Pelembagaan Partai Kebangkitan Bangsa Studi Kasus Kemerosotan Suara Pada Pemilihan Umum Tahun 2009 di Jawa Timur 1

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pelembagaan Partai Kebangkitan Bangsa Studi Kasus Kemerosotan Suara Pada Pemilihan Umum Tahun 2009 di Jawa Timur 1"

Transkripsi

1 Pelembagaan Partai Kebangkitan Bangsa Studi Kasus Kemerosotan Suara Pada Pemilihan Umum Tahun 2009 di Jawa Timur 1 Fajar Novi Eristyawan 2 Abstrak Partai politik merupakan salah satu institusi dalam sistem demokrasi. Eksistensi sebuah partai politik ditentukan dari keikutsertaan mereka dalam pemilihan umum. Partai politik yang gagal dalam pemilihan umum akan terancam eksistensinya dan kegagalan dalam persaingan perebutan kekuasaan. Tulisan ini membahas tentang kaitan antara pelembagaan partai politik dengan kemerosotan suara yang dialami oleh PKB pada pemilihan umum tahun 2009 khususnya di Jawa Timur. Teori yang digunakan dalam tulisan ini adalah teori pelembagaan partai politik dalam tulisan Vicky Randal dan Lars Svasand, dimana mereka membagi dimensi pelembagaan partai politik menjadi empat dimensi, yaitu dimensi kesisteman, dimensi identitas nilai, dimensi otonomi suatu partai dalam pembuatan keputusan, dan dimensi pengetahuan atau citra publik. Dari hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa lemahnya pelembagaan partai dalam tubuh PKB adalah faktor utama yang menjadi penyebab kemerosotan suara yang dialami PKB dalam pemilihan umum tahun 2009 terutama di Jawa Timur. Lemahnya pelembagaan PKB terlihat dari adanya friksi-friksi yang terjadi antar fraksi di internal PKB yang menunjukkan lemahnya dimensi kesisteman dalam tubuh PKB. Dalam upaya untuk meningkatkan elektabilitas mereka pada pemilu 2014 mendatang, PKB melakukan beberapa strategi yaitu dengan melakukan rekonsiliasi PKB dan NU serta merangkul pemilih pemula, dimana hal tersebut merupakan bentuk perbaikan pelembagaan di dalam tubuh PKB. Kata Kunci: Partai Politik, PKB, Pemilihan Umum, Pelembagaan Partai Politik Pendahuluan Fokus problematika yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana keterkaitan antara pelembagaan partai politik terhadap kemerosotan suara yang dialami oleh PKB pada pemilihan umum tahun 2009 khususnya di Jawa Timur, dimana PKB mengalami kemerosotan suara yang cukup signifikan pada pemilihan umum tahun 2009 jika dibandingkan dengan dua pemilu sebelumnya, yakni pada pemilu tahun 1999 dan Judul penelitian ini merupakan hasil dari penelitian skripsi penulis. 2 Penulis merupakan mahasiswa S1 Ilmu Politik Universitas Airlangga angkatan 2010.

2 Keterkaitan antara pelembagaan partai politik terkait dengan kemerosotan suara PKB pada pemilu tahun 2009 lalu penting untuk diangkat karena kemerosotan suara yang cukup signifikan pada pemilu bagi PKB terutama di Jawa Timur sangat menarik untuk dibahas karena Jawa Timur merupakan basis suara utama PKB dalam pemilu. Perpektif kelembagaan partai politik digunakan untuk menilai sejauh mana pengaruh pelembagaan partai politik yang dimiliki PKB berpengaruh terhadap perolehan suara mereka pada pemilu tahun 2009, khususnya di Jawa Timur. Fenomena ini yang membuat penulis tertarik untuk mengangkat problematika tersebut. Melihat fenomena tersebut pada dasarnya sedikit mengejutkan masyarakat. Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa PKB yang merupakan partai dengan basis massa terbesarnya di Jawa Timur, yaitu kaum Nahdiyin kalah di kandang mereka sendiri. Fenomena tersebut sangat menarik untuk diteliti lebih lanjut dari aspek pelembagaan partai politik itu sendiri, dalam hal ini adalah PKB. Seperti diketahui bahwasanya pelembagaan dalam sebuah partai politik sangat penting artinya agar sebuah partai dapat survive dalam kancah perpolitikan. Samuel P Huntington (1968), seorang ilmuan politik Amerika Serikat yang membahas tentang kelembagaan politik mengatakan bahwa, untuk dapat survive partai tersebut harus memiliki kelembagaan yang kuat. Partai Kebangkitan Bangsa atau sering disebut PKB berdiri atas usulan warga NU kepada PBNU yang menginginkan agar NU memiliki partai politik yang dapat menyalurkan aspirasi warga Nahdiyin. Pada tanggal 23 Juli 1998 di Jakarta, berdirilah Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang dideklarasikan oleh kiai-kiai NU antara lain Munasir Ali, Ilyas Ruchiyat, Abdurrahman Wahid, A. Mustofa Bisri, dan A. Muhith Muzadi. Pemilu tahun 1999 merupakan pemilu pertama yang diikuti oleh PKB setelah runtuhnya rezim Orde Baru dan berdirinya partai tersebut tahun Sebagai partai politik baru, PKB cukup diperhitungkan karena basis masa mereka, yaitu NU merupakan organisasi keagamaan terbesar di Indonesia. Pada pemilu 1999 PKB mendapatkan suara atau sekitar 12,61%. Pada pemilu selanjutnya tahun 2004 mendapatkan suara atau sekitar 10,57%, sedangkan pada pemilu 2009 PKB mendapatkan suara atau sekitar 4,9%. Prestasi terbaik PKB yang berhasil diraih partai tersebut adalah keberhasilan mengantarkan KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, sang pendiri partai menjadi presiden RI. Gus Dur menjabat sebagai presiden RI terhitung mulai tanggal 20 Oktober 1999 hingga 23 Juli Meskipun kepemimpinan Gus Dur sebagai presiden hanya bertahan selama dua tahun, namun pencapaian tersebut bisa dikatakan sebagai prestasi terbaik PKB. Meskipun PKB partai baru pada pemilu tahun 1999, keberhasilan mereka mengantarkan Gus Dur menjadi presiden RI mengisyaratkan bahwa PKB merupakan partai besar yang siap mengancam eksistensi partai-parai lain yang sebelumnya sudah eksis di dunia perpolitkan nasional. Berbicara tentang PKB dengan basis massa NUnya, maka pikiran kita pasti akan tertuju ke Jawa Timur dimana di propinsi inilah organisasi Nahdatul Ulama berdiri dan

3 merupakan basis massa utama NU, dimana Jawa Timur merupakan propinsi dengan jumlah pondok pesantren terbanyak di Indonesia dan sebagian besar pondok-pondok pesantres tersebut berafiliasi dengan NU, serta tak jarang pimpinan pondok pesantren merupakan kiaikiai pengurus NU baik di kabupaten/kota maupun di tingkat propinsi (wilayah), bahkan pengurus di tingkatan PBNU. Secara otomatis Jawa Timur seharusnya menjadi lumbung suara bagi PKB untuk mendulang suara dalam pemilu-pemilu yang diikuti. Hal tersebut terbukti dengan kemenangan PKB dalam pemilu legislatif anggota DPRD Jawa Timur tahun 1999, yang merupakan pemilu pertama setelah runtuhnya rezim Orde Baru. Partai yang didirikan Gus Dur dan kiai-kiai NU tersebut memperoleh suara atau 35,48% suara pemilih di Jawa Timur dan mendapatkan 32 kursi di DPRD Jawa Timur. PKB meskipun tetap menjadi partai pemenang dalam pemilu legislatif anggota DPRD Jawa Timur pada pemilu tahun 2004, namun mereka mengalami penurunan suara dibandingkan dengan pemilu Pada pemilu 1999 PKB yang mendapatkan 35,48% suara, sedangkan pada pemilu 2004 mendapatkan suara atau sekitar 30,63 %. Dalam pemilu legislatif anggota DPRD Propinsi Jawa Timur tahun 2009 PKB mendapatkan pukulan telak dalam pemilu tersebut. Partai itu kalah dan berada di urutan ketiga dengan perolehan suara atau sekitar 12,26% dibawah PDI-Perjuangan yang memperoleh 15,99% dan Partai Demokrat yang meraup suara terbanyak dengan 20,53% suara. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan sebuah penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif yang lebih menekankan analisisnya pada proses penyimpulan deduktif dan induktif serta analisis terhadap dinamika hubungan antara fenomena yang diamati dengan menggunakan logika ilmiah. Dimana penulis melakukan penelitian untuk mencari jawaban atas fenomena politik yang terjadi di masyarakat. Dari kedalaman analisisnya, penulis menggunakan jenis penenelitian deskriptif, dimana dalam melakukan analisis hanya sampai taraf deskripsi yaitu menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematik sehingga dapat lebih mudah untuk dipahami dan disimpulkan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang benar mengenai subjek yang diteliti. Berdasarkan metode yang digunakan, yakni metode kualitatif, maka informasi didapatkan langsung dari informan-informan yang berkompeten dalam bidangnya. Dari data-data yang diperoleh dari informan akan diolah menjadi sebuah output informasi yang mudah diserap atau dimengerti maknanya oleh masyarakat umum. Kerangka Teori Dalam menganalisis hasil temuan data yang diperoleh, penulis menggunakan perspektif teori pelembagaan partai politik Vicky Randall dan Lars Svasand (2002), dimana dalam tulisannya Randall dan Svasand membagi tingkat pelembagaan partai politik menjadi empat dimensi. Yang pertama yaitu dimensi kesisteman (sistemness), kedua dimensi identitas

