Pemodelan Indikator Pencemar Biological Oxygen Demand di Kali Surabaya Menggunakan Pendekatan Spatial-Temporal Weighted Regression (STWR)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pemodelan Indikator Pencemar Biological Oxygen Demand di Kali Surabaya Menggunakan Pendekatan Spatial-Temporal Weighted Regression (STWR)"

Transkripsi

1 1 Pemodelan Indikator Pencemar Biological Oxygen Demand di Kali Surabaya Menggunakan Pendekatan Spatial-Temporal Weighted Regression (STWR) Achmad Choiruddin dan Sutikno Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya Abstrak Kali Surabaya merupakan sungai yang memiliki tingkat pencemaran sungai yang cukup memprihatinkan, padahal sekitar persen air baku Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Surabaya dipasok dari Kali Surabaya. Untuk mengetahui tingkat pencemaran air, sangat penting untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan perubahan BOD. Beberapa penelitian mengenai pencemaran air Kali Surabaya selama ini hanya mampu mengakomodasi sebatas pada efek spasial heterogen, padahal BLH Surabaya mulai merasakan adanya efek spasial-temporal heterogen pada kasus BOD Kali Surabaya. Penelitian ini menggunakan metode Spatial Temporal Weighted Regression (STWR) dalam memodelkan BOD Kali Surabaya karena metode ini mampu mengakomodasi efek spasialtemporal heterogen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemodelan BOD menggunakan STWR memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan GWR. Kata kunci: BOD, spatial-temporal heterogen K I. PENDAHULUAN ALI Surabaya merupakan salah satu sumber mata air yang dimanfaatkan oleh masyarakat Surabaya untuk memenuhi kebutuhan terhadap air. Sekitar persen air baku Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Surabaya dipasok dari Kali Surabaya [1]. Sayangnya Kali Surabaya merupakan sungai yang memiliki tingkat pencemaran sungai yang cukup memprihatinkan karena hasil penelitian terhadap beberapa zat di Kali Surabaya seperti Biological Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD), dan Total Suspended Solid (TSS) yang telah melebihi batas toleransi [2]. Penelitian terkait dengan kasus pencemaran air di Kali Surabaya telah dilakukan oleh []-[5]. Hasil penelitian tersebut menunjukkan adanya perbedaan faktor-faktor yang berpengaruh pada kadar BOD sungai di Surabaya pada setiap titik pengamatan akibat adanya efek heterogenitas spasial. Pencemaran sungai di Surabaya dapat diketahui melalui jumlah kandungan oksigen yang terlarut dalam air, dimana air yang tercemar memiliki kadar oksigen terlarut dalam air sangat rendah []. Kadar oksigen yang terlarut dalam air akan mempengaruhi salah satu indikator pencemaran air yaitu BOD. Jika kadar oksigen dalam air semakin rendah maka akan menyebabkan nilai BOD dalam air semakin tinggi. Untuk mengetahui tingkat pencemaran air, sangat penting untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan perubahan BOD. Keadaan sungai di Surabaya memiliki perbedaan karakteristik di setiap lokasinya. Perbedaan ini menyebabkan terjadinya perbedaan faktor yang berpengaruh di setiap lokasi. Selain pengaruh perbedaan lokasi, adanya pengaruh perbedaan pengukuran indikator pada musim hujan dan musim kemarau setiap tahunnya diperkirakan juga akan memberikan perbedaan pada faktor yang berpengaruh terhadap jumlah oksigen terlarut. Adanya keragaman spasial temporal ini juga dirasakan oleh BLH Surabaya. Spatial-Temporal Weighted Regression (STWR) merupakan metode pengembangan dari GWR yang tidak hanya memperhatikan aspek heterogenitas secara spasial, namun juga secara temporal [7]. Penelitian menggunakan metode STWR diantaranya telah dilakukan oleh [7] untuk memodelkan variasi harga rumah di Calgary Canada, serta referensi [8] dalam memodelkan kejadian kriminal di Taipe. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kondisi pencemaran sungai di Kali Surabaya berdasarkan indikator pencemar BOD dan menyusun model BOD sungai di Surabaya dengan metode STWR yang selanjutnya dapat diperoleh faktor-faktor yang mempengaruhi BOD sungai di Surabaya. Diharapkan penelitian ini dapat menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat BOD pada Kali Surabaya akibat adanya pengaruh heterogenitas spasial dan temporal. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Regresi Linier Analisis regresi merupakan suatu metode yang digunakan untuk menjelaskan hubungan antara variabel respon dan variabel prediktor []. Persamaan umum model regresi linier dijelaskan sebagai berikut. YY ii = ββ 0 + ββ 1 XX ii1 + + ββ pp XX iiii + εε ii dengan menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS) untuk meminimunkan jumlah kuadrat residual, maka dapat diperoleh estimator parameter adalah ββ = (XX TT XX) 11 XX TT YY

2 2 B. Georaphically Weighted Regression (GWR) Geographically Weighted Regression (GWR) adalah teknik regresi lokal yang memungkinkan parameter model bervariasi di setiap lokasi [10]. Parameter untuk model regresi di setiap lokasi akan menghasilkan nilai yang berbeda-beda. Model GWR ditulis sebagai berikut. yy ii = ββ 0 (uu ii,vv ii ) + pp kk=1 ββ 0 (uu ii, vv ii )xx iiii + εε ii, ii = 1,2,, nn Dimana {ββ 0 (uu ii vv ii ) ββ pp (uu ii vv ii )} adalah p+1 fungsi kontinu dari lokasi (u,v) di lokasi geografis penelitian, dan εε ii adalah residual pada pengamatan ke-i dengan asumsi dasar identik, independen, dan berdistribusi normal. Estimator dari model GWR dapat ditulis seperti persamaan berikut. ββ (uu ii, vv ii ) = (XX TT WW(uu ii, vv ii )XX) 11 XX TT WW(uu ii, vv ii )YY Besarnya pembobotan untuk model GWR di setiap lokasi dapat ditentukan dengan menggunakan fungsi kernel, yakni fungsi kernel Gaussian ww iiii = exp ( (dd iiii /h) 2 ), dengan d ij adalah jarak antara titik di lokasi i dan lokasi j yang didapatkan dari (dd iiii ) 2 = (uu ii uu jj ) 2 + (vv ii vv jj ) 2, sementara h adalah parameter non negatif yang dikenal sebagai bandwidth atau parameter penghalus. Nilai bandwidth ditentukan dengan menggunakan prosedur Cross Validation (CV) sebagai berikut. nn CCCC(h) = [yy ii yy ii (h)] 2 ii=1 yy ii (h) adalah nilai taksiran untuk y i, dengan menghilangkan observasi pada titik i dari proses pengujian parameter. Pendekatan ini menguji model hanya dengan sampel yang dekat dengan i, tidak pada titik i itu sendiri. Nilai h yang optimal akan diperoleh pada nilai CV minimum. C. Spatial Temporal Weighted Regression (STWR) Metode Spatial-Temporal Geographically Weighted Regression (STWR) adalah pengembangan dari metode Geographically Weighted Regression (GWR). Metode STWR tidak hanya mampu mengakomodasi adanya heterogenitas spasial, namun juga memperhatikan heterogenitas secara temporal [8]. Model STWR untuk p variabel prediktor dengan variabel dependen y i pada koordinat {(u i, v i, t i )} untuk setiap pengamatan adalah sebagai berikut. pp yy ii = ββ 0 (uu ii, vv ii, tt ii ) + ββ kk (uu ii, vv ii, tt ii )xx iiii + εε ii, ii = 1,2,, nn kk=1 Estimasi parameter untuk model STWR untuk setiap k variabel dan titik pengamatan {(u i, v i, t i )} adalah sebagai berikut. ββ (uu ii, vv ii, tt ii ) = (XX TT WW(uu ii, vv ii, tt ii )XX) 11 XX TT WW(uu ii, vv ii, tt ii )YY Dimana WW(uu ii, vv ii, tt ii ) = dddddddd(αα ii1, αα ii2, αα iiii ) dengan n adalah jumlah pengamatan. Elemen diagonal α ij (1 j n) merupakan fungsi jarak spasial-temporal pada titik pengamatan {(u i, v i, t i )}. Kenyataanya kedekatan tersebut memiliki dua unsur, yakni kedekatan spasial dan kedekatan temporal, sehingga pendefinisian dan pengukuran kedekatan spasial-temporal dalam sistem koordinat merupakan problem utama dalam penyusunan model STWR. Diketahui bahwa data yang dikumpulkan terletak pada tiga dimensi dalam sistem koorninat spasial-temporal dan dijelaskan bahwa observasi tersebut memiliki kedekatan dengan titik i. Secara umum bahwa skala efek spasialtemporal memiliki perbedaan (misalnya efek lokasi dalam satuan meter dan efek temporal dalam satuan hari) sehingga digunakan sistem koordinat ellipsoidal untuk mengukur kedekatan antara titik regresi dengan titik observasi yang mengelilinginya [7]. Jika fungsi jarak spasial adalah d S dan fungsi jarak temporal adalah d T, maka fungsi jarak spasial-temporal adalah (dd SSSS ) 2 = λλ(dd SS ) 2 + μμ(dd TT ) 2 Dimana λλ dan μμ menyatakan faktor skala penyeimbang efek yang berbeda untuk mengukur jarak spasial dan temporal. Jarak euclidean menjadi : dd SSSS iiii 2 = λλ (uu ii uu jj ) 2 + (vv ii vv jj ) 2 + μμ(tt ii tt jj ) 2 Dimisalkan ττ merupakan parameter rasio dari μμ/λλ dengan λλ 0 maka persamaan diatas dapat ditulis menjadi : dd SSSS iiii 2 = (uu λλ ii uu jj ) 2 + (vv ii vv jj ) 2 + ττ(tt ii tt jj ) 2 Parameter ττ berfungsi untuk memperbesar atau memperkecil efek jarak temporal terhadap jarak spasial. Parameter ττ didapatkan dari metode optimasi koefisien determinasi (R 2 ) dengan metode iteratif melalui inisialisasi nilai ττ awal. Selanjutnya estimasi parameter μ dan λ bisa didapatkan dengan metode iteratif berdasarkan hasil estimasi ττ yang menghasilkan nilai R 2 maksimum. D. Pemilihan Model Terbaik Untuk menentukan model terbaik antara metode GWR dan STWR dapat menggunakan metode uji McNemar [11] yang dapat dituliskan dalam bentuk ZZ 12 = ff 12 ff 21 ff 12 + ff 21 dengan ff 12 dan ff 21 merupakan jumlah sampel terklasifikasi yang berbeda oleh model STWR dan model GWR (Tabel 1). Dengan menggunakan statistik uji Z, dapat diketahui bahwa model STWR lebih baik secara signifikan jika ZZ 12 > ZZαα 2. Tabel 1 Ilustrasi Klasifikasi pada Pengujian McNemar Klasifikasi GWR Alokasi Benar Tidak Benar Klasifikasi STWR Benar ff 11 ff 12 Tidak Benar ff 21 ff 22 E. Biological Oxygen Demand (BOD) BOD merupakan jumlah total oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk mendegradasi bahan buangan organik dalam air melalui proses oksidasi [12]. Mikroorganisme yang memerlukan oksigen untuk memecah bahan buangan organik dalam proses oksidasi sering disebut dengan bakteri aerobik. Reaksi oksidasi ini berlangsung sekitar 10 hari dan berhasil memecah bahan buangan organik menjadi CO 2, air, dan gas NH. III. METODOLOGI PENELITIAN Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder berupa indikator pencemaran air sungai yang didapatkan dari Badan Lingkungan Hidup Kota Surabaya.

