Sela Batang Sela batang merupakan alat pelindung surja yang paling sederhana tetapi paling kuat dan kokoh. Sela batang ini jarang digunakan pad
|
|
- Irwan Iskandar
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 23 BAB III PERALATAN PROTEKSI TERHADAP TEGANGAN LEBIH 3.1 Pendahuluan Gangguan tegangan lebih yang mungkin terjadi pada Gardu Induk dapat disebabkan oleh beberapa sumber gangguan tegangan lebih. Perlindunga terhadap gangguan tegangan lebih akibat sambaran petir pada sistem tenaga listrik mencakup perlindungan Gardu Induk serta perlindungan hantaran udara. Pemasangan peralatan perlindungan yang dipasang pada saluran udara dimaksud untuk mencegah atau membatasi besarnya gelombang berjalan yang memasuki Gardu Induk. Peralatan proteksi ini berfungsi untuk melindungi peralatan tenaga listrik dengan cara membatasi surja tegangan lebih yang datang dan mengalirkannya ke tanah. Berhubung dengan fungsinya tersebut, maka peralatan proteksi harus dapat menahan tegangan sistem 50 Hz untuk waktu yang tak terbatas dan harus dapat melewatkan surja arus ke tanah dengan tidak merusaknya. Selain itu, sebuah alat pelindung yang baik harus memiliki suatu rasio yang tinggi, dalam pengertian perbandingan antara tegangan surja maksimum yang diperbolehkan pada waktu pelepasan dan tegangan sistem 50 Hz maksimal yang dapat ditahan sesudah pelepasan terjadi. Peralatan peralatan proteksi untuk melindungi peralatan Gardu Induk dari tegangan lebih adalah : sela batang (Rod Gap), sela sekring (fuse Gap), sela control (control Gap), arrester jenis ekspulsi (Type Lightning Arrester), dan arrester jenis katup (Valve Type Lightning Arrester).
2 Sela Batang Sela batang merupakan alat pelindung surja yang paling sederhana tetapi paling kuat dan kokoh. Sela batang ini jarang digunakan pada rangkaian yang penting karena tidak dapat memutuskan arus susulan. Artinya, jika terjadi percikan karena tegangan lebih, api (arc) timbul terus meskipun tegangan lebihnya sudah tidak ada. Oleh sebab itu, rangakaian harus diputuskan terlebih dahulu untuk menghentikan percikan api tersebut. Karena hal tersebut, maka sela batang ini digunakan sebagai pelindung cadangan dalam hal arrester dilepaskan dari saluran karena kerusakan atau karena sebab lain. Gambar 3.1 Sela Batang. Sela batang ini biasanya dipasang pada : Bushing isolator dari trafo Pada isolator hantaran udara, berupa tanduk api (arcing horn) Pemutus daya (circuit breaker) Meskipun sela batang sangat murah dan sederhana, sela ini mempunyai batasan batasan dalam penggunaannya : Sela batang tidak berfungsi jika gelombang datang mempunyai tegangan yang curam. Sela batang tidak bisa memutuskan arus susulan. Sela batang bias meleleh akibat energi panas dengan temperatur tinggi yang dilepas melalui bunga api.
3 Sela Sekring Sela sekring adalah sela batang yang dihubungkan secara seri dengan sekring yang digunakan untuk menginterupsikan arus susulan (power follow current) sehingga sirkuit breaker tidak prlu membuka. Sela sekring ini mempunyai karakteristik tembus yang sama dengan sela batang. Meskipun sela sekring ini menghindarkan adanya pemutusan rangakaian sebagai akibat percikan, sela sekring tetap memerlukan penggantian dan perawatan sekring yang telah dipakai. 3.4 Sela Kontrol Sela kontrol terdiri dari dua buah sela yang diatur sedemikian rupa sehingga karakteristiknya lebih baik dari sela batang. Sela control ini dapat dipakai sebagai perlindungan cadangan atau sekunder. 3.5 Arrester Arrester adalah alat perlindungan bagi sistem peralatan tenaga listrik terhadap surja petir. Arrester ini berfungsi sebagai jalan pintas ( by pass ) disekitar isolasi. Arrester membentuk jalan yang mudah dilalui oleh arus kilat sehingga tidak timbul tegangan lebih pada peralatan. Jalan pintas tersebut harus didesain sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu aliran sistem. Pada kerja normal arrester ini bekerja sebagai isolator dan bila timbul surja, arrester berfungsi sebagai konduktor. Setelah surja hilang, arrester haru dengan cepat menjadi isolator, sehingga pemutus daya tidak sempat membuka. Arrester ini dapat memutuskan arus susulan tanpa menimbulkan gangguan. Arrester terdiri dari dua jenis : Arrester Jenis Ekspulsi atau Tabung Pelindung Arrester jenis ini pada prinsipnya terdiri dari : a) Dinding tabung yang terbuat dari bahan yang mudah menghasilkan gas jika dialiri listrik.
4 26 b) Sela batang (external series gap) yang biasanya diletakan pada isolator porselin, untuk mencgah arus mengalir dan membakar fiber pada tegangan jala jala setelah gangguan diatasi. c) Sela pemutus bunga api yang diletakan di dalam tabung, salah satu elektroda dihubungkan ke tanah. Gambar 3.2 Arrester Jenis Ekspulsi. Pada waktu tegangan surja melewati sela batang dan sela bunga api, maka impedansi tabung akan menjadi rendah sehingga arus surja akan mengalir ke tanah. Arus yang mengalir akan membakar fiber dan menghasilkan gas yang bergerak cepat ke arah lubang pembuangan di bagian bawah arrester. Tekanan gas ini akan mematikan bunga api pada saat arus melalui titik nol pertamanya. Waktu pemadaman busur api ini hanya 1 / 2 atau 1 cycle sehingga RRV (Rate of Recovering Voltage) lebih lambat dari rate of rise kekutan dielektrit dari isolasi. Beda waktu ini cukup pendek untuk dibaca oleh rele pelindung. Sehingga Circuit Breaker tetap bekerja (tertutup) dan pelayanan daya tidak terganggu. Setelah api padam, sistem kembali ke keadaan normal.
