BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI DAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI DAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA"

Transkripsi

1 BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI DAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA Secara umum, strategi branding yang berdasar kepada teori Brand Equity dapat disusun secara serupa mengikuti kaidah-kaidah Brand Asset Management yang dikembangkan oleh Scott M. Davis. Menurutnya Davis (2000), strategi branding yang memperlakukan brand sebagai aset dapat disusun melalui sebelas tahapan yang terkelompokkan menjadi 4 fase kegiatan seperti yang tertera pada gambar 4.1. Strategi branding Persib yang baru pun akan disusun berdasarkan skema tersebut atas beberapa pertimbangan: Memperlakukan Brand Persib sebagai sebuah aset akan memberikan Persib sebuah skema kerja jangka panjang yang terarah dengan tujuan membuat brand yang kuat. Brand yang kuat selalu menguntungkan. Sebagai sebuah merek dagang yang dikelola secara profesional, brand Persib adalah sesuatu yang baru dan karenanya tahapan-tahapan yang dikembangkan Brand Asset Management menjadi semakin relevan untuk diterapkan. Untuk mengoptimalkan kemampuan Brand Persib, kita harus berhenti berpikir bahwa proses branding adalah sekedar isu marketing. Manajemen Brand harus melibatkan pimpinan tertinggi sekaligus setiap fungsi dalam perusahaan. Skema Brand Asset Management memungkinkan Persib untuk melakukan hal itu dengan terstruktur dan terperinci. Skema ini akan memandu pembuatan strategi branding Persib. Pembuatan strategi yang tidak teratur hanya akan menjerumuskan Persib kepada program pendanaan yang tidak berujung pangkal. 47

2 Fase 1 tahap 1 Mengembangkan Brand Vision Elemen Brand Vision Fase 2 tahap 2 Mengembangkan BrandPicture tahap 3 tahap 4 Menemukan brand image Menentukan brand contract menciptakan brand-based customer model Fase 3 tahap 5 Mengembangkan sebuah strategi Brand Asset Management tahap 6 tahap 7 tahap 8 tahap 9 Positioning Melebarkan brand Mengkomunikasi kan brand positioning Memaksimalkan pengaruh jalur distribusi Pricing premium Fase 4 tahap 10 Mengukur Return on Brand Investment Melestarikan budaya Brand Asset Management tahap 11 Melestarikan brand-based culture Gambar 4.1. Tahapan Brand Asset Management 4.1. Mengembangkan Brand Vision Brand Vision adalah visi Brand dalam kaitannya dengan tujuan perusahaan. Pada tahapan ini semua shareholder Persib harus duduk bersama untuk merumuskan apa tujuan dari perusahaan dan bagaimana Brand Persib dapat membantu mencapainya. Termasuk dalam hal itu adalah tujuan finansial perusahaan seperti profit yang diharapkan serta alokasi dana bagi pengembangan Brand. Yang tidak kalah penting, pada tahapan ini manajamen dan pemilik harus sepaham tentang bagaimana Brand ini akan diperlakukan: sebagai aset manajemen atau hanya sekedar sebagai sebuah marketing tool. 48

3 Bentuk Brand Vision Persib yang sederhana dapat dituliskan sebagai Core Identity dengan penjabaran sebagai berikut: Persib adalah klub sepakbola kebanggaan Jawa Barat. Masyarakat akan mengenali Persib sebagai klub profesional yang kompetitif dalam berbagai ajang kompetisi di tanah air, berdedikasi dalam pembinaan pemain jangka panjang, sportif dan atraktif. Brand Persib akan dikelola untuk meningkatkan citra klub, kota dan provinsi secara keseluruhuan sekaligus menempatkan produk resmi Persib pada harga premium. Dengan visi tersebut, Persib dapat membentuk sebuah manajemen profesional. Targettarget jangka pendek maupun panjang dapat dibentuk dan kriteria pemebntukan manajemen menjadi lebih jelas. Beberapa aktivitas penting yang dilakukan pada tahapan ini adalah: Menjajaki kerjasama jangka panjang dengan calon investor yang memiliki visi yang sama terhadap Persib. Penjualan sebagian saham adalah salah satu hal yang bisa dijajaki. Membentuk manajemen profesional dengan cara merekrut para profesional dengan semangat yang tinggi. Merekrut anak-anak muda yang militan adalah salah satu yang bisa dilakukan untuk menjaga komposisi manajemen tetap sehat dan penuh gairah. Persib juga harus melarang pejabat publik dan semua pihak yang dapat menimbulkan conflict of interest untuk duduk di manajemen. Kebutuhan Sumber Daya Rapat koordinasi yang melibatkan seluruh stakeholder. Rapat koordinasi dilakukan bertahap dimulai dari penggalangan opini masyarakat sampai kepada rapat yang hanya dihadiri oleh para shareholder. Badan hukum yang jelas dan kuat. Rencana pembentukan badan hukum berbentuk PT adalah salah satu inisiatif yang telah dilakukan namun pembentukan badan hukum ini harus didasari dengan keinginan untuk mengembangkan diri sehingga Brand Vision dapat dilaksanakan. 49

4 4.2. Mengembangkan BrandPicture Tahapan ini juga adalah tahapan persiapan di mana manajemen Persib mempersiapkan segala kelengkapan yang mendukung upaya mengembangkan identitas baru. Identitas baru dimulai dengan mengembangkan Brand image yang baru, menentukan kontrak sosial dari brand tersebut dan mengembangkan sebuah model hubungan antara brand dengan konsumennya, dalam hal ini adalah bobotoh Menentukan Brand Image Brand Image Persib yang baru disusun atas analisis terhadap hasil FGD dengan mempertimbangkan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki Brand. Pembentukan Brand Image ini dilakukan dengan dua pendekatan: Brand Associations dan Brand Persona. Brand Associations adalah bagian dari pendekatan anak tangga yang memungkinkan kita menakar kekuatan dari keuntungan yang ditawarkan oleh Brand dan pada akhirnya seberapa berharganya Brand tersebut. Sistem anak tangga telah sejak lama digunakan advertising agency untuk membentuk kreatif iklan; dan saat ini digunakan untuk mengembangkan strategi branding jangka panjang (Davis, 2000: 54). Brand Associations yang diusulkan bagi Persib adalah: Tabel 4.1. Brand Associations Persib yang baru Asosiasi yang ingin dicapai Beliefs and Values Kebanggaan menjadi anggota Keluarga Besar Persib Perasaan memiliki status yang lebih tinggi saat menjadi bobotoh yang loyal dan lebih aktif secara finansial Benefits Brand Persib identik dengan fashion terkini Menonton langsung Persib adalah sebuah pengalaman yang unik dan emosional Persib adalah klub yang tangguh, kompetitif dan sportif Persib adalah klub yang profesional Fitur dan Atrbiut Brand Persib hanya menawarkan merchandise dengan kualitas dan desain terbaik Persib peduli dan selalu memberikan pelayanan terbaik 50

5 Brand Persona adalah sebagian yang lain dari Brand Image. Brand Persona adalah seperangkat karakter manusiawi yang diasosikan kepada Brand oleh konsumennya seperti kepribadian, penampilan, nilai-nilai yang dianut, jenis kelamin, umur, ukuran etnik, intelegensia, sosio-ekonomi dan tingkat pendidikan. Ini akan membuat Brand memiliki lambang kehidupan dan memandu konsumen mendeskripsikannya kepada orang lain sebagaimana mendeskripsikan seorang sahabat dan bahkan dirinya sendiri (Davis, 2000: 64) Dengan komunikasi yang tepat, Brand Persona dapat juga mendeskripsikan diferensiasi yang dimiliki Brand dibandingkan dengan kompetitor. Hasil analisis FGD dan Brand Vision Persib dapat ditampilkan dalam perbandingan Brand Persona sebagai berikut: Tabel 4.2. Perbandingan Brand Persona Persib Persib Klub Profesional lain Klub lain di Jawa Barat Pria dan Wanita Pria dan Wanita Pria Berjiwa muda Berjiwa muda Anak muda Tangguh Tangguh Tegar Comitted Fanatik Cuek Fashionable Gagah - Terorganisir Tertib / Tidak Tertib Kompak Unik Kreatif - Profesional Profesional Amatir Legendaris Sejak lama Sejak lama Menentukan Brand Contract Brand Contract dikenal juga sebagai Brand Promise, ditulis sebagai penjelasan manfaat-manfaat emosional dan fungsional yang dimaksudkan dari sudut pandang pelanggan sesudah pelanggan memakai produk dan atau jasa yang ditawarkan. Bila telah ditetapkan, Brand Contract harus menjadi fokus klub dalam hubungan dengan bobotoh sehingga Brand Vision dan nilai-nilai yang ada bisa mendukungnya. Brand Contract juga akan menjadi uji realitas secara terus-menerus untuk mengevaluasi aktivitas-aktivitas klub serta kinerja dan prioritasnya (Susanto, 2004: 195 ). 51

