TELETRAFIK SEBAGAI PENGEVALUASI UNJUK-KERJA DAN PENDIMENSIAN SISTEM KOMUNIKASI DAN KOMPUTER RISWAN DINZI
|
|
- Harjanti Pranata
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 TELETRAFIK SEBAGAI PENGEVALUASI UNJUK-KERJA DAN PENDIMENSIAN SISTEM KOMUNIKASI DAN KOMPUTER RISWAN DINZI Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tujuan Menyajikan pengetahuan dasar sebagai landasan dalam mempelajari sistem teletrafik Latar Belakang Dalam penelitian, pengembangan, perancangan dan pengoperasian jaringan komputer dan telekomunikasi salah satu problem yang penting yang harus diperhatikan adalah penentuan konfigurasi optimum dan pendimensian sistem untuk memberikan unjuk kerja tertentu atau GOS ( Grade of Service ). Teori teletrafik yang merupakan dasar untuk mengevaluasi unjuk kerja dan pendimensian sistem dipelajari bersamaan dengan teknologi switching dan telah berkembang pesat melalui penggabungan OR ( Operation Research ) dan teori antrian. Karena sangat pentingnya pengetahuan tentang teletrafik dalam dunia telekomunikasi dan komputer maka penulis berkeinginan untuk menyajikan dasar-dasar teletrafik tersebut. Pemodelan sistem teletrafik dibahas pada bab 2 yang antara lain membahas tentang aplikasi teletrafik, beban trafik, proses pembangkitan panggilan, distribusi waktu pelayanan dan klasifikasi model trafik. Pada bab 3 dibahas tentang relasi dasar yan terdiri dari bagian-bagia yaitu sifat Markov, PASTA dan formula Little. BAB II PEMODELAN SISTEM TELETRAFIK 2.1. Aplikasi Teletrafik Sebelum melangkah kepada pembicaraan yang lebih jauh, untuk mengetahui tentang penggunaan pengetahuan teletrafik pada sistem real-life meka diberikan contoh-contoh berikut. Contoh 1 : Andaikan bahwa seseorang diminta untuk menentukan jumlah trunk diantara dua PBX (Private Branch Exchange) yang tepisah, masing-masing menampung 1000 set telepon, seperti yang tampak pada gambar 1. Untuk menjamin agar semua set telepon yang ada pada kedua PBX dapat berbicara satu sama lain secara serentak maka jumlah trunk yang dibutuhkan haruslah sebesar s = Menggunakan jumlah trunk yang sedemikian banyaknya tentu tidak bermanfaat karena permintaan yang sebanyak itu (ekstrim) jarang sekali terjadi. Pada keadaan ekstrim lainnya jika s = 1, pelayanan sangat tidak mencukupi. Dengan menggunakan teori teletrafik persoalan ini dapat diselesaikan sehingga diperoleh jumlah trunk yang optimum. Misalkan, setiap telkom digunakan (secara acak) rata-rata 6 menit dalam 1 jam, dengan demikian dapat ditentukan bahwa dengan jumlah s = 64 akan menjamin koneksi dengan probablilitas 99% Digitized by USU digital library 1
2 Contoh 2 : Pada suatu sistem transmisi data ( seperti diperlihatkan gambar 2 ), 2400 bit paket yang panjangnya tetap tiba dengan laju 3 paket per detik secara acak. Pertanyaan yang muncul, sistem yang manakah yang memiliki GOS yang lebih baik? a. 4 saluran, 2400 bit/detik, atau b. 1 saluran ( tunggal ), 9600 bit/detik. Gambar 2 : Sistem Transmisi Paket. Untuk melakukan evaluasi unjuk kerja yang demikian, berbagai faktor seperti kuantitas permintaan, pola pembangkitan panggilan dan tipe pelayanan harus ditentukan. Faktor-faktor tersebut berada dalam lingkup teori teletrafik dan akan dijelaskan pada bagian berikut Beban Trafik Pada sistem teletrafik, sebuah panggilan didefenisikan sebagai sebuah permintaan untuk sebuah koneksi atau disebut juga dengan customer atau pelanggan. Holding time didefenisikan sebagai lamanya sebuah panggilan dan disebut juga waktu pelayanan atau service time. Beban trafik didefenisikan sebagai total holding time per unit waktu. Satuan dari beban trafik disebut erlang ( erl ). Berikut ini disajikan sebuah contoh berkenaan dengan defenisi-defenisi yang telah disebutkan di atas. Contoh : Anggap bahwa ada tiga panggilan per jam dengan holding time 5, 10 dan 15 menit ( seperti diperlihatkan pada gambar 3 ) maka beban trafik a dihitung sebagai berikut. ( ) menit A = = 0,5 erl. 60 menit 2004 Digitized by USU digital library 2
3 Gambar 3 : Penentuan Beban Trafik Kadang-kadang beban trafik bisa juga disebut dengan intensitas trafik yang memiliki sifat-sifat sebagai berikut : 1. Bila c adalah jumlah pembangkitan panggilan per unit waktu, dan h adalah ratrata holding time, maka beban trafik a diberikan oleh : a = ch [ erl ]. ( 1 ). 2. Beban trafik adalah sama dengan jumlah pembangkitan panggilan dalam ratarata holding time. 3. Beban trafik yang dibawa oleh sebuah trunk ( tunggal ) adalah sama dengan probablilitas bahwa trunk tersebut digunakan ( sibuk ). 4. Beban trafik yang dibawa oleh sebuah grup trunk adalah sama dengan rata-rata jumlah trunk sibuk pada grup trunk tersebut. Sifat ( 1 ) sampai ( 3 ) dapat dimengerti dengan mudah dari pendefenisian beban trafik. Sifat ( 4 ) bisa diartikan sebagai berikut. Anggap bahwa sebuah grup dengan s trunk membawa beban trafik a erl. Maka beban rata-rata yang dibawa oleh trunk tersebut adalah a 1 = ( a/s ) erl, yang sama dengan probablilitas bahwa trunk ( tunggal ) sibuk dari sifat ( 3 ). Karena itu rata-rata jumlah trunk sibuk ditentukan oleh hubungan sa 1 = a Proses Pembangkitan Panggilan Pada sistem teletrafik terdapat bermacam-macam pola pembangkit panggilan. Disini yang akan dibahas hanya pola pembangkitan saja ( random ) dimana t O, yang dimodelkan dengan : 1. Probablilitas bahwa suatu pembangkitan panggilan dalam interval waktu ( t, t + t ) cenderung menuju λ t tidak tergantung kepada t, dimana λ adalah konstan. 2. Probabilitas bahwa 2 atau lebih pembangkit panggilan pada ( t, t + t ) cenderung menuju nol. 3. Pembangkitan panggilan saling bebas satu sama lain Digitized by USU digital library 3
