Daftar Isi Daftar Isi... 1 Bab I. Pendahuluan... 2 Bab II. Rerangka Teori... 8 Bab III. Metodologi Kepustakaan... 20

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Daftar Isi Daftar Isi... 1 Bab I. Pendahuluan... 2 Bab II. Rerangka Teori... 8 Bab III. Metodologi Kepustakaan... 20"

Transkripsi

1 Daftar Isi Daftar Isi...1 Bab I. Pendahuluan Latar Belakang Permasalahan Tujuan Manfaat... 6 Bab II. Rerangka Teori Kerangka Teoritis Kerangka Berfikir Kerangka Konsep Hipotesis Bab III. Metodologi Materi Penelitian Teknik Pengumpulan Data Teknik Analisa Data Skema Kegiatan Penelitian Kepustakaan

2 Bab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Gaji atau upah tidak dapat dipisahkan dari tenaga kerja. Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dalam bentuk uang dari pemberi kerja kepada pekerja yang dibayarkan berdasarkan kesepakatan atau perjanjian sebelumnya di antara keduanya. Teknologi informasi berkembang pesat dewasa ini. Penggabungan antara teknologi komputer dengan telekomunikasi telah menghasilkan suatu revolusi di bidang sistem informasi. Teknologi informasi berkembang sebagai perpaduan antara teknologi komputer dan telekomunikasi dengan teknologi lainnya seperti perangkat keras, perangkat lunak, database, teknologi jaringan, dan peralatan telekomunikasi lainnya. Selanjutnya, teknologi informasi dipakai dalam sistem informasi organisasi untuk menyediakan informasi bagi para pemakai dalam rangka pengambilan keputusan. Dengan semakin berkembangnya teknologi informasi tersebut, hampir semua aktivitas organisasi saat ini telah dimasuki oleh aplikasi dan otomatisasi teknologi informasi. Karena gaji merupakan unsur yang penting bagi perusahaan, maka diperlukan suatu sistem yang dapat mengelola gaji secara baik. Sistem informasi penggajian merupakan suatu jaringan prosedur yang dibuat secara terpadu untuk menghasilkan informasi mengenai gaji pegawai secara akurat dan memadai sehingga informasi tersebut dapat berguna bagi pihak-pihak yang memerlukan. Dalam penelitian kali ini, penulis mengangkat studi kasus sistem informasi penggajian di perusahaan PT. Ericsson Indonesia, dan dikhususkan pada sub sistem perhitungan jam kerja dan jam lembur pegawai pada CSI (Consulting and System Integration) department. CSI department terbentuk pada awal tahun 2012 mengikuti perubahan pada struktur organisasi Ericsson Global. 2

3 Gambar 1. Struktur Organisasi CSI Indonesia Sistem informasi penggajian PT. Ericsson Indonesia menggunakan SAP sebagai perangkat lunak pengelolanya. Ada 3 grup jenis pegawai di PT. Ericsson Indonesia, yaitu: permanen (internal), external, dan sub contractor. Sistem informasi penggajian ini hanya berlaku untuk pegawai permanen. Untuk pegawai external dan sub contractor menggunakan sistem informasi penggajian yang terpisah dan terhubung dengan perusahaan outsourcing-nya. 3

4 Jumlah Pegawai Permanen CD CSI Department RASO Indonesia Jumlah Pegawai Permanen Gambar 2. Data Populasi Jumlah Pegawai Permanen CSI RASO Indonesia ( ) Business Support System Consulting CSI Management IP, Broadband, & Core Media & Applications Operational Support System Radio Access Network Special Area 203 Gambar 3. Data Populasi Jumlah Pegawai Permanen CSI RASO Indonesia pada tahun 2014 berdasarkan Competence Domain - nya 4

5 Administration Advanced Engineer Consultant CNS Engineer Customer Project Manager Instructor Integration Engineer Network Engineer Service Delivery Line Manager 19 Service Delivery Management Service Delivery Manager Service Delivery Support 25 1 Service Project Manager Service Engineer Site Engineer Solution Architect Solution Configuration Manager Support Engineer Technical Subject Matter Expert 121 Gambar 4. Data Populasi Jumlah Pegawai Permanen CSI RASO Indonesia pada tahun 2014 berdasarkan job role-nya Alur sub sistem perhitungan jam kerja dan jam lembur merupakan sub sistem yang menentukan dari proses penggajian karena jumlah gaji yang akan diterima pegawai sesuai dengan jam kerja dan jam lembur pegawai tersebut. Menurut Chief Financial Officer (CFO) PT. Ericsson Indonesia, alur proses yang telah berjalan selama ini merupakan cara yang tepat menghitung jam kerja dan jam lembur pegawai. Alasan yang mendasarinya adalah terdapat proses persetujuan permohonan jam lembur pegawai oleh Project Manager dan proses pemeriksaan kembali oleh sekretaris Department antara data jam lembur yang dimasukkan oleh pegawai dengan data permohonan jam lembur yang telah disetujui Project Manager. Sehingga, informasi jam lembur pegawai menjadi lebih valid dan dapat mengurangi resiko kesalahan perhitungan pada proses selanjutnya dalam pembayaran gaji pegawai. Tetapi pada kenyataannya, terdapat masalah dari alur sub sistem ini yaitu proses yang memakan waktu lama dan biaya yang besar. Hal ini tentu saja berdampak merugikan bagi PT. Ericsson Indonesia dan pegawainya. 5

6 1.2. Permasalahan Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut: 1. Mengapa proses sub sistem perhitungan jam kerja dan jam lembur pada sistem informasi penggajian PT. Ericsson Indonesia justru berdampak merugikan perusahaan? 2. Apakah indikator dari sub sistem perhitungan jam kerja dan jam lembur yang menjadikannya merugikan perusahaan? 3. Bagaimanakah model sub sistem perhitungan jam kerja dan jam lembur yang dapat mempercepat proses penggajian PT. Ericsson Indonesia? 1.3. Tujuan Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah: 1. Mencari faktor-faktor dari proses sub sistem perhitungan jam kerja dan jam lembur pada sistem informasi penggajian PT. Ericsson Indonesia yang berdampak merugikan perusahaan. 2. Mencari indikator dari sub sistem perhitungan jam kerja dan jam lembur yang menjadikannya merugikan perusahaan. 3. Membangun model sub sistem perhitungan jam kerja dan jam lembur yang dapat mempercepat proses penggajian PT. Ericsson Indonesia Manfaat Manfaat yang diharapkan penulis dalam penulisan ilmiah ini adalah : 1. Manfaat Akademis a. Dapat membantu penulis memperdalam materi yang telah di ajarkan selama masa perkuliahan, serta menerapkan teori yang ada ke dalam dunia nyata. b. Dapat dijadikan acuan bagi penulis lain apabila ingin melakukan penelitian sejenis. 6

7 2. Manfaat Praktis Dari penulisan ilmiah ini diharapkan perusahaan dapat mengetahui kekurangan sub sistem sistem perhitungan jam kerja dan jam lembur pada sistem informasi penggajian yang berjalan selama ini. 7

