Muchamad Arif Sasmita 1, Ir. Agung Nugroho M. Kom. 2
|
|
- Yenny Budiaman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Operasi dan Pemeliharaan Pemutus Tenaga Dengan SF6 (Sulfur hexafluoride) Sebagai Pemadam Busur Api Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET) 500 kv Ungaran Muchamad Arif Sasmita 1, Ir. Agung Nugroho M. Kom. 2 1 Mahasiswa 2 Dosen Pembimbing Jurusan Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Jalan Prof. H. Soedarto, S.H., Tembalang, Semarang Kode Pos Telp. (024) , Fax. (024) muchamad_arif_sasmita@yahoo.com Abstrak Instalasi sistem transmisi tenaga listrik mempunyai peralatan-peralatan yang digunakan untuk melindungi sistem tenaga listrik tersebut terhadap gangguan. Salah satunya adalah Pemutus Tenaga (Circuit Breaker) yang berfungsi sebagai saklar tenaga listrik untuk menghubungkan dan memutus arus beban atau arus gangguan. Saat terjadi pensaklaran, maka busur api akan terjadi pada peralatan tersebut. Sehingga diperlukan media pemutus busur api yakni SF6 (Sulfur hexafluoride) untuk memadamkanya. Seiring dengan berjalannya waktu, maka Pemutus Tenaga (Circuit Breaker) pun mengalami penurunan kualitas pelayanan sehingga perlu dilakukan adanya upaya perawatan, baik dari segi mekanik peralatan maupun yang bersangkutan dengannya, yaitu pemadam busur api SF6 agar dapat mempertahankan atau mengembalikan pada tingkat prestasi awal dan dapat beroperasi dengan keandalan yang tinggi sehingga kontinuitas pelayanan listrik akan tercapai. Disisi lain, operasi Pemutus Tenaga (Circuit Breaker) harus dilakukan secara tepat berdasarkan standar operasi peralatan agar terjamin keamanan baik pada sistem maupun operator. Pada makalah kerja praktek ini akan dibahas bagaimana cara pemeliharaan dan operasi pada Pemutus Tenaga (Circuit Breaker) serta mengetahui parameterparameter yang digunakan untuk mengetahui tingkat keandalan dari Pemutus Tenaga (Circuit Breaker). Kata kunci Pemutus Tenaga (Circuit Breaker), Operasi, Pemeliharaan A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Sebagai akibat dari perkembangan teknologi pada masa sekarang ini, maka berdampak pula dengan peningkatan penggunaan tenaga listrik dari tahun ke tahun, baik untuk kebutuhan industri, rumah tangga maupun kebutuhan lainya. Hal ini menimbulkan masalah penyediaan tenaga listrik dalam jumlah besar dan penyaluranya dalam jumlah yang besar pula. Sehubungan dengan masalah tersebut, maka PLN sebagai perusahaan listrik Negara harus mampu memanfaatkan energi listrik yang ada dengan seoptimal mungkin serta sebaikbaiknya. Agar dapat memanfaatkan energi yang ada dengan kualitas penyaluran serta keandalan dari peralatan yang ada, maka diperlukan operasi yang sesuai standar dan suatu sistem pengaman dan sistem pemeliharaan yang baik. Suatu sistem hakekatnya adalah peranan penting bagi peralatan dan manusia itu sendiri. Pemeliharaan instalasi Gardu Induk pada hakekatnya adalah untuk mendapatkan kepastian atau jaminan bahwa sistem suatu peralatan yang dipelihara akan berfungsi secara optimal meningkatkan umur teknisnya dan keamanan bagi personil. Pemeliharaan Instalasi Gardu Induk dilihat dari sifat dan jenis pemeliharaannya dibedakan dalam pemeliharaan rutin, pemeliharaan korektif dan pemeliharaan darurat. Mengingat bidang pemeliharaan ini sangat diperlukan dalam sistem penyaluran, maka pemeliharaan memerlukan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasinya yang dilaksanakan baik ditingkat pusat, kesatuan, unit administrasi sampai unit terkecil suatu penyalur energi listrik yakni Gardu Induk. GITET (Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi) Ungaran terdapat bermacam-maam peralatan yang sudah menerapkan kecanggihan tekologi, salah satunya Gas Circuit Breaker (GCB). GCB merupakan pemutus tenaga yang menggunakan gas SF6 sebagai media peredam busur api. Makalah ini akan membahas SF6 secara mendetail. Dimana memiliki peran untuk menghubungkan dan memutus arus beban atau arus gangguan. Dengan demikian keberhasilan suatu pemeliharan instansi gardu induk ditentukan oleh keberhasilan dalam pengumpulan data-data aspek perencanaan, perkiraan serta kualitas peralatan penyaluran dalam jangka panjang, menengah dan jangka pendek. B. Tujuan Tujuan makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui prinsip kerja Pemutus Tenaga Listrik. 2. Mengetahui pengoperasian pada 3. Mengetahui dan memahami cara pemeliharaan pada peralatan listrik, terutama pada PemutusTenaga Listrik (Circuit Breaker). 4. Mengerti gambaran mengenai peralatan tegangan tinggi C. Batasan Masalah Dalam makalah Kerja Praktek ini, penulis membatasi masalah pada pemutus tenaga tipe gas SF6 yang berada pada diameter IV Bay Ngimbang GITET Ungaran, operasi dan pemeliharaannya secara umum dan tidak membahas mengenai sistem proteksi.
2 II. DASAR TEORI A. Pemutus Tenaga () Circuit Breaker (CB) atau Pemutus Tenaga () merupakan peralatan saklar/switching mekanis, yang mampu menutup, mengalirkan dan memutus arus beban dalam kondisi normal serta mampu menutup, mengalirkan (dalam periode waktu tertentu) dan mmutus arus beban dalam spesifik kondisi abnormal/gangguan seperti kondisi short sircuit/hubung singkat. Pemutus tenaga adalah alat yang terpasang di Gardu Induk yang berfungsi untuk menghubungkan dan memutus arus beban atau arus gangguan. Pada waktu menghubungkan atau memutus beban akan terjadi tegangan recovery yaitu suatu fenomena tegangan lebih dan busur api. Jenis media pemadam busur api pada pemutus tenaga yaitu : Gas, vaccum, minyak dan udara. jenis gas,menggunakan gas SF6 (hexafluoride). Sifat-sifat gas SF6 adalah tidak berbau, tidak berwarna, tidak beracun Sifat gas SF6 sebagai bahan pemadam busur adalah cepat kembali sebagai dielektrik, tidak terjadi karbon selama terjadi busur, tidak mudah terbakar, thermal conductivity nya yang baik, tidak menimbulkan bunyi berisik. Gambar 2 Prinsip kerja pemadaman SF6 Pada gambar 2 memperlihatkan prinsip kerja SF6 secara umum. Sebelum terjadi gangguan atau dalam kondisi normal, dalam keadaan tertutup, kontak tetap dan kontak bergerak masih terhubung (a). Saat terjadi gangguan, kontak bergerak ditarik oleh mekanik namun gas SF6 belum dilepaskan (b). Ketika kontak bergerak dan kontak tetap benar-benar terpisah, akan muncul busur api akibat arus yang besar, kemudian gas SF6 dilepaskan untuk memadamkan busur api tersebut (c). Beberapa saat kemudian busur api padam (d). berdasarkan mekanik dibedakan menjadi 2, yaitu : 1. Single Pole tipe ini mempunyai mekanik pada masing-masing pole, umumnya jenis ini dipasang pada bay penghantar agar bisa reclose satu fasa. Gambar 1 Bagian-bagian Keterangan gambar1: 1. Mekanisme (operating mechanism). 2. Pemutus (interrupter). 3. Isolator penyangga dari porselen rongga (hollow support insulator porcelen). 4. Batang. 5. Penyambung diantara no.4 dan no. 12 (linkages). 6. Terminal-terminal. 7. Saringan (filters). 8. Silinder bergerak (movable cylinder). 9. Torak tetap (fixed piston) 10. Kotak tetap (fixed contact) Media gas yang digunakan pada tipe ini adalah Gas SF6 (Sulphur Hexafluoride). Sifat-sifat gas SF6 murni ialah tidak berwarna, tidak berbau, tidak beracun dan tidak mudah terbakar. Pada temperatur diatas 150 C gas SF6 mempunyai sifat tidak merusak metal, plastik dan bermacammacam bahan yang umumnya digunakan dalam pemutus tenaga tegangan tinggi. Sebagai isolasi listrik, gas SF6 mempunyai kekuatan dielektrik yang tinggi (2,35 kali udara) dan kekuatan dielektrik ini bertambah dengan pertambahan tekanan. Sifat lain dari gas SF6 ialah mampu mengembalikan kekuatan dielektrik dengan cepat, tidak terjadi karbon selama terjadi busur, tidak mudah terbakar (thermal conductivit) yang baik, tidak menimbulkan bunyi berisik. Gambar 3 Single Pole 2. Three Pole jenis ini mempunyai satu mekanik untuk tiga (3) fasa, guna menghubungkan fasa satu dengan fasa lainya dilengkapi dengan kopel mekanik, umumnya jenis ini dipasang pada bay Trafo dan bay Kopel serta 20 kv untuk distribusi. Gambar 4 Single Pole
