K L I P I N G. Tanggal 18 November 2014

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "K L I P I N G. Tanggal 18 November 2014"

Transkripsi

1 K L I P I N G L P D B - K U M K M Tanggal 18 November 2014 No Media Cetak Hal. Judul 1 Antara Jatim Berita LPDB-KUMKM Dukung Pemerintah Wujudkan Kedaulatan Pangan 2 Skala News Berita Pemprov Jatim Klaim Pembinaan UMKM Berhasil 3 Republika Ekonomi Koperasi dan UMKM Harus Ditopang Regulasi dan Subsidi 4 Surya Ekonomi 70 Persen Dana Bergulir LPDB Diberikan ke Sektor Pangan 5 Kabar Bisnis Ekonomi LPDB ubah haluan, 70% dana bakal disalurkan ke sektor pangan 6 Koran ABRI Umum LPDB TEMUI MITRANYA 7 Enciety Berita 70 Persen Penyaluran LPDB untuk Ketahanan Pangan dan Maritim 8 Surabaya Bisnis Berita LPDB Perketat Penyaluran Kredit, Ini Syarat-syaratnya 9 Peukan Berita 70% Dana Bergulir Akan Disalurkan ke Sektor Pangan 10 Surabaya Pagi Berita Tekan Angka KDBB 11 Surabaya Pagi Berita LPDB Gelar Temu Nasional di Surabaya 12 Smart Bisnis Berita 70% Dana Bergulir Akan Disalurkan ke Sektor Pangan 13 Ciputra News Ekonomi KUMKM Jatim Harus Siap Dukung Sektor Pangan 14 Republika Online Daerah Koperasi Didorong Kelola Destinasi Agroekowisata 15 Memo Arema Berita UKM Digejorok Dana Bergulir 2.7 Triliyun 16 Harian Bangsa 4 Koperasi UMKM Harus Ditopang Regulasi 17 Jawa Pos 6 Dana Bergulir Fokus Sektor Pangan 18 Metro Jatim 15 LPDB Gelontorkan Dana Untuk UMKM dan Koperasi 19 Surya 3 Bergulir ke Sektir Pangan 20 Neraca 9 Koperasi Didorong Kelola Destinasi Agroekowisata 21 Neraca 9 Koperasi Kabuoaten Sukabumi Siap Hadapi MEA Rakyat Merdeka 3 Kementerian Koperasi & UKM Kejar Target Bangun TPKU Di 2014 Humas LPDB-KUMKM

2 Antara Jatim Senin, 17 November 2014 Berita LPDB-KUMKM Dukung Pemerintah Wujudkan Kedaulatan Pangan Surabaya (Antara Jatim) - Direktur Utama Lembaga Pengelola Dana Bergulir Kementerian Koperasi dan UKM (LPDB-KUMKM), Kemas Danial, mendukung upaya pemerintah mewujudkan kedaulatan pangan melalui penyaluran dana bergulir dengan porsi cukup besar. "Upaya itu kami lakukan dengan membidik sektor pangan melalui penyaluran 70 persen dana bergulir," kata Kemas, di sela Temu Mitra Nasional LPDB-KUMKM 2014, di Surabaya, Kamis. Ia menyatakan, hal tersebut sejalan dengan salah satu cita-cita pemerintahan baru bahwa dalam tiga tahun mendatang tercapai kedaulatan pangan nasional. Oleh karena itu, dana bergulir kelolaan LPDB akan difokuskan untuk mendukung pengembangan KUMKM sektor pangan. "Untuk itu, titik berat penyaluran mendukung infrastruktur sektor pangan seperti penyaluran pupuk melalui koperasi. Dan, bukan ke pembibitan benih pangan atau seterusnya," ujarnya. Upaya membidik sektor pangan, jelas dia, dikarenakan risikonya lebih terukur. Oleh sebab itu perubahan kebijakan ini akan disosialisasikan kepada sekitar mitra LPDB KUMKM dalam pertemuan saat itu di Surabaya. "Kami yakin agenda ini sekaligus mempererat hubungan antara LPDB dengan para mitranya. Bahkan meningkatkan kepatuhan mitra dalam pemanfaatan dana bergulir," katanya. Secara umum, tambah dia, LPDB merupakan satuan kerja dari Kementrian Koperasi dan UKM yang bertugas mengelola dana bergulir dalam bentuk pinjaman. Selain itu berupa pembiayaan kepada koperasi dan UKM.

3 "Sejak tahun 2008 kami telah menyalurkan pembiayaan dana bergulir sebesar Rp5,05 trilliun. Besaran itu disalurkan kepada UMKM melalui mitra koperasi dan nonkoperasi di seluruh Indonesia," katanya. Kalau pada tahun ini, kata dia, dana bergulir yang diserap oleh mitra hingga 22 September 2014 sebesar Rp1,59 triliun. Angka tersebut dialokasikan dari target penyaluran tahun 2014 sebesar Rp2,65 triliun. "Sementara tahun depan, kami targetkan anggaran dana bergulir meningkat menjadi Rp2,75 triliun," katanya. Pada kesempatan sama, Wakil Gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf, berharap, melalui agenda itu sektor UMKM dapat bersinergi dengan lembaga swasta yang memiliki pendanaan yang mumpuni. Tujuannya, agar produk yang dihasilkan dapat dipasarkan di luar negeri. "Kami yakin ada lembaga yang menggandeng, mendorong dan memotivasi UMKM untuk terus berdaya saing sekaligus dapat memasarkan produknya ke luar negeri," katanya.

4 Skala News Senin, 17 November 2014 Berita Pemprov Jatim Klaim Pembinaan UMKM Berhasil Skalanews - Pemprov Jatim menilai pembinaan kepada sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) telah berhasil. Hal ini dibuktikan dengan menjamurnya UMKM di Jatim yang mencapai 6 juta dan mampu menyerap 11 juta tenaga kerja. Seperti dikatakan Gubernur Jatim, Saifullah Yusuf saat membuka pertemuan Mitra Nasional Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) KUMKM Tahun 2014 di Surabaya, Kamis (13/11) bahwa saat ini jumlah pelaku UMKM di Jatim sebanyak 6 juta dan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 11 juta. Jumlah UMKM yang begitu besar, tambah Saifullah memberikan kontribusi sekitar 54 persen terhadap produk domestik regional bruto (PDRB) Jatim. "Keberadaan UMKM sangat luar biasa. Jumlahnya banyak, namun jika digabungkan menjadi satu dapat menggerakkan ekonomi suatu daerah, imbuh pria yang akrab dipanggil Gus Ipul ini. Dijelaskan oleh Gus Ipul, pertumbuhan ekonomi Jatim yang terus tumbuh pesat, salah satunya disebabkan oleh keberadaan UMKM. Dalam keadaan apapun, sepanjang sejarah perekonomian di Jatim UMKM telah mampu berdiri kuat di tengah hantaman krisis ekonomi dunia.

5 Ada krisis maupun badai ekonomi, UMKM tetap berdiri kokoh. Kita patut bersyukur karena Indonesia mempunyai perhatian lebih terhadap keberadaan UMKM, imbuhnya. Dari sebanyak 6 juta sektor UMKM di Jatim ini, sebanyak lebih sudah mengekspor produknya diberbagai negara. Ini menunjukkan bahwa peran dan produk yang dihasilkan oleh UMKM yang dikirim ke luar negeri telah memenuhi standar internasional. Sedangkan sisanya, Pemprov Jatim akan mendorong dan memberikan pendampingan guna meningkatkan usahanya terutama menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) Menurut Gus Ipul, produk-produk UMKM harus terus berbenah dan ditingkatkan standarnya, karena Pasar Bebas Asean 2015, arus barang dan mobilitasnya akan semakin deras. Tidak ada pilihan lain bagi UMKM agar segera berbenah meningkatkan kualitas dan standarisasi. Gus Ipul menambahkan, tuntutan kedepan bagi pelaku usaha yakni adanya transparansi produk. Masyarakat saat ini menuntut transparansi produk yang dimulai dari komposisi, cara memasak, penyajian, produk yang akan disajikan. Banyak terjadi di setiap rumah makan, dapur tempat membuat makanan terbuat dari kaca. Itulah tuntutan dari pasar bebas Asean yang mengharuskan adanya transparansi. Hal ini harus diantisipasi oleh pelaku UMKM, terangnya. Untuk itu Gus Ipul berharap sektor UMKM dapat bersinergi dengan lembaga swasta yang memiliki pendanaan yang mumpuni. Tujuannya, agar produk yang dihasilkan dapat dipasarkan di luar negeri. Saya berharap ada lembaga yang menggandeng, mendorong dan memotivasi UMKM untuk terus berdaya saing sekaligus dapat memasarkan produknya ke luar negeri, tegasnya.

6 Republika Senin, 17 November 2014 Ekonomi Koperasi dan UMKM Harus Ditopang Regulasi dan Subsidi REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA Indonesia merupakan negara berkembang dengan karakter ekonomi yang ditopang oleh keberadaan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (KUMKM). Oleh karena itu, pemerintah harus mengoptimalkan dukungan melalui regulasi dan diberikan subsidi yang cukup. Hal tersebut disampaikannya Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf saat membuka Temu Mitra Nasional Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) KUMKM 2014 di Empire Palace, Surabaya, Kamis (13/11). Menurut Saifullah, Pemprov Jatim telah memberikan perhatian yang lebih bagi pelaku UMKM dan koperasi yang layak disebut sebagai pahlawan ekonomi. Perhatian ekstra dari Pemprov Jatim bertujuan agar koperasi dan UMKM mampu bertahan dari derasnya persaingan usaha yang ada. Sektor UMKM di negara maju juga ditopang pemerintah berupa regulasi dan subsidi, ujar dia. Saifullah mengulas, jumlah pelaku UMKM di Jatim saat ini sebanyak 6 juta, dan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 11 juta. Menurut Saifullah, jumlah UMKM yang begitu besar memberikan kontribusi sekitar 54 persen terhadap PDRB Jatim. "Keberadaan UMKM sangat luar biasa. Jumlahnya banyak, namun jika digabungkan menjadi satu dapat menggerakkan ekonomi suatu daerah, kata dia. Saifullah menyampaikan, pertumbuhan ekonomi Jatim yang terus tumbuh pesat, salah satunya disebabkan oleh keberadaan UMKM. Dalam keadaan apapun, menurut dia, sepanjang sejarah perekonomian di Jatim, UMKM telah mampu berdiri kuat di tengah hantaman krisis ekonomi dunia.

