BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sejarah perkeretaapian di Indonesia dimulai dengan dibangunnya jalan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sejarah perkeretaapian di Indonesia dimulai dengan dibangunnya jalan"

Transkripsi

1 40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Objek Penelitian Sejarah Perusahaan Sejarah perkeretaapian di Indonesia dimulai dengan dibangunnya jalan kereta api sepanjang 26 kilometer antara Kemijen dan Tanggung di Jawa Tengah oleh Pemerintah Hindia Belanda pada tahun Pemerintah Indonesia mengambil alih pengelolaan perkeretaapian pada tanggal 28 September 1945 dan namanya diubah menjadi Djawatan Kereta Api Republik Indonesia (DAKRI). Pada tahun 1951 DAKRI diubah menjadi Djawatan Kereta Api (DKA), dengan wilayah usaha meliputi Jawa dan Sumatera, kecuali Sumatera Utara yang masih dikelola oleh Deli Spoorweg Maatschapij (DSM). Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.22 Tahun 1963, status DKA diubah menjadi Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA) yang kemudian diubah lagi menjadi Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) sesuai Peraturan Pemerintah No.61 Tahun Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.57 Tahun 1990 yang berlaku terhitung mulai tanggal 2 Januari 1991, status PJKA diubah menjadi Perusahaan Umum Kereta Api (Perumka). Terakhir sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 1998, Perumka diubah menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) Kereta Api berbadan hukum Perseroan Terbatas (PT). Anggaran Dasar PT Kereta Api (Persero), untuk selanjutnya disebut Perseroan, dibuat dihadapan Imas Fatimah, SH, Notaris di Jakarta, dengan Akta No.2 tanggal 1 Juni Akta ini disahkan oleh Menteri Kehakiman dengan Surat Keputusan No.PSH C HT Th 99 tanggal 1

2 41 Oktober 1999, diumumkan dalam Tambahan No.4 pada Berita Negara No.240 tanggal 14 Januari PT Kereta Api (Persero) Bandung adalah salah satu perusahaan milik pemerintah atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang kemudian statusnya berubah menjadi perusahaan terbatas atau persero, di mana yang semula tujuan usahanya memberikan pelayanan atau jasa transportasi dan tidak berorientasi memperoleh keuntungan kemudian berubah menjadi memberikan pelayanan atau jasa transportasi dan berorientasi pada keuntungan perusahaan. PT. Kereta Api (Persero) Bandung merupakan salah satu perusahaan besar yang menguasai seluruh jasa angkutan kereta api yang berada di Indonesia, perusahaan cabangnya tersebar di beberapa wilayah di Indonesia yang disebut dengan Daop (Daerah Operasi) yang mewakili kantor pusat dan bertanggung jawab melaksanakan seluruh kebijakan kantor pusat Tujuan dan Kedudukan PT. Kereta Api (Persero) a. Tujuan Perusahaan PT. Kereta Api (Persero) dalam menjalankan operasinya, membawa misimisi khusus yaitu untuk mewujudkan transportasi yang bersifat massal untuk pertumbuhan ekonomi serta menunjang pembangunan sektor lainnya dan program pemerataannya. Adapun tugas dan arah usaha pokok PT. Kereta Api (Persero) adalah untuk menyelenggarakan jasa kereta api dalam rangka memperlancar arus perpindahan orang atau barang secara massal untuk menunjang pembangunan nasional serta untuk menyediakan pelayanan jasa angkutan kereta api bagi

3 42 pemanfaatan umum, sekaligus memupuk keuntungan dengan memanfaatkan asset berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan. b. Kedudukan Perusahaan Perseroan berkedudukan dan berkantor pusat di Bandung. Kegiatan usaha pokok Perseroan dijalankan melalui 9 (sembilan) Daerah Operasi (Daop) dan 1 (satu) Divisi di Jawa, 3 (tiga) Divisi Regional di Sumatera, serta dilengkapi 3 (tiga) Divisi dan 1 (satu) Sub Divisi di Kantor Pusat, selengkapnya sebagai berikut : 1) Daop 1... : Berkedudukan di Jakarta 2) Daop 2... : Berkedudukan di Bandung 3) Daop 3... : Berkedudukan di Cirebon 4) Daop 4... : Berkedudukan di Semarang 5) Daop 5... : Berkedudukan di Purwokerto 6) Daop 6... : Berkedudukan di Yogyakarta 7) Daop 7... : Berkedudukan di Madiun 8) Daop 8... : Berkedudukan di Surabaya 9) Daop 9... : Berkedudukan di Jember 10) Divisi Angkutan Perkotaan Jabotabek... : Berkedudukan di Jakarta 11) Divisi Regional I Sumatera Utara... : Berkedudukan di Medan 12) Divisi Regional II Sumatera Barat... : Berkedudukan di Padang 13) Divisi Regional III Sumatera Selatan... : Berkedudukan di Palembang 14) Divisi Sarana... : Berkedudukan di Bandung 15) Divisi Pelatihan... : Berkedudukan di Bandung 16) Divisi Properti dan Periklanan... : Berkedudukan di Bandung 17) Sub Divisi Grafika... : Berkedudukan di Bandung

4 Visi dan Misi Kereta Api Dalam menghadapi abad ke-21 PT. Kereta Api (Persero) dipandang perlu mendefinisikan visi dan misi perkeretaapian yang merupakan arah dari seluruh kegiatan perencanaan dan strategi perusahaan, sehingga visi dan misi yang menggariskan perlu dinyatakan secara tegas dengan tujuan yang jelas meliputi semua aspek. Visi dari PT. Kereta Api (Persero) adalah : 1. Memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat 2. Berkembang dan terdepan dalam keselamatan dan keandalan 3. Pelopor dalam perkembangan yang berwawasan lingkungan 4. Keuangan perusahaan sehat 5. Memperoleh laba (profitability) Sedangkan misi dari PT. Kereta Api (Persero) sendiri adalah menyelenggarakan jasa transportasi sesuai dengan keinginan stakeholders dengan meningkatkan keselamatan dan pelayanan serta menyelenggarakan yang semakin efisien. 4.2 Struktur Organisasi dan Job Description Tujuan dibentuknya struktur organisasi dalam menjalankan aktivitas usaha di PT. Kereta Api (Persero) adalah memberikan gambaran secara umum tentang tugas dan wewenang kepada setiap karyawan yang terlibat dalam aktivitas perusahaan. Dari tugas tersebut diharapkan tiap-tiap karyawan dapat mengetahui tugas dan wewenang apa yang dijalankan atas perintah atasan serta kepada siapa mereka harus mempertanggungjawabkan tugas yang diembannya.

5 44 Adapun struktur organisasi Daerah Operasi (Daop) 2 Bandung adalah sebagai berikut : Daerah Operasi II Bandung Seksi SDM dan Umum Subsi SDM Seksi Keuangan PMKD Subsi Hukum Subsi Adm Keuangan Subsi Tata Usaha Subsi HKK Subsi Umum Subsi Angrn Akuntansi PMKS Humas Subsi JSLSN Rel & Jembatan Subsi Program Seksi Operasi dan Pemasaran Subsi OPNIS Seksi Sinyal & Telekomun Subsi Program Seksi Properti Subsi Program Subsi Jalan rel Subsi PERKA Subsi Sinyal Subsi Tanah Subsi Jembatan Subsi SARPEN Subsi TELEKOM Subsi Bangunan Subsi KAMTIB Gambar 4.1 Struktur Organisasi Daerah Operasi (Daop) 2 Bandung

6 45 Kepala DAOP 2 Bandung Kepala Seksi Keuangan Kasubsi Anggaran dan Akuntansi Kapok I Anggaran I Kapok II Pendapatan, Pengeluaran dan Verifikasi Kapok III Akuntansi dan Aktiva Tetap Kapok IV Buku Besar dan Laporan keuangan Gambar 4. 2 Struktur Organisasi pada Seksi keuangan, Sub Anggaran dan Akuntansi Berdasarkan SK Direksi Nomor : II/DT.003/14/KA.2001 tanggal 2 Januari 2001 susunan organisasi PT. Kereta Api (Persero) adalah sebagai berikut : Kepala Daerah Operasi (Kadaop) yang terdiri dari : 1. Seksi Keuangan, yang terdiri dari : a. Sub Seksi Keuangan b. Sub Anggaran dan Akuntansi

7 46 2. Seksi SDM dan Umum, yang terdiri dari : a. Sub Seksi Sumber Daya Manusia b. Sub Seksi Hiperkes dan Keselamatan Kerja c. Sub Seksi Kerumahtanggaan dan Umum d. Sub Seksi Hukum 3. Seksi Operasi dan Pemasaran, yang terdiri dari : a. Sub Seksi Operasi teknis (OPNIS) b. Sub Seksi Perjalanan Kereta Api (OPKA) c. Sub Seksi Pemasaran Angkutan Penumpang d. Sub Seksi Pemasaran Angkutan Barang e. Sub Seksi Keamanan dan Ketertiban (Kamtib) 4. Seksi Jalan Rel dan Jembatan a. Sub Seksi Program b. Sub Seksi Jalan rel c. Sub Seksi Jembatan 5. Seksi Sinyal, Telekomunikasi dan Listrik a. Sub Seksi Program b. Sub Seksi Telekomunikasi c. Sub Seksi Sinyal 6. Seksi Properti a. Sub Seksi Program b. Sub Seksi Tanah c. Sub Seksi Bangunan

8 47 7. Pemeriksaan Kas Daerah (PMKD) yang terdiri dari : a. Sub Seksi Tata Usaha b. Sub Seksi Pemeriksaan Stasiun (PMBS) Uraian jabatan pada seksi keuangan, Subsi Anggaran dan Akuntansi adalah sebagai berikut : a. Kepala Kelompok I (Kapok I) Kelompok penyelenggaraan anggaran mempunyai tugas pokok : 1. Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) 2. Pengendalian perencanaan pelaksanaan anggaran 3. Menerbitkan Surat Otorisasi NPD (Nota Permohonan Dana ) b. Kepala Kelompok II (Kapok II) Kelompok penyelenggaraan verifikasi serta akuntansi pendapatan dan pengeluaran mempunyai tugas pokok : 1. Verifikasi, meneliti kelengkapan, kebenaran dan keabsahan yang berkenaan dengan pengeluaran dan pendapatan DAOP 2 Bandung 2. Akuntansi Pendapatan, Penerimaan dan Pengeluaran Kas meneliti kelengkapan analisa dokumen lainnya yang diterima dari unit-unit pelaksana, mengikhtisarkan analisa stasiun, membuat bukti jurnal dan menyelenggarakan buku pembantu yang bersangkutan dengan pengeluaran dan pendapatan DAOP 2 Bandung c. Kepala Kelompok III (Kapok III) Kelompok penyelenggara akuntansi biaya, persediaan dan aktiva tetap mempunyai tugas pokok : 1. Pembiayaan dan dokumentasi lainnya yang diterima dari unit-unit pelaksana menyangkut Akuntansi biaya

