BAB III PEMBINAAN AKHLAK NARAPIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II A PEKALONGAN. A. Gambaran Umum Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III PEMBINAAN AKHLAK NARAPIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II A PEKALONGAN. A. Gambaran Umum Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan"

Transkripsi

1 BAB III PEMBINAAN AKHLAK NARAPIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II A PEKALONGAN A. Gambaran Umum Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan 1. Tinjauan Historis Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Pekalongan yang berkedudukan di jalan WR. Supratman No. 106, Kelurahan Panjang Wetan, Kecamatan Pekalongan Utara, Kota Pekalongan, Jawa Tengah, Kode Pos 51114, Website: lapas_pekalongan@yahoo.co.id, merupakan lembaga pemasyarakatan yang dibangun oleh pemerintah Belanda pada tahun Terdiri dari delapan blok hunian dan berkapasitas awal 1454 orang dan merupakan Lembaga Pemasyarakatan Kelas I. Namun dengan adanya tiga blok yang rusak, maka kapasitas saat ini berubah menjadi 1085 orang. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehakiman RI Nomor : M. 01. PR Tahun 1985 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pemasyarakatan, Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan yang semula kelas I berubah menjadi Lembaga Pemayarakatan Kelas II A. 2. Letak Geografis Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Pekalongan berkedudukan di jalan WR. Supratman No. 106, Kelurahan Panjang Wetan, Kecamatan Pekalongan Utara, Kota Pekalongan, Jawa Tengah. 48

2 49 Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan menempati areal tanah seluas m 2 dengan luas bangunan m 2, yang mana jaraknya sekitar radius 1 Km dari Pantai Utara Pulau Jawa yang terdiri dari: a. Bangunan gedung kantor : , 95 m 2 b. Perumahan dinas : , 355 m 2 c. Pertanian basah : , 448 m 2 d. Pertanian kering : , 247 m 2 e. Sebidang tanah dan bangunan rumah dinas di Jl. WR Supratman No. 104 Pekalongan : 354, 55 m 21 Adapun batasan batasan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Pekalongan antara lain : Sebelah barat Sebelah timur Sebelah utara : STAIN Pekalongan : Jalan WR. Supratman : Desa Wonosari Sebelah selatan : Desa Panjang Wetan Gg Visi dan Misi Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan a) Visi Masyarakat memperoleh kepastian hukum dalam bidang pemasyarakatan. 1 Data monografi Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan, diambil pada tanggal 3 Februari Observasi langsung di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan pada tanggal 3 Februari 2015.

3 50 b) Misi 1) Memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada Warga Binaan Pemasyarakatan dan masyarakat. 2) Menegakkan hukum secara profesional dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia menuju adanya kepastian hukum dan rasa keadilan. 3) Memberikan pembinaan kepada Warga Binaan Pemasyarakatan sehingga dapat meningkatkan kesadaran hukum. 3 3 Dokumentasi Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan, 17 November 2015

4 51 4. Struktur Organisasi Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan Tahun Tabel: 1 Kalapas Dr. Suprapto, Be. IP., S. H., M. H. KA. Sub Bag TU Pius Harjadi, A. KS. MAP KA. Urusan Kepegawaian Dan Keuangan Karijo, S. Sos. KA. Urusan Umum Retno Adi, S. H. Kasi Bimbingan Napi Roni Darmawan, A. Md. IP., S. H. Kasi Kegiatan Kerja Slamet Raekhun, SM, Hk. Kasi Administrasi Sukirman, S. H. Kasubsi Registrasi Dewiatni, A. Md. IP. Kasubsi Bimbingan Kerja Mugianto, S. H. Kasubsi Keamanan M. Edi Iswanto, S. H. Kasubsi Bimbingan Kemasyarakatan Agus Wijayanto, A. Md, IP. Kasubsi Sarana Kerja Marsudi, S. H. Kasubsi Pelaporan dan Tata Tertib Doso Noegoro, S. H. Kasi KPLP M. Sjaefoedin, A. Md. IP., S. Sos. Regu Pengaman I Regu Pengaman IV Regu Pengaman II Regu Pengaman III 4 Dokumentasi Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan, 17 November 2015

5 52 5. Keadaan Pengasuh Keagamaan Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan memiliki lima orang pembina keagamaan dan di bantu dari DEPAG dengan rincian sebagai berikut: 5 Tabel: 2 NO Pengampu Materi Hari Waktu 1 Ust. Miftahul - Kuliah Subuh Senin - Sabtu WIB Ulum - Kultum Rabu WIB 2 Ust. Khusnul - Fiqih Ibadah Senin WIB Falah 3 Ust. Slamet - Tahfidhul Qur an dan Qiro ah Selasa WIB 4 Ust. Yasir - Hadits Arba in Selasa WIB Maqosit, Lc 5 Ust. Maskuri - Tafsir Rabu WIB 6 Umum Atau DEPAG - Bintal Kamis WIB 5 Dokumentasi Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan, 17 November 2015

6 53 6. Staff dan Narapidana Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan a) Keadaan Staff Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan 6 Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan memiliki 84 orang pegawai dengan rekapitulasi jumlah pegawai berdasarkan golongan, pendidikan dan usia keadaan per bulan Januari 2015 sebagai berikut: Tabel 3 No Golongan Jml Pendidikan Jml Usia Jml 1 Golongan I 0 Tamat SD Golongan II Golongan III Golongan IV 5-22 Tamat SLTP 3 61 Tamat SLTA 52 1 Tamat Diploma Tamat Sarjana Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Total b) Keadaan Narapidana Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan Data narapidana berdasarkan klasifikasi agama, pendidikan dan lama pidana di bulan Februari Februari Dokumentasi, Ketenagaan Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan, Selasa 3

7 54 Tabel: 4 No Agama Jml Pendidikan Jml Pidana Jml 1 Islam 398 Tidak Tamat SD 2 Kristen 14 Tamat SD Katholik 21 Tamat SLTP Budha 10 Tamat SLTA Hindu - 6 Konghu Cu - Tamat Diploma Tamat Sarjana Tahun 1,1 5 Tahun 5,1 10 Tahun 10,1 15 Tahun 15,1 20 Tahun Seumur Hidup Total Sarana dan Prasarana Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan Keberhasilan dalam proses pembinaan akhlak bagi narapidana tidak lepas dari sarana dan prasarana, oleh karena itu sarana dan prasarana mempunyai peranan yang sangat penting agar tujuan dalam proses pembinaan dapat tercapai secara maksimal. Adapun sarana dan prasarana yang tersedia di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Pekalongan adalah sebagai berikut : 7 Dokumentasi, Data Narapidana Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan, Kasi Bimbingan Napi dan Anak Didik, Selasa 3 Februari 2015

8 55 a) Ruang Klinik Umum Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan memiliki sarana klinik umum yang meliputi: 1) Ruang periksa sebanyak 1 (satu) lokal. 2) Ruang penyimpanan obat sebanyak 1 (satu) lokal. 3) Ruang rawat inap sebanyak 2 (dua) lokal. b) Ruang Bezukan Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan memiliki 1 (satu) lokal ruang bezukan yang terletak di halaman dalam kantor. c) Ruang Dapur Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan memiliki sarana dapur yang digunakan untuk memasak untuk semua penghuni lapas yang terdiri dari: 1) Satu lokal ruang untuk memasak. 2) Satu lokal ruang untuk penyimpanan bahan makanan. 3) Satu lokal ruang untuk petugas pengawas dapur. d) Ruang Kegiatan Kerja Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan memiliki sarana kegiatan kerja yang dipergunakan untuk pelaksanaan pembinaan kerja bagi warga binaan pemasyarakatan meliputi: 1) Satu lokal ruang untuk perkantoran. 2) Dua lokal ruang untuk perbengkelan dan las. 3) Satu lokal ruang untuk pertukangan kayu.

9 56 4) Satu lokal ruang untuk pertenunan. 5) Satu lokal ruang untuk pembuatan kesed. 6) Satu lokal ruang untuk pangkas rambut. 7) Satu lokal ruang untuk jahit menjahit dari sablon. e) Ruang Bimbingan Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan memiliki sarana pembinaan warga binaan pemasyarakatan yang meliputi: 1) Satu lokal ruang untuk kegiatan penyuluhan. 2) Satu lokal ruang untuk kegiatan pembinaan kesenian. 3) Satu lokal ruang untuk perpustakaan. f) Blok Hunian Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan memiliki delapan blok hunian bagi warga binaan pemasyarakatan yaitu : 1) Blok Mapenaling (kamar 4 s/d 6) Diperuntukan bagi warga binaan dalam masa pengenalan lingkungan. 2) Blok Muka (kamar 7 s/d 11) Diperuntukan bagi pemuka dan asimilasi kerja luar Lapas. 3) Blok Generasi Muda (kamar 12 s/d 17) Diperuntukan bagi kurve dapur dan pertanian dalam Lapas. 4) Blok Tamping (kamar 7 s/d 10) Diperuntukan bagi tamping dan kurve kebersihan kantor.

10 57 5) Blok III (kamar 18 s/d 30) Diperuntukan bagi kurve bengkel kerja, pondok pesantren dan gereja. 6) Blok V (kamar 31 s/d 46) Diperuntukan bagi warga binaan kasus narkotika dan psikotropika. 7) Blok IV A (kamar 47 s/d 62) Diperuntukan bagi narapidana kasus kriminal umum. 8) Blok IV B (kamar 63 s/d 76) Diperuntukan bagi warga binaan yang menjalani tindakan disiplin di Lapas. g) Ruang Lainya Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan memiliki sarana kegiatan lainnya yaitu: 1) Satu lokal ruang untuk gereja. 2) Satu lokal ruang untuk masjid. 3) Satu lokal ruang untuk gedung aula. 8 3 Februari Data Monografi Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan, diambil pada tanggal

11 58 B. Pelaksanaan Pembinaan Akhlak Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan 1. Akhlak Narapidana Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan merupakan salah satu lembaga pembinaan yang didalamnya mempunyai beberapa komponen pembinaan yang salah satunya adalah narapidana. Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan merupakan narapidana yang berasal dari latar belakang berbeda, seperti kasus narkoba, asimilasi dari Lapas lain, kriminal, asusila dan sebagainya. Selain dari hal tersebut, mereka tinggal dilingkungan yang terdiri dari berbagai macam budaya, umur, pendidikan dan agama, dengan demikian Lapas yang mereka huni akan sangat berpengaruh terhadap pola tingkah laku dan akhlak mereka sehari-hari. Untuk pembinaan narapidana antara narapidana yang mempunyai kasus narkoba dan sejenisnya berbeda dengan narapidana yang mempunyai kasus kriminal. Selanjutnya untuk dapat mengetahui akhlak narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan dapat dilihat dari pemantauan, hasil catatan dari staff tata usaha, pembina keagamaan, dan kegiatan sehari-hari narapidana yang menggambarkan akhlak yang dimiliki narapidana. Untuk itu pembinaan akhlak merupakan hal yang terpenting dalam perubahan kepribadian yang dulu kurang baik menjadi lebih baik. Tujuan