3 Sistem Pemutus () terdiri dari beberapa sub-sistem yang memiliki beberapa komponen. Pembagian komponen dan fungsi dilkukan berdasarkan Failure Modes Effects Analysis (FMEA), sebagai berikut : 1. Penghantar Arus Listrik (electrical current carrying) 2. Sistem Isolasi (electrical insulation) 3. Media pemadam busur api 4. Mekanik Penggerak 5. Control / Auxilary circuit 6. Struktur mekanik 7. Sistem Pentanahan (grounding) Tabel 1. Pembagian Komponen dan Fungsi No Sub Sistem Fungsi 1 Penghantar arus listrik (electrical current carrying) 2 Sistem isolasi (electrical insulation) 3 Media pemadam busur api 4 Mekanik 5 Control l Auxilary circuit Bagian konduktif untuk menghantarkan I mengalirkan arus listrik Sebagai isolasi bagian yang bertegangan dengan yang tidak bertegangan serta antara bagian yang bertegangan Sebagai media pemadam busur api yang timbul pada saat bekerja membuka atau menutup Bagian untuk menggerakkan kontak gerak (moving contact) untuk operasi pemutusan atau penutupan Sebagai tempat I wadah secondary equipment dan melindungi peralatan tegangan rendah, serta sebagai terminal wiring kontrol dan memberikan trigger untuk operasi 6 Struktur mekanik Sebagai dudukan struktur dan penyangga peralatan 7 Sistem grounding Sebagai pengaman peralatan I orang terhadap tegangan lebih, arus bocor dan teqanqan induksi sifat ini maka SF6 mampu menangkap elektrn bebas (sebagai pembawa muatan), menyerap energinya, dan menurunkan temperature busur api. Hal ini dinyatakan dengan persamaan berikut ini. SF6 + e - SF6 - SF6 + e - SF5 - + F Energi yang diperlukan reaksi pertama adalah sebesar 0,05 ev untuk energy electron sebesar 0,1 ev, sedangkan untuk reaksi kedua adalah sebesar 0,1 ev. Setelah proses pemadaman busur api, sebagian kecil dari SF6 akan tetap menjadi decomposition product sedangkan sebagian besar akan kembali menjadi SF6. Karakteristik SF6 dibandingkan udara dan campuran udara serta SF6 dalam memadamkan busur api diperlihatkan seperti gambar. Gambar 5 Karakteristik SF6 Untuk memantau selalu tekanan SF6 yang ada pada, pada peralatan dipasang meter tekanan yang berada dibawah. Berikut ini gambarnya : Menurut jenis Pemutus Tenaga dibedakan menjadi : 1. Mekanik jenis Spring 2. Mekanik Hidrolik 3. Pneumatik B. SF6 Hingga saat ini sebanyak 80% gas S6 yang diproduksi di seluruh dunia dipakai sebagai media isolasi dalam system kelistrikan. Hal ini disebabkan oleh sifat-sifat gas SF6 sebagai berikut - Penghantar panas (thermal conductivity) yang bersifat dapat mendisipasikan panas yang timbul pada peralatan - Isolasi yang sangat baik (excellent insulating) - Mampu memadamkan busur api (arc) - Viskositas rendah - Stabil, tidak mudah bereaksi Sifat dielektrik yang bagus pada SF6 karena luasnya penampang molekul SF6 dan electron affinity (Electronegativity) yang besar dari atom flour. Dengan adanya Gambar 6 Meter Tekanan SF6 III. PEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA GARDU INDUK TEGANGAN EKSTRA TINGGI (GITET) 500 KV UNGARAN A. Data Teknik Pemutus Tenaga () Gambar 7 Pemutus Tenaga ()
4 Merk : SIEMENS GERMANY Type : 3AP2F1 Ur (rated Voltage) : 550 kv Up / BIL : 1550 kv Us : 1175 kv Frekuensi : 50 Hz In : 3150 A Breaking Current : 40 ka Standart : IEC 6227 Mass / Pole : 2650 kg Tahun : 2010 No Seri : 69 / Macam : 6CB Standar : IEC Jenis Media Gas/Oil : SF6 Tekanan Udara Gas : 7,5 Bar Berat Gas SF6 : 24,7 Kg Pasangan : Luar B. Pemeliharaan Pemutus Tenaga () 1. In Service / Visual Inspection In Service Inspection adalah inspeksi/pemeriksaan terhadap peralatan yang dilaksanakan dalam keadaan peralatan beroperasi/bertegangan (on-line), dengan Menggunakan 5 panca indera (five senses) dan metering secara sederhana, dengan pelaksanaan periode tertentu (Harian, Mingguan, Bulanan, Tahunan). Inspeksi ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui / memonitor kondisi peralatan dengan menggunakan alat ukur sederhana/umum (seperti Thermo Gun) yang dilaksanakan oleh petugas operator/asisten supervisor di gardu induk atau petugas pemeliharaan/supervisor gardu induk (untuk UPT/Region PLN P3B JB). Tabel 1 Data hasil pemeliharaan No Peralatan yang diperiksa Kondisi Awal Kondisi Akhir Simpulan 1 Pentanahan (grounding) Kawat Baik Baik Normal pentanahan Terminal pentanahan Baik Baik Normal 2 Lemari/Box Kontrol Baut-baut Kencang Kencang Normal wiring kontrol & proteksi Kebersihan Bersih Bersih Normal Heater Normal Normal Normal Sumber Normal Normal Normal tegangan AC/DC Lubang binatang Tidak ada Tidak ada Normal 3 Bodi & Isolator Kebersihan Kotor Bersih Normal Bagian bodi yang lecet /berkarat Tidak ada Tidak ada Normal Bagian bushing yang Tidak ada Tidak ada Normal retak Mekanik Kotor Bersih Normal 4 Mekanik Mekanik Normal Normal Normal Mur baut Kencang Kencang Normal Pelumas pada Baik Baik Normal roda gigi & pegas transmisi Pengungkit /lengan Normal Normal Normal 5 Minyak (khusus jenis LOC) Level minyak Kondisi minyak (warna) Kebocoran / rembes Percobaan ON /OFF Posisi ON Normal Normal Normal Posisi OFF Normal Normal Normal Indikasi posisi ON /OFF Normal Normal Normal Dari tabel 1 di atas dapat dilihat bahwa Pemutus Tenaga tersebut dalam kondisi normal. Hasil pemeliharaan menunjukkan bahwa dengan dilakukannya pemeliharaan, kondisi peralatan menjadi lebih baik. 2. In Service Measurement / On Line Monitoring Merupakan pengukuran yang dilakukan pada periode tertentu dalam keadaan peralatan bertegangan (On Line). Pengukuran dan/atau pemantauan yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui/memonitor kondisi peralatan dengan menggunakan alat ukur yang advanced (seperti Thermal Image thermovision) yang dilakukan oleh petugas pemeliharaan. 3. Shutdown Measurement / Shutdown Function Check Merupakan pengukuran yang dilakukan pada periode tertentu dalam keadaan peralatan tidak bertegangan (Off Line). Pengukuran dilakukan bertujuan untuk mengetahui kondisi peralatan dengan menggunakan alat ukur sederhana serta advanced yang dilakukan oleh petugas pemeliharaan. 3.1 Pengukuran Tahanan Isolasi Kebocoran arus yang menembus isolasi peralatan listrik memang tidak dapat dihindari. Oleh karena itu, salah satu cara meyakinkan bahwa cukup aman untuk diberi tegangan adalah dengan mengukur tahanan isolasinya. Kebocoran arus yang memenuhi ketentuan yang ditetapkan akan memberikan jaminan bagi itu sendiri sehingga terhindar dari kegagalan isolasi. Pengukuran tahanan isolasi pemutus tenaga () ialah proses pengukuran dengan suatu alat ukur Insulation Tester (megger) untuk memperoleh hasil (nilai/besaran) tahanan isolasi pemutus tenaga antara bagian yang diberi tegangan (fasa) terhadap badan (case) yang ditanahkan
