Bab I. Dasar Pengaturan
|
|
- Ratna Tedja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Bab I Dasar Pengaturan
2 I.1. Pendahuluan Prinsip dasar dari pengaturan (Control) adalah mengatur atau mengendalikan suatu sistem secara automatis tanpa bantuan manusia secara langsung aitu dengan menggantikan sistem manual dengan sistem automatis. Konsep automatis mula-mula muncul pada bidang industri aitu sejak revolusi di Inggris di abad ke-18. Dalam era 2 tahun kemudian adalah sebagai berikut: Mekanisasi selama revolusi industri, 177 Henr Ford dalam pengembangan sistem automatis ketat, 19 Mesin dengan kontrol automatis seperti mesin fotokopi Mesin kalkulator, 1952 Mikrochip computer, akhir 196 Mesin CNC (computer numerical controlled) Robot industri, 197 Jaringan computer, 197 Automasi penuh, Sistem manufaktur, 199-an Selain penggantikan fungsi manusia sistem pengaturan automatis memberikan kelebihan dalam meningkatkan akurasi, memperkuat kemampuan perulangan, mengurangi kegagalan sistem Terminologi Pengaturan Manusia mulai berpikir untuk merancang suatu mekanisme pengendali ang dapat menggantikan fungsi manusia dalam menentukan parameter pengendali, target pengendalian (set point), dan melakukan pengukuran terhadap variabel ang dikendalikan. Tentuna semua parameter dan variabel ang ada di dalam sistem pengaturan harus dapat terukur dan dapat terhitung sehingga sistem ang diatur dapat memberikan kinerja ang diinginkan. Sistem automatis biasana berupa sebuah lup tertutup aitu berupa diagram pengaturan ang menggambarkan proses dan aliran variabel. Bentuk sederhana dari diagram pengaturan dapat dilihat pada Gambar 1.1. dibawah ini. Gambar 1.1. Diagram Pengaturan Automatis Diagram pengaturan automatis ini memperlihatkan alur sinal dimulai dari set point sebagai target pengaturan ang ditentukan oleh operator atau data pengaturan. Set point ini merupakan acuan bagi pengatur untuk secara automatis memaksa agar output dari sistem ang dikontrol aitu plant, sama atau mendekati nilai set point ini. Sistem pengaturan dikatakan stabil jika nilai dari output mendekati set point ini atau berosilasi teredam pada set point. Pengatur bisa berupa pengatur analog maupun pengatur digital. Pengatur analog berupa pengatur on/off dan pengatur PID (Proporsional Integrator Diffrensiator). Sedangkan pengatur digital bisa berupa sebuah mikrokontroller atau sebuah komputer ang berisikan algoritma-algoritma pengaturan ang 1
3 sesuai. Pengatur ini bisa melekat pada sistem (embedded control sstem) misalna mempergunakan mikrokontroller atau bisa berupa pengaturan jarak jauh (remote control sstem) baik dengan kabel atau tanpa kabel. Sedangkan aktuator adalah penggerak ang digerakkan oleh sinal ang dikirimkan pengatur. Aktuator ini berupa motor, kipas, katup, pompa, pematik api. Sedangkan sensor adalah suatu alat ang bisa mengubah besaran fisik seperti gaa, berat, kecepatan, energi elektromagnetik, tekanan, suara, cahaa, temperatur dan sebagaina menjadi sinal ang dapat diukur dengan mudah misalna besaran listrik. Jika sinal dari sensor ini sangat lemah atau penuh dengan gangguan (noise) ang muncul dari keterbatasan sensor maka sinal ini sebelum dilewatkan pada elemen selisih (difference element) perlu untuk diperbaiki oleh sebuah pengkondisian sinal. Elemen selisih biasana digambarkan dengan tanda penjumlahan atau sumasi ang berada di dalam lingkaran. Berdasarkan sinal ang dipergunakan dikenal sistem pengaturan pneumatik, hidraulik dan elektrik. Sistem pengaturan pneumatik mempergunakan uap air bertekanan tinggi (5-18 psig=pound squares inch gauge) sebagai sinal pengatur sedangkan sistem hidraulik mempergunakan fluida dengan viskositas tinggi seperti oli atau minak pelumas. Terakhir adalah sinal elektrik ang mempergunakan sinal berupa arus atau tegangan listrik sebagai pembawa informasi. Pemilihan jenis-jenis sinal ini tergantung dari jenis sistem ang diaturna (plant) misalna untuk sistem ang berhubungan dengan bahan bakar misalna sistem bak penampungan bahan bakar maka sangat berbahaa kalau ada lompatan atau percikan bunga listrik sehingga sinal bersifat pneumatik dan hidraulik lebih aman dipakai. Jenis-jenis komponen pengaturan disesuaikan dengan sinal ang dipergunakan. Pada sistem pengaturan elektronika sinal ang dibahas adalah sinal listrik aitu berupa arus listrik dan tegangan listrik searah (DC=direct current). Sehingga komponen-komponen ang dilibatkanna pun berupa komponen listrik atau elektronika. Misalna elemen selisih ang dibuat dari sebuah rangkaian diffrensial amplifier dan pengontrol ang dibuat mempergunakan operational Amplifier untuk memberikan sifat proporsional, integral dan differensial Ilmu Yang Dikaji Selain ilmu pengaturan beberapa disiplin ilmu ang terlibat pada pengaturan elektronika adalah ilmu elektronika, matematik dan fisika. Teori rangkaian listrik dan karakteristik komponen elektrik maupun elektronika perlu dikuasai benar-benar. Misalna jika kita pilih sebuah sensor temperatur termokopel. Termokopel berupa dua kabel logam ang berbeda dilekatkan