INTIMACY KAUM GAY OLEH ANASTASIA DEWI TUGAS AKHIR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "INTIMACY KAUM GAY OLEH ANASTASIA DEWI TUGAS AKHIR"

Transkripsi

1 INTIMACY KAUM GAY OLEH ANASTASIA DEWI TUGAS AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2015

2

3

4

5

6

7 INTIMACY KAUM GAY Anastasia Dewi Ratriana Y.E Kusumiati. Krismi Diah Ambarwati. Program Studi Psikologi FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2015

8 Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Intimacy kaum gay. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah kaum gay yang ada di tiga kota yaitu Kota Solo, Salatiga, dan Yogyakarta. Teknik pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan angket, sampel sebanyak 50 responden. Dalam penelitian ini pengukuran Intimacy kaum gay menggunakan skala Intimacy. Teknik analisa data dalam penelitian ini menggunakan uji asumsi deskriptif. Hasil penelitian menujukkan Intimacy kaum gay menujukkan Intimacy kaum gay di tiga Kota yaitu Kota Solo, Salatiga, dan Yogyakarta termasuk dalam kategori skor tinggi dengan skor nilai Kata Kunci : Intimacy dan Kaum gay.

9 Abstract The purpose of the study was to determine the intimacy of queer/gay. Subjects in this study were queer who lived in three take in Solo, Salatiga and Yogyakarta. Data collection techniques in this study conducted by distributing questionnaires, the sample consisted of 50 respondents. In this study to measure the intimacy of queer using intimacy scale. Data analysis technique in this study using assumptions test. The result from this study show that the intimacy of the queer is in high score category with Key Words: Intimacy and Queer/gay.

10 PENDAHULUAN Dalam kehidupannya setiap individu akan selalu berhadapan dengan tugas tugas perkembangannya masing masing, yang mulai dari masa prenatal sampai kepada masa akhir kehidupan. Havighrust (dalam Hurlock, 1999),setiap tugas-tugas yang berhasil dilakukan akan menimbulkan rasa bahagia dan membawa kepada arah keberhasilan pada tugas perkembangan selanjutnya, jika tidak berhasil menyelesaikan tugas perkembangan tersebut, orang tersebut kemungkinan akan mengalami perasaan tidak bahagia dan mengalami kesulitan dalam melakukan tugas perkembangan selanjutnya. Salah satu tugas perkembangan dewasa dini menurut Havighrust (dalam Hurlock, 1999) dipusatkan pada harapan-harapan masyarakat dan mencakup untuk memilih pasangan atau memilih teman hidup. Pemilihan pasangan dapat dilakukan individu dewasa dini melalui hubungan pacaran. Melalui aktivitas berpacaran tersebut, individu dewasa dini dapat memilih pasangan, menemukan dan mendapatkan seseorang dari jenis kelamin yang berbeda yang disukai, dengan siapa seseorang merasakan kenyamanan dan keamanan, serta menentukan dengan siapa seseorang akan menikah (Duvall, 1985). Pendapat Duvall tersebut memberikan batasan bahwa pacaran merupakan aktivitas yang terjadi hanya pada hubungan yang dilakukan oleh dua orang yang memiliki jenis kelamin berbeda saja. Pria dapat membentuk hubungan pacaran hanya dengan seorang wanita demikian sebaliknya, wanita hanya akan membentuk hubungan pacaran dengan seorang laki-laki. Menurut Savin-Williams dan Cohen (1996) membentuk dan mengembangkan hubungan pacaran sebagai sesuatu hal yang penting bagi dewasa dini dilakukan oleh semua orang tanpa memandang orientasi seksual seseorang.orientasi seksual merupakan istilah yang

11 mengarah kepada jenis kelamin, dimana seseorang merasakan ketertarikan secara emosional, fisik, seksual dan cinta (Caroll, 2005). Orientasi seksual terbagi tiga yaitu heteroseksual, (ketertarikan kepada jenis kelamin yang berbeda), homoseksual(ketertarikan pada jenis kelamin yang sama) dan biseksual (ketertarikan kepada kedua jenis kelamin). Heteroseksual disebut juga dengan istilah straight, sedangkan pria homoseksual dikenal dengan istilah gay, dan wanita homoseksual disebut dengan istilah lesbian. Melalui pendapat Savin-Williams (dalam Savin- Williams &Cohen,1996) tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa gay dewasa dini juga melakukan aktivitas yang sama seperti kaum straight dalam memilih pasangan, yaitu membentuk hubungan pacaran. Hal tersebut dibuktikan melalui penelitian yang dilakukan oleh Savin-Williams (Savin-Williams & Cohen, 1996) dan mendapatkan hasil bahwa gay dewasa dini juga membentuk hubungan pacaran. Menurut Silverstein, adanya pacaran pada gay akan membantu seorang gay dalam pencarian identitas diri sebagai seorang gay, dan membuat gay merasa lebih lengkap sebagai seorang gay (dalam Savin-Williams & Cohen, 1996). Gay yang memiliki pacar akan memiliki harga diri yang lebih tinggi, penerimaan diri yang lebih tinggi, dan akan lebih terbuka kepada lingkungan mengenai identitas diri sebagai seorang gay (Savin-Williams & Cohen, 1996). Peneliti juga menemukan bahwa gay yang memiliki pasangan akan berusaha untuk tetap mempertahankan pasangannya, meskipun tidak merasa nyaman dengan hubungan yang dijalani. Hal tersebut untuk tetap mendapatkan pengakuan akan harga diri yang lebih tinggi. Aktivitas dalam pacaran yang dilakukan oleh pasangan gay tidak jauh berbeda dengan pacaran yang dilakukan oleh pasangan straight, yang membedakan hanyalah penerimaan lingkungan terhadap hubungan tersebut (Caroll, 2005).Pacaran pada pasangan straight dapat ditunjukkan atau diberitahu pada lingkungan tanpa adanya rasa takut dan malu.berbeda dengan pasangan gay,

12 beberapa lingkungan masyarakat masih menolak keberadaan gay. Di Indonesia, secara formal ada stigma terhadap perilaku homoseksual yang mengharamkan hubungan sesama jenis (Oetomo, 2003) meskipun demikian, berdasarkan hasil observasi peneliti banyak pria straight yang sudah berkeluarga sekalipun masih memiliki kencederungan untuk menjalin hubungan dengan pria gay. Menurut Papalia (2004), pacaran adalah kegiatan bagi dewasa dini untuk menemukan intimacy. Levinger (dalam Masters, 1992) mengatakan bahwa intimacy adalah sebuah istilah yang mengarah pada sebuah proses yang terjadi pada dua orang yang saling memahami, dimana keduanya akan berbagi berbagai hal dalam hal apapun, dalam perasaan, pemikiran dan tindakan sebebas mungkin. Erikson (dalam Papalia, 2004) mengatakan intimacy merupakan salah satu tugas perkembangan yang sangat penting bagi dewasa dini.intimacy tersebut merupakan kelanjutan tugas perkembangan psikosial seseorang setelah berhasil mencapai pengertian mengenai identitas dirinya sendiri selama masa remaja. Orang-orang yang memasuki dewasa dini harus mampu mencapai kemampuan untuk menyatukan identitas diri sendiri dengan identitas diri orang lain. Seseorang yang tidak memiliki keyakinan mengenai identitas dirinya sendiri kemungkinan akan berusaha untuk menjauhi intimacy dalam kehidupan psikososialnya atau berusaha sekeras mungkin mencari intimacy tersebut melalui hubungan seks yang tidak memiliki arti (Feist & Feist, 2002). Hubungan pacaran sebagai usaha menemukan intimacy dengan pasangan yang terbentuk membutuhkan beberapa keahlian, seperti self-awareness, empati, kemampuan untuk mempertahankan komitmen dalam berhubungan, kemampuan dalam memutuskan sesuatu hal yang berhubungan dengan kegiatan seksual, menyelesaikan masalah dalam hubungan, dan kemampuan berkomunikasi secara emosional (Lambeth & Hallet dalam Papalia, 2004). Beberapa keahlian tersebut akan berpengaruh pada dewasa dini dalam mengambil keputusan untuk menikah atau tidak menikah,

