BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN Sebagaimana dimaksud Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Pasal 27 ayat (2) tentang Pemerintahan Daerah bahwa kepala daerah mempunyai kewajiban menyampaikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada Pemerintah, dan memberikan laporan keterangan pertanggungjawaban kepada DPRD, serta menginformasikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada masyarakat. Ketentuan lebih lanjut diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 3 tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Masyarakat. Laporan Keterangan Pertanggunjawaban (LKPJ) Kepala Daerah disampaikan dalam rapat paripurna DPRD paling lambat 3 (tiga) bulan setelah tahun anggaran berakhir pada prinsipnya memuat keterangan mengenai penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah yakni urusan wajib dan urusan pilihan, penyelenggaraan tugas pembantuan dan penyelenggaraan tugas umum pemerintahan, yang berisi program/kegiatan dan hasil yang dicapai serta permasalahan yang dihadapi serta upaya pemecahannya. Sifat dari LKPJ ini adalah informasi dari Kepala Daerah kepada DPRD dalam pelaksanaan tugas-tugasnya selama kurun waktu 1 (satu) tahun sebagai bahan pembahasan internal DPRD. Hasil pembahasan internal yang dilakukan oleh DPRD lebih lanjut ditetapkan melalui Keputusan DPRD berupa rekomendasi yang sifatnya strategis berupa saran, masukan dan koreksi terhadap penyelenggaraan pemerintahan daerah selama 1 (satu) tahun untuk dipedomani oleh Kepala Daerah dalam menyelenggarakan Pemerintahan Daerah kedepan, tidak ada implikasi penolakan maupun penerimaan yang dilakukan oleh DPRD terhadap Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah. A. DASAR HUKUM 1. Undang Undang Nomor 25 Tahun 1956 Jo Undang Undang Nomor 21 Tahun 1958 tentang Penetapan Undang Undang Darurat Nomor 10 Tahun 1957 antara lain mengenai Pembentukan Daerah Swatantra Tingkat I Kalimantan Selatan. 2. Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. 3. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Masyarakat. 4. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Nomor 015 Tahun 2006 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Akhir Tahun Anggaran

2 5. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 5 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang menjadi Kewenangan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan. 6. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan. 7. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 23 Tahun 2008 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun Anggaran Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 062 Tahun 2008 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun Anggaran B. GAMBARAN UMUM DAERAH 1. Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Kalimantan Selatan terletak antara 114º º Bujur Timur dan 1º º Lintang Selatan, secara administratif terletak di bagian Selatan Pulau Kalimantan, dengan batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut : Sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Timur. Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Jawa. Sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Tengah. Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Makasar. Provinsi Kalimantan Selatan mencakup 11 kabupaten dan 2 kota, yaitu Kabupaten Barito Kuala, Banjar, Tapin, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Utara, Balangan (pemekaran dari Kabupaten Hulu Sungai Utara), Tabalong, Tanah Laut, Kotabaru, Tanah Bumbu (pemekaran dari Kabupaten Kotabaru), Kota Banjarbaru dan Kota Banjarmasin. Kota Banjarmasin sekaligus berfungsi sebagai Ibukota Provinsi Kalimantan Selatan. Luas wilayah Provinsi Kalimantan Selatan ,52 km2 atau hanya 6,98 % dari luas Pulau Kalimantan secara keseluruhan, Prosentase luas tertinggi kabupaten/kota di Kalimantan Selatan adalah Kabupaten Kotabaru (25,11%), Kabupaten Tanah Bumbu (13,50%) dan terendah adalah Kota Banjarmasin (0,19%). Kondisi alam Provinsi Kalimantan Selatan terdiri atas daerah pantai, dataran rendah dan perbukitan/pegunungan. Kemiringan tanah dengan 4 klasifikasi menunjukkan bahwa sebagian besar meliputi lahan datar (0-2%) seluas Ha atau 43,31%, lahan bergelombang (>2-15%) seluas Ha atau 31,50%, lahan curam (>15-40%) seluas Ha atau 19,02 % dan lahan sangat curam seluas Ha atau 6,16%. Menurut jenis tanahnya, meliputi Podsolik Merah Kuning (PMK), Latosol, Litosol, PMK Litosol, Komplek PMK Organosol Gley Humus, PMK Dataran Tinggi, PMK Pegunungan dan Alluvial. Wilayah Kalimantan Selatan juga banyak memiliki sungai, tercatat ada sekitar 68 buah sungai, antara lain Sungai Barito, Sungai Riam Kanan, Sungai Riam Kiwa, Sungai Balangan, Akhir Tahun Anggaran

3 Sungai Batang Alai, Sungai Amandit, Sungai Tapin, Sungai Kintap, Sungai Batulicin, Sungai Sampanahan. Sungai-sungai ini berpangkal pada pegunungan Meratus dan bermuara di Laut Jawa dan Selat Makasar. Penggunaan tanah berdasarkan data BPS tahun 2008 (Kalsel Dalam Angka 2009) tercatat bahwa sebagian besar lahan berupa hutan (43%) atau mencapai Ha dari luas wilayah Provinsi Ha, berupa padang (semak,alang-alang,rumput) seluas Ha, perkebunan Ha, persawahan seluas Ha, pertanian semusim Ha dan pemukiman seluas Ha. Temperatur udara disuatu tempat antara lain ditentukan oleh tinggi rendahnya tempat tersebut terhadap permukaan laut dan jaraknya dari pantai. Temperatur rata-rata di Kalimantan Selatan pada tahun 2008 berkisar antara 21,6ºC sampai 34,3ºC, kelembaban udara rata - rata berkisar antara 51,2% - 99,1% tiap bulan. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan November yaitu 1641,9mm, sedangkan terendah pada bulan September yaitu 30,1mm. 2. Kondisi Demografis Penduduk Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2009 berdasarkan data Bagian Kependudukan Biro Pemerintahan tercatat sebanyak jiwa terdiri atas laki-laki jiwa dan perempuan jiwa, meningkat dibandingkan tahun 2008 yang berdasarkan data BPS penduduk Kalimantan Selatan tercatat sebanyak jiwa terdiri dari laki-laki jiwa dan perempuan jiwa, berarti terjadi pertambahan jumlah penduduk dalam setahun sekitar jiwa. Jumlah penduduk ini jika dilihat menurut daerah Kabupaten/Kota, maka yang terbanyak penduduknya adalah Kota Banjarmasin yaitu jiwa, disusul Kabupaten Banjar jiwa dan Kotabaru jiwa. Sedangkan penduduk terendah berada di Kabupaten Balangan jiwa. Kepadatan jumlah penduduk rata-rata tahun 2009 Kalimantan Selatan sebanyak 102 orang per km², dengan kepadatan tertinggi di Kota Banjarmasin orang per km² dan terendah di Kabupaten Kotabaru yaitu 39 orang per km². Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut ini: No Kabupaten/Kota Laki-laki Perempuan Jumlah Luas Wilayah Penduduk (km²) 1. Banjarmasin ,67 2. Banjarbaru ,83 3. Barito Kuala ,22 4. Banjar ,97 5. Tapin ,95 6. Hulu Sungai Selatan ,94 7. Hulu Sungai Tengah ,00 8. Hulu Sungai Utara ,25 9. Balangan , Tabalong , Tabah Laut , Tanah Bumbu , Kotabaru ,73 Kalimantan Selatan ,52 Sumber : Biro Pemerintahan, jumlah penduduk berdasarkan DAK 2009 Akhir Tahun Anggaran

