Apakah ada potensi memburuknya ketidak adilan sosial di sektor kesehatan?
|
|
- Iwan Sumadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Skenario pelaksanaan kebijakan Jaminan Kesehatan Nasional: Apakah ada potensi memburuknya ketidak adilan sosial di sektor kesehatan? Studi awal dalam monitoring JKN di 12 Propinsi: Periode Monitoring I: bulan Januari Juni Peneliti: Trisnantoro L, Susilowati T, Meliala A, Faozi Kurniawan, Damarsasi W, Hendrartini Y. Universitas Gadjah Mada
2 Kontributor Asmaripa Ainy. Universitas Sriwijaya, Palembang Sumatera Selatan Denas Symond, Syafrawati, Ade Suzana Eka Putri. Universitas Andalas, Padang Sumatera Barat Dominirsep Ovidius Dodo, Dolu Y, Illu, D.I.S. Universitas Nusa Cendana, Nusa Tenggara Timur Dwidjo Susilo, Susilahati, Helfi Gustia. Universitas Muhammadiyah Jakarta, DKI Jakarta Elsa Pudji Setiawati, Insi Desy Arya, Nita Arisanti. Universitas Padjajaran, Jawa Barat Endang Sutisna, Rani, Roni, Rusdiana, Septiana, Rizal, Pandit, Andyka, Indah. Universitas Sebelas Maret, Surakarta Jawa Tengah Krispinus Duma dan Rahmad Bakhtiar. Universitas Mulawarman, Samarinda Kalimantan Timur Rini Anggraeni. Universitas Hasanuddin, Makassar Sulawesi Selatan Suharnanik. Universitas Brawijaya, Malang Jawa Timur Yandrizal. Universitas Muhammadiyah Bengkulu, Bengkulu
3 Isi Bagian 1: Pendahuluan Bagian 2 : Kerangka Konsep dan Pertanyaan Penelitian Bagian 3: Metode Penelitian Bagian 4 : Hasil dan Pembahasan Bagian 5 : Analisis dan Saran Kebijakan
4 Isi: Bagian 1 Bagian 2 Bagian 3 Bagian 4 Bagian 5 A. Latar Belakang B. Permasalahan C. Tujuan Penelitian
5 Isi: Bagian 1 Bagian 2 Bagian 3 Bagian 4 Bagian 5 Landasan Teori 1.Konsep sistem pembiayaan kesehatan 2.Perencanaan berbasis Skenario 3. Pertanyaan Penelitian
6 Isi: Bagian 1 Bagian 2 Metode Penelitian Bagian 3 Bagian 4 Bagian 5
7 Isi: Bagian 1 Bagian 2 Bagian 3 Bagian 4 Bagian 5 A. Hasil Penelitian 1. Perubahan dan Perkembangan pembiayaan 2. Pengumpulan dana kesehatan B. Pembahasan 1.Skenario JKN di Daerah Istimewa Jakarta 2.Skenario JKN di Jawa Tengah 3.Skenario JKN di Jawa Barat 4.Skenario JKN di Jawa Tengah 5.Skenario JKN di Jawa Timur 6.Skenario JKN di Sumatera Barat 7.Skenario JKN di Sumatera Selatan 8.Skenario JKN di Sulawesi Selatan 9.Skenario JKN di Kalimantan Timur 10.Skenario JKN di Bengkulu 11.Skenario JKN di Nusa Tenggara Timur 12.Skenari JKN di Sulawesi Tenggara
8 Isi: Bagian 1 Bagian 2 Bagian 3 Bagian 4 Bagian 5 A. Analisis Kebijakan B. Kesimpulan C. Agenda pembahasan kebijakan mengenai JKN di masa depan D. Saran untuk pemerintahan baru
9 Bagian 1 A. Latar Belakang B. Permasalahan C. Tujuan Penelitian
10 Latar Belakang Mengapa melakukan Monitoring Kebijakan Jaminan Kesehatan Nasional? 10
11 Monitoring (WHO 2013) Monitoring is a process that can help to determine the impact of policies, programmes and practices, and subsequently, to indicate whether change is needed. Generally speaking, monitoring is the process of repeatedly answering a given study question over time. In the world of policy, the study question usually pertains to the measurement of a condition that a policy seeks to impact.
12 Proses Kebijakan Penetapan agenda Evaluasi Kebijakan Perumusan Kebijakan Monitoring Pelaksanaan Pelaksanaan Kebijakan 12
13 Manfaat Monitoring Penetapan agenda Evaluasi Kebijakan Perumusan Kebijakan Monitoring Pelaksanaan Pelaksanaan Kebijakan 13
14 Manfaat Monitoring Penetapan agenda Evaluasi Kebijakan Perumusan Kebijakan Monitoring Pelaksanaan Pelaksanaan Kebijakan 14
15 JKN mempunyai tujuan untuk keadilan Sosial UU SJSN 2004 Pasal 2 mempunyai tujuan untuk: Meningkatkan keadilan sosial bagi rakyat Indonesia Apakah dapat tercapai?
16 Permasalahan Apakah masyarakat di daerah dengan ketersediaan fasilitas kesehatan dan SDM dokter dan dokter spesialis yang tidak memadai akan mendapatkan manfaat JKN seperti daerah lain yang lebih baik? Apakah akan ada anggaran investasi dari Kementerian Kesehatan dan sumber lain untuk menyeimbangkan ketersediaan fasilitas dan SDM kesehatan di daerah dengan geografis sulit di seluruh wilayah Indonesia
17 Tujuan Penelitian Menyusun skenario kemungkinan di masa mendatang dalam pelaksanaan JKN di berbagai propinsi. (Penelitian ini merupakan awal dari penelitian monitoring dan evaluasi kebijakan yang akan berjalan dari tahun 2014 sampai dengan 2019).
18 Bagian 2 Landasan Teori 1.Konsep sistem pembiayaan kesehatan 2.Perencanaan berbasis Skenario 3. Pertanyaan Penelitian
19 Pajak Pendapatan Negara bukan Pajak Konsep Sistem Pembiayaan Kesehatan APBN Non-PBi PNS, Jamsostek dll dll Kemenkes PBI BPJS Non-PBI Mandiri Kementerian lain Pemda Pendapatan Asli Daerah Pelayanan Primer: Pelayanan Rujukan Dana dari Masyarakat langsung 19
20 Pajak Pendapatan Negara bukan Pajak Pengumpulan dana Kesehatan APBN Non-PBi PNS, Jamsostek dll dll Kemenkes PBI BPJS Non-PBI Mandiri Kementerian lain Pemda Pendapatan Asli Daerah Pelayanan Primer: Pelayanan Rujukan Dana dari Masyarakat langsung 20
21 Pajak Pendapatan Negara bukan Pajak Pooling APBN Non-PBi PNS, Jamsostek dll dll Kemenkes PBI BPJS Non-PBI Mandiri Kementerian lain Pemda Pendapatan Asli Daerah Pelayanan Primer: Pelayanan Rujukan Dana dari Masyarakat langsung 21
22 Pajak Pendapatan Negara bukan Pajak Purchasing dan Payment APBN Non-PBi PNS, Jamsostek dll dll Kemenkes PBI BPJS Non-PBI Mandiri Kementerian lain Pemda Pendapatan Asli Daerah Pelayanan Primer: Pelayanan Rujukan Dana dari Masyarakat langsung 22
23 Perencanaan berbasis Skenario. Skenario 1: Optimis Skenario 2: Pesimistis. 1. Penduduk yang tercakup 2. Pelayanan kesehatan yang dicakup, 3. Proporsi biaya pelayanan kesehatan yang ditanggung.
