PT PLN (Persero) PEMUTUS TENAGA DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... i DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR TABEL...vii BAB I PENDAHULUAN... 1

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PT PLN (Persero) PEMUTUS TENAGA DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... i DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR TABEL...vii BAB I PENDAHULUAN... 1"

Transkripsi

1 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR TABEL...vii BAB I PENDAHULUAN PENGERTIAN KLASIFIKASI PMT Berdasarkan besar / kelas tegangan (Um) Berdasarkan jumlah mekanik penggerak / tripping coil Berdasarkan media isolasi Berdasarkan proses pemadaman busur api listrik diruang pemutus KOMPONEN DAN FUNGSI Penghantar arus listrik (electrical current carrying) Interrupter Asesoris dari interrupter (jika ada) Terminal utama Electrical Insulation Isolator ruang pemutus (Interrupting Chamber) Isolator support / penyangga Media pemadam busur api Pemadam busur api dengan gas SF Pemadam busur api dengan oil / minyak Pemadam busur api dengan udara hembus / air blast Pemadam busur api dengan Hampa Udara (Vacuum) Sistem Penggerak Penggerak pegas (Spring Drive) Penggerak Hidrolik Penggerak Pneumatic SF6 Gas Dynamic Control / Auxiliary Circuit Lemari mekanik / kontrol Terminal dan Wiring control Listrik untuk kehidupan yang lebih baik i

2 1.3.6 Struktur Mekanik Struktur besi / baja atau beton Pondasi Sistem Pentanahan / Grounding FAILURE MODES EFFECTS ANALYSIS (FMEA) FMEA untuk sistem PMT Sistem dan Fungsi Sub Sistem dan Fungsi Sub sistem dan sub sub sistem / komponen Tabel FMEA untuk sistem PMT SPESIFIKASI TEKNIK BAB II PEDOMAN PEMELIHARAAN In Service / Visual Inspection Review SE.032/PST/ Pemeriksaan Harian / Mingguan Pemeriksaan Bulanan Berdasarkan FMEA / FMECA Pemeriksaan Harian Pemeriksaan Mingguan Pemeriksaan Bulanan Pemeriksaan Triwulanan Pemeriksaan Tahunan IN SERVISE MEASUREMENT / ON LINE MONITORING SHUTDOWN MEASUREMENT / SHUTDOWN FUNCTION CHECK Pengukuran Tahanan Isolasi Pengukuran Tahanan Kontak Pengukuran Keserempakan (Breaker Analyzer) Pengukuran Resistor Pengukuran Kapasitor Pengukuran Tahanan Pentanahan Pengukuran / Pengujian Media Pemutus Gas SF Minyak (Oil) Vacuum Listrik untuk kehidupan yang lebih baik ii

3 2.3.8 Pengukuran Tegangan Minimum Coil OVERHAUL Pemeliharaan Interrupter Pemeliharaan Insulator Mekanik yang lain PASCA GANGGUAN / RELOKASI BUTIR-BUTIR PEDOMAN PEMELIHARAAN BAB III EVALUASI HASIL PEMELIHARAAN METODE EVALUASI HASIL PEMELIHARAAN STANDAR EVALUASI HASIL PEMELIHARAAN Pengukuran / pengujian Tahanan Isolasi Pengukuran / pengujian Tahanan Kontak Pengukuran / pengujian Tahanan Kontak Dinamik Pengukuran / pengujian Kecepatan dan Keserempakan Kontak PMT Pengukuran / pengujian Tahanan / Resistor (R) Pengukuran / pengujian Kapasitansi / Capasitor (C) Pengukuran / pengujian Gas SF Pengukuran / pengujian Karakteristik Minyak Pengukuran / pengujian Ke-vacuum-an Pengukuran tekanan udara Pengukuran / pengujian Tahanan Pentanahan Pengukuran / pengujian Tegangan AC dan DC Pengukuran / pengujian Closing dan Opening Coil Pengukuran Thermovisi BAB IV REKOMENDASI HASIL PEMELIHARAAN REKOMENDASI HASIL IN SERVICE / VISUAL INSPECTION Periode Harian Periode Mingguan Periode Bulanan Periode Tahunan REKOMENDASI HASIL IN SERVICE MEASUREMENT REKOMENDASI HASIL SHUTDOWN MEASUREMENT Pengujian pada Interuppter Chamber Listrik untuk kehidupan yang lebih baik iii

4 Pengujian pada Media Pemadam Busur Api Pengujian pada Sistem Mekanik Penggerak Pengujian pada Sistem Pentanahan (Grounding) REKOMENDASI HASIL SHUTDOWN FUNCTION CHECK REKOMENDASI HASIL OVERHAUL LAMPIRAN FMEA UNTUK SISTEM PMT CONTOH HASIL FMECA FORMULIR INSPEKSI LEVEL CONTOH FORMULIR PENGUJIAN KETENTUAN TENTANG GREASE / PELUMAS DAFTAR ISTILAH DAFTAR PUSTAKA Listrik untuk kehidupan yang lebih baik iv

5 DAFTAR GAMBAR Gambar-1.1. Macam macam PMT... 1 Gambar-1.2. PMT Single Pole... 2 Gambar-1.3. PMT Three Pole... 3 Gambar-1.4. Interupting chamber PMT SF6 saat proses pemutusan arus llistrik... 4 Gambar-1.5. Interrupter... 5 Gambar-1.6. Terminal utama... 6 Gambar-1.7. Isolator pada interrupting chamber dan support... 7 Gambar-1.8. PMT Satu Katup dengan Gas SF Gambar-1.9. PMT Bulk oil... 9 Gambar PMT Udara Hembus / Air Blast... 9 Gambar Ruang kontak utama (breaking chamber) pada PMT vacuum Gambar PMT dengan Hampa Udara (vacuum) Gambar Sistem pegas pilin (helical) Gambar Sistem pegas gulung (scroll) Gambar Skematik diagram sistem hidrolik Gambar Diagram mekanisme operasi PMT SF6 dynamic Gambar PMT SF6 dynamic Gambar Skematik PMT SF6 dynamic Gambar Lemari mekanik / kontrol Gambar Struktur mekanik Gambar Struktur besi / baja Gambar Diagram pondasi Gambar Grounding Gambar-2.1. Pengukuran tahanan isolasi menggunakan sangkar Faraday Gambar-2.2. Contoh Insulation Tester Merk Metriso Type 5000 A Gambar-2.3. Contoh alat ukur tahanan isolasi (insulation tester) Gambar-2.4. Pemasangan pentanahan local dan pelepasan I/P dan O/P klem Gambar-2.5. Terminal tempat pengukuran tahanan isolasi PMT Gambar-2.6. Alat ukur tahanan kontak merk PROGRAMA Gambar-2.7. Terminal pentanahan sebagai langkah utama Gambar-2.8. Rangkaian pengukuran tahanan kontak paralel Gambar Rangkaian uji untuk PMT tanpa closing resistor Gambar Rangkaian uji untuk PMT 2 pole dengan closing resistor Gambar Alat uji discrepansi Circuit Breaker Gambar Rangkaian uji PMT dengan 4 chamber Gambar Rangkaian uji PMT GIS FB2T Gambar Mengukur tahanan Gambar Penggunaan alat ukur tahanan tanah KYORITSU Gambar Alat ukur pentanahan tipe KYORITSU model Gambar Rangkaian Galvanometer Gambar Mengukur tahanan tanah skala perkalian Gambar Mengukur tahanan pada kawat resistor Gambar Alat ukur tahanan Gambar SF6 saturated vapour absolute pressure Gambar SF6 dan Air disruptive voltage vs absolute pressure Gambar Pressure gas yang terpasang pada PMT Gambar Gambar densimeter yang terpasang pada PMT Listrik untuk kehidupan yang lebih baik v

6 Gambar alat uji kemurnian SF Gambar Skema alat uji kelembaban SF Gambar Dimension sheet / tech. data Gambar Functional diagram Gambar Alat uji kandungan oil mist Gambar Gambar skema DGA Gambar Contoh alat uji tegangan tembus Gambar Alat pengambilan contoh minyak untuk uji DGA Gambar Sketsa PMT Bulk Oil untuk tegangan tinggi Gambar Contoh tabung minyak PMT bulk-oil dan rod moving contact Gambar Contoh breaking chamber fixed contact Gambar Beberapa jenis ruang kontak utama PMT jenis vacuum Gambar Sketsa ruang kontak utama (breaking chambers) PMT jenis vacuum Gambar Alat uji PMT vacuum merk VIDA Gambar Rangkaian pengujian karakteristik media pemutus vacuum Gambar Posisi coil pada sistem hidrolik PMT Gambar Posisi coil pada sistem hidrolik PMT Gambar Prinsip kerja coil Gambar Coil pada PMT 500 kv TD2 Alsthom Gambar Pengukuran nilai tahanan (resistansi) coil dan pengujian tegangan minimal coil pada PMT ABB tipe AHMA Gambar Rangkaian pengujian tegangan minimum coil Gambar Three pole circuit breaker HLR 84/2 dengan operating BLG Gambar Unit pemutus dengan indikator minyak Gambar BAA Gambar Unit pemutus dengan indikator minyak Gambar Peralatan untuk pengisian tekanan Gambar Mekanik sisi luar pemutus - V Gambar Unit pengoperasi dan bagian sistem batang Gambar Nepel untuk melumasi Gambar-3.1. Flow chart metode evaluasi Gambar-3.2. Hasil pengujian dinamik resistance Gambar-3.3. Perhitungan waktu pada pengujian dinamik resistance Gambar-3.4. Kurva operasi close (impractical) Gambar-3.5. Kurva operasi open Gambar-3.6. Hasil pengujian pada rated speed Gambar-3.7. Perbandingan hasil pengujian pada low speed Gambar-3.8. Hasil pengujian pada low speed Gambar-3.9. Kondisi berbagai kontak yang digunakan Gambar Hasil pengujian pada berbagai kondisi kontak Gambar Hasil regresi pada pengujian dinamik resistance Gambar Hasil kurva R vs contact travel Gambar Contoh hasil pengujian (kurva R vs time travel) Gambar Hasil investigasi terhadap kondisi kontak Gambar-4.1. Flow chart asesmen kondisi minyak isolasi Listrik untuk kehidupan yang lebih baik vi

7 DAFTAR TABEL Tabel-1.1. Sistem dan Fungsi Tabel-1.2. Sub Sistem dan Fungsi Tabel-1.3. Sub Sistem dan sub sub sistem / komponen Tabel-1.4. Spesifikasi Teknik Tabel-2.1 Tabel Konversi Satuan Tekanan Tabel-2.2 Jenis PMT & Kurun Waktu Overhaull Tabel-2.3 Jumlah angka pemutusan Tabel-2.4 Jenis peralatan kerja overhaul Tabel-3.1. Opening Time Tabel-3.2. Tekanan Gas SF Tabel-3.3. Standar Pengujian Kualitas Gas SF Tabel-3.4. Standar Pengujian Kualitas Gas SF6 Lainnya Tabel-3.5. Dekomposisi Produk Gas SF Tabel-3.6. Standar Pengujian Karakteristik Minyak Tabel-3.7. Standar Pengujian Tekanan Udara Tabel-3.8. Standar Pengujian Tegangan AC-DC Tabel-3.9. Standar Pengujian Closing Coil Tabel Standar Pengujian Opening Coil Tabel-4.1. Rekomendasi Periode Harian Tabel-4.2. Rekomendasi Periode Mingguan Tabel-4.3. Rekomendasi Periode Bulanan Tabel-4.4. Rekomendasi Periode Tahunan Tabel-4.5. Rekomendasi In Service Measurement Tabel-4.6. Rekomendasi Pengujian pada Interrupter Chamber Tabel-4.7. Rekomendasi Pengujian pada Media Pemadam Busur Api Tabel-4.8. Rekomendasi Pengujian pada Sistem Mekanik Penggerak Tabel-4.9. Rekomendasi Pengujian pada Sistem Pentanahan Tabel Rekomendasi Shutdown Funcyion Check Listrik untuk kehidupan yang lebih baik vii

8 BAB I PENDAHULUAN 1.1 PENGERTIAN Berdasarkan IEV (International Electrotechnical Vocabulary) disebutkan bahwa Circuit Breaker (CB) atau Pemutus Tenaga (PMT) merupakan peralatan saklar / switching mekanis, yang mampu menutup, mengalirkan dan memutus arus beban dalam kondisi normal serta mampu menutup, mengalirkan (dalam periode waktu tertentu) dan memutus arus beban dalam spesifik kondisi abnormal / gangguan seperti kondisi short circuit / hubung singkat. Fungsi utamanya adalah sebagai alat pembuka atau penutup suatu rangkaian listrik dalam kondisi berbeban, serta mampu membuka atau menutup saat terjadi arus gangguan ( hubung singkat ) pada jaringan atau peralatann lain. PMT 20KV PMT 150KV PMT 500KV Gambar-1.1. Macam macam PMT 1.2 KLASIFIKASI PMT Klasifikasi Pemutus Tenaga dapat dibagi atas beberapa jenis, antara lain berdasarkan tegangan rating/nominal, jumlah mekanik penggerak, media isolasi, dan proses pemadaman busur api jenis gas SF Berdasarkan besar / kelas tegangan (Um) PMT dapat dibedakan menjadi : Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 1

9 PMT tegangan rendah (Low Voltage) Dengan range tegangan 0.1 s/d 1 kv ( SPLN ). PMT tegangan menengah (Medium Voltage) Dengan range tegangan 1 s/d 35 kv ( SPLN ). PMT tegangan tinggi (High Voltage) Dengan range tegangan 35 s/d 245 kv ( SPLN ). PMT tegangan extra tinggi (Extra High Voltage) Dengan range tegangan lebih besar dari 245 kvac ( SPLN ) Berdasarkan jumlah mekanik penggerak / tripping coil PMT dapat dibedakan menjadi : PMT Single Pole PMT type ini mempunyai mekanik penggerak pada masing-masing pole, umumnya PMT jenis ini dipasang pada bay penghantar agar PMT bisa reclose satu fasa. 6a 5 6b 4 Keterangan. 1. Pondasi 2. Kerangka (Struckture) 3. Mekanik penggerak 4. Isolator suport. 5. Ruang pemutus 6a. Terminal Utama atas 6b. Terminal Utama bawah 7. Lemari control lokal Gambar-1.2. PMT Single Pole Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 2

10 PMT Three Pole PMT jenis ini mempunyai satu mekanik penggerak untuk tiga fasa, guna menghubungkan fasa satu dengan fasa lainnya di lengkapi dengan kopel mekanik, umumnya PMT jenis ini di pasang pada bay trafo dan bay kopel serta PMT 20 kv untuk distribusi. 6a 5 6b Keterangan. 1. Pondasi 2. Kerangka (Struckture) 3. Mekanik penggerak 4. Isolator suport. 5. Ruang pemutus 6a. Terminal Utama atas 6b. Terminal Utama bawah 7. Lemari control lokal Gambar-1.3. PMT Three Pole Berdasarkan media isolasi Jenis PMT dapat dibedakan menjadi : PMT Gas SF6 PMT Minyak PMT Udara Hembus (Air Blast) PMT Hampa Udara (Vacuum) Berdasarkan proses pemadaman busur api listrik diruang pemutus PMT SF6 dapat dibagi dalam 2 (dua) jenis, yaitu : PMT Jenis Tekanan Tunggal (single pressure type) PMT Jenis Tekanan Ganda (double pressure type) Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 3

11 PMT Jenis Tekanan Tunggal PMT terisi gas SF6 dengan tekanan kira-kira 5 Kg / cm2, selama terjadi proses pemisahan kontak kontak, gas SF6 ditekan (fenomena thermal overpressure) ke dalam suatu tabung/cylinder yang menempel pada kontak bergerak selanjutnya saat terjadi pemutusan, gas SF6 ditekan melalui nozzle yang menimbulkan tenaga hembus/tiupan dan tiupan ini yang memadamkan busur api V 5 Gambar-1.4. Interupting chamber PMT SF6 saat proses pemutusan arus llistrik 1. Fixed contacts rod (Rod Kontak diam) 2. Valve ( katup ) 3. Main contacts (Kontak Utama) 4. Insulating Nozle 5. The Moving Contact suport Vt. Themal Pressure Vp.The Compression of the Volume PMT Jenis Tekanan Ganda PMT terisi gas SF6 dengan sistim tekanan tinggi kira-kira 12 Kg / cm2 dan sistim tekanan rendah kira-kira 2 Kg / cm2, pada waktu pemutusan busur api gas SF6 dari sistim tekanan tinggi dialirkan melalui nozzle ke sistim tekanan rendah. Gas pada sistim tekanan rendah kemudian dipompakan kembali ke sistim tekanan tinggi, saat ini PMT SF6 tipe ini sudah tidak diproduksi lagi. 1.3 KOMPONEN DAN FUNGSI Sistem Pemutus (PMT) terdiri dari beberapa sub-sistem yang memiliki beberapa komponen. Pembagian komponen dan fungsi dilakukan berdasarkan Failure Modes Effects Analysis (FMEA), sebagai berikut : Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 4

12 1. Penghantar arus listrik (electrical current carrying) 2. Sistem isolasi (electrical insulation) 3. Media pemadam busur api 4. Mekanik penggerak 5. Control / Auxilary circuit 6. Struktur mekanik 7. Sistem pentanahan (grounding) Penghantar arus listrik (electrical current carrying) Merupakan bagian PMT yang bersifat konduktif dan berfungsi untuk menghantarkan / mengalirkan arus listrik. Penghantar arus listrik pada PMT terdiri dari beberapa bagian antara lain : Interrupter Merupakan bagian terjadinya proses membuka atau menutup kontak PMT. Didalamnya terdapat beberapa jenis kontak yang berkenaan langsung dalam proses penutupan atau pemutusan arus, yaitu: - Kontak bergerak / moving contact - Kontak tetap / fixed contact - Kontak arcing / arcing contact Gambar-1.5. Interrupter Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 5

13 Asesoris dari interrupter (jika ada) Terdiri dari : - Resistor Resistor / tahanan dipasang paralel dengan unit pemutus utama (bekerja hanya pada saat terjadinya penutupan kontak PMT) dan berfungsi untuk : o Mengurangi kenaikan harga dari tegangan pukul (restriking voltage) o Mengurangi arus pukulan (chopping current) pada waktu pemutusan o Meredam tegangan lebih karena mengoperasikan PMT tanpa beban pada penghantar panjang - Kapasitor Kapasitor terpasang paralel dengan tahanan, unit pemutus utama dan unit pemutus pembantu yang berfungsi untuk : o Mendapatkan pembagian tegangan ( Voltage distribution ) yang sama pada setiap celah kontak, sehingga kapasitas pemutusan ( breaking capacity ) pada setiap celah adalah sama besarnya. o Meningkatkan kinerja PMT pada penghantar pendek dengan mengurangi frekuensi kerja Terminal utama Bagian dari PMT yang merupakan titik sambungan / koneksi antara PMT dengan konduktor luar dan berfungsi untuk mengalirkan arus dari atau ke konduktor luar. Gambar-1.6. Terminal utama Electrical Insulation Berfungsi sebagai isolasi bagian yang bertegangan dengan yang tidak bertegangan serta antara bagian yang bertegangan. Pada Pemutus (PMT) terdiri dari 2 (dua) bagian isolasi yang berupa isolator, yaitu : Isolator ruang pemutus (Interrupting Chamber) Merupakan isolator yang berada pada interrupting chamber (1) Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 6

14 Isolator support / penyangga Merupakan isolator yang berada pada support / penyangga (2) Gambar-1.7. Isolator pada interrupting chamber dan support Media pemadam busur api Berfungsi sebagai media pemadam busur api yang timbul pada saat PMT bekerja membuka atau menutup. Berdasarkan media pemadam busur api, PMT dapat dibedakan menjadi beberapa macam, antara lain : Pemadam busur api dengan gas SF6 Menggunakan gas SF6 sebagai media pemadam busur api yang timbul pada waktu memutus arus listrik. Sebagai isolasi, gas SF6 mempunyai kekuatan dielektrik yang lebih tinggi dibandingkan dengan udara dan kekuatan dielektrik ini bertambah seiring dengan pertambahan tekanan. Umumnya PMT jenis ini merupakan tipe tekanan tunggal (single pressure type), dimana selama operasi membuka atau menutup PMT, gas SF6 ditekan ke dalam suatu tabung/silinder yang menempel pada kontak bergerak. Pada waktu pemutusan, gas SF6 ditekan melalui nozzle dan tiupan ini yang mematikan busur api. Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 7

15 1. Mekanisme penggerak (operating mechanism). 2. Pemutus (interupter). 3. Isolator penyangga dari porselen rongga (hollow support insulator porcelen). 4. Batang penggerak berisolasi glass Fibre (Fibre Glass Insulating Operating Rod). 5. Penyambung diantara no.4 dan no.12 (linkages). 6. Terminal-terminal. 7. Saringan (filters). 8. Silinder bergerak (movable cylinder). 9. Torak tetap (fixed piston). 10. Kontak tetap (fixed contact). Gambar-1.8. PMT Satu Katup dengan Gas SF Pemadam busur api dengan oil / minyak Menggunakan minyak isolasi sebagai media pemadam busur api yang timbul pada saat PMT bekerja membuka atau menutup. Jenis PMT dengan minyak ini dapat dibedakan menjadi : PMT menggunakan banyak minyak (bulk oil) PMT menggunakan sedikit minyak (small oil) PMT jenis ini digunakan mulai dari tegangan menengah 6 kv sampai tegangan ekstra tinggi 425 kv dengan arus nominal 400 A sampai 1250 A dengan arus pemutusan simetris 12 ka sampai 50 ka. Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 8

16 Gambar-1.9. PMT Bulk oil Pemadam busur api dengan udara hembus / air blast PMT ini menggunakan udara sebagai media pemadam busur api dengan menghembuskan udara ke ruang pemutus. PMT ini disebut juga sebagai PMT Udara Hembus (Air Blast). Gambar PMT Udara Hembus / Air Blast Pemadam busur api dengan Hampa Udara (Vacuum) Ruang hampa udara mempunyai kekuatan dielektrik (dielektrik strength) yang tinggi dan sebagai media pemadam busur api yang baik. Saat ini, PMT jenis vacuum umumnya digunakan untuk tegangan menengah (24kV). Jarak (gap) antara kedua katoda adalah 1 cm untuk 15 kv dan bertambah 0,2 cm setiap kenaikan tegangan 3 kv. Untuk pemutus vacuum tegangan tinggi, digunakan PMT jenis ini dengan dihubungkan secara serie. Ruang kontak utama (breaking chambers) dibuat dari bahan antara lain porcelain, kaca atau plat baja yang kedap udara. Ruang kontak utamanya tidak dapat dipelihara dan Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 9

17 umur kontak utama sekitar 20 tahun. Karena kemampuan ketegangan dielektrikum yang tinggi maka bentuk pisik PMT jenis ini relatip kecil. 1. Plat-plat penahan bukan bahan magnet 2. Rumah pemutus dari bahan berisolasi 3. Pelindung dari embun uap 4. Kontak bergerak 5. Kontak tetap 6. Penghembus dari bahan logam 7. Tutup alat penghembus 8. Ujung kontak Gambar Ruang kontak utama (breaking chamber) pada PMT vacuum Gambar PMT dengan Hampa Udara (vacuum) Sistem Penggerak Berfungsi menggerakkan kontak gerak (moving contact) untuk operasi pemutusan atau penutupan PMT. Terdapat beberapa jenis sistem penggerak pada PMT, antara lain : Penggerak pegas (Spring Drive) Mekanis penggerak PMT dengan menggunakan pegas (spring) terdiri dari 2 macam, yaitu : Pegas pilin ( helical spring ) PMT jenis ini menggunakan pegas pilin sebagai sumber tenaga penggerak yang di tarik atau di regangkan oleh motor melalui rantai. Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 10