4 nilai ( value infusion), ketiga dimensi otonomi suatu partai dalam pembuatan keputusan (decisional autonomy), dan keempat dimensi pengetahuan atau citra publik (reification). Jika dihubungkan dengan teori pelembagaan partai politik Randall dan Svasand, penyelesaikan konflik internal yang terjadi di tubuh PKB dengan jalan melalui jalur hukum atau melalui pengadilan merupakan suatu indikasi yang menunjukkan lemahnya pelembagaan partai politik dalam tubuh PKB. Dari penyelesaian konflik internal di tubuh partai yang dilakukan oleh PKB seperti dibahas di atas memperlihatkan lemahnya pelembagaan partai. Dalam kasus penyelesaikan konflik internal tersebut memperlihatkan kelemahan pelembagaan partai PKB dalam bentuk dimensi kesisteman (systemness) suatu partai yang merupakan hasil persilangan aspek internal dengan struktural. Yang dimaksud dengan kesisteman adalah proses pelaksanaan fungsi-fungsi partai politik, termasuk penyelesaian konflik, dilakukan menurut aturan, persyaratan, prosedur, dan mekanisme yang disepakati dan ditetapkan dalam AD/ART partai politik. Dapat dilihat dalam proses penyelesaian konflik di internalnya, PKB telah menerapkan bentuk dimensi kesisteman partai dengan melakukan penyelesaian konflik menurut aturan, persyaratan, prosedur, dan mekanisme yang disepakati dan ditetapkan dalam AD/ART PKB. Seharusnya jika pelembagaan partai politik dalam tubuh PKB kuat, maka konflik yang terjadi di internal seharusnya dapat diselesaikan di internal partai itu sendiri melalui mekanisme-mekanisme penyelesaian konflik yang telah ditentukan dalam AD/ART partai dan tidak sampai melalui jalur hukum di pengadilan. Begitu juga dengan hasil penelitian yang menyebutkan penurunan suara yang cukup signifikan di basis konstituen PKB seperti dijelaskan di atas menunjukkan bahwa pelembagaan partai politik di tubuh PKB rendah, terutama dalam dimensi kesisteman atau systemness. Penurunan suara yang terjadi di daerah yang menjadi basis utama PKB berkaitan dengan tingkat kesisteman PKB, dimana salah satu variasi dari tingkat kesisteman partai adalah asal-usul partai politik, yaitu apakah dibentuk dari atas, dari bawah, atau dari atas disambut dari bawah. Pada awal pendiriannya PKB memang diidentikkan dengan partai yang didirikan oleh petinggi atau kiai-kiai NU dengan harapan dapat menjadi saluran aspirasi politik kaum Nahdiyin, atau dengan kata lain asal-usul partai dibentuk dari atas disambut dari bawah. Namun pada kenyataannya PKB pada pemilu yang lalu tidak disambut dari bawah oleh kaum Nahdiyin yang terlihat dari rendahnya suara PKB di daerah basis kaum Nahdiyin. Hal tersebut menunjukkan bahwa memang tingkat pelembagaan PKB terutama dimensi kesisteman partai sangat rendah, sehingga tidak mampu membuat konstituen mereka menyambut partai dengan memilih pada pemilu. Upaya PKB untuk meningkatkan elektabilitas dan suara pada pemilu 2014 mendatang dengan melakukan rekonsiliasi dengan NU memperlihatkan bahwa rekonsiliasi PKB dan NU tersebut merupakan sebuah bentuk dimensi identitas nilai ( value infusion) suatu partai.

5 Identitas nilai ini berkaitan dengan identitas partai politik berdasarkan basis sosial pendukungnya, dan identifikasi anggota terhadap pola dan arah perjuangan yang diperjuangkan partai politik tersebut. Karena itu tingkat identitas nilai suatu partai politik berkaitan dengan hubungan partai dengan kelompok populis tertentu ( popular bases), yaitu apakah suatu partai politik mengandung dimensi sebagai gerakan sosial yang didukung oleh kelompok populis tertentu, dimana disini PKB didukung oleh kelompok populis tertentu, yaitu NU. Strategi PKB dengan melakukan pendekatan terhadap pemilih pemula merupakan bentuk dari dimensi pengetahuan atau citra publik ( reification) terhadap suatu partai politik. Tingkat pengetahuan publik tentang partai politik merujuk pada pernyataan apakah keberadaan partai politik tersebut telah tertanam pada imajinasi publik. Pendekatan kepada pemilih pemula tersebut merupakan suatu bentuk atau cara yang dilakukan oleh PKB untuk dapat tertanam pada imajinasi masyarakat, khususnya pemilih pemula. Dengan mengakomodasi kepentingan pemilih pemula tersebut, PKB berharap agar mereka dapat diingat oleh pemilih pemula sebagai partai politik yang mengakomodasi kepentingan pemuda. Sedangkan hasil penelitian yang menunjukkan adanya kendala pendanaan partai yang dialami PKB dalam upayanya meningkatkan elektabilitas dan suara pada pemilu 2014 mendatang jika dihubungkan dengan teori pelembagaan partai politik Randall dan Svasand merupakan kendala pelembagaan partai dari dimensi otonomi suatu partai dalam pembuatan keputusan ( decisional autonomy). Tingkat otonomi suatu partai politik dalam pembuatan keputusan berkaitan dengan hubungan partai dengan aktor luar partai baik dengan sumber otoritas tertentu (penguasa, pemerintah), maupun dengan sumber dana (pengusaha, penguasa, negara atau lembaga luar) dan sumber dukungan massa (organisasi masyarakat). Hal tersebut juga akan mempengaruhi pelembagaan partai PKB dimana apabila partai tidak memiliki pelembagaan yang kuat maka dalam pembuatan keputusan partai dapat tersandera oleh kepentingan penyandang dana bagi partai. Sedangkan kendala yang dihadapi oleh PKB dari dinamika di tubuh NU jika dihubungkan dengan teori pelembagaan partai politik Randall dan Svasand, merupakan bentuk dari dimensi identitas nilai ( value infusion) suatu partai. Tingkat identitas nilai suatu partai politik berkaitan dengan hubungan partai dengan kelompok populis tertentu ( popular bases), yaitu apakah suatu partai politik mengandung dimensi sebagai gerakan sosial yang didukung oleh kelompok populis tertentu, dimana disini PKB didukung oleh kelompok populis tertentu, yaitu NU. Sedangkan kendala dari partai politik peserta pemilu lainnya yang menjadikan mantanmantan kader PKB sebagai calon anggota legislatif untuk menarik dukungan di basis-basis suara PKB tersebut berkaitan dengan dimensi pengetahuan atau citra publik ( reification) terhadap PKB, dimana yang menjadi pertanyaan adalah apakah PKB telah tertanam dalam imajinasi publik. Sebab jika PKB telah tertanam dalam imajinasi publik, maka strategi partai lain dengan menggaet mantan-mantan kader PKB tidak akan menjadi pengaruh yang besar terhadap perolehan suara PKB. Konstituen atau masyarakat akan lebih memilih PKB dalam pemilu karena PKB telah tertanam dalam imajinasi publik.

6 Kendala lain yang harus dihadapi oleh PKB yaitu rendahnya minat dan kepercayaan publik terhadap partai politik yang menyebabkan tingginya angka golput terkait dengan teori pelembagaan partai politik, yaitu pada dimensi pengetahuan atau citra publik ( reification) terhadap suatu partai politik. Bila keberadaan partai politik tertentu telah tertanam pada imajinasi publik, maka pihak lain baik para individu maupun lembaga akan menyesuaikan aspirasi dan harapan ataupun sikap dan perilaku mereka dengan keberadaan partai politik tersebut. Oleh karena itu apabila tingkat pengetahuan atau citra publik ( reification) suatu partai baik, maka konstituen partai tersebut akan lebih memilih partai tersebut dan tidak akan golput pada pemilu, karena mereka menganggap partai tersebut dapat menyalurkan aspirasi dan harapan konstituennya. Konflik Internal Sebagai Penyebab Utama Kemerosotan Suara PKB Hasil dari penelitian yang diperoleh oleh penulis diketahui banhwa konflik internal yang terjadi di internal PKB menjadi penyebab utama kemerosotan suara PKB dalam pemilu tahun Seperti yang diketahui publik, konflik internal PKB pada tahun 2008 antara Gus Dur dan Muhaimin Iskandar sangat dahsyat menerpa internal PKB. Konflik antara Gus Dur dan Muhaimin Iskandar bermula pada Rapat Gabungan Dewan Syuro dan Dewan Tanfidz DPP PKB pada Rabu, 26 Maret 2008, dimana dalam rapat gabungan tersebut, Muhaimin Iskandar selaku Ketua Umum DPP PKB diminta mundur dari jabatannya melalui sebuah voting. Hasil dari rapat gabungan tersebut kemudian diputuskan bahwa Muhaimin Iskandar dipecat dari jabatannya sebagai Ketua Dewan Tanfidz oleh Gus Dur selaku Ketua Dewan Syuro PKB. Pemecatan tersebut merupakan klimaks dari ketegangan-ketegangan yang terjadi di internal PKB selama ini antara kubu Gus Dur dengan kubu Muhaimin. Semenjak pemecatan tersebut PKB terbelah dua, menjadi PKB Gus Dur dan PKB Muhaimin. Kubu Muhaimin tidak tinggal diam atas pemecatan tersebut. Pada tanggal 14 April 2008, PKB Muhaimin secara resmi mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Muhaimin menggugat Gus Dur selaku Ketua Dewan Syuro PKB atas pemecatan dirinya sebagai Ketua Dewan Tandfidz PKB. Pada 7 Juli 2008, Pengadilan Negeri Jakarta Selatan mengeluarkan keputusan yang diajukan Muhaimin, dan memutuskan bahwa pemberhentian Drs. A Muhaimin Iskandar, MSi dari jabatan sebagai Ketua Umum Dewan Tandfidz DPP PKB adalah bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta Peraturan Partai PKB. Atas putusan tersebut PKB pimpinan Gus Dur melakukan kasasi, namun pada tanggal 18 Juli kasasi kubu Gus Dur di Mahkamah Agung ditolak. Dengan ditolaknya kasasi tersebut secara otomatis Muhaimin memegang kendali PKB. Konflik di tingkat pusat tersebut juga berimbas di daerah, termasuk di Jawa Timur, dan dianggap sebagai penyebab utama merosotnya suara PKB di Jawa Timur pada pemilu tahun Imbas dari konflik di tingkat pusat PKB tersebut di Jawa Timur adalah dibekukannya DPW PKB Jawa Timur pimpinan Imam Nahrawi oleh DPP PKB pimpinan Gus Dur, sehingga