5 27 Kerugian dari arrester jenis ekspulsi adalah : Arus yang sangat besar akan menyebabkan fiber habis terbakar dan arus yang terlalu kecil tidak cukup untuk menghasilkan gas pada tabung untuk mematikan bunga api. Setiap arrester bekerja, permukaan tabung akan rusak karena terbakar Arrester Jenis Katup Pada dasarnya arrester ini terdiri dari dua unsur, yaitu : sela api (spark gap) dan tahanan tak linear atau tahanan kran (valve resistor) yang keduanya dihubungkan secara seri (Gambar 3.3). Batas atas dan batas bawah dari tegangan percikan ditentukan oleh tegangan sistem maksimum dan oleh tingkat isolasi peralatan yang dilindungi. Sebenarnya arrester ini terdiri dari tiga unsur, yaitu sela api, tahanan non linear dan sistem pengaturan atau pembagi tegangan (Grading system). Gambar 3.3 Arrester Jenis Katup Tahanan non linier mempunyai sifat khusus bahwa tahanannya kecil sekali bila tegangan dan arusnya besar. Proses pengecilan tahanan berlangsung cepat sekali yaitu selama tegangan lebih mencapai harga puncaknya. Dalam hal ini tegangan lebih mengakibatkan penurunan drastis dari pada tahanan sehungga jatuh tegangannya dibatasi meskipun arusnya besar. Bila tahanan dari sebuah
6 28 arrester mempunyai nilai yang tetap, maka jatuh tegangannya menjadi besar sekali sehingga maksud untuk memotong tegangan lebih tidak terlaksana. Bila tegangan lebih telah habis dan yang ada hanya tegangan normal, tahanannya naik lagi. Arus susulan ini akhirnya dimatikan oleh sela api pada waktu tegangan sistemnya mencapai titik nol yang pertama, sehingga alat ini bekerja sebagai sebuah kran yang menutup arus. Arus susulan tidak selalu terjadi setiap kali arrester bekerja, ada atau tidaknya tergantung pada saat terjadinya tegangan lebih. Karakteristik arus tegangan dari tahanan kran terlihat pada gambar 3.4. Gambar 3.4 Krakteristik Arus Tegangan dari Tahanan Katup Kerugian dari arrester jenis katup adalah : Tidak bereaksi cukup cepat dalam mendeteksi gelombang datang dengan muka yang sangat curam yang menuju ke Gardu. Arrester katup ini dibagi ke dalam tiga jenis : 1. Arrester katup jenis gardu Umumnya dipakai untuk melindungi alat alat yang mahal pada rangakaian rangkaian dari V sampai 287 kv dan lebih tinggi. Kapasitas arus pelepasannya tinggi (tidak kurang dari 100 ka, dengan gelombang 5 x 10 µs) Dipakai untuk melindungi gardu dan trafo tenaga.
7 29 2. Arrester katup jenis saluran transmisi (line type) Dipakai untuk melindungi trafo distribusi. Dipakai pada sistem dengan tegangan 15 kv sampai 69 kv. Dapat menahan kapasitas arus A dengan gelombang 5 x 10 us 3. Arrester jenis ditribusi (distribution type) Dipakai untuk melindungi trafo distribusi yang dipasang pada tiang. Dipakai pada peralatan dengan sistem tegangan 120 V sampai 750 V. Dapat menahan kapasitas arus A dengan gelombang 5 x 10 us. Gambar 3.5 Hubungan Tegangan Tinggi Di Transformator Arus Pelepasan Nominal ( Nominal Discharge Current ) Adalah arus pelepasan dengan harga puncak dan bentuk gelombang tertentu yang digunakan untuk menentukan kelas dari arrester yang sesuai dengan kemampuannya melewatkan arus. Untuk gelombang berjalan yang datang dari saluran, arus pelepasan dalam arrester ditentukan oleh tegangan maksimum yang diteruskan oleh isolasinya, oleh impedansi surja dari pada kawat, dan oleh karakteristik dari arrester, dapat dilukiskan dengan persamaan sebagai sebagai berikut :
8 30....(3.1) Dimana : I a = Arus pelepasan arrester ( ka/µs ) E = Besarnya tegangan surja yang datang ( Kv/µs) E a = Tegangan terminal arrester ( Kv ) Z = Impedansi surja (Ω) Dengan kecuraman gelombangnya :...(3.2) Menurut IEC, bentuk pelepasan arus gelombang adalah 8 us/ 20 us. Dengan kelas Arrester : Kelas arus 10 ka Untuk perlindungan Gardu Induk yang besar dengan frekuensi sambaran petir yang cukup tinggi dengan tegangan sistem diatas 70 Kv. Kelas arus 5 ka Untuk tegangan sistem dibawah 40 kv. Kelas arus 2,5 ka Untuk gardu gardu kecil dengan tegangan sistem dibawah 22 kv, dimana pemakaian kelas 5 ka tidak ekonomis lagi. Kelas arus 1,5 ka Untuk melindungi trafo trafo kecil di daerah daerah pedalaman.
9 Tegangan Frekuesi Jala Jala (Power Frequensi Spark Over Voltage) Arrester tidak boleh bekerja pada gangguan tegangan lebih dalam amplitude yang rendah karena dapat membahayakan sistem. Untuk alasan ini maka ditentukan tegangan frekuensi jala jala minimum. Menurut standar IEC tegangan frekuensi jala jala minimum adalah : = 1,5 x tegangan pengenal arrester.(3.3) Tegangan Percikan Impuls Maksimum (Maximum Impuls Spark Over Voltage) Adalah tegangan gelombang impuls tertinggi yang terjadi pada terminal arrester sebelum arrester tersebut bekerja. Hal ini menunjukan jika tegangan puncak surja petir yang datang mempunyai harga yang lebih tinggi atau sama dengan tegangan percikan maksimum dari arrester, maka arrester tersebut akan bekerja memotong surja petir dan mengalirkannya ke tanah. Tegangan percikan impuls maksimum untuk masing masing tegangan sistem dapat dilihat pada lampiran ( table 1) Tegangan Sisa ( Residual Voltage ) Adalah tegangan yang timbul diantara terminal arrester pada saat arus petir mengalir ke tanah. Tegangan sisa dari suatu arrester tertentu tergantung pada kecuraman gelombang arus yang datang ( dalam A/µs) dan amplituda dari arus
10 32 pelepasan. Untuk harga arus pelepasan yang lebih tinggi maka tegangan sisa ini tidak akan naik lebih tinggi lagi. Hal ini disebabkan karena karakteristik tahanan yang tidak linier dari arrester. Umunya tegangan sisa tidak akan melebihi TID (Tingkat Isolasi Dasar) atau BIL (Basic Insulation Level) daripada peralatan yang dilindungi Arus Pelepasan Maksimum (Maximum Discharge Current) Adalah arus surja maksimum yang dapat mengalir melalui arrester sebelum tembusnya sela seri tanpa merusak atau merubah karakteristik dari arrester. 3.7 Koordinasi Isolator Koordinasi isolator didefinisikan sebagai korelasi antara kemampuan peralatan peralatan listrik dan rangkain listrik dari satu pihak dan alat alat proteksi di lain pihak yang dihubungkan sedemikian rupa sehingga isolasi dari peralatan peralatan tersebut terlindung dari bahaya bahaya tegangan lebih. Secara keseluruhan isolasi peralatan harus dikoordinasikan sedemikian rupa sehingga menjamin peralatan tersebut tetap aman ketika terjadi gangguan tegangan lebih. Koordinasi isolasi yang baik akan menjamin bahwa isolasi peralatan akan mampu menahan tegangan kerja sistem yang normal dan tidak normal yang mungkin terjadi pada sistem. Masalah koordinasi isolasi pada sistem tenaga menyangkut : 1. Penentuan tingkat isolasi dari isolator hantaran. 2. Menentukan Tingkat Isolasi Dasar ( TID ) dari peralatan. 3. Pemilihan arrester.