4 3. Kondisi Ekonomi a. Potensi Unggulan Daerah Kalimantan Selatan memiliki posisi strategis, yang secara Geografis terletak di tengahtengah kepulauan Nusantara dan diapit dua Alur Laut Kepulauan Indonesia serta memiliki potensi Sumber Daya Alam yang besar untuk dipromosikan dan dijual ke pasar berskala Regional maupun Internasional khususnya pada sektor pertanian, pertambangan, kehutanan, perkebunan, peternakan, perikanan laut dan darat serta eco-cultural tourism yang didasarkan atas keunikan aneka ragam budaya-budaya lokal dan keanekaragaman hayati. 1) Potensi Pertanian Sektor pertanian khususnya tanaman pangan memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap perekonomian di Kalimantan Selatan. Berdasarkan data BPS tahun 2008 sektor pertanian menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku (dengan minyak bumi) menyumbang 22,56 %. Dari sektor Pertanian tersebut khusus untuk Tanaman Bahan Makanan menyumbang sebesar 10,49 %. Sementara PDRB untuk tahun 2009 distribusi persentase PDRB menurut lapangan usaha (dengan minyak bumi) untuk sektor pertanian menyumbang sebesar 22,77%, dan untuk Tanaman Bahan Makanan menyumbang 10,85 %. Produksi tanaman pangan khusus padi mengalami peningkatan, berdasarkan data Dinas Pertanian TPH pencapaian produksi padi pada tahun 2009 yaitu ton (Angka Sementara 2009) melebihi capaian produksi pada tahun 2008 yaitu ton atau meningkat 0,14%. Kontribusi produksi padi Kalimantan Selatan adalah 3,07% terhadap produksi padi Nasional tahun 2009 yang berjumlah ton, atau menempati peringkat 9 secara Nasional. 2) Potensi Perikanan Provinsi Kalimantan Selatan memiliki garis pantai ± km termasuk 134 buah pulau yang sudah memiliki nama, berdasarkan data Dinas Perikanan Provinsi Kalimantan Selatan, potensi sumber daya perikanan yang dapat dimanfaatkan saat ini yaitu: perairan laut Ha, perairan umum Ha, air payau Ha dan kolam Ha serta mina padi Ha. Total Produksi perikanan tahun 2008 mencapai ,6 ton, sedangkan angka sementara produksi tahun 2009 mencapai ton. Pemasaran hasil perikanan ditujukan untuk konsumsi lokal, antar pulau, dan ekspor. Realisasi ekspor berdasarkan data Dinas Perindustrian dan Perdagangan, ekspor produk perikanan tahun 2008 mencapai US$ ,11 meningkat pada tahun 2009 menjadi US$ ,24. Akhir Tahun Anggaran

5 3) Potensi Peternakan Hakekat pembangunan peternakan adalah mencukupi kebutuhan pangan masyarakat, khususnya yang berasal dari ternak. Berdasarkan data Dinas Peternakan Prov.Kalsel populasi ternak besar (sapi, kerbau, kuda) tahun 2008 berjumlah ekor menjadi ekor tahun 2009 atau meningkat 3,56%, ternak kecil (kambing, domba, babi) meningkat 4,36% dari ekor tahun 2008 menjadi ekor tahun 2009 dan unggas (ayam buras, pedaging, petelur, itik) dari ekor tahun 2008 menjadi ekor tahun 2009 atau menurun 25,10%, karena penurunan populasi ternak itik dari ekor tahun 2008 menjadi hanya ekor pada tahun Komoditas sektor peternakan yang dihasilkan selain daging, juga produksi susu segar dan telur. 4) Potensi Perkebunan Berdasarkan RTRWP Kalimantan Selatan Tahun 2000 kawasan yang dialokasikan untuk pengembangan perkebunan seluas ± Ha, dari luasan yang dicadangkan tersebut sampai dengan akhir Tahun 2009 baru termanfaatkan seluas ± Ha (53,55%), secara kumulatif luas perkebunan mencapai Ha, meliputi Perkebunan Rakyat (PR) Ha (53,08%), Perkebunan Besar Negara (PBN) Ha (3,34), dan Perkebunan Besar Swasta (PBS) Ha (43,58%). Dari luasan tersebut komoditas Karet dan Kelapa Sawit merupakan komoditas dominan yang dikembangkan, kedua komoditas ini merupakan komoditas andalan Provinsi Kalimantan Selatan. Komoditas Karet sampai saat ini luasnya telah mencapai Ha dimana seluas Ha (86,82%) merupakan Perkebunan yang dimiliki Rakyat, seluas Ha (6,92%) dimiliki PBN, dan sisanya seluas Ha (6,26%) merupakan usaha milik PBS, yang sebagian besar pembangunan kebunnya melalui pendanaan sharing APBN, APBD Provinsi, APBD Kabupaten/Kota dan swadaya petani pekebun dengan melibatkan petani pemilik sebanyak KK, Seiring dengan luas tanaman yang ada telah tersedia 13 pabrik karet Crum Rubber yang tersebar di Kalimantan Selatan dengan kapasitas terpasang sebesar ton/sheet/thn, sedangkan kapasitas terpakai baru sebesar ton/sheet/thn. Khusus untuk kelapa sawit sampai saat ini luasnya telah mencapai Ha dimana seluas Ha (81,20%) merupakan kebun yang dimiliki PBS, dan seluas Ha (1,66%) dimiliki PBN serta sisanya seluas Ha (17,14%) merupakan usaha Perkebunan Rakyat (PR) yang sebagian besar pembangunannya melalui pemanfaatan dana KKPA yang dilaksanakan oleh 5 PBS yang bertindak sebagai inti dan melibatkan petani plasma sebanyak KK. Seiring dengan perkembangan tanaman, saat ini telah dibangun 18 pabrik CPO dengan kapasitas terpasang 780 ton Akhir Tahun Anggaran

