Prevalensi Pernikahan Anak dan Faktor-faktor Penentunya diantara Wanita Muda Indonesia. Joseph Natanael Marshan, M. Fajar Rakhmadi, Mayang Rizky
|
|
- Doddy Cahyadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Prevalensi Pernikahan Anak dan Faktor-faktor Penentunya diantara Wanita Muda Indonesia Joseph Natanael Marshan, M. Fajar Rakhmadi, Mayang Rizky Child Poverty and Social Protection Conference September 2013
2 Latar Belakang Pernikahan anak: pernikahan formal atau ikatan informal sebelum berusia18 tahun (UNICEF, 2011) Selama tahun , lebih dari sepertiga (34%) wanita usia 20 hingga 24 tahun di negara berkembang telah menikah sebelum berulang tahun ke-18 (UNFPA, 2012) Meskipun beberapa negara mengalami kemajuan, namun hanya sedikit perkembangan telah dilakukan guna mencegah terjadinya pernikahan anak di negara berkembanga(unfpa, 2012) Afrika Sub-Sahara Wilayah NEGARA-NEGARA DENGAN PENURUNAN TINGKAT PERINIKAHAN ANAK SECARA SIGNIFIKAN Benin (K), Cameroon (K), Congo (D), Ethiopia, Lesotho, Liberia, Rwanda, Sierra Leone, Togo, Uganda, United Republic of Tanzania, Zimbabwe (D) Negara negara Arab Jordan (D) Asia Timur dan Psifik Indonesia (R), Philippines (D) Asia Selatan Bangladesh (K, Nepal Eropa Timur dan Asia Tengah Armenia Amerika Latin dan Karibia Bolivia, Guyana (D) Sumber: Hasil dari dua survey rumah tangga yang berurutan(mics and DHSS) di 48 negara. * Mengukur perubahan prevalensi pernikahan anak sebesar 10% atau lebih diantara kedua survey (K) Perubahan hanya terjadi di daerah perkotaan. (D) Perubahan hanya terjadi di daerah pedesaan.
3 Latar Belakang Jumlah pernikahan anak mengalami peningkatan setiap tahunnya, dari 14.2 juta (2010) menjadi 15.1 juta (2030), atau meningkat lebih dari 14% jika trend ini terus belanjut, REGION Afrika Sub-Sahara Afika Timur dan Selatan Afrika Barat dan Tengah 6, Negara-negara Arab Asia Timur dan Pasifik Asia Selatan Eropa Timur dan Asia Tengah Amerika Latin dan Karibia TOTAL TOTAL PER TAHUN Source: UNFPA database, diambil di UNFPA (2012)
4 Latar Belakang Pernikahan anak diantara wanita muda (usia tahun) di Indonesia lebih banyak terjadi di daerah pedesaan tetapi terdapat penurunan selama tahun % 25% 20% 15% 26.4% 18.2% 20.3% 13.5% 100% 90% 80% 70% 60% 50% 10% 9.7% 8.0% 40% 30% 5% 20% 0% % 0% Urban Rural National Source: Penghitungan SUSENAS Rural Urban
5 % of each age group Latar Belakang Proporsi penduduk yang menikah dibawah usia 18 tahun, hamil dan melahirkan diantara penduduk usia tahun, 2010 (UNICEF, 2013) Married - Male Married - Female Pregnant at the survey Gave birth during the last 5 years years old years old years old Source: RISKESDAS 2010, Atmarita (2012), diambil dari UNICEF (2013)
6 Studi Sebelumnya Singh dan Samara (1996): sebagian besar prevalensi terjadi di Afrika Sub- Sahara dan Asia Selatan Jensen danthornton (2003): perempuan dan konsekuensinya McLaughlin dan Lichter (1997): teori transisi perempuan menuju pernikahan Johnson-Lans dan Jones (2011): hilangnya pilihan anak dan konfirmasi sosial Sarkar (2009): untuk melindungi norma keluarga Jones (2010): perbedaan utama dalam sistem kekerabatan Ghosh (2011): perbedaan perspektif dalam keluaraga (kualitatif) Vu (2009), Agaba dkk(2011), Manda dan Meyer (2005): pengaruh dari capaian pendidikan
7 Studi Sebelumnya Anak permpuan yang miskin, berpendidikan rendah dan tinggal di pedesaan cenderung untuk menikah sebelum berusia 18 tahun (UNFPA, 2012) TOTAL GEOGRAPHY RURAL 34% 44% URBAN EDUCATION NO EDUCATION 22% 63% PRIMARY 45% SECONDARY+ WEALTH POOREST 20% 20% 54% SECOND 47% MIDDLE 39% FOURTH 29% RICHEST 20% 16% Source: UNFPA database mengguanakan DHS/MICS dari 78 negara berkembang selama , diambil dari UNFPA (2012)
8 Siapa mereka? (I) Permasalahan Bagaimana pernikahan dini menghadapi kesejahteraan? (II) Mengapa mereka memilih untuk menikah dini? (III)
9 Strategi Analisa kohor Analisa determinan menggunakan Logistic Regression (Logit) Menggunakan SUSENAS 2010 Mengisolasi perempuan usia yang masih berstatus anak dalam keluarga
10 Analisis - I Pada tahun 2010, dari sekitar 23 juta perempuan yang telah menikah di bawah umur 18 tahun, 70%-nya tinggal di Jawa dan 15%-nya tinggal di Sumatera. Rata-rata usia kawin pertama dari perempuan yang telah menikah di bawah umur 18 tahun adalah 16 tahun, atau 5 tahun lebih awal dibandingkan rata-rata usia kawin perempuan seluruhnya.
