BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 E-Business Pengertian E-Business E-Business adalah penggunaan internet dan jaringan serta teknologi informasi lainnya untuk mendukung e-commerce, komunikasi dan kerjasama perusahaan, dan berbagai proses yang dijalankan melalui web, baik dalam jaringan perusahaan maupun dalam para pelanggan serta para mitra bisnisnya (O Brien, 2008, p314) Arsitektur aplikasi Perusahaan Banyak perusahaan yang kini menggunakan teknologi informasi untuk mengembangkan system lintas fungsi perusahaan terintegrasi, yang melintasi berbagai batas fungsi tradisional agar dapat merekayasa ulang dan meningkatkan proses bisnis yang penitng di semua lintas fungsi perusahaan (O Brien, 2008, p318). Gambar 2.1 Arsitektur Aplikasi lintas fungsi perusahan. (Sumber: O Brien(2008). Pengantar Sistem Informasi.p319) 6

2 7 Gambar diatas mengilustrasikan hubungan antar aplikasi perusahaan lintas fungsi yang banyak di gunakan saat ini. Arsitektur ini tidak memberikan rincian atau cetak biru aplikasi yang lengkap, akan tetapi memberi kerangka kerja konseptual yang membantu untuk membayangkan berbagai komponen dasar, proses, dan interface dari aplikasi e-business, dan hubungannya satu sama lain. Arsitektur aplikasi ini juga menunjukkan berbagai peran yang dimainkan sistem bisnis dalam mendukung pelanggan, supplier, mitra, dan karyawan perusahaan. Aplikasi-aplikasi tersebut adalah (O Brien, 2008, p318) : ERP (Enterprise Resource Planning) atau Perencanaan Sumber Daya Perusahaan. Aplikasi ini berfokus pada efisiensi produksi internal perusahaan, distribusi, dan proses keuangannya. CRM (Customer Relationship Management) atau Manajemen Hubungan Pelanggan. Aplikasi ini berfokus atas proses mendapatkan dan mempertahankan pelanggan yang berharga melalui proses pemasaran, penjualan dan layanan. PRM (Partnership Relationship Management) atau Manajemen Hubungan Mitra. Aplikasi ini bertujuan untuk mendapatkan dan memelihara para mitra yang dapat meningkatkan penjualan dan distribusi produk serta layanan perusahaan. SCM (Supply Chain Management) atau Manajemen Rantai Pasokan. Aplikasi ini berfokus pada pengembangan sumber dan proses dan proses mendapatkannya yang paling efisien dan efektif dengan para supplier untuk berbagai produk serta jasa yang dibutuhkan oleh perusahaan. KM (Knowledge Management) atau Manajemen Pengetahuan. Aplikasi ini berfokus untuk memberi para karyawan perusahaan berbagai alat untuk mendukung kerja sama kelompok dan pengambilan keputusan. 2.2 Supply Chain Management Supply Chain Supply chain adalah Sebuah rangkaian atau jaringan perusahaan-perusahaan yang bekerja secara bersama-sama untuk membuat dan menyalurkan produk atau jasa kepada pelanggan akhir. Rangkaian atau jaringan ini terbentang dari supplier (di bagian hulu) sampai retailer / toko (pada bagian hilir).

3 8 Sedangkan menurut Pujawan, Supply Chain adalah jaringan perusahaan-perusahaan yang secara bersama-sama bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan suatu produk ke tangan pemakai akhir (Pujawan, 2005, p5). Pada suatu supply chain biasanya ada 3 macam aliran yang harus dikelola. Pertama adalah aliran barang yang mengalir dari hulu (upstream) ke hilir (downstream). Contohnya adalah bahan baku yang dikirim dari supplier ke pabrik. Setelah produk selesai di produksi, mereka dikirim ke distributor, lalu ke pengecer atau ritel, kemudian ke pemakai akhir. Yang kedua adalah aliran uang dan sejenisnya yang mengalir dari hilir ke hulu. Yang ketiga adalah aliran informasi yang bisa terjadi dari hulu ke hilir ataupun sebaliknya. Informasi tentang ketersediaan kapasitas produksi yang dimiliki oleh supplier juga sering dibutuhkan oleh pabrik. Informasi tentang status pengiriman bahan baku sering dibutuhkan oleh perusahaan yang mengirim maupun yang menerima. Perusahaan pengapalan harus membagi informasi seperti ini supaya pihak-pihak yang berkepentingan bisa memonitor untuk kepentingan perencanaan yang lebih akurat. Gambar 2.2 Simplifikasi model supply chain dan 3 macam aliran (Sumber: Pujawan(2005).Supply Chain Management.p5)

4 Supply Chain Management Supply Chain Management merupakan perhatian utama di banyak industri, perusahaan menyadari pentingnya menciptakan suatu hubungan yang terintegrasi antara supplier dan pelanggan. Menurut Global Supply Chain Forum (GSFC), Supply Chain Management didefinisikan sebagai "integrasi proses bisnis utama dari pengguna akhir melalui supplier yang menyediakan produk, layanan, dan informasi yang menambah nilai untuk pelanggan dan stakeholder lainnya " (Chan & Qi, 2003) (Misra, Khan, & Singh p102). Menurut Simchi-levi Supply Chain Management adalah serangkaian pendekatan yang digunakan untuk mengefisiensikan integrasi antara supplier, produsen, gudang, dan toko sehingga barang yang diproduksi dan didistribusikan pada jumlah yang tepat, dan pada waktu yang tepat untuk meminimalkan biaya sistem yang besar tetapi dapat mencapai tingkat layanan yang diinginkan (Simchi-Levi, 2003, p1). Kalau Supply Chain adalah jaringan fisiknya, yakni perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam memasok bahan baku, memproduksi barang, maupun mengirimkannya ke pemakai akhir, Supply Chain Management adalah metode, alat, atau pendekatan pengelolaannya. Namun perlu ditekankan bahwa Supply Chain Management menghendaki pendekatan atau metode yang terintegrasi dengan dasar semangat kolaborasi (Pujawan, 2005, p7). Supply chain management tidak hanya berorientasi pada urusan internal sebuah perusahaan, melainkan juga urusan eksternal yang menyangkut hubungan dengan mitra dagang. Dengan tujuan, guna memenuhi kepuasan pelanggan, serta bekerjasama membuat produk yang murah, pengiriman cepat dan kualitas yang bagus. Dengan demikian Supply Chain Management adalah suatu konsep yang menyangkut pola pendistribusian produk yang mampu menggantikan pola pendistribusian produk secara tradisional. Pola yang baru ini menyangkut aktivitas pendistribusian, jadwal produksi, dan logistic untuk memaksimalkan profitabilitas dan memaksimalkan pelayanan Area Cakupan Supply Chain Management Pada hakikatnya Supply Chain Management mencakup lingkup pekerjaan dan tanggung jawab yang luas. Kalau kita kembali pada definisi supply chain dan supply chain management diatas maka kita bisa katakan secara umum bahwa semua kegiatan yang terkait

5 10 dengan aliran material, informasi, dan uang di sepanjang supply chain adalah kegiatankegiatan dalam cakupan Supply Chain Management. Apabila kita mengacu pada sebuah perusahaan manufaktur, kegiatan kegiatan utama yang masuk dalam klasifikasi Supply Chain Management (Pujawan, 2005, p8) adalah: Tabel 2.1 Fungsi-fungsi utama supply chain. Bagian Pengembangan Produk Cakupan Kegiatan antara lain Melakukan riset pasar, merancang produk baru, melibatkan supplier dalam perancangan produk baru. Pengadaan Memilih supplier, mengevaluasi kinerja supplier, melakukan pembelian bahan baku dan komponen, memonitor supply risk, membina dan memelihara hubungan dengan supplier. Perencanaan & Pengendalian Demand Planning, peramalan permintaan, perencanaan kapasitas, perencanaan produksi dan persediaan. Operasi / Produksi Eksekusi Produksi, pengendalian kualitas Pengiriman / Distribusi Perencanaan jaringan distribusi, penjadwalan pengiriman, mencari dan memelihara hubungan dengan perusahaan jasa pengiriman, memonitor service level di tiap pusat distribusi. (Sumber: Pujawan(2005).Supply Chain Management.P9)

