MODEL PENILAIAN RISIKO PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI (STUDI KASUS : PUSAT INFORMASI PENGAWASAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MODEL PENILAIAN RISIKO PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI (STUDI KASUS : PUSAT INFORMASI PENGAWASAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN)"

Transkripsi

1 MODEL PENILAIAN RISIKO PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI (STUDI KASUS : PUSAT INFORMASI PENGAWASAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN) Mohammad Fahmi Kurniawan dan Joko Lianto Buliali Program Studi Magister Manajemen Teknologi Bidang Keahlian Manajemen Teknologi Informasi Program Pascasarjana Institut Teknologi Sepuluh Nopember Penulis adalan pegawai pada BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Timur m.fahmi@bpkp.go.id ABSTRAK Pusat Informasi Pengawasan (Pusinfowas) adalah eselon II BPKP yang tugas pokoknya melaksanakan kegiatan pengelolaan data dan informasi pengawasan serta pengembangan sistem informasi dan jaringan. Tugas pokok tersebut merupakan usaha Pusinfowas untuk memberikan value bagi stakeholders dengan memanfaatkan sumber daya teknologi informasi (TI). Ketergantungan te rhadap TI ini memaksa Pusinfowas untuk mengeliminasi atau menghilangkan semua bentuk gangguan/kelemahan yang pernah atau akan terjadi dengan melakukan penilaian risiko. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan daftar peringkat risiko penggunaan TI beserta sebab-sebab yang dominan. Untuk mencapai tujuan tersebut, penelitian ini dimulai dari proses pemetaan sasaran TI menurut ITGI berdasarkan sasaran TI menurut BPKP, identifikasi proses-proses TI yang terkait, identifikasi risiko, analisis pemicu dan dampak, analisis pengendalian dan yang terakhir proses evaluasi risiko. Teknik pairwise comparison yang biasa dipakai dalam metode pengambilan keputusan Analytic Hierarchy Process (AHP), digunakan untuk menentukan tingkat kemungkinan dan dampak masing-masing risiko dengan memanfaatkan semua risiko sebagai elemen keputusan. Berdasarkan perkalian tingkat kemungkinan dan dampak, maka dihasilkan daftar peringkat risiko. Hasil penelitian telah menghasilkan sasaran TI menurut ITGI yaitu Optimalisasi Penggunaan Informasi. Sasaran tersebut dicapai melalui proses Pendefinisian Arsitektur Informasi (PO2) dan proses Pengelolaan Data (DS). Risiko untuk masing -masing proses telah diidentifikasi, dan setelah dilakukan analisis pengendalian kemudian dilakukan pengukuran tingkat kemungkinan dan dampak sehingga menghasilkan daftar prioritas risiko. Prioritas tinggi risiko proses PO2 mencakup Risiko Definisi Informasi dan Risiko Ketersediaan Data. Prioritas tinggi risiko proses DS mencakup Risiko Kualitas Data Input dan Risiko Data Kritis. Risiko-risiko tersebut selanjutnya menjadi dasar alokasi sumber daya untuk penanganan yang efektif. Kata kunci: Pusinfowas, identifikasi risiko, analisis risiko, evaluasi risiko, pairwise comparison, prioritas risiko. PENDAHULUAN

2 Pada suatu organisasi penggunaan TI untuk menghasilkan value bagi stakeholders bukannya tanpa risiko. Ibarat uang logam, salah satu sisinya adalah value dan sisi lainnya adalah risiko. Risiko melekat dan pasti ada pada setiap organisasi apapun bentuknya, sehingga setiap organisasi wajib untuk memastikan bahwa setiap usahanya untuk menciptakan value selalu diiringi dengan usahanya untuk mengurangi atau menghilangkan risiko. Tujuan dibentuknya Pusinfowas adalah untuk kepentingan pengambilan keputusan stakeholders dan pengelolaan manajemen. Demi mencapai tujuannya ini, sejak tahun 2006 Pusinfowas telah menginvestasikan anggaran yang cukup besar untuk membeli peralatan TI sebagai media atau alat otomatisasi dan integrasi data aktivitas pengawasan. Sejak saat itu pula, BPKP semakin lama semakin mengurangi aktivitas fisik ekstraksi data pengawasan dan membuatnya semakin bergantung kepada sumber daya TI. Untuk menjaga bahwa sumber daya TI benar-benar beroperasi dan bermanfaat dalam mencapai tujuan, maka perlu suatu proses asesmen untuk mengeliminasi risiko. Terkait permasalahan di atas, tujuan penelitian ini adalah menghasilkan daftar peringkat risiko penggunaan TI. Daftar peringkat risiko ini bermanfaat bagi Pusinfowas sebagai dasar atau bahan masukan untuk menentukan prioritas rencana tindak penanganan suatu risiko beserta alokasi sumber daya yang diperlukan. Definisi risiko Definisi risiko adalah events with a negative impact represent risks, which can prevent value creation or erode existing value (COSO, 2004). Definisi risiko lainnya adalah the net negative impact of the exercise of a vulnerability, considering both the probability and the impact of occurrence (NIST, 2002). Definisi risiko menurut ISO 3000 adalah as the effect of uncertainty on objectives. Berdasarkan ketiga definisi tersebut, pada dasarnya risiko adalah terhambatnya penciptaan nilai atau penurunan nilai yang ada karena sesuatu terjadi, dengan mempertimbangkan probabilitas dan dampak. Risk Assessment ISO mendefinisikan risk assessment adalah sub proses manajemen risiko yang berisi aktivitas identifikasi risiko, analisis dan evaluasi risiko. Definisi yang sama dari COSO bahwa risk assessment adalah proses identifikasi dan penilaian peristiwa yang mungkin terjadi dan mempengaruhi tujuan. Identifikasi risiko merupakan proses mencari, menemukan dan mendefinisikan risiko yang mempengaruhi tujuan organisasi. Identifikasi risiko dapat dilakukan antara lain dengan menggunakan data historis, kajian teoritis, pendapat ahli, maupun analisis keinginan stakeholder s. Analisis risiko merupakan proses mengembangkan pemahaman yang utuh tentang suatu risiko terkait sebab dan sumber risiko, tingkat kemungkinan terjadinya risiko serta dampak. Sebagai metodenya, penentuan tingkat kemungkinan dan dampak dapat menggunakan salah satu metode dari metode kualitatif, semi kuantitatif atau kuantitatif. Evaluasi risiko bertujuan memudahkan mengambil keputusan risiko-risiko yang perlu mendapatkan prioritas penanganan. Langkah-langkah proses evaluasi risiko adalah mendapatkan pemahaman final berupa kombinasi besarnya kemungkinan dan besarnya

3 dampak yang dituangkan dalam bentuk tingkat risiko, kemudian menentukan prioritas risiko berdasarkan tingkat risiko. Risiko yang mempunyai tingkat risiko terbesar merupakan prioritas utama penanganan risiko. Sasaran, Proses TI dan Control Objectives Untuk memastikan bahwa investasinya dipergunakan menuju ke arah pencapaian sasaran strategis, maka organisasi menetapkan sasaran TI. The IT Governance Institute (selanjutnya disebut ITGI) dalam dokumen Control Objective for Information and Related Technology versi 4. (selanjutnya disebut COBIT) menguraikan 28 sasaran TI, beserta proses-proses TI yang terkait dari keseluruhan jumlah proses TI sebanyak 34 proses.. Masing-masing proses TI dilengkapi dengan control objectives agar pengelolaanya dapat dikatakan baik dan efektif. Keterkaitan sasaran TI, proses TI dan control objectives dijelaskan pada gambar. Gambar Hubungan Sasaran TI, Proses TI dan control objectives (ITGI, 2007)) Pairwise Comparison Pairwise comparison atau perbandingan berpasangan, merupakan teknik perbandingan yang biasa dipakai dalam metode pengambilan keputusan AHP. Pairwise comparison ini memanfaatkan bilangan/skala, yang mencerminkan tingkat preferensi/kepentingan suatu perbandingan elemen keputusan dalam kontribusinya terhadap pencapaian suatu tujuan. (Ciptomulyono, 2003). Bilangan skala ditunjukkan pada tabel. Tabel Skala Saaty untuk bobot numerik AHP Skala Skala Kualitatif dan Definisi Numerik Elemen yang satu dinilai sama penting dibandingkan elemen yang lain 3 Elemen yang satu dinilai sedikit lebih penting dibandingkan elemen yang lain 5 Elemen yang satu dinilai cukup penting dibandingkan elemen yang lain 7 Elemen yang satu dinilai sangat penting dibandingkan elemen yang lain 9 Elemen yang satu dinilai mutlak lebih penting dibandingkan elemen yang lain Sumber : Ciptomulyono, 2003

4 Opini kelompok ditetapkan dengan menghitung rata-rata geometri seluruh opini responden (Julianto Hadi, 20), kemudian setiap perbandingan elemen keputusan dimasukkan dalam suatu matrik perbandingan untuk menentukan bobot setiap elemen terhadap pencapaian tujuan. Saaty menyarankan sebaiknya CRI dibawah 0 % (0,) untuk menunjukkan bahwa value judgement yang diberikan dapat diterima, dan kalau sebaliknya memerlukan revisi atau peninjauan kembali (Ciptomulyono, 2003).

5 METODE PENELITIAN Metodologi penelitian ini mengacu pada proses manajemen risiko menurut ISO HASIL PENELITIAN Gambar 2 Bagan Arus Metodologi Penelitian Sasaran TI BPKP Untuk memenuhi kebutuhan para stakeholders, TI diposisikan sebagai enabler dalam enam sasaran penerapan TI di BPKP, yaitu:. Management; sebagai sarana untuk mengelola kegiatan pengawasan. 2. Decision support; sebagai sarana penyedia informasi untuk pengambilan keputusan. 3. Intelligence; sebagai sarana untuk mendeteksi secara dini potensi-potensi masalah dalam program kerja pemerintah. 4. Knowledge creation; sebagai sarana untuk menciptakan pemahaman baru dan mendiseminasikannya kepada semua stakeholders. 5. Collaboration; sebagai sarana pertukaran informasi dan pengetahuan. 6. Integration; sebagai sarana untuk mengkonsolidasikan data dan informasi pengawasan seluruh instansi pengawasan internal. 4. Kebijakan Pengendalian TI 4.2 Setelah data komponen TI diperoleh, tahap berikutnya adalah mendapatkan kebijakan dan prosedur pengendalian sistem dan teknologi informasi yang diimplementasikan di BPKP. Kebijakan pengamanan sistem informasi diatur melalui melalui SK Kepala

6 BPKP Nomor Kep-35/K/IP/2005 tentang Kebijakan Pengamanan Sistem Informasi di Lingkungan BPKP. Hal-hal yang diatur dalam kebijakan ini meliputi: 4.3 Pengamanan perangkat keras, meliputi pengamanan perangkat keras sejak saat pengadaan, instalasi, penggunaan, penyimpanan termasuk penyimpanan barang habis pakai serta dokumentasi. 4.4 Pengamanan lokasi, meliputi pengaturan keamanan lokasi termasuk didalamnya lokasi data. 4.5 Pengamanan perangkat lunak komersil dan pengembangan sendiri. Pengamanan perangkat lunak komersil dimulai sejak tahap pengadaan sampai dengan pemeliharaan dan dokumentasi. Pengamanan perangkat lunak pengembangan sendiri meliputi pengendalian kode, pengembangan, pelatihan dan pembuatan manual. 4.6 Pengamanan sumber daya manusia, meliputi pengamanan data dan dokumentasi kepegawaian, pengaturan keamanan pasca berhentinya pegawai dan pelatihan sumber daya manusia. 4.7 Pengamanan data dan informasi, meliputi pengendalian akses sistem informasi, pengklasifikasian data dan informasi, dan pengolahan informasi dan dokumen. 4.8 Pengamanan tindakan hukum, meliputi tindakan pencegahan kejahatan komputer dan monitoring kepatuhan terhadap hukum 4.9 Penanganan tindakan keamanan, meliputi pengaturan mekanisme pelaporan dan penanganan pelanggaran Pemetaan Sasaran TI ITGI dan Proses TI yang Terlibat Langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah memetakan 6 sasaran TI BPKP terhadap 28 sasaran TI ITGI. Kecenderungan tertinggi responden menunjukkan bahwa sasaran TI ITGI paling erat kaitannya dengan sasaran TI BPKP adalah sasaran TI Optimalisasi Penggunaan Informasi. Dari tabel generik dokumen COBIT, ITGI menguraikan bahwa sasaran Optimalisasi Penggunaan Informasi ini dicapai dengan 2 (dua) proses TI yaitu Pendefinisian Arsitektur Informasi (PO2) dan Pengelolaan data (DS).