11 % dari Kelompok Umur Analisis - I 78.4 Pernikahan anak, berdasarkan wilayah, menurut populasi perempuan usia 10 tahun ke atas, Pernikahan anak diindikasikan lebih banyak terjadi di perdesaan dibandingkan dengan di perkotaan Rural Urban years old years old years old years old >29 years old Kelompok Umur Sumber: Dihitung dari SUSENAS 2010
12 % dari Kelompok Umur Analisis - I Pernikahan anak, tingkat pendidikan, menurut populasi perempuan usia 10 tahun ke atas, % 60.0% 50.0% 40.0% 30.0% 20.0% 10.0% Perempuan yang menikah di bawah usia 18 tahun biasanya pendidikannya hanya sampai di tingkat SD. Pernikahan anak terjadi pada mereka yang kesulitan untuk mengenyam pendidikan tinggi. 0.0% Years old Years old Years old Years old >29 Years old Primary School Junior High School Senior High School Higher Education Sumber: Dihitung dari SUSENAS 2010
13 % dari Kelompok Umur 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% 63% 37% 27% 54% Analisis - I Pernikahan usia 18 tahun ke atas, tingkat pendidikan tertinggi, menurut populasi perempuan usia 10 tahun ke atas, % 23% 23% years old years old years old years old >29 years old Primary School Junior High School Senior High School Higher Education 35% 16% Pada kelompok perempuan yang menikah di usia 18 tahun ke atas, pendidikan tinggi dapat dienyam oleh mereka seiring bertambahnya usia. Secara umum, mereka yang menikah di usia 18 tahun ke atas adalah mereka yang berpendidikan lebih baik dibandingkan dengan mereka yang menikah di usia 18 tahun ke bawah. Sumber: Dihitung dari SUSENAS 2010
14 Analisis I child marriage Source of Energy non child marriage 24.09% 32.28% 45.22% 60.17% 14.48% 1.261%.9874% 21.51% Gas and Electric Bricket Oil Fire Wood and others Gas and Electric Bricket Oil Fire Wood and others Sumber: Dihitung dari SUSENAS 2010
15 % dari Kelompok Umur 40% 35% 30% 25% 20% 15% 10% 5% 0% 27% 33% 25% 5% 9% 31% Analisis - II Pernikahan anak, status kesejahteraan, menurut populasi perempuan usia 10 tahun ke atas, % 30% 25% 25% 26% 20% 21% 16% 15% 8% 9% 21% 16% 8% 26% 25% 22% 17% Years old Years old Years old Years old >29 Years old Lowest 20% Lowest 20-40% Lowest 40-60% Lowest 60-80% Highest 20% 11% Kebanyakan dari perempuan yang menikah di bawah usia 18 tahun tinggal dalam kondisi ekonomi rumah tangga yang miskin. Di kelompok umur tahun, hanya 39% yang tinggal di 3 kuintil teratas. 61% dari mereka yang ada di kelompok umur ini tinggal di 2 kuintil terbawah. Di kelompok umur tahun, 56% tinggal di 3 kuintil teratas, sementara 44% sisanya tinggal di 2 kuintil terbawah. Ketiga kelompok umur lainnya memiliki persentase yang mirip, yakni sekitar 45-60% dari mereka yang menikah di bawah usia 18 tahun tinggal di 3 kuintil teratas.
16 Analisis - II Kelompok Miskin (%) Bukan Pernikahan Anak < > Kelompok Umur Pernikahan Anak Sinyal berbeda datang dari meskipun kemiskinan bukan merupakan salah satu pendorong utama untuk pernikahan anak, fenomena pernikahan anak tetap berkaitan dengan status kesejahteraan.
17 mean ln(exp/cap) mean ln(exp/cap) Analisis II Life-Cycle of Expenditure per Capita cohort 10 cohort year not child marriage child marriage year not child marriage child marriage cohort 30 cohort year not child marriage child marriage year not child marriage child marriage
18 Variabel bebas log pengeluaran per kapita Individu berijazah SD Individu berijazah SMP Individu berijazah SMA Individu berijazah Perguruan Tinggi Kepala RT laki-laki Kepala RT bekerja di sektor pertanian Kepala RT bekerja di sektor industri Kepala RT bekerja di sektor jasa Kepala RT bekerja di sektor informal Analisis - III Wanita usia dengan status keluarga "anak dan menantu Wanita usia dengan status keluarga "anak dan menantu Wanita usia dengan status keluarga "anak ** *** ** *** *** * *** *** *** *** *** *** *** *** *** *
19 Analisis III Kepala RT berijazah SD Kepala RT berijazah SMP 0.019* 0.010*** 0.004* Kepala RT berijazah SMS 0.029** 0.012*** Kepala RT berijazah PT * jumlah ART yang bersekolah di SD 0.018*** 0.006*** 0.003*** jumlah ART yang bersekolah di SMP 0.011* * 0.003** jumlah ART yang bersekolah di SMA 0.029*** *** *** jumlah ART yang bersekolah di PT *** ***
20 Analisis III RT dengan sumber energi utama kayu bakar RT penerima RASKIN Prevalensi pernikahan anak di tingkat desa Rasio jenis kelamin di desa 0.027*** 0.009*** 0.004*** *** 0.008*** 0.004*** *** 0.150*** 0.069*** * Obs Prob>chi Pseudo R *** signifikan pada tingkat 1% ** signifikan pada tingkat 5% * signifikan pada tingkat 10%
21 Comparing urban and rural result Analisis III Urban Rural log pengeluaran per kapita tidak signifikan signifikan Individu berijazah SD tidak signifikan signifikan Individu berijazah SMP tidak signifikan signifikan Individu berijazah SMA signifikan signifikan Individu berijazah PT signifikan omitted Kepala RT berijazah SMP tidak signifikan signifikan Jumlah ART yang bersekolah di SD signifikan signifikan
22 jumlah ART yang bersekolah di SMP jumlah ART yang bersekolah di SMA jumlah ART yang bersekolah di PT RT dengan sumber energi utama kayu bakar Analisis III Urban tidak signifikan signifikan signifikan signifikan Rural signifikan signifikan tidak signifikan tidak signifikan RT penerima RASKIN signifikan tidak signifikan Prevalensi pernikahan anak di tingkat desa signifikan signifikan Rasio jenis kelamin di desa tidak signifikan tidak signifikan
23 Hasil utama: Hasil Pernikahan anak di Indonesia lebih didorong oleh kondisi karakteristik sosial dan ekonomi baik pada anak perempuan tersebut atau sekelilingnya Tingkat kesejahteraan meningkatkan probabilitas pernikahan anak dalam suatu rumah tangga Profil Kepala Rumah Tangga memainkan peran dalam penentuan keputusan pernikahan anak Adanya aspek kenyamanan sosial
24 Rangkuman Siapa mereka? Tinggal di perdesaan (semakin lama semakin terurbanisasi) Kurang berpendidikan Tinggal di lingkungan yang kekurangan (kurangnya akses ke energi) Terkonsentrasi di kantung kemiskinan Indonesia Pernikahan anak dan kesejahteraan? Pernikahan anak sebagai strategi keluar dari kemiskinan adalah mitos (efek pendapatan jangka pendek v.s. jangka panjang) Peluang lebih tinggi untuk tetap menjadi miskin di masa depan Apa yang mendorong mereka? Problem ekonomi Pendidikan berpengaruh (individual) Pengaruh sosial
