HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI PETANI DENGAN TINGKAT ADOPSI INOVASI TEKNOLOGI KOMODITAS JAGUNG DI SIDOHARJO WONOGIRI. Oleh : Ir. Sutarto, M.
|
|
- Ridwan Gunawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 HUBUGA SOSIAL EKOOMI PETAI DEGA TIGKAT ADOPSI IOVASI TEKOLOGI KOMODITAS JAGUG DI SIDOHARJO WOOGIRI Oleh : Ir. Sutarto, M.Si* ABSTRACT The research is aimed at finding out: the correlation between the farmers social and economic factors and the adoption level of technological innovation for the corn commodity in Sidoharjo sub-district, Wonogiri regency; the correlation between the farmers assessment on the agricultural extension agents performance and the adoption level of technological innovation for the corn commodity in Sidoharjo sub-district, Wonogiri regency. The research is a survey one. Population of the research was the farmers who planted corn commodity in Sidoharjo sub-district, Wonogiri regency. Samples of the research were taken by using a random sampling technique. The samples consisted of 63 farmers. Data of the research were gathered by means of questionnaire. The data were then analyzed by using r product moment formula with the computer program of SPSS 12.0 for windows. The results of the analysis on the variables of the farmers social and economic factors are as follows: (1) there is a significant correlation between the farmers age and the adoption level of technological innovation; (2) there is a significant correlation between the farmers education level and the adoption level of technological innovation; (3) there is a significant correlation between the farmers dimension of land and the adoption level of technological innovation; (4) there is a significant correlation between the farmers income and the adoption level of technological innovation; (5) there is not any correlation between the farmers experience and the adoption level of technological innovation; (6) and there is a significant correlation between the farmers social and economic conditions and the adoption level of technological innovation. Based on the results of the analysis, the proposed hypothesis is verified that there is a significant correlation between the farmers social and economic factors and the adoption level of technological innovation of the corn commodity in Sidoharjo sub-district, Wonogiri regency Key Word: Social and economic adaoption technological corn commodity *Dosen Jurusan Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian Fakultas Pertanian US Agritexts o 24 Desember, 2008
2 Latar Belakang PEDAHULUA Pembangunan pertanian merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. Tujuan utama pembangunan pertanian adalah untuk meningkatkan kesejahteraan petani melalui peningkatan produksi dan pendapatan. Dengan meningkatnya produksi diharapkan pendapatan petani dapat meningkat pula sehingga dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, seperti modal kerja dan investasi. Menurut A.T. Mosher (1996) ada lima faktor utama (lima syarat mutlak) dan lima faktor pelancar dalam pembangunan pertanian. Salah satu faktor pelancar tersebut adalah pendidikan, yang tidak lain pendidikan untuk petani dikenal dengan penyuluhan pertanian. Kegiatan penyuluhan pertanian merupakan salah satu komponen yang dapat menentukan berhasil atau tidaknya pembangunan pertanian. Ada tiga tujuan utama dari kegiatan penyuluhan, yaitu bertani yang lebih baik, berusaha tani yang lebih menguntungkan dalam berkehidupan yang lebih layak Agar petani mau menerima inovasi yang ditawarkan penyuluh ada hubungan antara keadaan sosial ekonomi petani. Keadaan sosial ekonomi petani menurut Roger (1985) terdiri atas umur, pendidikan, perkawinan, pemilik lahan dan pendapatan. Akan tetapi, sepenting apapun peran penyuluh dan seberapa jauh penyuluh telah memberikan peranan secara maksimal akan tetapi sangat tergantung pula terhadap persepsi petani bagaimana menilai terhadap peranan yang telah dilaksanakan oleh penyuluh pertanian. Perumusan Masalah Keadaan sosial ekonomi petani yang meliputi umur, pendidikan, luas lahan, pendapatan dan pengalaman akan mempengaruhi seberapa jauh petani mau dan mampu mengadopsi teknologi inovasi yang ditawarkan penyuluh. Menurut Hartanto (1984) karakteristik petani meliputi umur, pendidikan, luas lahan, pendapatan petani dan pengalaman. Keadaan sosial ekonomi petani, dan penilaian petani terhadap kinerja penyuluh pertanian akan mem-pengaruhi sikap petani terhadap inovasi teknologi adalah saling kait-mengkait dan saling berhubungan. Berdasarkan uraian tersebut, permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah; Adakah hubungan yang signifikan antara faktor sosial ekonomi petani dengan tingkat adopsi inovasi teknologi komoditas jagung di Sidoharjo Wonogiri. Tujuan Penelitian Mengetahui hubungan antara faktor sosial ekonomi petani dengan tingkat adopsi inovasi teknologi komoditas jagung di Sidoharjo Wonogiri. LADASA TEORI Keadaan Sosial Ekonomi Petani Keadaan sosial petani adalah ciriciri khusus atau sifat khas yang dimiliki petani berkaitan dengan sosial ekonominya. Menurut Hartanto (1984), karakteristik sosial ekonomi petani meliputi : umur, pendidikan, luas lahan, pendapatan petani dan pengalaman. Agritexts o 24 Desember, 2008
3 Berdasarkan dari teori diatas, maka dapat dijelaskan faktor-faktor sosial ekonomi petani sebagai berikut : Umur Umur petani akan mempengaruhi kemampuan fisik dan respon terhadap hal-hal yang baru dalam menjalankan usaha taninya. Menurut Kartasapoetra (1991), petani yang berusia lanjut akan sulit untuk diberikan pengertianpengertian yang dapat mengubah cara berfikir, cara kerja dan cara hidup. Umur petani akan mempengaruhi kemampuan fisik dan respon terhadap hal-hal yang baru dalam menjalankan usaha taninya. Tingkat pendidikan Mardikanto (1993) menerangkan pendidikan merupakan proses imbal balik dari setiap pribadi manusia dalam penyesuaian dirinya dengan alam, teman dan alam semesta. Pendidikan dapat diperoleh melalui pendidikan formal maupun non formal. Tingkat pendidikan petani baik formal maupun non formal akan mempengaruhi cara berfikir yang diterapkan pada usahanya yaitu dalam rasionalisasi usaha dan kemampuan memanfaatkan setiap kesempatan yang ada. Pendapatan Pendapatan merupakan faktor yang sangat penting dalam menunjang perekonomian keluarga. Tingkat pendapatan merupakan salah satu indikasi sosial ekonomi seseorang di masyarakat di samping pekerjaan, kekayaan dan pendidikan. Luas Penguasaan Lahan Menurut Rahardjo (1999) pemilikan lahan yang sempit cenderung pada sistem pertanian intensif, seperti pada lahan di Jawa pada umumnya. Sedang pada lahan yang luas cenderung kepada ekstensif. Selain lahan memiliki fungsi produksi, lahan (tanah) juga dapat digunakan untuk meminjam uang di bank. Selain itu, lahan yang luas dan usaha tani komersil, berpotensi membutuhkan modal yang lebih besar sehingga kebutuhan akan kredit