BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Internet Menurut Laudon (2003, p119), internet adalah jaringan yang terdiri dari ribuan jaringan dan jutaan komputer (disebut Hosts) yang menghubungkan bisnis, institusi pendidikan, organisasi pemerintahan dan individual. Kata internet sendiri sebenarnya berasal dari kata internetwork atau koneksi antara dua atau lebih jaringan komputer. Menurut Williams (2005, p6) internet adalah jaringan komputer dunia yang menghubungkan ribuan dari jaringan-jaringan yang lebih kecil Pengertian Internet yang Mendukung Bisnis Menurut O Brien (2003, p263) penggunaan bisnis dari internet telah meluas dari pertukaran informasi secara elektronik ke aplikasi strategi bisnis. Aplikasi seperti kerja sama antara mitra bisnis, penyediaan dukungan pelanggan dan supplier, serta e-commerce telah menjadi penggunaan bisnis utama dari internet. Perusahaan menggunakan teknologi internet untuk pemasaran, penjualan, dan aplikasi manajemen hubungan pelanggan, serta aplikasi bisnis lintas fungsi, dan aplikasi dalam bidang teknik, manufaktur, sumber daya, dan akuntansi Pengertian Electronic Business Menurut O Brien (2003, p32), e-business merupakan penggunaan teknologi internet antar jaringan, serta memperluas proses bisnis, e-commerce,

2 8 komunikasi antar perusahaan dan kolaborasi dengan suatu perusahaan dengan pelanggannya dan suppliernya Peramalan (Forecasting) Menurut Smith (2002, p22), peramalan dibutuhkan untuk memprediksikan kebutuhan akan datang dan menyediakan sumber daya yang cukup untuk memuaskan kebutuhan ketika datang. Menurut Said (2006, p81), salah satu acuan yang dipergunakan dalam peramalan ini adalah data sebelumnya (historical data), data aktivitas pemasaran dan pesaing. 2.2 Supply Chain Management (SCM) Pada subbab ini akan dibahas teori-teori yang berkaitan dengan supply chain management Pengertian Supply Chain Dikutip dari Ross (2003, p14), Menurut Handfield dan Nichols, supply chain merupakan semua aktivitas yang diasosiasikan dengan aliran dan transformasi barang dari bahan baku hingga ke pemakai akhir beserta dengan aliran informasinya. Menurut Kalakota (2001, p274), supply chain mengacu pada jaringan komplek yang digunakan untuk memelihara hubungan antara organisasi dengan para partnernya untuk sourcing, manufaktur, dan pengiriman produk. Menurut Turban (2003, p320), supply chain mengacu pada aliran material, informasi, pembayaran, dan layanan dari pemasok, melalui pabrik dan gudang, hingga ke pelanggan akhir.

3 9 Menurut Pujawan (2005, p5), supply chain adalah jaringan perusahaanperusahaan yang secara bersama-sama bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan suatu produk ke tangan pemakai akhir Komponen Dari Supply Chain Menurut Turban (2003, p320), supply chain terdiri dari tiga segmen utama, antara lain : a. Upstream supply chain segment Merupakan supply chain dari sisi supplier dan organisasinya, aktivitas utamanya adalah purchasing dan pengiriman. b. Internal supply chain segment Segmen ini meliputi keseluruhan proses yang dilakukan organisasi dalam transformasi dari bahan baku yang dikirim supplier ke barang jadi, dari ketika bahan baku masuk ke organisasi sampai bahan baku tersebut selesai diproduksi dan didistribusikan ke luar organisasi. Aktivitas utama mencakup penanganan material, manajemen persediaan, manufacturing dan quality control. c. Downstream supply chain segment Segmen ini meliputi seluruh proses yang melibatkan distribusi dan pengiriman produk ke pelanggan akhir. Aktivitas ini mencakup packaging, warehousing, dan shipping.

4 Pengertian Manajemen Menurut Robbins (2005, p7), manajemen adalah proses koordinasi aktivitas-aktivitas kerja sehingga aktivitas-aktivitas tersebut dapat diselesaikan secara efektif dan efisien dengan dan melalui orang lain Pengertian Supply Chain Management Dikutip dari Ross (2003, p14), Menurut Handfield dan Nichols, supply chain management merupakan integrasi dari seluruh aktivitas dalam supply chain melalui hubungan supply chain yang erat untuk mencapai keuntungan kompetitif. Menurut Kalakota (2001, p275), supply chain management adalah koordinasi dari aliran material, informasi dan keuangan di antara semua perusahaan yang berpartisipasi dalam transaksi bisnis. Menurut Pujawan (2005, p22), supply chain management adalah metode atau pendekatan terintegrasi untuk mengelola aliran produk, informasi dan uang secara terintegrasi yang melibatkan pihak-pihak mulai dari hulu ke hilir yang terdiri dari supplier, pabrik, jaringan distribusi maupun jasa-jasa logistik Tujuan Strategis dari SCM Menurut Kalakota (2001, p279), SCM memiliki beberapa tujuan strategis, antara lain : a. Koordinasi interenteprise dari manufaktur dan proses bisnis. b. Distribusi efektif dan channel partnership. c. Customer responsiveness dan accountability.

5 Proses Supply Chain Management Menurut Kalakota (2001, p274), supply chain sebuah perusahaan mencakup fasilitas dimana bahan mentah, produk setengah jadi dan barang jadi diperoleh, dipindahkan, disimpan dan dijual. Gambar 2.1 Proses Supply Chain Sumber : Kalakota,2001, p Supply Chain Planning dan Supply Chain Execution Menurut Kalakota (2001, p283), SCM merupakan kerangka kerja bisnis yang terdiri dari banyak aplikasi yang dapat dibagi ke dalam dua kelompok aplikasi, antara lain: 1. Aplikasi supply chain planning (SCP) mengintegrasikan fungsi perencanaan seperti peramalan permintaan, simulasi persediaan, distribusi, transportasi,

6 12 dan perencanaan serta penjadwalan produksi. Modul SCP dapat digunakan untuk membantu proses pengambilan keputusan. Gambar 2.2 Elemen dari Supply Chain Planning Sumber : Kalakota,2001, p284 a. Order Commitment Order Commitment memungkinkan vendor secara tepat menentukan tanggal pengiriman ke pelanggan dengan menyediakan visibilitas yang real-time dan rinci pada keseluruhan siklus fulfillment, dimulai dari ketersediaan bahan baku dan inventory, status produksi dan pengaturan prioritas. Order commitment dihubungkan dengan modul perencanaan yang interaktif untuk menyediakan ketepatan order-promise yang lebih tinggi.

7 13 b. Advanced Scheduling and Manufacturing Planning Menyediakan koordinasi yang rinci dari usaha manufaktur dan penyediaan pasokan berdasarkan pesanan pelanggan. Scheduling adalah proses yang execution oriented dan menghasilkan jadwal produksi. c. Demand Planning Modules Menghasilkan dan mengkonsolidasi demand forecasts dari semua unit bisnis dalam perusahaan. Modul demand planning mendukung perhitungan statistik dan teknik forecasting bisnis. d. Distribution-Planning Functions Menghasilkan perencanaan operasi untuk manajer logistik perusahaan. Perencanaan distribusi diintegrasikan dengan modul perencanaan permintaan dan manufaktur sehingga menyediakan model lengkap dari suatu supply chain dan perencanaan operasi untuk order fulfillment. e. Transportation Planning Menfasilitasi alokasi dan eksekusi sumber daya untuk memastikan bahan baku dan barang jadi dikirim pada waktu yang tepat, lokasi yang tepat dengan biaya yang seminimal mungkin. Hal ini mencakup pergerakan material dan produk outbound inbound, dan intra-inter perusahaan. 2. Aplikasi supply chain execution (SCE) mengintegrasikan fungsi eksekusi, seperti procurement, manufacturing, dan distribusi produk melalui rantai nilai. Aplikasi SCE mengatur aliran produk melalui pusat distribusi dan

8 14 gudang serta membantu memastikan bahwa produk dikirim ke lokasi yang benar, menggunakan alternatif transportasi terbaik yang disediakan. Gambar 2.3 Siklus Supply Chain Execution Sumber : Kalakota,2001, p287 a. Order Planning Dengan bertambahnya harapan pelanggan terhadap waktu fulfillment yang pendek, perencanaan eksekusi dari supply chain yang efektif sangat diperlukan. Tujuannya adalah untuk memilih rencana yang paling cocok dengan keinginan pelanggan dengan mempertimbangkan limitasi pada transportasi dan manufaktur. Untuk menghasilkan suatu

9 15 perencanaan yang layak, perencanaan fulfillment harus mempertimbangkan semua limitasi yang ada di keseluruhan supply chain, termasuk batasan transportasi, seperti kapasitas truk, dan lain-lain. b. Production Dengan adanya model produksi modular, fungsi produksi semakin banyak dilakukan pada dedicated warehouse dimana pekerja melakukan proses produksi secara berurutan dan di tempat yang berbeda. Waktu dari perakitan barang jadi mendorong adanya perencanaan produksi untuk produk subassembly. Dimulai jadwal produksi barang jadi dan sumber daya yang dibutuhkan dalam manufaktur, kemudian jadwal produksi dikembangkan lebih rinci mencakup kapan, dimana dan jumlah yang dikerjakan setiap subassembly. c. Replenishment Produksi juga terdiri dari strategi component-replenishment untuk meminimalisasi jumlah inventory yang ada di gudang dan mengkoordinasi pemindahan produk antar pihak yang terkait (supplier, perusahaan, pelanggan). Replenishment pada waktu yang tepat sangat penting karena pelanggan tidak dapat mentolerir situasi out-of-stocks. d. Distribution Management Distribution management mencakup keseluruhan proses transportasi barang dari manufaktur, distributor sampai ke pelanggan. Inovasi terbaru dari distribusi management dilakukan dengan mengintegrasikan transportation planning dan scheduling. Transportation planning mengkoordinasi pergerakan produk sepanjang