25 Implikasi kebijakan Kebijakan seharusnya fokus pada bagaimana menciptakan lingkungan yang menciptakan alternatif dari keputusan pernikahan ana Kebijakan sosial dan ekonomi yang lebih besar terutama dalam mendukung aspirasi pendidikan (PKH, BSM, wajib belajar) dan kebutuhan keluarga ekonomi lemah Penyuluhan konsekuensi pernikahan muda terutama di perdesaan Kebijakan pengentasan kemiskinan akan sangat membantu Meningkatkan standar umur pernikahan legal di tingkat nasional
26 Selesai Terima kasih follow
BAB I PENDAHULUAN. biologis, psikologis maupun secara sosial. Seseorang dengan melangsungkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pernikahan bagi manusia merupakan hal yang penting karena dengan pernikahan seseorang akan memperoleh keseimbangan hidup baik secara biologis, psikologis maupun secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah stunting masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Stunting pada balita bisa berakibat rendahnya produktivitas dan kualitas sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jawab dalam kehidupan berumah tangga bagi suami istri (Astuty, 2011).
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Dalam proses perkembangannya, manusia untuk meneruskan jenisnya membutuhkan pasangan hidup yang dapat memberikan keturunan sesuai dengan apa yang diinginkannya. Pernikahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), jumlah penduduk Indonesia akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara berkembang seperti Indonesia memiliki laju pertumbuhan penduduk yang bertambah dengan pesat. Pertumbuhan penduduk Indonesia dari tahun ketahun semakin bertambah
Lebih terperinciPENDUDUK DAN TENAGA KERJA. Population and Worker
PENDUDUK DAN TENAGA KERJA Population and Worker POPULATION AND WORKER III PENDUDUK DAN KETENAGAKERJAAN III POPULATION AND EMPLOYMENT III.1 PENDUDUK a. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Jumlah penduduk
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERNIKAHAN USIA MUDA DI DESA SARIBUDOLOK KECAMATAN SILIMAKUTA TAHUN 2016
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERNIKAHAN USIA MUDA DI DESA SARIBUDOLOK KECAMATAN SILIMAKUTA TAHUN 2016 Wiwik Dwi Arianti Jurusan Keperawatan Poltekkes Medan Abstrak Pernikahan usia muda merupakan pernikahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kemiskinan merupakan masalah kompleks di semua negara yang muncul seiring
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan merupakan masalah kompleks di semua negara yang muncul seiring dengan lahirnya peradaban manusia. Meskipun berbagai kajian dan penelitian telah dilakukan,
Lebih terperinciPEREMPUAN, PENDIDIKAN DAN KEMISKINAN DI KALIMANTAN SELATAN (Analisis Data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia Tahun 2012)
PEREMPUAN, PENDIDIKAN DAN KEMISKINAN DI KALIMANTAN SELATAN (Analisis Data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia Tahun 2012) Norma Yuni Kartika Prodi Pendidikan Geografi FKIP Universitas Lambung Mangkurat;
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan elemen penting dalam kehidupan. Di tangan pendidikanlah masa depan bangsa ini dipertaruhkan. Melalui pendidikan, masyarakat diberi alat
Lebih terperinciPerlindungan Sosial yang Inklusif: sebuah visi transformatif untuk Indonesia. Dr. Stephen Kidd
Perlindungan Sosial yang Inklusif: sebuah visi transformatif untuk Indonesia Dr. Stephen Kidd Child Poverty and Social Protection Conference 10 11 September 2013 Anak-anak memiliki hak untuk memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menikah dini merupakan fenomena yang sering kita jumpai di masyarakat Indonesia. Fenomena ini perlu mendapatkan perhatian karena dapat menimbulkan masalah yang kompleks.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), mengingat jumlah penduduk usia remaja
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja merupakan salah satu sasaran program Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), mengingat jumlah penduduk usia remaja di Indonesia sekitar 27,6%,
Lebih terperinciAnalisis Situasi terhadap Lansia. Oleh Bjorn Gelders Development Pathways
Analisis Situasi terhadap Lansia Oleh Bjorn Gelders Development Pathways Tinjauan Pola demografi Sumber pendapatan dan dukungan Bekerja di usia tua Dukungan dari keluarga Perlindungan sosial Kemiskinan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. lebih besar menempatkan ibu pada risiko kematian (akibat kehamilan dan persalinan)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kontrasepsi modern memainkan peranan penting untuk menurunkan kehamilan yang tidak diinginkan yang merupakan salah satu penyebab terjadinya kematian ibu. Kehamilan
Lebih terperinciIDENTIFIKASI KARAKTERISTIK ANAK PUTUS SEKOLAH DI JAWA BARAT DENGAN REGRESI LOGISTIK
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK ANAK PUTUS SEKOLAH DI JAWA BARAT DENGAN REGRESI LOGISTIK Tina Aris Perhati 1, Indahwati 2, Budi Susetyo 3 1 Dept. of Statistics, Bogor Agricultural University (IPB), Indonesia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mempertahankan keluarga (Biresaw, 2014). Pernikahan dapat terjadi pada usia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pernikahan merupakan suatu ikatan sosial yang menyatukan orang dalam satu bentuk ketergantungan khusus untuk tujuan membentuk dan mempertahankan keluarga (Biresaw,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan tidak diinginkan merupakan tantangan sosial dan kesehatan global meliputi kehamilan yang tidak diinginkan (unwanted) dan kehamilan terjadi lebih cepat dari
Lebih terperinciKalender Doa Proyek Hanna Mei 2013 Berdoa Untuk Pengantin Anak
Kalender Doa Proyek Hanna Mei 2013 Berdoa Untuk Pengantin Anak Para gadis kecil dipaksa menikah dan anak-anak gadis memiliki bayi bukan hal yang ingin kita percaya benar-benar terjadi pada tahun 2013.
