Pengukuran Getaran Dengan Vibrometer Dan Akustik Pada Mesin Pendorong Pokok (MPK) KRI Pulau Rupat-712 Di Komando Armada RI Kawasan Timur Surabaya

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pengukuran Getaran Dengan Vibrometer Dan Akustik Pada Mesin Pendorong Pokok (MPK) KRI Pulau Rupat-712 Di Komando Armada RI Kawasan Timur Surabaya"

Transkripsi

1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., () -6 Pengukuran Getaran Dengan Vibrometer Dan Akustik Pada Mesin Pendorong Pokok (MPK) KRI Pulau Rupat-7 Di Komando Armada RI Kawasan Timur Surabaya Elok Yudishtyra Arista, Dhany Arifianto ), Suyanto ) ) Jurusan Teknik Fisika, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) ) Bengkel Mesin, Fasharkan Surabaya, Lantamal V, Komando Armada RI Kawasan Timur Surabaya Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 6 dhany@ep.its.ac.id Untuk mendukung kinerja sebagai kapal pemburu ranjau maka peranan mesin pendorong pokok (MPK) sangatlah penting bagi KRI Pulau Rupat-7 pada misi pemburuan ranjau. Kondisi mesin dan masalah mekanikal yang terjadi pada mesin-mesin berputar dapat ditentukan dengan pengukuran karasteristik vibrasi. Untuk membuktikan apakah analisa sinyal akustik dan sinyal vibrasi itu sama, sehingga dilakukan perbandingan antara frekuensi sinyal akustik dan frekuensi sinyal vibrasi untuk deteksi dini kerusakan mesin berputar. Pengambilan data akustik dilakukan dalam medan dekat kurang dari meter menggunakan mikrofon XM8S dan pengukuran vibrasi menggunakan vibrotest 6. Karena dalam daerah medan dekat, karakter bunyi yang dihasilkan dari MPK kapal lebih mencerminkan karakternya sendiri. Pengolahan data dilakukan dengan cara melihat hasil spektrum dan membandingkan nilai spektrum antara akustik dan vibrasi. Hasil dengan nilai vibrasi tertinggi pada tiga kali rpm dengan jenis kerusakan misalignment. Dapat disimpulkan bahwa analisa akustik dan vibrasi dengan nilai frekuensi yang sama memiliki nilai amplitudo yang berbeda. Sehingga belum dapat dikatakan bahwa sinyal akustik dapat menggantikan sinyal vibrasi dalam menganalisa kerusakan mesin berputar. Kata Kunci: Akustik, KRI Pulau Rupat-7, Mesin Pendorong Pokok (MPK), Vibrasi. V I. PENDAHULUAN ibrasi atau getaran adalah gerak bolak balik suatu benda terhadap posisi stationernya. Vibrasi dapat terjadi karena adanya massa, kekakuan, dan gaya yang berasal dari dalam (gaya yang dihasilkan oleh mesin tersebut), serta gaya yang berasal dari luar masin. Pada suatu permesinan kapal, vibrasi yang berlebih disebabkan oleh gaya yang berubah baik besar maupun arahnya. Kondisi mesin dan masalah mekanikal yang terjadi pada mesin-mesin berputar dapat ditentukan dengan pengukuran karasteristik vibrasi. Penelitian sebelumnya telah dilakukan oleh (Nur Hayati Dian ), yang membahas metode BSS model Independent Component Analysis (ICA) di riil plant yaitu di PT. Gresik Power Indonesia (The Linde Group) untuk mengetahui kinerja sesungguhnya yang ditunjukkan dengan nilai dari MSE untuk pemisahan sinyal suara []. (Permana Putra, Ricky ) membahas performance dari metode pemisahan sinyal BSS model ICA di ruang mesin kapal dengan melakukan unjuk kerja dari metode BSS model ICA dalam memisahkan sinyal bunyi campuran yang diemisikan mesin penggerak di ruang mesin kapal. Dimana di ruang mesin kapal terdapat mesin pendukung lain yang juga beroperasi secara bersamaan dan noise background yang tinggi. Melalui perhitungan MSE bisa dievaluasi apakah penerapan metode ICA di ruang mesin kapal mengalami penurunan unjuk kerja dibandingkan di ruang kedap suara [3]. Adanya perubahan getaran menimbulkan perubahan terhadap suara yang di-emisikan mesin. Metode yang sering digunakan dalam proses ini adalah analisis getaran. Dengan kata lain, perubahan suara merupakan manifestasi adanya perubahan pola getaran mesin []. Analisis getaran menganalisa pola getaran berdasarkan parameter-parameter getaran seperti frekuensi, amplitudo dan phasa. Perubahan terhadap parameter tersebut menunjukkan adanya kelainan pada mesin yang dapat diidentifikasi sebagai kerusakan mesin []. Analisa getaran ini akan dibandingkan dengan analisa akustik. KRI Pulau Rupat memiliki dua buah Mesin Pendorong Pokok (MPK) sebagai penggerak utama kapal. Pada MPK memiliki getaran vibrasi yang dapat mengurangi kinerja dari mesin pendorong pokok tersebut. Untuk mengatasi permasalahan tersebut sehingga dapat dilakukan dengan menganalisa data sinyal suara dan sinyal getaran yang di hasilkan oleh mesin pokok (MPK). Dari kedua hasil metode analisa tersebut dapat dilakukan dengan melakukan perbandingan antara analisa suara akustik dan getaran vibrasi. Penelitian yang telah dilakukan oleh (Nurhayati Dian ) dan (Permana Putra, Ricky ) yang meneliti akustik dan vibrasi pada riil plant lapangan dan kapal niaga. Namun belum ada penelitian yang membandingkan antara analisa akustik dan vibrasi. Melalui penelitian ini penulis mencoba mengimplementasikan perbandingan antara analisa akustik dan vibrasi pada MPK. Untuk membuktikan apakah analisa sinyal akustik dan vibrasi sama. Hasil dari penelitian ini diharapkan nantinya dapat memprediksi kerusakan mesin secara dini yang

2 JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., () -6 lebih akurat. II. METODOLOGI PENELITIAN. Penentuan Obyek Penelitian Obyek penelitian ini di ambil pada kapal perang jenis buru ranjau dengan type M.H yang mampu mencari, memburu dan menghancurkan berbagai jenis ranjau, antara lain ranjau kontak, akustik dan magnetik yaitu KRI Pulau Rupat dengan nomer lambung -7, dapat disebut juga dengan KRI Pulau Rupat-7. Mesin Pokok (MPK) merupakan mesin utama terdiri dari dua buah mesin pokok yaitu MPK kanan dan MPK kiri yang ada pada KRI Pulau Rupat dan berfungsi sebagai penggerak kapal. Karena fungsinya sebagai penggerak utama kapal dan mendukung proses penyapuan ranjau maka sangat penting dilakukan perbandingan antara suara dan vibrasi dari mesin kapal untuk mendeteksi secara dini kerusakan pada mesin pendorong pokok. Sehingga perlu adanya monitoring pada mesin pendorong pokok supaya mencegah terjadinya kegagalan pada saat beroperasi. Gambar KRI Pulau Rupat-7 tidak dapat ditampilkan karena bersifat rahasia. Data yang didapatkan pada penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu data bunyi mesin pada kondisi stasioner dan kondisi berlayar. Maksud dari stasioner adalah mesin sudah menyala namun belum dioperasikan untuk menggerakkan kapal, biasanya dilakukan pada saat pemanasan kapal dan berlayar artinya kapal telah beroperasi dalam. Pada proses pengambilan data dilakukan dengan dua cara yaitu pertama pada proses perekaman suaranya dilakukan dengan cara single channel untuk memperoleh sinyal baseline. Perekaman suara dilakukan dengan menggunakan mic. Kemudian yang kedua pada saat pengambilan data vibrasi dilakukan dengan menggunakan alat vibrotest 6. Gambar tidak dapat ditampilkan karena bersifat rahasia.. Penentuan Titik Pengukuran Penentuan titik pengukuran vibrasi dilakukan berdasarkan ketentuan yang berlaku pada bengkel mesin Fasharkan Surabaya. Untuk penentuan titik pengukuran pada akustik ini yang dilakukan adalah pengukuran dalam medan dekat karena dalam daerah medan dekat ini karakter bunyi yang dihasilkan dari mesin penggerak kapal lebih mencerminkan karakternya sendiri. Pengambilan data dilakukan pada saat mesin dalam keadaan stationer dan berlayar menggunakan mic, masingmasing dengan jarak cm dari mesin. Pengambilan dilakukan pada posisi atas, bawah, kanan, kiri, depan dan belakang MPK. Gambar 3.3 ini merupakan visualisasi gambar pos pengukuran vibrasi pada gambar 3.. gambar visualisasi penentuan titik pengukuran akustik dapat dilihat pada gambar. Gambar.. Visualisasi penentuan titik pengukuran.3 Proses Perekaman Mesin Pendorong Pokok (MPK) Proses pengambilan data dilakukan dengan pengambilan background noise dan baseline. Pengambilan background noise dilakukan pada 3 mesin yaitu CWM, kompresor, dan diesel generator. Pengambilan tersebut dilakukan dengan langkah awal yaitu mengambil data pada saat mesin dalam keadaan stasioner menggunakan mic, masing-masing dengan jarak cm. Kemudian mengambil data pada saat mesin dalam keadaan berlayar menggunakan mic, masing-masing dengan jarak cm. Pengambilan data suara dengan jarak cm merupakan medan dekat. Karena dalam daerah medan dekat, karakter bunyi yang dihasilkan dari mesin penggerak kapal lebih mencerminkan karakternya sendiri dan mencegah terjadinya aliasing. Pengambilan data vibrasi dilakukan berdasarkan titik pos pengukuran sesuai dengan standart yang telah ditentukan oleh bengel mesin fasharkan surabaya sebelumnya. Gambar tidak dapat ditampilkan karena bersifat rahasia..4 Frekuensi Sampling Frekuensi sampling adalah jumlah data yang di cuplik per satuan waktu, dimana dengan mengambil sinyal secara periodik dengan periode sampling T. Perlu sebuah batasan tentang frekuensi sampling, supaya sinyal hasil sampling dapat dikembalikan ke sinyal analog tanpa ada perubahan frekuensi dengan kriteria Nyquist yaitu Fs Fmax atau lebih aman jika Fs> Fmax. Menurut teorema Nyquist, frekuensi sampling minimum adalah dua kali bandwidth dari sinyal yang di sampling untuk mencegah terjadinya aliasing. Pada pemrosesan sinyal digital, ada suatu proses untuk mendapatkan data digital melalui proses pencuplikan, artinya sinyal analog dicuplik atau diambil secara diskrit dengan periode Ts atau frekuensi cuplik Fs. Supaya tidak terjadi kesalahan atau aliasing, Nyquist memberikan aturan bahwa frekuensi cuplik minimal harus dua kali lipat frekuensi maksimum yang dikandung sinyal tersebut.. Kondisi Mesin Stasioner Kondisi mesin dalam keadaan stasioner adalah ketika sebuah mesin sudah menyala namun belum dioperasikan untuk

