Cost Allocation : Joint Product & By Product Chapter 16

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Cost Allocation : Joint Product & By Product Chapter 16"

Transkripsi

1 Cost Allocation : Joint Product & By Product Chapter 16

2 MATERI MAKNA DARI ISTILAH ISTILAH MENGAPA MENGALOKASIKAN JOINT COST METODE-METODE MENGALOKASIKAN JOINT COST KETIDAKRELEVANAN JOINT COST UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN

3 TUJUAN PENGAJARAN MENGINDENTIFIKASIKAN BUTIR-BUTIR SPLITOFF DARI SITUASI JOINT-COST MEMBEDAKAN ANTARA JOINT PRODUCT DAN BY PRODUCT MENYEDIAKAN BEBERAPA ALASAN UNTUK MENGALOKASIKAN JOINT COST KEPADA PRODUK INDIVIDUAL MEMBEDAKAN METODE ALTERNATIF MENGALOKASIKAN JOINT COST MENGURAIKAN MENGAPA NILAI PENJUALAN DALAM METODE SPLITOFF DIGUNAKAN SECARA LUAS MENGURAIKAN KETIDAKRELEVANAN JOINT COST DALAM MEMUTUSKAN UNTUK MENJUAL ATAU MEMPROSES LEBIH LANJUT

4 Cost allocation Mengidentifikasikan butir-butir split off dari situasi Joint-Cost Membedakan antar Joint Product dan By Product Menyediakan beberapa alasan untuk mengalokasikan Joint-Cost kepada produk individu Membedakan metode alternatif mengalokasikan Joint-Cost

5 Contoh Situasi Joint Cost Industri Produk yang dapat Dipisahkan pada titik pemecahan Pertanian : Domba Potongan Domba, babat, kulit, tulang Susu Segar Krim, Skim Cair Peternakan Kalkun Dada, sayap, paha, kaki kalkun, bulu Industri Ekstraktif : Batu Bara Batu arang, gas, bensin, tar, amoniak Tembaga Tembaga, Emas, Timah, Seng Minyak Minyak Mentah, gas, LPG cair Garam Hidrogen, Klorine, Kostik Soda

6 Learning Objective 1 Membedakan antara Joint Product dan By Product

7 Joint Product, Main Product, ByProduct, dan Scrap Joint Product * Main Produck+ ByProduct Scrap Tinggi rendah Minimal Nilai Penjualan Relatif *) Jika produk berganda mempunyai nilai penjualan yang relatif tinggi +) Jika hanya satu produk mempunyai nilai penjualan yang relatif tinggi

8 Definisi 1.Produk Bersama Tidak bisa diindentifikasikan Terpisah sebagai produk individu sampe titik pemecahan. 2.Produk Utama Kalau suatu proses tunggal Menghasilkan dua atau lebih hanya menghasilkan Satu produk dengan nilai penjualan relatif tinggi.

9 Definisi 3. Barang Sisa (scrap) Mempunyai nilai penjualan Relatif paling kecil 4.Produk Sampingan Mempunyai nilai penjualan Yang rendah dibandingkan dengan nilai penjualan utama

10 Mengapa meng-alokasikan joint Cost Perhitungan harga pokok persediaan dan harga pokok penjualan untuk laporan keuangan eksternal dan instansi pajak Perhitungan harga pokok persediaan dan harga pokok penjualan untuk pelaporan keuangan inter. Laporan tersebut dipakai dalam analisis profitabilitas divisi Perhitungan penyelesaian asuransi kalau klaim kerusakan dibuat oleh bisnis dengan Joint Materi: Irsan Lubis, dan SE.Ak; Kampus By LPMB Product / STEI Ciledug

11 Learning Objective 2 Membedakan metode alternatif Mengalokasikan Joint Cost

12 Contoh kasus I PT. Gembiraloka membeli susu segar dari peternakan Individual dan memprosesnya hinnga titik pemecahan Dimana dua produk (krim dan skim cair diperoleh) Susu segar yang diproses 110 liter (110 liter susu Segar menghasilkan 100 liter produk baik dengan 10 liter penyusutan) Produksi krim Produksi Skim cair 25 liter 75 liter

13 Contoh kasus I penjualan 20 Rp. 16,000 penjualan 30 Rp. 8,000 Produk Saldo Awal Saldo Akhir Susu Segar 0 Liter 0 Liter Krim 0 Liter 5 Liter SkimCair 0 Liter 45 Liter

14 Tinjauan sekilas contoh Kasus Joint Cost Krim Susu segar Pemprosesan Rp. 800,000 Skim Cair Titik Split off

15 Joint-cost Metode Nilai Penjualan pada Pemecahan Krim Skim Cair Total Nilai penjualan pada titik pemecahan (krim, 25 ltr x 16,000; Skim cair, Rp. 400,000 Rp. 600,000 Rp. 1,000, ltr x 8,000) 2. Penimbang (400,000/1,000,000; 600,000/1,000,000 0,40 0,60 3. Join cost yang dialokasikan (Krim 0,4 x 800,000 ; Rp. 320,000 Rp. 480,000 Rp. 800,000 Skim Cair 0,6 x 800,000) 4. Biaya Produksi per Unit (Krim, 320,000/25ltr; Rp. 12,800 Rp. 6,400 Skim Cai, 480,000/75ltr

16 Joint-Cost Laporan Laba/Rugi Krim Skim Cair Total Penjualan Joint-cost 320, , ,000 Biaya Produksi 320, ,000 80,000 Dikurangi : Saldo Akhir 64, , ,000 Harga Pokok Penjualan 256, , ,000 Marjin kotor 64,000 48, ,000 Persentase Marjin Kotor 20% 20% 20%

17 Joint-cost Metode Ukuran Fisik Krim Skim Cair Total 1. Ukuran fisik Prod Penimbang (25ltr/100ltr 75ltr/100ltr) Joint cost yg dialokasi (krim 0.25x 800,000; skim 200, , ,000 cair 0.75 x 800, Biaya Prod./unit, (krim 200,000/25; skim cair 8,000 8, ,000/75ltr

18 Joint-cost Laporan Laba-Rugi Krim Skim Cair Total Penjualan Joint-Cost 320, , ,000 Biaya Produksi 200, , ,000 Dikurangi : -Saldo akhir 40, , ,000 Harga Pokok Penjualan 160, , ,000 Marjin kotor 160, , ,000 Persentase Marjin Kotor 50% 0% 28,6%

19 CATATAN TIMBANGAN FISIK YANG DIPAKAI UNTUK MENG- ALOKASIKAN JOINT COST MUNGKIN TIDAK MEMILIKI HUBUNGAN DENGAN KEMAMPUAN MENGHASILKAN : MISALNYA TULANG SAPI DENGAN PERUT SAPI BONGKAHAN TIMAH LEBIH BESAR TAPI HARGANYA LEBIH MURAH NAMUN MENGAPA MASIH DIGUNAKAN???