12 59 dari pembinaan akhlak di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan adalah merubah mental narapidana yang kurang baik menjadi lebih baik sehingga dapat berintegrasi kembali kepada masyarakat setelah bebas masa tahanannya. a. Indikator narapidana yang berakhlak baik Untuk indikator narapidana yang berakhlak baik adalah tertib dalam segala peraturan yang ada di dalam lapas, terjadi perubahan mental yang signifikan dari sebelum masuk lapas menjadi lebih baik. b. Indikator narapidana yang berakhlak kurang baik Untuk indikator narapidana yang berakhlak tidak baik adalah kurang tertib dalam segala peraturan yang ada di dalam lapas dan terjadi perubahan mental yang kurang signifikan dari sebelum masuk lapas menjadi lebih baik Kurikulum Pembinaan Akhlak Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan Kurikulum atau Garis besar pembinaan Akhlak di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan mengacu pada buku Petunjuk Pelaksanaan Program Pendidikan Agama Islam dengan Kurikulum Modul A bagi Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan dan Rumah Tahanan Negara materi Akhlak dengan alokasi waktu 14 session sebagai berikut: 10 9 Djoko Agus Bogiono, Pembimbing Rohani Bimaswat, Wawancara Pribadi, 10 Juni Dokumentasi, Petunjuk Pelaksanaan Program Pendidikan Agama Islam dengan Kurikulum Modul A bagi Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan dan Rumah Tahanan Negara, Jakarta, 2001, hlm. 19

13 60 Tabel: 5 NO. (TIU) Pokok Bahasan Uraian Waktu Peserta Pengertian dan 1. Pentingnya 1 ss memahami pengertian objek dan urgensi akhlak manusia ruang lingkup akhlak pendidikan akhlak 2. Tujuan akhlak 3. Akhlak kepada Allah 4. Akhlak kepada sesama manusia 5. Akhlak kepada diri sendiri 6. Akhlak kepada lingkungan 2. Peran memahami Berakhlak kepada 1. Syukur 1 ss dan menyadari manfaat dan terdorong untuk ikhlas dan bersyukur Allah 2. Dzikir 3. Peserta Berakhlak kepada 1. Memelihara 1 ss menyadari pentingnya memelihara kehormatan diri diri sendiri kehormatan 2. Malu / haya 3. Zuhud dan wara 4. Peserta memahami keperluan dan mengetahui tata cara berakhlak Berakhlak kepada sesama manusia 1. Berakhlak kepada orang tua 2. Berakhlak kepada teman, sesama atau tetangga 1 ss

14 61 kepada sesama manusia 5. Peserta memahami keperluan dan mengetahui tata cara berakhlak kepada lingkungan 6. Peserta memahami pengertian dan urgensi menjauhi akhlak tercela 7. Peserta memahami dan terdorong untuk meneladani perilaku hamba yang soleh 3. Berakhlak kepada guru dan pemimpin Berakhlak kepada 1. Sopan santun dalam 1 ss lingkungan kehidupan bermasyarakat 2. Tanggung jawab sosial terhadap kesejahteraan lingkungan 3. Pemeliharaan lingkungan hidup Akhlak tercela 1. Zina 1 ss 2. Judi 3. Minuman Khamr Hamba yang 1. Ciri-ciri hamba yang 1 ss sholeh sholeh 2. Ciri-ciri wanita yang sholeh Ceramah umum Nomor 4, 6, 9 3 ss Evaluasi dan 2 ss pendalaman

15 62 3. Metode Pembinaan Akhlak Narapidana Di Lembaga Pembasyarakatan Kelas II A Pekalongan Melalui pengamatan langsung (observasi) dan wawancara yang penulis lakukan, metode yang digunakan oleh Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan dalam pembentukan akhlak narapidana menjadi lebih baik adalah sebagai berikut: a. Ceramah Metode ini bersifat informatif mengenai materi yang diberikan dan untuk mempertajam penerimaan dan penyerapan materi oleh peserta dan adanya tanya jawab setelah ceramah diberikan. b. Curah pendapat Suatu cara untuk menimbulkan aktivitas peserta, pembimbing melemparkan pertanyataan-pertanyaan yang berkaitan dengan materimateri yang diberikan dan peserta memberikan pendapat atau jawabannya. Pada akhirnya pembimbing harus memberikan penegasan tentang pertanyaan yang dilemparkan sebagai kesimpulan hasil curah pendapat tersebut. c. Diskusi Cara inihampir sama dengan curah pendapat, hendaknya pertanyaan atau permasalahan yang dilemparkan langsung didiskusikan oleh kelompok-kelompok kecil yang telah dipersiapkan.

16 63 d. Peragaan Banyak materi-materi pembinaan yang memerlukan rangkaian kegiatan serta latihan tertentu seperti tata cara ibadah, maka memerlukan peragaan kegiatan tersebut, sehingga diharapkan narapidana dapat melakukannya dengan baik dan sempurna. e. Konseling Agar pembinaan dapat berhasil dengan baik, maka perlu bimbingan individu dengan cara wawancara khusus secara perorangan, sehingga pelaksanaan pembinaan dapat disesuaikan dengan latar belakang kepribadian setiap individu dan untuk membantu memberikan motivasi serta menyelesaikan masalah-masalah yang dialami oleh yang bersangkutan. f. Keteladanan Metode keteladanan adalah metode pendidikan dengan cara memberikan contoh yang baik kepada narapidana, baik dalam ucapan atau perbuatan. Dengan metode ini lahirlah gejala identifikasi positif, yakni penyamaan diri dengan orang yang ditiru. g. Audio Visual Film religi seperti Sang Kiyai, Pejuang Subuh, Hapalan Sholat Delisa, cuplikan motivasi dan lain-lain. Dengan tujuan untuk dapat mengambil pelajaran yang positif dan motivasi dari pemutaran film tersebut.

17 64 h. Takzir atau Hukuman Takzir atau Hukuman dilaksanaan apabila narapidana yang melanggar kegiatan yang diadakan oleh Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan. Metode ini dilakukan sebagai sarana untuk memperbaiki kesalahan, kekeliruan dan penyimpangan terhadap tata tertib yang telah ditetapkan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan. Takzir atau hukuman ini bersifat mendidik tanpa menggunakan kekerasan fisik, takzir yang di berikan oleh Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan kepada narapidana yang melanggar peraturan misalnya apabila narapidana tidak melakukan sholat dhuhur berjamaah takzir yang diberikan yaitu di asingkan dikamar khusus yang hanya memuat satu atau dua orang narapidana saja, semua kegiatan berada didalam kamar baik kencing, buang air besar, sholat, makan dan lain sebagainya selama satu minggu masa pengasingan Upaya Pembinaan Akhlak Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan Upaya pembinaan akhlak narapidana merupakan usaha yang dilakukan oleh semua pihak di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan dalam rangka membina dan menciptakan akhlak yang baik dalam diri narapidana. Hal ini bertujuan untuk menciptakan akhlakul karimah dalam diri narapidana. 11 Roni Darmawan, Kasi Bimbingan Napi dan Anak Didik, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 3 Februari 2015.

18 65 Proses pelaksanaan pembinaan akhlak narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan meliputi pembinaan keterampilan, kedisiplinan dan keagamaan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan akan dijabarkan sebagai berikut: a. Pembinaan di Dalam Lembaga Pemasyarakatan Program pembinaan di dalam Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan meliputi pembinaan Keterampilan, Kedisiplinan dan Keagamaan warga binaan pemasyarakatan yang berkaitan dengan ketaqwaan kepada Tuhan YME, kesadaran berbangsa dan bernegara, intelektuas, perilaku, kesehatan jasmani dan rohani, akhlak, keterampilan dan pelatihan kerja. Semua pembinaan yang ditujukan kepada warga binaan pemasyarakatan bertujuan untuk mempersiapkan warga binaan pemasyarakatan agar bisa kembali berintegrasi kepada masyarakat di kemudian hari. Model Pembinaan yang diakukan oleh Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan adalah sebagai berikut: 1) Pembinaan Keterampilan Pembinaan keterampilan ditujukan kepada narapidana sebagai upaya Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan untuk mempersiapkan narapidana dalam menghadapi masa bebasnya nanti. Pembinaan keterampilan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan di tampung salah satunya dalam Kelas Inspirasi yang bertujuan untuk menampung berbagai pendapat, keterampilan dan

19 66 inspirasi kewirausahaan yang kemudian di realisasikan oleh warga binaan sesuai bakat atau keterampilannya, bimbingan keterampilan yang ada di dalam Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan seperti pertukangan kayu, las besi, pertenunan, menjahit, sablon, perkebunan sayur, budidaya ikan, pembuatan paving, dan pembuatan tong sampah batik. Sedangkan bimbingan keterampilan di luar Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan seperti cucian motor, potong rambut, dan pertanian sayur. Kelas Inspirasi di pandu oleh Muhammad Anang Saefullah selaku petugas Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan yang kegiatannya dilakukan setiap sabtu pagi. 2) Pembinaan Kedisiplinan Pembinaan kedisiplinan mempunyai keterkaitan erat dengan pembentukan akhlak narapidana serta yang dapat menjadi faktor penting terhadap keamanan dan ketertiban yang ada didalam lapas terhadap pelaksanaan semua kegiatan yang ada di dalam lembaga pemasyarakan kelas II A Pekalongan. Tanggung jawab keamanan dan tata tertib berada dalam kasubsi keamanan dan kasubsi pelaporan dan tata tertib. Pembinaan kedisiplinan mewujudkan Lembaga Pemasyarakatan yang kondusif, aman, tertib dan sistematis. Sedangkan untuk keamanan Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan mempunyai kekuatan regu jaga yang terdiri dari empat regu pengaman. Setiap regu terdiri dari

20 67 sepuluh orang dan dibantu Satgas P2U sebanyak empat regu, setiap regu terdiri dua personil. Sedangkan staff KPLP terdiri dari enam personil. Untuk mencegah masuknya barang terlarang kedalam lapas, penggeledahan dilakukan terhadap tamu dan pengunjung lapas serta narapidana yang keluar atau masuk lapas. 12 Sebuah peraturan atau tata tertib tidak lain berfungsi untuk menjaga agar semua komponen yang ada didalamnya berjalan dengan baik, sehingga tidak menyimpang norma-norma yang berlaku baik agama atau sosial. Berdasarkan peraturan Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2013 tentang Tata Tertib Lembaga Pemasyarakatan dan Rumah Tahanan, Pembinaan kedisiplinan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan meliputi hak, kewajiban dan larangan narapidana sebagai berikut: HAK 1. Melakukan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan. 2. Mendapatkan perawatan rohani maupun perawatan jasmani. 3. Mendapatkan pendidikan dan pengajaran. 4. Mendapatkan pelayana kesehatan dan makanan yang layak. 5. Menyampaikan keluhan. 6. Mendapatkan bahan bacaan dan mengikuti siaran media massa lainnya yang tidak dilarang. 10 Juni Doso Noegroho, Kasubsi Pelaporan dan Tata Tertib, Wawancara Pribadi, Pekalongan,

