Pelembagaan Partai Nasional Demokrat: Studi Penguatan Elektoral Di Kabupaten Nganjuk
|
|
- Inge Jayadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 108 Pelembagaan Partai Nasional Demokrat: Studi Penguatan Elektoral Di Kabupaten Nganjuk Dhimas Yoga Prattama Abstrak Penelitian mengenai Pelembagaan Partai Nasional Demokrat : Studi Penguatan Elektoral di Kabupaten Nganjuk bertujuan untuk meneliti upaya diterapkan DPD Partai Nasional Demokrat Kabupaten Nganjuk untuk mencapai pelembagaan partai. Penelitian ini menggunakan teori pelembagaan partai politik. Partai politik merupakan elemen penting yang menunjang berjalannya kehidupan berpolitik. Dinamika politik yang terjadi di Kabupaten Nganjuk setiap periodenya mengalami perubahan. Salah satu tolak ukur yang dapat dilihat adalah dari perolehan suara yang di dapat oleh partai politik di setiap periode pemilu. Kemunculan Partai Nasional Demokrat di Kabupaten Nganjuk merupakan bentuk adanya dinamika politik. Upaya mencapai pelembagaan partai yang dilakukan DPD Partai Nasional Demokrat meliputi party strenght dan electoral strength. Upaya upaya tersebut berupa perekrutan elit strategis partai, perekrutan anggota sebagai elit dan massa pendukung Partai Nasional Demokrat, pembentukan organisasi sayap dan pendekatan terhadap kelompok kepentingan atau organisasi masyarakat, melakukan upaya interaksi dengan masyarakat menggunakan pendekatan ketokohan elit organisasi masyarakat yang bertujuan untuk membentuk citra baik partai politik yang mengakar di masyarakat Nganjuk mengenai Partai Nasional Demokrat. Penelitian ini memiliki setting tempat di Kabupaten Nganjuk. Dengan subyek penelitian yaitu pengurus DPD dan beberapa DPC Partai Nasional Demokrat Kabupaten Nganjuk. Penelitian ini menggunakan metode analisis kualitatif. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dengan melalui wawancara dan dokumentasi. Kemudian metode yang digunakan untuk menganalisis data adalah menggunakan analisis deskritif kualitatif. Kata Kunci : Partai Politik, Party Strenght, Electoral Strenght, Organisasi Masyarakat Abstract Research on the Institutionalization of the National Democratic Party: Strengthening Electoral Studies in Nganjuk aims to examine the efforts applied DPD Nganjuk National Democratic Party to achieve the institutionalization of the party. This study uses the theory of institutionalization of political parties. Political parties are essential elements that support the passage of political life. Political dynamics that occur in each period Nganjuk unchanged. One measure that can be seen is of the popular vote in the can by the political party in each election period. The emergence of the National Democratic Party in Nganjuk is a form of political dynamism. Efforts to achieve the institutionalization of the party who made the National Democratic Party DPD include strenght party and electoral strength. Effort - in the form of recruitment efforts party strategic elite, elite recruiting members and
2 109 supporters as the National Democratic Party, the establishment wing organizations and approaches to interest groups or community organizations, undertake efforts to engage with the community using persona approach elite community organization that aims to establish a good image political parties are rooted in the communitynganjuk of the National Democratic Party. This study has a place setting in Nganjuk. With research subjects, namely the management of DPD and some DPC National Democratic Party Nganjuk. This study used a qualitative analysis method. The method used to collect data through interviews and documentation. Then the method used to analyze the data is using qualitative descriptive analysis. Keywords: Political Parties, Party Strength, Electoral Strength, Community Organizations Pendahuluan Partai politik merupakan organisasi politik yang dijalankan atas dasar ideologi tertentu yang mempunyai tujuan untuk mendapatkan kekuasaan politik. Partai politik erat hubungannya dengan aktivitas pemerintahan di suatu negara. Sistem demokrasi yang diterapkan oleh Indonesia, maka negara menjamin kebebasan bagi warga negaranya untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan pemerintahan. Partisipasi yang dimaksud adalah baik berupa penyampaian aspirasi maupun pembentukan partai politik. Sehingga pada masa Indonesia saat ini, muncul beberapa partai politik baru sebagai bentuk upaya partisipasi dari warga negara. Partai politik baru tentunya menyajikan persaingan yang semakin ketat dalam dunia perpolitikan Indonesia. Salah satu partai baru yang muncul adalah Partai Nasional Demokrat yang didirikan pada 26 Juli Partai Nasional Demokrat sebagai partai baru memerlukan strategi dalam menyusun kekuatan politik. Hal ini sebagai bentuk upaya dalam persaingan melawan partai partai lain yang lebih dulu terbentuk, yang artinya partai partai yang lebih dulu terbentuk memiliki kekuatan politik yang telah terorganisir baik secara nasional maupun secara kedaerahan. Partai Nasional Demokrat memerlukan upaya untuk mencapai pelembagaan partai secara nasional khusunya dengan melalui daerah daerah yang ada di Indonesia. Kekuatan politik partai dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik dari elit elit partai yang bergabung sampai strategi dalam memobilisasi massa. Perekrutan elit partai merupakan salah satu tahapan yang sangat penting karena elit partai merupakan pihak pihak yang paling berpengaruh dalam perkembangan partai politik. Munculnya Partai Nasional Demokrat sebagai partai baru melahirkan beberapa fenomena politik yang berkaitan dengan dinamika partai politik di Indonesia. Fenomena yang pertama adalah Partai Nasional Demokrat yang meruapakn partai politik baru, menjadi magnet bagi beberapa pihak untuk masuk menjadi elit dalam partai tersebut. Beberapa pihak baik elit dari partai lain maupun di luar instansi partai mulai masuk dalam Partai Nasional Demokrat dan menduduki posisi/jabatan sebagai elit partai. Fenomena berikutnya adalah didirikannya organisasi sayap oleh Partai Nasional Demokrat. di lingkup Nasional terdapat Garda Pemuda Nasional Demokrat, Garnita, Gemuruh, Liga Mahasiswa. Fenomena selanjutnya adalah dinamika kekuatan politik di daerah yang digambarkan dari perubahan perolehan suara dalam pemilihan umum. Kabupaten Nganjuk merupakan daerah dengan nilai budaya yang tinggi. Beberapa periode, Kabupaten Nganjuk merupakan basis kekuatan politik dari salah satu partai besar. Dalam pemilu legislatif tahun 2009, Jumlah