6 TBS/Jam, dan rencana pembangunan 2 (dua) pabrik minyak goreng sawit di Kabupaten Kotabaru. Berdasarkan data Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kalsel, Realisasi ekspor komoditas karet alam tahun 2009 mencapai US$ ,12 meskipun mengalami penurunan dibandingkan tahun 2008 yang mencapai US$ ,51 sebagai dampak krisis global menurunnya permintaan karet pada industri otomotif dunia, namun permintaan komoditas minyak sawit (CPO) justru meningkat tajam dari US$ ,56 tahun 2008 menjadi US$ ,07 tahun ) Potensi Kehutanan Luas kawasan hutan di Kalimantan Selatan berdasarkan Perda No.9 Tahun 2000 tentang RTRWP seluas Ha yang terdiri dari kawasan lindung Ha, kawasan hutan produksi terbatas Ha, kawasan hutan produksi tetap Ha dan kawasan hutan produksi konversi Ha. Penggunaan kawasan hutan di tahun 2008 terdiri dari empat jenis penggunaan, yakni untuk pertambangan seluas ,88 Ha disusul penggunaan HTI seluas ,46 Ha, HPH seluas ,67 Ha dan HGU seluas ,61 Ha. Produksi hasil hutan berupa rotan dan kayu olahan seperti plywood, block board, veneer, moulding rata-rata mengalami penurunan produksi terkait dengan ketersediaan bahan baku yang semakin terbatas kecuali particle board mengalami kenaikan produksi. Produk kayu olahan ini dipasarkan di dalam negeri dan luar negeri antara lain ke China, Australia, Timur Tengah, Eropa dan Kanada. Pada tahun 2008 nilai ekspor Kalimantan Selatan untuk komoditas produk kayu menghasilkan devisa sebanyak US$ ,41 mengalami penurunan menjadi US$ ,02 demikian pula produk rotan sedikit mengalami penurunan dari US$ ,33 tahun 2008 menjadi US$ ,93 (sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kalimantan Selatan) 6) Potensi Pertambangan Potensi sumber daya mineral Kalimantan Selatan memiliki cukup banyak ragam komoditas, namun hanya sebagian kecil yang telah dieksploitasi sedangkan sisanya masih merupakan bahan tambang potensial. Berdasarkan catatan pada Biro Perekonomian, cadangan batubara ± 5,6 milyar ton, dengan kalori antara cal/gr, biji besi ± metrik ton dengan kadar 2,2-2,3 gr/ton, emas ± metrik ton dengan kadar 1,72 gr/ton, serta bahan galian lainnya seperti nikel, granit, gamping dan lain-lain. Produksi batubara pada tahun 2008 berjumlah ± ,98 metrik ton yang berasal dari PKP2B sebesar ,24 metrik ton dan KP sebanyak ,74 metrik ton. Realisasi nilai ekspor produk tambang tahun 2008 mencapai US$ ,26 dengan volume ekspor ,90 ton, sedangkan tahun Akhir Tahun Anggaran

7 2009 sampai bulan Desember tercatat nilai ekspor produk tambang mencapai US$ ,76 sebagian besar berasal dari tambang batubara dan batu besi/biji besi. 7) Potensi Pariwisata Provinsi Kalimantan Selatan memiliki obyek dan daya tarik kepariwisataan yang cukup potensial terutama wisata alam (96 buah) dan wisata religius (60 buah) serta obyek wisata lainnya seperti wisata sejarah, wisata agro dan perlu terus dikembangkan. Kebanyakan wisatawan baik domestik/ nusantara maupun mancanegara berasal dari negara-negara di benua Asia dan Eropa. Berdasarkan data Dinas Pemuda & Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata, jumlah kunjungan wisatawan nusantara tahun 2009 sebanyak kunjungan meningkat dibanding tahun 2008 sebanyak kunjungan dengan perolehan devisa mencapai Rp ,- pada tahun 2008, sedangkan tahun 2009 mencapai Rp ,-. Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara sebanyak kunjungan pada tahun 2009 meningkat dibandingkan tahun 2008 yang berjumlah kunjungan. Perolehan devisa tahun 2009 mencapai US$ Kondisi ini didukung oleh tersedianya sarana dan prasarana penunjang wisata yang cukup memadai antara lain bidang transportasi darat, laut dan udara serta fasilitas lainnya berupa hotel bintang 20 buah, hotel melati 178 buah, restoran/rumah makan 316 buah, toko cindera mata 198 buan dan biro perjalanan wisata 162 buah. b. Pertumbuhan Ekonomi / PDRB Kondisi perekonomian Kalimantan Selatan secara makro dapat dilihat antara lain dari perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), PDRB per Kapita dan pertumbuhan ekonomi yang pada beberapa tahun terakhir terus mengalami pertumbuhan yang cukup menggembirakan, meskipun kinerja perekonomian daerah ini juga sangat tergantung dengan dinamika perkembangan ekonomi regional, nasional maupun internasional. Berdasarkan data BPS Provinsi Kalsel, total PDRB Provinsi Kalimantan Selatan menurut lapangan usaha Atas Dasar Harga (ADH) Berlaku dengan migas tahun 2009 sebesar ,14 juta rupiah dan tanpa migas sebesar ,55 juta rupiah meningkat dibandingkan tahun 2008 sebesar ,09 juta rupiah dengan migas dan ,68 juta rupiah tanpa migas. Struktur perekonomian Kalimantan Selatan masih bertumpu pada sektor/lapangan usaha pertanian disamping sektor lainnya, dimana kontribusi sektor pertanian masih memberikan andil terbesar dalam pembentukan total PDRB Kalimantan Selatan tahun 2009 yaitu mencapai 22,77%, disusul sektor pertambangan dan penggalian 20,70% serta Akhir Tahun Anggaran