10 16 life-cycle pengiriman dan memungkinkan pelanggan untuk melacak paket produknya. e. Reverse Distribution atau Reverse Logistics Adanya pemberian garansi telah menimbulkan trend pelanggan melakukan retur produk. Reverse logistics dikarenakan ketidakpuasaan pelanggan, sehingga barang harus dikirim dan dikembalikan kepada manufaktur. Reverse logistics tidak hanya terdiri dari barang yang rusak dan dikembalikan tetapi juga mencakup produk untuk diproduksi kembali, bahan baku yang jelek dan packaging yang bisa didaur ulang. 2.3 Mengelola SCM Secara Produktif dan Efisien Menurut Said (2006, p11), terdapat empat strategi SCM yang utama yaitu: Tabel 2.1 Strategi Bisnis dan Strategi SCM Strategi Utama Sumber Keunggulan Inovasi Produk dan keunikan teknologi Biaya Efisiensi Operasi Dasar Bersaing Inovasi produk Harga murah Peran Utama SCM Kecepatan waktu dan volume ke pasar Infrastruktur yang efisien dan murah Pelayanan Mutu Pelayanan terbaik Kehandalan dan keamanan produk Sesuai kebutuhan khusus konsumen Produk yang terkenal kehandalannya Efisiensi produk awal, dan fleksibilitas produk akhir. Sistem komunikasi. Pengendalian mutu dan keamanan di sepanjang SCM (Said, 2006, p25)

11 Peran Teknologi Internet bagi SCM Menurut Pujawan (2005, p19), keberhasilan berbagai supply chain dalam meningkatkan kinerja mereka tidak bisa dilepaskan dari teknologi internet. Internet membuat kata-kata kolaborasi, koordinasi dan integrasi menjadi berarti dan bisa terlaksana dalam praktek di lapangan. Dengan adanya internet, pihakpihak pada supply chain bisa membagi informasi serta melakukan transaksi dengan lebih cepat, murah dan akurat. Informasi tingkat persediaan, kapasitas produksi, konfigurasi produk dan sebagainya bisa dengan mudah dibagi lewat infrastruktur internet. 2.5 Pengertian Electronic Supply Chain Management (E-SCM) Menurut Ross (2003, p18), e-scm merupakan sebuah filosofi manajemen taktis dan strategis yang mencari jaringan dari sekumpulan kapasitas dan sumber daya produktif dari supply channel system yang saling bersilangan melalui aplikasi dari teknologi internet dalam mencari solusi yang inovatif dan sinkronisasi dari kemampuan channel yang didedikasikan untuk menciptakan nilai pelanggan yang unik dan terpersonalisasi. Menurut Indrajit dan Djokopranoto (2003, p169) e-supply Chain Management adalah suatu konsep manajemen dimana perusahaan berusaha memanfaatkan teknologi internet untuk mengintegrasikan seluruh mitra kerja perusahaan, terutama yang berhubungan dengan sistem pemasokan bahan baku atau sumber daya yang dibutuhkan dalam proses produksi. e-scm menggunakan konsep e-business dan teknologi web untuk mengatur perusahaan baik upstream dan downstream. Pendekatan strategis ini

12 18 menyatukan semua tahap dalam siklus bisnis, mulai dari merancang produk dan pengadaan bahan baku, pengiriman, distribusi, dan penyimpanan, hingga akhirnya produk dikirim ke pelanggan. 2.6 Internet dan SCM Menurut Pujawan (2005, p19-21), Keberhasilan berbagai supply chain dalam meningkatkan kinerja mereka tidak bisa dilepaskan dari teknologi internet. Dengan adanya internet, pihak-pihak pada supply chain bisa membagi informasi serta melakukan transaksi dengan lebih cepat, murah dan akurat. Informasi tingkat persediaan, kapasitas produksi, konfigurasi produk dan sebagainya bisa dengan mudah dibagi lewat infrastruktur internet. 2.7 Initial e-scm Strategy Steps Menurut Ross(2003, p131) ada lima tahap yang harus di kerjakan ketika akan melakukan analisis supply chain management pada perusahaan yang dikenal dengan preliminary step. Tujuan dari preliminary step adalah berfokus pada perusahaan atas dampak e-business bagi setiap orang baik didalam organisasi maupun rekan kerja dalam jaringan supply channel. Kelima tahap tersebut antara lain :

13 19 Gambar 2.4 Strategy steps Sumber : Ross, 2003, p Energize the organization Persiapan organisasi untuk e-scm membutuhkan dua inisatif sumber daya manusia, yaitu mendapat dukungan manajemen puncak dan mengintegrasikan orang-orang dalam perusahaan ke dalam teknologi e-scm. Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menginformasikan dan mengaktivasi tim manajemen puncak, antara lain : a. SCM dan pendidikan tentang e-business b. Bertindak sebagai sponsor c. Mengembangkan sebuah strategi SCM d. Mengembangkan sumber daya manusia perusahaan e. Investasi dalam peningkatan supply chain Menurut Manheim, ada 6 faktor pendorong yang digunakan untuk mengintegrasikan e-scm dan orang. Faktor pendorong pertama berperan sebagai fondasi dari strategi bisnis. 5 berikutnya merupakan faktor pendukung yang menguatkan faktor pertama.

14 20 a. Faktor pertama : meningkatkan cara orang bekerja b. Faktor kedua : membangun proses multienteprise yang kuat dengan dukungan IT yang cukup. c. Faktor ketiga : menyeimbangkan peran antara orang dan teknologi d. Faktor keempat : mengatur proses multienteprise secara fleksibel dan dinamis e. Faktor kelima : mengatur pengetahuan strategis f. Faktor keenam : mengembangkan efektivitas individual. 2. Enterprise Vision Menurut Ross (2003, p133), visi perusahaan mendefinisikan perilaku dari kemampuan persaingan yang dimiliki dalam infrastruktur yang sekarang dan dijaringan supply chain. Tujuan dari proses ini adalah untuk memperdalam tingkat kesadaran, akan pentingnya e-bisnis bagi perusahaan. Langkah-langkah yang diperlukan untuk membangun e-scm yang efektif dan bagaimana menterjemahkannya ke dalam proses yang lebih spesifik yang didasarkan pada internet. Dalam mendefinisikan visi perusahaan, tim eksekutif perlu memikirkan beberapa faktor, seperti : a. Historical nature dari perusahaan b. Pendekatan tradisional terhadap pangsa pasar c. Proses yang memberikan nilai tambah bagi pelanggan d. Pertumbuhan hubungan dengan supplier e. Bentuk organisasi internal

15 21 f. Kekuatan dan kelemahan dari mitra bisnis g. Kemampuan yang paling penting dalam menciptakan dan mendukung keunggulan kompetitif 3. Supply Chain Value Assessment (SCVA) Metode yang paling efektif untuk memulai penyesuaian antara inisiatif penggunaan internet, proses bisnis, dan pembentukan visi yang strategis adalah dengan melakukan SCVA. Objek dari aktivitas ini adalah untuk mengidentifikasikan dan kemudian memprioritaskan inisiatif e-business mana yang harus dilakukan agar perusahaan dan mitra bisnisnya mendapatkan manfaat yang besar. 4. Opportunity Identification SCVA harus menyediakan tim e-business kolaboratif dengan peta pilihan untuk aplikasi strategi internet yang memungkinkan. Aktivitas pertama pada tahap ini adalah memprioritaskan alternatif-alternatif e- business. Tahap ini memungkinkan perusahaan untuk menentukan jenis implementasi e-scm yang mereka harapkan, melihat serangkaian peluang kompetitif yang tersedia dan memperkirakan biaya rata-rata yang dikeluarkan perusahaan dan rekan kerjanya dalam supply chain.