6 Setelah memiliki Brand Image yang ingin dicapai dan citra budaya perusahaan yang ingin dimiliki maka Brand Contract dapat dikembangkan. Kontrak sosial ini akan menjadi acuan bagi klub dalam interaksinya dengan bobotoh dan stakeholder lainnya sehingga klub dapat mengkomunikasikan secara jelas makna Brand kepada setiap stakeholder. Persib perlu mengembangkan secara bertahap kontrak-kontrak ini secara implisit maupun eksplisit. Pada tahapan pertama, dengan tujuan untuk merangkul lebih banyak bobotoh dari kelompok potensial, Brand Contract yang harus dikembangkan adalah: Persib adalah klub profesional. Pemaknaan kata profesional itu sendiri akan melekat kepada aktivitas tim, manajemen klub dan pelayanan serta komunikasi dengan bobotoh. Persib adalah klub yang tangguh dan kompetitif Persib memiliki ambisi dan berorientasi pada pembinaan jangka panjang. Perekrutan pemain adalah untuk memperkuat permainan dan karakter tim. Persib adalah gaya hidup berjiwa muda Unik, sportif, dinamis dan selalu mencitrakan kemampuan untuk mencapai mimpi yang lebih besar dan mulia. Pada tahapan selanjutnya, dalam kaitan untuk mencapai Brand Image yang diinginkan, kontrak sosial lain yang perlu dikembangkan adalah: Menonton pertandingan selalu memberikan rasa aman dan nyaman Merchandise Resmi Persib selalu in-style Persib mengecam anarkisme dan rasisme dalam bentuk apapun. Persib peduli pada keadaan masyrakat dan berdedikasi untuk membantu menciptakan dunia yang lebih ceria. Persib mendukung penegakan hukum dan upaya-upaya menyelamatkan masyarakat dari tindakan-tindakan yang tidak bermoral Menciptakan Brand-Based Customer Model Pada tahapan ini, manajemen membutuhkan pengetahuan tentang calon konsumennya secara lebih mendalam. Bagaimana konsumen melakukan proses pemilihan suatu brand? Bagaimana Brand Persib dapat berkompetisi di pasar? Apa saja peluang yang tersedia bagi pengembangan Brand lebih lanjut? 52

7 Rencana Implementasi FGD dan depth interview telah menjawab kriteria yang penting bagi bobotoh, citra Persib saat ini, citra ideal Persib dan sebagian dari pola aktivitas bobotoh, baik di kelompok Loyalis maupun di kelompok Potensial. Tahapan selanjutnya, Persib harus menggali lebih lanjut pola perilaku bobotoh ini dalam irisan-irisan segmen yang lebih terperinci. Data-data tersebut akan digunakan untuk mengembangkan layanan maupun produk Persib selanjutnya. Persib juga perlu memiliki struktur yang jelas sehingga setiap informasi dan data dapat dikelola dengan baik untuk diterjemahkan menjadi kegiatan yang teratur. Strukturisasi mdi tubuh Persib mutlak dilakukan demi menunjang pencapaian Brand Vision persib. Kebutuhan Sumber daya Persib harus memiliki sebuah divisi yang bertugas mengembangkan bisnis Persib dengan cara mengembangkan pendekatan, layanan maupun produk baru bagi unit bisnis yang telah ada maupun mengkreasi ide-ide bagi pembentukan unit bisnis baru. Divisi Pengembangan ini harus berada di luar manajemen tim maupun manajemen unit bisnis yang telah ada. Dengan demikian, divisi ini memiliki independensi sekaligus kreatifitas tanpa batasan untuk melakukan riset dan mengkreasi banyak gagasan. Setiap unit bisnis dalam tubuh Persib harus berdiri sendiri dengan tanggung jawab dan wewenang yang jelas. Namun demikian setiap unit bisnis harus memili visi dan spirit Brand yang sama. Koordinasi harus diakomodasi oleh sistem dalam organisasi. Mencontoh struktur manajemen di Arsenal dan Bayern Munchen, Persib dapat membentuk struktur manajemen sebagai berikut: Divisi Sepakbola Profesional, dipimpin oleh seorang direktur yang didampingi manager tim dan pelatih kepala. Divisi Pembinaan Sepakbola Amatir Divisi Marketing Divisi Komunikasi dan Media Divisi Penyelenggara Pertandingan, Membership dan Tiket Divisi Pengembangan Bisnis (business development) 53

8 Divisi Administrasi, yang terdiri atas o Seksi Pembukuan dan Finansial o Seksi Hukum o Seksi HRD dan General Affairs Divisi Merchandise 4.3. Strategi Brand Asset Management Pada tahapan ini, alternatif-alternatif solusi yang telah disampaikan pada bab sebelumnya akan disusun dalam sebuah skema kerja jangka pendek maupun jangka panjang Menetapkan Brand Positioning Tahapan ini adalah jembatan antara fase kedua saat Persib mengambangkan Brand Picture dengan fase ketiga saat strategi-strategi disusun berdasarkan prinsip Brand Asset Management. Brand yang kuat adalah brand yang memiliki diferensiasi, bisa diandalkan, terpelihara dan menempati hati konsumen. Positioning yang tepat akan memberikan spesifikasi yang dibutuhkan oleh organisasi dan arahan yang jelas dalam menentukan langkah strategis selanjutnya. Seperti yang disampaikan oleh Davis (2000:109), Brand Positioning adalah bagaimana kita ingin diposisikan dalam benak konsumen. Ia harus berbeda dari kompetitor dan harus berharga bagi konsumen. Positioning yang baik adalah sebuah ide tunggal yang mudah dikomunikasikan kepada pihak lain. Dalam konteks Persib, positioning akan dibangun secara bertahap dari aspek-aspek pembentuknya. Berdasarkan Brand Vision dan Brand Contract Persib, Positioning Persib yang baru dapat disusun menjadi 3 bagian: Persib sebagai tim sepakbola; Persib sebagai brand merchandise dan Persib sebagai sebuah institusi bisnis. Ketiga positioning ini saling berhubungan dan melakukan sinergi satu sama lain membentuk satu positioning: Profesional. 54

9 Gambar 4.2. Brand Positioning Persib Mengkomunikasikan Brand s Positioning Seperti yang disampaikan Davis (2000:155), ada lima prinsip yang dapat digunakan sebagai panduan bagi penyusunan strategi komunikasi jangka panjang yaitu: Gunakan seluruh komunikasi untuk sesuai strategi perusahaan dan Brand Vision Gunakan BrandPicture dan brand positioning yang dimiliki untuk melakukan seleksi atas strategi yang akan diimplementasikan Gunakan Integrated Marketing Communications (IMC) untuk membuat strategi yang efektif sekaligus efisien Pastikan seluruh bagian dari perusahaan memahami strategi komunikasi yang sedang dan akan dilakukan Kembangkan keterlibatan internal perusahaan, pola pendididkan dan pola pengukuran sehingga kesuksesan komunikasi dapat diukur. Seperti yang telah disampaikan dalam Bab III, strategi komunikasi yang dilakukan meliputi: pembentukan jaringan media, pembentukan media resmi Persib dan proses edukasi melalui aktivitas marketing. 55