dan ditaruh pada media ang diukur. Maka kita melihat bahwa termokopel akan menghasilkan listrik pada ujung pertemuan antar kedua kabel jika salah satu pertemuan ujung ang lain ditaruh pada media temperatur acuan. Sifat ini disebut dengan efek Seedback. Besaran listrik berupa tegangan listrik ini sangat lemah dan tidak linier sehingga perlu rangkaian pengkondisi sinal berupa rangkaian jembatan. Itulah salah satu contoh dari penggabungan ketiga ilmu tersebut. Pada babbab berikutna akan banak ditemui hal ang serupa. Tetapi lebih difokuskan pada listrik arus lemah Keterbatasan dan Kelebihan Pengaturan Elektronika Pengaturan elektronika memiliki banak keterbatasan seperti ketergantungan terhadap sumber daa, sensitivitas aktuator dan sensor ang tidak standar, dapat dipengaruhi oleh gangguan (noise) ang berasal dari fluktuasi tegangan 2
4 catu dan gelombang elektromagnetik, daa tahan komponen terhadap panas dan kondisi lingkungan. Selain kelemahan tersebut terdapat pula kelebihanna misalna kemudahan dalam proses pengkondisian sinal, pergantian komponen dan perekaman data. Proses pengkondisian sinal berupa atenuasi (pelemahan), amplifier (penguatan), pemfilteran dapat dengan mudah dilakukan mempergunakan rangkaian elektronika. Komponen-komponen elektronik ini mudah di dapat dan penggantian komponen dapat dilakukan dengan mudah daripada komponen-komponen hidraulik maupun pneumatik ang umumna berukuran besar. Proses penalaan (tunning) pengatur bisa mudah dilakukan sehingga parameter pengaturan seperti konstanta proporsional (P), komponen integrator (K I ) dan komponen differensial (KD) dapat ditunning dengan mudah Jenis-jenis Pemrosesan Sinal Jika berbicara mengenai sinal listrik terdapat beberapa proses ang bisa dialami oleh sinal. Proses-proses tersebut berdasarkan cara kerjana dapat dibedakan menjadi: a. Proses Statis b. Proses Dinamis c. Proses Arithmatika Proses Statis Proses statis berupa proses penguatan, limiter (chopper), rectifier atau komparator ang secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 1.1. Pada tabel ini sinal input ang masuk ke sebuah proses dinatakan dengan sedangkan sinal output ang keluar dari sebuah proses dinatakan dengan (t) Tabel 1.1. Proses Statis dari Sinal Elektronika Nama Deskripsi Grafik Soft Limiter < = - > - Hard Limiter = < = > - Half-wave Rectifier = > 3
5 Full-wave Rectifier Comparator = = > Proses Dinamik Proses dinamik berupa proses ang berhubungan dengan perubahan waktu, prosesproses tersebut adalah proses tunda (dela process), integral, differensiator dan kompresi. Persaman matematis antara sinal output dengan sinal input dapat dilihat pada Tabel 1.2. Tabel 1.2. Proses Dinamis dari Sinal Elektronika Nama Deskripsi Grafik Dela Process (t) = (t - t ) t Integrator t I ( t) = K ( t) dt Diffrensiator ( t) = K D d( t) dt 4
6 Proses Arithmatik Proses aritmatik pada sinal berupa proses penjumlahan, selisih dan perkalian. Proses perkalian biasana dipergunakan pada proses modulasi dan demodulasi sinal aitu proses sebuah sinal elektronika dikalikan dengan sinal lain ang memiliki frekuensi ang berbeda. Tabel 1.3. Proses Arithamatik dari Sinal Elektronika Nama Deskripsi Grafik Penjumlahan (t) = 1 (t) + 2 (t) 1 (t) 2 (t) (t) t t Perkalian (t)= 1 (t) * 2 (t) 1 (t) 2 (t) (t) 1.6. Jenis-jenis Sinal Berdasarkan Bentuk Sinal ang mengalir di dalam sistem pengaturan terdiri dari sinal-sinal sebagai berikut: a. Sinal Step b. Sinal drift c. Sinal Pulsa d. Sinal Impulse (delta) e. Sinal Sinus f. Sinal Acak Bentuk-bentuk sinal tersebut dapat dilihat pada tabel 1.4. Sinal step bernilai konstan untuk waktu tak hingga sehingga untuk setpoint ang bersifat regulator aitu selalu konstan nilaina maka sinal step ang dipergunakan. Sinal Drift dan impulse biasana selalu dihindari pada beberapa komponen elektronika karena sinal drift akan memberikan alat elektronika ang dipergunakan mencapai batas jenuhna (drift) dan dapat menebabkan kerusakan. Sedangkan sinal impulse berupa sinal kejut ang bisa membuat suatu alat ang tidak sensitif tidak dapat kembali ke posisi semula sehingga menebabkan terjadina kerusakan. 5
7 Tabel 1.4. Jenis-jenis Sinal Nama Deskripsi Grafik Step = u(t); huruf u menatakan fungsi sinal Step Drift = kt Pulsa t ( t) = r τ Impulse =δ(t) Sinus = A sin(2πft) Acak (random) Berdasarkan keberadaan Sedangkan berdasarkan keberadaanna dikenal sinal kontinu dan sinal diskrit sinal kontinu adalah sinal ang disetiap waktu memiliki nilai sedangkan sinal diskrit adalah sinal ang hana bernilai pada waktu-waktu tertentu atau pada kelipatan dari perioda tertentu. Biasana sinal ini diperoleh dari hasil pencacahan (sampling) sinal analog menjadi digital. Sinal diskrit secara matematis dinatakan sebagai kumpulan dari penjumlah sinal impulse misalna = 2δ(t) + 3δ(t-T) + 1δ(t-2T) T 2T t Gambar 1.1. Sinal Diskrit 6
