BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Nilai (Value Management) Pengertian Nilai (Value) Pengertian Value di dalam ITGI (2008) adalah total manfaat yang didapatkan dari biayayang digunakan untuk mendapatkan manfaat tersebut, dan risiko yang telah disesuaikan agar risiko tersebut berada dalam tingkat yang dapat diterima. Dalam banyak kasus, bagaimanapun, value menentang pengukuran kuantitatif. Value yang kompleks, konteks-spesifik dan dinamis.sifat value berbeda untuk berbagai jenis perusahaan. Sementara perusahaan komersial berfokus lebih dari yang mereka miliki di masa lalu pada valueyang bersifat non-keuangan, eksekutif masih cenderung melihat nilai terutama dalam hal keuangan yaitu hanya sebagai kenaikan laba untuk perusahaan yang timbul dari investasi. Untuk sektor publik, atau tidakuntuk-keuntungan perusahaan, value lebih kompleks, dan sering, meskipun tidak selalu, non-keuangan di alam. Hal ini dapat mencakup pencapaian hasil kebijakan publik, peningkatan kuantitas dan kualitas pelayanan yang diberikan kepada orangorang perusahaan ada untuk melayani (misalnya, warga untuk sektor publik dan penerima manfaat dari amal) dan / atau kenaikan bersih pendapatan yang tersedia untuk menyediakan layanan tersebut, salah satu atau kedua yang timbul dari investasi Pengertian Manajemen Nilai ( Value Management) Menurut Institute of Value Management UK Value management telah didefinisikan ke dalam bermacam-macam sudut pandang. Dari suatu sudut pandang,value Managementdapat dilihat sebagai suatu tim strukturberdasarkan kepada pendekatan untuk mengidentifikasi kebutuhan fungsional dari project/ kontrak dengan tujuan meraih fungsi optimal untuk biaya minimal. Value managementjuga dilihat sebagai suatu kombinasi dari alatalat dan metode-metode perencanaan untuk menemukan keseimbangan optimal dari manfaat-manfaat projectdalam hal biaya projectdan risiko., Bold, Indonesian, Bold, Indonesian 12 pt, Bold, Font color:, Indonesian Formatted: Font: Bold Formatted: Indent: Left: 0.75 cm, Not Bold, Font color: Formatted: Indent: Left: 2 cm, Not Bold, Font color:, Not Bold, Font color:, Font color: Formatted: Heading 3, Left, Indent: Left: 0.75 cm, Not Bold, Not Bold, Font color: Formatted: Indent: Left: 2 cm, First line: 1 cm, Not Bold, Italic, Font color:, Not Bold, Font color: Comment [SEH1]: Pls be consistent all of these words make it italic., Not Bold, Italic, Font color: 12 pt, Not Bold, Italic, Font color:, Not Bold, Font color:, Not Bold, Not Italic, Font color:, Not Bold, Font color:, Not Bold, Font color:, Not Bold, Not Italic, Font color:, Not Bold, Font color: 7

2 8 Konsep dari value yang digunakan dalam value management membedakan metode ini dari metode yang biasa digunakan untuk meninjau biaya dengan cara membandingkan hubungan antara fungsi, biaya, dan manfaat.value Managementdapat juga didefinisikan sebagai proses perencanaan, penilaian, dan pengembangan dalam rangka untuk membuat keputusan yang tepat tentang pengoptimalan keseimbangan manfaat, risiko dan biaya project. Ini melibatkan wakil dari pemangku kepentingan di dalam workshop yang difasilitasi dan berkenaan dengan pendekatan kreatif berbasis untuk problem solving dan analisa fungsi sistematisdari fungsi yang Value Management terpisah darialat-alat manajemen lainnya.(universiti Teknologi Malaysia). Manajemen ValueManajemen nilai menurut Thorp (2006, 1) adalah kerangka kerja tata kelola dan manajemen yang mencakup prinsipprinsip, proses dan praktek, dengan peran, tanggung jawab dan akuntabilitas, dan informasi pendukung dan struktur organisasi yang jelas. Tujuan dari manajemen valuemanajemen nilai adalah untuk memastikan bahwa organisasi memaksimalkan nilai dengan mengoptimalkan manfaat investasi sepanjang siklus kehidupan ekonomi secara penuh, dengan biaya yang terjangkau, dengan tingkat risiko yang dapat diterima. Tujuan manajemen nilaimanajemen nilai menurut ITGI (2008, 10) adalah untuk mengoptimalkan nilai dengan mempertemukan perbedaanperbedaan dan memungkinkan perusahaan untuk: 1. Secara jelas mendefinisikan dan mengkomunikasikan pandangannya tentang nilai. 2. Memilih dan melaksanakan investasi. 3. Mengelola aset dan mengoptimalkan nilai dengan penggunaan sumber daya yang terjangkau dan tingkat risiko yang dapat diterima. 2.2 Pengertian Investasi Sistem Informasi Menurut Kivijarvi & Saarinen (1995), Investasi dalam sistem informasi terkait dengan kematangan sistem informasi, yang pada Comment [SEH2]: Mksdnyaapa? Artikeldari UTM? Send the evidence dancobapelajarilagiapakahpenulisanreferensi yang dariunivsptini? Yakin tidakadanamapenulisnyadantahunnya??? 12 pt, Not Bold, Font color:, Not Bold, Font color:, Not Bold, Italic, Font color: Formatted: Font: Not Bold, Font color:, Not Bold, Font color:, Not Bold, Font color: 12 pt, Not Bold, Font color:, Do not check spelling or grammar, Pattern: Clear (White), Not Bold, Font color:, Not Bold, Font color:, Not Bold, Italic, Font color: Formatted: Font: Not Bold, Font color:, Not Bold, Font color:, Not Bold, Font color:, Not Bold, Font color:, Not Bold, Italic, Font color: Formatted: Font: Not Bold, Font color:, Not Bold, Font color: Formatted: Indent: Left: 2 cm, Hanging: 0.5 cm Formatted: Indent: Left: 0.5 cm, Hanging: 0.25 cm Formatted: Heading 2, Left

3 9 gilirannya berhubungan dengan peningkatan kinerja. Hal ini menunjukkan bahwa investasi dalam sistem informasi terbayar tetapi hanya dalam jangka panjang, karena pembelajaran yang panjang dan masa pengembangan yang diperlukan untuk mengambil keuntungan penuh dari mereka. Temuan ini didukung oleh fakta bahwa berpengalaman dan pengguna tingkat lanjut dari sistem informasi yang mampu menghasilkan aplikasi dan layanan yang lebih baik dengan dampak yang tinggi pada proses organisasi. mengacu ke investasi bisnis yang signifikan dalam mempertahankan, tumbuh atau mengubah bisnis dengan komponen TI yang kritikal Pengertian Investasi Berdasarkan pengertian dari Investopedia, investasi adalah suatu aset atau hal yang dibelu dengan harapan,aset atau hal tersebut akan menghasilkan pendapatan atau penghargaan di masa depan. Dari segi ekonomi, suatu investasi adalahpembelian dari harta benda yang tidak di habiskan hari ini tetapi digunakan di masa depan untuk menciptakan kekayaan. Dalam keuangan, suatu investasi adalah harga aset yang dibeli dengan pemikiran bahwa aset akan menyediakan penghasilan di masa depan atau berharga dan dapat dijual dengan harga yang lebih tinggi.sedangkan menurutmenurut Hassett (2008), para ahli ekonomi para ekonomismendefinisikan investasi sebagai produksi dari barang berharga yang akan digunakan untuk memproduksi barang berharga lainnya Pengertian Sistem Informasi Sebuah sistem informasi menurut Kroenke (2008) adalah teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang digunakan suatu organisasi, dan juga cara di mana orang berinteraksi dengan teknologi ini dalam mendukung proses bisnis. 2.3 Pengertian Bisnis Comment [SEH3]: Jadi, apaitu IT enabled investment masihbelumjelas,,masihbelumdidefinisikan di paragraph inidenganjelas Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt, English (U.S.), Font color: Formatted: Heading 3, Left, Indent: Left: 0.75 cm, First line: 0 cm, Not Bold Comment [SEH4]: Apakahinidari website? Tidakdisarankandari website Comment [SEH5]:, Font color: Formatted: Indent: Left: 1.75 cm, First line: 1.25 cm Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt, Font color: Comment [SEH6]: Evidence pls, Font color:, Font color: Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt, Font color: Formatted: Heading 3, Left, Indent: Left: 0.75 cm, First line: 0 cm, Space After: 0 pt, Pattern: Clear, Font color: Formatted: Heading 2, Left, Not Bold

4 Nilai Bisnis Nilai bisnis menurut Project Management Institute (2013, 15) adalah sebuah konsep yang unik untuk setiap organisasi dan mencakup unsur-unsur tangible dan intangible. Melalui efektifitas dalam penggunaan nilai bisnis di proyekproject, program dan manajemen portofolio, organisasi akan memiliki kemampuan untuk membangun kepercayaan, membangun proses untuk memenuhi tujuan organisasi dan memperoleh nilai bisnis yang lebih besar terhadap investasi mereka Pengertian Benefit Realisation Menurut Thorp (2007) pengertianbenefit realisation adalah sebuah kerangka kerja yang berorientasi bisnis. didukung dengan sekumpulan proses, teknik dan instrumen yang memungkinkan organisasi untuk memilih dan mengelola portofolio program yang keuntungannya sudah jelas didefinisikan, dioptimisasi dan dipanen. Menurut Haughey (2014) jika anda melakukan delivery proyekproject tepat waktu, sesuai anggaran, pelanggan telah menandatangani itu dan anda telah menyelesaikan laporan proyekproject akhir anda, tetapi tugas anda tidak berhenti sampai pada pelaporan proyekproject. Sebagai manajer proyekproject, anda berada dalam posisi yang unik untuk membantu pelanggan anda untuk mendapatkan manfaat dalam business case. Hal ini terdapat pada fase lain setelah anda telah menutup proyekproject, atau dijalankan sebagai bagian dari proyekproject itu sendiri. Haughey (2014) juga mengatakan mengenai merealisasikan manfaat bahwap peran Manajer proyekproject dalam mendorong manfaat dari proyekproject, bekerja sama dengan pelanggan untuk memastikan produk atau jasa akan diadopsi dan tertanam dalam organisasi. Untuk mendapatkan manfaat Anda harus memiliki perubahan. Menurut Thorp (2007, 120) untuk mendapatkan manfaat maka diperlukan perubahan, hal tersebutini adalah prinsip utama dari pendekatan benefit realisation yang manfaatnya hanya datang dengan perubahan dan kualitas, perubahan harus didukung oleh manfaat. Orangorang yang terdapat di dalam organisasi harus mengubah cara mereka, Font color:, Not Bold Formatted: Heading 3, Left, Indent: Left: 0.75 cm, Tab stops: 2.5 cm, Left, Italic, Italic Comment [SEH7]: Menurutsiapaini??? Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt, Font color: Formatted: Heading 3, Left, Indent: Left: 0.75 cm, Italic, Font color:, Not Bold, Font color: Formatted: Indent: Left: 2 cm, First line: 1 cm Formatted: Indent: Left: 2 cm Comment [SEH8]: Klobhs indo ManajerProyekkalobhsinggris: Project Manager, maupake yang mana?konsistensajabhs Indo. Jaditdkusahadaistilah project. Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt Comment [SEH9]: Inibukanartikel internet tidakbolehadapenulisansepertiini iniskripsiartikelilmiah, hapussajaatauubahsusunankalimatnya Formatted: Indent: Left: 2 cm, First line: 1 cm Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt

5 11 berpikir, mengelola dan bertindak untuk melaksanakan pendekatan benefit realisation. Perubahan ini akan sulit dan perubahan ini tidak akan terjadi dengan sendirinya. Perubahan ini harus direncanakan dan dikelola. Itulah sebabnya mengelola perubahan adalah kondisi yang memungkinkan dan penting untuk melaksanakan benefit realisation.. Thorp juga menjelaskan lebih lagi bahwa business realisation adalah sebuah kerangka kerja yang berorientasi bisnis, didukung oleh serangkaian proses, teknik dan instrumen yang memungkinkan organisasi untuk memilih dan mengelola portofolio program sedemikian rupa sehingga manfaat dapat didefinisikan dengan jelas, dioptimalkan dan diperoleh., Not Italic, Not Italic Formatted: Indent: Left: 2 cm Mengubah cara orang berpikir, bekerja dan mengelola bukanlah tugas yang mudah, tetapi tanpa itu, proyek Anda dalam bahaya bergabung dengan daftar panjang pengiriman proyek yang sukses yang pernah diluncurkan. Jadi, jangan hanya membiarkan proyek Anda menyampaikan dan mati, memastikan manfaat yang dibayangkan di awal dirilis pada akhir Tata Kelola TI Menurut Turban & Volonino (2013) IT Governance merupakan pernyataan secara normal yang ditetapkan untuk mengarahkan kebijakankebijakan mengenai keselarasan TI dengan tujuan-tujuan organisasi dan alokasi dari sumber-sumber. Pengertian Menurut Pearlson & Saunders (2011) IT Governance adalah menspesifikasikan keputusan hak-hak dan kerangka kerja tanggung jawab untuk mendorong tingkah laku dalam menggunakan TI.IT Governance menurut Marakas & O'Brien (2014) adalah suatu sistem di mana semua stakeholder dan bidang terkait seperti keuangan, memiliki masukan yang diperlukan dalam proses pengambilan keputusan. Hal ini untuk mencegah pemangku kepentingan tunggal, biasanya TI, disalahkan untuk keputusan yang buruk. Hal ini juga mencegah pengguna pada kemudian hari nanti mengeluh bahwa sistem tidak berperilaku atau melakukan seperti yang diharapkan. Formatted: Heading 2, Left, Indent: Left: 0 cm, First line: 0 cm Comment [SEH10]: Inicopastatau paraphrase, tidakbolehadasusunankalimatsptini di skripsi, Font color: Formatted: Heading 2, Left, Not Bold Formatted: Indent: Left: 0.75 cm

6 Enterprise Governance of IT Menurut ITGI (2008, 24) mendefinisikan tata kelola perusahaan dari IT sebagai himpunan tanggung jawab serta kepemimpinan dan struktur organisasi dan proses yang dilakukan oleh dewan direksi dan manajemen eksekutif untuk memastikan bahwa TI menciptakan nilai bagi perusahaan. Enterprise Governance of IT merupakan bagian integral dari tata kelola perusahaan secara keseluruhan, tata kelola perusahaan TI memastikan bahwa TI menopang dan memperluas tujuan dan strategi perusahaan., Not Bold Formatted: Heading 2, Left 2.6 COBIT Di dalam buku IT Governance based on COBIT 4.1 yang ditulis oleh Brand & Boonen (2007), COBIT merupakan singkatan dari Control Objectives for Information and Related Technology. COBIT adalah model yang dirancang untuk mengontrol fungsi TI. Model ini awalnya dikembangkan oleh Information System Audit and Control Foundation (ISACF) yang merupakan lembaga riset dari Information Systems Audit and Control Association (ISACA). Pada tahun 1999 tugas ISACF untuk COBIT dipindahkan ke IT Governance Institute (ITGI) yang merupakan badan independen dalam ISACA. Pengembangan COBIT dimulai pada tahun 1994, dengan versi pertama yang diterbitkan pada tahun 1996 dan versi berikutnya pada tahun 1998, 2000, 2005 dan Formatted: Heading 2, Left, Not Bold Formatted: Indent: Left: 0.75 cm Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt, Do not check spelling or grammar Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt, Do not check spelling or grammar Formatted: Font: Calibri, 11 pt, Not Bold, Font color: Gambar 2.1 Perkembangan COBIT. ISACA,(2012) Gambar 2.1 Perkembangan COBIT. ISACA,(2012)Gambar Perkembangan COBIT. ISACA,(2012) Formatted: Indent: Left: 0.75 cm, Font color:, Font color: Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt, Font color: Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt, Font color:

7 13 COBIT merupakan model untuk mengontrol lingkungan TI. Dalam mengembangkan COBIT, standar dari sumber yang berbeda telah digunakan, masing-masing mencakup bagian dari informasi. COBIT mendukung tata kelola TI dengan menyediakan gambaran yang komprehensif dari tujuan pengendalian untuk proses TI dan dengan menawarkan kemungkinan memeriksa kematangan proses ini. Ini membantu dalam memahami, menilai dan mengelola risiko bersamasama dengan manfaat yang terkait dengan informasi dan berhubungan dengan TI. COBIT memberikan instrumen tata kelola TI yang memungkinkan manajer untuk menjembatani kesenjangan sehubungan dengan mengendalikan persyaratan, sistem informasi dan teknologi informasi pada masalah dan risiko bisnis, untuk mengkomunikasikan bahwa tingkat kontrol kepada pemangku kepentingan. Hal ini memungkinkan pengembangan kebijakan yang jelas dan praktik yang baik untuk kontrol TI di seluruh organisasi. Menurut ISACA (2012, 2) COBIT juga merupakan salah satu kerangka kerja yang di buat oleh ISACA untuk membantu para IT Professional dan enterprise leaders dalam manajemen TI dan tata kelola perusahaan. Para IT Professional dan enterprise leader dapat menyesuaikan kerangka kerja sesuai dengan kebutuhannya. COBIT yang terbaru adalah COBIT 5 yang di mana oleh ISACA (2012, 15) COBIT 5 dikatakan telah menghubungkan sebagian besar kerangka kerja yang dibuat oleh ISACA, berfokus pada COBIT, Val IT, dan Risk IT, selain itu ISACA telah melakukan riset selama beberapa tahun, untuk mengetahui kunci dari tata kelola perusahaan Business Model for Information Security (BMIS), the publication Board Briefing on IT Governance, dan Information Technology Assurance Framework (ITAF) untuk menyediakan pedoman bagi perusahaan. COBIT 5 menghubungkan semua informasi yang merupakan hasil riset ISACA terhadap kerangka kerja-kerangka kerja yang telah disebutkan. Menurut ITGI (2008, 9), Val IT dan COBIT menyediakan pembuat keputusan bisnis dan TI dengan sebuah kerangka kerja yang komprehensif untuk pembuatan nilai dari delivery yang diperoleh melalui layanan berbasis TI berkualitas tinggi. Val IT keduanya melengkapi dan mendukung COBIT. Memahami Val IT yang berkaitan dengan COBIT merupakan hal yang sangat penting karena Val IT mengambil enterprise governance view. Val IT, Not Bold, Font color:, Not Bold, Font color:, Not Bold, Font color:, Not Bold, Font color:, Not Bold, Font color:, Not Bold, Font color:, Not Bold, Font color:, Not Bold, Font color:, Not Bold, Font color:, Not Bold, Font color:, Not Bold, Font color:, Not Bold, Font color:, Not Bold, Font color:, Not Bold, Font color:, Not Bold, Font color:, Not Bold, Font color:, Not Bold, Font color:

8 14 membantu para eksekutif untuk fokus kepada dua dari empat pertanyaan dasar yang berhubungan dengan IT governance. Are we doing the right things? (pertanyaan strategis) dan Are we getting the benefits? (pertanyaan value). Disisi lain, COBIT mengambil sudut pandang TI, membantu para eksekutif untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan Are we doing them the right way? (pertanyaan arsitektur) dan Are we getting them done well? (pertanyaan delivery)., Not Bold, Font color: Gambar 2.2 Four Areas. ITGI (2008) Konsistensi antara metode dan terminologi digunakan didalam Val IT dan COBIT meningkatkan komunikasi dan hubungan antara pembuat keputusan, fungsi TI, dan fungsi bisnis sesuai dengan tanggung jawab mereka masingmasing untuk menyampaikan value yang telah direncanakan. 2.7 Kerangka Kerja Val IT IT Governance Institute (ITGI) sendiri merupakan lembaga yang mengeluarkan kerangka kerja tatakelola TI ini sekitar bulan April 2006, mengeluarkan kerangka kerja pelengkap yang dapat digunakan untuk mengukur nilai SI yang disebut dengan Val IT. Dan kerangka kerja tata kelola VAL IT yang terbaru, yaitu VAL IT Framework 2.0 dikeluarkan pada tahun Dan skripsi kami ini mengacu kepada VAL IT Framework 2.0. Di dalam Val IT Framework 2.0 yang dikeluarkan oleh ITGI (2008) menjelaskan bahwa Val IT adalah kerangka standar bagi perusahaan untuk memilih dan mengelola investasi yang melibatkan SI dan aset SI melalui program investasi sehingga memberikan nilai optimal bagi perusahaan.it Governance Institute (ITGI) merupakan lembaga yang mengeluarkan kerangka kerja tatakelola TI ini sekitar bulan April 2006, mengeluarkan kerangka kerja, Not Bold, Font color: Formatted: Indent: Left: 0.75 cm, Tab stops: 0.75 cm, Left Formatted: Font: Not Bold, Not Italic Formatted: Heading 2, Left Formatted: Indent: Left: 0.75 cm Formatted: Font: Not Bold, Italic, No underline, Font color:

9 15 pelengkap yang dapat digunakan untuk mengukur nilai TI yang disebut dengan Val IT. Dan kerangka kerja tatakelola VAL IT yang terbaru, yaitu VAL IT Framework 2.0 dikeluarkan pada tahun Dan skripsi kami ini mengacu kepada VAL IT Framework 2.0. Di dalam Val IT Framework 2.0 terdapat Ttujuan inisiatif Val IT yang di mana akan terus berkembang, dan sekarang ini mencakup seperangkat kegiatan penelitian, publikasi, dan layanan tambahan yang mendukung inti kerangka Val IT seperti pada gambar 3. Formatted: Font: Not Bold, Italic, No underline, Font color: Gambar 2.3 Inisiatif Val IT Framework. ITGI (2008) Gambar 2.3 Inisiatif Val IT Framework. ITGI (2008)Gambar Inisiatif Val IT Framework. ITGI (2008) Kerangka Val IT ini berkaitan erat dan melengkapi COBIT, yang menyediakan kerangka kerja yang komprehensif dalam hal layanan berbasis TI. Sementara COBIT menetapkan praktik terbaik (good practices) dalam memberikan kontribusi bagi proses penciptaan nilai, Val IT menetapkan praktikpraktik terbaik dengan menyediakan organisasi/perusahaan dengan struktur yang mereka butuhkan untuk mengukur, memantau dan mengoptimalkan realisasi nilai bisnis dari investasi TI. Val IT melengkapi COBIT dari perspektif bisnis dan keuangan. Dan akan membantu bisnis dan profesional TI yang berkepentingan dengan nilai yang diperoleh dari SI (Value delivery from IS). Di Val IT Framework 2.0 ini menyajikan proses dan praktek manajemen kunci (Key management) untuk tiga domain, yaitu: 1. Tata kelola nilai (Value Governance). 2. Manajemen portofolio (Portfolio Management)., No underline Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt Formatted: Font color: Formatted: Indent: Left: 0.75 cm, Tab stops: 0.5 cm, Left

