BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Perumusan Masalah 1.3 Tujuan Penelitian 1.4 Batasan Masalah
|
|
- Ida Indradjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perekonomian di Indonesia khususnya di Surabaya secara tidak langsung mempengaruhi pertumbuhan industri konstruksi yang juga mengalami kemajuan sangat pesat. Kemajuan teknologi juga ikut mendorong para pelaku konstruksi untuk membuat bangunan bernilai tinggi. Proyek konstruksi merupakan proyek yang berkaitan dengan upaya pembangunan suatu bangunan sarana (bangunan-bangunan perkantoran, rumah sakit, tempat tinggal dan sekolah) dan infrastruktur (jembatan, transportasi jalan raya, dan lain-lain). Maka industri konstruksi akan terus berjalan dan berkembang untuk memenuhi kebutuhan akan sarana dan infrastuktur tersebut. Salah satu proyek konstruksi adalah pelaksanaan pembangunan proyek gedung. Proyek gedung memiliki ketahanan dan minat yang cukup tinggi, sehingga optomalisasi dari pekerjaan konstruksi gedung akan menjadi harapan besar bagi peningkatan kinerja suatu proyek. Pembangunan proyek gedung merupakan salah satu pembangunan yang juga berisiko tinggi dalam hal kecelakaan kerja. Penggunaan metode pelaksanaan yang tidak akurat serta kurang teliti dapat mengakibatkan risiko kecelakaan kerja, yang salah satunya dapat menyebabkan terganggunya kinerja proyek baik dari waktu dan biaya,bahkan terhentinya aktivitas pekerjaan proyek. Masalah kecelakaan kerja di Indonesia saat ini secara umum masih sering terabaikan. Hal ini di tunjukkan masih tingginya angka kecelakaan kerja, terbukti di Indonesia setiap tujuh detik terjadi satu kasus kecelakaan kerja (Warta Ekonomi, 2 Juni 2008), 11 orang pekerja konstruksi, diantaranya operator gondola dan installer atap baja ringan pada tahun 2008 meninggal saat bekerja (Buletin BPKSDM, edisi ), bahkan untuk contoh kasus yang pernah terjadi pada dunia konstruksi adalah kecelakaan pada pelaksanaan pembanunan Proyek Apartemen Gading Mediterania, kecelakaan tersebut memakan empat orang pekerja, dua orang meninggal akibat kesetrum dan dua lainnya meninggal akibat tertimpa beton precast (Kompas, 06 Juni 2004). 1 Risiko adalah suatu penjabaran terhadap konsekuensi yang tidak menguntungkan, secara finansial maupun fisik, sebagai hasil dari keputusan yang diambil atau akibat kondisi lingkungan di suatu kegiatan atau proyek. Risiko akan muncul apabila terjadi penyimpangan di luar rencana dari suatu kejadian. Proyek adalah suatu usaha yang dilakukan untuk mengambil peluang, sehingga secara langsung risiko akan menyertainya. Dalam setiap kegiatan proyek dapat muncul suatu risiko yang lebih besar dari yang sudah direncanakan atau perhitungkan apabila tidak dilakukan monitoring. Untuk mengurangi dampak yang merugikan bagi pencapaian tujuan fungsional suatu proyek, maka diperlukan suatu sistem manajemen resiko K3, antara lain meliputi identifikasi,analisa, serta monitoring terhadap risiko yang mungkin dapat terjadi selama proses pelaksanaan pembangunan. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan yang akan diteliti pada penelitian ini adalah : 1. Risiko-risiko apa saja yang dominan mempengaruhi kinerja waktu? 2. Risiko-risiko apa saja yang dominan mempengaruhi kinerja biaya? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengetahui risiko-risiko apa saja yang dominan mempengaruhi kinerja waktu. 2. Mengetahui risiko-risiko apa saja yang dominan mempengaruhi kinerja biaya 1.4 Batasan Masalah Batasan permasalahan digunakan untuk lebih memfokuskan pembahasan pada permasalahan pokok dan tidak menyimpang dari topik yang akan dibahas. Adapun batasanbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Pelitian dilakukan pada pelaksanaan pembangunan proyek gedung di Surabaya. 2. Risiko yang diidentifikasi adalah risiko - risiko kecelakaan kerja yang berkaitan dengan aktivitas pada proyek gedung.
2 3. Risiko yang diidentifikasi dilihat dari sudut pandang kontraktor. 4. Risiko yang dominan berarti frekuensi kejadian sering dan berdampak besar. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi: 1. Bidang keilmuan, untuk dapat dimanfaatkan sebagai salah satu referensi bagi penelitian sejenis selanjutnya. mengenai penyebab kecelakaan kerja pada proyek pembangunan. 2. Bidang praktisi, dengan adanya informasi ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi risiko kecelakaan kerja yang akan terjadi sedini mungkin sehingga dapat mengetahui cara mengelola risiko tersebut dengan baik. 3. Dapat mengurangi kerugian yang nantinya akan dialami oleh perusahaan/kontraktor jika resiko yang nantinya akan terjadi sudah direspon dengan baik. 4. Pihak perusahaan/kontraktor dapat menerapkan manajemen risiko K3 (Kesehatan dan keselamatan kerja) untuk mengurangi kecelakaan kerja menuju "zero accident. 1.6 Sistematika Penulisan Dalam penelitian ini penulisan laporan disajikan sebagai berikut: BAB I Pendahuluan, bab ini merupakan latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan masalah, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan dalam laporan tugas akhir ini. BAB II Tinjauan Pustaka, bab ini merupakan kumpulan tinjauan pustaka yang dipakai sebagai dasar untuk menulis laporan tugas akhir ini. Tinjauan pustaka meliputi definisi proyek, manajemen risiko, definisi risiko, kecelakaan dan keselamatan kerja, definisi kecelakaan kerja, identifikasi risiko, dan analisa risiko. BAB III Metodologi, bab ini menjelaskan metode atau tahapan-tahapan yang dipakai untuk menjawab tujuan penelitian ini. Metodologi penelitian meliputi jenis 2 penelitian, data penelitian, populasi dan sampel penelitian, variable penelitian, tahapan penelitian, dan analisa data. BAB IV Hasil Analisa, bab ini menjelaskan hasil dari metodologi yang ada. Hasil analisa meliputi, data responden, pengolahan data, dan pembahasan masingmasing faktor. BAB V Kesimpulan dan Saran, bab ini merupakan kesimpulan yang didapat dari hasil analisa dan saran yang diperoleh setelah dikakukan penelitian ini. Daftar Pustaka, merupakan kumpulan dari buku, dan peraturan yang dipakai sebagai landasan untuk menulis laporan tugas akhir ini. Lampiran, merupakan kumpulan hasil analisa yang dipakai penulis yang tidak bisa dilampirkan dalam bab IV. Lampiran meliputi data responden, contoh kuesioner, hasil kuesioner, hasil pengolahan data, hasil spss. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kegiatan Proyek Kegiatan Proyek adalah suatu kegiatan (sekuen) yang unik, kompleks, dan seluruh aktivitas di dalamnya memiliki satu tujuan, yang harus diselesaikan tepat waktu, tepat sesuai anggaran, dan sesuai dengan spesifikasi (Soeharto, 2001). Berdasarkan pengertian tersebut dapat didefinisikan karakteristik utama proyek adalah sebagai berikut: - Memiliki satu sasaran yang jelas dan telah ditentukan yang menghasilkan lingkup (scope) tertentu berupa produk akhir. - Bersifat sementara dengan titik awal dan akhir yang jelas (sekuen) - Biasanya terdiri atas aktivitas yang kompleks dan saling terkait. - Di dalamnya terdapat suatu tim yang memiliki banyak disiplin ilmu serta terdiri atas banyak departemen. - Mengerjakan sesuatu yang belum pernah dikerjakan sebelumnya (sekali lewat) atau memiliki sifat yang berubah / non-rutin (unik)