6 11 Pengembangan Produk (Product Development) Bagian ini sangat penting artinya bagi perusahaan-perusahaan yang ada pada kelompok industri inovatif. Pada industri inovatif, jumlah produk baru yang diluncurkan tiap tahun bisa cukup banyak. Siklus hidup produk (product life cycle) pada industri ini biasanya sangat pendek. Beberapa industri yang termasuk dalam klasifikasi ini adalah garmen, komputer, elektronik (misalnya camcorder dan digital camera), industri pengepakan (packaging), dan sebagainya. Bagian Pembelian (Procurement) Secara tradisional bagian pengadaan atau pembelian dianggap bagian yang kurang strategis. Bagian ini sering hanya diasosiasikan dengan kegiatan-kegiatan administrasi (klerikal) seperti meminta penawaran dari supplier (Request for Quotation, RFQ), mencetak purchase order (PO), mengirimkan PO ke supplier, dan sebagainya. Dewasa ini anggapan tersebut sudah sangat banyak berubah. Bagian pembelian semakin dianggap strategis oleh banyak perusahaan besar maupun kecil di dunia. Ini dikarenakan bagian ini punya potensi untuk menciptakan daya saing perusahaan ataupun supply chain, bukan hanya dari perannya dalam mendapatkan bahan baku dengan harga murah, tetapi juga dalam upaya meningkatkan time to market (dalam perancangan produk baru), meningkatkan kualitas produk (dengan bekerjasama dengan supplier untuk menjalankan program-program kualitas), dan meningkatkan responsiveness (dengan memilih supplier-supplier yang bukan hanya murah, tetapi juga responsif). Perencanaan dan Pengendalian (Planning and Control) Perencanaan dan pengendalian dalam supply chain memainkan peranan yang sangat vital. Bagian inilah yang banyak bertugas untuk menciptakan koordinasi taktis maupun operasional sehingga kegiatan produksi, pengadaan material, maupun pengiriman produk bisa dilakukan dengan efisien dan tepat waktu. Dengan banyaknya perusahaan-perusahaan yang beroperasi secara global dan memiliki pabrik di beberapa tempat, koordinasi rencana produksi menjadi sangat penting. Dalam cakupan planning and control ini berbagai keputusan yang berkaitan dengan persediaan (inventory) juga harus dibuat. Selain keputusan yang bersifat tradisional seperti beberapa tingkat persediaan pengaman (safety stock) dan berapa reorder point untuk setiap jenis item atau stock keeping unit (SKU), manajer juga

7 12 dituntut untuk bisa menentukan dimana persedian harus disimpan, dalam bentuk apa sebaiknya disimpan (apakah lebih banyak dalam bentuk produk akhir atau dalam bentuk bahan baku), serta siapa seharusnya memiliki tanggung jawab dalam pengelolaan persediaan. Operasi / Produksi Bagian ini bertugas secara fisik melakukan transformasi dari bahan baku, bahan setengah jadi, atau komponen menjadi produk jadi. Kegiatan produksi dalam konteks supply chain tidak harus dilakukan di dalam perusahaan. Dewasa ini semakin banyak perusahaan yang melakukan outsourcing, yakni memindahkan kegiatan produksi ke pihak subkontraktor. Perusahaan kemudian berkonsentrasi untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang memang menjadi core competency mereka. Dengan demikian, produktivitas tenaga kerja dan sumber daya lainnya akan bisa ditingkatkan karena semua pihak akan berkonsentrasi pada kompetensi mereka masing-masing. Pengiriman / Distribusi Pada saat produk sudah selesai diproduksi, tugas berikutnya dalam lingkup supply chain adalah mengirim produk tersebut agar sampai di tangan pelanggan pada waktu dan tempat yang tepat. Pengiriman produk ke pelanggan atau pemakai akhir tentunya melibatkan kegiatan transportasi. Aktivitas pengiriman ini bisa dilakukan sendiri oleh perusahaan atau dengan menyerahkannya ke perusahaan jasa transportasi. Dalam cakupan kegiatan distribusi, perusahaan harus bisa merancang jaringan distribusi yang tepat. Keputusan tentang perancangan jaringan distribusi harus mempertimbangkan tradeoff antara aspek biaya, aspek fleksibilitas, dan aspek kecepatan respon terhadap pelanggan Manfaat Supply Chain Management Banyak manfaat yang bisa di dapat jika kita mengaplikasikan Supply Chain Management pada proses bisnis kita. Beberapa manfaat tersebut adalah (O Brien p334): Pemrosesan yang lebih cepat dan akurat. Pengurangan tingkat persediaan Waktu yang lebih cepat untuk mencapai pasar

8 13 Biaya transaksi dan bahan baku yang lebih rendah Hubungan strategis dengan para supplier Semua manfaat dari Supply Chain Management ini ditujukan untuk membantu perusahaan memperoleh kelincahan dan responsivitas dalam memenuhi permintaan pelanggan dan kebutuhan para mitra bisnis Penyebab Masalah Pada Supply Chain Management Dibalik dari semua manfaat itu ada pula tantangan yang dapat menjadi masalah pada Supply Chain Management. Berikut merupakan penyebab masalah dalam manajemen Supply Chain Management (O Brien p335): Kurangnya pengetahuan perencanaan permintaan yang memadai, alat, dan petunjuk. Perkiraan yang tidak akurat atau yang terlalu optimis. Data produksi, persediaan, dan data lainnya yang tidak akurat. Kurangnya kerja sama yang memadai diantara departemen pemasaran, produksi, dan manajemen persediaan dalam perusahaan, dan dengan para supplier, distributor serta pihak lainnya. 2.3 Pengadaan (Procurement) Pengertian Pengadaan Berbagai rumusan tentang definisi pengadaan telah banyak dikemukakan oleh para pakar, pada prinsipnya, pengadaan adalah kegiatan untuk mendapatkan barang, atau jasa secara transparan, efektif, dan efisien sesuai dengan kebutuhan dan keinginan penggunanya. Yang dimaksud barang disini meliputi peralatan dan juga bangunan baik untuk kepentingan public maupun privat. (LKPP, 2011, p11) Cakupan Aktivitas Pengadaan Aktivitas pengadaan tidak terbatas pada proses pengadaan, namun cakupan aktivitas pengadaan meliputi lima kegiatan utama, yaitu rencana pengadaan, proses pengadaan, penerimaan dan penyimpanan, serta pemakaian dan manajemen aset, dan tiga transaksi, yaitu transaksi pembelian barang / jasa (kontrak), transaksi penerimaan barang / jasa, dan transaksi pengeluaran atau penggunaan barang / jasa (LKPP, 2011, p16).

9 14 Gambar 2.3 Cakupan aktivitas Pengadaan (Sumber: LKPP (2011).Senarai Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.p15 ) Proses Pembelian Proses pembelian dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu melalui proses tender dan pembelian rutin. Proses pembelian rutin biasanya berlaku untuk item-item yang suppliernya sudah jelas karena ada kesepakatan jangka panjang antara supplier dengan perusahaan. Sedangkan proses tender (dan juga lelang) dilakukan untuk item-item yang suppliernya masih harus dipilih. Berikut akan dijelaskan selintas proses pembelian untuk kedua model tersebut (Pujawan, 2005, p141) :

10 15 Pembelian Rutin Pembelian rutin dilakukan untuk item-item yang kebutuhannya berulang (repetitive). Biasanya item-item yang seperti ini relative standar sehingga proses pembelian tidak lagi melibatkan perancangan spesifikasi. Baik perusahaan maupun supplier sama-sama memiliki data yang lengkap tentang item-item tersebut (meliputi nama, nomor kode, spesifikasi, delivery lead time, harga per unit, dan sebagainya). Proses pembelian meliputi langkah-langkah berikut : 1. Bagian yang membutuhkan mengirimkan permintaan pembelian ke bagian pengadaan dalam bentuk dokumen yang bernama Purchase Requisition (PR) atau material requisition (MR). 2. Bagian pengadaan akan mengevaluasi MR / PR yang diterima. Kecuali ada kendala yang menghambat, MR / PR ini kemudian akan ditindaklanjuti oleh bagian pengadaan dengan mengirimkan purchase order (PO) ke supplier yang dianggap tepat. 3. Begitu supplier sepakat untuk memenuhi PO tersebut, bagian pengadaan harus secara proaktif memonitor perkembangan pengirimannya agar tidak terjadi keterlambatan. 4. Pada saat pesanan datang, bagian gudang berkewajiban untuk mengecek benar tidaknya item yang dikirim serta jumlah dan kualitasnya. 5. Bagian akuntansi kemudian akan menyelesaikan proses pembayaran sesuai dengan term pembayaran yang berlaku.

