LAPORAN KOMISI V DPR-RI JAKARTA, 2016

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN KOMISI V DPR-RI JAKARTA, 2016"

Transkripsi

1 LAPORAN KUNJUNGAN KERJA RESES KOMISI V DPR RI DALAM RANGKA PENINJAUAN INFRASTRUKTUR, PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA KE PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TGL MEI 2016 KOMISI V DPR-RI JAKARTA, 2016 Dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Ke Provinsi Nusa Tenggara Timur, Mei 2016 Page 1

2 DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN... 2 I.1. Dasar Hukum I.2. Maksud dan Tujuan I.3. Lokasi dan Waktu Agenda Kunjungan... 3 I.4. Daftar Rombongan Kunjungan Kerja... 3 II. GAMBARAN OBYEK YANG DITINJAU Profil Provinsi Nusa Tenggara Timur Kondisi Infrastruktur Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Profil Kota Kupang Pembangunan Breakwater Lasiana Pembangunan Kawasan Kumuh Perkotaan di Kelurahan Lasiana Bandar Udara El Tari Kupang PDAM Kota Kupang 12 III. TEMUAN LAPANGAN.. 14 IV. REKOMENDASI V. PENUTUP Dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Ke Provinsi Nusa Tenggara Timur, Mei 2016 Page 2

3 LAPORAN KUNJUNGAN KERJA RESES KOMISI V DPR RI DALAM RANGKA PENINJAUAN INFRASTRUKTUR, PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA KE PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TGL MEI 2016 I. PENDAHULUAN I.1 Dasar Hukum 1. Amandemen Undang-Undang Dasar 1945; pada perubahan Pertama Pasal 20, Perubahan Kedua Pasal 20 A, perubahan Ketiga Pasal 23; 2. Undang-Undang RI Nomor 42 Tahun 2014 Tentang Perubahan Terhadap Undang-Undang RI Nomor 17 Tahun 2014 Tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah; 3. Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. I.2 Maksud dan Tujuan Adapun maksud Kunjungan Kerja Reses Komisi V ke Provinsi Nusa Tenggara Timur ini adalah sebagai berikut: Pertama, untuk melakukan pengawasan dengan meninjau pembangunan infrastruktur yang dibiayai langsung dari APBN; Kedua, untuk melihat secara langsung Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, khususnya pengelolaan dana desa dan tenaga pendamping desa. Ketiga, untuk mengetahui hambatan dan permasalahan yang ada di NTT terkait pembangunan infrastruktur dan pelaksanaan Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa; dan Keempat, untuk menyerap aspirasi dari masyarakat Provinsi Nusa Tenggara Timur terkait pembangunan infrastruktur dan pelaksanaan Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa yang pembiayaannya melalui APBN. Tujuan dilaksanakannya kunjungan kerja ini adalah dalam rangka melaksanakan fungsi dan tugas Anggota Dewan sesuai dengan Pasal 58 ayat (3) dan Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, yaitu: butir a: Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan Undang-Undang, termasuk APBN, serta peraturan pelaksanaannya yang termasuk dalam ruang lingkup tugasnya; butir d: Melakukan pengawasan terhadap kebijakan pemerintah. Dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Ke Provinsi Nusa Tenggara Timur, Mei 2016 Page 3

4 Selanjutnya Tata Tertib DPR RI Pasal 59 ayat (3) juga menyatakan bahwa Dalam melaksanakan tugas komisi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 ayat (3) dan tindak lanjut pengaduan masyarakat, komisi dapat: butir f: Mengadakan kunjungan kerja dalam masa reses atau mengadakan kunjungan kerja spesifik dalam masa sidang, yang hasilnya dilaporkan dalam rapat komisi untuk ditindaklanjuti Lokasi dan Waktu Kunjungan Kerja Reses dalam rangka peninjauan Infrastruktur, Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa ke Provinsi Nusa Tenggara Timur dilaksanakan pada tanggal Mei 2016 dengan lokasi Kota Kupang Agenda Kunjungan Dalam kunjungan ini, Komisi V DPR RI memiliki sejumlah agenda, antara lain melakukan pertemuan dan peninjauan di Bandara El Tari Kupang, pertemuan dengan pengelola PDAM di kantor PDAM Kota Kupang, peninjauan Pembangunan Breakwater di pantai Lasiana, peninjauan Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan di Kelurahan Lasiana, Diskusi Publik dan FGD mengenai Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Daftar Rombongan Kunjungan Kerja Anggota Komisi V DPR RI yang ikut serta dalam Kunjungan Kerja Reses tersebut adalah sebagai berikut: NO NO. ANGG. N A M A FRAKSI JABATAN 1. A-381 IR. FARY DJEMY FRANCIS, MMA GERINDRA KETUA TIM/KETUA KOMISI V 2. A-101 Ir. H. YUDI WIDIANA ADIA, M.Si. PKS PIMPINAN 3. A-225 Ir. RENDY M. A. LAMADJIDO, MM, MBA PDIP ANGGOTA 4. A-201 HJ. SADARESTUWATI, SP, M.MA PDIP ANGGOTA 5 A-390 H. ANDI IWAN DARMAWAN ARAS, SE GERINDRA ANGGOTA 6 A-384 DRS. SYAIFUL RASYID, MM GERINDRA ANGGOTA 7 A-497 H. SYAHRULAN PUA SAWA PAN ANGGOTA 8 A-103 H. MAHFUDZ ABDURRAHMAN, S.SOS PKS ANGGOTA 9 A-521 Hj. NURHAYATI PPP ANGGOTA 10 A-518 DRA. HJ. WARDATUL ASRIAH PPP ANGGOTA Dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Ke Provinsi Nusa Tenggara Timur, Mei 2016 Page 4

5 II. GAMBARAN OBYEK YANG DITINJAU 2.1. Profil Provinsi Nusa Tenggara Timur Secara geografis, Provisi Nusa Tenggara Timur memiliki letak geografis antara 8º-12º LS dan 118º-125º BT. Jumlah Pulau yang ada di NTT adalah buah (besar dan kecil), di antaranya ada pulau yang bernama berjumlah 432 pulau dan pulau yang berpenghuni sebanyak 44 buah. Provinsi ini memiliki kondisi iklim 8 bulan kemarau/kering dan 4 bulan hujan/basah. Luas wilayah daratan yakni ± ,9 Km² dan luas Lautan ± Km². Wilayah administratif provinsi NTT terdiri dari kabupaten berjumlah 21 dan 1 kota, Kecamatan berjumlah 306 buah, dan jumlah Desa/Kelurahan sebanyak buah. Provinsi Nusa Tenggara Timur memiliki posisi strategis wilayah, antara lain sebagai provinsi Kepulauan yang disatukan Laut Sawu dan Selat Sumba, berbatasan: darat dengan Timor Leste dan Laut dengan Australia, memiliki 5 Pulau terdepan: Pulau Alor, Batek, Dana, Ndana, dan Mengkudu, mengelilingi Wilayah Enclave Distrik Oekusi, Negara Timor Leste, memiliki garis pantai mencapai Km, dengan jumlah penduduk 5,3 Juta jiwa lebih (kedua di Kawasan Timur Indonesia setelah Provinsi Sulawesi Selatan). Sesuai buku V RPJMN NTT bersama Bali dan NTB sebagai Pintu Gerbang Pariwisata dan pendukung pangan nasional dengan kegiatan utama: pengembangan pariwisata, peternakan dan perikanan. Sebagaian besar Kabupaten tertinggal kecuali Kota Kupang, Kabupaten Flores Timur, Sikka dan Ngada. Sebagai Provinsi Kepulauan dan daerah perbatasan sangat membutuhkan kebijakan afirmatif melalui dukungan alokasi APBN dan DAK Kondisi Infrastruktur Pembangunan infrastruktur NTT yang dapat mengembangkan sistem jaringan infrastruktur perhubungan multimoda yang terintegrasi, untuk meningkatkan interkonektivitas antarkota, antarpulau, wilayah tertinggal, dan wilayah terpencil, serta untuk mendukung percepatan dan perluasan pengembangan koridor ekonomi Bali - Nusa Tenggara sangat dibutuhkan. Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi NTT, mengatakan bahwa 70 % infrastruktur jalan kabupaten di provinsi kepulauan itu dalam kondisi rusak, sedangkan jalan provinsi 60 % rusak, hanya jalan nasional yang mempunyai kondisi mantap (baik) 90%. Penanganan terhadap infratruktur jalan kabupaten dan provinsi di daerah ini mengalami kendala karena keterbatasan anggaran. Dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Ke Provinsi Nusa Tenggara Timur, Mei 2016 Page 5

6 Dukungan transportasi di wilayah NTT terdiri dari 15 pelabuhan penyeberangan, 1 pelabuhan laut Internasional, 9 pelabuhan laut nasional, dan 30 pelabuhan laut regional/lokal. Provinsi ini juga memiliki 16 Bandar Udara. Untuk mengatasi defisit air sebesar 1,55 Miliar M³, NTT membutuhkan 70 Waduk, 100 embung irigasi, 4000 embung kecil, 3000 sumur bor. Saat ini sedang dibangun bendungan Raknamo di Kabupaten Kupang dan Bendungan Rotiklot di Kabupaten Belu. Pemerintah Provinsi NTT saat ini sedang melakukan terobosan untuk percepatan pembangunan infrastruktur daerah, antara lain Pembangunan Jembatan Pancasila Palmerah. Jembatan ini akan menghubungkan pulau Flores dengan Pulau Adonara. Pulau Flores dan Pulau Adonara adalah dua pulau yang jaraknya relatif paling pendek diantara pulau-pulau yang ada di wilayah NTT dan memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai kawasan ekonomi yang terintegrasi Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Total Dana Desa yang bersumber dari APBN di Provinsi NTT untuk tahun 2015 sebesar Rp untuk Desa. Sedangkan Dana Desa Tahun 2016 sebesar Rp naik 127,51 % dari tahun sebelumnya untuk Desa. Rinciannya adalah sebagai berikut: Dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Ke Provinsi Nusa Tenggara Timur, Mei 2016 Page 6