21 68 7. Menerima kunjungan keluarga, kuasa hukum, atau orang tertentu. 8. Mendapatkan pengurangan masa pidana (remisi). 9. Mendapatkan kesempatan berasimilasi termasuk cuti mengunjungi keluarga. 10. Mendapatkan pembebasan bersyarat. 11. Mendapatkan cuti menjelang bebas dan cuti bersyarat. 12. Mendapatkan hak lain sesuai dengan peraturan perundang undangan yang berlaku. KEWAJIBAN 1. Mengikuti secara tertib program pembinaan dan kegiatan tertentu. 2. Taat dan patuh terhadap peraturan yang berlaku di lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan. 3. Bertingkah laku dan bertutur kata sopan kepada petugas maupun kepada sesama warga binaan pemasyarakatan dan juga pada waktu menerima kunjungan keluarga, saudara dan handaitaulannya. 4. Memberikan jawaban yang sopan dan jujur apabila ditanya oleh petugas Lapas maupun pihak lain yang berkepentingan. 5. Memelihara kebersihan dan keindahan lingkungan hidupnya serta menjaga dengan baik barang-barang inventaris yang dipinjamkan oleh Dinas. 6. Wajib memakai pakaian biru pada waktu menerima kunjungan. 7. Berada dalam kamar masing-masing saat apel penghuni dilaksanakan.

22 69 8. Bagi warga binaan pemasyarakatan yang memiliki uang rupiah, handphone, dan barang beharga lainnya wajib disimpan pada Subsi Registrasi untuk dicatat dalam buku registrasi D. 9. Bagi warga binaan wajib bekerja. LARANGAN 1. Membawa uang (harus dititipkan). 2. Membawa, memiliki, memakai atau jual beli narkoba. 3. Membawa, memiliki, dan memakai handphone. 4. Memasak di kamar. 5. Merusak bangunan lapas. 6. Tanpa ijin menambah bangunan baru di kamar. 7. Melakukan hubungan intim suami istri. 8. Melakukan perbuatan yang membahayakan keamanan dalam lapas 9. Melakukan pembelian barang (hanya diperbolehkan lewat kantin lapas). 10. Menjadi perantara pembelian barang dari luar lapas kepada penghuni (harus lewat kantin). 11. Membuat gaduh, keributan atau membunyikan radio keras-keras sehingga mengganggu sesama napi. 12. Pindah kamar tanpa ijin Dokumentasi, Hak, Kewajiban dan Larangan Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan, Kasubsi Pelaporan dan Trantib, 10 juni 2015.

23 70 3) Pembinaan Keagamaan (Rohani) Pembinaan keagamaan bertujuan untuk membentuk mental spiritual narapidana menjadi lebih baik dan teratur. Perbedaan agama antar narapidana juga berpengaruh terhadap pembinaan keagamaan yang ada di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan. Pembinaan untuk narapidana yang beragama Islam a) Sholat Dhuhur dan Ashar berjamaah Kegiatan sholat dhuhur dan ashar berjamaah merupakan kegiatan yang wajib diikuti oleh seluruh warga binaan tanpa terkecuali, kegiatan ini bertujuan untuk membentuk sikap narapidana agar mereka terbiasa dan disiplin dalam melaksanakan kewajiban sholat dimanapun ia berada tanpa adanya keterpaksaan, selain itu dengan sholat berjamaah dapat menjalin tali silaturahim antara narapidana. Kegiatan ini juga ada pengabsenan dari petugas sehingga kegiatannya terkontrol dengan baik. 14 b) Sholat Tashbih Sholat tashbih dilakukan dua kali setiap bulan menjelang waktu dhuhur diperuntukan kepada semua narapidana yang beragama Islam Djoko Agus Bogiono, Pembimbing Rohani Bimaswat, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 10 Juni Syukron Rosyid, Warga Binaan Pemasyarakatan, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 10 Juni 2015.

24 71 c) Taklim sebelum sholat Dhuhur Taklim sebelum sholat dhuhur dilaksanakan setiap hari sebelum dhuhur selama kurang lebih satu jam, materi yang disampaikan berupa materi keagamaan seperti tauhid, tafsir dan akhlak. Akan tetapi yang ditekankan adalah materi akhlak, karena akhlak merupakan bagian terpenting untuk membentuk budi pekerti narapidana yang dulunya pernah hilang. Pelaksanan taklim sebelum sholat dilakukan bagi seluruh narapidana dan wajib bagi narapidana yang termasuk santri Pon- Pes Darrul Ulum. Pelaksanaanya sudah teratur dan sistematis. 16 d) Istighosah Kegiatan istighosah ini adalah kegiatan do a bersama yang pelaksanaanya diikuti oleh seluruh narapidana. Kegiatan ini biasanya diisi dengan pembacaan surat yasin, tahlil dan dilanjutkan dengan pembacaan sholawat nariyah secara bersama-sama. Kegiatan istighosah ini dimaksudkan agar para narapidana senantiasa mendekatkan diri kepada Allah serta sebagai sarana untuk menyadari berbagai kesalahan yang telah mereka perbuat. Kegiatan istighosah di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan dilaksanakan satu tahun sekali Djoko Agus Bogiono, Pembimbing Rohani Bimaswat, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 10 Juni Syukron Rosyid, Warga Binaan Pemasyarakatan, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 10 Juni 2015.

25 72 e) Maulid Malid Nabi Muhammad SAW merupakan salah satu kegiatan yang telah menjadi program di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan. Maulid dilaksanakan setiap jum at pagi dan dilaksanakan bagi seluruh narapidana. 18 f) Pondok Pesantren Darrul Ulum Model pembinaan keagamaan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan salah satunya dengan adanya pondok pesantren Darrul Ulum dengan mengimplementasikan model pondok pesantren berbasis Tahfidhul qur an. Pondok pesantren darrul ulum diikuti oleh narapidana yang ingin lebih mengenal Islam, untuk dapat masuk pondok pesantren tidak diwajibkan, hanya diperuntukan kepada narapidana yang suka rela. Pondok pesantren Darrul Ulum mempunyai anggota atau santri kurang lebih 70 orang dari 443 narapidana yang ada di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan. Berikut adalah jadwal pelaksanaan kegiatan yang ada di pondok pesantren Darrul Ulum Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan: Taufiiq Hidayah, Warga Binaan Pemasyarakatan dan Tutor Pon-Pes Darul Ulum, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 3 Februari Dokumentasi, Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Pondok Pesantren Darul Ulum, Bimaswat, 3 Februari 2015.

26 73 Tabel 6 Jadwal Kegiatan Santri Program Khusus Ponpes Darul Ulum Hari Waktu Materi s/d WIB Mujahadah Sholat subuh berjama ah Rotibul athos s/d WIB Kuliah subuh s/d WIB Sarapan pagi s/d WIB Program pembinaan dari seksi BINADIK s/d WIB BTQ, Tadarrus, dan Tahfidz s/d WIB Fiqih Ibadah s/d WIB Sholat Dhuhur berjama ah Senin s/d WIB Istirahat dan makan siang s/d WIB Rotibul Athos s/d WIB Sholat Ashar berjama ah s/d WIB Muroja ah s/d WIB Makan sore dan istirahat s/d WIB Sholat Maghrib berjama ah s/d WIB Tahfidzul Qur an s/d WIB Sholat Isya berjama ah s/d WIB Hayatus Sohabah s/d WIB Istirahat Selasa s/d WIB Mujahadah

27 74 Sholat subuh berjama ah Rotibul Athos s/d WIB Kuliah subuh s/d WIB Sarapan pagi s/d WIB Program pembinaan dari seksi BINADIK s/d WIB BTQ Tahfidzul Qur an Qiroah Hadits Arbain s/d WIB Sholat Dhuhur berjama ah s/d WIB Istirahat dan makan siang s/d WIB Sholat Ashar berjama ah s/d WIB Tahfidzul Qur an s/d WIB Makan sore dan istirahat Muroja ah s/d WIB Sholat Maghrib berjama ah s/d WIB Tahfidzul Qur an s/d WIB Sholat Isya berjama ah s/d WIB Hayatus Sohabah s/d WIB Istirahat Rabu s/d WIB Mujahadah Sholat subuh berjama ah Rotibul athos s/d WIB Kuliah subuh

28 s/d WIB Sarapan pagi s/d WIB Program pembinaan dari seksi BINADIK s/d WIB BTQ Tafsir s/d WIB Tahfidzul Qur an Tadarrus s/d WIB Sholat Dhuhur berjama ah s/d WIB Istirahat dan makan siang s/d WIB Muroja ah s/d WIB Sholat Ashar berjama ah s/d WIB Tahfidzul Qur an s/d WIB Makan sore dan istirahat s/d WIB Sholat Maghrib berjama ah s/d WIB Tahfidzul Qur an s/d WIB Sholat Isya berjama ah Kultum s/d WIB Hayatus Sohabah s/d WIB Istirahat s/d WIB Mujahadah Sholat subuh berjama ah Kamis Rotibul athos s/d WIB Kuliah subuh s/d WIB Sarapan pagi

29 s/d WIB Program pembinaan dari seksi BINADIK s/d WIB BTQ Tahfidzul Qur an Tadarrus s/d WIB BINTAL s/d WIB Sholat Dhuhur berjama ah s/d WIB Istirahat dan makan siang s/d WIB Tahfidzul Qur an s/d WIB Sholat Ashar berjama ah s/d WIB Muroja ah s/d WIB Makan sore dan istirahat s/d WIB Sholat Maghrib berjama ah s/d WIB Tahfidzul Qur an Pembacaan Surat Yasiin s/d WIB Sholat Isya berjama ah s/d WIB Hayatus Sohabah s/d WIB Istirahat s/d WIB Mujahadah Sholat subuh berjama ah Jum at Rotibul athos s/d WIB Kuliah subuh s/d WIB Sarapan pagi

30 s/d WIB Program pembinaan dari seksi BINADIK s/d WIB Rotibul Qubro s/d WIB Sholat Jum at Berjama ah s/d WIB Istirahat dan makan siang s/d WIB Sholat Ashar berjama ah s/d WIB Tahfidzul Qur an s/d WIB Makan sore dan istirahat s/d WIB Sholat Maghrib berjama ah s/d WIB Tausiyah Santri s/d WIB Sholat Isya berjama ah s/d WIB Mudzakaroh s/d WIB Istirahat s/d WIB Mujahadah Sholat subuh berjama ah Rotibul athos s/d WIB Kuliah subuh Sabtu s/d WIB Sarapan pagi s/d WIB Program pembinaan dari seksi BINADIK s/d WIB Pembelajaran Tajwid dan Tahfidz s/d WIB Tasawwuf Tahfidz s/d WIB Sholat Dhuhur berjama ah

