BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil analisis dan penelaahan mendalam maka penulis

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil analisis dan penelaahan mendalam maka penulis"

Transkripsi

1 BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 7.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan penelaahan mendalam maka penulis mendapatkan beberapa kesimpulan dari penelitian ini sebagai berikut: 1. Pencairan dana APBN dengan diterapkannya SPAN berjalan cukup efektif dari hasil analisis terhadap kuantitas pencairan dana yang diukur melalui jumlah realisasi anggaran tahun 2014 yang meningkat serta realisasi perbulan yang tetap tanpa pelonjakan yang tinggi diakhir tahun anggaran. Namun hal ini masih perlu dikaji lebih jauh mengenai peran serta SPAN dalam meningkatkan realisasi anggaran tersebut, sebab dalam beberapa diskusi penulis dengan beberapa KPPN lain yang belum menerapkan SPAN, ternyata juga mengalami peningkatan realisasi anggaran yang tinggi. Serta jumlah penerbitan SP2D yang cenderung menurun sangat drastis. Namum Pencairan Dana APBN tidak efektif pada kualitas pencairan dana karena masih besarnya jumlah retur SP2D yang terdapat di KPPN Jakarta II serta besarnya jumlah peniolakan sistem. Pencairan dana APBN Sangat efektif dalam durasi waktu pencairan dana yang cukup cepat dalam prosespemindahbukuan / transfer dana oleh penerima manfaat. Penulis menyimpulkan SPAN dapat terus dilanjutkan dengan beberapa perbaikan dalam pelaksanaannya.

2 Pengukuran dan analisis terhadap indikator kuantitas pencairan dana didapatkan bahwa terjadi efektivitas yang sangat baik. Indikator kuantitas dilihat berdasarkan dua indikator operasional yaitu jumlah realisasi anggaran yang cukup tinggi dan stabil dengan rata-rata realisasi perbulan sebesar 8,03% tanpa terjadi peningkatan yang signifikan di akhir tahun anggaran. Begitu pula pada indikator turunan berupa jumlah SP2D yang diterbitkan, dimana terjadi penurunan yang signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Peningkatan pada akhir tahun anggaran pun dapat dikatakan tidak terlalu melonjak dengan kenaikan tidak lebih dari setengah bulan sebelumnya. Namun hal ini seperti diungkapkan sebelumnya belum dapat dipastikan pengaruh dari SPAN terhadap penurunan jumlah penerbitan SP2D. 3. Pengukuran terhadap indikator kualitas pencairan dana memperlihatkan hasil yang kurang efektif. Memang pada indikator operasional pertama yaitu jumlah penolakan/pengembalian SPM menunjukkan angka yang sangat tinggi bahkan hingga 8x lebih besar dari tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan proses validasi sistem pada SPAN yang sangat efektif dalam mencegah terjadinya kesalahan pencairan dana APBN dalam hal akuntabilitas dan peruntukan tagihan. Namun pada indikator operasional yang lain yaitu retur SP2D juga mengalami peningkatan yang sangat besar dengan rata-rata sebesar per bulan 96, 42 SP2D. Hal ini menunjukkan data supplier dalam SPAN masih tidak efektif dalam proses pencairan dana kepada penerima manfaat. Hal ini dikarenakan

3 116 data supplier yang bersifat given tanpa ada sarana pembanding untuk melakukan pengecekan dari data perbankan. Hal ini menjatuhkan keefektifan SPAN yang sejak awal digaungkan akan menjadi sistem yang lebih baik karena menggunakan database terpusat yang dapat terkoneksi dengan data perbankan maupun perpajakan. 4. Pada indikator durasi waktu pencairan dana yang dioperasionalkan dengan durasi penyelesaian SP2D dan pemindahbukuan/transfer dana memperlihatnya hasil yang efektif. Meskipun dari segi durasi penyelesaian SP2D mengalami kemunduran bahkan dapat dikatakan terjadi ketidakefektifan namun diketahui hal tersebut lebih dikarenakan faktor peraturan dan SDM. Sedangkan pada indikator operasional durasi pemindahbukuan/transfer dana menunjukkan data yang sangat mengesankan. Setiap harinya dilakukan proses pengambilan data oleh Bank operasioanal sebanyak 5x serta dilibatkannya 4 bank pemerintah dalam proses pencairan dana. Hal ini membuat proses pemindahbukuan/transfer dana kepada penerima manfaat berjalan lebih cepat. Berbeda jauh dengan sistem sebelumnya yang hanya bekerjasama dengan satu bank pemerintah serta proses penyampaian data SP2D yang dilakukan secara manual dan menggunakan berkas sehingga faktor cuaca dan kondisi lingkungan akan sangat mempengaruhi.

4 Hal lain yang penulis melihat cukup efektif dalam proses pencairan dana dengan SPAN adalah pengurangan jumlah penggunaan kertas dan berkas cetakan serta pemanfaatan tehnologi informasi yang lebih baik. 6. Terdapat beberapa faktor yangmempengaruhi efektivitas pencairan dana APBN dengan penerapan SPAN di KPPN Jakarta II diantaranya adalah faktor Petunjuk Operasioanal (SOP), faktor Sumber Daya Manusia (SDM), faktor reward and punishment, faktor sistem aplikasi dan hardware serta faktor informasi dan komunikasi. 7. Faktor petunjuk operasional (SOP) dan faktor sistem aplikasi dan hardware menjadi faktor terbesar yang mempengaruhi tingkat efektivitas pencairan dana APBN dengan SPAN di KPPN Jakarta II. SOP yang ditetapkan dalam pelaksanaan SPAN masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan, sehingga menimbulkan beberapa masalah dalam implementasi SPAN serta menghambat proses pencairan dana. Seperti tahapan pemeriksaan yang seharusnya dilakukan petugas validator tidak dilakukan karena meras telah dilakukan oleh petugas konversi. Lalu adanya proses yang terlalu panjang dalam hal terjadi masalah pada proses pencairan yang membutuhkan kewenagan DTP untuk dilakukan perbaikan. Faktor sistem aplikasi juga menjadi fokus utama yang menjadi pekerjaan rumah terbesar sebab sistem aplikasi SPAN belum banyak bisa mengakomodir ketentuan yang terdapat dalam peraturan mengani pelaksanaan anggaran khususnya proses pencairan dana APBN. Aplikasi yang terlalu rigid juga menjadi masalah

