H. SYAHRULAN PUA SAWA A-497 FRAKSI PAN DPR RI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "H. SYAHRULAN PUA SAWA A-497 FRAKSI PAN DPR RI"

Transkripsi

1 LAPORAN KEGIATAN PENYERAPAN ASPIRASI DALAM RANGKA KUNJUNGAN KERJA PERORANGAN PADA MASA RESES MASA PERSIDANGAN I TAHUN SIDANG KE DAERAH PEMILIHAN NUSA TENGGARA TIMUR I H. SYAHRULAN PUA SAWA A-497 FRAKSI PAN DPR RI

2 LAPORAN KEGIATAN KUNJUNGAN KERJA DALAM NEGERI DALAM RANGKA KUNJUNGAN KERJA PERORANGAN PADA MASA RESES MASA PERSIDANGAN I TAHUN SIDANG KE DAERAH PEMILIHAN NUSA TENGGARA TIMUR I 6 14 NOVEMBER 2015 H. SYAHRULAN PUA SAWA A Pendahuluan Sesuai Surat Keputusan Presiden tertanggal 30 September 2014 mengenai penetapan H. Syahrulan Pua Sawa sebagai anggota DPR RI mewakili Partai Amanat Nasional Daerah Pemilihan Nusa Tenggara Timur I meliputi 10 Kabupaten (Manggarai Barat, Manggarai, Manggarai Timur, Ngada, Nagekeo, Ende, Sikka, Flores Timur, Lembata, dan Alor). Setelah menjadi anggota DPR RI kewajiban untuk selalu mengunjungi ke Daerah Pemilihan yang telah ditetapkan sesuai dengan ketentuan yang ada. Oleh karena itu sesuai dengan Surat Tugas Nomor : 497/D/KUNKER/DEWAN/2015, menugaskan kepada H. Syahrulan Pua Sawa Nomor Anggota 497 untuk melakukan perjalanan dinas Kunjungan Kerja Perorangan Pada Masa Reses Masa Persidangan I Tahun Sidang ke Daerah Pemilihan Nusa Tenggara Timur I. Bidang infrastruktur dan transportasi yang merupakan ruang lingkup kerja sebagai anggota DPR RI Komisi V, dengan mitra kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat; Kementerian Perhubungan; Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi; Badan SAR Nasional; Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika; Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo; Badan Pengembangan Wilayah Surabaya-Madura. Kemajuan suatu daerah ditentukan dengan infrastruktur yang memadai sebagai pendukung kegiatan pemerintah dan masyarakat lokal. Untuk itu perlu di dukung orientasi yang menjadi landasan pembangunan infrastruktur. Adanya konektivitas (kemudahan akses dan mobilitas penduduk), mendukung upayaupaya ketahanan pangan, dan menyediakan prasarana-prasarana dasar di lingkungan pemukiman dan perkotaan.

3 Tiap kabupaten/kota memerlukan etalase dan simbol keberhasilan pembangunan di kawasannya sebagai tuntutan perubahan. Pengembangan infrastruktur akan melahirkan daya saing dan kemandirian masyarakatnya, beridentitas lokal, dan berkelanjutan secara ekologis. Ketersediaan infrastruktur konektivitas jalan dan jembatan yang memadai penting untuk menghubungkan pusat-pusat produksi dan pemasaran, mobilitas dalam kota ke bandara atau pelabuhan, menghubungkan daerah terpencil ke pusat kota serta kegiatan-kegiatan intra dan antar daerah. Selain merangsang pengembangan wilayah, prasarana konektivitas ini dapat meningkatkan produktifitas masyarakat dan mampu menekan inefisiensi Pada kunjungan kerja ini tidak hanya menyerap aspirasi masyarakat secara langsung saja, tetapi juga mensosialisasikan program-program pembangunan secara umum berdasarkan hasil masa persidangan I DPR RI tahun sidang Daerah Pemilihan Nusa Tenggara Timur I yang daerahnya dikategorikan sebagai daerah tertinggal harusnya menjadi perhatian khusus pemerintah pusat. Pembangunan daerah atau desa tertinggal merupakan bagian terpenting dari pembangunan Indonesia karena dampaknya juga akan mencakup aspek ekonomi artinya ketika daerah ini diperhatikan dan dibangun tentunya akan memberikan kontribusi untuk daerah maupun wilayah lainnya. Daerah yang mempunyai masalah khusus atau keterbatasan tertentu seperti keterbatasan sumber daya alam, keterbatasan sarana dan prasarana, sumber daya manusia, dan keterbatasan aksesibilitas ke pusat-pusat pemukiman lainnya. Hal tersebut menyebabkan kemiskinan serta kondisinya tertinggal dari daerah lainnya dalam menerima dan memanfaatkan hasil pembangunan dan perkembangan peradaban Pembangunan sarana dan prasarana infrastruktur dan transportasi harus menjadi perhatian pemerintah pusat.untuk membuka akses daerah agar terjadi konektivitas dengan daerah lainnya untuk menumbuhkan dan meningkatkan perekonomian masyarakat.

4 2. Pelaksanaan Kunjungan Kerja a. Waktu Pelaksanaan Kegiatan Sesuai dengan jadwal pelaksanaan Kunjungan Kerja Perorangan pada Masa Reses Masa Persidangan I Tahun Sidang , maka dilaksanakan Kunjungan Kerja ke Daerah Pemilihan Nusa Tenggara Timur I pada tanggal 6 14 November b. Kegiatan Penyerapan Aspirasi Jum at, 6 November 2015 Perjalanan penerbangan Jakarta Kupang Dilanjutkan penerbangan Kupang - Ende Penerbangan Kupang Ende ditempuh selama 1 jam dengan menggunakan pesawat Trans Nusa. Tiba di bandara H. Hasan Aroeboesman Kabupaten Ende pukul WITA. 1. Jum at, 6 November 2015 Tiba di Bandara H. Hasan Aroeboesman langsung melaksanakan kegiatan kunjungan kerja dengan meninjau fasilitas terminal penumpang dan sarana dan prasarana yang dimiliki bandara. Saat ini landasan pacu bandara belum sepenuhnya ada pagar pengaman, hal ini dapat membahayakan keselamatan penerbangan. Pembangunan pemenuhan pagar pengaman sudah semestinya dilakukan agar keselamatan penerbangan dapat terjamin. Fasilitas ruang terminal penumpang sudah tidak memadai lagi dengan banyaknya pesawat yang mendarat di bandara ini. Untuk itu masyarakat meminta perhatian pemerintah pusat untuk membangun terminal penumpang yang memadai untuk memperlancar transportasi udara masyarakat.

5 2. Jum at, 6 November 2015 Kegiatan kunjungan kerja ke Desa Ulu Belu Kecamatan Golewa Kabupaten Ngada. Perjalanan darat yang cukup melelahkan dari Kabupaten Ende menuju Kabupaten Ngada tidak mengurangi semangat untuk menemui masyarakat Desa Ulu Belu. Tiba sore hari disambut masyarakat dengan suka cita. Masyarakat dapat bertemu langsung dengan wakilnya di Jakarta untuk bersilaturahmi dan menyampaikan aspirasinya terkait dengan pembangunan daerahnya. Infrastruktur jalan, irigasi, dan air bersih menjadi aspirasi yang sering disampaikan masyarakat. Jalan-jalan desa banyak yang rusak dan berlubang, banyak saluran irigasi yang rusak sehingga air tidak dapat mengalir dengan baik ke sawah-sawah mereka, air bersih juga dikeluhkan masyarakat dikarena sulit mendapatkannya. Untuk itu masyarakat meminta bantuan pemerintah untuk membangun infrastruktur agar aktifitas masyarakat dapat berjalan dengan baik. 3. Jum at, 6 November 2015 Kegiatan kunjungan kerja ke Desa Sangadeto Kecamatan Golewa Kabupaten Ngada. Kegiatan yang dilaksanakan malam hari tidak membuat masyarakat beranjak dari kursinya. Masyarakat dengan tekun mendengarkan apa yang disampaikan wakilnya di DPR RI. Masyarakat menyampaikan aspirasinya mengenai infrastruktur yang ada di daerahnya berupa jalan, saluran irigasi dan kebutuhan akan air bersih. Masyarakat berharap mendapatkan ketersediaan infrastruktur yang baik bagi daerahnya.