9 48 2. Menyusun buku pembantu yang berkenaan dengan akuntansi biaya, persediaan dan aktiva tetap 3. Melakukan pemantauan atas mutasi-mutasi terhadap aktiva tetap d. Kepala Kelompok IV (Kapok IV) 1. Proses komputerisasi akuntansi 2. Penyelenggaraan buku besar 3. Pembuatan daftar sisa 4. Penyusunan neraca lajur 5. Pembuatan jurnal khusus 6. Pelaksanaan rekonsiliasi hubungan pembukuan 7. Penyelidikan terhadap angka akun yang tidak wajar pada neraca lajur yang akan dituangkan dalam laporan keuangan 8. Pembuatan laporan berkala ikhtisar dukungan laporan keuangan 4.3 Kegiatan Usaha Perusahaan Kegiatan usaha PT. Kereta Api (Persero) adalah menyediakan pelayanan bagi kemanfaatan umum di bidang transportasi sekaligus memupuk keuntungan berdsarkan prinsip pengelolaan perusahaan. PT. Kereta Api (Persero) bertujuan mengusahakan pelayanan angkutan kereta api dalam rangka memperlancar arus perpindahan orang dan barang secara masal untuk menunjang pembangunan nasional. Lapangan usaha PT. Kereta Api (Persero) berdasarkan Peraturan Pememrintah No. 57 tahun 1990 pasal 7 adalah : 1. Penyediaan pengusaha dan pengembangan usaha kereta api 2. Usaha lain-lainnya yang menunjang tercapainya tujuan perusahaan

10 49 Dalam penjabaran lapangan usaha serta tujuan perusahaan sebagai mana telah diuraikan di atas, kegiatan yang dilakukan PT. Kereta Api (Persero) meliputi : 1. Menyediakan angkutan kereta api yang bermanfaat bagi kepentingan umum 2. Mendorong perkembangan ekonomi, stabilitas poloitik dan budaya 3. Menjalankan fungsi sebagai agen pembangunan demi meningkatkan pertumbuhan ekonomi 4. Meningkatkan pelayanan dan pasar angkutan kereta api Dalam operasi utamanya PT. Kereta Api (Persero) mengusahakan angkutan kereta api penumpang dan kereta api barang. Di bawah ini dijelaskan golongan kereta api yang dioperasikan : 1. Operasi Kereta Penumpang a. Kereta Komuter Kereta api yang melayani angkutan penumpang dalam kota dan sekitarnya. Angkutan ini mempunyai misi untuk meningkatkan mobilitas orang dan mengurangi kepadatan jalan raya. b. Kereta Api Lokal Kereta api penumpang yang melayani kegiatan angkutan masyarakat lingkungan, pada umumnya berhenti di stasiun. c. Kereta Api Jarak Menengah Kereta api penumpang yang jarak tempuhnya 250 km atau kurang. d. Kereta Api Jarak Jauh Kereta api penumpang yang jarak tempuhnya lebih dari 250 km.

11 50 2. Operasi Kereta Barang a. Kereta Api Barang Biasa Kereta api yang dalam pengoperasiannya dapat mengangkat bermacammacam jenis barang dari beberapa konsumen, rangkaiannya bila perlu dapat ditambah atau dikurang di stasiun pemberhentian. b. Kereta Api Barang Cepat Kereta api yang dalam pengoperasiannya diprioritaskan dan menggunakan tarif khusus. c. Kereta Api Company Kereta api yang pengoperasiannya melayani suatu perusahaan dan umumnya mengangkut barang, prakteknya dapat berubah sesuai dengan permintaan. d. Kereta Api Container Kereta api yang khususnya melaksanakan angkutan peti kemas. Jika pengangkutan peti kemas diangkut secara gabungan (dengan gerbong kliennya) maka tidak termasuk dalam kereta api container. 4.4 Deskripsi Hasil Penelitian Jumlah Aktiva Tetap Sarana Gerak Jumlah aktiva tetap sarana gerak merupakan jumlah aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan yang dinilai berdasarkan nilai buku aktiva tetap tersebut. Jumlah aktiva tetap sarana gerak untuk setiap triwulannya senantiasa mengalami perubahan yang disebabkan karena adanya penambahan dan pengurangan jumlah aktiva tetap sarana gerak tersebut. Adapun penambahan dan pengurangan aktiva

12 51 tetap sarana gerak yang terjadi di PT Kereta Api Daop 2 Bandung adalah dalam bentuk pengalihan aktiva tetap dari dan ke beberapa Daop lainnya. Aktiva tetap dicatat dalam neraca sebesar nilai buku yaitu harga perolehan aktiva tetap dikurangi akumulasi penyusutan, yang diakui pada saat aktiva tetap diterima dengan didukung oleh berita acara serah terima aktiva tetap, termasuk seluruh biaya yang terjadi dalam rangka memperoleh aktiva tetap sampai dengan berada di tempat dan dalam kondisi siap untuk digunakan. Aktiva tetap yang berasal dari bantuan Pemerintah, dinyatakan sebesar nilai bantuan ditambah semua pengeluaran yang dapat diidentifikasi langsung terhadap aktiva tetap tersebut sehingga siap digunakan. Kecuali tanah yang tidak disusutkan, aktiva tetap disusutkan berdasarkan metode garis lurus, dengan tarif penyusutan sesuai dengan taksiran masa manfaat ekonomis sejak tanggal aktiva tersebut siap digunakan, sebagai berikut : Jenis aktiva tetap sarana gerak Masa manfaat Tarif penyusutan Kereta penumpang 40 tahun 2,50% per tahun Gerbong 40 tahun 2,50% per tahun Kereta Rel Listrik 25 tahun 4,00% per tahun Kereta Rel Diesel 25 tahun 4,00% per tahun Lokomotif Diesel 25 tahun 4,00% per tahun Pengeluaran untuk perbaikan dan pemeliharaan aktiva tetap yang terjadi selama berlangsungnya pemanfaatan aktiva tetap akan langsung dicatat sebagai beban pada periode terjadinya pengeluaran tersebut, kecuali apabila pengeluaran tersebut memenuhi salah satu kriteria, menambah masa manfaat ekonomis, meningkatkan mutu pelayanan dan menambah kapasitas. Pengeluaran yang memenuhi kriteria di atas akan dikapitalisasi ke harga perolehan aktiva tetap.

13 52 Berikut ini disajikan tabel perkembangan investasi aktiva tetap sarana gerak sesuai dengan data yang diperoleh dari PT Kereta Api Daop 2 Bandung periode yang terbagi dalam 20 triwulanan.

14 Tabel 4.1 Aktiva Tetap Sarana Gerak PT Kereta Api Daop 2 Bandung Periode Tahun Triwulan Nilai Perolehan Akm. Penyusutan Nilai Buku Selisih Perubahan Rp230,941,713, Rp52,471,198, Rp177,470,515, Rp % 2 Rp230,165,242, Rp56,609,731, Rp173,555,510, (Rp3,915,004,367.00) -2.21% 3 Rp223,498,967, Rp59,053,436, Rp164,445,531, (Rp9,109,979,038.00) -5.25% 4 Rp252,606,279, Rp60,436,853, Rp192,169,425, Rp27,723,893, % Rp265,839,150, Rp66,577,579, Rp199,261,570, Rp7,092,145, % 2 Rp265,589,100, Rp70,477,589, Rp195,111,511, (Rp4,150,059,912.00) -2.08% 3 Rp263,560,677, Rp74,034,043, Rp189,526,634, (Rp5,834,926,842.00) -2.99% 4 Rp280,870,086, Rp70,112,724, Rp210,757,361, Rp21,230,727, % Rp294,589,723, Rp76,185,608, Rp218,404,114, Rp7,646,753, % 2 Rp287,115,099, Rp81,484,854, Rp205,630,244, (Rp12,773,869,689.00) -5.85% 3 Rp281,591,527, Rp86,522,072, Rp195,069,454, (Rp10,560,790,180.00) -5.14% 4 Rp279,688,295, Rp91,230,611, Rp188,457,684, (Rp6,611,770,532.00) -3.39% Rp278,343,127, Rp95,112,788, Rp183,230,339, (Rp5,227,344,781.00) -2.77% 2 Rp276,343,027, Rp101,022,147, Rp175,320,879, (Rp7,909,459,470.00) -4.32% 3 Rp274,574,272, Rp106,396,459, Rp168,177,812, (Rp7,143,067,734.00) -4.07% 4 Rp303,126,910, Rp110,420,291, Rp192,706,619, Rp24,528,807, % Rp287,724,903, Rp109,923,759, Rp177,801,144, (Rp14,905,475,184.00) -7.73% 2 Rp288,563,943, Rp112,747,142, Rp175,816,800, (Rp1,984,343,578.00) -1.12% 3 Rp317,113,593, Rp114,189,663, Rp202,823,929, Rp27,007,129, % 4 Rp316,722,567, Rp117,112,583, Rp199,609,983, (Rp3,213,945,949.00) -1.58% Sumber : Neraca PT Kereta Api Daop 2 Bandung, data diolah 53

15 54 Berdasarkan tabel 4.1 di atas, dapat disebutkan bahwa jumlah aktiva tetap sarana gerak yang dimiliki PT Kereta Api Daop 2 Bandung selama tahun untuk setiap tahunnya cenderung mengalami kenaikan, sehingga sampai tahun 2007 total aktiva tetap sarana gerak yang dimiliki PT Kereta Api Daop 2 Bandung berjumlah Rp Kenaikan jumlah aktiva tetap sarana gerak terbesar terjadi pada triwulan ke 4 tahun 2003 yaitu sebesar Rp atau naik sebesar 16,86% dari triwulan ke 3 tahun Kenaikan jumlah aktiva tetap sarana gerak tersebut disebabkan karena bertambahnya aktiva tetap lokomotif diesel, kereta rel diesel dan kereta penumpang yang berasal dari pengalihan aktiva tetap dari kantor pusat, penambahan aktiva tetap yang disetarakan serta penambahan aktiva tetap dari Daop 8. Sedangkan jumlah penurunan aktiva tetap sarana gerak yang terbesar terjadi pada triwulan ke 1 tahun 2007 yaitu sebesar Rp atau turun sebesar 7,73%. Pengurangan aktiva tetap sarana gerak tersebut disebabkan karena adanya pengalihan ke beberapa Daop diantaranya pengurangan aktiva tetap kereta ke Daop 3 dan pengurangan aktiva tetap lokomotif ke Daop 8 Surabaya, ke Daop 3 Cirebon, serta ke Daop 9 Jember. Pada tahun 2003, jumlah aktiva tetap sarana gerak yang terjadi pada PT Kereta Api Daop 2 Bandung mengalami kenaikan dan penurunan. Rata-rata jumlah aktiva tetap sarana gerak pada tahun 2003 adalah sebesar Rp Penurunan jumlah aktiva tetap sarana gerak terbesar terjadi pada triwulan ke 3 yaitu sebesar Rp atau turun 5,25% dari triwulan ke 2 yang disebabkan karena adanya pengurangan aktiva tetap kereta ke Daop 8 Surabaya dan ke Daop 6 Yogyakarta. Adapun pada triwulan ke 4 nilai buku aktiva

