MODEL PEMILIHAN MODA ANTARA LIGHT RAIL TRANSIT (LRT) DENGAN MOBIL PRIBADI DI JAKARTA

Transkripsi

1 MODEL PEMILIHAN MODA ANTARA LIGHT RAIL TRANSIT (LRT) DENGAN MOBIL PRIBADI DI JAKARTA Yumen Kristian Wau 1 dan Najid 2 1 Jurusan Teknik Sipil, Universitas Tarumanagara, Jl. Let. Jend S. Parman No.1 Jakarta yumenkristianwau@rocketmail.com 2 Jurusan Teknik Sipil, Universitas Tarumanagara, Jl. Let. Jend S. Parman No.1 Jakarta najid2009@yahoo.com ABSTRAK Tingkat kemacetan akibat kepadatan lalu lintas yang terjadi di ibu kota Jakarta setiap hari semakin meningkat terutama pada jam jam sibuk seperti pada saat berangkat dan pulang kantor yaitu pada pagi dan sore hari. Hal ini disebabkan juga oleh semakin tingginya pertumbuhan penggunaan kendaraan pribadi yang tidak diikuti dengan pertumbuhan infrastruktur jalan. Salah satu kendaraan pribadi yang banyak digunakan adalah mobil pribadi. Untuk mengendalikan dan mengatasi tingginya penggunaan kendaraan pribadi maka pemerintah provinsi DKI Jakarta akan menyelenggarakan transportasi umum massal yaitu LRT(light rail transit) di Jakarta. Dengan rencana diselenggarakannya LRT tersebut maka perlu dilakukan analisis sejauh mana LRT itu diminati oleh pengguna jalan dibandingkan dengan mobil pribadi. Untuk mengetahui itu maka dilakukan analisis choice model dengan menggunakan tiga variabel yaitu biaya, waktu tempuh, dan waktu tunggu. Analisis dilakukan dengan data stated preference dan menggunakan regresi linier dengan bantuan SPSS versi 23. Mengingat variasi dari data stated preference tersebut maka sangat sulit mendapatkan model dengan koefisien determinasi yang tinggi. Hasil analisis adalah model terbaik dengan koefisien determinasi sebesar 58,1%. Kata kunci: LRT, Pemilihan moda, Kemacetan, Mobil Pribadi. 1. PENDAHULUAN Latar Belakang Tingkat kemacetan akibat kepadatan lalu lintas yang terjadi di ibu kota Jakarta setiap hari semakin meningkat. Kepadatan lalu lintas yang tinggi tersebut terjadi terutama pada jam jam sibuk seperti pada saat berangkat dan pulang kantor yaitu pada pagi dan sore hari. Hal ini salah satunya disebabkan oleh semakin tingginya pertumbuhan penggunaan kendaraan pribadi yang tidak diikuti dengan pertumbuhan infrastruktur jalan, serta pelayanan angkutan umum yang masih kurang dari aspek jumlah, kecepatan, kenyamanan dan keamanan. Jumlah perjalanan Jabodetabek mencapai 25,7 juta perjalanan/hari. 18,7 juta (72,95%) merupakan perjalanan internal DKI jakarta, 6,9 juta(27,05%) merupakan perjalanan dari bodetabek. 27% total perjalanan di jabodetabek menggunakan moda angkutan umum berbasis jalan raya dan rel. Antisipasi pertumbuhan kendaraan bermotor yang relatif tinggi,jumlah kendaraan bermotor di DKI jakarta mencapai unit dengan rata-rata pertumbuhan 8,12% per tahun (sumber : Dishubtrans DKI Jakarta,September 2015) Untuk mengatasi masalah tersebut, pemerintah DKI Jakarta akan mengoperasikan angkutan umum yang masuk dalam kelompok angkutan berbasis massal rel yang dikenal dengan nama LRT (Light Rail Transit) [1]. LRT ini merupakan moda transportasi semi massal yang ramah lingkungan,kecepatan relatif tinggi,biaya relatif murah, waktu serta TS-34