13 melanjutkan hubungan homoseksualitas (hubungan sesama jenis) atau memutuskan untuk hidup sendiri, memiliki anak atau tidak memiliki anak. Menurut Harvey (dalam Papalia, 2004), dewasa dini mencapai intimacy dalam hubungannya dan mempertahankan intimacy tersebut melalui saling keterbukaan dengan pasangannya, saling menghormati pasangan, saling menerima satu sama lain, dan menghargai kebutuhan pasangannya. Masters (1992) menyebutkan bahwa dalam pembentukan intimacy tersebut, intimacy memiliki beberapa komponen, yaitu memahami pasangan (caring), berbagi dengan pasangan (sharing), mempercayai pasangan, memiliki komitmen dengan pasangan, jujur kepada pasangan, memiliki empati dan kelembutan. Memahami intimacy dalam setiap hubungan pacaran pada straight dan gay tidak terlepas dari perbedaan stereotip peran sosial mengenai sifat seorang pria dan wanita.stereotip tersebut memberikan pengaruh pada pola intimacy pada hubungan pacaran gay (Masters, 1992). Menurut Bell dan Weinberg (dalam Masters, 1992) gay akan melakukan hubungan seksual dengan pria mana saja yang disukai. Kaum gay memiliki jumlah pasangan 3 sampai 4 kali lebih banyak dari pria straight.perilaku promiscuous tersebut menurut Miracle (2008) disebabkan karena gay cenderung mempelajari untuk memisahkan antara sex dan intimacy, dan gay lebih memiliki keinginan melakukan hubungan sex dalam kehidupan mereka.perilaku promiscuous tersebut memberikan pengaruh terhadap intimacy yang ada pada hubungan pacaran gay. Seorang gay akan tetap mengharapkan adanya intimacy dalam hubungan pacaran yang dilakukan, dan berharap pacaran tersebut bertahan lama (Savin-Williams & Cohen, 1996). Hal lainnya yang mempengaruhi intimacy dalam hubungan pacaran gay adalah sulitnya menemukan pasangan atau pacar yang tepat (Geen, 1984).Gay lebih susah menemukan

14 pasangan dan mengembangkan hubungan seksualitas mereka, karena stigma mengenai gay dan tidak mudah menentukan pria mana yang memiliki potensi menjadi pasangan mereka (Caroll, 2005). Kaum gay melakukan beberapa hal untuk mengenali sesama gay yang mereka bisa temui dimana saja dengan beberapa cara (Miracle,2008). Beberapa gay mengkomunikasikan ketertarikan mereka melalui sebuah tanda yang disepakati bersama, berupa penggunaan benda atau tingkah laku tertentu. Misalnya melalui pakaian-pakaian tertentu, penggunaan cincin di bagian tertentu atau gaya rambut tertentu. Sulitnya untuk menemukan pasangan tersebut berhubungan dengan jumlah gay yang ada jauh lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah pria straight yang ada (Miracle, 2008).Penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti, yaitu diantaranya Kinsey (dalam Caroll, 2005) menemukan 37% dari jumlah pria yang menjadi sampel dalam penelitian tersebut mengaku pernah melakukan hubungan seks dengan pria lain dalam hidupnya, namun hanya 4% yang mengaku benar-benar adalah seorang gay. Penelitian yang dilakukan oleh Seidmen Rieder dan Whitam (dalam Caroll 2005) menemukan 2 10% dari jumlah pria yang ada adalah seorang gay. Hasil penelitian lainnya dijelaskan oleh Savin-Williams dan Cohen (1996), jika orientasi seksual sebagai gay didefinisikan sebagai sebuah fantasi atau keinginan untuk melakukan hubungan seks dengan pria lain, jumlah gay yang ada 25 40%, jika didefinisikan sebagai pengalaman melakukan hubungan seks dengan pria, jumlah gay ada sekitar 5 10%, tetapi jika didefinisikan sebagai ketertarikan secara seksual, emosional dan fisik, maka jumlah gay diperkirakan hanya 1 4 %dari populasi yang ada. Pendapat lain yang disampaikan oleh Diamond (dalam Savin- Williams dan Cohen, 1996), di negara-negara seperti Denmark, Jepang, Belanda, Philipina dan Thailand, masing-masing negara memiliki jumlah gay berkisar 5 %.

15 Bagi kaum gay, Intimacy yang dibutuhkan dalam hubungan pacaran gay adalah intimacy fisik, yaitu intimacy yang lebih terlihat melalui kedekatan fisik dengan pasangan (Knox, 1984). Hal ini disebabkan karena di dalam hubungan pacaran tersebut, ada dua orang pria yang melakukannya. Pria akan cenderung mengekspresikan intimacy melalui kedekatan fisik, sementara wanita yang dipandang lebih mampu melakukan self-disclosure cenderung lebih mampu mengekspresikan intimacy melalui kedekatan emosional. Berdasarkan fenomena mengenai keberadaan kaum gay yang masih mengalami penolakan dari lingkungan, sementara seorang gay juga mengalami perkembangan diri, dari seorang remaja ke dewasa dini.gay juga memiliki tugas perkembangan untuk mencari pasangan hidup melalui pacaran dan melalui hubungan pacaran tersebut memberikan jalan bagi gay untuk memenuhi tugas psikososial, yaitu intimacy. Fenomena tersebut menjadi dayatarik bagi peneliti untuk melihat bagaimana tingkat intimacydalam hubungan pacaran kaum gay yang ada di tiga kota yang meliputi Kota Solo, Salatiga, dan Yogyakarta. TINJAUAN PUSTAKA Intimacy Secara etimologi, intimacy berasal dari bahasa latinintimus artinya yang terdalam. Erikson (dalam Kroger, 2001) mendefinisikan intimacy sebagai perasaan saling percaya, terbuka dan saling berbagi dalam suatu hubungan.erikson dalam Shaffer (2005) mengatakan bahwa intimacy dapat terjadi karena kita telah mengenal diri kita dan merasa cukup aman dengan identitas yang kita miliki. Menurut Erikson (dalam Marcia dkk, 1993), individu yang memiliki kemampuan intimacyakan mampu berkomitmen pada pilihan yang telah diambilnya walaupun

16 untuk mempertahankannya membutuhkan pengorbanan dan banyak perundingan. Pendapat lain menurut Steinberg (1993), intimacy merupakan sebuah ikatan emosional antara dua individu yang didasari oleh kesejahteraan satu sama lain, keinginan untuk memperlihatkan pribadi masing-masing yang terkadang bersifat sensitif serta saling berbagi kegemaran dan aktivitas yang sama. Dalam proses intimacy perlu memasukkan unsur perasaan bersatu dengan orang lain. Kebutuhan untuk bersatu dengan orang lain merupakan pendorong yang sangat kuat bagi individu untuk membentuk suatu hubungan yang kuat, stabil, dekat dan terpelihara dengan baik (Papalia dkk, 2001). Menurut teori triangular cinta Sternberg cinta terbentuk dari tiga bagian yaituintimacy, hasrat dan keputusan/ komitmen. Selain itu juga intimacymemiliki sepuluh elemen (dalam Saragih, 2006) yang mencakup : a. Keinginan meningkatkan kesejahteraan dari yang dicintai. Individu akan memperhatikan kebutuhan dari individu yang dicintainya dan kemudian meningkatkan kesejahteraan. Kadangkadang ada juga harapan yang muncul bahwa perbuatan itu akan mendapatkan balasan. b. Mengalami kebahagiaan bersama yang dicintai. Individu akan menikmati kegiatan yang dijalankan bersama pasangannya. Ketika mereka melakukan kegiatan tersebut secara bersamasama, mereka akan menikmatinya dan terwujud dalam kenangan-kenangan yang mungkin akan mereka ingat di masa-masa yang sulit kemudian hari. c. Menghargai individu yang dicintainya setinggi-tingginya. Individu akan menghormati dan menghargai individu yang dicintainya walaupun ada kekurangan dan cacat pada diri pasangannya.