16 55 tetap sarana gerak menunjukan adanya kenaikan sebesar Rp atau naik 16,86% dari triwulan ke 3 sehingga nilai bukunya menjadi Rp Sama halnya dengan tahun 2003, pada tahun 2004 investasi aktiva tetap sarana gerak untuk setiap triwulannya mengalami kenaikan dan penurunan. Ratarata investasi aktiva tetap sarana gerak pada tahun 2004 adalah sebesar Rp Pada triwulan ke 1 menunjukan adanya kenaikan sebesar Rp atau naik 3,69% dari triwulan ke 4 tahun 2003 yang disebabkan karena adanya penmabahan aktiva tetap lokomotif dari Daop 1 Jakarta. Pada triwulan ke 2 turun sebesar Rp atau turun 2,08% dari triwulan ke 1 yang disebabkan karena adanya pengurangan lokomotif ke Daop 8 Surabaya. Pada triwulan ke 3 menunjukan penurunan sebesar Rp atau turun 2,99% dari triwulan ke 2. Hal ini dikarenakan adanya pengurangan aktiva tetap lokomotif ke Daop 1 Jakarta. Pada triwulan ke 4 menunjukan adanya kenaikan aktiva tetap sarana gerak sebesar Rp atau naik 11,20% dari triwulan ke 3 yang disebabkan adanya penambahan nilai aktiva tetap lokomotif dari Midlle Over Hour. Sehingga total aktiva tetap sarana gerak pada akhir tahun 2004 menunjukan angka Rp naik sebesar Rp dari total aktiva tetap sarana gerak pada akhir tahun Pada tahun 2005, jumlah aktiva tetap sarana gerak untuk setiap triwulannya menunjukan penurunan. Sehingga rata-rata jumlah sarana gerak pada tahun 2005 adalah sebesar Rp turun Rp dari ratarata investasi sarana gerak pada tahun Penurunan sebesar Rp terjadi pada triwulan ke 2 yang disebabkan karena adanya

17 56 pengurangan aktiva tetap kereta karena modifikasi mesin dan pengurangan aktiva tetap kereta ke Daop 1 Jakarta. Sehingga nilai buku aktiva tetap sarana gerak pada triwulan ke 2 menunjukan angka sebesar Rp Begitu juga pada triwulan ke 3, yang menunjukan adanya penurunan nilai buku aktiva tetap sarana gerak sebesar Rp atau turun 5,14% dari triwulan ke 2 yang disebabkan karena adanya pengurangan aktiva tetap kereta ke Daop 6 Yogyakarta. Pada triwulan ke 4 nilai buku aktiva tetap sarana gerak menunjukan penurunan sebesar Rp atau turun 3,39% yang disebebkan karena adanya pengurangan aktiva tetap lokomotif ke Daop 8 Surabaya. Sehingga saldo aktiva tetap sarana gerak pada akhir tahun 2005 menunjukan angka sebesar Rp turun Rp dari saldo akhir tahun Pada tahun 2006, jumlah aktiva tetap sarana gerak untuk setiap triwulannya mengalami penurunan kecuali untuk triwulan ke 4. Rata-rata jumlah aktiva tetap sarana gerak pada tahun 2006 adalah sebesar Rp naik Rp dari rata-rata investasi aktiva tetap sarana gerak pada tahun Pada triwulan ke 1 sampai triwulan ke 3 nilai buku investasi aktiva tetap sarana gerak menunjukan penurunan yang berturut turut. Penurunan terbesar terjadi pada triwulan ke 2 yang turun Rp dari triwulan ke 1. Hal ini disebabkan karena adanya pengurangan aktiva tetap lokomotif ke Daop 8 Surabaya. Adapun kenaikan investasi aktiva tetap sarana gerak terjadi pada triwulan ke 4 yaitu sebesar Rp atau naik 14,59% dari triwulan ke 3 yang disebabkan karena adanya penambahan aktiva tetap kereta dari adanya modifikasi dan penambahan aktiva tetap kereta dari Daop 1 Jakarta, sehingga dengan adanya penambahan aktiva tetap tersebut, nilai buku aktiva tetap sarana

18 57 gerak pada triwulan ke 4 tahun 2006 menjadi Rp naik Rp dari nilai buku aktiva tetap pada triwulan ke 4 tahun Pada tahun 2007, investasi aktiva tetap sarana gerak untuk setiap triwulannya mengalami kenaikan dan penurunan. Rata-rata investasi aktiva tetap sarana gerak pada tahun 2007 adalah sebesar Rp naik Rp dari rata-rata investasi aktiva tetap sarana gerak tahun Pada triwulan ke 1 menunjukan penurunan investasi sarana gerak dalam jumlah besar yang mencapai Rp hal ini disebabkan karena adanya pengurangan aktiva tetap kereta ke Daop 3 Cirebon dan pengurangan aktiva tetap lokomotif ke Daop 8 Surabaya serta Daop 9 Jember. Begitu juga pada triwulan ke 2 menunjukan adanya penurunan investasi aktiva tetap sebesar Rp atau turun 1,12% dari triwulan ke 1 yang disebabkan adanya pengurangan aktiva tetap kereta ke Daop 3 dan pengurangan aktiva tetap lokomotif ke Daop 8 Surabaya. Adapun pada triwulan ke 3 menunjukan adanya kenaikan investasi aktiva tetap sarana gerak yang besar yaitu mencapai Rp yang disebabkan karena adanya penambahan aktiva tetap lokomotif dari kantor pusat. Kenaikan jumlah aktiva tetap tersebut menyebabkan saldo aktiva tetap pada triwulan ke 3 menjadi besar hingga mencapai Rp Pada triwulan ke 4 menunjukan pengurangan aktiva tetap sebesar Rp yang disebabkan karena adanya pengurangan aktiva tetap kereta ke Daop 8 Surabaya. Sehingga saldo aktiva tetap sarana gerak pada akhir tahun 2007 menunjukan angka sebesar Rp Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa jumlah aktiva tetap sarana gerak PT Kereta Api Daop 2 Bandung selama tahun setiap

19 58 tahunnya cenderung mengalami kenaikan, meskipun untuk setiap triwulannya jumlah aktiva tetap sarana gerak yang dimiliki PT Kereta Api Daop 2 Bandung mengalami naik turun. Untuk lebih memberikan gambaran lebih lanjut, berikut disajikan perubahan jumlah aktiva tetap sarana gerak PT Kereta Api Daop 2 Bandung tahun dalam bentuk grafik sebagai berikut: Gambar 4.3 Grafik Perubahan Aktiva Tetap Sarana Gerak PT Kereta Api Daop 2 Bandung Periode

20 Pendapatan Operasi Pendapatan merupakan hasil penjualan dari barang dan jasa yang diukur berdasarkan jumlah yang dibebankan kepda pelanggan atau pembeli atas barang dan jasa yang diserahkan kepada mereka. Sedangkan pendapatan operasi yaitu arus kas masuk bruto yang berasal dari kegiatan atau aktivitas utama perusahaan sesuai dengan usahanya yang berlangsung secara berulang-ulang. Pendapatan operasi pada PT Kereta Api Daop 2 Bandung menyangkut pendapatan yang berasal dari penjualan jasa angkutan penumpang, penjualan jasa angkutan barang dan PSO atau subsidi pemerintah. Pendapatan jasa angkutan penumpang diakui pada saat diterimanya kas, baik dari hasil penjualan tiket pada hari keberangkatan maupun melalui reservasi, sedangkan pendapatan dari jasa angkutan barang diakui pada saat barang mulai diangkut dari stasiun pemberangkatan. Pendapatan penunjang operasi angkutan penumpang merupakan pendapatan yang diperoleh Perseroan selain dari hasil penjualan tiket, namun masih berhubungan langsung dengan aktivitas pengangkutan penumpang, yaitu pendapatan jasa bagasi, suplisi (pengenaan denda atas kekurangan bea tiket penumpang) serta penjualan makanan dan minuman melalui restoran kereta api. Pendapatan penunjang operasi angkutan barang merupakan pendapatan yang diperoleh Perseroan selain dari jasa angkutan barang menggunakan gerbong, namun masih berhubungan dengan aktivitas pengangkutan barang, yaitu pendapatan jasa pengangkutan lanjutan (ke stasiun ke gudang barang), jasa terminal peti kemas dan jasa pengawalan.

21 60 Public Servive Obligation (PSO) merupakan subsidi Pemerintah kepada penumpang angkutan kereta api kelas ekonomi yang dibayar melalui Perseroan untuk membiayai kegiatan umum angkutan kereta kelas ekonomi yang tarifnya ditentukan oleh Pemerintah. PSO diakui dan dicatat sebagai pendapatan Perseroan, menambah pendapatan jasa angkutan kereta api penumpang, sebesar nilai yang diperjanjikan. Dengan demikian pendapatan operasi pada PT Kereta Api Daop 2 Bandung menyangkut pendapatan dari jasa angkutan penumpang, jasa angkutan barang, pendapatan penunjang operasi angkutan penumpang, pendapatan penunjang operasi angkutan barang dan Public Service Obligation (PSO). Perkembangan pendapatan operasi pada PT Kereta Api Daop 2 Bandung dapat dilihat dalam bentuk tabel di bawah ini:

22 61 Tabel 4.2 Realisasi Pendapatan Operasi PT Kereta Api Daop 2 Bandung Periode Pendapatan Jasa Pendapatan Jasa Total Tahun Triwulan Angkutan Selisih Perkembangan Angkutan Barang Pendapatan Penumpang Rp33,896,354, Rp2,477,525, Rp36,373,879, Rp % 2 Rp37,144,500, Rp2,658,631, Rp39,803,131, Rp3,429,251, % 3 Rp39,670,805, Rp1,773,728, Rp41,444,533, Rp1,641,401, % 4 Rp42,063,713, Rp636,755, Rp42,700,468, Rp1,255,934, % Rp38,501,181, Rp1,017,667, Rp39,518,849, (Rp3,181,619,471.00) -7.45% 2 Rp39,539,856, Rp1,499,505, Rp41,039,362, Rp1,520,512, % 3 Rp44,229,544, Rp1,531,103, Rp45,760,648, Rp4,721,286, % 4 Rp45,919,910, Rp1,346,228, Rp47,266,138, Rp1,505,489, % Rp40,122,265, Rp746,247, Rp40,868,512, (Rp6,397,626,126.00) % 2 Rp34,757,396, Rp1,480,257, Rp36,237,654, (Rp4,630,858,087.00) % 3 Rp39,821,275, Rp1,252,912, Rp41,074,188, Rp4,836,533, % 4 Rp33,639,758, Rp2,254,539, Rp35,894,297, (Rp5,179,890,309.00) % Rp32,709,130, Rp1,195,223, Rp33,904,354, (Rp1,989,943,433.00) -5.54% 2 Rp30,991,998, Rp1,377,762, Rp32,369,761, (Rp1,534,592,757.00) -4.53% 3 Rp37,264,200, Rp1,284,486, Rp38,548,687, Rp6,178,925, % 4 Rp33,003,051, Rp1,130,214, Rp34,133,265, (Rp4,415,421,203.00) % Rp25,543,148, Rp1,309,667, Rp26,852,815, (Rp7,280,450,534.00) % 2 Rp25,598,671, Rp1,478,003, Rp27,076,674, Rp223,859, % 3 Rp32,522,555, Rp1,535,565, Rp34,058,120, Rp6,981,446, % 4 Rp32,017,515, Rp1,102,141, Rp33,119,656, (Rp938,464,246.00) -2.76%