3 Dalam penelitian ini, unit yang diteliti adalah titik lokasi utama pengamatan BOD di Kali Surabaya (Tabel 2) yang diamati pada tahun Setiap tahun BLH Surabaya melakukan dua kali pengamatan yakni pada bulan Maret pada musim hujan dan pada bulan September pada musim kemarau. Tabel 2 Lokasi Titik Pengamatan BOD di Kali Surabaya No. Nama Sungai Titik Sampling 1 Kali Surabaya Kali Surabaya di Pintu Air di Jembatan Jl.Kedurus 2 Kali Surabaya Kali Surabaya di Jembatan Wonokromo Kali Mas Kali Mas di Jembatan Ngagel 4 Kali Mas Kali Mas di Jembatan Keputran Selatan 5 Kali Mas Kali Mas di Jembatan Kebon Rojo Kali Jeblokan Kali Jeblokan di Jembatan Jl.Petojo Penelitian ini menggunakan indikator pencemaran air BOD sebagai variabel respon, sedangkan variabel prediktor yang digunakan ditampilkan pada Tabel. Tabel Variabel Penelitian Kode Variabel Satuan Tipe Variabel Y Biological Oxygen Demand (BOD) mg/l Kontinu X 1 Suhu air sungai 0 C Kontinu X 2 Detergen miug/l Kontinu X Flourida mg/l Kontinu X 4 Fosfat (PO 4 ) mg/l Kontinu X 5 Nitrat (NO ) mg/l Kontinu X Amonia (NH ) mg/l Kontinu X 7 Nitrit (NO 2 ) mg/l Kontinu X 8 Total Suspended Solid mg/l Kontinu Langkah analisis dalam penelitian ini terdiri dari : (1) Menentukan variabel prediktor yang diperkirakan mempengaruhi BOD dalam air sungai, (2) Melakukan analisis deskriptif terhadap masing-masing variabel untuk mengetahui karakteristik pencemaran air di Kali Surabaya, () Melakukan identifikasi variabel respon dan variabel prediktor, (4) Melakukan pemodelan regresi global, (5) Melakukan pemodelan Geographically Weighted Regression (GWR), () Melakukan pemodelan Spatial- Temporal Weighted Regression (STWR), dan (7) Melakukan perbandingan model GWR dan STWR melalui nilai AIC, SSE, R 2, dan pengujian McNemar. IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Statistika Deskriptif Variabel prediktor yang diperkirakan mempengaruhi nilai BOD di Kali Surabaya adalah suhu air sungai, kandungan detergen, flourida, fosfat, nitrat, NH, Nitrit, dan TSS. Rata-rata kadar BOD di Kali Surabaya pada tahun adalah 5.78 mg/l (Tabel ), yang menunjukkan bahwa nilai BOD Kali Surabaya lebih tinggi dari standard kriteria kadar BOD yang dapat digunakan sebagai air minum yaitu sebesar 2 mg/l. Kadar BOD tertinggi terletak pada sampling pengambilan di Kali Surabaya Jembatan Kedurus bulan maret 2012 yakni.7 mg/l, sedangkan kadar BOD terendah sebesar 2.84 mg/l terletak pada pengambilan sampling di Kali Surabaya Jembatan Wonokromo bulan September Tabel 4 Deskripsi Pencemaran Kali Surabaya Variabel Rataan StDev Minimum Maksimum BOD Suhu Detergen Flourida Fosfat Nitrat NH Nitrit TSS B. Identifikasi Pola Hubungan antara BOD dan Faktorfaktor yang Diduga Mempengaruhi Sebelum memodelkan nilai BOD, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah melakukan identifikasi pola hubungan antara BOD dan masing masing variabel yang diduga mempengaruhinya. BOD Fosfat Nitrat NH Nitrit TSS 0.0 Suhu Detergen Gambar 1 Diagram Pencar BOD dan Variabel Prediktor Gambar 1 menunjukkan bahwa variabel prediktor yang memiliki hubungan positif dengan kandungan BOD Kali Surabaya adalah Flourida, NH, dan Nitrit. Artinya jika terdapat peningkatan kandungan Flourida, NH, dan Nitrit dalam air menyebabkan peningkatan BOD dalam Kali Surabaya. Sementara variabel lain seperti Detergen, Fosfat, Nitrat, dan TSS memiliki pola menyebar acak, sehingga belum diketahui secara pasti pengaruhnya terhadap BOD Kali Surabaya. Selain itu, suhu memiliki kecenderungan untuk tidak mempengaruhi kandungan BOD Kali Surabaya karena hasil plot menunjukkan tidak menyebar namun relatif terkumpul pada satu garis tertentu. C. Pemodelan Menggunakan Regresi Global Setelah melakukan identifikasi pola hubungan antara BOD dan variabel prediktor, langkah selanjutnya adalah melakukan podelan regresi global. Karena variavel prediktor yang digunakan memiliki satuan pengamatan yang berbeda, maka semua variabel prediktor perlu untuk dilakukan standardisasi (variabel Z), yakni variabel tersebut dikurangkan dengan rata-ratanya yang kemudian dibagi dengan standard deviasinya. Hasil analisis variansi pada Tabel 5, dengan menggunakan tingkat signifikansi (α) sebesar 0.1, menyatakan bahwa terdapat minimal satu variabel prediktor yang berpengaruh terhadap BOD (P-value<α). Sama halnya menggunakan Flourida

4 4 nilai statistik uji F yang menunjukkan nilai F hitung (5.81) lebih besar dari nilai F tabel (F 0.1;8;27 ) sebesar 1.1. Tabel 5 Analisis Varians Regresi Global Sumber Df SS MS F P-value Regression Residual Total Model regresi global terbaik didapatkan dengan pemodelan regresi dengan metode backward elimination. Persamaan model regresi yang didapatkan yakni : yy = xx xx xx xx xx 7 Persamaan tersebut menjelaskan bahwa setiap peningkatan Flourida 1 mg/l akan meningkatkan BOD Kali Surabaya sebesar 2.7 mg/l dengan asumsi variabel prediktor yang lain tetap. Pengaruh variabel prediktor yang lain memiliki pengaruh positif terhadap kandungan BOD Kali Surabaya. Dengan asumsi variabel prediktor lainnya tetap, pengaruh peningkatan 1mg/l Fosfat, Nitrat, NH, dan Nitrit terhadap peningkatan BOD Kali Surabaya masingmasing adalah 0.40, 0.71, 0.27, dan 8.07 mg/l. Diketahui bahwa Nitrit memiliki pengaruh paling besar terhadap perubahan BOD Kali Surabaya. Nilai koefisien determinasi (R 2 ) yang didapatkan berdasarkan model regresi global adalah sebesar 5.%. Nilai tersebut menunjukkan bahwa model regresi global yang diperoleh mampu menjelaskan variabilitas nilai BOD Kali Surabaya sebesar 5.%, sedangkan sisanya yakni sebesar 40.1% dijelaskan oleh variabel prediktor lain yang belum dimasukkan dalam model. D. Analisis Heterogenitas Spasial dan Temporal Untuk mengetahui adanya kasus heterogen spasial, dilakukan uji Breusch-Pagan dan menghasilkan P-Value sebesar 0.2 yang menunjukkan bahwa P-Value>α. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ditemukan adanya kasus heterogen spasial. BOD Maret_10' Sept_10' Maret_11' Sept_11' Maret_12' Sept_12 Gambar 2 Analisis Heterogenitas Temporal Pada pengukuran BOD menurut waktu pengamatan, hasil menunjukkan adanya perbedaan. Gambar 2 menjelaskan bahwa terdapat karakteristik BOD yang beragam antar waktu pengamatan. Pengukuran pada Maret 2010 dan Maret 2011 cenderung mirip, namun pengamatan pada September 2010 memperlihatkan keberagaman yang tinggi. Pengukuran BOD pada September 2010 hingga Maret 2012 menunjukkan adanya pola trend meningkat. Keberagaman yang tinggi nilai BOD antar waktu pengamatan mengindikasikan adanya kasus heterogen temporal. E. Pemodelan Menggunakan GWR Tabel menjelaskan deskripsi estimasi parameter menggunakan metode GWR. Estimasi parameter β 0 pada lokasi pengamatan BOD di Kali Surabaya berkisar antara 0.4 hingga Sementara variabel prediktor Flourida, Nitrat, NH, dan Nitrit bervariasi pada setiap lokasi dengan nilai positif, artinya setiap peningkatan 1mg/l salah satu variabel prediktor akan meningkatkan nilai BOD Kali Surabaya. Tabel Estimasi Parameter Model GWR Parameter Minimum Median Maksimum Intercept Flourida Fosfat Nitrat NH Nitrit R Pemodelan BOD Kali Surabaya menggunakan metode GWR mendapatkan nilai R 2 sebesar 1.7% yang menunjukkan bahwa pemodelan menggunakan GWR telah meningkatkan performa model dibandingkan dengan pemodelan menggunakan regresi global. Walaupun meningkat, namun nilai R 2 yang didapatkan pada model GWR hanya mampu meningkatkan sangat kecil, yakni dari 5.% menjadi 1.7%. Hal ini dimungkinkan adanya kasus heterogen lokasi dan waktu secara simultan yang menyebabkan dibutuhkan analisis pemodelan BOD Kali Surabaya menggunakan metode STWR. F. Pemodelan Menggunakan STWR Pada pemodelan BOD Kali Surabaya menggunakan metode STWR, langkah yang dilakukan untuk mendapatkan estimasi parameter sama dengan langkah mendapatkan estimasi parameter dalam pemodelan menggunakan GWR. Hal yang membedakan adalah adanya pengaruh waktu (temporal) sehingga cara untuk mendapatkan matriks pembobot pada pemodelan menggunakan STWR berbeda dengan pemodelan menggunakan metode GWR. Langkah pertama yang perlu dilakukan untuk mendapatkan matriks jarak euclidean adalah dengan melalukan estimasi parameter ττ. Estimasi parameter ττ dilakukan secara iteratif dengan inisialisasi ττ 0 = dan inisialisasi nilai h st dengan nilai bandwidth spasial (h s ) pada saat pemodelan menggunakan metode GWR. Nilai h s pada pemodelan GWR adalah Estimasi parameter ττ didapatkan ketika menghasilkan nilai R 2 optimum. Hasil iterasi tersebut ditunjukkan pada Gambar. Nilai R 2 optimum sebesar 0.5 pada τ = 0.. Setelah didapatkan nilai estimasi parameter ττ, langkah selanjutnya adalah mendapatkan estimasi parameter μ dan λ yang didapatkan berdasarkan nilai estimasi ττ. Sama halnya dengan proses estimasi ττ, proses estimasi μ dan λ juga dilakukan secara iteratif dengan inisialisasi μ 0 =0.00 dan λ 0 =0.01. Hasil iterasi tersebut ditunjukkan pada Gambar 4. Estimasi parameter μ dan λ didapatkan dengan nilai R 2 sebesar pada saat pasangan nilai μ dan λ adalah dan Setelah didapatkan nilai estimasi parameter μ dan λ, maka dapat dihasilkan nilai h st sebesar , sehingga