6 4. Senin, 9 November 2015 Kegiatan kunjungan kerja dengan meninjau fasilitas jalan negara yang berada di Kabupaten Manggarai. Adanya infrastruktur jalan yang baik sebagi akses pariwisata ke Wae Rebo menjadikan destinasi wisata ini akan semakin ramai dikunjungi wisatawan domestik maupun mancanegara. Jalan menuju destinasi Wae Rebo selama ini menjadi hambatan bagi para wisatawan yang harus melewati jalan yang rusak berjam-jam lamnya menuju daerah Dintor sebagai tempat dimulainya perjalanan dengan berjalan kaki menuju destinasi wisata Wae Rebo yang terkenal hingga manca negara. Pembangunan infrastruktur jalan menjadi kunci utama untuk percepatan pertumbuhan perekonomian masyarakat. Kerja sama antara semua pihak baik pemerintah dan masyarakat saling mendukung dengan membangun potensi pariwisata yang ada untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. 5. Senin, 9 November 2015 Kegiatan kunjungan kerja menyerap aspirasi masyarakat Desa Nangalili Kecamatan Lembor Selatan Kabupaten Manggarai Barat. Desa Nangalili yang merupakan daerah pesawahan yang merupan lintas selatan menuju ke Borong Manggarai Timur saat ini akses jalannya terganggu dikarenakan rusaknya jembatan Wae Ara. Masyarakat melakukan perjalanannya dengan berjalan kaki maupun berkendaraan dengan menyeberangi sungai yang berbatu. Masyarakat meminta pemerintah pusat membantu pembangunan jembatan Wae Ara dengan konstruksi

7 yang baik sehingga memperlancar aktifitas transportasi. Selain jembatan Wae Ara ada juga jembatan Wae Titi di Desa Watutiri Kecamatan Lembor Selatan yang tidak bisa dipergunakan lagi yang harus segera menjadi perhatian pemerintah pusat untuk dapat membangun konstruksi jembatan yang lebih baik. 6. Senin, 9 November 2015 Kegiatan kunjungan kerja dengan meninjau jembatan Wae Ara yang rusak tidak dapat lagi dipergunakan lagi. Jembatan Wae Ara yang dibuat tahun 1970an dengan panjang 62 meter menjadi pengubung dari jalan negara yang ada di Manggarai Barat dengan jalur selatan yang menghubungkan Kabupaten Manggarai Barat, Manggarai dan Manggarai Timur. Akses jalan kabupaten yang akan menuju kecamatan Lembor Selatan sangat terganggu. Jembatan ini sejak Desember 2014 sudah tidak bisa dipergunakan lagi, dan saat ini masyarakat dengan berjalan kaki maupun berkendaraan motor dan mobil menyeberangi sungai yang rawan kondisi yang bisa membahayakan keselamatan, apalagi bila dimusim hujan menyebabkan terputusnya akses masyarakat untuk melakukan kegiatan dalam perjalanan. Saat ini sedang dilakukan pengerjaan perbaikkan jembatan dengan menggunakan balok-balok kayu sebagai badan jembatan. Masyarakat berharap bantuan pemerintah pusat untuk membangun/memperbaiki jembatan ini dengan konstruksi badan terbuat dari beton, sehingga konstruksi jembatan menjadi kuat dan tahan lama. Pembangunan jembatan semestinya segera diselesaikan agar aktifitas masyarakat dapat berjalan dengan baik.

8 7. Selasa, 10 November 2015 Kegiatan kunjungan kerja ke Bandara Frans Sales Lega yang berada di Ruteng Kabupaten Manggarai. Dengan panjang landasan 1300 meter dan lebar 30 meter bandara ini mampu didarati pesawat jenis ATR 72 dan Fokker 50. Maskapai penerbangan yang setiap hari mendarat Trans Nusa dengan rute penerbangan Ruteng-Kupang dan sebaliknya. Saat ini maskapai penerbangan baru Gatari yang melayani rute Ruteng- Ende-Kupang juga sudah melayani masyarakat Ruteng dengan mendarat di bandara ini seminggu tiga kali. Saat ini pembangunan terminal baru penumpang akan segera selesai dilaksanakan. Dari kunjungan kerja ini juga disampaikan kondisi X-Ray penumpang dan barang yang sudah tidak berfungsi agar segera diperbaiki untuk keselamatan penerbangan. 8. Selasa, 10 November Kegiatan kunjungan kerja ke Posko Bencana Desa Maritaing Kecamatan Alor Timur Kabupaten Alor. Pada kunjungan kerja bersamasama dengan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

9 Republik Indonesia dan jajarannya untuk meninjau dan membuat pendataan kebutuhan pembangunan infrastruktur akibat gempa yang terjadi di Alor. Masyarakat Maritaing menyambut baik kehadiran rombongan dan kepeduliannya akan musibah yang mereka alami. Dengan cepatnya wakil rakyat dan rombongan dari pemerintah pusat datang langsung ke daerah untuk memberikan bantuannya. Masyarakat berharap pemerintah pusat untuk segera membantu untuk memberikan bantuan tanggap darurat seperti pelayanan kesehatan, pemenuhan air bersih, bantuan obat-obatan. Desa Maritaing menjadi daerah yang mengalami kerusakan yang parah akibat gempa tersebut. Masyarakat berharap pemerintah pusat membangun infrastruktur yang sesuai dengan kondisi daerahnya untuk mengantisipasi apabila terjadi gempa kembali. 9. Selasa, 10 November 2015 Kegiatan kunjungan kerja ke Desa Tangapui Timur Kecamatan Alor Timur Kabupaten Alor. Kunjungan kerja bersama-sama dengan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia dan jajarannya dan Bupati Kabupaten Alor dan jajarannya untuk meninjau langsung kondisi masyarakat akibat gempa yang terjadi. Banyak infrastruktur rumah, tempat ibadah, sekolah dan pusekesmas yang rusak akibat gempa menjadi perhatian semua pihak. Kebutuhan air bersih masyarakat untuk segera dipenuhi. Masyarakat Desa Tangapui Timur saat ini sementara tinggal di tenda-tenda yang disediakan dikarenakan rumah-rumah mereka banyak yang rusak, terlebih lagi masih terdapat gempa susulan. Masyarakat berharap bantuan pemerintah untuk segera membangun infrastruktur baik rumah maupun infrastruktur lainnya agar kehidupan masyarakat dapat kembali normal. Kebutuhan dasar masyarakat sudah seharusnya segera dipenuhi pemerintah.

10 10. Selasa, 10 November 2015 Kegiatan kunjungan kerja ke Desa Tanglapui Kecamatan Alor Timur Kabupaten Alor. Kunjungan kerja bersama-sama dengan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia dan jajarannya dan Bupati Kabupaten Alor dan jajarannya untuk meninjau langsung kondisi masyarakat akibat gempa yang terjadi. Masyarakat menyambut rombongan dari kementerian dan pemerintah daerah, terlebih lagi mereka sangat gembira akan kehadiran wakil rakyat yang hadir dengan mengajak kementerian yang menjadi mitra kerjanya untuk meninjau langsung dan mendata infrastruktur yang rusak akibat gempa. Rehabilitasi dengan membangun infrastruktur baik rumah, sekolah, puskesmas dan rumah ibadah segera dilakukan. Saat itu segera dilakukan koordinasi dengan semua pihak terkait untuk mempercepat pemulihan kondisi masyarakat. Penanganan tanggap darurat telah dilaksanakan dengan memberikan kebutuhan dasar masyarakat berupa makanan, obat-obatan, dan pemenuhan air bersih. Masyarakat berharap pemerintah dapat membantu membangun infrastruktur daerahnya yang disesuaikan dengan kondisi alam yang rentan akan bahaya gempa. Dan berharap pemerintah dapat melakukan sosialisasi kepada masyarakat akan antisipasi dan penyelamatan akibat bahaya gempa. 11 Selasa, 10 November 2015 Kunjungan kerja ke Desa Padang Panjang Kecamatan Alor Timur Kabupaten Alor. Pada kunjungan kerja bersama-sama dengan Menteri