5 maupun antara terminal masukan (I/P terminal) dengan terminal keluaran (O/P terminal) pada fasa yang sama. Pada dasarnya pengukuran tahan isolasi adalah untuk mengetahui besar/nilai kebocoran arus (leakage current) yang terjadi antara bagian yang bertegangan I/P terminal dan O/P terminal terhadap tanah. Tabel 2 Data hasil pengukuran tahanan isolasi Titik Standar Fasa R Fasa S Fasa T Ukur Atas Bawah OFF > > > Atas > > > Tanah OFF Bawah Tanah OFF Fasa- Tanah ON Standa r = 1kV/1 MΩ Dari tabel 2 di atas, dapat dilihat bahwa tahanan isolasi rata-rata tidak mencapai standard, yaitu 1 MΩ. Perlu dilakukan pembersihan isolator dan uji ulang. 3.2 Pengukuran Tahanan Kontak Rangkaian tenaga listrik sebagian besar terdiri dari banyak titik sambungan. Sambungan adalah dua atau lebih permukaan dari beberapa jenis konduktor bertemu secara fisik sehingga arus/energi listrik dapat disalurkan tanpa hambatan yang berarti. Pertemuan dari beberapa konduktor menyebabkan suatu hambatan/resistan terhadap arus yang melaluinya sehingga akan terjadi panas dan menjadikan kerugian teknis. Rugi ini sangat signifikan jika nilai tahanan kontaknya tinggi. Sambungan antara konduktor dengan atauperalatan lain merupakan tahanan kontak yang syarattahanannya memenuhi kaidah Hukum Ohm sebagai berikut: E = I. R (1) Jika didapat kondisi tahanan kontak sebesar 1Ohm dan arus yang mengalir adalah 100 Ampere maka ruginya adalah W =. R (2) W = watts Prinsip dasarnya adalah sama dengan alat ukur tahanan murni (Rdc), tetapi pada tahanan kontak arus yang dialirkan lebih besar I=100 Ampere. Kondisi ini sangat signifikan jika jumlah sambungan konduktor pada salah satu jalur terdapat banyak sambungan sehingga kerugian teknis juga menjadi besar, tetapi mas alah ini dapat dikendalikan dengan cara menurunkan tahanan kontak dengan membuat dan memelihara nilai tahanan kontak sekecil mungkin. Jadi pemeliharaan tahanan kontak sangat diperlukan sehingga nilainya memenuhi syarat nilai tahanan kontak. Gambar 8 Alat ukur Tahanan Kontak () Tabel 3 Data hasil pengukuran tahanan kontak Titik Ukur Atas-Bawah ( posisi ON) Fasa R (μω) Fasa S (μω) Fasa T (μω) 100 A A A Dari tabel 3 di atas menunjukkan bahwa Pemutus Tenaga (Circuit Breaker ) layak digunakan karena masih dalam batas yang diijinkan sesuai ketentuan P3B O&M /001.01, yakni R<100 μω. 3.3 Pengukuran Tahanan Pentanahan Peralatan ataupun titik netral system tenaga listrik yang dihubungkan ke tanah dengan suatu pentanahan yang ada di gardu induk dimana system pentanahan tersebut dibuat dalam tanah dengan struktur bentuk mesh, Nilai tahanan Pentanahan di Gardu Induk bervariasi besarnya nilai tahanan tanah dapat ditentukan oleh kondisi tanah itu sendiri. Semakin kecil nilai pentanahannya maka akan semakin baik. Tabel 4 Data hasil pengukuran tahanan pentanahan Titik Ukur Standar Hasil Ukur Terminal Pentanahan 1 Ohm Fasa Fasa Fasa Kondisi R S T 0,2 Ω 0,2 Ω 0,2 Ω Normal Dari data tabel 4 di atas menunjukkan bahwa Pemutus Tenaga (Circuit Breaker) layak digunakan karena masih dalam batas yang diijinkan menurut standar pengujian Standart IEEE std 80 : 2000 (guide for safety in ac substation grounding), yakni besarnya nilai tahanan pentanahan untuk switchgear adalah 1 ohm. 3.4 Pengukuran Keserempakan Tujuan dari pengujian keserempakan adalah untuk mengetahui waktu kerja secara individu serta mengetahui keserempakan pada saat menutup atau
6 membuka. Berdasarkan cara kerja, maka dapat dibedakan atas jenis three pole ( tiga fasa) dan single pole ( satu fasa). Untuk T/L Bay biasanya menggunakan jenis single pole dengan maksud tersebut dapat trip satu fasa apabila terjadi gangguan satu fasa ke tanah dan dapat reclose satu fasa yang disebut SPAR (SinglePole Auto Reclose). Namun apabila gangguan pada penghantar fasa-fasa maupun tiga fasa maka tersebut harus trip 3 fasa secara serempak. Apabila tidak trip secara serempak akan menyebabkan gangguan, untuk itu biasanya terakhir ada system proteksi namanya pole discrepancy relay yang memberikan perintah trip kepada ketiga. Hal yang sama juga untuk proses menutup maka yang tipe single pole ataupun three pole harus menutup secara serempak pada fasa R, S, T, kalau tidak maka dapat menjadi suatu gangguan di dalam system tenaga listrik dan menyebabkan system proteksi bekerja. Kondisi I : t 5 o C (9 o F) Kondisi II : 5 o C < t 30 o C (9 o F < t 54 o F) Kondisi III : t > 30 o C (54 o F) Pemeriksaan pada Interrupter Chamber Dilakukan dengan membandingkan suhu Interrupter chamber antar phasa dengan phasa lainya. Berdasarkan standar dari International Electrical Testing Association (NETA) Maintenace Testing Spesification (NETA MTS-1997) terdapat 2 macam T yang dapat dipakai sebagai acuan, yaitu: T1 :merupakan perbedaan / selisih suhu antar fasa dengan fasa lainya o Kondisi I : 1 o C < t 3 o C o Kondisi II : 4 o C < t 15 o C o Kondisi III : t > 16 o C T2 : merupakan perbedaan / selisih suhu diatas suhu lingkungan (over ambient temperature) o Kondisi I : 1 o C < t 3 o C o Kondisi II : 11 o C < t 20 o C o Kondisi III : 22 o C < t 40 o C o Kondisi IV : t > 16 o C Berikut ini hasil Thermovisi 7A4 : Gambar 9 Alat ukur Keserempakan Pada waktu trip akibat suatu gangguan pada system tenaga listrik diharapkan bekerja dengan cepat sehingga clearing time yang diharapkan sesuai standar SPLN No untuk system 70kV= 150 mili detik dan SPLN No untuk system 150 kv= 120 mili detik dan final draft Grid Code 2001 untuk system 500 kv= 90 mili detik. Tabel 5 Data pengukuran keserempakan Pengukuran Standard Fasa R Fasa S Fasa T Close (mili detik) 90 mili 66,5 68,5 68 Open (mili detik) detik 20,5 21,5 20,5 Dari tabel 5 di atas menunjukkan bahwa Pemutus Tenaga (Circuit Breaker) layak digunakan karena masih dalam batas yang diijinkan menurut standar SPLN No Pengukuran Thermovisi Terdapat 2 macam pelaksanaan thermovisi dengan masing-masing standar pedoman yang dipakai : Pemeriksaan pada Terminal Utama Dilakukan dengan melihat perbedaan / selisih suhu pada 2 titik lengan komponen / material yang berbeda. Selisih suhu antar klem dan konduktor Selisih suhu antara klem dan terminal utama Berdasarkan manual dari pabrikan kamera thermovisi merk FLIR, disebutkan bahwa terdapat 3 macam kondisi, yaitu : Gambar 10 Hasil Thermovisi Berdasarkan gambar diatas,suhu yang ditunjukan hasil thermovisi adalah 26 o C yang memiliki selisih baik permukaan lain maupun lingkungan yang tidak begitu jauh, maka dapat dikatakan bahwa tersebut masih aman digunakan. Karena perbedaan temperaturnya tidak terlalu besar dan masih pada batasnya. C. Pemeliharaan Gas SF6 Pada 1. Pengukuran Kebocoran Gas SF6 Kebocoran gas SF6 akan menyebabkan penurunan tekanan pada kompartemen yang berdampak langsung pada penurunan kekuatan isolasi. Pada umumnya, setiap kompartemen telah dilengkapi dengan alat pengukur tekanan gas yang difungsikan untuk mengukur tekanan gas dan memberikan sinya alarm atau trip block sebagai fungsi proteksi. Besarnya tekanan gas setting alarm dan trip/blok disesuaikan dengan manual peralatan. Kebocoran gas SF6 pada umumnya terjadi pada sambungan antar selubung (enclosure). 2. Pemeriksaan Tekanan Gas SF6 Pemeriksaan tekanan Gas SF6 dilakukan setiap hari untuk memantau kondisi SF6 sebagai pemadam busur api. Batas Ideal Gas SF6 adalah 6-8 Bar.