3 110 partai politik peserta pemilu 2009 sebanyak 38 partai politik, PDIP berada pada posisi 1 dengan mendapatkan kursi sebanyak 9 di anggota DPRD Kabupaten Nganjuk. Kemudian dalam Pemilu Legislatif tahun 2014, terjadi dinamika perolehan suara, dengan adanya partai peserta pemilu yang berubah. Partai Nasional Demokrat menduduki peringkat ke 6 dalam perolehan suara dengan sebanyak atau sebesar 7,21 % dari suara sah keseluruhan. Hal ini membuat Partai Nasional Demokrat memperoleh 4 kursi dari 45 kursi anggota DPRD Kabupaten Nganjuk. Berdasarkan fenomena fenomena tersebut, dalam penelitian mengenai Penelitian mengenai Pelembagaan Partai Nasional Demokrat : Studi Penguatan Elektoral di Kabupaten Nganjuk bertujuan untuk meneliti upaya diterapkan DPD Partai Nasional Demokrat Kabupaten Nganjuk, Bagaimana upaya Partai Nasional Demokrat dalam mencapai pelembagaan partai di Kabupaten Nganjuk. Apakah rekruitmen politik yang dilakukan melalui elit organisasi masyarakat menggambarkan pelembagaan partai. Penelitian ini sebagai bahan kajian bagi pihak-pihak yang terkait guna untuk mempelajari fenomena - fenomena yang terjadi di dunia politik khusunya mengenai pelembagaan politik Partai Nasional Demokrat di Kabupaten Nganjuk. Kerangka Teori Partai politik merupakan kelompok otonom dari rakyat yang memiliki tujuan membuat pilihan dan berkontestasi pada pemilihan dengan harapan untuk mendapatkan kekuasaan atas pemerintahan yang ada. Basis sosiologi suatu partai adalah ideologi dan kepentingan yang diarahkan pada usaha usaha untuk memperoleh kekuasaan. Pelembagaan politik menurut Vicky Randall dan Lars Svasand adalah proses pemantapan partai politik baik dalam wujud perilaku yang memola maupun dalam sikap atau budaya. Menurut Vicky Randall dan Lars Svasand, dalam pelembagaan partai politik terdapat beberapa aspek yang meliputi aspek internal - eksternal dan aspek struktural - kultural. Aspek internal partai yaitu aspek yang berasal dari dalam partai sedangkan aspek eksternal yaitu aspek yang berkaitan dengan hubungan antara partai dan masyarakat serta lembaga lainnya. Aspek struktural yang dimaksud berkaitan dengan struktur yang ada di dalam partai, sedangkan aspek kultural merupakan nilai sosial budaya yang berkembang di masyarakat. Menurut Vicky Randall, dalam mencapai pelembagaan partai dapat diukur melalui 4 indikator yaitu dimensi kesisteman, dimensi identitas nilai, dimensi otonomi dan dimensi citra publik. (1). Dimensi kesisteman merupakan persilangan dari aspek internal dan structural. Dalam dimensi ini dijelaskan mengenai fungsi fungsi partai politik (fungsi sosialisasi politik, rekruitmen politik, partisispasi politik, pemadu kepentingan, komunikasi politik, pengendalian konflik dan kontrol politik). Indikator terciptanya dimensi ini adalah sistem yang ada di dalam tubuh partai politik berkaitan dengan berjalannya aktivitas partai politik meliputi aktor/elit yang paling dominan dalam internal partai dimana elit yang memiliki pengaruh dominan baik dalam menentukan keputusan maupun dalam hal lainnya yang berkaitan dengan kemajuan dan perkembangan partai politik, kemudian pelaksanaan fungsi fungsi partai politik menjadi tolak ukur kesisteman dari partai tersebut, pola pelaksanaan dari fungsi rekruimen, fungsi partisipasi politik, sosialisasi politik, dll menjadi cerminan dari terciptanya dimensi kesisteman, serta sistem yang diterapkan oleh partai politik dalam memelihara hubungan dengan anggota dan simpatisan yang bersifat klientisme atau berdasarkan konstitusi partai. (2). Dimensi identitas nilai ( value infusion) merupakan hasil dari persilangan aspek internal dengan kultur, dimensi ini berkaitan dengan identitas partai politik yang berdasarkan ideologi partai. indikator dari dimensi ini
4 111 adalah hubungan partai politik berkaitan dengan kelompok tertentu, dalam hal ini ketergantungan partai politik dengan kelompok sosial tertentu. Kemudian pengaruh klientisme dalam organisasi dimana dalam hubungan antara partai dengan anggota bersifat instrumentalis (didasarkan pada materi) atau bersifat ideologis (berdasarkan ideologi yang diterapakn oleh partai politik). (3) Dimensi otonomi suatu partai dalam pembuatan keputusan ( decisional autonomy) sebagai hasil persilangan aspek eksternal dengan struktural. Indikator terciptanya dimensi otonomi adalah dalam pembuatan keputusan oleh partai poltik berkaitan dengan hubungan partai dengan aktor luar partaidalam hal ini pengusaha, pemerintah, ormas, dll. Hubungan partai dengan pihak luar ini bersifat saling ketergantungan atau ada salah satu pihak yang mendominasi. (4). Dimensi citra publik (reification) terhadap suatu partai politik sebagai persilangan aspek eksternal dengan kultur. Indikator dari dimensi pengetahuan publik tentang partai politik adalah pada keberadaan partai politik yang ada di tengah publik sudah melekat pengetahuan masyarakat ataukah masyarakat belum mengetahui partai politik tersebut. Keberadaan partai politik meruapakan aspek yang penting dalam pendekatan terhadap masyarakat dan apabila pengetahuan publik terhadap partai politik sudah tercapai maka publik akan menyesuaikan aspirasi dan harapan maupun sikap dan perilaku mereka dengan keberadaan partai politik tersebut. Upaya Partai Nasional Demokrat dalam Mencapai Pelembagaan Partai di Kabupaten Nganjuk Upaya pelembagaan yang dilakukan oleh DPD Partai Nasional Demokrat Kabupaten Nganjuk apabila ditinjau melalui teori, dapat dijelaskan bahwa pelembagaan dari DPD Partai Nasional Demokrat Kabupaten Nganjuk melalui pelembagaan partai politik menurut Vicky Randall dan Lars Svansand menjelaskan bahwa Proses pelembagaan ini mengandung dua aspek internal-eksternal, dan aspek struktural-kultural. Dimensi kesisteman suatu partai sebagai hasil persilangan aspek internal dengan struktural. Dalam dimensi ini dijelaskan mengenai fungsi fungsi partai politik, tolak ukur kesisteman suatu partai politik sangatlah bervariasi menururt asal ususl partai politik, siapa yang lebih dominan di dalam internal partai politik, siapakah yang menentukan dalam membuat keputusan dan bagaimana partai politik mampu memelihara hubungan dengan anggota dan simpatisan, klientisme (pertukaran dukungan dengan pemberian materi) atau menurut konstitusi partai yaitu AD/ART. DPD Partai Nasional Demokrat apabila dilihat dari dimensi ini dapat dijelaskan bahwa dalam sistem yang ada di tubuh DPD Partai Nasional Demokrat merupakan partai yang berasal dari organisasi masyarakat dengan pengurusnya yang berasal dari tokoh masyarakat Nganjuk, dimana ketika berdiri menjadi sebuah partai, DPD Partai Nasional Demokrat Kabupaten Nganjuk merupakan media bagi tokoh masyarakat Nganjuk untuk mengembangkan politik Nganjuk. Fungsi partai politik termasuk di dalamnya mengenai fungsi perekrutan dimana DPD Partai Nasional Demokrat menggunakan sistem perekrutan melalui 3 tahap, yaitu pencarian, nominasi dan penunjukkan. Sistem ini sesuai dengan sistem perekrutan yang menurut Richard S. Katz dan William Crotty, dimana terdapat 3 tahapan meliputi certification, nomination dan election. Tahapa pencarian merupakan tahapan awal yang dilakukan untuk mencari anggota dari Partai Nasional Demokrat, kemudian tahap selanjutnya adalah nominasi merupakan tahapan dimana DPD Partai Nasional Demokrat Kabupaten Nganjuk melihat calon elit melalui ketentuan partai, kharakteristik elit sesuai ketentuan DPD Partai Nasional Demokrat Kabupaten Nganjuk, dan tahapan yang terakhir adalah penunjukkan