7 Penyaluran Dana Desa Tahun 2016 dicairkan dalam 2 tahap, yang diatur dalam PP No. 8/2016 tentang Perubahan ke 2 PP No. 60/2014 tentang Dana Desa yang bersumber dari APBN dan PMK No. 49/2016 tentang Tata Cara pengalokasian penyaluran, penggunaan, pemantauan dan evaluasi DD. Kabupaten Manggarai dan Alor telah melakukan pencairan Dana Desa Tahap I sebesar 60 % (Data dari Kemenkeu RI). Jumlah tenaga pendamping profesional, baik tenaga ahli maupun pendamping desa yang bekerja di wilayah Nusa Tenggara Timur sampai dengan Mei 2016 berjumlah 575 orang, dengan sebaran per kabupaten sebagai berikut: Dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Ke Provinsi Nusa Tenggara Timur, Mei 2016 Page 7

8 Sedangkan berdasarkan hasil seleksi aktif (25/2/2016), jumlah pendamping desa di NTT sebanyak orang dengan perincian Tenaga Ahli (TA) sebanyak 28 orang, Pendamping Desa (PD) sebanyak 175 orang, dan Pendamping Lokal Desa (PLD) sebanyak 845 orang, dengan perincian per kabupaten sebagai berikut: Dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Ke Provinsi Nusa Tenggara Timur, Mei 2016 Page 8

9 Penempatan tenaga pendamping desa berdasarkan Surat Sekda NTT No. BU.410/21/BPMPD/2016 Tanggal 7 April 2016 tentang Penempatan Pendamping Profesional dengan isi bahwa para Pendamping Profesional melapor diri di Kantor BPMPD/BPMD/BPM Kabupaten untuk melaksanakan tugas pada tanggal 18 April 2016 dan pada tanggal 2 Mei 2016 mulai bertugas di lokasi masing-masing sesuai Surat Perintah Tugas. 2.2.Profil Kota Kupang Kota Kupang adalah sebuah Kotamadya dan sekaligus Ibu Kota Provinsi Nusa Tenggara Timur. Sebagai kota terbesar di provinsi Nusa Tenggara Timur, Kota Kupang dipenuhi oleh berbagai suku bangsa. Suku yang signifikan jumlahnya di Kota Kupang adalah suku Timor, Rote, Sabu, Tionghoa, Flores dan sebagian kecil pendatang dari Jawa. Luas wilayah Kota Kupang adalah 180,27 km² dengan jumlah penduduk sekitar jiwa (2013). Daerah ini terbagi menjadi 6 kecamatan dan 50 kelurahan. Secara geografis Kota Kupang terletak antara LS dan BT; Luas wilayah 180,27 Km2, dengan peruntukan Kawasan Industri 735,57 Ha, pemukiman ,40 Ha, Jalur Hijau 5.090,05 Ha, perdagangan 219,70 Ha, pergudangan 112,50 Ha, pertambangan 480 Ha, pelabuhan laut/udara 670,1 Ha, pendidikan 275,67 Ha, pemerintahan/perkantoran 209,47 Ha, lain-lain 106,54 Ha. Suhu rata-rata di Kota Kupang berkisar antara 23,8 C sampai dengan 31,6 C. Tempattempat yang letaknya dekat dengan pantai memiliki suhu udara yang rata-rata relatif lebih tinggi. Kelembaban udara rata-rata berkisar antara 73 persen sampai dengan 99 persen. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari, yaitu tercatat 598,3 mm, sedangkan hari hujan tertinggi terjadi pada bulan Desember dengan 28 hari hujan. Batas Wilayah Utara berbatasan dengan Teluk Kupang, Timur berbatasan dengan Kabupaten Kupang, Barat berbatasan dengan Selat Semau dan Kabupaten Kupang, sedangkan Selatan berbatasan dengan Kabupaten Kupang Pembangunan Pengamanan Pantai (Breakwater) Lasiana Kota Kupang Pelaksanaan pembangunan konstruksi bangunan pengaman pantai Kota Kupang telah dilaksanakan sepanjang 2060 meter dan yang dalam tahap pelaksanaan saat ini adalah pembangunan pengamanan pantai Lasiana sepanjang 0, 50 Km. Lokasi pembangunan pengamanan pantai Lasiana terletak di kelurahan Lasiana, Kota Kupang dengan posisi koordinat pesisir pantai LS dan BT. Gelombang besar yang biasa terjadi di Teluk Kupang pada saat berlangsungnya angin muson barat merupakan ancaman terbesar terhadap kerusakan pantai. Hal ini menjadi nyata pada Dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Ke Provinsi Nusa Tenggara Timur, Mei 2016 Page 9

10 tanggal 2 Februari 2014 yang lalu, terjadi gelombang laut dengan tinggi 3 sampai 5 meter yang memporakporandakan Pantai Pasir Panjang, Namosain, Oeba, dan Lasiana sehingga menimbulkan kerusakan infrastruktur dan pemukiman masyarakat yang berada di pesisir pantai. Selain itu juga terjadi kerusakan pada bangunan pengamanan pantai, dan pantai Lasiana juga mengalami kemunduran garis pantai ke arah daratan. Untuk mengatasi hal ini maka perlu dilakukan pengamanan pantai yang sesuai dengan karakteristik dan sifat gelombang yang menerjang kawasan pantai Lasiana. Pembangunan pengamanan pantai ini bertujuan untuk mempertahankan garis pantai serta kenyamanan masyarakat pesisir dan mempertahankan lokasi wisata yang ada sejak dahulu, mengurangi kerusakan infrastruktur yang diakibatkan terjadinya gelombang besar. Berdasarkan hasil desain dan pelaksanaan konstruksi pembangunan pengamanan pantai Lasiana adalah sbb: Tipe bangunan Konstruksi Panjang breakwater Lebar alas breakwater Elevasi puncak breakwater Breakwater kubus 1x1x1 m Kubus Beton size 1x1x1 m dan batu pengisi 500 m 3.00 m m Sumber: Bahan Presentasi SatKer Pelaksanaan Jaringan SDA Nusa Tenggara II Provinsi NTT, Mei Pembangunan Kawasan Kumuh Perkotaan di Kelurahan Lasiana Luas kawasan kumuh di Kota Kupang adalah 32,32 Ha dan mengalami revisi setelah verifikasi menjadi 44,84 Ha. Perubahan ini disebabkan oleh bertambahnya luasan wilayah kawasan Oesapa yang semula 7, 43 Ha menjadi 11, 05 Ha dan adanya penambahan kawasan yaitu kawasan Kampung Solor seluas 8,27 Ha yang dikaji dalam dokumen Rencana Kawasan Permukiman-Kumuh Perkotaan (RKP-KP) pada tahun 2015 Penanganan Kawasan Kumuh Perkotaan di Kota Kupang pada sektor Bangkim telah ditangani seluas 28,57 Ha pada tahun Pada tahun 2016 diproyeksikan akan berkurang seluas 5, 89 Ha. Kawasan kumuh Oesapa merupakan prioritas 1 (kumuh berat) kawasan kumuh di Kota Kupang. Letaknya strategis berada di kampung pesisir pantai, dengan spesifikasi sebagai berikut: Tipologi Luas Di tepi air (pesisir), rawan banjir 14, 05 Ha RT/RW RT 23/RW 08; RT 24/RW 09; RT 25/RW 09; RT 27/RW 10 Kelurahan Oesapa Dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Ke Provinsi Nusa Tenggara Timur, Mei 2016 Page 10

11 Kecamatan Jml Penduduk Kepadatan Kelapa Lima 1020 Jiwa (502 KK) 34 unit bangunan Sumber: Bahan Presentasi SatKer Pengembangan Kawasan Permukiman NTT, Mei 2016 Kawasan kumuh Oesapa mulai ditangani sejak tahun 2015 pada sektor Bangkim dengan luas penanganan 7, 43 Ha dari 11, 05 Ha. Jenis penanganan yang dilakukan adalah peningkatan Jalan Lingkungan, Paving Block Drainase, Rabat Beton, Pedestrian Ways, PJU, dan Air Bersih. Permasalahan yang muncul di kawasan Kumuh Oesapa adalah: 1) Ketidakteraturan bangunan dan orientasi bangunan 2) Kualitas jalan dengan konstruksi yang buruk, tanah jalan dan lorong 3) System drainase, persampahan, dan limbah tidak sesuai standard teknis 4) Ketidaktersediaan sarana prasarana proteksi kebakaran Bandara El Tari Kupang Bandara El Tari berjarak lebih kurang 13 km dari Kota Kupang dan berada di ketinggian 102 meter di atas permukaan laut. Pada awalnya Bandar Udara ini adalah bekas peninggalan jaman penjajahan Belanda yang hanya berupa Airstrip. Untuk pertama kalinya Bandar Udara ini didarati pesawat udara pada tahun 1928 oleh penerbang Amerika bernama Lamij Johnson. Tanggal 6 Mei 1950 Lapangan Terbang Penfui diserahkan oleh militer Belanda kepada Pemerintah Republik Indonesia dan dengan berkembangnya kebutuhan akan Angkutan Udara pada tahun 1960 mulai didarati oleh pesawat Garuda jenis DC 3. Dengan makin meningkatnya arus lalu lintas melalui Bandar Udara Kupang, maka untuk kelancaran pelaksanaan tugas dan meningkatkan fungsi bandara, maka diterbitkan Surat Keputusan Bersama antara Menteri Perhubungan, Menteri Pertahanan Keamanan dan Menteri Keuangan dengan nomor : KEP/30/IX/75, KM 393/3/PHB 75 dan KEP. 927.A/MK/IV/8/75, yaitu tentang Penggunaan Bersama Pangkalan dan Pelabuhan Udara. Dalam surat keputusan tersebut dinyatakan Pelabuhan Udara Penfui menjadi Pelabuhan Udara Sipil Kelas II. Sejak tanggal 20 Desember 1988, Bandar Udara Penfui dirubah dan ditetapkan menjadi Bandar Udara El Tari Kupang untuk mengenang jasa (almarhum) mantan Gubernur Nusa Tenggara Timur, El Tari. Istilah Pelabuhan Udara kemudian dirubah menjadi Bandar Udara sejak tanggal 1 September Tanggal 20 Juni 1988 ditandatangani Naskah Persetujuan Bersama antara Kepala Staf TNI- AU dengan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, nomor: SEPERJAN/01/V/1988 DAN DJU/1861/KUM.060/SS tentang Penggunaan Sebagian Areal Tanah Pangkalan TNI-AU El Tari Kupang untuk pengembangan, pembangunan Bandara El Tari Kupangbeserta fasilitasnya. Dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Ke Provinsi Nusa Tenggara Timur, Mei 2016 Page 11