23 62 Dari data tabel 4.2 di atas, terlihat bahwa perkembangan pendapatan operasi pada PT Kereta Api Daop 2 Bandung dalam lima tahun yaitu mulai tahun 2003 sampai dengan 2007 yang terbagi dalam 20 triwulanan menunjukan kenaikan dan penurunan. Kenaikan pendapatan yang paling besar terjadi pada triwulan ke 3 tahun 2007 yang mencapai Rp atau naik sebesar 25,78% dari triwulan ke 2. Sedangkan penurunan pendapatan paling besar terjadi pada triwulan ke 1 tahun 2007 yaitu sebesar Rp atau turun 21,32% dari triwulan ke 4 tahun Adapun jumlah pendapatan yang paling besar yang diterima PT Kereta Api Daop 2 Bandung selama adalah sebesar Rp yang terjadi pada triwulan ke 4 tahun Sedangkan jumlah pendapatan yang paling kecil yang diterima PT Kereta Api Daop 2 Bandung adalah sebesar Rp yang terjadi pada triwulan ke 1 tahun Sehingga rata-rata pendapatan operasi pada PT Kereta Api Daop 2 Bandung selama tahun adalah sebesar Rp ,7. Pada tahun 2003, pendapatan operasi PT Kereta Api Daop 2 Bandung untuk setiap triwulannya menunjukan peningkatan. Rata-rata pendapatan operasi pada tahun 2003 adalah sebesar Rp ,75. Kenaikan terbesar terjadi pada triwulan ke 2 yaitu sebesar Rp atau naik 9,43% dari triwulan ke 1. Kenaikan pendapatan ini diperoleh dari pendapatan operasi jasa angkutan penumpang yang naik sebesar Rp dari pendapatan operasi jasa angkutan penumpang pada triwulan ke 1. Sedangkan pada triwulan ke 4 kenaikan yang terjadi hanya Rp atau naik 3,03% dari triwulan ke 3. Hal ini dikarenakan walaupun pendapatan jasa angkutan penumpang naik sebesar Rp namun diikuti dengan penurunan pendapatan jasa angkutan barang

24 63 yang mencapai Rp sehingga peningkatan total pendapatan operasi pada triwulan ke 4 jumlahnya lebih kecil. Pada awal tahun 2004 terjadi penurunan pendapatan sebesar Rp dari akhir tahun Adapun di sepanjang tahun 2004 pendapatan operasi yang diperoleh PT Kereta Api Daop 2 Bandung untuk setiap triwulannya menunjukan peningkatan. Kenaikan terbesar terjadi pada triwulan ke 3 yaitu sebesar Rp atau naik 11,50% dari triwulan ke 2. Kenaikan pendapatan operasi tersebut sebagian besar diperoleh dari pendapatan operasi jasa angkutan penumpang yang mengalami peningkatan sebesar Rp dari triwulan sebelumnya. Sedangkan rata-rata pendapatan yang diterima untuk tahun 2004 adalah sebesar Rp ,55 naik sebesar Rp ,75 dari rata-rata pendapatan tahun Pada tahun 2005, pendapatan operasi yang diterima PT Kereta Api Daop 2 Bandung untuk setiap triwulannya menunjukan penurunan, kecuali pada triwulan ke 3 yang memperlihatkan kenaikan sebesar Rp atau naik 13,35% dari triwulan ke 2. Hal ini terlihat walaupun dari pendapatan jasa angkutan barang mengalami penurunan sebesar Rp namun kenaikan pendapatan tersebut diterima dari pendapatan jasa angkutan penumpang yang naik sebesar Rp dari pendapatan pada triwulan sebelumnya. Pada triwulan ke 1 pendapatan operasi menunjukan penurunan dengan jumlah besar dari triwulan ke 4 tahun 2004 yaitu turun sebesar Rp atau turun 13,54%. Penurunan yang besar ini disebabkan karena baik pada pendapatan jasa angkutan penumpang maupun pada pendapatan jasa angkutan barang keduanya menunjukan penurunan sebesar Rp untuk pendapatan jasa penumpang dan Rp

25 64 untuk pendapatan jasa angkutan barang. Penurunan pendapatan dengan jumlah besar juga terjadi pada triwulan ke 4 yaitu Rp atau turun 12,61% dari triwulan ke 3. Berbeda dengan triwulan ke 1, pada triwulan ke 4 walaupun pendapatan jasa angkutan barang mengalami kenaikan mencapai Rp namun tidak diikuti dengan pendapatan jasa angkutan penumpang yang justru menunjukan penurunan lebih besar yang mencapai Rp Sehingga rata-rata pendapatan yang diterima untuk tahun 2005 yaitu sebesar Rp ,03 turun Rp ,525 dari rata-rata pendapatan tahun Sama seperti tahun 2005, pada tahun 2006 pendapatan operasi yang diterima PT Kereta Api Daop 2 Bandung untuk setiap triwulannya menunjukan penurunan kecuali pada triwulan ke 3 yang menunjukan kenaikan sebesar Rp atau naik 19,09% dari triwulan ke 2. Hal ini terlihat walaupun pendapatan jasa angkutan barang turun namun kenaikan pada pendapatan jasa angkutan penumpang menunjukan kenaikan dengan jumlah besar yang mencapai Rp Sedangkan penurunan pendapatan terbesar terjadi pada triwulan ke 4 yaitu sebesar Rp atau turun 11,45% dari triwulan ke 3 yang disebabkan karena baik pendapatan jasa angkutan penumpang maupun pendapatan jasa angkutan barang sama-sama mengalami penurunan. Sehingga rata-rata pendapatan yang diterima untuk tahun 2006 adalah sebesar Rp ,2 turun Rp ,83 dari rata-rata pendapatan tahun Pendapatan operasi yang diterima PT Kereta Api Daop 2 Bandung pada tahun 2007 menunjukan adanya 2 kali kenaikan pendapatan yang terjadi berturutturut pada triwulan ke 2 dan ke 3. Kenaikan pendapatan terbesar terjadi pada triwulan ke 3 yaitu sebesar Rp atau naik 25,78% dari triwulan ke 2.

26 65 Hal ini disebabkan karena baik pada pendapatan jasa angkutan penumpang maupun pada pendapatan jasa angkutan barang keduanya menunjukan kenaikan. Sedangkan pada triwulan 1 menunjukan terjadinya penurunan pendapatan dengan jumlah besar yaitu Rp atau turun 21,33% dari triwulan ke 4 tahun Walaupun selama periode kenaikan terbesar terjadi pada triwulan ke 3 tahun 2007 namun rata-rata pendapatan yang diterima untuk tahun 2007 hanya sebesar Rp ,83 turun Rp ,375 dari rata-rata pendapatan tahun Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa perkembangan pendapatan operasi PT Kereta Api Daop 2 Bandung selama untuk setiap tahunnya menunjukan penurunan kecuali pada tahun Hal tersebut terjadi karena seiring dibukanya jalur tol Cipularang, maka jumlah alat transportasi lainnya semakin banyak sehingga penumpang lebih memilih untuk menggunakan alat tarnsportasi selain kereta api. Walaupun PT Kereta Api Daop 2 Bandung telah mengeluarkan kebijakan untuk menurunkan tarif kereta api penumpang eksekutif dan bisnis dengan tujuan agar penumpang tertarik untuk menggunakan jasa kereta api namun kenaikan jumlah penumpang sebagai akibat kebijakan tersebut tidak signifikan dengan penurunan tarif kereta tersebut sehingga jumlah pendapatan yang diterima pun menjadi kecil. Untuk melihat perkembangan pendapatan operasi sebagaimana telah dijelaskan di atas, berikut disajikan grafik perkembangan pendapatan operasi pada PT Kereta Api Daop 2 Bandung selama tahun

27 triwulan 1 triwulan 2 triwulan 3 triwulan 4 Gambar 4.4 Grafik Perkembangan Pendapatan Operasi PT Kereta Api Daop 2 Bandung Periode Pengujian Hipotesis 1. Analisis Regresi Linier Sederhana Untuk mengetahui bagaimana pengaruh besaran investasi aktiva tetap sarana gerak terhadap pendapatan operasi pada PT Kereta Api Daop 2 Bandung maka dilakukan analisis dengan menggunakan teknik statistik regresi linier sederhana. Adapun data-data variabel yang digunakan sebagai dasar perhitungan koefisien regresi linier sederhana tersebut disajikan dalam tabel sebagai berikut:

28 67 Tabel 4.3 Data Perhitungan Uji Statistik Regresi Linier Sederhana Tahun X Y 2003 Triwulan Triwulan Triwulan Triwulan Triwulan Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya bahwa dalam pengolahan data untuk mencari persamaan regresi linier sederhana, penulis menggunakan bantuan program aplikasi SPSS 12.0 for Windows. Adapun hasil yang diperoleh dari pengolahan data tersebut adalah sebagai berikut:

29 68 1. Correlations Pearson Correlation Tabel 4.4 Correlations Y X Y X Sig. (1-tailed) Y..090 X.090. N Y X Berdasarkan tabel 4.4 diatas, diperoleh angka korelasi sebesar 0,313. Angka ini menunjukkan bahwa korelasi atau hubungan antara jumlah aktiva tetap sarana gerak dengan pendapatan operasi pada PT Kereta Api Daop 2 Bandung adalah rendah. Hal tersebut berdasarkan pada tabel interpretasi koefisien korelasi di bawah ini. Tabel 4.5 Interpretasi koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00-0,199 Korelasi sangat Rendah 0,20 0,399 Korelasi Rendah 0,40 0,599 Korelasi Sedang 0,60 0,799 Korelasi Kuat 0,80-1,00 Korelasi Sangat Kuat (Sugiyono, 2007 : 183) Koefisien korelasi bernilai positif menunjukan adanya arah korelasi/hubungan yang searah antara jumlah aktiva tetap sarana gerak dengan pendapatan operasi. Dengan kata lain, jika jumlah aktiva tetap sarana gerak naik maka pendapatan operasi akan naik demikian sebaliknya jika jumlah aktiva tetap sarana gerak turun maka pendapatan operasi akan turun.

30 69 2. Model Summary Tabel 4.6 Model Summary(b) Adjusted R Model R R Square Square 1.313(a) a Predictors: (Constant), X b Dependent Variable: Y Std. Error of the Estimate Besarnya R Square yang diperoleh berdasarkan tabel di atas, adalah sebesar 0,098 atau 9,8%. Hal ini menunjukkan bahwa besarnya kontribusi/pengaruh jumlah aktiva tetap sarana gerak terhadap pendapatan operasi adalah sebesar 9,8% sedangkan sisanya sebesar 90,2% dipengaruhi oleh faktorfaktor lain seperti jumlah penumpang dan tarif kereta. 3. Koefisien Regresi Model 1 (Constant) a Dependent Variable: Y Unstandardized Coefficients Tabel 4.7 Coefficients(a) B Std. Error Beta Standardized Coefficients t Sig % Confidence Interval for B Lower Upper Bound Bound X Berdasarkan tabel 4.7 di atas, diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: Y = X

31 70 Dari persamaan regresi tersebut diantaranya dapat diartikan sebagai berikut: a. Konstanta sebesar menyatakan bahwa jika tidak terjadi perubahan jumlah aktiva tetap sarana gerak maka pendapatan operasi pada PT Kereta Api Daop 2 Bandung adalah sebesar Rp ,386. b. Dari persamaan regresi tersebut, terlihat tanda "+" pada koefisien X. Tanda positif tersebut menggambarkan hubungan positif antara variabel X dan Y. Hal ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan jumlah aktiva tetap sarana gerak akan meningkatkan pendapatan operasi. Demikian sebaliknya, setiap penurunan jumlah aktiva tetap sarana gerak akan diikuti oleh penurunan pendapatan operasi pada PT Kereta Api Daop 2 Bandung. c. Koefisien regresi sebesar + 0,116X menunjukkan bahwa setiap kenaikan jumlah aktiva tetap sarana gerak sebesar Rp 1 akan meningkatkan pendapatan operasi sebesar Rp 0,116 atau setiap penurunan jumlah aktiva tetap sarana gerak sebesar Rp 1 akan menurunkan pendapatan operasi sebesar Rp 0,116.