8 Bab II. Rerangka Teori 2.1. Kerangka Teoritis Pengertian Gaji dan Upah Menurut Panggabean (2002 : 77), pengertian gaji adalah imbalan finansial yang dibayarkan kepada karyawan secara teratur, dan upah adalah imbalan finansial langsung yang dibayarkan kepada para pekerja berdasarkan jam kerja, jumlah barang dan pelayanan yang dihasilkan. Sedangkan menurut Hariandja (2002 : 245) mengartikan gaji sebaga bayaran tetap yang diterima seseorang dan keanggotaannya dalam sebuah organisasi, dan upah adalah kata lain dari gaji yang seringkali ditujukan pada pegawai tertentu, biasanya pada pegawai bagian operasi. Menurut Pasal 1 ayat 30 UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan. Kebijakan pemerintah mengenai pengupahan yang melindungi pekerja/buruh meliputi: upah minimum upah kerja lembur upah tidak masuk kerja karena berhalangan upah tidak masuk kerja karena melakukan kegiatan lain di luar pekerjaannya upah karena menjalankan hak waktu istirahat kerjanya bentuk dan cara pembayaran upah denda dan potongan upah hal-hal yang dapat diperhitungkan dengan upah struktur dan skala pengupahan yang proporsional upah untuk pembayaran pesangon upah untuk perhitungan pajak penghasilan 8

9 Pengertian Kerja Lembur Menurut Thomas (2002), pengertian kerja lembur adalah pekerjaan tambahan yang dilakukan di luar jam kerja yang melebihi 40 jam kerja per minggu atau kerja yang dilakukan untuk menyelesaikan pekerjaan yang tidak mungkin diselesaikan dalam hari kerja normal. Sedangkan menurut Donal S. Barrie, Boyd C. Paulson, et al. (1995), kerja lembur adalah jadwal kerja yang direncanakan merujuk pada situasi dimana operasi itu telah dijadwalkan secara teratur untuk melampaui hari yang terdiri dari 8 jam yang normal dan 40 jam seminggu. Di Indonesia, ketentuan kerja lembur diatur oleh Menteri Tenaga Kerja melalui SK Menteri Tenaga Kerja No. KEP-102/MEN/2004 mengartikan bahwa kerja lembur merupakan waktu dimana seorang pekerja bekerja melebihi dari jadwal waktu yang berlaku, yaitu 7 jam sehari dan 40 jam seminggu Pengertian Sistem Informasi Pengertian sistem informasi menurut Abdul Kadir adalah kerangka kerja yang mengkoordinasikan sumber daya (manusia, komputer) untuk mengubah masukan (input) menjadi keluaran (informasi), guna mencapai sasaran-sasaran perusahaan. Sistem informasi adalah suatu sistem dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan Rujukan atau Referensi Penulis belum menemukan rujukan atau referensi apa pun sebelumnya berkaitan dengan sub sistem perhitungan jam kerja dan jam lembur pada sistem informasi penggajian PT. Ericsson Indonesia. Hal ini dikarenakan sistem informasi penggajian yang masih baru diimplementasikan, sejalan dengan perubahan struktur organisasi Ericsson global pada awal tahun Oleh karena itu, penulis mengadakan pengamatan secara langsung terhadap sistem yang sedang berjalan untuk mengetahui konsep, faktor, indikator, dan 9

10 hubungan yang mempengaruhi perhitungan jam kerja dan jam pada sistem informasi penggajian PT. Ericsson Indonesia Kerangka Berfikir Struktur organisasi yang berlaku di PT. Ericsson Indonesia adalah struktur organisasi matriks, dimana setiap pegawai mempunyai wewenang ganda yaitu: wewenang horizontal dan wewenang fungsional. Wewenang horizontal diterima dari Project Management, sedangkan wewenang fungsional diterima dari Department Management sesuai dengan keahliannya sehingga terlihat secara formal. Akibat dari wewenang ganda ini, setiap pegawai wajib melaporkan kegiatannya kepada dua atasan yaitu Project Manager dan Department Manager. Hal ini juga berlaku pada proses pelaporan jam kerja dan jam lembur pegawai. Sub sistem perhitungan jam kerja dan jam lembur pada sistem informasi penggajian PT. Ericsson Indonesia yang telah berjalan selama ini melibatkan tiga pihak yaitu: Project Management staff, Department staff, dan pegawai itu sendiri. 10

11 Pegawai Project Management Sistem Informasi Pembayaran Gaji Department Mulai Permohonan Jam Lembur Tidak Permohonan Jam Lembur Disetujui? Ya Simpan Data Persetujuan Permohonan Jam Lembur Memasukkan Jam Kerja dan Jam Lembur Database Pembayaran Gaji Karyawan Simpan Data Jam Kerja dan Jam Lembur Pegawai Mengumpulkan Data Jam Kerja dan Jam Lembur Pegawai Tidak Data Jam Kerja dan Jam Lembur Pegawai Memeriksa Data Jam Kerja dan Jam Lembur Pegawai dengan Data Persetujuan Permohonan Jam Lembur Data Jam Kerja dan Jam Lembur Disetujui? Data Jam Kerja dan Jam Lembur Pegawai yang telah diperiksa Ya Menyimpan Data Jam Kerja dan Jam Lembur yang telah disetujui Selesai Gambar 5. Alur Proses Sub Sistem Perhitungan Jam Kerja dan Jam Lembur Proses pemeriksaan kembali data jam lembur yang dimasukkan oleh pegawai dengan data permohonan jam lembur yang telah disetujui Project Manager dilakukan secara manual oleh sekretaris Department. Kedua data tersebut 11

12 dikumpulkan dari database pembayaran gaji pegawai. Setelah dikumpulkan, kedua data tersebut dicetak dan dicocokkan secara manual. Proses pemeriksaan tersebut membutuhkan waktu yang tidak sebentar, karena tergantung dari kecepatan dan kecermatan dalam pengerjaan oleh sekretaris Department. Selain itu, hasil pemeriksaan juga harus dimintakan persetujuan kembali kepada Project Manager yang bersangkutan sebelum diserahkan kepada Finance Department untuk diproses lebih lanjut. Selain masalah waktu, proses pemeriksaan juga membutuhkan biaya yang tidak sedikit karena data-data tersebut dicetak ke dalam kertas (hardcopy). Kertas yang dibutuhkan pada proses ini sangatlah banyak, karena data-data tersebut dikumpulkan dan dicetak untuk setiap pegawai. Dari alur proses sub sistem perhitungan jam kerja dan jam lembur yang telah dijabarkan sebelumnya, kinerja sub sistem perhitungan jam kerja dan jam lembur pada sistem informasi penggajian PT. Ericsson Indonesia bergantung dari hal-hal berikut ini: 1. Kebenaran data jam kerja dan jam lembur yang dimasukkan oleh pegawai. 2. Kecepatan dan kecermatan sekretaris department dalam memeriksa data jam kerja dan jam lembur dengan data permohonan jam lembur yang telah disetujui sebelumnya. 3. Kecepatan Project Manager dalam merespon permohonan jam lembur pegawai dan hasil pemeriksaan sekretaris akan data jam kerja dan jam lembur dengan data permohonan jam lembur yang telah disetujui Kerangka Konsep Dari penjabaran kerangka berfikir di atas, maka dapat digambarkan faktor, indikator, dan hubungan diantaranya pada sub sistem perhitungan jam kerja dan jam lembur yang mempengaruhi kinerja sistem informasi penggajian PT. Ericsson Indonesia. 12

