BAB I PENDAHULUAN. Suatu karya sastra yang hadir di tengah masyarakat merupakan refleksi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Suatu karya sastra yang hadir di tengah masyarakat merupakan refleksi"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu karya sastra yang hadir di tengah masyarakat merupakan refleksi dari pengarangnya tentang hidup atau kehidupan yang memadukan daya imajinasi serta kreasi setelah melalui proses pengalaman dan pengamatan atas kehidupan tersebut (Djojosuroto, 2006:58). Karya sastra diibaratkan seperti artefak yang baru mempunyai makna dan menjadi objek estetik bila diberi arti oleh pembaca sebagaimana sebuah artefak yang merupakan peninggalan manusia purba yang akan mempunyai arti bila ditemukan dan diberi makna oleh arkeolog (Pradopo, 1995:106). Pemberian makna dalam sastra salah satunya disebut sebagai konkretisasi sastra. Dengan konkretisasi tersebut, makna sastra yang sebelumnya tidak tampak akan menjadi konkret (diwujudkan) agar dapat dipahami. Teks fiksi sebagai bagian dari karya sastra merupakan salah satu sarana bagi pengarang untuk mencurahkan ide atau perasaannya. Teks fiksi tidak melukiskan tentang kenyataan secara riil, tetapi menampilkan kembali segala macam hubungan dan kaitan tentang kenyataan yang dikenal maupun pernah dialami. Itulah sebabnya teks fiksi sangat cocok untuk mengungkapkan segi-segi yang khas dalam kenyataan (Luxemburg, 1982: 23). Noor (2005:13) juga menyatakan bahwa karya sastra memang bersifat rekaan, tetapi mengacu pada hal-hal yang berkaitan dengan dunia nyata. Di sinilah kreatifitas akal dan rasa pengarang diolah sedemikian rupa menjadi suatu karya yang bisa dinikmati entah 1

2 2 berdasarkan pengalamannya sendiri maupun hasil dari pengamatannya terhadap dunia di sekitarnya. Salah satu teks fiksi atau sarana fiksi bagi pengarang dalam mencurahkan pikiran dan emosinya adalah puisi. Watts Dunton (dalam Djojosuroto, 2006: 106) mengatakan bahwa puisi adalah ekspresi yang konkret dan bersifat artistik dari pikiran manusia dalam emosional dan berirama. Di sisi lain, pengertian puisi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 1989: 706) adalah ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, serta penyusunan larik dan bait. Pengertian tersebut berbeda dengan pernyataan Altenbernd (via Pradopo, 2010:5) yang menyatakan bahwa puisi adalah pendramaan pengalaman yang bersifat penafsiran (menafsirkan) dalam bahasa berirama (bermetrum) (as the interpretive dramatization of experience in metrical language). Meski begitu, Pradopo (2010:7) mengungkapkan bahwa dari definisi-definisi yang ada dapat ditarik kesimpulan bahwa puisi memiliki tiga unsur pokok yaitu pemikiran atau ide atau emosi, kedua adalah bentuknya, dan ketiga adalah kesannya. Ketiga unsur tersebut terungkap melalui medium bahasa yang kemudian membentuk unsur intrinsik karya tersebut. Selain itu, setiap karya sastra juga mengandung unsur ekstrinsik yang mempengaruhi isi karya sastra itu sendiri misalnya unsur psikologi, sosiologi, filsafat, cabang-cabang seni, dan lain-lainnya (Noor, 2005: 29). Oleh karena itu, puisi sebagai suatu karya seni sastra dapat dikaji dari berbagai macam sudut pandang tersebut. Rifaterre (via Pradopo, 2010:3) mengemukakan bahwa puisi selalu berubah-ubah sesuai dengan evolusi selera dan perubahan konsep estetiknya.

3 3 Salah satu contoh konkret misalnya perkembangan puisi di Indonesia yang dapat dilihat dari adanya periodesasi sastra. Dalam kesusastraan Korea pun, puisi dikategorikan menjadi dua periode yaitu klasik dan modern. Puisi klasik ditulis menggunakan huruf Cina karena huruf Korea atau hangeul ( 한글 ) belum diciptakan, sedangkan puisi modern mulai bermunculan sejak tahun 1920-an yang terpengaruh oleh masuknya budaya barat (Indrastuti, 2013: 58-68). Semakin lama puisi modern Korea juga semakin bervariasi seiring perkembangan waktu, minat masyarakat, perkembangan teknologi, dan pengaruh lainnya. Salah satu karya sastra (puisi) modern yang terdapat di Korea adalah poemtoon. Poemtoon merupakan perpaduan antara cabang seni sastra yang berupa puisi (poem) dengan salah satu cabang karya seni rupa ilustrasi berupa kartun (toon). Menurut tim MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) kartun merupakan gambar yang lebih menekankan pada suatu momen yang memuat cerita dan biasanya juga memuat unsur humor (via Kartun termasuk dalam kategori ilustrasi cerita. Secara etimologi kata ilustrasi (illustration) berasal dari bahasa Latin, illustrare yang artinya menjelaskan atau menerangkan sesuatu. Hampir serupa dengan pengertian tersebut, defini ilustrasi menurut KBBI (1993: 325) di antaranya adalah (1) gambar (foto, lukisan) untuk membantu memperjelas isi buku, karangan, dan sebagainya, (2) gambar, desain atau diagram untuk penghias, (3) (penjelasan) tambahan berupa contoh, bandingan, dan sebagainya untuk lebih memperjelas paparan (tulisan, dan sebagainya). Dari beberapa penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa selain untuk menghibur, kartun

4 4 berfungsi sebagai representatif dari cerita atau pokok acuannya, tetapi tidak menutup kemungkinan juga ia mempunyai fungsi-fungsi lain menyesuaikan konteks dan konsep yang diikutinya. Misalnya saja dalam kartun editorial, kartun tersebut tentu saja tidak hanya sekadar menerangkan sesuatu, tetapi juga mengandung sindiran. Poemtoon yang merupakan perpaduan antara seni sastra berupa puisi dan seni rupa berupa ilustrasi kartun dapat dikategorikan sebagai salah satu bentuk puisi rupa. Puisi rupa menggunakan elemen seni sastra, yaitu kata-kata dan juga menggunakan coretan-coretan visual sebagai ciri dari seni rupa (Refly, 2006:23). Pembicaraan dan pembahasan secara khusus mengenai puisi kartun ataupun puisi-puisi rupa lainnya seperti yang telah dilakukan pada bentuk-bentuk puisi pada umumnya memang belum terlalu banyak atau bahkan belum ada. Puisi rupa diperhatikan keberadaannya ketika ia ditampilkan dalam suatu peristiwa seni budaya tertentu dan di tempat serta seniman tertentu pula. Akibatnya, puisi rupa yang sebenarnya telah eksis pada pertengahan tahun 1970 tidak mengalami perkembangan yang signifikan (Refly, 2006:28-29). Kartun sebagai ilustrasi puisi memang memiliki peran untuk menunjang interpretasi tertentu sekaligus mengonkretkan secara visual-imajiner isi, pesan, dan kesan terhadap puisi. Pengertian tersebut mengandung penjelasan bahwa ilustrasi puisi atau apapun penyebutannya seperti puisi rupa, puisi visual, pengiring puisi, teman pendamping puisi, dan lain sebagainya hanyalah pengemas keindahan dari puisi bila diletakkan pada peran dan fungsinya di dalam media cetak. Akan tetapi, ada kalanya ilustrasi itu dibentuk sebagai estetik ikonik

