DAFTAR ISI. Kubikel Bus Riser / Bus Tie (Interface)... 6 Kubikel PT Rel yang dilengkapi dengan Lightning Arrester (LA)... 7 Jenis Kubikel...

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DAFTAR ISI. Kubikel Bus Riser / Bus Tie (Interface)... 6 Kubikel PT Rel yang dilengkapi dengan Lightning Arrester (LA)... 7 Jenis Kubikel..."

Transkripsi

1 DAFTAR ISI DAFTAR ISI I DAFTAR GAMBAR IV DAFTAR TABEL V DAFTAR LAMPIRAN VI PRAKATA VII 1 1 PENDAHULUAN 1 11 Pengertian Kubikel Tegangan Menengah Bagian Bagian Kubikel 2 12 Fungsi Kubikel Kubikel Incoming Kubikel Outgoing Kubikel Pemakaian Sendiri (Trafo PS) Kubikel Kopel (Bus Kopling) Kubikel PT Kubikel Bus Riser / Bus Tie (Interface) Kubikel PT Rel yang dilengkapi dengan Lightning Arrester (LA) 7 13 Jenis Kubikel Open Type Close Type Berdasarkan Pabrik Pembuat, antara lain Berdasarkan Konstruksi Rel, antara lain 9 14 Penempatan Kubikel Indoor Outdoor11 15 Komponen komponen Komponen Utama PMT (PEMUTUS TENAGA) Fungsi PMT KONSTRUKSI PMT Data Teknik Pemutus Tenaga Rel Fungsi Rel Trafo Arus (CT) Trafo Tegangan (PT) Pemisah Rel Dan Pemisah Tanah PMS (Pemisah) Rel PMS (Pemisah) Tanah / Grounding Komponen Pendukung Rele dan Meter Kontrol / Lampu Indikator Pemanas (Heater) Handle Kubikel Sistem Interlock dan Pengunci Interlock Pintu Interlock PMT21 i

2 Interlock PMS Tanah 21 Peralatan Uji dan Alat Pelindung Diri (APD) 21 Peralatan Uji 22 Alat Pelindung Diri (APD) dan Peralatan K3 22 PEDOMAN PEMELIHARAAN 22 In Service Inspection 22 Periode Harian 23 Periode Bulanan 23 Periode 3 Bulanan 23 Periode 2 Tahunan 23 Kondisional 23 In Service Measurement 24 Periode Bulanan 24 Kondisional 24 Shutdown Measurement 24 Pengukuran Tahanan Isolasi PMT 25 Pengukuran Tahanan Kontak PMT 27 Pengukuran Kecepatan waktu buka/tutup PMT 28 Pengukuran Tahanan Pentanahan Kubikel 30 Pengukuran/Pengujian Media Isolasi 30 Pengukuran Tekanan dan Kebocoran Gas SF6 30 Minyak (Oil) 30 Vacuum 31 Pengukuran Tegangan Minimum Coil 32 Pengukuran Tahanan Isolasi CT 34 Pengukuran Tahanan Isolasi PT 35 Pengukuran Tahanan Isolasi LA 35 Shutdown Function Check 36 Pemeriksaan fungsi kontrol 36 Pengujian fungsi trip dari rele proteksi 36 EVALUASI HASIL PEMELIHARAAN 36 METODE EVALUASI HASIL PEMELIHARAAN 36 STANDAR EVALUASI HASIL PEMELIHARAAN 37 Pengukuran/pengujian Tahanan Isolasi 37 Pengukuran/pengujian Tahanan Kontak 37 Pengukuran/pengujian Kecepatan Kontak PMT 38 Pengukuran/pengujian Tahanan Pentanahan 38 Pengukuran/pengujian Tegangan Motor Penggerak 38 Pengukuran/pengujian tegangan suplai Closing dan Opening Coil 39 Pengukuran Thermovisi 40 REKOMENDASI HASIL PEMELIHARAAN 41 Rekomendasi Hasil In Service Inspection 41 Periode Harian 41 Periode Bulanan 42 Periode Tiga Bulanan 43 Periode Dua Tahunan 43 Rekomendasi Hasil In Service Measurement 43 Rekomendasi Hasil Shutdown Measurement 44 Pengujian pada Interrupter Chamber PMT 44 Pengujian pada Media Pemadam Busur Api 45 Pengujian pada Sistem Mekanik Penggerak 45 Pengujian CT 46 ii

3 435 Pengujian PT Pengujian LA Pengujian Rele Proteksi OCR/GFR/DGR Pengujian pada Sistem Pentanahan (Grounding) Rekomendasi Hasil Shutdown Function Check47 DAFTAR ISTILAH 86 DAFTAR PUSTAKA87 iii