3 - Jenis dan intensitas kegiatan sepat berubah dalam kurun waktu yang relatif pendek - Peserta memiliki multisasaran yang seringkali berbeda - Terdapat jangka waktu, biaya, dan persyaratan performance atau mutu yang pasti - Memiliki kadar risiko tinggi. 2.2 Manajemen Proyek Menurut Project Management Body of Knowledge (PM-BOK), Project Management Institute (PMI) manajemen proyek didefinisikan sebagai ilmu dan seni yang berkaitan dengan memimpin dan mengoordinir sumberdaya yang terdiri atas manusia dan material dengan menggunakan teknik pengelolaan modern untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan, yaitu lingkup, mutu, jadwal, dan biaya, serta memenuhi keinginan para stakeholder." 2.3 Risiko Risiko adalah bahaya, akibat atau konsekuensi yang dapat terjadi akibat sebuah proses yang sedang berlangsung atau kejadian yang akan datang (Wikipedia). 2.4 Manajemen Risiko Manajemen resiko adalah proses pengukuran atau penilaian resiko serta pengembangan strategi pengelolaannya. Strategi yang dapat diambil antara lain adalah memindahkan resiko kepada pihak lain, menghindari resiko, mengurangi efek negatif resiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi resiko tertentu. Manajemen resiko tradisional terfokus pada resiko-resiko yang timbul oleh penyebab fisik atau legal (seperti bencana alam atau kebakaran, kematian serta tuntutan hukum) (Wikipedia). Manajemen risiko bermakna sebagai semua rangkaian kegiatan yang berhubungan dengan risiko. Tahapan dalam manajemen risiko dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Perencanaan (planning) Proses pengembangan dan dokumentasi strategi dan metode yang terorganisasi, komprehensif, dan interaktif, untuk keperluan identifikasi dan penelusuran isu-isu risiko, pengembangan rencana penanganan risiko, penilaian risiko yang 3 kontinyu untuk menentukan perubahan risiko, serta mengalokasikan sumberdaya yang memenuhi. 2. Penilaian (assesment) Terdiri atas proses identifikasi dan analisa area-area dan proses-proses teknis yang memiliki risiko untuk meningkatkan kemungkinan dalam mencapai sasaran biaya, kinerja / performance, dan waktu penyelesaian kegiatan. a. Identifikasi (identifying) Merupakan proses peninjauan areaarea dan proses-proses teknis yang memiliki risiko potensial, untuk selanjutnya diidentifikasi dan didokumentasi. b. Analisa (analyzing) Merupakan proses menggali informasi / deskripsi lebih dalam terhadap risiko yang telah diidentifikasi, yang terdiri atas: - kuantifikasi risiko dalam probabilitas dan konsekuensinya terhadap aspek biaya, waktu, dan teknis proyek - penyebab risiko - keterkaitan antar risiko - saat terjadinya risiko - sensitivitas terhadap waktu 3. Penanganan (handling) Merupakan prases identifikasi, evaluasi, seleksi, dan implementasi penanganan terhadap risiko dengan sasaran dan kendala masing-masing program, yang terdiri atas menahan risiko, menghindari risiko, mencegah risiko, mengontrol risiko, dan mengalihkan risiko. 4. Pemantauan / monitoring risiko Merupakan proses penelusuran dan evaluasi yang sistematis dari hasil kerja proses penanganan risiko yang telah dilakukan dan digunakan sebagai dasar dalam penyusunan strategi penanganan risiko yang lebih baik di kemudian hari. 2.5 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu sistem program yang dibuat bagi pekerja maupun pengusaha sebagai upaya pencegahan (preventif) timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja dalam lingkungan kerja dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja dan penyakit
4 akibat hubungan kerja, dan tindakan antisipatif akibat hubungan kerja, dan tindakan antisipatif bila terjadi hal demikian (Silalahi dan Silalahi, 1995) Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Manajemen sebagai satu ilmu perilaku yang mencakup aspek sosial dan eksak tidak terlepas dari tanggungjawab keselamatan dan kesehatan kerja, baik dari segi perencanaan, maupun pengambilan keputusan dan organisasi. Kecelakaan kerja, gangguan kesehatan, maupun pencemaran lingkungan, harus merupakan dari biaya produksi. Sekalipun sifatnya sosial, setiap kecelakaan atau tingkat keparahannya tidak dapat dilepaskan dari faktor ekonomi dalam suatu lingkungan kerja. Dana pencegahan kecelakaan, pemeliharaan hygiene dan kesehatan kerja tidak saja dinilai dari segi biaya pencegahannya, tetapi juga dari segi manusianya. Antara biaya kecelakaan dan biaya pencegahan terdapat beberapa pokok yang barakar pada manajemen. Pokok-pokok ini menentukan kebijakan perusahaan yang mengendalikan operasi. Kebijakan ini melahirkan satu atau dua dari dua kemungkinan, yaitu: hasil yang baik dan atau hasil yang merugikan sebagai akibat kecelakaan.untuk memperkecil kerugian ini, segala upaya pencegahan perlu diadakan. Tidak semua manajemen mempunyai pandangan yang sama tentang keselamatan dan kesehatan kerja, mungkin hal ini disebabkan karena tidak dapat dijabarkannya pencegahan dan faedahnya secara jelas. Biaya pencegahan kecelakaan dapat dihitung dengan angka, tetapi faedahnya tidak. Manajemen harusnya menyadari : 1. Adanya biaya pencegahan. 2. Kerugian akibat kecelakaan menimpa karyawan dan peralatan. 3. Antara biaya pencegahan dan kerugian akibat kecelakaan terdapat selisih yang sukar ditetapkan. 4. Kecelakaan kerja selalu menyangkut manusia, peralatan, dan proses. 5. Manusia merupakan faktor dominan dalam setiap kecelakaan. Maka dari sebab-sebab di atas, ditentukan satu asas manajemen keselamatan dan kesehatan kerja Asas Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Satu asas yang rasional untuk manajemen keselamatan dan kecelakaan kerja harus mencakup kenyataan bahawa baik perencanaan maupun keputusan-keputusan manajerial dan organisasi keseluruhannya tidak terlepas dari manusia dan lingkungan kerjanya. Manajemen keselamatan dan kesehatan kerja pada dasarnya mencari dan mengungkapkan kelemahan operasional yang memungkinkan terjadinya kecelakaan. Fungsi unti dapat dilaksanakan dengan dua cara: a. Mengungkapakan sebab terjadinya suatu kecelakaan. b. Meneliti apakah secara cermat dilaksanakan atau tidak. Kesalahan operasional yang menimbulakn kecelakaam tidak terlepas dari perencanaan yang kurang lengkap, keputusan-keputusan yang tidak tepat, salah perhitungan dalam organisasi, pertimbangan, dan praktek manajemen yang kurang mantap Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kebijakan adalah arah yang ditentukan untuk dipatuhi dalam proses kerja dan organisasi perusahaan. Kebijakan yang ditetapkan manajemen menuntut partisipasi dan kerja sama semua pihak. Kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja merupakan komponen dasar kebijakan manajemen yang akan memberi arah bagi setiap pertimbangan yang menyangkut aspek operasional dari mutu, volume, hubungan kerja, dan aspek lainnya dari kebijakan manajemen. Kebijakan K3 menggarisbawahi hubungan kerja manajemen, mandor, direktur K3, dan karyawan dalam mengemban tanggungjawabnya masing-masing demi pelaksanaan progarm K3 yang efektif. 2.6 Kecelakaan Kerja Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak diduga dan dikehendaki yang mengacaukan proses yang telah diatur dari suatu aktifitas dan dapat menimbulkan kerugian bagi korban manusia dan atau harta benda (Depnaker, 1999:4). 4