3 JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., () -6 menggerakkan kapal, biasanya dilakukan pada saat pemanasan kapal. Mesin Pendorong Pokok (MPK) dalam keadaan stasioner jika MPK sudar start dan mesin menyala kemudian masuk ke gearbox dimana nilai dari rpm mesin tetap sebesar 8 rpm. Namun kapal tidak bergerak maju karena sudut balingbaling nol. Standart yang digunakan untuk MPK pada saat kondisi stasioner dengan putaran biasa atau normal yaitu 8 rpm. Mesin stasioner adalah mesin yang tidak bergerak, dan digunakan sebagai sumber tenaga pompa air, generator, dan yang lainnya..6 Kondisi Mesin Berlayar Kondisi mesin dalam keadaan berlayar adalah ketika sebuah mesin kapal yang telah beroperasi. Pada kondisi ini baling-baling berputar dengan masuk gear box, kemudian beban perlahan-lahan bertambah, as kanan dan kiri bergerak. Kemudian karena mengalami tekanan pada arus air maka putaran semakin cepat. Kapal berlayar biasanya dengan kecepatan kapal 8-9 knot setara dengan 4,4-6, km/jam dan balingan dari 9- rpm. Kapal akan bergerak maju atau mundur, dan kecepatan kapal dapat diatur dengan menambah atau mengurangi rpm mesin yang di sesuaikan dengan kebutuhan..7 B&K(Bruel & Kjaer) Vibrotest 6 Vibrotest 6 merupaka suatu alat ukur yang berfungsi untuk mengukur suatu getaran vibrasi yang ada pada mesin. Vibrotest 6 ini dapat digunakan untuk menentukan jenis kerusakan yang ada pada mesin kapal. Pengambilan data menggunakan vibrotest 6 ini dilakukan berdasarkan standart yang telah ditentukan oleh bengkel mesin fasharkan surabaya. Identifikasi kerusakan dapat dilihat pada hasil spektrum yang akan di olah dari data yang telah di ambil pada mesin yang telah di ukur sebelumnya. Spesifikasi alat virotest ini adalah absolute bearing vibrations, high pass: Hz to khz, low pass adalah Hz to khz, relative shaft vibrations high pass adalah Hz to khz, low pass adalah Hz to khz, bearing condition unit (BCU), process values, speed measurement, manual entry, band-pass measurement, high pass adalah 63 Hz to 6 khz, low pass adalah 8 Hz to khz. Vibrotest 6 dapat dilihat pada gambar. 3.8 Single Mikrofon Single mikrofon adalah mikrofon yang digunakan untuk pengukuran menggunakan satu mic. Dimana pada saat pengambilan data, mic ini digunakan untuk merekam suara mesin MPK. Single mikrofon digunakan untuk menunjukkan sinyal suara asli dari mesin tersebut. Single mikrofon yang digunakan bertipe super cardioid (Behringer XM8S) dengan spesifikasi mic dengan tipe dinamic, frekuensi respon 8 Hz-kHz, polar super cardioid, impedansi yang dimiliki sebesar 6 ohm, memiliki sensitifitas - dbv (dbv=v/pa), mv/pa, panjang kepala 7, mm, panjang utama 7, mm, total panjang 7 mm dan berat 3 g. M-Audio yang digunakan untuk melengkapi single mic adalah M-Audio bertipe tipe Fast Track Ultra dengan spesifikasi alat yang memiliki frekuansi respon Hz to khz. M-Audio dapat dilihat pada gambar 3. Gambar. 3. Singgle Mikrofon III. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN Pada bab analisa data dan pembahasan berikut, akan dipaparkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menyajikan data yang didapat dari kamar mesin KRI Pulau Rupat-7 serta analisa data hasil perbandingan antara akustik atau suara dan getaran vibrasi. 3. Data Pengukuran Setelah melakukan percobaan didapatkan hasil data beberapa pengukuran akustik dan vibrasi serta hasil perbandingan antara pengukuran akustik dan vibrasi pada mesin pendorong pokok (MPK) dan pendorong pokok (MPK) dengan kondisi stasioner serta kondisi mesin berlayar. 3.. Gambar.. B&K(Bruel & Kjaer) Vibrotest 6 Sinyal Akustik Sinyal pengukuran akustik pada mesin pendorong pokok (MPK) dan pendorong pokok (MPK) dengan kondisi stasioner serta kondisi mesin berlayar. Pada gambar 4 menunjukkan hasil perbandingan antara masing-masing sinyal akustik yang telah di ukur. Gambar 4 (a) merupakan gambar pengukuran akustik pada MPK posisi atas kondisi berlayar. Kemudian pada gambar 4 (b) merupakan gambar pengukuran akustik pada MPK posisi belakang kondisi stasioner. Kemudian pada gambar 4 (c) merupakan gambar pengukuran akustik pada MPK posisi atas kondisi stasioner. Serta pada

4 JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., () -6 4 gamabar 4 (d) merupakan gambar pengukuran akustik pada MPK posisi atas kondisi berlayar. Acoustical Waveform Amplitude,(a) Amplitude,(b) x Amplitude,(c) Amplitude,(d) Sinyal pengukuran akustik pada mesin pendorong pokok (MPK) dan mesin pendorong pokok (MPK) dengan kondisi stasioner serta kondisi mesin berlayar domain FFT merupakan hasil sinyal dari sinyal suara asli yang telah di ubah dalam bentuk FFT untuk mengetahui frekuensi sinyal yang di hasilkan. Pada gambar menunjukkan hasil perbandingan antara masing-masing sinyal akustik yang telah di ukur. (a) merupakan gambar pengukuran akustik pada MPK posisi atas kondisi berlayar, pada gambar ini menunjukkan nilai puncak tertinggi sinyal berada pada x=4 dan y=,9. Kemudian pada gambar (b) merupakan gambar pengukuran akustik pada MPK posisi belakang kondisi stasioner, pada gambar ini menunjukkan nilai puncak tertinggi sinyal berada pada x=6 dan y=,9. Kemudian pada gambar (c) merupakan gambar pengukuran akustik pada MPK posisi atas kondisi stasioner, pada gambar ini menunjukkan nilai puncak tertinggi sinyal berada pada x= dan y=,. Serta pada gamabar (d) merupakan gambar pengukuran akustik pada MPK posisi atas kondisi berlayar pada gambar ini menunjukkan nilai puncak tertinggi sinyal berada pada x=34 dan y=,. Gambar 4 Perbandingan sinyal akustik wafeform Amplitudo Spectrum.4. Y(f),(a) x -3 Y(f),(b) x -4 Y(f),(c) Perbandingan Sinyal Akustik dan Vibrasi.. Y(f),(d) Sinyal perbandingan antara sinyal akustik dan sinyal getaran vibrasi pada mesin pendorong pokok (MPK) dan pendorong pokok (MPK) dengan kondisi stasioner serta kondisi mesin berlayar. Sinyal akustik ketika pengukuran MPK posisi atas pada saat kondisi mesin berlayar dapat dilihat pada gambar 4 (a). Pada gambar 6 menunjukkan gambar perbandingan sinyal akustik dan vibrasi yang telah di ukur dengan metode FFT. Gambar 6 (a) merupakan gambar pengukuran akustik dengan nilai puncak tertinggi berada pada x=4, y=,46. Pada gambar 6 (b) merupakan gambar pengukuran vibrasi pada posisi horizontal dengan hasil sinyal vibrasi x=4 yang merupakan nilai frekuensi dalam satuan Hz, y=,843 yang merupakan ketinggian maksimum amplitudo dalam satuan mm/s. Analisa vibrasi pada grafik ini bahwa kerusakan mesin terjadi pada 3xrpm yaitu misalignment. Pada gambar 6 (c) merupakan gambar pengukuran vibrasi pada posisi vertikal dengan x=4 yang merupakan nilai frekuensi dalam satuan Hz, y=,788 yang merupakan 3xrpm yaitu misalignment. Pada gambar 6 (d) merupakan gambar pengukuran vibrasi pada posisi aksial dengan x=4 yang merupakan nilai frekuensi dalam satuan Hz, y=,86 yang merupakan ketinggian maksimum amplitudo dalam satuan mm/s. Analisa vibrasi pada grafik ini bahwa kerusakan mesin terjadi pada 3xrpm yaitu misalignment Gambar Perbandingan sinyal akustik domain FFT