5 112 merupakan tahapan dimana DPD Partai Nasional Demokrat Kabupaten menunjuk anggota partai sebagai elit partai. DPD Partai Nasional Demokrat Kabupaten Nganjuk dalam memelihara hubungan dengan para simpatisan dengan didasarkan pada aturan AD/ART dimana setiap anggota dari partai diberikan asuransi kematian sebesar Rp ,-. Dimensi identitas nilai (value infusion) suatu partai sebagai hasil persilangan aspek internal dengan kultur, berkaitan dengan identitas partai politik yang berdasarkan ideologi partai. Oleh karena itu tolak ukur dari dimensi identitas nilai suatu partai politik berkaitan dengan kelompok populis, yaitu apakah suatu partai mengandung dimensi sebagai gerakan sosial yang didukung oleh kelompok populis tertentu. Yang kedua adalah pengaruh klientisme dalam organisasi yang dalam hubungan antara partai dengan anggota bersifat instrumentalis (anggota selalu mengharapkan materi dari partai) ataukah lebih bersifat ideologis (anggota mengenal dan mengharapkan partai bertindak berdasarkan identifikasi terhadap ideologi partai). Partai politik yang mempunyai basis sosial pendukung yang spesifik niscaya akan memiliki identitas nilai yang jelas. DPD Partai Nasional Demokrat Kabupaten Nganjuk berdasrkan AD/ART partai merupakan partai politik yang berasaskan pancasila, kemudian menjelaskan bahwa ideologi ini menjelaskan bahwa kinerja dari DPD Partai Nasional Demokrat Kabupaten Nganjuk berkaitan dengan nilai nilai yang terkandung dalam pancasila. Sosial budaya dari masyarakat Nganjuk merupakan masyarakat abangan yang basis politiknya cenderung bersifat nasionalis, dengan hal itu DPD Partai Nasional Demokrat Kabupaten Nganjuk berkembang seiring dengan kultur yang ada di masyarakat Nganjuk dengan menerapkan nilai nilai nasionalis. Dimensi otonomi suatu partai dalam pembuatan keputusan ( decisional autonomy) sebagai hasil persilangan aspek eksternal dengan struktural. Tolak ukur otonomi suatu partai politik dalam pembuatan keputusan berkaitan dengan hubungan partai dengan aktor luar partai baik dengan sumber otoritas tertentu (pengusaha/pemerintah) maupun dengan sumber dana (pengusaha, penguasa, negara atau lembaga luar) dan sumber dukungan massa (ormas). Apakah partai tergantung kepada aktor luar ataukah hubungan ini bersifat saling ketergantungan (interdependen), dan apakah keputusan partai ditentukan oleh aktor luar ataukah hubungan itu berupa jaringan (linkage) yang memberi dukungan pada partai. Kabupaten Nganjuk merupakan daerah dengan masyarakat yang heterogen. Banyak terdapat organisasi masyarakat yang ada mewakili kepentingan kepentingannya masing masing. DPD Partai Nasional Demokrat Kabupaten Nganjuk didirikan dengan melakuakan pendekatan terhadap masyarakat Nganjuk melalui tokoh masyarakat dan organisasi masyarakat yang ada. upaya yang dilakukan adalah membangun hubungan dengan organisasi masyarakat yang ada di Kabupaten Nganjuk dengan melalui hunbungan timbal balik dimana konstituen berupa organisasi masyarakat memberikan dukungan suara atau politik kemudian timbal baliknya adalah DPD Partai Nasional Demokrat yang memberikan wadah bagi organisasi masyrakat atau masyarakat untuk menyalurkan aspirasi,pendapat atau keinginan mereka. Selain melakukan pendekatan terhadap organisasi masyarakat yang ada, DPD Partai Nasional Demokrat juga mendirikan organisasi sayap yang didasarkan pada karakteristik masyarakat Nganjuk. Organisasi sayap yang didirikan adalah Garda Pemuda Nasdem yang didirikan untuk melakukan pendekatan kepada masyarakat khususnya generasi muda di Kabupaten Nganjuk. Dimensi citra publik (reification) terhadap suatu partai politik sebagai persilangan aspek eksternal dengan kultur. Tolak ukur pengetahuan publik tentang partai politik merujuk pada pertanyaan apakah keberadaan partai politik telah tertanam pada imajinasi publik. Bila keberadaan partai politik tertentu telah tertanam pada imajinasi publik, maka pihak lain baik para individu maupun lembaga akan menyesuaikan aspirasi dan harapan
6 113 maupun sikap dan perlaku mereka dengan keberadaan partai politik. Derajad pengetahuan publik ini merupakan fungsi dari waktu dan kiprah partai tersebut. DPD Partai Nasional Demokrat dalam melakukan upaya membangun citra partai di mata publik dengan melakukan pendekatan melalui organisasi masyarakat dan ketokohan elit partai. melalui organisasi masyarakat berupa Garda Pemuda Nasional Demokrat, PSHT dan kelompok tani yang tersebar di beberapa DPC yang ada di Kabupaten Nganjuk. pendekatan melalui organisasi sayap ini berupa sosialisasi kepada anggota organisasi masyarakat dan juga pihak pihak yang berkaitan dengan organisasi masyarakat tersebut. Tujuan dari sosialisasi ini adalah untuk mengenalkan Partai Nasional Demokrat kepada masyarakat Kabupaten Nganjuk sebagai upaya membangun citra Partai Nasional Demokrat. Upaya yang dilakukan berikutnya adalah melalui pendekatan ketokohan elit. Elit DPD Partai Nasional Demokrat merupakan elit strategis yang memiliki citra baik di masyarakat Nganjuk. Keunggulan ini yang dimanfaatkan oleh DPD Partai Nasional Demokrat Kabupaten Ngajuk dalam membangun citra Partai Nasional Demokrat melalui ketokohan elit yang dimiliki oleh DPD Partai Nasional Demokrat Kabupaten Nganjuk. Pelembagaan Partai Nasional Demokrat Melalui Proses Rekruitmen Elit Organisasi Masyarakat Perekrutan elit partai yang berasal dari anggota organisasi masyarakat merupakan salah satu upaya pencapaian pelembagaan. DPD Partai Nasional Demokrat menerapkan upaya tersebut untuk mencapai pelembagaan Partai Nasional Demokrat. Sistem perekrutan terhadap elit organisasi masyarakat merupakan bentuk pencapaian dimensi kesisteman dimana partai politik melakukan fungsi perekrutan. DPD Partai Nasional Demokrat Kabupaten Nganjuk dalam melakukan perekrutan melalui 3 tahap yaitu pencarian, nominasi dan penunjukkan. 3 tahap perekrutan ini sesuai dengan sisem perekrutan menurut Richard S. Katz dan William Crotty dimana terdapat 3 tahapan perekrutan meliputi certification, nomination dan election. Tahapan dalam system rekrutmen elit yang diterapkan oleh DPD Partai Nasional Demokrat menggambarkan system perekrutan menurut Richard S. Katz dan William Crotty dimana pencarian merupakan certification, nominasi merupakan nomination dan penunjukkan merupakan election. Upaya perekrutan elit organisasi masyarakat oleh DPD Partai Nasional Demokrat menggambarkan upaya untuk mencapai pelembagaan partai politik. dilihat dari dimensi kesisteman, perekrutan elit organisasi masyarakat oleh DPD Partai Nasional Demokrat Kabupaten Nganjuk merupakan bentuk berjalannya fungsi partai dalam rekrutmen. Kemudian dalam dimensi identitas nilai, DPD Partai Nasional Demokrat Kabupaten Nganjuk melihat nilai sosial budaya yang berkembang di masyarakat melalui adanya organisasi masyarakat yang terbentuk kemudian melakukan pendekatan terhadap organisasi masyarakat tersebut dengan melalui rekrutmen elit organisasi masyarakat tersebut. Berdasarkan dimensi otonmi, hubungan yang terjalin dengan adanya perekrutan elit organisasi masyarakat oleh DPD Partai Nasional Demokrat Kabupaten Nganjuk merupakan hubungan timbal balik dimana organisasi masyarakat memberikan dukungan politik kepada Partai NasionalDemokrat dan Partai Nasional Demokrat memberikan wadah bagi organisasi masyarakat untuk menyalurkan aspirasi mereka. Dimensi pengetahuan atau citra publik (reification) terhadap suatu partai politik. menurut Vicky Randall dan Lars Svansand, tolak ukur pengetahuan publik tentang partai politik merujuk pada keberadaan partai politik di tengah masyarakat. Melalui perekrutan elit organisasi masyarakat, DPD Partai Nasional Demokrat Kabupaten Nganjuk mengupayakan untuk mengenalkan