10 16 3. Manajemen investasi (Investment Management). Val IT Framework 2.0 ini memperluas kerangka kerja VAL IT melebihi investasi baru yang mencakup layanan, aset, dan sumber daya TI lainnya. Hal ini dilakukan dengan mengidentifikasi lebih luas portofolio operasional yang mungkin ditingkatkan sebagai hasil dari investasi yang dikelola oleh Val IT. Kerangka Val IT merupakan kerangka kerja yang komprehensif dan pragmatis yang memungkinkan penciptaan nilai bisnis dari investasi yang melibatkan SI. Dirancang untuk menyelaraskan dan melengkapi COBIT, Val IT mengintegrasikan seperangkat prinsip-prinsip, proses, praktik dan pedoman pendukung yang membantu dewan, tim manajemen eksekutif dan pemimpin perusahaan lainnya mengoptimalkan realisasi nilai dari investasi TI. Di dalam kerangka kerja Val IT terdapat beberapa istilah sebagai berikut: 1. Value: hasil yang diharapkan diperoleh dari investasi SI yang mendukung bisnis. Hasil dapat berupa manfaat dalam keuangan maupun non-keuangan atau kombinasi keduanya. 2. ProjectProyek/ Project: Sekumpulan aktivitas yang berfokus untuk menghasilkan kemampuan tertentu (yang diperlukan untuk mencapai hasil bisnis) berdasarkan jadwal dan anggaran yang sudah ditetapkan. 3. Programme: sebuah kelompok terstruktur yang terdiri atas berbagai proyek yang saling terkait, yang semuanya dianggap penting dan diperlukan untuk mencapai sasaran bisnis dan menghasilkan nilai. Proyek ini dapat meliputi, tetapi tidak terbatas pada, perubahan cara bisnis, proses bisnis, pekerjaan yang dilakukan orang, kompetensi yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan, teknologi pendukung dan struktur organisasi. Program investasi adalah unit utama investasi dalam Val IT. 4. Portfolio: kelompok program, proyek, layanan atau aset yang dipilih, dikelola, dan diawasi untuk mengoptimalisasi pengembalian nilai dari bisnis Hubungan Val IT dengan COBIT Kerangka Val IT merupakan kerangka kerja yang komprehensif dan pragmatis yang memungkinkan penciptaan nilai bisnis dari investasi yang melibatkan SI. Dirancang untuk menyelaraskan dan melengkapi COBIT, Val IT mengintegrasikan seperangkat prinsip-prinsip, proses, Formatted: Indent: Left: 0.75 cm, Tab stops: 0.75 cm, Left Formatted: Font: Not Bold, Not Italic, No underline, Font color: Formatted: Font color: Formatted: Heading 3, Left, Indent: Left: 0.75 cm Formatted: Font: Not Bold Formatted: Indent: Left: 2 cm

11 17 praktik dan pedoman pendukung yang membantu dewan, tim manajemen eksekutif dan pemimpin perusahaan lainnya mengoptimalkan realisasi nilai dari investasi SI. Memahami hubungan antara Val IT dan COBIT yang dapat dilihat pada Gambar Val IT mengambil pandangan Enterprise Governance. Ini membantu fokus eksekutif pada dua dari empat pertanyaan dasar yang terkait dengan tata kelola TI. "Are we doing the right things? (Pertanyaan strategis)" dan "Are we getting the benefits? (Pertanyaan Value)". Sedangkan COBIT mengambil pandangan TI, membantu pihak eksekutif fokus dalam menjawab pertanyaan "Are we doing them the right way? (Pertanyaan terkait dengan arsitektur)" dan "Are we getting them done well? (Pertanyaan yang terkait dengan pengiriman SI)". Berikut penjelasan dari Gambar 2.2: Are we doing the right things: Proses apa yang dilakukan dalam menyelaraskan investasi dengan strategic objective organisasi? Misalnya selaras dengan peningkatan produktifitas, pendapatan, pangsa pasar, perbaikan kinerja, ataukah peningkatan kualitas produk dan layanan? Are we doing them the right way: Bagaimana perusahaan menentukan prioritas inisiatif investasi dan menentukan keterkaitan satu inisiatif dengan inisiatif lainnya, serta bagaimana inisiatif tersebut dapat saling mendukung untuk tercapainya strategic objective organisasi? Are we getting them done well: Bagaimana perusahaan memastikan bahwa teknologi, people dan proses dapat saling berinteraksi dan dimanfaatkan secara optimal? Are we getting the benefits: Dengan biaya yang optimal dan tingkat risiko yang wajar, bagaimana investasi menghasilkan manfaat yang terukur bagi organisasi? Atas investasi yang telah dikeluarkan, bagaimana organisasi dapat meraih manfaat yang lebih dari sekedar harapan awal (keuangan dan non-keuangan)? Sebagai kerangka kerja yang komprehensif untuk desain dan pengiriman layanan TI yang berkualitas tinggi, di dalam COBIT terdapat kumpulan good practices untuk fungsi TI dalam memberikan kontribusi bagi proses penciptaan nilai. Val IT berisi sekumpulan good practices Formatted: No underline, Font color: Formatted: Indent: Left: 1.75 cm, Tab stops: Not at 1.27 cm Formatted: Font: Italic, No underline, Font color: Formatted: Font: Not Bold, No underline, Font color: Formatted: Font: Italic, No underline, Font color: Formatted: Indent: Left: 2 cm

12 18 untuk memungkinkan perusahaan untuk mengukur, memantau dan mengoptimalkan nilai, baik keuangan maupun non-keuangan dari investasi yang terkait dengan TI. Konsistensi antara metode dan terminologi yang digunakan di Val IT dan COBIT meningkatkan komunikasi dan hubungan timbal balik antara pembuat keputusan, fungsi TI, dan fungsi bisnis yang bertanggung jawab untuk mengirimkan nilai yang telah direncanakan. Sejak value managementmanajemen nilai dipilih dalam investasi TI atau investasi lainnya, praktik ini akan terus berkembang. Kerangka Val IT akan secara berkelanjutan diperluas dan ditingkatkan berdasarkan hasil dan pengalaman dengan kerangka kerja dan penelitian yang sedang berlangsung. Formatted: Heading 3, Left, Indent: Left: 2 cm, First line: 0 cm Keuntungan dalam mengimplementasikan Val IT Perusahaan/organisasi yang menerapkan prinsip-prinsip, proses dan praktik-praktik yang terkandung di dalam Val IT dapat memperoleh satu manfaat dan menciptakan tingkat signifikan yang lebih tinggi dari nilai bisnis yang nyata. Pada tingkat dasar, kerangka kerja ini membantu para pengambil keputusan meningkatkan pemahaman mereka tentang sifat nilai dan bagaimana nilai diciptakan; mendapatkan transparansi ke dalam biaya, risiko dan manfaat. Val IT membantu perusahaan dalam meningkatkan kemungkinan memilih investasi dengan potensi tertinggi untuk menciptakan nilai. Val IT juga meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam pelaksanaan investasi yang dipilih, baik ketika layanan SI diciptakan atau ditingkatkan, dan selama pengiriman berikutnya dan dalam penggunaan layanan tersebut. Kerangka kerja ini mengurangi biaya dengan membantu memastikan bahwa pengambil keputusan tetap fokus pada apa yang mereka harus lakukan dan mengambil tindakan korektif awal pada investasi yang tidak memberikan nilai sesuai dengan potensi yang diharapkan. Pada saat yang sama, Val IT juga mengurangi risiko kegagalan, terutama kegagalan yang berdampak tinggi. Kerangka ini juga mengurangi hal-hal yang tidak terduga terkait dengan biaya dan Formatted: Font color: Formatted: Font: Not Bold Formatted: Heading 3, Left, Indent: Left: 2 cm Formatted: Indent: Left: 2 cm

13 19 pengiriman nilai dari TI, dan dengan demikian meningkatkan nilai bisnis, mengurangi biaya yang tidak perlu, dan meningkatkan keseluruhan tingkat kepercayaan TI pada bagian BOD, manajemen eksekutif dan pemimpin organisasi lainnya. Formatted: Heading 3, Left, Indent: Left: 0.75 cm, First line: 0 cm Formatted: Heading 3, Left, Indent: Left: 0.75 cm Prinsip-prinsip Val IT Formatted: Font: Not Bold, Font color: Custom Color(RGB(13,13,13)) Gambar 2.4 Prinsip-prinsip Val IT. ITGI (2008)Gambar Prinsip-prinsip Val IT. ITGI (2008) Gambar 2.4 Prinsip-prinsip Val IT. ITGI (2008), No underline Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt Formatted: Font color: Formatted: Caption, Centered Prinsip-prinsip yang terdapat di dalam Val IT adalah sebagai berikut:

14 20 1. Investasi yang melibatkan SI akan dikelola sebagai portofolio investasi. 2. Investasi yang melibatkan SI akan meliputi seluruh aktivitas yang diperlukan untuk mencapai nilai bisnis. 3. Investasi yang melibatkan SI akan dikelola melalui seluruh siklus hidup ekonomis investasi tersebut. 4. Praktek pengiriman nilai akan mengenali bahwa ada beberapa kategori yang berbeda atas investasi yang harus dievaluasi dan dikelola dengan cara yang berbeda pula. Kategori-kategori itu dapat berdasarkan pada kebijakan manajemen, besarnya biaya, jenis risiko, pentingnya manfaat, jenis dan tingkat perubahan bisnis. 5. Praktek pengiriman nilai akan mendefinisikan dan memantau parameter pengukuran utama yang akan memberikan respon yang cepat terhadap perubahan atau penyimpangan yang terjadi. 6. Praktek pengiriman (delivery) nilai akan melibatkan semua pihak yang berkepentingan (Stakeholders) dan menetapkan akuntabilitas yang sesuai terhadap kapabilitas yang harus dihasilkan dan realisasi manfaat bisnis. Fungsi TI dan bagian lain dari bisnis harus saling terlibat dan bertanggung jawab terhadap fungsi TI dalam kemampuan Sistem Informasi, dan bisnis untuk kemampuan bisnis yang diperlukan untuk merealisasikan nilai. 7. Praktek pengiriman nilai akan dipantaumonitor, dievaluasi dan ditingkatkan secara terus menerus.