10 Jaringan Media Persib Jaringan Media Persib dibentuk dengan mengumpulkan media yang biasa meliput Persib dan media-media lain yang diharapkan akan meliput Persib. Setiap media harus memiliki perwakilan tetap yang akan mengikuti orientasi peliputan yang dibungkus menjadi acara ramah tamah dengan manajemen baru. Pada kesempatan ini sistem baru diperkenalkan termasuk diantaranya jalur hubungan media yang sebaiknya ditempuh. Setiap perwakilan media akan diberikan identitas resmi yang tidak bisa dilimpahkan. Dengan bantuan jaringan media ini, manajemen dapat mengkomunikasikan pesan-pesan dan strategi Persib secara luas. Mengelola jaringan media ini berarti biaya namun demikian Persib akan mendapatkan dukungan yang saat itu akan sangat dibutuhkannya, opini publik. Situs Resmi Persib Situs resmi Persib adalah jalur komunikasi yang efektif untuk menjadi pendamping tugas kehumasan yang dilakukan secara konvensional melalui media massa. Dengan mengelola sendiri sebuah media yang resmi, pemberitaan yang salah dapat diimbangi dengan pemberitaan yang benar sehingga opini publik tetap dapat diarahkan. Berdasarkan pengamatan atas 10 situs resmi klub papan atas dunia dan beberapa situs mengenai Persib, beberapa hal yang penting untuk ada dalam situs resmi Persib adalah: Perkembangan terkini dalam tubuh tim, baik senior maupun junior. Data diri dan historik setiap pemain adalah tambahan yang sangat baik. Jadwal dan hasil pertandingan. Ulasan mengenai hasil dan rencana pertandingan serta foto-foto resmi ketika pertandingan atau latihan juga sangat penting untuk ditampilkan dalam bagian ini. Sebaiknya ditampilkan dalam bentuk flash yang tidak bisa di-download. Zona Bobotoh, berisi foto, wallpaper dan screensaver yang dapat di-download secara cuma-cuma. Program edukasi juga sebaiknya diselipkan di sini. Zona khusus member, berisi foto-foto spesial, cuplikan dalam bentuk audiovisual, screensaver edisi khusus, forum interaksi antar bobotoh dan fitur lain yang menarik. Untuk mengakses zona ini, setiap bobotoh harus mendaftarkan diri dan membayar sejumlah uang yang dibayarkan secara berkala. Kartu keanggotaan juga dapat digunakan untuk mendapatkan keuntungan tambahan dalam pembelian merchandise atau pembelian tiket pertandingan. 56

11 Informasi mengenai klub seperti visi, misi, strategi, pencapaian, data-data historis, sampai kepada laporan keuangan klub. Berita umum mengenai Persib dan sepakbola nasional. Aktivitas-aktivitas sosial yang dilakukan oleh Persib Informasi mengenai pembelian tiket dan stadion Zona merchandise, berisi gambar-gambar merchandiseresmi yang tersedia. Penjualan secara online juga perlu dijajaki apabila permintaan sudah cukup banyak dan Persib telah mampu mengelolanya dengan baik. Link bagi pihak manapun yang ingin berkomunikasi online kepada manajemen Edukasi Melalui Aktivitas Marketing Aktivitas marketing di sini terdiri atas aktivitas Above The Line (ATL) maupun Below The Line (BTL). Keduanya harus secara sinergis menyampaikan pesan yang sama mengenai brand positioning baru Persib. Aktivitas ATL berupa advertising sebaiknya dikelola dengan hati-hati karena biayanya yang cukup besar. Beberapa pola aktivitas yang dapat dilakukan untuk tetap menjaga efektivitas dan efisiensi program ini adalah: Memasang iklan di media yang dikelola oleh Persib sebagai prioritas seperti di stadion dan situs resmi Persib. Selain tepat sasaran kepada segmen yang dimaksud juga biayanya jauh lebih murah. Gambar 4.3. Iklan Juventus Member dan Juventus Store di situs Juventus Sumber: 57

12 Co-branding dengan Brand lain sehingga biaya iklan dapat dipangkas atau dibagi dua. Misalnya iklan merchandise resmi yang bekerja sama dengan produsen yang memiliki brand yang baik seperti puma atau diadora. Gambar 4.4. Iklan Bayern Munchen dengan tema local history di gedung publik Sumber: Iklan layanan masyarakat bekerja sama dengan pemerintah atau instansi swasta yang tidak secara langsung mengkomunikasikan produk Persib melainkan bertujuan meningkatkan dan menguatkan citra baru Persib. Pemasangan iklan bisa diangkat dengan tema lokal yang mebangkitkan rasa patriotisme. Ini bisa dilakukan melalui kerja sama dengan Pemerintah Daerah. Beberapa tema yang bisa diangkat antara lain: Bandung Lautan Api dan Peringatan Konferensi Asia-Afrika. Aktivitas BTL harus mendapatkan perhatian khusus karena kemampuannya untuk mencapai level komunikasi yang lebih tinggi, tatap muka. Aktivitas ini akan menjadi semakin bermakna ketika dikemas bersama dengan program CSR. Beberapa aktivitas BTL yang sebaiknya dilakukan oleh Persib adalah: 58

13 Launching pemain dan pertandingan persahabatan atau ujicoba Coaching Clinic ke sekolah-sekolah sekaligus kampanye merchandise resmi. Pertandingan untuk keperluan amal dalam kerangka program CSR program penggalangan dana bagi Rumah Sakit Anak Gambar 4.5. Program Juve Heart dalam membantu RS Sant Anna Sumber: Program Persib berkala di televisi lokal mengenai Persib, tips-tips bermain bola dan sebagainya dengan tambahan liputan eksklusif. Membuat pemain Persib menjadi selebritis adalah sebuah keuntungan apabila dilakukan dengan bijak. Program kompetisi sepakbola wanita di kampus-kampus dalam rangka merangkul lebih banyak bobotoh wanita. Dengan strategi-strategi komunikasi tersebut diharapkan pemberitaan maupun opini akan berjalan beriringan strategi yang dilakukan oleh manajemen Persib. 59

14 Kebutuhan Sumber Daya Untuk melaksanakan program-program tersebut, ada dua hal pokok yang sebaiknya dilakukan oleh Persib, yaitu: Membangun struktur organisasi yang rapi dan profesional sehingga tidak terjadi tumpang tindih pengelolaan aktivitas komunikasi. o Divisi Marketing dibagi menjadi Seksi ATL dan Seksi BTL o Divisi Komunikasi dan Media dibagi menjadi Seksi Public Relation dan seksi Media Alternatif yang bertanggung jawab terhadap situs resmi Menyiapkan tenaga konsultan dan kontraktor komunikasi untuk membantu manajemen sehingga manajemen tidak terjebak untuk menghabiskan terlalubanyak waktu dalam melakukan analisa dan eksekusi yang bersifat teknis Melebarkan Brand dan Mengoptimasi Jalur Distribusi Dalam konteks Persib, pelebaran target pasar yang dilakukan oleh Brand diimplementasikan dengan merangkul komunitas bobotoh baru untuk lebih aktif dalam melakukan apresiasi secara finansial. Pada tahapan selanjutnya hal tersebut dituangkan dalam bentuk ektensifikas produk. Produk-produk baru ini akan membutuhkan jalur distribusi yang berbeda, yang meampilkan citra dan brand positioning yang baru. Pengelolaan Merchandise Resmi Persib Pengelolaan merchandise resmi Persib membutuhkan tiga aspek mendasar: Produksi, Distribusi dan Marketing. Aspek terakhir dikelola bersama dengan divisi Marketing. Produksi merchandise sebaiknya dilakukan pihak outsource dengan menentukan satu baku mutu standard yang disepakati dalam bentuk Perjanjian Kerjasama. Pengelolaan distribusi sebaiknya dilakukan sendiri oleh pihak manajemen dengan membuat sebuah counter penjualan, Persib Corner, yang juga berfungsi sebagai showroom dari produk merchandise resmi Persib. Toko ini sebaiknya berada di kompleks stadion Siliwangi atau Stadion Persib di Jalan A. Yani. Toko ini harus bersifat eksklusif sesuai dengan citra yang ingin ditampilkan. Pada tahapan selanjutnya, setelah mempelajari pasar dan dirasakan permintaan di daerah lain telah cukup besar, Persib dapat melakukan penjualan lisensi distribusi kepada pihak lain. Hal ini akan mempercepat proses distribusi ke seluruh daerah Jawa Barat dengan biaya yang minimum. Penjualan lisensi sebaiknya ditempuh melalui 60