7 Ada krisis maupun badai ekonomi, UMKM tetap berdiri kokoh. Kita patut bersyukur karena Indonesia mempunyai perhatian lebih terhadap keberadaan UMKM, papar Saifullah. Dari sebanyak 6 juta sektor UMKM di Jatim, dia melanjutkan, sebanyak 260 ribu lebih sudah mengekspor produknya ke berbagai negara. Hal tersebut, menurut Saifullah, menunjukkan bahwa peran dan produk yang dihasilkan oleh UMKM yang dikirim ke luar negeri telah memenuhi standar internasional. Sedangkan sisanya yang masih lemah, dia menambahkan, Pemprov Jatim akan mendorong dan memberikan pendampingan guna meningkatkan mereka terutama menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)

8 Surya Senin, 17 November 2014 Ekonomi 70 Persen Dana Bergulir LPDB Diberikan ke Sektor Pangan Surya Online, SURABAYA Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) Kementerian Koperasi dan UKM mengindikasikan untuk mengubah bidikan penerima dana bergulir mereka pada tahun mendatang. Direktur Utama LPDB-KUMKM, Kemas Danial, mengatakan, sekitar 70 persen dana bergulir untuk koperasi usaha mikro kecil dan menengah (KUMKM), akan diberikan ke sektor pangan. Ini berbeda dari kebijakan saat ini, yang masih didominasi oleh sektor jasa dan perdagangan. Menurut Kemas, kebijakan ini menyesuaikan nawa cita atau harapan pemerintahan baru, yang menargetkan adanya kedaulatan pangan. Oleh karena itu, dana bergulir pengelolaan LPDB akan difokuskan untuk mendukung pengembangan KUMKM sektor pangan. Intinya titik berat penyaluran untuk mendukung infrastruktur sektor pangan seperti penyaluran pupuk melalui koperasi, bukan ke pembibitan benih pangan dan seterusnya, ujar Kemas, ditemui dalam acara Temu Mitra Nasional LPDB-KUMKM yang berlangsung di The Empire Palace Surabaya, Kamis (13/11/2014) kemarin. Kemas menyatakan, alasan memilih sektor pangan sebagai prioritas utama, adalah mengingat resikonya yang lebih terukur. Perubahan kebijakan inipula, yang menurut Kemas, disosialisasikan dalam acara kemarin. Bersama para mitra kerja, kami juga bersama membahas tantangan ke depan, MEA, isu-isu negatif dan positif ke depan, ujar dia. LPDB merupakan satuan kerja dari Kementerian Koperasi dan UKM yang bertugas mengelola dana bergulir dalam bentuk pinjaman/pembiayaan kepada koperasi dan UKM. Lembaga yang beroperasi sejak 2008 ini telah menyalurkan pinjaman/pembiayaan dana bergulir sebesar Rp5,05 triliun yang disalurkan kepada UMKM melalui mitra koperasi dan nonkoperasi di seluruh Indonesia.

9 Dana bergulir tahun ini yang diserap oleh mitra hingga 22 September 2014 sebesar Rp1,59 triliun dari target penyaluran tahun ini sebesar Rp2,65 triliun. Untuk tahun depan, direncanakan, dana bergulirnya dianggarkan Rp2,75 triliun

10 Kabar Bisnis Senin, 17 November 2014 Ekonomi LPDB ubah haluan, 70% dana bakal disalurkan ke sektor pangan SURABAYA, kabarbisnis.com: Lembaga Pengelola Dana Bergulir kementerian Koperasi dan UMKM (LPDB-KUMKM) mengubah arah penyaluran pembiayaannya menyesuaikan program besar pemerintahan Presiden Jokowi untuk memperkuat sektor ketahanan pangan dan maritim. Direktur Utama LPDB-KUMKM, Kemas Danial mengatakan, saat ini mayoritas penyaluran dana bergulir dari LPDB masih berkutat di sektor jasa dan perdagangan. "Sesuai arahan Presiden bahwa kita harus memperkuat sektor-sektor yang menunjang ketahanan pangan maka penyaluran dana bergulir kami juga kami alihkan ke sektor tersebut. Kedepan sektiar 70% penyaluran akan ke sektor ketahanan pangan dan sisanya ke jasa dan perdagangan," katanya di sela Temu Mitra Nasional Tahun 2014 LPDB-KUMKM di Empire Palace Hotel, Surabaya, Kamis (13/11/2014). Ia menambahkan, meski tahun depan akan berfokus pada sektor yang menunjang ketahanan pangan seperti pertanian, peternakan dan perikanan pihaknya akan lebih berhati-hati dalam penyaluran pembiayaan. "Kami hanya akan membiayai yang berhubungan dengan infratrukturnya saja seperti penyediaan pupuk di pertanian atau penyediaan cold strorage di sektor perikanan. Sedangkan untuk usaha yang lebih teknis seperti pembibitan kami menghindari karena resikonya terlalu besar," papar Kemas. Komposisi penyaluran pembiayaan juga bisa berubah jika di tengah jalan nantinya ditemukan penyaluran pembiayaan di sektor ketahanan pangan ini menimbulkan banyak masalah kolektibilitas yang menyebabkan pembiayaan macet.

11 LPDB sendiri saat ini sudah menyalurkan pembiyaan dana bergulir sebesar Rp 5,05 triliun yang disalurkan kepada UMKM melalui mitra koperasi dan non koperasi di seluruh Indonesia. Sementara itu, Wakil Gubernur Jatim, Saifullah Yusuf dalam pembukaan Temu Mitra Nasional Tahun 2014 mengatakan dana bergulir dari LPDB ini sangat bermanfaat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi khususnya di sektor kecil dan mikro. "Dana murah seperti dana bergulir dari LPDB ini sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat karena tingkat bunganya yang cukup rendah bila dibandingkan dengan metode pembiayaan lain seperti dari perbankan," ujarnya. Di wilayah Jatim saja, akumulasi realisasi pencairan dana bergulir LPDB mencapai sebesar Rp 699,6 miliar yang disalurkan kepada 351 mitra. Tahun depan, LPDB telah mengalokasikan dana bergulir untuk Jatim sebesar Rp 490,99 miliar dari total Rp 2,75 triliun anggaran dana bergulir.

12 Koran ABRI Senin, 17 November 2014 LPDB TEMUI MITRANYA Umum koranabri.com, Surabaya - Sekitar mitra LPDB KUMKM mengikuti acara temu mitra nasional tahun anggaran (TA) 2014 di Empire Palace Hotel, Surabaya, Kamis (13/11/2014). Temu Mitra ini merupakan lanjutan dari pertemuan Regional I di Bandung dan Regional II di Denpasar Bali. Acara yang dibuka langsung oleh Deputi Bidang Pengkajian dana LPDB UMKM Melaidi Sembiring mewakili Menteri Koperasi dan UKM Republik Indonesia yang tidak bisa hadir karana mengikuti acara Presiden Joko Widodo di Cina. Serta Wakil Gubernur Jawa Timur Syaifullah Yusuf dan Direktur Utama LPDB UMKM Dr.Ir. Kemas Danial,MM juga hadir dalam acara tersebut. Direktur Utama LPDB KUMKM Dr.Ir Kemas Danial, MM mengatakan bahwa tujuan dari temu mitra nasional TA 2014 tak lain adalah untuk memperat hubungan antara LPDB dengan para mitranya. Selain itu, juga meningkatkan tingkat kepatuhan mitra dalam pemanfaatan dana bergulir dan menekan angka kolektibilitas dana bergulir bermasalah (KDBB) serendah mungkin.

13 Temu mitra nasional TA 2014 selain meningkatkan hubungan antara LPDB dengan para mitrannya, juga meningkatan pemanfaatab dana bergulir, serta menekan angka kridit macet serendah mungkin, katanya. Kemas Danial menambahkan LPDB merupakan Satuan Kerja dari Kementrian Koperasi dan UKM yang mempunyai fungsi dan tuga mengelola dana bergulir dalam bentuk pinjaman/pembiayaan kepada koperasi dan UKM. Semenjak berdiri Th 2008 sampai saat ini, LPDB telah menyalurkan dana Rp.5,05 Triliun untuk UMKM melalui mitra Koperasi dan Non Koperasi seluruh Indonesia, ujarnya. Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Timur Syaifulla Yusuf atau Gus Ipul dalam keterangan tertulisnya mengatakan bahwa dana bergulir LPDB sangat terasa besar manfaatnya bagi masyarakat. Pasalnya, tingkat bunganya rendah bila dibandingkan dengan perbankan pada umumnya. Suku bunga rendah diatas bank pada umumnya, salah satu unggulan dari dana bergulir LPDB, Ujar Gus Ipul panggilan sehari hari Wagub Jatim Syaifullah Yusuf. Di Jawa Timur sendiri tercatat dana bergulir LPDB yang disalurkan kepada 351 mitra Koperasi dan non Koperasi sekitar Rp.699,6 Milia. Sedangkan TA 2015, LPDB telah mengalokasikan dana bergulir sebesar Rp Miliar dari total Rp.2,75 Triliun anggaran bergulir nasional TA