8 sektor perdagangan, restoran dan perhotelan sebesar 15,14%. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut : Sektor/ Lapangan Usaha *) 1. Pertanian 22,46 22,56 22,77 2. Pertambangan dan Penggalian 21,70 21,84 20,70 3. Industri pengolahan 11,07 10,36 10,13 4. Listrik, Gas dan Air Minum 0,56 0,57 0,54 5. Konstruksi 6,48 6,29 6,45 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 15,04 15,03 15,14 7. Angkutan dan Komunikasi 8,99 9,22 9,04 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 4,46 4,82 4,84 9. Jasa-jasa 9,26 9,30 10,38 PDRB Dengan MIGAS 100,00 100,00 100,00 PDRB Tanpa Migas 98,51 98,63 98,71 Sumber : BPS Prov. Kalsel *) Angka Sementara PDRB per kapita Kalimantan Selatan juga menunjukkan peningkatan, PDRB Per Kapita atas dasar harga berlaku tahun 2008 sebesar rupiah, mengalami kenaikan pada tahun 2009 mencapai rupiah. Hal tersebut dapat kita lihat perkembangan data pada tabel berikut : Tahun PDRB Per Kapita ADH Berlaku (Rupiah) ADH Konstan (Rupiah) *) Sumber : BPS Prov. Kalsel *) Angka Sementara Laju pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan menurut lapangan usaha tahun 2008 dengan migas sebesar 6,23% dan 6,37% tanpa migas, sedangkan tahun 2009 tercatat laju pertumbuhan ekonomi terjadi penurunan menjadi 5,01% dengan migas dan 5,11% tanpa migas. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut: Sektor *) 1 Pertanian 5,72 6,48 6,90 2 Pertambangan dan Penggalian 5,05 7,37 2,13 3 Industri pengolahan 2,94 2,59 2,89 4 Listrik, Gas dan Air Minum 4,14 4,23 5,33 5 Konstruksi 6,90 5,60 6,06 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 6,18 7,07 5,85 7 Angkutan dan Komunikasi 8,23 6,43 5,83 8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 15,36 5,73 5,86 9 Jasa-jasa 6,65 6,63 5,10 PDRB DENGAN MIGAS 6,01 6,23 5,01 PDRB TANPA MIGAS 6,08 6,37 5,11 NASIONAL 6,28 6,06 4,3 Sumber : BPS Prov. Kalsel *) Angka Sementara Akhir Tahun Anggaran

9 Pertumbuhan ekonomi sangat dipengaruhi kondisi perekonomian regional, nasional maupun internasional, adanya pengaruh krisis ekonomi global tahun 2009 telah menjadi tahun yang berat bagi perekonomian nasional maupun daerah. Namun demikian, angka pertumbuhan Kalimantan Selatan tahun 2009 sebesar 5,01% masih diatas angka pertumbuhan Nasional sebesar 4,3%. c. Prospek Perekonomian Kalimantan Selatan Tahun 2010*) Kondisi perekonomian Kalimantan Selatan tahun 2009 tidak luput dari pengaruh melambatnya perekonomian global. Hal ini terlihat dari turunnya kinerja sektor-sektor ekonomi berbasis ekspor yang juga diikuti oleh turunnya pembiayaan sektor perbankan, terutama untuk kredit investasi dan modal kerja. Pergerakan ekonomi Kalimantan Selatan mulai membaik sejak triwulan II-2009 yang mencatat pertumbuhan 3,98 (yoy), setelah pada triwulan I-2009 tumbuh 3,25% (yoy). Selanjutnya pada triwulan III-2009 pertumbuhan ekonomi melonjak menjadi 7,53% (yoy). Membaiknya ekspor beberapa komoditas utama seperti batubara dan minyak sawit (CPO), masih stabilnya konsumsi masyarakat serta dorongan stimulus dari Pemerintah Daerah telah mendorong perbaikan kinerja ekonomi daerah. Secara sektoral, ekonomi Kalimantan Selatan masih ditopang oleh sektor pertanian dengan pangsa sebesar 21,93%, diikuti sektor pertambangan dengan pangsa 21,88% serta sektor perdagangan, hotel dan restoran yang memiliki pangsa 16,46%. Dengan melihat perkembangan dinamika di tahun 2009, perekonomian Kalimantan Selatan pada tahun 2010 diperkirakan akan tumbuh lebih baik, dengan proyeksi pertumbuhan sebesar 6% - 7%. Dari sisi penggunaan, konsumsi msyarakat masih akan menjadi faktor penopang laju pertumbuhan. Indikasi ini terlihat dari masih tingginya indeks ekspektasi konsumen (IEK) dari hasil survey Bank Indonesia Banjarmasin di periode Desember 2009 yang mencapai 122,92 jauh lebih tinggi dibandingkan indeks ekspektasi konsumen pada akhir 2008 yang hanya mencapai 107,64. Meningkatnya konsumsi masyarakat akan dipengaruhi oleh membaiknya daya beli masyarakat seiring kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) serta adanya pelaksanaan Pilkada Dari sisi ekspansi fiskal, adanya peningkatan APBD tahun 2010 terutama untuk pembiayaan infrastruktur akan menjadi salah satu faktor penting pendorong pertumbuhan ekonomi. Dari aktivitas perdagangan luar negeri, kegiatan ekspor Kalimantan Selatan pada tahun 2010 diperkirakan mencatat pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan kondisi Hal ini dipengaruhi semakin membaiknya kondisi perekonomian global. Beberapa negara tujuan utama ekspor Kalimantan Selatan seperti Jepang, China, India dan Amerika Serikat diproyeksikan mencatat pertumbuhan ekonomi yang lebih baik di tahun Akhir Tahun Anggaran