semakin besar pula. Sebagai sumber ekonomi bagi masyarakat desa khususnya petani, luas lahan dan kondisi sawah sebagai lahan pertanian sangat menentukan produksi dan pendapatan rumah tangga petani (Mardikantoo, 1994). Pengalaman masa lalu Pengalaman menunjukkan bahwa interaksi yang terjadi cenderung mengakibatkan dan menghasilkan adanya diri yang timbal balik serta penyesuaian kecakapan dengan situasi baru. Selain itu, pengalaman juga dapat membentuk sikap sebagai proses semakin meningkatnya pengetahuan yang dimiliki petani termasuk didalamnya pengalaman penggunaan teknologi baru (Purwanto, 2005). Rakhmad (2001) berpendapat bahwa ada pengalaman yang menyenangkan atau menyakitkan terhadap suatu obyek. Orang akan mengembangkan sikap positif terhadap obyek bila itu menyenangkan dan sebaliknya bila itu menyakitkan dia mengembangkan sikap negatif. Adopsi Inovasi Teknologi Adopsi, dalam proses penyuluhan, pada hakekatnya dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku baik yang berupa: pengetahuan (cognitive), sikap (affective), maupun ketrampilan (psychomotoric) pada diri seseorang setelah Agritexts o 24 Desember, 2008
4 menerima inovasi yang disampaikan penyuluh oleh masyarakat sasarannya. Adopsi teknologi (kasus komiditas jagung) Dalam upaya meningkatkan produksi, pendapatan dan kesejahteraan petani jagung dalam negeri dikembangkan intensifikasi yang dikenal dengan nama bimbingan masal (BIMAS) dan intensifikasi masal (IMAS). amun demikian program Bimas/Inmas sejak bergulirnya reformasi yang mengakibatkan tumbangnya rezim orde baru telah berhenti. amun dengan kesadaran sendiri dan atas bimbingan penyuluh pertanian petani tetap melestarikan teknologi yang dahulu pernah diterapkan. Kerangka Berfikir Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan kerangka berfikir peneliti untuk melihat bagaimana hubungan antara keadaan sosial ekonomi petani dengan tingkat adopsi inovasi teknologi komoditas jagung sebagai berikut : Kerangka Berpikir Keadaan sosial ekonomi Petani: 1. Umur 2. Pendidikan formal 3. Luas Lahan 4. Pendapatan 5. Pengalaman Tingkat Adopsi Inovasi Komoditas Jagung 1. Penggunaan benih 2. Pemupukan 3. Pengolahan tanah/ pemeliharan 4. Pengendalian Hama penyakit 5. Panen dan Pasca Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir Hipotesis Diduga ada hubungan yang signifikan antara faktor sosial ekonomi petani dengan tingkat adopsi inovasi teknologi komiditas jagung di Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Wonogiri. Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel 1. Populasi penelitian adalah kepala keluarga petani yang mengusahakan komoditas jagung. 2. Umur adalah usia responden pada saat dilakukan wawancara untuk penelitian. Umur diukur dalam tahun dari kelahiran sampai wawancara dilakukan diukur dengan skala interval. 3. Tingkat pendidikan adalah jumlah tahun menduduki pendidikan formal yang telah diselesaikan oleh responden. Tingkat pendidikan diukur dengan menghitung jumlah pendidikan formal yang pernah ditempuh responden dalam tahun diukur dengan skala interval. Agritexts o 24 Desember, 2008
5 4. Pengalaman adalah kegiatan berusaha tani jagung yang pernah dilakukan oleh responden berdasarkan kesenangan dalam menekuni usaha tani tersebut diukur dengan skala interval 5. Luas lahan adalah pemilikan lahan berdasarkan satuan luas yang dimiliki oleh responden dalam satuan luas hektar. Pemilikan lahan diukur dengan menghitung luas lahan yang dimiliki oleh responden secara keseluruhan meliputi lahan sawah dan lahan tegal diukur dengan skala interval. 6. Pendapatan adalah kemampuan petani untuk menabung selama satu tahun yang diukur dengan skala interval. 7. Penggunaan benih adalah mutu dan jumlah benih yang digunakan diukur dengan skala interval. 8. Penggunaan pupuk adalah dosis dan cara memupuk diukur dengan skala interval. 9. Pemeliharaan adalah penyiangan dan pembumbunan yang diukur dedngan skala interval. 10. Pengendalian hama penyakit adalah penggunaan pestisida apabila populasi hama diatas ambang ekonomi dan pengutamaan nonpestisida diukur dengan skala interval. 11. Pascapanen adalah umur jagung saat panen dan waktu pengeringan setelah dipipil diukur dengan skala interval. Pembatasan Masalah a. Populasi penelitian adalah petani yang menjadi anggota kelompok tani dan berusaha tani tanaman jagung di Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Wonogiri. b. Faktor sosial ekonomi petani dibatasi umur, pendidikan formal, luas lahan, pendapatan, dan pengalaman. c. Tingkat adopsi inovasi komoditas jagung dibatasi penggunaan benih, pemupukan, pengolahan tanah/pemeliharaan, pengendalian hama penyakit, pascapanen. d. Penelitian ini dibatasi pada musim tanaman tahun 2006/2007. METODE PEELITIA Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian survei Singarimbun (1989:3) menyatakan bahwa penelitian survei dilakukan dengan mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data pokok. Metode Penentuan Lokasi Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive), yaitu berdasarkan pertimbanganpertimbangan tertentu disesuaikan dengan tujuan penelitian. Lokasi yang dipilih adalah kecamatan Sidoharjo kabupaten Wonogiri dengan pertimbangan : a. Merupakan sektor produksi jagung yang sangat potensial di Kabupaten Wonogiri. b. Kehidupan kelompok tani yang merupakan salah satu media penyuluhan sangat baik terbukti klas kelompok di Kecamatan Sidoharjo sudah tidak ada lagi yang pemula. Pemilihan komoditas jagung dengan pertimbangan jagung merupakan komoditas yang paling luas yang diusahakan oleh petani di Agritexts o 24 Desember, 2008
6 Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Wonogiri Metode penentuan sampel desa Dari 12 desa yang ada di Kecamatan Sidoharjo dipilih 2 desa dengan kriteria, mempunyai produktivitas urutan tertinggi peringkat 1 dan 2 untuk itu terpilih Desa Sempukerep dan Desa gabeyan. Populasi dan sampel petani Populasi penelitian adalah semua petani yang ada di desa Sempukerep dan desa gabeyan yang mengusahakan komoditas jagung dan menjadi anggota kelompok. Populasi dipilih dari data sekunder/informasi dari kantor desa setempat. Dari populasi yang ada sejumlah 314 petani diambil 20% sebagai sampel, dimana penentuan setiap desa berdasarkan proposional yang dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut: Tabel 1. Jumlah populasi dan responden di desa penelitian o Desa Populasi Sampel 1. Sempukerep gabeyan Jumlah Dari 63 petani sampel, penentuan petani sampel dipilih secara random sampling. Jenis Data Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. 1. Data primer yaitu data yang diperoleh melalui wawancara dengan responden. Data ini mencakup berbagai variabel yang terdiri atas keadaan sosial ekonomi, meliputi (umur petani, pendidikan formal, luas lahan, pendapatan dan pengalaman) Tingkat adopsi inovasi meliputi (penggunaan benih, pemupukan, pengolahan tanah/ pemeliharaan hama dan pascapanen. 2. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari instansi atau lembaga terkait serta hasil-hasil penelitian. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data, dengan cara : 1. Wawancara, yang dilakukan dengan mengajukan pertanyaan, meminta penjelasan kepada responden, tokoh masyarakat, dan petugas yang terkait berdasarkan daftar pertanyaan, yang telah disiapkan (wawancara terstruktur). 2. Pencatatan, yaitu dengan melakukan pencatatan untuk memperoleh data sekunder yang diperlukan dari berbagai sumber, seperti : kantor Perhutanan, kantor desa, kantor kecamatan, kantor statistik dan perpustakaan. 3. Pengamatan, yaitu dengan melihat secara langsung kondisi dan kegiatan responden di lapangan, yang berguna untuk melengkapi data yang diperoleh. Metode Analisis Data Untuk mengetahui hubungan antara keadaan sosial ekonomi dengan tingkat adopsi teknologi komoditas jagung menggunakan teknik korelasi product moment dengan program SPSS 12.0 for windows. Pengujian hipotesis : H 0 : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara keadaan sosial Agritexts o 24 Desember, 2008
7 ekonomi petani dengan tingkat adopsi inovasi teknologi komoditas jagung di Kabupaten Wonogiri. H 1 : Terdapat hubungan yang signifikan antara keadaan sosial ekonomi petani dengan tingkat adopsi inovasi teknologi komoditas jagung di Kabupaten Wonogiri. HASIL PEELITIA DA PEMBAHASA Deskripsi data sosial ekonomi Hasil penelitian tentang kondisi sosial ekonomi petani di Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Wonogiri memiliki nilai terendah 6, nilai tertinggi 21. Data hasil penelitian tentang kondisi sosial ekonomi petani dapat dilihat pada tabel distribusi di bawah ini: Tabel 2. Distribusi Kondisi Sosial Ekonomi Petani di Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Wonogiri tahun 2007 Kondisi Sosial Ekonomi Frekuensi Persentase 6 1 1, , , , , , , , , , , , , , , ,6 Total ,0 Sumber: Data Hasil Penelitian Agritexts o 24 Desember, 2008
8 Tabel di atas menunjukkan bahwa responden terbanyak adalah petani yang memiliki skor sosial ekonomi 14, yaitu sebanyak 10 orang atau sebesar 15,9%. Skor terkecil 6 dan skor terbesar 21masing-masing sebanyak 1 orang (1,6%). Deskripsi data adopsi inovasi Hasil penelitian tentang adopsi inovasi di Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Wonogiri memiliki nilai terendah 28, nilai tertinggi 46. Data hasil penelitian tentang adopsi inovasi kondisi jagung oleh petani dapat dilihat dalam tabel berikut. Tabel 3. Distribusi Adopsi Teknologi di Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Wonogiri tahun 2007 Adopsi Teknologi Frekuensi Persentase Kumulatif ,6 1, ,6 3, ,2 6, ,8 11, ,5 28, ,7 41, ,2 44, ,5 54, ,5 63, ,1 74, ,5 84, ,8 88, ,3 95, ,6 96, ,6 98, ,6 100,0 Total ,0 Sumber: Data Hasil Penelitian Tabel di atas menunjukkan bahwa sebanyak 11 responden dan pada posisi nilai sebesar 35 yang terkecil 28 yang tertinggi 46 Hasil analisis antara kondisi sosial ekonomi dengan adopsi inovasi Kondisi sosial ekonomi terdiri dari 5 sub variabel yaitu umur, pendidikan, luas lahan, pendapatan, dan pengalaman. Korelasi dari setiap sub variabel dengan adopsi inovasi tersebut adalah sebagai berikut: Korelasi umur dengan adopsi inovasi Hasil uji koefisien korelasi antara variabel umur dengan variabel adopsi inovasi dapat dilihat di bawah ini: Agritexts o 24 Desember, 2008
9 Correlations Adopsi Inovasi Umur Adopsi Inovasi Pearson Correlation 1,286*,,023 Umur Pearson Correlation,286* 1,023, *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). Dari hasil analisis di atas dapat diketahui bahwa harga r hitung untuk variabel umur sebesar 0,286 dengan harga signifikansi sebesar 0,023. sehingga dapat disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara umur dengan adopsi inovasi (Y). Korelasi pendidikan dengan adopsi inovasi Hasil uji koefisien korelasi antara variabel pendidikan dengan variabel adopsi inovasi dapat dilihat di bawah ini: Correlations Adopsi Inovasi Pendidikan Adopsi Inovasi Pearson Correlation 1,276*,,029 Pendidikan Pearson Correlation,276* 1,029, *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). Dari hasil analisis di atas dapat diketahui bahwa harga r hitung untuk variabel pendidikan sebesar 0,276 dengan harga signifikansi sebesar 0,029. Karena harga signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,029<0,05), maka kesimpulan yang diperoleh adalah bahwa ada hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan adopsi inovasi (Y). Korelasi luas lahan dengan adopsi inovasi Hasil uji koefisien korelasi antara variabel luas lahan dengan variabel adopsi inovasi dapat dilihat di bawah ini: Agritexts o 24 Desember, 2008
10 Adopsi Inovasi Luas lahan Correlations Pearson Correlation Pearson Correlation Adopsi Inovasi Luas lahan 1,297*,,018,297* 1,018, *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). Dari hasil analisis di atas dapat diketahui bahwa harga r hitung untuk variabel luas lahan sebesar 0,297 dengan harga signifikansi sebesar 0,018, maka kesimpulan yang diperoleh adalah bahwa ada hubungan yang signifikan antara luas lahan dengan adopsi inovasi (Y). Adopsi Inovasi Pendapatan Correlations Pearson Correlation Pearson Correlation Korelasi pendapatan dengan adopsi inovasi Hasil uji koefisien korelasi antara variabel pendapatan dengan variabel adopsi inovasi dapat dilihat di bawah ini: **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Adopsi Inovasi Pendapatan 1,439**,,000,439** 1,000, Dari hasil analisis di atas dapat diketahui bahwa harga r hitung untuk variabel pendapatan sebesar 0,439 dengan harga signifikansi sebesar 0,000, maka kesimpulan yang diperoleh adalah bahwa ada hubungan yang signifikan antara pendapatan dengan adopsi inovasi (Y). Korelasi pengalaman dengan adopsi inovasi Hasil uji koefisien korelasi antara variabel pengalaman dengan variabel adopsi inovasi dapat dilihat di bawah ini: Agritexts o 24 Desember, 2008
11 Correlations Adopsi Inovasi Pengalaman Pearson Correlation Pearson Correlation Adopsi Inovasi Pengalaman 1,181,,155,181 1,155, Dari hasil analisis di atas dapat diketahui bahwa harga r hitung untuk variabel pengalaman sebesar 0,181 dengan harga signifikansi sebesar 0,155, maka kesimpulan yang diperoleh adalah bahwa tidak ada hubungan antara pengalaman dengan adopsi inovasi (Y). Korelasi kondisi sosial ekonomi dengan adopsi inovasi Hasil uji koefisien korelasi antara variabel kondisi sosial ekonomi dengan variabel adopsi inovasi dapat dilihat di bawah ini: Correlations Adopsi Inovasi Sosial Ekonomi Adopsi Inovasi Pearson Correlation 1,451**,,000 Sosial Ekonomi Pearson Correlation,451** 1,000, **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Agritexts o 24 Desember, 2008