15 proses franchising sehingga experience dari setiap Persib Corner akan selalu sama. Cara serupa telah ditempuh oleh Manchester United dengan melakukan global ekspansi melalui MU Cafe dan MU Megastore. Gambar 4.6. MU Cafe Sumber: i165.photobucket.com/albums/u80/trip2java/dscn5683.jpg Pola Penjualan Tiket yang Baru Pola penjualan tiket yang baru dengan menggunakan transer dana melalui bank akan memberikan Persib kepastian aliran dana sekaligus kenyamanan bagi bobotoh dalam melakukan transaksi. Penjualan dilakukan semenjak tujuh hari sebelum hari pelaksanaan pertandingan. Calon penonton dapat membeli tiket melalui bank yang menjadi partner resmi Persib. Setelah melakukan pembayaran, calon penonton akan mendapatkan slip pembayaran yang mencantumkan nomor kursi atau area dan nomor kartu identitas atau kartu anggota Satu Bobotoh. Pada hari pelaksanaan, calon penonton dapat menukarkan slip pembayaran dengan tiket masuk dengan menunjukkan juga kartu identitas atau kartu anggota Satu Bobotoh yang dimaksud. Proses ini dideskripsikan dalam Gambar

16 Dengan pola ini, Persib juga dapat mengumpulkan data yang bisa dianalisis untuk keperluan pengembangan lebih lanjut. Selain itu, pola ini juga dapat memfasilitasi eksklusifitas dari pengguna kartu anggota Satu Bobotoh. Bank yang ditunjuk oleh Persib Calon Penonton Loket Tiket Stadion Calon penonton memesan tiket dan membayar secara tunai Input data Integrated Data Circuit Bank memberikan slip bukti pembayaran yang mencantumkan nomor tempat duduk yang dipesan Slip Pembayaran Slip Pembayaran + Kartu Tanda Pengenal Tiket Integrated Data Circuit H-7 sampai dengan H-1 Hari Pertandingan Gambar 4.7. Pola Penjualan Tiket Persib Cafe Persib Cafe Persib bertujuan memberikan pelayanan yang lebih tinggi kepada kelompok bobotoh tertentu sekaligus menangkap peluang bisnis di industri makanan. Cafe ini juga dapat difungsikan sebagai tempat untuk acara nonton bersama pertandingan Persib maupun pertandingan-pertandingan lain. Tempat yang diusulkan bagi Cafe Persib adalah Stadion Siliwangi dan beberapa pusat perbelanjaan seperti Paris Van Java dan Bandung Indah Plaza (BIP) Memposisikan kembali Bobotoh Persib Gerakan Satu Bobotoh bertujuan mendefinisikan kembali citra sekaligus definisi bobotoh. Dengan citra bobotoh yang lebih baik diharapkan kelompok Potensial dapat dirangkul untuk lebih aktif secara finansial. Secara garis besar yang dilakukan dalam program ini adalah memberikan keuntungan-keuntungan tertentu kepada bobotoh yang bersedia membayar dan mengikuti kaidah-kaidah yang ditetapkan oleh Persib. 62

17 Citra baru yang ingin dicapai adalah bahwa bobotoh itu tertib dan fashionable. Hal ini dicapai melalui proses edukasi informal yang dilakukan melalui situs Persib, eventevent gathering komunitas dan aturan formal dari manajemen. Kartu anggota Satu Bobotoh juga digunakan untuk memberikan keuntungan-keuntungan berupa: Batasan pembelian tiket yang lebih besar sehingga pengguna kartu Satu Bobotoh dapat membeli tiket lebih banyak dalam satu kali transaksi pembelian tiket. Anggota Satu Bobotoh dapat membeli tiket terusan di awal musim. Anggota Satu Bobotoh dapat membeli item-item tertentu pada merchandise resmi Persib dengan potongan harga tertentu. Anggota Satu Bobotoh mendapatkan kesempatan untuk memenangkan beberapa hadiah secara undian. Anggota Satu Bobotoh dapat mengakses seluruh fitur di situs resmi Persib. Sebaiknya Persib membagi keanggotaan Satu Bobotoh dalam beberapa level keanggotaan. Setiap level keanggotaan memiliki tingkat benefit yang berbeda dan akan membayar iuran keanggotaan yang berbeda. Program ini akan menjadi semakin baik apabila bekerja sama dengan bank atau penyedia jasa lainnya untuk dapat memberikan benefit yang lebih tinggi sekaligus merupakan aktivitas co-branding. Gambar 4.8. Program One United yang dilakukan MU FC Sumber: 8DB08FFDE353} 63

18 4.4. Pelestarian budaya Brand Asset Management Persib harus memastikan bahwa strategi-strategi yang telah disusun di awal akan dilaksanakan secara konsisten. Untuk keperluan tersebut Persib harus memiliki manajemen kinerja yang dapat mengukur efektivitas dan efisiensi setiap strategi yang dilakukan Menerapkan metode Return on Brand Investment (ROBI) SM ROBI adalah salah satu metode pengukuran kinerja yang secara spesifik mendedikasikan diri kepada pengukuran aktivitas marketing. ROBI dikembangkan oleh Scott M. Davis. Persib dapat membuat sistem yang sama sekali baru namun itu akan membutuhkan sumber daya yang lebih banyak dan waktu yang lebih panjang. Sebaiknya Persib menerapkan sistem ini dengan melakukan modiikasi pada beberapa aspek tertentu untuk mendapatkan pendekatan yang benar-benar efektif. Secara umum, metode ROBI 8 dapat dipaparkan seperti tabel dalam lampiran Melestarikan Budaya Organisasi yang Berorientasi pada Pengembangan Brand Jangka Panjang Pelestarian budaya dalam tubuh organisasi harus dilakukan secara terstruktur melalui program training maupun orientasi. Orientasi dilakukan kepada pegawai baru sedangkan training diberikan kepada semua pegawai secara bertahap. Training-training tersebut dapat dilakukan secara in-house maupun out-house dengan bantuan lembaga-lembaga terkemuka yang bersertifikasi. Beberapa training yang sebaiknya diberikan adalah: Training Manajemen Persib Training Seven Habbits atau Eight Habbits Training ESQ Selain itu, Persib juga perlu untuk melakukan studi banding kepada klub-klub profesional lain, di dalam maupun di luar negeri, dengan tujuan melakukan benchmarking dan mempelajari pola strategi yang telah berhasil. Kegiatan studi banding ini juga memberikan Persib kesempatan untuk membina hubungan baik dengan klub lain. 64

2.3. Kerangka Pemikiran Strategi Branding Persib Pada hakikatnya suporter sepakbola adalah konsumen dan sebagai konsumen mereka memiliki kebutuhan dan harapan terhadap Persib. Loyalitas yang telah ada

Lebih terperinci

LAMPIRAN A REKAPITULASI IDENTITAS RESPONDEN FOCUS GROUP DISCUSSION

LAMPIRAN A REKAPITULASI IDENTITAS RESPONDEN FOCUS GROUP DISCUSSION LAMPIRAN A REKAPITULASI IDENTITAS RESPONDEN FOCUS GROUP DISCUSSION Responden Kelompok I Loyalis Rian 23 Paulina 21 Ukung 27 Asep 25 Firman 28 Ardi 19 Aping 23 Responden Kelompok II Potensial Amelia 21

Lebih terperinci

BAB III SOLUSI BISNIS

BAB III SOLUSI BISNIS BAB III SOLUSI BISNIS 3.1. Alternatif Solusi Bisnis Strategi branding baru Persib harus dapat menyelesaikan permasalahan yang telah dijelaskan dalam diagram Ishikawa, yang meliputi: Pengelolaan klub yang

Lebih terperinci

STRATEGI REVITALISASI BRAND PERSIB PROYEK AKHIR. Oleh: HENDRO HENDRATNO KALIGIS NIM:

STRATEGI REVITALISASI BRAND PERSIB PROYEK AKHIR. Oleh: HENDRO HENDRATNO KALIGIS NIM: STRATEGI REVITALISASI BRAND PERSIB PROYEK AKHIR Oleh: HENDRO HENDRATNO KALIGIS NIM: 29106330 Program Magister Administrasi Bisnis Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung 2008 STRATEGI REVITALISASI

Lebih terperinci

PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan)

PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan) PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan) Nama Kelompok : Fadhyl Muhammad 115030407111072 Ardhya Harta S 115030407111075 Ardiansyah Permana 115030407111077 UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Marketing 2.1.1 Barang Konsumsi Barang Konsumsi (consumer goods) adalah produk yang ditujukan untuk pengguna akhir. Dasar klasifikasi barang konsumsi yang biasa digunakan

Lebih terperinci

PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6. Pemasaran. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si

PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6. Pemasaran. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6 Pemasaran Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si Definisi Pemasaran Kotler dan Lane (2007): Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan,

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan, Bab 1 Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan, mulai dari kebutuhan dasar yang harus dipenuhi secara rutin atau disebut

Lebih terperinci

MANAJEMEN PEMASARAN Sebuah Pendahuluan

MANAJEMEN PEMASARAN Sebuah Pendahuluan MANAJEMEN PEMASARAN Sebuah Pendahuluan Point Pembahasan Definisi manajemen pemasaran Trend bisnis saat ini dan dampaknya pada perubahan konsep manajemen pemasaran Tugas seorang pemasar/departemen pemasaran

Lebih terperinci

BAB V STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN LION STAR DALAM MENARIK MINAT KONSUMEN

BAB V STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN LION STAR DALAM MENARIK MINAT KONSUMEN BAB V STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN LION STAR DALAM MENARIK MINAT KONSUMEN Setelah peneliti melakukan wawancara dan observasi pada objek penelitian, selanjutnya peneliti akan melakukan analisis untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT. Globalindo 21 Express atau yang lebih familiar disebut PT. 21 Express ini

BAB I PENDAHULUAN. PT. Globalindo 21 Express atau yang lebih familiar disebut PT. 21 Express ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai perusahaan penyedia layanan jasa pengiriman paket dan dokumen, PT. Globalindo 21 Express atau yang lebih familiar disebut PT. 21 Express ini memiliki banyak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Konsep corporate social responsibility, yang dapat disingkat dengan CSR, dalam beberapa tahun terakhir ini menjadi salah satu alternatif yang banyak dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang cukup pesat. Saat ini, tercatat ada sekitar 800. distro di sejumlah kota di Indonesia 1.

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang cukup pesat. Saat ini, tercatat ada sekitar 800. distro di sejumlah kota di Indonesia 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis distribution store atau distro di beberapa kota besar di Indonesia terus membaik. Di Jakarta, misalnya, bisnis penjualan fashion dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan jaman, maka terjadi pula perubahan yang sangat signifikan diberbagai bidang dan masyarakat memerlukan saluran informasi yang dapat

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG. bisnis ini dimulai dari menganalisa lingkungan eksternal dan lingkungan internal

BAB I LATAR BELAKANG. bisnis ini dimulai dari menganalisa lingkungan eksternal dan lingkungan internal BAB I LATAR BELAKANG Laporan penelitian ini membahas tentang perencanaan bisnis pemasaran produk alat kecantikan berupa rambut palsu merek INDOWIG. Perencanaan bisnis ini dimulai dari menganalisa lingkungan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Sajian pemberitaan media oleh para wartawan narasumber penelitian ini merepresentasikan pemahaman mereka terhadap reputasi lingkungan sosial dan budaya Kota Yogyakarta.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Media massa merupakan salah satu sumber informasi yang digunakan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Media massa merupakan salah satu sumber informasi yang digunakan dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Media massa merupakan salah satu sumber informasi yang digunakan dan banyak dipercaya oleh masyarakat. Masyarakat dapat melihat dunia tanpa harus keluar rumah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumen dalam menentukan produk yang akan dibelinya. Konsumen akan memilih

BAB I PENDAHULUAN. konsumen dalam menentukan produk yang akan dibelinya. Konsumen akan memilih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persaingan dalam bidang pemasaran produk begitu ketat guna mendapatkan pangsa pasar yang tinggi. Persaingan tersebut ditambah dengan semakin kritisnya konsumen dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Suasana Toko Utami (2006:238) definisi suasana toko adalah sebagai berikut: Suasana toko adalah desain lingkungan melalui

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI UMUM ARFA BARBERSHOP

BAB II DESKRIPSI UMUM ARFA BARBERSHOP BAB II DESKRIPSI UMUM ARFA BARBERSHOP A. Gambaran Umum Arfa Barbershop 1. SEJARAH ARFA BARBERSHOP PT. ARFA SUKSES MULIA adalah perusahaan yang bergerak di bidang pengelolaan usaha pangkas rambut pria.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 TEORI DASAR / TEORI UMUM 2.1.1 DEFINISI PUBLIC RELATIONS Hubungan masyarakat ( humas ) atau yang lebih dikenal dengan istilah Public Relation merupakan serangkaian kegiatan untuk

Lebih terperinci

Ini Trik Cepat Agar Kamu Bisa Cepat kaya Dari Toko Online

Ini Trik Cepat Agar Kamu Bisa Cepat kaya Dari Toko Online Ini Trik Cepat Agar Kamu Bisa Cepat kaya Dari Toko Online Jika Anda menjalankan sebuah toko online, kadang-kadang perubahan kecil yang Anda lakukan bisa meningkatkan konversi secara keseluruhan. Ada banyak

Lebih terperinci

Dalam rangka untuk mengatur dasar pemasaran olahraga, ada empat istilah penting untuk memahami: harga, nilai, pendapatan, dan Laba.

Dalam rangka untuk mengatur dasar pemasaran olahraga, ada empat istilah penting untuk memahami: harga, nilai, pendapatan, dan Laba. Dalam rangka untuk mengatur dasar pemasaran olahraga, ada empat istilah penting untuk memahami: harga, nilai, pendapatan, dan Laba. Harga tidak hanya mempengaruhi profitabilitas produk olahraga, itu mengkomunikasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peran komunikasi pemasaran dalam pengelolaan sebuah perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peran komunikasi pemasaran dalam pengelolaan sebuah perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peran komunikasi pemasaran dalam pengelolaan sebuah perusahaan sangatlah penting, terlebih lagi dengan semakin maraknya persaingan bisnis di segala sektor usaha.

Lebih terperinci

Brand adalah identitas tambahan dari suatu produk yang tak hanya. membedakannya dari produk pesaing, namun merupakan janji produsen atau

Brand adalah identitas tambahan dari suatu produk yang tak hanya. membedakannya dari produk pesaing, namun merupakan janji produsen atau CHAPTER 12 BRANDING A. Definisi Merek (Brand) Brand adalah identitas tambahan dari suatu produk yang tak hanya membedakannya dari produk pesaing, namun merupakan janji produsen atau kontrak kepercayaan

Lebih terperinci

1. Creative Manager 2. Marketing 3. Photographer & Videographer 4. Graphic Design 5. Video Editor

1. Creative Manager 2. Marketing 3. Photographer & Videographer 4. Graphic Design 5. Video Editor Yogyakarta, 18 Maret 2017 JNR Creative, Home industri yang berfokus pada jasa pembuatan Buku Tahunan sebagai pelaksana kegiatan yang terkait dengan jasa desain, fotografi, dan jasa percetakan bagi kalangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengiriman dana, kliring, hingga settlement. Cara pembayaran yang

BAB I PENDAHULUAN. pengiriman dana, kliring, hingga settlement. Cara pembayaran yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akhir-akhir ini, pola konsumsi masyarakat terhadap barang-barang konsumsi cenderung meningkat. Berbagai macam cara penawaran produk dilakukan oleh para produsen untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu, maka yang menjadi tujuan pemasaran adalah brand loyality. Tanpa sebuah brand

BAB I PENDAHULUAN. satu, maka yang menjadi tujuan pemasaran adalah brand loyality. Tanpa sebuah brand BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jika keseluruhan aktivitas pemasaran harus diringkas menjadi satu kata saja, maka kata yang keluar adalah branding. Jika semua tujuan pemasaran digabung menjadi satu,