7 A Kesimpulan IV. PENUTUP Berikut ini adalah kesimpulan yang bisa ditambil: 1. Fungsi utama adalah sebagai alat untuk memutus dan menghubungkan suatu rangkaian listrik dalam kondisi berbeban maupun tidak berbeban, serta mampu membuka atau menutup saat terjadi arus gangguan (hubung singkat) pada jaringan atau peralatan lain. 2. Pemeliharaan pada Pemutus Tenaga meliputi pengukuran tahanan isolasi, pengukuran tahanan kontak, pengukuran tahanan pentanahan, uji keserempakan, thermovisi, pengamatan terhadap komponen, serta pengujian SF6 yakni pengujian kemurnian, dew point. 3. Fungsi Gas SF6 pada ini digunakan sebagai media pemadam busur api dan sebagai. 4. Selama pemeliharaan harus berada dalam kondisi tidak bekerja (OFF) atau open dan spring harus dalam kondisi kendor (discharge). 5. 7A4 yang berada pada diameter IV Bay Ngimbang GITET Ungaran ini merupakan jenis Single Pole pole yaitu antar fasanya tidak saling terkopel atau mesing-masing terhubung dengan konduktor, maka apabila terjadi gangguan akan membuka pada fasa yang terganggu. BIOGRAFI PENULIS Muchamad Arif Sasmita NIM lahir di Batang, pada tanggal 24 November Telah menempuh studi mulai dari TK Tunas Harapan, SD Negeri Proyonanggan 1 Batang, SMP Negeri 3 Batang, dan SMA Negeri 1 Batang. Saat ini sedang melanjutkan studi di Jurusan Teknik Elektro konsentrasi Teknik Tenaga Listrik (Power), Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro. Semarang, Maret 2014 Mengetahui, DosenPembimbing Ir. Agung Nugroho, M.Kom NIP B Saran 1. Pemutus Tenaga (Circuit Breaker) yang menggunakan media gas SF6 harus selalu dilakukan monitoring tekanan gas SF6 untuk keandalan dalam bekerja. 2. Mekanik Pemutus Tenaga (Circuit Breaker) harus selalu dibersihkan agar tidak terjadi korosi akibat kotor karena debu maupun kelembapan udara. 3. Dalam pelaksanaan manuver pembebasan tegangan maupun energizing, pengoperasian peralatan (, PMS, ES) harus sesuai aturan baku/ SOP. DAFTAR PUSTAKA [1] Arismunandar.AdanKuwahara.S Teknik Tenaga listrik. Jakarta: PT Pradnya Paramita. [2] Arismunandar, Artono Teknik Tegangan Tinggi. Jakarta: Pradnya Paramita. [3] Buku Petunjuk Batasan Operasi dan Pemeliharaan Peralatan Penyaluran Tenaga Listrik Pemutus Tenaga (), No. Dokumen : 7-22/HARLUR-PST/2009, PT. PLN (Persero), [4] Sulasno, Ir, Teknik dan Sistem Distribusi TenagaLisrik.Jilid I. BadanPenerbit Universitas Diponegoro. Semarang [5] Tobing, Bonggas L. Peralatan Tegangan Tinggi, Jakarta : Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, 2003.
PEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA TIPE GAS SF6 GARDU INDUK 150 KV UNGARAN
PEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA TIPE GAS SF6 GARDU INDUK 150 KV UNGARAN Taufik Ardian Ramadhana. 1, Ir.Bambang Winardi. 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Lebih terperinciPEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA GARDU INDUK 150 KV KRAPYAK
PEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA GARDU INDUK 150 KV KRAPYAK Lukas Santoro. 1, Ir. Yuningtyastuti, MT. 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto,
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 PENGERTIAN Berdasarkan IEV (International Electrotechnical Vocabulary) 441-14-20 disebutkan bahwa Circuit Breaker (CB) atau Pemutus Tenaga (PMT) merupakan peralatan saklar /
Lebih terperinciPEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA (PMT) MENGGUNAKAN MEDIA PEMADAM GAS SF6 DI GARDU INDUK UNGARAN 150 KV APP SEMARANG BASE CAMP SEMARANG
PEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA (PMT) MENGGUNAKAN MEDIA PEMADAM GAS SF6 DI GARDU INDUK UNGARAN 150 KV APP SEMARANG BASE CAMP SEMARANG Faisal Oktavian S. 1,Ir.Juningtyastuti, M.T. 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen
Lebih terperinciPEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA (PMT) MEDIA PEMADAM BUSUR API GAS SF6 DENGAN PENGGERAK SPRING PT. PLN (PERSERO) P3B REGIONAL JATENG DAN DIY UPT
PEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA (PMT) MEDIA PEMADAM BUSUR API GAS SF6 DENGAN PENGGERAK SPRING PT. PLN (PERSERO) P3B REGIONAL JATENG DAN DIY UPT. SEMARANG GI 150 kv SRONDOL Aji Suryo Alam 1, Dr. Ir. Hermawan,
Lebih terperinciBAB IV PEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA (CIRCUIT BREAKER) DI APP DURI KOSAMBI
BAB IV PEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA (CIRCUIT BREAKER) DI APP DURI KOSAMBI 4.1 Definisi dan Tujuan Pemeliharaan Pemeliharaan peralatan listrik tegangan tinggi adalah serangkaian tindakan atau proses kegiatan
Lebih terperinciPEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN PEMISAH ( PMS ) PADA GARDU INDUK 150 kv SRONDOL PT. PLN ( PERSERO ) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG
Makalah Seminar Kerja Praktek PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN PEMISAH ( PMS ) PADA GARDU INDUK 150 kv SRONDOL PT. PLN ( PERSERO ) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG Rieza Dwi Baskara. 1, Dr. Ir.
