Dampak Perkembangan Permukiman Skala Besar terhadap Transportasi. Yayat Supriatna Univ. Trisakti - Jakarta

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Dampak Perkembangan Permukiman Skala Besar terhadap Transportasi. Yayat Supriatna Univ. Trisakti - Jakarta"

Transkripsi

1 Dampak Perkembangan Permukiman Skala Besar terhadap Transportasi Yayat Supriatna Univ. Trisakti - Jakarta

2 Perkembangan Aglomerasi Jabodetabek Struktur & Pola Ruang Jabodetabek

3 Kota-kota Baru yang membentuk struktur & pola ruang Jabodetabek No Township/Superblock Pengembang Luasan 1 Mutiara Gading City, Bekasi Utara ISPI Group 300 Ha 2 Deltamas, Cikarang Sinarmas Land Ha 3 Kota Wisata Sinarmas Land 480 Ha 4 Grand Wisata Sinarmas Land Ha 5 Bumi Serpong Damai City Sinarmas Land Ha 6 Grand Depok City SMR 250 Ha 7 Bintaro Jaya Jaya Real Property Ha 8 Sentul City Bakrieland Development Ha 9 Bogor Nirwana Residence Bakrieland Development Ha 10 Rasuna Epicentrum Superblocks Bakrieland Development 53.6 Ha 11 Sentra Timur Residence Bakrieland Development 40 Ha 12 Sentul Nirwana Bakrieland Development Ha 13 Summarecon Bekasi Summarecon 240 Ha 14 Summarecon Serpong Summarecon Ha 15 Summarecon Kelapa Gading Summarecon 550 Ha 16 Kota Baru Harapan Indah PT. Hasana Damai Putra Ha 17 Citra Indah Ciputra Group 800 Ha 18 Citra Raya Ciputra Group Ha 19 Citra Garden City Ciputra Group 450 Ha 20 Ciputra World Jakarta Ciputra Property 15 Ha 21 Lippo Karawaci Lippo Group Ha 22 Lippo Cikarang Lippo Group Ha 23 Kemang Village Lippo Group 15 Ha 24 The St. Moritz Penthouses & Residences Lippo Group 11.4 Ha 25 Alam Sutera Residence Alam Sutera Realty 700 Ha 26 Podomoro City Agung Podomoro Group 22 Ha 27 CBD Pluit Agung Podomoro Group 5.8 Ha 28 Green Bay Pluit Agung Podomoro Group 12.5 Ha 29 Green Lake Sunter Agung Podomoro Group 4.5 Ha

4 Pilar-Pilar yg membawa Perubahan 1. Peran Pemerintah (PU + Jasa Marga) Pembangunan Jalan Tol Jagorawi Pembangunan Jalan Tol Jakarta Cikampek 1988 Pembangunan Jalan Tol Jakarta Merak 1984 Pembangunan Jalan Tol Ulujami Serpong Peran Pengembang Pembangunan Kota Bumi Serpong Damai Pembangunan Kemang Pratama-Bekasi Pembangunan Kawasan Industri Baru 1990-an Pembangunan Kota Jonggol Pusat Pemerintahan?? Kota Cibubur berkembang pesat...ada jalan Trans Yogi Jonggol Bandung. 3. Peran PT Kereta Api Indonesia Perpres Penugasan PT KAI Jabodetabek no.83 tahun 2011 Peningkatan Jumlah penumpang tahun 2013 sd 2015 dari 450 ribu 900 ribu / 1 juta orang. 4. Peran BPTJ? Integrasi Sistem Layanan MRT, LRT, BRT + Permukiman? Mampukah menjadi pilar sinergitas Jabodetabek?

5 Siapa dan Dimana Komuter Bertempat Tinggal. Hasil Survei BPS Komuter Jabodetabek 2014 : 28 juta penduduk Jabodetabek berumur 5 tahun ke atas,13 persen merupakan penduduk komuter. Persentase tertinggi di Kota Depok (20 persen), Kota Bekasi (20 persen), dan Kota Tangerang Selatan (18 persen) persentase komuter terendah terdapat di Kabupaten Tangerang (6 persen). Untuk wilayah provinsi DKI Jakarta, persentase komuter tertinggi terdapat di wilayah Jakarta Pusat (15 persen).

6 Penduduk Komuter & Non Komuter dan Pilihan Tujuan Kegiatan Jumlah penduduk jabodetabek > 5 thn : Penduduk Jabodetabek Komuter (12,7 %). Penduduk Jabodetabek Non Komuter ; (87,3 %). Pilihan tempat tujuan /kegiatan : Jakarta Selatan : Kab.Tangerang : Jakarta Timur : Kota Tangerang : Jakarta Pusat : Kota Tangsel : Jakarta Barat : Kota Bekasi : Jakarta Utara : Kab. Bekasi : Kab. Bogor : Luar Jabodetabek : Kota Bogor : Kota Depok :

7

8 Belum Kawin : Kawin : Cerai Hidup : Cerai Mati : Komposisi Status Perkawinan Komuter Jabodetabek Catatan : Status keluarga akan sangat mempengaruhi pilihan tempat bekerja, pilihan penggunaan moda. Antara yg belum menikah dan sudah menikah akan banyak mempengaruhi pilihan warga dimana mereka menetapkan tempat tinggal dan bekerja. Belum menikah :kontrak / membeli/menyewa apartemen/kontrak dekat kantor/tempat bekerja Kawin : Membeli rumah diluar tempat bekerja, karena faktor harga rumah yang cukup mahal ditengah kota, konsekuensinya membeli kendaraan pribadi. Apakah pola perjalanan yg cukup jauh antara rumah dan tempat bekerja akan sangat mempengaruhi kecenderungan tingkat perceraian?