Lebih terperinciGAMBARAN KEJADIAN GIZI BURUK PADA BALITA DI PUSKESMAS CARINGIN BANDUNG PERIODE SEPTEMBER 2012 SEPTEMBER 2013
GAMBARAN KEJADIAN GIZI BURUK PADA BALITA DI PUSKESMAS CARINGIN BANDUNG PERIODE SEPTEMBER 2012 SEPTEMBER 2013 PROFILE OF TODDLER MALNUTRITION AT PRIMARY HEALTH CENTER CARINGIN BANDUNG AT SEPTEMBER 2012
Lebih terperinciIndonesia dalam Menyampaikan Energi. Hivos
Mengkatalisasi Masyarakat Sipil Indonesia dalam Menyampaikan Energi Berkelanjutan untuk Semua Eco Matser Hivos Hivos 2011 1 Isi 1. Tujuan workshop SE4ALL 2. Latar belakang SE4ALL, apa, kapan, dan siapa?
Lebih terperinciJurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian
Jurnal Geografi Volume 12 No 1 (39 dari 114) Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian KONTRIBUSI FAKTOR PENDIDIKAN TERHADAP USIA PERKAWINAN PERTAMA WANITA DI KECAMATAN
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM
BAB IV GAMBARAN UMUM A. OKI dan Kawasan Afrika sub-sahara Sumber : www.sesric.org (Economic Cooperation and Development Review, 2014) Gambar 4.1 Peta Negara Anggota OKI Organisasi Kerjasama Islam (OKI)
Lebih terperinciJURNAL VIDYA KARYA VOLUME 31, NOMOR 2, OKTOBER 2016
PERAMPASAN HAK PENDIDIKAN PEREMPUAN DALAM IKATAN PERKAWINAN USIA ANAK DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN (Analisis Data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia Tahun 2012) Norma Yuni Kartika 1, Muhajir Darwin
Lebih terperinciFaktor yang Mempengaruhi Perkawinan Muda Perempuan
Faktor yang Mempengaruhi Perkawinan Muda Perempuan Mariyatul Qibtiyah Departemen Biostatistika dan Kependudukan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Jl. Mulyorejo Kampus C Unair Surabaya
Lebih terperinciV. STRUKTUR PASAR TENAGA KERJA INDONESIA
63 V. STRUKTUR PASAR TENAGA KERJA INDONESIA Bab berikut membahas struktur pasar tenaga kerja yang ada di Indonesia. Tampak bahwa sebagian besar tenaga kerja Indonesia terserap di sektor jasa. Sektor jasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (tetapi tidak dengan anak laki-laki) yang masih muda. Usia muda menurut
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pembangunan kualitas SDM sangat berkaitan erat dengan peningkatan kualitas hidup perempuan karena perempuanlah yang hamil, melahirkan dan menyusui anak sejak bayi sampai
Lebih terperinciKemiskinan Anak di Asia Timur dan Pasifik: Deprivasi dan Disparitas. Sebuah studi di tujuh negara
1 Kemiskinan Anak di Asia Timur dan Pasifik: Deprivasi dan Disparitas. Sebuah studi di tujuh negara Lena Nguyen UNICEF Regional Office for East Asia and Pacific (EAPRO) Child Poverty and Social Protection
Lebih terperinciSocio-Economic Profile, Parity, Status and Health Behavior in Early Married Women in Indonesia
Profil Sosial Ekonomi, Paritas, Status dan Perilaku Kesehatan ( Budi) PROFIL SOSIAL EKONOMI, PARITAS, STATUS DAN PERILAKU KESEHATAN PADA WANITA YANG MENIKAH DINI DI INDONESIA Socio-Economic Profile, Parity,
Lebih terperinciKetimpangan dan Anak-anak di Indonesia
1 Ketimpangan dan Anak-anak di Indonesia Arianto A. Patunru (ACDE-ANU) Santi Kusumaningrum (CCP-UI) Child Poverty and Social Protection Conference 10 11 September 2013 2 Konteks Indikator makroekonomi
Lebih terperinciPopulation dan Labour
Penduduk Kota Samarinda dari tahun ke tahun mencatat kenaikan yang cukup berarti. Sampai dengan tahun jumlah penduduk di Kota Samarinda sebanyak 607.675 jiwa. Pada tahun sebagian besar penduduk Kota Samarinda
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Profil Kesehatan Sumatera Utara Tahun 2013, salah satu penyakit
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Profil Kesehatan Sumatera Utara Tahun 2013, salah satu penyakit menular yang belum dapat diselesaikan dan termasuk iceberg phenomenon atau fenomena
Lebih terperinciFENOMENA PENGANGGURAN TERDIDIK DI INDONESIA
FENOMENA PENGANGGURAN TERDIDIK DI INDONESIA Oleh : Devanto Shasta Pratomo E-mail : dede_gsu02@yahoo.com Universitas Brawijaya,Malang, Indonesia ABSTRACT The unemployment in Indonesia shows a relatively
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya pubertas, yaitu seseorang yang dulunya masih anak-anak menjadi mampu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masa remaja adalah periode perubahan fisik yang sangat monumental dimana terjadinya pubertas, yaitu seseorang yang dulunya masih anak-anak menjadi mampu secara seksual
Lebih terperinciMengukur Kerentanan Terhadap Kemiskinan