Lebih terperinciMAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTIK
MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTIK SISTEM PROTEKSI GARDU INDUK DAN JARINGAN 150 kv MENGGUNAKAN PEMUTUS TENAGA (PMT) MEDIA GAS SF6 DI GARDU INDUK 150 kv KEBASEN PT. PLN (PERSERO) P3B JB UPT TEGAL Oleh : JOHAN
Lebih terperinciPengujian Keserempakan Pemutus Tenaga (PMT) Three Pole 150 kv Bay Trafo Gardu Induk Simulator Udiklat Semarang (TLM Academy)
Pengujian Keserempakan Pemutus Tenaga (PMT) Three Pole 150 kv Bay Trafo Gardu Induk Simulator Udiklat Semarang (TLM Academy) Anindita Singgih Pambudi 1, Dr. Ir. Hermawan, DEA 2 Jurusan Teknik Elektro Fakultas
Lebih terperinciBAB IV PERAWATAN TRANSFORMATOR TENAGA 150 KV DI GARDU INDUK APP DURIKOSAMBI
BAB IV PERAWATAN TRANSFORMATOR TENAGA 150 KV DI GARDU INDUK APP DURIKOSAMBI 4.1 Trafo Step Up 150 kv PT. PLN Durikosambi Gardu Induk Durikosambi berjenis gardu induk Switchyard, yakni gardu induk yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemutus Tenaga (PMT) Pemutus tenaga adalah alat yang terpasang pada gardu induk yang berfungsi untuk menghubungkan dan memutus arus beban atau arus gangguan. Syarat
Lebih terperinciPEMELIHARAAN PMT PADA GARDU INDUK 150 KV SRONDOL PT. PLN (PERSERO) P3B JB APP SEMARANG BC SEMARANG
Makalah Seminar Kerja Praktek PEMELIHARAAN PMT PADA GARDU INDUK 150 KV SRONDOL PT. PLN (PERSERO) P3B JB APP SEMARANG BC SEMARANG Farid Hermanto.1, Tejo Sukmadi.2 1Mahasiswa dan 2Dosen Jurusan Teknik Elektro,
Lebih terperinciSistem Pengoperasian dan Pemeliharaan Pemisah (Disconnecting Switch) Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi 500 kv Gandul
Nama Sistem Pengoperasian dan Pemeliharaan Pemisah (Disconnecting Switch) Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi 500 kv Gandul : Tri Hardiyanto NPM : 16410946 Fakultas Jurusan Pembimbing : Teknologi Industri
Lebih terperinciPEMELIHARAAN DAN PERTIMBANGAN PENEMPATAN ARRESTER PADA GARDU INDUK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG
PEMELIHARAAN DAN PERTIMBANGAN PENEMPATAN ARRESTER PADA GARDU INDUK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG Wahyu Arief Nugroho 1, Hermawan 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan
Lebih terperinciPEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN ARRESTER GARDU INDUK 150 KV UNGARAN PT. PLN (PERSERO) APP SEMARANG
PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN ARRESTER GARDU INDUK 150 KV UNGARAN PT. PLN (PERSERO) APP SEMARANG Taruna Miftah Isnain 1, Ir.Bambang Winardi 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciPEMELIHARAAN TRAFO ARUS (CT) PADA PADA GARDU INDUK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UNIT PELAYANAN TRANSMISI SEMARANG
PEMELIHARAAN TRAFO ARUS (CT) PADA PADA GARDU INDUK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UNIT PELAYANAN TRANSMISI SEMARANG Aditya Teguh Prabowo 1, Agung Warsito 2 1 Mahasiswa dan 2
Lebih terperincisaklar pemisah (disconnecting switch)
saklar pemisah (disconnecting switch) Mochammad Facta S.T.,M.T., APP, Ph.D Tahun 2015 Referensi 1. Arisminandar A., Teknik Tenaga Listrik III: Gardu Induk, Pradnya Pramita, 1990 2. GEC Measurement, Protective
Lebih terperinciPEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR ARUS (CURRENT TRANSFORMER / CT)
PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR ARUS (CURRENT TRANSFORMER / CT) Oleh : Agus Sugiharto Abstrak Seiring dengan berkembangnya dunia industri di Indonesia serta bertambah padatnya aktivitas masyarakat,
Lebih terperinci2. KLASIFIKASI PMT Berdasarkan besar / kelas tegangan (Um)
2. KLASIFIKASI PMT Klasifikasi Pemutus Tenaga dapat dibagi atas beberapa jenis, antara lain berdasarkan tegangan rating/nominal, jumlah mekanik penggerak, media isolasi, dan proses pemadaman busur api
Lebih terperinciBAB II GAS INSULATED SWITCHGEAR ( GIS ) GIS yang sekarang telah menggunakan Gas SF6 ( Sulfur Hexafluoride )
BAB II GAS INSULATED SWITCHGEAR ( GIS ) 2.1 SEJARAH GIS GIS yang sekarang telah menggunakan Gas SF6 ( Sulfur Hexafluoride ) sebagai media isolasi, menjadikannya sebagai sebuah teknologi yang maju dan telah
Lebih terperinciSAKLAR PEMISAH (PMS)
SAKLAR PEMISAH (PMS) diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknik Tegangan Tinggi Dosen Pengampu : Dr. Hasbullah, S.Pd., M.T. Oleh : Eka Nugraha 1104351 Firna Anindyaputri R 1101097 Ilman Yahdiyan
Lebih terperinciAbstrak. 1.2 Tujuan Mengetahui pemakaian dan pemeliharaan arrester yang terdapat di Gardu Induk 150 kv Srondol.
PEMELIHARAAN DAN ANALISA PENEMPATAN ARRESTER PADA GARDU INDUK 150 KV SRONDOL PT. PLN (PERSERO) P3B JB APP SEMARANG BC SEMARANG Guntur Pradnya Pratama 1, Ir. Tejo Sukmadi 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan
Lebih terperinciBAB IV PERAWATAN KOMPRESOR SENTRAL DI PT.PLN APP DURIKOSAMBI
BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR SENTRAL DI PT.PLN APP DURIKOSAMBI 4.1 In Service / Visual Inspection 4.1.1 Pengertian Merupakan kegiatan inspeksi atau pengecekan yang dilakukan dengan menggunakan 5 sense (panca
Lebih terperinciPEMELIHARAAN PERALATAN HUBUNG BAGI (KUBIKEL) 20kV PELANGGAN BESAR
PEMELIHARAAN PERALATAN HUBUNG BAGI (KUBIKEL) 20kV PELANGGAN BESAR Andi Mahardi Hendrawan (L2F606005) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Jalan Prof. Sudarto, Tembalang, Semarang
Lebih terperinciOleh Maryono SMK Negeri 3 Yogyakarta
Oleh Maryono SMK Negeri 3 Yogyakarta - Circuit Breaker (CB) 1. MCB (Miniatur Circuit Breaker) 2. MCCB (Mold Case Circuit Breaker) 3. NFB (No Fuse Circuit Breaker) 4. ACB (Air Circuit Breaker) 5. OCB (Oil
Lebih terperinciSISTEM PROTEKSI RELAY
SISTEM PROTEKSI RELAY SISTEM PROTEKSI PADA GARDU INDUK DAN SPESIFIKASINYA OLEH : WILLYAM GANTA 03111004071 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2015 SISTEM PROTEKSI PADA GARDU INDUK
Lebih terperincimakalah tentang kubikel 20 kv
makalah tentang kubikel 20 kv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam perkembangannya, kebutuhan energi listrik semakin meningkat, sedangkan masyarakat sebagai konsumen energi listrik juga bertambah
Lebih terperinciDwi Bowo Raharjo ANALISA GARDU INDUK GIS (GAS INSULATED SWITCHGEAR) DI TANAH TINGGI
Dwi Bowo Raharjo 12409859 ANALISA GARDU INDUK GIS (GAS INSULATED SWITCHGEAR) DI TANAH TINGGI LATAR BELAKANG Gas Insulated Switchger (GIS) adalah Gardu Induk jenis pasang dalam adalah semua komponen yang
Lebih terperinciCIRCUIT BREAKER (CB) ATAU PEMUTUS TENAGA LISTRIK (PMT)
CIRCUIT BREAKER (CB) ATAU PEMUTUS TENAGA LISTRIK (PMT) Circuit breaker atau Pemutus Tenaga Listrik adalah salah satu peralatan pemutus rangkaian pada suatu sistem tenaga listrik, yang mampu untuk membuka
Lebih terperinciBAB III DASAR TEORI.
13 BAB III DASAR TEORI 3.1 Pengertian Cubicle Cubicle 20 KV adalah komponen peralatan-peralatan untuk memutuskan dan menghubungkan, pengukuran tegangan, arus, maupun daya, peralatan proteksi, dan control
Lebih terperinci1.2 Tujuan Tujuan penulisan laporan kerja praktek ini adalah untuk mengetahui kondisi dari PMT yang akan dipasang pada GIS Kalisari.