18 Pegas gulung ( scroll spring ) PMT ini menggunakan pegas gulung untuk sumber tenaga penggerak yang di putar oleh motor melalui roda gigi. Gambar Sistem pegas pilin (helical) Gambar Sistem pegas gulung (scroll) Penggerak Hidrolik Penggerak mekanik PMT hidrolik adalah rangkaian gabungan dari beberapa komponen mekanik, elektrik dan hidrolik oil yang dirangkai sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi sebagai penggerak untuk membuka dan menutup PMT. Skematik diagram Hidrolik dan Elektrik Skematik diagram sistem hydraulic dan elektrik berikut, merupakan skematik sederhana untuk memudahkan pemahaman cara kerja sistem hydraulic dan keterkaitannya dengan sistem elektrik. Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 11

19 Gambar Skematik diagram sistem hidrolik Pada kondisi PMT membuka / keluar, sistem hidrolik tekanan tinggi tetap pada posisi seperti pada gambar piping diagram, di mana minyak hidrolik tekanan rendah (warna biru) bertekanan sama dengan tekanan Atmosfir dan (warna merah) bertekanan tinggi hingga 360 bar Penggerak Pneumatic Penggerak mekanik PMT pneumatic adalah rangkaian gabungan dari beberapa komponen mekanik, elektrik dan udara bertekanan yang dirangkai sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi sebagai penggerak untuk membuka dan menutup PMT SF6 Gas Dynamic PMT jenis ini media memanfaatkan tekanan gas SF6 yang berfungsi ganda selain sebagai pemadam tekanan gas juga dimanfaatkan sebagai media penggerak. Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 12

20 Setiap PMT terdiri dari 3 identik pole, dimana masing masing merupakan unit komplit dari Interrupter, isolator tumpu, dan power aktuator yang digerakkan oleh gas SF6 masing masing pole dalam cycle tertutup. Energi untuk menggerakkan kontak utama terjadi karena adanya perbedaan tekanan gas SF6 antara : Volume yang terbentuk dalam interrupter dan isolastor tumpu. Volume dalam enclosure mekanik penggerak Gambar Diagram mekanisme operasi PMT SF6 dynamic Gambar PMT SF6 dynamic Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 13

21 1. HV terminal 2. Fixed arcing contact 3. Nozzle 4. Moving main contact 5. Upper porcelain insulator 6. Insulating rod 7. Opening valve group 8. Closing valve group 9. Auxiliary contacts 10. Compressor 11. Gas filling valve 12. Plug-in electric connector 13. Density switch 14. Spring toggle device 15. Double effect piston 16. Filter 17. Lower porcelain insulator 18. Moving arcing contact 19. Fixed main contact 20. Molecular sieves 21. Coils A. High pressure volume B. Low pressure volume Gambar Skematik PMT SF6 dynamic Control / Auxiliary Circuit Terdiri dari : Lemari mekanik / kontrol Berfungsi untuk melindungi peralatan tegangan rendah dan sebagai tempat secondary equipment Terminal dan Wiring control Sebagai terminal wiring kontrol PMT serta memberikan trigger pada mekanik penggerak untuk operasi PMT. Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 14

22 Gambar Lemari mekanik / kontrol Struktur Mekanik Terdiri dari struktur besi/beton serta pondasi sebagai dudukan struktur peralatan Pemutus (PMT) Struktur besi / baja atau beton Adalah rangkaian besi / baja atau beton yang dibentuk sedemikian rupa sehingga bentuk dan ukuran disesuaikan dengan kebutuhan peralatan yang akan dipasang. Berfungsi sebagai penyangga peralatan / dudukan PMT yang bahannya terbuat dari besi / baja atau beton Pondasi Adalah bagian dari suatu sistem rekayasa teknik yang mempunyai fungsi untuk memikul beban luar yang bekerja dan beratnya sendiri yang pada akhirnya didistribusikan dan disebarkan pada lapisan tanah dan batuan yang berada dibawahnya untuk distabilisasi. Sebagai dudukan struktur peralatan PMT, terbuat dari beton. Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 15

23 PT PLN (Persero) Struktur baja / besi Pondasi Struktur beton Gambar Struktur mekanik Gambar Struktur besi / baja Gambar Diagram pondasi Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 16

24 1.3.7 Sistem Pentanahan / Grounding Sistem pentanahan atau biasa disebut sebagai grounding adalah sistem pengamanan terhadap perangkat-perangkat yang mempergunakan listrik sebagai sumber tenaga, dari lonjakan listrik, petir dll. Fungsi pentanahan peralatan listrik adalah untuk menghindari bahaya tegangan sentuh bila terjadi gangguan atau kegagalan isolasi pada peralatan / instalasi dan pengaman terhadap peralatan. Kawat grounding Gambar Grounding 1.4 FAILURE MODES EFFECTS ANALYSIS (FMEA) Failure Modes and Effects Analysis (FMEA) adalah prosedur analisa dari model kegagalan (failure modes) yang dapat terjadi dalam sebuah sistem untuk diklasifikasikan berdasarkan hubungan sebab-akibat dan penentuan efek dari kegagalan tersebut terhadap sistem FMEA untuk sistem PMT Sistem dan Fungsi Tabel-1.1. Sistem dan Fungsi Sistem Circuit Breaker (CB) atau Pemutus Tenaga (PMT) Fungsi Menghubungkan atau memutuskan arus / daya listrik sesuai dengan ratingnya Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 17

25 Sub Sistem dan Fungsi Tabel-1.2. Sub Sistem dan Fungsi No Sub Sistem Fungsi 1 Penghantar arus listrik (electrical current carrying) 2 Sistem isolasi (electrical insulation) Bagian konduktif untuk menghantarkan / mengalirkan arus listrik Sebagai isolasi bagian yang bertegangan dengan yang tidak bertegangan serta antara bagian yang bertegangan 3 Media pemadam busur api Sebagai media pemadam busur api yang timbul pada saat PMT bekerja membuka atau menutup 4 Mekanik penggerak Bagian untuk menggerakkan kontak gerak (moving contact) untuk operasi pemutusan atau penutupan PMT 5 Control / Auxilary circuit Sebagai tempat / wadah secondary equipment dan melindungi peralatan tegangan rendah, serta sebagai terminal wiring kontrol dan memberikan trigger untuk operasi PMT 6 Struktur mekanik Sebagai dudukan struktur dan penyangga peralatan 7 Sistem grounding Sebagai pengaman peralatan / orang terhadap tegangan lebih, arus bocor dan tegangan induksi Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 18

26 Sub sistem dan sub sub sistem / komponen Tabel-1.3. Sub Sistem dan sub sub sistem / komponen No Sub sistem Sub sub sistem Komponen 1 Penghantar arus listrik (electrical current carrying) Interrupter Asesoris interrupter (jika ada) Kontak utama (bergerak dan tetap) Kontak arcing Resistor Kapasitor Terminal utama - 2 Sistem isolasi (electrical insulation) Isolator interrupter chamber Isolator support / penyangga Media pemadam busur api Mekanik penggerak Control / Auxilary circuit Lemari mekanik / kontrol Terminal & wiring kontrol 6 Struktur mekanik Struktur besi/baja atau beton Pondasi - 7 Sistem grounding - - Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 19

27 Tabel FMEA untuk sistem PMT Terlampir 1.5 SPESIFIKASI TEKNIK Tabel-1.4. Spesifikasi Teknik No DESCRIPTION UNIT Based on Standard : IEC : Manufacturer 2 Type of circuit breaker - 3 Number of pole pole 4 Frequency Hz 5 Rated Voltage kv 6 Maximum Voltage kv 7 Rated Current A 8 Symetrical short circuit at rated voltage, RMS ka 9 Rated duration of short circuit Sec. 10 Operating duty cycle 11 Rated making and breaking current to Normal/Reclose operating sequence kap 12 Short time rating ka 13 Mechanical performance - 14 Switching overvoltages kvp 15 Basic Insulation Level to earth at sea level kvp 16 Switching Insulation Level kvp 17 Power frequency withstand voltage to earth at sea level, dry for 1 minute kvrms 18 Radio influence voltage level, measured at 1.1 Us/ 3 at 1 Mhz uv 19 Number of interrupters in series per phase - 20 Control voltage Vdc 21 Number of tripping coils pieces 22 Operating mechanism - 23 Operating counter per pole - 24 Minimum creepage distance to earth across insulation mm/kv 25 Minimum creepage distance across insulation in paralel with main interrupter mm/kv 26 Method of controling voltage distribution between break unit - 27 Value of closing resistor ohm 28 Insertion time of closing resistor ms - - Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 20

28 BAB II PEDOMAN PEMELIHARAAN Berdasarkan fungsinya dan kondisi peralatan bertegangan atau tidak, jenis pemeliharaan pada Pemutus dapat dikelompokkan sebagai berikut : 1. In Service / Visual Inspection 2. In Service Measurement / On Line Montoring 3. Shutdown Measurement / Shutdown Function Check 4. Overhaul 5. Pasca relokasi / Pasca Gangguan In Service Inspection, In Servise Measurement/On Line Montoring, Shutdown Measurement / Shutdown Function Check dan Overhaul sebagaimana dimaksud dalam butir 1 s/d 4 di atas, merupakan bahagian dari uraian kegiatan pemeliharaan yang tertuang dalam review SE.032/PST/1984 dan Suplemennya. Hal-hal yang direview pada SE.032/PST/1984 antara lain adalah perubahan periode pemeliharaan dari 1 Tahun menjadi 2 Tahun dan penyesuaian item kegiatan pemeriksaan maupun pengujian yang mengacu kepada analisis efek modus gangguan (Failure Mode Effect Analysis / FMEA) dari setiap komponen peralatan tersebut. 2.1 IN SERVICE / VISUAL INSPECTION In Service Inspection adalah inspeksi/pemeriksaan terhadap peralatan yang dilaksanakan dalam keadaan peralatan beroperasi/bertegangan (on-line), dengan menggunakan 5 panca indera (five senses) dan metering secara sederhana, dengan pelaksanaan periode tertentu (Harian, Mingguan, Bulanan, Tahunan). Inspeksi ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui/memonitor kondisi peralatan dengan menggunakan alat ukur sederhana/umum (seperti Thermo Gun) yang dilaksanakan oleh petugas operator/asisten supervisor di gardu induk (untuk Tragi/UPT PLN P3B Sumatera/Wilayah) atau petugas pemeliharaan/supervisor gardu induk (untuk UPT/Region PLN P3B JB) Review SE.032/PST/1984 Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 21

29 Pemeriksaan yang dilaksanakan secara periodik Harian/Mingguan, Bulanan dan Tahunan berdasarkan review SE.032/PST/1984 adalah sebagai berikut : Pemeriksaan Harian / Mingguan misalnya meliputi : 1. Pemeriksaan lemari kontrol, pemanas ruang (heater), lampu penerangan, supply AC/DC 2. Pemeriksaan posisi indikator ON/OFF 3. Pemeriksaan counter PMT 4. Pemeriksaan pondasi apakah terdapat keretakan atau penurunan 5. Pemeriksaan bushing apakah terdapat keretakan 6. Pemeriksaan debu pada bushing dan body PMT. 7. Pemeriksaan terminal utama, jumperan dan bahagian bertegangan terhadap benda asing, bunyi-bunyian, bau-bauan. 8. Pengukuran infrared thermo meter 9. Pemeriksaan Kebocoran gas SF6 pada sambungan-sambungan. (jenis Pmt dengan media gas) 10. Monitor tekanan Gas SF 6 (jenis Pmt dengan media gas) 11. Pemeriksaan kebocoran pada instalasi udara : katup-katup, sambungan pipa safety valve, blast valve, reducing valve 180 bar & 150 bar. (jenis Pmt dengan media Air Blast) 12. Monitor tekanan N Pemeriksaan warna dan level minyak (jenis Pmt dengan media minyak) 14. Pemeriksaan Indikator Pegas mekanik pada PMT sistim pegas. 15. Pemeriksaan kebocoran minyak pada instalasi, sambungan, katup-katup pipa. 16. Pemeriksaan level indikasi 17. Monitor penunjukkan counter hour pompa. 18. Pemeriksaan start-stop (durasi siklus) pompa. 19. Pemeriksaan kebocoran udara pada instalasi udara; pipa; nepel; safety valve katupkatup (aktuator). 20. Pemeriksaan counter kerja kompressor apakah ada penambahan angka secara dratis bila bertambah lakukan pemeriksaan kebocoran udara lebih intensif. 21. Pemeriksaan level minyak pelumas 22. Pemeriksaan kebocoran minyak pelumas Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 22

30 23. Pemeriksaan counter jam kerja kompressor 24. Pemeriksaan coupling ring. 25. Pemeriksaan kipas pendingin cylinder. 26. Pemeriksaan Oil pressure gauge. 27. Pemeriksaan Pressure gauge 1 st stage. 28. Pemeriksaan Pressure gauge 2 nd stage. 29. Pemeriksaan Pressurre gauge 3 rd stage. 30. Pemeriksaan Pressure gauge 4 th stage. 31. Periksa amper starting. 32. Periksa amper running. 33. Periksa kipas pendingin motor. 34. Pembuangan air pada tanki udara. 35. Pemeriksaan kebocoran udara pada instalasi Pemeriksaan Bulanan meliputi : 1. Pemeriksaan kebocoran pada instalasi udara : katup-katup, sambungan pipa safety valve, blast valve, reducing valve 180 bar & 150 bar. 2. Pemeriksaan kebocoran minyak pada instalasi, sambungan, katup-katup pipa. 3. Pemeriksaan level indikasi 4. Sumber tegangan AC/DC. 5. Pemeriksaan lampu indikator / bendera indikator 6. Pemeriksaan automatic sequence Berdasarkan FMEA / FMECA Tahun 2008, PLN kembali melaksanakan kajian dan analisis terhadap efek modus gangguan yang terjadi pada komponen peralatan sehingga uraian kegiatan pemeliharaan dalam review SE-032 dan Suplemennya mengalami perubahan, seperti pada uraian formulir inspeksi sebagai berikut : Pemeriksaan Harian Berdasarkan FMEA/FMECA dan Inspeksi Level-1, meliputi : 1. Pemeriksaan kopel penggerak (khusus 3 pole) 2. Pemeriksaan kondisi kesiapan pegas Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 23

31 3. Kesesuaian penunjukkan indikator pegas 4. Penunjukkan & pemeriksaan tekanan hidrolik 5. Penunjukkan & pemeriksaan counter kerja pompa 6. Penunjukkan & pemeriksaan level minyak (hidrolik) 7. Pemeriksaan sambungan / katup / pipa (hidrolik) 8. Penunjukkan & pemeriksaan tekanan udara (pneumatik) 9. Penunjukkan & pemeriksaan counter kerja pompa kompresor 10. Pemeriksaan level minyak kompresor 11. Pemeriksaan sambungan / katup / pipa (pneumatik) 12. Penunjukkan & pemeriksaan tekanan gas SF6 13. Pemeriksaan manometer warna - tekanan gas SF6 14. Pemeriksaan instalasi gas SF6 15. Penunjukkan & pemeriksaan level minyak (bulk oil) 16. Penunjukkan & pemeriksaan tekanan N2 17. Penunjukkan level minyak bushing (bulk oil) 18. Pemeriksaan sambungan / katup (valve) minyak 19. Penunjukkan & pemeriksaan tekanan udara (air blast) 20. Pemeriksaan instalasi air blast Pemeriksaan Mingguan Berdasarkan FMEA/FMECA dan Inspeksi Level-1, meliputi : 1. Pemeriksaan kondisi terminal utama terhadap benda asing 2. Pemeriksaan kondisi isolator interrupter 3. Pemeriksaan kondisi isolator Resistor (jika ada) 4. Pemeriksaan kondisi isolator Kapasitor (jika ada) 5. Pemeriksaan kondisi isolator support compartment (jika ada) 6. Penunjukkan & pemeriksaan counter PMT 7. Kesesuaian penunjukkan indikator posisi PMT 8. Pemeriksaan kondisi indikator PMT 9. Pemeriksaan lampu penerangan 10. Pemeriksaan heater 11. Pemeriksaan terminal wiring 12. Pemeriksaan kabel kontrol 13. Pemeriksaan sekering / MCB 14. Pemeriksaan terhadap bebauan yang asing 15. Pembuangan udara kondensasi Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 24

32 Pemeriksaan Bulanan Berdasarkan FMEA/FMECA dan Inspeksi Level-1, meliputi : 1. Pemeriksaan kondisi pintu lemari 2. Pemeriksaan kondisi / kebersihan dalam lemari 3. Pemeriksaan kondisi door sealent 4. Pemeriksaan lubang kabel 5. Pemeriksaan grounding PMT 6. Pemeriksaan grounding lemari 7. Pemeriksaan kondisi pelumas pada roda gigi 8. Pemeriksaan tabung akumulator 9. Pemeriksaan belt kompresor 10. Pemeriksaan tangki (pneumatik) Pemeriksaan Triwulanan Berdasarkan FMEA/FMECA dan Inspeksi Level-1, meliputi : 1. Kondisi suhu terminal utama (image thermovisi) 2. Kondisi suhu interrupter chamber (image thermovisi) Pemeriksaan Tahunan Berdasarkan FMEA/FMECA dan Inspeksi Level-1, meliputi : 1. Pemeriksaan struktur besi/baja atau beton 2. Pemeriksaan pondasi 2.2 IN SERVISE MEASUREMENT / ON LINE MONITORING Merupakan pengukuran yang dilakukan pada periode tertentu dalam keadaan peralatan bertegangan (On Line). Pengukuran dan/atau pemantauan yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui/memonitor kondisi peralatan dengan menggunakan alat ukur yang advanced (seperti Thermal Image thermovision) yang dilakukan oleh petugas pemeliharaan. Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 25

33 2.3 SHUTDOWN MEASUREMENT / SHUTDOWN FUNCTION CHECK Merupakan pengukuran yang dilakukan pada periode tertentu dalam keadaan peralatan tidak bertegangan (Off Line). Pengukuran dilakukan bertujuan untuk mengetahui kondisi peralatan dengan menggunakan alat ukur sederhana serta advanced yang dilakukan oleh petugas pemeliharaan. Macam macam pengukuran/pengujian : o Pengujian/pengukuran pada interrupter : Pengukuran Tahanan isolasi Pengukuran Tahanan kontak Keserempakan kontak (breaker analyzer) Pengukuran nilai R pada Resistor (bila ada) Pengukuran nilai C pada Capasitor (bila ada) o Pengujian pada media pemadam busur api : Kualitas gas SF6 Karakteristik minyak Pengujian ke-vacuum-an Pengujian kerapatan gas (density gas) o Pengujian pada sistem mekanik penggerak : Sistem pegas / spring Pengujian fungsi start & stop motor penggerak Pengukuran arus beban motor penggerak Tahanan isolasi belitan motor penggerak Pengukuran tegangan AC dan DC Sistem pneumatik Pengujian fungsi start & stop motor kompresor Pengujian fungsi system block Pengujian kebocoran udara Pengukuran konsumsi udara saat Open-Close-Open Pengujian fungsi safety valve Kalibrasi manometer Pengukuran tegangan dan arus AC dan DC Pengukuran waktu kerja kompresor Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 26

34 Sistem hidrolik Pengujian fungsi start & stop motor hidrolik Pengujian fungsi system hidrolik Pengujian kebocoran hidrolik Pengukuran konsumsi hidrolik saat Open-Close-Open Pengujian fungsi safety valve Kalibrasi manometer Pemeriksaan oil pressure switch Pengukuran tegangan AC dan DC Pengujian tekanan akumulator Pengujian waktu reinflation o Pengukuran Grounding/ pentanahan o Pemeriksaan fungsi lemari mekanik : Pengujian fungsi close dan open (local/remote dan scada) Pengujian tegangan AC dan DC Pengujian emergency trip Pengujian fungsi alarm Pengujian fungsi interlock mekanik dan elektrik Pengukuran Tahanan Isolasi Pengukuran tahanan isolasi pemutus tenaga (PMT) ialah proses pengukuran dengan suatu alat ukur Insulation Tester (megger) untuk memperoleh hasil (nilai/besaran) tahanan isolasi pemutus tenaga antara bagian yang diberi tegangan (fasa) terhadap badan (case) yang ditanahkan maupun antara terminal masukan (I/P terminal) dengan terminal keluaran (O/P terminal) pada fasa yang sama. Hal yang bisa mengakibatkan kerusakan alat ukur adalah bilamana alat ukur tersebut dipakai untuk mengukur obyek pada lokasi yang tegangan induksi listrik di sekitarnya sangat tinggi atau masih adanya muatan residual pada belitan atau kabel. Langkah untuk menetralkan tegangan induksi maupun muatan residual adalah dengan menghubungkan bagian tersebut ke tanah beberapa saat sehingga induksinya hilang. Untuk mengamankan alat ukur terhadap pengaruh tegangan induksi maka peralatan tersebut perlu dilindungi dengan Sangkar Faraday (lihat gambar 3.1) dan kabel-kabel penghubung rangkaian pengujian sebaiknya menggunakan kabel yang dilengkapi pelindung (Shield Wire). Jadi untuk memperoleh hasil yang valid maka obyek yang diukur harus betul - betul bebas dari pengaruh induksi. Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 27

35 BUSBAR 500 kv Plat seng atau aluminium ukuran 1 x 2 meter dan dihubungkan ke tanah Megger konvensional Gambar-2.1. Pengukuran tahanan isolasi menggunakan sangkar Faraday Prinsip Kerja Pada dasarnya pengukuran tahanan isolasi PMT adalah untuk mengetahui besar (nilai) kebocoran arus ( leakage current ) yang terjadi antara bagian yang bertegangan I/P terminal dan O/P terminal terhadap tanah. Kebocoran arus yang menembus isolasi peralatan listrik memang tidak dapat dihindari. Oleh karena itu, salah satu cara meyakinkan bahwa PMT cukup aman untuk diberi tegangan adalah dengan mengukur tahanan isolasinya. Kebocoran arus yang memenuhi ketentuan yang ditetapkan akan memberikan jaminan bagi PMT itu sendiri sehingga terhindar dari kegagalan isolasi. Insulation tester banyak jenisnya (merk dan type megger), masing-masing memiliki spesifikasi yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Mulai dari type sederhana, menengah sampai dengan yang canggih. Display (tampilannya) juga banyak ragamnya; mulai dari tampilan analog, semi digital dan digital murni. Pada panel kendali (Front Panel) ada yang sangat sederhana, namun ada pula yang super canggih. Tapi seluruhnya memiliki prinsip kerja yang sama. Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 28

36 R ** ** Gambar-2.2. Contoh Insulation Tester Merk Metriso Type 5000 A Keterangan : 1 ). Saklar pilih (Selector Switch) : tegangan uji megger, uji tegangan. batere dan pemutus pasokan. 2 ). Tambol Range : pilihan jangkau-batas skala pengukuran. 3 ). Ω LED indikator : LED nyala hijau = pengukuran benar, LED mati = pengukuran salah, batere terlalu 11 lemah. 4 ). LED nyala : pilihan jangkau-batas skala s.d. TΩ (Tera Ohm) terpilih. 5 ). LED nyala : pilihan jangkau-batas skala s.d. 100 MΩ (Mega Ohm) terpilih. 6 ). Skrup koreksi : pengaturan (koreksi) posisi jarum penunjuk pada angka O. 7 ). Selector switch (saklar pilih) : pengukuran tegangan atau tahanan isolasi. 8 ). Analog display : Papan/plat skala penunjukan. 9 ). Test prob ( - ) : Kabel pengukuran kutub (polaritas) negatip. 10 ). Test prob ( + ) : Kabel pengukuran kutub (polaritas) positip. 11 ). Tempat penyimpanan jack konektor kabel. Prinsip kerja alat pengukuran tahanan isolasi merk Metriso type 5000 A sebagai berikut : adalah Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 29