9 Jarak Tempuh, Lamanya Perjalanan & Lamanya Meninggalkan Rumah Jarak yang ditempuh : Lama meninggalkan < 10 Km : rumah : 10 sd 19 Km : < 10 jam : sd 29 Km : jam : sd 39 Km : > 12 jam : sd 49 Km : > 50 Km : Lamanya waktu perjalanan : < 30 menit : sd 59 menit : sd 89 menit : sd 119 menit : > 120 menit :

10 Jenis Moda yg digunakan (2014) Jalan kaki : Sepeda : Sepeda motor : Mobil : Kendaraan Umum : Kereta api (CL) : Trans Jakarta/APTB : Kendaraan jemputan : Lain-lain :

11 Berangkat dari rumah : : : : : : : : Pulang ke rumah : : : : : : Waktu Berangkat & Pulang

12 Kondisi Akibat Perjalanan Komuter yang Stress : Berencana Berhenti : Tidak Berhenti Bekerja : Komuter yang tidak Stress : Berencana Berhenti : Tidak Berhenti Bekerja :

13 Bagaimana sebaiknya Pengelolaan Kawasan Metropolitan

14 Perencanaan Ruang Kejelasan Struktur Kejelasan Fungsi Efisiensi Pemanfaatan Ruang Kemudahan Transportasi Penyediaan Fasiltas Perkotaan yang memadai.

15 Kejelasan Struktur Harus adanya pusat dan sub-sub pusat kegiatan yang saling terkait dan dihubungkan oleh sistem tranportasi yang terpadu. Pusat kawasan metropolitan harus dapat melayani seluruh kawasan metropolitan, nasional dan regional diluar kawasan metropilitan. Sub pusat (kota satelit) berfungsi mendukung pusat kawasan sebagai satu kesatuan sosial ekonomi dan lingkungan.

16 Tantangan Jabodetabek : Bagaimana membangun kesepakatan diantara pengembang permukiman + Pemda untuk menetapkan pusat dan sub-pusat dan bagaimana membangun sistem layanannya

17 Masa Depan Jabodetabek : Integrasi transportasi, fungsi kegiatan dan permukiman

18 Kejelasan Fungsi Struktur perkotaan kawasan metropilitan harus mempunyaji kejelasan fungsi, walaupun beberapa kota mempunyai fungsi yang sama. Fungsi bisa dapat berupa pusat pemerintahan, bisnis, pendidikan, industri, permukiman. Pusat kawasan metropolitan mempunyai fungsi bisnis dan pemerintahan. Kawasan lain nya berfungsi sebagai dormitory town. Kejelasan fungsi akan membentuk sinergi dan arah pengembangan masing-masing kota.

19 Pengembangan fungsi kawasan yg sesuai daya dukung jalan

20 Efisiensi Pemanfataan Ruang Keterbatasan ruang mengharuskan adanya asas keadilan. Ruang kota harus digunakan sesuai dengan nilai ruang yang dibentuk. Kawasan pusat kota yang padat tinggi, harus dirancang dengan perumahan vertikal yang mampu mengakomodasikan penduduk yang lebih banyak dan menjangkau semua lapisan sosial dan menambah RTH.

21 Kemudahan Transpotasi Kejelasan struktur menuntut adanya kejelasan sistem transportasi. Sistem tranportasi akan memudahkan mobilitas penduduk. Perencanaan dan pemanfaatan kawasan metropolitan harus lintas daerah dan harus menjadi acuan bagi masing-masing daerah adminitrasi yang menjadi bagian dari metropolitan.

22 Tantangan Metropolitan : Bagaimana mengelola konflik menjadi harmoni dalam sistem kelembagaan

23 Penyediaan Fasilitas Perkotaan Penyediaan fasilitas perkotaan (pendidikan, kesehatan, perdagangan, transportasi ) harus sesuai dengan hirarki kota. Dukungan fasilitas yang memadai akan menunjang setiap kota agar berkembang sesuai dengan fungsinya. Bagaimana membangun kesadaran dan peran aktif pengembang / komunitas + pemerintah untuk mempersiapkan sarana dan prasarana perkotaan. Perlukah ada persyaratan atau kewajiban penyediaan fasilitas layanan publik menjadi persyaratan dalam proses perizinan. Masalah utama : Izin pemanfaatan ruang tidak terkait dengan kewajiban penyediaan fasilitas publik. Bagaimana menjadikan Ijin Amdal Lalu lintas sebagai kekuatan struktur bagi pengembang permukiman untuk menyiapkan fasilitas publik. (pasca konstruksi).

24 RUJUKAN DIKELUARKANNYA IZIN, Jika jenis izin tetap. Dengan adanya Peraturan zonasi, jenis izin cukup dengan izin pemanfaatan ruang saja. No. Jenis Perizinan Rujukan 1. Licensi (Izin usaha dll) termasuk Izin Prinsip. Daftar negatif, tidak melanggar peraturan perundangan, pertimbangan ekonomi (terutama). Tidak terkait dengan ruang 2. Permit Terkait dengan ruang. Á. Izin Lokasi RTRW dan ketentuan Umum Peraturan Zonasi (jika ada rencana yang lebih detail atau PZ lebih baik) B. IPPT RTRW dan ketentuan Umum PZ. RDTR. Peraturan Zonasi. C. Izin Site Plan RDTR, Peraturan Zonasi. D. IMB RDTR, Peraturan Zonasi E. Penyesuaian IMB (jika terjadi perubahan Pemanfaatan Ruang F. Ijin Pemanfaatan Bangunan Peraturan Bangunan (building code). Standar-standar terkait bangunan

25 Penutup Semoga BPTJ menjadi harapan Mengurangi beban perjalanan para Komuter

KOMUTER DKI JAKARTA TAHUN 2014

KOMUTER DKI JAKARTA TAHUN 2014 BPS PROVINSI DKI JAKARTA No.12/02/31/Th.XVII, 16 Februari 2015 KOMUTER DKI JAKARTA TAHUN 2014 PENDUDUK MALAM JAKARTA (PROYEKSI PENDUDUK 2014) : 10 075 310 orang KOMUTER BODETABEK BERKEGIATAN DI JAKARTA

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN dan SARAN

BAB 5 KESIMPULAN dan SARAN 57 BAB 5 KESIMPULAN dan SARAN 5.1 Kesimpulan Penelitian Dari hasil penelitian didapat, bahwa: a. Penghuni kawasan multifungsi memiliki tingkat ketergantungan pada mobil pribadi pada kategori sedang-tinggi,