31 s/d WIB Istirahat dan makan siang s/d WIB Muroja ah s/d WIB Sholat Ashar berjama ah s/d WIB Tahfidzul Qur an s/d WIB Makan sore dan istirahat s/d WIB Sholat Maghrib berjama ah s/d WIB Tahfidzul Qur an s/d WIB Sholat Isya berjama ah s/d WIB Hayatus Sohabah s/d WIB Istirahat s/d WIB Mujahadah Sholat subuh berjama ah Rotibul athos Ahad s/d WIB Kuliah subuh s/d WIB Sarapan pagi s/d WIB Program pembinaan dari seksi BINADIK s/d WIB Tadarrus s/d WIB Sholat Dhuhur berjama ah s/d WIB Istirahat dan makan siang s/d WIB Kultum Santri s/d WIB Sholat Ashar berjama ah s/d WIB Tahfidzul Qur an

32 s/d WIB Makan sore dan istirahat Muroja ah s/d WIB Sholat Maghrib berjama ah s/d WIB Tahfidzul Qur an Tausiyah s/d WIB Sholat Isya berjama ah s/d WIB Muhasabah s/d WIB Istirahat g) PHBI PHBI adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk memperingati hari besar Islam yang berkaitan dengan nilai-nilai sejarah bagi umat Islam. Sebagai mana yang dilakukan oleh Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan peringatan hari besar agama Islam dilaksanakan pada hari-hari besar Islam. Adapun tujuan dari peringatan PHBI ini adalah untuk membina narapidana dan maningkatkan kualitas akhlak mereka dengan mengetahui akhlak Islam yang di bawa oleh Rasulullah SAW, dan dapat mengambil hikmah dan manfaat dari apa yang terkandung dalam peringatan hari besar Islam tersebut. 20 Diantara kegiatan PHBI yang dilaksanakan oleh Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan adalah sebagai berikut: 20 Djoko Agus Bogiono, Pembimbing Rohani Bimaswat, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 10 Juni 2015.

33 80 a. Tahun Baru Muharram b. Maulid Nabi Besar Muhammad SAW c. Isro Mi roj d. Nisfu Sya ban e. Terawih Ramadan f. Idul fitri g. Idul adha 21 Pembinaan untuk narapidana yang beragama Kristen Untuk narapidana yang beragama Kristen setiap hari selasa dan sabtu diadakan kebaktian di gereja dan misa secara rutin dan juga Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Pekalongan bekerjasama dengan gereja-gereja yang ada di kota Pekalongan seperti gereja Kristen Indonesia Kota Pekalongan dan Gereja Kristen Jawa Kota Pekalongan. Selanjutnya juga mengadakan Peringatan hari besar agama kristen seperti natal, paskah dan lain-lain. Pembinaan untuk narapidana yang beragama Budha Di dalam lapas disediakan pure yang berguna untuk beribadah bagi narapidana yang beragama Bhuda. Selanjutnya juga mengadakan Peringatan hari besar agama Budha. Pembinaan untuk narapidana yang beragama Konghu Cu dan Hindu belum diadakan karena tidak ada narapidana yang beragama Juni Syokron Rosyid, Warga Binaan Pemasyarakan, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 10

34 81 Konghu Cu dan Hindu di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan. Untuk toleransi keagamaan yang ada didalam lapas cukup baik, karena dalam mengadakan kegiatan peringatan hari besar antar agama mereka saling membantu guna kesuksesan acara tersebut. 22 b. Pembinaan Akhlak di Luar Lembaga Pemasyarakatan Untuk bimbingan di luar lapas mempunyai persyaratan khusus sehingga tidak semua narapidana dapat menjalaninya, diantara persyaratan tersebut adalah sudah separo lebih masa tahanan yang telah dijalani oleh narapidana dan mempunyai catatan bagus didalam lapas, diantara pembinaan akhlak diluar lapas adalah: 1) Pembinaan di Pesantren Al Fattah Temboro Berbagai bentuk pembinaan narapidana di luar Lembaga Pemasyarakatan mulai dikembangkan, sebagai alternatif pilihan setelah seseorang menjalani pidana di Lembaga Pemasyarakatan. Berbagai bentuk pembinaan narapidana, sebagian telah dilaksanakan pemerintah oleh Lembaga Pemasyarakatan, tetapi sebagian lagi masih merupakan gagasan, ide, yang masih memerlukan pengembangan. Pembinaan di luar Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan adalah mengirim atau mengasimilasikan para narapidana yang sudah mulai habis masa tahanannya (minimal kurang satu bulan) kemudian dikirim di Ponpes Al Fattah Temboro Jawa Timur selama 22 Roni Darmawan, Kasi Bimbingan Napi dan Anak Didik, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 3 Februari 2015.

35 82 kurang lebih tiga hari untuk menjalani pembinaan keagamaan untuk memantapkan narapidana bahwa mereka juga makhluk sosial yang dikemudian hari hidup bersama masyarakat. Di ponpes para narapidana dan petugas diberi materi berupa akhlak dan tauhid. Proses pembinaan di luar Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan meliputi pengiriman petugas lembaga pemasyarakatan dan para narapidana maksimal 20 orang. 23 2) Bimbingan keterampilan Bimbingan keterampilan diluar Lapas meliputi cucian motor atau mobil, potong rambut, dan pertanian sayur. 5. Evaluasi, Monitoring dan Pelaporan a. Monitoring Kantor wilayah departemen kehakiman dan hak asasi manusia setempat akan memonitoring pelaksanaan program pendidikan agama Islam secara langsung meninjau kelapangan maupun melalui laporan tertulis atau lisan. b. Evaluasi Untuk mengetahui keberhasilan mengenai pelaksanaan pembinaan akhlak para narapidana perlu adanya evaluasi bagi Lapas yaitu: 23 Roni Darmawan, Kasi Bimbingan Napi dan Anak Didik, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 3 Februari 2015.

36 83 1) Evaluasi penyelenggaraan a) Kelancaran pelaksanaan b) Manfaat program c) Hambatan d) Minat peserta e) Materi atau kurikulum yang disajikan 2) Evaluasi peserta a) Penyerapan materi melalui tes atau ujian b) Perkembangan sikap dan tingkah laku c) Kedisiplinan dan ketekunan dalam mengikuti program. 24 c. Pelaporan Laporan pelaksanaan perlu dilakukan sebagai bahan pengembangan dan rencana tindak lanjut, antara lain pengembangan kurikulum, pengadaan biaya untuk diusulkan baik pada anggaran rutin atau anggaran pembangunan. Penyelenggaraan dan pelaporan yang baik merupakan penilaian terhadap prestasi Lapas atau rutan yang bersangkutan. Penyelenggaraan program pendidikan keagamaan ini disamping dilaporkan pada laporan rutin Model Laporan Pemasyarakatan yang sudah ada, juga perlu dibuat laporan secara khusus yang perlu dilaporkan antara lain: 24 Dokumentasi, Petunjuk Pelaksanaan Program Pendidikan dengan Kurikulum Modul A di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan, KASI BINADIK, Selasa 3 Februari 2015.

37 84 1) Jadwal pelaksanaan 2) Daftar peserta 3) Panitia penyelenggara 4) Daftar nilai peserta 5) Foto copy surat keterangan mengikuti pendidikan 6) Foto-foto kegiatan 25 C. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Pembinaan Akhlak Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan Dalam setiap pelaksanaan kegiatan tentunya akan ada faktor pendukung dan penghambat. Melalui wawancara, dokumentasi dan observasi lapangan, maka ditemukan bahwa: 1. Faktor Pendukung Pelaksanaan Pembinaan Akhlak Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan a. Dukungan penuh dari Kepala Lembaga Pemasyarakatan kelas II A Pekalongan terhadap kegiatan pembinaan Akhlak. Berdasarkan keterangan dari Djoko Agus Bogiono selaku pembimbing rohani menyatakan bahwa: dukungan penuh dari kepala lapas merupakan faktor yang paling mendukung terhadap keberhasilan pembinaan yang ada disini karena dengan kebijakan-kebijakan beliau kami dapat melaksanakan kegiatan ini dengan baik 25 Dokumentasi, Petunjuk Pelaksanaan Program Pendidikan Agama Islam dengan Kurikulum Modul A bagi Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan dan Rumah Tahanan Negara, Jakarta, 2001, hlm. 19.

38 85 b. Adaanya koordinasi yang baik antara elemen Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan sebagai lembaga pembinaan yang baik. c. Kesadaran para narapidana akan pentingnya perilaku yang baik sebagai bekal integrasi dengan masyarakat ketika habis masa tahanannya. d. Adanya tata tertib yang jelas di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan. 26 e. Terpenuhinya sarana fasilitas pembinaan sebagai penunjang keberhasilan dalam pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan. Berdasarkan keterangan dari Suwondo Bituri menyatakan bahwa: terpenuhi sarana fasilitas yang ada seperti buku pedoman pembinaan, kitab-kitab seperti Fadhilah Amal, perpustakaan, sumbangan buku-buku dari STIKAP dan sarana lain 27 f. Adanya suri tauladan baik yang diberikan oleh Kalapas, petugas, pembina Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan. Berdasarkan keterangan dari Taufiiq Hidaayah menyatakan bahwa: suri tauladan yang baik dari para petugas pembinaan membuat kami menjadi turut serta dan antusias terhadap pembinaan yang dilakukan oleh lapas karena dari merekalah kami dapat menjadi seperti ini (menjadi lebih baik) 26 Observasi Langsung di lembaga pemasyarakatan kelas II A Pekalongan. 27 januari Suwondo Binturi, Warga Binaan Pemasyarakatan dan Rohis Pesantren Darul Ulum, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 10 Juni 2015.

39 86 g. Adanya kerja sama dengan lembaga lain sebagai sarana pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan seperti Batik TV, STAIN Pekalongan, STIKAP Wonopringgo, DEPAG, KEMENAG, Ponpes Al Fattah Temboro Jawa Timur dan Lain-lain. 2. Faktor Penghambat Pelaksanaan Pembinaan Akhlak Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan a. Kurangnya perhatian serta Adanya unsur keterpaksaan minat dari warga binaan terhadap kegiatan pembinaan akhlak yang diadakan oleh Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan. Kurang perhatian serta minat dari narapidana terhadap kegiatan pembinaan akhlak tidak lain karena karakter narapidana yang berbeda-beda. Keberadaan narapidana yang belum sadar terhadap pentingnya pembinan akhlak menjadi penghambat terhadap berbagai kegiatan yang diadakan oleh Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan. 28 Berdasarkan Pernyataan dari Roni Darmawan bahwa: untuk kegiatan yang ada di dalam Lapas Kami buat sekreatif mungkin agar pelaksanaan pembinaan dapat terlaksana dengan baik, walaupun begitu juga tetap saja ada beberapa narapidana yang kurang menaati peraturan yang ada di dalam lapas serta kurang antusias dalam berbagai kegiatan Observasi langsung di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan pada tanggal 3 Februari Roni Darmawan, Kasi Bimbingan Napi dan Anak Didik, Wawancara Pribadi, 3 Februari 2015.

