BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI A. Autisme 1. Pengertian autisme menurut berbagai sumber Bonny Danuatmaja pada buku berjudul Terapi Anak Autis di Rumah 1 menyatakan bahwa autisme merupakan suatu kumpulan sindrom akibat kerusakan saraf yang mengganggu perkembangan anak. Sindrom atau himpunan gejala/tanda ini terjadi secara bersamaan dan menandai perkembangan yang tidak normal. Kerusakan saraf yang terjadi pasti akan memiliki pengaruh terhadap kemampuan seorang anak. Maka, muncul pula gambaran mengenai autisme sebagai gangguan pada saraf yang ditandai dengan lemahnya kemampuan kognitif (pemahaman), komunikasi dan kemampuan sosial. Lemahnya beberapa hal tersebut pada seorang anak mengakibatkan perkembangan perilakunya berbeda dengan anak pada umumnya. Hal ini dapat kita lihat dari buku lainnya, dimana Kanner menyatakan bahwa autisme sebagai gangguan pola perilaku perkembangan pada anak yang menunjukan kecenderungan menjauhkan diri secara sosial dan menyendiri secara ekstrem, walaupun secara fisik relatif normal 2. 1 Bonny Danuatmaja, Terapi Anak Autistik di Rumah (Jakarta: Puspa Swara, 2003), 2. 2 Djohan Salim, Terapi Musik, Teori dan Aplikasi (Yogyakarta: Galang Press, 2006),

2 Versi lain yang juga mengungkapkan mengenai gangguan perkembangan adalah DSM-IV (Diagnostic and Statistic Manual of Mental Disorder - edisi ke 4 yang dikeluarkan oleh American Psychiatric Association). DSM-IV ini menyatakan bahwa autisme adalah ketidakmampuan dari segi perkembangan yang sangat mempengaruhi komunikasi verbal dan non verbal serta interaksi sosial yang akan merugikan dalam proses pendidikan 3. Dari sumber-sumber tersebut dapatlah kita simpulkan bahwa autisme merupakan adanya sebuah gangguan yang terjadi pada saraf otak yang mengakibatkan seseorang memiliki kekurangan pada kemampuan berkomunikasi dan perilaku/kebiasaan yang tidak umum, sehingga menghambat pola interaksi sosial individu tersebut. 2. Autism Spectrum Disorder Autisme sebenarnya merupakan sebuah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan sebuah kumpulan dari gangguangangguan. Autisme biasanya mengacu pada Autism Spectrum Disorder atau dikenal juga dengan nama lain Pervasive Developmental Disorder yang adalah gangguan-gangguan perkembangan pada otak yang menyebabkan lemahnya interaksi sosial, masalah dengan komunikasi verbal dan non-verbal, serta perilaku yang tidak umum dan berulangulang atau terbatasnya minat dan aktifitas. 3 Jennifer J. Havlat, The Effects of Music Therapy on The Interaction of Verbal and Non-Verbal Skills of Students with Moderate to Severe Autism (California: California State University, 2006),

3 a. Classic autism Classic autism bisa dikatakan merupakan tingkat yang paling parah dalam autism spectrum disorder. Individu dengan classic autism ini, (atau yang lebih dikenal dengan autisme), mengalami keterlambatan dalam perkembangan bahasa, bahkan tidak berkembang sama sekali. Mereka mengalami kesulitan untuk berbicara dengan orang lain, kurang perhatian dan tidak memiliki kontak emosional dengan orangorang di sekitarnya. Penyandang autisme memiliki keinginan yang besar terhadap kesamaan dalam rutinitas mereka. Kemampuan yang baik dalam hal visual spasial biasanya dimiliki oleh individu ini namun mereka memiliki kekurangan pada bidang lain. Gejala autisme klasik ini biasanya terlihat selama satu sampai tiga tahun dan akan berlanjut selama masa hidupnya. b. Aspergers syndrome Anak-anak ini menunjukkan kekurangan dalam kemampuan sosial dan kesulitan menerima perubahan. Bila ritual/rutinitas mereka berubah, dapat membuat mereka marah. Mereka memiliki kesulitan saat harus membaca bahasa tubuh orang lain. Beberapa anak dengan aspergers syndrome juga mengalami kurangnya sensitivitas terhadap rasa sakit serta menjadi terlalu sensitif terhadap cahaya dan suara. Seseorang dengan tipe ini biasanya memiliki tingkat intelegensi ratarata atau bahkan di atas rata-rata terutama pada bidang logika, kreativitas, memori (matematika, komputer dan musik). 14

4 c. Childhood disintegrative disorder Pada awalnya anak-anak ini terlihat berkembang dengan normal. Mereka mulai mengalami kemunduran pada usia dua sampai empat tahun. Saat itulah anak-anak mulai berhenti bersosialisasi, berhenti bermain dan kehilangan kemampuan motoriknya. d. Rett syndrome Sindrom rett ini merupakan gangguan perkembangan saraf yang paling banyak muncul pada perempuan, ditandai dengan perkembangan kepala yang abnormal. Gejala awal adalah fungsi otot yang tidak berkembang dengan baik, seperti kesulitan dalam berguling, berjalan dan kurangnya kontak mata. Anak-anak ini pun berhenti menggunakan kedua tangannya untuk melakukan sesuatu. e. PDD-NOS (pervasive developmental disorder-not otherwise specified) Ini dianggap sebagai diagnosis pengecualian. Sebagian besar memiliki gejala yang lebih ringan daripada anak-anak dengan tipe gangguan autistik lainnya tetapi mereka tidak memiliki kemampuan bahasa yang baik dan kecerdasan di atas rata-rata. 3. Diagnosa Dokter dan psikolog umumnya menjadi ujung tombak penanganan individu autistik. Profesi lain seperti guru, terapis, pihak saudara, serta orangtua dan anggota masyarakat pun memegang peranan penting dalam memberikan data mengenai kondisi anak seharihari secara detil. DSM-IV (Diagnostic and Statistic Manual of Mental 15

5 Disorder - edisi ke 4) 4 membantu kita untuk melihat apakah seorang anak menyandang autisme atau tidak. 1. Harus ada minimal dua gejala dari (a), dan masing-masing minimal satu gejala dari (b) dan (c). a. Gangguan kualitatif dalam interaksi sosial yang timbal balik. Tidak mampu menjalin interaksi sosial yang memadai seperti kontak mata yang kurang, ekspresi muka kurang hidup, dan gerak geriknya kurang tertuju. Tidak dapat bermain dengan teman sebaya. Tidak dapat merasakan apa yag dirasakan orang lain. Kurangnya hubungan sosial dan emosional yang timbal balik. b. Gangguan kualitatif dalam bidang komunikasi. Bicara terlambat atau sama sekali tidak berkembang (tidak ada usaha untuk mengimbangi komunikasi dengan cara lain selain bicara). Jika bisa bicara, bicaranya tidak dipakai untuk komunikasi. Sering menggunakan bahasa yang aneh dan diulang-ulang. Cara bermain kurang variatif, kurang imajinatif dan kurang bisa meniru. c. Suatu pola yang dipertahankan dan diulang-ulangdalam perilaku, minat dan kegiatan. Mempertahankan satu permintaan atau lebih dengan cara yang khas dan berlebihan. 4 Bonny Danuatmaja, Terapi Anak Autis di Rumah (Jakarta: Puspa Swara, 2003), 2. 16

