PENGKAJIAN UPAYA PENINGKATAN KEBERSIHAN DI LINGKUNGAN TEMPAT PELELANGAN IKAN PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PALABUHANRATU SUKABUMI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGKAJIAN UPAYA PENINGKATAN KEBERSIHAN DI LINGKUNGAN TEMPAT PELELANGAN IKAN PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PALABUHANRATU SUKABUMI"

Transkripsi

1 PENGKAJIAN UPAYA PENINGKATAN KEBERSIHAN DI LINGKUNGAN TEMPAT PELELANGAN IKAN PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PALABUHANRATU SUKABUMI Oleh : KIMURSIH C MAYOR TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN TANGKAP DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010

2 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi Pengkajian Upaya Peningkatan Kebersihan Di Lingkungan Tempat Pelelangan Ikan Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu Sukabumi adalah karya saya sendiri dengan arahan dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ilmiah yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini. Bogor, Februari 2010 Kimursih

3 ABSTRAK KIMURSIH, C Pengkajian Upaya Peningkatan Kebersihan Di Lingkungan Tempat Pelelangan Ikan Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu Sukabumi. Dibimbing oleh DINARWAN. Masalah kebersihan di Tempat Pelelangan Ikan merupakan salah satu aspek penting penentu keberhasilan pelabuhan. Namun, hal ini kurang mendapatkan perhatian baik dari pihak pelabuhan sebagai penyedia fasilitas maupun masyarakat sekitar pelabuhan sebagai pengguna TPI. Walaupun kondisi kebersihan tempat pelelangan ikan dan lingkungan sekitarnya amat memprihatinkan, kondisi tersebut tidak menggerakkan aparat kebersihan di tempat pelelangan ikan atau di tingkat pelabuhan untuk menanganinya dengan segera. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis persepsi dan hubungan antara karakteristik-karakteristik yang melekat pada masyarakat nelayan dan non nelayan dengan kesadaran dalam menjaga kebersihan di tempat pelelangan ikan. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode studi kasus dengan alat analisis menggunakan chi square method. Parameter yang digunakan untuk mengetahui persepsi masyarakat adalah banyaknya tempat sampah, banyaknya petugas kebersihan, banyaknya perlengkapan pengangkut sampah, frekuensi pengambilan sampah per hari dan frekuensi pembuangan sampah ke tempat pembuangan akhir sampah (TPA). Hasil analisis menunjukkan bahwa golongan masyarakat nelayan dan non nelayan pada parameter tingkat kebersihan yaitu : (i) perlunya tempat sampah, (ii) perlunya frekuensi pengambilan sampah dan pembuangannya ke TPA serta (iii) perlunya petugas kebersihan memiliki hubungan yang signifikan dengan beberapa latar belakang karakteristik yang melekat. Sementara itu, untuk menanggulangi masalah kebersihan yang sudah memprihatinkan di lingkungan sekitar TPI PPN Palabuhanratu, upaya yang segera dapat dilakukan adalah : (a) menambah jumlah tempat sampah, (b) menambah petugas kebersihan, (c) menambah frekuensi pengambilan sampah dan (d) menambah frekuensi pembuangan sampah. Kata kunci : chi square, kebersihan, persepsi masyarakat.

4 PENGKAJIAN UPAYA PENINGKATAN KEBERSIHAN DI LINGKUNGAN TEMPAT PELELANGAN IKAN PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PALABUHANRATU SUKABUMI KIMURSIH Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan MAYOR TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN TANGKAP DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010

5 Judul Skripsi : Pengkajian Upaya Peningkatan Kebersihan Di Lingkungan Tempat Pelelangan Ikan Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu Sukabumi Nama Mahasiswa : Kimursih NRP : C Mayor : Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap Disetujui : Pembimbing Ir. Dinarwan, MS. NIP Mengetahui, Ketua Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Dr. Ir. Budy Wiryawan, M.Sc NIP Tanggal lulus : 22 Februari 2010

6 KATA PENGANTAR Skripsi ini ditujukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar sarjana perikanan pada Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan pada Bulan Agustus 2009 ini adalah peningkatan kebersihan di tempat pelelangan ikan, dengan judul Pengkajian Upaya Peningkatan Kebersihan Di Lingkungan Tempat Pelelangan Ikan Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu Sukabumi. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada : 1. Ir. Dinarwan, M.S selaku dosen pembimbing atas bimbingan dan pengarahan yang telah diberikan selama penyusunan skripsi, 2. Dr.Ir. Anwar Bey Pane, DEA selaku dosen penguji dan Dr.Ir. M.Imron, M.Si selaku komisi pendidikan atas masukan yang telah diberikan, 3. Pihak Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu Sukabumi dan staf atas segala bantuan dan pengarahan, 4. Ayah, ibu dan teman-teman PSP 42, dan 5. Pihak terkait yang tidak bisa disebutkan satu per satu. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca. Bogor, Februari 2010 Kimursih

7 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Pekalongan, Jawa Tengah pada tanggal 10 Agustus 1986 dari pasangan Bapak Tahir dan Ibu Damura. Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Penulis lulus dari SMA Negeri 1 Comal Kabupaten Pemalang Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2005 dan pada tahun yang sama lulus seleksi masuk IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB. Penulis memilih Mayor Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap, Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif dalam kegiatan organisasi Himafarin Periode 2007/2008 sebagai staf departemen kesekretariatan. Dalam rangka menyelesaikan tugas akhir, penulis melakukan penelitian dan menyusun skripsi dengan judul Pengkajian Upaya Peningkatan Kebersihan di Lingkungan Tempat Pelelangan Ikan Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu Sukabumi.

8 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... 1 PENDAHULUAN Halaman 1.1 Latar Belakang Tujuan Manfaat TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pelabuhan Perikanan Kebersihan Definisi kebersihan Kebersihan pelabuhan Aspek kebersihan Tingkat kebersihan pelabuhan perikanan Jenis dan sumber sampah Kondisi kebersihan di PPN Palabuhanratu Penerapan penanganan kebersihan di pelabuhan METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Penelitian Metode Penelitian Metode Analisis Data Analisis pendapat Deskriptif Proporsi Chi square HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian Kependudukan Jumlah penduduk Komposisi penduduk berdasarkan pendidikan Komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian ix x xi

9 4.3 Gambaran Umum Keadaan TPI di PPN Palabuhanratu Keadaan mum TPI di PPN Palabuhanratu Keadaan umum TPI berdasarkan tingkat kebersihan Karakteristik Responden Umur responden Pendidikan Tingkat pendapatan Status kependudukan Status nelayan Armada yang digunakan Jenis kelamin Jenis pekerjaan Hubungan Karakteristik Nelayan dengan Tingkat Kebersihan di TPI PPN Palabuhanratu Umur nelayan Tingkat pendapatan nelayan Tingkat pendidikan nelayan Status kependudukan Status nelayan Armada yang digunakan Hubungan Karakteristik Non-Nelayan dengan Tingkat Kebersihan di TPI PPN Palabuhanratu Umur non nelayan Tingkat pendapatan Tingkat pendidikan Jenis pekerjaan Jenis kelamin Peran Pelabuhan dalam Memelihara dan Mendorong Kebersihan TPI KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 39

10 DAFTAR TABEL Halaman 1. Data sekunder dari Instansi/Lembaga Terkait Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan di Kecamatan Palabuhanratu tahun Jumlah sarana pendidikan di Palabuhanratu tahun Jumlah penduduk berdasarkan jenis pekerjaan di Kecamatan Palabuhanratu tahun Karakteristik responden di PPN Palabuhanratu Hasil perhitungan chi square terhadap parameter kebersihan di PPN Palabuhanratu... 33

11 DAFTAR GAMBAR Halaman 1. Kondisi kebersihan TPI dan sekitarnya Keadaan di TPI PPN Palabuhanratu Keadaan umum TPI PPN Palabuhanratu Keadaan kolam pelabuhan di samping TPI... 19

12 DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Hasil analisis chi square : hubungan umur nelayan - banyaknya jumlah tempat sampah Hasil analisis chi square : hubungan umur nelayan - banyaknya petugas kebersihan Hasil analisis chi square : hubungan umur nelayan - banyaknya perlengkapan pengangkut sampah Hasil analisis chi square : hubungan umur nelayan - frekuensi pengambilan sampah per hari Hasil analisis chi square : hubungan umur nelayan - frekuensi pembuangan sampah ke TPA Hasil analisis chi square : hubungan pendapatan nelayan - banyaknya tempat sampah Hasil analisis chi square : hubungan pendapatan nelayan PPN Palabuhanratu terhadap tingkat kebersihan TPI banyaknya petugas kebersihan Hasil analisis chi square : hubungan pendapatan nelayan - banyaknya perlangkapan pengangkut sampah Hasil analisis chi square : hubungan pendapatan nelayan frekuensi pengambilan sampah per hari Hasil analisis chi square : hubungan pendapatan nelayan frekuensi pembuangan sampah ke TPA Hasil analisis chi square : hubungan pendidikan nelayan banyaknya jumlah tempat sampah Hasil analisis chi square : hubungan pendidikan nelayan banyaknya petugas kebersihan di TPI Hasil analisis chi square : hubungan pendidikan nelayan banyaknya perlengkapan pengangkut sampah Hasil analisis chi square : hubungan pendidikan nelayan frekuensi pengambilan sampah per hari Hasil analisis chi square : hubungan pendidikan nelayan frekuensi pembuangan sampah ke TPA Hasil analisis chi square : hubungan status kependudukan nelayan banyaknya jumlah tempat sampah Hasil analisis chi square : hubungan status kependudukan nelayan banyaknya petugas kebersihan... 56

13 18. Hasil analisis chi square : hubungan status kependudukan nelayan banyaknya perlengkapan pengangkut sampah Hasil analisis chi square : hubungan status kependudukan nelayan frekuensi pengambilan sampah per hari Hasil analisis chi square : hubungan status kependudukan frekuensi pembuangan sampah ke TPA Hasil analisis chi square : hubungan status nelayan Banyaknya jumlah tempat sampah Hasil analisis chi square : hubungan status nelayan Banyaknya petugas kebersihan Hasil analisis chi square : hubungan status nelayan Banyaknya perlengkapan pengangkut sampah Hasil analisis chi square : hubungan status nelayan frekuensi pengambilan sampah per hari Hasil analisis chi square : hubungan status nelayan frekuensi pembuangan sampah ke TPA Hasil analisis chi square : hubungan armada nelayan Banyaknya jumlah tempat sampah Hasil analisis chi square : hubungan armada nelayan Banyaknya petugas kebersihan Hasil analisis chi square : hubungan armada nelayan Banyaknya perlengkapan pengangkut sampah Hasil analisis chi square : hubungan armada nelayan frekuensi pengambilan sampah per hari Hasil analisis chi square : hubungan armada nelayan frekuensi pembuangan sampah ke TPA Hasil analisis chi square : hubungan umur non nelayan banyaknya jumlah tempat sampah Hasil analisis chi square : hubungan umur non nelayan banyaknya petugas kebersihan Hasil analisis chi square : hubungan umur non nelayan banyaknya perlengkapan pengangkut sampah Hasil analisis chi square : hubungan umur non nelayan frekuensi pengambilan sampah per hari Hasil analisis chi square : hubungan umur non nelayan frekuensi Pembuangan sampah ke TPA Hasil analisis chi square : hubungan pendapatan non nelayan banyaknya jumlah tempat sampah... 75