5 5 matriks pembobot bisa dihasilkan. Pada saat matriks pembobot didapatkan, maka dapat dilakukan estimasi parameter β. Langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian parsial masing-masing parameter β yang didapatkan berdasarkan pemodelan menggunakan metode STWR. R.square R.square Gambar Iterasi Estimasi Parameter ττ miu R.square Gambar 4 Iterasi Estimasi Parameter μ dan λ G. Perbandingan Model GWR dan STWR Diketahui bahwa adanya kasus heterogenitas pada data BOD di Kali Surabaya yang menyebabkan dibutuhkan analisis yang mampu mengatasi adanya kasus heterogenitas tersebut. Setelah melalukan pemodelan BOD Kali Surabaya menggunakan GWR dan STWR, dilakukan perbandingan untuk memutuskan pemodelan terbaik terhadap kasus pencemaran Kali Surabaya. Tabel 7 Perbandingan Kriteria Kebaikan Model GWR dan STWR Metode R 2 AIC SSE GWR STWR Langkah yang paling mudah untuk membandingkan kebaikan pemodelan menggunakan GWR dan STWR adalah dengan membandingkan nilai R 2, AIC, dan SSE. Model terbaik didapatkan dengan kriteria nilai R 2 yang lebih besar, dan nilai yang lebih kecil untuk AIC dan SSE. Deskripsi kriteria tersebut disajikan pada Tabel 7. Pemodelan BOD Kali Surabaya menggunakan metode STWR menunjukkan performa yang lebih baik dibandingkan dengan pemodelan menggunakan metode GWR. Hal ini ditunjukkan pada Tabel 7 bahwa nilai AIC dan SSE pada tau lamda metode STWR lebih kecil dibandingkan dengan metode GWR, serta pemodelan menggunakan STWR mampu mendapatkan nilai R 2 sebesar 0.71, yang lebih besar dibandingkan dengan nilai R 2 pada metode GWR sebesar Tabel 8 Hasil Ketepatan Klasifikasi Model GWR dan STWR GWR Benar Salah Jumlah Benar 1 2 STWR Salah 0 Jumlah 1 5 Pengujian McNemar digunakan untuk mengetahui apakah pemodelan menggunakan STWR signifikan lebih baik dibandingkan dengan pemodelan menggunakan GWR. Nilai toleransi yang digunakan sebesar 0.1, jadi jika nilai absolut dari selisih antara nilai BOD aktual dengan nilai dugaan tidak lebih dari 0.1, maka dianggap bahwa pemodelan tersebut terklasifikasi dalam kategori benar. Tabel 8 menunjukkan bahwa metode GWR hanya mampu melakukan klasifikasi hasil dugaan dengan benar sebesar satu pengamatan dengan toleransi 0.1, dan sisanya 5 pengamatan dianggap terklasifikasi salah. Sedangkan metode STWR mampu mengklasifikasikan sebesar nilai dugaan BOD dengan benar pada nilai toleransi sebesar 0.1, dan sisanya sebesar pengamatan berada dalam klasifikasi salah. Berdasarkan [11], didapatkan nilai Z 12 sebesar Nilai statistik uji ini lebih besar dari nilai Z 0.05 sebesar 1.45, artinya model STWR merupakan metode yang mempu memberikan hasil yang signifikan lebih baik dibandingkan dengan penggunaan metode GWR pada pemodelan BOD Kali Surabaya. H. Interpretasi Model Terbaik Berdasarkan perbandingan hasil pemodelan pada subbab F, diketahui bahwa model STWR merupakan model yang paling baik dalam memodelkan kejadian BOD Kali Surabaya. Tabel menampilkan ringkasan variabel prediktor yang berpengaruh signifikan terhadap BOD Kali Surabaya pada setiap lokasi dan waktu. L menunjukkan lokasi pengambilan sampel dan W menunjukkan waktu pengambilan sampel. Tabel Ringkasan Variabel Prediktor Model STWR L\W Semua X 2, X, X 5 X 1 X 2, X 5 Semua X 1 2 Semua X 2, X, X 5 - X 2, X 5 Semua X 1 Semua X 2, X, X 5 - X 2, X 5 Semua X 1 4 Semua X 2, X, X 4, X 5 X 1 X 2, X 5 Semua X 1 5 Semua X 2, X, X 4, X 5 X 1 X 2, X 5 Semua X 1 Semua X 2, X, X 4, X 1, X X 2, X 5 Semua X 1 X 5 Ket : (-)= tidak ada variabel prediktor yang signifikan, X 1=Flourida, X 2=Fosfat, X =Nitrit, X 4=NH, X 5=Nitrat Pada pengamatan Maret 2010, semua variabel prediktor berpengaruh signifikan pada perubahan kandungan BOD pada semua lokasi pengamatan, baik di Kali Surabaya Jembatan Kedurus (1), Kali Surabaya Jembatan Wonokromo (2), Kali Mas Jembatan Ngagel (), Kali Mas Jembatan Keputran Selatan (4), Kali Mas Jembatan Kebon Rojo (5), dan Kali Jeblokan Jembatan Jalan Petojo ().