37 Pemasangan Batere Sebelum membuka tutup tempat batere pastikan dulu saklar selektor switch (no. 7) pada posisi volt ( V ) dan saklar pilihan (no.1) pada posisi OFF/V dengan demikian berarti alat ukur sudah bebas dari catu daya. Uji kondisi batere : Setelah batere terpasang saklar pilihan (no.1) diposisikan pada sehingga pada plat sekala menunjuk tegangan batere. Uji On / Off dan Fungsi Skrup Koreksi Bila saklar selektor switch ( no.7 ) pada posisi Ohm ( Ω ) dan saklar pilihan no.1 tidak pada posisi OFF/V berarti alat ukur (megger) habis dipakai tetapi belum di off-kan. Kondisi yang benar bila megger tidak dipakai posisi saklar selektor switch (no.7) ke posisi volt ( V ) dan saklar pilihan (no.1) di posisi OFF/V. Skrup koreksi ( no.6 ) berfungsi untuk koreksi posisi jarum penunjuk agar tepat pada angka nol (0). Pengaturan dilakukan dalam kondisi alat ukur off (seperti diterangkan di atas) dan skrup koreksi ( no.6 ) diputar arah ke kiri atau ke kanan sehingga jarum tepat menunjuk angka nol. Plat Skala (Analog Display) Lampu LED no. 4 dan 5 pada sisi kanan plat skala adalah indikasi batasjangkau pilihan skala. Lampu indikasi Ohm ( Ω ) LED no.3 akan menyala bila pengukuran tahanan isolasi adalah benar, dan bila tidak menyala berarti rangkaian pengukuran sala atau saat test tegangan ada yang salah. Oleh karena itu test batere sangat dianjurkan. Dua skala di bawahnya adalah untuk pengukuran (pengujian) tegangan dan uji batere. Pengukuran Tegangan Arus Searah Dan Arus Bolak Balik Tegangan arus searah dan arus bolak balik dengan frekuensi 15 s.d. 500 hz dapat diukur dengan alat ini. Pengukuran tegangan dapat dimanfaatkan untuk mendeteksi tegangan induksi yang masih ada dan secara otomatis (sekaligus) berfungsi sebagai rangkaian discharge muatan (induksi) sebelum pengukuran tahanan isolasi. Drop (turunnya) tegangan dapat dipantau dari jarum penunjukan yang bergerak ke angka nol. Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 30

38 Cara pengukuran tegangan : 1 ). Posisikan saklar selektor switch ( no.7 ) pada posisi volt ( V ). 2 ). Periksa jarum penunjukan skala, bila belum tepat pada posisi angka nol maka diatur dengan skrup koreksi (no.6). 3 ). Posisikan saklar pilihan (no.1) pada batas angka yang sesuai, dan untuk amannya saklar pilihan (no. 1) diposisikan pada OFF/V. 4 ). Hubungkan kedua prob pada titik ukur. 5 ). Nilai pengukuran bisa dilihat pada skala. Catatan : Pengukuran tegangan lebih tinggi dari volt tidak dapat dilakukan dengan alat ini. Untuk mencegah kerusakan pada alat ukur perlu dipastikan dulu apakah titik ukur benar-benar tidak ada tegangan induksi atau muatan residual. Prosedur Pengukuran 1. Posisikan saklar selektor switch ( no.7 ) pada Ohm ( Ω ). 2. Atur batas-jangkau skala 10 kω ~ 1 TΩ atau 100 kω ~ 100 MΩ dengan menekan tombol pilihan batas-jangkau (no.2) RANGE. 3. Pilih tegangan uji megger dengan nominal 100 V, 250 V, 500 V, V, V, V, V atau V dengan memindah posisi saklar pilihan (no.1) sesuai dengan kebutuhan. Bila lampu LED no.4 menyala menandakan batas-jangkau atas skala 10 kω ~ 1 TΩ tercapai. 4. Hubungkan titik ukur dengan kedua prob (+) dan (-) dan ditunggu sampai dengan jarum penunjukan berhenti bergerak. Gerak ayun jarum tergantung pada obyek yang diukur tahanan isolasinya dan berkisar antara beberapa saat setelah terjadi kontak s.d. 30 detik atau lebih. Pembacaan nilai tahanan yang optimal adalah posisi jarum setelah tombol ON ditekan ditambah 60 detik / 1 menit. Hasil pengukuran bisa dibaca pada skala bagian atas. Jika lampu LED Ohm ( Ω ) (no.3) menyala hijau maka nilai pengukuran tahanan isolasi adalah benar. Untuk melindungi (keamanan) alat ukur insulation tester (megger) maka pada awal pengukuran dipilih batas-jangkau skala 100 kω ~ 100 MΩ, melalui tombol no. 2 RANGE. Dan lampu LED no. 5 akan menyala. Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 31

39 Yang perlu diperhatikan : Jangan menyentuh titik ukur obyek pengukuran yang baru selesai diukur tahanan isolasinya. Hal ini akan mengakibatkan terjadinya aliran arus yang melintas badan dan meskipun tidak berakibat fatal namun bisa menimbulkan tegangan kejut. Bila pengukuran dilakukan pada obyek yang komponen kapasitifnya relatif besar (misal SKTT), kemungkinan tegangan pengisian (charging) sampai dengan V, hal ini sangat berbahaya bila menyentuh titik ukur obyek yang diukur tahanan isolasinya. Pada kondisi ini harus dilakukan pembuangan tegangan induksi (residual) dengan memindah posisi saklar selektor switch ( no.7 ) dari posisi Ohm ( Ω ) ke posisi volt ( V ) dan prob tetap tersambung dengan obyek pengukuran s.d. jarum menunjukan angka O volt. Jangan membalik polaritas prob (+) dan (-) selama terjadi pembuangan muatan, sebab pengaman tegangan lebih yang terpasang didalam alat uji (ukur) akan terpicu (triggered) dan rusak. Pemeliharaan Alat Ukur Tahanan Isolasi Batere Batere harus diganti dengan yang baru apabila : 1. Respon perpindahan lampu LED ke posisi yang dikehendaki tidak secepat bila kita menekan tombol atau saklar pilihan. 2. Indikasi LED untuk test tegangan batere tidak menyala hijau terang. Penyimpanan Tidak diperlukan pemeliharaan yang khusus, jaga kebersihan dan kelembaban permukaan alat. Gunakan kain yang lembut untuk membersihkan. Kabel Pengukuran Pemeriksaan kabel pengukuran secara periodik. Interval pemeriksaan dilakukan setiap 6 sampai dengan 12 bulan sekali. Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 32

40 METRISO type 5000 A. KYURITSU model 3123 METRISO type 5000 AEMC type EXTECH (digital). AVO type MJ15 Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 33

41 METRISO type 5000 AK (digital). HWASHIN type HS-510 FLUKE type 1520 (digital). AEMC (analog) AEMC (digital) Gambar-2.3. Contoh alat ukur tahanan isolasi (insulation tester) Cara Penggunaan / Cara Pengukuran Cara penggunaan meliputi kesiapan alat ukur dan kesiapan obyek yang diukur. Kesiapan alat ukur telah dibahas secara singkat pada butir Kesiapan obyek yang diukur adalah merupakan kegiatan yang tujuannya membebaskan obyek ( misal = PMT ) dari tegangan sesuai Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan Pada Insatalasi Listrik Tegangan Tinggi / Ekstra Tinggi Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 34

42 ( Dokumen K3 / Buku Biru ) dan dilanjutkan dengan pelepasan klem-klem I/P terminal dan O/P terminal. Kesiapan obyek yang akan diukur dilakukan dengan urutan sebagai berikut : 1 ). Pemasangan pentanahan lokal (Local Grounding) disisi I/P dan O/P terminal dengan tujuan membuang Induksi Muatan (Residual Current) yang masih tersisa. 2 ). Pembersihan permukaan porselin bushing memakai material cleaner + lap kain yang halus dan tidak merusak permukaan isolator dengan tujuan agar pengukuran memperoleh nilai (hasil) yang akurat. Pentanahan Terminasi yang dilepas Gambar-2.4. Pemasangan pentanahan local dan pelepasan I/P dan O/P klem 3 ). Melakukan pengukuran tahanan isolasi PMT kondisi terbuka (open) antara : a). Terminal atas ( Ra, Sa, Ta ) terhadap Cashing ( body ) / tanah. b). Terminal bawah ( Rb, Sb, Tb ) terhadap cashing ( body ) / tanah. c). Terminal fasa atas bawah (Ra-Rb, Sa-Sb, Ta-Tb) 4 ). Melakukan pengukuran tahanan isolasi PMT kondisi tertutup (closed): a). Terminal fasa R / merah ( Ra+Rb ) terhadap tanah. Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 35

43 b). Terminal fasa S / Kuning ( Sa+Sb ) terhadap tanah. c). Terminal fasa T / Biru ( Ta+Tb) terhadap tanah. Ra Sa Ta Rb Tb Sb Gambar-2.5. Terminal tempat pengukuran tahanan isolasi PMT Keterangan : Ra = Terminal atas fasa R ( Merah ). Rb = Terminal bawah fasa R. Sa = Terminal atas fasa S ( Kuning ). Sb = Terminal bawah fasa S. Ta = Terminal atas fasa T ( Biru ). Tb = Terminal bawah fasa T. Pengukuran butir 3 dan 4 di atas prosedurnya sesuai butir Pengukuran Tahanan Isolasi. 5 ). Mencatat hasil pengukuran tahanan isolasi serta suhu / temperatur sekitar. 6 ). Hasil pengukuran ini merupakan data terbaru hasil pengukuran dan sebagai bahan evaluasi pembanding dengan hasil pengukuran Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 36

44 sebelumnya. Contoh blangko adalah terlampir ( lembar hasil pengukuran tanahan isolasi pemutus tenaga ). 7 ). Memasang kembali terminasi atas dan bawah seperti semula. 8 ). Melepas pentanahan lokal sambil pemeriksaan final untuk persiapan pekerjaan selanjutnya Pengukuran Tahanan Kontak Rangkaian tenaga listrik sebagian besar terdiri dari banyak titik sambungan. Sambungan adalah dua atau lebih permukaan dari beberapa jenis konduktor bertemu secara fisik sehingga arus/energi listrik dapat disalurkan tanpa hambatan yang berarti. Pertemuan dari beberapa konduktor menyebabkan suatu hambatan/resistan terhadap arus yang melaluinya sehingga akan terjadi panas dan menjadikan kerugian teknis. Rugi ini sangat signifikan jika nilai tahanan kontaknya tinggi. Sambungan antara konduktor dengan PMT atau peralatan lain merupakan tahanan kontak yang syarat tahanannya memenuhi kaidah Hukum Ohm sebagai berikut : E = I. R Jika didapat kondisi tahanan kontak sebesar 1 Ohm dan arus yang mengalir adalah 100 Amp maka ruginya adalah : W = I 2. R W = watts Prinsip dasarnya adalah sama dengan alat ukur tahanan murni (Rdc), tetapi pada tahanan kontak arus yang dialirkan lebih besar I=100 Amperemeter. Kondisi ini sangat signifikan jika jumlah sambungan konduktor pada salah satu jalur terdapat banyak sambungan sehingga kerugian teknis juga menjadi besar, tetapi masalah ini dapat dikendalikan dengan cara menurunkan tahanan kontak dengan membuat dan memelihara nilai tahanan kontak sekecil mungkin. Jadi pemeliharaan tahanan kontak sangat diperlukan sehingga nilainya memenuhi syarat nilai tahanan kontak. Cara Pengukuran Alat ukur tahanan kontak merk Programa terdiri dari sumber arus dan alat ukur tegangan (drop Tegangan pada obyek yang diukur). Dengan system elektronik maka pembacaan dapat diketahui dengan baik dan ketelitian yang cukup baik pula (digital). Digunakanya arus sebesar 100 amp karena pembagi dengan angka 100 akan memudahkan dalan menentukan nilai tahanan kontak dan lebih cepat. Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 37

45 Harus diperhatikan skala yang digunakan jangan sampai arus yang dibangkitkan sama dengan batasan skala sehingga kemungkinan akan terjadi overload dan hasil penunjukan tidak sesuai dengan kenyataannya. Kabel tegangan Kabel arus Gambar-2.6. Alat ukur tahanan kontak merk PROGRAMA Dihubung ke tanah Gambar-2.7. Terminal pentanahan sebagai langkah utama 1. Hubungkan obyek yang akan diukur ketanah 2. Hubungkan ketenah alat ukur yang akan digunakan. 3. Sambungkan terminal (+) dan (-) ke terminal kekedua sisi alat yang akan diukur (obyek). Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 38

46 4. Hubungkan kabel ukur mvolt sedekat mungkin dengan obyek yang akan diukur. 5. Setelah siap posisikan saklar on/off ke posisi on. 6. Pilih saklar pada skala 200 ampere dan hasilnya 2x. 7. Atur pembangkit arus sehingga display menunjuk angka 100 ampere. 8. Tekan saklar pengubah dari ampere ke ohm. 9. Catat penunjukan dan dikalibrasikan terhadap skala pembatas. Gambar-2.8. Rangkaian pengukuran tahanan kontak paralel Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 39

47 PMT Grounding lokal Micro ohm Gambar-2.9. Cara pengamanan pada saat pengukuran tahanan kontak di switchyard Pengukuran Keserempakan (Breaker Analyzer) Tujuan dari pengujian keserempakan PMT adalah untuk mengetahui waktu kerja PMT secara individu serta untuk mengetahui keserempakan PMT pada saat menutup ataupun membuka. Berdasarkan cara kerja penggerak, maka PMT dapat dibedakan atas jenis three pole (penggerak PMT tiga fasa) dan single pole (penggerak PMT satu fasa). Untuk T/L Bay biasanya PMT menggunakan jenis single pole dengan maksud PMT tersebut dapat trip satu fasa apabila terjadi gangguan satu fasa ke tanah dan dapat reclose satu fasa yang biasa disebut SPAR (Single Pole Auto Reclose). Namun apabila gangguan pada penghantar fasa fasa maupun tiga fasa maka PMT tersebut harus trip 3 fasa secara serempak. Apabila PMT tidak trip secara serempak akan menyebabkan gangguan, untuk itu biasanya terakhir ada sistem proteksi namanya pole discrepancy relai yang memberikan order trip kepada ketiga PMT pahasa R,S,T. Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 40

48 Hal yang sama juga untuk proses menutup PMT maka yang tipe single pole ataupun three pole harus menutup secara serentak pada fasa R,S,T, kalau tidak maka dapat menjadi suatu gangguan didalam system tenaga listrik dan menyebabkan system proteksi bekerja. Pada waktu PMT trip akibat terjadi suatu gangguan pada system tenaga listrik diharapkan PMT bekerja dengan cepat sehingga clearing time yang diharapkan sesuai standard SPLN No untuk system 70 KV = 150 milli detik dan SPLN No untuk system 150 kv = 120 milli detik, dan final draft Grid Code 2002 untuk system 500 kv = 90 milli detik dapat terpenuhi. Cara Pengujian Keserempakan Dan Waktu Kerja PMT Pengujian keserempakan PMT dilakukan dalam keadaan tidak bertegangan antara lain: A. Pentanahan langsung [solid grounding] 1. Masukkan ( ON ) PMT yang akan diuji. 2. Pasang pentanahan ( Grounding ) pada sisi atas kontak hal ini untuk mengurangi resiko arus induksi yang mengalir melalui alat uji. 3. Pasang pentanahan ( grounding ) untuk alat uji keserempakan. 4. Buat rangkaian seperti gambar dibawah : Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 41

49 R S T 110 DC Closing Coil C O O C OC 220 R S T TM 1600 PROGRAMMA Trip Coil Terminal di Marcelling Kios Gambar Rangkaian uji untuk PMT tanpa closing resistor Perhatikan Switch ( SW ) pada alat uji ada 3 posisi : a. Closing Resistor b. Main Contac c. Source DC a. b c. 110 V Switch SW Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 42

50 R S T 110 DC Closing Coil C O O C OC 220 AC R S T Trip Coil TM 1600 PROGRAMMA Terminal di Marcelling Kios Gambar Rangkaian uji untuk PMT 2 pole dengan closing resistor Langkah Pengujian : 1. Closing Time ( Kondisi PMT Off / Open ) (a) Posisikan switch Squence pada ( C / Close ) (b) Nyalakan switch power (c) Tekan tombol ready hingga lampu LED ready menyala (d) Putar switch start (e) Tunggu beberapa saat hingga printer mencetak 2. Opening Time ( Kondisi PMT On / Close ) (a) Posisikan switch squence pada ( O / Open ) (b) Nyalakan switch power (c) Tekan tombol ready hingga lampu LED ready menyala (d) Putar switch start (e) Tunggu beberapa saat hingga printer mencetak 3. Close Open Time ( Kondisi PMT Off / Open ) (a) Posisikan switch squence pada ( CO / Close Open ) (b) Nyalakan switch power Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 43

51 (c) Tekan tombol ready hingga lampu LED ready menyala (d) Putar switch start (e) Tunggu beberapa saat hingga printer mencetak 4. Open Close Time ( Kondisi PMT On / Close ) (a) Posisikan switch squence pada ( OC / Open Close ) (b) Nyalakan switch power (c) Tekan tombol ready hingga lampu LED ready menyala (d) Putar switch start (e) Tunggu beberapa saat hingga printer mencetak 5. Open Close Open Time ( Kondisi PMT On / Close ) (a) Posisikan switch squence pada ( OCO / Open Close Open ) (b) Nyalakan switch power (c) Tekan tombol ready hingga lampu LED ready menyala (d) Putar switch start (e) Tunggu beberapa saat hingga printer mencetak Gambar Alat uji discrepansi Circuit Breaker Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 44

52 R S T 110 DC Closing Coil 220 VAC R S T C O O C OC Trip Coil Terminal di Marcelling TM 1600 PROGRAMMA Gambar Rangkaian uji PMT dengan 4 chamber Cara Pengujian : 1) PMT diketanahkan salah satu sisi. 2) Masukkan ON PMT 3) Buat rangkaian seperti gambar. 4) Posisikan selector switch posisi O, C, C O, O C, atau O C O & ON kan power supply. 5) Tekan tombol trigger sampai lampu LED nyala merah menyala. 6) Putar saklar Start, maka PMT akan bekerja sesuai perintah. 7) Alat uji akan mencetak hasil pengujian. Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 45

53 PMT ES ES KOMPARTEMEN PMT KOMPARTEMEN ES 110 DC 220 Closing C O O C OC R S T Trip Coil PMT TM 1600 Programma Terminal di Marcelling Kios Gambar Rangkaian uji PMT GIS FB2T B. Pengujian Keserempakan pada PMT GIS FB2T Cara Pengujian : 1. PMT diketanahkan dengan memasukan kedua ES. 2. Buka klem ES salah satu sisi untuk disambung ke alat uji. 3. Buat rangkaian seperti gambar. 4. Posisikan selector switch posisi O, C, C-O, O-C, atau O-C-O dan nyalakan power supply nya. 5. Tekan tombol trigger sampai lampu LED merah menyala. 6. Putar saklar start maka PMT akan bekerja sesuai perintah. 7. Alat Uji akan mencetak hasil pengujian. Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 46

54 C. Closing Time Dan Opening Time Closing Time : Waktu yang dibutuhkan oleh PMT untuk menutup kontak. Opening Time : Waktu yang dibutuhkan oleh PMT untuk membuka kontak. Contoh : SKALA m R S T PMT CLOSE PMT OPEN A PMT CLOSE PMT OPEN B C NO FASA R FASA S FASA T A. 47,5 ms OPEN 43,3 ms OPEN 42,7 ms OPEN B. 383,8 ms CLOSE 381,5 ms CLOSE 383,6 ms CLOSE C. 446,1 ms OPEN 443,5 ms OPEN 447,8 ms OPEN Pengukuran Resistor Setelah memasang bagian-bagian kontak sesudah overhaul pemutus, tahanan R jalan arus utama yang diukur antara terminal flans DC-2 dengan rumah mekanik DC-11. Untuk pole 84 kv tahanan R diukur antara terminal flans DC-2. Pengukuran dilakukan mengggunakan metode volt dan amper meter atau jembatan Thomson. Arus yang digunakan untuk pengukuran tidak boleh kurang dari 100 A. Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 47

55 Gambar Mengukur tahanan Keterangan : 2 Terminal flans 11 Rumah mekanik Pengukuran Kapasitor Pemeriksaan dan pengukuran grading capacitor dan tempatnya pada unit pemutus dapat dilakukan sebelum pemutus dioperasikan. Kapasitor pada masing-masing pole untuk tipe pemutus tenaga dapat dipasang sesuai pada tabel berikut. Kapasitansi diberikan dalam pf Tipe HLR Grading capacitor rating in pf dan tempatnya pada pole *) Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 48

56 *) Pada waktu mengirim pemutus tenaga tipe HLR 145/2003 juga kapasitor dengan nilai berikut dapat digunakan : 1000,1300,1400,1600 dan 2000 pf. Fungsi Kapasitor Pemutus merk ASEA, type HLR dapat dirangkai beberapa unit pemutus. Untuk tegangan < 84 kv digunakan 1 (satu) unit pemutus, dan pada tegangan 150 kv 2 (dua) unit pemutus yang dipasang secara seri. Sampai pada penggunaan tegangan 420 kv dapat digunakan 6 (enam) buah pemutus. Untuk penggunaan lebih dari 1 (satu) unit pemutus dipasang paralel kapasitor. Peralatan tersebut berfungsi sebagai kontrol tegangan. Pengukuran Nilai Kapasitor Guna mengetahui kondisi kapasitor paralel, apakah masih memenuhi syarat maka dilakukan pengukuran pada waktu memelihara. Untuk mengetahui apakah kapasitor tersebut dalam kondisi baik atau sudah rusak dapat dibandingkan dengan spesifikasi pada Tabel. Pengukuran dapat dilaksanakan dengan menggunakan peralatan Tan Delta Pengukuran Tahanan Pentanahan Peralatan ataupun titik netral sistem tenaga listrik yang dihubungkan ke tanah dengan suatu pentanahan yang ada di Gardu Induk di mana sistem penatanahan tersebut dibuat didalam tanah dengan struktur bentuk mesh. Nilai tahanan Pentanahan di Gardu Induk bervariasi besarnya nilai tahanan tanah dapat ditentukan oleh kondisi tanah itu sendiri, misalnya tanah kering tanah cadas, kapur, dsb tahananan tanahnya cukup tinggi nilainya jika dibanding dengan kondisi tanah yang basah. Semakin kecil nilai pentanahannya maka akan semakin baik. Ada beberapa macam merk alat ukur tahanan tanah yang dipergunakan, diantaranya : a. KYURITSU Model 4120 b. GOSSEN METRAWATT BAUER [GEOHM 2] c. ABB METRAWATT Type M5032 Cara Penggunaan Alat Ukur Tahanan Tanah KYURITSU Model 4102 Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 49

