PENDEKATAN KONSEP LEAN MANUFACTURING UNTUK MEMINIMASI WASTE PADA SISTEM PRODUKSI PADA PT X SURABAYA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENDEKATAN KONSEP LEAN MANUFACTURING UNTUK MEMINIMASI WASTE PADA SISTEM PRODUKSI PADA PT X SURABAYA"

Transkripsi

1 PENDEKATAN KONSEP LEAN MANUFACTURING UNTUK MEMINIMASI WASTE PADA SISTEM PRODUKSI PADA PT X SURABAYA Merpatih, Suparno, dan Stefanus Eko Wiratno Jurusan Teknik Industri ITS ielnon@yahoo.co.id ABSTRAK Setiap perusahaan berusaha untuk memberikan layanan terbaik kepada customernya dengan penyerahan produk tepat waktu dimana faktor kualitas dan lead time produksi merupakan faktor penentu yang perlu diperbaiki secara terus menerus, dengan cara menerapkan strategi internal yang benar. Saat ini proses produksi kaca Temper pada PT X memiliki permasalahan yang belum terungkap jelas Hal tersebut mengakibatkan penggunaaan peralatan yang ada belum optimal, banyaknya produk defect (cacat). Pengungkapan akar masalah dan faktor penyebabnya diperlukan sebelum perusahaan melakukan usaha perbaikan. Penelitian ini menggunakan pendekatan konsep Lean manufacturing untuk mengidentifikasi waste (non added value activity) pada pelaksanaan proses produksi, root cause analysis dilakukan untuk mencari akar permasalahan dan dampak yang terjadi terhadap aktivitas pelaksanaan proses produksi secara keseluruhan, dan Total Productive Maintenance (TPM) melalui pengukuran Overall Equipment Effectivenes (OEE) digunakan sebagai improve untuk meminimasi waste dan usulan perbaikan. Pada proses pengolahan data teridentifikasi aktivitas yang tidak mempunyai nilai tambah ( non value added) atau waste yang dominan yaitu defect (25,61%) yang diakibatkan oleh kerusakan mesin pada saat proses produksi, kualitas produk dan human error, waiting (17,97%) yang diakibatkan oleh menunggu perbaikan mesin, kurangnya sarana transportasi antar mesin, unnecessary motion (14,73%) diakibatkan oleh penataan mesin dan peralatan yang tidak ergonomis, kurangnya sarana K3. Hasil analisa OEE didapatkan bahwa rendahnya OEE perusahaan diakibatkan oleh tingginya downtime mesin dan banyaknya produk defect. Kata Kunci: Lean manufacturing, Value added activity,waste,tpm, OEE PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah PT X adalah salah satu perusahaan kaca pengaman dengan visi kualitas, keamanan dan seni yang berorientasi dunia merupakan salah satu perusahaan kaca yang memproduksi beberapa macam produk untuk diaplikasikan pada eksterior dan interior gedung, furniture, otomotif melayani pasar Nasional maupun Internasional. Ada beberapa jenis produk yang diproduksi yaitu: kaca temper, kaca lengkung, dan kaca laminasi. Karena sistim produksinya berbasis job shop, sehingga faktor kualitas dan lead time dari proses produksi merupakan faktor yang perlu diperbaiki. Kenyataan mengindikasikan bahwa adanya pencapaian target yang kurang optimal diakibatkan oleh lead time produksi, sumber daya yang masih terbatas serta efektifitas peralatan yang kurang memadai untuk pencapaian target yang diakibatkan oleh downtime mesin dan adanya kerusakan barang dalam proses atau produk cacat/defect. Disamping itu juga

2 kuantitas dan kualitas proses masih mengindikasikan kurangnya performansi dan efisiensi mesin-mesin. Hal ini dapat dilihat dari aktifitas-aktifitas lamanya proses produksi, dan terjadinya proses penumpukan work in proses inventory di beberapa titik. Berdasarkan kondisi inilah perusahaan perlu melakukan efisiensi, utamanya pada sistem produksi yang memegang peranan penting pada value stream perusahaan untuk tetap bertahan bahkan meningkatkan performansinya. Pendekatan Lean adalah metodologi yang digunakan untuk mempercepat dan mengurangi biaya untuk proses apapun (dalam manufaktur atau jasa). Lean akan memperbaiki kecepatan proses dan mengurangi biaya non value added dan mempercepat kecepatan proses. Lean lebih terfokus pada value added activity, non value added activity (Hines dan Taylor, 2000). Kelebihan dari konsep Lean adalah dapat menggambarkan lebih detail Big Picture Mapping proses pelayanan yang terdapat pada sebuah perusahaan. Dengan menggambar big picture mapping tersebut dapat di identifikasi aktifitas-aktifitas yang bersifat value added dan non value added, dan necessary non value added yang merupakan aktivitas yang mempengaruhi kepuasan konsumen. Selain itu dapat digunakan untuk mengidentifikasi waste yang terjadi pada proses layanan yang ada pada suatu perusahaan. Konsep Lean mampu mengeleminasi waste tepat sasaran pada value stream system. Pada awal penelitian perlu digambarkan system pemenuhan order secara keseluruhan. Proses eleminasi waste difokuskan dengan penggambaran detail Mapping.untuk menentukan tools yang sesuai digunakan Value Stream Analysis Tool (VALSAT), kemudian Agar sistem manufaktur fleksibel dapat bekeja secara efektif, mengaplikasikan prinsip Total Productive Maintenance (TPM) dan mengkonsentrasikan tujuannya untuk mengeliminasi atau meminimasi Six Big Loses untuk meminimasi waste (Nakajima, 1998). Perumusan Masalah Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini: Bagaimana meminimasi waste yang terjadi pada sistem produksi kaca Temper, sehingga dapat meningkatkan performansi dan efisiensi perusahaan Tujuan Penelitian 1. Mengidentifikasi macam-macam waste dan dampak yang ditimbulkan pada sistem produksi. 2. Mendapatkan faktor penyebab waste pada sistem produksi kaca temper. 3. Merumuskan usulan perbaikan untuk meminimasi waste pada sistem produksi sehingga dapat meningkatkan performansi dan efisiensi perusahaan. Manfaat Penelitian Manfaat yang didapatkan dari penelitian ini adalah: 1. Perusahaan dapat mengetahui waste yang terjadi didalam proses produksi, dan penyebab utama waste produksi yang ditemukan 2. Memberikan rekomendasi perbaikan pada perusahaan untuk dapat mengeleminasi waste tepat sasaran. Sehingga proses produksi menjadi lebih efisien. A-13-2