4 Selanjutnya akan dihitung probabilitas p k ( t ) yang menyatakan bahwa adakah pembangkitan pangilan pada waktu ( o, t ). Seperti yang diperlihatkan pada gambar 4, tampak bahwa interval ( o, t ) dibagi menjadi sejumlah n sub baian yang cukup besar dan diamil nilai. Jadi, karena probabilitas bahwa tepatnya k pembangkitan panggilan dalam k sub bagian tertentu, ditentukan oleh ( λ t ) k ( 1 - λ t ) n-k, dimana t n o, dan ada kejadian tertentu maka, k Persamaan ( 2 ) adalah Distribusi Poisson dengan rata-rata λt, dimana λ disebut dengan arrival rate ( laju kedatangan ) atau orignation ratei ( laju pembangkitan ). Pada kenyataannya λ adalah konstan dan tidak bergantung kepada waktu. Ini adalah satu ciri dari pembangkitan random ( acak ). Model ini disebut juga dengan Poisson Arival ( pembangkitan Poisson ). Karna jumlah panggilan rata-rata yang dibangkitkan dalam ( 0,1 ) adalah λt, maka λ dapat diartikan sebagai rata-rata jumlah kedatangan per unit waktu yang mana adalah rata-rata dari c pada ( 1. 1 ). Laju kedatangan tergantung kepada unit dari waktu yang digunakan, jika jam yang digunakan, maka ia diukur dalam BHCA (Busy Hour Call Attempts ). Dari ( 1.2 ), probabilitas bahwa tidak ada pembangkitan panggilan dalam (0,t), diberikan oleh : P 0 ( t ) = e -λt...(3) Jadi, fungsi distribusi waktu antar kedatangan ( probablilitas bahwa waktu antar kedatangan tidak lebih besar dari t ditentukan melalui : A ( t ) = 1 - e -λt.(4) Persamaan : ( 4 ) adalah distribusi eksponensial dengan rata-rata λ Distribusi Waktu Pelayanan Berikutnya akan dibahas distribusi waktu pelayanan. Pada kasus yang sangat sederhana, dianggap bahwa sebuah panggilan diakhiri secara acak. Ambil satu saat awal pembangkitan panggilan. Probabilitas bahwa panggilan berakhir pada ( t,t+ t ) adalah µ t dan tidak bergantung kepada t ( dari asumsi pembubaran acak ). Fungsi distribusi komplementer H ( t ) ( probabilitas bahwa waktu pelayanan lebih besar dari t ) adalah sama dengan probabilitas bahwa panggilan tidak diakhiri pada ( 0,t ) Digitized by USU digital library 4
5 Dengan membagi ( 0,t ) menjadi sejumlah n sub bagian yang cukup besar dan menempatkan t = t/n maka jika probabilitas yang disebut belakangan sama dengan ( 1-µ t ) dimana n, H ( t ) ditentukan oleh : H ( t ) = lim 1 µt n = e -λt Jadi, waktu pelayanan adalah terdistribusi secara eksponensial dengan rata-rata µ -1, dimana µ disebut dengan laju pelayanan atau laju pembubaran atau sering juga disebut dengan waktu pelayanan eksponensial. Beban yang ditawarkan, diekspresikan dengan a =λ/u, dari ( 1.1 ). Asumsi tentang waktu pelayanan eksponensial telah disepakati sama dengan waktu percakapan telepon, seperti diperlihatkan pada gambar 5. Gambar 5. Distribusi Percakapan Telepon 2.5. Klasifikasi Model Trafik Suatu sistem yang menghubungkan antara inlet dan outlet disebut dengan switching system (sistem penyambungan). Jika suatu inlet dapat dihubungkan kesuatu outlet yang tidak dipakai maka sistem tersebut disebut dengan full availability system dan jika sebaliknya dengan limited availability system. Suatu kondisi dimana koneksi tidak dapat dibuat disebabkan karena sibuknya outlet atau sibuknya jalur internal pada sistem penyambungan disebut dengan congestion. Pada congestion, jika panggilan yang datang di blok maka sistem disebut dengan loss system (sistem rugi) atau non-delay system (sistem tanpa delay). Jika panggilan dapat menunggu untuk memperoleh penyambungan maka disebut dengan waiting system (sistem tunggu) atau delay system ( sistem delay ). Sistem-sistem ini dapat diilustrasikan seperti pada gambar 6. Gambar 6 : Simbol-simbol untuk model trafik 2004 Digitized by USU digital library 5
6 Full availability system dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Input process ( proses masukan ) adalah menjelaskan cara-cara pembangkitan panggilan ( kedatangan ). 2. Service mechanism adalah menjelaskan jumlah outlet, distribusi holding time dan lain-lain. Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa distribusi eksponensial berlaku untuk trafik telepon tetapi distribusi lain ( sebagai contoh, konstan atau deterministik ) bisa digunakan untuk data paket. 3. Queue discipline ( disiplin antrian ) menjelaskan cara-cara untuk menangani panggilan selama congestion ( loss atau delay ). Pada sistem delay, urutan panggilan yang menunggu untuk dilayani ditentukan, seperti first-in-first-out ( FIFO ), last-in-first-out ( LIFO ), random service order ( RSO ) dan lain-lain. Untuk mengklasifikasikan full availability system digunakan notasi Kendall berikut. A/B/s.. ( 6 ) Dimana : A = distribusi proses masukan. B = distribusi waktu pelayanan. s = jumlah server ( pelayanan ). Untuk mewakili A dan B, biasanya digunakan simbol-simbol : M = Eksponensial ( Markov ). E k = Erlangian fasa k ( konvolusi eksponensial k dengan rata-rata yang identik ). H n = Hyper-exponensial berderajat n ( alternatif dari eksponensial berderajat n ). D = Deterministik ( tetap ). G = General ( acak ). GI = General Independent ( renewal ). MMPP = Markov Modulated Poisson Process ( non-renewal ). Sebagai contoh, sebuah sistem dengan kedatangan Poisson, waktu pelayanan eksponensial dan dengan s pelayan dapat, diekspresikan dengan M/M/s. Bila dengan n inlet ( sumber ) yang berhingga maka dapat ditulis menjadi M ( n )/M/s. Bila dengan ruang tunggu dimana ada m posisi tunggu, notasi dapat ditulis menjadi M/M/s ( m ) atau M/M/s/s + m. Oleh karena itu sistem loss dapat diekspresikan M/M/s ( 0 ) atau M/M/s/s. BAB III RELASI DASAR 3.1. Sifat Markov Misalkan lamanya suatu fenomena adalah dalam waktu X, anggap sebagai waktu pelayanan dan diambil awal dari pembangkitannya seperti diperlihatkan gambar 7. Jika X terdistribusi secara eksponensial dengan rata-rata µ -1, probabilitas bahwa fenomena berkesinambungan setelah saat waktu x diberikan oleh : P{X > x } = e -µx.. ( 7 ) Jadi, probabilitas kondisi bahwa fenomena tersebut berlangsung terus selama periode waktu t, ditentukan bahwa ia telah berakhir hingga waktu x dihitung dengan : 2004 Digitized by USU digital library 6
