IMPLEMENTASI LINE BALANCING PROSES PRODUKSI REFRIGERATOR UNIT FACTORY NRF-2 MENGGUNAKAN METODE HEURISTIK DI PT. LG ELECTRONICS INDONESIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IMPLEMENTASI LINE BALANCING PROSES PRODUKSI REFRIGERATOR UNIT FACTORY NRF-2 MENGGUNAKAN METODE HEURISTIK DI PT. LG ELECTRONICS INDONESIA"

Transkripsi

1 1 IMPLEMENTASI LINE BALANCING PROSES PRODUKSI REFRIGERATOR UNIT FACTORY NRF-2 MENGGUNAKAN METODE HEURISTIK DI PT. LG ELECTRONICS INDONESIA Muhammad Kholil (1), Rudini Mulya (2) Program Studi Teknik Industri Universitas Mercubuana Jakarta ABSTRAK PT.LG Electronics Indonesia (LGEIN) adalah salah satu industri Elektronics terbesar di Indonesia.Perusahaan ini memperoduksi Refrigerator, Audio-Video, Digital Storage, Televisi, Microwave Monitor, Laundry System dan Air Conditioner. PT.LGEIN menggunakan proses produksi Make to Order karena produksi di PT. LGEIN ini termasuk produksi Assembling to Order. Dalam perusahaan manufaktur ini, lintasan produksi sangatlah mempengaruhi ketepatan waktu produksi agar produksi maksimal dan mencapai hasil yang ditentukan. Teknik Line Balancing sangat dibutuhkan guna mengoptimalisasikan dan menyeimbangkan jalur lintasan produksi PT. LGEIN. Penelitian Kerja Praktek yang dilakukan di PT. LG Elektronics Indonesia ini dilakukan pada Departement proses produksi Refrigerator Unit dengan tujuan agar jalur perakitan pada proses produksi Refrigerator Unit menjadi seimbang, sehingga mencapai hasil yang maksimal dan efisien didalam produksi.analisa Line Balancing pada produksi Refrigerator Unit menggunakan Metoda Heuristik yaitu (Metoda Peringkat Bobot Posisi,Metoda Wilayah, dan Metoda Waktu Operasi Terpanjang).Waktu pengambilan data dilakukan dengan metoda waktu henti dan sampling dengan 15 kali perhitungan.seshingga dapat dicapai hasil yang paling optimal dengan didapatkan efisiensi lininya sebesar 74% dengan memakai Metoda Peringkat Bobot Posisi dan Metoda Wilayah. Kata kunci: Time Study, Elemen Work, Effect Improvement, Line Balancing. ABSTRACT PT.LG Electronics Indonesia (LGEIN) Electronics industry is one of the largest Indonesia.Our memperoduksi Refrigerator, Audio - Video,Digital Storage, Television, Microwave Monitor,Laundry System and Air Conditioner.PT.LGEIN using Make to Order manufacturing process for the production of PT. This includes the production Assembling LGEIN to Order.In manufacturing companies,the production line is affecting the timeliness of production so that maximum production and achieve specified results. Line Balancing techniques are needed to optimize and balance the production trajectory PT. LGEIN. Job Research conducted at PT.LG Electronics Indonesia is carried out at the Department Refrigerator Unit production process in order for the assembly line production process Refrigerator Unit into balance, so as to achieve maximum results and efficient in production. Analysis Refrigerator Line Balancing the production unit using heuristic methods, namely ( Position Weight Rating Method, Method Regional and Operation Method Longest Time ).Time data retrieval is done by stopping time and the sampling method with 15 times perhitungan.seshingga can be achieved with the most optimal results obtained lininya efficiency by 74 % by using Position Weight rating Method and Method Territory. Keywords : Time Study, Work Elements, Effect Improvement, Line Balancing. 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. LG Electronics Indonesia (LGEIN) adalah salah satu pionir dalam industri elektronik di Indonesia. Perusahaan ini memperoduksi kulkas, televisi, TVCR dan mesin cuci. PT. LGEIN menggunakan proses produksi Make to Order karena produksi di PT.LGEIN ini termasuk produksi Assembling To Order. Dalam perusahaan manufaktur ini, lintasan produksi sangatlah mempengaruhi ketepatan waktu produksi agar produksi maksimal dan mencapai hasil yang ditentukan dalam penelitian data.

2 2 Line Balancing sangat dibutuhkan guna mengoptimalisasikan dan menyeimbangkan jalur lintasan (line) produksi di PT. LGEIN. Tujuan akhir dari keseimbangan lintasan adalah meminimalisasi waktu menganggur disetiap stasiun kerja sehingga dicapai efisiensi kerja pada setiap stasiun kerja. Konsep dasar dalam keseimbangan lintasan merupakan salah satu metode produksi modern yang digunakan untuk mencapai tingkat efisiensi tinggi dalam setiap proses produksi. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka rumusan permasalahan yang akan menjadi obyek kajian didalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana metode proses produksi Refrigerator Unit pada lantai Pre Door, Pu Door dan Door Assy NRF-2 di PT. LG Electronics Indonesia? 2. Berapa waktu kerja pada proses produksi Refrigerator Unit pada lantai Pre Door, Pu Door dan Door Assy NRF-2 di PT.LG Electronics Indonesia? 3. Bagaimana keseimbangan lintasan (line balancing) pada lantai produksi di PT. LG Electronics Indonesia? 1.3 Pembatasan Masalah Agar pembahasan terpusat dan terarah pada tema penelitian ini, maka dilakukan pembatasan masalah untuk mempermudah penelitian dan untuk mudah dipahami. Adapun batasan-batasan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Pembahasan masalah yang dikaji hanya menyangkut pada line balancing pada proses produksi Refrigerator Unit NRF-2 di PT.LG Electronics Indonesia. 2. Analisa dilakukan hanya berdasarkan data yang diperoleh dari kerja praktek. 3. Data yang dipakai adalah data dari perusahaan, pencatatan dan wawancara. 1.4 Tujuan Kerja Praktek Adapun tujuan dari Kerja Praktek ini adalah sebagai berikut: 1. Menganalisa metode proses produksi Refrigerator Unit pada lantai Pre Door, Pu Door dan Door Assy NRF-2 di PT. LG Electronics Indonesia. 2. Mengukur waktu kerja pada proses produksi Refrigerator Unit pada lantai Pre Door, Pu Door dan Door Assy NRF-2 di PT. LG Electronics Indonesia. 3. Menganalisa keseimbangan lintasan (line balancing) pada lantai produksi di PT. LG Electronics Indonesia. II. KEPUSTAKAAN 2.1 Teknik Produksi Penggolongan proses produksi menurut teknik atau sifat proses produksi akan menentukan jenis atau bentuk pokok yang dipakai dalarn proses produksi. Berdasarkan tekniknya dapat dibagi menjadi beberapa macam yaitu: 1. Proses Ekstraktif 2. Proses Analitis 3. Proses Fabrikasi 4. Proses Sintesis 5. Proses Assembling 2.2 Pengukuran Waktu (Time Study) Suatu p r o s e s sistem kerja dapat diukur performansinya, yang minimal dengan menggunakan beberapa kriteria contoh: kriteria berdasarkan ongkos, kualitas, atau waktu Pengertian Pengukuran Waktu Pengukuran waktu (time study) pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk menentukan lamanya waktu kerja yang dibutuhkan oleh seorang operator (yang terlatih dan mahir) untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang spesifik, pada tingkat kecepatan kerja yang normal, serta dalam lingkungan kerja yang terbaik pada saat itu Pengukuran Waktu Kerja Teknik pengukuran waktu kerja secara umum dapat dikelompokan kedalam dua kelompok besar, yaitu pengukuran waktu secara langsung dan pengukuran secara tidak langsung. A. Pengukuran Waktu Secara Langsung Pengukuran waktu jenis ini disebut langsung karena pengamat waktu berada di tempat dimana objek pengukuran sedang diamati. B. Pengukuran Waktu Secara Tidak Langsung Pengukuran waktu secara tidak langsung melakukan perhitungan tanpa harus berada ditempat kejadian, yaitu dengan cara membaca tabel-tabel yang tersedia, asalkan mengetahui jalannya pekerjaan melalui elemen-elemen pekerjaan 2.3. Istilah Dalam Time Study Waktu Siklus Rerata