5 JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., () -6 Amplitudo Spectrum Vibrational Signal Horizontal (Hz) Vibrational Signal Vertikal (Hz) Y(f),(a) Y(f),(d) Y(f) (c) Y(f),(b) Vibrational Signal Aksial (Hz) Gambar 6 Sinyal Perbandingan Akustik dan Vibrasi MPK Posisi Atas Berlayar (FFT) x -3 Amplitudo Spectrum Vibrational Signal Horizontal (Hz) Vibrational Signal Vertikal (Hz) Vibrational Signal Aksial (Hz) Gambar 7 Sinyal Perbandingan Akustik dan Vibrasi MPK Posisi Belakang Stasioner Y(f),(c) Y(f),(d) Y(f),(b) Y(f),(a) Sinyal akustik ketika pengukuran MPK posisi belakang kondisi mesin stasioner dapat dilihat pada gambar 4 (b). Pada gambar 7 menunjukkan gambar perbandingan sinyal akustik dan vibrasi yang telah di ukur dengan metode FFT. Gambar 7 (a) merupakan gambar pengukuran akustik dengan nilai puncak tertinggi berada pada x=6, y=,3. Gambar 7 (b) merupakan gambar pengukuran vibrasi pada posisi horizontal dengan hasil sinyal vibrasi dengan x=4 yang merupakan nilai frekuensi dalam satuan Hz, y=4,77 yang merupakan ketinggian maksimum amplitudo dalam satuan mm/s. Analisa vibrasi pada grafik ini bahwa kerusakan mesin terjadi pada,xrpm yaitu oil whirl. Pada gambar 7 (c) merupakan gambar pengukuran vibrasi pada posisi vertikal dengan x=4 yang merupakan nilai frekuensi dalam satuan Hz, y=3,4 yang merupakan,xrpm yaitu oil whirl. Pada gambar 7 (d) merupakan gambar pengukuran vibrasi pada posisi aksial dengan x=4 yang merupakan nilai frekuensi dalam satuan Hz, y=3,9 yang merupakan ketinggian maksimum amplitudo dalam satuan mm/s. Analisa vibrasi pada grafik ini bahwa kerusakan mesin terjadi pada,xrpm yaitu oil whirl. Sinyal akustik ketika pengukuran MPK posisi atas kondisi mesin berlayar dapat di lihat pada gambar 4 (d). Pada gambar 8 menunjukkan gambar perbandingan sinyal akustik dan vibrasi yang telah di ukur dengan metode FFT. Gambar 8 (a) merupakan gambar pengukuran akustik dengan nilai puncak tertinggi berada pada x=34, y=,9. Gambar 8 (b) merupakan gambar pengukuran vibrasi pada posisi horizontal dengan hasil sinyal vibrasi dengan x=6 yang merupakan nilai frekuensi dalam satuan Hz, y=4,873 yang merupakan xrpm yaitu mechanical looseness. Pada gambar 8 (c) merupakan gambar pengukuran vibrasi pada posisi vertikal dengan x=6 yang merupakan nilai frekuensi dalam satuan Hz, y=3.979 yang merupakan xrpm yaitu mechanical looseness. Pada gambar 8 (d) merupakan gambar pengukuran vibrasi pada posisi aksial dengan x=6 yang merupakan nilai frekuensi dalam satuan Hz, y=,48 yang merupakan ketinggian maksimum amplitudo dalam satuan mm/s. Analisa vibrasi pada grafik ini bahwa kerusakan mesin terjadi pada xrpm yaitu mechanical looseness.

6 JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., () -6 6 Amplitudo Spectrum.. Y (f ), (a ) Pembahasan Y (f ), (b ) Vibrational Signal Horizontal (Hz) Y (f ), (c ) Vibrational Signal Vertikal (Hz). Y (f ), (d ) Vibrational Signal Aksial (Hz) Setelah dilakukan beberapa percobaan di dapatkan pembahasan sebagai berikut. Analisa perbandingan sinyal akustik pada grafik 4 di dapatkan bahwa sinyal yang di hasilkan berbeda. Hal ini dapat dikarenakan posisi pengambilan berada pada titik yang berbeda. Setelah dilakukan perbandingan antara sinyal akustik menggunakan metode FFT di dapatkan hasil sinyal dengan frekuensi tertinggi berada pada gambar grafik 4 (d). Hal ini terjadi karena pada saat posisi berlayar mesin bekerja secara maksimal. Sehingga susra yang di hasilkan pun semakin tinggi. Analisa vibrasi pada grafik grafik 6 di dapatkan bahwa kerusakan mesin terjadi pada 3xrpm yaitu misalignment. Hal ini dapat terjadi karena kombinasi dari misaligment dan celah axial yang berlebihan (looseness). Analisa vibrasi pada grafik grafik 7 bahwa kerusakan mesin terjadi pada,xrpm yaitu jenis kerusakan oil whirl, karena mesin pada saat kondisi stasioner dan masih dalam batas toleransi. Analisa vibrasi pada grafik grafik 8 di dapatkan bahwa kerusakan mesin terjadi pada xrpm yaitu mechanical looseness. Hal ini dapat terjadi karena misaligment jika getaran axial tinggi, kekuatan balas atau gaya normal, dan terjadi resonansi. Hasil yang telah di dapatkan bahwa sinyal akustik dan vibrasi ketika pada frekuensi yang sama memiliki amplitudo yang berbeda. Sehingga belum dapat dikatakan bahwa sinyal akustik dapat menggantikan posisi sinyal vibrasi dalam pengukuran kerusakan mesin berputar. Gambar 8 Sinyal Perbandingan Akustik dan Vibrasi MPK Posisi Atas Berlayar (FFT) IV. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil beberapa kesimpulan bahwa analisa akustik dan vibrasi pada FFT di dapatkan hasil pada puncak sinyal dengan nilai frekuensi yang sama memiliki nilai amplitudo yang berbeda. Sehingga belum dapat dikatakan bahwa sinyal akustik dapat menggantikan sinyal vibrasi dalam menganalisa kerusakan mesin berputar. Pengukuran akustik dan vibrasi sebaiknya dilakukan secara bersama-sama. Serta dapat dilakukan penganalisaan lebih jauh menggunakan metode ICA dengan multi mikrofon, serta membandingkan antara akustik dan vibrasinya. DAFTAR PUSTAKA [] Hayati, Dian Nur, Penerapan Independent Component Analysis (ICA) Untuk Pemisahan Sinyal Suara Mesin Berputar Di PT. Gresik Power Indonesia (The Linde Group), tugas akhir, Jurusan Teknik Fisika, ITS, Surabaya (). [] Newland, D.E., An Introduction to Random Vibrations, Spectral and Wavelet Analysis, Dover Publishing Co., New York, (). [3] Permana P., Ricky, Evaluasi Unjuk Kerja Independent Component Analysis (ICA) Untuk Mendeteksi Kerusakan Mesin Kapal Di PT.Dharma Lautan Utama Surabaya,tugas akhir, Jurusan Teknik Fisika, ITS, Surabaya (). [4] Tri P., Agung, Pembelajaran Vibrasi Bengkel Mesin Fasilitas Pemeliharaan Kapal Surabaya,LANTAMAL V (). [] Retnawati., Kompresi Audio Secara Terdistribusi Pada Microphone Array, Tugas Akhir, ITS,.

EVALUASI SUBYEKTIF EMISI AKUSTIK MESIN BERPUTAR OLEH OPERATOR MESIN KRI PULAU RUPAT-712 DI KOMANDO ARMADA RI KAWASAN TIMUR SURABAYA

EVALUASI SUBYEKTIF EMISI AKUSTIK MESIN BERPUTAR OLEH OPERATOR MESIN KRI PULAU RUPAT-712 DI KOMANDO ARMADA RI KAWASAN TIMUR SURABAYA JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 EVALUASI SUBYEKTIF EMISI AKUSTIK MESIN BERPUTAR OLEH OPERATOR MESIN KRI PULAU RUPAT-712 DI KOMANDO ARMADA RI KAWASAN TIMUR SURABAYA Dhenok Ayu Setianingsih,

Lebih terperinci

EVALUASI SUBYEKTIF EMISI AKUSTIK MESIN BERPUTAR OLEH OPERATOR MESIN KRI PULAU RUPAT-712 DI KOMANDO ARMADA RI KAWASAN TIMUR SURABAYA

EVALUASI SUBYEKTIF EMISI AKUSTIK MESIN BERPUTAR OLEH OPERATOR MESIN KRI PULAU RUPAT-712 DI KOMANDO ARMADA RI KAWASAN TIMUR SURABAYA EVALUASI SUBYEKTIF EMISI AKUSTIK MESIN BERPUTAR OLEH OPERATOR MESIN KRI PULAU RUPAT-712 DI KOMANDO ARMADA RI KAWASAN TIMUR SURABAYA Dhenok Ayu Setianingsih NRP. 2410105025 Pembimbing : Dr. Dhany Arifianto

Lebih terperinci

Analisis Getaran Struktur Mekanik pada Mesin Berputar untuk Memprediksi Kerusakan Akibat Kondisi Unbalance Sistem Poros Rotor

Analisis Getaran Struktur Mekanik pada Mesin Berputar untuk Memprediksi Kerusakan Akibat Kondisi Unbalance Sistem Poros Rotor Seminar Nasional Maritim, Sains, dan Teknologi Terapan 2016 Vol. 01 Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, 21 November 2016 ISSN: 2548-1509 Analisis Getaran Struktur Mekanik pada Mesin Berputar untuk Memprediksi

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: D-33

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: D-33 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 23019271 D33 Penentuan Posisi Sumber Bising Pada Area Turbine Geared Compressor Set Di PT. Gresik Power Indonesia (The Linde Group) Dengan Beamforming Hade