5 118 yang sangat dikeluhkan hampir seluruh pegawai maupun satker yang menerapkan SPAN, sebab kesalahan kecil seperti salah tanda baca akan menyebabkan tagihan tertolak. Serta pengalokasian user yang dikeluhkan beberapa KPPN tipe Mega seperti KPPN Jakarta II yang merasa kekurangan user pengguna SPAN dalam menyelesaikan proses pencairan dana dengan intensitas tinggi. 8. Faktor penyampaian informasi dan komunikasi kepada satker juga menjadi hal yang mempengaruhi tingkat efektivitas pencairan dana APBN dengan SPAN di KPPN Jakarta II. Hal ini diakibatkan buruknya saluran penyampaian informasi mengenai perubahan yang terjadi di KPPN Jakarta II terkait peraturan dan aplikasi. Pola komunikasi yang kurang baik dan tersentralistik menyebabkan satker kesulitan dalam memperoleh petunjuk teknis yang jelas dan dimengerti. 9. SPAN mengalami masalah yang sangat serius dalam hal sistem pelaporan keuangan pemerintah. Data dalam SPAN dianggap tidak valid dan tidak bisa diakui keabsahannya untuk sebuah laporan keuangan. Hal ini tertulis dalam Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK 2015 pada KPPN Jakarta II yang diungkapkan informan. Serta informasi dari informan yang menyebutkan data transaksi dalam SPAN yang belum mendapatkan pengakuan dari Ditjen ITE sebab belum pernah didaftarkan.

6 Rekomendasi Berdasarkan pada hasil pembahasan dan kesimpulan diatas, maka penulis memberikan beberapa rekomendasi dalam mengatasi permasalahn diantaranya sebagai berikut : 1. Sebaiknya dilakukan inventarisasi permasalahan terkait SOP yang telah diberlakukan terkait proses pencairan dana APBN dengan SPAN dari seluruh Indonesia. Untuk segera dilakukan perubahan atau revisi terhadap SOP yang telah ada sehingga lebih sesuai dan mampu memberikan kejelasan serta kemudahan bagi unit pelaksana teknis proses pencairan APBN dengan SPAN yaitu KPPN dan kanwil. Serta memberikan pengetahuan lebih bagi pegawai untuk dapat mengatasi maslah yang terjadi. 2. Dalam perbaikan SOP tersebut sebaiknya dibuatkan sistem perlindungan terhadap pegawai terkait proses pencairan dana dengan SPAN. Sehingga kesalahan dalam proses pencairan dana APBN yang dilakukan satker yang menimbulkan kerugian Negara tidak mengakibatkan petugas KPPN dipersalahkan dan dipidana seperti kasus yang terjadi pada 2008 silam terhadap pegawai KPPN Jakarta II. 3. Melakukan koordinasi dan pembuatan payung hukum bagi kerjasama yang dilakukan KPPN dengan Bank Indonesia dalam hal penggunaan data perbankan. Sehingga ketika satker melakukan pendaftaan supplier, SPAN dapat melakukan pengecekan kebenaran data terkait rekening, nama rekening dan nomor rekening. Hal ini berguna dalam mengurangi

7 120 resiko retur SP2D. Sebab terjadinya retur SP2D akan mengakibatkan keterlambatan penerimaan manfaat oleh penerima dana walaupun dalam hal penyerapan atau realisasi telah terjadi. 4. Pendelegasian wewenang yang diberikan kepada KPPN sebaiknya lebih luas seperi dalam hal perbaikan data baik supplier maupun kontrak yang tidak mengakibatkan pengeluaran Negara. Sehingga proses perbaikan terhadap tagihan berjalan lebih cepat dan efektif. 5. Menggunakan beberapa sarana penyampaian informasi yang lebih kekinian seperti penggunaan pesan singkat (SMS), BBM, whatsapp dan media sosial lainnya. Hal ini menurut penulis lebih dapat diterima satker secara cepat dan efisien untuk segera ditindaklanjuti. Sebab melihat pada tingkat penggunaan di Indonesia yang rendah serta tingginya penggunaan media sosial akan sangat membantu dalam hal penyampaian informasi yang lebih cepat dan akurat. 6. Untuk kebijakan selanjutnya dengan skala sebesar SPAN sebaiknya DJPB melibatkan akademisi dan satker dalam proses perumusan serta lebih banyak melakukan analisis pra implementasi. Sehingga ketika kebijakan sekompleks dan sebesar SPAN diimplementasikan dapat diminimalisir kesalahan dan kekurangan yang terjadi.

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA DAN AKUNTABILITAS KEUANGAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA DAN AKUNTABILITAS KEUANGAN BAB III AKUNTABILITAS KINERJA DAN AKUNTABILITAS KEUANGAN A. Capaian IKU No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi % (1) (1) (2) (3) (4) (5) 1 2 3 4 5 6 7 Pelaksanaan Belanja Negara Yang Efektif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah salah satu kegiatan pemerintah yang berhubungan langsung dengan

BAB I PENDAHULUAN. adalah salah satu kegiatan pemerintah yang berhubungan langsung dengan 1.1. Reformasi Birokrasi BAB I PENDAHULUAN Salah satu efek reformasi birokrasi yang diinginkan oleh masyarakat adalah meningkatnya kualitas pelayanan publik. Hal ini dikarenakan pelayanan publik adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kinerja pemerintah dalam mengelola sumber daya publik. Perubahan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. kinerja pemerintah dalam mengelola sumber daya publik. Perubahan berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan reformasi sektor publik yang begitu dinamis saat ini tidak dapat dilepaskan dari tuntutan masyarakat yang melihat secara kritis buruknya kinerja