6 Terpaku pada satu kegiatan yang ritualistik atau rutinitas yang tidak ada gunanya. Ada gerakan-gerakan aneh yang khas dan diulang-ulang. Seringkali sangat terpukau pada benda. 2. Adanya keterlambatan atau gangguan dalam interaksi sosial, bicara dan berbahasa, dan cara bermain yang kurang variatif sebelum umur tiga tahun. 4. Penyebab autisme Penyebab autisme 5 masih merupakan perdebatan diantara para ahli. Ada yang menyebut bahwa autisme disebabkan kombinasi makanan yang salah, terkontaminasi oleh zat-zat beracun, faktor genetik, bahkan akibat vaksin MMR. Penumpukan protein pada otak bayi, perkembangan otak dan kerusakan jaringan otak pada saat di dalam janin juga diduga menjadi salah satu penyebab autisme. a. Gangguan susunan saraf pusat Ditemukan kelainan anatomi saraf pusat pada beberapa bagian otak anak autistik. Umumnya anak autistik mengalami pengecilan otak kecil di lobus VI-VII 6. Padahal dalam lobus tersebut terdapat sel purkinje yang mempengaruhi produksi serotonin. Hal ini tentu saja berdampak pada berkurangnya jumlah sel purkinje dan produksi serotonin sehingga 5 Bonny Danuatmaja, Terapi Anak Autis di Rumah (Jakarta: Puspa Swara, 2003), Lobus VI bagian dari otak besar, terdapat di lobus frontalis yang mengatur kemampuan motorik manusia. Sedangkan lobus VII merupakan bagian otak besar, tepatnya berada di lobus parietalis yang mengatur kemampuan berbahasa/berbicara. 17

7 meyebabkan proses penyaluran informasi antar otak menjadi terhambat/kacau. Selain itu, juga ada kelainan struktur pada pusat emosi dalam otak. b. Gangguan sistem pencernaan Gangguan dalam metabolisme termasuk proses penghasilan enzim yang kurang baik diduga menjadi penyebab autisme. c. Faktor genetika Beberapa ahli menyatakan bahwa gen yang tidak stabil dan abnormal kromosom diduga kuat sebagai penyebab autisme. Namun, gejala autisme bisa muncul bila terjadi kombinasi banyak gen sehingga membutuhkan faktor pencetus lain. Bisa jadi gejala autisme tidak muncul padahal anak tersebut membawa gen autisme. d. Keracunan logam berat Ditemukan adanya logam berat dan beracun (arsenik, antimoni, kadmium, air raksa dan timbal) pada anak autistik dan diduga mereka terganggu dalam proses sekresi logam berat. Hal ini diperkuat dengan penelitian bahwa setelah dilakukan pengeluaran zat-zat beracun dari tubuh, gejala autisme berkurang. 5. Ragam Terapi Untuk Anak Autistik Beberapa macam terapi yang dapat dilakukan bagi anak autistik adalah sebagai berikut: Terapi medikamentosa ini bertujuan untuk memperbaiki komunikasi, respons terhadap lingkungan dan menghilangkan perilaku yang aneh dan berulang-ulang dengan pemberian obat-obatan. 18

8 Terapi biomedis dimana dilakukan diet dan pemberian suplemen untuk memperbaiki metabolisme tubuh. Hal ini dilakukan karena banyak gangguan pencernaan, alergi dan racun logam berat yang dapat mempengaruhi fungsi otak. Terapi wicara sangat perlu dilakukan mengingat anak autistik umumnya mengalami kesulitan bahasa dan keterlambatan bicara. Terapi perilaku ditempuh untuk mengurangi perilaku tidak wajar dan mengganti dengan perilaku yang sesuai dengan keadaan di masyarakat. Terapi okupasi. Menurut Kusnanto, terapi okupasi adalah usaha penyembuhan terhadap anak yang mengalami kelainan mental dan fisik dengan jalan memberikan keaktifan kerja, keaktifan itu mengurangi penderitaan yang dialami anak. 7 Terapi okupasi ini memiliki tiga cakupan yaitu, terapi bermain, terapi sensori integrasi dan terapi musik. Walaupun hanya bersifat tambahan, tetapi ketiga terapi ini memiliki peran masing-masing. Misalnya saja dengan terapi bermain dan terapi musik anak-anak dengan autisme ini dirangsang spontanitasnya, belajar untuk berkomunikasi dan bersosialisasi tanpa banyak paksaan. Sedangkan terapi sensori integrasi dikhususkan bagi yang mengalami masalah dengan daya sensorik karena terdapat gangguan pada alat indera, serabut saraf dan jaringan saraf yang mengakibatkan terganggunya penyampaian informasi ke otak. 7 Bonny Danuatmaja, Terapi Anak Autis di Rumah (Jakarta: Puspa Swara, 2003),

9 6. Kendala komunikasi yang dialami penyandang autisme Kemampuan bahasa/komunikasi akan sangat mempengaruhi dalam interaksi sosial manusia sehari-hari. Bila terjadi gangguan pada bagian ini, maka kontak yang terjadi antara satu individu dengan individu lainnya menjadi terbatas. Hal inilah yang dialami oleh penyandang autisme. Kesulitan komunikasi yang mereka alami biasanya adalah sebagai berikut: keterlambatan bicara atau tidak bicara sama sekali, kesulitan melakukan percakapan atau memulai percakapan, echolalia, sering mengucapkan kata yang tidak memiliki arti, lebih memilih menggunakan gesture dalam berkomunikasi daripada komunikasi secara verbal, dan kesulitan menempatkan kata ganti orang dengan tepat, serta nada bicara yang monoton seperti robot dengan mimik yang datar 8. Kemampuan berbicara yang dimiliki oleh anak autistik sangat bervariasi. mulai dari tidak berbicara sama sekali, menggerutu, tangisan, jeritan, suara yang garau, seperti bersenandung dan ocehan. Pada taraf ocehan, anak dengan autisme akan mengoceh diselingi beberapa bunyi yang mirip dengan sebuah kata secara samar-samar. Anak-anak autistik cukup sering mengulangi kata, frase ataupun kalimat yang diucapkan oleh orang lain. Echolalia ini biasanya terjadi segera atau beberapa saat setelah seseorang mengucapkan sebuah kata/frase/kalimat, dan umumnya mereka menirukan dengan tepat kata-kata dan pitch yang digunakan oleh orang lain. Kecenderungan echolalia ini dapat sedikit menolong penyandang autisme untuk 8 Tan Tik Sioe from 4 Agustus

10 mempertahankan komunikasi/percakapan meskipun mungkin mereka tidak memahami dan tidak memiliki kemampuan berbahasa yang cukup untuk merespons dengan tepat. Menurut Kanner, kata-kata yang diucapkan tanpa arti oleh para penyandang autisme pun muncul begitu saja, tanpa diketahui dengan jelas asal kata tersebut dari mana. Penggunaan kata-kata yang tidak memiliki arti ini tidak hanya terjadi pada anak-anak autistik namun juga terjadi pada autisme dewasa. Keterbatasan untuk terlibat dalam percakapan banyak dipengaruhi oleh persepsi anak autistik tentang dirinya dan lawan bicaranya. Mereka memiliki persepsi yang terbalik mengenai saya dan kamu. Hal ini menggambarkan keadaan bahwa mereka tidak memahami konsep mengenai diri sendiri dan orang lain, dimana hal ini memegang peranan penting dalam sebuah percakapan. 9 Dalam penggunaan bahasa pun anak-anak dengan kebutuhan khusus ini berbeda dengan orang pada umumnya. Mereka hanya menggunakan bahasa dalam situasi dan tujuan tertentu, bukan untuk membangun interaksi sosial dengan sesamanya. B. Terapi Musik 1. Definisi terapi musik Terapi musik terdiri atas dua kata, yaitu terapi dan musik. Terapi ini berkaitan dengan serangkaian upaya yang dilakukan untuk membantu seseorang yang memiliki kekurangan baik secara mental

