STUDI KASUS Cranston Nissan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STUDI KASUS Cranston Nissan"

Transkripsi

1 Tugas M.K. : Tugas Kelompok : Manajemen Produksi dan Operasi (MPO) STUDI KASUS Cranston Nissan Disusun Oleh : KELOMPOK I Danuta Diskibiony Dhina Novitri Dwi Putri D. Dyah Ayu P Endah Wahyuningtyas Rizky Prima Lubis Wahyu Fikri R. Winda Rahmalia Zahrul Ramadhan A.W (P ) (P ) (P ) (P ) (P ) (P ) (P ) (P ) (P ) PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAN BISNIS SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2013

2 BAB I PENDAHULUAN Suatu perusahaan mekanik khususnya menangani permasalahan mesin dan spesifikasi mobil pada dasarnya harus memiliki kualifikasi pelayanan yang maksimal. Dalam kasus dilapangan sering ditemukan apabila konsumen pemilik mobil yang menggunakan jasa perbaikan mesin mobil mendapatkan hasil perbaikan mesin pada mobil yang kurang memuaskan, hal ini berdampak pada konsumen harus membayar lebih baik dana maupun waktu yang harus dikeluarkan. Pihak dari perusahaan perbaikan mesin mobil pada dasarnya sudah mempunyai standar yang secara khusus menangani permasalahan yang didapati oleh para konsumen yang memiliki kendaraan baik motor ataupun mobil. Akan tetapi konsumen ada yang sering mengeluh karena kerusakaan yang terjadi malah menyebabkan bertambahnya kerusakaan pada kendaraan, pihak perusahaan perbaikan montir (bengkel) ini kurang memiliki tanggung jawab secara penuh. Seperti yang terjadi pada studi kasus Cranston Nissan dimana ada sebuah konsumen yang memiliki sebuah mobil dan memiliki kerusakaan pada mobilnya, dan konsumen tersebut mempercayakan untuk memperbaiki kerusakaan mobilnya tersebut pada salah satu usaha jasa montir dengan General Managernya bernama Steve Jackson. Konsumen tersebut merasa sangat kecewa karena pelayanan serta tanggung jawab pihak Cranston Nissan dalam memperbaiki mobilnya sangat buruk. Konsumen tersebut merasa tidak dilayani secara baik sehingga meminta pihak Cranston Nissan untuk bertanggung jawab karena kerusakaan pada mobilnya malah bertambah bukannya diperbaiki secara maksimal. Selain itu pihak Cranston Nissan selalu mengundur-undur waktu yang sudah ditetapkan. Berdasarkan ringkasan kasus diatas maka bisa kita analisis dari berbagai sudut. Pertama dari sisi sebagai pihak dari Cranston Nissan dan dari sisi konsumen sebagai pihak yang dirugikan. Dengan memperluas pemahaman serta memakai metode dimana dalam masalah ini dengan menggunakan metode Total Quality Management dan Quality Function Deploymentserta berbagai aspek pendukung dalam analisa masalah tersebut.

3 BAB II RINGKASAN KASUS Cranston Nissan adalah sebuah perusahaan jasa perbaikan mekanik dengan memiliki General Manager yang bernama Steve Jackson. Pada suatu hari ada konsumen yang datang untuk memperbaiki kerusakan yang terjadi pada mobilnya dengan tipe mobil 300ZX untuk memberikan pengaduan kepada perusahaan melalui General Manager maka konsumen tersebut mengirimkan sebuah sebagai salah satu bentuk ketidaknyamanan pelayanan dan kinerja perusahaan Cranston Nissan. Konsumen tersebut memberikan daftar kerusakaan yang pertama kali dia tunjukkan kepada mekanik Cranston Nissan, dimana kerusakan tersebut dengan rincian dibawah ini. - Atap di sepanjang bagian winshield - Panel Kiri pada Pintu pengemudi - Panel kanan dekat bemper - Panel body depan dekat plat nomor Dengan memberikan kompensasi waktu selama tiga sampai empat hari konsumen tersebut berharap kerusakan yang terjadi pada mobilnya dapat segera terselesaikan dengan baik. 1 September Konsumen menelepon kepada perusahaan untuk menanyakan status mobilnya dimana setelah 5 hari sejak mobil itu ditinggal dengan kesepakatan bahwa konsumen tersebut akan mengambil mobilnya setelah jam 2 siang. Dengan siatuasi dan lain hal ternyata mobil belum siap untuk diambil. Sementara konsumen tersebut harus membayar biayanya sebesar $443,17 dan biaya waktu terbuang untuk menunggu. Beberapa saat kemudian konsumen tersebut mendapati apabila lampu indikator pada pintu kemudi tidak mati ketika pintu ditutup. Sehingga meminta bantuan untuk diperbaiki dan dilayani oleh Jim Boyd yang tidak mengetahui pasti permasalahaannya. Jim Boyd menyarankan untuk melepas bulb dan kembali lagi setelah libur hari buruh agar orang mekaniknya bisa memeriksa permasalahan tsb. Ketika sedang mengendarai mobil ada suara peringatan Pintu kiri terbuka dan terus muncul berulang-ulang. Sebelum meninggalkan lokasi maka menemui Mr Boyd, memintanya untuk memperbaiki mobil hingga suara-suara tadi tidak lagi muncul. Mr

4 Boyd kemudian meminta untuk mengecek kepada montirnya apakah montir dapat menemukan permasalahannya. Sejak awal kedatangan konsumen tersebut membawa mobil tersebut kebengkel pada tanggal 28 agustus dalam keadaan mesin yang baikbaik saja dan hanya memberbaiki kerak karat pada beberapa body mobil. 2 September Pemilik mobil menelepon pihak perusahaan untuk menanyakan mobilnya, dan ternyata belum dikerjakan sama sekali sehingga harus menunggu untuk beberapa hari kedepan. 5 September Berdasarkan informasi yang didapatkan ternyata pelanggan merasa kecewa karena kerusakan yang terjadi pada mobilnya tidak diprioritaskan untuk diperbaiki. 6 September Pelanggan mendapatkan informasi apabila pekerjaan untuk mobilnya ditunda karena menunggu tanda tangan dan dia tidak tahu sampai kapan bisa dikerjakan lagi. Mendengar itu pelanggan merasa sangat kecewa. Dan pelanggan tidak mau membayar atas kerusakaan yang disebebkan oleh keteledoran dan ketidakseriusan pihak Cranston Nissan. 7 September Pihak dari Cranston Nissan yang diwakilkan oleh Larry (bagian perbaikan) telah menemukan permasalahan dimana ada beberapa kabel yang terputus dan sangat sulit dijangkau untuk diperbaiki. 8 September Masalah kabel sudah dapat terselesaikan, namun spidometernya tidak berfungsi. Konsleting terjadi ketika body sedang direparasi. Larry mengatakan bahwa pelanggan bisa mengambil mobilnya namun sebelumnya dia harus mengirim mobilnya ke bagian subkontraktor di hari senin untuk memperbaiki masalah spedometer. Dia mengatakan, ketika seorang mekanik mencobanya dia mendapati spedometer menunjuk ke angka maksimum secara otomatis, dan Larry mengatakan seseorang harus menyelesaikan sesuatu ketika mencari masalah lainnya. Kemudian

