Buku 2: RKPM (Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan) Modul Pembelajaran Pertemuan ke 1 KETERAMPILAN WICARA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Buku 2: RKPM (Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan) Modul Pembelajaran Pertemuan ke 1 KETERAMPILAN WICARA"

Transkripsi

1 UNIVERSITAS GADJAH MAD A FAKULTAS ILMU BUDAYA JURUSAN SASTRA INDONESIA Jln. Humaniora 1, Bulaksumur, Yogyakarta Buku 2: RKPM (Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan) Modul Pembelajaran Pertemuan ke 1 KETERAMPILAN WICARA Semester Ganjil/3SKS/BDI 1209 oleh Drs. Heru Marwata, M.Hum. Didanai dengan dana BOPTN P3 UGM Tahun Anggaran 2012 Desember 2012

2 RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN (RKPM) Media Ajar Pertemuan ke Tujuan Ajar/ Keluaran/ Indikator Topik (pokok, subpokok bahasan, alokasi waktu) Teks Presentasi Gambar Audio/Video Soal-Tugas Metode Evaluasi dan Penilaian Metode Ajar Aktivitas Mahasiswa Aktivitas Dosen/ Nama Pengajar Sum ber Ajar 1 Mahasiswa memahami pengertian, arti penting, dan manfaat keterampilan wicara 1. Pengertian keterampilan wicara 2. Arti penting keterampilan wicara 3. Manfaat keterampilan wicara Waktu: 1x menit Kuis: Tanya jawab: mahasiswa yang aktif akan mendapatkan tambahan poin Mahasiswa berkelompok dan diskusi mahasiswa dimin-ta menjadi contoh berbicara di kelas (direkam) 2. Mahasiswa berdiskusi dan memberikan komentar dengan kelom-poknya, 3. Mahasiswa mendisku-sikan dan menyusun draf materi untuk di-sampaikan di kelas 4. Tanya jawab Dosen mem-berikan penga-yaan dengan alat bantu alat bantu papan tulis, laptop, dan LCD Pustak a 1, 2, 3, 4

3

4 BAB I PENGERTIAN, ARTI PENTING, DAN MANFAAT KETERAMPILAN WICARA PENDAHULUAN Deskripsi singkat Bab ini berisi pengertian dan manfaat keterampilan wicara. Materi pengertian dan manfaat keterampilan wicara merupakan pengantar untuk mempelajari keterampilan wicara lebih lanjut. Manfaat Pengertian dan manfaat keterampilan wicara perlu disampaikan kepada mahasiswa untuk menumbuhkan sikap sadar diri bahwa kemampuan berbicara sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan kampus maupun di luar kampus. Relevansi Pengertian dan manfaat keterampilan wicara erat kaitannya bab selanjutnya, yaitu kiat sukses tampil berwicara di depan umum, di antaranya kompetensi yang harus dimiliki seorang pembicara untuk dapat berbicara di depan umum, cara mengatasi kecemasan, tips sukses berbicara di depan umum, dan hal-hal yang harus dihindari ketika berbicara di depan umum. Learning Outcomes Konsep pengertian dan manfaat keterampilan wicara diharapkan dapat menjadi bekal mahasiswa untuk berpikir bahwa keterampilan wicara perlu dimiliki mengingat setiap aktivitas memerlukan keterampilan wicara. Mahasiswa yang memahami pentingnya memiliki keterampilan wicara akan dapat meyakinkan diri untuk berlatih dan mengaplikasikan keterampilan wicara pada setiap kesempatan yang ada. Dengan kata lain, setelah mendapatkan pengertian dan manfaat keterampilan wicara, mahasiswa berani aktif dalam diskusi perkuliahan, organisasi kampus, maupun dalam kehidupan sehari-hari. PENYAJIAN Berbicara merupakan aktivitas normal yang dilakukan dan diperlukan oleh setiap orang. Setiap saat kita perlu berbicara, misalnya dengan anggota keluarga, teman atau dosen, kolega atau teman kerja, ketika bertemu dengan teman di jalan, dan sebagainya. Hal ini karena

5 dengan berbicara, kita dapat menyampaikan ide atau gagasan, pemikiran, pendapat, maupun perasaan yang sedang kita rasakan. 1.1 Apa yang Dimaksud dengan Keterampilan Wicara? Siapa pun dapat berbicara, dapat menyampaikan pendapat, kapan pun dan di mana pun berada. Namun, apabila kita amati, tidak setiap orang dapat berbicara dengan baik. Baik dalam hal ini adalah menyangkut penyampaian ide atau gagasan. Tidak semua orang dalam berbicara memiliki kemampuan yang baik untuk menyampaikan isi pesannya kepada orang lain sehingga dapat dimengerti sesuai dengan keinginannya. Tidak semua orang memiliki kemampuan yang baik dalam menyelaraskan atau menyesuaikan dengan detail yang tepat antara hal yang ada dalam pikiran atau perasaannya dengan hal yang diucapkannya sehingga orang lain yang mendengarkannya dapat memiliki pengertian dan pemahaman yang tepat sama dengan keinginan pembicara. Kadangkala seseorang memiliki ide atau gagasan yang sangat menarik dan bagus, tetapi karena tidak dapat menyampaikan dengan baik di hadapan orang lain, tidak akan dinilai menarik. Sebaliknya, orang yang dapat menyampaikan idenya dengan baik dan meyakinkan, siapa pun yang mendengarkan setuju dengan ide yang sederhana dan sepele. Berbicara di depan publik memerlukan keahlian. Contoh mudah adalah seorang presiden yang sedang berbicara di hadapan rakyatnya, seorang dosen yang sedang mengajar mahasiswanya, atau seorang motivator memberikan kata-kata motivasi di hadapan orang banyak. Menyampaikan gagasan atau ide di hadapan orang banyak sering kita sebut sebagai berbicara di depan publik (public speaking). Lalu, bagaimana dengan seorang anak kecil yang membaca puisi ketika pentas seni? Bagaimana pula dengan ibu-ibu yang mengobrol dalam acara arisan? Apakah kedua aktivitas tersebut juga termasuk public speaking? Public speaking secara sederhana dapat dikatakan sebagai suatu teknik mengomunikasikan pesan atau pendapat di depan banyak orang agar orang lain memahami informasi yang disampaikan atau bahkan mengubah pandangan atau pendapat yang disampaikan dalam dialog secara berkesinambungan dan memiliki alur yang jelas (Astuti, 2011: 8-9). Dengan demikian, seorang anak kecil yang membacakan puisi ketika pentas seni, ibu-ibu yang mengobrol dalam acara arisan, bahkan seorang mahasiswa yang bertanya tugas kepada dosennya bukan termasuk public speaking. Public speaking adalah proses berbicara kepada sekelompok orang secara sengaja serta ditujukan untuk menginformasikan, memengaruhi, atau menghibur pendengar (Yanuarita, 2012: 9). Keterampilan berbicara juga dapat disebut sebagai keterampilan yang dimiliki

6 seseorang dalam hal menyampaikan pesan melalui bahasa lisan untuk mencapai tujuan tertentu, yaitu meyakinkan, memberi instruksi, memberi informasi, memberi rangsangan, dan menghibur, termasuk menyampaikan materi perkuliahan, ajakan untuk hidup sehat, ajakan untuk tertib berlalu lintas, dan sebagainya. Istilah public speaking muncul dan dikembangkan oleh bangsa Yunani kuno (Yanuarita, 2012: 9). Bahkan, public speaking dapat juga disebut sebagai seni, khususnya di lingkungan yang kompetitif di Amerika Utara (Yanuarita, 2012: 9). Keterampilan berbicara di depan publik menjadi kebiasaan hingga sekarang. Public speaking bagi sebagian orang merupakan hal yang berat, bahkan dapat menjadi sebuah hal yang selalu ingin dihindari. Bahkan, orang yang kesehariannya cerewet luar biasa, tetapi ketika diminta untuk berbicara di depan umum tidak mampu (Hamdani, 2012: 9). Beberapa orang bahkan beranggapan bahwa orang yang dapat berbicara di depan publik hanyalah orang yang berbakat. Para pembicara terkenal, seperti pembawa acara di televisi, penyiar radio, atau kyai yang ceramah dianggap sudah pandai berbicara sejak kecil. Namun, faktanya lain. Seseorang yang menjadi pembicara besar merupakan hasil latihan dan pembiasaan. Dengan kata lain, public speaking bukan masalah bakat. Berbicara saja tidaklah cukup. Berbicara merupakan suatu keterampilan. Untuk dapat memiliki keterampilan dalam berbicara, diperlukan latihan yang berulang-ulang dan dengan intensitas yang tinggi. Kunci public speaking adalah latihan (Yanuarita, 2012: 10). Keterampilan berbicara yang baik dan benar ketika dibutuhkan tidak terjadi dengan sendirinya, tetapi membutuhkan latihan dan pembiasaan. Pernahkah Anda melihat seseorang yang berbicara di depan orang banyak dengan penampilan yang memukau? Kata-kata mengalir lancar, bahasa tubuh begitu sempurna, dan tampil begitu percaya diri? Percayalah, itu bukan hasil latihan semalam, melainkan hasil latihan yang cukup lama. 1.2 Mengapa Perlu Keterampilan Wicara? Keterampilan berwicara di depan umum secara efektif adalah kebutuhan bagi orangorang yang ingin sukses. Siapa pun itu, misalnya politisi, pejabat pemerintah, manajer perusahaan, pegawai atau karyawan, profesional, dokter, teknisi, ilmuwan, pengusaha, mahasiswa, guru, alim ulama, sales, receptionist, dan sebagainya dituntut untuk dapat berbicara. Seorang ahli yang tidak mampu menyampaikan keahliannya dalam berbicara pun akan membuat keahlian itu terpendam tanpa ada manfaat bagi khalayak umum. Dengan kata lain, keterampilan berwicara menjadi hal penting yang harus dimiliki oleh seseorang untuk dapat menyampaikan ide, pendapat, gagasan, dan sebagainya kepada orang lain, baik dalam forum resmi maupun tidak resmi.

7 Kemampuan berbicara secara langsung maupun tidak langsung akan membawa dampak bagi pekerjaan atau diri pribadi seseorang. Orang yang terampil berbicara di hadapan orang banyak pada umumnya mendapat respek dan penghargaan orang banyak. Sebaliknya, orang yang tidak terampil berbicara di hadapan orang banyak, sekalipun yang bersangkutan hartawan dan berpangkat akan kurang mendapat penghargaan yang setimpal dengan kedudukannya. 1.3 Apakah Manfaat Keterampilan Wicara? Seperti yang sudah diuraikan di atas, setiap manusia perlu berbicara. Hal ini karena manusia tidak bisa hidup sendiri, tetapi harus berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain. Seseorang yang terampil berwicara dapat berkomunikasi dengan baik kepada teman, orang tua, kolega, atasan, dan sebagainya. Orang yang terampil berwicara dapat menyampaikan pesan dengan baik kepada pendengarnya sehingga pesan tersebut akan dipahami dan dimengerti persis sama dengan pemikiran pembicara. Lebih dari itu, seseorang yang memiliki keterampilan wicara yang baik akan dapat berkomunikasi dengan baik dan akan disegani oleh orang lain. Keuntungan lain dari memiliki keterampilan berwicara yang baik adalah agar dapat meraih kesuksesan. Orang dengan keterampilan berbicara yang baik akan dekat dengan kesuksesan. Selain itu, salah satu keuntungan menguasai keterampilan wicara adalah kita menjadi lebih mudah bergaul dan menempatkan diri. Setiap orang dapat berbicara, tetapi tidak setiap orang dapat berbicara dengan baik di depan orang banyak. Untuk dapat berbicara dengan baik di depan orang banyak diperlukan sebuah keterampilan, yakni keterampilan wicara. Keterampilan wicara sangat diperlukan agar Anda dapat mengomunikasikan ide, pendapat, argumen, atau informasi tertentu dengan baik. Orang yang dapat berbicara dengan baik akan mudah mendapat teman, disegani orang banyak, dan akan memiliki jalan luas untuk menuju kesuksesan. Aktivitas a. 2 3 mahasiswa diminta menjadi contoh berbicara di kelas (direkam). b. Mahasiswa berdiskusi dan memberikan komentar dengan kelompoknya. c. Dosen memberikan pengayaan dengan alat bantu alat bantu papan tulis, laptop, dan LCD. d. Mahasiswa mendiskusikan dan menyusun draft materi untuk disampaikan di kelas. e. Tanya jawab.

