BAB I PENDAHULUAN. Tim Redaksi KBBI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, III (Jakarta: Balai Pustaka, 2003), 77.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Tim Redaksi KBBI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, III (Jakarta: Balai Pustaka, 2003), 77."

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Autisme adalah gangguan perkembangan pada anak yang berakibat tidak dapat berkomunikasi dan tidak dapat mengekspresikan perasaan dan keinginannya sehingga perilaku hubungan dengan orang lain terganggu. 1 Kata autisme ini berasal dari bahasa Yunani yaitu, autos atau sendiri, yang dapat diartikan memiliki keanehan dalam bersosialisasi dengan dunia di luar dirinya. 2 Saat ini, autisme merupakan salah satu hal nyata yang ramai dibicarakan. Jumlah penyandang autisme berkembang sangat pesat baik di negara-negara maju maupun negara berkembang. Angka penyandang autisme di Jepang dan Kanada meningkat 40 persen sejak Di California tercatat pada tahun 2002, terdapat sembilan kasus autisme per hari. Di Inggris pada awal tahun 2002, dicurigai satu diantara 10 anak menderita autisme. Untuk negara Indonesia sendiri, data yang diperoleh baru terkumpul dari catatan dokter yang menangani kasus anak dengan autisme dan penerimaan siswa di sekolah-sekolah. Pada tahun 2008, tercatat dokterdokter di Indonesia menangani tiga sampai lima penyandang autisme setiap harinya. Kemudian, data terbaru menyebutkan, prevalensi anak autistik di Indonesia meningkat pada tahun 2011, menjadi delapan dari tiap 1000 anak. 1 Tim Redaksi KBBI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, III (Jakarta: Balai Pustaka, 2003), Djohan Salim, Psikologi Musik (Yogyakarta: Buku Baik, 2005),

2 Angka perbandingan kejadian autisme antara laki-laki dan perempuan adalah 4 : 1, namun bila terjadi pada anak perempuan biasanya akan menunjukkan gejala yang lebih parah. 3 Tingginya angka kejadian yang menimpa anak laki-laki disebabkan oleh tingginya kadar testosteron. Pada sel saraf, testosteron yang meningkat akan menurunkan kemampuan sel untuk menghidupkan RORA 4, sementara RORA bertugas menghidupkan gen lain. 5 Banyak penelitian yang dilakukan untuk mengetahui lebih dalam mengenai autisme. Sebuah sumber menyatakan bahwa autisme adalah gangguan pada saraf yang ditandai dengan lemahnya kemampuan kognitif, komunikasi dan kemampuan sosial. 6 Terhambatnya perkembangan komunikasi inilah yang juga akan berimbas pada terbatasnya kemampuan interaksi sosial penyandang autisme. Para penyandang autisme memiliki kecenderungan tidak responssif terhadap percakapan yang terjadi dengan orang di sekitarnya. Sekalipun ada yang mampu terlibat dalam percakapan dan merespons, namun mereka akan kesulitan menjaga percakapan tetap pada topik semula dan umumnya akan mengemukakan respons-respons yang tidak berhubungan dengan percakapan yang sedang terjadi. Gangguan komunikasi para penyandang autisme ini pun berbeda-beda tingkatannya. Mulai dari keterlambatan perkembangan penggunaan bahasa yang ekspresif sampai pada kemampuan bahasa yang tidak berkembang sama sekali Related Orphan Receptor A 5 Lusia Kus Anna, Edukasi.kompas.com/read/2011/02/19/ / mengapa.autisme.sering.dialami.anak.laki-laki 6 Brenda Scheuermann dan Jo Webber, Autism Teaching Does Make a Differences (Canada: Wadsworth, 2002), 25. 2

3 Selain dari segi komunikasi, autisme juga ditandai dengan kecenderungan menarik diri dari lingkungan sosial secara ekstrim. Bermacam cara pun ditempuh untuk mencari solusi bagi kesembuhan penyandang autisme, seperti terapi sensor-motorik, terapi sensor-auditif, Applied Behaviour Analysis (ABA) 7 dan juga terapi musik. Namun memang belum ada satu terapi ataupun program yang bisa menolong semua penyandang autisme. Ini dapat dikaitkan dengan kenyataan bahwa individu autisme itu unik dan mereka merespons satu macam terapi dengan cara yang berbeda-beda pula. Dapat terjadi berhasil dalam menggunakan salah satu metode/terapi untuk seorang anak tetapi, hasil yang berbeda ditunjukkan ketika terapi tersebut ditujukan pada individu lainnya. Beberapa penulis menyatakan bahwa musik berperan sebagai rangsangan yang bersifat tidak mengancam bagi anak/dewasa dengan autisme karena tidak banyak melibatkan kontak secara langsung dengan orang lain. Menurut Heaton dalam The Effects of Music Therapy on The Social Behavior of Children with Autism oleh Jane L. Barrow-Moore, musik sering digunakan baik dalam bidang edukasi maupun terapeutik bagi individu dengan autisme dan tercatat bahwa para penyandang autisme ini cenderung memiliki sensitivitas yang tidak biasa terhadap musik. 8 Dari hasil riset pun dilaporkan bahwa anak autistik merespons musik dengan kapasitas yang baik. 9 Kenyataan ini memperkuat alasan mengapa musik dipakai sebagai 7 Brenda Scheuermann dan Jo Webber, Autism Teaching Does Make a Differences (Canada: Wadsworth, 2002), 28. Dikenal juga, secara informal sebagai tehnik modifikasi perilaku. ABA dilakukan untuk meningkatkan perilaku yang diinginkan dan mengurangi perilaku yang tidak pantas serta mengajarkan perilaku baru. 8 Jane L. Barrow-Moore, The Effects of Music Therapy on The Social Behavior of Children with Autism (California: California State University San Marcos, 2007), Djohan Salim, Psikologi Musik (Yogyakarta: Buku Baik, 2003),

4 salah satu sarana yang digunakan untuk mendorong perkembangan anak autistik. Adanya elemen kesenangan yang berulang, mendorong kreativitas dan ekspresi diri, musik pun mempengaruhi banyak hal seperti kognitif, fisik, sistem saraf dan bagian emosional. Anak dengan autisme pun berhak dan layak untuk mendapatkan terapi dan perlakuan yang baik sehingga diharapkan dengan begitu anakanak autistik dapat tumbuh menjadi dewasa yang mandiri dengan segala kekurangan yang dimilikinya. B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana peran musik berkarakter sebagai berikut: memiliki interval melodi yang bergerak melangkah dan melompat, serta memiliki polaritme sederhana berpengaruh terhadap kemampuan komunikasi anak dengan autisme dalam proses terapinya? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini memiliki dua tujuan, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum yang akan dicapai penulis adalah sebagai salah satu syarat akademik untuk memperoleh gelar Sarjana Musik di Fakultas Seni Pertunjukan Program Studi Seni Musik, Universitas Kristen Satya Wacana. Sedangkan tujuan khusus agar penulis dapat melihat pengaruh musik dengan karakter tertentu dapat berperan meningkatkan kemampuan komunikasi pada anak autistik selama proses terapi. 4