8 1.7. Diagram Blok Sistem Pengaturan Biasana suatu sistem pengaturan ang sangat kompleks disederhanakan dengan menggambarkan dalam bentuk diagram blok. Setiap komponenkomponen dalam sistem pengaturan dinatakan sebagai kotak dan sinal input maupun output dinatakan dengan garis panah. Diagram blok secara lengkap untuk sinal kontinu dapat dilihat pada gambar 1.2. Setpoint - + Error Sinal umpan balik Pengatur Aktuator Plant/Proses Pengkondisi Sinal Sensor Output Gambar 1.2. Diagram blok sistem pengaturan kontinu Gambar ini memperlihatkan suatu sistem pengaturan otomatis ang dikendalikan oleh pengontrol. Nilai setpoint merupakan target ang akan dikejar oleh sistem ini atau nilai pengaturan ang diinginkan. Jika output ang terdeteksi oleh alat ukur tidak sama dengan nilai setpoint maka akan terjadi error. Error atau kesalahan diperoleh dari selisih antara setpoint dengan sinal umpan balik. Error dinatakan dengan setpoint dikurangi sinal umpan balik. Jika error positif berarti setpoint belum terlampaui sedangkan bila error negatif berarti sinal umpan balik lebih besar nilaina dari setpoint. Pengkondisi sinal merupakan komponen ang tidak harus selalu ada, hana diadakan pada kasus tertentu misalna jika sinal ang dikeluarkan dari sensor terlalu lemah sehingga perlu dikuatkan atau jika sensor bersifat non linier sehingga perlu dilinierisasikan. Alat ukur biasana digambarkan hana dengan sensor saja. Sensor merupakan pengindera ang mampu mendeteksi perubahan fisik seperti panas, panjang, suara, gelombang elektromagnetik, kecepatan dan lain-lain menjadi besaran lain ang mudah diukur misalna besaran listrik. Inilah prinsip dari sebuah alat ukur, terkadang sensor disebut juga sebagai transduser karena kemampuanna untuk mengubah bentuk energi fisik menjadi energi lain ang terukur. Sedangkan aktuator adalah alat penggerak ang menerima sinal kontrol dari pengatur. Aktuator ini bisa berupa motor, pompa, katup, propeller, pemanas. Sedangkan plant atau proses adalah sistem ang dikontrol Diagram blok dengan umpan balik ini disebut dengan sistem pengaturan umpan balik (feedback control sstem) sedangkan jika suatu sistem pengaturan tidak memerlukan alat ukur makan dikenal dengan sistem pengaturan umpan maju (feedforward control sstem) pada sistem pengaturan umpan maju ini tidak dilakukan pengontrolan berdasarkan error secara otomatis karena sistem dengan jenis ini biasana tidak dilakukan terus menerus dan outputna selalu cepat untuk mencapai target pengaturan. Terkadang output dinatakan sebagai variabel pengaturan Setpoint Output Pengatur Aktuator Plant/Proses Gambar 1.3. Diagram Blok sistem umpan maju 7
9 Sedangkan lingkaran dengan tanda positif di tengahna menggambarkan sebuah penelisih atau penjumlah. Jika dipandang pada arah tanda panahna, sistem umpan balik dapat disebut dengan sistem lup tertutup (Close Loop Sstem) sedangkan sistem pengaturan umpan maju dapat disebut dengan sistem lup terbuka (Close Loop Sstem) Contoh 1.1. Pada gambar 1.4 di bawah ini diperlihatkan sistem lup pengaturan terbuka. Aktuatorna adalah sebuah motor ang menggerakkan lengan robot (robot arm). Pada kasus ini ang menjadi plantna adalah pergerakan lengan dan variabel ang diatur adalah sudut dari lengan. Pengujian awal menunjukkan bahwa motor memutarkan lengan 4 derajat per detikna. Diasumsikan bahwa pengatur langsung menggerakkan lengan dari sampai 3. Dengan karakteristik plant ini pengatur mengirimkan 6 detik pulsa daa ke motor. Jika motor bergerak sebagaimana mestina maka motor akan berputar tepat 3 dalam 6 detik dan berhenti. Saat hari dingin, oli menjadi sangat kental (tebal) sehingga gaa gesek di dalam motor menjadi lebih besar dan motor hana berputar 25 dalam 6 detik dan hasilna 5 error. Pengatur tidak dapat tahu error ini dan tidak bisa melakukan apa-apa untuk memperbaikina. a) Diagram Blok b) Sistem pengaturan posisi sederhana dengan lup terbuka Gambar 1.4 Sistem pengaturan posisi sudut dengan lup terbuka Jika pada contoh 1.1. ini ingin ditambahkan pengkoreksi ang mampu menesuaikan terhadap error ang terjadi maka biasana digunakan sebuah sensor ang bisa mengukur sudut misalna potensiometer. Pemasangan potensiometer dapat dilhat pada gambar 1.5. di bawah ini 8
10 a) Diagram Blok b) Penambahan pengkoreksi dan sensor potensiometer Gambar 1.5. Diagram blok pengaturan posisi dengan lup tertutup 1.8. Sistem Pengaturan Analog dan Digital Pada sistem pengaturan analog, pengontrol atau pengatur terdiri dari perangkat analog tradisional misalna amplifier. Sistem pengaturan ang pertama adalah analog karena pada saat itu hana teknologi itu ang memungkinkan. Setiap nilai setpoint dan perubahan pada sinal umpan balik diindera dengan cepat dan amplifier langsung mengeluarkan output ang sesuai ke aktuator. Pada sistem pengaturan digital, pengontrol atau pengatur menggunakan rangkaian digital. Yang umumna rangkaian digital ini berupa sebuah komputer aitu bisa mikroprosesor atau mikrokontroler. Komputer mengeksekusi program ang mengulang terus menerus membaca nilai setpoint dan data dari sensor. Kemudian komputer menggunakanna untuk menghitung output dari pengatur ang dikirimkan ke aktuator. Kemudian program memulai lagi dari awal. Waktu total program sampai pengirim output tidak lebih dari 1 mili