8 Tugas dan/atau latihan Mahasiswa diberi tugas mengamati orang yang berbicara di depan umum, misalnya presiden, politikus, atau orator. Rangkuman Keterampilan berbicara adalah aktivitas berbicara di depan orang banyak dengan tujuan menyampaikan informasi, memengaruhi, memperingatkan, atau mengajak untuk melakukan sesuatu hal, meyakinkan, memberi instruksi, memberi informasi, memberi rangsangan, dan menghibur. Keterampilan berbicara bukan masalah bakat, tetapi merupakan hasil latihan yang berulang-ulang. Seseorang yang memiliki keterampilan wicara yang baik akan dapat berkomunikasi dengan baik, dapat menyampaikan ide dan informasi dengan terstruktur, dan akan disegani oleh orang lain. PENUTUP a. Penilaian 1) Perkuliahan dikatakan berhasil jika mahasiswa dapat menyampaikan ide/pendapat secara verbal. 2) Aspek-aspek yang dinilai adalah keberanian, cara menyampaikan ide, dan durasi berbicara. 3) Rentang nilai adalah b. Tindak lanjut Mahasiswa yang belum lancar berbicara di depan umum dicatat, diberi komentar, dan diberi saran agar selanjutnya dapat tampil sesuai yang diharapkan.

9

10 Evaluasi yang direncanakan Butir kemampuan Menyampaikan gagasan secara verbal Pembelajaran perkuliahan ini dikatakan berhasil apabila mahasiswa dapat Indikator keberhasilan Butir penilaian penyajian menarik penyajian sistematis penyajian jelas dan meyakinkan Poin maks. 100

11 UNIVERSITAS GADJAH MAD A FAKULTAS ILMU BUDAYA JURUSAN SASTRA INDONESIA Jln. Humaniora 1, Bulaksumur, Yogyakarta Buku 2: RKPM (Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan) Modul Pembelajaran Pertemuan ke 2 4 KETERAMPILAN WICARA Semester Ganjil/3SKS/BDI 1209 oleh Drs. Heru Marwata, M.Hum. Didanai dengan dana BOPTN P3 UGM Tahun Anggaran 2012 Desember 2012

12 Media Ajar Pertemuan ke Tujuan Ajar/ Keluaran/ Indikator Topik (pokok, subpokok bahasan, alokasi waktu) Teks Presentasi Gambar Audio/Video Soal-Tugas Metode Evaluasi dan Penilaian Metode Ajar Aktivitas Mahasiswa Aktivitas Dosen/ Nama Pengajar Sumber Ajar 2 Mahasiswa mengetahui dan memahami kompetensi yang harus dimiliki seorang pembicara Kompetensi yang harus dimiliki pembicara: 1.Mental yang kuat 2.Keberanian 3.Rasa percaya diri 4.Wawasan luas 5.Suara/vokal jelas 6.Sikap ramah dan tenggang rasa Waktu: 1x menit Kuis: Tanya jawab: mahasiswa yang aktif akan mendapatka n tambahan poin Mahasis wa berkelom -pok dan diskusi mahasiswa dimin-ta menjadi contoh ber-bicara di kelas (dire-kam) 2. Mahasiswa berdiskusi dan memberikan komentar dengan kelom-poknya, 3. Mahasiswa mendisku-sikan dan menyusun draf materi untuk di-sampaikan di kelas 4. Tanya jawab Dosen memberikan pengayaan dengan alat bantu alat bantu papan tulis, laptop, dan LCD Pustaka 1, 2, 3, 4

13 3 Mahasiswa dapat memahami dan mempraktik kan cara mengatasi kecemasan saat tampil berbicara di depan umum Cara mengatasi kecemasan: 1.Menarik napas dalamdalam sebelum tampil 2.Combat your hidden enemies 3.Menghilangkan pikiran negatif tentang diri sendiri 4.Membuat persiapan matang 5.Memfokuskan diri 6.Menggunakan alat bantu untuk menga-lihkan kecemasan Kuis: Tanya jawab: mahasiswa yang aktif akan mendapatka n tambahan poin Mahasis wa berkelom -pok dan diskusi mahasiswa dimin-ta menjadi contoh ber-bicara di kelas (dire-kam) 2. Mahasiswa berdiskusi dan memberikan komentar dengan kelom-poknya, 3. Mahasiswa mendisku-sikan dan menyusun draf materi untuk di-sampaikan di kelas 4. Tanya jawab Dosen memberikan pengayaan dengan alat bantu alat bantu papan tulis, laptop, dan LCD Pustaka 1, 2, 3, 4 Waktu: 1x menit

14 4 Mahasiswa dapat memahami dan mempraktik kan kiat sukses tampil berbicara di depan umum Kiat sukses berbicara di depan umum a. Tips sukses tampil di depan umum b. Hal-hal yang harus dihindari saat berbicara di depan umum Waktu: 1x menit Kuis: Tanya jawab: mahasiswa yang aktif akan mendapatka n tambahan poin Mahasis wa berkelom -pok dan diskusi Tatap muka di kelas: 1. Mahasiswa berdiskusi dengan kelompoknya, 2. Wakil kelompok ber-bicara di kelas (dire-kam) 3. Tanya jawab dan sa-ling mengomentari sambil menyaksikan tayangan (rekaman). Dosen memandu dan mengawasi jalannya diskusi lalu memberi masukan dan saran di akhir perkuliahan. Pustaka 1, 2, 3, 4

15 BAB II KIAT SUKSES TERAMPIL BERWICARA DI DEPAN UMUM PENDAHULUAN Deskripsi singkat Pada bab ini dijelaskan kiat sukses terampil berwicara di depan umum. Kiat sukses tersebut meliputi kompetensi yang harus dimiliki pembicara, cara mengatasi kecemasan, tips sukses berbicara di depan umum, dan hal-hal yang harus dihindari ketika berbicara di depan umum. Kompetensi yang harus dimiliki pembicara dijelaskan secara rinci, demikian juga dengan cara mengatasi kecemasan. Manfaat Bab ini dapat memberikan penjelasan kepada mahasiswa tentang kiat sukses terampil berwicara di depan umum, di antaranya kompetensi yang harus dimiliki pembicara, cara mengatasi kecemasan, tips sukses berbicara di depan umum, dan hal-hal yang harus dihindari ketika berbicara di depan umum. Relevansi Materi pada bab ini berkaitan dengan materi bab sebelumnya. Keterkaitan bab ini dengan bab sebelumnya adalah pemahaman tentang pengertian dan manfaat keterampilan wicara akan mengantarkan untuk dapat belajar tentang kiat sukses untuk dapat tampil berbicara di depan umum. Bab ini juga memiliki keterkaitan dengan bab selanjutnya karena bab selanjutnya berisi persiapan-persiapan yang harus dilakukan untuk tampil berbicara di depan umum. Learning Outcomes Mahasiswa diharapkan mampu mempelajari kiat sukses tampil berbicara di depan umum sehingga nantinya dalam kehidupan sehari-hari dapat menerapkannya. Mahasiswa harus dapat praktik berbicara di depan umum dengan penuh yakin, mantap, berani, dan percaya diri, baik dalam perkuliahan, forum organisasi kemahasiswaan, maupun kegiatan lainnya. PENYAJIAN Suatu hari ketika Anda akan ujian, agar mendapatkan nilai yang maksimal maka Anda perlu belajar, belajar, dan belajar. Demikian juga dengan keterampilan wicara. Seperti yang

16 sudah diuraikan pada bab sebelumnya bahwa berbicara adalah sebuah keterampilan, maka yang perlu Anda lakukan adalah latihan, latihan, dan latihan. Sebanyak apa pun buku yang Anda baca tentang public speaking, sebanyak apa pun public speaker yang Anda idolakan, tidak akan ada artinya bagi Anda kalau tidak pernah berlatih dan tidak pernah memperhatikan kiat-kiat sukses terampil berwicara di depan umum. Oleh karena itu, agar sukses berbicara di depan umum diperlukan kiat-kiat yang harus diperhatikan dan dilatih. 2.1 Kompetensi Apa Saja yang Harus Dimiliki Seorang Pembicara? Seorang petinju harus memiliki kompetensi tertentu agar menjadi petinju yang baik, seorang wartawan juga harus memiliki kompetensi dalam mencari berita, seorang guru harus memiliki kompetensi yang berkaitan dengan profesinya, dan sebagainya. Begitu juga dengan seorang pembicara. Seorang pembicara juga harus memiliki kompetensi-kompetensi yang menyangkut aktivitasnya dalam berbicara di depan publik. Jangan salah, jika Anda lihat penyiar berita di televisi, penyiar radio, wartawan yang mewawancarai tokoh-tokoh negara, misalnya, modal mereka bukanlah tampang yang cantik atau tampan, melainkan memiliki kompetensi seperti mental yang kuat, rasa percaya diri, berwawasan luas, berani, sopan, dan sebagainya. Jika ada yang beranggapan bahwa salah satu kompetensi untuk dapat menjadi pembicara sukses adalah faktor tampan atau cantik, janganlah Anda percaya begitu saja. Cantik atau tampan hanya faktor pelengkap dan dapat dibentuk dari kebiasaan berdandan dan berpenampilan Mental yang Kuat Seseorang yang akan melakukan sebuah aktivitas hendaknya harus mempersiapkan mental dahulu. Demikian juga dengan public speaking. Kendala umum yang dihadapi seseorang dalam public speaking, antara lain, grogi, berdebar-debar, jantung berdetak sangat cepat, keringat dingin, kaki dan tangan gemetaran, kaku, dan sebagainya. Oleh karena itu, dalam public speaking hal utama yang perlu dimiliki adalah mengendalikan emosi. Bahkan, pakar komunikasi menyatakan bahwa persiapan mental jauh lebih penting daripada persiapan materi atau bahan pembicaraan (Yanuarita, 2012: 13). Reaksi fisik yang dirasakan seseorang ketika akan berbicara di depan umum memang wajar. Sebenarnya, seorang pembicara andal dan berpengalaman pun akan merasakan jantung berdetak sangat cepat, hanya bedanya adalah orang tersebut dapat mengontrol dirinya dengan baik karena sudah terbiasa.

