V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara geografis Kota Bekasi berada posisi 106º55 BT dan 6º7-6º15
|
|
- Fanny Budiaman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Kondisi Objektif Kota Bekasi Keadaan Geografis Kota Bekasi Secara geografis Kota Bekasi berada posisi 106º55 BT dan 6º7-6º15 LS dengan ketinggian 19 meter diatas permukaan laut. Kota Bekasi merupakan daerah beriklim panas dengan suhu berkisar antara 28-32ºC, kelembaban antara 80-90%, curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari dan Februari yaitu masing-masing tercatat 311 mm dan 302 mm sedangkan jumlah curah hujan terendah terjadi pada bulan Juli sebesar 0 mm. Total curah hujan yang tercatat sepanjang tahun 2009 adalah mm. Mengingat kedudukan yang berada di daerah sekitar khatulistiwa, Kota Bekasi dipengaruhi angin muson yaitu muson timur pada bulan Mei sampai bulan Oktober dan muson barat pada bulan November sampai April. Letak Kota Bekasi yang sangat strategis merupakan keuntungan bagi Kota Bekasi terutama dari segi komunikasi dan perhubungan. Kemudahan dan kelengkapan sarana dan prasarana transportasi di Kota Bekasi menjadikan Kota Bekasi menjadi salah satu daerah penyeimbang DKI Jakarta. Sesuai dengan Perda Kota Bekasi Nomor 4 Tahun 2004 dalam BPS (2011) tentang Pembentukan Wilayah Administrasi Kota Bekasi terbagi menjadi 12 kecamatan yang terdiri dari 56 kelurahan. Kota Bekasi memiliki luas wilayah sekitar 210,48 km 2, dengan Kecamatan Mustika Jaya sebagai wilayah terluas (24,73 km 2 ) sedangkan Kecamatan Bekasi Timur sebagai wilayah terkecil (13,38 km 2 ). Batas-batas wilayah administrasi yang mengelilingi wilayah Kota Bekasi adalah : Sebelah Utara : Kabupaten Bekasi 51
2 Sebelah Barat Sebelah Timur Sebelah Selatan : Kota Jakarta Timur : Kabupaten Bekasi : Kabupaten Bogor Kondisi Kependudukan Berdasarkan hasil pencacahan Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk Kota Bekasi angka sementara adalah orang, yang terdiri atas laki-laki dan perempuan. Dari hasil Sensus Penduduk 2010 tersebut tampak bahwa penyebaran penduduk Kota Bekasi masih didominasi di empat Kecamatan dengan jumlah penduduk terbanyak yaitu Kecamatan Bekasi Utara sebanyak orang (13,28%), Bekasi Barat sebanyak orang (11,58%), Bekasi Timur sebanyak orang (10,62%) dan Kecamatan Pondok Gede sebanyak orang ( 10,55%). Hasil Sensus Penduduk 2010 diketahui Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) Kota Bekasi sebesar 3,48 persen pertahun. Kecamatan yang LPP nya tertinggi adalah Kecamatan Mustika jaya yakni 8,43 persen pertahun, sedangkan laju pertumbuhan penduduk terendah adalah Kecamatan Bekasi Timur yakni sebesar 1,33 persen pertahun, dengan luas wilayah 210,49 km 2 yang didiami oleh orang, maka rata-rata tingkat kepadatan penduduk Kota Bekasi adalah sebesar jiwa per km 2. Wilayah yang paling padat penduduknya adalah Kecamatan Bekasi Timur dimana kepadatannya mencapai jiwa/km 2 pada tahun 2010, sedangkan yang paling rendah kepadatan penduduknya adalah Kecamatan Bantargebang, angka kepadatan penduduknya sebesar jiwa/km 2. Menurut BPS Kota Bekasi (2010) jumlah penduduk Kota Bekasi dalam tahun data 2010 dapat dilihat pada Tabel 3. 52
3 Tabel 3. Jumlah Penduduk menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin di Kota Bekasi. No Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah Laki-Laki + Perempuan Sex Ratio 1 PondokGede Jatisampurna PondokMelati Jatiasih BantarGebang MustikaJaya Bekasi Timur Rawa Lumbu Bekasi Selatan Bekasi Barat Medan satria Bekasi Utara Kota Bekasi Kota Bekasi Hasil SP ,24 Sumber : BPS (2011) 5.2 Kondisi Air Kondisi air secara objektif dapat dilihat secara kualitas, kuantitas dan kontinuitas. Kondisi kuantitas berhubungan dengan jumlah ketersediaan air terhadap daya dukung dan daya tampung untuk memenuhi kebutuhan manusia dan kegiatannya. Kualitas air berhubungan dengan kelayakan pemanfaatan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia, sedangkan kontinuitas melihat sumberdaya air sebagai sumberdaya yang tidak berkurang dalam pemanfaatannya di masa mendatang. Kuantitas air di Kota Bekasi terlihat dari jumlah curah hujan yang cukup. Berdasarkan data dari BPS Kota Bekasi (2011), total curah hujan yang tercatat sepanjang tahun 2009 adalah mm. Berikut ini kondisi jumlah hari hujan dan curah hujan per bulan pada tahun 2009 dapat dilihat pada Tabel 4. 53