24 Skenario 1: Optimistis. Sesuai dengan peta jalan. Skenario ini membutuhkan berbagai kebijakan dan perubahan di lapangan agar asumsiasumsi yang ada di Peta Jalan terpenuhi. Asumsi-asumsi ini terkait dengan prinsip dasar dalam pembiayaan kesehatan dan asuransi: Revenue Collection Pooling the Risk Purchasing
25 Skenario Optimis Daerah yang baik Pencapaian Universal Coverage 3 dimensi UC menurut WHO tercapai Daerah yang buruk Zero I: Maret II: Nov maret Nov Maret Nov Maret Nov Maret Nov
26 Skenario 2: Pesimistis. Kegagalan penambahan SDM di daerah sulit + kegagalan penambahan fasilitas kesehatan + dana investasi pemerintah yang kurang + adanya fraud + Komposisi Non-PBI yang besar dalam penggunaan pelayanan kesehatan + masalahmasalah pelaksanaan BPJS. Dana BPJS akan diserap oleh daerah-daerah yang memang banyak fasilitas kesehatan + fraud.
27 Ada kemungkinan: Daerah yang buruk dan baik tidak dapat bertemu di tahun Daerah yang baik akan semakin baik Daerah yang buruk tidak dapat mengejar ketertinggalan
28 Skenario Pesimis 2 Pencapaian Universal Coverage DIY NTT Zero I: Maret II: Nov maret Nov Maret Nov Maret Nov Maret Nov
29 Pertanyaan Penelitian Bagaimanakah situasi sistem pembiayaan kesehatan dengan diberlakukannya JKN? Bagaimana distribusi dokter dan dokter spesialis di Indonesia saat ini? Apakah peta jalan (Road Map) akan tercapai ataukah ada situasi di luar peta jalan sebagai skenario lain?
30 Analisis kebijakan Isu-isu untuk analisis Kebijakan Apakah masyarakat di daerah dengan ketersediaan fasilitas kesehatan dan SDM dokter dan dokter spesialis yang belum memadai akan mendapatkan manfaat JKN seperti daerah lain yang lebih baik?; Dalam kondisi Indonesia yang sangat bervariasi apakah JKN yang mempunyai ciri sentralistis dengan peraturan yang relatif seragam dapat mencapai tujuan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia?; Apakah dana pemerintah yang dianggarkan untuk Penerima Bantuan Iuran (PBI) dapat mencapai sasarannya.
31 Manfaat: Pemerintah Pusat yang baru - Presiden - DPR - Bappenas, Kementerian terkait Pemerintah daerah Dewan SJSN BPJS
32 Bagian 3 Metode Penelitian
33 Metode: Penulisan Skenario: Penggunaan data sekunder: Data SDM Kesehatan, khususnya dokter dan dokter spesialis Observasi di 12 Propinsi Analisis Kebijakan Menggunakan pendekatan retrospektif dan Pendekatan prospektif untuk kebijakan mendatang
34 Monitoring: 2 kali setahun Pene litian Moni torin g I: Juli II: Nov Juli Nov Juli Nov Juli Nov Juli Nov Evaluasi Kebijakan dapat dilakukan mulai tahun 2015
35 Bagian 4 A. Hasil Penelitian 1. Perubahan dan Perkembangan pembiayaan 2. Data Penyebaran Dokter dan Dokter Spesialis B. Pembahasan 1.Skenario JKN di Daerah Istimewa Jakarta 2.Skenario JKN di Jawa Tengah 3.Skenario JKN di Jawa Barat 4.Skenario JKN di Jawa Tengah 5.Skenario JKN di Jawa Timur 6.Skenario JKN di Sumatera Barat 7.Skenario JKN di Sumatera Selatan 8.Skenario JKN di Sulawesi Selatan 9.Skenario JKN di Kalimantan Timur 10.Skenario JKN di Bengkulu 11.Skenario JKN di Nusa Tenggara Timur 12.Skenari JKN di Sulawesi Tenggara
36 1. Perubahan dan Perkembangan Pembiayaan
37 Pajak Pendapatan Negara bukan Pajak Apa yang terjadi dalam Pengumpulan dana Kesehatan APBN Non-PBi PNS, Jamsostek dll dll Kemenkes PBI BPJS Non-PBI Mandiri Kementerian lain Pemda Pendapatan Asli Daerah Pelayanan Primer: Pelayanan Rujukan Dana dari Masyarakat langsung 37
38 Berbagai perubahan ini menunjukkan bahwa pengumpulan dana kesehatan dari pemerintah pusat mengalami ketidak stabilan. Sampai Juni 2014 belum ada data yang dapat diteliti. Ada beberapa kasus seperti di Daerah Istimewa Aceh dimana dana yang masuk ke BPJS sebagai dana non-pbi mandiri masih sangat kecil, namun penggunaannya banyak (sumber KPK).
39 Pajak Pendapatan Negara bukan Pajak Apa yang terjadi dalam Pooling APBN Non-PBi PNS, Jamsostek dll dll Kemenkes PBI BPJS Non-PBI Mandiri Kementerian lain Pemda Pendapatan Asli Daerah Pelayanan Primer: Pelayanan Rujukan Dana dari Masyarakat langsung 39
40 APBN Kemenkes sebagai tempat penampungan utama: anggaran belanja pemerintah pusat tidak terlihat ada yang bertujuan untuk melakukan investasi sarana pelayanan kesehatan secara sistematis di daerah sulit dan tidak ada investasi cukup untuk penyebaran tenaga kesehatan.
41 BPJS Anggaran yang berasal dari APBN melalui Kemenkes untuk Penerima Bantuan Iuran (PBI). Untuk tahun 2014 sebesar Rp T (Pardede 2014). Jumlah ini berasal dari dana Jamkesmas sebesar Rp 8.10 Triliun di tahun 2013 yang mengalami peningkatan; Pemasukan dari non PBI yang eks PT Askes Indonesia, PT Jamsostek, Asabri dan lain-lain sebesar lebih kurang 46% dari pemasukan; Non-PBI yang membayar mandiri dengan premi berjenjang: Rp ,- untuk kelas 1 per bulan, Rp untuk kelas II, dan Rp untuk kelas 1. Target penerimaan di tahun 2014 adalah Rp 104 milyar rupiah.