6 Tabel menjelaskan adanya kecenderungan jumlah variabel prediktor yang berpengaruh kandungan BOD relatif sama pada pengukuran waktu yang sama, seperti pengukuran pada September 2011 (4), Maret 2012 (5), dan September 2012 (). Perbedaan variabel prediktor berpengaruh terhadap BOD terjadi pada waktu pengukuran September 2010 (2) dan Maret 2011 (). Jika ditinjau dari sisi lokasi, tampak jelas bahwa setiap pengukuran lokasi yang sama menginformasikan adanya perbedaan faktor-faktor yang mempengaruhi BOD pada setiap pengukuran waktu. Pada pengamatan Kali Mas Jembatan Keputran Selatan (4), pegukuran Maret 2010 menunjukkan bahwa kandungan BOD dipengaruhi oleh Flourida, Fosfat, Nitrat, NH, dan Nitrit. Pada pengukuran waktu yang berbeda dengan lokasi sampling yang sama menunjukkan adanya perbedaan karena pada September 2010 BOD dipengaruhi oleh Fosfat, Nitrat, NH, dan Nitrit. Pengukuran pada Maret 2010 dan September 2012, BOD Kali Mas Jembatan Keputran Selatan hanya dipengaruhi oleh Flourida. Pada September 2011 BOD dipengaruhi oleh Fosfat dan Nitrit dan kembali BOD Kali Mas Jembatan Keputran Selatan dipengaruhi oleh semua variabel prediktor pada pengamatan Maret Fakta tersebut mengindikasikan bahwa efek heterogen temporal lebih memberikan pengaruh yang lebih besar dalam pemodelan BOD Kali Surabaya dibandingkan dengan efek heterogen spasial karena jumlah variabel prediktor bervariasi pada perbedaan pengukuran waktu. Dengan adanya pemodelan BOD menggunakan metode STWR, diketahui bahwa hasil pemodelan menunjukkan hasil yang lebih optimal karena mampu mengakomodasi efek spatiotemporal secara simultan. V. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan yang didapatkan dari penelitian mengenai pemodelan BOD Kali Surabaya adalah sebagai berikut. Rata-rata kadar BOD di Kali Surabaya pada tahun adalah 5.78 mg/l, yang menunjukkan bahwa nilai BOD Kali Surabaya lebih tinggi dari standard kriteria kadar BOD yang dapat digunakan sebagai air minum yaitu sebesar 2 mg/l. Kadar BOD tertinggi terletak pada sampling pengambilan di Kali Surabaya Jembatan Kedurus bulan maret 2012 yakni.7 mg/l, sedangkan kadar BOD terendah sebesar 2.84 mg/l terletak pada pengambilan sampling di Kali Surabaya Jembatan Wonokromo bulan September Pemodelan BOD Kali Surabaya menggunakan metode STWR memberikan hasil yang lebih baik daripada menggunakan metode GWR. Hal ini didapatkan dari kriteria kebaikan model AIC, SSE, dan R 2, serta melakukan pengujian McNemar. Faktor-faktor yang dianggap signifikan mempengaruhi BOD Kali Surabaya adalah Flourida, Fosfat, Nitrat, NH, dan Nitrit. Setiap lokasi dan waktu pengamatan BOD menunjukkan adanya perbedaan faktor-faktor yang mempengaruhi BOD dikarenakan adanya indikasi efek heterogen spasial-temporal. Efek heterogen temporal dianggap lebih mendominasi pemodelan BOD dibandingkan dengan efek spasial karena koefisien parameter dan jumlah parameter antar waktu lebih beragam dibandingkan dengan koefisien parameter dan jumlah parameter antar lokasi. Beberapa saran yang direkomendasikan pada penelitian selanjutnya adalah : (1) Melakukan kajian mengenai penentuan variabel yang merepresentasikan waktu pengamatan, (2) Menentukan statistik uji spatio-temporal heterogenitas agar dapat diketahui dengan pasti adanya kasus heterogen spasial-temporal, () Melakukan kajian pemodelan STWR menggunakan fungsi kernel Gaussian adaptive, Bisquare, dan Tricube, dan (4) Melakukan kajian mengenai data outlier. DAFTAR PUSTAKA [1] Kusumawardani, D. (2010). Valuasi Ekonomi Air Bersih di Surabaya (Studi Kasus Pada Air PDAM). Yogyakarta: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UGM. [2] BLH-Surabaya. (2011). Kualitas Air Surabaya Mengalami Penurunan. Retrieved January 0, 201, from [] Purwatiningsih, S. (2005). Kajian Kualitas Kali Surabaya Ditinjau Dari Aspek Lingkungan, Peraturan Perundangan, dan Kelembagaan. Surabaya: Program Sarjana Institut Teknologi Sepuluh Nopember. [4] Koesnariyanto, R. (2012). Pemodelan Indikator Pencemaran Air Secara Kimia (BOD) Dengan Geographically Weighted Regression. Surabaya: Program Magister Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga. [5] Lumaela, A. K. (2012). Pemodelan Chemical Oxygen Demand Sungai di Surabaya Dengan Metode Mixed Geographically Weighted Regression. Surabaya: Program Sarjana Institut Teknologi Sepuluh Nopember. [] Sastrawijaya, A. T. (2000). Pencemaran Lingkungan. Jakarta: Rineka Cipta. [7] Huang, B., Wu, B., dan Barry, M. (2010). Geographically and Temporally Weighted Regression for Modeling Spatio-Temporal Variation in Houses Prices. International Journal of Geographical Information Science, [8] Yu, P.H., dan Lay, J.G. (2011). Exploring Nonstationarity of Local Mechanism of Crime events with Spatial-temporal Weighted Regression [] Draper, N., dan Smith, H. (12). Analisis Regresi Terapan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. [10] Fotheringham, A. S., Charlton, M. E., dan Brunsdon, C. (17). Geographically weighted regression: a natural evolution of the expansion method for spatial data analysis. Environment and Planning A 18, vol. 0, [11] Foody, Giles M. (2004). Tematic Map Comparison : Evaluating the Statistical Significance of Differences in Classification Accuracy. Journal of Photogrammetric Engineering and Remote Sensing vol. 70 No 5, 27-. [12] Wardhana, W. A. (2004). Dampak Pencemaran Lingkungan (Edisi Revisi). Yogyakarta: Andi.

Pemodelan Indikator Pencemar Biological Oxygen Demand di Kali Surabaya Menggunakan Pendekatan Spatial-Temporal Weighted Regression

Pemodelan Indikator Pencemar Biological Oxygen Demand di Kali Surabaya Menggunakan Pendekatan Spatial-Temporal Weighted Regression Pemodelan Indikator Pencemar Biological Oxygen Demand di Kali Surabaya Menggunakan Pendekatan Spatial-Temporal Weighted Regression Achmad Choiruddin 1309100067 Dr. Sutikno M.Si Dosen Pembimbing PENDAHULUAN

Lebih terperinci

Pemodelan Konsentrasi Partikel Debu (PM 10 ) pada Pencemaran Udara di Kota Surabaya dengan Metode Geographically-Temporally Weighted Regression

Pemodelan Konsentrasi Partikel Debu (PM 10 ) pada Pencemaran Udara di Kota Surabaya dengan Metode Geographically-Temporally Weighted Regression JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (214) 2337-352 (2337-352Online) 1 Pemodelan Konsentrasi Partikel Debu ( 1 ) pada Pencemaran Udara di Kota Surabaya dengan Metode Geographically-Temporally Weighted

Lebih terperinci

BAB III MIXED GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (MGWR)

BAB III MIXED GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (MGWR) BAB III MIXED GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION 3.1 Mixed Geographically Weighted Regression Model Mixed Geographically Weighted Regression merupakan model kombinasi atau gabungan antara regresi global

Lebih terperinci

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) D-242

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) D-242 JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-242 Pemodelan Mixed Geographically Weighted Regression Multivariate Pada Pencemaran Kualitas Air Chemical Oxygen Demand

Lebih terperinci

BAB III GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (GWR)

BAB III GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (GWR) BAB III GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (GWR) 3.1 Data Spasial Data spasial memuat informasi tentang atribut dan informasi lokasi. Sedangkan data bukan spasial (aspatial data) hanya memuat informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini akan dibahas mengenai hal-hal yang melatarbelakangi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini akan dibahas mengenai hal-hal yang melatarbelakangi BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai hal-hal yang melatarbelakangi penulisan tesis, rumusan masalah, tujuan dan manfaatnya, tinjauan-tinjauan pustaka dari hasil penelitian terkait serta

Lebih terperinci

PEMODELAN PROPORSI PENDUDUK MISKIN KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN GEOGRAPHICALLY AND TEMPORALLY WEIGHTED REGRESSION ABSTRACT

PEMODELAN PROPORSI PENDUDUK MISKIN KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN GEOGRAPHICALLY AND TEMPORALLY WEIGHTED REGRESSION ABSTRACT ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 691-700 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PEMODELAN PROPORSI PENDUDUK MISKIN KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Model Regresi Linier Metode regresi linier merupakan suatu metode yang memodelkan hubungan antara variabel respon dengan variabel prediktor. Tujuannya adalah untuk mengukur

Lebih terperinci

BAB III MODEL GEOGRAPHICALLY WEIGHTED LOGISTIC REGRESSION SEMIPARAMETRIC (GWLRS)

BAB III MODEL GEOGRAPHICALLY WEIGHTED LOGISTIC REGRESSION SEMIPARAMETRIC (GWLRS) 28 BAB III MODEL GEOGRAPHICALLY WEIGHTED LOGISTIC REGRESSION SEMIPARAMETRIC (GWLRS) 3.1 Geographically Weighted Logistic Regression (GWLR) Geographically Weighted Logistic Regression adalah metode untuk

Lebih terperinci

BAB III REGRESI SPASIAL DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED POISSON REGRESSION (GWPR)

BAB III REGRESI SPASIAL DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED POISSON REGRESSION (GWPR) BAB III REGRESI SPASIAL DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED POISSON REGRESSION (GWPR) 3.1 Regresi Poisson Regresi Poisson merupakan suatu bentuk analisis regresi yang digunakan untuk memodelkan data

Lebih terperinci

: Persentase Penduduk Dengan Sumber Air Minum Terlindungi PDAM : Pengeluaran Perkapita Penduduk Untuk Makan Sebulan

: Persentase Penduduk Dengan Sumber Air Minum Terlindungi PDAM : Pengeluaran Perkapita Penduduk Untuk Makan Sebulan 22 BAB III MULTIVARIATE GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (MGWR) 3.1 Variabel Penelitian Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah data derajat kesehatan tahun 2013 pada 27 kabupaten

Lebih terperinci

ANALISIS GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (GWR) DENGAN PEMBOBOT KERNEL GAUSSIAN UNTUK DATA KEMISKINAN. Rita Rahmawati 1, Anik Djuraidah 2.

ANALISIS GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (GWR) DENGAN PEMBOBOT KERNEL GAUSSIAN UNTUK DATA KEMISKINAN. Rita Rahmawati 1, Anik Djuraidah 2. ANALISIS GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (GWR) DENGAN PEMBOBOT KERNEL GAUSSIAN UNTUK DATA KEMISKINAN Rita Rahmawati 1, Anik Djuraidah 2 1) Program Studi Statistika, FMIPA Universitas Diponegoro 2) Jurusan

Lebih terperinci

Pemodelan Angka Harapan Hidup di Papua dengan pendekatan Geographically Weighted Regression

Pemodelan Angka Harapan Hidup di Papua dengan pendekatan Geographically Weighted Regression JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 6, No. 1, (017) ISSN: 337-350 (301-98X Print) D-8 Pemodelan Angka Harapan Hidup di Papua dengan pendekatan Geographically Weighted Regression Ardianto Tanadjaja, Ismaini

Lebih terperinci

MODEL REGRESI TERBOBOTI GEOGRAFIS DENGAN FUNGSI PEMBOBOT KERNEL GAUSSIAN, BISQUARE, DAN TRICUBE PADA PERSENTASE KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH

MODEL REGRESI TERBOBOTI GEOGRAFIS DENGAN FUNGSI PEMBOBOT KERNEL GAUSSIAN, BISQUARE, DAN TRICUBE PADA PERSENTASE KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH MODEL REGRESI TERBOBOTI GEOGRAFIS DENGAN FUNGSI PEMBOBOT KERNEL GAUSSIAN, BISQUARE, DAN TRICUBE PADA PERSENTASE KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH Nungki Fauzi T A N, Isnandar Slamet, Muslich Program Studi

Lebih terperinci

S - 17 MODEL GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION PENDERITA DIARE DI PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN FUNGSI PEMBOBOT KERNEL BISQUARE

S - 17 MODEL GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION PENDERITA DIARE DI PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN FUNGSI PEMBOBOT KERNEL BISQUARE S - 17 MODEL GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION PENDERITA DIARE DI PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN FUNGSI PEMBOBOT KERNEL BISQUARE Indriya Rukmana Sari 1, Dewi Retno Sari Saputro 2, Purnami Widyaningsih 3

Lebih terperinci

Kata Kunci : MGWMLM, GWMLM, DAS.