57 Rangkai kabel warna merah, kuning, hijau pada terminal C, P dan E yang ada di alat ukur tersebut, kemudian ujung kabel dirangkai ke alat Bantu pentanahan 2 [dua] batang besi yang diberi code C1 dan P1, sedangkan ujung kabel warna hijau disambung pada kaki tower, kawat tanah ditanam segaris lurus (seperti pada gambar di bawah). Kawat merah Kawat kuning Kawat hijau C1 P1 E RE 5-10 m 5-10 m ****** ******* ******* ******* ****** ***** ******* E P * Gambar Penggunaan alat ukur tahanan tanah KYORITSU 3. Periksa Tegangan Tanah Tekan tombol AC.V pada alat ukur dan pastikan tegangan terbaca tidak lebih dari 10 V AC. Jika tegangan yang diukur lebih dari 10 V AC, maka pengukuran tahanan tanah tidak akurat dan hasilnya tidak bisa digunakan sebagai acuan. 4. Periksa Tegangan battere dan alat bantu hubung tanah. 5. Periksa Tegangan Battere : 6. Tegangan Battere baik apabila jarum meter memenuhi daerah yang tertulis GOOD arah kanan, jika tidak maka battere tersebut perlu diganti. 7. Periksa alat bantu hubung tanah dari terminal P dan terminal C. Jika lampu menyala, pengukuran tahanan tanah bisa digunakan dan apabila lampu tidak menyala ini dapat diindikasikan tidak ada hubungan kabel ( terputus ) atau terlalu tingginya tahanan tanah dari alat bantu tanah. Cara Mengatasi : Periksa hubungan terminal P1 dan C1, atau posisikan skala perkalian tahanan tanah yang terendah untuk pengukuran tahanan tanah dan pindahkan alat bantu hubung tanah ke lokasi lain atau buat sendiri ground dari air kita dapatkan sampai lampu menyala. Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 50

58 Pengukuran Tahanan Tanah 1 ). Sebelum pengukuran, lampu harus menyala, hal ini untuk mengindikasikan terminal C dan terminal E hubungan kabel baik, kondisi tidak normal apabila lampu tidak menyala, dan chek lagi hubungan terminal C dan terminal E. 2 ). Pertama tama tekan tombol X10 dan kemudian tekan tombol MEAS ketika jarum meter menunjukan seluruh skala terus kembali, 3 ). Kemudian tekan tombol x100 Dan bacalah, apabila nilai tahanan tanah setelah diukur dibawah 10 Ohm, tekan tombol x 1 dan hasilnya dibaca. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan nilai tahanan yang akurat. Gambar Alat ukur pentanahan tipe KYORITSU model 4120 Cara Penggunaan Alat Ukur Tahanan Tanah Merk Gossen Metrawatt Bauer [GEOHM 2] Cara kerja alat ukur tersebut menggunakan prinsip alat ukur Galvanometer (Prinsip Kesetimbangan), sebagai contoh sederhana : DG R ** ** *** Gambar Rangkaian Galvanometer Keterangan : R1 & R2 : Nilai tahanan yang telah ditetapkan. Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 51

59 R variabel : Nilai tahanan yang bisa diubah-ubah. Rx : Tahanan yang belum diketahui nilainya ( Rx =? ) Formula : R1. Rvar = R2. Rx Cara kerja Galvanometer : <> 1 Atur atau tentukan nilai tahanan R variabel ( Rvar ) sedemikian rupa sehingga jarum galvanometer menunjuk angka Nol ( kondisi setimbang ). Dan setelah kondisi setimbang maka nilai Rx bisa dicari dengan menggunakan Formula di atas. Cara Kerja Alat Ukur Tahanan Tanah Merk Gossen Metrawatt Bauer [Geohm 2]. 1. Sebelum alat ukur ini digunakan periksa dulu kondisi batteray yang ada dengan menekan tombol Batt Control pada alat tersebut, apabila jarum meter menunjuk arah garis pada skala lampu indikasi menyala hijau maka kondisi battere masih baik dan alat ukur tahanan tanah bisa digunakan langsung, dan apabila jarum menunjuk dibawah Nol garis merah pada skala lampu indikasi tidak menyala maka batteray rusak dan perlu diganti yang baru. 2. Rangkailah peralatan alat ukur tahanan tanah tersebut sesuai dengan gambar yang sudah ada. l : 20 M l : > 20 M l : > 20 M l : > 20 M E a Es S b H E a Es S b H Gambar Mengukur tahanan tanah skala perkalian Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 52

60 Rx E a Es S b H E a Es S b H Gambar Mengukur tahanan pada kawat resistor 3. Pilihlah salah satu skala perkalian X 0,1 ; X 1 ; X 10 ; X 100 dengan memutar Reostart 1 sesuai yang dikehendaki. 4. Setelah itu putar Reostart 2 dengan menekan tombol M sambil melihat jarum meter pada meter A sampai menunjuk pada posisi Kemudian lihat nilai yang ditunjukan jarum meter pada meter B dan kalikan dengan skala perkalian yang telah ditetapkan tadi. ( lihat No.3 ). 6. Maka hasil tahanan tanah adalah ( Skala perkalian ) X ( Penunjukan jarum meter pada skala B ) b * * H Batt. 0 X100 Meter RxRvar M X10 X1 X 0,1 Gambar Alat ukur tahanan Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 53

61 2.3.7 Pengukuran / Pengujian Media Pemutus Gas SF6 Sebagaimana diketahui Gas SF6 pada Pemutus Tenaga ( PMT ) berfungsi sebagai media pemadam busur api listrik saat terjadi pemutusan arus listrik (arus beban atau arus ganggua) dan sebagai isolasi antara bagian bagian yang bertegangan (kontak tetap dengan kontak bergerak pada ruang pemutus) dalam PMT, juga sebagai isolasi antara bagian yang bertegangan dengan bagian yang tidak bertegangan pada PMT. Saat ini gas SF6 banyak digunakan pada PMT atau GIS (Gas Insulating Switchyard) mulai dari tegangan 20 kv sampai dengan 500 kv karena gas SF6 mempunyai sifat / karakteristik yang lebih baik dari jenis media pemutus lainnya. Karakteristik / sifat gas SF6 yang dimaksud adalah sebagai berikut : A. Sifat fisik Gas SF6 murni ( pada tekanan absolut = 1013 mbar dan temperatur = 20 0 C ) tidak berwarna, tidak berbau dan tidak beracun dengan berat isi 6,14 kg / m3 dan sifat lainnya adalah mempunyai berat molekul 146,7 g, temperatur kritis 45,55 0 C dan tekanan absolut kritis 37,59 bar seperti terlihat pada grafik dibawah ini : 37, 59 B Gambar SF6 saturated vapour absolute pressure B. Sifat Kimia Sifat kimiawi gas SF6 sangat stabil, pada ambient temperatur dapat berupa gas netral dan juga sifat pemanasannya sangat stabil. Pada temperatur diatas 150 o C mempunyai sifat tidak merusak metal, plastik dan bermacam-macam bahan yang Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 54

62 umunya digunakan dalam pemutus tenaga tegangan tinggi C. Sifat Listrik Sebagai isolasi listrik, gas SF6 mempunyai kekuatan dielektik yang tinggi, 2,35 kali kekuatan dielektrik udara dan kekuatan dielektrik ini bertambah dengan pertambahan tekanan dan mampu mengembalikan kekuatan dielektrik dengan cepat setelah arus bunga api listrik melalui titik nol, seperti terlihat pada grafik dibawah ini 100 kv 2mm 50 Hz SF 6 80 AIR bar Gambar SF6 dan Air disruptive voltage vs absolute pressure Periode dan kegiatan pemeliharaan gas SF6 dilaksanakan mengikuti jadwal dibawah. Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 55

63 Jadual Pemeriksaan/Pengukuran Karakteristik Gas Sf6 Pada PMT dan GIS NO PEMERIKSAAN / PENGUKURAN PERIODE KETERANGAN 1 Pemeriksaan Tekanan Gas ( A. Bulanan Untuk Alat ukur tek. gas yang Pressure Gas ) (Visual /pembacaan) terpasang permanen pada PMT / GIS B. Tahunan Untuk alat ukur tek. Gas yang (Pengukuran ) tidak terpasang pada PMT / GIS. 02 Pengukuran kerapatan / A. Bulanan Untuk PMT yang terpasang kepadatan Gas (Visual / pembacaan) Density Monitor ( Gas Density ) B. Tahunan Untuk PMT yang tidak (pengukuran) terpasang Density monitor. 03 Pengukuran Kelembaban Tahunan dan jika Dengan alat Dew Point meter ( Gas Moisture ) diperlukan 04 Pengujian Pressure Switch Tahunan dan jika Uji Fungsi : diperlukan Alarm Block / trip 05 Pengukuran Kemurnian Gas 12 Tahun dan jika Dengan alat Purity Test Meter ( Gas Impurity ) diperlukan 06 Dekomposisi produk Jika diperlukan Decoposition products test A. Pemeriksaan Tekanan/Kerapatan Gas Pemeriksaan tekanan/kerapatan gas SF6 pada PMT konvensional dilakukan untuk mengetahui apakah tekanan/kerapatan gas SF6 masih berada pada batas tekanan ratingnya (rated pressure), Dibawah ini diberikan konversi satuan tekanan yang umum digunakan : Tabel-2.1 Tabel Konversi Satuan Tekanan Item Pa Bar kg / cm 2 at atm Lbf / in 2 (psi ) 1 Pa , , , bar ,02 0,987 14,505 1 kg/cm 2 = 1at (atmosfir teknik) , ,968 14,224 Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 56

64 1 atm = atmosfir 101,325 1,013 1, ,7 fisika 1 lbf / in 2 (Psi) 6892,8 0, ,0703 0, bar = 100 kpa = 0,1 Mpa = 1,02 kg / cm2 at Pelaksanaan pemeriksaan tekanan / kerapatan gas SF6 dapat dilakukan dengan 2 ( dua ) cara yakni : a). Pemeriksaan langsung yaitu pembacaan nilai tekanan / kerapatan dapat langsung dibaca pada alat ukur ( pressure gauge/densi meter ) yang terpasang permanen pada PMT / GIS b). Pemeriksaan tidak langsung yaitu pembacaan nilai tekanan / kerapatan tidak dapat langsung harus terlebih dulu dipasang alat ukurnya, karena tidak terpasang alat ukur secara permanen Alat ukur yang tidak terpasang Alat ukur yang terpasang Permanen pada PMT Permanen pada PMT Gambar Alat ukur yang digunakan untuk pemeriksaan tekanan gas Alat ukur yang digunakan untuk pemeriksaan tekanan gas tersebut baik yang terpasang permanen maupun yang tidak, ada dua macam yaitu yang pertama adalah alat ukur yang hanya dapat mengukur tekanan gas saja ( standard pressure ) dan alat ini digunakan pada PMT dan GIS < 150 kv, sedangkan yang kedua adalah alat yang dapat mengukur tekanan dan kerapatan gas ( densimeter ) alat ini terpasang pada PMT / GIS 500 kv. Hasil pembacaan kedua alat ini juga berbeda, yang pertama berupa angka dan yang kedua berupa indikasi warna dan yang kedua berupa indikasi warna. Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 57

65 Berfungsi untuk mengetahui nilai tekanan gas SF6.pada PMT Gambar Pressure gas yang terpasang pada PMT Berfungsi untuk mengetahui kerapatan gas SF6 Gambar Gambar densimeter yang terpasang pada PMT Keterangan : Warna hijau menandakan gas sf6 keadaan sangat baik Warna merah menandakan kerapatan gas dibawah abnormal B. Pemeriksaan Kebocoran Kebocoran dapat terjadi pada sambungan pipa kontrol, valve refilling/ drain dan bagian lain yang terisi gas SF6 pada PMT. Adanya kebocoran gas SF6 tersebut (biasanya kecil dan dalam waktu lama) dapat mengakibatkan menurunnya tekanan dan selanjutnya mempengaruhi unjuk kerja PMT. Untuk mengetahui lokasi terjadinya kebocoran gas SF6 pada Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 58

66 PMT dilakukan dengan cara tradisional (melalui pendengaran, busa sabun ) dan dengan alat deteksi kebocoran / leakage detector. Pada setiap PMT dilengkapi dengan alat pengaman tekanan gas yaitu pressure switch yang berfungsi untuk memberikan imformasi tekanan alarm dan tekanan minimal gas SF6. Ada 3 ( tiga ) tahapan tingkat tekanan gas SF6 yang harus diketahui yaitu a). Tekanan normal (filling rated pressure for the insulation) b). Tekanan alarm (alarm pressure for the insulation) c). Tekanan blok / trip (minimal pressure for insulation) Jika diketahui terjadi kebocoran (biasanya kebocoran sangat kecil yang susah ditemukan lokasinya) langkah penanggulangannya adalah dengan menambah tekanan gas SF6. SF 6 gas pressure kg / Cm 2 MPa Saturation curve Pr : Rated pressure Pa : Gas feed alarm pressure Pl : Operation lock pressure Temp 0 C C. Pengukuran/Pengujian Karakteristik Gas SF6 Seperti sudah dijelaskan sebelumnya bahwa gas SF6 selain berfungsi sebagai isolasi juga berfungsi sebagai pemadam busur api listrik saat terjadi pemutusan arus. Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 59

67 Pada setiap pemadaman busur api listrik gas SF6 akan mengalami proses kimia / listrik dan dapat mengakibatkan perubahan sifat gas SF6 tersebut, maka untuk mengetahui perubahan sifat gas ( terutama pada GIS karena banyak menggunakannya ) perlu dilakukan pengukuran / pengujian karakteristiknya. Ada beberapa macam pengukuran karakteristik gas SF6 yang biasa dilakukan adalah sebagai berikut : 1). Kemurnian (Impurity Test) 2). Kelembapan (Dew Point Test) 3). Dekomposisi Product (Decomposition Products Test) dan 4). Pengujian Pressure Switch Pengujian Kemurnian Gas SF6 Pengujian kemurnian gas SF6 dilaksanakan untuk mengetahui perubahan kandungan gas SF6 setelah mengalami penguraian setelah sekian kali / lama berfungsi memadamkan busur api listrik. Jadwal pelaksanaan pengujian ini secara perodik adalah 12 tahunan ( ABB) atau jika diperlukan (setelah melihat jumlah dan besar arus gangguan yang terjadi) Alat yang digunakan untuk menguji kemurnian gas SF6 tersebut adalah Impurity test. Gambar alat uji kemurnian SF6 Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 60

68 1). Pastikan valve untuk mengeluarkan gas dari PMT keadaan tertutup. 2). Sambungkan nepel dari alat purity test. 3). Pastikan Valve pada alat test keadaan tertutup 4). Buka valve pmt secara pelan pelan. 5). Buka Valve pada alat test pelan pelan 6). Nyalakan alat test ( posisikan On ) 7). Perhatikan proses pengetesan penunjukan angka persentase (%) 8). Tutup kembali valve pada PMT 9). Hasil pengukuran dalam % dan bandingkan dengan standard yang diijinkan Pengujian Kelembaban Pengujian kelembaban (moisture ) dilakukan untuk mengetahui kandungan kelembaban didalam gas SF6 yang terjadi karena pengaruh perubahan temperatur dan proses pemuaian saat terjadi pemadaman busur api listrik. MBM ELEKTRONIK AG CH 5430 WETTINGEN C DEW POINT MAINS MODE INDIKATOR MIRROR CHECK CONTAMINATED CLEAN CORRECT MEASUREMENT NO DEW LIGHT INTEN DEW PONIT INSTRUMENT DP9 Gambar Skema alat uji kelembaban SF6 Pelaksanaan pengujian kandungan air/kelembapan adalah sebagai berikut : 1. Tutup Valve kontrol (5) penuh kebalikan arah jarum jam Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 61

69 2. Buka Valve meter aliran (8) penuh searah jarum jam 3. Buka valve kontrol perlahan sampai meter aliran (8) menunjukan aliran gas yang dikehendaki kira-kira l/h. 4. Alat ukur siap untuk pengukuran 5. Set valve yang diijinkan unruk proses pengukuran yang diinginkan 6. Tekan Switch utama 7. Set Switch mode ke mode pengukuran 8. Hasil pengjian bandingkan dengan grafik Dew Point Pengujian Dekomposisi Produk Pengujian dekomposisi produk dilaksanakan apabila diperlukan setelah melihat terlebih dahulu hasil pengujian kemurnian gas SF6 dan juga dari hasil evaluasi jumlah gangguan dan besar arus gangguan yang terjadi dalam periode tertentu. Pengukuran Decomposition Product Type-No :3-032-R003 A. Fungsi peralatan Alat ukur ini adalah untuk menentukan konsentrasi kandungan decomposition product yaitu SO2 (sulfur dioksida) dan HF (Hidrogen Flurida) dalam ppm yang disebabkan oleh adanya bunga api listrik (electric arcs) dalam gas SF6. Kandungan oil mist dapat juga diukur dengan alat ini. Konsentrasi yang dapat diukur dengan alat ini adalah sebagai berikut : Kandungan SO2 : 1 s/d 500 ppmv Kandungan HF : 1,5 s/d 15 ppmv Kandungan Oil Mist : 1 s/d 10 mg/m3 (0,16 s/d 1,6 ppmm) Ppmv adalah ppm volume Ppmm adalah ppm massa Prinsip dari pengukuran ini adalah mengalirkan gas SF6 dengan flow rate tertentu kedalam tabung Test Tube yang sesuai dengan jenis decomposition product yang akan diukur. Dengan memperhatikan perubahan warna pada skala Test Tube, maka konsentrasi kandungan decomposition product dapat diketahui. Untuk menghindari pencemaran lingkungan, gas SF6 setelah dialirkan melalui Test Tube harus ditampung dalam kantung plastik. Setelah kantungnya penuh maka needle valve pada flowmeter harus ditutup kembali. Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 62

70 B. Pesiapan Pengukuran Sebelum mulai pengukuran, sebaiknya pipa dari peralatan dicuci dengan gas N2 (Nitrogen). Jika gas N2 tidak tersedia, gas SF6 yang akan ditest dapat juga digunakan untuk mencuci. Caranya hubungkan pipa inlet dari peralatan dengan tabung gas, lalu buka sumbat penutup (5) dan buka needle valve pada flowmeter sebesar-besarnya untuk mengalirkan gas selama 5 detik. Pada waktu mencuci Test Tubes tidak boleh dipasang. Safety valve (8) juga harus dibersihkan pada saat mencuci, yaitu dengan membuka tutup safety valve (8), pasang sumbat (5) dan bocorkan gas melalui safety valve dengan menarik penutupnya keatas. Setelah selesai, tutup needle valve pada flowmeter, buka sumbat (5) lalu pasang kembali tutup safety valve. C. Cara Pengukuran C.1 Kandungan SO2 dan HF Setelah peralatan selesai dicuci lalu hubungkan bagian inlet dan alat ukur dengan kompartemen GIS dengan pipa flexible dan kopling adapter (6) atau (7). Pastikan needle valve pada flowmeter dalam keadaan tertutup rapat. Ambil Test Tube yang sesuai dengan jenis decomposition product dan range pengukuran yang akan diukur sesuai dengan Tabel1, lalu patahkan kedua ujung Test Tube dengan alat pemotong (9). Cara penggunaanya, masukan Test Tube kedalam lubang tengan alat pemotong. Lalu putar satu, dua kali supaya tabung kacanya tergores, kemudian masukkan Test Tube kedalam lubang sebelah luar sambil ditekan supaya ujung tabung patah dan masuk kedalam kotak kecil dibawahnya. Setelah alat pemotong selesai dipakai kotak kecil berisi potongan ujung Test Tubes harus dibersihkan dan dicuci dengan air, karena potongan Test Tubes mengandung bahan kimia yang merusak bahan plastik. Ambil kantung plastik yang sesuai dengan Tabel1, lalu hubungkan ujung outlet Test Tube melalui pipa plastik yang tersedia dalam kantung plastik dan buka katupnya dengan menekan (pada kantung dengan isi 1 atau 2 liter) atau memutar kekiri (pada kantung dengan isi 10 liter). Masukkan ujung Test Tube lainnya melalui lubang penyangga kedalam lubang outlet setelah sumbatnya dibuka. Perhatikan arah aliran gas harus sesuai arah panah pada Test Tube. Buka needle valve sedikit demi sedikit sambil diatur flow ratenya sesuai Tabel1. Gas SF6 akan mengalir masuk kedalam kantung plastik, selama waktu flow-off sampai penuh, akan tetapi jangan sampai safety valvenya bekerja. Jika Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 63

71 lamanya waktu flow off sesuai Tabel 1 sudah tercapai, maka kantung plastik penuh dan needle valve harus ditutup kembali. Waktu flow off dalam Tabel1 hanya berlaku untuk gas SF6 murni, Jika gas SF6 sudah tercampur dengan gas lain, maka waktu flow off dalam tabel 1 akan berkurang. Jika safety valve sudah terbuka, maka kantung plastik tidak boleh diisi lagi karena kantung plastik akan pecah. Hasil pengukuran dapat dilihat pada perubahan warna Test Tube. Untuk pengukuran SO2 dan HF skala yang dibaca pada Test Tube sudah langsung dalam ppm vol. Untuk pengukuran oil Mist skala yang dibaca pada Test Tube adalah mg/m3, dan dapat diubah menjadi ppm massa dengan menggunakan Tabel Konversi2. Setelah pengukuran selesai, tutup katup pada kantung plastik dengan cara ditarik (pada kantung dengan isi 1 dan 2 liter) atau diputar kekanan (pada kantung dengan isi 10 liter). Keluarkan Test Tube dari tempatnya dan cabut pipa plastiknya. Buang gas yang ada dalam kantung plastik keudara bebas dengan membuka katup yang ada pada kantung plastik. RUMUS KONVERSI dari ppm vol ke dalam ppm massa adalah sebagai berikut: Untuk kandungan SO2 : ppm massa = ppm vol x 0,44 Untuk kandungan HF : ppm massa = ppm vol x 0,14 C.2. Pengukuran Kandungan OIL MIST Lakukan hal yang sama seperti diatas. Jika gas SF6 mengandung Oil Mist, maka akan terjadi perubahan warna pada Test Tube yang akan menunjukan konsentrasi kandungannya dalam mg/m3. Perhatikan juga keterangan yang ada dalam bungkus Test Tubes type 1/a. Oil Mist yang dapat diukur hanya berupa mineral oil aerosol. Uap minyak atau bahan organik lain dengan berat molekul lebih besar tidak dapat diukur. TABEL KONVERSI dari mg/m3 menjadi ppm mass adalah sebagai berikut : 1 mg oil / m3 => 0,16 ppm mass 2,5 mg oil / m3 => 0,41 ppm mass 5,0 mg oil / m3 => 0,82 ppm mass 7,5 mg oil / m3 => 1,23 ppm mass 10,0mg oil / m3 => 0,64 ppm mass Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 64

72 Nilai harga diantaranya dapat dikira kira sendiri Yang perlu diperhatikan adalah cara menetralisir bahan kimia yang ada dalam Test Tube setelah selesainya pengukuran. Patahkan Test Tube ditengah-tengahnya yang ada tanda dua titik, sehingga gelas Test Tube gabian luar dan ampul didalamnya akan patah. Hati-hati karena didalam ampul terdapat Sulfuric acid pekat. Pegang Test Tube dalam posisi vertikal dengan lubang outlet dibawah, sehingga cairan dalam ampul dapat masuk kedalam lapisan filter (waktu exposure 1 menit). Setelah itu, kocok cairan dalam ampul sesuai arah panah. Tiup Test Tube dengan gas SF6 sesuai arah panah dengan membuka needle valve pada flowmeter, sehingga menekan isi cairan ampul kedalam indicating layer dari Test Tube. Setelah indicating layer dipenuhi dengan cairan sulfuric acid (15 mm), tutup lagi needle valvenya. Setelah itu baru Test Tube boleh dibuang. Petunjuk Keselamatan dan Pemeliharaan 1. Jika flow rate dibuat terlalu besar pada waktu pengukuran, maka safety valve akan terbuka. Jika ini terjadi tutuplah needle valve pada flowmeter. Setelah safety valve tertutup kembali, aturlah flow ratenya lagi dengan membuka needle valve sedikit demi sedikit dan pengukuran dapat dilanjutkan. 2. Jika kantung plastik terlihat retak atau bocor, maka harus segera diganti dengan yang baru untuk mencegah kesalahan pengukuran dan kehilangan gas. 3. O-ring pada penghubung (4) dan (1) harus selalu diperiksa secara teratur, jika rusak segera diganti dengan cadangan yang ada. 4. Setelah selesai pengukuran, gas yang ada dalam kantung plastik harus dibuang dalam udara terbuka. Kantung plastik dapat digunkan berkali - kali. 5. Seteah selesai pengukuran, paralatan harus dibersihkan dari sisa decomposition product yang tertinggal dengan mengalirkan gas Nitrogen kedalamnya. Pada waktu membersihkan dengan gas Nitrogen, buka penuh needle valve dan tidak boleh ada Test Tube yang terpasang. 6. Pembacaan hasil pengukuran hanya dari perubahan warna pada Test Tube. Test Tube yang sudah dipakai, tidak dapat digunakan lagi dan harus Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 65