Lebih terperinci

KONSEP PENGEMBANGAN ANGKUTAN PERMUKIMAN DI JABODETEBAK. Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek

KONSEP PENGEMBANGAN ANGKUTAN PERMUKIMAN DI JABODETEBAK. Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek KONSEP PENGEMBANGAN ANGKUTAN PERMUKIMAN DI JABODETEBAK LATAR BELAKANG Kondisi Transportasi Jabodetabek Pergerakan Pusat Pinggiran Angkutan Umum & Pribadi Kemacetan Lalu Lintas LATAR BELAKANG Permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat dari masa ke masa, permintaan kebutuhan hidup manusianya pun melonjak. Pada era globalisasi saat ini, penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Transit oriented development (TOD) merupakan konsep yang banyak digunakan negara-negara maju dalam kawasan transitnya, seperti stasiun kereta api, halte MRT, halte

Lebih terperinci

1. BPTJ DAN KONDISI JABODETABEK 2. INDIKATOR KINERJA 3. RENCANA INDUK TRANSPORTASI JABODETABEK

1. BPTJ DAN KONDISI JABODETABEK 2. INDIKATOR KINERJA 3. RENCANA INDUK TRANSPORTASI JABODETABEK PERAN BPTJ DALAM MENCIPTAKAN SINERGI PROGRAM REVITALISASI ANGKUTAN UMUM PERKOTAAN DI JABODETABEK KEMENTERIAN PERHUBUNGAN BADAN PENGELOLA TRANSPORTASI JABODETABEK Jakarta, 24 Agustus 2016 T A T A U R U

Lebih terperinci

STATISTIK KOMUTER KOTA BEKASI 2014 HASIL SURVEI KOMUTER JABODETABEK 2014

STATISTIK KOMUTER KOTA BEKASI 2014 HASIL SURVEI KOMUTER JABODETABEK 2014 No. 1/0/32/Th. XVII, 15 Januari 2015 STATISTIK KOMUTER KOTA BEKASI 2014 HASIL SURVEI KOMUTER JABODETABEK 2014 A. Penjelasan Umum Salah satu bentuk mobilitas nonpermanen yang mengalami perkembangan pesat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengurangan tingkat..., Arini Yunita, FE UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengurangan tingkat..., Arini Yunita, FE UI, Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN Salah satu permasalahan kota Jakarta yang hingga kini masih belum terpecahkan adalah kemacetan lalu lintas yang belakangan makin parah kondisinya. Ini terlihat dari sebaran lokasi kemacetan

Lebih terperinci

BAB 2 LATAR BELAKANG dan PERUMUSAN PERMASALAHAN

BAB 2 LATAR BELAKANG dan PERUMUSAN PERMASALAHAN 6 BAB 2 LATAR BELAKANG dan PERUMUSAN PERMASALAHAN 2.1. Latar Belakang Kemacetan lalu lintas adalah salah satu gambaran kondisi transportasi Jakarta yang hingga kini masih belum bisa dipecahkan secara tuntas.

Lebih terperinci

: Ir. Mirna Amin. MT (Asisten Deputi Pengembangan Kawasan Skala Besar)

: Ir. Mirna Amin. MT (Asisten Deputi Pengembangan Kawasan Skala Besar) Kota Kekerabatan Maja dan Masa Depan Oleh : Ir. Mirna Amin. MT (Asisten Deputi Pengembangan Kawasan Skala Besar) Persoalan perumahan masih menjadi salah satu issue penting dalam pembangunan ekonomi mengingat

Lebih terperinci

Gambar 5.30 Peta Jalur Transportasi Publik Kawasan Manggarai Gambar 5.31 Peta rencana Jalur Transportasi Publik Kawasan Manggarai...

Gambar 5.30 Peta Jalur Transportasi Publik Kawasan Manggarai Gambar 5.31 Peta rencana Jalur Transportasi Publik Kawasan Manggarai... Gambar 5.30 Peta Jalur Transportasi Publik Kawasan Manggarai... 114 Gambar 5.31 Peta rencana Jalur Transportasi Publik Kawasan Manggarai... 115 Gambar 5.32 Kondisi Jalur Pedestrian Penghubung Stasiun dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Angkutan umum sebagai salah satu moda transportasi untuk melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Angkutan umum sebagai salah satu moda transportasi untuk melakukan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angkutan umum sebagai salah satu moda transportasi untuk melakukan perjalanan banyak mengalami perubahan dari sisi jumlah tetapi tidak diimbangi dengan kualitas pelayanannya.

Lebih terperinci

Studi Rencana Induk Transportasi Terpadu Jabodetabek (Tahap II) Laporan Akhir: Ringkasan Laporan

Studi Rencana Induk Transportasi Terpadu Jabodetabek (Tahap II) Laporan Akhir: Ringkasan Laporan 3. Perspektif Wilayah dan Permintaan Perjalanan Masa Mendatang 3.1 Perspektif Wilayah Jabodetabek Masa Mendatang Jabodetabekpunjur 2018 merupakan konsolidasi rencana pengembangan tata ruang yang memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis di sektor properti di Indonesia semakin dinamis,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis di sektor properti di Indonesia semakin dinamis, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis di sektor properti di Indonesia semakin dinamis, baik dari segi pembangunan maupun dari segi persaingan antar pengembang. Semakin banyak

Lebih terperinci

PUBLIC EXPOSE. PT JAYA REAL PROPERTY, Tbk. GEDUNG JAYA, 6 JUNI 2018

PUBLIC EXPOSE. PT JAYA REAL PROPERTY, Tbk. GEDUNG JAYA, 6 JUNI 2018 PUBLIC EXPOSE PT JAYA REAL PROPERTY, Tbk. GEDUNG JAYA, 6 JUNI 2018 STRUKTUR KEPEMILIKAN SAHAM PER 31 DESEMBER 2017 Pemda DKI Jakarta Swasta 40% 60% PT Pembangunan Jaya Masyarakat 64% 36% (PT.Jaya Real