5 D. Manfaat Penelitian Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca, baik dalam lingkup SLBN Semarang maupun dalam lingkup Fakultas Seni Pertunjukan, terutama orang-orang yang membutuhkan informasi mengenai terapi musik yang mungkin dilakukan terhadap anak autistik. Selain itu, manfaat yang dirasakan secara langsung oleh penulis yaitu bertambahnya pengalaman serta pengetahuan mengenai proses pembuatan karya sederhana, terapi musik dan autisme. E. Batasan Masalah Untuk menghindari perluasaan pembahasan, maka dalam penelitian ini, penulis membatasi pembahasan pada: Anak dengan autisme memiliki kondisi mental, sosial dan emosional yang berbeda dibandingkan dengan anak normal pada umumnya. Anak normal umumnya usia empat tahun sudah kemampuan komunikasinya sudah dapat memebentuk 4-5 kata dalam sebuah kalimat, bercerita, dan menanyakan arti sebuah kata 10. Terapi musik ditujukan untuk anak autistik. F. Batasan Istilah Eksperimentasi adalah percobaan sistematis dan berencana (untuk membuktikan kebenaran suatu teori dsb) Rohmani Nur Indah, pemerolehanbahasa-dari-kemampuan-hingga-kekurangmampuan-berbahasa.html 11 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta: Pusat Bahasa, 2008),

6 Terapi merupakan usaha untuk memulihkan kesehatan orang yang sedang sakit; pengobatan penyakit perawatan penyakit. 12 Dalam penelitian ini musik digunakan sebagai media untuk terapi. Sedangkan terapi musik dapat digambarkan sebagai penggunaan suara dan musik dalam rangka mengembangkan hubungan antara anak/dewasa dan terapis untuk mendukung baik secara fisik, mental, sosial dan emosional. 13 Komunikasi sendiri menurut Cliffort T. Morgan, yaitu rangsangan yang dibuat oleh suatu organisme yang mengandung makna bagi organisme lain sehingga berpengaruh terhadap perilaku. 14 Anak autistik adalah anak-anak yang menunjukan gangguan pola perilaku termasuk menjauhkan diri secara sosial dan menyendiri secara ekstrim. 15 G. Metode Penelitian Secara garis besar terdapat dua hal yang dilakukan dalam penelitian ini, yaitu: 1) pembuatan lagu sederhana; dan 2) pengaplikasian lagu tersebut kepada anak-anak autistik. Dalam pelaksanaannya, penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Luar Biasa Negeri Semarang yang berada di daerah Mangunharjo, Tembalang. Sekolah Luar Biasa ini memiliki beberapa program berkaitan dengan musik. Pertama, adalah program terapi musik untuk anak autistik; kedua, program musik sebagai hiburan; dan yang terakhir adalah program musik prestasi. Bagi anak autistik yang mau mengikuti program terapi musik di SLB ini 12 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta: Pusat Bahasa, 2008), Leslie Bunt, The Social Pshycology of Music (Oxford University Press, 1999), Bonny Danuatmaja, Terapi Anak Autis di Rumah (Jakarta: Puspa Swara, 2003), Djohan Salim, Terapi Musik, Teori dan Aplikasi (Yogyakarta: Galang Press, 2006),

7 disyaratkan sudah mengikuti terapi perilaku, sehingga sudah lebih tenang dan dapat diatur. Program terapi musik untuk anak autistik ini berlangsung pada hari Senin, Selasa, Rabu, Jumat dan Sabtu. Tiap harinya dimulai pada pukul WIB sampai dengan WIB. Masing-masing anak mendapatkan kesempatan terapi musik satu kali dalam seminggu 45 menit. Jumlah anak autistik yang mengikuti terapi hanya dua orang setiap harinya, kecuali hari Sabtu yang mencapai empat orang. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah empat orang dan semuanya berjenis kelamin laki-laki dengan rentang usia antara lima hingga tujuh tahun. Mereka memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Sebagian besar sudah memiliki artikulasi yang cukup bisa dipahami tetapi ada juga yang artikulasinya belum jelas. Beberapa diantaranya masih mengalami echolalia 16, sementara yang lain tidak terlalu aktif menggunakan komunikasi verbal. Selain itu, beberapa partisipan sudah dapat melakukan kontak mata walaupun frekuensinya masih relatif sedikit. Kontak mata pun terjadi dalam waktu yang sangat terbatas dan terkadang harus diarahkan terus menerus. Kontak mata menjadi penting karena merupakan sebuah jembatan agar terapis dapat memberikan instruksi kepada anak. Dalam hal ekspresi saat berkomunikasi, kemampuan mereka pun berbeda-beda. Sebagian dapat dengan tepat menunjukan apa yang dirasakan namun sebagian lainnya berkomunikasi dengan ekspresi yang datar. Satu hal yang menarik bahwa mereka memiliki ketertarikan yang tinggi terhadap instrumen perkusi, baik rebana maupun drum set yang ada di ruang terapi musik. 16 Susan Stokes, Autism: Intervention and Strategies for Success, (Wisconsin Department of Public Instruction, 2001), 70. Echolalia adalah suatu keadaan dimana seorang anak mengulangi informasi verbal yang dinyatakan oleh orang lain. 7

8 Lagu sederhana yang dibuat akan menyesuaikan dengan range/wilayah suara anak-anak, dan tujuan lagu tersebut. Tujuan lagu ini adalah untuk melatih komunikasi umum bagi anak, seperti mengucapkan nama dirinya, nama terapis dan selamat pagi. Berkaitan dengan pertimbangan-pertimbangan di atas, maka rentang nada pada lagu ini hanya akan berada di seputar c4 sampai dengan g4 17. Karena itulah maka C mayor menjadi pilihan tonalitas yang dianggap paling ideal. Tonalitas C mayor pun secara keseluruhan memiliki karakteristik yang menggambarkan kemurnian, tidak bersalah, kesederhanaan, tidak dibuat-buat, dan percakapan anakanak 18. Pilihan interval pun mayoritas pergerakan antara interval dua dan tiga. Dimana interval 2 memiliki gambaran suasana senang, gembira dan suasana positif. Sedangkan untuk interval 3 menggambarkan kegembiraan dan optimistis 19. Selain itu tempo yang dipilih adalah berkisar MM untuk menyesuaikan dengan irama detak jantung anak-anak per menit. Lirik yang digunakan bersumber dari kata-kata yang diucapkan anak-anak sebelum tiap sesi dimulai. Repetisi banyak dibuat untuk membantu partisipan mengingat dan menirukan kata-kata yang dipakai. Ada pula bagian yang dinyanyikan bersamaan dengan terapis tetapi ada juga yang dinyanyikan secara bergantian. Metode semacam ini membantu anak mengenal giliran dan bertukar peran, misalnya: tentang siapa yang diikuti dan siapa yang 17 Debbie Cavalier, Wriring Music for Children: A 10 Point Kid Tested Checklist for Success cklist+for+success 18 Christian Schubart's Ideen zu einer Aesthetik der Tonkunst (1806) translated by Rita Steblin in A History of Key Characteristics in the 18th and Early 19th Centuries. UMI Research Press (1983) Music, Musical Know-How and Music Technology for You, Diakses tanggal 2 Maret