Lebih terperinci

SEMINAR TUGAS AKHIR Laboratorium Akustik Dan Fisika Bangunan

SEMINAR TUGAS AKHIR Laboratorium Akustik Dan Fisika Bangunan SEMINAR TUGAS AKHIR Laboratorium Akustik Dan Fisika Bangunan MONITORING PERFORMANSI MESIN BERPUTAR MELALUI PENERAPAN BLIND SOURCE SEPARATION (BSS) DI PT. GRESIK POWER INDONESIA (THE LINDE GROUP) Oleh Risqi

Lebih terperinci

PEMISAHAN BANYAK SUMBER SUARA MESIN DARI MIKROFON BERBASIS TIME-FREQUENCY BLIND SOURCE SEPARATION

PEMISAHAN BANYAK SUMBER SUARA MESIN DARI MIKROFON BERBASIS TIME-FREQUENCY BLIND SOURCE SEPARATION PEMISAHAN BANYAK SUMBER SUARA MESIN DARI MIKROFON BERBASIS TIME-FREQUENCY BLIND SOURCE SEPARATION Sherly Sabaraya, Dhany Arifianto Jurusan Teknik Fisika-Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

ANALISIS VIBRASI UNTUK KLASIFIKASI KERUSAKAN MOTOR DI PT PETROKIMIA GRESIK MENGGUNAKAN FAST FOURIER TRANSFORM DAN NEURAL NETWORK

ANALISIS VIBRASI UNTUK KLASIFIKASI KERUSAKAN MOTOR DI PT PETROKIMIA GRESIK MENGGUNAKAN FAST FOURIER TRANSFORM DAN NEURAL NETWORK ANALISIS VIBRASI UNTUK KLASIFIKASI KERUSAKAN MOTOR DI PT PETROKIMIA GRESIK MENGGUNAKAN FAST FOURIER TRANSFORM DAN NEURAL NETWORK Nirma Priatama NRP. 2210100159 Dosen Pembimbing : Dimas Anton Asfani, ST.,

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI SECARA SERENTAK KERUSAKAN MESIN MENGGUNAKAN INDEPENDENT COMPONENT ANALYSIS BERDASARKAN CONVOLUTIVE MIXTURE

IDENTIFIKASI SECARA SERENTAK KERUSAKAN MESIN MENGGUNAKAN INDEPENDENT COMPONENT ANALYSIS BERDASARKAN CONVOLUTIVE MIXTURE IDENTIFIKASI SECARA SERENTAK KERUSAKAN MESIN MENGGUNAKAN INDEPENDENT COMPONENT ANALYSIS BERDASARKAN CONVOLUTIVE MIXTURE SEPTIAN FIRMANDA 2406100065 DOSEN PEMBIMBING Dr.Dhany Arifianto,ST., M.Eng JURUSAN

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR. Diajukan Guna Memenuhi Syarat Kelulusan Mata Kuliah Tugas Akhir Pada Program Sarjana Strata Satu (S1) Disusun oleh:

LAPORAN TUGAS AKHIR. Diajukan Guna Memenuhi Syarat Kelulusan Mata Kuliah Tugas Akhir Pada Program Sarjana Strata Satu (S1) Disusun oleh: LAPORAN TUGAS AKHIR Analisa Kerusakan Pompa Sentrifugal One Stage type Ebara Pump 37KW Pada Water Treatment Plant (WTP) Dengan Metode FFT Analyzer Studi Kasus Mall Senayan City Diajukan Guna Memenuhi Syarat

Lebih terperinci

DETEKSI KERUSAKAN BEARING PADA CONDENSATE PUMP DENGAN ANALISIS SINYAL VIBRASI

DETEKSI KERUSAKAN BEARING PADA CONDENSATE PUMP DENGAN ANALISIS SINYAL VIBRASI DETEKSI KERUSAKAN BEARING PADA CONDENSATE PUMP DENGAN ANALISIS SINYAL VIBRASI Ganong Zainal Abidin, I Wayan Sujana Program Studi Teknik Mesin, Institut Teknologi Nasional Malang Email : ganongzainal@outlook.com

Lebih terperinci

EVALUASI UNJUK KERJA MICROPHONE ARRAY MENGGUNAKAN METODE TIME-FREQUENCY INDEPENDENT COMPONENT ANALYSIS

EVALUASI UNJUK KERJA MICROPHONE ARRAY MENGGUNAKAN METODE TIME-FREQUENCY INDEPENDENT COMPONENT ANALYSIS TUGAS AKHIR-TF 091381 EVALUASI UNJUK KERJA MICROPHONE ARRAY MENGGUNAKAN METODE TIME-FREQUENCY INDEPENDENT COMPONENT ANALYSIS RIZKA WAHYU NOVITASARI NRP 2412 105 025 Dosen Pembimbing Dr.Dhany Arifianto,

Lebih terperinci

ALAT PENGUKUR GETARAN

ALAT PENGUKUR GETARAN ALAT PENGUKUR GETARAN Dalam pengambilan data suatu getaran agar supaya informasi mengenai data getaran tersebut mempunyai arti, maka kita harus mengenal dengan baik alat yang akan kita gunakan. Ada beberapa

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KERUSAKAN MESIN BERPUTAR BERDASARKAN SINYAL SUARA DENGAN METODE ADAPTIVE NEURO FUZZY INFERENCE SYSTEM

IDENTIFIKASI KERUSAKAN MESIN BERPUTAR BERDASARKAN SINYAL SUARA DENGAN METODE ADAPTIVE NEURO FUZZY INFERENCE SYSTEM IDENTIFIKASI KERUSAKAN MESIN BERPUTAR BERDASARKAN SINYAL SUARA DENGAN METODE ADAPTIVE NEURO FUZZY INFERENCE SYSTEM Seminar Tugas Akhir O L E H : M I F T A H U D D I N P E M B I M B I N G : I R. Y E R R

Lebih terperinci

PENERAPAN INDEPENDENT COMPONENT ANALYSIS (ICA)UNTUK PEMISAHAN SINYAL SUARA MESIN BERPUTAR DI PT. GRESIK POWER INDONESIA (THE LINDE GROUP)

PENERAPAN INDEPENDENT COMPONENT ANALYSIS (ICA)UNTUK PEMISAHAN SINYAL SUARA MESIN BERPUTAR DI PT. GRESIK POWER INDONESIA (THE LINDE GROUP) 1 PENERAPAN INDEPENDENT COMPONENT ANALYSIS (ICA)UNTUK PEMISAHAN SINYAL SUARA MESIN BERPUTAR DI PT. GRESIK POWER INDONESIA (THE LINDE GROUP) Dian Nur Hayati, Dhany Arifianto Jurusan Teknik Fisika Fakultas

Lebih terperinci

BRAMARA D Dosen Pembimbing I : NIP Dosen Pembimbing II : Andi Rahmadiansah, ST, MT. NIP

BRAMARA D Dosen Pembimbing I : NIP Dosen Pembimbing II : Andi Rahmadiansah, ST, MT. NIP BRAMARA D. 2407.100.009 Dosen Pembimbing I : Dr. Dhany Arifianto, ST, M.Eng. NIP. 19731007 199802 1 001 Dosen Pembimbing II : Andi Rahmadiansah, ST, MT. NIP. 19790517 200312 1 002 Judul Tugas Akhir : PEMISAHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suara paru terjadi karena adanya turbulensi udara saat udara memasuki saluran pernapasan selama proses pernapasan. Turbulensi ini terjadi karena udara mengalir dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berputar dengan putaran tertentu (Zhou and Shi, 2001). Salah satunya adalah pompa

BAB I PENDAHULUAN. yang berputar dengan putaran tertentu (Zhou and Shi, 2001). Salah satunya adalah pompa BAB I PENDAHULUAN 1.2 LatarBelakang Mesin-mesin rotasi seperti turbin, kompresor, pompa, dan fan banyak digunakan di dunia industri. Mesin-mesin rotasi tersebut pada umumnya terdiri dari poros yang berputar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dicolokan ke komputer, hal ini untuk menghindari noise yang biasanya muncul

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dicolokan ke komputer, hal ini untuk menghindari noise yang biasanya muncul 37 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Pengambilan Database Awalnya gitar terlebih dahulu ditala menggunakan efek gitar ZOOM 505II, setelah ditala suara gitar dimasukan kedalam komputer melalui

Lebih terperinci

Studi dan Simulasi Getaran pada Turbin Vertikal Aksis Arus Sungai

Studi dan Simulasi Getaran pada Turbin Vertikal Aksis Arus Sungai JURNAL TEKNIK POMITS Vol, No, () -6 Studi dan Simulasi Getaran pada Turbin Vertikal Aksis Arus Sungai Anas Khoir, Yerri Susatio, Ridho Hantoro Teknik Fisika, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi

Lebih terperinci

VIBRASI DAN JENIS KERUSAKAN POMPA AIR

VIBRASI DAN JENIS KERUSAKAN POMPA AIR LAPORAN RESMI PRAKTIKUM INSTRUMENTASI AKUSTIK DAN VIBRASI P1 VIBRASI DAN JENIS KERUSAKAN POMPA AIR Di Susun Oleh : Rizky Kurniasari Kusuma Pratiwi NRP. 2413 031 058 Asisten : Rio Asruleovito NRP. 2414

Lebih terperinci

Hubungan 1/1 filter oktaf. =Frekuesi aliran rendah (s/d -3dB), Hz =Frekuesi aliran tinggi (s/d -3dB), Hz

Hubungan 1/1 filter oktaf. =Frekuesi aliran rendah (s/d -3dB), Hz =Frekuesi aliran tinggi (s/d -3dB), Hz Hubungan 1/1 filter oktaf f 1 f 2 f 1 = 2 1/2f c f 1 = 2 1/2f c f 1 = 2f c1 = frekuensi tengah penyaring =Frekuesi aliran rendah (s/d -3dB), Hz =Frekuesi aliran tinggi (s/d -3dB), Hz Analisis oktaf sepertiga,

Lebih terperinci

Di bawah ini adalah tabel tanggapan frekuensi dari alat-alat music.