11 Penentuan Isolasi Hantaran Penentuan isolasi dari hantaran harus mempertimbangkan kemungkinan terjadinya tegangan lebih petir, tegangan lebih switching dan tegangan lebih frekuensi jala jala. Isolator hantaran udara harus cukup tinggi untuk mencegah terjadinya kegagalan yang disebabkan oleh tegangan lebih switching dan tegangan lebih frekuensi jala jala dengan memperhatikan pengaruh lingkungan atau alam yang dapat menurunkan tegangan tebus dari isolator. Usaha Penanggulangan Terhadap Sambaran Petir Langsung Diantara tegangan lebih akibat petir, sambaran langsung pada rel suatu Gardu Induk atau saluaran transmisi dekat kepada Gardu Induk merupakan bahaya terbesar terhadap Gardu Induk itu. Lagi pula sukar sekali mengamankan Gardu Induk itu sepenuhnya dengan menggunakan arrester. Kejadian sambaran lansung itu memang sangat kecil, tetapi sekali ia terjadi, kerusakan yang ditimbulkannya sangat hebat sekali. Karena itu gardu gardu yang penting dan saluran saluran di dekatnya harus diamankan terhadap sambaran langsung dengan mengadakan perlindungan yang cukup dengan kawat tanah dan tahanan pengetanahan yang rendah. Usaha Penanggulangan Terhadap Gelombang yang Datang Dari Saluran Penanggulangan terhadap gelombang petir yang memasuki Gardu Induk dari saluran trnsmisi dilakukan dengan mengamankan peralatan terhadap tegangan lebih itu dengan menggunakan arrester dan dengan memberikan kepada peralatan itu kekuatan isolasi terhadap tegangan impuls, yang lebih besar dari tingkatan pengamanan arrester Tingkat Isolasi Dasar dan Tingkat Isolasi Dari Peralatan di Gardu Berdasarka kesepakatan komite bersama AIEE IEC NEMA, Tingkat Isolasi Dasar ( TID ) didefinisikan sebagai berikut : Tingkat Isolasi dasar
12 34 adalah suatu tingkat referensi yang dinyatakan dalam tegangan puncak dengan standar bentuk gelombang dari 1,2 x 50 µs, sehingga isolasi dari peralatan peralatan listrik mempunyai karakteristik tahanan impuls sama atau lebih tinggi dari isolasi dasar tersebut. Untuk setiap tegangan sistem Tingkat Isolasi dasar telah ditentukan dengan internasional standar yang berlaku (Lihat table 1 pada lampiran) Sebagian besar peralatan di Gardu Induk seperti trafo, pemutus daya, saklar pemisah, trafo arus, trafo tegangan dibuat dengan tingkat isolasi yang sama. Kecuali trafo yang kadang kadang diproduksi dengan isolasi yang rendah dengan alasan ekonomis dan trafo umunya dilindungi langsung oleh arrester. Peralatan peralatan yang terletak di luar dari daerah lindung arrester akan di berikan TID satu tingkat lebih tinggi. Pada umumnya tingkat isolasi dari peralatan di gardu seperti pemutus daya, busbar, saklar pemisah, trafo pengukuran mempunyai TID 10 % lebih tinggi dari TID trafo Pemilihan dan Letak Arrester Untuk penyederhanaan dalam pemilihan arrester ditentukan terlebih dahulu langkah langkah yang diperlukan : a. Menentukan besarnya tegangan lebih satu phasa ke tanah atau tagangan lebih lain sebagai akibat kerja sistem yang tidak normal pada lokasi dimana arrester dipasang. b. Membuat perkiraan besarnya tegangan arrester (E a ). c. Memilih arus impuls yang diperkirakan akan dilepas melalui arrester. d. Menentukan tegangan pelepasan maksimum (tegangan kerja, tegangan sisa) dari arrester untuk arus impuls dan jenis penangkap petir yang dipilih.
13 35 e. Menentukan tingkat ketahanan tegangan impuls gelombang penuh dari peralatan yang akan dilindungi (TID peralatan). f. Memastikan bahwa tegangan kerja arrester berada di bawah TID peralatan dengan faktor perlindungan yang cukup. g. Menentukan jarak perlindungan antara arrester dengan peralatan yang akan dilindungi Jarak antara Arrester dengan Alat yang Dilindungi Meskipun yang paling baik adalah menempatkan arrester sedekat mungkin dengan alat yang dilindungi, tetapi dalam praktek kadang kadang hal ini tidak dimungkinkan. Jika jarak itu terlalu jauh, tegangan abnormal yang sampai pada terminal dari peralatan akan lebih tinggi dari pada tegangan pelepasan arrester. Hubungan antara tegangan terminal dari alat yang di lindungi dan jarak dari arrester adalah sebagai berikut : E t = E a + 2.µ.x / v...(3.4) Dimana : E t = tegangan terminal dari peralatan yang dilindugi (kv) E a = tegangan pelepasan dari arrester (kv) µ = kecuramn gelombang dari gelombang yang dating (Kv/µs) V = kecepatan rambat gelombang yang dating (m/µs) X = jarak dari arrester kea lat yang dilindungi (m) Oleh karena itu, jarak x dalam persamaan di atas harus sekecil mungkin supaya E t tidak melebihi kekuatan isolasi alat.
14 faktor perlindungan (Protection Margin) Factor perlindungan adalah besar perbedaan tegangan antara TID dari peralatan yang di lindungi dengan tegangan kerja dari arrester. Pada waktu menentukan tingkat perlindungan peralatan yang akan dilindungi oleh arrester umumnya diambil harga 10 % diatas tegangan kerja arrester, tujuannya untuk mengatasi kenaikan tegangan pada kawat penghubung dan toleransi pabrik. Besar factor perlindungan ini umumnya 20% dari TID peralatan untuk arrester yang dipasang dekat dengan peralatan yang akan dilindungi. Jika tidak diperoleh faktor perlindungan yang cukup, maka dipilih TID dari peralatan setingkat lebih tinggi atau memilih tegangan kerja arrester yang lebih rendah. Jadi, faktor perlindungan = TID peralatan tingkat perlindungan arrester.