12 Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 4/1995 tanggal 13 Januari 1995 tentang Penyempurnaan dan Penataan Kelas Bandar Udara, Bandar Udara El Tari ditingkatkan menjadi Bandar Udara Kelas I. Sejak tanggal 1 April 1999, Bandar Udara El Tari secara operasional masuk ke dalam manajemen PT (PERSERO) Angkasa Pura I dengan Berita Acara Serah Terima Nomor: AU/125/UM.234/99 dan BA.25/PL.50/1999/DU tanggal 30 April 1999 dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kepada Direktur Utama PT (PERSERO) Angkasa Pura I. Penyerahan ini sebagai tindak lanjut dari Surat Menteri Keuangan No.S-4608/A/53/1997 tanggal 08 Oktober 1997 yang pada dasarnya menyetujui penggabungan Bandar Udara El Tari Kupang ke dalam manajemen PT (PERSERO) Angkasa Pura I, menghapuskan dari daftar inventaris Departemen Perhubungan dan ditetapkan sebagai tambahan Penyertaan Modal Pemerintah ke dalam PT (PERSERO) AP I. AIRSIDE FASIILITAS KETERANGAN Runway - Dimensi Runway - Nomor Runway 45 x m² Parking Stand 12 Aviobridge - Luas Apron Luas Terminal Kategori PKP-PK Jam Operasi m m2 VI 06: WITA KAPASITAS FASILITAS Pergerakan Pesawat KETERANGAN / tahun Dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Ke Provinsi Nusa Tenggara Timur, Mei 2016 Page 12

13 Penumpang / tahun Apron Narrow Body = 12 Aircraft: B = 4 Aircraft ATR-72/600 = 7 Aircraft C208 = 1 Aircraft Sumber: Bahan Presentasi GM Bandar Udara El Tari, Mei 2016 Fasilitas keselamatan penerbangan (Kespen) yang ada di bandara El Tari, antara lain: PAPI, SQFL, RTIL, Genset, Flood, Lights, Approach Lights, Runway Lights, Taxiway Lights, Apron Lights, Rotating Beacon Lights. Sedangkan fasilitas kesiapan penanggulangan keadaan Darurat, antara lain: Crash Car 4 Unit, Rescue Car 1 Unit, Commando Car 1 Unit, Ambulance 2 Unit, dan Utility Car 1 Unit. Menurut BPS Provinsi NTT (No. 04/10/53/Th. XVIII, 01 Oktober 2015), jumlah penumpang angkutan udara yang datang ke NTT pada bulan Agustus 2015 sebanyak orang sedangkan penumpang yang berangkat sebanyak orang. Pada bulan Agustus 2015, empat bandara sipil dengan jumlah penumpang datang dan berangkat terbanyak adalah Bandara Eltari (58,53persen), Komodo (10,90 persen), Frans Seda (6,04 persen), dan Tambolaka (5,25 persen). Pekerjaan perluasan terminal domestik berikut renovasi terminal eksisting dan fasilitas penunjangnya di bandar udara El Tari dengan hasil sebagai berikut: Data Fasilitas Sebelum Sesudah Satuan Terminal M² Kapasitas Pax Check in Counter Unit Komitmen pelayanan yang digagas oleh pengelola bandara adalah safety dengan mengutamakan keselamatan penerbangan, security demi mewujudkan keamanan dan ketertiban, service dengan memberikan pelayanan prima, dan compliance dengan menerapkan dan mematuhi standard prosedur serta peraturan yang berlaku PDAM Kota Kupang Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Kupang merupakan Badan Usaha milik Pemerintah Kota Kupang yang didirikan berdasarkan Peraturan Daerah Kota Kupang Nomor 06 Tahun 2005 tanggal tanggal 19 September 2005 tentang Pembentukan Perusahaan Daerah Air Minum Kota Kupang. Sebelum PDAM Kota Kupang berdiri, untuk pemenuhan kebutuhan air Dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Ke Provinsi Nusa Tenggara Timur, Mei 2016 Page 13

14 bersih di wilayah Kota Kupang dilayani oleh PDAM Kabupaten Kupang dan UPTD Air Bersih Kota Kupang dibawah Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Kota Kupang. Sumber air baku PDAM Kota Kupang berasal dari Sumur Bor Bello, Sumur Bor Nunbaun Sabu, Sumur Bor Kantor Walikota/Fatululi dan Ina Boi, STIM (Oesapa II) dan Sumur Bor P2AT Bimoku. Cakupan Layanan PDAM Kota Kupang No Sumber Kelurahan Terlayani 1 SB Bello Bello, Maulafa, Oepura, Oebufu 2 SB NBS NBS 3 WTP Kali Dendeng dan SB Fontein Fontein, Solor, Bonipoi, Oetete, Kuanino 4 SB Alak dan SB Kampung Lama Alak Alak 5 SB Kantor Walikota Fatululi, Kelapa Lima, Oesapa Barat 6 SB STIM, Lasiana dan SB P2AT Bimoku Oesapa, Lasiana 7 SB Penkase Penkase 8 SB Manulai II Manulai 9 SB Sikumana Sikumana 10 SB Naioni Naioni 11 SB Liliba Liliba 12 SB Naimata Naimata 13 Mata Air Oeba Fatubesi 14 Connect BLUD SPAM Prov NTT sub Liliba, Oesapa Selatan, Penfui zona Penfui 15 Sungai Biknoi Naikolan 16 Connect BLUD SPAM Prov NTT Zona Kayu Putih Kayu Putih 17 SB Kolhua Kolhua 18 SB Fatukoa Fatukoa 19 IPA UF Manutapen Mantasi, Airmata, LLBK 20 Connect BLUD SPAM Prov NTT Sub Oebobo, Nefonaek, Pasir Panjang Zona Oebobo 21 Connect BLUD SPAM Prov NTT sub Zona Kelapa Lima Kelapa Lima, Oesapa Barat 22 Connect BLUD SPAM Prov NTT Tuak Daun Merah sub Zona Tuak Daun Merah Sumber: Kondisi debit air dari 22 sumber air PDAM Kota Kupang mengalami penurunan 40 % akibat musim kering yang lama (Sumber: Akibatnya distribus air untuk pelanggan menjadi terganggu. PDAM Kota Kupang masih mencari alternatif yakni interkoneksi dengan jaringan transmisi dari bendungan. Untuk jangka pendek, PDAM Kota Kupang Dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Ke Provinsi Nusa Tenggara Timur, Mei 2016 Page 14

15 sedang mencari sumber air baku. Cadangan air tanah di kota Kupang cukup banyak tetapi produksinya kecil. III. TEMUAN LAPANGAN: 1. Bandara El Tari Kupang 1) Masih terdapat genangan air di landasan pacu/runway bandar udara El Tari Kupang. 2) Kebersihan lingkungan bandar udara El Tari kurang diperhatikan, masih banyak rumput yang belum dipotong dan menganggu situasi di bandara. 3) Perlu dukungan Pemerintah Provinsi NTT untuk master plan pembangunan dan perluasan bandara El Tari Kupang. 4) Perlu pembaruan MOU terkait penambahan kuato jam penerbangan setiap minggu antara Indonesia, Darwin dan Dili dalam rangka penerbangan International dari Kupang ke kedua negara tersebut. 2. Basarnas: a) Kantor Pos SAR untuk wilayah NTT masih terbatas, maka dibutuhkan tambahan Pos SAR demi meningkatkan respon cepat terhadap bencana. b) Sebagai Provinsi yang berhubungan langsung dengan negara Timor Leste dan Australia, dibutuhkan pembangunan Pos SAR Siaga di perbatasan Belu dan Rote untuk mempercepat penanganan bencana dan pencarian korban. c) Berkaitan dengan NTT sebagai daerah kepulauan dan perbatasan antarnegara, maka dibutuhkan helikopter untuk mempercepat proses evakuasi terhadap korban bencana. d) Basarnas kantor cabang NTT belum memiliki pelabuhan khusus untuk sandaran kapal Patroli Basarnas. e) Kantor Basarnas Kupang masih kekurangan tenaga/staf lapangan. Perlu penambahan staf untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat yang terkena bencana. 3. AirNav: Kantor Airnav Kupang belum memiliki Instrument Landing System (ILS). Hal ini berakibat pada kesulitan landing saat cuaca buruk. Jika terjadi cuaca buruk di sekitar Bandara El Tari Kupang, maka pesawat harus balik ke Denpasar atau Makasar. 4. BMKG 1. Kantor BMKG cabang Kupang memiliki keterbatasan staf/pegawai, khususnya untuk pengamatan cuaca di bandara-bandara kabupaten se NTT. Dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Ke Provinsi Nusa Tenggara Timur, Mei 2016 Page 15