Di bawah ini adalah tabel tanggapan frekuensi dari alat-alat music. 1. Jangkauan respon frekuensi speaker. Pertama-tama yang harus diketahui bahwa speaker mereproduksi suara dari perangkatperangkat elektronik yang menyertainya( CD player, amplifier, processor dan lain-lain.),

Lebih terperinci

TUGAS GETARAN MEKANIK ALAT UKUR GETARAN. Oleh : Opi Sumardi

TUGAS GETARAN MEKANIK ALAT UKUR GETARAN. Oleh : Opi Sumardi TUGAS GETARAN MEKANIK ALAT UKUR GETARAN Oleh : Opi Sumardi 1215021064 TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG 2015 Dalam pengambilan data suatu getaran agar supaya informasi mengenai data getaran

Lebih terperinci

ANALISA SINYAL GETARAN POMPA SEBAGAI PREDICTIVE MAINTENANCE POMPA PADA LABORATORIUM REKAYASA AKUSTIK DAN VIBRASI TEKNIK FISIKA ITS

ANALISA SINYAL GETARAN POMPA SEBAGAI PREDICTIVE MAINTENANCE POMPA PADA LABORATORIUM REKAYASA AKUSTIK DAN VIBRASI TEKNIK FISIKA ITS ANALISA SINYAL GETARAN POMPA SEBAGAI PREDICTIVE MAINTENANCE POMPA PADA LABORATORIUM REKAYASA AKUSTIK DAN VIBRASI TEKNIK FISIKA ITS Nadhifa Maulida 1, Alinda Nurul B. 1, Trikarsa Tirta Dwipa 1, Nugroho

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KERUSAKAN ROLLING BEARING PADA HAMMER CLINKER COOLER BERBASIS ANALISA PEAKVUE DAN KURTOSIS

IDENTIFIKASI KERUSAKAN ROLLING BEARING PADA HAMMER CLINKER COOLER BERBASIS ANALISA PEAKVUE DAN KURTOSIS Tugas Akhir (TM 1486) IDENTIFIKASI KERUSAKAN ROLLING BEARING PADA HAMMER CLINKER COOLER BERBASIS ANALISA PEAKVUE DAN KURTOSIS LUQMAN PURWADANI 2102 100 004 Pembimbing : Ir. Suwarmin, PE PENDAHULUAN LATAR

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Dalam pembahasan metode penelitian ini disuse untuk mengidentifikasikan kegagalan yang terjadi pada pompa sentrifugal terhadap sinyal vibrasi yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Metode penelitian di rancang untuk dapat memformulasikan daignosa kegagalan pada pompa sentrifugal dengan sinyal getaran. Untuk mencapai tujuan ini,

Lebih terperinci

udara maupun benda padat. Manusia dapat berkomunikasi dengan manusia dari gagasan yang ingin disampaikan pada pendengar.

udara maupun benda padat. Manusia dapat berkomunikasi dengan manusia dari gagasan yang ingin disampaikan pada pendengar. BAB II DASAR TEORI 2.1 Suara (Speaker) Suara adalah sinyal atau gelombang yang merambat dengan frekuensi dan amplitudo tertentu melalui media perantara yang dihantarkannya seperti media air, udara maupun

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Suara. Suara adalah sinyal atau gelombang yang merambat dengan frekuensi dan

BAB II DASAR TEORI Suara. Suara adalah sinyal atau gelombang yang merambat dengan frekuensi dan BAB II DASAR TEORI 2. 1 Suara Suara adalah sinyal atau gelombang yang merambat dengan frekuensi dan amplitude tertentu melalui media perantara yang dihantarkannya seperti media air, udara maupun benda

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH MISALIGNMENT TERHADAP VIBRASI DAN KINERJA MOTOR INDUKSI

ANALISIS PENGARUH MISALIGNMENT TERHADAP VIBRASI DAN KINERJA MOTOR INDUKSI POLITEKNOLOGI VOL. 10 NO. 3, SEPTEMBER 2011 ANALISIS PENGARUH MISALIGNMENT TERHADAP VIBRASI DAN KINERJA MOTOR INDUKSI ABSTRACT Andi Ulfiana Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Jakarta Kampus Baru -

Lebih terperinci

PEMICU 1 29 SEPT 2015

PEMICU 1 29 SEPT 2015 PEMICU 1 9 SEPT 015 Kumpul 06 Okt 015 Diketahui: Data eksperimental hasil pengukuran sinyal vibrasi sesuai soal. Ditanya: a. Hitung persamaan karakteristiknya. b. Dapatkan putaran kritisnya c. Simulasikan

Lebih terperinci

BAB IV PERANGKAT PENGUJIAN GETARAN POROS-ROTOR

BAB IV PERANGKAT PENGUJIAN GETARAN POROS-ROTOR BAB IV PERANGKAT PENGUJIAN GETARAN POROS-ROTOR 4.1 Perangkat Uji Sistem Poros-rotor Perangkat uji sistem poros-rotor yang digunakan tersusun atas lima belas komponen utama, antara lain: landasan (base),

Lebih terperinci

ANALISIS HIGH AXIAL VIBRATION PADA BLOWER 22K-102 REFORMER FORCE DRAFT FAN (FDF) - HYDROGEN PLANT

ANALISIS HIGH AXIAL VIBRATION PADA BLOWER 22K-102 REFORMER FORCE DRAFT FAN (FDF) - HYDROGEN PLANT Available online at Website http://ejournal.undip.ac.id/index.php/rotasi ANALISIS HIGH AXIAL VIBRATION PADA BLOWER 22K-102 REFORMER FORCE DRAFT FAN (FDF) - HYDROGEN PLANT *Norman Iskandar, Muhammad Lazuardi

Lebih terperinci

Analisis Vibrasi untuk Klasifikasi Kerusakan Motor di PT Petrokimia Gresik Menggunakan Fast Fourier Transform dan Neural Network

Analisis Vibrasi untuk Klasifikasi Kerusakan Motor di PT Petrokimia Gresik Menggunakan Fast Fourier Transform dan Neural Network JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (14) 1-6 1 Analisis Vibrasi untuk Klasifikasi Kerusakan Motor di PT Petrokimia Gresik Menggunakan Fast Fourier Transform dan Neural Network Nirma Priatama, Dimas Anton

Lebih terperinci

PERCOBAAN VIII TRANSDUSER UNTUK PENGUKURAN SUARA

PERCOBAAN VIII TRANSDUSER UNTUK PENGUKURAN SUARA PERCOBAAN VIII TRANSDUSER UNTUK PENGUKURAN SUARA A. TUJUAN PERCOBAAN : Setelah melakukan praktek, mahasiswa diharapkan dapat : 1. Mengetahui konstruksi dasar dan karakteristik dari sebuah microphone dynamic

Lebih terperinci

APLIKASI SPECTRUM ANALYZER UNTUK MENGANALISA LOUDSPEAKER

APLIKASI SPECTRUM ANALYZER UNTUK MENGANALISA LOUDSPEAKER APLIKASI SPECTRUM ANALYZER UNTUK MENGANALISA LOUDSPEAKER Leo Willyanto Santoso 1, Resmana Lim 2, Rony Sulistio 3 1, 3 Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra

Lebih terperinci

Analisa Kerusakan Centrifugal Pump P951E di PT. Petrokimia Gresik

Analisa Kerusakan Centrifugal Pump P951E di PT. Petrokimia Gresik JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) 1 Analisa Kerusakan Centrifugal Pump P951E di PT. Petrokimia Gresik Farandy Afrizal dan Muhammad Nur Yuniarto Jurusan Teknik

Lebih terperinci

01. Panjang gelombang dari gambar di atas adalah. (A) 0,5 m (B) 1,0 m (C) 2,0 m (D) 4,0 m (E) 6,0 m 02.

01. Panjang gelombang dari gambar di atas adalah. (A) 0,5 m (B) 1,0 m (C) 2,0 m (D) 4,0 m (E) 6,0 m 02. 01. t = 0.4s Panjang gelombang dari gambar di atas adalah. (A) 0,5 m (B) 1,0 m (C) 2,0 m (D) 4,0 m (E) 6,0 m 02. t = 0.4s Amplituda dari gelombang pada gambar di atas adalah. (A) 0,5 m (B) 1,0 m (C) 2,0

Lebih terperinci

DETEKSI KERUSAKAN RODA GIGI DENGAN ANALISIS SINYAL GETARAN

DETEKSI KERUSAKAN RODA GIGI DENGAN ANALISIS SINYAL GETARAN Available online at Website http://ejournal.undip.ac.id/index.php/rotasi DETEKSI KERUSAKAN RODA GIGI DENGAN ANALISIS SINYAL GETARAN *Achmad Widodo, Djoeli Satrijo, Toni Prahasto Jurusan Teknik Mesin, Fakultas

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PROTOTIPE BAND PASS FILTER UNTUK OPTIMASI TRANSFER DAYA PADA SINYAL FREKUENSI RENDAH; STUDI KASUS : SINYAL EEG

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PROTOTIPE BAND PASS FILTER UNTUK OPTIMASI TRANSFER DAYA PADA SINYAL FREKUENSI RENDAH; STUDI KASUS : SINYAL EEG PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PROTOTIPE BAND PASS FILTER UNTUK OPTIMASI TRANSFER DAYA PADA SINYAL FREKUENSI RENDAH; STUDI KASUS : SINYAL EEG LISA SAKINAH (07 00 70) Dosen Pembimbing: Dr. Melania Suweni Muntini,

