BAB IV. PENGOPERASIAN dan PENANGANAN ELECTROSTATIC PRECIPITATOR
|
|
- Erlin Kusumo
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV PENGOPERASIAN dan PENANGANAN ELECTROSTATIC PRECIPITATOR 4.1 Pengoperasian Untuk mengoperasikan ESP, ada presedur yang harus diperhatikan, yaitu : 1. Pemeriksaan sebelum start-up 2. Start-up 3. Pemeliharaan selama operasi 4. Shutdown Pemeriksaan sebelum Start-up Untuk melakukan pemeriksaan tersebut, kita harus mengikuti beberapa prosedur kerja, yaitu : 1. Periksa dan pastikan tidak ada orang yang berada di dalam hopper ESP maupun di sekitar collecting plate. 2. Periksa dan pastikan tidak ada peralatan kerja yang tertinggal di dalam ESP. 3. Pemeriksaan motor penggetar. - Arah putaran motor harus sesuai dengan mekanisme kerja yang diinginkan. - Sekering motor harus dalam kondisi siap operasi. - Level oli motor harus sesuai dengan ukuran standar. - Posisi palu dan perangkat penggetar harus berada pada posisi yang benar. - Pengetesan pengirim sinyal pendeteksi kerusakan. 4. Pemeriksaan hopper. 5. Pemeriksaan semua isolasi. 6. Semua pemanas listrik harus berada dalam kondisi baik, batas bawah dan batas atas temperatur harus diatur/disesuaikan. 33
2 7. Pemeriksaan minyak dan grounding transformator. 8. Tahanan grounding transformator harus < 1Ω. 9. Konfirmasi semua operator ESP dan lepaskan perangkat pembumian yang digunakan. 10. Pemeriksaan dan pengetesan panel dan perangkat alarm. 11. Mengukuran tegangan pada jaringan listrik. 12. Periksa saluran udara masuk dari ID Fan. 13. Sistem kontrol DCS harus dalam kondisi normal. - Remote control penyearah trafo, perangkat penggetar, perangkat pemanas dan sistem penanganan abu hopper harus dalam kondisi normal. - Sistem kontrol tegangan tinggi harus dalam keadaan standby. - Tangki kontrol tegangan rendah harus dalam keadaan standby. - Sistem kontrol operasi manual dan operasi otomatis harus dalam kondisi baik. - Warna dari lampu alarm dan lampu indikasi harus benar. - Sistem operasi DCS dan menajemen data operasi dalam kondisi normal Menghidupkan / Startup ESP 1. Semua instruksi kerja dan langkah-langkah keselamatan kerja sudah dilaksanakan dengan benar. 2. Mengoperasikan sistem pemanas elektrik selama 24 jam sebelum sistem dioperasikan. 3. Mulai menjalankan sistem penanganan abu kering dan mengatur supaya semua perangkat penggetar ESP beroperasi selama 1 jam sebelum gas buang dari boiler masuk ke ESP. 4. Mengatur waktu kerja semua motor penggetar katoda dan anoda. 5. Setelah seluruh sistem dioperasikan dan oil gun berhenti menyuntikkan minyak, perangkat tegangan tinggi dioperasikan ketika temperatur saluran buang boiler > C. 34
3 Tabel 4.1 Pengaturan Waktu Operasi Rapper Field Rapping Period (s) Cathode Anode Time of Delay I Time of Rapping Time of Stop Time of Delay II Time of Rapping Time of Stop Time of Delay III Time of Rapping Time of Stop Time of Delay IV Time of Rapping Time of Stop Pemeliharaan Selama Operasi Supaya ESP bisa beroperasi dalam jangka waktu yang lama dan tingkat efisiensinya sesuai yang kita harapkan, maka harus dilakukan pemeliharaan peralatan secara rutin. Operator harus mengamati kondisi peralatan saat beroperasi dan melakukan pemeriksaan sesuai dengan prosedur berikut : 1. Pemeriksaan arus kerja semua sistem pemanas ruangan. Jika arus rendah berarti pemanas sudah rusak. Maka perlu dilakukan pemeriksaan sistem pendeteksi otomatis, kondisi kerja perangkat penggetar dan kesalahan pada rangkaian listrik lainnya. 2. Pemeriksaan panel kontrol dan sistem alarm. 3. Periksa arus dan tegangan pada sisi primer dan sekunder. Pada sisi primer arus harus bernilai A dan tegangan harus bernilai V, sedangkan pada sisi sekunder arus harus bernilai ma dan tegangan harus bernilai kv. Kondisi ini harus tetap dipertahankan selama operasi. 35
4 4. Sistem penanganan abu kering harus beroperasi dengan normal. Operasi sistem ini bisa dilihat dari DCS /Programmable Logic Control. 5. Pemeriksaan ash hopper. Jika ada kerak abu yang menempel pada ash hopper maka ash hopper harus dibersihkan. Setelah itu pemeriksaan katub dan pipa saluran pembuangan abu. 6. Pemeriksaan rapper dan motor rapper secara rutin. 7. Pemeriksaan level silikon minyak trafo. Pemeriksaan ini harus dilakukan sebulan sekali dan setelah hujan. 8. Pengontrolan beban dan pengoperasian boiler. Apabila terjadi kerusakan/permasalahan pada rectifier tegangan tinggi dari ESP pada satu sisi secara bersamaan, sistem tidak dapat di-restart. Maka beban boiler harus diturunkan Shutdown ESP Untuk menghentikan operasi ESP, ada beberapa prosedur yang harus diikuti yaitu : 1. Memutus saklar rectifier tegangan tinggi setelah boiler dimatikan. 2. Memutus saklar rectifier semua power supplay. 3. Dalam jangka waktu tertentu, biarkan motor rapper dan sistem penanganan abu kering tetap bekerja sampai ash hopper bersih. 4. Matikan motor rapper dan peralatan tegangan rendah lainnya setelah ash hopper bersih. 5. Putus saklar power supplay induk. 4.2 Operasi Otomatis keoperasi Manual Operasi otomatis akan beralih keoperasi manual apabila : 1. Sistem kerja rapper diluar kendali. Bila kerja rapper yang sudah diprogram gagal, maka harus dilakukan program ulang secara manual sesuai dengan program operasi otomatis. 2. Jumlah abu yang berlebihan pada anoda dan katoda. 36