5 5 penyairnya( n-diam-diam). Selama ini pembahasan puisi rupa sejenis puisi kartun maupun puisi-puisi lain yang bermuatan seni rupa hanya berujung pada pembahasan secara tekstualnya atau mengesampingkan unsur seni rupa yang sebenarnya jika diteliti lebih lanjut mempunyai andil dalam menghidupkan kesan dari karya itu sendiri. Salah satu puisi Korea yang penyampaian pesannya juga diperkuat dengan unsur seni rupa adalah antologi puisi kartun atau poemtoon ( 포엠툰 ) Dangshinege Cheot Beonjjae Kkocheul Geonneyo ( 당신에게첫번째꽃을건네요 ) karangan Jeong Heon Jae yang dikaji dalam penelitian ini. Unsur seni rupanya yang berwujud kartun tidak sekadar berfungsi untuk menerangkan teksnya saja atau sebagai ilustrasi, tetapi juga menjadi bagian dari teks itu sendiri karena adanya kesinambungan. Kesinambungan yang dimaksud adalah adanya beberapa ekspresi, peristiwa, atau sesuatu lain yang tidak diungkapkan secara verbal, tetapi dalam bentuk visual berupa gambar kartunnya. Kesinambungan tersebut diwujudkan dengan indeksikal berupa penggunaan kata penunjuk misalnya seperti ini, seperti itu, begini, ini,. Penggunaan kata penunjuk tersebut berfungsi untuk mengarahkan pembaca pada gambar ilustrasinya karena adanya ketidaklangsungan ekspresi di luar konvensi sastra, yaitu berupa gambar visual yang tergolong dalam konteks seni rupa. Batasan ilustrasi dalam rangka pemaknaan dari segi visualnya dalam penelitian adalah terletak pada gambar dalam kotak beserta unsur-unsur pendukungnya seperti warna, bentuk, corak, dan lainnya. Akan tetapi, unsur teks

6 6 pun juga dapat menjadi bagian dari ilustrasi tersebut misalkan sebuah kata atau tanda baca yang memang menjadi unsur pendukung ilustrasi tersebut. Dengan catatan, unsur tekstual tersebut tidak berbait-bait meskipun letaknya berdekatan dengan gambar, karena teks tersebut berarti sudah masuk dalam bagian sajak. Berikut ini contohnya (keterangan lanjut lihat Bab II dan III): Kata jeo... ( 저...) - saya atau aku dan tanda baca tanya (?) merupakan unsur teks, tetapi dalam gambar di atas berfungsi sebagai pendukung ilustrasi sehingga masuk dalam pembahasan Bab III. Kalimatnya panjang, membentuk bait, dan memang merupakan bagian dari isi sajak sehingga tidak termasuk dalam ilustrasi meskipun letaknya berdampingan atau berada dalam kotak ilustrasi. Bentuk visual puisi menandai atau merujuk pada kemampuan penyairnya dalam mengukuhkan pengalaman kemanusiaannya lewat dan dalam puisi itu. Oleh sebab itu, wujud visual puisi juga berkenaan dengan ciri khas penyair tertentu dalam hal mengekspresikan pengalamannya (Sayuti, 2002:283). Salah satu penyair yang sekaligus berekspresi dengan menggunakan bentuk-bentuk visual dalam setiap karyanya adalah Jeong Heon Jae. Jeong Heon Jae merupakan

7 7 kartunis esai Korea yang dikenal lewat karakter kartun yang dinamainya Perytail ( 페리테일 ). Dapat disimpulkan bahwa ciri khas dari Jeong Heon Jae adalah karakter kartun Perytail ( 페리테일 ) tersebut. Salah satu karyanya adalah antologi puisi kartun. Antologi puisi kartun atau poemtoon ( 포엠 툰 ) Dangshinege Cheot Beonjjae Kkocheul Geonneyo ( 당신에게첫번째꽃을건네요 ) karangan Jeong Heon Jae merupakan karya cetak pertamanya yang diterbitkan pada tahun Dalam bahasa Indonesia, judul buku antologi puisi kartun tersebut dapat diterjemahkan menjadi Kuberikan bunga pertama untukmu. Sebagian besar puisi yang ia ciptakan dalam antologi tersebut bertemakan tentang kisah percintaan dan pengalaman hidupnya. Menjadi nilai lebih dan keunikan tersendiri bagi antologi puisi kartun karya Jeong Heon Jae karena ia menuangkan pengalaman kemanusiaannya melalui puisi yang beberapa penyampaian ekspresinya dipadukan dengan ilustrasi kartun. Pada tahun yang sama, yaitu tahun 2002 Jeong Heon Jae mulai merintis situs yang berisikan informasi tentang karya-karyanya dan pada tahun itu juga ia pernah bekerjasama dengan Lyn, salah satu penyanyi solo ternama di Korea untuk mendesain cover albumnya. Sejak tahun 2002 sampai tahun 2012, Jeong Heon Jae sudah menerbitkan sembilan buah buku, yakni tiga antologi puisi kartun dan lainnya adalah buku cerita dan cerpen. Kartun perytail juga turut mewarnai daftar item emotikon di salah satu aplikasi chatting ternama di Korea yaitu Kakaotalk. Jeong Heon Jae juga aktif mengunggah beberapa aktivitas termasuk kegiatan yang berkaitan dengan penciptaan karyanya di dunia

8 8 maya melalui salah satu aplikasi social media, yaitu Instagram Bahkan di tahun 2015, salah satu karyanya berupa buku cerita anak-anak juga mulai diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia yang berjudul Aku Sayang Teman dan Tetangga. Berdasarkan penjelasan di atas, maka berikut ini ringkasan yang dapat dirumuskan beserta keterangan tambahan yang mendukung dilaksanakannya penelitian ini. 1. Jumlah kumpulan puisi yang pengarangnya secara langsung membuat sajak sekaligus ilustrasinya belum terlalu banyak. 2. Penelitian terhadap karya sastra yang mempunyai sarana visual lebih sering ditemui pada komik dan iklan. Penelitian yang mengkaji tentang puisi rupa masih jarang ditemukan karena banyaknya anggapan bahwa fokus utama dari puisi adalah media bahasa yang terdapat dalam sajaknya atau secara verbal, sedangkan unsur lainnya hanya sekadar pelengkap, pemanis, dan sebutan lainnya. Akan tetapi, hal tersebut berbeda dengan ilustrasi kartun yang terdapat dalam antologi puisi kartun karya Jeong Heon Jae karena gambar tersebut berkontribusi dalam memunculkan maksud puisi yang diacunya. 3. Puisi kartun merupakan perpaduan antara puisi dan kartun. Puisi menyampaikan maksud atau makna melalui medium bahasa. Bahasa sebagai medium karya sastra merupakan sistem semiotik atau sistem ketandaan yang mempunyai arti (Pradopo, 2010: 121). Kartun sebagai ilustrasi puisi juga merupakan sebuah tanda (representamen) karena

9 9 mewakili sesuatu yang lain dalam batas-batas tertentu (Peirce via Tinarbuko, 2009: 12). Semiotika adalah ilmu yang mempelajari tentang tanda dan segala yang berhubungan dengannya (Sudjiman, 1996: 5). Oleh karena itu, kajian semiotik dirasa tepat untuk menganalisis makna sajak beserta makna ilustrasi kartunnya yang saling berkorelasi dalam antologi puisi kartun Dangshinege Cheot Beonjjae Kkocheul Geonneyo ( 당신에게첫번째꽃을건네요 ) karya Jeong Heon Jae. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah: Makna empat puisi dalam antologi puisi kartun Dangshinege Cheot Beonjjae Kkocheul Geonneyo ( 당신에게첫번째꽃을건네요 ) Hubungan makna ilustrasi kartun dengan makna empat puisinya dalam antologi puisi kartun Dangshinege Cheot Beonjjae Kkocheul Geonneyo ( 당신에게첫번째꽃을건네요 ). 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan di atas, secara spesifik tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkapkan hubungan makna empat puisi

10 10 dengan ilustrasi kartunnya yang terdapat dalam antologi puisi kartun Dangshinege Cheot Beonjjae Kkocheul Geonneyo ( 당신에게첫번째꽃을건네요 ). 1.4 Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan yang telah disebutkan di atas, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoretis maupun praktis. Sebagai manfaat teoretis, melalui penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah kesusastraan khususnya dalam bentuk puisi karena pengkajian puisi visual masih jarang dilakukan. Kemudian, manfaat praktisnya adalah memperkenalkan puisi kartun kepada para pembaca awam sekaligus membantu para pembaca dalam memahami makna puisi kartun khususnya beberapa puisi yang dikaji dalam penelitian ini. 1.5 Tinjauan Pustaka Penelitian ini dilakukan setelah meninjau beberapa penelitian sebelumnya. Tinjauan yang pertama adalah penelitian Tri Istiyani yang berjudul Makna dan Fungsi Emotikon dalam Novel (Neokdaeui Yuhok 1) Karya Gwiyoni. Penelitian tersebut meneliti tentang makna dan fungsi emotikon yang menyatu dengan teksnya. Kajian teori yang dipakai adalah Semiotika Peirce. Penelitian ini membantu penulis dalam memahami keterkaitan antara teks dan representamennya serta dalam menerapkan teori Semiotika Peirce. Kedua, tinjauan penelitian selanjutnya adalah penelitian yang berjudul Ikon Seksualitas dalam Komik Sambre menggunakan kajian Semiotika.