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. 1.1 Kesimpulan

BAB IV PENUTUP. 1.1 Kesimpulan BAB IV PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian yang diadakan di PT Semen Indonesia (Persero), Tbk serta analisis peneliti terkait dengan strategi komunikasi pemasaran terpadu Semen Indonesia dalam menghadapi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi sekarang ini terlihat sangat pesat. Perkembangan ini tidak hanya melahirkan era informasi global tetapi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN & SARAN

BAB V KESIMPULAN & SARAN BAB V KESIMPULAN & SARAN 5.1 Kesimpulan Dari survey yang kami lakukan dapat disimpukan bahwa pembeli (pihak yang menentukan pemilihan suatu merek) keramik, umumnya memiliki kualifikasi: - Mayoritas pria

Lebih terperinci

BAB 6 PENUTUP. mewujudkan klub sepakbola yang profesional telah berusaha maksimal dalam

BAB 6 PENUTUP. mewujudkan klub sepakbola yang profesional telah berusaha maksimal dalam BAB 6 PENUTUP 6.1 KESIMPULAN Dari pembahasan bab dapat ditarik kesimpulan mengenai peran dari Brigata Curva Sud dalam rangka memajukan klub sepakbola PSS Sleman mewujudkan klub sepakbola yang profesional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini, bisnis bukanlah sesuatu hal yang mudah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini, bisnis bukanlah sesuatu hal yang mudah untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Umum Pada era globalisasi saat ini, bisnis bukanlah sesuatu hal yang mudah untuk dijalankan. Perusahaan bersaing untuk menarik konsumen dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagian dalam industri tersebut. Olahraga menjadi bagian penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. bagian dalam industri tersebut. Olahraga menjadi bagian penting dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia olahraga pada era modern seperti sekarang ini, tidak hanya menjadi sebuah sarana untuk menjaga kesehatan tubuh, namun sudah menjadi salah satu industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya berbagai kebebasan dan kemudahan yang diberikan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya berbagai kebebasan dan kemudahan yang diberikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan adanya berbagai kebebasan dan kemudahan yang diberikan kepada para pelaku bisnis untuk memulai usahanya, menimbulkan banyak sekali bermunculan industri-industri

Lebih terperinci

MENGELOLA KOMUNIKASI MASSA

MENGELOLA KOMUNIKASI MASSA MENGELOLA KOMUNIKASI MASSA 1 2 IKLAN.. Iklan adalah segala bentuk presentasi non-pribadi dan promosi gagasan, barang, atau jasa oleh sponsor tertentu yang harus dibayar. Tugas departemen iklan adalah mengajukan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. 1. Segmentasi pasar yang dimiliki BMT Ar-Rahman Tulungagung. penelitian yang dilakukan di BMT Ar-Rahman Tulungagung, bahwasannya

BAB V PEMBAHASAN. 1. Segmentasi pasar yang dimiliki BMT Ar-Rahman Tulungagung. penelitian yang dilakukan di BMT Ar-Rahman Tulungagung, bahwasannya BAB V PEMBAHASAN 1. Segmentasi pasar yang dimiliki BMT Ar-Rahman Tulungagung Berdasarkan teori M. Mursid, segmentasi atau (pengelompokan) pasar adalah pembagian daripada pasar secara keseluruhan ke dalam

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, berikut ini adalah beberapa simpulan dari penelitian ini.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, berikut ini adalah beberapa simpulan dari penelitian ini. BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil wawancara dan analisis data yang telah dipaparkan di bab sebelumnya, berikut ini adalah beberapa simpulan dari penelitian ini. 1. Terdapat tiga faktor

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. komputer mulai dari komunikasi, push , belanja online, browsing, bahkan

BAB 1 PENDAHULUAN. komputer mulai dari komunikasi, push  , belanja online, browsing, bahkan 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi dewasa ini semakin meningkat. Berbagai teknologi baru diciptakan, termasuk teknologi telekomunikasi. Teknologi komunikasi dikembangkan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat, yakni dengan adanya kompetitor yang memiliki produk dan desain outlet yang sama, seperti Kebab Kings, Kebab Abror

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh masyarakat untuk menunjang aktivitas sehari-hari untuk itu

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh masyarakat untuk menunjang aktivitas sehari-hari untuk itu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi saat ini, teknologi merupakan suatu hal yang dimanfaatkan oleh masyarakat untuk menunjang aktivitas sehari-hari untuk itu pengetahuan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin bermunculannya stasiun-stasiun televisi swasta baru di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Semakin bermunculannya stasiun-stasiun televisi swasta baru di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin bermunculannya stasiun-stasiun televisi swasta baru di Indonesia menambah maraknya industri pertelevisian Indonesia dewasa ini. Saat ini tercatat sepuluh stasiun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Melihat begitu sengitnya persaingan pasar riil, tentunya setiap perusahaan di dalam satu

BAB 1 PENDAHULUAN. Melihat begitu sengitnya persaingan pasar riil, tentunya setiap perusahaan di dalam satu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Melihat begitu sengitnya persaingan pasar riil, tentunya setiap perusahaan di dalam satu pasar akan terus berlomba untuk mencapai target yang diinginkan, target-target

Lebih terperinci

ID No EQUIS Input Proses Output Predecessors. Membuat Visi. 3 N/A Membuat Misi 2

ID No EQUIS Input Proses Output Predecessors. Membuat Visi. 3 N/A Membuat Misi 2 ID No EQUIS Input Proses Output Predecessors 1 N/A Perencanaan Visi, Misi, Nilai 2 1.d.2 Daftar pemegang kepentingan, deskripsi organisasi induk, situasi industri tenaga kerja, dokumen hasil evaluasi visi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Public Relations 2.1.1. Definisi Public Relations Menurut Denny Griswold yang dikutip Ardianto (2011, p.14) yang menjelaskan bahwa PR sebagai fungsi manajemen yang mengevaluasi

Lebih terperinci

CETAK BIRU EDUKASI MASYARAKAT DI BIDANG PERBANKAN

CETAK BIRU EDUKASI MASYARAKAT DI BIDANG PERBANKAN CETAK BIRU EDUKASI MASYARAKAT DI BIDANG PERBANKAN Kelompok Kerja Edukasi Masyarakat Di Bidang Perbankan 2007 1. Pendahuluan Bank sebagai lembaga intermediasi dan pelaksana sistem pembayaran memiliki peranan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Yasin (2014) menyatakan perilaku konsumen merupakan sesuatu yang unik,

BAB I PENDAHULUAN. Yasin (2014) menyatakan perilaku konsumen merupakan sesuatu yang unik, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perilaku konsumen sangat unik dan kompleks karena sikap dari konsumen berbeda-beda dalam menanggapi sebuah produk dan jasa tergantung dari segmen mana konsumen yang

Lebih terperinci

PANDUAN PEMBUATAN BUSINESS PLAN

PANDUAN PEMBUATAN BUSINESS PLAN PANDUAN PEMBUATAN BUSINESS PLAN PANDUAN PEMBUATAN BUSINESS PLAN Business Plan adalah dokumen yang berisi narasi mengenai hal yang ingin dicapai sebuah perusahaan dan cara mencapainya. Secara umum, terdapat

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS. bantuan perkuatan untuk menumbuhkan dan meningakatkan kemampuan usaha

BAB II KERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS. bantuan perkuatan untuk menumbuhkan dan meningakatkan kemampuan usaha 6 BAB II KERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Pengertian Pengembangan Usaha 2.1.1 Pengertian pengembangan Menurut Hafsah (2000 : 198) pengambangan adalah upaya yang dilakukan oleh pemerintah, dunia usaha,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah mengalami kemajuan yang sangat pesat dibandingkan dengan masa-masa

BAB I PENDAHULUAN. telah mengalami kemajuan yang sangat pesat dibandingkan dengan masa-masa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada Era Globalisasi ini, pertumbuhan ekonomi dan industri di Indonesia telah mengalami kemajuan yang sangat pesat dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis semakin maju di era globalisasi saat ini sehingga membuka berbagai peluang bisnis termasuk di Indonesia. Di satu sisi era globalisasi memperluas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Produk adalah penawaran nyata perusahaan pada dasarnya mereknya dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Produk adalah penawaran nyata perusahaan pada dasarnya mereknya dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Produk Produk adalah penawaran nyata perusahaan pada dasarnya mereknya dan penyajiannya (Kotler, 2001:126). Produk adalah suatu sifat yang kompleks