11 16 Gambar 2.4 Langkah langkah umum pembelian rutin (Sumber: Pujawan(2005). Supply Chain Management.p143) Pembelian dengan Tender / Lelang Pembelian dengan metode tender atau lelang dilakukan apabila tidak memungkinkan untuk langsung mengirim PO ke supplier setelah ada PR atau MR dari bagian yang membutuhkan barang atau jasa. Hal ini bisa disebabkan karena beberapa hal. Pertama, aturan yang ada mengharuskan pembelian dilakukan dengan proses tender atau lelang. Kedua, barang atau jasa yang akan dibeli bukan merupakan barang atau jasa yang standar sehingga perusahaan belum memiliki supplier yang tetap. Ketiga, barang atau jasa tersebut memiliki spesifikasi teknis yang cukup kompleks dan tidak akan dibeli berulang-ulang (repetitive). Tender sedikit berbeda dengan lelang. Pada proses tender, tidak ada kesempatan bagi para peserta (supplier) untuk merevisi harga yang telah ditawarkan. Harga penawaran biasanya bersifat rahasia dan tidak diperlihatkan ke peserta yang lain. Sedangkan pada proses lelang, model lelang yang digunakan adalah lelang terbalik (reverse auction). Disebut lelang terbalik karena berlawanan dengan lelang yang pada umunya di fahami oleh masyarakat. Pada lelang terbalik, pembeli mengundang calon-calon supplier untuk hadir. Mereka sudah menyiapkan penawaran harga untuk barang atau jasa yang diminta oleh pembeli. Selama proses lelang, supplier akan

12 17 berlomba menurunkan harga. Pemenangnya adalah yang bisa menawarkan harga yang paling rendah. Walaupun mungkin ada variasi di dalam prakteknya, secara umum proses tender mengikuti langkah-langkah berikut (Pujawan, 2005, p144) : 1. Bagian yang membutuhkan barang atau jasa (biasanya juga disebut user) mendefinisikan kebutuhan secara umum. 2. Bagian yang bersangkutan (user) mengirimkan sejenis Purchase Requisition (PR) ke bagian pengadaan. 3. Bagian pengadaan akan mengirimkan Request for Quotation (RFQ) atau Request for Proposal (RFP) ke supplier yang potensial. Perlu juga dijelaskan disini bahwa ada perbedaan antara RFQ dan RFP. Untuk barang atau jasa yang sudah cukup jelas spesifikasinya biasanya perusahaan memnta penawaran harga (RFQ). Sedangkan untuk barang / jasa yang spesifikasinya belum jelas, RFP lah yang dikirim oleh perusahaan (Proposal yang berisi spesifikasi yang diajukan oleh supplier). 4. Secara parallel dengan langkah di atas, bagian pengadaan dan bagian yang membutuhkan barang / jasa tadi membuat kriteria penilaian penawaran (quotation) atau proposal yang masuk. 5. Untuk kasus-kasus tertentu, perusahaan terkadang harus mengundang caloncalon supplier untuk menjelaskan secara rinci tentang barang / jasa yang dibutuhkan. 6. Setelah penawaran / proposal terkumpul, perusahaan akan melakukan proses seleksi. 7. Setelah pemenang ditentukan, bagian pengadaan akan menindaklanjutinya dengan membuat kontrak degan supplier. 8. Bagian pengadaan selanjutnya akan mengirimkan PO untuk secara formal meminta pasokan barang atau jasa sejumlah tertentu dengan harga dan waktu yang disepakati. 9. Proses selanjutnya berupa pemantauan pengiriman atau penyampaian jasa, pembayaran, dan lain-lain tidak jauh berbeda dengan pembelian rutin.

13 18 Gambar 2.5 Langkah umum proses tender (Sumber: Pujawan(2005). Supply Chain Management.p147) 2.4 Pengadaan Secara Elektronik (E-Procurement) E-Procurement Kata electronic procurement secara umum di definisikan sebagai aplikasi internet untuk keperluan proses pengadaan. Aplikasi internet untuk proses pengadaan bisa dalam berbagai wujud. Dalam beberapa tahun terakhir, banyak perusahaan yang meraup berbagai manfaat dengan mengaplikasikan electronic procurement ini. Dengan internet perusahaan

14 19 bisa mengirim RFQ dan PO ke supplier, melakukan lelang secara elektronik (online), membagi informasi-informasi yang kritis, dan sebagainya. Dalam kenyataannya, aplikasi e-procurement bisa bermacam-macam dan masingmasing punya fitur yang berbeda. Jenis aktivitas yang didukung oleh internet juga berbedabeda. Secara umum ada beberapa jenis aplikasi e-procurement yaitu (Pujawan, 2005, p163) : 1. E-Catalogue. Secara tradisional katalog biasanya tercetak dalam nemtuk buku atau brosur. Dengan adanya internet, perusahaan bisa memiliki katalog elektronik. E- Catalogue biasanya dilengkapi dengan fasilitas pencarian (search) sehingga perusahaan akan dengan mudah mendapatkan informasi tentang produk atau jasa yang diinginkan. 2. E-Auction. Ini adalah aplikasi untuk membantu proses lelang. Pada proses pembelian, lelang dilakukan oleh pembeli dengan mengumpulkan calon-calon supplier. Mereka sebelumnya sudah diberi tahu oleh pembeli tentang jumlah, spesifikasi, dan waktu kebutuhan suatu barang atau jasa. Mereka akan mengajukan penawaran (secara elektronik) dan selama proses lelang mereka bisa merevisi (menurunkan) harga penawarannya. Supplier yang memberikan penawaran terendah pada akhir periode lelang akan keluar sebagai pemenang. 3. B2B Market Exchange. Aplikasi ini memungkinkan banyak pembeli dan banyak penjual bertemu secara virtual. 4. B2B Private Exchange. Aplikasi ini bisa digunakan untuk membantu proses transaksi rutin dengan supplier. Perushaan bisa mengirim PO secara elektronik, mengecek status pengiriman, melakukan transaksi pembayaran, dan sebagainya.di samping itu perusahaan mungkin bisa menggunakan aplikasi ini untuk berbagi informasi tentang rencana produksi dan informasi lainnya dengan supplier. Supplier juga bisa membagi informasi ketersediaan stok dan kapasitas produksi mereka.

15 Proses E-Procurement Secara Umum Gambar 2.6 Proses e-procurement secara umum (Sumber: Turban(2010). Electronic Commerce : A Managerial Perspective. p254)

16 Keuntungan E-Procurement Banyak keuntungan yang bisa di dapat dengan mengaplikasikan e-procurement dalam proses pengadaan. Beberapa keuntungan tersebut antara lain (Pujawan, 2005, p164) : 1. Proses-proses administratif bisa dilangsungkan lebih cepat, akurat dan murah. Supplier bisa mendapatkan pesanan dengan cepat dan akurat dimanapun mereka berada asalkan tersambung dengan jaringan internet. 2. Perusahaan yang menggunakan sistem lelang bisa mendapatkan keuntungan berupa harga yang jauh lebih murah karena supplier akan sedapat mungkin menurunkan harga penawaran agar bisa jadi pemenang. 3. Perusahaan bisa mendapatkan calon-calon ssupplier yang lebih banyak dari berbagai tempat sehingga berpeluang untuk melakukan transaksi dengan supplier yang lebih berkompeten. 4. Perusahaan maupun supplier bisa melacak transaksi maupun proses-proses fisik (pengiriman, dll) sehingga kedua belah pihak cepat mengetahui kalau ada masalah yang membutuhkan penanganan lebih lanjut. 5. Pihak perusahaan maupun supplier bisa melakukan proses-proses tersebut darimana saja asalkan terhubung dengan jaringan internet Tujuan E-Procurement Tujuan dari e-procurement adalah sebagai berikut (demin, 2002, p4) : 1. Untuk memperbaiki tingkat layanan kepada para pembeli, supplier, dan pengguna. 2. Untuk mengembangkan sebuah pendekatan pengadaan yang lebih terintegrasi melalui rantai suplai perusahaan tersebut. 3. Untuk meminimalkan biaya-biaya transaksi terkait pengadaan melalui standarisasi, pengecilan, dan otomatisasi proses pengadaan di dalam dan jika perlu di seluruh instansi-instansi dan sektor-sektor. 4. Untuk mendorong kompetisi antar supplier sekaligus memelihara sumber pasokan yang dapat diandalkan. 5. Untuk mengoptimalkan tingkatan-tingkatan inventori melalui penerapan praktek pengadaan yang efisien. 6. Untuk mengefektifkan penggunaan sumber daya manusia dalam proses pengadaan. 7. Untuk mengurangi pengeluaran putus kontrak dengan menggunakan teknologi yang meningkatkan kewaspadaan pengguna terhadap fasilitas-fasilitas kontrak yang ada dan membuatnya lebih mudah untuk menentangnya.

