BAB III METODOLOGI PENELITIAN
|
|
- Herman Indra Chandra
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini mencakup metode pemecahan masalah, metode pengumpulan data, dan metode analisis. 3.1 Metode Pemecahan Masalah Suatu penelitian merupakan rangkaian proses yang kompleks dan terkait secara sistematik. Tiap tahapan merupakan bagian yang menentukan bagi tahapan selanjutnya sehingga harus dilalui secara cermat, kritis dan sistemik. Oleh karena itu perlu dibuat suatu bagan alir (flow chart) pemecahan masalah penelitian yang menjabarkan langkah-langkah penelitian. Dengan adanya bagan alir ini diharapkan mempermudah pelaksanaan penelitian dan dapat merinci setiap tahapan pelaksanaan secara lengkap. Adapun bagan alir dalam penelitian ini meliputi : 1. Perumusan masalah yang akan dikaji agar mendapatkan tujuan penelitian yang diharapkan. 2. Studi Pustaka untuk menentukan variabel dan model analisis dalam penelitian. 3. Desain Kuesioner dengan melakukan ujicoba terhadap kuesioner hingga kuesioner dapat digunakan. 4. Pengumpulan data primer dan sekunder sekaligus dilakukan uji statistik untuk mengetahui apakah data valid atau tidak. 5. Penentuan performansi angkutan umum pada kondisi jumlah armada eksisting. 6. Penentuan kebutuhan jumlah armada optimal berdasarkan jumlah penumpang eksisting dan persepsi pengguna jasa. 7. Penentuan moda angkutan umum yang cocok digunakan di Kota Banda Aceh pada masa mendatang. 8. Penentuan kebutuhan jumlah armada optimal berdasarkan preferensi pengguna jasa terhadap moda yang diinginkan. Untuk lebih jelasnya mengenai bagan alir pemecahan masalah, dapat dilihat pada Gambar III.1 46
2 47 Gambar III.1 Bagan Alir Pemecahan Masalah 47
3 Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan prosedur yang sistemik dan harus memperhatikan garis yang ditentukan. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari data yang tidak terpakai karena informasi yang diperoleh tidak relevan dengan keperluannya. Secara garis besar metode pengumpulan data pada penelitian ini terdiri dari jenis data, batas zona kajian, teknik survey, target populasi, sampling unit, sampling frame, penentuan jumlah sampel, dan metoda pengambilan sampel Jenis dan Parameter Data Seluruh data yang diperlukan dalam penelitian ini dapat dikelompokkan menjadi data primer dan data sekunder. (a) Pengumpulan Data Sekunder Yaitu data yang diperoleh tidak langsung dari sumbernya, data ini berasal dari tangan kedua, ketiga dan seterusnya. Dalam penelitian ini data sekunder berasal dari berbagai publikasi instansi pemerintahan di wilayah Kota Banda Aceh, di antaranya Dinas Perhubungan, Badan Pusat Statistik dan instansi atau lembaga penelitian lainnya yang terkait. Parameter data sektinder yang dibutuhkan meliputi data karakteristik daerah dan karakteristik pelayanan angkutan umum, yaitu terdiri dari : 1. Karaktenstik trayek (panjang dan lintasan). 2. Karakteristik armada Labi-Labi dan Bus Damri. 3. Kebijakan armada (ketentuan pemerintah), misalnya struktur dan besaran tarif. 4. Data demografi zona dan data lainnya yang dianggap perlu. (b) Pengumpulan Data Primer Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung dari sumbernya, diamati dan dicatat untuk pertama kalinya. Pada penelitian ini data primer bersumber dari keterangan masyarakat, pengemudi, pemilik kendaraan umum dan pengguna jasa angkutan umum di Kota Banda Aceh. Jenis data primer yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 48
4 49 1. Data tingkat pelayanan angkutan umum saat ini 2. Data untuk menghitung kebutuhan jumlah armada optimal berdasarkan persepsi dan rata-rata jumlah penumpang eksisting. 3. Data Persepsi Pengguna Jasa Mengenai Tingkat Pelayanan Angkutan Umum, meliputi : Frekuensi angkutan umum per jam yang diinginkan, Headway waktu angkutan umum yang diinginkan (menit/kendaraan), Waktu tunggu rata-rata yang diinginkan (menit), Tarif Persepsi 4. Data Preferensi moda angkutan umum yang diinginkan oleh masyarakat. 5. Data estimasi jumlah penumpang per hari rute Keudah-Darussalam Teknik Survey (a) Survey Data Sekunder Bertujuan untuk mengumpulkan data sekunder, dengan cara mengumpulkan atau mencatat data yang dibutuhkan dari masing-masing instansi yang terkait. (b) Survey Primer Bertujuan untuk mengumpulkan data primer berikut besaran parameternya. Dalam penelitian ini, pengumpulan data primer menggunakan metoda survey lapangan, kuesioner dan wawancara. Survey primer angkutan umum rute Keudah Darussalam Kota Banda Aceh, dilakukan dengan tiga cara yaitu: 1. Survey statis, yakni pencatatan lalu-lintas angkutan umum pada pintu masuk dan keluar Terminal Keudah serta di Jl Tentara Pelajar (Apotik Merduati) Kota Banda Aceh. Survey dilakukan melalui pencatatan plat nomor kendaraan, waktu masuk dan keluar terminal. Survey ini menghasilkan data mengenai jumlah Labi-Labi yang masuk dan keluar terminal, frekuensi pelayanan, dan rata-rata waktu tunggu angkutan di terminal. 2. Survey dinamis, dilakukan oleh surveyor dengan turut serta dalam kendaraan umum yang bergerak menurut trayek yang ada. Survey ini mencakup pencatatan terhadap lokasi naik/turun penumpang, jumlah penumpang di setiap zona pemberhentian, kecepatan, waktu dan jarak tempuh. Survey ini dilakukan pada periode yang sama dengan survey statis. 49
5 50 3. Survey wawancara pengemudi dan penumpang, dilakukan terhadap penumpang di dalam kendaraan umum yang digabung dalam pelaksanaan survey dinamis. Informasi yang dicatat dalam wawancara ini adalah meliputi karakteristik responden, persepsi penumpang tentang kondisi pelayanan angkutan umum saat ini, serta faktor penentu pemilihan moda pada rute Keudah-Darussalam Kota Banda Aceh Target Populasi Target populasi dalam penelitian ini adalah semua penumpang angkutan umum labi-labi yang berusia 7 tahun ke atas (usia sekolah ke atas) dan pernah menggunakan angkutan umum damri Rute Keudah - Darussalam Sampling Unit Sampling unit adalah elemen dari populasi yang menjadi target dalam penelitian ini. Sampling unit dalam estimasi permintaan angkutan umum dalam konteks penelitian ini adalah orang Sampling Frame Sampling frame dalam penelitian ini adalah seluruh pengguna angkutan umum labi-labi dan damri yang sedang melakukan perjalanan pada rute Keudah Darussalam Metoda Pengambilan Sampel Metoda pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah metoda random sampling. Dalam metoda random sampling ini semua penumpang angkutan umum labi-labi dan damri memiliki kemungkinan yang sama untuk diambil sebagai sampel penelitian. Pemilihan sampel data dilakukan dalam pelaksanaan survai dinamis dan survai wawancara penumpang angkutan umum Penentuan Jumlah Sampel Penentuan jumlah sampel yang representatif dilakukan dengan langkahlangkah sebagai berikut: (a) Melakukan survey pendahuluan (pilot survey) untuk mengumpulkan besaran parameter data yang dibutuhkan. 50