11 Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia beserta jajarannya dan Bupati Kabupaten Alor beserta jajarannya juga meninjau dan mendata infrastruktur yang rusak akibat gempa yang terjadi. Gempa yang terjadi di Alor mengakibatkan banyaknya kerusakan rumah, tempat ibadah, puskesmas, jalan, saluran irigasi, jembatan maupun gedung pemerintah. Saat ini pendataan masih terus dilakukan untuk segera dilaksanakan pembangunan infarstruktur kembali. Kebutuhan mendesak masyarakat saat ini sudah dapat terpenuhi berupa makanan, air bersih, pelayanan kesehatan dan MCK. Masyarakat berharap pemerintah segera bisa membantu membangun rumah-rumah mereka, karena saat ini mereka tinggal di tenda-tenda pengungsian. 12 Selasa, 10 November 2015 Kunjungan kerja selanjutnya dengan meninjau Desa Lantoka Kecamatan Alor Timur Kabupaten Alor. Bersama-sama dengan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia beserta jajarannya dan Bupati Kabupaten Alor beserta jajarannya juga meninjau dan mendata infrastruktur yang rusak akibat gempa yang terjadi. Masyarakat Desa Lantoka merupakan salah satu desa yang terdampak

12 akibat gempa yang terjadi. Infrastruktur desa banyak yang rusak, bahkan banyak rumah yang hampir rata dengan tanah. Pemerintah akan segera membangun infrastruktur jalan, rumah, jembatan, sekolah, puskesmas dan rumah ibadah serta fasilitas lainnya agar aktifitas masyarakat dapat berlangsung dengan baik. 13. Rabu, 11 November 2015 Kegiatan kunjungan kerja meninjau fasilitas Bandara Komodo Kabupaten Labuan Bajo. Dari peninjuan dan hal-hal yang disampaikan pihak pengelola bandara berkaitan dengan fasilitas dan pengembangan bandara yang sudah selesai dan yang akan dilaksanakan. Bandara Komodo sebagai bandara yang berada di Kabupaten Manggarai mempunyai nilai yang strategis bagi daerah Flores. Kabupaten Labuan Bajo dengan potensi pariwisata yang ada mampu menjadi daya tarik wisatawan domestik maupun mancanegara datang ke daerah ini. Bandara Komodo yang terletak di ujung barat Pulau Flores, Kabupaten Manggarai Barat Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi titik awal keberangkatan wisatawan menuju Taman Nasional Komodo saat ini sedang membangun dan memperluas landasan pacu.bandar Udara Komodo memiliki panjang landasan pacu 2150 meter dan lebar 30 meter dan akan diperpanjang menjadi 2250 meter dan lebar 45 meter. Panjang landasan hanya ditambah 100 meter sehingga mampu didarati pesawat Boeing 737. Untuk sementara Bandar Udara Komodo hanya mampu mengakomodasi pesawat berbadan kecil dengan kapasitas penumpang sebanyak orang seperti ATR 72, Fokker 50 dan MA- 60. Saat ini penumpang yang masuk perhari 450 orang, begitu pula

13 penunpang yang keluar sebanyak 450. Setelah diperluas, Bandara Labuan Bajo Komodo akan mampu mengakomodasi sebanyak penumpang dari sebelumnya yang hanya 450 penumpang. Tantangan yang sedang dihadapi saat ini adalah pembebasan lahan dibagian utara landasan. Diharapkan pihak pemerintah daerah bisa melaksanakan pembebasan lahan, sehingga pelaksanaan kerja pelebaran bandar udara ini aman dan ke depan mampu didarati oleh pesawat Boeing 737 yang berkapasitas 115 penumpang.sesuai master plan target panjang landasan meter, namun pembebasan lahan belum selesai, sesuai permintaan kebutuhan lahan untuk Bandara Komodo seperti yang tertera dalam surat Pemda secara keseluruhan luasnya 52 hektar, saat ini semuanya masih dalam proses dan pemerintah daerah belum ada dana untuk pembebasan lahan. Apalagi status Bandara Komodo akan menjadi Bandara Internasional sudah seharusnya semua pihak membantu dengan memberikan dukungan sarana dan prasarana yang memadai. 14. Kamis, 12 November 2015 Kegiatan kunjungan kerja meninjau Jalan Negara pembangunan jalan lingkar utara Flores Labuan Bajo-Terang-Kendidi. Pembangunan infrastruktur jalan menjadi hal yang sangat penting untuk mempercepat pertumbuhan perekonomian masyarakat dan membuka akses daerah agar lebih cepat maju. Kabupaten Labuan Bajo menjadi pariwisata menjadi ujung tombak perekonomian masyarakat haruslah didukung dengan sarana dan prasarana infrastruktur yang memadai. Jalan negara trans utara Flores yang pengerjaannya dimulai dari jalan akses Bandara Komodo sudah selesai pengerjaannya yang akan

14 terhubungkan dengan jalan trans utara sampai dengan Kendidi. Saat ini jalan trans utara Flores yang ada di Kabupaten Manggarai Barat pengerjaannya sampai dengan lokasi Kecamatan Rangko, berakhir di muara Nangalumut untuk selanjutnya akan dibangun jembatan sepanjang 200 meter yang akan menghubungkan pembangunan jalan trans utara Labuan Bajo-Terang Kendidi. Dengan di bukanya kawasan utara Flores yang merupakan kawasan sepanjang pantai menjadikan kawasan utara flores menjadi destinasi wisata baru dan sebagai jalur transportasi yang mampu meningkatkan perekonomian masyarakat Flores. 15. Jum at, 13 November 2015 Kegiatan kunjungan kerja bersama-sama dengan pemerintah daerah dan masyarakat ikut menyaksikan dan memberikan arahan pada turnamen final sepak bola El Tari Memorial Cup XXVII di stadion sepak bola Gelora Samodar Maumere Kabupaten Sikka. Kejuaraan sepak bola yang dilaksanakan dua tahunan ini menjadi ajang mencari bibitbibit berbakat yang akan membawa harum Nusa Tenggara Timur di pentas sepak bola nasional. Kabupaten Maumere. Dihadiri ribuan penonton pertandingan antara Kabupaten Sikka (Nian Persami) dengan Kabupaten Ende (Perse) berlangsung dengan meriah tetap dengan tetap menjunjung sportifitas yang tinggi. Pertandingan berakhir dengan skor 2:1 yang dimenangkan oleh Kabupaten Sikka. Pada dua tahun yang akan datang Kabupaten Ende menjadi tuan rumah kejuaran sepak bola El Tari Memorial Cup XXVIII. Adanya ajang pertandingan sepak bola ini dapat menjaga solidaritas dan kerukunan masyarakat Nusa Tenggara Timur dan sebagai semangat yang kuat untuk bersama-sama

15 membangun Provinsi Nusa Tenggara Timur. Masyarakat sangat menginginkan adanya stadion sepak bola yang memadai di daerah Flores. Pada turnamen sepak bola dua tahun mendatang yang akan diadakan di Kabupaten Ende ini semestinya stadion sepak bola yang telah ada direhabilitasi dan dibangun kembali. Pembangunan dan penataan stadion sepak bola tidak hanya menjadi kebanggaan masyarakat Ende tetapi juga masyarakat Flores. Sabtu, 14 November 2015; Perjalanan pulang penerbangan ke Jakarta. c. Rekomendasi 1. Pembangunan infrastruktur transportasi sebagai konektivitas daerah dengan wilayah lainnya perlu dilakukan untuk mempercepat perekonomian masyarakat. Untuk itu perlu dilakukan efisiensi biaya transportasi dengan membangun perpanjangan landasan pacu bandara agar dapat didarati pesawat berbadan besar dikarenakan beberapa bandara yang ada di Flores kapasitas penumpangnya per hari sudah semakin banyak. Keberadaan Fasilitas Bandara berupa terminal penumpang juga sudah semestinya ditingkatkan untuk menambah kenyamanan penumpang. 2. Pariwisata yang ada di daerah Flores sudah semestinya didukung dengan infrastruktur yang baik. Destinasi pariwisata yang ada selama ini juga belum didukung dengan promosi yang baik. Infrastruktur bukan hanya akses jalan dan transportasi saja, tempat-tempat penginapan dan atraksi budaya Flores harus sering ditampilkan untuk menambah nilai budaya yang dapat mendatangkan lebih banyak wisatawan. 3. Pemerintah harus segera membantu masyarakat yang terkena musibah bencana alam. Penanganan tanggap darurat segera dilaksanakan untuk membangun kembali aktifitas masyarakat. Pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat yang terdampak bencana alam segera dipenuhi berupa makanan, obat-obatan, air bersih dan MCK. Pembangunan infrastruktur baik berupa rumah masyarakat, tempat pelayanan umum, tempat ibadah, sekolah dan lain secepatnya dibangun dengan pendataan yang baik dan akurat. Pemerintah sudah semestinya membuat design infrastruktur dengan memperhatikan kondisi alam

