SISTEM OPERASI DAN PEMROGRAMAN SINUMERIK 802 C BASE LINE CNC MILLING

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SISTEM OPERASI DAN PEMROGRAMAN SINUMERIK 802 C BASE LINE CNC MILLING"

Transkripsi

1 SISTEM OPERASI DAN PEMROGRAMAN SINUMERIK 802 C BASE LINE CNC MILLING Daftar isi 1. PENGENALAN MESIN 2. MENGHIDUPKAN DAN REFERENSI MESIN 3. SETUP DATA 4. MODE OPERASI MANUAL 5. MODE OTOMATIS

2 1. PENGENALAN MESIN 1. PENGENALAN TAMPILAN LAYAR Pada saat mesin dihidupkan di layar akan muncul tampilan seperti gambar 1. di mana setiap bagian-bagiannya mempunyai arti sendiri-sendiri yang merupakan informasi mesin bagi operator. Gambar 1. Tampilan pada Layar No. Display 1 Area Operasi Aktif 2 Program Status 3 Mode Operasi Tampilan MA PA PR DI DG STOP RUN RESET JOG MDA AUTO Keterangan Mesin Parameter Program Service Diagnosis Program berhenti Program sedang bekerja Program batal/reset Gerakan manual dengan fungi tombol X, Y dan Z Gerakan manual dengan fungsi otomatis Gerakan otomtis dengan program

3 4 Status Display 5 Pesan Operasional 6 Nama program SKP DRY ROV SBL M1 PRT INC Skip >> Nomor program akan dilewati bila ditandai dengan slash ( / ) Dry Run >> Program akan dijalankan dengan feeding Dry Run Rapid Tranverse Overide >> Feed overide juga akan diberlakukan untuk gerakan cepat (G0) Single Block Line >> Program akan dijalankan baris demi baris. Jadi setelah satu baris selesai dijalankan program akan berhenti Program Stop >> program akan berhenti bila dalam baris tersebut ada fungsi M1 Program Test Increment >> Disaat menggunakan mode JOG besaran increment geser untuk satu gerakan akan ditampilkan dengan tampilan ini. 1 berarti satu kali tekan (satu strip untuk Handy Pulser) akan bergerak mm, 10 berarti 0.01 mm, 100 berarti 0.1 mm dan 1000 berarti 1 mm untuk satu gerakan. Berhenti, Tidak ada NC (program) yang aktif Berhenti, Emergency Stop aktif Berhenti, Program dihentikan oleh fungsi alarm Berhenti, M0/M1 aktif Berhenti, Program dihentikan diakhir blok saat menggunakan SBL mode Berhenti, Program telah selesai, atau ada tanda program end (M2, M30) Menunggu, Mesin membaca ada kekurangan pada program Menunggu, Mesin membaca kekurangan feedrate program (G1 X... F100) Menunggu, Waktu jeda aktif (G04 F1) Menunggu, Kode program tidak dikenal Menunggu, Kode axis ada yang salah atau ada yang ganda Menunggu, Program tidak bisa dijalankan Menunggu, Menunggu spindle Menunggu, Feed overide 0% Berhenti, Program salah Menunggu, Pencarian block sedang aktif Menunggu, Program tidak mengaktifkan Spindle Nama program yang sedang aktif

4 7 Alarm 8 Jendela Kerja 9 Simbol Recall 10 Menu Tambahan 11 Softkey Bagian ini hanya aktif bila ada alarm baik dari program maupun dari PLC Bagian ini menampilkan posisi Tool terhadap titik acuan kerja, dan posisi Tool ke titik tujuan saat bekerja Simbol ini akan tampil di atas softkey jika menu yang kita pilih berada dilevel yng lebih rendah Bila ada simbol ini tampil di atas softkey berarti masih ada menu tambahan yang bisa ditampilkan dengan menekan tombol ini 12 Menu Vertikal 13 Feedrate Overide 14 Posisi Gearbox 15 Spindle Speed Overide Tampilan menujukkan gear box pada posisi speed Tampilan menunjukkan prosentase speed spindle dari speed yang terprogram 2. AREA OPERASI Area operasi pada mesin CNC dikelompokkan menjadi beberapa fungsi dasar yaitu: 1. Machine, berfungsi untuk menjalankan/ mengeksekusi program 2. Parameter, berfungsi untuk mengedit data parameter 3. Program, berfungsi untuk membuat atau mengedit program 4. Service, berfungsi untuk transfer data 5. Diagnosis, berfungsi untuk menunjukkan alarm dan start up Untuk mengakses masing-masing fungsi atau mengubah fungsi aktif dapat kita gunakan dua tombol yaitu: Tombol Machine, dengan menekan tombol ini akan langsung ke area operasi mesin Menu, dengan menekan tombol ini kita akan diarahkan ke menu utama

5 3. DIAGRAM BEBERAPA SOFTKEY PENTING

6 4. CALCULATOR Fungsi kalkultor dapat kita akses dengan menekan tombol numerik 3, dan seperti pada umumnya kalkulator ini dapat digunakan untuk menghitung fungsi dasar arimatika, sinus, cosinus, dan sebagainya Gambar 2. Tombol fungsi kalkulator 5. PRINSIP-PRINSIP DASAR Pada dasarnya semua mesin CNC menggunakan prinsip dasar koordinat sistem yang sama, yaitu kaidah tangan kanan, yang merupakan terjemahan dari arah gerakan relatif Tool terhadap benda kerja kita. Tapi yang sering terjadi kadang kita salah dalam pembacaan, karena ada kalanya yang terliht bergerak bukan Tool tapi benda kerja, sehingga pembacaan arah positif dan negatif menjadi terbalik. Gambar 3. Kaidah tangan kanan Gambar 4. Aplikasi kaidah tangan kanan pada mesin

7 Dalam penerapan pada mesin CNC, kaidah tangan kanan difungsikan sebagai arah koordinat mesin, yang kemudian disebut sebagai Machine Coordinat System ( MCS ) dimana pada titik X0, Y0 dan Z0, sebagai titik origin mesin, yang merupakan acuan gerakan axis. Gambar 5 Pemrograman dengan Machine Coordinat Sytem Dalam pemakaian selanjutnya kita jarang menjumpai pemakaian MCS sebagai acuan titik kerja kita, tetapi kita akan lebih sering menggunakan Work Coordinat System ( WCS ) atau Workpiece Clamping (G54, G55, G56, G57) karena akan memudahkan kita dalam dalam membuat part program. WCS merupakan offset acuan kerja dari MCS, yang mana jarak offset harus diprogram terlebih dahulu, dan setiap titik tidak harus sama besaran offsetnya. Workpiece Clamping adalah pemindahan titik kerja dari MCS ke posisi clamping benda kerja kita, dimana posisi X, Y dan Z kita ukur jaraknya dari titik MCS, kemudian disimpan dalam memori. Gambar 6 Pemrograman dengan Workpiece Coordinat Sytem Gambar 7. pemrogramman dengan workpiece clamping

8 2. MENGHIDUPKAN MESIN Langkah-langkah menghidupkan mesin: 1. Putar saklar Power Utama (di sebelah kiri mesin) searah jarum jam, hingga hingga indikator menunjuk angka 1 2. Tekan tombol Power ON (warna hijau) 3. Setelah mesin selesai proses booting sistem operasi, di layar akan muncul tampilan posisi sumbu aktif ( X, Y, Z) dan Spindle. 4. Originkan tiap-tiap sumbu kerja dengan cara: 1. tekan dan tahan tombol +Z hingga tampilan di layar sumbu Z tekan dan tahan tombol +X hingga tampilan di layar sumbu X tekan dan tahan tombol +Y hingga tampilan di layar sumbu Y mesin siap dioprasikan catatan: jika selesai booting sistem operasi muncul alarm, cara penanganannya adalah untuk kode alarm dengan cara melepas Tombol Darurat (Emergency Switch) di kanan atas layar (putar searah jarum jam) lalu tekan Reset Untuk kode alarm dengan cara meneka tombol K1, lalu tekan Reset Gambar Tampilan mesin setelah selesai Origin Cara Origin Mesin (*.avi) MEMATIKAN MESIN a. tekan tombol Power OFF (warna merah) b. putar saklar Power Utama kebalikan jarum jam hingga indikator menunjuk angka 0

9 3. SETUP 3.1. MEMBUAT DATA TOOL BARU DAN TOOL OFFSET 1. MEMBUAT DATA TOOL BARU Langkah-langkah membuat data tool baru: a. tekan tombol Menu b. tekan tombol softkey Parameter. Gambar 8. Softkey menu utama c. pilih Tool Corr., dan tekan tanda > (panah kanan), hingga muncul softkey New Tool. Gambar 9. Softkey menu parameter