17 22 8. Untuk meningkatkan daya beli dengan menggunakan teknologi untuk mendukung identifikasi peluang untuk penggabungan dan dengan memfasilitasi agregasi kebutuhan pengguna di dalam dan diseluruh lini bisnis. 9. Mengurangi biaya-biaya transaksi dengan menggunakan teknologi untuk mengotomatisasikan proses-proses, yang mana masih tercetak (paper-based), dan untuk mengecilkan, dan menstandarisasi proses-proses dan dokumentasi Resiko yang Terkait Dalam Teknologi E-Procurement Terdapat resiko yang terkait dengan teknologi e-procurement ini. Risiko ini meliputi (Davila, Gupta, and Palmer, 2002, p17): Resiko Bisnis Internal Menerapkan sebuah solusi e-procurement memerlukan bukan hanya sistem itu sendiri, tapi yang paling penting bahwa hal itu terintegrasi dengan infrastruktur informasi yang ada. Infrastruktur informasi internal ini meliputi sistem akuntansi, sumber daya manusia, manajemen aset, manajemen persediaan, hutang, perencanaan produksi, dan sistem manajemen kas. Sebagian besar organisasi mengadopsi atau mencari untuk mengadopsi perangkat lunak e-procurement yang telah memiliki integrasi yang signifikan dengan sistem lain Mengintegrasikan teknologi baru ini dengan platform yang sudah ada harus terjadi semulus mungkin. Kegagalan untuk mengintegrasikan menciptakan langkah-langkah kerja duplikatif dan membahayakan kehandalan informasi organisasi. Resiko Bisnis Eksternal Solusi e-procurement harus tidak hanya "bicara" dengan sistem informasi internal, tetapi juga perlu bekerja sama dengan konstituen eksternal terutama pelanggan dan supplier. Konstituen eksternal perlu mengembangkan sistem internal yang memfasilitasi komunikasi melalui sarana elektronik masalah yang menuntut investasi teknologi serta insentif bagi konstituen tersebut. Agar teknologi e-procurement sukses, supplier harus dapat diakses melalui internet dan harus memberikan pilihan katalog yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pelanggan mereka. Idealnya, pemasok akan memberikan

18 23 e-catalog dalam format yang dibutuhkan oleh pelanggan, berisi harga khusus atau perjanjian kontrak khusus, dan akan mengirim pembaruan secara teratur. Namun, supplier dalam industri bermargin rendah, mungkin ragu-ragu atau bahkan tidak mampu memenuhi tuntutan tersebut tanpa jaminan aliran pendapatan masa depan. Kurangnya supplier yang dapat diakses melalui sistem e-procurement organisasi akan membatasi efek jaringan yang mendasari teknologi ini, lebih jauh yang menghambat penerimaan serta penerapan teknologi. Resiko Teknologi Perusahaan juga takut kurangnya standar yang dapat diterima secara luas dan pemahaman yang kurang jelas tentang teknologi e-procurement yang paling cocok dengan kebutuhan masing-masing perusahaan. Kurang diterima secara luas solusi integrasi perangkat lunak e-procurement di seluruh rantai pasokan. Salah satu factor resiko yang penting ini tampaknya menunjukkan kebutuhan standar yang baku dan terbuka yang akan memfasilitasi teknologi e- procurement antar organisasi. Tanpa standar yang diterima secara luas untuk coding, teknis, dan proses spesifikasi, adopsi teknologi e-procurement akan lambat dan akan gagal untuk memberikan banyak manfaat yang diharapkan. Resiko Proses E-Procurement Risiko yang lain berkaitan dengan keamanan dan kontrol dari proses e- procurement itu sendiri. Organisasi harus yakin, misalnya, bahwa tindakan yang tidak sah tidak akan mengganggu produksi atau kegiatan rantai pasokan lain ketika melakukan dengan teknologi e-procurement.

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT ( SCM ) Prof. Made Pujawan

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT ( SCM ) Prof. Made Pujawan SUPPLY CHAIN MANAGEMENT ( SCM ) Prof. Made Pujawan Pendahuluan Pelaku industri mulai sadar bahwa untuk menyediakan produk yang murah, berkualitas dan cepat, perbaikan di internal perusahaan manufaktur

Lebih terperinci

MANAJEMEN RANTAI PASOKAN. Suhada, ST, MBA

MANAJEMEN RANTAI PASOKAN. Suhada, ST, MBA MANAJEMEN RANTAI PASOKAN Suhada, ST, MBA MATERI Supply Chain Supply Chain Management ERP MODULES (POSISI SCM, CRM) ERP Modules (Posisi SCM, CRM) SUPPLY CHAIN Sebuah rangkaian atau jaringan perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 9: MANAJEMEN PENGADAAN (PURCHASING MANAGEMENT)

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 9: MANAJEMEN PENGADAAN (PURCHASING MANAGEMENT) MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 9: MANAJEMEN PENGADAAN (PURCHASING MANAGEMENT) By: Rini Halila Nasution, ST, MT PENDAHULUAN Tugas dari manajemen pengadaan adalah menyediakan input,

Lebih terperinci

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. KONSEP SI LANJUT WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 3 KSI LANJUT Supply Chain Management (SCM) Pemahaman dan Fungsi Dasar SCM. Karakter Sistem SCM. Arsitektur Pengembangan dan Tantangan SCM. Peran

Lebih terperinci

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. KONSEP SI LANJUT WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 3 KSI LANJUT Supply Chain Management (SCM) Pemahaman dan Fungsi Dasar SCM. Karakter Sistem. Arsitektur Pengembangan dan Tantangan SCM. Peran Internet

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain bersaing dalam dunia pasar yang semakin memunculkan teknologi informasi yang canggih, perusahaan juga

Lebih terperinci

KONSEP SISTEM INFORMASI

KONSEP SISTEM INFORMASI CROSS FUNCTIONAL MANAGEMENTS Materi Bahasan Pertemuan 6 Konsep Dasar CRM Contoh Aliran Informasi CRM Konsep Dasar SCM Contoh Aliran Informasi SCM 1 CRM Customer Relationship Management Konsep Dasar CRM

Lebih terperinci

RANGKUMAN SIM Ch. 9 MENCAPAI KEUNGGULAN OPERASIONAL DAN KEINTIMAN PELANGGAN MELALUI APLIKASI PERUSAHAAN

RANGKUMAN SIM Ch. 9 MENCAPAI KEUNGGULAN OPERASIONAL DAN KEINTIMAN PELANGGAN MELALUI APLIKASI PERUSAHAAN RANGKUMAN SIM Ch. 9 MENCAPAI KEUNGGULAN OPERASIONAL DAN KEINTIMAN PELANGGAN MELALUI APLIKASI PERUSAHAAN (Achieving Operational Excellence and Customer Intimacy: Enterprise Applications) Rangkuman ini akan

Lebih terperinci

TUGAS E-BISNIS ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

TUGAS E-BISNIS ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT TUGAS E-BISNIS ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT disusun oleh : NANANG PURNOMO 11.21.0616 S1 TI-TRANSFER JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2012

Lebih terperinci

SISTEM LINTAS FUNGSI PERUSAHAAN Sistem lintas fungsi perusahaan merupakan sistem yang mendukung/berfokus pada penyelesaian berbagai proses bisnis dasa