6 51 (b) Berdasarkan besaran parameter data tersebut, dihitung: Nilai rata-rata sampel (mean) Deviasi standar (S) Varians (S 2 ) Deviasi standar dihitung dengan rumus sebagai berikut: s ( X X ) n (3.1) Sedangkan variansi dihitung dengan rumus: Variansi = S 2 (c) Dalam penelitian ini spesifikasi tingkat ketelitian yang diinginkan sebesar 95 % yang berarti bahwa tingkat kesalahan sampling yang dapat ditolerir tidak melebihi 5 %. Sehingga besarnya standar error yang dapat diterima (acceptable standad error), ditunjukkan dalam tabel distribusi normal adalah 1,96 dari acceptable sampling error. (d) Pada tingkat ketelitian 95 %, maka besarnya acceptable sampling error (Se) adalah sebesar 5 % dari samp1e mean sehingga: Se 0, 05 x (3.2) mean parameter yang dikaji Dengan demikian besamya acceptable standard error adalah: Se ( x) Se /1,96 (3.3) (e) Berdasarkan hasil perhitungan-perhitungan di atas, maka besarnya jumlah sampel yang representatif (n ) dihitung dengan rumus: 2 S n' ( s. e.( x)) 2.(3.4) dimana: n = jumlah sampel yang representatif S 2 = Varians atau = standard deviasi dikuadratkan S.e (x) 2 = acceptable standard error dikuadratkan 3.3 Metode Analisis Metode Analisis yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari analisis performansi angkutan umum, analisis kebutuhan jumlah armada optimal angkutan umum rute Keudah Darussalam Kota Banda Aceh, analisis pemilihan moda berdasarkan preferensi pengguna angkutan umum Rute Keudah Darussalam, dan Analisis kebutuhan jumlah armada optimal berdasarkan preferensi pengguna jasa terhadap moda yang diinginkan. 51
7 Model Analisis Performansi Angkutan Umum Model Analisis Performansi Angkutan Umum terdiri dari Analisis performansi angkutan umum dari sisi operator dan sisi pengguna jasa Performansi Angkutan Umum dari Sisi Operator Performansi angkutan umum dari sisi operator, dimaksudkan untuk mengukur tingkat pemenuhan kepentingan operator dari sudut pandang mereka selaku pengusaha angkutan. Dalam konteks penelitian ini, penulis meninjau performansi operator dari 2 (dua) indikator Tingkat Margin Keuntungan Per Tahun dan Load Factor Rata-R ata. 1. Tingkat Margin Keuntungan Per Tahun Dalam konteks analisis ini keuntungan didefinisikan sebagai jumlah pendapatan bersih yang akan diperoleh setiap operator dari selisih antara total pendapatan per tahun dengan total biaya operasi kendaraan (BOK) per tahun dalam kondisi permintaan (demand) eksisting dengan suatu jumlah alokasi armada angkutan umum tertentu (supply). Dengan demikian formulasi perhitungan margin keuntungan per tahun adalah sebagai berikut: Keuntungan / Oprt / th Total Pendapa tan/ th Total BOK / th....(3.5) Selanjutnya untuk mengetahui besarnya persentase margin keuntungan per tahun terhadap total BOK per tahun dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut: Keuntungan / th % M argin Keuntungan x (3.6) Total BOK / th Untuk mengetahui keuntungan operator, terlebih dahulu, harus dilakukan perhitungan Biaya Operasional Kendaraan Per tahun dan estimasi pendapatan per tahun. A. Estimasi Biaya Operasi Kendaraan (BOK) Estimasi besarnya biaya operasi kendaraan (BOK) eksisting dilakukan dengan proses sampling. Dalam hal ini akan diambil sampel pilot survey operator yang mempunyai 5 unit Labi-Labi dan juga data sekunder BOK pada operator Bus Damri. Tahapan perhitungan biaya operasi kendaraan (BOK) Labi- Labi adalah sebagai berikut: 52
8 53 1. Melakukan pilot survey dengan mengambil 5 orang sampel secara acak. 2. Mengumpulkan data mengenai karakteristik kendaraan, angkutan umum labilabi di Kota Banda Aceh yaitu : Tipe kendaraan, Merek kendaraan,tahun pembuatan,dan Daya angkut/kapasitas tempat duduk 3. Mengumpulkan dan menghitung total biaya operasi kendaraan (BOK) yang dikeluarkan per tahun. Untuk itu diperlukan data mengenai produktivitas angkutan umum labi-labi dan Damri di Kota Banda Aceh, yang terdiri dari : Kilometer tempuh per rit, Hari operasi per bulan, Hari operasi per tahun, Jam operasi per hari. Dalam melakukan perhitungan biaya pokok, diperlukan asumsi untuk perhitungan. Oleh karena itu pada penelitian ini digunakan asumsi yang terdapat pada Pedoman Teknis Penyelenggaraan Angkutan Penumpang Umum di Wilayah Perkotaan dalam Trayek Tetap dan Teratur (Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor : SK.687/AJ.206/DRJD/2002), sebagai berikut : Tabel III.1 Asumsi Perhitungan Biaya Pokok Sumber : Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor : SK.687/AJ.206/DRJD/
9 54 Pada umumnya untuk menghitung biaya pokok, dasar struktur biaya pada Subbab II.8 dapat digunakan untuk setiap jenis kendaraan dan setiap jenis pelayanan angkutan. Perbedaannya adalah bahwa penambahan tingkat pelayanan, dapat dihitung secara tersendiri. Cara perhitungan biaya pokok dapat dilakukan dalam tahap-tahap sebagai berikut: a. Pada kelompok biaya langsung, sebagian biaya dapat secara langsung dihitung per km - kendaraan, tetapi sebagian biaya lagi dapat dihitung per km kendaraan setelah dihitung biaya per tahun. b. Biaya tak langsung tidak dapat dihitung secara langsung per km- kendaraan karena komponen-komponen. 1. Biaya total per tahun pegawai selain awak kendaraan dan biaya pengelolaan. 2. Biaya perusahaan angkutan yang mempunyai lebih dari satu segmen usaha, biaya langsung dapat dialokasikan pada tiap-tiap segmen usaha. Alokasi biaya tidak langsung setiap segmen usaha didasarkan pada proporsi produksi setiap segmen usaha. Sebaliknya bagi perusahaan angkutan yang hanya menyelenggarakan satu segmen usaha, tidak diperlukan pengalokasian biaya tidak langsung. 3. Setelah dilakukan perhitungan biaya setiap segmen usaha, dilakukan perhitungan menurut jenis kendaraan. c. Biaya pokok per kendaraan-km dihitung dengan menjumlahkan biaya langsung dan biaya tidak langsung. d. Biaya pokok per kendaraan-km itu selanjutnya dibagi dengan pnp-km terjual untuk memperoleh biaya pokok per penumpang-km. Pedoman Perhitungan Komponen-Komponen Biaya terdiri dari : a. Komponen Biaya Langsung 1) Penyusutan Kendaraan Penyusutan kendaraan angkutan umum dihitung dengan menggunakan metode garis lurus Untuk kendaraan baru, harga kendaraan dinilai berdasarkan harga kendaraan baru, termasuk BBN dan ongkos angkut, sedangkan untuk kendaraan lama, harga kendaraan dinilai berdasarkan harga perolehan. 54
10 55 Nilai residu bus adalah 20% dari harga kendaraan 2) Bunga Modal Bunga modal dihitung dengan rumus Keterangan n = masa pengembalian pinjaman 3) Gaji dan tunjangan awak kendaraan Awak kendaraan terdiri dari sopir dan kondektur. Penghasilan kotor awak kendaraan berupa gaji tetap, tunjangan sosial dan uang dinas jalan / tunjangan kerja operasi. 4) Bahan Bakar minyak (BBM) Penggunaan BBM tergantung dari jenis kendaraan. 5) Ban Ban yang digunakan sebanyak 10 unit untuk bus, dengan perincian 2 ban baru dan 8 vulkanisir dengan daya tempuh km. Ban angkutan mobil penumpang umum sebanyak 4 buah ban baru dengan daya tempuh km. 6) Servis kecil Service kecil dilakukan dengan patokan km tempuh antar- servis, yang disertai penggantian oli mesin dan penambahan gemuk serta minyak rem. 7) Servis besar Servis besar dilakukan setelah beberapa kali servis kecil atau dengan patokan km tempuh, yaitu penggantian oli mesin, oli gardan, oli tranmisi, platina, busi, filter oli, kondensor. 8) Penambahan oli mesin Penambahan oli mesin dilakukan setelah km-tempuh pada jarak km tertentu. 55