11 11 Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Adhya Putra Nurpratomo ini mengkaji tentang bentuk-bentuk seksualitas yang terdapat dalam komik, baik dari segi gambar maupun percakapan di dalamnya. Perbedaannya dengan penelitian ini adalah penelitian Muhammad Adhya Putra Nurpratomo bertujuan untuk mengungkap bentuk-bentuk seksualitas yang terungkap melalui teks dan gambarnya, sedangkan dalam penelitian ini lebih terfokus pada pemaknaan puisi yang harus memperhatikan juga pemaknaan gambar ilustrasinya dengan tema besar yang berkaitan tentang cinta. Ketiga, penelitian yang berjudul Kajian Teori Terjemahan Komik Doraemon Dalam Penerjemahan Jepang-Indonesia oleh Desak Ayu Ana Widya Utami. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan dan mengidentifikasi perubahan yang terjadi pada unsur-unsur intrinsik cerita serta mengidentifikasi penyesuaian yang terjadi pada kebudayaan Jepang yang muncul dalam cerita komik sebagai usaha penerjemah untuk mengenalkan budaya Jepang kepada masyarakat Indonesia khususnya pembaca komik Doraemon. Keempat, penelitian yang berjudul Komik Doraemon dari Sudut Pandang Ikonografi dan Semiotika oleh Toto Mujio Mukmin. Penelitian ini berupaya menunjukkan proses tanda dan nilai-nilai yang dikemas dalam komik (manga) Doraemon. Kelima, penelitian yang berjudul Komik Panji Koming Pada Masa Reformasi Tahun 1998 oleh Kurnia Setiawan. Penelitian tersebut merupakan sebuah kajian terhadap komik kartun karya Dwi Hartono. Penelitian tersebut mengungkap makna tanda-tanda atau simbol-simbol yang terselip pada komik Panji Koming sehingga dapat diperoleh signifikansi cerita komik tersebut dengan

12 12 reformasi yang dulu pernah terjadi di Indonesia. Melalui penelitian itu pula dapat diketahui pandangan-pandangan kartunis dalam mencermati peristiwa sosial politik Indonesia pada waktu tersebut. Keenam, penelitian berjudul Makna Sajak-sajak Tembang Karya D. Zawawi Imron Dalam Kajian Semiotika oleh Rina Ratih Sri Sudaryani. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh makna tujuh sajak yang memiliki unsur kata tembang pada judul-judulnya yang terdapat dalam 11 buku kumpulan sajak Imron yang sudah terbit. Dari ketujuh sajak tersebut diperoleh inti-inti maknanya yaitu cinta, hidup bahagia, hati kesepian, perjuangan, dan lainnya. Ketujuh, penelitian yang dilakukan oleh Febriani Elfida Trihtarani yang berjudul Signifikansi Puisi Jindallaekkot ( 진달래꽃 ), Haega Sanmarue Jeomureodo ( 해가산마루에전무러도 ), dan Mot Ijeo ( 못잊어 ) Karya Kim Soweol yang menggunakan kajian Semiotika Rifaterre. Penelitian ini berupaya untuk menemukan struktur makna tiga puisi karya Kim Seo Weol yang bertemakan tentang kesedihan cinta melalui pembacaan heuristik dan pembacaan hermeneutik berupa pencarian matriks, model, varian, dan diagram. Penelitian ini membantu penulis dalam memaknai puisi, karena adanya kesamaan salah satu puisi sampel yang temanya adalah kesedihan cinta. Berdasarkan peninjauan terhadap penelitian-penelitian sebelumnya, objek kajian formal maupun material dalam penelitian ini cukup berbeda dan diharapkan mampu memberikan pembaharuan ataupun partisipasi dalam rangka apresiasi puisi, khususnya puisi rupa yang masih jarang dilakukan pembahasan.

13 Landasan Teori Karya sastra adalah artefak, adalah benda mati, baru mempunyai makna dan menjadi objek estetik bila diberi arti oleh pembaca sebagaimana sebuah artefak peninggalan manusia purba yang akan mempunyai arti bila ditemukan dan diberi makna oleh arkeolog (Pradopo, 1995:106). Pemberian makna dalam sastra salah satunya disebut sebagai konkretisasi sastra. Dengan konkretisasi itu, makna sastra yang sebelumnya tidak tampak dikonkretkan (diwujudkan) agar dapat dipahami. Sebagai salah satu bentuk karya sastra, puisi dibangun oleh dua unsur pokok yaitu struktur fisik dan dan struktur batin (Waluyo, 1987: 4). Kedua struktur di atas merupakan kesatuan yang salin menjalin secara fungsional. Struktur yang pertama adalah struktur fisik. Struktur fisik merupakan struktur yang bersifat kebahasaan, di antaranya adalah tipografi, diksi, imaji atau citraan, kata konkret, bahasa figurative, dan versifikasi (rima, ritme, metrum). Bahasa sebagai medium karya sastra merupakan sistem semiotik atau sistem ketandaan yang mempunyai arti (Pradopo, 2010: 121). Semiotika berasal dari kata semeion yang dalam bahasa Yunani berarti tanda. Semiotika adalah cabang ilmu yang berurusan dengan pengkajian tanda dan segala sesuatu yang berhubungan dengan tanda, seperti sistem tanda dan proses yang berlaku bagi penggunaan tanda (Zoest, 1993: 1). Struktur yang kedua adalah struktur batin atau struktur makna berupa pikiran dan perasaan yang diungkapkan penyair. Struktur batin tersebut terwujud melalui tema, rasa (feeling), tone (nada), dan amanat. Sebagai salah satu

14 14 pembentuk struktur batin atau makna, tema tentunya mempunyai peran penting dalam sastra (puisi). Teeuw (dalam Pradopo, 1995: 10) juga menyatakan bahwa di antara tiga konvensi dasar, tema merupakan salah satu konvensi puisi liris yang menyumbangkan efek puitis (sebagai makna). Tiga konvensi dasar tersebut adalah: a) sajak sebagai karya rekaan, ada jarak antara situasi si aku penulis dengan situasi dalam sajaknya rekaan. Pembaca membina dunia sendiri berdasarkan jarak dan deiktik dalam sajak (kata ruang di sini, di sana, dan lainnya atau kata waktu sekarang, esok ), b) Sajak adalah keseluruhan atau kesatuan yang organik, pertautan yang erat, dan c) tema dan perwujudan sebagai konvensi makna yang berhubungan dan konvensi ini berkaitan dengan konvensi sebelumnya (Teeuw dalam Pradopo, 1995: ). Tema adalah gagasan pokok (subject-matter) yang dikemukakan oleh penyair melalui puisinya (Waluyo, 2003: 17). Senada dengan pernyataan tersebut, Keraf juga menyatakan bahwa tema ialah suatu amanat utama yang disampaikan penulis melalui karangannya (Keraf, 2002: 107).Terdapat beragam pengertian lainnya mengenai tema yang dikemukakan oleh para ahli, akan tetapi dari semua pendapat yang ada dapat diambil kesimpulan bahwa tema adalah persoalan atau pokok pembicaraan yang mendasari suatu karya. Tema mengacu pada penyair. Penyair mempunyai maksud tertentu melalui baris, bait, diksi, tipografi, dan lain-lainnya yang disusun sedemikian rupa. Pembaca sedikit banyak dituntut untuk mengetahui latar belakang penyair agar tidak salah menafsirkan puisi tersebut. Oleh karena itu, tema bersifat khusus