16 22 5. Strategy Decision Setelah pemetaan peluang e-scm selesai, eksekutif perusahaan dapat memulai proses perencanaan. Keputusan ini haruslah berfokus pada keuntungan yang diharapkan. 2.8 Rancangan Electronic Supply Chain Management (e-scm) Menurut Ross (2003, p138), ada 5 tahap yang dilakukan dalam melakukan perancangan electronic supply chain management (e-scm). Tahap tahap tersebut yaitu : 1. Developing e-scm Strategy Menurut Ross (2003, p138), terdapat tahapan-tahapan dalam pengembangan strategi e-scm antara lain : Gambar 2.5 Structuring the e-scm business architecture strategy Sumber : Ross, 2003, p139

17 23 a. Constructing the Business Value Preposition Dalam mendefinisikan e-scm value proporsition, perencana pada dasarnya berfokus pada kinerja dari dua aktivitas utama, yaitu segmen pelanggan yang dilayani oleh inisiatif e-business yang diidentifikasikan dan menjamin bahwa teknologi yang diimplementasikan akan memberikan layanan sesuai dengan harapan pelanggan. Menurut Bovet dan Martha, perencanaan nilai yang efektif harus dapat merespon tiga kemungkinan nilai service dibawah ini: 1) Super Service Kemampuan untuk menyediakan layanan yang handal akan meningkatkan nilai dari gabungan produk/jasa ke pelanggan dan diferensiasi kompetitif penyedia. Dua atribut utama yang diberikan oleh super service adalah kecepatan dan pengiriman yang dapat diandalkan. 2) Product/services solution Produk dan jasa yang merupakan komoditas dari alam mempunyai nilai yang mudah diidentifikasikan seperti kepemilikan, ketersediaan, biaya rendah, convenience of acquisition, dan pengenalan level dari kualitas. Sebaliknya, produk yang bukan komoditas dilingkupi oleh nilai pelanggan yang lebih komplek, seperti barang hak milik, penyelesaian kinerja layanan, atau kombinasi layanan informasi produk yang unik yang mengijinkan pelanggan memperkaya strategi kompetitif mereka sendiri.

18 24 3) Customization Saat ini terjadi beberapa peningkatan sebagai atribut utama dari strategi kompetitif, antara lain peningkatan solusi pelanggan terhadap barang dan jasa, peningkatan kemampuan provider untuk menawarkan configurable, dan peningkatan kustomisasi pilihan-pilihan yang tepat untuk kebutuhan pelanggan yang meningkat sebagai atribut utama dari strategi kompetitif. b. Defining the Value Portfolio Untuk menciptakan kemampuan internet, perusahaan harus dengan teliti menyesuaikan strategi e-scm mereka dengan kemampuan operasi untuk secara berkelanjutan menyediakan barang/jasa yang akan memuaskan kebutuhan unik dari pelanggan. Pengembangan proses harus terstruktur untuk mendukung business value proporsition secara efektif. 1) Rancangan Barang dan jasa secara dramatis telah dipengaruhi oleh penyusutan daur hidup dan percepatan pengenalan barang/jasa baru secara terus menerus. 2) Biaya Manajemen efektivitas biaya tidak hanya mengharuskan perusahaan untuk merancang produk/jasa dengan penawaran terhadap peningkatan proses yang terus-menerus dan pengurangan biaya, tetapi

19 25 juga memungkinkan penekanan waktu yang diambil dari ide konsep untuk menjual. 3) Layanan Pelanggan saat ini, khususnya yang menggunakan teknologi berbasis web, mengharapkan produk-produk mereka dapat disertai dengan matriks dari layanan nilai tambah. Untuk beberapa produk, layanan packaging sering lebih penting untuk pelanggan daripada produk itu sendiri. 4) Kualitas Saat ini pelanggan mengharapkan supplier mempunyai kemampuan untuk membantu mereka dalam memilih kombinasi yang tepat untuk produk dan/atau menawarkan layanan. c. Structuring the Scope of Collaboration Bagian-bagian dibawah ini akan menjelaskan bagaimana menentukan cakupan kolaborasi ketika membangun arsitektur strategi jaringan nilai e- SCM : 1) Determining the collaboration dimension Menurut Sawhney dan Zabin, para pembuat strategi dapat melihat bahwa kolaborasi mempunyai dimensi vertikal dan horisontal. Dimensi vertikal terdiri dari matriks partner jaringan yang membantu dalam pengadaan masukan bisnis (supplier) dan pengiriman hasil (saluran perantara). Dimensi kolaboratif horisontal terdiri dari channel partners

20 26 yang mempertinggi atau memperkuat nilai portofolio perusahaan dan hubungan dengan pelanggan. 2) Collaborative intensity Menurut Prahalad dan Ramaswamy, ada 4 level intensitas kolaboratif yang dapat diikuti oleh tim perancang strategis, yaitu: Hubungan Arms-length Secara umum, ini adalah level kolaborasi yang diikuti oleh perusahaan untuk menggerakkan market-based transaction melewati batasan jaringan. Pertukaran informasi Level kolaborasi ini diikuti oleh trading partner untuk berbagi berbagai jenis informasi, mulai dari data pesanan dan penjualan sampai ke peramalan dan level stocking. Pertukaran dan penciptaan pengetahuan Dalam level kolaborasi ini, para pembuat strategi menggunakan dan mengintegrasi kemampuan partner jaringan dalam perencanaan nilai dan/atau pengembangan nilai portofolio. Pertukaran dan penciptaan wawasan baru Dalam level tertinggi kolaborasi ini, trading partner jaringan bertukar perencanaan nilai bisnis umum dan berkeinginan untuk bersama-sama dalam mengelola kompetensi dan sumber daya.

21 27 3) Technical level Menurut Treachy dan Dobrin, ada 4 kemungkinan respon teknikal untuk menemukan konektivitas yang dibutuhkan dalam mendukung strategi kolaborasi, antara lain : Teknologi Non-Internet Banyak perusahaan menggunakan perlengkapan teknologi dasar untuk berhubungan dengan trading partner mereka. Perlengkapan seperti EDI, fax, dan telepon ditemui dalam area ini. Visibility Strategi teknis ini dicari untuk menyediakan pendekatan open systems, seperti jadwal, peramalan, atau pesanan yang disebarkan ke saluran jaringan atau ke trading partner yang disediakan dengan kemampuan mengakses data sistem. Server-to-server Solusi teknis ini digunakan oleh trading partner yang menginginkan data secara fisik berada dalam sistem mereka untuk mendukung transmisi informasi berskala besar. Process Management Ini merupakan level konektivitas teknis yang paling menantang dan merupakan fokus dari saluran jaringan untuk mengintegrasikan proses intercompany pada level aplikasi. Tujuannya adalah untuk mengkonfigurasi solusi Web yang menyediakan pertukaran arus kerja yang real-time.

22 28 d. Ensuring Effective Resource Management Sumber daya perusahaan terdiri dari aset dan kompetensi inti. Secara umum, sumber daya ini dapat dibagi ke dalam 3 area utama yaitu : 1) Human knowledge Dalam lingkungan persaingan yang sangat ketat, bisnis-bisnis telah beralih dari bagian-bagian yang berfokus pada sumber daya manusia menjadi jauh lebih strategis dan lebih luas yang berfokus pada Human Capital Management (HCM). HCM dapat didefinisikan sebagai gudang pengetahuan manusia dan ketrampilan-ketrampilan yang ditemukan dalam organisasi yang merupakan hasil dari penciptaan produk, teknologi, sistem, proses dan hubungan. 2) Physical assets Aset fisik bisnis mengharapkan kemudahan dalam pemahaman dan manipulasi. Gudang, kantor, sistem informasi, perlengkapan produksi dan transportasi, paten, dan persediaan merupakan contoh dari aset yang nyata. Aset fisik menyediakan mekanisme dimana perusahaan mengubah nilai portfolio menjadi kompetitif barang dan jasa. Perencana-perencana badan hukum harus menguji rantai nilai dalam upaya untuk mencapai nilai proses dibawah ini: Replacing physical assets with real-time information Informasi disini mengacu pada pengumpulan permintaan pelanggan yang akurat dan memungkinkan visibilitas terhadap persediaan dan aset lainnya.

23 29 Reducing process complexity Tujuan utama dari proses adalah untuk memuaskan kebutuhan pelanggan. Proses yang komplek akan memakan banyak biaya dan waktu. Dengan mengeliminasi kompleksitas maka memungkinkan partner untuk menghilangkan kelebihan aset yang hanya menambahkan sedikit nilai dalam pelayanan pelanggan. 3) Business Network Resource Management Trading partner jaringan memberikan kontribusi keunggulan kompetitif dengan menyediakan dua sumber daya penting yaitu aset fisikal seperti persediaan, dan kompetensi inti seperti ketrampilan proses dan perancangan. e. Pursuing Growth Management Untuk menyempurnakan komponen akhir dari proses strategis jaringan nilai e-scm, para pembuat strategi di perusahaan harus mempertimbangkan 3 area dibawah ini: 1) Fokus pada biaya-biaya Supply Chain 2) Fokus pada nilai Supply Chain 3) Merancang program pengukuran kinerja yang efektif 2. Customer and Service Management CRM dapat dibagi menjadi 3 fungsi, yaitu: marketing, sales, dan service. Tujuan dan misi dari ketiga fungsi ini adalah untuk menginformasikan kepada perusahaan mengenai siapa itu pelanggan,

24 30 bagaimana cara kita mengenal lebih jauh apa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh pelanggan, produk dan layanan apa yang akan digabungkan untuk dipasarkan ke dalam pasaran, dan bagaimana menghasilkan layanan dan nilai yang dapat menghasilkan keuntungan dan memperluas hubungan. a. CRM and Internet Sales Beberapa fungsi aplikasi dasar yang tersedia dalam penjualan online, antara lain : 1) Online catalog Menyediakan pelanggan kesempatan untuk mencari dan membandingkan sejumlah produk, harga, dan layanan yang ditawarkan oleh perusahaan. 2) Online order processing Menyediakan prospek dan pelanggan akses online terhadap informasi produk perusahaan, harga, dan kemampuan pemenuhan. 3) On-line order configurability Memungkinkan pelanggan untuk merancang produk dan jasa mereka melalui kemampuan konfigurasi khusus. 4) Lead capture and profiling Menyediakan penyimpanan rinci dari penjualan pelanggan dan informasi profil untuk personalisasi website. b. Sales Force Automation (SFA) lain : Beberapa fungsi yang ada di dalam sales force automation antara

25 31 1) Contact management Fungsi dasar dari software ini adalah memungkinkan organisasi dan manajemen dari data pelanggan seperti nama, alamat, nomor telepon, gelar dan lain-lain. 2) Account Management Aplikasi ini dirancang untuk menyediakan informasi rinci mengenai laporan data dan aktivitas penjualan yang dapat diakses sesuai permintaan. 3) Opportunity Management Merupakan aspek SFA yang berfokus pada aplikasi yang membantu dalam mengubah petunjuk menjadi penjualan. c. Customer Service Management Manajemen yang sedang berjalan pada pelanggan yang telah selesai melakukan pembelian, dimana terdapat fungsi-fungsi layanan konsumen. Fungsi-fungsinya sebagai berikut: 1) Meningkatkan pelayanan kepada pelanggan dan mengurangi biaya. 2) Menghasilkan pelayanan terhadap diri sendiri dan mendukung solution-centered. 3) Membagikan kebiasaan pelanggan secara one to one dan membedakan barang-barang dan layanan. 4) Mendapatkan kesetiaan dari pelanggan sehingga mendapatkan bisnis yang bersifat seumur hidup.