4 DAFTAR GAMBAR Gambar 11 Kubikel Tegangan Menengah 1 Gambar 12 Bagian Bagian Kubikel Incoming 2 Gambar 13 Bagian Bagian Kubikel Outgoing 3 Gambar 14 Kubikel Incoming 4 Gambar 15 Kubikel Outgoing 4 Gambar 16 Kubikel Pemakaian Sendiri dan Trafo Pemakaian Sendiri 5 Gambar 17 Kubikel Kopel (Bus Kopling) 5 Gambar 18 Kubikel PT 6 Gambar 19 Kubikel Bus Riser 6 Gambar 110 Kubikel PT Rel yang dilengkapi dengan LA 7 Gambar 111 Kubikel Open Type 8 Gambar 112 Kubikel Close Type 8 Gambar 113 Kubikel Tegangan Menengah dengan Rel di bawah 9 Gambar 114 Kubikel Tegangan Menengah dengan Rel di atas 10 Gambar 115 Kubikel Indoor 10 Gambar 116 Kubikel Outdoor (Dilengkapi dengan atap) 11 Gambar 117 PMT Minyak 13 Gambar 118 PMT Gas SF6 13 Gambar 119 PMT Vacuum 13 Gambar 120 CT Tipe Ring / Cincin 16 Gambar 121 CT Tipe Corcoran / Cast Resin 16 Gambar 122 Trafo PT Dengan Pelebur 17 Gambar 123 Single line diagram rele 18 Gambar 124 Konfigurasi pemasangan OCR dan GFR 20 Gambar 21Pengukuran Tahanan Isolasi pada PMT 26 Gambar 22 Pengukuran Tahanan Kontak pada PMT 27 Gambar 23 Rangkaian uji untuk PMT 28 Gambar 24 Alat Ukur Tekanan Gas SF6 (Preasure Gauge) 30 Gambar 25 Pengukuran PMT jenis vacuum 32 Gambar 26 Prinsip kerja coil 33 Gambar 27 Coil pada PMT Tegangan Menengah ABB 34 Gambar 28 Pengukuran nilai tahanan (resistansi) coil dan pengujian tegangan minimal coil pada PMT ABB 34 Gambar 29 Pengukuran tahanan isolasi CT 35 Gambar 210 Pengujian Tahanan Isolasi PT 35 Gambar 211 Pengujian Tahanan Isolasi LA 36 Gambar 31 Flow chart metode evaluasi 36 Gambar 32 Hasil thermovisi pada Kubikel 41 iv

5 DAFTAR TABEL Tabel 11 Data Teknik PMT jenis SF6 dan Vacuum14 Tabel 31 Contoh Kecepatan Kontak PMT Open dan Close 38 Tabel 32 Batas Nilai Tegangan ACDC39 Tabel 33 Contoh Standar Pengujian Closing Coil 39 Tabel 34 Contoh Standar Pengujian Opening Coil40 Tabel 41 Rekomendasi Periode Harian 41 Tabel 42 Rekomendasi Periode Bulanan42 Tabel 43 Rekomendasi Periode Tiga Bulanan 43 Tabel 44 Rekomendasi Periode Dua Tahunan 43 Tabel 45 Rekomendasi Hasil Pengukuran Suplai Tegangan AC / DC 43 Tabel 46 Rekomendasi Hasil Pengukuran Suhu44 Tabel 47 Rekomendasi Pengujian pada Interrupter Chamber44 Tabel 48 Rekomendasi Pengujian pada Media Pemadam Busur Api 45 Tabel 49 Rekomendasi Pengujian pada Sistem Mekanik Penggerak 45 Tabel 410 Rekomendasi Pengujian pada CT46 Tabel 411 Rekomendasi Pengujian pada PT46 Tabel 412 Rekomendasi Pengujian pada LA 46 Tabel 413 Rekomendasi Pengujian Rele Proteksi OCR/GFR/DGR 46 Tabel 414 Rekomendasi Pengujian pada Sistem Pentanahan47 Tabel 415 Rekomendasi Shutdown Function Check47 v