10 1. d. pilih softkey New Tool dan isikan data nomor tool ( T No ), dan tipe tool ( T Type ) dengan angka 100 untuk tool milling dan 200 untuk tool drilling, lalu tekan OK, Gambar 10. Posisi Softkey New Tool Gmanbar 11 Deklarasi nomor dan jenis tool e. isikan data tool Radius yang akan digunakan untuk tipe tool milling, dan abaikan untuk Leng.1, Leng.2 dan Leng.3. ( untuk tool drilling tidak ada data Radius toolnya)

11 Gambar 12 Data Tool Baru f. Tool baru sudah terdefinisi dan tersimpan di Tool Data 2. KOMPENSASI TOOL Kompensasi Tool terbagi menjadi 2 yaitu kompensasi radius dan kompensasi panjang tool. Nilai dari kompensasi ini bisa kita program dengan cara: a. Tekan tombol Menu (dilewati jika sudah masuk ke menu) b. tekan tombol softkey Parameter (dilewati jika sudah masuk ke menu) Gambar 13. Softkey untuk mencari Tool yang akn diedit

12 c. pilih Tool Corr. (dilewati jika sudah masuk ke menu) d. tekan tanda > hingga softkey memunculkan <<D D>> <<T T>> Search. e. tekan tanda <<T atau T>> hingga muncul tool yang akan diedit, atau dengan menekan softkey Search, masukkan nomor tool yang akan diedit lalu tekan OK. f. tool siap diedit. 3. TOOL OFFSET Saat mendifinisikan Work Offset secara otomatis tool tersebut menjadi acuan bagi Tool berikutnya yang akan digunakan dalam satu pekerjaan yang sama. Misalnya dalam satu pekerjaan itu kita membutuhkan 3 tool yang panjangnya tentu tidak sama. Oleh karena itu kita harus mengukur perbedaan panjang tool tersebut dengan cara: a. pilih munu operasi JOG, pasang Tool pada Spindle lalu tekan SPIN START. b. gerakkan Tool mendekati benda kerja dengan menekan tombol X, Y dan Z, hingga kira-kira 10 mm di atas benda kerja, lalu dengan menggunakan Handy Pulser gerakkan sumbu Z hingga Tool menyentuh bidang atas benda kerja (-Z) c. tekan tombol Menu, pilih softkey Parameter Gambar 29 d. pilih softkey Tool Corr, lalu tekan tombol panah kanan hingga ada softkey Get Comp.

13 Gambar 30 e. pilih Get Comp., pastikan nomor Tool sama dengan nomor Tool yang akan kita difinisikan, dan tampilan pada sumbu Z f. pada isian G kita masukkan Work Offset yang akan dipergunakan (G54, G55,G56 atau G57 dari bagian 11 point f), lalu tekan Calculate g. setelah L1 terisi berarti panjang Tool telah terdefinisi Gambar 31

14 Gambar 32 Mendifinisikan Tool Baru (*.avi)] 3.2. MEMBUAT TITIK ACUAN KERJA (WORKPIECE CLAMPING) Langkah-langkah membuat titik acuan kerja: 1. a. pilih menu Operasi JOG 2. b. pasangkan Tool pada Spindle, pilih Tool No. dan isikan difinisi Tool pada Tool data, dan pastikan L1, L2 dan L3 pada dan Radius sesaui dengan Tool yang kita pakai

15 Gambar 18 c. putar Spindle dengan menekan SPIN START (putaran searah jarum jam tombol kiri) 3. d. gerakkan Tool mendekati benda kerja dengan menekan tombol X, Y dan Z, hingga kira-kira 10 mm di atas benda kerja, lalu dengan menggunakan Handy Pulser (Hand Wheel) gerakkan sumbu Z hingga Tool menyentuh bidang atas benda kerja (-Z) Gambar e. tekan tombol Menu, pilih softkey Parameter 5. f. pilih softkey Zerro Offset dari menu baru, dan posisikan kursor pada Work Offset setting yang akan dipakai (G54, G55, G56 atau G57)

16 Gambar 20. Gambar g. tekan softkey Determine, kemudian pada Select Tool Number isikan nomor tool yang sudah disiapkan pada point b, lalu tekan OK 7. h. pastikan di layar muncul posisi Work Offset dan Tool yang kita pilih pada point b dan f, dan Axis Position Z (bila belum tekan Next Axis hingga tampil posisi Z) 8. i tekan Calculate kemudian OK, yang berarti posisi Z sudah terdifinisi Gambar 22. Posisi kursor

17 Gambar 23. Gambar 24

18 9. j. naikkan Tool (+Z) hingga kira-kra 10 mm, kemudian geser ke kiri (-X) benda kerja hingga melewati permukaan benda kerja. 10. k. turunkan Tool hingga kira-kira 5 mm di bawah permukaan benda kerja, dan geser sumbu X hingga Tool menyentuh sisi kiri dengan Handy Pulser (+X) Gambar l. tekan softkey Determine, kemudian pada Select Tool Number isikan nomor tool yang sudah disiapkan pada point b, lalu tekan OK 12. m. pastikan di layar muncul posisi Work Offset dan Tool yang kita pilih pada point b dan f, dan Axis Position X (bila belum tekan Next Axis hingga tampil posisi X) 13. n. isikan tool radius dari point b pada isian Offset dengan kompensasi + (plus), misal untuk tool diameter 10 maka isian Offset adalah Gambar o tekan Calculate kemudian OK, yang berarti posisi X sudah terdifinisi

19 15. p. geser Tool menjauhi benda kerja (-X), kemudian geser ke arah +Y hingga melebihi bidang belakang benda kerja, kemudian geser lagi Tool hingga kira-kira di tengah bidang Y (+X) 16. q. geser sumbu Y (+Y) hingga Tool menyentuh bidang belakang benda kerja dengan menggunakan Handy Pulser Gambar r. tekan softkey Determine, kemudian pada Select Tool Number isikan nomor tool yang sudah disiapkan pada point b, lalu tekan OK (seperti pengukuran X) 18. s. pastikan di layar muncul posisi Work Offset dan Tool yang kita pilih pada point b dan f, dan Axis Position Y (bila belum tekan Next Axis hingga tampil posisi Y) 19. t. isikan tool radius dari point b pada isian Offset dengan kompensasi - (minus), misal untuk tool diameter 10 maka isian Offset adalah u tekan Calculate kemudian OK, yang berarti posisi Y sudah terdifinisi Gambar 28

20 21. v. naikkan Tool hingga bebas dan hentikan Spindel dengan Spindle Stop 22. w. Work Offset baru sudah terbentuk Work Offset (*.avi) 3. PEMROGRAMAN DATA PARAMETER Area ini merupakan tempat menyimpan data-data parameter saat kita menggunakan mode operasi, misalnya spindel data untuk mode otomatis dan jog feedrate untuk mode jog. Data ini hanya diubah saat diperlukan saja, misalnya untuk membatasi spindle speed maximium dan minimum untuk siklussiklus tertentu. Cara mengedit Data parameter adalah: 1. Tekan tombol Menu, pilih softkey Parameter Gambar Tampilan menu 2. Tekan Tanda panah ke atas (recall) bila belum tampil softkey Setting Data 3. Pilih Softkey Setting Data 4. Isikan data parameter sesuai kebutuhan

21 Gambar : Tampilan Menu Parameter Setting data 4. EDITING R PARAMETER Pada area ini tersimpan data-data arimatika dari part program yang kita buat. Misalnya saat membuat program siklus drilling maka pada parameter R101 sampai R105 akan terisi. Seperti halnya data parmeter nilai R parameter bisa diubah bila diperlukan. Cara mengubah nilai tersebut dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Tekan tombol Menu, pilih softkey Parameter 2. Tekan Tanda panah ke atas (recall) bila belum tampil softkey R Parameter 3. Pilih Softkey R Parameter 4. Isikan data parameter sesuai kebutuhan

22 4. MODE OPERASI MANUAL 4.1. JOG MODE Dalam mode operasi ini kita bisa menggerakkan sumbu-sumbu kerja dan juga mengubah putaran spindle dengan mengaur overide (%). Untuk memberikan putaran pada spindle dapat dilakukan dengan menekan tombol SPINDLE LEFT atau SPINDLE RIGHT tergntung kebutuhan, dn tombol SPINDLE STOP untuk menghentikan. Untuk menggerakkan sumbu-sumbu gerak dapat dilakukan dengan cara: 1. Mode Operasi JOG a) pilih mode operasi JOG (manual), dengan menekan tombol JOG hingga di layar nomor 3 muncul tampilan JOG (lihat Gambar 1) b) tekan tombol +X untuk menggerakkan Spindle ke kanan operator, -X untuk ke kiri (ingat spindle ke kanan berarti meja kerja ke kiri) c) tekan tombol +Y untuk menggerakkan Spindle menjauhi operator, -Y untuk mendekati (ingat juga spindle menjauhi berarti meja kerja mendekati operator) d) tekan tombol +Z untuk menggerakan spindle ke atas, -Z untuk ke bawah e) tekan tombol Spindle Left untuk memutar Spindle searah jarum jam, atau Spindle Rightuntuk kebalikannya Gambar 3. Tombol untuk menggerakan Sumbu secara Manual 2. Mode Operasi VAR Langkah-langkag untuk menggerakkan sumbu dengan mode VAR adalah: a) pilih mode operasi JOG b) tekan tombol VAR hingga di layar nomor 4 muncul 1 INC, 10 INC, 100 INC atau 1000 INC (JOG 1 INC = satu kali tekan tombol sumbu akan bergerak 0,001 mm, JOG 10 INC = 0.01 mm, 100 INC = 0.1 mm dan 1000 INC = 1 mm) c) tekan tombol sumbu gerak seperti cara 3 b d) untuk mengembalikan ke mode JOG dengan menekan tombol VAR hingga tanda INC di layar nomor 4 tidak ditampilkan lagi