11 56 9) Suku cadang dan bodi Biaya untuk keperluan suku cadang mesin, bagian rangka bawah (chassis) dan bagian bodi diperhitungkan per tahun sebesar 5 % dari harga bus. 10) Cuci Kendaraan Kendaraan sebaiknya dicuci setiap hari. 11) Retribusi terminal Biaya retribusi terminal per bus diperhitungkan per hari atau per bulan. 12) STNK/Pajak kendaraan Perpanjangan STNK dilakukan setiap lima tahun sekali, tetapi pembayaran pajak kendaraan dilakukan setiap tahun dan biayanya sesuai dengan peraturan yang berlaku. 13) Kir Kir kendaraan dilakukan minimal sekali setiap enam bulan dan biayanya sesuai dengan peraturan yang berlaku. 14) Asuransi (a) Asuransi kendaraan Asuransi kendaraan pada umumnya hanya dilakukan oleh perusahaan yang membeli kendaraan secara kredit bank. Namun, asuransi kendaraan perlu diperhitungkan sebagai pengamanan dalam menghadapi resiko. Biaya premi per bus per tahun. (b) Asuransi Awak Kendaraan Pada umumnya awak kendaraan wajib diasuransikan oleh perusahaan angkutan. b. Komponen Biaya Tidak Langsung 1) Biaya pegawai selain awak kendaraan Tenaga selain awak kendaraan terdiri atas pimpinan, staf administrasi, tenaga teknis dan tenaga operasi. Jumlah tenaga pimpinan, staf administrasi, tenaga teknik dan tenaga operasi tergantung dari besarnya armada yang dikelola. Biaya pegawai ini terdiri atas gaji/upah, uang lembur dan jaminan sosial Jaminan sosial berupa : - Tunjangan perawatan kesehatan; 56
12 57 - Pakaian dinas - Asuransi kecelakaan - Tunjangan lain-lain 2) Biaya Pengelolaan (a) Penyusutan bangunan kantor (b) Penyusutan bangunan dan peralatan bengkel Masa penyusutan butir (1) & (2) diperhitungkan selama 5 s/d 20 tahun tergantung dari keadaan fisik bangunan tanpa harga tanah. (c) Masa penyusutan inventaris/alat kantor (diperhitungkan 5 tahun) (d) Masa penyusutan sarana bengkel (diperhitungkan selama 3 s/d 5 tahun) (e) Administrasi kantor (biaya surat menyurat, biaya alat tulis menulis) (f) Pemeliharaan kantor (misalnya, pengecatan kantor) (g) Pemeliharaan pool dan bengkel (h) Listrik dan air (i) Telepon dan telegram serta porto (j) Biaya perjalanan dinas Biaya perjalanan dinas meliputi perjalanan dinas pimpinan, staf administrasi, teknisi dan tenaga operasi (noncrew). (k) Pajak Perusahaan (l) Izin trayek Izin trayek ditentukan berdasarkan peraturan daerah yang bersangkutan dan rute (m) Izin usaha (n) Biaya pemasaran (biaya promosi) (o) Biaya lain-lain Contoh adalah biaya pengelolaan yang tidak termasuk dalam unsur biaya pada butir (a) s.d. (n). B. Estimasi Pendapatan Per Tahun Pada Rute Formal Trayek Perhitungan estimasi pendapatan operator, dilakukan dengan langkahlangkah sebagai berikut : 57
13 58 1. Estimasi jumlah penumpang per rit per kendaraan (Pnp/kend/rit) adalah Jumlah penumpang yang terangkut per kendaraan untuk setiap rit perjalanan. 2. Estimasi jumlah penumpang per hari per kendaraan (Pnp/kend/hari) Pnp / kend / hari pnp / kend / rit x Jmlh Rit / hari 3. Estimasi jumlah penumpang per kendaraan per tahun. Pnp / kend / th pnp / kend / hr x Jmlh hr operasi / th 4. Tarif Formal yaitu Rp (Tarif flat) 5. Model estimasi pendapatan kotor (gross revenue) per tahun PD / th Pnp / kend / th x Tarif PD /tahun = pendapatan per operator per tahun 2. Load Factor Rata-R ata Secara umum, load factor adalah perbandingan antara kapasitas terpakai (V) dengan kapasitas tersedia (C) yang dinyatakan dalam besaran ratio ataupun prosentase Performansi Angkutan Umum dari Sisi User Dari sisi pengguna jasa, evaluasi performansi angkutan umum dimaksudkan untuk menilai tingkat pelayanan (level of service) yang dapat dinikmati oleh pengguna jasa dalam kondisi permintaan (demand) dan penawaran (supply) angkutan umum eksisting. Dalam konteks penelitian ini atribut tingkat pelayanan (level of service) dari sisi pengguna jasa yang dianalisis terdiri dari: (a) Frekuensi Angkutan Umum Per Jam Menurut Morlok (1995:337), bahwa hubungan antara volume (frekuensi) kendaraan/jam dengan jumlah armada (fleet) dan waktu siklus dapat diformulasikan sebagai berikut: n q t.(3.7) r dimana: q = volume / frekuensi kendaraan/jam n = jumlah armada yang dioperasikan t r = round trip time (waktu siklus PP) 58
14 59 Mengacu kepada persamaan di atas, maka perhitungan volume/frekuensi angkutan umum per jam pada suatu jumlah FLEET tertentu dihitung dengan rumus: Jumlah Fleet F / jam.(3.8) Waktu Siklus PP dimana: Waktu siklus PP adalah waktu perjalanan pulang pergi (round trip) (b) Headway Waktu Rata-Rata Antar Angkutan Umum Headway waktu rata-rata (menit) dari dua kendaraan (angkutan umum) didefinisikan sebagai interval waktu antara saat dimana bagian depan satu kendaraan angkutan urnum melewati suatu titik sampai saat bagian depan kendaraan angkutan umum berikutnya melewati titik yang sama. Morlok (1975:192) memberikan dasar hubungan headway waktu rata-rata tersebut dengan persamaan sebagai berikut: h 1 60 ' t q q / jam dimana: h t = headway waktu rata-rata.(3.9) q = frekuensi atau volume kendaraan per jam 60 = jumlah menit dalam 1 jam (c) Waktu Tunggu Penumpang Rata-Rata Dalam mengestimasi waktu tunggu diasumsikan bahwa kedatangan angkutan umum bersifat acak dan tidak berdasarkan jadwal yang jelas, sehingga ratarata waktu tunggu yang dialami oleh pengguna jasa adalah sama dengan setengah dan headway waktu. Waktu tunggu rata-rata yang terbentuk pada tingkat fleet tertentu dihitung dengan mmus: W t 1 2 dimana: x h t W t = waktu tunggu rata-rata h t = headway keseimbangan....(3.10) 59
15 Metode Analisis Persepsi Pengguna Jasa Mengenai Tingkat Pelayanan Angkutan Umum Survey persepsi pengguna jasa mengenai tingkat pelayanan angkutan umum dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran tentang bagaimana kondisi performansi angkutan umum, yaitu tingkat pelayanan angkutan umum yang diinginkan pengguna jasa. Dalam hal ini survey persepsi pengguna jasa mengenai tingkat pelayanan angkutan kota meliputi aspek-aspek sebagai berikut: a. Frekuensi angkutan umum /jam yang diinginkan b. Rata-rata headway waktu antar angkutan umum yang diinginkan c. Rata-rata waktu tunggu angkutan umum yang diinginkan, dan d. Tarif rata-rata per penumpang yang diinginkan. Untuk mendapatkan informasi mengenai ketiga atribut tingkat pelayanan di atas, maka langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Melakukan pilot survey dengan mengambil sebanyak 60 orang sampel. 2. Menghitung rata-rata (mean) dari: Frekuensi angkutan umum (kendaraan/jam) yang diinginkan Headway waktu (kendaraan/menit) yang diinginkan Waktu tunggu (menit) yang diinginkan 3. Melakukan Analisis statistik untuk mengetahui jumlah sampel pengguna jasa yang representatif. 4. Melakukan survey untuk sejumlah sampel representatif. 5. Kemudian menghitung rata-rata: frekuensi angkutan umum (kendaraan/jam) yang diinginkan oleh total sampel headway waktu (kendaraan/menit) yang diinginkan oleh total sampel waktu tunggu (menit) yang diinginkan oleh total sampel Tarif per penumpang yang diinginkan oleh total sampel. Tingkat pelayanan yang diperoleh berdasarkan hasil survey persepsi pengguna jasa di atas dijadikan dasar dalam menentukan jumlah armada dari sudut kepentingan pengguna jasa. 60