32 71 4. Charts Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual 1.0 Dependent Variable: Y 0.8 Expected Cum Prob Observed Cum Prob Gambar 4.5 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dari gambar grafik 4.3 di atas, terlihat bahwa titik-titik menyebar di sekitar garis persamaan regresi, serta penyebarannya mengikuti dan mendekati arah garis linier. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi telah memenuhi asumsi linieritas sehingga dalam hal ini model regresi layak dipakai untuk mengetahui perubahan pendapatan operasi pada PT Kereta Api Daop 2 Bandung berdasarkan jumlah aktiva tetap sarana gerak.

33 Pembahasan Sebagaimana diungkapkan sebelumnya, bahwa salah satu tujuan perusahaan melakukan kegiatan investasi pada aktiva tetap adalah sebagai sumber pendapatan. Pada PT Kereta Api Daop 2 Bandung investasi aktiva tetap sarana gerak merupakan salah satu jenis investasi aktiva tetap yang proporsinya terbesar dibandingkan dengan aktiva tetap lainnya. Berdasarkan hasil analisis data terhadap jumlah aktiva tetap yang dimiliki oleh PT Kereta Api Daop 2 Bandung, terlihat bahwa selama periode triwulan 1 tahun 2003 sampai dengan triwulan 4 tahun 2007 rata-rata jumlah aktiva tetap sarana gerak setiap tahunnya mengalami kenaikan kecuali tahun Meskipun terjadi penurunan yang besar pada tahun 2005 namun pada tahun 2006 rata-rata jumlah aktiva tetap sarana gerak kembali naik. Penurunan rata-rata jumlah aktiva tetap sarana gerak yang besar pada tahun 2005 disebabkan karena adanya pengalihan aktiva tetap kereta dan lokomotif ke beberapa Daop lainnya dengan jumlah yang besar. Rata-rata jumlah aktiva tetap sarana gerak terbesar terjadi pada tahun 2004 yaitu sebesar Rp Adapun untuk setiap triwulannya nilai buku aktiva tetap sarana gerak mengalami kenaikan dan penurunan. Kenaikan dan penurunan jumlah aktiva tetap sarana gerak ini disebabkan karena adanya penambahan dan pengurangan aktiva tetap dalam bentuk pengalihan dari dan ke beberapa Daop lainnya. Besarnya jumlah aktiva tetap sarana gerak yang dimiliki PT Kereta Api Daop 2 Bandung diharapkan dapat meningkatkan pendapatan operasinya.

34 73 Sementara itu, berdasarkan hasil analisis terhadap pendapatan operasi yang diterima PT Kereta Api Daop 2 Bandung, dapat diketahui bahwa pendapatan operasi PT Kereta Api Daop 2 Bandung selama periode triwulan 1 tahun 2003 sampai dengan triwulan 4 tahun 2007 setiap tahunnya menunjukan penurunan kecuali pada tahun Sedangkan untuk setiap triwulannya pendapatan operasi mengalami kenaikan dan penurunan. Penurunan jumlah pendapatan operasi terbesar yang terjadi pada PT Kereta Api selama tahun 2003 sampai tahun 2007 yaitu terjadi pada tahun Pada tahun yang sama pula, rata-rata jumlah aktiva tetap sarana gerak jumlahnya lebih kecil dibandingkan dengan tahun-tahun lainnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terjadinya penurunan pendapatan operasi pada tahun 2005 salah satunya dipengaruhi oleh aktiva tetap sarana gerak yang dimiliki. Adapun untuk tiga tahun terakhir, pendapatan operasi selalu menunjukan penurunan padahal jika dilihat dari jumlah aktiva tetap sarana gerak yang dimiliki PT Kereta Api Daop 2 Bandung menunjukan adanya peningkatan. Hal ini disebabkan karena setelah dibukanya jalur tol Cipularang pada tahun 2004, masyarakat yang biasanya menggunakan jasa transportasi kereta api, kini lebih banyak menggunakan jasa transportasi lain yang melewati jalur tol dengan alasan kecepatan dan kenyamanan. Selain itu walaupun PT Kereta Api Daop 2 Bandumg telah mengeluarkan kebijakan untuk menurunkan tarif kereta dengan tujuan untuk meningkatkan jumlah penumpang, namun ketika jumlah penumpang berangsurangsur menunjukan peningkatan, tidak demikian dengan pendapatan. Karena walaupun jumlah penumpang meningkat namun tarif kereta justru turun. Sehingga

35 74 berakibat pada pendapatan operasi yang diterima PT Kereta Api Daop 2 Bandung menjadi kecil. Dari hasil perhitungan statistik menggunakan program SPSS 12.0 for Windows, diketahui bahwa koefisien korelasi antara jumlah aktiva tetap sarana gerak dengan pendapatan operasi adalah sebesar Angka ini menunjukan bahwa tingkat keeratan/hubungan antara jumlah aktiva tetap sarana gerak (variabel X) dengan pendapatan operasi (variabel Y) memiliki hubungan yang rendah. Sedangkan berdasarkan nilai R Square yang dihitung untuk mengetahui kontribusi/pengaruh jumlah aktiva tetap sarana gerak (varabel X) terhadap pendapatan operasi (variabel Y) diperoleh nilai koefisien penentu sebesar 0,098 atau 9,8%. Angka ini menunjukan bahwa jumlah aktiva tetap sarana gerak berpengaruh terhadap pendapatan operasi sebesar 9,8% sedangkan sisanya sebesar 90,2% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti perubahan tarif kereta eksekutif dan bisnis serta jumlah penumpang kereta. Adapun persamaan regresi yang diperoleh adalah Y = X. Dari persamaan tersebut, diketahui nilai konstanta sebesar Rp ,386 yang menunjukan bahwa jika tidak terjadi peruahan jumlah aktiva tetap sarana gerak maka pendapatan operasi pada PT Kereta Api Daop 2 Bandung adalah sebesar Rp ,386. Sedangkan tanda "+" pada persamaan regresi tersebut menunjukan adanya hubungan positif yang berarti setiap terjadi kenaikan pada jumlah aktiva tetap sarana gerak akan diikuti kenaikan pada pendapatan operasi. Begitu pula sebaliknya, jika terjadi penurunan pada jumlah aktiva tetap sarana gerak akan menyebabkan penurunan pada

36 75 pendapatan operasi yang diterima PT Kereta Api Daop 2 Bandung. Koefisien regresi sebesar 0,116 menunjukkan bahwa setiap kenaikan jumlah aktiva tetap sarana gerak sebesar Rp 1 akan diikuti oleh kenaikan pendapatan operasi sebesar Rp 0,116. Demikian halnya, jika melihat hasil penelitian-penelitian sebelumnya yang mengkaji tema yang hampir sama, sebagaimana diungkapkan MHD Ikhlas Effendi (2005) dalam Pengaruh Besarnya Investasi Aktiva Tetap Pembangkitan terhadap Return On Invesment (Studi kasus : PT Indonesia Power-Jakarta), hasil penelitian menunjukan bahwa Besarnya investasi aktiva tetap pembangkitan berpengaruh positif terhadap Return On Invesment. Demikian juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Dimas Yogaswara (2004) dalam Pengaruh Besarnya Investasi Aktiva Tetap terhadap Return On Invesment Perusahaan, menunjukan bahwa Besarnya investasi aktiva tetap berpengaruh positif terhadap Return On Invesment Perusahaan. Dengan demikian, dapat disebutkan pula bahwa penelitian yang telah dilakukan penulis dapat diterima kebenarannya.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat Perusahaan Dalam perjalanan sejarahnya, angkutan kereta api di tanah air membuktikan peranannya yang berarti pada sektor perhubungan disamping menunjang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian adalah Kerangka kerja dalam suatu studi tertentu, guna

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian adalah Kerangka kerja dalam suatu studi tertentu, guna BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian adalah Kerangka kerja dalam suatu studi tertentu, guna mengumpulkan, mengukur dan melakukan analisis data sehingga dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN A. Laporan Keuangan PT. Mustika Ratu Tbk. Salah satu cara yang diterima untuk meneliti keadaan keuangan adalah dengan cara memperoleh Laporan Keuangan seperti neraca,

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. Sarana transportasi berperan sebagai urat nadi kehidupan ekonomi, sosial

BAB I. Pendahuluan. Sarana transportasi berperan sebagai urat nadi kehidupan ekonomi, sosial BAB I Pendahuluan 1.1 Latar belakang masalah Sarana transportasi berperan sebagai urat nadi kehidupan ekonomi, sosial budaya, politik, pertahanan dan keamanan, serta mendukung mobilitas manusia, mendukung

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Apotek Nusa indah merupakan usaha yang bergerak dalam bidang

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Apotek Nusa indah merupakan usaha yang bergerak dalam bidang BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Sejarah Perusahaan Apotek Nusa indah merupakan usaha yang bergerak dalam bidang pelayanan masyarakat. Apotek ini di dirikan oleh Prof. Dr. Ponis

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara PT. Kereta Api Indonesia (Persero) adalah sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dibidang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. pengolahan data yang telah dilakukan. Sebagai alat bantu analisis digunakan software

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. pengolahan data yang telah dilakukan. Sebagai alat bantu analisis digunakan software BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai proses dan hasil serta pembahasan dari pengolahan data yang telah dilakukan. Sebagai alat bantu analisis digunakan software Microsoft

Lebih terperinci

BAB III PROFIL PERUSAHAAN. (BUMN) yang bergerak di bidang jasa transportasi pengankutan penumpang dan

BAB III PROFIL PERUSAHAAN. (BUMN) yang bergerak di bidang jasa transportasi pengankutan penumpang dan 1 BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Kereta Api (persero) adalah sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang jasa transportasi pengankutan penumpang dan barang,

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI PT. X DEWAN KOMISARIS DIREKTUR MANAJER TOKO MANAJER KEUANGAN MANAJER SDM MANAJER PEMASARAN ACCOUNTING ADMIN SALES

STRUKTUR ORGANISASI PT. X DEWAN KOMISARIS DIREKTUR MANAJER TOKO MANAJER KEUANGAN MANAJER SDM MANAJER PEMASARAN ACCOUNTING ADMIN SALES LAMPIRAN xiv Lampiran 1 Struktur Organisasi STRUKTUR ORGANISASI PT. X DEWAN KOMISARIS DIREKTUR INTERNAL AUDITOR GENERAL MANAGER MANAJER PEMASARAN MANAJER KEUANGAN MANAJER SDM MANAJER TOKO MARKETING ACCOUNTING

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA 76 BAB IV ANALISIS DATA A. Pengujian Hipotesis 1. Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih harus diuji terlebih dahulu melalui data atau bukti empiris.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur dan lain sebagainya. Sementara dari sisi masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur dan lain sebagainya. Sementara dari sisi masyarakat, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Indonesia sebagai salah satu instrumen pemerintahan dalam pembangunan dirasakan sangat penting peranannya, tidak

Lebih terperinci

Variabel Cronbach's Alpha Kualitas Produk 0.75 Fitur Produk 0.78 Gaya dan Design 0.78 Harga 0.85 Merek 0.68 Pelayanan 0.76 Perilaku Konsumen 0.