4 Tabel 4. Jumlah Hari Hujan dan Curah Hujan per bulan di Kota Bekasi pada tahun 2009 Bulan Hari Hujan Curah Hujan Januari Februari Maret April 5 83 Mei 3 89 Juni 2 64 Juli - - Agustus 1 1 September 3 69 Oktober 3 28 November Desember Jumlah total Sumber : Divisi I Perum Jasa Tirta II (2009) dalam BPS Kota Bekasi (2011) 5.3 Ketersediaan Air Air bersih merupakan salah satu sarana sanitasi. Air bersih digunakan untuk mandi, mencuci dan air baku untuk minum. Ketersediaan air bersih merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi oleh makhluk hidup. Penyediaan air bersih di Kota Bekasi dilayani oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Terdapat dua pelayanan air bersih di Kota Bekasi yaitu PDAM Bekasi dan PDAM Tirta Patriot. Kedua PDAM ini memperoleh air baku yang berasal dari Bendungan Kali Bekasi dan Sungai Tarum Barat (Kalimalang). Berdasarkan data dari PDAM Bekasi, jumlah sambungan pelanggan PDAM dari tahun 2006 sampai tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 5 dan rata-rata debit bulanan Kali Bekasi pada Tabel 6 54
5 Tabel 5. Jumlah Sambungan Langganan Air PDAM Bekasi dari tahun 2006 sampai tahun 2010 Tahun Jumlah Sambungan Langganan Air Sumber: PDAM Bekasi (2011) Tabel 6. Rata-rata Debit Bulanan Kali Bekasi dari Tahun Thn Jan Feb Mar Apr Mei Jun Juli Agst Sep Okt Nov Des ,72 16,70 27,59 67,24 67,24 12,58 6,09 3,67 1,89 3,54 13,21 31, ,10 157,71 211,54 68,71 68,71 118,77 60,49 29,46 37,83 88,31 53,02 24, ,33 26,74 14,59 26,84 26,84 13,31 14,49 9,75 4,11 36,31 35,43 32, ,59 34,55 10,59 37,89 37,89 15,31 16,38 9,60 10,18 10,73 36,07 6, ,14 53,92 42,33 70,31 44,82 44,43 26,47 29,89 29,89 54,82 46,10 22, ,11 94,74 48,65 71,22 22,58 17,60 34,45 21,97 4,47 6,70 26,64 27, ,62 55,57 40,52 33,38 31,04 16,49 3,81 1,83 6,51 34,35 22,46 24, ,28 21,56 19,98 35,26 52,45 90,10 93,80 17,49 34,30 10,20 37,12 33, ,59 83,50 97,22 66,11 56,75 69,83 42,66 37,38 24,65 28,09 43,71 36, ,48 72,63 36,34 42,52 27,44 14,28 6,94 3,47 1,35 1,60 10,34 42, ,38 98,55 25,63 32,63 22,32 25,41 9,94 4,98 6,74 * 6,29 17, ,62 43,24 53,91 52,20 25,70 7,50 16,22 11,17 12,97 19,67 38,85 24, ,52 54,56 28,70 52,83 58,38 35,35 24,66 21,41 28,42 38,17 26,15 27,53 Sumber : BPS Kota Bekasi (2011) Air permukaan di Kota Bekasi meliputi beberapa sungai atau kali yang berhulu di Kabupaten Bogor dan bermuara di laut bagian utara Bekasi serta beberapa situ yang berlokasi di beberapa kecamatan yaitu Kecamatan Rawa Lumbu, Jatisampurna dan Bekasi Barat. Sungai di Kota Bekasi yang memiliki potensi dominan secara panjang fisik yaitu Sungai Kali Irigasi Sekunder, Sungai Sasak Jarang, Kali sunter, Kali Bekasi dan Kalimalang (Saluran Tarum Barat). Kondisi sungai yang memiliki potensi debit air terbesar baik pada musim kemarau maupun penghujan adalah Kali Bekasi dengan debit air sebesar 5-7 m 3 /detik pada musim kemarau dan 650 m 3 /detik pada musim hujan. Aliran air dari Kali Bekasi dan Saluran Tarum Barat yang digunakan oleh PDAM Bekasi adalah sumber air 55
6 yang digunakan sebagai penyedia air bersih. DAS Kali Bekasi yang termasuk Satuan Wilayah Sungai (SWS) Ciliwung Cisadane yang bermuara di wilayah Provinsi Jawa Barat memiliki luas yakni km 2, dengan luas DPS 1.354,78 km 2, panjang 97,50 km dan lebar 60 m, jumlah anak sungai 127 buah dengan debit banjir 691 m 3 /detik Gambaran Umum PDAM Bekasi Sejarah dan Perkembangan PDAM Bekasi PDAM Bekasi memiliki 5 cabang/unit yakni cabang Pondok Ungu, Rawa Tembaga, Kota, Pondok Gede, dan Tambun. Awal tahun 1979 Melalui SK Menteri Pekerjaan Umum (PU) Nomor : 036/KPTS/CK/VI/1979, dengan bentuk lembaga Badan Pengelolaan Air Minum (BPAM) Kabupaten Bekasi dibawah pengawasan Proyek Air Bersih Jawa Barat kemudian pelaksanaan penggabungan BPAM dengan PDAM, Perusahaan Daerah Air Minum didirikan berdasarkan Perda No: 04/HK-D/PU.013.1/VIII/81, pada tanggal 28 September 1981 yang kemudian mengalami dua kali perubahan Perda yaitu Nomor 8 Tahun 1988 dan Nomor 2 Tahun 1992 pada tanggal 30 Maret 1992 sehingga pada tahun 1998 Pelayanan dua wilayah Kabupaten dan Kota Bekasi berdasarkan kesepakatan bersama PEMDA Kota dan Kabupaten Bekasi tentang Pengembangan dan Pengelolaan Sistem Penyediaan Air Bersih Wilayah Kotamadya Bekasi oleh PDAM Kabupaten DT. II Bekasi Nomor : 690/244A/PDAM 690/191/PDAM 690/Kep.457-HOR/XII/2002 menyatakan bahwa tahun 2002 dengan nama PDAM Bekasi berdasarkan Keputusan bersama PEMDA Kota dan Kabupaten Bekasi tentang kepemilikan dan pengelolaan PDAM Bekasi Nomor : 503/Kep.389.B- PDAM/2002/690/Kep.457-HOR/XII/2002 sampai sekarang. 5 ( 56