17 Pada persiapan awal, Anda harus memastikan bahwa fisik Anda bugar. Fisik yang bugar akan sangat berpengaruh terhadap penampilan Anda (Tulung, 2007: 102). Istirahat yang cukup, makan yang cukup, dan melakukan gerakan yang dapat mengurangi ketegangan fisik, seperti senam ringan (stretching) sangat diperlukan. Apabila Anda kurang cukup istirahat, maka ketika tampil di depan umum tidak fresh. Keadaan Anda yang kurang fresh akan berpengaruh terhadap penampilan dan semangat Anda. Jika Anda tidak fresh, orang yang Anda ajak bicara juga tidak akan merespons dengan baik. Makan secukupnya juga penting untuk menjaga kondisi fisik Anda ketika tampil di depan orang banyak. Selain itu, biasakan melakukan stretching sebelum tampil berbicara di depan publik. Banyak orang yang berkata bahwa dengan melakukan stretching, kita dapat menurunkan ketegangan mental sebelum tampil di depan orang banyak. Jika sudah menjadi kebiasaan, secara otomatis Anda dapat mengontrol emosi dan detak jantung Anda ketika menjadi public speaker Keberanian Apakah Anda merasa takut untuk berbicara di depan umum? Apakah Anda pernah melemparkan tanggung jawab berbicara di depan umum kepada teman Anda hanya karena Anda takut? Jangan khawatir karena Anda bukan satu-satunya orang yang takut berbicara di depan umum. Berbicara di depan umum merupakan hal yang menakutkan jika belum terbiasa. Rasa takut itu wajar. Setiap orang pasti pernah merasa takut ketika harus berbicara di hadapan orang banyak. Selain takut, rupanya rasa malu juga kadang-kadang dimiliki oleh banyak orang. Banyak orang merasa malu untuk tampil di depan umum. Sifat malu ada yang sehat dan ada yang tidak sehat. Malu jika Anda mendapatkan nilai paling jelek di kelas adalah malu yang sehat, sedangkan malu yang tidak sehat adalah malu yang tidak pada tempatnya, misalnya malu berbicara kepada orang lain (Tulung, 2007: 10). Rasa takut dan malu merupakan faktor psikologis. Artinya, hanya Anda sendiri yang tahu alasannya dan tahu cara mengatasinya. Jika Anda merasa malu untuk berbicara di depan publik, Anda harus melakukan suatu cara untuk mengatasinya. Hal kecil yang dapat Anda lakukan adalah berusahalah bersikap ramah kepada siapa pun yang Anda temui. Anda dapat memulainya dengan cara tersenyum dan menyapa. Lama-kelamaan Anda akan terbiasa melakukan hal ini dan rasa malu Anda akan menghilang pelan-pelan. Untuk dapat berbicara di depan orang banyak memang diperlukan keberanian. Anda harus dapat mengalahkan rasa takut Anda supaya bisa tampil di depan umum. Cara mengatasi ketakutan setiap orang tentunya berbeda-beda. Ada yang karena terpaksa harus maju presentasi karena temannya yang seharusnya presentasi kebetulan sedang sakit, maka ia men-

18 jadi berani berbicara di depan umum. Ada juga orang yang menjadi berani berbicara di depan umum karena sebuah kewajiban, misalnya seorang mahasiswa harus melakukan presentasi individu demi mendapatkan nilai dan lulus mata kuliah tertentu. Banyak sekali faktor yang membuat Anda tiba-tiba mendapatkan rasa berani untuk tampil di depan umum. Oleh karena itu, Anda harus mencari alasan yang dapat mendorong Anda untuk berani tampil di depan umum. Hanya Anda sendiri yang dapat mengatasi rasa takut dalam diri Anda. Contoh mudah, Anda dapat memulai dengan melakukan hal-hal kecil yang berkaitan dengan public speaking. Misalnya, jika kelompok Anda mendapatkan giliran presentasi, ambillah bagian dalam presentasi itu. Anda dapat berkompromi dengan teman sekelompok Anda untuk membagi materi yang akan dipresentasikan. Jika Anda belum berani tampil sendiri, tampil bersama teman-teman Anda dapat dijadikan latihan untuk mengatasi rasa takut Anda. Bayangkan bahwa ada informasi penting yang harus Anda sampaikan di depan orang banyak sehingga Anda akan terpacu untuk berani. Selanjutnya, setelah Anda merasa yakin dapat berbicara di depan umum seorang diri, lakukanlah. Mulailah dari hal-hal kecil juga. Misalnya, menyampaikan pengumuman di depan forum atau bertanya ketika sedang mengikuti seminar. Jika hal ini sudah menjadi kebiasaan, lama-lama Anda akan berani untuk tampil di depan umum seperti presentasi, berpidato, dan sebagainya Rasa Percaya Diri Rasa percaya diri juga merupakan hal penting yang harus dimiliki seseorang dalam segala hal, termasuk berbicara di depan umum. Sama halnya dengan persiapan mental yang harus mampu mengontrol emosi dan keberanian, rasa percaya diri juga perlu dilatih. Seorang pembicara harus mempunyai rasa percaya diri supaya dapat menghadapi situasi dengan baik. Rasa percaya diri tampak pada pandangan Anda yang ramah terhadap orang yang Anda ajak bicara, adanya kontak mata dengan audiens, dan pandangan Anda dapat menyapu keseluruhan audiens (Yanuarita, 2012: 17). Biasanya hal yang menyebabkan seseorang tidak percaya diri adalah fisik. Seseorang akan merasa tidak percaya diri karena secara fisik merasa memiliki kekurangan, misalnya kurang tinggi, tidak cantik/tampan, terlalu gemuk, terlalu kurus, dan lain-lain (Tulung, 2007: 14). Kekurangan fisik ini pada akhirnya menimbulkan rasa tidak percaya diri. Jika Anda berada pada kondisi ini, tentu sampai kapan pun Anda tidak akan berani berbicara di depan publik. Cara utama membangun rasa percaya diri adalah mengenali diri sendiri dan berfokus pada kelebihan yang dimiliki diri sendiri. Anda tentu tahu apa kelebihan dan kekurangan

19 Anda. Sangat wajar setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan. Namun, kelebihan dan kekurangan itu dapat diatasi dengan cara tertentu. Anda dapat menunjukkan sisi kelebihan Anda untuk mendapatkan rasa percaya diri ketika berbicara di depan publik. Selebihnya, Anda dapat berlatih untuk mengubah kekurangan Anda, misalnya jika Anda merasa tidak dapat berpenampilan baik, Anda dapat berkonsultasi kepada teman Anda tentang bagaimana penampilan Anda saat harus berbicara di depan publik. Anda dapat menganggap teman Anda adalah calon audiens Anda sehingga Anda dapat meminta pendapatnya tentang bagaimana sebaiknya penampilan Anda. Tidak menutup kemungkinan, misalnya Anda akan berbicara di depan umum, pada awalnya Anda merasa yakin dan siap, tetapi ketika waktunya semakin dekat, Anda tiba-tiba menjadi grogi dan tidak percaya diri karena melihat audiensnya banyak sekali. Anda bukan orang pertama yang mengalami seperti ini. Hal ini wajar dialami siapa pun ketika pertama kali mendapati jumlah audiensnya di luar dugaan. Anda hanya perlu berlatih mengontrol emosi Anda, tetap fokus dengan materi yang akan disampaikan, dan Anda dapat berusaha membangun rasa percaya diri Anda dengan menganggap audiens adalah teman Anda. Dengan berlatih seperti itu, lama-lama Anda akan menjadi terbiasa dengan situasi apa pun dan tetap percaya diri Wawasan Luas Kompetensi lain yang perlu dimiliki seseorang yang menjadi pembicara yang baik adalah berwawasan luas. Seseorang yang menjadi pembicara tidak harus lulus dengan predikat cumlaude atau pintar secara akademis. Kadang-kadang orang yang pintar secara akademis belum tentu dapat menjadi pembicara yang baik. Seorang pembicara yang baik harus memiliki wawasan luas, terutama tentang pengetahuan umum yang berkaitan dengan sosial-budaya, politik, ekonomi, teknologi, dan sebagainya (Tulung, 2007: 47). Selain itu, seorang pembicara juga harus memiliki pengetahuan yang update atau terbaru yang sedang terjadi di masyarakat dan harus mengikuti perkembangan informasi tersebut agar tidak ketinggalan informasi. Salah satu cara untuk mendapatkan banyak wawasan adalah membaca. Perkembangan teknologi saat ini sudah pesat. Jika Anda termasuk orang sibuk, Anda dapat memanfaatkan gadget Anda untuk mencari dan membaca informasi apa saja yang mutakhir. Kebiasaan mencari dan membaca berbagai informasi yang aktual dapat menambah pengetahuan Anda. Jika Anda mengetahui banyak hal, akan menjadi penambah rasa percaya diri Anda. Anda akan percaya diri berbicara di depan publik jika memiliki pengetahuan yang luas.

20 2.1.5 Suara/Vokal yang Jelas Modal utama seorang pembicara adalah suara. Suara dapat dikatakan sebagai aset berharga bagi seorang pembicara (Tulung, 2007: 55) dan dalam berkomunikasi secara lisan (Yanuarita, 2012: 16). Tidak jarang orang berpikir bahwa orang dapat menjadi pembicara yang baik karena suaranya bagus. Jadi, orang yang menganggap suaranya tidak bagus akan merasa tidak pantas untuk berbicara di depan publik. Modal suara sama dengan modal berani dan percaya diri. Artinya, kualitas suara dapat dilatih. Yang perlu diperhatikan seseorang ketika akan berbicara di depan publik adalah mengamati bagaimana suara pembicara terkenal atau pembicara sukses. Jika diamati, ketika seseorang sedang menyiarkan berita atau informasi yang sifatnya serius, suara yang keluar juga akan terlihat serius. Sebaliknya, jika ada pembawa acara di televisi yang sedang membawakan acara musik, tentunya suaranya akan terlihat santai dan ringan. Jika diamati, suara merupakan refleksi diri seseorang. Seseorang yang sedang marah, gelisah, khawatir, sedih, atau senang dapat diamati dari suaranya. Itulah alasannya seseorang yang akan berbicara di depan publik harus melakukan latihan terlebih dahulu. Latihan dapat dilakukan di rumah beberapa hari sebelum tampil. Anda dapat memanfaatkan perangkat teknologi yang Anda miliki, seperti ponsel, laptop, atau perekam suara untuk merekam suara Anda. Setelah itu, Anda dapat mencermati suara Anda dan dapat mengetahui letak kejanggalan dalam latihan menyampaikan materi. Jika Anda sudah tahu letak kelemahannya, Anda dapat berlatih lagi sampai mendapatkan hasil yang maksimal. Seperti yang sudah disebutkan di atas, suara adalah modal utama dalam berkomunikasi lisan. Suara setiap orang tentu berbeda-beda. Ada yang suaranya tinggi/cempreng, ada yang suaranya terlalu berat/nge-bas, sengau, serak/parau, atau kental dengan logat daerah. Hal ini juga berkaitan dengan intonasi dan penekanan suara. Tidak menjadi masalah suara Anda termasuk dalam kategori yang mana, tetapi yang perlu diperhatikan adalah intonasi dan penekanan ketika Anda menyampaikan materi. Suara yang cempreng atau terlalu berat akan menjadi tidak masalah jika Anda dapat membedakan kapan harus berbicara pelan, kapan harus berbicara dengan intonasi naik, dan kapan harus memberi tekanan pada suara Anda ketika menyampaikan materi di depan publik. Menjadi pembicara atau public speaker tidak sama dengan menjadi penyanyi karena menjadi pembicara lebih mudah daripada menjadi penyanyi. Oleh karena itu, jika ingin menjadi pembicara yang sukses, Anda harus percaya diri dengan suara yang Anda miliki. Selebihnya, tinggal bagaimana Anda dapat memelihara suara Anda. Hal utama yang biasanya dilakukan oleh seorang pembicara untuk memelihara suaran-