20 CONTOH KASUS-II Anggaplah situasi yang sama seperti dalam contoh : kasus I, kecuali baik krim or skim cair diproses lebih lanjut 1.Krim Krim Mentega : 25 liter krim diproses Lebih lanjut untuk menghasilkan 20 liter krim Mentega dan biaya pemprosesan tambahan (terpisah)rp. 560,000. Krim Mentega dijual Rp. 50,000/liter 2.Skim Cair Susu Kental: 75 liter skim cair diproses Lebih lanjut untuk Menghasilkan 50 liter Susu kental Dengan biaya pemprosesan tambahan Rp. 1,040,000 Susu kental dijual Rp. 44,000/liter

21 Informasi Persediaan Produk Saldo Awal Saldo Akhir Susu Segar 0 Liter 0 Liter Krim 0 Liter 0 Liter SkimCair 0 Liter 0 Liter Krim Mentega 0 Liter 8 Liter Susu Kental 0 Liter 5 Liter PENJUALAN SELAMA PERIODE INI ADALAH : 12 LITER KRIM MENTEGA DAN 45 LITER SUSU KENTAL

22 Kasus 2 (UKURAN FISIK) Joint Cost Separable Cost Susu segar Krim Pemprosesan Rp. 560,000 Krim Mentega Pemprosesan Rp. 800,000 Skim Cair Pemprosesan Rp. 1,040,000 Susu Kental Titik Split off

23 Metode Estimasi Nilai Realisasi Bersih Krim Susu Total Mentega Kental Nilai penjualan akhir yg diharapkan dari produksi (krim mentega, 20 x 50,000; 1,000,000 2,200,000 3,200,000 susu kental, 50 x 44,000 Dikurangi biaya yg dapat dipisahkan Yg diharapkan untuk menyelesaikan 560,000 1,040,000 1,600,000 Dan menjual Estimasi nilai realisasi bersih pada 440,000 1,160,000 1,600,000 Titik pemecahan Penimbang (440,000:1,600,000:1,160, ,600,000) Joint Cost yang dialokasikan (krim mentega 220, , , x 800,000; Skim cair x 800,000 Biaya produksi/unit (krim mentega [220, ,000]/ 20 ltr (580, ,040,000 / 39,000 32, ltr

24 Joint-Cost Laporan Laba/Rugi Krim Susu Total Mentega Kental Penjualan Joint-cost Rp 600 1,980 2,580 Harga Pokok P Rp Biaya yg dapat untuk penyelesaian Rp ,040 1,600 Harga Pokok Penjualan Rp ,6620 2,400 Saldo Akhir Rp Marjin kotor Rp Persentase Marjin Kotor 22% 26,4% 25,3%

25 MENJUAL ATAU MEMPROSES LEBIH LANJUT PEMROSESAN LEBIH LANJUT KRIM MENJADI KRIM MENTEGA Tambahan pendapatan (1,000, ,000) Rp. 600,000 Tambahan biaya Rp. 560,000 Tambahan laba Operational Rp. 40,000 PEMROSESAN LEBIH LANJUT SKIM CAIR MENJADI SUSU KENTAL Tambahan pendapatan (2,200, ,000) Rp. 1,600,000 Tambahan biaya Rp. 1,040,000 Tambahan laba Operational Rp. 560,000

26 Kasus - III PT. Gema Abadi, memproses secara bersama kimia khusus yang menghasilkan dua parfum 50 ons Mystique dan 150 ons Passion. Nilai penjualan Per ons pada titik splitoff adalah Rp. 12,000 untuk Mystique dan Rp. 8,000 untuk Passion Joint cost yang dikeluarkan sebelum titik spiltoff Adalah Rp. 1,760,000. Manajer mempunyai Pilihan untuk proses lebih lanjut 150 ons Passion Untuk menghasilkan 100 ons Romance

27 KASUS III Total biaya tambahan untuk mengkonversi passion menjadi Romance adalah Rp. 320,000, dan harga jual Romance per ons adalah Rp. 16,000.

28 kasus Joint Cost Separable Cost Mystique Pemprosesan Rp. 1,760,000 Kimia Khusus Passion Pemprosesan Rp. 320,000 Romance Titik Split off

29 Jawab Kasus - III Tambahan pendapatan dari Romance (100 x 16,000) (150 x 8,000) Rp. 400,000 Tambahan Biaya dari Romance Rp. 320,000 Tambahan laba operasi dari Passion menjadi Romance Rp. 80,000

30 Alternatif 1 Jual Mystique Alternatif 2 Jual Mystique Selisih Dan Passion Dan Romance Total pendapatan ( ) Rp. 1,800 ( ,600) Rp. 2,200 Rp. 400 Total Biaya Rp. 1,700 (1, ) Rp.2,080 Rp. 320 Rp. 40 Rp. 120 Rp. 80

31 Produksi Penimbang Alokasi joint Cost (dalam /ons) Mystique : 200 = 0,25 0,25x1,760 = 440 Passion : 200 = 0,75 0,75x1,760 = 1, ,760

32 Pendapatan Biaya Joint cost yg dialokasikan Separable Cost Total HPP Marjin kotor Mystique 600, , , ,000 Romance 1,600,000 1,320, ,000 1,640,000 (40,000)

33 Tinjauan sekilas contoh Kasus Joint Cost Tengkuk Tengkuk domba Pemprosesan Rp. 50,000,000 Tetelan Titik Split off

34 Economic-Order-Quantity Decision Model Example When Q = 1,000 units, RTC = (13,000 $200 1,000) + (1,000 $5.20 2) = $2,600 + $2,600 = $5,200 How many deliveries should occur each time period? D EOQ 13,000 = 1,000 = 13 deliveries

AKUNTANSI BIAYA Penentuan Harga Pokok Produk Bersama Dan Produk Sampingan Costing By-Product and Joint Product

AKUNTANSI BIAYA Penentuan Harga Pokok Produk Bersama Dan Produk Sampingan Costing By-Product and Joint Product Modul ke: 09Fakultas Elok Ekonomi & Bisnis AKUNTANSI BIAYA Penentuan Harga Pokok Produk Bersama Dan Produk Sampingan Costing By-Product and Joint Product Kurniawati, SE, M.Ak Program Studi Manajemen Perhitungan

Lebih terperinci

B A B V I I P R O D U K G A B U N G A N D A N P R O D U K S A M P I N G A N L U K I T A T R I P E R M A T A, S E., M S I., A K.