15 37
BAB III LIGHTNING ARRESTER
BAB III LIGHTNING ARRESTER 3.1 Pendahuluan Gangguan tegangan lebih yang mungkin terjadi pada Gardu induk dapat disebabkan oleh beberapa sumber gangguan tegangan lebih. Perlindungan terhadap gangguan tegangan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Umum Lightning Arrester merupakan alat proteksi peralatan listrik terhadap tegangan lebih yang disebabkan oleh petir atau surja hubung (switching surge). Alat ini bersifat
Lebih terperinciBAB III LIGHTNING ARRESTER
BAB III LIGHTNING ARRESTER 3.1 Pengertian Istilah Dalam Lightning Arrester Sebelum lebih lanjut menguraikan tentang penangkal petir lebih dahulu penyusun menjelaskan istilah atau definisi yang akan sering
Lebih terperinciBAB III PELINDUNG SALURAN TRANSMISI. keamanan sistem tenaga dan tak mungkin dihindari, sedangkan alat-alat
BAB III PELINDUNG SALURAN TRANSMISI Seperti kita ketahui bahwa kilat merupakan suatu aspek gangguan yang berbahaya terhadap saluran transmisi yang dapat menggagalkan keandalan dan keamanan sistem tenaga
Lebih terperinciTUGAS PAPER MATA KULIAH SISTEM PROTEKSI MENENTUKAN JARAK PEMASANGAN ARRESTER SEBAGAI PENGAMAN TRAFO TERHADAP SAMBARAN PETIR
TUGAS PAPER MATA KULIAH SISTEM PROTEKSI MENENTUKAN JARAK PEMASANGAN ARRESTER SEBAGAI PENGAMAN TRAFO TERHADAP SAMBARAN PETIR Yang dibimbing oleh Slamet Hani, ST., MT. Disusun oleh: Nama : Daniel Septian
Lebih terperinciPEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN ARRESTER GARDU INDUK 150 KV UNGARAN PT. PLN (PERSERO) APP SEMARANG
PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN ARRESTER GARDU INDUK 150 KV UNGARAN PT. PLN (PERSERO) APP SEMARANG Taruna Miftah Isnain 1, Ir.Bambang Winardi 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciPEMELIHARAAN DAN PERTIMBANGAN PENEMPATAN ARRESTER PADA GARDU INDUK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG
PEMELIHARAAN DAN PERTIMBANGAN PENEMPATAN ARRESTER PADA GARDU INDUK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG Wahyu Arief Nugroho 1, Hermawan 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan
Lebih terperinciEVALUASI ARRESTER UNTUK PROTEKSI GI 150 KV JAJAR DARI SURJA PETIR MENGGUNAKAN SOFTWARE PSCAD
EVALUASI ARRESTER UNTUK PROTEKSI GI 150 KV JAJAR DARI SURJA PETIR MENGGUNAKAN SOFTWARE PSCAD Sapari, Aris Budiman, Agus Supardi Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta
Lebih terperinciAbstrak. 1.2 Tujuan Mengetahui pemakaian dan pemeliharaan arrester yang terdapat di Gardu Induk 150 kv Srondol.
PEMELIHARAAN DAN ANALISA PENEMPATAN ARRESTER PADA GARDU INDUK 150 KV SRONDOL PT. PLN (PERSERO) P3B JB APP SEMARANG BC SEMARANG Guntur Pradnya Pratama 1, Ir. Tejo Sukmadi 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan
Lebih terperinciVol.3 No1. Januari
Studi Penempatan Arrester di PT. PLN (Persero) Area Bintaro Badaruddin Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana JL. Raya Meruya Selatan, Kembangan, Jakarta, 11650 Telepon: 021-5857722
Lebih terperinciSISTEM PROTEKSI RELAY
SISTEM PROTEKSI RELAY SISTEM PROTEKSI PADA GARDU INDUK DAN SPESIFIKASINYA OLEH : WILLYAM GANTA 03111004071 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2015 SISTEM PROTEKSI PADA GARDU INDUK
Lebih terperinciKOORDINASI ISOLASI. By : HASBULLAH, S.Pd., MT ELECTRICAL ENGINEERING DEPT. FPTK UPI 2009
KOORDINASI ISOLASI By : HASBULLAH, S.Pd., MT ELECTRICAL ENGINEERING DEPT. FPTK UPI 2009 KOORDINASI ISOLASI (INSULATION COORDINATION) Koordinasi Isolasi : Korelasi antara daya isolasi alat-alat dan rangkaian
Lebih terperinciBAB 8 ALAT PENGAMAN JARINGAN DISTRIBUSI
BAB 8 ALAT PENGAMAN JARINGAN DISTRIBUSI A. Pendahuluan Alat pengaman atau pelindung adalah suatu alat yang berfungsi melindungi atau mengamankan suatu sistem penyaluran tenaga listrik dengan cara membatasi
Lebih terperinciBAB IV MENENTUKAN KAPASITAS LIGHTNING ARRESTER
37 BAB IV MENENTUKAN KAPASITAS LIGHTNING ARRESTER 4.1 Data-Data Peralatan Adapun penelitian ini dilakukan pada peralatan-peralatan yang terdapat di Panel distribusi STIP Marunda dengan data-data peralatan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. KLASIFIKASI DAN BESARNYA TEGANGAN ABNORMAL Meskipun tidak ada standart tertentu dari tegangan abnormal yang disebabkan oleh gangguan surya yang harus ditanggulangi dalam proteksi
Lebih terperinciMAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK
MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK Pemeliharaan Arrester GI dan GIS 150 kv PT. PLN (PERSERO) UPT Semarang PT. PLN (PERSERO) P3B REGION JATENG & DIY, UPT Semarang Jimy harto S. 1, Abdul Syakur 2 Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gelombang berjalan juga dapat ditimbulkan dari proses switching atau proses
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangkit listrik pada umumnya dihubungkan oleh saluran transmisi udara dari pembangkit menuju ke pusat konsumsi tenaga listrik seperti gardu induk (GI). Saluran transmisi
Lebih terperinciARESTER SEBAGAI SISTEM PENGAMAN TEGANGAN LEBIH PADA JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN MENENGAH 20KV. Tri Cahyaningsih, Hamzah Berahim, Subiyanto ABSTRAK
86 Jurnal Teknik Elektro Vol. 1 No.2 ARESTER SEBAGAI SISTEM PENGAMAN TEGANGAN LEBIH PADA JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN MENENGAH 20KV Tri Cahyaningsih, Hamzah Berahim, Subiyanto ABSTRAK Tegangan lebih adalah
Lebih terperinciAnalisa Rating Lightning Arrester Pada Jaringan Transmisi 70 kv Tomohon-Teling
e-jurnal Teknik Elektro dan Komputer (201) 1 Analisa Rating Lightning Arrester Pada Jaringan Transmisi 70 kv Tomohon-Teling M. S. Paraisu, F. Lisi, L. S. Patras, S. Silimang Jurusan Teknik Elektro-FT.