21 ya adalah menghindari makan makanan berminyak, makanan terlalu pedas, serta menghindari merokok dan minum minuman beralkohol. Jika dapat memelihara suara dengan baik, Anda dapat meraih keuntungan juga, yaitu rasa percaya diri Anda akan meningkat Sikap Ramah dan Tenggang Rasa Sikap merupakan faktor penentu untuk melengkapi kompetensi yang lain (Tulung, 2007: 88). Mengapa sikap menjadi faktor penting dalam berbicara di depan publik? Sikap dapat dicerminkan melalui perilaku. Salah satunya adalah ramah. Seorang pembicara atau public speaker haruslah memiliki sikap yang ramah, rendah hati, sabar, tidak mudah menyerah, disiplin waktu, mudah diajak kerja sama, menghargai orang lain, dan mau mendengarkan orang lain (Tulung, 2007: 91). Seseorang yang memiliki rasa percaya diri tinggi, suara yang bagus, dan wawasan luas, tetapi tidak memiliki sikap baik akan kebablasan menjadi menyombongkan diri. Selain itu, seorang pembicara yang tidak mau diajak bekerja sama dengan orang lain maka tidak akan sukses. Mengapa? Hal ini karena dalam sebuah acara, misalnya seminar, presentasi, atau acara pernikahan, diperlukan kerja sama antarbanyak orang, baik dari segi pengaturan waktu, teknis pelaksanaan, dan lain-lain. Jika seorang pembicara tidak memiliki sikap kooperatif terhadap orang lain, acara tidak akan berjalan dengan baik dan bahkan akan menjadi kacau, lebih-lebih jika pembicara tersebut termasuk orang yang tidak mau mendengarkan kata-kata orang lain. Pendek kata, dalam segala kegiatan dan aktivitas, termasuk aktivitas berbicara, sikap memegang peranan penting. Jika Anda ingin menjadi public speaker yang baik kiranya diperlukan sikap yang baik pula. Sikap yang baik akan menambah rasa percaya diri dan keberanian Anda ketika berbicara di depan publik. Seorang pembicara yang memiliki sikap baik dapat dilihat dari cara berbicaranya. Orang yang memiliki sikap ramah dan tenggang rasa maka akan ramah pula kepada para audiensnya. Sebaliknya, orang yang tidak memiliki sikap ramah dan tidak tenggang rasa akan tampak pada cara bicaranya yang tidak ramah terhadap audiensnya. 2.2 Bagaimana Cara Mengatasi Kecemasan? Seseorang yang akan berbicara di depan publik sangat wajar bila diliputi kecemasan. Hal itu sudah manusiawi. Rasa takut dan cemas tidak untuk dihindari, tetapi untuk dihadapi. Dengan menghadapi rasa takut dan cemas, Anda akan belajar bagaimana cara mengendalikannya. Kecemasan merupakan suatu energi saraf yang dibangkitkan oleh perasaan (Mears, 2008: 125). Rasa cemas dapat dapat menghancurkan semangat seseorang,

22 atau sebaliknya, dapat membangkitkan semangat seseorang. Cara utama untuk mengatasi rasa cemas adalah dengan mengontrol emosi. Jika Anda akan berbicara di depan publik dan Anda diliputi rasa cemas, Anda harus memastikan dapat mengontrol emosi Anda dengan baik. Ibaratnya seorang sopir harus belajar untuk mengendalikan gigi-gigi persneling mobilnya sebelum dia melakukan perjalanan secara aman, kemudian akan timbul rasa percaya diri ketika dia mendapati tangannya secara otomatis dan luwes dapat memindahkan gigi persneling dengan baik. Jika sudah seperti itu, kecemasan pun akan hilang. Demikian juga dengan seseorang yang akan berbicara di depan publik, kecemasan akan hilang jika sudah terbiasa mengontrol diri sendiri sebelum tampil. Cemas dapat membuat seseorang menjadi gugup dan demam panggung. Gugup dan demam panggung adalah hal yang normal dialami setiap pembicara di depan umum, bahkan pembicara terbaik pun pernah mengalami gugup atau demam panggung pada saat mereka pertama kali berbicara di depan umum. Rasa gugup dan demam panggung hanya bisa diatasi dengan proses latihan. Anda hanya memerlukan latihan yang terus-menerus dalam mengontrol diri Anda sendiri agar dapat menjadi pembicara yang sukses Tarik Napas Dalam-Dalam Sebelum Tampil (the Magic of Oxygen) Biasanya karena merasa cemas, Anda akan merasakan ketegangan fisik. Lalu, Anda akan lupa untuk bernapas. Jika sampai terjadi hal demikian, dapat berakibat Anda tergagapgagap. Orang yang merasa cemas, tubuhnya terasa seperti membeku dan penampilannya terlihat kaku. Akibatnya, Anda akan lupa apa yang harus disampaikan, salah bicara, terbatabata, bahkan dapat juga tubuh Anda gemetar terutama kaki dan tangan. Oleh karena itu, jangan biarkan rasa cemas menghantui Anda. Sebelum tampil, sebaiknya Anda mengontrol napas dengan baik. Cara mudahnya adalah menarik napas dalam-dalam kemudian keluarkan secara perlahan-lahan pula dengan tersenyum. Bernapaslah dengan panjang dan tenang. Tarik napas Anda, lalu keluarkan pelanpelan. Lakukan berkali-kali sampai Anda menemukan diri Anda merasa lebih baik daripada sebelumnya. Tanpa disadari, Anda akan merasakan rileks Combat Your Hidden Enemies Salah satu faktor penyebab rasa cemas adalah pikiran negatif tentang diri sendiri. Perasaan cemas sangat erat kaitannya dengan rasa percaya diri yang kurang atau minder. Kalau perasaan minder terus dipelihara, yang terjadi malah akan membuat Anda semakin

23 lemah. Ketika seseorang yang akan berbicara merasa cemas, berbagai prasangka buruk akan muncul dalam pikiran. Misalnya, jangan-jangan audiensnya datang untuk mempermalukan penampilan saya, jangan-jangan audiensnya terlalu kritis sehingga akan menanyakan hal yang sulit kepada saya dan saya tidak bisa menjawab, jangan-jangan nanti suara saya akan hilang, jangan-jangan penampilan saya buruk, dan sebagainya. Hal ini sejalan dengan apa yang diungkapkan Mears (2008: 127) bahwa sejauh yang menjadi urusan pembicara, ada enam alasan utama untuk rasa takut, yaitu rasa takut terhadap hal yang tidak diketahui, rasa takut jika disalahtafsirkan, rasa takut terhadap audiens, rasa takut tidak bisa didengarkan suaranya, rasa takut terhadap diri sendiri, dan rasa takut terhadap reaksi fisik atas pidato atau materi yang disampaikan. Pikiran-pikiran semacam itu akan menumbangkan kepercayaan diri. Minder sesaat tentu saja boleh asal tidak terus-menerus. Oleh karena itu, jika Anda akan berbicara di depan publik, buanglah pikiran-pikiran negatif tentang diri Anda. Berpikirlah bahwa Anda akan tampil berbicara di depan umum untuk tujuan baik sehingga energi positif dan optimis akan muncul dalam pikiran Anda Buat Persiapan Matang Untuk menjadi pembicara sukses tidaklah mudah. Anda harus mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan penampilan Anda, baik itu persiapan fisik maupun nonfisik. Persiapan fisik meliputi melatih pernapasan yang benar dan latihan menyampaikan materi. Anda harus mengetes suara sebelum tampil supaya dapat membangkitkan rasa percaya diri. Selain itu, persiapan nonfisik yang harus dilakukan adalah materi yang akan disampaikan kepada audiens. Orang yang pandai berbicara jika tidak ada persiapan matang tentang materi yang akan disampaikan maka tidak akan berjalan baik. Sebaliknya, seseorang yang tidak terlalu pandai berbicara akan tertutupi oleh persiapan materi yang matang. Persiapan yang baik merupakan kunci rasa percaya diri, lalu rasa percaya diri merupakan kunci untuk bisa lebih rileks. Menurut Fred Pryor Organization, persiapan yang baik akan mengurangi ketegangan fisik sampai dengan 75% dan akan meningkatkan kemungkinan terhindar dari kesalahan sampai dengan 95% (Hayaza, 2011: 33). Oleh karena itu, sebelum tampil berbicara di depan umum, banyak hal yang harus diperhatikan, terutama adalah kesiapan diri sendiri. Jika Anda gagal pada tahap persiapan yang seharusnya Anda lakukan, berarti sama saja dengan Anda bersiap-siap untuk gagal (Hayaza, 2011: 33) Jangan Terbebani oleh Penampilan, Fokuslah pada Komunikasi Biasanya seseorang yang akan berbicara di depan publik menomorsatukan masalah

24 penampilan fisik. Misalnya, Anda harus memakai baju seperti apa supaya cocok dengan acara yang akan digelar. Seringkali Anda tidak mempersiapkan cara berbicara dan cara menyampaikan materi. Sebelum tampil di depan umum, pastikan Anda mencari tahu konteks acaranya seperti apa sehingga Anda dapat mempersiapkan penampilan Anda. Persiapkan pakaian dengan warna yang paling cocok dengan Anda dan berpakaianlah yang sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan dan disesuaikan pula dengan audiens yang akan mendengarkan (Hamdani, 2012: 66). Sesudah itu, luangkan waktu Anda sebanyak mungkin untuk memikirkan cara menyampaikan materi dengan baik di hadapan audiens Anda. Anda dapat berlatih berbicara, mengecek suara, dan sebagainya. Jika Anda memiliki banyak waktu untuk mengecek beberapa hal tersebut, dapat membantu Anda untuk mengurangi kecemasan. Yang paling penting adalah ketika proses berbicara Anda tidak akan terbebani oleh penampilan Anda: jangan-jangan saya salah kostum, jangan-jangan baju saya warnanya norak, janganjangan saya ditertawakan karena sepatu saya sudah usang, dan sebagainya. Berbagai pikiran negatif seperti ini seharusnya dihilangkan. Muncullah dengan penampilan terbaik Anda sehingga Anda akan meningkatkan kepercayaan diri Anda yang pada akhirnya Anda dapat fokus pada komunikasi Jangan Bebani Pikiran Anda dengan Berusaha Menghafal Teks Pidato Anda pasti sudah pernah mendengarkan pidato atau sejenisnya yang sangat membosankan? Salah satu hal yang membuat pidato itu membosankan adalah pembicaranya menghafalkan teks. Seorang pembicara yang menghafalkan teks akan terlihat kaku dan tidak bisa berimprovisasi, bahkan yang lebih parahnya, jika pembicara tersebut gugup atau grogi, semua yang sudah dihafalkan akan hilang seketika. Apakah Anda ingin mengalami hal seperti itu? Jika tidak ingin, ubahlah kebiasaan Anda untuk tidak menghafalkan teks pidato. Anda akan menjadi terbebani ketika berusaha menghafal teks pidato. Jika Anda hanya mengandalkan hafalan, komunikasi Anda akan kaku, cepat lupa, dan audiens Anda akan bosan. Untuk itu, Anda menghafal poin-poin penting yang akan disampaikan saja. Anda hanya perlu mempersiapkan poin-poin yang akan disampaikan, kemudian mencari dan membaca bahan-bahan yang berkaitan dengan hal itu, lalu berlatih sendiri menyampaikan materi itu sembari mengecek suara dan penampilan Anda. Metode ini sangat menolong Anda untuk mengurangi rasa cemas dibandingkan dengan Anda menghafal teks Gunakan Alat Bantu/Peraga untuk Mengalihkan Kecemasan Alat bantu/peraga dapat mengalihkan kecemasan Anda. Ketika Anda berbicara di depan

25 publik untuk menyampaikan materi, Anda dapat memanfaatkan alat bantu seperti komputer untuk menayangkan powerpoint. Saat ini powerpoint adalah alat bantu visual yang sangat umum digunakan oleh pembicara dalam presentasinya. Powerpoint dapat menolong Anda ketika Anda lupa apa yang akan disampaikan kepada audiens. Hal ini erat kaitannya dengan menghafal teks. Dengan menggunakan bantuan powerpoint, Anda tidak perlu menghafal teks. Anda dapat menggunakan powerpoint untuk menuliskan poin-poin penting yang akan Anda sampaikan. Selain itu, Anda dapat juga membawa alat peraga yang berkaitan langsung dengan materi yang Anda sampaikan. Misalnya, Anda sedang presentasi tentang perbedaan motif batik Yogyakarta, Solo, dan Pekalongan. Anda dapat membawa contoh kain batik yang berasal dari ketiga daerah tersebut untuk ditunjukkan kepada audiens supaya audiens Anda percaya dengan apa yang Anda katakan. Contoh lainnya adalah ketika Anda menjelaskan bagian-bagian Candi Borobudur, Anda dapat membawa miniatur Candi Borobudur untuk ditunjukkan kepada audiens Anda. Membawa alat peraga seperti ini juga dapat menolong Anda untuk mengurangi kecemasan dan mencairkan kekakuan suasana karena audiens Anda akan tertarik dengan alat peraga yang akan bawa. Sekali lagi, Anda akan selamat dari maut kecemasan dan kekhawatiran tentang suasana pada saat Anda berbicara hanya dengan membawa alat peraga yang mendukung. 2.3 Apa Saja Tips Sukses Berbicara di Depan Umum? Untuk dapat sukses berbicara di depan umum, ada beberapa tips yang dapat Anda gunakan. Setidak-tidaknya Anda harus melakukan persiapan, memulai berbicara, dan membuat penutupan yang berkesan. Pada tahap persiapan, berani dan percaya diri untuk tampil di depan umum merupakan tips utama. Sebagai seorang pembicara, sebaiknya Anda jangan terlalu merendahkan diri, tetapi jangan terlalu menonjolkan diri pula. Selain itu, sebaiknya Anda bersikap rileks saja dan berusaha dapat mengontrol rasa grogi Anda. Istirahat yang cukup dapat membantu Anda untuk merasa fresh saat Anda tampil dan tentu saja dapat membuat Anda merasa lebih percaya diri. Pada persiapan teknis, ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk membangun kesuksesan berbicara di depan publik. Contohnya, mengenakan pakaian yang tepat, mempelajari audiens dan latar belakang tingkat pengetahuannya, mengecek dan/atau mencoba piranti yang akan digunakan, dan mempersiapkan materi yang akan disampaikan. Ketika mulai berbicara, pastikan Anda tampil dengan meyakinkan, baik dari segi vokal, materi, maupun sikap. Sebisa mungkin Anda harus tampil segar dan ceria saat berbicara di