11 maupun fisik. Sedangkan kata musik menjelaskan media yang digunakan dalam rangkaian terapi. Adapun definisi terapi musik menurut World Federation of Music Therapy adalah sebagai berikut: Musik Terapi adalah penggunaan musik secara professional dan elemenelemennya sebagai intervensi dalam bidang medis, pendidikan, dan kehidupan sehari-hari dengan individu-individu, grup, keluarga maupun komunitas-komunitas yang berusaha mengoptimalkan kualitas hidup mereka dan mengembangkan kemampuan fisik, sosial, komunikasi, emosi, intelektual dan kesehatan spiritual serta kesejahteraan. Penelitian, praktek, pendidikan dan pelatihan dalam musik terapi berdasakan pada standar professional yang mengacu pada kultur, keadaan sosial dan konteks politik (WFMT, 2011). 10 Melalui terapi musik, seseorang didorong untuk berinteraksi, berimprovisasi, mendengarkan dan juga aktif memainkan alat musik. Kegiatan musikal yang dilakukan, dirancang sesuai kebutuhan dan kondisi klien sehingga dapat bersifat terapeutik. Sudah banyak penelitian dan penemuan mengenai sifat-sifat terapeutik yang ada dalam kegiatan musikal. 2. Unsur-unsur terapeutik pada musik a. Musik memikat dan mempertahankan perhatian Musik yang terstruktur memikat dan mempertahankan rentang perhatian (attention-span) anak autistik. Ritme, konsistensi harmoni, dan 10 Makalah Terapi Musik dengan Anak ADHD oleh Patrisna Widuri, M. Psi. Psikolog, Dr. Weny Savitry S. Pandia, Psi., M. Si, Amelia Delfina Kho, M. A. Fakultas Ilmu Seni-Jurusan Seni Musik universitas Pelita Harapan,

12 alur melodi sebuah lagu dapat mempengaruhi dan membangun situasi/suasana. Musik bukan hanya menjadi sebuah latar, tetapi menjadi sebuah stimulus. Tempo yang tetap membantu anak mengatur lingkungan sekelilingnya. Ritme perlu disesuaikan dengan aktivitas yang sedang dilakukan sehingga akan membuat anak bertahan dengan suatu tugas lebih lama/lebih fokus. b. Musik menstrukturisasi waktu Chord/harmoni membuat kita memahami struktur sebuah lagu. Dalam sebuah lagu sederhana biasanya terdiri atas tiga chord sederhana, yaitu I, IV, V. Kita pun secara umum mengetahui bahwa chord pertama dan terakhir dari sebuah lagu adalah chord I. Hal inilah yang menjadi tanda bagi anak, kapan sebuah lagu berakhir, bersamaan dengan selesainya tugas yang harus mereka kerjakan. c. Musik berorientasi pada keberhasilan Keberhasilan mengacu pada kemampuan seorang anak mempertahankan partisipasinya pada kegiatan bermusik. Mendengarkan dan memberikan perhatian terhadap musik, kemampuan melakukan pergerakan atau membuat sebuah suara sudah merupakan partisipasi aktif dari anak. d. Musik memberikan lingkup yang aman untuk mempraktekan kemampuan sosial anak Lagu menjadi sarana untuk mengekspresikan perasaan, keinginan dan dapat membuat sebuah interaksi (misalnya saja, percakapan ataupun kontak mata). Ketika mereka mampu sedikit berinteraksi, maka akan 23

13 berpengaruh terhadap eksistensi mereka sebagai bagian dari lingkup sosial. e. Musik menjadikan repetisi dan kegiatan mengingat menjadi menyenangkan Musik dapat menyampaikan informasi yang sama berulang kali tanpa membuatnya menjadi membosankan dan anak akan berusaha menyesuaikan konsentrasi terhadap durasi lagu/musik tersebut dan mengontrol rasa frustrasi mereka. f. Musik dapat membantu anak mengontrol lingkungan sekitar Anak-anak secara visual akan tertarik dengan beragam instrumen musik Namun untuk membantu mengontrol lingkungan sekitar, biasanya instrumen musik ritmis akan sangat membantu. g. Musik dapat menjadi gambaran dan penyesuaian terhadap masing-masing individual Perubahan tempo akan berpengaruh menjadikan lebih tenang atau malah menstimulasi untuk reaktif terhadap suatu hal. Bagian improvisasi pada sebuah lagu dapat berfungsi untuk berkomunikasi sehingga secara bertahap mengundang anak-anak untuk berinteraksi dengan orang-orang sekelilingnya. 3. Penelitian terapi musik dengan anak autisme Berikut ini beberapa penelitian-penelitian yang telah dilakukan mengenai efek musik/terapi musik pada anak dengan autisme: 24

14 a. Pronovost (1961) menyatakan bahwa anak-anak dengan autisme akan merespons lebih baik pada penggunaan bahasa melalui musik. b. Nordoff dan Roberts (1971) menyarankan penggunaan lagu dengan lirik berulang untuk meningkatkan kemampuan berbicara dengan intonasi yang tepat. c. Grandin & Scariano (1986) mendapati bahwa anak dengan autisme tertarik dengan musik karena sifat alami ritme yang repetitif. Musik juga merupakan sesuatu yang terstruktur dan terorganisir dan hal itulah yang dibutuhkan oleh anak dengan autisme. d. Clarkson (1992) melaporkan bahwa terjadi peningkatan kontak mata dan kemampuan komunikasi saat sesi terapi musik berlangsung. e. Chadwick, Nash & Wimpory (1995); Thaut (1998); Amstrong & Darrow (1999); Patterson (2003); Shore (2003) menyatakan musik membantu mengubah perilaku anak autistik dan mengembangkan kemampuan komunikasi. f. Gourney (1998) menggambarkan bagaimana musik berpengaruh terhadap kedisiplinan anak dengan autisme. g. Thaut (1998) menemukan bahwa anak dengan autisme akan melakukan kemampuan-kemampuan dasar ketika diperkenalkan dengan musik. h. Brownel (2003) mendapatkan bahwa adanya intervensi terapi musik, terdapat perkembangan yang baik pada kemampuan sosial dan komunikasi pada anak autistik. 25

15 i. Shore (2003) juga mengungkapkan efek positif dari terapi musik pada anak autisme seperti semakin kayanya perbendaharaan kata dari lagu yang dipelajari, adanya respons dan meningkatnya kemampuan bercakap-cakap ketika lagu dinyanyikan, membuat anak lebih fokus dan meningkatkan kepercayaan diri. Melalui penelitian-penelitian di atas maka kita dapat mengetahui bahwa musik dapat memberi pengaruh positif dan menolong anak dengan autisme, terutama bagi perkembangan bahasa dan komunikasi mereka. Baik itu musik sebagai latar, dinyanyikan maupun memainkan alat musik. C. Kriteria Lagu yang Dapat Digunakan dalam Terapi Musik Ada pula beberapa hal yang dapat dilakukan untuk membantu meningkatkan kemampuan komunikasi anak autistik. Misalnya, untuk mengurangi cara berbicara yang monoton, dapat dilakukan dengan menyanyikan lagu yang dikomposisikan untuk menyesuaikan ritme, penekanan, dan perubahan nada dalam sebuah kalimat. 11 Sedangkan melakukan tepukan tangan di dekat muka anak dengan repetisi, akan meningkatkan kontak mata yang dilakukan. 12 Lagu sederhana dengan kata-kata yang sederhana pula, serta memiliki frase yang bersifat repetisi pun sudah membantu bagi perkembangan bahasa anak autistik. Frase-frase bermakna dalam sebuah lagu yang dihadirkan 11 Dorita S. Berger, Music Therapy, Sensory Integration and the Autistic Child, (London: Jessica Kingsley Publishers, 2002), Myra J. Staum, Music Therapy and Language. 26