SISTEM LINTAS FUNGSI PERUSAHAAN Sistem lintas fungsi perusahaan merupakan sistem yang mendukung/berfokus pada penyelesaian berbagai proses bisnis dasa SISTEM LINTAS FUNGSI PERUSAHAAN DIANA RAHMAWATI SISTEM LINTAS FUNGSI PERUSAHAAN Sistem lintas fungsi perusahaan merupakan sistem yang mendukung/berfokus pada penyelesaian berbagai proses bisnis dasar bersama

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi telah mendorong terciptanya persaingan yang sengit diantara para pelaku bisnis di setiap bidang. Kemampuan perusahaan dalam merespon perubahan secara cepat

Lebih terperinci

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Informasi menjadi dasar pelaksanaan proses rantai pasok dan dasar bagi manajer dalam membuat keputusan. Menurut cophra dan meindl(2007) informasi harus memiliki karakteristik:

Lebih terperinci

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT SUPPLY CHAIN MANAGEMENT Disusun Oleh: Puput Resno Aji Nugroho (09.11.2819) 09-S1TI-04 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (STMIK) AMIKOM YOGYAKARTA Jalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di zaman yang global ini persaingan bisnis berjalan cukup ketat dan mengharuskan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di zaman yang global ini persaingan bisnis berjalan cukup ketat dan mengharuskan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman yang global ini persaingan bisnis berjalan cukup ketat dan mengharuskan manajemen untuk memberikan terobosan yang strategis untuk tetap dapat mengembangkan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORETIS. pemasaran (yang sering disebut dengan istilah saluran distribusi). Saluran

BAB II KERANGKA TEORETIS. pemasaran (yang sering disebut dengan istilah saluran distribusi). Saluran BAB II KERANGKA TEORETIS 2.1. Teori Tentang Distribusi 2.1.1. Pengertian Distribusi Kebanyakan produsen bekerja sama dengan perantara pemasaran untuk menyalurkan produk-produk mereka ke pasar. Mereka membantu

Lebih terperinci

Manajemen Pengadaan. Dosen : Moch Mizanul Achlaq

Manajemen Pengadaan. Dosen : Moch Mizanul Achlaq Manajemen Pengadaan Dosen : Moch Mizanul Achlaq Pengadaan & Competitive Advantage Tugas dari manajemen pengadaan adalah menyediakan input, berupa barang maupun jasa, yang dibutuhkan dalam kegiatan produksi

Lebih terperinci

Enterprise Resource Planning

Enterprise Resource Planning MODUL PERKULIAHAN Enterprise Resource Planning Supply Chain Management and Customer Relationship Management Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Sistem Informasi Sistem Informasi 04 MK18046

Lebih terperinci

Pembahasan Materi #11

Pembahasan Materi #11 1 EMA402 Manajemen Rantai Pasokan Pembahasan 2 Konsep, Pengelolaan, Kolaborasi SCM Sistem Informasi Terpadu Tahapan Evolusi Pengembangan Aspek Pengembangan 6623 - Taufiqur Rachman 1 Konsep SCM 3 SCM Memperlihatkan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

SISTEM INFORMASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS BUDI LUHUR SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Oleh: Deni Mahdiana,S.Kom,MM,M.Kom E-BUSINESS GLOBAL : BAGAIMANA BISNIS MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI 1 PROSES BISNIS DAN SISTEM INFORMASI

Lebih terperinci

MANAJEMEN OPERASIONAL. BAB VI Supply Chain

MANAJEMEN OPERASIONAL. BAB VI Supply Chain MANAJEMEN OPERASIONAL BAB VI Supply Chain Pengertian Supply Chain Supply chain adalah jaringan perusahaan yang bekerja sama untuk menciptakan dan mengantarkan suatu produk ke tangan pemakai akhir. Perusahaan-

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tujuan yang sama. Menurutnya juga, Sistem Informasi adalah serangkaian

BAB II LANDASAN TEORI. tujuan yang sama. Menurutnya juga, Sistem Informasi adalah serangkaian BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Menurut Hall (2009), Sistem adalah kelompok dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang saling berhubungan yang saling berfungsi dengan tujuan yang sama.

Lebih terperinci

Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I. Pengelolaan Rantai Pasokan

Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I. Pengelolaan Rantai Pasokan Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I Pengelolaan Rantai Pasokan 1 Rantai Pasok(Supply Chain) Suatu konsep atau mekanisme untuk meningkatkan produktivitas total perusahaan dalam rantai suplai melalui optimalisasi

Lebih terperinci

Bab 9 KONSEP e SUPPLY CHAIN DALAM SISTEM INFORMASI KORPORAT TERPADU

Bab 9 KONSEP e SUPPLY CHAIN DALAM SISTEM INFORMASI KORPORAT TERPADU Bab 9 KONSEP e SUPPLY CHAIN DALAM SISTEM INFORMASI KORPORAT TERPADU Sistem Informasi Korporat Terpadu Konsep manajemen supply chain memperlihatkan adanya proses ketergantungan antara berbagai perusahaan

Lebih terperinci

SISTEM BISNIS DENGAN ELEKTRONIK

SISTEM BISNIS DENGAN ELEKTRONIK SISTEM BISNIS DENGAN ELEKTRONIK SISTEM E-BUSINESS E-Business (Electronic Business) adalah kegiatan bisnis yang dilakukan secara otomatis dengan mamanfaatkan teknologi elektronik seperti komputer dan internet.

Lebih terperinci

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM)

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM) SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM) INTRODUCTION T I P F T P U B KONTRAK 50 % UTS 30 % Tugas 20 % Kuis/ present WHAT IS SUPPLY CHAIN? Sebuah rantai pasokan yang terdiri dari semua pihak yang terlibat, secara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Teori 2.1.1 Tingkat Pelayanan (Service Level) Service level merupakan istilah yang banyak digunakan dalam manajemen persediaan yang merupakan besar presentase dari

Lebih terperinci

SISTEM BISNIS ELEKTRONIK

SISTEM BISNIS ELEKTRONIK SISTEM BISNIS ELEKTRONIK Saat ini dunia perdagangan tidak lagi dibatasi dengan ruang dan waktu. Mobilitas manusia yang tinggi menuntut dunia perdagangan mampu menyediakan layanan jasa dan barang dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memanfaatkan kecanggihan teknologi informasi. Penerapan teknologi informasi

BAB I PENDAHULUAN. memanfaatkan kecanggihan teknologi informasi. Penerapan teknologi informasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang, banyak perusahaan mengalami perkembangan dalam dunia bisnisnya dan berusaha untuk meningkatkan kinerjanya dengan memanfaatkan kecanggihan

Lebih terperinci

I. SISTEM BISNIS ENTERPRISE

I. SISTEM BISNIS ENTERPRISE Manajemen & SIM 2 Bisnis Elektronik Hal. 1 SISTEM BISNIS ELEKTRONIK Definisi Bisnis Elektronik Saat ini dunia perdagangan tidak lagi dibatasi dengan ruang dan waktu. Mobilitas manusia yang tinggi menuntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada kurun waktu terakhir, persaingan dalam bidang ekonomi semakin kuat. Dipengaruhi dengan adanya perdagangan bebas, tingkat kompetisi menjadi semakin ketat. Hal

Lebih terperinci

BAB II TELAAH KEPUSTAKAAN

BAB II TELAAH KEPUSTAKAAN BAB II TELAAH KEPUSTAKAAN Dalam Bab ini akan dibahas teori-teori yang berhubungan dengan strategi rantai pasok yang diterapkan di perusahaan distribusi dan akan digunakan dalam menganalisis permasalahan

Lebih terperinci

Implementasi E-Bisnis e-procurement Concept And Aplication Part-6

Implementasi E-Bisnis e-procurement Concept And Aplication Part-6 Implementasi E-Bisnis e-procurement Concept And Aplication Part-6 Pendahuluan E-procurement merupakan bagian dari e-bisnis dan digunakan untuk mendesain proses pengadaan berbasis internet yang dioptimalkan

Lebih terperinci

Mendefinisikan dan menggambarkan proses bisnis dan hubungan mereka dengan sistem informasi. Menjelaskan sistem informasi yang mendukung fungsi bisnis