Kata Kunci : MGWMLM, GWMLM, DAS. ANALISIS PENGARU CURA UJAN DAN MORFOMETRI PADA PENINGKATAN DEBIT DAN SEDIMEN DI DAS KONTO ULU DENGAN PENDEKATAN MIXED GEOGRAPICALLY WEIGTED MULTUVARIATE LINIER MODEL 1 Memi Nor ayati, 2 Purhadi 1 Jurusan

Lebih terperinci

GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS (GWRPCA) PADA PEMODELAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DI JAWA TENGAH ABSTRACT

GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS (GWRPCA) PADA PEMODELAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DI JAWA TENGAH ABSTRACT ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016, Halaman 717-726 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS

Lebih terperinci

Pemodelan Mixed Geographically Weighted Regression (MGWR) pada Angka Kematian Balita di Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011

Pemodelan Mixed Geographically Weighted Regression (MGWR) pada Angka Kematian Balita di Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011 JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) D-66 Pemodelan Mixed Geographically Weighted Regression (MGWR) pada Angka Kematian Balita di Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011

Lebih terperinci

PEMODELAN DATA KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR DENGAN METODE GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (GWR) DENGAN FUNGSI PEMBOBOT KERNEL BISQUARE

PEMODELAN DATA KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR DENGAN METODE GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (GWR) DENGAN FUNGSI PEMBOBOT KERNEL BISQUARE Prosiding Seminar Nasional Matematika, Statistika, dan Aplikasinya 17 3 September 17, Samarinda, Indonesia ISBN: 978-6-531--3 PEMODELAN DATA KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR DENGAN METODE GEOGRAPHICALLY

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Analisa pemodelan fungsi hubungan pada variabel repon dengan variabel prediktor akan dijelaskan pada bab ini. Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan

Lebih terperinci

Algoritme Least Angle Regression untuk Model Geographically Weighted Least Absolute Shrinkage and Selection Operator

Algoritme Least Angle Regression untuk Model Geographically Weighted Least Absolute Shrinkage and Selection Operator SEMINAR MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2017 Algoritme Least Angle Regression untuk Model Geographically Weighted Least Absolute Shrinkage and Selection Operator S-20 Yuliana 1, Dewi Retno Sari

Lebih terperinci

PEMODELAN PROPORSI PENDUDUK MISKIN KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN GEOGRAPHICALLY AND TEMPORALLY WEIGHTED REGRESSION

PEMODELAN PROPORSI PENDUDUK MISKIN KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN GEOGRAPHICALLY AND TEMPORALLY WEIGHTED REGRESSION PEMODELAN PROPORSI PENDUDUK MISKIN KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN GEOGRAPHICALLY AND TEMPORALLY WEIGHTED REGRESSION SKRIPSI Disusun Oleh : Khusnul Yeni Widiyanti 24010210130070

Lebih terperinci

PERBANDINGAN MODEL GWR DENGAN FIXED DAN ADAPTIVE BANDWIDTH UNTUK PERSENTASE PENDUDUK MISKIN DI JAWA TENGAH

PERBANDINGAN MODEL GWR DENGAN FIXED DAN ADAPTIVE BANDWIDTH UNTUK PERSENTASE PENDUDUK MISKIN DI JAWA TENGAH ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016, Halaman 535-544 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PERBANDINGAN MODEL GWR DENGAN FIXED DAN ADAPTIVE BANDWIDTH UNTUK

Lebih terperinci

GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS (GWRPCA) PADA PEMODELAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DI JAWA TENGAH

GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS (GWRPCA) PADA PEMODELAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DI JAWA TENGAH GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS (GWRPCA) PADA PEMODELAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DI JAWA TENGAH SKRIPSI Disusun Oleh : NURMALITA SARI 240102120008 DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Atiya Maulani, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Atiya Maulani, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, tidak jarang dihadapkan pada berbagai masalah yang berkaitan dengan dua atau lebih variabel dalam suatu bentuk hubungan tertentu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB LANDASAN TEORI. Metode Kuadrat Terkecil Persamaan regresi linier yang biasa didefinisikan dengan menggunakan metode pendugaan parameter Ordinary Least Square (OLS), secara umum dapat dituliskan :

Lebih terperinci

PEMODELAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION DENGAN FUNGSI KERNEL BISQUARE

PEMODELAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION DENGAN FUNGSI KERNEL BISQUARE PEMODELAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION DENGAN FUNGSI KERNEL BISQUARE TERHADA FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEMISKINAN DI KABUPATEN DEMAK 1 Marlita Vebiriyana, 2 M. Yamin Darsyah, 3 Indah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Matriks Matriks adalah himpunan bilangan real yang disusun secara empat persegi panjang, mempunyai baris dan kolom dengan bentuk umum : Tiap-tiap bilangan yang berada didalam

Lebih terperinci

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman Online di:

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman Online di: ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman 461-469 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PERBANDINGAN MODEL PERTUMBUHAN EKONOMI DI JAWA TENGAH DENGAN

Lebih terperinci

PEMODELAN PERSENTASE BALITA GIZI BURUK DI JAWA TENGAH DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION PRINCIPAL COMPONENTS ANALYSIS (GWRPCA)

PEMODELAN PERSENTASE BALITA GIZI BURUK DI JAWA TENGAH DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION PRINCIPAL COMPONENTS ANALYSIS (GWRPCA) PEMODELAN PERSENTASE BALITA GIZI BURUK DI JAWA TENGAH DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION PRINCIPAL COMPONENTS ANALYSIS (GWRPCA) SKRIPSI Disusun Oleh : NOVIKA PRATNYANINGRUM 24010211140095

Lebih terperinci

PEMODELAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI KABUPATEN DAN KOTA DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED RIDGE REGRESSION ABSTRACT

PEMODELAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI KABUPATEN DAN KOTA DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED RIDGE REGRESSION ABSTRACT ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016, Halaman 383-393 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PEMODELAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI KABUPATEN DAN KOTA

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 : Perbedaan Antara Proses Stationer dan Proses Non-Stationer

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 : Perbedaan Antara Proses Stationer dan Proses Non-Stationer BAB II DASAR TEORI Model adalah penyederhanaan dunia nyata (real world) ke dalam suatu bentuk terukur (Deliar, 27). Bentuk terukur tersebut adalah asumsi yang dianggap dapat merepresentasikan dunia nyata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terus dihadapi di sejumlah daerah di Indonesia, tidak terkecuali Provinsi Sumatera

BAB I PENDAHULUAN. terus dihadapi di sejumlah daerah di Indonesia, tidak terkecuali Provinsi Sumatera BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan kemiskinan merupakan salah satu persoalan mendasar yang terus dihadapi di sejumlah daerah di Indonesia, tidak terkecuali Provinsi Sumatera Barat. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab analisis dan pembahasan ini akan jelaskan tentang pola persebaran jumlah penderita kusta dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, kemudian dilanjutkan dengan pemodelan

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Matematika, Statistika, dan Aplikasinya September 2017, Samarinda, Indonesia ISBN:

Prosiding Seminar Nasional Matematika, Statistika, dan Aplikasinya September 2017, Samarinda, Indonesia ISBN: Prosiding Seminar Nasional Matematika, Statistika, dan Aplikasinya 017 3 September 017, Samarinda, Indonesia ISBN: 978-60-5031-0-3 Analisis Data Spasial Menggunakan Metode Geographically Weighted Regression

Lebih terperinci

PEMODELAN PENCEMARAN KUALITAS AIR BIOCHEMICAL OXYGEN DEMAND PADA SUNGAI DI KOTA SURABAYA DENGAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED UNIVARIATE WEIBULL REGRESSION

PEMODELAN PENCEMARAN KUALITAS AIR BIOCHEMICAL OXYGEN DEMAND PADA SUNGAI DI KOTA SURABAYA DENGAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED UNIVARIATE WEIBULL REGRESSION TUGAS AKHIR SS141501 PEMODELAN PENCEMARAN KUALITAS AIR BIOCHEMICAL OXYGEN DEMAND PADA SUNGAI DI KOTA SURABAYA DENGAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED UNIVARIATE WEIBULL REGRESSION ULFAH NUR ZAHRA SABRINA NRP 1313

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Rancangan Percobaan Percobaan merupakan serangkaian kegiatan di mana setiap tahap dalam rangkaian benar-benar terdefinisikan; dilakukan untuk menemukan jawaban tentang permasalahan

Lebih terperinci

PEMODELAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI KABUPATEN DAN KOTA DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED RIDGE REGRESSION

PEMODELAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI KABUPATEN DAN KOTA DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED RIDGE REGRESSION PEMODELAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI KABUPATEN DAN KOTA DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED RIDGE REGRESSION SKRIPSI Disusun Oleh : DEPY VERONICA 24010212140035 DEPARTEMEN STATISTIKA