Lebih terperinci

Kementerian Perhubungan

Kementerian Perhubungan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek Kementerian Perhubungan Idwan Santoso Institut Teknologi Bandung Focus Group Discussion Penyusunan Rencana Umum Jaringan Trayek Angkutan Umum Jalan Jabodetabek

Lebih terperinci

BSD INTERMODAL TRANSPORT FACILITY M. BARRY BUDI PRIMA BAB I PENDAHULUAN

BSD INTERMODAL TRANSPORT FACILITY M. BARRY BUDI PRIMA BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BSD INTERMODAL TRANSPORT FACILITY 1.1 Latar Belakang Bumi Serpong Damai (BSD) atau BSD city merupakan sebuah kota satelit yang terbentuk dari pesatnya perkembangan kota metropolitan ibukota

Lebih terperinci

Mandiri KPR Product Of The Month

Mandiri KPR Product Of The Month 1. Apakah yang dimaksud dengan Mandiri KPR Product Of The Month dan apa benefitnya? 2. Kapan periode Mandiri KPR ini dilaksanakan? 3. Wilayah mana sajakah yang menjadi cakupan Mandiri KPR Product Of The

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN BAB III METODE PERANCANGAN 3.1. Data Proyek 3.1.1 Data Umum Proyek DATA SITE Lokasi Selatan : Jl. Raya Pasar Jum at, Kel. Lebak Bulus, Kec. Cilandak, Jakarta Luas Lahan : ± 22.000 m² KDB : 60% KLB : 2,0

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. JABODETABEK (Jakarta Bogor Depok Tangerang Bekasi) telah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. JABODETABEK (Jakarta Bogor Depok Tangerang Bekasi) telah menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Bogor dan Kabupaten Bogor yang merupakan bagian dari wilayah JABODETABEK (Jakarta Bogor Depok Tangerang Bekasi) telah menjadi penyangga Ibukota Negara Republik

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI INDUSTRI PROPERTY DAN REAL ESTATE DI INDONESIA Sejarah Perusahaan Sub Sektor Property dan Real Estate

BAB II DESKRIPSI INDUSTRI PROPERTY DAN REAL ESTATE DI INDONESIA Sejarah Perusahaan Sub Sektor Property dan Real Estate 12 BAB II DESKRIPSI INDUSTRI PROPERTY DAN REAL ESTATE DI INDONESIA 2.1. Sejarah Perusahaan Sub Sektor Property dan Real Estate Industri sub sektor property dan real estate pada umumnya merupakan dua hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Transportasi memiliki peranan yang sangat besar dalam menunjang proses kehidupan manusia sebagai penunjang media perpindahan arus barang, orang, jasa serta informasi.

Lebih terperinci

Penjualan Perdana 20 Mei 2017

Penjualan Perdana 20 Mei 2017 Penjualan Perdana 20 Mei 2017 Masterplan Pengembangan Kawasan Maja oleh Kementerian PUPR Rencana Pengembangan Fasilitas di Citra Maja Raya Progress Pembangunan Infrastruktur & Rumah di Citra Maja Raya

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT USULAN MASTERPLAN ANGKUTAN MASSAL JABODETABEK

DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT USULAN MASTERPLAN ANGKUTAN MASSAL JABODETABEK DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT USULAN MASTERPLAN ANGKUTAN MASSAL JABODETABEK 4 MARET 2013 KEBUTUHAN PERJALANAN DI JABODETABEK Kebutuhan perjalanan di wilayah Jabodetabek: 53 juta perjalanan pada

Lebih terperinci

FLOWCHART PT.AGUNG PODOMORO LAND TBK TAHUN 2011 ROI 6.32%

FLOWCHART PT.AGUNG PODOMORO LAND TBK TAHUN 2011 ROI 6.32% LAMPIRAN 1 No Kode Nama Industri 2011 2012 2013 2014 1 ASRI Alam Sutera Reality, Tbk 10,15 11,20 6,22 6,23 2 BAPA Bekasi Asri Pemula, Tbk 3,94 2,89 2,88 9,27 3 BCIP Bumi Citra Permai, Tbk 1,01 2,75 7,52

Lebih terperinci

RENCANA UMUM JARINGAN TRAYEK ANGKUTAN UMUM JALAN DI JABODETABEK

RENCANA UMUM JARINGAN TRAYEK ANGKUTAN UMUM JALAN DI JABODETABEK BADAN PENGELOLA TRANSPORTASI JABODETABEK RENCANA UMUM JARINGAN TRAYEK ANGKUTAN UMUM JALAN DI JABODETABEK Jakarta, 18 Mei 2016 1 Outline: 1. Dasar Hukum 2. Jenis Angkutan Perkotaan 3. Land Use di Jabodetabek

Lebih terperinci

Dukuh Atas Interchange Station BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Dukuh Atas Interchange Station BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pertambahan jumlah penduduk, pertumbuhan ekonomi industri dan perdagangan merupakan unsur utama perkembangan kota. Kota Jakarta merupakan pusat pemerintahan, perekonomian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada era modern seperti sekarang ini, alat transportasi merupakan suatu kebutuhan bagi setiap individu. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi mendukung perkembangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan transportasi, khususnya kemacetan, sudah menjadi permasalahan utama di wilayah Jabodetabek. Kemacetan umumnya terjadi ketika jam puncak, yaitu ketika pagi

Lebih terperinci

Pengembangan Pantai Utara Jakarta dalam Review Perpres 54/2008 tentang Penataan Ruang Jabodetabekpunjur

Pengembangan Pantai Utara Jakarta dalam Review Perpres 54/2008 tentang Penataan Ruang Jabodetabekpunjur Pengembangan Pantai Utara Jakarta dalam Review Perpres 54/2008 tentang Penataan Ruang Jabodetabekpunjur Disampaikan dalam FGD Reklamasi Wilayah Perairan sebagai Alternatif Kebutuhan Pengembangan Kawasan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Materi dalam penelitian ini berisikan tentang penganalisaan kinerja keuangan yang menyangkut perusahaan yang bergerak dibidang real estate

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bambang Herawan ( ) Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Bambang Herawan ( ) Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kota Medan, ibukota propinsi Sumatera Utara, merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia. Dengan posisi strategis sebagai pintu gerbang utama Indonesia di wilayah