23 3. Handy Pulser Langkah-langkag untuk menggerakkan sumbu dengan Handy Pulser adalah a) pilih mode operasi JOG (manual) b) pilih sumbu yang akan digerakkan dengan memutar saklar sumbu (sebelah kiri Handy Pulser) ke arah X, Y atau Z, dan pilih kecepatan gerakkan dengan memutar saklar kecepatan (sebelah kanan) kearah X1 untuk untuk kecepatan mm per step, X10 untuk 0.01 mm per step, atau X100 untuk 0.1 mm per step (akan tampil di layar seperti mode VAR) c) gerakkan stepper ke kiri untuk gerakan minus (-), ke kanan untuk plus (+) d) setelah selesai matikan Handy Pulser dengan memutar saklar sumbu ke arah OFF, dan tekan menu operasi VAR hingga di layar nomor 4 tampilan INC tidak ditampilkan lagi Gambar. Tampilan Increment dari Mode VAR dan Handy Pulser Manual (*.avi) 4. MDA MODE Dalam mode operasi ini kita bisa membuat dan menjalankan satu blok program, tetapi tidak termasuk champher ataupun rounding. Program yang telah kita buat akan dijalankan secara otomatis setelah kita tekan tombol CYCLE START. Untuk membatlkannya kita tekan tombol CYCLE STOP. Langkah-langkah pemrograman dengan MDA adalah: a) pilih mode operasi MDA dengan menekan tombol MDA, bila belum muncul input area, tekan tombol Menu, lalu pilih Machine dari softkey, atau dengan menekan tombol dengan huruf M di tengah Gambar. Tombol Menu Utama b) masukkan data untuk gerakan yang dikehendaki, misalnya G0 G54 X20 Y-0 S2000 M3, atau G1 X100 Y-50 F500

24 Gambar. Tampilan Layar Menu MDA c) jalankan program dengan menekan tombol Cycle Start, dan menghentikanya dengan menekan tombol Cycle Stop dan Reset. Gambar. Tombol Start dan Stop Dengan mode operasi MDA kita bisa menngerakkan sumbu X, Y dan Z, memberikan putaran pada spindle, mengubah tool aktif, mengakses kontrol kran pendingin contoh: G0 G54 X10 Y-10 S2000 M3 M8 T3 D1 ; menggerakkan umbu X dan Y ; putaran spindle & kran pendingin ; mengubah tool aktif menjadi T3 D1 Program MDA (*.avi)

25 5. MODE OTOMATIS Dalam mode otomatis program dijalankan dan dikontrol penuh oleh memori program. Dalam hal ini ada beberapa persiapan yang harus ada terlebih dahulu yaitu: 1. mesin harus sudah direferensi 2. sudah ada program yang siap dikontrol system 3. sudah disiapkan zerro offset maupun tool offset 4. control keamanan telah diaktifkan 5.1. MEMILIH DAN MENJALNKAN PROGRAM a. tekan tombol Menu b. tekan tombol softkey Program c. tekan tombol panah kanan, lalu softkey Close jika ada program lain yang aktif d. setelah di layar muncul nama-nama program, pilih program yang akan dijalankan dengan menekan kursos ke atas atau ke bawah, lalu tekan softkey Select pada program yang dipilih

26 e. tekan tombol mode operasi AUTO f. tekan tombol Machine untuk mengetahui posisi titik kerja g. tekan START CYCLE untuk menjalankan program Gambar : Gambar :

27 5.2. MENJALANKAN PROGRAM DENGAN BLOCK SEARCH Pada dasarnya tidak semua program yang telah kita buat dan tersimpan dalam memori harus kita jalankan dari awal program, tetapi kita dapat membuat lompatan menuju titik atau nomor baris tertentu dari program yang telah kita buat tersebut. Adapun cara untuk membuat lompatan tersebut adalah: a) siapkan program seperti point 5.1 b) dari menu Machine pilih softkey Search c) dari sub menu pilih Search lagi, dan isikan awal program yang diinginkan (misal: N100) lalu tekan OK d) tekan softkey Start B Search e) setelah kembali ke jendela Machine dan pencarian selesai, tekan tombol CYCLE START Mode Otomatis (*.avi) 5.3. MEMBATALKAN PROGRAM Kadang-kadang saat program mulai dijalankan kita baru menyadari ada kesalahan, atau ada alarm dari mesin yang mengharuskan kita untuk menghentikan program yang sedang kita jalankan. Terkadang karena tool yang patah sehingga kita harus menghentikan program untuk mengganti tool dengan yang baru. Cara untuk menghentikan program yang sedang berjalan adalah dengan menekan tombol CYCLE STOP lalu tekan naikkan tool hingga cukup ruang untuk kita cek, lalu tekan RESET. Untuk menjalankan kembali program pada posisi semula dengan memakai cara block Search

28 5.4. MENJALANKAN PROGRAM EXTERNAL Untuk membuat pekerjaan yang rumit dan kita menggunkan CAM untuk membuat program, kadang program yang terbuat sangat besar sehingga memori mesin tidak mampu untuk memuatnya. Untuk itu mesin menyediakan fasilitas untuk menjalankan program dari external mesin. Langkah-langkah untuk menjalnkan program external adalah: 1. edit program yang akan dijalankan dengan komputer, dan siapkan untuk ditransfer ke mesin dengan PCIN/WINPCIN 2. pilih mode operasi AUTO pada mesin 3. tampilkan layar mode machine dengan menekan tombol M 4. tekan panah kanan hingga ada pilihan sofkey Execut. f. ext. 5. pilih softkey Execut. f. ext. sehingga mesin memberikan pesan Data input in progress 6. transfer program dari komputer, dan pastikan program yang kita transfer diterima oleh mesin dengan munculnya nama program di layar sebelah kanan atas. 7. Jalankan program dengan menekan tombol Cycle Start Gambar Tampilan mode External

Materi 1. Mengenal Bagian-bagian Utama Mesin Bubut CNC, Panel Kontrol Sinumerik 802 S/C base line, dan tata nama sumbu koordinat

Materi 1. Mengenal Bagian-bagian Utama Mesin Bubut CNC, Panel Kontrol Sinumerik 802 S/C base line, dan tata nama sumbu koordinat Materi 1 Mengenal Bagian-bagian Utama Mesin Bubut CNC, Panel Kontrol Sinumerik 802 S/C base line, dan tata nama sumbu koordinat Tujuan Setelah mempelajari Materi 1 ini mahasiswa memiliki kompetensi: Dapat

Lebih terperinci

Modul Teknik Pemesinan Frais CNC

Modul Teknik Pemesinan Frais CNC Materi Modul Teknik Pemesinan Frais CNC untuk Mahasiswa SMK 1. Mengenal Bagian-bagian Utama Mesin Frais CNC, Panel Kontrol Sinumerik 802 S/C base line, dan Tata Nama Sumbu Koordinat 2. Menghidupkan Mesin

Lebih terperinci

Materi 3. Seting Alat potong, Benda Kerja, dan Zero Offset pada Mesin Frais CNC

Materi 3. Seting Alat potong, Benda Kerja, dan Zero Offset pada Mesin Frais CNC Materi 3 Seting Alat potong, Benda Kerja, dan Zero Offset pada Mesin Frais CNC Tujuan : Setelah mempelajari materi 3 ini mahasiswa memiliki kompetensi: Memasang benda kerja di mesin frais CNC Memilih alat

Lebih terperinci

Prinsip Kerja dan Pengoperasian

Prinsip Kerja dan Pengoperasian MATERI KULIAH CNC Prinsip Kerja dan Pengoperasian Dwi Rahdiyanta Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta A. Prinsip kerja dan tata nama sumbu koordinat Mesin perkakas CNC adalah mesin perkakas yang

Lebih terperinci

MODUL MESIN CNC-3. Oleh: Dwi Rahdiyanta FT-UNY

MODUL MESIN CNC-3. Oleh: Dwi Rahdiyanta FT-UNY MODUL MESIN CNC-3 Oleh: Dwi Rahdiyanta FT-UNY KEGIATAN BELAJAR : Seting Benda Kerja, Pahat, dan Zero Offset Mesin Bubut CNC A. Tujuan Umum Setelah mempelajari materi ke tiga ini siswa diharapkan mampu