5 mobil dikembalikan dan ketika mengeceknya ditemukan karet yang menempel di bagian bawah pintu kemudi lepas. Kemudian lampu anti maling terus berkedip walaupun pintu telah ditutup. Dicoba untuk mengaktifkan sistem keamanan tapi itu tidak membantu. Satu cara yang bisa mematikan kedip tersebut adalah mencabut fusenya. Dengan kata lain, sistem keamanan mobil tidak berfungsi saat itu. 11 September Minggu sore pelanggan kembali mengantarkan mobilnya ke bengkel dan meninggalkan catatan dan kunci di slot early bird. Catatan itu berisi dua hal yaitu kesepakatan pada jumat sore lalu dan masalah spedometer. Sebagai tambahan, menyebutkan sistem keamanan bermasalah dan itu diduga disebabkan seseorang telah lupa mengaitkan sesuatu ketika menyelesaikan permasalahan kabel kemarin. Hari senin, menerima telepon dari seseorang di bagian perbaikan yang bernama Jhon dia mengatakan bahwa permasalahan pada sistem keamanan ada di dua lokasi yaitu di kunci pintu tengah (hatchback) dan kabel di pintu kemudi. Biaya penggantian kunci sebesar $76 dan biaya lainnya tidak diketahui. Perkiraannya sekitar $110. Saya kemudian bertanya mengapa mereka tidak menyangka bahwa kerusakan tersebut akibat dari proses sebelumnya. Dia mengatakan bahwa orang bengkel dan mekanik yang bekerja disana mengatakan bahwa tak ada cara lain selain dengan cara yang dapat menyebabkan kerusakan (sistem keamanan) itu terjadi.bagian perbaikan mengatakan bahwa karet yang rusak sedang dipesan karena mereka tidak punya stok. Diketahui bahwa mereka butuh bagian itu 8 september lalu tapi baru saat itu mereka memesannya. Hal ini menyebabkan saya harus mencarinya sendiri ke toko lain (kalau mau cepat).mobil kemudian dibawa oleh orang yang sama di tanggal 8 september lalu. Ketika saya memasuki kursi kemudi, saya diberitahu bahwa tidak ada spion dalam karena rusak ketika mencopot kursi penumpang. Saya terkejut dan sangat marah. Saya keluar dari mobil dan bertanya kenapa hal ini bisa terjadi tanpa seseorangpun memberitahu terlebih dahulu. Jim Boyd kemudian mengatakan bahwa seseorang tidak mau melakukan hal itu. Dia kemudian meminta suku cadang dan memasang spion tersebut.

6 BAB III PEMBAHASAN 3.1 TQM (Total Quality Management) Implementasi TQM pada pelayanan perbaikan mobil. a. Who are my customer? Eksternal : Pelanggan jasa ini adalah konsumen dengan keluhan kerusakan pada mobil ataupun konsumen yang sekedar ingin membersihkan bagian dalam maupun body mobil. b. What are the products/services I provide to my customers? Eksternal : Jasa yang disediakan adalah pembersihan bagian dalam mobil, cuci body mobil, dan perbaikan komponen mobil. c. What are their expectations of my product/service? Ekspektasi konsumen terhadap pelayanan jasa yang diberikan salah satu bengkel sangat kecewa karena makin banyaknya masalah yang muncul setelah proses beberapa reparasi yang pelanggan minta sebelumnya dan adanya tagihan tambahan yang seharusnya tidak menjadi tanggungannya. d. Does my product/service consistently meet or exceed their expectations? Jasa pelayanan yang diberikan oleh salah satu bengkel sangat tidak sesuai dengan yang diharapkan pelanggan eksternal dan kemungkinan akan berdampak pada pemasukan jasa reparasi resmi perusahaan Nissan tersebut. e. What tells me my product/service is improving? Pelayanan dapat ditingkatkan melalui pemberian nilai tambah pada setiap proses. Untuk jasa auto body service, peningkatan dapat terjadi pada, penyelesaian kerja lebih cepat dari tenggat waktu yang diminta, memberikan perkembangan kepada pemilik tanpa diminta dan menggunakan bahan baku yang lebih berkualitas namun dengan harga terjangkau. f. How do my work activities add value to the process? Dengan sumberdaya manusia yang memenuhi standard pelayanan reparasi mobil, jasa perbaikan mobil ini dapat menyelesaikan dengan baik dan tepat waktu sesuai permintaan dan kebutuhan pelanggan. g. What actions are needed to improve my process? Perlunya pelatihan pada karyawannya sebagai peningkatan standard kinerja dan tetap menjaga kualitas pelayanan yang ramah dan sebagainya.

7 3.2 Permasalahan kualitas pada kasus Cranston Nissan Permasalahan kualitas pada kasus ini adalah keandalan (reliability) dan servis (serviceability). Yaitu kurangnya pelatihan dan komitmen dari mekanik dengan munculnya masalah baru lainnya. Kedua, tidak adanya semacam supervisor yang mengawasi tindakan mekanik dan memeriksa hasil akhir reparaasi sebelum dikembalikan kepada pelanggan. Ketiga, kurangnya sistem persediaan yang baik sebagaimana dinyatakan bahwa komponen yang diperlukan tidak tersedia di bengkel, dan harus ada pemesanan terlebih dahulu. Keempat, pelayanan yang masih sangat kurang, karena tidak adanya komunikasi yang baik menyebabkan adanya tagihan yang harus ditanggung oleh Mr. Monahan. Keempat hal tersebut menyebabkan efisiensi kerja di bengkel milik Mr. Jackson rendah. Mobil yang harusnya selesai diperbaiki selama tiga hari namun sampai dengan hari kelima pemilik mobil (Mr Monahan) tidak mengetahui perkembangan terbaru perbaikan mobilnya karena tidak dihubungi untuk memberi informasi terbaru. Hingga akhirnya pemilik mobil menghubungi pihak bengkel untuk mengetahui perkembangan mobil miliknya. Ketika pemilik mengunjungi bengkel pun, harus menunggu beberapa waktu untuk melihat mobilnya benar-benar selesai dikerjakan. Ini artinya tidak ada manajemen waktu yang baik dalam mengerjakan order dari Mr. Monahan. Inefisiensi juga ditunjukkan dengan rendahnya kualitas yang diberikan. Ketika mobil selesai dikerjakan, mobil diserahkan dalam kondisi masih basah sehingga perlu dikeringkan dengan pengelapan. 3.3 Apa yang menyebabkan begitu banyak keteledoran/kesalahan yang diperbuat Penyebab banyaknya kesalahan dan keteledoran yang terjadi adalah standar pekerjaan yang rendah, produktivitas yang rendah serta miskinnya pengetahuan manajemen. Kurangnya pengetahuan tentang service serta tanggung jawab pada karyawan maupun pihak manajemen menyebabkan kinerja dan produktivitas rendah. Komitmen yang masih kurang dari karyawan, kurangnya pelatihan, serta kurangnya komunikasi yang baik menandakan rendahnya standar kerja yang berlaku. Sehingga masalah satu membuahkan masalah yang lain. Dengan adanya pelatihan dan standar kerja, karyawan akan memperbaiki tanpa menimbulkan masalah baru. Sedangkan komitmen dan tanggung jawab pada karyawan berfungsi untuk meminimalilasi

8 kecerobohan dalam bekerja. Kemungkinan lainnya adalah masalah kapasitas yang efektif dan manajemen waktu. Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan pengetahuan dan aplikasi teknik-teknik manajemen. 3.4 Diagram Sebab Akibat Untuk Kegagalan Mengoreksi Masalah Perbaikan Untuk Kepuasan Pelanggan Kualitas Tidak rapi molor Waktu Teledor Tidak dicatat Tidak diatur No Update Tanpa mngmt kurang koord Kegagalan mengoreksi masalah perbaikan untuk kepuasan pelanggan Man. Order Komunikasi 3.5 Langkah/aksi spesifik apa yang harus diambil Mr Jackson? Apa yang harus menjadi tujuan/target jangka panjang Mr Jackson Yang harus dilakukan saat itu juga jika kondisi mobil Mr. Monahan masih tidak kunjung baik, maka segera menghubunginya dan mengonfirmasi bahwa pihak bengkel akan menangani kembali masalah pada mobilnya dengan pengawasan langsung dari Mr. Jackson, serta meyakinkan bahwa tidak akan ada tagihan biaya yang harus dibayar olehnya. Langkah selanjutnya adalah melihat poin dari Total Quality Management, melakukan peningkatan pelayanan pada bengkel dengan diadakannya pelatihan karyawan lama maupun baru dalam pengendalian proses. Karena karyawan yang memahami SPC akan dapat membatu perusahaan dalam mengambil keputusan tentang seberapa baik proses kinerja berlangsung.