42 Catatan: Terjadi gejala Adverse Selection Situasi yang terjadi pada asuransi kesehatan komersial Yang masuk pada awal-awal pelaksanaan JKN adalah yang risiko sakit atau yang sudah sakit Terjadi di Non-PBI-Mandiri yang sampai sekarang belum dapat wajib untuk semua orang Kelompok sakit Kelompok sehat
43 Pajak Pendapatan Negara bukan Pajak Gejala Adverse Selection di Non-PBI Mandiri APBN Non-PBi PNS, Jamsostek dll dll Kemenkes PBI BPJS Non-PBI Mandiri Kementerian lain Pemda Pelayanan Primer: Pelayanan Rujukan Kelompok sakit Kelompok sehat Pendapatan Asli Daerah Dana dari Masyarakat langsung 43
44 Di dalam BPJS dikawatirkan terjadi subsidi terbalik karena: Terjadi komposisi dimana banyak peserta non-pbi Mandiri yang sakit dan mempunyai risiko tinggi sakit. Mereka cenderung tidak miskin Sementara itu: Peserta PBI, mencerminkan struktur yang normal (Ada yang sakit dan ada yang sehat). Merupakan kelompok miskin. Demikian pula di non PBI (eks perusahaan dan PNS). Kelompok sakit Kelompok sakit Kelompok sakit Kelompok sehat Kelompok sehat Kelompok sehat
45 Pajak Pendapatan Negara bukan Pajak Apa yang terjadi dalam Purchasing dan Payment APBN Non-PBi PNS, Jamsostek dll dll Kemenkes PBI BPJS Non-PBI Mandiri Kementerian lain Pemda Pendapatan Asli Daerah Pelayanan Primer: Pelayanan Rujukan Dana dari Masyarakat langsung 45
46 Di BPJS, mekanisme pembayaran: Kapitasi untuk pelayanan kesehatan primer, dan Klaim untuk pelayanan kesehatan rujukan berbasis INA-CBG.
47 Anggaran kapitasi ditetapkan dengan perencanaan yang mempunyai batas atas sehingga tidak ada kemungkinan melonjak. Klaim berbasis INA-CBG untuk pelayanan rujukan tidak mempunyai batas atas secara keseluruhan. Belum ada regulasi yang memberi batas atas, berapa rupiah sebuah RS dapat melakukan klaim. Gambaran di beberapa RS sampai bulan Juni 2014 ada peningkatan secara signfikan dari bulan ke bulan. Di berbagai daerah terdapat pula laporan anekdokte peningkatan klaim yang tajam.
48 Gejala dalam klaim Daerah yang mempunyai jumlah penduduk banyak dan padat, SDM kesehatan lengkap, fasilitas yang baik, dan kemampuan melakukan klaim dengan baik akan memperoleh dana BPJS besar. Keadaan ini diperburuk dengan situasi dimana di daerah tersebut terjadi tindakan fraud di pelayanan kesehatan yang dapat meningkatkan klaim BPJS.
49 Contoh NTT: Mempunyai keterbatasan pembayaran karena: Benefit Package terbatas karena keterbatasan jumlah dan jenis SDM kesehatan Penetapan tarif di RS kelas C yang cenderung rendah. Demografi dan geografis yang menyulitkan akses penduduk ke RS. Ketidak mampuan melakukan klaim secara administratif
50 Data SDM Dokter Spesialis Terjadi ketimpangan ekstrim
51 Distribusi Dokter Spesialis
52 Spesialis Penunjang
53 Catatan: Penambahan Jumlah RS dan Tempat Tidur terjadi di Jawa selama 4 tahun terakhir ini
54 RS Trend Jumlah RS di Kepulauan Jawa, Bali, Nusa Tenggara DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Jogjakarta Jawa Timur Banten Bali NusaTenggara Barat Nusa Tenggara Timur Updated
55 TT Trend Jumlah TT di Kepulauan Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Jogjakarta Jawa Timur Banten Bali NusaTenggara Barat Nusa Tenggara Timur Updated
56 Pembahasan Skenario Di 12 Propinsi
57 Skenario Optimis: Pencapaian Universal Coverage di tahun 2019 diproyeksikan ada di: DKI, DIY, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, sebagian Kabupaten/Kota di Jawa Barat, sebagian kabupaten/kota di Jawa Tengah dan sebagian di Sulawesi Selatan.
58 Skenario Pesimis Skenario pesimis ringan dan berat untuk tercapainya UHC melalui JKN pada tahun 2019 ada di: - NTT, - Kalimantan Timur, - sebagian Kab/Kota di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, - Bengkulu, dan - Sulawesi Tenggara.
59 Skenario Pesimis 2 Pencapaian Universal Coverage DIY NTT Zero I: Maret II: Nov maret Nov Maret Nov Maret Nov Maret Nov
60 Mengapa kesenjangan dapat membesar di tahun ? Kegagalan penambahan fasiltas kesehatan dan tenaga kesehatan. Diproyeksikan dalam waktu 5 tahun mendatang daerah buruk seperti NTT gagal menambah SDM dan fasilitas kesehatan untuk mengejar ketertinggalan jika tidak ada perubahan kebijakan. Akses ekonomi, geografis dan budaya ke pelayanan dengan klaim yang besar lebih banyak pada masyarakat kaya. Apabila peserta BPJS non-pbi di daerah maju semakin banyak, dan ada koordinasi manfaat dengan asuransi kesehatan swasta maka dana yang terkumpul di BPJS akan terpakai lebih banyak di daerah-daerah maju/kotakota besar oleh masyarakat mampu yang menjadi anggota BPJS non-pbi mandiri Sementara itu daerah-daerah yang fasilitas dan jumlah tenaga kesehatannya minim, ada kemungkinan tidak dapat menyerap dana PBI. Dana sisa dapat dipakai oleh propinsi lain. Masalah-masalah kesehatan antara lain penyakit infeksi, kanker, kardio vaskuler karena perilaku buruk seperti merokok, kecelakaan lalulintas semakin banyak terdapat di daerah sulit.
61 Di NTT Contoh Dana Sisa
62 DATA KEPESERTAAN WILAYAH KERJA BPJS KESEHATAN DIVISI REGIONAL XI S.D MINGGU V MEI 2014 No Kantor Cabang Kabupaten Jumlah Peserta Penduduk Sosial Jamkesmas Jamkesda Mandiri Eks Jamsostek TNI Polri Total Peserta BPJS Kupang Kupang TTS TTU Belu Alor Rote Ndao Sabu Raijua Kota Kupang Maumere Lembata Flotim Sikka Ende Ende Ngada Manggarai Nagekeo Manggarai Timur Manggarai Barat Waingapu Sumba Tengah Sumba Barat Daya Sumba Timur Sumba Barat Total Prov. NTT
63 Perhitungan: Dana yang masuk per bulan: 3.2 juta x l.k = 64 milyar Pengeluaran dalam 4 bulan 1: Kapitasi 76 milyar Klaim Rujukan 109 milyar Perbulan rata-rata: 45 milyar. Ada sisa: 19 milyar per bulan. Kemana dana ini akan diberikan?
64 Kesimpulan Berdasarkan analisis skenario: Universal Coverage di tahun 2019 ada kemungkinan besar tidak tercapai tanpa ada perubahan kebijakan yang terpadu. Keterangan:
65 Pertama Secara rinci dapat disimpulkan bahwa masyarakat di daerah dengan ketersediaan fasilitas kesehatan dan SDM kesehatan yang tidak memadai akan mendapatkan manfaat JKN yang jauh lebih sedikit dibanding daerah yang maju/kota-kota besar.
66 Kedua Dalam kondisi Indonesia yang sangat bervariasi, JKN yang mempunyai ciri sentralistis dalam pembiayaan dengan peraturan yang relatif seragam, akan sulit mencapai tujuan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
67 Ketiga Ada kemungkinan dana pemerintah yang dianggarkan untuk Penerima Bantuan Iuran (PBI) dapat salah sasaran. Daerah-daerah yang sulit tidak dapat menyerap anggaran untuk PBI karena kekurangan fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan, sehingga terjadi sisa anggaran. Dikawatirkan itu anggaran sisa di daerah sulit ada kemungkinan dipergunakan untuk mendanai masyarakat di daerah maju.