3 3 Waktu siklus rerata adalah waktu yang diapat dengan pengukuran terhadap lamanya setiap operator menyelesaikan pekerjaannya. Waktu ini diambil dari rerata waktu selesai pekerjan secara acak dan berulang kali Waktu Normal Waktu normal adalah waktu yang didapat dari siklus rerata yang dikalikan dengan paktor penyesuian yang dapat ditolerir karena hal ini berhubungan dengan keterampilan tiap individu (operator) Faktor Penyesuaian Faktor penyesuian adalah faktor ketidakwajaran yang dapat terjadi dikarenakan faktor keterampilan manusia atau kondisi kerja. Faktor penyesuian ini ada beberapa macam diantaranya adalah cara Shumard, Westinghouse dan Objektif Faktor Kelonggaran Selain data yang seragam, jumlah pengukuran dan penyesuaian satu hal lain yang kerapkali terlupakan adalah menambahkan kelonggaran atas waktu normal yang telah didapatkan Waktu Baku Waktu baku adalah waktu yang terbaik dan terpendek untuk menyelesaikan suatu pekerjaan, sesuai dengan kondisi yang ada. Secara matematis model waktu baku dapat dinyatakan sebagai berikut: Keterangan : Ws : Waktu siklus rerata N : Banyak data Wn : Waktu normal P : Faktor penyesuian Wb : Waktu baku I : Faktor kelonggaran Xij : Data yang diperoleh 3.3 Keseimbangan Lintasan ( Line Balancing ) Pengertian Lini Produksi Lini produksi adalah pengaturan mesin, alat dan pekerja dimana setiap pekerja memiliki keahlian tertentu dalam menghasilkan bagian dari suatu produk dan kemudian sub produk tersebut akan dialirkan untuk diproses lebih lanjut oleh pekerja sampai produk tersebut mencapai proses akhir (Greene,1974) Pengertian Line Balancing Metoda keseimbangan lini (Line Balancing) merupakan suatu metoda penugasan sejumlah pekerjaan ke dalam stasiun kerja yang berkaitan dalam satu lini produksi sehingga setiap stasiun kerja memiliki waktu yang tidak melebihi waktu siklus dan memiliki waktu menganggur yang minimal Permasalahan Line Balancing Industri Dalam suatu perusahaan yang mempunyai tipe produksi masal, yang melibatkan sejumlah besar komponen yang harus dirakit, perencanaan produksi memegang peranan yang penting dalam membuat penjadwalan produksi, terutama dalam pengaturan operasi atau penugasan kerja yang harus dilakukan Istilah Dalam Line Balancing Industri Membahas mengenai operasional dari beberapa metoda dalam line balancing, perlu dipahami beberapa istilah yang lazim digunakan di dalam line balancing. a. Precedence Diagram merupakan gambaran secara grafis dari urutan operasi kerja serta ketergantungan pada operasi kerja lainnya yang tujuannya untuk memudakan pengontrolan dan perencanaan kegiatan yang terkait di dalamnya. b. Assemble Product adalah produk yang melewati urutan Work Station (WS) di mana tiap WS memberikan proses tertentu hingga selesai menjadi produk akhir pada perakitan akhir. c. Work element (elemen kerja, operasi dan tugas) adalah bagian dari seluruh proses perakitan yang dilakukan. d. Waktu operasi (Ti) adalah waktu standar untuk menyelesaikan suatu operasi, Ti adalah waktu baku yang di dalamnya sudah mencakup faktor penyesuaian dan kelonggaran. e. Work Station (WS) adalah tempat pada lini perakitan dimana proses perakitan dilakukan. Setelah menentukan interval waktu siklus maka jumlah stasiun kerja efisien dapat ditetapkan dengan rumus berikut: Keterangan: Ti = Waktu operasi pada tugas ke-i (i = 1,2,3,,n). CT = Waktu siklus. n = Banyaknya tugas. kmin = Banyaknya stasiun kerja minimal.

4 4 f. Cycle Time / waktu siklus (CT) merupakan waktu yang diperlukan untuk membuat satu unit produk per satu stasiun. Apabila waktu produksi dan target produksi telah ditentukan, maka waktu siklus dapat diketahui dari hasil bagi waktu produksi dan target produksi. secara matematis dinyatakan sebagai berikut: Keterangan: Ti = Waktu operasi terbesar pada lintasan CT = Waktu siklus. P = Jam kerja efektif per hari Q = Jumlah produksi per hari g. Station Time (ST) adalah jumlah waktu dari elemen kerja atau tugas yang dilakukan pada suatu stasiun kerja yang sama. h. Idle time adalah selisih (perbedaan) antara CT dikurangi dengan STi (waktu disetiap stasiun keseluruhan). i. Balance Delay (BD), sering disebut balance loss, adalah ukuran dari ketidakefisienan lintasan yang dihasilkan dari waktu menganggur sebenarnya yang disebabkan oleh pengalokasian yang kurang sempurna di antara beberapa stasiun kerja. Balance Delay dinyatakan dalam persentase. Balance Delay dapat dirumuskan sebagai berikut: Keterangan: = Jumlah waktu operasi dari semua operasi C = Waktu siklus terbesar stasiun. k = Jumlah stasiun kerja (WS) j. Line Efficiency (LE) adalah rasio dari total waktu di stasiun kerja terhadap keterkaitan antara waktu siklus dengan jumlah stasiun kerja Keterangan: STi = Station Time dari WS ke-i CT = Waktu siklus. k = Jumlah stasiun kerja (WS) k. Smoothness Index (SI) adalah suatu indeks yang menunjukkan kelancaran relatif dari suatu keseimbangan lini perakitan. Suatu Smoothness Index dikatakan sempurna apabila nilainya sama dengan nol atau disebut juga perfect balance. Keterangan: Sti = Station Time dari WS ke-i Stimax = Waktu maksimum di stasiun K = Jumlah stasiun kerja (WS) Metoda Line Balancing Dalam menyeimbangkan lintasan terdapat beberapa metoda atau cara pendekatan yang berbeda, akan tetapi mempunyai tujuan yang pada dasarnya sama yaitu mengoptimumkan lintasan agar didapat cara penggunaan tenaga kerja dan fasilitas yang sebaik mungkin. Secara umum terdapat tiga metoda dasar keseimbangan lintas perakitan: 1. Metoda Matematis Merupakan suatu metoda yang dapat menghasilkan suatu solusi optimal. 2. Metoda Probabilistik Simulasi solusi yang dihasilkan adalah beberapa solusi yang fleksible. 3. Metoda Heuristik Metoda heuristik pertama kali digunakan oleh Simon dan Newll yang dipakai untuk menggambarkan pendekatan tertentu untuk memecahkan masalah kasus dan membuat keputusan. Beberapa metoda heuristik yang umum dikenal adalah: A. Helgesson Birnie Method ( Rangked Positional Weight ) Salah satu pendekatan lintasan yang biasa digunakan sebagai metoda dasar adalah metoda yang dikembangkan oleh Helgeson dan Barnie yaitu Peringkat Bobot Posisi. B. Region Approach Method Nama yang lain dari metoda ini adalah metoda wilayah. Pendekatan ini merupakan perbaikan Helgesson-Birnie oleh Mansoor dimana dijamin memberikan hasil yang optimal. Pendekatan dengan ini melibatkan pertukaran antara pekerjaan setelah keseimbangan awal diperoleh.