Mengukur Kerentanan Terhadap Kemiskinan Forum Kebijakan Publik Asia 2013, Jakarta, Indonesia Matthew Wai-Poi, Bank Dunia Mei 2013 Apa yang kami maksud ketika kami berbicara tentang pengukuran kerentanan
Lebih terperinciNovi Hidayat Pusponegoro. Sekolah Tinggi Ilmu Statistik, Child Poverty and Social Protection Conference September 2013
Kemiskinan Anak Usia Kurang Dari Lima Tahun Pada Rumah Tangga Dengan Rata - Rata Pengeluaran Yang Terletak Pada Kuantil Pertama Tahun 2008-2010 di Indonesia 1 Novi Hidayat Pusponegoro Sekolah Tinggi Ilmu
Lebih terperinciPRODUK IMPOR BERUPA BENANG KAPAS SELAIN BENANG JAHIT (COTTON YARN OTHER THAN SEWING THREAD) YANG DIKENAKAN BEA MASUK TINDAKAN PENGAMANAN
LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR : 87/PMK.011/2011 TENTANG : PENGENAAN BEA MASUK TINDAKAN PENGAMANAN TERHADAP IMPOR PRODUK BENANG KAPAS SELAIN BENANG JAHIT (COTTON YARN OTHER THAN SEWING THREAD)
Lebih terperinciTinjauan Ketimpangan Ekonomi di Negeri-Negeri Islam
Tinjauan Ketimpangan Ekonomi di Negeri-Negeri Islam Hidayatullah Muttaqin Fakultas Ekonomi Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin hidayatullah@muttaq.in Jl.
Lebih terperinciIII. PENDUDUK DAN TENAGA KERJA
III. PENDUDUK DAN TENAGA KERJA 3.1. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Penduduk Kota Kendari pada tahun 2004 sebanyak 222.955 jiwa meningkat menjadi 226.056 jiwa, pada tahun 2005 dan pada tahun 2006
Lebih terperinci1 of 4 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 87/PMK.011/2011 TENTANG PENGENAAN BEA MASUK TINDAKAN PENGAMANAN TERHADAP IMPOR PRODUK BENANG KAPAS SELAIN BENANG JAHIT (COTTON YARN OTHER THAN SEWING
Lebih terperinciKonferensi International tentang Perlindungan Sosial bagi Lansia. Selasa, 22 Mei 2018 Jakarta, Indonesia
Konferensi International tentang Perlindungan Sosial bagi Lansia Selasa, 22 Mei 2018 Jakarta, Indonesia Strategi Nasional Menuju Ageing Population Society yang Mandiri, Sejahtera dan Bermartabat MALIKI
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pernikahan dini banyak terjadi pada kelompok masyarakat miskin yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pernikahan dini banyak terjadi pada kelompok masyarakat miskin yang ditandai dengan pendapatan yang rendah, kurangnya pendidikan, kurangnya kesehatan, dan kurangnya
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan Latar Belakang Kemiskinan merupakan masalah yang menjadi perhatian utama
BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Kemiskinan merupakan masalah yang menjadi perhatian utama para ekonom penentu kebijakan. Beberapa tahun terakhir, tingkat kemiskinan khususnya di Indonesia mengalami
Lebih terperinciPERKAWINAN DAN PERCERAIAN
PERKAWINAN DAN PERCERAIAN 1. Pendahuluan Dalam demografi pertumbuhan penduduk antara lain dipengaruhi oleh fertilitas. Perkawinan merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi tinggi rendahnya tingkat
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perempuan Indonesia memiliki peranan dan kedudukan sangat penting sepanjang perjalanan sejarah. Kiprah perempuan di atas panggung sejarah tidak diragukan lagi. Pada tahun
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa. Kehidupan remaja merupakan kehidupan yang sangat menentukan bagi kehidupan masa depan mereka selanjutnya.
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP DAN SUMBER INFORMASI DENGAN TINDAKAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP NEGERI 9 MANADO. Junita Ch. Wenas*, Adisti A. Rumayar*, Grace D. Kandou* *Fakultas Kesehatan Masyarakat
Lebih terperinciMekanisme Perlindungan Sosial Berbasis Masyarakat. Ei Ei Thu Research Co-ordinator, Social Policy & Poverty Research Group - Myanmar
Mekanisme Perlindungan Sosial Berbasis Masyarakat Ei Ei Thu Research Co-ordinator, Social Policy & Poverty Research Group - Myanmar Child Poverty and Social Protection Conference 10 11 September 2013 2
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. adalah remaja, dan 85% diantaranya hidup di negara berkembang. Negara-negara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Satu diantara tujuh manusia penduduk dunia yang berjumlah 6,75 miliar ini adalah remaja, dan 85% diantaranya hidup di negara berkembang. Negara-negara yang tidak mampu
Lebih terperinciDINAMIKA KEMISKINAN DAN PENGUKURAN KERENTANAN KEMISKINAN DALAM UPAYA MELINDUNGI ANAK-ANAK DARI DAMPAK KEMISKINAN
DINAMIKA KEMISKINAN DAN PENGUKURAN KERENTANAN KEMISKINAN DALAM UPAYA MELINDUNGI ANAK-ANAK DARI DAMPAK KEMISKINAN (Studi Kasus pada Rumah Tangga di Pulau Jawa Tahun 2008-2010) 1 Armelia Zukma Kumala, S.