3 Ruang lingkup Penelitian Batasan yang digunakan dalm penelitian ini adalah: 1. Penelitian dilakukan pada proses pembuatan kaca temper yang merupakan poduk yang memiliki proses produksi yang cukup kompleks. 2. Waste yang diteliti adalah tipe waste yang didefenisikan Shiego Singo (Hines dan Taylor, 2000). 3. Data historis yang digunakan adalah data bulan Januari Desember Asumsi yang digunakan dalam penyelesaian tesis ini adalah selama penelitian proses dan aktivitas tidak mengalami perubahan. TINJAUAN PUSTAKA Konsep Lean Konsep lean adalah sekumpulan peralatan dan metode yang dirancang untuk mengeliminasi waste, mengurangi waktu nggu, memperbaiki performance, dan mengurangi biaya (william, 2006). Lean adalah suatu upaya terus-menerus untuk menghilangkan pemborosan ( waste) dan meningkatkan nilai tambah ( value added) produk (barang dan/atau jasa) agar memberikan nilai kepada pelanggan (Gaspersz, 2007). Tujuan dari lean adalah untuk mengeliminasi waste semua proses dan memaksimalkan efisiensi proses (Yang, 2005). Dasar pemikiran dari Lean Thinking adalah berusaha meniadakan waste (pemborosan) baik dalam tubuh perusahaan atau antar perusahaan. Dasar pemikiran ini merupakan hal mendasar untuk mewujudkan sebuah value stream yang ramping atau lean. Untuk dapat mengaplikasikan konsep lean dalam perusahaan diperlukan pemahaman akan kebutuhan konsumen dan apa yang dipentingkan oleh konsumen. Dari penggambaran value stream dari perusahaan akan diketahui aktivitas-aktivitas yang tidak berguna bisa dieliminasi, sehingga nantinya konsumen tidak perlu membayar suatu aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah dalam proses produksi. Konsep dan Prinsip Total Productive Maintenamce (TPM) Menurut Nakajima (1988) OEE merupakan metode yang digunakan sebagai alat ukur ( metric) dalam penerapan program TPM guna menjaga peralatan pada kondisi ideal dengan menghapuskan six big losses peralatan. Pengukuran OEE ini didasarkan pada tiga ratio utama yaitu (1) Availability ratio, (2) Performance ratio, dan (3) Quality ratio. Untuk mendapatkan niai OEE, maka ketiga nilai dari ketiga ratio utama tersebut harus diketahui lebih dahulu. Langkah Pengukuran OEE (Nakajima, 1988) Availability ratio menggambarkan pemanfaatan waktu yang tersedia untuk kegiatan operasi mesin atau peralatan availability merupakan ratio dari operation time dengan mengeleminasi downtime peralatan, terhadap planned production time. Dengan demikian persamaan yang digunakan untuk mengukur availability ratio: Operating time Availabili ty (1) Planned production time Performance rate merupakan suatu ratio yang menggambarkan kemampuan dari peralatan dalam menghasilkan barang. Ratio ini merupakan perbedaan antara kecepatan ideal dengan dengan kecepatan aktual mengukur pemeliharaan dari sutu A-13-3

4 kecepatan selama periode tertentu. Persamaan yang digunakan untuk mengukur performance ratio: ( Average cycle time x No. of good units made ) Performan ce rate (2) Operating time Quality ratio merupakan suatu rasio yang menggambarkan kemampuan peralatan untuk menghasilkan suatu produk sesuai standar. Persamaan yang digunakan untuk mengukur rasio ini: Good Pieces Quality rate.. (3) Total Pieces Nilai OEE diperoleh dengan mengalikan ketiga ratio utama tersebut. Secara matematis. Persamaan pengukuran nilai OEE: OEE (%) = Availability (%) x Performance rate x Quality rate (%) (4). Setelah pengukuran OEE juga melakukan pengukuran Equipment losses METODOLOGI PENELITIAN Tahap Pengolahan data Dari informasi, kuisioner, pengamatan dilapangan, data historis perusahaan yang diperoleh dilakukan pengolahan data sebagai berikut: 1. Membuat Big Picture mapping yang menggambarkan system secara keseluruhan serta value stream yang ada didalamnya. 2. Melakukan identifikasi 7 waste, pembobotan untuk mengetahui waste yang dominan di lantai produksi, pembobotan dengan tools Valsat untuk mimilih tool yang sesuai untuk memetakan waste yang teridentifikasi. 3. Waste yang dominan dicari akar penyebabnya dengan menggunakan cause and effect diagram. 4. Pengukuran nilai OEE perusahaan dengan menghitung tiga faktor utama yaitu: Availability, Performance, Quality. Hasil yang diperoleh dibandingkan dengan OEE wold standar. HASIL PEMBAHASAN Analisa Penyebab Terjadinya Waste Berdasarkan pada hasil kuisioner dan hasil pengamatan di lapangan, maka dilakukan analisa penyebab terjadinya waste system produksi produk temper. Defect dengan bobot 8,71 atau 26% penyebab defect dapat dilihat pada gambar 1 dibawah ini. Gambar 1. Cause dan Efect Diagram untuk Defect A-13-4

5 Defect yang terjadi pada setiap mesin digambarkan seperti berikut: Defect Gambar 2. Defect pada Mesin Waiting dengan bobot 6 atau 18%.Penyebab waiting digambarkan sebagai berikut: Gambar 3. Cause dan Efect Diagram Waiting Unnecessary motion dengan bobot 4,92 atau 14,73% penyebab waste digambarkan sebagai berikut: Gambar 4. Cause dan Effect Unnecessary Motion Analisa Pencapaian OEE Nilai OEE dari peralatan dalam kondisi ideal yang merupakan standar perusahaan dari perusahaan world standard adalah 85% ( Chand G, dan Shirvani B, 2000) nilai tersebut dengan komposisi ketiga ratio: Availabilitas ratio 90% atau lebih Performance ratio 95% atau lebih Quality ratio 99% atau lebih Nilai OEE dari ketiga rasio merupakan acuan yang diterapkan oleh perusahaan dan mejadi dasar dalam analisis ini. Formatted: Bullets and Numbering A-13-5

6 Nilai pencapaian OEE dari ketiga rasio adalah sebagai berikut: - Availabilitas rata- rata 73,51% setiap bulan yang menunjukkan ketersediaan waktu yang tidak optimal, proses kerja mesin kurang baik karena tingginya downtime, sehingga dapat dikatakan bahwa rendahnya nilai availability akibat dari ketersediaan waktu yang tidak optimal dan waktu yang ada tidak dimanfaatkan dengan baik. - Performansi rata-rata 70,44% yang menunjukkan bahwa kemampuan mesin untuk mengasilkan barang/produk sangat rendah. Faktor yang mempengaruhi adalah waktu operasi yang kurang dan juga output yang dihasilkan sangat rendah dari yang seharusnya, speed losses, Grade change, loading mesin hanya mencapai sekitar 40%, prosedur operasi yang ditentukan tidak ditaati oleh operator. - Kualitas rata-rata setiap bulan berkisar antara 0.929%-0,981% atau sekitar 92,98%- 98,14% hal menunjukkan bahwa hasil produksi yang dihasilkan mempunyai tingkat defect yang tinggi yaitu (4,12%), dari total produk yang dihasilkan. disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: kualitas kaca yang kurang bagus, scrap and rework (9%), start up kerusakan yang terjadi dalam proses, human error (operator) yang tidak mentaati aturan yang ditetapkan contoh menitip produk-produk yang tidak mempunyai ketebalan yang sama sehingga mengakibatkan kaca pecah ( break) saat berada dalam proses dan lain-lain. OEE tiap bulan rata-rata 49,49% rendahnya nilai OEE sebagai akibat dari rendahnya ketiga rasio, terutama nilai performansi yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan kedua nilai lainnya. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap OEE secara keseluruhan disajikan pada gambar 5. Gambar 5. Influence Diagrams OEE Hasil pengukuran OEE secara keseluruhan disajikan pada tabel 1. Tabel 1. Hasil Pengukuran OEE Preusan No OEE dan Rasio Pencapaian rata-rata tiap bulan (%) 1 Availability ratio 73,51 2 Performance ratio 70,44 3 Quality ratio 95,91 4 OEE 49,49 A-13-6