5 Abu yang menempel pada anoda dan katoda secara berlebihan akan mengurangi efisiensi penangkapan abu. Maka perlu dilakukan pengaturan tegangan dan arus secara manual dari kontrol panel. 3. Sitem pemanas dioperasikan secara manual apabila suhu isolator kurang dari C dan pengatur suhu gagal beroperasi. 4.3 Masalah/Gangguan pada ESP Shutdown karena Gangguan/Kerusakan Jika terjadi kerusakan/gangguan harus segera menghubungi operator dan memutus/mematikan power supplay. Ada beberapa gangguan/kerusakan yang sering terjadi yang mengakibatkan operasi ESP berhenti secara otomatis yaitu : 1. Rangkaian output tegangan tinggi hubung terbuka (open). 2. Jaringan peredaman memiliki suhu yang sangat berlebihan atau bahkan ada bunga api. 3. Sistem kontrol otomatis memiliki/menunjukkan indikasi melengkung dan sistem kontrol tidak berfungsi secara efektif. 4. Terjadinya kesalahan/kerusakan yang mengakibatkan pemblokiran abu pada perangkat ash hopper. 5. Terjadinya hubung singkat pada perangkat ESP. Biasanya hubung singkat antara anoda dan katoda. Hubung singkat biasanya terjadi karena : - Adanya emiting wire yang lepas. - Adanya material lain (besi) yang menempel pada collecting plate dan emiting wire. - Collecting plate lepas dari stopper. 37
6 Gambar 4.1 Collecting Plate terlepas dari Stopper 6. Transformator rectifier memiliki suhu yang melebihi temperatur alarm yaitu sekitar 80 0 C. 7. Kipas pendingin yang dikontrol oleh silikon berhenti dan elemen yang dikendalikan oleh silikon mengeluarkan panas dan memiliki temperatur yang lebih. 8. Catu daya unit trip secara otomatis. Dalam kasus ini masih diperbolehkan melakukan restart. Apabila catu daya masih trip, maka catu daya tidak boleh dioperasikan lagi. 9. Tungku memiliki beban yang sangat rendah dan injeksi bahan bakar masih tetap dilakukan, tapi gas buang lebih rendah memiliki suhu dibandingkan titik embun. 10. Peralatan dan keselamatan pribadi berada dalam kondisi yang berbahaya. 11. Operasi lapangan harus dihentikan apabila terjadi masalah pada alat bantu. Misalnya, suhu motor berlebihan sehingga mengeluarkan asap atau api Gangguan/Masalah yang Umum terjadi pada ESP Beberapa gangguan/masalah yang umum terjadi pada ESP yaitu : 38
7 1. Saat beroperasi, arus pada sisi sekunder sangat besar sedangkan tegangan sangat kecil bahkan mendekati dan tidak bisa dinaikkan. Hal ini desebabkan oleh beberapa faktor, yaitu : - Adanya benda-benda konduktif asing yang menempel pada elektroda yang bertegangan tinggi. Untuk mengatasi hal ini maka perlu dilakukan pembersihan pada elektroda. - Terjadinya hubung singkat antara anoda dan katoda. Maka kawat katoda yang rusak harus diganti. - Isolator dibagian tertentu ada yang pecah akibat penumpukan abu. Abu harus segera dibuang dan mengganti isolator yag rusak. 2. Tegangan tidak dapat dinaikkan. Ketika tegangan dinaikkan, arus sekunder sangat tinggi. Berikut ini beberapa penyebab dan solusinya : - Kinerja isolator sangat buruk atau bisa juga karena temperatur gas buang lebih rendah dibandingkan titik embunnya. Maka perlu dilakukan pembersihan dan perbaikan elemen pemanas dan isolator, jika perlu lakukan penggantian. - Terjadinya pengendapan abu yang berlebihan pada anoda dan katoda, sehingga jarak kedua elektroda semakin dekat. Hal yang harus dilakukan yaitu memeriksa dan menyesuaikan ruangan heteropolar. - Pengelasan segel pintu akses yang kurang bagus shingga udara dingin masuk. Solusinyayaitu melakukan perbaikan dan pengelasan. - Distribusi udara yang tidak merata yang berpengaruh pada proses rapping. Solusinya, membuat penyesuaian pendistribusian udara hingga merata. - Kinerja isolator antar kutub menurun karena abu pada hopper terlalu banyak sampai menumpuk didekat katoda. Solusinya yaitu membuka sistem transmitter abu dan membersihakan hopper. 3. Variabel arus sekunder tidak teratur. Hal ini disebabkan karena penumpukan abu hingga sampai kebagian elektroda sehingga mengurangi jarak antar elektroda. Jika jarak antar elektroda terlalu dekat akan menimbulkan percikan api. Maka abu harus dibuang secepatnya. 39
8 4. Arus sekunder berubah-ubah. Perubahan arus sekunder terjadi karena ada kawat/emiting yang rusak/patah setelah proses rapping dan kawat tersebut harus diganti. 5. Tegangan sekunder ada tetapi tidak ada arus sekunder atau nilainya sangat rendah. Faktor-faktor penyebab yaitu : - Konsentrasi debu yang berlebihan abu yang menempel pada katoda dan anoda terlalu banyak. - Hambatan pembumian terlalu tinggi sedangkan tahanan pada rangkaian tegangan tinggi terlalu rendah. - Alat ukur tegangan dan arus pada rangkaian tegangan tinggi rusak. - Kondisi kontak output tegangan tinggi kurang bagus. - Kerusakan pada jarum milliammeter. Solusi untuk mengatasi faktor-faktor penyebab tersebut yaitu : - Meningkatkan proses penanganan abu untuk menurunkan persentase abu dalam gas buang dan memperkuat getaran / ketukan rapper. - Perbaikan atau mengganti sirkuit, kontak output dan milliammeter yang rusak. 6. Percikan atau bunga api yang berlebihan. Hal ini bisa terjadi karena adanya kebocoran sehingga udara lembab dari luar atau uap air dari boiler masuk. Maka harus segera diperbaiki atau pengelasan pada bagian yang bocor. 40