68 Saran untuk perbaikan kebijakan Dalam konteks monitoring dan evaluasi Kebijakan JKN
69 Manfaat Monitoring Penetapan agenda Evaluasi Kebijakan Perumusan Kebijakan Monitoring Pelaksanaan Pelaksanaan Kebijakan 69
70 Memperhatikan aspek preventif dan promotif secara lebih kuat. Kementerian Kesehatan perlu meningkatkan kegiatan preventif dan promotif. Diharapkan ada kebijakan meningkatkan pencegahan dan promosi kesehatan di seluruh Kementerian.
71 Memperbaiki berbagai kebijakan di JKN sebagai berikut: 1. Kebijakan di pengumpulan dana kesehatan. 2. Perubahan kebijakan di BPJS dan APBN/APBD 3. Perubahan Kebijakan di Penyaluran dana BPJS
72 Pajak Pendapatan Negara bukan Pajak 1. Kebijakan di Pengumpulan dana Kesehatan APBN Non-PBi PNS, Jamsostek dll dll Kemenkes PBI BPJS Non-PBI Mandiri Kementerian lain Pemda Pelayanan Primer: Pelayanan Rujukan Dana dari Masyarakat langsung 72
73 1. Kebijakan di pengumpulan dana kesehatan. Perlu peningkatan dana untuk kesehatan dari APBN dan APBD. Pemerintah pusat perlu bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk investasi dan pembiayaan jaminan di bidang kesehatan. Perlu ada kebijakan yang bertujuan meningkatkan dana masyarakat untuk membayar pelayanan kesehatan sesuai dengan kemampuan.
74 Pajak Pendapatan Negara bukan Pajak 2. Perubahan Kebijakan di BPJS APBN Non-PBi PNS, Jamsostek dll dll Kemenkes PBI BPJS Non-PBI Mandiri Kementerian lain Pemda Pendapatan Asli Daerah Pelayanan Primer: Pelayanan Rujukan Dana dari Masyarakat langsung 74
75 Perlu kebijakan yang lebih mengaplikasikan prinsip asuransi kesehatan sosial dalam BPJS; Bagi masyarakat yang menggunakan kelas I dan VIP sebaiknya menggunakan asuransi komersial tanpa ada hubungan dengan dana BPJS; Perlu kebijakan untuk mencegah adverse selection, khususnya bagi masyarakat yang mampu; Perlu mengaktifkan kebijakan Dana Kompensasi untuk daerah-daerah yang belum mempunyai sumber daya kesehatan yang cukup.
76 Secara khusus Perlu kebijakan untuk memisahkan dana yang berasal dari PBI dan non PBI sehingga dapat dilakukan transparansi dan akuntabilitas yang lebih baik. Di dalam BPJS akan ada kompartemenkompartemen berdasarkan sumber dana dan pengeluarannya. Diharapkan ada pemisahan yang tegas sehingga mencegah terjadinya dana yang masuk dari PBI di BPJS dipergunakan untuk pengeluaran kesehatan bagi masyarakat yang non-pbi mandiri;
77 Pajak Pendapatan Negara bukan Pajak Kompartemenkompartemen di BPJS APBN BPJS Rp Non-PBi PNS, Jamsostek dll dll Kemenkes PBI Rp Rp Non-PBI Mandiri Kementerian lain Pemda Pendapatan Asli Daerah Pelayanan Primer: Pelayanan Rujukan Dana dari Masyarakat langsung 77
78 Pajak Pendapatan Negara bukan Pajak 3. Kebijakan di Pembayaran APBN Non-PBi PNS, Jamsostek dll dll Kemenkes PBI BPJS Non-PBI Mandiri Kementerian lain Pemda Pendapatan Asli Daerah Pelayanan Primer: Pelayanan Rujukan Dana dari Masyarakat langsung 78
79 3. Perubahan Kebijakan di Penyaluran dana BPJS Perlu ada kebijakan pembatasan Benefit Package (Paket Manfaat) dan/atau menggunakan iur biaya untuk berbagai pelayanan yang besar biayanya; Perlu ada kebijakan untuk memperbaiki aspek pemberi pelayanan (supply) pelayanan kesehatan terlebih dahulu sebelum menggunakan klaim; Untuk mengurangi biaya sumber daya manusia dan pemerataan pelayanan, residen perlu dijadikan pekerja medis dalam pelayanan kesehatan yang didanai oleh BPJS. Dalam jangka pendek diharapkan ada kebijakan pengiriman tenaga medis ke berbagai rumahsakit dan puskesmas yang kekurangan SDM. Perlu ada kebijakan sistem pencegahan dan penindakan fraud dalam jaminan kesehatan. Perlu adanya sistem verifikator dan investigator yang lebih baik di pelayanan primer dan rujukan untuk mencegah fraud dan pemborosan dana yang tidak perlu.
80 4. Perlu Monitoring dan Evaluasi lebih lanjut dengan menggunakan data empirik Kegiatan Monitoring dan Evaluasi ini perlu didukung oleh pemerintah Kegiatan di 12 propinsi perlu diperluas ke seluruh propinsi di Indonesia Perlu ada pihak independen untuk melakukan monitoring dan evaluasi kebijakan JKN
81 terimakasih
Laporan. Skenario pelaksanaan kebijakan Jaminan Kesehatan Nasional: Apakah ada potensi memburuknya ketidak adilan sosial di sektor kesehatan?
Laporan Skenario pelaksanaan kebijakan Jaminan Kesehatan Nasional: Apakah ada potensi memburuknya ketidak adilan sosial di sektor kesehatan? Studi awal dalam monitoring JKN di 12 Propinsi: Periode Monitoring
Lebih terperinciLaksono Trisnantoro Ketua Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada
Laksono Trisnantoro Ketua Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada 1 Pembahasan 1. Makna Ekonomi Politik 2. Makna Pemerataan 3. Makna Mutu 4. Implikasi terhadap
Lebih terperinciKebijakan JKN: Apakah akan mencapai Pelayanan Semesta?
Kebijakan JKN: Apakah akan mencapai Pelayanan Semesta? Laksono Trisnantoro Ketua Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Isi Paper 1. Membahas situasi terakhir
Lebih terperinciPERKEMBANGAN BPJS DAN UNIVERSAL COVERAGE DENGAN SISTEM PEMBAYARAN PROVIDER DALAM SISTEM JAMINAN KESEHATAN. Yulita Hendrartini
PERKEMBANGAN BPJS DAN UNIVERSAL COVERAGE DENGAN SISTEM PEMBAYARAN PROVIDER DALAM SISTEM JAMINAN KESEHATAN Yulita Hendrartini 1 Latar Belakang Salah satu masalah dalam pembiayaan kesehatan di Indonesia:
Lebih terperinciSkenario pelaksanaan Kebijakan JKN: Bagaimana mencegah kemungkinan terjadinya kegagalan dan menghadapi era MEA?