7 Overall Equipment Effectiveness 2007 Presentase (%) Avaibilit y Perf ormance Qualit y OEE B U L A N Gambar 6. Pencapaian OEE dibawah 50% Dari hasil pengukuran OEE didapatkan bahwa rendahnya OEE dipengaruhi oleh nilai performance yang rendah dibandingkan dengan availabilitas dan kualitas. Menurut Peter Wilmott dan Denis (2001) output estimasi peningkatan tiap 1% OEE = Total Output / average % OEE x Time Total waktu (Bulan) Total Output (pcs) Ratarata OEE (%) Tabel 2. Estimasi Peningkatan OEE Best of the Best OEE (%) Selisih rata-rata OEE dengan Best of the Best OEE (%) Output estimasi peningkatan tiap 1% OEE (pcs) Estimasi peningkatan OEE terhadap output produk ,08 Dengan menggunakan nilai performasi estimasi akan dibandingkan dengan OEE aktual pada tabel 2 Analisa selanjutnya dengan dengan menjalankan kecepatan aktual sesuai standar Tabel 3. Estimasi Peningkatan Performnce Month Average cycle pcs/min Operating time Performance Selisih nilai performance Actual Estimasi Aktual Estimasi Aktual Estimasi Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Rata-rata Dari tabel 3 dapat diketahui bahwa dengan menaikkan kecepatan aktual yang ditetapkan dapat mempercepat operating time sehingga akan meningkatkan nilai ratarata performansi estimasi sebesar 4,48%. (%) A-13-7

8 Tabel 4. Perbandingan Peningkatan Performance Terhadap Peningkatan OEE A Aktual P Aktual Q Aktual OEE aktual A Estimasi P Estimasi Q Estimasi OEE Estimasi Selisih OEE Selisih OEE (%) Rata-rata selisih OEE 5.08 Dari tabel 4 didapatkan bahwa dengan menggunakan nilai performance estimasi rata-rata peningkatan nilai OEE selama tahun 2007 sebesar 5,08%. Dengan demikian berdasarkan tabel 3 dan tabel 4 dapat diketahui bahwa nilai performansi dapat ditingkatkan dengan menaikkan kecepatan aktual. Jika hal itu dilakukan maka akan meningkatkan nilai OEE secara keseluruhan. Analisa Equipment Losses Peningkatan pada operating time akan mengakibatkan peningkatan pada nilai OEE, sebaliknya peningkatan pada planned downtime dan equipment down time baik salah satu maupun keduanya akan menyebabkan penurunan nilai OEE Melalui identifikasi SBL, usaha pengungkapan masalah menjadi lebih terfokus sehingga menjadi lebih jelas dimana rendahnya performansi disebabkan tingginya planned downtime dan equipment downtime. Dengan mengunakan analisis pareto terhadap seluruh losses dari peralatan yang termasuk dalam downtime (losses) dari Januari Desember 2007 hasilnya dapat dilihat pada gambar 4.6. EQUIPMENT LOSSES Count Percent : 0 Losses Count Percent Cum % Idle and minor stop B reak Start Up Rework C leaning Gambar 6. Diagram Pareto Equipment Losses Others 0 Dari gambar diagram pareto terlihat bahwa 43 % dari kerugian peralatan yang menyebabkan rendahnya pencapaian nilai OEE terutama diakibatkan oleh planned downtime yang ditentukan oleh perusahaan dengan alasan teknis. Sedangkan 33 % diakibatkan oleh trouble quality yang ditandai dengan adanya produk defect akibat kerusakan mesin, kesalahan operator maupun kualitas material (bahan baku). A-13-8

9 KESIMPULAN & SARAN Kesimpulan Waste Dari hasil pengolahan data didapat bahwa waste yang paling dominan adalah: a. Defect, dampak yang diakibatkan adalah menurunnya output produksi. b. Waiting yang mengakibatkan tertundanya proses penyelesaian produk, c. Unnecessary motion menimbulkan gerakan gerakan yang tidak argonomis sehingga memperlambat proses produksi. Pencapaian OEE Untuk meningkatkan OEE Perusahaan dapat dilakukan dengan menaikkan kecepatan aktual. Dari hasil analisa peningkatan estimasi OEE Pada tabel 4.1 didapatkan bahwa 1% OEE akan setara dengan peningkatan output sebesar pcs/tahun. Jika peningkatan OEE ini dilakukan sampai Best of the Best OEE, maka akan menghasilkan peningkatan output sebesar ,08 pcs/tahun. Selanjutnya dengan meningkatkan waktu aktual. Dari tabel 5.3 dapat diketahui bahwa dengan menaikkan kecepatan aktual yang ditetapkan dapat mempercepat operating time sehingga akan meningkatkan nilai rata-rata performansi estimasi sebesar 4,48% dengan menggunakan nilai performasi estimasi akan dibandingkan dengan OEE aktual pada tabel 5.4. Dengan menggunakan nilai performance estimasi rata-rata peningkatan nilai OEE selama tahun 2007 sebesar 5,08%. Saran Saran untuk Perusahaan Adapun saran yang dapat diberikan pada perusahaan adalah: 1. Memberikan lebih banyak pelatihan tentang waktu aktual yang sesuai standar kepada operator 2. Memperbaiki proses pemeliharaan terhadap peralatan produksi terutama control panel, heater, serta meningkatkan pengawasan atasan terhadap aktivitas autonomous maintenance 3. Agar perusahaan lebih teliti dan sistimatis dalam melakukan pencatatan data yang berkaitan dengan downtime, iddle time, minor stoppage, grade cange, power plan, set up mesin sehingga memudahkan dalam pengontrolan performansi dan OEE. Saran untuk Peneliti Selanjutnya 1. Mengkaji lebih dalam tentang penerapan TPM diperusahaan dan peneliti membandingkan biaya yang dapat direduksi dengan penerapan TPM dan tanpa penerapan TPM sesingga memudahkan untuk melihat kerugian sebagai akibat langsung dari proses yang sedang berlangsung 2. Analisa pemborosan dalam ruang lingkup TPM yang lebih luas mulai dari perencanaan produksi, pelaksanaan proses produksi, hingga penyerahan ke Owner DAFTAR PUSTAKA Daellenbach Hans G dan Nicle Mc Donald (2005), Management science Decision making through systems thinking Palgrave macmilan. Fawaz A, Abdulmalek dan Jayant Rajgopal (2007), Analizing the benefits of lean manufacturing and value stream mapping via simulation, International Jurnal Production Ekonomics A-13-9

10 Gaspersz, V (2007), Lean six sigma for Manufacturing and Service Industries, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Hines, Peter dan Rich, Nick (1997), The Seven Value Stream Tools, International Jurnal of Operation and Production Management Vol 17 pp University Press. Hines, Peter and Taylor, David (2000), Going Lean. Lean Enterprise Research Center Cardiff Bussiness School, USA. Katila Pekka (2000), Aplaying Total Productive Maintenance-TPM Principles in the Flexible Manufacturing Systems Lulea Tekniska Universitet. Ljungberg, O (1998), Measurement of overall equipment effectiveness as a basis for TPM activities. International Journal of Operation and Production Management Vol 18 No5 pp MC. Carthy Dennis dan Rich Nick (2004), Sustaining the improvement drive Lean TPM pages Mc. Carthy, Dennis dan Rich Nick (2004), Lean TPM pages Melton (2005), The Benefits of Lean Manufacturing, Offer the Process Industries, Chemical Engineering Research and Design: Eti Mc, Ogaji S.O.T dan Probert S.D (2004), Implementing Total Produktif Maintenance in Nigerian Manufacturing Industries. Applied Energy. Nakajima S (1988), Introduction to TPM. Cambridge, MA: Productivity Press. Nakajima S (1989), TPM Development Program: Implementing Total Productive Maintenance. Productivity Press, Cambridge, MA. Rondrigues Marcelo dan Hatakeyama Kazuo (2006) Analysis of the fall of TPM in Companies Material Processing Tecknology Vol 17, Tjiptono Fandy dan Anastasia Diana (2000), Total Quality Management hal 19 ANDI Yokyakarta. Womack J.P, Jones D.T and Ross (1990), The Machine that Changet the World Rowson Association. Womack J.P and Jones D.T (1996), Lean Thinking Banish Waste and Create Wealth in your Corporation. ( ), The Fast Guide to OEE. Willmott,Peter dan MC Carthy,Denis (2001),TPM A Route to World Class Performance Butter Worth- Heinemann, Oxford. A-13-10