40 87 b. Bencana alam seperti rob dan banjir yang rutin ketika musim penghujan tiba. Bencana banjir merupakan bencana langganan khususnya untuk daerah pekalongan utara. Hal ini juga berdampak pada pelaksanaan kegiatan pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan. Seperti banjir besar yang terjadi pada bulan Januari tahun 2015 kegiatan pembinaan terganggu akan tetapi tetap berjalan ketika kegiatan pembinaan masih di anggap wajar. 30 c. Kurangnya tenaga pembina keagamaan yang ada di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan karena dana yang digunakan dalam pembinaan yang minim. Peran pembina sangatlah penting dalam pembentukan akhlak narapidana. Kurangnya pembina ini tidak lain karena keterbatasan dana yang digunakan untuk pembina. Hal ini sesuai dengan pernyataan Anang Saefullah yang menyatakan bahwa sangat sulit untuk mencari pembina agama yang mau suka rela untuk berbagi ilmu kepada narapidana. Karena keterbatasan dana yang kami gunakan 31 d. Adanya lingkungan tahanan yang kurang mendapat perhatian pembinaan keagamaan selain blok Bimaswat. Berdasarkan observasi penulis kegiatan keagamaan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan masih berpusat di blok 30 Mohammad Anang Saefulloh, Staff Administrasi, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 31 Januari Mohammad Anang Saefulloh, Staff Administrasi, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 31 januari 2015.

41 88 Bimaswat akan tetapi dari pihak lapas berencana akan mengembangkan kegiatan keagamaan ke seluruh blok dengan cara dakwah keliling sebelum maghrib yang dilakukan oleh para santri blok Bimaswat yang sudah dianggap layak untuk mengembangkan dakwah. 32 September Observasi di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan pada tanggal 17

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PEMBINAAN AKHLAK NARAPIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II A PEKALONGAN. Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PEMBINAAN AKHLAK NARAPIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II A PEKALONGAN. Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PEMBINAAN AKHLAK NARAPIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II A PEKALONGAN A. Analisis Pelaksanaan Pembinaan Akhlak Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 4.1 Profil Lembaga Pemasyarakatan Wanitan Kelas IIA Way Hui

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 4.1 Profil Lembaga Pemasyarakatan Wanitan Kelas IIA Way Hui 52 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Profil Lembaga Pemasyarakatan Wanitan Kelas IIA Way Hui 4.1.1 Lokasi Penelitian Gambar 1. Lapas Wanita Kelas IIA Way Hui Lokasi penelitian adalah Lembaga Pemasyarakatan

Lebih terperinci

BAB IVGAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Kalianda

BAB IVGAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Kalianda BAB IVGAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Kalianda Lapas Kalianda awalnya merupakan Rumah Tahanan Politik (RTP), kemudian pada tahun 1976 ditingkatkan

Lebih terperinci

BAB IV PROFIL LEMBAGA PEMASYARAKATAN

BAB IV PROFIL LEMBAGA PEMASYARAKATAN BAB IV PROFIL LEMBAGA PEMASYARAKATAN A. Gambaran Umum Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Kota Pekalongan 1. Profil Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Kota Pekalongan Lembaga Pemasyarakatan (LAPAS) Kelas

Lebih terperinci

Denah Lokasi Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Kota Langsa KANTOR PU TEMPAT TEMU BESUK KANTIN

Denah Lokasi Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Kota Langsa KANTOR PU TEMPAT TEMU BESUK KANTIN Lampiran 1 Denah Lokasi Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Kota Langsa KANTOR PU POS (3) P I N T U U T A M A AULA TANGGA MENUJU L.II PINTU II TEMPAT TEMU BESUK KANTIN PINTU III BLOK KAMAR NAPI / TAHANAN

Lebih terperinci

BAB III PEMBINAAN AGAMA ISLAM BERBASIS PONDOK PESANTREN PADA LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II A PEKALONGAN

BAB III PEMBINAAN AGAMA ISLAM BERBASIS PONDOK PESANTREN PADA LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II A PEKALONGAN BAB III PEMBINAAN AGAMA ISLAM BERBASIS PONDOK PESANTREN PADA LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II A PEKALONGAN A. Gambaran Umum Lembaga Permasyarakatan kelas II A Pekalongan. 1. Sejarah Lembaga Pemasyarakatan

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TERHADAP ANAK DI BAWAH UMUR TERPIDANA KASUS ASUSILA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN MEDAENG SURABAYA

BAB III PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TERHADAP ANAK DI BAWAH UMUR TERPIDANA KASUS ASUSILA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN MEDAENG SURABAYA 43 BAB III PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TERHADAP ANAK DI BAWAH UMUR TERPIDANA KASUS ASUSILA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN MEDAENG SURABAYA A. Latar Belakang Lembaga Pemasyarakatan Medaeng Surabaya 1. Sejarah Lembaga

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN DI LAPAS KLAS II A PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN DI LAPAS KLAS II A PEKALONGAN BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN DI LAPAS KLAS II A PEKALONGAN A. Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di Pondok Pesantren Darul Ulum Nilai-nilai pendidikan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LEMBAGA PEMASYARAKATAN WANITA KELAS II TANJUNG GUSTA MEDAN

BAB II GAMBARAN UMUM LEMBAGA PEMASYARAKATAN WANITA KELAS II TANJUNG GUSTA MEDAN BAB II GAMBARAN UMUM LEMBAGA PEMASYARAKATAN WANITA KELAS II TANJUNG GUSTA MEDAN 2.1 Gambaran Umum Lembaga Pemasyarakatan Wanita Kelas II A Tanjung Gusta Medan merupakan tempat untuk menampung narapidana

Lebih terperinci

BAB III BIMBINGAN KONSELING ISLAM PADA NARAPIDANA NARKOTIKA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II A PEKALONGAN

BAB III BIMBINGAN KONSELING ISLAM PADA NARAPIDANA NARKOTIKA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II A PEKALONGAN BAB III BIMBINGAN KONSELING ISLAM PADA NARAPIDANA NARKOTIKA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II A PEKALONGAN A. Gambaran Umum Lembaga Pemasyarakatan (LAPAS) Kelas II A Pekalongan 1. Sejarah Lapas Kelas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PEMBINAAN NARAPIDANA DAN PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM DI MADRASAH DINIYAH AT-TAUBAH LAPAS KLAS I KEDUNGPANE SEMARANG

BAB IV ANALISIS PEMBINAAN NARAPIDANA DAN PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM DI MADRASAH DINIYAH AT-TAUBAH LAPAS KLAS I KEDUNGPANE SEMARANG BAB IV ANALISIS PEMBINAAN NARAPIDANA DAN PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM DI MADRASAH DINIYAH AT-TAUBAH LAPAS KLAS I KEDUNGPANE SEMARANG A. Analisis Pelaksanaan Pembinaan Narapidana di Lapas Klas I Kedungpane

Lebih terperinci

BAB III. Pemasyarakatan Anak Blitar. 3.1 Pola Pembinaan Anak Pelaku Tindak Pidana Di Lembaga

BAB III. Pemasyarakatan Anak Blitar. 3.1 Pola Pembinaan Anak Pelaku Tindak Pidana Di Lembaga BAB III Pola Pembinaan Anak Pelaku Tindak Pidana Di Lembaga Pemasyarakatan Anak Blitar 3.1 Pola Pembinaan Anak Pelaku Tindak Pidana Di Lembaga Pemasayarakatan Anak Sebagaimana ditegaskan dalam Undang-undang

Lebih terperinci

BAB III HASIL PENELITIAN TENTANG CUTI BERSYARAT DI RUTAN MEDAENG SIDOARJO. Jenderal Sutoyo Medaeng Waru Sidoarjo. Rumah tahanan negara kelas I

BAB III HASIL PENELITIAN TENTANG CUTI BERSYARAT DI RUTAN MEDAENG SIDOARJO. Jenderal Sutoyo Medaeng Waru Sidoarjo. Rumah tahanan negara kelas I BAB III HASIL PENELITIAN TENTANG CUTI BERSYARAT DI RUTAN MEDAENG SIDOARJO A. Gambaran Umum Rutan Medaeng Rumah tahanan negara kelas I Surabaya beralamat di Jalan Letnan Jenderal Sutoyo Medaeng Waru Sidoarjo.

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. membina warga binaan untuk memberikan bekal hidup, baik ketrampilan,

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. membina warga binaan untuk memberikan bekal hidup, baik ketrampilan, BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Sesuai dengan tujuannya, lembaga pemasyarakatan adalah lembaga yang membina warga binaan untuk memberikan bekal hidup, baik ketrampilan, pengetahuan maupun mental spiritual

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan undang-undang Dasar 1945 pasal 28H ayat (1) tentang Hak

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan undang-undang Dasar 1945 pasal 28H ayat (1) tentang Hak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan undang-undang Dasar 1945 pasal 28H ayat (1) tentang Hak Asasi Manusia juga telah dijelaskan bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm. 1.