7 Mekanisme Kontrak kerja sama yang dilakukan antara PDAM Bekasi dengan Perum Jasa Tirta (PJT) II dalam mengelola sumberdaya air telah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 314/KPTS/M/2007 harga air baku yang diberlakukan adalah sebesar Rp 45/m Kedudukan, Tugas Pokok, dan Fungsi PDAM Bekasi PDAM Bekasi merupakan Badan Usaha Milik Negara atau daerah yang bergerak dalam penyediaan air bagi masyarakat Kota Bekasi, yang memberikan jasa pelayanan dan pemanfaatan umum di bidang air minum. PDAM didalam menjalankan aktivitasnya dihadapkan pada dua fungsi yaitu pelayanan dan sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yakni sebagai perusahaan yang harus mengemban prinsip-prinsip perusahaan yang baik guna mendapat keuntungan usaha. Aktivitas tugas pokok yang dilaksanakan PDAM Bekasi yakni memberikan sistem penyediaan air bersih seperti supply air bersih, treatment plan, sistem distribusi, pencatatan, penagihan, pengelolaan, operasi, dan pemeliharaan sistem penyedia air bersih Visi dan Misi PDAM Bekasi PDAM Bekasi dalam menjalankan fungsinya memiliki visi dan misi dalam pelayanannya kepada masyarakat. Visi dan misi yang dijalankan adalah sebagai berikut : mewujudkan PDAM Bekasi yang profesional, sehat serta prima dalam pelayanan, sedangkan misinya yakni menjalankan bisnis air yang berorientasi pada kepuasan stakeholder, mewujudkan entitas bisnis yang profesional berdasarkan tata nilai unggulan, mewujudkan perusahaan yang memberikan nilai bagi pemilik, karyawan dan masyarakat Bekasi. 57
8 5.4.4 Administrasi dan Manajemen Berdasarkan Peraturan Pemerintah No 18 Tahun 1953, pasal 2 ayat 1(e) menyebutkan bahwa urusan penyelenggaraan air minum dan penyehatan lingkungan diserahkan oleh Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah, baik Tingkat I maupun Tingkat II sebagai urusan rumah tangga daerah yang penyelenggaraannya berdasarkan asas desentralisasi. Kebutuhan daerah semakin meningkat sementara pemenuhannya yang tidak seimbang dengan kemampuan Pemerintah Daerah dalam merencanakan, melaksanakan serta membiayai, maka dalam rangka tugas pembinaan tersebut Pemerintah Pusat memberikan bantuanbantuan berupa pelatihan teknik, bantuan keuangan dan lainnya Struktur Organisasi Susunan Organisasi PDAM Bekasi terdiri atas Badan pengawas, Unsur Pimpinan, Unsur Staf dan Unsur Pelaksana. Unsur staf terdiri dari beberapa subdivisi yang bertanggung jawab kepada pimpinan dan mengepalai beberapa bagian. Unsur pelaksana adalah para pelaksana yang ada dibawah beberapa bagian dari subdivisi yang berhubungan langsung dalam pelaksanaan dan produksi dari kerja PDAM Bekasi dengan jumlah karyawan PDAM Bekasi per 31 Desember 2010 adalah 474 orang Pelayanan PDAM Bekasi Pelaksanaan Otonomi Daerah PDAM Bekasi dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Bekasi dan Kota Bekasi. Saluran penyediaan air juga mencakup dua wilayah yaitu Kabupaten Bekasi dan Kota Bekasi. Pemerintah Kabupaten Bekasi memiliki 55% saham sedangkan Pemerintah Kota Bekasi memiliki 45% saham kepemilikan. Kendalanya adalah sulitnya pengelolaan dan adanya tumpang tindih 58
9 kepentingan. Total sambungan langganan yang diperoleh oleh Kota Bekasi adalah sambungan dan Kabupaten Bekasi adalah sambungan. Perkembangan Kapasitas Instalasi Pengolahan Air (IPA) dilihat pada Tabel 7 Tabel 7. Perkembangan Kapasitas IPA Sesuai Level Rendah, Sedang, Tinggi dari Tahun No Cabang Sumber air Tahun Tambun Kali Bekasi dan PJT II Rawa Tembaga Kali Bekasi dan PJT II Kota Kali Bekasi dan PJT II Sumber : PDAM Bekasi (2011) Berdasarkan Tabel 7 dapat dilihat perkembangan kapasitas IPA Tambun dan Kota mengalami peningkatan, sedangkan Rawa Tembaga mengalami penurunan kapasitas produksi air. Saat ini PDAM Bekasi memiliki 5 unit instalasi pengolahan air dengan kapasitas produksi yang berbeda-beda. Sistem pengolahan konvensional air yang digunakan yakni dengan sistem pengolahan konvensional lengkap. Bangunan pengolahan terdiri dari bangunan penangkap air (intake) lengkap dengan pemompaan, bangunan instalasi pengolahan air, bangunan reservoir, ruang pompa dan kimia, gudang dan bangunan pelengkap lainnya sehingga sebelum didistribusikan ke pelanggan, air disimpan dahulu di bangunan reservoir dan diuji terlebih dahulu di laboratorium untuk menjaga kualitas air sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 416/MENKES/PER/IX/90. 59
IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN
92 IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN 4.1. Kota Bekasi dalam Kebijakan Tata Makro Analisis situasional daerah penelitian diperlukan untuk mengkaji perkembangan kebijakan tata ruang kota yang terjadi
Lebih terperinciBAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN
BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Sejarah Kota Bekasi Berdasarkan Undang-Undang No 14 Tahun 1950, terbentuk Kabupaten Bekasi. Kabupaten bekasi mempunyai 4 kawedanan, 13 kecamatan, dan 95 desa.