Mendefinisikan dan menggambarkan proses bisnis dan hubungan mereka dengan sistem informasi. Menjelaskan sistem informasi yang mendukung fungsi bisnis Mendefinisikan dan menggambarkan proses bisnis dan hubungan mereka dengan sistem informasi. Menjelaskan sistem informasi yang mendukung fungsi bisnis utama: penjualan dan pemasaran, manufaktur dan produksi,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. barang dari supplier. Pembelian adalah suatu usaha yang dilakukan untuk

BAB II LANDASAN TEORI. barang dari supplier. Pembelian adalah suatu usaha yang dilakukan untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pembelian Menurut Hatta (2008), pembelian merupakan kegiatan untuk memperoleh barang dari supplier. Pembelian adalah suatu usaha yang dilakukan untuk pengadaan barang yang diperlukan

Lebih terperinci

Deskripsi Mata Kuliah

Deskripsi Mata Kuliah Materi #1 EMA402 Manajemen Rantai Pasokan Deskripsi Mata Kuliah 2 Manajemen Rantai Pasokan (Supply Chain Management/SCM) merupakan mata kuliah yang akan membahas pengelolaan kegiatan-kegiatan dalam rangka

Lebih terperinci

Orang-orang, Prosedur-prosedur, Data, Software (perangkat lunak), Infrastruktur teknologi informasi.

Orang-orang, Prosedur-prosedur, Data, Software (perangkat lunak), Infrastruktur teknologi informasi. Sistem adalah rangkaian dari dua atau lebih komponen-komponen yang saling berhubungan, yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Sistem hampir selalu terdiri dari beberapa subsistem kecil, yang masing-masing

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Meskipun perekonomian dan perindustrian nasional kini dihadapkan kepada dampak krisis ekonomi global, namun bisnis ritel di Indonesia tidak terkendala bahkan masih

Lebih terperinci

Informasi harus memeiliki karakteristik seperti di bawah ini agar berguna dalam mengambil keputusan pada rantai pasok :

Informasi harus memeiliki karakteristik seperti di bawah ini agar berguna dalam mengambil keputusan pada rantai pasok : 16.1 PERAN IT DALAM RANTAI PASOK Teknologi informasi adalah poros dan kunci sukses dalam supply chain karena teknologi informasi dapat menciptakan integrasi dan koordinasi pada ranrai pasok. Informasi

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ke: 02Fakultas Ekonomi dan Bisnis Manajemen Pembelian Kebutuhan Perdana Pengisian Kembali Persediaan Dr. Sawarni Hasibuan, M.T. Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Manajemen

Lebih terperinci

SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS)

SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS) SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS) Mahasiswa mampu menjelaskan perancangan dan pengelolaan rantai pasok dalam organisasi 1. Integrasi rantai pasok dalam organisasi 2. Dinamika rantai

Lebih terperinci

Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ.

Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ. Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ http://adamjulian.web.unej.ac.id/ A. Supply Chain Proses distribusi produk Tujuan untuk menciptakan produk yang tepat harga, tepat kuantitas, tepat kualitas, tepat

Lebih terperinci

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING ENTERPRISE RESOURCE PLANNING RUANG LINGKUP MATAKULIAH Materi Pengantar ERP Sistem dan Rekayasa ERP Pemetaan Proses Siklus ERP ERP: Sales, Marketing & CRM ERP: Akuntansi, Keuangan ERP: Produksi, Rantai

Lebih terperinci

Supply Chain Management. Tita Talitha,MT

Supply Chain Management. Tita Talitha,MT Supply Chain Management Tita Talitha,MT 1 Materi Introduction to Supply Chain management Strategi SCM dengan strategi Bisnis Logistics Network Configuration Strategi distribusi dan transportasi Inventory

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Definisi Manajemen Rantai Pasokan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Definisi Manajemen Rantai Pasokan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Manajemen Rantai Pasokan a. Definisi Manajemen Rantai Pasokan Supply Chain Management (SCM) merupakan serangkaian aktivitas yang terintegrasi, dari pengadaan

Lebih terperinci

Pengukuran Kinerja SCM

Pengukuran Kinerja SCM Pengukuran Kinerja SCM Pertemuan 13-14 Dalam SCM, manajemen kinerja dan perbaikan secara berkelanjutan merupakan salah satu aspek fundamental. Oleh sebab itu diperlukan suatu sistem pengukuran yang mampu

Lebih terperinci

Merancang Jaringan Supply Chain

Merancang Jaringan Supply Chain Merancang Jaringan Supply Chain Pendahuluan Perancangan jaringan supply chain juga merupakan satu kegiatan penting yang harus dilakukan pada supply chain management. Implementasi strategi supply chain

Lebih terperinci

Dwi Hartanto, S,.Kom 03/04/2012. E Commerce Pertemuan 4 1

Dwi Hartanto, S,.Kom 03/04/2012. E Commerce Pertemuan 4 1 1.Pengertian E Market Place 2.Pertimbangan Bergabung g ke dalam E Market Place Suatu lokasi diinternet, di mana suatu perusahaan dapat memperoleh atau memberikan informasi, mulai transaksi pekerjaan, atau

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Salah satu proporsi terbesar dalam suatu organisasi produksi adalah berasal dari pembelian, maka diperlukan Departemen Purchasing yang tepat dan efisien sehingga dapat menghasilkan

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN. 4.1 Proses Bisnis Pengadaan Barang

BAB IV PERANCANGAN. 4.1 Proses Bisnis Pengadaan Barang BAB IV PERANCANGAN Pada tahap perancangan ini akan dilakukan perancangan proses pengadaan barang yang sesuai dengan proses bisnis rumah sakit umum dan perancangan aplikasi yang dapat membantu proses pengadaan

Lebih terperinci

Pembahasan Materi #1

Pembahasan Materi #1 1 EMA402 Manajemen Rantai Pasokan Pembahasan 2 Istilah Definisi SCM Ruang Lingkup SCM Model Umum SCM Dasar Pemikiran SCM Tingkat Kepentingan SCM Teknik Penerapan SCM Efektifitas SCM Keuntungan SCM 6623

Lebih terperinci

Konsep E-Business. Mia Fitriawati, S.Kom, M.Kom

Konsep E-Business. Mia Fitriawati, S.Kom, M.Kom Konsep E-Business Mia Fitriawati, S.Kom, M.Kom Deskripsi Membahas mengenai bisnis internal, kolaborasi berbagai bentuk e-bisnis, serta keterkaitan e-business dengan e-commerce berbagai bentuk application.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan 1 PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Manajemen inventory merupakan suatu faktor yang penting dalam upaya untuk mencukupi ketersediaan stok suatu barang pada distribusi dan

Lebih terperinci

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING ENTERPRISE RESOURCE PLANNING 06 ERP: SCM SUPPLY CHAIN MANAGEMENT SCM adalah satu rangkaian bisnis demand dan supply yang melibatkan perusahaan dengan mitra kerjanya. Kelancaran proses dalam supply chain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi dewasa ini menjadi kenyataan yang harus dihadapi oleh setiap negara. Proses interaksi antar negara terjadi di berbagai bidang, salah satunya adalah

Lebih terperinci

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Persediaan merupakan aset terbesar yang dimiliki supply chain. Banyak perusahaan yang memiliki nilai persediaanya melebihi 25% dari nilai keseluruhan aset. Manajemen persediaan

Lebih terperinci

Materi 7 Mencapai Keunggulan Operasional dan Kedekatan dengan Pelanggan: Aplikasi Perusahaan

Materi 7 Mencapai Keunggulan Operasional dan Kedekatan dengan Pelanggan: Aplikasi Perusahaan Materi Pembelajarann Materi 7 Mencapai Keunggulan Operasional dan Kedekatan dengan Pelanggan: Aplikasi Perusahaan 7.1 Sistem Perusahaan 7.2 Sistem Manajemen Rantai Pasokan 7.3 Sistem Manajemen Hubungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Setiap perusahaan, baik itu perusahaan jasa ataupun perusahaan manufaktur, selalu memerlukan persediaan. Tanpa adanya persediaan, pengusaha akan dihadapkan pada resiko