9 3.6 Definisikan Atribut-Atribut Kualitas Atribut-atribut kualitas : peralatan yang dimiliki bengkel kurang lengkap, masih ada peralatan yang harus dibeli atau dicari di tempat lain. potensi perusahaan (bengkel) melaksanakan pelayanan yang dijanjikan. Bengkel tidak memberikan layanan sesuai yang dijanjikan. Banyak janji-janji dari bengkel yang diberikan kepada pelanggan yang tidak dipenuhi. kesediaan perusahaan (bengkel) untuk membantu pelanggan dan menyediakan layanan. Pada kasus tersebut, pelanggan merasa kurang terbantu dengan layanan dari bengkel tersebut. pengetahuan dan kesopanan karyawan tingkat dan kemampuan mereka untuk mengilhami kepercayaan dan keyakinan. Namun kenyataannya kepercayaan pelanggan hilang karena dia merasa sangat kecewa atas pengetahuan yang kurang mengenai perbaikan mobil tersebut. biaya reparasi yang diluar prediksi 3.7 Definisikan Technical Response Technical response : a. Penyerahan kendaraan Penyerahan kendaraan merupakan tahap awal dalam aktivitas proses reparasi kendaraan di tempat reparasi, dimana mobil diserahkan oleh si pemilik (konsumen) ke pihak tempat reparasi. b. Waiting list Waiting list adalah daftar yg berisi nama kendaraan yg sedang menunggu giliran pelayanan reparasi. c. Pengecekan kerusakan Pengecekan kerusakan adalah tahap dimana setiap mobil akan diperiksa di manakah letak kerusakannya, untuk segera ditindak lanjuti untuk diperbaiki. d. Perbaikan atau reparasi Perbaikan atau reparasi adalah tindak lanjut dari tahap pengecekan kerusakan, dimana setiap kerusakan diperbaiki, termasuk di dalamnya mengganti suku cadang yang baru dengan suku cadang yang baru, dan tindakan lainnya.

10 e. Pembayaran biaya tagihan Pembayaran biaya tagihan adalah tahap dimana semua masalah, termasuk kerusakan pada kendaraan telah teratasi, kemudian pemilik kendaraan dikenai biaya tagihan atas perbaikan pada kendaraan mereka. 3.8 Buatlah bagan QFD a) Customer Needs and Benefits (Harapan Pelanggan) Berdasarkan hasil wawancara dengan konsumen dan pakar, maka diperoleh sepuluh jenis atribut penentu mutu bengkel resmi Nissan yang menjadi prioritas konsumen dalam memilih bengkel reparasi, yaitu ketepatan pengecekan, kecepatan layanan, fasilitas bengkel, ketersediaan suku cadang dan biaya reparasi. Tabel berikut menunjukkan hasil analisis prioritas atribut mutu bengkel resmi Nissan: Tabel 1. Hasil Analisis Prioritas Atribut Mutu Bengkel Resmi Nissan No Atribut Bobot Ranking 1 Ketepatan pengecekan 0, Kecepatan layanan 0, Fasilitas bengkel 0, Ketersediaan suku cadang 0, Biaya reparasi 0, Nilai Konsistensi Indeks merupakan nilai ukuran dari seberapa besar kemungkinan ketidakkonsistenan kita dalam menetapkan prioritas untuk elemenelemen yang ada. Konsistensi sampai kadar tertentu dalam menetapkan prioritas untuk elemen-elemen perlu untuk memperoleh hasil-hasil yang akurat dalam dunia nyata. Nilai Konsistensi Indeks harus 10 persen atau kurang. Ketidakkonsistenan yang lebih besar menunjukkan kekurangan informasi atau kekurangpahaman sehingga hasilnya menjadi tidak akurat (Saaty, 1993).

11 2. Planning Matrix (Riset Pasar dan Rencana Strategik) Tabel 2. Hasil analisis Planning Matrix atribut Bengkel Resmi Nissan Atribut Nilai target Skor evaluasi Tingkat kepentingan Rasio perbaikan Ketepatan pengecekan Kecepatan layanan Fasilitas bengkel Ketersediaan suku cadang Biaya reparasi , , , , , Technical Response (Tanggapan Atas Karakteristik Proses) Tahap ini merupakan tahap untuk menentukan jenis aktivitas proses yang terkait dengan spesifikasi dan harapan konsumen. Penentuan aktivitas proses dilakukan oleh para pakar dengan teknik brainstorming dan studi literatur. Hasil dari analisis tanggapan atas karakteristik proses dapat dilihat pada Tabel berikut.

12 Penyerahan kendaraan Waiting list Pengecekan kerusakan Perbaikan atau reparasi Pembayaran biaya tagihan Tabel 3. Hasil Analisis Matriks Technical Response Bengkel Resmi Nissan Karakteristik proses produksi No Atribut Ranking 1 Ketepatan pengecekan 2 Kecepatan layanan 3 Fasilitas bengkel 4 Ketersediaan suku cadang Biaya reparasi Dari hasil perhitungan data diketahui bahwa, aktivitas proses yang berpengaruh kuat terhadap atribut ketepatan pengecekan adalah pengecekan kerusakan dan perbaikan atau reparasi, sedangkan proses pembayaran biaya tagihan memiliki pengaruh yang sedang. Kecepatan layanan dipengaruhi kuat oleh proses waiting list, pengecekan kerusakan dan perbaikan atau reparasi, sedangkan dipengaruhi lemah oleh proses penyerahan kendaraan dan pembayaran biaya tagihan. Fasilitas bengkel dipengaruhi kuat oleh proses pengecekan kerusakan dan perbaikan atau reparasi, sedangkan dipengaruhi sedang oleh proses penyerahan kendaraan, waiting list dan pembayaran biaya tagihan. Hasil lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel diatas. 4. Relationship (Tanggapan Atas Kebutuhan Pelanggan) Tahap ini merupakan tahap untuk membandingkan tingkat kepuasan konsumen terhadap atribut-atribut mutu layanan bengkel resmi Nissan yang didapatkan dengan asumsi hipotetik. Dari hasil tersebut, diketahui bahwa konsumen dari bengkel resmi Nissan merasa tidak puas akan ketepatan pengecekan, kecepatan layanan, ketersediaan suku cadang dan biaya reparasi. Walaupun demikian, konsumen merasa cukup puas dengan faktor fasilitas bengkel. Hal ini merupakan bahan pertimbangan untuk

13 memperbaiki mutu layanan bengkel resmi Nissan. Tabel menunjukkan hasil kepuasan konsumen terhadap atribut mutu CPO yang dihasilkan. Tabel 4. Hasil Analisis Relationship Terhadap Atribut Mutu Bengkel Resmi Nissan Atribut Tidak sangat puas Tidak puas Cuk up puas Puas Sang at puas Jum lah Total nilai Nilai indeks Tingkat kepuasan Ketepatan pengeceka n Kecepatan layanan Fasilitas bengkel Ketersedia an suku cadang Biaya reparasi , , , , , Technical Correlations Analisis Technical Correlations diperlukan untuk mengetahui hubungan keterkaitan antar karakteristik proses yang satu dengan proses lainnya. Suatu perubahan pada salah satu proses dapat mengakibatkan perubahan pada proses lainnya. Dari hasil analisa data diketahui bahwa proses penyerahan kendaraan memiliki hubungan positif lemah terhadap proses waiting list, pengecekan kerusakan dan perbaikan atau reparasi. Proses waiting list memiliki hubungan kuat positif terhadap proses pengecekan kerusakan. Proses pengecekan kerusakan memiliki hubungan kuat positif dengan proses perbaikan atau reparasi dan pembayaran biaya tagihan. Proses perbaikan atau reparasi memiliki hubungan kuat positif terhadap proses pembayaran biaya tagihan. Hasil analisis untuk technical correlations tersebut dapat dilihat pada Tabel berikut.