B A B V I I P R O D U K G A B U N G A N D A N P R O D U K S A M P I N G A N L U K I T A T R I P E R M A T A, S E., M S I., A K. AKUNTANSI BIAYA B A B V I I P R O D U K G A B U N G A N D A N P R O D U K S A M P I N G A N L U K I T A T R I P E R M A T A, S E., M S I., A K., C A PRODUK GABUNGAN (JOINT PRODUCT) Diproduksi secara bersamaan

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. By Product and Joint Product (Produk Sampingan dan Produk Gabungan) Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Modul ke: Fakultas FEB

Akuntansi Biaya. By Product and Joint Product (Produk Sampingan dan Produk Gabungan) Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Modul ke: Fakultas FEB Akuntansi Biaya Modul ke: By Product and Joint Product (Produk Sampingan dan Produk Gabungan) Fakultas FEB Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Program Studi Manajemen S1 www.mercubuana.ac.id Produk Utama dan Produk

Lebih terperinci

Pert 11. Team Teaching Universitas Islam Malang 2016

Pert 11. Team Teaching Universitas Islam Malang 2016 Pert 11 Team Teaching Universitas Islam Malang 2016 Produk bersama (joint product) adalah dua produk atau lebih yang diproduksi secara serentak dengan serangkaian proses atau dengan proses bersama. Produk

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Perhitungan Biaya untuk Produk Sampingan dan Produk Gabungan (Costing By-Products and Joint Products) Rista Bintara, SE., M.

Akuntansi Biaya. Perhitungan Biaya untuk Produk Sampingan dan Produk Gabungan (Costing By-Products and Joint Products) Rista Bintara, SE., M. Akuntansi Biaya Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Perhitungan Biaya untuk Produk Sampingan dan Produk Gabungan (Costing By-Products and Joint Products) Rista Bintara, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Perhitungan Biaya untuk Produk Sampingan dan Gabungan. Yulis Diana Alfia, SE., MSA., Ak., CPAI. Modul ke:

Akuntansi Biaya. Perhitungan Biaya untuk Produk Sampingan dan Gabungan. Yulis Diana Alfia, SE., MSA., Ak., CPAI. Modul ke: Akuntansi Biaya Modul ke: Perhitungan Biaya untuk Produk Sampingan dan Gabungan Fakultas Fakultas Ekonomi dan BIsnis Program Studi Akuntansi Yulis Diana Alfia, SE., MSA., Ak., CPAI www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Joint Product and Joint Cost. Diah Iskandar SE., M.Si dan Lawe Anasta, SE.,M.S.,Ak. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi

Akuntansi Biaya. Joint Product and Joint Cost. Diah Iskandar SE., M.Si dan Lawe Anasta, SE.,M.S.,Ak. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi Modul ke: Akuntansi Biaya Joint Product and Joint Cost Fakultas FEB Diah Iskandar SE., M.Si dan Lawe Anasta, SE.,M.S.,Ak Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id Terminologi Biaya Gabungan Biaya Gabungan

Lebih terperinci

COST ACCOUNTING COSTING BY-PRODUCTS AND JOINT PRODUCTS Fakultas Ekonomi dan Bisnis

COST ACCOUNTING COSTING BY-PRODUCTS AND JOINT PRODUCTS Fakultas Ekonomi dan Bisnis Modul ke: COST ACCOUNTING COSTING BY-PRODUCTS AND JOINT PRODUCTS Fakultas Ekonomi dan Bisnis Riaty Handayani, SE., M.Ak. Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id Perusahaan industri mengalami masalah

Lebih terperinci

AKUNTANSI BIAYA. Perhitungan Biaya untuk Produk Sampingan (By Product) dan Produk Gabungan (Joint Product) VENY, SE.MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI

AKUNTANSI BIAYA. Perhitungan Biaya untuk Produk Sampingan (By Product) dan Produk Gabungan (Joint Product) VENY, SE.MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI Modul ke: AKUNTANSI BIAYA Perhitungan Biaya untuk Produk Sampingan (By Product) dan Produk Gabungan (Joint Product) Fakultas EKONOMI VENY, SE.MM Program Studi AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id Bagian Isi

Lebih terperinci

BAB VII HARGA POKOK PRODUK BERSAMA DAN PRODUK SAMPINGAN

BAB VII HARGA POKOK PRODUK BERSAMA DAN PRODUK SAMPINGAN BAB VII HARGA POKOK PRODUK BERSAMA DAN PRODUK SAMPINGAN PRODUK BERSAMA (JOINT PRODUCT) Karakteristik produk bersama: Produk bersama mempunyai hubungan fisik yang sangat erat satu sama lain dalam proses

Lebih terperinci

Chapter 6 Informasi yang Relevan dan Pengambilan Keputusan: Keputusan Produksi

Chapter 6 Informasi yang Relevan dan Pengambilan Keputusan: Keputusan Produksi Chapter 6 Informasi yang Relevan dan Pengambilan Keputusan: Keputusan Produksi [ 2002 Prentice Hall Business Publishing, Introduction to Management Accounting 12/e, Horngren/Sundem/Stratton] Tujuan Pembelajaran-1:

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian dan Unsur - Unsur Biaya Produksi 1. Pengertian Biaya Produksi Sebelum membahas mengenai biaya produksi, terlebih dahulu dijelaskan pengertian dari biaya itu sendiri.

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA RELEVAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN JANGKA PENDEK AKUNTANSI MANAJERIAL ANDRI HELMI M, S.E., M.M.

ANALISIS BIAYA RELEVAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN JANGKA PENDEK AKUNTANSI MANAJERIAL ANDRI HELMI M, S.E., M.M. ANALISIS BIAYA RELEVAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN JANGKA PENDEK AKUNTANSI MANAJERIAL ANDRI HELMI M, S.E., M.M. PENGAMBILAN KEPUTUSAN 1. Pengambilan Keputusan Stratejik Berdimensi jangka panjang 2. Pengambilan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya Informasi biaya dapat mempengaruhi perhitungan harga pokok produksi, penentuan harga jual dan perencanaan laba perusahaan. Hal ini dikarenakan apabila perusahaan ingin

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN BSP MANAJEMEN PERSEDIAAN 1

MANAJEMEN PERSEDIAAN BSP MANAJEMEN PERSEDIAAN 1 MANAJEMEN PERSEDIAAN BSP MANAJEMEN PERSEDIAAN 1 Bagi kebayakan perusahaan manufaktur, persediaan merupakan bentuk investasi paling besar dalam aktiva lancar. Persediaan diperlukan agar perusahaan dapat

Lebih terperinci

Kalkulasi Biaya Produk Sampingan dan Produk Gabungan. Elty Sarvia Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Kristen Maranatha Bandung

Kalkulasi Biaya Produk Sampingan dan Produk Gabungan. Elty Sarvia Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Kristen Maranatha Bandung IE-401 Analisis dan Estimasi Biaya Kalkulasi Biaya Sampingan dan Gabungan Elty Sarvia Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Kristen Maranatha Bandung Klasifikasi 1. Utama 2. Gabungan (Joint

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Review : Joint Product, Material, Labor, Factory Overhead, Activity-Based Costing. Rista Bintara, SE., M.Ak.