15 15 (diacu dari penyair), obyektif (mayoritas pembaca mempunyai penafsiran yang sama), dan lugas (Waluyo, 2003:17). Tema menjadi elemen penyatu terakhir keseluruhan cerita. Dalam penelitian ini, tema yang mendasari dipilihnya empat puisi sampel yang dikaji adalah tema yang berkaitan dengan (perasaan) cinta. Menurut penggolongan jenis tema yang dikemukakan oleh Shipley (dalam Sayuti, 2000:197), tema cinta termasuk dalam tema jasmaniah, yaitu tema yang berkaitan dengan keadaan jasmani manusia. Tema jenis ini mempunyai fokus manusia sebagai molekul, zat, dan jasad. Misalnya tentang perasaan cinta, malu, dan sebagainya. Tema cinta kasih, terutama tentang cinta antara pria dan wanita tidak berkutat mengenai hal yang cinta-cintaan, senang, atau bahagia saja, akan tetapi juga hal lain yang berkaitan dengannya meliputi kesedihan cinta, putus cinta, dan lain sebagainya (Waluyo, 2003:24). Berdasarkan hal tersebut, disamping memperoleh makna-makna yang terkandung dalam puisi beserta ilustrasi kartunnya, dalam penelitian ini secara tidak langsung juga dapat menangkap bentuk-bentuk tema cinta pada masing-masing puisi sampel. Berbeda dengan prosa, penyampaian maksud, tema atau gagasan pokok dalam puisi lebih dipadatkan dan terkonsentrasi. Semua yang ditampilkan penyair mempunyai makna. Bahkan karena yang digunakan adalah kata-kata yang dipadatkan, maka semua yang diungkapkan oleh penyair mempunyai makna. Salah satu ciri pemadatan tersebut adalah adanya ketidaklangsungan ekspresi dalam puisi. Ketidaklangsungan ekspresi merupakan salah satu konvensi yang

16 16 penting dalam karya sastra dan perlu untuk diteliti ketika melakukan penelitian atau pendekatan secara semiotik (Pradopo, 1995: ). Ketidaklangsungan ekspresi dalam puisi berarti mengungkapkan suatu hal dengan hal yang lain. Ketidakberlangsungan tersebut disebabkan oleh tiga hal, yaitu penggantian arti (displacing of meaning), penyimpangan arti (distorsing of meaning), dan penciptaan arti (creating of meaning) (Rifattere, 1978:2). Penggantian arti (displacing of meaning) disebabkan oleh penggunaan metafora dan metomini dalam karya sastra (Rifaterre, 1978:2). Metafora dan metomini adalah bahasa kiasan pada umumnya seperti simile (perbandingan), personifikasi, sinekdoki, perbandingan epos, dan alegori (Pradopo, 1995:124). Penyimpangan arti (distorsing of meaning) disebabkan oleh ambiguitas, kontradiksi, dan nonsense (Rifaterre, 1978:2). Ambiguitas disebabkan oleh penggunaan kata-kata, frase, kalimat, atau wacana yang bersifat ambigu atau bermakna lebih dari satu (polyinterpretable) (Pradopo, 1994:230). Hal tersebut dikarenakan sifat ambigu tersebut suatu pemaknaan dapat ditafsirkan secara bermacam-macam tergantung dari konteksnya. Penciptaan arti (creating of meaning) disebabkan oleh pengorganisasian ruang teks, di antaranya enjambement, sajak, tipografi, dan homologue (Rifaterre dalam Pradopo, 1994: ). Enjambement merupakan perloncatan baris dalam sajak, membuat intensitas arti atau perhatian pada kata akhir. Sajak menimbulkan intensitas arti dan makna liris, pencurahan perasaan pada sajak yang berpola sajak tersebut. Tipografi adalah tata huruf. Homologue adalah persejajaran bentuk atau persejajaran baris.

17 17 Memaknai sajak merupakan tahap pertama yang dilakukan untuk memaknai puisi kartun dalam penelitian ini. Kemudian, tahap selanjutnya adalah memaknai ilustrasi kartun pada tiap sajak yang diacunya. Kartun merupakan salah satu karya di bidang seni rupa yang termasuk dalam kategori ilustrasi cerita. Secara Etimologi kata ilustrasi (illustration) berasal dari bahasa Latin, illustrare yang artinya menjelaskan atau menerangkan sesuatu. Kartun berfungsi sebagai representatif cerita atau pokok acuannya. Kartun sebagai ilustrasi puisi memang memiliki peran untuk menunjang interpretasi tertentu sekaligus mengonkretkan secara visual-imajiner isi, pesan, dan kesan terhadap puisi. Akan tetapi, ada kalanya ilustrasi itu dibentuk sebagai pengganti ekspresi di luar konteks verbal sekaligus sebagai daya ungkap estetik-ikonik penyairnya. Dilihat dari fungsinya, kartun sebagai ilustrasi dalam puisi juga merupakan tanda (representamen) karena mewakili sesuatu yang lain dalam batas-batas tertentu (Pierce via Tinarbuko, 2009: 12). Ilustrasi dalam antologi puisi kartun tersebut perlu ditelaah untuk mengetahui kepaduannya dalam mendukung totalitas puisi. Hal tersebut dikarenakan selain berfungsi sebagai ilustrasi, gambar kartun yang diciptakan juga berfungsi sebagai ketidaklangsungan ekspresi dalam sajak. Ada kesinambungan antara gambar kartun dengan sajak yang diacunya. Salah satu pendekatan Pierce adalah pengelompokkan tanda berdasarkan sifat penghubungan tanda dengan denotatum (unsur kenyataan tanda) atau lebih singkatnya yaitu antara tanda dengan denotatumnya (Zoest, 1993: 22-24). Dari

18 18 pengelompokkan tersebut diperoleh hasil bahwa tanda terdiri atas tiga macam, yaitu ikon, indeks, dan simbol. Tanda ikonis adalah tanda yang sedemikian rupa dijadikan sebagai representasi atau mewakili sesuati yang lain dan yang mungkin menjadi acuannya itu mempunyai sesuatu yang sama. Tanda indeks tergantung pada eksistensi denotatumnya. Jadi, indeksikalitas juga mengimplikasikan ikonisitas dengan cara tertentu. Simbolisme adalah hasil dari kesepakatan historis dan sosial, persetujuan atau fakta. Dengan kata lain, simbol merupakan hasil kesepakatan atau pandangan umum. Berikut ini adalah tabel rangkuman mengenai hubungan antara tanda dan sumber acuannya beserta contoh (Danesi, 2004:34). Tanda Hubungan antara tanda dan sumber acuan Ikon Tanda dirancang untuk merepresentasikan sumber acuan melalui simulasi karena adanya kemiripan atau persamaan Indeks Tanda dirancang untuk mengindikasikan sumber acuan atau hubungan sebab-akibat Simbol Tanda dirancang untuk menyandikan sumber acuan melalui konvensi, kesepakatan, atau peraturan tertentu. Contoh Peta Indonesia sebagai ikon wilayah negara Indonesia, emotikon senyum sebagai ikon ekspresi senang atau gembira. Asap sebagai tanda bukti bekas pembakaran, jejak telapak kaki manusia menandakan ada orang yang melewati tempat itu. simbol tambah (+), papan bergambar huruf P dicoret merah sebagai lambang dilarang parkir, warna hitam lambang kegelapan, sedih, dan lain-lain 1.7 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian terdiri atas metode pengumpulan data dan metode analisis data.