16 Analisis Kebutuhan Jumlah Armada Optimal Kebutuhan jumlah armada adalah jumlah alokasi armada yang dianggap dapat memenuhi kepentingan operator dan pengguna jasa secara simultan berdasarkan potensi demand hasil estimasi. Keputusan mengenai kebutuhan jumlah armada pada penelitian ini ditentukan berdasarkan kriteria penilaian sebagai berikut : a. Kriteria dari Sudut Pandang Operator. Tercapainya tingkat margin keuntungan per tahun sebesar 10 %dari total BOK per tahun. b. Kriteria dari Sudut Pandang Perspesi Pengguna Jasa. Terciptanya tingkat pelayanan angkutan yang dapat memenuhi keinginan pengguna jasa sebagaimana hasil survey. Berdasarkan kedua kriteria di atas, maka keputusan jumlah armada optimal ditentukan dengan mencari alternatif fleet yang secara simultan dapat memenuhi kriteria dari sudut pandang operator dan pengguna jasa Analisis Pemilihan Moda Dalam pemilihan moda transportasi, terdapat dua aspek yang menjadi pertimbangan pelaku perjalanan, yaitu aspek penawaran (variabel pelayanan yang disediakan oleh tiap moda), dan aspek permintaan (variabel yang melekat pada diri individu pelaku perjalanan sebagai pengambil keputusan, diwakili oleh variabel sosial ekonomi). Moda transportasi yang digunakan oleh pengguna angkutan umum Rute Keudah Darussalam terdiri dari dua moda, yaitu angkutan umum labi-labi dan angkutan damri, maka pendekatan yang digunakan adalah Logit Biner. Tahapan analisis dalam pemilihan moda terdiri beberapa langkah yaitu sebagai berikut: 1. Menentukan variabel tingkat pelayanan (kemudian ditanyakan melalui kuesioner) 2. Memberikan kuesioner terhadap responden pengguna angkutan umum rute Keudah-Darussalam. 3. Mengkonversi data kualitatif menjadi kuantitatif. 4. Mencari nilai selisih variabel antar moda Labi-Labi dan Bus Damri. 61
17 62 5. Melakukan parameterisasi dengan software SPSS dengan teknik LR motode Forward Selection with the Likehood Ratio Criterion. 6. Terpilihnya variabel pelayanan sebagai pembentuk model fungsi utilitas moda (z). 7. Diperoleh model probabilitas pemilihan moda Labi-Labi dengan rumus : 1 Prob ( Labi-Labi ) =..(3.11) z 1 e Variabel-variabel signifikan yang mempengaruhi pengguna jasa dalam memilih moda transportasi angkutan umum Rute Keudah Darusssalam, untuk keperluan pembentukan model Logit Biner adalah sebagai berikut : Tabel III.2 Parameter Utilitas Moda Parameter Utilitas Moda Total waktu tempuh selama perjalanan dari Keudah-Darussalam WP Total waktu tunggu hingga kendaraan berangkat WT O X 1 Total Biaya perjalanan Keleluasaan tempat duduk Resiko kecelakaan X 2 Resiko kehilangan/kerusakan barang X 3 Kebisingan, goncangan atau getaran X 4 Kebersihan dan kesejukan ruangan X 5 Unsur prestise (gengsi) X 6 Perilaku supir (cara menyetir) X 7 Kemudahan mendapatkan angkutan umum X 8 Sumber : Referensi berbagai sumber terdahulu Analisis Kebutuhan Armada Berdasarkan Preferensi Terhadap Moda yang Diinginkan Pengguna Jasa Setelah memperoleh preferensi terhadap moda yang oleh pengguna jasa, maka dilakukan perhitungan kebutuhan armada optimal rute Keudah-Darussalam. Adapun langkah-langkah yang dilakukan yaitu : 1. Mengetahui probabilitas terhadap moda Labi-Labi dan moda Damri 2. Mengetahui demand terhadap angkutan umum rute Keudah Darussalam, dengan cara menjumlahkan penumpang terangkut Labi-Labi dan Bus Damri. 3. Mengetahui estimasi jumlah pengguna motor pada rute Keudah-Darussalam. 62
18 63 4. Menghitung jumlah pengguna Bus Damri, dengan cara mengalikan probabilitas moda Bus Damri dengan demand rute Keudah Darussalam. 5. Menghitung jumlah pengguna labi-labi, dengan cara mengurangi demand rute Keudah Darussalam dengan pengguna motor. Setelah itu dikurangi lagi dengan jumlah pengguna Bus Damri. 6. Menghitung kebutuhan armada optimal rute Keudah Darusalam berdasarkan preferensi terhadap moda yang diinginkan. 63
BAB III LANDASAN TEORI. SK.687/AJ.206/DRJD/2002 tentang tentang pedoman teknis penyelenggaraan
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Kapasitas Kendaraan Menurut Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor SK.687/AJ.206/DRJD/2002 tentang tentang pedoman teknis penyelenggaraan angkutan penumpang umum
Lebih terperinciBAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN
100 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN Analisis yang dilakukan pada penelitian ini meliputi: Estimasi Penumpang Rute Keudah-Darussalam, Analisis Performansi Angkutan Umum, Analisis Kebutuhan Jumlah Armada,
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
16 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Penentuan Tarif Perhitungan biaya untuk menetapkan tarif angkutan umum sesuai dengan Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor : SK. 687 / AJ. 206 / DRJD / 2002
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengantar Dalam rangka penyusunan laporan Studi Kajian Jalur Angkutan Penyangga Kawasan Malioboro berbasis studi kelayakan/penelitian, perlu dilakukan tinjauan terhadap berbagai
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
digilib.uns.ac.id BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Umum Kebijakan penetuan tarif angkutan penumpang umum harus dipertimbangkan sesuai dengan harga fluktuasi bahan bakar minyak yang setiap tahun berubah.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Tahapan tahapan yang akan dilakukan dalam menentukan tarif pada bus Mayasari Bakti patas 98A Trayek Pulogadung Kampung Rambutan dapat dilihat pada
Lebih terperinciBAB IV DATA DAN ANALISIS. yang telah ditentukan Kementerian Perhubungan yang intinya dipengaruhi oleh
BAB IV DATA DAN ANALISIS Indikator indikator pelayanan yang diidentifikasi sesuai dengan standar yang telah ditentukan Kementerian Perhubungan yang intinya dipengaruhi oleh waktu waktu sibuk pada jaringan
Lebih terperinciSTUDI PENENTUAN TARIF PENUMPANG ANGKUTAN BUS KECIL. ( Studi Kasus Trayek Medan-Tarutung ) TUGAS AKHIR. Diajukan Untuk Memenuhi Syarat
STUDI PENENTUAN TARIF PENUMPANG ANGKUTAN BUS KECIL ( Studi Kasus Trayek Medan-Tarutung ) TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Sidang Sarjana Teknik Sipil Disusun Oleh : IMMANUEL A. SIRINGORINGO NPM
Lebih terperincipenumpang yang dilakukan system sewa atau bayar. Termasuk dalam pengertian angkutan kota (bus, minibus, dsb), kereta api, angkutan air dan
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Umum Angkutan umum penumpang (AUP) adalah angkutan umum penumpang yang dilakukan system sewa atau bayar. Termasuk dalam pengertian angkutan kota (bus, minibus, dsb),
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Umum Metodologi penelitian adalah cara mencari kebenaran dan asas-asas gejala alam, masyarakat, atau kemanusiaan berdasarkan disiplin ilmu tertentu (Kamus Besar Bahasa
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
121 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan permasalahan, tujuan, sasaran serta analisis yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan dari studi ini, yaitu : 1. Kondisi Performansi
Lebih terperinciTINJAUAN PENETAPAN TARIF TAKSI DI KOTA PADANG
TINJAUAN PENETAPAN TARIF TAKSI DI KOTA PADANG Titi Kurniati Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Universitas Andalas ABSTRAK Salah satu pilihan angkutan umum yang tersedia di kota Padang adalah taksi, yang
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. maupun taksi kosong (Tamin, 1997). Rumus untuk menghitung tingkat
BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Okupansi Okupansi merupakan perbandingan prosentase antara panjang perjalanan taksi isi penumpang dengan total panjang taksi berpenumpang maupun taksi kosong (Tamin, 1997).