16 2. Keterbatasan display cuaca yang mempersulit masyarakat mengakses kondisi cuaca di wilayah NTT. 5. PDAM Kota Kupang: a) Potensi air baku sudah mulai berkurang disebabkan oleh kondisi kemarau yang berkepanjangan di Kota Kupang. b) Terbatasnya jaringan distribusi PDAM Kota Kupang, baik sekunder dan tersier karena keterbatasan sumber air. c) Unit produksi air baku bendungan Tilong (kontinuitas suplai dan kualitas air) belum mampu memenuhi kebutuhan air warga Kota Kupang. Oleh karena itu, dibutuhkan bendungan lain untuk memenuhi kebutuhan air warga. 6. Pertemuan Bersama Bpk. Gubernur NTT di Rumah Jabatan: 1) Bidang Transportasi Laut: Tidak adanya kepastian jadwal keberangkatan dan kedatangan kapal angkutan perintis laut sehingga banyak masyarakat pengguna jasa yang tidak mengetahuinya. 2) Transportasi Udara Perlu dukungan pembukaan rute penerbangan internasional Kupang Dili Darwin demi menjamin akses internasional yang dapat meningkatkan arus wisatawan dan perdagangan langsung ke NTT. 3) Transportasi Darat Perlu dukungan pembangunan jembatan Pancasila-Palmerah yang akan menghubungkan Pulau Flores dan Pulau Adonara. 4) Permasalah terkait Pengelolaan Dana Desa Tahun 2015: A. Tingkat Kabupaten: Desa Edalode (Kab. Rote Ndao), dana belum dicairkan sebesar Rp Hal ini disebabkan karena keanggotaan BPD belum terisi sehingga APB Desa TA 2015 belum ditetapkan oleh Pemerintah Desa. Dana desa sebesar Rp untuk 69 desa di Kabupaten Belu dan Rp untuk 135 desa di Kabupaten Ngada belum dicairkan ke RKD karena keterlambatan pencairan dana dari Kemenkeu ke RKUD pada 28 Des 2015, sehingga pencairan ke RKD tidak dilakukan. B. Tingkat Desa: Terlambatnya proses dan penetapan APB Desa TA Terlambatnya penyampaian laporan realisasi keuangan tahap sebelumnya. Dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Ke Provinsi Nusa Tenggara Timur, Mei 2016 Page 16

17 Terbatasnya kapasitas para pengelola keuangan Desa. Kekhawatiran perangkat desa terjerat kasus hukum karena kesalahan administrasi keuangan. Belum ada tenaga pendamping profesional. 7. Peninjauan Breakwater Lasiana: 1. Perlu penataan kembali wilayah pantai Lasiana, agar dijadikan tempat wisata yang baik. Hal ini perlu kerja sama dengan Pemerintah Kota Kupang, Pemerintah Provinsi NTT, dan Pemerintah Pusat. 2. Diperlukan pengadaan air baku di kawasan pantai Lasiana untuk menunjang kegiatan pariwisata. 3. Pembangunan breakwater perlu memperhatikan keamanan pemukiman warga, objek wisata pantai, dan objek-objek strategis lainnya disekitar lokasi demi mendukung pembangunan pariwisata, ekonomi, dan sosial. 4. Perlu memperhatikan dan memperhitungkan endapan sungai di sekitar breakwater agar arus laut bisa diatasi dengan baik untuk menghindari kerusakan breakwater dan kawasan pantai. 8. Peninjauan Kawasan Pemukiman Kumuh Lasiana: Pembangunan kawasan pemukiman kumuh di Kelurahan Oesapa akan menjadi pilot project di kota Kupang sehingga harus dilengkapi dengan fasilitas tambahan, misalnya fasilitas untuk kuliner dan pariwisata. Pembangunan kawasan kumuh sudah dijalankan, tetapi masih ada kendala pembebasan lahan. Masih ada warga yang belum menyerahkan tanahnya untuk pengelolaan kawasan pemukiman kumuh Lasiana. Pembangunan kawasan kumuh perlu diintegrasikan dengan program terkait, misalnya drainase, jalan, penyediaan perumahan, pengolahan sampah, dan air bersih. Perlu pendataan yang tepat terhadap warga agar program ini benar-benar bermanfaat bagi masyarakat kecil. 9. Diskusi Publik terkait Pengelolaan Dana Desa dan Tenaga Pendamping Desa di RRI Kupang dan Kantor Pos Kupang: a) Sosialisasi terkait UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa, khususnya pemanfaatan dana desa belum maksimal dilakukan bagi masyarakat desa. b) Kepala desa dan jajaranya belum terbiasa membuat RAB, RPJM Desa dan laporan terkait penggunaan dana desa. Oleh karena itu, sangat penting peningkatan kapasitas teknis dan administrasi bagi para kepala desa dan tenaga pendamping desa. Dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Ke Provinsi Nusa Tenggara Timur, Mei 2016 Page 17

18 c) Belum ada tenaga pendamping desa yang mendampingi pelaksanaan pengeloaan dana desa, khususnya di desa Manusak, Kabupaten Kupang. d) Pemerintah desa kesulitan untuk memahami sejumlah peraturan yang dikeluarkan oleh Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi terkait pengelolaan dana desa dan terkesan peraturan tersebut terlalu banyak sementara kemampuan aparat desa untuk memahami aturan yang dimaksud masih terbatas. e) Rekrutmen tenaga pendamping lokal desa diharapkan melibatkan tokoh masyarakat di desa, sebab mereka yang lebih mengetahui kondisi di desa. f) Pelatihan pengelolaan dana desa perlu ditingkatkan dan dilakukan sebanyak mungkin agar sistem pengelolaan dana desa dilaksanakan dengan baik. g) Kerja sama antara pusat dan kabupaten terkait pengelolaan dana desa perlu ditingkatkan untuk menghindari kesalahan dalam memahami informasi atau peraturan baru dari pusat. h) Masih terjadi keterlambatan pencarian Dana Desa dari Kabupaten ke Desa, khususnya dialami oleh Desa Baumata Utara, Kabupaten Kupang. IV. REKOMENDASI: 1. Komisi V DPR RI mendesak pihak Pengelola Bandara El Tari, Angkasa Pura I untuk memperbaiki runway, dimana masih ada genangan air di runway bandar udara El Tari agar tidak membahayakan penerbangan serta menjaga kebersihan di sekitar runway bandar udara El Tari Kupang. 2. Komisi V DPR RI mendukung pembangunan pos-pos siaga Basarnas dan pengadaan helikopter dalam rangka percepatan pertolongan bagi korban bencana alam di NTT. 3. Komisi V DPR RI mendesak Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi untuk memprioritaskan warga lokal desa yang memenuhi syarat untuk menjadi tenaga pendamping desa serta memanfaatkan sumber daya lokal. 4. Komisi V DPR RI meminta agar pengelolaan dana desa melibatkan partisipasi masyarakat desa dan tidak mensubkan pengelolaan dana desa ke pihak ketiga/kontraktor. 5. Komisi DPR RI meminta agar pengeloaan breakwater harus memperhatikan keamanan warga, keamanan objek wisata, dan objek strategis lainnya demi meningkatkan aspek manfaat bagi warga sekitar lokasi pariwisata. 6. Komisi V DPR RI mendorong pembukaan rute penerbangan international dari Kupang ke Darwin dan Dili. Oleh karena itu, Komisi V mendorong revisi MOU terkait kuota penerbangan international antara Indonesia dan kedua negara tersebut. Dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Ke Provinsi Nusa Tenggara Timur, Mei 2016 Page 18

19 V. PENUTUP Demikian laporan Kunjungan Kerja Reses Komisi V DPR RI dalam rangka Peninjauan Infrastruktur, Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa ke Provinsi Nusa Tenggara Timur. Selanjutnya Tim Kunjungan Kerja Reses Komisi V DPR RI ke Provinsi Nusa Tenggara Timur akan menjadikan laporan ini sebagai data/informasi yang akan disampaikan dalam Rapat Komisi V DPR RI. Jakarta, Mei 2016 TIM KUNJUNGAN KERJA RESES KOMISI V DPR RI DALAM RANGKA PENINJAUAN INFRASTRUKTUR, PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA KE PROVISI NUSA TENGGARA TIMUR, MENGETAHUI IR. FARY DJEMY FRANCIS, MMA KETUA TIM KETUA KOMISI V DPR RI Dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Ke Provinsi Nusa Tenggara Timur, Mei 2016 Page 19

SEKAPUR SIRIH. Kupang, Agustus 2010 Kepala BPS Kota Kupang. Ir. Adi H. Manafe, M.Si NIP

SEKAPUR SIRIH. Kupang, Agustus 2010 Kepala BPS Kota Kupang. Ir. Adi H. Manafe, M.Si NIP SEKAPUR SIRIH Berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik, Badan Pusat Statistik (BPS) merupakan satu-satunya lembaga pemerintah yang dapat menyediakan data statistik dasar. Pada tahun

Lebih terperinci

URAIAN SINGKAT PEMBANGUNAN PENGAMANAN PANTAI LASIANA DI KOTA KUPANG

URAIAN SINGKAT PEMBANGUNAN PENGAMANAN PANTAI LASIANA DI KOTA KUPANG URAIAN SINGKAT PEMBANGUNAN PENGAMANAN PANTAI LASIANA DI KOTA KUPANG I. GAMBARAN UMUM. 1. Latar Belakang. Nusa Tenggara Timur merupakan wilayah kepulauan terdiri dari 566 pulau dimana 42 pulau berpenghuni

Lebih terperinci

PROFIL DAN PETA KEMISKINAN K O T A K U P A N G

PROFIL DAN PETA KEMISKINAN K O T A K U P A N G Katalog BPS : 4104.5371 PROFIL DAN PETA KEMISKINAN K O T A K U P A N G 2 0 0 6 U B T 5 0 5 10 Kilometers S KERJASAMA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA KUPANG DENGAN BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KOTA KUPANG BADAN