Lebih terperinci

LANGKAH LANGKAH STRATEGIS TAHUN ANGGARAN 2018

LANGKAH LANGKAH STRATEGIS TAHUN ANGGARAN 2018 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN Kantor Wilayah Provinsi Jawa Timur LANGKAH LANGKAH STRATEGIS TAHUN ANGGARAN 2018 KINERJA PELAKSANAAN ANGGARAN Pengukuran : Didasarkan

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. Capaian Kinerja Organisasi Sasaran Strategis IKU Target Realisasi Gap Pengelolaan perbendaharaan negara yang profesional, transparan dan akuntabel Kepuasan pengguna layanan

Lebih terperinci

BAB VII SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Bab ini berisi simpulan penelitian dan rekomendasi yang disusun peneliti

BAB VII SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Bab ini berisi simpulan penelitian dan rekomendasi yang disusun peneliti BAB VII SIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini berisi simpulan penelitian dan rekomendasi yang disusun peneliti untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ditemukan dalam implementasi sistem pengendalian intern

Lebih terperinci

Back Office. Middle Office. Front Office. Uraian Kegiatan. Satker. 1. Pelaksana Seksi Pencairan Dana (Petugas Validasi Tagihan)

Back Office. Middle Office. Front Office. Uraian Kegiatan. Satker. 1. Pelaksana Seksi Pencairan Dana (Petugas Validasi Tagihan) KEMENTERIAN KEUANGAN RI Nomor: KEP- /PB/2013 DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN Tanggal Penetapan: KANTOR WILAYAH DITJEN PERBENDAHARAAN Tanggal Revisi: KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA Nomor SOP:

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1094, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Instansi Vertikal. Direktorat Jenderal Perbendaharaan. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 169/PMK.01/2012

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disingkat SP2D adalah surat perintah yang diterbitkan oleh KPPN selaku Kuasa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disingkat SP2D adalah surat perintah yang diterbitkan oleh KPPN selaku Kuasa BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) Menurut Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER- 30/ PB/2014 menyatakan bahwa Surat Perintah Pencairan Dana yang selanjutnya

Lebih terperinci

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : Mewujudkan pengelolaan kas yang efisien dan optimal.

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : Mewujudkan pengelolaan kas yang efisien dan optimal. RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 215 A. KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA : B. UNIT ORGANISASI : (15) KEMENTERIAN

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PERBENDAHARAAN NEGARA DAN KESIAPAN PENYALURAN DAK FISIK DAN DANA DESA MELALUI KPPN

PENGELOLAAN PERBENDAHARAAN NEGARA DAN KESIAPAN PENYALURAN DAK FISIK DAN DANA DESA MELALUI KPPN KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PENGELOLAAN PERBENDAHARAAN NEGARA DAN KESIAPAN PENYALURAN DAK FISIK DAN DANA DESA MELALUI KPPN DISAMPAIKAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN DALAM

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. mekanikal, peralatan elektrikal, peralatan keselamatan kerja.

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. mekanikal, peralatan elektrikal, peralatan keselamatan kerja. 35 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Perumusan Objek Penelitian 3.1.1 Latar Belakang Perusahaan PT. Delta Suplindo Internusa adalah sebuah perusahaan distributor yang bergerak di bidang perdagangan

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 15/PB/2006 TENTANG MEKANISME PEMBAYARAN/PENYALURAN DAN PELAPORAN DANA PENYESUAIAN

Lebih terperinci

STRATEGI PELAKSANAAN ANGGARAN NEGARA SEBAGAI UPAYA MEWUJUDKAN PENCAPAIAN TARGET PEMBANGUNAN PEMERINTAH. Oleh :

STRATEGI PELAKSANAAN ANGGARAN NEGARA SEBAGAI UPAYA MEWUJUDKAN PENCAPAIAN TARGET PEMBANGUNAN PEMERINTAH. Oleh : STRATEGI PELAKSANAAN ANGGARAN NEGARA SEBAGAI UPAYA MEWUJUDKAN PENCAPAIAN TARGET PEMBANGUNAN PEMERINTAH Oleh : Fransin Kontu, email : fransin.ratih@gmail.com Dosen Ilmu Administrasi Negara Fisip - Unmus

Lebih terperinci

Laporan Kinerja KPPN Bandar Lampung 2015

Laporan Kinerja KPPN Bandar Lampung 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Penjelasan Umum Organisasi Laporan Kinerja KPPN Bandar Lampung tahun 2015 disusun sebagai bentuk perwujudan pertanggungjawaban pelaksanaan kinerja dalam mencapai sasaran strategis

Lebih terperinci

BAB III PENCAIRAN DAN PENYALURAN DANA

BAB III PENCAIRAN DAN PENYALURAN DANA DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 22/PB/2006 TENTANG PETUNJUK PENYALURAN DAN PENCAIRAN DANA BANTUAN SOSIAL

Lebih terperinci

DAFTAR ISI NOMOR SOP JUDUL SOP HAL

DAFTAR ISI NOMOR SOP JUDUL SOP HAL DAFTAR ISI STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP) INSTANSI VERTIKAL DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN DALAM PENERAPAN SISTEM PERBENDAHARAAN DAN ANGGARAN NEGARA (SPAN) A. KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PEMBAYARAN KEGIATAN MELALUI PENERBITAN SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA. nasional.kontan.co.id

PELAKSANAAN PEMBAYARAN KEGIATAN MELALUI PENERBITAN SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA. nasional.kontan.co.id PELAKSANAAN PEMBAYARAN KEGIATAN MELALUI PENERBITAN SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA nasional.kontan.co.id 1. PENDAHULUAN Era reformasi memunculkan sikap keterbukaan dalam sistem pemerintahan di Indonesia.