7 muncul dua kepengurusan dalam tubuh DPW PKB Jawa Timur, yakni DPW PKB Jatim pimpinan Imam Nahrawi dan DPW PKB Jatim pimpinan Hasan Aminudin, yang kemudian setelah gugatan di PN Jakarta Selatan dimenangkan oleh kubu Muhaimin, dicabutlah pembekuan DPW PKB Jatim pimpinan Imam Nahrawi oleh DPP PKB, sehingga Imam Nahrawi kembali memegang kendali di DPW PKB Jatim. Akibat konflik di tingkat pusat dan dualisme kepemimpinan di DPW PKB Jatim tersebut, maka persiapan yang dilakukan untuk pemilu 2009 pun menjadi berantakan, dan pengurus DPW PKB Jatim tidak dapat mengelola organisasi partai dengan baik. Hal ini diperparah dengan banyaknya pengurus dan simpatisan yang pindah ke partai lain, terutama ke PKNU, partai baru yang didirikan oleh kiai-kiai NU yang bosan melihat konflik yang terjadi di internal PKB. Kader-kader dan simpatisan PKB pun banyak yang pindah haluan ke partai ini. Evaluasi PKB Terhadap Perolehan Suara Pemilu 2009 Hasil penelitian selanjutnya, yaitu hasil perolehan suara PKB pada pemilihan umum anggota legislatif tahun 2009 lalu memang di luar ekspektasi para pengurus dan pendukung PKB, khususnya di Jawa Timur yang memang sejak awal berdirinya PKB merupakan basis suara utama partai. Tak ayal perolehan suara tersebut menjadi tamparan keras bagi pengurus dan fungsionaris PKB di Jawa Timur khususnya. Evaluasi terhadap perolehan suara partai pada pemilihan umum anggota legislatif tahun 2009 dilakukan guna mencari solusi atas persoalan yang muncul sebagai penyebab kemerosotan suara PKB terutama di Jawa Timur. Bentuk evaluasi yang dilakukan oleh DPW PKB Jawa Timur adalah dengan cara membuat data statistik dari hasil perolehan suara pada Dalam mengumpulkan data tersebut DPW PKB Jatim tidak hanya mengumpulkan data perolehan suara pada tingkatan Propinsi saja, namun perolehan suara di tingkat Kabupaten/Kota, Kecamatan, dan di tingkat Kelurahan/Desa di Jawa Timur juga dikumpulkan yang nantinya diolah menjadi data statistik. Jika dibandingkan antara perolehan suara pada pemilihan umum anggota legislatif tahun 2004 dan 2009 lalu, memang di semua daerah pemilihan (Dapil) yang ada di Jawa Timur suara PKB mengalami penurunan. Namun ada beberapa dapil yang menjadi basis utama PKB dalam meraup suara di Jawa Timur yang juga mengalami penurunan yang signifikan. Salah satu contohnya pada dapil tiga Jawa Timur yang meliputi tiga Kabupaten, yaitu Kabupaten Situbondo, Kabupaten Banyuwangi, dan Kabupaten Bondowoso suara PKB turun drastis, padahal ketiga kabupaten tersebut merupakan basis suara PKB di Jawa Timur. Upaya PKB Jawa Timur Meningkatkan Elektabilitas Pada Pemilihan Umum 2014 Selanjutnya, untuk mengatasi kemerosotan suara yang cukup signifikan tersebut, PKB Jawa Timur memiliki beberapa strategi-strategi untuk meningkatkan elektabilitas dan suara

8 mereka pada pemilihan umum tahun 2014 mendatang. Salah satunya yaitu merekonsiliasi PKB-NU serta merangkul kembali kader-kader PKB yang pergi atau pindah partai akibat konflik yang terjadi di internal PKB pada 2008 silam. Memang bukan rahasia umum lagi bahwa konflik yang menimpa internal PKB antara Gus Dur dan Muhaimin menyebabkan hubungan PKB dan NU mengalami sedikit keretakan. Hal tersebut menimbulkan friksi baik di internal NU sendiri, maupun friksi antara NU dan PKB. Friksi di internal NU sendiri terjadi karena dimana kiai-kiai NU terpecah dukungan. Di sisi lain ada yang mendukung atau pro Gus Dur, namun di sisi lain ada pula yang pro Muhaimin. Hal ini lah yang membuat adanya friksi di internal NU sendiri, namun tidak sampai meluas dan membesar. PKB sadar, hubungan mereka yang kurang harmonis dengan NU semenjak bergulirnya konflik di internal mereka telah banyak menimbulkan stigma negatif baik di jajaran pengurus NU maupun di tingkatan grassroot kaum Nahdliyin. Setelah konflik di internal PKB mereda, pengurus PKB mulai melakukan pendekat atau melakukan rekonsiliasi hubungan antara mereka dan NU baik secara struktural maupun kultural. Secara kultural rekonsiliasi hubungan dilakukan dengan melakukan beberapa kegiatan bersama-sama. Sedangkan secara struktural seperti yang baru saja dilakukan oleh DPW PKB Jawa Timur adalah menggandeng Khofifah Indar Parawansa sebagai calon gubernur Jawa Timur, karena secara struktural, Khofifah merupakan Ketua Muslimat NU. Upaya lain yang dilakukan oleh PKB adalah dengan menggandeng kembali kaderkader PKB yang sempat hijrah ke partai lain. Upaya PKB untuk menarik kembali kader-kader dan pejuang-pejuang PKB yang sempat hijrah ke partai lain membuahkan hasil yang cukup baik. Banyak mantan kader yang hijrah ke PKNU terutama kembali lagi ke PKB dan sebagian menjadi calon legislatif dari partai besutan Gus Dur itu. Meskipun PKNU secara kelembagaan menyatakan merger dengan Gerindra, namun beberapa kadernya lebih memilih untuk kembali ke PKB karena kedekatan ideologi diantara keduanya. Hal tersebut juga terlihat ketika para kiai sepuh NU mendorong agar PKB menjadi partai yang besar. Sejumlah kiai dan kader Partai Kebangkitan Nahdlatul Ulama (PKNU) mulai merapat untuk mendukung partai yang dipimpin Muhaimin Iskandar itu. Strategi lain yang dilakukan oleh PKB untuk meningkatkan elektabilitas dan suara pada pemilihan umum tahun 2014 mendatang adalah dengan melakukan pendekatan pada pemilih pemula. Pendekatan pada pemilih pemula memang diakui secara terbuka oleh PKB menjadi salah satu strategi PKB untuk meningkatkan elektabilitas dan suara mereka pada pemilu DPW PKB Jatim memang secara khusus memberikan porsi lebih untuk melakukan pendekatan kepada pemilih pemula. Untuk meningkatkan suara memang PKB Jatim saat ini lebih fokus pada pemilih pemula yang jumlahnya cukup besar. Kendala-Kendala Yang Dihadapi PKB