7 Hasil Identifikasi Risiko Proses PO2 Daftar risiko proses PO2 yang mungkin akan mempengaruhi sasaran Optimalisasi Penggunaan Informasi. Risiko-risiko tersebut adalah: R.PO2.. Risiko Definisi Informasi R.PO2.2. Risiko ketersediaan data R.PO2.2.R.PO2.3. Risiko inkonsistensi pengembangan aplikasi R.PO2.3.R.PO2.4. Risiko inkonsistensi data R.PO2.5. Risiko duplikasi data R.PO2.6. Risiko evaluasi arsitektur informasi R.PO2.7. Risiko ketersediaan kamus data R.PO2.8. Risiko ketersediaan pedoman sintax data R.PO2.9. Risiko elemen data tidak kompatibel R.PO2.4.R.PO2.0. Risiko inefisiensi rencana investasi TI R.PO2.. Risiko ketersediaan skema klasifikasi data R.PO2.2. Risiko keamanan data R.PO2.3. Risiko integritas data yang disimpan R.PO2.4. Risiko ketersediaan prosedur pengelolaan integritas R.PO2.5.R.PO2.5. Risiko akumulasi data tidak bermanfaat R.PO2.6. Risiko maintenance kelayakan arsitektur informasi 4.9. Risiko ini berkaitan dengan arsitektur informasi yang sulit untuk diimplementasikan. Kesulitan ini mungkin disebabkan antara lain belum adanya kesepakatan dengan pihak eksternal BPKP selaku pemilik data input, kesepakatan dengan stakeholders sebagai pengguna informasi, belum ada evaluasi progress capaian arsitektur informasi, dll. R.PO2.7. Risiko kamus data tidak tersedia Kamus data ini merupakan media komunikasi bagi analis sistem dan programmer terkait data apa yang diperlukan dalam suatu sistem untuk menghasilkan informasi. Kamus data mencakup pula data tentang definisi, kepemilikan data serta data tentang elemen data. Sampai saat ini BPKP belum mempunyai kamus data. R.PO2.8. Risiko pedoman sintax data tidak tersedia Secara sederhana, pedoman sintax adalah pedoman yang berisi prinsip dan aturan untuk mengkonstruksikan berbagai macam data sehingga mempunyai makna/maksud tertentu. Sampai saat ini BPKP belum mempunyai pedoman sintax data. R.PO2.9. Risiko duplikasi data Risiko ini berkaitan dengan terciptanya data yang sama oleh pihak yang berbeda. Seharusnya data hanya di-create satu kali oleh data owner namun bisa disharing pemanfaatannya. Duplikasi data juga terjadi pada informasi umum penugasan antara aplikasi penyusunan rencana pengawasan dengan aplikasi pengelolaan data hasil pengawasan. R.PO2.0. Risiko penciptaan elemen data tidak kompatibel Keberadaan skema dan klasifikasi data diharapkan menjadi panduan pengembangan aplikasi sehingga seluruh data yang dibutuhkan benar-benar Formatted: Add space between paragraphs of the same style, Line spacing: single, Tab stops:.75 cm, Left Formatted: Add space between paragraphs of the same style, Line spacing: single, Tab stops:.75 cm, Left Formatted: Add space between paragraphs of the same style, Line spacing: single, Tab stops: 2 cm, Left Formatted: Add space between paragraphs of the same style, Line spacing: single, Tab stops: 2 cm, Left Formatted: Indent: Left: 0 cm, Hanging: 0.63 cm, Add space between paragraphs of the same style, Line spacing: single, Outline numbered + Level: 2 + Numbering Style:, 2, 3, + Start at: + Alignment: Left + Aligned at: 0 cm + Indent at: 0.63 cm, Tab stops:.75 cm, Left Formatted: Font: Bold, Not Italic Formatted: Font: Bold, Not Italic Formatted: Indent: Left: 0 cm, Hanging: 0.63 cm, Add space between paragraphs of the same style, Line spacing: single, Outline numbered + Level: 2 + Numbering Style:, 2, 3, + Start at: + Alignment: Left + Aligned at: 0 cm + Indent at: 0.63 cm, Tab stops:.75 cm, Left Formatted: Indent: Left: 0 cm, Hanging: 0.63 cm, Add space between paragraphs of the same style, Line spacing: single, Outline numbered + Level: 2 + Numbering Style:, 2, 3, + Start at: + Alignment: Left + Aligned at: 0 cm + Indent at: 0.63 cm, Tab stops:.75 cm, Left Formatted: Indent: Left: 0 cm, Hanging: 0.63 cm, Add space between paragraphs of the same style, Line spacing: single, Outline numbered + Level: 2 + Numbering Style:, 2, 3, + Start at: + Alignment: Left + Aligned at: 0 cm + Indent at: 0.63 cm, Tab stops:.75 cm, Left Formatted: Indent: Left: 0 cm, Hanging: 0.63 cm, Add space between paragraphs of the same style, Line spacing: single, Outline numbered + Level: 2 + Numbering Style:, 2, 3, + Start at: + Alignment: Left + Aligned at: 0 cm + Indent at: 0.63 cm, Tab stops: 2 cm, Left

8 digunakan untuk menghasilkan informasi. Selanjutnya, kamus data harus bisa mencegah penciptaan elemen data yang tidak kompatibel, yaitu elemen dari suatu data yang tidak mengikuti pengaturan dalam kamus data. Contoh: Tipe data untuk ID number seharusnya number ternyata dibuat teks. R.PO2.. Risiko kelayakan (kualitas) kamus data Risiko ini muncul karena kamus data yang tersedia tidak disesuaikan dengan perubahan rancangan atau implementasi arsitektur informasi, sehingga kamus data tidak bisa dijadikan acuan dalam pengembangan sistem R.PO2.2. Risiko skema klasifikasi data tidak tersedia Skema klasifikasi data adalah rencana penggolongan data berdasarkan tingkat kekritisan dan sensitivitas, mencakup kepemilikan data, rencana pengamanan selama siklus hidup data, dan prosedur pemusnahan. BPKP sampai saat ini belum menetapkan klasifikasi data berikut rencana pengamanannya. R.PO2.3. Risiko ketersediaan data Risiko ini berkaitan dengan ketiadaan akuntabilitas data dari para pemilik data, baik sumber data eksternal maupun internal. Selama ini BPKP belum dengan mudah memperoleh data, terutama data yang bersumber dari pihak eskternal. R.PO2.4. Risiko keamanan data Risiko yang berkaitan dengan insiden kegagalan pengamanan data selama siklus hidup data dari pembuatan sampai pemusnahan (mis: pengendalian akses, pengendalian arsip dan enkripsi) dari pihak-pihak yang tidak berkepentingan. Risiko ini berkaitan pula dengan pelanggaran keamanan data input dari pencurian, penghilangan, penyebaran, atau modifikasi. Di antara data-data yang dikelola BPKP, yang selama ini dianggap kritis bagi pihak eksternal adalah data hasil pengawasan. Terbatas pada data elektronik pengawasan, BPKP masih melakukan pengolahan secara stand alone di masing-masing perwakilan sesuai SOP yang ditetapkan Pusinfowas. Secara berkala unit perwakilan melakukan pengiriman data untuk digabung oleh Pusinfowas sebagai laporan nasional. R.PO2.5. Risiko ketersediaan prosedur pengelolaan integritas Prosedur pengelolaan integritas harus disusun berdasarkan kriteria integritas suatu data yang telah ditetapkan terlebih dulu. Prosedur ini wajib mengacu kepada arsitektur informasi, kamus data dan skema yang telah ditetapkan sebelumnya. Prosedur pengelolaan integritas mencakup prosedur pengelolaan data selama siklus data (input, process, output, migrasi, ekstraksi, dan archiving). Terbatas pada data perencanaan dan hasil pengawasan yang telah dikelola, BPKP telah membuat SOP pengelolaan data. R.PO2.6. Risiko data yang disimpan tidak akurat dan tidak lengkap Risiko ini merupakan kejadian bahwa data-data yang telah disimpan dalam bentuk elektronik tidak akurat dan tidak lengkap, untuk diproses sebagai informasi. Selama ini hasil pengolahan data realisasi pengawasan dan data hasil pengawasan yang sudah tersimpan secara elektronik belum mampu memenuhi kebutuhan informasi stakeholders. Identifikasi Risiko Proses DS Formatted: Indent: Left: 0 cm, Hanging: 0.63 cm, Add space between paragraphs of the same style, Line spacing: single, Outline numbered + Level: 2 + Numbering Style:, 2, 3, + Start at: + Alignment: Left + Aligned at: 0 cm + Indent at: 0.63 cm, Tab stops: 2 cm, Left Formatted: Indent: Left: 0 cm, Hanging: 0.63 cm, Add space between paragraphs of the same style, Line spacing: single, Outline numbered + Level: 2 + Numbering Style:, 2, 3, + Start at: + Alignment: Left + Aligned at: 0 cm + Indent at: 0.63 cm, Tab stops: 2 cm, Left Formatted: Indent: Left: 0 cm, Hanging: 0.63 cm, Add space between paragraphs of the same style, Line spacing: single, Outline numbered + Level: 2 + Numbering Style:, 2, 3, + Start at: + Alignment: Left + Aligned at: 0 cm + Indent at: 0.63 cm, Tab stops: 2 cm, Left Formatted: Indent: Left: 0 cm, Hanging: 0.63 cm, Add space between paragraphs of the same style, Line spacing: single, Outline numbered + Level: 2 + Numbering Style:, 2, 3, + Start at: + Alignment: Left + Aligned at: 0 cm + Indent at: 0.63 cm, Tab stops: 2 cm, Left Formatted: Indent: Left: 0 cm, Hanging: 0.63 cm, Add space between paragraphs of the same style, Line spacing: single, Outline numbered + Level: 2 + Numbering Style:, 2, 3, + Start at: + Alignment: Left + Aligned at: 0 cm + Indent at: 0.63 cm, Tab stops: 2 cm, Left