Lebih terperinci

POM CFM.01 Penyusunan Renstra BPOM

POM CFM.01 Penyusunan Renstra BPOM MASYARAKAT & PELAKU USAHA BAPPENAS Unit Kerja Tim Kerja Pimpinan ROREN POM-10.01.CFM.01 Penyusunan Renstra BPOM Tahap Teknokratik Tahap Politik Tahap Penetapan Renstra Proses Evaluasi Kinerja Tahunan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab I membahas permasalahan yang melatarbelakangi penelitian, pertanyaan

BAB I PENDAHULUAN. Bab I membahas permasalahan yang melatarbelakangi penelitian, pertanyaan BAB I PENDAHULUAN Bab I membahas permasalahan yang melatarbelakangi penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, motivasi penelitian dan kontribusi penelitian. Bab ini juga menjelaskan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

PMK nomor 197/PMK.05/2017 tentang Rencana Penarikan Dana, Rencana Penerimaan Dana, dan Perencanaan Kas

PMK nomor 197/PMK.05/2017 tentang Rencana Penarikan Dana, Rencana Penerimaan Dana, dan Perencanaan Kas PMK nomor 197/PMK.05/2017 tentang Rencana Penarikan Dana, Rencana Penerimaan Dana, dan Perencanaan Kas Latar Belakang Evaluasi atas pelaksanaan PMK nomor 277/PMK.05/2014 tentang Rencana Penarikan Dana,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/V/2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA BIDANG KETENAGAKERJAAN DAN KETRANSMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIANOMOR 277/PMK.05/2014TENTANG RENCANA PENARIKAN DANA, RENCANA PENERIMAAN DANA, DAN PERENCANAAN KAS

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIANOMOR 277/PMK.05/2014TENTANG RENCANA PENARIKAN DANA, RENCANA PENERIMAAN DANA, DAN PERENCANAAN KAS MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIANOMOR 277/PMK.05/2014TENTANG RENCANA PENARIKAN DANA, RENCANA PENERIMAAN DANA, DAN PERENCANAAN KAS DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER-20/PB/2006 TENTANG PETUNJUK PENYALURAN DAN PENCAIRAN DANA JAMINAN SOSIAL PENYANDANG

Lebih terperinci

Implementasi Langkah-Langkah Strategis Pelaksanaan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga Tahun Anggaran 2017

Implementasi Langkah-Langkah Strategis Pelaksanaan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga Tahun Anggaran 2017 RI Focus Group Discussion Implementasi Langkah-Langkah Strategis Pelaksanaan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga Tahun Anggaran 2017 Jakarta, 9 Maret 2017 Langkah-Langkah Strategis Pelaksanaan Anggaran

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 246-1. NAMA JABATAN : Kepala Seksi Setelmen Transaksi Instrumen Pembiayaan Syariah 2. IKHTISAR JABATAN: Melakukan pengumpulan data dan informasi perkiraan pembayaran kewajiban; melakukan rekonsiliasi

Lebih terperinci

Petunjuk Pengguna. Aplikasi Online Monitoring Sistem Perbendaharaan Anggaran Negara (SPAN) Ver 1.1

Petunjuk Pengguna. Aplikasi Online Monitoring Sistem Perbendaharaan Anggaran Negara (SPAN) Ver 1.1 Chapter: Error! No text of specified style in document. Petunjuk Pengguna Aplikasi Online Monitoring Sistem Perbendaharaan Anggaran Negara (SPAN) Ver 1.1 1 Daftar Isi Pendahuluan... 3 Login ke Aplikasi......

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dampak dari penggunaan teknologi informasi pada masa kini yang sangat luas tidak hanya dalam kehidupan sehari-hari tetapi juga dalam kegiatan

Lebih terperinci

MEKANISME PERKIRAAN PENCAIRAN DANA DAN TINGKAT REALISASI ANGGARAN PADA KPPN POSO. Palata Luru*)

MEKANISME PERKIRAAN PENCAIRAN DANA DAN TINGKAT REALISASI ANGGARAN PADA KPPN POSO. Palata Luru*) MEKANISME PERKIRAAN PENCAIRAN DANA DAN TINGKAT REALISASI ANGGARAN PADA KPPN POSO Palata Luru*) ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah mengetahui mekanisme perkiraan penarikan dana pada satuan kerja dan KPPN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengelolaan keuangan daerah adalah seluruh kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban dan pengawasan keuangan daerah

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 194/PMK.05/2014 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 194/PMK.05/2014 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 194/PMK.05/2014 TENTANG PELAKSANAAN ANGGARAN DALAM RANGKA PENYELESAIAN PEKERJAAN YANG TIDAK TERSELESAIKAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 154/PMK.05/2014 TENTANG PELAKSANAAN SISTEM PERBENDAHARAAN DAN ANGGARAN NEGARA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 154/PMK.05/2014 TENTANG PELAKSANAAN SISTEM PERBENDAHARAAN DAN ANGGARAN NEGARA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 154/PMK.05/2014 TENTANG PELAKSANAAN SISTEM PERBENDAHARAAN DAN ANGGARAN NEGARA Menimbang : a. DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Dalam rangka mendukung program Pemerintah untuk mewujudkan good governance dalam

Dalam rangka mendukung program Pemerintah untuk mewujudkan good governance dalam P R O P O S A L PROGRAM APLIKASI KOMPUTER SISTEM INFORMASI KEUANGAN - SISKA (Micro Treasury System) LATAR BELAKANG Dalam rangka mendukung program Pemerintah untuk mewujudkan good governance dalam penyelenggaraan

Lebih terperinci

NAMA JABATAN : Kepala Seksi Setelmen Transaksi Surat Utang Negara

NAMA JABATAN : Kepala Seksi Setelmen Transaksi Surat Utang Negara - 237-1. NAMA JABATAN : Kepala Seksi Setelmen Transaksi Surat Utang Negara 2. IKHTISAR JABATAN: Melakukan pengumpulan data dan informasi perkiraan pembayaran kewajiban; melakukan rekonsiliasi realisasi

Lebih terperinci

Denpasar, 25 November Oleh : R. Wiwin Istanti, S.E., Ak., M.Laws Kakanwil DJPB Prov. Bali