17 d. Dapat mengandalkan individu yang dicintai dalam waktu yang dibutuhkan. Individu akan merasakan bahwa pasangannya ada ketika dibutuhkan, dan mengharapkan dapat membantu di masa-masa yang sulit. e. Memiliki saling pengertian dengan individu yang dicintai. Saling memahami kelebihan dan kekurangan masing-masing dan bagaimana merespon serta mampu memberikan empati terhadap kondisi emosi pasangan. f. Membagi dirinya dan miliknya dengan individu yang dicintai. Seseorang mampu memberikan diri dan waktunya seperti juga barang-barang miliknya kepada pasangannya. g. Menerima dukungan emosional dari individu yang dicintai. Individu akan merasa didukung oleh individu yang dicintainya terutama pada saat-saat yang dibutuhkan. h. Memberi dukungan emosional kepada individu yang dicintai. Individu akan mendukung pasangannya dengan cara memberikan empati dan dukungan emosional terutama pada saat yang dibutuhkan. i. Berkomunikasi secara akrab dengan individu yang dicintai. Individu mampu berkomunikasi dengan intens, jujur dan berbagi perasaan-perasaan yang mendalam dengan pasangannya. j. Menganggap penting individu yang dicintai dalam hidupnya. Individu merasa pentingnya keberadaan pasangan yang dicintainya dalam kehidupannya. Gay Secara umum, individu yang memiliki ketertarikan seksual pada sesama jenis disebut homoseksual. Kata homosexual secara etimologi berasal dari prefix homo dari bahasa Yunani

18 yang berarti sama (dibedakan dengan prefix homo yang berarti manusia), dan kata Latin sex, yang berarti jenis kelamin. Dengan demikian, kata homoseksual berarti seseorang yang orientasi seksualnya tertuju kepada anggota gender yang sama (Hyde, 1990). Istilah homoseksual pertama kali dikenal dalam sebuah pamflet di Jerman pada tahun 1869 yang ditulis oleh Karl Maria Kertbeny (Hyde, 1990). Selanjutnya oleh Hyde (1990), istilah homoseksual mengacu kepada: 1. Suatu orientasi seksual yang ditandai oleh ketertarikan estetis, cinta, dan hasrat seksual secara eksklusif atau cenderung eksklusif kepada anggota jenis kelamin atau identitas gender yang sama. 2. Hubungan seksual dengan pasangan dari jenis kelamin atau gender yang sama tanpa mempertimbangkan orientasi seksual ataupun identitas seksual pribadi. Kata homoseksual sendiri dioposisikan dengan kata-kata seperti heteroseksual (orientasi seksual pada lawan jenis kelamin) atau biseksual (orientasi seksual kepada lawan jenis dan sesama jenis kelamin). Seorang lelaki dengan orientasi seksual homoseksual umumnya disebut gay.sebutan gay seringkali digunakan untuk menyebut pria yang memiliki kecenderungan mencintai sesama jenis (Nevid, Rathus & Rathus, 1995).Atwater & Duffy (2005) menyebutkan bahwa gay adalah lelaki yang mempunyai orientasi seksual terhadap sesama lelaki. Neale, Davidson & Haaga (1996), mengatakan bahwa gay adalah hasrat atau aktivitas yang ditujukkan terhadap orang yang memiliki jenis kelamin yang sama. Michael dkk (Kendal, 1998) mengidentifikasi ada tiga kriteria dalam menentukan seseorang itu gay atau homoseksual, yaitu sebagai berikut:

19 a. Ketertarikan seksual terhadap orang yang memiliki kesamaan gender dengan dirinya. b. Keterlibatan seksual dengan satu orang atau lebih yang memiliki kesamaan gender dengan dirinya. c. Mengidentifikasi diri sebagai gay atau lesbian. Intimacy Kaum Gay Dalam membangun hubungan dengan pasangannya, gay juga membentuk intimacy, hal ini berbeda dengan pandangan umum yang memandang bahwa hubungan gay sebatas pada hubungan seksualitas semata (Kelly, 2001).Meskipun demikian, menurut Caroll (2005) kesulitan terdapat kesulitan pada kaum gay dalam membangun intimacy dengan pasangannya.hal ini terjadi karena lingkungan sosial masih menolak keberadaan hubungan sesama jenis. Coleman dalam Masters (1992), kesulitan gay dalam membangun hubungan intimacy dengan pasangannya, karena gay berada dalam ketidak beruntungan dengan kurangnya role model bagi gay dalam membangun hubungan, yang berimplikasi pada intimacy yang dibangun pada hubungan tersebut.masih menurut Coleman (dalam Masters, 1992) intimacy pada kaum gay selalu dikaitkan dengan aktivitas seksualitas.geen (1984) mengatakan bahwa perilaku promicious menjadi penyebab kurangnya intimacy dalam hubungan kaum gay.meskipun, menurut Knox (1984) seorang gay tetap mengharapkan intimacy dalam hubungannya dengan pasangannya. Savin-Williams dalam (Savin-Williams & Cohen, 1996)mengungkapkan bahwa kaum gay sebenarnya juga menginginkan intimacy dalam relasi dengan pasangannya.meskipun demikian, intimacy ini menjadi lebih sulit untuk dibentuk dalam hubungan dengan pasangannya, karena faktor lingkungan sosial yang belum mendukung keberadan hubungan dengan sesama jenis

20 seperti kaum gay ini.karena itu, intimacy (keintiman) yang dibangun semata-mata pada keintiman fisik yaitu sebagai aktivitas seksual semata. METODE PENELITIAN Desain penelitian.dalam penelitian ini menggunakan teknik kuantitatif deskriptif.analisis deskriptif digunakan menggambarkan keadaan dari suatu variabel yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya (Sugiyono, 2009).Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa tingkat intimacy kaum gay dalam berpacaran. Populasi dan sampel.dalampenelitian ini menjadi sampel penelitian adalah kaum gay yang ada di tiga kota, meliputi Kota Solo, Salatiga dan Yogyakarta. Dengan jumlah sebanyak 50 orang.teknik pengambilan data menggunakan teknikpurposive sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel data dengan pertimbangan tertentu untuk dijadikan sampel (Sugiyono, 2001).Penelitian dilakukan pada tanggal 21, 22 November 2014.Penyebaran skala ini sebagian dilakukan dengan menemui secara langsung responden yang didapat dari referensi responden. Pengukuran.Dalam penelitian ini menggunakan teknik pengukuran menggunakan skala Intimacy yang dikemukakan oleh Saragih (2006) yaitu: dorongan meningkatkan kesejahteraan, kebahagiaan, saling menghargai, ada saat diperlukan, memberi respon positif atas kelebihan dan kekurangan, orientasi bersama, memberi dukungan, menerima dukungan, komunikasi, prioritas.variabel Intimacy diukur menggunakan skala yang telah dimodifikasi penulis sesuai dengan tujuan penelitian yaitu skala milik Saragih (2006) yang berisi 36 item. Skoring Intimacy untuk favourable adalah: satu (1) untuk Sangat Tidak Sesuai (STS), dua (2) Tidak Sesuai (TS), tiga (3) untuk Sesuai (S), dan empat (4) untuk Sangat Sesuai (SS). Penelitian ini menggunakan