7 Sebaiknya diperhatikan bahwa probabilitas yang terakhir pada ( 8 ) adalah tidak bergantung terhadap waktu x. Ini menyatakan secara tidak langsung bahwa perilaku stokastik dari fenomena tersebut setelah waktu x (pada waktu yang akan datang ) hanya bergantung kepada kondisi pada waktu x (waktu sekarang) dan tidak bergantung kepada waktu yang berlangsung sebelumnya (waktu yang lalu). Karakterstik juga disebut dengan sifat Markov atau sifat Memoryless dan diketahui bahwa hanya distribusi yang memiliki fifat ini pada continious distribution. Gambar 7 : Sifat Markov Pada kenyataanya jika X terdistribusi secara eksponensial, waktu yang tersisa yang terlihat pada saat waktu acak juga terdistribusi secar eksponensial, tepat sama dengan lifetime X ( saat permulaan ). Berikutnya, model waktu antar kedatangan dan model waktu pelayanan, keduanya terdistribusi secara eksponensial dan disebut dengan Markovian model, jika sebaliknya disebut dengan non-markovian model PASTA Bila P j adalah probabilitas bahwa terdapat j panggilan pada saat acak dalam kondisi mantap dan π j adalah probabilitas yang bersesuaian tepat sebelum saat kedatangan panggilan, seperti diperlihatkan pada gambar 6, maka secara umum kedua probabilitas ini tidak sama. Karena itu, pada suatu sistem dengan waktu antar kedatangan eksponensial ( kedatangan Poisson ) keduanya adalah sama yaitu : π j = P j ( 9 ). Hubungan ini disebut dengan PASTA ( Poisson Arrivals See Time Average ) dan ia berasal dari sifat Markov dengan distribusi eksponensial. Istilah PASTA berasal dari suatu fakta bahwa P j adalah sama dengan bagian waktu rata-rata dari j panggilan yang ada apabila diamati dalam periode waktu yang cukup panjang. Disamping Poisson, terdapat juga rata-rata waktu pengamatan yang disebut dengna ASTA ( Arrivals See Time Average ). Proses seperti ini bisa muncul pada jaringan antrian Digitized by USU digital library 7
8 Gambar 8 : Probabilitas Kondisi System Jika n kedatangan Poisson yang independent denga laju λ j digabungkan, dimana j = 1,2,..,n seperti diperlihatkan pada gambar 9 ( a ),maka resultan kedatangan juga menjadi kedatangan Poisson dengan laju λ = λ 1 + λ λ n. Ini disebabkan karena konvolusi dari distribusi Poisson adalah Poisson. Jika kedatangan Poisson dengan laju λ diteruskan ke rute j dengan probabilitas P j seperti diperlihatkan pada gambar 9 ( b ), kedatangan pada rute j juga Poisson. Sifat-sifat ini berguna untuk menganalisis sistem dengan masukan Poisson. Gambar 9 : Aggregation dan decomposition dari kedatangan Poisson Formula Little Pada suatu sistem yang berada dalam keadaan mantap ( steady state ), bila λ adalah laju kedatangan, L adalah rata-rata jumlah panggilan yang sedang menunggu dan W adalah waktu tunggu rata-rata, maka terdapat relasi umum pada sistem tersebut yaitu : L = λw ( 10 ). Relasi ( 10 ) disebut dengan formula Little. Persamaan ( 10 ) diartikan sebagai berikut. Jika W adala rata-rata waktu lamanya panggilan berdiam didalam antrian, dan jika ia dianggap sebagai holding time rata-rata dari panggilan yang menunggu, maka sisis kanan pada persamaan ( 10 ) adalah beban trafik dari panggilan yang menunggu, yang sama dengan ratarata jumlah pangggilan yang menunggu dari sifat 4 bagian ( 2.1 ). Haruslah 2004 Digitized by USU digital library 8
9 diperhatikan bahwa L adalah nilai rata-rata yang tampak oleh pengamat dari luar, sementara W adalah yang dialami oleh panggilan. Gambar 10 : Aplikasi dari Formula Little. Waktu sistem didefenisikan sebagai waktu berdiam total ( waktu tunggu + waktu pelayanan ) yang dihabiskan oleh suatu panggilan. Bila T adalah waktu sistem dan N adalah rata-rata jumlah panggilan yang ada di dalam sistem ( menunggu dan dilayani ) maka diperoleh variant dari formula little yaitu : N = λt.. ( 11 ). Formula little bisa diaplikasikan pada sistem G/G/s tanpa memperhatikan proses masukan, mekanisme pelayanan dan disiplin antrian. Contoh : Misalkan sebuah Bank, rata-rata per jam dikunjungi oleh 24 orang pelanggan da apabila semua teller sibuk, mereka membentuk suatu antrian seperti tampak pada gambar11, maka laju kedatangan rata-rata adalah λ = 24 / 60 = 0,4 / menit. Jika diamati bahwa rata-rata jumlah pelanggan yang menuggu untuk dilayani adalah L = 2,4 maka waktu tunggu rata-rata pelanggang ( W ) adalah : L 2,4 W = = = 6 menit λ 0,4 Jika waktu pelayanan rata-rata adalah h = 5 menit, beban yang ditawarkan adalah a = λ h = 2 erl maka rata-rata jumlah pelanggan yang dilayani adalah 2 ( dari sifat 4 bagian 2.1 ). Karenanya rata-rata jumlah pelanggan yang ada di dalam Bank adalah N = L + a = 4,4. Dengan cara lain, ini bisa dihitung sebagai berikut. Jika waktu sistem rata-rata ( waktu tinggal di dalam Bank ) adalah T = W + h = 11 menit maka diperoleh ( 11 ) berikut. N = λ T = 0,44 x 11 = 4,4. Jika teller dapat melayani maksimum 1 erl dan jika jumlah teller adalah s 2, maka antrian bertambah menuju tak berhingga dan tidak ada kondisi mantap ( steady state ). Pada kenyataannya diketahui bahwa kondisi mantap ada jika dan hanya jika s Digitized by USU digital library 9
10 Gambar 11. Contoh Model Antrian DAFTAR KEPUSTAKAAN Haruo Akimaro, Konosuke Kawashima, Teletraffic Theory and Aplication, Telecommunication Association, Japanese, Thomas G. Robertazzi, Computer Network and System : Queueing Theory and Perfomance Evaluation, Springer-Verlage Newyork Inc, Schwartz, M., Telecommunication Network, Wisley, Kleinrock, L., Queueing System, Vol. I, II, John Wiley, Walf, R. W., Poisson Arrival See Averages, Oper. Rest, Vol, 30, pp : , Melamet, B., Whitt, W., On Arrivals That See Time Averages, Operation Research, Vol. 38, No. 1, Digitized by USU digital library 10
REKAYASA TRAFIK ARRIVAL PROCESS.