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 21 Pengertian Regresi Linier Pengertian Regresi secara umum adalah sebuah alat statistik yang memberikan penjelasan tentang pola hubungan (model) antara dua variabel atau lebih Analisis

Lebih terperinci

PEMODELAN BALITA GIZI BURUK DI KABUPATEN NGAWI DENGAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION. Latifah Ayunin 1 dan Sutikno 2

PEMODELAN BALITA GIZI BURUK DI KABUPATEN NGAWI DENGAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION. Latifah Ayunin 1 dan Sutikno 2 PEMODELAN BALITA GIZI BURUK DI KABUPATEN NGAWI DENGAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION Latifah Ayunin 1 dan Sutikno 2 1 Mahasiswa Jurusan Statistika, ITS, Surabaya 2 Dosen Pembimbing, Jurusan Statistika,

Lebih terperinci

ISSN: Vol. 1 No. 1 Agustus 2012

ISSN: Vol. 1 No. 1 Agustus 2012 ISSN: 2303-1751 Vol. 1 No. 1 Agustus 2012 e-jurnal Matematika, Vol. 1, No. 1, Agustus 2012, 94-98 ISSN: 2303-1751 PEMODELAN ANGKA KEMATIAN BAYI DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED POISSON REGRESSION

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMISKINAN DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN MODEL GALAT SPASIAL ABSTRACT

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMISKINAN DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN MODEL GALAT SPASIAL ABSTRACT ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 781-790 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMISKINAN DI JAWA

Lebih terperinci

(R.5) Pemodelan Regresi Poisson Terboboti Geografis Pada Kasus Gizi. buruk di Jawa Timur.

(R.5) Pemodelan Regresi Poisson Terboboti Geografis Pada Kasus Gizi. buruk di Jawa Timur. (R.5) Pemodelan Regresi Poisson Terboboti Geografis Pada Kasus Gizi Buruk di Jawa Timur Ida Mariati Hutabarat 1, Asep Saefuddin 2 1Jurusan Matematika Uncen. 2 Departemen Statistika IPB 1Jl.Kamp Wolker

Lebih terperinci

PEMODELAN JUMLAH ANAK PUTUS SEKOLAH DI PROVINSI BALI DENGAN PENDEKATAN SEMI-PARAMETRIC GEOGRAPHICALLY WEIGHTED POISSON REGRESSION

PEMODELAN JUMLAH ANAK PUTUS SEKOLAH DI PROVINSI BALI DENGAN PENDEKATAN SEMI-PARAMETRIC GEOGRAPHICALLY WEIGHTED POISSON REGRESSION E-Jurnal Matematika Vol. 2, No.3, Agustus 2013, 29-34 ISSN: 2303-1751 PEMODELAN JUMLAH ANAK PUTUS SEKOLAH DI PROVINSI BALI DENGAN PENDEKATAN SEMI-PARAMETRIC GEOGRAPHICALLY WEIGHTED POISSON REGRESSION GUSTI

Lebih terperinci

PEMODELAN ANGKA KEMATIAN BAYI DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED POISSON REGRESSION DI PROVINSI BALI

PEMODELAN ANGKA KEMATIAN BAYI DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED POISSON REGRESSION DI PROVINSI BALI PEMODELAN ANGKA KEMATIAN BAYI DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED POISSON REGRESSION DI PROVINSI BALI M ARRIE KUNILASARI ELYNA 1, I GUSTI AYU MADE SRINADI 2, MADE SUSILAWATI 3 1,2,3, Jurusan Matematika,

Lebih terperinci

Pemodelan Faktor Penyebab Kecelakaan Lalu Lintas Berdasarkan Metode Geographically Weighted Regression di Jawa Timur

Pemodelan Faktor Penyebab Kecelakaan Lalu Lintas Berdasarkan Metode Geographically Weighted Regression di Jawa Timur JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.1, (2016) 2337-3520 (2301-928X Print) D-58 Pemodelan Faktor Penyebab Kecelakaan Lalu Lintas Berdasarkan Metode Geographically Weighted Regression di Jawa Timur Putu

Lebih terperinci

PEMODELAN PERSENTASE BALITA GIZI BURUK DI JAWA TENGAH DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION PRINCIPAL COMPONENTS ANALYSIS (GWRPCA)

PEMODELAN PERSENTASE BALITA GIZI BURUK DI JAWA TENGAH DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION PRINCIPAL COMPONENTS ANALYSIS (GWRPCA) ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015, Halaman 171-180 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PEMODELAN PERSENTASE BALITA GIZI BURUK DI JAWA TENGAH DENGAN

Lebih terperinci

PEMODELAN BANYAKNYA PENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KOTA SURAKARTA DENGAN MIXED GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (MGWR)

PEMODELAN BANYAKNYA PENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KOTA SURAKARTA DENGAN MIXED GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (MGWR) PEMODELAN BANYAKNYA PENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KOTA SURAKARTA DENGAN MIXED GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (MGWR) Hardanti Nur Astuti, Yuliana Susanti dan Dewi Retno Sari Saputro Program

Lebih terperinci

Bab V Hasil dan Pembahasan

Bab V Hasil dan Pembahasan biodegradable) menjadi CO 2 dan H 2 O. Pada prosedur penentuan COD, oksigen yang dikonsumsi setara dengan jumlah dikromat yang digunakan untuk mengoksidasi air sampel (Boyd, 1988 dalam Effendi, 2003).

Lebih terperinci

PENDEKATAN MIXED GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION UNTUK PEMODELAN PERTUMBUHAN EKONOMI MENURUT KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH HALAMANAN JUDUL SKRIPSI

PENDEKATAN MIXED GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION UNTUK PEMODELAN PERTUMBUHAN EKONOMI MENURUT KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH HALAMANAN JUDUL SKRIPSI PENDEKATAN MIXED GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION UNTUK PEMODELAN PERTUMBUHAN EKONOMI MENURUT KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH HALAMANAN JUDUL SKRIPSI Disusun Oleh: PRATAMA GANANG WIDAYAKA 24010212120018

Lebih terperinci

PEMODELAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED LOGISTIC REGRESSION

PEMODELAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED LOGISTIC REGRESSION PEMODELAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED LOGISTIC REGRESSION (GWLR) DENGAN FUNGSI PEMBOBOT FIXED GAUSSIAN KERNEL DAN ADAPTIVE GAUSSIAN KERNEL (Studi Kasus Laju Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah) SKRIPSI

Lebih terperinci

PEMODELAN RISIKO PENYAKIT PNEUMONIA PADA BALITA DI PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED LOGISTIC REGRESSION

PEMODELAN RISIKO PENYAKIT PNEUMONIA PADA BALITA DI PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED LOGISTIC REGRESSION E-Jurnal Matematika Vol. 4 (2), Mei 2015, pp. 31-36 ISSN: 2303-1751 PEMODELAN RISIKO PENYAKIT PNEUMONIA PADA BALITA DI PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED LOGISTIC REGRESSION

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Identifikasi Variabel Prediktor pada Model MGWR Setiap variabel prediktor pada model MGWR akan diidentifikasi terlebih dahulu untuk mengetahui variabel prediktor yang berpengaruh

Lebih terperinci

PENENTUAN MODEL KEMISKINAN DI JAWA TENGAH DENGAN MULTIVARIATE GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (MGWR)

PENENTUAN MODEL KEMISKINAN DI JAWA TENGAH DENGAN MULTIVARIATE GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (MGWR) PENENTUAN MODEL KEMISKINAN DI JAWA TENGAH DENGAN MULTIVARIATE GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (MGWR) SKRIPSI Disusun Oleh : SINDY SAPUTRI 24010210141007 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA

Lebih terperinci

Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Alih Fungsi Lahan Pertanian Sebagai Upaya Prediksi Perkembangan Lahan Pertanian di Kabupaten Lamongan

Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Alih Fungsi Lahan Pertanian Sebagai Upaya Prediksi Perkembangan Lahan Pertanian di Kabupaten Lamongan JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No. 1, (013) ISSN: 337-3539 (301-971 Print) 1 Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Alih Fungsi Lahan Pertanian Sebagai Upaya Prediksi Perkembangan Lahan Pertanian di Kabupaten Lamongan

Lebih terperinci

MODEL REGRESI NONPARAMETRIK BERDASARKAN ESTIMATOR POLINOMIAL LOKAL KERNEL PADA KASUS PERTUMBUHAN BALITA

MODEL REGRESI NONPARAMETRIK BERDASARKAN ESTIMATOR POLINOMIAL LOKAL KERNEL PADA KASUS PERTUMBUHAN BALITA MODEL REGRESI NONPARAMETRIK BERDASARKAN ESTIMATOR POLINOMIAL LOKAL KERNEL PADA KASUS PERTUMBUHAN BALITA 1 Mifta Luthfin Alfiani, 2 Indah Manfaati Nur, 3 Tiani Wahyu Utami 1,2,3 Program Studi Statistika,

Lebih terperinci

Kata kunci: Data Spatial, Heterogenitas Spatial, Geographically Weigthed Regression, Bandwidth, Fungsi Pembobot

Kata kunci: Data Spatial, Heterogenitas Spatial, Geographically Weigthed Regression, Bandwidth, Fungsi Pembobot GEOGRAPHICALLY WEIGTHED REGRESSION DALAM MENAKSIR MODEL OUTPUT SEKTOR INDUSTRI MENENGAH BESAR TAHUN 2012 Lani Amaliah 1, Nusar Hajarisman 2, Anna Chadijah 3 1 Program Magister Statistika Terapan UNPAD,

Lebih terperinci

Kematian wanita saat melahirkan dan saat 42 hari setelah melahirkan bukan dikarenakan kecelakaan

Kematian wanita saat melahirkan dan saat 42 hari setelah melahirkan bukan dikarenakan kecelakaan VIF Distribusi Poisson Regresi Poisson Kematian Bayi Kematian Ibu Kematian wanita saat melahirkan dan saat 42 hari setelah melahirkan bukan dikarenakan kecelakaan 1 Pendaharan terberat pada masa nifas