2 pembangunannya dilakukan secara elevated diatas ruang milik jalan tol dan non-tol dan memiliki keamananan dan kenyamanan yang relatif mudah dikontrol. Dengan demikian melalui moda Transportasi LRT ini di harapkan dapat berpotensi menjadi angkutan umum yang dapat memindahkan penumpang angkutan pribadi ke angkutan umum sehingga dapat mengurangi kemacetan lalu lintas di kota Jakarta. Identifikasi Masalah Dengan banyaknya alternatif moda transportasi dapat sangat membantu serta memudahkan masyarakat untuk memilih jenis moda transportasi yang di gunakan dalam melakukan perjalanan sehari-hari namun pemilihan moda transportasi sangat dipengaruhi oleh atribut dari moda tersebut yaitu waktu tempuh, waktu tunggu,,tarif, keamanan, kenyamanan, serta akses yang mudah. Rumusan Masalah Seperti di ketahui kemacetan lalu lintas dan kepadatan jalan terjadi setiap hari(terutama pada jam-jam sibuk) di kota Jakarta karena tingginya penggunaan angkutan pribadi. Sehingga, moda Transportasi umum menjadi kebutuhan yang sangat penting. Dengan direncanakan beroperasinya LRT di kota Jakarta, diperlukan analisis pemilihan moda antara LRT dengan moda angkutan pribadi. Bagaimana kondisi persaingan moda antara LRT dan Mobil Pribadi pada pengguna jalan di kota Jakarta? Tujuan dari penulisan ini adalah: Menunjukkan Potensi demand dari light Rail Transit(LRT) di DKI Jakarta serta karakteristik pelayanan mobil pribadi dan membuat model pemilihan Light Rail Transit(LRT) terhadap mobil pribadi. 2. DASAR TEORI Umum Transportasi atau pengangkutan dapat didefenisikan sebagai suatu proses pergerakan atau perpindahan orang/barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan suatu teknik atau cara tertentu untuk maksud dan tujuan tertentu (Miro,2005). Suatu transportasi dikatakan baik apabila waktu perjalanan cukup cepat dan tidak mengalami kecelakaan, frekuensi pelayanan cukup, serta aman (bebas dari kemungkinan kecelakaan) dan kondisi pelayanan yang nyaman. (Martok,1998 dikutip Miro,2005), mengungkapkan transportasi bukanlah tujuan akhir, tapi merupakan suatu alat untuk mencapai maksud lain dan sebagai akibat adanya pemenuhan kebutuhan (devided demand) karena keberadaan kegiatan manusia dan timbul dari permintaan atas komoditas jalan. Moda Transportasi terdiri dari moda transportasi darat, laut, udara dan penyeberangan. Setiap jenis moda tersebut memiliki karakteristik masing-masing. Karakteristik moda trasnportasi biasanya meliputi karakteristik operasional, karakteristik pembiayaan dan karakteristik pelayanan. Masalah Transportasi Semakin tingginya pertumbuhan penggunaan kendaraan pribadi yang tidak diikuti dengan pertumbuhan/pembangunan infrastruktur jalan, serta pelayanan angkutan umum masih kurang dari aspek kenyamanan, keamanan khususnya di JABODETABEK menyebabkan tingginya tingkat kemacetan dan kepadatan jalan. TS-35

3 Oleh karena itu, untuk mengatasi tingkat kemacetan dan kepadatan jalan tersebut dengan membangun sarana transportasi umum. Tujuan dasar dari penyediaan Transportasi umum, (Wells, 1975 dikutip Tamin 2000) mengatakan bahwa menyediakan pelayanan angkutan yang baik, handal, nyaman, aman, cepat dan murah untuk umum. Light Rail Transit (LRT) angkutan kereta api ringan (LRT) adalah bentuk rel dialiri listrik yang telah dikembangkan secara bertahap dari tram untuk sistem angkutan cepat yang sebagian dioperasikan pada jalurnya sendiri. LRT (Light Rail Transit) atau yang lebih dikenal dengan sebutan kereta api ringan adalah salah satu sistem kereta api penumpang yang beroperasi di kawasan perkotaan yang konstruksinya ringan dan bisa berjalan bersama lalu lintas lain atau dalam lintasan khusus atau tram. Biasanya LRT memiliki minimal tiga gerbong yang didesain untuk mengangkut banyak penumpang serta lebih cepat daripada bus. Mobil pribadi Mobil Pribadi adalah kendaraan yang dimiliki dan dioperasikan oleh dan untuk keperluan pribadi dengan menggunakan prasarana pribadi atau umum. Transportasi dengan kendaraan pribadi biasanya lebih mahal dari transportasi umum. Di kota jakarta penggunaan kendaraan pribadi semakin hari semakin meningkat karena faktor minat dari masyarakat dan belum maksimalnya pelayanan dari transportasi umum. 3. METODE PENELITIAN Adapun Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah: 1. Metode pengumpulan data sekunder (literature dan data instasional) dan analisis data sekunder 2. Metode wawancara dengan para pengguna jalan terutama pengguna sepeda motor dan pengguna angkutan umum. 3. Menganalisis data yang diperoleh dari wawancara dan data sekunder dengan menggunakan model pemilihan moda (biner selisih). 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Metode Pengumpulan Data (Stated Preference Method) Metode survei dengan menggunakan kuesioner bertujuan untuk memperoleh perbandingan kualitas pelayanan LRT dan kualitas pelayanan sepeda motor yang digambarkan oleh model pemilihan moda antara kedua moda tersebut. Dalam tulisan ini, metode yang digunakan untuk pengumpulan data adalah metode Stated Preference. Peneliti memberikan pilihan pernyataan yang telah ditetapkan kepada responden. Variabel yang digunakan dalam pernyataan itu adalah biaya, waktu tempuh, dan waktu tunggu. Metode ini digunakan karena LRT di Jakarta belum beroperasi dan sedang dalam tahap pembangunan. TS-36