Lebih terperinciBAB III SISTEM PROTEKSI JARINGAN DISTRIBUSI
BAB III SISTEM PROTEKSI JARINGAN DISTRIBUSI 3.1 Umum Sebaik apapun suatu sistem tenaga dirancang, gangguan pasti akan terjadi pada sistem tenaga tersebut. Gangguan ini dapat merusak peralatan sistem tenaga
Lebih terperinciL/O/G/O RINCIAN PERALATAN GARDU INDUK
L/O/G/O RINCIAN PERALATAN GARDU INDUK Disusun Oleh : Syaifuddin Z SWITCHYARD PERALATAN GARDU INDUK LIGHTNING ARRESTER WAVE TRAP / LINE TRAP CURRENT TRANSFORMER POTENTIAL TRANSFORMER DISCONNECTING SWITCH
Lebih terperinciOPTIMASI PELETAKKAN ARESTER PADA SALURAN DISTRIBUSI KABEL CABANG TUNGGAL AKIBAT SURJA PETIR GELOMBANG PENUH
OPTIMASI PELETAKKAN ARESTER PADA SALURAN DISTRIBUSI KABEL CABANG TUNGGAL AKIBAT SURJA PETIR GELOMBANG PENUH Yuni Rahmawati, ST* Abstrak: Untuk menganalisis besar tegangan maksimum yang terjadi pada jaringan
Lebih terperinciPENENTUAN LETAK OPTIMUM ARRESTER PADA GARDU INDUK (GI) 150 kv SIANTAN MENGGUNAKAN METODE OPTIMASI
PENENTUAN LETAK OPTIMUM ARRESTER PADA GARDU INDUK (GI) 150 kv SIANTAN MENGGUNAKAN METODE OPTIMASI Ringga Nurhaidi 1), Danial 2), Managam Rajagukguk 3) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciBAB II STRUKTUR JARINGAN DAN PERALATAN GARDU INDUK SISI 20 KV
BAB II STRUKTUR JARINGAN DAN PERALATAN GARDU INDUK SISI 20 KV 2.1. UMUM Gardu Induk adalah suatu instalasi tempat peralatan peralatan listrik saling berhubungan antara peralatan yang satu dengan peralatan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gardu Induk Gardu induk adalah alat penghubung listrik dari jaringan transmisi ke jaringan distribusi primer yang kontruksinya dapat dilihat pada gambar 2.1. Gardu Induk merupakan
Lebih terperinciSISTEM PROTEKSI TERHADAP TEGANGAN LEBIH PADA GARDU TRAFO TIANG 20 kv
Rahmawati, Sistem Proteksi Terhadap Tegangan Lebih Pada Gardu Trafo SISTEM PROTEKSI TERHADAP TEGANGAN LEBIH PADA GARDU TRAFO TIANG 20 kv Yuni Rahmawati, S.T., M.T., Moh.Ishak Abstrak: Gangguan tegangan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Saluran Transmisi Sistem transmisi adalah suatu sistem penyaluran energi listrik dari satu tempat ke tempat lain, seperti dari stasiun pembangkit ke substation ( gardu
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN DAN PETUNJUK UMUM UNTUK PEMILIHAN PENGENAL ARRESTER
BAB IV PERHITUNGAN DAN PETUNJUK UMUM UNTUK PEMILIHAN PENGENAL ARRESTER 4.1 Hasil penelitian 1. Waktu Percikan arester Gambar 4.1 Grafik waktu percik arrester berdasarkan penelitian 2. Simulasi diagram
Lebih terperinciOPTIMASI JARAK MAKSIMUM PENEMPATAN LIGHTNING ARRESTER SEBAGAI PROTEKSI TRANSFORMATOR PADA GARDU INDUK. Oleh : Togar Timoteus Gultom, S.
OPTIMASI JARAK MAKSIMUM PENEMPATAN LIGHTNING ARRESTER SEBAGAI PROTEKSI TRANSFORMATOR PADA GARDU INDUK Oleh : Togar Timoteus Gultom, S.T, MT ABSTRAK Tegangan lebih adalah tegangan yang hanya dapat ditahan
Lebih terperinciBAB III TEORI DASAR DAN DATA
BAB III TEORI DASAR DAN DATA 3.1. MENENTUKAN JARAK ARRESTER Analisis data merupakan bagian penting dalam penelitian, karena dengan analisis data yang diperoleh mampu memberikan arti dan makna untuk memecahkan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori A. Fenomena Petir Proses awal terjadi petir disebabkan karena adanya awan bermuatan di atas bumi. Pembentukan awan bermuatan disebabkan karena adanya kelembaban
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Distributed Generation Distributed Generation adalah sebuah pembangkit tenaga listrik yang bertujuan menyediakan sebuah sumber daya aktif yang terhubung langsung dengan jaringan
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik Sistem Tenaga Listrik adalah sistem penyediaan tenaga listrik yang terdiri dari beberapa pembangkit atau pusat listrik terhubung satu dengan
Lebih terperinciSTUDI KARAKTERISTIK TRANSIEN LIGHTNING ARRESTER PADA TEGANGAN MENENGAH BERBASIS PENGUJIAN DAN SIMULASI
Proseding Seminar Tugas Akhir Teknik Elektro FTI-ITS, Oktober 2013 1 STUDI KARAKTERISTIK TRANSIEN LIGHTNING ARRESTER PADA TEGANGAN MENENGAH BERBASIS PENGUJIAN DAN SIMULASI Bangkit Wahyudian Kartiko, I
Lebih terperinciAnalisa Koordinasi Isolasi Peralatan di Gardu Induk Teling 70 kv
Jurnal Teknik Elektro dan Komputer Vol. 7 No. 2 (2018) ISSN : 2301-8402 151 Analisa Koordinasi Isolasi Peralatan di Gardu Induk Teling 70 kv Brando Alexsander R, Lily S Patras, Fielman Lisi Teknik Elektro
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB LANDASAN TEOR. Gangguan Pada Sistem Tenaga Listrik Gangguan dapat mengakibatkan kerusakan yang cukup besar pada sistem tenaga listrik. Banyak sekali studi, pengembangan alat dan desain sistem perlindungan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini dilakukan di Gardu Induk 150 KV Teluk Betung Tragi Tarahan, Bandar Lampung, Provinsi Lampung. B. Data Penelitian Untuk mendukung terlaksananya
Lebih terperinciDAMPAK PEMBERIAN IMPULS ARUS TERHADAP KETAHANAN ARRESTER TEGANGAN RENDAH
DAMPAK PEMBERIAN IMPULS ARUS TERHADAP KETAHANAN ARRESTER TEGANGAN RENDAH Diah Suwarti Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta Jln. Babarsari No 1, Sleman, Yogyakarta diah.w73@gmail.com Intisari Arester
Lebih terperinciPEMELIHARAAN LIGHTNING ARRESTER (LA) PADA GARDU INDUK KRAPYAK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JAWA BALI APP SEMARANG. Abstrak
PEMELIHARAAN LIGHTNING ARRESTER (LA) PADA GARDU INDUK KRAPYAK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JAWA BALI APP SEMARANG Airlangga Avryansyah Akbar. 1, Ir.Agung Warsito, DHET. 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan
Lebih terperinciBAB 2 KLASIFIKASI JARINGAN DISTRIBUSI
KLASIFIKASI JARINGAN DISTRIBUSI 11 BAB 2 KLASIFIKASI JARINGAN DISTRIBUSI A. Pendahuluan Sistem jaringan distribusi tenaga listrik dapat diklasifikasikan dari berbagai segi, antara lain adalah : 1. Berdasarkan
Lebih terperinciStudi Pengaruh Lokasi Pemasangan Surge Arrester pada Saluran Udara 150 Kv terhadap Tegangan Lebih Switching
Studi Pengaruh Lokasi Pemasangan Surge Arrester pada Saluran Udara 150 Kv terhadap Tegangan Lebih Switching Media Riski Fauziah, I Gusti Ngurah Satriyadi, I Made Yulistya Negara Jurusan Teknik Elektro
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Jaringan distribusi adalah bagian dari sistem tenaga lsitrik yang paling dekat dengan pelanggan. Ditinjau dari volume fisiknya jaringan distribusi pada umumnya lebih
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Suatu sistem tenaga listrik terdiri dari tiga bagian utama : pusat-pusat