16 dengan gambaran visual dan isyarat-isyarat akan memfasilitasi proses perkembangan bahasa/komunikasi anak autistik lebih jauh lagi. 13 Dalam menyusun sebuah lagu sederhana bagi anak autistik, ada beberapa hal yang mungkin dapat dijadikan pertimbangan. Berikut ini kriteria yang dapat dijadikan sebagai acuan: o o o o o Teks/lirik yang digunakan lagu tersebut apakah sesuai? Apakah lagu tersebut sesuai dengan usia anak? Bagaimana dengan range dan nada dasar yang digunakan lagu tersebut, apakah cocok dengan range suara anak? Tujuan apa yang akan dicapai melalui lagu tersebut. Apakah untuk menyampaikan informasi, mengiringi sesuatu yang dilakukan berulang-ulang, memotivasi ataukah mempertahankan perhatian anak. Kompleksitas dari lagu tersebut dilihat dari segi lirik, melodi dan iringan. Lirik yang digubah di sini mengambil sebagian dari kata-kata yang mereka ucapkan setiap sebelum memulai sesi terapi. Sehingga lirik yang digunakan sudah pasti sesuai dengan usia anak-anak. Adapun kata-kata yang mereka ucapkan adalah sebagai berikut: Bersiap, beri salam. Selamat pagi Pak/Bu (nama terapis). Berdoa mulai: Tuhanku, berilah aku hari ini tambahan ilmu agar aku menjadi anak yang pintar. Amin. 13 Myra J. Staum, Music Therapy and Language. 27

17 Menurut Debbie Cavallier, dalam tulisannya yang berjudul Writing Music for Children: A 10 Point Kid Tested Checklist for Success jangkauan suara aman anak-anak adalah mulai dari c4 sampai dengan g4 (interval 5 di atasnya). Jangkauan ini bisa berkembang beberapa not di atasnya (misalnya not A atau B). Maka berdasarkan keterangan di atas, dipilihlah nada dasar C mayor. Tujuan yang ingin dicapai dari lagu ini adalah melatih komunikasi umum bagi anak-anak. Didukung dengan lirik yang dinyanyikan diulangi dua kali, kemudian anak diajak melengkapi suku kata akhir frase. Sebelumnya akan dilatih oral motor dengan vokalisasi dan mengeksplor alat musik tiup (recorder/pianika). Pemilihan tempo disesuaikan dengan detak jantung anak, kurang lebih MM. Tempo ini terkadang bagi orang dewasa terasa seperti tempo yang cepat namun tidak sama halnya dengan anak-anak. Dapat terjadi, bagi anak-anak tempo ini terasa seperti tempo medium. 28

Oleh TIM TERAPIS BALAI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KHUSUS DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH

Oleh TIM TERAPIS BALAI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KHUSUS DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH Oleh TIM TERAPIS BALAI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KHUSUS DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH Pendahuluan Tidak ada anak manusia yang diciptakan sama satu dengan lainnya Tidak ada satupun manusia tidak memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial. Dalam perkembangannya yang normal,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial. Dalam perkembangannya yang normal, BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Manusia adalah makhluk sosial. Dalam perkembangannya yang normal, seorang bayi mulai bisa berinteraksi dengan ibunya pada usia 3-4 bulan. Bila ibu merangsang

Lebih terperinci

AUTISME MASA KANAK-KANAK Autis berasal dari kata auto, yg berarti sendiri. Istilah autisme diperkenalkan oleh Leo Kanner, 1943 Pandangan lama: autisme

AUTISME MASA KANAK-KANAK Autis berasal dari kata auto, yg berarti sendiri. Istilah autisme diperkenalkan oleh Leo Kanner, 1943 Pandangan lama: autisme AUTISME MASA KANAK-KANAK Autis berasal dari kata auto, yg berarti sendiri. Istilah autisme diperkenalkan oleh Leo Kanner, 1943 Pandangan lama: autisme mrpk kelainan seumur hidup. Fakta baru: autisme masa

Lebih terperinci

Anak Penyandang Autisme dan Pendidikannya. Materi Penyuluhan

Anak Penyandang Autisme dan Pendidikannya. Materi Penyuluhan Anak Penyandang Autisme dan Pendidikannya Materi Penyuluhan Disajikan pada Penyuluhan Guru-guru SD Citepus 1-5 Kecamatan Cicendo, Kota Bandung Dalam Program Pengabdian Masyarakat Dosen Jurusan PLB, FIP,

Lebih terperinci

PENDIDIKAN BAGI ANAK AUTIS. Mohamad Sugiarmin

PENDIDIKAN BAGI ANAK AUTIS. Mohamad Sugiarmin PENDIDIKAN BAGI ANAK AUTIS Mohamad Sugiarmin Pengantar Perhatian pemerintah dan masyarakat Upaya bantuan Sumber dukungan Tantangan dan Peluang Konsep Anak Autis dan Prevalensi Autism = autisme yaitu nama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Komunikasi merupakan bagian dari kehidupan manusia sehari-hari, bahkan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Komunikasi merupakan bagian dari kehidupan manusia sehari-hari, bahkan 13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Komunikasi merupakan bagian dari kehidupan manusia sehari-hari, bahkan merupakan

Lebih terperinci

PENDIDIKAN MUSIK UNTUK ANAK AUTIS

PENDIDIKAN MUSIK UNTUK ANAK AUTIS PENDIDIKAN MUSIK UNTUK ANAK AUTIS oleh: Rr. Maha Kalyana Mitta Anggoro Mahasiswa Jurusan Sendratasik FBS UNESA ABSTRAK Anak-anak dengan kebutuhan khusus dewasa ini masih belum mendapatkan perhatian yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain dengan tujuan tertentu. Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan sarana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan negara. Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan, seperti yang tercantum dalam Undang Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak. Autis pertama kali ditemukan oleh Kanner pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak. Autis pertama kali ditemukan oleh Kanner pada tahun 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Istilah autis sudah cukup populer di kalangan masyarakat, karena banyak media massa dan elektronik yang mencoba untuk mengupasnya secara mendalam. Autisme

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Anak adalah karunia yang diberikan oleh Tuhan kepada umatnya. Setiap orang yang telah terikat dalam sebuah institusi perkawinan pasti ingin dianugerahi seorang anak.

Lebih terperinci

Adriatik Ivanti, M.Psi, Psi

Adriatik Ivanti, M.Psi, Psi Adriatik Ivanti, M.Psi, Psi Autism aritnya hidup sendiri Karakteristik tingkah laku, adanya defisit pada area: 1. Interaksi sosial 2. Komunikasi 3. Tingkah laku berulang dan terbatas A. Adanya gangguan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa dan berbahasa adalah dua hal yang berbeda. Bahasa adalah alat verbal

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa dan berbahasa adalah dua hal yang berbeda. Bahasa adalah alat verbal 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bahasa dan berbahasa adalah dua hal yang berbeda. Bahasa adalah alat verbal yang digunakan untuk berkomunikasi, sementara berbahasa adalah proses penyampaian

Lebih terperinci

Seri penyuluhan kesehatan

Seri penyuluhan kesehatan Seri penyuluhan kesehatan Penyakit Autisme Klinik Umiyah Jl. Lingkar Utara Purworejo, Jawa Tengah, Indonesia Pengertian dan gejala Autisme Autisme adalah salah satu dari sekelompok masalah gangguan perkembangan

Lebih terperinci

Analisis Kemampuan Berkomunikasi Verbal dan Nonverbal pada Anak Penderita Autis (Tinjauan psikolinguistik)

Analisis Kemampuan Berkomunikasi Verbal dan Nonverbal pada Anak Penderita Autis (Tinjauan psikolinguistik) Analisis Kemampuan Berkomunikasi Verbal dan Nonverbal pada Anak Penderita Autis (Tinjauan psikolinguistik) Oleh Kartika Panggabean Drs. T.R. Pangaribuan, M.Pd. ABSTRAK Anak Autisme merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kompleks pada anak, mulai tampak sebelum usia 3 tahun. Gangguan