detik. Sistem digital hana mengecek input pada waktuwaktu tertentu saja dan memberikan output pembaruanna kemudian. Jika input berubah setelah komputer mengecek berarti input ini lolos tidak terdeteksi sampai pengecekan berikutna. Inilah perbedaan dasar antara sistem pengaturan digital dengan analog. Pada dunia real besaran ang digunakan adalah analog oleh karena itu untuk masuk ke pengatur digital perlu ada rangkaian pengubah dari besaran analog ke besaran digital ang disebut dengan Analog to Digital Converter (ADC). Demikian juga besaran dari pengatur digital perlu diubah kembali ke besaran analog agar sesuai dengan besaran ang dipergunakan oleh aktuator. Rangkain pengubah besaran digital ke analog ini disebut dengan Digital to Analog Converter (ADC). Maka diagram blok sistem lup tertutupna berubah menjadi seperti ang diperlihatkan pada gambar
Pertemuan-1: Pengenalan Dasar Sistem Kontrol
Pertemuan-1: Pengenalan Dasar Sistem Kontrol Tujuan Instruksional Khusus (TIK): Mengerti filosopi sistem control dan aplikasinya serta memahami istilahistilah/terminology yang digunakan dalam system control
Lebih terperinciBAB 1 KONSEP KENDALI DAN TERMINOLOGI
BAB 1 KONSEP KENDALI DAN TERMINOLOGI Bab 1 ini berisi tentang konsep kendali dan terminologi yang dipakai dalam pembahasan tentang sistem kendali. Uraiannya meliputi pengertian kendali, sistem kendali,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS
BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1. Pengertian Sistem Kontrol Sistem kontrol adalah proses pengaturan atau pengendalian terhadap satu atau beberapa besaran (variable, parameter) sehingga berada pada suatu harga
Lebih terperinciSISTEM KENDALI DIGITAL
SISTEM KENDALI DIGITAL Sistem kendali dapat dikatakan sebagai hubungan antara komponen yang membentuk sebuah konfigurasi sistem, yang akan menghasilkan tanggapan sistem yang diharapkan. Jadi harus ada
Lebih terperinciPENGANTAR SISTEM PENGUKURAN
PENGANTAR SISTEM PENGUKURAN Teknik pengukuran telah berperan penting sejak awal peradaban manusia, ketika pertama kali digunakan untuk mengatur transfer barang dalam perdagangan barter agar terjadi pertukaran
Lebih terperinciPengertian Sistem Kontrol
Materi #9 Pengertian Sistem Kontrol 2 Sistem kontrol adalah sistem pengaturan atau pengendalian terhadap satu atau beberapa besaran (variabel, parameter) sehingga berada pada suatu harga atau dalam satu
Lebih terperinciBeberapa istilah dalam ADC
Analog to Digital Converter (ADC) ADC adalah interface yang digunakan untuk mengambil data dari sensor dan memasukkannya ke dalam komputer atau mikrokontroler. Karena besaran keluaran dari sensor adalah
Lebih terperinci+ - KONTROLER. Σ Kontroler Plant. Aktuator C(s) R(s) Sensor / Elemen ukur
KONTROLER PENGANTAR merupakan salah satu komponen dalam sistem pengaturan yang memegang peranan sangat penting. menghasilkan sinyal kontrol yang menjadi masukan bagi plant sedemikian hingga plant memberikan
Lebih terperinciBAB II TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Pengaturan
BAB II TEORI 2.1 Pengertian Sistem Pengaturan Pengertian kontrol atau pengaturan adalah proses atau upaya untuk mencapai tujuan. Sebagai contoh sederhana dan akrab dengan aktivitas sehari-hari dari konsep
Lebih terperinciSISTEM KONTROL PERTEMUAN # TAUFIQUR RACHMAN TKT312 OTOMASI SISTEM PRODUKSI PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL
SISTEM KONTROL PERTEMUAN #5 TKT312 OTOMASI SISTEM PRODUKSI 6623 TAUFIQUR RACHMAN PRORAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNUL KEMAMPUAN AKHIR YAN DIHARAPKAN Mampu mengidentifikasi
Lebih terperinciGambar 1.6. Diagram Blok Sistem Pengaturan Digital
Gambar 1.6. Diagram Blok Sistem Pengaturan Digital 10 Bab II Sensor 11 2.1. Pendahuluan Sesuai dengan banyaknya jenis pengaturan, maka sensor jenisnya sangat banyak sesuai dengan besaran fisik yang diukurnya
Lebih terperinciUJI PERFORMANSI PADA SISTEM KONTROL LEVEL AIR DENGAN VARIASI BEBAN MENGGUNAKAN KONTROLER PID
UJI PERFORMANSI PADA SISTEM KONTROL LEVEL AIR DENGAN VARIASI BEBAN MENGGUNAKAN KONTROLER PID Joko Prasetyo, Purwanto, Rahmadwati. Abstrak Pompa air di dunia industri sudah umum digunakan sebagai aktuator
Lebih terperinciBAB II DASAR SISTEM KONTROL. satu atau beberapa besaran (variabel, parameter) sehingga berada pada suatu
BAB II DASAR SISTEM KONTROL II.I. Sistem Kontrol Sistem kontrol adalah proses pengaturan ataupun pengendalian terhadap satu atau beberapa besaran (variabel, parameter) sehingga berada pada suatu harga
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Mikrokontroller AVR Mikrokontroller adalah suatu alat elektronika digital yang mempunyai masukan serta keluaran serta dapat di read dan write dengan cara khusus. Mikrokontroller
Lebih terperinciInstitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya MATERI PENGENDALI
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya MATERI PENGENDALI Contoh Soal Ringkasan Latihan Assessment Kontroler merupakan salah satu komponen dalam sistem pengendalian yang memegang peranan sangat penting.