9 Gambar 4.2 ESP unit 1,2,3 ( DCS ) 7. Efisiensi sistem penanganan abu rendah. Efisiensi sistem penanganan abu rendah disebabkan oleh beberapa faktor yaitu : - Jarak antara heteropolars terlalu jauh. Maka jarak antara heteropolar harus diatur ulang. - Aliran udara yang tidak merata dan panel distribusi diblokir oleh abu. Langkah untuk mengatasi hal ini yaitu membersihkan abu yang menempel pada panel distribusi atau mengganti panel distribusi. - Kebocoran pada saluran udara dan adanya perubahan kondisi kerja sehingga aliran gas buang dipercepat dengan penurunan suhu, akhirnya proses ionisasi abu menjadi lemah. Harus dilakukan perbaikan/pengelasan pada bagian yang bocor. - Hambatan/tahanan debu terlalu tinggi bahkan menghasilkan korona, kecepatan debu dialirkan pada elektroda sangat rendah dengan adhesi yang sangat tinggi sehingga debu sangat sulit jatuh dari collecting plate pada saat rapping. Kualitas gas buang dan sistem kerja peralatan harus disesuaikan. - Tegangan dari power supply tegangan tinggi rendah dan sensitivitas tegangan sistem kontrol menurun atau gagal, sehingga tegangan operasionalnya rendah. Langkah untuk mengatasi masalah ini yaitu 41
10 memperbaiki atau mengganti peralatan dan mengevaluasi efisiensi berdasarkan kondisi kerja yang sebenarnya. - Kesalahan mekanis pada peralatan rapper. Maka peralatan rapper harus perbaiki atau mengganti palu dengan palu yang lebih berat sehingga palu bisa diputar fleksibel. 8. Perangkat penanganan abu terkunci/mati karena palu ada yang lepas atau rantai putus. 9. Kegagalan kerja pada sistem kontrol. Kegagalan kerja pada sistem kontrol disebabkan oleh beberapa faktor yaitu : - Pasokan daya listrik lebih rendah dari daya kerja yang dibutuhkan. - Terjadi kerusakan pada penyearah transformator dan isolator transformator atau hubung singkat pada sistem tegangan tinggi. - Terjadi kerusakan pada sistem kontrol. 10. Rangkaian sistem kontrol utama tidak bisa bekerja karena terdapat kerusakan pada saklar, isolasi, kumparan atau kabelnya ada yang terputus. 11. Tidak ada indikasi/sinyal lampu pada panel kontrol ketika peralatan beroperasi. Kemungkinan terdapat kerusakan pada lampu indikasi atau sekring. 12. Tidak ada indikasi pada instrumen. Hal ini desebabkan oleh beberapa faktor yaitu : - Ada kesalahan di dalam instrumen. - Tidak ada pemicu keluaran impuls. - Sekering tidak bekerja dengan baik. - Elemen sistem kontrol Silicon terbuka. - Saklar dari voltmeter AC tidak terhubung. 13. Layar kontrol dan instrumen lainnya tidak bekerja sesuai dengan gelombang sinyal karena adanya gangguan dari luar yang mempengaruhi sinyal atau terdapat kerusakan pada peralatan pengkonversi sinyal. 14. Pada saat beban naik, indikasi tegangan normal tetapi arus nol. Jika hal ini terjadi, kemungkinan terdapat kerusakan pada alat ukur atau sambungan kabel yang kurang bagus. 42
11 15. Kerusakan atau hubung singkat pada kumparan sekunder transformator rectifier. 16. Level minyak trafo lebih rendah dari batas normal sehingga alarm dari level minyak trafo aktif terus dan mengakibatkan sistem berhenti (trip) Tindakan Pengamanan Pribadi ESP merupakan peralatan listrik yang bertegangan tinggi dan Komprehensif berkonstruksi besar. Maka segala kegiatan kerja maupun instalasi bangunan harus dirancang seaman mungkin. Berikut pertimbangan yang diambil untuk menjaga keamanan pribadi : 1. Perancangan tangga dan pintu yang handal serta disediakan tanda -tanda peringatan tegangan tinggi. 2. Bahan-bahan atau material yang digunakan sesuai dengan standart nasional dan anti radiasi. 3. Tidak diperbolehkan masuk ke dalam ESP setelah peralatan listrik dinyalakan dan semua pintu harus dikunci. 4. Pada saat perbaikan, sebelum masuk ke dalam ESP ada beberapa langkahlangkah yang harus diikuti, yaitu : - Semua personil yang bekerja harus memakai APD. - Setiap motor penggetar harus ditutup atau saklarnya diputus. - Saklar isolasi tegangan tinggi harus diputus atau tidak ada switching pada saat operator bekerja. - Memasang kawat pentanahan, atau mungkin sudah tersedia pada penggetar anoda. Setelah perbaikan selesai, kawat pembumian harus diputus. 5. Orang yang tidak berkepentingan tidak diperbolehkan berada disekitar ESP dalam jangka waktu yang relatif lama. 43
AQA-KC105AGC6 AQA-KC105AG6 AQA-KC109AG6. Trouble shooting Air Conditioner. Split Type Air Conditioner TROUBLE SHOOTING AIR CONDITIONER
Trouble shooting Air Conditioner Split Type Air Conditioner AQA-KC05AGC6 AQA-KC05AG6 AQA-KC09AG6 Trouble shooting Page Unit indoor tidak dapat menerima sinyal dari remote kontrol atau remote kontrol tidak
Lebih terperinciTrouble shooting Air Conditioner AQA-FC2400BG AQA-FC4800BG. Standing Floor Type Air Conditioner TROUBLE SHOOTING AIR CONDITIONER
Trouble shooting Air Conditioner Standing Floor Type Air Conditioner AQA-FC2400BG AQA-FC4800BG Unit indoor tidak dapat menerima sinyal dari remote kontrol atau remote kontrol tidak berfungsi Trouble shooting
Lebih terperinciBAB III ELECTROSTATIC PRECIPITATOR
BAB III ELECTROSTATIC PRECIPITATOR 3.1 Gambaran Umum Elektrostatik merupakan salah satu cabang ilmu fisika yang mempelajari tentang medan listrik statik. Elektrostatik diaplikasikan dalam dunia industri,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pada prinsipnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
32 BAB III METODE PENELITIAN Pada prinsipnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah minyak sawit (palm oil) dapat digunakan sebagai isolasi cair pengganti minyak trafo, dengan melakukan pengujian
Lebih terperinciPENCEGAHAN KEBAKARAN. Pencegahan Kebakaran dilakukan melalui upaya dalam mendesain gedung dan upaya Desain untuk pencegahan Kebakaran.
LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG KETENTUAN DESAIN SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN DAN LEDAKAN INTERNAL PADA REAKTOR DAYA PENCEGAHAN KEBAKARAN Pencegahan Kebakaran
Lebih terperinciBAB IV PERAWATAN KOMPRESOR SENTRAL DI PT.PLN APP DURIKOSAMBI
BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR SENTRAL DI PT.PLN APP DURIKOSAMBI 4.1 In Service / Visual Inspection 4.1.1 Pengertian Merupakan kegiatan inspeksi atau pengecekan yang dilakukan dengan menggunakan 5 sense (panca
Lebih terperinciTUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK
TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK Oleh: FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS NEGERI MALANG Oktober 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring jaman
Lebih terperinciBAB 12 INSTRUMEN DAN SISTEM PERINGATAN
BAB 12 INSTRUMEN DAN SISTEM PERINGATAN 12.1. Pendahuluan Bab ini berisi sistem kelistrikan bodi yang berhubungan dengan suatu pengukur bagi pengemudi yang sebagian atau keseluruhannya berada pada panel
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar Steam merupakan bagian penting dan tidak terpisahkan dari teknologi modern. Tanpa steam, maka industri makanan kita, tekstil, bahan kimia, bahan kedokteran,daya, pemanasan
Lebih terperinciINSTALASI PERMESINAN
INSTALASI PERMESINAN DIKLAT MARINE INSPECTOR TYPE-A TAHUN 2010 OLEH MUHAMAD SYAIFUL DITKAPEL DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT KEMENTRIAN PERHUBUNGAN KAMAR MESIN MACHINERY SPACE / ENGINE ROOM RUANG
Lebih terperinciBAB IV SISTEM KONVERSI ENERGI LISTRIK AC KE DC PADA STO SLIPI
BAB IV SISTEM KONVERSI ENERGI LISTRIK AC KE DC PADA STO SLIPI 4.1 Umum Seperti yang telah dibahas pada bab III, energi listrik dapat diubah ubah jenis arusnya. Dari AC menjadi DC atau sebaliknya. Pengkonversian
Lebih terperinciSISTEM PROTEKSI RELAY
SISTEM PROTEKSI RELAY SISTEM PROTEKSI PADA GARDU INDUK DAN SPESIFIKASINYA OLEH : WILLYAM GANTA 03111004071 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2015 SISTEM PROTEKSI PADA GARDU INDUK
Lebih terperinciDengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.
SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian
Lebih terperinciBAB II GAS INSULATED SWITCHGEAR ( GIS ) GIS yang sekarang telah menggunakan Gas SF6 ( Sulfur Hexafluoride )
BAB II GAS INSULATED SWITCHGEAR ( GIS ) 2.1 SEJARAH GIS GIS yang sekarang telah menggunakan Gas SF6 ( Sulfur Hexafluoride ) sebagai media isolasi, menjadikannya sebagai sebuah teknologi yang maju dan telah
Lebih terperinciAC (AIR CONDITIONER)
AC (AIR CONDITIONER) AC adalah suatu jenis mesin pendingin yang berfungsi sebagai penyejuk ruangan. Ditinjau dari konstruksi, AC bias dibagi menjadi dua bagian, yakni sisi luar dan sisi dalam. Sisi luar
Lebih terperinciPerlengkapan Pengendali Mesin Listrik
Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik 1. Saklar Elektro Mekanik (KONTAKTOR MAGNET) Motor-motor listrik yang mempunyai daya besar harus dapat dioperasikan dengan momen kontak yang cepat agar tidak menimbulkan
Lebih terperinciMITIGASI DAMPAK KEBAKARAN
LAMPIRAN III PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG KETENTUAN DESAIN SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN DAN LEDAKAN INTERNAL PADA REAKTOR DAYA MITIGASI DAMPAK KEBAKARAN III.1.
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Programmable Logic Controller (PLC) PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan rele yang dijumpai pada sistem kendali proses konvensional [1].
Lebih terperinciBAB III PENGASUTAN MOTOR INDUKSI
BAB III PENGASUTAN MOTOR INDUKSI 3.1 Umum Masalah pengasutan motor induksi yang umum menjadi perhatian adalah pada motor-motor induksi tiga phasa yang memiliki kapasitas yang besar. Pada waktu mengasut
Lebih terperinciPENGGUNAAN ELECTROSTATIC PRECIPITATOR SEBAGAI PENANGGULANGAN POLUSI UDARA PADA CEROBONG GAS BUANG BOILER OLEH : Nama : DEDY ADVENTO PASARIBU
PENGGUNAAN ELECTROSTATIC PRECIPITATOR SEBAGAI PENANGGULANGAN POLUSI UDARA PADA CEROBONG GAS BUANG BOILER (Aplikasi Dept. Power Plant PT. CANANG INDAH) OLEH : Nama : DEDY ADVENTO PASARIBU Nim : 035203013
Lebih terperinciSESSION 12 POWER PLANT OPERATION
SESSION 12 POWER PLANT OPERATION OUTLINE 1. Perencanaan Operasi Pembangkit 2. Manajemen Operasi Pembangkit 3. Tanggung Jawab Operator 4. Proses Operasi Pembangkit 1. PERENCANAAN OPERASI PEMBANGKIT Perkiraan
Lebih terperinciBAB IX. PROTEKSI TEGANGAN LEBIH, ARUS BOCOR DAN SURJA HUBUNG (TRANSIENT)
BAB IX. PROTEKSI TEGANGAN LEBIH, ARUS BOCOR DAN SURJA HUBUNG (TRANSIENT) 9.1. PROTEKSI TEGANGAN LEBIH/ KURANG 9.1.1 Pendahuluan. Relai tegangan lebih [ Over Voltage Relay ] bekerjanya berdasarkan kenaikan
Lebih terperinciDengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.
SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM
42 BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini dijelaskan pembuatan alat yang dibuat dalam proyek tugas akhir dengan judul rancang bangun sistem kontrol suhu dan kelembaban berbasis mirkrokontroler
Lebih terperinciBAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan
BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Aspek Perancangan Dalam Modifikasi Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan perencanaan, pemasangan dan pengujian. Dalam hal tersebut timbul
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagian jenis gas dapat dipandang sebagai pencemar udara terutama apabila konsentrasi gas tersebut melebihi tingkat konsentrasi normal dan dapat berasal dari sumber
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Troubleshooting Sistem Pengapian Dan Pengisian Sepeda Motor. 1. Cara Kerja Sistem Pengapian Sepeda Motor Yamaha Mio
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Troubleshooting Sistem Pengapian Dan Pengisian Sepeda Motor Yamaha Mio 4.1.1 Sistem Pengapian Yamaha Mio ( DC ) 1. Cara Kerja Sistem Pengapian Sepeda Motor Yamaha Mio Pada
Lebih terperinciSISTEM DETEKSI DAN PEMADAMAN KEBAKARAN
LAMPIRAN II PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG KETENTUAN DESAIN SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN DAN LEDAKAN INTERNAL PADA REAKTOR DAYA SISTEM DETEKSI DAN PEMADAMAN KEBAKARAN
Lebih terperinciSELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN DISPENSER DOMO
SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN DISPENSER DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian ini dengan
Lebih terperinciPROSEDUR PERLENGKAPAN PEMADAM KEBAKARAN. A. Perlengkapan Pemadam Kebakaran 1. Sifat api Bahan bakar, panas dan oksigen harus ada untuk menyalakan api.
A. Perlengkapan Pemadam Kebakaran 1. Sifat api Bahan bakar, panas dan oksigen harus ada untuk menyalakan api. Gambar 1. Bahan bakar adalah bahan yang dapat terbakar, baik padat, cair maupun gas. Bahan
Lebih terperinciDA V Series BUKU PETUNJUK PENGGUNAAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DAN KARTU GARANSI DAFTAR ISI
NOMOR : P.20.INDO3.00201.0212 DA V Series BUKU PETUNJUK PENGGUNAAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DAN KARTU GARANSI DAFTAR ISI HAL. Kata Pengantar Bagian 1 Bagian 2 Bagian 3 Bagian 4 Bagian 5 Bagian 6 Bagian
Lebih terperinciIDENTIFIKASI DAN PERBAIKAN KERUSAKAN TERHADAP SISTEM DETEKSI KEBAKARAN DI GEDUNG 65 INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL
No. 11 / Tahun VI. April 2013 ISSN 1979-2409 IDENTIFIKASI DAN PERBAIKAN KERUSAKAN TERHADAP SISTEM DETEKSI KEBAKARAN DI GEDUNG 65 INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL Akhmad Saogi Latif Pusat Teknologi
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT
BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT 4.1 Hasil Penelitian Setelah perancangan alat dilakukan, analisa dan pengujian alat pun dilakukan guna meneliti apakah alat bekerja dengan baik sesuai dengan rancangan
Lebih terperinciPENGUJIAN TEGANGAN TEMBUS KARPET INTERLOCKING PT. BASIS PANCAKARYA LAPORAN
PENGUJIAN TEGANGAN TEMBUS KARPET INTERLOCKING PT. BASIS PANCAKARYA LAPORAN Disusun oleh : SWITO GAIUS AGUSTINUS SILALAHI PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO DAN TEKNOLOGI INFORMASI FAKULTAS
Lebih terperinciCATU DAYA MENGGUNAKAN SEVEN SEGMENT
CATU DAYA MENGGUNAKAN SEVEN SEGMENT Hendrickson 13410221 Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma 2010 Dosen Pembimbing : Diah Nur Ainingsih, ST., MT. Latar Belakang Untuk
Lebih terperinciPROPOSAL INSTALASI PERUMAHAN. MERANCANG INSTALASI LISTRIK BANGUNAN SEDERHANA (Rumah Tinggal, Sekolah dan Rumah Ibadah)
1 PROPOSAL INSTALASI PERUMAHAN MERANCANG INSTALASI LISTRIK BANGUNAN SEDERHANA (Rumah Tinggal, Sekolah dan Rumah Ibadah) Disusun Oleh : EVARISTUS RATO NIM : 13.104.1011 Program Studi : Teknik Elektro Jurusan
Lebih terperinciSELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN LEMARI PENDINGIN (REFRIGERATOR) DOMO
SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN LEMARI PENDINGIN (REFRIGERATOR) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian
Lebih terperinciBAB I LATAR BELAKANG. berlangsung secara aman dan efisien sepanjang waktu. Salah satu solusi yang dapat dilakukan untuk menyalurkan listrik secara
BAB I LATAR BELAKANG 1.1 Pendahuluan Kebutuhan akan energi listrik yang handal dan kontinyu semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan beban. Penyaluran energi listrik diharapkan dapat berlangsung secara
Lebih terperinciBAB II KARAKTERISTIK PEMUTUS TENAGA
BAB II KARAKTERISTIK PEMUTUS TENAGA 2.1 Fungsi Pemutus Tenaga Pemutus tenaga (PMT) adalah saklar yang dapat digunakan untuk menghubungkan atau memutuskan arus atau daya listrik sesuai dengan ratingnya.