14 37. Hasil analisis chi square : hubungan pendapatan non nelayan banyaknya petugas kebersihan Hasil analisis chi square : hubungan pendapatan non nelayan banyaknya perlengkapan pengangkut sampah Hasil analisis chi square : hubungan pendapatan non nelayan frekuensi pengambilan sampah per hari Hasil analisis chi square : hubungan pendapatan non nelayan frekuensi pembuangan sampah ke TPA Hasil analisis chi square : hubungan pendidikan non nelayan banyaknya jumlah tempat sampah Hasil analisis chi square : hubungan pendidikan non nelayan banyaknya petugas kebersihan Hasil analisis chi square : hubungan pendidikan non nelayan banyaknya perlengkapan pengangkut sampah Hasil analisis chi square : hubungan pendidikan non nelayan frekuensi pengambilan sampah per hari Hasil analisis chi square : hubungan pendidikan non nelayan frekuensi pembuangan sampah ke TPA Hasil analisis chi square : hubungan jenis pekerjaan non nelayan banyaknya jumlah tempat sampah Hasil analisis chi square : hubungan jenis pekerjaan non nelayan banyaknya petugas kebersihan Hasil analisis chi square : hubungan jenis pekerjaan non nelayan banyaknya perlengkapan pengangkut sampah Hasil analisis chi square : hubungan jenis pekerjaan non nelayan frekuensi pengambilan sampah per hari Hasil analisis chi square : hubungan jenis pekerjaan non nelayan frekuensi pembuangan sampah ke TPA Hasil analisis chi square : hubungan jenis kelamin non nelayan banyaknya jumlah tempat sampah Hasil analisis chi square : hubungan jenis kelamin non nelayan banyaknya petugas kebersihan Hasil analisis chi square : hubungan jenis kelamin non nelayan banyaknya perlengkapan pengangkut sampah Hasil analisis chi square : hubungan jenis kelamin non nelayan frekuensi pengambilan sampah per hari Hasil analisis chi square : hubungan jenis kelamin non nelayan frekuensi pembuangan sampah ke TPA Peta lokasi penelitian PPN Palabuhanratu

15 57. Lay out Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu Keadaan saluran pembuangan di TPI PPN Palabuhanratu tahun Pihak-pihak tidak berkepentingan yang masuk ke TPI PPN Palabuhanratu Kondisi TPI PPN Palabuhanratu yang sudah diperbaiki

16 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelabuhan perikanan adalah suatu lingkungan kerja yang salah satu fungsinya mendukung kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan dan lingkungannya, satu diantaranya berupa pengendalian lingkungan (kebersihan, keamanan, ketertiban dan pencemaran). Pengendalian lingkungan merupakan salah satu fungsi pelabuhan yang telah diciptakan oleh peraturan menteri kelautan dan perikanan yang cukup penting dalam permasalahan penanganan kebersihan di suatu pelabuhan perikanan (Lubis, 2006 yang diacu oleh Sumiati, 2008). Dalam pengelolaan pelabuhan perikanan, seringkali masalah kebersihan dan pengelolaan limbah menjadi terlupakan. Buruknya penanganan terhadap kebersihan dan kurangnya fasilitas yang menunjang memungkinkan terjadinya kerugian dalam perdagangan ikan. Selain itu, buruknya kebersihan dapat berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat. Menurut lubis (2006) yang diacu oleh Sumiati (2008) bahwa permasalahan kebersihan seperti banyaknya sampah dan limbah sisa atau buangan dari aktivitas-aktivitas di pelabuhan perikanan dan para pengguna akan dapat menimbulkan pencemaran. Kebersihan di pelabuhan perikanan penting untuk dijaga, karena akan mempengaruhi kenyamanan para pelaku pasar (nelayan, pedagang ikan dan pembeli/pengunjung) dalam beraktivitas di pelabuhan perikanan. Masalah kebersihan di suatu pelabuhan merupakan salah satu aspek penting penentu keberhasilan pelabuhan. Karena dari kebersihan suatu pelabuhan, kualitas mutu ikan dapat dipertahankan sehingga nilai jual ikan pun tinggi yang dapat meningkatkan pendapatan pelabuhan tersebut. Diduga faktor yang menyebabkan terjadinya pencemaran di lingkungan pelabuhan disebabkan antara lain oleh rendahnya tingkat pendidikan, pendapatan yang diterima dan tingkat kesadaran masyarakat setempat (nelayan, pedagang ikan/non ikan, pengunjung/pembeli). Berkaitan dengan pendapatan yang diterima, menurut Kartila (2008) bahwa semakin tinggi pendapatan seseorang maka tindakannya terhadap penanggulangan sampah akan semakin positif. Sedangkan semakin rendah pendapatannya maka

17 terhadap penanggulangan sampah akan semakin negatif tindakannya. Hal ini dikarenakan masyarakat yang memiliki pendapatan tinggi cenderung dapat mengalokasikan waktu dan pendapatannya untuk pengelolaan sampah, sedangkan masyarakat yang memiliki tingkat pendapatan yang rendah, mereka lebih banyak mengalokasikan waktu dan pendapatannya untuk memenuhi kebutuhan seharihari. Sehubungan dengan hal tersebut, maka pendapatan nelayan perlu dikaji untuk melihat apakah tingkat pendapatannya mempunyai hubungan dengan kesadaran dalam menjaga kebersihan lingkungan pelabuhan atau tidak. Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu merupakan salah satu pelabuhan perikanan terpenting dan terbesar di pantai selatan Jawa Barat. Ditambah lagi lokasinya yang relatif berdekatan dengan kota Bandung dan Jakarta sebagai tempat untuk memasarkan hasil tangkapannya, menjadikan nilai tambah tersendiri bagi pelabuhan perikanan ini. Selain itu juga Palabuhanratu terletak sangat strategis karena berada pada posisi dekat dengan daerah penangkapan (fishinng ground) perairan Samudera Hindia (WPP-9) dan akses pemasaran domestik maupun ekspor. Perairan Samudera Hindia mempunyai potensi sumberdaya ikan (SDI) sebesar ton per tahun dengan tingkat pemanfaatan baru sebesar 43,85 % (Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sukabumi, 2005) Seiring berkembangnya pelabuhan perikanan berbagai permasalahan dapat terjadi, salah satunya adalah masalah kebersihan lingkungan pelabuhan khususnya tempat pelelangan ikan (TPI) yang kurang mendapat perhatian baik dari pihak pelabuhan sebagai penyedia fasilitas maupun masyarakat sekitar pelabuhan sebagai pengguna TPI. Peran dari pihak pelabuhan sangat diperlukan untuk mendorong dan memelihara kebersihan TPI. Mengingat PPN Palabuhanratu akan dijadikan pelabuhan percontohan di Provinsi Jawa Barat, maka untuk mendukung hal tersebut diperlukan upaya untuk mempertahankan kebersihan lingkungan di TPI tersebut yang salah satunya dapat melalui penyediaan jumlah tempat sampah yang sesuai dengan kebutuhan. Kondisi kebersihan TPI dan lingkungan sekitarnya pada saat ini sangat memprihatinkan. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar-gambar yang disajikan berikut ini.

18 Gambar 1 Kondisi lingkungan TPI dan sekitarnya Walaupun kondisi kebersihan TPI dan lingkungan sekitarnya amat memprihatinkan, kondisi tersebut tidak menggerakkan aparat kebersihan di TPI atau di tingkat pelabuhan untuk menanganinya dengan segera. Timbul pertanyaan mengapa demikian?, apakah seluruh stakeholder (diantaranya : nelayan, pembeli ikan, pengunjung, pengolah ikan dan aparat terkait) tidak peduli dengan kondisi yang demikian?, sehubungan dengan hal itulah penelitian ini dilakukan.

19 1.2 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan : (1). Menganalisis persepsi masyarakat di sekitar pelabuhan terhadap kebersihan di TPI PPN Palabuhanratu, Sukabumi; (2). Menganalisis hubungan antara karakteristik-karakteristik yang melekat pada nelayan dan non nelayan dengan kesadaran dalam menjaga kebersihan; dan (3). Menelaah peranan pelabuhan dalam mendorong dan memelihara kebersihan TPI PPN Palabuhanratu. 1.3 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah : (1). Memberikan gambaran perihal persepsi golongan masyarakat terhadap kebersihan TPI dan lingkungan di sekitarnya sehingga dapat memudahkan dalam pelaksanaan program penyuluhan tentang kebersihan bagi pihak-pihak yang berkepentingan; (2). Untuk peningkatan taraf hidup kesehatan masyarakat di sekitar PPN Palabuhanratu, Sukabumi; (3). Kemudahan petugas pelabuhan dalam upaya menanggulangi aspek kebersihan; dan (4). Mengetahui upaya-upaya yang harus dilakukan pihak pelabuhan untuk meningkatkan kebersihan pelabuhan.

20 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pelabuhan Perikanan Menurut Lubis (2002), pelabuhan perikanan adalah suatu pusat aktivitas dari sejumlah industri perikanan, merupakan pusat untuk semua kegiatan perikanan, ditambah pula bahwa pelabuhan perikanan merupakan tempat berlabuh bagi kapal-kapal yang pergi dan pulang dari operasi penangkapan ikan, tempat memperbaiki kapal dan melindungi kapal-kapal perikanan dari gelombang laut. Sedangkan menurut Bagakali (2000) yang diacu oleh Yumi (2007) pelabuhan perikanan adalah suatu komplek gabungan antara area perairan, area lahan dan berbagai sarana yang menjamin keselamatan tempat berlabuh bagi kapal penangkap ikan serta menyediakan pelayanan, terutama untuk keperluan melaut dan bongkar hasil tangkapan. Pelabuhan perikanan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan sistem bisnis perikanan yang dipergunakan sebagai tempat kapal perikanan bersandar, berlabuh dan/atau bongkar muat ikan yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang perikanan (Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan, 2006 yang diacu oleh Yumi, 2007). 2.2 Kebersihan Definisi kebersihan Kebersihan adalah keadaan bebas dari kotoran, termasuk di antaranya : debu, sampah dan bau. Di zaman modern, setelah Louis Pasteur menemukan proses penularan penyakit atau infeksi disebabkan oleh mikroba, kebersihan juga berarti bebas dari virus, bakteri patogen dan bahan kimia berbahaya. Kebersihan adalah salah satu tanda dari keadaan higiene yang baik. Manusia perlu menjaga kebersihan lingkungan dan kebersihan diri agar sehat, tidak bau, tidak malu, tidak menyebarkan kotoran, atau menularkan kuman penyakit bagi diri sendiri maupun orang lain. Kebersihan lingkungan adalah kebersihan tempat tinggal, tempat bekerja dan berbagai sarana umum. Kebersihan tempat tinggal dilakukan dengan cara membersihkn jendela dan perabot rumah