Lebih terperinci

Evaluasi Kinerja - Jokowi Ahok Bidang Perumahan DKI Jakarta 2013. Yayat Supriatna Planologi Trisakti

Evaluasi Kinerja - Jokowi Ahok Bidang Perumahan DKI Jakarta 2013. Yayat Supriatna Planologi Trisakti Evaluasi Kinerja - Jokowi Ahok Bidang Perumahan DKI Jakarta 2013 Yayat Supriatna Planologi Trisakti Program Prioritas Pembangunan Permukiman RPJMD 2013 (sumber : Dokumen Rancangan Rencana RPJMD 2013-1017).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis properti khususnya perumahan di Jabodetabek

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis properti khususnya perumahan di Jabodetabek BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan bisnis properti khususnya perumahan di Jabodetabek pasca krisis tahun 1998 mengalami peningkatan yang cukup signifikan, dimulai kebangkitannya tahun 2001

Lebih terperinci

STRATEGI PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN PROVINSI BANTEN

STRATEGI PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN PROVINSI BANTEN STRATEGI PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN PROVINSI BANTEN Tiar Pandapotan Purba 1), Topan Himawan 2), Ernamaiyanti 3), Nur Irfan Asyari 4) 1 2) Program Studi Perencanaan Wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Angkutan umum memiliki peranan penting dalam pembangunan perekonomian, untuk menuju keberlajutan angkutan umum memerlukan penanganan serius. Angkutan merupakan elemen

Lebih terperinci

An Integrated New Town PROJECT PROFILE

An Integrated New Town PROJECT PROFILE An Integrated New Town PROJECT PROFILE Via Jalan darat Jarak dari Citra Maja Raya ke: Stasiun KA Maja : +/- 0,75 km Tangerang : +/- 20 km Jakarta : +/- 60 km Via Kereta Commuter Line Jarak dari Stasiun

Lebih terperinci

Perilaku Pergerakan Masyarakat Perkotaan Dalam Proses Urbanisasi Wilayah di Kabupaten Tegal TUGAS AKHIR. Oleh: TITI RATA L2D

Perilaku Pergerakan Masyarakat Perkotaan Dalam Proses Urbanisasi Wilayah di Kabupaten Tegal TUGAS AKHIR. Oleh: TITI RATA L2D Perilaku Pergerakan Masyarakat Perkotaan Dalam Proses Urbanisasi Wilayah di Kabupaten Tegal TUGAS AKHIR Oleh: TITI RATA L2D 004 357 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Marga Jateng (PT. TMJ) dalam kemitraan pemerintah dan swasta untuk

BAB I PENDAHULUAN. Marga Jateng (PT. TMJ) dalam kemitraan pemerintah dan swasta untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian ini dikembangkan untuk memahami kelembagaan PT. Trans Marga Jateng (PT. TMJ) dalam kemitraan pemerintah dan swasta untuk pembangunan Jalan Tol Semarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. KLHS Raperda RTR Kawasan Strategis Pantai Utara Jakarta 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. KLHS Raperda RTR Kawasan Strategis Pantai Utara Jakarta 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kawasan Pantai Utara Jakarta ditetapkan sebagai kawasan strategis Provinsi DKI Jakarta. Areal sepanjang pantai sekitar 32 km tersebut merupakan pintu gerbang dari

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN 2011-2031 I. UMUM Proses pertumbuhan dan perkembangan wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Jakarta merupakan Kota Megapolitan yang ada di Indonesia bahkan Jakarta menjadi Ibu Kota Negara Indonesia yang memiliki luas sekitar 661,52 km² (lautan:

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 18 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4. 1 UMUM Saat ini, motorisasi dan urbanisasi telah menjadi tren di daerah metropolitan banyak negara-negara berkembang. Kurangnya kesempatan kerja dan buruknya fasilitas

Lebih terperinci

Antar Kerja Antar Lokal (AKAL)

Antar Kerja Antar Lokal (AKAL) Antar Kerja Antar Lokal (AKAL) Konsep antar kerja antar lokal dalam analisis ketenagakerjaan ini merujuk pada mereka yang bekerja di lain kabupaten/kota dengan persyaratan waktu pulang pergi ditempuh dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperkokoh persatuan dan kesatuan serta mempengaruhi hampir semua aspek

BAB I PENDAHULUAN. memperkokoh persatuan dan kesatuan serta mempengaruhi hampir semua aspek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi pada hakekatnya adalah bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pergerakan atau perpindahan seseorang atau suatu barang dari satu tempat ke tempat lain untuk

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR BAB I PENDAHULUAN

TUGAS AKHIR BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Jakarta Selatan merupakan bagian dari wilayah Ibu Kota Indonesia yang terus berkembang dan semakin maju. Wilayah Jakarta Selatan diperuntukkan sebagai daerah

Lebih terperinci

JUMLAH PERJALANAN JABODETABEK MENCAPAI 25,7 JUTA PERJALANAN/HARI. 18,7 JUTA (72,95 %) MERUPAKAN PERJALANAN INTERNAL DKI JAKARTA, 6,9 JUTA (27,05 %) ME

JUMLAH PERJALANAN JABODETABEK MENCAPAI 25,7 JUTA PERJALANAN/HARI. 18,7 JUTA (72,95 %) MERUPAKAN PERJALANAN INTERNAL DKI JAKARTA, 6,9 JUTA (27,05 %) ME LRT SEBAGAI SOLUSI EFEKTIF MENGATASI KEMACETAN JABODETABEK DISHUBTRANS DKI JAKARTA SEPTEMBER 2015 DISAMPAIKAN DALAM DIALOG PUBLIK DENGAN DTKJ 16 SEPTEMBER 2015 JUMLAH PERJALANAN JABODETABEK MENCAPAI 25,7

Lebih terperinci

2016, No Tahun 2007 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4722); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (

2016, No Tahun 2007 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4722); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran ( No.814, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Pendelegasian Wewenang. Menteri Kepada Kepala BPTJ. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 66 TAHUN 2016 TENTANG PENDELEGASIAN