16 yang dimiliki daerah tersebut sebagai antisipasi apabila terjadi bencana alam agar dampaknya sekecil mungkin dirasakan masyarakat. 4. Pembangunan dengan pembukaan lintasan jalan trans utara Pulau Flores sangat penting sebagai konektivitas daerah-daerah yang berada dipesisir utara yang berhadapan dengan laut Flores. Sepanjang jalan trans utara akan banyak sekali destinasi wisata yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekitarnya. Juga sebagai jalur alternatif bagi pergerakan barang dan orang yang akan melintasi melalui tempat-tempat pelabuhan dan penyeberangan yang ada di sepanjang jalur utara Flores. Dengan dibukanya jalur trans utara Flores dapat meningkatkan percepatan pertumbuhan perekonomian masyarakat. 5. Pemerintah sudah semestinya memperhatikan sarana dan prasarana olah raga masyarakat yaitu stadion sepak bola. Masyarakat Flores yang sangat menggemari olah raga sepak bola, namun disesalkan dengan kondisi stadion sepak bola yang kurang memadai. Kondisi alam Flores yang sangat panas sepanjang siang hari menyebabkan terlalu letih bila dilaksanakan pertandingan sepak bola. Stadion sepak bola semestinya dilengkapi dengan lampu penerangan yang baik, sehingga pertandingan sepak bola dapat juga dilakukan di malam hari. 3. Penutup Demikian Laporan Kegiatan Penyerapan Asprasi Masyarakat Dalam Rangka Kunjungan Kerja Perorangan Pada Masa Reses Pada Masa Persidangan I Tahun Sidang ini kami sampaikan, atas perhatian dan kerja samanya kami ucapkan terima kasih. Jakarta, 23 November 2015 H. Syahrulan Pua Sawa A-497

H. SYAHRULAN PUA SAWA A-497 FRAKSI PAN DPR RI

H. SYAHRULAN PUA SAWA A-497 FRAKSI PAN DPR RI LAPORAN KEGIATAN PENYERAPAN ASPIRASI DALAM RANGKA KUNJUNGAN KERJA PERORANGAN KE-2 DILUAR MASA RESES DAN DILUAR MASA PERSIDANGAN TAHUN SIDANG 2014 2015 DAERAH PEMILIHAN NUSA TENGGARA TIMUR I H. SYAHRULAN

Lebih terperinci

H. SYAHRULAN PUA SAWA A-497 FRAKSI PAN DPR RI

H. SYAHRULAN PUA SAWA A-497 FRAKSI PAN DPR RI LAPORAN KEGIATAN PENYERAPAN ASPIRASI DALAM RANGKA KUNJUNGAN KERJA PERORANGAN DILUAR MASA RESES DAN DILUAR MASA PERSIDANGAN TAHUN SIDANG 2014 2015 TAHAP I DAERAH PEMILIHAN NUSA TENGGARA TIMUR I H. SYAHRULAN

Lebih terperinci

H. SYAHRULAN PUA SAWA A-497 FRAKSI PAN DPR RI

H. SYAHRULAN PUA SAWA A-497 FRAKSI PAN DPR RI LAPORAN KEGIATAN PENYERAPAN ASPIRASI DALAM RANGKA KUNJUNGAN KERJA PERORANGAN PADA MASA RESES MASA PERSIDANGAN III TAHUN SIDANG 2014-2015 KE DAERAH PEMILIHAN NUSA TENGGARA TIMUR I H. SYAHRULAN PUA SAWA

Lebih terperinci

H. SYAHRULAN PUA SAWA A-497 FRAKSI PAN DPR RI

H. SYAHRULAN PUA SAWA A-497 FRAKSI PAN DPR RI LAPORAN KEGIATAN PENYERAPAN ASPIRASI DALAM RANGKA KUNJUNGAN KERJA PERORANGAN PADA MASA RESES MASA PERSIDANGAN II TAHUN SIDANG 2015-2016 KE DAERAH PEMILIHAN NUSA TENGGARA TIMUR I H. SYAHRULAN PUA SAWA A-497

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kabupaten Ende dengan ibukotanya bernama Ende merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kabupaten Ende dengan ibukotanya bernama Ende merupakan salah satu 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Kabupaten Ende dengan ibukotanya bernama Ende merupakan salah satu kabupaten yang merupakan bagian dari wilayah Propinsi Nusa Tenggara Timur yang terletak di daratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara Timur yang terletak di daratan Pulau Flores. Wilayah Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara Timur yang terletak di daratan Pulau Flores. Wilayah Kabupaten BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Sikka dengan ibu kotanya bernama Maumere merupakan salah satu kabupaten yang merupakan bagian dari wilayah Propinsi Nusa Tenggara Timur yang terletak di daratan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PARIWISATA DI KABUPATEN MANGGARAI BARAT MELALUI PEMBENTUKAN CLUSTER WISATA TUGAS AKHIR. Oleh: MEISKE SARENG KELANG L2D

PENGEMBANGAN PARIWISATA DI KABUPATEN MANGGARAI BARAT MELALUI PEMBENTUKAN CLUSTER WISATA TUGAS AKHIR. Oleh: MEISKE SARENG KELANG L2D PENGEMBANGAN PARIWISATA DI KABUPATEN MANGGARAI BARAT MELALUI PEMBENTUKAN CLUSTER WISATA TUGAS AKHIR Oleh: MEISKE SARENG KELANG L2D 605 199 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Denpasar, Juli 2012

Denpasar, Juli 2012 Denpasar, 12-14 Juli 2012 1. Latar Belakang 2. Tujuan dan Sasaran 3. Perkembangan Kegiatan 4. Hasil Yang Diharapkan LATAR BELAKANG MP3EI antara lain menetapkan bahwa koridor ekonomi Bali Nusa Tenggara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kabupaten Sikka dengan ibu kotanya bernama Maumere merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kabupaten Sikka dengan ibu kotanya bernama Maumere merupakan salah BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Kabupaten Sikka dengan ibu kotanya bernama Maumere merupakan salah satu kabupaten yang merupakan bagian dari wilayah Propinsi Nusa Tenggara Timur yang terletak di

Lebih terperinci

PROYEK STRATEGIS NASIONAL DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PROYEK STRATEGIS NASIONAL DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PROYEK STRATEGIS NASIONAL DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Disampaikan dalam RATAS Presiden RI, 21 Februari 2017 bappeda.ntbprov.go.id NUSA TENGGARA BARAT Kemajuan Nyata,Tantangan

Lebih terperinci

HANNA GAYATRI, SH. A 466 FRAKSI PAN DPR RI

HANNA GAYATRI, SH. A 466 FRAKSI PAN DPR RI LAPORAN KEGIATAN PENYERAPAN ASPIRASI MASYARAKAT DALAM RANGKA KUNJUNGAN KERJA PERORANGAN PADA MASA RESES MASA PERSIDANGAN II TAHUN SIDANG 2014 2015 DAERAH PEMILIHAN SUMATERA SELATAN II HANNA GAYATRI, SH.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kecamatan Mego, Kecamatan Lela, Kecamatan Nita, Kecamatan Maumere,

BAB I PENDAHULUAN. Kecamatan Mego, Kecamatan Lela, Kecamatan Nita, Kecamatan Maumere, BAB I PENDAHULUAN.. Latar Belakang Kabupaten Sikka berada di sebelah timur Pulau Flores dari Propinsi Nusa Tenggara Timur dan Kota Maumere merupakan ibukota kabupaten (Gambar., Gambar.2). Kabupaten Sikka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Flores Timur yang sudah memasyarakat sejak tahun 1965.Kabupaten Lembata

BAB I PENDAHULUAN. Flores Timur yang sudah memasyarakat sejak tahun 1965.Kabupaten Lembata BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Lembata adalah salah satu nama dari gugus kepulauan di Kabupaten Flores Timur yang sudah memasyarakat sejak tahun 1965.Kabupaten Lembata berada disebuah Pulau kecil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. unggulan di Indonesia yang akan dipromosikan secara besar-besaran di tahun 2016.