9 Daftar risiko pada proses DS yang mungkin akan mempengaruhi sasaran Optimalisasi Penggunaan Informasi. Risiko-risiko tersebut adalah: R.DS.. Risiko kualitas data input (lengkap, akurat, tepat waktu, sah) R.DS.2. Risiko keamanan data R.DS.3. Risiko kualitas output Risiko ini berkaitan dengan kegagalan proses menghasilkan suatu output yang sesuai dengan harapan pengguna, meskipun data input telah sesuai harapan. R.DS.4. Risiko distribusi output Risiko ini berkaitan dengan kesalahan distribusi output kepada pihak yang tidak berkepentingan. Hal ini bisa disebabkan belum adanya pendefinisian alur data dan informasi dalam urutan proses bisnis. Selain itu risiko ini bisa ditimbulkan karena belum adanya kebijakan protokol informasi yang mengatur hak akses dan klasifikasi informasi berdasarkan user R.DS.5.R.DS.3. Risiko kegagalan penarikan data R.DS.6.R.DS.4. Risiko kerusakan media penyimpan data R.DS.7.R.DS.5. Risiko penarikan data status musnah R.DS.8.R.DS.6. Risiko penarikan software status musnah R.DS.9.R.DS.7. Risiko ketersediaan prosedur backup dan restorasi R.DS.0.R.DS.8. Risiko data kritis tidak di-backup R.DS..R.DS.9. Risiko kegagalan proses backup R.DS.2.R.DS.0. Risiko kegagalan recovery data backup data R.DS.3.R.DS.. Risiko kegagalan proses restorasi datation R.DS.4.R.DS.2. Risiko kemudahan akses data atas backup data 4.0 Hubungan antar Risiko Proses PO2 4. Setelah diperoleh daftar risiko yang valid, langkah selanjutnya adalah melakukan analisis hubungan antar risiko yang digambarkan dalam bentuk pohon risiko. Tujuan analisis hubungan risiko untuk memisahkan risiko-risiko dari daftar risiko yang telah divalidasi menjadi risiko-risiko yang merupakan risiko sebenarnya dan risiko-risiko yang merupakan faktor pemicu terjadinya risiko lain. Selanjutnya, analisis hubungan ini akan menghasilkan daftar risiko yang akan dianalisis tingkat kemungkinan dan dampaknya. 4.2 Pohon risiko atas proses PO2 yang disepakati oleh para respondenobyek pengawasan dijelaskan pada gambar... berikut: Gambar... menjelaskan bahwa risiko..., risiko... sebenarnya merupakan pemicu terjadinya risiko lainnya. Risiko-risiko yang berperan sebagai pemicu merupakan unsur pengendalian yang perlu disempurnakan. Risiko-risiko yang dipengaruhi risiko pemicu merupakan risiko yang akan dianalisis tingkat kemungkinan dan dampak. Pohon risiko atas proses DS yang disepakati oleh obyek pengawasan dijelaskan pada gambar... berikut: 4.3 Gambar... menjelaskan bahwa risiko..., risiko... sebenarnya merupakan pemicu terjadinya risiko lainnya. Risiko-risiko yang berperan sebagai pemicu merupakan unsur pengendalian yang perlu disempurnakan. Risiko-risiko yang Formatted: Add space between paragraphs of the same style, Line spacing: single, Tab stops: 2 cm, Left Formatted: Font: Bold, English (United States) Formatted: Indent: Left: 0 cm, Hanging: 0.63 cm, Space After: 0 pt, Add space between paragraphs of the same style, Line spacing: single, Outline numbered + Level: + Numbering Style:, 2, 3, + Start at: + Alignment: Left + Aligned at: 0 cm + Indent at: 0.63 cm Formatted: Font: Bold, English (United States) Formatted: Indent: Left: 0 cm, Hanging: 0.63 cm, Space After: 0 pt, Add space between paragraphs of the same style, Line spacing: single, Outline numbered + Level: + Numbering Style:, 2, 3, + Start at: + Alignment: Left + Aligned at: 0 cm + Indent at: 0.63 cm

10 dipengaruhi risiko pemicu merupakan risiko yang akan dianalisis tingkat kemungkinan dan dampak. Analisis Pengendalian Proses PO2 Analisis dokumen arsitektur informasi dan analisis fakta pengendalian dengan menggunakan kriteria control objectives dari ITGI menghasilkan kegambar peta ketersediaan data, portofolio aplikasi dan portofolio infrastruktur TI simpulan terdapat beberapa kelemahan pengendalian: KP.PO2.. Arsitektur informasi belum didefinisikan pada level operasional KP.PO2.2. Evaluasi terhadap arsitektur informasi belum dilakukan KP.PO2.3. Kamus data dan pedoman sintak belum disusun KP.PO2.4. Skema klasifikasi data belum dibuat KP.PO2.5. Kriteria integritas dan konsistensi data belum didefinisikan pada sebagian besar data yang direncanakan dikelola. KP.PO2.6. Prosedur untuk menjamin integritas dan konsistensi data selama siklus data belum ditetapkan pada sebagian besar jenis data yang direncanakan. Formatted: Font: Bold Formatted: Normal, Space Before: 6 pt, No bullets or numbering, Tab stops: Not at.25 cm Formatted: Font: Calibri, pt, English (United States) Formatted: Indent: Left: 0 cm, Hanging: 2 cm, Add space between paragraphs of the same style, Line spacing: single, Outline numbered + Level: + Numbering Style:, 2, 3, + Start at: + Alignment: Left + Aligned at: 0 cm + Indent at: 0.63 cm, Tab stops: 2 cm, Left Formatted: Space After: 0 pt, Add space between paragraphs of the same style, Line spacing: single, No bullets or numbering

11 ... Analisis Pengelolaan DataPengendalian Proses DSdi Pusinfowas Analisis dokumen arsitektur informasi dan analisis fakta pengendalian menghasilkan simpulan tentang kelemahan pengendalian, yaitu: KP.DS.. Substansi data yang direkam belum mencakup semua jenis laporan hasil pengawasan. KP.DS.2. Penerapan prosedur perekaman dan reviu berjenjang hasil rekam data audit belum berjalan optimal dan dijalankan dengan konsisten KP.DS.3. Prosedur Penyimpanan dan Penguasaan data belum mencakup semua database yang dihasilkan dari pengawasan BPKP. KP.DS.4. Prosedur pengelolaan infrastruktur media penyimpanan belum disusun. KP.DS.5. Prosedur pemusnahan data dan hardware yang menjamin keamanan data belum disusun KP.DS.6. Prosedur backup dan restorasi telah ditetapkan dan diterapkan pada data hasil pengawasan, meskipun masih dirasakan belum optimal. KP.DS.7. Skema dan prosedur keamanan pengelolaan setiap jenis data berdasarkan tingkat sensitifitas, yang mencakup pula struktur dan direktori, wewenang akses direktori, wewenang perubahan terhadap logika data, dan distribusi laporan pengelolaan belum didefinisikan...2 Hubungan Kelemahan Pengendalian dengan Risiko pada Proses PO2 3.2 Dari simpulan pengendalian diketahui beberapa risiko yang diidentifikasi merupakansama dengan kelemahan pengendalian, diurai pada tabel 2: Tabel 2 Kesamaan Risiko dengan Kelemahan Pengendalian Proses PO2 Nomor Risiko Nomor Simpulan Pengendalian R.PO2.6 KP.PO2.2 R.PO2.7 KP.PO2.3 R.PO2.8 KP.PO2.3 R.PO2. KP.PO2.4 R.PO2.4 KP.PO2.6 Risiko yang sama dengan kelemahan pengendalian tidak dinilai tingkat kemungkinan dan dampaknya. 2.. Hubungan Kelemahan Pengendalian dengan Risiko pada Proses DS dan PO Dari simpulan pengendalian diketahui beberapa nama risiko yang diidentifikasi sama dengan kelemahan pengendalian dan risiko pada proses PO2, dirinci pada tabel 3: Tabel 3 Kesamaan Risiko dengan Kelemahan Pengendalian Proses DS Nomor Risiko Nomor Simpulan Pengendalian atau R.PO2 R.DS.7 KP.DS.6 R.DS.2 R.PO Pengaruh Kelemahan Pengendalian terhadap Pemicu dan Dampak Risiko Formatted: Default Paragraph Font, Font: (Default) Times New Roman, 2 pt, Bold, Font color: Auto, Check spelling and grammar Formatted: Font: Times New Roman, 2 pt, English (United States) Formatted: List Paragraph, Justified, Space Before: 6 pt, No bullets or numbering, Tab stops: Not at.25 cm Formatted: Indent: Left: 0 cm, Hanging: 2.25 cm, Add space between paragraphs of the same style, Line spacing: single, Outline numbered + Level: + Numbering Style:, 2, 3, + Start at: + Alignment: Left + Aligned at: 0 cm + Indent at: 0.63 cm, Tab stops: 2.25 cm, Left Formatted: Font: Times New Roman, 2 pt Formatted: Font: Times New Roman, 2 pt Formatted: Font: Times New Roman, 2 pt Formatted: Normal, Space Before: 6 pt, No bullets or numbering, Tab stops: Not at.25 cm Formatted: Indent: First line:.27 cm, Space After: 0 pt, Add space between paragraphs of the same style, Line spacing: single, No bullets or numbering Formatted: Add space between paragraphs of the same style, Line spacing: single Formatted Table Formatted: Justified, Add space between paragraphs of the same style Formatted: Add space between paragraphs of the same style, Line spacing: single Formatted: Add space between paragraphs of the same style, Line spacing: single Formatted: Add space between paragraphs of the same style, Line spacing: single Formatted: Add space between paragraphs of the same style, Line spacing: single Formatted Table Formatted: Normal, Space Before: 6 pt, No bullets or numbering, Tab stops: Not at.25 cm Formatted: Indent: First line:.27 cm, Space After: 0 pt, Add space between paragraphs of the same style, Line spacing: single, No bullets or numbering Formatted Table Formatted: Font: pt, Indonesian Formatted: Font: pt, English (United States) Formatted: Left, Add space between paragraphs of the same style Formatted Table

12 4.5 Pusinfowas BPKP 4.6 N 4.7 Nama 4.8 Pemicu risikokelemahan Pengendalian o Risiko 4.9 (manusia/proses/teknologi) Risiko 4.22 A Dst Risiko 4.27 B Dst dst Risiko yang sama dengan kelemahan pengendalian ataupun sama dengan risiko pada proses PO2 tidak dinilai tingkat kemungkinan dan dampaknya. Analisis dan Tabel 3.3 Formulir Penilaian Pengendalian Evaluasi Risiko Proses PO2 Pada penelitian ini, metode yang digunakan untuk menilai tingkat kemungkinan dan dampak risiko adalah kualitatif, karena proses PO2 bersifat strategis, dan Pusinfowas tidak mempunyai catatan pelaksanaan proses DS. Penilaian tingkat kemungkinan oleh setiap responden berdasarkan fakta kelemahan pengendalian, dan penilaian tingkat dampak berdasarkan persepsi responden tentang seberapa besar risiko berpengaruh terhadap tidak tercapainya sasaran. Tabel 3.2 Formulir Pemicu dan Dampak RisiOpini kelompok untuk setiap perbandingan kemungkinan terjadinya risiko pada proses PO2 dan dampak risiko yang terjadi dijelaskan pada lampiran. Pada tabel 5, tingkat kemungkinan dan dampak setiap risiko kemudian dihitung dengan cara menentukan bobot masing-masing elemen. Tingkat risiko merupakan perkalian tingkat kemungkinan dan tingkat dampak, dan selanjutnya prioritas risiko diurutkan dari tingkat risiko tertinggi. Tabel 5 Analisis dan Evaluasi Risiko pada Proses PO2 R.PO.xx Tingkat kemungkinan Tingkat Dampak Tingkat Risiko Prioritas Risiko 0,273 0,20 0, ,258 0,209 0, , 0,34 0, ,059 0,088 0, ,069 0,090 0, ,067 0,053 0, ,046 0,084 0, ,03 0,037 0, ,047 0,049 0, ,039 0,055 0,002 9 Dari tabel 9 terlihat Risiko Definisi Informasi dan Risiko Ketersediaan Data merupakan risiko yang perlu segera mendapat perhatian dari Pusinfowas, sebelum risiko-risiko yang Formatted: Indonesian Formatted: Left, Indent: Left: cm, Hanging: 0.63 cm, Space After: 0 pt, Add space between paragraphs of the same style, Line spacing: single, Outline numbered + Level: + Numbering Style:, 2, 3, + Start at: + Alignment: Left + Aligned at: 0 cm + Indent at: 0.63 cm Formatted: Font: Bold