21 bantuan program SPSS Azwar (2012) menyatakan bahwa semua item yang mencapai skor minimal r 0,25 dianggap valid, sedangkan item yang r 0,25 diinterprestasikan sebagai item yang tidak valid. Dari hasil seleksi item skala intimacy yang terdiri dari 36 item yang digunakan penelitian ini skor korelasi item total bergerak antara 0,277-0,640dan terdapat 14 item yang gugur, sehingga penelitian ini hanya menggunakan 22 item yang valid. Item yang memiliki daya beda < 0,25 adalah item nomor 2, 7, 9, 11, 12, 14, 16, 17, 18, 20, 24, 30, 32 dan 35 oleh sebab itu keempat belas item tersebut dinyatakan gugur. Reliabilitas skala Intimacy kaum gay dihitung dengan teknik Alpha Cronbach.Pada skala Intimacy kaum gay didapatkan hasil koefisien reliabilitas sebesar 0.858yang berarti relibilitas skala adalah baik. HASIL PENELITIAN Uji Deskriptif Tabel 1 Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation intimacy Valid N (listwise) 50

22 Uji Deskriptif. Hasil analisa Uji Deskriptif intimacy kaum gay menunjukkan bahwa variabel intimacy kaum gay memiliki nilai rata rata sebesar dan nilai standart deviasi sebesar Kemudian dilakukan pengkategorian skor nilai dan rata-rata intimacy kaum gay. Dari 22 item yang digunakan sebagai alat ukur intimacy kaum gay dalam penelitian ini, diketahui skor terendah adalah 22 dan skor tertinggi adalah 88 dengan 4 kategori yaitu: sangat tinggi, tinggi, rendah, dan sangat rendah. Hasil pengukuran variabel intimacy kaum gay dari subyek penelitian adalah tampak pada tabel berikut: Tabel 2 Kategorisasi Skala Intimacy kaum gay No Interval Kategori Mean N Prosentase x 88 Sangat Tinggi 2 32 % x <71.5 Tinggi % x < 55 Rendah 16 4 % x < 16.5 Sangat Rendah 0 0 % Total % Standar Deviasi = Min = 46Max = 78 Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa 2sampeldi tiga kota memiliki skor Intimacy yang berada pada kategori sangat tinggi dengan prosentase 32%, 32sampel memiliki skor Intimacyyang berada pada kategori tinggi dengan prosentase 64%, 16sampel memiliki skor Intimacyyang berada pada kategori rendah dengan prosentase 4%, dan tidak ada sampel yang

23 memiliki skor Intimacyyang berada pada kategori sangat rendah. Rata-rata skor Intimacy diperolehsebesar berada pada kategori tinggi. Skor Intimacy kaum gaybergerak dari skor minimum sebesar 46 sampai dengan skor maksimum sebesar 78 dengan standar deviasi Tabel 3 Tabel uji normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test intimacy N 50 Normal Parameters a Mean Std. Deviation Most Extreme Differences Absolute.117 Positive.103 Negative Kolmogorov-Smirnov Z.825 Asymp. Sig. (2-tailed).504 a. Test distribution is Normal. Berdasarkan hasil uji normalitas alat ukur intimacy kaum gay diperoleh nilai Kolmogorov sebesar danasymp. Sig=0,504 (p > 0,05) hal ini menunjukkan bahwa data

24 berdistribusi normal. Dari hasil uji pada data tersebut menujukan bahwa data memiliki nilai data yang berdistribusi normal karena nilai p > 0,05. PEMBAHASAN Analisis data penelitian Intimacy pada kaum gaydiketahui bahwa skorintimacy yang berada pada kategori sangat tinggi memiliki prosentase 32%, skor Intimacyyang berada pada kategori tinggi memiliki prosentase 64%, skor Intimacyyang berada pada kategori rendah memiliki prosentase 4%, dan tidak ada sampel yang memiliki skor Intimacyyang berada pada kategori sangat rendah. Rata-rata skor Intimacy diperolehsebesar berada pada kategori tinggi. Skor Intimacy kaum gaybergerak dari skor minimum sebesar 46 sampai dengan skor maksimum sebesar 78 dengan standar deviasi Hal tersebut menunjukkan bahwa adanya intimacy dalam hubungan yang dilakukan pada kaum gay. Adanya Intimacy pada kaum gay yang berpacaran karena dalam hubungan pacaran pada kaum gay terdapat perilaku doronganmeningkatkankesejahteraan, kebahagiaan, saling menghargai, ada saat diperlukan, memberiresponpositfataskelebihandankekurangan, orientasi bersama, memberi dukungan, menerima dukungan, komunikasi, dan prioritas.menurut penelitian yang dilakukan oleh (Kelly, 2001) dalam membangun hubungan dengan pasangannya, gay juga membentuk intimacy, hal ini berbeda dengan pandangan umum yang memandang bahwa hubungan gay sebatas pada hubungan seksualitas semata (Kelly, 2001). Bertentangan dengan penelitian tersebut, menurut Coleman dalam Masters (1992), kesulitan gay dalam membangun hubungan intimacy dengan pasangannya, karena gay berada

25 dalam ketidakberuntungan dengan kurangnya role model bagi gay dalam membangun hubungan, yang berimplikasi pada intimacy yang dibangun pada hubungan tersebut.masih menurut Coleman (dalam Masters, 1992) intimacy pada kaum gay selalu dikaitkan dengan aktivitas seksualitas.geen (1984) mengatakan bahwa perilaku promicious menjadi penyebab kurangnya intimacy dalam hubungan kaum gay.meskipun, menurut Knox (1984) seorang gay tetap mengharapkan intimacy dalam hubungannya dengan pasangannya. Melalui studi Savin-Williams (dalam Savin-Williams & Cohen,1996) mengungkapkan bahwa kaum gay sebenarnya juga menginginkan intimacy dalam relasi dengan pasangannya.meskipun demikian, intimacy ini menjadi lebih sulit untuk dibentuk dalam hubungan dengan pasangannya, karena faktor lingkungan sosial yang belum mendukung keberadan hubungan dengan sesama jenis seperti kaum gay ini.karena itu, intimacy (keintiman) yang dibangun semata-mata pada keintiman fisik yaitu sebagai aktivitas seksual semata. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa: 1 Ada Intimacy dalam hubungan berpacaran kaum gay di tiga kota yang meliputi kota Solo, kota Salatiga dan Yogyakarta. 2 Tingkat Intimacy kaum gay berdasarkan alat ukur menurutsaragih (2006) terdapat nilai rata - rata sebesar dan masuk dalam kategori tinggi. SARAN Saran yang dapat diajukan peneliti berdasarkan hasil penelitian ini adalah : 1. Bagi kaum gay

26 Hasil diharapkan penelitian ini mampu memberikan informasi bagi kaum gay tentang tingkat Intimacy kaum gay dalam berpacaran. 2. Bagi konselor Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi aplikasi dalam gay counseling. Konselor dapat mengetahui tingkat prosentasi Intimacy pada gaydalam berpacaran sehingga konselor dapat memberikan intervensi yang tepat. 3. Bagi penelitan selanjutnya Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis dalam memberikan informasi dan perluasan teori di bidang psikologi klinis, yakni mengenai tingkat Intimacy kaum gay dalam berpacaran.selain itu, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya sumber kepustakaan penelitian di bidang psikologi klinis sehingga hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan penunjang untuk penelitian selanjutnya.bagi peneliti yang tertarik melakukan penelitian lebih lanjut tentang Intimacy kaum gay, maka disarankan untuk menyertakan batasan rentang usia pada sampel yang akan diteliti dan keterangan status hubungan yang bagi sampel akan diteliti.