Skenario pelaksanaan Kebijakan JKN: Bagaimana mencegah kemungkinan terjadinya kegagalan dan menghadapi era MEA? Prof. Dr. Laksono Trisnantoro MSc. PhD Magister Manajemen Rumahsakit (MMR) Fakultas Kedokteran
Lebih terperinciVisi Pendidikan Spesialis dan Subspesialis: Menjadi bagian integral dalam Sistem Pelayanan Kesehatan di Indonesia
Visi Pendidikan Spesialis dan Subspesialis: Menjadi bagian integral dalam Sistem Pelayanan Kesehatan di Indonesia Laksono Trisnantoro, Fakultas Kedokteran UGM Pengantar Jaminan Kesehatan Nasional talah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengalihan pembiayaan. Ditinjau dari aspek kemandirian daerah, pelaksanaan otonomi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelaksanaan otonomi daerah dimulai dengan adanya penyerahan sejumlah kewenangan dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah yang bersangkutan. Penyerahan berbagai kewenangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. investasi dan hak asasi manusia, sehingga meningkatnya derajat kesehatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan pembangunan suatu bangsa salah satunya dipengaruhi oleh status kesehatan masyarakat. Kesehatan bagi seseorang merupakan sebuah investasi dan hak asasi
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP
KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan program pemerintah Indonesia yang diluncurkan dalam rangka pencapaian derajat kesehatan yang merata antar penduduk
Lebih terperinciESENSI DAN UPDATE RENCANA PENYELENGGARAAN BPJS KESEHATAN 1 JANUARI 2014
ESENSI DAN UPDATE RENCANA PENYELENGGARAAN BPJS KESEHATAN 1 JANUARI 2014 OLEH : DR.CHAZALI H. SITUMORANG, APT, M,Sc / KETUA DJSN SJSN: Reformasi Jaminan Sosial TATA CARA SJSN PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMSOS
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Kesehatan merupakan kebutuhan dasar setiap manusia yang ditetapkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan kebutuhan dasar setiap manusia yang ditetapkan dalam human development indeks (HDI) oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa. 1 Dengan kondisi yang sehat
Lebih terperinciBADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TRANSFORMASI PT. ASKES (PERSERO) PT. Askes (Persero)
BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TRANSFORMASI PT. ASKES (PERSERO) PT. Askes (Persero) DASAR HUKUM 1 JANUARI 2014, PT ASKES (PERSERO) MENJADI BPJS KESEHATAN 1 DASAR HUKUM Peraturan Pemerintah
Lebih terperinciHasil Diskusi Peluang dan Tantangan Daerah Menyongsong Kebijakan Pelaksanaan Sistem Jaminan Kesehatan Nasional. 7-8 Desember 2012 Yogyakarta
Hasil Diskusi Peluang dan Tantangan Daerah Menyongsong Kebijakan Pelaksanaan Sistem Jaminan Kesehatan Nasional 7-8 Desember 2012 Yogyakarta Topik Pembahasan Regulasi Jaminan Kesehatan Kepesertaan Jaminan
Lebih terperinciFraud di Jaminan Kesehatan Nasional
Rp Fraud di Jaminan Kesehatan Nasional Laksono Trisnantoro Yulita Hendrartini Pusat Kebijakan dan Manajemen (PKMK) FK UGM Isi: Pengantar Kerugian akibat Fraud Perlakuan Hukum Fraud Prediksi Fraud di Indonesia
Lebih terperinciPERESMIAN BPJS, PELUNCURAN PROGRAM JKN DAN INTEGRASI JAMINAN KESEHATAN SUMBAR SAKATO, KE JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI PROVINSI SUMATERA BARAT
PERESMIAN BPJS, PELUNCURAN PROGRAM JKN DAN INTEGRASI JAMINAN KESEHATAN SUMBAR SAKATO, KE JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI PROVINSI SUMATERA BARAT Senin, 2 Januari 2014. Pemerintah Provinsi Sumatera Barat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan dengan tujuan menjamin kesehatan bagi seluruh rakyat untuk memperoleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universal Health Coverage (UHC) merupakan isu penting yang telah ditetapkan WHO (World Health Organization) bagi negara maju dan negara berkembang sehingga penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap negara mengakui bahwa kesehatan menjadi modal terbesar untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kesehatan adalah suatu keadaan sejahtera yang meliputi fisik, mental dan sosial yang tidak hanya bebas dari penyakit atau kecacatan. Kesehatan merupakan hak bagi setiap
Lebih terperinciKESIAPAN JAJARAN KESEHATAN MENGHADAPI SJSN
IAKMI: Kupang, 5 September 2013 KESIAPAN JAJARAN KESEHATAN MENGHADAPI SJSN BUDI SAMPURNA 1 SISTEMATIKA PENYAJIAN MENTERI KESEHATAN 1. Progress Persiapan Pelaksanaan JKN 2. Kesiapan Faskes dan Sistem Rujukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak tahun 2004, Indonesia telah mempunyai Sistem Jaminan Sosial Nasional dengan dikeluarkannya Undang Undang Nomor 40 Tahun 2004 (UU SJSN). Jaminan Kesehatan Nasional
Lebih terperinciQUO VADIS JAMKESDA KULON PROGO? Drg. Hunik Rimawati, M.Kes
QUO VADIS JAMKESDA KULON PROGO? Drg. Hunik Rimawati, M.Kes LATAR BELAKANG Sebagaimana kita ketahui bahwa Kesehatan adalah hak dasar setiap individu dan semua warga negara berhak mendapatkan pelayanan kesehatan.
Lebih terperinciHASIL MONITORING DAN EVALUASI SEMESTER I TAHUN Bandung, 25 Agustus 2015
HASIL MONITORING DAN EVALUASI SEMESTER I TAHUN 2015 Bandung, 25 Agustus 2015 1 1 PENDAHULUAN 2 DJSN mempunyai kewenangan untuk melakukan monitoring dan evaluasi DJSN melakukan pengawasan eksternal terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud
Lebih terperinciOleh. Asosiasi Dinas Kesehatan Seluruh Indonesia (ADINKES) 3/15/2014 1
Oleh Asosiasi Dinas Kesehatan Seluruh Indonesia (ADINKES) 3/15/2014 1 Merupakan Urusan Pemerintahan Konkuren yang menjadi kewenangan Daerah Adalah Urusan Wajib yang terkait dengan Pelayanan Dasar (ada
Lebih terperinciReformasi Sistem Jaminan Sosial Nasional di Indonesia
Reformasi Sistem Jaminan Sosial Nasional di Indonesia AHMAD ANSYORI Dewan Jaminan Sosial Nasional Padang, 26 Juni 2015 1 SJSN SJSN adalah suatu tata cara penyelenggaraan program jaminan sosial untuk kepastian
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT AGUSTUS 2011
No. 05, 7 November 2011 KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT AGUSTUS 2011 AGUSTUS 2011: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA NTT 2,69% Angkatan kerja NTT pada Agustus 2011 mencapai 2.154.258 orang, bertambah 21,9 ribu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. asuransi sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan salah satu kebijakan pemerintah bidang kesehatan yang terintegrasi dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)
Lebih terperincidrg. Usman Sumantri, MSc. Dewan Jaminan Sosial Nasional
Pencapaian dan Tantangan Program Jaminan Kesehatan Nasional drg. Usman Sumantri, MSc. Dewan Jaminan Sosial Nasional Jakarta, 28 Desember 2017 1. Pendahuluan 2. Asas Dan Prinsip 3. Pencapaian JKN 4. Tantangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan diperhatikan oleh pemerintah. Kesehatan juga merupakan salah satu indikator penting dalam menentukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia. Setiap orang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan termasuk masyarakat miskin. Untuk itu Negara bertanggung jawab mengatur agar
Lebih terperinciProposal Penelitian. Monitoring Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional oleh BPJS Kesehatan tahun 2014
Proposal Penelitian Monitoring Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional oleh BPJS Kesehatan tahun 2014 PUSAT KEBIJAKAN DAN MANAJEMEN KESEHATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2013
Lebih terperinciPerbaikan sistem pembiayaan kesehatan era JKN menuju Universal Health Coverage
Perbaikan sistem pembiayaan kesehatan era JKN menuju Universal Health Coverage dr. Kalsum Komaryani, MPPM Kepala Pusat Pembiayaan & Jaminan Kesehatan Kementerian Kesehatan Jaminan Kesehatan Bagi Seluruh
Lebih terperinciPRAKTEK SPESIALIS DI ERA SJSN. Aru W. Sudoyo Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia PAPDI
PRAKTEK SPESIALIS DI ERA SJSN Aru W. Sudoyo Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia PAPDI Jumlah Dokter Spesialis/100.000 penduduk menurut Provinsi 26/10/09 Pendidikan KKI 4 NUMBER OF SPECIALISTS
Lebih terperinciPenyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional
MENTERI Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional Peluncuran Peta jalan Jaminan Kesehatan Nasional 2012-2019 Jakarta, 29 November 2012 1 MENTERI SISTEMATIKA 1. Pendahuluan
Lebih terperinciPENYELENGGARAAN JAMINAN KESEHATAN SEMESTA DIY TAHUN 2013 MENUJU BPJS 2014 DINAS KESEHATAN D.I.YOGYAKARTA
PENYELENGGARAAN JAMINAN KESEHATAN SEMESTA DIY TAHUN 2013 MENUJU BPJS 2014 DINAS KESEHATAN D.I.YOGYAKARTA LEMBAGA PENYELENGGARA TERINTEGRASI (UPTD PPK BLUD JAMKESOS, UPTD JAMKESDA,UPTD PJKM) AMANAH PERGUB.