5 2.6.1 Macam-Macam Kecelakaan Kerja A. Berdasarkan selang waktu akibat : 1. Kecelakaan langsung. Kecelakaan yang terjadi berakibat langsung/terdeteksi, contohnya korban manusia, mesin yang rusak atau kegagalan produksi. 2. Kecelakaan tak langsung. Kecelakaan yang terdeteksi setelah selang waktu dari kejadian, contohnya mesin cepat rusak, lingkungan tercemar. B. Berdasarkan korban : 1. Kecelakaan dengan korban manusia. a. Kecelakaan ringan Kecelakaan ringan biasanya diobati dengan persediaan PPPK atau paling jauh dibawa ke Poliklinik. b. Kecelakaan sedang Korban biasanya dibawa ke Poliklinik setelah itu jika perlu diberi waktu untuk istirahat. c. Kecelakaan berat Korban dibawa ke Rumah Sakit yang telah bekerja sama dan paling dekat dengan perusahaan. 2. Kecelakaan tanpa korban manusia. Kecelakaan tanpa korban manusia diukur dengan berdasarkan besar kecilnya kerugian material, kekacauan organisasi kerja maupun dampakdampak yang diakibatkannya Faktor Terjadinya Kecelakaan Kerja Terjadinya kecelakaan kerja disebabkan oleh 2 faktor utama yakni faktor fisik dan faktor manusia. Kecelakaan kerja ini mencakup 2 permasalahan pokok, yakni: a. Kecelakaan adalah akibat langsung pekerjaan (PAK) b. Terjadi pada saat pekerjaan sedang dilakukan (PAHK) Penyebab kecelakaan kerja pada umumnya digolongkan menjadi 2, yakni: a. Faktor Fisik Kondisi-kondisi lingkungan pekerjaan yang tidak aman atau unsafety condition misalnya lantai 5 licin, pencahayaan kurang, silau, dan sebagainya. b. Faktor Manusia Perilaku pekerja itu sendiri yang tidak memenuhi keselamatan, misalnya karena kelengahan, ngantuk, kelelahan, dan sebagainya Dampak Kecelakaan Kerja Kecelakaan kerja dapat menimbulkan akibat yang sangat merugikan bagi pekerja dan kontraktor. Dampak bagi pekerja antara lain: A. Cedera fatal Meninggal B. Cedera (major injury) Patah tulang Amputasi Kehilangan penglihatan Cedera lainnya yang orang tersebut dirawat di RS lebih dari 24 jam. C. Penyakit Mata Kepala Otak dan sistem saraf Telinga Hidung dan tenggorakan Dada dan paru-paru Otot dan punggung Hati Ginjal dan kantong kemih Sistem reproduksi Kulit Bagi pekerja yang mengalami cedera fatal maupun cedera (major injury), wajib melaporkan hal tersebut kepada atasan mereka. Begitu pula halnya bagi pekerja yang terkena penyakit akibat kerja dan dirawat di rumah sakit lebih dari 24 jam hal ini dapat digolongkan juga sebagai major injury. Sedangkan bagi kontraktor, kecelakaan yang terjadi dapat menimbulkan kerugian berupa biaya langsung dan biaya tidak langsung. Biaya langsung tersebut terdiri dari premi asuransi kecelakaan, tunjangan karyawan, biaya melatih karyawan baru, biaya perbaikan peralatan yang rusak akibat kecelakaan Pencegahan Kecelakaan Kerja Mencegah kecelakaan kerja, merupakan upaya yang paling baik, bila
6 dibandingkan dengan upaya lainnya. Kecelakaan akibat kerja dapat dicegah: 1. Peraturan perundangan, yaitu ketentuan-ketentuan yang diwajibkan mengenai kondisi kerja umumnya, perencanaan, konstruksi, perawatan dan pemeliharaan, pengawasan dan sebagainya. 2. Standarisasi, yaitu penetapan standar yang memenuhi syarat keselamatan pada berbagai jenis industri atau alat pelindung diri. 3. Pengawasan, yakni tentang di patuhinya ketentuan perundang-undangan. 4. Riset medis, tentang pengaruh fisiologis dan patologis lingkungan, dan keadaan fisik lain mengakibatkan kecelakaan. 5. Penelitian psikologis, penyelidikan tentang pola kejiwaan yang menyebabkan terjadinya kecelakaan. 6. Penelitian secara statistik, untuk menetapkan jenis, frekuensi, sebab kecelakaan, mengenai siapa saja dan lainlain. 7. Pendidikan, khususnya di bidang keselamatan kerja. 8. Penelitian bersifat teknik, meliputi sifat dan ciri bahan berbahaya, pengujian alat pelindung, penelitian tentang peledakan, desain peralatan dan sebagainya. 9. Pelatihan, untuk meningkatkan keterampilan keselamatan dalam bekerja, antara lain bagi pekerja baru. 10. Penggairahan, yakni penggunaan berbagai cara penyuluhan atau pendekatan lain untuk menumbuhkan sikap selamat. 11. Asuransi, berupa insentif finansial, dalam bentuk pengurangan biaya premi, jika keselamatan kerjanya baik. 12. Upaya lain di tingkat perusahaan, yang merupakan 6 ukuran utama efektif atau tidaknya penerapan keselamatan kerja. Upaya pencegahan perlu dilakukan pula dalam mencegah terjadinya penyakit akibat kerja, antara lain berupa : a. Identifikasi bahaya kesehatan di tempat kerja, yakni untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya gangguan kesehatan atau penyakit. b. Evaluasi bahaya kesehatan, melalui pemantulan lingkungan kerja dan pengujian biomedis, antara lain melalui pengambilan contoh udara di ruang kerja, pemeriksaan darah dan sebagainya. c. Pengendalian bahaya kesehatan, baik pada sumber bahaya, media perantara, maupun pada pekerjanya sendiri. d. Pemeriksaan kesehatan awal, berkala maupun khusus, untuk mengetahui kondisi kesehatan pekerja dan menilai pengaruh pekerjaan pada kesehatannya. e. Tindakan teknis, berupa perbaikan ventilasi, penerapan isolasi substitusi dan sebagainya. f. Penggunaan alat pelindung diri, misalnya masker, sarung tangan, tutup telinga, kaca mata dan sebagainya. g. Penerangan, pendidikan, tentang kesehatan dan keselamatan kerja. 2.7 Identifikasi Risiko Proses ini meliputi identifikasi resiko yang mungkin terjadi dalam suatu aktivitas usaha. Identifikasi resiko secara akurat dan komplit sangatlah vital dalam manajemen resiko. Salah satu aspek penting dalam identifikasi resiko adalah mendaftar resiko yang mungkin terjadi sebanyak mungkin. Teknik-teknik yang dapat digunakan dalam identifikasi resiko antara lain: Brainstorming
7 Survei Wawancara Informasi histori Kelompok kerja 2.8 Analisa Risiko Setelah melakukan identifikasi resiko, maka tahap berikutnya adalah pengukuran resiko dengan cara melihat potensial terjadinya seberapa besar severity (kerusakan) dan probabilitas terjadinya risiko tersebut. Penentuan probabilitas terjadinya suatu event sangatlah subyektif dan lebih berdasarkan nalar dan pengalaman. Beberapa risiko memang mudah untuk diukur, namun sangatlah sulit untuk memastikan probabilitas suatu kejadian yang sangat jarang terjadi. Sehingga, pada tahap ini sangtalah penting untuk menentukan dugaan yang terbaik supaya nantinya kita dapat memprioritaskan dengan baik dalam implementasi perencanaan manajemen risiko. Kesulitan dalam pengukuran risiko adalah menentukan kemungkinan terjadi suatu risiko karena informasi statistik tidak selalu tersedia untuk beberapa risiko tertentu. Selain itu, mengevaluasi dampak severity (kerusakan) seringkali cukup sulit untuk asset immateriil. Dampak adalah efek biaya, waktu dan kualitas yang dihasilkan suatu risiko (Soeharto, 2001). Setelah mengetahui probabilitas dan dampak dari suatu resiko, maka kita dapat mengetahui potensi suatu risiko. Untuk mengukur bobot risiko kita dapat menggunakan skala dari likert 1 5 sebagai berikut: Tabel 2.1 Nilai Skor Nilai Skala Probabilitas Dampak Skor 1 Sangat Rendah Hampir tidak Dampak kecil / Sangat Kecil mungkin terjadi 2 Rendah / Kecil Kadang terjadi Dampak kecil pada 3 Sedang / Cukup Besar Mungkin tidak terjadi biaya,waktu Dampak sedang pada biaya, waktu dan kualitas 4 Tinggi / Besar Sangat mungkin terjadi Dampak subtansial pada pada biaya,waktu dan kualitas 5 Sangat Hampir pasti Mengancam 7 Tinggi / Sangat Besar terjadi kesuksesan proyek Setelah risiko yang dapat mempengaruhi pengembangan teridentifikasi maka diperlukan cara untuk menentukan tingkat kepentingan dari masing-masing resiko. Beberapa resiko secara relatif tidak terlalu fatal, sedangkan beberapa resiko lainnya berdampak besar, beberapa resiko sering terjadi. Sementara itu resiko lainnya jarang terjadi. Probabilitas terjadinya resiko sering disebut dengan risk likelihood; sedangkan dampak yang akan terjadi jika resiko tersebut terjadi dikenal dengan risk impact dan tingkat kepentingan resiko disebut dengan risk value atau risk exposure. Risk value dapat dihitung dengan formula : Risk exposure = risk likelihood (probability)x risk impact (impact Idealnya risk impact diestimasi dalam batas moneter dan likelihood dievaluasi sebagai sebuah probabilitas. Dalam hal ini risk exposure akan menyatakan besarnya biaya yang diperlukan berdasarkan perhitungan analisis biaya manfaat. Risk exposure untuk berbagai resiko dapat dibandingkan antara satu dengan lainnya untuk mengetahui tingkat kepentingan masing-masing risiko. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis peneltian ini adalah penelitian deskriptif melalui survey untuk mengetahui pengaruh risiko-risiko apa saja yang dominan mempengaruhi kinerja waktu dan biaya pada perusahaan jasa pelaksana konstruksi (kontraktor) berdasarkan persepsi atasan langsung atau yang mewakilinya pada perusahaan kontraktor di Surabaya. 3.2 Data Penelitian Pengertian data adalah fakta dan angka yang secara relatif tidak berarti bagi pemakai. Data dapat berubah menjadi informasi yang berarti apabila diproses.