14 Enciety Senin, 17 November 2014 Berita 70 Persen Penyaluran LPDB untuk Ketahanan Pangan dan Maritim Lembaga Pengelola Dana Bergulir Kementerian Koperasi dan UMKM (LPDB-KUMKM) mengubah arah penyaluran pembiayaannya. Hal ini didasari pada program pemerintah untuk memperkuat sektor ketahanan pangan dan maritim. Direktur Utama LPDB-KUMKM Kemas Danial mengatakan, saat ini mayoritas penyaluran dana bergulir dari LPDB masih berkutat di sektor jasa dan perdagangan. Komposisi yang akan kita salurkan nantinya 70 persen untuk ketahanan pangan, sedangkan sisanya untuk sektor jasa dan perdagangan. Ini sesuai dengan arahan dari pemerintahan yang baru, kata Kemas Danial, disela-sela Temu Mitra Nasional Tahun 2014 LPDB-KUMKM di Empire Palace Hotel, Surabaya, Kamis (13/11/2014). Sektor ketahanan pangan ini tidak serta merta mengucurkan biaya seperti pertanian, peternakan, dan perikanan. Kemas menyebut, penyaluran dana bergulir ini akan difokuskan kepada infrastrukturnya. Hal ini disebabkan risiko jauh lebih kecil dibanding penyaluran dana bergulir untuk pembibitan. Kami akan membiayai yang berhubungan dengan infratrukturnya. Prinsipnya non teknis seperti penyediaan pupuk di pertanian atau penyediaan cold strorage di sektor perikanan. Untuk usaha yang lebih teknis seperti pembibitan kami menghindari karena resikonya terlalu besar, papar Kemas. Sejak 2008 hingga 2014, LPDB tewlah menyalurkan pembiyaan dana bergulir sebesar Rp 5,05 triliun. Anggaran tersebut telah disalurkan kepada UMKM melalui mitra koperasi dan non koperasi di seluruh Indonesia. Sementara dana bergulir hingga 22 September sebesar Rp1,59 triliun dari target penyaluran tahun ini sebesar Rp 2,65 triliun. Tahun depan, kami targetkan anggaran dana bergulir

15 meningkat menjadi Rp 2,75 triliun, tegasnya. LPDB merupakan satuan kerja dari Kementerian Koperasi dan UKM yang bertugas mengelola dana bergulir dalam bentuk pinjaman, pembiayaan yang bersifat mikro. Wakil Gubernur Jatim, Saifullah Yusuf dalam pembukaan Temu Mitra Nasional Tahun 2014 mengatakan dana bergulir dari LPDB ini sangat bermanfaat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi khususnya di sektor kecil dan mikro.

16 Surabaya Bisnis Senin, 17 November 2014 Berita LPDB Perketat Penyaluran Kredit, Ini Syarat-syaratnya Bisnis.com, SURABAYA Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM) memperketat penyaluran pinjaman/pembiayaan tahun depan melalui persyaratan anggunan agar kolektabilitas terjaga. Penerapan anggunan didasari perubahan segmen pembiayaan yang disasar. Lembaga tersebut kini menargetkan pembiayaan sektor ketahanan pangan mencapai 70% dan sisanya di koperasi simpan pinjam. Komposisi tersebut berbeda dengan pola sebelumnya. Selama ini lembaga yang mengelola dana bergulir Rp5,05 triliun ini kerap menyasar pembiayaan koperasi yang bergerak di bidang jasa, simpan pinjam utamanya. Direktur Utama LPDB Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kemas Danial mengatakan ketentuan anggunan berupa aset senilai 20%-30% dari nilai pinjaman diwajibkan untuk mengerem risiko. Pasalnya, sesuai arahan kebijakan pemerintahan baru yang diprioritaskan sektor ketahanan pangan. Masuk pertanian berisiko cukup tinggi, makanya ke infrastruktur pertanian. LPDB masuk infrastruktur pupuk, jadi tidak sembarangan, jelasnya di sela-sela Temu Mitra Nasional di Surabaya, Kamis (13/11/2014). Adapun lembaga penjaminan, kata dia, juga tidak bersedia melindungi kredit berisiko tinggi. Sehingga kewajiban adanya jaminan menjadi salah satu cara menjaga keamanan pembiayaan. LPDB-KUMKM tahun ini sudah menyalurkan kredit Rp1,7 triliun dari target penyaluran Rp2,1 triliun sampai akhir tahun. Kemas yakin target tersebut tercapai karena sebagian sudah dalam tahap akhir penilaian.

17 Dia menjelaskan dari kredit yang sudah disalurkan tingkat kolektabilitas 1,56%. Sebagian dari kredit bermasalah tersebut yang sudah berhasil dipulihkan di bawah Rp50 miliar. Nilai yang bermasalah dibanding dengan total dana bergulir sangat kecil, katanya. Menurutnya penyaluran pinjaman/pembiayaan ke koperasi atau UMKM lembaganya cukup bagus. Setidaknya pada 2015 mendatang dana pembiayaan baru sendiri ditargetkan bisa Rp1,8 triliun. Jumlah tersebut ada kemungkinan ditambah dana pemerintah Rp1 triliun. Namun demikian, kata dia, bila anggaran pembiayaan Rp1 triliun dari pemerintah urung dicairkan maka dana sendiri masih cukup besar. LPDB juga belum berencana mengubah bunga yang dikenakan untuk ke depan. Untuk simpan pinjam kami tetapkan rentang 6%-9% sedangkan sektor riil dikenakan 3%-6%, paparnya. Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf mengatakan pencairan dana program ini di Jawa Timur Rp699 miliar ke 351 mitra. Sedangkan tahun depan dianggarkan Rp490,99 miliar. Dana ini sangat membantu karena bunganya lebih rendah dibandingkan dengan perbankan pada umumnya, katanya soal nilai lebih dana ini terhadap pengembangan koperasi dan UMKM di Jawa Timur.

18 Peukan Senin, 17 November 2014 Berita 70% Dana Bergulir Akan Disalurkan ke Sektor Pangan Sekitar 70% dana bergulir untuk koperasi usaha mikro kecil dan menengah (KUMKM) melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) Kementerian Koperasi dan UKM akan membidik sektor pangan. "Ini sejalan dengan salah satu Nawa Cita pemerintahan baru bahwa dalam tiga tahun ke depan, harus tercapai kedaulatan pangan," kata Direktur Utama LPDB-KUMKM Kemas Danial kepada pers di sela-sela Temu Mitra Nasional LPDB-KUMKM 2014 di Surabaya, Kamis (13/11/2014). Oleh karena itu, dana bergulir kelolaan LPDB akan difokuskan untuk mendukung pengembangan KUMKM sektor pangan. "Intinya titik berat penyaluran untuk mendukung infrastruktur sektor pangan seperti penyaluran pupuk melalui koperasi, bukan ke pembibitan benih pangan dan seterusnya," katanya. Mengapa lebih ke infrastruktur sektor pangan? Dia menyebut, risikonya lebih terukur. Oleh karena itu, lanjutnya, perubahan kebijakan ini akan disosialisasikan kepada sekitar mitra LPDB KUMKM dalam pertemuan itu. "Termasuk koordinasi mengenai tantangan ke depan, MEA, isu-isu negatif dan positif ke depan," katanya. LPDB merupakan satuan kerja dari Kementerian Koperasi dan UKM yang bertugas mengelola dana bergulir dalam bentuk pinjaman/pembiayaan kepada koperasi dan UKM. Lembaga yang beroperasi sejak 2008 ini telah menyalurkan pinjaman/pembiayaan dana bergulir sebesar Rp5,05 triliun yang disalurkan kepada UMKM melalui mitra koperasi dan non koperasi di seluruh Indonesia. Dana bergulir tahun ini yang diserap oleh mitra hingga 22 September 2014 sebesar Rp1,59 triliun dari target penyaluran tahun ini sebesar Rp2,65 triliun. Sementara itu, untuk tahun depan, direncanakan, dana bergulirnya dianggarkan Rp2,75 triliun.

19 Surabaya Pagi Senin, 17 November 2014 Tekan Angka KDBB Berita SURABAYA (Surabaya Pagi) - Guna meningkatkan kepatuhan mitra kerja dan menekan angka Kolektibilitas Dana Bergulir Bermasalah (KDBB) serendah mungkin, LPDB-KUMKM melakukan temu mitra nasional. Menurut Direktur Utama LPDB-KUMKM, Dr Ir Kemas Danial, MM, temu mitra ini digelar untuk mempererat hubungan dengan mitra sehingga dana bergulir LPDB dapat dirasakan manfaatnya oleh mitra. "Karena tingkat bunga rendah bila dibandingkan dengan perbankan pada umumnya," ucapnya. Ia menuturkan, LPDB merupakan satuan kerja dari Kementerian Koperasi dan UKM yang bertugas mengelola dana bergulir dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan pada koperasi dan UKM. Lembaga yang beroperasi sejak tahun 2008 ini telah menyalirkan pembiayaan dana bergulir sebesar Rp 5,05 triliun yang disalurkan pada UMKM melalui mitra koperasi dan non koperasi. Sementara itu, akumulasi realisasi pencairan dana bergulir LPDB di Jatim sebesar Rp 699,6 miliar yabg disalurkan ke 351 mitra. Sedangkan, untuk tahun anggaran 2015, LPDB telah mengalokasikan dana bergulir untuk Provinsi Jatim sebesar Rp 490,99 miliar dari total Rp 2,75 triliun anggaran dana bergulir LPDB tahun KDBB;3b1ca0a43b79bdfd9f9305b a716fcd095204b3a96184f23767d3f4

20 Surabaya Pagi Senin, 17 November 2014 Berita LPDB Gelar Temu Nasional di Surabaya Surabaya (beritajatim.com)- Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) Koperasi dan UMKM selenggarakan Temu Mitra Nasional Tahun 2014 di Empire Palace Hotel, Surabaya. Acara yang diikuti lebih dari mitra LPDB KUMKM serta dinas yang membidangi koperasi dan UKM tingkat provinsi/kota kabupaten se Indonesia dibuka Deputi Bidang Pengkajian Kementerian Koperasi dan UKM, Meliadi Sembiring. Direktur Utama LPDB-KUMKM, Kemas Danial mengatakan, tujuan dari temu mitra nasional 2014 tak lain untuk mempererat hubungan antara LPDB dengan para mitranya. "Serta meningkatkan tingkat kepatuhan mitra dalam pemanfaatan dana bergulir dan menekan angka kolektibilitas dana bergulir bermasalah (KDBB) serendah mungkin," ujarnya dalam Temu Mitra nasional 2014 dengan tema 'Kuatkan Permodalan KUMKM Guna Meningkatkan Daya Saing, Menciptakan Lapangan Kerja dan Menekan Angka Pengangguran serta Kemiskinan', Kamis (13/11/2014). LPDB merupakan satuan kerja dari Kementerian Koperasi dan UKM yang bertugas mengelola dana bergulir dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan kepada Koperasi dan UKM. Lembaga yang beroperasi sejak tahun 2008 ini telah menyalurkan pinjaman atau pembiyaan dana bergulir sebesar Rp 5,05 triliun yang disalurkan kepada UMKM melalui mitra koperasi dan non koperasi di seluruh Indonesia.