REKAYASA TRAFIK ARRIVAL PROCESS ekofajarcahyadi@st3telkom.ac.id OVERVIEW Point Process Fungsi Distribusi Point Process Karakteristik Point Process Teorema Little Distribusi Point Process PREVIEW Proses
Lebih terperinci[Rekayasa Trafik] [Pertemuan 9] Overview [Little s Law Birth and Death Process Poisson Model Erlang-B Model]
[Rekayasa Trafik] [Pertemuan 9] Overview [Little s Law Birth and Death Process Poisson Model Erlang-B Model] eko fajar cahyadi [ekofajarcahyadi@st3telkom.ac.id] Overview 1. Little s Law 2. Birth & Death
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN SIMULASI ANTRIAN PAKET DENGAN MODEL ANTRIAN M/M/N DI DALAM SUATU JARINGAN KOMUNIKASI DATA
PERANCANGAN DAN SIMULASI ANTRIAN PAKET DENGAN MODEL ANTRIAN M/M/N DI DALAM SUATU JARINGAN KOMUNIKASI DATA Idatriska P 1, R. Rumani M 2, Asep Mulyana 3 1,2,3 Gedung N-23, Program Studi Sistim Komputer,
Lebih terperinciPEMODELAN MATEMATIKA UNTUK TRAFIK. Oleh : Mike Yuliana PENS
PEMODELAN MATEMATIKA UNTUK TRAFIK Oleh : Mike Yuliana PENS 1. Pure Chance Trafik 2. Statistical Equilibrium 3. Erlang Blocking Formula 4. Erlang Delay Formula Pokok Bahasan Model Matematika untuk Trafik
Lebih terperinciREKAYASA TRAFIK ARRIVAL PROCESS
REKAYASA TRAFIK ARRIVAL PROCESS eko fajar [ST3 TELKOM] [ekofajarcahyadi@st3telkom.ac.id] 1. Karakteristik Point Process a. Stasioner b. Independen c. Simple Seperti yang sudah dijelaskan di awal bahwa
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Antrian 2.1.1. Sejarah Teori Antrian. Teori antrian adalah teori yang menyangkut studi matematis dari antrian atau baris-baris penungguan. Teori antrian berkenaan dengan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Antrian Sistem antrian adalah merupakan keseluruhan dari proses para pelanggan atau barang yang berdatangan dan memasuki barisan antrian yang seterusnya memerlukan pelayanan
Lebih terperinciRUMUS RUGI ERLANG ATAU RUMUS ERLANG B ATAU RUMUS GRADE OF SERVICE
RUMUS RUGI ERLANG ATAU RUMUS ERLANG B ATAU RUMUS GRADE OF SERVICE MODEL ERLANG Rumus RugiErlang adalah rumus penting dalam dunia telepon, rumus ini juga dapat digunakan untuk Sistim Loss. Model Erlang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini diuraikan dua subbab yaitu tinjauan pustaka dan landasan teori. Subbab tinjauan pustaka memuat hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan. Subbab landasan teori memuat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. X(t) disebut ruang keadaan (state space). Satu nilai t dari T disebut indeks atau
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proses Stokastik Menurut Gross (2008), proses stokastik adalah himpunan variabel acak Semua kemungkinan nilai yang dapat terjadi pada variabel acak X(t) disebut ruang keadaan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Dalam pelayanan ada beberapa faktor penting pada sistem antrian yaitu pelanggan dan pelayan, dimana ada periode waktu sibuk maupun periode dimana pelayan menganggur. Dan waktu dimana
Lebih terperinciBAB 1 KONSEP DASAR TRAFIK
1 BAB 1 KONSEP DASAR TRAFIK 1.1 Pendahuluan Jaringan telekomunikasi dibuat dengan tujuan untuk menyediakan sarana pertukaran informasi antara pengguna yang menginginkannya ketika ia memerlukan informasi.
Lebih terperinciBAB II. Landasan Teori
BAB II Landasan Teori Antrian merupakan waktu tunggu yang dialami pelanggan untuk mencapai tujuan, dikarenakan jumlah pelanggan melebihi kapasitas layanan yang tersedia. Waktu tunggu yang terlalu lama
Lebih terperinciDASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI
DTG1E3 DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI Pengantar Teori Trafik Telekomunikasi By : Dwi Andi Nurmantris Dimana Kita? Dimana Kita? Trafik (Lalu Lintas) Trafik/Lalu lintas adalah pergerakan dari sebuah objek dari
Lebih terperinciANALISA SIFAT-SIFAT ANTRIAN M/M/1 DENGAN WORKING VACATION
ANALISA SIFAT-SIFAT ANTRIAN M/M/1 DENGAN WORKING VACATION Oleh: Desi Nur Faizah 1209 1000 17 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
Lebih terperinciHAND OUT EK. 354 REKAYASA TRAFIK
HAND OUT EK. 354 REKAYASA TRAFIK Dosen: Ir. Arjuni BP, MT PENDIDIKAN TEKNIK TELEKOMUNIKASI JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Lebih terperinciPENENTUAN MODEL DAN PENGUKURAN KINERJA SISTEM PELAYANAN PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk. KANTOR LAYANAN TEMBALANG ABSTRACT
ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 741-749 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PENENTUAN MODEL DAN PENGUKURAN KINERJA SISTEM PELAYANAN PT.
Lebih terperinciPENENTUAN MODEL ANTRIAN BUS ANTAR KOTA DI TERMINAL MANGKANG. Dwi Ispriyanti 1, Sugito 1. Abstract
PENENTUAN MODEL ANTRIAN BUS ANTAR KOTA DI TERMINAL MANGKANG Dwi Ispriyanti 1, Sugito 1 1 Staf Pengajar Jurusan Statistika FMIPA UNDIP Abstract In daily activities, we often face in a situation of queueing.