Akuntansi Biaya. Review : Joint Product, Material, Labor, Factory Overhead, Activity-Based Costing. Rista Bintara, SE., M.Ak. Akuntansi Biaya Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Review : Joint Product, Material, Labor, Factory Overhead, Activity-Based Costing Rista Bintara, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

Joint Produk dan By Product merupakan produk-produk berbeda yang dihasilkan secara simultan melalui joint cost dari serangkaian proses produksi.

Joint Produk dan By Product merupakan produk-produk berbeda yang dihasilkan secara simultan melalui joint cost dari serangkaian proses produksi. BIAYA BERSAMA, PRODUK BERSAMA, DAN PRODUK SAMPINGAN (JOINT COST, JOINT PRODUCT, AND BY PRODUCT) Joint Cost adalah biaya-biaya yang dikeluarkan sejak pertama kali bahan baku diolah sampai saat berbagai

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Angela Dirman, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen.

Akuntansi Biaya. Angela Dirman, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen. Akuntansi Biaya Modul ke: Fakultas FEB Costing By-Products and Joint Products. 1. By-Products ang Joint Products Defined. 2. Method of Costing By-Products. 3. Method of Allocating Joint ProductionCost

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Costing By-Product and Joint Product. Ellis Venissa, MBA. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

Akuntansi Biaya. Costing By-Product and Joint Product. Ellis Venissa, MBA. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen Akuntansi Biaya Modul ke: Costing By-Product and Joint Product Fakultas Ekonomi dan Bisnis Ellis Venissa, MBA. Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Kemampuan yang diharapkan Pengertian & Karakteristik

Lebih terperinci

Joint Produk dan By Product merupakan produk-produk berbeda yang dihasilkan secara simultan melalui joint cost dari serangkaian proses produksi.

Joint Produk dan By Product merupakan produk-produk berbeda yang dihasilkan secara simultan melalui joint cost dari serangkaian proses produksi. BIAYA BERSAMA, PRODUK BERSAMA, DAN PRODUK SAMPINGAN (JOINT COST, JOINT PRODUCT, AND BY PRODUCT) Joint Cost adalah biaya-biaya yang dikeluarkan sejak pertama kali bahan baku diolah sampai saat berbagai

Lebih terperinci

Joint Produk dan By Product merupakan produk-produk berbeda yang dihasilkan secara simultan melalui joint cost dari serangkaian proses produksi.

Joint Produk dan By Product merupakan produk-produk berbeda yang dihasilkan secara simultan melalui joint cost dari serangkaian proses produksi. BIAYA BERSAMA, PRODUK BERSAMA, DAN PRODUK SAMPINGAN (JOINT COST, JOINT PRODUCT, AND BY PRODUCT) Joint Cost adalah biaya-biaya yang dikeluarkan sejak pertama kali bahan baku diolah sampai saat berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari perusahaan manufaktur skala besar sampai kecil. Sekarang ini,

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari perusahaan manufaktur skala besar sampai kecil. Sekarang ini, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang mengolah bahan baku menjadi barang jadi. Banyak terdapat perusahaan manufaktur di Indonesia, mulai dari perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Biaya Terdapat pemahaman yang berkembang bahwa biaya (cost) adalah sama pengertiannya dengan beban (expense). Hal ini dikarenakan terdapat pengertian kalau biaya dan

Lebih terperinci

Alur Pikir. Lampiran 1. Alur Pikir 73. Analisis Trend Analis Forecasting Analisis Common Size Analisis Rasio Analisis Du pont

Alur Pikir. Lampiran 1. Alur Pikir 73. Analisis Trend Analis Forecasting Analisis Common Size Analisis Rasio Analisis Du pont LAMPIRAN 72 73 Faktor-faktor internal yg berpengaruh Dapat dikendalikan : HPP, Hutang perusahaan Existing Problem Kinerja keuangan yang fluktuatif Faktor-faktor eksternal yg berpengaruh & tidak dpt dikendalikan

Lebih terperinci

MATERI 6 BIAYA RELEVAN UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN KHUSUS

MATERI 6 BIAYA RELEVAN UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN KHUSUS MATERI 6 BIAYA RELEVAN UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN KHUSUS PENGAMBILAN KEPUTUSAN Salah satu tugas pokok manajer adalah membuat keputusan berdasarkan informasi akuntansi yang relevan. Pengambilan keputusan

Lebih terperinci

BAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN BAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN 10.1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Besarnya Persediaan Perusahaan Manufaktur pada umumnya mempertahankan 3 jenis persediaan: a. Persediaan Bahan Baku, Faktor- faktor yang

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Pada umumnya, tujuan utama pemilik bisnis mendirikan perusahaan adalah untuk memperoleh laba. Untuk memperoleh laba, mereka harus mampu menjual barang atau jasa kepada konsumen. Banyaknya perusahaan

Lebih terperinci

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA 2014

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA 2014 PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DI IKM D LIA CAKE & BAKERY DENGAN METODE ABC DAN ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) Nama : Sutrisno Adityo NPM : 36410767 Jurusan Pembimbing : Teknik Industri : Dr. Ir. Budi

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Review. Ellis Venissa, MBA. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen.

Akuntansi Biaya. Review. Ellis Venissa, MBA. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen. Akuntansi Biaya Modul ke: Review Fakultas Ekonomi dan Bisnis Ellis Venissa, MBA. Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Costing By-Product and Joint Product Penentuan harga pokok produk bersama dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Produk Es krim jambu merah adalah es krim yang terbuat dari susu cair full cream, susu skim, whipping cream, kuning telur, gula halus serta buah jambu biji merah.