9 mengikuti. Fungsi lainnya adalah membantu anak mengendalikan dirinya, yaitu kapan harus diam dan mendengarkan orang lain berbicara, dan saat kapan anak memiliki kesempatan untuk berbicara/bernyanyi/terlibat dalam sebuah komunikasi. Proses pengumpulan data pertama-tama melalui wawancara dengan orang tua anak, kemudian dari para terapis lain yang juga menangani anak tersebut. Data yang dikumpulkan antara lain berisi latar belakang dalam keluarga, respons musikal, perilaku sehari-hari atau kebiasaan-kebiasaan. Data-data yang terkumpul dapat dijadikan sebuah assessment 20. Dari hasil assessment tersebut dapat dijadikan acuan untuk menentukan langkah selanjutnya, yaitu memperkenalkan lagu yang akan digunakan untuk membantu tujuan yang diinginkan. Setelah pengumpulan data selesai, barulah dilanjutkan dengan tahap mengujicobakan lagu kepada partisipan. Ada dua macam tipe penelitian yang dapat membantu untuk melakukan penelitian ini, yaitu metode penelitian eksperimental dan metode single system research. Keduanya memang banyak digunakan dalam penelitian yang menggali lebih dalam mengenai akan menjadi seperti apa, bila seseorang diberi suatu treatment/stimulus tertentu. Single system research 21 lebih dipilih karena dengan metode ini dapat memonitor perubahan perilaku beberapa jumlah anak selama terapi musik dilakukan. Sedangkan metode penelitian eksperimental lebih banyak digunakan dalam penelitian yang melibatkan beberapa grup. Dalam metode 20 Kate E. Gfeller & William B. Davis, An Introduction to Music Therapy Theory and Practice, (The McGraw-Hill Companies, 1999), 276. Dalam buku ini menyatakan assesment adalah sebuah analisis mengenai kemampuan seseorang, kebutuhan-kebutuhannya dan problem yang dialami dan ini dilengkapi sebelum melangkah kepada treatment (Cohen & Gericke 1972; Punwap 1988). 21 Kate E. Gfeller & William B. Davis, An Introduction to Music Therapy Theory and Practice, (The McGraw-Hill Companies, 1999),

10 yang dikenal dengan SSR ini terdapat tiga tahapan yang dapat diaplikasikan, yaitu: 1. Baseline: merupakan periode dimana pemberlakuan terapi musik tidak diterapkan. Perilaku-perilaku anak dalam kejadian sehari-hari yang sesungguhnya akan terlihat. 2. Intervention: merupakan periode dimana pemberlakuan terapi musik diterapkan. Dengan kata lain bagaimana anak-anak autistik ini akan merespons selama proses musik terapi. 3. Reversal: periode disaat pemberlakuan terapi musik dihentikan. Reversal ini membantu menegaskan perubahan perilaku terjadi dikarenakan perlakuan yang telah dilalui. Dalam penelitian ini, respons verbal, kontak mata dan non-verbal anak autistik akan menjadi dependent variable. Nantinya dependent variable ini yang akan dihitung berapa banyak munculnya dalam suatu sesi terapi. Kemudian periode baseline akan dilaksanakan selama dua sesi untuk mengumpulkan dan mengetahui bagaimana perilaku dan karakteristik masing-masing anak, berikut dengan kelebihan dan kekurangannya. Langkah kedua yaitu intervention akan dilakukan selama empat sesi, dimana komposisi yang telah dibuat akan diperkenalkan dan diarahkan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Sedangkan tahapan terakhir, yaitu reversal juga akan dilaksanakan selama dua sesi. Selama empat kali masa intervention dan dua kali masa reversal tersebut dilakukanlah pencatatan yang mana tiap respons yang ada terekam dalam sebuah catatan lapangan. Respons yang dimaksud dapat berupa kontak mata, 10

11 lambaian tangan/berjabat tangan (respons non-verbal), menyapa atau mengucapkan salam (mengatakan selamat pagi dan menyebut nama terapis/guru), dan respons verbal lain yang dirasa tepat (kata-kata yang diucapkan akan dicatat). Respons verbal lain yang termasuk dalam kategori tepat antara lain, satu suku kata dari sebuah kata misalnya -gi pada kata pagi. Adapun waktu yang paling lama untuk menanggapi/merespons adalah lima detik. Catatan lapangan ini akan menjadi data primer dalam penyusunan hasil penelitian. Langkah yang digunakan pada saat tahap intervention dilakukan adalah memperdengarkan lagu sembari menyanyikannya dan mengajak para partisipan untuk mengikuti/menirukan. Kemudian beberapa bantuan yang digunakan adalah gambar, tulisan yang mengikuti lirik yang sedang dinyanyikan, dan juga memberikan tanda-tanda instruksi melalui gerakan tubuh. Langkah berikutnya adalah analisis hasil penelitian. Pengolahan analisis data ini mengacu pada catatan lapangan yang ada selama observasi berlangsung. Dari sejumlah data yang sudah dikumpulkan selama melalui tahapan baseline, intervention dan reversal maka data akan dikelompokan menjadi respons berupa kontak mata, respons yang bersifat non-verbal dan respons yang bersifat verbal. Kemudian respons bersifat verbal tersebut dihitung, berapa jumlah peningkatan dalam penggunaan bahasa dan lamanya komunikasi yang dilakukan. 11

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan sarana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan negara. Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan, seperti yang tercantum dalam Undang Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Komunikasi merupakan bagian dari kehidupan manusia sehari-hari, bahkan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Komunikasi merupakan bagian dari kehidupan manusia sehari-hari, bahkan 13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Komunikasi merupakan bagian dari kehidupan manusia sehari-hari, bahkan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Autisme merupakan suatu kumpulan gejala (sindrom) yang diakibatkan oleh kerusakan saraf. Gejalanya sudah tampak sebelum anak mencapai usia tiga tahun. Penyandang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kompleks pada anak, mulai tampak sebelum usia 3 tahun. Gangguan