19 Metode Pengumpulan Data Objek kajian dalam penelitian ini adalah puisi-puisi kartun yang terdapat dalam antologi puisi kartun atau poemtoon ( 포엠 툰 ) Dangshinege Cheot Beonjjae Kkocheul Geonneyo ( 당신에게첫번째꽃을건네요 ) karya Jeong Heon Jae. Untuk pemilihan populasinya adalah keseluruhan puisi, yaitu sejumlah 60 buah yang tiap judul puisi atau tiap-tiap sajaknya disertai ilustrasi kartun. Penulis melakukan pembacaan beserta pemaknaan pada seluruh puisi tersebut sehingga maksud, tema, atau isi puisi masing-masing dapat diketahui. Tahapan berikutnya adalah pemilihan sampel yang dipilih berdasarkan kesatuan tema yaitu tema yang berkaitan tentang cinta. Kemudian, kriteria pemilihan sampel yang kedua adalah puisi yang mengandung kata indeksikal (keterangan kata penunjuk). Kata indeksikal contohnya adalah seperti ini, seperti itu, ini, itu, dan sejenisnya yang secara langsung dalam puisi ini berfungsi untuk mengarahkan atau menuntun pembaca agar juga mengamati gambar ilustrasi disamping unsur teksnya (sajak) karena adanya ketidaklangsungan ekspresi puisi di luar konvensi sastra (berupa gambar kartun yang tergolong dalam konteks seni rupa). Dari kriteria tersebut terpilih empat buah puisi, yaitu Ireoni ( 이러니 ) - Begini, Muldeulgi ( 물들기 ) - Berpadu, Nae Deung Dwie San ( 내등뒤에산 ) - Gunung Di Balik Punggungku, dan Sarangi Bunmyeonghande Mariya ( 사랑이분명한데마리야 ) Cinta Itu Jelas.

20 Metode Analisis Data Penelitian ini melalui beberapa tahapan yang dilakukan untuk memudahkan proses penyajian data. Tahapan tersebut di antaranya adalah: 1. Pembacaan dan pemaknaan (sekilas) pada seluruh puisi. 2. Pembacaan berulang terhadap data sampel. 3. Menerjemahkan puisi-puisi sampel dengan bantuan kamus cetak, kamus off line, dan konsultasi. 4. Memaknai puisi. 5. Memaknai gambar ilustrasi kartun. 6. Menyimpulkan makna dan relasi yang terjalin antara puisi dengan ilustrasi kartunnya secara keseluruhan. 7. Membuat laporan penelitian. 8. Menyajikan laporan penelitian. 1.8 Sistematika Penulisan Laporan penelitian ini disusun menjadi empat bab. Bab I merupakan pendahuluan yang meliputi latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, tinjauan pustaka, manfaat penelitian, landasan teori, metode penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II berisi analisis makna empat puisi dalam antologi puisi kartun Dangshinege Cheot Beonjjae Kkocheul Geonneyo ( 당신에게첫번째꽃을건네요 ).

21 21 Bab III berisi tentang analisis hubungan makna ilustrasi kartun dengan makna empat puisinya dalam antologi puisi kartun Dangshinege Cheot Beonjjae Kkocheul Geonneyo ( 당신에게첫번째꽃을건네요. Bab IV merupakan penutup yang berisi simpulan dan saran.

BAB IV PENUTUP. Berdasarkan proses analisis makna yang dilakukan, keempat sajak puisi

BAB IV PENUTUP. Berdasarkan proses analisis makna yang dilakukan, keempat sajak puisi BAB IV PENUTUP 4.1 Simpulan Berdasarkan proses analisis makna yang dilakukan, keempat sajak puisi kartun karya Jeong Heon Jae memiliki hubungan makna dengan ilustrasinya kartunnya. Keempat sajak tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Puisi menurut Kamus Besar Besar Bahasa Indonesia terdapat dua macam

BAB I PENDAHULUAN. Puisi menurut Kamus Besar Besar Bahasa Indonesia terdapat dua macam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Puisi menurut Kamus Besar Besar Bahasa Indonesia terdapat dua macam arti, yaitu ragam sastra yang bahasanya terikat oleh rima atau pengulangan bunyi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Bahasa Karya Sastra

BAB I PENDAHULUAN  A. Bahasa Karya Sastra BAB I PENDAHULUAN Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Fenomena kehidupan itu beraneka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membicarakan secara langsung, menyampaikan lewat media-media elektronik,

BAB I PENDAHULUAN. membicarakan secara langsung, menyampaikan lewat media-media elektronik, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Balakang Pada dasarnya setiap individu mempunyai pengalaman tentang suatu peristiwa. Pengalaman itu dapat berupa: kesenangan, kesedihan, keharuan, ketragiasan, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah sistem yang kompleks sehingga untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah sistem yang kompleks sehingga untuk 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra adalah sebuah sistem yang kompleks sehingga untuk memahami karya sastra dibutuhkan analisis. Definisi karya sastra menurut KBBI (1989:76) adalah sebuah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan bahasa ringkas, pilihan kata yang konotatif, banyak penafsiran, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan bahasa ringkas, pilihan kata yang konotatif, banyak penafsiran, dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Puisi merupakan bentuk karya sastra yang tersaji menggunakan kata-kata yang indah dan kaya bahasa yang penuh makna (Kosasih, 2008: 31). Keindahan puisi ditentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan media bahasa (Pradopo, 2010: 121). Bahasa merupakan media

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan media bahasa (Pradopo, 2010: 121). Bahasa merupakan media BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Karya sastra merupakan sebuah struktur yang bermakna. Hal ini disebabkan karya sastra merupakan sistem tanda yang mempunyai makna yang menggunakan media

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjelaskan bahwa puisi berasal dari bahasa Yunani poeima membuat atau

BAB I PENDAHULUAN. menjelaskan bahwa puisi berasal dari bahasa Yunani poeima membuat atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Puisi merupakan bentuk karya sastra yang sangat populer di kalangan masyarakat sampai saat ini. Puisi digemari oleh semua lapisan masyarakat, karena kemajuan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cara pengungkapannya. Puisi merupakan karya sastra yang disajikan secara

BAB I PENDAHULUAN. cara pengungkapannya. Puisi merupakan karya sastra yang disajikan secara 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Secara umum karya sastra terbagi atas tiga jenis yaitu puisi, prosa dan drama. Menurut Kosasih (2012:1), ketiga jenis karya sastra tersebut dibedakan berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, diberi irama dengan bunyi yang padu, dan

BAB I PENDAHULUAN. bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, diberi irama dengan bunyi yang padu, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Puisi dalam Kamus Istilah Sastra (1984) adalah ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, mantra, rima, serta penyusunan larik dan bait. Hal yang sama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang lagu sehingga lirik-lirik lagunya menarik untuk

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang lagu sehingga lirik-lirik lagunya menarik untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Gaya bahasa menimbulkan efek keindahan dalam bentuk lisan maupun tulisan. Efek keindahan gaya bahasa berkaitan dengan selera pribadi pengarang dan kepekaannya

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada diluar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah salah satu bentuk karya seni yang pada dasarnya merupakan sarana menuangkan ide atau gagasan seorang pengarang. Kehidupan manusia dan pelbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam mencurahkan isi hati dan pikirannya. Dalam sebuah karya sastra

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam mencurahkan isi hati dan pikirannya. Dalam sebuah karya sastra BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah salah satu hasil dari kebudayaan. Sastra merupakan kreasi manusia dalam mencurahkan isi hati dan pikirannya. Dalam sebuah karya sastra manusia bisa menuangkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan bahwa sastra adalah institusi sosial

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan bahwa sastra adalah institusi sosial BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Rumusan Masalah 1.1.1. Latar Belakang Sastra 1 merupakan curahan hati manusia berupa pengalaman atau pikiran tentang suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sastra merupakan penjelasan ilham, perasaan, pikiran, dan angan-angan (cita-cita)

BAB I PENDAHULUAN. sastra merupakan penjelasan ilham, perasaan, pikiran, dan angan-angan (cita-cita) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah hasil seni kreatif manusia yang menampilkan gambaran tentang kehidupan manusia, menggunakan seni bahasa sebagai mediumnya. Karya sastra merupakan penjelasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni (Wellek dan Warren, 1990: 3). Karya sastra adalah suatu kegiatan kreatif, hasil kreasi pengarang. Ide

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat, BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Sosiologi dan Sastra Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat, sedangkan objek ilmu-ilmu kealaman adalah gejala alam. Masyarakat adalah