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI
BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI Bab ini menjelaskan mengenai gambaran umum Kota Bekasi, Kecamatan Bekasi Selatan dan kondisi eksiting Ruang Terbuka Hijau Kecamatan Bekasi, Kota Bekasi. 3.1 Gambaran
Lebih terperinciPETA SUNGAI PADA DAS BEKASI HULU
KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Sub DAS pada DAS Bekasi Hulu Berdasarkan pola aliran sungai, DAS Bekasi Hulu terdiri dari dua Sub-DAS yaitu DAS Cikeas dan DAS Cileungsi. Penentuan batas hilir dari DAS Bekasi
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH
51 BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1 Kondisi Geografis Kota Bogor 4.1.1 Letak dan Batas Wilayah Kota Bogor terletak diantara 106 derajat 43 30 BT dan 30 30 LS 6 derajat 41 00 LS serta mempunyai ketinggian
Lebih terperinciBAB III Data Lokasi 3.1. Tinjauan Umum DKI Jakarta Kondisi Geografis
BAB III Data Lokasi 3.1. Tinjauan Umum DKI Jakarta 3.1.1. Kondisi Geografis Mengacu kepada Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Akhir Masa Jabatan 2007 2012 PemProv DKI Jakarta. Provinsi DKI Jakarta
Lebih terperinci4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN
4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1. Kondisi Geografis Kota Makassar secara geografi terletak pada koordinat 119 o 24 17,38 BT dan 5 o 8 6,19 LS dengan ketinggian yang bervariasi antara 1-25 meter dari
Lebih terperinciIV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Geografi Secara geografis Kota Bekasi berada pada posisi 106 o 48 28 107 o 27 29 Bujur Timur dan 6 o 10 6 6 o 30 6 Lintang Selatan. Letak Kota Bekasi yang
Lebih terperinciV KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN
V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5. 1. Letak Geografis Kota Depok Kota Depok secara geografis terletak diantara 106 0 43 00 BT - 106 0 55 30 BT dan 6 0 19 00-6 0 28 00. Kota Depok berbatasan langsung dengan
Lebih terperinci7. PERUBAHAN PRODUKSI
7. PERUBAHAN PRODUKSI 7.1. Latar Belakang Faktor utama yang mempengaruhi produksi energi listrik PLTA dan air minum PDAM adalah ketersedian sumberdaya air baik dalam kuantitas maupun kualitas. Kuantitas
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -
IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13
Lebih terperinci1.PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bekasi, adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Barat yang terletak di sebelah timur Jakarta. Batas administratif Kota bekasi yaitu: sebelah barat adalah Jakarta, Kabupaten
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. PDAM kota Subang terletak di jalan Dharmodiharjo No. 2. Kecamatan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Gambaran Umum Lokasi Studi PDAM kota Subang terletak di jalan Dharmodiharjo No. 2. Kecamatan Subang, Kabupaten Subang. Untuk mencapai PDAM Subang dapat ditempuh melalui darat
Lebih terperinci28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec
BAB III KONDISI UMUM LOKASI Lokasi penelitian bertempat di Kabupaten Banjar, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Kota Banjarbaru, Kabupaten Kota Banjarmasin, dan Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Bila suatu saat Waduk Jatiluhur mengalami kekeringan dan tidak lagi mampu memberikan pasokan air sebagaimana biasanya, maka dampaknya tidak saja pada wilayah pantai utara (Pantura)
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM WILAYAH
V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1. Kondisi Geografis Luas wilayah Kota Bogor tercatat 11.850 Ha atau 0,27 persen dari luas Propinsi Jawa Barat. Secara administrasi, Kota Bogor terdiri dari 6 Kecamatan, yaitu
Lebih terperinciBAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Kota Bekasi merupakan salah satu kota yang terdapat di Provinsi Jawa Barat,
BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian 3.1.1. Sejarah Singkat Kota Bekasi 3.1.1.1. Proses Terbentuknya Kota Bekasi Kota Bekasi merupakan salah satu kota yang terdapat di Provinsi Jawa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyak PDAM Tirta Kerta Raharja mempunyai beberapa Instalasi Pengolahan Air bersih (
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Kebutuhan air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok dari manusia, Untuk memenuhi kebutuhan tersebut manusia dapat mengusahakannya dengan berbagai cara yaitu
Lebih terperinciKARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis LS dan BT. Beriklim tropis dengan
III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Kondisi Geografis Secara geografis Kabupaten Tebo terletak diantara titik koordinat 0 52 32-01 54 50 LS dan 101 48 57-101 49 17 BT. Beriklim tropis dengan ketinggian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Air bersih merupakan salah satu kebutuhan manusia yang sangat mendasar. Air diperlukan untuk menunjang berbagai kegiatan manusia sehari-hari mulai dari minum, memasak,
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN
IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Letak dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kota Jakarta Pusat, Propinsi DKI Jakarta. Posisi Kota Jakarta Pusat terletak antara 106.22.42 Bujur Timur
Lebih terperinciBAB VI ANALISIS SUMBER AIR DAN KETERSEDIAAN AIR
BAB VI ANALISIS SUMBER AIR DAN KETERSEDIAAN AIR 6.1 SUMBER AIR EXISTING Sumber air existing yang digunakan oleh PDAM untuk memenuhi kebutuhan air bersih di daerah Kecamatan Gunem berasal dari reservoir
Lebih terperinciBAB VI. POLA KECENDERUNGAN DAN WATAK DEBIT SUNGAI
BAB VI. POLA KECENDERUNGAN DAN WATAK DEBIT SUNGAI Metode Mann-Kendall merupakan salah satu model statistik yang banyak digunakan dalam analisis perhitungan pola kecenderungan (trend) dari parameter alam