BAB 1 PENDAHULUAN. kompleks pada anak, mulai tampak sebelum usia 3 tahun. Gangguan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Autisme dipandang sebagai kelainan perkembangan sosial dan mental yang disebabkan oleh gangguan perkembangan otak akibat kerusakan selama pertumbuhan fetus, atau saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dapat dipastikan dalam kehidupan ini, bahwa setiap pasangan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dapat dipastikan dalam kehidupan ini, bahwa setiap pasangan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dapat dipastikan dalam kehidupan ini, bahwa setiap pasangan yang telah menikah pastilah mendambakan hadirnya buah hati di tengah-tengah kehidupan mereka, yaitu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kasihan Bantul Yogyakarta. SLB N 1 Bantul Yogyakarta merupakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kasihan Bantul Yogyakarta. SLB N 1 Bantul Yogyakarta merupakan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Gambaran umum lokasi penelitian Sekolah Luar Biasa Negeri (SLB) 1 Bantul ini berdiri sejak tahun 1971 dan beberapa kali melakukan perubahan nama serta

Lebih terperinci

Adriatik Ivanti, M.Psi, Psi

Adriatik Ivanti, M.Psi, Psi Adriatik Ivanti, M.Psi, Psi Autism aritnya hidup sendiri Karakteristik tingkah laku, adanya defisit pada area: 1. Interaksi sosial 2. Komunikasi 3. Tingkah laku berulang dan terbatas A. Adanya gangguan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. UNESCO pada tahun 2014 mencatat bahwa jumlah anak autis di dunia mencapai

BAB I PENDAHULUAN. UNESCO pada tahun 2014 mencatat bahwa jumlah anak autis di dunia mencapai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak-anak autis di Indonesia mengalami peningkatan setiap tahunnya. Data UNESCO pada tahun 2014 mencatat bahwa jumlah anak autis di dunia mencapai 35 juta jiwa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. klien. Setelah data diperoleh dari lapangan dengan cara wawancara, observasi dan

BAB IV ANALISIS DATA. klien. Setelah data diperoleh dari lapangan dengan cara wawancara, observasi dan BAB IV ANALISIS DATA Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis deskriptif komparatif untuk mengeksplorasi mengenai permasalahan yang diteliti yang terjadi pada klien. Setelah data diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Anak adalah karunia yang diberikan oleh Tuhan kepada umatnya. Setiap orang yang telah terikat dalam sebuah institusi perkawinan pasti ingin dianugerahi seorang anak.

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN AUTISM CARE CENTER

Bab I PENDAHULUAN AUTISM CARE CENTER Bab I PENDAHULUAN AUTISM CARE CENTER I.1. Latar Belakang Anak-anak adalah anugerah dan titipan Tuhan Yang Maha Esa yang paling berharga. Anak yang sehat jasmani rohani merupakan idaman setiap keluarga

Lebih terperinci

Oleh TIM TERAPIS BALAI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KHUSUS DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH

Oleh TIM TERAPIS BALAI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KHUSUS DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH Oleh TIM TERAPIS BALAI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KHUSUS DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH Pendahuluan Tidak ada anak manusia yang diciptakan sama satu dengan lainnya Tidak ada satupun manusia tidak memiliki

Lebih terperinci

PENELITIAN. Perbandingan Kemajuan Terapi Anak Autisme Dengan Diet CFGF Dan Tanpa Diet CFGF Pada Yayasan Pengembangan Potensi Anak (YPPA) Padang

PENELITIAN. Perbandingan Kemajuan Terapi Anak Autisme Dengan Diet CFGF Dan Tanpa Diet CFGF Pada Yayasan Pengembangan Potensi Anak (YPPA) Padang PENELITIAN Ners JURNAL KEPERAWATAN UNIVERSITAS ANDALAS Perbandingan Kemajuan Terapi Anak Autisme Dengan Diet Dan Tanpa Diet Pada Yayasan Pengembangan Potensi Anak (YPPA) Padang Yonrizal Nurdin a Autisme

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Autisme 1. Pengertian autisme menurut berbagai sumber Bonny Danuatmaja pada buku berjudul Terapi Anak Autis di Rumah 1 menyatakan bahwa autisme merupakan suatu kumpulan sindrom

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial. Dalam perkembangannya yang normal,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial. Dalam perkembangannya yang normal, BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Manusia adalah makhluk sosial. Dalam perkembangannya yang normal, seorang bayi mulai bisa berinteraksi dengan ibunya pada usia 3-4 bulan. Bila ibu merangsang

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS TEKNIK SHAPING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL NAMA-NAMA BINATANG BAGI ANAK AUTIS X KELAS DII/C DI SLB PERWARI PADANG

EFEKTIFITAS TEKNIK SHAPING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL NAMA-NAMA BINATANG BAGI ANAK AUTIS X KELAS DII/C DI SLB PERWARI PADANG Volume 2 Nomor 3 September 2013 E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu Halaman : 560-571 EFEKTIFITAS TEKNIK SHAPING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL

Lebih terperinci

Sandu Siyoto* *Progam Studi Pendidikan Ners STIKES Surya Mitra Husada Kediri Jl. Manila Sumberece No. 37 Kediri

Sandu Siyoto* *Progam Studi Pendidikan Ners STIKES Surya Mitra Husada Kediri Jl. Manila Sumberece No. 37 Kediri VISUAL SCHEDULE TERHADAP PENURUNAN BEHAVIOR PROBLEM SAAT AKTIVITAS MAKAN DAN BUANG AIR PADA ANAK AUTIS (Visual Schedule towards the Decline of Behavioral Problems in Feeding Activities and Defecation in

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Autis bukan suatu penyakit tetapi berupa sindroma (kumpulan gejala) dimana terjadi penyimpangan perkembangan sosial, kemampuan berbahasa dan kepedulian terhadap sekitar,

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI BAB III ANALISIS KOMPOSISI Komposisi Aku Anak Tuhan dan Raja dengan format a cappella untuk paduan suara remaja ini terdiri dari tiga bagian komposisi yang saling berkaitan berdasarkan satu cerita yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perilaku anak berasal dari banyak pengaruh yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perilaku anak berasal dari banyak pengaruh yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perilaku anak berasal dari banyak pengaruh yang berbeda-beda, diantaranya faktor genetik, biologis, psikis dan sosial. Pada setiap pertumbuhan dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa dan berbahasa adalah dua hal yang berbeda. Bahasa adalah alat verbal

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa dan berbahasa adalah dua hal yang berbeda. Bahasa adalah alat verbal 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bahasa dan berbahasa adalah dua hal yang berbeda. Bahasa adalah alat verbal yang digunakan untuk berkomunikasi, sementara berbahasa adalah proses penyampaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam gangguan perkembangan yang diderita oleh anak-anak antara