21 Sedangkan untuk tahun 2015 ditargetkan menyalurkan Rp 2,7 triliun. "Jika tidak ada pemotongan anggaran, tahun depan ada anggaran sebesar Rp 2,7 triliun untuk digulirkan kepada koperasi dan UKM," ujarnya. "Dana bergulir LPDB ini sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat karena tingkat bunganya yang rendah bila dibandingkan dengan perbankan pada umumnya," ujar Wakil Gubernur Jatim, Saifullah Yusuf. Sebagai informasi, akumulasi realisasi pencairan dana bergulir LPDB di Jatim sebesar Rp 699,6 miliar yang disalurkan kepada 351 mitra. Sedangkan untuk tahun 2015, LPDB telah mengalokasikan dana bergulir untuk Jatim sebesar Rp 490,99 miliar dari total Rp 2,75 triliun anggaran dana bergulir. LPDB KUMKM telah menujukkan kinerja unggulnya dengan memperoleh predikat sebagai Badan Layanan Umum (BLU) terbaik dalam pengelolaan dana khusus oleh Kementerian Keuangan dengan nilai skor 76,66 (A-Baik) dan berhasil mengungguli penilaian atas kinerja BLU sejenisnya. Selain itu, LPDB-KUMKM juga memperoleh penilaian sebesar 7,15 dari hasil survey KPK tahun 2012 terhadap integritas pelayanan publik. Hal tersebut sejalan dengan komitmen direksi dan manajemen dalam mencapai Good Government Governance (GCG) dan pencegahan tindak pidana korupsi.

22 Smart Bisnis Senin, 17 November 2014 Berita 70% Dana Bergulir Akan Disalurkan ke Sektor Pangan Sekitar 70% dana bergulir untuk koperasi usaha mikro kecil dan menengah (KUMKM) melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) Kementerian Koperasi dan UKM akan membidik sektor pangan. "Ini sejalan dengan salah satu Nawa Cita pemerintahan baru bahwa dalam tiga tahun ke depan, harus tercapai kedaulatan pangan," kata Direktur Utama LPDB-KUMKM Kemas Danial kepada pers di sela-sela Temu Mitra Nasional LPDB-KUMKM 2014 di Surabaya, Kamis (13/11/2014). Oleh karena itu, dana bergulir kelolaan LPDB akan difokuskan untuk mendukung pengembangan KUMKM sektor pangan. "Intinya titik berat penyaluran untuk mendukung infrastruktur sektor pangan seperti penyaluran pupuk melalui koperasi, bukan ke pembibitan benih pangan dan seterusnya," katanya. Mengapa lebih ke infrastruktur sektor pangan? Dia menyebut, risikonya lebih terukur. Oleh karena itu, lanjutnya, perubahan kebijakan ini akan disosialisasikan kepada sekitar mitra LPDB KUMKM dalam pertemuan itu. "Termasuk koordinasi mengenai tantangan ke depan, MEA, isu-isu negatif dan positif ke depan," katanya. LPDB merupakan satuan kerja dari Kementerian Koperasi dan UKM yang bertugas mengelola dana bergulir dalam bentuk pinjaman/pembiayaan kepada koperasi dan UKM. Lembaga yang beroperasi sejak 2008 ini telah menyalurkan pinjaman/pembiayaan dana bergulir sebesar Rp5,05 triliun yang disalurkan kepada UMKM melalui mitra koperasi dan non koperasi di seluruh Indonesia. Dana bergulir tahun ini yang diserap oleh mitra hingga 22 September 2014 sebesar Rp1,59 triliun dari target penyaluran tahun ini sebesar Rp2,65 triliun.

23 Sementara itu, untuk tahun depan, direncanakan, dana bergulirnya dianggarkan Rp2,75 triliun.

24 Ciputra News Selasa, 18 November 2014 Ekonomi KUMKM Jatim Harus Siap Dukung Sektor Pangan Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (KUMKM)Jawa Timur dinilai harus siap mendukung sektor pangan agar tercipta kedaulatan pangan di provinsi ini dalam tiga tahun ke depan. 'Harus siap dan model LPDB ini harus dipertahankan karena selain bunga kredit murah, juga dibina untuk berkembang,' kata Wakil Gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf kepada pers, usai membuka Temu Mitra Nasional LPDB-KUMKM 2014 di Surabaya, Kamis. Penegasan tersebut disampaikan karena sekitar 70 persen dana bergulir untuk Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (KUMKM) melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) Kementerian Koperasi dan UKM akan membidik sektor pangan. 'Ini sejalan dengan salah satu Nawa Cita pemerintahan baru bahwa dalam tiga tahun ke depan, harus tercapai kedaulatan pangan,' kata Direktur Utama LPDB-KUMKM, Kemas Danial, pada acara yang sama sebelumnya. Wagub Jatim Saifullah menjelaskan, dari total UMKM sekitar 6,8 juta, jumlahnya yang bergerak di sektor pangan memang masih sedikit. 'Saya tidak punya data rinci, tapi di sektor pangan masih sedikit. Karena itu, UMKM yang non sektor pangan harus mulai beralih secara bertahap,' katanya. Oleh karena itu, pola LPDB ini, lanjutnya, layakdipertahankan yakni selain UMKM dapat bunga lebih rendah dari bank konvensional, mereka juga mendapatkan pembinaan, akses pasar dan permodalan. 'Idealnya, setelah mereka naik kelas jadi usaha menengah, bunga kredit dari bank juga rendah. Tapi, selama di LPDB, mereka harus maksimal dulu,' kata Saifullah. Khusus untuk Jawa Timur, katanya, hingga saat ini ada sekitar 6,8 juta UMKM dan mempekerjakan sekitar 11 juta orang dengan kontribusi terhadap pendapatan bruto sekitar 54 persen. 'Dari jumlah itu, sekitar 260-an UMKM itu, produknya sudah ekspor,' kata Saifullah. UMKM Jatim, menerima akumulasi realisasi dana bergulir selama ini sebesar Rp699,6 miliar yang disalurkan kepada 351 mitra. Pada tahun anggaran 2015, LPDB telah mengalokasikan dana bergulir untuk Jawa Timur sebesar Rp490,99 miliar dari total Rp2,75 triliuan anggaran LPDB 2015.

25 LPDB merupakan satuan kerja dari Kementerian Koperasi dan UKM yang bertugas mengelola dana bergulir dalam bentuk pinjaman/pembiayaan kepada koperasi dan UKM. Lembaga yang beroperasi sejak 2008 ini telah menyalurkan pinjaman/pembiayaan dana bergulir sebesar Rp5,05 triliun yang disalurkan kepada UMKM melalui mitra koperasi dan non koperasi di seluruh Indonesia.(ant/rd)

26 Republika Online Selasa, 18 November 2014 Daerah Koperasi Didorong Kelola Destinasi Agroekowisata REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah mendorong koperasi mengelola destinasi agroekowisata yang merupakan salah satu peluang usaha yang bisa dikelola bersama berdasarkan prinsip kekeluargaan dan kemandirian sehingga bisa dinikmati manfaatnya oleh masyarakat lokal yang terwadahi dalam badan hukum itu. "Usaha agroekowisata oleh koperasi merupakan peluang usaha bagi koperasi yang selanjutnya akan menjadi nilai tambah bagi anggota koperasi dan dapat dinikmati oleh masyarakat lokal," kata Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK Kementerian Koperasi dan UKM, Meliadi Sembiring di Jakarta, Senin. Pihaknya sendiri dalam rangka memberdayakan koperasi di bidang agroekowisata, pada 2012 telah melaksanakan rintisan di dua provinsi yaitu Sulawesi Tengah (KSU Bina Warga Polibu) dan Kalimantan Timur (KPN Sylva Bina Lestari). Selanjutnya ia menambahkan pada 2013 dilakukan replikasi (perluasan rintisan) di Provinsi Sulawesi Selatan yaitu Koperasi Hortikuktura 45 dan Provinsi Bali Koperasi Sri Merta Sujati. "Pada 2014 kegiatan pengembangan agroekoturisme oleh koperasi dengan pertimbangan pengembangan kawasan Indonesia Timur," katanya. UU Nomor 10 Tahun 2008 Pasal 17 tentang Kepariwisataan, secara eksplisit mengamanatkan kepada pemerintah pusat dan daerah untuk memberikan perhatian dan dukungan kebijakan kepada KUKM agar berperan di sektor pariwisata. Menurut Meliadi, hal ini merupakan peluang usaha bagi koperasi untuk mengembangan usaha di sektor pariwisata, namun berdasarkan data pada 2011 dari unit koperasi belum ada koperasi yang secara spesifik mengelola agroekoturisme. "Padahal sektor pariwisata pada 2011 menyumbang produk domestik bruto sebanyak 4,7 persen," katanya. Pihaknya mencatat penyebab kurangnya koperasi yang menangani kegiatan agroekowisata ditenggarai, antara lain karena belum ada perhatian dari pengelola koperasi untuk mengeksploitasi keindahan alam di sekitarnya; belum ada akses dalam memperoleh informasi dan fasilitas dalam pengembangan pelaksanaan kegiatan agroekowisata; dan terbatasnya partisipasi pengelola koperasi dalam mengelola unit usaha yang berkaitan dengan agroekowisata.