Lebih terperinci

Pembahasan Materi #5

Pembahasan Materi #5 1 EMA402 Manajemen Rantai Pasokan Pembahasan 2 Latar Belakang Kunci Sukses SCM Manajemen Logistik Fungsi dan Kegunaan Pengendalian Logistik Konvensional dan Logistik Mengelola Jaringan SC Strategi Proses

Lebih terperinci

Rancang Bangun Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Rantai Pasok Distribusi Daging Sapi Nasional

Rancang Bangun Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Rantai Pasok Distribusi Daging Sapi Nasional A817 Rancang Bangun Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Rantai Pasok Distribusi Daging Sapi Nasional Lidra Trifidya, Sarwosri, dan Erma Suryani Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Revolusi industri yang terjadi pada tahun 1750, dengan penemuan mesin uap telah menggantikan posisi pekerjaan manual dengan mesin, yang memberikan hasil dramatis. Kemudian

Lebih terperinci

Siklus Adopsi & Model Operasi e-bisnis

Siklus Adopsi & Model Operasi e-bisnis Siklus Adopsi & Model Operasi e-bisnis Untuk memaksimalkan laba dari investasi infrastruktur e-bisnis, perlu pemahaman tentang bagaimana perusahaan dalam menerapkan e-bisnis. Penelitian menunjukkan bahwa

Lebih terperinci

STRATEGI RANTAI PASOKAN

STRATEGI RANTAI PASOKAN STRATEGI RANTAI PASOKAN Terdapat lima strategi yang dapat dipilih perusahaan untuk melakukan pembelian kepada supplier yaitu adalah sebagai berikut : 1. Banyak Pemasok (Many Supplier) Strategi ini memainkan

Lebih terperinci

TUGAS UJIAN TENGAH SEMESTER E-BUSINESS. Dosen : M.SUYANTO,Prof,Dr,M.M. Disusun oleh : Rangga Eri Kurniawan S1 TI-6E

TUGAS UJIAN TENGAH SEMESTER E-BUSINESS. Dosen : M.SUYANTO,Prof,Dr,M.M. Disusun oleh : Rangga Eri Kurniawan S1 TI-6E TUGAS UJIAN TENGAH SEMESTER E-BUSINESS Dosen : M.SUYANTO,Prof,Dr,M.M. Disusun oleh : Rangga Eri Kurniawan 08.11.2214 S1 TI-6E JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER

Lebih terperinci

Aplikasi Web Channel dari SAP Mampu Menjadikan Internet Menjadi Penjualan, Pemasaran dan Layanan yang Menguntungkan Untuk Pelanggan dan Perusahaan

Aplikasi Web Channel dari SAP Mampu Menjadikan Internet Menjadi Penjualan, Pemasaran dan Layanan yang Menguntungkan Untuk Pelanggan dan Perusahaan Aplikasi Web Channel dari SAP Mampu Menjadikan Internet Menjadi Penjualan, Pemasaran dan Layanan yang Menguntungkan Untuk Pelanggan dan Perusahaan DI SUSUN OLEH : NAMA : ZULFIKAR AJIB NIM : 09.11.3333

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Sistem informasi merupakan seperangkat elemen yang saling terhubung atau komponen yang mengumpulkan (input), memanipulasi (proses), menyimpan dan menyebarkan (output)

Lebih terperinci

Customer Relationship Management (CRM) Software dari SAP Fitur & Fungsi Sistem CRM: Marketing Software

Customer Relationship Management (CRM) Software dari SAP Fitur & Fungsi Sistem CRM: Marketing Software Customer Relationship Management (CRM) Software dari SAP Fitur & Fungsi Sistem CRM: Marketing Software disusun oleh Satrya Nurrachman 09.11.2820 Kelas : E-Bisnis 2 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN PRODUK BARU DALAM PERSPEKTIF SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

BAB 3 PERANCANGAN PRODUK BARU DALAM PERSPEKTIF SUPPLY CHAIN MANAGEMENT BAB 3 PERANCANGAN PRODUK BARU DALAM PERSPEKTIF SUPPLY CHAIN MANAGEMENT 3.1 Pendahuluan Dalam perspektif supply chain, perancangan produk baru adalah salah satu fungsi vital yang sejajar dengan fungsi-fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Peningkatan persaingan industri baik industri manufaktur maupun industri jasa akibat adanya perdagangan bebas menyebabkan seluruh industri berusaha untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi lebih dalam teknologi informasi terutama dalam Supply Chain mereka.

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi lebih dalam teknologi informasi terutama dalam Supply Chain mereka. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan bisnis saat ini sangatlah ketat, baik dalam pasar lokal maupun pasar global. Setiap perusahaan harus melakukan peningkatan kualitas produk, kecepatan respon

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, dan pembatasan masalah. integrasi yang efisien antara pemasok (Supplier), pabrik (manufacture), pusat

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, dan pembatasan masalah. integrasi yang efisien antara pemasok (Supplier), pabrik (manufacture), pusat BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini menjelaskan mengenai latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, dan pembatasan masalah. 1.1 Latar Belakang Supply Chain Management (SCM) adalah sebuah

Lebih terperinci

ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 2

ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 2 ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 2 outline Proses Bisnis Perusahaan Manufaktur Rantai Pasok, SCM dan ERP Kebutuhan dan Manfaat Sistem Terintegrasi Proses Bisnis Perusahaan Manufaktur Sub Bab

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 23 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Supply Chain Management 3.1.1 Definisi Supply Chain Management Pengertian Supply Chain Management menurut para ahli, antara lain: 1. Levi, et.al (2000) mendefinisikan Supply

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia akan teknologi semakin besar. Peran teknologi akhir-akhir ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. manusia akan teknologi semakin besar. Peran teknologi akhir-akhir ini sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, kebutuhan manusia akan teknologi semakin besar. Peran teknologi akhir-akhir ini sangat diperlukan untuk

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1. Supply Chain Management Pembahasan yang berkaitan tentang Supply Chain Management sudah banyak diangkat dalam penulisan penulisan sebelumnya. Menurut Fortune Megazine (artikel

Lebih terperinci

Aplikasi Manajemen Perkantoran E*/**

Aplikasi Manajemen Perkantoran E*/** Aplikasi Manajemen Perkantoran E*/** Pertemuan 1 Pendahuluan Ruang Lingkup Manajemen Perkantoran dan Perumusan Pengorganisasian Kantor Otomasi Perkantoran dan Aplikasi Otomasi Kantor Konsep Dasar Lotus

Lebih terperinci

PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM MENDUKUNG PERUBAHAN PROSES BISNIS DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR (Studi Kasus : Perusahaan Benang Polyester X )

PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM MENDUKUNG PERUBAHAN PROSES BISNIS DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR (Studi Kasus : Perusahaan Benang Polyester X ) Media Informatika Vol.13 No.2 (2014) PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM MENDUKUNG PERUBAHAN PROSES BISNIS DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR (Studi Kasus : Perusahaan Benang Polyester X ) Hartanto Sekolah Tinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. umumnya, serta kondisi persaingan yang ketat dalam lingkungan bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. umumnya, serta kondisi persaingan yang ketat dalam lingkungan bisnis yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada kondisi perekonomian global sekarang ini, yang ditunjukkan dengan hilangnya batas-batas negara dan segi investasi, individu, dan informasi pada umumnya, serta

Lebih terperinci

KEWIRAUSAHAAN III. Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III. Endang Duparman. Modul ke: Arissetyanto. Fakultas SISTIM INFORMASI

KEWIRAUSAHAAN III. Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III. Endang Duparman. Modul ke: Arissetyanto. Fakultas SISTIM INFORMASI Modul ke: 05 KEWIRAUSAHAAN III Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III Fakultas SISTIM INFORMASI Endang Duparman Program Studi INFORMATIKA www.mercubuana.a.cid EVALUASI RENCANA PRODUKSI

Lebih terperinci

Materi Bahasan. Lingkup ecrm ERP SCM Supplier Relationalship Management Partner Relationalship Management Agar e-business sukses

Materi Bahasan. Lingkup ecrm ERP SCM Supplier Relationalship Management Partner Relationalship Management Agar e-business sukses CRM in e-business Tujuan Pembelajaran Setelah pertemuan ini, diharapkan mahasiswa memiliki kompetensi yang mampu: - Mengetahui perkembangan ecrm - Mengenalkan ERP, SRM dan PRM - Mengetahui Checklist kesuksesan