26 muka umum. Yang pertama, tidak menumpuk agenda. Maksudnya, jika Anda mempunyai kesibukan, Anda harus bisa memprioritaskan salah satu agar tidak kecapaian. Yang kedua, buatlah diri Anda senyaman mungkin sebelum tampil di muka umum. Yang ketiga adalah menjaga suasana hati agar terlihat profesional. Pastikan juga Anda melakukan interaksi dan kontak mata dengan audiens. Adapun tips memaparkan isi materi, antara lain, berfokuslah pada pesan penting yang akan Anda sampaikan, gunakanlah kalimat sederhana supaya audiens Anda memahami, pakailah bahasa yang dapat dimengerti oleh audiens Anda, dan janganlah menyampaikan materi seperti berkhotbah. Selanjutnya, pada tahap penutupan, buatlah kesimpulan atas semua materi yang sudah Anda sampaikan dan gunakan kata-kata penutup yang manis dan unik supaya tidak membosankan dan audiens akan tersentuh dengan kata-kata Anda. 2.4 Hal-Hal Apa Saja yang Harus Dihindari Ketika Berbicara di Depan Umum? Ketika berbicara di depan publik ada hal-hal yang perlu dihindari. Dalam menyampaikan materi, usahakan untuk tidak bersikap ragu-ragu supaya audiens Anda percaya dengan apa yang Anda katakan. Ingatlah untuk tidak memakai ungkapan lemah. Jangan pernah memberikan informasi kepada audiens Anda yang belum jelas sumbernya. Berbicara terburu-buru juga harus dihindari karena kemampuan audiens untuk menangkap pembicaraan Anda tidak sama. Setiap audiens perlu waktu untuk memahami apa yang Anda sampaikan. Hal yang paling tidak disenangi audiens terhadap pembicara adalah berbicara di depan umum dengan membaca teks terus-menerus dan berusaha menghafalkan teks. Oleh karena itu, membaca dan menghafalkan teks juga harus Anda hindari ketika berbicara di depan umum. Durasi berbicara yang terlalu lama akan membuat audiens bosan sehingga usahakan Anda jangan berbicara terlalu lama. Berbicara yang terlalu lama juga tidak efektif. Audiens yang sudah bosan tentunya tidak dapat berkonsentrasi mendengarkan Anda. Ketika Anda belum terbiasa berbicara di depan publik, biasanya masih grogi dan belum bisa mengontrol rasa gugup. Apalagi ketika materi yang akan disampaikan ada kekurangan atau ada kesalahan teknis pada piranti yang akan digunakan. Jika demikian yang terjadi, biasanya seorang pembicara akan merasa gelisah. Pembicara yang grogi atau gelisah biasanya akan melakukan gerakan-gerakan tidak penting, seperti memencet-mencet hidung, mengusap-usap keringat, membetulkan baju, dan yang paling terlihat adalah mimik muka. Jika Anda sudah sering tampil di depan umum mungkin sudah dapat mengendalikan rasa gugup, gelisah, grogi, dan sebagainya dengan baik. Walaupun demikian, kapan pun dan di mana pun Anda menjadi

27 pembicara, usahakan untuk tidak menunjukkan rasa gelisah Anda di depan audiens. Hal ini akan memengaruhi penilaian audiens terhadap penampilan Anda. Gerakan membungkukkan badan dan menunduk juga sebaiknya dihindari ketika berbicara di depan audiens Anda, apalagi menyilangkan kaki dan tangan Anda. Menyilangkan kaki dan tangan mengisyaratkan Anda adalah orang yang tertutup dan audiens Anda tidak akan suka dengan Anda. Selanjutnya, satu hal lain yang juga perlu dihindari seorang pembicara adalah menggunakan istilah asing yang sulit. Audiens Anda belum tentu latar belakang pendidikannya sama dengan Anda, belum tentu wawasannya sama dengan Anda, dan sebagainya. Oleh karena itu, penggunaan kata-kata dari bahasa asing yang sulit sebaiknya dihindari supaya tidak membingungkan audiens Anda. Hal yang harus dihindari ketika berbicara di depan publik, antara lain, berbicara yang bertele-tele, membicarakan hal-hal yang mengandung SARA (suku, agama, ras, dan adat) dan menyinggung pihak-pihak tertentu, dan menggunakan intonasi yang datar saat berbicara di depan umum. Jika Anda melakukan kesalahan ketika berbicara, minta maaflah kepada audiens jika diperlukan, tetapi meminta maaf terlalu sering juga tidak baik. Jadi, ketika Anda menjadi pembicara, sebaiknya hindarilah beberapa hal yang harus dihindari seperti yang sudah disebutkan di atas. Seorang pembicara yang baik tentu dapat menjaga konsentrasinya ketika tampil berbicara di depan publik untuk memfokuskan diri supaya tidak melakukan halhal yang seharusnya dihindari. Setiap orang yang akan tampil berbicara di depan publik harus mempunyai kompetensi. Kompetensi tersebut berupa mental yang kuat, keberanian, rasa percaya diri, wawasan yang luas, dapat berbicara dengan suara yang jelas, dan memiliki sikap ramah dan tenggang rasa. Masing-masing kompetensi berkaitan satu sama lain. Orang yang memiliki wawasan luas akan merasa percaya diri untuk tampil berbicara di depan publik dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki wawasan luas. Orang yang memiliki mental kuat dan berani juga akan percaya diri untuk berbicara di depan orang banyak. Dengan memiliki rasa percaya diri dan keberanian, Anda dengan sendirinya dapat mengatasi kecemasan yang melanda pada saat akan tampil berbicara di depan publik. Demikian juga jika Anda memperhatikan tips-tips sukses berbicara di depan publik dan dapat menghindari hal-hal yang memang harus dihindari ketika berbicara di depan publik dapat menjadi pelengkap bekal Anda untuk sukses berbicara di depan orang banyak. Aktivitas

28 a. 2 3 mahasiswa diminta menjadi contoh berbicara di kelas (direkam). b. Mahasiswa berdiskusi dan memberikan komentar dengan kelompoknya. c. Dosen memberikan pengayaan dengan alat bantu alat bantu papan tulis, laptop, dan LCD. d. Mahasiswa mendiskusikan dan menyusun draft materi untuk disampaikan di kelas. e. Tanya jawab. Rangkuman Persiapan mental dan keberanian merupakan modal utama untuk tampil di depan publik. Cara utama membangun rasa percaya diri adalah mengenali diri sendiri dan berfokus pada kelebihan yang dimiliki diri sendiri dengan tidak lupa untuk mengatasi kelemahan Anda. Wawasan/pengetahuan juga merupakan modal penting bagi pembicara yang ingin sukses tampil di depan umum. Dengan wawasan yang luas, Anda dapat tampil di depan umum dengan rasa percaya diri. Suara setiap orang tidak sama, tetapi Anda tidak perlu minder karena suara Anda tidak bagus. Pembicara sukses kadangkala bukan karena suaranya yang bagus, tetapi orang yang tahu bagaimana cara memanfaatkan suaranya untuk berbicara di depan umum. Aktivitas berbicara memerlukan sikap yang baik. Sikap tersebut dapat berwujud ramah, sopan, dan murah senyum. Sikap yang baik dapat menambah rasa percaya diri dan keberanian Anda untuk berbicara di depan publik. PENUTUP a. Penilaian 1) Perkuliahan dikatakan berhasil jika mahasiswa dapat menyampaikan ide/pendapat secara verbal. 2) Aspek-aspek yang dinilai adalah keberanian, cara menyampaikan ide, dan durasi berbicara. 3) Rentang nilai adalah b. Tindak lanjut Mahasiswa yang belum lancar berbicara di depan umum dicatat, diberi komentar, dan diberi saran agar selanjutnya dapat tampil sesuai yang diharapkan..

29 Evaluasi yang direncanakan Butir kemampuan Menyampaikan gagasan secara verbal Pembelajaran perkuliahan ini dikatakan berhasil apabila mahasiswa dapat Indikator keberhasilan Butir penilaian penyajian menarik penyajian sistematis penyajian jelas dan meyakinkan Poin maks. 100

30 UNIVERSITAS GADJAH MAD A FAKULTAS ILMU BUDAYA JURUSAN SASTRA INDONESIA Jln. Humaniora 1, Bulaksumur, Yogyakarta Buku 2: RKPM (Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan) Modul Pembelajaran Pertemuan ke 5 KETERAMPILAN WICARA Semester Ganjil/3SKS/BDI 1209 oleh Drs. Heru Marwata, M.Hum. Didanai dengan dana BOPTN P3 UGM Tahun Anggaran 2012 Desember 2012

31 Media Ajar Pertemuan ke Tujuan Ajar/ Keluaran/ Indikator Topik (pokok, subpokok bahasan, alokasi waktu) Teks Presentasi Gambar Audio/Video Soal-Tugas Metode Evaluasi dan Penilaian Metode Ajar Aktivitas Mahasiswa Aktivitas Dosen/ Nama Pengajar Sumber Ajar 5 Mahasiswa dapat memahami persiapan yang harus dilakukan sebelum tampil berbicara di depan umum Persiapan: 1. Memastikan sifat acara 2. Memastikan audiens 3. Memperluas wawasan 4. Menetapkan media yang akan digunakan 5. Membuat rancangan materi 6. Menentukan teknik penyampaian informasi 7. Memperhatikan pengaturan waktu 8. Melakukan latihan semaksimal mungkin Kuis: Tanya jawab: mahasiswa yang aktif akan mendapatkan tambahan poin Mahasiswa berkelompok dan diskusi Tatap muka di kelas: 1. Mahasiswa berdiskusi dengan kelompoknya, 2. Wakil kelompok berbicara di kelas (direkam) 3. Tanya jawab dan saling mengomentari sambil menyaksikan tayangan (rekaman). Dosen memandu dan mengawasi jalannya diskusi lalu memberi masukan dan saran di akhir perkuliahan. Pustaka 1, 2, 3, 4 Waktu: 1x menit

Buku 1: RPKPS (Rencana Program dan Kegiatan Pembelajaran Semester)

Buku 1: RPKPS (Rencana Program dan Kegiatan Pembelajaran Semester) UNIVERSITAS GADJAH MAD A FAKULTAS ILMU BUDAYA JURUSAN SASTRA INDONESIA Jln. Humaniora 1, Bulaksumur, Yogyakarta 55281 Buku 1: RPKPS (Rencana Program dan Kegiatan Pembelajaran Semester) KETERAMPILAN WICARA

Lebih terperinci

public speaking in an easy way! disusun oleh : Ivany L. Goutama Universitas Tarumanagara Pengurus Harian Wilayah Kajian & Strategis ISMKI Wilayah 2

public speaking in an easy way! disusun oleh : Ivany L. Goutama Universitas Tarumanagara Pengurus Harian Wilayah Kajian & Strategis ISMKI Wilayah 2 public speaking in an easy way! disusun oleh : Ivany L. Goutama Universitas Tarumanagara Pengurus Harian Wilayah Kajian & Strategis ISMKI Wilayah 2 Public Speaking Keahlian berbicara di depan umum (public

Lebih terperinci

Presentasi adalah salah satu bentuk komunikasi yaitu pertukaran. pesan/informasi antara Anda dengan seseorang atau beberapa orang.