26 32 3. Manufacturing and Supply Chain Planning Aplikasi-aplikasi manufacturing dan supply chain planning yang tersedia antara lain : a. Manufacturing Planning Kemampuan untuk perencanaan, penjadwalan, komunikasi yang efektif dan mengatur interaksi-interaksi antara departemen merupakan komponen utama aplikasi yang dibutuhkan saat ini. Salah satu fungsi dalam perencanaan manufaktur adalah Advanced production and scheduling system yang bertugas untuk menunjuk batasan plant-floor dan memungkinkan optimisasi, sinkronisasi, sequencing, dan penjadwalan dari permintaan perusahaan dengan kapasitas individu perusahaan dan yang paling penting adalah total semua kapasitas supply chain. b. Production and Process Management Tujuan utama dari aplikasi-aplikasi di dalam proses ini adalah bagaimana secara bersama-sama mengoptimisasi produktivitas dari suatu perusahaan, menjaga agar harga tetap minimum, mengurangi cycle time dan pengurangan persediaan, perencanaan dan penggunaan kapasitas yang efektif, dan menjadi lebih responsif kepada pelanggan. c. Product Design and Reengineering Perkembangan teknologi menimbulkan penciptaan peralatan komputerisasi baru untuk membantu perancangan, pengembangan, dan pembentukan produk baru.

27 33 d. Plant Maintenance and Quality Management Salah satu manfaat paling penting dari sistem pabrik terintegrasi adalah peningkatan kapasitas untuk plant maintenance, kualitas, dan keamanan. Pengendalian proses manufaktur menyediakan kebutuhan data yang real-time untuk sistem manajemen pabrik untuk secara efektif menentukan status dari peralatan dan kualitas proses. 4. Supplier Relationship Management (SRM) Beberapa fungsi dalam electronic supplier relationship management, antara lain : a. Backbone Functions Peranan penting dalam area ini adalah untuk mengumpulkan dan menyediakan tempat penyimpanan untuk database informasi internal agar dapat menjadi panduan dalam proses pembelian. Berikut ini adalah fungsi-fungsi penting di dalam area ini : 1) Procurement history Pengumpulan informasi pengadaan merupakan hal penting di dalam SRM. Data di dalam area ini diberi jarak berdasarkan catatan statis, seperti transaksi pada masa lampau, sampai dengan informasi dinamis, seperti pembukaan status PO dan mengaktivasi file dari supplier dan sourcing. Kelengkapan dan keakuratan informasi ini dapat dijadikan fondasi untuk semua internal dan jaringan aktifivas pengadaan.

28 34 2) Accounting Penyelesaian dari proses pesanan pembelian diarahkan secara langsung ke backbone perusahaan untuk penyesuaian harga, memasukkan faktur dan pembayaran, manajemen kredit, dan rekonsiliasi finansial lain. 3) Purchasing Planning Setiap total permintaan diproses melalui prosesor Material Requirement Planning (MRP), jadwal dari pesanan pembelian yang direncanakan dapat dihasilkan. Tergantung dari tingkat teknologi komunikasi dan hubungan kolaboratif, pernyataan mengenai perencanaan pemesanan dapat digunakan untuk menggerakkan maintenance, repair, and operating (MRO), material tidak langsung, bahan baku produksi dan komponen akuisisi melalui jaringan supply chain. 4) Performance Measurement Seiring dengan penyusunan catatan penerimaan dan pembayaran, perusahaan memiliki kemampuan untuk menghasilkan laporan yang berarti dan pengukuran kinerja yang mengindikasikan nilai dari hubungan dengan supplier dan tingkat kesuksesan dari inisiatif pengembangan yang berkelanjutan.

29 35 b. Services Functions Beberapa fungsi layanan yang ada dalam electronic supplier relationship management antara lain : 1) Supplier search Pasar virtual business to business, menawarkan komunitas besar dari pembeli maupun penjual ke saluran baru agar dapat saling menjangkau satu sama lain dengan mode interaktif dua arah. 2) Product search Sesuai dengan hoque, maka fungsionalitas katalog dideskripsikan seperti dapat menjarakkan sebuah kata kunci yang sederhana untuk mencari klasifikasi kategori dari produk. c. Processing Tujuan dari aplikasi e-srm adalah untuk mengefektifkan proses pengadaan produk dan jasa yang dibutuhkan untuk memproduksi produk dan menjalankan perusahaan. Komponen-komponen dalam area ini dapat dideskripsikan sebagai berikut : 1) Purchase Order Generation and Tracking Purchase order (PO) diciptakan menggunakan fungsionalitas entreprise business system (EBS) dan kemudian dikirimkan ke supplier melalui kertas pesanan atau secara elektronik dengan fax, EDI, atau internet. Perkembangan PO kemudian dapat dilacak dan digunakan untuk menyediakan informasi status penting yang dibutuhkan oleh manufaktur atau perencana distribusi.

30 36 2) Logistics Partner logistik memiliki kemampuan untuk menawarkan peningkatan layanan internet, seperti pelacakan inventory. Penyedia layanan logistik dapat menawarkan fungsi-fungsi, seperti perencanaan jaringan, sourcing yang dinamis, dan reverse logistics yang mengintegrasikan pembeli dengan kemampuan e-fulfillment supplier, penundaan perakitan, dan pencampuran muatan untuk mengoptimalkan pengiriman. 5. Logistics Resource Management Electronic logistics resource mangement (e-lrm) adalah proses pada manufaktur, distributor, dan supplier yang menggerakkan produk dan jasa kepada pelanggannya dengan menggunakan internet. e-lrm memungkinkan semua proses supply chain untuk membuat suatu keputusan yang lebih baik, menyeimbangkan harga dan meningkatkan efisiensi logistik, serta membentuk hubungan kolaboratif yang efektif antara semua saluran supply trading partner. e-lrm dibagi menjadi : a. Warehouse management Warehouse management system (WMS) menghasilkan suatu fungsi logistik dengan suatu peralatan yang baru dalam mengatur dan mengoptimisasi pergerakan persediaan. b. Transportation management Partner dan penyedia layanan logistik seharusnya dapat terhubung secara real-time ke dalam suatu jaringan web logistik,

31 37 sehingga perusahaan dapat dengan mudah menerima layanan dan informasi kontak untuk menentukan pengangkutnya, waktu pengiriman dan hal-hal mengenai pemenuhan seperti hal sertifikat origin, custom invoice, penyelesaian pembayaran muatan dan billing, pengalokasian biaya transportasi sesuai dengan tagihan sebenarnya. 2.9 Pengertian Graphical User Interface (GUI) Menurut Shneiderman (2005, p96), GUI telah menggantikan bahasa perintah, sintaks rumit yang memberikan cara untuk memanipulasi langsung representasi visual dari object dan actions secara relatif. Penekanannya adalah pada tampilan visual dari user task object dan actions Delapan Aturan Emas Untuk Merancang Interface Menurut Shneiderman (2005, p74), delapan peraturan emas ini adalah prinsip-prinsip mendasar untuk merancang interface. Berikut ini adalah delapan peraturan emas tersebut: 1. Berusaha untuk konsisten. Konsisten yang dimaksud adalah konsisten dalam aksi-aksi dalam situasi tertentu, konsisten menu, warna, layout, font, dan sebagainya. 2. Memungkinkan adanya shortcut. Bagi user yang sudah ahli dalam menggunakan sistem, ia membutuhkan suatu jumlah interaksi yang lebih singkat ini dapat diperoleh dengan shortcut.