Makalah Seminar Kerja Praktek PEMELIHARAAN PMT 20 KV MEDIA ISOLASI GAS SF6 KUBIKEL OUTGOING 7 GIS KALISARI Johanes Nugroho Adhi Prakosa, Ir. Juningtyastuti, MT. Mahasiswa dan Dosen Jurusan Teknik Elektro,
Lebih terperinciPoliteknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemeliharaan/Inspeksi peralatan listrik adalah serangkaian tindakan atau proses kegiatan untuk mempertahankan kondisi dan meyakinkan bahwa peralatan dapat berfungsi
Lebih terperinciTRANSFORMATOR ARUS DAN PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR ARUS PADA PT. PLN (PERSERO) P3B REGION JAWA TENGAH & DIY UPT SEMARANG GIS 150kV SIMPANG LIMA
TRANSFORMATOR ARUS DAN PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR ARUS PADA PT. PLN (PERSERO) P3B REGION JAWA TENGAH & DIY UPT SEMARANG GIS 150kV SIMPANG LIMA Lutfi Lastiko Wibowo. 1, Ir.Agung Warsito, DHET. 2 1 Mahasiswa
Lebih terperinciL/O/G/O RINCIAN PERALATAN GARDU INDUK
L/O/G/O RINCIAN PERALATAN GARDU INDUK Disusun Oleh : Syaifuddin Z SWITCHYARD PERALATAN GARDU INDUK LIGHTNING ARRESTER WAVE TRAP / LINE TRAP CURRENT TRANSFORMER POTENTIAL TRANSFORMER DISCONNECTING SWITCH
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Jaringan tenaga listrik secara garis besar terdiri dari pusat pembangkit jaringan transmisi (gardu induk) dan jaringan distribusi. Jaringan tenaga listrik terdiri dari
Lebih terperinciANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB
ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB 252 Oleh Vigor Zius Muarayadi (41413110039) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana Sistem proteksi jaringan tenaga
Lebih terperinciCIRCUIT BREAKER TEGANGAN 4160 V PADA PLTU TAMBAK LOROK PT INDONESIA POWER SEMARANG
Makalah Seminar Kerja Praktek CIRCUIT BREAKER TEGANGAN 4160 V PADA PLTU TAMBAK LOROK PT INDONESIA POWER SEMARANG Oleh : Hannan Afifi L2F 007 035 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Lebih terperinciBAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK. Gambar 2.1 Gardu Induk
BAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK Gardu Induk merupakan suatu instalasi listrik yang terdiri atas beberapa perlengkapan dan peralatan listrik dan menjadi penghubung listrik
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Saluran Transmisi Sistem transmisi adalah suatu sistem penyaluran energi listrik dari satu tempat ke tempat lain, seperti dari stasiun pembangkit ke substation ( gardu
Lebih terperinciJl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia Abstrak
PEMELIHARAAN TRAFO ARUS (CT) PADA PADA GARDU INDUK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY Jagra Bagus Haryanto. 1, Karnoto, ST. MT. 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan Teknik Elektro,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Jaringan sistem tenaga listrik [4]
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Jaringan tenaga listrik secara garis besar terdiri dari pusat pembangkit, jaringan transmisi (gardu induk dan jaringan) dan jaringan distribusi. Jaringan tenaga listrik
Lebih terperinciPENGOPERASIAN KUBIKEL 20 KV
PENGOPERASIAN KUBIKEL 20 KV PENGERTIAN Pengertian pengoperasian kubikel adalah merubah posisi keluar / masuk kontak hubung (LBS, PMT) dgardu induk, gardu distribusi dan gardu hubung untuk keperluan : Pengaturan
Lebih terperinciPERENCANAAN SISTEM PENGETANAHAN PERALATAN UNTUK UNIT PEMBANGKIT BARU DI PT. INDONESIA POWER GRATI JURNAL
PERENCANAAN SISTEM PENGETANAHAN PERALATAN UNTUK UNIT PEMBANGKIT BARU DI PT. INDONESIA POWER GRATI JURNAL Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan Memperoleh gelar Sarjana Teknik Disusun oleh : IGNATIUS
Lebih terperinciIII PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 3.1. Umum Berdasarkan standard operasi PT. PLN (Persero), setiap pelanggan energi listrik dengan daya kontrak di atas 197 kva dilayani melalui jaringan tegangan menengah
Lebih terperinciCIRCUIT BREAKER TEGANGAN 6000 V PADA PT GEO DIPA ENERGY UNIT DIENG
Makalah Seminar Kerja Praktek CIRCUIT BREAKER TEGANGAN 6000 V PADA PT GEO DIPA ENERGY UNIT DIENG Oleh : Jefri Piradipta Suharno L2F 607 031 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Lebih terperinciANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASA SIMETRI PADA CIRCUIT BREAKER DENGAN TEGANGAN 4360 V
NLISIS GNGGUN HUUNG SINGKT TIG FS SIMTRI PD CIRCUIT RKR DNGN TGNGN 4360 nggakara Syahbi S., Ir. Sulasno 2 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan Teknik lektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof.
Lebih terperinciPT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pemeliharaan Kubikel
4. PENGERTIAN DAN TUJUAN PEMELIHARAAN Adalah kegiatan yang meliputi rangkaian tahapan kerja mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga pengendalian dan evaluasi pekerjaan pemeliharaan instalasi dan sistem
Lebih terperinciMAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK
MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK Pemeliharaan Arrester GI dan GIS 150 kv PT. PLN (PERSERO) UPT Semarang PT. PLN (PERSERO) P3B REGION JATENG & DIY, UPT Semarang Jimy harto S. 1, Abdul Syakur 2 Jurusan Teknik
Lebih terperinciLAPORAN KERJA PRAKTEK PERAWATAN PEMUTUS TENAGA (CIRCUIT BREAKER) DI PT. APP PLN DURIKOSAMBI
LAPORAN KERJA PRAKTEK PERAWATAN PEMUTUS TENAGA (CIRCUIT BREAKER) DI PT. APP PLN DURIKOSAMBI Diajukan untuk Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh Nama : Amsal
Lebih terperinciBAB IV PEMELIHARAAN TRAFO DISTRIBUSI
BAB IV PEMELIHARAAN TRAFO DISTRIBUSI 4.1 Pengerian dan Tujuan Pemeliharaan Pemeliharaan peralatan listrik tegangan tinggi adalah serangkaian tindakan atau proses kegiatan untuk mempertahankan kondisi dan
Lebih terperinciPEMELIHARAAN PMT KUBIKEL OUTGOING 20 KV DI GI SAYUNG
PEMELIHARAAN PMT KUBIKEL OUTGOING 20 KV DI GI SAYUNG Prayoga Setiajie, Dr. Ir. Joko Windarto, MT Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, tembalang, Semarang,
Lebih terperinciBAB III SISTEM PROTEKSI JARINGAN DISTRIBUSI
BAB III SISTEM PROTEKSI JARINGAN DISTRIBUSI 3.1 Umum Sebaik apapun suatu sistem tenaga dirancang, gangguan pasti akan terjadi pada sistem tenaga tersebut. Gangguan ini dapat merusak peralatan sistem tenaga
Lebih terperinciEVALUASI KERJA AUTO RECLOSE RELAY TERHADAP PMT APLIKASI AUTO RECLOSE RELAY PADA TRANSMISI 150 KV MANINJAU PADANG LUAR
EVALUASI KERJA AUTO RECLOSE RELAY TERHADAP PMT APLIKASI AUTO RECLOSE RELAY PADA TRANSMISI 150 KV MANINJAU PADANG LUAR Edo Trionovendri (1), Ir. Cahayahati, M.T (2), Ir. Ija Darmana, M.T (3) (1) Mahasiswa
Lebih terperinciMakalah Seminar Kerja Praktek PEKERJAAN LOOPING TEMPORARY SUTET GANTRY GITET 500KV KESUGIHAN. Norudhol Hadra Sabilla. 1, Karnoto, ST. MT.