7 114 keberadaan Partai Nasional Demokrat kepada masyarakat Nganjuk, dengan tujuan membentuk opini publik bahwa citra baik yang dibawa oleh elit organisasi masyarakat tersebut atau organisasi masyarakat tersebut juga merupakan citra baik yang melekat paada Partai Nasional Demokrat. Pencapaian tolak ukur tersebut tercermin dari upaya DPD Partai Nasional Demokrat yang melakukan pendekatan melalui ketokohan elit organisasi masyarakat untuk mensosialisasikan identitas Partai Nasional Demokrat kepada organisasi masyarakat yang ada. Hasil yang diperoleh dari upaya tersebut adalah dukungan dari beberapa organisasi masyarakat yang mendukung kekuatan politik Partai Nasional Demokrat, artinya bahwa masyarakat melihat citra elit organisasi masyarakat tersebut sebagai citra dari Partai Nasional Demokrat. Citra publik mengenai Partai Politik merupakan hal yang penting sebagai akar yang ada di masyarakat untuk menguatkan kelembagaan partai politik tersebut. Kesimpulan DPD Partai Nasional Demokrat Kabupaten Nganjuk melakukan upaya pelembagaan partai dengan melalui 4 dimensi pelembagaan, yaitu Dimensi kesisteman yang ada dalam internal DPD Partai Nasional Demokrat Kabupaten Nganjuk mencangkup sistem perekrutan, struktur kepengurusan dan pelaksanaan fungsi DPD Partai Nasional Demokrat. Dimensi identitas nilai ( value infusion), DPD Partai Nasional Demokrat Kabupaten Nganjuk berkembang seiring dengan kultur yang ada di masyarakat Nganjuk dengan menerapkan nilai nilai nasionalis dimana masyarakat Nganjuk merupakan masyarakat dengan karakter masyarakat abangan yang cenderung menitik beratkan nilai nlai nasionalis, dengan demikian DPD Partai Nasional Demokrat Kabupaten Nganjuk berkembang dengan nilai nilai yang berasal dari ideology partai sebagai partai nasionalis dan juga berdasarkan karakteristik masyarakat Nganjuk. Dimensi otonomi ( decisional autonomy), DPD Partai Nasional Demokrat Kabupaten Nganjuk didirikan dengan melakuakan pendekatan terhadap masyarakat Nganjuk melalui tokoh masyarakat dan organisasi masyarakat yang ada. Upaya yang dilakukan adalah membangun hubungan dengan organisasi masyarakat yang ada di Kabupaten Nganjuk dengan melalui hubungan timbal balik dimana konstituen berupa organisasi masyarakat memberikan dukungan suara atau politik kemudian timbal baliknya adalah DPD Partai Nasional Demokrat yang memberikan wadah bagi organisasi masyarakat atau masyarakat untuk menyalurkan aspirasi mereka. Dimensi citra publik (reification), DPD Partai Nasional Demokrat dalam melakukan upaya membangun citra partai di mata publik dengan melakukan pendekatan melalui organisasi masyarakat (elit organisasi masyarakat) dan ketokohan elit partai. Pendekatan yang diterapkan ini berdampak pada dimana munculnya opini publik berkaitan dengan citra baik dari organisasi masyarakat dan tokoh masyarakat yang mendukung Partai Nasioal Demokrat juga merupakan citra baik dari Partai Nasional Demokrat itu sendiri. Upaya upaya yang dilakukan oleh DPD Partai Nasional Demokrat Kabupaten Nganjuk dalam pencapaian pelembagaan menjelaskan bahwa masih dalam proses melembaga. Sebagai partai politik baru, Partai Nasional Demokrat memerlukan proses untuk mencapai pelembagaan partai untuk menjadi partai politik yang kuat.
8 115 Daftar Pustaka Amal, Dr. Ichlasul Teori Teori Mutakhir Partai Politik. Yogyakarta : PT.Tiara Wacana Yogya. Ornstein, Norman J. dan Shirley Elder Interest Groups, Lobbying and Policymaking. United States : Congressional Quarterly Press. Bungin, Burhan Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. J. Miles, Mathew dan A. Michael Huberman Analisi Data Kualitatif : Buku Sumber Tentang Metode Baru. Jakarta : UI Press S. Katz, Richard and William Crotty Handbook of Party Politics. London : Sage Publications. AD/ART Partai Nasional Demokrat Arsip Dokumen KPU Kabupaten Nganjuk Pemilu tahun 2009 Vicky Randall dan Lars Svansand, Party Institutionalization In New Democracies, Party Politics :5 Vol. 8 No.1 pp.5-29 via SAGE Publication. (diakses pada hari Rabu, 14 Januari Pukul WIB) (diakses pada hari minggu, 3 oktober Pukul : WIB). (diakses pada hari jumat, 10 oktober Pukul : WIB). http;//m.republika.co.id/berita/nasional/politik/12/09/02/m9oo8x-nasdem-gemuruhbukann-gerakan-mobilisasi-massa. (diakses pada hari jumat, 10 oktober Pukul : WIB).
PELEMBAGAAN PDI-P DI KECAMATAN KERTOSONO, KABUPATEN NGANJUK PADA PEMILU JURNAL
PELEMBAGAAN PDI-P DI KECAMATAN KERTOSONO, KABUPATEN NGANJUK PADA PEMILU 2009-2014 JURNAL Disusun Oleh CORRY YURIKE NIM: 071211331007 PROGRAM STUDI ILMU POLITIK DEPARTEMEN POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN
Lebih terperinciPOLA REKRUTMEN PARTAI NASIONAL DEMOKRAT PADA PENCALONAN ANGGOTA LEGISLATIF TAHUN 2014 KABUPATEN JOMBANG. Dwi Karunia Rizki
POLA REKRUTMEN PARTAI NASIONAL DEMOKRAT PADA PENCALONAN ANGGOTA LEGISLATIF TAHUN 2014 KABUPATEN JOMBANG Dwi Karunia Rizki ABSTRAK Artikel ini bertujuan mndalami pola rekrutmen pada anggota partai Nasdem
Lebih terperinciSISTEM KEPARTAIAN DAN PEMILU. Program Studi Ilmu Pemerintahan Universitas Indo Global Mandiri Palembang 2017
SISTEM KEPARTAIAN DAN PEMILU Program Studi Ilmu Pemerintahan Universitas Indo Global Mandiri Palembang 2017 Silabus 1. Pengertian dan Konsep Partai Politik 2. Fungsi-fungsi partai politik 3. Tipologi partai
Lebih terperinciPelembagaan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan): Studi Kasus Kandidasi Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Malang Tahun 2013
Pelembagaan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan): Studi Kasus Kandidasi Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Malang Tahun 2013 Stefany Debora Abstrak Penelitian ini mengkaji pelembagaan
Lebih terperinciINSTITUSIONALISASI PARTAI POLITIK OLEH DEWAN PENGURUS WILAYAH PARTAI PERSATUAN INDONESIA (DPW PARTAI PERINDO) PROVINSI RIAU
INSTITUSIONALISASI PARTAI POLITIK OLEH DEWAN PENGURUS WILAYAH PARTAI PERSATUAN INDONESIA (DPW PARTAI PERINDO) PROVINSI RIAU Fajar Rizqy Matra Marta Email : fajar3825@gmail.com Pembimbing : Adlin, S.Sos,
Lebih terperinci3. PERKEMBANGAN PARTAI POLITIK DI INDONESIA. Ramlan Surbakti
3. PERKEMBANGAN PARTAI POLITIK DI INDONESIA Ramlan Surbakti Pada tulisan berikut ini akan diketengahkan jawaban atas empat pertanyaan berikut. Pertama, apakah partai politik sudah ada di Indonesia? Kedua,
Lebih terperinciREKRUTMEN CALON LEGISLATIF (Studi Analisis : DPC Partai Demokrat Kabupaten Karo)
REKRUTMEN CALON LEGISLATIF 2014-2019 (Studi Analisis : DPC Partai Demokrat Kabupaten Karo) YUDI B B PURBA 080906090 DEPARTEMEN ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sebuah tujuan bersama dan cita-cita bersama yang telah disepakati oleh
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Partai politik merupakan sebuah organisasi masyarakat yang memiliki tujuan untuk merebut atau mempertahankan kekuasaan terhadap kedudukan di pemerintahan dengan cara melakukan
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Amal, Ichlasul Teori-Teori Mutakhir Partai Politik. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya.