15 Proses-proses Val IT Val IT framework yang terdiri dari 3 domain. Tiga domain di dalam Val - IT adalah: Formatted: Font: Not Bold Formatted: Left, Indent: Left: 0 cm Formatted: Indent: Left: 2 cm, Tab stops: 2 cm, Left Gambar 2.5 Domain Kerangka Kerja Val IT Gambar 2.5 Domain Kerangka Kerja Val ITGambar Domain Kerangka Kerja Val IT 1. 1.Value Governance (VG); tujuan dari Value Governance adalah untuk memastikan bahwa praktik manajemen nilai yang tertanam dalam perusahaan memungkinkan untuk menjamin nilai yang optimal dari investasi yang melibatkan SI (IS-enabled investments) di seluruh siklus penuh pada siklus hidup ekonominya. Subdomain yang terdapat di Value Governance adalah sebagai berikut: a) VG1 Membangun informasi dan pemimpin yang berkomitmen; memperkuat kepemimpinan dalam mengembangkan pemahaman yang baik dari tata kelola dan wawasan yang jelas ke perusahaan dalam strategi SI serta memastikan keselarasan dan integrasi bisnis dan TI. b) VG2 Mendefinisikan dan menerapkan proses manajemen nilaivalue Management; menentukan kerangka tata kelola untuk manajemen nilai TI, termasuk proses pendukung. Menilai kualitas dan ruang, No underline Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt Formatted: Font color: Formatted: Indent: Left: 2.25 cm, Hanging: 0.5 cm, Numbered + Level: 1 + Numbering Style: 1, 2, 3, + Start at: 1 + Alignment: Left + Aligned at: 2.89 cm + Indent at: 3.52 cm

16 22 lingkup proses saat ini untuk menentukan persyaratan proses masa depan sehingga mereka memberikan kontrol dan pengawasan yang diperlukan, dan memungkinkan hubungan aktif antara strategi, portofolio, program, dan proyek. Menetapkan struktur organisasi yang diperlukan dan melaksanakan proses dengan terkait peran, tanggung jawab dan akuntabilitas. c) VG3 Menentukan karakteristik portofolio; membahas mengenai tipetipe portofolio dan kriteria yang perlu ditentukan oleh pihak bisnis. d) VG4 Menghubungkan dan mengintegrasikan manajemen nilaivalue Managementdengan perencanaan keuangan perusahaan; meninjau praktek penganggaran perusahaan dan kemudian menerapkan perubahan yang diperlukan untuk mengimplementasikan praktek perencanaan keuangan yang terkait dengan manajemen nilai secara optimal untuk memfasilitasi persiapan business case, pengambulan keputusan investasi dan investment management yang berkelanjutan. e) VG5 Membangun pemantauan tata kelola (governance) yang efektif; monitoring tata kelola yang efektif harus diterapkan di atas praktikpraktik manajemen nilai. f) VG6 Secara berkelanjutan meningkatkan praktik manajemen nilaivalue Management; Meninjau lesson learned dari manajemen nilaivalue management. Rencana dalam memulai dan memantau perubahan yang dibutuhkan untuk meningkatkan proses dari tata kelola nilai, manajemen portofolio dan manajemen investasi. Formatted: Font: Not Bold, Italic, No underline, Font color: Portfolio Management (PM); Tujuan dari Portfolio Management adalah untuk memastikan bahwa perusahaan menjamin nilai yang optimal pada portofolio investasi yang melibatkan SI (IS-enabled investments). Subdomain yang terdapat di dalam Portfolio Management adalah sebagai berikut: a) PM1 Menetapkan arah strategis dan sasaran investasi; meninjau dan memastikan kejelasan dari strategi bisnis dan mengidentifikasi dan mengkomunikasikan peluang bagi SI untuk mempengaruhi atau mendukung strategi. Menentukan campuran investasi yang tepat berdasarkan tingkat pengembalian, tingkat risiko dan jenis manfaat Formatted: Indent: Left: 2.25 cm, Hanging: 0.5 cm, Numbered + Level: 1 + Numbering Style: 1, 2, 3, + Start at: 1 + Alignment: Left + Aligned at: 2.89 cm + Indent at: 3.52 cm

17 23 untuk program dalam portofolio yang menerapkan strategi. Menyesuaikan strategi bisnis yang diperlukan, dan menerjemahkannya ke dalam strategi dan tujuan SI. b) PM2 Menentukan ketersediaan sumber dana; menentukan potensi sumber dana program, tingkat sumber yang dapat dicapai, dan metode yang diperlukan untuk mencapainya. Menentukan implikasi dari sumber pendanaan pada harapan hasil investasi. c) PM3 Mengelola ketersediaan sumber daya manusia; membuat dan memelihara inventaris bisnis dan sumber daya SI manusia. Memahami kebutuhan saat ini dan masa depan untuk sumber daya manusia untuk mendukung investasi yang melibatkan SI dan mengidentifikasi kekurangan. Membuat dan memelihara rencana taktis untuk manajemen SDM. Memantau dan meninjau rencana dan struktur organisasi pendukung, dan menyesuaikan jika diperlukan. d) PM4 Mengevaluasi dan memilih program yang akan didanai; mengevaluasi program business case, menetapkan nilai relatif, dan membuat dan mengkomunikasikan keputusan investasi berdasarkan sudut pandang dari keseluruhan investasi portofolio dan nilai individu. Selanjutnya, mengalokasikan dana; program stage-gates yang dipilih; memindahkan mereka ke dalam portofolio investasi aktif dan menyesuaikan target bisnis, prakiraan dan anggaran yang sesuai. e) PM5 Memantau dan melaporkan kinerja portfolio investasi; memberikan pandangan yang komprehensif dan akurat dari kinerja portofolio investasi secara tepat waktu untuk memungkinkan ulasan, berdasarkan kunci pemangku kepentingan, kemajuan perusahaan terhadap tujuan diidentifikasi. f) PM6 Mengoptimalkan kinerja portfolio investasi; secara teratur meninjau kinerja portofolio investasi dan mengoptimalkan peluang baru, sinergi dan berubah risiko. Setelah meninjau optimasi terhadap strategi bisnis dan investasi campuran, dan memprioritaskan portofolio lagi jika diperlukan.

18 Investment Management (IM); Tujuan dari Investment Management adalah untuk memastikan bahwa IS-enabled investment berkontribusi untuk nilai optimal. Subdomain yang terdapat di dalam Investment Management adalah sebagai berikut: a) IM1 Membangun dan mengevaluasi konsep business case untuk program awal; mengenali peluang investasi, mengklasifikasikan setiap hubungan dengan kategori portofolio investasi dan mengidentifikasi sponsor bisnis. Memperjelas hasil yang diharapkan bisnis, dan memberikan pandangan tingkat tinggi dari semua inisiatif yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diharapkan dan bagaimana merekaakan diukur. Memberikan awal, perkiraan manfaat dan biaya serta asumsi utama dan risiko utama, dan mendapatkan sign-off. Menentukan apakah manfaat peluang pekerjaan lebih lanjut untuk mendukung pengembangan kasus bisnis yang terperinci, mempertimbangkan keselarasan strategis, manfaat dan pengeluaran, keterbatasan sumber daya, risiko, dan cocok dengan portofolio investasi secara keseluruhan. b) IM2 Memahami kandidat program dan pilihan implementasi; melibatkan semua pemangku kepentingan untuk mengembangkan dan mendokumentasikan pemahaman lengkap tentang hasil-hasil bisnis yang diharapkan dari kandidat program, bagaimana mereka akan diukur, ruang lingkup penuh inisiatif yang diperlukan untuk mencapai hasil, risiko yang terlibat serta dampaknya terhadap semua aspek dari perusahaan. Mengidentifikasi dan menilai program alternatif tindakan untuk mencapai hasil bisnis yang diinginkan. c) IM3 Mengembangkan rencana program; menetapkan dan mendokumentasikan semua proyek yang diperlukan untuk mencapai hasil bisnis yang diharapkan program. Menentukan kebutuhan sumber daya dan terkait metode sourcing. Menyediakan rencana waktu yang memperhitungkan saling ketergantungan dari beberapa proyek. d) IM4 Membuat analisa biaya dan keuntungan; menyiapkan anggaran program berdasarkan siklus hidup penuh ekonomi biaya. Membuat daftar semua manfaat menengah dan bisnis, dan merencanakan Formatted: Indent: Left: 2.25 cm, Hanging: 0.5 cm, Numbered + Level: 1 + Numbering Style: 1, 2, 3, + Start at: 1 + Alignment: Left + Aligned at: 2.89 cm + Indent at: 3.52 cm

19 bagaimana mereka akan terwujud. Mengidentifikasi dan membuat target dokumen untuk hasil yang akan dicapai. 25 e) IM5 Mengembangkan business case untuk kandidat program yang rinci; mengembangkan business case yang lengkap dan komprehensif untuk program ini, yang meliputi tujuan, sasaran, pendekatan dan ruang lingkup, ketergantungan, risiko, tonggak, dan dampak perubahan organisasi. Menyertakan penilaian nilai berdasarkan siklus hidup penuh ekonomi biaya dan manfaat, tingkat pengembalian yang diharapkan, dan keselarasan strategis. Juga, memberikan rencana program yang meliputi rencana proyek komponen, manfaat rencana realisasi, pendekatan risiko dan manajemen perubahan, dan struktur tata kelola program. Menetapkan akuntabilitas, otoritas dan kepemilikan untuk mencapai manfaat, mengendalikan biaya, mengelola risiko, dan mengkoordinasikan kegiatan, dan saling ketergantungan dari beberapa proyek. Mendapatkan persetujuan untuk akuntabilitas. f) IM6 Menjalankan dan mengelola program; Rencana, sumber daya dan komisi proyek yang diperlukan untuk mencapai hasil program. Mengelola kinerja program terhadap kriteria utama, mengidentifikasi penyimpangan dari rencana dan mengambil tindakan perbaikan di waktu yang tepat. Memantau kinerja proyek individu terhadap kriteria, mengidentifikasi dampak potensial terhadap kinerja program dan mengambil tindakan perbaikan bila diperlukan. Memantau manfaat seluruh program kepemilikan, pencapaian aktual dan potensial lebih- atau dibawah-prestasi, dan melaporkan kemajuan manfaat pada stage-gates review. Memulai tindakan tepat waktu untuk penyimpangan dan masalah yang signifikan dari perencanaan. g) IM7 Memperbaharui operasional portofolio TI; mencerminkan perubahan yang dihasilkan dari program investasi dalam layanan TI, aset dan sumber daya portofolio yang relevan.

20 26 h) IM8 Memperbaharui business case; memperbarui kasus bisnis program untuk mencerminkan status setiap kali ada perubahan yang mempengaruhi proyeksi biaya, manfaat, peluang atau risiko. i) IM9 Memantau dan melaporkan program; memantau kinerja program secara keseluruhan dan seluruh proyeknya, dan laporan kepada dewan dan eksekutif yang tepat secara tepat waktu, lengkap dan akurat, meliputi pengiriman kemampuan teknis dan bisnis, aspek pelayanan operasional, dampak pada sumber daya, dan pencapaian manfaat bisnis. Pelaporan dapat mencakup kinerja terhadap rencana program dalam hal jadwal dan anggaran, kelengkapan dan kualitas fungsi, status pengendalian internal dan mitigasi risiko, dan penerimaan akuntabilitas dalam menyalurkan bantuan menengah dan bisnis. j) IM10 Memberhentikan program; membawa program untuk penutupan dan menghapusnya dari portofolio investasi aktif bila ada kesepakatan bahwa nilai bisnis yang diinginkan telah dicapai atau ketika jelas itu tidak akan dicapai dalam kriteria nilai yang ditetapkan untuk program tersebut. Gambar 2.6 Hubungan antara domain dan proses kerangka kerja Val IT. ITGI (2008)

21 27 Gambar 2.6 Hubungan antara domain dan proses kerangka kerja Val IT. ITGI (2008)Gambar Hubungan antara domain dan proses kerangka kerja Val IT. ITGI (2008), Bold, No underline Formatted: Normal, Left Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt, Bold Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt Dari gambar maka penjelasannya adalah sebagai berikut: 1. Tata kelola nilai menetapkan kerangka kerja tata kelola secara keseluruhan, termasuk menentukan portofolio yang diperlukan untuk mengelola investasi dan menghasilkan, layanan, aset dan sumber daya. 2. Manajemen portfolio menetapkan arah strategis untuk investasi, karakteristik yang diinginkan dari portofolio investasi, dan sumber daya dan batasan pendanaan di mana keputusan portofolio harus dibuat. 3. Manajemen investasi mendefinisikan program yang berpotensial berdasarkan kebutuhan bisnis, menentukan apakah program tersebut layak untuk dipertimbangkan lebih lanjut, dan dikembangkan untuk kandidat investasi program atau manajemen portofolio untuk evaluasi. 4. Manajemen portofolio mengevaluasi dan memprioritaskan programprogram dengan sumber daya dan batasan pendanaan, berdasarkan keselarasan program-program tersebut dengan tujuan strategis, nilai bisnis (baik dalam segi keuangan dan non- keuangan), dan risiko (baik dalam risiko pengiriman manfaat dan nilai), dan memindahkan program yang terpilih ke dalam portofolio yang aktif untuk dilaksanakan/dijalankan. 5. Manajemen investasi menjalankan dan mengelola pelaksanaan dari program yang aktif, dan melaporkan kinerja ke dalam manajemen portofolio. 6. Manajemen portofolio memantau kinerja dari keseluruhan portofolio, menyesuaikan portofolio yang diperlukan dalam respon untuk kinerja program atau perubahan prioritas bisnis. Formatted: Font: Not Bold, Font color: Formatted: Font: Not Bold, Font color: Formatted: No underline, Font color: Formatted: Space After: 0 pt, Line spacing: 1.5 lines Formatted: No underline, Font color: Formatted: No underline, Font color: Formatted: No underline, Font color: Formatted: No underline, Font color: Formatted: No underline, Font color: Formatted: No underline, Font color: Formatted: No underline, Font color: Formatted: No underline, Font color: Formatted: No underline, Font color:

22 28 7. Manajemen investasi memindahkan hasil layanan, aset dan sumber daya ke dalam portofolio operasional yang tepat dan melanjutkan dalam memantau kontribusinya terhadap nilai bisnis. 8. Manajemen investasi memberhentikan program ketika ada kesepakatan bahwa nilai bisnis yang diinginkan telah terealisasi atau diberhentikan dengan alasan lain. 9. Manajemen investasi memantau kinerja dari layanan, aset dan sumber daya untuk menentukan apakah investasi tambahan yang diperlukan untuk mempertahankan, meningkatkan, atau memberhentikan layanan, aset, dan sumber daya tersebut untuk mempertahankan atau meningkatkan kontribusi terhadap nilai bisnis. 10. Tata kelola nilai memantau efektivitas kerangka tata kelola secara keseluruhan dan merekomendasikan perbaikan yang sesuai. Manajemen Portofolio mengevaluasi dan memprioritaskan program yang terkait dengan sumber daya dan batasan pendanaan, berdasarkan keselarasan sumber daya dan batasan pendanaan dengan tujuan strategis, nilai bisnis (baik keuangan dan non-keuangan), dan risiko dan memindahkan program yang dipilih ke dalam portofolio yang aktif untuk dieksekusi/ dijalankan. 2. Investment Management menjalankan dan mengelola pelaksanaan dari program yang aktif, dan melaporkan kinerja untuk portfolio management. 3.Portfolio Management memonitor kinerja portofolio secara keseluruhan, menyesuaikan portofolio sebagai yang diperlukan dalam menanggapi kinerja program atau mengubah prioritas bisnis. 4. Investment Management memindahkan layanan TI, aset dan sumber daya ke portofolio operasional TI yang sesuai dan terus memantau kontribusi mereka terhadap nilai bisnis. 5. Investment Management memberhentikan program ketika ada kesepakatan/persetujuan bahwa nilai bisnis telah terealisasi, atau ketika memberhentikan program dianggap tepat untuk alasan-alasan lain. 6. Investment Management memantau kinerja layanan TI, aset dan sumber daya untuk menentukan apakah diperlukan investasi Formatted: No underline, Font color: Formatted: No underline, Font color: Formatted: No underline, Font color: Formatted: No underline, Font color: Formatted: No underline, Font color: Formatted: No underline, Font color:

23 29 tambahan untuk dikelola, ditingkatkan, atau memberhentikan layanan, aset, atau sumber daya untuk mempertahankan atau meningkatkan kontribusi mereka terhadap nilai bisnis. 7. Value Governance memantau secara keseluruhan dari efektivitas kerangka tata kelola dan proses pendukung, dan merekomendasikan perbaikan yang sesuai Konsep Business case Menurut ITGI (2008) Business case aadalah dokumentasi dari dasar pemikiran untuk membuat investasi bisnis, digunakan untuk mendukung keputusan bisnis dalam memproses investasi dan sebagai suatu alat operasional untuk mendukung manajemen investasi sepanjang siklus hidup ekonomi investasi. Dalam menerapkan kerangka kerja Val IT, maka organisasi/ perusahaan perlu membangun business case atas programme dan proyekproject yang akan diukur nilai investasinya. Melalui business case, kita dapat mengevaluasi seberapa besar penciptaan nilai atas suatu proposal bisnis. Business case juga merupakan alat bantu operasional yang harus selalu diperbaharui secara berkelanjutan selama siklus hidup ekonomis investasi berlangsung dan digunakan untuk mendukung implementasi dan eksekusi sebuah program, termasuk juga realisasi manfaat program dan proyekproject tersebut. Pada gambar , Business case terdiri dari workstream yang akan mendorong dihasilkannya business outcome, yaitu: 1. Technical Capabilities, misalnya adalah membuat aplikasi Customer Relationship Management (CRM). 2. Operational Capabilities, misalnya adalah pelanggan memiliki akses untuk melengkapi informasi pelanggan. 3. Business Capabilities, misalnya adalah informasi yang diperoleh digunakan untuk mendukung Cross-Selling. Masing-masing dari workstream tersebut perlu didokumentasikan dengan data untuk mendukung proses pengambilan keputusan dalam Formatted: Font color: Formatted: Font: Not Bold, Not Italic Formatted: Heading 3, Left, Indent: Left: 0.75 cm, Tab stops: 0.25 cm, Left Formatted: Font: Italic, Font color: Formatted: Indent: Left: 2 cm, First line: 1 cm Formatted: Font color:, Not Bold, No underline, Font color:, Not Bold, No underline, Font color: Formatted: Font: Italic Formatted: Font: Italic Formatted: Indent: Left: 1.75 cm, Hanging: 0.75 cm Formatted: Indent: Left: 2 cm, First line: 1 cm

24 30 investasi dan proses portfolio managementpengelolaan portofolio; inisiatif, biaya, risiko, asumsi, hasil dan metrik. Di dalam business case harus mencakup hal berikut: 1. Target manfaat bisnis, keselarasannya dengan strategi bisnis dan pada fungsi bisnis. 2. Perubahan business case yang diperlukan untuk menciptakan nilai tambah. 3. Investasi yang dibutuhkan untuk membuat perubahan bisnis. 4. Investasi yang dibutuhkan untuk mengubah atau menambah layanan dan infrastruktur TI. 5. Biaya dari keberlanjutan TI dan bisnis tersebut. 6. Risiko yang melekat, termasuk batasan-batasan dan atau kebergantungannya. 7. Siapa saja yang bertanggung jawab dalam pelaksanaannya. 8. Bagaimana penciptaan investasi dan nilai dipantau sepanjang siklus hidup ekonomi dan metrik apa metrik yang digunakan. Formatted: Indent: Hanging: 0.5 cm Formatted: Indent: Left: 2 cm Gambar 2.7Business Case. ITGI (2008) Business case harus dikembangkan dari perspektif strategi dari atas ke bawah (top down) yang dimulai dengan pemahaman yang jelas tentang hasil bisnis (business outcome) apa yang diinginkan dan bergerak ke penjelasan yang rinci tentang tugas-tugas dan langkah-langkah yang penting serta peran dan tanggung jawab. Formatted: Indent: Left: 2 cm, First line: 1 cm Formatted: Font: Italic Formatted: Font: Italic

25 31 Business case bukan dokumen statis yang mendukung penggunaan pada satu kali, tetapi merupakan alat operasional yang dinamis yang harus terus menerus diperbaharui untuk mencerminkan pandangan sekarang terhadap ke depannya sehingga kelangsungan program dapat dipertahankan. 2.8 Pengertian Control Self Assessment Control Self-Assessment (CSA) menurut Bakshi (2004) adalah alat yang dirancang untuk membantu dalam fungsi audit internal, dan untuk menguji efektivitas pengendalian internal. Ketika auditor membantu manajemen dalam mengevaluasi prosedur dan pengendalian internal, auditor tidak dapat mengunjungi dan bekerja dengan masing-masing cabang. Untuk membantu manajemen dalam mengevaluasi pengendalian internal dan meningkatkan pemahaman karyawan terhadap kontrol, CSA perlu dikembangkan dan diimplementasikan. Banyak organisasi telah mempertimbangkan dalam pelaksanaan CSA karena kendala sumber daya audit internal terkait dengan penghematan biaya. CSA membantu manajemen dalam menentukan tujuan; mengimplementasikan penilaian sendiri terhadap risiko, kontrol dan residual risk; dan mengembangkan rencana dalam mengurangi risiko. 2.9 Definisi Maturity Self Assessment Menurut Rudd & Sansburry (2013) Maturity level self assessment adalah suatu metode yang akurat dan mudah digunakan dalam membantu memahami dan mengetahui tingkat kematangan yang telah dicapai dari seluruh atau sebagian dari proses dan fungsi dan bagaimana untuk mencapai tingkat kematangan yang lebih tinggi. Secara implisit, metode ini akan menyebabkan penyelarasan yang lebih besar antara proses bisnis dan tujuannya Michael Porter s Classic Model of Competition Formatted: Font: Not Bold Formatted: Heading 2, Left Formatted: Indent: Left: 0.75 cm, Space After: 12 pt, Not Bold, No underline, Font color: Formatted: Heading 2, Left, Indent: First line: 0 cm Formatted: Font: Calibri Formatted: Indent: Left: 0.75 cm, Not Bold, No underline, Font color: Custom Color(RGB(13,13,13)) Formatted: Heading 2 Formatted: Font: Not Bold, Font color: Custom Color(RGB(13,13,13)) Formatted: Font: Not Bold, Italic, Font color: Custom Color(RGB(13,13,13)), Not Bold, Font color: Custom Color(RGB(13,13,13))

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab II Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka II.1 Pengertian Nilai (Value) Nilai dalam bahasa yunani axia yang berarti berharga, namun ada perbedaan konsep antara harga dan nilai dalam bahasa Indonesia. Nilai bermakna sesuatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tantangan terbesar yang dihadapi oleh perusahaan dalam mencapai tujuannya menurut ISACA (2009) adalah bagaimana mengelola secara optimal aset kunci organisasi dan mengukur

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Bab ini memberikan beberapa landasan teori, meliputi teori di bidang tata kelola TI, dan pengelolaan investasi TI yang digunakan dalam penelitian. 2.1 Definisi Sebelum lebih jauh,

Lebih terperinci

PENYUSUNAN PEDOMAN MANAJEMEN NILAI UNTUK INVESTASI SISTEM INFORMASI DI PT ASTRA INTERNATIONAL TBK

PENYUSUNAN PEDOMAN MANAJEMEN NILAI UNTUK INVESTASI SISTEM INFORMASI DI PT ASTRA INTERNATIONAL TBK PENYUSUNAN PEDOMAN MANAJEMEN NILAI UNTUK INVESTASI SISTEM INFORMASI DI PT ASTRA INTERNATIONAL TBK Denny Binus University Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27 Kebon Jeruk Jakarta Barat 11530 e-mail: denny.wijaya101@gmail.com

Lebih terperinci

VAL IT SEBAGAI FRAMEWORK TATA KELOLA TI 2 Titien S. Sukamto

VAL IT SEBAGAI FRAMEWORK TATA KELOLA TI 2 Titien S. Sukamto VAL IT SEBAGAI FRAMEWORK TATA KELOLA TI 2 Titien S. Sukamto Hubungan antara Val IT dan COBIT Val IT menyediakan perspektif pada level enterprise dalam penciptaan nilai bisnis. COBIT membantu Val IT dengan

Lebih terperinci

Cobit memiliki 4 Cakupan Domain : 1. Perencanaan dan Organisasi (Plan and organise)