5 5 C. Largest Candidate Rules Method Nama yang lain dari metoda dan c a r a ini adalah teknik /metoda waktu operasi terpanjang, metoda ini merupakan metoda matematis keseimbangan lintasan perakitan dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Efisiensi Stasiun Kerja Efisiensi Stasiun Kerja = 2. Efisiensi Lintasan Efisiensi Lintasan = 3. Waktu Menganggur Waktu Menganggur = W s W i 4. Total Waktu Menganggur Total Waktu Menganggur = (n x W s ) - Dimana : n = jumlah stasiun standar Ws = Waktu siklus terbesar (waktu proses terbesar) Wi = Waktu pada stasiun kerja i = 1,2,3,4,,n III METODOLOGI PENELITIAN Gambar4.Diagram LangkahPemecahanMasalah IV. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Proses Produksi Secara Umum di PT. yang paling sederhana.secara LG Electronics Indonesia Proses produksi di PT. LG Electronics Indonesia termasuk dalam proses produksi terus-menerus (countinous process) yaitu proses produksi menggunakan mesin yang sudah dipersiapkan untuk memproduksi suatu produk dalam jangka waktu yang panjang. Di PT LG Electronics Indonesia objek penelitian yang penulis fokuskan hanya menghitung jumlah proses perakitan atau pembuatan Refrigerator Model Crystal pada stasiun kerja Pre Door, Pu Door dan Assy Door yang terdiri dari Operasi satu (O-1) sampai Operasi (O-24) dand alam proses produksinya melibatkan manusia dan mesin Time Study di Proses Produksi Refrigerator Unit Proses pembuatan Refrigerator Crystal melibatkan beberapa alur proses yang ada pada proses lini perlini perakitan yang digambarkan didalam Precedence Diagram di proses Refrigerator Crystal, proses lini perlini tersebut dapat dilihat di Gambar 4.1. Gambar 4.1 Stasiun Pre Door, Pu Door, dan Door Assy di proses Refrigerator Crystal

6 Diagram Assembly Chart Tabel 4.2. Hasil Pengamatan Waktu Siklus 4.3 Pengolahan Data Pengujian Kenormalan Data Setelah pengumpulan waktu pengamatan data telah selesai, tahap berikutnya adalah membuat pengujian kenormalan data. Sebaran data dikatakan baik jika data tersebut berdistribusi normal. Untuk menguji kenormalan suatu data digunakan rumus chi-kuadrat, yaitu: Gambar 4.2. Diagram Assembly Chart Pembuatan Refrigerator Flow Process Pembuatan Refrigerator Dimana: x 2 = Jumlah pengamatan yang dibutuhkan = Jumlah Frekuensi pengamatan observasi = Jumlah Frekuensi pengamatan harapan.

7 7 data. Persamaan yang digunakan untuk menguji keseragaman data adalah: Adapun Persamaan yang dapat digunakan didalam mencari X ( nilai rata-rata ) adalah: Dimana: n = Banyaknya pengamatan Xn = pengamatan ke n dari i sampai j = Nilai rerata Dengan standar deviasi: Pengujian Kecukupan Data Setelah pengumpulan waktu pengamatan data telah selesai, tahap berikutnya adalah membuat pengujian kecukupan data. Pengujian kecukupan data ini menggunakan persamaan sebagai berikut: Dimana: N = Jumlah pengamatan yang N = Jumlah pengamatan k = Tingkat kepercayaan s = Tingkat ketelitian Adapun hasil uji kecukupan data Refrigerator Unit yang lain sebagai berikut: Dimana: X = Data ke n = Nilai rerata n = Banyaknya data Pada pengujian keseragaman data untuk tingkat kepercayaan dipilih 95% dan tingkat ketelitian 5%, maka: Harga Z = 1 (α/2) Dimana α = 0,05 Maka Z = 1 (0,05/2) = 0,975 (Dari tabel distribusi normal untuk nilai 0,975 didapat nilai Z (harga k) = 1,96). Maka hasil uji keseragaman data untuk operasi ke-1 yaitu: Pengujian Keseragaman Data Setelah menguji kecukupan data dari hasil pengumpulan waktu pengamatan data pada setiap tahapan proses produksi Refrigerator Unit, maka tahap berikutnya adalah membuat pengujian keseragaman Setelah diketahui semua data uji keseragaman pada setiap operasi proses produksi Refrigerator Unit, maka dapat dilihat grafik pada Gambar 4.4.

8 Waktu Siklus, Waktu Normal, dan Baku. A. Waktu Siklus Rerata Waktu siklus rerata adalah waktu yang didapat dengan pengukuran terhadap lamanya setiap operator menyelesaikan pekerjaannya. Waktu ini diambil dari rerata waktu selesai pekerja secara acak dan berulang hingga sampai 15 kali pengambilan waktu operator. berhubungan dengan keterampilan tiap individu (operator). Faktor Penyesuaian (P) Faktor penyesuaian adalah faktor ketidakwajaran yang dapat terjadi dikarenakan faktor keterampilan manusia atau kondisi kerja. Faktor penyesuian yang digunakan oleh penulis adalah faktor penyesuaian metoda Westinghouse. C. D. Waktu Baku Waktu baku adalah waktu yang terbaik atau terpendek untuk menyelesaikan suatu pekerjaan, sesuai dengan kondisi yang ada. Waktu baku didapat dari perkalian waktu normal (Wn) dengan faktor kelonggaran (I). Keterangan : Ws : Waktu siklus rerata N : Banyak data Wn : Waktu normal P : Faktor penyesuian Wb : Waktu baku I : Faktor kelonggaran Xij : Data yang diperoleh Ket Jadi faktor kelonggaran yang ditentukan oleh pe Penulis berjumlah 21% = 0,21 Data hasil waktu siklus rerata pada operasi produksi Refrigerator Unit yang lainya dapat dilihat pada Tabel 4.8 B. Waktu Normal Waktu normal didapat dari siklus rerata (Ws) yang dikalikan dengan faktor penyesuian (P) yang dapat ditolerir karena hal ini 4.4 Analisis Line Balancing di Proses Produksi Refrigerator Unit Proses produksi Refrigerator Unit mempunyai tipe produksi masal,yang melibatkan sejumlah besar komponen yang

9 9 harus dirakit, pada perencanaan produksi memegang peranan yang penting dalam membuat penjadwalan produksi. membuat rangking tiap elemen pekerjaan berdasarkan bobot posisi. Berikut adalah Tabel 4.14 bobot elemen posisi. Gambar 4.5 Predence Diagram Waktu Baku di proses Refrigerator Unit Cycle Time CT waktu siklus (CT) merupakan waktu yang diperlukan untuk membuat 1 unit produk per satu stasiun. Apabila waktu produksi dan target produksi telah ditentukan, maka waktu siklus dapat diketahui dari hasil bagi waktu produksi dan target produksi. selanjutnya yaitu menentukan stasiun kerja berdasarkan metoda peringkat bobot posisi dengan CT = 21 detik. Berikut ini Tabel 4.15 stasiun kerja berdasarkan metode peringkat bobot posisi (Ranked Positional Weight. Diketahui: Waktu terbesar pada proses (Ti maks) = 15 detik Jam kerja dalam satu hari (P) : 16 jam = 960 menit = detik. Jumlah produksi dalam satu hari (Q) = Refrigerator Unit Waktu siklus (CT) pada proses pembuatan Refrigerator Unit adalah: Metoda Waktu Operasi Wilayah (Region Approach) Metoda Peringkat Bobot Posisi (Ranked Positional Weight)

10 10 menentukan stasiun kerja berdasarkan metoda wilayah dengan CT = 32 detik. Berikut ini Tabel 4.17 stasiun kerja berdasarkan metode wilayah (Metode Region Approach). 4.5 Analisis Usulan Line Balancing di Proses Produksi Refrigerator Unit Metoda Waktu Operasi Terpanjang (Largest Candidate Rules) Proses pembuatan Refrigerator Unit melibatkan beberapa alur proses yang ada pada proses lini perlini perakitan, berikut gambar usulan perbaikan Precedence Diagram di proses Refrigerator Unit setelah dilakukan pengujian data menentukan stasiun kerja berdasarkan metoda waktu operasi terpanjang dengan CT = 21 detik. Berikut ini Tabel 4.18 stasiun kerja pada Refrigerator Unit berdasarkan metoda waktu terpanjang (Metode Largest Candidate Rules). Rerata line balancing adalah nilai yang didapat dengan perhitungan terhadap jumlah total waktu baku operator dibagi dengan jumlah hasil perkalian anatra nilai tertinggi dengan banyak stasiun kerja. Maka hasil waktu siklus rerata untuk operasi ke-1 yaitu:

11 11 Data hasil waktu siklus LB rerata pada operasi produksi Refrigerator Unit yang lainya dapat dilihat pada Tabel 4.20 Tabel 4.24 Hasil Akhir Usulan Perbaikan Elemen Work operasi produksi Refrigerator Unit. Setelah diketahui semua data uji keseragaman pada setiap operasi proses produksi Refrigerator Unit, maka dapat dilihat grafik pada Gambar 4.7. Gambar 4.10 Grafik Effect Improvement Proses Perbaikan elemen LB Refrigerator Unit Gambar 4.8 Grafik Peta Kontrol Proses Usulan Perbaikan LB Refrigerator Unit Tabel 4.25 Hasil Effect Usulan Perbaikan Elemen Work operasi produksi