10 Gairah aktivitas investasi di tahun 2009 juga semakin meningkat seiring pelaksanaan berbagai proyek besar. Lima pabrik besi baja segera dibangun di tiga Kabupaten yang mempunyai potensi tambang bijih besi cukup besar untuk memenuhi kebutuhan baja nasional maupun internasional. Kelima perusahaan sebagian sudah dalam tahap konstruksi dan sebagian sedang dalam proses pengurusan Amdal. Kelima perusahaan tersebut yaitu PT. Meratus Jaya Iron & Steel yang merupakan cabang PT. Krakatau Steel di Kabupaten Tanah Bumbu yang kini tengah proses pembangunan konstruksi, kemudian PT. Mandau Steel merupakan perusahaan industri besi dan baja dasar yang juga berlokasi di Tanah Bumbu, PT.Delta Prima Steel yang bergerak dibidang yang sama dan beroperasi di Kabupaten Tanah Laut, PT.Tri Agung Tambang di Kabupaten Tabalong dan PT.Semeru Surya Steel yang beroperasi di Kabupaten Tanah Laut. Disamping lima pabrik baja tersebut, direncanakan PT. Astra Agro juga membangun pabrik CPO di pertengahan tahun 2010 dengan rencana nilai investasi diperkirakan Rp.80 Rp.100 Miliar. Pabrik baru ini akan memproses/mengolah hasil perkebunan dilahan seluas 12 ribu hektar. Tandan buah segar (TBS) yang diproduksi diperkirakan mencapai ribu ton per hari. Dari sisi sektoral, kinerja ekonomi dominan tahun 2010 diperkirakan akan tumbuh lebih baik dibandingkan tahun Di sektor pertanian, kinerja sektor ini ditopang oleh meningkatnya produktivitas tanaman bahan makanan (tabama) dan tanaman perkebunan. Pada sub sektor tabama ditargetkan pada tahun 2010 meningkat 5,48% yaitu dari 2 juta ton menjadi 2,11 juta ton, sehingga diharapkan dapat lebih mendorong perekonomian Kalimantan Selatan. Sedangkan pada subsektor perkebunan, laju pertumbuhan ditopang oleh membaiknya harga dan permintaan, khususnya pasar ekspor. Di sektor pertambangan, peningkatan produksi batubara tahun 2010 diperkirakan mencapai 10-15% yang didorong oleh permintaan pasar domestik dan pasar ekspor. (sumber : Bank Indonesia Banjarmasin) Akhir Tahun Anggaran

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM BAB I PENDAHULUAN Sesuai amanat Pasal 27 ayat (2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah bahwa kepala daerah mempunyai kewajiban menyampaikan laporan penyelenggaraan pemerintahan

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan

Lebih terperinci

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12 BAB I PENDAHULUAN Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Konsekuensi logis sebagai negara kesatuan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah 35 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah Provinsi Lampung adalah 3,46 juta km 2 (1,81 persen dari

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi Kalimantan Timur dan berbatasan langsung dengan Negara Bagian Sarawak, Malaysia. Kabupaten Malinau

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2014 No. 048/08/63/Th XVIII, 5Agustus PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- Ekonomi Kalimantan Selatan pada triwulan II- tumbuh sebesar 12,95% dibanding triwulan sebelumnya (q to q) dan apabila

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2012 DAN TAHUN 2012

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2012 DAN TAHUN 2012 No. 06/02/62/Th. VII, 5 Februari 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2012 DAN TAHUN 2012 Perekonomian Kalimantan Tengah triwulan IV-2012 terhadap triwulan III-2012 (Q to Q) secara siklikal

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Geografi Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi Lampung. Kabupaten Lampung Selatan terletak di ujung selatan Pulau Sumatera

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II-2011

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II-2011 No. 43/08/63/Th XV, 05 Agustus 20 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II-20 Ekonomi Kalimantan Selatan pada triwulan II-20 tumbuh sebesar 5,74 persen jika dibandingkan triwulan I-20 (q to q)

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN I-2011

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN I-2011 No. 06/05/62/Th.V, 5 Mei 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN I-2011 PDRB Kalimantan Tengah Triwulan I-2011 dibanding Triwulan yang sama tahun 2010 (year on year) mengalami pertumbuhan sebesar

Lebih terperinci

III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 3.1. Letak Geografis dan Administrasi Pemerintahan Propinsi Kalimantan Selatan memiliki luas 37.530,52 km 2 atau hampir 7 % dari luas seluruh pulau Kalimantan. Wilayah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di

I. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang tangguh dalam perekonomian dan memiliki peran sebagai penyangga pembangunan nasional. Hal ini terbukti pada saat Indonesia

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan yang dititikberatkan pada pertumbuhan ekonomi berimplikasi pada pemusatan perhatian pembangunan pada sektor-sektor pembangunan yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 63 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2011) Provinsi Lampung meliputi areal dataran seluas 35.288,35 km 2 termasuk pulau-pulau yang

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Seluma Kabupaten Seluma merupakan salah satu daerah pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Selatan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 3

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyampaian laporan keterangan pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada DPRD merupakan amanah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 Nomor Katalog : 9302001.9416 Ukuran Buku : 14,80 cm x 21,00 cm Jumlah Halaman

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2012

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2012 No.11/02/63/Th XVII, 5 Februari 2012 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2012 Perekonomian Kalimantan Selatan tahun 2012 tumbuh sebesar 5,73 persen, dengan pertumbuhan tertinggi di sektor konstruksi

Lebih terperinci

Kinerja ekspor mengalami pertumbuhan negatif dibanding triwulan sebelumnya terutama pada komoditas batubara

Kinerja ekspor mengalami pertumbuhan negatif dibanding triwulan sebelumnya terutama pada komoditas batubara No. 063/11/63/Th.XVII, 6 November 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN III-2013 Secara umum pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan triwulan III-2013 terjadi perlambatan. Kontribusi terbesar