BAB I PENDAHULUAN Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm. 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan agama adalah unsur terpenting dalam pembangunan mental dan akhlak. Jika kita mempelajari pendidikan agama, maka akhlak merupakan sesuatu yang sangat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG A. Analisis Pembinaan Mental Keagamaan Siswa di SMP N 2 Warungasem Batang Pembinaan mental keagamaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didirikannya karena kemajuan pembangunan yang sangat pesat di Kota ini. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. didirikannya karena kemajuan pembangunan yang sangat pesat di Kota ini. Hal ini BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Pada tahun 1981, didirikan Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Karawang. Alasan didirikannya karena kemajuan pembangunan yang sangat pesat di Kota ini. Hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. para pemimpin penjara. Gagasan dan konsepsi tentang Pemasyarakatan ini

BAB I PENDAHULUAN. para pemimpin penjara. Gagasan dan konsepsi tentang Pemasyarakatan ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem Pemasyarakatan lahir di Bandung dalam konferensi jawatan kepenjaraan para pemimpin penjara. Gagasan dan konsepsi tentang Pemasyarakatan ini dicetuskan oleh DR.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH 2.1 Sejarah Sekolah Dasar ABC Sekolah Dasar ABC merupakan salah satu jenis sekolah dasar islam terpadu yang berdiri pada Bulan Juli tahun 2007 di Medan. Pada awalnya, sekolah

Lebih terperinci

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI RUMAH TAHANAN NEGARA KELAS IIB

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI RUMAH TAHANAN NEGARA KELAS IIB KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI KANTOR WILAYAH RIAU RUMAH TAHANAN NEGARA KELAS IIB PEKANBARU Jl. Sialang Bungkuk - Kulim Telp : (0761) 869892 Email : rutanpekanbaru@gmail.com VISI Menjadi Rutan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH 2.1 Sejarah Sekolah Sekolah Dasar Negeri (SDN) 060796 merupakan salah satu sekolah negeri yang beralamat di Jalan Medan Area Selatan, Kecamatan Medan Area, Kota Medan. Sekolah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PEMBIASAAN BERIBADAH SHOLAT BERJAMA AH DALAM MEMBINA PERILAKU KEAGAMAAN SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PEMBIASAAN BERIBADAH SHOLAT BERJAMA AH DALAM MEMBINA PERILAKU KEAGAMAAN SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 PEKALONGAN BAB IV ANALISIS PEMBIASAAN BERIBADAH SHOLAT BERJAMA AH DALAM MEMBINA PERILAKU KEAGAMAAN SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 PEKALONGAN Analisis hasil dari penelitian ini didapat dari data bab II dan III

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO A. Analisis Karakter Siswa SMP Negeri 1 Wonopringgo Untuk mengetahui perkembangan karakter siswa di SMP

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. hasil penelitian yang diperoleh dari hasil wawancara/interview, observasi dan dokumentasi

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. hasil penelitian yang diperoleh dari hasil wawancara/interview, observasi dan dokumentasi 99 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Setelah peneliti mengumpulkan data dari hasil penelitian yang diperoleh dari hasil penelitian yang diperoleh dari hasil wawancara/interview, observasi

Lebih terperinci

Pedoman Pengumpulan Data. 1. Wawancara Kepala Sekolah SMP Negeri 7 Kebumen. a. Bagaimana sejarah berdirinya SMP Negeri 7 Kebumen?

Pedoman Pengumpulan Data. 1. Wawancara Kepala Sekolah SMP Negeri 7 Kebumen. a. Bagaimana sejarah berdirinya SMP Negeri 7 Kebumen? Pedoman Pengumpulan Data 1. Wawancara Kepala Sekolah SMP Negeri 7 Kebumen a. Bagaimana sejarah berdirinya SMP Negeri 7 Kebumen? b. Apa visi dan Misi SMP Negeri 7 Kebumen? c. Apa saja sarana dan prasarana

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. Selatan di Kota Banjar Baru. Merupakan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD)

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. Selatan di Kota Banjar Baru. Merupakan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum lokasi penelitian 1. Sejarah Singkat PSBR Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) Budi Satria Provinsi Kalimantan Selatan di Kota Banjar Baru. Merupakan Unit Pelaksana

Lebih terperinci

TABEL KEGIATAN DI MASJID AGUNG DEMAK DALAM PENINGKATAN DAKWAH ISLAM. 1) Kegiatan harian NO KEGIATAN TUJUAN SASARAN WAKTU 1 Sholat berjamaah

TABEL KEGIATAN DI MASJID AGUNG DEMAK DALAM PENINGKATAN DAKWAH ISLAM. 1) Kegiatan harian NO KEGIATAN TUJUAN SASARAN WAKTU 1 Sholat berjamaah TABEL KEGIATAN DI MASJID AGUNG DEMAK DALAM PENINGKATAN DAKWAH ISLAM 1) Kegiatan harian NO KEGIATAN TUJUAN SASARAN WAKTU 1 Sholat berjamaah Para pengurus demak, para peziarah yang datang Setiap hari di

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP Kesimpulan

BAB V PENUTUP Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan di Masjid Agung Kendal dikelompokkan menjadi empat yaitu kegiatan harian, mingguan, bulanan dan tahunan. a. Kegiatan harian, meliputi

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 58 TAHUN 1999 TENTANG SYARAT-SYARAT DAN TATA CARA PELAKSANAAN WEWENANG, TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PERAWATAN TAHANAN PRESIDEN, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

RUMAH TAHANAN NEGARA KLAS IIB DUMAI Jl. Pemasyarakatan No. 01 Bumi Ayu - Dumai RUTAN DUMAI

RUMAH TAHANAN NEGARA KLAS IIB DUMAI Jl. Pemasyarakatan No. 01 Bumi Ayu - Dumai RUTAN DUMAI RUMAH TAHANAN NEGARA KLAS IIB DUMAI Jl. Pemasyarakatan No. 01 Bumi Ayu - Dumai SEJARAH SINGKAT Rumah Tahanan Negara Klas IIB Dumai yang awal mulanya bernama Cabang Rutan Bengkalis di Dumai terletak di

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKALISASI KARAOKE SUKOSARI BAWEN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKALISASI KARAOKE SUKOSARI BAWEN BAB IV GAMBARAN UMUM LOKALISASI KARAOKE SUKOSARI BAWEN 4.1. Sejarah Berdirinya Berdirinya lokalisasi karaoke Sukosari, di Kec.Bawen, Kab. Semarang. Semula daerah yang dahulunya adalah persawahan dan perkebunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk anak-anak. Seperti yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. untuk anak-anak. Seperti yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak merupakan generasi penerus bangsa yang akan menjadi penopang bagi keberlangsungan bangsa tersebut. Untuk mewujudkan masa depan bangsa yang cerah, diperlukan pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER ANAK DALAM KITAB AKHLAK LIL BANIN JUZ I DI PONDOK

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER ANAK DALAM KITAB AKHLAK LIL BANIN JUZ I DI PONDOK BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER ANAK DALAM KITAB AKHLAK LIL BANIN JUZ I DI PONDOK PESANTREN AL-MASYHAD MANBA UL FALAH SAMPANGAN PEKALONGAN A. Analisis Nilai-Nilai Pendidikan

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI PENANGGULANGAN DAN PEMBERANTASAN NARKOBA DI LAPAS/RUTAN DIREKTORAT JENDERAL PEMASYARAKATAN

PEDOMAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI PENANGGULANGAN DAN PEMBERANTASAN NARKOBA DI LAPAS/RUTAN DIREKTORAT JENDERAL PEMASYARAKATAN PEDOMAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI PENANGGULANGAN DAN PEMBERANTASAN NARKOBA DI LAPAS/RUTAN DIREKTORAT JENDERAL PEMASYARAKATAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN A. UMUM

Lebih terperinci

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBUK INOONESIA NOMOR M.2.PK.04-10 TAHUN 2007 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PELAKSANAAN ASIMILASI,

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 1999 TENTANG SYARAT-SYARAT DAN TATA CARA PELAKSANAAN WEWENANG, TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PERAWATAN TAHANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Ambon melalui peraturan tentang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Ambon melalui peraturan tentang BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Dalam Bab terakhir ini penulis akan dipaparkan kesimpulan dan rekomendasi yang mengacu pada deskripsi dari hasil penelitian sebagaimana yang telah diuraikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak dalam Islam adalah sebagai makhluk ciptaan Allah swt. yang. berkedudukan mulia dan dalam keluarga dia memiliki kedudukan yang

BAB I PENDAHULUAN. Anak dalam Islam adalah sebagai makhluk ciptaan Allah swt. yang. berkedudukan mulia dan dalam keluarga dia memiliki kedudukan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak dalam Islam adalah sebagai makhluk ciptaan Allah swt. yang berkedudukan mulia dan dalam keluarga dia memiliki kedudukan yang penting, bahkan di kehidupan

Lebih terperinci

BAB III HAMBATAN PROSES PEMBINAAN DAN UPAYA MENGATASI HAMBATAN OLEH PETUGAS LAPAS KELAS IIA BINJAI

BAB III HAMBATAN PROSES PEMBINAAN DAN UPAYA MENGATASI HAMBATAN OLEH PETUGAS LAPAS KELAS IIA BINJAI BAB III HAMBATAN PROSES PEMBINAAN DAN UPAYA MENGATASI HAMBATAN OLEH PETUGAS LAPAS KELAS IIA BINJAI A. Faktor yang menghambat Proses Pembinaan Narapidana Narkotika di Lapas Klas IIA Binjai Dalam pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Pada bagian ini peneliti mendeskripsikan dan menganalisis data hasil penelitian yang meliputi gambaran umum MI Miftahus Sibyan Tugurejo Semarang, pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Teori adalah konsep-konsep yang merupakan abstraksi dan hasil

BAB II URAIAN TEORITIS. Teori adalah konsep-konsep yang merupakan abstraksi dan hasil BAB II URAIAN TEORITIS Teori adalah konsep-konsep yang merupakan abstraksi dan hasil pemikiran atau kerangka acuan yang pada dasarnya bertujuan untuk mengadakan identifikasi terhadap dimensi-dimensi sosial

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Membangun suasana religius di dalam lingkungan sekolah adalah membudayakan kebudayaan atau kebiasaan islami di sekolah, agar siswa mempunyai akhlak baik sehingga mampu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERANAN GURU DALAM PENANGGULANGAN. PENYIMPANGAN PERILAKU PESERTA DIDIK MTs. MA ARIF NU BUARAN PEKALONGAN MELALUI SPIRITUAL TREATMENT

BAB IV ANALISIS PERANAN GURU DALAM PENANGGULANGAN. PENYIMPANGAN PERILAKU PESERTA DIDIK MTs. MA ARIF NU BUARAN PEKALONGAN MELALUI SPIRITUAL TREATMENT BAB IV ANALISIS PERANAN GURU DALAM PENANGGULANGAN PENYIMPANGAN PERILAKU PESERTA DIDIK MTs. MA ARIF NU BUARAN PEKALONGAN MELALUI SPIRITUAL TREATMENT A. Analisis Bentuk Penyimpangan Perilaku Peserta Didik

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. 1. Pembelajaran Intrakurikuler yang dilakukan Guru Pendidikan Agama

BAB V PEMBAHASAN. 1. Pembelajaran Intrakurikuler yang dilakukan Guru Pendidikan Agama BAB V PEMBAHASAN Setelah data dipaparkan dan menghasilkan temuan-temuan maka kegiatan selanjutnya adalah mengkaji hakikat dan makna temuan penelitian. Masing-masing temuan penelitian akan dibahas mengacu

Lebih terperinci

Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA

Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA 1. WAWANCARA DENGAN KEPALA SEKOLAH a. Apa saja bentuk pembiasaan khususnya pembiasaan berakhlak yang dilakukan pihak sekolah dalam membentuk karakter siswa? b. Bagaimana proses

Lebih terperinci

2016, No Keluarga, Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas, dan Cuti Bersyarat; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pem

2016, No Keluarga, Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas, dan Cuti Bersyarat; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pem BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.810, 2016 KEMENKUMHAM. Remisi. Asimilasi. Cuti Mengunjungi Keluarga. Pembebasan Bersyarat. Cuti Menjelang Bebas. Cuti Bersyarat. Pemberian. Tata Cara. Perubahan. PERATURAN

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 1999 TENTANG SYARAT-SYARAT DAN TATA CARA PELAKSANAAN WEWENANG, TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PERAWATAN TAHANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

BAB III PELAYANAN IBADAH HAJI DI KEMENTRIAN AGAMA KABUPATEN TAHUN 2011

BAB III PELAYANAN IBADAH HAJI DI KEMENTRIAN AGAMA KABUPATEN TAHUN 2011 BAB III PELAYANAN IBADAH HAJI DI KEMENTRIAN AGAMA KABUPATEN TAHUN 2011 A. Profil Kementrian Agama Kabupaten Demak 1. Sejarah Berdiri Kantor Kementerian Agama Kabupaten Demak pada awal berdirinya hingga

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG A. Analisis Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 3 Warungasem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana bersikap, bertutur kata dan mempelajari perkembangan sains yang

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana bersikap, bertutur kata dan mempelajari perkembangan sains yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan kita, ini berarti bahwa setiap manusia berhak mendapat dan berharap untuk selalu berkembang dalam pendidikan.