Variabel Cronbach's Alpha Kualitas Produk 0.75 Fitur Produk 0.78 Gaya dan Design 0.78 Harga 0.85 Merek 0.68 Pelayanan 0.76 Perilaku Konsumen 0. BAB 5 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Reliabilitas Sebelum memasuki pengelolaan data selanjutnya, maka terlebih dahulu harus dilakukan pengujian data yang diperoleh dari penyebaran kuisioner. Pengujian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Divisi Regional II Sumatera Barat. Daerah Operasi IX. Divisi Regional III Sumatera Selatan

BAB I PENDAHULUAN. Divisi Regional II Sumatera Barat. Daerah Operasi IX. Divisi Regional III Sumatera Selatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) merupakan satu-satunya perusahaan yang menguasai industri perkeretaapian di Indonesia. Perusahaan ini berdiri pada tanggal 28 September

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) organisasi, dan tugas dalam hal ini PT. Kereta Api Indonesia (Persero) sebagai

GAMBARAN UMUM PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) organisasi, dan tugas dalam hal ini PT. Kereta Api Indonesia (Persero) sebagai BAB II GAMBARAN UMUM GAMBARAN UMUM PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) Bab dua berisi sejarah serta perkembangannya, visi, misi, struktur organisasi, dan tugas dalam hal ini PT. Kereta Api Indonesia (Persero)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. transportasi darat seperti kereta, mobil, bis, dan lain-lain.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. transportasi darat seperti kereta, mobil, bis, dan lain-lain. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi sangat penting dan sangat diperlukan dalam kehidupan yang serba modern ini. Berdasarkan kepemilikan transportasi, transportasi dapat dibagi menjadi dua

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PUSAT ADMINISTRASI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PUSAT ADMINISTRASI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PUSAT ADMINISTRASI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA Nama : Ridwan Maulana NPM : 16212320 Pembimbing : Widiyarsih, SE.,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN Sejarah Koperasi Bina Usaha Bersama Yayasan Istiqamah Bandung

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN Sejarah Koperasi Bina Usaha Bersama Yayasan Istiqamah Bandung BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Sejarah Koperasi Bina Usaha Bersama Yayasan Istiqamah Bandung Koperasi Bina Usaha Bersama Yayasan Istiqamah berdiri pada tahun 1995 di

Lebih terperinci

Lampiran i. Jadwal Penelitian Nov Des Jan Feb Mar Apr. Tahapan Penelitian Pengajuan Proposal Skripsi

Lampiran i. Jadwal Penelitian Nov Des Jan Feb Mar Apr. Tahapan Penelitian Pengajuan Proposal Skripsi Lampiran i Jadwal Penelitian Tahapan Penelitian Pengajuan Proposal Skripsi 2010 2011 Nov Des Jan Feb Mar Apr Bimbingan dan Perbaikan Proposal Skripsi Seminar Proposal Skripsi Pengumpulan dan Pengolahan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN POWER SPEED RACING PIMPINAN PERUSAHAAN MANAJER KEUANGAN ADMINISTRASI (PEMBUKUAN) STAF PRODUKSI STAF GUDANG

LAMPIRAN 1 STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN POWER SPEED RACING PIMPINAN PERUSAHAAN MANAJER KEUANGAN ADMINISTRASI (PEMBUKUAN) STAF PRODUKSI STAF GUDANG LAMPIRAN 1 STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN POWER SPEED RACING PIMPINAN PERUSAHAAN MANAJER KEUANGAN MANAJER PEMASARAN ADMINISTRASI (PEMBUKUAN) STAF PEMASARAN STAF EKSPEDISI STAF PRODUKSI STAF PEMBELIAN STAF

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha saat ini, telah menyebabkan tingkat persaingan antar perusahaan di segala bidang, baik yang perusahaan sejenis maupun yang tidak

Lebih terperinci

Analisis Penerapan International Financial Report Standards. Terhadap Laba PT LIPPO KARAWACI Tbk. : Irma Nuarti NPM :

Analisis Penerapan International Financial Report Standards. Terhadap Laba PT LIPPO KARAWACI Tbk. : Irma Nuarti NPM : Analisis Penerapan International Financial Report Standards (IFRS) Pada Investment Property Terhadap Laba PT LIPPO KARAWACI Tbk Nama : Irma Nuarti NPM : 21209958 Jurusan Pembimbing : Akuntansi : Dr. Renny,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Berdasarkan penelitian yang dilakukan, penulis memperoleh data melalui laporan keuangan yang dikeluarkan oleh pihak perusahaan, masing-masing. variabel yang

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN ARUS KAS UNTUK MENGUKUR LIKUIDITAS PADA PRIMER KOPERASI MITRA MAJU JAYA. : Septia Dwiyanti. : Rina Nofiyanti, SE.

ANALISIS LAPORAN ARUS KAS UNTUK MENGUKUR LIKUIDITAS PADA PRIMER KOPERASI MITRA MAJU JAYA. : Septia Dwiyanti. : Rina Nofiyanti, SE. ANALISIS LAPORAN ARUS KAS UNTUK MENGUKUR LIKUIDITAS PADA PRIMER KOPERASI MITRA MAJU JAYA Nama Jurusan Pembimbing : Septia Dwiyanti : Akuntansi : Rina Nofiyanti, SE., MM Latar Belakang Masalah Pada umumnya

Lebih terperinci

PENGARUH JUMLAH ANGGOTA DAN JUMLAH SIMPANAN TERHADAP PEROLEHAN SHU PADA KOPERASI CMU(CITRA MANDIRI UTAMA)

PENGARUH JUMLAH ANGGOTA DAN JUMLAH SIMPANAN TERHADAP PEROLEHAN SHU PADA KOPERASI CMU(CITRA MANDIRI UTAMA) PENGARUH JUMLAH ANGGOTA DAN JUMLAH SIMPANAN TERHADAP PEROLEHAN SHU PADA KOPERASI CMU(CITRA MANDIRI UTAMA) Nama : Rika Indriani NPM : 13209021 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Saryati, SE, MM Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Sejarah berdirinya Yayasan Taruna Surabaya. Perguruan Tinggi bahkan Pascasarjana.

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Sejarah berdirinya Yayasan Taruna Surabaya. Perguruan Tinggi bahkan Pascasarjana. BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian 1. Sejarah berdirinya Yayasan Taruna Surabaya Dalam penelitian ini, peneliti mengambil lokasi di Yayasan Taruna Surabaya. Yayasan Taruna Surabaya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian Statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran secara umum data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini. Berikut hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aspek penting seperti kepemimpinan, motivasi, lingkungan kerja, kinerja dan aspekaspek

BAB I PENDAHULUAN. aspek penting seperti kepemimpinan, motivasi, lingkungan kerja, kinerja dan aspekaspek BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber daya manusia merupakan faktor sentral dalam pengelolaan suatu organisasi. Dalam mencapai tujuannya, suatu organisasi memerlukan sumber daya manusia sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 70 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi berasal dari kata Latin, yaitu transportare, dimana trans berarti seberang atau sebelah lain dan portare berarti mengangkut atau membawa. Dengan demikian,

Lebih terperinci

ABSTRAKSI. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAKSI. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAKSI PT. Kereta Api ( Persero ) merupakan salah satu perusahaan besar di bidang transportasi yang menguasai seluruh jasa angkutan kereta api yang berada di Indonesia dan memiliki tujuan untuk memberikan

Lebih terperinci

, No.2007 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 65, Tamb

, No.2007 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 65, Tamb BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 2007, 2015 KEMENHUB. Tarif. Angkutan. Orang dengan Kereta Api. Perhitungan. Penetapan. Perubahan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 196 TAHUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi eksternal terdapat dua jalur dalam penerapannya, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi eksternal terdapat dua jalur dalam penerapannya, yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi organisasi merupakan suatu sistem yang saling bergantung yang mencangkup komunikasi internal dan komunikasi eksternal. Komunikasi eksternal terdapat

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN ANALISIS PENGARUH STRATEGI BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN MEMILIH MAKAN DI RUMAH MAKAN MIE AYAM MAHMUD MEDAN

KUESIONER PENELITIAN ANALISIS PENGARUH STRATEGI BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN MEMILIH MAKAN DI RUMAH MAKAN MIE AYAM MAHMUD MEDAN Lampiran. Daftar Pertanyaan Penelitian KUESIONER PENELITIAN ANALISIS PENGARUH STRATEGI BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN MEMILIH MAKAN DI RUMAH MAKAN MIE AYAM MAHMUD MEDAN Kepada Yth, Bapak/Ibu/Saudara

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Surat Rekomendasi Penelitian dari Badan Kesatuan Bangsa, Politik Dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Ponorogo

LAMPIRAN 1. Surat Rekomendasi Penelitian dari Badan Kesatuan Bangsa, Politik Dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Ponorogo LAMPIRAN 1 Surat Rekomendasi Penelitian dari Badan Kesatuan Bangsa, Politik Dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Ponorogo LAMPIRAN 2 Daftar Pertanyaan (Kuesioner) Penelitian KUESIONER PENELITIAN Judul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hidup pada era modern seperti sekarang ini, mengharuskan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hidup pada era modern seperti sekarang ini, mengharuskan manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hidup pada era modern seperti sekarang ini, mengharuskan manusia untuk melakukan sesuatu dengan cara cepat dan mudah. Salah satu hal yang ingin dilakukan dengan cara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. bidang jasa angkutan. Namun sejarah berdirinya PT. Armas Logistic Service terbagi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. bidang jasa angkutan. Namun sejarah berdirinya PT. Armas Logistic Service terbagi BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Sejarah dan Gambaran Umum Perusahaan PT. Armas Logistic Service didirikan pada tahun 2004 yang bergerak dalam bidang jasa angkutan. Namun

Lebih terperinci

PENGARUH BIAYA PROMOSI GUDANG GARAM. TBK JEKSON TUA

PENGARUH BIAYA PROMOSI GUDANG GARAM. TBK JEKSON TUA PENGARUH BIAYA PROMOSI TERHADAP PENUALAN PT. GUDANG GARAM. TBK JEKSON TUA 19210137 Latar Belakang Dunia bisnis sekarang ini dipenuhi dengan semakin ketatnya persaingan usaha, membuat para pelaku usaha,

Lebih terperinci

Saudara/Saudari Responden yang terhormat, Bersama ini, saya meminta kesediaan Saudara/i untuk mengisi daftar

Saudara/Saudari Responden yang terhormat, Bersama ini, saya meminta kesediaan Saudara/i untuk mengisi daftar LAMPIRAN-1 KUESIONER PENGARUH SERVICE QUALITY, TRUST, DAN SATISFACTION TERHADAP LOYALTY PADA PELANGGAN GSM SELULER TELKOMSEL DI GRAPARI TELKOMSEL GEDUNG SELECTA MEDAN Saudara/Saudari Responden yang terhormat,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. telah ada pada pokok bahsan bab awal. Hipotesa penulis adalah : Komunikasi IAIN Sunan Ampel Surabaya.

