BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan untuk membantu kehidupan manusia. Penggunaan mesin-mesin,

Ukuran: px

Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan untuk membantu kehidupan manusia. Penggunaan mesin-mesin,"

Hendra Hermanto
6 tahun lalu
Tontonan:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era industrialisasi modern penggunaan teknologi maju sangat dibutuhkan untuk membantu kehidupan manusia. Penggunaan mesin-mesin, pesawat, instalasi dan bahan-bahan berbahaya akan terus meningkat sesuai kebutuhan industri. Di samping memberikan kemudahan hal tersebut juga akan menimbulkan beragam sumber bahaya dalam kehidupan manusia. Selain itu, faktor lingkungan kerja yang tidak memenuhi syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), proses kerja tidak aman, dan sistem kerja yang semakin komplek dan modern dapat menjadi ancaman tersendiri bagi keselamatan dan kesehatan pekerja (Tarwaka, 2014). Pekerjaan konstruksi merupakan pekerjaan yang melibatkan berbagai unsur keilmuan diantaranya, sumber daya manusia (tenaga kerja), teknologi yang mencakup peralatan, bahan dan tenaga kerja, dan disimplin ilmu sosial serta sistem pengelolaan yang mendukung terlaksananya pekerjaan konstruksi. Upaya pengendalian kecelakaan kerja konstruksi harus memperhatikan semua unsur yang ada diatas. Walaupun keselamatan dan kesehatan kerja ditempat kerja konstruksi telah didukung, oleh peraturan dan perundang-undangan, standar nasional dan internasional lainnya, namun kecelakaan di bidang konstruksi masih cukup tinggi (ILO, 2005). Pada tahun 2013, 1 pekerja di dunia meninggal setiap 15 detik karena kecelakaan kerja dan 160 pekerja mengalami sakit akibat kerja. Tahun

2 sebelumnya (2012) ILO mencatat angka kematian dikarenakan kecelakaan dan penyakit akibat kerja (PAK) sebanyak 2 juta kasus setiap tahunnya (Kemenkes RI, 2014). Sedangkan jumlah kasus kecelakaan akibat kerja tahun yang paling tinggi pada 2013 yaitu 35,917 kasus kecelakaan kerja (Tahun 2011 = 9,891, Tahun 2012 = 21,735, Tahun 2014 = 24,910). (Kemenkes RI, 2015). Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan merupakan hal penting untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman serta dapat menekan angka kecelakaan kerja. Salah satu cara terbaik untuk menentukan prosedur kerja yang tepat adalah dengan melakukan Job Safety Analysis(JSA) yang terdapat di setiap tahapan pekerjaan. Hasil dari JSA dapat digunakan untuk mengendalikan dan menghilangkan bahaya di tempat kerja, membuat langkah-langkah kerja yang aman, sehingga jumlah cidera dan penyakit akibat kerja menjadi berkurang, berkurangnya absen pekerja, biaya kompensasi bagi pekerja menjadi lebih rendah, bahkan dapat meingkatkan produktivitas Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Widia (2015) yang dilakukan di PT. Wijaya Karya Beton Tbk PPB Majalengka, didapatkan hasil risiko bahaya tertinggi terdapat pada proses pemotongan besi menggunakan bar cutter, pemadatan tulang (spinning), kemudian proses pengecoran tulang juga memiliki risiko tinggi karena proses ini dilakukan dengan mengangkat hopper yang berpotensi sling portal craneputus dan menimpa tenaga kerja. 2

3 Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja, secara garis besar di jelaskan pada pasal 9 ayat 1 bahwa pengurus diwajibkan menunjukan dan menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru tentang kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya serta apa yang dapat timbul dalam tempat kerja, semua pengamanan dan alat-alat perlindung yang diharuskan dalam semua tempat kerjanya, cara-cara dan sikap yang aman dalam melaksanakan pekerjaannya. Ayat 2, Pengurus hanya dapat memperkerjakan pekerja yang telah memenuhi syarat. Ayat 3, Pengurus diwajibkan menyelenggarakan pembinaan bagi semua tenaga kerja yang berada dibawah pimpinannya dalam pencegahan kecelakaan dan pemberantasan kebakaran serta meningkatkan keselamatan dan kesehata kerja. Ayat 4, Pengurus diwajibkan memenuhi dan mentaati semua syaratsyarat dan ketentuan yang berlaku bagi usaha dan tempat kerja yang dijalankannya. Kecelakaan kerja merupakan suatu kejadian diluar kontrol manusia, menyebabkan terjadinya luka, bahkan kematian. Industri jasa konstruksi merupakan salah satu sektor industri yang memiliki risiko kecelakaan kerja yang cukup tinggi. Berbagai penyebab utama kecelakaan kerja pada bidang konstruksi adalah hal-hal yang berhubungan dengan karakteristik proyek konstruksi yang bersifat unik, lokasi kerja berbeda-beda, terbukadan dipengaruhi cuaca, waktu pelaksanaan yang terbatas, dinamis dan menuntut ketahanan fisik yang tinggi (Ronald,dkk., 2012). 3