Lebih terperinci

UU 5/1996, PEMBENTUKAN KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II KUPANG. Tentang: PEMBENTUKAN KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II KUPANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UU 5/1996, PEMBENTUKAN KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II KUPANG. Tentang: PEMBENTUKAN KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II KUPANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Copyright 2002 BPHN UU 5/1996, PEMBENTUKAN KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II KUPANG *9323 Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 5 TAHUN 1996 (5/1996) Tanggal: 11 APRIL 1996 (JAKARTA)

Lebih terperinci

H. SYAHRULAN PUA SAWA A-497 FRAKSI PAN DPR RI

H. SYAHRULAN PUA SAWA A-497 FRAKSI PAN DPR RI LAPORAN KEGIATAN PENYERAPAN ASPIRASI DALAM RANGKA KUNJUNGAN KERJA PERORANGAN KE-2 DILUAR MASA RESES DAN DILUAR MASA PERSIDANGAN TAHUN SIDANG 2014 2015 DAERAH PEMILIHAN NUSA TENGGARA TIMUR I H. SYAHRULAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1996 TENTANG PEMBENTUKAN KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II KUPANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1996 TENTANG PEMBENTUKAN KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II KUPANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1996 TENTANG PEMBENTUKAN KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II KUPANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa berhubung

Lebih terperinci

H. SYAHRULAN PUA SAWA A-497 FRAKSI PAN DPR RI

H. SYAHRULAN PUA SAWA A-497 FRAKSI PAN DPR RI LAPORAN KEGIATAN PENYERAPAN ASPIRASI DALAM RANGKA KUNJUNGAN KERJA PERORANGAN DILUAR MASA RESES DAN DILUAR MASA PERSIDANGAN TAHUN SIDANG 2014 2015 TAHAP I DAERAH PEMILIHAN NUSA TENGGARA TIMUR I H. SYAHRULAN

Lebih terperinci

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI V DPR RI KE BADAN SAR NASIONAL (BASARNAS) TERKAIT KECELAKAAN PESAWAT AIR ASIA QZ 8501 TANGGAL 5 JANUARI 2015

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI V DPR RI KE BADAN SAR NASIONAL (BASARNAS) TERKAIT KECELAKAAN PESAWAT AIR ASIA QZ 8501 TANGGAL 5 JANUARI 2015 LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI V DPR RI KE BADAN SAR NASIONAL (BASARNAS) TERKAIT KECELAKAAN PESAWAT AIR ASIA QZ 8501 TANGGAL 5 JANUARI 2015 KOMISI V DPR-RI JAKARTA, 2015 DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI V DPR RI DALAM RANGKA PENINJAUAN INFRASTRUKTUR JALAN DI KABUPATEN CIANJUR, PROVINSI JAWA BARAT TGL.

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI V DPR RI DALAM RANGKA PENINJAUAN INFRASTRUKTUR JALAN DI KABUPATEN CIANJUR, PROVINSI JAWA BARAT TGL. LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI V DPR RI DALAM RANGKA PENINJAUAN INFRASTRUKTUR JALAN DI KABUPATEN CIANJUR, PROVINSI JAWA BARAT TGL. 6 7 APRIL 2017 KOMISI V DPR-RI JAKARTA, 2017 DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI V DPR RI KE BANDARA SOEKARNO-HATTA, PROVINSI BANTEN DALAM RANGKA PENINJAUAN TERBAKARNYA TERMINAL 2E

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI V DPR RI KE BANDARA SOEKARNO-HATTA, PROVINSI BANTEN DALAM RANGKA PENINJAUAN TERBAKARNYA TERMINAL 2E LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI V DPR RI KE BANDARA SOEKARNO-HATTA, PROVINSI BANTEN DALAM RANGKA PENINJAUAN TERBAKARNYA TERMINAL 2E TANGGAL 6 JULI 2015 KOMISI V DPR-RI JAKARTA, 2015 DAFTAR ISI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN KABUPATEN KUPANG KABUPATEN KUPANG

BAB I PENDAHULUAN KABUPATEN KUPANG KABUPATEN KUPANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara administratif Kupang adalah sebuah kotamadya yang merupakan ibukota dari propinsi Nusa Tenggara Timur, dan secara geografis terletak antara 10º39 58

Lebih terperinci

Oleh: Drs. Frans Lebu Raya, Gubernur Nusa Tenggara Timur Materi Pertemuan KADIN tanggal 7 Februari 2012 di Jakarta

Oleh: Drs. Frans Lebu Raya, Gubernur Nusa Tenggara Timur Materi Pertemuan KADIN tanggal 7 Februari 2012 di Jakarta NTB 63.0 NTT 64.8 NTB 63.0 NTT 64.8 Oleh: Drs. Frans Lebu Raya, Gubernur Nusa Tenggara Timur Materi Pertemuan KADIN tanggal 7 Februari 2012 di Jakarta Letak Geografis : 8 0-12 0 LS dan 118 0-125 0 BT

Lebih terperinci

C. Tim Komisi V DPR RI: Pimpinan dan Anggota Komisi V DPR RI yang ikut serta dalam Kunjungan Kerja Spesifik ini adalah:

C. Tim Komisi V DPR RI: Pimpinan dan Anggota Komisi V DPR RI yang ikut serta dalam Kunjungan Kerja Spesifik ini adalah: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI V DPR RI DALAM RANGKA PENINJAUAN INFRASTRUKTUR KE KABUPATEN BULUKUKMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN TANGGAL 10-12 DESEMBER 2013 I. PENDAHULUAN A. Maksud dan Tujuan:

Lebih terperinci

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI V DPR RI DALAM RANGKA PENINJAUAN INFRASTRUKTUR DAN TRANSPORTASI DI KABUPATEN SRAGEN PROVINSI JAWA TENGAH

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI V DPR RI DALAM RANGKA PENINJAUAN INFRASTRUKTUR DAN TRANSPORTASI DI KABUPATEN SRAGEN PROVINSI JAWA TENGAH LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI V DPR RI DALAM RANGKA PENINJAUAN INFRASTRUKTUR DAN TRANSPORTASI DI KABUPATEN SRAGEN PROVINSI JAWA TENGAH TANGGAL 20 22 FEBRUARI 2017 KOMISI V DPR-RI JAKARTA, 2017

Lebih terperinci

5 PEMBAHASAN UMUM. Gambar 9 Peta wilayah Kota Kupang. Skala Peta 1 : 350. Alak. Kelapa Lima. Kota Lama. Kota Raja. Maulafa. Oebobo

5 PEMBAHASAN UMUM. Gambar 9 Peta wilayah Kota Kupang. Skala Peta 1 : 350. Alak. Kelapa Lima. Kota Lama. Kota Raja. Maulafa. Oebobo 30 5 PEMBAHASAN UMUM Kota Kupang merupakan salah satu bagian dari Kota atau Kabupaten Provinsi NTT. Kondisi geografi wilayah Kota Kupang dengan luas wilayah 180.27 km² atau 18.027 ha, dimana secara geografis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara Timur yang terletak di daratan Pulau Flores. Wilayah Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara Timur yang terletak di daratan Pulau Flores. Wilayah Kabupaten BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Sikka dengan ibu kotanya bernama Maumere merupakan salah satu kabupaten yang merupakan bagian dari wilayah Propinsi Nusa Tenggara Timur yang terletak di daratan

Lebih terperinci

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI V DPR RI DALAM RANGKA PENINJAUAN INFRASTRUKTUR KE KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT TANGGAL FEBRUARI 2017

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI V DPR RI DALAM RANGKA PENINJAUAN INFRASTRUKTUR KE KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT TANGGAL FEBRUARI 2017 LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI V DPR RI DALAM RANGKA PENINJAUAN INFRASTRUKTUR KE KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT TANGGAL 20-22 FEBRUARI 2017 KOMISI V DPR-RI JAKARTA, 2017 Laporan Kunjungan Kerja

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK No14/02/53/Th.XVIII, 16 Februari 2015 Tipologi Wilayah Hasil Pendataan Potensi Desa (Podes) Provinsi Nusa Tenggara Timur 2014 Pendataan Potensi Desa (Podes)

Lebih terperinci

BAB-6 BAB VI ARAH PENGEMBANGAN JARINGAN TRANSPORTASI

BAB-6 BAB VI ARAH PENGEMBANGAN JARINGAN TRANSPORTASI BAB-6 BAB VI ARAH PENGEMBANGAN JARINGAN TRANSPORTASI 6.1 Potensi dan Kendala Dalam menyusun kebijakan dan program perlu memperhatikan potensi dan kendala memperhatikan faktor internal Pemerintah dan faktor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kabupaten Ende dengan ibukotanya bernama Ende merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kabupaten Ende dengan ibukotanya bernama Ende merupakan salah satu 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Kabupaten Ende dengan ibukotanya bernama Ende merupakan salah satu kabupaten yang merupakan bagian dari wilayah Propinsi Nusa Tenggara Timur yang terletak di daratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kabupaten Sikka dengan ibu kotanya bernama Maumere merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kabupaten Sikka dengan ibu kotanya bernama Maumere merupakan salah BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Kabupaten Sikka dengan ibu kotanya bernama Maumere merupakan salah satu kabupaten yang merupakan bagian dari wilayah Propinsi Nusa Tenggara Timur yang terletak di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keamanan merupakan aspek terpenting yang harus dimiliki dalam setiap moda transportasi. Salah satu moda transportasi yang harus memiliki standar peraturan keamanan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN

KATA PENGANTAR RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN KATA PENGANTAR Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, mengamanatkan bahwa RTRW Kabupaten harus menyesuaikan dengan Undang-undang tersebut paling lambat 3 tahun setelah diberlakukan.