Lebih terperinci

Manajemen dan Kebijakan Modal Kerja 1 BAB 5 MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN MODAL KERJA

Manajemen dan Kebijakan Modal Kerja 1 BAB 5 MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN MODAL KERJA Manajemen dan Kebijakan Modal Kerja 1 BAB 5 MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN MODAL KERJA Manajemen dan Kebijakan Modal Kerja 2 PENGERTIAN DAN PENTINGNYA MODAL KERJA Terdapat dua konsep tentang modal kerja yang

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN NOMOR : 274/MPP/Kep/6/99

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN NOMOR : 274/MPP/Kep/6/99 KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN NOMOR : 274/MPP/Kep/6/99 TENTANG LARANGAN DAN PENGAWASAN IMPOR, DISTRIBUSI DAN PRODUKSI BARANG YANG TERCEMAR DIOXIN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN YULIATI,SE,MM

MANAJEMEN PERSEDIAAN YULIATI,SE,MM MANAJEMEN PERSEDIAAN YULIATI,SE,MM Mengapa Perusahaan Mempunyai Persediaan? Persediaan diperlukan untuk mengantisipasi ketidaksempurnaan pasar. Contoh: Jika perusahaan membutuhkan bahan mentah untuk proses

Lebih terperinci

KHURIYATI NINGSIH EKONOMI / AKUNTANSI

KHURIYATI NINGSIH EKONOMI / AKUNTANSI PENERAPAN BIAYA DIFERENSIAL DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMBELI ATAU MEMBUAT BAKSO DAGING PADA BAKSO ONO ROSO KHURIYATI NINGSIH 22209009 EKONOMI / AKUNTANSI Latar Belakang Pencapaian tujuan badan usaha

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis dan metode yang digunakan peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini adalah

BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis dan metode yang digunakan peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini adalah 32 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Metode Penelitian Jenis dan metode digunakan peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini adalah dengan menggunakan jenis penelitian deskriptif dan menggunakan metode

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dituntut untuk mampu menjadi institusi pelipat ganda kekayaan. Suatu perusahaan

I. PENDAHULUAN. dituntut untuk mampu menjadi institusi pelipat ganda kekayaan. Suatu perusahaan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam lingkungan bisnis yang kompetitif, setiap perusahaan dituntut tidak hanya sebagai institusi pencipta kekayaan tetapi jauh lebih dari itu, perusahaan dituntut untuk

Lebih terperinci

COST ACCOUNTING. FACTORY OVERHEAD : Planned, Actual, and Applied. Riaty Handayani, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas. Program Studi Akuntansi

COST ACCOUNTING. FACTORY OVERHEAD : Planned, Actual, and Applied. Riaty Handayani, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas. Program Studi Akuntansi Modul ke: COST ACCOUNTING FACTORY OVERHEAD : Planned, Actual, and Applied Fakultas Riaty Handayani, SE., M.Ak. Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id Karakteristik Overhead Pabrik Umumnya didefinisikan

Lebih terperinci

A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM MATA KULIAH

A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM MATA KULIAH ix Tinjauan Mata Kuliah A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM MATA KULIAH Mata kuliah PENANGANAN DAN PENGOLAHAN HASIL PETERNAKAN ditujukan: (1) untuk mengenal dan memahami macammacam sumber hasil peternakan dan

Lebih terperinci

TERMINOLOGI, KONSEP & KLASIFIKASI BIAYA

TERMINOLOGI, KONSEP & KLASIFIKASI BIAYA TERMINOLOGI, KONSEP & KLASIFIKASI BIAYA 1. Pengertian Biaya 2. Klasifikasi Biaya 3. Estimasi Harga Pokok Produksi & Harga Pokok Penjualan 4. Laporan Laba Rugi Muniya Alteza PENGERTIAN BIAYA Biaya adalah

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Sistem Biaya & Akumulasi Biaya (Cost System & Cost Accumulation) Rista Bintara, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Akuntansi Biaya. Sistem Biaya & Akumulasi Biaya (Cost System & Cost Accumulation) Rista Bintara, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Akuntansi Biaya Modul ke: Sistem Biaya & Akumulasi Biaya (Cost System & Cost Accumulation) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Rista Bintara, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id Sistem Biaya

Lebih terperinci

MENENTUKAN BIAYA PRODUK & JASA. oleh

MENENTUKAN BIAYA PRODUK & JASA. oleh MENENTUKAN BIAYA PRODUK & JASA oleh Jhon Hardi MANFAAT PENCATATAN BIAYA BAGI BEBERAPA PIHAK A. MANAJER B. INVESTOR C. KARYAWAN D. PEMBERI PINJAMAN E. PEMASOK F. PELANGGAN G. PEMERINTAH H. MASYARAKAT >

Lebih terperinci

JOB-ORDER COSTING (BIAYA BERDASARKAN PESANAN)

JOB-ORDER COSTING (BIAYA BERDASARKAN PESANAN) JOB-ORDER COSTING (BIAYA BERDASARKAN PESANAN) 1. Konsep Dasar Job-Order Costing & Process Costing 2. Perbedaan Job-Order Costing & Process Costing 3. Arus Biaya dalam Perhitungan Job-Order Costing Muniya

Lebih terperinci

PRODUK BERSAMA DAN PRODUK SAMPINGAN (Joint. dan By Product)

PRODUK BERSAMA DAN PRODUK SAMPINGAN (Joint. dan By Product) PRODUK BERSAMA DAN PRODUK SAMPINGAN (Joint dan By Product) Produk Bersama ( (Joint Product) a/ produk yang dihasilkan dari suatu rangkaian atau seri proses produksi secara serempak dengan menggunakan bahan

Lebih terperinci

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk NERACA 31 Desember 2003 dan 2002 (dalam Ribuan Rupiah, kecuali di nyatakan lain)

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk NERACA 31 Desember 2003 dan 2002 (dalam Ribuan Rupiah, kecuali di nyatakan lain) NERACA 31 Desember 2003 dan 2002 AKTIVA LANCAR K E T E R A N G A N 2003 2002 Kas dan setara kas 5,048,154 5,040,625 Piutang usaha Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 19,943,324 21,928,185 Pihak ketiga-setelah

Lebih terperinci

ADVANCED MANAGEMENT ACCOUNTING (Akuntansi Manajemen Lanjut)

ADVANCED MANAGEMENT ACCOUNTING (Akuntansi Manajemen Lanjut) Dosen: Christian Ramos K TACTICAL DECISION MAKING (Pengambilan Keputusan Taktis) ADVANCED MANAGEMENT ACCOUNTING (Akuntansi Manajemen Lanjut) REFERENSI: HANSEN & MOWEN, Managerial Acconting (BOOK) 1 Model

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan antar perusahaan tidak terbatas hanya secara lokal,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan antar perusahaan tidak terbatas hanya secara lokal, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan antar perusahaan tidak terbatas hanya secara lokal, tetapi mencakup kawasan regional dan global sehingga setiap perusahaan berlomba untuk terus mencari

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN DALAM PEMESANAN BAHAN BAKU KERIPIK KENTANG DI INDUSTRI KECIL MENENGAH BENCOK 26

IMPLEMENTASI METODE PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN DALAM PEMESANAN BAHAN BAKU KERIPIK KENTANG DI INDUSTRI KECIL MENENGAH BENCOK 26 IMPLEMENTASI METODE PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN DALAM PEMESANAN BAHAN BAKU KERIPIK KENTANG DI INDUSTRI KECIL MENENGAH BENCOK 26 Disusun Oleh: Charlos Lalack Pembimbing: Ir. Asep Mohamad Noor, MT. Latar