DAFTAR PUSTAKA Buku dan Jurnal : Amal, Ichlasul. 1988. Teori-Teori Mutakhir Partai Politik. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya. Aminuddin, KH Hilmi, 2008. Menghilangkan trauma persepsi. Bidang arsip dan sejarah
Lebih terperinciPERANAN PARTAI POLITIK DALAM MEMOBILISASI PEMILIH PADA PEMILU LEGISLATIF TAHUN 2014 DI KOTA MANADO 1
PERANAN PARTAI POLITIK DALAM MEMOBILISASI PEMILIH PADA PEMILU LEGISLATIF TAHUN 2014 DI KOTA MANADO 1 (Suatu Studi Di Dewan Pimpinan Cabang Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan) Oleh : Meilisa Mustaman
Lebih terperinciJurnal Politik Muda, Vol. 4 No. 1, Januari - Maret 2015, 39-49
39 Peran Elit Organisasi Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate Dalam Proses Politik Pemilihan Legislatif 2014 Di Kabupaten Nganjuk (Studi Persaudaraan Setia Hati Terate Dalam Proses Politik Di Kabupaten
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Sebagai intisari dari uraian yang telah disampaikan sebelumnya dan
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Sebagai intisari dari uraian yang telah disampaikan sebelumnya dan berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, telah teridentifikasi bahwa PDI Perjuangan di Kabupaten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. putra-putri terbaik untuk menduduki jabatan-jabatan politik dan pejabatpejabat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Partai politik di era reformasi ini memiliki kekuasaan yang sangat besar, sesuatu yang wajar di negara demokrasi. Dengan kewenanangannya yang demikian besar itu, seharusnnya
Lebih terperinciJURUSAN ILMU PEMERINTAHAN ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
PROSES POLITIK PEREKRUTAN CALON ANGGOTA LEGISLATIF PERIODE TAHUN 2014-2019 ( Studi di Dewan Pimpinan Cabang Partai Gerindra Kabupaten Jombang ) SKRIPSI Disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Era reformasi telah menghasilkan sejumlah perubahan yang signifikan dalam
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era reformasi telah menghasilkan sejumlah perubahan yang signifikan dalam masyarakat politik. Masyarakat yang semakin waktu mengalami peningkatan kualitas tentu
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. oleh rakyat dan untuk rakyat dan merupakan sistem pemerintahan yang. memegang kekuasaan tertinggi (Gatara, 2009: 251).
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Demokrasi secara sederhana dapat diartikan sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat dan merupakan sistem pemerintahan yang dianggap paling
Lebih terperinciBAB IV. Mekanisme Rekrutmen Politik Kepala Daerah PDI Perjuangan. 4.1 Rekrutmen Kepala Daerah Dalam Undang-Undang
BAB IV Mekanisme Rekrutmen Politik Kepala Daerah PDI Perjuangan 4.1 Rekrutmen Kepala Daerah Dalam Undang-Undang Tahapan Pilkada menurut Peraturan KPU No.13 Th 2010 Tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pencalonan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang signifikan. Terbukanya arus kebebasan sebagai fondasi dasar dari bangunan demokrasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perjalanan demokrasi di Indonesia secara bertahap terus menunjukkan peningkatan yang signifikan. Terbukanya arus kebebasan sebagai fondasi dasar dari bangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Partai politik merupakan fenomena modern bagi negara-negara di dunia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Partai politik merupakan fenomena modern bagi negara-negara di dunia. Istilah tersebut baru muncul pada abad 19 Masehi, seiring dengan berkembangnya lembaga-lembaga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan kebebasan berpendapat dan kebebasan berserikat, dianggap
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam negara demokrasi, Pemilu dianggap lambang, sekaligus tolak ukur, dari demokrasi. Hasil Pemilu yang diselenggarakan dalam suasana keterbukaan dengan kebebasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan politik di landasi oleh Undang-Undang No 2 Tahun 2011 Tentang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan politik di landasi oleh Undang-Undang No 2 Tahun 2011 Tentang Partai Politik pasal 11 huruf a,b,c,d, dan e. Partai politik berfungsi sebagai, a) sarana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai cara yang sekiranya bisa menarik masyarakat untuk memilih. calonnya, calon pasangan kepala daerah untuk Wilayah Kabupaten
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelaksanaan pemilihan Kepala Daerah di Banyumas suasana politik semakin hangat. Banyak yang mempromosikan calonnya dengan berbagai cara yang sekiranya bisa menarik masyarakat
Lebih terperinciBAB 1 PENGANTAR Latar Belakang. demokrasi sangat tergantung pada hidup dan berkembangnya partai politik. Partai politik
BAB 1 PENGANTAR 1.1. Latar Belakang Partai politik merupakan sebuah institusi yang mutlak diperlukan dalam dunia demokrasi, apabila sudah memilih sistem demokrasi dalam mengatur kehidupan berbangsa dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk rakyat (Abraham Lincoln). Demokrasi disebut juga pemerintahan rakyat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Demokrasi adalah suatu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat (Abraham Lincoln). Demokrasi disebut juga pemerintahan rakyat sebagai bentuk pemerintahan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Partai politik merupakan elemen penting yang bisa memfasilitasi berlangsungnya sistem demokrasi dalam sebuah negara, bagi negara yang menganut sistem multipartai seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikehendaki. Namun banyak pula yang beranggapan bahwa politik tidak hanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Politik merupakan upaya atau cara untuk memperoleh sesuatu yang dikehendaki. Namun banyak pula yang beranggapan bahwa politik tidak hanya berkisar di lingkungan kekuasaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan di sebagian besar
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan di sebagian besar negara di dunia termasuk Indonesia. Negara Kesatuan Republik Indonesia sejak reformasi telah
Lebih terperinciPOLA REKRUTMEN CALON GUBERNUR SUMATERA UTARA TAHUN PADA PARTAI DEMOKRASI INDONESIA PERJUANGAN SUMATERA UTARA OLEH: Leo Agustinus Hutagalung
POLA REKRUTMEN CALON GUBERNUR SUMATERA UTARA TAHUN 2013-2018 PADA PARTAI DEMOKRASI INDONESIA PERJUANGAN SUMATERA UTARA OLEH: Leo Agustinus Hutagalung 070906067 Dosen Pembimbing :Warjio, P.hD Dosen Pembaca
Lebih terperinciPelembagaan Partai Kebangkitan Bangsa Studi Kasus Kemerosotan Suara Pada Pemilihan Umum Tahun 2009 di Jawa Timur 1
Pelembagaan Partai Kebangkitan Bangsa Studi Kasus Kemerosotan Suara Pada Pemilihan Umum Tahun 2009 di Jawa Timur 1 Fajar Novi Eristyawan 2 Abstrak Partai politik merupakan salah satu institusi dalam sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. warga tertentu. Strategi komunikasi politik juga merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Strategi Komunikasi Politik adalah perencanaan komunikasi yang diarahkan kepada pencapaian suatu pengaruh dengan sedemikian rupa, sehingga masalah yang dibahas
Lebih terperinciJurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedharto SH Tembalang, Semarang 50239