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam gangguan perkembangan yang diderita oleh anak-anak antara BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Anak merupakan anugerah terindah yang dimiliki oleh orang tua. Namun anugerah tersebut kadang-kadang memiliki kekurangan atau banyak dari mereka yang mengalami gangguan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. faktor genetik yang menjadi potensi dasar dan faktor lingkungan yang. hambatan pada tahap selanjutnya (Soetjiningsih, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. faktor genetik yang menjadi potensi dasar dan faktor lingkungan yang. hambatan pada tahap selanjutnya (Soetjiningsih, 2009). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan sumber daya manusia yang penting sebagai penerus bangsa yang akan datang dan memiliki ciri yang khas yaitu selalu tumbuh dan berkembang sejak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan (UU Kesehatan No36 Tahun 2009 Pasal 138)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan (UU Kesehatan No36 Tahun 2009 Pasal 138) digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia lanjut usia adalah seseorang yang karena usianya mengalami perubahan biologis, fisik, kejiwaaan, dan sosial. Perubahan ini akan memberikan

Lebih terperinci

136

136 LAMPIRAN LAMPIRAN 136 137 138 139 140 141 142 143 144 PERTANYAAN PERNELITIAN Data Informan Nama Jenis Kelamin Jabatan : Agus Suhendar : Pria : Perawat Pertanyaan : A.1. Bagaimanakah bahasa yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat berkembang secara baik atau tidak. Karena setiap manusia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat berkembang secara baik atau tidak. Karena setiap manusia memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Setiap orang tua menginginkan anaknya lahir secara sehat sesuai dengan pertumbuhannya. Akan tetapi pola asuh orang tua yang menjadikan pertumbuhan anak tersebut dapat

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN INTERAKTIF MELALUI BERNYANYI DENGAN MELODI SEDERHANA PADA PENYANDANG AUTISM DI SEKOLAH AUTIS BINA ANGGITA YOGYAKARTA

PEMBELAJARAN INTERAKTIF MELALUI BERNYANYI DENGAN MELODI SEDERHANA PADA PENYANDANG AUTISM DI SEKOLAH AUTIS BINA ANGGITA YOGYAKARTA PEMBELAJARAN INTERAKTIF MELALUI BERNYANYI DENGAN MELODI SEDERHANA PADA PENYANDANG AUTISM DI SEKOLAH AUTIS BINA ANGGITA YOGYAKARTA Amallia Estri Rachmadani 1, Dr. Fortunata Tyasrinestu 2, Ayu Tresna Yunita.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tunggal (single case experimental design). Menurut Kazdin (dalam Latipun,

BAB III METODE PENELITIAN. tunggal (single case experimental design). Menurut Kazdin (dalam Latipun, BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Di dalam penelitian ini peneliti menggunakan desain eksperimen kasus tunggal (single case experimental design). Menurut Kazdin (dalam Latipun, 2010: 85)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Oleh Luthfi Seli Fauzi, kognitif adalah semua proses dan produk pikiran untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. 1 Oleh Luthfi Seli Fauzi, kognitif adalah semua proses dan produk pikiran untuk mencapai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik seringkali digunakan sebagai media untuk berkomunikasi antara seseorang dengan orang lain, baik untuk menyampaikan pesan atau perasaan maupun mengisahkan

Lebih terperinci

PENDIDIKAN MUSIK UNTUK ANAK AUTIS

PENDIDIKAN MUSIK UNTUK ANAK AUTIS PENDIDIKAN MUSIK UNTUK ANAK AUTIS oleh: Rr. Maha Kalyana Mitta Anggoro Mahasiswa Jurusan Sendratasik FBS UNESA ABSTRAK Anak-anak dengan kebutuhan khusus dewasa ini masih belum mendapatkan perhatian yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan setiap manusia pasti diikuti dengan beberapa macam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan setiap manusia pasti diikuti dengan beberapa macam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan setiap manusia pasti diikuti dengan beberapa macam perkembangan, mulai dari perkembangan kognisi, emosi, maupun sosial. Secara umum, seorang individu

Lebih terperinci

BAB I. penting dalam melanjutkan kehidupan manusia. Kita tentunya berharap, anakanak

BAB I. penting dalam melanjutkan kehidupan manusia. Kita tentunya berharap, anakanak BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Anak-anak sebagai generasi penerus bangsa memiliki peranan yang penting dalam melanjutkan kehidupan manusia. Kita tentunya berharap, anakanak yang akan meneruskan

Lebih terperinci

MENGENALKAN HURUF MELALUI LONCAT ABJAD PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN

MENGENALKAN HURUF MELALUI LONCAT ABJAD PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN MENGENALKAN HURUF MELALUI LONCAT ABJAD PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN SITI LATIFATU NAILI RISLINA; ROSA IMANI KHAN Program Studi PG PAUD Universitas Nusantara PGRI Kediri Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semua orang tua pasti mengharapkan memiliki anak yang sehat baik fisik maupun mental dan menjadi anak yang baik dan menjadi kebanggaan keluarga. Namun pada kenyataannya,

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK JAWA TERHADAP KREATIVITAS ANAK AUTIS DI SLBN SEMARANG

PENGARUH PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK JAWA TERHADAP KREATIVITAS ANAK AUTIS DI SLBN SEMARANG PENGARUH PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK JAWA TERHADAP KREATIVITAS ANAK AUTIS DI SLBN SEMARANG Manuscript Oleh Siti Maf ulatun G2A009096 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN

Lebih terperinci

PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK JAWA TERHADAP KREATIVITAS ANAK AUTIS DI SLB NEGERI SEMARANG

PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK JAWA TERHADAP KREATIVITAS ANAK AUTIS DI SLB NEGERI SEMARANG PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK JAWA TERHADAP KREATIVITAS ANAK AUTIS DI SLB NEGERI SEMARANG Siti Mafulatun *, Mariyam ** *, ** Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang Email:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Konsentrasi belajar anak adalah bagaimana anak fokus dalam mengerjakan

BAB I PENDAHULUAN. Konsentrasi belajar anak adalah bagaimana anak fokus dalam mengerjakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Konsentrasi belajar anak adalah bagaimana anak fokus dalam mengerjakan atau melakukan sesuatu, hingga pekerjaan itu dikerjakan dalam waktu tertentu (Alim,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman pribadi yang dialami peneliti, ketika peneliti

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman pribadi yang dialami peneliti, ketika peneliti BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Berdasarkan pengalaman pribadi yang dialami peneliti, ketika peneliti sedang melaksanakan tugas Kuliah Kerja Nyata (KKN), ketua RT di tempat peneliti melaksanakan

Lebih terperinci

HASIL PENELITIAN Uji validitas dan reliabilitas Uji signifikansi

HASIL PENELITIAN Uji validitas dan reliabilitas Uji signifikansi HASIL PENELITIAN Uji validitas dan reliabilitas Validitas alat ukur dalam penelitian ini adalah validitas isi, yaitu taraf sejauh mana isi atau item item alat ukur dianggap dapat mengukur hal hal yang