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. a. UU No. 22 Tahun 2009 Tentang lalu Lintas dan Angkutan. b. PP No. 74 Tahun 2014 tentang Angkutan Jalan
BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Peraturan dan Perundang-undangan a. UU No. 22 Tahun 2009 Tentang lalu Lintas dan Angkutan Jalan b. PP No. 74 Tahun 2014 tentang Angkutan Jalan c. SK Dirjen No.687/AJ.206/DRJD/2002
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Langkah Kerja Untuk melakukan evaluasi kinerja dan tarif bus DAMRI trayek Bandara Soekarno Hatta Kampung Rambutan dan Bandara Soekarno Hatta Gambir dibuat langkah kerja
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2007 NOMOR 10 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG
BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2007 NOMOR 10 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENETAPAN TARIF ANGKUTAN PENUMPANG DALAM TRAYEK TETAP DAN TERATUR WALIKOTA BOGOR, Menimbang
Lebih terperinciSTUDI KEBUTUHAN ANGKUTAN UMUM DI KOTA BANDA ACEH (Studi Kasus : Rute Keudah - Darusssalam) TESIS KARLIA DIRANGGA NIM :
STUDI KEBUTUHAN ANGKUTAN UMUM DI KOTA BANDA ACEH (Studi Kasus : Rute Keudah - Darusssalam) TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung Oleh
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. DAMRI rute bandara Soekarno Hatta _ Bogor, dibuat bagan alir sebagai berikut :
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Langkah Kerja Untuk mengevaluasi tingkat pelayanan terhadap kepuasaan pelanggan bus DAMRI rute bandara Soekarno Hatta _ Bogor, dibuat bagan alir sebagai berikut : Mulai
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA. yang bertempat di Pool DAMRI jalan Tipar Cakung No. 39 Jakarta Timur.
BAB IV ANALISIS DATA 4.1 Hasil Survey Primer Pengumpulan data melalui wawancara dilakukan secara langsung kepada operator yang bertempat di Pool DAMRI jalan Tipar Cakung No. 39 Jakarta Timur. Metode wawancara
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Secara spesifik, tahapan-tahapan langkah yang diambil dalam menentukan tarif
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Langkah kerja penelitian Secara spesifik, tahapan-tahapan langkah yang diambil dalam menentukan tarif pada angkutan Bus DAMRI Trayek Blok M Bandara Soekarno-Hatta dapat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Rujukan penelitian pertama yaitu Tugas Akhir Muhammad Hanafi Istiawan mahasiswa Fakultas Teknik Sipil Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya 2013
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebaran spasial tata guna lahan mengakibatkan timbulnya kebutuhan akan pergerakan dari suatu lokasi tata guna lahan dengan lokasi tata guna lahan lainnya. Pesatnya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Umum Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu, secara umum data yang telah diperoleh dari penelitian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Langkah kerja penelitian Secara spesifik, tahapan-tahapan yang diambil dalam menentukan tarif pada angkutan bus BKTB route pantai indah kapuk (PIK)-monas dapat di lihat
Lebih terperinciANALISIS KEBUTUHAN ANGKUTAN UMUM PENUMPANG KOTA MANADO (Studi Kasus : Paal Dua Politeknik)
ANALISIS KEBUTUHAN ANGKUTAN UMUM PENUMPANG KOTA MANADO (Studi Kasus : Paal Dua ) Natal Pangondian Siagian Junior Audie L.E.Rumayar, Theo K. Sendow Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam Ratulangi
Lebih terperinciberakhir di Terminal Giwangan. Dalam penelitian ini rute yang dilalui keduanya
BABV ANALISIS A. Rute Perjalanan Rute perjalanan angkutan umum bus perkotaan yang diteliti ada dua jalur yaitu jalur 7 dan jalur 5 yang beroperasinya diawali dari Terminal Giwangan dan berakhir di Terminal
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 89 TAHUN 2002 TENTANG
KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 89 TAHUN 2002 TENTANG MEKANISME PENETAPAN TARIF DAN FORMULA PERHITUNGAN BIAYA POKOK ANGKUTAN PENUMPANG DENGAN MOBIL BUS UMUM ANTAR KOTA KELAS EKONOMI MENTERI PERHUBUNGAN,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Secara spesifik, tahapan-tahapan langkah yang diambil dalam menetukan tariff
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Langkah Kerja Penelitian Secara spesifik, tahapan-tahapan langkah yang diambil dalam menetukan tariff pada angkutan TransJakarta dapat dilihat pada flowchart berikut.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Umum Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu,secara umum data yang telah diperoleh dari penelitian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Angkot Angkutan adalah mode transportasi yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat di Indonesia khususnya di Purwokerto. Angkot merupakan mode transportasi yang murah dan
Lebih terperinciANALISIS SUBSIDI ANGKUTAN PERDESAAN MELALUI BIAYA OPERASI KENDARAAN (BOK) DI KABUPATEN SLEMAN
Volume 13, No. 4, April 2016, 291-300 ANALISIS SUBSIDI ANGKUTAN PERDESAAN MELALUI BIAYA OPERASI KENDARAAN (BOK) DI KABUPATEN SLEMAN Marjanto Dinas Perhubungan Kabupaten Sleman Jln KRT. Pringgodiningrat,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengamatan Lapangan. Operasional Bus Damri Trayek Perumnas Banyumanik - Johar. Pengumpulan Data
25 BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1. Bagan Alir Penelitian Pengamatan Lapangan Studi Pustaka Operasional Bus Damri Trayek Perumnas Banyumanik - Johar Pengumpulan Data Data Primer 1. Load Factor 2. Waktu
Lebih terperinciANALISA KARAKTERISTIK MODA TRANSPORTASI ANGKUTAN UMUM RUTE MANADO TOMOHON DENGAN METODE ANALISA BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN (BOK)