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI NTT. 4.1 Keadaan Geografis dan Administratif Provinsi NTT
BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI NTT 4.1 Keadaan Geografis dan Administratif Provinsi NTT Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) terdiri dari pulau-pulau yang memiliki penduduk yang beraneka ragam, dengan latar
Lebih terperinciKESIAPAN SDM DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL 2014 GAMBARAN PROVINSI NTT
KESIAPAN SDM DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL 2014 GAMBARAN PROVINSI NTT Dr. SMJ Koamesah, MMR., MMPK Pusat Penelitian Kebijakan Kesehatan dan Kedokteran (P2K3) Fakultas Kedokteran Undana koamesahsangguana@yahoo.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang (UU) Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) telah memberikan kepastian perlindungan dasar kepada warga negara Indonesia. Salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan Provinsi Kepulauan dengan jumlah pulau 1.192, 305 kecamatan dan 3.270 desa/kelurahan. Sebanyak 22 Kabupaten/Kota di Provinsi
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM
A. Kondisi Geografis dan Administratif BAB IV GAMBARAN UMUM Secara astronomi Provinsi Nusa Tenggara Timur terletak antara 8 0 12 0 Lintang Selatan dan 118 0 125 0 Bujur Timur. Berdasarkan posisi geografisnya,
Lebih terperinciDillemma Iuran : Nominal vs Prosentasi dalam Sistem Jaminan Kesehatan
Dillemma Iuran : Nominal vs Prosentasi dalam Sistem Jaminan Kesehatan Dipresentasikan oleh: Dr. Theresia Ronny Andayani, MPH, Drg Dalam Mukernas IAKMI XII dan Symposium Nasional Penguatan Kepemimpiman
Lebih terperinciOPSI ALTERNATIF: PERCEPATAN CAKUPAN SEMESTA ASURANSI KESEHATAN SOSIAL DI INDONESIA*
OPSI ALTERNATIF: PERCEPATAN CAKUPAN SEMESTA ASURANSI KESEHATAN SOSIAL DI INDONESIA* Soewarta Kosen, Tati Suryati dan Muh. Karyana PusLitBang Sistem dan Kebijakan Kesehatan Badan Penelitian dan Pengembangan
Lebih terperinciKONDISI KETENAGAKERJAAN DAN PENGANGGURAN NUSA TENGGARA TIMUR AGUSTUS 2010
No. 01 Desember KONDISI KETENAGAKERJAAN DAN PENGANGGURAN NUSA TENGGARA TIMUR AGUSTUS Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) tahun dilaksanakan dua kali dalam setahun, yaitu pada bulan Februari dan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan pembangunan kesehatan ditentukan antara lain oleh ketersediaan biaya kesehatan. Biaya kesehatan ditinjau dari sisi pemakai jasa pelayanan kesehatan
Lebih terperinciCH.TUTY ERNAWATI UPTD BKIM SUMBAR
CH.TUTY ERNAWATI UPTD BKIM SUMBAR - UU 40/ 2004 tentang SJSN, UU BPJS, PP 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan. - Masih banyak masyarakat yang belum tertampaung dalam kuota jamkesmas. -
Lebih terperinciPusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK UGM Bekerjasama dengan Keluarga Alumni Gadjah Mada (Kagama) Komisariat Fakultas Kedokteran UGM
Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK UGM Bekerjasama dengan Keluarga Alumni Gadjah Mada (Kagama) Komisariat Fakultas Kedokteran UGM menyelenggarakan Seminar Nasional Pembangunan Kesehatan di Daerah
Lebih terperinciLustrum ke-13 FK-UGM Yogyakarta, 4 Maret 2011
REPUBLIK INDONESIA STRATEGI DAN KEBIJAKAN KEAN MENUJU UNIVERSAL COVERAGE DAN PEMENUHAN SERTA PEMERATAAN FASILITAS DAN TENAGA Oleh: Menteri Kesehatan RI dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr.PH Lustrum
Lebih terperinciErnawaty dan Tim AKK FKM UA
Ernawaty dan Tim AKK FKM UA Fokus Analisis (Review) Materi Laporan Perkembangan Persiapan Operasionalisasi BPJS Kesehatan yang telah disiapkan oleh Pokja BPJS Kesehatan Kemenkes RI Pendekatan normatif
Lebih terperinciJAMINAN KESEHATAN NASIONAL:
JAMINAN KESEHATAN NASIONAL: Pengawasan dan Potensi Fraud Seminar Implementasi JKN dan Mekanisme Pengawasannya dalam Sistem Kesehatan Nasional Jogjakarta, 15 Maret 2014 Dewan Jaminan Sosial Nasional 1 BPJS
Lebih terperinciSebuah program di ANNUAL SCIENTIFIC MEETING dalam rangka DIES NATALIES FK UGM ke 68 dan ULANG TAHUN RSUP DR. SARDJITO ke 32
Seminar PERAN KEPALA DINAS KESEHATAN, DIREKTUR RUMAH SAKIT DAN KETUA KOMITE MEDIK DALAM MENCEGAH FRAUD PADA PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL 15 Maret 2014 Sebuah program di ANNUAL SCIENTIFIC MEETING
Lebih terperinciIMPLEMENTASI JKN DAN MEKANISME PENGAWASANNYA DALAM SISTEM KESEHATAN NASIONAL. dr. Mohammad Edison Ka.Grup Manajemen Pelayanan Kesehatan Rujukan
IMPLEMENTASI JKN DAN MEKANISME PENGAWASANNYA DALAM SISTEM KESEHATAN NASIONAL dr. Mohammad Edison Ka.Grup Manajemen Pelayanan Kesehatan Rujukan Yogyakarta, 15 Maret 2014 Agenda Dasar Hukum Kepesertaan,
Lebih terperinciKebijakan Strategis untuk mengurangi ketidak adilan dalam mencapai Universal Health Coverage
Kebijakan Strategis untuk mengurangi ketidak adilan dalam mencapai Universal Health Coverage Strategic Policy for narrowing inequity in Universal Health Coverage programs Laksono Trisnantoro Universitas
Lebih terperinciDukungan DPR dalam Menangani Defisit JKN dan Keberlangsungan Program JKN. Ketua Komisi IX DPR RI Dede Yusuf Macan Effendi, S.T, M.