27 DAFTAR PUSTAKA Azwar, S. (2012).Penyusunan skala psikologi.yogyakarta : Pustaka Pelajar. Alwisol.(2004). Psikologi kepribadian. Edisi Revisi Malang: UMM Press. Cohen, K.M., and Savin-Williams, R.C. (1996) Developmental perspectives oncoming out to self and others. In: Savin-Williams, R.C., and Cohen, K.M. Carrol, J. L. (2005). Sexuality.Wadsworth : Thomson Learning, Inc. Cox, F.D. (1978).Human intimacy marriage: The family and it s meaning. Minnesota: West Publishing Co. Duffy, K. G., & Atwater, E. (2005).Psychology for living : Adjustment, Growth,and Behavior Today (8 ed.). New Jersey: Prentice Hall. Duvall, E. M & Miller, B. C. (1985).Marriage & Family Development.NewYork : Happer & Row Publisher. Feist, J., & Feist, G. J. (2008).Theories of Personality.Edisi ke-6. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Fieldman, R. S. (1995). Social Psychology.London : San Prantice Hall International (UK) Limited. GLENN (Gay and Lesbian Equality Network). (2008). Lesbian, Gay & BisexualPetients: The Issues for General Practice. California: Batson Press. Harper, J. Juliet dan Marshall, Elizabeth (2002). Adolescents Problems and TheirRelationship To Self-Esteem. Journal of Academic Research Library, 26, 104,779. Hurlock, E.B. (1999). Psikologi perkembangan, Suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan edisi kelima). Jakarta: Penerbit Erlangga. Hyde, J. S. (1990). Undestanding Human Sexuality (4 ed.). Saint Louis: McGraw-Hill. Kelly, G.F. (2001). Sexualiy Today : The Human Persepective, 7th ed. New York : McGraw-Hill Kendal, D. (1998). Social Problems in a Diverse Society.Boston: Allyn & Bacon. Knox, David. (1984). Human Sexuality.New York: West Publishing CO.

28 Marcia, J.E., Waterman, A.S., Matteson, D.R., Archer, S.L., Olforsky, J.L. (1993). Ego Identity A Handbook for Psychosocial Research. New York :Springer- Verlag. Masters, W. H., dkk. (1992). Human Sexuality (4th ed.). New York : HarperCollins Publisher, Inc. Neale, J. M., Davidson, G. C., & Haaga, D. A. (1996).Exploring AbnormalPsychology.New York: Jhon Willey & Sons. Nevid,J.S., Rathus,L.F.,Rathus,S.A. (1995). Human Sexuality in a world of diversity (2nd ed). Boston: Ally and Bacon. Olforsky, J.L., Marcia, J.E., Lesser, I.M. (1973). Ego Identity Status and Intimacy Versus Isolation Crisis Of Young Adulthood. Journal of Personality andsocial Psychology, Vol. 27 no.2, Papalia, D.E., dkk. (2000). Human Development (8th ed.). New York : Mc. Graw-Hill Inc. Reis, H.T. (1990).The role of intimacy in interpersonal relations.journal ofsocial and Clinical Psychology, 9(1), Rice, F. P. (2008). The adolescent : development, relationships, and culture. Boston: Allyn and Bacon. Santrock, J. W. (2002). Life Span Development: Perkembangan Masa Hidup (5 th ed.). Jakarta: Penerbit Erlangga. Savin-Williams, R.C. (1996) Ethnic- and sexual-minority youth. In: Savin-Williams, R.C., and Cohen, K.M. (eds) The lives of lesbians, gays, and bisexuals:children to adults. Harcourt Brace College Publishing, Fort Worth, TX, pp Shaffer, D.R. Social & Personality Development (5th ed.). (2005). USA : Thomson Learning, Inc. Sternberg, R., J. (1987). The triangle of love: intimacy, passion, commitment. New York: Basic Books, Inc. Sugiyono (2008).Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. NN. Men s Guide : Gay (Biarkan Mereka Ada) s+guide&y=cyberman%7c0 %7C0%7C6%7C1692 ( 12 Agustus 2014 )

DAFTAR PUSTAKA. American Psychological Association, C.J Patterson (1992, 1995a, 1995b)

DAFTAR PUSTAKA. American Psychological Association, C.J Patterson (1992, 1995a, 1995b) DAFTAR PUSTAKA American Psychological Association, C.J Patterson (1992, 1995a, 1995b) Atwater,E. (1983). Psychology of adjustment (2 nd ed). New Jersey: Prentice Hall, Inc Bell, R.R. (1973). Marriage and

Lebih terperinci

B A B I I. kelembutan dan kepercayaan terhadap pasangan. Kemampuan membentuk sebuah. dirinya atau berpura-pura menjadi pribadi yang lain.

B A B I I. kelembutan dan kepercayaan terhadap pasangan. Kemampuan membentuk sebuah. dirinya atau berpura-pura menjadi pribadi yang lain. B A B I I L A N D A S A N T E O RI I. INTIMACY I. A. Pengertian Intimacy Kata intimacy berasal dari bahasa Latin, yaitu intimus, yang memiliki arti innermost, deepest yang artinya paling dalam (Caroll,

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Penelitian Persiapan penelitian dimulai dengan mempersiapkan alat ukur, yaitu menggunakan satu macam skala untuk mengukur self esteem dan

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah Penelitian Perusahaan Daerah Air Minum Salatiga adalah Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang sudah dirintis oleh Pemerintah Belanda sejak tahun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dibahas tentang orientasi kancah penelitian, subjek penelitian, prosedur penelitian, hasil uji coba, hasil uji asumsi, hasil uji hipotesa dan pembahasan.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kranggan Kabupaten Temanggung, dengan populasi penelitian sebanyak 219

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kranggan Kabupaten Temanggung, dengan populasi penelitian sebanyak 219 54 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Kranggan Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung, dengan populasi penelitian sebanyak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SDN Kesongo 01 Tuntang pada tanggal 9 April 2013. Sampel yang digunakan adalah siswa kelas V-B, yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMP Kristen Satya Wacana yang terletak di Jalan Diponegoro, Salatiga. Populasi penelitian adalah semua

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 1 Ngadirejo Kabupaten Temanggung sebagai tempat penelitian sedangkan untuk menguji validitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian. digunakan untuk uji validitas instrumen.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian. digunakan untuk uji validitas instrumen. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK PGRI 2 Salatiga sebagai tempat penelitian, dengan populasi penelitian sebanyak 182 siswa dari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung. Dalam penelitian ini seluruh

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung. Dalam penelitian ini seluruh BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 3 Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung. Dalam penelitian ini seluruh

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian ini adalah penelitian populasi, sehingga tidak digunakan sampel untuk mengambil data penelitian. Semua populasi dijadikan subyek penelitian. Subyek dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Kristen Satya Wacana Salatiga yang berada di Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga, dan penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

PERBEDAAN TINGKAT KESEPIAN BERDASARKAN STATUS PADA WANITA DEWASA AWAL. Dwi Rezka Kemala. Ira Puspitawati, SPsi, Msi

PERBEDAAN TINGKAT KESEPIAN BERDASARKAN STATUS PADA WANITA DEWASA AWAL. Dwi Rezka Kemala. Ira Puspitawati, SPsi, Msi PERBEDAAN TINGKAT KESEPIAN BERDASARKAN STATUS PADA WANITA DEWASA AWAL Dwi Rezka Kemala Ira Puspitawati, SPsi, Msi Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma Abstraksi Penelitian ini bertujuan untuk menguji

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Kancah Penelitian Penelitian mengenai Hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan motivasi melanjutkan pendidikan strata 2 pada mahasiswi Suku Jawa Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasional. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan ada atau tidaknya hubungan dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Orientasi Kancah Penelitian Penelitian dilakukan di SMA Theresiana Salatiga yang terletak di jalan Kemiri Raya II Salatiga dengan akreditasi A. SMA Theresiana merupakan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS HASIL Gambaran umum responden. bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai identitas responden.