BAB 1 PENDAHULUAN. kompleks pada anak, mulai tampak sebelum usia 3 tahun. Gangguan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Autisme dipandang sebagai kelainan perkembangan sosial dan mental yang disebabkan oleh gangguan perkembangan otak akibat kerusakan selama pertumbuhan fetus, atau saat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Gangguan autistik muncul sekitar tahun 1990-an. Autistik mulai dikenal secara luas sekitar tahun 2000-an (Yuwono, 2009: 1). Berbicara adalah salah satu aspek yang sangat

Lebih terperinci

Pendahuluan. Leo Kanner 1943 : Anggapan sebenarnya : 11 kasus anak dgn kesulitan berkomunikasi. Tidak berhubungan dgn retardasi mental

Pendahuluan. Leo Kanner 1943 : Anggapan sebenarnya : 11 kasus anak dgn kesulitan berkomunikasi. Tidak berhubungan dgn retardasi mental AUTISME Pendahuluan Leo Kanner 1943 : 11 kasus anak dgn kesulitan berkomunikasi Disebut Autisme infantil Tidak berhubungan dgn retardasi mental Anggapan sebenarnya : 75 80% ada retardasi mental Istilah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan di seputar dunia autistik semakin banyak dan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan di seputar dunia autistik semakin banyak dan semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permasalahan di seputar dunia autistik semakin banyak dan semakin dikenal seturut dengan semakin meningkatnya jumlah anak yang didiagnosis sebagai penyandang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, pintar, dan dapat berkembang seperti anak pada umumnya. Namun, tidak

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, pintar, dan dapat berkembang seperti anak pada umumnya. Namun, tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak merupakan bagian dari keluarga, dimana sebagian besar kelahiran disambut bahagia oleh anggota keluarganya, setiap orang tua mengharapkan anak yang sehat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tim Redaksi KBBI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, III (Jakarta: Balai Pustaka, 2003), 77.

BAB I PENDAHULUAN. Tim Redaksi KBBI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, III (Jakarta: Balai Pustaka, 2003), 77. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Autisme adalah gangguan perkembangan pada anak yang berakibat tidak dapat berkomunikasi dan tidak dapat mengekspresikan perasaan dan keinginannya sehingga perilaku

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Autis Istilah autisme pertama kali diperkenalkan oleh Leo Kanner (1943) dalam bukunya Autistic Disturbances Of Affective Contact dan memberi istilah sebagai Infantile

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat berkembang secara baik atau tidak. Karena setiap manusia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat berkembang secara baik atau tidak. Karena setiap manusia memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Setiap orang tua menginginkan anaknya lahir secara sehat sesuai dengan pertumbuhannya. Akan tetapi pola asuh orang tua yang menjadikan pertumbuhan anak tersebut dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Istilah autisme sudah cukup familiar di kalangan masyarakat saat ini, karena media baik media elektronik maupun media massa memberikan informasi secara lebih

Lebih terperinci

PENELITIAN. Perbandingan Kemajuan Terapi Anak Autisme Dengan Diet CFGF Dan Tanpa Diet CFGF Pada Yayasan Pengembangan Potensi Anak (YPPA) Padang

PENELITIAN. Perbandingan Kemajuan Terapi Anak Autisme Dengan Diet CFGF Dan Tanpa Diet CFGF Pada Yayasan Pengembangan Potensi Anak (YPPA) Padang PENELITIAN Ners JURNAL KEPERAWATAN UNIVERSITAS ANDALAS Perbandingan Kemajuan Terapi Anak Autisme Dengan Diet Dan Tanpa Diet Pada Yayasan Pengembangan Potensi Anak (YPPA) Padang Yonrizal Nurdin a Autisme

Lebih terperinci

SEKOLAH UNTUK ANAK AUTISTIK

SEKOLAH UNTUK ANAK AUTISTIK SEKOLAH UNTUK ANAK AUTISTIK Oleh Augustina K. Priyanto, S.Psi. Konsultan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus dan Orang Tua Anak Autistik Berbagai pendapat berkembang mengenai ide sekolah reguler bagi anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dapat dipastikan dalam kehidupan ini, bahwa setiap pasangan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dapat dipastikan dalam kehidupan ini, bahwa setiap pasangan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dapat dipastikan dalam kehidupan ini, bahwa setiap pasangan yang telah menikah pastilah mendambakan hadirnya buah hati di tengah-tengah kehidupan mereka, yaitu

Lebih terperinci

MENGENAL ANAK ASPERGER Oleh : L. Rini Sugiarti, M.Si, psikolog*

MENGENAL ANAK ASPERGER Oleh : L. Rini Sugiarti, M.Si, psikolog* MENGENAL ANAK ASPERGER Oleh : L. Rini Sugiarti, M.Si, psikolog* Mengapa ada anak yang tampak menyendiri, ketika anak anak lain sebayanya sedang asyik bermain? Mengapa ada anak yang tampak sibuk berbicara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta rohani agar anak. diselenggarakan pada jalur formal, nonformal maupun informal.

BAB I PENDAHULUAN. membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta rohani agar anak. diselenggarakan pada jalur formal, nonformal maupun informal. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. UNESCO pada tahun 2014 mencatat bahwa jumlah anak autis di dunia mencapai

BAB I PENDAHULUAN. UNESCO pada tahun 2014 mencatat bahwa jumlah anak autis di dunia mencapai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak-anak autis di Indonesia mengalami peningkatan setiap tahunnya. Data UNESCO pada tahun 2014 mencatat bahwa jumlah anak autis di dunia mencapai 35 juta jiwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Autisme merupakan suatu kumpulan gejala (sindrom) yang diakibatkan oleh kerusakan saraf. Gejalanya sudah tampak sebelum anak mencapai usia tiga tahun. Penyandang

Lebih terperinci

Pedoman Identifikasi Anak Autis. Sukinah jurusan PLB FIP UNY

Pedoman Identifikasi Anak Autis. Sukinah jurusan PLB FIP UNY Pedoman Identifikasi Anak Autis Sukinah jurusan PLB FIP UNY Adanya gangguan dalam berkomunikasi verbal maupun non-verbal Terlambat bicara Tidak ada usaha untuk berkomunikasi Meracau dengan bahasa yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI A. Interaksi Sosial. individu dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok (Walgito,

BAB II LANDASAN TEORI A. Interaksi Sosial. individu dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok (Walgito, 36 BAB II LANDASAN TEORI A. Interaksi Sosial. 1. Pengertian Interaksi Sosial Interaksi sosial adalah hubungan antara individu satu dengan individu yang lain. Individu satu dapat mempengaruhi individu lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penjelasan dari individu dengan gejala atau gangguan autisme telah ada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penjelasan dari individu dengan gejala atau gangguan autisme telah ada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penjelasan dari individu dengan gejala atau gangguan autisme telah ada sejak sekitar abad 18, namun titik kritis dalam sejarah keilmuan gangguan autisme adalah pada

Lebih terperinci

TIME OUT : ALTERNATIF MODIVIKASI PERILAKU DALAM PENANGANAN ANAK ADHD (ATTENTION DEFICIT/HYPERACTIVITY DISORDER)

TIME OUT : ALTERNATIF MODIVIKASI PERILAKU DALAM PENANGANAN ANAK ADHD (ATTENTION DEFICIT/HYPERACTIVITY DISORDER) TIME OUT : ALTERNATIF MODIVIKASI PERILAKU DALAM PENANGANAN ANAK ADHD (ATTENTION DEFICIT/HYPERACTIVITY DISORDER) SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN ANAK AUTIS. Sukinah,M.Pd Staf pengajar Jurusan Pendidikan luar Biasa FIP UNY