Lebih terperinciPOLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PALEMBANG
SISTEM KENDALI ANALOG DAN DIGITAL Disusun Oleh: SELLA MARSELIA NIM. 061330310905 Dosen Mata Kuliah : Ir. Siswandi, M.T. PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Lebih terperinciANALOG SIGNAL PROCESSING USING OPERASIONAL AMPLIFIERS
ANALOG SIGNAL PROCESSING USING OPERASIONAL AMPLIFIERS (PEMROSESAN SINYAL ANALOG MENGGUNAKAN PENGUAT OPERASIONAL) A. PENDAHULUAN Sinyal keluaran dari sebuah tranduser atau sensor sangat kecil hampir mendekati
Lebih terperinciPERANCANGAN PENGENDALI POSISI LINIER UNTUK MOTOR DC DENGAN MENGGUNAKAN PID
PERANCANGAN PENGENDALI POSISI LINIER UNTUK MOTOR DC DENGAN MENGGUNAKAN PID Endra 1 ; Nazar Nazwan 2 ; Dwi Baskoro 3 ; Filian Demi Kusumah 4 1 Jurusan Sistem Komputer, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas
Lebih terperinciMODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI
MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI FUNGSI DAN CARA KERJA DCS Oleh : Muhamad Ali, M.T JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2012 BAB III FUNGSI DAN
Lebih terperinciSISTEM PENGENDALIAN SUHU PADA TUNGKU BAKAR MENGGUNAKAN KONTROLER PID
SISTEM PENGENDALIAN SUHU PADA TUNGKU BAKAR MENGGUNAKAN KONTROLER PID Raditya Wiradhana, Pembimbing 1: M. Aziz Muslim, Pembimbing 2: Purwanto. 1 Abstrak Pada saat ini masih banyak tungku bakar berbahan
Lebih terperinciBAB I SISTEM KONTROL TNA 1
BAB I SISTEM KONTROL Kata kontrol sering kita dengar dalam pembicaraan sehari-hari. Kata kontrol disini dapat diartikan "mengatur", dan apabila kita persempit lagi arti penggunaan kata kontrol dalam teknik
Lebih terperinciTIN310 - Otomasi Sistem Produksi. h t t p : / / t a u f i q u r r a c h m a n. w e b l o g. e s a u n g g u l. a c. i d
Sumber: Mikell P Groover, Automation, Production Systems, and Computer-Integrated Manufacturing, Second Edition, New Jersey, Prentice Hall Inc., 2001, Chapter 5 Materi #6 Peralatan Ukur 2 Terdapat berbagai
Lebih terperinciPertemuan ke-5 Sensor : Bagian 1. Afif Rakhman, S.Si., M.T. Drs. Suparwoto, M.Si. Geofisika - UGM
Pertemuan ke-5 Sensor : Bagian 1 Afif Rakhman, S.Si., M.T. Drs. Suparwoto, M.Si. Geofisika - UGM Agenda Pengantar sensor Pengubah analog ke digital Pengkondisi sinyal Pengantar sensor medan EM Transduser
Lebih terperinci5/12/2014. Plant PLANT
Matakuliah : Teknik Kendali Tahun : 2014 Versi : Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa akan mampu : menjelaskan gambaran umum dan aplikasi sistem pengaturan di industri menunjukkan kegunaan dasar-dasar
Lebih terperinciPERTEMUAN #4 SENSOR, AKTUATOR & KOMPONEN KENDALI 6623 TAUFIQUR RACHMAN TKT312 OTOMASI SISTEM PRODUKSI
SENSOR, AKTUATOR & KOMPONEN KENDALI Sumber: Mikell P Groover, Automation, Production Systems, and Computer-Integrated Manufacturing, Second Edition, New Jersey, Prentice Hall Inc., 2001, Chapter 5 PERTEMUAN
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN Semua mekanisme yang telah berhasil dirancang kemudian dirangkai menjadi satu dengan sistem kontrol. Sistem kontrol yang digunakan berupa sistem kontrol loop tertutup yang menjadikan
Lebih terperinciBab I. Dasar Kontrol
Bab I Dasar Kontrol 0 I.1. Pendahuluan Prinsip dasar dari kontrol (Control) adalah mengatur atau mengendalikan suatu sistem secara automatis tanpa bantuan manusia secara langsung yaitu dengan menggantikan
Lebih terperinciTUGAS AKHIR RESUME PID. Oleh: Nanda Perdana Putra MN / 2010 Teknik Elektro Industri Teknik Elektro. Fakultas Teknik. Universitas Negeri Padang
TUGAS AKHIR RESUME PID Oleh: Nanda Perdana Putra MN 55538 / 2010 Teknik Elektro Industri Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang PROPORSIONAL INTEGRAL DIFERENSIAL (PID) Pendahuluan Sistem
Lebih terperinci1.1. Definisi dan Pengertian
BAB I PENDAHULUAN Sistem kendali telah memegang peranan yang sangat penting dalam perkembangan ilmu dan teknologi. Peranan sistem kendali meliputi semua bidang kehidupan. Dalam peralatan, misalnya proses
Lebih terperinciDAFTAR ISI ABSTRAK... DAFTAR ISI...
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR ISI... i iii iv BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah... 1 1.2. Permasalahan... 1 1.3. Batasan masalah... 2 1.4. Tujuan dan manfaat penelitian...
Lebih terperinciPenggunaan Sensor Kesetimbangan Accelerometer dan Sensor Halangan Ultrasonic pada Aplikasi Robot Berkaki Dua
Volume 1 Nomor 2, April 217 e-issn : 2541-219 p-issn : 2541-44X Penggunaan Sensor Kesetimbangan Accelerometer dan Sensor Halangan Ultrasonic pada Aplikasi Robot Berkaki Dua Abdullah Sekolah Tinggi Teknik
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Sistem pengukur pada umumnya terbentuk atas 3 bagian, yaitu:
BAB II DASAR TEORI 2.1 Instrumentasi Pengukuran Dalam hal ini, instrumentasi merupakan alat bantu yang digunakan dalam pengukuran dan kontrol pada proses industri. Sedangkan pengukuran merupakan suatu
Lebih terperinciBAB VIII SISTEM KENDALI
BAB VIII SISTEM KENDALI VIII.1 Struktur Sistem Kendali Sistem kendali proses dapat didefinisikan sebagai fungsi dan operasi yang perlu untuk mengubah bahan baik secara fisik maupun kimia. Kendali proses
Lebih terperinciCLOSED LOOP CONTROL MENGGUNAKAN ALGORITMA PID PADA LENGAN ROBOT DUA DERAJAT KEBEBASAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA16
CLOSED LOOP CONTROL MENGGUNAKAN ALGORITMA PID PADA LENGAN ROBOT DUA DERAJAT KEBEBASAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA16 Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi S-1 Jurusan Teknik
Lebih terperinciRancang Bangun Sistem Kontrol Level dan Pressure Steam Generator pada Simulator Mixing Process di Workshop Instrumentasi
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-153 Rancang Bangun Sistem Kontrol Level dan Pressure Steam Generator pada Simulator Mixing Process di Workshop Instrumentasi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Kendali Lup[1] Sistem kendali dapat dikatakan sebagai hubungan antara komponen yang membentuk sebuah konfigurasi sistem, yang akan menghasilkan
Lebih terperinciREZAN NURFADLI EDMUND NIM.