Lebih terperinci

Materi 2. Menghidupkan Mesin Frais CNC dengan Sistem Kontrol Sinumerik 802 S/C base line

Materi 2. Menghidupkan Mesin Frais CNC dengan Sistem Kontrol Sinumerik 802 S/C base line Materi 2 Menghidupkan Mesin Frais CNC dengan Sistem Kontrol Sinumerik 802 S/C base line Tujuan Setelah mempelajari materi 2 ini mahasiswa memiliki kompetensi: Menghidupkan mesin frais CNC sesuai instruksi

Lebih terperinci

MODUL CNC-2. Oleh: Dwi Rahdiyanta FT-UNY. KEGIATAN BELAJAR : Menghidupkan Mesin Bubut CNC

MODUL CNC-2. Oleh: Dwi Rahdiyanta FT-UNY. KEGIATAN BELAJAR : Menghidupkan Mesin Bubut CNC MODUL CNC-2 Oleh: Dwi Rahdiyanta FT-UNY KEGIATAN BELAJAR : Menghidupkan Mesin Bubut CNC A. Tujuan Umum Setelah peserta didik mempelajari materi menghidupkan mesin bubut CNC diharapkan akan mampu menghidupkan

Lebih terperinci

MODUL BUBUT CNC. Oleh: Dwi Rahdiyanta FT-UNY

MODUL BUBUT CNC. Oleh: Dwi Rahdiyanta FT-UNY 1. KEGIATAN BELAJAR MODUL BUBUT CNC Oleh: Dwi Rahdiyanta FT-UNY KEGIATAN BELAJAR I : Mendiskripsikan mesin bubut CNC A. Tujuan Umum Setelah mempelajari materi satu peserta didik diharapkan mampu mendiskripsikan

Lebih terperinci

MODUL CNC MILLING DENGAN SWANSOFT CNC SIMULATOR

MODUL CNC MILLING DENGAN SWANSOFT CNC SIMULATOR MODUL CNC MILLING DENGAN SWANSOFT CNC SIMULATOR OLEH Sarwanto,S.Pd.T 085643165633 1 P a g e MESIN CNC MILLING Mesin Frais CNC (Computer Numerical Control) adalah sebuah perangkat mesin perkakas jenis frais/milling

Lebih terperinci

Materi 3 Seting Benda Kerja, Pahat, dan Zero Offset Mesin Bubut CNC Tujuan :

Materi 3 Seting Benda Kerja, Pahat, dan Zero Offset Mesin Bubut CNC Tujuan : Materi 3 Seting Benda Kerja, Pahat, dan Zero Offset Mesin Bubut CNC Tujuan : Setelah mempelajari materi 3 ini mahasiswa memilki kompetensi melakukan seting benda kerja, pahat dan zerro offset mesin bubut

Lebih terperinci

Materi 2. Menghidupkan Mesin Bubut CNC dengan Sistem Kontrol Sinumerik 802 S/C base line

Materi 2. Menghidupkan Mesin Bubut CNC dengan Sistem Kontrol Sinumerik 802 S/C base line Materi 2 Menghidupkan Mesin Bubut CNC dengan Sistem Kontrol Sinumerik 802 S/C base line Tujuan Setelah mempelajari materi 2 ini mahasiswa memiliki kompetensi mampu mengikuti instruksi kerja cara menghidupkan

Lebih terperinci

Panduan Instalasi Program (Setup) Mesin CNC Virtual/Simulator

Panduan Instalasi Program (Setup) Mesin CNC Virtual/Simulator Materi Tambahan Panduan Instalasi Program (Setup) Mesin CNC Virtual/Simulator Tujuan : Setelah mempelajari materi tambahan ini mahasiswa memiliki kompetensi : Dapat melakukan instalasi progam mesin frais

Lebih terperinci

MATERI PPM PENGOPERASIAN MESIN CNC ET-242 (Sistem Persumbuan dan Tombol pengendali Mesin) Oleh: Dwi Rahdiyanta FT-UNY

MATERI PPM PENGOPERASIAN MESIN CNC ET-242 (Sistem Persumbuan dan Tombol pengendali Mesin) Oleh: Dwi Rahdiyanta FT-UNY MATERI PPM PENGOPERASIAN MESIN CNC ET-242 (Sistem Persumbuan dan Tombol pengendali Mesin) Oleh: Dwi Rahdiyanta FT-UNY A. Prinsip kerja dan tata nama sumbu koordinat Mesin perkakas CNC adalah mesin perkakas

Lebih terperinci

Modul Teknik Pemesinan Bubut CNC

Modul Teknik Pemesinan Bubut CNC Modul Teknik Pemesinan Bubut CNC Bahan belajar mandiri untuk mahaiswa program studi pendidikan teknik mesin /teknik mesin D3, disertai perangkat lunak mesin CNC virtual, media pembelajaran dalam format

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN EVALUASI SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN EVALUASI SISTEM BAB IV PENGUJIAN DAN EVALUASI SISTEM 4.1. Gambaran Umum Pengujian software simulasi ini akan dijelaskan meliputi tiga tahap yaitu : input, proses dan output. Pada proses input pertama kali yang dilakukan

Lebih terperinci

TUTORIAL DESAIN DRILL BERTINGKAT MENGGUNAKAN SOFTWARE MASTERCAM X5 & SWANSOFT CNC SIMULATOR

TUTORIAL DESAIN DRILL BERTINGKAT MENGGUNAKAN SOFTWARE MASTERCAM X5 & SWANSOFT CNC SIMULATOR TUTORIAL DESAIN DRILL BERTINGKAT MENGGUNAKAN SOFTWARE MASTERCAM X5 & SWANSOFT CNC SIMULATOR Oleh : Agus Priyanto 15518241016 Pendidikan Teknik Mekatronika JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

Materi 4. Menulis Program di Mesin Bubut CNC (membuka, menulis, dan mengedit program CNC)

Materi 4. Menulis Program di Mesin Bubut CNC (membuka, menulis, dan mengedit program CNC) Materi 4 Menulis Program di Mesin Bubut CNC (membuka, menulis, dan mengedit program CNC) Tujuan Setelah mempelajari materi 4 ini mahasiswa memiliki kompetensi : Memahami dasar-dasar program CNC untuk mesin

Lebih terperinci

SETTING TITIK-TITIK REFERENSI PADA MESIN CNC ET-242 (Titik Nol Benda, dan Titik Nol Pahat)

SETTING TITIK-TITIK REFERENSI PADA MESIN CNC ET-242 (Titik Nol Benda, dan Titik Nol Pahat) SETTING TITIK-TITIK REFERENSI PADA MESIN CNC ET-242 (Titik Nol Benda, dan Titik Nol Pahat) A. Seting titik nol benda kerja Setelah kita bisa menggerakkan pahat, maka berikutnya melakukan seting titik nol

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. pabrik PT. Boma Bisma Indra. Mesin ini digunakan untuk pelebaran lubang

BAB IV PEMBAHASAN. pabrik PT. Boma Bisma Indra. Mesin ini digunakan untuk pelebaran lubang BAB IV PEMBAHASAN 4.1 PLC Vertical Boring Mesin Vertical Boring adalah mesin pembubutan yang digunakan pada pabrik PT. Boma Bisma Indra. Mesin ini digunakan untuk pelebaran lubang silindris dan digunakan

Lebih terperinci

Materi 5. Mengoperasikan mesin frais CNC untuk membuat benda kerja

Materi 5. Mengoperasikan mesin frais CNC untuk membuat benda kerja Materi 5 Mengoperasikan mesin frais CNC untuk membuat benda kerja Tujuan : Setelah mempelajari materi 5 ini mahasiswa memiliki kompetensi membuat benda kerja (produk) sesuai dengan gambar kerja dengan

Lebih terperinci

MATERI PPM PRINSIP-PRINSIP PEMBUATAN PROGRAM PADA MESIN MILLING CNC Oleh: Dwi Rahdiyanta FT-UNY

MATERI PPM PRINSIP-PRINSIP PEMBUATAN PROGRAM PADA MESIN MILLING CNC Oleh: Dwi Rahdiyanta FT-UNY MATERI PPM PRINSIP-PRINSIP PEMBUATAN PROGRAM PADA MESIN MILLING CNC Oleh: Dwi Rahdiyanta FT-UNY Pendahuluan Pengertian pemrograman adalah memasukkan data numerik ke memori mesin untuk membuat bentuk benda

Lebih terperinci

Materi 4. Menulis Program CNC di Mesin Frais CNC (membuka, menulis, dan mengedit program CNC)