13 Pegawai Kevalidan data? Project Manager Kecepatan respon? ALUR PROSES SUB SISTEM PERHITUNGAN JAM KERJA DAN JAM LEMBUR KINERJA SISTEM INFORMASI PENGGAJIAN Kecepatan dan kecermatan pemeriksaan? Sekretaris Department Gambar 6. Faktor, Indikator dan Hubungannya pada Sub Sistem Perhitungan Jam Kerja dan Jam Lembur 2.4. Hipotesis Pada sub sistem perhitungan jam kerja dan jam lembur terdapat proses yang dilakukan secara manual yaitu proses pemeriksaan data jam lembur yang dimasukkan oleh pegawai dengan data permohonan jam lembur yang telah disetujui Project Manager sebelumnya oleh sekretaris department. Selain itu terdapat duplikasi proses yaitu proses persetujuan jam kerja dan jam lembur pegawai oleh Project Manager. Proses-proses tersebut sebenarnya dapat dikerjakan dan disederhanakan secara otomatis sehingga dapat membuat proses penggajian pegawai pada PT. Ericsson Indonesia menjadi lebih efektif dan efisien. Sebelum memutuskan perubahan tersebut, perlu diadakan analisa tentang kinerja proses sub sistem perhitungan jam kerja dan jam lembur pegawai yang sedang berjalan saat ini. Jika kinerja sub sistem perhitungan jam kerja dan jam lembur berpengaruh signifikan terhadap kinerja sistem penggajian pegawai, maka perlu diadakan perubahan terhadap sub sistem perhitungan jam kerja dan jam lembur. Sebaliknya jika kinerja sub sistem perhitungan jam kerja dan jam lembur 13

14 tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja sistem penggajian pegawai, maka perubahan terhadap sub sistem perhitungan jam kerja dan jam lembur tidak diperlukan dan dapat dilanjutkan dengan analisa pada sub sistem lainnya dalam sistem penggajian pegawai. 14

15 Bab III. Metodologi 3.1. Materi Penelitian Variabel Penelitian Unsur variabel dalam penelitian ini adalah kinerja pihak-pihak yang terlibat dalam sub sistem perhitungan jam kerja dan jam lembur sebagai variabel bebas dan keefektifan dan keefisienan proses sistem penggajian pegawai sebagai variabel terikat atau tak bebas. Variabel bebas (X) adalah variabel yang dipergunakan untuk memperkirakan (J. Supranto, hal 156, 2003). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah: 1. Kebenaran data jam kerja dan jam lembur yang dimasukkan oleh pegawai (X1). Satuan yang digunakan adalah berapa persen tingkat kebenaran data jam kerja dan jam lembur yang dimasukkan oleh setiap pegawai. 2. Kecepatan dan kecermatan sekretaris department dalam memeriksa data jam kerja dan jam lembur dengan data permohonan jam lembur yang telah disetujui sebelumnya (X2). Satuan yang digunakan adalah durasi hari yang dibutuhkan setiap sekretaris department dalam memeriksa data jam kerja dan jam lembur dengan data permohonan jam lembur yang telah disetujui sebelumnya. 3. Kecepatan Project Manager dalam merespon permohonan jam lembur pegawai dan hasil pemeriksaan sekretaris akan data jam kerja dan jam lembur dengan data permohonan jam lembur yang telah disetujui (X3). Satuan yang digunakan adalah durasi hari yang dibutuhkan setiap Project Manager dalam merespon permohonan jam lembur pegawai dan hasil pemeriksaan sekretaris akan data jam kerja dan jam lembur dengan data permohonan jam lembur yang telah disetujui. Variabel terikat (Y) adalah variabel yang nilainya akan diperkirakan/diramalkan (J. Supranto, hal 156, 2003). Variabel terikat dalam 15

16 penelitian ini adalah keefektifan dan keefisienan proses sistem penggajian pegawai yang dapat diukur dengan durasi hari yang dibutuhkan untuk mengelola proses sistem penggajian pegawai Populasi dan Sampel Populasi diartikan sebagai kumpulan dari unit-unit elementer atau Populasi adalah kumpulan dari ukuran-ukuran tentang sesuatu yang ingin kita buat referensi (Moh. Nazir, hal 327,1988). Sampel adalah kumpulan dari unit sampling (Moh. Nazir, hal 328,1988). Jika sampel kecil, dimana jumlah pengamatan dalam sampel kurang dari 30 (Moh. Nazir, hal 457, 1988). Dari referensi di atas, penelitian ini menggunakan sampel kecil, dimana obyek diambil sampel pegawai, sekretaris department, dan Project Manager dari populasi mereka sejumlah kurang dari 30 orang Teknik Pengumpulan Data Terdapat dua macam data dalam pengumpulan data, yaitu: data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang dikumpulkan sendiri oleh perorangan atau suatu organisasi langsung melalui obyeknya (J. Supranto, hal 120, 1997). Metodenya dilakukan dengan cara: wawancara (interview), observasi (pengamatan), dan kuisioner. Data sekunder diperoleh dari literatur, studi kepustakaan, jurnaljurnal penelitian yang berhubungan dan mendukung penelitian. Data primer yang digunakan pada penelitian ini didapatkan dari observasi (pengamatan) secara langsung, wawancara (interview) dan pembagian kuisioner dengan sampel pegawai, sekretaris department, dan Project Manager yang bersangkutan. Data sekunder tidak digunakan dalam penelitian ini, karena belum terdapat literatur, studi kepustakaan, maupun jurnal penelitian sebelumnya yang berhubungan dan mendukung penelitian ini. 16

17 3.3. Teknik Analisa Data Setelah melakukan pengumpulan data, tahap berikutnya adalah menganalisa data tersebut. Karena data-data yang diperoleh berupa angka-angka, maka analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa kuantitatif dengan menggunakan aplikasi program SPSS. Langkah-langkah analisa yang dilakukan adalah: 1. Menggunakan logika teoritis untuk menguji bagaimana setiap variabel bebas (X) mempengaruhi variabel terikat (Y) 2. Dengan aplikasi program SPSS, menguji signifikansi pengaruh individual masing-masing variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) 3. Dengan aplikasi program SPSS, menguji signifikansi pengaruh serempak semua variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) 4. Dari hasil pengujian-pengujian di atas, didapatkan persamaan model yang mampu menjelaskan implikasi praktis terhadap variabel terikat (Y) dari masing-masing variabel bebas (X). 17

18 3.4. Skema Kegiatan Penelitian Persiapan Analisis Sistem yang sedang berjalan (Observasi) Pengumpulan Data (Wawancara, Kuisioner Data Primer Pengolahan Data Analisis Hasil dengan menggunakan teknik analisa kuantitatif SPSS Kesimpulan Gambar 7. Skema Kegiatan Penelitian 18

19 ANALISA PENGARUH KINERJA SUB SISTEM PERHITUNGAN JAM KERJA DAN JAM LEMBUR PADA SISTEM INFORMASI PENGGAJIAN PEGAWAI DI CSI DEPARTMENT PT. ERICSSON INDONESIA Faktor Kevalidan Data dari Pegawai Faktor Kecepatan Respon dari Project Manager Faktor Kecepatan dan Kecermatan Pemeriksaan dari Sekretaris Department Indikator Indikator Indikator Membangun Instrumen Analisa Hasil Kuesioner dengan metode analisa kuantitatif (dengan bantuan SPSS) Faktor 1 Faktor 2... Faktor n KESIMPULAN PENGARUH KINERJA SUB SISTEM PERHITUNGAN JAM KERJA DAN JAM LEMBUR PADA SISTEM INFORMASI PENGGAJIAN PEGAWAI DI CSI DEPARTMENT PT. ERICSSON INDONESIA Gambar 8. Detail Rancangan Penelitian 19