ANALISA KARAKTERISTIK MODA TRANSPORTASI ANGKUTAN UMUM RUTE MANADO TOMOHON DENGAN METODE ANALISA BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN (BOK) Christian Yosua Palilingan J.A. Timboeleng, M. J. Paransa Fakultas Teknik
Lebih terperinciKAJIAN JASA TRAVEL JURUSAN PALANGKARAYA-SAMPIT DITINJAU DARI BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN PENUMPANG
MEDIA ILMIAH TEKNIK SIPIL Volume 5 Nomor 1 Desember 2016 Hal. 1-8 KAJIAN JASA TRAVEL JURUSAN PALANGKARAYA-SAMPIT DITINJAU DARI BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN PENUMPANG Fitri Wulandari (1), Nirwana Puspasari
Lebih terperinciEVALUASI KINERJA ANGKUTAN PENGUMPAN TRANS SARBAGITA DI KOTA DENPASAR TUGAS AKHIR
EVALUASI KINERJA ANGKUTAN PENGUMPAN TRANS SARBAGITA DI KOTA DENPASAR TUGAS AKHIR Oleh : Setya Adi Hermawan 1004105098 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA 2016 ABSTRAK Kota Denpasar
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
71 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan, maka perbandingan tarif angkutan umum berdasarkan biaya operasional kendaraan (BOK) dikabupaten
Lebih terperinciIbnu Sholichin Mahasiswa Pasca Sarjana Manajemen Rekayasa Transportasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
EVALUASI PENYEDIAAN ANGKUTAN PENUMPANG UMUM DENGAN MENGGUNAKAN METODE BERDASARKAN SEGMEN TERPADAT, RATA-RATA FAKTOR MUAT DAN BREAK EVEN POINT (Studi Kasus: Trayek Terminal Taman-Terminal Sukodono) Ibnu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Letak secara geografis Kabupaten Sleman yang sangat strategis yaitu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Letak secara geografis Kabupaten Sleman yang sangat strategis yaitu sebagai pintu masuk ke wilayah kota Yogyakarta, menyebabkan pertumbuhan di semua sektor mengalami
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Transportasi Transportasi adalah suatu kegiatan pemindahan barang (muatan) dan penumpang dari suatu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan suatu sistem tertentuuntuk
Lebih terperinciANALISIS PENENTUAN TARIF STANDAR ANGUTAN KOTA DI KABUPATEN BANYUWANGI. Rahayuningsih ABSTRAK
ANALISIS PENENTUAN TARIF STANDAR ANGUTAN KOTA DI KABUPATEN BANYUWANGI Rahayuningsih ABSTRAK Tarif adalah biaya yang dibayarkan oleh pengguna jasa angkutan persatuan berat atau penumpan per kilometer, penetapan
Lebih terperinciAddendum Dokumen Pengadaan
PEMERINTAH KOTA BANDUNG Addendum Dokumen Pengadaan Perawatan dan Pengoperasian Bus Sekolah Koridor 3 Cibiru Asia Afrika Nilai HPS : Rp. 719.483.300,- Panitia Pengadaan Barang/Jasa Dinas Perhubungan Kota
Lebih terperinciKAJIAN KELAYAKAN TRAYEK ANGKUTAN UMUM DI PURWOKERTO
KAJIAN KELAYAKAN TRAYEK ANGKUTAN UMUM DI PURWOKERTO Juanita 1, Tito Pinandita 2 1 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Purwokerto Jl. Raya Dukuh Waluh Purwokerto, 53182. 2 Jurusan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. LokasiPengamatan Lokasi pengamatan berada pada terminal Arjosari Kota Malang dan terminal Blitar. Sedangkan survei statis dilakukan di dalam bus sepanjang rute Malang-Blitar.
Lebih terperinciANALISIS KINERJA ANGKUTAN UMUM PERDESAAAN KABUPATEN SIDOARJO (Studi Kasus Trayek Sidoarjo - Krian)
ANALISIS KINERJA ANGKUTAN UMUM PERDESAAAN KABUPATEN SIDOARJO (Studi Kasus Sidoarjo - Krian) Risti Kunchayani Akhmad Hasanuddin Sonya Sulistyono Mahasiswa S-1 Teknik Sipil Fak. Teknik Universitas Jember
Lebih terperinciBIAYA OPERASIONAL KENDARAAN (BOK) SEBAGAI DASAR PENENTUAN TARIF ANGKUTAN UMUM PENUMPANG (AUP)
35 BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN (BOK) SEBAGAI DASAR PENENTUAN TARIF ANGKUTAN UMUM PENUMPANG (AUP) Dewa Ayu Nyoman Sriastuti 1), A. A. Rai Asmani, K. 1) 1) Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kendaraan Bermotor Roda Dua (Sepeda Motor) Kendaraan bermotor adalah setiap kendaraan yang digerakkan oleh peralatan mekanik berupa mesin selain kendaraan yang berjalan di atas
Lebih terperinciSTUDI EFEKTIFITAS PELAYANAN ANGKUTAN KOTA JURUSAN ABDUL MUIS DAGO
STUDI EFEKTIFITAS PELAYANAN ANGKUTAN KOTA JURUSAN ABDUL MUIS DAGO Astrid Fermilasari NRP : 0021060 Pembimbing : Ir. Silvia Sukirman FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG
Lebih terperinciBAB II STUDI PUSTAKA STUDI PUSTAKA EVALUASI KINERJA OPERASIONAL ARMADA BARU PERUM DAMRI UBK SEMARANG TRAYEK BANYUMANIK - JOHAR
6 BAB II STUDI PUSTAKA II.1. Tinjauan Umum Transportasi merupakan proses kegiatan memindahkan barang dan orang dari satu tempat ke tempat yang lain ( Morlok, 1985 ), sehingga transportasi adalah bukan
Lebih terperinciBAB III. tahapan penelitian yang dilakukan sebagai pendekatan permasalahan yang ada. MULAI SURVEY
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 2.1 Bagan Alir Penelitian Agar penelitian lebih sistematis maka pada bab ini dijelaskan mengenai tahapan penelitian yang dilakukan sebagai pendekatan permasalahan yang ada.
Lebih terperinciBAB III. Landasan Teori Standar Pelayanan Kinerja Angkutan Umum
BAB III Landasan Teori 3.1. Standar Pelayanan Kinerja Angkutan Umum Untuk mengetahui apakah angkutan umum itu sudah berjalan dengan baik atau belum dapat dievaluasi dengan memakai indikator kendaraan angkutan
Lebih terperinciLAMPIRAN 1. Baru Kredit, suku bunga %/Thn Bekas Leasing, suku bunga %/Thn Lainnya, sebutkan!
LAMPIRAN 1 FORMULIR ISIAN SURVEI BIAYA OPERASI KENDARAAN Hari/Tanggal:Senin/23Mei2011 I. Karakteristik Kendaraan & Operasi a. Umum Kelas Kendaraan: Angkutan Penumpang 1. No Plat Kendaraan: D 1952 BM 2.