4 PT. Wijaya Karya Beton Tbk PPB, Boyolali. merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri beton percetakan, di industri ini mempunyai tenaga kerja sebanyak 380 orang. Dari hasil survei lapangan pada Jalur 4 bulan maret 2017, proses produksi yang dilakukan antara lain perakitan tulang atau kerangka beton yang terbuat dari besi, pengecoran kemudian penarikan besi prestress, pemadatan dengan spinning, perawatan, pengeluaran produk kemudian penandaan produk dan penumpukan produk semuanya dilakukan menggunakan mesin dan alat berat yang memiliki sumber bahaya bagi pekerja. Dari data sekunder yang didapat di PT. Wijaya Karya Beton Tbk PPB Boyolali, dari tahun masih terdapat 66,7% pelanggaran disiplin berupa tidak memakai APD saat bekerja atau saat berada di sekitar proyek, 28,6% merokok di area bebas rokok dan 3% unsafe action. Dan sepanjang tahun terdapat 6 kecelakaan kerja berupa terperosok dan terjepit saat bekerja, 7 insiden disebabkan oleh kerusakan fasilitas kerja. Dari hasil wawancara dengan salah satu Inspektor Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) mengatakan pernah terjadi kecelakaan kerja berupa terjepit, jatuh dari ketinggian, dan tertimpa alat. Pada bulan Maret 2017 terdapat dinding bangunan tempat produksi roboh dikarenakan muatan yang melebihi batas, PT wijaya karya menerapkan 2 shift yaitu pada pukul dan , dari kedua shift tersebut pekerja dapat memilih bekerja dengan istirahat dan tanpa istirahat sehingga jam pulang lebih cepat satu jam dari jam yang sudah terjadwal. Dari data sekunder yang didapat 4

5 melalui lembar penilaian risiko dan identifikasi bahaya pada Jalur 4 terdapat banyak uraian tahapan proses dan identifikasi bahaya kerja pada Jalur 4 yang memiliki tingkat risiko Extreme Risk dan High Risk dengan peluang dapat terjadi pada kondisi tertentu.yang memerlukan penanganan atau tindakan segera. Di PT. Wijaya Karya sudah menerapkan metode JSA tetapi penerapannya masih digabungkan menjadi satu dengan HIRA, dan ditemukan adanya kecelakaan kerja, sehingga perlu ditinjau ulang. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penulis ingin melakukan identifikasi, penilaian dan pengendalian dengan Job Safety Analysis (JSA) pada bagian produksi Jalur 4 di PT. Wijaya Karya Beton, Tbk PPB Boyolali. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan masalah Apakah penerapan JSA dapat mencegah dan mengendalikan kecelakaan kerja pada pekerjaan risiko tinggi? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui pencegahan dan pengendalian kecelakaan kerja pada pekerjaan risiko tinggi dengan penerapan JSA di produksi tiang pancang bulat Jalur 4 PT. Wijaya Karya Beton Tbk PPB Byolali 2. Tujuan Khusus a. Untuk menganalisis jenis-jenis pekerjaan yang memiliki risiko kecelakaan kerja tinggi. 5

6 b. Untuk menguraikan pekerjaan yang berisiko tinggi kedalam langkahlangkah dasar pekerjaan dengan JSA. c. Untuk menentukan pengendalian risiko yang tepat sesuai tingkat bahaya pada jenis-jenis pekerjaan yang berisiko tinggi. D. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Bagi Perusahaan Dapat memeberikan tambahan yang berarti bagi perusahaan mengenai Job Safety Analysis (JSA) untuk pencegahan dan pengendalian risiko terhadap kecelakaan. 2. Bagi Program Studi Kesehatan Masyarakat Sebagai refrensi tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Khususnya mengenai pencegahan dan pengendalian risiko dengan metodejob safety Analysis. 3. Bagi Tenaga kerja Sebagai informasi bahwa pekerjaan yang dilakukan mempunyai potensi bahaya tinggi, sehingga tenaga kerja dapat berpartisipasi dalam pengendalian risiko. 4. Bagi Peneliti Lain Penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian selanjutnya. 6

dokumen-dokumen yang mirip

BAB I PENDAHULUAN. dalam pertumbuhan ekonomi dan kemajuan sosial di dunia industri. Perkembangan teknologi telah mengangkat standar hidup manusia dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam pertumbuhan ekonomi dan kemajuan sosial di dunia industri. Perkembangan teknologi telah mengangkat standar hidup manusia dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan teknologi telah banyak menyumbangkan berbagai hal positif dalam pertumbuhan ekonomi dan kemajuan sosial di dunia industri. Perkembangan teknologi telah mengangkat