12 Dari hasil analisis di atas dapat diketahui bahwa harga r hitung untuk variabel kondisi sosial ekonomi sebesar 0,451 dengan harga signifikansi sebesar 0,000, maka kesimpulan yang diperoleh adalah bahwa ada hubungan yang signifikan antara kondisi sosial ekonomi dengan adopsi inovasi (Y). KESIMPULA DA IMPLIKASI Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang telah diuraikan maka pada penelitian ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Terdapat hubungan yang signifikan antara kondisi sosial ekonomi dengan tingkat adopsi inovasi. Implikasi Kondisi sosial ekonomi menunjukkan tingkat sosial ekonomi yang dipengaruhi oleh umur, pendapatan, pendidikan, penguasaan lahan, maupun pengalaman, tentu akan mempengaruhi pola pikir seseorang. Pola pikir seseorang akan mempengaruhi terhadap persepsi seseorang terhadap segala sesuatu yang ia lihat atau ia dengar. Bagi seseorang yang memiliki kondisi sosial ekonomi tinggi, maka pola pikirnya akan lebih baik, sehingga akan lebih memiliki persepsi positif terhadap sesuatu. Demikian pula terhadap hasil inovasi, seseorang yang memiliki pola pikir positif akan memiliki persepsi yang positif terhadap hasil inovasi. Karena itulah maka petani yang memiliki kondisi sosial ekonomi yang baik akan dapat menerima hasil inovasi dan tentunya ia akan menggunakan hasil inovasi tersebut dalam bertani. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta Effendy, Komunikasi dalam Teori. Rodasa Press. Bandung. Hakim, A Statsitik Deskriptif untuk Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta. Hartanto, Petani Kecil dan Karakteristiknya. CV. Yasaguna. Jakarta. Hawkins, H. S. Dan A. W. Van Den Ban Penyuluhan Pertanian. Kanisius. Yogyakarta. Hernanto, F., Petani Kecil, Potensi dan Tantangan Pembangunan. Ganesia. Jakarta. Juniati, M., Psikologi Suatu Pengantar. Erlangga. Jakarta. Kayam, U., Pembahasan Masalah Kebudayaan, Utopia dan Realita. Dalam Alfian (ed). Persepsi masyarakat Tentang Kebudayaan. Gramedia. Jakarta. Karto Saputra, Petani dan Kemiskinan. PT. Remaja. Jakarta. Leabit, Persepsi dalam Teori. Ganesha. Jakarta. Matra, Penduduk Jawa dan Masalahnya. PT. Remaja. Jakarta.. Agritexts o 24 Desember, 2008
DAMPAK PENERAPAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SAWAH
DAMPAK PENERAPAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SAWAH (Studi Kasus : Desa Pematang Setrak, Kec Teluk Mengkudu, Kabupaten Serdang Bedagai) Ikram Anggita Nasution
Lebih terperinciHUBUNGAN SEJUMLAH KARAKTERISTIK PETANI METE DENGAN PENGETAHUAN MEREKA DALAM USAHATANI METE DI KABUPATEN BOMBANA, SULAWESI TENGGARA
JURNAL P ENYULUHAN ISSN: 1858-2664 Juni 2006, Vol. 2, No. 2 HUBUNGAN SEJUMLAH KARAKTERISTIK PETANI METE DENGAN PENGETAHUAN MEREKA DALAM USAHATANI METE DI KABUPATEN BOMBANA, SULAWESI TENGGARA (THE RELATIONSHIP
Lebih terperinciANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA
e-j. Agrotekbis 4 (4) : 456-460, Agustus 2016 ISSN : 2338-3011 ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA Income Analysis of Corn Farming Systemin Labuan
Lebih terperinciOleh : Choirotunnisa*, Ir. Sutarto**, Ir. Supanggyo, MP** ABSTRACT. This research aims to study the farmers social-economic
HUBUNGAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI PETANI DENGAN TINGKAT PENERAPAN MODEL PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU PADI SAWAH DI DESA JOHO KECAMATAN MOJOLABAN KABUPATEN SUKOHARJO Oleh : Choirotunnisa*, Ir. Sutarto**,
Lebih terperinciHubungan Karateristik Sosial Ekonomi Padi Sawah dengan...(welson Marthen Wangke)
Hubungan Karateristik Sosial Ekonomi Padi Sawah dengan...(welson Marthen Wangke) HUBUNGAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI PETANI PADI SAWAH DENGAN KEI- KUTSERTAAN DALAM PENYULUHAN PERTANIAN DI DESA KAMANGA
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Definisi operasional mencakup semua pengertian yang digunakan untuk
35 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Definisi operasional mencakup semua pengertian yang digunakan untuk memperoleh data penelitian yang selanjutnya akan dianalisis dan di uji sesuai dengan
Lebih terperinciJIIA, VOLUME 2 No. 4, OKTOBER 2014
KINERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANG (PPL) DALAM PENERAPAN PANCA USAHATANI JAGUNG SERTA HUBUNGANNYA DENGAN TINGKAT KEMAJUAN USAHATANI JAGUNG DI KECAMATAN KETAPANG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN (Agricultural Extension
Lebih terperinciPERANAN FAKTOR-FAKTOR SOSIAL KELOMPOK TANI TERHADAP TINGKAT PENERAPAN TEKNOLOGI LEISA
EPP.Vol.4.o.1.007:8-1 8 PERAA FAKTOR-FAKTOR SOSIAL KELOMPOK TAI TERHADAP TIGKAT PEERAPA TEKOLOGI LEISA (The Role of Social Factors of Farmer Group to Applicated LEISA Technology) Jumri dan Midiansyah Effendi
Lebih terperinciTINGKAT ADOPSI PETANI TERHADAP TEKNOLOGI PERTANIAN TERPADU USAHATANI PADI ORGANIK
TINGKAT ADOPSI PETANI TERHADAP TEKNOLOGI PERTANIAN TERPADU USAHATANI PADI ORGANIK (Studi Kasus : Desa Lubuk Bayas, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai ) Melfrianti Romauli *), Lily Fauzia **),
Lebih terperinciLuas areal tanaman Luas areal serangan OPT (ha)
1 HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI PETANI DENGAN TINGKAT ADOPSI TEKNOLOGI PHT PASCA SLPHT PADI DI DESA METUK, KECAMATAN MOJOSONGO, KABUPATEN BOYOLALI Paramesti Maris, Sapja Anantanyu, Suprapto
Lebih terperinciPENGARUH FAKTOR INTERNAL PETANI DALAM MENGADOPSI TEKNOLOGI
PENGARUH FAKTOR INTERNAL PETANI DALAM MENGADOPSI TEKNOLOGI Pandu Sumarna 1, Neneng Sri Mulyati 2 1 Fakultas Pertanian Universitas Wiralodra, Jl. Ir. H. Juanda Km 3 Indrmayu, sumarnapandu@gmail.com 2 Fakultas
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian Populasi
METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian berbentuk survei deskriptif korelasional, yang bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan antar gejala (peubah) serta menganalisis hubungan antara peubah
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETANI TERHADAP LUAS TANAM BAWANG MERAH DI BERDASARKAN PENDAPAT PETANI DI KABUPATEN DAIRI
ANALISIS PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETANI TERHADAP LUAS TANAM BAWANG MERAH DI BERDASARKAN PENDAPAT PETANI DI KABUPATEN DAIRI Meidianta Ginting*), Thomson Sebayang**), Iskandarini**) *)Alumni Fakultas
Lebih terperinciKORELASI SIKAP PETANI PLASMA KELAPA SAWIT TERHADAP PELAYANAN KOPERASI UNIT DESA DI KABUPATEN LAMANDAU. Trisna Anggreini 1)
KORELASI SIKAP PETANI PLASMA KELAPA SAWIT TERHADAP PELAYANAN KOPERASI UNIT DESA DI KABUPATEN LAMANDAU Trisna Anggreini 1) Abstract. The purpose of this research are acessing the correlation of attitudes
Lebih terperinciHUBUNGAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETANI DENGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI
HUBUNGAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETANI DENGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI (Oryza sativa L) (Suatu Kasus di Desa Kabupaten Ciamis) Oleh: Yogi Rosdiawan 1, Dedi Herdiansah S, Muhamad Nurdin Yusuf 3 1) Mahasiswa
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Umur responden merupakan usia responden dari awal kelahiran. sampai pada saat penelitian ini dilakukan.