Lebih terperinciPENS. Konsep dan Teori Trafik. Prima Kristalina. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) Lab. Komunikasi Digital E107 (2016)
Konsep dan Teori Trafik Prima Kristalina Lab. Komunikasi Digital E107 Politeknik Elektronika Negeri Surabaya () (2016) Trafik Point of View Trafik dibangkitkan oleh pengguna sistem Sistem melayani (mengolah)
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
14 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pendahuluan Antrian adalah kejadian yang sering dijumpai dalam kehidupan seharihari. Menunggu di depan loket untuk mendapatakan tiket kereta api, menunggu pengisian bahan bakar,
Lebih terperinciOPTIMALISASI SISTEM ANTRIAN PELANGGAN PADA PELAYANAN TELLER DI KANTOR POS (STUDI KASUS PADA KANTOR POS CABANG SUKOREJO KENDAL)
OPTIMALISASI SISTEM ANTRIAN PELANGGAN PADA PELAYANAN TELLER DI KANTOR POS (STUDI KASUS PADA KANTOR POS CABANG SUKOREJO KENDAL) Diyan Mumpuni 1, Bambang Irawanto 2, Dr. Sunarsih 3 1,2,3 Jurusan Matematika
Lebih terperinciRekayasa Trafik Telekomunikasi Sistem Loss. TEU9948 Indar Surahmat
Rekayasa Trafik Telekomunikasi Sistem Loss TEU9948 Indar Surahmat SISTEM LOSS ERLANG Pemodelan menggunakan sistem loss Erlang B-Formula didasarkan pada tiga elemen berikut ini : a. Struktur, sistem terdiri
Lebih terperinciAntrian adalah garis tunggu dan pelanggan (satuan) yang
Pendahuluan Antrian Antrian adalah garis tunggu dan pelanggan (satuan) yang membutuhkan layanan dari satu atau lebih pelayan (fasilitas pelayanan). Masalah yang timbul dalam antrian adalah bagaimana mengusahakan
Lebih terperinciSesi XVI METODE ANTRIAN (Queuing Method)
Mata Kuliah :: Riset Operasi Kode MK : TKS 4019 Pengampu : Achfas Zacoeb Sesi XVI METODE ANTRIAN (Queuing Method) e-mail : zacoeb@ub.ac.id www.zacoeb.lecture.ub.ac.id Hp. 081233978339 Pendahuluan Teori
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB LANDASAN TEORI Menunggu dalam suatu antrian adalah hal yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari khususnya dalam sebuah sistem pelayanan tertentu. Dalam pelaksanaan pelayanan pelaku utama dalam
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Antrian Teori antrian adalah teori yang menyangkut studi sistematis dari antrian atau baris-baris penungguan. Formasi baris-baris penungguan ini tentu saja merupakan suatu
Lebih terperinciTEORI ANTRIAN MATA KULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-13. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia
TEORI ANTRIAN MATA KULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-13 Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Pendahuluan (1) Pertamakali dipublikasikan pada tahun 1909 oleh Agner
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Antrian Teori antrian pertama kali disusun oleh Agner Krarup Erlang yang hidup pada periode 1878-1929. Dia merupakan seorang insinyur Demark yang bekerja di industri telepon.
Lebih terperinciREKAYASA TRAFIK BIRTH & DEATH PROCESS, SISTEM RUGI.
REKAYASA TRAFIK BIRTH & DEATH PROCESS, SISTEM RUGI ekofajarcahyadi@st3telkom.ac.id TUJUAN Mahasiswa dapat memahami cara pemilihan model trafik, mengetahui parameterparameter yang digunakan dan dapat menentukan
Lebih terperinciQueuing Models. Deskripsi. Sumber. Deskripsi. Service Systems
Queuing Models Sistem Antrian Deskripsi matematis dari sistem antrian: The arrival process of customers The behaviour of customers The service times The service discipline The service capacity The waiting
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Metode Pengambilan Sampling 2.1.1. Populasi Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa orang, objek, transaksi, atau kejadian dimana kita tertarik untuk
Lebih terperinciANALISIS KINERJA SISTEM ANTRIAN M/M/1/N
ANALISIS KINERJA SISTEM ANTRIAN M/M/1/N Florensa Br Ginting Dosen Pembimbing : Ir. M. Zulfin, MT Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara
Lebih terperinciREKAYASA TRAFIK. DERAJAT PELAYANAN (Lanjutan)
REKAYASA TRAFIK DERAJAT PELAYANAN (Lanjutan) ekofajarcahyadi@st3telkom.ac.id TUJUAN Mahasiswa dapat memahami konsep kegagalan panggilan dan kemacetan dalam jaringan Mahasiswa dapat membedakan kemacetan
Lebih terperinciBAB 3 PEMBAHASAN. Tabel 3.1 Data Jumlah dan Rata-Rata Waktu Pelayanan Pasien (menit) Waktu Pengamatan
BAB 3 PEMBAHASAN 3.1. Uji Kesesuaian Distribusi Dalam penelitian ini kedatangan pasien diasumsikan berdistribusi Poisson dan waktu pelayanan diasumsikan berdistribusi Eksponensial. Untuk menguji kebenarannya
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
17 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengantar Fenomena menunggu untuk kemudian mendapatkan pelayanan, seperti halnya nasabah yang menunggu pada loket bank, kendaraan yang menunggu pada lampu merah, produk yang
Lebih terperinciTEORI ANTRIAN (QUEUEING THEORY)
TEORI ANTRIAN (QUEUEING THEORY) Papers for II2092 Probstat Teori Antrian (Queueing Theory) Gharta Hadisa Halim / 18209013 Program Studi Sistem dan Teknologi Informasi Sekolah Teknik Elektro dan Informatika
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Antrian 2.1.1 Definisi Antrian Antrian adalah suatu garis tunggu dari nasabah yang memerlukan layanan dari satu atau lebih pelayanan. Kejadian garis tunggu timbul disebabkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu fenomena dalam kehidupan sehari-hari yang sering terjadi adalah fenomena penungguan. Fenomena ini biasa terjadi apabila kebutuhan akan suatu pelayanan melebihi
Lebih terperinciANALISA SISTEM ANTRIAN M/M/1/N DENGAN RETENSI PELANGGAN YANG MEMBATALKAN ANTRIAN
Analisa Sistem Antrian (Ayi Umar Nawawi) 11 ANALISA SISTEM ANTRIAN M/M/1/N DENGAN RETENSI PELANGGAN YANG MEMBATALKAN ANTRIAN ANALYSIS OF M/M/1/N QUEUEUING SYSTEM WITH RETENTION OF RENEGED CUSTOMERS Oleh:
Lebih terperinciPendahuluan Rekayasa Trafik
Pendahuluan Rekayasa Trafik Traffic point of view Sistem telekomunikasi menurut cara pandang trafik Incoming traffic Sistem outgoing traffic Sistem melayani trafik yang masuk Trafik dibangkitkan oleh pengguna
Lebih terperinciPemodelan Sistem Antrian Satu Server Dengan Vacation Queueing Model Pada Pola Kedatangan Berkelompok
SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2015 Pemodelan Sistem Antrian Satu Server Dengan Vacation Queueing Model Pada Pola Kedatangan Berkelompok Sucia Mentari, Retno Subekti, Nikenasih
Lebih terperinciModel Antrian. Tito Adi Dewanto S.TP LOGO. tito math s blog
Model Antrian Tito Adi Dewanto S.TP tito math s blog titodewanto@yahoo.com LOGO Intro Menunggu dalam suatu antrian adalah hal yang paling sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari Intro Siapapun yang
Lebih terperinciANALISIS DAN SIMULASI SISTEM ANTRIAN PADA BANK ABC
Saintia Matematika ISSN: 2337-9197 Vol. 2, No. 2 (2014), pp. 147 162. ANALISIS DAN SIMULASI SISTEM ANTRIAN PADA BANK ABC Faradhika Arwindy, Faigiziduhu Buulolo, Elly Rosmaini Abstrak. Kejadian antrian
Lebih terperinciTeori Antrian (Queueing Theory)
Teori Antrian (Queueing Theory) Gharta Hadisa Halim / 18209013 Program Studi Sistem dan Teknologi Informasi Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132,
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Antrian Suatu antrian ialah suatu garis tunggu dari nasabah yang memerlukan layanan dari satu atau lebih fasilitas pelayanan. Kejadian garis tunggu timbul disebabkan oleh
Lebih terperinciPendahuluan Rekayasa Trafik
Pendahuluan Rekayasa Trafik Trafik sebagai Lalu Lintas 2 Lalu lintas adalah perpindahan suatu object dari satu tempat ketempat yang lain secara random. Pengaturan lalu lintas harus mempertimbangkan faktor-faktor
Lebih terperinciAntrian Orang (antri mengambil uang di atm, antri beli karcis, dll.) Barang (dokumen lamaran kerja, mobil yang akan dicuci, dll) Lamanya waktu
TEORI ANTRIAN Antrian Orang (antri mengambil uang di atm, antri beli karcis, dll.) Barang (dokumen lamaran kerja, mobil yang akan dicuci, dll) Lamanya waktu menunggu tergantung kecepatan pelayanan Teori
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN EK.354 REKAYASA TRAFIK
EK.354 REKAYASA TRAFIK Dosen: Ir. Arjuni BP, MT : Overview Rekayasa Trafik Tujuan pembelajaran umum : Para mahasiswa mengetahui ruang lingkup Rekayasa Trafik Jumlah pertemuan : 1(satu) kali Pertemuan Tujuan
Lebih terperinciPenelpon menunggu dilayani. A.K. Erlang tahun Teori Antrian
Banyaknya penelpon di waktu sibuk(jam kerja) Operator telepon terbatas Penelpon menunggu dilayani Teoriyang menyangkut studi matematis dari antrianantrian A.K. Erlang tahun 1910 Teori Antrian Proses antrian
Lebih terperinciANALISIS KINERJA SISTEM ANTRIAN M/M/1
ANALISIS KINERJA SISTEM ANTRIAN M/M/1 Desy C. Silaban, M. Zulfin Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara (USU) Jl. Almamater, Kampus USU
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Herjanto (2008:2) mengemukakan bahwa manajemen operasi merupakan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Manajemen Operasi 2.1.1.1 Pengertian Manajemen Operasi Herjanto (2008:2) mengemukakan bahwa manajemen operasi merupakan kegiatan
Lebih terperinciREKAYASA TRAFIK KONSEP REKAYASA TRAFIK TELEKOMUNIKASI (2)
REKAYASA TRAFIK KONSEP REKAYASA TRAFIK TELEKOMUNIKASI (2) ekofajarcahyadi@st3telkom.ac.id Besaran Trafik Satuan Trafik Variasi Trafik Jam Sibuk REVIEW Jenis Trafik Circuit Switch REVIEW Jenis Trafik Packet
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Kedatangan, populasi yang akan dilayani (calling population)
BAB I PENDAHULUAN Antrian yang panjang sering kali kita lihat di bank saat nasabah mengantri di teller untuk melakukan transaksi, airport saat para calon penumpang melakukan check-in, di super market saat
Lebih terperinciANALISIS MODEL WAKTU ANTAR KEDATANGAN DAN WAKTU PELAYANAN PADA BAGIAN PENDAFTARAN INSTALASI RAWAT JALAN RSUP Dr. KARIADI SEMARANG
ANALISIS MODEL WAKTU ANTAR KEDATANGAN DAN WAKTU PELAYANAN PADA BAGIAN PENDAFTARAN INSTALASI RAWAT JALAN RSUP Dr. KARIADI SEMARANG Vita Dwi Rachmawati 1, Sugito 2, Hasbi Yasin 3 1 Alumni Jurusan Statistika
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN. Dalam skripsi ini akan dibahas tentang model antrean satu server dengan
BAB III PEMBAHASAN Dalam skripsi ini akan dibahas tentang model antrean satu server dengan disiplin antrean Preemptive dengan pola kedatangan berdistribusi Poisson dan waktu pelayanan berdistribusi Eksponensial.
Lebih terperinciTrafik fik P t ar 1 Oleh: Mike Y l u iana liana PENS-ITS
Trafik Part 1 Oleh: Mike Yuliana PENS-ITS TUJUAN DAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Memahami teori tentang trafik Memahami ipemodelan trafik Memahami tentang intensitas trafik Traffic point of view Sistem Telekomunikasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen operasional adalah the term operation management
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Manajemen Operasional Krajewski dan Ritzman (2002:6) mengemukakan bahwa manajemen operasional adalah the term operation management refers to the direction
Lebih terperinciSecara umum, pengertian trafik adalah perpindahan suatu benda dari suatu tempat ke tempat lain.
1. KONSEP DASAR TRAFIK 1.1 DEFINISI TRAFIK Secara umum, pengertian trafik adalah perpindahan suatu benda dari suatu tempat ke tempat lain. Dalam lingkungan telekomunikasi benda adalah berupa informasi
Lebih terperinciBAB 8 TEORI ANTRIAN (QUEUEING THEORY)
BAB 8 TEORI ANTRIAN (QUEUEING THEORY) Analisis pertama kali diperkenalkan oleh A.K. Erlang (93) yang mempelajari fluktuasi permintaan fasilitas telepon dan keterlambatan annya. Saat ini analisis banyak
Lebih terperinciMetode Kuantitatif. Kuliah 5 Model Antrian (Queuing Model) Dr. Sri Poernomo Sari, ST, MT 23 April 2009
Metode Kuantitatif Kuliah 5 Model Antrian (Queuing Model) Dr. Sri Poernomo Sari, ST, MT 3 April 009. Pendahuluan. Struktur Model Antrian (The Structure of Queuing Model) 3. Single-Channel Model 4. Multiple-Channel
Lebih terperinciTRAFIK TELEKOMUNIKASI 1
PERTEMUAN 11 TRAFIK TELEKOMUNIKASI 1 POKOK BAHASAN 1. Traffic Point of View 2. Hubungan : QoS, Traffic load dan Kapasitas Sistem 3. Model Trafik : Pure Loss System dan Pure Waiting System 4. Ilustrasi
Lebih terperinciIDENTIFIKASI MODEL ANTRIAN BUS RAPID TRANSIT (BRT) PADA HALTE OPERASIONAL BRT SEMARANG.
ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 3, Tahun 2015, Halaman 593-601 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian IDENTIFIKASI MODEL ANTRIAN BUS RAPID TRANSIT (BRT) PADA HALTE
Lebih terperinciDESKRIPSI SISTEM ANTRIAN PADA KLINIK DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM
DESKRIPSI SISTEM ANTRIAN PADA KLINIK DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM Deiby T. Salaki 1) 1) Program Studi Matematika FMIPA Universitas Sam Ratulangi Jl. Kampus Unsrat Manado, 95115 e-mail: deibytineke@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Ada tiga komponen dalam sistim antrian yaitu : 1. Kedatangan, populasi yang akan dilayani (calling population)
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Karakteristik Sistem Antrian Ada tiga komponen dalam sistim antrian yaitu : 1. Kedatangan, populasi yang akan dilayani (calling population) 2. Antrian 3. pelayanan Masing-masing
Lebih terperinciREKAYASA TRAFIK TELEKOMUNIKASI
REKAYASA TRAFIK TELEKOMUNIKASI TEU9948 INDAR SURAHMAT REKAYASA TRAFIK 1000 pelanggan.. 1000 pelanggan Agar komunikasi antar pelanggan dapat selalu dilakukan, sediakan 1000 saluran antar pelanggan (ditambah
Lebih terperinciANALISIS SISTEM ANTRIAN PADA BANK MANDIRI CABANG AMBON Analysis of Queue System on the Bank Mandiri Branch Ambon
Jurnal Barekeng Vol. 8 No. 1 Hal. 45 49 (2014) ANALISIS SISTEM ANTRIAN PADA BANK MANDIRI CABANG AMBON Analysis of Queue System on the Bank Mandiri Branch Ambon SALMON NOTJE AULELE Staf Jurusan Matematika,
Lebih terperinciPENERAPAN TEORI ANTRIAN PADA PELAYANAN TELLER BANK X KANTOR CABANG PEMBANTU PURI SENTRA NIAGA
ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 6, Nomor 1, Tahun 2016, Halaman 81-90 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PENERAPAN TEORI ANTRIAN PADA PELAYANAN TELLER BANK X KANTOR CABANG
Lebih terperinciMODEL EKSPONENSIAL GANDA PADA PROSES STOKASTIK (STUDI KASUS DI STASIUN PURWOSARI)
Model Eksponensial (Sugito) MODEL EKSPONENSIAL GANDA PADA PROSES STOKASTIK (STUDI KASUS DI STASIUN PURWOSARI) Sugito 1, Yuciana Wilandari 2 1,2 Staf Pengajar Jurusan Statistika FSM Undip sugitozafi@undip.ac.id,
Lebih terperinciANALISA SIFAT-SIFAT ANTRIAN M/M/1 DENGAN WORKING VACATION
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2014) 2337-3520 (2301-928X Print) 1 ANALISA SIFAT-SIFAT ANTRIAN M/M/1 DENGAN WORKING VACATION Desi Nur Faizah, Laksmi Prita Wardhani. Jurusan Matematika, Fakultas
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
24 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendahuluan Ilmu pengetahuan tentang bentuk antrian, yang sering disebut sebagai teori antrian (queueing theory) merupakan sebuah bagian penting operasi dan juga alat yang sangat
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB LANDASAN TEORI.1. Teori Antrian Menunggu dalam suatu antrian adalah hal yang sering terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari. Teori Antrian (Queueing Theory), meliputi studi matematika dari antrian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk (TELKOM) adalah Badan Usaha Milik Negara dengan status penyelenggaraan jasa dan jaringan telekomunikasi di Indonesia. PT Infomedia
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. harus menunggu dalam sebuah proses manufaktur untuk diproses ke tahap
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Antrian Siapapun yang pernah pergi berbelanja ke supermarket atau ke bioskop mengalami ketidaknyamanan dalam mengantri. Dalam hal mengantri, tidak hanya manusia saja
Lebih terperinciBAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM
BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisis Sistem pelayanan multiple (multiple-server system) atau biasa disebut multiserver single queue merupakan baris antrian tunggal yang dilayani
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkat ke layanan Fourth Generation dengan teknologi Long Term Evolution
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jaringan telekomunikasi seluler terus berkembang hingga kini telah meningkat ke layanan Fourth Generation dengan teknologi Long Term Evolution (4G LTE). Banyaknya jumlah
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. antrian (queuing theory), merupakan sebuah bagian penting dan juga alat yang
6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Antrian Ilmu pengetahuan tentang bentuk antrian yang sering disebut dengan teori antrian (queuing theory), merupakan sebuah bagian penting dan juga alat yang sangat berharga
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. dalam pembahasan model antrean dengan disiplin pelayanan Preemptive,
BAB II KAJIAN TEORI Pada bab ini akan dijabarkan tentang dasar-dasar yang digunakan dalam pembahasan model antrean dengan disiplin pelayanan Preemptive, mencangkup tentang teori antrean, pola kedatangan
Lebih terperinciAnalisis Sistem Antrian Pada Pelayanan Poli Kandungan Dan Ibu Hamil Di Rumah Sakit X Surabaya
Analisis Sistem Antrian Pada Pelayanan Poli Kandungan Dan Ibu Hamil Di Rumah Sakit X Surabaya Zarah Ayu Annisa 1308030058 Dosen Pembimbing : Dra. Sri Mumpuni R., MT PENDAHULUAN Antrian Meningkatnya kebutuhan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada bab ini diuraikan tentang dasar-dasar yang diperlukan dalam pembahasan
BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini diuraikan tentang dasar-dasar yang diperlukan dalam pembahasan model antrian M/M/1/N dengan retensi pelanggan yang membatalkan antrian, mencakup tentang model antrian
Lebih terperinci11/1/2016 Azwar Anas, M. Kom - STIE-GK Muara Bulian 1 TEORI ANTRIAN
11/1/2016 Azwar Anas, M. Kom - STIE-GK Muara Bulian 1 TEORI ANTRIAN 11/1/2016 Azwar Anas, M. Kom - STIE-GK Muara Bulian 2 Pendahuluan Perhatikan beberapa situasi berikut ini: Kendaraan berhenti berderet-deret
Lebih terperinciIDENTIFIKASI MODEL ANTRIAN PADA ANTRIAN BUS KAMPUS UNIVERSITAS ANDALAS PADANG
