
KEHILANGAN & BERDUKA Oleh Mfm Pengertian Kehilangan adalah perubahan dari sesuatu yang ada menjadi tidak ada atau situasi yang diharapkan terjadi tidak tercapai. Kehilangan dapat diartikan juga sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam kehidupan remaja, karena remaja tidak lagi hanya berinteraksi dengan keluarga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lingkungan sering menilai seseorang berdasarkan pakaian, cara bicara, cara berjalan, dan bentuk tubuh. Lingkungan mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam
Lebih terperinciKONSEP DIRI. Konsep diri
KONSEP DIRI Konsep diri Adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yg diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dlm berhubungan dg orang lain. BODY IMAGE : Bagaimana gambaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah Dasar RSBI Kebon Jeruk 11 Pagi merupakan sekolah yang sudah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Dasar RSBI Kebon Jeruk 11 Pagi merupakan sekolah yang sudah berstandar internasional dan menjadi contoh bagi sekolah dasar negeri lainnya, guru lebih
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu pengindraan sehingga
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Defenisi Pengetahuan Pengetahuan (knowledge) adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan perempuan dalam masyarakat, sebagai contoh perempuan tidak lagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini banyak terjadi pergeseran peran atau kedudukan antara lakilaki dan perempuan dalam masyarakat, sebagai contoh perempuan tidak lagi semata-mata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menolong merupakan salah satu tindakan yang diharapkan muncul dalam
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menolong merupakan salah satu tindakan yang diharapkan muncul dalam kehidupan sehari-hari. Tindakan menolong ini berarti memberikan sesuatu yang dibutuhkan
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Gangguan identitas gender adalah suatu gangguan yang membuat
BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Gangguan identitas gender adalah suatu gangguan yang membuat pederitanya merasa bahwa identitas gendernya (sebagai laki-laki atau perempuan) tidak sesuai dengan anatomi biologisnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terhadap dirinya, maka individu dikatakan memiliki self esteem yang rendah (Deaux,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Self - esteem merupakan sikap positif ataupun negatif terhadap diri individu (Rosenberg, 2006). Self - esteem menunjukan keseluruhan sikap seseorang terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Individu pada usia remaja di sekolah adalah sebagai individu yang sedang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Individu pada usia remaja di sekolah adalah sebagai individu yang sedang berkembang dan mencapai taraf perkembangan pribadi secara optimal
Lebih terperinciTHE SIXTEEN PERSONALITY FACTOR TES KEPRIBADIAN 16 PF RAYMOND B CATTELL
THE SIXTEEN PERSONALITY FACTOR TES KEPRIBADIAN 16 PF RAYMOND B CATTELL Novia Sinta R, M.Psi. PENGANTAR Tes Kepribadian Enam Belas Faktor adaptasi dr Sixteen Personality Factor Questionaire (16 PF) yg diciptakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk menjadi seorang entertainer, misalnya menjadi seorang bintang film
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Beberapa tahun belakangan ini, banyak sekali masyarakat yang berlombalomba untuk menjadi seorang entertainer, misalnya menjadi seorang bintang film atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. positif dan dampak negatif dalam kehidupan kita. Berbagai macam orang dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Sebagai seorang manusia, kita memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain di sekitar kita. Interaksi kita dengan orang lain akan memiliki dampak
Lebih terperinciBAB II KONSEP DASAR. Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan
BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan menganalisis seberapa sesuai perilaku dirinya dengan ideal diri. ( Yosep, 2007 ). Harga
Lebih terperinci#### Selamat Mengerjakan ####
Pekerjaan Istri = Bekerja / Tidak Bekerja Apa pekerjaan Istri Anda? = Berapa jam perhari Istri bekerja = Usia Anak =...Tahun Pembantu Rumah Tangga = Punya / Tidak Punya (Lingkari Salah Satu) Dengan hormat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di dalam kehidupannya, individu sebagai makhluk sosial selalu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam kehidupannya, individu sebagai makhluk sosial selalu berhubungan dengan lingkungannya dan tidak dapat hidup sendiri. Ia selalu berinteraksi dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alfian Rizanurrasa Asikin, 2014 Bimbingan pribadi sosial untuk mengembangkan kesadaran gender siswa
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja atau dikenal dengan istilah adolescene adalah suatu transisi proses pertumbuhan dan perkembangan seorang individu dalam keseluruhan hidupnya. Transisi
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia
1 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Berubah atau mati!, adalah kalimat yang diserukan oleh para manajer di seluruh dunia untuk menggambarkan keharusan setiap organisasi atau perusahaan untuk terus
Lebih terperinciII. KAJIAN TEORI. 2.1 Belajar dan Pembelajaran Pengertian Belajar dan Pembelajaran. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui
II. KAJIAN TEORI 2.1 Belajar dan Pembelajaran 2.1.1 Pengertian Belajar dan Pembelajaran Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan
Lebih terperinciMASA KANAK-KANAK AWAL. Masa ini dialami pada usia : 2 tahun 5/6 th Masa Usia Pra Sekolah : Play group atau TK
MASA KANAK-KANAK AWAL Masa ini dialami pada usia : 2 tahun 5/6 th Masa Usia Pra Sekolah : Play group atau TK 1 Tugas Perkembangan Kanak-kanak Awal a)belajar perbedaan dan aturan-aturan jenis kelamin. b)kontak
Lebih terperinci