Materi 4. Menulis Program CNC di Mesin Frais CNC (membuka, menulis, dan mengedit program CNC) Materi 4 Menulis Program CNC di Mesin Frais CNC (membuka, menulis, dan mengedit program CNC) Tujuan Setelah mempelajari materi 4 ini mahasiswa memiliki kompetensi : Menjelaskan dasar-dasar program CNC

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM CNC II MASTERCAM LATHE MILLING

MODUL PRAKTIKUM CNC II MASTERCAM LATHE MILLING UNIVERSITAS RIAU MODUL PRAKTIKUM CNC II MASTERCAM LATHE MILLING LABORATORIUM CAD/CAM/CNC JURUSAN TEKNIK MESIN Disusun oleh: Tim Praktikum CNC II (Dedy Masnur, M. Eng., Edi Fitra,) JOB LATHE I. Gambar Kerja

Lebih terperinci

KEGIATAN BELAJAR : Membuat Program di Mesin Bubut CNC

KEGIATAN BELAJAR : Membuat Program di Mesin Bubut CNC MODUL CNC- 4 Oleh: Dwi Rahdiyanta FT-UNY KEGIATAN BELAJAR : Membuat Program di Mesin Bubut CNC A. Tujuan umum pembelajaran Setelah mempelajari materi ini peserta didik diharapkan akan mampu melakukan pemrograman

Lebih terperinci

Oleh: Dwi Rahdiyanta Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

Oleh: Dwi Rahdiyanta Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta CNC Intruksi pengoperasian Mesin Bubut CNC Oleh: Dwi Rahdiyanta Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Kegiatan belajar Instruksi Pengoperasian Mesin Bubut CNC a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran. Kegiatan

Lebih terperinci

Dasar Pemrograman Mesin Bubut CNC Type GSK 928 TE

Dasar Pemrograman Mesin Bubut CNC Type GSK 928 TE MATERI KULIAH CNC Dasar Pemrograman Mesin Bubut CNC Type GSK 928 TE Dwi Rahdiyanta Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta A. Struktur Program 1. Karakter Karakter adalah unit dasar untuk menyusun

Lebih terperinci

BAB IV PENGATURAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PENGATURAN DAN PENGUJIAN BAB IV PENGATURAN DAN PENGUJIAN 4.1 Pengaturan Awal Dalam pembahasan mengenai pokok permasalahan yang tertuang pada BAB sebelumnya telah dijelaskan bahwa tujuan yang dilakukan adalah bagaimana membuat

Lebih terperinci

1. Langkah-langkah untuk menghidupkan mesin CNC, adalah? a. Tekan tombol R b. Tekan tombol U c. Tekan tombol I d. Tekan tombol JOG e.

1. Langkah-langkah untuk menghidupkan mesin CNC, adalah? a. Tekan tombol R b. Tekan tombol U c. Tekan tombol I d. Tekan tombol JOG e. SOAL PILIHAN GANDA 1. Langkah-langkah untuk menghidupkan mesin CNC, adalah? a. Tekan tombol R b. Tekan tombol U c. Tekan tombol I d. Tekan tombol JOG e. Tekan tombol S 2. Berapakah harga mode parameter

Lebih terperinci

Materi 5. Mengoperasikan mesin bubut CNC untuk membuat benda kerja

Materi 5. Mengoperasikan mesin bubut CNC untuk membuat benda kerja Materi 5 Mengoperasikan mesin bubut CNC untuk membuat benda kerja Tujuan : Setelah mempelajari materi 5 ini mahasiswa memiliki kompetensi membuat benda kerja (produk) sesuai dengan gambar kerja dengan

Lebih terperinci

Tutorial Pengoperasian dan Pemrograman Mesin Bubut CNC GSK 928 TE

Tutorial Pengoperasian dan Pemrograman Mesin Bubut CNC GSK 928 TE Tutorial Pengoperasian dan Pemrograman Mesin Bubut CNC GSK 928 TE Oleh : B.Sentot Wijanarka,MT Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Draft Tutorial Lathe CNC 928TE, B.Sentot Wijanarka 1 DAFTAR

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM PROSES DAN SISTEM PRODUKSI. CNC- Computer Numerical Control Oleh : Arief Darmawan

MODUL PRAKTIKUM PROSES DAN SISTEM PRODUKSI. CNC- Computer Numerical Control Oleh : Arief Darmawan MODUL PRAKTIKUM PROSES DAN SISTEM PRODUKSI CNC- Computer Numerical Control Oleh : Arief Darmawan LABORATORIUM PROSES DAN SISTEM PRODUKSI DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN INDUSTRI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2017/2018

Lebih terperinci

MODUL CNC- 5. Oleh: Dwi Rahdiyanta FT-UNY. KEGIATAN BELAJAR : Mengoperasikan Mesin Bubut CNC

MODUL CNC- 5. Oleh: Dwi Rahdiyanta FT-UNY. KEGIATAN BELAJAR : Mengoperasikan Mesin Bubut CNC MODUL CNC- 5 Oleh: Dwi Rahdiyanta FT-UNY KEGIATAN BELAJAR : Mengoperasikan Mesin Bubut CNC A. Tujuan Umum Setelah mempelajari materi mengoperasikan mesin bubut CNC diharapkan peserta didik akan mampu mengoperasikan

Lebih terperinci

BAB IV OPERASI MESIN CNC TURRET PUNCH. IV.1 Profil Mesin CNC Turret Punch Tailift HPS 1500

BAB IV OPERASI MESIN CNC TURRET PUNCH. IV.1 Profil Mesin CNC Turret Punch Tailift HPS 1500 BAB IV OPERASI MESIN CNC TURRET PUNCH IV.1 Profil Mesin CNC Turret Punch Tailift HPS 1500 Tahap setelah proses CAD/CAM adalah proses pengerjaan part ke mesin. Dalam hal ini penulis menggunakan Mesin CNC

Lebih terperinci

MATERI PPM PRINSIP PEMBUATAN PROGRAM CNC (Metode, Struktur, dan Eksekusi Program)

MATERI PPM PRINSIP PEMBUATAN PROGRAM CNC (Metode, Struktur, dan Eksekusi Program) MATERI PPM PRINSIP PEMBUATAN PROGRAM CNC (Metode, Struktur, dan Eksekusi Program) Oleh Dwi Rahdiyanta FT-UNY Pengertian pemrograman adalah memasukkan data numerik ke memori mesin untuk membuat bentuk benda

Lebih terperinci

TE Pengantar Pemrograman Mesin NC

TE Pengantar Pemrograman Mesin NC TE090565 Sistem Pengaturan Manufaktur Pengantar Pemrograman Mesin NC Ir. Jos Pramudijanto, M.Eng. Jurusan Teknik Elektro FTI ITS Telp. 5947302 Fax.5931237 Email: pramudijanto@gmail.com Sistem Pengaturan

Lebih terperinci

PERANCANGAN MODEL PEMBELAJARAN DIGITAL PADA PRAKTIKUM MESIN LATHE CK6132D

PERANCANGAN MODEL PEMBELAJARAN DIGITAL PADA PRAKTIKUM MESIN LATHE CK6132D PERANCANGAN MODEL PEMBELAJARAN DIGITAL PADA PRAKTIKUM MESIN LATHE CK6132D Fajar Nurwildan *, Irfan Santosa Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik Univ.Pancasakti Tegal Teknik Mesin, Fakultas Teknik

Lebih terperinci

MATERI KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

MATERI KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT MATERI KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PELATIHAN MESIN CNC TU-2A & TU-3A, UNTUK GURU-GURU SMK PEMBANGUNAN 1 KUTOWINANGUN, JAWA TENGAH Tanggal 3 s.d. 6 Agustus 2015 BAGIAN-BAGIAN UTAMA MESIN CNC TU-2A

Lebih terperinci

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISA. Tempat Melakukan Pengujian : Peralatan Yang Dibutuhkan :

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISA. Tempat Melakukan Pengujian : Peralatan Yang Dibutuhkan : 5.1. Pengujian Alat BAB V PENGUJIAN DAN ANALISA Pengujian alat dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah alat tersebut dapat bekerja dengan baik atau tidak. 5.1.1. Tempat dan Peralatan Tempat Melakukan

Lebih terperinci

Secara garis besar mesin Milling CNC dapat digolongkan menjadi 2 macam, yaitu :

Secara garis besar mesin Milling CNC dapat digolongkan menjadi 2 macam, yaitu : MESIN CNC TU-3A 1. Pengertian Mesin CNC TU 3A Mesin CNC ( Computer Numerically Controlled ) adalah suatu mesin yang merupakan perpaduan dari teknologi komputer dan teknologi mekanik, dimana system pengoperasiannya

Lebih terperinci

TUTORIAL CNC BUBUT STEP. Setelah mempelajari tutorial ini mahasiswa memiliki kompetensi:

TUTORIAL CNC BUBUT STEP. Setelah mempelajari tutorial ini mahasiswa memiliki kompetensi: TUTORIAL CNC BUBUT STEP Tujuan Setelah mempelajari tutorial ini mahasiswa memiliki kompetensi: 1. Memahami perintah-perintah dasar penulisan program step 2. Mampu membuat gambar dengan mastercam lalu mengaplikasikan

Lebih terperinci

Mesin frais CNC TU-3A

Mesin frais CNC TU-3A Mesin frais CNC TU-3A Mesin frais CNC TU-3A adalah mesin frais CNC training unit yang biasa digunakan dalam pelatihan-pelatihan penggunaan mesin frais CNC. Salah satu mesin Frais CNC yang sering digunakan

Lebih terperinci

Berita Teknologi Bahan & Barang Teknik ISSN : Balai Besar Bahan dan Barang Teknik Departemen Perindustrian RI No. 22/2008 Hal.