Lebih terperinci

4.1. Letak dan Luas Wilayah

4.1. Letak dan Luas Wilayah 4.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Lamandau merupakan salah satu Kabupaten hasil pemekaran Kabupaten Kotawaringin Barat. Secara geografis Kabupaten Lamandau terletak pada 1 9-3 36 Lintang Selatan dan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN I- 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN I- 2013 No. 027/05/63/Th XVII, 6 Mei 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN I- 2013 Perekonomian Kalimantan Selatan triwulan 1-2013 dibandingkan triwulan 1- (yoy) tumbuh sebesar 5,56 persen, dengan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PROPINSI KALIMANTAN TIMUR. 119º00 Bujur Timur serta diantara 4º24 Lintang Utara dan 2º25 Lintang

GAMBARAN UMUM PROPINSI KALIMANTAN TIMUR. 119º00 Bujur Timur serta diantara 4º24 Lintang Utara dan 2º25 Lintang IV. GAMBARAN UMUM PROPINSI KALIMANTAN TIMUR Propinsi Kalimantan Timur dengan luas wilayah daratan 198.441,17 km 2 dan luas pengelolaan laut 10.216,57 km 2 terletak antara 113º44 Bujur Timur dan 119º00

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN III-2011

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN III-2011 No. 059/11/63/Th.XV, 7 November 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN III-2011 Pertumbuhan ekonomi triwulan III-2011 triwulan II-2011 (q-to-q) mencapai angka 8,13 persen. Pertumbuhan tertinggi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta. Bujur Timur. Luas wilayah Provinsi DKI Jakarta, berdasarkan SK Gubernur

IV. GAMBARAN UMUM Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta. Bujur Timur. Luas wilayah Provinsi DKI Jakarta, berdasarkan SK Gubernur 57 IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta Provinsi DKI Jakarta merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 7 meter diatas permukaan laut dan terletak antara

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Papua

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Papua BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA 4.1. Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Papua Provinsi Papua terletak antara 2 25-9 Lintang Selatan dan 130-141 Bujur Timur. Provinsi Papua yang memiliki luas

Lebih terperinci

No.11/02/63/Th XVII. 5 Februari 2014

No.11/02/63/Th XVII. 5 Februari 2014 No.11/02/63/Th XVII. 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2013 Secara triwulanan, PDRB Kalimantan Selatan triwulan IV-2013 menurun dibandingkan dengan triwulan III-2013 (q-to-q)

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 1.2 SISI PENAWARAN Dinamika perkembangan sektoral pada triwulan III-2011 menunjukkan arah yang melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Keseluruhan sektor mengalami perlambatan yang cukup signifikan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH No. 06/02/72/Th. XIV. 7 Februari 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH Ekonomi Sulawesi Tengah tahun 2010 yang diukur dari kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan 2000

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN I-2012

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN I-2012 No. 06/05/62/Th.VI, 7 Mei 2012 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN I-2012 PDRB Kalimantan Tengah Triwulan I-2012 dibanding Triwulan yang sama tahun 2011 (year on year) mengalami sebesar 6,26

Lebih terperinci

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah 2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah Provinsi Kalimantan Timur dengan ibukota Samarinda berdiri pada tanggal 7 Desember 1956, dengan dasar hukum Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Perkembangan Sejarah menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Barat merupakan Provinsi yang pertama dibentuk di wilayah Indonesia (staatblad Nomor : 378). Provinsi Jawa Barat dibentuk

Lebih terperinci

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 / BAB IV TINJAUAN EKONOMI 2.1 STRUKTUR EKONOMI Produk domestik regional bruto atas dasar berlaku mencerminkan kemampuan sumber daya ekonomi yang dihasilkan oleh suatu daerah. Pada tahun 2013, kabupaten Lamandau

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2011

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2011 No. 11/02/63/Th XV, 6 Februari 2012 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2011 Perekonomian Kalimantan Selatan tahun 2011 tumbuh sebesar 6,12%, dengan pertumbuhan tertinggi di sektor jasajasa sebesar

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2013 No. 046/08/63/Th XVII, 2 Agustus 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2013 Ekonomi Kalimantan Selatan pada triwulan II-2013 tumbuh sebesar 13,92% (q to q) dan apabila dibandingkan dengan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI 4.1 Keadaan Umum Provinsi Jambi secara resmi dibentuk pada tahun 1958 berdasarkan Undang-Undang No. 61 tahun 1958. Secara geografis Provinsi Jambi terletak antara 0º 45

Lebih terperinci

Grafik 1 Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Jawa Timur q-to-q Triwulan IV (persen)

Grafik 1 Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Jawa Timur q-to-q Triwulan IV (persen) BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 13/02/35/Th. XII, 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR I. PERTUMBUHAN DAN STRUKTUR EKONOMI MENURUT LAPANGAN USAHA Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum Dasar hukum penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2016, adalah sebagai berikut: 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian memiliki peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional. Selain berperan penting dalam pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat, sektor

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan 77 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada 104 552-105 102 BT dan 4 102-4 422 LS. Batas-batas wilayah Kabupaten Tulang Bawang Barat secara geografis

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan indikator ekonomi makro yang dapat digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan pembangunan ekonomi suatu daerah. Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Majalengka

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan dititikberatkan pada pertumbuhan sektor-sektor yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Tujuan pembangunan pada dasarnya mencakup beberapa

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Beberapa gambaran umum dari kondisi fisik Kabupaten Blitar yang merupakan wilayah studi adalah kondisi geografis, kondisi topografi, dan iklim.

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN II-2011

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN II-2011 No. 06/08/62/Th. V, 5 Agustus 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN II-2011 Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah triwulan I-II 2011 (cum to cum) sebesar 6,22%. Pertumbuhan tertinggi pada

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Situasi Wilayah Letak Geografi Secara geografis Kabupaten Tapin terletak antara 2 o 11 40 LS 3 o 11 50 LS dan 114 o 4 27 BT 115 o 3 20 BT. Dengan tinggi dari permukaan laut

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 31 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Gambaran Geografis Wilayah Secara astronomis, wilayah Provinsi Banten terletak pada 507 50-701 1 Lintang Selatan dan 10501 11-10607 12 Bujur Timur, dengan luas wilayah

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH No. 11/02/72/Th. XVII. 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH Ekonomi Sulawesi Tengah pada tahun 2013 yang diukur dari persentase kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 16 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Geografis dan Administratif Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 69 mengamanatkan Kepala Daerah untuk menyampaikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH

IV. KONDISI UMUM WILAYAH 29 IV. KONDISI UMUM WILAYAH 4.1 Kondisi Geografis dan Administrasi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 50-7 50 LS dan 104 48-104 48 BT dengan batas-batas wilayah sebelah utara berbatasan dengan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN III-2013

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN III-2013 No. 06/11/62/Th.VII, 6 Nopember 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN III-2013 Perekonomian Kalimantan Tengah triwulan III-2013 terhadap triwulan II-2013 (Q to Q) secara siklikal mengalami

Lebih terperinci

Dari sisi permintaan (demmand side), perekonomian Kalimantan Selatan didorong permintaan domestik terutama konsumsi rumah tangga.