Lebih terperinci

Frekuensi Dominan Dalam Vokal Bahasa Indonesia

Frekuensi Dominan Dalam Vokal Bahasa Indonesia Frekuensi Dominan Dalam Vokal Bahasa Indonesia Tjong Wan Sen #1 # Fakultas Komputer, Universitas Presiden Jln. Ki Hajar Dewantara, Jababeka, Cikarang 1 wansen@president.ac.id Abstract Pengenalan ucapan

Lebih terperinci

PEMBUATAN ALAT SIMULASI UJI ALIGNMENT DENGAN METODE SINGLE DIAL INDICATOR

PEMBUATAN ALAT SIMULASI UJI ALIGNMENT DENGAN METODE SINGLE DIAL INDICATOR PEMBUATAN ALAT SIMULASI UJI ALIGNMENT DENGAN METODE SINGLE DIAL INDICATOR Oleh: ADITYA PRIMADI PUTRA 2108030047 DOSEN PEMBIMBING: Ir. Arino Anzip, MEng., Sc PROGRAM STUDI D3 TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

Kajian Lintasan Orbit pada Turbin Angin Savonius Tipe Rotor U dan Helix dengan Menggunakan Software MATLAB

Kajian Lintasan Orbit pada Turbin Angin Savonius Tipe Rotor U dan Helix dengan Menggunakan Software MATLAB Kajian Lintasan Orbit pada Turbin Angin Savonius Tipe Rotor U dan Helix dengan Menggunakan Software MATLAB Panji Waskito 1, Ali Syahputra Hasibuan 2 1 Progam Studi S1 Teknik Mesin, Universitas Sumatera

Lebih terperinci

Engine banyak ditemui dalam aktifitas kehidupan manusia, secara kumulatif sebagai penghasil daya yang berguna untuk menggerakan kendaraan, peralatan

Engine banyak ditemui dalam aktifitas kehidupan manusia, secara kumulatif sebagai penghasil daya yang berguna untuk menggerakan kendaraan, peralatan Engine banyak ditemui dalam aktifitas kehidupan manusia, secara kumulatif sebagai penghasil daya yang berguna untuk menggerakan kendaraan, peralatan industri, penggerak generator pembangkit energi listrik,

Lebih terperinci

PENGENALAN SUARA BURUNG MENGGUNAKAN MEL FREQUENCY CEPSTRUM COEFFICIENT DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PADA SISTEM PENGUSIR HAMA BURUNG

PENGENALAN SUARA BURUNG MENGGUNAKAN MEL FREQUENCY CEPSTRUM COEFFICIENT DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PADA SISTEM PENGUSIR HAMA BURUNG PENGENALAN SUARA BURUNG MENGGUNAKAN MEL FREQUENCY CEPSTRUM COEFFICIENT DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PADA SISTEM PENGUSIR HAMA BURUNG TUGAS AKHIR MUHAMMAD AGUNG NURSYEHA 2211100164 Pembimbing: Dr. Muhammad

Lebih terperinci

BAB II PENCUPLIKAN DAN KUANTISASI

BAB II PENCUPLIKAN DAN KUANTISASI BAB II PENCUPLIKAN DAN KUANTISASI Sebagian besar sinyal-sinyal di alam adalah sinyal analog. Untuk memproses sinyal analog dengan sistem digital, perlu dilakukan proses pengubahan sinyal analog menjadi

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN. Pada dunia elektronika dibutuhkan berbagai macam alat ukur dan analisa.

BABI PENDAHULUAN. Pada dunia elektronika dibutuhkan berbagai macam alat ukur dan analisa. BAB I PENDAHULUAN BABI PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pada dunia elektronika dibutuhkan berbagai macam alat ukur dan analisa. Salah satunya adalah alat untuk mengukur intensitas bunyi dan gain dari sinyal

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 12 Fisika

Antiremed Kelas 12 Fisika Antiremed Kelas 12 Fisika Gelombang Mekanik - Latihan Soal Doc. Name: AR12FIS0198 Version: 2012-09 halaman 1 01. t = 0.4s Panjang gelombang dari gambar di atas adalah. (A) 0,5 m (B) 1,0 m (C) 2,0 m (D)

Lebih terperinci

PENGENALAN NADA SULING REKORDER MENGGUNAKAN FUNGSI JARAK CHEBYSHEV

PENGENALAN NADA SULING REKORDER MENGGUNAKAN FUNGSI JARAK CHEBYSHEV PENGENALAN NADA SULING REKORDER MENGGUNAKAN FUNGSI JARAK CHEBYSHEV Marianus Hendra Wijaya 1), Linggo Sumarno 2) 1) Program Studi Teknik Elektro Fakultas Sains dan Teknologi Universtas Sanata Dharma Yogyakarta

Lebih terperinci

PEMISAHAN BANYAK SUMBER SUARA MESIN MENGGUNAKAN INDEPENDENT COMPONENT ANALYSIS (ICA) UNTUK DETEKSI KERUSAKAN

PEMISAHAN BANYAK SUMBER SUARA MESIN MENGGUNAKAN INDEPENDENT COMPONENT ANALYSIS (ICA) UNTUK DETEKSI KERUSAKAN PEMISAHAN BANYAK SUMBER SUARA MESIN MENGGUNAKAN INDEPENDENT COMPONENT ANALYSIS (ICA) UNTUK DETEKSI KERUSAKAN B.T. Atmaja, A.S. Aisyah, dan D. Arifianto Jurusan Teknik Fisika, Fakultas Teknologi Industri,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN HASIL PENELITIAN

BAB III METODOLOGI DAN HASIL PENELITIAN BAB III METODOLOGI DAN HASIL PENELITIAN 3.1. Metode Pengambilan Data Pengambilan data dilakukan pada mesin bubut type EMCO MAXIMAT V13 dengan menggunakan alat vibrometer (untuk mengukur getaran) Kohtect

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengambilan Contoh Dasar Gambar 16 merupakan hasil dari plot bottom sampling dari beberapa titik yang dilakukan secara acak untuk mengetahui dimana posisi target yang

Lebih terperinci

DETEKSI KERUSAKAN MOTOR INDUKSI DENGAN MENGGUNAKAN SINYAL SUARA

DETEKSI KERUSAKAN MOTOR INDUKSI DENGAN MENGGUNAKAN SINYAL SUARA DETEKSI KERUSAKAN MOTOR INDUKSI DENGAN MENGGUNAKAN SINYAL SUARA Akbar Anggriawan 1, Feblil Huda 2 Laboratorium Konstruksi Mesin, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Riau Kampus Bina Widya

Lebih terperinci

Sistem Perbaikan Faktor Daya Pada Penyearah Diode Tiga Phasa Menggunakan Hysteresis Current Control

Sistem Perbaikan Faktor Daya Pada Penyearah Diode Tiga Phasa Menggunakan Hysteresis Current Control JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Sistem Perbaikan Faktor Daya Pada Penyearah Diode Tiga Phasa Menggunakan Hysteresis Current Control Denny Prisandi, Heri Suryoatmojo, Mochamad Ashari Jurusan

Lebih terperinci

TESIS ANALISIS DAN OPTIMALISASI PROTEKSI VIBRASI PADA POMPA INJEKSI SENTRIFUGAL EMPAT STAGE PADA WATERFLOOD LAPANGAN MINYAK RINGAN

TESIS ANALISIS DAN OPTIMALISASI PROTEKSI VIBRASI PADA POMPA INJEKSI SENTRIFUGAL EMPAT STAGE PADA WATERFLOOD LAPANGAN MINYAK RINGAN TESIS ANALISIS DAN OPTIMALISASI PROTEKSI VIBRASI PADA POMPA INJEKSI SENTRIFUGAL EMPAT STAGE PADA WATERFLOOD LAPANGAN MINYAK RINGAN Oleh: Moh. Ishak NRP : 2209204806 PROGRAM MAGISTER BIDANG KEAHLIAN ELEKTRONIKA

Lebih terperinci

Prediksi Performa Linear Engine Bersilinder Tunggal Sistem Pegas Hasil Modifikasi dari Mesin Konvensional Yamaha RS 100CC

Prediksi Performa Linear Engine Bersilinder Tunggal Sistem Pegas Hasil Modifikasi dari Mesin Konvensional Yamaha RS 100CC JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-161 Prediksi Performa Linear Engine Bersilinder Tunggal Sistem Pegas Hasil Modifikasi dari Mesin Konvensional Yamaha RS 100CC

Lebih terperinci

BAB 7. INSTRUMENTASI UNTUK PENGUKURAN KEBISINGAN

BAB 7. INSTRUMENTASI UNTUK PENGUKURAN KEBISINGAN BAB 7. INSTRUMENTASI UNTUK PENGUKURAN KEBISINGAN 7.1. TUJUAN PENGUKURAN Ada banyak alasan untuk membuat pengukuran kebisingan. Data kebisingan berisi amplitudo, frekuensi, waktu atau fase informasi, yang

Lebih terperinci

Desain Konseptual Hybrid Propulsion Mesin Diesel dengan Motor Listrik pada Tugboat 70 Ton Bollard Pull Untuk Aplikasi di Pelabuhan

Desain Konseptual Hybrid Propulsion Mesin Diesel dengan Motor Listrik pada Tugboat 70 Ton Bollard Pull Untuk Aplikasi di Pelabuhan JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 2, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-130 Desain Konseptual Hybrid Propulsion Mesin Diesel dengan Motor Listrik pada Tugboat 70 Ton Bollard Pull Untuk Aplikasi di