Berita Teknologi Bahan & Barang Teknik ISSN : Balai Besar Bahan dan Barang Teknik Departemen Perindustrian RI No. 22/2008 Hal. METODE PEMBUATAN PROGRAM CNC (CNC Machine) Dalmasius Ganjar Subagio*) INTISARI METODE PEMBUATAN PROGRAM CNC. Telah dilaksanakan kajian penggunaan tentang kinerja mesin CNC yang biasa digunakan untuk proses

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN DIGITAL PADA PRAKTIKUM MESIN KND-100M CNC

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN DIGITAL PADA PRAKTIKUM MESIN KND-100M CNC EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN DIGITAL PADA PRAKTIKUM MESIN KND-100M CNC Irfan Santosa Teknik Mesin Fakultas Teknik, Universitas Pancasakti Tegal Jalan Halmahera KM.1 Tegal email: ci_ulya@yahoo.co.id ABSTRAK

Lebih terperinci

Materi 4. Menulis Program di Mesin Bubut CNC (membuka, menulis, dan mengedit program CNC)

Materi 4. Menulis Program di Mesin Bubut CNC (membuka, menulis, dan mengedit program CNC) Materi 4 Menulis Program di Mesin Bubut CNC (membuka, menulis, dan mengedit program CNC) Tujuan Setelah mempelajari materi 4 ini mahasiswa memiliki kompetensi : Memahami dasar-dasar program CNC untuk mesin

Lebih terperinci

BAGIAN-BAGIAN UTAMA MESIN CNC TU-3A

BAGIAN-BAGIAN UTAMA MESIN CNC TU-3A BAGIAN-BAGIAN UTAMA MESIN CNC TU-3A Oleh: Dr. Dwi Rahdiyanta Pendahuluan Mesin CNC TU-3A, adalah merupakan mesin milling CNC Training Unit dengan 3 sumbu (axis), yang dipergunakan untuk latihan dasar-dasar

Lebih terperinci

BAGIAN-BAGIAN UTAMA MESIN MILLING CNC (EMCO CNC VMC- 100/200) Oleh: Dr. Dwi Rahdyanta FT-UNY

BAGIAN-BAGIAN UTAMA MESIN MILLING CNC (EMCO CNC VMC- 100/200) Oleh: Dr. Dwi Rahdyanta FT-UNY BAGIAN-BAGIAN UTAMA MESIN MILLING CNC (EMCO CNC VMC- 100/200) A. PENDAHULUAN Oleh: Dr. Dwi Rahdyanta FT-UNY Mesin CNC adalah suatu mesin yang dikontrol oleh komputer dengan menggunakan bahasa numerik (data

Lebih terperinci

Teknik Pemesinan CNC. Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. (Mesin Frais CNC, Mesin Bubut CNC, dan Mastercam)

Teknik Pemesinan CNC. Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. (Mesin Frais CNC, Mesin Bubut CNC, dan Mastercam) Teknik Pemesinan CNC (Mesin Frais CNC, Mesin Bubut CNC, dan Mastercam) Oleh : Tim Teknik Pemesinan Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Daftar Istilah CNC Singkatan

Lebih terperinci

GOLDENSUN TRAVERSING MACHINE PANDUAN PERSIAPAN

GOLDENSUN  TRAVERSING MACHINE PANDUAN PERSIAPAN GOLDENSUN www.ptgoldensun.com TRAVERSING MACHINE PANDUAN PERSIAPAN Copyright Information Copyright 2015 by PT Golden Sun Indonesia All rights reserved. This book or any portion thereof may not be reproduced

Lebih terperinci

BAB I. Pengenalan Perangkat Lunak CAD/CAM dan Mastercam versi 9

BAB I. Pengenalan Perangkat Lunak CAD/CAM dan Mastercam versi 9 BAB I Pengenalan Perangkat Lunak CAD/CAM dan Mastercam versi 9 CAD/CAM adalah singkatan dari Computer- Aided Design and Computer- Aided Manufacturing. Aplikasi CAD/CAM digunakan untuk mendesain suatu bagian

Lebih terperinci

PEMROGRAMAN CNC. Program adalah sejumlah perintah dalam bentuk kode yang dipakai untuk mengendalikan mesin.

PEMROGRAMAN CNC. Program adalah sejumlah perintah dalam bentuk kode yang dipakai untuk mengendalikan mesin. PEMROGRAMAN CNC DEFINISI; Program adalah sejumlah perintah dalam bentuk kode yang dipakai untuk mengendalikan mesin. Permograman adalah pemberian sejumlah perintah dalam bentuk kode yang dimengerti oleh

Lebih terperinci

IK UJI TARIK BAJA INTRUKSI KERJA

IK UJI TARIK BAJA INTRUKSI KERJA Halaman : 1 dari 7 INSTRUKSI KERJA 1. Hidupkan mesin dengan memindahkan breaker ke posisi ON. Breaker terletak di sisi kiri Control Console (lihat Gambar 16). 2. Tekan tombol PUMP ON, kemudian putar posisi

Lebih terperinci

BAB III REALISASI DAN PERANCANGAN

BAB III REALISASI DAN PERANCANGAN BAB III REALISASI DAN PERANCANGAN 3.. Pendahuluan Rancangan yang baik dan matang dari sebuah sistem amat sangat diperlukan. Sebelum melakukan pembuatan alat, maka langkah awal adalah membuat suatu rancangan

Lebih terperinci

Oleh: Fikri Yoga Pemana Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Moch. Rameli

Oleh: Fikri Yoga Pemana Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Moch. Rameli Implementasi Generalized Predictive Control untuk Mengurangi Contour Error pada Mesin CNC Milling Oleh: Fikri Yoga Pemana Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Moch. Rameli Permasalahan Mesin milling menggunakan motor

Lebih terperinci

OTOMASI WORK STATION (FMS) BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER Purnawan

OTOMASI WORK STATION (FMS) BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER Purnawan OTOMASI WORK STATI (FMS) BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CTROLLER Purnawan A. PENGANTAR Sebagian besar proses di industri menghendaki strategi pengontrolan atau pengendalian sekuensial. Pengendalian sekuensial

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS COMPUTER NUMERICAL CONTROL

LAPORAN TUGAS COMPUTER NUMERICAL CONTROL LAPORAN TUGAS COMPUTER NUMERICAL CONTROL Disusun Oleh : Kelompok : (Satu) Nama / NPM :. Arif Wibowo / 349. Musafak / 35464 3. Neneng Suryani / 35483 Kelas : 3ID08 Hari : Senin Mata Kuliah : Computer Numerical

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT Pengujian ini dimaksudkan untuk mendapatkan nilai optimal dalam mengurangi waste akibat overlap dan alarm pada mesin. Pengujian meliputi pengujian sensitifitas sensor

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. pabrik PT. Boma Bisma Indra. Mesin ini digunakan untuk pelebaran lobang

BAB IV PEMBAHASAN. pabrik PT. Boma Bisma Indra. Mesin ini digunakan untuk pelebaran lobang BAB IV PEMBAHASAN 4.1 PLC Vertical Boring Mesin Vertical Boring adalah mesin pembubutan yang digunakan pada pabrik PT. Boma Bisma Indra. Mesin ini digunakan untuk pelebaran lobang silindris dan digunakan

Lebih terperinci

MODUL 3 PRAKTEK PEMBUATAN PROGRAM UNTUK MESIN FRAIS CNC TU-3A

MODUL 3 PRAKTEK PEMBUATAN PROGRAM UNTUK MESIN FRAIS CNC TU-3A MODUL 3 PRAKTEK PEMBUATAN PROGRAM UNTUK MESIN FRAIS CNC TU-3A Lembar Petunjuk: 1. Petunjuk Umum: a. Modul ini terdiri dari lembar petunjuk, lembar kegiatan, lembar kerja, dan lembar evaluasi. b. Pembelajaran

Lebih terperinci

MATERI PPM PRINSIP KERJA DAN BAGIAN-BAGIAN UTAMA MESIN BUBUT CNC TU-2A Oleh: Dr. Dwi Rahdiyanta FT-UNY

MATERI PPM PRINSIP KERJA DAN BAGIAN-BAGIAN UTAMA MESIN BUBUT CNC TU-2A Oleh: Dr. Dwi Rahdiyanta FT-UNY . MATERI PPM PRINSIP KERJA DAN BAGIAN-BAGIAN UTAMA MESIN BUBUT CNC TU-2A Oleh: Dr. Dwi Rahdiyanta FT-UNY 1. Prinsip Kerja Mesin Bubut CNC TU-2 Axis Mesin Bubut CNC TU-2A mempunyai prinsip gerakan dasar

Lebih terperinci

Sebelum membahas mengenai pemrograman LabVIEW, sebaiknya pembaca mengenal istilah istilah penting berikut ini.