Lebih terperinci

banyak orang yang meneliti gaya bahasa puisi kontemporer. Gaya bahasa yang dideskripsikan melalui penelitian Gaya Bahasa dalam

banyak orang yang meneliti gaya bahasa puisi kontemporer. Gaya bahasa yang dideskripsikan melalui penelitian Gaya Bahasa dalam 12 Telepon Genggam terdapat banyak gaya bahasa yang khas dan unik serta belum banyak orang yang meneliti gaya bahasa puisi kontemporer. Gaya bahasa yang dideskripsikan melalui penelitian Gaya Bahasa dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Tinjauan Studi Terdahulu. tahun Skripsi tersebut menggunakan semiotik Michael Riffatterre sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Tinjauan Studi Terdahulu. tahun Skripsi tersebut menggunakan semiotik Michael Riffatterre sebagai BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Studi Terdahulu Sebelumnya, ada beberapa penelitian yang memiliki tema yang sama. Pertama, Intertekstual Lirik-Lirik Lagu Karya Ahmad Dhani: Sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sastra tadi harus dapat dikomunikasikan kepada orang lain, karena dapat saja

BAB I PENDAHULUAN. sastra tadi harus dapat dikomunikasikan kepada orang lain, karena dapat saja BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah bentuk rekaman dengan bahasa yang akan disampaikan kepada orang lain. Sastra adalah komunikasi. Bentuk rekaman atau karya sastra tadi harus dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai medianya (Semi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu pertunjukan teater (Kamus Bahasa Indonesia: 212). Namun, dewasa ini

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu pertunjukan teater (Kamus Bahasa Indonesia: 212). Namun, dewasa ini 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Drama merupakan kisah utama yang memiliki konflik yang disusun untuk sesuatu pertunjukan teater (Kamus Bahasa Indonesia: 212). Namun, dewasa ini drama bukan hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra adalah bentuk karya seni yang diungkapkan oleh pikiran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra adalah bentuk karya seni yang diungkapkan oleh pikiran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra adalah bentuk karya seni yang diungkapkan oleh pikiran danperasaan manusia dengan keindahan bahasa, keaslian gagasan, dan kedalaman pesan.genre sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui cipta, rasa, dan karsa manusia. Al-Ma ruf (2009: 1) menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. melalui cipta, rasa, dan karsa manusia. Al-Ma ruf (2009: 1) menjelaskan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan salah satu bentuk seni yang diciptakan melalui cipta, rasa, dan karsa manusia. Al-Ma ruf (2009: 1) menjelaskan karya sastra merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi melalui bahasanya yang padat dan bermakna dalam setiap pemilihan

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi melalui bahasanya yang padat dan bermakna dalam setiap pemilihan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Puisi sebagai salah satu jenis karya sastra memiliki nilai seni kesusastraan yang tinggi melalui bahasanya yang padat dan bermakna dalam setiap pemilihan katanya. Puisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa dan sastra memiliki hubungan yang erat. Kekuatan sastra berada pada kekuatan dan cara pengarang menggunakan bahasa. Melalui bahasa, seorang pengarang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berkaitan dengan menulis puisi telah

BAB II LANDASAN TEORI. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berkaitan dengan menulis puisi telah 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berkaitan dengan menulis puisi telah banyak dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Untuk mengetahui penelitian tersebut,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. indah setelah diberi arti oleh pembaca (Teeuw, 1984 : 91)

BAB I PENDAHULUAN. indah setelah diberi arti oleh pembaca (Teeuw, 1984 : 91) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra adalah hasil cerminan dari sebuah budaya kelompok masyarakat yang menceritakan tentang interaksi manusia dengan lingkungannya dan merupakan hasil kegiatan

Lebih terperinci

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom RAGAM TULISAN KREATIF C Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom HAKIKAT MENULIS Menulis merupakan salah satu dari empat aspek keterampilan berbahasa. Menulis merupakan kemampuan menggunakan pola-pola bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilukiskan dalam bentuk tulisan. Sastra bukanlah seni bahasa belaka, melainkan

BAB I PENDAHULUAN. dilukiskan dalam bentuk tulisan. Sastra bukanlah seni bahasa belaka, melainkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan sebuah ungkapan pribadi manusia. Ungkapan tersebut berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, semangat, dan keyakinan dalam suatu kehidupan, sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Seni bahasa tersebut berupa kata-kata yang indah yang terwujud dari

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Seni bahasa tersebut berupa kata-kata yang indah yang terwujud dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keindahan dalam karya sastra dibangun oleh seni kata atau seni bahasa. Seni bahasa tersebut berupa kata-kata yang indah yang terwujud dari ekspresi jiwa pengarang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sisi-sisi kehidupan manusia dan memuat kebenaran-kebenaran kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. sisi-sisi kehidupan manusia dan memuat kebenaran-kebenaran kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan refleksi atau cerminan kondisi sosial masyarakat yang terjadi di dunia sehingga karya itu menggugah perasaan orang untuk berpikir tentang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Fenomena kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sistem tanda yang mempunyai makna yang mempergunakan medium bahasa. Bahasa sebagai medium karya sastra. Bahasa sudah menjadi sistem

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORETIS. menjadi hasil seni sastra yang kata-katanya disusun menurut syarat tertentu

BAB 2 LANDASAN TEORETIS. menjadi hasil seni sastra yang kata-katanya disusun menurut syarat tertentu BAB 2 LANDASAN TEORETIS 2.1. Puisi Pengertian puisi Secara etimologis istilah puisi berasal dari kata bahasa Yunani poites, yang berarti pembangun, pembentuk, pembuat. Dalam bahasa Latin dari kata poeta,

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PUISI MAHASISWA OFFERING A ANGKATAN 2009 JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS NEGERI MALANG

KARAKTERISTIK PUISI MAHASISWA OFFERING A ANGKATAN 2009 JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS NEGERI MALANG KARAKTERISTIK PUISI MAHASISWA OFFERING A ANGKATAN 2009 JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS NEGERI MALANG David Maulana Muhammad*)1 Wahyudi Siswanto)*2 Email davidmuhammad7@gmail.com Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kreatif dalam rupa atau wujud yang indah. Pengertian indah, tidak semata-mata merujuk pada

BAB I PENDAHULUAN. kreatif dalam rupa atau wujud yang indah. Pengertian indah, tidak semata-mata merujuk pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra sebagai salah satu unsur kesenian yang mengandalkan kreativitas pengarang melalui penggunaan bahasa sebagai media. Dalam hal ini, sastra menggunakan

Lebih terperinci

KAJIAN PEMAKAIAN GAYA BAHASA PERULANGAN DAN PERBANDINGAN PADA KUMPULAN PUISI KARENA BOLA SKRIPSI

KAJIAN PEMAKAIAN GAYA BAHASA PERULANGAN DAN PERBANDINGAN PADA KUMPULAN PUISI KARENA BOLA SKRIPSI 0 KAJIAN PEMAKAIAN GAYA BAHASA PERULANGAN DAN PERBANDINGAN PADA KUMPULAN PUISI KARENA BOLA MATAMU KARYA SYAIFUL IRBA TANPAKA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana (S-1)

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat yang digunakan untuk menyampaikan maksud tertentu oleh seseorang kepada orang lain. Dengan kata lain, untuk berkomunikasi. Menurut Keraf

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kartun sebagai media komunikasi merupakan suatu gambar interpretatif. diciptakan dapat mudah dikenal dan dimengerti secara cepat.

BAB I PENDAHULUAN. Kartun sebagai media komunikasi merupakan suatu gambar interpretatif. diciptakan dapat mudah dikenal dan dimengerti secara cepat. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kartun sebagai media komunikasi merupakan suatu gambar interpretatif yang menggunakan simbol-simbol untuk menyampaikan suatu pesan secara cepat dan ringkas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berbudaya dan bermasyarakat. Tak ada kegiatan manusia yang tidak disertai

BAB I PENDAHULUAN. yang berbudaya dan bermasyarakat. Tak ada kegiatan manusia yang tidak disertai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah satu-satunya milik manusia yang tidak pernah lepas dari segala kegiatan dan gerak manusia sepanjang keberadaan manusia itu, sebagai makhluk yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra selalu muncul dari zaman ke zaman di kalangan masyarakat. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan manusia yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Segala aktivitas kehidupan manusia menggunakan bahasa sebagai alat perantaranya.