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pada bab sebelumnya, telah dijabarkan tentang latar belakang dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pada bab sebelumnya, telah dijabarkan tentang latar belakang dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Pendahuluan Pada bab sebelumnya, telah dijabarkan tentang latar belakang dari penelitian ini. Dalam bab ini akan dijabarkan landasan teori yang menjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau jasa dari seseorang atau penjual dan untuk membedakannya dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau jasa dari seseorang atau penjual dan untuk membedakannya dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Definisi Merek (Brand) Merek (Brand) adalah nama, istilah, tanda, simbol, rancangan, atau kombinasi dari semua ini yang dimaksudkan untuk mengenali produk atau

Lebih terperinci

INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION

INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION Pada pertemuan ini, pembahasan focus kepada materi-materi komunikasi untuk pemasaran terpadu, yang antara lain meliputi : 1. Advertising ( Periklanan ) 2. Sales promotion

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendidikan di Indonesia Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia lndonesia seutuhnya, yaitu manusia yang

Lebih terperinci

Komunikasi Pemasaran Terpadu (IMC)

Komunikasi Pemasaran Terpadu (IMC) Modul ke: Komunikasi Pemasaran Terpadu (IMC) PENGERTIAN KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU Fakultas FIKOM Krisnomo Wisnu Trihatman S.Sos M.Si Program Studi Periklanan www.mercubuana.ac.id Sejarah Komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bintaro Sektor 9. Jl. Jend. Sudirman Blok B9/1-05. Tangerang Selatan. 1

BAB I PENDAHULUAN. Bintaro Sektor 9. Jl. Jend. Sudirman Blok B9/1-05. Tangerang Selatan. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Lee Cooper merupakan salah satu merek denim yang paling pertama di Eropa. Banyak di gandrungi dan di pakai di seluruh dunia. Lee Cooper telah hadir di 85 negara.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beredar memenuhi pasar, mengakibatkan perusahaan berlomba-lomba

BAB I PENDAHULUAN. beredar memenuhi pasar, mengakibatkan perusahaan berlomba-lomba BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyaknya perusahaan yang memproduksi produk-produk yang saat ini beredar memenuhi pasar, mengakibatkan perusahaan berlomba-lomba menciptakan komunikasi yang unik agar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usaha retail banyak bermunculan sebagai akibat tuntutan gaya hidup (perilaku) masyarakat yang mulai berubah. Perubahan yang dimaksud yakni konsumen yang semula

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dunia teknologi yang kian hari kian berkembang, menciptakan berbagai

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dunia teknologi yang kian hari kian berkembang, menciptakan berbagai BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia teknologi yang kian hari kian berkembang, menciptakan berbagai macam fungsi yang memudahkan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasar dari sellers market menjadi buyers market sehingga konsumen menjadi

BAB I PENDAHULUAN. pasar dari sellers market menjadi buyers market sehingga konsumen menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi telah membawa dampak yang cukup besar bagi dunia usaha, di antaranya adalah perkembangan teknologi yang sangat pesat, perubahan sifat pasar dari sellers

Lebih terperinci

Kata kunci: public relations, manajemen, staff public relations, Mirota Kampus.

Kata kunci: public relations, manajemen, staff public relations, Mirota Kampus. Studi Perbandingan Pemahaman Konsep Public Relations Menurut Manajemen dan Staff Public Relations di Mirota Kampus Florensia Samodra / Ike Devi Sulistyaningtyas, S.Sos., M.Si. Program Studi Ilmu Komunikasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula keanekaragaman produk yang dihasilkan. Produk dengan jenis, kemasan, manfaat, rasa, dan tampilan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Pemasaran Perusahaan merupakan hal yang penting dalam upaya untuk memberikan kepuasan terhadap kebutuhan konsumen. Dalam setiap perusahaan, aktivitas dibidang pemasaran

Lebih terperinci

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN DAERAH

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN DAERAH STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN DAERAH Oleh Dr. Andy Corry Wardhani, M.Si. Pengantar Kabupaten dan kota di Indonesia diberi kewenangan untuk mengelola sumberdaya dan kekayaannya dengan kemampuan dan kekuatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Humas merupakan bagian penting yang sangat dibutuhkan oleh setiap

BAB I PENDAHULUAN. Humas merupakan bagian penting yang sangat dibutuhkan oleh setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Humas merupakan bagian penting yang sangat dibutuhkan oleh setiap organisasi. Kehadirannya dapat membantu organisasi menciptakan hubungan baik dengan publiknya serta

Lebih terperinci

BAB V RENCANA BISNIS. pada tabel di bawah, dimana kegiatan yang akan dilakukan terbagi menjadi rencana

BAB V RENCANA BISNIS. pada tabel di bawah, dimana kegiatan yang akan dilakukan terbagi menjadi rencana BAB V RENCANA BISNIS 5.1. Waktu dan Kegiatan Kegiatan implementasi untuk rencana bisnis ini dibuat dalam kurun waktu terlampir pada tabel di bawah, dimana kegiatan yang akan dilakukan terbagi menjadi rencana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki identitas perusahaan (corporate identity) yang berbeda-beda, dimana

BAB I PENDAHULUAN. memiliki identitas perusahaan (corporate identity) yang berbeda-beda, dimana 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam setiap perusahaan atau organisasi baik swasta maupun negeri memiliki identitas perusahaan (corporate identity) yang berbeda-beda, dimana identitas ini memungkinkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dikomersilkan. Begitu banyak kompetisi olahraga yang populer di dunia, seperti basket,

BAB 1 PENDAHULUAN. dikomersilkan. Begitu banyak kompetisi olahraga yang populer di dunia, seperti basket, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi masa kini olahraga telah menjadi sebuah olah raga yang dikomersilkan. Begitu banyak kompetisi olahraga yang populer di dunia, seperti basket, baseball,

Lebih terperinci

BAB III SOLUSI BISNIS

BAB III SOLUSI BISNIS BAB III SOLUSI BISNIS Berdasarkan hasil analisis pada akar permasalahan pada Bab II, disimpulkan bahwa permasalahan bagi Diamond Supermarket (D BEST Fatmawati) pada saat ini adalah image Diamond Supermarket

Lebih terperinci

Integrated Marketing Communication I

Integrated Marketing Communication I Modul ke: Integrated Marketing Communication I Konsep Branding Fakultas Fakultas Ilmu Komunikasi Martina Shalaty Putri, M.Si. Program Studi Advertising dan Marketing Communication http://www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. consistently, clearly and visibly, act, dress and talk like one.

BAB 4 KONSEP DESAIN. consistently, clearly and visibly, act, dress and talk like one. 15 BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Branding Menurut Sakti Makki, branding means behaving, expressing and communicating your brand consistently, clearly and visibly, act, dress and talk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk tetap menggunakan produk yang dihasilkan perusahaan tersebut. berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan/atau

BAB I PENDAHULUAN. untuk tetap menggunakan produk yang dihasilkan perusahaan tersebut. berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan/atau 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pemasaran merupakan suatu proses dan manajerial yang membuat individu atau kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan seringkali melatar belakangi perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan seringkali melatar belakangi perusahaan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ketatnya persaingan seringkali melatar belakangi perusahaan untuk menghalalkan segala cara untuk menekan biaya serendah-rendahnya dan meraih keuntungan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Industri Telekomunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Industri Telekomunikasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1.1 Industri Telekomunikasi Persaingan industri telekomunikasi, beberapa tahun terakhir semakin ketat. Hal ini terbukti dari budget belanja iklan industri

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. PT. Interindo Wisata Pekanbaru yang beralamat di Jln. SM. Amin No 134,

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. PT. Interindo Wisata Pekanbaru yang beralamat di Jln. SM. Amin No 134, BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah Umum Perusahaan PT. Interindo Wisata Pekanbaru yang beralamat di Jln. SM. Amin No 134, Arengka II Pekanbaru adalah salah satu perusahaan jasa perjalanan