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Saluran Transmisi ( 1, 5, 7 ) Suatu sistem tenaga listrik terdiri dari tiga bagian utama : pusat-pusat pembangkit listrik, saluran-saluran transmisi, dan sistem-sistem distribusi.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Distribusi 1 Bagian dari sistem tenaga listrik yang paling dekat dengan pelanggan adalah sistem distribusi. Sistem distribusi adalah bagian sistem tenaga listrik yang
Lebih terperinciBAB II GANGGUAN TEGANGAN LEBIH PADA SISTEM TENAGA LISTRIK
BAB II GANGGUAN TEGANGAN LEBIH PADA SISTEM TENAGA LISTRIK 2.1 Umum Pada dasarnya suatu gangguan ialah setiap keadaan sistem yang menyimpang dari normal. Gangguan yang terjadi pada waktu sistem tenaga listrik
Lebih terperinciANALISIS PERLINDUNGAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI YANG EFEKTIF TERHADAP SURJA PETIR. Lory M. Parera *, Ari Permana ** Abstract
ANALISIS PERLINDUNGAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI YANG EFEKTIF TERHADAP SURJA PETIR Lory M. Parera *, Ari Permana ** Abstract Pemanfaatan energi listrik secara optimum oleh masyarakat dapat terpenuhi dengan
Lebih terperinciSTUDI PENGARUH KONFIGURASI 1 PERALATAN PADA SALURAN DISTRIBUSI 20 KV TERHADAP PERFORMA PERLINDUNGAN PETIR MENGGUNAKAN SIMULASI ATP/EMTP
STUDI PENGARUH KONFIGURASI 1 PERALATAN PADA SALURAN DISTRIBUSI 20 KV TERHADAP PERFORMA PERLINDUNGAN PETIR MENGGUNAKAN SIMULASI ATP/EMTP Oleh : Augusta Wibi Ardikta 2205.100.094 Dosen Pembimbing : 1. I
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan iklim tropis. Dengan letak geografis Indonesia yang dikelilingi oleh lautan, maka Indonesia berpeluang untuk memiliki kerapatan petir
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Dari hasil data yang di peroleh saat melakukan penelitian di dapat seperti pada table berikut ini. Tabel 4.1 Hasil penelitian Tahanan (ohm) Titik A Titik
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 PENGERTIAN Berdasarkan IEV (International Electrotechnical Vocabulary) 441-14-20 disebutkan bahwa Circuit Breaker (CB) atau Pemutus Tenaga (PMT) merupakan peralatan saklar /
Lebih terperinciPROSES DAN SISTEM PENYALURAN TENAGA LISTRIK OLEH PT.PLN (Persero)
PROSES DAN SISTEM PENYALURAN TENAGA LISTRIK OLEH PT.PLN (Persero) Oleh : Hery Setijasa Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Semarang Jl Prof Sudarto,SH Tembalang Semarang 50275 Abstrak
Lebih terperinciBAB III PROTEKSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) TERHADAP SAMBARAN PETIR
BAB III PROTEKSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) TERHADAP SAMBARAN PETIR 3.1 Konsep Dasar Sistem Tenaga Listrik Suatu system tenaga listrik secara sederhana terdiri atas : - Sistem pembangkit -
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. c. Memperkecil bahaya bagi manusia yang ditimbulkan oleh listrik.
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Proteksi Sistem proteksi merupakan sistem pengaman yang terpasang pada sistem distribusi tenaga listrik, trafo tenaga transmisi tenaga listrik dan generator listrik.
Lebih terperinciBAB III SISTEM PROTEKSI DENGAN RELAI JARAK. terutama untuk masyarakat yang tinggal di kota-kota besar. Kebutuhan tenaga
BAB III SISTEM PROTEKSI DENGAN RELAI JARAK 3.1. Umum Tenaga listrik merupakan suatu kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia, terutama untuk masyarakat yang tinggal di kota-kota besar. Kebutuhan tenaga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibangkitkan oleh sebuah sistem pembangkit perlu mengalami peningkatan nilai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tegangan tinggi merupakan suatu bagian dari Sistem Tenaga Listrik yang memiliki peranan penting. Dalam proses penyaluran daya, tegangan yang dibangkitkan oleh sebuah
Lebih terperinciSTUDI ANALISA SISTEM KOORDINASI ISOLASI PERALATAN DI GARDU INDUK 150 KV NEW-TUREN
TUGAS AKHIR - RE 1599 STUDI ANALISA SISTEM KOORDINASI ISOLASI PERALATAN DI GARDU INDUK 150 KV NEW-TUREN RIO WIBISONO NRP 2201 109 023 Dosen Pembimbing Ir.Soedibyo, MMT. I Gusti Ngurah Satriyadi H, S.T,
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR PEMELIHARAAN KABEL TANAH TERHADAP GANGGUAN HUBUNG SINGKAT
LAPORAN AKHIR PEMELIHARAAN KABEL TANAH TERHADAP GANGGUAN HUBUNG SINGKAT Oleh : Brayen pontoh NIM : 13-021-020 KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNK NEGERI MANADO
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Desain isolasi untuk tegangan tinggi (HV) dimaksudkan untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Desain isolasi untuk tegangan tinggi (HV) dimaksudkan untuk melindungi saluran dari adanya tegangan lebih akibat surja hubung dan surja petir. Untuk tegangan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Gardu Induk Gardu Induk merupakan suatu instalasi yang terdiri dari sekumpulan peralatan listrik yang disusun menurut pola tertentu dengan pertimbangan teknis, ekonomis
Lebih terperinciBAB III PENGAMANAN TRANSFORMATOR TENAGA
41 BAB III PENGAMANAN TRANSFORMATOR TENAGA 3.1 Pengamanan Terhadap Transformator Tenaga Sistem pengaman tenaga listrik merupakan sistem pengaman pada peralatan - peralatan yang terpasang pada sistem tenaga
Lebih terperinciBAB III SISTEM PROTEKSI DAN ANALISA HUBUNG SINGKAT
23 BAB III SISTEM PROTEKSI DAN ANALISA HUBUNG SINGKAT 3.1. Sistem Proteksi SUTT Relai jarak digunakan sebagai pengaman utama (main protection) pada SUTT/SUTET dan sebagai backup untuk seksi didepan. Relai
Lebih terperinciBAB II GARDU TRAFO DISTRIBUSI
BAB II GARDU TRAFO DISTRIBUSI II.1 Umum Gardu trafo distribusiberlokasi dekat dengan konsumen. Transformator dipasang pada tiang listrik dan menyatu dengan jaringan listrik. Untuk mengamankan transformator
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Lightning Arrester yang biasanya disingkat dengan LA sering disebut juga penangkal petir, adalah alat pelindung bagi peralatan sistem tenaga listrik dari gangguan tegangan
Lebih terperinciBAB II IMPEDANSI SURJA MENARA DAN KAWAT TANAH
BAB II IMPEDANSI SURJA MENARA DAN KAWAT TANAH II. 1 TEORI GELOMBANG BERJALAN II.1.1 Pendahuluan Teori gelombang berjalan pada kawat transmisi telah mulai disusun secara intensif sejak tahun 1910, terlebih-lebih
Lebih terperinciBAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK. Gambar 2.1 Gardu Induk
BAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK Gardu Induk merupakan suatu instalasi listrik yang terdiri atas beberapa perlengkapan dan peralatan listrik dan menjadi penghubung listrik
Lebih terperinciBAB III DASAR TEORI.