9 Hasil dari penelitian selanjutnya menunjukkan bahwa dalam agendanya untuk menghadapi pemilu 2014 mendatang, langkah PKB rupanya tidak selalu berjalan mulus, ada beberapa kendala-kendala yang harus dihadapi PKB. Kendala tersebut bisa datang dari internal maupun eksternal PKB. Dari data yang diperoleh oleh penulis dari narasumber diketahui bahwa salah satu kendala yang dihadapi PKB dari internal mereka adalah kendala pendanaan partai. Pendanaan partai memang merupakan masalah yang harus dihadapi oleh hampir semua partai politik, termasuk PKB. PKB mengalami kesulitan dalam membiayai dana operasional partai dan dana kampanye partai yang cenderung membengkak dengan drastis menjelang pemilu seperti saat ini. Banyak pengeluaran yang harus dikeluarkan oleh PKB untuk menjalankan strategi-strategi partai dalam meningkatkan elektabilitas mereka melalui program-program yang tentunya harus mengeluarkan biaya, seperti pengadaan lomba-lomba olahraga untuk menjaring pemilih muda seperti dibahas pada bagian sebelumnya, pengadaan atribut partai, dan lain-lain. Kendala kedua dari internal partai yang harus dihadapi oleh PKB dalam menghadapi pemilu 2014 adalah gesekan antar caleg. Gesekan antar caleg tersebut biasanya terjadi pada caleg-caleg dari PKB yang terdaftar sebagai calon legislatif di daerah pemilihan yang sama. Bagi PKB hal tersebut menjadi masalah internal yang tak jarang muncul dan harus diselesaikan agar tidak mempengaruhi soliditas partai dalam menghadapi pemilu. Karena tak jarang gesekan antar caleg yang terjadi menyebabkan caleg tersebut merasa kecewa atau tidak senang dan akhirnya membuat kinerja partai tidak maksimal dalam menghadapi pemilu. Salah satu kendala dari eksternal PKB adalah dinamika yang terjadi di dalam tubuh NU. NU sebagai organisasi yang baik pengurus, anggota dan simpatisannya merupakan konstituen utama PKB tidak dapat lepas dari PKB. Hubungan PKB dan NU yang sempat kurang hamonis menjelang pemilu 2009, ditambah pernyataan Gus Dur yang menyatakan agar pengikutnya golput pada pemilu 2009 berpengaruh besar terhadap perolehan suara PKB. Akibatnya PKB kehilangan suara kaum Nahdiyin yang cukup besar, terutama di Jawa Timur yang memang basis NU. Kaum Nahdiyin saat ini tampaknya telah berevolusi menjadi pemilih yang rasional dan tidak lagi mengedepankan aspek kultural. Hal inilah yang juga akhirnya menjadi kendala PKB dalam menarik kembali dukungan suara warga NU pada pemilu 2014 mendatang. PKB dalam upayanya untuk mengembalikan suara warga NU tampaknya harus lebih bekerja keras, mengingat saat ini warga NU mulai rasional dalam memilih partai politik yang akan mereka pilih pada pemilu 2014 mendatang. Tantangan lain yang harus dihadapi PKB dari eksternal mereka adalah strategi yang dilakukan partai politik peserta pemilu lainnya. Seperti kita tahu ketika konflik PKB merebak dan memanas pada 2008 lalu, banyak kader-kader potensial PKB yang akhirnya lebih memilih untuk keluar dari PKB, meskipun banyak juga yang akhirnya kembali ke PKB. Banyak mantan kader PKB yang saat ini menjadi calon anggota legislatif dari partai politik lain, baik itu tingkat DPRD Kabupaten/Kota, DPRD Propinsi maupun DPR RI.

10 Kendala terakhir yang harus dihadapi oleh PKB dari eksternal adalah rendahnya minat dan kepercayaan masyarakat terhadap politik. Ketidakpercayaan atau distrust masyarakat terhadap partai politik menjadi alasan mengapa masyarakat memilih golput dalam pemilihan umum. Masyarakat menganggap semua partai politik adalah sama saja, mereka hanya mementingkan kepentingan partai mereka tanpa melihat kepentingan-kepentingan rakyat kecil sebagai konstituennya. Tingginya angka golput tersebut menjadi masalah serius yang menjadi kekhawatiran partai-partai politik peserta pemilu 2014, tak terkecuali PKB. Angka golput yang begitu besar tentu saja banyak berpengaruh pada suara PKB. Banyak pemilih yang sebenarnya cukup potensial menjadi penyumbang suara bagi partai, namun karena mereka lelih memilih untuk golput, suara mereka yang cukup potensial tidak dapat terserap oleh partai. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, penulis memperoleh beberapa kesimpulan. Pertama, kemerosotan suara PKB yang signifikan pada pemilu tahun 2009, khususnya di Jawa Timur merupakan akibat dari rendahnya tingkat pelembagaan partai yang dilakukan oleh PKB. Pelembagaan partai yang rendah menjadi penyebab utama kemerosotan suara tersebut. Rendahnya pelembagaan PKB salah satunya dapat dilihat dari friksi-friksi yang terjadi antar faksi-faksi yang ada di internal PKB. Friksi-friksi yang terjadi menunjukkan kurang kuatnya dimensi kesisteman atau systemness dalam tubuh PKB. Rendahnya dimensi kesisteman tersebutlah yang akhirnya menimbulkan perpecahan di internal PKB dan menjadi penyebab utama kemerosotan suara PKB pada pemilu tahun Upaya-upaya yang dilakukan oleh PKB untuk mendongkrak elektabilitas dan suara pada pemilu 2014 mendatang antara lain dilakukan dengan merekonsiliasi PKB dan NU serta merangkul pemilih pemula untuk memperluas segmentasi pemilih bagi PKB. Jika dihubungkan dengan teori pelembagaan partai politik, upaya-upaya PKB untuk meningkatkan elektabilitas dan perolehan suara pada pemilu 2014 mendatang merupakan sebuah bentuk penguatan pelembagaan partai yang dilakukan oleh PKB. Daftar Pustaka Budiardjo, Miriam. (1983) Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT Gramedia. DPP PKB. (2011) Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga Partai Kebangkitan Bangsa Hasil Muktamar Luar Biasa Partai Kebangkitan Bangsa Di Ancol, Jakarta, 2-4 Mei 2008, Sekretariat DPW PKB Jawa Timur, Surabaya. Firmanzah. (2011) Mengelola Partai Politik: Komunikasi dan Positioning Ideologi Politik di Era Demokrasi. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

11 Pramono U. Tantowi. (2003) Kebangkitan Politik Kaum Santri: Islam dan Demokrasi di Indonesia Jakarta: PSAP. Soelistyati, Ismail Gani. (1987) Pengantar Ilmu Politik. Jakarta: Ghalia Indonesia. Suyanto, Bagong. (1995) Metode Penelitian Sosial. Surabaya: Airlangga University Press. Suroto & Doddy, Rudianto. (2003) Mandala Pratama. Partai-Partai Politik di Indonesia. Jakarta: PT Citra Tandjung, Akbar. (2007) The Golkar Way: Survival Partai Golkar di Tengah Turbulensi Politik Era Reformasi. Jakarta: Gramedia. DPP PKB. Mabda Syiasi, DPP PKB website. (diakses Oktober 2013) KPU RI. Undang-Undang". ( diakses Nopember 2013). Priyombodo (2008) Hari Ini Muhaimin Layangkan Gugatan Terhadap Gus Dur, Kompas.comNews (diakses Nopember 2013) http//kompas.com/read/2008/04/14/ html Nahdlatul Ulama. PKB Jatim Pro Gus Dur Gugat Muhaimin Nahdlatul Ulama website (diakses Nopember 2013) id,15716-lang,id-c,warta-t.html PBNU. (2010) Konflik PKB Rusak Keutuhan Warga NU Suara Merdeka (diakses Nopember 2013) Universitas Gadjah Mada website. (diakses 10 Oktober 2013) DPP PKB. DPW PKB Jatim Sumbang Mobil Operasional Ke NU DPP PKB Website. (diakses Nopember 2013) Kiai Dan Kader PKNU Mulai Merapat Ke PKB JPPN News (2010) [diakses Nopember 2013] M. Rosit. (2013) Melirik Potensi Pemilih Pemula Pada Pemilu 2014 Liputan6. (diakses Nopember 2013)

12 Rumah Pemilu.. Angka."Golput" Pemilu Legislatif Rumah Pemilu website (diakses Nopember 2013) Pemilu-Legislatif html Yacob Billi Octa. (2012) LSI Prediksi Angka Golput Pilpres 2014 Capai 50 Persen Merdeka.com. (diakses Nopember 2013). Scott Mainwaring. (1998) Party Systems in The Third Wave, Journal of Democracy, vol. 9, no. 2, pp: Vicky Randall dan Lars Svasand. (2002) Party Institutionalization In New Democracies, Party Politics, vol. 8, no.1, pp: Adnan, Em Mas ud. (2009) Personalisasi Institusi dan Konflik PKB: Studi Tentang Kepemimpinan Gus Dur Selama Menjadi Ketua Umum Dewan Syuro. Master. Thesis., Universitas Airlangga.

PELEMBAGAAN PDI-P DI KECAMATAN KERTOSONO, KABUPATEN NGANJUK PADA PEMILU JURNAL

PELEMBAGAAN PDI-P DI KECAMATAN KERTOSONO, KABUPATEN NGANJUK PADA PEMILU JURNAL PELEMBAGAAN PDI-P DI KECAMATAN KERTOSONO, KABUPATEN NGANJUK PADA PEMILU 2009-2014 JURNAL Disusun Oleh CORRY YURIKE NIM: 071211331007 PROGRAM STUDI ILMU POLITIK DEPARTEMEN POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem demokrasi untuk memilih wakil-wakil rakyat yang akan menduduki lembaga perwakilan rakyat, serta salah

Lebih terperinci

GOLKAR PASCA PUTUSAN MENKUMHAM. LSI DENNY JA Desember 2014

GOLKAR PASCA PUTUSAN MENKUMHAM. LSI DENNY JA Desember 2014 GOLKAR PASCA PUTUSAN MENKUMHAM LSI DENNY JA Desember 2014 Golkar Pasca Putusan Menkumham Menteri Hukum dan Ham (Menkumham) telah mengeluarkan keputusan bahwa pemerintah tak bisa menentukan apakah Munas

Lebih terperinci

Pelembagaan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan): Studi Kasus Kandidasi Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Malang Tahun 2013

Pelembagaan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan): Studi Kasus Kandidasi Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Malang Tahun 2013 Pelembagaan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan): Studi Kasus Kandidasi Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Malang Tahun 2013 Stefany Debora Abstrak Penelitian ini mengkaji pelembagaan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Sebagai intisari dari uraian yang telah disampaikan sebelumnya dan

BAB V PENUTUP. Sebagai intisari dari uraian yang telah disampaikan sebelumnya dan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Sebagai intisari dari uraian yang telah disampaikan sebelumnya dan berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, telah teridentifikasi bahwa PDI Perjuangan di Kabupaten

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. wilayah dan tataran kehidupan publik, terutama dalam posisi-posisi pengambilan