32 38 3. Feedback yang informatif. Untuk setiap aksi yang dilakukan user terhadap sistem, sistem harus memiliki feedback. Respon sistem terhadap user harus sopan dan jelas. 4. Merancang dialog yang memberikan penutupan. Maksudnya adalah program tersebut memiliki dialogbox yang akan keluar ketika program selesai dijalankan. 5. Menyediakan pencegahan error dan penanganan error yang sederhana. Sedapat mungkin, sistem dibuat agar user tidak dapat membuat kesalahan. Jika user membuat kesalahan, sistem harus dapat mendeteksinya dan memberikan instruksi sederhana dan membangun untuk recovery. 6. Mengijinkan pembalikan aksi. Sedapat mungkin semua aksi dapat dibalik. Fitur ini mengurangi kekhawatiran karena user mengetahui bahwa error dapat diabaikan. Bagian pembalikan ini dapat berupa aksi tunggal, data entri atau suatu kelompok aksi yang lengkap. 7. Support internal Locus of Control. User yang sudah berpengalaman menginginkan suatu perasaan bahwa mereka menguasai sistem dan sistem harus merespon semua keinginan mereka. 8. Mengurangi beban ingatan jangka pendek. Terbatasnya kemampuan manusia untuk ingatan jangka pendek membutuhkan perhatian yang cukup. Untuk mengatasi hal ini dapat dilakukan dengan mengurangi frekuensi dan pergerakan window dan dengan waktu pelatihan yang cukup.

ANALISIS DAN PERANCANGAN E-SCM (STUDI KASUS: PT. MULTI MEGAH MANDIRI)

ANALISIS DAN PERANCANGAN E-SCM (STUDI KASUS: PT. MULTI MEGAH MANDIRI) ANALISIS DAN PERANCANGAN E-SCM (STUDI KASUS: PT. MULTI MEGAH MANDIRI) Rudy 1), Nancy Octavia 2), Novitriana Tjong 3), Tri Harsoyo 4) 1-4) Jurusan Sistem Informasi Universitas Bina Nusantara Jln. KH. Syahdan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2007/2008

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2007/2008 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2007/2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN E-SCM PADA PT. PRIMA REZEKI PERTIWI Agustinus 0800744202 Adi Candra

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Electronic Business Menurut Kalakota [2001, pxx], e-business merupakan percampuran yang kompleks antara proses bisnis, aplikasi perusahaan, dan struktur organisasi yang

Lebih terperinci

PERANCANGAN E-SCM PADA PT SUPERPOLY INDUSTRY

PERANCANGAN E-SCM PADA PT SUPERPOLY INDUSTRY PERANCANGAN E-SCM PADA PT SUPERPOLY INDUSTRY Rudy 1 ; Jackson 2 ; Christina Desi 3 ; Ishak Eko Hadi T. 4 1, 2, 3, 4 Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Bina Nusantara, Jln. K.H.

Lebih terperinci

TUGAS E-BISNIS ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

TUGAS E-BISNIS ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT TUGAS E-BISNIS ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT disusun oleh : NANANG PURNOMO 11.21.0616 S1 TI-TRANSFER JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2012

Lebih terperinci

Enterprise Resource Planning

Enterprise Resource Planning MODUL PERKULIAHAN Enterprise Resource Planning Supply Chain Management and Customer Relationship Management Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Sistem Informasi Sistem Informasi 04 MK18046

Lebih terperinci

Keywords ; supply chain management system, distribution system, manajemen mata rantai suplai, tracking items, mata rantai distribusi.

Keywords ; supply chain management system, distribution system, manajemen mata rantai suplai, tracking items, mata rantai distribusi. Abstract Secara internal sistem yang dipergunakan oleh PT Kian Ho Indonesia adalah sistem pembukuan ( akuntansi ) Accurate versi 4.03 yang merupakan salah satu produk software yang dibangun oleh CPSoft

Lebih terperinci

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT SUPPLY CHAIN MANAGEMENT Disusun Oleh: Puput Resno Aji Nugroho (09.11.2819) 09-S1TI-04 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (STMIK) AMIKOM YOGYAKARTA Jalan

Lebih terperinci

MANAJEMEN RANTAI PASOKAN. Suhada, ST, MBA

MANAJEMEN RANTAI PASOKAN. Suhada, ST, MBA MANAJEMEN RANTAI PASOKAN Suhada, ST, MBA MATERI Supply Chain Supply Chain Management ERP MODULES (POSISI SCM, CRM) ERP Modules (Posisi SCM, CRM) SUPPLY CHAIN Sebuah rangkaian atau jaringan perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BINUS UNIVERSITY. Jurusan Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2007/2008

BINUS UNIVERSITY. Jurusan Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2007/2008 BINUS UNIVERSITY Jurusan Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2007/2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN E-SCM PADA PT. LUCKY PRINT ABADI HUSIN 0700681680 JESSIE FASCAL 0800758883 JAMES

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Persediaan (Supply) Menurut Indrajit (2003, p4), pengertian persediaan adalah sejumlah material yang disimpan dalam tempat persediaan agar berada dalam

Lebih terperinci

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Informasi menjadi dasar pelaksanaan proses rantai pasok dan dasar bagi manajer dalam membuat keputusan. Menurut cophra dan meindl(2007) informasi harus memiliki karakteristik:

Lebih terperinci

Supply Chain Management. Tita Talitha,MT

Supply Chain Management. Tita Talitha,MT Supply Chain Management Tita Talitha,MT 1 Materi Introduction to Supply Chain management Strategi SCM dengan strategi Bisnis Logistics Network Configuration Strategi distribusi dan transportasi Inventory

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN e-supply CHAIN MANAGEMENT (STUDI KASUS: PT. PRIMA REZEKI PERTIWI)

ANALISIS DAN PERANCANGAN e-supply CHAIN MANAGEMENT (STUDI KASUS: PT. PRIMA REZEKI PERTIWI) ANALISIS DAN PERANCANGAN e-supply CHAIN MANAGEMENT (STUDI KASUS: PT. PRIMA REZEKI PERTIWI) Rudy, Agustinus, Adi Chandra, Zara Elisabeth Tanring Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas

Lebih terperinci

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT ( SCM ) Prof. Made Pujawan

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT ( SCM ) Prof. Made Pujawan SUPPLY CHAIN MANAGEMENT ( SCM ) Prof. Made Pujawan Pendahuluan Pelaku industri mulai sadar bahwa untuk menyediakan produk yang murah, berkualitas dan cepat, perbaikan di internal perusahaan manufaktur

Lebih terperinci

SISTEM BISNIS DENGAN ELEKTRONIK

SISTEM BISNIS DENGAN ELEKTRONIK SISTEM BISNIS DENGAN ELEKTRONIK SISTEM E-BUSINESS E-Business (Electronic Business) adalah kegiatan bisnis yang dilakukan secara otomatis dengan mamanfaatkan teknologi elektronik seperti komputer dan internet.

Lebih terperinci

DEFINISI DAN PERKEMBANGAN ERP JURUSAN TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Definisi ERP Daniel O Leary : ERP system are computer based system designed to process an organization s transactions

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan performa mereka. Salah satu dari banyak manfaat yang bisa

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan performa mereka. Salah satu dari banyak manfaat yang bisa 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi informasi dan komunikasi yang semakin maju dan berkembang saat ini memberikan banyak pilihan dan kemudahan bagi dunia bisnis dalam meningkatkan performa

Lebih terperinci

Sistem Informasi Manajemen

Sistem Informasi Manajemen Sistem Informasi Manajemen Anggota Kelompok Alfinza Raendina (50410549) Indra Aris Hermawan Saal (53410510) Muhamad Fajar Aidin Arfan (54410572) Sahroni Muamal (56410330) E-CRM (Electronic Customer Relationship

Lebih terperinci

Pembahasan Materi #11

Pembahasan Materi #11 1 EMA402 Manajemen Rantai Pasokan Pembahasan 2 Konsep, Pengelolaan, Kolaborasi SCM Sistem Informasi Terpadu Tahapan Evolusi Pengembangan Aspek Pengembangan 6623 - Taufiqur Rachman 1 Konsep SCM 3 SCM Memperlihatkan

Lebih terperinci

Mendefinisikan dan menggambarkan proses bisnis dan hubungan mereka dengan sistem informasi. Menjelaskan sistem informasi yang mendukung fungsi bisnis

Mendefinisikan dan menggambarkan proses bisnis dan hubungan mereka dengan sistem informasi. Menjelaskan sistem informasi yang mendukung fungsi bisnis Mendefinisikan dan menggambarkan proses bisnis dan hubungan mereka dengan sistem informasi. Menjelaskan sistem informasi yang mendukung fungsi bisnis utama: penjualan dan pemasaran, manufaktur dan produksi,

Lebih terperinci

RANGKUMAN SIM Ch. 9 MENCAPAI KEUNGGULAN OPERASIONAL DAN KEINTIMAN PELANGGAN MELALUI APLIKASI PERUSAHAAN

RANGKUMAN SIM Ch. 9 MENCAPAI KEUNGGULAN OPERASIONAL DAN KEINTIMAN PELANGGAN MELALUI APLIKASI PERUSAHAAN RANGKUMAN SIM Ch. 9 MENCAPAI KEUNGGULAN OPERASIONAL DAN KEINTIMAN PELANGGAN MELALUI APLIKASI PERUSAHAAN (Achieving Operational Excellence and Customer Intimacy: Enterprise Applications) Rangkuman ini akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di zaman yang global ini persaingan bisnis berjalan cukup ketat dan mengharuskan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di zaman yang global ini persaingan bisnis berjalan cukup ketat dan mengharuskan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman yang global ini persaingan bisnis berjalan cukup ketat dan mengharuskan manajemen untuk memberikan terobosan yang strategis untuk tetap dapat mengembangkan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORETIS. pemasaran (yang sering disebut dengan istilah saluran distribusi). Saluran