8 Ada beberapa jenis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu data primer dan data sekunder. a. Data primer Data primer adalah data atau informasi sebenarnya yang didapat dari sumber pertama atau dari tempat penelitian. Data primer tersebut diperoleh dengan cara wawancara langsung dan penyebaran kuisioner kepada responden di lapangan. Responden yang dituju dalam penelitian ini adalah Project Manajer,Site Manajer,Site Engineering,Engineering, dan Saffety Officer. b. Data sekunder Data sekunder yang digunakan adalah data sekunder yang berasal dari proyek yang ditinjau, seperti daftar pekerjaan apa saja yang dilakukan di proyek tersebut. 3.3 Populasi dan Sampel Penelitian Penentuan Populasi Populasi adalah sekumpulan individu dengan karakteristik khas yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian (pengamatan). Dalam penelitian ini, yang menjadi populasi adalah jumlah keseluruhan pembangunan proyek gedung di Surabaya yang sedang berjalan Penentuan Sampel Sampel adalah bagian kecil dari anggota populasi yang diambil menurut prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya. Cara mengambil sampel pembangunan proyek di Surabaya dilakukan secara acak atau dengan kata lain disebut sampling. Adapun sampel proyek tersebut antara lain : 1. Pembangunan Gedung STTAL KODIKAL Perak Surabaya 2. Pembangunan Ruko Gedung Cowek Surabaya 3. Pembangunan DR Apartement Surabaya 4. Pembangunan Gunawangsa Apartement Surabaya 5. Pembangunan Rumah Sakit Royal Surabaya 8 6. Pembangunan Xing Hong School Surabaya. Sampel penelitian ini meliputi sejumlah elemen (responden) yang lebih besar dari persyaratan minimal sebanyak 30 responden (Singarimbun dan Effendy,1989). Di mana dari setiap sampel mewakili 5 responden. 3.4 Variabel Penelitian Variabel penelitian dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang dapat dipakai untuk pengukuran risiko-risiko apa saja yang dominan mempengaruhi kinerja waktu dan biaya. Dari literatur yang diperoleh maka dapat ditabelkan sebagai berikut : No Sumber Pertanyaan Variabel 1 Excavation 1 Longsornya galian 2 Pekerja jatuh ke dalam galian Wicaksono 3 Peralatan dan excavation Singgih (2011) menabrak fasilitas/pekerja yang ada di sekitarnya 2 Steel fixing 4 Tangan terkena mesin bar bender Wicaksono 5 Terluka Karena dan terkena besi Singgih (2011) 6 Terjatuh dari ketinggian 3 Formwork 7 Terjatuh dari Wicaksono & installation ketinggian 8 Formwork collapse Singgih (2011) Hot work Pekerja terpercik 4 9 api las (welding, cutting) 10 Ganggguan Wicaksono & terkena asap las Singgih (2011) 5 Concreting 11 Tertimpa bucket Terjatuh dari Almighty 12 ketinggian 13 Sling putus 14 Tertimpa sirtu (2009) 6 Back filling 15 Pergerakan alat berat menabrak Wicaksono & Singgih (2011) fasilitas/pekerja disekitarnya 7 Install 16 Precast jatuh Pekerja terjepit Almighty Precast facade 17 precast 18 Chain block (2009) 8 Pekerjaan 19 Pekerjaan jauh Extra Wall 20 Gondola merosok j Almighty 21 Pekerja di bawah (2009) tertimpa material 22 Tersengat Listrik di Gondola 9 Lifting 23 Crane roboh material 24 Sling putus Almighty menggunakan 25 Material terjatuh/se (2009) Tower Crane dari material yg diangkat 10 Instalation 26 Terjatuh dari gypsum Tertimpa peralatan dari Wicaksono ketinggian & Terluka ketika Singgih (2011) bekerja dengan gypsum board 11 Pekerjaan 29 Pekerjaan Pasang potongan keramik 30 pekerjaan terkena mesin potong keramik 31 tersengat listrik Tertimpa material 32 keramik 12 Pekerjaan 33 Tertimpa material hebel Darma (2009) Pasang 34 Gangguan debu ak Darma Dinding dan (2009) Plester menghirup debu/semen 13 Pekerjaan 35 Terkena bor pasang Event Risiko 36 Terjepit kusen/pintu Darma kusen dan 37 Tersengat listrik (2009) pintu kayu 38 Tertimpa pintu/kusen 14 Pekerjaan 39 Menghirup cat Wicaksono & pengecatan 40 Kejatuhan Singgih (2011) 15 Pekerjaan 41 Tersengat listrik Pekerjaan terkena mesin finishing Finishing 42 Darma (griding,chipping 43 Potongan partikel (2009) cutting) mata 16 Instalation 45 Terjatuh dari Tertimpa Darma Electrical pipe 46 peralatan dari ketinggian (2009) 47 Tersengat listrik 17 Instalation 48 Terjatuh dari Plumbing Pipe 49 Tertimpa peralatan dari ketinggian Wicaksono 50 Terluka ketika Singgih (2011) pipa Referensi &
9 Latar Belakang. 1. Pembangunan proyek gedung merupakan salah satu pembangunan yang juga berisiko tinggi dalam Perumusan Masalah 1. Risiko-risiko apa saja yang dominan mempengaruhi kinerja Indentifikasi Survey Pendahul Survey Kompilasi Analisa Data Kesimpulan 3.1 Diagram Alir Pengerjaan Tugas Akhir Survey Pendahuluan Survey pendahuluan dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara, tujuannya untuk mendapatkan variabel baru yang lebih relevan di lapangan. Wawancara dilakukan dengan beberapa manajer dan staff dari tiap proyek Survey Utama Survey utama ini dimaksudkan untuk memperkirakan frekuensi terjadinya suatu risiko dan dampak dari risiko kepada responden. Responden memperkirakan frekuensi terjadinya risiko dan dampak dari risiko yang telah diidentifikasi pada survey pendahuluan Analisa Data Analisa Risiko berdasarkan Impact terhadap Waktu Setelah diketahui risiko-risiko apa saja yang terjadi pada proyek, pengerjaan selanjutnya dengan analisa risiko yang menggunakan tabel probability x impat ( P x I ). Dimana untuk mengukur Probability kejadian item-item risiko di gunakan skala Likert, yaitu : Sangat Rendah ( SR) = 1 Rendah (R) = 2 Sedang (S) = 3 Tinggi (T) = 4 Sangat Tinggi (ST) = 5 Proses pengerjaan tabel Probability x Impact adalah dengan memasukkan nilai kali dengan kejadian ke dalam skala probability yang telah ditentukan. Setelah itu memasukkan nilai impact juga dari skala yang telah di tentukan. Setelah memasukkan nilai tersebut ke dalam skala yang telah ditentukan, lalu dilanjutkan dengan mengalikan skala pada kolom probability dan skala pada kolom impact. Setelah itu didapatkan nilai yang dapat dijadikan acuan untuk mengetahui risiko mana saja yang kemungkinan besar akan menimbulkan dampak yang signifikan terhadap waktu. Keterangan skala pada Probability adalah sebagai berikut : Sangat Rendah (SR)= < 3 kali kejadian Rendah (R) = 3 5 kali kejadian Sedang (S) = 6 7 kali kejadian Tinggi (T) = 8 10 kali kejadian Sangat Tinggi (ST) = > 10 kali kejadian Kriteria penetapan skala probability ini didapat dari analisa dari pihak peneliti. Berikut ini adalah keterangan skala pada impact terhadap waktu: Sangat Kecil (SK) = < 14 hari dari durasi proyek Kecil (K) = hari dari durasi proyek Cukup Besar (C) = hari dari durasi proye Besar (B) = hari dari durasi proyek Sangat Besar (SB) = > 56 hari dari durasi proyek Analisa Risiko berdasarkan Impact terhadap Biaya Untuk mengukur impact terhadap
10 biaya dari kejadian item-item risiko, cara yang digunakan sama dengan yang digunakan mengukur impact terhadap waktu, yaitu dengan memasukkan nilai kali dengan kejadian ke dalam skala probability yang telah di tentukan. Setelah itu memasukkan nilai impact juga dari skala yang telah di tentukan. Setelah memasukkan nilai tersebut ke dalam skala yang telah ditentukan, lalu dilanjutkan dengan mengalikan skala pada kolom probability dan skala pada kolom impact. Setelah itu didapatkan nilai yang dapat dijadikan acuan untuk mengetahui risiko mana saja yang kemungkinan besar akan menimbulkan dampak yang signifikan terhadap biaya. Keterangan skala pada Probability adalah sebagai berikut : Sangat Rendah (SR) = < 3 kali kejadian Rendah (R) = 3 5 kali kejadian Sedang (S) = 6 7 kali kejadian Tinggi (T) = 8 10 kali kejadian Sangat Tinggi (ST) = > 10 kali kejadian Kriteria penetapan skala probability ini didapat dari analisa dari pihak peneliti. Berikut ini adalah keterangan skala pada impact terhadap biaya: Sangat Kecil (SK) = < 250 juta rupiah Kecil (K) = juta rupiah Cukup Besar (C) = juta rupiah Besar (B) = juta rupiah Sangat Besar (SB) = > 600 juta rupiah Statistik Deskriptif Metode statistik adalah prosedurprosedur yang digunakan dalam pengumpulan, analisis, dan penafsiran data. Statistik deskriftif adalah metode yang berkaitan dengan pengumpulan dan penyajian suatu gugus data sehingga memberikan informasi yang berguna. Statistik deskiptif memberikan informasi hanya mengenai data yang dipunyai. Penyajian hasil analisis ini dapat berupa tabel, diagram, histrogram, grafik, dan besaranbesaran lain yang termasuk dalam kategori statistika deskriptif (Walpole, 1995). Statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendiskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku umum. Pada statistik deskriptif ini, akan dikemukakan cara-cara penyajian data, dengan tabel biasa maupun distribusi frekuensi. Statistik deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk menyajikan karateristik rata-rata dapat dihitung dengan rumus : Standart Deviasi (S) 0.00 dimana : n = banyaknya data Analisa Kuadran Tingkat Dominan Faktor Risiko Dari risiko-risiko yang didapatkan melalui analisa risiko yang dominan mempengaruhi kinerja terhadap waktu dan biaya, maka dilakukanlah analisa kuadran terhadap risiko tersebut, yaitu dilakukan plotting dengan memasukkan hasil mean dan jenis risiko yang terjadi kedalam diagram kuadran mean untuk mengetahui variabel mana yang paling dominan dan mana yang kurang berpengaruh untuk setiap faktor risiko yang diteliti. III IV x 3.00 n i= = 1 n x II I i Rata-rata (x) 10 Gambar 3.2 Diagaram Kuadran Mean Diagram kuadran mean terdapat kuadran-kuadran yang berfungsi sebagai urutan faktor risiko dominan yang mempengaruhi kinerja waktu dan biaya pada proyek konstruksi di Surabaya : di mana:
11 I II nilai mean ( rata-rata ) besar,faktor yang berada di dalam kuadran I diletakkan pada urutan pertama karena nilai mean yang tinggi berarti sebagaian besar responden memberikan skor yang tinggi terhadap faktor risiko tersebut, berarti sebagaian besar responden sepakat terhadap jawaban tersebut. nilai mean ( rata-rata ) cukup besar faktor risiko yang berada di dalam kuadran II diletakkan pada urutan kedua karena nilai mean yang cukup tinggi berarti sebagaian besar responden memberikan skor yangcukup tinggi terhadap faktor risiko tersebut. III nilai mean ( rata-rata ) kecil, faktor risiko yang berada di dalam kuadran III diletakkan pada urutan ketiga karena nilai mean yang rendah berarti sebagaian besar responden memberikan skor yang rendah terhadap faktor risiko tersebut. IV nilai mean ( rata-rata ) sangat kecil, faktor risiko yang berada di dalam kuadran IV diletakkan pada urutan keempat karena nilai mean yang sangat rendah berarti sebagaian besar responden memberikan skor yang rendah terhadap faktor risiko tersebut. BAB IV ANALISA DATA dan PEMBAHASAN 4.1 Data Responden Dari hasil kuesioner yang disebar kepada beberapa proyek konstruksi gedung di Surabaya, maka didapatkan 30 responden. 1. Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Dalam data ini menyajikan jenis kelamin responden, dalam golongannya jenis kelamin responden dibagi menjadi 2 yaitu laki-laki dan perempuan. Dari 30 data responden didapatkan hasil jumlah dan prosentase jenis kelamin responden beserta penyajiannya dengan diagram lingkaran dibawah ini. Tabel 4.1 Data Jenis Kelamin Responden Jenis Kelamin Responden Jumlah % Laki-laki Perempuan 0 0 Gambar 4.1 Diagram Jenis Kelamin Responden 2. Data Responden Berdasarkan Usia Dalam data ini menyajikan usia responden, dalam golongannya usia responden dibagi menjadi 3 yaitu tahun, tahun, dan >40 tahun. Dari 30 data responden didapatkan hasil jumlah dan prosentase data usia responden beserta penyajiannya dengan diagram lingkaran dibawah ini. Tabel 4.2 Data Usia Responden Umur Responden Jumlah % tahun 10 33, tahun > 40 tahun 5 16,7 Gambar 4.2 Diagram Lingkaran Umur Responden 3. Data Responden Berdasarkan Lama Bekerja Dalam data ini menyajikan lama responden menjadi mandor, dalam golongannya lama menjadi mandor dibagi menjadi 3 yaitu 1-5 tahun, 6-10 tahun, dan >40 11
12 ahun. Dari 30 data responden maka didapatkan hasil jumlah dan prosentase untuk data lama responden menjadi mandor beserta penyajiannya dengan diagram lingkaran dibawah ini. Tabel 4.3 Data Lama Bekerja Responden Lama Responden Bekerja Jumlah % 1-5 tahun 8 26, tahun 10 33, Statistik Deskriptif Metode statistik adalah prosedur-prosedur yang digunakan dalam pengumpulan, analisis, dan penafsiran data. Statistik deskriftif adalah metode yang berkaitan dengan pengumpulan dan penyajian suatu gugus data sehingga memberikan informasi yang berguna. Statistik deskiptif memberikan informasi hanya mengenai data yang dipunyai. Penyajian hasil analisis ini dapat berupa tabel, diagram, histrogram, grafik, dan besaran-besaran lain yang termasuk dalam kategori statistika deskriptif. (Walpole, 1995). > 10 tahun Gambar 4.3 Diagram Lingkaran Lama Responden Bekerja 4. Data Responden Berdasarkan Pendidikan Dalam data ini menyajikan pendidikan akhir responden, dalam golongannya umur responden dibagi menjadi 3 yaitu D3,S1 dan S2. Dari 30 data responden didapatkan hasil jumlah dan prosentase data pendidikan akhir responden beserta penyajiannya dengan diagram lingkaran dibawah ini. Tabel 4.4 Tabel Pendidikan Responden Pendidikan Responden Jumlah % D S S Gambar 4.5 Jumlah Kejadian Risiko Kecelakaan Terhadap Waktu Gambar 4.6 Jumlah Kejadian Risiko Kecelakaan Terhadap Biaya Analisa Kuadran Tingkat Dominan Faktor Risiko Faktor yang dominan atau paling menentukan berdasarkan mean. untuk memudahkan penilaian terhadap urutan dari faktor-faktor tersebut maka dilakukan plottinging dalam diagram mean-standart deviasi dimana untuk mean (rata-rata) ditunjukkan dengan sumbu x dan untuk standart deviasi ditunjukkan dengan sumbu y. 12 Gambar 4.4 Diagram Lingkaran Pendidikan Responden
13 Gambar 4.7 Diagram Kuadran Mean Terhadap Kinerja Waktu Dari hasil diagram kuadran mean maka diperoleh urutan tiga faktor risiko yang dominan yang mempengaruhi kinerja waktu yaitu gangguan debu akibat menghirup debu atau semen pada pekerjaan pasang dinding dan plester, menghirup cat pada pekerjaan pengecatan, potongan partikel mengenai mata pada pekerjaan finishing (grading,chiping, cutting). Faktor yang paling dominan terletak pada kuadran dua karena nilai mean yang cukup tinggi berarti sebagaian besar responden memberikan skor yangcukup tinggi terhadap faktor risiko tersebut. Gambar 4.8 Diagram Kuadran Mean Terhadap Kinerja Biaya Dari hasil diagram kuadran mean maka diperoleh urutan tiga faktor risiko yang dominan yang mempengaruhi kinerja waktu yaitu gangguan debu akibat menghirup debu 13 atau semen pada pekerjaan pasang dinding dan plester, pekerja menghirup debu potongan keramik pada pekerjaan pemasangan keramik, menghirup cat pada pekerjaan pengecatan. karena nilai mean yang cukup tinggi berarti sebagaian besar responden memberikan skor yangcukup tinggi terhadap faktor risiko tersebut. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil pengolahan data yang dilakukan, penelitian ini menghasilkan kesimpulan sebagai berikut : 1. Dari hasil penelitian yaitu dari perkalian probabilitas risiko dan dampak risiko terhadap waktu maka didapatkan 3 faktor tertinggi yang memberikan pengaruh terhadap kinerja waktu yaitu gangguan debu akibat menghirup debu atau semen pada pekerjaan pasang dinding dan plester, menghirup cat pada pekerjaan pengecatan, potongan partikel mengenai mata pada pekerjaan finishing (grading,chiping, cutting). Sedangkan 3 faktor yang paling kecil yang memberikan pengaruh terhadap kinerja waktu yaitu tertimpa peralatan dari ketinggian pada pekerjaan instalasi electrical pipe, terjatuh dari ketinggian pada pekerjaan instalasi plumbing pipe, pekerja jatuh dari ketinggian pada pekerjaan extra wall. 2. Dari perkalian probabilitas risiko dan dampak risiko terhadap waktu maka didapatkan 3 faktor tertinggi yang memberikan pengaruh terhadap kinerja biaya yaitu gangguan debu akibat menghirup debu atau semen pada pekerjaan pasang dinding dan plester, pekerja menghirup debu potongan keramik pada pekerjaan pemasangan keramik, menghirup cat pada pekerjaan pengecatan. Sedangkan 3 faktor yang paling kecil yang memberikan pengaruh terhadap kinerja biaya yaitu tersengat listrik mesin pada pekerjaan finishing (grading,chiping, cutting), pekerja terjepit precast pada pekerjaan install precast, terluka ketika
14 bekerja dengan gypsum board pada pekerjaan instalation gypsum. 5.2 Saran Perlu dilakukan analisa mengenai respon risiko dan alokasi respon. Dan tidak lupa untuk melakukan monitoring terhadap hasil yang telah didapatkan. Wicaksono, I.K. dan Singgih M.L Manajemen Risiko K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) Pada Proyek Pembangunan Apartemen Puncak Permai Surabaya. Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIII, Surabaya, 5 Pebruari. DAFTAR PUSTAKA Almighty, Ikmal Analisa Faktor Penyebab Keselamatan dan Kecelakaan kerja Pada Pemakaian Crane di Proyek Konstruks (dikutip dari data laporan kecelakaan Kerja). Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil FTSP - ITS. Surabaya. Buletin BPKSDM (Jakarta). Edisi I Darma, R.E Identifikasi Penyebab Kecelakaan Kerja Menggunakan Fault Tree Analysis Pada Proyek Pembangunan The Adiwangsa Surabaya (dikutip dari data laporan kecelakaan Kerja). Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil dan Perencanaan FTSP-ITS. Surabaya. Departemen Tenaga Kerja Himpunan Peraturan Undangan Keselamatan Kerja. Jakarta. Kompas (Jakarta) Januari. Project Manajemen Institut A Guide to the Project Manajement Of Body Knowledge (PMBOK Guiede). USA. Silalahi, B.N.B. dan Silalahi, Rumendang B Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta : PT Binaan Pustaka Presindo. Singarimbun, M., dan Effendy, S. (1989). Metode Penelitian Survei. LP3ES. Jakarta. Soeharto, I Manajemen Proyek (Dari Konseptual Sampai Operasional) Jilid II. Jakarta : Erlangga. Warta Ekonomi (Jakarta) Juni. Walpole Pengantar Statistika. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta. 14
Abstrak. Abstract METODOLOGI PENELITIAN PENDAHULUAN
ANALISIS RISIKO KESELAMATAN DAN KESEATAN KERJA (K3) PADA PROYEK GUNAWANGSA MERR APARTMENT (RISK ANALYSIS OF SAFETY AND EALT OCCUPATION AT GUNAWANGSA MERR APARTMENT) Enny A Muslim, Anik Ratnaningsih, Sri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Perumusan Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan apartemen adalah salah satu pembangunan yang menimbulkan risiko tinggi bagi proyek tersebut maupun lingkungan sekitarnya dibandingkan dengan pembangunan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Dan Terminologi Proyek (Soeharto, 1999) mendefinisikan kegiatan proyek adalah suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi
Lebih terperinciSL : Selalu KD : Kadang-kadang SR : Sering TP : Tidak Pernah
No. Responden : KUESIONER PENELITIAN KEPATUHAN PENGGUNAAN APD, PENGETAHUAN TENTANG RISIKO PEKERJAAN KONSTRUKSI PEKERJA KONSTRUKSI DAN SIKAP TERHADAP PENGGUNAAN APD DI PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN U-RESIDENCE
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Tinjauan Umum Pada bagian ini akan dilakukan analisis dan pembahasan mengenai proses dari manajemen risiko yaitu identifikasi risiko, kemudian dilanjutkan proses pemeringkatan
Lebih terperinciManajemen Resiko Proyek Sistem Informasi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS)
Manajemen Resiko Proyek Sistem Informasi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) 1. Identifikasi Resiko Karakteristik Resiko Uncertainty : tidak ada resiko yang 100% pasti muncul, sehingga tetap harus
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyek Konstruksi Suatu proyek konstruksi biasanya merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek.selain itu,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegagalan pencapaian tujuan/sasaran proyek pada umumnya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang berkaitan dengan upaya pembangunan suatu bangunan infrastruktur. Faktor-faktor ketidakpastian dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pekerjaan konstruksi merupakan kegiatan yang kompleks yang melibatkan pekerja, alat dan bahan dalam jumlah besar. Proyek mempunyai karakterisitik sebagai kegiatan yang
Lebih terperinciANALISIS TINGKAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT. BISMA KONINDO DENGAN MENGGUNAKAN METODE JOB SAFETY ANALYSIS
ANALISIS TINGKAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT. BISMA KONINDO DENGAN MENGGUNAKAN METODE JOB SAFETY ANALYSIS Disusun Oleh: Okky Oksta Bera (35411444) Pembimbing : Dr. Ina Siti Hasanah, ST., MT.