13 BAB III DASAR TEORI 3.1 Pengertian Cubicle Cubicle 20 KV adalah komponen peralatan-peralatan untuk memutuskan dan menghubungkan, pengukuran tegangan, arus, maupun daya, peralatan proteksi, dan control
Lebih terperinciGROUNDING SISTEM DALAM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 20 KV
GROUNDING SISTEM DALAM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 20 KV Ahmad Yani Program Studi Sistem Komputer, Universitas Dian Nusantara ahmad.yani@gmail.com ABSTRACT: In paper grounding system at 20 KV electrical
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Jaringan Distribusi Sistem Tenaga listrik di Indonesia tersebar dibeberapa tempat, maka dalam penyaluran tenaga listrik dari tempat yang dibangkitkan sampai ke tempat
Lebih terperinciProtection on Electrical Power System. Hasbullah Bandung, Juni 2008
Protection on Electrical Power System Hasbullah Bandung, Juni 2008 Latar Belakang Saluran tenaga listrik merupakan bagian sistem tenaga listrik yang sering mengalami gangguan Gangguan yang terjadi dapat
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR PEMELIHARAN GARDU DISTRIBUSI
LAPORAN AKHIR PEMELIHARAN GARDU DISTRIBUSI Oleh: OFRIADI MAKANGIRAS 13-021-014 KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI MANADO 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1
Lebih terperinciDasman 1), Rudy Harman 2)
PENGARUH TAHANAN KAKI MENARA SALURAN TRANSMISI 150 KV TERHADAP TEGANGAN LEBIH TRANSIENT AKIBAT SURJA PETIR DENGAN MENGGUNAKAN ELEKTROMAGNETIC TRANSIENTS PROGRAM (EMTP) (GI KILIRIANJAO GI MUARO BUNGO )
Lebih terperinciANALISIS KOORDINASI ISOLASI SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI 150 KV TERHADAP SAMBARAN PETIR DI GIS TANDES MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK EMTP RV
TUGAS AKHIR RE 1599 ANALISIS KOORDINASI ISOLASI SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI 150 KV TERHADAP SAMBARAN PETIR DI GIS TANDES MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK EMTP RV IKA PRAMITA OCTAVIANI NRP 2204 100 028 Dosen
Lebih terperinciAnalisa Perancangan Gardu Induk Sistem Outdoor 150 kv di Tallasa, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan
JURNAL DIMENSI TEKNIK ELEKTRO Vol. 1, No. 1, (2013) 37-42 37 Analisa Perancangan Gardu Induk Sistem Outdoor 150 kv di Tallasa, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan Samuel Marco Gunawan, Julius Santosa Jurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia terletak di daerah khatulistiwa. Oleh karena itu Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Indonesia terletak di daerah khatulistiwa. Oleh karena itu Indonesia memiliki iklim tropis, kondisi ini menyebabkan Indonesia memiliki hari guruh rata-rata
Lebih terperinciAssalamu alaikum Wr. Wb. PROTEKSI TEGANGAN LEBIH (ARRESTER)
Assalamu alaikum Wr. Wb. PROTEKSI TEGANGAN LEBIH (ARRESTER) PENDAHULUAN Sambaran petir merupakan suntikan muatan listrik yang mengakibatkan timbulnya kenaikan tegangan. Oleh karena itu, perlu dibuat pelindung
Lebih terperinciKEMAMPUAN ARESTER UNTUK PENGAMAN TRANFORMATOR PADA GARDU INDUK SRONDOL 150 KV
KEMAMPUAN ARESTER UNTUK PENGAMAN TRANFORMATOR PADA GARDU INDUK SRONDOL 150 KV Skripsi untuk memenuhi persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi S-1 Pendidikan Teknik Elektro Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB IV SISTEM PROTEKSI GENERATOR DENGAN RELAY ARUS LEBIH (OCR)
27 BAB IV SISTEM PROTEKSI GENERATOR DENGAN RELAY ARUS LEBIH (OCR) 4.1 Umum Sistem proteksi merupakan salah satu komponen penting dalam system tenaga listrik secara keseluruhan yang tujuannya untuk menjaga
Lebih terperinciTUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK
TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK Oleh: FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS NEGERI MALANG Oktober 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring jaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Petir atau halilintar merupakan gejala alam yang biasanya muncul pada musim hujan dimana di langit muncul kilatan cahaya sesaat yang menyilaukan yang beberapa saat
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. 2.1 Isolator. Pada suatu sistem tenaga listrik terdapat berbagai bagian yang memiliki
BAB II DASAR TEORI 2.1 Isolator Pada suatu sistem tenaga listrik terdapat berbagai bagian yang memiliki tegangan dan juga tidak bertegangan. Sehingga bagian yang tidak bertegangan ini harus dipisahkan
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH DIAMETER DAN PANJANG ELEKTRODA PENTANAHAN ARESTER TERHADAP PERLINDUNGAN TEGANGAN LEBIH
ANALISIS PENGARUH DIAMETER DAN PANJANG ELEKTRODA PENTANAHAN ARESTER TERHADAP PERLINDUNGAN TEGANGAN LEBIH OLEH : SYAIFUDDIN NAJIB D 400 060 049 JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
Lebih terperinciBAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. panasbumi Unit 4 PT Pertamina Geothermal Energi area Kamojang yang. Berikut dibawah ini data yang telah dikumpulkan :
BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Data yang Diperoleh Dalam penelitian ini menggunakan data di Pembangkit listrik tenaga panasbumi Unit 4 PT Pertamina Geothermal Energi area Kamojang yang telah dikumpulkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem transmisi memegang peranan yang sangat penting dalam proses penyaluran daya. Oleh karena itu pengaman pada saluran transmisi perlu mendapat perhatian
Lebih terperinciBAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. Pusat tenaga listrik umumnya terletak jauh dari pusat bebannya. Energi listrik
BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 2.1. Umum Pusat tenaga listrik umumnya terletak jauh dari pusat bebannya. Energi listrik yang dihasilkan pusat pembangkitan disalurkan melalui jaringan transmisi.