Denpasar, 25 November Oleh : R. Wiwin Istanti, S.E., Ak., M.Laws Kakanwil DJPB Prov. Bali Revisi Anggaran Pada Kanwil Ditjen Perbendaharaan Tahun Anggaran 2016 Denpasar, 25 November 2016 Oleh : R. Wiwin Istanti, S.E., Ak., M.Laws Kakanwil DJPB Prov. Bali 1 LANDASAN HUKUM Peraturan Menteri Keuangan

Lebih terperinci

PENYALURAN DAK FISIK DAN DANA DESA TA 2017

PENYALURAN DAK FISIK DAN DANA DESA TA 2017 PENYALURAN DAK FISIK DAN DANA DESA TA 2017 PELAKSANAAN PENYALURAN 1. Penyaluran melalui KPPN dilaksanakan berdasarkan PMK nomor 112/PMK.07/2017 tentang Perubahan PMK nomor 50/PMK.07/2017 tentang Pengelolaan

Lebih terperinci

BAB VII PENUTUP. implementasi kebijakan, dapat disimpulkan bahwa: 1) Format kebijakan dengan strategi pelimpahan kewenangan dari DJA kepada

BAB VII PENUTUP. implementasi kebijakan, dapat disimpulkan bahwa: 1) Format kebijakan dengan strategi pelimpahan kewenangan dari DJA kepada 151 BAB VII PENUTUP 7.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian terhadap proses dan hasil sementara dari implementasi kebijakan, dapat disimpulkan bahwa: 1) Format kebijakan dengan strategi pelimpahan

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI Jalan. Raya Jenderal Soedirman, Pintu I Senayan, Jakarta 10270 Telp. (021) 57946100 (HUNTING) / (fax) 021-57946052 Email : subdit_pk@dikti.go.id

Lebih terperinci

Pejabat Pembuat Komitmen, Pejabat Penanda Tangan SPM, dan Bendahara. untuk mendapatkan tema yang berkaitan dengan penelitian ini.

Pejabat Pembuat Komitmen, Pejabat Penanda Tangan SPM, dan Bendahara. untuk mendapatkan tema yang berkaitan dengan penelitian ini. 100 Satker yang menjadi objek penelitian, yang meliputi Kuasa Pengguna Anggaran, Pejabat Pembuat Komitmen, Pejabat Penanda Tangan SPM, dan Bendahara Pengeluaran. Hasil wawancara kemudian dianalisis menggunakan

Lebih terperinci

Peraturan Menteri Keuangan. Nomor 190/PMK.05/2012 tentang TATA CARA PEMBAYARAN DALAM RANGKA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

Peraturan Menteri Keuangan. Nomor 190/PMK.05/2012 tentang TATA CARA PEMBAYARAN DALAM RANGKA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang TATA CARA PEMBAYARAN DALAM RANGKA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Keberadaan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara ( KPPN) Bandar

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Keberadaan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara ( KPPN) Bandar IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat KPPN Bandar Lampung Keberadaan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara ( KPPN) Bandar Lampung yang merupakan ujung tombak pelayanan publik yang dimiliki

Lebih terperinci

- 436-11. Standar Pelayanan Pembayaran Tagihan Pihak Ketiga pada Bagian Anggaran 007.01 dan Bagian Anggaran 069.03

- 436-11. Standar Pelayanan Pembayaran Tagihan Pihak Ketiga pada Bagian Anggaran 007.01 dan Bagian Anggaran 069.03 - 436-11. Standar Pelayanan Pembayaran Tagihan Pihak Ketiga pada Bagian Anggaran 007.01 dan Bagian Anggaran 069.03 STANDAR PELAYANAN PEMBAYARAN TAGIHAN PIHAK KETIGA PADA BAGIAN ANGGARAN 007.01 DAN BAGIAN

Lebih terperinci

Laporan Kinerja KPPN Bandar Lampung 2015

Laporan Kinerja KPPN Bandar Lampung 2015 BAB II PERENCANAAN KINERJA A. Rencana Strategis KPPN Bandar Lampung mempunyai visi Menjadi pengelola perbendaharaan negara di daerah yang profesional, modern, transparan, dan akuntabel. Sedangkan misi

Lebih terperinci

SOP Gagal Unggah ADK Resume Tagihan

SOP Gagal Unggah ADK Resume Tagihan KEMENERIAN KEUANGAN RI Nomor: KEP- /PB/2013 DIREKORA JENDERAL PERBENDAHARAAN anggal Penetapan: KANOR WILAAH DIJEN PERBENDAHARAAN anggal Revisi: KANOR PELAANAN PERBENDAHARAAN NEGARA Nomor SOP: KP/SPAN/070

Lebih terperinci

POM CFM.01 Penyusunan Renstra BPOM

POM CFM.01 Penyusunan Renstra BPOM MASYARAKAT & PELAKU USAHA BAPPENAS Unit Kerja Tim Kerja Pimpinan ROREN POM-11.01.CFM.01 Penyusunan Renstra BPOM Tahap Teknokratik Tahap Politik Tahap Penetapan Renstra 15.04 Tinjauan Manajemen Membuat

Lebih terperinci

MEKANISME PENCAIRAN APBN DAN SYARAT ADMINISTRASI PEMBEBANAN

MEKANISME PENCAIRAN APBN DAN SYARAT ADMINISTRASI PEMBEBANAN MEKANISME PENCAIRAN APBN DAN SYARAT ADMINISTRASI PEMBEBANAN 4 Melaksanakan Pengujian Tagihan dan Pembayaran terkait Mekanisme Pembayaran Tagihan atas Beban APBN Melaksanakan Pengujian Tagihan atas Pembayaran

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

2013, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA. BAB I KETENTUAN UMU

2013, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA. BAB I KETENTUAN UMU No.103, 2013 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN NEGARA. Pelaksanaan. APBN. Tata Cara. (Penjelesan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5423) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

Written by JiNN Tuesday, 17 September :13 - Last Updated Wednesday, 18 September :21