73 dibuang. Test Tube yang sudah dibuka harus segera digunakan, paling lama dalam 1 jam. 7. Test Tube harus disimpan pada suhu 5 o C sampai 25 o C, dan lindungi terhadap sinar. Pakailah Test Tube sebelum expiry datenya. 8. Test Tube berisi bahan kimia berbahaya, hindarilah dan jangan sentuh bahan yang ada didalamnya. Jangan tinggalkan Test Tube sembarangan, yang sudah terpakai segera dibuang dan yang belum terpakai disimpan baik-baik Gambar Dimension sheet / tech. data Gambar Functional diagram Gambar Alat uji kandungan oil mist Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 66

74 Pengujian Pressure Switch Pengujian pressure switch dilaksanakan untuk mengetahui unjuk kerja setting dari kontak-kontak pengaman batas tekanan gas SF6 sesuai batas alarm, block recloser, block close atau auto trip ke PMT. Pelaksanaan dari pengujian pressure switch adalah sebagai berikut : a). Pastikan valve pengeluran gas pada PMT keadaan tertutup b). pastikan valve pengeluaran gas pada alat test keadaan tertutup (1) c). Sambungkan nepple alat test ke Pengeluaran gas pada PMT ( 2 ) d). Buka Valve Pengeluran gas PMT sampai meter tekanan gas ( 3 ) pada alat test menunjukan tekanan Nominal e). Tutup Valve pengeluaran gas pada PMT f). Buka perlahan-lahan Valve pengeluaran gas pada alat test ( 1 ) g). Perhatikan dan catat penunjukan tekanan gas nya pada saat Pressure switch bekerja h). Bandingkan hasilnya dengan temperature dan cocokan dengan standard pada Grafik Tekanan Gas SF Minyak (Oil) Pemutus tenaga (PMT) dengan media pemutus minyak (oil) adalah salah satu jenis PMT yang masih digunakan dalam operasional penyaluran tenaga listrik. Untuk mengetahui apakah minyak PMT masih layak operasi sesuai dengan standard pengusahaan maka perlu adanya acuan yang sesuai. Karakteristik dan fungsi media minyak PMT adalah berbeda dengan karakteristik minyak isolasi transformator. Selain berfungsi sebagai isolasi terhadap tegangan tinggi (menengah) media minyak pada PMT jenis ini juga berfungsi sebagai pemadam busur api listrik (arching) pada saat Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 67

75 PMT di-operasikan. Khususnya pada saat pemutusan arus beban atau bila terjadi arus gangguan. Ada beberapa PMT yang menggunakan minyak volume banyak (bulk-oil) dan ada yang menggunakan relatip sedikit minyak (low oil contents). Kelayakan operasi PMT media minyak tergantung pada banyak faktor, terutama yang menyangkut kualitas minyak itu sendiri. Faktor yang sering dijadikan acuan antara lain : a) Kandungan gas terlarut dalam minyak (terutama gas Hydrogen dan Acethylene) b) Jumlah kandungan partikel c) Tegangan tembus minyak Khusus PMT jenis sedikit minyak ( low oil contents ) perlu dilakukan analisa komersial tentang untung dan ruginya. Karena biaya penggantian minyak baru dibandingkan dengan biaya untuk uji kandungan gas terlarut dalam minyak perlu menjadi bahan pertimbangan. Sehingga untuk operasional PMT low oil contents jarang dilakukan pengujian karakteristik minyak dan cenderung diganti dengan minyak sejenis yang baru. Prinsip kerja alat ukur/uji karakteristik media pemutus minyak A. Dissolved Gas Analizer (DGA) Jenis dan merk alat uji DGA yang dipakai adalah banyak ragamnya, masing - masing memiliki specifikasi yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Tapi seluruhnya memiliki prinsip kerja yang sama. Mulai jenis yang sederhana sampai dengan yang canggih. Namun demikian pada dasarnya prinsip kerja DGA adalah sama. Yaitu : Minyak contoh yang tidak terkontaminasi udara bebas dimasukkan dalam Gas Extractor. Dengan pompa gas disalurkan melalui Injector Port kedalam Chromatography Column. Setelah dipanaskan di Thermal Conductivity Detector hasilnya dibandingkan dengan Microcontroler Data Memory dan hasilnya di print-out yang merupakan laporan hasil pengukuran. Semua proses ini dilakukan oleh tenaga yang sudah ahli dan terlatih. Gambar skema DGA adalah seperti di bawah ini. Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 68

76 Gambar Gambar skema DGA B. Alat Uji Tegangan Tembus Minyak (Oil Tester) Sama dengan alat uji DGA, type dan jenis alat ukur tegangan tembus minyak adalah beragam, masing - masing memiliki specifikasi yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Tapi seluruhnya memiliki prinsip kerja yang sama. Prinsip kerja alat uji tegangan tembus minyak adalah : Minyak contoh yang di-uji ditempatkan pada suatu mangkuk ( cup ) yang merupakan salah satu asesori alat ukur. Setelan celah ( gap ) antara anoda dan kathoda adalah 2,5 mm dan dilakukan mengujian (diberi tegangan uji) sampai terjadi tegangan tembus (breakdown voltage) dengan ditandai loncatan busuk api listrik antara kedua elektroda. Pada alat oil tester jenis terbaru tegangan uji naik secara otomatis sedangkan pada alat jang sederhana dilakukan secara manual. Pengukuran ini dilakukan beberapa kali dengan selang waktu sekitar 5 (lima) menit diantaranya. Tujuan diberi selang waktu antara pengujian yang satu dengan pengujian berikutnya adalah untuk menunggu pemulihan daya isolasi minyak dan meratakan kosentrasi karbon yang terjadi pada saat terjadi lonjatan busur api listrik antara dua elektroda. Alat uji tegangan tembus yang baik biasanya dilengkapi perata (pengaduk) kosentarasi karbon dengan adukan baling-baling kecil yang dijalankan secara elektrik. Hasil uji tegangan tembus isolasi minyak dari alat yang sederhana masih memerlukan pencatatan secara manual. Namun bagi alat uji yang canggih, pemilihan standard pengujian dan hasil rekordnya ( print-out) akan keluar secara otomatis. Dibawah ini beberapa contoh alat uji tegangan tembus dari beberapa merek dan jenis. Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 69

77 BAUR DPA 75 CRITERION AVOT- 600 KOEHLER K16171 Gambar Contoh alat uji tegangan tembus BAUR DTA 100E Prosedur Pengukuran d. Pengambilan minyak contoh yang akan di-uji dengan cara yang benar (akan dijelaskan kemudian). e. Menempatkan minyak contoh pada port yang sudah disediakan pada alat uji. f. Melakukan pengujian seperti yang dijelaskan pada prinsip kerja alat ukur butir terlampir). Yang perlu diperhatikan!!!. dan hasilnya dicatat dalam laporan tertulis (lihat tabel Pengambilan minyak contoh dari PMT tidak boleh terjadi kontak langsung antara minyak dengan udara bebas (atmosfer). Karena amat besar pengaruhnya bila bersinggungan dengan udara bebas terhadap pada hasil pengukuran, maka pengambilan minyak contoh uji DGA harus hati-hati dan Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 70

78 disediakan alat khusus yang diberi nama syringes. Selain itu jangka waktu pengambilan minyak contoh dengan saat pengujian tidak boleh terlalu lama, karena mengakibatkan kosentrasi kandungan karbon mengendap dan menghasilkan hasil pengujian yang bukan nilai sebenarnya. Gambar Alat pengambilan contoh minyak untuk uji DGA Prinsip kerja syringes adalah hampir sama dengan tabung injeksi (suntik), perbedaan yang prinsip contoh adalah mengisi penuh bagian ujung syringes dengan membuka katub/valve (membiarkan beberapa saat minyak memancar keluar) dan diusahakan tidak ada udara yang yang terperangkap didalamnya. Bila sudah yakin tidak ada udara maka katub / valve ditutup, dilanjutkan menarik piston syringes untuk mengisi tabung dengan minyak contoh sesuai dengan kebutuhan. Ada cara lain pengambilan minyak contoh yang digunakan yaitu dengan stainless steel cylinder. Langkah pengambilan minyak contoh dengan menggunakan stainless steel cylinder adalah sebagai berikut. Alat yang dibutuhkan : a. Stainless steel cylinder. b. Slang plastik yang sesuai besarnya dengan nipple yang dipakai. c. Bak penampung tumpahan minyak. Langkah / tahapan pengambilan minyak contoh. 1) Buka kran buang (drain) tabung PMT bulk-oil beberapa saat agar kotoran/debu yang menempel di kran hilang. Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 71

79 2) Pasang nipple pada ujung krang buang (drain) dan usahakan ujung nipple yang lain cukup baik untuk pemasangan slang plastik pengisi cylinder stainless steel. 3) Hubungkan slang plastik dengan kedua ujung kran cylinder tempat minyak contoh. Posisi cylinder minyak contoh harus tetap vertikal. Dan yang akan tersambung dengan kran buang (drain) PMT pada posisi bawah. 4) Buka kedua kran cylinder minyak contoh. 5) Buka dengan hati-hati kran buang (drain) tabung PMT, minyak contoh akan mengalir dan mengisi cylinder contoh mulai dari bagian bawah. Biarkan beberapa saat minyak mengalir melalui slang plastik ujung satunya dan ditampung dalam bak. 6) Tutup kran bagian atas cylinder minyak contoh (sisi slang minyak yang keluar). 7) Tutup kran bagian bawah cylinder minyak contoh ( sisi slang minyak masuk ). 8) Tutup kran buang (drain) tabung PMT bulk-oil. 9) Lepaskan slang-2 plastik penghubung. 10) Minyak contoh dalam cylinder siap untuk di-uji. Pengambilan minyak contoh untuk uji tegangan tembus minyak isolasi tidak terlalu kritis seperti pengambilan minyak contoh untuk DGA. Namun demikian pada saat pengambilan contoh; kebersihan tempat minyak contoh tetap diutamakan dan hindari tingkat kelembaban yang tinggi. Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 72

80 Gambar Sketsa PMT Bulk Oil untuk tegangan tinggi Gambar Contoh tabung minyak PMT bulk-oil dan rod moving contact Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 73

81 Gambar Contoh breaking chamber fixed contact Vacuum Pengukuran / pengujian karakteristik media pemutus vacuum adalah untuk mengetahui apakah ke-vacuum-an ruang kontak utama (breaking chamber) PMT tetap hampa sehingga masih berfungsi sebagai media pemadam busur api listrik. PMT jenis vacuum kebanyakan digunakan untuk tegangan menengah dan hingga saat ini masih dalam pengembangan sampai tegangan 36 kv. Jarak (gap) antara kedua katoda adalah 1 cm untuk 15 kv dan bertambah 0,2 cm setiap kenaikan tegangan 3 kv. Untuk pemutus vacuum tegangan tinggi, digunakan PMT jenis ini dengan dihubungkan secara serie. Ruang kontak utama (breaking chambers) dibuat dari bahan antara lain porcelain, kaca atau plat baja yang kedap udara. Ruang kontak utamanya tidak dapat dipelihara dan umur kontak utama sekitar 20 tahun. Karena kemampuan ketegangan dielektrikum yang tinggi maka bentuk pisik PMT jenis ini relatip kecil. Gambar Beberapa jenis ruang kontak utama PMT jenis vacuum Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 74

82 IEC 72 kv 31,5 ka IEC 24 kv 25 ka Gambar Sketsa ruang kontak utama (breaking chambers) PMT jenis vacuum Prinsip Kerja Alat Ukur Pada dasarnya pengukuran / pengujian karakteristik media pemutus vacuum adalah untuk mengetahui apakah ke-vacuum-an breaking chambers masih terjaga. Karena bila terjadi kebocoran sedikit saja ( =udara luar masuk kedalam tabung ) maka tidak ada jaminan bagi PMT bisa dioperasikan kembali. Banyak jenis alat pengukur / penguji media pemutus vacuum, masing - masing memiliki specifikasi yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 75

83 Gambar Alat uji PMT vacuum merk VIDA Alat uji PMT vacuum mempunyai tegangan uji 0 ~ 60 kv DC dengan kenaikan tegangan asut 500 V ~ V setiap detik, arus nominal 10 ma. Lama pengujian mulai saat tombol ON adalah 10 detik atau lebih. Prinsip kerja alat uji PMT vacuum ini adalah mendeteksi arus bocor antara kontak diam (fixed contact) dan kontak gerak (moving contact). Arus bocor ini telah dikalibrasi dalam alat uji; sehingga secara otomatis alat uji akan membuka (shut down) denagn sendirinya bila terjadi arus bocor yang melampaui batas ketentuan mengalir antara kontak diam dan kontak gerak. Pengukuran / pengujian karateristik medium pemutus vacuum : Untuk diperhatikan : Peralatan Uji ini mengeluarkan / membangkitkan tegangan yang dapat mengakibatkan kecelakaan yang serius atau menyebabkan kematian. Oleh sebab itu peralatan ini jarang digunakan secara umum dan lebih banyak dipakai di Laboratorium Listrik Tegangan Tinggi atau dioperasikan oleh petugas yang terlatih dan memahami prosedur pengoperasian alat secara benar. Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 76

84 1. Lampu power (standby). 2. Fuse (sekering). 3. LED tanda GOOD. 4. LED tanda BAD. Sumber AC Gambar Rangkaian pengujian karakteristik media pemutus vacuum Setelah rangkaian seperti gambar di atas siap maka pengukuran / pengujian karakteristik media pemutus vacuum dilakukan dengan memutar tombol no.6 (pengatur tegangan) secara perlahan. Lampu LED hijau akan menyala terus bila kondisi vacuum (breaking chambers) masih bagus. Lampu LED merah akan menyala bila kondisi vacuum tidak bagus dan alat uji akan otomatis mati (shut-down) dengan sendirinya. Prosedur pengukuran 1) Persiapan benda uji (breaking chambers) PMT dan peralatan uji. 2) Posisi benda uji dalam keadaan terbuka kontaknya. 3) Sambungkan kabel keluaran (out-put) alat uji dengan benda uji. 4) Pasang kabel pentanahan untuk keselamatan kerja. 5) Saklar no.7 (togel) diposisikan OFF. 6) Sambungkan alat uji dengan sumber AC dan lampu power no. 1 (LED standby) akan menyala. 7) Set pengatur arus no.5 sesuai dengan kebutuhan dan setinggi-tingginya 10 ma. 8) Atur set tegangan (tombol no.6) sesuai dengan kebutuhan 9) Saklar no.7 (togel) diposisikan ON, dan lampu no.3 (LED hijau) akan menyala. 10) Amati dengan seksama dan sangat hati-hati dengan tegangan uji. 11) Bila lampu no.3 (LED hijau) tidak padam setelah 10 detik maka benda uji adalah baik. Matikan alat uji dengan saklar no.7 (togel). Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 77

85 12) Bila sebelum 10 detik lampu no.3 (LED hijau) padam dan lampu no.4 (LED merah) menyala maka berarti benda uji adalah tidak bagus Pengukuran Tegangan Minimum Coil Pengukuran tegangan minimum coil dari PMT adalah untuk mengetahui apakah coil masih berfungsi dengan baik dan mengukur nilai resistansi coil tersebut masih sesuai standar. Dalam setiap PMT baik yang single pole maupun yang tri pole, jumlah tripping (opening) coil biasanya lebih banyak dari pada jumlah closing coil, hal ini dimaksud adalah sebagai faktor keamanan pola operasi sistem dan PMT tersebut. Tujuan pengukuran ini agar kita dapat mengetahui berapa besarnya tegangan minimal sumber DC yang dapat mengerjakan coil tersebut bekerja, sehingga kita dapat mengetahui fungsi dari coil tersebut apakah masih baik atau tidak. Gambar Posisi coil pada sistem hidrolik PMT Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 78

86 Gambar Posisi coil pada sistem hidrolik PMT Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 79

87 Prinsip kerja coil adalah berdasarkan induksi medan magnet seperti yang terlihat pada gambar-berikut Cassing (rumah) coil Batang (rod) coil Arah kerja rod dari coil Ke sistem mekanik penggerak PMT Per (spring) Belitan Sumber Tegangan DC Gambar Prinsip kerja coil Bila coil tidak diberi sumber tegangan DC, maka posisi rod seperti pada gambar, hal ini terjadi karena adanya momen dari spring. Akan tetapi posisi rod akan tertarik kedalam, bila belitan diberi sumber tegangan, hal ini terjadi karena nilai konstanta dari spring lebih kecil dari moment inertia yang dihasilkan oleh medan magnet dari kumparan. Bila rod tersebut dihubungkan ke batang dari mekanik penggerak (actuator, spring, pnuematic) PMT maka hal ini akan merubah posisi PMT dari keadaan awalnya. Pada beberapa PMT (misal merk Alsthom) tidak menggunakan per (spring) untuk posisi awalnya akan tetapi menggunakan besarnya momen lawan dari system penggerak PMT tersebut (hydrolic). Pemeliharaan Dan Pengujian Mengingat begitu pentingnya fungsi dari coil terhadap kerja PMT, maka ada bebarapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan pemeliharaan sebagai berikut : a. Pastikan coil sudah terbebas dari sumber tegangan DC. Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 80

88 b. Periksa fungsi kerja rod dari coil dari kemungkinan adanya karat pada rumah atau batang coil. Batang (rod) Coil Coil Gambar Coil pada PMT 500 kv TD2 Alsthom c. Ukur nilai resistansi coil dengan menggunakan mikro ohm meter dan bandingkan dengan nilai yang tertera pada rumah coil. Gambar Pengukuran nilai tahanan (resistansi) coil dan pengujian tegangan minimal coil pada PMT ABB tipe AHMA-4 Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 81

89 d. Catat hasilnya dan bandingkan dengan nilai yang tertera pada papan nama (name plate) coil tersebut. Catatan : a. Dalam melakukan pengujian jangan memberikan tegangan secara kontinue lebih dari 3 detik ke coil, karena akan merusak belitan dalam coil tersebut akibat panas yang ditimbulkan b. Sebaiknya melakukan pengukuran/pengujian ini menggunakan fasilitas wirring dari panel Marshaling Kiosk (MK) PMT tersebut, sehingga pengujian tegangan minimum coil sekaligus dapat menguji rangkaiannya. c. Sebelum melaksanakan pemeliharaan/pengujian sinyal kearah pole discrepancy rele agar dinon aktifkan terlebih dahulu, karena pengujian dilakukan secara fungsi sebenarnya (function). Coil Saklar PMT V Sumber teg DC Gambar Rangkaian pengujian tegangan minimum coil Setelah memperhatikan hal-hal diatas, maka atur tegangan dari pengatur tegangan (dapat menggunakan KDK, Sverker dsb) dari tegangan yang paling minimum yaitu kira 40 % dari tegangan nominalnya, sebelum dihubungkan ke coil. a). Beri tegangan DC sebesar 40 % dari tegangan nominalnya, perhatikan apakah coil sudah bekerja, bila belum matikan suply tegangan DC yang menuju Coil dengan cara membuka saklar. b). Ulangi langkah diatas dengan menaikan tegangan secara bertahap dengan interval 5 % dari tegangan nominal Coil sampai didapatkan nilai tegangan minimum yang dapat mengerjakan coil, catat hasilnya. Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 82

90 Catatan : Posisi PMT akan membuka atau menutup setiap dilaksanakan pengujian tegangan minimum, sehingga agar diperhatikan kemampuan suply tenaga mekanik penggeraknya (pneumatic, hidrolic dan spring) setiap kali melakukan perubahan posisi PMT. Alat dan Material yang dibutuhkan Dalam melakukan pengukuran tegangan minimum Coil, dibutuhkan antara lain : a) Pengatur sumber Tegangan DC. b) Kabel. c) Volt meter digital. d) Sumber tegangan AC. e) Electrical tool sheet. Type FX 22D (PMT 500 kv) Alsthom Merk Magrini Galileo (150 kv) dengan dengan sistem mekanik penggerak sistem mekanik penggerak pnuematic hydrolik Gambar Contoh coil pada PMT SF6 2.4 OVERHAUL Overhaul adalah pemeliharaan yang dilaksanakan sekurang-kurangnya sekali dalam tiga tahun atau lebih berdasarkan manual instruction, ketentuan pabrikan atau pengalaman / ketentuan unit setempat. Penentuan kurun waktu untuk overhaul Pmt secara garis besar ditentukan seperti dalam tabel berikut : Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 83

91 Tabel-2.2 Jenis PMT & Kurun Waktu Overhaull JENIS PMT Pmt dengan media udara hembus (Air Blast) Pmt dengan media sedikit minyak (Low Oil Content) Pmt dengan media banyak minyak (Bulk Oil Content) Pmt dengan media gas SF6 KURUN WAKTU OVERHAUL Selambat-lambatnya 9 tahun atau pada saat jumlah angka pemutusan n = 4500 Selambat-lambatnya 6 tahun atau pada saat jumlah angka pemutusan n = 1500 Disesuaikan dengan ketentuan pabrik Disesuaikan dengan ketentuan pabrik Jumlah angka pemutusan (number of switching) n adalah sekian kali Pmt membuka atau memutus arus. Pada saat terjadi pemutusan arus beban atau manipulasi jaringan n adalah 1, tetapi bila pembukaan Pmt disebabkan karena arus gangguan (lebih besar dari arus nominal Pmt) maka n 1, tetapi dinyatakan n (n ekivalen) dan besarnya tergantung pada arus gangguan dan dinyatakan dalam rumus : n = 300 (I 2 /I 1 ) 1,5 dimana : I 1 = arus kapasitas pemutusan (breaking capacity) Pmt I 2 = arus gangguan Arus I 1 dapat diperoleh dari data Pmt atau dapat dihitung dengan mengambil contoh suatu Pmt yang berkapasitas 1500 MVA pada tegangan 72,5 kv, maka : I 1 = 12,5 ka sedangkan I 2 (arus gangguan) dapat diketahui dari fault recorder pada gardu induk setempat. Bila telah diketahui besarnya arus gangguan I 2 maka penentuan nilai n dapat menggunakan tabel berikut : Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 84

92 Tabel-2.3 Jumlah angka pemutusan I 2 / I 1 Pembukaan/switching normal 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1,0 n Pemeliharaan pemutus tenaga didalam pelayanan adalah terdiri dari : 1. Pemeriksaan bagian-bagian yang terbuka terhadap busur api listrik 2. Kondisi minyak di dalam ruang pemutus tenaga 3. Bagian-bagian isolasi mekanis Pemeriksaan yang sistematik dan umum pada pemutus tenaga dapat dilakukan pada waktu pemutus tidak beroperasi. Pemeriksaan ini dilakukan untuk masingmasing pole yaitu membongkar ruang pemadaman khususnya untuk memeriksa sliding contact, permukaan kontak setelah lama melayani operasi yang akan menyebabkan panas tidak normal dan batang kontak gerak. Angka pemutusan yang diijinkan Jumlah angka pemutusan yang telah dikerjakan tanpa dilakukan overhaul misalnya 5 kali memutus arus hubung singkat penuh, atau 14 kali memutus ½ arus hubung singkat atau 40 kali memutus ¼ arus hubung singkat. Bagian-bagian yang diperiksa Masing-masing pole pemutus bagian yang perlu diperiksa adalah explosion pot, Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 85