PEMBELAJARAN ANAK AUTIS. Sukinah,M.Pd Staf pengajar Jurusan Pendidikan luar Biasa FIP UNY PEMBELAJARAN ANAK AUTIS Sukinah,M.Pd Staf pengajar Jurusan Pendidikan luar Biasa FIP UNY PENGERTIAN Istilah autisme berasal dari kata autos yang berarti sendiri, dan Isme yang berati aliran. Autisme berarti

Lebih terperinci

Apakah Autisme Itu? Author: Stanley Bratawira

Apakah Autisme Itu? Author: Stanley Bratawira Apakah Autisme Itu? A U T I S M E Gangguan Perkembangan Neurobiologis yg Kompleks, yang terjadinya atau gejalanya sudah muncul pada anak sebelum berusia Tiga tahun. Gangguan perkembangan yg terjadi mencakup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan sumber kebahagiaan dan penerus dari suatu keluarga. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan sumber kebahagiaan dan penerus dari suatu keluarga. Setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Anak merupakan sumber kebahagiaan dan penerus dari suatu keluarga. Setiap orang tua mempunyai keinginan untuk selalu mencurahkan segenap perhatian dan kasih sayang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Berbagai macam vitamin, gizi maupun suplemen dikonsumsi oleh

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Berbagai macam vitamin, gizi maupun suplemen dikonsumsi oleh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak adalah suatu titipan Tuhan yang sangat berharga. Saat diberikan kepercayaan untuk mempunyai anak, maka para calon orang tua akan menjaga sebaik-baiknya dari mulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia. Pada awal tahun 1990-an, jumlah penyandang autisme diperkirakan

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia. Pada awal tahun 1990-an, jumlah penyandang autisme diperkirakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini, jumlah kasus autisme mengalami peningkatan yang signifikan di seluruh dunia. Pada awal tahun 1990-an, jumlah penyandang autisme diperkirakan sekitar

Lebih terperinci

POLA INTERAKSI SOSIAL ANAK AUTIS DI SEKOLAH KHUSUS AUTIS. Skripsi Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan. Mencapai derajat Sarjana S-1

POLA INTERAKSI SOSIAL ANAK AUTIS DI SEKOLAH KHUSUS AUTIS. Skripsi Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan. Mencapai derajat Sarjana S-1 POLA INTERAKSI SOSIAL ANAK AUTIS DI SEKOLAH KHUSUS AUTIS Skripsi Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-1 Fakultas Psikologi Disusun Oleh : YULI TRI ASTUTI F 100 030

Lebih terperinci

PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PELAKSANAAN PROGRAM TERAPI PADA ANAK AUTISME. Oleh. Edi Purwanta

PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PELAKSANAAN PROGRAM TERAPI PADA ANAK AUTISME. Oleh. Edi Purwanta PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PELAKSANAAN PROGRAM TERAPI PADA ANAK AUTISME Oleh Edi Purwanta Abstrak Orangtua, sebagai orang yang paling bertanggung jawab terhadap perkembangan anak, perlu mempersiapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan tumbuh kembang pada anak merupakan salah satu masalah kesehatan yang banyak terjadi di kehidupan masyarakat. Kemajuan teknologi dan informasi dalam ilmu kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia setiap saat akan menerima banyak sekali

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia setiap saat akan menerima banyak sekali 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan manusia setiap saat akan menerima banyak sekali rangsang dari lingkungannya. Perilaku yang kita ketahui, baik pengalaman kita sendiri ataupun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Autisme merupakan fenomena yang masih menyimpan banyak rahasia walaupun telah diteliti lebih dari 60 tahun yang lalu. Sampai saat ini belum dapat ditemukan penyebab

Lebih terperinci

AUTISM. Mata Kuliah PENDIDIKAN ANAK AUTIS

AUTISM. Mata Kuliah PENDIDIKAN ANAK AUTIS AUTISM Mata Kuliah PENDIDIKAN ANAK AUTIS AUTISM DAN PDD PDD = ASD Leo Kanner,1943 Early Infantile Autism Hans Asperger, 1944 Asperger Syndrome Autism Asperger Syndrome Rett Syndrome CDD PDD-NOS Mental

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada anak-anak, diantaranya adalah ganguan konsentrasi (Attention

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada anak-anak, diantaranya adalah ganguan konsentrasi (Attention BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini banyak dijumpai berbagai macam gangguan psikologis yang terjadi pada anak-anak, diantaranya adalah ganguan konsentrasi (Attention Deficit Disorder) atau yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan anak merupakan sebuah proses yang indah di mata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan anak merupakan sebuah proses yang indah di mata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan anak merupakan sebuah proses yang indah di mata orang tua. Karena anak merupakan buah cinta yang senantiasa ditunggu oleh pasangan yang telah menikah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lembaga-lembaga kemasyarakatan. Kelompok-kelompok ini biasanya

BAB I PENDAHULUAN. lembaga-lembaga kemasyarakatan. Kelompok-kelompok ini biasanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat mempunyai kelompok-kelompok sosial maupun lembaga-lembaga kemasyarakatan. Kelompok-kelompok ini biasanya mengadakan hubungan kerjasama yaitu melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyak keterampilan yang harus dikuasai oleh manusia baik sebagai makhluk

BAB I PENDAHULUAN. Banyak keterampilan yang harus dikuasai oleh manusia baik sebagai makhluk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyak keterampilan yang harus dikuasai oleh manusia baik sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial. Salah satu keterampilan yang penting dan harus dikuasai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Autis adalah suatu gejala psikosis pada anak-anak yang unik dan menonjol yang sering disebut Sindrom Kanner yang dicirikan dengan ekspresi wajah yang kosong

Lebih terperinci

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ANAK DENGAN KEBUTUHAN KHUSUS DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ANAK DENGAN KEBUTUHAN KHUSUS DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ANAK DENGAN KEBUTUHAN KHUSUS DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pada anak bersifat terus menerus. Banyak hal baru diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pada anak bersifat terus menerus. Banyak hal baru diperoleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan pada anak bersifat terus menerus. Banyak hal baru diperoleh selama perkembangan sejak dilahirkan dan sesuai keadaan dan tingkatan tahapan perkembangan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penanganan mempunyai makna upaya-upaya dan pemberian layanan agar

BAB I PENDAHULUAN. Penanganan mempunyai makna upaya-upaya dan pemberian layanan agar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penanganan mempunyai makna upaya-upaya dan pemberian layanan agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Pemberian layanan agar anak dapat tumbuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meliputi berbagai aspek kehidupan (Pervasive Developmental Disorder) yang sudah

BAB I PENDAHULUAN. meliputi berbagai aspek kehidupan (Pervasive Developmental Disorder) yang sudah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Autisme merupakan salah satu gangguan perkembangan yang meluas, meliputi berbagai aspek kehidupan (Pervasive Developmental Disorder) yang sudah ditemukan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman pribadi yang dialami peneliti, ketika peneliti

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman pribadi yang dialami peneliti, ketika peneliti BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Berdasarkan pengalaman pribadi yang dialami peneliti, ketika peneliti sedang melaksanakan tugas Kuliah Kerja Nyata (KKN), ketua RT di tempat peneliti melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagian besar anak berkembang dengan kondisi fisik atau mental yang normal. Akan tetapi, sebagian kecil anak mengalami hambatan dalam perkembangannya atau memiliki