BAB IV ANALISIS DATA. telah ada pada pokok bahsan bab awal. Hipotesa penulis adalah : Komunikasi IAIN Sunan Ampel Surabaya. 83 BAB IV ANALISIS DATA A. Pengujian Hipotesis Sebelum menjabarkan tentang analisis data dalam bentuk perhitungan menggunakan program SPSS, penulis membuat hipotesis sebagaimana yang telah ada pada pokok

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP HARGA, FASILITAS DAN PELAYANAN PADA YAMIEN 88 CIJANTUNG

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP HARGA, FASILITAS DAN PELAYANAN PADA YAMIEN 88 CIJANTUNG ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP HARGA, FASILITAS DAN PELAYANAN PADA YAMIEN 88 CIJANTUNG Nama : Santi Kusuma NPM : 16211598 Kelas : 3EA11 Pembimbing : Reni Anggraini, S.E., MMSI. LATAR BELAKANG MASALAH

Lebih terperinci

Hubungan Linier Jumlah Penduduk Yang Bekerja dengan Belanja Langsung

Hubungan Linier Jumlah Penduduk Yang Bekerja dengan Belanja Langsung 139 LAMPIRAN 2 Hubungan Linier Jumlah Penduduk Yang Bekerja dengan Belanja Langsung Dependent Variable: Belanja Langsung Linear.274 19.584 1 52.000 57.441.239 The independent variable is Jumlah penduduk

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN 87 BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Penyajian Data Penelitian 4.1.1 Profil Responden Profil responden ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik dari konsumen yang terpilih menjadi responden. Penggolongan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. tahun terakhir yaitu tahun 2001 sampai dengan tahun Data yang. diambil adalah data tahun 2001 sampai 2015.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. tahun terakhir yaitu tahun 2001 sampai dengan tahun Data yang. diambil adalah data tahun 2001 sampai 2015. BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskriptif Sampel dan Data Penelitian ini menggunakan 30 data, sampel yang diamati selama 15 tahun terakhir yaitu tahun 2001 sampai dengan tahun 2015. Data yang diambil

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum PT. Recsalog Geoprima PT Recsalog Geoprima pada mulanya bernama PT Recsa Globalindo yang berdiri pada tahun 2001.Perusahaan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 SURAT IZIN PENELITIAN

LAMPIRAN 1 SURAT IZIN PENELITIAN 109 LAMPIRAN 1 SURAT IZIN PENELITIAN 110 111 112 LAMPIRAN 2 DAFTAR PERTANYAAN (KUESIONER) 113 KUESIONER PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, PENGENDALIAN AKUNTANSI, SISTEM PELAPORAN TERHADAP AKUNTABILITAS

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Subjek yang berpartisipasi dalam penelitian ini adalah karyawan atau pegawai divisi fashion pada PT. Mitra Adiperkasa, tbk sebanyak 52 karyawan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskriptif Statistik Sampel Data Penelitian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskriptif Statistik Sampel Data Penelitian IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskriptif Statistik Sampel Data Penelitian Berikut ini telah disajikan tabel perkembangan kinerja keuangan PT Indosat tahun 2010, 2011 dan 2012 Tabel 3. Tabel Modal Kerja,

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1Pengujian Normalitas Organizational Behavior O_B.109 50.193.972 50.268 Job Attitudes J_A.128 50.039.944 50.019 Knowledge Sharing K_S.079 50.200 *.969 50.205 *. This is a lower

Lebih terperinci

penggunaan nilai wajar yang di adopsi oleh IAI yaitu mengenai properti investasi yang diatur dalam PSAK 13 dan IAS 40 pada standar IFRS.

penggunaan nilai wajar yang di adopsi oleh IAI yaitu mengenai properti investasi yang diatur dalam PSAK 13 dan IAS 40 pada standar IFRS. Pada standar IFRS terdapat penggunaan metode nilai wajar. Salah satu penggunaan nilai wajar yang di adopsi oleh IAI yaitu mengenai properti investasi yang diatur dalam PSAK 13 dan IAS 40 pada standar IFRS.

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH JUMLAH MODAL TERHADAP SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI PASAR TEBET TIMUR

ANALISIS PENGARUH JUMLAH MODAL TERHADAP SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI PASAR TEBET TIMUR ANALISIS PENGARUH JUMLAH MODAL TERHADAP SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI PASAR TEBET TIMUR Nama : Vivi Julianti NPM : 29210093 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Rino Rinaldo, SE., MMSI Latar Belakang Masalah

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran1 Tabel Nilai-Nilai Dalam Distribusi t

LAMPIRAN. Lampiran1 Tabel Nilai-Nilai Dalam Distribusi t LAMPIRAN Lampiran Tabel Nilai-Nilai Dalam Distribusi t α untuk uji dua fihak (two tail test) 0,50 0,20 0,0 0,05 0,02 0,0 α untuk uji satu fihak (one tail test) Dk 0,25 0,0 0,005 0,025 0,0 0,005 2 3 4 5

Lebih terperinci

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN DAN HARGA TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA PT. AR-REHAB TOUR AND TRAVEL

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN DAN HARGA TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA PT. AR-REHAB TOUR AND TRAVEL ANALISIS KUALITAS PELAYANAN DAN HARGA TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA PT. AR-REHAB TOUR AND TRAVEL NAMA : AMALIA TRISNASARI RAMADHANI NPM : 10211650 DOSEN PEMBIMBING : EDY PRIHANTORO, SS, MMSI LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Penentuan sampel yang telah ditentukan sebelumnya lewat rumus Slovin

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Penentuan sampel yang telah ditentukan sebelumnya lewat rumus Slovin 69 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Responden Penentuan sampel yang telah ditentukan sebelumnya lewat rumus Slovin yaitu sebanyak 71 responden dengan metode pengambilan sampling yaitu non probability

Lebih terperinci

PENGARUH PERUBAHAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN TERHADAP HARGA SAHAM PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH PERUBAHAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN TERHADAP HARGA SAHAM PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH PERUBAHAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN TERHADAP HARGA SAHAM PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) DI BURSA EFEK INDONESIA Nama : ERMA DWI SEPTIANA NPM : 22210406 Kelas : 3EB07 Latar Belakang Pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi umum merupakan alat pendukung yang penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi umum merupakan alat pendukung yang penting bagi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Transportasi umum merupakan alat pendukung yang penting bagi masyarakat, karena mobilitas yang tinggi tentu membutuhkan alat transportasi yang dapat mempermudah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. diperoleh dari kuesioner diolah menggunakan program SSPS 19 dengan kriteria

BAB IV HASIL PENELITIAN. diperoleh dari kuesioner diolah menggunakan program SSPS 19 dengan kriteria BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Uji Validitas Hasil perhitungan uji validitas menggunakan data 86 responden dan data yang diperoleh dari kuesioner diolah menggunakan program SSPS 19 dengan kriteria penentuan

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Modal Kerja Terhadap PT Astra International Tbk. Muhammad Dzulqarnain

Analisis Pengaruh Modal Kerja Terhadap PT Astra International Tbk. Muhammad Dzulqarnain Analisis Pengaruh Modal Kerja Terhadap PT Astra International Tbk Muhammad Dzulqarnain 14210663 Latar Belakang Masalah Dalam menjalankan suatu perusahaan tidak akan terlepas dari permodalan yaitu pemenuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan PT. Kereta Api Indonesia (PT. KAI) merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara yang melayani jasa angkutan kereta api. Awal nama perusahaan kereta api ini

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT BANK SYARIAH MANDIRI Tbk CABANG DEPOK. Nama : Septiani Sukma D Kelas : 4EA12 NPM :

PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT BANK SYARIAH MANDIRI Tbk CABANG DEPOK. Nama : Septiani Sukma D Kelas : 4EA12 NPM : PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT BANK SYARIAH MANDIRI Tbk CABANG DEPOK Nama : Septiani Sukma D Kelas : 4EA12 NPM : 18211253 Latar Belakang Bank Syariah Mandiri yang bergerak di bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keseharian sampai saat ini masih menjadi andalan, khususnya pemenuhan. dalam peningkatan pelayanan angkutan publik.

BAB I PENDAHULUAN. keseharian sampai saat ini masih menjadi andalan, khususnya pemenuhan. dalam peningkatan pelayanan angkutan publik. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Moda transportasi darat untuk memenuhi mobilitas masyarakat dalam keseharian sampai saat ini masih menjadi andalan, khususnya pemenuhan mobilitas dalam

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN. Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat tingkat kevalidan atau

BAB IV PENGUJIAN. Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat tingkat kevalidan atau BAB IV PENGUJIAN 4.3 Uji Validitas dan Reliabilitas 4.3. Uji Validitas Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Uji validitas digunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN, DAN PEMECAHAN MASALAH. sepenuhnya dimiliki oleh PT PLN (Persero). PT Indonesia power (selanjutnya disebut

BAB IV HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN, DAN PEMECAHAN MASALAH. sepenuhnya dimiliki oleh PT PLN (Persero). PT Indonesia power (selanjutnya disebut BAB IV HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN, DAN PEMECAHAN MASALAH 4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Organisasi PT Indonesia power merupakan salah satu Anak Perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh PT

Lebih terperinci

Atas kesediaan dan partisipasi Bapak/Ibu untuk mengisi dan mengembalikan kuesioner tersebut saya ucapkan terima kasih.

Atas kesediaan dan partisipasi Bapak/Ibu untuk mengisi dan mengembalikan kuesioner tersebut saya ucapkan terima kasih. Lampiran 1 Kuesioner Penelitian UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PROGRAM PASCA SARJANA PROGRAM STUDI ILMU MANAJEMEN Lampiran : 1 (satu) set kuesioner Medan Septermber 2010 Hal : Permohonan menjadi Responden

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Untuk memperoleh data dalam pengujian ini, penulis telah membagikan

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Untuk memperoleh data dalam pengujian ini, penulis telah membagikan BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Profil Responden Untuk memperoleh data dalam pengujian ini, penulis telah membagikan kuesioner kepada 60 responden. Jumlah responden tersebut dihasilkan dari rumus perhitungan

Lebih terperinci

BAB III PRAKTEK PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU PT. KERETA API INDONESIA PERSERO. A. Tentang PT. Kereta Api Indonesia Persero

BAB III PRAKTEK PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU PT. KERETA API INDONESIA PERSERO. A. Tentang PT. Kereta Api Indonesia Persero BAB III PRAKTEK PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU PT. KERETA API INDONESIA PERSERO A. Tentang PT. Kereta Api Indonesia Persero 1. Sejarah PT. Kereta Api Indonesia Persero Laporan Tahunan PT. Kereta Api Indonesia

Lebih terperinci

ANALISIS MODAL KERJA DAN EFISIENSI BIAYA SERTA PENGARUHNYA TERHADAP RENTABILITAS PADA PT. POS INDONESIA (PERSERO) BANDUNG.