BAB I PENDAHULUAN. Segala aktivitas kehidupan manusia menggunakan bahasa sebagai alat perantaranya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak bisa terlepas dari bahasa. Sebab bahasa merupakan alat bantu bagi manusia dalam berinteraksi dengan sesamanya. Segala aktivitas

Lebih terperinci

bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna.

bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna. PUISI bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna. Keindahan sebuah puisi disebabkan oleh: diksi, majas, rima dan irama yang terkandung dalam karya sastra tersebut. Adapun

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret; (3) ling gambaran

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret; (3) ling gambaran BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Landasan Teori 2.1.1 Konsep Konsep adalah (1) rancangan atau buram surat dan sebagainya; (2) ide atau pengertian yang diabstrakkan dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sampai saat ini tidak banyak penelitian yang memperhatikan tentang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sampai saat ini tidak banyak penelitian yang memperhatikan tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra anak masih terpinggirkan dalam khazanah kesusastraan di Indonesia. Sampai saat ini tidak banyak penelitian yang memperhatikan tentang sastra anak. Hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dikatakan Horatio (Noor, 2009: 14), adalah dulce et utile

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dikatakan Horatio (Noor, 2009: 14), adalah dulce et utile BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan struktur dunia rekaan, artinya realitas dalam karya sastra adalah realitas rekaan yang tidak sama dengan realitas dunia nyata. Karya sastra itu

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang bersifat imajinatif yang lahir

II. TINJAUAN PUSTAKA. Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang bersifat imajinatif yang lahir II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Puisi Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang bersifat imajinatif yang lahir dari perasaan penyair dan diungkapkan secara berbeda-beda oleh masing-masing

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK SKRIPSI Usulan Penelitian untuk Skripsi S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Diajukan Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pemilu 2014 merupakan kali ketiga rakyat Indonesia memilih

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pemilu 2014 merupakan kali ketiga rakyat Indonesia memilih BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemilu 2014 merupakan kali ketiga rakyat Indonesia memilih pemimpinnya secara langsung. Hal ini mempunyai makna yang sangat strategis bagi masa depan bangsa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. Kajian pustaka menjelaskan gagasan, pemikiran atau studi-studi mutakhir

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. Kajian pustaka menjelaskan gagasan, pemikiran atau studi-studi mutakhir BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka menjelaskan gagasan, pemikiran atau studi-studi mutakhir yang pernah diteliti oleh peneliti terdahulu yang berkaitan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. penelitian yang ditemukan oleh para peneliti terdahulu yang berhubungan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. penelitian yang ditemukan oleh para peneliti terdahulu yang berhubungan BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka menjelaskan gagasan, pemikiran atau hasil-hasil penelitian yang ditemukan oleh para peneliti terdahulu yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir-hampir tidak pernah dapat terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk mengungkapkan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1. Disusun oleh: Ajeng Wulandari A

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1. Disusun oleh: Ajeng Wulandari A PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN PENERAPAN TEKNIK RANGSANG GAMBAR DAN SUMBANG KATA PADA SISWA KELAS VII E DI SMP NEGERI 1 JATEN TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra lahir di tengah-tengah masyarakat sebagai hasil imajinasi pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di sekitarnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara dapat dilihat. Kebudayaan tidak hanya dapat dilihat dari benda-benda

BAB I PENDAHULUAN. negara dapat dilihat. Kebudayaan tidak hanya dapat dilihat dari benda-benda BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan adalah salah satu warisan dari nenek moyang yang harus selalu dijaga dan dikembangkan. Melalui kebudayaan, perkembangan dari suatu negara dapat dilihat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologi, sastra berasal dari bahasa latin, yaitu literatur

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologi, sastra berasal dari bahasa latin, yaitu literatur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara etimologi, sastra berasal dari bahasa latin, yaitu literatur (litera=huruf atau karya tulis). Dalam bahasa Indonesia karya sastra berasal dari bahasa sansakerta,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. massa sangat beragam dan memiliki kekhasan yang berbeda-beda. Salah satu. rubrik yang ada di dalam media Jawa Pos adalah Clekit.

BAB I PENDAHULUAN. massa sangat beragam dan memiliki kekhasan yang berbeda-beda. Salah satu. rubrik yang ada di dalam media Jawa Pos adalah Clekit. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa merupakan bagian yang tidak terpisahkan di dalam masyarakat. Media massa merupakan bagian yang penting dalam memberikan informasi dan pengetahuan di dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran menjadi salah satu kegiatan yang bernilai edukatif, hal ini terjadi karena adanya interaksi antara guru dan siswa. Interaksi yang dilakukan mengharapkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. Kajian pustaka memuat hasil-hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. Kajian pustaka memuat hasil-hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka memuat hasil-hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan. Penelitian tentang geguritan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kreativitas imajinatif. Secara garis besar dibedakan atas sastra lisan dan tulisan, lama

BAB I PENDAHULUAN. kreativitas imajinatif. Secara garis besar dibedakan atas sastra lisan dan tulisan, lama 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra adalah berbagai bentuk tulisan, karangan, gubahan, yang didominasi oleh aspek-aspek estetis. Ciri utama yang lain karya sastra adalah kreativitas imajinatif.

Lebih terperinci

ANALISIS LAPIS UNSUR PUISI KUCARI JAWAB KARYA J.E. TATENGKENG

ANALISIS LAPIS UNSUR PUISI KUCARI JAWAB KARYA J.E. TATENGKENG ANALISIS LAPIS UNSUR PUISI KUCARI JAWAB KARYA J.E. TATENGKENG Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Budaya Universitas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Untuk memperjelas dan memantapkan ruang lingkup permasalahan, sumber data, dan kerangka teoretis penelitian ini,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. 1 Drs. Atar Semi. Kritik Sastra, 1984: Ibid. Hal. 52.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. 1 Drs. Atar Semi. Kritik Sastra, 1984: Ibid. Hal. 52. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesusastraan merupakan sebuah bentuk ekspresi atau pernyataan kebudayaan dalam suatu masyarakat. Sebagai ekspresi kebudayaan, kesusastraan mencerminkan sistem sosial,

Lebih terperinci

Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang terindah dalam susunan terindah.

Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang terindah dalam susunan terindah. Pengertian dan Unsur-unsurnya Karya sastra secara umum bisa dibedakan menjadi tiga: puisi, prosa, dan drama. Secara etimologis istilah puisi berasal dari kata bahasa Yunani poesis, yang berarti membangun,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan wujud dari pengabdian perasaan dan pikiran pengarang yang muncul ketika ia berhubungan dengan lingkungan sekitar. Sastra dianggap sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari kebudayaan. Usianya sudah cukup tua. Kehadiran hampir bersamaan dengan adanya manusia. Karena ia diciptakan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MEMANFAATKAN TEKNIK BRAINWRITING PADA PESERTA DIDIK SD/MI KELAS V

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MEMANFAATKAN TEKNIK BRAINWRITING PADA PESERTA DIDIK SD/MI KELAS V PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MEMANFAATKAN TEKNIK BRAINWRITING PADA PESERTA DIDIK SD/MI KELAS V Oleh: Aida Azizah Universitas Islam Sultan Agung Semarang ABSTRAK Peserta didik Sekolah Dasar/Madrasah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan induk dari seluruh disiplin ilmu. Pengetahuan sebagai hasil proses belajar manusia baru tampak nyata apabila dikatakan, artinya diungkapkan

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN 55 BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN Dalam metode penelitian ini akan diuraikan beberapa hal yang berkaitan dengan penelitian, yakni metode penelitian, teknik pengumpulan data, data dan sumber data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif peran sastrawan dan faktor-faktor yang melingkupi seorang sastrawan

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif peran sastrawan dan faktor-faktor yang melingkupi seorang sastrawan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah karya kreatif dan imajinatif dengan fenomena hidup dan kehidupan manusia sebagai bahan bakunya. Sebagai karya yang kreatif dan imajinatif

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apa pun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penikmatnya. Karya sastra ditulis pada kurun waktu tertentu langsung berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. penikmatnya. Karya sastra ditulis pada kurun waktu tertentu langsung berkaitan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra terbentuk atas dasar gambaran kehidupan masyarakat, karena dalam menciptakan karya sastra pengarang memadukan apa yang dialami dengan apa yang diketahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. estetik dan keindahan di dalamnya. Sastra dan tata nilai kehidupan adalah dua fenomena