12 12 Balance Delay (%) Line Eficiency (%) Smoothes Index V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan pengolahan dan analisis pengolahan data yang telah dilakukan pada BAB IV, maka dapat diperoleh Kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil penelitian line balancing di proses pembuatan Refrigerator Unit di PT. LG Electronics Indonesia adalah: Tabel 5.1 Perbandingan Hasil Perhitungan Metoda Metoda Peringkat Bobot Posisi Metoda wilayah Metoda Waktu Operasi Terpanjang 26% 26% 27% 74% 74% 72% 21,8 21,8 23,2 2. Produktivitas produksi Refrigerator Unit naik dengan adanya pengurangan man power dari 19 menjadi 17 dan nilai efesiensi yang dihasilkan berupa penurunan cycle time dari 17 detik menjadi 15 detik, pengurangan stasiun kerja dari 19 menjadi 17 stasiun kerja serta peningkatan Line Balancing 24 %. 3. Setelah penelitian dilakukan analisis keseimbangan lini, Metoda Pringkat Bobot dan Metoda Wilayah adalah yang paling optimal dengan didapatkan efisiensi lininya sebesar 74%. Hasil ini belum dapat untuk dilaksanakan pada proses produksi Refrigator Unit pada Factoy NRF-2, karena urutan stasiun yang ada pada metoda Peringkat Bobot dan Wilayah tidak dapat langsung dipakai, perlu ada perbaikan lebih dini sebelum menggunakan metoda ini. 5.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian, maka saran untuk perusahaan sebaiknya agar dapat melaksanakan perubahan lintasan yang baru bagi pihak perusahaan, dan mencapai kondisi kerja yang optimum adalah sebagai berikut: 1. Hasil efisiensi lini 74% bukanlah yang terbaik, biasanya efisiensi baru dikatakan optimal jika efisiensi lininya 90%, maka diharapkan perusahaan dapat memperbaiki segala sesuatu yang berkaitan dengan keseimbangan lini produksi. 2. Untuk meningkatkan keseimbangan lintasan ada baiknya perusahaan mengadakan pelatihan untuk semua operator dan menetapkan kecepatan Mesin berdasarkan pada kemampuan (Skill) operator tersebut serta perlu selalu ditingkatkan tahap demi tahap berdasarkan kemampuan pada setiap operator yang telah terbiasa dengan memperhitungkannya dengan waktu. DAFTAR PUSTAKA Bartholdi, J.J. (1993). Balancing Two-Sided Assembly Lines: A case study, International Journal of Production Research, Vol. 31, No,10, pp Chase, R. B., & Aquilano, N. J Production and operations management : Manufacturing and services (7th ed.). Chicago. Matthuri Ahmad, Laporan Kerja Praktek. Analisa Line Balancing Proses Produksi Genteng TILUX Di PT. Bakrie Building Industries, Universitas Mercu Buana. Jakarta. Santosh T. Ghutukade1, Dr. Suresh M. Sawant2. Use Of Ranked Position Weighted Method For Assembly Line Balancing. International Journal of Production Research, /II/IV/July-Sept, Tampubolon Doppon, Tugas Akhir. Penerapan metode line produksi untuk merencanakan keseimbangan line produksi pada line sewing 10 pada perakitan sepatu nike Di PT. Pratama Industri. Universitas Mercu Buana. Jakarta. Ucok Stefanus Banjarnahor, Line Balancing Pada Proses Sanding Dasar Piano Up Right Type B1 Di PT. Yamaha Indonesia, Universitas Mercu Buana, Jakarta. Utami Diah, Laporan Kerja Praktek. Rancangan Metode Line Balancing Pada Produksi Tail Gate Di PT. Rekabaja Mandiri. Jakarta. Walpole, Ronal E., Myers, Raymond H., Myers, Sharon L., & Ye, Keing, (2007). Probability & Statistic For Engineers & Scientist (8th ed.), New York: Pearson International Edition.

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Proses Produksi 3.1.1 Pengertian Proses Produksi Proses adalah cara, metoda dan teknik bagaimana sumber yang tersedia (tenaga kerja, mesin, bahan baku dan sarana pendukung) yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengantar Menurut Baroto (2002, p192), aliran proses produksi suatu departemen ke departemen yang lainnya membutuhkan waktu proses produk tersebut. Apabila terjadi hambatan atau

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Definisi Line Balancing Line Balancing merupakan metode penugasan sejumlah pekerjaan ke dalam stasiun-stasiun kerja yang saling berkaitan/berhubungan dalam suatu lintasan atau

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Studi Gerak dan Waktu ( Barnes h.257 ) Studi Gerak dan Waktu merupakan suatu ilmu yang terdiri dari teknik-teknik dan prinsip-prinsip untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Optimasi adalah persoalan yang sangat penting untuk diterapkan dalam segala sistem maupun organisasi. Dengan optimalisasi pada sebuah sistem

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Efektifitas 2.1.1. Pengertian Efektifitas Pengertian efektifitas secara umum menunjukan sampai seberapa jauh tercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan. Hal tersebut

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Diagram Alir Observasi lapangan Identifikasi masalah Pengumpulan data : 1. Data komponen. 2. Data operasi perakitan secara urut. 3. Data waktu untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Line Balancing Line balancing merupakan penyeimbangan penugasan elemen-elemen tugas dari suatu assembly line ke work stations untuk meminimumkan banyaknya work station

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Line Balancing Line Balancing adalah serangkaian stasiun kerja (mesin dan peralatan) yang dipergunakan untuk pembuatan produk. Line Balancing (Lintasan Perakitan) biasanya

Lebih terperinci

BAB VI LINE BALANCING

BAB VI LINE BALANCING BAB VI LINE BALANCING 6.1. Landasan Teori Line Balancing Menurut Gaspersz (2004), line balancing merupakan penyeimbangan penugasan elemen-elemen tugas dari suatu assembly line ke work stations untuk meminimumkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 20 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Teknik Pengukuran Data Waktu Jam Henti Di dalam penelitian ini, pengukuran waktu setiap proses operasi sangat dibutuhkan dalam penentuan waktu baku setiap

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Keseimbangan Lini Keseimbangan lini merupakan suatu metode penugasan sejumlah pekerjaan ke dalam stasiun kerja yang saling berkaitan dalam satu lini produksi sehingga

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Line Balancing Keseimbangan lini produksi bermula dari lini produksi massal, dimana dalam proses produksinya harus dibagikan pada seluruh operator sehingga beban kerja

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Observasi Lapangan Identifikasi Masalah Studi Kepustakaan Pengambilan Data Waktu Siklus Pengujian Waktu Siklus : 1. Uji Keseragaman Data 2. Uji Kenormalan

Lebih terperinci

BAB VI LINE BALANCING

BAB VI LINE BALANCING BAB VI LINE BALANCING 6.1 Landasan Teori Keseimbangan lini perakitan (line balancing) merupakan suatu metode penugasan pekerjaan ke dalam stasiun kerja-stasiun kerja yang saling berkaitan dalam satu lini

Lebih terperinci

KESEIMBANGAN LINI PRODUKSI PADA PT PAI

KESEIMBANGAN LINI PRODUKSI PADA PT PAI KESEIMBANGAN LINI PRODUKSI PADA PT PAI Citra Palada Staf Produksi Industri Manufaktur, PT ASTRA DAIHATSU MOTOR HEAD OFFICE Jln. Gaya Motor III No. 5, Sunter II, Jakarta 14350 citra.palada@yahoo.com ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pembebanan Pembebanan (loading) dapat diartikan pekerjaan yang diberikan kepada mesin atau operator. Pembebanan menyangkut jadwal waktu kerja operator dalam kurun waktu satu hari

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI Keseimbangan lini produksi bermula dari lini produksi masal, dimana tugas-tugas yang dikerjakan dalam proses harus dibagi kepada seluruh operator agar beban kerja dari para operator

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Penelitian Cara Kerja Pada laporan skripsi ini penelitian cara kerja menggunakan metode penelitian yang dilakukan melalui operation process chart. Dan dalam perhitungan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan produksi dan operasi merupakan kegiatan yang paling pokok

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan produksi dan operasi merupakan kegiatan yang paling pokok BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keseimbangan Lintasan berkaitan dengan bagaimana operasi yang ditunjuk pada stasiun kerja dapat dioptimalkan melalui menyeimbangkan kegiatan yang ditugaskan