20 Kepustakaan Barrie, Donald S., Paulson, Boyd C., Sudinarto Manajemen Konstruksi Profesional. Jakarta: Erlangga. Depnaker. (2004). Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor KEP- 102/MEN/2004 tentang Waktu Kerja Lembur dan Upah Kerja Lembur. dac93fbb0.pdf Diakses tanggal 07 April Hariandja, Marihot Tua E Manajemen Sumber Daya Manusia: Pengadaan, Pengembangan, Pengkompensasian, dan Peningkatan Produktivitas Pegawai, Jakarta: Grasindo. Kadir, Abdul Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi Offset. Nazir, Moh Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Panggabean, Mutiara S Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan Pertama. Jakarta: Ghalia Indonesia Supranto, J Statistik Teori dan Aplikasi, Edisi Lima. Jakarta: Penerbit Erlangga. Thomas, R. H. & Raynar, K.A Scheduled overtime and labor productivity: quatitative analysis. Journal of Construction Engineering and Management, 123, 2,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebijakan pengupahan yang dilakukan pemerintah untuk melindungi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebijakan pengupahan yang dilakukan pemerintah untuk melindungi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebijakan pengupahan yang dilakukan pemerintah untuk melindungi pekerja atau buruh dituangkan dalam UU Nomor 13 tahun 2003. Undang- Undang Republik Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan membutuhkan banyak faktor untuk dapat menjalankan usahanya dengan sempurna. Faktor tenaga manusia dalam hal ini adalah salah satu faktor penting

Lebih terperinci

PENGUPAHAN BURUH KONSTRUKSI DALAM PERSPEKTIF HUKUM KETENAGAKERJAAN

PENGUPAHAN BURUH KONSTRUKSI DALAM PERSPEKTIF HUKUM KETENAGAKERJAAN PENGUPAHAN BURUH KONSTRUKSI DALAM PERSPEKTIF HUKUM KETENAGAKERJAAN Dewi Yustiarini 1 1 Jurusan Pendidikan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Indonesia E-mail: dewiyustiarini@upi.edu

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN DAN PENGAWASAN TENAGA KERJA (2)

PERLINDUNGAN DAN PENGAWASAN TENAGA KERJA (2) HUKUM PERBURUHAN (PERTEMUAN IX) PERLINDUNGAN DAN PENGAWASAN TENAGA KERJA (2) copyright by Elok Hikmawati 1 PENGUPAHAN Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tetap/tenaga kerja lepas berdasarkan perjanjian atau kesepakatan kerja baik secara

BAB II LANDASAN TEORI. tetap/tenaga kerja lepas berdasarkan perjanjian atau kesepakatan kerja baik secara BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Karyawan/Pegawai Definisi pegawai menurut (Mardiasmo, 2011) adalah orang pribadi yang bekerja pada pemberi kerja baik sebagai pegawai tetap atau pegawai tidak tetap/tenaga kerja

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan (Jogiyanto, 2005).

BAB III LANDASAN TEORI. tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan (Jogiyanto, 2005). 11 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Informasi Sistem Informasi adalah suatu sistem yang berada didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut S.I. Djajadiningrat, pajak didefinisikan sebagai suatu kewajiban menyerahkan sebagian daripada kekayaan kepada kas negara disebabkan suatu keadaan,

Lebih terperinci

PT PLN (PERSERO) KEPUTUSAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NOMOR : 500.K/DIR/2013 TENTANG

PT PLN (PERSERO) KEPUTUSAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NOMOR : 500.K/DIR/2013 TENTANG PT PLN (PERSERO) KEPUTUSAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NOMOR : 500.K/DIR/2013 TENTANG PENYERAHAN SEBAGIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN KEPADA PERUSAHAAN LAIN DI LINGKUNGAN PT PLN (PERSERO) DIREKSI PT PLN (PERSERO)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. DI HARI LIBUR DI PT. MATAHARI PUTRA PRIMA Tbk (HYPERMART) BANDUNG DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG UNDANG NOMOR 13

BAB I PENDAHULUAN. DI HARI LIBUR DI PT. MATAHARI PUTRA PRIMA Tbk (HYPERMART) BANDUNG DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG UNDANG NOMOR 13 BAB I PENDAHULUAN PEMBERIAN UPAH LEMBUR TERHADAP PEKERJA YANG BEKERJA DI HARI LIBUR DI PT. MATAHARI PUTRA PRIMA Tbk (HYPERMART) BANDUNG DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi yang ditandai oleh dunia usaha yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi yang ditandai oleh dunia usaha yang semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam era globalisasi yang ditandai oleh dunia usaha yang semakin kompetitif, perusahaan dituntut untuk mengoptimalkan sumber daya yang dimilikinya, salah satunya

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG. Oleh karena itu diperlukan cara-cara yang baik, benar, dan profesional dalam

BAB I LATAR BELAKANG. Oleh karena itu diperlukan cara-cara yang baik, benar, dan profesional dalam BAB I LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan masa globalisasi saat ini, ilmu pengetahuan dan teknologi informasi mengalami perkembangan yang sangat pesat, sehingga dengan demikian penulis juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatannya dengan pembangunan di segala bidang kehidupan masyarakat, itu adalah demi mencapai sebuah cita-cita yaitu

BAB I PENDAHULUAN. kegiatannya dengan pembangunan di segala bidang kehidupan masyarakat, itu adalah demi mencapai sebuah cita-cita yaitu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai negara yang sedang berkembang Indonesia mengisi kegiatannya dengan pembangunan di segala bidang kehidupan masyarakat, baik itu pembangunan infrastruktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Para pelaku bisnis dan manajemen merasakan bahwa semakin lama

BAB I PENDAHULUAN. Para pelaku bisnis dan manajemen merasakan bahwa semakin lama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Para pelaku bisnis dan manajemen merasakan bahwa semakin lama biaya yang digunakan untuk mendayagunakan manusia di dalam perusahaan semakin menjadi beban biaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan pada diri sendiri. Pembangunan ketenagakerjaan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan pada diri sendiri. Pembangunan ketenagakerjaan merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah ketenagakerjaan adalah bagian integral dari masalah ekonomi, maka masalah pembangunan ketenagakerjaan, juga merupakan bagian dari pembangunan ekonomi,

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA DIVISI ENGINEERING PT.BRIDGESTONE KARAWANG

PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA DIVISI ENGINEERING PT.BRIDGESTONE KARAWANG PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA DIVISI ENGINEERING PT.BRIDGESTONE KARAWANG Kompensasi adalah imbalan jasa atau balas jasa yang diberikan oleh perusahaan kepada para tenaga kerja,

Lebih terperinci

Deljao Sistem Penggajian Payroll System

Deljao Sistem Penggajian Payroll System Deljao Sistem Penggajian Payroll System Gaji adalah sebuah komponen yang mutlak dikeluarkan oleh perusahaan sebagai kompensasi bagi karyawan, yang mana hal ini untuk menjamin keberlangsungan perusahaan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 50 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Latar Belakang Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Prisma Global Solusi yang didirikan pada tanggal 23 Oktober 2002 dan berlokasi di Bussiness Park

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1. Definisi Prosedur dan Upah Kata prosedur sering kita temui dalam keseharian. Ada prosedur kerja, prosedur pengupahan dan sebagainya. Simamora (006) didalam manajemen sumber daya

Lebih terperinci

Pasal 88 s.d pasal 98 UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;

Pasal 88 s.d pasal 98 UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan; DASAR HUKUM * UUD 1945, pasal 28 D ayat (2) : Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja Pasal 88 s.d pasal 98 UU No. 13 Tahun 2003