Lebih terperinci

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN FATUBESI KEC. KOTA LAMA KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN FATUBESI KEC. KOTA LAMA KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN FATUBESI KEC. KOTA LAMA KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR 1 1. PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Kelurahan Fatubesi merupakan salah satu dari 10 kelurahan yang

Lebih terperinci

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI V DPR RI DALAM RANGKA PENINJAUAN PENANGANAN INFRASTRUKTUR DAN TRANSPORTASI PASCABANJIR KE KOTA BIMA PROVINSI

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI V DPR RI DALAM RANGKA PENINJAUAN PENANGANAN INFRASTRUKTUR DAN TRANSPORTASI PASCABANJIR KE KOTA BIMA PROVINSI LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI V DPR RI DALAM RANGKA PENINJAUAN PENANGANAN INFRASTRUKTUR DAN TRANSPORTASI PASCABANJIR KE KOTA BIMA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TANGGAL 19 SD 21 JANUARI 2017 KOMISI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Perhubungan Provinsi NTT Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Perhubungan Provinsi NTT Tahun BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Transportasi merupakan suatu sistem yang terdiri dari sarana, prasarana, yang didukung oleh tata laksana dan sumber daya manusia dalam membentuk jaringan prasarana

Lebih terperinci

LAPORAN TANGGAL MEI 2016

LAPORAN TANGGAL MEI 2016 LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI V DPR RI KE KOTA SEMARANG, PROVINSI JAWA TENGAH DALAM RANGKA PENINJAUAN PENYEDIAAN STANDARD KESELAMATAN DAN KEAMANAN DALAM PROSES PERAKITAN BUS RAPID TRANSIT (BRT)

Lebih terperinci

Selain digunakan untuk operasional penerbangan

Selain digunakan untuk operasional penerbangan BAB III BANDAR UDARA ADISUCIPTO 3.1. KONDISI BANDAR UDARA 3.1.1. Lokasi Bandar Udara Bandar udara Adisucipto terletak sekitar 8 km arah timur kota Yogyakarta dengan koordinat geografis 07 47'S - 110 26'

Lebih terperinci

PROSES PENYUSUNAN RPI2-JM PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR. Disampaikan oleh : Ir. FRANSISKUS PANGALINAN, M.Si KASATKER RANDAL PIP PROVINSI NTT

PROSES PENYUSUNAN RPI2-JM PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR. Disampaikan oleh : Ir. FRANSISKUS PANGALINAN, M.Si KASATKER RANDAL PIP PROVINSI NTT PROSES PENYUSUNAN RPI2-JM PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR Disampaikan oleh : Ir. FRANSISKUS PANGALINAN, M.Si KASATKER RANDAL PIP PROVINSI NTT OUTLINE : GAMBARAN UMUM PROVINSI NTT PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RPI2-JM

Lebih terperinci

Realisasi Kementerian PUPR Capai 93,66%

Realisasi Kementerian PUPR Capai 93,66% Rilis PUPR #2 31 Januari 2018 SP.BIRKOM/I/2018/049 Realisasi Kementerian PUPR Capai 93,66% Jakarta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sebagai kementerian dengan anggaran pembangunan

Lebih terperinci

PROGRES IMPLEMENTASI 5 SASARAN RENCANA AKSI KORSUP PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2015

PROGRES IMPLEMENTASI 5 SASARAN RENCANA AKSI KORSUP PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2015 PROGRES IMPLEMENTASI 5 SASARAN RENCANA AKSI KORSUP PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2015 OUT LINE PAPARAN 1. GAMBARAN UMUM PROVINSI NTT 2. PENGELOLAAN PERTAMBANGAN

Lebih terperinci

Kebijakan dan Pelaksanaan Program Bidang Cipta Karya

Kebijakan dan Pelaksanaan Program Bidang Cipta Karya Kebijakan dan Pelaksanaan Program Bidang Cipta Karya Yogyakarta, 13 Agustus 2015 Oleh : Direktur Pengembangan Kawasan Permukiman DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diantara 96 buah pulau tersebut, telah diberi nama pada tahun. - sebelah Timur berbatasan dengan Laut Sabu,

BAB I PENDAHULUAN. diantara 96 buah pulau tersebut, telah diberi nama pada tahun. - sebelah Timur berbatasan dengan Laut Sabu, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kabupaten Sumba Timur merupakan bagian integral dari Nusa Tenggara Timur yang lokasinya terletak di bagian Selatan dan merupakan salah satu dari empat Kabupaten yang

Lebih terperinci

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI V DPR RI DALAM RANGKA PENINJAUAN INFRASTRUKTUR DAN TRANSPORTASI KE KABUPATEN TANA TORAJA DAN KABUPATEN TORAJA

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI V DPR RI DALAM RANGKA PENINJAUAN INFRASTRUKTUR DAN TRANSPORTASI KE KABUPATEN TANA TORAJA DAN KABUPATEN TORAJA LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI V DPR RI DALAM RANGKA PENINJAUAN INFRASTRUKTUR DAN TRANSPORTASI KE KABUPATEN TANA TORAJA DAN KABUPATEN TORAJA UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN TGL. 02-04 FEBRUARI

Lebih terperinci

5 BAB V PERKIRAAN KONDISI MENDATANG

5 BAB V PERKIRAAN KONDISI MENDATANG 5 BAB V PERKIRAAN KONDISI MENDATANG 5.1 Kebijakan Perwilayahan 5.1.1 Kebijakan Penataan Ruang Wilayah Kota Kupang dalam statusnya sebagai ibukota Provinsi Nusa Tenggara Timur memiliki fungsi pengembangan

Lebih terperinci

Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 5 TAHUN 1996 (5/1996) Tanggal: 11 APRIL 1996 (JAKARTA)

Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 5 TAHUN 1996 (5/1996) Tanggal: 11 APRIL 1996 (JAKARTA) Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 5 TAHUN 1996 (5/1996) Tanggal: 11 APRIL 1996 (JAKARTA) Sumber: LN 1996/43; TLN 3633 Tentang: PEMBENTUKAN KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bandar udara merupakan salah satu prasarana transportasi yang sangat dijaga kelayakan dan kesiapan fasilitasnya demi keselamatan penerbangan. Bandar Udara Internasional

Lebih terperinci

C. Tim Komisi V DPR RI: Pimpinan dan Anggota Komisi V DPR RI yang ikut serta dalam Kunjungan Kerja Spesifik ini adalah:

C. Tim Komisi V DPR RI: Pimpinan dan Anggota Komisi V DPR RI yang ikut serta dalam Kunjungan Kerja Spesifik ini adalah: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK PERSIAPAN INFRASTRUKTUR DAN TRANSPORTASI ANGKUTAN LEBARAN 1434 H/ 2013 M KE PROVINSI SUMATERA BARAT KOMISI V DPR RI TANGGAL 18-20 JULI 2013 I. PENDAHULUAN A. Maksud dan

Lebih terperinci

Rilis PUPR #2 12 November 2017 SP.BIRKOM/XI/2017/555. Sentuhan Infrastruktur PUPR Berupaya Menghapus Wajah Kumuh Kampung Nelayan Tegalsari

Rilis PUPR #2 12 November 2017 SP.BIRKOM/XI/2017/555. Sentuhan Infrastruktur PUPR Berupaya Menghapus Wajah Kumuh Kampung Nelayan Tegalsari Rilis PUPR #2 12 November 2017 SP.BIRKOM/XI/2017/555 Sentuhan Infrastruktur PUPR Berupaya Menghapus Wajah Kumuh Kampung Nelayan Tegalsari Jakarta -- Program Penataan Kampung Nelayan menjadi salah satu

Lebih terperinci

H. SYAHRULAN PUA SAWA A-497 FRAKSI PAN DPR RI

H. SYAHRULAN PUA SAWA A-497 FRAKSI PAN DPR RI LAPORAN KEGIATAN PENYERAPAN ASPIRASI DALAM RANGKA KUNJUNGAN KERJA PERORANGAN PADA MASA RESES MASA PERSIDANGAN I TAHUN SIDANG 2015-2016 KE DAERAH PEMILIHAN NUSA TENGGARA TIMUR I H. SYAHRULAN PUA SAWA A-497

Lebih terperinci

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN 92 IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN 4.1. Kota Bekasi dalam Kebijakan Tata Makro Analisis situasional daerah penelitian diperlukan untuk mengkaji perkembangan kebijakan tata ruang kota yang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hairul Azhar, 2014 kajian kapasitas terminal penumpang dan apron bandar udara h.as. hanandjoeddintanjungpandan

BAB I PENDAHULUAN. Hairul Azhar, 2014 kajian kapasitas terminal penumpang dan apron bandar udara h.as. hanandjoeddintanjungpandan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pulau Belitung yang merupakan bagian dari Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mempunyai potensi sumber daya alam yang potensial baik di laut maupun di darat. Di antaranya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi produksi pertanian (Direktorat Pengelolaan Air, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi produksi pertanian (Direktorat Pengelolaan Air, 2010). BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Air merupakan salah satu komponen penting untuk kehidupan semua makhluk hidup di bumi. Air juga merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lintang Selatan dan Bujur Timur merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. Lintang Selatan dan Bujur Timur merupakan salah BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang terletak di selatan katulistiwa pada posisi 8 0 12 0 Lintang Selatan dan 118 0 125 0 Bujur Timur merupakan salah satu propinsi

Lebih terperinci

KESIMPULAN/KEPUTUSAN RAPAT. 1. Ketua Rapat membuka rapat pada pukul WIB setelah kuorum terpenuhi, dan rapat dinyatakan terbuka untuk umum.