27 Selain itu karena keterbatasan keterlibatan kelompok masyarakat koperasi dalam proses perencanaan, pelaksanaan pembangunan dan pengendalian dampak dari kegiatan parawisata di suatu kawasan dan masih terbatasnya perhatian dan kajian terhadap peluang usaha koperasi dalam bidang agroekowisata. Sementara itu kata Meliadi gerakan koperasi sendiri belum membuat perencanaan tentang pengembangan usaha agroekowisata hingga masih kurang pemahaman agroekowisata dalam perencanaan dan penganggaran agroekowisata di pusat maupun di daerah dan belum ada data terpilah pengelola di bidang agroekowisata. "Kami juga mendapati keterpaduan pembinaan dengan instansi terkait terhadap koperasi agroekowisata masih lemah dan keterbatasan kemampuan manajerial dan teknis dari gerakan koperasi dalam pengelolaan usaha koperasi di bidang agroekowisata," katanya. Ia menyadari sampai saat ini belum banyak koperasi mampu menangkap peluang kegiatan atau kebijakan agroekowisata dan masih lemahnya koordinasi koperasi dengan instansi terkait. Konsep agroekowisata merupakan pengembangan dari ekowisata yang menawarkan pengalaman langsung kepada pengunjung tentang kehidupan di daerah pertanian. Pengunjung mendapatkan kesempatan melakukan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh petani.

28 Arema Selasa, 18 November 2014 Berita UKM Digejorok Dana Bergulir 2.7 Triliyun Acara yang diikuti lebih dari mitra LPDB KUMKM serta dinas yang membidangi koperasi dan UKM tingkat provinsi/kota kabupaten se Indonesia dibuka Deputi Bidang Pengkajian Kementerian Koperasi dan UKM, Meliadi Sembiring. LPDB merupakan satuan kerja dari Kementerian Koperasi dan UKM yang bertugas mengelola dana bergulir dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan kepada Koperasi dan UKM. Lembaga yang beroperasi sejak tahun 2008 ini telah menyalurkan pinjaman atau pembiyaan dana bergulir sebesar Rp 5,05 triliun yang disalurkan kepada UMKM melalui mitra koperasi dan non koperasi di seluruh Indonesia. Sedangkan untuk tahun 2015 ditargetkan menyalurkan Rp 2,7 triliun. Direktur Utama LPDB-KUMKM, Kemas Danial mengatakan, tujuan dari temu mitra nasional 2014 tak lain untuk mempererat hubungan antara LPDB dengan para mitranya. Serta meningkatkan tingkat kepatuhan mitra dalam pemanfaatan dana bergulir dan menekan angka kolektibilitas dana bergulir bermasalah (KDBB) serendah mungkin, ujarnya dalam Temu Mitra nasional 2014 dengan tema Kuatkan Permodalan KUMKM Guna Meningkatkan Daya Saing, Menciptakan Lapangan Kerja dan Menekan Angka pengangguran serta Kemiskinan, Kamis (13/11). Wakil Gubernur Jatim, Saifullah Yusuf. Sebagai informasi, akumulasi realisasi pencairan dana bergulir LPDB di Jatim sebesar Rp 699,6 miliar yang disalurkan kepada 351 mitra. Jika tidak ada pemotongan anggaran, tahun depan ada anggaran sebesar Rp 2,7 triliun untuk digulirkan kepada koperasi dan UKM. Dana bergulir LPDB ini sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat karena tingkat bunganya yang rendah bila dibandingkan dengan perbankan pada umumnya, ujar Kemas. Sedangkan untuk tahun 2015, LPDB telah mengalokasikan dana bergulir untuk Jatim sebesar Rp 490,99 miliar dari total Rp 2,75 triliun anggaran dana bergulir. LPDB KUMKM telah menunjukkan kinerja unggulannya dengan memperoleh predikat sebagai Badan Layanan Umum (BLU) terbaik dalam pengelolaan dana khusus oleh Kementerian Keuangan dengan nilai skor 76,66 (A-Baik) dan berhasil mengungguli penilaian atas kinerja BLU sejenisnya. Selain itu, LPDB-KUMKM juga memperoleh penilaian sebesar 7,15 dari hasil survey KPK tahun 2012 terhadap integritas pelayanan publik. Hal tersebut sejalan dengan komitmen direksi dan manajemen dalam mencapai Good Government Governance (GCG) dan pencegahan tindak pidana korupsi. (nov)

29 Harian Bangsa Senin, 17 November

30 Jawa Pos Senin, 17 November

31 Metro Jatim Senin, 17 November

32 Surya Senin, 17 November

33 Neraca Selasa, 18 November

34 Neraca Selasa, 18 November

35 Rakyat Merdeka Selasa, 18 November

K L I P I N G. Jumat, 16 Mei No Media Cetak Hal. Judul 1 Bisnis Indonesia 8 UMKM Serang Siap siap Gulung Tikar

K L I P I N G. Jumat, 16 Mei No Media Cetak Hal. Judul 1 Bisnis Indonesia 8 UMKM Serang Siap siap Gulung Tikar K L I P I N G L P D B - K U M K M Jumat, 16 Mei 2014 No Media Cetak Hal. Judul 1 Bisnis Indonesia 8 UMKM Serang Siap siap Gulung Tikar 2 Republika 15 BPR Syariah Diajak Salurkan Dana Bergulir 3 Antara

Lebih terperinci

K L I P I N G. Rabu, 13 Agustus 2014

K L I P I N G. Rabu, 13 Agustus 2014 K L I P I N G L P D B - K U M K M Rabu, 13 Agustus 2014 No Media Cetak Hal. Judul 1 JURNAS Ekonomi LPDB Diusulkan Jadi Badan Khusus 2 Sindo Trijaya News Dirut LPDB Raih Gelar Doktor Ilmu Manajemen 3 Tribun

Lebih terperinci

K L I P I N G L P D B - K U M K M. Rabu, 28 Mei 2014

K L I P I N G L P D B - K U M K M. Rabu, 28 Mei 2014 K L I P I N G L P D B - K U M K M Rabu, 28 Mei 2014 No Media Cetak Hal. Judul 1 analisadaily News LPDB Bantah Pembatalan Sepihak Pengucuran Kredit 2 Antara News LPDB GANDENG BPR SE-INDONESIA PERLUAS PENYALURAN

Lebih terperinci

K L I P I N G. Jumat, 27 Juni 2014

K L I P I N G. Jumat, 27 Juni 2014 K L I P I N G L P D B - K U M K M Jumat, 27 Juni 2014 No Media Cetak Hal. Judul 1 Seruu.Com Surabaya Hadapi AFTA 2015, Jatim Perkuat Koperasi & UMKM 2 KabarGress.Com EkBis Koperasi Benteng Perekonomian

Lebih terperinci

K L I P I N G. Tanggal 3 Desember No Media Cetak Hal. Judul. Dinas Koperasi dan UKM Harus Melakukan Kontrol Ke Daerah 2 Teropong Senayan

K L I P I N G. Tanggal 3 Desember No Media Cetak Hal. Judul. Dinas Koperasi dan UKM Harus Melakukan Kontrol Ke Daerah 2 Teropong Senayan K L I P I N G L P D B - K U M K M Tanggal 3 Desember 2014 No Media Cetak Hal. Judul 1 Metro Kini Berita Dinas Koperasi dan UKM Harus Melakukan Kontrol Ke Daerah 2 Teropong Senayan Teropong UMKM Beromzet

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peran strategi dalam pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan sebagian besar penduduk terlibat dalam kegiatan UMKM

Lebih terperinci

K L I P I N G. Kamis, 31 Oktober Berita terkait LPDB-KUMKM No Media Cetak/Online Hal. Judul

K L I P I N G. Kamis, 31 Oktober Berita terkait LPDB-KUMKM No Media Cetak/Online Hal. Judul K L I P I N G L P D B - K U M K M Kamis, 31 Oktober 2013 Berita terkait LPDB-KUMKM No Media Cetak/Online Hal. Judul 1 www.smartbisnis.co.id Umum Per 24 Oktober 2013 LPDB Salurkan Pembiayaan Rp 3,9 Triliun

Lebih terperinci

Dr. Ir. Kemas Danial, MM Direktur Utama

Dr. Ir. Kemas Danial, MM Direktur Utama Dr. Ir. Kemas Danial, MM Direktur Utama KONDISI KOPERASI 1. Total Koperasi : 209.488 Unit 2. Koperasi Aktif : 147.249 Unit (NIK) dan didalamnya telah RAT sebanyak 80.000 Unit 3. Koperasi Tidak Aktif :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak krisis moneter yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 dan telah berkembang menjadi krisis ekonomi dan multidimensi, pertumbuhan ekonomi nasional relatif masih

Lebih terperinci

K L I P I N G. Kamis, 10 Oktober Berita terkait LPDB-KUMKM Demikian kliping ini disampaikan sebagai bahan informasi.

K L I P I N G. Kamis, 10 Oktober Berita terkait LPDB-KUMKM Demikian kliping ini disampaikan sebagai bahan informasi. K L I P I N G L P D B - K U M K M Kamis, 10 Oktober 2013 Berita terkait LPDB-KUMKM Demikian kliping ini disampaikan sebagai bahan informasi. No Media Cetak/Online Hal. Judul 1 Perekonomiantasik.blogspot.com

Lebih terperinci

Strategi Pengembangan UMKM dengan Mengatasi Permasalahan UMKM Dalam Mendapatkan Kredit Usaha

Strategi Pengembangan UMKM dengan Mengatasi Permasalahan UMKM Dalam Mendapatkan Kredit Usaha Strategi Pengembangan UMKM dengan Mengatasi Permasalahan UMKM Dalam Mendapatkan Kredit Usaha Oleh : Nama : Debby Fuji Lestari NIM : 2107130015 Kelas : 2D Dosen : Ade Suherman, M.Pd PROGRAM STUDI AKUNTANSI

Lebih terperinci

K L I P I N G. Jum at / 25 Juli Energi & Pertamina Pasarkan Produk Lewat Koperasi dan

K L I P I N G. Jum at / 25 Juli Energi & Pertamina Pasarkan Produk Lewat Koperasi dan K L I P I N G L P D B - K U M K M No Media Cetak Hal. Judul 1 Tribun News Industri Koperasi akan Bantu Jual BBM Non Subsidi Pertamina 2 Waspada Online Ekbis Pertamina ajak UMKM Pasarkan Produk Hilir 3

Lebih terperinci

ARAH KEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG UMKM DAN KOPERASI

ARAH KEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG UMKM DAN KOPERASI KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL ARAH KEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG UMKM DAN KOPERASI Direktur Pengembangan UKM dan Koperasi Disampaikan

Lebih terperinci

Dampak Positif UMKM Perempuan Kurangi Angka Kemiskinan

Dampak Positif UMKM Perempuan Kurangi Angka Kemiskinan Peran Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sebagai penyedia lapangan kerja tidak perlu diragukan lagi. Peningkatan unit UMKM wanita atau perempuan, ternyata berdampak positif untuk mengurangi angka kemiskinan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlah asset maksimal 0 sampai Rp 50 juta dan omzet total 0 sampai 300 juta.