I. PENDAHULUAN. wilayah dan tataran kehidupan publik, terutama dalam posisi-posisi pengambilan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Demokrasi mengamanatkan adanya persamaan akses dan peran serta penuh bagi laki-laki, maupun perempuan atas dasar perinsip persamaan derajat, dalam semua wilayah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 172 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dipaparkan dalam bab ini merujuk pada jawaban atas permasalahan penelitian yang telah dikaji oleh penulis di dalam skripsi yang berjudul Peta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selalu menarik adalah diselenggarakannya pemilu di Indonesia. Kita tahu bahwa

BAB I PENDAHULUAN. selalu menarik adalah diselenggarakannya pemilu di Indonesia. Kita tahu bahwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dinamika perpolitikan di Indonesia selalu menjadi suatu kajian yang menarik untuk diikuti kemudian dianalisis perkembangnya. Salah satu hal yang selalu menarik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. relatif independen dan juga disertai dengan kebebasan pers. Keadaan ini

BAB I PENDAHULUAN. relatif independen dan juga disertai dengan kebebasan pers. Keadaan ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan berpolitik di Indonesia banyak mengalami perubahan terutama setelah era reformasi tahun 1998. Setelah era reformasi kehidupan berpolitik di Indonesia kental

Lebih terperinci

Oleh Dra. Hj. Siti Masrifah, MA (Ketua Umum DPP Perempuan Bangsa) Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PKB 1

Oleh Dra. Hj. Siti Masrifah, MA (Ketua Umum DPP Perempuan Bangsa) Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PKB 1 Disampaikan pada Seminar Menghadirkan Kepentingan Perempuan: Peta Jalan Representasi Politik Perempuan Pasca 2014 Hotel Haris, 10 Maret 2016 Oleh Dra. Hj. Siti Masrifah, MA (Ketua Umum DPP Perempuan Bangsa)

Lebih terperinci

PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN PEMILIHAN LEGISLATIF DPRD KOTA TOMOHON TAHUN 2014 (STUDI DI KECAMATAN TOMOHON UTARA)

PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN PEMILIHAN LEGISLATIF DPRD KOTA TOMOHON TAHUN 2014 (STUDI DI KECAMATAN TOMOHON UTARA) PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN PEMILIHAN LEGISLATIF DPRD KOTA TOMOHON TAHUN 2014 (STUDI DI KECAMATAN TOMOHON UTARA) Oleh : Sandy Brian Randang ABSTRAKSI Partisipasi politik merupakan

Lebih terperinci

JK: Tradisi Golkar di Pemerintahan

JK: Tradisi Golkar di Pemerintahan JK: Tradisi Golkar di Pemerintahan Daerah dan Ormas Partai Desak Munas Minggu, 24 Agustus 2014 JAKARTA, KOMPAS Ketua Umum DPP Partai Golkar periode 2004-2009 Jusuf Kalla mengatakan, tradisi Partai Golkar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. basis agama Islam di Indonesia Perolehan suara PKS pada pemilu tahun 2004

I. PENDAHULUAN. basis agama Islam di Indonesia Perolehan suara PKS pada pemilu tahun 2004 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Partai Keadilan Sejahtera (PKS) merupakan salah satu partai politik dengan basis agama Islam di Indonesia Perolehan suara PKS pada pemilu tahun 2004 mengalami

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dilakukan dengan keikutsertaan partai politik dalam pemilihan umum yang

I. PENDAHULUAN. dilakukan dengan keikutsertaan partai politik dalam pemilihan umum yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Partai politik merupakan pilar demokrasi dalam suatu negara seperti di Indonesia. Kehadiran partai politik telah mengubah sirkulasi elit yang sebelumnya tertutup bagi

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. keterlibatan masyarakat dalam berpartisipasi aktif untuk menentukan jalannya

BAB I PENGANTAR. keterlibatan masyarakat dalam berpartisipasi aktif untuk menentukan jalannya 1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Situasi perkembangan politik yang berkembang di Indonesia dewasa ini telah membawa perubahan sistem yang mengakomodasi semakin luasnya keterlibatan masyarakat dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. memilih sebuah partai politik karena dianggap sebagai representasi dari agama

I. PENDAHULUAN. memilih sebuah partai politik karena dianggap sebagai representasi dari agama I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Isu-isu dan kebijakan politik sangat menentukan perilaku pemilih, tapi terdapat pula sejumlah faktor penting lainnya. Sekelompok orang bisa saja memilih sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Presiden dan kepala daerah Pilihan Rakyat. Pilihan ini diambil sebagai. menunjukkan eksistensi sebagai individu yang merdeka.

BAB I PENDAHULUAN. Presiden dan kepala daerah Pilihan Rakyat. Pilihan ini diambil sebagai. menunjukkan eksistensi sebagai individu yang merdeka. 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Reformasi 1998 menghadirkan perubahan proses demokrasi di Indonesia. Pemilihan Presiden/ Wakil Presiden hingga Kepala Daerah dilaksanakan secara langsung,

Lebih terperinci

Ini Alasan Partai Islam Terseok-Seok

Ini Alasan Partai Islam Terseok-Seok http://www.suarapembaruan.com/politikdanhukum/ini-alasan-partai-islam-terseok-seok/49944 Jumat, 21 Februari 2014 10:24 Politik Aliran Pemilu 2014 Ini Alasan Partai Islam Terseok-Seok Yasin Mohammad. Partai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. langsung oleh rakyat. Pemilihan umum adalah proses. partisipasi masyarakat sebanyak-banyaknya dan dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. langsung oleh rakyat. Pemilihan umum adalah proses. partisipasi masyarakat sebanyak-banyaknya dan dilaksanakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasca reformasi bangsa kita sudah berhasil melaksanakan pemilihan umum presiden yang di pilih langsung oleh rakyat. Pemilihan umum adalah proses pengambilan hak suara

Lebih terperinci

BAB 1 PENGANTAR Latar Belakang. demokrasi sangat tergantung pada hidup dan berkembangnya partai politik. Partai politik

BAB 1 PENGANTAR Latar Belakang. demokrasi sangat tergantung pada hidup dan berkembangnya partai politik. Partai politik BAB 1 PENGANTAR 1.1. Latar Belakang Partai politik merupakan sebuah institusi yang mutlak diperlukan dalam dunia demokrasi, apabila sudah memilih sistem demokrasi dalam mengatur kehidupan berbangsa dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Partai politik adalah alat perjuangan masyarakat untuk menduduki pemerintahan,

I. PENDAHULUAN. Partai politik adalah alat perjuangan masyarakat untuk menduduki pemerintahan, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Partai politik adalah alat perjuangan masyarakat untuk menduduki pemerintahan, dimana anggota-anggotanya terorganisir dan terbentuk dari pandangan mengenai nilai-nilai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sebuah tujuan bersama dan cita-cita bersama yang telah disepakati oleh

I. PENDAHULUAN. sebuah tujuan bersama dan cita-cita bersama yang telah disepakati oleh I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Partai politik merupakan sebuah organisasi masyarakat yang memiliki tujuan untuk merebut atau mempertahankan kekuasaan terhadap kedudukan di pemerintahan dengan cara melakukan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN Pada bab V, penulis memaparkan simpulan dan saran dari hasil penelitian yang telah penulis lakukan. Simpulan yang dibuat oleh penulis merupakan penafsiran terhadap analisis hasil

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Era reformasi telah menghasilkan sejumlah perubahan yang signifikan dalam

I. PENDAHULUAN. Era reformasi telah menghasilkan sejumlah perubahan yang signifikan dalam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era reformasi telah menghasilkan sejumlah perubahan yang signifikan dalam masyarakat politik. Masyarakat yang semakin waktu mengalami peningkatan kualitas tentu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan kebebasan berpendapat dan kebebasan berserikat, dianggap

BAB I PENDAHULUAN. dengan kebebasan berpendapat dan kebebasan berserikat, dianggap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam negara demokrasi, Pemilu dianggap lambang, sekaligus tolak ukur, dari demokrasi. Hasil Pemilu yang diselenggarakan dalam suasana keterbukaan dengan kebebasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. putra-putri terbaik untuk menduduki jabatan-jabatan politik dan pejabatpejabat

BAB I PENDAHULUAN. putra-putri terbaik untuk menduduki jabatan-jabatan politik dan pejabatpejabat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Partai politik di era reformasi ini memiliki kekuasaan yang sangat besar, sesuatu yang wajar di negara demokrasi. Dengan kewenanangannya yang demikian besar itu, seharusnnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi dan juga sebagai cerminan. menyampaikan hak nya sebagai warganegara. Pemilihan umum merupakan

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi dan juga sebagai cerminan. menyampaikan hak nya sebagai warganegara. Pemilihan umum merupakan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi dan juga sebagai cerminan masyarakat yang memiliki kebebasan berekspresi dan berkehendak, serta menyampaikan hak nya sebagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pandangan mengenai nilai-nilai dan cita-cita yang sama. Salah satu indikator

I. PENDAHULUAN. pandangan mengenai nilai-nilai dan cita-cita yang sama. Salah satu indikator 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Partai politik adalah alat perjuangan masyarakat untuk menduduki pemerintahan, dimana anggota-anggotanya terorganisir dan terbentuk dari pandangan mengenai nilai-nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. politiknya bekerja secara efektif. Prabowo Effect atau ketokohan mantan

BAB I PENDAHULUAN. politiknya bekerja secara efektif. Prabowo Effect atau ketokohan mantan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) yang memperoleh sekitar 11, 98 persen suara dalam Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif 9 april 2014 tidak mampu mengajukan