Lebih terperinciIII. METODELOGI PENELITIAN. Tempat dan waktu penelitian yang telah dilakukan pada penelitian ini adalah
III. METODELOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat dan waktu penelitian yang telah dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 3.1.1 Tempat penelitian Penelitian dan pengambilan
Lebih terperinciBAB IV SISTEM PROTEKSI GENERATOR DENGAN RELAY ARUS LEBIH (OCR)
27 BAB IV SISTEM PROTEKSI GENERATOR DENGAN RELAY ARUS LEBIH (OCR) 4.1 Umum Sistem proteksi merupakan salah satu komponen penting dalam system tenaga listrik secara keseluruhan yang tujuannya untuk menjaga
Lebih terperinciPERALATAN PEMUTUS DAYA YANG FUNGSI UTAMANYA MENCATAT DAN MEMUTUSKAN DAYA LISTRIK KE PERALATAN / BEBAN.
FUNGSI DARI SWITCHGEAR : PERALATAN PEMUTUS DAYA YANG FUNGSI UTAMANYA MENCATAT DAN MEMUTUSKAN DAYA LISTRIK KE PERALATAN / BEBAN. SWITCHGEAR (CIRCUIT BREAKER) TEGANGAN RENDAH YANG DIBAHAS ADALAH JENIS A.C.B.
Lebih terperinciBAB III PLTU BANTEN 3 LONTAR
BAB III PLTU BANTEN 3 LONTAR UBOH Banten 3 Lontar merupakan Pembangkit Listrik Tenaga Uap yang memiliki kapasitas daya mampu 315 MW sebanyak 3 unit jadi total daya mampu PLTU Lontar 945 MW. PLTU secara
Lebih terperinciBAB II ARUS BOCOR DAN KELEMBABAN UDARA
BAB II ARUS BOCOR DAN KELEMBABAN UDARA II.1 Jenis Isolator Isolator merupakan salah satu bahan dielektrik yang digunakan untuk memisahkan konduktor bertegangan dengan kerangka penyangga yang dibumikan.
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM 4.1. Pendahuluan Sebelum digunakan untuk produksi, rancangan prototype robot auto spray ini harus diuji terlebih dahulu. Pengujian ini berfungsi untuk: Mengetahui kondisi
Lebih terperinciBAB III METODE PROSES PEMBUATAN
BAB III METODE PROSES PEMBUATAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai tempat serta waktu dilakukannya proses pembuatan dapur busur listrik, alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan dapur busur
Lebih terperinciBuku Petunjuk Pemakaian Pengeriting Rambut Berpelindung Ion
Buku Petunjuk Pemakaian Pengeriting Rambut Berpelindung Ion NACC10 Untuk Penggunaan Rumah Tangga Mohon agar Buku Petunjuk Pemakaian ini dibaca dengan baik sebelum pemakaian, dan pakailah peralatan dengan
Lebih terperinciPercobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel
Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel A. Tujuan Mahasiswa mampu dan terampil melakukan pemasangan instalasi listrik secara seri, paralel, seri-paralel, star, dan delta. Mahasiswa mampu menganalisis rangkaian
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Dalam bab ini penulis akan menjelaskan mengenai perancangan sistem pemanasan air menggunakan SCADA software dengan Wonderware InTouch yang terdiri dari perangkat keras (hardware)
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Instalasi Listrik Instalasi listrik adalah saluran listrik beserta gawai maupun peralatan yang terpasang baik di dalam maupun diluar bangunan untuk menyalurkan arus
Lebih terperinciSecara harfiah berarti keteraturan, kebersihan, keselamatan dan ketertiban
HOUSEKEEPING Secara harfiah berarti keteraturan, kebersihan, keselamatan dan ketertiban Penerapan housekeeping yang baik dapat mendukung terciptanya lingkungan kerja yang aman, sehat dan nyaman. Housekeeping
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyusunan tugas akhir ini terinspirasi berawal dari terjadinya kerusakan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyusunan tugas akhir ini terinspirasi berawal dari terjadinya kerusakan pada mesin boiler satu burner dengan dua bahan bakar natural gas dan solar bekapasitas
Lebih terperinciBAB II ISOLASI CAIR. Bahan isolasi cair digunakan pada peralatan-peralatan listrik seperti
BAB II ISOLASI CAIR II.1. Umum Bahan isolasi cair digunakan pada peralatan-peralatan listrik seperti transformator, kapasitor, dan pemutus daya (circuit breaker). Selain sebagai isolasi juga berfungsi
Lebih terperinciOleh Maryono SMK Negeri 3 Yogyakarta
Oleh Maryono SMK Negeri 3 Yogyakarta - Circuit Breaker (CB) 1. MCB (Miniatur Circuit Breaker) 2. MCCB (Mold Case Circuit Breaker) 3. NFB (No Fuse Circuit Breaker) 4. ACB (Air Circuit Breaker) 5. OCB (Oil
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Proses alur penelitian Dalam penelitian ini ada beberapa tahap atau langkah-langkah yang peneliti lakukan mulai dari proses perancangan model hingga hasil akhir dalam
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 PENGERTIAN Berdasarkan IEV (International Electrotechnical Vocabulary) 441-14-20 disebutkan bahwa Circuit Breaker (CB) atau Pemutus Tenaga (PMT) merupakan peralatan saklar /
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar-Dasar Sistem Proteksi 1 Sistem proteksi adalah pengaman listrik pada sistem tenaga listrik yang terpasang pada : sistem distribusi tenaga listrik, trafo tenaga, transmisi
Lebih terperinciBuku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif
Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif NBID42 Untuk Penggunaan Rumah Tangga Mohon agar Buku Petunjuk Pemakaian ini dibaca dengan baik sebelum pemakaian, dan pakailah peralatan dengan benar.