Lebih terperinci

HAMBATAN PERHATIAN, KONSENTRASI, PERSEPSI, DAN MOTORIK. Mohamad Sugiarmin

HAMBATAN PERHATIAN, KONSENTRASI, PERSEPSI, DAN MOTORIK. Mohamad Sugiarmin HAMBATAN PERHATIAN, KONSENTRASI, PERSEPSI, DAN MOTORIK Mohamad Sugiarmin PERSEPSI Proses mental yg menginterpretasikan dan memberi arti pd obyek yg ditangkap atau diamati oleh indera. Ketepatan persepsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah individu yang masih bergantung pada orang dewasa dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah individu yang masih bergantung pada orang dewasa dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah individu yang masih bergantung pada orang dewasa dan lingkungannya, artinya membutuhkan lingkungan yang dapat memfasilitasi dalam memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memaksa manusia untuk berkomunikasi. Komunikasi juga merupakan hal

BAB I PENDAHULUAN. memaksa manusia untuk berkomunikasi. Komunikasi juga merupakan hal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial senantiasa ingin berhubungan dengan orang lain. Manusia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Prevalensi anak yang menderita autism dan Attention Deficit

BAB I PENDAHULUAN. Prevalensi anak yang menderita autism dan Attention Deficit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses tumbuh kembang dimulai dari dalam kandungan, masa bayi, dan masa balita. Setiap tahapan pada tumbuh kembang anak memiliki ciri khas tersendiri, sehingga jika

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Autisme berasal dari kata Yunani autos yang berarti self (diri). Kata. Menurut Handojo (2003: 42) Jenis-jenis Terapi Autisme:

BAB II LANDASAN TEORI. Autisme berasal dari kata Yunani autos yang berarti self (diri). Kata. Menurut Handojo (2003: 42) Jenis-jenis Terapi Autisme: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Autisme Autisme berasal dari kata Yunani autos yang berarti self (diri). Kata autisme ini digunakan didalam bidang psikiatri untuk menunjukkan gejala menarik diri (Mangunsong,

Lebih terperinci

HASIL PENELITIAN Uji validitas dan reliabilitas Uji signifikansi

HASIL PENELITIAN Uji validitas dan reliabilitas Uji signifikansi HASIL PENELITIAN Uji validitas dan reliabilitas Validitas alat ukur dalam penelitian ini adalah validitas isi, yaitu taraf sejauh mana isi atau item item alat ukur dianggap dapat mengukur hal hal yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan di seluruh dunia. Jumlah penyandang autis di Indonesia naik delapan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan di seluruh dunia. Jumlah penyandang autis di Indonesia naik delapan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Saat ini, prevalensi anak penyandang autisme telah mengalami peningkatan di seluruh dunia. Jumlah penyandang autis di Indonesia naik delapan kali lipat dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pikiran dan perasaan kepada orang lain. 1. lama semakin jelas hingga ia mampu menirukan bunyi-bunyi bahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. pikiran dan perasaan kepada orang lain. 1. lama semakin jelas hingga ia mampu menirukan bunyi-bunyi bahasa yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap orang senantiasa berkomunikasi dengan orang-orang disekitarnya. Sejak bayi, manusia telah berkomunikasi dengan orang lain, yaitu ibu dan ayahnya. Menangis di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penerimaan (Acceptance) Penerimaan diri menurut Hurlock (1973) adalah suatu tingkat kemampuan dan keinginan individu untuk hidup dengan segala karakteristik dirinya. Individu

Lebih terperinci

DAFTAR ISI.. HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN HALAMAN CATATAN PEMBIMBING... HALAMAN PERNYATAAN. PRAKATA.. LEMBAR PERSEMBAHAN ABSTRAK...

DAFTAR ISI.. HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN HALAMAN CATATAN PEMBIMBING... HALAMAN PERNYATAAN. PRAKATA.. LEMBAR PERSEMBAHAN ABSTRAK... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN HALAMAN CATATAN PEMBIMBING... HALAMAN PERNYATAAN. PRAKATA.. LEMBAR PERSEMBAHAN ABSTRAK... DAFTAR ISI.. DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR TABLE i ii iii iv v vi vii viii

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan bagian penting dalam kehidupan. Bahkan di dalam Undang-Undang Dasar Negara di sebutkan bahwa setiap warga Negara berhak dan wajib mendapat pendidikan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Implementasi 2.1.1 Pengertian Implementai Pengertian implementasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pelaksanaan atau penerapan. Dalam hal ini, implementasi diartikan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Tabel keputusan

Lampiran 1. Tabel keputusan Lampiran 1 Tabel keputusan No 1. Umur (U) DIAGNOSA/SPEKT GEJALA (G) RUM (S) Interval Gejala umum (keseluruhan) S1 S2 S3 S4 S 5 Bayi tampak terlalu tenang ( jarang menangis) Terlalu sensitif, cepat terganggu/terusik

Lebih terperinci

GURU DENGAN PEMAHAMAN PERILAKU KOMUNIKASI ANAK DENGAN AUTISM

GURU DENGAN PEMAHAMAN PERILAKU KOMUNIKASI ANAK DENGAN AUTISM GURU DENGAN PEMAHAMAN PERILAKU KOMUNIKASI ANAK DENGAN AUTISM Ade Dian Firdiana Email: adedianfirdiana@gmail.com Terapis Perilaku Pusat Layanan Autis Kota Malang Abstract: One of the developmental characteristics

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Masalah Ponija, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Masalah Ponija, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial tidak terlepas dari interaksi dengan lingkungan sekitarnya dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhannya. Hal tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dari hari ke hari istilah autisme semakin banyak diperbincangkan di

BAB I PENDAHULUAN. Dari hari ke hari istilah autisme semakin banyak diperbincangkan di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dari hari ke hari istilah autisme semakin banyak diperbincangkan di mana-mana. Hal ini mengindikasikan bahwa perkembangan autisme semakin lama semakin meningkat. Namun,

Lebih terperinci

Salah satu keluhan terbanyak dari orang tua. Mengapa terlambat? Apa penyebabnya? Boleh ditunggu, sampai umur berapa? Perlu terapi?

Salah satu keluhan terbanyak dari orang tua. Mengapa terlambat? Apa penyebabnya? Boleh ditunggu, sampai umur berapa? Perlu terapi? Yazid Dimyati Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUSU RSHAM Medan Terlambat bicara Salah satu keluhan terbanyak dari orang tua Mengapa terlambat? Apa penyebabnya? Boleh ditunggu, sampai umur berapa? Perlu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan saraf tepi. Perkembangan dari susunan sistem saraf anak dimulai dari. berkebutuhan khusus termasuk autis.

BAB I PENDAHULUAN. dengan saraf tepi. Perkembangan dari susunan sistem saraf anak dimulai dari. berkebutuhan khusus termasuk autis. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa tumbuh kembang anak merupakan masa yang penting, banyak faktor internal maupun external yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak, salah satunya adalah kematangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perilaku anak berasal dari banyak pengaruh yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perilaku anak berasal dari banyak pengaruh yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perilaku anak berasal dari banyak pengaruh yang berbeda-beda, diantaranya faktor genetik, biologis, psikis dan sosial. Pada setiap pertumbuhan dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi bagian terpadu dan tak terpisahkan dari peningkatan. yang digunakan dalam proses pembelajaran, kemajuan teknologi dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi bagian terpadu dan tak terpisahkan dari peningkatan. yang digunakan dalam proses pembelajaran, kemajuan teknologi dapat BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan sebuah pelaksanaan Pendidikan ditentukan oleh beberapa hal yang salah satunya adalah kualitas pembelajaran. Upaya peningkatan mutu pembelajaran menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Gangguan perkembangan pervasif (Pervasive Developmental Disorder) merupakan kelompok kondisi serius yang berasal dari masa kecil yang mempengaruhi perkembangan fisik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seorang anak juga merupakan suatu kesatuan yang utuh, pembagian tersebut semata-mata

BAB I PENDAHULUAN. seorang anak juga merupakan suatu kesatuan yang utuh, pembagian tersebut semata-mata BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan anak merupakan hal yang sangat kompleks, meliputi perkembangan motorik, perseptual, bahasa, kognitif, dan sosial. Selain itu, perkembangan seorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. interaksi sosial, tidak bisa mengamati dan mengolah informasi. Orang