13 Formatted... [] Formatted... [2] Formatted... [3] Formatted... [5] Formatted... [7] berkaitan dengan operasionalisasi arsitektur informasi seperti risiko inkonsistensi pengembangan aplikasi, risiko duplikasi data dan risiko elemen data tidak kompatibel terjadi. Pusinfowas perlu untuk () mengkomunikasikan definisi informasi kepada stakeholders BPKP dan selanjutnya mendefinisikannya pada level operasional BPKP sebagai dasar perubahan proses bisnis, serta (2) m enetapkan skema klasifikasi data dan mendefinisikan mekanisme akuntabilitas data, terutama data dari pihak eksternal. Evaluasi Risiko Proses DS Opini kelompok untuk setiap perbandingan kemungkinan terjadinya risiko pada proses DS dan dampak risiko yang terjadi dijelaskan pada lampiran 2. Dengan cara perhitungan yang sama, tingkat kemungkinan, tingkat dampak, tingkat risiko dan prioritas risiko proses DS disajikan pada tabel 6. Tabel 6 Analisis dan Evaluasi Risiko pada Proses DS R.DS.xx Tingkat kemungkinan Tingkat Dampak Tingkat Risiko Prioritas Risiko 0,248 0,95 0, ,096 0,096 0, ,082 0,099 0, ,033 0,042 0,004 9 R.DS.xx Tingkat kemungkinan Tingkat Dampak Tingkat Risiko Prioritas Risiko 6 0,027 0,032 0, ,83 0,53 0, , 0,4 0, ,095 0,090 0, ,052 0,07 0, ,073 0,08 0, Dari tabel 0 terlihat Risiko Kualitas Data Input dan Risiko Data Kritis merupakan risikorisiko yang paling mempengaruhi proses DS, sehingga Pusinfowas perlu mendefinisikan substansi data internal yang akan direkam untuk semua jenis hasil pengawasan, dan mengidentifikasi data berdasarkan tingkat kekritisannya untuk selanjutnya menetapkan langkah pengelolaan keamanan. Tahap evaluasi risiko merupakan tahap untuk menentukan tingkat kemungkinan (likelihood) dan dampak (impact) sehingga kombinasi keduanya menghasilkan tingkat risiko setiap risiko. Pengukuran tingkat kemungkinan maupun dampak risiko memanfaatkan risiko-risiko yang telah diidentifikasi sebagai elemen keputusan. Formulir pada tabel 3.4 akan digunakan untuk memperbandingkan tingkat kemungkinan maupun dampak antar risiko : PUSINFOWAS BPKP Pembandingan Kemungkinan / Dampak Risiko Risiko Risiko Risiko Risiko 2 Risiko Risiko 3 Risiko Risiko 2 Risiko Risiko 3 Formatted... [9] Formatted... [] Formatted... [3] Formatted... [5] Formatted... [7] Formatted... [9] Formatted... [20] Formatted... [4] Formatted... [6] Formatted... [8] Formatted... [0] Formatted... [2] Formatted... [4] Formatted... [6] Formatted... [8] Formatted... [2] Formatted... [22] Formatted... [24] Formatted... [26] Formatted... [28] Formatted... [30] Formatted... [32] Formatted... [34] Formatted... [36] Formatted... [38] Formatted... [39] Formatted... [23] Formatted... [25] Formatted... [27] Formatted... [29] Formatted... [3] Formatted... [33] Formatted... [35] Formatted... [37] Formatted... [40] Formatted... [4] Formatted... [43] Formatted... [45] Formatted... [47] Formatted... [49] Formatted... [5] Formatted... [53] Formatted... [55] Formatted... [57] Formatted... [58] Formatted... [42] Formatted... [44] Formatted... [46] Formatted... [48] Formatted... [50] Formatted... [52] Formatted... [54] Formatted... [56] Formatted... [59] Formatted... [60]

14 .dst dst Tabel 3.4 Formulir pembandingan kemungkinan / dampak setiap risikojadwal Penelitian Tesis ini direncanakan selesai dalam waktu 3 bulan dengan jadwal kegiatan sebagai berikut: No. Kegiatan Pengumpulan data umum 2 Identifikasi sasaran TI COBIT 3 Identifikasi proses TI terkait 4 Identifikasi Risiko 5 Analisis Pemicu dan Dampak 6 Analisis Pengendalian 7 Evaluasi Risiko KE Bulan Ke Bulan Ke 2 Bulan Ke Formatted: Formatted:, Left Formatted:, Left Formatted:, Left Formatted:, Left Formatted:, Left Formatted:, Left Formatted:, Left Formatted:, Left Formatted:, Left Formatted: Formatted: Formatted: Formatted: Formatted: Formatted: Formatted: Formatted: Formatted:

15 SIMPULAN Formatted: Left Dari hasil pemetaan menunjukkan bahwa sasaran TI menurut ITGI yang menunjukkan keterkaitan paling erat dengan sasaran strategis TI BPKP adalah Optimalisasi Penggunaan Informasi. Sasaran ini dicapai dengan 2 (dua) proses utama TI yaitu proses PO2 dan proses DS. Pada proses PO2 teridentifkasi risiko sebanyak 5 risiko, dan pada proses DS teridentifikasi risiko sebanyak 2 risiko. Setelah melalui proses analisis dan evaluasi, risiko-risiko yang paling mempengaruhi keberhasilan proses PO2 adalah risiko definisi informasi dan risiko ketersediaan data. Pada proses DS, risiko-risiko yang paling mempengaruhi keberhasilan proses yaitu risiko kualitas data input dan risiko data kritis. SARAN ) Sebagai jaminan tercapainya sasaran TI, Pusinfowas perlu menguraikan rencana kegiatan dan alokasi sumber daya melalui mekanisme penganggaran yang ada dalam rangka pelaksanaan rencana penanganan risiko yang efektif. 2) Melakukan identifikasi risiko untuk sasaran TI lain yang diprioritaskan terutama fleksibilitas dan kecepatan fasilitas TI terhadap perubahan BPKP, jaminan keselarasan dengan strategi BPKP, serta jaminan transaksi bisnis dan pertukaran informasi yang terotomatisasi dan terpercaya. DAFTAR PUSTAKA Formatted: Space Before: 0 pt, After: 0 pt, Add space between paragraphs of the same style, Line spacing: single Formatted:, Left, Outline numbered + Level: 2 + Numbering Style:, 2, 3, + Start at: + Alignment: Left + Aligned at: 0 cm + Indent at: 0.63 cm Formatted: Justified, Indent: Left: 0.06 cm Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (2008), Arsitektur Pengembangan Sistem Informasi BPKP. Ciptomulyono (2003), Model Multi Criteria Decision Making (MCDM) dan Teknometrik untuk Pengukuran dan Manajemen Teknologi di Sektor Industri Hadi, Untung Julianto (20), Perancangan Model Tata Kelola Pengorganisasian Kecepatan dan Fleksibilitas Layanan Teknologi Informasi pada Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya Information Systems Audit and Control Association (2003), IS Auditing Guideline:System Development Life Cycle Review, document G23 Loudon, K.C dan Loudon, J.P, (2002), Management Information Systems: Managing The Digital Firm, Edisi 7. National Institute of standar and Technology (2002), Risk Management Guide for Informations Technology System, Special Publication Nugroho, Caesar (2008), Operational Risk Management on The Information Technology Uses (case study: Bank Ekspor Indonesia) Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2009 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Formatted: Font: Not Bold Formatted: Justified, Indent: Left: 0 cm, Hanging:.27 cm, Space After: 0 pt, Line spacing: single

16 Risk Management Instititute (2002), A Risk Management Standard. The Committee of Sponsoring Organization of The Treadway Commission (2004), The Enterprise Risk Management-Integrated Framework. The IT Governance Institute (2004), Control Objectives for Information and related Technology (COBIT), versi 4. The International Standar Organization (2009), Risk Management Guidelines, ISO/FDIS 3000 Principles and

17 Lampiran SASARAN TEKNOLOGI INFORMASI MENURUT COBIT 4.

18

19 Lampiran 2 PROSES-PROSES TEKNOLOGI INFORMASI MENURUT COBIT 4.

20

21 Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Juli 202 ISBN : C-2-2

22 Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Juli 202 OPINI KELOMPOK PROSES PO2 TINGKAT KEMUNGKINAN DAN DAMPAK Lampiran. Proses PO2 Tingkat Kemungkinan R.PO.xx ,26 4,07 5,29 4,57 4,7 5,7 6,57 4,86 4,57 2 4,07 4,86 4,86 4,57 5,57 6,43 4,7 4,43 3 2,55 2,36 2,39 2,62 3,55 2,48 2,48 4,3,20,5 2,2,8,56 5,70,95 2,89 2,09,9 9 2,44 3,,79 2,4 0 2,05,84,23 2 0,99, 3 2,82 5 Inconsistency ratio yang dihitung sebesar 0,04 2. Tingkat Dampak R.PO.xx ,0,98 2,7 2,69 4,7 2,43 4,36 3,2 2,85 2 2,7 2,93 2,8 4,79 2,57 4,50 3,36 2,89 3,93,79 4,,62 3,43 2,55 2,4 4,2 3,3 0,90 2,57,82,23 5 3,46,05 2,7,96,44 9,7 2,27,40,27 0 3,00 2,39,54 2,2 0,73 3,57 5 Inconsistency ratio yang dihitung melalui EC 2000 sebesar 0,03 ISBN : C-2-3

23 Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Juli 202 OPINI KELOMPOK PROSES DS TINGKAT KEMUNGKINAN DAN DAMPAK Lampiran 2. Tingkat Kemungkinan R.DS.xx ,43 3,95 5,4 5,67,83 2,76 3,9 4,05 2,64 3,62 2,93 3,00 0,56,8,20,8,06 4 2,69 2,57 0,72,00,0,76 0,76 5,52 0,8 0,26 0,30 0,82 0,27 6 0,8 0,22 0,22 0,46 0,30 8 2,29 2,7 3,86 3,39 9,43 2,62 2,49 0 2,9 2,4,33 2 Inconsistency ratio yang dihitung sebesar 0,03 2. Tingkat Dampak R.DS.xx ,4 2,2 4,33 4,48,75,89,76 2,07,46 3,0 3,05 3,06 0,87 0,98 0,98,03 0,76 4 3,02 2,93 0,88 0,90 0,94,2,05 5,89 0,30 0,33 0,5 0,73 0,32 6 0,24 0,28 0,36 0,35 0,3 8,7 2,4 3,07,84 9,57,93,22 0,50 0,84 0,57 2 Inconsistency ratio yang dihitung melalui EC 2000 sebesar 0,0 ISBN : C-2-4

24 Page 3: [] Formatted Mohammad Fahmi Kurniawan 08/05/202 09:25:00 Page 3: [2] Formatted Mohammad Fahmi Kurniawan 08/05/202 09:25:00 Page 3: [3] Formatted Mohammad Fahmi Kurniawan 08/05/202 09:25:00, Left Page 3: [4] Formatted Mohammad Fahmi Kurniawan 08/05/202 09:25:00 Page 3: [5] Formatted Mohammad Fahmi Kurniawan 08/05/202 09:25:00, Left Page 3: [6] Formatted Mohammad Fahmi Kurniawan 08/05/202 09:25:00 Page 3: [7] Formatted Mohammad Fahmi Kurniawan 08/05/202 09:25:00, Left Page 3: [8] Formatted Mohammad Fahmi Kurniawan 08/05/202 09:25:00 Page 3: [9] Formatted Mohammad Fahmi Kurniawan 08/05/202 09:25:00, Left Page 3: [0] Formatted Mohammad Fahmi Kurniawan 08/05/202 09:25:00 Page 3: [] Formatted Mohammad Fahmi Kurniawan 08/05/202 09:25:00, Left Page 3: [2] Formatted Mohammad Fahmi Kurniawan 08/05/202 09:25:00 Page 3: [3] Formatted Mohammad Fahmi Kurniawan 08/05/202 09:25:00, Left Page 3: [4] Formatted Mohammad Fahmi Kurniawan 08/05/202 09:25:00 Page 3: [5] Formatted Mohammad Fahmi Kurniawan 08/05/202 09:25:00, Left Page 3: [6] Formatted Mohammad Fahmi Kurniawan 08/05/202 09:25:00 Page 3: [7] Formatted Mohammad Fahmi Kurniawan 08/05/202 09:25:00, Left Page 3: [8] Formatted Mohammad Fahmi Kurniawan 08/05/202 09:25:00 Page 3: [9] Formatted Mohammad Fahmi Kurniawan 08/05/202 09:25:00, Left Page 3: [20] Formatted Mohammad Fahmi Kurniawan 08/05/202 09:25:00 Page 3: [2] Formatted Mohammad Fahmi Kurniawan 08/05/202 09:25:00