Lebih terperinciL/O/G/O RINCIAN PERALATAN GARDU INDUK
L/O/G/O RINCIAN PERALATAN GARDU INDUK Disusun Oleh : Syaifuddin Z SWITCHYARD PERALATAN GARDU INDUK LIGHTNING ARRESTER WAVE TRAP / LINE TRAP CURRENT TRANSFORMER POTENTIAL TRANSFORMER DISCONNECTING SWITCH
Lebih terperinciTEORI DASAR. 2.1 Pengertian
TEORI DASAR 2.1 Pengertian Dioda adalah piranti elektronik yang hanya dapat melewatkan arus/tegangan dalam satu arah saja, dimana dioda merupakan jenis VACUUM tube yang memiliki dua buah elektroda. Karena
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Umum Lightning Arrester merupakan alat proteksi peralatan listrik terhadap tegangan lebih yang disebabkan oleh petir atau surja hubung (switching surge). Alat ini bersifat
Lebih terperinciPENGUJIAN TEGANGAN TEMBUS MEDIA ISOLASI UDARA DAN MEDIA ISOLASI MINYAK TRAFO MENGGUNAKAN ELEKTRODA BIDANG
PENGUJIAN TEGANGAN TEMBUS MEDIA ISOLASI UDARA DAN MEDIA ISOLASI MINYAK TRAFO MENGGUNAKAN ELEKTRODA BIDANG Zainal Abidin Teknik Elektro Politeknik Bengkalis Jl. Bathin Alam, Sei-Alam, Bengkalis Riau zainal@polbeng.ac.id
Lebih terperinci1. EMISI GAS BUANG EURO2
1. EMISI GAS BUANG EURO2 b c a Kendaraan Anda menggunakan mesin spesifikasi Euro2, didukung oleh: a. Turbocharger 4J 4H Turbocharger mensuplai udara dalam jumlah yang besar ke dalam cylinder sehingga output
Lebih terperinciSELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN DISPENSER DOMO
SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN DISPENSER DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian ini dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I-1
BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang masalah dari penelitian, perumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini, tujuan dan manfaat dari penelitian yang dilakukan,
Lebih terperinciPara konsumen yang kami hormati, terima kasih telah memilih Mesin Pemeras Minyak kami.
Bahasa Indonesia Para konsumen yang kami hormati, terima kasih telah memilih Mesin Pemeras Minyak kami. Agar alat ini dapat berfungsi dengan baik, mohon baca dan simpan buku petunjuk penggunan ini dengan
Lebih terperinci1. Bagian Utama Boiler
1. Bagian Utama Boiler Boiler atau ketel uap terdiri dari berbagai komponen yang membentuk satu kesatuan sehingga dapat menjalankan operasinya, diantaranya: 1. Furnace Komponen ini merupakan tempat pembakaran
Lebih terperinciMESIN PENDINGIN. Gambar 1. Skema cara kerja mesin pendingin.
Mengenal Cara Kerja Mesin Pendingin MESIN PENDINGIN Mesin pendingin adalah suatu rangkaian rangkaian yang mampu bekerja untuk menghasilkan suhu atau temperature dingin. Mesin pendingin bisanya berupa kulkas,
Lebih terperinciPercobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR)
Percobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR) I. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mahasiswa mampu memasang dan menganalisis 2. Mahasiswa mampu membuat rangkaian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tegangan tinggi digunakan dalam peralatan X-Ray. Dalam bidang industri, listrik
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini listrik tegangan tinggi banyak digunakan dalam berbagai bidang. Listrik tegangan tinggi digunakan dalam bidang sistem tenaga listrik, medis, industri, dan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Boiler Longchuan Boiler Longchuan adalah boiler jenis thermal yang dihasilkan dari air, dengan sirkulasi untuk menyalurkan panasnya ke mesin-mesin produksi. Boiler Longchuan mempunyai
Lebih terperinciKELOMPOK 4 JEMBATAN DC
KELOMPOK 4 JEMBATAN DC Latar Belakang Masalah Dalam umumnya Jembatan Wheatstone dipergunakan untuk memperoleh ketelitian dalam melaksanakan pengukuran terhadap suatu tahanan yang nilainya relative kecil
Lebih terperinciPERTEMUAN 12 ALAT UKUR MULTIMETER
PERTEMUAN 12 ALAT UKUR MULTIMETER PENGERTIAN Multimeter adalah suatu alat yang dipakai untuk menguji atau mengukur komponen disebut juga Avometer, dapat dipakai untuk mengukur ampere, volt dan ohm meter.
Lebih terperinciPenggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :
SISTEM PNEUMATIK SISTEM PNEUMATIK Pneumatik berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara atau angin. Semua sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang dimampatkan untuk menghasilkan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
54 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada perancangan modifikasi sistem kontrol panel mesin boiler ini, selain menggunakan metodologi studi pustaka dan eksperimen, metodologi penelitian yang dominan digunakan
Lebih terperinciBAB I LAS BUSUR LISTRIK
BAB I LAS BUSUR LISTRIK A. Prinsip Kerja Las Busur Listrik Mengelas secara umum adalah suatu cara menyambung logam dengan menggunakan panas, tenaga panas pada proses pengelasan diperlukan untuk memanaskan
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN. mungkin memiliki keseimbangan antara sistem pembangkitan dan beban, sehingga
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknik tenaga listrik sudah mengalami kemajuan yang cukup signifikan dalam sistem penyaluran tenaga listrik. Namun, masih ada daerah yang masih sulit dijangkau
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PENDAHULUAN Sistem Pengisian Konvensional Pembangkit listrik pada alternator menggunakan prinsip induksi yaitu perpotongan antara penghantar dengan garis-garis gaya magnet.
Lebih terperinciStandby Power System (GENSET- Generating Set)
DTG1I1 Standby Power System (- Generating Set) By Dwi Andi Nurmantris 1. Rectifiers 2. Battery 3. Charge bus 4. Discharge bus 5. Primary Distribution systems 6. Secondary Distribution systems 7. Voltage
Lebih terperinciKOMPONEN INSTALASI KOMPONEN UTAMA
KOMPONEN INSTALASI KOMPONEN UTAMA KABEL INSTALASI Kabel instalasi merupakan komponen utama instalasi listrik dimana akan mengalirkan tenaga listrik yang akan digunakan pada peralatan listrik. SAKLAR. Saklar
Lebih terperinciBAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN
32 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 1.1 PERAWATAN MESIN DOUBLE FACER 1.1.1 Tahapan-Tahapan Perawatan Pada perawatan mesin double facer kali ini hanya akan dijelaskan perawatan terhadap mesin double facer
Lebih terperinciBAB II RESISTANCE TEMPERATURE DETECTOR. besaran suatu temperatur/suhu dengan menggunakan elemen sensitif dari kawat
BAB II RESISTANCE TEMPERATURE DETECTOR Resistance Temperature Detector (RTD) atau dikenal dengan Detektor Temperatur Tahanan adalah sebuah alat yang digunakan untuk menentukan nilai atau besaran suatu
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perangkat Keras ( Hardware) Dalam pembuatan tugas akhir ini diperlukan penguasaan materi yang digunakan untuk merancang kendali peralatan listrik rumah. Materi tersebut merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu perkembangan pengaplikasian teknologi yang telah lama
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan teknologi elektronika dewasa ini, sudah sangat maju baik dibidang industri, pertanian, kesehatan, pertambangan, perkantoran, dan lain-lain.