BAB I PENDAHULUAN. interaksi sosial, tidak bisa mengamati dan mengolah informasi. Orang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Autisme merupakan gangguan dalam perkembangan komunikasi, interaksi sosial, tidak bisa mengamati dan mengolah informasi. Orang dengan Autisme Spectrum Disorder (ASD)

Lebih terperinci

ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS Apakah yang dimaksud dengan ABK (exceptional children)? a. berkaitan dengan konsep/istilah disability = keterbatasan b. bersinggungan dengan tumbuh kembang normal--abnormal, tumbuh

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI PERKEMBANGAN KOMUNIKASI ANAK PERVASIVE DEVELOPMENTAL DISORDER

IDENTIFIKASI PERKEMBANGAN KOMUNIKASI ANAK PERVASIVE DEVELOPMENTAL DISORDER IDENTIFIKASI PERKEMBANGAN KOMUNIKASI ANAK PERVASIVE DEVELOPMENTAL DISORDER Muhammad Nurrohman Jauhari M.Pd Program studi PG-PAUD Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Adi Buana Email :

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Autisme adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan jenis gangguan perkembangan pervasif anak yang mengakibatkan gangguan keterlambatan pada bidang kognitif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mendengarkan alunan musik selalu menggerak-gerakan anggota. Tuhan yang diberikan kepada seluruh manusia tanpa membedakan jenis

BAB I PENDAHULUAN. yang mendengarkan alunan musik selalu menggerak-gerakan anggota. Tuhan yang diberikan kepada seluruh manusia tanpa membedakan jenis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia ketika mendengar alunan musik mayoritas menyukai. Orang yang mendengarkan alunan musik selalu menggerak-gerakan anggota tubuhnya dan mengikuti irama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. interaksi sosial (Sintowati, 2007). Autis merupakan gangguan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. interaksi sosial (Sintowati, 2007). Autis merupakan gangguan perkembangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Autis adalah suatu gangguan perkembangan pervasif pada anak yang ditandai dengan perkembangan fungsi psikologis yang meliputi gangguan dan keterlambatan dalam bidang

Lebih terperinci

Anak Autistik dan Anak Kesulitan Belajar. Mohamad Sugiarmin Pos Indonesia Bandung, Senin 27 April 2009

Anak Autistik dan Anak Kesulitan Belajar. Mohamad Sugiarmin Pos Indonesia Bandung, Senin 27 April 2009 Anak Autistik dan Anak Kesulitan Belajar Mohamad Sugiarmin Pos Indonesia Bandung, Senin 27 April 2009 Pengantar Variasi potensi dan masalah yang terdapat pada ABK Pemahaman yang beragam tentang ABK Koordinasi

Lebih terperinci

BAB II INFORMASI GANGGUAN AUTIS

BAB II INFORMASI GANGGUAN AUTIS BAB II INFORMASI GANGGUAN AUTIS 2.1 Definisi Informasi Informasi adalah ilmu pengetahuan yang didapatkan dari hasil belajar, pengalaman, atau instruksi. Namun informasi memiliki banyak arti bergantung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. JOGJA.AUTISM.CARE Pusat Terapi Anak Autis di Yogyakarta

BAB 1 PENDAHULUAN. JOGJA.AUTISM.CARE Pusat Terapi Anak Autis di Yogyakarta BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Saat ini Autistic Spectrum Disorder (ASD) yang lebih dikenal dengan nama autisme, telah merebak menjadi permasalahan yang menakutkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan mendasar seseorang untuk dapat berinteraksi dengan lingkungannya dengan komunikasi. Komunikasi juga merupakan bentuk penyampaian pesan dari seseorang kepada

Lebih terperinci

Peningkatan atau penurunan kemampuan pemecahan masalah dan kreativitas

Peningkatan atau penurunan kemampuan pemecahan masalah dan kreativitas Lobus Otak dan Fungsinya Lobus Frontal Lobus frontal adalah rumah bagi pemikiran kognitif kita, dan itu adalah proses yang menentukan dan membentuk kepribadian seorang individu. Pada manusia, lobus frontal

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DIET BEBAS GLUTEN DAN KASEIN DENGAN PERILAKU HIPERAKTIF ANAK AUTIS

HUBUNGAN ANTARA DIET BEBAS GLUTEN DAN KASEIN DENGAN PERILAKU HIPERAKTIF ANAK AUTIS HUBUNGAN ANTARA DIET BEBAS GLUTEN DAN KASEIN DENGAN PERILAKU HIPERAKTIF ANAK AUTIS Dita Fiskasila Putri Hapsari, Agung Kurniawan Jurusan Pendidikan Luar Biasa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan (UU Kesehatan No36 Tahun 2009 Pasal 138)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan (UU Kesehatan No36 Tahun 2009 Pasal 138) digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia lanjut usia adalah seseorang yang karena usianya mengalami perubahan biologis, fisik, kejiwaaan, dan sosial. Perubahan ini akan memberikan

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK JAWA TERHADAP KREATIVITAS ANAK AUTIS DI SLBN SEMARANG

PENGARUH PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK JAWA TERHADAP KREATIVITAS ANAK AUTIS DI SLBN SEMARANG PENGARUH PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK JAWA TERHADAP KREATIVITAS ANAK AUTIS DI SLBN SEMARANG Manuscript Oleh Siti Maf ulatun G2A009096 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN

Lebih terperinci

-r- BAB I P~NOAHULUAN

-r- BAB I P~NOAHULUAN BAB I P~NOAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Anak Autis : Adalah anak yang mengalami gangguan perkembangan otak yang berlangsung selama seluruh kehidupannya. Seperti gangguan pengertian apa yang mereka Iihat,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Musik Dalam Kehidupan Sehari-Hari 1. Definisi Musik Musik menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah ilmu atau seni menyusun nada atau suara di urutan, kombinasi, dan hubungan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK TAHAPAN PERKEMBANGAN MASA BAYI (0 2 TAHUN)

KARAKTERISTIK TAHAPAN PERKEMBANGAN MASA BAYI (0 2 TAHUN) KARAKTERISTIK TAHAPAN PERKEMBANGAN MASA BAYI (0 2 TAHUN) TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM: Setelah mengikuti perkuliahan, diharapkan mahasiswa dapat memahami karakteristik perkembangan aspek fisik, motorik, intelektual,

Lebih terperinci

FUZZY LOGIC METODE MAMDANI UNTUK MEMBANTU DIAGNOSA DINI AUTISM SPECTRUM DISORDER

FUZZY LOGIC METODE MAMDANI UNTUK MEMBANTU DIAGNOSA DINI AUTISM SPECTRUM DISORDER FUZZY LOGIC METODE MAMDANI UNTUK MEMBANTU DIAGNOSA DINI AUTISM SPECTRUM DISORDER Fithriani Matondang, Ririen Kusumawati 2, Zainal Abidin 3 Jurusan Teknik Informatika, Sains dan Teknologi Universitas Islam

Lebih terperinci

[SEKOLAH KHUSUS AUTIS DI YOGYAKARTA]

[SEKOLAH KHUSUS AUTIS DI YOGYAKARTA] BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG EKSISTENSI PROYEK Autisme Dalam Masyarakat Autis bukanlah penyakit menular tetapi merupakan kumpulan gejala klinis atau sindrom kelainan pertumbuhan anak ( pervasive

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja (Hidayat, 2005). Memiliki

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja (Hidayat, 2005). Memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak merupakan individu yang berbeda dalam satu rentang perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja (Hidayat, 2005). Memiliki anak adalah suatu kebahagiaan

Lebih terperinci