BAB I PENDAHULUAN. unggulan di Indonesia yang akan dipromosikan secara besar-besaran di tahun 2016. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pariwisata mempersiapkan 10 destinasi wisata unggulan yang akan menjadi prioritas kunjungan wisatawan di tahun 2016, dan Flores

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan nasional bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat ke arah yang lebih baik sesuai dalam UUD 1945 (Ramelan, 1997). Peran pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bajo, kabupaten Manggarai Barat Nusa Tenggara Timur. Perkembangan yang. sektor, salah satunya yang sangat pesat ialah pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. Bajo, kabupaten Manggarai Barat Nusa Tenggara Timur. Perkembangan yang. sektor, salah satunya yang sangat pesat ialah pariwisata. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang saat ini. Perkembangan tersebut merata keseluruh penjuru daerah yang ada di Indonesia. Salah satu daerah

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK No14/02/53/Th.XVIII, 16 Februari 2015 Tipologi Wilayah Hasil Pendataan Potensi Desa (Podes) Provinsi Nusa Tenggara Timur 2014 Pendataan Potensi Desa (Podes)

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI Pd Peresmian Jln Tol Nusa Dua-Ngurahrai-Benoa di Bali tgl. 23 Sept 2013 Senin, 23 September 2013

Sambutan Presiden RI Pd Peresmian Jln Tol Nusa Dua-Ngurahrai-Benoa di Bali tgl. 23 Sept 2013 Senin, 23 September 2013 Sambutan Presiden RI Pd Peresmian Jln Tol Nusa Dua-Ngurahrai-Benoa di Bali tgl. 23 Sept 2013 Senin, 23 September 2013 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PERESMIAN JALAN TOL NUSA DUA - NGURAH RAI

Lebih terperinci

KESIMPULAN/KEPUTUSAN RAPAT. 1. Ketua Rapat membuka rapat pada pukul WIB setelah kuorum terpenuhi, dan rapat dinyatakan terbuka untuk umum.

KESIMPULAN/KEPUTUSAN RAPAT. 1. Ketua Rapat membuka rapat pada pukul WIB setelah kuorum terpenuhi, dan rapat dinyatakan terbuka untuk umum. 1 LAPORAN SINGKAT KOMISI V DPR RI (BIDANG PERHUBUNGAN, PEKERJAAN UMUM, PERUMAHAN RAKYAT, PEMBANGUNAN PEDESAAN DAN KAWASAN TERTINGGAL, BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA, BADAN SAR NASIONAL,

Lebih terperinci

KESIMPULAN/KEPUTUSAN RAPAT. 1. Ketua Rapat membuka rapat pada pukul WIB setelah kuorum terpenuhi, dan rapat dinyatakan terbuka untuk umum.

KESIMPULAN/KEPUTUSAN RAPAT. 1. Ketua Rapat membuka rapat pada pukul WIB setelah kuorum terpenuhi, dan rapat dinyatakan terbuka untuk umum. 1 LAPORAN SINGKAT KOMISI V DPR RI (BIDANG PERHUBUNGAN, PEKERJAAN UMUM, PERUMAHAN RAKYAT, PEMBANGUNAN PEDESAAN DAN KAWASAN TERTINGGAL, BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA, BADAN SAR NASIONAL,

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Perayaan Jubileum 100 Tahun Gereja Katolik Manggarai, NTT, 19 Oktober 2012 Jumat, 19 Oktober 2012

Sambutan Presiden RI pada Perayaan Jubileum 100 Tahun Gereja Katolik Manggarai, NTT, 19 Oktober 2012 Jumat, 19 Oktober 2012 Sambutan Presiden RI pada Perayaan Jubileum 100 Tahun Gereja Katolik Manggarai, NTT, 19 Oktober 2012 Jumat, 19 Oktober 2012 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PERAYAAN JUBILEUM 100 TAHUN GEREJA

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pd Acara Puncak Sail Komodo 2013, tgl.14 Sept 2013, di NTT Sabtu, 14 September 2013

Sambutan Presiden RI pd Acara Puncak Sail Komodo 2013, tgl.14 Sept 2013, di NTT Sabtu, 14 September 2013 Sambutan Presiden RI pd Acara Puncak Sail Komodo 2013, tgl.14 Sept 2013, di NTT Sabtu, 14 September 2013 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PUNCAK SAIL KOMODO 2013 DI LABUAN BAJO, MANGGARAI

Lebih terperinci

DAENG MUHAMMAD SE, M.SI A-475

DAENG MUHAMMAD SE, M.SI A-475 LAPORAN KEGIATAN PENYERAPAN ASPIRASI DALAM RANGKA KUNJUNGAN KERJA PERORANGAN PADA MASA RESES MASA PERSIDANGAN III TAHUN SIDANG 2014-2015 DAERAH PEMILIHAN JAWA BARAT VII DAENG MUHAMMAD SE, M.SI A-475 FRAKSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai aktivitas yang tidak perlu berada pada satu tempat. Untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai aktivitas yang tidak perlu berada pada satu tempat. Untuk melakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia harus melaksanakan berbagai aktivitas yang tidak perlu berada pada satu tempat. Untuk melakukan aktivitas tersebut memerlukan

Lebih terperinci

RESUME. Nusa Tenggara Timur kaya akan budaya dan tradisi, keindahan alam, potensi perikanan dan kelautan

RESUME. Nusa Tenggara Timur kaya akan budaya dan tradisi, keindahan alam, potensi perikanan dan kelautan ABSTRAK Upaya Swisscontact yang dilakukan di dalam negeri, bekerjasama dengan pemerintah dan masyarakat lokal melalui pengembangan infrastruktur, pemberdayaan sumber daya manusia, dan mensosialisasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penelitian yang akan dilakukan, rumusan masalah yang menjadi topik

BAB I PENDAHULUAN. penelitian yang akan dilakukan, rumusan masalah yang menjadi topik 1 BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan ini diuraikan mengenai latar belakang kegiatan penelitian yang akan dilakukan, rumusan masalah yang menjadi topik pembahasan yang akan diteliti, serta tujuan dan

Lebih terperinci

No. Program Sasaran Program Instansi Penanggung Jawab Pagu (Juta Rupiah)

No. Program Sasaran Program Instansi Penanggung Jawab Pagu (Juta Rupiah) E. PAGU ANGGARAN BERDASARKAN PROGRAM No. Program Sasaran Program Instansi Penanggung Jawab Pagu (Juta Rupiah) Sub Bidang Sumber Daya Air 1. Pengembangan, Pengelolaan, dan Konservasi Sungai, Danau, dan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Kondisi Fisik Daerah Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan provinsi kepulauan dengan jumlah pulau sebanyak 1.192 pulau, 432 pulau mempunyai nama dan 44 pulau berpenghuni.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Timur. Salah satu obyek wisata yang terkenal sampai mancanegara di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Timur. Salah satu obyek wisata yang terkenal sampai mancanegara di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nusa Tenggara Timur (NTT) adalah salah satu provinsi yang terletak di Indonesia Timur. Salah satu obyek wisata yang terkenal sampai mancanegara di provinsi ini adalah

Lebih terperinci

RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM

RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM 111 VI. RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM Rancangan strategi pengembangan pariwisata bahari di Kabupaten Natuna merupakan langkah terakhir setelah dilakukan beberapa langkah analisis, seperti analisis internal

Lebih terperinci

DAENG MUHAMMAD SE, M.SI A-475 FRAKSI PAN DPR RI

DAENG MUHAMMAD SE, M.SI A-475 FRAKSI PAN DPR RI LAPORAN KEGIATAN PENYERAPAN ASPIRASI DALAM RANGKA KUNJUNGAN KERJA PERORANGAN PADA MASA RESES MASA PERSIDANGAN I TAHUN SIDANG 2014-2015 DAERAH PEMILIHAN JAWA BARAT VII DAENG MUHAMMAD SE, M.SI A-475 FRAKSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alamnya sudah tersohor hingga ke dunia internasional. Dengan luas provinsi