25 Page 3: [22] Formatted Mohammad Fahmi Kurniawan 08/05/202 09:25:00, Left Page 3: [23] Formatted Mohammad Fahmi Kurniawan 08/05/202 09:25:00 Page 3: [24] Formatted Mohammad Fahmi Kurniawan 08/05/202 09:25:00, Left Page 3: [25] Formatted Mohammad Fahmi Kurniawan 08/05/202 09:25:00 Page 3: [26] Formatted Mohammad Fahmi Kurniawan 08/05/202 09:25:00, Left Page 3: [27] Formatted Mohammad Fahmi Kurniawan 08/05/202 09:25:00 Page 3: [28] Formatted Mohammad Fahmi Kurniawan 08/05/202 09:25:00, Left Page 3: [29] Formatted Mohammad Fahmi Kurniawan 08/05/202 09:25:00 Page 3: [30] Formatted Mohammad Fahmi Kurniawan 08/05/202 09:25:00, Left Page 3: [3] Formatted Mohammad Fahmi Kurniawan 08/05/202 09:25:00 Page 3: [32] Formatted Mohammad Fahmi Kurniawan 08/05/202 09:25:00, Left Page 3: [33] Formatted Mohammad Fahmi Kurniawan 08/05/202 09:25:00 Page 3: [34] Formatted Mohammad Fahmi Kurniawan 08/05/202 09:25:00, Left Page 3: [35] Formatted Mohammad Fahmi Kurniawan 08/05/202 09:25:00 Page 3: [36] Formatted Mohammad Fahmi Kurniawan 08/05/202 09:25:00, Left Page 3: [37] Formatted Mohammad Fahmi Kurniawan 08/05/202 09:25:00 Page 3: [38] Formatted Mohammad Fahmi Kurniawan 08/05/202 09:25:00, Left Page 3: [39] Formatted Mohammad Fahmi Kurniawan 08/05/202 09:25:00 Page 3: [40] Formatted Mohammad Fahmi Kurniawan 08/05/202 09:25:00 Page 3: [4] Formatted Mohammad Fahmi Kurniawan 08/05/202 09:25:00, Left

26 Page 3: [42] Formatted Mohammad Fahmi Kurniawan 08/05/202 09:25:00 Page 3: [43] Formatted Mohammad Fahmi Kurniawan 08/05/202 09:25:00, Left Page 3: [44] Formatted Mohammad Fahmi Kurniawan 08/05/202 09:25:00 Page 3: [45] Formatted Mohammad Fahmi Kurniawan 08/05/202 09:25:00, Left Page 3: [46] Formatted Mohammad Fahmi Kurniawan 08/05/202 09:25:00 Page 3: [47] Formatted Mohammad Fahmi Kurniawan 08/05/202 09:25:00, Left Page 3: [48] Formatted Mohammad Fahmi Kurniawan 08/05/202 09:25:00 Page 3: [49] Formatted Mohammad Fahmi Kurniawan 08/05/202 09:25:00, Left Page 3: [50] Formatted Mohammad Fahmi Kurniawan 08/05/202 09:25:00 Page 3: [5] Formatted Mohammad Fahmi Kurniawan 08/05/202 09:25:00, Left Page 3: [52] Formatted Mohammad Fahmi Kurniawan 08/05/202 09:25:00 Page 3: [53] Formatted Mohammad Fahmi Kurniawan 08/05/202 09:25:00, Left Page 3: [54] Formatted Mohammad Fahmi Kurniawan 08/05/202 09:25:00 Page 3: [55] Formatted Mohammad Fahmi Kurniawan 08/05/202 09:25:00, Left Page 3: [56] Formatted Mohammad Fahmi Kurniawan 08/05/202 09:25:00 Page 3: [57] Formatted Mohammad Fahmi Kurniawan 08/05/202 09:25:00, Left Page 3: [58] Formatted Mohammad Fahmi Kurniawan 08/05/202 09:25:00 Page 3: [59] Formatted Mohammad Fahmi Kurniawan 08/05/202 09:25:00 Page 3: [60] Formatted Mohammad Fahmi Kurniawan 08/05/202 09:25:00, Left Page 3: [6] Formatted Mohammad Fahmi Kurniawan 08/05/202 09:25:00 Page 3: [62] Formatted Mohammad Fahmi Kurniawan 08/05/202 09:25:00

27 , Left Page 3: [63] Formatted Mohammad Fahmi Kurniawan 08/05/202 09:25:00 Page 3: [64] Formatted Mohammad Fahmi Kurniawan 08/05/202 09:25:00, Left Page 3: [65] Formatted Mohammad Fahmi Kurniawan 08/05/202 09:25:00 Page 3: [66] Formatted Mohammad Fahmi Kurniawan 08/05/202 09:25:00, Left Page 3: [67] Formatted Mohammad Fahmi Kurniawan 08/05/202 09:25:00 Page 3: [68] Formatted Mohammad Fahmi Kurniawan 08/05/202 09:25:00, Left Page 3: [69] Formatted Mohammad Fahmi Kurniawan 08/05/202 09:25:00 Page 3: [70] Formatted Mohammad Fahmi Kurniawan 08/05/202 09:25:00, Left Page 3: [7] Formatted Mohammad Fahmi Kurniawan 08/05/202 09:25:00 Page 3: [72] Formatted Mohammad Fahmi Kurniawan 08/05/202 09:25:00, Left Page 3: [73] Formatted Mohammad Fahmi Kurniawan 08/05/202 09:25:00 Page 3: [74] Formatted Mohammad Fahmi Kurniawan 08/05/202 09:25:00, Left Page 3: [75] Formatted Mohammad Fahmi Kurniawan 08/05/202 09:25:00 Page 3: [76] Formatted Mohammad Fahmi Kurniawan 08/05/202 09:25:00, Left Page 3: [77] Formatted Mohammad Fahmi Kurniawan 08/05/202 09:25:00 Page 3: [78] Formatted Mohammad Fahmi Kurniawan 08/05/202 09:25:00 Page 3: [79] Formatted Mohammad Fahmi Kurniawan 08/05/202 09:25:00, Left Page 3: [80] Formatted Mohammad Fahmi Kurniawan 08/05/202 09:25:00 Page 3: [8] Formatted Mohammad Fahmi Kurniawan 08/05/202 09:25:00, Left Page 3: [82] Formatted Mohammad Fahmi Kurniawan 08/05/202 09:25:00

28 Page 3: [83] Formatted Mohammad Fahmi Kurniawan 08/05/202 09:25:00, Left Page 3: [84] Formatted Mohammad Fahmi Kurniawan 08/05/202 09:25:00 Page 3: [85] Formatted Mohammad Fahmi Kurniawan 08/05/202 09:25:00, Left Page 3: [86] Formatted Mohammad Fahmi Kurniawan 08/05/202 09:25:00 Page 3: [87] Formatted Mohammad Fahmi Kurniawan 08/05/202 09:25:00, Left Page 3: [88] Formatted Mohammad Fahmi Kurniawan 08/05/202 09:25:00 Page 3: [89] Formatted Mohammad Fahmi Kurniawan 08/05/202 09:25:00, Left Page 3: [90] Formatted Mohammad Fahmi Kurniawan 08/05/202 09:25:00 Page 3: [9] Formatted Mohammad Fahmi Kurniawan 08/05/202 09:25:00, Left Page 3: [92] Formatted Mohammad Fahmi Kurniawan 08/05/202 09:25:00 Page 3: [93] Formatted Mohammad Fahmi Kurniawan 08/05/202 09:25:00, Left Page 3: [94] Formatted Mohammad Fahmi Kurniawan 08/05/202 09:25:00 Page 3: [95] Formatted Mohammad Fahmi Kurniawan 08/05/202 09:25:00, Left Page 3: [96] Formatted Mohammad Fahmi Kurniawan 08/05/202 09:25:00

Formatted: Bottom: 1.6" Formatted: Tab stops: 6.69", Left

Formatted: Bottom: 1.6 Formatted: Tab stops: 6.69, Left Formatted: Bottom: 1.6" Formatted: Tab stops: 6.69", Left Formatted: Font: 5 pt, Not Bold, Font color: Auto Formatted: Left, None, Indent: Left: 0", First line: 0", Space Before: 0 pt, Don't keep with

Lebih terperinci

: POB-Layanan- Tanggal Berlaku

: POB-Layanan- Tanggal Berlaku POB-Layanan- Formatted Space Before 3 pt, After 3 pt Formatted Left, Space Before 3 pt, After 3 pt Nomor Revisi 004 keep keep TUJUAN.. Memberikan kemudahan pelayanan TIK bagi Civitas Akademik IPB melalui

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Style Definition: Heading 1: Font color: Auto, Space Before: 0 pt Formatted: Heading 1, Line spacing: Double

BAB 1 PENDAHULUAN. Style Definition: Heading 1: Font color: Auto, Space Before: 0 pt Formatted: Heading 1, Line spacing: Double BAB 1 PENDAHULUAN Style Definition: Heading 1: Font color: Auto, Space Before: 0 pt Formatted: Heading 1, Line spacing: Double 1.1. Latar Belakang Penelitian Peran Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

Lebih terperinci

2013, No dengan perkembangan keadaan sehingga harus diubah; (3) bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dan huruf b p

2013, No dengan perkembangan keadaan sehingga harus diubah; (3) bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dan huruf b p Hanging: 1 cm, Right: 0 cm, Space Before: 3 pt, After: 3 pt, No widow/orphan BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.162, 2013 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM. Sengketa Pemilu. Penyelesaian. Tata Cara. PERATURAN

Lebih terperinci

INSTITUT PERTANIAN BOGOR - DKSI LOaDED IPB : POB-SJSK-004

INSTITUT PERTANIAN BOGOR - DKSI LOaDED IPB : POB-SJSK-004 2.1. TUJUAN 1.1. Memberikan pedoman hosting di domain ipb.ac.id bagi unit kerja di lingkungan Institut Pertanian Bogor 1.1.1.2. Menetapkan ketentuan alokasi server dan penamaan domain di lingkungan Institut

Lebih terperinci

Tulisan ini bersumber dari : WikiPedia dan penulis mencoba menambahkan

Tulisan ini bersumber dari : WikiPedia dan penulis mencoba menambahkan Tulisan ini bersumber dari : WikiPedia dan penulis mencoba menambahkan Control Objectives for Information and related Technology (COBIT) adalah seperangkat praktik terbaik (kerangka) untuk teknologi informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tantangan terbesar yang dihadapi oleh perusahaan dalam mencapai tujuannya menurut ISACA (2009) adalah bagaimana mengelola secara optimal aset kunci organisasi dan mengukur

Lebih terperinci

NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 1 Formatted: Font: (Default) Formatted: Centered Formatted: Space After: 0 pt PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Bab ini memberikan beberapa landasan teori, meliputi teori di bidang tata kelola TI, dan pengelolaan investasi TI yang digunakan dalam penelitian. 2.1 Definisi Sebelum lebih jauh,

Lebih terperinci

BEST PRACTICES ITG di Perusahaan. Titien S. Sukamto

BEST PRACTICES ITG di Perusahaan. Titien S. Sukamto BEST PRACTICES ITG di Perusahaan Titien S. Sukamto Beberapa Best Practices Guideline untuk Tata Kelola TI 1. ITIL (The Infrastructure Library) ITIL dikembangkan oleh The Office of Government Commerce (OGC),

Lebih terperinci

Cobit memiliki 4 Cakupan Domain : 1. Perencanaan dan Organisasi (Plan and organise)

Cobit memiliki 4 Cakupan Domain : 1. Perencanaan dan Organisasi (Plan and organise) COBIT Control Objective for Information and related Technology Dikeluarkan dan disusun oleh IT Governance Institute yang merupakan bagian dari ISACA (Information Systems Audit and Control Association)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tujuan tertentu melalui tiga tahapan, yaitu input, proses, dan output. yang berfungsi dengan tujuan yang sama.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tujuan tertentu melalui tiga tahapan, yaitu input, proses, dan output. yang berfungsi dengan tujuan yang sama. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Sistem Nugroho Widjajanto (2001:2) mengartikan sistem sebagai sesuatu yang memiliki bagian-bagian yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu

Lebih terperinci

perusahaan asuransi jiwa, oleh karena diusulkan untuk menyempurnakan rumusan alamat.