21 tangga, menyapu dan mengepel lantai, mencuci peralatan masak dan peralatan makan, membersihkan kamar mandi dan jamban, serta membuang sampah. Kebersihan lingkungan dimulai dari menjaga kebersihan halaman dan selokan, dan membersihkan jalan di depan rumah dari sampah ( Kebersihan pelabuhan Menurut Lubis (2005) pelabuhan perikanan tidak hanya dituntut kebersihan lingkungannya saja tetapi juga terhadap kebersihan fasilitas yang digunakan. Untuk menghadapi era globalisasi, pelabuhan perikanan perlu pembenahan di sana-sini terutama dalam hal kebersihan. 1) Kebersihan fasilitas seperti lantai TPI, seharusnya dibersihkan dengan air tawar setiap selesai dilakukan pelelangan ikan dan seminggu 2 x diberi desinfektan. Jadi bukan dicuci dengan air dari kolam pelabuhan yang sering juga dipakai untuk mencuci ikan. Perlunya kebersihan di kolam pelabuhan dengan menyaring terlebih dahulu air sisa-sisa aktivitas ke kolam pelabuhan. 2) Keranjang ikan juga dibersihkan setiap kali selesai pemakaian, agar ikan tidak terkontaminasi bakteri ketika ikan dimasukkan dalam keranjang Peraturan Uni Eropa yang sedang berjalan : (sejak 22/07/1991) Aturan kebersihan di atas kapal/hygiene rules for fishermen on board; Kondisi pengawetan ikan di atas kapal/conditions for preserve-tion of fish on board; Kondisi penanganan ikan ketika didaratkan/conditions for handling on shore; dan Kondisi pengolahan dan pengepakan/conditions for processing and packing Aspek kebersihan Aspek kebersihan sebagai salah satu indikator kesehatan lingkungan pelabuhan diperlukan dalam pengelolaan pelabuhan perikanan yang terpadu dan simultan. Keterbatasan perangkat kebersihan masih menjadi kendala pemenuhan kebutuhan pelayanan publik. Untuk itu, diperlukan terobosan pengelolaan yang bertumpu pada peran aktif masyarakat dan dunia usaha. Salah satu obsesi pemerintah dalam hal kebersihan adalah mengembangkan budaya hidup bersih

22 dan sehat. Perwujudan program ini melalui kegiatan peningkatan pelayanan kebersihan, peningkatan peran dunia usaha & partisipasi masyarakat dalam kebersihan, penyediaan tempat pembuangan sampah (TPS)dan tempat pembuangan sampah akhir (TPA) yang efektif dan efisien ( Tingkat kebersihan pelabuhan perikanan Selama ini masyarakat kita pada umumnya masih belum sampai pada taraf sadar kebersihan tingkat tinggi. Bahkan dapat dikatakan, sebagian besar masyarakat kita belum memiliki kesadaran tersebut secara memadai. Hal ini dapat kita lihat dari kenyataan banyaknya lingkungan komunitas yang masih belum bersih, bahkan sebagian lagi mendekati kumuh. Sampah masih berserakan di pinggir-pinggir jalan, di halaman rumah, bahkan di tempat-tempat yang termasuk penting seperti di pelabuhan perikanan (www. groups.yahoo.com/group/pakguruonline). Tingkat kebersihan di suatu lingkungan berbeda-beda menurut tempat dan kegiatan yang dilakukan manusia. Kebersihan di rumah berbeda dengan kebersihan kamar bedah di rumah sakit, sedangkan kebersihan di pabrik makanan berbeda dengan kebersihan di pabrik semikonduktor yang bebas debu ( Mungkin tidak semua orang bisa menilai dengan objektif tingkat kebersihan lingkungan dan kota di negaranya. Sebabnya antara lain: tingkat kebersihan itu sendiri relatif, nilai estetika masing-masing orang bisa berbeda-beda. Itu semua bisa dipengaruhi oleh pengalaman individu dan tingkat kepekaannya terhadap kebersihan. Pengalaman yang dimaksud di sini adalah pernah atau tidaknya seseorang tinggal di lingkungan kota yang lebih terpelihara kebersihannya. Dengan begitu ada pengalaman pembanding sehingga kepekaannya tersentuh (www. groups.yahoo.com/group/pakguruonline). 2.3 Jenis dan Sumber Sampah Sebagian sampah yang ditemui di PPN Palabuhanratu berupa sampah rumah tangga, sampah pasar dan sampah dari kegiatan perikanan. Sampah yang berasal dari rumah tangga terdiri dari sampah organik dan sampah an-organik. Sampah organik antara lain sampah yang berasal dari tanaman yang ada di sekitar

23 pekarangan pelabuhan seperti bunga, daun dan dahan yang berjatuhan karena sudah layu atau dipangkas. Sampah an-organik adalah sampah yang berasal dari wadah atau kemasan bahan makanan yang terbuat dari plastik dan kaleng (berasal dari warung-warung kecil dan pedagang kaki lima di sekitar pelabuhan). Sampah yang berasal kegiatan perikanan antara lain sisa-sisa potongan ikan, lendir dan darah ikan yang berceceran di sekitar dermaga bongkar, TPI, dan gudang penyimpanan serta air sisa cucian ikan yang menggenang akibat saluran drainase yang tersumbat. 2.4 Kondisi Kebersihan di PPN Palabuhanratu Kesadaran pelaku (nelayan dan pedagang ikan) akan pentingnya kebersihan masih kurang sehingga mencemari lingkungan pelabuhan. Pelaku masih banyak yang membuang sampah (bungkusan nasi, punting rokok dan plastik) tidak pada tempatnya. Lokasi pelabuhan yang dekat dengan pasar ikan yang kotor menambah kotornya lingkungan pelabuhan perikanan. Orang (pengunjung) bebas masuk ke dermaga dan TPI tanpa adanya pengawasan kebersihan terhadap pengunjung tersebut (Priatna, 2007). 2.5 Penerapan Penanganan Kebersihan di Pelabuhan Penerapan penanganan kebersihan dan sanitasi di lingkungan pelabuhan perikanan, menurut Departemen Pertanian (2002) yang diacu oleh Faubianny (2008) dibagi dalam dua bagian yaitu : i. Penerapan kegiatan pembuatan perangkat lunak yang terdiri atas aspek hukum dan peraturan, aspek pengelolaan kebersihan, sanitasi dan aspek peran serta masyarakat ii. Pengadaan saranan dan prasarana air cuci, atau penanganan ikan, air bersih/air tawar, pananganan pengolahan air limbah, drainase, dan persampahan serta kegiatan lainnya yang dilakukan bersama-sama dengan boding perawatan Pembuatan perangkat lunak perlu diterapkan untuk menciptakan lingkungan pelabuhan yang bersih, indah dan nyaman. Upaya tersebut antara lain berupa pemberian sanksi hukum bagi yang melanggar ketentuan, membuat slogan atau spanduk yang mendukung terciptanya kebersihan dan melakukan kegiatan yang

24 melibatkan masyarakat seperti gotong royong membersihkan lingkungan pelabuhan dan pemberian penghargaan bagi masyarakat yang ikut berjasa menjaga dan menciptakan lingkungan pelabuhan yang nyaman dan bersih. Kegiatan rehabillitasi sarana dan prasarana harus tetap berjalan seiring dan dapat diperbaharui selalu untuk kemajuan pemeliharaan sanitasi dan kebersihan serta pengembangan pelabuhan perikanan.

25 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2009 di PPN Palabuhanratu, Sukabumi. 3.2 Alat dan Bahan Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah kamera dan kuesioner, sementara bahan yang digunakan adalah hasil kuesioner dari wawancara dengan responden dan foto-foto keadaan lingkungan di TPI dan sekitarnya seperti yang tampak pada gambar dibawah ini. Gambar 2 Keadaan di TPI PPN Palabuhanratu 3.3 Metode Penelitian Penelitian dilakukan menggunakan studi kasus dengan kasus tingkat kebersihan di sekitar TPI PPN Palabuhanratu dan pengelolaannya. Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan : 1) Pengamatan langsung di lapangan, dilakukan dengan mengamati ada tidaknya (a) tempat sampah di sekitar pelabuhan khususnya TPI, baik itu jumlah dan letaknya, (b) petugas kebersihan yang membersihkan area sekitar pelabuhan dan TPI, (c) lokasi tempat pembuangan akhir dari sampah, (d) upaya pihak pelabuhan dalam menjaga lingkungan pelabuhan. 2) Pengisian kuesioner dan wawancara langsung yang ditujukan kepada golongan masyarakat sekitar pengguna PPN Palabuhanratu yang terbagi menjadi dua golongan masyarakat yaitu masyarakat nelayan dan non

26 nelayan yang di dalamnya memuat identitas diri responden. Identitas diri atau karakteristik yang melekat pada responden meliputi nama, umur, lama pendidikan, tingkat pendapatan, jenis pekerjaan, jenis kelamin dan status kependudukan. Metode pengumpulan data (pengambilan data) terhadap responden dilakukan dengan teknik stratified random sampling yaitu teknik pengambilan data secara acak dengan ketentuan populasi distratifikasi terlebih dahulu berdasarkan keterwakilan semua golongan masyarakat nelayan dan non nelayan. Penggunaan metode ini diharapkan agar semua lapisan golongan responden dapat terwakili. Banyaknya jumlah responden disesuaikan dengan kondisi di lapangan yang dianggap penting oleh peneliti. dibutuhkan dapat dilihat pada tabel berikut di bawah ini. Tabel 1 Data sekunder dari Instansi/Lembaga Terkait Sementara rincian data sekunder yang No Sumber data Jenis data 1 Pihak PPN Palabuhan Ratu a) Jumlah tempat sampah di sekitar pelabuhan b) Jumlah petugas kebersihan PPN Palabuhanratu dan TPI c) Jumlah perlengkapan pengangkut sampah di PPN Palabuhanratu dan TPI d) Jumlah nelayan 2 Kecamatan Palabuhan Ratu a) Jumlah penduduk Palabuhanratu b) Sarana dan prasarana Palabuhanratu 3 Studi pustaka Literatur sebagai pelengkap dan penunjang 3.4 Metode Analisis Data Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan (Singarimbun dan Effendi, 1989 yang diacu oleh Faubianny, 2008). Data yang sudah dikumpulkan dianalisis secara kuantitatif dan deskriptif kemudian disajikan dalam bentuk tabel sehingga dapat diketahui persepsi responden terhadap tingkat kebersihan dan keadaan di lingkungan TPI PPN Palabuhanratu secara lebih sederhana. Adapun parameter yang digunakan untuk mengetahui persepsi responden terhadap tingkat kebersihan TPI PPN Palabuhanratu antara lain (1) banyaknya jumlah tempat sampah yang sebaiknya ada di TPI, (2) banyaknya petugas kebersihan yang sebaiknya ada di TPI, (3) banyaknya perlengkapan yang sebaiknya ada di TPI, (4) frekuensi