14 Penyerahan kendaraan Waiting list Pengecekan kerusakan Perbaikan atau reparasi Pembayaran biaya tagihan Tabel 5. Hasil Analisis Karakteristik Proses Produksi Untuk Technical Correlations Bengkel Resmi Nissan Karakteristik proses produksi No Aktivitas proses 1 Penyerahan kendaraan Waiting list ++ 3 Pengecekan kerusakan 4 Perbaikan atau reparasi Pembayaran biaya tagihan 6. Technical Matrix (Prioritas Tanggapan Teknis Dan Target Teknis) Technical Matrix berisi informasi mengenai tingkat kepentingan tanggapan teknis berdasarkan kebutuhan dan harapan pelanggan, serta nilai relatif dari karakteristik proses yang menjadi target performansi teknis yang harus dicapai perusahaan.

15 Trade-off What (Persyaratan Pelanggan) Matrix Hubungan (Interaksi) Pengkajian Kompetitif Pelanggan How Much (Tujuan Kualitatif) Gambar 1. Matriks Quality Function Deployment (QFD) Keterangan: I. Bobot konversi (dengan nilai 1-7) IV. Pengolahan II. Pengadaan bahan baku V. Pengemasan III. Penanganan bahan baku VI. Distribusi

16 = hubungan kuat = nilainya 10 = hubungan sedang = nilainya 5 = hubungan lemah = nilainya 1 ++ = hubungan kuat positif + = hubungan positif 3.9 Aplikasi bagan QFD untuk masalah tersebut Dari bagan QFD diatas dapat dilihat bahwa atribut kualitas yang sekaligus menjadi harapan pelanggan (berdasarkan prioritas dari pelanggan) secara berurutan adalah sebagai berikut : 1. Ketepatan pengecekan 2. Kecepatan layanan 3. Fasilitas bengkel 4. Ketersediaan suku cadang 5. Biaya reparasi Dapat dilihat bahwa ketepatan dan kecepatan layanan merupakan faktor harapan pelanggan tertinggi, dimana para pelanggan sangat mengharapkan kerusakan atau masalah pada kendaraan mereka dapat diatasi dengan baik dan dalam waktu yang tidak membuat mereka menunggu terlalu lama. Sedangkan biaya reparasi merupakan faktor harapan pelanggan yang dikarenakan, asalkan para pelanggan mendapatkan apa yang mereka inginkan, yaitu keseluruhan pelayanan yang memuaskan, mereka bersedia membayar dengan nilai yang setara dengan kepuasan yang mereka peroleh. Berdasarkan rumah mutu diatas, terlihat bahwa hanya fasilitas bengkel dari bengkel resmi Nissan yang telah memenuhi harapan dan keinginan pelanggan, namun demikian faktor lain seperti ketepatan pengecekan, kecepatan layanan, ketersediaan suku cadang dan biaya reparasi masih dinilai dibawah harapan pelanggan. Hal ini didasari atas performa bengkel resmi Nissan yang masih banyak memiliki kekurangan

17 pada keempat segi tersebut. Dari semua kriteria diatas, kriteria ketepatan pengecekan merupakan harapan pelanggan yang paling diprioritaskan oleh pelanggan, hal ini dikarenakan jika dalam suatu pengecekan tidak dilakukan dengan baik, maka akan membuat proses selanjutnya menjadi terganggu bahwa menjadi tidak efisien dan efektif. Proses yang mendapatkan efek paling besar yaitu proses perbaikan atau reparasi, dimana jika pengecekan tidak dilakukan dengan baik, akan membuat proses perbaikan menjadi tidak terarah yang dikarenakan tidak diketahuinya letak kerusakan atau bagian yang harus diperbaiki atau diganti, selain itu akan memakan waktu yang lebih lama, serta berujung kepada ketidakpuasan pelanggan. Oleh karena itu pihak bengkel resmi Nissan sebaiknya menjadikan ketepatan pengecekan sebagai prioritas untuk meningkatkan kualitas pelayanan dari bengkel Nissan, diikuti oleh perbaikan pada proses kecepatan layanan, ketersediaan suku cadang dan biaya reparasi.untuk proses atau aktivitas yang harus mendapatkan perhatian lebih dari pihak bengkel resmi Nissan yaitu proses perbaikan atau reparasi dan proses pengecekan kerusakan. Jika proses pengecekan kerusakan dilakukan dengan baik, maka akan mempermudah proses perbaikan atau reparasi, sehingga diharapkan keinginan konsumen dapat dipenuhi, yaitu masalah pada kendaraan mereka dapat terselesaikan. Dengan adanya keinginan konsumen yang terpenuhi diharapkan akan berimbas kepada tingkat loyalitas pelanggan yang meningkat. Oleh karena itu sebaiknya pihak bengkel resmi Nissan memfokuskan untuk mengadakan perbaikan mutu dari kedua proses ini, baik dengan merekrut teknisi yang lebih terampil ataupun melakukan pelatihan kepada teknisi yang sudah ada untuk meningkatkan kemampuan mereka. Dengan adanya perbaikan baik dalam proses aktivitas maupun dari perbaikan dan peningkatan kualitas pelayanan dari bengkel resmi Nissan sendiri, diharapkan akan membawa nilai lebih dibandingkan para pesaing mereka, misalnya bengkelbengkel non resmi. Walaupun dapat dilhat bahwa bengkel resmi Nissa memiliki keunggulan pada segi fasilitas bengkel dan biaya reparasi, namun jika dilihat dari segi ketepatan pengecekan, kecepatan layanan dan ketersediaan suku cadang, dapat dilihat bahwa performa bengkel resmi Nissan dan bengkel non resmi dinilai seimbang, oleh karena itu perbaikan mutu layanan akan sangat berpengaruh besar terhadap pemilihan konsumen.

18 BAB III KESIMPULAN Berdasarkan analisis pembahasan diatas maka dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Kinerja dan manajemen Cranston Nissan tergolong sangat rendah. 2. Berdasarkan kasus yang dialami oleh pelanggan dimana pada saat memperbaiki kerusakan pada mobil tidak dilayani secara maksimal dan malah terjadi kerusakan yang bertambah banyak, sehingga menyebabkan pelanggan merasa kecewa. 3. Penyebab banyaknya kesalahan dan keteledoran yang terjadi adalah kurangnya pengetahuan tentang service serta tanggung jawab pada karyawan maupun komitmen yang masih kurang dari karyawan, kurangnya pelatihan, serta kurangnya komunikasi yang baik. 4. Berdasarkan hasil wawancara dengan konsumen dan pakar, maka diperoleh sepuluh jenis atribut penentu mutu bengkel resmi Nissan yang menjadi prioritas konsumen dalam memilih bengkel reparasi, yaitu ketepatan pengecekan, kecepatan layanan, fasilitas bengkel, ketersediaan suku cadang dan biaya reparasi. 5. Berdasarkan rumah mutu terlihat bahwa hanya fasilitas bengkel dari bengkel resmi Nissan yang telah memenuhi harapan dan keinginan pelanggan, namun demikian faktor lain seperti ketepatan pengecekan, kecepatan layanan, ketersediaan suku cadang dan biaya reparasi masih dinilai dibawah harapan pelanggan.

ANALISIS QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) UNTUK MENGETAHUI KEINGINAN DAN HARAPAN KONSUMEN

ANALISIS QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) UNTUK MENGETAHUI KEINGINAN DAN HARAPAN KONSUMEN ANALISIS QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) UNTUK MENGETAHUI KEINGINAN DAN HARAPAN KONSUMEN KONSUMEN CPO A. Customer Needs and Benefits (Harapan Pelanggan) Survei pendahuluan dilakukan dengan wawancara

Lebih terperinci

METODA PENELITIAN. Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian. Mulai

METODA PENELITIAN. Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian. Mulai 45 METODA PENELITIAN Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian Semakin ketatnya persaingan produk agroindustri pangan merupakan tantangan bagi industri dalam memenuhi harapan konsumen, oleh karena itu setiap

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Setelah tahap pengolahan data dan analisis, maka untuk menghadapi persaingan dengan bengkel AHASS lain yang akan didirikan di Pamanukan maka penelitian ini menghasilkan

Lebih terperinci

ANALISIS DATA Metode Pembobotan AHP

ANALISIS DATA Metode Pembobotan AHP ANALISIS DATA Data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan konsumen dan pakar serta tinjauan langsung ke lapangan, dianalisa menggunakan metode yang berbeda-beda sesuai kebutuhan dan kepentingannya.