BAB II KERANGKA TEORETIS. pemasaran (yang sering disebut dengan istilah saluran distribusi). Saluran BAB II KERANGKA TEORETIS 2.1. Teori Tentang Distribusi 2.1.1. Pengertian Distribusi Kebanyakan produsen bekerja sama dengan perantara pemasaran untuk menyalurkan produk-produk mereka ke pasar. Mereka membantu

Lebih terperinci

B2B E-Commerce. Achmad Yasid, S.Kom Web blog :

B2B E-Commerce. Achmad Yasid, S.Kom  Web blog : B2B E-Commerce Achmad Yasid, S.Kom E-mail :aspireyazz@gmail.com Web blog : http://achmadyasid.wordpress.com Pendahuluan Tipe E-Commerce (Business & Consumer) Business, Consumer & Government B2B e-commerce

Lebih terperinci

KONSEP SISTEM INFORMASI

KONSEP SISTEM INFORMASI CROSS FUNCTIONAL MANAGEMENTS Materi Bahasan Pertemuan 6 Konsep Dasar CRM Contoh Aliran Informasi CRM Konsep Dasar SCM Contoh Aliran Informasi SCM 1 CRM Customer Relationship Management Konsep Dasar CRM

Lebih terperinci

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. KONSEP SI LANJUT WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 3 KSI LANJUT Supply Chain Management (SCM) Pemahaman dan Fungsi Dasar SCM. Karakter Sistem SCM. Arsitektur Pengembangan dan Tantangan SCM. Peran

Lebih terperinci

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. KONSEP SI LANJUT WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 3 KSI LANJUT Supply Chain Management (SCM) Pemahaman dan Fungsi Dasar SCM. Karakter Sistem. Arsitektur Pengembangan dan Tantangan SCM. Peran Internet

Lebih terperinci

Siklus Adopsi & Model Operasi e-bisnis

Siklus Adopsi & Model Operasi e-bisnis Siklus Adopsi & Model Operasi e-bisnis Untuk memaksimalkan laba dari investasi infrastruktur e-bisnis, perlu pemahaman tentang bagaimana perusahaan dalam menerapkan e-bisnis. Penelitian menunjukkan bahwa

Lebih terperinci

ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 2

ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 2 ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 2 outline Proses Bisnis Perusahaan Manufaktur Rantai Pasok, SCM dan ERP Kebutuhan dan Manfaat Sistem Terintegrasi Proses Bisnis Perusahaan Manufaktur Sub Bab

Lebih terperinci

Lab. Teknik Industri Lanjut LEMBAGA PENGEMBANGAN TEKNOLOGI. p j UNIVERSITAS GUNADARMA

Lab. Teknik Industri Lanjut LEMBAGA PENGEMBANGAN TEKNOLOGI. p j UNIVERSITAS GUNADARMA Enterprise Resource Planning Visual Manufacturing ERP Infor Visual Alur Part Maintenance Modul Dengan menggunakan Visual Manufacturing Unit Of Measure, Vendor, Shop Resource, maintenance Engineering Master

Lebih terperinci

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom. Edi Sugiarto, M.Kom - Supply Chain Management dan Keunggulan Kompetitif

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom. Edi Sugiarto, M.Kom - Supply Chain Management dan Keunggulan Kompetitif Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Edi Sugiarto, M.Kom - Supply Chain Management dan Supply Chain Management pada hakekatnya adalah jaringan organisasi yang menyangkut hubungan ke hulu (upstream) dan ke

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN. bidang produksi genteng metal dan batu bata. Dengan pabrik yang terletak di Jl.

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN. bidang produksi genteng metal dan batu bata. Dengan pabrik yang terletak di Jl. BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Latar Belakang Perusahaan PT. Prima Rezeki Pertiwi adalah sebuah perusahaan yang bergerak pada bidang produksi genteng metal dan batu bata. Dengan pabrik yang terletak

Lebih terperinci

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING ENTERPRISE RESOURCE PLANNING 02- Pemetaan Proses & Siklus ERP PENGELOLAAN PROYEK ERP Lingkungan struktur organisasi dalam implementasi ERP bisa disesuaikan dengan kebutuhan, karena struktur organisasi

Lebih terperinci

: Yan Ardiansyah NIM : STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

: Yan Ardiansyah NIM : STMIK AMIKOM YOGYAKARTA KARYA ILMIAH E-BUSSINESS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT disusun oleh : Nama : Yan Ardiansyah NIM : 08.11.2024 Kelas : S1TI-6C JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA JENJANG STRATA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN

Lebih terperinci

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT MAKALAH E-BUSINESS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT disusun oleh : Nama : Frizky Ramadhan NIM : 08.11.2135 Kelas : S1TI-6D JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA JENJANG STRATA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Definisi Supply Chain dan Supply Chain Management

II. TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Definisi Supply Chain dan Supply Chain Management II. TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Definisi Supply Chain dan Supply Chain Management Menurut Punjawan (2005) definisi dari supply chain adalah jaringan perusahaan-perusahaan yang bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan

Lebih terperinci

Konsep E-Business. Mia Fitriawati, S.Kom, M.Kom

Konsep E-Business. Mia Fitriawati, S.Kom, M.Kom Konsep E-Business Mia Fitriawati, S.Kom, M.Kom Deskripsi Membahas mengenai bisnis internal, kolaborasi berbagai bentuk e-bisnis, serta keterkaitan e-business dengan e-commerce berbagai bentuk application.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian The International Journal of Bussiness and Management

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian The International Journal of Bussiness and Management BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan dalam dunia perindustrian di era globalisasi saat ini semakin ketat dengan kemajuan teknologi informasi. Kemajuan dalam teknologi informasi menjadikan

Lebih terperinci

Customer Relationship Management (CRM) Software dari SAP Fitur & Fungsi Sistem CRM: Marketing Software

Customer Relationship Management (CRM) Software dari SAP Fitur & Fungsi Sistem CRM: Marketing Software Customer Relationship Management (CRM) Software dari SAP Fitur & Fungsi Sistem CRM: Marketing Software disusun oleh Satrya Nurrachman 09.11.2820 Kelas : E-Bisnis 2 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

The e-business Application Architecture

The e-business Application Architecture E-BUSINESS TIDAK SAMA DENGAN DENGAN E-COMMERCE. E-BUSINESS JAUH LEBIH LUAS LINGKUPNYA, LEBIH DARI SEKEDAR TRANSAKSI KARENA MENGARAH PADA PENGGUNA, DENGAN KOMBINASI TEKNOLOGI SERTA BENTUK LAINNYA DARI KOMUNIKASI

Lebih terperinci

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM)

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM) SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM) INTRODUCTION T I P F T P U B KONTRAK 50 % UTS 30 % Tugas 20 % Kuis/ present WHAT IS SUPPLY CHAIN? Sebuah rantai pasokan yang terdiri dari semua pihak yang terlibat, secara

Lebih terperinci

ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 7

ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 7 ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 7 Pengertian ERP adalah aplikasi sistem informasi manajemen terintegrasi untuk bisnis/organisasi yang mencakup multi fungsionalitas seperti penjualan, pembelian,

Lebih terperinci

CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT (CRM) SOFTWARE FROM SAP

CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT (CRM) SOFTWARE FROM SAP CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT (CRM) SOFTWARE FROM SAP Karya Ilmiah E Business Sujiwo (09.11.3212) STMIK AMIKOM YOGYAKARTA ABSTRAK Karya ilmiah e-business ini berisikan uraian mengenai lingkungan bisnis

Lebih terperinci

Bab 9 KONSEP e SUPPLY CHAIN DALAM SISTEM INFORMASI KORPORAT TERPADU

Bab 9 KONSEP e SUPPLY CHAIN DALAM SISTEM INFORMASI KORPORAT TERPADU Bab 9 KONSEP e SUPPLY CHAIN DALAM SISTEM INFORMASI KORPORAT TERPADU Sistem Informasi Korporat Terpadu Konsep manajemen supply chain memperlihatkan adanya proses ketergantungan antara berbagai perusahaan

Lebih terperinci

SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS)

SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS) SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS) Mahasiswa mampu menjelaskan perancangan dan pengelolaan rantai pasok dalam organisasi 1. Integrasi rantai pasok dalam organisasi 2. Dinamika rantai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Proses Bisnis Menurut Aguilar Shaven dan Olhger (2002) proses bisnis adalah elemen kunci saat terintegrasi dengan sebuah perusahaan Kemudian Aguilar Saven (2004) menekankan proses

Lebih terperinci

E-CRM (1) Pertemuan 6 Diema Hernyka Satyareni, M.Kom

E-CRM (1) Pertemuan 6 Diema Hernyka Satyareni, M.Kom E-CRM (1) Pertemuan 6 Diema Hernyka Satyareni, M.Kom E-CRM strategis bisnis yang menggunakan teknologi informasi yang memberikan perusahaan suatu pandangan pelanggannya secara luas, yang dapat diandalkan

Lebih terperinci

BAB II TELAAH KEPUSTAKAAN

BAB II TELAAH KEPUSTAKAAN BAB II TELAAH KEPUSTAKAAN Dalam Bab ini akan dibahas teori-teori yang berhubungan dengan strategi rantai pasok yang diterapkan di perusahaan distribusi dan akan digunakan dalam menganalisis permasalahan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