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM WILAYAH STUDI
IV. KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 4.1. Geografi dan Lingkungan Jakarta Timur terletak pada wilayah bagian Timur ibukota Republik Indonesia, dengan letak geografis berada pada 106 0 49 ' 35 '' Bujur Timur
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
39 V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Keadaan Geografi dan Iklim Kota Jakarta merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata ±7 meter diatas permukaan laut, terletak pada posisi 6º12 LS dan
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PERHITUNGAN DEBIT ANDALAN SEBAGAI. Dosen Pembimbing : Dr. Ali Masduqi, ST. MT. Nohanamian Tambun
TUGAS AKHIR PERHITUNGAN DEBIT ANDALAN SEBAGAI SUMBER AIR BERSIH PDAM JAYAPURA Dosen Pembimbing : Dr. Ali Masduqi, ST. MT Nohanamian Tambun 3306 100 018 Latar Belakang Pembangunan yang semakin berkembang
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
111 GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Keadaan Geografis DKI Jakarta terletak di 6 0 12 lintang selatan dan 106 0 48 bujur timur dengan luas wilayah 661,26 km2, berupa daratan 661.52 km2 dan lautan 6,977,5
Lebih terperinci4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN
4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Sukabumi 4.1.1 Letak geografis Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Provinsi Jawa Barat dengan jarak tempuh 96 km dari Kota Bandung dan 119 km
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Gambar 4.1: Gedung Operasional PDAM Tirta Indragiri
51 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Tinjauan Umum Perusahaan Gambar 4.1: Gedung Operasional PDAM Tirta Indragiri Sumber: PDAM Tirta Indragiri Awalnya prasarana air bersih di Kabupaten Indragiri
Lebih terperinciPROFIL KABUPATEN / KOTA
PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA BEKASI JAWA BARAT KOTA BEKASI ADMINISTRASI Profil Wilayah Kota Bekasi terkenal dengan kesemrawutan lalu lintas dan kemacetan yang terjadi setiap hari. Juga padatnya lahan perumahan
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM. Kota Bogor mempunyai luas wilayah km 2 atau 0.27 persen dari
V. GAMBARAN UMUM 5.1. Kondisi Geografis Kota Bogor mempunyai luas wilayah 118 50 km 2 atau 0.27 persen dari luas propinsi Jawa barat. Secara geografis, Kota Bogor terletak diantara 106 derajat 43 30 BT-106
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR Jl. Madukoro Blok.AA-BB Telp. (024) , , , S E M A R A N
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR Jl. Madukoro Blok.AA-BB Telp. (024) 7608201,7608342, 7608621, 7608408 S E M A R A N G 5 0 1 4 4 Website : www.psda.jatengprov..gp.id Email
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan hidup manusia. Untuk itu diperlukan suatu instalasi pengolahan air
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu sumber energi yang terpenting di dunia ini adalah air. Ketersediaan air yang cukup secara kuantitas, kualitas, dan kontinuitas sangat penting untuk
Lebih terperinciOPTIMALISASI PENGGUNAAN AIR IRIGASI DI DAERAH IRIGASI RENTANG KABUPATEN MAJALENGKA. Hendra Kurniawan 1 ABSTRAK
OPTIMALISASI PENGGUNAAN AIR IRIGASI DI DAERAH IRIGASI RENTANG KABUPATEN MAJALENGKA Hendra Kurniawan 1 1 Program Studi Magister Teknik Sipil, Universitas Trisakti, Jl. Kyai Tapa No. 1 Jakarta ABSTRAK Sesuai
Lebih terperinciGambar 2 Peta administrasi DAS Cisadane segmen hulu.
25 IV. KONDISI UMUM 4.1 Letak dan luas DAS Cisadane segmen Hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) Cisadane secara keseluruhan terletak antara 106º17-107º BT dan 6º02-6º54 LS. DAS Cisadane segmen hulu berdasarkan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Diagram Alir pola perhitungan dimensi hidrolis spillway serbaguna
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alur Diagram Alir pola perhitungan dimensi hidrolis spillway serbaguna Bendungan Selorejo : III-1 3.2 Lokasi Penelitian Lokasi yang menjadi tempat penelitian ini
Lebih terperincipemakaian air bersih untuk menghitung persentase pemenuhannya.
5 3.2.1.3 Metode Pengumpulan Data Luas Atap Bangunan Kampus IPB Data luas atap bangunan yang dikeluarkan oleh Direktorat Fasilitas dan Properti IPB digunakan untuk perhitungan. Sebagian lagi, data luas
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Daerah Irigasi Lambunu Daerah irigasi (D.I.) Lambunu merupakan salah satu daerah irigasi yang diunggulkan Propinsi Sulawesi Tengah dalam rangka mencapai target mengkontribusi
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN AIR BAKU
BAB IV TINJAUAN AIR BAKU IV.1 Umum Air baku adalah air yang berasal dari suatu sumber air dan memenuhi baku mutu air baku untuk dapat diolah menjadi air minum. Sumber air baku dapat berasal dari air permukaan
Lebih terperinciGambar 10. Peta Jakarta dan Teluk Jakarta
IV. KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 4.1. Kondisi Geografis Kota Jakarta merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata ± 7 meter di atas permukaan laut, terletak pada posisi 6 12' Lintang Selatan dan
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM PENELITIAN
33 IV. KONDISI UMUM PENELITIAN 4.1. Letak Geografis dan Peta Lokasi Penelitian a. Letak Geografis Jakarta Timur Kecamatan Ciracas dan Jatinegara merupakan salah satu kecamatan yang terletak di jakarta
Lebih terperinciHASIL SENSUS PENDUDUK 2010 Data Agregat per Kecamatan
HASIL SENSUS PENDUDUK 2010 Data Agregat per Kecamatan BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MATARAM Sekapur Sirih Sensus Penduduk (SP) adalah merupakan kegiatan Nasional yang diamanatkan dalam UU No. 16 tahun 1997
Lebih terperinciSekapur Sirih. Metro, Agustus 2010 Kepala Badan Pusat Statistik Kota Metro. Muhammad Sholihin, SE., MM.