Cobit memiliki 4 Cakupan Domain : 1. Perencanaan dan Organisasi (Plan and organise) COBIT Control Objective for Information and related Technology Dikeluarkan dan disusun oleh IT Governance Institute yang merupakan bagian dari ISACA (Information Systems Audit and Control Association)

Lebih terperinci

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi IV.1 Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi dengan Val IT Perencanaan investasi TI yang dilakukan oleh Politeknik Caltex Riau yang dilakukan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI CHAPTER 5

DAFTAR ISI CHAPTER 5 DAFTAR ISI DAFTAR ISI 2 CHAPTER 5 ANOTHER INTERNAL CONTROL FRAMEWORK : CobiT 5.1 Pengantar COBIT... 3 5.2 Kerangka COBIT 4 5.3 Menggunakan COBIT untuk Menilai Pengendalian Intern... 6 5.4 Langkah-langkah

Lebih terperinci

JURNAL LPKIA, Vol.1 No.1, September 2017

JURNAL LPKIA, Vol.1 No.1, September 2017 MENGUKUR INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI ABSENSI DIGITAL DOMAIN PORTFOLIO MANAGEMENT(STUDI KASUSUNIVERSITAS SANGGA BUANA YPKP) 1 Renol Burjulius, 2 Khoirul Khoiria 1 Program Studi Sistem Informasi STMIK

Lebih terperinci

VAL IT SEBAGAI FRAMEWORK TATA KELOLA TI Titien S. Sukamto

VAL IT SEBAGAI FRAMEWORK TATA KELOLA TI Titien S. Sukamto VAL IT SEBAGAI FRAMEWORK TATA KELOLA TI Titien S. Sukamto Pengantar Val IT merupakan Framework yang dikembangkan oleh IT Governance Institute (ITGI), dimana fokus utama framework ini adalah tanggungjawab

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. TEORI DASAR 2.1.1. Peranan COBIT dalam tata kelola TI COBIT adalah seperangkat pedoman umum (best practice) untuk manajemen teknologi informasi yang dibuat oleh sebuah lembaga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Teoritis 2.1.1 Sistem Informasi Information System (IS) atau yang dikenal dengan Sistem Informasi (SI) oleh Oetomo (2002, p11) didefinisikan sebagai kumpulan elemen yang

Lebih terperinci

Tulisan ini bersumber dari : WikiPedia dan penulis mencoba menambahkan

Tulisan ini bersumber dari : WikiPedia dan penulis mencoba menambahkan Tulisan ini bersumber dari : WikiPedia dan penulis mencoba menambahkan Control Objectives for Information and related Technology (COBIT) adalah seperangkat praktik terbaik (kerangka) untuk teknologi informasi

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. penting bagi hampir semua organisasi perusahaan karena dipercaya dapat

1 BAB I PENDAHULUAN. penting bagi hampir semua organisasi perusahaan karena dipercaya dapat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi (TI) saat ini sudah menjadi kebutuhan yang sangat penting bagi hampir semua organisasi perusahaan karena dipercaya dapat membantu meningkatkan

Lebih terperinci

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi Pada Universitas Sangga Buana YPKP

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi Pada Universitas Sangga Buana YPKP Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi Pada Universitas Sangga Buana YPKP IV.1. Usulan Pelaksanaan Proses-Proses Val IT Berdasarkan hasil pengidentifikasian proses-proses Val IT pada bagian

Lebih terperinci

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab II Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka II.1 Pengertian Value (Nilai) Value (Nilai) dalam bahasa Yunani axia yang berarti berharga. Terdapat perbedaan konsep antara harga dan nilai dalam bahasa Indonesia. Nilai bermakna

Lebih terperinci

I. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

I. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Teknologi informasi (TI) dalam perusahaan saat ini tidak lagi dipandang hanya sebagai penyedia layanan saja, tetapi lebih jauh lagi penerapan teknologi informasi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Manfaat Investasi TI, Val IT Framework 2.0, Aplikasi Metatrader 4.0, Business Case, Portofolio Investasi TI.

ABSTRAK. Kata Kunci : Manfaat Investasi TI, Val IT Framework 2.0, Aplikasi Metatrader 4.0, Business Case, Portofolio Investasi TI. PENGGUNAAN VAL IT FRAMEWORK 2.0 UNTUK MENGUKUR PERENCANAAN INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI APLIKASI METATRADER 4.0 (ONLINE TRADING) PADA PERUSAHAAN SEKURITAS ONLINE Oleh : Rani Puspita Dhaniawaty, Yeffry

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Teknologi informasi menjadi bagian yang signifikan bagi perusahaan maupun instansi pemerintahan. Teknologi informasi berperan dalam mendukung tujuan bisnis perusahaan

Lebih terperinci

COBIT 5 SEBAGAI FRAMEWORK TATA KELOLA TI Titien S. Sukamto

COBIT 5 SEBAGAI FRAMEWORK TATA KELOLA TI Titien S. Sukamto COBIT 5 SEBAGAI FRAMEWORK TATA KELOLA TI Titien S. Sukamto The COBIT 5 Framework COBIT 5 membantu perusahaan menciptakan nilai optimal dari TI dengan menjaga keseimbangan antara menyadari manfaat dan mengoptimalkan

Lebih terperinci

Bab 4 Hasil dan Pembahasan

Bab 4 Hasil dan Pembahasan Bab 4 Hasil dan Pembahasan Setelah membuat metode penelitian pada bab sebelumnya, maka pada bab ini akan ditampilkan hasil dari analisis yang dilakukan pada RSUD kota Salatiga. 4.1 Analisis Maturity Level

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk R & D Center merupakan salah satu unit bisnis pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Pengelolaan unit bisnis yang ada di PT. Telekomunikasi

Lebih terperinci

Formatted: Bottom: 1.6" Formatted: Tab stops: 6.69", Left

Formatted: Bottom: 1.6 Formatted: Tab stops: 6.69, Left Formatted: Bottom: 1.6" Formatted: Tab stops: 6.69", Left Formatted: Font: 5 pt, Not Bold, Font color: Auto Formatted: Left, None, Indent: Left: 0", First line: 0", Space Before: 0 pt, Don't keep with

Lebih terperinci

COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology)

COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology) COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology) Pengertian Cobit COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology) adalah sekumpulan dokumentasi best practices untuk IT

Lebih terperinci

Bab III Analisis Perencanaan Investasi Teknologi Informasi Pada Universitas Sangga Buana YPKP

Bab III Analisis Perencanaan Investasi Teknologi Informasi Pada Universitas Sangga Buana YPKP Bab III Analisis Perencanaan Investasi Teknologi Informasi Pada Universitas Sangga Buana YPKP III.1 Profil Universitas Sangga Buana YPKP Universitas Sangga Buana (USB YPKP) didirikan pada tanggal 24 Agustus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Style Definition: Heading 1: Font color: Auto, Space Before: 0 pt Formatted: Heading 1, Line spacing: Double

BAB 1 PENDAHULUAN. Style Definition: Heading 1: Font color: Auto, Space Before: 0 pt Formatted: Heading 1, Line spacing: Double BAB 1 PENDAHULUAN Style Definition: Heading 1: Font color: Auto, Space Before: 0 pt Formatted: Heading 1, Line spacing: Double 1.1. Latar Belakang Penelitian Peran Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

Lebih terperinci

11-12 Struktur, Proses dan Mekanisme Tata Kelola Teknologi Informasi

11-12 Struktur, Proses dan Mekanisme Tata Kelola Teknologi Informasi Information System Strategic Design 11-12 Struktur, Proses dan Mekanisme Tata Kelola Teknologi Informasi Dahlia Widhyaestoeti, S.Kom dahlia.widhyaestoeti@gmail.com dahlia74march.wordpress.com Sumber :

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEMATANGAN (MATURITY LEVEL) TEKNOLOGI INFORMASI PADA PUSTAKA MENGGUNAKAN COBIT 4.1

ANALISIS TINGKAT KEMATANGAN (MATURITY LEVEL) TEKNOLOGI INFORMASI PADA PUSTAKA MENGGUNAKAN COBIT 4.1 ANALISIS TINGKAT KEMATANGAN (MATURITY LEVEL) TEKNOLOGI INFORMASI PADA PUSTAKA MENGGUNAKAN COBIT 4.1 Angga Pratama Teknik Informatika, Universitas Malikussaleh Jl. Cot Tengku Nie Reuleut Muara Batu, Aceh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan sistem informasi manajemen telah menyebabkan terjadinya perubahan yang cukup signifikan dalam pola pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen

Lebih terperinci

Kebijakan Manajemen Risiko

Kebijakan Manajemen Risiko Kebijakan Manajemen Risiko PT Indo Tambangraya Megah, Tbk. (ITM), berkomitmen untuk membangun sistem dan proses manajemen risiko perusahaan secara menyeluruh untuk memastikan tujuan strategis dan tanggung

Lebih terperinci

BAB IV IDENTIFIKASI VAL IT DAN BUSINESS CASE. Hasil analisis matrikulasi sebagaimana telah dikemukakan pada Bab III

BAB IV IDENTIFIKASI VAL IT DAN BUSINESS CASE. Hasil analisis matrikulasi sebagaimana telah dikemukakan pada Bab III BAB IV IDENTIFIKASI VAL IT DAN BUSINESS CASE 4.1 Identifikasi Proses Val IT 4.1.1 Analisis Identifikasi Value governance (VG) Hasil analisis matrikulasi sebagaimana telah dikemukakan pada Bab III pada

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I. 1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I. 1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan I. 1 Latar Belakang Penerapan Teknologi Informasi (TI) dalam suatu perusahaan memerlukan biaya yang besar dan memungkinkan terjadinya resiko kegagalan yang cukup tinggi. Di sisi lain

Lebih terperinci

BEST PRACTICES ITG di Perusahaan. Titien S. Sukamto

BEST PRACTICES ITG di Perusahaan. Titien S. Sukamto BEST PRACTICES ITG di Perusahaan Titien S. Sukamto Beberapa Best Practices Guideline untuk Tata Kelola TI 1. ITIL (The Infrastructure Library) ITIL dikembangkan oleh The Office of Government Commerce (OGC),

Lebih terperinci

Kata kunci : Investasi Teknologi Informasi, Val IT Framework 2.0, Value Governance (VG), Maturity Level.