Lebih terperinciMigrasi Orang Tua dan Kejadian Anak yang Bekerja: Bukti dari Indonesia. Niken Kusumawardhani dan Nila Warda SMERU Research Institute
Migrasi Orang Tua dan Kejadian Anak yang Bekerja: Bukti dari Indonesia Niken Kusumawardhani dan Nila Warda SMERU Research Institute Child Poverty and Social Protection Conference 10 11 September 2013 Rumusan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN
115 BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN A. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil uji regresi probit dengan menggunakan
Lebih terperinciPENGUATAN MODAL SOSIAL UNTUK PERLINDUNGAN SOSIAL RUMAH TANGGA MISKIN DALAM MENGOPTIMALKAN STATUS GIZI DAN KEMATANGAN SOSIAL ANAK
PENGUATAN MODAL SOSIAL UNTUK PERLINDUNGAN SOSIAL RUMAH TANGGA MISKIN DALAM MENGOPTIMALKAN STATUS GIZI DAN KEMATANGAN SOSIAL ANAK Alfiasari, Dwi Hastuti (Institut Pertanian Bogor, Indonesia) Child Poverty
Lebih terperinciDESKRIPSI TENAGA KERJA INDUSTRI KERUPUK RAFIKA DI KELURAHAN TANJUNG HARAPAN KECAMATAN KOTABUMI SELATAN KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2012
DESKRIPSI TENAGA KERJA INDUSTRI KERUPUK RAFIKA DI KELURAHAN TANJUNG HARAPAN KECAMATAN KOTABUMI SELATAN KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2012 Nurmeitama Indah Wiladatika, Yarmaidi*, Edy Haryono** Abstract
Lebih terperinciSTATISTIK PEMUDA BLORA TAHUN 2015
No. 16/07/33/16/Th.I, 16 Juli 2017 STATISTIK PEMUDA BLORA TAHUN 2015 Pemuda adalah bagian dari penduduk usia produktif yaitu berumur 16-30 tahun. Jumlah pemuda di Kabupaten Blora adalah 167.881 jiwa atau
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS
BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Remaja 2.1.1 Definisi Remaja Masa remaja adalah periode transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa, yang melibatkan perubahan biologis, kognitif, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya umur harapan hidup ini mengakibatkan jumlah penduduk lanjut usia meningkat pesat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan merupakan cita-cita suatu bangsa dan salah satu keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan adalah meningkatnya Umur Harapan Hidup (UHH).
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2016
No. 06/05/53/Th. XVI, 4 Mei 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2016 FEBRUARI 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA NTT SEBESAR 3,59% Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) NTT Februari 2016 mencapai 3,59
Lebih terperinciDATA STATISTIK TENTANG PERKAWINAN DI INDONESIA
DATA STATISTIK TENTANG PERKAWINAN DI INDONESIA DATA STATISTIK TENTANG PERKAWINAN DI INDONESIA Drs. Razali Ritonga, MA (Direktur Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan BPS RI) Disampaikan di Lokakarya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sehari-hari. Makanan atau zat gizi merupakan salah satu penentu kualitas kinerja
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap orang memerlukan energi untuk melakukan kegiatan dalam kehidupan sehari-hari. Energi ini diperoleh dari hasil metabolisme bahan makanan sehari-hari. Makanan
Lebih terperinciFAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
HUBUNGAN ANTARA FAKTOR PENDIDIKAN REMAJA DAN EKONOMI KELUARGA DENGAN SIKAP REMAJA UNTUK MEMUTUSKAN MENIKAH DI USIA MUDA DI DESA PRAPAG KIDUL - LOSARI - BREBES S K R I P S I Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Lebih terperinciKementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Bappenas. Bahan Konferensi Pers Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Bappenas Bahan Konferensi Pers Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Jakarta, 18 Februari 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI 2 Rencana Pembangunan
Lebih terperinciPenduduk dan Tenaga Kerja / Population and Labour
Kabupaten Penajam Paser Utara Dalam Angka 2009 36 PENDUDUK Penduduk merupakan salah satu modal dasar pembangunan nasional. Sebagai modal dasar atau aset pembangunan, penduduk tidak hanya sebagai sasaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomis yang penting dari peningkatan jumlah penduduk adalah peningkatan dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usia tua merupakan waktu bagi seseorang untuk bersantai dan menikmati sisa kehidupannya, tetapi tidak di sebagian besar negara berkembang seperti di Indonesia. Mereka
Lebih terperinciPenduduk Lanjut Usia (Lansia) dan Keterjangkauan Program Perlindungan Sosial bagi Lansia. Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K)
Penduduk Lanjut Usia (Lansia) dan Keterjangkauan Program Perlindungan Sosial bagi Lansia Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) 22 Agustus 2017 1 Jumlah Lansia (60+) diperkirakan 21,7
Lebih terperinciKemiskinan Multi-Dimensi Anak di Indonesia: Pola, Perbedaan dan Asosiasi. Gracia Hadiwidjaja, Cindy Paladines, dan Matthew Wai-Poi
Kemiskinan Multi-Dimensi Anak di Indonesia: Pola, Perbedaan dan Asosiasi Gracia Hadiwidjaja, Cindy Paladines, dan Matthew Wai-Poi Child Poverty and Social Protection Conference 10 11 September 2013 2 Pertanyaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. (Santrock,2003). Hall menyebut masa ini sebagai periode Storm and Stress atau
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masa remaja ditandai oleh perubahan yang besar diantaranya kebutuhan untuk beradaptasi dengan perubahan fisik dan psikologis, pencarian identitas dan membentuk hubungan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pernikahan di usia dini dengan berbagai penyebab yang berbeda-beda. Pernikahan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini, tidak sedikit remaja yang telah melakukan pernikahan di usia dini dengan berbagai penyebab yang berbeda-beda. Pernikahan dini (early