93 arcing ring, jari kontak atas, arcing tip batang kontak gerak. Apabila melakukan pemeliharaan yang benar adalah mengukur peralatan yang umum dilakukan yaitu sebagai berikut: 1. Memeriksa dan apabila perlu mengganti kontak-kontak dari pemutus 2. Membersihkan isolator-isolator 3. Memeriksa elemen pengunci dari batang penggerak dan mekanik 4. Melumasi batang-batang hubung dan nepel 5. Memeriksa dan melumasi unit penggerak sesuai petunjuk 6. Menguji sebelum dioperasikan Perhatian : Pemasangan kembali sesudah melakukan overhaul, bagian-bagian yang bergerak harus diganti dengan elemen pengunci yang baru misalnya spring washer.apabila perlu paking-paking juga diganti. Gambar Three pole circuit breaker HLR 84/2 dengan operating BLG 202 Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 86

94 AB-1 AB-2 AB-3 AB-4 AB-5 AB-6 AB-7 AB-9 Pemutus Rumah mekanik Kontak tetap Plug kontak gerak Mekanik sisi luar Isaolator penyanga Isolator pemutar Unit pengoperasi AB-10 AB-11 AB-12 AB-13A/B AB-13AU/BU AB-14 Link gearbox Batang pengoperasi Pegas pembuka Top housing/press Top housing/notpress Ruang pemadaman Kontak gerak (Moving contact) AB-4 melalui ruang pemutus AB-14 untuk design A adalah dipasang secara konsentrik (concentrically) dan untuk design B dan C disusun secara eksentrik (excentrically). Pengamanan Pemeliharaan Selama pemeliharaan pemutus tenaga harus dalam kondisi tidak bekerja dan ditanahkan serta diyakinkan bahwa pemutus posisi OFF (kecuali untuk hal tertentu guna pemeriksaan dan pengukuran) dan pegas penutup (closing spring) mekanik penggerak harus kondisi kendur (discharge). Kondensator pada pemutus jenis V dibuang muatannya dengan memasukan pemutus setelah ditanahkan Pemeliharaan Interrupter Hanya satu interrupter yang dipelihara pada waktu yang sama karena bagian bagian pemutus (interrupter) adalah berbeda sehingga tidak dapat dicampur atau ditukartukar.bagian peralatan interupter harus diberi tanda pada saat membongkar,dengan cara itu peralatan dapat dipasang lagi sesuai posisi semula.pada umumnya dapat dipastikan bahwa jika kontak pada interrupter pertama dalan satu pole diperiksa dengan kondisi baik,maka interrrupter yang lain pada satu pole kondisi baik. Alasan di pelihara Setelah bekerja memutus arus nominalnya sebanyak 500 kali atau selama tiga kali memutus arus hubung singkat maka kontak-kontak harus diperiksa. Karena ujung kontak adalah logam tahan busur listrik,maka angka pemutusan yang cukup besar dapat dibuat dengan pertimbangan lebih kecil arus yang diputus dari pada arus hubung singkat. Jika pemutus tidak dinyatakan dalam jumlah pemutusan arus pengenal atau pemutusan arus hubung singkat dan ragu terhadap tingkat terbakarnya kontak, maka Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 87

95 pengukuran tahanan pada jalan arus dari interrupter akan memberikan suatu petunjuk guna memutuskan kondisi dari kontak. Pemeriksaan kontak dan ruang pemutus Agar dapat dilakukan pemeriksaan kondisi kontak,yang terdiri tingkat kebakaran (burning), penutup bagian atas( top housing) dari interrupter harus dibuka. Sebelum ini dapat dilakukan,tekanan nitrogen dan minyak harus dikeluarkan dari interrupter.ruang pemutus kemudian dapat diperiksa. Gambar Unit pemutus dengan indikator minyak Keterangan CN-43 Permukaan minyak (Oil level) CN-44 Manometer CN-45 Katup tekanan lebih(over pressure valve) CN-46 Indikator permukaan minyak(oil level indicator) CN-47 Kran (Cock) R1/2 CN-48 Tanda permukaan minyak (Marking of oil level) CN-49 Kran (Cock) R ½ Pemeliharaan Pole PMT type HLR Menurunkan /membuang minyak Bagian minyak yang akan dikeluarkan dari interrupter dan tekanan yang akan dikurangi menjadi nol,metode yang selalu dilaksanakan terdiri dari dua langkah seperti berikut : 1. Suatu elbow BA-9 atau sebuah slang plastik dapat dipasang pada kran pembuang BA-5:2. Kran pembuang itu dibuka dengan hati-hati ada tekanan dari unit pemutus,dan kira-kira 20 liter (4,5 galon ) minyak akan dikeluarkan dan ditampung dengan tempat yang bersih. 2. Tekanan sisa yang masih ada pada ruang pemutus dapat dikurangi dengan membuka secara hati-hati kran BA-5:1.Kran itu dapat dibiarkan kondisi terbuka. Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 88

96 3. Apabila unit pemutus sudah tidak bertekanan,masih ada gas yang tercampur pada minyak. Gas tersebut dapat dibuang dengan mengoperasikan pemutus keluar masuk (ON/OFF). 4. Penutup bagian atas BA-1 dapat dibuka menurut gambar BB. Catatan : Tidak diijinkan menyalakan api dekat dengan unit pemutus. Memindahkan minyak Bagian minyak dapat juga dipindahkan dari unit pemutus yang satu ke unit pemutus yang lain menggunakan pipa penghubung dan memberikan tekanan pada unit pemutus. Metode ini dapat digunakan yang merupakan keuntungan dari double breaking unit,tetapi bahkan untuk single breaking unit pada fasa yang berdekatan dapat digunakan.kemudian unit pemutus dapat diperiksa satu per satu tanpa harus mengeluarkan minyak. Gambar BAA BAA-1 BAA-2 BAA-3 BAA-4 BAA-5 BAA-6 kran R ½ kran R ½ kranr ½ kranr ½ slang slaang Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 89

97 Mengisi minyak Minyak yang diperlukan untuk mengisi unit pemutus V adalah 60 kg,dan untuk single breaking unit adalah 30 kg. Untuk sistem pengisian minyak diberi tekanan,jika tersedia dapat digunakan apabila tekanan tidak lebih dari 5 kg/cm2.asea melengkapi pompa minyak kecil,yang digerakkan dengan tangan dan mempunyai kapasitas sebesar 8 meter. Gambar Unit pemutus dengan indikator minyak Keterangan : CN-43 Permukaan minyak (Oil level) CN-44 Manometer CN-45 Katup tekanan lebih(over pressure valve) CN-46 Indikator permukaan minyak(oil level indicator) CN-47 Kran (Cock) R1/2 CN-48 Tanda permukaan minyak (Marking of oil level) CN-49 Kran (Cock) R ½ Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 90

98 Unit pemutus sebelum dikirim diisi minyak pemutus jenis tahan dingin ( cold resistant).minyak ini mempunyai titik beku kurang dari 50 C dan kekentalan maksimum 40 cst pada - 20 C. Untuk pemutus desain A dan B berisi minyak kurang lebih 85 kg (190 lbs) dan untuk desain C berisi minyak 90 kg (200 lbs). Pada waktu pengisian, minyak dipompa melalui kran CN-49 sampai permukaan CN-43 tercapai,jika minyak mulai keluar melalui kran CN-47 yang harus dibuka selama pengisian. Unit pemutus sudah penuh minyak apabila tanda CN-48 menandakan warna merah. Pada waktu pengisian terdapat gelembung udara pada minyak yang membuat sulit menentukan levelnya,dengan membersihkan indikator CN-48 level minyak dapat diketahui permukaan minyak sudah penuh atau belum. Pelimpahan minyak akan melalui CN-47 yang mengindikasikan minyak pemutus sudah cukup. Penutup bagian atas BA-1 dapat dibuka menurut gambar BB. Catatan: Tidak diijinkan menyalakan api dekat dengan unit pemutus. Mengisi Tekanan Nitrogen A. Peralatan untuk mengisi tekanan Peralatan ini terdiri dari sebuah wadah (container) dan regulator. Wadah tersebut berisi nitrogen atau udara dengan tekanan 20,1 Mpa atau 200 kg/cm2. Peralatan berikut digunakan untuk memberi tekanan yaitu : 1 ). Sebuah pipa yang terdiri dari pipa fleksibel atau pipa tembaga. 2 ). Katup,kran dan peralatan yang berkaitan dengan kebersihan Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 91

99 Gambar Peralatan untuk pengisian tekanan Keterangan : CP-50 Tutup atas CP-51 Filter & pembuangan gas CP-52 Permukaan minyak CP-53 Pelimpahan minyak CP-54 Manometer CP-55 Katup tekanan lebih CP-56 Pembuangan gas dari katup tek. lebih CP-57 Kran R 1/3 CP-58 Kran CP-59 Pengatur tekanan gas CP-60 Manometer untuk pengisian tekanan gas CP-61 CP-62 CP-63 CP-64 CP-65 CP-66 CP-67 CP-68 CP-69 CP-70 Katup pengaman,membuka at 1,1-1,6 Mpa(10-15 kg/cm2) Manometer untuk tek. tinggi Kran Kran Tabung nitrogen Pipa fleksibel(dia=4,8mm) Snap-on coupling Adaptor for R 3/8-R1/2 Plug Indikator permukaan minyak Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 92

100 2.4.2 Pemeliharaan Insulator Untuk memeriksa pemutus (interupter) dan overhaul juga akan berkaitan dengan pembersihan isolator,pemeriksaan sistem batang penggerak,dan pelumasannya. Semua isolator harus dibersihkan secara hati-hati menggunakan kain yang tidak berserat. Hindari penggunaan kain yang tidak baik(kotor).pembersihan isolator ini sesering mungkin Mekanik yang lain Bagian mekanik luar yang lain seperti terlihat pada gambar CB dan CBA,pin yang terpisah untuk silinder pin CB-9 dan CBA-9 harus diperiksa.mur pengunci CB-10 dan CBA-10 untuk mengatur sekrup CB-11 harus kondisi kencang. Gambar Mekanik sisi luar pemutus - V Keterangan : CB-9 Pin silinder CB-10 Mur pengunci CB-11 Sekrup pengatur CB-12 Rumah mekanik CB-13 Peralatan sealing Mekanik sisi luar HLR 84 Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 93

101 CBA-9 CBA-10 CBA-11 Silinder pin Mur pengunci Sekrup pengatur Sistem batang penggerak Gambar Unit pengoperasi dan bagian sistem batang Keterangan : CA-1 CA-2 CA-3 CA-4 Batang pengoperasi Rumah gear bok Unit pengoperasi Sekrup lebar dengan mur pengunci CA-5 CA-6 CA-7 CA-8 Pin bentuk silinder Pegas pen-tirp Mur untuk mengatur Mur pengunci Periksa baut pengunci dari sekrup yang lebar CA-4 dan mur pengatur CA-7 kencang dan aman.baut pengunci CA-8 juga terpasang aman dan kencang. Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 94

102 Pelumasan Pemutus tenaga harus dilumasi paling tidak dalam kurun waktu stahun sekali. Merk dagang untuk pelumas diindikasikan dibawah dan didapat dengan informasi sheet E. a. Gunakan pelumas E untuk melumasi nipel b. Lumasi permukaan sliding dan bearing dengan minyak pelumas B c. Lumasi bagian besi yang terbuka diudara dengan lapisan tipis pelumas E d. Gunakan pelumas A untuk bagian mekanik yang presisi misalnya: mgnet pengoperasi dan katup. Pada isolator putar ada satu nipel untuk melumasi yaitu CC-14,yang menurut item 1 harus dilumasi menggunakan pelumas E. CC-12 CC-13 CC-14 Isolator penumpu Isolator Pemutar Nipel untuk melumasi Gambar Nepel untuk melumasi Peralatan Kerja Untuk Memelihara Peralatan Yang Digunakan Peralatan untuk pekerjaan pemeriksaan dan overhaul dapat dipesan secara terpisah dari ASEA. Dalam beberapa hal peralatan termasuk didalam kontrak dan dikirim bersama peralatan pemutus tenaga atau dapat dibuat di lapangan. Tabel-2.4 Jenis peralatan kerja overhaul Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 95

103 Peralatan untuk Pengukur kecepatan Pengisi minyak Plug Tip Pelumasan Memeriksa posisi ON Memasang tutup Memberi tekanan Peralatan Nomor Berkait Pemesa an Dapat nan dengan dibuat terpisah PMT Speeed meter C - ya - Pompa dan LA perlengkapannya ya -ya Untuk memasang dan mengukur x) -ya - tingkat terbakar Pistol pelumas LA ya - Pola pemeriksaan ya - LA 937 Takel :145 kv 0013 Takel :84 kv LA ya Peralatan untuk LA 937 silinder gas ya - Pengukur kecepatan Kecepatan plug kontak dapat ditentukan dari diagram gerak. Diagram gerakan dicatat oleh speed meter seperti gambar x) LA untuk HLR-A Ø 24 x) LA untuk HLR-A Ø 28 x) LA untuk HLR-A Ø 32 Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 96

104 Memasang bracket meter pengukur kecepatan.bracket seperti gambar untuk pengukur kecepatan dipasang sepeeti gambar AB. Pengukur kecepatan dipasang pada bagian atas interupter seperti AB-4 Plat AB-5 Stay AB-6 Pin sscrew AB-7 Batang indikasi Pengisi minyak Bagian peralatan pengisi minyak secara lengkap sepeti cat no.la ,peralatan ini dikirim siap untuk digunakan. Peralatan pengisi minyak, cat.no BA-1 Sambungan dan katup auto stop BA-2 Nipel BA-3 Pompa BA-4 Pipa dengan klem BA-5 Pipa bertekanan ½ BA-6 Pipa ½ BA-7 Nipel sleeve BA-8 Nipel BA-9 Sealing washer Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 97

105 Alat Pemasang & Pelepas plug tip Plug tip dapat dilepas dan dipasang dengan bantuan peralatan khusus ASEA sesuai gambar CA. Pemutaran tool CA-1 menggunakan Peralatan kunci 13 mm CA-1 Tool CA-2 Klem CA-3 Plug tip CA-4 Plug kontak Plug tip CB-1 CB-4 CB-5 Tool Plug kontak Peralatan untuk kunci 13mm 2 Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 98

106 Tool ini tersedia untuk tiga diameter yang berbeda dari pemutus tipe HLR Plug tip dia.mm 23/24 LA LA LA PASCA GANGGUAN / RELOKASI Pekerjaan pemeliharaan yang dilaksanakan pasca gangguan atau relokasi peralatan, misalnya karena bencana alam/gempa. Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 99

107 2.6 BUTIR-BUTIR PEDOMAN PEMELIHARAAN PERIODE PEMELIHARAAN NO KEGIATAN Harian Mingguan Bulanan Triwulan Semester Tahunan 2 Tahunan 5 tahunan 10 tahunan Bila diperlukan PERALATAN KERJA KETERANGAN I. In Service Inspection I.1 Pemeriksaan lemari Visual, Avo kontrol, pemanas ruang (heater), lampu O meter. penerangan, supply AC/DC. I.2 Pemeriksaan posisi indikator ON/OFF. O Visual I.3 Pemeriksaan counter PMT. O Visual I.4 Pemeriksaan pondasi Waterpass, apakah terdapat keretakan atau O visual. penurunan. I.5 Pemeriksaan Bushing apakah terdapat O Visual. keretakan. I.6 Pemeriksaan debu pada Bushing dan body PMT. O Visual. I.7 Pemeriksaan Terminal Panca indera Utama, Jumperan dan daerah bertegangan terhadap benda asing, O bunyi-bunyian, baubauan. I.8 Pengukuran infrared thermometer O thermometer infrared sistem 500 kv I.9 Pengukuran hot spot dengan Thermovision (thermal image). O Infrared Thermo vision sistem <150 kv I.10 Pemeriksaan Kebocoran gas SF6 pada sambungan- O Visual, Leakage detector Media Gas SF6 sambungan. Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 100

108 I.11 Monitor tekanan Gas SF 6 O Mano meter, Gas Leakage Media Gas SF6 I.12 Pemeriksaan kebocoran pada instalasi udara : katup- Kunci-Kunci, Spesial Tools, air sabun. Media Air Blast katup, sambungan O O pipa safety valve, blast valve, reducing valve 180 bar & 150 bar. I.13 Monitor tekanan Gas SF 6 ; N2 ; udara kempa dan kebocoran O Mano meter, Gas Leakage Media Minyak pipa salurannya. I.14 Pemeriksaan warna dan level minyak O Visual. Media Minyak I.15 Pemeriksaan Indikator Visual. Penggerak Pegas me- kanik pada O Spring PMT sistim pegas. I.16 Pemeriksaan Visual Penggerak kebocoran minyak Hidrolik pada instalasi, O O sambungan, katupkatup pipa. I.17 Pemeriksaan level indikasi O O Visual. Penggerak Hidrolik I.18 Monitor penunjukkan Visual. Penggerak counter hour pompa. Hidrolik. (Harus dicatat O penunjukan counter dan siklus operasi saat pemeriksaan) I.19 Pemeriksaan start-stop (durasi siklus) pompa. O Penggerak Hidrolik I.20 Perbaikan anomaly Penggerak over-run Hidrolik I.21 Pemeriksaan kebocoran udara pada Visual,busa air sabun Penggerak Pneumatik instalasi udara; pipa; O nepel; safety valve katupkatup (akuator). Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 101

109 Pemeriksaan counter Visual Penggerak kerja kom-pressor Pneumatik apakah ada penambahan angka secara dratis bila O bertambah lakukan pemeriksaan kebocoran udara lebih I.22 intensif. I.23 Pemeriksaan Oil Visual Pressure pressure gauge. O Gauge. Dicatat indikatornya I.24 Pemeriksaan Pressure Pressure gauge 1st stage. O Gauge. Dicatat indikatornya I.25 Pemeriksaan Pressure Pressure gauge 2nd stage. O Gauge. Dicatat indikatornya I.26 Pemeriksaan Visual Pressure Pressurre gauge 3rd stage. O Gauge. Dicatat indikatornya I.27 Pemeriksaan Pressure Pressure gauge 4th stage. O Gauge. Dicatat indikatornya I.28 Periksa amper starting. O AVO meter Bagian Motor Listrik I.29 Periksa amper running. O AVO meter Bagian Motor Listrik I.30 Periksa kipas pendingin motor. O Visual Bagian Motor Listrik I.31 Sumber tegangan AC/DC. O Visual., AVO meter Panel Kontrol I.32 Pemeriksaan lampu Visual. Panel Kontrol indikator / bendera O O indikator I.33 Pemeriksaan automatic sequence. O O Visual Panel Kontrol I.34 Pembuangan air pada tanki udara. O Visual Tanki dan pipa udara Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 102

110 I.35 Pemeriksaan Visual Tanki dan kebocoran udara pada O O pipa udara instalasi. I.36 Pengukuran tahanan pentanahan. O Alat ukur tahanan mikro Ohm. II. In Service Measurement / On Line Monitoring II.1 Pengukuran infrared thermometer O thermometer infrared instalasi 500 kv II.2 Pengukuran hot spot dengan Thermovision O Infrared Thermo vision instalasi 150 kv (thermal image). III Shutdown Measurement / Function Check III.1 Pembersihan & pemeriksaan isolator interupting chamber, capacitor, column. O Visual Alat teropong, majun, cleaning paste. III.2 Pemeriksaan kekerasan baut terminal Utama, bodi, pentanahan dan baut- O Kuas, electrical tool set. baut wiring pada panel kontrol. III.3 Pengujian tahanan kontak. O Alat uji tahanan kontak (micro 0hm) III.4 Pengujian tahanan isolasi. O Megger 5000 Volt III.5 Pengujian keserempakan kontak. O Breaker analizer. III.6 Pemeriksaan Box Kontrol dan pengencangan baut O Visual, Kunci- Kunci. terminal wiring. III.7 Pengujian tekanan gas SF6 pada density monitor untuk alarm O Meter gas referensi, AVO meter. refilling dan CB block. III.8 Pemeriksaan tekanan Spesial tool, pada mul-tiple pressure dan lakukan O resetting switch Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 103

111 III.9 u/: - Refilling 150 / 30 bar III.10 - blocking open III.11 - blocking reclose III.12 Pemeriksaan tahanan AVO meter magnetic coil reducing O valve. III.13 Penggantian minyak Type low oil diganti setiap 2 tahun, Type O bulk oil dilaksanakan filter tergantung assesment II.14 Pemeriksaan alat Visual, Kuncipernafasan dan ventilasi. O Kunci. III.15 Pemeriksaan dielektrik minyak. Alat Uji Tegang an Tembus III.16 Pengukuran tan delta Untuk type O bushing bulk oil III.17 Uji tegangan tinggi DC,kevakuman HV test DC = 1,5 teg. Media Vaccum O Nominal, Alat uji kevakuman (vacum checker) III.18 Pemeriksaan fisik dan Visual, kuas, Penggerak pemberian vet pada Spring O spring serta komponen lainnya. III.19 Pengujian duty cycle. Visual, Penggerak O Breaker Analyzer Spring III.20 penggantian minyak. tool set Penggerak Hidrolik. Diganti berdasarkan assesment III.21 Pengujian motor Manual, kuncikunci Penggerak Hidrolik pompa dan pe- O meriksaan kebocoran internal. III.22 Pengujian pressure Uji tekanan Penggerak Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 104

112 switch Hidrolik III.23 Pemeriksaan /pengujian sistem penggerak u/ PMT O Visual,kuncikunci Penggerak Pneumatik close / open. III.24 Pengujian tekanan udara untuk : '- motor start / stop, alarm O Visual, kuncikunci Penggerak Pneumatik PMT block III.25 - Resetting Penggerak microswitch. Pneumatik III.26 Pemeriksaan dan Penggerak pembersihan selenoid valve closing & tripping O Pneumatik III. Overhaul III.1 Over haul PMT. Kunci-Kunci, Special Tool, Spare part. III.2 Penggantian spare Kuncikunci,spe-cial part : ring piston, valve O plate, non return valve tool, Spare part. III.3 Pengujian kualitas gas Tubular gas SF6 (purity, dew point, test, purity gas decompose). test. Tergantung assesment Untuk type ELF SL 7-4; 3-1; 2-1 merk BBC Saat komisioning harus dilaksanakan, Dilaksanakan setiap 4 tahun sekali Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 105

113 BAB III EVALUASI HASIL PEMELIHARAAN 3.1 METODE EVALUASI HASIL PEMELIHARAAN Gambar-3.1. Flow chart metode evaluasi Metode evaluasi untuk pemeliharaan PMT mengacu pada flow chart / alur seperti pada gambar diatas. Secara umum meliputi 3 (tiga) tahapan evaluasi pemeliharaan, yaitu : A. Evaluasi Level 1 Pelaksanaan tahap awal ini berdasarkan pada hasil In Service / Visual Inspection yang sifatnya berupa harian, mingguan, bulanan atau tahunan, serta dapat juga dengan menambahkan hasil on line monitoring. Tahapan ini menghasilkan kondisi awal (early warning) dari PMT. B. Evaluasi Level 2 Hasil akhir serta rekomendasi pada tahap pertama menjadi inputan untuk dilakukannya evaluasi level 2, ditambah dengan pelaksanaan In Service Measurement. Tahapan ini menghasilkan gambaran lebih lanjut untuk justifikasi kondisi PMT, serta menentukan pemeliharaan lebih lanjut. C. Evaluasi Level 3 Merupakan tahap akhir pada metode evaluasi pemeliharaan. Hasil evaluasi level 2 ditambah dengan hasil shutdown measurement dan shutdown function check, menghasilkan rekomendasi akhir tindak lanjut yang berupa Life extension program dan Asset development plan, seperti retrofit, refurbish, replacement atau reinvestment. Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 106