Presentasi adalah salah satu bentuk komunikasi yaitu pertukaran. pesan/informasi antara Anda dengan seseorang atau beberapa orang. Pengantar Presentasi adalah salah satu bentuk komunikasi yaitu pertukaran pesan/informasi antara Anda dengan seseorang atau beberapa orang. Seseorang membawa informasi tersebut kemudian menyampaikannya

Lebih terperinci

Modul ke: Produksi Berita TV. Wawancara Dalam Berita TV. Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Broadcasting.

Modul ke: Produksi Berita TV. Wawancara Dalam Berita TV. Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Broadcasting. Modul ke: 09 Syaifuddin, Fakultas Ilmu Komunikasi Produksi Berita TV Wawancara Dalam Berita TV S.Sos, M.Si Program Studi Broadcasting http://www.mercubuana.ac.id Wawancara dalam Berita TV Wawancara dalam

Lebih terperinci

PROFESSIONAL IMAGE. Etiket dalam pergaulan (2): Berbicara di depan Umum, etiket wawancara. Syerli Haryati, S.S. M.Ikom. Modul ke: Fakultas FIKOM

PROFESSIONAL IMAGE. Etiket dalam pergaulan (2): Berbicara di depan Umum, etiket wawancara. Syerli Haryati, S.S. M.Ikom. Modul ke: Fakultas FIKOM Modul ke: PROFESSIONAL IMAGE Etiket dalam pergaulan (2): Berbicara di depan Umum, etiket wawancara Fakultas FIKOM Syerli Haryati, S.S. M.Ikom Program Studi Public Relations www.mercubuana.ac.id Pendahuluan

Lebih terperinci

PERTEMUAN 18 PRESENTASI ILMIAH

PERTEMUAN 18 PRESENTASI ILMIAH PERTEMUAN 18 PRESENTASI ILMIAH A. TUJUAN PEMBELAJARAN Pada pertemuan ini akan dijelaskan mengenai presentasi ilmiah. Melalui ekspositori, Anda harus mampu: 18.1. Menjelaskan presentasi ilmiah 18.2. Menjelaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kampus UIN Maulana Malik Ibrahim (MMI) Malang sebagai kampus. berbasis Islam menerapkan beberapa kebijakan yang ditujukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kampus UIN Maulana Malik Ibrahim (MMI) Malang sebagai kampus. berbasis Islam menerapkan beberapa kebijakan yang ditujukan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kampus UIN Maulana Malik Ibrahim (MMI) Malang sebagai kampus berbasis Islam menerapkan beberapa kebijakan yang ditujukan untuk mencetak lulusan yang tidak saja

Lebih terperinci

MUHAMMAD AJIB. 20 Rahasia Mudah Hilangkan GUGUP DAN GEMETAR saat BERBICARA DIDEPAN Banyak Orang. Penerbit PLONG

MUHAMMAD AJIB. 20 Rahasia Mudah Hilangkan GUGUP DAN GEMETAR saat BERBICARA DIDEPAN Banyak Orang. Penerbit PLONG MUHAMMAD AJIB 20 Rahasia Mudah Hilangkan GUGUP DAN GEMETAR saat BERBICARA DIDEPAN Banyak Orang Penerbit PLONG 20 Rahasia Mudah Hilangkan GUGUP DAN GEMETAR saat BERBICARA DIDEPAN Banyak Orang Oleh : Muhammad

Lebih terperinci

Menyajikan Presentasi Seminar

Menyajikan Presentasi Seminar Menyajikan Presentasi Seminar 1 Kebanyakan kegiatan belajar melibatkan presentasi secara lisan oleh siswa. Pada suatu kegiatan belajar atau seminar, topik yang akan dibahas umumnya telah diberikan di awal

Lebih terperinci

TINGKATKAN PERCAYA DIRI

TINGKATKAN PERCAYA DIRI Profesi Trainer 6 TINGKATKAN PERCAYA DIRI RASA GUGUP - Kita selalu ingin buang air kecil ketika akan menjadi pembicara didepan forum? - Keringat dingin menjalar di tubuh kita? - Telapak tangan terasa basah?

Lebih terperinci

PUBLIC SPEAKING (BERBICARA DI DEPAN UMUM)

PUBLIC SPEAKING (BERBICARA DI DEPAN UMUM) ETIK UMB Modul ke: 14 Fakultas PUBLIC SPEAKING (BERBICARA DI DEPAN UMUM) Ekonomi Program Studi Manajamen www.mercubuana.ac.id Nabil Ahmad Fauzi, M.Soc.Sc PENGANTAR Semua orang dapat, tetapi tidak semua

Lebih terperinci

STRATEGI PEMBELAJARAN DALAM MATA KULIAH BAHASA MANDARIN I DI PRODI S1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FIB UB

STRATEGI PEMBELAJARAN DALAM MATA KULIAH BAHASA MANDARIN I DI PRODI S1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FIB UB STRATEGI PEMBELAJARAN DALAM MATA KULIAH BAHASA MANDARIN I DI PRODI S1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FIB UB Diah Ayu Wulan Dosen Sastra Cina FIB UB diahayuwulan96@yahoo.co.id Abstrak Bahasa Mandarin merupakan

Lebih terperinci

DASAR PRESENTASI. Kunci presentasi yang sukses adalah persiapan yang baik.

DASAR PRESENTASI. Kunci presentasi yang sukses adalah persiapan yang baik. DASAR PRESENTASI PERSIAPAN Kunci presentasi yang sukses adalah persiapan yang baik. Persiapan Dasar Persiapan yang baik bisa dimulai dengan menganalisis tiga faktor di bawah ini: - pada acara apa kita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya perkembangan pada ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan yang terjadi tersebut menuntut

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Pelaksanaan Tindakan Siklus I A. Tahap Perencanaan Setelah diperoleh informasi pada waktu observasi, maka peneliti melakukan diskusi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECENDERUNGAN EKSTROVERT DENGAN KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN UMUM PADA MAHASISWA FKIP PBSID UMS SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KECENDERUNGAN EKSTROVERT DENGAN KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN UMUM PADA MAHASISWA FKIP PBSID UMS SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KECENDERUNGAN EKSTROVERT DENGAN KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN UMUM PADA MAHASISWA FKIP PBSID UMS SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Psikologi

Lebih terperinci

MENULIS ITU BERCERITA!

MENULIS ITU BERCERITA! SERI JURNALISME DESA MENULIS ITU BERCERITA! Menulis itu (terasa) sulit. Demikian komentar banyak orang ketika mereka harus menulis. Benar kah demikian? Atau barangkali itu hanya pikiran kita saja? Sebelum

Lebih terperinci

Angket Optimisme. Bayangkan anda mengalami situasi yang tergambar dalam setiap. persoalan, walaupun untuk beberapa situasi mungkin anda belum pernah

Angket Optimisme. Bayangkan anda mengalami situasi yang tergambar dalam setiap. persoalan, walaupun untuk beberapa situasi mungkin anda belum pernah LAMPIRAN Lampiran 1 Angket Optimisme Bayangkan anda mengalami situasi yang tergambar dalam setiap persoalan, walaupun untuk beberapa situasi mungkin anda belum pernah mengalaminya. Pilihlah salah satu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas II SD Kutowinangun 08. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar

Lebih terperinci

Lampiran 1 Hasil uji reliabilitas variabel kemandirian emosi, kemandirian perilaku, kemandirian nilai, kemandirian total, penyesuaian diri, dan

Lampiran 1 Hasil uji reliabilitas variabel kemandirian emosi, kemandirian perilaku, kemandirian nilai, kemandirian total, penyesuaian diri, dan LAMPIRAN 61 Lampiran 1 Hasil uji reliabilitas variabel kemandirian emosi, kemandirian perilaku, kemandirian nilai, kemandirian total, penyesuaian diri, dan gejala stres No. Variabel Cronbach s Alpha N

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbicara sangat diperlukan untuk berkomunikasi lisan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbicara sangat diperlukan untuk berkomunikasi lisan. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterampilan berbicara sangat diperlukan untuk berkomunikasi lisan. Akan tetapi, apabila kegiatan berkomunikasi terjadi tanpa diawali keterampilan berbicara

Lebih terperinci

BAB 2 TEKNIK SNOWBALL THROWING DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA. Kiranawati (dalam /2007/11/19/snowballthrowing/)

BAB 2 TEKNIK SNOWBALL THROWING DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA. Kiranawati (dalam  /2007/11/19/snowballthrowing/) 8 BAB 2 TEKNIK SNOWBALL THROWING DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA 2.1 Teknik Snowball Throwing 2.1.1 Pengertian Teknik Snowball Throwing Kiranawati (dalam http://gurupkn.wordpress.com /2007/11/19/snowballthrowing/)

Lebih terperinci

29/05/2012 PRESENTASI ILMIAH. Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor 2012 K14 MPPI

29/05/2012 PRESENTASI ILMIAH. Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor 2012 K14 MPPI PREENTA LMAH K14 MPP Alfiasari,.P., M.i Departemen lmu Keluarga dan Konsumen Fakultas Ekologi Manusia nstitut Pertanian Bogor 2012 1 Berbicara dengan baik menjadi keterampilan yang dapat diukur dan menjadi

Lebih terperinci

Strategi Belajar CERDAS Pada Pendidikan Jarak Jauh. Tri Darmayanti UNIVERSITAS TERBUKA

Strategi Belajar CERDAS Pada Pendidikan Jarak Jauh. Tri Darmayanti UNIVERSITAS TERBUKA Strategi Belajar CERDAS Pada Pendidikan Jarak Jauh Tri Darmayanti UNIVERSITAS TERBUKA 2 0 0 4 DAFTAR ISI Halaman Judul... i Daftar Isi... ii Tahukah Anda?... 1 Strategi Belajar CERDAS... 2 1 Huruf C untuk

Lebih terperinci

MENGENAL TIPE KONSUMEN

MENGENAL TIPE KONSUMEN MENGENAL TIPE KONSUMEN 1. Tipe Konsumen Pendiam Konsumen tipe seperti ini biasanya tidak pandai bergaul sehingga jaringan pertemanannya terbatas. Namun, jika mereka memiliki teman, mereka sangat dekat

Lebih terperinci

Public Speaking. Berbicara di depan umum. Sujanti, M.Ikom. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI. Program Studi Hubungan MAsyarakat

Public Speaking. Berbicara di depan umum. Sujanti, M.Ikom. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI. Program Studi Hubungan MAsyarakat Public Speaking Modul ke: 05 Ety Fakultas ILMU KOMUNIKASI Berbicara di depan umum Sujanti, M.Ikom. Program Studi Hubungan MAsyarakat Public Speaking Berbicara di depan umum 1. Persiapan Berbicara 2. Menentukan

Lebih terperinci

Cara Mengatasi Kecemasan

Cara Mengatasi Kecemasan Cara Mengatasi Kecemasan S etiap manusia pasti pernah merasa cemas. Perasaan cemas tersebut sering disertai dengan gejala tubuh seperti: jantung berdetak lebih cepat, otot otot menegang, berkeringat, gemetar,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satu faktor hakiki yang membedakan manusia dari makhluk lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. salah satu faktor hakiki yang membedakan manusia dari makhluk lainnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang selalu berkomunikasi dengan orang lain sebagai wujud interaksi. Interaksi tersebut selalu didukung oleh alat komunikasi vital yang

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERTANYA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI METODE TANYA JAWAB DENGAN TEKNIK PROBING PROMPTING

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERTANYA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI METODE TANYA JAWAB DENGAN TEKNIK PROBING PROMPTING BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum pembelajaran merupakan penguasaan konsep keterampilan dan pengetahuan. Pembelajaran merupakan proses peralihan yang teratur dan sistematis dari pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai sarana 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai sarana berkomunikasi dan berinteraksi dengan sesamanya. Hal ini karena fungsi bahasa yang

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN UNIT 5 9.1 Menyimpulkan pesan pidato/ ceramah/ khotbah yang didengar 10.1 Berpidato/ berceramah/ berkhotbah dengan intonasi yang tepat dan artikulasi serta volume suara yang jelas 15.1 Mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Pratindakan Peneliti melakukan observasi sebelum melaksanakan penelitian. Observasi bertujuan untuk mengetahui kondisi awal siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil observasi awal dilakukan di kelas VII F SMP N 2 Susukan semester 2 tahun ajaran 2013 / 2014 pada kompetensi dasar mendiskripsikan Potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia bukan tentang ilmu bahasa atau ilmu sastra, melainkan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia bukan tentang ilmu bahasa atau ilmu sastra, melainkan peningkatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah berkembang dengan sangat pesat terutama dalam hal ruang lingkup materi pokok yang harus dibelajarkan guru kepada peserta

Lebih terperinci

KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN

KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN oleh Rosita E.K., M.Si Konsep dasar dari konseling adalah mengerti

Lebih terperinci

Aku menoleh. Disana berdiri seorang pemuda berbadan tinggi yang sedang menenteng kantong belanjaan di tangan kirinya. Wajahnya cukup tampan.