Sebelum membahas mengenai pemrograman LabVIEW, sebaiknya pembaca mengenal istilah istilah penting berikut ini. Pemrograman LabVIEW 6.1 Istilah-Istilah Penting Sebelum membahas mengenai pemrograman LabVIEW, sebaiknya pembaca mengenal istilah istilah penting berikut ini. 1. G: dari kata graphical, merupakan sebutan

Lebih terperinci

PLC UNTUK PENGENDALI LIFT

PLC UNTUK PENGENDALI LIFT PLC UNTUK PENGENDALI LIFT A. Tuiuan Praktikum 1. Mampu membuat diagram urutan pengendalian. 2. Mampu mengaplikasikan diagram pengendalian ke dalam bahasa pemrograman. 3. Mengamati dan memahami proses kerja

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI Bab ini menjelaskan perancangan dan realisasi seluruh sistem dalam skripsi ini. Perancangan dan realisasi meliputi perangkat keras dan perangkat lunak. Penjelasan tentang

Lebih terperinci

Pengoperasian Mesin Drilling and Routing PCB Tipe CCD MW

Pengoperasian Mesin Drilling and Routing PCB Tipe CCD MW 1/9 1. Tujuan 1. Memberikan petunjuk cara penggunaan mesin Drilling and Routing PCB tipe CCD MW yang benar. 2. Menghindari kesalahan dalam menggunakan mesin. 2. Ruang Lingkup Instruksi kerja ini meliputi

Lebih terperinci

Mesin Milling CNC 8.1. Proses Pemotongan pada Mesin Milling

Mesin Milling CNC 8.1. Proses Pemotongan pada Mesin Milling Mesin Milling CNC Pada prinsipnya, cara kerja mesin CNC ini adalah benda kerja dipotong oleh sebuah pahat yang berputar dan kontrol gerakannya diatur oleh komputer melalui program yang disebut G-Code.

Lebih terperinci

PERBEDAAN WAKTU PENGERJAAN PADA PEMOGRAMAN INCREMENTALDAN ABSOLUTE PADA MESIN CNC MILLING TU 3A. Aep Surahto 1)

PERBEDAAN WAKTU PENGERJAAN PADA PEMOGRAMAN INCREMENTALDAN ABSOLUTE PADA MESIN CNC MILLING TU 3A. Aep Surahto 1) PERBEDAAN WAKTU PENGERJAAN PADA PEMOGRAMAN INCREMENTALDAN ABSOLUTE PADA MESIN CNC MILLING TU 3A Aep Surahto 1) 1) Program Studi TeknikMesin Universitas Islam 45,Bekasi aep.surahto@gmail.com Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

BAHASA, METODE DAN STRUKTUR PROGRAM CNC (Aplikasi untuk Mesin Bubut CNC)

BAHASA, METODE DAN STRUKTUR PROGRAM CNC (Aplikasi untuk Mesin Bubut CNC) BAHASA, METODE DAN STRUKTUR PROGRAM CNC (Aplikasi untuk Mesin Bubut CNC) Memrogram mesin NC/CNC adalah memasukan data ke komputer mesin NC/CNC dengan bahasa yang dapat dipahami dan dimengerti oleh mesin.

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 TEKNIK PEMESINAN

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 TEKNIK PEMESINAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 TEKNIK PEMESINAN BAB IV DAN V PEMESINAN BUBUT CNC B. SENTOT WIJANARKA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2016 BAB

Lebih terperinci

PERANCANGAN LENGAN ROBOT MENGGUNAKAN MOTOR STEPPER BERBASIS PLC (Programmable Logic Controller) Di PT FDK INDONESIA

PERANCANGAN LENGAN ROBOT MENGGUNAKAN MOTOR STEPPER BERBASIS PLC (Programmable Logic Controller) Di PT FDK INDONESIA PERANCANGAN LENGAN ROBOT MENGGUNAKAN MOTOR STEPPER BERBASIS PLC (Programmable Logic Controller) Di PT FDK INDONESIA Disusun Oleh : Nama : Riwan Satria NIM : 41405110026 Program Studi : Teknik Elektro Pembimbing

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN PROSEDUR PENGOPERASIAN PENGOPERASIAN MANUAL 1. Hubungkan control panel pada tegangan listrik 380V / 50Hz / 3 Phase.

BAB IV PEMBAHASAN PROSEDUR PENGOPERASIAN PENGOPERASIAN MANUAL 1. Hubungkan control panel pada tegangan listrik 380V / 50Hz / 3 Phase. BAB IV PEMBAHASAN 4.1 PROSES PADA MESIN FILLER Proses kerja pada mesin filler ini, mula mula Botol di bawa oleh Conveyor masuk ke Infeed Starwheel yang disesuaikan oleh Timing Screw,untuk ditempatkan pada

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. menggunakan bantuan aplikasi CAD (Computer-Aided Design) untuk. menggunakan komputer ini disebut sebagai mesin Computer based

Bab 1. Pendahuluan. menggunakan bantuan aplikasi CAD (Computer-Aided Design) untuk. menggunakan komputer ini disebut sebagai mesin Computer based Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan teknologi, komputer digunakan untuk berbagai keperluan, baik sebagai sarana untuk membantu pekerjaan maupun sarana hiburan. Penggunaannya

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM NC/CNC SEMESTER GANJIL 2017/2018

MODUL PRAKTIKUM NC/CNC SEMESTER GANJIL 2017/2018 MODUL PRAKTIKUM NC/CNC SEMESTER GANJIL 2017/2018 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Sejarah dan Perkembangan Mesin Mesin CNC (jelaskan) 1.2 Tahap Perencanaan Proses Pemesinan Pemesinan adalah proses produksi yaitu

Lebih terperinci

CNC PCB DRILLING. Manual Book SMK NEGERI 7 (STM PEMBANGUNAN) SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2010/2011 MEKATRONIKA

CNC PCB DRILLING. Manual Book SMK NEGERI 7 (STM PEMBANGUNAN) SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2010/2011 MEKATRONIKA ZK CNC PCB DRILLING Manual Book MEKATRONIKA SMK NEGERI 7 (STM PEMBANGUNAN) SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2010/2011 BAB I Pengoperasian Mesin Sebelum mengoperasikan mesinc cnc, perlu ada beberapa hal yang harus

Lebih terperinci

Disusun Oleh : BAIYIN SHOLIKHI DIPLOMA III TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA JUNI 2012

Disusun Oleh : BAIYIN SHOLIKHI DIPLOMA III TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA JUNI 2012 Disusun Oleh : BAIYIN SHOLIKHI 2108 030 044 DIPLOMA III TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA JUNI 2012 Latar Belakang Kebutuhan penggunaan suatu mesin perkakas

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 51 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Bab ini berisi mengenai hasil pengujian mesin Auto Loading menggunakan Robo Cylinder pada mesin Power Press PP 60. Pengujian ini dilakukan untuk membuktikan bahwa pembuatan

Lebih terperinci

PETUNJUK OPERASIONAL PENGGUNAAN UV VIS SPECTROPHOTOMETER SHIMADZU UV 1800

PETUNJUK OPERASIONAL PENGGUNAAN UV VIS SPECTROPHOTOMETER SHIMADZU UV 1800 231.15. PETUNJUK OPERASIONAL PENGGUNAAN UV VIS SHIMADZU UV 1800 1.15.1. Ruang Lingkup Halaman : 1 dari 5 Petunjuk ini digunakan untuk mengoperasionalkan UV Vis Spectrophotometer Shimadzu model UV 1800.