Lebih terperinci

Muizzul Fadli Hidayat (1), Irfan Syarif Arief, ST.MT (2), dan Ir. Tony Bambang Musriyadi, PGD (3)

Muizzul Fadli Hidayat (1), Irfan Syarif Arief, ST.MT (2), dan Ir. Tony Bambang Musriyadi, PGD (3) ANALISA PENGARUHGERAKAN BANDUL DENGAN DUA PEMBERAT DAN SUDUT YANG BERBEDA TERHADAP PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GELOMBANG LAUT - SISTEM BANDULAN ( PLTGL-SB ) Muizzul Fadli Hidayat (1), Irfan Syarif Arief,

Lebih terperinci

2) Staf Pengajar Jurusan Fisika, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

2) Staf Pengajar Jurusan Fisika, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PROTOTIPE BAND PASS FILTER UNTUK OPTIMASI TRANSFER DAYA PADA SINYAL FREKUENSI RENDAH; STUDI KASUS:SINYAL EEG Lisa Sakinah 1), Dr. Melania SM,M.T 2) 1) Mahasiswa Jurusan Fisika,

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH PARALLEL-MISALIGNMENT DAN TINGKAT GETARAN YANG TERJADI PADA PULLEY DEPERICARPER FAN SKRIPSI

ANALISA PENGARUH PARALLEL-MISALIGNMENT DAN TINGKAT GETARAN YANG TERJADI PADA PULLEY DEPERICARPER FAN SKRIPSI ANALISA PENGARUH PARALLEL-MISALIGNMENT DAN TINGKAT GETARAN YANG TERJADI PADA PULLEY DEPERICARPER FAN SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik OLEH LASTRI SITUMORANG

Lebih terperinci

ANALISA KERUSAKAN CENTRIFUGAL PUMP P951E DI PT. PETROKIMIA GRESIK

ANALISA KERUSAKAN CENTRIFUGAL PUMP P951E DI PT. PETROKIMIA GRESIK Sidang Tugas Akhir - TM091486 ANALISA KERUSAKAN CENTRIFUGAL PUMP P951E DI PT. PETROKIMIA GRESIK Oleh : Farandy Afrizal Pembimbing : Dr. Muhammad Nur Yuniarto Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan bagaimana alur kerja dan proses pembuatan material komposit sandwich serat alami serta proses pengujian material tersebut untuk karakteristik

Lebih terperinci

Peningkatan Kualitas Sinyal Suara (Speech Intelligibility) Berbahasa Indonesia pada Cochlear Implant

Peningkatan Kualitas Sinyal Suara (Speech Intelligibility) Berbahasa Indonesia pada Cochlear Implant 1 Peningkatan Kualitas Sinyal Suara (Speech Intelligibility) Berbahasa Indonesia pada Cochlear Implant Nuryani, Dhany Arifianto Jurusan Teknik Fisika, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi sebagai pendukung kelengkapan sistem

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi sebagai pendukung kelengkapan sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi sebagai pendukung kelengkapan sistem trasportasi menjadi suatu hal tersendiri dalam penyempurnaan dan pendesainan mesin diesel agar menjadi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. sebagian besar masalahnya timbul dikarenakan interface sub-part yang berbeda.

BAB II DASAR TEORI. sebagian besar masalahnya timbul dikarenakan interface sub-part yang berbeda. BAB II DASAR TEORI. Umum Pada kebanyakan sistem, baik itu elektronik, finansial, maupun sosial sebagian besar masalahnya timbul dikarenakan interface sub-part yang berbeda. Karena sebagian besar sinyal

Lebih terperinci

BAB II DIGITISASI DAN TRANSMISI SUARA. 16Hz 20 khz, yang dikenal sebagai frekwensi audio. Suara menghasilkan

BAB II DIGITISASI DAN TRANSMISI SUARA. 16Hz 20 khz, yang dikenal sebagai frekwensi audio. Suara menghasilkan BAB II DIGITISASI DAN TRANSMISI SUARA 2.1 Umum Telinga manusia memiliki kemampuan menerima frekwensi dalam kisaran 16Hz 20 khz, yang dikenal sebagai frekwensi audio. Suara menghasilkan frekwensi yang sempit

Lebih terperinci

BAB III ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA

BAB III ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA BAB III ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA 3.1 Alat Uji Kerusakan Bantalan Pada penelitian tugas akhir ini, alat uji yang digunakan adalah alat uji test rig yang digerakkan menggunakan sebuah motor dan

Lebih terperinci

Wardaya College. Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer. Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018. Departemen Fisika - Wardaya College

Wardaya College. Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer. Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018. Departemen Fisika - Wardaya College Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018-1. Hambatan listrik adalah salah satu jenis besaran turunan yang memiliki satuan Ohm. Satuan hambatan jika

Lebih terperinci

ON-BOARD FUNDAMENTAL FREQUENCY ESTIMATION OF ROCKET FLIGHT EXPERIMENTS USING DSP MICROCONTROLLER AND ACCELEROMETER

ON-BOARD FUNDAMENTAL FREQUENCY ESTIMATION OF ROCKET FLIGHT EXPERIMENTS USING DSP MICROCONTROLLER AND ACCELEROMETER Jurnal Teknologi Dirgantara Vol. 7 No. 1 Juni 29:46-5 ON-BOARD FUNDAMENTAL FREQUENCY ESTIMATION OF ROCKET FLIGHT EXPERIMENTS USING DSP MICROCONTROLLER AND ACCELEROMETER Agus Harno Nurdin Syah, Sri Kliwati,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan November 2014 sampai dengan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan November 2014 sampai dengan 34 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan November 2014 sampai dengan April 2015. Perancangan sistem, identifikasi kadar air pada kayu jati dan akasia daun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada dua tempat yaitu di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada dua tempat yaitu di Laboratorium 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan pada dua tempat yaitu di Laboratorium Pemodelan Fisika untuk perancangan perangkat lunak (software) program analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia industri, mesin rotari merupakan bagian yang sangat penting dalam proses produksi dan bantalan (bearing) mempunyai peran penting dalam menjaga performa

Lebih terperinci

KAJIAN VIBRASI UNTUK MENDETEKSI KEGAGALAN AWAL PADA MESIN ROTASI DENGAN KASUS MESIN POMPA Arvin Ekoputranto *, Otong Nurhilal, Ahmad Taufik.

KAJIAN VIBRASI UNTUK MENDETEKSI KEGAGALAN AWAL PADA MESIN ROTASI DENGAN KASUS MESIN POMPA Arvin Ekoputranto *, Otong Nurhilal, Ahmad Taufik. Proseding Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya Sabtu, 21 November 2015 Bale Sawala Kampus Universitas Padjadjaran, Jatinangor KAJIAN VIBRASI UNTUK MENDETEKSI KEGAGALAN AWAL PADA MESIN ROTASI DENGAN

Lebih terperinci

ANALISA SIFAT-SIFAT ANTRIAN M/M/1 DENGAN WORKING VACATION

ANALISA SIFAT-SIFAT ANTRIAN M/M/1 DENGAN WORKING VACATION JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2014) 2337-3520 (2301-928X Print) 1 ANALISA SIFAT-SIFAT ANTRIAN M/M/1 DENGAN WORKING VACATION Desi Nur Faizah, Laksmi Prita Wardhani. Jurusan Matematika, Fakultas

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK VIBRASI PADA GEAR PUTARAN RENDAH

KARAKTERISTIK VIBRASI PADA GEAR PUTARAN RENDAH KARAKTERISTIK VIBRASI PADA GEAR PUTARAN RENDAH (Studi Kasus Gearbox Main Drive Kiln Pabrik Indarung V PT Semen Padang) Suherdian Septa Sarianja Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri Universitas

Lebih terperinci

FILTER AKTIF SHUNT 3 PHASE BERBASIS ARTIFICIAL NEURAL NETWORK (ANN) UNTUK MENGKOMPENSASI HARMONISA PADA SISTEM DISTRIBUSI 220/380 VOLT

FILTER AKTIF SHUNT 3 PHASE BERBASIS ARTIFICIAL NEURAL NETWORK (ANN) UNTUK MENGKOMPENSASI HARMONISA PADA SISTEM DISTRIBUSI 220/380 VOLT FILTER AKTIF SHUNT 3 PHASE BERBASIS ARTIFICIAL NEURAL NETWORK (ANN) UNTUK MENGKOMPENSASI HARMONISA PADA SISTEM DISTRIBUSI 220/380 VOLT Nama : Andyka Bangun Wicaksono NRP : 22 2 111 050 23 Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

Digital to Analog Conversion dan Rekonstruksi Sinyal Tujuan Belajar 1

Digital to Analog Conversion dan Rekonstruksi Sinyal Tujuan Belajar 1 Digital to Analog Conversion dan Rekonstruksi Sinyal Tujuan Belajar 1 Tujuan Belajar Peserta mengerti proses interpolasi yang terjadi dalam DAC Digital to Analog Converter Digital to Analog Converter digunakan

Lebih terperinci

PENGUKURAN FUNGSI RESPON FREKUENSI (FRF) PADA SISTEM POROS-ROTOR

PENGUKURAN FUNGSI RESPON FREKUENSI (FRF) PADA SISTEM POROS-ROTOR PENGUKURAN FUNGSI RESPON FREKUENSI (FRF) PADA SISTEM POROS-ROTOR Erinofiardi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Bengkulu E-mail : riyuno.vandi@yahoo.com Abstract Frequency response function (FRF)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Menurut sistem penyalaannya motor bakar terdiri dari dua jenis yaitu spark