Sekapur Sirih Sebagai pengemban amanat Undang-undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik dan sejalan dengan rekomendasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengenai Sensus Penduduk dan Perumahan Tahun 2010
Lebih terperinciKONDISI UMUM. Tabel 13 Letak geografis Jakarta Pusat
26 KONDISI UMUM Keadaan Geografis Keadaan geografis Kota administrasi Jakarta Pusat yaitu terletak antara 106º.22.42 BT sampai dengan 106º.58.18 BT dan 5º19,12 LS sampai dengan 6º.23 54 LS. Permukaan tanahnya
Lebih terperinciBAB III KONDISI EKSISTING DKI JAKARTA
BAB III KONDISI EKSISTING DKI JAKARTA Sejalan dengan tingginya laju pertumbuhan penduduk kota Jakarta, hal ini berdampak langsung terhadap meningkatnya kebutuhan air bersih. Dengan meningkatnya permintaan
Lebih terperinciKONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Bengkalis merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Riau. Wilayahnya mencakup daratan bagian pesisir timur Pulau Sumatera dan wilayah kepulauan,
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penerbitan publikasi prakiraan musim hujan ini.
KATA PENGANTAR Penyajian Prakiraan Musim Hujan 2016/2017 di Provinsi Sumatera Selatan ditujukan untuk memberi informasi kepada masyarakat, disamping publikasi buletin agrometeorologi, analisis dan prakiraan
Lebih terperinciBAB II KONDISI WILAYAH STUDI
II-1 BAB II 2.1 Kondisi Alam 2.1.1 Topografi Morfologi Daerah Aliran Sungai (DAS) Pemali secara umum di bagian hulu adalah daerah pegunungan dengan topografi bergelombang dan membentuk cekungan dibeberapa
Lebih terperinci5 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
5 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Kota Serang Kota Serang adalah ibukota Provinsi Banten yang berjarak kurang lebih 70 km dari Jakarta. Suhu udara rata-rata di Kota Serang pada tahun 2009
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. besar kedua di Jawa Timur setelah Kota Surabaya. Kota Malang merupakan salah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Malang merupakan salah satu daerah otonom dan merupakan kota besar kedua di Jawa Timur setelah Kota Surabaya. Kota Malang merupakan salah satu penyebab
Lebih terperinciKONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN
peubah dalam model yang akan membatasi keberhasilan model. Beberapa batasan yang dijadikan sebagai asumsi dalam model ini adalah : a. Laju pertambahan limbah dari industri yang masuk ke sungai mengikuti
Lebih terperinci3. METODOLOGI PENELITIAN
23 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini memanfaatkan data sekunder yang tersedia pada Perum Jasa Tirta II Jatiluhur dan BPDAS Citarum-Ciliwung untuk data seri dari tahun 2002 s/d
Lebih terperinciJ u m l a h p e n d u d u k K e p u l a u a n A r u b e r d a s a r k a n h a s i l S P s e b a n y a k 8 4 r i b u o r a n g d e n g a n l a
J u m l a h p e n d u d u k K e p u l a u a n A r u b e r d a s a r k a n h a s i l S P 2 0 1 0 s e b a n y a k 8 4 r i b u o r a n g d e n g a n l a j u p e r t u m b u h a n s e b e s a r 2, 7 2 p e
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK
DATA AGREGAT PER KECAMATAN KABUPATEN ADMINISTRASI KEPULAUAN SERIBU Jumlah Penduduk di Kabupaten Adm. Kepulauan Seribu berdasarkan hasil SP2010 sebanyak 21.071 jiwa, dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar
Lebih terperinciKONDISI UMUM WILAYAH. Administrasi dan Teknis
22 KONDISI UMUM WILAYAH Administrasi dan Teknis Kanal Banjir Timur (KBT) memiliki panjang total ± 23,5 km dengan kedalaman di hulu 3 m dan di hilir 7 m. Kanal Banjir Timur melewati 11 kelurahan di Jakarta
Lebih terperinciTEKNOLOGI HUJAN BUATAN DALAM SISTEM PENGELOLAAN WADUK IR. JUANDA, DAS CITARUM. JAWA BARAT
TEKNOLOGI HUJAN BUATAN DALAM SISTEM PENGELOLAAN WADUK IR. JUANDA, DAS CITARUM. JAWA BARAT Oleh : Sri Lestari *) Abstrak Dengan adanya kemajuan bidang industri dan bertambahnya jumlah penduduk mengakibatkan
Lebih terperinciDAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) TUNTANG, PROPINSI JAWA TENGAH
DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) TUNTANG, PROPINSI JAWA TENGAH Oleh : Sri Harjanti W, 0606071834 PENDAHULUAN Daerah aliran sungai (DAS) merupakan suatu kesatuan wilayah tata air dan ekosistem yang di dalamnya
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS PEMBAHASAN 4.1. Perencanaan Pengelompokan Area Kelurahan Kedung Lumbu memiliki luasan wilayah sebesar 55 Ha. Secara administratif kelurahan terbagi dalam 7 wilayah Rukun Warga (RW) yang
Lebih terperinciBAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN
36 BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN A. Keadaan Geografi Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Ngawi secara geografis terletak pada koordinat 7º 21 7º 31 LS dan 110º 10 111º 40 BT. Batas wilayah Kabupaten
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN
63 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2011) Provinsi Lampung meliputi areal dataran seluas 35.288,35 km 2 termasuk pulau-pulau yang
Lebih terperinci2015 PROYEKSI KEBUTUHAN AIR BERSIH PENDUDUK KECAMATAN INDRAMAYU KABUPATEN INDRAMAYU SAMPAI TAHUN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekitar 70% wilayah di bumi adalah lautan dan sisanya adalah daratan oleh karena itu jumlah air di bumi cukup banyak sehingga planet bumi di katakan layak untuk kehidupan.