Lebih terperinci

TUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI. Rita Eka Izzaty

TUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI. Rita Eka Izzaty TUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI Rita Eka Izzaty SETUJUKAH BAHWA Setiap anak cerdas Setiap anak manis Setiap anak pintar Setiap anak hebat MENGAPA ANAK SEJAK USIA DINI PENTING UNTUK DIASUH DAN DIDIDIK DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kualitas yang melayani, sehingga masalah-masalah yang terkait dengan sumber

BAB I PENDAHULUAN. kualitas yang melayani, sehingga masalah-masalah yang terkait dengan sumber 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Fungsi utama Rumah Sakit yakni melayani masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan. Seiring dengan berjalannya waktu dan semakin majunya teknologi kedokteran,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membangun manusia seutuhnya yang dapat dilakukan melalui berbagai. dimasa yang akan datang, maka anak perlu dipersiapkan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. membangun manusia seutuhnya yang dapat dilakukan melalui berbagai. dimasa yang akan datang, maka anak perlu dipersiapkan agar dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan merupakan sebagai bagian dari upaya membangun manusia seutuhnya yang dapat dilakukan melalui berbagai macam upaya, antara lain diselenggarakan

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN MULTISENSORI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MAKNA KATA PADA ANAK AUTISTIK ABSTRAK

PENERAPAN PENDEKATAN MULTISENSORI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MAKNA KATA PADA ANAK AUTISTIK ABSTRAK PENERAPAN PENDEKATAN MULTISENSORI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MAKNA KATA PADA ANAK AUTISTIK Maman Abdurahman SR dan Dede Supriyanto Jurusan Pendidikan Luar Biasa FIP Universitas Pendidikan Indonesia ABSTRAK

Lebih terperinci

Modul 3 PPG-Konten Kurikulum 1

Modul 3 PPG-Konten Kurikulum 1 C. Hakikat Seni Anak Usia Dini Seni mewakili perasaan dan persepsi tentang dunia anak. Seorang anak menggambar dan menulis untuk mengatur gagasan dan membangun makna dari pengalamannya (Baghban, 2007).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. interaksi sosial, tidak bisa mengamati dan mengolah informasi. Orang

BAB I PENDAHULUAN. interaksi sosial, tidak bisa mengamati dan mengolah informasi. Orang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Autisme merupakan gangguan dalam perkembangan komunikasi, interaksi sosial, tidak bisa mengamati dan mengolah informasi. Orang dengan Autisme Spectrum Disorder (ASD)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Autisme merupakan fenomena yang masih menyimpan banyak rahasia walaupun telah diteliti lebih dari 60 tahun yang lalu. Sampai saat ini belum dapat ditemukan penyebab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mendengarkan alunan musik selalu menggerak-gerakan anggota. Tuhan yang diberikan kepada seluruh manusia tanpa membedakan jenis

BAB I PENDAHULUAN. yang mendengarkan alunan musik selalu menggerak-gerakan anggota. Tuhan yang diberikan kepada seluruh manusia tanpa membedakan jenis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia ketika mendengar alunan musik mayoritas menyukai. Orang yang mendengarkan alunan musik selalu menggerak-gerakan anggota tubuhnya dan mengikuti irama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tulisan atau isyarat. Bahasa merupakan simbol-simbol yang disepakati dalam

BAB I PENDAHULUAN. tulisan atau isyarat. Bahasa merupakan simbol-simbol yang disepakati dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi antar manusia yang berbentuk lisan, tulisan atau isyarat. Bahasa merupakan simbol-simbol yang disepakati dalam suatu komunitas masyarakat.

Lebih terperinci

PENANGANAN LAYANAN PENDIDIKAN ANAK AUTISTIK. Mata Kuliah PENDIDIKAN ANAK AUTIS

PENANGANAN LAYANAN PENDIDIKAN ANAK AUTISTIK. Mata Kuliah PENDIDIKAN ANAK AUTIS PENANGANAN LAYANAN PENDIDIKAN ANAK AUTISTIK Mata Kuliah PENDIDIKAN ANAK AUTIS PROGRAM INTERVENSI DINI Discrete Trial Training (DTT) dari Lovaas (Metode Lovaas) ABA (Applied Behaviour Analysis) TEACCH (Treatment

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. interaksi sosial (Sintowati, 2007). Autis merupakan gangguan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. interaksi sosial (Sintowati, 2007). Autis merupakan gangguan perkembangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Autis adalah suatu gangguan perkembangan pervasif pada anak yang ditandai dengan perkembangan fungsi psikologis yang meliputi gangguan dan keterlambatan dalam bidang

Lebih terperinci

ROLE PLAY METHOD MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK AUTIS

ROLE PLAY METHOD MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK AUTIS 1 ROLE PLAY METHOD MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK AUTIS Aldina Surya Murni (100100230) dan Drs. Zaini Sudarto, M.Kes (PLB-FIP UNESA, e-mail: suryamurnialdina@yahoo.co.id ) Abstract: The purpose

Lebih terperinci

tahun belakangan ini, ditemukan bahwa jumlah individu yang mempunyai California, Amerika Serikat pada tahun 2012, jumlah individu yang

tahun belakangan ini, ditemukan bahwa jumlah individu yang mempunyai California, Amerika Serikat pada tahun 2012, jumlah individu yang BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1.1 INDIVIDU BERKEBUTUHAN KHUSUS Seiring dengan perkembangan kesadaran masyarakat akan kesehatan, diagnosa kebutuhan khusus pada individu juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak berkebutuhan khusus (Heward dan Orlansky, 1992) adalah anak dengan

BAB I PENDAHULUAN. Anak berkebutuhan khusus (Heward dan Orlansky, 1992) adalah anak dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak berkebutuhan khusus (Heward dan Orlansky, 1992) adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Untuk mendapatkan gambaran tentang pengertian Pusat Pendidikan dan Terapi Anak Autis di Sukoharjo dengan Pendekatan Behaviour Architecture, perlu diketahui tentang:

Lebih terperinci

PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PELAKSANAAN PROGRAM TERAPI PADA ANAK AUTISME. Oleh. Edi Purwanta

PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PELAKSANAAN PROGRAM TERAPI PADA ANAK AUTISME. Oleh. Edi Purwanta PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PELAKSANAAN PROGRAM TERAPI PADA ANAK AUTISME Oleh Edi Purwanta Abstrak Orangtua, sebagai orang yang paling bertanggung jawab terhadap perkembangan anak, perlu mempersiapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan bangsa dengan masyarakat yang di dalamnya memiliki nilai budaya dan melahirkan keunikan yang membedakan dengan bangsa lain. Adanya keunikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta, 2003, hlm Faisal Yatim, Autisme (Suatu Gangguan Jiwa pada Anak-Anak), Pustaka Populer Obor,