BAB I PENDAHULUAN. alamnya sudah tersohor hingga ke dunia internasional. Dengan luas provinsi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pulau Bali menjadi tujuan wisata nomor satu di Indonesia. Keindahan alamnya sudah tersohor hingga ke dunia internasional. Dengan luas provinsi 5.636,66 km 2 yang terdiri

Lebih terperinci

BAB-6 BAB VI ARAH PENGEMBANGAN JARINGAN TRANSPORTASI

BAB-6 BAB VI ARAH PENGEMBANGAN JARINGAN TRANSPORTASI BAB-6 BAB VI ARAH PENGEMBANGAN JARINGAN TRANSPORTASI 6.1 Potensi dan Kendala Dalam menyusun kebijakan dan program perlu memperhatikan potensi dan kendala memperhatikan faktor internal Pemerintah dan faktor

Lebih terperinci

STRATEGI NASIONAL RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN

STRATEGI NASIONAL RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN KEMENTERIAN DESA, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN NASIONAL PERCEPATAN TAHUN 2015-2019 ? adalah daerah kabupaten yang wilayah serta masyarakatnya kurang berkembang dibandingkan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PANITIA NASIONAL PENYELENGGARA SAIL KOMODO TAHUN 2013

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PANITIA NASIONAL PENYELENGGARA SAIL KOMODO TAHUN 2013 KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PANITIA NASIONAL PENYELENGGARA SAIL KOMODO TAHUN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lintang Selatan dan Bujur Timur merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. Lintang Selatan dan Bujur Timur merupakan salah BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang terletak di selatan katulistiwa pada posisi 8 0 12 0 Lintang Selatan dan 118 0 125 0 Bujur Timur merupakan salah satu propinsi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan pada bab sebelumnya melalui penilaian posisi perkembangan dan faktor - faktor yang mempengaruhinya maka dapat disimpulkan

Lebih terperinci

SAMBUTAN GUBERNUR SULAWESI TENGAH PADA ACARA PENETAPAN TITIK NOL PEMBANGUNAN TERMINAL BANDARA MUTIARA PALU SABTU, 19 MARET 2011

SAMBUTAN GUBERNUR SULAWESI TENGAH PADA ACARA PENETAPAN TITIK NOL PEMBANGUNAN TERMINAL BANDARA MUTIARA PALU SABTU, 19 MARET 2011 GUBERNUR SULAWESI TENGAH SAMBUTAN GUBERNUR SULAWESI TENGAH PADA ACARA PENETAPAN TITIK NOL PEMBANGUNAN TERMINAL BANDARA MUTIARA PALU SABTU, 19 MARET 2011 ASSALAMU ALAIKUM WAR, WAB, SALAM SEJAHTERA BAGI

Lebih terperinci

BAB III ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI. III.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD

BAB III ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI. III.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD BAB III ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI III.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD 1. Kapasitas Kelembagaan SKPD (SDM, Fasilitas Penunjang dan Aset) Permasalahan

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Bina Marga Kabupaten Grobogan. Permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN TENTANG PANITIA NASIONAL PENYELENGGARA SAIL KOMODO TAHUN 2013

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN TENTANG PANITIA NASIONAL PENYELENGGARA SAIL KOMODO TAHUN 2013 KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 2011 TENTANG PANITIA NASIONAL PENYELENGGARA SAIL KOMODO TAHUN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

JENIS RAPAT. 1 Kamis, 1 Oktober WIB selesai PARIPURNA 1. Pengumuman Pimpinan Sementara DPR RI oleh Sekjen KPU 2. Pembacaan Keputusan

JENIS RAPAT. 1 Kamis, 1 Oktober WIB selesai PARIPURNA 1. Pengumuman Pimpinan Sementara DPR RI oleh Sekjen KPU 2. Pembacaan Keputusan R A N C A N G A N JADWAL ACARA RAPAT KOMISI V DPR-RI MASA PERSIDANGAN I TAHUN SIDANG 2009-2010 Berlaku Tanggal 1 Oktober s.d. 4 Desember 2009 (45 hari kerja, 65 hari kalender) NO 1 Kamis, 1 Oktober 2009

Lebih terperinci

BAB-6 BAB VI ARAH PENGEMBANGAN JARINGAN TRANSPORTASI

BAB-6 BAB VI ARAH PENGEMBANGAN JARINGAN TRANSPORTASI BAB-6 BAB VI ARAH PENGEMBANGAN JARINGAN TRANSPORTASI 6.1 Potensi dan Kendala Dalam menyusun kebijakan dan program perlu memperhatikan potensi dan kendala memperhatikan faktor internal Pemerintah dan faktor

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS NOMOR 03 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS NOMOR 03 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS NOMOR 03 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN 2011 2031 I. UMUM Ruang Wilayah Kabupaten Kepulauan Anambas yang meliputi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan akan bersifat melanjutkan, meningkatkan dan memperluas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan akan bersifat melanjutkan, meningkatkan dan memperluas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam periode pembangunan nasional jangka panjang, kegiatan pembangunan akan bersifat melanjutkan, meningkatkan dan memperluas pembangunan yang telah dilaksanakan

Lebih terperinci

KESIMPULAN/KEPUTUSAN RAPAT. 1. Rapat dibuka pada pukul WIB setelah kuorum terpenuhi dan rapat dinyatakan terbuka untuk umum.

KESIMPULAN/KEPUTUSAN RAPAT. 1. Rapat dibuka pada pukul WIB setelah kuorum terpenuhi dan rapat dinyatakan terbuka untuk umum. 1 LAPORAN SINGKAT KOMISI V DPR RI (BIDANG PERHUBUNGAN, PEKERJAAN UMUM, PERUMAHAN RAKYAT, PEMBANGUNAN PEDESAAN DAN KAWASAN TERTINGGAL, BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA, BADAN SAR NASIONAL,

Lebih terperinci

BUTIR-BUTIR KONSOLIDASI PENYATUAN LANGKAH AKSELERASI PENCAPAIAN SASARAN 2016 per-bidang PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN

BUTIR-BUTIR KONSOLIDASI PENYATUAN LANGKAH AKSELERASI PENCAPAIAN SASARAN 2016 per-bidang PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN BUTIR-BUTIR KONSOLIDASI PENYATUAN LANGKAH AKSELERASI PENCAPAIAN SASARAN 2016 per-bidang PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN RAPAT KERJA NASIONAL PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN 2015 Jakarta, 30 OKTOBER 2015 BUTIR-BUTIR

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian berlokasi di beberapa wilayah Kelurahan di Kecamatan Teluk

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian berlokasi di beberapa wilayah Kelurahan di Kecamatan Teluk 60 III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan waktu penelitian 3.1.1. Tempat Penelitian Lokasi penelitian berlokasi di beberapa wilayah Kelurahan di Kecamatan Teluk Betung Utara Kota Bandar Lampung, yang terdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab ini terdiri dari latar belakang permasalahan yang diangkat, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang Transportasi darat

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Samosir secara garis besar berada pada fase 3 tetapi fase perkembangannya ada

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Samosir secara garis besar berada pada fase 3 tetapi fase perkembangannya ada BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 6.1 Kesimpulan Perkembangan pariwisata menurut teori Miossec terjadi di Kabupaten Samosir secara garis besar berada pada fase 3 tetapi fase perkembangannya ada yang berbeda

Lebih terperinci

LAPORAN PERJALANAN DINAS RESES PERSORANGAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MASA PERSIDANGAN III TAHUN SIDANG

LAPORAN PERJALANAN DINAS RESES PERSORANGAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MASA PERSIDANGAN III TAHUN SIDANG LAPORAN PERJALANAN DINAS RESES PERSORANGAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MASA PERSIDANGAN III TAHUN SIDANG 2014 2015 PERIODE 8 s/d 16 Mei 2015 HANNA GAYATRI SH NO ANGGOTA A 466 Dapil