PENDEKATAN KONSEP LEAN MANUFACTURING UNTUK MEMINIMASI WASTE PADA SISTEM PRODUKSI (Studi Kasus PT. XYZ)

PENDEKATAN KONSEP LEAN MANUFACTURING UNTUK MEMINIMASI WASTE PADA SISTEM PRODUKSI (Studi Kasus PT. XYZ) PENDEKATAN KONSEP LEAN MANUFACTURING UNTUK MEMINIMASI WASTE PADA SISTEM PRODUKSI (Studi Kasus PT. XYZ) Rakhmawati Jurusan Teknologi Industri Pertanian Universitas Trunojoyo Korespodensi : Jl. Raya Telang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan metodologi penelitian atau tahapan-tahapan penelitian yang akan dilalui dari awal sampai akhir. Metodologi penelitian perlu ditentukan terlebih

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI LEAN MANUFACTURING UNTUK MENGURANGI LEAD TIME SHOULDER Studi Kasus PT.Barata Indonesia (Persero)

IMPLEMENTASI LEAN MANUFACTURING UNTUK MENGURANGI LEAD TIME SHOULDER Studi Kasus PT.Barata Indonesia (Persero) IMPLEMENTASI LEAN MANUFACTURING UNTUK MENGURANGI LEAD TIME SHOULDER Studi Kasus PT.Barata Indonesia (Persero) Ratnaningtyas, Moses Laksono Singgih Magister Managemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

dalam pembahasan sehingga hasil dari pembahasan sesuai dengan tujuan yang

dalam pembahasan sehingga hasil dari pembahasan sesuai dengan tujuan yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Identifikasi Masalah Tahap identifikasi masalah adalah tahap dimana peneliti ingin menemukan masalah yang akan menjadi fokus penelitian. Tahap ini merupakan penggabungan dari

Lebih terperinci

Usulan Lean Manufacturing Pada Produksi Closet Tipe CW 660J Untuk Meningkatkan Produktivitas

Usulan Lean Manufacturing Pada Produksi Closet Tipe CW 660J Untuk Meningkatkan Produktivitas Jurnal Teknik Industri, Vol., No., Juni 03, pp.-8 ISSN 30-495X Usulan Lean Manufacturing Pada Produksi Closet Tipe CW 0J Untuk Meningkatkan Produktivitas Ridwan Mawardi, Lely Herlina, Evi Febianti 3,,

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN Metode penelitian ini merupakan cara atau prosedur yang berisi tahapantahapan yang jelas yang disusun secara sistematis dalam proses penelitian. Tiap tahapan maupun bagian yang

Lebih terperinci

Jl. Kaliurang Km 14.4 Sleman, DIY 55184 1,2)Email: teknik.industri@uii.ac.id ABSTRAK

Jl. Kaliurang Km 14.4 Sleman, DIY 55184 1,2)Email: teknik.industri@uii.ac.id ABSTRAK Penerapan Metode Total Productive Maintenance (TPM) untuk Mengatasi Masalah Six-Big Losess dalam Mencapai Efisiensi Proses Produksi (Studi Kasus pada PT. Itokoh Ceperindo) Aldila Samudro Mukti 1, Hudaya

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Mesin atau peralatan yang menjadi objek penelitian adalah pada bagian pengeringan di PT. XYZ yaitu pada mesin Dryer Twind. Karena mesin ini bersifat

Lebih terperinci

Evaluasi Efektivitas Mesin Creeper Hammer Mill dengan Pendekatan Total Productive Maintenance (Studi Kasus: Perusahaan Karet Remah di Lampung Selatan)

Evaluasi Efektivitas Mesin Creeper Hammer Mill dengan Pendekatan Total Productive Maintenance (Studi Kasus: Perusahaan Karet Remah di Lampung Selatan) Evaluasi Efektivitas Mesin Creeper Hammer Mill dengan Pendekatan Total Productive Maintenance (Studi Kasus: Perusahaan Karet Remah di Lampung Selatan) Melani Anggraini *1), Rawan Utara *2), dan Heri Wibowo

Lebih terperinci

Permasalahan yang akan dijadikan objek penelitian ini adalah keterlambatan pengerjan proyek pembuatan High Pressure Heater (HPH) di PT.

Permasalahan yang akan dijadikan objek penelitian ini adalah keterlambatan pengerjan proyek pembuatan High Pressure Heater (HPH) di PT. PT. Barata Indonesia merupakan perusahaan manufaktur dengan salah satu proyek dengan tipe job order, yaitu pembuatan High Pressure Heater (HPH) dengan pengerjaan pada minggu ke 35 yang seharusnya sudah

Lebih terperinci

Analisis Overall Equipment Effectiveness dalam Meminimalisasi Six Big Losses pada Area Kiln di PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk.

Analisis Overall Equipment Effectiveness dalam Meminimalisasi Six Big Losses pada Area Kiln di PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. Analisis Overall Equipment Effectiveness dalam Meminimalisasi Six Big Losses pada Area Kiln di PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. Pabrik Tuban Tofiq Dwiki Darmawan *1) dan Bambang Suhardi 2) 1,2) Program

Lebih terperinci

Prosiding SNATIF Ke-1 Tahun ISBN:

Prosiding SNATIF Ke-1 Tahun ISBN: Prosiding SNATIF Ke-1 Tahun 201 4 ISBN: 978-602-1180-04-4 ANALISIS PENERAPAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) MENGGUNAKAN OVERALL EQUIPMENT EFECTIVENESS (OEE) DAN SIX BIG LOSSES PADA MESIN CAVITEC DI

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian adalah suatu paradigma untuk memecahkan masalah yang terjadi agar penelitian ini lebih sistematis dan terarah. Bab ini berisi langkahlangkah pembahasan

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Pengukuran Performansi Pengukuran performansi sering disalah artikan oleh kebanyakan perusahaan saat ini. Indikator performansi hanya dianggap sebagai indikator yang menunjukkan

Lebih terperinci

Analisis Overall Equipment Effectiveness pada Mesin Wavetex 9105 di PT. PLN Puslitbang