Lebih terperinciANALISA RISIKO TAHAP PERAWATAN JALAN DALAM PENERAPAN PERFORMANCE BASED CONTRACT PADA PROYEK JALAN DI JAWA TIMUR
ANALISA RISIKO TAHAP PERAWATAN JALAN DALAM PENERAPAN PERFORMANCE BASED CONTRACT PADA PROYEK JALAN DI JAWA TIMUR Eko Prihartanto Program Studi Teknik Sipil, Universitas Borneo Tarakan, Tarakan E-mail: eko_prihartanto@borneo.ac.id
Lebih terperinciANALISA RISIKO KONSTRUKSI PADA PROYEK RUSUNAMI KEBAGUSAN CITY JAKARTA
TUGAS AKHIR RC 091380 ANALISA RISIKO KONSTRUKSI PADA PROYEK RUSUNAMI KEBAGUSAN CITY JAKARTA RENDY KURNIA DEWANTA NRP 3106100038 DOSEN PEMBIMBING M. Arif Rohman, ST., MSc Ir. I Putu Artama Wiguna, MT.,
Lebih terperinciKAJIAN FAKTOR JENIS, PENYEBAB DAN WAKTU TERJADINYA KECELAKAAN KERJA PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA BANDA ACEH
KAJIAN FAKTOR JENIS, PENYEBAB DAN WAKTU TERJADINYA KECELAKAAN KERJA PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA BANDA ACEH Buraida Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil Universitas Syiah Kuala Jln.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam kategori dominan sehingga dapat dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan
1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Salah satu hal yang menjadi perhatian dan sangat serius dalam pelaksanaan pekerjaan proyek adalah kompleksitas pekerjaan. Risiko menyangkut sifat dari proyek yang
Lebih terperinciJurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Oleh : Taufiq Junaedi ( )
ANALISA DAN PENGUKURAN POTENSI RISIKO KECELAKAAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE APMM (ACCIDENT POTENTIAL MEASUREMENT METHOD) PADA PROYEK PEMBANGUNAN DORMITORY 5 LANTAI AKADEMI TEKNIK KESELAMATAN DAN PENERBANGAN
Lebih terperinciMANAJEMEN RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA INFRASTRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT
MANAJEMEN RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA INFRASTRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT Uppit Yuliani Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Gunadarma uppitney@staff.gunadarma.ac.id Abstrak
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Risiko dalam proyek konstruksi merupakan probabilitas kejadian yang muncul
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Risiko Pada manajemen proyek, yang sangat berpengaruh dari risiko ialah kegagalan mempertahankan biaya, waktu dan mencapai kualitas serta keselamatan kerja. Risiko
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil dari Tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Proyek dan Proyek Konstruksi Menurut Soeharto (1999), kegiatan proyek adalah suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber
Lebih terperinciSL : Selalu KD : Kadang-kadang SR : Sering TP : Tidak Pernah
No. Responden : KUESIONER PENELITIAN KEPATUHAN PENGGUNAAN APD, PENGETAHUAN TENTANG RISIKO PEKERJAAN KONSTRUKSI PEKERJA KONSTRUKSI DAN SIKAP TERHADAP PENGGUNAAN APD DI PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN U-RESIDENCE
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pada bidang konstruksi bangunan merupakan salah satu yang berpengaruh besar dalam mendukung perkembangan pembangunan di Indonesia. Dengan banyaknya perusahaan
Lebih terperinciTersengat Listrik.
Tersengat Listrik Inspeksi K3. Secara analisis biaya, pengendalian risiko ini (inspeksi) merupakan tugas dari seorang safety officerpt WIKA. Berdasarkan interview di lapangan, seorang safety Officermemerlukan
Lebih terperinciMANAJEMEN RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PROYEK PEMBANGUNAN RUKO ORLENS FASHION MANADO
MANAJEMEN RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PROYEK PEMBANGUNAN RUKO ORLENS FASHION MANADO Bryan Alfons Willyam Sepang J. Tjakra, J. E. Ch. Langi, D. R. O. Walangitan Fakultas Teknik, Jurusan
Lebih terperinciANALISA RISIKO KONSTRUKSI PADA PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN PETRA SQUARE SURABAYA
ANALISA RISIKO KONSTRUKSI PADA PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN PETRA SQUARE SURABAYA MAKALAH TUGAS AKHIR - RC09 1380 ANALISA RISIKO KONSTRUKSI PADA PEMBANGUNAN APARTEMEN PETRA SURABAYA BAGUS YUNTAR KURNIAWAN
Lebih terperinciAsraf Ali Hamidi JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2013
IDENTIFIKASI DAN RESPON RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN PENGHUBUNG TERMINAL MULTIPURPOSE TELUK LAMONG PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA PAKET C DARI PERSEPSI KONTRAKTOR Asraf Ali Hamidi 3106 100
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kerusakan harta benda. Kecelakaan kerja banyak akhir-akhir ini kita jumpai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecelakaan adalah sebuah kejadian tak terduga yang menyebabkan cedera atau kerusakan. Kecelakaan Kerja adalah sesuatu yang tidak terduga dan tidak diharapkan yang dapat
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
76 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari penelitian mengenai pengaruh dan pelaksanaan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terhadap produktivitas tenaga kerja pada proyek konstruksi yang
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Frekuensi risiko yang paling dominan terjadi dalam pembangunan proyekproyek. konstruksi di Yogyakarta, yaitu:
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Frekuensi risiko yang paling dominan terjadi dalam
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1. KERANGKA PENELITIAN Dalam penelitian ini, kerangka berpikir (penelitian) dilakukan dalam beberapa tahapan sebagaimana diagram alur tersebut dibawah ini : Perumusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikehendaki, yang mengacaukan proses yang telah diatur dari suatu aktivitas dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak diduga semula dan tidak dikehendaki, yang mengacaukan proses yang telah diatur dari suatu aktivitas dan dapat menimbulkan
Lebih terperinciEVALUASI UNSAFE ACT, UNSAFE CONDITION, DAN FAKTOR MANAJEMEN DENGAN METODE BEHAVIOR BASED SAFETY PADA PROYEK APARTEMEN. Patricia 1, David 2 and Andi 3
EVALUASI UNSAFE ACT, UNSAFE CONDITION, DAN FAKTOR MANAJEMEN DENGAN METODE BEHAVIOR BASED SAFETY PADA PROYEK APARTEMEN Patricia 1, David 2 and Andi 3 ABSTRAK : Perkembangan dunia properti menimbulkan berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebuah perusahaan dalam melakukan aktivitas kontruksi harus memenuhi unsur keselamatan dan kesehatan kerja. Dalam kegiatan konstruksi kecelakaan dapat terjadi
Lebih terperinciANALISIS RESIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA INSTALASI LAUNDRY
ANALISIS RESIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA INSTALASI LAUNDRY Pengendalian Bahaya berguna agar terjadinya incident, accident penyakit akibat hubungan kerja ditempat kerja berkurang atau tidak
Lebih terperinciISNANIAR BP PEMBIMBING I:
HUBUNGAN ANTARA FAKTOR MANUSIA, LINGKUNGAN, MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN PENYAKIT DAN KECELAKAAN KERJA PADA PERAWATDI RAWAT INAP RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU TESIS OLEH: ISNANIAR BP.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sumatera Utara menyatakan bahwa luas perkebunan karet Sumatera Utara pada tahun
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumatera Utara merupakan salah satu penghasil karet yang ada di Indonesia yang memiliki areal perkebunan yang cukup luas. Badan Pusat Statistik propinsi Sumatera
Lebih terperinciJOB SAFETY ANALISYS TERHADAP PERALATAN YANG DIGUNAKAN DALAM PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG. OLEH: Hendra Wahyu NIM
JOB SAFETY ANALISYS TERHADAP PERALATAN YANG DIGUNAKAN DALAM PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG OLEH: Hendra Wahyu NIM. 131158003 PASCA SARJANA MAGISTER TERAPAN REKAYASA INFRASTRUKTUR POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Lebih terperinciBAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. tahapan tahapan tertentu dalam pengerjaannya. Berlangsungnya kemajuan
BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Kemajuan Proyek Kemajuan proyek merupakan progress pekerjaan dari pekerjaan awal proyek sampai akhir pekerjaan proyek. Disetiap progress pekerjaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pekerjaan konstruksi merupakan suatu proses yang besar, yang melibatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pekerjaan konstruksi merupakan suatu proses yang besar, yang melibatkan berbagai disiplin ilmu, sumber daya dan memiliki keunikan tersendiri. Definisi pekerjaan (proyek)
Lebih terperinciAnalisa Risiko Pelaksanaan Proyek Apartemen Puncak Kertajaya Surabaya