Dukungan DPR dalam Menangani Defisit JKN dan Keberlangsungan Program JKN Ketua Komisi IX DPR RI Dede Yusuf Macan Effendi, S.T, M.Si 2 JAMINAN KESEHATAN SEBAGAI HAK WARGA NEGARA Pembukaan UUD NRI Tahun
Lebih terperinciDr. Hj. Y. Rini Kristiani, M. Kes. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen. Disampaikan pada. Kebumen, 19 September 2013
Dr. Hj. Y. Rini Kristiani, M. Kes. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen Disampaikan pada DIALOG WARGA TENTANG PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL Kebumen, 19 September 2013 SISTEM KESEHATAN NASIONAL
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan lanjutan dari Restitutie Regeling tahun Pada tahun 1985
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jaminan Kesehatan di Indonesia bukanlah barang baru, dahulu pada awalnya Indonesia memiliki asuransi kesehatan untuk pegawai negeri sipil yang merupakan lanjutan dari
Lebih terperinciPROGRES IMPLEMENTASI 5 SASARAN RENCANA AKSI KORSUP PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2015
PROGRES IMPLEMENTASI 5 SASARAN RENCANA AKSI KORSUP PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2015 OUT LINE PAPARAN 1. GAMBARAN UMUM PROVINSI NTT 2. PENGELOLAAN PERTAMBANGAN
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1948 tentang Hak Azasi
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1948 tentang Hak Azasi Manusia, padapasal 25 Ayat (1) menyatakan bahwa setiap orang berhak atas derajat hidup yang memadai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. disebabkan oleh kondisi geografis Indonesia yang memiliki banyak pulau sehingga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai dengan sistem kesehatan nasional (SKN), bahwa pembangunan kesehatan harus merata di seluruh wilayah di Indonesia, namun kenyataannya pembangunan pada aspek kesehatan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP
KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan
Lebih terperinciReview Kebijakan Anggaran Kesehatan Nasional. Apakah merupakan Anggaran Yang Kurang atau Berlebih?
Review Kebijakan Anggaran Kesehatan Nasional Apakah merupakan Anggaran Yang Kurang atau Berlebih? Pendahuluan Pembiayaan kesehatan oleh pemerintah pusat di Indonesia dalam kurun waktu 5 tahun terakhir
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Pembangunan
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia yang tertera dalam Undang-Undang
Lebih terperinciPeran Parlemen dalam Implementasi SJSN- BPJS
Peran Parlemen dalam Implementasi SJSN- BPJS Oleh: dr. AHMAD NIZAR SHIHAB,SpAn Anggota Komisi IX DPR RI Rakeskesnas, 17 April 2013 Makasar VISI Kementerian Kesehatan MASYARAKAT SEHAT YANG MANDIRI DAN BERKEADILAN
Lebih terperinciThere are no translations available. Pertanyaan-Pertanyaan Dasar Seputar JKN dan BPJS
There are no translations available. Pertanyaan-Pertanyaan Dasar Seputar JKN dan BPJS 1. Apa itu JKN dan BPJS Kesehatan dan apa bedanya? JKN merupakan program pelayanan kesehatan terbaru yang merupakan
Lebih terperinciTabel 1. Perbandingan Belanja Kesehatan di Negara ASEAN
14 Tabel 1. Perbandingan Belanja Kesehatan di Negara ASEAN Negara Belanja kesehatan terhadap % PDB Belanja kesehatan pemerintah terhadap % total belanja kesehatan Malaysia 4,3 44,1 Thailand 4,1 74,3 Filipina
Lebih terperinciBAB I BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemerintah Indonesia menunjukkan komitmen yang tinggi untuk menjalankan amanat konstitusi Undang-Undang Dasar 1945 dalam mewujudkan kesejahteraan sosial
Lebih terperinciINTEGRASI PROGRAM PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN. Usman Sumantri Kepala Badan PPSDM Kesehatan Surabaya, 23 November 2016
INTEGRASI PROGRAM PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN Usman Sumantri Kepala Badan PPSDM Kesehatan Surabaya, 23 November 2016 Tantangan Pembangunan Kesehatan Derajat kesehatan rakyat yg setinggitingginya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (PBB) tahun 1948 (Indonesia ikut menandatangani) dan Undang-Undang Dasar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Deklarasi Universal Hak Azasi Manusia oleh Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) tahun 1948 (Indonesia ikut menandatangani) dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Lebih terperinciBAB IV KONDISI SOSIAL EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
BAB IV KONDISI SOSIAL EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Per Kapita dan Struktur Ekonomi Tingkat pertumbuhan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Timur dalam lima tahun terakhir
Lebih terperinciDeputi Bidang SDM dan Kebudayaan. Disampaikan dalam Penutupan Pra-Musrenbangnas 2013 Jakarta, 29 April 2013
Deputi Bidang SDM dan Kebudayaan Disampaikan dalam Penutupan Pra-Musrenbangnas 2013 Jakarta, 29 April 2013 SISTEMATIKA 1. Arah Kebijakan Prioritas Nasional 2. Isu-isu Penting dalam Prioritas Nasional (PN)
Lebih terperinciEvaluasi kebijakan kebijakan JKN: Apakah diperlukan di tahun 2017?
Evaluasi kebijakan kebijakan JKN: Apakah diperlukan di tahun 2017? Laksono Trisnantoro Ketua Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Tujuan penulisan paper
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dibuat dan dipopulerkan oleh United Nations
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dibuat dan dipopulerkan oleh United Nations Development Programme (UNDP) sejak tahun 1990 dalam seri laporan tahunan yang diberi judul
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Anggaran Belanja Sektor Kesehatan Perkapita Kabupaten/Kota di Provinsi D.I. Yogyakarta
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum belanja kesehatan pemerintah daerah kabupaten/kota di Provinsi DIY selama tahun 2012 sampai dengan 2014 mengalami kecenderungan yang selalu meningkat setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara global dalam konstitusi WHO, pada dekade terakhir telah disepakati
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kesehatan merupakan hak fundamental setiap individu yang dinyatakan secara global dalam konstitusi WHO, pada dekade terakhir telah disepakati komitmen global
Lebih terperinciBUPATI DHARMASRAYA PERATURAN BUPATI DHARMASRAYA NOMOR : 7 TAHUN 2014 TENTANG
SALINAN BUPATI DHARMASRAYA PERATURAN BUPATI DHARMASRAYA NOMOR : 7 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DANA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) DI KABUPATEN DHARMASRAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciMencari RS Rujukan Nasional dalam era JKN. Pemetaan Motivasi Direksi dan Spesialis 6 Juni 2014
Mencari RS Rujukan Nasional dalam era JKN Pemetaan Motivasi Direksi dan Spesialis 6 Juni 2014 Pengantar Jaminan Kesehatan Nasional sudah dimulai pada tahun 2014. Sistem rujukan semakin penting. Apa akibatnya?