perusahaan asuransi jiwa, oleh karena diusulkan untuk menyempurnakan rumusan alamat. Formatted: Right: 0.99", Top: 1.2", Bottom: 1.6", Header distance from edge: 0.49" Yth. 1. Perusahaan Asuransi Kerugian dan Perusahaan Reasuransi; Jiwadan; 2. Perusahaan Asuransi Kerugian; dan 2.3. Perusahaan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI CHAPTER 5

DAFTAR ISI CHAPTER 5 DAFTAR ISI DAFTAR ISI 2 CHAPTER 5 ANOTHER INTERNAL CONTROL FRAMEWORK : CobiT 5.1 Pengantar COBIT... 3 5.2 Kerangka COBIT 4 5.3 Menggunakan COBIT untuk Menilai Pengendalian Intern... 6 5.4 Langkah-langkah

Lebih terperinci

PERENCANAAN MASTER PLAN PENGEMBANGAN TI/SI MENGGUNAKAN STANDAR COBIT 4.0 (STUDI KASUS DI STIKOM)

PERENCANAAN MASTER PLAN PENGEMBANGAN TI/SI MENGGUNAKAN STANDAR COBIT 4.0 (STUDI KASUS DI STIKOM) Sholiq, Perencanaan Master Plan Pengembangan TI/SI V - 75 PERENCANAAN MASTER PLAN PENGEMBANGAN TI/SI MENGGUNAKAN STANDAR COBIT 4.0 (STUDI KASUS DI ) Erwin Sutomo 1), Sholiq 2) 1) Jurusan Sistem Informasi,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KERANGKA KERJA PENYUSUNAN PROGRAM AUDIT SISTEM INFORMASI BERDASARKAN ITAF, STUDI KASUS AUDIT SIMHP DI PERWAKILAN BPKP PROVINSI JAWA TIMUR

PENGEMBANGAN KERANGKA KERJA PENYUSUNAN PROGRAM AUDIT SISTEM INFORMASI BERDASARKAN ITAF, STUDI KASUS AUDIT SIMHP DI PERWAKILAN BPKP PROVINSI JAWA TIMUR PENGEMBANGAN KERANGKA KERJA PENYUSUNAN PROGRAM AUDIT SISTEM INFORMASI BERDASARKAN ITAF, STUDI KASUS AUDIT SIMHP DI PERWAKILAN BPKP PROVINSI JAWA TIMUR Heru Purbawa *) dan Daniel O. Siahaan Program Studi

Lebih terperinci

MODEL TATA KELOLA PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK DI UNIVERSITAS X MENGGUNAKAN COBIT

MODEL TATA KELOLA PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK DI UNIVERSITAS X MENGGUNAKAN COBIT Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Juli 2011 MODEL TATA KELOLA PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK DI UNIVERSITAS X MENGGUNAKAN COBIT Victor Julian Lipesik 1

Lebih terperinci

ANALISA PEMILIHAN ALTERNATIF PROYEK MANAJEMEN AIR DI PT X DENGAN METODE MULTI CRITERIA DECISION MAKING (MCDM)

ANALISA PEMILIHAN ALTERNATIF PROYEK MANAJEMEN AIR DI PT X DENGAN METODE MULTI CRITERIA DECISION MAKING (MCDM) ANALISA PEMILIHAN ALTERNATIF PROYEK MANAJEMEN AIR DI PT X DENGAN METODE MULTI CRITERIA DECISION MAKING (MCDM) Ema Dwi Saputri 1) dan Putu Artama Wiguna 2) 1,2) Program Studi Magister Manajemen Teknologi

Lebih terperinci

2012, No e. bahwa atas dasar hal-hal tersebut di atas, dan sebagai pelaksanaan Pasal 16 ayat (3) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2010 tentang Horti

2012, No e. bahwa atas dasar hal-hal tersebut di atas, dan sebagai pelaksanaan Pasal 16 ayat (3) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2010 tentang Horti BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.974, 2012 KEMENTERIAN PERTANIAN. Fungsi Lahan. Hortikultura. Perlindungan. Peningkatan. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58/Permentan/OT.140/9/2012

Lebih terperinci

Taryana Suryana. M.Kom

Taryana Suryana. M.Kom COBIT Control Objectives for Information & Related Technology Taryana Suryana. M.Kom E-mail:taryanarx@yahoo.com COBIT Control Objectives for Information and Related Technology (COBIT) dapat definisikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan Informasi Teknologi (IT) menjadi semakin dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan Informasi Teknologi (IT) menjadi semakin dibutuhkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengelolaan Informasi Teknologi (IT) menjadi semakin dibutuhkan sebagai dampak perkembangan teknologi yang demikian cepatnya. Hal tersebut kemudian mendorong pihak

Lebih terperinci

2011, No Negara/Lembaga pada Tahun Anggaran 2011 yang tidak sepenuhnya melaksanakan anggaran belanja Tahun Anggaran 2010 diatur oleh Pemerintah;

2011, No Negara/Lembaga pada Tahun Anggaran 2011 yang tidak sepenuhnya melaksanakan anggaran belanja Tahun Anggaran 2010 diatur oleh Pemerintah; BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.121, 2011 KEMENTERIAN KEUANGAN. Optimalisasi Anggaran Belanja. Pemotongan Pagu Belanja. Kementerian/Lembaga. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38/PMK.02/2011

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Nilai (Value Management) 2.1.1 Pengertian Nilai (Value) Pengertian Value di dalam ITGI (2008) adalah total manfaat yang didapatkan dari biayayang digunakan

Lebih terperinci

Manual Prosedur. PENGEMBANGAN Instruktur DI/Dietetic Internship PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Manual Prosedur. PENGEMBANGAN Instruktur DI/Dietetic Internship PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA Manual Prosedur PENGEMBANGAN Instruktur DI/Dietetic Internship PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA Style Definition: Heading 1: All caps, Centered Style Definition: Heading

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I. 1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I. 1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan I. 1 Latar Belakang Penerapan Teknologi Informasi (TI) dalam suatu perusahaan memerlukan biaya yang besar dan memungkinkan terjadinya resiko kegagalan yang cukup tinggi. Di sisi lain

Lebih terperinci

PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A )

PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A ) Media Indormatika Vol. 8 No. 3 (2009) PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A ) Hartanto Sekolah Tinggi

Lebih terperinci

COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology)

COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology) COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology) Pengertian Cobit COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology) adalah sekumpulan dokumentasi best practices untuk IT

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SUB-BIDANG TENAGA PELATIHAN MENGEMBANGKAN PROGRAM PELATIHAN PLK.TL BUKU INFORMASI

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SUB-BIDANG TENAGA PELATIHAN MENGEMBANGKAN PROGRAM PELATIHAN PLK.TL BUKU INFORMASI Formatted: English (U.S.) MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SUB-BIDANG TENAGA PELATIHAN MENGEMBANGKAN PROGRAM PELATIHAN BUKU INFORMASI DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

PENGHAPUSAN BARANG MILIK DAERAH BERDASARKAN PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 19 TAHUN

PENGHAPUSAN BARANG MILIK DAERAH BERDASARKAN PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 19 TAHUN PENGHAPUSAN BARANG MILIK DAERAH BERDASARKAN PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 19 TAHUN 2016 Formatted: Footer distance from edge: 1 cm www.lek2pndiklat.com A. PENDAHULUAN Pemerintah Daerah adalah penyelenggaraan

Lebih terperinci

Dr. Imam Subaweh, SE., MM., Ak., CA

Dr. Imam Subaweh, SE., MM., Ak., CA Dr. Imam Subaweh, SE., MM., Ak., CA Pengertian Pengendalian Internal Sistem pengendalian internal terdiri atas kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk memberikan manajemen kepastian yang layak bahwa

Lebih terperinci

PERANCANGAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI PADA PROSES MANAJEMEN PROYEK TI MENGGUNAKAN COBIT 4.1 (STUDI KASUS PUSDATA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM)

PERANCANGAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI PADA PROSES MANAJEMEN PROYEK TI MENGGUNAKAN COBIT 4.1 (STUDI KASUS PUSDATA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM) PERANCANGAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI PADA PROSES MANAJEMEN PROYEK TI MENGGUNAKAN COBIT 4.1 (STUDI KASUS PUSDATA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM) Ingwang Diwang Katon 1 dan R. V. Hari Ginardi 2 Magister

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. penting bagi hampir semua organisasi perusahaan karena dipercaya dapat

1 BAB I PENDAHULUAN. penting bagi hampir semua organisasi perusahaan karena dipercaya dapat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi (TI) saat ini sudah menjadi kebutuhan yang sangat penting bagi hampir semua organisasi perusahaan karena dipercaya dapat membantu meningkatkan

Lebih terperinci

ANALISIS TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI PADA BAGIAN LOGISTIK PERGURUAN TINGGI (STUDI KASUS: UKSW SALATIGA)

ANALISIS TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI PADA BAGIAN LOGISTIK PERGURUAN TINGGI (STUDI KASUS: UKSW SALATIGA) ANALISIS TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI PADA BAGIAN LOGISTIK PERGURUAN TINGGI (STUDI KASUS: UKSW SALATIGA) Imanuel Susanto 1, Agustinus Fritz Wijaya 2, Andeka Rocky Tanaamah 3 1,2,3 Program Studi Sistem

Lebih terperinci

AUDIT TATA KELOLA TI BERBASIS MANAJEMEN RISIKO DENGAN MENGGUNAKAN PBI 9/15/2007 DAN COBIT 4.1 DI BANK X

AUDIT TATA KELOLA TI BERBASIS MANAJEMEN RISIKO DENGAN MENGGUNAKAN PBI 9/15/2007 DAN COBIT 4.1 DI BANK X AUDIT TATA KELOLA TI BERBASIS MANAJEMEN RISIKO DENGAN MENGGUNAKAN PBI 9/15/2007 DAN COBIT 4.1 DI BANK X Bayu Endrasasana 1) dan Hari Ginardi 2) 1) Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sekarang ini Teknologi Informasi (TI) bukanlah hal baru, khususnya pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sekarang ini Teknologi Informasi (TI) bukanlah hal baru, khususnya pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarang ini Teknologi Informasi (TI) bukanlah hal baru, khususnya pada suatu perusahaan atau organisasi. Hampir setiap perusahaan atau organisasi memiliki TI yang

Lebih terperinci

COBIT dalam Kaitannya dengan Trust Framework

COBIT dalam Kaitannya dengan Trust Framework COBIT dalam Kaitannya dengan Trust Framework A. Mengenai COBIT Remote devices adalah pengelolaan data menggunakan aplikasi, dimana data terletak pada server atau host. Di dalam remote device klien berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB III OBYEK & METODE PENELITIAN. Penelitian mengambil objek penelitian berupa perhitungan harga jual pokok

BAB III OBYEK & METODE PENELITIAN. Penelitian mengambil objek penelitian berupa perhitungan harga jual pokok 35 BAB III OBYEK & METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Penelitian mengambil objek penelitian berupa perhitungan harga jual pokok tiket penumpang dengan menggunakan pendekatan variable costing di PT

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA PT. BANGUNAN JAYA. kematangan penerapan sistem informasi pada PT. Bangunan Jaya.

BAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA PT. BANGUNAN JAYA. kematangan penerapan sistem informasi pada PT. Bangunan Jaya. BAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA PT. BANGUNAN JAYA 4.1 Prosedur Evaluasi Evaluasi terhadap sistem informasi penjualan pada PT. Bangunan Jaya adalah merupakan suatu proses evaluasi

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk (BRI), adalah salah satu bank yang mempunyai sistem informasi dan infrastruktur Information Technology (IT) terbesar dan tersebar di seluruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bangil Kabupaten Pasuruan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bangil Kabupaten Pasuruan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bangil Kabupaten Pasuruan smerupakan rumah sakit yang berdiri dan diresmikan pada tahun 1981. Tahun 1985 RSUD Bangil menjadi tipe D dan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V Formatted: Different first page header KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN 1. Departemen Welding dinilai masih harus meningkatkan kapasitas produksi hingga mencapai rata-rata produksi sebanyak 5000

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEMATANGAN (MATURITY LEVEL) TEKNOLOGI INFORMASI PADA PUSTAKA MENGGUNAKAN COBIT 4.1

ANALISIS TINGKAT KEMATANGAN (MATURITY LEVEL) TEKNOLOGI INFORMASI PADA PUSTAKA MENGGUNAKAN COBIT 4.1 ANALISIS TINGKAT KEMATANGAN (MATURITY LEVEL) TEKNOLOGI INFORMASI PADA PUSTAKA MENGGUNAKAN COBIT 4.1 Angga Pratama Teknik Informatika, Universitas Malikussaleh Jl. Cot Tengku Nie Reuleut Muara Batu, Aceh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Rancangan RPJMD Tahun Hal. I LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Rancangan RPJMD Tahun Hal. I LATAR BELAKANG 1.1. LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN Perencanaan pembangunan DKI Jakarta telah banyak mengalami perubahan sejalan dengan perubahan lingkungan strategis dan peraturan perundangan. Sebelum periode tahun

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. audit keamanan informasi. Framework yang digunakan pada penelitian ini yaitu

BAB II LANDASAN TEORI. audit keamanan informasi. Framework yang digunakan pada penelitian ini yaitu BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Penelitian Sebelumnya Penelitian sebelumnya yang dijadikan referensi berjudul Audit Keamanan Sistem Informasi Berdasarkan Standar ISO 27002 Pada PT Aneka Jaya Baut Sejahtera

Lebih terperinci

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN BAB III METEDOLOGI PENELITIAN Metode penelitian akan menjelaskan langkah-langkah jalannya penelitian, mulai dari tahap pengumpulan data sampai dengan tahap pengelolaan data. 3.1 Bahan Penelitian Bahan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : Manajemen, Risiko, COBIT 5, APO12

ABSTRAK. Kata kunci : Manajemen, Risiko, COBIT 5, APO12 ABSTRAK PT. X adalah salah satu BUMN di Indonesia yang bergerak pada bidang perlistrikan. Untuk mengamanan datanya PT. X membangun sebuah backup center. dalam backup center di PT. X tidak lepas dari risiko

Lebih terperinci

AUDIT SISTEM INFORMASI GRUP ASESMEN EKONOMI DAN KEUANGAN BANK INDONESIA WILAYAH IV DITINJAU DARI IT GOAL 7 MENGGUNAKAN STANDAR COBIT 4.

AUDIT SISTEM INFORMASI GRUP ASESMEN EKONOMI DAN KEUANGAN BANK INDONESIA WILAYAH IV DITINJAU DARI IT GOAL 7 MENGGUNAKAN STANDAR COBIT 4. AUDIT SISTEM INFORMASI GRUP ASESMEN EKONOMI DAN KEUANGAN BANK INDONESIA WILAYAH IV DITINJAU DARI IT GOAL 7 MENGGUNAKAN STANDAR COBIT 4.1 Ariinta Deraya Ratulangi 1) dan Awalludiyah Ambarwati 2) 1,2 Program

Lebih terperinci

USULAN PENELITIAN KEMITRAAN

USULAN PENELITIAN KEMITRAAN USULAN PENELITIAN KEMITRAAN TIM PENGUSUL Ketua : Chayadi Oktomy Noto Susanto, S.T., M.Eng Anggota : Irania Dwi Wijayanti Andang Kurnia Komara PENGEMBANGAN APLIKASI ALAT BANTU PROSES AUDIT SISTEM INFORMASI

Lebih terperinci

Fungsi Pengelolaan SI

Fungsi Pengelolaan SI Materi 09 Implementaasi Pengelolaan Strategi Sistem Informasi Fungsi Pengelolaan SI Mempersiapkan dan merealisasikan pembangunan sistem. Melaksanakan operasionalisasi SI. Mempertahankan kinerja SI. 1 Persiapan

Lebih terperinci

PENGUKURAN TEKNOLOGI APLIKASI SISTEM INFORMASI DENGAN TEKNOMETRIK (INFORWARE) BERBASIS COBIT PADA PT. PLN (PERSERO) RAYON KAMAL

PENGUKURAN TEKNOLOGI APLIKASI SISTEM INFORMASI DENGAN TEKNOMETRIK (INFORWARE) BERBASIS COBIT PADA PT. PLN (PERSERO) RAYON KAMAL PENGUKURAN TEKNOLOGI APLIKASI SISTEM INFORMASI DENGAN TEKNOMETRIK (INFORWARE) BERBASIS COBIT PADA PT. PLN (PERSERO) RAYON KAMAL Rangga Romi Putra 1,*), dan Udisubakti Ciptomulyono 2) 1,2) program Studi

Lebih terperinci

LAMPIRAN. A. Hasil kuisioner Proses TI PO2 Menentukan Arsitektur Informasi

LAMPIRAN. A. Hasil kuisioner Proses TI PO2 Menentukan Arsitektur Informasi LAMPIRAN Lampiran A. Hasil kuisioner Proses TI PO Menentukan Arsitektur Informasi Responden Adanya kesadaran bahwa arsitektur informasi penting bagi organisasi Pengetahuan untuk mengembangkan arsitektur

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI PELAYANAN JASA KAPAL PADA PT. PELABUHAN INDONESIA II

BAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI PELAYANAN JASA KAPAL PADA PT. PELABUHAN INDONESIA II BAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI PELAYANAN JASA KAPAL PADA PT. PELABUHAN INDONESIA II Teknologi informasi pada saat ini telah digunakan hampir pada seluruh aspek penting dalam setiap perusahaan

Lebih terperinci

BUPATI KUNINGAN PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 810 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI KUNINGAN PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 810 TAHUN 2013 TENTANG Formatted BUPATI KUNINGAN PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 80 TAHUN 0 TENTANG PEDOMAN PEAN KINERJA PERUSAHAAN DAERAH ANEKA USAHA (PDAU) DARMA PUTRA KERTARAHARJA KABUPATEN KUNINGAN, Not Bold DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PENGARUH METODE EVALUASI PENAWARAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH TERHADAP HASIL PEKERJAAN DENGAN PENDEKATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

PENGARUH METODE EVALUASI PENAWARAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH TERHADAP HASIL PEKERJAAN DENGAN PENDEKATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS PENGARUH METODE EVALUASI PENAWARAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH TERHADAP HASIL PEKERJAAN DENGAN PENDEKATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS ( Studi Kasus di Pemerintah Kabupaten Temanggung ) RINGKASAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. industri keuangan, semakin sengit dan meruncing. Dalam bersaing, banyak

BAB I PENDAHULUAN. industri keuangan, semakin sengit dan meruncing. Dalam bersaing, banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Memasuki tahun 2011 persaingan bisnis di berbagai industri, termasuk di industri keuangan, semakin sengit dan meruncing. Dalam bersaing, banyak perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk R & D Center merupakan salah satu unit bisnis pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Pengelolaan unit bisnis yang ada di PT. Telekomunikasi

Lebih terperinci

KERANGKA KERJA COBIT : SUATU TINJAUAN KUALITATIF AUDIT TEKNOLOGI INFORMASI

KERANGKA KERJA COBIT : SUATU TINJAUAN KUALITATIF AUDIT TEKNOLOGI INFORMASI KERANGKA KERJA COBIT : SUATU TINJAUAN KUALITATIF AUDIT TEKNOLOGI INFORMASI 1 Detty Purnamasari, 2 Dessy Wulandari A.P. 1,2 Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya No.100 Depok Indonesia E-mail: {detty,

Lebih terperinci

BAB VIII Control Objective for Information and related Technology (COBIT)

BAB VIII Control Objective for Information and related Technology (COBIT) BAB VIII Control Objective for Information and related Technology (COBIT) Dikeluarkan dan disusun oleh IT Governance Institute yang merupakan bagian dari ISACA (Information Systems Audit and Control Association)

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Langkah awal dalam tahap perencanaan audit sistem informasi menghasilkan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Langkah awal dalam tahap perencanaan audit sistem informasi menghasilkan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Perencanaan Audit Sistem Informasi Langkah awal dalam tahap perencanaan audit sistem informasi menghasilkan beberapa tahap perencanaan audit. Hasil perencanaan audit

Lebih terperinci

Gambar I.1 Contribution of IT to the Business Sumber : (ITGI, 2011)

Gambar I.1 Contribution of IT to the Business Sumber : (ITGI, 2011) BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Investasi terhadap teknologi informasi di perusahaan pada saat ini merupakan hal yang penting bagi perusahaan yang proses bisnisnya dan didukung oleh teknologi informasi.

Lebih terperinci

ANALISIS TATA KELOLA TI PADA INNOVATION CENTER (IC) STMIK AMIKOM YOGYAKARTA MENGGUNAKAN MODEL 6 MATURITY ATTRIBUTE

ANALISIS TATA KELOLA TI PADA INNOVATION CENTER (IC) STMIK AMIKOM YOGYAKARTA MENGGUNAKAN MODEL 6 MATURITY ATTRIBUTE ANALISIS TATA KELOLA TI PADA INNOVATION CENTER (IC) STMIK AMIKOM YOGYAKARTA MENGGUNAKAN MODEL 6 MATURITY ATTRIBUTE Aullya Rachmawati1), Asro Nasiri2) 1,2) Magister Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta

Lebih terperinci

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : M.HH-04.TI.05.03 Tahun 2017 TENTANG STANDAR PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER-37PJ/2010 TENTANG : KEBIJAKAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT

Lebih terperinci

AUDIT MANAJEMEN TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN COBIT 4.1 PADA SISTEM TRANSAKSI KEUANGAN

AUDIT MANAJEMEN TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN COBIT 4.1 PADA SISTEM TRANSAKSI KEUANGAN AUDIT MANAJEMEN TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN COBIT 4.1 PADA SISTEM TRANSAKSI KEUANGAN Munirul Ula, Muhammad Sadli Dosen Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Malikussaleh

Lebih terperinci

ARSITEKTUR SISTEM INFORMASI UNTUK PENYUSUNAN STRUKTUR ORGANISASI TI BERDASARKAN COBIT 4.1 DI JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA UPN VETERAN JAWA TIMUR

ARSITEKTUR SISTEM INFORMASI UNTUK PENYUSUNAN STRUKTUR ORGANISASI TI BERDASARKAN COBIT 4.1 DI JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA UPN VETERAN JAWA TIMUR ARSITEKTUR SISTEM INFORMASI UNTUK PENYUSUNAN STRUKTUR ORGANISASI TI BERDASARKAN COBIT 4.1 DI JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA UPN VETERAN JAWA TIMUR Budi Nugroho 1), Lukman Junaedi 2) 1) Jurusan Teknik Informatika,

Lebih terperinci

PERENCANAAN PROYEK BERBASIS RISIKO PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ASET DI PDAM KOTAMADYA MALANG BERBASIS ISO/FDIS 31000:2009

PERENCANAAN PROYEK BERBASIS RISIKO PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ASET DI PDAM KOTAMADYA MALANG BERBASIS ISO/FDIS 31000:2009 Makalah Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIV MMT-ITS PERENCANAAN PROYEK BERBASIS RISIKO PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ASET DI PDAM KOTAMADYA MALANG BERBASIS ISO/FDIS 31000:2009 ANTONIUS GATOT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi saat ini, Teknologi Informasi (TI) saat ini menjadi bagian yang tak terpisahkan dan terintegrasi dengan tujuan bisnis organisasi. Bagaimana teknologi

Lebih terperinci

Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I. Pengelolaan Strategik SI/TI

Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I. Pengelolaan Strategik SI/TI Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I Pengelolaan Strategik SI/TI 1 Tantangan Pengelolaan IT Perubahan teknologi (TI) semakin cepat. Aplikasi dan data semakin banyak overload informasi. Perkembangan bisnis yang semakin

Lebih terperinci

PEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING

PEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING PEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING Akhmad Rusli 1, *), dan Udisubakti Ciptomulyono 2) 1, 2) Program