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 Analisa Risiko Pelaksanaan Proyek Apartemen Puncak Kertajaya Surabaya Bagus Prasetyo Budi dan I Putu Artama Wiguna Jurusan Teknik Sipil, FTSP, Institut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan untuk membantu kehidupan manusia. Penggunaan mesin-mesin,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era industrialisasi modern penggunaan teknologi maju sangat dibutuhkan untuk membantu kehidupan manusia. Penggunaan mesin-mesin, pesawat, instalasi dan bahan-bahan
Lebih terperinci#10 MANAJEMEN RISIKO K3
#10 MANAJEMEN RISIKO K3 Risiko adalah sesuatu yang berpeluang untuk terjadinya kematian, kerusakan, atau sakit yang dihasilkan karena bahaya. Selain itu Risiko adalah kondisi dimana terdapat kemungkinan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kecelakaan kerja yang sangat tinggi sehingga mengakibatkan banyaknya korban
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Banyaknya kecelakaan yang terjadi pada pekerja khususnya pada pekerja bangunan sering diakibatkan karena pihak pelaksana jasa kurang memprioritaskan keselamatan dan
Lebih terperinciMANAJEMEN RISIKO KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) (Study Kasus Pada Pembangunan Gedung SMA Eben Haezar)
MANAJEMEN RISIKO KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) (Study Kasus Pada Pembangunan Gedung SMA Eben Haezar) Gabby E. M. Soputan Pascasarjana Teknik Sipil Universitas Sam Ratulangi Bonny F. Sompie, Robert
Lebih terperinciANALISIS RISIKO MANAJEMEN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN WADUK BAJULMATI BANYUWANGI - JAWA TIMUR
ANALISIS RISIKO MANAJEMEN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN WADUK BAJULMATI BANYUWANGI - JAWA TIMUR Anik Ratnaningsih 1, Dwi Gesang Ageng Pangapuri 2 1 Dosen Program Studi Teknik Sipil, Universitas Jember, Jl. Kalimantan
Lebih terperinciManajemen Resiko Nia Saurina 811
E-Government, yang di implementasikan dalam Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA), adalah salah satu upaya dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi secara cepat, tepat, lengkap, akurat dan terpadu
Lebih terperinciPeralatan Perlindungan Pekerja
Oleh: 2013 Peralatan Proteksi Keselamatan Kerja Reference : Hamid R. Kavianian & Charles A. Wentz. 1990. Occuputional & Enviromental Safety Engineering & Management. 1. John Wiley & Sons Inc. New York
Lebih terperinciBAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi,
BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi, pengembangan, pemeliharaan, dan penggunaan sumberdaya manusia untuk mencapai
Lebih terperinciMATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA ESTIMATOR BIAYA JALAN (COST ESTIMATOR FOR ROAD PROJECT)
MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA ESTIMATOR BIAYA JALAN (COST ESTIMATOR FOR ROAD PROJECT) PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN
Lebih terperinciTANTANGAN DAN HAMBATAN PENERAPAN KONSEP SUSTAINABLE CONSTRUCTION PADA KONTRAKTOR PERUMAHAN DI SURABAYA
TANTANGAN DAN HAMBATAN PENERAPAN KONSEP SUSTAINABLE CONSTRUCTION PADA KONTRAKTOR PERUMAHAN DI SURABAYA Alfonsus Dwiputra W. 1, Yulius Candi 2, Ratna S. Alifen 3 ABSTRAK: Proses pembangunan perumahan sebagai
Lebih terperinciMANAJEMEN RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PROYEK INFRASTRUKTUR GEDUNG
MANAJEMEN RISIKO KESELAMATAN DAN KESEATAN KERJA (K3) PADA PROYEK INFRASTRUKTUR GEDUNG Uppit Yuliani Jl. Belly Gg. Mekar II No.40 Cijantung Pasar Rebo Jakarta Timur 13730 uppitney@yahoo.com ABSTRAK Masalah
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TURNOVER PEKERJA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA. Ana Rakhmawati Christiono Utomo, ST, MT, Phd ABSTRAK
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TURNOVER PEKERJA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA Ana Rakhmawati Christiono Utomo, ST, MT, Phd ABSTRAK Pekerja merupakan salah satu elemen dominan dalam sebuah proyek.
Lebih terperinciANALISIS RISIKO PEKERJAAN PRECAST PANEL PADA PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN M-TOWN SIGNATURE SUMMARECON SERPONG
ANALISIS RISIKO PEKERJAAN PRECAST PANEL PADA PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN M-TOWN SIGNATURE SUMMARECON SERPONG Tugas akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Tenik,
Lebih terperinciESTIMASI BIAYA PROYEK KONSTRUKSI
ESTIMASI BIAYA PROYEK KONSTRUKSI 1. Pendahuluan adalah seni memperkirakan kemungkinan jumlah biaya yang diperlukan untuk suatu kegiatan yang didasarkan pada informasi yang tersedia pada waktu itu (Iman
Lebih terperinciPERBANDINGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RUMAH MPANEL DENGAN RUMAH PRACETAK PADA PEMBANGUNAN RUMAH SEDERHANA DI SAWOJAJAR MALANG
PERBANDINGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RUMAH MPANEL DENGAN RUMAH PRACETAK PADA PEMBANGUNAN RUMAH SEDERHANA DI SAWOJAJAR MALANG Vicky Ramadhani, M. Hamzah Hasyim, Saifoe El Unas Jurusan Teknik Sipil Fakultas
Lebih terperinciJournal Industrial Servicess Vol. 3 No. 2 Maret 2018
Journal Industrial Servicess Vol. 3 No. 2 Maret 2018 EVALUASI PENJADWALAN PROYEK DENGAN METODE PERT PADA PEMBUATAN PABRIK DAYA KOBELCO Nur Rahayu, Gama Harta Nugraha Jurusan Teknik Industri Universitas
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN
BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1 Manajemen Konstruksi Dalam sebuah proyek konstruksi, terdapat sangat banyak perilaku dan fenomena kegiatan proyek yang mungkin dapat terjadi. Untuk mengantisipasi perilaku
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. RISIKO DALAM PROYEK KONSTRUKSI MERUPAKAN PROBABILITAS KEJADIAN YANG MUNCUL
BAB II TINJAUAN PUTAKA. RIIKO DALAM PROYEK KONTRUKI MERUPAKAN PROBABILITA KEJADIAN YANG MUNCUL 5 BAB II TINJAUAN PUTAKA 2.1 Manajemen Risiko Pada manajemen proyek, yang sangat berpengaruh dari risiko
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. kuat. (2) Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu bentuk upaya untuk
kuat. (2) Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu bentuk upaya untuk BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi akan membawa dampak terhadap perubahan tatanan kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Suatu proyek konstruksi dikatakan berhasil atau sukses jika proyek tersebut dapat dilaksanakan tepat waktu, sesuai antara biaya dan kualitas yang telah direncanakan.
Lebih terperinciMANAJEMEN RESIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI
MANAJEMEN RESIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI Novita Sari 1), Endang Mulyani 2), Safarudin M.Nuh 2) Abstrak Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan faktor yang paling
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ketenagakerjaan, merupakan kewajiban pengusaha untuk melindungi tenaga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keselamatan di setiap tempat kerja sebagaimana yang diamanatkan Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 dan UU No. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, merupakan kewajiban
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISA
BAB IV HASIL DAN ANALISA 4.1. Penerapan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Di Proyek Penerapan Program K3 di proyek ini di anggap penting karena pada dasarnya keselamatan dan kesehatan kerja
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keselamatan dan Kesehatan Kerja 1. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah sistem yang berhubungan semua unsur yang berada dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proyek konstruksi merupakan salah satu sektor industri yang memiliki risiko
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek konstruksi merupakan salah satu sektor industri yang memiliki risiko kecelakaan kerja yang cukup tinggi. Berbagai penyebab utama kecelakaan kerja pada proyek
Lebih terperinciANALISA RESIKO OPERASIONAL PENGELOLAAN GEDUNG PUSAT PERBELANJAAN DI SURABAYA
ANALISA RESIKO OPERASIONAL PENGELOLAAN GEDUNG PUSAT PERBELANJAAN DI SURABAYA Aris Windarko Saputro dan I Putu Artama W Bidang Keahlian Manajemen Proyek Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1 Risiko Risiko (risk) menurut Robinson dan Barry (1987) adalah peluang terjadinya suatu kejadian yang dapat diketahui oleh pelaku bisnis sebagai
Lebih terperinciPERENCANAAN WAKTU PELAKSANAAN KONSTRUKSI
PERENCANAAN WAKTU PELAKSANAAN KONSTRUKSI Perencanaan Waktu Pelaksanaan Konstruksi (time schedule) adalah rencana waktu penyelesaian masing-masing pekerjaan konstruksi secara rinci dan berurutan. (pekerjaan
Lebih terperinciBAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK
BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Kemajuan Proyek Monitoring dan evaluasi pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi merupakan bagian yang penting dari sistem informasi manajemen proyek.