Jurnal Matematika UNAND Vol. 1 No. 2 Hal. 44 51 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND IDENTIFIKASI MODEL ANTRIAN PADA ANTRIAN BUS KAMPUS UNIVERSITAS ANDALAS PADANG ZUL AHMAD ERSYAD, DODI DEVIANTO
Lebih terperinciMAKALAH REKAYASA TRAFIK TEORI ANTRI
MAKALAH REKAYASA TRAFIK TEORI ANTRI Oleh TT 2D Bibba Nur Aristya 1231130009 Dewi Sekar Putih 1231130042 Dinari Gustiana Cita D. 1231130006 D3 TEKNIK TELEKOMUNIKASI POLITEKNIK NEGERI MALANG 2014 KATA PENGANTAR
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Menurut. Ukuran Keefektifan Rumus ProModelStudent. Rumus
BAB V PENUTUP 5.. Kesimpulan Dari pembahasan skripsi dengan judul Analisis Efektivitas Sistem Antrian Bank BCA cabang Jamika Bandung dapat disimpulkan sebagai berikut. Model antrian yang paling tepat digunakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada Bab 1, permasalahan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pendahuluan Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada Bab 1, permasalahan yang teridentifikasi adalah bagaimana melihat performansi antrian hauler pada jalan 7F. Oleh
Lebih terperinciANALISIS ANTRIAN MULTI CHANNEL MULTI PHASE PADA ANTRIAN PEMBUATAN SURAT IZIN MENGEMUDI DENGAN MODEL ANTRIAN (M/M/c):( )
Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 04, No. 2 (2015), hal 127-134 ANALISIS ANTRIAN MULTI CHANNEL MULTI PHASE PADA ANTRIAN PEMBUATAN SURAT IZIN MENGEMUDI DENGAN MODEL ANTRIAN (M/M/c):(
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. pembahasan model antrian dengan working vacation pada pola kedatangan
BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini diuraikan tentang dasar-dasar yang diperlukan dalam pembahasan model antrian dengan working vacation pada pola kedatangan berkelompok (batch arrival) satu server, mencakup
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Antrian Siapapun yang pernah pergi berbelanja ke supermarket atau ke bioskop mengalami ketidaknyamanan dalam mengantri. Dalam hal mengantri, tidak hanya manusia saja
Lebih terperinciProblems Involving Delay System Analysis (2)
Sistem Tunggu (Delay System) Problems Involving Delay System Analysis 2 Problems Involving Delay System Analysis (2) 3 Problems Involving Delay System Analysis (3) 4 Proses trafik selama pembangunan hubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Antrian dalam kehidupan sehari-hari sering ditemui, misalnya antrian di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Antrian dalam kehidupan sehari-hari sering ditemui, misalnya antrian di kasir supermarket, antrian di pom bensin, antrian saat bayar parkir, antrian pasien
Lebih terperinciANALISIS SISTEM PELAYANAN DI STASIUN TAWANG SEMARANG DENGAN METODE ANTRIAN
ANALISIS SISTEM PELAYANAN DI STASIUN TAWANG SEMARANG DENGAN METODE ANTRIAN SKRIPSI Oleh: NURSIHAN 24010210110001 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2015 ANALISIS
Lebih terperinciSIMULASI ANTRIAN DENGAN MODEL M [X] /EM/C
SIMULASI ANTRIAN DENGAN MODEL M [X] /EM/C Roni Jhonson Simamora Program Studi D3 Manajemen Informatika Universitas Methodist Indonesia roni_mora@yahoo.com Abstract Queue associated with all aspects of
Lebih terperinciModel Antrian. Queuing Theory
Model Antrian Queuing Theory Ada tiga komponen dasar dalam model antrian, yaitu kedatangan, fasilitas pelayanan, dan antrian actual. Permasalahan deret tunggu kebanyakan dipusatkan pada pertanyaan untuk
Lebih terperinciModel Antrian 02/28/2014. Ratih Wulandari, ST.,MT 1. Menunggu dalam suatu antrian adalah hal yang paling sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari
Model Antrian M E T O D E S T O K A S T I K Menunggu dalam suatu antrian adalah hal yang paling sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari Siapaun yang pergi berbelanja atau ke bioskop telah mengalami
Lebih terperinciANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN PEMBUATAN KARTU TANDA PENDUDUK DAN KARTU KELURGA DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KABUPATEN KUNINGAN
ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN PEMBUATAN KARTU TANDA PENDUDUK DAN KARTU KELURGA DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KABUPATEN KUNINGAN Evi Shofiyatin 1), Ika Nur Oktaviani 1), Khusnul Khanifah Kalana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teori Antrian merupakan studi matematika dari suatu kejadian garis tungggu, yakni suatu garis dari pelanggan yang memerlukan layanan dari sistem pelayanan yang ada.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Kantor Penjualan Senayan City PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk yang berlokasi di Senayan City, Jakarta. Penelitian dilakukan
Lebih terperinciANTRIAN. pelayanan. Gambar 1 : sebuah sistem antrian
ANTRIAN Jika permintaan terhadap suatu jasa melebihi suplai, akan mengakibatkan terjadi antrian. Masalah tersebut dapat terjadi pada berbagai keadaan. Sebagai contoh Kendaraan menunggu lampu lalu lintas,
Lebih terperinciANALISIS ANTRIAN PADA MCDONALD PUSAT GROSIR CILILITAN (PGC) (Untuk Memenuhi Tugas Operational Research)
2013 ANALISIS ANTRIAN PADA MCDONALD PUSAT GROSIR CILILITAN (PGC) (Untuk Memenuhi Tugas Operational Research) Disusun oleh: Dian Fitriana Arthati (09.5934), Dede Firmansyah (09.5918), Eka Fauziah Rahmawati
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Antrian Suatu antrian ialah suatu garis tunggu dari nasabah yang memerlukan layanan dari satu atau lebih fasilitas pelayanan. Kejadian garis tunggu timbul disebabkan oleh
Lebih terperinciBAB IV PROSES BIRTH-DEATH DAN APLIKASINYA DALAM SISTEM ANTRIAN. Kebanyakan sistem antrian dimodelkan menggunakan interarrival times dan
BAB IV PROSES BIRTH-DEATH DAN APIKASINYA DAAM SISTEM ANTRIAN 4. Distribusi Eksponensial Dalam Proses Birth-Death Kebanyakan sistem antrian dimodelkan menggunakan interarrival times dan service times berdistribusi
Lebih terperinci