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM KOTA TANGERANG SELATAN

GAMBARAN UMUM KOTA TANGERANG SELATAN GAMBARAN UMUM KOTA TANGERANG SELATAN Letak Geografis dan Luas Wilayah Kota Tangerang Selatan terletak di timur propinsi Banten dengan titik kordinat 106 38-106 47 Bujur Timur dan 06 13 30 06 22 30 Lintang

Lebih terperinci

2017, No Republik Indonesia Nomor 5229); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2013 tentang Jaringan Lalu Lntas dan Angkutan Jalan (Lembaran N

2017, No Republik Indonesia Nomor 5229); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2013 tentang Jaringan Lalu Lntas dan Angkutan Jalan (Lembaran N BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.115, 2017 KEMENHUB. Jaringan Trayek Perkotaan Jabodetabek. Rencana Umum. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 1 TAHUN 2017 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dalam sebuah kota, maupun pendapatan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dalam sebuah kota, maupun pendapatan masyarakat. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mobilitas yang tinggi menjadikan transportasi sebagai prasarana yang sangat penting dalam aktivitas sehari-hari. Transportasi terus berkembang seiring dengan kebutuhan

Lebih terperinci

2.4. Permasalahan Pembangunan Daerah

2.4. Permasalahan Pembangunan Daerah 2.4. Permasalahan Pembangunan Daerah Permasalahan pembangunan daerah merupakan gap expectation antara kinerja pembangunan yang dicapai saat inidengan yang direncanakan serta antara apa yang ingin dicapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Jumlah penduduk Indonesia dalam beberapa tahun terakhir mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik pada tahun 1990 jumlah penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan hunian sudah menjadi hal yang pokok dalam menjalankan kehidupan, terlebih lagi dengan adanya prinsip sandang, pangan, dan papan. Kehidupan seseorang

Lebih terperinci

DETAIL MERCHANT: Merdeka! Bebas 1x Cicilan Promotion. Period: August 7th - August 31st, 2017 Selected Modern Merchants.

DETAIL MERCHANT: Merdeka! Bebas 1x Cicilan Promotion. Period: August 7th - August 31st, 2017 Selected Modern Merchants. Merdeka! Bebas 1x Cicilan Promotion Period: August 7th - August 31st, 2017 Selected Modern Merchants DETAIL MERCHANT: BEST DENKI 1 BEST DENKI AEON MALL BSD CITY 2 BEST DENKI BINTARO EXCHANGE 3 BEST DENKI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia sedang memasuki era globalisasi, dimana pada era ini tidak lagi memandang batas-batas kawasan, dan diharapkan semua sektor pembangunan dapat bersaing dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang DKI Jakarta merupakan ibu kota negara Indonesia dengan memiliki luas wilayah daratan sekitar 662,33 km². Sementara dengan penduduk berjumlah 9.608.000 jiwa pada tahun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Transportasi merupakan faktor pendukung pertumbuhan perekonomian di sebuah

I. PENDAHULUAN. Transportasi merupakan faktor pendukung pertumbuhan perekonomian di sebuah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi merupakan faktor pendukung pertumbuhan perekonomian di sebuah wilayah. Menurut Nasution (1996), transportasi berfungsi sebagai sektor penunjang pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta merupakan ibu kota Indonesia yang merupakan kota dengan penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta merupakan ibu kota Indonesia yang merupakan kota dengan penduduk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jakarta merupakan ibu kota Indonesia yang merupakan kota dengan penduduk terpadat di Indonesia (MetroTv News, 2013). Jumlah penduduk sekarang mencapai +9.604.329 jiwa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu kota tersibuk yang ada di Indonesia adalah Jakarta (Toppa, 2015), ibu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu kota tersibuk yang ada di Indonesia adalah Jakarta (Toppa, 2015), ibu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu kota tersibuk yang ada di Indonesia adalah Jakarta (Toppa, 2015), ibu kota yang sudah berganti nama selama 6 kali dimulai dari Sunda Kelapa (1527), Jayakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Jakarta. DKI Jakarta yang memiliki luas wilayah sebesar 664,01 km 2 dan

BAB I PENDAHULUAN. di Jakarta. DKI Jakarta yang memiliki luas wilayah sebesar 664,01 km 2 dan BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang DKI Jakarta sebagai Ibu Kota Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merupakan pusat pemerintahan dan saat ini telah menjadi sebuah kota metropolitan dan sebagai salah

Lebih terperinci

PENDAHULUAN PENDAHULUAN PENDAHULUAN PENDAHULUAN

PENDAHULUAN PENDAHULUAN PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1 2 3 4 1 A Pembangunan Perumahan TIDAK SESUAI dengan peruntukkan lahan (pola ruang) Permasalahan PENATAAN RUANG dan PERUMAHAN di Lapangan B Pembangunan Perumahan yang SESUAI dengan peruntukkan lahan,

Lebih terperinci

POLA PERGERAKAN KOMUTER BERDASARKAN PELAYANAN SARANA ANGKUTAN UMUM DI KOTA BARU BUMI SERPONG DAMAI TUGAS AKHIR

POLA PERGERAKAN KOMUTER BERDASARKAN PELAYANAN SARANA ANGKUTAN UMUM DI KOTA BARU BUMI SERPONG DAMAI TUGAS AKHIR POLA PERGERAKAN KOMUTER BERDASARKAN PELAYANAN SARANA ANGKUTAN UMUM DI KOTA BARU BUMI SERPONG DAMAI TUGAS AKHIR Oleh: NOVI SATRIADI L2D 098 454 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Konsep transportasi didasarkan pada adanya perjalanan ( trip) antara asal ( origin) dan tujuan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Konsep transportasi didasarkan pada adanya perjalanan ( trip) antara asal ( origin) dan tujuan II. TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Transportasi 2. 1. 1 Pengertian Transportasi Konsep transportasi didasarkan pada adanya perjalanan ( trip) antara asal ( origin) dan tujuan (destination). Perjalanan adalah pergerakan

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. sarana dan prasarana mencakup pada sarana transportasi. Transportasi merupakan