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Frekuensi risiko pada industri konstruksi di Yogyakarta yaitu : kenaikan harga material.
67 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Identifikasi manajemen risiko pada industri konstruksi yang telah dilakukan pada bab analisis data dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut
Lebih terperinciMANAJEMEN RISIKO KECELAKAAN KERJA PADA PROYEK PEMBANGUNAN PERLUASAN HOTEL MERCURE 8 LANTAI PONTIANAK
MANAJEMEN RISIKO KECELAKAAN KERJA PADA PROYEK PEMBANGUNAN PERLUASAN HOTEL MERCURE 8 LANTAI PONTIANAK Samsuri 1), Lusiana 2), Endang Mulyani 2) Abstrak Risiko Kecelakaan kerja adalah salah satu risiko yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proyek merupakan gabungan dari sumber daya manusia, material, peralatan, dan modal dalam suatu wadah organisasi sementara untuk mencapai sasaran dan tujuan (Husen,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Kata Kunci : identifikasi risiko, matriks probabilitasdampak, respon risiko, severity indeks. I. PENDAHULUAN
1 IDENTIFIKASI DAN RESPON RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN PENGHUBUNG TERMINAL MULTIPURPOSE TELUK LAMONG PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA PAKET C DARI PERSEPSI KONTRAKTOR Asraf Ali Hamidi, Yusroniya
Lebih terperinciAnalisis Risiko Rantai Pasok pada Proyek Pembangunan Apartemen di Surabaya
1 Analisis Rantai Pasok pada Proyek Pembangunan Apartemen di Surabaya Shelly Atma Devinta, I Putu Artama Wiguna, Cahyono Bintang Nurcahyo Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut
Lebih terperinciKRITERIA KEBERHASILAN SUATU PROYEK
KRITERIA KEBERHASILAN SUATU PROYEK MAKALAH MANAJEMEN PROYEK Diajukan untuk memenuhi persyaratan kelulusan Matakuliah TI-4806 Manajemen Proyek Disusun oleh: Nama: Andrian Irawan NIM: 1410003 DEPARTEMEN
Lebih terperinciANALISA RISIKO KONSTRUKSI PADA PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN PETRA SQUARE SURABAYA
MAKALAH TUGAS AKHIR - RC09 1380 ANALISA RISIKO KONSTRUKSI PADA PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN PETRA SQUARE SURABAYA BAGUS YUNTAR KURNIAWAN 3108 100 613 Dosen Pembimbing : Cahyono Bintang Nurcahyo, ST, MT.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin ketatnya persaingan di bidang industri menuntut perusahaan untuk mengoptimalkan seluruh sumber daya yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin ketatnya persaingan di bidang industri menuntut perusahaan untuk mengoptimalkan seluruh sumber daya yang dimiliki dalam menghasilkan produk dengan kualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Proyek konstruksi merupakan salah satu jenis proyek yang memiliki potensi risiko relatif tinggi akibat uncertain events yaitu peristiwa-peristiwa tidak pasti
Lebih terperinciMODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN
MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN (K3L) NO. KODE :.P BUKU PENILAIAN DAFTAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimanapun selalu ada risiko terkena penyakit akibat kerja, baik didarat, laut,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah keselamatan dan kesehatan kerja adalah masalah dunia. Bekerja dimanapun selalu ada risiko terkena penyakit akibat kerja, baik didarat, laut, udara, bekerja disektor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masukan (input), keluaran (output), hasil (outcome), manfaat (benefit), dampak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kinerja sering digunakan sebagai tolak ukur dalam menilai suatu hasil yang dicapai terhadap sesuatu. Sehingga kesuksesan suatu perusahaan dapat diukur dari kinerja
Lebih terperinciBAB. V PELAKSANAAN PEKERJAAN V. 1. Uraian Umum Tahap pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap yang sangat menentukan berhasil atau tidaknya suatu proyek. Hal ini membutuhkan pengaturan serta pengawasan pekerjaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Faktor Sukses, Kontraktor dan Perumahan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Faktor Sukses, Kontraktor dan Perumahan Faktor sukses adalah suatu bagian penting, dimana prestasi yang memuaskan diperlukan untuk suatu organisasi agar dapat mencapai
Lebih terperinciPERENCANAAN MANAJEMEN RESIKO
PERENCANAAN MANAJEMEN RESIKO 1. Pengertian Manajemen Resiko Menurut Wikipedia bahasa Indonesia menyebutkan bahwa manajemen resiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pengelolaan risiko..., Mohamad Taufik H.A., FT UI, Universitas Indonesia
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kelangsungan hidup perusahaan atau organisasi seringkali ditentukan oleh suatu keputusan penting dalam rangka mengambil peluang (opportunity) yang jarang terjadi
Lebih terperinciIDENTIFIKASI DAN ANALISA RISIKO KONSTRUKSI PADA PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL SAKA MEDAN
IDENTIFIKASI DAN ANALISA RISIKO KONSTRUKSI PADA PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL SAKA MEDAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat untuk menjadi Sarjana Teknik Sipil Disusun Oleh
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan rincian pada bab IV, maka pada bab V ini dapat disimpulkan
46 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan rincian pada bab IV, maka pada bab V ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 5.1.1. Faktor-faktor yang mempengaruhi keterlambatan kerja a. Faktor
Lebih terperinciANALISA REWORK PADA KONSTRUKSI GEDUNG DI KABUPATEN BONDOWOSO
ANALISA REWORK PADA KONSTRUKSI GEDUNG DI KABUPATEN BONDOWOSO Kukuh Rahardjo dan I Putu Artama Wiguna Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Email: kukuhrah@gmail.com
Lebih terperinciANALISA risiko PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN PROYEK APARTEMEN TRILLIUM OFFICE AND RESIDENCE-SURABAYA
ANALISA risiko PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN PROYEK APARTEMEN TRILLIUM OFFICE AND RESIDENCE-SURABAYA ANGGI BELLIAWAN 3106.100.090 Dosen Pembimbing : I Putu Artama Wiguna, Ir, MT, Ph.D Cahyono Bintang Burcahyo,
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI COST OVERRUNS PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA
ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI COST OVERRUNS PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA ANALYSIS OF FACTORS - FACTORS AFFECTING THE COST OVERRUNS ON CONSTRUCTION PROJECTS IN SURABAYA Ari Swezni, Retno
Lebih terperinci1 Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di negara yang sedang berkembang, khususnya Indonesia, banyak terjadi pembangunan, baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun oleh swasta. Pembangunan-pembangunan di
Lebih terperinciBAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Kontraktor memerlukan strategi agar hasil yang dicapai sesuai dengan
BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1. Tinjauan Umum Kontraktor memerlukan strategi agar hasil yang dicapai sesuai dengan yang diharapkan. Hasil yang diharapkan yaitu berupa kualitas konstruksi
Lebih terperinciTujuan K3. Mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman dan aman
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) Tujuan Pembelajaran Setelah melalui penjelasan dan diskusi 1. Mahasiswa dapat menyebutkan tujuan Penerapan K3 sekurang-kurangnya 3 buah 2. Mahasiswa dapat memahami
Lebih terperinciPANDANGAN KONTRAKTOR DAN PEMILIK TERHADAP PERAN PEMILIK DALAM KESELAMATAN KERJA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA
PANDANGAN KONTRAKTOR DAN PEMILIK TERHADAP PERAN PEMILIK DALAM KESELAMATAN KERJA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA Johanes Jiman¹, Eka Pramudita², Andi³ ABSTRAK : Konstruksi merupakan salah satu industri yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi Suatu proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian yang hanya satu kali yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Selain itu, proyek
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 ANALISA DAN PENGUKURAN POTENSI RISIKO KECELAKAAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE APMM ( ACCIDENT POTENTIAL MEASUREMENT METHOD) PADA PROYEK PEMBANGUNAN DORMITORY
Lebih terperinciBAB IV Analisis Data
BAB IV Analisis Data IV.1. Studi Kasus Studi kasus penelitian ini dilakukan pada proyek pengembangan perumahan kelas menengah di wilayah Bandung. Pemilihan perumahan kelas menengah didasarkan pada pertimbangan
Lebih terperinciIDENTIFIKASI JENIS BAHAYA & RESIKO K3
CV. KARYA BHAKTI USAHA Jampirejo Timur No 351 Temanggung PRA RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (PRARK3K) Disiapkan untuk pekerjaan: Rehabilitasi Jaringan Irigasi Kali Pacar 1. KEBIJAKAN K3
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan perlu melaksanakan program keselamatan dan kesehatan kerja
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan perlu melaksanakan program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang diharapkan dapat menurunkan tingkat kecelakaan kerja. Banyak berbagai macam
Lebih terperinciNovie Susanto, Ratna Purwaningsih, Erwin Ardiansyah. Abstrak
ANALISIS JARINGAN KERJA DAN PENENTUAN JALUR KRITIS DENGAN CRITICAL PATH METHODE-CPM (STUDI KASUS PEMBANGUNAN RUMAH GRAHA TAMAN PELANGI TYPE MILANO PADA PT KARYADEKA ALAM LESTARI SEMARANG) Novie Susanto,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja. subkontraktor, serta safety professionals.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Area dari keselamatan kerja dalam dunia rekayasa mencakup keterlibatan manusia baik para pekerja, klien, maupun pemilik perusahaan. Menurut Goetsch
Lebih terperinci