Lebih terperinci

BAB IV UPAYA PENANGGULANGAN DAMPAK BENCANA

BAB IV UPAYA PENANGGULANGAN DAMPAK BENCANA BAB IV UPAYA PENANGGULANGAN DAMPAK BENCANA 4.1 TAHAPAN PENANGGULANGAN DAMPAK BENCANA Upaya penanggulangan dampak bencana dilakukan melalui pelaksanaan tanggap darurat dan pemulihan kondisi masyarakat di

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi di bidang transportasi sangat membantu manusia dalam menghemat waktu perjalanan yang tadinya berlangsung sangat lama menjadi lebih cepat. Teknologi

Lebih terperinci

I-1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I-1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pariwisata diposisikan sebagai sektor yang strategis dalam pembangunan nasional sekaligus menjadi salah satu sumber devisa. Sektor ini perlu dikembangkan karena

Lebih terperinci

RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 PRIORITAS PEMBANGUNAN 2017 Meningkatkan kualitas infrastruktur untuk mendukung pengembangan wilayah

Lebih terperinci

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VIII DPR RI KE PROVINSI ACEH TANGGAL 12 S.D. 14 JULI 2013

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VIII DPR RI KE PROVINSI ACEH TANGGAL 12 S.D. 14 JULI 2013 LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VIII DPR RI KE PROVINSI ACEH TANGGAL 12 S.D. 14 JULI 2013 SEKRETARIAT KOMISI VIII DPR RI JAKARTA 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. DASAR KUNJUNGAN KERJA 1. Undang-Undang

Lebih terperinci

Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang 1

Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sebagai Ibu Kota Propinsi Jawa Tengah, kota Semarang strategis untuk dijadikan sebagai transit point dalam berbagai penyelenggaraan kegiatan yang berskala lokal, regional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Terminal merupakan prasarana transportasi jalan untuk keperluan menurunkan dan

BAB I PENDAHULUAN. Terminal merupakan prasarana transportasi jalan untuk keperluan menurunkan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Terminal merupakan prasarana transportasi jalan untuk keperluan menurunkan dan menaikkan penumpang, perpindahan intra dan atau antar moda transportasi serta mengatur

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Peresmian Bandara Internasional Lombok, Lombok Tengah, 20 Oktober 2011 Kamis, 20 Oktober 2011

Sambutan Presiden RI pada Peresmian Bandara Internasional Lombok, Lombok Tengah, 20 Oktober 2011 Kamis, 20 Oktober 2011 Sambutan Presiden RI pada Peresmian Bandara Internasional Lombok, Lombok Tengah, 20 Oktober 2011 Kamis, 20 Oktober 2011 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PERESMIAN BANDARA INTERNASIONAL LOMBOK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan sebagai destinasi wisata nasional dalam Masterplan Kementerian

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan sebagai destinasi wisata nasional dalam Masterplan Kementerian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nusa Tenggara Timur merupakan salah satu Provinsi yang memiliki banyak potensi wisata. Kepariwisataan di Nusa Tenggara Timur sudah ditetapkan sebagai destinasi

Lebih terperinci

V. DESKRIPSI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

V. DESKRIPSI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR 61 V. DESKRIPSI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR 5.1. Keadaaan Geografis dan Administrasi Daerah Provinsi NTT terletak antara 8 0-12 0 Lintang Selatan dan 118 0-125 0 Bujur Timur. Luas wilayah daratan 48 718.10

Lebih terperinci

SEKRETARIAT SUB BAGIAN KEUANGAN DAN ASET SUB BAGIAN PROGRAM EVALUASI DAN PELAPORAN BIDANG SEKOLAH MENENGAH UMUM

SEKRETARIAT SUB BAGIAN KEUANGAN DAN ASET SUB BAGIAN PROGRAM EVALUASI DAN PELAPORAN BIDANG SEKOLAH MENENGAH UMUM DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN MANOKWARI 1 LAMPIRAN I PERATURAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH DAN TAMAN KANAK- KANAK SEKOLAH DASAR SEKOLAH MENENGAH PERTAMA SEKOLAH MENENGAH

Lebih terperinci

2017, No c. bahwa untuk mempercepat penyelenggaraan kewajiban pelayanan publik untuk angkutan barang di laut, darat, dan udara diperlukan progr

2017, No c. bahwa untuk mempercepat penyelenggaraan kewajiban pelayanan publik untuk angkutan barang di laut, darat, dan udara diperlukan progr No.165, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PELAYANAN PUBLIK. Daerah Tertinggal, Terpencil, Terluar, Perbatasan. Angkutan Barang. Penyelenggaraan. Pencabutan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KEWAJIBAN PELAYANAN PUBLIK UNTUK ANGKUTAN BARANG DARI DAN KE DAERAH TERTINGGAL, TERPENCIL, TERLUAR, DAN PERBATASAN DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penulisan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penulisan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penulisan Jembatan dapat dikatakan sebagai salah satu peralatan tertua di dalam peradaban manusia. Pada zaman dahulu, jembatan mula-mula dibuat dengan menggunakan balok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemberlakuan era pangsa pasar bebas AFTA 2006 dan APEC 2020, yang menandai terjadinya era globalisasi dunia dan pemberlakuan Undang-undang tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Program Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus (P2DTK)

BAB I PENDAHULUAN. Program Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus (P2DTK) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus (P2DTK) atau Support for Poor and Disadvantaged Area (SPADA) merupakan salah satu program dari pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan Provinsi Kepulauan dengan jumlah pulau 1.192, 305 kecamatan dan 3.270 desa/kelurahan. Sebanyak 22 Kabupaten/Kota di Provinsi

Lebih terperinci

FINAL KNKT

FINAL KNKT FINAL KNKT-08-09-04-01 KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI LAPORAN INVESTIGASI DAN PENELITIAN KECELAKAAN LALU LINTAS JALAN TRUK KAYU PADI MAS NOMOR KENDARAAN EB 2144 AC MASUK JURANG DI JALAN JURUSAN

Lebih terperinci

STUDI KEBUTUHAN PENGEMBANGAN KOMPONEN WISATA DI PULAU RUPAT KABUPATEN BENGKALIS TUGAS AKHIR. Oleh : M. KUDRI L2D

STUDI KEBUTUHAN PENGEMBANGAN KOMPONEN WISATA DI PULAU RUPAT KABUPATEN BENGKALIS TUGAS AKHIR. Oleh : M. KUDRI L2D STUDI KEBUTUHAN PENGEMBANGAN KOMPONEN WISATA DI PULAU RUPAT KABUPATEN BENGKALIS TUGAS AKHIR Oleh : M. KUDRI L2D 304 330 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN PENYERAPAN ASPIRASI MASYARAKAT DALAM RANGKA KUNJUNGAN KERJA PERORANGAN RESES MASA PERSIDANGAN V TAHUN SIDANG

LAPORAN KEGIATAN PENYERAPAN ASPIRASI MASYARAKAT DALAM RANGKA KUNJUNGAN KERJA PERORANGAN RESES MASA PERSIDANGAN V TAHUN SIDANG LAPORAN KEGIATAN PENYERAPAN ASPIRASI MASYARAKAT DALAM RANGKA KUNJUNGAN KERJA PERORANGAN RESES MASA PERSIDANGAN V TAHUN SIDANG 2014-2015 Oleh: Hj. Desy Ratnasari, M.Si., M.Psi Anggota DPR RI Periode 2014

Lebih terperinci

POKOK-POKOK PIKIRAN DPRD PROVINSI LAMPUNG

POKOK-POKOK PIKIRAN DPRD PROVINSI LAMPUNG POKOK-POKOK PIKIRAN DPRD PROVINSI LAMPUNG Oleh: Hi. DEDI AFRIZAL, M.H. KETUA DPRD PROVINSI LAMPUNG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DPRD PROVINSI TUGAS POKOK DAN FUNGSI DPRD PROVINSI Membentuk peraturan daerah bersama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber:

BAB I PENDAHULUAN. Sumber: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul REDESAIN TERMINAL BANDARA ATAMBUA SEBAGAI AKSES PENERBANGAN INTERNASIONAL INDONESIA - TIMOR LESTE, dari judul diatas dapat diartikan perkata sebagai berikut: Sumber:

Lebih terperinci

KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI. dengan fasilitas dan infrastruktur perkotaan yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya;

KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI. dengan fasilitas dan infrastruktur perkotaan yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya; Lampiran III : Peraturan Daerah Kabupaten Bulukumba Nomor : 21 Tahun 2012 Tanggal : 20 Desember 2012 Tentang : RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BULUKUMBA TAHUN 2012 2032 KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki letak geografis sangat strategis, dimana posisi Labuan Bajo berada di

BAB I PENDAHULUAN. memiliki letak geografis sangat strategis, dimana posisi Labuan Bajo berada di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Labuan Bajo merupakan Ibu Kota Kabupaten Manggarai Barat yang memiliki letak geografis sangat strategis, dimana posisi Labuan Bajo berada di bagian barat Pulau Flores.