27 pengambilan sampah per hari dan (5) frekuensi pembuangan sampah dari TPI ke TPA Analisis pendapat responden Metode analisis pendapat digunakan untuk melakukan survei dan riset pasar dengan cara memberi daftar pertanyaan untuk dijawab kemudian dikategorikan jawaban-jawaban responden, dihitung jumlah jawaban masing-masing kategori, sehingga dapat diketahui keinginan dari responden /masyarakat sekitar ( Penggunaan metode ini untuk mengetahui pendapat masyarakat terhadap keadaan lingkungan sekitar TPI khususnya tingkat kebersihannya serta harapan mereka kepada para stakeholder pelabuhan agar meningkatkan kebersihan di TPI PPN Palabuhanratu Analisis deskriptif Metode analisis deskriptif bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat penelitian dilakukan dan memeriksa sebabsebab dari suatu gejala tertentu. Selain itu, metode ini menjawab pertanyaan yang menyangkut sesuatu pada saat berlangsungnya proses penelitian (Nazir 1999). Metode analisis deskriptif digunakan untuk melihat karakteristik umum responden terhadap tingkat kebersihan di TPI atau dengan kata lain untuk mengetahui ada tidaknya kaitan antara tingkat kebersihan di TPI terhadap karakteristik yang dimiliki responden. Analisis data dilakukan secara deskriptif melalui penyajian tabel dan foto. Komponen yang akan dianalisis adalah jumlah tempat sampah, petugas kebersihan, perlengkapan pengangkut sampah, frekuensi pengambilan sampah dan pembuangan sampah ke TPA yang ssebaiknya dilakukan oleh pihak TPI. Analisis deskriptif juga dilakukan dengan mengamati permasalahanpermasalahan yang ada di PPN Palabuhanratu seperti permasalahan teknis dan permasalahan ekonomi. Permasalahan teknis dapat diketahui dengan mengamati kelengkapan dan kondisi fasilitas yang sudah tersedia dan ada atau tidaknya tempat sampah di sekitar pelabuhan, petugas kebersihan yang membersihkan pelabuhan serta tempat pembuangan sampah akhir (TPA). Permasalahan ekonomi diketahui dengan mengamati kondisi ekonomi yang ada di PPN.

28 3.4.3 Analisis proporsi Fungsi dibuatnya proporsi untuk mengetahui persentasi antara masyarakat yang sudah sadar akan kebersihan dengan yang belum sadar akan kebersihan di sekitar pelabuhan. Sehingga memudahkan pihak pelabuhan jika akan melakukan penyuluhan terhadap masyarakat kaitannya dengan kebersihan di TPI. Selain itu juga untuk mengetahui penanganan terhadap sampah yang diakibatkan oleh kegiatan perikanan Analisis chi square (χ²) Menurut Sugiyono (2003), chi square (χ²) adalah teknik statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis deskriptif bila dalam populasi terdiri dari dua atau lebih kelas atau kategori, data berbentuk nominal dan sampelnya besar. Pengujian dengan menggunakan chi square (χ²) digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara karakteristik responden terhadap persepsi kebersihan di pelabuhan. Oleh karena itu rumus yang digunakan adalah : χ² = Dimana Oij Eij r k r i=1 k j =1 (Oij Eij )² Eij : banyaknya kasus yang diobservasi dikategorikan dalam baris ke-i kolom ke-j : banyaknya kasus yang diharapkan dibawah Ho untuk dikategorikan dalam baris ke-i dan kolom ke-j : banyaknya baris : banyaknya kolom Adapun selang kepercayaan yang digunakan adalah 95 % dengan Ho adalah tidak terdapat hubungan antara tingkat persepsi responden tentang kebersihan kaitannya dengan karakteristik yang melekat pada responden. Data hasil penelitian yang diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan metode analisis chi square (χ²) dengan pengolahan data menggunakan program computer EXCEL for windows. Contoh tabel perhitungan chi square terhadap hasil kuesioner yang diperoleh adalah sebagai berikut :

29 Tabel 2 Contoh tabel perhitungan chi square hasil kuesioner Karakteristis responden Pendapat banyaknya tempat sampah yang baik jumlah (Ei) 1 (Ei) 2 (Ei) 0 (Ei) 5 (b) 3 (Ei) 3 (Ei) 1 (Ei) 2 (Ei) 9 5 (a) (c) Karakteristis responden Karakteristis responden Karakteristis responden Karakteristis responden Pendapat banyaknya petugas kebersihan yang tepat jumlah (Ei) 1 (Ei) 2 (Ei) 0 (Ei) 5 3 (Ei) 3 (Ei) 1 (Ei) 2 (Ei) Pendapat banyaknya perlengkapan pengangkut jumlah sampah yang baik (Ei) 1 (Ei) 2 (Ei) 0 (Ei) 5 3 (Ei) 3 (Ei) 1 (Ei) 2 (Ei) Pendapat frekuensi pengambilan sampah di TPI per jumlah hari (Ei) 1 (Ei) 2 (Ei) 0 (Ei) 5 3 (Ei) 3 (Ei) 1 (Ei) 2 (Ei) Pendapat frekuensi pembuangan sampah ke TPA jumlah Penuh 1 minggu 1x 1 minggu 2x 2 minggu 1x 2 (Ei) 1 (Ei) 2 (Ei) 0 (Ei) 5 3 (Ei) 3 (Ei) 1 (Ei) 2 (Ei) Langkah-langkah perhitungan chi square adalah sebagai berikut 1) Menentukan frekuensi harapan (Ei) untuk setiap sel dengan cara : Ei = (a-b) / (c) 2) Menentukan χ² dengan rumus 3) Nilai derajat bebas (db) adalah db = (k-1)(r-1) 4) Kaidah keputusan dengan : Apabila χ² hitung < χ² tabel maka terima Ho Apabila χ² hitung > χ² tabel maka tolak Ho

30 Dengan Ho adalah : tidak terdapat hubungan antara tingkat persepsi responden tentang kebersihan kaitannya dengan karakteristik yang dimiliki.

31 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian Perairan Teluk Palabuhanratu termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Sukabumi yang terletak di pantai selatan Jawa. Secara geografis, Teluk Palabuhanratu terletak pada posisi ,48 LS dan , ,36 BT. Luas wilayah Kecamatan Palabuhanratu secara keseluruhan adalah ,985 ha yang terdiri dari lahan sawah (1.367,750 ha), lahan kering (5.942,846 ha), lahan basah (50,875 ha), lahan hutan (40 ha), lahan perkebunan (114,320 ha), lahan keperluan fasilitas umum (44,800 ha) dan untuk keperluan lain-lain (2.737,394 ha). Kecamatan Palabuhanratu memiliki panjang pantai lebih kurang 5 km, dengan karakteristik pantai yaitu pantai berpasir halus dan pantai bertebing terjal. Adapun batas-batas Kecamatan Palabuhanratu adalah sebagai berikut : Sebelah utara : Kecamatan Cikidang Sebelah selatan : Kecamatan Simpenan Sebelah barat : Kecamatan Cikakak dan Samudera Indonesia Sebelah timur : Kecamatan Bantargadung Kecamatan Palabuhanratu terbagi menjadi 7 desa dan 1 kelurahan yaitu Citarik, Palabuhanratu (kelurahan), Citepus, Cibodas, Buniwangi, Cikadu, Pasirsuren dan Tonjong. Kelurahan Palabuhanratu merupakan satu-satunya kelurahan yang ada di Kecamatan Palabuhanratu dan merupakan pusat perikanan tangkap yang ada di Kabupaten Sukabumi. Luas wilayah Kelurahan Palabuhanratu secara keseluruhan yaitu seluas 1.023,22 ha. Adapun batas-batas dari wilayah Kelurahan Palabuhanratu adalah sebagai berikut : Sebelah utara : Desa Citepus Sebelah selatan : Desa Citarik Sebelah barat : Samudera Hindia Sebelah timur : Desa Citarik Di Kelurahan Palabuhanratu terdapat Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) yang merupakan satu-satunya pelabuhan perikanan nusantara yang ada di Kabupaten Sukabumi. Dengan keberadaan PPN Palabuhanratu, aktivitas kegiatan

32 perikanan tangkap cukup ramai, mengingat kapal yang berlabuh di PPN Palabuhanratu tidak hanya kapal yang dimiliki oleh penduduk setempat melainkan dari berbagai wilayah di Indonesia. Selain itu juga ditunjang oleh sarana transportasi baik dari laut maupun darat yang cukup memadai. Kelurahan Palabuhanratu berada tepat di dalam pusat pemerintahan Kabupaten Sukabumi, sehingga fasilitas, prasarana dan sarana yang tersedia cukup memadai dan merupakan wilayah paling maju diantara wilayah yang masuk dalam wilayah administratif Kecamatan Palabuhanratu. 4.2 Kependudukan Jumlah penduduk Penduduk Kecamatan Palabuhanratu tahun 2008 berdasarkan data monografi Kecamatan Palabuhanratu berjumlah orang yang terdiri dari penduduk laki-laki dan penduduk perempuan. Dari perbedaan jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin menunjukkan rasio bahwa jenis kelamin penduduk Kecamatan Palabuhanratu tidak berbeda jauh antara penduduk laki-laki dan penduduk perempuan. Adapun jumlah kepala keluarga (KK) yang ada di Kecamatan Palabuhanratu sebanyak KK Komposisi penduduk berdasarkan pendidikan Pendidikan memberikan informasi atau pengetahuan dan keterampilan untuk bekal hidup dalam masyarakat. Dengan memperoleh pendidikan seseorang diharapkan dapat semakin memahami kondisi yang terjadi di sekitarnya. Salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat yaitu dengan pendidikan. Pemerintah mewajibkan warganya mengenyam pendidikan dasar selama sembilan tahun. Untuk mengetahui tingkat pendidikan di Kecamatan Palabuhanratu dapat dilihat pada tabel 3.

33 Tabel 3 Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan di Kecamatan Palabuhanratu tahun 2008 No Tingkat pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%) 1 Belum sekolah ,2 2 Tidak tamat sekolah ,89 3 Tamat SD/sederajat ,8 4 Tamat SMP/sederjat ,5 5 Tamat SMA/sederajat ,3 6 Tamat Akademi 325 0,6 7 Tamat Perguruan Tinggi/sederajat 369 0,68 Jumlah Sumber : Laporan data monografi Kecamatan Palabuhanratu tahun 2008 Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan penduduk di Kecamatan Palabuhanratu sebagian besar tamat SMP/sederajat sebanyak orang (29,5 %), kemudian urutan berikutnya adalah penduduk yang belum sekolah namun termasuk ke dalam usia sekolah yang berjumlah orang (29,2 %). Secara keseluruhan tingkat pendidikan di Kecamatan Palabuhanratu sudah cukup baik yaitu sebagian besar penduduk berhasil melaksanakan program wajib belajar 9 tahun. Hal ini memungkinkan angka buta huruf penduduk di Kecamatan Palabuhanratu menjadi rendah dan pada akhirnya akan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia. Banyaknya penduduk yang berpendidikan SLTP ke bawah, bisa dikaitkan dengan terbatasnya sarana pendidikan sekolah lanjutan, seperti SLTA, yang hanya berjumlah 5 buah sekolah dengan daya tampung siswa, sedangkan lulusan SLTP yang siap melanjutkan ke jenjang SLTA sebanyak siswa. Hal ini mengakibatkan banyak penduduk Palabuhanratu yang melanjutkan sekolah ke daerah lain seperti Kecamatan Cisolok, Cibadak, Warungkiara dan Kota Sukabumi, sedangkan sebagian lainnya tidak melanjutkan sekolah karena keterbatasan biaya pendidikan. Jumlah sarana pendidikan yang ada di Palabuhanratu untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.