114 3.2 STANDAR EVALUASI HASIL PEMELIHARAAN Standar evaluasi adalah acuan yang digunakan dalam mengevaluasi hasil pemeliharaan untuk dapat menentukan kondisi peralatan PMT yang dipelihara. Standar yang ada berpedoman kepada : instruction manual dari pabrik, standarstandar internasional maupun nasional ( IEC, IEEE, CIGRE, ANSI, SPLN, SNI dll ) dan pengalaman serta observasi / pengamatan operasi di lapangan. Dikarenakan dapat berbeda antar merk / pabrikan, maka acuan yang diutamakan adalah manual dari pabrikan PMT tersebut. Dapat digunakan acuan yang berasal dari standar internasional maupun nasional, apabila tidak diketemukan suatu nilai batasan pada manual dari pabrikan PMT tersebut Pengukuran / pengujian Tahanan Isolasi Batasan tahanan isolasi PMT sesuai Buku Pemeliharaan Peralatan SE.032/PST/1984 dan menurut standard VDE (catalouge 228/4) minimum besarnya tahanan isolasi pada suhu operasi dihitung 1 kilo Volt = 1 MΩ (Mega Ohm). Dengan catatan 1 kv = besarnya tegangan fasa terhadap tanah, kebocoran arus yang diijinkan setiap kv = 1 ma Pengukuran / pengujian Tahanan Kontak Nilai tahanan kontak PMT yang normal harus (acuan awal) disesuaikan dengan petunjuk / manual dari masing masing pabrikan PMT (dikarenakan nilai ini dapat berbeda antar merk), sebagai contoh adalah sebagai berikut : - standard G.E µω - standard ASEA 45 µω - standard MG 35 µω atau apabila di petunjuk / manual dari pabrikan tidak mencantumkan nilai tersebut, maka dapat dengan mengadop ketentuan umum tahanan kontak dengan menggunakan nilai standar R < 100 µω (sesuai dengan P3B O&M PMT/001.01) Pengukuran / pengujian Tahanan Kontak Dinamik Sesuai dengan standar IEEE C (Guide for diagnostics and failure investigation of power circuit breaker), karakteristik hasil pengujian adalah kurva nilai R terhadap waktu (R vs time). Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 107

115 IEEE C (Guide for diagnostics and failure investigation of power circuit breaker) page 37 Parameter / informasi yang dapat dimonitor adalah sebagai berikut : -Perubahan nilai resistansi (R) saat operasi kerja, secara umum, dikatakan dalam kondisi baik apabila perubahan nilai resistansi terjadi secara smooth (tanpa ada spike / lonjakan perubahan nilai resistansi). Gambar-3.2. Hasil pengujian dinamik resistance - Waktu kerja kontak PMT. Dapat dilihat mulai dari arus (I) trigger sampai dengan kontak utama bekerja (Open atau Close), yang nilainya harus disesuaikan dengan acuan dari masing masing pabrikan PMT. Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 108

116 Gambar-3.3. Perhitungan waktu pada pengujian dinamik resistance Pada CIGRE A3.112 (a new measurement method of the dynamic contact resistance of HV circuit breakers) dan IEEE transactions on Power Delivery (a complete Strategy for Conducting Dynamic Contact Resistance Measurements on HV Circuit Breakers) disebutkan beberapa parameter pengujian, antara lain : 1. Operasi Close Hasil pengukuran dynamic resistance saat melakukan operasi Close (posisi open ke posisi close) secara umum tidak dapat digunakan sebagai acuan atau disebut sebagai impractical. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut : - Perubahan nilai resistansi yang tidak stabil / abrupt. Dari suatu nilai tak terhingga ( ) (posisi open) berubah menjadi suatu nilai resistansi dari arcing kontak (µω), menyebabkan variasi level resistansi dari arcing kontak sulit untuk dapat dideteksi. - Injeksi arus DC yang terjadi saat menyentuh arcing kontak dapat menghasilkan level noise yang tidak diinginkan. Hal ini mengaburkan hasil pengukuran. Gambar-3.4. Kurva operasi close (impractical) Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 109

117 2. Operasi Open Pengukuran dynamic resistance saat melakukan operasi open (posisi close ke posisi open) secara umum dilakukan pada kecepatan nominal / rated speed. Kurva yang dihasilkan (sebagian besar) akan menunjukkan adanya beberapa lonjakan / spike nilai resistansi. Gambar-3.5. Kurva operasi open Spike yang dihasilkan ini ternyata dapat mengaburkan interpretasi, terutama didalam menentukan bagian kontak utama (pertama kali kontak). Dari beberapa percobaan didapatkan bahwa kurva yang dihasilkan ini masih bersifat acak / random. Pengukuran yang dilakukan secara berurutan juga tidak mendapatkan kurva yang identik (not reproducible). Gambar-3.6. Hasil pengujian pada rated speed Hasil yang berbeda didapatkan saat pengukuran dynamic resistance ini dilakukan dengan kecepatan yang diperlambat / low speed ( 0,002 0,2 m/s ). Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 110

118 Gambar-3.7. Perbandingan hasil pengujian pada low speed Kedua kurva yang dilakukan pada kecepatan kontak yang berbeda (0,2 m/s dan 0,15 m/s) menghasilkan kurva yang cukup identik. Perbedaan waktu mencapai arcing kontak dikarenakan adanya perbedaan kecepatan kontak PMT. Spike yang umumnya muncul dapat dihilangkan, sehingga dapat memperjelas kurva untuk interpretasi. Gambar-3.8. Hasil pengujian pada low speed Sebagian besar manual dari PMT telah mencantumkan bagaimana melakukan setting untuk dapat melakukan operasi PMT dalam kecepatan lebih lambat. 3. Interpretasi Hasil Pengukuran Interpretasi terhadap hasil pengukuran dapat menggunakan metode menghitung luar area dibawah kurva yang dihasilkan oleh pengukuran dynamic resistance. Terdapat 2 model yang dapat dilakukan, yaitu : Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 111

119 Menggunakan kurva R vs time Kurva yang dipakai adalah kurva nilai R terukur terhadap time (waktu) yang dibutuhkan dalam operasi open. Berikut merupakan contoh studi kasus terhadap pemakaian metode ini. Dilakukan percobaan terhadap beberapa kondisi dari kontak yang akan digunakan. Gambar-3.9. Kondisi berbagai kontak yang digunakan Gambar Hasil pengujian pada berbagai kondisi kontak Gambar diatas merupakan kurva hasil pengukuran dynamic resistance terhadap ke-4 moving contact yang digunakan. Untuk dapat menggunakan metode ini, maka kurva tersebut diolah secara regresi untuk dapat mempermudah didalam perhitungan luas kumulatif area dibawah kurva. Gambar Hasil regresi pada pengujian dinamik resistance Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 112

120 Dari perhitungan, dapat disimpulkan bahwa luas kumulatif area dibawah kurva akan semakin membesar seiring dengan memburuknya kondisi dari moving contact yang dipakai. Menggunakan kurva R vs contact travel Kurva yang dipakai adalah kurva nilai R terukur terhadap kurva contact travel yang diterjadi selama operasi open. Gambar Hasil kurva R vs contact travel Keterangan : Ra (Ωµ) = avg. R kontak utama Dp (mm) = wipe kontak utama Da (mm) = wipe arcing kontak Pa (mm) = posisi kontak PMT pada arcing kontak Ra (Ωµ) = avg. R arcing kontak Ra*Da (mω.mm) = luas area R vs contact travel Berikut merupakan contoh studi kasus terhadap pemakaian metode ini. Gambar Contoh hasil pengujian (kurva R vs time travel) Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 113

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 PENGERTIAN Berdasarkan IEV (International Electrotechnical Vocabulary) 441-14-20 disebutkan bahwa Circuit Breaker (CB) atau Pemutus Tenaga (PMT) merupakan peralatan saklar /

Lebih terperinci

2. KLASIFIKASI PMT Berdasarkan besar / kelas tegangan (Um)

2. KLASIFIKASI PMT Berdasarkan besar / kelas tegangan (Um) 2. KLASIFIKASI PMT Klasifikasi Pemutus Tenaga dapat dibagi atas beberapa jenis, antara lain berdasarkan tegangan rating/nominal, jumlah mekanik penggerak, media isolasi, dan proses pemadaman busur api

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA (PMT) MENGGUNAKAN MEDIA PEMADAM GAS SF6 DI GARDU INDUK UNGARAN 150 KV APP SEMARANG BASE CAMP SEMARANG

PEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA (PMT) MENGGUNAKAN MEDIA PEMADAM GAS SF6 DI GARDU INDUK UNGARAN 150 KV APP SEMARANG BASE CAMP SEMARANG PEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA (PMT) MENGGUNAKAN MEDIA PEMADAM GAS SF6 DI GARDU INDUK UNGARAN 150 KV APP SEMARANG BASE CAMP SEMARANG Faisal Oktavian S. 1,Ir.Juningtyastuti, M.T. 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen

Lebih terperinci

BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR SENTRAL DI PT.PLN APP DURIKOSAMBI

BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR SENTRAL DI PT.PLN APP DURIKOSAMBI BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR SENTRAL DI PT.PLN APP DURIKOSAMBI 4.1 In Service / Visual Inspection 4.1.1 Pengertian Merupakan kegiatan inspeksi atau pengecekan yang dilakukan dengan menggunakan 5 sense (panca

Lebih terperinci

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTIK

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTIK MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTIK SISTEM PROTEKSI GARDU INDUK DAN JARINGAN 150 kv MENGGUNAKAN PEMUTUS TENAGA (PMT) MEDIA GAS SF6 DI GARDU INDUK 150 kv KEBASEN PT. PLN (PERSERO) P3B JB UPT TEGAL Oleh : JOHAN

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA (PMT) MEDIA PEMADAM BUSUR API GAS SF6 DENGAN PENGGERAK SPRING PT. PLN (PERSERO) P3B REGIONAL JATENG DAN DIY UPT

PEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA (PMT) MEDIA PEMADAM BUSUR API GAS SF6 DENGAN PENGGERAK SPRING PT. PLN (PERSERO) P3B REGIONAL JATENG DAN DIY UPT PEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA (PMT) MEDIA PEMADAM BUSUR API GAS SF6 DENGAN PENGGERAK SPRING PT. PLN (PERSERO) P3B REGIONAL JATENG DAN DIY UPT. SEMARANG GI 150 kv SRONDOL Aji Suryo Alam 1, Dr. Ir. Hermawan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Di era yang modern ini kebutuhan akan tenaga listrik sudah menjadi kebutuhan primer baik dikota-kota besar maupun kota-kota kecil, hampir seluruh peralatan penunjang

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA GARDU INDUK 150 KV KRAPYAK

PEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA GARDU INDUK 150 KV KRAPYAK PEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA GARDU INDUK 150 KV KRAPYAK Lukas Santoro. 1, Ir. Yuningtyastuti, MT. 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto,

Lebih terperinci

CIRCUIT BREAKER (CB) ATAU PEMUTUS TENAGA LISTRIK (PMT)

CIRCUIT BREAKER (CB) ATAU PEMUTUS TENAGA LISTRIK (PMT) CIRCUIT BREAKER (CB) ATAU PEMUTUS TENAGA LISTRIK (PMT) Circuit breaker atau Pemutus Tenaga Listrik adalah salah satu peralatan pemutus rangkaian pada suatu sistem tenaga listrik, yang mampu untuk membuka

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA TIPE GAS SF6 GARDU INDUK 150 KV UNGARAN

PEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA TIPE GAS SF6 GARDU INDUK 150 KV UNGARAN PEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA TIPE GAS SF6 GARDU INDUK 150 KV UNGARAN Taufik Ardian Ramadhana. 1, Ir.Bambang Winardi. 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

E M U T U S T E N A G A D : P D M / P G I

E M U T U S T E N A G A D : P D M / P G I B u k u P e d o m a n P e m e l i h a r a a n P E M U T U S T E N A G A D o k u m e n n o m o r : P D M / P G I / 0 7 : 2 0 1 4 P T P L N ( P E R S E R O ) J l T r u n o j o y o B l o k M I / 1 3 5 J A

Lebih terperinci

Sistem Pengoperasian dan Pemeliharaan Pemisah (Disconnecting Switch) Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi 500 kv Gandul

Sistem Pengoperasian dan Pemeliharaan Pemisah (Disconnecting Switch) Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi 500 kv Gandul Nama Sistem Pengoperasian dan Pemeliharaan Pemisah (Disconnecting Switch) Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi 500 kv Gandul : Tri Hardiyanto NPM : 16410946 Fakultas Jurusan Pembimbing : Teknologi Industri

Lebih terperinci

BAB II KARAKTERISTIK PEMUTUS TENAGA

BAB II KARAKTERISTIK PEMUTUS TENAGA BAB II KARAKTERISTIK PEMUTUS TENAGA 2.1 Fungsi Pemutus Tenaga Pemutus tenaga (PMT) adalah saklar yang dapat digunakan untuk menghubungkan atau memutuskan arus atau daya listrik sesuai dengan ratingnya.

Lebih terperinci

BAB IV PERAWATAN TRANSFORMATOR TENAGA 150 KV DI GARDU INDUK APP DURIKOSAMBI

BAB IV PERAWATAN TRANSFORMATOR TENAGA 150 KV DI GARDU INDUK APP DURIKOSAMBI BAB IV PERAWATAN TRANSFORMATOR TENAGA 150 KV DI GARDU INDUK APP DURIKOSAMBI 4.1 Trafo Step Up 150 kv PT. PLN Durikosambi Gardu Induk Durikosambi berjenis gardu induk Switchyard, yakni gardu induk yang

Lebih terperinci

PERALATAN PEMUTUS DAYA YANG FUNGSI UTAMANYA MENCATAT DAN MEMUTUSKAN DAYA LISTRIK KE PERALATAN / BEBAN.

PERALATAN PEMUTUS DAYA YANG FUNGSI UTAMANYA MENCATAT DAN MEMUTUSKAN DAYA LISTRIK KE PERALATAN / BEBAN. FUNGSI DARI SWITCHGEAR : PERALATAN PEMUTUS DAYA YANG FUNGSI UTAMANYA MENCATAT DAN MEMUTUSKAN DAYA LISTRIK KE PERALATAN / BEBAN. SWITCHGEAR (CIRCUIT BREAKER) TEGANGAN RENDAH YANG DIBAHAS ADALAH JENIS A.C.B.

Lebih terperinci

Muchamad Arif Sasmita 1, Ir. Agung Nugroho M. Kom. 2

Muchamad Arif Sasmita 1, Ir. Agung Nugroho M. Kom. 2 Operasi dan Pemeliharaan Pemutus Tenaga Dengan SF6 (Sulfur hexafluoride) Sebagai Pemadam Busur Api Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET) 500 kv Ungaran Muchamad Arif Sasmita 1, Ir. Agung Nugroho M.

Lebih terperinci

L/O/G/O RINCIAN PERALATAN GARDU INDUK

L/O/G/O RINCIAN PERALATAN GARDU INDUK L/O/G/O RINCIAN PERALATAN GARDU INDUK Disusun Oleh : Syaifuddin Z SWITCHYARD PERALATAN GARDU INDUK LIGHTNING ARRESTER WAVE TRAP / LINE TRAP CURRENT TRANSFORMER POTENTIAL TRANSFORMER DISCONNECTING SWITCH

Lebih terperinci

Pengujian Keserempakan Pemutus Tenaga (PMT) Three Pole 150 kv Bay Trafo Gardu Induk Simulator Udiklat Semarang (TLM Academy)

Pengujian Keserempakan Pemutus Tenaga (PMT) Three Pole 150 kv Bay Trafo Gardu Induk Simulator Udiklat Semarang (TLM Academy) Pengujian Keserempakan Pemutus Tenaga (PMT) Three Pole 150 kv Bay Trafo Gardu Induk Simulator Udiklat Semarang (TLM Academy) Anindita Singgih Pambudi 1, Dr. Ir. Hermawan, DEA 2 Jurusan Teknik Elektro Fakultas

Lebih terperinci

Peralatan Tegangan Tinggi

Peralatan Tegangan Tinggi Peralatan Tegangan Tinggi Contents 1 Jenis Peralatan Tegangan Tinggi 2 Spesifikasi Peralatan Tegangan Tinggi Jenis Peralatan Tegangan Tinggi Peralatan Pengaman (Proteksi) - Circuit Breaker - Surge Protector

Lebih terperinci

LAPORAN KERJA PRAKTEK PERAWATAN PEMUTUS TENAGA (CIRCUIT BREAKER) DI PT. APP PLN DURIKOSAMBI

LAPORAN KERJA PRAKTEK PERAWATAN PEMUTUS TENAGA (CIRCUIT BREAKER) DI PT. APP PLN DURIKOSAMBI LAPORAN KERJA PRAKTEK PERAWATAN PEMUTUS TENAGA (CIRCUIT BREAKER) DI PT. APP PLN DURIKOSAMBI Diajukan untuk Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh Nama : Amsal

Lebih terperinci

BAB IV PEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA (CIRCUIT BREAKER) DI APP DURI KOSAMBI

BAB IV PEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA (CIRCUIT BREAKER) DI APP DURI KOSAMBI BAB IV PEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA (CIRCUIT BREAKER) DI APP DURI KOSAMBI 4.1 Definisi dan Tujuan Pemeliharaan Pemeliharaan peralatan listrik tegangan tinggi adalah serangkaian tindakan atau proses kegiatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada prinsipnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

BAB III METODE PENELITIAN. Pada prinsipnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 32 BAB III METODE PENELITIAN Pada prinsipnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah minyak sawit (palm oil) dapat digunakan sebagai isolasi cair pengganti minyak trafo, dengan melakukan pengujian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Jaringan tenaga listrik secara garis besar terdiri dari pusat pembangkit jaringan transmisi (gardu induk) dan jaringan distribusi. Jaringan tenaga listrik terdiri dari

Lebih terperinci

saklar pemisah (disconnecting switch)

saklar pemisah (disconnecting switch) saklar pemisah (disconnecting switch) Mochammad Facta S.T.,M.T., APP, Ph.D Tahun 2015 Referensi 1. Arisminandar A., Teknik Tenaga Listrik III: Gardu Induk, Pradnya Pramita, 1990 2. GEC Measurement, Protective

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN PMT PADA GARDU INDUK 150 KV SRONDOL PT. PLN (PERSERO) P3B JB APP SEMARANG BC SEMARANG

PEMELIHARAAN PMT PADA GARDU INDUK 150 KV SRONDOL PT. PLN (PERSERO) P3B JB APP SEMARANG BC SEMARANG Makalah Seminar Kerja Praktek PEMELIHARAAN PMT PADA GARDU INDUK 150 KV SRONDOL PT. PLN (PERSERO) P3B JB APP SEMARANG BC SEMARANG Farid Hermanto.1, Tejo Sukmadi.2 1Mahasiswa dan 2Dosen Jurusan Teknik Elektro,

Lebih terperinci

Politeknik Negeri Sriwijaya

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Suatu sistem tenaga listrik pada dasarnya terdiri dari susunan pembangkit, transmisi dan jaringan distribusi yang terhubung satu sama lain untuk membangkitkan, mentransmisikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemutus Tenaga (PMT) Pemutus tenaga adalah alat yang terpasang pada gardu induk yang berfungsi untuk menghubungkan dan memutus arus beban atau arus gangguan. Syarat

Lebih terperinci

BAB IV PEMELIHARAAN TRAFO DISTRIBUSI

BAB IV PEMELIHARAAN TRAFO DISTRIBUSI BAB IV PEMELIHARAAN TRAFO DISTRIBUSI 4.1 Pengerian dan Tujuan Pemeliharaan Pemeliharaan peralatan listrik tegangan tinggi adalah serangkaian tindakan atau proses kegiatan untuk mempertahankan kondisi dan

Lebih terperinci

BAB III PEMUTUS TENAGA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH

BAB III PEMUTUS TENAGA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH BAB III PEMAKAIAN GAS SF 6 DAN HAMPA UDARA PADA PEMUTUS TENAGA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 3.1 Pemutus Tenaga Sulfur Hexafluoride (SF 6 ) Penggunaan gas SF 6 sebagai media di dalam pemutus tenaga, karena

Lebih terperinci

Oleh Maryono SMK Negeri 3 Yogyakarta

Oleh Maryono SMK Negeri 3 Yogyakarta Oleh Maryono SMK Negeri 3 Yogyakarta - Circuit Breaker (CB) 1. MCB (Miniatur Circuit Breaker) 2. MCCB (Mold Case Circuit Breaker) 3. NFB (No Fuse Circuit Breaker) 4. ACB (Air Circuit Breaker) 5. OCB (Oil

Lebih terperinci

BAB II GAS INSULATED SWITCHGEAR ( GIS ) GIS yang sekarang telah menggunakan Gas SF6 ( Sulfur Hexafluoride )

BAB II GAS INSULATED SWITCHGEAR ( GIS ) GIS yang sekarang telah menggunakan Gas SF6 ( Sulfur Hexafluoride ) BAB II GAS INSULATED SWITCHGEAR ( GIS ) 2.1 SEJARAH GIS GIS yang sekarang telah menggunakan Gas SF6 ( Sulfur Hexafluoride ) sebagai media isolasi, menjadikannya sebagai sebuah teknologi yang maju dan telah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Jaringan sistem tenaga listrik [4]

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Jaringan sistem tenaga listrik [4] BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Jaringan tenaga listrik secara garis besar terdiri dari pusat pembangkit, jaringan transmisi (gardu induk dan jaringan) dan jaringan distribusi. Jaringan tenaga listrik

Lebih terperinci

SISTEM PROTEKSI RELAY

SISTEM PROTEKSI RELAY SISTEM PROTEKSI RELAY SISTEM PROTEKSI PADA GARDU INDUK DAN SPESIFIKASINYA OLEH : WILLYAM GANTA 03111004071 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2015 SISTEM PROTEKSI PADA GARDU INDUK

Lebih terperinci

BAB VII PEMERIKSAAN & PENGUJIAN INSTALASI PEMANFAATAN TEGANGAN RENDAH

BAB VII PEMERIKSAAN & PENGUJIAN INSTALASI PEMANFAATAN TEGANGAN RENDAH BAB VII PEMERIKSAAN & PENGUJIAN INSTALASI PEMANFAATAN TEGANGAN RENDAH 216 217 Pekerjaan instalasi listrik yang telah selesai dikerjakan dan akan dioperasikan, tidak serta merta langsung boleh dioperasikan.

Lebih terperinci

Instalasi Listrik MODUL III. 3.1 Umum

Instalasi Listrik MODUL III. 3.1 Umum MODUL III Instalasi Listrik 3.1 Umum Instalasi listrik system distribusi terdapat dimana mana, baik pada system pembangkitan maupun pada system penyaluran (transmisi/distribusi) dalam bentuk instalasi

Lebih terperinci

SAKLAR PEMISAH (PMS)

SAKLAR PEMISAH (PMS) SAKLAR PEMISAH (PMS) diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknik Tegangan Tinggi Dosen Pengampu : Dr. Hasbullah, S.Pd., M.T. Oleh : Eka Nugraha 1104351 Firna Anindyaputri R 1101097 Ilman Yahdiyan

Lebih terperinci

BAB III DASAR TEORI.