Sistem Rekrutmen Calon Legislatif DPRD Provinsi Jawa Tengah Periode 2014-2019. Studi kasus: DPD PDI-Perjuangan Jawa Tengah ADIYOGA, Dzunuwanus Ghulam Manar, Susilo Utomo Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas
Lebih terperinciPenanggung Jawab Pembuatan atau Penerbitan informasi
NAMA PPID SKPK/UNIT KERJA FORM II : DAFTAR INFORMASI YANG DIKUASAI BADAN PUBLIK : Rahmad Sadli, SE, MM : Komisi Independen Pemilihan Kota Banda Aceh No Nama informasi/dokumentasi Ringkasan Isi Informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. politiknya bekerja secara efektif. Prabowo Effect atau ketokohan mantan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) yang memperoleh sekitar 11, 98 persen suara dalam Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif 9 april 2014 tidak mampu mengajukan
Lebih terperinciPARTAI POLITIK DAN KEHARUSAN VERIFIKASI: MEMBANGUN TATA KELOLA PEMILU SERENTAK YANG BERINTEGRITAS
PARTAI POLITIK DAN KEHARUSAN VERIFIKASI: MEMBANGUN TATA KELOLA PEMILU SERENTAK YANG BERINTEGRITAS Asrinaldi Dosen Ilmu Politik FISIP Universitas Andalas Kampus Limau Manis, Padang Email: asrinaldi4@yahoo.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pilgub Jabar telah dilaksanakan pada tanggal 24 Pebruari 2013, yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pilgub Jabar telah dilaksanakan pada tanggal 24 Pebruari 2013, yang dilaksanakan secara langsung, yang merupakan salah satu bentuk Demokrasi. Bagi sebuah bangsa
Lebih terperinciRekrutmen Calon Legislatif Pada Pemilu 2014 (Studi Kasus Mengenai Rekrutmen Politik PPP di Dapil I dan V di Kabupaten Sampang, Jawa Timur)
Rekrutmen Calon Legislatif Pada Pemilu 2014 (Studi Kasus Mengenai Rekrutmen Politik PPP di Dapil I dan V di Kabupaten Sampang, Jawa Timur) Abstrak Fitri Rahmadania Penurunan suara yang dialami oleh PPP
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat saling bertukar informasi dengan antar sesama, baik di dalam keluarga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi adalah kebutuhan manusia dengan berkomunikasi manusia dapat saling bertukar informasi dengan antar sesama, baik di dalam keluarga maupun bermasyarakat
Lebih terperinciPENGELOLAAN PARTAI POLITIK MENUJU PARTAI POLITIK YANG MODERN DAN PROFESIONAL. Muryanto Amin 1
PENGELOLAAN PARTAI POLITIK MENUJU PARTAI POLITIK YANG MODERN DAN PROFESIONAL Muryanto Amin 1 Pendahuluan Konstitusi Negara Republik Indonesia menuliskan kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan
Lebih terperinciV. PENUTUP. seterusnya. Partai NasDem sebagai satu-satunya partai baru yang dinyatakan
V. PENUTUP A. Kesimpulan Partai politik sebagai wadah atau muara bertemunya banyak kepentingan sudah tentu rawan terjadi konflik. Partai politik sebagai organisasi modern akan selalu dihadapkan pada realitas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. melalui lembaga legislatif atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) merupakan proses perekrutan pejabat politik di daerah yang berkedudukan sebagai pemimpin daerah yang bersangkutan yang dipilih langsung
Lebih terperinciURGENSI UNDANG-UNDANG PEMILU DAN PEMANTAPAN STABILITAS POLITIK 2014
KETUA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA URGENSI UNDANG-UNDANG PEMILU DAN PEMANTAPAN STABILITAS POLITIK 2014 Disampaikan pada acara Round Table Discussion (RTD) Lemhannas, Jakarta, Rabu 12 Oktober
Lebih terperinciSTRATEGI MENINGKATKAN KETERWAKILAN PEREMPUAN
STRATEGI MENINGKATKAN KETERWAKILAN PEREMPUAN Oleh: Ignatius Mulyono 1 I. Latar Belakang Keterlibatan perempuan dalam politik dari waktu ke waktu terus mengalami peningkatan. Salah satu indikatornya adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dafin Nurmawan, 2014 Gema Hanura sebagai media pendidikan politik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap partai politik membutuhkan kader-kader yang berkualitas. Begitupun dengan Partai HANURA. Karena dengan adanya kader yang berkualitas bisa mengukur eksistensi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk menyatakan pendapat
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya masyarakat memegang peran utama dalam praktik pemilihan umum sebagai perwujudan sistem demokrasi. Demokrasi memberikan kebebasan kepada masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang digunakan dalam suatu negara. Indonesia adalah salah satu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Demokrasi merupakan suatu proses dalam pembentukan dan pelaksanaan pemerintahan yang digunakan dalam suatu negara. Indonesia adalah salah satu negara yang menjalankan
Lebih terperinciA. Kesimpulan BAB V PENUTUP
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Penelitian ini yang fokus terhadap Partai Golkar sebagai objek penelitian, menunjukkan bahwa pola rekrutmen perempuan di internal partai Golkar tidak jauh berbeda dengan partai
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. ikatan-ikatan sosial. Selain itu keberadaan masyarakat sipil juga berpengaruh
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Masyarakat sipil lahir dari interaksi sosial masyarakat yang terbina berkat ikatan-ikatan sosial. Selain itu keberadaan masyarakat sipil juga berpengaruh sebagai penyeimbang
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. keterlibatan masyarakat dalam berpartisipasi aktif untuk menentukan jalannya
1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Situasi perkembangan politik yang berkembang di Indonesia dewasa ini telah membawa perubahan sistem yang mengakomodasi semakin luasnya keterlibatan masyarakat dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara langsung sejak sistem otonomi daerah diterapkan. Perubahan mekanisme
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demokrasi sebagai pilar penting dalam sistem politik sebuah Negara, termasuk Indonesia yang sudah diterapkan dalam pemilihan secara langsung seperti legislatif, Presiden
Lebih terperinciKAJIAN TEORITIS PEMGARUH SISTEM PENETAPAN CALON TERPILIH DENGAN SUARA TERBANYAK TERHADAP PEMENUHAN HAK AFFIRMATIVE ACTION
KAJIAN TEORITIS PEMGARUH SISTEM PENETAPAN CALON TERPILIH DENGAN SUARA TERBANYAK TERHADAP PEMENUHAN HAK AFFIRMATIVE ACTION Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang penulis gunakan adalah tipe penelitian deskriftif kualitatif.
30 III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang penulis gunakan adalah tipe penelitian deskriftif kualitatif. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang menggambarkan serta menjelaskan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
DAFTAR ISI Persembahan.................................... i Abstrak.................................... ii Ringkasan Eksekutif.................................... iii Lembar Pengesahan........................................
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP 1. Kesimpulan
BAB VI PENUTUP Setelah menjelaskan berbagai hal pada bab 3, 4, dan 5, pada bab akhir ini saya akan menutup tulisan ini dengan merangkum jawaban atas beberapa pertanyaan penelitian. Untuk tujuan itu, saya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. demokrasi pada negara yang menganut paham demokrasi seperti Indonesia.