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. muda). Diantaranya adalah keguguran,persalinan premature, BBLR, kelainan
I.I Latar belakang BAB I PENDAHULUAN Pernikahan dini adalah pernikahan pada remaja dibawah usia 20 tahun yang seharusnya belum siap untuk melaksanakan pernikahan. Masa remaja juga merupakan masa yang rentan
Lebih terperinciKEMISKINAN ANAK DAN PERLINDUNGAN SOSIAL DI FILIPINA. Reyes, Tabulaga, Rodriguez UNICEF Philippines
KEMISKINAN ANAK DAN PERLINDUNGAN SOSIAL DI FILIPINA Reyes, Tabulaga, Rodriguez UNICEF Philippines Child Poverty and Social Protection Conference 10 11 September 2013 2 Tentang Paparan Ini: I. Latar belakang
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2015
No. 06/05/53/Th. XV, 5 Mei 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2015 FEBRUARI 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA NTT SEBESAR 3,12% Angkatan kerja NTT pada Februari 2015 mencapai 2.405.644 orang, bertambah
Lebih terperinciKETERSEDIAAN BAHAN MAKANAN & PENGELUARAN PENDUDUK
KETERSEDIAAN BAHAN MAKANAN & PENGELUARAN PENDUDUK 596 Jambi Dalam Angka 2010 FOOD SUPPLY AND POPULATION OF EXPENDITURE BAB 10 KETERSEDIAAN BAHAN MAKANAN & PENGELUARAN PENDUDUK CHAPTER 10 FOOD SUPPLY AND
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. penduduk yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Salah satu indikator
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan seseorang dapat dapat diindikasikan oleh meningkatkatnya usia harapan hidup (UHH), akibatnya jumlah penduduk lanjut usia (lansia) semakin bertambah banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dampaknya terus berkembang (The Henry J. Kaiser Family Foundation, 2010).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perempuan telah terpengaruh oleh HIV sejak awal epidemi terjadi dan dampaknya terus berkembang (The Henry J. Kaiser Family Foundation, 2010). Secara global HIV dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membutuhkan manusia lain untuk saling berinteraksi dan saling melengkapi, di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa hidup sendiri, manusia membutuhkan manusia lain untuk saling berinteraksi dan saling melengkapi, di dalam kehidupan bermasyarakat
Lebih terperinciKARAKTERISTIK PENDUDUK LANJUT USIA DI PROPINSI SUMATERA UTARA TAHUN Ir. ERNA MUTIARA. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara
KARAKTERISTIK PENDUDUK LANJUT USIA DI PROPINSI SUMATERA UTARA TAHUN 1990 Ir. ERNA MUTIARA Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara PENDAHULUAN Pembangunan kesehatan di Indonesia adalah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. derajat kesehatan negara tersebut buruk. Hal ini disebabkan ibu hamil dan bersalin
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu indikator derajat kesehatan masyarakat adalah Angka Kematian Ibu (AKI). Makin tinggi angka kematian ibu disuatu negara maka dapat dipastikan bahwa derajat
Lebih terperinciPenduduk dan Tenaga Kerja / Population and Labour
Kabupaten Penajam Paser Utara Dalam Angka 2011 38 PENDUDUK Penduduk merupakan salah satu modal dasar pembangunan nasional. Sebagai modal dasar atau aset pembangunan, penduduk tidak hanya sebagai sasaran
Lebih terperinciAnalisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kelahiran di Kabupaten Brebes dengan Pendekatan Regresi Logistik Biner
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi di Kabupaten Brebes dengan Pendekatan Regresi Logistik Biner Roni Guntara 1), Safa at Yulianto 2) 1,2 Akademi Statistika (AIS) Muhammadiyah Semarang roniguntara@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. insan lawan jenis yang masih remaja dalam satu ikatan (Luthfiyah,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pernikahan dini merupakan institusi agung untuk mengikat dua insan lawan jenis yang masih remaja dalam satu ikatan (Luthfiyah, 2008:56). Pola pikir zaman primitif dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perilaku seksual merupakan segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perilaku seksual merupakan segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenis maupun sesama jenis. Perilaku seksual dapat diwujudkan dalam
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 54/PMK.011/2011 TENTANG
Menimbang Mengingat PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 54/PMK.011/2011 TENTANG PENGENAAN BEA MASUK TINDAKAN PENGAMANAN TERHADAP IMPOR PRODUK TALI KAWAT BAJA (STEEL WIRE ROPES) DENGAN POS TARIF 7312.10.90.00
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di Nigeria (79%), Kongo (74%), Afganistan (54%), dan Bangladesh (51%) (WHO,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pernikahan dini adalah pernikahan pada remaja di bawah usia 20 tahun yang seharusnya belum siap untuk melaksanakan pernikahan. Masa remaja juga merupakan masa yang
Lebih terperinciJUMLAH PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA ASAL NEGARA BERDASARKAN JENIS KELAMIN PERIODE 1 JANUARI S.D 30 SEPTEMBER 2015
JUMLAH PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA ASAL NEGARA BERDASARKAN JENIS KELAMIN PERIODE 1 JANUARI S.D 30 SEPTEMBER 2015 NO NEGARA LAKI-LAKI PEREMPUAN Total 1 A F R I K A 2 0 2 2 AFGHANISTAN 61 61 122 3
Lebih terperinciPERSEPSI REMAJA PEDESAAN TERHADAP KASUS PERNIKAHAN USIA DINI
PERSEPSI REMAJA PEDESAAN TERHADAP KASUS PERNIKAHAN USIA DINI Amalya Suci Widhiamurti amalyasuci25@gmail.com Wiwik Puji Mulyani mulyaniwp@gmail.com Abstract The Health Office records that Pacitan Regency
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, perempuan usia 15-19
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi merupakan beban dalam pembangunan nasional. Faktor utama yang mempengaruhi laju pertumbuhan penduduk adalah tingkat kelahiran.