Aku menoleh. Disana berdiri seorang pemuda berbadan tinggi yang sedang menenteng kantong belanjaan di tangan kirinya. Wajahnya cukup tampan. 1st Spring Hujan lagi. Padahal ini hari Minggu dan tak ada yang berharap kalau hari ini akan hujan. Memang tidak besar, tapi cukup untuk membuat seluruh pakaianku basah. Aku baru saja keluar dari supermarket

Lebih terperinci

Pdt Gerry CJ Takaria

Pdt Gerry CJ Takaria Pembukaan yang tidak efektif dapat menghambat keseluruhan khotbah Anda Pembukaan yang tidak tepat atau tidak memikat dapat membuat audiens bosan, mengantuk atau bahkan tertidur Sebaliknya jika pendahuluan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 KUESIONER KEMANDIRIAN

LAMPIRAN 1 KUESIONER KEMANDIRIAN LAMPIRAN KUESIONER KEMANDIRIAN Di bawah ini terdapat beberapa pernyataan dengan berbagai kemungkinan jawaban. Saudara diminta untuk memilih salah satu dari pilihan jawaban yang tersedia sesuai dengan keadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat dan artikulasi serta volume suara yang jelas (silabus Depdiknas, 2006: 46).

BAB I PENDAHULUAN. tepat dan artikulasi serta volume suara yang jelas (silabus Depdiknas, 2006: 46). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IX terdapat materi berpidato, dengan Kompetensi Dasar 10.1 Berpidato atau berceramah dengan intonasi yang tepat

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian mengenai meningkatkan keterampilan berbicara dengan metode

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian mengenai meningkatkan keterampilan berbicara dengan metode BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Penelitian mengenai meningkatkan keterampilan berbicara dengan metode delivery from memory ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action

Lebih terperinci

PIDATO. Bentuk, Tujuan,dan Metode. TOTO HARYADI, M.Ds

PIDATO. Bentuk, Tujuan,dan Metode. TOTO HARYADI, M.Ds PROLOG 69 tahun yang lalu? PROLOG PROLOG PROLOG pidato [bisa] menjadi jalan [awal] menuju perubahan PROLOG PUBLIC SPEAKING TUJUAN METODE KERANGKA BENTUK #1 pidato INFORMASI TUJUAN #2 pidato PERSUASI #3

Lebih terperinci

ANAK BATITA: USIA ± 15 BULAN 3 TAHUN

ANAK BATITA: USIA ± 15 BULAN 3 TAHUN ANAK BATITA: USIA ± 15 BULAN 3 TAHUN 1. Pesat tapi tidak merata. - Otot besar mendahului otot kecil. - Atur ruangan. - Koordinasi mata dengan tangan belum sempurna. - Belum dapat mengerjakan pekerjaan

Lebih terperinci

Teknis Penulisan Karya Ilmiah

Teknis Penulisan Karya Ilmiah Modul ke: Teknis Penulisan Karya Ilmiah Silahkan mencoba menulis karya ilmiahsesuai dengan sistematika yang benar Fakultas TEKNIK Drs. Masari, MM Program Studi TEKNIK MESIN http://www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

Sekolahku. Belajar Apa di Pelajaran 7?

Sekolahku. Belajar Apa di Pelajaran 7? 7 Sekolahku Tahukah kamu profesi juru bicara presiden? Mereka dipilih karena keahliannya berbicara di depan umum. Agar kamu bisa seperti mereka, biasakanlah berlatih berbicara di depan umum dengan berpidato

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan berbicara di depan publik seperti berpidato, berceramah, dan

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan berbicara di depan publik seperti berpidato, berceramah, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterampilan berbicara di depan publik seperti berpidato, berceramah, dan berdakwah dalam kehidupan manusia merupakan suatu hal yang penting. Banyak orang yang

Lebih terperinci

KONSEP DAN TIPS MENJADI MC

KONSEP DAN TIPS MENJADI MC KONSEP DAN TIPS MENJADI MC oleh: Muslikhah Dwihartanti, SIP Makalah disampaikan pada kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat Untuk Pengurus Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Umbulsejahtera Umbulmartani

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL Kegiatan PPL di SMK PI AMBARRUKMO dilaksanakan terhitung dari 1 Juli sampai dengan 15 September 2014. Uraian tentang pelaksanaan program PPL tersebut sebagai

Lebih terperinci

BAB V HUBUNGAN MOTIVASI BERKOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR ETNIS

BAB V HUBUNGAN MOTIVASI BERKOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR ETNIS BAB V HUBUNGAN MOTIVASI BERKOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR ETNIS Kim dan Gudykunts (1997) menyatakan bahwa komunikasi yang efektif adalah bentuk komunikasi yang dapat mengurangi rasa cemas

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Bagan Penelitian Tindakan Kelas

Gambar 3.1 Bagan Penelitian Tindakan Kelas BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Berdasarkan masalah yang ditemukan, metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Arikunto (2010:128), penelitian tindakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan melalui praktik pembelajaran di kelas 6 SD Negeri 2 Getas Kecamatan Kradenan Kabupaten Blora, dengan jumlah siswa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Secara umum, semua aktivitas

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL A. PERSIAPAN Kegiatan PPL dilaksanakan di SMA Negeri 1 Gamping, kelurahan Banyuraden, kecamatan Gamping, Sleman, Yogyakarta. Kegiatan PPL dimaksudkan agar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Uraian mengenai hasil penelitian sebagai jawaban dari rumusan masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Uraian mengenai hasil penelitian sebagai jawaban dari rumusan masalah BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Uraian mengenai hasil penelitian sebagai jawaban dari rumusan masalah yang diungkapkan pada Bab I akan disajikan dalam Bab IV ini. Pada bab ini diuraikan mengenai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia dalam ranah

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia dalam ranah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Tujuan pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia dalam ranah pendidikan adalah meningkatkan empat aspek keterampilan berbahasa yaitu menyimak,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB I HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian dilakukan di SD Negeri Jlamprang 2 Kecamatan Wonosobo Kabupaten Wonosobo kelas II dengan jumlah siswa sebanyak 35 yang terdiri

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. SLB B YRTRW Solo dalam mengakses informasi berita televisi Seputar

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. SLB B YRTRW Solo dalam mengakses informasi berita televisi Seputar BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari pembahasan mengenai cara tuna rungu non alat bantu dengar di SLB B YRTRW Solo dalam mengakses informasi berita televisi Seputar Indonesia RCTI, maka dapat

Lebih terperinci

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA Modul ke: 07 Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id MATA KULIAH BAHASA INDONESIA BERBICARA UNTUK KEPERLUAN AKADEMIK SUPRIYADI HP. 0815 1300 7353 E-Mail: supriyadibahasa@gmail.com

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas melalui model pembelajaran langsung dengan permainan balok pecahan pada mata pelajaran matematika materi pecahan ini

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Dalam bab 5 ini, peneliti memaparkan hasil simpulan dan saran. Simpulan

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Dalam bab 5 ini, peneliti memaparkan hasil simpulan dan saran. Simpulan 522 BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN Dalam bab 5 ini, peneliti memaparkan hasil simpulan dan saran. Simpulan dan saran dipaparkan berdasarkan temuan penelitian dalam menjawab rumusan masalah yang dijabarkan melalui

Lebih terperinci

31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) 31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil observasi awal dilakukan di kelas VIII E SMP N 2 Susukan semester I tahun ajaran 2012 / 2013 pada kompetensi dasar mendiskripsikan hubungan

Lebih terperinci

LAMPIRAN A SKALA PENELITIAN

LAMPIRAN A SKALA PENELITIAN 54 LAMPIRAN A SKALA PENELITIAN 55 No. Jurusan Semester Pekerjaan : : : : PETUNJUK PENGISIAN SKALA 1. Skala ini terdiri dari 2, skala yang pertama berjumlah 30 item dan skala yang kedua berjumlah 42 item.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Komunikasi merupakan aktivitas makhluk sosial. Menurut Carl I. Hovland (dalam Effendy, 2006: 10) komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain. Dalam praktik

Lebih terperinci

07. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. A. Latar Belakang

07. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. A. Latar Belakang 07. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasian dalam mempelajari

Lebih terperinci

BAB II KEGIATAN PPL. a. Persiapan di Universitas Negeri Yogyakarta 1) Orientasi Pembelajaran Mikro

BAB II KEGIATAN PPL. a. Persiapan di Universitas Negeri Yogyakarta 1) Orientasi Pembelajaran Mikro BAB II KEGIATAN PPL A. KEGIATAN PPL Rangkaian kegiatan PPL dimulai sejak mahasiswa di kampus sampai di SMA Negeri 7 Purworejo. Penyerahan mahasiswa di sekolah dilaksanakan pada tanggal 25 Maret 2014. Praktik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran dan Subyek Penelitian Sekolah Dasar Negeri Suruh 02 berlokasi di Desa Suruh, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Subyek dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Administrasi Perkantoran SMK Kristen Salatiga, peneliti berhasil

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Administrasi Perkantoran SMK Kristen Salatiga, peneliti berhasil 31 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil observasi awal yang dilakukan di kelas X.3 Program Keahlian Administrasi Perkantoran SMK Kristen Salatiga, peneliti berhasil mengidentifikasi

Lebih terperinci

Agar Anda Mampu Menghipnotis Para Audiens

Agar Anda Mampu Menghipnotis Para Audiens DAFTAR ISI Agar Anda Mampu Menghipnotis Para Audiens 3 Hal Penting dalam Berpidato Pembukaan Yang Baik 7 Isi Pidato Yang Harus Jelas 10 Akhir Yang Berkesan 14 Menghafalkan Berlembar-Lembar Naskah dalam

Lebih terperinci

Jangan takut menjawab ya, jawaban anda sangat berarti

Jangan takut menjawab ya, jawaban anda sangat berarti LAMPIRAN 1. Self Confidence Scale Nama : Usia : Kelas : Sekolah : L / P : Berilah tanda X pada jawaban yang sesuai dengan diri anda. Tersedia 4 pilihan jawaban yaitu STS (Sangat Tidak Setuju), TS (Tidak

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penulis melaksanakan penelitian di Sekolah Menengah Pertama Negeri 9

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penulis melaksanakan penelitian di Sekolah Menengah Pertama Negeri 9 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Setting dan Waktu Penelitian Penulis melaksanakan penelitian di Sekolah Menengah Pertama Negeri 9 Bandung, Jalan Semar No. 5 Bandung. Subjek penelitian ini adalah siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Indonesia merupakan Bahasa Nasional Republik Indonesia dan Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah Dasar. Dalam kurikulum,