Lebih terperinci

PERBANDINGAN MODEL GWR DENGAN FIXED DAN ADAPTIVE BANDWIDTH UNTUK PERSENTASE PENDUDUK MISKIN DI JAWA TENGAH

PERBANDINGAN MODEL GWR DENGAN FIXED DAN ADAPTIVE BANDWIDTH UNTUK PERSENTASE PENDUDUK MISKIN DI JAWA TENGAH PERBANDINGAN MODEL GWR DENGAN FIXED DAN ADAPTIVE BANDWIDTH UNTUK PERSENTASE PENDUDUK MISKIN DI JAWA TENGAH SKRIPSI Disusun Oleh: RIFKI ADI PAMUNGKAS 24010212140066 DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS SAINS

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH PENDUDUK DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN MODEL REGRESI ROBUST DENGAN ESTIMASI LEAST MEDIAN OF SQUARES (LMS)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH PENDUDUK DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN MODEL REGRESI ROBUST DENGAN ESTIMASI LEAST MEDIAN OF SQUARES (LMS) FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH PENDUDUK DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN MODEL REGRESI ROBUST DENGAN ESTIMASI LEAST MEDIAN OF SQUARES (LMS) Yuditia Ari Prabowo, Yuliana Susanti, dan Santoso Budi Wiyono

Lebih terperinci

PEMODELAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BALITA GIZI BURUK DI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN REGRESI SPASIAL

PEMODELAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BALITA GIZI BURUK DI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN REGRESI SPASIAL PEMODELAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BALITA GIZI BURUK DI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN REGRESI SPASIAL Inayati Nur Fatmah 1, Drs. Hery Tri Sutanto, M.Si 2, 1,2 Jurusan Matematika, Fakultas Matematika

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR ABSTRACT INTISARI DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR ABSTRACT INTISARI DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR ABSTRACT... i INTISARI... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I BAB II PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...

Lebih terperinci

1 Sindy Febri Antika, 2 Ir. Arie Kismanto, M.Sc 1 Mahasiswa S1 Statistika ITS Surabaya, 2 Dosen Jurusan Statistika ITS Surabaya

1 Sindy Febri Antika, 2 Ir. Arie Kismanto, M.Sc 1 Mahasiswa S1 Statistika ITS Surabaya, 2 Dosen Jurusan Statistika ITS Surabaya ANALISIS REGRESI MULTILEVEL TERHADAP FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI UASBN SD/MI (Studi Kasus Nilai UASBN SD/MI di Kecamatan Tulangan Tahun Ajaran 009/010) 1 Sindy Febri Antika, Ir. Arie Kismanto,

Lebih terperinci

Pemodelan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi Padi di Jawa Timur Tahun 2012 dengan Kasus Pencilan dan Autokorelasi Error

Pemodelan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi Padi di Jawa Timur Tahun 2012 dengan Kasus Pencilan dan Autokorelasi Error Pemodelan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi Padi di Jawa Timur Tahun 22 dengan Kasus Pencilan dan Autokorelasi Error Ria Kumala Dewi dan Wiwiek Setya Winahju Statistika, FMIPA, Institut Teknologi

Lebih terperinci

Pemodelan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi dan Mutu Tembakau Temanggung dengan Kombinasi antara Generalized Least Square dan Regresi Ridge

Pemodelan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi dan Mutu Tembakau Temanggung dengan Kombinasi antara Generalized Least Square dan Regresi Ridge JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 12) ISSN: 2301-928X D-1 Pemodelan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi dan Mutu Tembakau Temanggung dengan Kombinasi antara Generalized Least Square

Lebih terperinci

X 3 : Flow Top (Aliran Atas) (lt/min) X 4 : Speed (Kecepatan) (m/min)

X 3 : Flow Top (Aliran Atas) (lt/min) X 4 : Speed (Kecepatan) (m/min) Periode Maret 06, Samarinda, Indonesia ISBN: 978-60-7658--3 Pemilihan Model Regresi Linier Multivariat Terbaik Dengan Kriteria Mean Square Error Dan Akaike s Information Criterion Edriani Lestari, Rito

Lebih terperinci

PENDEKATAN REGRESI TOBIT PADA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELUARAN RUMAH TANGGA UNTUK PENDIDIKAN DI JAWA TIMUR

PENDEKATAN REGRESI TOBIT PADA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELUARAN RUMAH TANGGA UNTUK PENDIDIKAN DI JAWA TIMUR PENDEKATAN REGRESI TOBIT PADA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELUARAN RUMAH TANGGA UNTUK PENDIDIKAN DI JAWA TIMUR Neser Ike Cahyaningrum 1307100012 Dosen Pembimbing Dr. Dra. Ismaini Zain, M.Si AGENDA

Lebih terperinci

PERBANDINGAN MODEL PERTUMBUHAN EKONOMI DI JAWA TENGAH DENGAN METODE REGRESI LINIER BERGANDA DAN METODE GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION SKRIPSI

PERBANDINGAN MODEL PERTUMBUHAN EKONOMI DI JAWA TENGAH DENGAN METODE REGRESI LINIER BERGANDA DAN METODE GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION SKRIPSI PERBANDINGAN MODEL PERTUMBUHAN EKONOMI DI JAWA TENGAH DENGAN METODE REGRESI LINIER BERGANDA DAN METODE GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION SKRIPSI Oleh: KELIK ISBIYANTORO J2E 008 029 JURUSAN STATISTIKA

Lebih terperinci

Pemodelan Pneumonia pada Balita di Surabaya Menggunakan Spatial Autoregressive Models

Pemodelan Pneumonia pada Balita di Surabaya Menggunakan Spatial Autoregressive Models JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3520 (2301-928X Print) D-89 Pemodelan Pneumonia pada Balita di Surabaya Menggunakan Spatial Autoregressive Models Ilhamna Aulia, Mutiah Salamah

Lebih terperinci

PEMODELAN KEMISKINAN MENGGUNAKAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED LOGISTIC REGRESSION DENGAN FUNGSI PEMBOBOT FIXED KERNEL

PEMODELAN KEMISKINAN MENGGUNAKAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED LOGISTIC REGRESSION DENGAN FUNGSI PEMBOBOT FIXED KERNEL PEMODELAN KEMISKINAN MENGGUNAKAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED LOGISTIC REGRESSION DENGAN FUNGSI PEMBOBOT FIXED KERNEL Hasriana 1, Raupong 2, Nirwan Ilyas 3 1 Program Studi Statistika FMIPA Universitas Hasanuddin

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE REGRESI GULUD DAN REGRESI KOMPONEN UTAMA DALAM MENGATASI PENYIMPANGAN MULTIKOLINEARITAS PADA ANALISIS REGRESI LINEAR BERGANDA

PENERAPAN METODE REGRESI GULUD DAN REGRESI KOMPONEN UTAMA DALAM MENGATASI PENYIMPANGAN MULTIKOLINEARITAS PADA ANALISIS REGRESI LINEAR BERGANDA PENERAPAN METODE REGRESI GULUD DAN REGRESI KOMPONEN UTAMA DALAM MENGATASI PENYIMPANGAN MULTIKOLINEARITAS PADA ANALISIS REGRESI LINEAR BERGANDA Sri Siska Wirdaniyati 1), Edy Widodo ) 1) Mahasiswa Prodi

Lebih terperinci

PENENTUAN MODEL KEMISKINAN DI JAWA TENGAH DENGAN MULTIVARIATE GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (MGWR)

PENENTUAN MODEL KEMISKINAN DI JAWA TENGAH DENGAN MULTIVARIATE GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (MGWR) ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015, Halaman 161-170 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PENENTUAN MODEL KEMISKINAN DI JAWA TENGAH DENGAN MULTIVARIATE

Lebih terperinci

2015 REGRESI SPASIAL DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED LOGISTIC REGRESSION (GWLR)

2015 REGRESI SPASIAL DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED LOGISTIC REGRESSION (GWLR) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Statistika merupakan salah satu cabang ilmu matematika yang mempelajari bagaimana merencanakan, mengumpulkan, mempresentasikan, menganalisis, dan menginterpretasikan

Lebih terperinci

PEMODELAN FIXED EFFECT GEOGRAPHICALLY WEIGHTED PANEL REGRESSION UNTUK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI JAWA TENGAH

PEMODELAN FIXED EFFECT GEOGRAPHICALLY WEIGHTED PANEL REGRESSION UNTUK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI JAWA TENGAH ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017, Halaman 241-250 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PEMODELAN FIXED EFFECT GEOGRAPHICALLY WEIGHTED PANEL REGRESSION

Lebih terperinci

Pemodelan Spline Truncated dalam Regresi Nonparametrik Birespon

Pemodelan Spline Truncated dalam Regresi Nonparametrik Birespon Konferensi Nasional Sistem & Informatika 7 STMIK STIKOM Bali, Agustus 7 Pemodelan Spline Truncated dalam Regresi Nonparametrik Birespon Luh Putu Safitri Pratiwi Program Studi Sistem Informasi STMIK STIKOM

Lebih terperinci

Pengaruh Outlier Terhadap Estimator Parameter Regresi dan Metode Regresi Robust

Pengaruh Outlier Terhadap Estimator Parameter Regresi dan Metode Regresi Robust Pengaruh Outlier Terhadap Estimator Parameter Regresi dan Metode Regresi Robust I GUSTI AYU MADE SRINADI Jurusan Matematika Universitas Udayana, srinadiigustiayumade@yahoo.co.id Abstrak. Metode kuadrat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. : Ukuran sampel telah memenuhi syarat. : Ukuran sampel belum memenuhi syarat

BAB II LANDASAN TEORI. : Ukuran sampel telah memenuhi syarat. : Ukuran sampel belum memenuhi syarat BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Uji Kecukupan Sampel Dalam melakukan penelitian ini yang berhubungan dengan kecukupan sampel maka langkah awal yang harus dilakukan adalah pengujian terhadap jumlah sampel. Pengujian