Lebih terperinciGambar Perkembangan Kemiskinan di Indonesia,
Kemiskinan Termasuk bagian penting dari aspek analisis ketenagakerjaan adalah melihat kondisi taraf kehidupan penduduk, yang diyakini merupakan dampak langsung dari dinamika ketenagakerjaan. Kemiskinan
Lebih terperinciKARAKTERISTIK PENDUDUK SAKIT YANG MEMILIH PENGOBATAN RUMAH TANGGA DI INDONESIA (ANALISIS DATA RISKESDAS 2007)
KARAKTERISTIK PENDUDUK SAKIT YANG MEMILIH PENGOBATAN RUMAH TANGGA DI INDONESIA (ANALISIS DATA RISKESDAS 2007) Sudibyo Supardi,, M.J. Herman,, RaharnP ABSTRACT Background: Riskesdas 2007 covered behavior
Lebih terperinciBab 1 PENDAHULUAN. Rokok adalah salah satu permasalahan kesehatan terbesar yang dialami
Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rokok adalah salah satu permasalahan kesehatan terbesar yang dialami oleh dunia. Rokok membunuh sekitar 6 juta orang setiap tahunnya. Lebih dari 5 juta kematian diakibatkan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.699, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Bea masuk. Impor. Benang kapas. Pengenaan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 96/PMK.011/2014 TENTANG PENGENAAN BEA MASUK TINDAKAN
Lebih terperinciData dan Informasi dalam Perencanaan
Data dan Informasi dalam Perencanaan http://en.wikipedia.org/wiki/data Data adalah sekumpulan fakta Data adalah suatu pernyataan yang diterima secara apa adanya, hasil pengukuran atau pengamatan suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cenderung meningkat dari waktu ke waktu. Pada tahun 2010 prevalensi merokok
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, mengkonsumsi rokok dan produk tembakau lainnya sudah merupakan kebiasaan. Prevalensi konsumsi rokok cenderung meningkat dari
Lebih terperinciPOLA, PERBEDAAN, DAN DETERMINAN KELUARGA BERENCANA. Perilaku praktek keluarga berencana (family planning practice):
POLA, PERBEDAAN, DAN DETERMINAN KELUARGA BERENCANA Perilaku praktek keluarga berencana (family planning practice): praktek masa kini (current practice): pemakaian (use), pemilihan (choice). dinamika praktek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. global.tuberkulosis sebagai peringkat kedua yang menyebabkan kematian dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) masih menjadi masalah kesehatan utama global.tuberkulosis sebagai peringkat kedua yang menyebabkan kematian dari penyakit menular di seluruh dunia
Lebih terperinciIV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
5 IV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN.1. Kondisi Geografi dan Topografi Provinsi Papua Barat awalnya bernama Irian Jaya Barat, berdiri atas dasar Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang pembentukan Provinsi
Lebih terperinciPembangunan, Migrasi, dan Kebijakan
S.389 Seminar Pembangunan, Migrasi, dan Kebijakan Yogyakarta, 2 April 2015 Migrasi Desa-Kota, Peluang Kerja dan Kesejahteraan Migran di Kota (Penelitian di Kota Medan, Tangerang, Makassar, Samarinda) Tadjuddin
Lebih terperinciPREVALENSI PENYAKIT HIPERTENSI PENDUDUK DIINDONESIA DAN FAKTOR YANG BERISIKO
PREVALENSI PENYAKIT HIPERTENSI PENDUDUK DIINDONESIA DAN FAKTOR YANG BERISIKO Sarwanto, Lestari Kanti Wilujeng, dan Rukmini*) ABSTRACT Background: The analysis of hypertension prevalence for Indonesia citizen
Lebih terperinciJUMLAH PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA ASAL NEGARA BERDASARKAN JENIS KELAMIN PERIODE 1 JANUARI S.D 31 OKTOBER 2015
JUMLAH PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA ASAL NEGARA BERDASARKAN JENIS KELAMIN PERIODE 1 JANUARI S.D 31 OKTOBER 2015 NO NEGARA LAKI-LAKI PEREMPUAN Total 1 A F R I K A 2 0 2 2 AFGHANISTAN 61 63 124 3 ALJAZAIR
Lebih terperinciDATA STATISTIK TENTANG PERKAWINAN DI INDONESIA
DATA STATISTIK TENTANG PERKAWINAN DI INDONESIA Drs. Razali Ritonga, MA (Direktur Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan BPS RI) Disampaikan di Lokakarya Perkawinan Anak, Moralitas Seksual, dan Politik
Lebih terperinciKegiatan Anak Usia Tahun di Jawa Timur Menggunakan Regresi Logistik Multinomial: Suatu Peranan Urutan Kelahiran
Kegiatan Anak Usia 10-15 Tahun di Jawa Timur Menggunakan Regresi Logistik Multinomial: Suatu Peranan Urutan Kelahiran Rudi Salam Badan Pusat Statistik, Tinggi Ilmu Statistik, Jakarta, Indonesia rudisalam@stis.ac.id
Lebih terperinciABSTRACT The Analysis of Rate of Return to Education in Nanggroe Aceh Darussalam Province
ABSTRACT NENDEN BUDIARTI. The Analysis of Rate of Return to Education in Nanggroe Aceh Darussalam Province. Under supervision of RINA OKTAVIANI and RATNA WINANDI. 2Education is one of human capital investment,
Lebih terperinci