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilihan umum (pemilu) menjadi bagian terpenting dalam penyelenggaraan demokrasi pada negara yang menganut paham demokrasi seperti Indonesia. Pemilu sering diartikan
Lebih terperinciJURNAL ILMU PEMERINTAHAN Volume : Nomor: Tahun 2013 Halaman http//www.fisipundip.ac.id
JURNAL ILMU PEMERINTAHAN Volume : Nomor: Tahun 2013 Halaman http//www.fisipundip.ac.id SISTEM REKRUTMEN DAN KADERISASI PDI PERJUANGAN KABUPATEN KENDAL ERA REFORMASI (Studi Kasus Oligarki di Kabupaten Kendal)
Lebih terperinciSTRATEGI PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (PKS) DALAM PEMILU LEGISLATIF 2009
25 STRATEGI PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (PKS) DALAM PEMILU LEGISLATIF 2009 Afidatul Fitriyah dan M. Y. Tiyas Tinov FISIP Universitas Riau, Kampus Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru 28293 Abstract:
Lebih terperinciPERANAN KPU DAERAH DALAM MENCIPTAKAN PEMILU YANG DEMOKRATIS
PERANAN KPU DAERAH DALAM MENCIPTAKAN PEMILU YANG DEMOKRATIS R. Siti Zuhro, PhD (Peneliti Utama LIPI) Materi ini disampaikan dalam acara diskusi Penguatan Organisasi Penyelenggara Pemilu, yang dilaksanakan
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
(KAK) SOSIALISASI UU PEMILU NO. 07 TAHUN 2017 DI KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN ANGGARAN 2018 BADAN KESATUAN BANGSA, POLITIK DAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN 2018
Lebih terperinciPenguatan Partisipasi dan Perbaikan Keterwakilan Politik Melalui Pembentukan Blok Politik Demokratik
Penguatan Partisipasi dan Perbaikan Keterwakilan Politik Melalui Pembentukan Blok Politik Demokratik Pendahuluan Pokok Pokok Temuan Survei Nasional Demos (2007 2008) : Demokrasi masih goyah: kemerosotan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Semarak dinamika politik di Indonesia dapat dilihat dari pesta demokrasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semarak dinamika politik di Indonesia dapat dilihat dari pesta demokrasi dari tingkat pusat sama tingkat daerah. Setiap daerah banyak mencalonkan dirinya dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kehadiran perempuan dalam kontestasi politik di Indonesia, baik itu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehadiran perempuan dalam kontestasi politik di Indonesia, baik itu pemilihan umum (pemilu) ataupun pemilihan umum kepala daerah (pemilukada) di daerah-daerah semakin
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. aspirasi dan memilih pemimpin dengan diadakannya pemilihan umum.
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan suatu negara yang menganut paham demokrasi, dan sebagai salah satu syaratnya adalah adanya sarana untuk menyalurkan aspirasi dan memilih pemimpin
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 1. Faktor yang mempengaruhi perolehan suara PKS Klaten pada Pemilu 1999,
122 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Faktor yang mempengaruhi perolehan suara PKS Klaten pada Pemilu 1999, 2004 dan 2009 pada umumnya ada dua faktor, yakni faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
Lebih terperinciPERAN ELIT LOKAL DALAM PEMENANGAN PEMILU LEGISLATIF 2014 (Studi Deskriptif Elit Partai Golkar di Kabupaten Langkat)
PERAN ELIT LOKAL DALAM PEMENANGAN PEMILU LEGISLATIF 2014 (Studi Deskriptif Elit Partai Golkar di Kabupaten Langkat) SKRIPSI Amoy Sri Irmayani Surbakti 100906005 Dosen Pembimbing : Dra. T. Irmayani, M.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa adalah pemilik peran penting dalam menyampaikan berbagai informasi pada masyarakat. Media komunikasi massa yaitu cetak (koran, majalah, tabloid), elektronik
Lebih terperinci2015 MODEL REKRUTMEN PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU 2014 (STUDI KASUS DEWAN PIMPINAN DAERAH PARTAI NASDEM KOTA BANDUNG)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang mengalami perkembangan demokrasi yang sangat pesat. Hal tersebut ditandai dengan berbagai macam ekspresi yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. masyarakatnya heterogen. Salah satu ciri sistem demokrasi adalah adanya
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang menganut sistem demokrasi, dan kondisi masyarakatnya heterogen. Salah satu ciri sistem demokrasi adalah adanya partisipasi politik.
Lebih terperinciBAB V. Penutup. A. Kesimpulan
BAB V Penutup A. Kesimpulan Kuasa uang dalam pemilu dengan wujud money politics, masih menjadi cara mutakhir yang dipercaya oleh calon anggota legislatif untuk menjaring suara masyarakat agar mampu menghantarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah melalui kegiatan pendidikan. Sebagai bagian dari masyarakat, kegiatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mayoritas masyarakat memiliki keinginan untuk maju berkembang menjadi lebih baik. Keinginan tersebut diupayakan berbagai cara, salah satunya adalah melalui kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemuda sebagai generasi penerus bangsa idealnya mempunyai peran
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemuda sebagai generasi penerus bangsa idealnya mempunyai peran dalam kemajuan bangsa. Pentingya peran generasi muda, didasari atau tidak, pemuda sejatinya memiliki
Lebih terperinciPERANAN MEDIA MASSA TERHADAP KESADARAN POLITIK MASYARAKAT DI DUSUN WIJILAN WIJIMULYO NANGGULAN KULON PROGO DALAM PEMILIHAN UMUM 9 APRIL 2014 ARTIKEL
PERANAN MEDIA MASSA TERHADAP KESADARAN POLITIK MASYARAKAT DI DUSUN WIJILAN WIJIMULYO NANGGULAN KULON PROGO DALAM PEMILIHAN UMUM 9 APRIL 2014 ARTIKEL oleh : Timbul Hari Kencana NPM. 10144300021 PROGRAM
Lebih terperinciMAKALAH PENGARUH PARTAI POLITIK TERHADAP PARTISIPASI MASYARAKAT MENGIKUTI PEMILU
MAKALAH PENGARUH PARTAI POLITIK TERHADAP PARTISIPASI MASYARAKAT MENGIKUTI PEMILU DISUSUN OLEH : NAMA : FAJAR GINANJAR NIM : 21060110083001 PSD III TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAN DIPONEGORO SEMARANG BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia adalah negara hukum yang menganut sistem demokrasi, yang artinya pemegang kekuasaan atau kedaulatan tertinggi ada di tangan rakyat namun tetap
Lebih terperinciPOLA REKRUTMEN KADER PARTAI DEMOKRAT (Studi Pada Partai Demokrat Kota Malang) SKRIPSI
POLA REKRUTMEN KADER PARTAI DEMOKRAT (Studi Pada Partai Demokrat Kota Malang) SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu untuk memperoleh gelar Sarjana (S-1) Disusun oleh: Anggo Eko Andriono (201010050312067)
Lebih terperinciBANTUAN DAN FASILITAS PEMERINTAH DAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PELAKSANAAN PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TAHUN 2014
BANTUAN DAN FASILITAS PEMERINTAH DAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PELAKSANAAN PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TAHUN 2014 SUMATERA JAVA KALIMANTAN Disampaikan pada: IRIAN JAYA Rapat Koordinasi Nasional dalam
Lebih terperinciMEMAKNAI ULANG PARTISIPASI POLITIK WARGA: TAHU, MAMPU, AWASI PUSAT KAJIAN POLITIK FISIP UNIVERSITAS INDONESIA 28 JANUARI 2015
MEMAKNAI ULANG PARTISIPASI POLITIK WARGA: TAHU, MAMPU, AWASI PUSAT KAJIAN POLITIK FISIP UNIVERSITAS INDONESIA 28 JANUARI 2015 DEFINISI UMUM Partisipasi politik dipahami sebagai berbagai aktivitas warga
Lebih terperinciMEMBACA TEKS UNDANG-UNDANG PEMILU NO 8 TH 2012-DIANALISIS DARI KONTEKS LAHIRNYA UU TERSEBUT, KEPENTINGAN APA DAN SIAPA YANG IKUT MENENTUKAN LAHIRNYA
MEMBACA TEKS UNDANG-UNDANG PEMILU NO 8 TH 2012-DIANALISIS DARI KONTEKS LAHIRNYA UU TERSEBUT, KEPENTINGAN APA DAN SIAPA YANG IKUT MENENTUKAN LAHIRNYA UU PEMILU? SETTING SOSIAL- POLITIK KETIKA UU DIPRODUKSI?