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PELAKSANAAN PROGRAM / KEGIATAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2016

KEBIJAKAN PELAKSANAAN PROGRAM / KEGIATAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2016 KEBIJAKAN PELAKSANAAN PROGRAM / KEGIATAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2016 OLEH : DRS. HADJI HUSEN KEPALA BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN PROVINSI NTT BADAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

BAB-6 BAB VI ARAH PENGEMBANGAN JARINGAN TRANSPORTASI

BAB-6 BAB VI ARAH PENGEMBANGAN JARINGAN TRANSPORTASI BAB-6 BAB VI ARAH PENGEMBANGAN JARINGAN TRANSPORTASI 6.1 Potensi dan Kendala Dalam menyusun kebijakan dan program perlu memperhatikan potensi dan kendala memperhatikan faktor internal Pemerintah dan faktor

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN NOMOR 98 TAHUN 2017 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAN PENGOPERASIAN BANDAR UDARA BARU DI KABUPATEN KULONPROGO PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kondisi ekonomi, sosial dan pertumbuhan penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kondisi ekonomi, sosial dan pertumbuhan penduduk BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Peningkatan kondisi ekonomi, sosial dan pertumbuhan penduduk menyebabkan meningkatnya tuntutan manusia terhadap sarana transportasi. Untuk menunjang kelancaran pergerakan

Lebih terperinci

BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU

BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU Berdasarkan analisis serta pembahasan sebelumnya, pada dasarnya kawasan studi ini sangat potensial untuk di kembangkan dan masih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keamanan merupakan aspek terpenting yang harus dimiliki dalam setiap moda transportasi. Salah satu moda transportasi yang harus memiliki standar peraturan keamanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pengadaan proyek

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pengadaan proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1.1 Latar Belakang Pengadaan proyek Pada saat ini transportasi udara sudah menjadi hal yang penting di dalam kehidupan manusia masa kini. Di Indonesia, transportasi

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN 2010-2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 36 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 36 TAHUN 2012 TENTANG GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 36 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 5A TAHUN 2012 TENTANG PERJALANAN DINAS DALAM

Lebih terperinci

KEPALA DINAS KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SEKRETARIS SUB BAGIAN KEUANGAN DAN PROGRAM SUB BAGIAN UMUM BIDANG PENDAFTARAN BIDANG PENETAPAN

KEPALA DINAS KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SEKRETARIS SUB BAGIAN KEUANGAN DAN PROGRAM SUB BAGIAN UMUM BIDANG PENDAFTARAN BIDANG PENETAPAN BAGAN STRUKTUR ORGANISASI LAMPIRAN I : PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOVEN DIGOEL DINAS PENDAPATAN DAERAH NOMOR : 22 TAHUN 2005 PENDAFTARAN PENETAPAN PEMBUKUAN PENAGIHAN PENDAFTARAN DAN PENYULUHAN PERHITUNGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ada banyak alasan untuk dibangunnya prasarana jalan disuatu daerah salah satunya adalah untuk memperlancar distribusi barang dari suatu daerah ke daerah lain. Hal ini

Lebih terperinci

Matriks Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun MISI 4 : Mengembangkan Interkoneksitas Wilayah

Matriks Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun MISI 4 : Mengembangkan Interkoneksitas Wilayah Matriks Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2010-2015 MISI 4 : Mengembangkan Interkoneksitas Wilayah No Tujuan Indikator Kinerja Tujuan Kebijakan Umum Sasaran Indikator Sasaran Program Kegiatan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1046, 2014 KEMENPERA. Bencana Alam. Mitigasi. Perumahan. Pemukiman. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hairul Azhar, 2014 kajian kapasitas terminal penumpang dan apron bandar udara h.as. hanandjoeddintanjungpandan

BAB I PENDAHULUAN. Hairul Azhar, 2014 kajian kapasitas terminal penumpang dan apron bandar udara h.as. hanandjoeddintanjungpandan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pulau Belitung yang merupakan bagian dari Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mempunyai potensi sumber daya alam yang potensial baik di laut maupun di darat. Di antaranya

Lebih terperinci

2015, No ruang wilayah Kabupaten Manggarai Barat sebagaimana yang direkomedasikan oleh Bupati Manggarai Barat melalui surat Nomor BU.005/74/IV

2015, No ruang wilayah Kabupaten Manggarai Barat sebagaimana yang direkomedasikan oleh Bupati Manggarai Barat melalui surat Nomor BU.005/74/IV BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1764, 2015 KEMENHUB. Pelabuhan. Labuan Bajo. NTT. Rencana Induk PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 183 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA INDUK PELABUHAN

Lebih terperinci

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Terbentuknya Provinsi Gorontalo berdasarkan Undang-Undang No. 38 tahun 2000 maka

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Terbentuknya Provinsi Gorontalo berdasarkan Undang-Undang No. 38 tahun 2000 maka BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian Terbentuknya Provinsi Gorontalo berdasarkan Undang-Undang No. 38 tahun 2000 maka pada tanggal 16 Februari 2001 merupakan wujud dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Manusia sebagai Makhluk Mobile Pada dasarnya manusia memiliki sifat nomaden atau berpindah tempat. Banyak komunitas masyarakat yang suka berpindah-pindah tempat

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 98 TAHUN 2017 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAN PENGOPERASIAN BANDAR UDARA BARU DI KABUPATEN KULONPROGO PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KUPANG. Bagian Pertama. Dinas. Pasal 123

DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KUPANG. Bagian Pertama. Dinas. Pasal 123 DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KUPANG Bagian Pertama Dinas Pasal 123 Dinas Perhubungan mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam melaksanakan sebagian urusan wajib yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah

Lebih terperinci

yang lebih luas1 Dari sarana transportasi udara tersebut, komunikasi dengan bangsa lain

yang lebih luas1 Dari sarana transportasi udara tersebut, komunikasi dengan bangsa lain BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia merupakan bagian dari negara-negara di dunia yang tersusun dari banyak pulau yang tersebar. Untuk menghubungkan pulau-pulau tersebut, transportasi udara merupakan

Lebih terperinci

4 BAB IV KONDISIWILAYAH DAN SISTEM TRANSPORTASISAAT INI

4 BAB IV KONDISIWILAYAH DAN SISTEM TRANSPORTASISAAT INI 4 BAB IV KONDISIWILAYAH DAN SISTEM TRANSPORTASISAAT INI 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Secara geografis Kabupaten Manggarai terletak diantara 08.14 LS - 09.00 LS/ dan 120.20 BT - 120.55 BT/ East Longitude.

Lebih terperinci

PROFILE PELABUHAN PARIWISATA TANAH AMPO

PROFILE PELABUHAN PARIWISATA TANAH AMPO PROFILE PELABUHAN PARIWISATA TANAH AMPO 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Terminal Kapal Pesiar Tanah Ampo Kabupaten Karangasem dengan sebutan "Pearl from East Bali" merupakan tujuan wisata ketiga setelah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. aksesibilitas dan mobilitas di daerah tersebut yang sebaliknya akan dapat

I. PENDAHULUAN. aksesibilitas dan mobilitas di daerah tersebut yang sebaliknya akan dapat 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tingkat perkembangan suatu kota dapat diukur oleh semakin banyaknya sarana dan prasarana penunjang perkembangan kota, (Tamin, 2000). Salah satu laju perkembangan ini

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM

Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM Jaringan jalan merupakan salah satu prasarana untuk meningkatkan laju pertumbuhan perekonomian suatu daerah. Berlangsungnya kegiatan perekonomian

Lebih terperinci