Lebih terperinci

PENENTUAN JUMLAH TENAGA KERJA DENGAN METODE KESEIMBANGAN LINI PADA DIVISI PLASTIC PAINTING PT. XYZ

PENENTUAN JUMLAH TENAGA KERJA DENGAN METODE KESEIMBANGAN LINI PADA DIVISI PLASTIC PAINTING PT. XYZ PENENTUAN JUMLAH TENAGA KERJA DENGAN METODE KESEIMBANGAN LINI PADA DIVISI PLASTIC PAINTING PT. XYZ Lina Gozali, Andres dan Feriyatis Program Studi Teknik Industri Universitas Tarumanagara e-mail: linag@ft.untar.ac.id

Lebih terperinci

MENINGKATKAN EFISIENSI LINTASAN KERJA MENGGUNAKAN METODE RPW DAN KILLBRIDGE-WESTERN

MENINGKATKAN EFISIENSI LINTASAN KERJA MENGGUNAKAN METODE RPW DAN KILLBRIDGE-WESTERN 2017 Firman Ardiansyah E, Latif Helmy 16 MENINGKATKAN EFISIENSI LINTASAN KERJA MENGGUNAKAN METODE RPW DAN KILLBRIDGE-WESTERN Firman Ardiansyah Ekoanindiyo *, Latif Helmy * * Program Studi Teknik Industri

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 4.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Di dalam memecahkan masalah yang sedang dihadapi perusahaan, maka sebelumnya harus dilakukan pengamatan dan penelitian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Line Balancing Line Balancing adalah suatu analisis yang mencoba melakukan suatu perhitungan keseimbangan hasil produksi dengan membagi beban antar proses secara berimbang

Lebih terperinci

pekerja normal untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang dijalankan dalam sistem

pekerja normal untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang dijalankan dalam sistem 24 pekerja normal untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang dijalankan dalam sistem kerja terbaik. Pengertian dari waktu baku yang normal,wajar, dan terbaik dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa waktu baku

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peta Kerja Peta kerja adalah suatu alat yang menggambarkan kegiatan kerja secara sistematis dan jelas (biasanya kerja produksi). Lewat peta-peta ini kita bisa melihat semua langkah

Lebih terperinci

LAPORAN KERJA PRAKTEK ANALISA LINE BALANCING PADA PROSES PRODUKSI GENTENG TILUX DI PT. BAKRIE BUILDING INDUSTRIES

LAPORAN KERJA PRAKTEK ANALISA LINE BALANCING PADA PROSES PRODUKSI GENTENG TILUX DI PT. BAKRIE BUILDING INDUSTRIES LAPORAN KERJA PRAKTEK ANALISA LINE BALANCING PADA PROSES PRODUKSI GENTENG TILUX DI PT. BAKRIE BUILDING INDUSTRIES Diajukan Guna Memenuhi Syarat Kelulusan Mata Kuliah Kerja Praktek Pada Program Sarjana

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL

BAB V ANALISIS HASIL BAB V ANALISIS HASIL Berdasarkan pengumpulan dan pengolahan data yang ada pada bab sebelumnya, maka akan dilakukan analisis guna mengetahui hasil yang lebih optimal. Pembahasan ini dilakukan untuk memberikan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teknik Pengukuran Kerja Pengukuran kerja adalah metoda penetapan keseimbangan antara kegiatan manusia yang dikontribusikan dengan unit output yang dihasilkan. Teknik pengukuran

Lebih terperinci

ANALISIS METODE MOODIE YOUNG DALAM MENENTUKAN KESEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI

ANALISIS METODE MOODIE YOUNG DALAM MENENTUKAN KESEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 5, No. 03(2016), hal 229-238 ANALISIS METODE MOODIE YOUNG DALAM MENENTUKAN KESEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI Dwi Yuli Handayani, Bayu Prihandono,

Lebih terperinci

Analisis Line Balancing dengan RPW pada Departemen Sewing Assembly Line Style F1625W404 di PT. Pan Brothers, Boyolali

Analisis Line Balancing dengan RPW pada Departemen Sewing Assembly Line Style F1625W404 di PT. Pan Brothers, Boyolali Analisis Line Balancing dengan RPW pada Departemen Sewing Assembly Line Style F1625W404 di PT. Pan Brothers, Boyolali Ghany Sayyida Nur Arifiana *1), I Wayan Suletra 2) 1) Jurusan Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

PENYEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI DENGAN METODE HEURISTIK (STUDI KASUS PT XYZ MAKASSAR)

PENYEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI DENGAN METODE HEURISTIK (STUDI KASUS PT XYZ MAKASSAR) PENYEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI DENGAN METODE HEURISTIK (STUDI KASUS PT XYZ MAKASSAR) Saiful, Mulyadi, DAN Tri Muhadi Rahman Program Studi Teknik Industri, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS ASSEMBLY LINE BALANCING PRODUK HEAD LAMP TYPE K59A DENGAN PENDEKATAN METODE HELGESON-BIRNIE Studi Kasus PT. Indonesia Stanley electric

ANALISIS ASSEMBLY LINE BALANCING PRODUK HEAD LAMP TYPE K59A DENGAN PENDEKATAN METODE HELGESON-BIRNIE Studi Kasus PT. Indonesia Stanley electric ANALISIS ASSEMBLY LINE BALANCING PRODUK HEAD LAMP TYPE K59A DENGAN PENDEKATAN METODE HELGESON-BIRNIE Studi Kasus PT. Indonesia Stanley electric Abstrak Heru Saptono 1),Alif Wardani 2) JurusanTeknikMesin,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan juga hasil sampingannya, seperti limbah, informasi, dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. dan juga hasil sampingannya, seperti limbah, informasi, dan sebagainya. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya, sistem produksi terdiri dari elemen input, proses dan elemen output. Input produksi ini dapat berupa bahan baku, mesin, tenaga kerja, modal

Lebih terperinci

Perbaikan Lintasan CU dengan Metode Line Balancing

Perbaikan Lintasan CU dengan Metode Line Balancing Erwanto, et al / Perbaikan Lintasan CU dengan Metode Line Balancing / Jurnal Titra, Vol.5, No 2, Juli 2017, pp. 387-392 Perbaikan Lintasan CU dengan Metode Line Balancing Intan Mei Erwanto 1, Prayonne

Lebih terperinci

Analisis Kebutuhan Man Power dan Line Balancing Jalur Supply Body 3 D01N PT. Astra Daihatsu Motor Karawang Assembly Plant (KAP)

Analisis Kebutuhan Man Power dan Line Balancing Jalur Supply Body 3 D01N PT. Astra Daihatsu Motor Karawang Assembly Plant (KAP) Analisis Kebutuhan Man Power dan Line Balancing Jalur Supply Body 3 D01N PT. Astra Daihatsu Motor Karawang Assembly Plant (KAP) Umi marfuah 1), Cholis Nur Alfiat 2) Teknik Industri Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

Analisa Keseimbangan Lintasan Dengan Menggunakan Metode Helgeson-Birnie (Ranked Positional Weight) Studi Kasus PT. D

Analisa Keseimbangan Lintasan Dengan Menggunakan Metode Helgeson-Birnie (Ranked Positional Weight) Studi Kasus PT. D Analisa Keseimbangan Lintasan Dengan Menggunakan Metode Helgeson-Birnie (Ranked Positional Weight) Studi Kasus PT. D Adi Kristianto Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sarjanawiyata

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI LINE REAR AXLE ASSY DENGAN METODE LINE BALANCING DI PT. XYZ

MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI LINE REAR AXLE ASSY DENGAN METODE LINE BALANCING DI PT. XYZ MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI LINE REAR AXLE ASSY DENGAN METODE LINE BALANCING DI PT. XYZ Margono Sugeng 1) dan Ari Setyawan 2) Program Studi Teknik Industri, Institut Sains dan Teknologi Nasional email:

Lebih terperinci

PENENTUAN KESEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE HELGESON-BIRNIE

PENENTUAN KESEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE HELGESON-BIRNIE Buletin Ilmiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 5, No. 03(2016), hal 239-248 PENENTUAN KESEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE HELGESON-BIRNIE Puji Astuti Saputri, Shantika