ANALISIS MODAL KERJA DAN EFISIENSI BIAYA SERTA PENGARUHNYA TERHADAP RENTABILITAS PADA PT. POS INDONESIA (PERSERO) BANDUNG. ANALISIS MODAL KERJA DAN EFISIENSI BIAYA SERTA PENGARUHNYA TERHADAP RENTABILITAS PADA PT. POS INDONESIA (PERSERO) BANDUNG Benazir Walida Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Komputer

Lebih terperinci

II. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. HASIL DAN PEMBAHASAN II. HASIL DAN PEMBAHASAN 2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan jawaban responden yang telah diklasifikasikan menurut jenis kelamin, umur, pendidikan, jenis pekerjaan, dan pengeluaran dalam satu bulan,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. bebas dan variabel terikat, kemudian data tersebut di analisis dengan

BAB IV ANALISIS DATA. bebas dan variabel terikat, kemudian data tersebut di analisis dengan BAB IV ANALISIS DATA A. Pengujian Hipotesis Setelah diperoleh masing-masing jumlah dari kategori variabel bebas dan variabel terikat, kemudian data tersebut di analisis dengan menggunakan analisis kuantitatif,

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN UMUM PT KERETA API INDONESIA

BAB III TINJAUAN UMUM PT KERETA API INDONESIA BAB III TINJAUAN UMUM PT KERETA API INDONESIA III.1 Sejarah Perusahaan Perkereta apian di Indonesia bermula dengan dibangunnya jalan rel sepanjang 26 km antara stasiun Kemijen dan Tanggung di Jawa Tengah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Profil Pegawai Pegawai PT Kabelindo Murni, Tbk memilik jumlah karyawan yang banyak, dengan beberapa divisi yang dapat menunjang keberhasilan perusahaan. Data karyawan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan Berikut ini adalah profil perusahaan yang meliputi latar belakang perusahaan, visi dan misi perusahaan, arti dan logo, serta struktur organisasi perusahaan.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA 75 BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Kuantitatif Berikut ini akan dijelaskan mengenai analisis kuantitatif terkait dengan tema dalam penelitian ini yaitu pengaruh kualitas layanan ATM Banking terhadap kepuasan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 57 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Gambaran Umum Perusahaan PT. ABADI MUKTI KIRANA Property Kota Bandung perusahaan perusahaan yang bergerak di bidang property ini memiliki

Lebih terperinci

Hasil Output SPSS 16.0 For Windows

Hasil Output SPSS 16.0 For Windows Hasil Output SPSS 16.0 For Windows Correlations Ling.Keluarga Prestasi Belajar Motivasi Ling.Keluarga Pearson Correlation 1.116.341 ** Sig. (2-tailed).242.000 N 104 104 104 Prestasi Belajar Pearson Correlation.116

Lebih terperinci

Bab 4 Pengumpulan dan Pengolahan Data

Bab 4 Pengumpulan dan Pengolahan Data Bab 4 Pengumpulan dan Pengolahan Data 4.1. Sejarah Perusahaaan PT. Perisai Abadi Guna Garment Industry yang sekarang berlokasi di Jl. Industri 1 No. 3B Leuwigajah, Cimahi Jawa merupakan salah satu perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Keadaan Wilayah Provinsi Jawa Timur merupakan salah satu provinsi yang berada di Pulau Jawa dan merupakan provinsi paling timur di Pulau Jawa. Letaknya pada

Lebih terperinci

Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Komunikasi Internal Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Panti Sosial Bina Remaja Taruna Jaya di Tebet

Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Komunikasi Internal Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Panti Sosial Bina Remaja Taruna Jaya di Tebet Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Komunikasi Internal Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Panti Sosial Bina Remaja Taruna Jaya di Tebet ALIFA AMELIA 10210562 LATAR BELAKANG MASALAH Sumber daya manusia merupakan

Lebih terperinci

ANGKET PENELITIAN ANALISIS PENGARUH STRES KERJA DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. PANCA MENARA MITRA SKRIPSI. Fika Aditya Pradipta

ANGKET PENELITIAN ANALISIS PENGARUH STRES KERJA DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. PANCA MENARA MITRA SKRIPSI. Fika Aditya Pradipta L1 Lampiran 1 Kuesioner ANGKET PENELITIAN ANALISIS PENGARUH STRES KERJA DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. PANCA MENARA MITRA SKRIPSI Fika Aditya Pradipta 1200980122 L2 SURAT PENGANTAR Responden

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data SD Nasima Semarang terletak di Jl. Puspanjolo Selatan No. 53 (024) 7601322, Semarang 50141, Jawa Tengah. Waktu penelitian dilakukan pada tahun 2016. Setelah melakukan

Lebih terperinci

APLIKASI REGRESI SEDERHANA DENGAN SPSS. HENDRY admin teorionline.net Phone : 021-834 14694 / email : klik.statistik@gmail.com

APLIKASI REGRESI SEDERHANA DENGAN SPSS. HENDRY admin teorionline.net Phone : 021-834 14694 / email : klik.statistik@gmail.com APLIKASI REGRESI SEDERHANA DENGAN SPSS HENDRY admin teorionline.net Phone : 02-834 4694 / email : klik.statistik@gmail.com Tentang Regresi Sederhana Analisis regresi merupakan salah satu teknik analisis

Lebih terperinci

PENGARUH MODAL DAN HASIL PENJUALAN TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN PADA HOME INDUSTRY CARICA KECAMATAN KEJAJAR KABUPATEN WONOSOBO

PENGARUH MODAL DAN HASIL PENJUALAN TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN PADA HOME INDUSTRY CARICA KECAMATAN KEJAJAR KABUPATEN WONOSOBO PENGARUH MODAL DAN HASIL PENJUALAN TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN PADA HOME INDUSTRY CARICA KECAMATAN KEJAJAR KABUPATEN WONOSOBO Murni Setyana Pendidikan Ekonomi, FKIP Universitas Muhammadiyah Purworejo murnisetyana@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI ANALISIS

BAB III METODOLOGI ANALISIS 59 BAB III METODOLOGI ANALISIS 3.1 Kerangka Pemikiran Pembahasan tesis ini, didasarkan pada langkah-langkah pemikiran sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi objek pajak perusahaan dan menganalisis proses

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Umum Dengan meredupnya sektor pertanian konvensional apalagi dimata generasi muda, perkotaan selalu menawarkan banyak kesempatan, baik di sektor formal maupun informal dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai gambaran umum

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai gambaran umum BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai gambaran umum responden (usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir, tempat bekerja, dan dan lama bekerja), data, dan hasil

Lebih terperinci

Tabel Kondisi Perkembangan Kebijakan Hutang (DER) pada Perusahaan Sektor Farmasi periode DVLA INAF KAEF KLBF MERK PYFA

Tabel Kondisi Perkembangan Kebijakan Hutang (DER) pada Perusahaan Sektor Farmasi periode DVLA INAF KAEF KLBF MERK PYFA Tabel Kondisi Perkembangan Kebijakan Hutang (DER) pada Perusahaan Sektor Farmasi periode 2007-2011. No Perusahaan Kode Kebijakan Hutang (DER) Rata-rata 2007 2008 2009 2010 2011 1 PT. Darya Varia DVLA 0.30

Lebih terperinci

bebas yang diberi simbol X. Data selisih kurs diperoleh dari Laporan

bebas yang diberi simbol X. Data selisih kurs diperoleh dari Laporan BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN A. Deskripsi Data. Data Selisih Kurs Dalam penelitian ini, data selisih kurs digunakan sebagai variabei bebas yang diberi simbol X. Data selisih kurs diperoleh dari

Lebih terperinci

Dari tabel di atas, diperoleh nilai dari Durbin-Watson sebesar 2.284, di. mana angka tersebut bernilai lebih besar dari 2, yang berarti terdapat

Dari tabel di atas, diperoleh nilai dari Durbin-Watson sebesar 2.284, di. mana angka tersebut bernilai lebih besar dari 2, yang berarti terdapat 76 a Predictors: (Constant), Debt to Equity, Current, Return on Assets, Price Earning, Debt, Assets Turnover, Earning per Share, Return on Equity b Dependent Variable: Imbal hasil Dari tabel di atas, diperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Transportasi merupakan bidang kegiatan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Pentingnya transportasi bagi masyarakat Indonesia disebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Faktor kemajuan teknologi saat ini bisa dikatakan berkembang dengan sangat signifikan

BAB I PENDAHULUAN. Faktor kemajuan teknologi saat ini bisa dikatakan berkembang dengan sangat signifikan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Faktor kemajuan teknologi saat ini bisa dikatakan berkembang dengan sangat signifikan sesuai dengan tuntutan kebutuhan hidup manusia. Perkembangan teknologi merambah

Lebih terperinci

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA 2016

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA 2016 PENGARUH APBD TERHADAP PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA TANGERANG TAHUN 2012-2014 Nama : SARTIKA LESTARI NPM : 28213285 Jurusan : AKUNTANSI Pembimbing : HARYONO, SE., MM. FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS PENELITIAN

BAB 4 ANALISIS PENELITIAN BAB 4 ANALISIS PENELITIAN 4.1 Profil Perusahaan 4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan Mitra Home Property merupakan perusahaan yang bergerak di bidang properti atau yang lebih dikenal dengan agen properti. Perusahaan

Lebih terperinci

MODEL PEMILIHAN MODA ANTARA LIGHT RAIL TRANSIT (LRT) DENGAN MOBIL PRIBADI DI JAKARTA

MODEL PEMILIHAN MODA ANTARA LIGHT RAIL TRANSIT (LRT) DENGAN MOBIL PRIBADI DI JAKARTA MODEL PEMILIHAN MODA ANTARA LIGHT RAIL TRANSIT (LRT) DENGAN MOBIL PRIBADI DI JAKARTA Yumen Kristian Wau 1 dan Najid 2 1 Jurusan Teknik Sipil, Universitas Tarumanagara, Jl. Let. Jend S. Parman No.1 Jakarta

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.855, 2013 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Biaya. Prasarana. Perkeretaapian. Milik Negara. Biaya. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 62 TAHUN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Indonesia, merupakan bank pertama yang didirikan dan dimiliki oleh

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Indonesia, merupakan bank pertama yang didirikan dan dimiliki oleh BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan Berdiri sejak 1946, BNI yang dahulu di kenal sebagai Bank Negara Indonesia, merupakan bank

Lebih terperinci

ABSTRAKSI. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAKSI. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAKSI PT. Kereta Api merupakan salah satu perusahaan besar yang menguasai seluruh jasa angkutan kereta api yang berada di Indonesia dan memiliki tujuan untuk memberikan pelayanan atau jasa transportasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Implementasi kebijakan..., Ramdha Hari Nugraha, FISIP UI, 2008

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Implementasi kebijakan..., Ramdha Hari Nugraha, FISIP UI, 2008 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sistem transportasi nasional yang baik berperan penting dalam mendukung pembangunan nasional. Dengan sistem transportasi nasional yang baik maka arus komoditas

Lebih terperinci

PENGARUH PENYALURAN KREDIT TERHADAP PEROLEHAN PENDAPATAN (Studi Kasus : Koperasi Kredit Mitra Usaha Sejahtera Rahastra)

PENGARUH PENYALURAN KREDIT TERHADAP PEROLEHAN PENDAPATAN (Studi Kasus : Koperasi Kredit Mitra Usaha Sejahtera Rahastra) PENGARUH PENYALURAN KREDIT TERHADAP PEROLEHAN PENDAPATAN (Studi Kasus : Koperasi Kredit Mitra Usaha Sejahtera Rahastra) Widi Winarso Akademi Manajemen Keuangan Bina Sarana Informatika Jl. Ciledug Raya

Lebih terperinci

Tabel 4.1 Demografi responden berdasarkan jenis kelamin. Jenis kelamin Jumlah Presentase. Pria (P) 63 63% Wanita (W) 37 37% Total %

Tabel 4.1 Demografi responden berdasarkan jenis kelamin. Jenis kelamin Jumlah Presentase. Pria (P) 63 63% Wanita (W) 37 37% Total % BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Penyajian Data Penelitian 4.1.1 Profil Responden Karakteristik demografi responden pada penelitian ini dibedakan menurut jenis kelamin, usia, dan pekerjaan. a. Berdasarkan jenis kelamin

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran umum objek penelitian 1. Sejarah singkat Bank BNI Syariah Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyaluran kepada masyarakat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 40 BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Variabel Penelitian Tujuan utama yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengauh revaluasi aktiva tetap terhadap pajak penghasilan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 37 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Laba Bersih dan Arus Kas Operasi sebagai variabel independen (X) dan Dividen Kas sebagai

Lebih terperinci