Lebih terperinci

BAB I HARGA POKOK PRODUKSI

BAB I HARGA POKOK PRODUKSI BAB I HARGA POKOK PRODUKSI A. Definisi Harga Pokok Produksi Harga Pokok Produksi adalah penjumlahan seluruh pengorbanan sumber ekonomi yang digunakan dalam pengolahan bahan baku menjadi produk. Suatu perusahaan

Lebih terperinci

Full Costing dan Direct Costing

Full Costing dan Direct Costing Full Costing dan Direct Costing Kalkulasi Biaya Penuh Biaya produksi penuh (full costing), adl pengorbanan sumber daya utk menghasilkan barang/jasa dimana unsurnya biaya bahan langsung, upah langsung,

Lebih terperinci

ETAWA BEAUTY SOAP PRODUK SABUN MANDI SUSU KAMBING ETAWA DESA KALIGESING

ETAWA BEAUTY SOAP PRODUK SABUN MANDI SUSU KAMBING ETAWA DESA KALIGESING PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM ETAWA BEAUTY SOAP PRODUK SABUN MANDI SUSU KAMBING ETAWA DESA KALIGESING BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN Diusulkan oleh: 1. WITRI SETIYANI (D0114105/2014)

Lebih terperinci

SISTEM PERHITUNGAN BIAYA DAN AKUMULASI BIAYA AKUNTANSI BIAYA

SISTEM PERHITUNGAN BIAYA DAN AKUMULASI BIAYA AKUNTANSI BIAYA SISTEM PERHITUNGAN BIAYA DAN AKUMULASI BIAYA AKUNTANSI BIAYA PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2006 SISTEM

Lebih terperinci

ANALISIS METODE PERLAKUAN AKUNTANSI PRODUK SAMPINGAN TERHADAP PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI PRODUK UTAMA PADA PT. SINAR PEMATANG MULIA

ANALISIS METODE PERLAKUAN AKUNTANSI PRODUK SAMPINGAN TERHADAP PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI PRODUK UTAMA PADA PT. SINAR PEMATANG MULIA ANALISIS METODE PERLAKUAN AKUNTANSI PRODUK SAMPINGAN TERHADAP PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI PRODUK UTAMA PADA PT. SINAR PEMATANG MULIA Oleh Evy Conny Maryati Silaban Skripsi Sebagai salah satu syarat

Lebih terperinci

BAB XIII MANAJEMEN OPERASI/PRODUKSI. PAB -Manajemen Operasi dan Persediaan. M.Judi Mukzam

BAB XIII MANAJEMEN OPERASI/PRODUKSI. PAB -Manajemen Operasi dan Persediaan. M.Judi Mukzam BAB XIII MANAJEMEN OPERASI/PRODUKSI Persediaan. M.Judi Mukzam TIU Menggambarkan begitu pentingnya manajemen produksi dan operasi bagi perusahaan Mengidentifikasi faktor-faktor yang terkait dalam pemilihan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia yang terjadi

I. PENDAHULUAN. Rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia yang terjadi 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia yang terjadi pada awal April 2012 membuat masyarakat menjadi resah, karena energi sangat dibutuhkan

Lebih terperinci

Unit yang diproduksi Biaya bahan baku total ( Rp) Per unit ( Rp )

Unit yang diproduksi Biaya bahan baku total ( Rp) Per unit ( Rp ) KONSEP DAN KLASIFIKASI BIAYA KLASIFIKASI BERDASARKAN TINGKAH LAKU BIAYA BIAYA VARIABEL adalah biaya yang bervariasi langsung (proporsional) dengan kuantitas (volume) produksi (penjualan) apabila kuantitas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. manusia, karena didalamnya mengandung semua komponen bahan yang

I. PENDAHULUAN. manusia, karena didalamnya mengandung semua komponen bahan yang I. PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Produk susu dikenal sebagai bahan pangan yang sangat dibutuhkan oleh manusia, karena didalamnya mengandung semua komponen bahan yang diperlukan dalam tubuh manusia.

Lebih terperinci

Perhitungan By Products and Joint Products 1 Perhitungan Biaya Untuk Produk Sampingan (By-Products) dan Produk Gabungan (Joint Products)

Perhitungan By Products and Joint Products 1 Perhitungan Biaya Untuk Produk Sampingan (By-Products) dan Produk Gabungan (Joint Products) Perhitungan By Products and Joint Products 1 Perhitungan Biaya Untuk Produk Sampingan (By-Products) dan Produk Gabungan (Joint Products) Banyak perusahaan manufaktur yang mempunyai perhatian besar kepada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan hal yang paling penting bagi manajemen perusahaan sebagai basis data biaya untuk

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Pengelolaan Persediaan. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

Manajemen Keuangan. Pengelolaan Persediaan. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen Manajemen Keuangan Modul ke: Pengelolaan Persediaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad, SE, MM Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Pengelolaan Persediaan Materi Pembelajaran Persediaan

Lebih terperinci

METODE HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COST METHOD) FULL COSTING - Oleh : Ani Hidayati

METODE HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COST METHOD) FULL COSTING - Oleh : Ani Hidayati METODE HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COST METHOD) FULL COSTING - Oleh : Ani Hidayati Metode Harga Pokok Pesanan (Job Order Cost Method) Perusahaan yang berproduksi berdasar pesanan mengumpulkan harga

Lebih terperinci

COST ACCOUNTING. Material, Labor, FOH, ABC. SOAL /QUIS : Joint product, Riaty Handayani, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

COST ACCOUNTING. Material, Labor, FOH, ABC. SOAL /QUIS : Joint product, Riaty Handayani, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis COST ACCOUNTING SOAL /QUIS : Joint product, Material, Labor, FOH, ABC Riaty Handayani, SE., M.Ak. Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id L 8-2 Perhitungan biaya

Lebih terperinci

Penjualan bersih HPP Jurnal Penyesuaian Pemb + By. Angkut pemb) (Pot pemb + R. Pemb) Laporan L/R Jurnal khusus HPP sama dengan ikhtisar L/R

Penjualan bersih HPP Jurnal Penyesuaian Pemb + By. Angkut pemb) (Pot pemb + R. Pemb) Laporan L/R Jurnal khusus HPP sama dengan ikhtisar L/R 1. Laba rugi kotor, adalah jwb: Penjualan bersih HPP. Penyesuaian terhadap persediaan barang dagang dapat dibuat dengan cara. jwb:memakai perkiraan ikhtisar L/R dan harga pokok penjualan. Pada umumnya

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara-cara tertentu,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah pertambangan. Sektor pertambangan merupakan salah satu sektor

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah pertambangan. Sektor pertambangan merupakan salah satu sektor 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia, negara dengan kekayaan alam begitu melimpah salah satunya adalah pertambangan. Sektor pertambangan merupakan salah satu sektor penopang pembangunan ekonomi