Lebih terperinci

Analisis Kepuasan Pelanggan Terhadap Pelayanan Hotel Lido Graha dengan Metode Quality Functions Deployment (QFD)

Analisis Kepuasan Pelanggan Terhadap Pelayanan Hotel Lido Graha dengan Metode Quality Functions Deployment (QFD) Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.2 No.2 (2013) 26-31 ISSN 2302 934X Quality Engineering & Management Analisis Kepuasan Pelanggan Terhadap Pelayanan Hotel Lido Graha dengan Metode Quality

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. pembahasan dapat ditarik beberapa kesimpulan dan saran, sebagai berikut :

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. pembahasan dapat ditarik beberapa kesimpulan dan saran, sebagai berikut : BAB V SIMPULAN DAN SARAN Dari penelitian yang telah dilakukan serta berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat ditarik beberapa kesimpulan dan saran, sebagai berikut : 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Semakin ketatnya persaingan akan produk pangan agroindustri merupakan tantangan bagi industri dalam memenuhi harapan konsumen. Oleh karena itu, setiap perusahaan melakukan berbagai

Lebih terperinci

Technical Response. Direct of Goodness. Rank

Technical Response. Direct of Goodness. Rank Technical Response Tingkat kelengkapan alat Tingkat macamnya sparepart Direct of Goodness Rank Customer needs No. Customer needs 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 21 Pengecekan yang menyeluruh 32.697 2 28 Tersedianya

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Usaha di bidang kuliner seperti warung tenda, food court, cafe maupun restoran merupakan salah satu usaha yang banyak berdiri di Bandung. Salah satu pelakunya adalah Atmosphere Resort Cafe, yang

Lebih terperinci

ANALISA KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP KUALITAS LAYANAN BENGKEL DENGAN METODE SERVQUAL DAN QFD SKRIPSI

ANALISA KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP KUALITAS LAYANAN BENGKEL DENGAN METODE SERVQUAL DAN QFD SKRIPSI ANALISA KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP KUALITAS LAYANAN BENGKEL DENGAN METODE SERVQUAL DAN QFD (Studi kasus di Shop And Drive Astra Otoparts CV. Fastlube Mas ) SKRIPSI Diajukan Oleh : FRIDA SANDIA PUSPITA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Globalisasi membuat iklim usaha menjadi semakin kompetitif, demikian pula di

BAB 1 PENDAHULUAN. Globalisasi membuat iklim usaha menjadi semakin kompetitif, demikian pula di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi membuat iklim usaha menjadi semakin kompetitif, demikian pula di bidang telekomunikasi. Kompetisi bisnis semakin ketat dengan semakin banyaknya bermunculan

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Dari hasil pengolahan data dan analisis, maka diperoleh kesimpulan mengenai penelitian yang telah dilakukan, sebagai berikut : 1. Variabel harapan konsumen di

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Alat perencanaan yang digunakan untuk mekondisi desain karawo

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Alat perencanaan yang digunakan untuk mekondisi desain karawo 26 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Alat perencanaan yang digunakan untuk mekondisi desain karawo keinginan konsumen adalah Quality Function Deployment (QFD). Penerapan metode QFD diawali dengan pembentukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan sejenis makin kompetitif. Untuk konsumen yang cepat berubah secara

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan sejenis makin kompetitif. Untuk konsumen yang cepat berubah secara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Perusahaan jasa yang makin kompleks, membawa dampak persaingan antar perusahaan sejenis makin kompetitif. Untuk konsumen yang cepat berubah secara dinamis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. informasi mengenai kebutuhan data penelitian. Adapun obyek yang. dijadikan penelitian adalah Kopma UNY core.

BAB III METODE PENELITIAN. informasi mengenai kebutuhan data penelitian. Adapun obyek yang. dijadikan penelitian adalah Kopma UNY core. BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian 1. Obyek penelitian Obyek penelitian yang diamati adalah sasaran yang menjadi sumber informasi mengenai kebutuhan data penelitian. Adapun obyek

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pasar menjadi semakin luas dan peluang ada dimana-mana, namun sebaliknya

I. PENDAHULUAN. Pasar menjadi semakin luas dan peluang ada dimana-mana, namun sebaliknya 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi membawa dampak yang besar bagi perkembangan dunia bisnis. Pasar menjadi semakin luas dan peluang ada dimana-mana, namun sebaliknya persaingan menjadi

Lebih terperinci

BAB III PERUMUSAN MASALAH

BAB III PERUMUSAN MASALAH BAB III PERUMUSAN MASALAH III.1 Latar Belakang Persaingan yang semakin ketat dalam sektor otomotif saat ini, khususnya untuk jasa perbengkelan menyebabkan perusahaan harus menciptakan keunggulankeunggulan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dalam teknologi telekomunikasi dan transportasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dalam teknologi telekomunikasi dan transportasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan dalam teknologi telekomunikasi dan transportasi berkembang dengan sangat cepat. Dengan perkembangan yang cepat ini dipermudah untuk mendapatkannya,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pihak-pihak yang memiliki kelebiban dana dengan pihak-pihak yang memerlukan

BAB 1 PENDAHULUAN. pihak-pihak yang memiliki kelebiban dana dengan pihak-pihak yang memerlukan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor Perbankan mempunyai peranan penting dalam usaha pengembangan ekonomi di Indonesia. Selain itu perbankan juga berperan dalam meningkatkan pembangunan serta

Lebih terperinci

Pengembangan Desain Produk Teh Gelas Dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment Untuk Meningkatkan Penjualan Di CV.

Pengembangan Desain Produk Teh Gelas Dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment Untuk Meningkatkan Penjualan Di CV. Pengembangan Desain Produk Teh Gelas Dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment Untuk Meningkatkan Penjualan Di CV.Tirta Indo Megah Putu Verdika 1, *, Ellysa Nursanti 2, Thomas Priyasmanu 3

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis maka dapat disimpulkan: 1. Terdapat kesenjangan antara persepsi pelanggan dengan harapan pelanggan terhadap bengkel JG

Lebih terperinci

- Kesesuaian harga yang tertera dengan biaya yang harus dibayar. 2. Tingkat Perceived Quality jika dilihat dari sudut pandang konsumen menghasilkan

- Kesesuaian harga yang tertera dengan biaya yang harus dibayar. 2. Tingkat Perceived Quality jika dilihat dari sudut pandang konsumen menghasilkan BAB 6 PENUTUP 6.1. Kesimpulan Hasil pengolahan data dan analisis untuk meningkatkan persepsi kualitas ANDI S Travel dari sudut pandang penumpang rute Bandung-Cirebon PP menghasilkan kesimpulan-kesimpulan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 132 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dari sejumlah rangkaian analisa yang telah dijelaskan, dapat diambil beberapa kesimpulan dan saran. 5.1 Kesimpulan PT Kalimusada Motor telah mengelola serta memasarkan pelayanan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Bab VI Kesimpulan dan Saran VI - 1 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil dari pengolahan data dan analisis data, maka penulis mengambil beberapa kesimpulan dari penelitian ini.

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1.1. Berisi: 1. Kuesioner Terbuka 2. Kuesioner Pelanggan 3. Kuesioner Pihak Manajemen 4. Kuesioner Pihak Karyawa

LAMPIRAN 1.1. Berisi: 1. Kuesioner Terbuka 2. Kuesioner Pelanggan 3. Kuesioner Pihak Manajemen 4. Kuesioner Pihak Karyawa LAMPIRAN. Berisi:. Kuesioner Terbuka. Kuesioner Pelanggan. Kuesioner Pihak Manajemen. Kuesioner Pihak Karyawa Kuesioner Terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner

Lebih terperinci

BEBERAPA MODEL KEBUTUHAN KONSUMEN

BEBERAPA MODEL KEBUTUHAN KONSUMEN BEBERAPA MODEL KEBUTUHAN KONSUMEN Faster, Better, Cheaper 8 Dimensi Kualitas: 1. Kinerja (Performance) karakteristik operasi pokok dari produk inti: misal konsumsi bahan bakar, jumlah penumpang yang dapat

Lebih terperinci

PENERAPAN FUZZY SERVQUAL DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DALAM UPAYA PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN (Studi Kasus Bengkel Mobil PT.