Lebih terperinci

Institute for Criminal Justice Reform

Institute for Criminal Justice Reform KEPUTUSAN MENTERI KEHAKIMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.01.PK.04-10 TAHUN 1999 TENTANG ASIMILASI, PEMBEBASAN BERSYARAT DAN CUTI MENJELANG BEBAS MENTERI KEHAKIMAN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEHAKIMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR :M.01-PK TAHUN 1999 TENTANG ASIMILASI, PEMBEBASAN BERSYARAT DAN CUTI MENJELANG BEBAS

KEPUTUSAN MENTERI KEHAKIMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR :M.01-PK TAHUN 1999 TENTANG ASIMILASI, PEMBEBASAN BERSYARAT DAN CUTI MENJELANG BEBAS KEPUTUSAN MENTERI KEHAKIMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR :M.01-PK.04.10 TAHUN 1999 TENTANG ASIMILASI, PEMBEBASAN BERSYARAT DAN CUTI MENJELANG BEBAS MENTERI KEHAKIMAN REPUBLIK INDONESIA. Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Kondisi Umum SMP N 1 Wiradesa Kabupaten Pekalongan 1. Letak Geografis SMP N 1 Wiradesa terletak di kelurahan Pekuncen, Kecamatan Wiradesa, Kabupaten Pekalongan. Mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjamin terpenuhinya hak-hak anak agar dapat hidup, tumbuh,

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjamin terpenuhinya hak-hak anak agar dapat hidup, tumbuh, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional Tahun 2010, perlindungan anak termasuk dalam

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. yang ada dalam kenyataan sosial yang ada. Berkaitan dengan judul skripsi ini,

BAB V PEMBAHASAN. yang ada dalam kenyataan sosial yang ada. Berkaitan dengan judul skripsi ini, BAB V PEMBAHASAN Pada bab V ini akan membahas dan menghubungkan antara teori dari temuan sebelumnya dengan teori temuan saat penelitian. Menggabungkan antara pola-pola yang ada dalam teori sebelumnya dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu fenomena yang menarik pada zaman modern di Indonesia adalah pemahaman dan implementasi tentang nilai-nilai moral dalam kehidupan masyarakat kita yang semakin

Lebih terperinci

BAB III PERSEPSI BURUH BATIK TENTANG PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK DI KELURAHAN PRINGREJO KOTA PEKALONGAN

BAB III PERSEPSI BURUH BATIK TENTANG PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK DI KELURAHAN PRINGREJO KOTA PEKALONGAN BAB III PERSEPSI BURUH BATIK TENTANG PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK DI KELURAHAN PRINGREJO KOTA PEKALONGAN A. Gambaran Umum Kelurahan Pringrejo 1) Letak Geografis Kelurahan pringrejo termasuk ke dalam wilayah

Lebih terperinci

BAB III PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KELUARGA BURUH BATIK DI DESA SEPACAR KECAMATAN TIRTO KABUPATEN PEKALONGAN

BAB III PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KELUARGA BURUH BATIK DI DESA SEPACAR KECAMATAN TIRTO KABUPATEN PEKALONGAN BAB III PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KELUARGA BURUH BATIK DI DESA SEPACAR KECAMATAN TIRTO KABUPATEN PEKALONGAN A. Gambaran Umum Desa Sepacar Kecamatan Tirto Kabupaten Pekalongan 1. Letak Lokasi Desa Sepacar

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 25 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Pada bab ini akan menjelaskan beberapa uraian menyangkut Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Klas IIA Bandung yang terdiri dari Sejarah, Visi dan

Lebih terperinci

PANITIA STUDI ISLAM DAN TAFAKKUR ALAM (SITA) XV DEWAN KESEJAHTERAAN MASJID NURUL FALAH SEKOLAH TINGGI PERIKANAN

PANITIA STUDI ISLAM DAN TAFAKKUR ALAM (SITA) XV DEWAN KESEJAHTERAAN MASJID NURUL FALAH SEKOLAH TINGGI PERIKANAN A. PENDAHULUAN Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dari peningkatan akhlak. Peningkatan akhlak generasi muda adalah sebagai sarana pembentukan kepribadian bangsa yang berlandaskan nilai-nilai

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG TATA TERTIB LEMBAGA PEMASYARAKATAN DAN RUMAH TAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM RUTAN KLAS II B SERANG

BAB II GAMBARAN UMUM RUTAN KLAS II B SERANG BAB II GAMBARAN UMUM RUTAN KLAS II B SERANG A. Sejarah dan Letak Geografis Rutan Klas II B Serang Rutan Klas II B Serang dibangun pada tahun 1885 oleh pemerintah kolonial Belanda yang pada awalnya difungsikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pergeseran paradigma dalam hukum pidana, mulai dari aliran klasik,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pergeseran paradigma dalam hukum pidana, mulai dari aliran klasik, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pergeseran paradigma dalam hukum pidana, mulai dari aliran klasik, aliran neo-klasik, dan aliran modern menandai babak baru dalam wacana hukum pidana. Pergeseran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sanksi atau nestapa sebagaimana diatur dalam hukum pidana (Strafrecht) dan

BAB I PENDAHULUAN. sanksi atau nestapa sebagaimana diatur dalam hukum pidana (Strafrecht) dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hukum Pidana adalah hukum yang mengatur pelanggaranpelanggaran dan kejahatan terhadap kepentingan umum, bersifat memaksa dan dapat dipaksakan, paksaan tersebut

Lebih terperinci

INSTRUMEN PENELITIAN. Implementasi Penanaman Nilai-Nilai Religius Siswa Di MTs Nurul Huda Dempet Demak

INSTRUMEN PENELITIAN. Implementasi Penanaman Nilai-Nilai Religius Siswa Di MTs Nurul Huda Dempet Demak INSTRUMEN PENELITIAN Implementasi Penanaman Nilai-Nilai Religius Siswa Di MTs Nurul Huda Dempet Demak Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI No Indikator Uraian Observasi 1. Profil a. Sejarah MTs Nurul Huda b. Susunan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB IV HASIL PEMBAHASAN PENELITIAN BAB IV HASIL PEMBAHASAN PENELITIAN A. Desain Kurikulum di TKIT Nurul Qomar Pedurungan Semarang Kurikulum di TKIT Nurul Qomar Pedurungan Semarang dipadukan antara: 1. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Lebih terperinci

Profile LPKA Salemba PUSANEV_BPHN. Berkomitmen Untuk Membangun Manusia Mandiri

Profile LPKA Salemba PUSANEV_BPHN. Berkomitmen Untuk Membangun Manusia Mandiri Profile LPKA Salemba Berkomitmen Untuk Membangun Manusia Mandiri Jl. Percetakan Negara No. 88 A, Jakarta Pusat Telp/Fax. (021) 4288 3804 4288 3881 A. Peta Peraturan Perundang undangan (Dasar Hukum) UU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemasyarakatan mengalami keadaan yang jauh berbeda dibandingkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemasyarakatan mengalami keadaan yang jauh berbeda dibandingkan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya seseorang yang melanggar norma hukum lalu dijatuhi hukuman pidana dan menjalani kesehariannya di sebuah Lembaga Pemasyarakatan mengalami keadaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN BOARDING SCHOOL DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DI SDIT BIAS ASSALAM KOTA TEGAL

BAB IV ANALISIS PERAN BOARDING SCHOOL DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DI SDIT BIAS ASSALAM KOTA TEGAL BAB IV ANALISIS PERAN BOARDING SCHOOL DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DI SDIT BIAS ASSALAM KOTA TEGAL Berdasarkan penelitian yang dilakukan di SDIT BIAS Assalam Kota Tegal, yang diperoleh

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pada hakikatnya perlakuan terhadap

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN AKHLAK SISWA-SISWI SD NEGERI SALIT KAJEN PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN AKHLAK SISWA-SISWI SD NEGERI SALIT KAJEN PEKALONGAN BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN AKHLAK SISWA-SISWI SD NEGERI SALIT KAJEN PEKALONGAN A. Analisis Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Pembinaan Akhlak Siswa-Siswi SD Negeri Salit Kajen

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan akhlak karimah. terhadap Allah SWT di SMP Islam Al Azhaar Tulungagung

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan akhlak karimah. terhadap Allah SWT di SMP Islam Al Azhaar Tulungagung BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskriptif Data 1. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan akhlak karimah terhadap Allah SWT di SMP Islam Al Azhaar Tulungagung Pembinaan akhlak menjadi prioritas

Lebih terperinci

BAB III PERANAN YAYASAN AL-IKHLAS TERHADAP ANAK YATIM PIATU, FAKIR MISKIN DAN JANDA MISKIN

BAB III PERANAN YAYASAN AL-IKHLAS TERHADAP ANAK YATIM PIATU, FAKIR MISKIN DAN JANDA MISKIN BAB III PERANAN YAYASAN AL-IKHLAS TERHADAP ANAK YATIM PIATU, FAKIR MISKIN DAN JANDA MISKIN A. Sarana dan Prasarana Usia Yayasan Al-Ikhlas hingga saat ini telah mencapai 16 tahun sejak awal berdirinya,

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI LEMBAGA PEMASYARAKATAN ANAK KELAS IIB PEKANBARU. Saat ini Lembaga Pemasyarakatan Anak Kelas IIB Pekanbaru berada di

BAB II DESKRIPSI LEMBAGA PEMASYARAKATAN ANAK KELAS IIB PEKANBARU. Saat ini Lembaga Pemasyarakatan Anak Kelas IIB Pekanbaru berada di BAB II DESKRIPSI LEMBAGA PEMASYARAKATAN ANAK KELAS IIB PEKANBARU A. Sejarah Lapas Saat ini Lembaga Pemasyarakatan Anak Kelas IIB Pekanbaru berada di bawah Kantor Wilayah Kementrian Hukum dan Hak Asasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TENTANG PERAN GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG

BAB IV ANALISIS TENTANG PERAN GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG BAB IV ANALISIS TENTANG PERAN GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG A. Analisis Pembinaan Mental Keagamaan Siswa di SMP N 2 Warungasem Batang Pembinaan mental keagamaan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI 1. PENETAPAN PERATURAN POKOK

DAFTAR ISI 1. PENETAPAN PERATURAN POKOK DAFTAR ISI 1. PENETAPAN PERATURAN POKOK 2. BAB I : KETENTUAN UMUM a. Pasal 1 : Pengertian b. Pasal 2 : Maksud dan tujuan c. Pasal 3 : Lingkup peraturan pokok kepegawaian di GKJW Jemaat Waru. d. Pasal 4

Lebih terperinci

BAB IV MODEL KOMUNIKASI DAKWAH DALAM MENINGKATKAN UKHUWAH ISLAMIYAH PADA MAJELIS TA LIM JAMI IYAH ISTIGHOSAH AL-MU AWWANAH

BAB IV MODEL KOMUNIKASI DAKWAH DALAM MENINGKATKAN UKHUWAH ISLAMIYAH PADA MAJELIS TA LIM JAMI IYAH ISTIGHOSAH AL-MU AWWANAH 68 BAB IV MODEL KOMUNIKASI DAKWAH DALAM MENINGKATKAN UKHUWAH ISLAMIYAH PADA MAJELIS TA LIM JAMI IYAH ISTIGHOSAH AL-MU AWWANAH A. Model Komunikasi Dakwah yang Digunakan Da i dalam Meningkatkan Ukhuwah Islamiyah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK PADA KELUARGA BURUH BATIK DI DESA SEPACAR KECAMATAN TIRTO KABUPATEN PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK PADA KELUARGA BURUH BATIK DI DESA SEPACAR KECAMATAN TIRTO KABUPATEN PEKALONGAN BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK PADA KELUARGA BURUH BATIK DI DESA SEPACAR KECAMATAN TIRTO KABUPATEN PEKALONGAN Dari data-data yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditemukan suatu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENGELOLAAN DAKWAH DI RUMAH SAKIT ISLAM PATI TAHUN

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENGELOLAAN DAKWAH DI RUMAH SAKIT ISLAM PATI TAHUN BAB IV ANALISIS TERHADAP PENGELOLAAN DAKWAH DI RUMAH SAKIT ISLAM PATI TAHUN 2013-2014 4.1.Analisis Terhadap Pengelolaan Dakwah di Rumah Sakit Islam Pati Tahun 2013-2014 Rumah Sakit Islam Pati sebagai bagian

Lebih terperinci

diajarkan oleh pendidik yang seagama. Serta mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya.

diajarkan oleh pendidik yang seagama. Serta mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya. 66 diajarkan oleh pendidik yang seagama. Serta mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya. Tetapi semuanya berbanding terbalik dengan pelaksanaan pendidikan agama yang

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM MTS SALAFIYAH WONOYOSO PEKALONGAN. A. Kondisi Umum MTs Salafiyah Wonoyoso Pekalongan

BAB III GAMBARAN UMUM MTS SALAFIYAH WONOYOSO PEKALONGAN. A. Kondisi Umum MTs Salafiyah Wonoyoso Pekalongan BAB III GAMBARAN UMUM MTS SALAFIYAH WONOYOSO PEKALONGAN A. Kondisi Umum MTs Salafiyah Wonoyoso Pekalongan 1. Sejarah MTs Salafiyah Wonoyoso Pekalongan Mengenai sejarah berdirinya MTs Salafiyah Wonoyoso

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1999 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PELAKSANAAN HAK WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1999 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PELAKSANAAN HAK WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 32 TAHUN 1999 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PELAKSANAAN HAK WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN PRESIDEN, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 14 ayat (2), Pasal

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. pihak lembaga madrasah beserta komite madrasah dan tokoh masyarakat.

BAB VI PENUTUP. pihak lembaga madrasah beserta komite madrasah dan tokoh masyarakat. BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil-hasil penelitian lapangan sebagai disajikan dalam bab IV dan bab V serta memperhatikan fokus penelitian yang diajukan dalam bab I, maka dapat ditetapkan kesimpulan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.832, 2013 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Remisi. Asimilasi. Syarat. Pembebasan Bersyarat. Cuti. Tata Cara. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK

Lebih terperinci

PP 58/1999, SYARAT-SYARAT DAN TATA CARA PELAKSANAAN WEWENANG, TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PERAWATAN TAHANAN

PP 58/1999, SYARAT-SYARAT DAN TATA CARA PELAKSANAAN WEWENANG, TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PERAWATAN TAHANAN PP 58/1999, SYARAT-SYARAT DAN TATA CARA PELAKSANAAN WEWENANG, TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PERAWATAN TAHANAN Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 58 TAHUN 1999 (58/1999) Tanggal: 22 JUNI 1999 (JAKARTA)

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Langkah-langkah Guru Pendidikan Agama Islam dalam Mengatasi. Dampak Negatif Internet (Facebook) pada Peserta Didik MIN

BAB V PEMBAHASAN. A. Langkah-langkah Guru Pendidikan Agama Islam dalam Mengatasi. Dampak Negatif Internet (Facebook) pada Peserta Didik MIN BAB V PEMBAHASAN A. Langkah-langkah Guru Pendidikan Agama Islam dalam Mengatasi Dampak Negatif Internet (Facebook) pada Peserta Didik MIN Tunggangri Guru merupakan seorang pendidik yang tidak hanya mendidik

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada bagian ini dapatlah disimpulkan bahwa penalaran dan kontekstualisasi ibadah

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada bagian ini dapatlah disimpulkan bahwa penalaran dan kontekstualisasi ibadah BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Pada bagian ini dapatlah disimpulkan bahwa penalaran dan kontekstualisasi ibadah shalat dalam membina kepribadian siswa di SMA merupakan program yang dirancang sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang mengatakan bahwa setiap orang

BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang mengatakan bahwa setiap orang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakekatnya, kesehatan merupakan hak setiap manusia. Hal tersebut sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 28 H ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Lembaga Pemasyarakatan Secara formal sistem pemasyarakatan dicetuskan pada tanggal 5 juli 1953 oleh Dr. Suharjo, SH yaitu Menteri Kehakiman Republik

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Data yang disajikan dalam penelitian ini merupakan hasil wawancara, dokumentasi dan observasi atau pengamatan langsung terhadap problematika penanaman

Lebih terperinci

Institute for Criminal Justice Reform

Institute for Criminal Justice Reform KEPUTUSAN MENTERI HUKUM DAN PERUNDANG-UNDANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : M.02.PR.08.03 TAHUN 1999 TENTANG PEMBENTUKAN BALAI PERTIMBANGAN PEMASYARAKATAN DAN TIM PENGAMAT PEMASYARAKATAN MENTERI HUKUM DAN

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Kesimpulan Umum Berdasarkan hasil penelitian mengenai Upaya Pembinaan Akhlak Siswa Melalui Keteladanan Guru (Studi Deskriptif Analitik terhadap Siswa dan Guru

Lebih terperinci

BAB III PERKEMBANGAN KEAGAMAAN ANAK BURUH PABRIK DI WONOLOPO

BAB III PERKEMBANGAN KEAGAMAAN ANAK BURUH PABRIK DI WONOLOPO BAB III PERKEMBANGAN KEAGAMAAN ANAK BURUH PABRIK DI WONOLOPO A. Tipologi Demografis Masyarakat Kelurahan Wonolopo Kecamatan Mijen Kota Semarang 1. Keadaan Demografis Penduduk Kelurahan Wonolopo berjumlah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN DAKWAH DALAM MENINGKATKAN KUALITAS KEBERAGAMAAN SANTRI PONDOK PESANTREN SALAFIYYAH AL MUNAWIR GEMAH PEDURUNGAN KOTA SEMARANG

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN DAKWAH DALAM MENINGKATKAN KUALITAS KEBERAGAMAAN SANTRI PONDOK PESANTREN SALAFIYYAH AL MUNAWIR GEMAH PEDURUNGAN KOTA SEMARANG 121 BAB IV ANALISIS MANAJEMEN DAKWAH DALAM MENINGKATKAN KUALITAS KEBERAGAMAAN SANTRI PONDOK PESANTREN SALAFIYYAH AL MUNAWIR GEMAH PEDURUNGAN KOTA SEMARANG A. Analisis Planning Manajemen Dakwah dalam Meningkatkan

Lebih terperinci

BAB IV DISKRIPSI LOKASI PENELITIAN

BAB IV DISKRIPSI LOKASI PENELITIAN 46 BAB IV DISKRIPSI LOKASI PENELITIAN Gambar 3 Peta Kabupaten S idoarjo Gambar 4 Peta Lokasi TPST Janti Berseri 47 A. Kondisi Geografis Letak geografis Desa Janti terletak di Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo.

Lebih terperinci

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. 1. Pendidikan pramuka di SMK Negeri 1 Pogalan Trenggalek. ektra kurikuler perlu diadakan.

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. 1. Pendidikan pramuka di SMK Negeri 1 Pogalan Trenggalek. ektra kurikuler perlu diadakan. BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. Data Temuan 1. Pendidikan pramuka di SMK Negeri 1 Pogalan Trenggalek Untuk penerapan kegiatan ektra kurikuler gerakan pramuka dalam meningkatkan mutu pendidikan

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA

BAB III PENYAJIAN DATA BAB III PENYAJIAN DATA Dalam bab III ini penulis akan menyajikan data-data yang diperoleh dari lokasi penelitian, yaitu di Panti Asuhan Yatim Putra Muhammadiyah Pekanbaru. Adapun data yang dipaparkan di

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEHAKIMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : M.01-PK.04.10 TAHUN 1999 TENTANG ASIMILASI, PEMBEBASAN BERSYARAT DAN CUTI MENJELANG BEBAS

KEPUTUSAN MENTERI KEHAKIMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : M.01-PK.04.10 TAHUN 1999 TENTANG ASIMILASI, PEMBEBASAN BERSYARAT DAN CUTI MENJELANG BEBAS KEPUTUSAN MENTERI KEHAKIMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : M.01-PK.04.10 TAHUN 1999 TENTANG ASIMILASI, PEMBEBASAN BERSYARAT DAN CUTI MENJELANG BEBAS MENTERI KEHAKIMAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

Tujuan pendidikan adalah membentuk seorang yang berkualitas dan

Tujuan pendidikan adalah membentuk seorang yang berkualitas dan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan sebuah proses dengan menggunakan berbagai macam metode pembelajaran sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang

Lebih terperinci