Lebih terperinci

Pembahasan Materi #4

Pembahasan Materi #4 1 EMA402 Manajemen Rantai Pasokan Pembahasan 2 Kompetisi Waktu Alasan Perhitungan Waktu Siklus Hidup Produk Waktu Sebagai Strategi Konsep dan Cara Pandang Lead Time Manajemen Pipeline Logistik Added Cost

Lebih terperinci

ERP ( Enterprise Resource Planning ) Perencanaan Sumber Daya Perusahaan

ERP ( Enterprise Resource Planning ) Perencanaan Sumber Daya Perusahaan ERP ( Enterprise Resource Planning ) Perencanaan Sumber Daya Perusahaan Disusun oleh : Ika Risti Purwasih 09.11.2837 09.S1TI.04 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2012

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mutu lebih baik, dan lebih cepat untuk memperolehnya (cheaper, better and

BAB I PENDAHULUAN. mutu lebih baik, dan lebih cepat untuk memperolehnya (cheaper, better and BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi ini, distribusi dan logistik telah memainkan peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan perdagangan dunia. Terlebih lagi persaingan

Lebih terperinci

BAB I SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

BAB I SISTEM INFORMASI AKUNTANSI BAB I SISTEM INFORMASI AKUNTANSI A. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Sistem adalah rangkaian dari dua atau lebih komponen-komponen yang saling berhubungan, yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu rantai yang disebut Supply Chain. Saat ini bukan merupakan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. suatu rantai yang disebut Supply Chain. Saat ini bukan merupakan persaingan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persaingan di bidang industri (barang dan jasa) semakin ketat, sebagai akibat dari globalisasi dan ekonomi pasar bebas yang diberlakukan oleh beberapa organisasi perdagangan

Lebih terperinci

ERP merupakan fungsi sistem aplikasi software yang dapat membantu organisasi dalam

ERP merupakan fungsi sistem aplikasi software yang dapat membantu organisasi dalam Teknologi enterprise resources planning (ERP) dapat mengintegrasikan fungsi marketing, fungsi produksi, fungsi logistik, fungsi finance, fungsi sumber daya, fungsi produksi, dan fungsi lainnya. ERP telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Jumlah Tenaga Kerja Penduduk Indonesia (Badan Pusat Statistik, 2014)

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Jumlah Tenaga Kerja Penduduk Indonesia (Badan Pusat Statistik, 2014) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian di bidang pertanian. Seperti yang terdapat pada Gambar 1.1, dari 110.804.042

Lebih terperinci

CV. Lubersky Computer Semarang: IT Consultant, Software dan Web Development

CV. Lubersky Computer Semarang: IT Consultant, Software dan Web Development Teknologi Informasi (TI) sudah menjadi spektrum dalam kegiatan bisnis dunia. Investasi untuk pengembangan teknologi informasi merupakan sebuah fenomena yang diyakini para pelaku bisnis akan menambah nilai

Lebih terperinci

KONSEP SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM) PADA PROSES PRODUKSI DALAM PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU ABSTRAK

KONSEP SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM) PADA PROSES PRODUKSI DALAM PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU ABSTRAK KONSEP SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM) PADA PROSES PRODUKSI DALAM PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU Francka Sakti francka_sakti@yahoo.com Sistem Informatika Universitas Bunda Mulia ABSTRAK Persaingan dunia

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI. Oleh Iwan Sidharta, MM NFORMASI

SISTEM INFORMASI. Oleh Iwan Sidharta, MM NFORMASI SISTEM INFORMASI Oleh Iwan Sidharta, MM NFORMASI E business Vs E commerce E Business E business merupakan aplikasi kegiatan bisnis yang dilakukan secara otomatis dan semi otomatis dengan menggunakan teknologi

Lebih terperinci

SCM dalam E-Business. 1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang SCM pada e-business

SCM dalam E-Business. 1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang SCM pada e-business 1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang SCM pada e-business Supply Chain Management Pengertian supply adalah sejumlah material yang disimpan dan dirawat menurut aturan tertentu dalam tempat persediaan agar

Lebih terperinci

Faktor Sukses E-Market

Faktor Sukses E-Market Pengertian E-Marketplace Suatu lokasi diinternet, di mana suatu perusahaan dapat memperoleh atau memberikan informasi,mulai transaksi pekerjaan, atau bekerja sama dalam pekerjaan apapun. Pertimbangan bergabung

Lebih terperinci

BAB VIII SIKLUS PENGELUARAN: PEMBELIAN DAN PENGELUARAN KAS

BAB VIII SIKLUS PENGELUARAN: PEMBELIAN DAN PENGELUARAN KAS BAB VIII SIKLUS PENGELUARAN: PEMBELIAN DAN PENGELUARAN KAS A. Aktivitas Bisnis Siklus Pengeluaran Siklus Pengeluaran adalah rangkaian kegiatan bisnis dan operasional pemrosesan data terkait yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan performa mereka. Salah satu dari banyak manfaat yang bisa

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan performa mereka. Salah satu dari banyak manfaat yang bisa 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi informasi dan komunikasi yang semakin maju dan berkembang saat ini memberikan banyak pilihan dan kemudahan bagi dunia bisnis dalam meningkatkan performa

Lebih terperinci

BAB IV Sistem Pengadaan Barang yang Sedang Berjalan di Logistic Section pada PT RCTI

BAB IV Sistem Pengadaan Barang yang Sedang Berjalan di Logistic Section pada PT RCTI BAB IV Sistem Pengadaan Barang yang Sedang Berjalan di Logistic Section pada PT RCTI 4.1 Definisi Logistic Logistik berasal dari bahasa Yunani Logos yang berarti rangsum, kata, kalkulasi, alasan, cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat, penggunaan sumber daya yang ada secara optimal dan pengiriman yang

BAB I PENDAHULUAN. tepat, penggunaan sumber daya yang ada secara optimal dan pengiriman yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada perkembangan zaman yang sangat pesat sekarang ini, dengan munculnya perusahaan-perusahaan baru dalam dunia bisnis global, menyebabkan persaingan di dunia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. biasa cepat. Menurut data dari jumlah pengguna internet di

BAB 1 PENDAHULUAN. biasa cepat. Menurut data dari  jumlah pengguna internet di 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan internet di Indonesia telah mengalami perkembangan yang luar biasa cepat. Menurut data dari www.internetworldstats.com, jumlah pengguna internet di Indonesia

Lebih terperinci

LAMPIRAN WAWANCARA. Produk yang diproduksi dan dijual kepada pelanggan PT. Lucky Print Abadi. adalah kain bercorak. Kain dijual dalam ukuran yard.

LAMPIRAN WAWANCARA. Produk yang diproduksi dan dijual kepada pelanggan PT. Lucky Print Abadi. adalah kain bercorak. Kain dijual dalam ukuran yard. L 1 LAMPIRAN WAWANCARA 1. Bisa menceritakan sejarah PT. Lucky Print Abadi? Sejarah perusahaan dapat dilihat pada Company Profile yang telah kami berikan kepada kalian 2. Produk apa yang diproduksi PT.

Lebih terperinci

Pengadaan & Competitive Advantage

Pengadaan & Competitive Advantage Manajemen Pengadaan Pengadaan & Competitive Advantage Tugas dari manajemen pengadaan adalah menyediakan input, berupa barang maupun jasa, yang dibutuhkan dalam kegiatan produksi maupun kegiatan lain dalam

Lebih terperinci

Supply Chain. Management. an overview. MUSTHOFA HADI, SE mister-ebiz.blogspot.com

Supply Chain. Management. an overview. MUSTHOFA HADI, SE mister-ebiz.blogspot.com Supply Chain Management an overview MUSTHOFA HADI, SE mister-ebiz.blogspot.com Beberapa Issu Penting Aliran material/produk adalah sesuatu yang komplek. Munculnya SCM dilatar belakangi oleh perubahan dalam

Lebih terperinci

A. Pengertian Supply Chain Management

A. Pengertian Supply Chain Management A. Pengertian Supply Chain Management Supply Chain adalah adalah jaringan perusahaan-perusahaan yang secara bersama-sama bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan suatu produk ke tangan pemakai akhir.

Lebih terperinci