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Tenda Trijaya Indonesia merupakan salah satu perusahaan tenda yang terpercaya kualitasnya. Perusahaan ini menjadi pemasok ke departemen sosial, perusahaan-perusahaan besar di Indonesia, bahkan

Lebih terperinci

ANALISIS LINE BALANCING PADA LINI PERAKITAN HANDLE SWITCH DI PT. X

ANALISIS LINE BALANCING PADA LINI PERAKITAN HANDLE SWITCH DI PT. X Profesionalisme Akuntan Menuju Sustainable Business Practice PROCEEDINGS ANALISIS LINE BALANCING PADA LINI PERAKITAN HANDLE SWITCH DI PT. X Didit Damur Rochman, Wiring Respati Caparina. Program Studi Teknik

Lebih terperinci

ANALISA PENINGKATAN EFISIENSI ASSEMBLY LINE B PADA BAGIAN MAIN LINE DENGAN METODE RANKED POSITIONAL WEIGHTS DI PT. X

ANALISA PENINGKATAN EFISIENSI ASSEMBLY LINE B PADA BAGIAN MAIN LINE DENGAN METODE RANKED POSITIONAL WEIGHTS DI PT. X ANALISA PENINGKATAN EFISIENSI ASSEMBLY LINE B PADA BAGIAN MAIN LINE DENGAN METODE RANKED POSITIONAL WEIGHTS DI PT. X Constance Dorthea Renata, Sevenpri Candra, Rida Zuraida Binus University, Jl. K.H. Syahdan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. massal. Sejumlah pekerjaan perakitan dikelompokkan kedalam beberapa pusatpusat

BAB I PENDAHULUAN. massal. Sejumlah pekerjaan perakitan dikelompokkan kedalam beberapa pusatpusat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Keseimbangan lintasan perakitan berhubungan erat dengan produksi massal. Sejumlah pekerjaan perakitan dikelompokkan kedalam beberapa pusatpusat kerja,

Lebih terperinci

PERBAIKAN LINI FINISHING DRIVE CHAIN AHM OEM PADA PT FEDERAL SUPERIOR CHAIN MANUFACTURING DENGAN METODE KESEIMBANGAN LINI DAN METHODS TIME MEASUREMENT

PERBAIKAN LINI FINISHING DRIVE CHAIN AHM OEM PADA PT FEDERAL SUPERIOR CHAIN MANUFACTURING DENGAN METODE KESEIMBANGAN LINI DAN METHODS TIME MEASUREMENT Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer PERBAIKAN LINI FINISHING DRIVE CHAIN AHM OEM PADA PT FEDERAL SUPERIOR CHAIN MANUFACTURING DENGAN METODE KESEIMBANGAN LINI DAN METHODS TIME MEASUREMENT Lina Gozali *, Lamto

Lebih terperinci

BAB VII SIMULASI CONVEYOR

BAB VII SIMULASI CONVEYOR BAB VII SIMULASI CONVEYOR VII. Pembahasan Simulasi Conveyor Conveyor merupakan peralatan yang digunakan untuk memindahkan material secara kontinyu dengan jalur yang tetap. Keterangan yang menjelaskan suatu

Lebih terperinci

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT Multi Garmenjaya merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri garment. Penulis melakukan pengamatan pada lini produksi produk celana jeans yang diproduksi secara mass production. Masalah

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. 4.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Keseimbangan Lini

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. 4.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Keseimbangan Lini BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 4.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Keseimbangan Lini engolahan data Gambar 4.1 Skema Metodologi Penelitian 79 A Perancangan Keseimbangan Lini Metode

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada dasarnya pengumpulan data yang dilakukan pada lantai produksi trolly

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada dasarnya pengumpulan data yang dilakukan pada lantai produksi trolly BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Ekstrasi Hasil Pengumpulan Data Pada dasarnya pengumpulan data yang dilakukan pada lantai produksi trolly adalah digunakan untuk pengukuran waktu dimana pengukuran waktu

Lebih terperinci

ANALISIS KESEIMBANGAN LINTASAN LINE PRODUKSI DRIVE ASSY DI PT. JIDECO INDONESIA

ANALISIS KESEIMBANGAN LINTASAN LINE PRODUKSI DRIVE ASSY DI PT. JIDECO INDONESIA ANALISIS KESEIMBANGAN LINTASAN LINE PRODUKSI DRIVE ASSY DI PT. JIDECO INDONESIA Sutarjo, ST. Sekolah Tinggi Teknologi Wastukancana Purwakarta Email : Sutarjo06@gmail.com Risris Nurjaman, MT. Dosen Universitas

Lebih terperinci

Universitas Bina Nusantara. Jurusan Teknik Industri Skripsi Sarjana Teknik Industri Semester Genap tahun 2006/2007

Universitas Bina Nusantara. Jurusan Teknik Industri Skripsi Sarjana Teknik Industri Semester Genap tahun 2006/2007 Universitas Bina Nusantara Jurusan Teknik Industri Skripsi Sarjana Teknik Industri Semester Genap tahun 2006/2007 Optimalisasi Proses Produksi Dengan Usulan Lini Keseimbangan Pada CV. Teluk Harapan Alexander

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. manajemen pemasaran, dan manajemen keuangan. Berikut ini merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. manajemen pemasaran, dan manajemen keuangan. Berikut ini merupakan BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Manajemen Operasi 2.1.1 Pengertian Manajemen Operasi Manajemen operasi merupakan salah satu fungsi bisnis yang sangat berperan penting dalam

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap tahun 2006/2007 STUDI KESEIMBANGAN LINI PERAKITAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE-METODE HEURISTIK SERTA PERENCANAAN KEGIATAN

Lebih terperinci

PERANCANGAN LINE BALANCING DALAM UPAYA PERBAIKKAN LINI PRODUKSI DENGAN SIMULASI PROMODEL DI PT CATERPILLAR INDONESIA

PERANCANGAN LINE BALANCING DALAM UPAYA PERBAIKKAN LINI PRODUKSI DENGAN SIMULASI PROMODEL DI PT CATERPILLAR INDONESIA PERANCANGAN LINE BALANCING DALAM UPAYA PERBAIKKAN LINI PRODUKSI DENGAN SIMULASI PROMODEL DI PT CATERPILLAR INDONESIA Renty Anugerah Mahaji Puteri 1*, Wiwik Sudarwati 2 1,2 Jurusan Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

ANALISIS KESEIMBANGAN LINI PADA LINTASAN TRANSMISI MF06 DENGAN PENERAPAN METODE RANKED POSITIONAL WEIGHT

ANALISIS KESEIMBANGAN LINI PADA LINTASAN TRANSMISI MF06 DENGAN PENERAPAN METODE RANKED POSITIONAL WEIGHT ANALISIS KESEIMBANGAN LINI PADA LINTASAN TRANSMISI MF06 DENGAN PENERAPAN METODE RANKED POSITIONAL WEIGHT Disusun oleh: Nama : Rizki Ari Sandi Npm : 36412550 Jurusan : Teknik Industri Dosen Pembimbing :

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 12 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Studi Gerak dan Waktu (Barnes h. 257) Studi gerak dan waktu merupakan suatu ilmu yang terdiri dari teknik dan prinsip-prinsip untuk mendapatkan rancangan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL Kondisi Keseimbangan Lintasan Produksi Aktual

BAB V ANALISA HASIL Kondisi Keseimbangan Lintasan Produksi Aktual BAB V ANALISA HASIL 5.1. Kondisi Keseimbangan Lintasan Produksi Aktual Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, kondisi aktual saat ini tidak seimbang penyebab utama terjadinya ketidak seimbangan lintasan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR ISI

DAFTAR ISI DAFTAR ISI ABSTRAK ABSTRAK Perkembangan industri manufaktur dan tingkat persaingan yang ada saat ini menimbulkan permasalahan yang kompleks. Salah satu permasalahan yang paling penting dalam suatu industri manufaktur

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Proses Produksi Proses produksi adalah serangkaian aktifitas yang diperlukan untuk mengolah ataupun merubah sutu kumpulan masukan (input) menjadi sejumlah keluaran (output) yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Studi Gerak dan Waktu Studi gerak dan waktu terdiri atas dua elemen penting, yaitu studi waktu dan studi gerakan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Studi Gerak dan Waktu Studi gerak dan waktu terdiri atas dua elemen penting, yaitu studi waktu dan studi gerakan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Studi Gerak dan Waktu Studi gerak dan waktu terdiri atas dua elemen penting, yaitu studi waktu dan studi gerakan. 2.1.1. Studi Waktu Menurut Wignjosoebroto (2008), pengukuran