MEKATRONIKA Disusun oleh : REZAN NURFADLI EDMUND NIM. 125060200111075 KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK MALANG 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Respon berasal
Lebih terperinciTabel 1. Parameter yang digunakan pada proses Heat Exchanger [1]
1 feedback, terutama dalam kecepatan tanggapan menuju keadaan stabilnya. Hal ini disebabkan pengendalian dengan feedforward membutuhkan beban komputasi yang relatif lebih kecil dibanding pengendalian dengan
Lebih terperinciBAB II TEORI. Proses pengaturan atau pengendalian suatu atau beberapa besaran
BAB II TEORI II.. Sistem Kontrol Proses pengaturan atau pengendalian suatu atau beberapa besaran (Variabel,Parameter) agar berada pada suatu harga tertentu disebut dengan sistem control. Pengontrolan ini
Lebih terperinciMateri 1: Pengantar Sistem Kontrol
Materi 1: Pengantar Sistem Kontrol I Nyoman Kusuma Wardana STMIK STIKOM Bali Kontrol manual utk mengatur tinggi tangki Sistem kontrol bagian yg penting dlm masyarakat modern Kusuma Wardana, M.Sc. 3 Sistem
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian ini ialah dengan melakukan eksperimen secara
III. METODE PENELITIAN Dalam melakukan penelitian ini ialah dengan melakukan eksperimen secara langsung, dengan melakukan percobaan dan tahap-tahap untuk mendapatkan hasil yang dibutuhkan dalam penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN PENGENALAN SISTEM KONTROL. Apakah yang dimaksud dengan sistem kendali?
1 BAB I PENDAHULUAN PENGENALAN SISTEM KONTROL 1. Pendahuluan Apakah yang dimaksud dengan sistem kendali? Untuk menjawab pertanyaan itu, kita dapat mengatakan bahwa dalam kehidupan sehari-hari, terdapat
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan
BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 PERANCANGAN PERANGKAT KERAS Setelah mempelajari teori yang menunjang dalam pembuatan alat, maka langkah berikutnya adalah membuat suatu rancangan dengan tujuan untuk mempermudah
Lebih terperinciSISTEM KENDALI SISTEM KENDALI. control signal KENDALIAN (PLANT) Isyarat kendali. Feedback signal. Isyarat umpan-balik
SISTEM KENDALI Pertemuan-2 Sistem kendali dapat dikategorikan dalam beberapa kategori yaitu sistem kendali secara manual dan otomatis, sistem kendali jaringan tertutup (closed loop) dan jaringan terbuka
Lebih terperinciSISTEM KENDALI POSISI MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdaus Politeknik Batam
SISTEM KENDALI POSISI MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdaus Politeknik Batam I. Tujuan 1. Mampu melakukan analisis kinerja sistem pengaturan posisi motor arus searah.. Mampu menerangkan pengaruh kecepatan
Lebih terperinciPengantar Sistem Pengaturan
Pendahuluan 1 Pengantar Sistem Pengaturan Sistem pengaturan memiliki peranan penting dalam perkembangan dan kemajuan peradaban dan teknologi modern. Dalam prakteknya, setiap aspek aktivitas sehari-hari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini hampir seluruh komponen elektronik memerlukan catu daya DC. Kebutuhan catu daya DC ini mulai dari skala tegangan rendah seperti yang digunakan pada mikroprosesor
Lebih terperinciDesain dan Implementasi Model Reference Adaptive Control untuk Pengaturan Tracking Optimal Posisi Motor DC
Desain dan Implementasi Model Reference Adaptive Control untuk Pengaturan Tracking Optimal Posisi Motor DC Dinar Setyaningrum 22081000018 Teknik Sistem Pengaturan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Rabu,
Lebih terperinciIII. METODELOGI PENELITIAN. Tempat dan waktu penelitian yang telah dilakukan pada penelitian ini adalah
III. METODELOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat dan waktu penelitian yang telah dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 3.1.1 Tempat penelitian Penelitian dan pengambilan
Lebih terperinciSISTEM PENGATURAN POSISI SUDUT PUTAR MOTOR DC PADA MODEL ROTARY PARKING MENGGUNAKAN KONTROLER PID BERBASIS ARDUINO MEGA 2560
1 SISTEM PENGATURAN POSISI SUDUT PUTAR MOTOR DC PADA MODEL ROTARY PARKING MENGGUNAKAN KONTROLER PID BERBASIS ARDUINO MEGA 2560 Adityan Ilmawan Putra, Pembimbing 1: Purwanto, Pembimbing 2: Bambang Siswojo.
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 1.1 Metode Pengasapan Cold Smoking Ikan asap merupakan salah satu makanan khas dari Indonesia. Terdapat dua jenis pengasapan yang dapat dilakukan pada bahan makanan yaitu hot smoking
Lebih terperinciKendali PID Training Kit ELABO TS 3400 Menggunakan Sensor Posisi
Kendali PID Training Kit ELABO TS 3400 Menggunakan Sensor Posisi Ana Ningsih 1, Catherina Puspita 2 Program Studi Teknik Mekatronika, Politeknik ATMI Surakarta 1 ana_n@atmi.ac.id, 2 apriliacatarina@yahoo.com
Lebih terperinci2. Pengendalian otomat dengan tenaga hydroulic
2. Pengendalian otomat dengan tenaga hydroulic Keuntungan : Pengontrolan mudah dan responnya cukup cepat Menghasilkan tenaga yang besar Dapat langsung menghasilkan gerakan rotasi dan translasi 1 P a g
Lebih terperinciBAB I PENDULUAN 1.1 Pengertian Digital
BAB I PENDULUAN 1.1 Pengertian Digital Apa itu digital? Mungkin itu pertanyaan yang akan muncul ketika kita berbicara mengenai Sistem Digital. Untuk menjawab pertanyaan tersebut ada baiknya kita tinjau
Lebih terperincipengendali Konvensional Time invariant P Proportional Kp
Strategi Dalam Teknik Pengendalian Otomatis Dalam merancang sistem pengendalian ada berbagai macam strategi. Strategi tersebut dikatakan sebagai strategi konvensional, strategi modern dan strategi berbasis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam beberapa kasus hingga mengalami kebangkrutan. termometer. Dalam proses tersebut, seringkali operator melakukan kesalahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam dunia peternakan terutama peternakan unggas sering kali ditemukan masalah pembusukan telur selama proses penetasan dalam inkubator. Hal tersebut dikarenakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Termoelektrik merupakan material yang terbuat dari semikonduktor yang salah satu kegunaannya untuk keperluan pembangkit tenaga listrik. Material semikonduktor dapat