34 Tabel 4 jumlah sarana pendidikan di Palabuhanratu tahun Sekolah Jumlah (buah) Daya tampung (orang) Jumlah guru (orang) TK Sekolah Dasar/sederajat SLTP/sederajat SMA/sederajat Perguruan tinggi Sumber : Data Monografi Kecamatan Palabuhanratu Tahun Komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian Menurut data monografi Kecamatan Palabuhanratu, nilai persentase terbesar mata pencaharian yang digeluti penduduk Kecamatan Palabuhanratu adalah peternak yaitu sebesar jiwa (41,8%), sedangkan mata pencaharian sebagai pengusaha sedang/besar memiliki persentase terkecil yaitu 0,37% atau sebanyak 117 jiwa. Adapun jumlah sebaran penduduk berdasarkan mata pencaharian di Kecamatan Palabuhanratu untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 5 Jumlah penduduk berdasarkan jenis pekerjaan di Kecamatan Palabuhanratu tahun 2008 No Mata pencaharian Jumlah (jiwa) Persentase (%) 1 Petani ,8 2 Nelayan ,75 3 Pengusaha sedang/besar 117 0,37 4 Pengrajin/industry kecil 256 0,8 5 Buruh ,9 6 Pedagang ,2 7 Pengangkutan 175 0,55 8 Pegawai Negeri Sipil (PNS) ,62 9 TNI/POLRI 173 1,71 10 Pensiunan (PNS/TNI/POLRI) 545 0,54 11 Peternak ,8 Jumlah Sumber : Data Monografi Kecamatan Palabuhanratu Tahun 2008

35 4.3 Gambaran Umum Keadaan TPI di PPN Palabuhanratu Keadaan umum TPI di PPN Palabuhanratu Gedung TPI PPN Palabuhanratu memiliki luas 900 m². Gedung TPI tersebut dilengkapi dengan kantor dan tempat pelelangan. Sarana yang ada di TPI PPN Palabuhanratu adalah beberapa timbangan untuk penyelenggaraan pelelangan, trays (basket) dan satu buah sound system. Timbangan tersebut saat ini tidak digunakan karena rusak. TPI PPN Palabuhanratu pada saat ini tidak dimanfaatkan sebagaimana fungsinya sebagai tempat pelelangan ikan. Adapun keadaan umum TPI PPN Palabuhanratu untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Gambar 3 Keadaan umum TPI PPN Palabuhanratu Keadaan umum TPI berdasarkan tingkat kebersihan Di lingkungan gedung TPI PPN Palabuhanratu, kondisi tempat pelelangan tidak bersih. Ruang pelelangan ini terlihat masih kotor karena terdapat banyak sampah, baik yang non ikan seperti puntung rokok dan sampah plastik, maupun yang ikan seperti ceceran darah ikan, lendir ikan dan potongan tubuh ikan. Faktor-faktor yang menyebabkan kurang bersihnya ruang pelelangan ini adalah kurangnya kesadaran pelaku (nelayan, pedagang ikan, pedagang non-ikan) akan pentingnya kebersihan di ruang pelelangan, banyaknya orang yang tidak berkepentingan di TPI dan tidak terdapatnya tempat sampah (bentuk fiber glass) di TPI. Berdasarkan pengamatan peneliti di lapangan, jumlah tempat sampah yang terdapat di TPI hanya satu yang berbentuk bak sampah besar dan terletak di depan gedung TPI. Sementara tempat sampah dalam bentuk fiber glass yang terdapat di

36 dalam TPI maupun di sekitar lingkungan TPI tidak ada. Kran air bersih yang biasa digunakan untuk menyemprot lantai TPI setelah aktivitas pelelangan juga tidak ada. Masyarakat setempat menggunakan air dari kolam pelabuhan untuk melakukan kegiatan seperti menyiram lantai TPI dan mencuci ikan. Selain itu, buruknya kondisi kebersihan fasilitas gedung TPI di PPN Palabuhanratu dikarenakan oleh saluran pembuangan (selokan) untuk air kotor sisa pencucian dan limbah sisa-sisa hasil tangkapan langsung dialirkan ke kolam pelabuhan yang ada di samping gedung TPI. Dari pihak TPI sendiri maupun pelabuhan tidak menyediakan/membuat saluran khusus untuk menampung air kotor dan limbah kegiatan perikanan, sehingga menyebabkan kolam pelabuhan yang ada di PPN Palabuhanratu menjadi kotor karena banyak sampah ikan dan non ikan yang mengapung di kolam tersebut. Gambar 4 Keadaan kolam pelabuhan di samping TPI Penyebab lain terjadinya kekotoran di lingkungan sekitar TPI adalah adanya limbah non-ikan seperti sampah di lahan parkir yang ditimbulkan oleh aktivitas penjualan oleh pedagang asongan atau kaki lima dan warung kecil yang menjajakan barang dagangannya di lingkungan sekitar TPI. Adanya aktivitas tersebut sedikit banyak menimbulkan sampah plastik, bungkus rokok dan bungkusan nasi di sekitar TPI. Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas kebersihan di TPI, lantai gedung TPI dibersihkan setiap pagi jam Petugas kebersihan yang ada di TPI hanya berjumlah satu orang, sedangkan beban tugasnya di pelabuhan ini dirasa cukup memberatkan mengingat jam kerjanya setiap hari yaitu pagi dan sore sebelum aktivitas pendaratan hasil tangkapan, ataupun sebelum para pelaku

37 pasar (nelayan, pedagang ikan/non ikan, pembeli) memulai aktivitasnya di pelabuhan perikanan. 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan hasil penelitian terhadap 98 responden yang terdapat di PPN Palabuhanratu diperoleh karakteristik responden yang diduga mempengaruhi persepsi terhadap kebersihan di TPI PPN Palabuhanratu. Karakteristik responden tersebut terdiri dari umur responden, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan yang diterima, status kependudukan, status nelayan, armada yang digunakan, jenis kelamin dan jenis pekerjaan. Adapun penggolongan masyarakat akan di bagi menjadi dua yaitu masyarakat nelayan dan masyarakat non nelayan. Jumlah dari responden masyarakat nelayan adalah 34 orang. Sedangkan jumlah dari masyarakat non nelayan adalah 64 orang. Adapun karakteristik responden di PPN Palabuhanratu dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 6 Karakteristik responden di PPN Palabuhanratu 2009 Jumlah responden (orang) Karakteristik Masyarakat nelayan Masyarakat non nelayan Umur Anak-anak (9-14) - 2 Remaja (15-20) 4 3 Dewasa (21-50) Tua (51-56) 1 8 jumlah Tingkat pendapatan , (Rp) , , , Jumlah Tingkat pendidikan Tidak sekolah 3 - Tamat SD Tamat SMP 9 14 Tamat SMA 3 12 Tamat perguruan 1 19 tinggi Jumlah Status kependudukan Pendatang 17 - Asli 17 - jumlah 34 - Status nelayan Pemilik kapal 7 - Nakhoda 7 - ABK 20 -

38 Tabel 6 Lanjutan karakteristik responden di PPN Palabuhanratu 2009 Armada yang digunakan Jumlah responden (orang) Karakteristik Masyarakat Nelayan Masyarakat non nelayan Armada kecil 7 - Armada sedang 18 - Armada besar 9 - jumlah 34 - Jenis kelamin Laki-laki - 59 Perempuan - 5 Jumlah - 64 Jenis pekerjaan PNS Pelabuhan - 16 PNS Non Pelabuhan - 13 Swasta - 28 jumlah - 57 Sumber : data pribadi diolah, Umur responden Menurut Hurlock (1980) yang diacu oleh Prabawaputra (2009), umur atau usia seseorang merupakan aspek internal yang diduga mempunyai hubungan dengan tingkat partisipasi seseorang terhadap tingkat kebersihan di suatu lingkungan. Umur dapat berperan besar pada seseorang dalam menerima atau mengadopsi berbagai perubahan termasuk perubahan lingkungan dan perubahan sosial. Semakin tinggi tingkat umur seseorang maka sikapnya akan menjadi semakin positif, karena masyarakat dengan umur tua cenderung memiliki kematangan sikap yang lebih tinggi dibandingkan dengan masyarakat yang berumur muda. Selain itu, masyarakat dengan umur tua cenderung memiliki banyak pengalaman dan pengetahuan terhadap kebersihan di suatu lingkungan. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara tingkat umur responden terhadap tingkat kebersihan di lingkungan TPI PPN Palabuhanratu. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa usia terendah responden adalah 9 tahun sedangkan usia tertinggi adalah 52 tahun. Untuk lebih jelasnya, data umur responden masyarakat nelayan dan non nelayan dapat dilihat pada tabel 6, dimana pada tabel 6 terlihat bahwa sebagian responden termasuk kedalam

39 kelompok umur dewasa. Hal ini menunjukkan bahwa responden termasuk ke dalam usia produktif untuk bekerja Pendidikan Tingkat pendidikan responden mencerminkan pola pikir. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka diharapkan pola pikirnya akan semakin rasional atau positif terhadap kebersihan di suatu lingkungan (Suryani, 2004). Tingkat pendidikan responden diukur berdasarkan rata-rata lama sekolah. Data tingkat pendidikan responden dapat dilihat pada tabel Tingkat pendapatan Salah satu faktor yang mempengaruhi kehidupan responden adalah kondisi perekonomiannya. Pendapatan merupakan salah satu indikator ekonomi untuk mengukur tingkat kesejahteraan rumah tangga. Semakin tinggi tingkat pendapatan seseorang, maka sikapnya akan semakin positif terhadap tingkat kebersihan di suatu lingkungan, sehingga tingkat pendapatan responden penting untuk diketahui persepsinya terhadap tingkat kebersihan di TPI PPN Palabuhanratu. Adapun tingkat pendapatan responden di PPN Palabuhanratu dapat dilihat pada tabel 6. Pada tabel 5 terlihat bahwa sebagian responden memiliki tingkat pendapatan rendah dengan kisaran pendapatan Rp ,00-Rp ,00. Responden yang memiliki tingkat pendapatan rendah memiliki profesi sebagai Anak Buah Kapal (ABK), jasa pengangkut ikan, pedagang makanan, dan petugas kebersihan. Adapun responden yang memiliki pendapatan sedang maupun tinggi memiliki profesi sebagai PNS, militer dan pegawai swasta dengan pendapatan per bulan lebih dari Rp , Status kependudukan Status kependudukan responden di PPN Palabuhanratu digolongkan menjadi dua yaitu pendatang (dari luar daerah PPN Palabuhanratu) dan penduduk asli (dari daerah PPN Palabuhanratu). Status kependudukan hanya akan meliputi masyarakat nelayan saja karena sebagian besar penduduk pendatang berasal dari masyarakat nelayan. Status kependudukan penting untuk diketahui ada tidaknya hubungan terhadap tingkat kebersihan di TPI PPN Palabuhanratu karena terdapat