Written by JiNN Tuesday, 17 September :13 - Last Updated Wednesday, 18 September :21 1. NAMA JABATAN: Kepala Seksi Pencairan Dana dan Manajemen Satker 2. IKHTISAR JABATAN: Melakukan pengujian resume tagihan dan SPM, penerbitan SP2D, penerbitan Surat Pengesahan Pendapatan dan Belanja BLU,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Pengelolaan Dana Kas Kecil Bendahara Pengeluaran adalah orang ditunjuk untuk menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan dan mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan

Lebih terperinci

2016, No c. bahwa untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan kas negara terkait dengan cara pelaksanaan pembayaran kegiatan yang

2016, No c. bahwa untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan kas negara terkait dengan cara pelaksanaan pembayaran kegiatan yang No.268, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Pembayaran Kegiatan. Pelaksanaan. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/PMK.05/2016 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan berupa penerimaan dan pengeluaran anggaran yang dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan berupa penerimaan dan pengeluaran anggaran yang dilaksanakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) merupakan unsur penting dalam keuangan negara yang dikelola langsung oleh pemerintah. Anggaran berisi rencana

Lebih terperinci

HAL-HAL PENTING YANG WAJIB DILAKSANAKAN TERKAIT PENGAJUAN PENCAIRAN DI KPPN TARAKAN PASCA ROLLOUT SPAN

HAL-HAL PENTING YANG WAJIB DILAKSANAKAN TERKAIT PENGAJUAN PENCAIRAN DI KPPN TARAKAN PASCA ROLLOUT SPAN HAL-HAL PENTING YANG WAJIB DILAKSANAKAN TERKAIT PENGAJUAN PENCAIRAN DI KPPN TARAKAN PASCA ROLLOUT SPAN 1. Tipe Supplier yang ada di Satker, yaitu : Tipe 1 (Satker) => Nama Satker, digunakan untuk Pengajuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan negara yaitu Undang-Undang No.17 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan negara yaitu Undang-Undang No.17 Tahun 2003 tentang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Paket kebijakan di bidang keuangan negara yang menjadi fondasi pengelolaan keuangan negara yaitu Undang-Undang No.17 Tahun 2003 tentang Pengelolaan Keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun anggaran 2013, kewenangan atas pengesahan Daftar Isian

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun anggaran 2013, kewenangan atas pengesahan Daftar Isian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak tahun anggaran 2013, kewenangan atas pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) beralih dari Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPB) kepada Direktorat

Lebih terperinci

Frequently Asked Questions (FAQ)

Frequently Asked Questions (FAQ) Frequently Asked Questions (FAQ) Subdit Evaluasi Keuangan Daerah No Pertanyaan Jawaban 1. 2. 3. Bagaimana gambaran umum pendapatan daerah dalam APBD 2017? Bagaimana gambaran umum belanja daerah dalam APBD

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. A. Implementasi Prosedur Pencairan Dana Langsung pada Kantor Pelayanan

BAB IV PEMBAHASAN. A. Implementasi Prosedur Pencairan Dana Langsung pada Kantor Pelayanan BAB IV PEMBAHASAN A. Implementasi Prosedur Pencairan Dana Langsung pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Yogyakarta Implementasi Prosedur Pencairan Dana Langsung sesuai dengan peraturan Direktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 menjadi tonggak sejarah dalam pengelolaan Keuangan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 menjadi tonggak sejarah dalam pengelolaan Keuangan Negara. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tahun 2003 menjadi tonggak sejarah dalam pengelolaan Keuangan Negara. Pemerintah berhasil menetapkan ketentuan hukum pengelolaan keuangan negara yakni UU Nomor

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.5, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Santunan. Cacat. TNI. Pembayaran. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2/PMK.05/2013 TENTANG PEMBAYARAN SANTUNAN CACAT PRAJURIT

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. pembayaran gaji di Kementerian Pemuda dan Olahraga sebagai berikut:

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. pembayaran gaji di Kementerian Pemuda dan Olahraga sebagai berikut: BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan analisis pada bab 4 yang didukung oleh teori teori sebelumnya, maka peneliti dapat mengambil kesimpulan mengenai sistem pembayaran gaji di Kementerian

Lebih terperinci

Frequently Asked Questions (FAQ)

Frequently Asked Questions (FAQ) Frequently Asked Questions (FAQ) Subdit Evaluasi Keuangan Daerah No Seksi Pertanyaan Jawaban I Evaluasi Pendapatan dan Belanja Daerah 1. Bagaimana gambaran umum pendapatan daerah dalam APBD 2017? Komposisi

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 43 /PB/2007 TENTANG PETUNJUK PENYALURAN DAN PENCAIRAN DANA PROGRAM KELUARGA

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Pengembangan Sumber Daya Air (PUSAIR). Dalam pelaksanaan kerja praktek

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Pengembangan Sumber Daya Air (PUSAIR). Dalam pelaksanaan kerja praktek BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Penulis melaksanakan kerja praktek di Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air (PUSAIR). Dalam pelaksanaan kerja praktek

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK SURAT PENGESAHAN NOMOR SP DIPA-078.01-0/AG/2014 DS 1701-7126-6142-9885 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. UU No. 23

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Audit operasional dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan

BAB IV PEMBAHASAN. Audit operasional dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan BAB IV PEMBAHASAN Audit operasional dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan keekonomisan suatu perusahaan. Untuk memulai suatu pemeriksaan, seorang auditor harus terlebih dahulu mengadakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI DAFTAR ISI Halaman Judul.. i Halaman Pengesahan ii Halaman Pernyataan... iii Prakata... iv Daftar Isi... v Daftar Tabel... vii Daftar Gambar/Grafik... viii Daftar Lampiran... ix Daftar Singkatan... x Intisari...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebagai wujud

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebagai wujud BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara ditetapkan setiap tahun dengan undangundang dan dilaksanakan secara terbuka

Lebih terperinci

II. PROSEDUR PENYUSUNAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN ( DIPA )

II. PROSEDUR PENYUSUNAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN ( DIPA ) STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP ) URUSAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI TANAH GROGOT I. PROSEDUR PERENCANAAN ANGGARAN PENGADILAN TINGGI SAMARINDA PENGADILAN NEGERI TANAH GROGOT Jalan Jenderal Sudirman No.