Lebih terperinciSanggau, Agustus 2010 Kepala BPS Kabupaten Sanggau MUHAMMAD YANI, SE NIP
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik, Badan Pusat Statistik bertanggung jawab menyediakan data statistik dasar dengan menyelenggarakan kegiatan Sensus Penduduk. Sensus Penduduk
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN WILAYAH PERENCANAAN
BAB III III.1 Gambaran Umum Kabupaten Indramayu III.1.1 Kondisi Geografis dan Topografi Kabupaten Indramayu berada di wilayah pesisir utara Pulau Jawa. Secara geografis Kabupaten Indramayu berada pada
Lebih terperinciKARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. Wonogiri (Jawa Tengah) : Kabupaten Trenggalek (Jawa Timur)
III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Kondisi Geografis 1. Batas Administrasi Kabupaten Pacitan merupakan bagian dari koridor tengah di Pantai Selatan Jawa yang wilayahnya membentang sepanjang Pantai Selatan
Lebih terperinciPENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN
BAB I I.1 Umum Air merupakan salah satu faktor penting dalam pemenuhan kebutuhan manusia. Keberadaan air di muka bumi ini sangat berlimpah, mulai dari mata air, sungai, waduk, danau, laut, hingga samudera.
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM DAN KONDISI EKSISTING PELAYANAN PDAM TIRTA DARMA AYU
BAB II II.1 Profil PDAM Tirta Darma Ayu II.1.1 Sejarah PDAM Tirta Darma Ayu Bermula pada tahun 1932 dibangunlah sebuah instalasi pengolahan air di Kabupaten Indramayu dengan kapasitas 20 liter/detik dan
Lebih terperinciKONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN
39 KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN Letak Geografis dan Administrasi Kabupaten Deli Serdang merupakan bagian dari wilayah Propinsi Sumatera Utara dan secara geografis Kabupaten ini terletak pada 2º 57-3º
Lebih terperinciJumlah penduduk Kota Tebing Tinggi berdasarkan hasil SP2010 sebanyak 145,180 orang dengan sex ratio sebesar 98 persen
Jumlah penduduk Kota Tebing Tinggi berdasarkan hasil SP2010 sebanyak 145,180 orang dengan sex ratio sebesar 98 persen Sekapur Sirih Sebagai pengemban amanat Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Sejarah dan Perkembangan PDAM Kabupaten Sukabumi. Pembentukan Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Sukabumi
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Sejarah dan Perkembangan PDAM Kabupaten Sukabumi Pembentukan Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Sukabumi diawali dengan pembangunan sarana air bersih untuk melayani
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN
BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN II. 1. Umum Ujung Berung Regency merupakan perumahan dengan fasilitas hunian, fasilitas sosial dan umum, area komersil dan taman rekreasi. Proyek pembangunan perumahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kota Palembang adalah 102,47 Km² dengan ketinggian rata-rata 8 meter dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Palembang terletak pada 2 59 27.99 LS-104 45 24.24 BT. Luas wilayah Kota Palembang adalah 102,47 Km² dengan ketinggian rata-rata 8 meter dari permukaan laut. Palembang
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN DAERAH PERENCANAAN
BAB IV GAMBARAN DAERAH PERENCANAAN 4.1 KEADAAN FISIK 4.1.1 Geografi Kabupaten Rembang terletak antara 111 0.00-111 0.30 BT dan 6 0.30-7 0.60 LS dengan luas 1.014,08 km 2. Jenis tanah terdiri atas kandungan
Lebih terperinciSekapur Sirih. Palembang, Agustus 2010 Kepala Badan Pusat Statistik Kota Palembang H. TARJONO SANTOPAWIRO NIP
Sekapur Sirih Sebagai pengemban amanat Undang-undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik dan sejalan dengan rekomendasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengenai Sensus Penduduk dan Perumahan Tahun 2010
Lebih terperinci1. Seluruh Komponen Pelaku Pembangunan dalam rangka Penyelenggaraan Tugas Umum Pemerintahan Penyelenggaraan Tugas Pembangunan Daerah
PAPARAN MUSYAWARAH RENCANA PEMBANGUNAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA BEKASI TAHUN 2014 Bekasi, 18 Maret 2013 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA BEKASI PENDAHULUAN RENCANA KERJA PEMERINTAH
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Umum Daerah aliran sungai (DAS) Cilamaya secara geografis terletak pada 107 0 31 107 0 41 BT dan 06 0 12-06 0 44 LS. Sub DAS Cilamaya mempunyai luas sebesar ± 33591.29
Lebih terperinciBAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
26 BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Sub DAS Cikapundung 4.1.1 Letak dan luas Daerah Sungai Cikapundung terletak di sebelah utara Kota Bandung Provinsi Jawa Barat, dan merupakan bagian hulu Sungai
Lebih terperinciBAB 3 ANALISA KEBUTUHAN AIR BERSIH DAN POTENSI AIR HUJAN DI WILAYAH KOTA DEPOK
BAB 3 ANALISA KEBUTUHAN AIR BERSIH DAN POTENSI AIR HUJAN DI WILAYAH KOTA DEPOK 3.1 Proyeksi Jumlah Penduduk Dan Kebutuhan Air Bersih Di Kota Depok Dalam kurun waktu 10 tahun, penduduk Kota Depok naik sebesar
Lebih terperinciKEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN
KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Administrasi Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat bagian Selatan pada koordinat 6º56'49'' - 7 º45'00'' Lintang Selatan dan 107º25'8'' - 108º7'30'' Bujur Timur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pembangunan pada suatu daerah sering membawa dampak, baik dari nilai positif maupun nilai negatif. Semakin berkembangnya suatu daerah tersebut akan meningkatkan
Lebih terperinciPROFIL PDAM KABUPATEN SLEMAN
PROFIL PDAM KABUPATEN SLEMAN Sistem penyediaan sarana air minum di wilayah Kabupaten Sleman dimulai sejak tahun 1974 dengan dibangunnya prasarana dan sarana infrastruktur oleh Departemen Pekerjaan Umum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan salah satu sumber daya alam yang paling penting bagi kehidupan. Dalam melaksanakan setiap aktivitasnya, manusia selalu membutuhkan ketersediaan air yang