Makalah Seminar Kerja Praktek PEKERJAAN LOOPING TEMPORARY SUTET GANTRY GITET 500KV KESUGIHAN Norudhol Hadra Sabilla. 1, Karnoto, ST. MT. 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciTRANSFORMATOR ARUS DAN PEMELIHARAANNYA PADA GARDU INDUK 150 kv SRONDOL PT. PLN (PERSERO) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG
TRANSFORMATOR ARUS DAN PEMELIHARAANNA PADA GARDU INDUK 50 kv SRONDOL PT. PLN (PERSERO) PB JB REGION JAWA TENGAH DAN DI UPT SEMARANG Isna Joko Prakoso., Susatyo Handoko, ST. MT. Mahasiswa dan Dosen Jurusan
Lebih terperinciBAB II KARAKTERISTIK PEMUTUS TENAGA
BAB II KARAKTERISTIK PEMUTUS TENAGA 2.1 Fungsi Pemutus Tenaga Pemutus tenaga (PMT) adalah saklar yang dapat digunakan untuk menghubungkan atau memutuskan arus atau daya listrik sesuai dengan ratingnya.
Lebih terperinciSela Batang Sela batang merupakan alat pelindung surja yang paling sederhana tetapi paling kuat dan kokoh. Sela batang ini jarang digunakan pad
23 BAB III PERALATAN PROTEKSI TERHADAP TEGANGAN LEBIH 3.1 Pendahuluan Gangguan tegangan lebih yang mungkin terjadi pada Gardu Induk dapat disebabkan oleh beberapa sumber gangguan tegangan lebih. Perlindunga
Lebih terperinciPT PLN (Persero) PEMUTUS TENAGA DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... i DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR TABEL...vii BAB I PENDAHULUAN... 1
DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR TABEL...vii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 PENGERTIAN... 1 1.2 KLASIFIKASI PMT... 1 1.2.1 Berdasarkan besar / kelas tegangan (Um)... 1 1.2.2 Berdasarkan
Lebih terperinciBAB III PEMUTUS TENAGA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH
BAB III PEMAKAIAN GAS SF 6 DAN HAMPA UDARA PADA PEMUTUS TENAGA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 3.1 Pemutus Tenaga Sulfur Hexafluoride (SF 6 ) Penggunaan gas SF 6 sebagai media di dalam pemutus tenaga, karena
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Instalasi Listrik Instalasi listrik adalah saluran listrik beserta gawai maupun peralatan yang terpasang baik di dalam maupun diluar bangunan untuk menyalurkan arus
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Instalasi Listrik Dari Pusat Listrik Generator atau altenator merupakan komponen utama dari suatu pembangkit listrik, baik pembangkit tersebut berasal dari energi air, uap,
Lebih terperinciLaporan Kerja Praktek di PT.PLN (Persero) BAB III TINJAUAN PUSTAKA. 3.1 Pengertian PMCB (Pole Mounted Circuit Breaker)
BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Pengertian PMCB (Pole Mounted Circuit Breaker) PMCB (Pole Mounted Circuit Breaker) adalah sistem pengaman pada Tiang Portal di Pelanggan Tegangan Menengah 20 kv yang dipasang
Lebih terperinciSTUDI PENENTUAN KAPASITAS PEMUTUS TENAGA SISI 20 KV PADA GARDU INDUK SEKAYU
Mikrotiga, Vol 2, No.1 Januari 2015 ISSN : 2355-0457 16 STUDI PENENTUAN KAPASITAS PEMUTUS TENAGA SISI 20 KV PADA GARDU INDUK SEKAYU Hendra 1*, Edy Lazuardi 1, M. Suparlan 1 1 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas
Lebih terperinciBAB II BUSUR API LISTRIK
BAB II BUSUR API LISTRIK II.1 Definisi Busur Api Listrik Bahan isolasi atau dielekrik adalah suatu bahan yang memiliki daya hantar arus yang sangat kecil atau hampir tidak ada. Bila bahan isolasi tersebut
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teori Dasar MCB MCB (Miniature Circuit Breaker) atau pemutus tenaga berfungsi untuk memutuskan suatu rangkaian apabila ada arus yamg mengalir dalam rangkaian atau beban listrik
Lebih terperinciAnalisa Perancangan Gardu Induk Sistem Outdoor 150 kv di Tallasa, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan
JURNAL DIMENSI TEKNIK ELEKTRO Vol. 1, No. 1, (2013) 37-42 37 Analisa Perancangan Gardu Induk Sistem Outdoor 150 kv di Tallasa, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan Samuel Marco Gunawan, Julius Santosa Jurusan
Lebih terperinciMakalah Seminar Tugas Akhir. Judul
1 Judul ANALISA PENGGUNAAN ECLOSE 3 PHASA 20 KV UNTUK PENGAMAN AUS LEBIH PADA SUTM 20 KV SISTEM 3 PHASA 4 KAWAT DI PT. PLN (PESEO) APJ SEMAANG Disusun oleh : Kunto Herwin Bono NIM : L2F 303513 Jurusan
Lebih terperinciPEMELIHARAAN TRAFO ARUS (CT) PADA PADA GARDU INDUK KRAPYAK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JAWA BALI APP SEMARANG
PEMELIHARAAN TRAFO ARUS (CT) PADA PADA GARDU INDUK KRAPYAK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JAWA BALI APP SEMARANG Okky Rusty Wibowo. 1, Ir. Agung Nugroho, M.Kom 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan Teknik Elektro,
Lebih terperinciAnalisis Pengaruh Penambahan Unit Pembangkit Baru terhadap Arus Gangguan ke Tanah pada Gardu Induk Grati
Analisis Pengaruh Penambahan Unit Pembangkit Baru terhadap Arus Gangguan ke Tanah pada Gardu Induk Grati Galuh Indra Permadi¹, Drs. Ir. Moch. Dhofir, MT.², Ir. Mahfudz Shidiq, MT.³ ¹Mahasiswa Teknik Elektro,
Lebih terperinciLAPORAN MINGGUAN OJT D1 MINGGU XIV. GARDU INDUK 150 kv DI PLTU ASAM ASAM. Oleh : MUHAMMAD ZAKIY RAMADHAN Bidang Operator Gardu Induk
LAPORAN MINGGUAN OJT D1 MINGGU XIV GARDU INDUK 150 kv DI PLTU ASAM ASAM Oleh : MUHAMMAD ZAKIY RAMADHAN Bidang Operator Gardu Induk PROGRAM BEASISWA D1 JURUSAN TRAGI PT PLN (PERSERO) SEKTOR ASAM ASAM WILAYAH
Lebih terperinciMakalah Seminar Kerja Praktek PEMELIHARAAN TRAFO DISTRIBUSI. Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang
Makalah Seminar Kerja Praktek PEMELIHARAAN TRAFO DISTRIBUSI Agung Aprianto. 1, Ir. Agung Warsito, DHET. 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof.
Lebih terperinciDEADLY DESIGN OF RETROFIT
DEADLY DESIGN OF RETROFIT PEMELIHARAAN CUBICLE OUTGOING Retrofit bisa diartikan sebagai rekondisi peralatan. Namun apa jadinya bila hasil rekondisi tidak memenuhi standar mutu yang berlaku? TERMINAL FIXED
Lebih terperinciPEMELIHARAAN LIGHTNING ARRESTER (LA) PADA GARDU INDUK KRAPYAK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JAWA BALI APP SEMARANG. Abstrak
PEMELIHARAAN LIGHTNING ARRESTER (LA) PADA GARDU INDUK KRAPYAK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JAWA BALI APP SEMARANG Airlangga Avryansyah Akbar. 1, Ir.Agung Warsito, DHET. 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan
Lebih terperinciKEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Jalan MT Haryono 167 Telp& Fax. 0341 554166 Malang 65145 KODE PJ-01 PENGESAHAN PUBLIKASI HASIL PENELITIAN
Lebih terperinci- Pengujian resistansi isolasi - Pengujian daya tahan tegangan AC/DC
Pemeliharaan CB PEMELIHARAAN POWER CB Pemeliharaan Power CB secara periodik pada gardu distribusi disarankan dilakukan minimal setiap tahun. Jika selama pengoperasian, p CB melakukan interupsi gangguan
Lebih terperinciKerja Praktek PT.Petrokimia Gresik 1
Makalah seminar kerja praktek PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR DAYA GARDU INDUK 150 KV PT.PETROKIMIA GRESIK Joko Susilo, Abdul Syakur Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof.