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN NGADA PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2011 MENCAPAI 5,11 PERSEN
BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN NGADA No. 08/08/Th.IV, 3 Agustus 2012 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN NGADA PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2011 MENCAPAI 5,11 PERSEN Ekonomi Kabupaten Ngada pada tahun 2011 tumbuh
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN A.
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan disebutkan bahwa pengelolaan kesehatan diselenggarakan secara bersama dan berjenjang antara pemerintah pusat,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Jaminan Kesehatan Nasional a. Definisi dan Dasar Hukum Jaminan Kesehatan Nasional menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71 tahun 2013
Lebih terperinciPERAN DINAS KESEHATAN DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) DI DAERAH. Oleh : KOMISI VII RAKERKESNAS REGIONAL BARAT
PERAN DINAS KESEHATAN DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) DI DAERAH Oleh : KOMISI VII RAKERKESNAS REGIONAL BARAT 1 2 Penanggung Jawab : Sekjen Kemenkes Pimpinan Sidang : Kadinkes Sumatera
Lebih terperinciDr Gede Subawa. M. Kes. AAAK
Dr Gede Subawa. M. Kes. AAAK 27/06/2013 dr Gede Subawa,M.Kes, AAAK 2 27/06/2013 dr Gede Subawa,M.Kes, AAAK 3 27/06/2013 dr Gede Subawa,M.Kes, AAAK 4 TUJUAN SJSN untuk memberikan jaminan terpenuhinya kebutuhan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dan rehabilitasi dengan mendekatkan pelayanan pada masyarakat. Rumah sakit
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan yang kompleks dan mempunyai fungsi luas menyangkut fungsi pencegahan, penyembuhan dan rehabilitasi dengan
Lebih terperinciSistem Pembayaran Provider
Sistem Pembayaran Provider Konsep dan Tatalaksana di Era BPJS Drg. Fajriadinur, MM Direktur Pelayanan PT Askes Jogjakarta, 2 Maret 2013 Prinsip Sistem Jaminan Sosial Nasional UU no 40/2004 Landasan Yuridis
Lebih terperinciSkenario RS menghadapi era
Skenario RS menghadapi era BPJS: dalam konteks spesialis dan kebijakan industri Laksono Trisnantoro Pusat Manajemen Pelayanan Kesehatan FK UGM Ob servasi 15 tahun terakhir: Masyarakat miskin yang dulu
Lebih terperinciPEMBEKALAN DOKTER/DOKTER GIGI PTT PERIODE SEPTEMBER 2013 PROVINSI LULUSAN DKI JAKARTA
PEMBEKALAN DOKTER/DOKTER GIGI PTT PERIODE SEPTEMBER 2013 PROVINSI LULUSAN DKI JAKARTA Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan 28 Agustus 2013 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i PENDAHULUAN.. 1 A Latar belakang...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 pada pasal 28 H, menetapkan bahwa kesehatan adalah hak dasar setiap individu dan semua warga negara berhak hidup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan ayat (3) pasal 33 Undang-Undang Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan ayat (3) pasal 33 Undang-Undang Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang menyatakan antara lain bahwa Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN NGADA PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2012 MENCAPAI 5,61 PERSEN
BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN NGADA No.05/08/Th.V, 1 Agustus 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN NGADA PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2012 MENCAPAI 5,61 PERSEN Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Ngada yang diukur
Lebih terperinciKeynote Speech. Nila Farid Moeloek. Disampaikan pada Mukernas IAKMI XIV Manado, 18 Oktober 2017
www.iakmi.or.id Keynote Speech Nila Farid Moeloek Disampaikan pada Mukernas IAKMI XIV Manado, 18 Oktober 2017 SISTEMATIKA PENYAJIAN ARAH PEMBANGUNAN KESEHATAN PENDEKATAN KELUARGA GERAKAN MASYARAKAT HIDUP
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam rangka mewujudkan komitmen global sebagaimana amanat resolusi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka mewujudkan komitmen global sebagaimana amanat resolusi World Health Assembly (WHA) ke-58 tahun 2005 di Jenewa yang menginginkan setiap negara mengembangkan
Lebih terperinciKEBIJAKAN PELAKSANAAN PROGRAM / KEGIATAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2016
KEBIJAKAN PELAKSANAAN PROGRAM / KEGIATAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2016 OLEH : DRS. HADJI HUSEN KEPALA BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN PROVINSI NTT BADAN
Lebih terperinciDr. Kirana Pritasari, MQIH Sekretaris Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan
Dr. Kirana Pritasari, MQIH Sekretaris Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan Jakarta, 22 Maret 2017 OUTLINE PENYAJIAN: 2 3 4 5 SPM KESEHATAN DAERAH KABUPATEN/KOTA NO JENIS LAYANAN DASAR MUTU
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Analisis perencanaan..., Ayu Aprillia Paramitha Krisnayana Putri, FE UI, Universitas Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyelenggaraan jaminan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar (UUD) Tahun 1945 Pasal 28 H dan Undang- Undang Nomor 36 Tahun 2009
Lebih terperinciKONDISI TERKINI PELAKSANAAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH)
KONDISI TERKINI PELAKSANAAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah dr. Anshayari Arsyad, M.Kes Palu, 11 September 2015 TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
Lebih terperincimenyelenggarakan
Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK UGM Bekerjasama dengan Keluarga Alumni Gadjah Mada (Kagama) Komisariat Fakultas Kedokteran UGM menyelenggarakan Seminar Nasional Pembangunan Kesehatan di Daerah
Lebih terperinciSTRATEGI PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN: PENGUATAN KELEMBAGAAN PUSAT DAN DAERAH
SEKRETARIAT WAKIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA STRATEGI PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN: PENGUATAN KELEMBAGAAN PUSAT DAN DAERAH DISAMPAIKAN OLEH : DEPUTI SESWAPRES BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT DAN PENANGGULANGAN
Lebih terperinciKebijakan Umum Prioritas Manfaat JKN
Kebijakan Umum Prioritas Manfaat JKN dr. Sigit Priohutomo, MPH KETUA DEWAN JAMINAN SOSIAL NASIONAL (DJSN) Jakarta, 8 April 2017 1 Mengenal DJSN UU 40 Tahun 2004 tentang SJSN Untuk penyelenggaraan SJSN
Lebih terperinciOleh : Misnaniarti FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Oleh : Misnaniarti FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SRIWIJAYA Program Jaminan Sosial Kesehatan (Jamsoskes) Sumatera Selatan Semesta merupakan bantuan sosial untuk p yankes bagi masyarakat Sumsel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (WHO, 2015). Sedangkan kesehatan menurut Undang Undang No. 36 Tahun 2009
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sehat adalah suatu keadaan yang baik dari segi fisik, mental dan kesejahteraan sosial dan tidak hanya dilihat dari tidak adanya suatu penyakit atau kelemahan saja (WHO,
Lebih terperinciPUSKESMAS : Suprijanto Rijadi dr PhD. Center for Health Policy and Administration UI
PUSKESMAS : Suprijanto Rijadi dr PhD Center for Health Policy and Administration UI srijadi08@gmail.com Rakerkesnas 1968 : kordinasi layanan tingkat pertama di kecamatan BP, KIA, P4M dll menjadi satu
Lebih terperinciDANA KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PADA FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA MILIK PEMERINTAH DAERAH. mutupelayanankesehatan.
DANA KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PADA FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA MILIK PEMERINTAH DAERAH mutupelayanankesehatan.net I. PENDAHULUAN Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu
Lebih terperinci