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PAYROLL KARYAWAN LEPAS DI PT. HAMADA DAYATEKNINDO

SISTEM INFORMASI PAYROLL KARYAWAN LEPAS DI PT. HAMADA DAYATEKNINDO SISTEM INFORMASI PAYROLL KARYAWAN LEPAS DI PT. HAMADA DAYATEKNINDO SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik ( S. Kom ) Pada Program Studi Sistem Informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Produktivitas secara umum merupakan suatu perbandingan antara hasil keluaran (output) dan masukan (input). Masukan sering dibatasi dengan masukan tenaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1 BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini, persaingan dalam dunia usaha semakin ketat. Dengan seriring

BAB I PENDAHULUAN 1 BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini, persaingan dalam dunia usaha semakin ketat. Dengan seriring BAB I PENDAHULUAN 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Dewasa ini, persaingan dalam dunia usaha semakin ketat. Dengan seriring perkembangan teknologi, komunikasi, dalam perekonomian yang bergerak

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA SISTEM INVENTORI PERUSAHAAN Sejarah Perusahaan P.T Berkat Jaya Komputindo

BAB 3 ANALISA SISTEM INVENTORI PERUSAHAAN Sejarah Perusahaan P.T Berkat Jaya Komputindo BAB 3 ANALISA SISTEM INVENTORI PERUSAHAAN 3.1 Analisa Sistem Berjalan 3.1.1 Sejarah Perusahaan P.T Berkat Jaya Komputindo P.T Berkat Jaya Komputindo pertama kali didirikan pada tanggal 5 Januari 1999,

Lebih terperinci

sebuah perusahaan bertugas untuk merekrut talenta-talenta berbakat, melatih

sebuah perusahaan bertugas untuk merekrut talenta-talenta berbakat, melatih 2 Fungsi Human Resources (HR) dalam perusahaan menjadi semakin penting dimana banyak perusahaan besar yang meningkatkan investasi dalam mendukung sistem tenaga kerja global dan menjadi lebih strategis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Project Performance Management merupakan salah satu komponen dalam Project Management yang berfungsi sebagai controller dan monitoring terhadap pengerjaan project yang

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENGGAJIAN DI PT. BIG SURABAYA. Abstract. Keyword: PT. BIG Surabaya, payroll information system

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENGGAJIAN DI PT. BIG SURABAYA. Abstract. Keyword: PT. BIG Surabaya, payroll information system RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENGGAJIAN DI PT. BIG SURABAYA Yuditya Primatondano 1) 1) S1/Jurusan Sistem Informasi. Sekolah Tinggi Manajemen Informatika & Teknik Komputer Surabaya, email : yudith_phew@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN A. TINJAUAN PUSTAKA 1. Upah a. Pengertian Upah 1) Upah adalah imbalan kerja yang dihitung secara langsung berdasarkan pada jumlah waktu kerja ( Riani, 2011:

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Perhitungan Return on Investment (ROI) 4.1.1 Traditional Cost Benefit Analysis (TCBA) Teknik traditional cost benefit analysis merupakan sarana mengukur keuangan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan sebagai salah satu penunjang kebutuhan masyarakat, untuk. tamu agar merasa nyaman seperti dirumah sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan sebagai salah satu penunjang kebutuhan masyarakat, untuk. tamu agar merasa nyaman seperti dirumah sendiri. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Setiap manusia selalu memiliki aktifitas berpergian yang mengharuskan mereka untuk jauh sementara dari rumah, baik dalam tujuan wisata, bisnis, dan lain-lain.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan masa globalisasi saat ini, ilmu pengetahuan dan teknologi informasi mengalami perkembangan yang sangat pesat, sehingga dengan demikian penulis

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.102 /MEN/VI/2004 TENTANG WAKTU KERJA LEMBUR DAN UPAH KERJA LEMBUR

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.102 /MEN/VI/2004 TENTANG WAKTU KERJA LEMBUR DAN UPAH KERJA LEMBUR MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.102 /MEN/VI/2004 TENTANG WAKTU KERJA LEMBUR DAN UPAH KERJA LEMBUR MENTERI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerja baik antara pelanggan/klien (customer) dengan pengusaha jasa

BAB I PENDAHULUAN. kerja baik antara pelanggan/klien (customer) dengan pengusaha jasa BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia sebagai salah satu negara berkembang mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat dalam berbagai sektor. Salah satu sektor pendukung pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perusahaan sangat membutuhkan sumber daya manusia yang kompeten dan berkualitas, terutama di era globalisasi ini. Semua organisasi bisnis harus siap beradaptasi dan

Lebih terperinci

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : SE - 47/PJ/2012 TENTANG

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : SE - 47/PJ/2012 TENTANG SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : SE - 47/PJ/2012 TENTANG PEDOMAN DAN PENJELASAN MENGENAI JASA TENAGA KERJA YANG TIDAK DIKENAI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DIREKTUR JENDERAL PAJAK, A. Umum Sehubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum (rechtstaat), tidak

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum (rechtstaat), tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara hukum sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan bahwa Negara Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Perumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Perumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan apartemen adalah salah satu pembangunan yang menimbulkan risiko tinggi bagi proyek tersebut maupun lingkungan sekitarnya dibandingkan dengan pembangunan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Peran menurut Soerjono Soekanto (1982 : 60) adalah suatu sistem kaidah kaidah yang berisikan

TINJAUAN PUSTAKA. Peran menurut Soerjono Soekanto (1982 : 60) adalah suatu sistem kaidah kaidah yang berisikan TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Peran Peran menurut Soerjono Soekanto (1982 : 60) adalah suatu sistem kaidah kaidah yang berisikan patokan patokan perilaku, pada kedudukan kedudukan tertentu dalam masyarakat,

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Barat. Dalam pelaksanaan kuliah kerja praktek tersebut penulis diberikan

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Barat. Dalam pelaksanaan kuliah kerja praktek tersebut penulis diberikan BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kuliah Kerja Praktek Bidang pelaksanaan kuliah kerja praktek yang di kerjakan oleh penulis adalah pada Bidang Keuangan PT ASKES (Persero) Regional

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada saat ini persaingan didalam dunia bisnis semakin ketat sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada saat ini persaingan didalam dunia bisnis semakin ketat sehingga BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat ini persaingan didalam dunia bisnis semakin ketat sehingga berbagai cara dilakukan oleh perusahaan agar mampu bersaing dengan para kompetitornya. Salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyedia jasa outsourcing atau penyedia tenaga kerja. 1. Meningkatkan konsentrasi bisnis. Kegiatan operasional telah

BAB I PENDAHULUAN. penyedia jasa outsourcing atau penyedia tenaga kerja. 1. Meningkatkan konsentrasi bisnis. Kegiatan operasional telah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini kondisi perekonomian Indonesia semakin kompetitif. Hal ini menjadi perhatian khusus bagi pemerintah dan pelaku usaha untuk lebih kreatif dalam menciptakan

Lebih terperinci

1. Membuka file aplikasi lalu melakukan login

1. Membuka file aplikasi lalu melakukan login Prosedur menjalankan alat/program: 1. Membuka file aplikasi lalu melakukan login Untuk menjalankan aplikasi maka user harus melakukan login terlebih dahulu, jika username dan password cocok, maka aplikasi

Lebih terperinci

PANDANGAN KARYAWAN TENTANG HAK BEKERJA: SEBUAH STUDI DESKRIPTIF DI KALANGAN KARYAWAN DI PERGURUAN TINGGI

PANDANGAN KARYAWAN TENTANG HAK BEKERJA: SEBUAH STUDI DESKRIPTIF DI KALANGAN KARYAWAN DI PERGURUAN TINGGI PANDANGAN KARYAWAN TENTANG HAK BEKERJA: SEBUAH STUDI DESKRIPTIF DI KALANGAN KARYAWAN DI PERGURUAN TINGGI Anita Maharani 1 Abstrak Hubungan industrial, secara sederhana dapat didefinisikan sebagai hubungan