PENERAPAN FUZZY SERVQUAL DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DALAM UPAYA PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN (Studi Kasus Bengkel Mobil PT. PENERAPAN FUZZY SERVQUAL DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DALAM UPAYA PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN (Studi Kasus Bengkel Mobil PT.X) Oleh: Evelyn Darmawan (9108.201.315) PENDAHULUAN Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam pengertian paling luas, manajemen operasi berkaitan dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam pengertian paling luas, manajemen operasi berkaitan dengan BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Manajemen Operasi 2.1.1 Definisi Manajemen Operasi Dalam pengertian paling luas, manajemen operasi berkaitan dengan produksi barang dan jasa. Proses menghasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk tetap eksis di bidang usahanya masing-masing baik produk maupun

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk tetap eksis di bidang usahanya masing-masing baik produk maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas perekonomian terus berkembang, sehingga semua perusahaan terus berusaha untuk tetap eksis di bidang usahanya masing-masing baik produk maupun jasa. Persaingan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 KERANGKA PEMIKIRAN Penelitian yang bertujuan untuk mempertemukan kebutuhan konsumen dengan peningkatan pelayanan yang mampu diusahakan oleh PT. Mitra Nasional Kualitas, akan dilakukan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK iv KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH.. v

DAFTAR ISI. ABSTRAK iv KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH.. v ABSTRAK Bengkel Alfa Motor bergerak dalam bidang jasa yaitu bengkel yang mengurus mobil-mobil mulai dari service sampai pelayanan cuci mobil. Bengkel ini ingin memaksimalkan kepuasan konsumen dan pelanggannya.

Lebih terperinci

Bab 5. Kesimpulan dan Rekomendasi. Kesimpulan untuk penulisan thesis ini adalah sebagai berikut :

Bab 5. Kesimpulan dan Rekomendasi. Kesimpulan untuk penulisan thesis ini adalah sebagai berikut : Bab 5 Kesimpulan dan Rekomendasi 5.1 Kesimpulan Kesimpulan untuk penulisan thesis ini adalah sebagai berikut : 1. Perbaikan masalah yang terdapat pada kuadran A dan C dengan menggunakan hasil dari analisa

Lebih terperinci

Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6-7

Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6-7 Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6-7 39. Membangun toilet diantara kantor dan tempat tunggu 40. Merancang toilet sesuai kebutuhan 41. Menanyakan kepada pelanggan mengenai pelayanan 42. Memberikan layanan penuh

Lebih terperinci

Formulir pertanyaan untuk menilai kualitas jasa berdasar persepsi manajemen.

Formulir pertanyaan untuk menilai kualitas jasa berdasar persepsi manajemen. Formulir pertanyaan untuk menilai kualitas jasa berdasar persepsi manajemen. Nama : Jenis Kelamin : Usia : Alamat Tinggal Anda : Apa Posisi/ Pekerjaan : Anda di Bina Karya Motor Berikut ini adalah beberapa

Lebih terperinci

INTEGRASI METODE SERVQUAL DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) GUNA MENINGKATAN PELAYANAN JASA DI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) SURABAYA

INTEGRASI METODE SERVQUAL DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) GUNA MENINGKATAN PELAYANAN JASA DI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) SURABAYA INTEGRASI METODE SERVQUAL DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) GUNA MENINGKATAN PELAYANAN JASA DI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) SURABAYA Helmi Wahyudi A 1, Udisubakti Ciptomulyono 2 1 Mahasiswa Magister

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan penulis pada PT.BINTANG ALAM SEMESTA, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Tabel 3.1 Desain Penelitian Tujuan Penelitian Jenis Penelitian Unit Analisis Time Horizon T-1 Deskriptif - Kualitatif Individu Pelanggan Bengkel T-2 Deskriptif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Jasa Banyak ahli yang telah mendefinisikan pengertian jasa sesuai dengan sudut pandang mereka masing-masing, diantaranya: Definisi jasa menurut Kotler dan Keller

Lebih terperinci

kewajiban masing-masing. Adapun struktur organisasi Bastian Rental Mobil Gambar 4.1 Struktur Organisasi Bastian Rental Mobil Bandung DIREKTUR

kewajiban masing-masing. Adapun struktur organisasi Bastian Rental Mobil Gambar 4.1 Struktur Organisasi Bastian Rental Mobil Bandung DIREKTUR 33 4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan Bastian Rental Mobil, Bandung dalam menjalankan bisnisnya memilki organisasi yang terstruktur, agar karyawan melakukan tugas sesuai dengan kewajiban masing-masing.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. usahanya, umumnya mempunyai visi untuk menjadi perusahaan yang terbaik

BAB II LANDASAN TEORI. usahanya, umumnya mempunyai visi untuk menjadi perusahaan yang terbaik 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Customer Orientation Setiap perusahaan dalam menjalankan aktivitas bisnis atau kegiatan usahanya, umumnya mempunyai visi untuk menjadi perusahaan yang terbaik atau terkenal.

Lebih terperinci

SIDANG TESIS MANAJEMEN INDUSTRI MAGISTER MANAJEMEN TEKNOLOGI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2011

SIDANG TESIS MANAJEMEN INDUSTRI MAGISTER MANAJEMEN TEKNOLOGI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2011 SIDANG TESIS MANAJEMEN INDUSTRI MAGISTER MANAJEMEN TEKNOLOGI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2011 PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT KATOLIK ST. VINCENTIUS A PAULO

Lebih terperinci

Bisma, Vol 1, No. 8, Desember 2016 KEPUASAN KONSUMEN PADA DIVISI SERVICE PT ANZON AUTO PLAZA DI PONTIANAK

Bisma, Vol 1, No. 8, Desember 2016 KEPUASAN KONSUMEN PADA DIVISI SERVICE PT ANZON AUTO PLAZA DI PONTIANAK KEPUASAN KONSUMEN PADA DIVISI SERVICE PT ANZON AUTO PLAZA DI PONTIANAK Septia Elsa Email: Septiaelsa@yahoo.com Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (BAGIAN EVALUASI KINERJA PELAYANAN DENGAN METODE QFD)

BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (BAGIAN EVALUASI KINERJA PELAYANAN DENGAN METODE QFD) BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (BAGIAN EVALUASI KINERJA PELAYANAN DENGAN METODE QFD) 6.1 Karakteristik Penumpang Karakteristik penumpang diperlukan dalam penelitian ini yang bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terselesaikan dengan baik dan profesional akan berdampak positif bagi

BAB I PENDAHULUAN. terselesaikan dengan baik dan profesional akan berdampak positif bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya suatu masyarakat dengan latar belakang pendidikan yang semakin baik maka semakin banyak orang yang kritis untuk menyampaikan apa yang mereka rasakan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuka usaha sendiri. Banyaknya usaha bisnis di bidang yang sama, termasuk

BAB I PENDAHULUAN. membuka usaha sendiri. Banyaknya usaha bisnis di bidang yang sama, termasuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di zaman sekarang ini, perkembangan usaha di dunia bisnis berkembang pesat. Sulitnya mendapatkan pekerjaan sehingga banyak juga orang yang membuka usaha sendiri.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian Agar penelitian yang dilakukan lebih terarah dan sistematis, maka perlu di buat alur penelitian adapun alur penelitian dapat dilihat dari flow chart berikut

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di PT Bimasakti Usindo Persada, melalui penyebaran kuesioner maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 5.1.1 PT.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada saat ini keadaan perekonomian Indonesia sedang dalam tahap pemulihan, akibat dari krisis yang terjadi belakangan ini melibatkan harga kebutuhan sehari-hari