Lebih terperinci

MINIMALISASI BOTTLENECK PROSES PRODUKSI DENGAN METODE LINE BALANCING PADA PT. XYZ

MINIMALISASI BOTTLENECK PROSES PRODUKSI DENGAN METODE LINE BALANCING PADA PT. XYZ MINIMALISASI BOTTLENECK PROSES PRODUKSI DENGAN METODE LINE BALANCING PADA PT. XYZ SUSAN Program Studi Teknik Industri,Fakultas Teknik,Universitas Tanjungpura susanindustri11@yahoo.com Abstract- PT. XYZ

Lebih terperinci

Analisis Keseimbangan Line Assembly Refrigerator Dengan Metode Ranked Positional Weight (RPW) Pada PT. XYZ

Analisis Keseimbangan Line Assembly Refrigerator Dengan Metode Ranked Positional Weight (RPW) Pada PT. XYZ Analisis Keseimbangan Line Assembly Refrigerator Dengan Metode Ranked Positional Weight (RPW) Pada PT. XYZ Erlangga Hartono, Rindra Yusianto, Tita Talitha Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Berikut ini adalah diagram alir yang digunakan dalam penyelesaian studi kasus ini: Mulai

BAB 3 METODE PENELITIAN. Berikut ini adalah diagram alir yang digunakan dalam penyelesaian studi kasus ini: Mulai BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Flowchart Metode Penelitian Berikut ini adalah diagram alir yang digunakan dalam penyelesaian studi kasus ini: Mulai Studi Pendahuluan: Pengamatan flow process produksi Assembly

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. rupa sehingga tidak ada waktu dan tenaga yang terbuang sia-sia sehingga dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. rupa sehingga tidak ada waktu dan tenaga yang terbuang sia-sia sehingga dapat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Efisien dalam dunia industri berarti memanfaatkan sumber daya sedemikian rupa sehingga tidak ada waktu dan tenaga yang terbuang sia-sia sehingga dapat menghasilkan

Lebih terperinci

APLIKASI PREDETERMINED TIME SYSTEM DAN RANKED POSITIONAL WEIGHT PADA OPTIMALISASI LINTASAN PRODUKSI UPPER-SHOE DI PT. ECCO INDONESIA, SIDOARJO

APLIKASI PREDETERMINED TIME SYSTEM DAN RANKED POSITIONAL WEIGHT PADA OPTIMALISASI LINTASAN PRODUKSI UPPER-SHOE DI PT. ECCO INDONESIA, SIDOARJO B-2- APLIKASI PREDETERMINED TIME SYSTEM DAN RANKED POSITIONAL WEIGHT PADA OPTIMALISASI LINTASAN PRODUKSI UPPER-SHOE DI PT. ECCO INDONESIA, SIDOARJO Rina Lukiandari, Abdullah Shahab ITS Surabaya ABSTRAK

Lebih terperinci

Analisis Keseimbangan Lintasan pada Lantai Produksi CV. Bobo Bakery

Analisis Keseimbangan Lintasan pada Lantai Produksi CV. Bobo Bakery Analisis Keseimbangan Lintasan pada Lantai Produksi CV. Bobo Bakery Merry Siska 1), Ruby Suryanata 2) Jurusan Teknik Industri,Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sultan Syarif Kasim Riau merrysiska@uin-suska.ac.id

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK CV SURYA ADVERTISING & T SHIRT merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri garment. Jenis produk yang diproduksi perusahaan meliputi kemeja lengan panjang, kemeja lengan pendek, kaos

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 33 BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Menurut Jay Heizers & Barry Randers, untuk menetapkan optimasi suatu layout dibutuhkan tata letak yang telah mencapai efisiensi serta

Lebih terperinci

ANALISIS KESEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE RANKED POSITION WEIGHT (RPW) (STUDI KASUS: PT. KRAKATAU STEEL, Tbk.

ANALISIS KESEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE RANKED POSITION WEIGHT (RPW) (STUDI KASUS: PT. KRAKATAU STEEL, Tbk. ANALISIS KESEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE RANKED POSITION WEIGHT (RPW) (STUDI KASUS: PT. KRAKATAU STEEL, Tbk. CILEGON, BANTEN) Herlina Putri W, Ahmad Sidiq, dan Reza Maulana Program

Lebih terperinci

Peningkatan Kapasitas Produksi pada PT. Adicitra Bhirawa

Peningkatan Kapasitas Produksi pada PT. Adicitra Bhirawa Peningkatan Kapasitas Produksi pada PT. Adicitra Bhirawa Karine Santoso Putri, I Gede Agus Widyadana 2, Herry Christian Palit 3 Abstract: Currently, PT. Adicitra Bhirawa wants to increase their production

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN MASALAH DAN ANALISA

BAB 4 PEMBAHASAN MASALAH DAN ANALISA BAB 4 PEMBAHASAN MASALAH DAN ANALISA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Data Komponen PT. Marino Pelita Indonesia memproduksi sepatu militer dalam 2 jenis yaitu jenis PDL (Pakaian Dinas Lapangan) dan PDH (Pakaian

Lebih terperinci

PENENTUAN KESEIMBANGAN LINTASAN OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE HEURISTIK

PENENTUAN KESEIMBANGAN LINTASAN OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE HEURISTIK PENENTUAN KESEIMBANGAN LINTASAN OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE HEURISTIK Taufiqur Rachman Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Esa Unggul, Jakarta Jln Arjuna Utara No.9 Kebon Jeruk

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT INKABA adalah perusahaan yang bergerak di bidang produksi produk berbahan dasar karet. Perusahaan menerapkan sistem produksi mass production dan job order. Engine mounting adalah salah satu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berikut ini adalah pengertian keseimbangan lini (line balancing)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berikut ini adalah pengertian keseimbangan lini (line balancing) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Konsep Line Balancing 2.1.1 Pengertian Line Balancing Berikut ini adalah pengertian keseimbangan lini (line balancing) menurut beberapa para ahli : Menurut Gasperz (2004)

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN LINTASAN PERAKITAN UPPER SEPATU NIKE SHOCK TYPE NZ DENGAN PENDEKATAN LINE BALANCING DI LINE 14 FACTORY 3 DI PT.

LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN LINTASAN PERAKITAN UPPER SEPATU NIKE SHOCK TYPE NZ DENGAN PENDEKATAN LINE BALANCING DI LINE 14 FACTORY 3 DI PT. LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN LINTASAN PERAKITAN UPPER SEPATU NIKE SHOCK TYPE NZ DENGAN PENDEKATAN LINE BALANCING DI LINE 14 FACTORY 3 DI PT.X Di Susun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Meraih Gelar Sarjana

Lebih terperinci

PENINGKATAN EFSIENSI DAN PRODUKTIVITAS KINERJA MELALUI PENDEKATAN ANALISIS RANGKED POSITIONAL WEIGHT METHOD PT. X

PENINGKATAN EFSIENSI DAN PRODUKTIVITAS KINERJA MELALUI PENDEKATAN ANALISIS RANGKED POSITIONAL WEIGHT METHOD PT. X PENINGKATAN EFSIENSI DAN PRODUKTIVITAS KINERJA MELALUI PENDEKATAN ANALISIS RANGKED POSITIONAL WEIGHT METHOD PT. X Komarudin dan Rudi Saputra Teknik Industri, Institut Sains dan Teknologi Nasional ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN HASIL

BAB 4 PEMBAHASAN HASIL BAB 4 PEMBAHASAN HASIL 4.1 Profil Perusahaan 4.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Asia Dwimitra Industri merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri manufaktur yang berdiri sejak tahun 2008 dan berlokasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam melakukan penelitian diperlukan adanya tahapan-tahapan yang jelas agar penelitian yang dilakukan terarah, tahapan ini disusun ringkas dalam sebuah metodologi penelitian.