BAB 4 ANALISIS HASIL Gambaran umum responden. bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai identitas responden. BAB 4 ANALISIS HASIL 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran umum responden Responden dalam penelitian ini adalah anggota dari organisasi nonprofit yang berjumlah 40 orang. Pada bab ini akan dijelaskan tentang

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PRESTASI AKADEMIK PADA MAHASISWA BK FKIP UKSW ANGKATAN 2013 SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PRESTASI AKADEMIK PADA MAHASISWA BK FKIP UKSW ANGKATAN 2013 SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PRESTASI AKADEMIK PADA MAHASISWA BK FKIP UKSW ANGKATAN 2013 SKRIPSI Diajukan kepada Progam Studi Bimbingan dan Konseling untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan isu gay di Indonesia meskipun tidak dikatakan pesat, kini

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan isu gay di Indonesia meskipun tidak dikatakan pesat, kini 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan Perkembangan isu gay di Indonesia meskipun tidak dikatakan pesat, kini masyarakat mulai menyadari akan adanya keberadaan kaum gay disekitar mereka. Data yang dilansir

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Profil Responden Subyek yang berpartisipasi dalam penelitian ini adalah Karyawan yang bekerja di PT.Bank X, peneliti mengumpulkan sampel sebanyak 50 orang subyek Karyawan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Subjek Penelitian Subjek pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV di SDN Sumowono 02 yang terletak di jalan Haji Anwar No.39 Dusun Sukorono,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Salatiga. Letak sekolah ini mudah diakses dan sangat strategis yang berada di tengah kota

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. penelitian berdasarkan jenis kelamin, usia dan IPK dapat dilihat pada tabel 4.1, 4.2, 4.3. Tabel 4.1

BAB IV HASIL PENELITIAN. penelitian berdasarkan jenis kelamin, usia dan IPK dapat dilihat pada tabel 4.1, 4.2, 4.3. Tabel 4.1 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian Mahasiswa Fakultas Bahasa dan Sastra yang menjadi anggota lembaga kemahasiswaan periode 2012/2013 berjumlah 49 orang mahasiswa. Deskripsi subjek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketika ia dilahirkan, baik ia dilahirkan sebagai orang kaya atau miskin, berkulit

BAB I PENDAHULUAN. ketika ia dilahirkan, baik ia dilahirkan sebagai orang kaya atau miskin, berkulit BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tidak ada seorangpun yang dapat memilih oleh siapa dan menjadi apa ketika ia dilahirkan, baik ia dilahirkan sebagai orang kaya atau miskin, berkulit terang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. menjalankan sinkretisme Islam dibandingkan sinkretisme Jawa dalam kehidupannya.

BAB IV HASIL PENELITIAN. menjalankan sinkretisme Islam dibandingkan sinkretisme Jawa dalam kehidupannya. BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian Penelitian dilaksanakan di Program Studi Bimbingan dan Konseling (BK) FKIP UKSW Salatiga. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa BK etnik Jawa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 27 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 02 Tengaran sebagai SMP Regular dan SMP Terbuka Tengaran yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subyek Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul Ummah Surabaya. Siswa MA Boarding School Amanatul Ummah Surabaya kelas XI

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian Penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas X SMA Bhinneka Karya 2 Boyolali Tahun Ajaran 2012/2013. Siswa yang menjadi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar di Gugus Anggrek Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang. Subyek yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Responden Responden dalam penelitian ini berjumlah 30 orang. Adapun gambaran responden yang dikemukakan disini adalah gambaran responden berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yaitu pendekatan yang memungkinkan dilakukannya pencatatan data hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Tabel 8 Distribusi sampel penelitian berdasarkan Usia Usia Jumlah (N) Persentase (%) TOTAL

BAB IV PEMBAHASAN. Tabel 8 Distribusi sampel penelitian berdasarkan Usia Usia Jumlah (N) Persentase (%) TOTAL BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Subyek Subyek dalam penelitian ini adalah pasien diabetes melitus tipe 2 yang melakukan rawat jalan di RSUD dr. H. Slamet Martodirdjo, Kabupaten Pamekasan. Selanjutnya akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian populasi. Arikunto (2010) menjelaskan bahwa penelitian populasi hanya dapat dilakukan bagi populasi terhingga dan subjeknya

Lebih terperinci

Bab IV Analisis dan Pembahasan

Bab IV Analisis dan Pembahasan Bab IV Analisis dan Pembahasan Dalam bab ini disajikan analisis dan pembahasan hasil penelitian dari data yang telah diperoleh dan diolah dengan menggunakan program Statistic Package for the Social Science

Lebih terperinci

Tabel Reliabilitas Pendidikan, Penempatan Tenaga Kerja dan Kinerja Pegawai. Pendidikan. Penempatan Tenaga Kerja. Kinerja Pegawai

Tabel Reliabilitas Pendidikan, Penempatan Tenaga Kerja dan Kinerja Pegawai. Pendidikan. Penempatan Tenaga Kerja. Kinerja Pegawai Tabel Reliabilitas Pendidikan, Penempatan Tenaga Kerja dan Kinerja Pegawai Pendidikan Reliability Statistics Alpha Alpha Based on Standardized Items N of Items.860.861 5 Penempatan Tenaga Kerja Reliability

Lebih terperinci

DAFTAR LAMPIRAN. PENGANTAR (Permohonan Pengisian Kuesioner)

DAFTAR LAMPIRAN. PENGANTAR (Permohonan Pengisian Kuesioner) DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN 1. INSTRUMEN PENELITIAN Kepada Yth. Bapak/Ibu/Sdr/i responden Di Tempat PENGANTAR (Permohonan Pengisian Kuesioner) Dengan hormat, Saya adalah mahasiswa Program Pascasarjana (S2)

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASILPENELITIAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASILPENELITIAN BAB IV PELAKSANAAN DAN HASILPENELITIAN Pengumpulan data penelitian ini di lakukan pada tanggal 18 Mei 2014 sampai tanggal 21 Mei 2014. Sampel yang digunakan adalah mahasiswa Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMK Pelita Salatiga kelas XI Tahun ajaran 2012/2013 :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMK Pelita Salatiga kelas XI Tahun ajaran 2012/2013 : BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian Penulis melakukan penelitian di SMK Pelita Salatiga dengan subjek seluruhnya adalah siswa kelas XI. Berikut adalah tabel rekapitulasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat hidup sendiri tanpa berhubungan dengan lingkungannya atau dengan

BAB I PENDAHULUAN. dapat hidup sendiri tanpa berhubungan dengan lingkungannya atau dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Individu adalah makhluk sosial yang memiliki kebutuhan untuk menjalin hubungan dengan individu lain sepanjang kehidupannya. Individu tidak pernah dapat hidup

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di SMP Negeri 1 Ngablak yang berada di desa Ngablak, kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang. Alasan pelaksanaan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Baron, R.A dan Byrne, D Psikologi Sosial Jilid 1. Edisi 10. Alih Bahasa: Ratna Juwita, dkk. Jakarta: Erlangga.