Lebih terperinci

Cost Accounting Traditions and Innovations Barfield, Raiborn, Kinney. Chapter 9 Cost Allocation for Joint Products and By-Products

Cost Accounting Traditions and Innovations Barfield, Raiborn, Kinney. Chapter 9 Cost Allocation for Joint Products and By-Products Cost Accounting Traditions and Innovations Barfield, Raiborn, Kinney Chapter 9 Cost Allocation for Joint Products and By-Products Learning Objectives Classify joint process outputs Identifikasi kapan output

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Biaya dan Penggolongan Biaya 1. Pengertian Biaya Sebelum mengetahui lebih lanjut apa dan bagaimana biaya, berikut pengertian biaya menurut Horngren dan Foster (2000;

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Biaya Informasi biaya sangat bermanfaat bagi manajemen perusahaan. Diantaranya adalah untuk menghitung harga pokok produksi, membantu manajemen dalam fungsi perencanaan dan

Lebih terperinci

JUMLAH AKTIVA

JUMLAH AKTIVA NERACA 31 DESEMBER 2007 AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan bank 3 866.121.482 3.038.748.917 Piutang usaha - bersih Hubungan istimewa 2b, 2c, 4, 5, 8 2.635.991.416 328.548.410 Pihak ketiga - setelah dikurangi

Lebih terperinci

Aplikasi kuadratik dalam ekonomi

Aplikasi kuadratik dalam ekonomi Aplikasi kuadratik dalam ekonomi PENGARUH PAJAK DAN SUBSIDI PADA KESEIMBANGAN PASAR Adanya pajak yang dikenakan pemerintah atas penjualan suatu barang akan menyebabkan produsen menaikkan harga jual barang

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN PENJAMINAN KREDIT

PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN PENJAMINAN KREDIT PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN PENJAMINAN KREDIT OTORITAS JASA KEUANGAN 2013 -1- PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN PENJAMINAN KREDIT PROFIL PERUSAHAAN A. Data Perusahaan 1. Nama

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian 74 Lampiran 1 Surat Izin Penelitian 75 76 77 78 79 80 Lampiran 2 Soal Uji Validitas Nama : Kelas: No. Absen: Berilah tanda silang (X) pada huruf A,B,C atau D pada jawaban yang aling tepat! 1. Air termasuk

Lebih terperinci

b. Bahan pangan hewani bersifat lunak dan lembek sehingga mudah terpenetrasi oleh faktor tekanan dari luar.

b. Bahan pangan hewani bersifat lunak dan lembek sehingga mudah terpenetrasi oleh faktor tekanan dari luar. pengertian Bahan Pangan Hewani dan Nabati dan pengolahannya Secara garis besar, bahan pangan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu bahan pangan asal tumbuhan (nabati) dan bahan pangan asal hewan (hewani).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (konsumen). Untuk tujuan ini manajemen sebagai pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (konsumen). Untuk tujuan ini manajemen sebagai pihak yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah suatu bentuk organisasi dengan arah dan tujuan tertentu. Secara ekonomis, tujuan dari pada perusahaan adalah untuk mencari laba atau nilai

Lebih terperinci

TEMUTIGA. Dosen anto.kuddy. Phone

TEMUTIGA. Dosen anto.kuddy. Phone TEMUTIGA Dosen anto.kuddy E-mail kuddy.jr@gmail.com Phone +62 12 8913 3955 HARGA POKOK PRODUKSI & LAPORAN LABA-RUGI Harga Pokok Penjualan (HPP) adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh barang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai suatu negara berkembang, Indonesia saat ini giat melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai suatu negara berkembang, Indonesia saat ini giat melaksanakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sebagai suatu negara berkembang, Indonesia saat ini giat melaksanakan pembangunan di segala bidang, terutama di bidang ekonomi sebagai persiapan dalam memasuki

Lebih terperinci

Bab XIII STUDI KELAYAKAN

Bab XIII STUDI KELAYAKAN Bab XIII STUDI KELAYAKAN STUDI KELAYAKAN DIPERLUKAN 1. Pemrakarsa sebagai bahan pertimbangan a. Investasi - Merencanakan investasi - Merevisi investasi - Membatalkan investasi b. Tolak ukur kegiatan/investasi

Lebih terperinci

Produk Domestik Bruto (PDB)

Produk Domestik Bruto (PDB) Produk Domestik Bruto (PDB) Gross Domestic Product (GDP) Jumlah nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unitunit produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun.

Lebih terperinci

2.1.2 Jenis-jenis Persediaan Menurut Carter (2006:40) Jenis-jenis persediaan pada perusahaan manufaktur adalah sebagai berikut :

2.1.2 Jenis-jenis Persediaan Menurut Carter (2006:40) Jenis-jenis persediaan pada perusahaan manufaktur adalah sebagai berikut : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Persediaan dan Jenis-jenis Persediaan 2.1.2 Pengertian Persediaan Persediaan adalah bagian utama dalam neraca dan sering kali merupakan perkiraan yang nilainya cukup

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN MANAJEMEN PERSEDIAAN PERSEDIAAN: TIPE, MANFAAT DAN BIAYA Jenis Persediaan: a. Persediaan bahan mentah. Bahan mentah adalah bahan yang akan digunakan untuk memproduksi barang dagangan. b. Persediaan barang

Lebih terperinci

ALOKASI JOINT COST PADA SAAT SEBELUM DAN SESUDAH SPLIT OFF POINT PADA PT ISTEM

ALOKASI JOINT COST PADA SAAT SEBELUM DAN SESUDAH SPLIT OFF POINT PADA PT ISTEM ALOKASI JOINT COST PADA SAAT SEBELUM DAN SESUDAH SPLIT OFF POINT PADA PT ISTEM Hendra Galuh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Tangerang Tuti Susana Alumni Fakultas Ekonomi dan

Lebih terperinci

PEMBUATAN KEPUTUSAN TAKTIS

PEMBUATAN KEPUTUSAN TAKTIS PEMBUATAN KEPUTUSAN TAKTIS 1 Keputusan Taktis Pembuatan keputusan taktis adalah pembuatan keputusan dengan memilih dari beberapa alternatif dalam waktu yang singkat. Misalnya: menerima pesanan khusus dengan

Lebih terperinci

School of Communication & Business Telkom University

School of Communication & Business Telkom University MEMULAI BISNIS DENGAN ADMINISTEASI BISNIS Week-12 By: Ida Nurnida Contents Pemahaman Wirausaha & Kewirausahaan Wirausaha Sebagai Profesi Memulai Bisnis Baru Memulai Bisnis dengan Administrasi ENTREPRENEURSHIP

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Hasil utama dari usaha peternakan sapi perah yaitu susu dan anakan, di samping juga dihasilkan feses dan urin yang kontinu setiap hari. Pendapatan utama peternak diperoleh