Dari sisi permintaan (demmand side), perekonomian Kalimantan Selatan didorong permintaan domestik terutama konsumsi rumah tangga. No. 064/11/63/Th.XVIII, 5 November 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN III-2014 Perekonomian Kalimantan Selatan pada triwulan III-2014 tumbuh sebesar 6,19 persen, lebih lambat dibandingkan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM Letak Wilayah, Iklim dan Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Barat

IV. GAMBARAN UMUM Letak Wilayah, Iklim dan Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Barat 51 IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Letak Wilayah, Iklim dan Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Barat Sumatera Barat adalah salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di pesisir barat Pulau Sumatera dengan ibukota

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang ada di pulau Jawa, letaknya diapit oleh dua provinsi besar

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 20

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 20 No. 10/02/63/Th XIV, 7 Februari 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 20 010 Perekonomian Kalimantan Selatan tahun 2010 tumbuh sebesar 5,58 persen, dengan n pertumbuhan tertinggi di sektor

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 - IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Jumlah petani di Indonesia menurut data BPS mencapai 45% dari total angkatan kerja di Indonesia, atau sekitar 42,47 juta jiwa. Sebagai negara dengan sebagian besar penduduk

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Lombok Timur merupakan salah satu dari delapan Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara geografis terletak antara 116-117

Lebih terperinci

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec BAB III KONDISI UMUM LOKASI Lokasi penelitian bertempat di Kabupaten Banjar, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Kota Banjarbaru, Kabupaten Kota Banjarmasin, dan Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 39 KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN Letak Geografis dan Administrasi Kabupaten Deli Serdang merupakan bagian dari wilayah Propinsi Sumatera Utara dan secara geografis Kabupaten ini terletak pada 2º 57-3º

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Jumlah Desa/Kelurahan Swasembada Menurut Kabupaten/Kota Tahun

DAFTAR TABEL. Jumlah Desa/Kelurahan Swasembada Menurut Kabupaten/Kota Tahun Tabel 2.1 DAFTAR TABEL Banyaknya Kecamatan, Desa/Kelurahan dan Luas Wilayah Menurut Kabupaten Kota Tahun 14... Halaman 6 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8 2.9 2.10 2.11 2.12 2.13 2.14 2.15 2.16 2. Banyaknya

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012 KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012 Januari 2013 Kinerja Ekonomi Daerah Cukup Kuat, Inflasi Daerah Terkendali Ditengah perlambatan perekonomian global, pertumbuhan ekonomi berbagai daerah di Indonesia

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH

BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH Nilai (Rp) BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH Penyusunan kerangka ekonomi daerah dalam RKPD ditujukan untuk memberikan gambaran kondisi perekonomian daerah Kabupaten Lebak pada tahun 2006, perkiraan kondisi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur Provinsi Kalimantan Timur terletak pada 113 0 44-119 0 00 BT dan 4 0 24 LU-2 0 25 LS. Kalimantan Timur merupakan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PRODUK KELAPA SAWIT DAN BAHAN BAKAR BIODIESEL DARI KELAPA SAWIT

V. GAMBARAN UMUM PRODUK KELAPA SAWIT DAN BAHAN BAKAR BIODIESEL DARI KELAPA SAWIT V. GAMBARAN UMUM PRODUK KELAPA SAWIT DAN BAHAN BAKAR BIODIESEL DARI KELAPA SAWIT 5.1 Produk Kelapa Sawit 5.1.1 Minyak Kelapa Sawit Minyak kelapa sawit sekarang ini sudah menjadi komoditas pertanian unggulan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat melalui beberapa proses dan salah satunya adalah dengan

Lebih terperinci

8.1. Keuangan Daerah APBD

8.1. Keuangan Daerah APBD S alah satu aspek pembangunan yang mendasar dan strategis adalah pembangunan aspek ekonomi, baik pembangunan ekonomi pada tatanan mikro maupun makro. Secara mikro, pembangunan ekonomi lebih menekankan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2011 DAN TAHUN 2011

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2011 DAN TAHUN 2011 No. 06/02/62/Th. VI, 6 Februari 2012 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2011 DAN TAHUN 2011 Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah tahun 2011 (kumulatif tw I s/d IV) sebesar 6,74 persen.

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 5.1 Geografis dan Administratif Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 0 50 7 0 50 Lintang Selatan dan 104 0 48 108 0 48 Bujur Timur, dengan batas-batas

Lebih terperinci

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB.SUBANG TAHUN 2013

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB.SUBANG TAHUN 2013 BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB.SUBANG TAHUN 2013 4.1.Gambaran Umum Geliat pembangunan di Kabupaten Subang terus berkembang di semua sektor. Kemudahan investor dalam menanamkan modalnya di Kabupaten Subang

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Administrasi Kabupaten Bangka Tengah secara administratif terdiri atas Kecamatan Koba, Kecamatan Lubuk Besar, Kecamatan Namang, Kecamatan Pangkalan Baru, Kecamatan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TAHUN 2008 SEBESAR 5,02 PERSEN

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TAHUN 2008 SEBESAR 5,02 PERSEN BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 08/02/34/Th. XI, 16 Februari 2009 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TAHUN 2008 SEBESAR 5,02 PERSEN ekonomi Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada tahun

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN III TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN III TAHUN 2014 No. 68/11/33/Th.VIII, 5 November 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN III TAHUN 2014 Perekonomian Jawa Tengah yang diukur berdasarkan besaran PDRB atas dasar harga berlaku pada triwulan III tahun