Kata kunci : Investasi Teknologi Informasi, Val IT Framework 2.0, Value Governance (VG), Maturity Level. Pengukuran Investasi Teknologi Informasi Pada Domain Value Governance (VG) Val IT Framework 2.0 di Universitas XYZ The Information Technology Investment Measurement of Value Governance (VG) Domain Using

Lebih terperinci

UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS : ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDI : SISTEM INFORMASI

UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS : ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDI : SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS : ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDI : SISTEM INFORMASI No. Dokumen 02-3.04.1.02 Distribusi Tgl. Efektif RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER Mata Kuliah Kode Rumpun MK Bobot (SKS) Semester

Lebih terperinci

MENGEMBANGKAN STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto

MENGEMBANGKAN STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto MENGEMBANGKAN STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto Pengembangan Strategi SI/TI Mengembangkan sebuah strategi SI/TI berarti berpikir secara strategis dan merencanakan manajemen yang efektif untuk jangka waktu

Lebih terperinci

IT GOVERNANCE (TATA KELOLA IT)

IT GOVERNANCE (TATA KELOLA IT) with COBIT Framework introductory IT GOVERNANCE (TATA KELOLA IT) Oleh: Ahmad Syauqi Ahsan 1 Tujuan Memahami manfaat IT Governance Mengerti kapan perlu mengaplikasikan IT Governance Mengerti prinsip2 dasar

Lebih terperinci

MODEL PENILAIAN KAPABILITAS PROSES OPTIMASI RESIKO TI BERDASARKAN COBIT 5

MODEL PENILAIAN KAPABILITAS PROSES OPTIMASI RESIKO TI BERDASARKAN COBIT 5 MODEL PENILAIAN KAPABILITAS PROSES OPTIMASI RESIKO TI BERDASARKAN COBIT 5 Rahmi Eka Putri Program Studi Sistem Komputer Fakultas Teknologi Informasi Universitas Andalas e-mail : rahmi230784@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Kerangka penelitian ini adalah langkah demi langkah dalam penyusunan Tugas Akhir mulai dari tahap persiapan penelitian hingga pembuatan dokumentasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. industri keuangan, semakin sengit dan meruncing. Dalam bersaing, banyak

BAB I PENDAHULUAN. industri keuangan, semakin sengit dan meruncing. Dalam bersaing, banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Memasuki tahun 2011 persaingan bisnis di berbagai industri, termasuk di industri keuangan, semakin sengit dan meruncing. Dalam bersaing, banyak perusahaan

Lebih terperinci

Dr. Imam Subaweh, SE., MM., Ak., CA

Dr. Imam Subaweh, SE., MM., Ak., CA Dr. Imam Subaweh, SE., MM., Ak., CA Pengertian Pengendalian Internal Sistem pengendalian internal terdiri atas kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk memberikan manajemen kepastian yang layak bahwa

Lebih terperinci

Mengenal COBIT: Framework untuk Tata Kelola TI

Mengenal COBIT: Framework untuk Tata Kelola TI Mengenal COBIT: Framework untuk Tata Kelola TI Reza Pahlava reza.pahlava@gmail.com :: http://rezapahlava.com Abstrak Penelitian yang dilakukan MIT (Massachusetts Institute of Technology) menyimpulkan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Semakin berkembanganya teknologi informasi menuntut perusahaan untuk melakukan pengembangan internal maupun eksternal organisasi. Hal ini mengakibatkan teknologi informasi

Lebih terperinci

PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A )

PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A ) Media Indormatika Vol. 8 No. 3 (2009) PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A ) Hartanto Sekolah Tinggi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil dari Tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca

Lebih terperinci

Taryana Suryana. M.Kom

Taryana Suryana. M.Kom COBIT Control Objectives for Information & Related Technology Taryana Suryana. M.Kom E-mail:taryanarx@yahoo.com COBIT Control Objectives for Information and Related Technology (COBIT) dapat definisikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disebut Enterprise Governance dan yang kedua merupakan lingkungan yang

BAB I PENDAHULUAN. disebut Enterprise Governance dan yang kedua merupakan lingkungan yang BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Terdapat dua lingkungan di dalam setiap organisasi bisnis. Yang pertama merupakan lingkungan yang melakukan aktivitas bisnis organisasi atau biasa disebut Enterprise

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sistematis, oleh karena itu harus ada tata kelola dan manajemen teknologi

BAB I PENDAHULUAN. sistematis, oleh karena itu harus ada tata kelola dan manajemen teknologi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan cepatnya perkembangan di sisi teknologi informasi saat ini menjadikan peran sistem informasi merupakan hal yang penting di dalam suatu perusahaan dan

Lebih terperinci

Gambar I.1 Contribution of IT to the Business Sumber : (ITGI, 2011)

Gambar I.1 Contribution of IT to the Business Sumber : (ITGI, 2011) BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Investasi terhadap teknologi informasi di perusahaan pada saat ini merupakan hal yang penting bagi perusahaan yang proses bisnisnya dan didukung oleh teknologi informasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya Teknologi Informasi (TI) / Information Technology (IT) telah menjadi salah satu faktor kritis dalam mendukung kesuksesan sebuah organisasi. Faktanya, sulit

Lebih terperinci

Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I. Pengelolaan Strategik SI/TI

Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I. Pengelolaan Strategik SI/TI Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I Pengelolaan Strategik SI/TI 1 Tantangan Pengelolaan IT Perubahan teknologi (TI) semakin cepat. Aplikasi dan data semakin banyak overload informasi. Perkembangan bisnis yang semakin

Lebih terperinci

Ringkasan Kebijakan Manajemen Risiko PT Bank CIMB Niaga Tbk

Ringkasan Kebijakan Manajemen Risiko PT Bank CIMB Niaga Tbk Ringkasan Kebijakan Manajemen Risiko PT Bank CIMB Niaga Tbk Kebijakan ini berlaku sejak mendapatkan persetujuan dari Dewan Komisaris pada bulan Mei 2018. Manajemen risiko merupakan suatu bagian yang esensial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Upaya peningkatan kualitas layanan sebagai salah satu realisasi dari tata kelola pemerintahan yang baik (Good Corporate Governance) mensyaratkan penerapan tata kelola

Lebih terperinci

RISK MANAGEMENT TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI

RISK MANAGEMENT TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI RISK MANAGEMENT TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI NIM : 13410100079 Nama : Andhika Maheva Wicaksono Porgram Studi : Sistem Informasi Fakultas : Teknologi dan Informatika INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA STIKOM

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA PT. BANGUNAN JAYA. kematangan penerapan sistem informasi pada PT. Bangunan Jaya.

BAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA PT. BANGUNAN JAYA. kematangan penerapan sistem informasi pada PT. Bangunan Jaya. BAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA PT. BANGUNAN JAYA 4.1 Prosedur Evaluasi Evaluasi terhadap sistem informasi penjualan pada PT. Bangunan Jaya adalah merupakan suatu proses evaluasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi (TI) saat ini menjadi teknologi yang banyak diadopsi oleh hampir seluruh organisasi dan dipercaya dapat membantu meningkatkan efisiensi proses yang

Lebih terperinci

LAMPIRAN. A. Hasil kuisioner Proses TI PO2 Menentukan Arsitektur Informasi

LAMPIRAN. A. Hasil kuisioner Proses TI PO2 Menentukan Arsitektur Informasi LAMPIRAN Lampiran A. Hasil kuisioner Proses TI PO Menentukan Arsitektur Informasi Responden Adanya kesadaran bahwa arsitektur informasi penting bagi organisasi Pengetahuan untuk mengembangkan arsitektur

Lebih terperinci

Irman Hariman., 2 Purna Riawan 2

Irman Hariman., 2 Purna Riawan 2 AUDIT TEKNOLOGI INFORMASI PADA SISTEM PELAYANAN INFORMASI DI DEPARTEMEN UMUM STMIK LPKIA BERDASARKAN IT GOALS OPTIMISE THE USE OF INFORMATION MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 4.1 1 Irman Hariman., 2 Purna Riawan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Rencana Strategis Organisasi di Politeknik Sawunggalih Aji Perencanaan strategis teknologi informasi di Politeknik Sawunggalih Aji ini dimulai dengan melakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1. Audit 2.1.1. Pengertian Audit Audit SI merupakan proses pengumpulan dan evaluasi bukti-bukti untuk menentukan apakah sistem komputer yang digunakan telah dapat melindungi

Lebih terperinci

Analisa Teori IT Governance menggunakan COBIT 5

Analisa Teori IT Governance menggunakan COBIT 5 Jurnal... Vol. XX, No. X, Bulan 20XX, XX-XX 1 Analisa Teori IT Governance menggunakan COBIT 5 Yohana Dewi Lulu W 1 Jurusan Komputer, Politeknik Caltex Riau yohana@pcr.ac.id Abstrak Tata kelola TI dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan Teknologi Informasi (TI) saat ini telah mencakup berbagai bidang. Hal tersebut dapat dilihat bahwa Teknologi Informasi saat ini sudah menjadi kebutuhan

Lebih terperinci

KONSEP TATA KELOLA TI

KONSEP TATA KELOLA TI KONSEP TATA KELOLA TI Pertemuan ke 2 Mata Kuliah Tata Kelola dan Audit Sistem Informasi Diema Hernyka S, M.Kom Konsep IT Governance Outline : Pentingnya Tata Kelola TI Perbedaan Manage dan Govern Definisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perpustakaan UIR telah mengaplikasikan Software Senayan untuk mendukung pekerjaannya seperti dalam proses peminjaman dan pengembalian buku. Senayan merupakan perangkat

Lebih terperinci

Kebijakan Manajemen Risiko PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.

Kebijakan Manajemen Risiko PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. I. PENDAHULUAN Berdasarkan Peraturan Menteri BUMN No.1/M-MBU/2011 tanggal 1 November 2011, manajemen risiko merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari penerapan Good Corporate Governance. Pengelolaan

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN

1. BAB I PENDAHULUAN 1 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan teknologi informasi (information technology) telah menembus semua jenis organisasi, hampir setiap proses bisnis yang ada didukung oleh teknologi informasi

Lebih terperinci

Project Integration Management. Binsar Parulian Nababan Sutrisno Diphda Antaresada Adrian Kosasih

Project Integration Management. Binsar Parulian Nababan Sutrisno Diphda Antaresada Adrian Kosasih Project Integration Management Binsar Parulian Nababan 201381156 Sutrisno 201381129 Diphda Antaresada 201581294 Adrian Kosasih 201581301 Kunci Sukses Proyek Keseluruhan: Manajemen Integrasi Proyek yang

Lebih terperinci

7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO (versi lengkap)

7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO (versi lengkap) 7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO 9001 2015 (versi lengkap) diterjemahkan oleh: Syahu Sugian O Dokumen ini memperkenalkan tujuh Prinsip Manajemen Mutu. ISO 9000, ISO 9001, dan standar manajemen mutu terkait

Lebih terperinci

perusahaan asuransi jiwa, oleh karena diusulkan untuk menyempurnakan rumusan alamat.

perusahaan asuransi jiwa, oleh karena diusulkan untuk menyempurnakan rumusan alamat. Formatted: Right: 0.99", Top: 1.2", Bottom: 1.6", Header distance from edge: 0.49" Yth. 1. Perusahaan Asuransi Kerugian dan Perusahaan Reasuransi; Jiwadan; 2. Perusahaan Asuransi Kerugian; dan 2.3. Perusahaan

Lebih terperinci

STUDI PENERAPAN IT GOVERNANCE UNTUK MENUNJANG IMPLEMENTASI APLIKASI PENJUALAN DI PT MDP SALES

STUDI PENERAPAN IT GOVERNANCE UNTUK MENUNJANG IMPLEMENTASI APLIKASI PENJUALAN DI PT MDP SALES STUDI PENERAPAN IT GOVERNANCE UNTUK MENUNJANG IMPLEMENTASI APLIKASI PENJUALAN DI PT MDP SALES Dafid Sistem Informasi, STMIK GI MDP Jl Rajawali No.14 Palembang dafid@stmik-mdp.net Abstrak Layanan penjualan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. audit keamanan informasi. Framework yang digunakan pada penelitian ini yaitu

BAB II LANDASAN TEORI. audit keamanan informasi. Framework yang digunakan pada penelitian ini yaitu BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Penelitian Sebelumnya Penelitian sebelumnya yang dijadikan referensi berjudul Audit Keamanan Sistem Informasi Berdasarkan Standar ISO 27002 Pada PT Aneka Jaya Baut Sejahtera

Lebih terperinci

COBIT 5: ENABLING PROCESSES

COBIT 5: ENABLING PROCESSES COBIT 5: ENABLING PROCESSES COBIT 5: Enabling Processes (cont.) Source: COBIT 5, figure 29. 2012 ISACA All rights reserved. 2 Enabling Process COBIT 5 cont... Stakeholder : tiap proses memiliki stakeholder