Lebih terperinciBIAYA POKOK ANGKUTAN BUS TRANS JOGJA PASCA KENAIKAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK (241T)
BIAYA POKOK ANGKUTAN BUS TRANS JOGJA PASCA KENAIKAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK (241T) Imam Basuki Program Studi Teknik Sipil, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Jl. Babarsari 44 Yogyakarta Email: imbas2004@gmail.com
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA. Dari hasil penelitian yang dilakukan pada hari senin tanggal 10 November
BAB IV ANALISIS DATA 4.1 Data Penumpang Dari hasil penelitian yang dilakukan pada hari senin tanggal 10 November 2014 dan minggu 16 November 2014 (data terlampir) diperoleh data naik dan turun penumpang
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
67 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan, maka perbandingan tarif umum berdasarkan biaya operasional kendaraan (BOK) di Kabupaten Gunungkidul
Lebih terperinciKata Kunci : Biaya Operasional Kendaraan, Kenaikan Tarif, Kenaikan Harga BBM, 2015
PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 7 DAMPAK KENAIKKAN TARIF ANGKUTAN UMUM KOTA PALANGKA RAYA PASCA KENAIKKAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) Oleh: Hersi Andani 1), Supiyan 2), dan Zainal Aqli 3) Kemajuan
Lebih terperinciNindyo Cahyo Kresnanto
Nindyo Cahyo Kresnanto Willingness to pay Ability to pay Kemacetan, Polusi, Ekonomi, dsb BOK (Biaya operasional Kendaraan) Keuntungan Tarif seragam/datar Tarif dikenakan tanpa memperhatikan jarak yang
Lebih terperinciANALISIS TARIF BUS TRANS BALIKPAPAN TRAYEK TERMINAL BATU AMPAR- PELABUHAN FERI KARIANGAU
ANALISIS TARIF BUS TRANS BALIKPAPAN TRAYEK TERMINAL BATU AMPAR- PELABUHAN FERI KARIANGAU Rahmat 1 Rama Risandi 2 Program Studi Teknik Sipil Universitas Balikpapan Email : rhtrusli@gmail.com ABSTRAK Penentuan
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. Tabel IV.1 Jumlah dan Sebaran Penduduk Kota Banda Aceh
64 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Jumlah Penduduk Jumlah penduduk Kota Banda Aceh tahun 2004 sebelum Tsunami adalah sebanyak 263.669 jiwa dengan pertumbuhan rata rata sekitar 2,3% per tahun
Lebih terperinciKAJIAN TARIF ANGKUTAN UMUM TRAYEK PAAL DUA POLITEKNIK DI KOTA MANADO
KAJIAN TARIF ANGKUTAN UMUM TRAYEK PAAL DUA POLITEKNIK DI KOTA MANADO Moses Ricco Tombokan Theo K. Sendow, Mecky R. E. Manoppo, Longdong Jefferson Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Magelang berada di Provinsi Jawa Tengah dengan total luas 18,120 km 2 yang terdiri atas 3 kecamatan dan 17 kelurahan. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. dan diatur dalam beberapa peraturan dan undang-undang sebagai berikut :
BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Peraturan dan Undang-Undang Terkait. Peraturan dan pedoman teknis dari pelayanan trayek angkutan umum dimuat dan diatur dalam beberapa peraturan dan undang-undang sebagai berikut
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transportasi Transportasi didefenisikan sebagai proses pergerakan atau perpindahan orang dan barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan mempergunakan satu sistem tertentu
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI MULAI. Studi Pustaka. Perumusan Masalah dan Tujuan. Persiapan dan Pengumpulan Data
BAB III METODOLOGI 3.1. Metodologi Pemecahan Masalah Di dalam pemecahan masalah kita harus membuat alur-alur dalam memecahkan masalah sehingga tersusun pemecahan masalah yang sistematis. Berikut ini adalah
Lebih terperinciKAJIAN TARIF ANGKUTAN UMUM PENUMPANG DI PULAU TAGULANDANG
KAJIAN TARIF ANGKUTAN UMUM PENUMPANG DI PULAU TAGULANDANG Ferry Yakob Theo K. Sendow, M. J. Paransa Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sam Ratulangi email: ferryyakob@gmail.com ABSTRAK
Lebih terperinciALTERNATIF PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI UMUM (STUDI KASUS: BUS DAN KERETA API TRAYEK KOTA PADANG- KOTA PARIAMAN)
ALTERNATIF PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI UMUM (STUDI KASUS: BUS DAN KERETA API TRAYEK KOTA PADANG- KOTA PARIAMAN) Oktaviani 1, Andre Yudi Saputra 2. 1,2 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Langkah Kerja Untuk melakukan evaluasi kinerja dan kepuasan penumpang terhadap tingkat pelayanan bus DAMRI rutelebakbulus - Bandara Soekarno Hatta dibuat langkah kerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Transportasi merupakan salah satu aspek penunjang kemajuan bangsa terutama
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan transportasi pada saat ini sangat pesat. Hal ini disebabkan oleh kemajuan teknologi dan taraf hidup masyarakat yang semakin meningkat. Transportasi merupakan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. Gambar 3.1 Peta Rute MPU CN
BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi Studi Mobil Penumpang Umum trayek Caruban Ngawi (MPU CN) ini menghubungkan Kota Caruban dan Kota Ngawi. Panjang rute Caruban Ngawi 35 km dan rute arah Ngawi - Caruban 33 km
Lebih terperinciEVALUASI KINERJA BUS EKONOMI ANGKUTAN KOTA DALAM PROVINSI (AKDP) TRAYEK PADANG BUKITTINGGI
EVALUASI KINERJA BUS EKONOMI ANGKUTAN KOTA DALAM PROVINSI (AKDP) TRAYEK PADANG BUKITTINGGI Helga Yermadona Dosen Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat ABSTRAK Penelitian mengenai evaluasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Transportasi Umum Transportasi adalah proses pergerakan atau perpindahan manusia dan barang dari satu tempat ke tempat lain untuk tujuan tertentu. Manusia selalu berusaha untuk
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Warpani (1990) menerangkan bahwa Angkutan Umum adalah angkutan penumpang yang dilakukan dengan sistem sewa atau bayar. Termasuk dalam pengertian angkutan umum
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. 3.1 Persiapan
BAB III METODOLOGI 3.1 Persiapan Persiapan yang dilakukan yaitu pemahaman akan judul yang ada dan perancangan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam analisa ini. Berikut adalah diagram alir kerangka
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. transportasi makro perlu dipecahkan menjadi sistem transportasi yang lebih kecil
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Transportasi Angkutan Umum Untuk mendapatkan pengertian yang lebih mendalam serta guna mendapatkan alternatif pemecahan masalah transportasi perkotaan yang baik, maka
Lebih terperinciANGKUTAN KOTA DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI DKI JAKARTA 26 MEI 2008
RENCANA KENAIKAN TARIF ANGKUTAN KOTA SEBAGAI DAMPAK KENAIKAN HARGA BBM DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI DKI JAKARTA 26 MEI 2008 D A S A R 1. Berdasarkan Peraturan Menteri Energi Sumber Daya Mineral Nomor 16
Lebih terperinciANALISA KELAYAKAN TARIF ANGKUTAN UMUM DALAM KOTA MANADO (STUDI KASUS : TRAYEK PUSAT KOTA 45 MALALAYANG)
ANALISA KELAYAKAN TARIF ANGKUTAN UMUM DALAM KOTA MANADO (STUDI KASUS : TRAYEK PUSAT KOTA 45 MALALAYANG) Samuel A. R. Warouw T. K. Sendow, Longdong J. dan M. R. E. Manoppo Fakultas Teknik, Jurusan Sipil
Lebih terperinciKAJIAN TARIF ANGKUTAN KOTA TRAYEK 011 DI KOTA TASIKMALAYA
KAJIAN TARIF ANGKUTAN KOTA TRAYEK 011 DI KOTA TASIKMALAYA Tonny Judiantono Mahasiswa Program Transportasi Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK) Institut Teknologi Bandung Gedung
Lebih terperinciSTUDI PENENTUAN TARIF PENUMPANG ANGKUTAN BUS SEDANG (Studi Kasus Trayek Lhokseumawe-Bireuen)
STUDI PENENTUAN TARIF PENUMPANG ANGKUTAN BUS SEDANG (Studi Kasus Trayek Lhokseumawe-Bireuen) T. M. Ridwan Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Malikussaleh Email: ponwan_04@yahoo.com Abstrak
Lebih terperinciyang sebenarnya dalam setiap harinya. Faktor muat (loadfactor) sangat dipengaruhi
BAB III LANDASAN TEORI A. Faktor Muat (loadfactor) Faktor muat adalah merupakan perbandingan antara kapasitas terjual dan kapasitas yang tersedia untuk suatu perjalanan yang dinyatakan dalam persentase.