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 11 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teknologi Informasi Teknologi informasi sebagai sebuah taksonomi yang lebih holistik, terbagi menjadi beberapa komponen, yaitu (Luhukay, 1996) : a. Teknologi pengolahan : kelompok

Lebih terperinci

PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODA ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS DI PT. EWINDO BANDUNG)

PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODA ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS DI PT. EWINDO BANDUNG) PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODA ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS DI PT. EWINDO BANDUNG) Hendang Setyo Rukmi Hari Adianto Dhevi Avianti Teknik Industri Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen dan Manajemen Operasional. a. Manajemen sebagai suatu proses

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen dan Manajemen Operasional. a. Manajemen sebagai suatu proses 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen dan Manajemen Operasional 2.1.1 Pengertian Manajemen Istilah manajemen, terjemahannya dalam bahasa Indonesia hingga saat ini belum ada keseragaman. Namun,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... iii iv vi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Identifikasi Masalah... 3 1.3 Perumusan Masalah... 7 1.4 Tujuan Penelitian... 7 1.5 Manfaat

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI BERJALAN 3.1 Sejarah Perusahaan 3.1.1 Sejarah PT. Putra Mas Prima PT. Putra Mas Prima merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jual beli bijih plastik yang berdiri

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Kualitas layanan (Stemvelt 2004) menyatakan bahwa konsep kualitas layanan adalah suatu persepsi tentang revolusi kualitas secara menyeluruh yang terpikirkan dan menjadi

Lebih terperinci

Universitas Kristen Maranatha

Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Perpustakaan Terintegrasi (PTUKM) merupakan pengintegrasian dari perpustakaan terdistribusi yang sebelumnya dimiliki oleh fakultas-fakultas yang terdapat di (UKM). Pengintegrasian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor jasa adalah bidang usaha yang unik. Unik karena bidang usaha ini tidak

BAB I PENDAHULUAN. Sektor jasa adalah bidang usaha yang unik. Unik karena bidang usaha ini tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor jasa adalah bidang usaha yang unik. Unik karena bidang usaha ini tidak menghasilkan sesuatu yang dapat dilihat, digenggam ataupun dibawa pulang. Akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada tanggal 4 September 2003 yang beralamat di JL. Raya R.C Veteran no

BAB I PENDAHULUAN. pada tanggal 4 September 2003 yang beralamat di JL. Raya R.C Veteran no BAB I PENDAHULUAN 1.1 Bentuk, Bidang Dan Perkembangan Usaha 1.1.1 Bentuk Usaha PT Jaya Utama Motor adalah perusahaan perseroan terbatas yang bergerak dibidang otomotif dengan menjalankan usahanya berfokus

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan 5.5.1 Karakteristik kebutuhan yang dinilai penting bagi para pengguna jasa cuci kendaraan bermotor Berdasarkan nilai prioritas hal yang harus diutamakan untuk dilakukan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Layanan terhadap pelanggan yang ramah dan berkualitas sangat diperlukan pada semua perusahaan terutama yang bergerak di bidang jasa, seperti halnya Toko Kosmetik Sinar Baru yang bergerak dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 LayananBengkel

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 LayananBengkel BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan GTI Motor didirikan tahun 2009. Pada saat awal, bengkel berlokasi di jalan Kecamatan No. 39 dan sekitar setahun kemudian lokasi bengkel dipindahkan ke lokasi

Lebih terperinci

Peningkatan Pelayanan Service Advisor dengan Menerapkan Metode Quality Function Deployment di Auto 2000 Hr. Muhammad Surabaya

Peningkatan Pelayanan Service Advisor dengan Menerapkan Metode Quality Function Deployment di Auto 2000 Hr. Muhammad Surabaya Peningkatan Pelayanan Service Advisor dengan Menerapkan Metode Quality Function Deployment di Auto 2000 Hr. Muhammad Surabaya Mochammad Hatta Jurusan Teknik Industri, Universitas 45 Surabaya hattahattahatta@gmail.com

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 14 Juli 2012

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 14 Juli 2012 PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN PENGUJIAN DAN KALIBRASI PERALATAN KESEHATAN DENGAN MENGGUNAKAN INTEGRASI SERVQUAL METHOD, KANO MODEL DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) (Studi Kasus : Balai Pengamanan Fasilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menjadi Dealer Otomotif terbaik di Indonesia dengan praktek usaha & pelayanan pelanggan bertaraf International.

BAB I PENDAHULUAN. Menjadi Dealer Otomotif terbaik di Indonesia dengan praktek usaha & pelayanan pelanggan bertaraf International. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah PT AUTO2000 PT. Astra international, Tbk Toyota Sales Operation (AI-TSO), dengan AUTO2000 sebagai merk perusahaan, didirikan pada tahun

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Ergonomi Ergonomi adalah suatu aturan atau norma dalam suatu sistem kerja, Setiap aktivitas atau pekerjaan yang dilakukan hendaknya selalu berpegangan pada prinsip ergonomis karena

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. iv v viii xiii xv xvi

DAFTAR ISI. iv v viii xiii xv xvi ABSTRAK Dalam melakukan upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan kepada pelanggan, RS Hermina Pasteur sangat perlu memperhatikan kualitas jasa pelayanannya. Untuk mencapai hal tersebut, RS Hermina perlu

Lebih terperinci

Peningkatan Kualitas Layanan General Affair Menggunakan Metode ServQual dan QFD pada PT. Meratus Line

Peningkatan Kualitas Layanan General Affair Menggunakan Metode ServQual dan QFD pada PT. Meratus Line Peningkatan Kualitas Layanan General Affair Menggunakan Metode ServQual dan QFD pada PT. Meratus Line TESIS Nugraha T. Hutapea 9108.201.311 Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Udi Subakti Ciptomulyono, MEngSc MMT

Lebih terperinci

QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)

QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) Definisi QFD QFD adalah suatu metodologi terstruktur yang digunakan dalam proses perencanaan dan pengembangan produk untuk menentapkan spesifikasi kebutuhan dan keinginan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KUALITAS PELAYANAN RUMAH MAKAN MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT [Studi Kasus di Pantai Kuwaru, Yogyakarta]

PENGEMBANGAN KUALITAS PELAYANAN RUMAH MAKAN MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT [Studi Kasus di Pantai Kuwaru, Yogyakarta] PENGEMBANGAN KUALITAS PELAYANAN RUMAH MAKAN MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT [Studi Kasus di Pantai Kuwaru, Yogyakarta] I Wayan Narada Abhyasa, Nafis Khuriyati, Ibnu Wahid Fakhrudin Azis

Lebih terperinci

Erwin Wijaya 1, Novi 2, Christina Wirawan 3 Abstrak

Erwin Wijaya 1, Novi 2, Christina Wirawan 3  Abstrak Perancangan Stall Untuk Berjualan Makanan Dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment (QFD) Dan Memperhatikan Aspek Ergonomi (Studi Kasus di Fins Food) Erwin Wijaya 1, Novi 2, Christina Wirawan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sekilas AUTO2000 Body Paint

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sekilas AUTO2000 Body Paint BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sekilas AUTO2000 Body Paint AUTO2000 berdiri pada tahun 1975 dengan nama Astra Motor Sales, dan baru pada tahun 1989 berubah nama menjadi AUTO2000.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang dengan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang dengan jumlah penduduk lebih dari 200 juta jiwa. Di era globalisasi seperti saat ini, setiap orang dituntut

Lebih terperinci

#### Selamat Mengerjakan ####

#### Selamat Mengerjakan #### Nomer : Inisial Nama : PETUNJUK PENGISIAN 1. Bacalah pernyataan-pernyataan pada lembar berikut, kemudian jawablah dengan sungguh-sungguh sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. 2. Jawablah semua nomor dan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN PASIEN UNIT INSTALASI RAWAT JALAN (IRJ) RUMKITAL

PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN PASIEN UNIT INSTALASI RAWAT JALAN (IRJ) RUMKITAL PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN PASIEN UNIT INSTALASI RAWAT JALAN (IRJ) RUMKITAL Dr. RAMELAN SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL DAN QFD Oleh: Hot Pangihutan Sianturi NRP: 9108.201.416