Lebih terperinci

OVERVIEW TATA CARA PEMBAYARAN DALAM RANGKA PELAKSANAAN APBN

OVERVIEW TATA CARA PEMBAYARAN DALAM RANGKA PELAKSANAAN APBN OVERVIEW TATA CARA PEMBAYARAN DALAM RANGKA PELAKSANAAN APBN 2 KUASA PENGGUNA ANGGARAN Menteri/Pimpinan Lembaga selaku PA berwenang menunjuk kepala Satker yang berstatus Pegawai Negeri Sipil untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB VII SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Bab ini menjelaskan mengenai simpulan yang menjawab tujuan dari

BAB VII SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Bab ini menjelaskan mengenai simpulan yang menjawab tujuan dari BAB VII SIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini menjelaskan mengenai simpulan yang menjawab tujuan dari penelitian berdasarkan analisis data. Kemudian berdasarkan simpulan tersebut, penulis memberikan rekomendasi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA (KPPN) SEMARANG II

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA (KPPN) SEMARANG II BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA (KPPN) SEMARANG II 2.1 Sejarah Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Semarang II Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara yang secara umum disingkat

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 78 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan mengenai peranan audit internal dalam menunjang efektivitas pengendalian internal penjualan yang diperoleh

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR : SP DIPA-78.1-/216 A. DASAR HUKUM : 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

PAPARAN KANWIL DJPB PROVINSI JAWA BARAT RAKOR PELAKSANAAN EVALUASI DAN PELAPORAN DANA APBN PROV. JABAR

PAPARAN KANWIL DJPB PROVINSI JAWA BARAT RAKOR PELAKSANAAN EVALUASI DAN PELAPORAN DANA APBN PROV. JABAR KANWIL DITJEN PERBENDAHARAN PROVINSI JAWA BARAT PAPARAN KANWIL DJPB PROVINSI JAWA BARAT RAKOR PELAKSANAAN EVALUASI DAN PELAPORAN DANA APBN PROV. JABAR INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN

Lebih terperinci

Perka BNN Nomor tahun 2012 tentang tunkin

Perka BNN Nomor tahun 2012 tentang tunkin BIRO KEUANGAN No PERMASALAHAN PENYEBAB PEDOMAN SOLUSI KEBIJAKAN 1 Lamanya proses pencairan dan payroll tunjangan kinerja serta uang makan PNS Satker seringkali terlambat mengirimkan berkas pengajuan tunjangan

Lebih terperinci

SOP Gagal Unggah ADK Resume Tagihan

SOP Gagal Unggah ADK Resume Tagihan KEMENERIAN KEUANGAN RI Nomor: KEP- /PB/2013 DIREKORA JENDERAL PERBENDAHARAAN anggal Penetapan: KANOR WILAAH DIJEN PERBENDAHARAAN anggal Revisi: KANOR PELAANAN PERBENDAHARAAN NEGARA Nomor SOP: KP/SPAN/093

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN, PIUTANG, DAN PENERIMAAN KAS PT. AROMATECH INTERNATIONAL

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN, PIUTANG, DAN PENERIMAAN KAS PT. AROMATECH INTERNATIONAL BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN, PIUTANG, DAN PENERIMAAN KAS PT. AROMATECH INTERNATIONAL 3.1 Analisis Sistem Informasi Akuntansi Penjualan dan Piutang Usaha PT. Aromatech International

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM PERBENDAHARAAN DAN ANGGARAN NEGARA (SPAN) DALAM PROSES PENCAIRAN DANA APBN PADA KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA JAKARTA II

ANALISIS SISTEM PERBENDAHARAAN DAN ANGGARAN NEGARA (SPAN) DALAM PROSES PENCAIRAN DANA APBN PADA KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA JAKARTA II ANALISIS SISTEM PERBENDAHARAAN DAN ANGGARAN NEGARA (SPAN) DALAM PROSES PENCAIRAN DANA APBN PADA KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA JAKARTA II Tridasa Novany Wijaya Hamidah Zaenal Fanani Universitas

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR DIPA-078.01-0/2013 DS 5976-2607-1781-0807 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004

Lebih terperinci

Written by JiNN Tuesday, 17 September :43 - Last Updated Wednesday, 25 September :53

Written by JiNN Tuesday, 17 September :43 - Last Updated Wednesday, 25 September :53 NAMA JABATAN: Kepala Seksi Bank IKHTISAR JABATAN:Melakukan penyelesaian transaksi pencairan dana, fungsi cash management, penerbitan Daftar Tagihan, pengelolaan rekening Kuasa BUN dan Bendahara serta penatausahaan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1376, 2016 KEMENKEU. pemberi Pinjaman/Hibah Luar Negeri. Dana. Penyediaan dan Pengembalian. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 135/PMK.05/2016 TENTANG

Lebih terperinci

PETUNJUK PENGGUNAAN SITUS MONITORING DATA INTRANET DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

PETUNJUK PENGGUNAAN SITUS MONITORING DATA INTRANET DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PETUNJUK PENGGUNAAN SITUS MONITORING DATA INTRANET DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 2012 Daftar Isi Daftar Isi... 2 Pendahuluan... 3 I. Setting Awal... 4 II. Menu Layanan Informasi Ditjen Perbendaharaan...

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.163, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Pebembayaran. Penggantian. Penerbitan Surat Berharga. Syariah Negara. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24/PMK.05/2014

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. memudahkan para pekerja dalam menyelesaikan suatu masalah secara terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. memudahkan para pekerja dalam menyelesaikan suatu masalah secara terperinci BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2..1 Kajian Pustaka 2.1.1 Prosedur Prosedur merupakan rangkaian atau langkah-langkah yang dilaksanakan untuk menyelesaikan kegiatan atau aktivitas, sehingga

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.229,2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30/PMK.08/2012 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN DANA CADANGAN PENJAMINAN DALAM RANGKA PELAKSANAAN ANGGARAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. No.444, 2013 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Kuangan Negara. Ketenagakerjaan. Ketransmigrasian. Pengelolaan. Pedoman.