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pelabuhan Perikanan 2.2 Kebersihan Definisi kebersihan

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pelabuhan Perikanan 2.2 Kebersihan Definisi kebersihan 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pelabuhan Perikanan Menurut Lubis (2002), pelabuhan perikanan adalah suatu pusat aktivitas dari sejumlah industri perikanan, merupakan pusat untuk semua kegiatan perikanan,

Lebih terperinci

3 METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2009 di PPN Palabuhanratu, Sukabumi.

3 METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2009 di PPN Palabuhanratu, Sukabumi. 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2009 di PPN Palabuhanratu, Sukabumi. 3.2 Alat dan Bahan Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Hasil Tangkapan di Pelabuhan Perikanan Pendaratan dan Pelelangan Hasil Tangkapan 1) Pendaratan Hasil Tangkapan

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Hasil Tangkapan di Pelabuhan Perikanan Pendaratan dan Pelelangan Hasil Tangkapan 1) Pendaratan Hasil Tangkapan 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hasil Tangkapan di Pelabuhan Perikanan 2.1.1 Pendaratan dan Pelelangan Hasil Tangkapan 1) Pendaratan Hasil Tangkapan Aktivitas pendaratan hasil tangkapan terdiri atas pembongkaran

Lebih terperinci

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN FATUBESI KEC. KOTA LAMA KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN FATUBESI KEC. KOTA LAMA KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN FATUBESI KEC. KOTA LAMA KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR 1 1. PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Kelurahan Fatubesi merupakan salah satu dari 10 kelurahan yang

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian lapangan dilakukan pada bulan Maret 2011. Lokasi penelitian dilakukan di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Nizam Zachman Jakarta. 3.2

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Tempat Penelitian Palabuhnratu merupakan daerah pesisir di selatan Kabupaten Sukabumi yang sekaligus menjadi ibukota Kabupaten Sukabumi. Palabuhanratu terkenal

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan 18 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Letak dan Keadaan Geografis Kelurahan Lubuk Gaung adalah salah satu kelurahan yang terletak di Kecamatan Sungai Sembilan Kota Dumai Provinsi Riau. Kelurahan Lubuk

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 21 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Daerah Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Palabuhanratu Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Palabuhanratu terletak di Kecamatan Palabuhanratu yang

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pelabuhan Perikanan 2.2 Fungsi dan Peran Pelabuhan Perikanan

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pelabuhan Perikanan 2.2 Fungsi dan Peran Pelabuhan Perikanan 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pelabuhan Perikanan Menurut Lubis (2000), Pelabuhan Perikanan adalah suatu pusat aktivitas dari sejumlah industri perikanan, merupakan pusat untuk semua kegiatan perikanan,

Lebih terperinci

KEBERADAAN FASILITAS KEPELABUHANAN DALAM MENUNJANG AKTIVITAS PANGKALAN PENDARATAN IKAN TANJUNGSARI, KABUPATEN PEMALANG, JAWA TENGAH NOVIANTI SKRIPSI

KEBERADAAN FASILITAS KEPELABUHANAN DALAM MENUNJANG AKTIVITAS PANGKALAN PENDARATAN IKAN TANJUNGSARI, KABUPATEN PEMALANG, JAWA TENGAH NOVIANTI SKRIPSI KEBERADAAN FASILITAS KEPELABUHANAN DALAM MENUNJANG AKTIVITAS PANGKALAN PENDARATAN IKAN TANJUNGSARI, KABUPATEN PEMALANG, JAWA TENGAH NOVIANTI SKRIPSI DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS

Lebih terperinci

V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Teluk Pelabuhanratu Kabupaten Sukabumi, merupakan salah satu daerah

V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Teluk Pelabuhanratu Kabupaten Sukabumi, merupakan salah satu daerah V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Keadaan Daerah Penelitian 5.1.1. Letak Geografis Teluk Pelabuhanratu Kabupaten Sukabumi, merupakan salah satu daerah perikanan potensial di perairan selatan Jawa

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 4.1 Keadaan Umum Daerah Kabupaten Sukabumi

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 4.1 Keadaan Umum Daerah Kabupaten Sukabumi 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Daerah Kabupaten Sukabumi 4.1.1 Letak geografis Kabupaten Sukabumi terletak di Provinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 0 57-7 0 25 Lintang

Lebih terperinci

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU Wilayah Kabupaten Indramayu terletak pada posisi geografis 107 o 52 sampai 108 o 36 Bujur Timur (BT) dan 6 o 15 sampai

Lebih terperinci

KAJIAN SANITASI DI TEMPAT PENDARATAN DAN PELELANGAN IKAN PANGKALAN PENDARATAN IKAN MUARA ANGKE SERTA PENGARUHNYA TERHADAP KUALITAS IKAN DIDARATKAN

KAJIAN SANITASI DI TEMPAT PENDARATAN DAN PELELANGAN IKAN PANGKALAN PENDARATAN IKAN MUARA ANGKE SERTA PENGARUHNYA TERHADAP KUALITAS IKAN DIDARATKAN KAJIAN SANITASI DI TEMPAT PENDARATAN DAN PELELANGAN IKAN PANGKALAN PENDARATAN IKAN MUARA ANGKE SERTA PENGARUHNYA TERHADAP KUALITAS IKAN DIDARATKAN VARENNA FAUBIANY SKRIPSI DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 41 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung 1. Keadaan Umum Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi di Republik Indonesia dengan areal daratan seluas 35.288 km2. Provinsi

Lebih terperinci

MAKALAH KEBERSIHAN LINGKUNGAN. Disusun Oleh : Nama : Iin Mudrikah.I No : 14 Kelas : 9 E

MAKALAH KEBERSIHAN LINGKUNGAN. Disusun Oleh : Nama : Iin Mudrikah.I No : 14 Kelas : 9 E MAKALAH KEBERSIHAN LINGKUNGAN Disusun Oleh : Nama : Iin Mudrikah.I No : 14 Kelas : 9 E SMP NEGERI 2 SRAGEN 2013/ 2014 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada tuhan yang maha esa,

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Indramayu Kabupaten Indramayu secara geografis berada pada 107 52'-108 36' BT dan 6 15'-6 40' LS. Berdasarkan topografinya sebagian besar merupakan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. Cisaat berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada Tabel 4.

V. GAMBARAN UMUM. Cisaat berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada Tabel 4. V. GAMBARAN UMUM 5.1. Kondisi Umum Lokasi Penelitian Desa Cisaat terletak di Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi dengan luas wilayah 125.625 Ha. Desa Cisaat berbatasan dengan Jalan Raya Cisaat di sebelah

Lebih terperinci

PETA LOKASI PENELITIAN 105

PETA LOKASI PENELITIAN 105 91 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian lapang dilakukan pada bulan Mei - Juni 2009 bertempat di Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu, Sukabumi, Jawa Barat. 106 20 ' 10 6 0 '

Lebih terperinci

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Gambaran Umum Kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi Gambaran umum Kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi dalam penelitian ini dihat

Lebih terperinci

6 KINERJA OPERASIONAL PPN PALABUHANRATU

6 KINERJA OPERASIONAL PPN PALABUHANRATU 6 KINERJA OPERASIONAL PPN PALABUHANRATU 6.1 Tujuan Pembangunan Pelabuhan Tujuan pembangunan pelabuhan perikanan tercantum dalam pengertian pelabuhan perikanan dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan

Lebih terperinci

KAJIAN AKTIVITAS DAN KAPASITAS FASILITAS FUNGSIONAL DI PANGKALAN PENDARATAN IKAN (PPI) KRONJO, TANGERANG

KAJIAN AKTIVITAS DAN KAPASITAS FASILITAS FUNGSIONAL DI PANGKALAN PENDARATAN IKAN (PPI) KRONJO, TANGERANG KAJIAN AKTIVITAS DAN KAPASITAS FASILITAS FUNGSIONAL DI PANGKALAN PENDARATAN IKAN (PPI) KRONJO, TANGERANG Oleh : Harry Priyaza C54103007 DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN

Lebih terperinci

SINERGISITAS PERIKANAN TANGKAP DENGAN PARIWISATA BAHARI DI PALABUHANRATU, KABUPATEN SUKABUMI, JAWA BARAT ADI GUMBARA PUTRA

SINERGISITAS PERIKANAN TANGKAP DENGAN PARIWISATA BAHARI DI PALABUHANRATU, KABUPATEN SUKABUMI, JAWA BARAT ADI GUMBARA PUTRA SINERGISITAS PERIKANAN TANGKAP DENGAN PARIWISATA BAHARI DI PALABUHANRATU, KABUPATEN SUKABUMI, JAWA BARAT ADI GUMBARA PUTRA MAYOR TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN TANGKAP DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA

Lebih terperinci

6 KEBUTUHAN FASILITAS TERKAIT PENANGANAN HASIL TANGKAPAN DI PPI MUARA ANGKE

6 KEBUTUHAN FASILITAS TERKAIT PENANGANAN HASIL TANGKAPAN DI PPI MUARA ANGKE 76 6 KEBUTUHAN FASILITAS TERKAIT PENANGANAN HASIL TANGKAPAN DI PPI MUARA ANGKE Fasilitas PPI Muara Angke terkait penanganan hasil tangkapan diantaranya adalah ruang lelang TPI, basket, air bersih, pabrik

Lebih terperinci

PELUANG EKSPOR TUNA SEGAR DARI PPI PUGER (TINJAUAN ASPEK KUALITAS DAN AKSESIBILITAS PASAR) AGUSTIN ROSS SKRIPSI

PELUANG EKSPOR TUNA SEGAR DARI PPI PUGER (TINJAUAN ASPEK KUALITAS DAN AKSESIBILITAS PASAR) AGUSTIN ROSS SKRIPSI PELUANG EKSPOR TUNA SEGAR DARI PPI PUGER (TINJAUAN ASPEK KUALITAS DAN AKSESIBILITAS PASAR) AGUSTIN ROSS SKRIPSI DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo ± 4 km. Jumlah penduduk pada tahun 2011 adalah Jiwa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo ± 4 km. Jumlah penduduk pada tahun 2011 adalah Jiwa BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Kelurahan Dulalowo 1. Geografi, Batas Wilayah Dan Iklim Kelurahan Dulalowo berada di Kecamatan Kota Tengah merupakan salah satu kecamatan yang ada

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota Pekanbaru yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. satu daerah yang memiliki jumlah kelompok nelayan terbanyak. Dari data

METODE PENELITIAN. satu daerah yang memiliki jumlah kelompok nelayan terbanyak. Dari data METODE PENELITIAN Metode Penentuan Daerah Penelitian Daerah penelitian secara purposive di kecamatan Medan Labuhan dengan pertimbangan bahwa berdasarkan data sekunder daerah tersebut merupakan salah satu