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta, 2003, hlm Faisal Yatim, Autisme (Suatu Gangguan Jiwa pada Anak-Anak), Pustaka Populer Obor, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rehabilitasi merupakan usaha yang perlu dikaji untuk dapat diambil dengan nempertimbangkan perbagai aspek, terutama pemulihan kesehatan fisik jasmaniah, pengembangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Paduan Suara Choir atau paduan suara oleh M. Soeharto dijelaskan sebagai kesatuan sejumlah penyanyi dari beberapa jenis suara berbeda di bawah pimpinan seorang dirigen. 1 Suara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Autis merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan jenis

BAB I PENDAHULUAN. Autis merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan jenis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Autis merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan jenis gangguan perkembangan pervasif anak yang mengakibatkan gangguan keterlambatan pada bidang kognitif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Musik Dalam Kehidupan Sehari-Hari 1. Definisi Musik Musik menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah ilmu atau seni menyusun nada atau suara di urutan, kombinasi, dan hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi dengan orang lain dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi dengan orang lain dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidupnya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan aspek penting dalam kehidupan manusia. Sepanjang kehidupannya, manusia akan selalu mengadakan interaksi dan komunikasi dengan orang lain

Lebih terperinci

UPAYA PENGENALAN VOCABULARY BAHASA INGGRIS ANAK USIA DINI KELOMPOK B MELALUI BERNYANYI DI RA ULUMUL QUR AN MEDAN

UPAYA PENGENALAN VOCABULARY BAHASA INGGRIS ANAK USIA DINI KELOMPOK B MELALUI BERNYANYI DI RA ULUMUL QUR AN MEDAN UPAYA PENGENALAN VOCABULARY BAHASA INGGRIS ANAK USIA DINI KELOMPOK B MELALUI BERNYANYI DI RA ULUMUL QUR AN MEDAN Noni Marlina 1) dan Faqih Hakim Hasibuan 2) 1) Mahasiswa FKIP UMN Al Washliyah dan 2) Dosen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada anak usia dini dilakukan melalui pemberian rangsangan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada anak usia dini dilakukan melalui pemberian rangsangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran yang dilaksanakan di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) diharapkan dapat mengembangkan berbagi macam kecerdasan anak. Pendidikan pada anak usia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan seni pengungkapan gagasan melalui bunyi, yang unsur dasarnya berupa melodi, irama, dan harmoni, dengan unsur pendukung berupa bentuk gagasan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dekade terakhir ini jumlah anak yang terkena autis semakin meningkat pesat di berbagai belahan dunia. Di Kanada dan Jepang pertambahan ini mencapai 40% sejak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang

BAB I PENDAHULUAN. Analisis merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Analisis merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang pelaku seni khususnya di bidang seni musik, baik sebagai seorang pengajar, praktisi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya zaman mulai banyak keluarga yang melahirkan anak-anak dengan berkebutuhan khusus karena mereka terlahir dengan gangguan fisik atau psikis,

Lebih terperinci

Pengembangan Aspek Motorik Melalui Aktivitas Ritmik

Pengembangan Aspek Motorik Melalui Aktivitas Ritmik Pengembangan Aspek Motorik Melalui Aktivitas Ritmik Aktivitas ritmik merupakan kegiatan yang meningkatkan kepekaan anak terhadap irama yang disinergikan dengan gerakan Aktivitas ritmik atau kegiatan berirama

Lebih terperinci

GAMBARAN TINGKAT IQ TERHADAP KEMAJUAN TERAPI ANAK AUTISME DI SLB BIMA KOTA PADANG TAHUN 2011 OLEH NOVERY HARIZAL BP

GAMBARAN TINGKAT IQ TERHADAP KEMAJUAN TERAPI ANAK AUTISME DI SLB BIMA KOTA PADANG TAHUN 2011 OLEH NOVERY HARIZAL BP GAMBARAN TINGKAT IQ TERHADAP KEMAJUAN TERAPI ANAK AUTISME DI SLB BIMA KOTA PADANG TAHUN 2011 OLEH NOVERY HARIZAL BP. 0910325120 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan bagian penting dalam kehidupan. Bahkan di dalam Undang-Undang Dasar Negara di sebutkan bahwa setiap warga Negara berhak dan wajib mendapat pendidikan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebahagiaan terbesar orang tua adalah adanya kehadiran anak. Anak yang tumbuh sehat merupakan harapan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebahagiaan terbesar orang tua adalah adanya kehadiran anak. Anak yang tumbuh sehat merupakan harapan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebahagiaan terbesar orang tua adalah adanya kehadiran anak. Anak yang tumbuh sehat merupakan harapan setiap orang tua. Namun kebahagiaan dan harapan tersebut

Lebih terperinci

Volume 2 Nomer 1 Juli 2016

Volume 2 Nomer 1 Juli 2016 PROFIL SISWA AUTIS DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI FILIAL SLBN BEKASI JAYA Syarifah Komala Dewi 1) dkk dan Rahmita Nurul Muthmainnah 2) Universitas Muhammadiyah Jakarta 1) syarifahkomala@gmail.com 2)

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. rasanya bila kita terus menerus membicarakan anak-anak normal, sementara

PENDAHULUAN. rasanya bila kita terus menerus membicarakan anak-anak normal, sementara 18 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah anugerah dari Tuhan, karena itu sebagai orang tua harus mau menerima anak apa adanya dengan segala kekurangan dan kelebihan, dan bersegala upaya mengantarkannya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Gangguan autistik muncul sekitar tahun 1990-an. Autistik mulai dikenal secara luas sekitar tahun 2000-an (Yuwono, 2009: 1). Berbicara adalah salah satu aspek yang sangat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit tertinggi ke-6 yang dikeluhkan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit tertinggi ke-6 yang dikeluhkan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit tertinggi ke-6 yang dikeluhkan masyarakat Indonesia menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT, 2001) dan menempati

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Anak Usia Dini

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Anak Usia Dini PENANGANAN KOMUNIKASI ANAK AUTIS MELALUI MEDIA PECS PADA ANAK KB MEKAR JAYA BANDARDAWUNG KECAMATAN TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang paling tepat untuk meneliti suatu masalah adalah metode yang dapat memberikan hasil yang sesuai dengan tujuan untuk memecahkan masalah yang

Lebih terperinci

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) Volume 4 Nomor 3 September 2015 E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu Halaman :141-151 EFEKTIVITAS METODE LATIHAN DALAM MEMBUAT KETERAMPILAN HIASAN DINDING

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan anak merupakan sebuah proses yang indah di mata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan anak merupakan sebuah proses yang indah di mata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan anak merupakan sebuah proses yang indah di mata orang tua. Karena anak merupakan buah cinta yang senantiasa ditunggu oleh pasangan yang telah menikah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Oxford University, 1997), Dieter Mack, Apresiasi Musik Musik Populer (Yogyakarta : Yayasan Pustaka Nusatama,

BAB I PENDAHULUAN. Oxford University, 1997), Dieter Mack, Apresiasi Musik Musik Populer (Yogyakarta : Yayasan Pustaka Nusatama, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan salah satu elemen yang tidak bisa dilepaskan dalam keseharian. Musik juga memberi ketenangan ketika seseorang sedang mengalami permasalahan,