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Bab ini berisi hasil pengujian terhadap alat yang sudah dikerjakan serta analisis sistem yang telah direalisasikan. Pengujian terdiri dari pengujian sistem pengisian data,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... PRAKATA... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... INTISARI... ABSTRACT... i ii iii iv vi viii ix xii xii

Lebih terperinci

NO NAMA BARANG SPESIFIKASI JUMLAH

NO NAMA BARANG SPESIFIKASI JUMLAH BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN 3.1 Perencanaan dan Perhitungan Bahan Dalam pengoperasian motor induksi tiga fasa direncanakan menggunakan PLC ZEN, sebagai alat control utamanya. Selain PLC ZEN juga

Lebih terperinci

Panduan Sistem Mesin Antrian Pelanggan Sederhana Wireless Dengan Ticket Printer Dan Suara Panggilan

Panduan Sistem Mesin Antrian Pelanggan Sederhana Wireless Dengan Ticket Printer Dan Suara Panggilan Panduan Sistem Mesin Antrian Pelanggan Sederhana Wireless Dengan Ticket Printer Dan Suara Panggilan KATA PENGANTAR Sistem mesin antrian pelanggan sederhana wireless dengan ticket printer dan suara panggilan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Pemrogaman HMI Dengan Menggunakan Easy Builder Human Machine Interface yang digunakan penulis untuk

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Pemrogaman HMI Dengan Menggunakan Easy Builder Human Machine Interface yang digunakan penulis untuk BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Pemrogaman HMI Dengan Menggunakan Easy Builder 8000 Human Machine Interface yang digunakan penulis untuk perancangan kendali mesin feeder ini adalah HMI Weintek Type 6070iH dengan

Lebih terperinci

BAB 12 MEMAHAMI MESIN CNC DASAR

BAB 12 MEMAHAMI MESIN CNC DASAR BAB 12 MEMAHAMI MESIN CNC DASAR Teknik Pemesinan 310 erkembangan teknologi komputer saat ini telah mengalami kemajuan yang amat pesat. Dalam hal ini komputer telah diaplikasikan ke dalam alat-alat mesin

Lebih terperinci

Universal SINUMERIK. SINUMERIK 840D sl/828d Universal. Pengantar. Pendahuluan 1. Menyiapkan mesin 2. Bekerja pada mode manual 3. Pemesinan benda kerja

Universal SINUMERIK. SINUMERIK 840D sl/828d Universal. Pengantar. Pendahuluan 1. Menyiapkan mesin 2. Bekerja pada mode manual 3. Pemesinan benda kerja SINUMERIK SINUMERIK 840D sl/828d Manual Pengoperasian Berlaku untuk: Kontrol SINUMERIK 840D sl / 840DE sl / 828D Perangkat Lunak Perangkat lunak sistem CNC untuk 840D sl/ 840DE sl SINUMERIK Operate untuk

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 32 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 1.1 PERAWATAN MESIN DOUBLE FACER 1.1.1 Tahapan-Tahapan Perawatan Pada perawatan mesin double facer kali ini hanya akan dijelaskan perawatan terhadap mesin double facer

Lebih terperinci

PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLER (PLC)

PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLER (PLC) PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLER (PLC) Tujuan Setelah mempelajari modul ini, diharapkan peserta mampu : Memahami fungsi PLC Mampu membuat program PLC Mampu menerapkan PLC untuk menyelesaikan permasalahan kontrol

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Operasi Pembubutan Proses pemotongan logam banyak ditemukan pada industri manufaktur, proses ini mampu menghasilkan komponen yang memiliki bentuk rumit dengan tingkat akurasi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari Ir. Sofi Ansori Penulis

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari Ir. Sofi Ansori Penulis KATA PENGANTAR Sebagai prakata, pertama kali yang sangat ingin penulis sampaikan adalah ucapan terima kasih kepada beberapa pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu proses penulisan

Lebih terperinci

Petunjuk Singkat User s Manual SDC 51 CO.

Petunjuk Singkat User s Manual SDC 51 CO. Petunjuk Singkat User s Manual SDC 51 CO PETUNJUK SINGKAT SDC 51 CO I. 1. Gambar Utama & Kelengkapan 2. Kelengkapan Kamera Earphone Kantong Kamera Kabel TV/USB Strip Baterai Buku Manual Petunjuk Singkat

Lebih terperinci

DASAR-DASAR PENGETIKAN DAN EDITING Oleh Ade Sobandi Hendri Winata Rasto

DASAR-DASAR PENGETIKAN DAN EDITING Oleh Ade Sobandi Hendri Winata Rasto DASAR-DASAR PENGETIKAN DAN EDITING Oleh Ade Sobandi Hendri Winata Rasto 1. Penempatan Jari Pada Keyboard Penempatan jari pada keyboard khususnya pada Type Write Keypad sama persis dengan penempatan jari

Lebih terperinci

MATERI PPM PEMROGRAMAN MESIN CNC INTERPOLASI MELINGKAR (FUNGSI G02)

MATERI PPM PEMROGRAMAN MESIN CNC INTERPOLASI MELINGKAR (FUNGSI G02) Pendahuluan MATERI PPM PEMROGRAMAN MESIN CNC INTERPOLASI MELINGKAR (FUNGSI ) Oleh Dwi Rahdiyanta FT-UNY Seiring dengan pengembangan mesin produksi, mutu produk, ketelitian dan proses produksi, maka desain

Lebih terperinci

BAB VI MENGENAL TRAINER " BATO - 05 "

BAB VI MENGENAL TRAINER  BATO - 05 BAB VI MENGENAL TRAINER " BATO - 05 " Perangkat PLC ini telah di set sedemikian rupa sehingga mudah dalam penginstalan dan pengoperasian program control system dari suatu rangkaian. Adapun modul trainer

Lebih terperinci

BAB lll PROSES PEMBUATAN BOSS FRONT FOOT REST. Pada bab ini penulis menjelaskan tentang langkah kerja pembuatan benda

BAB lll PROSES PEMBUATAN BOSS FRONT FOOT REST. Pada bab ini penulis menjelaskan tentang langkah kerja pembuatan benda BAB lll PROSES PEMBUATAN BOSS FRONT FOOT REST 3.1 Langkah Proses Pembuatan Pada bab ini penulis menjelaskan tentang langkah kerja pembuatan benda kerja yang sebagian besar digambarkan dalam diagram alir,

Lebih terperinci

- tab kedua : mengatur polar tracking, dengan tujuan membantu menentukan sudut secara otomatis sesuai dengan sudut yang ditentukan.

- tab kedua : mengatur polar tracking, dengan tujuan membantu menentukan sudut secara otomatis sesuai dengan sudut yang ditentukan. BAB. 3 PERINTAH-PERINTAH GAMBAR Sebelum memulai penggambaran, sebaiknya kita lakukan drafting setting. Melalui drafting setting kita dapat mengatur environment AutoCAD, seperti : onjek snap, polar, mengatur

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Proses Pemesinan Untuk membuat suatu alat atau produk dengan bahan dasar logam haruslah di lakukan dengan memotong bahan dasarnya. Proses pemotongan ini dapat dilakukan dengan

Lebih terperinci

Memprogram Mesin CNC (Dasar)

Memprogram Mesin CNC (Dasar) SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN Memprogram Mesin CNC (Dasar) BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT

Lebih terperinci

Petunjuk Singkat Pemakaian Kamera Canon Powershot A 570

Petunjuk Singkat Pemakaian Kamera Canon Powershot A 570 Petunjuk Singkat Pemakaian Kamera Canon Powershot A 570 1. Mempersiapkan kamera A. Memasang Baterai Geser penutup baterai (1) dan buka penutup tersebut (2), Kemudian masukkan 2x baterai alkaline sesuai

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Pengujian yang dilakukan pada mesin CNC adalah pertama memerintahkan motor untuk bergerak ke kanan dan ke kiri (STEP LEFT dan STEP RIGHT). Kedua adalah pengujian memerintahkan

Lebih terperinci

Manual Billing Aura v1.2

Manual Billing Aura v1.2 Manual Billing Aura v1.2 Setting Client pada Server : Gambar A.1 Agar Billing server bisa terkoneksi dengan client maka tidak hanya diperlukan setting pada sisi client saja tapi juga diperlukan setting

Lebih terperinci

MENGOPERASIKAN SISTEM OPERASI

MENGOPERASIKAN SISTEM OPERASI MENGOPERASIKAN SISTEM OPERASI software system operasi generasi terakhir yang dikeluarkan Microsoft adalah Windows 95 Windows 98 Windows XP dan Vista Windows 7 Windows Me Sofware yang dirancangan khusus

Lebih terperinci

Blastica Press Release 2004

Blastica Press Release 2004 2 _ Manual STRAND 200 PETUNJUK CEPAT 1. GRANDMASTER digunakan untuk mengatur maksimum output semua fader pada setiap saat. Grandmaster selalu berfungsi. 2. MODE untuk memilih 3 (tiga) mode kerja; submaster,

Lebih terperinci

MESIN BUBUT CNC ET 242. A. BAGIAN BAGIAN UTAMA DAN KONTROL MESIN ET bagian utama

MESIN BUBUT CNC ET 242. A. BAGIAN BAGIAN UTAMA DAN KONTROL MESIN ET bagian utama MESIN BUBUT CNC ET 242 Perkembangan teknologi manifaktur dan disain makin pesat bagai anak panah lepas dari busur, macam macam mesin perkakas telah dilahirkan untuk memenuhi kebutuhan industri yang semuanya

Lebih terperinci