Lebih terperinci

IDENTITAS. Jenis Kelamin : L / P * Merokok A Mild : Ya / Tidak * Terakhir Menonton Even Musik A Mild : Tanggal CARA MENGERJAKAN ALAT UKUR I

IDENTITAS. Jenis Kelamin : L / P * Merokok A Mild : Ya / Tidak * Terakhir Menonton Even Musik A Mild : Tanggal CARA MENGERJAKAN ALAT UKUR I IDENTITAS Usia : Jenis Kelamin : L / P * Merokok A Mild : Ya / Tidak * Terakhir Menonton Even Musik A Mild : Tanggal Dimana * Coret yang tidak perlu CARA MENGERJAKAN ALAT UKUR I Pada halaman berikut ini

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR TINDAKAN. Tempat penelitian adalah kelas X-6 SMA Negeri 6 Bandar Lampung, di

BAB III PROSEDUR TINDAKAN. Tempat penelitian adalah kelas X-6 SMA Negeri 6 Bandar Lampung, di BAB III PROSEDUR TINDAKAN A. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat penelitian adalah kelas X-6 SMA Negeri 6 Bandar Lampung, di sekolah inilah penulis mengajar sejak tahun 1986 sekarang, di Jalan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sekolah meliputi empat aspek keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan

I. PENDAHULUAN. sekolah meliputi empat aspek keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemampuan berbahasa yang baik perlu dimiliki dan dipelajari oleh setiap orang. Kemampuan yang harus dimiliki siswa melalui pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Isna Istiana, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Isna Istiana, 2013 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai upaya peningkatan mutu pengajaran bahasa Indonesia, segala aspek keterampilan berbahasa perlu dikuasai oleh peserta didik. Keterampilan berbahasa yang

Lebih terperinci

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) KTSP Perangkat Pembelajaran Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) PERANGKAT PEMBELAJARAN STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR Mata Pelajaran Satuan Pendidikan Kelas/Semester : Bahasa

Lebih terperinci

Psikologi Konseling. Psikologi Konseling. Psikologi Psikologi

Psikologi Konseling. Psikologi Konseling. Psikologi Psikologi MODUL PERKULIAHAN Psikologi Konseling Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 05 61033 Abstract Dalam perkuliahan ini akan didiskusikan mengenai Ketrampilan Dasar Konseling:

Lebih terperinci

BAB V POLA KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA PARTISIPAN INDONESIA DALAM PERSEKUTUAN DOA SOLAFIDE

BAB V POLA KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA PARTISIPAN INDONESIA DALAM PERSEKUTUAN DOA SOLAFIDE BAB V POLA KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA PARTISIPAN INDONESIA DALAM PERSEKUTUAN DOA SOLAFIDE Komunikasi menjadi bagian terpenting dalam kehidupan manusia, setiap hari manusia menghabiskan sebagian besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia dengan yang lainnya. Keterampilan berbahasa yang dimiliki manusia

BAB I PENDAHULUAN. manusia dengan yang lainnya. Keterampilan berbahasa yang dimiliki manusia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan manusia untuk berinteraksi dengan manusia lainnya. Tanpa bahasa manusia tidak mungkin dapat berinteraksi,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. maka ia akan berusaha untuk mengetahui lebih banyak tentang kesenian. Begitu juga terhadap mata pelajaran PKn.

BAB II KAJIAN TEORI. maka ia akan berusaha untuk mengetahui lebih banyak tentang kesenian. Begitu juga terhadap mata pelajaran PKn. BAB II KAJIAN TEORI A. Hasil Belajar PKn Kondisi belajar mengajar yang efekif adalah adanya minat perhatian siswa dalam belajar mata pelajaran PKn. Minat merupakan suatu sifat yang relatif menetap pada

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia

TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gaya Belajar Gaya Belajar adalah cara atau pendekatan yang berbeda yang dilakukan oleh seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia pendidikan, istilah gaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perbincangan, sehingga acara tersebut tidak terkesan monoton. Menurut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perbincangan, sehingga acara tersebut tidak terkesan monoton. Menurut BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Talk Show Talk Show merupakan salah satu program acara yang melakukan perbincangan, sehingga acara tersebut tidak terkesan monoton. Menurut Naratama, talk show yaitu program

Lebih terperinci

BENTUK BENTUK WAWANCARA Berdasarkan bentuk kegiatan yang dilakukan, wawancara dapat dibedakan : Man in the street interview

BENTUK BENTUK WAWANCARA Berdasarkan bentuk kegiatan yang dilakukan, wawancara dapat dibedakan : Man in the street interview TEKNIK PENGUMPULAN DATA - WAWANCARA DEFINISI WAWANCARA Wawancara adalah suatu teknik pengambilan data menggunakan format pertanyaan yang terencana dan diajukan secara lisan kepada responden dengan tujuan-tujuan

Lebih terperinci

PERSIAPAN UNTUK PUBLIC SPEAKING

PERSIAPAN UNTUK PUBLIC SPEAKING PERSIAPAN UNTUK PUBLIC SPEAKING 1. Topic. Persiapan pertama untuk berbicara di depan umum adalah ter fokus kepada pemilihan topik yang tepat dan menarik. Topik adalah pokok atau subjek pembicaraan. Menurut

Lebih terperinci

GUMGUM GUMILAR, S.SOS., M.SI Jurnalistik Fikom Unpad

GUMGUM GUMILAR, S.SOS., M.SI Jurnalistik Fikom Unpad GUMGUM GUMILAR, S.SOS., M.SI Jurnalistik Fikom Unpad Bahasa tubuh adalah komunikasi pesan nonverbal (tanpa kata-kata). Bahasa tubuh merupakan proses pertukaran pikiran dan gagasan di mana pesan yang disampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan Tinggi merupakan salah satu jenjang yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan Tinggi merupakan salah satu jenjang yang penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1. 1. LATAR BELAKANG MASALAH Perguruan Tinggi merupakan salah satu jenjang yang penting dalam pendidikan. Perguruan Tinggi diadakan dengan tujuan untuk mempersiapkan peserta didik menjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan, tidak ada manusia yang tidak terlibat komunikasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan, tidak ada manusia yang tidak terlibat komunikasi. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan, tidak ada manusia yang tidak terlibat komunikasi. Setiap orang tentunya akan sering berinteraksi dengan orang lain. Dimana dalam interaksi

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN UNIT 6 9.2 Memberi komentar tentang isi pidato/ ceramah/ khotbah 10.2 Menerapkan prinsip-prinsip diskusi 15.2 Membandingkan karakteristik novel angkatan 20-30 an 16.2 Menulis naskah drama berdasarkan peristiwa

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. SMA Negeri 14 Bandung pada waktu melaksanakan kegiatan belajar mengajar di

BAB 3 METODE PENELITIAN. SMA Negeri 14 Bandung pada waktu melaksanakan kegiatan belajar mengajar di BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Terdapat persoalan yang dihadapi guru Bahasa Indonesia kelas X-C SMA Negeri 14 Bandung pada waktu melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Persoalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mana anggapan salah mengenai khalayak menjadi hantu yang menakutkan

BAB I PENDAHULUAN. yang mana anggapan salah mengenai khalayak menjadi hantu yang menakutkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. Sejak manusia dilahirkan, manusia membutuhkan pergaulan dengan manusia lainnya. Hal ini berarti bahwa manusia tidak

Lebih terperinci

EMOTIONAL INTELLIGENCE MENGENALI DAN MENGELOLA EMOSI DIRI SENDIRI DAN ORANG LAIN Hogan Assessment Systems Inc.

EMOTIONAL INTELLIGENCE MENGENALI DAN MENGELOLA EMOSI DIRI SENDIRI DAN ORANG LAIN Hogan Assessment Systems Inc. EQ KEMAMPUAN EMOTIONAL INTELLIGENCE UNTUK MENGENALI DAN MENGELOLA EMOSI DIRI SENDIRI DAN ORANG LAIN. Laporan untuk Sam Poole ID HC560419 Tanggal 23 Februari 2017 2013 Hogan Assessment Systems Inc. Pendahuluan

Lebih terperinci

BAB II KEGIATAN PPL. a. Persiapan di Universitas Negeri Yogyakarta 1) Orientasi Pembelajaran Mikro

BAB II KEGIATAN PPL. a. Persiapan di Universitas Negeri Yogyakarta 1) Orientasi Pembelajaran Mikro BAB II KEGIATAN PPL A. KEGIATAN PPL Rangkaian kegiatan PPL dimulai sejak mahasiswa di kampus sampai di SMA Negeri 7 Purworejo. Penyerahan mahasiswa di sekolah dilaksanakan pada tanggal 21 Februari 2015.

Lebih terperinci

STRATEGI PEMBELAJARAN TERPADU MENYIMAK DAN BERBICARA DI PERGURUAN TINGGI

STRATEGI PEMBELAJARAN TERPADU MENYIMAK DAN BERBICARA DI PERGURUAN TINGGI STRATEGI PEMBELAJARAN TERPADU MENYIMAK DAN BERBICARA DI PERGURUAN TINGGI Iqbal Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Muhammadiyah Bone Jalan Abu Daeng Pasolong 62 Watampone email: iqbal.stkipbone@gmail.com.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Prasiklus Kondisi prasiklus merupakan titik awal munculnya penelitian tindakan kelas ini. Kegiatan pra tindakan adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengawali

Lebih terperinci

How to Create Excellent Presentation? Stella Averil, S.Psi

How to Create Excellent Presentation? Stella Averil, S.Psi How to Create Excellent Presentation? Stella Averil, S.Psi Peserta diharapkan mampu: Memahami pentingnya tujuan presentasi hingga dapat mempraktekkan cara membuat tujuan presentasi Memahami teknik menyusun

Lebih terperinci

KERANGKA PIDATO. Tine A. Wulandari, M.I.Kom.

KERANGKA PIDATO. Tine A. Wulandari, M.I.Kom. KERANGKA PIDATO Tine A. Wulandari, M.I.Kom. Pendahuluan Isi Pembahasan Penutup Pendahuluan Berisi salam pembuka. Salam pembuka ini berfungsi untuk mengantar kea rah pokok persoalan yang akan dibahas dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ada beberapa aspek keterampilan berbahasa yang harus terus dibina untuk meningkatkan mutu pembelajaran bahasa sekarang ini. Kita mengenal ada berbagai macam

Lebih terperinci

6 Tipe Konsumen Dan Cara Melayaninya

6 Tipe Konsumen Dan Cara Melayaninya Quote of The Day 19 Desember 2017 6 Tipe Konsumen Dan Cara Melayaninya Sebagai pebisnis, tentu Anda akan memberikan perhatian khusus untuk pelayanan pelanggan karena pelanggan ibarat seorang raja. Pelayanan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melaksanakan penelitian pada siklus I, terlebih dahulu peneliti

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melaksanakan penelitian pada siklus I, terlebih dahulu peneliti BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Awal (Pra Siklus) Sebelum melaksanakan penelitian pada siklus I, terlebih dahulu peneliti mencari data awal nilai keterampilan berbicara pada pelajaran

Lebih terperinci

Apa bedanya? Apa yang ada dalam pikiran mahasiswa tentang karya ilmiah? MENGGALI POTENSI DIRI MELALUI KARYA ILMIAH. Mahasiswa yang baik?

Apa bedanya? Apa yang ada dalam pikiran mahasiswa tentang karya ilmiah? MENGGALI POTENSI DIRI MELALUI KARYA ILMIAH. Mahasiswa yang baik? MENGGALI POTENSI DIRI MELALUI KARYA ILMIAH Oleh: Pujianto Apa yang ada dalam pikiran mahasiswa tentang karya ilmiah??? pujianto@uny.ac.id Mahasiswa Lebih matang Serius Penuh pertimbangan Apa bedanya? o

Lebih terperinci