Lebih terperinci

PROGRAM ACARA SIARAN & DESKRIPSI PRO 1 RRI TANJUNGPINANG 2016

PROGRAM ACARA SIARAN & DESKRIPSI PRO 1 RRI TANJUNGPINANG 2016 PROGRAM ACARA SIARAN & DESKRIPSI PRO 1 RRI TANJUNGPINANG 2016 WAKTU WIB 05.15-06.00 PROGRAM ACARA RENUNGAN FAJAR SIFAT/ STATUS DURASI DATE FORMAT DESKRIPSI KET Live 45 menit Setiap Suatu Program siaran

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI BAB ANALSS KOMPOSS Komposisi Kehilangan Ayah Sebuah musik program untuk Kuartet Gitar dalam bentuk Sonata, terdiri dari tiga movement yang saling berkaitan karena berdasarkan pada satu ide cerita yaitu

Lebih terperinci

METODE ABA (APPLIED BEHAVIOUR ANALYSIS) : KEMAMPUAN BERSOSIALISASI TERHADAP KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL ANAK AUTIS

METODE ABA (APPLIED BEHAVIOUR ANALYSIS) : KEMAMPUAN BERSOSIALISASI TERHADAP KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL ANAK AUTIS METODE ABA (APPLIED BEHAVIOUR ANALYSIS) : KEMAMPUAN BERSOSIALISASI TERHADAP KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL ANAK AUTIS Ratna Sari Hardiani 1, Sisiliana Rahmawati 2 1,2 Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas

Lebih terperinci

BAHASA KIASAN PADA LIRIK LAGU BERTEMAKAN ALAM DARI SEMBILAN GRUP BAND DAN PENYANYI SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat

BAHASA KIASAN PADA LIRIK LAGU BERTEMAKAN ALAM DARI SEMBILAN GRUP BAND DAN PENYANYI SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat BAHASA KIASAN PADA LIRIK LAGU BERTEMAKAN ALAM DARI SEMBILAN GRUP BAND DAN PENYANYI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam dunia kerja maupun industri, salah satu hal utama dan penting yang dituntut agar tetap mampu bersaing adalah menjaga produktivitas tetap tinggi. Secara sederhana,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 20 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara untuk memperoleh pengetahuan atau pemecahan suatu masalah yang dihadapi dan dilakukan secara ilmiah, sistematis dalam

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Hormat saya, Penyusun

KATA PENGANTAR. Hormat saya, Penyusun KATA PENGANTAR Dalam rangka memenuhi tugas akhir skripsi, maka penyusun bermaksud mengadakan penelitian yang berjudul Sikap ibu anak autistik terhadap pelaksanaan intervensi perilaku dengan metoda ABA

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI BERNYANYI PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN DI TK LABOR UNIVERSITAS RIAU

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI BERNYANYI PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN DI TK LABOR UNIVERSITAS RIAU MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI BERNYANYI PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN DI TK LABOR UNIVERSITAS RIAU Prodi PG-PAUD FKIP Universitas Riau email: hukmimukhtar75@gmail.com ABSTRAK Tulisan ini memuat hasil

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun keatas, menurut UU RI No.13 Tahun 1998 Bab 1 Pasal 1. Perubahan fisiologis akan muncul saat seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perilaku, emosi, komunikasi, dan interaksi sosial. Gejalanya sudah. tampak sebelum anak mencapai usia tiga tahun (Priyatna, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. perilaku, emosi, komunikasi, dan interaksi sosial. Gejalanya sudah. tampak sebelum anak mencapai usia tiga tahun (Priyatna, 2010). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Autis merupakan sebuah sindrom yang disebabkan oleh kerusakan otak kompleks yang mengakibatkan terjadinya gangguan perilaku, emosi, komunikasi, dan interaksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Siswanto (2007, h.65) menyebutkan bahwa konsentrasi yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Siswanto (2007, h.65) menyebutkan bahwa konsentrasi yaitu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Siswanto (2007, h.65) menyebutkan bahwa konsentrasi yaitu kemampuan untuk memusatkan perhatian secara penuh pada suatu objek yang sedang dihadapi. Selaras dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kita sadari bahwa tidak semua anak di dunia ini dilahirkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Kita sadari bahwa tidak semua anak di dunia ini dilahirkan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kita sadari bahwa tidak semua anak di dunia ini dilahirkan dengan sempurna. Ada beberapa anak yang yang memiliki keterbatasan, baik secara fisik maupun mental,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan anak yang berbeda-beda. Begitu pula dengan pendidikan dan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan anak yang berbeda-beda. Begitu pula dengan pendidikan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penanganan untuk anak berkebutuhan khusus menjadi suatu tantangan tersendiri bagi penyelenggara pendidikan luar biasa mengingat karakteristik dan kebutuhan anak yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak. Autis pertama kali ditemukan oleh Kanner pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak. Autis pertama kali ditemukan oleh Kanner pada tahun 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Istilah autis sudah cukup populer di kalangan masyarakat, karena banyak media massa dan elektronik yang mencoba untuk mengupasnya secara mendalam. Autisme

Lebih terperinci

PENERAPAN MUSIK DALAM SESI TERAPI ANAK AUTIS BERAT RINGAN DI SEKOLAH PERMATA ANANDA YOGYAKARTA TAHUN 2016

PENERAPAN MUSIK DALAM SESI TERAPI ANAK AUTIS BERAT RINGAN DI SEKOLAH PERMATA ANANDA YOGYAKARTA TAHUN 2016 PENERAPAN MUSIK DALAM SESI TERAPI ANAK AUTIS BERAT RINGAN DI SEKOLAH PERMATA ANANDA YOGYAKARTA TAHUN 2016 Dany Indrawan Pratama, A. Gathut Bintarto T.*), Fortunata Tyasrinestu*) Program Studi Seni Musik,

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI DI RUANG ARIMBI RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. Oleh

PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI DI RUANG ARIMBI RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. Oleh PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI DI RUANG ARIMBI RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG Oleh Afandi 1), Y.Susilowati 2) 1) Alumni Akademi Keperawatan Krida Husada,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Data Pratindakan Kegiatan pratindakan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui keadaan awal objek penelitian sebelum diberi tindakan. Kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia, bahasa merupakan alat menyatakan pikiran dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia, bahasa merupakan alat menyatakan pikiran dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan manusia, bahasa merupakan alat menyatakan pikiran dan perasaan serta sekaligus sebagai alat komunikasi antar manusia. Pengembangan bahasa di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja (Hidayat, 2005). Memiliki

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja (Hidayat, 2005). Memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak merupakan individu yang berbeda dalam satu rentang perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja (Hidayat, 2005). Memiliki anak adalah suatu kebahagiaan

Lebih terperinci