Bab I PENDAHULUAN. sarana dan prasarana mencakup pada sarana transportasi. Transportasi merupakan Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Perkembangan Transportasi Kota Pertumbuhan penduduk khususnya di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Meningkatnya pertumbuhan penduduk ini disertai

Lebih terperinci

Tri Yuono Saputra / Pembimbing: Dr. Masodah, SE., MMSI.,

Tri Yuono Saputra / Pembimbing: Dr. Masodah, SE., MMSI., PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA (STUDI PADA PERUSAHAAN PROPERTI DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA) Tri Yuono Saputra / 2282 Pembimbing: Dr. Masodah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Meningkatnya jumlah penduduk di kota-kota besar memiliki konsekuensi logis terhadap naiknya angka kebutuhan ruang, terutama ruang untuk bermukim. Menurut Sujarto (1995),

Lebih terperinci

PROGRAM PENINGKATAN PELAYANAN JALAN TOL

PROGRAM PENINGKATAN PELAYANAN JALAN TOL PENGELOLA : PT. JASA MARGA B. PELAYANAN LALU LINTAS 2005 2006 1 JAGORAWI 59.00 - Penambahan lajur pada ruas : Kapasitas Jakarta-Bogor-Ciawi a. Sentul Utara - Sentul Selatan km/lajur - - 3 15.70 - - b.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Melihat perkembangan penduduk dan kota, urbanisasi yang tinggi dan tuntutan perumahan dan permukiman serta sarana dan prasarana yang memadai maka pusat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tarik tersendiri bagi penduduk untuk melakukan migrasi ke daerah tertentu. Migrasi

BAB I PENDAHULUAN. tarik tersendiri bagi penduduk untuk melakukan migrasi ke daerah tertentu. Migrasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini perkembangan suatu daerah dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi penduduk untuk melakukan migrasi ke daerah tertentu. Migrasi yang terjadi,

Lebih terperinci

Peneliti / Perekayasa : Dra. Siti Rahayu Arif Anwar, S.T., M.Sc. Ir. Kusmanto Sirait, MBA-T. Ir. Bahal M.L. Gaol Fadjar Lestari, SAP.

Peneliti / Perekayasa : Dra. Siti Rahayu Arif Anwar, S.T., M.Sc. Ir. Kusmanto Sirait, MBA-T. Ir. Bahal M.L. Gaol Fadjar Lestari, SAP. KODE JUDUL : U3 PENGKAJIAN DAN EVALUASI PERLINTASAN SEBIDANG DI WILAYAH JABODETABEK DALAM MENDUKUNG KELANCARAN LALU LINTAS JALAN DAN PENINGKATAN FREKUENSI PERJALANAN KERETA API Peneliti / Perekayasa :

Lebih terperinci

Citra Maja Raya, Perumahan 100 Jutaan Dekat Stasiun Kereta

Citra Maja Raya, Perumahan 100 Jutaan Dekat Stasiun Kereta , Perumahan 100 Jutaan Dekat Stasiun Kereta An Integrated New Town. Ciputra Group kembali dengan proyek kawasan berskala kota di Maja dengan nama. Launching dengan harga jual rumah Citra Rp. 100 jutaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Penelitian PT Jasa Marga (Persero) merupakan sektor transportasi, khususnya di transportasi darat, dan salah satu pelopor penyelenggara jalan bebas hambatan. Jalan bebas

Lebih terperinci

Sumber: Automology.com. Ir. BAMBANG PRIHARTONO,MSCE JAKARTA, 10 JANUARI 2018

Sumber: Automology.com. Ir. BAMBANG PRIHARTONO,MSCE JAKARTA, 10 JANUARI 2018 Sumber: Automology.com Ir. BAMBANG PRIHARTONO,MSCE JAKARTA, 10 JANUARI 2018 OUTLINE O1 LATAR BELAKANG O2 DASAR HUKUM & LESSON LEARNED O3 KERANGKA KEBIJAKAN O4 O5 POTENSI LOKASI PENGATURAN SEPEDA MOTOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kebutuhan Perumahan bagi Penduduk Jakarta

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kebutuhan Perumahan bagi Penduduk Jakarta BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Kebutuhan Perumahan bagi Penduduk Jakarta Sebagai sentral dari berbagai kepentingan, kota Jakarta memiliki banyak permasalahan. Salah satunya adalah lalu lintasnya

Lebih terperinci

2015, No RITJ yang ditetapkan dengan Peraturan Menteri Perhubungan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran N

2015, No RITJ yang ditetapkan dengan Peraturan Menteri Perhubungan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran N BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1666-2015 KEMENHUB. Jabodetabek. Rencana Induk Transportasi. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 172 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN

Lebih terperinci

TARIF IKLAN KOMERSIAL CINEMA XXI update 12 Oktober 2017

TARIF IKLAN KOMERSIAL CINEMA XXI update 12 Oktober 2017 Office : 021-29866080 / 81 Phone / Whatsapp : 089507083461 Online Booking https://cinema21.info TARIF IKLAN KOMERSIAL CINEMA XXI update 12 Oktober 2017 HARGA perbulan (30 Hari) *belum termasuk PPn 10%

Lebih terperinci

Penyusunan Rencana Umum Jaringan Lintas Angkutan Barang di Wilayah Jabodetabek

Penyusunan Rencana Umum Jaringan Lintas Angkutan Barang di Wilayah Jabodetabek Focus Group Discussion Penyusunan Rencana Umum Jaringan Lintas Angkutan Barang di Wilayah Jabodetabek Jakarta, 15 Juni 2016 Outline Dasar Hukum Konsep Umum Tujuan Kondisi Eksisting dan Permasalahan Konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketergantungan masyarakat Jakarta dengan kendaraan pribadi sudah sangat

BAB I PENDAHULUAN. ketergantungan masyarakat Jakarta dengan kendaraan pribadi sudah sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemacetan merupakan isu paling besar di Jakarta. Banyak sekali isu-isu soal kemacetan yang bermunculan di Jakarta, seperti Tahun 2014 Jakarta akan Macet Total, dan