26 III. METODE PENELITIAN A. dan 1. Umur Umur merupakan usia dari awal kelahiran sampai pada saat penelitian ini dilakukan. Umur diukur dalam satuan tahun. Umur diklasifikasikan menjadi tiga kelas sesuai
Lebih terperinciPROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016
TINGKAT ADOPSI PETANI TERHADAP PROGRAM KRPL (KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI) DAN HUBUNGANNYA DENGAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI PETANI (Studi Kasus : Kelurahan Jati Utomo, Kecamatan Binjai Utara, Kota Binjai)
Lebih terperinciEFFECT OF ACCOUNTING PROGRAM DEVELOPMENT BANK STATEMENT OF FINANCIAL ACCOUNTING STANDARDS BASED ON THE FINANCIAL DISTRICT IN BMT TEGAL
EFFECT OF ACCOUNTING PROGRAM DEVELOPMENT BANK STATEMENT OF FINANCIAL ACCOUNTING STANDARDS BASED ON THE FINANCIAL DISTRICT IN BMT TEGAL Sumarno dan Mulyanto Fakultas Ekonomi Universitas Pancasakti Tegal
Lebih terperinciSIKAP PETANI BUAH NAGA MERAH (Hylocereus Polyrhizus) TERHADAP TEKNIK PENYULUHAN DI DESA TORIYO KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO
1 SIKAP PETANI BUAH NAGA MERAH (Hylocereus Polyrhizus) TERHADAP TEKNIK PENYULUHAN DI DESA TORIYO KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO Eliek Prasetiawan, Suwarto, Bekti Wahyu Utami Fakultas Pertanian
Lebih terperinciKAJIAN SOSIAL EKONOMI BUDAYA DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM PADA TAMAN NASIONAL MERU BETIRI KABUPATEN BANYUWANGI SKRIPSI
KAJIAN SOSIAL EKONOMI BUDAYA DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM PADA TAMAN NASIONAL MERU BETIRI KABUPATEN BANYUWANGI SKRIPSI Oleh: AYU PUSPITANINGSIH NIM. 071510201086 JURUSAN
Lebih terperinciKEMAMPUAN PETANI DALAM MELAKSANAKAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) PADI SAWAH DI KECAMATAN PAMARICAN KABUPATEN CIAMIS
KEMAMPUAN PETANI DALAM MELAKSANAKAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) PADI SAWAH DI KECAMATAN PAMARICAN KABUPATEN CIAMIS Indra Gunawan, Wasrob Nasruddin, dan Rudi Hartono Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian
Lebih terperinci(PERFORMANCE ANALYSIS OF FARMER GROUP AND ITS RELATIONSHIP WITH HOUSEHOLD FOOD SECURITY LEVEL (CASE STUDY IN RASANAE TIMUR SUBDISTRICT BIMA CITY)
AGRISE Volume XIV No. 2 Bulan Mei 2014 ISSN: 1412-1425 ANALISIS TINGKAT KINERJA KELOMPOK TANI SERTA HUBUNGANNYA DENGAN TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA PETANI (STUDI KASUS DI KECAMATAN RASANAE TIMUR
Lebih terperinciHUBUNGAN BIMBINGAN ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh NUR LAILI KHUSNA NAZARUDDIN WAHAB RIYANTO M.TARUNA
1 HUBUNGAN BIMBINGAN ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL Oleh NUR LAILI KHUSNA NAZARUDDIN WAHAB RIYANTO M.TARUNA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2015
Lebih terperinciPENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SENDANGAN KECAMATAN KAKAS KABUPATEN MINAHASA
ASE Volume 7 Nomor 1, Januari 2011: 53 - PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SENDANGAN KECAMATAN KAKAS KABUPATEN MINAHASA Welson Marthen Wangke Benu Olfie L. Suzana Hermina A. Siagian ABSTRACT
Lebih terperinciTINGKAT ADOPSI INOVASI SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO DI KELOMPOK TANI SEDYO MUKTI DESA PENDOWOHARJO KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL
TINGKAT ADOPSI INOVASI SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO DI KELOMPOK TANI SEDYO MUKTI DESA PENDOWOHARJO KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL Saleh Afianto Nugroho/ 20130220124 Ir. Siti Yusi Rosimah, MS/ Dr.Ir.Indardi,
Lebih terperinciPARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOK WANITA TANI DALAM PROGRAM PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN (P2KP) DI KECAMATAN NGUTER KABUPATEN SUKOHARJO
PARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOK WANITA TANI DALAM PROGRAM PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN (PKP) DI KECAMATAN NGUTER KABUPATEN SUKOHARJO Riska Yulianti, Agung Wibowo, Arip Wijianto Program Studi
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian
33 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai penelitian survey yang bersifat explanatory research yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengevaluasi dengan menjelaskan hubungan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN A.
34 III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Menurut Sugiyono (2012) Metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Jenis penelitian
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Desain Penelitian
33 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang bersifat deskriptif dan korelasional. Pemilihan pendekatan kuantitatif digunakan untuk lebih memahami fakta
Lebih terperinciADOPSI INOVASI DALAM KEGIATAN USAHATANI PADA BEBERAPA SPESIFIK SOSIOBUDAYA PETANI DI PROPINSI LAMPUNG
ADOPSI INOVASI DALAM KEGIATAN USAHATANI PADA BEBERAPA SPESIFIK SOSIOBUDAYA PETANI DI PROPINSI LAMPUNG Oleh Tubagus Hasanuddin 1) ABSTRACT The succesfull of development agriculture cannot be participation
Lebih terperinciHUBUNGAN KETERAMPILAN MENGAJAR DAN MOTIVASI TERHADAP PRESTASI KERJA GURU IPS SMP NEGERI DI KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA.
HUBUNGAN KETERAMPILAN MENGAJAR DAN MOTIVASI TERHADAP PRESTASI KERJA GURU IPS SMP NEGERI DI KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA Noor Adha Eriyadi Abstract: This research aims (1) to indentify the level of teaching
Lebih terperinciPenggunaan Tenaga Kerja Keluarga Petani Peternak Itik pada Pola Usahatani Tanaman Padi Sawah di Kecamatan Air Hangat Kabupaten Kerinci
Penggunaan Tenaga Kerja Keluarga Petani Peternak Itik pada Pola Usahatani Tanaman Padi Sawah di Kecamatan Air Hangat Kabupaten Kerinci Fatati 1 Intisari Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGAWASAN DENGAN DISIPLIN KERJA PEGAWAI PADA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN DHARMASRAYA
HUBUNGAN PENGAWASAN DENGAN DISIPLIN KERJA PEGAWAI PADA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN DHARMASRAYA Asri Inayati Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNP Abstract This research aimed to see
Lebih terperinciPARTISIPASI PETANI DALAM PROGRAM SERIBU HEKTAR SISTEM TANAM PADI JAJAR LEGOWO DI KECAMATAN KARANGPANDAN KABUPATEN KARANGANYAR
PARTISIPASI PETANI DALAM PROGRAM SERIBU HEKTAR SISTEM TANAM PADI JAJAR LEGOWO DI KECAMATAN KARANGPANDAN KABUPATEN KARANGANYAR THE FARMERS PARTICIPATION IN ONETHOUSANDS HEKTAR PROGRAM OF JAJAR LEGOWO RICE
Lebih terperinciHUBUNGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA JURNAL. Oleh NIO WICAK KUNCORO BAHARUDDIN RISYAK RIYANTO M.