Lebih terperinci

Manual Prosedur PRE DIETETIC INTERNSHIP COMMUNITY PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Manual Prosedur PRE DIETETIC INTERNSHIP COMMUNITY PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA Manual Prosedur PRE DIETETIC INTERNSHIP COMMUNITY PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA Universitas Brawijaya, 2011 All Rights Reserved Tim Penyusun : 1. Nia Wirawan Novita,

Lebih terperinci

11-12 Struktur, Proses dan Mekanisme Tata Kelola Teknologi Informasi

11-12 Struktur, Proses dan Mekanisme Tata Kelola Teknologi Informasi Information System Strategic Design 11-12 Struktur, Proses dan Mekanisme Tata Kelola Teknologi Informasi Dahlia Widhyaestoeti, S.Kom dahlia.widhyaestoeti@gmail.com dahlia74march.wordpress.com Sumber :

Lebih terperinci

PENGUKURAN KESENJANGAN DAN PERENCANAAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN TOGAF (Studi Kasus : Politeknik Surabaya)

PENGUKURAN KESENJANGAN DAN PERENCANAAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN TOGAF (Studi Kasus : Politeknik Surabaya) PENGUKURAN KESENJANGAN DAN PERENCANAAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN TOGAF (Studi Kasus : Politeknik Surabaya) Agus Hermanto [9112205310] Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Hari Ginardi, M.Kom PROGRAM

Lebih terperinci

Audit Teknologi Sistem Informasi. Pertemuan 1 Pengantar Audit Teknologi Sistem Informasi

Audit Teknologi Sistem Informasi. Pertemuan 1 Pengantar Audit Teknologi Sistem Informasi Audit Teknologi Sistem Informasi Pertemuan 1 Pengantar Audit Teknologi Sistem Informasi CAPAIAN PEMBELAJARAN Sikap Ketrampilan Umum Pengetahuan Ketrampilan Khusus Mampu menunjukkan kinerja mandiri, bermutu

Lebih terperinci

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah normatif, yaitu penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah normatif, yaitu penelitian III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah normatif, yaitu penelitian hukum yang mengkaji hukum tertulis dari berbagai aspek, yaitu aspek teori,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini operasional bisnis dijalankan dengan. dukungan teknologi informasi. Dengan semakin berkembangnya teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini operasional bisnis dijalankan dengan. dukungan teknologi informasi. Dengan semakin berkembangnya teknologi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat sekarang ini operasional bisnis dijalankan dengan dukungan teknologi informasi. Dengan semakin berkembangnya teknologi yang ada membuat setiap organisasi

Lebih terperinci

RANCANGAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2014

RANCANGAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2014 Yth. 1. Perusahaan Asuransi;, dan 2. Perusahaan Reasuransi yang Menyelenggarakan Sebagian atau Seluruh Usahanya dengan Prinsip Syariah di tempatindonesia. RANCANGAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN

Lebih terperinci

Evaluasi Kesesuaian Struktur Organisasi Pengelola Teknologi Informasi dengan Rencana Jangka Panjang Instansi (Studi Kasus pada Dinas XYZ)

Evaluasi Kesesuaian Struktur Organisasi Pengelola Teknologi Informasi dengan Rencana Jangka Panjang Instansi (Studi Kasus pada Dinas XYZ) JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: 2301-9271 A-316 Evaluasi Kesesuaian Struktur Organisasi Pengelola Teknologi Informasi dengan Rencana Jangka Panjang Instansi (Studi Kasus pada Dinas XYZ) Arief

Lebih terperinci

PENGGUNAAN FRAMEWORK COBIT UNTUK MENILAI TATA KELOLA TI DI DINAS PPKAD PROV.KEP.BANGKA BELITUNG Wishnu Aribowo 1), Lili Indah 2)

PENGGUNAAN FRAMEWORK COBIT UNTUK MENILAI TATA KELOLA TI DI DINAS PPKAD PROV.KEP.BANGKA BELITUNG Wishnu Aribowo 1), Lili Indah 2) PENGGUNAAN FRAMEWORK COBIT UNTUK MENILAI TATA KELOLA TI DI DINAS PPKAD PROV.KEP.BANGKA BELITUNG Wishnu Aribowo 1), Lili Indah 2) 1) Kabag PM, Dosen Teknik Informatika STMIK Atma Luhur Pangkalpinang 2)

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA INDONESIA (IPeKB INDONESIA) Pasal 1 BAB I ATRIBUT

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA INDONESIA (IPeKB INDONESIA) Pasal 1 BAB I ATRIBUT ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA INDONESIA (IPeKB INDONESIA) BAB I ATRIBUT Pasal 1 1. Lambang organisasi IpeKB Indonesia adalah segi lima warna biru muda yang didalamnya terdapat

Lebih terperinci

BAB I PERSYARATAN PRODUK

BAB I PERSYARATAN PRODUK BAB I PERSYARATAN PRODUK I.1 Pendahuluan Pesatnya perkembangan teknologi dewasa ini membuat banyak pihak merasakan manfaat yang luar biasa. Bukan hanya sebagai pelengkap kebutuhan manusia, namun keberadaan

Lebih terperinci

FRAMEWORK, STANDAR, DAN REGULASI. Titien S. Sukamto

FRAMEWORK, STANDAR, DAN REGULASI. Titien S. Sukamto FRAMEWORK, STANDAR, DAN REGULASI Titien S. Sukamto FRAMEWORK COSO (COMMITTEE OF SPONSORING ORGANIZATIONS) COSO sangat diterima di USA sebagai pondasi dari pengendalian internal modern dan praktik manajemen

Lebih terperinci

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab II Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka II.1 Pengertian Nilai (Value) Nilai dalam bahasa yunani axia yang berarti berharga, namun ada perbedaan konsep antara harga dan nilai dalam bahasa Indonesia. Nilai bermakna sesuatu

Lebih terperinci

I. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

I. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Teknologi informasi (TI) dalam perusahaan saat ini tidak lagi dipandang hanya sebagai penyedia layanan saja, tetapi lebih jauh lagi penerapan teknologi informasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. TEORI DASAR 2.1.1. Peranan COBIT dalam tata kelola TI COBIT adalah seperangkat pedoman umum (best practice) untuk manajemen teknologi informasi yang dibuat oleh sebuah lembaga

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.996, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. Manajemen Risiko. Penyelenggaraan. PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN NOMOR

Lebih terperinci

1. BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi Informasi (TI) telah menjadi bagian penting dalam organisasi, terutama bagi organisasi yang bisnisnya berorientasi profit. Penerapan teknologi informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dili Institute of Technology (DIT) adalah salah satu perguruan tinggi swasta

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dili Institute of Technology (DIT) adalah salah satu perguruan tinggi swasta 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dili Institute of Technology (DIT) adalah salah satu perguruan tinggi swasta yang berada di negara Timor Leste dan telah terakreditasi oleh badan akreditasi nasional

Lebih terperinci

Yth. 1. Perusahaan Asuransi Kerugian danperusahaan Asuransi Jiwa;dan 1.2. Perusahaan Asuransi Kerugian; dan 2.3. Perusahaan Reasuransi.

Yth. 1. Perusahaan Asuransi Kerugian danperusahaan Asuransi Jiwa;dan 1.2. Perusahaan Asuransi Kerugian; dan 2.3. Perusahaan Reasuransi. Formatted: English (U.S.) Yth. 1. Perusahaan Asuransi Kerugian danperusahaan Asuransi Jiwa;dan 1.2. Perusahaan Asuransi Kerugian; dan 2.3. Perusahaan Reasuransi. ddi Indonesia Formatted: Different first

Lebih terperinci

PENGUKURAN M ANAJEMEN RISIKO TI DI PT.X MENGGUNAKAN COBIT 5. Myrna Dwi Rahmatya, Ana Hadiana, Irfan Maliki Universitas Komputer Indonesia

PENGUKURAN M ANAJEMEN RISIKO TI DI PT.X MENGGUNAKAN COBIT 5. Myrna Dwi Rahmatya, Ana Hadiana, Irfan Maliki Universitas Komputer Indonesia PENGUKURAN M ANAJEMEN RISIKO TI DI PT.X MENGGUNAKAN COBIT 5 Myrna Dwi Rahmatya, Ana Hadiana, Irfan Maliki Universitas Komputer Indonesia Program Pasca Sarjana, Program Studi Magister Sistem Informasi Jl.

Lebih terperinci

BAB I LANDASAN TEORI 1. Latar Belakang Masalah Identifikasi Masalah I. Objek Penelitian 1. Lingkung Tugas Akhir 2. Batasan Masalah

BAB I LANDASAN TEORI 1. Latar Belakang Masalah Identifikasi Masalah I. Objek Penelitian 1. Lingkung Tugas Akhir 2. Batasan Masalah I-1 BAB I LANDASAN TEORI 1. Latar Belakang Masalah Universitas Pasundan merupakan lembaga yang bergerak dibidang pendidikan yang sudah berdiri sejak tahun 1960 dan pada tahun sekarang 2016 sudah menginjak

Lebih terperinci

Lampiran 1 : Kuesioner Pengendalian Intern Penjualan Kredit Berbasis Komputer. Kuesioner Pengendalian Intern Akuntansi dalam Sistem Komputer

Lampiran 1 : Kuesioner Pengendalian Intern Penjualan Kredit Berbasis Komputer. Kuesioner Pengendalian Intern Akuntansi dalam Sistem Komputer Kuesioner Pengendalian Intern Akuntansi dalam Sistem Komputer A. 1. PENGENDALIAN UMUM ORGANISASI a. Apakah terdapat struktur organisasi formal yang mencakup bagian Pengolahan Data (Departemen EDP sudah

Lebih terperinci

2015 IT PERFORMANCE MANAGEMENT

2015 IT PERFORMANCE MANAGEMENT BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kinerja merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi, dan misi organisasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Risiko berhubungan dengan ketidakpastian, ini terjadi oleh karena kurang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Risiko berhubungan dengan ketidakpastian, ini terjadi oleh karena kurang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Risiko 2.1.1. Definisi Risiko Risiko berhubungan dengan ketidakpastian, ini terjadi oleh karena kurang atau tidak tersedianya cukup informasi tentang apa yang akan terjadi.

Lebih terperinci

Tingkat Kapabilitas Tata Kelola TI Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Universitas Sam Ratulangi

Tingkat Kapabilitas Tata Kelola TI Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Universitas Sam Ratulangi Tingkat Kapabilitas Tata Kelola TI Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Universitas Sam Ratulangi Wella 1, Anasthasia Tampi 2 Sistem Informasi, Fakultas Teknik dan Informatika, Universitas Multimedia

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUKURAN KUALITAS PELAYANAN SISTEM INFORMASI PERBANKAN DENGAN MENGGUNAKAN COBIT 5

ANALISIS PENGUKURAN KUALITAS PELAYANAN SISTEM INFORMASI PERBANKAN DENGAN MENGGUNAKAN COBIT 5 ANALISIS PENGUKURAN KUALITAS PELAYANAN SISTEM INFORMASI PERBANKAN DENGAN MENGGUNAKAN COBIT 5 Instianti Elyana Program Studi Akademi Sekretaris dan Manajemen, ASM BSI Jakarta Jl. Jatiwaringin Raya No.18,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi (TI) saat ini menjadi teknologi yang banyak diadopsi oleh hampir seluruh organisasi dan dipercaya dapat membantu meningkatkan efisiensi proses yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan sistem informasi manajemen telah menyebabkan terjadinya perubahan yang cukup signifikan dalam pola pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Teknologi informasi menjadi bagian yang signifikan bagi perusahaan maupun instansi pemerintahan. Teknologi informasi berperan dalam mendukung tujuan bisnis perusahaan

Lebih terperinci

REKOMENDASI PENGEMBANGAN IT GOVERNANCE

REKOMENDASI PENGEMBANGAN IT GOVERNANCE REKOMENDASI PENGEMBANGAN IT GOVERNANCE MENGGUNAKAN COBIT ( CONTROL OBJECTIVES FOR INFORMATION AND RELATED TECHNOLOGY ) VERSI 3.0 PADA INSTITUSI PENDIDIKAN Wahyuni Program Studi Sistem Informasi, Fakultas

Lebih terperinci