4 Dalam tulisan ini pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara dengan menggunakan kuesioner kepada responden. Jumlah responden diambil sebanyak 50 orang yang tersebar di Jakarta. Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam tulisan ini yaitu dengan menggunakan metode pemilihan moda dengan jenis model biner selisih. Model selisih ini menggambarkan persaingan moda berdasarkan selisih dari atribut yang dimiliki oleh kedua model tersebut. Dasar dari model Biner Selisih adalah selisih utilitas dari kedua moda yang bersaing. Utilitas dari moda didasarkan dari pelayanan masing-masing moda tersebut yang diperlihat oleh atribut pelayanannya seperti waktu tempuh, waktu tunggu dan tarif atau biaya yang dikeluarkan pengguna moda. Pengolahan data dengan menggunakan bantuan SPSS versi 23 dengan menggunakan metode regresi linier enter method. Adapun rumus umum persamaan regresi linier dapat dituliskan sebagai berikut: Y = a + b1 X1 + b2 X bn Xn (1) Keterangan: Y = Variabel response atau variabel akibat (dependent) X = Variabel predictor atau variabel faktor penyebab (independent) a = Konstanta b = Koefisien regresi Hasil Analisis Pada penelitian ini, analisis data menggunakan analisis secara regresi linier dengan program SPSS. Tujuan dari analisis ini yaitu dengan mendapatkan nilai R 2 untuk mengetahui model mana yang terbaik diantara berbagai model analisis yang dilakukan. Hasil analisis regresi dengan menggunakan SPSS yang merupakan model terbaik berdasarkan koefisien determinasi tertinggi, disampaikan berikut ini: Y = Tempuh Tunggu Ln biaya Keterangan: Y = Keinginan beralih menggunakan LRT X1 = Selisih waktu tempuh X2 = Selisih waktu tunggu X3 = Ln selisih biaya Model terbaik tersebut didapat dengan proses terlebih dahulu mencoba berbagai bentuk variabel bebas untuk mendapatkan nilai koefisien determinasi tertinggi dari fungsi persamaan linier hasil analisis regresi. Hasil analisis regresi dari berbagai variasi bentuk variabel bebas dapat dilihat pada Tabel berikut ini: TS-37

5 Tabel Model Summary Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate a a. Predictors: (Constant), lnbiaya, tunggu, tempuh Tabel Anova ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression a Residual Total a. Predictors: (Constant), lnbiaya, tunggu, tempuh b. Dependent Variable: pilihan Tabel Coefficients Coefficients a Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Model B Std. Error Beta t Sig. 1 (Constant) tunggu tempuh lnbiaya a. Dependent Variable: pilihan Berdasarkan hasil analisis regresi linier model diperloeh R 2 = 58.1% yang berarti bahwa kemampuan variabel bebas dalam memprediksi nilai variabel terikat sebesar 58.1%. Nilai signifikan F adalah lebih kecil dari pada 0.05 yang menunjukan bahwa nilai variabel bebas cukup berarti atau cukup signifikan atau variabel biaya, waktu tempuh, dan waktu tunggu mempengaruhi secara signifikan dan serempak terhadap keinginan masyarakat untuk menggunakan LRT. Sebaliknya, nilai signifikan F untuk variabel waktu tempuh adalah 0.563, lebih besar dari 0.05 yang berarti nilai variabel bebas tidak cukup mempengaruhi secara signifikan dan serempak terhadap keinginan masyarakat menggunakan LRT. 5. KESIMPULAN Berdasarkan analisis yang dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Berdasarkan hasil sampel yang diambil didapat bahwa 60% responden mengetahui rencana pembangunan LRT di Jakarta. 2. data persepsi responden untuk pemilihan LRT(light rail transit) pengguna mobil pribadi, sepeda motor dan angkutan umum lebih dominan memilih pilihan 4 untuk rute Kebayoran Lama Kelapa Gading sebesar dengan waktu tempuh 40 menit dan waktu tunggu di stasiun 5 menit. TS-38

6 3. Dari data sampel yang diambil didapat bahwa mayoritas pendapatan responden berkisar antara <3 juta. 4. Dari data sampel yang diambil didapat bahwa 84% responden telah memiliki kendaraan pribadi. 5. Dari hasil analisis didapat R 2 sebesar 58.1% yang artinya bahwa kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan varians dari variabel terikatnya adalah sebesar 58.1%. DAFTAR PUSTAKA Atmadilaga Adi (2011), Model Pemilihan Moda Transportasi (Sistem Transportasi), Jakarta. Kroes, EP and Sheldon, EJ. (1988). Stated Preference Method: An Introduction. University of Bath, Bath. Miro,Fidel. (2005). Perencanaan Transportasi. Penerbit Erlangga, Jakarta. Tamin O.Z., 2003, Perencanaan dan Pemodelan Transportasi, Penerbit ITB Bandung. TS-39