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE LEAST TRIMMED SQUARES DAN PENAKSIR M DALAM MENGATASI PERMASALAHAN DATA PENCILAN

PERBANDINGAN METODE LEAST TRIMMED SQUARES DAN PENAKSIR M DALAM MENGATASI PERMASALAHAN DATA PENCILAN Saintia Matematika Vol. 1, No. 1 (2013), pp. 73 85. PERBANDINGAN METODE LEAST TRIMMED SQUARES DAN PENAKSIR M DALAM MENGATASI PERMASALAHAN DATA PENCILAN Sri Wulandari, Sutarman, Open Darnius Abstrak. Analisis

Lebih terperinci

Pemodelan Konsumsi Energi Listrik Pada Sektor Industri di Provinsi Jawa Timur Menggunakan Metode Regresi Data Panel

Pemodelan Konsumsi Energi Listrik Pada Sektor Industri di Provinsi Jawa Timur Menggunakan Metode Regresi Data Panel JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. (016) 337-350 (301-98X Print) D-169 Pemodelan Konsumsi Energi Listrik Pada Sektor Industri di Provinsi Jawa Timur Menggunakan Metode Regresi Data Panel 1 Marsha Fitrantie

Lebih terperinci

REGRESI TERBOBOTI GEOGRAFIS DENGAN FUNGSI PEMBOBOT KERNEL GAUSSIAN

REGRESI TERBOBOTI GEOGRAFIS DENGAN FUNGSI PEMBOBOT KERNEL GAUSSIAN REGRESI TERBOBOTI GEOGRAFIS DENGANN FUNGSI PEMBOBOT KERNEL GAUSSIAN DAN KERNEL BISQUARE PADA ANGKA HARAPAN HIDUP (Studi Kasus : Angka Harapan Hidup Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur) LUKMAN MAULANA

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. mengetahui pola hubungan antara dua atau lebih variabel. Istilah regresi yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. mengetahui pola hubungan antara dua atau lebih variabel. Istilah regresi yang 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Analisis regresi merupakan suatu model matematis yang dapat di gunakan untuk mengetahui pola hubungan antara dua atau lebih variabel. Istilah regresi yang

Lebih terperinci

2016 APLIKASI MULTIVARIATE GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (MGWR) MENGGUNAKAN SOFTWARE MATLAB

2016 APLIKASI MULTIVARIATE GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (MGWR) MENGGUNAKAN SOFTWARE MATLAB 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari sering dihadapkan dengan hubungan yang melibatkan dua atau lebih peubah atau variabel. Persamaan matematik yang menggambarkan persamaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permintaan pasar akan kebutuhan pangan yang semakin besar. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. permintaan pasar akan kebutuhan pangan yang semakin besar. Kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di tengah era globalisasi ini industri pangan mulai berkembang dengan pesat. Perkembangan industri pangan tersebut disebabkan oleh semakin meningkatnya laju pertumbuhan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMISKINAN DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN MODEL GALAT SPASIAL

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMISKINAN DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN MODEL GALAT SPASIAL ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMISKINAN DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN MODEL GALAT SPASIAL SKRIPSI Oleh: OCTAFINNANDA UMMU FAIRUZDHIYA 24010210130057 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA

Lebih terperinci

Informasi Fisher pada Algoritme Fisher Scoring untuk Estimasi Parameter Model Regresi Logistik Ordinal Terboboti Geografis (RLOTG)

Informasi Fisher pada Algoritme Fisher Scoring untuk Estimasi Parameter Model Regresi Logistik Ordinal Terboboti Geografis (RLOTG) SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 Informasi Fisher pada Algoritme Fisher Scoring untuk Estimasi Parameter Model Regresi Logistik Ordinal Terboboti Geografis (RLOTG) Aulia Nugrahani

Lebih terperinci

S - 13 PEMODELAN SPASIAL KEMISKINAN DENGAN MIXED GEOGRAPHICALLY WEIGHTED POISSON REGRESSION DAN FLEXIBLY SHAPED SPATIAL SCAN STATISTIC

S - 13 PEMODELAN SPASIAL KEMISKINAN DENGAN MIXED GEOGRAPHICALLY WEIGHTED POISSON REGRESSION DAN FLEXIBLY SHAPED SPATIAL SCAN STATISTIC S - 13 PEMODELAN SPASIAL KEMISKINAN DENGAN MIXED GEOGRAPHICALLY WEIGHTED POISSON REGRESSION DAN FLEXIBLY SHAPED SPATIAL SCAN STATISTIC (Studi Kasus: Jumlah Rumah Tangga Sangat Miskin di Kabupaten Kulonprogo)

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 PENELITIAN PENDAHULUAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 PENELITIAN PENDAHULUAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.1 PENELITIAN PENDAHULUAN Penelitian pendahuluan dilakukan untuk menentukan titik kritis pengenceran limbah dan kondisi mulai mampu beradaptasi hidup pada limbah cair tahu. Limbah

Lebih terperinci

Pertemuan 4-5 ANALISIS REGRESI SEDERHANA

Pertemuan 4-5 ANALISIS REGRESI SEDERHANA Pertemuan 4-5 ANALISIS REGRESI SEDERHANA Metode Kuadrat Terkecil (OLS) Persoalan penting dalam membuat garis regresi sampel adalah bagaimana kita bisa mendapatkan garis regresi yang baik yaitu sedekat

Lebih terperinci

Pemodelan Regresi Nonparametrik Spline Truncated Dan Aplikasinya pada Angka Kelahiran Kasar di Surabaya

Pemodelan Regresi Nonparametrik Spline Truncated Dan Aplikasinya pada Angka Kelahiran Kasar di Surabaya JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol., No., (04) 7-0 (0-98X Print) D-7 Pemodelan Regresi Nonparametrik Spline Truncated Dan Aplikasinya pada Angka Kelahiran Kasar di Surabaya Merly Fatriana Bintariningrum

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian deskriptif. Definisi dari penelitian deskriptif adalah penelitian yang menggambarkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 17 BAB TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan diuraikan teori dan metode yang digunakan untuk mendukung analisis data. Teori dan metode itu diantaranya adalah rancangan faktorial, analisis regresi dan metode

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 19 BAB LANDASAN TEORI.1 Analisis Regresi Analisis regresi dalam statistika adalah salah satu metode untuk menentukan hubungan sebab-akibat antara satu variabel dengan variabel yang lain. Variabel penjelas,

Lebih terperinci

Lampiran 1. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian

Lampiran 1. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian LAMPIRAN 55 56 Lampiran 1. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian Kegiatan Alat Bahan Pengambilan contoh Alat aerasi hipolimnion Generator System GPS Van Dorn water sampler Tali berskala ph meter

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK KOTA SEMARANG TAHUN 2011 MENGGUNAKAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED LOGISTIC REGRESSION

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK KOTA SEMARANG TAHUN 2011 MENGGUNAKAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED LOGISTIC REGRESSION ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014, Halaman 161-171 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.6. Jaringan Syaraf Tiruan Jaringan syaraf tiruan atau neural network merupakan suatu sistem informasi yang mempunyai cara kerja dan karakteristik menyerupai jaringan syaraf pada

Lebih terperinci

ABSTRAK. Pada prakternya tolak ukur yang dapat dilihat oleh keberhasilan mahasiswa adalah

ABSTRAK. Pada prakternya tolak ukur yang dapat dilihat oleh keberhasilan mahasiswa adalah PEMODELAN PRESTASI MAHASISWA TERHADAP MATAKULIAH WAJIB DENGAN ANALISIS REGRESI Anik Rufaidah Program Studi Teknik Industri Sekolah Tinggi Teknik Qomaruddin Jalan Raya No. 01 Bungah Gresik 61152 Indonesia

Lebih terperinci

BAB ΙΙ LANDASAN TEORI

BAB ΙΙ LANDASAN TEORI 7 BAB ΙΙ LANDASAN TEORI Berubahnya nilai suatu variabel tidak selalu terjadi dengan sendirinya, bisa saja berubahnya nilai suatu variabel disebabkan oleh adanya perubahan nilai pada variabel lain yang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Spesifikasi Model Berbagai model dalam pemodelan persamaan struktural telah dikembangkan oleh banyak peneliti diantaranya Bollen

TINJAUAN PUSTAKA Spesifikasi Model Berbagai model dalam pemodelan persamaan struktural telah dikembangkan oleh banyak peneliti diantaranya Bollen 4 TINJAUAN PUSTAKA Spesifikasi Model Berbagai model dalam pemodelan persamaan struktural telah dikembangkan oleh banyak peneliti diantaranya Bollen (1989). Namun demikian sebagian besar penerapannya menggunakan

Lebih terperinci

PEMODELAN HARGA CABAI DI KOTA SEMARANG TERHADAP HARGA INFLASI MENGGUNAKAN REGRESI SEMIPARAMETRIK POLINOMIAL LOKAL

PEMODELAN HARGA CABAI DI KOTA SEMARANG TERHADAP HARGA INFLASI MENGGUNAKAN REGRESI SEMIPARAMETRIK POLINOMIAL LOKAL PEMODELAN HARGA CABAI DI KOTA SEMARANG TERHADAP HARGA INFLASI MENGGUNAKAN REGRESI SEMIPARAMETRIK POLINOMIAL LOKAL Alan Prahutama, Suparti, Departemen Statistika, Fakultas Sains dan Matematika,Universitas

Lebih terperinci

REGRESI ROBUST UNTUK MENGATASI OUTLIER PADA REGRESI LINIER BERGANDA. Isma Hasanah

REGRESI ROBUST UNTUK MENGATASI OUTLIER PADA REGRESI LINIER BERGANDA. Isma Hasanah REGRESI ROBUST UNTUK MENGATASI OUTLIER PADA REGRESI LINIER BERGANDA Isma Hasanah isma_semangat@yahoo.co.id Agustini Tripena, Br. Sb Universitas Jenderal Soedirman ABSTRACT. Regression analysis is statistic

Lebih terperinci