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan jenis penelitian deskriptif (descriptive research) dengan desain
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Sesuai dengan tujuan yang dicapai, maka dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif (descriptive research) dengan desain penelitian
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Pada tahun 2009 negara Indonesia melaksanakan pemilu yang ke-10
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada tahun 2009 negara Indonesia melaksanakan pemilu yang ke-10 kalinya, yaitu pemilu legislatif, presiden dan wakil presiden yang didasari dengan banyaknya
Lebih terperinciPeranan Partai Politik Dalam Meningkatkan Partisipasi Pemilih Dalam Pemilu dan Pilkada. oleh. AA Gde Putra, SH.MH
Peranan Partai Politik Dalam Meningkatkan Partisipasi Pemilih Dalam Pemilu dan Pilkada oleh AA Gde Putra, SH.MH Demokrasi (pengertian Umum) Bentuk sistem pemerintahan yang setiap warganya memiliki kesetaraan
Lebih terperinciJakarta, 12 Juli 2007
PENDAPAT FRAKSI PARTAI DEMOKRAT TERHADAP KETERANGAN PEMERINTAH TENTANG RANCANGAN UNDANG-UNDANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DPR, DPD, DPRD, DAN PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN Juru Bicara : drh. Jhony
Lebih terperinciLAPORAN SINGKAT KOMISI II DPR RI
TERBATAS (Untuk Kalangan Sendiri) LAPORAN SINGKAT KOMISI II DPR RI (Bidang Pemerintahan Dalam Negeri dan Otonomi Daerah, Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Kepemiluan, Pertanahan dan Reforma Agraria)
Lebih terperinciBAB I. Budaya dan Kepemimpinan di Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
BAB I Budaya dan Kepemimpinan di Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan A. Latar Belakang Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui legitimasi yang dimiliki oleh Megawati Soekarnoputri sebagai ketua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimana adanya pemberian kebebasan seluas-luasnya. untuk berpendapat dan membuat kelompok. Pesatnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan politik di Indonesia mengalami kemajuan yang cukup pesat, diawali dengan politik pada era orde baru yang bersifat sentralistik dan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
172 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dipaparkan dalam bab ini merujuk pada jawaban atas permasalahan penelitian yang telah dikaji oleh penulis di dalam skripsi yang berjudul Peta
Lebih terperinciSTRATEGI REKRUTMEN PARTAI GERINDRA DALAM KADERISASI PEMUDA DI KOTA SURABAYA
1 STRATEGI REKRUTMEN PARTAI GERINDRA DALAM KADERISASI PEMUDA DI KOTA SURABAYA Amaliya Hidayatul Fajrina Email : amaliya_fajrina@yahoo.com ABSTRAK Keberadaan partai politik di Indonesia mempunyai peran
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dilakukan dengan keikutsertaan partai politik dalam pemilihan umum yang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Partai politik merupakan pilar demokrasi dalam suatu negara seperti di Indonesia. Kehadiran partai politik telah mengubah sirkulasi elit yang sebelumnya tertutup bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sistem politik-demokratik modern. Pemilu bahkan telah menjadi salah satu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilihan umum (pemilu) merupakan salah satu instrumen terpenting dalam sistem politik-demokratik modern. Pemilu bahkan telah menjadi salah satu parameter
Lebih terperinciBAB VI. Penutup. pengangkatan seseorang atau sekelompok orang untuk melaksanakan sejumlah
123 BAB VI Penutup Kesimpulan Dalam penelitian ini terungkap bahwa PDI Perjuangan telah melakukan rekrutmen sebagaimana didefinisikan oleh Ramlan Surbakti, yakni pemilihan atau pengangkatan seseorang atau
Lebih terperinciTAHAPAN PILPRES 2014 DALAM MEWUJUDKAN BUDAYA DEMOKRASI
TAHAPAN PILPRES 2014 DALAM MEWUJUDKAN BUDAYA DEMOKRASI ENI MISDAYANI, S.Ag, MM KPU KABUPATEN KUDUS 26 MEI 2014 DASAR HUKUM Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum (Lembaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bali dikenal sebagai daerah dengan ragam budaya masyarakatnya yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bali dikenal sebagai daerah dengan ragam budaya masyarakatnya yang unik. Bali dipandang sebagai daerah yang multikultur dan multibudaya. Kota dari provinsi Bali adalah
Lebih terperinciOleh Dra. Hj. Siti Masrifah, MA (Ketua Umum DPP Perempuan Bangsa) Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PKB 1
Disampaikan pada Seminar Menghadirkan Kepentingan Perempuan: Peta Jalan Representasi Politik Perempuan Pasca 2014 Hotel Haris, 10 Maret 2016 Oleh Dra. Hj. Siti Masrifah, MA (Ketua Umum DPP Perempuan Bangsa)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kaderisasi merupakan hal penting bagi sebuah organisasi, karena merupakan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kaderisasi merupakan hal penting bagi sebuah organisasi, karena merupakan inti dari kelanjutan perjuangan organisasi ke depan. Tanpa kaderisasi, rasanya sangat
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Partai Politik 1. Konsep partai Politik Menurut Epstein (Gatara, 2009: 191), mengatakan bahwa partai politik adalah setiap kelompok-kelompok, meskipun terorganisasi secara sederhana,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Reformasi telah memberikan posisi tawar yang jauh lebih dominan kepada
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Reformasi telah memberikan posisi tawar yang jauh lebih dominan kepada politisi dibandingkan dengan masa Orde Baru. Politisi unjuk gigi dengan kedudukan,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. memilih sebuah partai politik karena dianggap sebagai representasi dari agama
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Isu-isu dan kebijakan politik sangat menentukan perilaku pemilih, tapi terdapat pula sejumlah faktor penting lainnya. Sekelompok orang bisa saja memilih sebuah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) merupakan partai yang menjadikan. Islam sebagai asas partai. PKS memiliki tujuan untuk mewujudkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Partai Keadilan Sejahtera (PKS) merupakan partai yang menjadikan Islam sebagai asas partai. PKS memiliki tujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan sejahtera yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang penting terutama dalam rangka proses konsolidasi demokrasi. Pendekatan
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dalam sistem politik yang demokratis, partai politik memiliki peranan yang penting terutama dalam rangka proses konsolidasi demokrasi. Pendekatan institusional memandang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebuah organisasi yang tidak berpenghasilan tetapi justru mengeluarkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Partai politik merupakan aktor yang menarik dalam pemerintahan, menarik dalam hal status, fungsi, dan koordinasi partai terhadap aktor-aktor lainnya. Peran partai
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Reformasi politik yang sudah berlangsung sejak berakhirnya pemerintahan Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto pada bulan Mei 1998, telah melahirkan perubahan besar
Lebih terperinci