Lebih terperinci

PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL. Nama Kelompok : Fadhyl Muhammad Ardhya Harta S Ardiansyah Permana

PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL. Nama Kelompok : Fadhyl Muhammad Ardhya Harta S Ardiansyah Permana PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL Nama Kelompok : Fadhyl Muhammad 115030407111072 Ardhya Harta S 115030407111075 Ardiansyah Permana 115030407111077 Konsep marketing merupakan salah satu hal yang sangat

Lebih terperinci

PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK PT SURYA CITRA MEDIA Tbk

PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK PT SURYA CITRA MEDIA Tbk PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK PT SURYA CITRA MEDIA Tbk Perseroan meyakini bahwa pembentukan dan penerapan Pedoman Tata Kelola Perusahan Yang Baik ( Pedoman GCG ) secara konsisten dan berkesinambungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dapat melakukan pantauan dan evaluasi pada kinerja. hidup perusahaan. Robin & Coutler (2005) menjelaskan bahwa kinerja

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dapat melakukan pantauan dan evaluasi pada kinerja. hidup perusahaan. Robin & Coutler (2005) menjelaskan bahwa kinerja BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kinerja digunakan perusahaan sebagai alat pantau dari suatu rencana. Perusahaan dapat melakukan pantauan dan evaluasi pada kinerja organisasi untuk memberikan

Lebih terperinci

PERAN STRATEGIS KEHUMASAN PEMERINTAH (GPR) dalam rangka PUBLIKASI OUTPUT KEMENTERIAN/LEMBAGA

PERAN STRATEGIS KEHUMASAN PEMERINTAH (GPR) dalam rangka PUBLIKASI OUTPUT KEMENTERIAN/LEMBAGA PERAN STRATEGIS KEHUMASAN PEMERINTAH (GPR) dalam rangka PUBLIKASI OUTPUT KEMENTERIAN/LEMBAGA Gun Gun Siswadi SAM BIDANG KOMUNIKASI dan MEDIA MASSA www.kominfo.go.id @kemkominfo KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarang ini dunia sedang meninggalkan era mesin industri menuju era pengetahuan. Pada era pengetahuan saat ini, setiap perusahaan bersaing untuk menunjukkan keunggulan

Lebih terperinci

memberikan kepada peradaban manusia hidup berdampingan dengan

memberikan kepada peradaban manusia hidup berdampingan dengan INDONESIA VISI 2050 Latar belakang Anggota Dewan Bisnis Indonesia untuk Pembangunan Berkelanjutan (IBCSD) dan Indonesia Kamar Dagang dan Industri (KADIN Indonesia) mengorganisir Indonesia Visi 2050 proyek

Lebih terperinci

STRATEGI BERSAING. Strategi Bersaing halaman 1 dari 5

STRATEGI BERSAING. Strategi Bersaing halaman 1 dari 5 STRATEGI BERSAING Penetapan strategi bersaing lebih bertujuan untuk menetapkan nilai unggul perusahaan dibanding pesaing. Dengan kondisi pelanggan yang semakin pintar dan kritis, perusahaan yang tidak

Lebih terperinci

MODUL. Strategi Image/Soft Sell (3 SKS) Oleh : Dra. Nanik Ismiani

MODUL. Strategi Image/Soft Sell (3 SKS) Oleh : Dra. Nanik Ismiani FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA Pertemuan 9&10 MODUL Strategi Image/Soft Sell (3 SKS) Oleh : Dra. Nanik Ismiani POKOK BAHASAN Periklanan DESKRIPSI Dalam pokok bahasan ini akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. stakeholdernya. Dengan melakukan komunikasi yang efektif kepada stakeholders,

BAB I PENDAHULUAN. stakeholdernya. Dengan melakukan komunikasi yang efektif kepada stakeholders, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini komunikasi memegang peran penting di segala sendi kehidupan, salah satunya dalam dunia bisnis. Kesuksesan perusahaan atau organisasi saat ini sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemunculan usaha rumah produksi atau biasa disebut dengan production house

BAB I PENDAHULUAN. Kemunculan usaha rumah produksi atau biasa disebut dengan production house BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemunculan usaha rumah produksi atau biasa disebut dengan production house perlahan banyak yang berdiri seiring dengan kemunculan stasiun-stasiun televisi swasta sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan bahwa industri perbankan adalah merupakan industri yang menjual. kepercayaan kepada masyarakat sebagai nasabahnya.

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan bahwa industri perbankan adalah merupakan industri yang menjual. kepercayaan kepada masyarakat sebagai nasabahnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat ditandai dengan pertumbuhan industri perbankan yang ada dalam negara tersebut. Semakin berkembang industri perbankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai suatu visi dan misi yang harus dijaga agar customer maupun partner

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai suatu visi dan misi yang harus dijaga agar customer maupun partner BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan di dunia bisnis saat ini semakin keras dan perusahaan harus mempunyai suatu visi dan misi yang harus dijaga agar customer maupun partner perusahaan tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terkoordinasi, dan tidak ada sikap koheren yang memandang aset tersebut harus

BAB I PENDAHULUAN. terkoordinasi, dan tidak ada sikap koheren yang memandang aset tersebut harus BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Persaingan di sektor jasa pendidikan di kalangan perguruan tinggi swasta (PTS) dalam memperebutkan pasar mahasiswa dewasa ini sangat ketat. Saat ini jumlah

Lebih terperinci

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., MA. Pertemuan 6 Experience Marketing

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., MA. Pertemuan 6 Experience Marketing Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., MA. Experiential marketing merupakan sebuah pendekatan dalam pemasaran yang sebenarnya telah dilakukan sejak jaman dulu hingga sekarang oleh para pemasar. Pendekatan ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi, seperti kebutuhan untuk mengetahui berita tentang dunia fashion,

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi, seperti kebutuhan untuk mengetahui berita tentang dunia fashion, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Media telah menjadi bagian dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, bahkan kita tidak akan pernah terlepas dari media. Seiring dengan perkembangan peradaban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang permasalahan yang

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang permasalahan yang BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang permasalahan yang menjadi penelitian ini. Selanjutnya memberikan rumusan masalah yang terjadi untuk ditemukan solusi dalam penelitian ini.

Lebih terperinci

Standar Pengabdian Masyarakat STIKES HARAPAN IBU

Standar Pengabdian Masyarakat STIKES HARAPAN IBU Standar Pengabdian Masyarakat STIKES HARAPAN IBU Halaman 2 dari 11 STANDAR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DAN KERJASAMA STIKES HARAPAN IBU KODE DOKUMEN : STD.MT.AK. 03/006/2017 REVISI : 0 TANGGAL : 7 Maret

Lebih terperinci

BAB V Perilaku Konsumen pada Pasar Konsumsi dan Pasar Bisnis

BAB V Perilaku Konsumen pada Pasar Konsumsi dan Pasar Bisnis BAB V Perilaku Konsumen pada Pasar Konsumsi dan Pasar Bisnis PASAR KONSUMEN DAN TINGKAH LAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI Pasar konsumen: Semua individu dan rumah tangga yang membeli atau memperoleh barang dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Sumber : BPS di internet

BAB I PENDAHULUAN Sumber : BPS di internet BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia mode di Indonesia pada saat ini mengalami kemajuan yang pesat dapat dilihat dengan cara memberikan keuntungan bagi industri dibandingkan dengan beberapa

Lebih terperinci

PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management. Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang

PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management. Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang mengkhususkan diri pada pengembangan manajemen proyek. PMBOK merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam era globalisasi saat ini tingkat persaingan dalam dunia bisnis UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam era globalisasi saat ini tingkat persaingan dalam dunia bisnis UKDW 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam era globalisasi saat ini tingkat persaingan dalam dunia bisnis perbankan sangat begitu ketat, dimana para konsumen harus lebih selektif dalam mengkonsumsi

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pemain ritel yang cukup banyak di Indonesia membuat persaingan di industri ini menjadi sangat ketat. Potensi pasar yang sangat besar dan sifat konsumtif masyarakat Indonesia

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini penulis akan mengemukakan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan berdasarkan hasil pembahasan pada bab sebelumnya. Selanjutnya penulis mengajukan

Lebih terperinci