Lebih terperinci

TINGKAT KEPUASAN NELAYAN TERHADAP PELAYANAN PENYEDIAAN KEBUTUHAN MELAUT DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA (PPN) SIBOLGA SUMATERA UTARA

TINGKAT KEPUASAN NELAYAN TERHADAP PELAYANAN PENYEDIAAN KEBUTUHAN MELAUT DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA (PPN) SIBOLGA SUMATERA UTARA 1 TINGKAT KEPUASAN NELAYAN TERHADAP PELAYANAN PENYEDIAAN KEBUTUHAN MELAUT DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA (PPN) SIBOLGA SUMATERA UTARA Oleh : SAMSU RIZAL HAMIDI PANGGABEAN C54104008 Skripsi Sebagai salah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Merak Belantung secara administratif termasuk ke dalam Kecamatan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Merak Belantung secara administratif termasuk ke dalam Kecamatan 24 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak dan Luas Desa Merak Belantung secara administratif termasuk ke dalam Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung. Desa Merak Belantung

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Lampung. Secara geografis Kota Bandar Lampung terletak pada sampai

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Lampung. Secara geografis Kota Bandar Lampung terletak pada sampai 31 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Kota Bandar Lampung Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Propinsi Lampung. Oleh karena itu, selain merupakan pusat kegiatan pemerintahan, sosial,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Manusia melakukan berbagai aktivitas untuk memenuhi kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Manusia melakukan berbagai aktivitas untuk memenuhi kesejahteraan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia melakukan berbagai aktivitas untuk memenuhi kesejahteraan hidupnya dengan memproduksi makanan minuman dan barang lain dari sumber daya alam. Aktivitas tersebut

Lebih terperinci

PETA LOKASI PENELITIAN 105

PETA LOKASI PENELITIAN 105 14 3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2011 di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Palabuhanratu dan di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Cisolok,

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Awal berdirinya pemerintahan Kecamatan Bumi Waras terbentuk berdasarkan

IV. GAMBARAN UMUM. Awal berdirinya pemerintahan Kecamatan Bumi Waras terbentuk berdasarkan 77 IV. GAMBARAN UMUM A. Keadaan Umum Kecamatan Bumi Waras 1. Keadaan Umum Awal berdirinya pemerintahan Kecamatan Bumi Waras terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 04 Tahun 2012,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah sampah di Indonesia merupakan masalah yang rumit karena

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah sampah di Indonesia merupakan masalah yang rumit karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah sampah di Indonesia merupakan masalah yang rumit karena kurangnya pengertian masyarakat terhadap akibat-akibat yang dapat ditimbulkan oleh sampah. Faktor yang

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Georafis dan Topografi Palabuhanratu merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di wilayah Kabupaten Sukabumi. Secara geografis, Kabupaten Sukabumi terletak

Lebih terperinci

V. KEADAAN UMUM WILAYAH. 5.1 Kondisi Wilayah Kelurahan Pulau Panggang

V. KEADAAN UMUM WILAYAH. 5.1 Kondisi Wilayah Kelurahan Pulau Panggang V. KEADAAN UMUM WILAYAH 5.1 Kondisi Wilayah Kelurahan Pulau Panggang Wilayah Kelurahan Pulau Panggang terdiri dari 12 pulau dan memiliki kondisi perairan yang sesuai untuk usaha budidaya. Kondisi wilayah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Kelurahan Karangrejo Karangrejo adalah salah satu Kelurahan di Kecamatan Metro Utara Kota Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR KAJIAN FASILITAS DAN PRODUKSI HASIL TANGKAPAN DALAM MENUNJANG INDUSTRI PENGOLAHAN IKAN DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PALABUHANRATU SUKABUMI JAWA BARAT SUMIATI SKRIPSI DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya Jakarta Utara. Kelurahan Penjaringan memiliki lahan seluas 395.43 ha yang

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan. Desa Bumi Restu memiliki

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan. Desa Bumi Restu memiliki 65 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis dan Luas Wialayah Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan yang berlokasi pada dua Desa yaitu Desa Bumi Restu dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM Indonesia merupakan negara kepulauan dengan potensi luas perairan 3,1 juta km 2, terdiri dari 17.508 pulau dengan panjang garis pantai ± 81.000 km. (Dishidros,1992).

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM KECAMATAN BANJAR. berdiri bersamaan dengan dibentuknya Kota Banjar yang terpisah dari kabupaten

IV. KEADAAN UMUM KECAMATAN BANJAR. berdiri bersamaan dengan dibentuknya Kota Banjar yang terpisah dari kabupaten IV. KEADAAN UMUM KECAMATAN BANJAR A. Letak Geografis Kecamatan Banjar adalah salah satu bagian dari wilayah Kota Banjar selain Kecamatan Purwaharja, Kecamatan Pataruman, dan Kecamatan Langensari yang berdiri

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Lokasi dan Kondisi Geografis Desa Citapen Lokasi penelitian tepatnya berada di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Berdasarkan data Dinas

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Karakteristik Wilayah Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor. Desa Gunung Malang merupakan salah

Lebih terperinci

HUBUNGAN BASKET/WADAH HASIL TANGKAPAN TERHADAP SANITASI DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PALABUHANRATU SUKABUMI JAWA BARAT ARHI EKA PRIATNA

HUBUNGAN BASKET/WADAH HASIL TANGKAPAN TERHADAP SANITASI DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PALABUHANRATU SUKABUMI JAWA BARAT ARHI EKA PRIATNA HUBUNGAN BASKET/WADAH HASIL TANGKAPAN TERHADAP SANITASI DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PALABUHANRATU SUKABUMI JAWA BARAT ARHI EKA PRIATNA DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 27 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Daerah Kota Serang 4.1.1 Letak geografis Kota Serang berada di wilayah Provinsi Banten yang secara geografis terletak antara 5º99-6º22 LS dan 106º07-106º25

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku buruk tentang sampah. Masyarakat membuang sampah sembarangan.

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku buruk tentang sampah. Masyarakat membuang sampah sembarangan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kepedulian masyarakat kita untuk menjaga kebersihan masih sangat rendah. Kondisi ini yang mestinya dibenahi lebih dulu agar timbul kepedulian masyarakat terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi Desa Medewi, salah satu tempat pelaksanaan kegiatan Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN PPM) Universitas Udayana, merupakan salah satu daerah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data

III. METODE PENELITIAN. Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data III. METODE PENELITIAN A. Penelitian Kepustakaan Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder dan teori-teori yang mendukung rencana penulisan yang terkait.

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA CIHIDEUNG ILIR, KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA CIHIDEUNG ILIR, KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR BAB IV GAMBARAN UMUM DESA CIHIDEUNG ILIR, KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR 4.1 Gambaran Umum Desa 4.1.1 Kondisi Fisik, Sarana dan Prasarana Desa Cihideung Ilir merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Kayubulan Kecamatan Limboto terbentuk/lahir sejak tahun 1928 yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Kayubulan Kecamatan Limboto terbentuk/lahir sejak tahun 1928 yang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Kelurahan Kayubulan Kelurahan Kayubulan Kecamatan Limboto terbentuk/lahir sejak tahun 1928 yang pada saat

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 27 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian 4.1.1 Letak geografis Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat, secara geografis terletak di antara 6 0.57`- 7 0.25`

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelabuhan Perikanan Pengertian, klasifikasi dan fungsi pelabuhan perikanan

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelabuhan Perikanan Pengertian, klasifikasi dan fungsi pelabuhan perikanan 4 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelabuhan Perikanan 2.1.1 Pengertian, klasifikasi dan fungsi pelabuhan perikanan Pelabuhan perikanan adalah suatu wilayah perpaduan antara wilayah daratan dan lautan yang dipergunakan

Lebih terperinci

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT 2.1. Gambaran Umum 2.1.1. Letak Geografis Kabupaten Sumba Barat merupakan salah satu Kabupaten di Pulau Sumba, salah satu

Lebih terperinci

KEMANDIRIAN PEREMPUAN PENGOLAH HASIL PERIKANAN DI DESA MUARA, KECAMATAN WANASALAM, KABUPATEN LEBAK, PROVINSI BANTEN

KEMANDIRIAN PEREMPUAN PENGOLAH HASIL PERIKANAN DI DESA MUARA, KECAMATAN WANASALAM, KABUPATEN LEBAK, PROVINSI BANTEN KEMANDIRIAN PEREMPUAN PENGOLAH HASIL PERIKANAN DI DESA MUARA, KECAMATAN WANASALAM, KABUPATEN LEBAK, PROVINSI BANTEN Oleh : MAYA RESMAYANTY C44101004 PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN-KELAUTAN

Lebih terperinci

5. SANITASI DAN HIGIENITAS DERMAGA DAN TEMPAT PELELANGAN IKAN DI PPP LAMPULO

5. SANITASI DAN HIGIENITAS DERMAGA DAN TEMPAT PELELANGAN IKAN DI PPP LAMPULO 59 5. SANITASI DAN HIGIENITAS DERMAGA DAN TEMPAT PELELANGAN IKAN DI PPP LAMPULO 5.1 Kondisi Sanitasi Aktual di Dermaga dan Tempat Pelelangan Ikan PPP Lampulo (1) Kondisi dermaga Keberhasilan aktivitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tentang partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program wajib belajar sembilan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tentang partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program wajib belajar sembilan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Semua data yang telah berhasil dikumpulkan oleh peneliti selama melakukan penelitian akan disajikan pada bab ini. Data tersebut merupakan data tentang partisipasi

Lebih terperinci

LEMBAR KUESIONER UNTUK PENJAMAH MAKANAN LAPAS KELAS IIA BINJAI. Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan

LEMBAR KUESIONER UNTUK PENJAMAH MAKANAN LAPAS KELAS IIA BINJAI. Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan LAMPIRAN 1 LEMBAR KUESIONER UNTUK PENJAMAH MAKANAN LAPAS KELAS IIA BINJAI A. IDENTITAS PEKERJA Nama Alamat Usia :... :... :. Tahun Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan Status Perkawinan : 1.Kawin 2.