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka
59 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat Mulai Tinjauan pustaka Simulasi dan perancangan alat untuk pengendali kecepatan motor DC dengan kontroler PID analog
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium
III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung (khususnya Laboratorium
Lebih terperinciRANCANG BANGUN WHIRLPOOL DENGAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER
RANCANG BANGUN WHIRLPOOL DENGAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER Cahya Firman AP 1, Endro Wahjono 2, Era Purwanto 3. 1. Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Industri 2. Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri 3.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu lingkungan tertentu. Mobile-robot tidak seperti manipulator robot yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Rumusan Masalah 1.1.1. Latar belakang Mobile-robot adalah suatu mesin otomatis yang dapat bergerak dalam suatu lingkungan tertentu. Mobile-robot tidak seperti
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei 2012. Adapun tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di Laboratorium Elektronika Dasar
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. otomatis masih belum menggunakan filter. Dari hasil penelitian yang dilakukan,
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya Pada penelitian yang dilakukan oleh Imam Suhendra, sistem pengisian air otomatis masih belum menggunakan filter. Dari hasil penelitian yang dilakukan, nilai
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Kontrol Sistem kontrol adalah sekumpulan komponen yang bekerja dibawah pengarahan kecerdasan mesin. Dalam kebanyakan kasus,rangkaian elektronika menghasilkan kecerdasan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI II.1. Temperatur Temperatur adalah suatu penunjukan nilai panas atau nilai dingin yang dapat diperoleh/diketahui dengan menggunakan suatu alat yang dinamakan termometer. Termometer
Lebih terperinciPemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu
Pemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu Brilliant Adhi Prabowo Pusat Penelitian Informatika, LIPI brilliant@informatika.lipi.go.id Abstrak Motor dc lebih sering digunakan
Lebih terperinciDAFTAR GAMBAR. Magnet Eksternal µt Gambar Grafik Respon Daya Output Buck Converter dengan Gangguan Medan
DAFTAR GAMBAR Gambar 2. 1. Skema Buck Converter [5]... 7 Gambar 2. 2. Buck Converter: Saklar Tertutup [5]... 7 Gambar 2. 3. Buck Converter: Saklar Terbuka [5]... 8 Gambar 2. 4. Rangkaian Boost Converter
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. robotika. Salah satu alasannya adalah arah putaran motor DC, baik searah jarum jam
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Jenis Jenis Motor DC Motor DC merupakan jenis motor yang paling sering digunakan di dalam dunia robotika. Salah satu alasannya adalah arah putaran motor DC, baik searah jarum jam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu perkembangan pengaplikasian teknologi yang telah lama
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan teknologi elektronika dewasa ini, sudah sangat maju baik dibidang industri, pertanian, kesehatan, pertambangan, perkantoran, dan lain-lain.
Lebih terperinciImplementasi Modul Kontrol Temperatur Nano-Material ThSrO Menggunakan Mikrokontroler Digital PIC18F452
Implementasi Modul Kontrol Temperatur Nano-Material ThSrO Menggunakan Mikrokontroler Digital PIC18F452 Moh. Hardiyanto 1,2 1 Program Studi Teknik Industri, Institut Teknologi Indonesia 2 Laboratory of
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM
42 BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini dijelaskan pembuatan alat yang dibuat dalam proyek tugas akhir dengan judul rancang bangun sistem kontrol suhu dan kelembaban berbasis mirkrokontroler
Lebih terperinci1.1 DEFINISI PROSES KONTROL
BAB I PENDAHULUAN TUJUAN PEMBELAJARAN Bab ini akan membahas loop kontrol proses secara keseluruhan yang didalamnya mengandung komponen-komponen yang mendukung pada proses kontrol. Setelah membacanya diharapkan
Lebih terperinciInput ADC Output ADC IN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Hasil Dalam bab ini akan dibahas mengenai hasil yang diperoleh dari pengujian alat-alat meliputi mikrokontroler, LCD, dan yang lainnya untuk melihat komponen-komponen
Lebih terperinciKonsep Umum Sistem Kontrol
Konsep Umum Sistem Kontrol 1 1 Konsep Umum Sistem Kontrol 1.1. Pendahuluan Perkembangan ilmu dan teknologi selalu beriringan dengan tingkat peradaban manusia. Dengan bertambahnya ilmu dan teknologi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam mendisain sebuah sistem kontrol untuk sebuah plant yang parameterparameternya tidak berubah, metode pendekatan standar dengan sebuah pengontrol yang parameter-parameternya
Lebih terperinciSistem Pengaturan Kecepatan Motor DC pada Alat Ektraktor Madu Menggunakan Kontroler PID
1 Sistem Pengaturan Kecepatan Motor DC pada Alat Ektraktor Madu Menggunakan Kontroler PID Rievqi Alghoffary, Pembimbing 1: Purwanto, Pembimbing 2: Bambang siswoyo. Abstrak Pengontrolan kecepatan pada alat
Lebih terperinciBAB III DINAMIKA PROSES
BAB III DINAMIKA PROSES Tujuan Pembelajaran Umum: Setelah membaca bab ini diharapkan mahasiswa dapat memahami Dinamika Proses dalam Sistem Kendali. Tujuan Pembelajaran Khusus: Setelah mengikuti kuiah ini
Lebih terperinciBAB II SISTEM KENDALI GERAK SEGWAY
BAB II SISTEM KENDALI GERAK SEGWAY Sistem merupakan suatu rangkaian beberapa organ yang menjadi satu kesatuan. Maka sistem kendali gerak adalah suatu sistem yang terdiri dari beberapa komponen pengendali
Lebih terperinciRancang Bangun Pengatur Tegangan Otomatis pada Generator Ac 1 Fasa Menggunakan Kendali PID (Proportional Integral Derivative)
Rancang Bangun Pengatur Tegangan Otomatis pada Generator Ac 1 Fasa Menggunakan Kendali PID (Proportional Integral Derivative) Koko Joni* 1, Achmad Fiqhi Ibadillah 2, Achmad Faidi 3 1,2,3 Teknik Elektro,
Lebih terperinciSISTEM PENGENDALIAN SUHU PADA PROSES DISTILASI VAKUM BIOETANOL DENGAN MENGGUNAKAN ARDUINO