I. PENDAHULUAN. Menurut sistem penyalaannya motor bakar terdiri dari dua jenis yaitu spark 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kendaraan bermotor menggunakan motor bakar sebagai mesin penggeraknya. Motor bakar merupakan salah satu jenis pengerak yang mengunakan hasil ledakan dari pembakaran di

Lebih terperinci

DETEKSI KERUSAKAN RODA GIGI DENGAN ANALISIS SINYAL GETARAN BERBASIS DOMAIN FREKUENSI

DETEKSI KERUSAKAN RODA GIGI DENGAN ANALISIS SINYAL GETARAN BERBASIS DOMAIN FREKUENSI DETEKSI KERUSAKAN RODA GIGI DENGAN ANALISIS SINYAL GETARAN BERBASIS DOMAIN FREKUENSI *Gigih Pribadi 1, Achmad Widodo 2, Djoeli Satrijo 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun metode penelitian tersebut meliputi akuisisi data, memproses. data, dan interpretasi data seismik.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun metode penelitian tersebut meliputi akuisisi data, memproses. data, dan interpretasi data seismik. 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analisitik dari data hasil rekaman seismik refleksi saluran tunggal. Adapun metode penelitian

Lebih terperinci

PERTEMUAN 2 A. Tujuan 1. Standar Kompetensi : Mengoperasi kan Pekerjaan Peralatan Audio 2. Kompetensi Dasar : Mengoperasi

PERTEMUAN 2 A. Tujuan 1. Standar Kompetensi : Mengoperasi kan Pekerjaan Peralatan Audio 2. Kompetensi Dasar : Mengoperasi PERTEMUAN 2 A. Tujuan 1. Standar Kompetensi : Mengoperasikan Pekerjaan Peralatan Audio 2. Kompetensi Dasar : Mengoperasikan Peralatan Elektronik Audio B. Pokok Bahasan : Pembacaan Buku Manual C. Sub Pokok

Lebih terperinci

Perilaku Kesalahan Puncak Spektrum Akibat Penggunaan Fungsi Jendela Kotak, Hanning, dan Flattop pada Sinyal Sinus Waktu Kontinu

Perilaku Kesalahan Puncak Spektrum Akibat Penggunaan Fungsi Jendela Kotak, Hanning, dan Flattop pada Sinyal Sinus Waktu Kontinu Perilaku Kesalahan Puncak Spektrum Akibat Penggunaan Fungsi Jendela Kotak, Hanning, dan Flattop pada Sinyal Sinus Waktu Kontinu Khuschandra dan Zainal Abidin Laboratorium Dinamika PPAU-IR, Institut Tteknologi

Lebih terperinci

DIAGNOSA KERUSAKAN MOTOR INDUKSI DENGAN SINYAL GETARAN

DIAGNOSA KERUSAKAN MOTOR INDUKSI DENGAN SINYAL GETARAN DIAGNOSA KERUSAKAN MOTOR INDUKSI DENGAN SINYAL GETARAN *Rizka Rosyadi 1, Achmad Widodo 2, Ismoyo Haryanto 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro 2 Dosen Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam mengoptimalkan kerja sistem pendingin jenis Mechanical Draft Crossflow Cooling Tower digunakan data dari menara pendingin yang dioperasikan oleh PT. Indonesia Power PLTP

Lebih terperinci

Analisis Data Sekuensial Pada Condition Monitoring Untuk Meningkatkan Ketersediaan Sistem

Analisis Data Sekuensial Pada Condition Monitoring Untuk Meningkatkan Ketersediaan Sistem SENATIK 2017 Seminar Nasional Teknologi Informasi & Komputer Analisis Data Sekuensial Pada Condition Monitoring Untuk Meningkatkan Ketersediaan Sistem Dr.Ing. SUDARNO, DEA Pamulang, 9 November 2017 STMIK

Lebih terperinci

Kata kunci : Perawatan prediktif, monitoring kondisi, sinyal getaran, sinyal suara, bantalan gelinding

Kata kunci : Perawatan prediktif, monitoring kondisi, sinyal getaran, sinyal suara, bantalan gelinding Kaji Banding Prediksi Kerusakan Pada Bantalan Gelinding Melalui Sinyal Getaran Dan Sinyal Suara Meifal Rusli 1, a *, Agus Arisman 1,b, Lovely Son 1,c dan Mulyadi Bur 1,d 1 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas

Lebih terperinci

PENGARUH PANJANG PIPA, POSISI STACK DAN INPUT FREKWENSI ACOUSTIC DRIVER/AUDIO SPEAKER PADA RANCANG BANGUN SISTEM REFRIGERASI THERMOAKUSTIK

PENGARUH PANJANG PIPA, POSISI STACK DAN INPUT FREKWENSI ACOUSTIC DRIVER/AUDIO SPEAKER PADA RANCANG BANGUN SISTEM REFRIGERASI THERMOAKUSTIK PENGARUH PANJANG PIPA, POSISI STACK DAN INPUT FREKWENSI ACOUSTIC DRIVER/AUDIO SPEAKER PADA RANCANG BANGUN SISTEM REFRIGERASI THERMOAKUSTIK Arda Rahardja Lukitobudi Jurusan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara

Lebih terperinci

Dasar- dasar Penyiaran

Dasar- dasar Penyiaran Modul ke: Fakultas FIKOM Dasar- dasar Penyiaran AMPLITUDO MODULATON FREQUENCY MODULATON SHORT WAVE (SW) CARA KERJA PEMANCAR RADIO Drs.H.Syafei Sikumbang,M.IKom Program Studi BROAD CASTING Judul Sub Bahasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu Steam Power Plant dituntut punya availability tinggi dengan biaya

BAB I PENDAHULUAN. Suatu Steam Power Plant dituntut punya availability tinggi dengan biaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu Steam Power Plant dituntut punya availability tinggi dengan biaya yang optimum, konsekuensinya suatu power plant harus memiliki Program peningkatan kehandalan

Lebih terperinci

Prototipe Pembangkit Listrik Tenaga Air Memanfaatkan Teknologi Sistem Pipa Kapiler

Prototipe Pembangkit Listrik Tenaga Air Memanfaatkan Teknologi Sistem Pipa Kapiler JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-99 Prototipe Pembangkit Listrik Tenaga Air Memanfaatkan Teknologi Sistem Pipa Kapiler Yogo Pratisto, Hari Prastowo, Soemartoyo

Lebih terperinci

Bab II Teori Dasar. Gambar 2.1 Diagram blok sistem akuisisi data berbasis komputer [2]

Bab II Teori Dasar. Gambar 2.1 Diagram blok sistem akuisisi data berbasis komputer [2] Bab II Teori Dasar 2.1 Proses Akuisisi Data [2, 5] Salah satu fungsi utama suatu sistem pengukuran adalah pembangkitan dan/atau pengukuran tehadap sinyal fisik riil yang ada. Peranan perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

PEMANTAUAN KONDISI MESIN BERDASARKAN SINYAL GETARAN

PEMANTAUAN KONDISI MESIN BERDASARKAN SINYAL GETARAN 130 PEMANTAUAN KONDISI MESIN BERDASARKAN SINYAL GETARAN Didik Djoko Susilo 1 1 Staf Pengajar - Jurusan Teknik Mesin - Fakultas Teknik UNS Keywords : Machine Monitoring Vibration Signal Data Acquisition

Lebih terperinci

Simulasi Peredaman Getaran Bangunan dengan Model Empat Tumpuan

Simulasi Peredaman Getaran Bangunan dengan Model Empat Tumpuan JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-5 1 Simulasi Peredaman Getaran Bangunan dengan Model Empat Tumpuan Fitriana Ariesta Dewi dan Ir. Yerri Susatio, MT Teknik Fisika, Fakultas Teknologi Industri,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGAMBILAN DAN PENGOLAHAN DATA SEISMOELEKTRIK. palu. Dari referensi pengukuran seismoelektrik di antaranya yang dilakukan oleh

BAB III METODE PENGAMBILAN DAN PENGOLAHAN DATA SEISMOELEKTRIK. palu. Dari referensi pengukuran seismoelektrik di antaranya yang dilakukan oleh BAB III METODE PENGAMBILAN DAN PENGOLAHAN DATA SEISMOELEKTRIK 3.1 Metode Pengambilan Data Ada beberapa konfigurasi pengukuran yang digunakan dalam pengambilan data seismoelektrik di lapangan. Konfigurasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan sinyal getaran untuk mendeteksi kerusakan elemen bola pada bantalan. Bantalan normal dan bantalan cacat elemen bola akan diuji

Lebih terperinci

Perancangan Konstruksi Turbin Angin di Atas Hybrid Energi Gelombang Laut

Perancangan Konstruksi Turbin Angin di Atas Hybrid Energi Gelombang Laut JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-168 Perancangan Konstruksi Turbin Angin di Atas Hybrid Energi Gelombang Laut Musfirotul Ula, Irfan Syarief Arief, Tony Bambang

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DATA SUSMINI INDRIANI LESTARININGATI, M.T

KOMUNIKASI DATA SUSMINI INDRIANI LESTARININGATI, M.T Data dan Sinyal Data yang akan ditransmisikan kedalam media transmisi harus ditransformasikan terlebih dahulu kedalam bentuk gelombang elektromagnetik. Bit 1 dan 0 akan diwakili oleh tegangan listrik dengan

Lebih terperinci

Studi Perbandingan Metode Bongkar Muat untuk Pelayaran Rakyat: Studi Kasus Manual vs Mekanisasi

Studi Perbandingan Metode Bongkar Muat untuk Pelayaran Rakyat: Studi Kasus Manual vs Mekanisasi JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) E-6 Studi Perbandingan Metode Bongkar Muat untuk Pelayaran Rakyat: Studi Kasus Manual vs Mekanisasi Aulia Djeihan Setiajid dan

Lebih terperinci