Lebih terperinciGrafik jumlah penumpang TransJakarta rata-rata perhari
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Busway-TransJakarta 2.1.1. Pendahuluan TransJakarta atau yang biasa dipanggil Busway (kadang Tije) adalah sebuah system transportasi bus cepat di Jakarta Indonesia. Sistem ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencakup benda hidup dan benda mati dari satu tempat ke tempat lainnya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Transportasi adalah proses memindahkan suatu benda hidup mencakup benda hidup dan benda mati dari satu tempat ke tempat lainnya. Kegiatan transportasi ini membutuhkan
Lebih terperinciCONTOH 1 : PERMOHONAN IZIN USAHA ANGKUTAN
LAMPIRAN III KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN Nomor : KM 35 Tahun 2003 Tanggal : 20 Agustus 2003 CONTOH 1 : PERMOHONAN IZIN USAHA ANGKUTAN NAMA PERUSAHAAN / KOPERASI / PERORANGAN *) Alamat lengkap Nomor Telepon
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Moda Angkutan Umum Secara umum, ada 2 (dua) kemlompok moda transportasi, dalam hal ini yang dimaksud adalah moda angkutan penumpang yaitu : 1. Kendaraan pribadi (private transportation),
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. memenuhi kriteria-kriteria yang distandardkan. Salah satu acuan yang dapat
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Kriteria Kinerja Angkutan Umum Angkutan umum dapat dikatakan memiliki kinerja yang baik apabila memenuhi kriteria-kriteria yang distandardkan. Salah satu acuan yang dapat digunakan
Lebih terperinciPERHITUNGAN VEHICLE OPERATION COST GUNA KESINAMBUNGAN PERUSAHAAN: (STUDI KASUS SHUTTLE SERVICE TUJUAN BANDUNG-BANDARA SOEKARNO HATTA)
Yogyakarta, 22 Juli 2009 PERHITUNGAN VEHICLE OPERATION COST GUNA KESINAMBUNGAN PERUSAHAAN: (STUDI KASUS SHUTTLE SERVICE TUJUAN BANDUNG-BANDARA SOEKARNO HATTA) Jurusan Teknik Industri, Institut Teknologi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. orang atau barang dari satu tempat (asal) ke tempat lain (tujuan) dengan tujuan
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Angkutan Angkutan (transport) pada dasarnya adalah sarana untuk memindahkan orang atau barang dari satu tempat (asal) ke tempat lain (tujuan) dengan tujuan membantu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Umum. Transportasi adalah proses memindahkan suatu benda mencakup benda hidup
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Umum Transportasi adalah proses memindahkan suatu benda mencakup benda hidup dan benda mati dari suatu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah wahana yang digerakkan oleh
Lebih terperinciPelayanan dan Tarif Speedboat Nusa Sebayang - Ruslan Effendie
Pelayanan dan Tarif Speedboat Nusa Sebayang - Ruslan Effendie STUDI EVALUASI KINERJA PELAYANAN DAN TARIF MODA ANGKUTAN SUNGAI SPEEDBOAT Studi Kasus: Jalur Angkutan Sungai Kecamatan Kurun ke Kota Palangkaraya,
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. instasi pemerintah berdasarkan indikator indikator teknis, administrasif dan
BAB III LANDASAN TEORI A. Standar Operasional Prosedur ( SOP ) Standar Operasional Prosedur adalah pedoman atau acuan untuk melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan fungsi dan alat penilaian kinerja
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. barang dari satu tempat ke tempat lain untuk tujuan tertentu. Manusia selalu berusaha
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Transportasi Umum Transportasi merupakan proses pergerakan atau perpindahan manusia dan barang dari satu tempat ke tempat lain untuk tujuan tertentu. Manusia selalu berusaha
Lebih terperinciBAB II STUDI PUSTAKA 2.1. TARIF TOL
BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. TARIF TOL Menurut UU No.13/1980, tol adalah sejumlah uang tertentu yang dibayarkan untuk pemakaian jalan tol.. Kemudian pada tahun 2001 Presiden mengeluarkan PP No. 40/2001. Sesuai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut kamus besar bahasa Indonesia edisi (2005) Evaluasi adalah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Evaluasi penilaian. Menurut kamus besar bahasa Indonesia edisi (2005) Evaluasi adalah 2.2 Angkutan Undang undang Nomer 22 Tahun 2009 pasal 1 ayat 1 tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Lebih terperinciEVALUASI TARIF DAN MUTU PELAYANAN ANGKUTAN ANTAR PROVINSI (Studi Kasus: Angkutan Minibus Jurusan Puruk Cahu Banjarmasin)
57 EVALUASI TARIF DAN MUTU PELAYANAN ANGKUTAN ANTAR PROVINSI (Studi Kasus: Angkutan Minibus Jurusan Puruk Cahu Banjarmasin) Maretina Eka Sinta 1) 1 Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciEVALUASI KINERJA ANGKUTAN UMUM PENUMPANG WILAYAH PESISIR PANTAI MORODEMAK
EVALUASI KINERJA ANGKUTAN UMUM PENUMPANG WILAYAH PESISIR PANTAI MORODEMAK Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sultan Fatah (UNISFAT) Jl. Sultan Fatah No. 83 Demak Telp. (0291) 681024
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk dan perkembangan ekonomi yang semakin cepat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan penduduk dan perkembangan ekonomi yang semakin cepat dewasa ini menjadikan transportasi merupakan suatu sarana dan prasarana yang memegang peranan penting
Lebih terperinciOPTIMASI JUMLAH ARMADA ANGKUTAN UMUM DENGAN METODA PERTUKARAN TRAYEK: STUDI KASUS DI WILAYAH DKI-JAKARTA 1
OPTIMASI JUMLAH ARMADA ANGKUTAN UMUM DENGAN METODA PERTUKARAN TRAYEK: STUDI KASUS DI WILAYAH DKI-JAKARTA 1 Ofyar Z. Tamin Departemen Teknik Sipil ITB Jalan Ganesha 10, Bandung 40132 Phone/Facs: 022-2502350
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Transportasi Transportasi diartikan sebagai usaha memindahkan, menggerakkan, mengangkut, atau mengalihkan suatu objek dari suatu tempat ke tempat yang lain, di mana
Lebih terperinciJurnal Sipil Statik Vol.4 No.3 Maret 2016 ( ) ISSN:
TINJAUAN TARIF ANGKUTAN UMUM DALAM KOTA AKIBAT PERUBAHAN HARGA BBM (STUDI KASUS : TRAYEK PUSAT KOTA - MALALAYANG) Freyti Silvia Mawu T. K. Sendow, J.E Waani Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam kurun waktu tertentu. (Hazian,2008) Transportasi dapat diartikan sebagai
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Umum Kinerja adalah kemampuan atau potensi angkutan umum untuk melayani kebutuhan pergerakan pada suatu daerah, baik berupa transportasi barang maupun transportasi orang.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Transportasi Transportasi adalah pergerakan orang dan barang bisa dengan kendaraan bermotor, kendaraan tidak bermotor atau jalan kaki, namun di Indonesia sedikit tempat atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk. Perkembangan transportasi pada saat ini sangat pesat. Hal ini
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Transportasi merupakan salah satu aspek penunjang kemajuan bangsa terutama dalam kegiatan perekonomian negara yang tidak lepas dari pengaruh pertambahan jumlah penduduk.
Lebih terperinci