BAB I PENDAHULUAN. estetik dan keindahan di dalamnya. Sastra dan tata nilai kehidupan adalah dua fenomena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan karya seni, sebagai karya seni yang mengandung unsur estetik dan keindahan di dalamnya. Sastra dan tata nilai kehidupan adalah dua fenomena sosial

Lebih terperinci

intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang

intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang 1 PENDAHULUAN Karya sastra adalah salah satu bentuk karya seni yang pada dasarnya merupakan sarana menuangkan ide atau gagasan seorang pengarang. Kehidupan manusia dan berbagai masalah yang dihadapinya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hasil Penelitian yang Relevan. Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini adalah Pengaruh

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hasil Penelitian yang Relevan. Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini adalah Pengaruh 5 BAB II KAJIAN TEORI A. Hasil Penelitian yang Relevan Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini adalah Pengaruh Media Pembelajaran Film Dokumenter terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan ciri-ciri khas, meskipun puisi telah mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan ciri-ciri khas, meskipun puisi telah mengalami perkembangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu bentuk karya sastra yang memiliki keindahan dalam bahasanya yaitu puisi. Waluyo (1991:3) mengatakan bahwa puisi adalah bentuk karya sastra yang paling tua.

Lebih terperinci

BAB 2 RESENSI DAN RESEPSI SASTRA

BAB 2 RESENSI DAN RESEPSI SASTRA 8 BAB 2 RESENSI DAN RESEPSI SASTRA Resensi atas karya sastra berkaitan erat dengan resepsi sastra. Resensi-resensi karya sastra di surat kabar dapat dijadikan sasaran penelitian resepsi sastra. Dalam bab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban manusia sesuai dengan lingkungan karena pada dasarnya, karya sastra itu merupakan unsur

Lebih terperinci

MEDIA VIDEO EMOTIF SEBAGAI SARANA PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PEMBELAJARAN PUISI

MEDIA VIDEO EMOTIF SEBAGAI SARANA PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PEMBELAJARAN PUISI Bahasa dan Sastra Indonesia dalam Konteks Global MEDIA VIDEO EMOTIF SEBAGAI SARANA PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PEMBELAJARAN PUISI M. Syirojudin A malina Wijaya S2 Pendidikan Bahasa Indonesia, Pascasarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah bahan utama kesusastraan. Harus disadari bahwa bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah bahan utama kesusastraan. Harus disadari bahwa bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bahasa adalah bahan utama kesusastraan. Harus disadari bahwa bahasa adalah ciptaan manusia dan mempunyai muatan budaya dan linguistik dari kelompok pemakai bahasa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. membangkitkan pesona dengan alat bahasa. Melalui karya sastra, seseorang

I. PENDAHULUAN. membangkitkan pesona dengan alat bahasa. Melalui karya sastra, seseorang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat keyakinan dalam suatu bentuk konkret yang membangkitkan pesona

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN Pada bagian ini akan diuraikan secara berturut-turut: simpulan, implikasi, dan saran A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sangat penting dalam kehidupan manusia, baik komunikasi. kehidupan masyarakat. Manusia membutuhkan bahasa sebagai alat untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sangat penting dalam kehidupan manusia, baik komunikasi. kehidupan masyarakat. Manusia membutuhkan bahasa sebagai alat untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sangat penting dalam kehidupan manusia, baik komunikasi antarindividu yang satu dengan yang lain maupun antar kelompok yang satu dengan yang lain. Interaksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan sastra. Pada intinya kegiatan bersastra sesungguhnya adalah media

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan sastra. Pada intinya kegiatan bersastra sesungguhnya adalah media BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari tidak terlepas dari sebuah kesusastraan, terlepas dari apakah kegiatan bersastra dilakukan didasari ataupun tanpa didasari kesadaran untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Potret sosial adalah gambaran dari suatu kejadian yang telah terjadi dan terkait dengan orang banyak. Maka banyak orang yang memberikan perhatian terhadap peristiwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sastra diciptakan oleh para sastrawan untuk dapat dinikmati, dipahami, dan

BAB I PENDAHULUAN. sastra diciptakan oleh para sastrawan untuk dapat dinikmati, dipahami, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan gambaran dari kehidupan sosial masyarakat. Karya sastra diciptakan oleh para sastrawan untuk dapat dinikmati, dipahami, dan dimanfaatkan masyarakat.

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU GRUP MUSIK WALI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DI SMA

ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU GRUP MUSIK WALI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DI SMA ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU GRUP MUSIK WALI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DI SMA Oleh: Ulin Niswah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Adi_Jaddati@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah karya lisan atau tertulis yang memiliki berbagai ciri keunggulan seperti keorisinilan, keartistikan, keindahan dalam isi dan ungkapannya (Sudjiman,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan salah satu media yang digunakan seseorang untuk

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan salah satu media yang digunakan seseorang untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya menggunakan bahasa sebagai mediumnya (Semi, 1998:

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalamnya terdapat pengilustrasian, pelukisan, atau penggambaran kehidupan

I. PENDAHULUAN. dalamnya terdapat pengilustrasian, pelukisan, atau penggambaran kehidupan ` I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil ciptaan manusia melalui kesadaran yang tinggi serta dialog antara diri pengarang dengan lingkungannya. Sebuah karya sastra di dalamnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Asal mula keberadaan lagu di negara Jepang diawali pada zaman Joodai

BAB I PENDAHULUAN. Asal mula keberadaan lagu di negara Jepang diawali pada zaman Joodai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asal mula keberadaan lagu di negara Jepang diawali pada zaman Joodai yaitu dengan munculnya kayo. Kayo lahir di Jepang dari kebudayaan bercocok tanam yang mana kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seni lukis ini memiliki keunikan tersendiri dalam pemaknaan karyanya.

BAB I PENDAHULUAN. Seni lukis ini memiliki keunikan tersendiri dalam pemaknaan karyanya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seni lukis merupakan bagian dari seni rupa yang objek penggambarannya bisa dilakukan pada media batu atau tembok, kertas, kanvas, dan kebanyakan pelukis memilih

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Hari-hari di Rainnesthood..., Adhe Mila Herdiyanti, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Hari-hari di Rainnesthood..., Adhe Mila Herdiyanti, FIB UI, Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah bentuk tiruan kehidupan yang menggambarkan dan membahas kehidupan dan segala macam pikiran manusia. Lingkup sastra adalah masalah manusia, kehidupan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI x. ABSTRAK.xii

DAFTAR ISI x. ABSTRAK.xii DAFTAR ISI HALAMAN HALAMAN JUDUL....i LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING.ii LEMBAR PENGESAHAN iii HALAMAN PENETAPAN UJIAN...iv PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN......vi KATA PENGANTAR...vii DAFTAR ISI x ABSTRAK.xii

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum tujuan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia bidang

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum tujuan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia bidang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara umum tujuan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia bidang sastra dalam kurikulum adalah agar (1) peserta didik mampu menikmati dan memanfaatkan karya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karya sastra merupakan hasil cipta, rasa dan karsa manusia, selain memberikan hiburan juga sarat dengan nilai, baik nilai keindahan maupun nilai- nilai ajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. katanya. Puisi pada dasarnya merupakan sarana ekspresi seseorang untuk

BAB I PENDAHULUAN. katanya. Puisi pada dasarnya merupakan sarana ekspresi seseorang untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Puisi sebagai salah satu jenis karya sastra memiliki nilai seni kesusastraan yang tinggi melalui bahasanya yang padat dan bermakna dalam setiap pemilihan katanya. Puisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang juga dikenal sebagai negara penghasil karya sastra, baik itu karya sastra

BAB I PENDAHULUAN. Jepang juga dikenal sebagai negara penghasil karya sastra, baik itu karya sastra BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jepang selain dikenal sebagai negara maju dalam bidang industri di Asia, Jepang juga dikenal sebagai negara penghasil karya sastra, baik itu karya sastra prosa,

Lebih terperinci