DAFTAR PUSTAKA. Baron, R.A dan Byrne, D Psikologi Sosial Jilid 1. Edisi 10. Alih Bahasa: Ratna Juwita, dkk. Jakarta: Erlangga. DAFTAR PUSTAKA Baron, R.A dan Byrne, D. 2004. Psikologi Sosial Jilid 1. Edisi 10. Alih Bahasa: Ratna Juwita, dkk. Jakarta: Erlangga. Dayakisni & Hudaniah. 2009. Psikologi Sosial. Malang: UMM Press Devito,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini memberikan gambaran tentang pola asuh orang tua dan motivasi berprestasi yang dimiliki oleh anak. Sebelum melaksanakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. sebutan psychosexual hermaphroditism yaitu eksistensi dua seks biologis dalam satu

BAB II LANDASAN TEORI. sebutan psychosexual hermaphroditism yaitu eksistensi dua seks biologis dalam satu 19 BAB II LANDASAN TEORI A. Biseksual 1. Definisi Biseksual Krafft-Ebing, salah seorang seksologis Jerman menyebut biseksual dengan sebutan psychosexual hermaphroditism yaitu eksistensi dua seks biologis

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bagian Corrected item-total correlation semua angka diatas 0,300, karena

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bagian Corrected item-total correlation semua angka diatas 0,300, karena BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengolahan Data 4.1.A Validitas Pada bagian Corrected item-total correlation semua angka diatas 0,300, karena menurut Azwar (1996), suatu item dikatakan valid apabila

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cinta, seiring dengan perkembangan dan pertumbuhan individu dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. cinta, seiring dengan perkembangan dan pertumbuhan individu dewasa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tugas perkembangan individu dewasa adalah merasakan ketertarikan terhadap lawan jenis yang akan menimbulkan hubungan interpersonal sebagai bentuk interaksi

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS PENELITIAN Profil Partisipan Pada pengambilan data di lapangan, peneliti memperoleh partisipan

BAB 4 ANALISIS PENELITIAN Profil Partisipan Pada pengambilan data di lapangan, peneliti memperoleh partisipan BAB 4 ANALISIS PENELITIAN 4.1. Profil Partisipan Pada pengambilan data di lapangan, peneliti memperoleh partisipan sebanyak 150 remaja dengan rentang usia 15-18 tahun dan berjenis kelamin laki-laki dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasional yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Subyek dalam penelitian ada 347 orang siswa kelas XI yang terdiri dari

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Subyek dalam penelitian ada 347 orang siswa kelas XI yang terdiri dari BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Subyek Penelitian SMA N 3 Salatiga terletak di jalan di Jl. Kartini No 34 kecamatan Sidorejo Salatiga 50711 Jawa tengah. SMA N 3 Salatiga didirikan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN` Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai hubungan

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN` Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai hubungan BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN` Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai hubungan antara tingkat self-esteem dengan normative social influence pada remaja di SMA X yang meliputi hasil

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD N Tejosari Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2011/2012, yang dijadikan subyek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kota Bandung melalui kuesioner yang disebarkan secara online dengan format Google Docs melalui

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Responden Sebagaimana yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa responden yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa pada Universitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 17 Kota Jambi, kelas VII yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 17 Kota Jambi, kelas VII yang 39 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Data Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 17 Kota Jambi, kelas VII yang beralamat di Jalan Arief Rahman Hakim Kelurahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Pendidikan Indonesia, yang beralamat di Jalan Setiabudhi No. 229 Bandung, Jawa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian : Penelitian ini merupakan korelasional. Arikunto (2002) menyatakan bahwa penelitian korelasional merupakan penelitian untuk mengetahui ada dan tidak adanya

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 DATA MENTAH DAN HASIL UJI COBA

LAMPIRAN 1 DATA MENTAH DAN HASIL UJI COBA 90 LAMPIRAN 1 DATA MENTAH DAN HASIL UJI COBA 91 HASIL UJI RELIABILITAS DAN DAYA DISKRIMINASI AITEM GAMBARAN PERSEPSI TERHADAP KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL Reliability Scale: ALL AITEM Case Processing

Lebih terperinci

SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Kesehatan, Program Studi S1 Ilmu Keperawatan, Universitas

SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Kesehatan, Program Studi S1 Ilmu Keperawatan, Universitas 97 Lampiran 1. Angket Penelitian SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Dengan hormat, Saya yang bertanda tangan di bawah ini, mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan, Program Studi S1 Ilmu Keperawatan, Universitas

Lebih terperinci

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran status identitas bidang pendidikan pada siswa kelas XI di SMA A Bandung. Rancangan penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang telah peneliti lakukan menunjukkan bahwa di sekolah tersebut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang telah peneliti lakukan menunjukkan bahwa di sekolah tersebut BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di salah satu sekolah di Kota Indramayu yaitu SMA PGRI 2 Sindang yang beralamat di

Lebih terperinci

LAMPIRAN A SKALA KONFORMITAS DAN PERILAKU KONSUMTIF

LAMPIRAN A SKALA KONFORMITAS DAN PERILAKU KONSUMTIF LAMPIRAN A SKALA KONFORMITAS DAN PERILAKU KONSUMTIF 64 Selamat Pagi/Siang/Sore Saya mahasiswi Fakultas Psikologi yang saat ini sedang melakukan penelitian sebagai tugas akhir guna merampungkan studi saya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Subjek Penelitian Penilitian ini diadakan di SD Negeri Mangunsari 03 yang terletak di Kelurahan Mangunsari Kecamatan Sidomukti Kota Madya Salatiga Jawa

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN tahun yang duduk di kelas 7-12 dan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler

BAB 3 METODE PENELITIAN tahun yang duduk di kelas 7-12 dan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Subyek Penelitian & Teknik Sampling 3.1.1 Karakteristik Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah siswa dan siswi Pesantren X dengan rentang usia 13-17 tahun yang duduk di

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 3 Doplang, yang beralamat di jalan Bangklean

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 3 Doplang, yang beralamat di jalan Bangklean BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Hasil Penelitian 4.1.1. Diskripsi subjek Penelitian dilakukan di SMP Negeri 3 Doplang, yang beralamat di jalan Bangklean Desa Bangklean no 24 Kecematan Jati.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Orientasi Kancah Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 7 Salatiga, SMP Negeri 7 adalah salah satu Sekolah Menengah Pertama di Kota Salatiga yang terletak dijalan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Orientasi Kancah Penelitian SMU N 1 Getasan adalah salah satu sekolah yang ada di Desa Sumogawe, Kecamatan Getasan yang beralamat di Jl. Raya Kopeng KM. 08 Getasan.

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut ini akan dipaparkan hasil pengolahan data dari penelitian

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut ini akan dipaparkan hasil pengolahan data dari penelitian BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengolahan Data Berikut ini akan dipaparkan hasil pengolahan data dari penelitian mengenai hubungan antara cara mengajar guru dengan self-efficacy siswa pada pemerolehan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan terhadap guru-guru SMA Negeri di Kabupaten

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan terhadap guru-guru SMA Negeri di Kabupaten BAB IV HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian Penelitian ini dilaksanakan terhadap guru-guru SMA Negeri di Kabupaten Hulu Sungai Selatan dengan sampel sebanyak 140 orang. Data penelitian diambil menggunakan

Lebih terperinci

KUESIONER. Saya adalah mahasiswa dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

KUESIONER. Saya adalah mahasiswa dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas KUESIONER Kepada YTH, Assalamu alaikum Wr. Wb Saya adalah mahasiswa dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Singaperbangsa Karawang, sedang melakukan tugas penelitian skripsi dengan judul Pengaruh

Lebih terperinci

DATA LAMPIRAN LAMPIRAN A SKALA SELF EFFICACY

DATA LAMPIRAN LAMPIRAN A SKALA SELF EFFICACY 67 DATA LAMPIRAN LAMPIRAN A SKALA SELF EFFICACY 68 Pagi/Siang/Sore Saya Rosa Almira Elisse, mahasiswi Fakultas Psikologi yang saat ini sedang melakukan penelitian sebagai tugas akhir. Sehubungan dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan hasil penelitian sesuai dengan data yang diperoleh. Pembahasan diawali dengan memberikan gambaran subjek penelitian, pelaksanaan penelitian, pengumpulan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini akan menjelaskan hasil pengolahan data dan analisis data yang

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini akan menjelaskan hasil pengolahan data dan analisis data yang BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini akan menjelaskan hasil pengolahan data dan analisis data yang terdiri atas dua bagian. Bagian pertama berisi hasil pengolahan data dan pembahasan hasil penelitian. 4.1

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Identitas Variabel Variabel merupakan suatu yang dapat berubah-ubah dan mempunyai nilai yang berbeda-beda, menurut (Sugioyo, 2001), variabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu masalah yang paling penting yang dihadapi oleh manusia adalah kebutuhan untuk mendefinisikan diri sendiri, khususnya dalam hubungannya dengan orang