BERITA NEGARA. No.444, 2013 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Kuangan Negara. Ketenagakerjaan. Ketransmigrasian. Pengelolaan. Pedoman. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.444, 2013 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Kuangan Negara. Ketenagakerjaan. Ketransmigrasian. Pengelolaan. Pedoman. PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

Lebih terperinci

Petunjuk Teknis Reviu Laporan Keuangan

Petunjuk Teknis Reviu Laporan Keuangan 1 Petunjuk Teknis Reviu Laporan Keuangan Disampaikan oleh: Mohamad Hardi, Ak. MProf Acc., CA Inspektur I Kementerian Ristek Dikti Pada Rapat Koordinasi Pengawasan 2 Februari 2017 1. PELAPORAN KEUANGAN

Lebih terperinci

Standar Pelayanan Pembayaran Honorarium dan Tunjangan Kerja pada Satuan Kerja Komisi Ombudsman Nasional

Standar Pelayanan Pembayaran Honorarium dan Tunjangan Kerja pada Satuan Kerja Komisi Ombudsman Nasional - 443-12. Standar Pelayanan Pembayaran Honorarium dan Tunjangan Kerja pada Satuan Kerja Komisi Ombudsman Nasional STANDAR PELAYANAN PEMBAYARAN HONORARIUM DAN TUNJANGAN KERJA PADA SATUAN KERJA KOMISI OMBUDSMAN

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PERBENDAHARAAN NEGARA DAN KESIAPAN PENYALURAN DAK FISIK DAN DANA DESA MELALUI KPPN

PENGELOLAAN PERBENDAHARAAN NEGARA DAN KESIAPAN PENYALURAN DAK FISIK DAN DANA DESA MELALUI KPPN KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PENGELOLAAN PERBENDAHARAAN NEGARA DAN KESIAPAN PENYALURAN DAK FISIK DAN DANA DESA MELALUI DISAMPAIKAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN DALAM SOSIALISASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pemerintah sebagai organisasi sektor publik

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pemerintah sebagai organisasi sektor publik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah pusat sebagai organisasi sektor publik mempunyai tugas utama untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat. Pemerintah dituntut peranannya dalam mewujudkan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. administratif diserahkan kepada Kementerian Negara/Lembaga (K/L), dan

BAB I PENDAHULUAN. administratif diserahkan kepada Kementerian Negara/Lembaga (K/L), dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara disebutkan bahwa pembagian tugas dan wewenang administratif diserahkan kepada Kementerian

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Anggaran. Rehabilitasi. Rekonstruksi. Nanggroe Aceh Darussalam. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Anggaran. Rehabilitasi. Rekonstruksi. Nanggroe Aceh Darussalam. Pedoman. No.103, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Anggaran. Rehabilitasi. Rekonstruksi. Nanggroe Aceh Darussalam. Pedoman. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94/PMK.05/2009

Lebih terperinci

LAPORAN BOK UPT DINAS KESEHATAN UNIT PUSKESMAS TAHUN 2013

LAPORAN BOK UPT DINAS KESEHATAN UNIT PUSKESMAS TAHUN 2013 LAPORAN BOK UPT DINAS KESEHATAN UNIT PUSKESMAS TAHUN 2013 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas terselesaikannya Laporan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Dinas Kesehatan Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Kantor Dinas Permukiman Dan Perumahan Provinsi Jawa Barat. Di

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Kantor Dinas Permukiman Dan Perumahan Provinsi Jawa Barat. Di 34 BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1. Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Selama melaksankan kerja praktek, penulis ditempatkan di Sub Bagian Keuangan Kantor Dinas Permukiman Dan Perumahan Provinsi Jawa

Lebih terperinci

SISTEM PENGELOLAAN APBN YANG AKUNTABEL BERBASIS AKRUAL

SISTEM PENGELOLAAN APBN YANG AKUNTABEL BERBASIS AKRUAL SISTEM PENGELOLAAN APBN YANG AKUNTABEL BERBASIS AKRUAL DISAMPAIKAN OLEH : MULYO SLAMET BIDANG PAPK KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROV. JATENG PADA RAKORLAMINTEK KEGIATAN PEMBANGUNAN PERKEBUNAN JAWA TENGAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Migas) di Cepu merupakan salah satu instansi yang mempunyai tugas

BAB I PENDAHULUAN. Migas) di Cepu merupakan salah satu instansi yang mempunyai tugas BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi (Pusdiklat Migas) di Cepu merupakan salah satu instansi yang mempunyai tugas pokok untuk melaksanakan pendidikan

Lebih terperinci

MAHKAMAH AGUNG MAHKAMAH REPUBLIK INDONESIA AGUNG REPUBLIK INDONESIA

MAHKAMAH AGUNG MAHKAMAH REPUBLIK INDONESIA AGUNG REPUBLIK INDONESIA MAHKAMAH AGUNG MAHKAMAH REPUBLIK INDONESIA AGUNG REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN SEKRETARIS MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 002/Sek/SK/I/2009 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBAYARAN ANGGARAN PENDAPATAN

Lebih terperinci

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Jin. Frans Seda, TelplFax. (0380) 8553935 Kupang - NTT Webslte:www.ntt.kemenag.go.id Nomor Sifat Lampiran

Lebih terperinci

LAMPIRAN PEDOMAN WAWANCARA. Kepala KPPN. Standard dan arah kebijakan

LAMPIRAN PEDOMAN WAWANCARA. Kepala KPPN. Standard dan arah kebijakan LAMPIRAN PEDOMAN WAWANCARA Kepala KPPN Standard dan arah kebijakan 1. Apa yang dimaksud dengan SPAN (Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara)? 2. Apakah dasar hukum pelaksanaan Sistem Perbendaharaan

Lebih terperinci