Lebih terperinci

Sistem Aplikasi Perhitungan Upah Lembur Karyawan Berdasarkan UU RI No. 13 Tahun 2003 Pada PT. APM

Sistem Aplikasi Perhitungan Upah Lembur Karyawan Berdasarkan UU RI No. 13 Tahun 2003 Pada PT. APM Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2015 STMIK STIKOM Bali, 9 10 Oktober 2015 Sistem Aplikasi Perhitungan Upah Lembur Karyawan Berdasarkan UU RI No. 13 Tahun 2003 Pada PT. APM Abas Sunarya 1), Padeli

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG KETENAGAKERJAAN

UNDANG-UNDANG KETENAGAKERJAAN UNDANG-UNDANG KETENAGAKERJAAN Industrial Relation in Indonesia UU No. 13, Tahun 2003 HRM - IM TELKOM 1 DEFINISI KETENAGAKERJAAN. Segala yang berhubungan dengan tenaga kerja pada saat sebelum, selama, dan

Lebih terperinci

BAB IV METODELOGI PENELITIAN. Samsat Kulon Progo, Kabupaten Kulon Progo. pengawas, dan lain-lain. Variabel-variabel yang sangat mempengaruhi

BAB IV METODELOGI PENELITIAN. Samsat Kulon Progo, Kabupaten Kulon Progo. pengawas, dan lain-lain. Variabel-variabel yang sangat mempengaruhi 27 BAB IV METODELOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Obyek penelitian ini dilakukan pada Proyek Pembangunan Gedung Samsat Kulon Progo, Kabupaten Kulon Progo. B. Pengumpulan Data Pengumpulan data atau informasi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Koperasi Karyawan Telekomunikasi seluler (kisel) adalah koperasi yang beranggotakan sekitar 2.500 anggota yang seluruhnya adalah pegawai PT Telkomsel.

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN TEORITIS. nomor 13 tahun 2003 disebutkan bahwa kesejahteraan pekerja/buruh

BAB III TINJAUAN TEORITIS. nomor 13 tahun 2003 disebutkan bahwa kesejahteraan pekerja/buruh BAB III TINJAUAN TEORITIS A. Pengertian Umum Upah Minimum Upah adalah salah satu sarana yang digunakan oleh pekerja untuk meningkatkan kesejahteraan. Berdasarkan ketentuan pasal 1 angka 31 Undangundang

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN APLIKASI PENYEWAAN MOBIL ONLINE DI PT. BANDUNG ERA SENTRA TALENTA

RANCANG BANGUN APLIKASI PENYEWAAN MOBIL ONLINE DI PT. BANDUNG ERA SENTRA TALENTA RANCANG BANGUN APLIKASI PENYEWAAN MOBIL ONLINE DI PT. BANDUNG ERA SENTRA TALENTA Julian Chandra W Program Studi Sistem Informasi, Universitas Komputer Indonesia maeztro_87@yahoo.co.id Abstrak Kebutuhan

Lebih terperinci

-2-1. Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/bu

-2-1. Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/bu LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.237, 2015 TENAGA KERJA. Pengupahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5747). PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN

Lebih terperinci

BAB III KEBIJAKAN PENGUPAHAN DI INDONESIA. A. Perumusan Kebijakan Upah Buruh di Indonesia

BAB III KEBIJAKAN PENGUPAHAN DI INDONESIA. A. Perumusan Kebijakan Upah Buruh di Indonesia BAB III KEBIJAKAN PENGUPAHAN DI INDONESIA A. Perumusan Kebijakan Upah Buruh di Indonesia Dalam situasi perburuhan yang sifat dan dinamikanya semakin kompleks, upah masih tetap menjadi persoalan utama di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menghadapi persaingan dalam dunia usaha yang semakin ketat, perusahaan berusaha menekan biaya produksi, antara lain dengan menghemat pengeluaran biaya sumber

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) adalah unit pelaksanaan teknis di bidang pengembangan budidaya air tawar yang berada dibawah dan bertanggung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tahapan Penelitian Skema bagan alir dalam tahapan penelitian kajian tentang manajemen kualitas dengan kegagalan kosntruksi dapat dilihat pada gambar skema di bawah ini :

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. Manajemen terdiri dari enam unsur (6M) yang meliputi man, money,

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. Manajemen terdiri dari enam unsur (6M) yang meliputi man, money, BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen terdiri dari enam unsur (6M) yang meliputi man, money, materials, machines, method, dan market. Selanjutnya unsur man (manusia)

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TURNOVER PEKERJA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA. Ana Rakhmawati Christiono Utomo, ST, MT, Phd ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TURNOVER PEKERJA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA. Ana Rakhmawati Christiono Utomo, ST, MT, Phd ABSTRAK ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TURNOVER PEKERJA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA Ana Rakhmawati Christiono Utomo, ST, MT, Phd ABSTRAK Pekerja merupakan salah satu elemen dominan dalam sebuah proyek.

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI SIMPAN PINJAM (STUDI KASUS: KOPERASI MITRA ABADI PANGALENGAN) Novrini Hasti, S.Si, MT

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI SIMPAN PINJAM (STUDI KASUS: KOPERASI MITRA ABADI PANGALENGAN) Novrini Hasti, S.Si, MT PERANCANGAN SISTEM INFORMASI SIMPAN PINJAM (STUDI KASUS: KOPERASI MITRA ABADI PANGALENGAN) Novrini Hasti, S.Si, MT Program Studi Sistem Informasi Universitas Komputer Indonesia Jl. Dipatiukur No. 112-116

Lebih terperinci

SISTEM DAN PROSEDUR PEMBAYARAN GAJI KARYAWAN GUNA MENDUKUNG PENGENDALIAN INTERNAL (Studi pada Rumah Sakit Teja Husada Kepanjen-Malang)

SISTEM DAN PROSEDUR PEMBAYARAN GAJI KARYAWAN GUNA MENDUKUNG PENGENDALIAN INTERNAL (Studi pada Rumah Sakit Teja Husada Kepanjen-Malang) SISTEM DAN PROSEDUR PEMBAYARAN GAJI KARYAWAN GUNA MENDUKUNG PENGENDALIAN INTERNAL (Studi pada Rumah Sakit Teja Husada Kepanjen-Malang) Hesti Dwi Maharani Topowijono Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Perkembangan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan teknologi informasi semakin pesat. Teknologi dan informasi merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Perkembangan teknologi

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Kuesioner. Domain Bisnis. untuk penyusunan skripsi dengan judul Analisis Investasi Sistem Informasi dengan

LAMPIRAN 1. Kuesioner. Domain Bisnis. untuk penyusunan skripsi dengan judul Analisis Investasi Sistem Informasi dengan L1 LAMPIRAN 1 Kuesioner Domain Bisnis Kuesioner ini dibuat dan disebarkan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk penyusunan skripsi dengan judul Analisis Investasi Sistem Informasi dengan Menggunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen berasal dari kata To Manage yang berarti mengatur,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen berasal dari kata To Manage yang berarti mengatur, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari kata To Manage yang berarti mengatur, mengurus, melaksanakan, dan mengelola. Manajemen dalam bahasa ingris berarti mengatur. Dalam