1 HUBUNGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA JURNAL Oleh NIO WICAK KUNCORO BAHARUDDIN RISYAK RIYANTO M.TARUNA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Desain Penelitian
31 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai penelitian survai deskriptif dan korelasionel yang terkait dengan Program Ketahanan Pangan di Kecamatan Gandus. Menurut Singarimbun
Lebih terperinciHUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN BELLBOY DENGAN KEPUASAN TAMU DI HOTEL ROCKY PLAZA PADANG FAPENTA WASISTO /2011
HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN BELLBOY DENGAN KEPUASAN TAMU DI HOTEL ROCKY PLAZA PADANG FAPENTA WASISTO 1102279/2011 PROGRAM STUDI D4 MANAJEMEN PERHOTELAN JURUSAN PARIWISATA FAKULTAS PARIWISATA DAN PERHOTELAN
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN MINAT MEMBACA SISWA DI PERPUSTAKAAN SD NEGERI 1 SAMBIRATA
HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN MINAT MEMBACA SISWA DI PERPUSTAKAAN SD NEGERI 1 SAMBIRATA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciTHE INCOMES AND HOUSEHOLD WELFARE LEVELS OF SAND MINERS IN PASEKAN HAMLET GONDOWANGI VILLAGE SAWANGAN DISTRICT MAGELANG REGENCY
PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PENAMBANG PASIR DI DUSUN PASEKAN DESA GONDOWANGI KECAMATAN SAWANGAN KABUPATEN MAGELANG THE INCOMES AND HOUSEHOLD WELFARE LEVELS OF SAND MINERS IN PASEKAN
Lebih terperinciHUBUNGAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI DENGAN TINGKAT PARTISIPASI PETANI DALAM PROGRAM SEKOLAH LAPANGAN PENGENDALIAN HAMA TERPADU (SLPHT) PADI
AGRISE Volume IX No. 1 Bulan Januari 009 ISSN: 141-145 HUBUNGAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI DENGAN TINGKAT PARTISIPASI PETANI DALAM PROGRAM SEKOLAH LAPANGAN PENGENDALIAN HAMA TERPADU (SLPHT) PADI THE CORRELATION
Lebih terperinciPARTISIPASI PETANI DALAM PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT (Kasus di Kecamatan Kertanegara Kabupaten Purbalingga Provinsi Jawa Tengah) AMIN FAUZI
PARTISIPASI PETANI DALAM PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT (Kasus di Kecamatan Kertanegara Kabupaten Purbalingga Provinsi Jawa Tengah) AMIN FAUZI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN
Lebih terperinciPERSEPSI PETANI KOPI ARABIKA TERHADAP PROGRAM SERTIFIKASI ORGANIK DI KECAMATAN ATU LINTANG KABUPATEN ACEH TENGAH. Lintang of Central Aceh Regency)
PERSEPSI PETANI KOPI ARABIKA TERHADAP PROGRAM SERTIFIKASI ORGANIK DI KECAMATAN ATU LINTANG KABUPATEN ACEH TENGAH (Arabica coffee farmer perceptions toward organic certification program in district Atu
Lebih terperinciPEMANFAATAN MEDIA INTERNET SEBAGAI MEDIA INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM PEMBERDAYAAN PETANI DI DESA PONCOKUSUMO KECAMATAN PONCOKUSUMO
PEMAFAATA MEDIA ITERET SEBAGAI MEDIA IFORMASI DA KOMUIKASI DALAM PEMBERDAYAA PETAI DI DESA POCOKUSUMO KECAMATA POCOKUSUMO Use Of The Internet As A Media Information And Communication In The Empowerment
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan dan diukur dalam satuan tahun. responden dan diukur dalam satuan tahun.
37 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Variabel bebas yang diteliti meliputi: a. Usia (X 1 ), adalah usia responden dari awal kelahiran sampai pada saat penelitian dilakukan dan diukur dalam
Lebih terperinciPERANAN PENYULUH PERTANIAN HUBUNGANNYA DENGAN ADOPSI TEKNOLOGI PADI POLA PTT
PERANAN PENYULUH PERTANIAN HUBUNGANNYA DENGAN ADOPSI TEKNOLOGI PADI POLA PTT Febrian Husnuzhan 1) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi zhancrash@gmail.com Dedi Djuliansyah
Lebih terperinciANALISIS KAPABILITAS PETANI DAN PENGARUHNYA TERHADAP PRODUKSI DALAM USAHATANI PADI SAWAH
ANALISIS KAPABILITAS PETANI DAN PENGARUHNYA TERHADAP PRODUKSI DALAM USAHATANI PADI SAWAH (Studi Kasus di Desa Bugel Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya) Oleh: Husni Khamdan Fariz 1, Dedi Herdiansah S
Lebih terperinciHUBUNGAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DENGAN MORAL KERJA GURU DI SMK NEGERI 2 BUKITTINGGI
HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DENGAN MORAL KERJA GURU DI SMK NEGERI 2 BUKITTINGGI Fitria Halim Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNP Abstract This research about leadership of headmaster and teacher
Lebih terperinciANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARAWANA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI
e-j. Agrotekbis 2 (3) : 332-336, Juni 2014 ISSN : 2338-3011 ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARAWANA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI Analysis of income and feasibility farming
Lebih terperinciMETODELOGI PENELITIAN. sistematis, faktual dan akuran mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan
III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Dasar Metode penelitian adalah suatu cara yang harus di tempuh dalam suatu penelitian untuk mencapai tujuan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
Lebih terperinciHUBUNGAN LINGKUNGAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA JURNAL. Oleh YSIYAR JAYANTRI CUT ROHANI LOLIYANA
1 HUBUNGAN LINGKUNGAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA JURNAL Oleh YSIYAR JAYANTRI CUT ROHANI LOLIYANA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel
41 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini didesain dalam bentuk metode survei yang bersifat explanatory research, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan peubah-peubah yang diamati,
Lebih terperinciANALYSIS OF COST EFFICIENCY AND CONRTIBUTION OF INCOME FROM KASTURI TOBACCO, RICE AND CORN TO THE TOTAL FARM HOUSEHOLD INCOME
ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN BIAYA DAN KONTRIBUSI PENDAPATAN USAHA TANI TEMBAKAU KASTURI, PADI DAN JAGUNG TRHADAP TOTAL PENDAPATAN USAHA TANI KELUARGA ANALYSIS OF COST EFFICIENCY AND CONRTIBUTION OF INCOME
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi Penelitian Rancangan Penelitian
METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai Agustus 2008 di Desa Jono Oge dan Desa Tondo Kecamatan Sirenja Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi Tengah.