1 SISTEM PENGENDALIAN SUHU PADA PROSES DISTILASI VAKUM BIOETANOL DENGAN MENGGUNAKAN ARDUINO Akhmad Salmi Firsyari, Pembimbing 1: Ir. Purwanto MT., Pembimbing 2: dan M Aziz Muslim ST., MT., Ph.D. Abstrak
Lebih terperinciBAB II KONSEP PERANCANGAN SISTEM KONTROL. menyusun sebuah sistem untuk menghasilkan respon yang diinginkan terhadap
BAB II KONSEP PERANCANGAN SISTEM KONTROL 2.1 Pengenalan Sistem Kontrol Definisi dari sistem kontrol adalah, jalinan berbagai komponen yang menyusun sebuah sistem untuk menghasilkan respon yang diinginkan
Lebih terperinciSISTEM KENDALI (CONTROL SYSTEM)
TI091209 [2 SKS] OTOMASI INDUSTRI MINGGU KE-7 SISTEM KENDALI (CONTROL SYSTEM) disusun oleh: Mokh. Suef Yudha Prasetyawan Maria Anityasari Jurusan Teknik Industri 1 OUTLINE PERTEMUAN INI Definisi Sistem
Lebih terperinciBAB II SISTEM KENDALI, DIAGRAM TANGGA & PLC. Sejarah Perkembangan Sistem Kendali dan Otomtisasi Industri
BAB II SISTEM KENDALI, DIAGRAM TANGGA & PLC 2.1 Sejarah Perkembangan Sistem Kendali dan Otomtisasi Industri Pada awalnya, proses kendali mesin-mesin dan berbagai peralatan di dunia industri yang digerakkan
Lebih terperinciSistem Pengaturan Kecepatan Motor DC Pada Alat Penyiram Tanaman Menggunakan Kontoler PID
Sistem Pengaturan Kecepatan Motor DC Pada Alat Penyiram Tanaman Menggunakan Kontoler PID 1 Ahmad Akhyar, Pembimbing 1: Purwanto, Pembimbing 2: Erni Yudaningtyas. Abstrak Alat penyiram tanaman yang sekarang
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SIMULASI WATER LEVEL CONTROL SYSTEM BERBASIS PC OLEH: I MADE BUDHI DWIPAYANA NIM
TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SIMULASI WATER LEVEL CONTROL SYSTEM BERBASIS PC UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNDIKSHA OLEH: I MADE BUDHI DWIPAYANA NIM. 0605031010
Lebih terperinciIdentifikasi Self Tuning PID Kontroler Metode Backward Rectangular Pada Motor DC
Identifikasi Self Tuning PID Kontroler Metode Backward Rectangular Pada Motor DC Andhyka Vireza, M. Aziz Muslim, Goegoes Dwi N. 1 Abstrak Kontroler PID akan berjalan dengan baik jika mendapatkan tuning
Lebih terperinciPERANCANGAN ALAT PENGATUR TEMPERATUR AIR PADA SHOWER MENGGUNAKAN KONTROL SUKSESSIVE BERBASIS MIKROKONTROLER
PERANCANGAN ALAT PENGATUR TEMPERATUR AIR PADA SHOWER MENGGUNAKAN KONTROL SUKSESSIVE BERBASIS MIKROKONTROLER Bagus Idhar Junaidi 2209039004 Yasinta Fajar Saputri 2209039014 Dosen Pembimbing Ir. Rusdhianto
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISEM 3.1. Perancangan Perangkat Keras Blok diagram yang dibuat pada perancangan tugas akhir ini secara keseluruhan dapat dilihat pada gambar 3.1. Keypad Sensor 1 Sensor 2 Sensor 3
Lebih terperinciTUNING KONTROL PID LINE FOLLOWER. Dari blok diagram diatas dapat q jelasin sebagai berikut
TUNING KONTROL PID LINE FOLLOWER Tunning kontrol PID ini bertujuan untuk menentukan paramater aksi kontrol Proportional, Integratif, Derivatif pada robot line follower. Proses ini dapat dilakukan dengan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT
BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras, serta perangkat lunak dari alat peraga sistem pengendalian ketinggian air. 3.1. Gambaran Alat
Lebih terperinciControl II ( ADC DAC)
Modul 3 Control II ( ADC DAC) KHAMDIMUBAROK MUBAROK, M.ENG TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA Parameter dan variabel pada operasi manufaktur 1 Suatu variabel/parameter kontinyu adalah suatu penunjukan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. kelembaban di dalam rumah kaca (greenhouse), dengan memonitor perubahan suhu
BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah cara mengatur suhu dan kelembaban di dalam rumah kaca (greenhouse), dengan memonitor
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Pengerjaan tugas akhir ini bertempat di laboratorium Terpadu Teknik Elektro
III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Pengerjaan tugas akhir ini bertempat di laboratorium Terpadu Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Universitas Lampung pada bulan Desember 2013 sampai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian sebelumnya berjudul Feedforward Feedback Kontrol Sebagai
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Studi Pustaka Penelitian sebelumnya berjudul Feedforward Feedback Kontrol Sebagai Pengontrol Suhu Menggunakan Proportional Integral berbasis Mikrokontroler ATMEGA 8535 [3].
Lebih terperinci3. Gabungan Fungsi Linier
3. Gabungan Fungsi Linier Sudaratno Sudirham Fungsi-fungsi linier banak digunakan untuk membuat model dari perubahanperubahan besaran fisis. Perubahan besaran fisis mungkin merupakan fungsi waktu, temperatur,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. PSD Bab I Pendahuluan 1
BAB I PENDAHULUAN Pengolahan Sinyal Digital (Digital Signal Processing, disingkat DSP) adalah suatu bagian dari sain dan teknologi yang berkembang pesat selama 40 tahun terakhir. Perkembangan ini terutama
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT
BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras, serta perangkat lunak dari trainer kendali kecepatan motor DC menggunakan kendali PID dan
Lebih terperinciFungsi dan Grafik Diferensial dan Integral
Sudaratno Sudirham Studi Mandiri Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral Darpublic ii BAB 3 Gabungan Fungsi Linier Fungsi-fungsi linier banak digunakan untuk membuat model dari perubahan-perubahan besaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sistem kendali yang digunakan dunia industri maupun rumah tangga
1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Sistem kendali yang digunakan dunia industri maupun rumah tangga sangat berkembang, seperti halnya sistem pengendalian air yang berada dalam satu tangki yang sering
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN SISTEM
BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN SISTEM 4.1 Pengujian Perangkat Keras (Hardware) Pengujian perangkat keras sangat penting dilakukan karena melalui pengujian ini rangkaian-rangkaian elektronika dapat diuji
Lebih terperinci