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Kepuasan Konsumen Kotler (2004) mengatakan bahwa kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN KEPADA PELANGGAN DENGAN MENGGUNAKAN INTEGRASI METODE SERVQUAL

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN KEPADA PELANGGAN DENGAN MENGGUNAKAN INTEGRASI METODE SERVQUAL UPAYA PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN KEPADA PELANGGAN DENGAN MENGGUNAKAN INTEGRASI METODE SERVQUAL DENGAN QFD (Studi Kasus: PT PLN (Persero) APJ Surabaya Utara Unit Pelayanan Kenjeran) Rian Sahib, Haryono

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya orang mengenal produk sebagai sesuatu yang berwujud

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya orang mengenal produk sebagai sesuatu yang berwujud BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada umumnya orang mengenal produk sebagai sesuatu yang berwujud fisik yang dapat dilihat dan disentuh. Disamping produk yang berupa benda yang dapat dilihat

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Profil Perusahaan Kantin SLU Madani adalah kantin milik Badan Layanan (BLU) UIN Suska Riau. Kantin ini didirikan pada tahun 20. Kantin SLU Madani ini adalah salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri jasa di Indonesia semakin meningkat, terutama dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri jasa di Indonesia semakin meningkat, terutama dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri jasa di Indonesia semakin meningkat, terutama dalam bidang pencucian mobil. Dengan berkembangnya jaman dan semakin banyaknya jumlah kendaraan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6-1 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1.Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data pada bab sebelumnya, maka penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan dari penelitian

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Astra International, Tbk Toyota Sales Operation adalah perusahaan swasta Nasional yang berfungsi sebagai dealer kendaraan merk Toyota, yang berdiri

Lebih terperinci

PENILAIAN KUALITAS JASA PELAYANAN LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR PRIMAGAMA BERDASARKAN PREFERENSI KONSUMEN

PENILAIAN KUALITAS JASA PELAYANAN LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR PRIMAGAMA BERDASARKAN PREFERENSI KONSUMEN PENILAIAN KUALITAS JASA PELAYANAN LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR PRIMAGAMA BERDASARKAN PREFERENSI KONSUMEN Much. Djunaidi Jurusan Teknik Industri, Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. Ahmad Yani Tromol Pos

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian memiliki definisi sebagai sebuah kerangka kerja yang digunakan dalam melakukan sebuah penelitian. Desain penelitian memberikan serangkaian

Lebih terperinci

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN DAN SARAN Bab 6. Kesimpulan Dan Saran 6-1 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1.Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data pada bab sebelumnya, maka penulis mengambil beberapa kesimpulan dari penelitian

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, objek penelitian adalah penggunaan metode QFD

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, objek penelitian adalah penggunaan metode QFD 44 BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam penelitian ini, objek penelitian adalah penggunaan metode QFD (Quality Fuction Deylopment) sebagai objek penelitian. Penggunaan Quality

Lebih terperinci

BAB 3 Analisis dan perancangan

BAB 3 Analisis dan perancangan BAB 3 Analisis dan perancangan 3.1 Riwayat Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan P.D. Rimba Alam Jaya berdiri pada tahun 1983 yang terletak di Jalan Srengseng Jakarta Barat, merupakan sebuah industri perdagangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau jasa yang sebenarnya. Suatu perusahaan dapat mengambil langkah-langkah

BAB I PENDAHULUAN. atau jasa yang sebenarnya. Suatu perusahaan dapat mengambil langkah-langkah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era perdagangan bebas ini, setiap perusahaan menghadapi persaingan yang ketat. Meningkatnya intensitas persaingan dan jumlah pesaing menuntut perusahaan untuk selalu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya dan faktor penyebab banyaknya re-work dari proses produksi kursi pada PT. SUBUR MANDIRI, yang merupakan

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 6.1.1 Faktor-faktor Penting yang Menjadi Pertimbangan Konsumen Ketika Memilih Toko yang Menjual Perabotan Rumah Tangga Dapat diketahui dari hasil penelitian yang

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian 3.1.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada bengkel Paten Ban di daerah Daan Mogot Km 10 No.48. Waktu penelitian dimulai pada tanggal 5

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju sehingga sesuatu yang sebelumnya tidak pernah terpikirkan sekarang menjadi kenyataan, hal itu berdampak banyak

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan 1-6

Bab 1 Pendahuluan 1-6 Bab 1 Pendahuluan 1-6 Bab VI Kesimpulan dan Saran Bab ini mengemukakan kesimpulan dari hasil akhir penelitian serta saran-saran dari penulis dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan. Bab 1 Pendahuluan

Lebih terperinci

Customer Relationship Management /CRM

Customer Relationship Management /CRM Customer Relationship Management /CRM Aloysius HeruDanardatu, PengenalanCustomer Relationship Management, www.ilmukomputer.com,diakses tanggal27 Januari2007 Customer Relationship Management, www.wikipedia.com,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENILITIAN

BAB III METODOLOGI PENILITIAN BAB III METODOLOGI PENILITIAN 3.1 Metode Penilitian Metodologi penelitian menguraikan seluruh kegiatan yang dilaksanakan selama penelitian berlangsung dari awal proses penelitian sampai akhir penelitian.

Lebih terperinci

STMIK MDP. Hendra Tanoto Wahyu Adiansyah

STMIK MDP. Hendra Tanoto Wahyu Adiansyah STMIK MDP Program Studi Sistem Informasi Kekhususan Komputerisasi Akuntansi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2010/2011 Abstrak ANALISIS DAN PERANCANGAN CUSTOMER RELATIOSHIP MANAGEMENT BERBASIS

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG KULIAH KERJA PRAKTEK Latar Belakang Pemilihan Bidang Dan Objek Kuliah Kerja Praktek

BAB I LATAR BELAKANG KULIAH KERJA PRAKTEK Latar Belakang Pemilihan Bidang Dan Objek Kuliah Kerja Praktek BAB I LATAR BELAKANG KULIAH KERJA PRAKTEK 1.1. Latar Belakang Pemilihan Bidang Dan Objek Kuliah Kerja Praktek Dalam perkembangan dunia jasa dewasa ini dikenal istilah pelayanan prima (service excellent).

Lebih terperinci

ANALISIS DIVERSIFIKASI PRODUK MINUMAN PADA CV FAUZI KABUPATEN BEKASI PROPINSI JAWA BARAT

ANALISIS DIVERSIFIKASI PRODUK MINUMAN PADA CV FAUZI KABUPATEN BEKASI PROPINSI JAWA BARAT ANALISIS DIVERSIFIKASI PRODUK MINUMAN PADA CV FAUZI KABUPATEN BEKASI PROPINSI JAWA BARAT ( Menggunakan Metode Quality Function Deployment ) Oleh: WENI SRIWAHYUNI A14103606 PROGRAM STUDI EKSTENSI MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB V ANALISA. Untuk memperoleh kebenaran, penelitian ini menggunakan teknik triangulasi.

BAB V ANALISA. Untuk memperoleh kebenaran, penelitian ini menggunakan teknik triangulasi. BAB V ANALISA V.1 Pengukuran Penelitian Untuk memperoleh kebenaran, penelitian ini menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi dari penelitian ini diperoleh dengan meng-cross check informasi antara responden

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Standard Operating Procedure (SOP) 2.1.1 Pengertian SOP Setiap organisasi perusahaan memiliki pola dan mekanisme tersendiri dalam menjalankan kegiatannya, pola dan mekanisme itu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah CV SUZUKI PASTEUR yang terletak di Jalan Dr.Djunjunan no.11 (Terusan Pasteur), Bandung ini adalah perusahaan yang bergerak di bidang penjualan (sales) dan pelayanan

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR

DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR ABSTRAK Permata GYM & SPA merupakan pusat kebugaran yang ingin memperkenalkan konsep hidup sehat kepada masyarakat luas dengan menawarkan program kebugaran yang bermanfaat khususnya di kota Bandung. Dari

Lebih terperinci