Analisis Overall Equipment Effectiveness pada Mesin Wavetex 9105 di PT. PLN Puslitbang Analisis Overall Equipment Effectiveness pada Mesin Wavetex 9105 di PT. PLN Puslitbang Yustine Intan Dwi Wijaya1), Ilham Priadythama2) 1,2) Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap industri manufaktur berusaha untuk efektif, dan dapat berproduksi dengan biaya produksi yang rendah untuk meningkatkan produktivitas. Usaha ini diperlukan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bagian ini akan dijelaskan macam-macam langkah yang digunakan dalam melakukan penelitian ini. 3.1 Studi Literatur Studi literatur merupakan tahapan penyusunan landasan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan pada PT. Kakao Mas Gemilang dan pengambilan data dilakukan pada department teknik dan produksi. 3.2. Pelaksanaan Penelitian

Lebih terperinci

Implementasi Metode Overall Equipment Effectiveness Dalam Menentukan Produktivitas Mesin Rotary Car Dumper

Implementasi Metode Overall Equipment Effectiveness Dalam Menentukan Produktivitas Mesin Rotary Car Dumper Implementasi Metode Overall Equipment Effectiveness Dalam Menentukan Produktivitas Mesin Rotary Car Dumper Melani Anggraini* 1), Marcelly Widya W 2), Kujol Edy F.B. 3) 1,2,3) Program Studi Teknik Industri

Lebih terperinci

KAJIAN WASTE PADA PRODUKSI BENANG DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DI PT. XYZ SURABAYA

KAJIAN WASTE PADA PRODUKSI BENANG DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DI PT. XYZ SURABAYA KAJIAN WASTE PADA PRODUKSI BENANG DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DI PT. XYZ SURABAYA Minto waluyo Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ilmiah memerlukan suatu kerangka penelitian yang sistematis dan terarah berdasarkan permasalahan yang ditinjau agar proses penelitian dan hasil yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan tentang latar belakang penelitian, penjelasan mengenai permasalahan yang diangkat yaitu berupa perumusan masalah, tujuan yang ingin dicapai, batasan masalah, dan sistematika

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana Teknik Industri pada Fakultas

KATA PENGANTAR. persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana Teknik Industri pada Fakultas KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan kasih sayangnya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul IMPLEMENTASI KONSEP LEAN THINKING

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI LEAN THINKING DALAM PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN GANGGUAN SPEEDY DI PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk. (TELKOM) DIVISI REGIONAL-V

IMPLEMENTASI LEAN THINKING DALAM PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN GANGGUAN SPEEDY DI PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk. (TELKOM) DIVISI REGIONAL-V IMPLEMENTASI LEAN THINKING DALAM PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN GANGGUAN SPEEDY DI PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk. (TELKOM) DIVISI REGIONAL-V Prita Lukitasari 1) dan Udisubakti Ciptomulyono 2) 1) Program

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. berperan penting dalam perusahaan selain manajemen sumber daya manusia,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. berperan penting dalam perusahaan selain manajemen sumber daya manusia, BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Manajemen Operasi 2.1.1 Konsep Manajemen Operasi Manajemen operasi merupakan salah satu fungsi bisnis yang sangat berperan penting dalam perusahaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Gambar 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian Metodologi penelitian perlu ditentukan terlebih dahulu, agar di dalam mencari solusi untuk memecahkan masalah lebih terarah dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Toyota production system (TPS) sangat populer di dunia perindustrian.

BAB I PENDAHULUAN. Toyota production system (TPS) sangat populer di dunia perindustrian. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki tahun 1990, Lean Production System yang lahir dari Toyota production system (TPS) sangat populer di dunia perindustrian. Dimana tujuan dari sebuah

Lebih terperinci

PENERAPAN LEAN MANUFACTURING DALAM MENGIDENTIFIKASI DAN MEMINIMASI WASTE DI PT. HILON SURABAYA SKRIPSI. Oleh : SABTA ADI KUSUMA

PENERAPAN LEAN MANUFACTURING DALAM MENGIDENTIFIKASI DAN MEMINIMASI WASTE DI PT. HILON SURABAYA SKRIPSI. Oleh : SABTA ADI KUSUMA PENERAPAN LEAN MANUFACTURING DALAM MENGIDENTIFIKASI DAN MEMINIMASI WASTE DI PT. HILON SURABAYA SKRIPSI Oleh : SABTA ADI KUSUMA 05 32010 132 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Analisis OEE (Overall Equipment Effectiveness) pada Mesin Discmill di PT Tom Cococha Indonesia

Analisis OEE (Overall Equipment Effectiveness) pada Mesin Discmill di PT Tom Cococha Indonesia Analisis OEE (Overall Equipment Effectiveness) pada Mesin Discmill di PT Tom Cococha Indonesia Heru Winarno 1) dan Setiyawan 2) Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Serang Raya Banten

Lebih terperinci

SIMULASI VALUE STREAM UNTUK PERBAIKAN PADA PROSES PRODUKSI PELUMAS (Studi Kasus LOBP PT. PERTAMINA UPMS V)

SIMULASI VALUE STREAM UNTUK PERBAIKAN PADA PROSES PRODUKSI PELUMAS (Studi Kasus LOBP PT. PERTAMINA UPMS V) SIMULASI VALUE STREAM UNTUK PERBAIKAN PADA PROSES PRODUKSI PELUMAS (Studi Kasus LOBP PT. PERTAMINA UPMS V) Rika Ajeng Priskandana, I Nyoman Pujawan Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan dan kemajuan teknologi, perkembangan dunia usaha mengalami persaingan yang begitu ketat. Agar dapat memenangkan persaingan tersebut perusahaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian, adalah sebagai berikut :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian, adalah sebagai berikut : BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodelogi penelitian merupakan cara atau prosedur yang berisi tahapatahapan yang jelas yang disusun secara sistematis dalam proses penelitian. Pada bab sebelumnya telah dijelaskan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan tahapan atau langkah-langkah yang dilakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan tahapan atau langkah-langkah yang dilakukan BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan tahapan atau langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian secara sistematik, sehingga akan memudahkan dalam pelaksanaan penelitian. Hasil yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan tentang latar belakang permasalahan, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang Era globalisasi yang dihadapi

Lebih terperinci

ANALISA WASTE PADA LANTAI PRODUKSI DENGAN METODE LEAN THINKING

ANALISA WASTE PADA LANTAI PRODUKSI DENGAN METODE LEAN THINKING ANALISA WASTE PADA LANTAI PRODUKSI DENGAN METODE LEAN THINKING Dwi Wahyu.W dan Nisa Masruroh Prodi Teknik Industri FTI-UPNV Jatim ABSTRAKSI PT. Tunas Baru Lampung merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak

Lebih terperinci

BAB V ANALISA. Value added time Leadtime. = 3,22jam. 30,97 jam x 100% = 10,4%

BAB V ANALISA. Value added time Leadtime. = 3,22jam. 30,97 jam x 100% = 10,4% BAB V ANALISA 5.1 Analisa Current State Value Stream Mapping (CVSM) Value stream mapping merupakan sebuah tools untuk memetakan jalur produksi dari sebuah produk yang didalamnya termasuk material dan informasi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. berkenan memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat ANALISA PENERAPAN KONSEP LEAN THINKING

KATA PENGANTAR. berkenan memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat ANALISA PENERAPAN KONSEP LEAN THINKING KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah berkenan memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul : ANALISA

Lebih terperinci

PENDEKATAN LEAN THINKING UNTUK PENGURANGAN WASTE PADA PROSES PRODUKSI PLASTIK PE

PENDEKATAN LEAN THINKING UNTUK PENGURANGAN WASTE PADA PROSES PRODUKSI PLASTIK PE PENDEKATAN LEAN THINKING UNTUK PENGURANGAN WASTE PADA PROSES PRODUKSI PLASTIK PE Shanty Kusuma Dewi 1*,Tatok Dwi Sartono 2 1,2 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Malang

Lebih terperinci

PENGUKURAN NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS SEBAGAI DASAR USAHA PERBAIKAN PROSES MANUFAKTUR (Betrianis, et al.