KESIMPULAN/KEPUTUSAN RAPAT. 1. Ketua Rapat membuka rapat pada pukul WIB setelah kuorum terpenuhi, dan rapat dinyatakan terbuka untuk umum. 1 LAPORAN SINGKAT KOMISI V DPR RI (BIDANG PERHUBUNGAN, PEKERJAAN UMUM, PERUMAHAN RAKYAT, PEMBANGUNAN PEDESAAN DAN KAWASAN TERTINGGAL, BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA, BADAN SAR NASIONAL,

Lebih terperinci

BAB III: GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI

BAB III: GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI BAB III: GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI 3.1 Deskripsi Umum Lokasi Lokasi perancangan mengacu pada PP.26 Tahun 2008, berada di kawasan strategis nasional. Berda satu kawsan dengan kawasan wisata candi. Tepatnya

Lebih terperinci

MPS Kabupaten Bantaeng Latar Belakang

MPS Kabupaten Bantaeng Latar Belakang MPS Kabupaten Bantaeng 1.1. Latar Belakang Kondisi sanitasi di Indonesia memang tertinggal cukup jauh dari negara-negara tetangga, apalagi dibandingkan dengan Malaysia atau Singapura yang memiliki komitmen

Lebih terperinci

KEBIJAKAN UMUM DAN ALOKASI DAK TA 2014

KEBIJAKAN UMUM DAN ALOKASI DAK TA 2014 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KEBIJAKAN UMUM DAN ALOKASI DAK TA 2014 Disampaikan pada: Rapat Konsolidasi DAK Bidang Dikmen TA 2014 Nusa Dua, 28 November 2013 AGENDA PAPARAN 1. Postur Dana Transfer

Lebih terperinci

PROFILE PELABUHAN PARIWISATA TANAH AMPO

PROFILE PELABUHAN PARIWISATA TANAH AMPO PROFILE PELABUHAN PARIWISATA TANAH AMPO 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Terminal Kapal Pesiar Tanah Ampo Kabupaten Karangasem dengan sebutan "Pearl from East Bali" merupakan tujuan wisata ketiga setelah

Lebih terperinci

KESIMPULAN/KEPUTUSAN RAPAT. 1. Rapat dibuka pada pukul WIB setelah kuorum terpenuhi dan rapat dinyatakan terbuka untuk umum.

KESIMPULAN/KEPUTUSAN RAPAT. 1. Rapat dibuka pada pukul WIB setelah kuorum terpenuhi dan rapat dinyatakan terbuka untuk umum. 1 LAPORAN SINGKAT KOMISI V DPR RI (BIDANG PERHUBUNGAN, PEKERJAAN UMUM, PERUMAHAN RAKYAT, PEMBANGUNAN PEDESAAN DAN KAWASAN TERTINGGAL, BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA, BADAN SAR NASIONAL,

Lebih terperinci

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI PADA RESES MASA PERSIDANGAN III TAHUN DALAM RANGKA PENINJAUAN INFRASTRUKTUR, TRANSPORTASI DAN

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI PADA RESES MASA PERSIDANGAN III TAHUN DALAM RANGKA PENINJAUAN INFRASTRUKTUR, TRANSPORTASI DAN LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI PADA RESES MASA PERSIDANGAN III TAHUN 2016-2017 DALAM RANGKA PENINJAUAN INFRASTRUKTUR, TRANSPORTASI DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA KE PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 84 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PELABUHAN LINAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 84 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PELABUHAN LINAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 84 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PELABUHAN LINAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA, Membaca : 1. surat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM Indonesia merupakan negara kepulauan dengan potensi luas perairan 3,1 juta km 2, terdiri dari 17.508 pulau dengan panjang garis pantai ± 81.000 km. (Dishidros,1992).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Semarang merupakan salah satu kota di Jawa Tengah dan merupakan Ibukota Propinsi Jawa Tengah. Kota Semarang memiliki prospek untuk berkembang dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Infrastruktur Infrastruktur merujuk pada system phisik yang menyediakan transportasi, pengairan, drainase, bangunan-bangunan gedung dan fasilitas publik yang lain yang dibutuhkan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara geografis Kota Bekasi berada posisi 106º55 BT dan 6º7-6º15

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara geografis Kota Bekasi berada posisi 106º55 BT dan 6º7-6º15 V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Kondisi Objektif Kota Bekasi 5.1.1 Keadaan Geografis Kota Bekasi Secara geografis Kota Bekasi berada posisi 106º55 BT dan 6º7-6º15 LS dengan ketinggian 19 meter diatas

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. demikian ini daerah Kabupaten Lampung Selatan seperti halnya daerah-daerah

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. demikian ini daerah Kabupaten Lampung Selatan seperti halnya daerah-daerah 46 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105 sampai dengan 105 45 Bujur Timur dan 5 15 sampai

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA PERENCANAAN

BAB III: DATA DAN ANALISA PERENCANAAN BAB III: DATA DAN ANALISA PERENCANAAN 3.1 Data Lokasi Gambar 30 Peta Lokasi Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 62 1) Lokasi tapak berada di Kawasan Candi Prambanan tepatnya di Jalan Taman

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN MENTERI DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI NOMOR 1,2,3,4 dan 5 TAHUN 2015 DALAM RANGKA IMPLEMENTASI UU DESA

PENJELASAN ATAS PERATURAN MENTERI DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI NOMOR 1,2,3,4 dan 5 TAHUN 2015 DALAM RANGKA IMPLEMENTASI UU DESA KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PENJELASAN ATAS PERATURAN MENTERI DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI NOMOR 1,2,3,4 dan 5 TAHUN 2015 DALAM RANGKA IMPLEMENTASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kecamatan Mego, Kecamatan Lela, Kecamatan Nita, Kecamatan Maumere,

BAB I PENDAHULUAN. Kecamatan Mego, Kecamatan Lela, Kecamatan Nita, Kecamatan Maumere, BAB I PENDAHULUAN.. Latar Belakang Kabupaten Sikka berada di sebelah timur Pulau Flores dari Propinsi Nusa Tenggara Timur dan Kota Maumere merupakan ibukota kabupaten (Gambar., Gambar.2). Kabupaten Sikka

Lebih terperinci

Pengembangan Sistem Jaringan Layanan Transportasi Kabupaten Kepulauan Anambas

Pengembangan Sistem Jaringan Layanan Transportasi Kabupaten Kepulauan Anambas WORKSHOP EVALUASI PROGRAM INSENTIF PKPP KRT 2012 Pengembangan Sistem Jaringan Layanan Transportasi Kabupaten Kepulauan Anambas Serpong, 3 Oktober 2012 Tim BPPT Pengembangan Sistem Jaringan Layanan Transportasi

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH 1 GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 26 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

MATRIKS ARAH KEBIJAKAN WILAYAH NUSA TENGGARA

MATRIKS ARAH KEBIJAKAN WILAYAH NUSA TENGGARA MATRIKS ARAH KEBIJAKAN WILAYAH NUSA TENGGARA PRIORITAS NASIONAL MATRIKS ARAH KEBIJAKAN BUKU III RKP 2012 WILAYAH NUSA TENGGARA 1 Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola Peningkatan kapasitas pemerintah daerah

Lebih terperinci

Progres Bendungan Raknamo Capai 98% Untuk Atasi Kekeringan di NTT

Progres Bendungan Raknamo Capai 98% Untuk Atasi Kekeringan di NTT Rilis PUPR #1 28 November 2017 SP.BIRKOM/XI/2017/584 Progres Bendungan Raknamo Capai 98% Untuk Atasi Kekeringan di NTT Kupang - Dalam rangka aksi nyata perlindungan dan optimalisasi fungsi situ, danau,

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI NTB. Sumbawa dan ratusan pulau-pulau kecil. Dari 280 pulau yang ada, terdapat 32

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI NTB. Sumbawa dan ratusan pulau-pulau kecil. Dari 280 pulau yang ada, terdapat 32 IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI NTB 4.1 Gambaran Umum Wilayah Provinsi NTB terdiri atas dua pulau besar yaitu Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa dan ratusan pulau-pulau kecil. Dari 280 pulau yang ada, terdapat

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso KATA PENGANTAR Sebagai upaya mewujudkan perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang yang efektif, efisien dan sistematis guna menunjang pembangunan daerah dan mendorong perkembangan wilayah

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN RUMAH RETRET DI OEBELO, KUPANG

BAB III TINJAUAN RUMAH RETRET DI OEBELO, KUPANG BAB III TINJAUAN RUMAH RETRET DI OEBELO, KUPANG 3.1 Tinjauan Umum Kota Kupang 3.1.1. Kondisi Geografis Kota Kupang Kota Kupang merupakan Ibukota Provinsi Nusa Tenggara Timur, yang secara geografis terletak

Lebih terperinci

PROYEK STRATEGIS NASIONAL DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PROYEK STRATEGIS NASIONAL DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PROYEK STRATEGIS NASIONAL DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Disampaikan dalam RATAS Presiden RI, 21 Februari 2017 bappeda.ntbprov.go.id NUSA TENGGARA BARAT Kemajuan Nyata,Tantangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kabupaten Sumba Barat dengan ibu kotanya bernama Waikabubak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kabupaten Sumba Barat dengan ibu kotanya bernama Waikabubak 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Kabupaten Sumba Barat dengan ibu kotanya bernama Waikabubak merupakan salah satu kabupaten yang ada di Pulau sumba dan Propinsi Nusa Tenggara Timur ( Lihat Gambar

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Akhir kata kepada semua pihak yang telah turut membantu menyusun laporan interim ini disampaikan terima kasih.

Kata Pengantar. Akhir kata kepada semua pihak yang telah turut membantu menyusun laporan interim ini disampaikan terima kasih. Kata Pengantar Buku laporan interim ini merupakan laporan dalam pelaksanaan Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang PU Ciptakarya Kabupaten Asahan yang merupakan kerja sama

Lebih terperinci

2015, No ruang wilayah Kabupaten Manggarai Barat sebagaimana yang direkomedasikan oleh Bupati Manggarai Barat melalui surat Nomor BU.005/74/IV

2015, No ruang wilayah Kabupaten Manggarai Barat sebagaimana yang direkomedasikan oleh Bupati Manggarai Barat melalui surat Nomor BU.005/74/IV BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1764, 2015 KEMENHUB. Pelabuhan. Labuan Bajo. NTT. Rencana Induk PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 183 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA INDUK PELABUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperlancar perekonomian sebagai pendorong, penggerak kemajuan suatu wilayah.