Lebih terperinciAnimal Agricultural Journal, Vol. 2. No. 2, 2013, p 1-7 Online at :
Animal Agricultural Journal, Vol. 2. No. 2, 2013, p 1-7 Online at : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/aaj HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PERILAKU DALAM PEMANFAATAN TEKNOLOGI INSEMINASI BUATAN PADA PETERNAK
Lebih terperinciANALISIS DEMAND MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN RAWAT INAP DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEDAN DELI, PUSKESMAS BROMO DAN PUSKESMAS KEDAI DURIAN TAHUN 2013
ANALISIS DEMAND MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN RAWAT INAP DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEDAN DELI, PUSKESMAS BROMO DAN PUSKESMAS KEDAI DURIAN TAHUN 2013 SKRIPSI Oleh : SERLI NIM. 111021024 FAKULTAS KESEHATAN
Lebih terperinciHUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA DENGAN MOTIVASI KERJA PEGAWAI BAGIAN SEKRETARIAT DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI SUMATERA BARAT
HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA DENGAN MOTIVASI KERJA PEGAWAI BAGIAN SEKRETARIAT DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI SUMATERA BARAT Sari Andamdewi Jurusan/Program Studi Administrasi Pendidikan FIP UNP
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. telah disebarkan di lingkungan SMK Telkom Sandy Putra Jakarta dan telah
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1. Deskripsi Hasil Penelitian Pada bagian ini, penulis akan menguraikan mengenai hasil analisis data dari angket yang berbentuk pertanyaan yang diberikan kepada
Lebih terperinciPeranan Fasilitator Kecamatan dalam Mendinamiskan Kelompok Masyarakat pada Program GSMK Kabupaten Tulang Bawang
Prosiding Seminar Nasional Swasembada Pangan Politeknik Negeri Lampung 29 April 2015 ISBN 978-602-70530-2-1 halaman 302-308 Peranan Fasilitator Kecamatan dalam Mendinamiskan Kelompok Masyarakat pada Program
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERAN UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS (UPTD) PENYULUHAN DAN POS KESEHATAN HEWAN WILAYAH CISARUA KABUPATEN BOGOR
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERAN UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS (UPTD) PENYULUHAN DAN POS KESEHATAN HEWAN WILAYAH CISARUA KABUPATEN BOGOR SKRIPSI ERLI YUNEKANTARI PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara agraris karena dari 186 juta hektar luas daratan Indonesia sekitar 70 persennya lahan tersebut digunakan untuk usaha pertanian. Selain daratan,
Lebih terperinciEvaluasi petani terhadap program siaran pedesaan Radio Republik Indonesia (RRI) sebagai sumber informasi pertanian di kota Surakarta
Evaluasi petani terhadap program siaran pedesaan Radio Republik Indonesia (RRI) sebagai sumber informasi pertanian di kota Surakarta Disusun Oleh : Eliya Saidah H0402035 III. METODE PENELITIAN A. Metode
Lebih terperinciHUBUNGAN GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 4 PADANG JURNAL
HUBUNGAN GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 4 PADANG JURNAL Diajukansebagaisalahsatusyaratuntukmemperoleh GelarSarjanaPendidikan S1 ( strata satu) SUCI RAHMADANI NIM.11030016
Lebih terperinciHUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS VIII SMP NEGERI 23 PADANG Oleh:
1 1 HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS VIII SMP NEGERI 23 PADANG Oleh: *Mahasiswa **Dosen Pembimbing Fara Dilla Sandi* Fitria Kasih** Weni Yulastri** Mahasiswa
Lebih terperinciSatria Putra Utama 1 Indra Cahyadinata 1 Rahmad Junaria 2. Staf Pengajar Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fak. Pertanian UNIB
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT ADOPSI PETANI PADA TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI SAWAH SISTEM LEGOWO DI KELURAHAN DUSUN BESAR KECAMATAN GADING CEMPAKA KOTA BENGKULU Satria Putra Utama 1 Indra Cahyadinata
Lebih terperinciBAB III PENDEKATAN LAPANGAN
BAB III PENDEKATAN LAPANGAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sidakaton, Kecamatan Dukuhturi, Kabupaten Tegal, Propinsi Jawa Tengah (Lampiran 1). Lokasi penelitian ditentukan
Lebih terperinciBAB IV HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA STAIN PEKALONGAN JURUSAN TARBIYAH PRODI PAI ANGKATAN 2012
BAB IV HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA STAIN PEKALONGAN JURUSAN TARBIYAH PRODI PAI ANGKATAN 2012 Setelah data terkumpul didukung teori, maka langkah selanjutnya adalah membuktikan
Lebih terperinciHUBUNGAN KONDISI SOSIAL EKONOMI DENGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PENAMBANG PASIR DESA KENDALSARI KECAMATAN KEMALANG KABUPATEN KLATEN
HUBUNGAN KONDISI SOSIAL EKONOMI DENGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PENAMBANG PASIR DESA KENDALSARI KECAMATAN KEMALANG KABUPATEN KLATEN E-JURNAL TUGAS AKHIR SKRIPSI (TAS) Disusun oleh: Rika Parmawati
Lebih terperinciOleh: Dwi Sudaryati 1), Gerlan Hehanusa 1) UPN Veteran Yogyakarta ABSTRACT
PENGARUH PENERAPAN SELF ASSESMENT SYSTEM DAN KEMAUAN MEMBAYAR PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA Oleh: Dwi Sudaryati 1), Gerlan Hehanusa
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di dua Desa dengan pola hutan rakyat yang berbeda dimana, desa tersebut terletak di kecamatan yang berbeda juga, yaitu:
Lebih terperinciSikap Petani Padi Organik Terhadap Program OVOP (One Village One Product) Berbasis Koperasi Produk Beras Organik Di Kabupaten Karanganyar
Sikap Petani Padi Organik Terhadap Program OVOP (One Village One Product) Berbasis Koperasi Produk Beras Organik Di Kabupaten Karanganyar Sendy Christina Kusumawardhani, Bekti Wahyu Utami, Widiyanto Program
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT ADOPSI TEKNOLOGI PETANI DALAM PENERAPAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT ADOPSI TEKNOLOGI PETANI DALAM PENERAPAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO 2:1 (Studi kasus : Desa Lubuk Rotan dan Melati II Kec.Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai) TESIS
Lebih terperinciHUBUNGAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI IBU RUMAH TANGGA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA DALAM PEMBIBITAN MANGROVE
HUBUNGAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI IBU RUMAH TANGGA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA DALAM PEMBIBITAN MANGROVE Desa Pantai Gading, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat Roganda Malau ¹), Hasman Hasyim ²),
Lebih terperinciPERSEPSI PETANI PADI TERHADAP PEMANFAATAN RICE TRANSPLANTER DI KECAMATAN POHJENTREK KABUPATEN PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR
PERSEPSI PETANI PADI TERHADAP PEMANFAATAN RICE TRANSPLANTER DI KECAMATAN POHJENTREK KABUPATEN PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR Ugik Romadi 1) dan Dika Lusianto 2) 1) Sekolah Tinggi Penyuluh Pertanian (STPP),
Lebih terperinciHUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA
HUBUNGAN LINGKUNGAN DENGAN PRESTASI MAHASISWA Menik Sri Daryanti Universitas Aisyiyah Yogyakarta E-mail:meniksridaryanti@gmail.com Abstract: This study aimed to analyze the relationship between the learning
Lebih terperinciEdu Geography 3 (3) (2015) Edu Geography.
Edu Geography 3 (3) (2015) Edu Geography http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edugeo HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP PARTISIPASI PETANI DALAM SAPTA USAHA TANI DI DESA KEBONHARJO, KECECAMATAN PATEBON,
Lebih terperinciABSTRACT HUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG NILAI ANAK PROGRAM KELUARGA BERENCANA DENGAN JUMLAH ANAK
ABSTRACT HUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG NILAI ANAK PROGRAM KELUARGA BERENCANA DENGAN JUMLAH ANAK Nurlaili 1) Trisnaningsih 2) Edy Haryono 3) This research aimed to find out correlation between university
Lebih terperinciKarakteristik Keluarga : Besar Keluarga Pendidikan Suami Pekerjaan Suami Pendapatan Keluarga Pengeluaran Keluarga. Persepsi Contoh terhadap LPG
KERANGKA PEMIKIRAN Program konversi minyak tanah ke LPG dilakukan melalui pembagian paket LPG kg beserta tabung, kompor, regulator dan selang secara gratis kepada keluarga miskin yang jumlahnya mencapai.