Lebih terperinciSTUDY ON SURGE ARRESTER PERFORMANCE DUE TO LIGHTNING STROKE IN 20 KV DISTRIBUTION LINES. Agung Warsito, Abdul Syakur, Liliyana NS *)
STUDY ON SURGE ARRESTER PERFORMANCE DUE TO LIGHTNING STROKE IN 20 KV DISTRIBUTION LINES Agung Warsito, Abdul Syakur, Liliyana NS *) Abstrak Electric energy has been transmiting from power station to end
Lebih terperinciLAPORAN MINGGUAN OJT D1 MINGGU XIV. GARDU INDUK 150 kv DI PLTU ASAM ASAM. Oleh : MUHAMMAD ZAKIY RAMADHAN Bidang Operator Gardu Induk
LAPORAN MINGGUAN OJT D1 MINGGU XIV GARDU INDUK 150 kv DI PLTU ASAM ASAM Oleh : MUHAMMAD ZAKIY RAMADHAN Bidang Operator Gardu Induk PROGRAM BEASISWA D1 JURUSAN TRAGI PT PLN (PERSERO) SEKTOR ASAM ASAM WILAYAH
Lebih terperinciBAB II GAS INSULATED SWITCHGEAR ( GIS ) GIS yang sekarang telah menggunakan Gas SF6 ( Sulfur Hexafluoride )
BAB II GAS INSULATED SWITCHGEAR ( GIS ) 2.1 SEJARAH GIS GIS yang sekarang telah menggunakan Gas SF6 ( Sulfur Hexafluoride ) sebagai media isolasi, menjadikannya sebagai sebuah teknologi yang maju dan telah
Lebih terperinciInstalasi Listrik MODUL III. 3.1 Umum
MODUL III Instalasi Listrik 3.1 Umum Instalasi listrik system distribusi terdapat dimana mana, baik pada system pembangkitan maupun pada system penyaluran (transmisi/distribusi) dalam bentuk instalasi
Lebih terperinciBAB II TRANSFORMATOR DISTRIBUSI DAN SISTEM PENGAMANNYA
BAB II TRANSFORMATOR DISTRIBUSI DAN SISTEM PENGAMANNYA BAB II TRANSFORMATOR DISTRIBUSI DAN SISTEM PENGAMANNYA 2.1 Umum Transformator merupakan suatu perangkat listrik yang berfungsi untuk mentransformasikan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Pada penelitian sebelumnya (Syakur, 2009) dengan judul kinerja Arrester
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Pada penelitian sebelumnya (Syakur, 2009) dengan judul kinerja Arrester akibat induksi sambaran petir pada jaringan menengah 20 kv, menjelaskan induksi yang terjadi
Lebih terperinciSTUDI GANGGUAN HUBUNGAN SINGKAT SATU FASA KETANAH AKIBAT SAMBARAN PETIR PADA SALURAN TRANSMISI OLEH JUBILATER SIMANJUNTAK NIM :
STUDI GANGGUAN HUBUNGAN SINGKAT SATU FASA KETANAH AKIBAT SAMBARAN PETIR PADA SALURAN TRANSMISI OLEH JUBILATER SIMANJUNTAK NIM : 050422035 DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSION
Lebih terperinciMAKALAH OBSERVASI DISTRIBUSI LISTRIK di Perumahan Pogung Baru. Oleh :
MAKALAH OBSERVASI DISTRIBUSI LISTRIK di Perumahan Pogung Baru Oleh : I Gede Budi Mahendra Agung Prabowo Arif Budi Prasetyo Rudy Rachida NIM.12501241010 NIM.12501241013 NIM.12501241014 NIM.12501241035 PROGRAM
Lebih terperinciKata Kunci Proteksi, Arrester, Bonding Ekipotensial, LPZ.
PERANCANGAN SISTEM PROTEKSI PETIR INTERNAL PADA CONDOTEL BOROBUDUR BLIMBING KOTA MALANG Priya Surya Harijanto¹, Moch. Dhofir², Soemarwanto ³ ¹Mahasiswa Teknik Elektro, ² ³Dosen Teknik Elektro, Universitas
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik Energi listrik disalurkan melalui penyulang-penyulang yang berupa saluran udara atau saluran kabel tanah. Pada penyulang distribusi ini terdapat
Lebih terperinciBAB II KARAKTERISTIK PEMUTUS TENAGA
BAB II KARAKTERISTIK PEMUTUS TENAGA 2.1 Fungsi Pemutus Tenaga Pemutus tenaga (PMT) adalah saklar yang dapat digunakan untuk menghubungkan atau memutuskan arus atau daya listrik sesuai dengan ratingnya.
Lebih terperinciPeralatan Tegangan Tinggi
Peralatan Tegangan Tinggi Contents 1 Jenis Peralatan Tegangan Tinggi 2 Spesifikasi Peralatan Tegangan Tinggi Jenis Peralatan Tegangan Tinggi Peralatan Pengaman (Proteksi) - Circuit Breaker - Surge Protector
Lebih terperinciPEMODELAN PERLINDUNGAN GARDU INDUK DARI SAMBARAN PETIR LANGSUNG DI PT. PLN (PERSERO) GARDU INDUK 150 KV NGIMBANG-LAMONGAN
PEMODELAN PERLINDUNGAN GARDU INDUK DARI SAMBARAN PETIR LANGSUNG DI PT. PLN (PERSERO) GARDU INDUK 150 KV NGIMBANG-LAMONGAN Oleh : Nina Dahliana Nur 2211106015 Dosen Pembimbing : 1. I Gusti Ngurah Satriyadi
Lebih terperinciPoliteknik Negeri Sriwijaya
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transformator Daya Transformator merupakan peralatan listrik yang berfungsi untuk menyalurkan daya/tenaga dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya. Transformator
Lebih terperinciSTUDI PERENCANAAN SISTEM PERLINDUNGAN PETIR EKSTERNAL DI GARDU INDUK 150 KV NEW-TUREN
TUGAS AKHIR - RE 1599 STUDI PERENCANAAN SISTEM PERLINDUNGAN PETIR EKSTERNAL DI GARDU INDUK 150 KV NEW-TUREN ARIMBI DINAR DEWITA NRP 2202 109 044 Dosen Pembimbing Ir.Soedibyo, MMT. I Gusti Ngurah Satriyadi
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR GANGGUAN OVERLOAD PADA GARDU DISTRBUSI ASRAMA KIWAL
LAPORAN AKHIR GANGGUAN OVERLOAD PADA GARDU DISTRBUSI ASRAMA KIWAL Oleh : SEMUEL MASRI PONGKORUNG NIM : 13021003 Dosen Pembimbing Reiner Ruben Philipus Soenpiet, SST NIP. 1961019 199103 2 001 KEMENTERIAN
Lebih terperinci