Lebih terperinci

V. PENUTUP. seterusnya. Partai NasDem sebagai satu-satunya partai baru yang dinyatakan

V. PENUTUP. seterusnya. Partai NasDem sebagai satu-satunya partai baru yang dinyatakan V. PENUTUP A. Kesimpulan Partai politik sebagai wadah atau muara bertemunya banyak kepentingan sudah tentu rawan terjadi konflik. Partai politik sebagai organisasi modern akan selalu dihadapkan pada realitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak reformasi, masyarakat berubah menjadi relatif demokratis. Mereka

BAB I PENDAHULUAN. Sejak reformasi, masyarakat berubah menjadi relatif demokratis. Mereka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak reformasi, masyarakat berubah menjadi relatif demokratis. Mereka tampak lebih independen, egaliter, terbuka, dan lebih cerdas dalam menanggapi berbagai informasi

Lebih terperinci

PERANAN PARTAI POLITIK DALAM MEMOBILISASI PEMILIH PADA PEMILU LEGISLATIF TAHUN 2014 DI KOTA MANADO 1

PERANAN PARTAI POLITIK DALAM MEMOBILISASI PEMILIH PADA PEMILU LEGISLATIF TAHUN 2014 DI KOTA MANADO 1 PERANAN PARTAI POLITIK DALAM MEMOBILISASI PEMILIH PADA PEMILU LEGISLATIF TAHUN 2014 DI KOTA MANADO 1 (Suatu Studi Di Dewan Pimpinan Cabang Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan) Oleh : Meilisa Mustaman

Lebih terperinci

2015 STRATEGI PARTAI ISLAM D ALAM PANGGUNG PEMILIHAN PRESID EN DI INDONESIA TAHUN

2015 STRATEGI PARTAI ISLAM D ALAM PANGGUNG PEMILIHAN PRESID EN DI INDONESIA TAHUN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Partai politik sebagai kekuatan politik mempunyai hak dan bagian dalam setiap pemilihan umum. Pada setiap partai politik menganut ideologinya masing-masing

Lebih terperinci

Suriansyah 1. Kata Kunci : konflik internal, PKB Kaltim, dampak, strategi dan upaya

Suriansyah 1. Kata Kunci : konflik internal, PKB Kaltim, dampak, strategi dan upaya ejournal Ilmu Pemerintahan, 3 (1) 2015 : 494-508 ISSN 0000-0000, ejournal.ip.fisip-unmul.ac.id Copyright 2015 STUDI TENTANG KONFLIK INTERNAL PARTAI KEBANGKITAN BANGSA MENJELANG PEMILU 2009 DAN STRATEGINYA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kekuasaan, kedaulatan berada pada tangan rakyat. Demokrasi yang kuat,

BAB I PENDAHULUAN. kekuasaan, kedaulatan berada pada tangan rakyat. Demokrasi yang kuat, BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang menganut sistem demokrasi. Di negara yang menganut sistem demokrasi rakyat merupakan pemegang kekuasaan, kedaulatan berada

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Daftar isi... i Daftar Tabel... iv Daftar Gambar... v

DAFTAR ISI. Halaman Daftar isi... i Daftar Tabel... iv Daftar Gambar... v i DAFTAR ISI Daftar isi... i Daftar Tabel....... iv Daftar Gambar... v I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 12 C. Tujuan Penelitian... 12 D. Kegunaan Penelitian... 12 II.

Lebih terperinci

PASKA MUNASLUB: Golkar Perlu Branding Baru? LSI DENNY JA Analis Survei Nasional, Mei 2016

PASKA MUNASLUB: Golkar Perlu Branding Baru? LSI DENNY JA Analis Survei Nasional, Mei 2016 PASKA MUNASLUB: Golkar Perlu Branding Baru? LSI DENNY JA Analis Survei Nasional, Mei 2016 Paska Munaslub : Golkar Perlu Branding Baru? Paska Munaslub dengan terpilihnya Setya Novanto (Ketum) dan Aburizal

Lebih terperinci

ADVOKASI UNTUK PEMBAHASAN RUU PEMILU

ADVOKASI UNTUK PEMBAHASAN RUU PEMILU ADVOKASI UNTUK PEMBAHASAN RUU PEMILU 1. Sistem Pemilu Rumusan naskah RUU: Pemilu untuk memilih anggota DPR, DPRD provinsi dan DPRD kabupaten/kota dilaksanakan dengan sistem proporsional dengan daftar calon

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Partai politik merupakan elemen penting yang bisa memfasilitasi berlangsungnya sistem demokrasi dalam sebuah negara, bagi negara yang menganut sistem multipartai seperti

Lebih terperinci

MUNDURNYA YUKIO HATOYAMA SEBAGAI PERDANA MENTERI JEPANG

MUNDURNYA YUKIO HATOYAMA SEBAGAI PERDANA MENTERI JEPANG MUNDURNYA YUKIO HATOYAMA SEBAGAI PERDANA MENTERI JEPANG Resume Fransiskus Carles Malek 151050084 JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Bab ini berisi interpretasi penulis terhadap judul skripsi Penerimaan Asas

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Bab ini berisi interpretasi penulis terhadap judul skripsi Penerimaan Asas BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini berisi interpretasi penulis terhadap judul skripsi Penerimaan Asas Tunggal Pancasila oleh Nahdlatul Ulama : Latar Belakang dan Proses 1983-1985 yang menjadi bahan

Lebih terperinci

Institusionalisasi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Pasca Pemilihan Umum Esty Ekawati Pusat Penelitian Politik LIPI

Institusionalisasi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Pasca Pemilihan Umum Esty Ekawati Pusat Penelitian Politik LIPI Institusionalisasi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Pasca Pemilihan Umum 2009 Esty Ekawati Pusat Penelitian Politik LIPI esty1wati@gmail.com Abstrak Pelembagaan partai politik merupakan suatu upaya menjadikan

Lebih terperinci

Pelembagaan Partai Nasional Demokrat: Studi Penguatan Elektoral Di Kabupaten Nganjuk

Pelembagaan Partai Nasional Demokrat: Studi Penguatan Elektoral Di Kabupaten Nganjuk 108 Pelembagaan Partai Nasional Demokrat: Studi Penguatan Elektoral Di Kabupaten Nganjuk Dhimas Yoga Prattama Email: dhimasprattama@yahoo.com Abstrak Penelitian mengenai Pelembagaan Partai Nasional Demokrat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang digunakan dalam suatu negara. Indonesia adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang digunakan dalam suatu negara. Indonesia adalah salah satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Demokrasi merupakan suatu proses dalam pembentukan dan pelaksanaan pemerintahan yang digunakan dalam suatu negara. Indonesia adalah salah satu negara yang menjalankan

Lebih terperinci

Dibacakan oleh: Dr. Ir. Hj. Andi Yuliani Paris, M.Sc. Nomor Anggota : A-183 FRAKSI PARTAI AMANAT NASIONAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Dibacakan oleh: Dr. Ir. Hj. Andi Yuliani Paris, M.Sc. Nomor Anggota : A-183 FRAKSI PARTAI AMANAT NASIONAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PENDAPAT AKHIR FRAKSI PARTAI AMANAT NASIONAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DPR, DPD DAN DPRD Dibacakan oleh: Dr. Ir. Hj. Andi

Lebih terperinci

2014 PEMILIHAN UMUM DAN MEDIA MASSA

2014 PEMILIHAN UMUM DAN MEDIA MASSA BAB V KESIMPULAN Media massa di Indonesia berkembang seiring dengan bergantinya pemerintahan. Kebijakan pemerintah turut mempengaruhi kinerja para penggiat media massa (jurnalis) dalam menjalankan tugas

Lebih terperinci

BAB III MEKANISME DAN PROSEDUR PERGANTIAN ANTAR WAKTU (PAW) ANGGOTA DPRD FRAKSI KEBANGKITAN BANGSA KOTA MOJOKERTO

BAB III MEKANISME DAN PROSEDUR PERGANTIAN ANTAR WAKTU (PAW) ANGGOTA DPRD FRAKSI KEBANGKITAN BANGSA KOTA MOJOKERTO BAB III MEKANISME DAN PROSEDUR PERGANTIAN ANTAR WAKTU (PAW) ANGGOTA DPRD FRAKSI KEBANGKITAN BANGSA KOTA MOJOKERTO A. Pengertian Pergantian Antar Waktu (PAW) Pergantian Antar Waktu (PAW) adalah pemberhentiaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimana adanya pemberian kebebasan seluas-luasnya. untuk berpendapat dan membuat kelompok. Pesatnya

BAB I PENDAHULUAN. dimana adanya pemberian kebebasan seluas-luasnya. untuk berpendapat dan membuat kelompok. Pesatnya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan politik di Indonesia mengalami kemajuan yang cukup pesat, diawali dengan politik pada era orde baru yang bersifat sentralistik dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum legislatif sebagai agenda demokrasi yang telah dilaksanakan

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum legislatif sebagai agenda demokrasi yang telah dilaksanakan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilihan umum legislatif sebagai agenda demokrasi yang telah dilaksanakan pada tanggal 9 April oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah berakhir Komisi Pemilihan

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. A. Latar Belakang Masalah. Pelembagaan partai saat ini tengah menjadi salah satu alat tolak

Bab I. Pendahuluan. A. Latar Belakang Masalah. Pelembagaan partai saat ini tengah menjadi salah satu alat tolak Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah Pelembagaan partai saat ini tengah menjadi salah satu alat tolak ukur didalam suatu partai, mengukur sejauh mana partai ini dapat berdiri dan bertahan. Menurut

Lebih terperinci

LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA KOMISI II DPR RI

LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA KOMISI II DPR RI TERBATAS (Untuk Kalangan Sendiri) LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA KOMISI II DPR RI (Bidang Pemerintahan Dalam Negeri dan Otonomi Daerah, Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Kepemiluan, Pertanahan dan