Lebih terperinci

PENGUKURAN MANAJEMEN SUMBER DAYA TI DENGAN MENGGUNAKAN METODE COBIT PADA PT.PUPUK SRIWIJAYA PALEMBANG

PENGUKURAN MANAJEMEN SUMBER DAYA TI DENGAN MENGGUNAKAN METODE COBIT PADA PT.PUPUK SRIWIJAYA PALEMBANG PENGUKURAN MANAJEMEN SUMBER DAYA TI DENGAN MENGGUNAKAN METODE COBIT PADA PT.PUPUK SRIWIJAYA PALEMBANG Endah Dian Afani(endah_afani@yahoo.co.id),Reni Marlina(renny_adinta@yahoo.com) Dafid(dafid@mdp_ac.id)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Berdasarkan hasil riset dan survei yang dilakukan oleh lembagalembaga konsultasi IT ternama, ternyata banyak investasi IT yang gagal atau memberikan manfaat

Lebih terperinci

KERANGKA KERJA COBIT : SUATU TINJAUAN KUALITATIF AUDIT TEKNOLOGI INFORMASI

KERANGKA KERJA COBIT : SUATU TINJAUAN KUALITATIF AUDIT TEKNOLOGI INFORMASI KERANGKA KERJA COBIT : SUATU TINJAUAN KUALITATIF AUDIT TEKNOLOGI INFORMASI 1 Detty Purnamasari, 2 Dessy Wulandari A.P. 1,2 Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya No.100 Depok Indonesia E-mail: {detty,

Lebih terperinci

AUDIT SISTEM INFORMASI PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 4.1 ABSTRAK

AUDIT SISTEM INFORMASI PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 4.1 ABSTRAK AUDIT SISTEM INFORMASI PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 4.1 Damar Rivaldi Zulkarnaen 1, Rizki Wahyudi 2, dan Andik Wijanarko 3 Program Studi Sistem Informasi 1,2 Program

Lebih terperinci

ANALISIS TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI PADA BAGIAN LOGISTIK PERGURUAN TINGGI (STUDI KASUS: UKSW SALATIGA)

ANALISIS TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI PADA BAGIAN LOGISTIK PERGURUAN TINGGI (STUDI KASUS: UKSW SALATIGA) ANALISIS TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI PADA BAGIAN LOGISTIK PERGURUAN TINGGI (STUDI KASUS: UKSW SALATIGA) Imanuel Susanto 1, Agustinus Fritz Wijaya 2, Andeka Rocky Tanaamah 3 1,2,3 Program Studi Sistem

Lebih terperinci

PENGGUNAAN FRAMEWORK COBIT UNTUK MENILAI TATA KELOLA TI DI DINAS PPKAD PROV.KEP.BANGKA BELITUNG Wishnu Aribowo 1), Lili Indah 2)

PENGGUNAAN FRAMEWORK COBIT UNTUK MENILAI TATA KELOLA TI DI DINAS PPKAD PROV.KEP.BANGKA BELITUNG Wishnu Aribowo 1), Lili Indah 2) PENGGUNAAN FRAMEWORK COBIT UNTUK MENILAI TATA KELOLA TI DI DINAS PPKAD PROV.KEP.BANGKA BELITUNG Wishnu Aribowo 1), Lili Indah 2) 1) Kabag PM, Dosen Teknik Informatika STMIK Atma Luhur Pangkalpinang 2)

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk (BRI), adalah salah satu bank yang mempunyai sistem informasi dan infrastruktur Information Technology (IT) terbesar dan tersebar di seluruh

Lebih terperinci

NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 1 Formatted: Font: (Default) Formatted: Centered Formatted: Space After: 0 pt PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN

Lebih terperinci

PERENCANAAN MASTER PLAN PENGEMBANGAN TI/SI MENGGUNAKAN STANDAR COBIT 4.0 (STUDI KASUS DI STIKOM)

PERENCANAAN MASTER PLAN PENGEMBANGAN TI/SI MENGGUNAKAN STANDAR COBIT 4.0 (STUDI KASUS DI STIKOM) Sholiq, Perencanaan Master Plan Pengembangan TI/SI V - 75 PERENCANAAN MASTER PLAN PENGEMBANGAN TI/SI MENGGUNAKAN STANDAR COBIT 4.0 (STUDI KASUS DI ) Erwin Sutomo 1), Sholiq 2) 1) Jurusan Sistem Informasi,

Lebih terperinci

REKOMENDASI PENGEMBANGAN IT GOVERNANCE

REKOMENDASI PENGEMBANGAN IT GOVERNANCE REKOMENDASI PENGEMBANGAN IT GOVERNANCE MENGGUNAKAN COBIT ( CONTROL OBJECTIVES FOR INFORMATION AND RELATED TECHNOLOGY ) VERSI 3.0 PADA INSTITUSI PENDIDIKAN Wahyuni Program Studi Sistem Informasi, Fakultas

Lebih terperinci

2013, No dengan perkembangan keadaan sehingga harus diubah; (3) bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dan huruf b p

2013, No dengan perkembangan keadaan sehingga harus diubah; (3) bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dan huruf b p Hanging: 1 cm, Right: 0 cm, Space Before: 3 pt, After: 3 pt, No widow/orphan BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.162, 2013 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM. Sengketa Pemilu. Penyelesaian. Tata Cara. PERATURAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis suatu organisasi atau perusahaan merupakan hal yang menjadi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. bisnis suatu organisasi atau perusahaan merupakan hal yang menjadi kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pentingnya dukungan teknologi informasi (TI) yang menunjang kelancaran bisnis suatu organisasi atau perusahaan merupakan hal yang menjadi kebutuhan industrialisasi,

Lebih terperinci

BAB VIII Control Objective for Information and related Technology (COBIT)

BAB VIII Control Objective for Information and related Technology (COBIT) BAB VIII Control Objective for Information and related Technology (COBIT) Dikeluarkan dan disusun oleh IT Governance Institute yang merupakan bagian dari ISACA (Information Systems Audit and Control Association)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi saat ini, Teknologi Informasi (TI) saat ini menjadi bagian yang tak terpisahkan dan terintegrasi dengan tujuan bisnis organisasi. Bagaimana teknologi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Risiko berhubungan dengan ketidakpastian, ini terjadi oleh karena kurang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Risiko berhubungan dengan ketidakpastian, ini terjadi oleh karena kurang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Risiko 2.1.1. Definisi Risiko Risiko berhubungan dengan ketidakpastian, ini terjadi oleh karena kurang atau tidak tersedianya cukup informasi tentang apa yang akan terjadi.

Lebih terperinci

ANALISIS TATA KELOLA TI PADA INNOVATION CENTER (IC) STMIK AMIKOM YOGYAKARTA MENGGUNAKAN MODEL 6 MATURITY ATTRIBUTE

ANALISIS TATA KELOLA TI PADA INNOVATION CENTER (IC) STMIK AMIKOM YOGYAKARTA MENGGUNAKAN MODEL 6 MATURITY ATTRIBUTE ANALISIS TATA KELOLA TI PADA INNOVATION CENTER (IC) STMIK AMIKOM YOGYAKARTA MENGGUNAKAN MODEL 6 MATURITY ATTRIBUTE Aullya Rachmawati1), Asro Nasiri2) 1,2) Magister Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta

Lebih terperinci

AUDIT TATA KELOLA TI BERBASIS MANAJEMEN RISIKO DENGAN MENGGUNAKAN PBI 9/15/2007 DAN COBIT 4.1 DI BANK X

AUDIT TATA KELOLA TI BERBASIS MANAJEMEN RISIKO DENGAN MENGGUNAKAN PBI 9/15/2007 DAN COBIT 4.1 DI BANK X AUDIT TATA KELOLA TI BERBASIS MANAJEMEN RISIKO DENGAN MENGGUNAKAN PBI 9/15/2007 DAN COBIT 4.1 DI BANK X Bayu Endrasasana 1) dan Hari Ginardi 2) 1) Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sekarang ini Teknologi Informasi (TI) bukanlah hal baru, khususnya pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sekarang ini Teknologi Informasi (TI) bukanlah hal baru, khususnya pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarang ini Teknologi Informasi (TI) bukanlah hal baru, khususnya pada suatu perusahaan atau organisasi. Hampir setiap perusahaan atau organisasi memiliki TI yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Teknologi informasi: mengacu pada teknologi secara umum, dapat bersifat

BAB II LANDASAN TEORI. Teknologi informasi: mengacu pada teknologi secara umum, dapat bersifat 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Teknologi Informasi Teknologi informasi: mengacu pada teknologi secara umum, dapat bersifat nyata dan tidak nyata yang memfasilitasi akuisisi, pengolahan, penyimpanan,

Lebih terperinci

ANALISA & PERANCANGAN SISTEM

ANALISA & PERANCANGAN SISTEM ANALISA & PERANCANGAN SISTEM Pengembangan Sistem Informasi Mulyadi, S.Kom, M.S.I Proses dalam Pengembangan Sistem Proses pengembangan sistem - serangkaian kegiatan, metode, praktik, dan alat-alat terotomatisasi

Lebih terperinci

PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management. Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang

PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management. Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang mengkhususkan diri pada pengembangan manajemen proyek. PMBOK merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Teknologi Informasi (TI) pada awalnya hanya dimanfaatkan untuk menyelesaikan proses-proses manual yang terjadi pada suatu organisasi. Seiring dengan perkembangan

Lebih terperinci

BABl. Pesatnya perkembangan teknologi, sehingga perkembangan sistem informasi

BABl. Pesatnya perkembangan teknologi, sehingga perkembangan sistem informasi BABl PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pesatnya perkembangan teknologi, sehingga perkembangan sistem informasi berkembang dengan pesat. Perkembangan teknologi informasi banyak membantu pekerjaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelola TI yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing instansi atau perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. kelola TI yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing instansi atau perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengelolaan Teknologi Informasi (TI) menjadi semakin dibutuhkan sebagai dampak perkembangan teknologi yang demikian cepatnya. Hal tersebut kemudian mendorong pihak

Lebih terperinci

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab II Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka Persoalan tata kelola TI menyangkut beberapa hal yang perlu dipahami agar dapat membantu analisis dan pengembangan solusi. Beberapa hal yang akan mendasari untuk membantu pencapaian

Lebih terperinci

COSO ERM (Enterprise Risk Management)

COSO ERM (Enterprise Risk Management) Audit Internal (Pertemuan ke-4) Oleh: Bonny Adhisaputra & Herbayu Nugroho Sumber: Brink's Modern Internal Auditing 7 th Edition COSO ERM (Enterprise Risk Management) COSO Enterprise Risk Management adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada bidang teknologi sistem informasi dan manajemen. Dua ilmu yang

BAB I PENDAHULUAN. pada bidang teknologi sistem informasi dan manajemen. Dua ilmu yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dipadukan menjadi satu cara dalam menjalankan kegiatan suatu pekerjaan. Khususnya pada bidang teknologi

Lebih terperinci

MAKALAH KEAMANAN INFORMASI. Oleh : Muhammad Shodiqil Khafili Djakfar. Dosen Pengajar : Ferry Astika Saputra, ST, M.Sc

MAKALAH KEAMANAN INFORMASI. Oleh : Muhammad Shodiqil Khafili Djakfar. Dosen Pengajar : Ferry Astika Saputra, ST, M.Sc MAKALAH KEAMANAN INFORMASI Oleh : Muhammad Shodiqil Khafili Djakfar 2110155027 Dosen Pengajar : Ferry Astika Saputra, ST, M.Sc Pendahuluan Informasi merupakan aset yang sangat penting bagi Instansi penyelenggara

Lebih terperinci