Lebih terperinci

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL Aspek finansial merupakan aspek yang dikaji melalui kondisi finansial suatu usaha dimana kelayakan aspek finansial dilihat dari pengeluaran dan pemasukan usaha tersebut selama

Lebih terperinci

PT. CENTRIS MULTIPERSADA PRATAMA, Tbk

PT. CENTRIS MULTIPERSADA PRATAMA, Tbk PT. CENTRIS MULTIPERSADA PRATAMA, Tbk Jakarta, 20 Juni 2014 1 DAFTAR ISI Profil perseroan Kegiatan Usaha Perseroan Kinerja Perseroan Januari Maret 2014 Laporan Posisi Keuangan Prospek Usaha Kejadian Penting

Lebih terperinci

AKUNTANSI BIAYA. Overhead Pabrik : Anggaran, Aktual, dan Pembebanan. VENY, SE.MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI. Program Studi AKUNTANSI

AKUNTANSI BIAYA. Overhead Pabrik : Anggaran, Aktual, dan Pembebanan. VENY, SE.MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI. Program Studi AKUNTANSI Modul ke: AKUNTANSI BIAYA Overhead Pabrik : Anggaran, Aktual, dan Pembebanan. Fakultas EKONOMI VENY, SE.MM Program Studi AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id Bagian Isi Modul 1. Definisi overhead pabrik dan

Lebih terperinci

BAB 21 AKUNTANSI DI PERUSAHAAN DAGANG HARGA POKOK PENJUALAN & LAPORAN LABA/RUGI

BAB 21 AKUNTANSI DI PERUSAHAAN DAGANG HARGA POKOK PENJUALAN & LAPORAN LABA/RUGI BAB 21 AKUNTANSI DI PERUSAHAAN DAGANG HARGA POKOK PENJUALAN & LAPORAN LABA/RUGI Asgard Chapter 2008 www.cherrycorner.com AKUNTANSI DI PERUSAHAAN DAGANG: PENGHITUNGAN HARGA POKOK PENJUALAN & PEMBUATAN LAPORAN

Lebih terperinci

CHAPTER 5 MANAJEMEN KAS, MANAJEMEN PIUTANG, MANAJEMEN PERSEDIAAN DALAM KOPERASI

CHAPTER 5 MANAJEMEN KAS, MANAJEMEN PIUTANG, MANAJEMEN PERSEDIAAN DALAM KOPERASI CHAPTER 5 MANAJEMEN KAS, MANAJEMEN PIUTANG, MANAJEMEN PERSEDIAAN DALAM KOPERASI CHAPTER 5 MANAJEMEN KAS, MANAJEMEN PIUTANG, MANAJEMEN PERSEDIAAN DALAM KOPERASI 1 Manajemen Kas Kas : - Aktiva paling likuid

Lebih terperinci

Catatan 31 Maret Maret 2010

Catatan 31 Maret Maret 2010 NERACA KONSOLIDASI ASET Catatan 31 Maret 2011 31 Maret 2010 ASET LANCAR Kas dan setara kas 2f, 3 220.361.019.579 10.981.803.022 Piutang usaha - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu Pihak yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya merupakan salah satu pengeluaran yang pasti dalam suatu perusahaan, oleh karenanya, biaya sangat diperlukan dalam

Lebih terperinci

TERMINOLOGI, KONSEP & KLASIFIKASI BIAYA

TERMINOLOGI, KONSEP & KLASIFIKASI BIAYA TERMINOLOGI, KONSEP & KLASIFIKASI BIAYA PENGERTIAN BIAYA Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau di masa

Lebih terperinci

Pert 10. HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017

Pert 10. HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017 Pert 10 HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017 Pengambilan keputusan taktis (tactical decision making) adalah pengambilan keputusan dengan memilih dari beberapa alternatif dalam waktu yang singkat.

Lebih terperinci

CHAPTER 5 MANAJEMEN KAS, MANAJEMEN PIUTANG, MANAJEMEN PERSEDIAAN DALAM KOPERASI

CHAPTER 5 MANAJEMEN KAS, MANAJEMEN PIUTANG, MANAJEMEN PERSEDIAAN DALAM KOPERASI CHAPTER 5 MANAJEMEN KAS, MANAJEMEN PIUTANG, MANAJEMEN PERSEDIAAN DALAM KOPERASI 1 Manajemen Kas Kas : - Aktiva paling likuid - Cash on hand dan Demand Deposit Mengapa perlu memiliki kas? - Motif transaksi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. LPG. Tujuan diberlakukannya program ini adalah untuk mengurangi subsidi

I. PENDAHULUAN. LPG. Tujuan diberlakukannya program ini adalah untuk mengurangi subsidi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program konversi minyak tanah ke LPG merupakan program pemerintah terkait dengan pengalihan penggunaan bahan bakar minyak tanah ke bahan bakar gas LPG. Tujuan diberlakukannya

Lebih terperinci

PDF created with pdffactory Pro trial version

PDF created with pdffactory Pro trial version SOAL LATIHAN Laporan Keuangan Konsolidasi Persoalan Perusahaan Anak memiliki lebih dari satu jenis saham Materi: Irsan Lubis Kampus LPMB/STEI Ciledug Pada tanggal 1 Jan 2008 membeli saham-saham di Pasar

Lebih terperinci

BIAYA RELEVAN UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN KHUSUS

BIAYA RELEVAN UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN KHUSUS BIAYA RELEVAN UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN KHUSUS Informasi Akuntansi Diferensial Menyajikan informasi mengenai taksiran pendapatan, biaya, dan atau aktiva yang berbeda jika suatu tindakan tertentu dipilih

Lebih terperinci

MANAJEMEN BIAYA LINGKUNGAN

MANAJEMEN BIAYA LINGKUNGAN Pert 8 MANAJEMEN BIAYA LINGKUNGAN HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017 Biaya lingkungan mendapatkan perhatian yang semakin besar dalam manajemen perusahaan. Peraturan mengenai lingkungan menjadi

Lebih terperinci

Doc. Name: UNSMAIPS2007EKO999 Doc. Version :

Doc. Name: UNSMAIPS2007EKO999 Doc. Version : UN SMA IPS UN SMA IPS 2007 Ekonomi Doc. Name: UNSMAIPS2007EKO999 Doc. Version : 2011-06 halaman 1 01. Pokok masalah ekonomi dalam masyarakat adanya keterbatasan sumber daya alam. Untuk mengatasi masalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PELAKSANAAN

BAB III METODE PELAKSANAAN BAB III METODE PELAKSANAAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan Proses Produksi yang berjudul Proses Pembuatan Es Krim Wortel dilaksanakan mulai bulan Maret 2016 sampai bulan Mei 2016 di Laboratorium

Lebih terperinci