SISTEM INFORMASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS BUDI LUHUR SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Oleh: Deni Mahdiana,S.Kom,MM,M.Kom E-BUSINESS GLOBAL : BAGAIMANA BISNIS MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI 1 PROSES BISNIS DAN SISTEM INFORMASI

Lebih terperinci

Informasi harus memeiliki karakteristik seperti di bawah ini agar berguna dalam mengambil keputusan pada rantai pasok :

Informasi harus memeiliki karakteristik seperti di bawah ini agar berguna dalam mengambil keputusan pada rantai pasok : 16.1 PERAN IT DALAM RANTAI PASOK Teknologi informasi adalah poros dan kunci sukses dalam supply chain karena teknologi informasi dapat menciptakan integrasi dan koordinasi pada ranrai pasok. Informasi

Lebih terperinci

Sistem Informasi Akuntansi I. Modul ke: 13Feb. Pengantar ERP (Enterprise Resource Planning) Fakultas. Afrizon, SE, M.Si, Ak. Program Studi Akuntansi

Sistem Informasi Akuntansi I. Modul ke: 13Feb. Pengantar ERP (Enterprise Resource Planning) Fakultas. Afrizon, SE, M.Si, Ak. Program Studi Akuntansi Modul ke: Sistem Informasi Akuntansi I Fakultas 13Feb Pengantar ERP (Enterprise Resource Planning) Afrizon, SE, M.Si, Ak Program Studi Akuntansi Sejarah ERP ERP berkembang dari Manufacturing Resource Planning

Lebih terperinci

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING ENTERPRISE RESOURCE PLANNING RUANG LINGKUP MATAKULIAH Materi Pengantar ERP Sistem dan Rekayasa ERP Pemetaan Proses Siklus ERP ERP: Sales, Marketing & CRM ERP: Akuntansi, Keuangan ERP: Produksi, Rantai

Lebih terperinci

I. SISTEM BISNIS ENTERPRISE

I. SISTEM BISNIS ENTERPRISE Manajemen & SIM 2 Bisnis Elektronik Hal. 1 SISTEM BISNIS ELEKTRONIK Definisi Bisnis Elektronik Saat ini dunia perdagangan tidak lagi dibatasi dengan ruang dan waktu. Mobilitas manusia yang tinggi menuntut

Lebih terperinci

Enterprise Resource Planning (ERP)

Enterprise Resource Planning (ERP) Enterprise Resource Planning (ERP) STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Oleh : Bansa Tuasikal 06.11.1012 S1 Ti 10A Daftar Isi : Pendahuluan...1 Pengertian ERP...2 Tujuan dan Peran ERP Dalam Perusahaan...3 Kelebihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada kurun waktu terakhir, persaingan dalam bidang ekonomi semakin kuat. Dipengaruhi dengan adanya perdagangan bebas, tingkat kompetisi menjadi semakin ketat. Hal

Lebih terperinci

TUGAS E BISNIS MENINGKATKAN SUPPLY RANGKAIAN PERENCANAAN

TUGAS E BISNIS MENINGKATKAN SUPPLY RANGKAIAN PERENCANAAN TUGAS E BISNIS MENINGKATKAN SUPPLY RANGKAIAN PERENCANAAN Di susun oleh: Bayu Saputra 09.11.3160 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Advance supply chain planning Tinjauan sekarang banyak perubahan yang cepat pada

Lebih terperinci

A. Pengertian Supply Chain Management

A. Pengertian Supply Chain Management A. Pengertian Supply Chain Management Supply Chain adalah adalah jaringan perusahaan-perusahaan yang secara bersama-sama bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan suatu produk ke tangan pemakai akhir.

Lebih terperinci

SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS)

SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS) SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS) Mahasiswa mampu menjelaskan perancangan dan pengelolaan rantai pasok dalam organisasi 1. Rancangan rantai pasok dalam organisasi 2. Rantai pasok pada

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PADA PT. MULTI MEGAH MANDIRI. perkembangan dan menjadi pemimpin pasar dalam fashion socks dan sport socks

BAB 3 ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PADA PT. MULTI MEGAH MANDIRI. perkembangan dan menjadi pemimpin pasar dalam fashion socks dan sport socks BAB 3 ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PADA PT. MULTI MEGAH MANDIRI 3.1 Latar Belakang Perusahaan PT. Multi Megah Mandiri yang terletak di Jl. Kamal Muara IX No. 26 Jakarta-Utara, merupakan perusahaan

Lebih terperinci

INFRASTRUKTUR E-BISNISE Pertemuan ke-4

INFRASTRUKTUR E-BISNISE Pertemuan ke-4 MKK-3161 E-BisnisE INFRASTRUKTUR E-BISNISE Pertemuan ke-4 Infrastruktur Dasar E-Bisnis Infrastruktur e-bisnis adalah arsitektur hardware, software, konten dan data yang digunakan untuk memberikan layanan

Lebih terperinci

Hakikat Rantai Pasokan

Hakikat Rantai Pasokan 1 EMA402 Manajemen Rantai Pasokan Hakikat Rantai Pasokan 2 Jaringan organisasi yang menyangkut hubungan ke hulu (upstreams) dan ke hilir (downstreams), dalam proses dan kegiatan yang berbeda yang menghasilkan

Lebih terperinci

Aplikasi Manajemen Perkantoran E*/**

Aplikasi Manajemen Perkantoran E*/** Aplikasi Manajemen Perkantoran E*/** Pertemuan 1 Pendahuluan Ruang Lingkup Manajemen Perkantoran dan Perumusan Pengorganisasian Kantor Otomasi Perkantoran dan Aplikasi Otomasi Kantor Konsep Dasar Lotus

Lebih terperinci

SCM dalam E-Business. 1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang SCM pada e-business

SCM dalam E-Business. 1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang SCM pada e-business 1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang SCM pada e-business Supply Chain Management Pengertian supply adalah sejumlah material yang disimpan dan dirawat menurut aturan tertentu dalam tempat persediaan agar

Lebih terperinci

TUGAS UJIAN TENGAH SEMESTER E-BUSINESS. Dosen : M.SUYANTO,Prof,Dr,M.M. Disusun oleh : Rangga Eri Kurniawan S1 TI-6E

TUGAS UJIAN TENGAH SEMESTER E-BUSINESS. Dosen : M.SUYANTO,Prof,Dr,M.M. Disusun oleh : Rangga Eri Kurniawan S1 TI-6E TUGAS UJIAN TENGAH SEMESTER E-BUSINESS Dosen : M.SUYANTO,Prof,Dr,M.M. Disusun oleh : Rangga Eri Kurniawan 08.11.2214 S1 TI-6E JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER

Lebih terperinci

Materi 7 Mencapai Keunggulan Operasional dan Kedekatan dengan Pelanggan: Aplikasi Perusahaan

Materi 7 Mencapai Keunggulan Operasional dan Kedekatan dengan Pelanggan: Aplikasi Perusahaan Materi Pembelajarann Materi 7 Mencapai Keunggulan Operasional dan Kedekatan dengan Pelanggan: Aplikasi Perusahaan 7.1 Sistem Perusahaan 7.2 Sistem Manajemen Rantai Pasokan 7.3 Sistem Manajemen Hubungan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI E-BISNIS

SISTEM INFORMASI E-BISNIS SISTEM INFORMASI E-BISNIS SISTEM INFORMASI E-BUSINESS Tanpa dukungan Sistem Informasi yang tangguh, model E-Business sulit diwujudkan. Sistem Informasi akan membantu mengintegrasikan data, mempercepat

Lebih terperinci

Business Process and Information Systems. Didi Supriyadi - Pertemuan ke-3 Sistem Informasi Manajemen ST3 Telkom

Business Process and Information Systems. Didi Supriyadi - Pertemuan ke-3 Sistem Informasi Manajemen ST3 Telkom Business Process and Information Systems Didi Supriyadi - Pertemuan ke-3 Sistem Informasi Manajemen ST3 Telkom Pokok Bahasan Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti perkuliahan pokok bahasan ini mahasiswa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 E-Business 2.1.1 Pengertian E-Business E-Business adalah penggunaan internet dan jaringan serta teknologi informasi lainnya untuk mendukung e-commerce, komunikasi dan kerjasama

Lebih terperinci

CRM Hello, Goodbye. Babak Baru dalam Kesetiaan Pelanggan

CRM Hello, Goodbye. Babak Baru dalam Kesetiaan Pelanggan CRM Hello, Goodbye Babak Baru dalam Kesetiaan Pelanggan Era Tradisional Perusahaan lebih fokus pada APA bukan SIAPA Berusaha menjual sebanyak mungkin produk/jasa tanpa memperhatikan siapa yang membeli

Lebih terperinci

Dwi Hartanto, S,.Kom 03/04/2012. E Commerce Pertemuan 4 1

Dwi Hartanto, S,.Kom 03/04/2012. E Commerce Pertemuan 4 1 1.Pengertian E Market Place 2.Pertimbangan Bergabung g ke dalam E Market Place Suatu lokasi diinternet, di mana suatu perusahaan dapat memperoleh atau memberikan informasi, mulai transaksi pekerjaan, atau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi lebih dalam teknologi informasi terutama dalam Supply Chain mereka.