Lebih terperinciCONDITION ASSESSMENT GAS SF6 GIS 150kV GLUGUR MEDAN
CONDITION ASSESSMENT GAS SF6 GIS 150kV GLUGUR MEDAN Royden Zulfai Hutapea, Syahrawardi Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara (USU) Jl.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Distribusi 1 Bagian dari sistem tenaga listrik yang paling dekat dengan pelanggan adalah sistem distribusi. Sistem distribusi adalah bagian sistem tenaga listrik yang
Lebih terperinciTUGAS PAPER MATA KULIAH SISTEM PROTEKSI MENENTUKAN JARAK PEMASANGAN ARRESTER SEBAGAI PENGAMAN TRAFO TERHADAP SAMBARAN PETIR
TUGAS PAPER MATA KULIAH SISTEM PROTEKSI MENENTUKAN JARAK PEMASANGAN ARRESTER SEBAGAI PENGAMAN TRAFO TERHADAP SAMBARAN PETIR Yang dibimbing oleh Slamet Hani, ST., MT. Disusun oleh: Nama : Daniel Septian
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) adalah sebagai konstruksi termurah untuk penyaluran tenaga listrik pada daya yang sama. Konstruksi
Lebih terperinciPEMELIHARAAN TRAFO TEGANGAN (PT) PADA GARDU INDUK KRAPYAK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JAWA BALI APP SEMARANG
PEMELIHARAAN TRAFO TEGANGAN (PT) PADA GARDU INDUK KRAPYAK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JAWA BALI APP SEMARANG Daniswara Ardy Putra. 1, Ir. Agung Warsito, DHET. 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Proses Penyaluran Tenaga Listrik Ke Konsumen Didalam dunia kelistrikan sering timbul persoalan teknis, dimana tenaga listrik dibangkitkan pada tempat-tempat tertentu, sedangkan
Lebih terperinciLANDASAN TEORI Sistem Tenaga Listrik Tegangan Menengah. adalah jaringan distribusi primer yang dipasok dari Gardu Induk
II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Tenaga Listrik Tegangan Menengah Sistem Distribusi Tenaga Listrik adalah kelistrikan tenaga listrik mulai dari Gardu Induk / pusat listrik yang memasok ke beban menggunakan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Proteksi Sistem Tenaga Listrik Proteksi terhadap suatu sistem tenaga listrik adalah sistem pengaman yang dilakukan terhadap peralatan- peralatan listrik, yang terpasang pada sistem
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar-Dasar Sistem Proteksi 1 Sistem proteksi adalah pengaman listrik pada sistem tenaga listrik yang terpasang pada : sistem distribusi tenaga listrik, trafo tenaga, transmisi
Lebih terperinciKata Kunci Pentanahan, Gardu Induk, Arus Gangguan Ketanah, Tegangan Sentuh, Tegangan Langkah, Tahanan Pengetanahan. I. PENDAHULUAN
PERANCANGAN SISTEM PENGETANAHAN PERALATAN DI GARDU INDUK PLTU IPP (INDEPENDENT POWER PRODUCER) KALTIM 3 Jovie Trias Agung N¹, Drs. Ir. Moch. Dhofir, MT.², Ir. Soemarwanto, M.T.³ ¹Mahasiswa Teknik Elektro,
Lebih terperinciDAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. HALAMAN PERNYATAAN...iii. MOTTO... iv. PERSEMBAHAN... v. PRAKATA... vi. DAFTAR ISI...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN...iii MOTTO... iv PERSEMBAHAN... v PRAKATA... vi DAFTAR ISI...viii DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR RUMUS... xv INTISARI...
Lebih terperinciAnalisa Perhitungan Kapasitas dan Pemilihan Circuit Breaker (CB) pada Penyulang Gardu Induk Paniki Sistem Minahasa
Jurnal Teknik Elektro dan Komputer Vol.7 No. 1 (2018), ISSN : 2301-8402 9 Analisa Perhitungan Kapasitas dan Pemilihan Circuit Breaker (CB) pada Penyulang Gardu Induk Paniki Sistem Minahasa Ferari Ch. Lisi,
Lebih terperinciMakalah Seminar Kerja Praktek PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR TENAGA PADA PLTU TAMBAK LOROK UNIT III
Makalah Seminar Kerja Praktek PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR TENAGA PADA PLTU TAMBAK LOROK UNIT III, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang
Lebih terperinciTUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK
TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK Oleh: FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS NEGERI MALANG Oktober 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring jaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan pokok yang tidak
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan pokok yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia pada masa sekarang ini. Energi listrik mempunyai sifat fleksibel,
Lebih terperinciPENGUJIAN TEGANGAN TEMBUS KARPET INTERLOCKING PT. BASIS PANCAKARYA LAPORAN
PENGUJIAN TEGANGAN TEMBUS KARPET INTERLOCKING PT. BASIS PANCAKARYA LAPORAN Disusun oleh : SWITO GAIUS AGUSTINUS SILALAHI PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO DAN TEKNOLOGI INFORMASI FAKULTAS
Lebih terperinciPERALATAN PEMUTUS DAYA YANG FUNGSI UTAMANYA MENCATAT DAN MEMUTUSKAN DAYA LISTRIK KE PERALATAN / BEBAN.
FUNGSI DARI SWITCHGEAR : PERALATAN PEMUTUS DAYA YANG FUNGSI UTAMANYA MENCATAT DAN MEMUTUSKAN DAYA LISTRIK KE PERALATAN / BEBAN. SWITCHGEAR (CIRCUIT BREAKER) TEGANGAN RENDAH YANG DIBAHAS ADALAH JENIS A.C.B.
Lebih terperinciPEMELIHARAAN CB DAN ROTATING DIODA, SERTA SISTEM OPERASI PADA PLTU UNIT 3 PT INDONESIA POWER UBP SEMARANG
PEMELIHARAAN CB DAN ROTATING DIODA, SERTA SISTEM OPERASI PADA PLTU UNIT 3 PT INDONESIA POWER UBP SEMARANG Dwi Harjanto. 1, Dr. Ir. Joko Windarto, MT 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas
Lebih terperinciJl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia Abstrak
Makalah Seminar Kerja Praktek PRINSIP KERJA DAN DASAR RELE ARUS LEBIH PADA PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATURAN BEBAN REGION JAWA TENGAH DAN DIY Fa ano Hia. 1, Ir. Agung Warsito, DHET. 2 1
Lebih terperinciBAB IV SISTEM PROTEKSI GENERATOR DENGAN RELAY ARUS LEBIH (OCR)
27 BAB IV SISTEM PROTEKSI GENERATOR DENGAN RELAY ARUS LEBIH (OCR) 4.1 Umum Sistem proteksi merupakan salah satu komponen penting dalam system tenaga listrik secara keseluruhan yang tujuannya untuk menjaga
Lebih terperinciTRANSFORMATOR TEGANGAN DAN PEMELIHARAANYA PADA PT. PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN REGION JAWA TENGAH & DIY
TRANSFORMATOR TEGANGAN DAN PEMELIHARAANYA PADA PT. PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN REGION JAWA TENGAH & DIY Fajar Romi Al Mubarok. 1, Ir. Agung Warsito, DHET. 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen
Lebih terperinciMakalah Seminar Kerja Praktek OFFLINE PREVENTIVE MAINTENANCE TRANSFORMATOR TENAGA PADA PLTGU TAMBAK LOROK BLOK 1
Makalah Seminar Kerja Praktek OFFLINE PREVENTIVE MAINTENANCE TRANSFORMATOR TENAGA PADA PLTGU TAMBAK LOROK BLOK 1 1 Mahasiswa dan 2 Hafrizal Lazuardi Susiawan. 1, Karnoto, ST, MT. 2 Dosen Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB III. CIRCUIT BREAKER DAN FUSE (SEKERING)
BAB III. CIRCUIT BREAKER DAN FUSE (SEKERING) 3.1. Circuit Breaker Circuit breaker seperti halnya sekering adalah merupakan alat proteksi, walaupun circuit breaker dilengkapi dengan fasilitas untuk switching.
Lebih terperinciEVALUASI ARRESTER UNTUK PROTEKSI GI 150 KV JAJAR DARI SURJA PETIR MENGGUNAKAN SOFTWARE PSCAD
EVALUASI ARRESTER UNTUK PROTEKSI GI 150 KV JAJAR DARI SURJA PETIR MENGGUNAKAN SOFTWARE PSCAD Sapari, Aris Budiman, Agus Supardi Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta
Lebih terperinci