PENGUKURAN NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS SEBAGAI DASAR USAHA PERBAIKAN PROSES MANUFAKTUR (Betrianis, et al. PENGUKURAN NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS SEBAGAI DASAR USAHA PERBAIKAN PROSES MANUFAKTUR (Betrianis, et al.) PENGUKURAN NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS SEBAGAI DASAR USAHA PERBAIKAN PROSES

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. ini disebabkan karena tim perbaikan tidak mendapatkan dengan jelas

1 BAB I PENDAHULUAN. ini disebabkan karena tim perbaikan tidak mendapatkan dengan jelas 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usaha perbaikan pada industri manufaktur, dilihat dari segi peralatan adalah dengan meningkatkan efektivitas mesin/peralatan yang ada seoptimal mungkin. Pada

Lebih terperinci

Nia Budi Puspitasari, Avior Bagas E *) Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang

Nia Budi Puspitasari, Avior Bagas E *) Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang PERHITUNGAN NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS MESIN MIXER BANBURY 270 L DAN MESIN BIAS CUTTING LINE 2 (STUDI KASUS PT. SURYARAYA RUBBERINDO INDUSTRIES) Nia Budi Puspitasari, Avior Bagas E *) Program

Lebih terperinci

STUDI KASUS PENINGKATAN OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) MELALUI IMPLEMENTASI TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)

STUDI KASUS PENINGKATAN OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) MELALUI IMPLEMENTASI TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) Seminar Nasional Teknik IV STUDI KASUS PENINGKATAN OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS () MELALUI IMPLEMENTASI TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) Didik Wahjudi, Soejono Tjitro, Rhismawati Soeyono Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. b. Meminimalkan biaya bahan baku dan upah kerja. c. Kecepatan proses produksi dengan basis mess production yang seragam.

BAB 1 PENDAHULUAN. b. Meminimalkan biaya bahan baku dan upah kerja. c. Kecepatan proses produksi dengan basis mess production yang seragam. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan dalam dunia industri semakin meningkat, efisiensi produksi semakin menjadi tuntutan yang tidak bisa dihindarkan. Jika hal ini tidak diperhitungkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin berkembangnya teknologi saat ini menimbulkan dampak persaingan yang sangat ketat antar perusahaan. Banyak perusahaan berlombalomba untuk mendapatkan keuntungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dibahas mengenai dasar-dasar teori yang akan dijadikan sebagai acuan, prosedur dan langkah-langkah dalam melakukan penelitian, sehingga permasalahan yang diangkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang dapat meningkatkan nilai tambah (value added) produk (barang dan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang dapat meningkatkan nilai tambah (value added) produk (barang dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam usaha peningkatan produktivitas, perusahaan harus mengetahui kegiatan yang dapat meningkatkan nilai tambah (value added) produk (barang dan jasa)

Lebih terperinci

PERBAIKAN PROSES PRODUKSI BLENDER MENGGUNAKAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DI PT. PMT

PERBAIKAN PROSES PRODUKSI BLENDER MENGGUNAKAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DI PT. PMT PERBAIKAN PROSES PRODUKSI BLENDER MENGGUNAKAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DI PT. PMT Rian Adhi Saputra 1*), Moses L. Singgih 2) Bidang Keahlian Manajemen Industri Program Studi Magister Manajemen Teknologi

Lebih terperinci

Analisa Total Productive Maintenance pada Mesin Machining Center pada PT. Hitachi Power System Indonesia (HPSI) Dengan Menggunakan Metode

Analisa Total Productive Maintenance pada Mesin Machining Center pada PT. Hitachi Power System Indonesia (HPSI) Dengan Menggunakan Metode Analisa Total Productive Maintenance pada Mesin Machining Center pada PT. Hitachi Power System Indonesia (HPSI) Dengan Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness (OEE) Achmad Nur Fauzi Program

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Berdasarkan diagram alir pada gambar 3.1 dapat dijelaskan bahwa dalam melakukan penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan yang harus dilakukan mulai

Lebih terperinci

PENGURANGAN WASTE DILANTAI PRODUKSI DENGAN METODE LEAN MANUFACTURING DI PT. KEMASAN CIPTATAMA SEMPURNA PASURUAN

PENGURANGAN WASTE DILANTAI PRODUKSI DENGAN METODE LEAN MANUFACTURING DI PT. KEMASAN CIPTATAMA SEMPURNA PASURUAN PENGURANGAN WASTE DILANTAI PRODUKSI DENGAN METODE LEAN MANUFACTURING DI PT. KEMASAN CIPTATAMA SEMPURNA PASURUAN SKRIPSI Diajukan Oleh : Indah Mutiarahma NPM 0532010150 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS

Lebih terperinci

PROSES ELIMINASI WASTE DENGAN METODE WASTE ASSESSMENT MODEL & PROCESS ACTIVITY MAPPING PADA DISPENSING

PROSES ELIMINASI WASTE DENGAN METODE WASTE ASSESSMENT MODEL & PROCESS ACTIVITY MAPPING PADA DISPENSING Journal Industrial Manufacturing Vol. 3, No. 1, Januari 2018, pp. 45-50 P-ISSN: 2502-4582, E-ISSN: 2580-3794 PROSES ELIMINASI WASTE DENGAN METODE WASTE ASSESSMENT MODEL & PROCESS ACTIVITY MAPPING PADA

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini akan ditarik mengenai kesimpulan dan saran dari hasil pengolahan data yang terdapat pada bab sebelumnya. Kesimpulan akan menjawab tentang tujuan dari penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Gambar 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian Metodologi penelitian perlu ditentukan agar di dalam mencari solusi untuk memecahkan masalah lebih terarah dan mempermudah proses

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Overall Equipment Effectiveness ( OEE ) Overall Equipment Effectiveness (OEE) adalah tingkat keefektifan fasilitas secara menyeluruh yang diperoleh dengan memperhitungkan

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA MESIN PRODUKSI DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS PADA PT. CAHAYA BIRU SAKTI ABADI

PENGUKURAN KINERJA MESIN PRODUKSI DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS PADA PT. CAHAYA BIRU SAKTI ABADI PENGUKURAN KINERJA MESIN PRODUKSI DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS PADA PT CAHAYA BIRU SAKTI ABADI Nofi Erni, Andri Fajar Maulana Jurusan Teknik Industri, Universitas Esa Unggul, Jakarta Jln

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian Metodologi penelitian merupakan tahapan-tahapan dan langkah-langkah yang akan di lewati dalam melakukan penelitian ini, yaitu seperti pada Gambar 3.1 merupakan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL

BAB V ANALISIS HASIL BAB V ANALISIS HASIL 5.1.Analisis Perhitungan Overall Equipment Effectiveness (OEE) Analisa perhitungan OEE di PT. XYZ dilakukan untuk melihat tingkat efektivitas penggunaan mesin di mesi reaktor R-102

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI.