BAB I PENDAHULUAN. jumlah asset maksimal 0 sampai Rp 50 juta dan omzet total 0 sampai 300 juta. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah UMKM merupakan usaha mikro, usaha kecil dan usaha menengah. Berdasarkan Undang-Undang nomor 20 Tahun 2008 usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rentan terhadap pasar bebas yang mulai dibuka, serta kurang mendapat dukungan

BAB I PENDAHULUAN. rentan terhadap pasar bebas yang mulai dibuka, serta kurang mendapat dukungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usaha mikro tergolong jenis usaha yang tidak mendapat tempat di bank, rentan terhadap pasar bebas yang mulai dibuka, serta kurang mendapat dukungan dari pemerintah

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH R.I. LEMBAGA PENGELOLA DANA BERGULIR KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH ( LPDB-KUMKM )

KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH R.I. LEMBAGA PENGELOLA DANA BERGULIR KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH ( LPDB-KUMKM ) KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH R.I. LEMBAGA PENGELOLA DANA BERGULIR KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH ( LPDB-KUMKM ) DAFTAR ISI 1 Kondisi dan Perkembangan LPDB-KUMKM 2 Tantangan

Lebih terperinci

PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM 2015

PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM 2015 1 PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM 2015 DEPUTI BIDANG KELEMBAGAAN KOPERASI DAN UKM 1. Revitalisasi dan Modernisasi Koperasi; 2. Penyuluhan Dalam Rangka Gerakan Masyarakat Sadar Koperasi;

Lebih terperinci

DIREKTUR UTAMA LPDB-KUMKM Dr. Ir. Kemas Danial, MM

DIREKTUR UTAMA LPDB-KUMKM Dr. Ir. Kemas Danial, MM KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH R.I. LEMBAGA PENGELOLA DANA BERGULIR KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH ( LPDB-KUMKM ) DIREKTUR UTAMA LPDB-KUMKM Dr. Ir. Kemas Danial, MM KONDISI

Lebih terperinci

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD) BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD) 3.1. Asumsi Dasar yang Digunakan Dalam APBN Kebijakan-kebijakan yang mendasari APBN 2017 ditujukan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peran strategis dalam pembangunan nasional. Sebagai sektor yang menyerap 80 90% tenaga kerja, usaha Mikro Kecil dan Menengah

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Otonomi daerah yang disahkan melalui Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. (NSB) termasuk Indonesia sering berorientasi kepada peningkatan pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. (NSB) termasuk Indonesia sering berorientasi kepada peningkatan pertumbuhan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program ekonomi yang dijalankan negara-negara Sedang Berkembang (NSB) termasuk Indonesia sering berorientasi kepada peningkatan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator ekonomi antara lain dengan mengetahui pendapatan nasional, pendapatan per kapita, tingkat

Lebih terperinci

PERAN LPDB DALAM TRANSPARANSI PINJAMAN PEMBIAYAAN. Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan UMKM Kementerian Koperasi dan UKM

PERAN LPDB DALAM TRANSPARANSI PINJAMAN PEMBIAYAAN. Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan UMKM Kementerian Koperasi dan UKM PERAN LPDB DALAM TRANSPARANSI PINJAMAN PEMBIAYAAN Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan UMKM Kementerian Koperasi dan UKM Posisi Indonesia Dalam EDB (Ease of Doing Business) Index 2016 Kemudahan

Lebih terperinci

TEMA OPTIMALIASI ANGGARAN PEMBANGUNAN KOPERASI DAN UMKM SECARA EFEKTIF DAN EFISIEN

TEMA OPTIMALIASI ANGGARAN PEMBANGUNAN KOPERASI DAN UMKM SECARA EFEKTIF DAN EFISIEN POKOK KESIMPULAN RAPAT REGIONAL BIDANG PEMBANGUNAN KOPERASI DAN UMKM TAHUN 2016 WILAYAH III TEMA OPTIMALIASI ANGGARAN PEMBANGUNAN KOPERASI DAN UMKM SECARA EFEKTIF DAN EFISIEN Provinsi Bali, Nusa Tenggara

Lebih terperinci

Disampaikan pada acara : Rapat Koordinasi Nasional Pemberdayaan KUMKM Tahun 2014

Disampaikan pada acara : Rapat Koordinasi Nasional Pemberdayaan KUMKM Tahun 2014 Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Disampaikan pada acara : Rapat Koordinasi Nasional Pemberdayaan KUMKM Tahun 2014 Deputi Menteri Bidang Produksi Jakarta, Desember 2014

Lebih terperinci

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA Ekonomi rakyat merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lagi. Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Hasan dalam Republika

BAB I PENDAHULUAN. lagi. Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Hasan dalam Republika BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peran Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam perekonomian nasional sangatlah besar. Hal itu sudah tidak dapat diragukan lagi. Menteri Koperasi dan Usaha Kecil

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN USAHA PEREMPUAN BAGI KESEJAHTERAAN KELUARGA MELALUI KEWIRAUSAHAAN

PENGEMBANGAN USAHA PEREMPUAN BAGI KESEJAHTERAAN KELUARGA MELALUI KEWIRAUSAHAAN Dialog Perempuan Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa PENGEMBANGAN USAHA PEREMPUAN BAGI KESEJAHTERAAN KELUARGA MELALUI KEWIRAUSAHAAN Oleh Ruslan MR Asisten Deputi Penelitian dan Pengkajian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pertama, Kedua, Ketiga, Keempat, Kelima, Keenam, Pertama, Kedua, Ketiga, Keempat, Kelima,

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pertama, Kedua, Ketiga, Keempat, Kelima, Keenam, Pertama, Kedua, Ketiga, Keempat, Kelima, I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kebijakan Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (KUKM) dewasa ini telah diatur di dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia (Perpres) Nomor 7 Tahun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia sebagai suatu bangsa dan negara besar dengan pemilikan sumber daya alam yang melimpah, dalam pembangunan ekonomi yang merupakan bagian dari pembangunan nasional

Lebih terperinci

wbab I PENDAHULUAN No Indikator Satuan Tahun 2011 *) TAHUN 2012 **) PERKEMBANGAN TAHUN Jumlah % Jumlah % Jumlah %

wbab I PENDAHULUAN No Indikator Satuan Tahun 2011 *) TAHUN 2012 **) PERKEMBANGAN TAHUN Jumlah % Jumlah % Jumlah % 1 wbab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang di kawasan Asia Tenggara yang terus berupaya untuk mencapai pembangunan ekonomi ke arah yang lebih baik.

Lebih terperinci

POINTER SAMBUTAN/ARAHAN GUBENUR KALIMANTAN TENGAH

POINTER SAMBUTAN/ARAHAN GUBENUR KALIMANTAN TENGAH POINTER SAMBUTAN/ARAHAN GUBENUR KALIMANTAN TENGAH PADA ACARA PENYERAHAN DIPA TA. 2018 DAN RAPAT KOORDINASI PEMBANGUNAN SE-KALIMANTAN TENGAH 11 DESEMBER 2017 ISTANA ISEN MULANG, PALANGKA RAYA I. Kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem keuangan negara-negara berkembang termasuk Indonesia berbasiskan perbankan (bank based). Hal ini tercermin pada besarnya pembiayaan sektor riil yang bersumber

Lebih terperinci

UKM di Indonesia. Perkembangan UKM di Indonesia

UKM di Indonesia. Perkembangan UKM di Indonesia ICHSAN NAZMI PUTRA 170610080064 UKM di Indonesia Usaha Kecil dan Menengah (UKM) mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan ekonomi nasional, oleh karena selain berperan dalam pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

LAPORAN BULANAN PERIODE NOVEMBER Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia

LAPORAN BULANAN PERIODE NOVEMBER Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia LAPORAN BULANAN PERIODE NOVEMBER 2016 Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia KATA PENGANTAR i Penyusunan Laporan Monitoring Bulanan kinerja pelaksanaan program/kegiatan Kementerian Koperasi dan

Lebih terperinci

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PEMBUKAAN RAKORNIS KOPERASI & UKM, KERJASAMA, PROMOSI DAN INVESTASI SE-KALIMANTAN BARAT

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PEMBUKAAN RAKORNIS KOPERASI & UKM, KERJASAMA, PROMOSI DAN INVESTASI SE-KALIMANTAN BARAT 1 SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PEMBUKAAN RAKORNIS KOPERASI & UKM, KERJASAMA, PROMOSI DAN INVESTASI SE-KALIMANTAN BARAT Selasa, 6 Mei 2008 Jam 09.00 WIB Di Hotel Orchard Pontianak Selamat

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKSI LEMBAGA PENGELOLA DANA BERGULIR KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH NOMOR : 010/PER/LPDB/2011 TENTANG

PERATURAN DIREKSI LEMBAGA PENGELOLA DANA BERGULIR KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH NOMOR : 010/PER/LPDB/2011 TENTANG KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH R.I. LEMBAGA PENGELOLA DANA BERGULIR KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH ( LPDB-KUMKM ) PERATURAN DIREKSI LEMBAGA PENGELOLA DANA BERGULIR KOPERASI

Lebih terperinci

LAPORAN BULANAN PERIODE OKTOBER Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia

LAPORAN BULANAN PERIODE OKTOBER Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia LAPORAN BULANAN PERIODE OKTOBER 2016 Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia KATA PENGANTAR i Penyusunan Laporan Monitoring Bulanan kinerja pelaksanaan program/kegiatan Kementerian Koperasi dan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS

RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS REPUBLIK INDONESIA RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKSI LEMBAGA PENGELOLA DANA BERGULIR KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH NOMOR: 011/PER/LPDB/2011 TENTANG

PERATURAN DIREKSI LEMBAGA PENGELOLA DANA BERGULIR KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH NOMOR: 011/PER/LPDB/2011 TENTANG KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH R.I. LEMBAGA PENGELOLA DANA BERGULIR KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH ( LPDB-KUMKM ) PERATURAN DIREKSI LEMBAGA PENGELOLA DANA BERGULIR KOPERASI

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemberdayaan Usaha Mikro (UM) menjadi sangat strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat, dan sekaligus menjadi tumpuan sumber

Lebih terperinci

APBNP 2015 belum ProRakyat. Fadel Muhammad Ketua Komisi XI DPR RI

APBNP 2015 belum ProRakyat. Fadel Muhammad Ketua Komisi XI DPR RI APBNP 2015 belum ProRakyat Fadel Muhammad Ketua Komisi XI DPR RI Orientasi APBN P 2015 Semangat APBNP 2015 adalah melakukan koreksi total atas model belanja pemerintah di tahun-tahun sebelumnya. Fokus

Lebih terperinci

K L I P I N G. Senin, 21 Oktober Berita terkait LPDB-KUMKM. No Media Cetak/Online Hal. Judul. 2 Kompas 9 Akses Pasar Masih Jadi Kendala

K L I P I N G. Senin, 21 Oktober Berita terkait LPDB-KUMKM. No Media Cetak/Online Hal. Judul. 2 Kompas 9 Akses Pasar Masih Jadi Kendala K L I P I N G L P D B - K U M K M Senin, 21 Oktober 2013 Berita terkait LPDB-KUMKM No Media Cetak/Online Hal. Judul 1 Rakyat Merdeka 11 Pemerintah Perlu Cermati Aturan UKM 2 Kompas 9 Akses Pasar Masih

Lebih terperinci

LAPORAN BULANAN PERIODE JANUARI 2016 KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM. Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia

LAPORAN BULANAN PERIODE JANUARI 2016 KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM. Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia LAPORAN BULANAN PERIODE JANUARI 2016 KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia PAGU MASING-MASING UNIT KERJA/SATKER BLU TOTAL PAGU KEMENTERIAN KUKM SEBESAR Rp. 1.233.184.526.000

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KEPULAUAN RIAU, Menimbang : a.

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wirausaha memiliki peran penting dalam perkembangan ekonomi suatu negara, salah satu contohnya adalah negara adidaya Amerika. Penyumbang terbesar perekonomian Amerika

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki potensi ekonomi tinggi, potensi yang mulai diperhatikan dunia internasional.

A. Latar Belakang Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki potensi ekonomi tinggi, potensi yang mulai diperhatikan dunia internasional. A. Latar Belakang Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki potensi ekonomi tinggi, potensi yang mulai diperhatikan dunia internasional. Indonesia - negara dengan ekonomi paling besar di Asia Tenggara.Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan rintangan seakan ingin menguji kelayakan strategi pembangunan. masyarakat. Beratnya permasalahan ini memang sulit untuk ditawar

BAB 1 PENDAHULUAN. dan rintangan seakan ingin menguji kelayakan strategi pembangunan. masyarakat. Beratnya permasalahan ini memang sulit untuk ditawar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perjalanan panjang perekonomian Indonesia memang tidak mulus. Sejak mengikrarkan diri sebagai bangsa yang merdeka, silih berganti masalah dan rintangan seakan ingin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi stabilitas nasional, ekonomi dan politik, yang imbasnya

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi stabilitas nasional, ekonomi dan politik, yang imbasnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sangat penting dan strategis dalam menghadapi perekonomian kedepan terutama dalam memperkuat struktur perekonomian nasional. Adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang menyita pikiran pemerintah untuk segera dipecahkan. Krisis

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang menyita pikiran pemerintah untuk segera dipecahkan. Krisis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemiskinan dan pengangguran masih menjadi sebuah permasalahan ekonomi yang menyita pikiran pemerintah untuk segera dipecahkan. Krisis moneter yang terjadi di

Lebih terperinci

Ketua Komisi VI DPR RI. Anggota Komisi VI DPR RI

Ketua Komisi VI DPR RI. Anggota Komisi VI DPR RI PEMBERDAYAAAN KOPERASI & UMKM DALAM RANGKA PENINGKATAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT 1) Ir. H. Airlangga Hartarto, MMT., MBA Ketua Komisi VI DPR RI 2) A. Muhajir, SH., MH Anggota Komisi VI DPR RI Disampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelaku bisnis di Indonesia sebagian besar adalah pelaku usaha mikro, kecil

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelaku bisnis di Indonesia sebagian besar adalah pelaku usaha mikro, kecil BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelaku bisnis di Indonesia sebagian besar adalah pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Peranan UMKM di Indonesia sangat penting sebagai penggerak ekonomi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh negara-negara sedang berkembang tetapi juga di negara-negara maju.

BAB I PENDAHULUAN. oleh negara-negara sedang berkembang tetapi juga di negara-negara maju. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perspektif dunia, sudah diakui bahwa usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) telah lama memainkan suatu peran vital di dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi global yang semakin pesat menuntut perusahaan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi global yang semakin pesat menuntut perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi global yang semakin pesat menuntut perusahaan (negara maupun swasta) untuk bersaing sangat ketat baik terhadap perusahaan lain yang sejenis

Lebih terperinci

K L I P I N G L P D B - K U M K M. Selasa, 16 Desember Finance Detik. 2 Okezone

K L I P I N G L P D B - K U M K M. Selasa, 16 Desember Finance Detik. 2 Okezone K L I P I N G L P D B - K U M K M No Media Cetak Hal. Judul 1 Finance Detik Ekonomi Para Menteri Ekonomi Kumpul Bahas Uang Triliunan Bisnis untuk Usaha Kecil 2 Okezone Ekonomi Kredit UMKM Dibenahi, Lima

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Pembangunan perekonomian nasional bertujuan untuk mewujudkan kedaulatan politik dan ekonomi Indonesia melalui pengelolaan sumber daya ekonomi dalam suatu iklim pengembangan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG SALINAN PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH PERSEROAN TERBATAS PENJAMINAN KREDIT DAERAH JAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

POINTERS MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. Pada Acara:

POINTERS MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. Pada Acara: POINTERS MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA Pada Acara: RAPAT KOORDINASI NASIONAL PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM TAHUN 2014 Gedung SME Tower Jl. Gatot Subroto Kav. 94 Jakarta,

Lebih terperinci

DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN Drs. Braman Setyo, M.Si

DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN Drs. Braman Setyo, M.Si KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM REPUBLIK INDONESIA DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN Drs. Braman Setyo, M.Si Dalam Acara : Rapat Koordinasi Terbatas Pemberdayaan Koperasi dan UMKM Hotel Royal Kuningan, Jl. Kuningan

Lebih terperinci

PPN/Bappenas: KNKS Untuk Percepatan Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah di Indonesia Kamis, 27 Juli 2017

PPN/Bappenas: KNKS Untuk Percepatan Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah di Indonesia Kamis, 27 Juli 2017 PPN/Bappenas: KNKS Untuk Percepatan Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah di Indonesia Kamis, 27 Juli 2017 Pada 2016, penduduk Indonesia diperkirakan mencapai 258,7 juta jiwa dan sekitar 85 persen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki potensi ekonomi tinggi, potensi yang mulai diperhatikan dunia internasional. Indonesia - negara dengan ekonomi paling besar

Lebih terperinci

LAPORAN BULANAN PERIODE DESEMBER Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia

LAPORAN BULANAN PERIODE DESEMBER Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia LAPORAN BULANAN PERIODE DESEMBER 2016 Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia KATA PENGANTAR i Penyusunan Laporan Monitoring Bulanan kinerja pelaksanaan program/kegiatan Kementerian Koperasi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh suatu bangsa dalam upaya untuk meningkatkan pendapatan dan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh suatu bangsa dalam upaya untuk meningkatkan pendapatan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi diartikan sebagai suatu proses kegiatan yang dilakukan oleh suatu bangsa dalam upaya untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan yang dilakukan

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKSI LEMBAGA PENGELOLA DANA BERGULIR KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH NOMOR 009/PER/LPDB/2011 T E N T A N G

PERATURAN DIREKSI LEMBAGA PENGELOLA DANA BERGULIR KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH NOMOR 009/PER/LPDB/2011 T E N T A N G KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH R.I. LEMBAGA PENGELOLA DANA BERGULIR KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH ( LPDB-KUMKM ) PERATURAN DIREKSI LEMBAGA PENGELOLA DANA BERGULIR KOPERASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN telah menembus angka 6,6 % pada bulan November, dan diperkirakan akan

BAB I PENDAHULUAN telah menembus angka 6,6 % pada bulan November, dan diperkirakan akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terus meningkat sepanjang tahun 2011 telah menembus angka 6,6 % pada bulan November, dan diperkirakan akan terus meningkat sampai

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1 Arah Kebijakan Ekonomi Daerah 3.1.1 Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2011 dan Perkiraan Tahun 2012 Kerangka Ekonomi Daerah dan Pembiayaan

Lebih terperinci

K L I P I N G. Jum at / 18 Juli Ekonomi dan Bisnis Nasional

K L I P I N G. Jum at / 18 Juli Ekonomi dan Bisnis Nasional K L I P I N G L P D B - K U M K M No Media Cetak Hal. Judul 1 Suara Merdeka 2 Republika Online Ekonomi dan Bisnis Daya Saing Koperasi Makin Kuat Sumbar Raih 22 Penghargaan Koperasi Tingkat 3 RRI Ekonomi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bentuk investasi kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Dengan

I. PENDAHULUAN. bentuk investasi kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Dengan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Fungsi pokok bank sebagai lembaga intermediasi sangat membantu dalam siklus aliran dana dalam perekonomian suatu negara. Sektor perbankan berperan sebagai penghimpun dana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Masih tingginya angka kemiskinan, baik secara absolut maupun relatif merupakan salah satu persoalan serius yang dihadapi bangsa Indonesia hingga saat ini. Kemiskinan