BAB III DASAR TEORI. 13 BAB III DASAR TEORI 3.1 Pengertian Cubicle Cubicle 20 KV adalah komponen peralatan-peralatan untuk memutuskan dan menghubungkan, pengukuran tegangan, arus, maupun daya, peralatan proteksi, dan control

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teori Dasar MCB MCB (Miniature Circuit Breaker) atau pemutus tenaga berfungsi untuk memutuskan suatu rangkaian apabila ada arus yamg mengalir dalam rangkaian atau beban listrik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Pengertian Pemutus Tenaga (PMT) [1] Pemutus Tenaga (PMT) atau Circuit Breaker adalah suatu peralatan pemutus rangkaian listrik pada suatu sistem tenaga listrik, yang mampu untuk

Lebih terperinci

BAB IV. PENGOPERASIAN dan PENANGANAN ELECTROSTATIC PRECIPITATOR

BAB IV. PENGOPERASIAN dan PENANGANAN ELECTROSTATIC PRECIPITATOR BAB IV PENGOPERASIAN dan PENANGANAN ELECTROSTATIC PRECIPITATOR 4.1 Pengoperasian Untuk mengoperasikan ESP, ada presedur yang harus diperhatikan, yaitu : 1. Pemeriksaan sebelum start-up 2. Start-up 3. Pemeliharaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN. fasa dari segi sistim kelistrikannya maka dilakukan pengamatan langsung

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN. fasa dari segi sistim kelistrikannya maka dilakukan pengamatan langsung BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN 4.1 Umum Untuk menganalisa kegagalan pengasutan pada motor induksi 3 fasa dari segi sistim kelistrikannya maka dilakukan pengamatan langsung ( visual ) terhadap motor induksi

Lebih terperinci

UNIT I INSTALASI PENERANGAN PERUMAHAN SATU FASE

UNIT I INSTALASI PENERANGAN PERUMAHAN SATU FASE UNIT I INSTALASI PENERANGAN PERUMAHAN SATU FASE I. TUJUAN 1. Praktikan dapat mengetahui jenis-jenis saklar, pemakaian saklar cara kerja saklar. 2. Praktikan dapat memahami ketentuanketentuan instalasi

Lebih terperinci

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK Oleh: FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS NEGERI MALANG Oktober 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring jaman

Lebih terperinci

PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pemeliharaan Kubikel

PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pemeliharaan Kubikel 4. PENGERTIAN DAN TUJUAN PEMELIHARAAN Adalah kegiatan yang meliputi rangkaian tahapan kerja mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga pengendalian dan evaluasi pekerjaan pemeliharaan instalasi dan sistem

Lebih terperinci

Sela Batang Sela batang merupakan alat pelindung surja yang paling sederhana tetapi paling kuat dan kokoh. Sela batang ini jarang digunakan pad

Sela Batang Sela batang merupakan alat pelindung surja yang paling sederhana tetapi paling kuat dan kokoh. Sela batang ini jarang digunakan pad 23 BAB III PERALATAN PROTEKSI TERHADAP TEGANGAN LEBIH 3.1 Pendahuluan Gangguan tegangan lebih yang mungkin terjadi pada Gardu Induk dapat disebabkan oleh beberapa sumber gangguan tegangan lebih. Perlindunga

Lebih terperinci

makalah tentang kubikel 20 kv

makalah tentang kubikel 20 kv makalah tentang kubikel 20 kv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam perkembangannya, kebutuhan energi listrik semakin meningkat, sedangkan masyarakat sebagai konsumen energi listrik juga bertambah

Lebih terperinci

PENGOPERASIAN KUBIKEL 20 KV

PENGOPERASIAN KUBIKEL 20 KV PENGOPERASIAN KUBIKEL 20 KV PENGERTIAN Pengertian pengoperasian kubikel adalah merubah posisi keluar / masuk kontak hubung (LBS, PMT) dgardu induk, gardu distribusi dan gardu hubung untuk keperluan : Pengaturan

Lebih terperinci

BAB III. CIRCUIT BREAKER DAN FUSE (SEKERING)

BAB III. CIRCUIT BREAKER DAN FUSE (SEKERING) BAB III. CIRCUIT BREAKER DAN FUSE (SEKERING) 3.1. Circuit Breaker Circuit breaker seperti halnya sekering adalah merupakan alat proteksi, walaupun circuit breaker dilengkapi dengan fasilitas untuk switching.

Lebih terperinci

Gambar struktur fungsi solenoid valve pneumatic

Gambar struktur fungsi solenoid valve pneumatic A. PNEUMATIK 1. Prinsip Kerja Peralatan Pneumatik Prinsip kerja dari solenoid valve/katup (valve) solenoida yaitu katup listrik yang mempunyai koil sebagai penggeraknya dimana ketika koil mendapat supply

Lebih terperinci

BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR

BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR 3.1 Mesin Perakit Radiator Mesin perakit radiator adalah mesin yang di gunakan untuk merakit radiator, yang terdiri dari tube, fin, end plate, dan side plate.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. HALAMAN PERNYATAAN...iii. MOTTO... iv. PERSEMBAHAN... v. PRAKATA... vi. DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. HALAMAN PERNYATAAN...iii. MOTTO... iv. PERSEMBAHAN... v. PRAKATA... vi. DAFTAR ISI... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN...iii MOTTO... iv PERSEMBAHAN... v PRAKATA... vi DAFTAR ISI...viii DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR RUMUS... xv INTISARI...

Lebih terperinci

III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 3.1. Umum Berdasarkan standard operasi PT. PLN (Persero), setiap pelanggan energi listrik dengan daya kontrak di atas 197 kva dilayani melalui jaringan tegangan menengah

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) adalah sebagai konstruksi termurah untuk penyaluran tenaga listrik pada daya yang sama. Konstruksi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Proses Penyaluran Tenaga Listrik Ke Konsumen Didalam dunia kelistrikan sering timbul persoalan teknis, dimana tenaga listrik dibangkitkan pada tempat-tempat tertentu, sedangkan

Lebih terperinci

BAB V MENGENAL KOMPONEN SISTEM PENDINGIN

BAB V MENGENAL KOMPONEN SISTEM PENDINGIN BAB V MENGENAL KOMPONEN SISTEM PENDINGIN Pada bab ini, sistem pendingin dibagi dalam dua kategori yaitu sistem pemipaan dan sistem kelistrikan. Komponen dalam sistem pemipaan terdiri dari; kompresor, kondenser,

Lebih terperinci

BAB IV PEMILIHAN KOMPONEN DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV PEMILIHAN KOMPONEN DAN PENGUJIAN ALAT BAB IV PEMILIHAN KOMPONEN DAN PENGUJIAN ALAT Pada bab sebelumnya telah diuraikan konsep rancangan dan beberapa teori yang berhubungan dengan rancangan ACOS (Automatic Change Over Switch) pada AC (Air Conditioning)

Lebih terperinci

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut : SISTEM PNEUMATIK SISTEM PNEUMATIK Pneumatik berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara atau angin. Semua sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang dimampatkan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

HANDOUT KENDALI MESIN LISTRIK

HANDOUT KENDALI MESIN LISTRIK HANDOUT KENDALI MESIN LISTRIK OLEH: DRS. SUKIR, M.T JURUSAN PT ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA A. Dasar Sistem Pengendali Elektromagnetik. Materi dasar sistem pengendali elektromagnetik

Lebih terperinci

MENGENAL ALAT UKUR. Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat )

MENGENAL ALAT UKUR. Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat ) MENGENAL ALAT UKUR AMPER METER Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat ) Arus = I satuannya Amper ( A ) Cara menggunakannya yaitu dengan disambung

Lebih terperinci

DASAR PENGUKURAN LISTRIK

DASAR PENGUKURAN LISTRIK DASAR PENGUKURAN LISTRIK OUTLINE 1. Objektif 2. Teori 3. Contoh 4. Simpulan Objektif Teori Tujuan Pembelajaran Mahasiswa mampu: Menjelaskan dengan benar mengenai prinsip dasar pengukuran. Mengukur arus,

Lebih terperinci

MEMBUAT TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS DAN ALAT EVALUASI PEMBELAJARAN JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

MEMBUAT TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS DAN ALAT EVALUASI PEMBELAJARAN JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN MEMBUAT TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS DAN ALAT EVALUASI PEMBELAJARAN diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Media Pembelajaran yang dibimbing oleh Bapak Drs. Ganti Depari, ST.M.Pd Disusun oleh

Lebih terperinci

- Pengujian resistansi isolasi - Pengujian daya tahan tegangan AC/DC

- Pengujian resistansi isolasi - Pengujian daya tahan tegangan AC/DC Pemeliharaan CB PEMELIHARAAN POWER CB Pemeliharaan Power CB secara periodik pada gardu distribusi disarankan dilakukan minimal setiap tahun. Jika selama pengoperasian, p CB melakukan interupsi gangguan

Lebih terperinci

BAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK. Gambar 2.1 Gardu Induk

BAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK. Gambar 2.1 Gardu Induk BAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK Gardu Induk merupakan suatu instalasi listrik yang terdiri atas beberapa perlengkapan dan peralatan listrik dan menjadi penghubung listrik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam tugas akhir ini ada beberapa alat dan bahan yang digunakan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam tugas akhir ini ada beberapa alat dan bahan yang digunakan dalam BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Dalam tugas akhir ini ada beberapa alat dan bahan yang digunakan dalam merancang bangun, yaitu : 3.1.1 Alat Alat-alat yang digunakan dalam perancangan Variable

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. P 1 P 2. Gambar 4.1 Rangkaian Pengujian Rasio Trafo Arus S 2 S 1. Alat Uji Arus 220 V

BAB IV PEMBAHASAN.  P 1 P 2. Gambar 4.1 Rangkaian Pengujian Rasio Trafo Arus S 2 S 1. Alat Uji Arus 220 V BAB IV PEMBAHASAN Sebelum melakukan pemasangan CT TR terdapat langkah langkah yang wajib apakah CT yang kita pasang baik di gunakan atau tidak berikut tahapan sebelum melakukan pemasanga CT TR 4.1 Pengujian

Lebih terperinci

Program pemeliharaan. Laporan pemeliharaan

Program pemeliharaan. Laporan pemeliharaan 17 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 PROSES KERJA PEMERIKSAAN DAN PEMELIHARAAN Berikut diagram alir proses perawatan dan pemeliharaan Jadwal pemeliharaan Program pemeliharaan Pemeliharaan Mingguan

Lebih terperinci

STANDAR KONSTRUKSI GARDU DISTRIBUSI DAN KUBIKEL TM 20 KV

STANDAR KONSTRUKSI GARDU DISTRIBUSI DAN KUBIKEL TM 20 KV STANDAR KONSTRUKSI GARDU DISTRIBUSI DAN KUBIKEL TM 20 KV JENIS GARDU 1. Gardu Portal Gardu Distribusi Tenaga Listrik Tipe Terbuka ( Out-door ), dengan memakai DISTRIBUSI kontruksi dua tiang atau lebih

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN DAN PERTIMBANGAN PENEMPATAN ARRESTER PADA GARDU INDUK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG

PEMELIHARAAN DAN PERTIMBANGAN PENEMPATAN ARRESTER PADA GARDU INDUK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG PEMELIHARAAN DAN PERTIMBANGAN PENEMPATAN ARRESTER PADA GARDU INDUK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG Wahyu Arief Nugroho 1, Hermawan 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI Sistem Tenaga Listrik Tegangan Menengah. adalah jaringan distribusi primer yang dipasok dari Gardu Induk

LANDASAN TEORI Sistem Tenaga Listrik Tegangan Menengah. adalah jaringan distribusi primer yang dipasok dari Gardu Induk II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Tenaga Listrik Tegangan Menengah Sistem Distribusi Tenaga Listrik adalah kelistrikan tenaga listrik mulai dari Gardu Induk / pusat listrik yang memasok ke beban menggunakan

Lebih terperinci

BAB III PENGASUTAN MOTOR INDUKSI

BAB III PENGASUTAN MOTOR INDUKSI BAB III PENGASUTAN MOTOR INDUKSI 3.1 Umum Masalah pengasutan motor induksi yang umum menjadi perhatian adalah pada motor-motor induksi tiga phasa yang memiliki kapasitas yang besar. Pada waktu mengasut

Lebih terperinci

Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel

Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel A. Tujuan Mahasiswa mampu dan terampil melakukan pemasangan instalasi listrik secara seri, paralel, seri-paralel, star, dan delta. Mahasiswa mampu menganalisis rangkaian

Lebih terperinci

PENENTUAN KAPASITAS PEMUTUS TENAGA (PMT) DENGAN MEDIA GAS PADA GARDU INDUK SEDUDUK PUTIH

PENENTUAN KAPASITAS PEMUTUS TENAGA (PMT) DENGAN MEDIA GAS PADA GARDU INDUK SEDUDUK PUTIH PENENTUAN KAPASITAS PEMUTUS TENAGA (PMT) DENGAN MEDIA GAS PADA GARDU INDUK SEDUDUK PUTIH LAPORAN AKHIR Dibuat untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Jurusan Teknik Elektro Program Studi

Lebih terperinci

Percobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR)

Percobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR) Percobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR) I. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mahasiswa mampu memasang dan menganalisis 2. Mahasiswa mampu membuat rangkaian

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Iwan Setiawan, Wagiman, Supardi dalam tulisannya Penentuan Perpindahan

BAB II DASAR TEORI. Iwan Setiawan, Wagiman, Supardi dalam tulisannya Penentuan Perpindahan 5 BAB II DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Iwan Setiawan, Wagiman, Supardi dalam tulisannya Penentuan Perpindahan Sakelar Elektromagnetik dari Y ke Motor Listrik Induksi 3 Fasa pada prosiding seminar pengelolaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Instalasi Listrik Instalasi listrik adalah saluran listrik beserta gawai maupun peralatan yang terpasang baik di dalam maupun diluar bangunan untuk menyalurkan arus

Lebih terperinci

Peralatan utama yang terpasang di gardu induk dan saluran transmisi adalah : b). Saluran Udara c). Saluran Kabel

Peralatan utama yang terpasang di gardu induk dan saluran transmisi adalah : b). Saluran Udara c). Saluran Kabel 1. 1.1. Manajemen Pemeliharaan 1.1.1. Permasalahan Pemeliharaan Peralatan Pada umumnya lokasi sumber energi primer konvensional tidak selalu dekat dengan pusat beban sehingga pusat pembangkit listrik dibangun

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PROTEKSI JARINGAN DISTRIBUSI

BAB III SISTEM PROTEKSI JARINGAN DISTRIBUSI BAB III SISTEM PROTEKSI JARINGAN DISTRIBUSI 3.1 Umum Sebaik apapun suatu sistem tenaga dirancang, gangguan pasti akan terjadi pada sistem tenaga tersebut. Gangguan ini dapat merusak peralatan sistem tenaga

Lebih terperinci

Laporan Kerja Praktek di PT.PLN (Persero) BAB III TINJAUAN PUSTAKA. 3.1 Pengertian PMCB (Pole Mounted Circuit Breaker)

Laporan Kerja Praktek di PT.PLN (Persero) BAB III TINJAUAN PUSTAKA. 3.1 Pengertian PMCB (Pole Mounted Circuit Breaker) BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Pengertian PMCB (Pole Mounted Circuit Breaker) PMCB (Pole Mounted Circuit Breaker) adalah sistem pengaman pada Tiang Portal di Pelanggan Tegangan Menengah 20 kv yang dipasang

Lebih terperinci

4.3 Sistem Pengendalian Motor

4.3 Sistem Pengendalian Motor 4.3 Sistem Pengendalian Motor Tahapan mengoperasikan motor pada dasarnya dibagi menjadi 3 tahap, yaitu : - Mulai Jalan (starting) Untuk motor yang dayanya kurang dari 4 KW, pengoperasian motor dapat disambung

Lebih terperinci

Pengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali

Pengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali 7a 1. 8 Tambahan (Suplemen) Pengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali Pada industri modern saat ini control atau pengendali suatu system sangatlah diperlukan untuk lancarnya proses produksi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II PENDAHULUAN BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bakar Bensin Motor bakar bensin adalah mesin untuk membangkitkan tenaga. Motor bakar bensin berfungsi untuk mengubah energi kimia yang diperoleh dari

Lebih terperinci

Standby Power System (GENSET- Generating Set)

Standby Power System (GENSET- Generating Set) DTG1I1 Standby Power System (- Generating Set) By Dwi Andi Nurmantris 1. Rectifiers 2. Battery 3. Charge bus 4. Discharge bus 5. Primary Distribution systems 6. Secondary Distribution systems 7. Voltage

Lebih terperinci

BAB III TEORI DASAR DAN DATA

BAB III TEORI DASAR DAN DATA BAB III TEORI DASAR DAN DATA 3.1. MENENTUKAN JARAK ARRESTER Analisis data merupakan bagian penting dalam penelitian, karena dengan analisis data yang diperoleh mampu memberikan arti dan makna untuk memecahkan

Lebih terperinci

BAB 12 INSTRUMEN DAN SISTEM PERINGATAN

BAB 12 INSTRUMEN DAN SISTEM PERINGATAN BAB 12 INSTRUMEN DAN SISTEM PERINGATAN 12.1. Pendahuluan Bab ini berisi sistem kelistrikan bodi yang berhubungan dengan suatu pengukur bagi pengemudi yang sebagian atau keseluruhannya berada pada panel

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Distributed Generation Distributed Generation adalah sebuah pembangkit tenaga listrik yang bertujuan menyediakan sebuah sumber daya aktif yang terhubung langsung dengan jaringan

Lebih terperinci

ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB

ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB 252 Oleh Vigor Zius Muarayadi (41413110039) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana Sistem proteksi jaringan tenaga

Lebih terperinci

Tabel 4.1. Komponen dan Simbol-Simbol dalam Kelistrikan. No Nama Simbol Keterangan Meter analog. 1 Baterai Sumber arus

Tabel 4.1. Komponen dan Simbol-Simbol dalam Kelistrikan. No Nama Simbol Keterangan Meter analog. 1 Baterai Sumber arus BAB 4 RANGKAIAN LISTRIK DAN PERBAIKANNYA 4.1. Pendahuluan Rangkaian listrik merupakan satu sistem yang terdiri dari beberapa komponen kelistrikan dan kabel-kabel penghantar yang menghubungkan satu komponen

Lebih terperinci

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemeliharaan/Inspeksi peralatan listrik adalah serangkaian tindakan atau proses kegiatan untuk mempertahankan kondisi dan meyakinkan bahwa peralatan dapat berfungsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Umum Lightning Arrester merupakan alat proteksi peralatan listrik terhadap tegangan lebih yang disebabkan oleh petir atau surja hubung (switching surge). Alat ini bersifat

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK Tim penyusun: Diana Rahmawati, S. T., M. T. Haryanto, S. T., M. T. Koko Joni, S. T., M. Eng. Achmad Ubaidillah, S. T., M. T. Riza Alfita, S. T., M. T. Miftachul

Lebih terperinci

BAB IV MENGENAL FISIK LEMARI ES

BAB IV MENGENAL FISIK LEMARI ES BAB IV MENGENAL FISIK LEMARI ES Mengenal fisik lemari es sangat diperlukan baik oleh pemilik atau calon tukang servis. Pada saat melakukan pemeliharaan terkadang kita dituntut untuk bisa membuka bagian-bagian

Lebih terperinci

INSPEKSI PEMUTUS TENAGA (PMT) PADA TRANSFORMATOR DAYA DI GARDU INDUK KERAMASAN

INSPEKSI PEMUTUS TENAGA (PMT) PADA TRANSFORMATOR DAYA DI GARDU INDUK KERAMASAN INSPEKSI PEMUTUS TENAGA (PMT) PADA TRANSFORMATOR DAYA DI GARDU INDUK KERAMASAN LAPORAN AKHIR Disusun Untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Pada Jurusan Teknik Elektro Program Studi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Gambar 4.1 Alur proses reparasi mesin cuci

BAB IV PEMBAHASAN. Gambar 4.1 Alur proses reparasi mesin cuci BAB IV PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES PERBAIKAN/PENGGANTIAN KOMPONEN YANG RUSAK PENGECEKAN CAPASITOR, DINAMO, SAKLAR TIMER PENGECEKAN INSTALASI POWER INPUT UNIT Gambar 4.1 Alur proses reparasi mesin cuci Alur

Lebih terperinci

BAB 2 GANGGUAN HUBUNG SINGKAT DAN PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK

BAB 2 GANGGUAN HUBUNG SINGKAT DAN PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK BAB 2 GANGGUAN HUBUNG SINGKAT DAN PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK 2.1 PENGERTIAN GANGGUAN DAN KLASIFIKASI GANGGUAN Gangguan adalah suatu ketidaknormalan (interferes) dalam sistem tenaga listrik yang mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PERANCANGAN DAN PABRIKASI

BAB IV HASIL PERANCANGAN DAN PABRIKASI BAB IV HASIL PERANCANGAN DAN PABRIKASI 4.1. Hasil Pembuatan Mesin DC Magnetron Sputtering Mesin DC Magnetron Sputtering yang sudah selesai dibuat dan siap dilakukan pengujian untuk pelapisan pada bahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bahan Penelitian Pada penelitian ini refrigeran yang digunakan adalah Yescool TM R-134a.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bahan Penelitian Pada penelitian ini refrigeran yang digunakan adalah Yescool TM R-134a. 3.1. Lokasi Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Motor Bakar Jurusan Teknik Mesin Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3.2. Bahan Penelitian Pada penelitian

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kubikel Bus Riser / Bus Tie (Interface)... 6 Kubikel PT Rel yang dilengkapi dengan Lightning Arrester (LA)... 7 Jenis Kubikel...

DAFTAR ISI. Kubikel Bus Riser / Bus Tie (Interface)... 6 Kubikel PT Rel yang dilengkapi dengan Lightning Arrester (LA)... 7 Jenis Kubikel... DAFTAR ISI DAFTAR ISI I DAFTAR GAMBAR IV DAFTAR TABEL V DAFTAR LAMPIRAN VI PRAKATA VII 1 1 PENDAHULUAN 1 11 Pengertian Kubikel Tegangan Menengah 1 111 Bagian Bagian Kubikel 2 12 Fungsi Kubikel 3 121 Kubikel

Lebih terperinci

No. Nama Komponen Fungsi

No. Nama Komponen Fungsi Jobsheet Baterai / Aki PROSEDUR MELEPAS BATERAI 1. Matikan mesin atau putar kunci kontak pada posisi OFF. 2. Buka tutup tempat baterai atau body pada sepeda motor. 3. Kendorkan terminal baterai negatif

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini dilakukan di Gardu Induk 150 KV Teluk Betung Tragi Tarahan, Bandar Lampung, Provinsi Lampung. B. Data Penelitian Untuk mendukung terlaksananya

Lebih terperinci

1.2 Tujuan Tujuan penulisan laporan kerja praktek ini adalah untuk mengetahui kondisi dari PMT yang akan dipasang pada GIS Kalisari.

1.2 Tujuan Tujuan penulisan laporan kerja praktek ini adalah untuk mengetahui kondisi dari PMT yang akan dipasang pada GIS Kalisari. Makalah Seminar Kerja Praktek PEMELIHARAAN PMT 20 KV MEDIA ISOLASI GAS SF6 KUBIKEL OUTGOING 7 GIS KALISARI Johanes Nugroho Adhi Prakosa, Ir. Juningtyastuti, MT. Mahasiswa dan Dosen Jurusan Teknik Elektro,

Lebih terperinci