BAB III METODOLOGI. BAB III METODOLOGI Metodologi penelitian merupakan gambaran langkah langkah secara sistematis yang dilakukan penulis dari awal hingga akhir penelitian sehingga pelaksanaan penelitian menjadi jelas dan

Lebih terperinci

Sunaryo dan Eko Ardi Nugroho

Sunaryo dan Eko Ardi Nugroho KALKULASI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) UNTUK MENGETAHUI EFEKTIVITAS MESIN KOMATZU 80T (Studi Kasus pada PT. Yogya Presisi Tehnikatama Industri) Sunaryo dan Eko Ardi Nugroho Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Fase atau tahapan yang banyak menghasilkan produk yang cacat adalah di bagian proses stripping, terlihat dari diagram Pareto nya dari ketiga tahapan di area produksi Produk X. 2.1

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LADASA TEORI Dalam penulisan tugas akhir ini diperlukan teori-teori yang mendukung, diperoleh dari mata kuliah yang pernah didapat dan dari referensi-referensi sebagai bahan pendukung. Untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Teknologi merupakan komponen penting bagi berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Teknologi merupakan komponen penting bagi berkembangnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi merupakan komponen penting bagi berkembangnya perusahaan. Semakin berkembangnya industri semakin banyak pula teknologi yang dikembangkan. Salah satu

Lebih terperinci

Implementasi Lean Manufacturing untuk Identifikasi Waste pada Bagian Wrapping di PT. X Medan

Implementasi Lean Manufacturing untuk Identifikasi Waste pada Bagian Wrapping di PT. X Medan Petunjuk Sitasi: Eddy, & Aswin, E. (2017). Implementasi Lean Manufacturing untuk Identifikasi Waste pada Bagian Wrapping di PT. X Medan. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. C27-32). Malang: Jurusan Teknik

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: A-530

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: A-530 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: 2301-9271 A-530 Penerapan Metode Lean Gainsharing Dalam Upaya Peningkatan Kesejahteraan Kinerja Karyawan Dengan Meningkatkan Produktivitas Maria Ulfa dan Moses

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM TERINTEGRASI

BAB IV PERANCANGAN SISTEM TERINTEGRASI BAB IV PERANCANGAN SISTEM TERINTEGRASI 4.1 Tahap Perancangan Sistem Terintegrasi Setelah dilakukan brainstorming dan studi pustaka, maka langkah selanjutnya adalah membuat sistem terintegrasi dari metode

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan tahapan-tahapan dan langkah-langkah yang akan di lewati dalam melakukan penelitian ini, yaitu seperti pada Gambar 3.1 berikut:

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI LEAN MANUFACTURE DENGAN METODE VSM UNTUK MENGURANGI WASTE PADA PROSES PRODUKSI KAPAL (Studi Kasus PT. PAL Divisi Kaprang)

IMPLEMENTASI LEAN MANUFACTURE DENGAN METODE VSM UNTUK MENGURANGI WASTE PADA PROSES PRODUKSI KAPAL (Studi Kasus PT. PAL Divisi Kaprang) IMPLEMENTASI LEAN MANUFACTURE DENGAN METODE VSM UNTUK MENGURANGI WASTE PADA PROSES PRODUKSI KAPAL (Studi Kasus PT. PAL Divisi Kaprang) Nur Muflihah (Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DAN PENGURANGAN WASTE DAN NON VALUE ADDED ACTIVITY DENGAN PENDEKATAN LEAN THINKING DI PT. SRIWIJAYA AIR DISTRICT SURABAYA

IDENTIFIKASI DAN PENGURANGAN WASTE DAN NON VALUE ADDED ACTIVITY DENGAN PENDEKATAN LEAN THINKING DI PT. SRIWIJAYA AIR DISTRICT SURABAYA IDENTIFIKASI DAN PENGURANGAN WASTE DAN NON VALUE ADDED ACTIVITY DENGAN PENDEKATAN LEAN THINKING DI PT. SRIWIJAYA AIR DISTRICT SURABAYA SKRIPSI Oleh : MURTAFI' RIZQI 0532010142 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS

Lebih terperinci

PRESENTASI SIDANG SKRIPSI. September

PRESENTASI SIDANG SKRIPSI. September PRESENTASI SIDANG SKRIPSI 1 ANALISIS KINERJA DAN KAPABILITAS MESIN DENGAN PENERAPAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) DI PT. X Disusun oleh Nama : Teguh Windarto NPM : 30408826 Jurusan : Teknik Industri

Lebih terperinci

Damper DB2B24SSC, diantaranya adalah:

Damper DB2B24SSC, diantaranya adalah: BAB III. METODE PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi PT.Dulmison Indonesia merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang hardware energi yang memproduksi alat-alat berat dan aksesoris

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat Effektivitas dari pada mesin mesin m/c.cr.shaft yaitu mesin : Grinding,Fine Boring,dan Gun drilling. Sebagai langkah di dalam

Lebih terperinci

APLIKASI LEAN THINKING PADA INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT SEMEN GRESIK

APLIKASI LEAN THINKING PADA INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT SEMEN GRESIK APLIKASI LEAN THINKING PADA INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT SEMEN GRESIK Krisna Ardi Wibawa, I Nyoman Pujawan Program Magister Manajemen Teknologi ITS Jl. Cokroaminoto 12 A Surabaya E-mail: WibawaCTI@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. nilai tambah (value added), tidak memberi nilai tambah (non value added) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. nilai tambah (value added), tidak memberi nilai tambah (non value added) yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia industri demikian pesat menyebabkan persaingan antar industri semakin ketat terutam industri kecil menengah yang bergerak pada bidang yang

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN PENGURANGAN WASTE DENGAN PENDEKATAN LEAN PADA SISTEM DISTRIBUSI DI PT.

Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN PENGURANGAN WASTE DENGAN PENDEKATAN LEAN PADA SISTEM DISTRIBUSI DI PT. Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN 2337-4349 PENGURANGAN WASTE DENGAN PENDEKATAN LEAN PADA SISTEM DISTRIBUSI DI PT. SUPRALITA MANDIRI Annisa Kesy Garside 1*, Faraningrum Restiana 2 1,2 Jurusan Teknik Industri,

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL PERHITUNGAN. Equipment Loss (Jam)

BAB V ANALISA HASIL PERHITUNGAN. Equipment Loss (Jam) BAB V ANALISA HASIL PERHITUNGAN 5.1 Analisa Nilai Availability Table 5.1 Nilai Availability Mesin Steam Ejector Planned Equipment Loss Time Availability Januari 42 6 36 85.71 Februari 44 7 37 84.09 Maret

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lean Thinking Pada dasarnya konsep lean adalah konsep perampingan atau efisiensi. Konsep ini dapat diterapkan pada perusahaan manufaktur maupun jasa, karena pada dasarnya konsep

Lebih terperinci

Gambar I.1 Part utama Penyusun meter air

Gambar I.1 Part utama Penyusun meter air BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Menurut Gaspersz (2011, p.92), Lean Six sigma merupakan suatu filosofi bisnis, pendekatan sistemik dan sistematik dan sistematik untuk mengidentifikasi dan menghilangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah dalam mesin/peralatan produksi, misalnya mesin berhenti secara tiba-tiba,

BAB I PENDAHULUAN. masalah dalam mesin/peralatan produksi, misalnya mesin berhenti secara tiba-tiba, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Terhentinya suatu proses pada lantai produksi sering kali di sebabkan adanya masalah dalam mesin/peralatan produksi, misalnya mesin berhenti secara tiba-tiba,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metodologi penelitian bertujuan untuk memberikan kerangka penelitian yang sistematis sehingga dapat memberikan kesesuaian antara tujuan penelitian dengan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Konsep Umum Lean Lean pertama kali diperkenalkan oleh Toyota dan dikenal dengan Toyota Production System (Howell, 1999; Liker, 2004). Sistem Produksi Toyota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. performansinya secara terus menerus melalui peningkatan produktivitas. Lean