Lebih terperinci

GUBERNUR SULAWESI TENGAH

GUBERNUR SULAWESI TENGAH GUBERNUR SULAWESI TENGAH SAMBUTAN GUBERNUR SULAWESI TENGAH PADA ACARA PEMBUKAAN RAPAT KOORDINASI PERENCANAAN DAN EVALUASI PROGRAM KOPERASI, UMKM, INDUSTRI DAN PERDAGANGAN DAERAH SE-PROVINSI SULAWESI TENGAH

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH. karakteristiknya serta proyeksi perekonomian tahun dapat

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH. karakteristiknya serta proyeksi perekonomian tahun dapat BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH Kondisi perekonomian Kabupaten Lamandau Tahun 2012 berikut karakteristiknya serta proyeksi perekonomian tahun 2013-2014 dapat digambarkan

Lebih terperinci

Analisis Kebijakan Pembiayaan Sektor Pertanian

Analisis Kebijakan Pembiayaan Sektor Pertanian LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2007 Analisis Kebijakan Pembiayaan Sektor Pertanian Oleh : Sahat M. Pasaribu Bambang Sayaza Jefferson Situmorang Wahyuning K. Sejati Adi Setyanto Juni Hestina PUSAT ANALISIS

Lebih terperinci

KRISIS EKONOMI DI INDONESIA MATA KULIAH PEREKONOMIAN INDONESIA

KRISIS EKONOMI DI INDONESIA MATA KULIAH PEREKONOMIAN INDONESIA KRISIS EKONOMI DI INDONESIA MATA KULIAH PEREKONOMIAN INDONESIA Definisi Krisis ekonomi : Suatu kondisi dimana perekonomian suatu negara mengalami penurunan akibat krisis keuangan Krisis keuangan/ moneter

Lebih terperinci

K L I P I N G. Jum at, 15 Agustus No Media Cetak Hal. Judul 1 Liputan 6 Indonesia Baru Bangun UKM, Jokowi Diharapkan Andalkan Koperasi

K L I P I N G. Jum at, 15 Agustus No Media Cetak Hal. Judul 1 Liputan 6 Indonesia Baru Bangun UKM, Jokowi Diharapkan Andalkan Koperasi K L I P I N G L P D B - K U M K M No Media Cetak Hal. Judul 1 Liputan 6 Indonesia Baru Bangun UKM, Jokowi Diharapkan Andalkan Koperasi 2 Merdeka Uang Hapus Kemiskinan, Presiden Baru Diharap Perkuat Koperasi

Lebih terperinci

Dr. Harry Azhar Azis, MA. WAKIL KETUA KOMISI XI DPR RI

Dr. Harry Azhar Azis, MA. WAKIL KETUA KOMISI XI DPR RI Dr. Harry Azhar Azis, MA. WAKIL KETUA KOMISI XI DPR RI Seminar Nasional dan Expo UMKM Perbarindo. "Modernisasi BPR Dalam Upaya Mendorong Pertumbuhan & Kemudahan Akses Bagi UMKM Dalam Menghadapi Persaingan

Lebih terperinci

PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PERLUASAN KREDIT USAHA RAKYAT DENPASAR, 20 APRIL 2011

PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PERLUASAN KREDIT USAHA RAKYAT DENPASAR, 20 APRIL 2011 PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PERLUASAN KREDIT USAHA RAKYAT DENPASAR, 20 APRIL 2011 1 Peran UMKMK Jumlah pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) sebanyak 51,3 juta unit usaha UMKM menyerap tenaga

Lebih terperinci

1.1. Latar Belakang Indikator kemajuan sebuah Negara demokrasi diantaranya adalah tingginya tingkat partisipasi masyarakat dalam berbagai bidang

1.1. Latar Belakang Indikator kemajuan sebuah Negara demokrasi diantaranya adalah tingginya tingkat partisipasi masyarakat dalam berbagai bidang 1.1. Latar Belakang Indikator kemajuan sebuah Negara demokrasi diantaranya adalah tingginya tingkat partisipasi masyarakat dalam berbagai bidang kehidupan, terutama ekonomi dan politik (Nasution, 2008).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengesahan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa oleh mantan

BAB I PENDAHULUAN. pengesahan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa oleh mantan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Awal tahun 2014 lalu, masyarakat Indonesia dihebohkan dengan adanya pengesahan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa oleh mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS Sesuai tugas dan fungsi Dinas Komunikasi dan InformatikaKabupaten Pacitan berperan melaksanakan uruan pemerintahan di bidang komunikasi dan informatika, bidang

Lebih terperinci

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia E. PAGU ANGGARAN BERDASARKAN PROGRAM No. Program Sasaran Program Pengembangan Kelembagaan Ekonomi dan Iklim Usaha Kondusif 1. Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi Mendukung terciptanya kesempatan

Lebih terperinci

PERAN SERTA BANK INDONESIA DALAM PENGEMBANGAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM) *) Oleh : Andang Setyobudi, SE **)

PERAN SERTA BANK INDONESIA DALAM PENGEMBANGAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM) *) Oleh : Andang Setyobudi, SE **) PERAN SERTA BANK INDONESIA DALAM PENGEMBANGAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM) *) Oleh : Andang Setyobudi, SE **) I. PENDAHULUAN Membangun ekonomi Indonesia tidak bisa dilepaskan dari peranan Pemerintah,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS IIV.1 Permasalahan Pembangunan Permasalahan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Ngawi saat ini dan permasalahan yang diperkirakan terjadi lima tahun ke depan perlu mendapat

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGUATAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA Kamis, 16 Juli 2009

KEBIJAKAN PENGUATAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA Kamis, 16 Juli 2009 KEBIJAKAN PENGUATAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA Kamis, 16 Juli 2009 Â Krisis keuangan global yang melanda dunia sejak 2008 lalu telah memberikan dampak yang signifikan di berbagai sektor perekonomian, misalnya

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Usaha kecil dan menengah (UKM) merupakan kategori bisnis berskala kecil menengah yang dipercaya mampu memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian Indonesia,

Lebih terperinci

PROGRAM REVITALISASI PERKEBUNAN DAN PEMBIAYAAN PERBANKAN

PROGRAM REVITALISASI PERKEBUNAN DAN PEMBIAYAAN PERBANKAN PROGRAM REVITALISASI PERKEBUNAN DAN PEMBIAYAAN PERBANKAN Oleh : Dr. Marsuki, SE., DEA. Disampaikan pada Seminar Nasional dengan topic Sistem Pengendalian Manajemen Kemitraan Inti Plasma dalam Mendukung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka membiayai program dan kegiatan yang menjadi kewenangan Pemerintah pusat di daerah, maka pemerintah mengalokasikan dana dekonsentrasi dan dana tugas pembantuan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia terdapat sekitar 57,9 juta pelaku UMKM dan diperkirakan akan semakin

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia terdapat sekitar 57,9 juta pelaku UMKM dan diperkirakan akan semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pertumbuhan pelaku usaha industri UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) Indonesia termasuk paling banyak di antara negara lainnya. Saat ini populasi penduduk dengan usia

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN PEMBUKAAN OLEH :

KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN PEMBUKAAN OLEH : KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN PEMBUKAAN OLEH : IR. YUANA SUTYOWATI, MM STAF AHLI MENTERI BIDANG PEMANFAATAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA Disampaikan Dalam Rangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Menengah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. (KSP), UMKM mampu menyerap 99,9 persen tenaga kerja di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Menengah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. (KSP), UMKM mampu menyerap 99,9 persen tenaga kerja di Indonesia. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada awal bulan September 2015, pemerintah menerbitkan paket kebijakan ekonomi untuk mendorong perekonomian nasional. Kebijakan tersebut ditujukan kepada sektor

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10/Per/M.KUKM/VI/2016 TENTANG PENDATAAN KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOPERASI

Lebih terperinci

UMKM & Prospek Ekonomi 2006

UMKM & Prospek Ekonomi 2006 UMKM & Prospek Ekonomi 2006 Oleh : B.S. Kusmuljono Ketua Komite Nasional Pemberdayaan Keuangan Mikro Indonesia (Komnas PKMI) Komisaris BRI Disampaikan pada : Dialog Ekonomi 2005 & Prospek Ekonomi Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia menyebabkan munculnya. menurunnya konsumsi masyarakat. Untuk tetap dapat memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia menyebabkan munculnya. menurunnya konsumsi masyarakat. Untuk tetap dapat memenuhi kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis ekonomi yang melanda Indonesia menyebabkan munculnya berbagai macam masalah di dalam kehidupan masyarakat seperti terjadinya PHK pada buruh kontrak, jumlah pengangguran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan bagian penting dalam kehidupan perekonomian suatu negara, sehingga merupakan harapan bangsa dan memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah. Salah satu upaya untuk mewujudkan sistem pemerintahan yang baik

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah. Salah satu upaya untuk mewujudkan sistem pemerintahan yang baik 19 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Salah satu upaya untuk mewujudkan sistem pemerintahan yang baik adalah dengan sistem pembangunan ekonomi nasional. Sejak era reformasi bergulir, pemerintah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi salah satu elemen

BAB 1 PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi salah satu elemen 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi salah satu elemen penggerak utama perekonomian Indonesia. Hal ini yang menjadikan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah,

Lebih terperinci

Jakarta, 10 Maret 2011

Jakarta, 10 Maret 2011 SAMBUTAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DALAM ACARA TEMU KONSULTASI TRIWULANAN KE-1 TAHUN 2011 BAPPENAS-BAPPEDA PROVINSI SELURUH INDONESIA Jakarta,

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR BAGI USAHA MIKRO DAN KECIL

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR BAGI USAHA MIKRO DAN KECIL RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR BAGI USAHA MIKRO DAN KECIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan keberadaannya perlu mendapat dukungan dari semua pihak, baik dari sektor pemerintah maupun non-pemerintah.

Lebih terperinci