Lebih terperinciPENGARUH MODAL, LUAS KOLAM, DAN PENGALAMAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI IKAN AIR TAWAR DI NAGARI TARUANG- TARUANG KECAMATAN RAO KABUPATEN PASAMAN JURNAL
PENGARUH MODAL, LUAS KOLAM, DAN PENGALAMAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI IKAN AIR TAWAR DI NAGARI TARUANG- TARUANG KECAMATAN RAO KABUPATEN PASAMAN JURNAL Oleh : SISKA JULISA NPM. 11090056 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Desain, Waktu dan Lokasi Penelitian
46 METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini merupakan studi cross-sectional karena data dikumpulkan pada satu waktu tidak berkelanjutan (Singarimbun dan Effendi 1991). Penelitian
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) DENGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH
HUBUNGAN ANTARA IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) DENGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH (Suatu Kasus pada Gapoktan Tahan Jaya di Desa Buahdua Kecamatan Buahdua Kabupaten
Lebih terperinciUJI KORELASI HASIL EVALUASI USABILITY DAN HASIL EVALUASI ACCESSIBILITY
101 UJI KORELASI HASIL EVALUASI USABILITY DAN HASIL EVALUASI ACCESSIBILITY Abstract Both usability and accessibility evaluations result two groups of score based on their parameters. These score then had
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG KEADAAN LINGKUNGAN FISIK SEKOLAH DENGAN MOTIVASI BELAJAR
p-issn 2476-9886 e-issn 2477-0302 Jurnal EDUCATIO Volume 2 Nomor 2, 2016, Hlm 30-34 Akses Online : http://jurnal.iicet.org Dipublikasikan oleh : Indonesian Institute for Counseling, Education and Therapy
Lebih terperinciEFISIENSI FAKTOR PRODUKSI DAN PENDAPATAN PADI SAWAH DI DESA MASANI KECAMATAN POSO PESISIR KABUPATEN POSO
J. Agroland 17 (3) :233-240, Desember 2010 ISSN : 0854 641 EFISIENSI FAKTOR PRODUKSI DAN PENDAPATAN PADI SAWAH DI DESA MASANI KECAMATAN POSO PESISIR KABUPATEN POSO Production Factor Efficiency and Income
Lebih terperinciHUBUNGAN EFIKASI DIRI DENGAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK SMP NEGERI 1 PANTI KAB. PASAMAN
HUBUNGAN EFIKASI DIRI DENGAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK SMP NEGERI 1 PANTI KAB. PASAMAN Nurhajijah 1, Alfaiz 2, Rila Rahma Mulyani 2 1 Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian
41 METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian survei. Terdapat dua peubah yaitu peubah bebas (X) dan peubah tidak bebas (Y). Peubah bebas (independen) yaitu
Lebih terperinciHerman Subagio dan Conny N. Manoppo Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tengah ABSTRAK
HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DENGAN USAHATANI CABAI SEBAGAI DAMPAK DARI PEMBELAJARAN FMA (STUDI KASUS DI DESA SUNJU KECAMATAN MARAWOLA PROVINSI SULAWESI TENGAH) Herman Subagio dan Conny N. Manoppo Balai
Lebih terperinciANALISIS ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN KE NON PERTANIAN DI DESA AJIBARANG WETAN, KECAMATAN AJIBARANG, KABUPATEN BANYUMAS SKRIPSI
ANALISIS ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN KE NON PERTANIAN DI DESA AJIBARANG WETAN, KECAMATAN AJIBARANG, KABUPATEN BANYUMAS SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana S1 Fakultas
Lebih terperinciHUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG PELAJARAN KIMIA DENGAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA NEGERI 9 PEKANBARU
HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG PELAJARAN KIMIA DENGAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA NEGERI 9 PEKANBARU 1 Siti Nazhifah 1, Jimmi Copriady, Herdini fhazhivnue@gmail.com 081372751632 Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN PETANI DALAM MENERAPKAN USAHA TANI PADI ORGANIK
ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN PETANI DALAM MENERAPKAN USAHA TANI PADI ORGANIK (Studi kasus di Desa Seletreng Kecamatan Kapongan Kabupaten Situbondo) Oleh : Gijayana Aprilia
Lebih terperinciANALISIS KELAYAKAN USAHATANI NANAS DI DESA DODA KECAMATAN KINOVARO KABUPATEN SIGI
ej. Agrotekbis 3 (2) : 240 246, April 2015 ISSN : 23383011 ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI NANAS DI DESA DODA KECAMATAN KINOVARO KABUPATEN SIGI Feasibility study on Pineapple Farming at Doda Village, Sigi
Lebih terperinciIstiko Agus Wicaksono Dosen Agribisnis, Universitas Muhammadiyah Purworejo ABSTRACT. was smaller than t table (t t
RISIKO PRODUKSI DAN RISIKO PENDAPATAN PADA USAHATANI PADI SEBELUM DAN SESUDAH MENGGUNAKAN LIMBAH KELINCI (Studi Kasus Pada Kelompok Tani Budi Mulyo Desa Balorejo Kecamatan Bonorowo Kabupaten Kebumen) Dosen
Lebih terperinciFAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRODUKSI PADI SAWAH DI KECAMATAN SUNGAI PAGU KABUPATEN SOLOK SELATAN
FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRODUKSI PADI SAWAH DI KECAMATAN SUNGAI PAGU KABUPATEN SOLOK SELATAN Oleh: Diah Pitaloka Pratiwi 1, Dasrizal 2, Rozana Eka Putri 2 1. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar, Definisi Operasional dan Pengukuran. variabel- variabel yang digunakan dalam penelitian ini akan diukur dan
47 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar, Definisi Operasional dan Pengukuran Definisi opersional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai bagaimana variabel- variabel yang digunakan dalam penelitian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Program adalah pernyataan tertulis tentang keadaan, masalah, tujuan dan cara mencapai tujuan yang
Lebih terperinciPERBEDAAN PENDAPATAN USAHATANI PADI (Oryza Sativa L) KULTIVAR PADI HITAM LOKAL CIBEUSI DENGAN PADI CIHERANG
Jurnal Agrorektan: Vol. 2 No. 2 Desember 2015 75 PERBEDAAN PENDAPATAN USAHATANI PADI (Oryza Sativa L) KULTIVAR PADI HITAM LOKAL CIBEUSI DENGAN PADI CIHERANG Cucu Kodir Jaelani 1 1) Badan Pelaksana Penyuluhan
Lebih terperinciPENGARUH PERSIAPAN MATERI SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP NEGERI 19 PALU
PENGARUH PERSIAPAN MATERI SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP NEGERI 19 PALU SITI HAJIRAH JURNAL PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
Lebih terperinciUSAHA PENGOLAHAN IKAN TAWES PRESTO DI PESISIR WADUK GAJAH MUNGKUR KABUPATEN WONOGIRI
117 Buana Sains Vol 8 No 2: 117-122, 2008 USAHA PENGOLAHAN IKAN TAWES PRESTO DI PESISIR WADUK GAJAH MUNGKUR KABUPATEN WONOGIRI Eri Yusnita Arvianti 1,2) dan Pandoyo 2,3) 1) PS Agribisnis, Fak. Pertanian,
Lebih terperinciDr. Ir. Benu Olfie L.S, MS. (Ketua) Ir. Celcius Talumingan, MP. (Anggota) Yolanda P. I Rori, SP. MSc. (Anggota) 2
Kinerja Penyuluh Pertanian Terhadap Kelompok Tani Mega Mendiri Di Desa Kolongan Kecamatan Kalawat Marco Marsel Sambeka 1 Dr. Ir. Benu Olfie L.S, MS. (Ketua) Ir. Celcius Talumingan, MP. (Anggota) Yolanda
Lebih terperinciHUBUNGAN SIKAP SISWA DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA-BIOLOGI SISWA KELAS VII MTSN PARAK LAWAS PADANG
HUBUNGAN SIKAP SISWA DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA-BIOLOGI SISWA KELAS VII MTSN PARAK LAWAS PADANG Yulia Rasmadesi 1), Gusmaweti ), dan Nawir Muhar ) 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PEELITIA Penelitian ini merupakan Field Research, yaitu suatu penelitian yang langsung dilakukan dikancah/medan terjadinya gejala-gejala. 1 Tujuan utamanya adalah untuk menguji hubungan
Lebih terperinci