BAB I PENDAHULUAN. performansinya secara terus menerus melalui peningkatan produktivitas. Lean BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Tingkat persaingan di dunia usaha yang semakin tinggi menuntut setiap perusahaan berperan sebagai penghasil nilai (value creator), dengan memperbaiki

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Mutu ( Quality ) Mutu adalah sesuatu yang diputuskan oleh pelanggan dan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh pelanggan. Mutu didasarkan pada pengalaman aktual

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analisa Perhitungan Overall Equipment Effectiveness (OEE) Analisa perhitungan Overall Equipment Effectiveness di PT. Gramedia Printing Group dilakukan untuk melihat

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012 MENGURANGI AKTIVITAS-AKTIVITAS YANG TIDAK BERNILAI TAMBAH UNTUK MEMPERBAIKI ALIRAN PROSES PENERAPAN COMPUTERIZED MAINTENANCE MANAGEMENT SYSTEM (CMMS) DENGAN PENDEKATAN LEAN THINKING Chauliah Fatma Putri,

Lebih terperinci

PERANCANGAN LEAN PRODUCTION SYSTEM DENGAN PENDEKATAN COST INTEGRATED VALUE STREAM MAPPING PADA DIVISI KAPAL NIAGA STUDI KASUS PT PAL INDONESIA

PERANCANGAN LEAN PRODUCTION SYSTEM DENGAN PENDEKATAN COST INTEGRATED VALUE STREAM MAPPING PADA DIVISI KAPAL NIAGA STUDI KASUS PT PAL INDONESIA PERANCANGAN LEAN PRODUCTION SYSTEM DENGAN PENDEKATAN COST INTEGRATED VALUE STREAM MAPPING PADA DIVISI KAPAL NIAGA STUDI KASUS PT PAL INDONESIA Farich Firmansyah 1) dan Moses L Singgih 2) 1) Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dasar pemikiran dari lean thinking adalah berusaha menghilangkan waste

BAB I PENDAHULUAN. Dasar pemikiran dari lean thinking adalah berusaha menghilangkan waste BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan 1 Dasar pemikiran dari lean thinking adalah berusaha menghilangkan waste (pemborosan) di dalam proses, atau dapat juga dikatakan sebagai suatu konsep

Lebih terperinci

PERHITUNGAN DAN ANALISIS NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVITY (OEE) PADA CYLINDER HEAD LINE PT. TOYOTA MOTOR MANUFACTURING INDONESIA JAKARTA

PERHITUNGAN DAN ANALISIS NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVITY (OEE) PADA CYLINDER HEAD LINE PT. TOYOTA MOTOR MANUFACTURING INDONESIA JAKARTA PERHITUNGAN DAN ANALISIS NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVITY (OEE) PADA CYLINDER HEAD LINE PT. TOYOTA MOTOR MANUFACTURING INDONESIA JAKARTA Meisarah Sabrina Arifianty (1) Rani Rumita (2) Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya, tujuan akhir suatu perusahaan adalah untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya, tujuan akhir suatu perusahaan adalah untuk memperoleh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada umumnya, tujuan akhir suatu perusahaan adalah untuk memperoleh profit yang besar. Profit yang besar akan diperoleh jika perusahaan dapat menekan pengeluaran sekecil

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 13 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Total Productive Maintenance Total Productive Maintenance (TPM) adalah teknik silang fungsional yang melibatkan beberapa bagian fungsional perusahaan bukan hanya pada Bagian

Lebih terperinci

BAB III KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kajian Teori Teori yang di gunakan adalah : Line Performance (Operational Excellence) dan Losses 3.1.1 OPERATIONAL EXCELLENCE Operational excellence (OE)

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI MESIN RING FRAME DENGAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE DI PT INDORAMA SYNTHETICS Tbk

ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI MESIN RING FRAME DENGAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE DI PT INDORAMA SYNTHETICS Tbk ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI MESIN RING FRAME DENGAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE DI PT INDORAMA SYNTHETICS Tbk Disusun Oleh : Nama : Gabriella Aningtyas Varianggi NPM : 33412072 Jurusan : Teknik Industri

Lebih terperinci

HASBER F. H. SITANGGANG

HASBER F. H. SITANGGANG KAJIAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP BLOK I ST 1.0 SICANANG BELAWAN DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri manufaktur bertujuan untuk memproduksi barang secara ekonomis agar memperoleh keuntungan serta dapat menyelesaikan produk tepat pada waktunya. Selain itu,

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN PENERAPAN LEAN SIX SIGMA CONCEPT UNTUK PERBAIKAN LINI PRODUKSI

Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN PENERAPAN LEAN SIX SIGMA CONCEPT UNTUK PERBAIKAN LINI PRODUKSI PENERAPAN LEAN SIX SIGMA CONCEPT UNTUK PERBAIKAN LINI PRODUKSI H HARISUPRIYANTO Industrial Engineering Department Faculty of Industrial Technology Sepuluh Nopember Institute of Technology Kampus ITS Sukolilo,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan dalam industri manufakatur kini semakin meningkat, membuat persaingan indsutri manufaktur pun semakin ketat. Di Indonesia sendiri harus bersiap mengahadapi

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN LEAN THINKING UNTUK MENGURANGI WASTE PADA LANTAI PRODUKSI DI PT. SIERAD PRODUCE SIDOARJO SKRIPSI

ANALISIS PENERAPAN LEAN THINKING UNTUK MENGURANGI WASTE PADA LANTAI PRODUKSI DI PT. SIERAD PRODUCE SIDOARJO SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN LEAN THINKING UNTUK MENGURANGI WASTE PADA LANTAI PRODUKSI DI PT. SIERAD PRODUCE SIDOARJO SKRIPSI Oleh : BOBBY ALEXANDER NPM 0732010020 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya industri manufaktur di Indonesia, maka akan semakin ketat persaingan antara perusahaan manufaktur satu dan lainnya. Hal ini memicu perusahaan

Lebih terperinci

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Agronesia Divisi Industri Teknik Karet (INKABA) adalah perusahaan manufaktur yang memproduksi berbagai jenis produk teknik berbahan baku utama karet, salah satunya adalah produk karet damper.

Lebih terperinci

Analisis Pemborosan pada Unit Pelayanan Kesehatan Poliklinik dengan Pendekatan Lean Service

Analisis Pemborosan pada Unit Pelayanan Kesehatan Poliklinik dengan Pendekatan Lean Service Petunjuk Sitasi: Sugiono, S., Himawan, R., & Fadla, A. (2017). Analisis Pemborosan pada Unit Pelayanan Kesehatan Poliklinik dengan Pendekatan Lean Service. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. F178-183).

Lebih terperinci

Pengukuran Nilai Overall Equipment Effectiveness (OEE) Sebagai Pedoman Perbaikan Efektivitas Mesin CNC Cutting

Pengukuran Nilai Overall Equipment Effectiveness (OEE) Sebagai Pedoman Perbaikan Efektivitas Mesin CNC Cutting JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Pengukuran Nilai Overall Equipment Effectiveness (OEE) Sebagai Pedoman Perbaikan Efektivitas Mesin CNC Cutting Agil Septiyan Habib dan H. Hari Supriyanto,

Lebih terperinci