Lebih terperinci

Penerapan Metode Line Balancing Produk Tall Boy Cleopatra dan Aplikasinya pada Tata Letak Mesin PT. Funisia Perkasa

Penerapan Metode Line Balancing Produk Tall Boy Cleopatra dan Aplikasinya pada Tata Letak Mesin PT. Funisia Perkasa Universitas Bina Nusantara Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester genap tahun 2006/2007 Penerapan Metode Line Balancing Produk Tall Boy Cleopatra dan Aplikasinya pada Tata Letak Mesin PT.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Keseimbangan Lini (Line Balancing) Aliran proses produksi suatu departemen ke departemen yang lainnya membutukan waktu proses (waktu siklus) produk tesebut. Apabila terjadi

Lebih terperinci

BAB II STUDI LITERATUR

BAB II STUDI LITERATUR BAB II STUDI LITERATUR 2.1. Assembling Line Balancing Lini produksi adalah penempatan area-area kerja dimana operasi-operasi diatur secara berturut-turut dan material bergerak secara kontinu melalui operasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Konsep & Teori 2.1.1 Proses Produksi Perusahaan tidak terlepas dari proses produksi dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Oleh karena itu, perusahaan berusaha agar proses produksi

Lebih terperinci

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Chitose Indonesia MFG merupakan suatu perusahaan yang bergerak pada bidang industri manufaktur dengan produk utamanya berupa kursi yang terbuat dari bahan baku logam. Perusahaan menerapkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 41 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Data dan Informasi Data yang diperoleh dan dikumpulkan dalam penelitian ini bersumber dari data primer dan data sekunder, yaitu:tabel 3.1 Jenis Data dan Informasi

Lebih terperinci

ANALISA PENYEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI CELANA NIKE STYLE X BERDASARKAN PENGUKURAN WAKTU BAKU PADA PT. XYZ. Benny Winandri, M.

ANALISA PENYEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI CELANA NIKE STYLE X BERDASARKAN PENGUKURAN WAKTU BAKU PADA PT. XYZ. Benny Winandri, M. ANALISA PENYEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI CELANA NIKE STYLE X BERDASARKAN PENGUKURAN WAKTU BAKU PADA PT. XYZ Benny Winandri, M.Sc, MM ABSTRAK: PT. XYZ adalah industri yang memproduksi pakaian jadi. Seperti

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: Efficiency, Productivity, Line Balancing, Idle Time. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Keywords: Efficiency, Productivity, Line Balancing, Idle Time. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT In this era of globalization, competition in industry become tighter. The company is required to have good productivity. In order to achieve maximum productivity and efficiency, then one aspect

Lebih terperinci

Universitas Bina Nusantara

Universitas Bina Nusantara Universitas Bina Nusantara Program Ganda Teknik Industri Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2005/2006 Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Keseimbangan Lini untuk Peningkatan

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN LINI PRODUKSI MESIN CUCI DI PT. SHARP ELECTRONICS INDONESIA MENGGUNAKAN METODE LINE BALANCING

USULAN PERBAIKAN LINI PRODUKSI MESIN CUCI DI PT. SHARP ELECTRONICS INDONESIA MENGGUNAKAN METODE LINE BALANCING USULAN PERBAIKAN LINI PRODUKSI MESIN CUCI DI PT. SHARP ELECTRONICS INDONESIA MENGGUNAKAN METODE LINE BALANCING Meri Prasetyawati 1*, Agustin Damayanti 2 1,2 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO ISSN PENGELOMPOKAN STASIUN KERJA UNTUK MENYEIMBANGKAN BEBAN KERJA DENGAN METODE LINE BALANCING

Seminar Nasional IENACO ISSN PENGELOMPOKAN STASIUN KERJA UNTUK MENYEIMBANGKAN BEBAN KERJA DENGAN METODE LINE BALANCING PENGELOMPOKAN STASIUN KERJA UNTUK MENYEIMBANGKAN BEBAN KERJA DENGAN METODE LINE BALANCING Joko Susetyo, Imam Sodikin, Adityo Nugroho Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri, Institut Sains

Lebih terperinci

Kata Kunci : Keseimbangan Lintasan, Metode Ranked Positional Weight, Produktivitas 1. PENDAHULUAN

Kata Kunci : Keseimbangan Lintasan, Metode Ranked Positional Weight, Produktivitas 1. PENDAHULUAN ANALISA PENINGKATAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS KERJA DENGAN PENDEKATAN METODE RANKED POSITIONAL WEIGHT (RPW) PADA PRODUK K25-6101 DI PT. BANSHU ELECTIC INDONESIA Edi Susanto 1, Asep Hermawan 1, Andriana

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN LINI BERDASARKAN METODE KESEIMBANGAN LINI DAN PREDETERMINED TIME SYSTEMS PADA PERAKITAN UPPER NCVS1.06 DI PT.ASIA DWIMITRA INDUSTRI

USULAN PERBAIKAN LINI BERDASARKAN METODE KESEIMBANGAN LINI DAN PREDETERMINED TIME SYSTEMS PADA PERAKITAN UPPER NCVS1.06 DI PT.ASIA DWIMITRA INDUSTRI USULAN PERBAIKAN LINI BERDASARKAN METODE KESEIMBANGAN LINI DAN PREDETERMINED TIME SYSTEMS PADA PERAKITAN UPPER NCVS1.06 DI PT.ASIA DWIMITRA INDUSTRI Diana Tjan 1, Muhamad Fadhli Farhan 2, Sanidhya Nurwulan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK CV WATTOO WATTOO GARMENT merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri garment. Dalam kegiatan produksinya, CV WATTOO WATTOO GARMENT ini memproduksi bermacam-macam pakaian anak-anak sesuai

Lebih terperinci

METODE REGION APPROACH UNTUK KESEIMBANGAN LINTASAN

METODE REGION APPROACH UNTUK KESEIMBANGAN LINTASAN Buletin Ilmiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 5, No. 03(2016), hal 205 212. METODE REGION APPROACH UNTUK KESEIMBANGAN LINTASAN Maria Pitriani Miki, Helmi, Fransiskus Fran INTISARI Lintasan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Keseimbangan lini produksi bermula dari lini produksi masal, dimana tugastugas yang dikerjakan dalam proses harus dibagi kepada seluruh operator agar beban kerja dari operator merata.

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN 125 BAB V ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN 5.1 Hasil Analisis Dari Ketiga Metode Tabel 5.1 Hasil Perbandingan dari ketiga Metode METODE OBJEK PERCOBAAN 1 PERCOBAAN 2 Line Efficiency 91.37% 94.41% RPW Balance

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM KESEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI UNTUK MENGURANGI BALANCE DELAY GUNA MENINGKATKAN OUTPUT PRODUKSI

PERANCANGAN SISTEM KESEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI UNTUK MENGURANGI BALANCE DELAY GUNA MENINGKATKAN OUTPUT PRODUKSI PERANCANGAN SISTEM KESEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI UNTUK MENGURANGI BALANCE DELAY GUNA MENINGKATKAN OUTPUT PRODUKSI Jaka Purnama Laboratorium Sistem Produksi Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Adhi

Lebih terperinci

Daftar Isi. Lembar Pengesahan... Kata Pengantar... Abstrak...

Daftar Isi. Lembar Pengesahan... Kata Pengantar... Abstrak... Daftar Isi Lembar Pengesahan... Kata Pengantar... Abstrak... Daftar Isi Daftar Gambar... Daftar Tabel... Daftar lampiran.. Bab 1 Pendahuluan... 1.1. Latar Belakang Masalah... 1.2. Identifikasi Masalah..

Lebih terperinci

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Di era globalisasi ini, fashion merupakan tuntutan dari gaya hidup berbagai kalangan di masyarakat. Oleh karena itu, perusahaan yang bergerak di industri pakaian berlomba untuk menghasilkan produk

Lebih terperinci

Yulia Diah Dinanty dan Sumiharni Batubara

Yulia Diah Dinanty dan Sumiharni Batubara PERANCANGAN SISTEM P-KANBAN DAN C-KANBAN UNTUK MEMINIMASI KETERLAMBATAN MATERIAL PADA LINI PRODUKSI PERAKITAN LAUNDRY SYSTEM BUSINESS UNIT (LSBU) DI PT. Y Yulia Diah Dinanty dan Sumiharni Batubara Laboratorium

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengukuran Kerja Menurut Sritomo, pengukuran kerja adalah : metoda penetapan keseimbangan antara kegiatan manusia yang dikontribusikan dengan unit output yang dihasilkan. Salah

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA 4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Multikarya Sinardinamika berdiri pada Desember 1990 dan mulai beroperasi pada Januari 1991. Perusahaan

Lebih terperinci