Lebih terperinciOptimasi Pola Tanam Menggunakan Program Linier (Waduk Batu Tegi, Das Way Sekampung, Lampung)
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-1 Optimasi Pola Tanam Menggunakan Program Linier (Waduk Batu Tegi, Das Way Sekampung, Lampung) Anindita Hanalestari Setiawan
Lebih terperinciHASIL SENSUS PENDUDUK Angka Sementara
HASIL SENSUS PENDUDUK 2010 Angka Sementara SEKAPUR SIRIH Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik, Badan Pusat Statistik (BPS) bertanggung jawab menyediakan data statistik dasar
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1.1 Lokasi Geografis Penelitian ini dilaksanakan di waduk Bili-Bili, Kecamatan Bili-bili, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Waduk ini dibangun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Saat ini krisis air merupakan salah satu masalah utama di Kabupaten Rembang, yang aktifitas ekonomi didukung oleh kegiatan di sektor pertanian dan perikanan. Hal ini
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
16 5.1 Hasil 5.1.1 Pola curah hujan di Riau BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Data curah hujan bulanan dari tahun 2000 sampai dengan 2009 menunjukkan bahwa curah hujan di Riau menunjukkan pola yang sama dengan
Lebih terperinciGambar 5. Peta Citra Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi
54 IV. DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN IV.1. Deskripsi Umum Wilayah yang dijadikan objek penelitian adalah kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, Propinsi Jawa Barat. Kecamatan Muara Gembong berjarak
Lebih terperinciIII. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
III. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 3.1. Letak dan Luas Lokasi penelitian terletak di dalam areal IUPHHK PT. Sari Bumi Kusuma Unit Seruyan (Kelompok Hutan Sungai Seruyan Hulu) yang berada pada koordinat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Air bersih adalah salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang bermutu baik
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air bersih adalah salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang bermutu baik dan biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam melakukan aktivitas mereka
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
14 HASIL DAN PEMBAHASAN Data Pengeluaran Per Kapita Berdasarkan data dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Bekasi bahwa jumlah rumah tangga sebanyak 428,980 dengan jumlah anggota rumah tangga
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR
20 BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 3.1. SITUASI GEOGRAFIS Secara geografis, Kota Bogor berada pada posisi diantara 106 derajat 43 30 BT-106 derajat 51 00 BT dan 30 30 LS-6 derajat 41 00 LS, atau kurang
Lebih terperinciKEADAAN UMUM. Gambaran Umum Kota Depok
KEADAAN UMUM Gambaran Umum Kota Depok Kota Depok pada mulanya merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Bogor, mengingat perkembangannya yang relatif pesat berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun
Lebih terperinciKONDISI UMUM. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 12. Peta Adminstratif Kecamatan Beji, Kota Depok
IV. KONDISI UMUM 4.1 Lokasi Administratif Kecamatan Beji Secara geografis Kecamatan Beji terletak pada koordinat 6 21 13-6 24 00 Lintang Selatan dan 106 47 40-106 50 30 Bujur Timur. Kecamatan Beji memiliki
Lebih terperinciBAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN Wilayah Bodetabek Sumber Daya Lahan Sumber Daya Manusia Jenis tanah Slope Curah Hujan Ketinggian Penggunaan lahan yang telah ada (Land Use Existing) Identifikasi Fisik Identifikasi
Lebih terperinciHasil analisis dari 40 lokasi pemantauan air permukaan Juli tahun 2011 disajikan secara berurutan. Hasil Analisis Air Sungai
Hasil analisis dari 40 lokasi pemantauan air permukaan Juli tahun 2011 disajikan secara berurutan NO PARAMETER SATUAN ±3 0 C 1 2 3 4 5 302 303 317 298 299 326 285 268 266 198 24 3 2 4 17 608 646 628 686
Lebih terperinciPROFIL KABUPATEN / KOTA
PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA SUBANG JAWA BARAT KOTA SUBANG ADMINISTRASI Profil Wilayah Kota Subang merupakan ibukota Kecamatan Subang yang terletak di kabupaten Ciamis Propinsi Jawa Barat. Batas-batas
Lebih terperinciPERENCANAAN EMBUNG MANDIRADA KABUPATEN SUMENEP. Oleh : M YUNUS NRP :
PERENCANAAN EMBUNG MANDIRADA KABUPATEN SUMENEP Oleh : M YUNUS NRP : 3107100543 BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V BAB VI BAB VII PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA METODOLOGI ANALISA HIDROLOGI ANALISA HIDROLIKA
Lebih terperinciPERKEMBANGAN JASA TRANSPORTASI
CQWWka BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No.15/01/62/Th.XI, 3 Januari 2017 PERKEMBANGAN JASA TRANSPORTASI Selama November, Jumlah Penumpang Angkutan Laut dan Udara Masing-Masing 15.421 Orang dan 134.810 Orang.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Provinsi DKI Jakarta terletak pada posisi Lintang Selatan dan Bujur
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Provinsi DKI Jakarta terletak pada posisi 6 0 12 Lintang Selatan dan 106 0 48 Bujur Timur. Sebelah Utara Propinsi DKI Jakarta terbentang pantai dari Barat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Sejarah Perusahaan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Sejarah Perusahaan Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Cirebon pada awalnya bernama Badan Pengelola Air Minum (BPAM) yang merupakan badan usaha dengan berdasarkan Surat Keputusan
Lebih terperinci