Lebih terperinci

URGENSI UNDANG-UNDANG PEMILU DAN PEMANTAPAN STABILITAS POLITIK 2014

URGENSI UNDANG-UNDANG PEMILU DAN PEMANTAPAN STABILITAS POLITIK 2014 KETUA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA URGENSI UNDANG-UNDANG PEMILU DAN PEMANTAPAN STABILITAS POLITIK 2014 Disampaikan pada acara Round Table Discussion (RTD) Lemhannas, Jakarta, Rabu 12 Oktober

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ini didasarkan pada kenyataan bahwa pertama, fungsi partai sebagai sosialisasi politik sangat minim dilakukan dan bahkan tidak ada, sebagai contoh dalam

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN Nomor : 0027/KPTS/DPP/V/2016. Tentang

SURAT KEPUTUSAN Nomor : 0027/KPTS/DPP/V/2016. Tentang SURAT KEPUTUSAN Nomor : 0027/KPTS/DPP/V/2016 Tentang PETUNJUK PELAKSANAAN MUSYAWARAH WILAYAH, MUSYAWARAH WILAYAH LUAR BIASA, MUSYAWARAH CABANG, MUSYAWARAH CABANG LUAR BIASA, MUSYAWARAH ANAK CABANG, MUSYAWARAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan di sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan di sebagian besar 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan di sebagian besar negara di dunia termasuk Indonesia. Negara Kesatuan Republik Indonesia sejak reformasi telah

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa : Faktor Kemenangan koalisi Suharsono-Halim dalam

BAB VI PENUTUP. sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa : Faktor Kemenangan koalisi Suharsono-Halim dalam BAB VI PENUTUP 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang sudah dilakukan pada babbab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa : Faktor Kemenangan koalisi Suharsono-Halim dalam pemenangan pemilu kepala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari persyaratan akhir pendidikan akademisnya pada strata 1. Data yang dirilis pada

BAB I PENDAHULUAN. dari persyaratan akhir pendidikan akademisnya pada strata 1. Data yang dirilis pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Skripsi merupakan karangan ilmiah yang wajib ditulis oleh mahasiswa sebagai bagian dari persyaratan akhir pendidikan akademisnya pada strata 1. Data yang dirilis pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang kemudian akan berkecimpung dalam dunia politik. 2 Peranan figur

BAB I PENDAHULUAN. yang kemudian akan berkecimpung dalam dunia politik. 2 Peranan figur BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia politik tanah air kerap kali diidentikkan dengan politik ketokohan, dimana pemimpin atau calon wakil rakyat menjadi sorotan tersendiri dalam menarik apresiasi

Lebih terperinci

Sengkarut Konflik Parpol Rabu, 01 April 2015

Sengkarut Konflik Parpol Rabu, 01 April 2015 Sengkarut Konflik Parpol Rabu, 01 April 2015 Partai politik di negeri ini seperti istana pasir. Sedikit angin menerpa, partai sudah pecah. Tak peduli partai muda atau partai paling tua, semua terbelah.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa adalah pemilik peran penting dalam menyampaikan berbagai informasi pada masyarakat. Media komunikasi massa yaitu cetak (koran, majalah, tabloid), elektronik

Lebih terperinci

PROFIL DPRD KABUPATEN SUMENEP PERIODE Disusun oleh: Bagian Humas & Publikasi Sekretariat DPRD Sumenep

PROFIL DPRD KABUPATEN SUMENEP PERIODE Disusun oleh: Bagian Humas & Publikasi Sekretariat DPRD Sumenep PROFIL DPRD KABUPATEN SUMENEP PERIODE 2009-2014 Disusun oleh: Bagian Humas & Publikasi Sekretariat DPRD Sumenep 1 SEKILAS DPRD KABUPATEN SUMENEP DPRD Kabupaten Sumenep merupakan lembaga perwakilan rakyat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan Indonesia dari sentralistik menjadi desentralistik sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan Indonesia dari sentralistik menjadi desentralistik sesuai dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Peralihan kekuasaan dari rezim Orde Baru ke Orde Reformasi merubah tata pemerintahan Indonesia dari sentralistik menjadi desentralistik sesuai dengan tuntutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berbagai permasalahan politik salah satunya dapat diamati dari aspek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berbagai permasalahan politik salah satunya dapat diamati dari aspek 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbagai permasalahan politik salah satunya dapat diamati dari aspek dinamika internal partai politik yang menyebabkan kinerja partai politik sebagai salah satu institusi

Lebih terperinci

LAPORAN SINGKAT KOMISI II DPR RI

LAPORAN SINGKAT KOMISI II DPR RI TERBATAS (Untuk Kalangan Sendiri) LAPORAN SINGKAT KOMISI II DPR RI (Bidang Pemerintahan Dalam Negeri dan Otonomi Daerah, Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Kepemiluan, Pertanahan dan Reforma Agraria)

Lebih terperinci

H. TOTOK DARYANTO, SE A-489 / FRAKSI PARTAI AMANAT NASIONAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

H. TOTOK DARYANTO, SE A-489 / FRAKSI PARTAI AMANAT NASIONAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KEGIATAN PENYERAPAN ASPIRASI DALAM RANGKA KUNJUNGAN KERJA PERORANGAN PADA MASA RESES MASA SIDANG II TAHUN SIDANG 2015-2016 DAERAH PEMILIHAN JAWA TIMUR V ----------- H. TOTOK DARYANTO, SE A-489

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung sejak sistem otonomi daerah diterapkan. Perubahan mekanisme

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung sejak sistem otonomi daerah diterapkan. Perubahan mekanisme BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demokrasi sebagai pilar penting dalam sistem politik sebuah Negara, termasuk Indonesia yang sudah diterapkan dalam pemilihan secara langsung seperti legislatif, Presiden

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP 1. Kesimpulan

BAB VI PENUTUP 1. Kesimpulan BAB VI PENUTUP Setelah menjelaskan berbagai hal pada bab 3, 4, dan 5, pada bab akhir ini saya akan menutup tulisan ini dengan merangkum jawaban atas beberapa pertanyaan penelitian. Untuk tujuan itu, saya

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2001 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2001 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2001 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 12 Ayat (3)

Lebih terperinci

PARTAI POLITIK. R. HERLAMBANG PERDANA WIRATRAMAN, SH., MA. Departemen Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Airlangga

PARTAI POLITIK. R. HERLAMBANG PERDANA WIRATRAMAN, SH., MA. Departemen Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Airlangga PARTAI POLITIK R. HERLAMBANG PERDANA WIRATRAMAN, SH., MA. Departemen Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Airlangga Al Kahfi - Surabaya, 19 Mei 2008 Sub Pokok Bahasan SejarahParpoldiIndonesia Parpol

Lebih terperinci

BIAYA PELAKSANAAN PILKADA SERENTAK MEMBENGKAK.

BIAYA PELAKSANAAN PILKADA SERENTAK MEMBENGKAK. BIAYA PELAKSANAAN PILKADA SERENTAK MEMBENGKAK. PELAKSANAAN Pilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang rencananya akan digelar serentak 9 Desember 2015, ternyata masih sangat membebani keuangan sejumlah daerah.

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 35/PUU-XII/2014 Sistem Proporsional Terbuka

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 35/PUU-XII/2014 Sistem Proporsional Terbuka RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 35/PUU-XII/2014 Sistem Proporsional Terbuka I. PEMOHON Dewan Pengurus Pusat Partai Kebangkitan Bangsa (DPP PKB), dalam hal ini diwakili oleh Drs. H. Muhaimin Iskandar,

Lebih terperinci

3. PERKEMBANGAN PARTAI POLITIK DI INDONESIA. Ramlan Surbakti

3. PERKEMBANGAN PARTAI POLITIK DI INDONESIA. Ramlan Surbakti 3. PERKEMBANGAN PARTAI POLITIK DI INDONESIA Ramlan Surbakti Pada tulisan berikut ini akan diketengahkan jawaban atas empat pertanyaan berikut. Pertama, apakah partai politik sudah ada di Indonesia? Kedua,

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 7.1 Kesimpulan. mobilisasi tidak mutlak, mobilisasi lebih dalam hal kampanye dan ideologi dalam

BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 7.1 Kesimpulan. mobilisasi tidak mutlak, mobilisasi lebih dalam hal kampanye dan ideologi dalam BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 7.1 Kesimpulan Berdasarkanpada rumusan masalah dan hasil penelitian yang telah dipaparkan oleh peneliti pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

Lebih terperinci

Pancasila sebagai Paradigma Reformasi Politik

Pancasila sebagai Paradigma Reformasi Politik Pancasila sebagai Paradigma Reformasi Politik Kuliah ke-11 suranto@uny.ac.id 1 Latar Belakang Merajalelanya praktik KKN pada hampir semua instansi dan lembaga pemerintahan DPR dan MPR mandul, tidak mampu

Lebih terperinci

ROBBY ANDRE / / 2EA26 TUGAS III. Disini saya akan coba untuk menjelaskan dan menggambarkan bagaimana

ROBBY ANDRE / / 2EA26 TUGAS III. Disini saya akan coba untuk menjelaskan dan menggambarkan bagaimana TUGAS III Kemelut di Golkar (tinjauan dari sisi hukum). Disini saya akan coba untuk menjelaskan dan menggambarkan bagaimana terjadinya kemelut yang terjadi di partai Golkar. Bermula dari munculnya Musyawarah

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR. NOMOR : 13 /Kpts-K/KPU-Kab-012.