Lebih terperinci

Penjelasan Mengenai Sistem Ketenagakerjaan di Indonesia

Penjelasan Mengenai Sistem Ketenagakerjaan di Indonesia Penjelasan Mengenai Sistem Ketenagakerjaan di Indonesia Penjelasan mengenai penentuan upah sehari Sesuai ketentuan Pasal 77 ayat (2) UU Ketenagakerjaan No. 13/2003, bahwa waktu kerja adalah: 1. a. 7 (tujuh)

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek BAB III LANDASAN TEORI A. Manajemen Proyek Manajemen proyek konstruksi adalah penerapan ilmu pengetahuan, keahlian, dan keterampilan, cara teknis yang terbaik dan dengan sumber daya yang terbatas, untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dipaparkan mengenai objek pembahasan dalam Group Field Project serta kerangka kerja yang digunakan dalam melakukan Group Field Project ini. 3.1 Objek Pembahasan

Lebih terperinci

163021(VI-SK) PERTEMUAN II

163021(VI-SK) PERTEMUAN II TOPIK KHUSUS 163021(VI-SK) PERTEMUAN II Sabtu, 13.00-18.00 (C) Ruang, E-302 Dosen Lie Jasa TOPIK BAHASAN Profesi TIK Prof. Richardus Eko Indrajit indrajit@post.harvard.edu 1 Profesi TIK Menurut Janco inc.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pada tahun 2002, perusahaan ini berdiri dengan akta notaris NO SPP. 161/2001.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pada tahun 2002, perusahaan ini berdiri dengan akta notaris NO SPP. 161/2001. BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Riau Saudara Mandiri berdiri pada tahun 2001 dan mulai beroperasi pada tahun 2002, perusahaan ini berdiri dengan akta notaris NO SPP. 161/2001.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cepat dari waktu yang dijadwalkan, dan dengan tercapainya mutu. Dampak dari

BAB I PENDAHULUAN. cepat dari waktu yang dijadwalkan, dan dengan tercapainya mutu. Dampak dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan proyek merupakan sasaran utama bagi perusahaanperusahaan yang bergerak dibidang jasa konstruksi. Proyek yang dikatakan berhasil merupakan cerminan dari

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PAYROLL PEKERJA OUTSOURCING PAYROLL INFORMATION SYSTEM LABOUR OUTSOURCING

SISTEM INFORMASI PAYROLL PEKERJA OUTSOURCING PAYROLL INFORMATION SYSTEM LABOUR OUTSOURCING SISTEM INFORMASI PAYROLL PEKERJA OUTSOURCING PAYROLL INFORMATION SYSTEM LABOUR OUTSOURCING Oleh: VIJEY VITRA 10.1.03.03.0200 Dibimbing oleh : 1. Nur Salim,S.Pd.,MH 2. Arie Nugroho,S.Kom,MM SISTEM INFORMASI

Lebih terperinci

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP. 49/MEN/2004 TENTANG KETENTUAN STRUKTUR DAN SKALA UPAH MENTERI TENAGA

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai analisis dari permasalahan evaluasi sekolah dasar yang diambil dari Dinas Pendidikan Kota Surabaya (Dispendik). Selain itu, bahwa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan secara manual. Workload adalah beban kerja yang harus dipenuhi oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan secara manual. Workload adalah beban kerja yang harus dipenuhi oleh 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT Kristhazshana adalah suatu usaha yang bergerak di bidang konstruksi bangunan. Perusahaan ini mempunyai lebih dari 50 orang tenaga kerja dengan keahlian sipil,

Lebih terperinci

Oleh: Arum Darmawati. Disampaikan pada acara Carrier Training Preparation UGM, 27 Juli 2011

Oleh: Arum Darmawati. Disampaikan pada acara Carrier Training Preparation UGM, 27 Juli 2011 Oleh: Arum Darmawati Disampaikan pada acara Carrier Training Preparation UGM, 27 Juli 2011 Hukum Ketenagakerjaan Seputar Hukum Ketenagakerjaan Pihak dalam Hukum Ketenagakerjaan Hubungan Kerja (Perjanjian

Lebih terperinci

PENILAIAN INDIKATOR K3L PADA PENGGUNAAN TOWER CRANE

PENILAIAN INDIKATOR K3L PADA PENGGUNAAN TOWER CRANE PENILAIAN INDIKATOR K3L PADA PENGGUNAAN TOWER CRANE Christian Adie Vernatha 1, Bryan Tanos 2, Ratna Setiawardani Alifen 3 ABSTRAK Tower crane merupakan alat berat yang sangat bermanfaat dan mampu menggantikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebuah perusahaan atau instansi kepada pegawai.di mana biasanya gaji yang

BAB I PENDAHULUAN. sebuah perusahaan atau instansi kepada pegawai.di mana biasanya gaji yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Gaji adalah sebuah bentuk pembayaran atau sebuah hak yang diberikan oleh sebuah perusahaan atau instansi kepada pegawai.di mana biasanya gaji yang diberikan kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi global dan kemajuan teknologi yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi global dan kemajuan teknologi yang sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi global dan kemajuan teknologi yang sangat cepat mengakibatkan adanya persaingan usaha yang begitu ketat disetiap sektor. Hal ini menyebabkan

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Masalah

1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1. PENDAHULUAN Pada Bab 1 ini menjelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan pembahasan masalah, ruang lingkup masalah, dan sistematika penyajian laporan. 1.1 Latar Belakang Masalah CV.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendahuluan Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif yaitu penelitian dengan mengumpulkan data primer dan data sekunder.

Lebih terperinci

PT. Maju Bersama Jaya merupakan usaha jasa yang berjalan di bidang jasa. khususnya dalam kontraktor aspal jalan di kota Tanjungpinang, dimana sistem

PT. Maju Bersama Jaya merupakan usaha jasa yang berjalan di bidang jasa. khususnya dalam kontraktor aspal jalan di kota Tanjungpinang, dimana sistem 49 3.2 Analisis Prosedur Yang Sedang Berjalan PT. Maju Bersama Jaya merupakan usaha jasa yang berjalan di bidang jasa khususnya dalam kontraktor aspal jalan di kota Tanjungpinang, dimana sistem penggajian

Lebih terperinci

1. SENIOR OFFICER MULTI CHANNEL CRM BUSINESS

1. SENIOR OFFICER MULTI CHANNEL CRM BUSINESS PT. Infomedia Nusantara sebagai subsidiary dari PT. Telkom Indonesia, Tbk. adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang Business Process Management, meliputi CRM (Customer Relationship Management/Contact

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu syarat keberhasilan pembangunan nasional kita adalah kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu syarat keberhasilan pembangunan nasional kita adalah kualitas 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Salah satu syarat keberhasilan pembangunan nasional kita adalah kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia. Kenyataan telah membuktikan bahwa faktor ketenagakerjaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1. Tinjauan Umum Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan kajian pustaka berbagai sumber yang berkaitan dengan manajemen konstruksi, khususnya mengenai

Lebih terperinci

Prosedur Menjalankan program / alat Gambar 4.58 User Interface Form Login Karyawan

Prosedur Menjalankan program / alat Gambar 4.58 User Interface Form Login Karyawan Prosedur Menjalankan program / alat Gambar 4.58 User Interface Form Login Karyawan Pada Login form ini, karyawan melakukan absensi dengan cara login dengan memasukan karyawan id dan password lalu pilh

Lebih terperinci

Hubungan Industrial. Proses Penentuan Upah, Dewan Pengupahan dan Kebutuhan Hidup Layak. Rizky Dwi Pradana, M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi

Hubungan Industrial. Proses Penentuan Upah, Dewan Pengupahan dan Kebutuhan Hidup Layak. Rizky Dwi Pradana, M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi Modul ke: Hubungan Industrial Proses Penentuan Upah, Dewan Pengupahan dan Kebutuhan Hidup Layak Fakultas Psikologi Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Rizky Dwi Pradana, M.Si Sub Bahasan 1. Proses

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PENGGAJIAN DALAM MENUNJANG KEEFISIENAN PEMBERIAN GAJI DAN UPAH KARYAWAN. (Studi kasus pada PT.

ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PENGGAJIAN DALAM MENUNJANG KEEFISIENAN PEMBERIAN GAJI DAN UPAH KARYAWAN. (Studi kasus pada PT. ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PENGGAJIAN DALAM MENUNJANG KEEFISIENAN PEMBERIAN GAJI DAN UPAH KARYAWAN (Studi kasus pada PT. GRANDTEX Bandung) Seiring dengan semakin ketatnya dunia usaha, maka perusahaan dituntut

Lebih terperinci

Dimensi Kelembagaan. Kebijakan Kelembagaan 1. Perencanaan 0.5

Dimensi Kelembagaan. Kebijakan Kelembagaan 1. Perencanaan 0.5 Dimensi Kelembagaan Perencanaan Kebijakan 5 4.5 4 3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0 Kelembagaan Aplikasi Infrastruktur 1 KONSEP KELEMBAGAAN 2 Pembentukan Organisasi: Elemen-Elemen Utama Elemen-elemen yang perlu

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA 4.1. Penyajian data 4.1.1.Gambaran Umum Perusahaan Awal mulanya pada tahun 2006 perusahaan ini didirikan oleh dua pemegang saham dengan nama PT Citra Profoam Indonesia.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terletak di Kedungsalam Krajan Kecamatan Donomulyo, Kabupaten Malang.

BAB III METODE PENELITIAN. terletak di Kedungsalam Krajan Kecamatan Donomulyo, Kabupaten Malang. BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah CV. Wisanggeni yang terletak di Kedungsalam Krajan Kecamatan Donomulyo, Kabupaten Malang. CV Wisanggeni

Lebih terperinci

SUB SISTEM TUNJANGAN

SUB SISTEM TUNJANGAN 1 MINGGU V SUB SISTEM PENGGAJIAN & TUNJANGAN SUB SISTEM P&T Informasi tentang Penggajian dan Kompensasinya yang meliputi: Kehadiran Jam kerja Perhitungan Gaji Bonus Analisis Kompensasi Perencanaan Kompensasi

Lebih terperinci

Upah Hak pekerja/buruh uang imbalan termasuk tunjangan

Upah Hak pekerja/buruh uang imbalan termasuk tunjangan Pengupahan Upah Hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu PK,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Peranan Keuangan dalam suatu perusahaan sangat penting dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Peranan Keuangan dalam suatu perusahaan sangat penting dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan Keuangan dalam suatu perusahaan sangat penting dan sangat dibutuhkan baik dalam perusahaan besar maupun kecil, baik itu perusahaan swasta maupun perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini kebutuhan setiap orang akan teknologi komputer atau

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini kebutuhan setiap orang akan teknologi komputer atau BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Masalah Pada saat ini kebutuhan setiap orang akan teknologi komputer atau perangkat keras (Hardware) semakin meningkat, hal ini disebabkan oleh semakin berkembangnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga informasi yang diharapkan cepat didapat. di kontraktor pengeboran minyak. Berkantor pusat di Kota Sidoarjo, PT MU

BAB I PENDAHULUAN. sehingga informasi yang diharapkan cepat didapat. di kontraktor pengeboran minyak. Berkantor pusat di Kota Sidoarjo, PT MU BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem atau aplikasi telah menjadi bagian di dalam kehidupan manusia modern saat ini. Berbagai macam sistem baik untuk keperluan permainan, bekerja dan pendidikan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGAJIAN DAN PENGUPAHAN KARYAWAN TETAP PADA UD. BERLIAN JAYA SAMARINDA. Desy Setiawaty

ANALISIS PENGGAJIAN DAN PENGUPAHAN KARYAWAN TETAP PADA UD. BERLIAN JAYA SAMARINDA. Desy Setiawaty ANALISIS PENGGAJIAN DAN PENGUPAHAN KARYAWAN TETAP PADA UD. BERLIAN JAYA SAMARINDA Desy Setiawaty Fakultas Ekonomi, Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda Email : desy.setiawaty@ymail.com ABSTRAK Tujuan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS SISTEM

BAB III ANALISIS SISTEM BAB III ANALISIS SISTEM Bab ini akan menjelaskan analisis masalah, analisis penyelesaian masalah dan analisis sistem yang akan dibangun. Dari latar belakang analisis masalah absensi yang ada di PT Putra

Lebih terperinci

TINGKAT KEPENTINGAN FAKTOR FAKTOR PRODUKTIVITAS PEKERJA BERDASARKAN TINGKAT PENGARUH DAN TINGKAT FREKUENSI

TINGKAT KEPENTINGAN FAKTOR FAKTOR PRODUKTIVITAS PEKERJA BERDASARKAN TINGKAT PENGARUH DAN TINGKAT FREKUENSI TINGKAT KEPENTINGAN FAKTOR FAKTOR PRODUKTIVITAS PEKERJA BERDASARKAN TINGKAT PENGARUH DAN TINGKAT FREKUENSI Albertus Andhika 1, Alfonso Wijanalto 2, Andi 3 ABSTRAK : Produktivitas pekerja konsruksi telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai karyawannya. Ditengah-tengah persaingan ekonomi secara global, sistem

BAB I PENDAHULUAN. sebagai karyawannya. Ditengah-tengah persaingan ekonomi secara global, sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fenomena buruh kontrak semakin terlihat menaik secara grafik, hampir 70 % perusahaan-perusahaan di Indonesia telah memanfaatkan tenaga kontrak ini sebagai karyawannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karyawan bekerja untuk mendapatkan penghasilan demi penghidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karyawan bekerja untuk mendapatkan penghasilan demi penghidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karyawan bekerja untuk mendapatkan penghasilan demi penghidupan yang lebih baik. Selain penghasilan karyawan juga bekerja dengan motivasi untuk mempertahankan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Sistem Informasi Akuntansi Penggajian dan Pengupahan PT. Soon Poh

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Sistem Informasi Akuntansi Penggajian dan Pengupahan PT. Soon Poh 39 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sistem Informasi Akuntansi Penggajian dan Pengupahan PT. Soon Poh Technologies Sistem Informasi Akuntansi Penggajian dan Pengupahan terdiri dari tahapan-tahapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi aset penting yang dapat memaksimalkan nilai perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi aset penting yang dapat memaksimalkan nilai perusahaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha saat ini semakin bertambah pesat, hal ini mengakibatkan sebuah perusahaan diharapkan mampu menggunakan sumber daya manusia dengan baik dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. beberapa ahli, definisi sistem adalah sebagai berikut.

BAB II LANDASAN TEORI. beberapa ahli, definisi sistem adalah sebagai berikut. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Sistem memiliki beberapa definisi yang berbeda-beda menurut pendapat beberapa ahli, definisi sistem adalah sebagai berikut. 1. Menurut Romney dan Steinbart (2003: 2), sistem

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Kuesioner Portfolio Domain Bisnis

LAMPIRAN 1. Kuesioner Portfolio Domain Bisnis L1 LAMPIRAN 1 Kuesioner Portfolio Domain Bisnis Kuesioner ini dibuat dan disebarkan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk penyusunan skripsi dengan judul Evaluasi Investasi Sistem dan Teknologi

Lebih terperinci