Lebih terperinciPENGENALAN TEKNIK PENGENDALI ALAT LISTRIK INDUSTRI
PENGENALAN TEKNIK PENGENDALI ALAT LISTRIK INDUSTRI 1. Saklar magnet (Kontaktor) Kontaktor adalah sejenis saklar atau kontak yang bekerja dengan bantuan daya magnet listrik dan mampu melayani arus beban
Lebih terperinciMekatronika Modul 11 Pneumatik (1)
Mekatronika Modul 11 Pneumatik (1) Hasil Pembelajaran : Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan karakteristik dari komponen Pneumatik Tujuan Bagian ini memberikan informasi mengenai karakteristik dan
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG DESAIN SISTEM CATU DAYA DARURAT UNTUK REAKTOR DAYA
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG DESAIN SISTEM CATU DAYA DARURAT UNTUK REAKTOR DAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR, Menimbang
Lebih terperinciInstitut Teknologi Padang Jurusan Teknik Elektro BAHAN AJAR SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK. TATAP MUKA XV. Oleh: Ir. Zulkarnaini, MT.
Institut Teknologi Padang Jurusan Teknik Elektro BAHAN AJAR SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK TATAP MUKA XV. Oleh: Ir. Zulkarnaini, MT. 2011 PROTEKSI TEGANGAN LEBIH, ARUS BOCOR DAN SURJA HUBUNG (TRANSIENT)
Lebih terperinciBAB IV PEMELIHARAAN TRAFO DISTRIBUSI
BAB IV PEMELIHARAAN TRAFO DISTRIBUSI 4.1 Pengerian dan Tujuan Pemeliharaan Pemeliharaan peralatan listrik tegangan tinggi adalah serangkaian tindakan atau proses kegiatan untuk mempertahankan kondisi dan
Lebih terperinci1. Proteksi Generator
1. Proteksi Generator Generator merupakan sumber energi listrik didalam sistem tenaga listrik, maka perlu diproteksi dari semua gangguan jangan sampai mengalami kerusakan karena kerusakan generator akan
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM Dalam bab ini penulis akan mengungkapkan dan menguraikan mengenai persiapan komponen komponen dan peralatan yang digunakan serta langkah-langkah praktek, kemudian menyiapkan
Lebih terperinciSISTEM PROTEKSI PADA GENERATOR
SISTEM PROTEKSI PADA GENERATOR GANGGUAN PADA GENERATOR Pada Sirkit Listrik Generator yang menyebabkan tripnya PMT, pada umumnya disebabkan oleh : 1. Gangguan diluar seksi generator tetapi PMT generator
Lebih terperinciSela Batang Sela batang merupakan alat pelindung surja yang paling sederhana tetapi paling kuat dan kokoh. Sela batang ini jarang digunakan pad
23 BAB III PERALATAN PROTEKSI TERHADAP TEGANGAN LEBIH 3.1 Pendahuluan Gangguan tegangan lebih yang mungkin terjadi pada Gardu Induk dapat disebabkan oleh beberapa sumber gangguan tegangan lebih. Perlindunga
Lebih terperinciBAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK. Gambar 2.1 Gardu Induk
BAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK Gardu Induk merupakan suatu instalasi listrik yang terdiri atas beberapa perlengkapan dan peralatan listrik dan menjadi penghubung listrik
Lebih terperinciPEMASANGAN. 1 Sambungan gas A B C. PERINGATAN! Silakan baca bab Keselamatan.
PEMSNGN Silakan baca bab Keselamatan. 1 Sambungan gas Sebelum menyambung gas, lepaskan steker utama dari soket utama atau matikan sekering dalam kotak sekering. Tutuplah katup utama dari suplai gas. Saluran
Lebih terperinciLAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG DESAIN SISTEM CATU DAYA DARURAT UNTUK REAKTOR DAYA 2 PERSYARATAN KHUSUS DESAIN SISTEM CATU DAYA DARURAT Lampiran ini menguraikan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Umum Sistem distribusi listrik merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem distribusi listrik bertujuan menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik atau pembangkit
Lebih terperinciPENGUJIAN ISOLASI MINYAK TROFO TEGANGAN TINGGI TERHADAP PERUBAHAN SUHU.
PENGUJIAN ISOLASI MINYAK TROFO TEGANGAN TINGGI TERHADAP PERUBAHAN SUHU Slamet Hani 1 1 Jurusan Teknik Elektro Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta, e-mail : shani.akprind.@yahoo.com ABSTRACT Transformer
Lebih terperinciBalai Pendidikan dan Pelatihan Tambang Bawah Tanah. Seri Artikel Keselamatan Kelistrikan Tambang Bawah Tanah 1. LOTO (bagian 1)
Seri Artikel Keselamatan Kelistrikan Tambang Bawah Tanah 1 LOTO (bagian 1) Oleh : M. Nashiruddin Haramaini, S.T. Pekerjaan perlistrikan dan permesinan di tambang bawah tanah merupakan pekerjaan yang sarat
Lebih terperinciBAB V MENGENAL KOMPONEN SISTEM PENDINGIN
BAB V MENGENAL KOMPONEN SISTEM PENDINGIN Pada bab ini, sistem pendingin dibagi dalam dua kategori yaitu sistem pemipaan dan sistem kelistrikan. Komponen dalam sistem pemipaan terdiri dari; kompresor, kondenser,
Lebih terperinci