BAB I PENDAHULUAN. memperlancar perekonomian sebagai pendorong, penggerak kemajuan suatu wilayah. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Transportasi sangat diperlukan bagi kehidupan manusia untuk memenuhi kebutuhannya, transportasi juga merupakan sarana yang sangat penting dalam memperlancar

Lebih terperinci

No. Program Sasaran Program Instansi Penanggung Jawab Pagu (Juta Rupiah)

No. Program Sasaran Program Instansi Penanggung Jawab Pagu (Juta Rupiah) E. PAGU ANGGARAN BERDASARKAN PROGRAM No. Program Sasaran Program Instansi Penanggung Jawab Pagu (Juta Rupiah) Sub Bidang Sumber Daya Air 1. Pengembangan, Pengelolaan, dan Konservasi Sungai, Danau, dan

Lebih terperinci

PETA LOKASI KEGIATAN STRATEGIS PEMBANGUNAN TRANSPORTASI DALAM RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN

PETA LOKASI KEGIATAN STRATEGIS PEMBANGUNAN TRANSPORTASI DALAM RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN PETA LOKASI KEGIATAN STRATEGIS PEMBANGUNAN TRANSPORTASI DALAM RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2015-2019 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 Peta - 1 LOKASI PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

Sasaran Kunjungan Kerja Spesifik dititik beratkan pada aspek:

Sasaran Kunjungan Kerja Spesifik dititik beratkan pada aspek: LAPORAN HASIL KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK TIM KOMISI VI DPR RI KE BANDARA INTERNASIONAL LOMBOK, PT ANGKASA PURA I (PERSERO) PADA MASA PERSIDANGAN III TAHUN SIDANG 2011-2012 TANGGAL 15-17 MARET 2012 I. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

KESIMPULAN/KEPUTUSAN RAPAT. 1. Ketua Rapat membuka rapat pada pukul WIB setelah kuorum terpenuhi, dan rapat dinyatakan terbuka untuk umum.

KESIMPULAN/KEPUTUSAN RAPAT. 1. Ketua Rapat membuka rapat pada pukul WIB setelah kuorum terpenuhi, dan rapat dinyatakan terbuka untuk umum. 1 LAPORAN SINGKAT KOMISI V DPR RI (BIDANG PERHUBUNGAN, PEKERJAAN UMUM, PERUMAHAN RAKYAT, PEMBANGUNAN PEDESAAN DAN KAWASAN TERTINGGAL, BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA, BADAN SAR NASIONAL,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi DKI Jakarta terletak pada posisi Lintang Selatan dan Bujur

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi DKI Jakarta terletak pada posisi Lintang Selatan dan Bujur BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Provinsi DKI Jakarta terletak pada posisi 6 0 12 Lintang Selatan dan 106 0 48 Bujur Timur. Sebelah Utara Propinsi DKI Jakarta terbentang pantai dari Barat

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS NOMOR 03 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS NOMOR 03 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS NOMOR 03 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN 2011 2031 I. UMUM Ruang Wilayah Kabupaten Kepulauan Anambas yang meliputi

Lebih terperinci

RANCANGAN PERDA KUMUH KOTA YOGYAKARTA

RANCANGAN PERDA KUMUH KOTA YOGYAKARTA RANCANGAN PERDA KUMUH KOTA YOGYAKARTA Gambaran Umum Wilayah Luas wilayah Kota Yogyakarta: 3.250 Ha (32,5 Km 2 ) Kota Yogyakarta memiliki 14 Kecamatan, 45 Kelurahan, 614 Rukun Warga (RW), dan 2.524 Rukun

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT.

PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT. PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

4 BAB IV KONDISI WILAYAH DAN SISTEMTRANSPORTASI SAAT INI

4 BAB IV KONDISI WILAYAH DAN SISTEMTRANSPORTASI SAAT INI 4 BAB IV KONDISI WILAYAH DAN SISTEMTRANSPORTASI SAAT INI 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Secara Geografis Kota Kupang berada pada posisi 10 36 14-10 39 58 Lintang Selatan dan 123 32 23-123 37 01 Bujur Timur.

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1298, 2013 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Pelabuhan Tegal. Jawa Tengah. Rencana Induk. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 89 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kondisi ekonomi, sosial dan pertumbuhan penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kondisi ekonomi, sosial dan pertumbuhan penduduk BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Peningkatan kondisi ekonomi, sosial dan pertumbuhan penduduk menyebabkan meningkatnya tuntutan manusia terhadap sarana transportasi. Untuk menunjang kelancaran pergerakan

Lebih terperinci

PROFIL SANITASI SAAT INI

PROFIL SANITASI SAAT INI BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI Tinjauan : Tidak ada narasi yang menjelaskan tabel tabel, Data dasar kemajuan SSK sebelum pemutakhiran belum ada ( Air Limbah, Sampah dan Drainase), Tabel kondisi sarana

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi di bidang transportasi sangat membantu manusia dalam menghemat waktu perjalanan yang tadinya berlangsung sangat lama menjadi lebih cepat. Teknologi

Lebih terperinci

H. SYAHRULAN PUA SAWA A-497 FRAKSI PAN DPR RI

H. SYAHRULAN PUA SAWA A-497 FRAKSI PAN DPR RI LAPORAN KEGIATAN PENYERAPAN ASPIRASI DALAM RANGKA KUNJUNGAN KERJA PERORANGAN PADA MASA RESES MASA PERSIDANGAN III TAHUN SIDANG 2014-2015 KE DAERAH PEMILIHAN NUSA TENGGARA TIMUR I H. SYAHRULAN PUA SAWA

Lebih terperinci

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN ALAK KECAMATAN ALAK KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN ALAK KECAMATAN ALAK KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN ALAK KECAMATAN ALAK KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR I. PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Sejak terbentuknya Provinsi Nusa Tenggara Timur pada 20 Desember 1958

Lebih terperinci

MATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN 2011 Bidang: Sarana dan Prasarana

MATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN 2011 Bidang: Sarana dan Prasarana MATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN 2011 Bidang: Sarana dan Prasarana No / Fokus / Kegiatan Rencana Tahun 2010 Prakiraan Rencana Tahun 2011 Prakiraan Maju I SUMBER DAYA AIR I SUMBER DAYA

Lebih terperinci

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Terbentuknya Provinsi Gorontalo berdasarkan Undang-Undang No. 38 tahun 2000 maka

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Terbentuknya Provinsi Gorontalo berdasarkan Undang-Undang No. 38 tahun 2000 maka BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian Terbentuknya Provinsi Gorontalo berdasarkan Undang-Undang No. 38 tahun 2000 maka pada tanggal 16 Februari 2001 merupakan wujud dari

Lebih terperinci

PERHITUNGAN ALOKASI DAN KEBIJAKAN PENYALURAN DAK TA 2014, SERTA ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH DI BIDANG KEHUTANAN

PERHITUNGAN ALOKASI DAN KEBIJAKAN PENYALURAN DAK TA 2014, SERTA ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH DI BIDANG KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN RI PERHITUNGAN ALOKASI DAN KEBIJAKAN PENYALURAN DAK TA 2014, SERTA ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH DI BIDANG KEHUTANAN disampaikan pada: Sosialisasi

Lebih terperinci

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan L

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan L No.394, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Terminal Khusus. Terminal untuk Kepentingan Sendiri. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 20 TAHUN 2017 TENTANG

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN NUNBAUN SABU KEC. ALAK KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN NUNBAUN SABU KEC. ALAK KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN NUNBAUN SABU KEC. ALAK KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR I. PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Dari sisi geografis Kota Kupang memiliki luas 260,127 km² atau

Lebih terperinci

BAB 1 MEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS) KOTA TERNATE BAB PENDAHULUAN

BAB 1 MEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS) KOTA TERNATE BAB PENDAHULUAN PENDAHULUAN. Latar Belakang Aspek Sanitasi adalah sebagai salah satu aspek pembangunan yang memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat karena berkaitan dengan kesehatan, pola

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kebijakan otonomi daerah yang berlandaskan UU No. 32 tahun 2004 yang merupakan revisi dari UU No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah, memberikan kewenangan yang sangat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1986), Bandar Udara adalah. operator pelayanan penerbangan maupun bagi penggunanya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1986), Bandar Udara adalah. operator pelayanan penerbangan maupun bagi penggunanya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bandar Udara Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1986), Bandar Udara adalah Sebuah fasilitas tempat pesawat terbang dapat lepas landas dan mendarat. Bandar Udara

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.1.1 Dasar Hukum... 1 1.1.2 Gambaran Umum Singkat... 1 1.1.3 Alasan Kegiatan Dilaksanakan... 3 1.2 Maksud dan Tujuan... 3 1.2.1 Maksud Studi...

Lebih terperinci

H. SYAHRULAN PUA SAWA A-497 FRAKSI PAN DPR RI

H. SYAHRULAN PUA SAWA A-497 FRAKSI PAN DPR RI LAPORAN KEGIATAN PENYERAPAN ASPIRASI DALAM RANGKA KUNJUNGAN KERJA PERORANGAN PADA MASA RESES MASA PERSIDANGAN II TAHUN SIDANG 2015-2016 KE DAERAH PEMILIHAN NUSA TENGGARA TIMUR I H. SYAHRULAN PUA SAWA A-497

Lebih terperinci

-1- BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI

-1- BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI -1- BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 47 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN KABUPATEN BANYUWANGI \ DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Prakiraan Musim Kemarau 2018 Zona Musim di NTT KATA PENGANTAR

Prakiraan Musim Kemarau 2018 Zona Musim di NTT KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) setiap tahun menerbitkan dua jenis prakiraan musim yaitu Prakiraan Musim Kemarau diterbitkan setiap bulan Maret dan Prakiraan Musim Hujan

Lebih terperinci