Lebih terperinci

Gambar 5. Peta Citra Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi

Gambar 5. Peta Citra Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi 54 IV. DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN IV.1. Deskripsi Umum Wilayah yang dijadikan objek penelitian adalah kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, Propinsi Jawa Barat. Kecamatan Muara Gembong berjarak

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. luas keseluruhan wilayah kabupaten pasaman barat. Kecamatan sungai beremas dengan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. luas keseluruhan wilayah kabupaten pasaman barat. Kecamatan sungai beremas dengan BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Geografis Kecamatan sungai beremas merupakan salah satu daerah di sebelah utara kabupaten pasaman barat dengan luas wilayah sekitar 440,48 km 2 atau 11,33 persen

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis Letak geografis Kelurahan Way Urang dan Desa Hara Banjar Manis dapat dilihat pada tabel berikut:

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dari luas Provinsi Jawa Barat dan terletak di antara Bujur Timur

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dari luas Provinsi Jawa Barat dan terletak di antara Bujur Timur III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Kondisi Geografis Kabupaten Subang merupakan kabupaten yang terletak di kawasan utara Jawa Barat. Luas wilayah Kabupaten Subang yaitu 2.051.76 hektar atau 6,34% dari

Lebih terperinci

5 HASIL TANGKAPAN DIDARATKAN DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PALABUHANRATU

5 HASIL TANGKAPAN DIDARATKAN DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PALABUHANRATU 5 HASIL TANGKAPAN DIDARATKAN DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PALABUHANRATU 5.1 Jenis dan Volume Produksi serta Ukuran Hasil Tangkapan 1) Jenis dan Volume Produksi Hasil Tangkapan Pada tahun 2006, jenis

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari pulau-pulau besar dan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari pulau-pulau besar dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari pulau-pulau besar dan kecil yang mempunyai potensi sumber daya pesisir dan lautan yang berlimpah dan beragam sehingga

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM. 4.1Keadaan umum Kabupaten Sukabumi

4 KEADAAN UMUM. 4.1Keadaan umum Kabupaten Sukabumi 16 4 KEADAAN UMUM 4.1Keadaan umum Kabupaten Sukabumi 4.1.1 Letak geografis Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Provinsi Jawa Barat dengan jarak tempuh 96 km dari Kota Bandung dan 119 km dari Kota Jakarta.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Fisik a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian Kecamatan Mojotengah merupakan salah satu dari 15 kecamatan di Kabupaten

Lebih terperinci

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN Geografis dan Administratif Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru terbentuk di Provinsi Sulawesi Tengah berdasarkan Undang-Undang Nomor 51 tahun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Karanganyar terdapat 13 perusahaan tekstil. Salah satu perusahaan di daerah

BAB IV HASIL PENELITIAN. Karanganyar terdapat 13 perusahaan tekstil. Salah satu perusahaan di daerah BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Berdasarkan data dari kelurahan desa Waru, Kecamatan Kebakkramat, Karanganyar terdapat 13 perusahaan tekstil. Salah satu perusahaan di daerah

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Desa Purwasari terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor.

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Desa Purwasari terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Desa Purwasari terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Petir, sebelah Selatan berbatasan dengan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI 4.1 Letak dan Luas Desa Curug Desa Curug merupakan sebuah desa dengan luas 1.265 Ha yang termasuk kedalam wilayah Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Mei 2009 di PPN Palabuhanratu, Sukabumi, Jawa Barat.

3 METODE PENELITIAN. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Mei 2009 di PPN Palabuhanratu, Sukabumi, Jawa Barat. 3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Mei 2009 di PPN Palabuhanratu, Sukabumi, Jawa Barat. 3.2 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

STUDI TATA LETAK FASILITAS DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN PROPINSI JAWATIMUR. Jonny Zain

STUDI TATA LETAK FASILITAS DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN PROPINSI JAWATIMUR. Jonny Zain LEmBRGn PEHELITinn STUDI TATA LETAK FASILITAS DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN PROPINSI JAWATIMUR Jonny Zain ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Agustus 2008 di Pelabuhan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jarak dari Kecamatan Megamendung ke Desa Megamendung adalah 8 km,

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jarak dari Kecamatan Megamendung ke Desa Megamendung adalah 8 km, V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Desa Megamendung Desa Megamendung merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Secara geografis, Desa

Lebih terperinci

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN ALAK KECAMATAN ALAK KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN ALAK KECAMATAN ALAK KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN ALAK KECAMATAN ALAK KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR I. PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Sejak terbentuknya Provinsi Nusa Tenggara Timur pada 20 Desember 1958

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN. A. Kelurahan Proyonanggan Utara Batang

BAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN. A. Kelurahan Proyonanggan Utara Batang BAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN A. Kelurahan Proyonanggan Utara Batang 1. Keadaan Fisik a. Letak 62 Kelurahan Proyonangan Utara merupakan kelurahan salah satu desa pesisir di Kabupaten Batang Provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Amilia Widya, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Amilia Widya, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air minum memiliki persenyawa kimia sederhana yaitu terdiri dari dua atom hidrogen (H) berikatan dengan satu atom oksigen (O), digabungkan menjadi simbolik H

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH. RW, 305 RT dengan luas wilayah ha, jumlah penduduk jiwa.

IV. KEADAAN UMUM DAERAH. RW, 305 RT dengan luas wilayah ha, jumlah penduduk jiwa. 31 IV. KEADAAN UMUM DAERAH A. Letak Geografis Kecamatan Galur merupakan salah satu dari 12 kecamatan di Kabupaten Kulonprogo, terdiri dari 7 desa yaitu Brosot, Kranggan, Banaran, Nomporejo, Karangsewu,

Lebih terperinci

V. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Kondisi umum Desa Kalisari meliputi kondisi fisik daerah dan kondisi

V. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Kondisi umum Desa Kalisari meliputi kondisi fisik daerah dan kondisi V. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Kondisi Umum Desa Kalisari Kondisi umum Desa Kalisari meliputi kondisi fisik daerah dan kondisi sosial ekonomi masyarakat. Kondisi sosial ekonomi masyarakat meliputi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1. Sejarah Pelabuhan Sunda Kelapa Pelabuhan Sunda Kelapa berlokasi di Kelurahan Penjaringan Jakarta Utara, pelabuhan secara geografis terletak pada 06 06' 30" LS,

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Letak dan Keadaan Geografi Daerah Penelitian Desa Perbawati merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Batas-batas

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 18 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Desa Gorowong Desa Gorowong merupakan salah satu desa yang termasuk dalam Kecamatan Parung Panjang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa

Lebih terperinci

Gambar 4. Kerangka Habitat Equivalency Analysis V. GAMBARAN UMUM WILAYAH. Wilayah penelitian pada masyarakat Kecamatan Rumpin secara

Gambar 4. Kerangka Habitat Equivalency Analysis V. GAMBARAN UMUM WILAYAH. Wilayah penelitian pada masyarakat Kecamatan Rumpin secara Sumber: Chapman, D. J (2004) Gambar 4. Kerangka Habitat Equivalency Analysis V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1 Kondisi Geografis dan Administratif Wilayah penelitian pada masyarakat Kecamatan Rumpin secara

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 43 IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografis 1. Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Kudus secara geografis terletak antara 110º 36 dan 110 o 50 BT serta 6 o 51 dan 7 o 16 LS. Kabupaten Kudus

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian payung berjudul Dampak Program Warung Anak Sehat (WAS) terhadap Perilaku Hygiene-Sanitasi Ibu WAS

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dan pengambilan data dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 009. Tempat pelaksanaan kegiatan penelitian di Pelabuhan Perikanan Samudera

Lebih terperinci

Kuesioner Penelitian

Kuesioner Penelitian Lampiran 1. Kuesioner Penelitian PENGETAHUAN, SIKAP, DAN TINDAKAN ANGGOTA KOMUNITAS PEMUDA PEDULI LINGKUNGAN TENTANG PENCEMARAN LINGKUNGAN DI KELURAHAN SEI KERA HILIR I KECAMATAN MEDAN PERJUANGAN KOTA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Gorontalo, dan memiliki batas-batas administrasi sebagai berikut :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Gorontalo, dan memiliki batas-batas administrasi sebagai berikut : 4.1 Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian a. Kondisi Demografi Secara administratif Desa Tabumela terletak di wilayah Kecamatan Tilango Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur Provinsi Kalimantan Timur terletak pada 113 0 44-119 0 00 BT dan 4 0 24 LU-2 0 25 LS. Kalimantan Timur merupakan

Lebih terperinci

3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian

3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 17 3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian di lapangan dilaksanakan pada bulan Maret April 2010. Penelitian dilaksanakan di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Lampulo, Kecamatan Kuta Alam,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan suatu wilayah/kota berdampak pada perubahan sosial, ekonomi, geografi, lingkungan dan budaya sehingga diperlukan fasilitas penunjang untuk melayani kebutuhan

Lebih terperinci

4. GAMBARAN UMUM WILAYAH

4. GAMBARAN UMUM WILAYAH 4. GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1. Letak Geografis Kabupaten Sukabumi yang beribukota Palabuhanratu termasuk kedalam wilayah administrasi propinsi Jawa Barat. Wilayah yang seluas 4.128 Km 2, berbatasan dengan

Lebih terperinci

EFISIENSI WAKTU PENDARATAN IKAN TERHADAP WAKTU TAMBAT KAPAL PERIKANAN JARING INSANG DI PPI DUMAI. Fitri Novianti 1) Jonny Zain 2) dan Syaifuddin 2)

EFISIENSI WAKTU PENDARATAN IKAN TERHADAP WAKTU TAMBAT KAPAL PERIKANAN JARING INSANG DI PPI DUMAI. Fitri Novianti 1) Jonny Zain 2) dan Syaifuddin 2) EFISIENSI WAKTU PENDARATAN IKAN TERHADAP WAKTU TAMBAT KAPAL PERIKANAN JARING INSANG DI PPI DUMAI Fitri Novianti 1) Jonny Zain 2) dan Syaifuddin 2) ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 212

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5. Kecamatan Leuwiliang Penelitian dilakukan di Desa Pasir Honje Kecamatan Leuwiliang dan Desa Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan pertanian

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM PENELITIAN 33 IV. KONDISI UMUM PENELITIAN 4.1. Letak Geografis dan Peta Lokasi Penelitian a. Letak Geografis Jakarta Timur Kecamatan Ciracas dan Jatinegara merupakan salah satu kecamatan yang terletak di jakarta

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di dua desa yakni Desa Pagelaran dan Desa Gemah

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di dua desa yakni Desa Pagelaran dan Desa Gemah 52 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Kecamatan Pagelaran Penelitian ini dilakukan di dua desa yakni Desa Pagelaran dan Desa Gemah Ripah Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu. Desa Pagelaran

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Cilacap Selatan merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten Cilacap,

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Cilacap Selatan merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten Cilacap, IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Cilacap Selatan merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan Cilacap Selatan berada dipusat kota Cilacap

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Metode Penentuan Daerah Sampel Penelitian ini dilakukan di Desa Namoriam dan Desa Durin Simbelang, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Penentuan daerah

Lebih terperinci

KONDISI SANITASI TEMPAT PELELANGAN IKAN DAN PENGELOLAAN LIMBAH DI WILAYAH PESISIR PUGER KABUPATEN JEMBER

KONDISI SANITASI TEMPAT PELELANGAN IKAN DAN PENGELOLAAN LIMBAH DI WILAYAH PESISIR PUGER KABUPATEN JEMBER KONDISI SANITASI TEMPAT PELELANGAN IKAN DAN PENGELOLAAN LIMBAH DI WILAYAH PESISIR PUGER KABUPATEN JEMBER Prehatin Trirahayu Ningrum Institute For Maritime Studies (IMaS) Universitas Jember. Alamat: Kalimantan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 35 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Bab ini mendeskripsikan keadaan umum wilayah penelitian dan deskripsi dan analisis tayangan iklan layanan masyarakat. Dalam penelitian ini kondisi potensi sosial

Lebih terperinci