Lebih terperinci

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 27 Secara rinci indikator-indikator penilaian pada penetapan sentra pengembangan komoditas unggulan dapat dijelaskan sebagai berikut: Lokasi/jarak ekonomi: Jarak yang dimaksud disini adalah jarak produksi

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. DIY. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 07 44' 04" ' 27"

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. DIY. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 07 44' 04 ' 27 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Geografis Kabupaten Bantul merupakan salah satu dari lima kabupaten di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kabupaten Bantul terletak di sebelah selatan

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007 BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007 4.1. Gambaran Umum awa Barat adalah provinsi dengan wilayah yang sangat luas dengan jumlah penduduk sangat besar yakni sekitar 40 Juta orang. Dengan posisi

Lebih terperinci

I-1 BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang

I-1 BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ)

Lebih terperinci

BAB I GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN KABUPATEN MAJALENGKA

BAB I GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN KABUPATEN MAJALENGKA BAB I GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN KABUPATEN MAJALENGKA 1.1. Pertumbuhan Ekonomi PDRB Kabupaten Majalengka pada tahun 2010 atas dasar harga berlaku mencapai angka Rp 10,157 triliun, sementara pada tahun

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Ekonomi Pemulihan ekonomi Kepulauan Riau di kuartal akhir 2009 bergerak semakin intens dan diperkirakan tumbuh 2,47% (yoy). Angka pertumbuhan berakselerasi

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA 31 KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA Administrasi Secara administratif pemerintahan Kabupaten Katingan dibagi ke dalam 11 kecamatan dengan ibukota kabupaten terletak di Kecamatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kemajuan dan perkembangan ekonomi Kota Bandar Lampung menunjukkan

I. PENDAHULUAN. Kemajuan dan perkembangan ekonomi Kota Bandar Lampung menunjukkan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Kemajuan dan perkembangan ekonomi Kota Bandar Lampung menunjukkan trend ke arah zona ekonomi sebagai kota metropolitan, kondisi ini adalah sebagai wujud dari

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN I-2014

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN I-2014 BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 26/05/73/Th. VIII, 5 Mei 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN I-2014 PEREKONOMIAN SULAWESI SELATAN TRIWULAN I 2014 BERTUMBUH SEBESAR 8,03 PERSEN Perekonomian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. itu pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan pendapatan perkapita serta. yang kuat bagi bangsa Indonesia untuk maju dan berkembang atas

I. PENDAHULUAN. itu pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan pendapatan perkapita serta. yang kuat bagi bangsa Indonesia untuk maju dan berkembang atas 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi adalah meningkatnya produksi total suatu daerah. Selain itu pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan pendapatan perkapita serta meningkatnya kesejahteraan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang 70 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Tanggamus 1. Keadaan Geografis Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Asesmen Ekonomi Pada triwulan I 2012 pertumbuhan Kepulauan Riau mengalami akselerasi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat 6,34% (yoy)

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan Berdasarkaan uraian sebelumnya, maka kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut: 1. Topografinya, Kabupaten Subang dapat dibagi ke dalam 3 (tiga) zona/klasifikasi

Lebih terperinci

Boks 1. Dampak Pembangunan Industri Hilir Kelapa Sawit di Provinsi Riau : Preliminary Study IRIO Model

Boks 1. Dampak Pembangunan Industri Hilir Kelapa Sawit di Provinsi Riau : Preliminary Study IRIO Model Boks 1 Dampak Pembangunan Industri Hilir Kelapa Sawit di Provinsi Riau : Preliminary Study IRIO Model I. Latar Belakang Perkembangan ekonomi Riau selama beberapa kurun waktu terakhir telah mengalami transformasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bentuk kenaikan pendapatan nasional. Cara mengukur pertumbuhan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. bentuk kenaikan pendapatan nasional. Cara mengukur pertumbuhan ekonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan laju pertumbuhan yang dibentuk dari berbagai macam industri yang secara tidak langsung menggambarkan tingkat ekonomi yang terjadi. Bagi

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. Provinsi Jawa Timur membentang antara BT BT dan

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. Provinsi Jawa Timur membentang antara BT BT dan BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR 4. 1 Kondisi Geografis Provinsi Jawa Timur membentang antara 111 0 BT - 114 4 BT dan 7 12 LS - 8 48 LS, dengan ibukota yang terletak di Kota Surabaya. Bagian utara

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK 34 IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK 4.1 Gambaran Umum Provinsi Lampung Lintang Selatan. Disebelah utara berbatasan dengann Provinsi Sumatera Selatan dan Bengkulu, sebelah Selatan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 20 BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 3.1. SITUASI GEOGRAFIS Secara geografis, Kota Bogor berada pada posisi diantara 106 derajat 43 30 BT-106 derajat 51 00 BT dan 30 30 LS-6 derajat 41 00 LS, atau kurang

Lebih terperinci

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1. Kondisi Geografis Kota Makassar secara geografi terletak pada koordinat 119 o 24 17,38 BT dan 5 o 8 6,19 LS dengan ketinggian yang bervariasi antara 1-25 meter dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pulau Karimunjawa). Jarak dari Barat ke Timur adalah 263 km dan dari Utara ke

BAB I PENDAHULUAN. Pulau Karimunjawa). Jarak dari Barat ke Timur adalah 263 km dan dari Utara ke BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Provinsi Jawa Tengah diapit oleh dua provinsi besar, yaitu Jawa Barat dan Jawa Timur, letaknya antara 5 40 dan 8 30 dan 111 30 bujur timur (termasuk Pulau Karimunjawa).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat. Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat. Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi pada hakekatnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat diperlukan pertumbuhan

Lebih terperinci

BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN

BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 63/11/73/Th. VIII, 5 November 2014 EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN III TUMBUH SEBESAR 6,06 PERSEN Perekonomian Sulawesi Selatan pada triwulan III tahun 2014 yang diukur

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN II 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN II 2013 No. 45/08/72/Th. XVI, 02 Agustus 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN II 2013 Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 32/05/35/Th. XI, 6 Mei 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2013 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Triwulan I Tahun 2013 (y-on-y) mencapai 6,62

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 263 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 Tim Penulis

Lebih terperinci