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS HASIL

BAB 4 ANALISIS HASIL BAB 4 ANALISIS HASIL 4.1Hasil Pengolahan Data Sampel 4.1.1Gambaran Umum Sampel Subjek dalam penelitian ini adalah remaja wanita penari balet sebanyak 52 orang yang memiliki range usia 10 s/d 20 serta range

Lebih terperinci

LAMPIRAN A SKALA WORK ENGAGEMENT DOSEN TETAP DAN TIDAK TETAP

LAMPIRAN A SKALA WORK ENGAGEMENT DOSEN TETAP DAN TIDAK TETAP LAMPIRAN A SKALA WORK ENGAGEMENT DOSEN TETAP DAN TIDAK TETAP Selamat Pagi/Siang/Sore Saya mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang menyelesaikan studi akhir. Untuk keperluan tersebut, saya melakukan penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, rumusan permasalahan penelitian, tujuan penelitian, signifikansi penelitian, isu etis, cakupan penelitian, dan sistematika penulisan.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan keputusan pembelian. Peneliti mendeskripsikan skor brand image dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan keputusan pembelian. Peneliti mendeskripsikan skor brand image dan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. DESKRIPSI SUBJEK Pada bagian ini, peneliti akan mendeskripsikan skor brand image dan keputusan pembelian. Peneliti mendeskripsikan skor brand

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PENELITIAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PENELITIAN BAB IV PELAKSANAAN DAN PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Responden Jumlah karyawan dibagian Weaving PT.Timatex berjumlah 247 orang. Gambaran responden di tinjau dari jenis kelamin, tingkat pendidikan, umur,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Universitas Bina Nusantara yang sedang mengerjakan skripsi. Penyebaran

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Universitas Bina Nusantara yang sedang mengerjakan skripsi. Penyebaran BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Profil Responden Responden terdiri dari 200 orang dan merupakan mahasiswa Universitas Bina Nusantara yang sedang mengerjakan skripsi. Penyebaran rentang usia responden

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Penelitian 1. Orientasi Kancah Penelitian Penelitian ini melakukan kajian tentang perbedaan tingkat learned helplessness siswa yang memiliki prestasi

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 KUESIONER

LAMPIRAN 1 KUESIONER LAMPIRAN 1 KUESIONER Lampiran Perihal PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA : Kuesioner Penelitian : Permohonan Bantuan Pengisian Kuesioner Penelitian KepadaYth Bapak/Ibu

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN Responden yang terhormat, Pernyataan dalam kuesioner ini semata-mata hanya untuk data penelitian dalam

KUESIONER PENELITIAN Responden yang terhormat, Pernyataan dalam kuesioner ini semata-mata hanya untuk data penelitian dalam Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN Responden yang terhormat, Pernyataan dalam kuesioner ini semata-mata hanya untuk data penelitian dalam rangka penyusunan skripsi pada program Sarjana Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian dilakukan di SD N Salaman 1 yang terletak di dusun Kauman desa Salaman, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang. SD N

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam Bab IV ini berisi tentang analisis instrumen penelitian, uji keseimbangan pretest dan uji beda rerata posttest, deskripsi data amatan, normalitas data amatan,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. persiapan administrasi. Sebelum persiapan penelitian ada tahap-tahap yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. persiapan administrasi. Sebelum persiapan penelitian ada tahap-tahap yang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Sebelum melaksanakan penelitian, langkah awal yang perlu dilakukan adalah persiapan penelitian agar tidak terdapat kendala dalam melaksanakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jumlah Item

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jumlah Item BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Validitas dan Reliabilitas Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan terpercaya dan terandalkan. Dalam pengujian ini peneliti

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Coba Alat Ukur Penelitian 4.1.1. Persiapan Uji Coba Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua buah skala berupa skala regulasi emosi yaitu kuesioner AERQ (Academic

Lebih terperinci

Lampiran 1 Instrumen Penelitian

Lampiran 1 Instrumen Penelitian Lampiran 1 Instrumen Penelitian Dengan hormat, Dalam rangka penyelesaian tesis mengenai Self-Attribution Bias dan Faktor Demografi dalam Pengambilan Keputusan Trading Valuta Asing, saya mengharapkan kesediaan

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI INTRINSIK DAN MOTIVASI EKSTRINSIK TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN DI PT. BANK RAKYAT INDONESIA CABANG KISARAN

PENGARUH MOTIVASI INTRINSIK DAN MOTIVASI EKSTRINSIK TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN DI PT. BANK RAKYAT INDONESIA CABANG KISARAN LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN PENGARUH MOTIVASI INTRINSIK DAN MOTIVASI EKSTRINSIK TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN DI PT. BANK RAKYAT INDONESIA CABANG KISARAN I. UMUM Responden yang terhormat, Pernyataan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas mengenai analisis data hasil penelitian yang telah dilakukan beserta pembahasannya. A. Hasil Penelitian 1. Diskripsi Data Penelitian Pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian Subyek pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III, IV, dan V di SDN Getasan 01 yang desa Getasan, Kecamatan Getasan,

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Setelah data terkumpul dan siap diolah dan dianalisis, maka dilanjutkan dengan melakukan uji asumsi yaitu uji normalitas dan uji linearitas. Jika asumsi telah

Lebih terperinci

1. Nama :. 2. Usia : Jenis kelamin :...

1. Nama :. 2. Usia : Jenis kelamin :... DAFTAR PERNYATAAN Karakteristik Responden (identitas anda ini hanya untuk data penelitian bukan untuk disebarluaskan, sehingga data anda akan dijamin kerahasiaannya) 1. Nama :. 2. Usia :... 3. Jenis kelamin

Lebih terperinci

Lampiran 1. Uji Validitas dan Reliabilitas Skala Self-efficacy PENGOLAHAN PERTAMA Reliability Statistics Cronbach's

Lampiran 1. Uji Validitas dan Reliabilitas Skala Self-efficacy PENGOLAHAN PERTAMA Reliability Statistics Cronbach's Lampiran 1. Uji Validitas dan Reliabilitas Skala Self-efficacy PENGOLAHAN PERTAMA Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items.554 22 Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Subjek dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Wirosari Kabipaten Grobogan yang beralamat di jalan Gajah Mada No.144

Lebih terperinci

LAMPIRAN A. Skala Penelitian A-1 SKALA PENELITIAN CINDERELLA COMPLEX A-2 SKALA PENELITIAN POLA ASUH OTORITER

LAMPIRAN A. Skala Penelitian A-1 SKALA PENELITIAN CINDERELLA COMPLEX A-2 SKALA PENELITIAN POLA ASUH OTORITER LAMPIRAN LAMPIRAN A Skala Penelitian A-1 SKALA PENELITIAN CINDERELLA COMPLEX A-2 SKALA PENELITIAN POLA ASUH OTORITER LAMPIRAN A-1 Skala Penelitian CINDERELLA COMPLEX FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN KOMPENSASI TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA PT TELKOMSEL MEDAN

PENGARUH PEMBERIAN KOMPENSASI TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA PT TELKOMSEL MEDAN Kuesioner Penelitian PENGARUH PEMBERIAN KOMPENSASI TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA PT TELKOMSEL MEDAN Responden yang terhormat, bersama ini saya mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi data kuesioner

Lebih terperinci

LAMPIRAN A. Skala Penelitian A-1 SKALA PENELITIAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA A-2 SKALA PENELITIAN KONFORMITAS TEMAN SEBAYA

LAMPIRAN A. Skala Penelitian A-1 SKALA PENELITIAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA A-2 SKALA PENELITIAN KONFORMITAS TEMAN SEBAYA LAMPIRAN 50 LAMPIRAN A Skala Penelitian A-1 SKALA PENELITIAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA A-2 SKALA PENELITIAN KONFORMITAS TEMAN SEBAYA 51 LAMPIRAN A-1 Skala Penelitian PERILAKU SEKSUAL REMAJA 52 No Jenis Kelamin

Lebih terperinci