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI STUDI DALAM PENGEMBANGAN KA BANDARA SOEKARNO-HATTA

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI STUDI DALAM PENGEMBANGAN KA BANDARA SOEKARNO-HATTA BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI STUDI DALAM PENGEMBANGAN KA BANDARA SOEKARNO-HATTA Pada bab sebelumnya telah dilakukan analisis-analisis mengenai karakteristik responden, karakteristik pergerakan responden,

Lebih terperinci

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jakarta merupakan tempat pusat pemerintahan Indonesia, dan juga merupakan pusat bisnis dan perdagangan, hal ini merupakan salah satu penyebab banyaknya penduduk Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis faktor..., Agus Imam Rifusua, FE UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis faktor..., Agus Imam Rifusua, FE UI, 2010. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Urbanisasi merupakan fenomena yang dialami oleh kota-kota besar di Indonesia khususnya. Urbanisasi tersebut terjadi karena belum meratanya pertumbuhan wilayah terutama

Lebih terperinci

BAB I BAB I PENDAHULUAN

BAB I BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan transportasi merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh suatu negara kepada rakyatnya. Transportasi adalah kegiatan pemindahan manusia/barang dari

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN... iii INTISARI... iv ABSTRACT... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

STUDI KINERJA PELAYANAN SISTEM ANGKUTAN KERETA REL LISTRIK JABODETABEK TUGAS AKHIR

STUDI KINERJA PELAYANAN SISTEM ANGKUTAN KERETA REL LISTRIK JABODETABEK TUGAS AKHIR STUDI KINERJA PELAYANAN SISTEM ANGKUTAN KERETA REL LISTRIK JABODETABEK TUGAS AKHIR Oleh: MUHAMMAD AVIV KURNIAWAN L2D 302 384 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

Lebih terperinci

FOKE-NARA ADJI-RIZA JOKOWI-AHOK HIDAYAT-DIDIK FAISAL-BIEM ALEX-NONO

FOKE-NARA ADJI-RIZA JOKOWI-AHOK HIDAYAT-DIDIK FAISAL-BIEM ALEX-NONO K E M A C E T A N FOKE-NARA ADJI-RIZA JOKOWI-AHOK HIDAYAT-DIDIK FAISAL-BIEM ALEX-NONO arus dibuat program Meneruskan sistem Otoritas transportasi jangka pendek dan Pola Transportasi jakarta (busway dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi adalah hal yang sangat penting untuk menunjang pergerakan manusia dan barang, meningkatnya ekonomi suatu bangsa dipengaruhi oleh sistem transportasi yang

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso KATA PENGANTAR Sebagai upaya mewujudkan perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang yang efektif, efisien dan sistematis guna menunjang pembangunan daerah dan mendorong perkembangan wilayah

Lebih terperinci

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN 92 IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN 4.1. Kota Bekasi dalam Kebijakan Tata Makro Analisis situasional daerah penelitian diperlukan untuk mengkaji perkembangan kebijakan tata ruang kota yang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan lingkungan ekonomi yang semakin kompleks. Karena kondisi ini maka

BAB I PENDAHULUAN. dan lingkungan ekonomi yang semakin kompleks. Karena kondisi ini maka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi ekonomi telah mendorong persaingan yang semakin ketat dan lingkungan ekonomi yang semakin kompleks. Karena kondisi ini maka manajer keuangan sangat

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR 138 TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU

TUGAS AKHIR 138 TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU TUGAS AKHIR 138 LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (LP3A) TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang akan semakin cepat mengikuti perubahan tekhnologi yang akan juga

BAB 1 PENDAHULUAN. yang akan semakin cepat mengikuti perubahan tekhnologi yang akan juga BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses globalisasi ekonomi adalah perubahan perekonomian dunia yang mendasar atau struktural, dan proses ini akan terus berlangsung terus dengan laju yang akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sebagai salah satu kota metropolitan dunia, Jakarta telah memiliki insfrastruktur penunjang berupa jalan, listrik, telekomunikasi, air bersih, gas, serat optik, dan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... iii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i iii vi vii BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Perumusan Masalah... 4 1.3 Tujuan dan Sasaran... 5 1.3.1 Tujuan...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduk atau barang atau jasa atau pikiran untuk tujuan khusus (dari daerah asal ke daerah

BAB I PENDAHULUAN. penduduk atau barang atau jasa atau pikiran untuk tujuan khusus (dari daerah asal ke daerah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Transportasi merupakan proses yang pembahasannya menekankan pada pergerakan penduduk atau barang atau jasa atau pikiran untuk tujuan khusus (dari daerah asal ke daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menunjang perekonomian penduduk, mobilitas masyarakat harus didukung

BAB I PENDAHULUAN. untuk menunjang perekonomian penduduk, mobilitas masyarakat harus didukung BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan akan kendaraan umum didaerah Jabodetabek menjadi perhatian khusus bagi masyarakat, ketersediaan fasilitas angkutan umum ini menjadi bagian penting sebagai

Lebih terperinci

PENINGKATAN KUALITAS PENATAAN RUANG JABODETABEKPUNJUR DAN SEKITARNYA

PENINGKATAN KUALITAS PENATAAN RUANG JABODETABEKPUNJUR DAN SEKITARNYA KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA RAPAT KOORDINASI TINGKAT ESELON BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG NASIONAL (BKPRN) PENINGKATAN KUALITAS PENATAAN RUANG JABODETABEKPUNJUR DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi merupakan bagian integral dari masyarakat. Ia menunjukkan hubungan yang sangat erat dengan gaya hidup, jangkauan dan lokasi dari kegiatan yang produktif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota sebagai pusat pertumbuhan menyebabkan timbulnya daya tarik yang tinggi terhadap perekonomian sehingga menjadi daerah tujuan untuk migrasi. Dengan daya tarik suatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kota Depok merupakan wilayah penyangga (buffer state) bagi Daerah

BAB 1 PENDAHULUAN. Kota Depok merupakan wilayah penyangga (buffer state) bagi Daerah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Depok merupakan wilayah penyangga (buffer state) bagi Daerah Khusus Ibukota Jakarta untuk mengurangi tekanan perkembangan penduduk di Ibukota. Selain itu

Lebih terperinci