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi lebih dalam teknologi informasi terutama dalam Supply Chain mereka. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan bisnis saat ini sangatlah ketat, baik dalam pasar lokal maupun pasar global. Setiap perusahaan harus melakukan peningkatan kualitas produk, kecepatan respon

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain bersaing dalam dunia pasar yang semakin memunculkan teknologi informasi yang canggih, perusahaan juga

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi telah mendorong terciptanya persaingan yang sengit diantara para pelaku bisnis di setiap bidang. Kemampuan perusahaan dalam merespon perubahan secara cepat

Lebih terperinci

SISTEM BISNIS ELEKTRONIK

SISTEM BISNIS ELEKTRONIK SISTEM BISNIS ELEKTRONIK Saat ini dunia perdagangan tidak lagi dibatasi dengan ruang dan waktu. Mobilitas manusia yang tinggi menuntut dunia perdagangan mampu menyediakan layanan jasa dan barang dengan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 24 BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Supply Chain Management 3.1.1 Definisi Supply Chain Menurut P. Tyagi (2014) supply chain adalah suatu sistem tempat organisasi menyalurkan barang produksi dan jasanya kepada

Lebih terperinci

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP)

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) Sumber : http://en.wikipedia.org http://yanuar.kutakutik.or.id/ngeweb/erp-masih- validkahditerapkan-di-perusahaan/ www.mikroskil.ac.id/~erwin/erp/00.ppt http://www.komputer-teknologi.net/syarwani/downloads/

Lebih terperinci

BAB 4 PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI. permintaan terhadap produk juga meningkat.

BAB 4 PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI. permintaan terhadap produk juga meningkat. BAB 4 PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI 4.1 Pengembangan sistem yang diusulkan Dengan memperkirakan terhadap trend bisnis di masa yang akan datang untuk bisnis dibidang pendistribusian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Logistik

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Logistik BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Logistik Distribusi fisik dan efektivitas logistik memiliki dampak yang besar pada kepuasan dan biaya perusahaan. Manajemen logistik penting dalam rantai pasokan, tujuan dari

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tujuan yang sama. Menurutnya juga, Sistem Informasi adalah serangkaian

BAB II LANDASAN TEORI. tujuan yang sama. Menurutnya juga, Sistem Informasi adalah serangkaian BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Menurut Hall (2009), Sistem adalah kelompok dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang saling berhubungan yang saling berfungsi dengan tujuan yang sama.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab II Tinjauan Pustaka ini berisi tentang konsep aktivitas supply chain, Inventory Raw material, Inventory Cost, dan formulasi Basnet dan Leung. 2.1 Supply Chain Semua perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pesat seiring dengan berkembanganya teknologi. Dengan adanya internet,

BAB 1 PENDAHULUAN. pesat seiring dengan berkembanganya teknologi. Dengan adanya internet, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan peranan internet dalam dunia bisnis meningkat dengan pesat seiring dengan berkembanganya teknologi. Dengan adanya internet, kita dapat berkomunikasi dan

Lebih terperinci

ERP (Enterprise Resource Planning) YULIATI, SE, MM

ERP (Enterprise Resource Planning) YULIATI, SE, MM ERP (Enterprise Resource Planning) YULIATI, SE, MM ERP (Enterprise Resource Planning) ERP (Enterprise Resource Planningi) atau sering juga disebut Perencanaan Sumber Daya Perusahaan : Merupakan, sebuah

Lebih terperinci

Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ.

Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ. Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ http://adamjulian.web.unej.ac.id/ A. Supply Chain Proses distribusi produk Tujuan untuk menciptakan produk yang tepat harga, tepat kuantitas, tepat kualitas, tepat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Seiring berkembangnya teknologi di dunia bisnis terutama penggunaan internet yang semakin melekat, membuat para pelaku bisnis menjadikannya sebagai kebutuhan penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan bisnis (Naslund et al., 2010). Manajemen rantai pasok melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan bisnis (Naslund et al., 2010). Manajemen rantai pasok melibatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dari survey yang dilakukan Accenture pada tahun 2010 terhadap sejumlah eksekutif perusahaan, sebanyak 89% menyatakan bahwa manajemen rantai pasok (Supply Chain Management,

Lebih terperinci

ALTIUS ERP. Oleh : I Ketut Widhi Adnyana

ALTIUS ERP. Oleh : I Ketut Widhi Adnyana ALTIUS ERP Oleh : I Ketut Widhi Adnyana 57.101.13.008 1 Dukungan Penggunaan ALTIUS Merampingkan manajemen persediaan dan mendapatkan akurasi data yang real-time untuk produk-produk berkualitas tinggi,

Lebih terperinci

Sistem Enterprice SASARAN : Sistem Enterprise. Sistem Informasi Enterprise. Information Systems Today

Sistem Enterprice SASARAN : Sistem Enterprise. Sistem Informasi Enterprise. Information Systems Today Sistem Informasi Enterprise Information Systems Today Leonard Jessup and Joseph Valacich 1 2 SASARAN : Memahami bagaimana teknologi informasi mendukung aktifitas bisnis Memahami System Enterprise dan bagaimana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. proses globalisasi dan merupakan sebuah fenomena yang memberikan perubahan

BAB 1 PENDAHULUAN. proses globalisasi dan merupakan sebuah fenomena yang memberikan perubahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi dan sistem informasi merupakan faktor penting dalam proses globalisasi dan merupakan sebuah fenomena yang memberikan perubahan secara dramatis pada

Lebih terperinci

PERANCANGAN E-SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PADA PT MARDEC MUSI LESTARI

PERANCANGAN E-SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PADA PT MARDEC MUSI LESTARI PERANCANGAN E-SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PADA PT MARDEC MUSI LESTARI Marta Dinata 1, Leon Andretti Abdillah 2, Evi Yulianingsih 3 Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Bina Darma Jalan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menjalankan kegiatan bisnisnya, setiap pelaku bisnis pasti membutuhkan sebuah alat yang dapat mendukung kegiatan operasional bisnisnya dalam menjalankan usaha.

Lebih terperinci

Materi Bahasan. Lingkup ecrm ERP SCM Supplier Relationalship Management Partner Relationalship Management Agar e-business sukses

Materi Bahasan. Lingkup ecrm ERP SCM Supplier Relationalship Management Partner Relationalship Management Agar e-business sukses CRM in e-business Tujuan Pembelajaran Setelah pertemuan ini, diharapkan mahasiswa memiliki kompetensi yang mampu: - Mengetahui perkembangan ecrm - Mengenalkan ERP, SRM dan PRM - Mengetahui Checklist kesuksesan

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN. 4.1 Proses Bisnis Pengadaan Barang

BAB IV PERANCANGAN. 4.1 Proses Bisnis Pengadaan Barang BAB IV PERANCANGAN Pada tahap perancangan ini akan dilakukan perancangan proses pengadaan barang yang sesuai dengan proses bisnis rumah sakit umum dan perancangan aplikasi yang dapat membantu proses pengadaan

Lebih terperinci

Enterprise Resource Planning (ERP)

Enterprise Resource Planning (ERP) Enterprise Resource Planning (ERP) ERP adalah sebuah system informasi perusahaan yang dirancang untuk mengkoordinasikan semua sumber daya, informasi dan aktifitas yang diperlukan untuk proses bisnis lengkap.

Lebih terperinci

وإذ تا ذن لي ني ن ربكم شكرتم لا زیدنكم ولي ن إنن كفرتم عذابي لشدید Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur

وإذ تا ذن لي ني ن ربكم شكرتم لا زیدنكم ولي ن إنن كفرتم عذابي لشدید Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: Sesungguhnya jika kamu bersyukur ASPEK TEKNOLOGI ERP (II) JURUSAN TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA وإذ تا ذن لي ني ن ربكم شكرتم لا زیدنكم ولي ن إنن كفرتم عذابي لشدید Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan:

Lebih terperinci

MODUL ERP (I) JURUSAN TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Dukungan Modul ERP Idealnya ERP Menyediakan dukungan terhadap Fungsi penjualan Fungsi pengadaan persediaan material, pengadaan

Lebih terperinci

MODUL ERP (II) JURUSAN TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Manajemen Material Pre Purchasing : mendukung siklus penawaran (tender), pengelolaan kontrak dan tingkat penerimaan pelayanan.

Lebih terperinci

Enterprise Resource Planning (ERP)

Enterprise Resource Planning (ERP) E-BUSSINES Enterprise Resource Planning (ERP) Disusun oleh : Mohammad Nidhom 08.11.2180 S1 TI 6E SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011 Enterprise Resource Planning

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. ribuan jaringan dan jutaan komputer yang menghubungkan bisnis, institusi pendidikan,

BAB 2 LANDASAN TEORI. ribuan jaringan dan jutaan komputer yang menghubungkan bisnis, institusi pendidikan, 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Pengertian Internet Menurut Laudon dan Laudon (2003, p119), internet adalah jaringan yang terdiri dari ribuan jaringan dan jutaan komputer yang menghubungkan

Lebih terperinci

SAP PRODUCT LIFECYCLE MANAGEMENT

SAP PRODUCT LIFECYCLE MANAGEMENT Karya Ilmiah E-Business SAP PRODUCT LIFECYCLE MANAGEMENT Manajemen Siklus Hidup Produk SAP Disusun oleh : Nama : Achmad Mustagfiri NIM : 09.11.2962 Kelas : 09-S1TI-06 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA

Lebih terperinci