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR. NOMOR : 13 /Kpts-K/KPU-Kab-012. KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR : 13 /Kpts-K/KPU-Kab-012.329506/2013 T E N T A N G PENETAPAN JUMLAH KURSI ATAU SUARA SAH PARTAI POLITIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesta demokrasi dimulai, saat ini bangsa Indonesia sedang memeriahkan

BAB I PENDAHULUAN. Pesta demokrasi dimulai, saat ini bangsa Indonesia sedang memeriahkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah. Pesta demokrasi dimulai, saat ini bangsa Indonesia sedang memeriahkan pesta, yang di tunggu-tunggu oleh seluruh rakyat Indonesia pada tahun 2014. Pemilu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Daerah, secara otomatis merubah sistem politik di Indonesia. Hal ini dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. Daerah, secara otomatis merubah sistem politik di Indonesia. Hal ini dikarenakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lahirnya Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, secara otomatis merubah sistem politik di Indonesia. Hal ini dikarenakan salah satu materi

Lebih terperinci

HASIL PEROLEHAN SUARA PESERTA PEMILU TAHUN 2009 PARTAI POLITIK (DPR RI)

HASIL PEROLEHAN SUARA PESERTA PEMILU TAHUN 2009 PARTAI POLITIK (DPR RI) HASIL PEROLEHAN SUARA PESERTA PEMILU TAHUN 2009 PARTAI POLITIK (DPR RI) Provinsi: Banten Hari/Tanggal: 30 April 2009 Dapil : I (Satu) Pukul: 15.15-15.40 WIB Perbaikan Hari/Tanggal: 01 Mei 2009 Pukul: 21.10-22.50

Lebih terperinci

Publik Cemas dengan Pemerintahan yang Terbelah

Publik Cemas dengan Pemerintahan yang Terbelah Publik Cemas dengan Pemerintahan yang Terbelah LSI DENNY JA Oktober 2014 Mayoritas Publik Cemas dengan Pemerintahan yang Terbelah Kalah lagi dalam pemilihan pimpinan MPR, Koalisi Jokowi-JK (Koalisi Indonesia

Lebih terperinci

Bab V. Penutup. masyarakat sebanyak-banyaknya. Partai berbondong-bondong menjual diri untuk. suara. Sebuah proses yang tentunya sangat melelahkan.

Bab V. Penutup. masyarakat sebanyak-banyaknya. Partai berbondong-bondong menjual diri untuk. suara. Sebuah proses yang tentunya sangat melelahkan. Bab V Penutup A. Kesimpulan Dalam menghadapi Pemilu, tentu dibutuhkan Strategi Pemenangan. Partai Politik sebagai kontestan utama mempersiapkan segalanya agar dapat meraih suara masyarakat sebanyak-banyaknya.

Lebih terperinci

Pemilu 2014, Partai Islam Bakal 'Keok'

Pemilu 2014, Partai Islam Bakal 'Keok' Pemilu 2014, Partai Islam Bakal 'Keok' TEMPO.CO 15 Oktober 2012 Lihat Foto TEMPO.CO, Jakarta - Lingkaran Survei Indonesia memprediksi nasib partai Islam pada Pemilu 2014 bakal melemah.»partai dan tokoh

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. Analisis data merupakan proses mengatur aturan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satu uraian dasar.

BAB IV ANALISIS DATA. Analisis data merupakan proses mengatur aturan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satu uraian dasar. 106 BAB IV ANALISIS DATA Analisis data merupakan proses mengatur aturan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satu uraian dasar. Pada tahap ini data yang diperoleh dari berbagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk menyatakan pendapat

I. PENDAHULUAN. memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk menyatakan pendapat 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya masyarakat memegang peran utama dalam praktik pemilihan umum sebagai perwujudan sistem demokrasi. Demokrasi memberikan kebebasan kepada masyarakat

Lebih terperinci

PERATURAN ORGANISASI

PERATURAN ORGANISASI PERATURAN ORGANISASI No. 03/PO/DPP/BERKARYA/III/2018 TENTANG ORGANISASI SAYAP Menimbang : Bahwa diperlukan aturan untuk merapikan tata kelola organisasi sayap sebagai bagian tak terpisahkan dari keorganisasian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN ANALISIS FIQH IKHTILAF TERHADAP KONFLIK DUALISME KEPENGURUSAN PARTAI KEBANGKITAN BANGSA KABUPATEN LUMAJANG

BAB I PENDAHULUAN ANALISIS FIQH IKHTILAF TERHADAP KONFLIK DUALISME KEPENGURUSAN PARTAI KEBANGKITAN BANGSA KABUPATEN LUMAJANG 1 BAB I PENDAHULUAN ANALISIS FIQH IKHTILAF TERHADAP KONFLIK DUALISME KEPENGURUSAN PARTAI KEBANGKITAN BANGSA KABUPATEN LUMAJANG A. Latar Belakang Masalah Partai Politik merupakan salah satu aspek penting

Lebih terperinci

Analisis Isi Media Judul: MIP No. 215 Sidang Perdana DPR Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 02/10/2014

Analisis Isi Media Judul: MIP No. 215 Sidang Perdana DPR Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 02/10/2014 Analisis Isi Media Judul: MIP No. 215 Sidang Perdana DPR Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 02/10/2014 Sebaran Media. Media yang paling banyak memberitakan topik MCA hari ini adalah Detik (42 berita).

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: a. bahwa dalam rangka penyelenggaraan

Lebih terperinci

2008, No.2 2 d. bahwa Partai Politik merupakan sarana partisipasi politik masyarakat dalam mengembangkan kehidupan demokrasi untuk menjunjung tinggi k

2008, No.2 2 d. bahwa Partai Politik merupakan sarana partisipasi politik masyarakat dalam mengembangkan kehidupan demokrasi untuk menjunjung tinggi k LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2, 2008 LEMBAGA NEGARA. POLITIK. Pemilu. DPR / DPRD. Warga Negara. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4801) UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

2015 MODEL REKRUTMEN PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU 2014 (STUDI KASUS DEWAN PIMPINAN DAERAH PARTAI NASDEM KOTA BANDUNG)

2015 MODEL REKRUTMEN PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU 2014 (STUDI KASUS DEWAN PIMPINAN DAERAH PARTAI NASDEM KOTA BANDUNG) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang mengalami perkembangan demokrasi yang sangat pesat. Hal tersebut ditandai dengan berbagai macam ekspresi yang

Lebih terperinci

PT. Universal Broker Indonesia 1 MARKET OUTLOOK MEI: PILPRES. Oleh: Satrio Utomo PT. Universal Broker Indonesia. 26 April 2014

PT. Universal Broker Indonesia 1 MARKET OUTLOOK MEI: PILPRES. Oleh: Satrio Utomo PT. Universal Broker Indonesia. 26 April 2014 1 MARKET OUTLOOK MEI: KONSOLIDASI MENJELANG PILPRES Oleh: Satrio Utomo Jadwal Pemilu 2 11 Januari 05 April Pelaksanaan Kampanye 06 April - 08 April Masa Tenang 09 April Pemungutan dan Penghitungan Suara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara yang menjunjung tinggi demokrasi, terbukti dengan diberikannya kebebasan kepada setiap warga negara untuk bebas menyatakan pendapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan system pemerintahan. Dimana para calon pemimpin. PP NO 6 Tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan system pemerintahan. Dimana para calon pemimpin. PP NO 6 Tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Pemilihan kepala daerah yang kemudian disingkat menjadi Pilkada adalah salah sebuah cara yang dilakukan oleh pemerintah untuk menentukan siapa pemimpin yang akan menjalankan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA 1 of 7 06/07/2009 2:37 Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan Departemen Hukum Dan HAM Teks tidak dalam format asli. Kembali LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 8, 2001 KEPUTUSAN PRESIDEN

Lebih terperinci

Biografi Presiden Megawati Soekarnoputri. Oleh Otto Ismail Rabu, 05 Desember :20

Biografi Presiden Megawati Soekarnoputri. Oleh Otto Ismail Rabu, 05 Desember :20 Bernama Lengkap Diah Permata Megawati Setiawati Soekarnoputri atau akrab di sapa Megawati Soekarnoputri lahir di Yogyakarta, 23 Januari 1947. Sebelum diangkat sebagai presiden, beliau adalah Wakil Presiden

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan DPRD sebagai penyalur aspirasi politik rakyat serta anggota DPD. sebagai penyalur aspirasi keanekaragaman daerah sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. dan DPRD sebagai penyalur aspirasi politik rakyat serta anggota DPD. sebagai penyalur aspirasi keanekaragaman daerah sebagaimana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hakekatnya Pemilu legislatif adalah untuk memilih anggota DPR dan DPRD sebagai penyalur aspirasi politik rakyat serta anggota DPD sebagai penyalur aspirasi keanekaragaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sarana untuk mencapai tujuan yang lebih mulia yaitu kesejahteraan rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sarana untuk mencapai tujuan yang lebih mulia yaitu kesejahteraan rakyat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam masyarakat majemuk seperti Indonesia, upaya membangun demokrasi yang berkeadilan dan berkesetaraan bukan masalah sederhana. Esensi demokrasi adalah membangun sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah BAB I 1.1.Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN Reformasi yang dimulai sejak berakhirnya pemerintahan Orde Baru pada bulan Mei 1998, telah menghantarkan rakyat Indonesia kepada perubahan di segala bidang,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka penyelenggaraan

Lebih terperinci

Pembaruan Parpol Lewat UU

Pembaruan Parpol Lewat UU Pembaruan Parpol Lewat UU Persepsi berbagai unsur masyarakat terhadap partai politik adalah lebih banyak tampil sebagai sumber masalah daripada solusi atas permasalahan bangsa. Salah satu permasalahan

Lebih terperinci