6 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 TABEL PERIODE PEMELIHARAAN 48 Lampiran 2 FMEA 57 Lampiran 3 FMEA (lanjutan) 61 Lampiran 4 SISTEM PENGAMAN BERDASARKAN JENIS SISTEM PENTANAHAN 68 Lampiran 5 Checklist Pemeliharaan Harian Kubikel TM 69 Lampiran 6 Checklist Pemeliharaan Bulanan Kubikel TM 70 Lampiran 7 Checklist Pemeliharaan 3 Bulanan Kubikel TM 71 Lampiran 8 Checklist Pemeliharaan 2 Tahunan Kubikel TM 72 Lampiran 9 Checklist Pemeliharaan 2 Tahunan Current Transformer (CT) TM 73 Lampiran 10 Formulir Pengujian/Pengukuran Tahanan Isolasi Trafo Arus (CT) 74 Lampiran 11 Formulir Pengujian/Pengukuran Pentanahan Trafo Arus (CT) 75 Lampiran 12 Checklist Pemeliharaan 2 Tahunan Trafo Tegangan (PT) TM 76 Lampiran 13 Formulir Pengujian/Pengukuran Tahanan Isolasi Trafo Tegangan (PT) 77 Lampiran 14 Formulir Pengujian/Pengukuran Pentanahan Trafo Tegangan (PT) 78 Lampiran 15 Checklist Pemeliharaan 2 Tahunan Lighting Arrester (LA) TM 79 Lampiran 16 Formulir Pengujian/Pengukuran Isolasi Lightning Arrester (LA) 80 Lampiran 17 Formulir Pengujian/Pengukuran PMT TM 81 Lampiran 18 Formulir Pengujian/Pengukuran Kecepatan Buka/Tutup PMT 82 Lampiran 19 Formulir Pengukuran Kecepatan Waktu Buka/Tutup PMT 83 Lampiran 20 Formulir Pengukuran Kecepatan Waktu Buka/Tutup PMT 84 Lampiran 21 Formulir Pengujian Relay OCR/GFR TM 85 vi

7 PRAKATA PLN sebagai perusahaan yang asset sensitive, dimana pengelolaan aset memberi kontribusi yang besar dalam keberhasilan usahanya, perlu melaksanakan pengelolaan aset dengan baik dan sesuai dengan standar pengelolaan aset Parameter Biaya, Unjuk kerja, dan Risiko harus dikelola dengan proporsional sehingga aset bisa memberikan manfaat yang maksimum selama masa manfaatnya PLN melaksanakan pengelolaan aset secara menyeluruh, mencakup keseluruhan fase dalam daur hidup aset (asset life cycle) yang meliputi fase Perencanaan, Pembangunan, Pengoperasian, Pemeliharaan, dan Peremajaan atau penghapusan Keseluruhan fase tersebut memerlukan pengelolaan yang baik karena semuanya berkontribusi pada keberhasilan dalam pencapaian tujuan perusahaan Dalam pengelolaan aset diperlukan kebijakan, strategi, regulasi, pedoman, aturan, faktor pendukung serta pelaksana yang kompeten dan berintegritas PLN telah menetapkan beberapa ketentuan terkait dengan pengelolaan aset yang salah satunya adalah buku Pedoman pemeliharaan peralatan penyaluran tenaga listrik Pedoman pemeliharaan yang dimuat dalam buku ini merupakan bagian dari kumpulan Pedoman pemeliharaan peralatan penyaluran yang secara keseluruhan terdiri atas 25 buku Pedoman ini merupakan penyempurnaan dari pedoman terdahulu yang telah ditetapkan dengan keputusan direksi nomor 113K/DIR/2010 dan 114K/DIR/2010 Perubahan atau penyempurnaan pedoman senantiasa diperlukan mengingat perubahan pengetahuan dan teknologi, perubahan lingkungan serta perubahan kebutuhan perusahaan maupun stakeholder Di masa yang akan datang, pedoman ini juga harus disempurnakan kembali sesuai dengan tuntutan pada masanya Penerapan pedoman pemeliharaan ini merupakan hal yang wajib bagi seluruh pihak yang terlibat dalam kegiatan pemeliharaan peralatan penyaluran di PLN, baik perencana, pelaksana maupun evaluator Pedoman pemeliharaan ini juga wajib dipatuhi oleh para pihak diluar PLN yang bekerjasama dengan PLN untuk melaksanakan kegiatan pemeliharaan di PLN Demikian, semoga kehadiran buku ini memberikan manfaat bagi perusahaan dan stakeholder serta masyarakat Indonesia Jakarta, Oktober 2014 DIREKTUR UTAMA NUR PAMUDJI vii

8

9 1 PENDAHULUAN 11 Pengertian Kubikel Tegangan Menengah Kubikel Tegangan Menengah adalah seperangkat peralatan listrik yang dipasang pada Gardu Induk dan Gardu Distribusi/Gardu Hubung yang berfungsi sebagai pembagi, pemutus, penghubung, pengontrol dan pengaman sistem penyaluran tenaga listrik tegangan menengah Gambar 11 Kubikel Tegangan Menengah 1

10 111 Bagian Bagian Kubikel Bagian bagian Kubikel dapat dijelaskan seperti pada gambar di bawah ini Gambar 12 Bagian Bagian Kubikel Incoming 2

11 Gambar 13 Bagian Bagian Kubikel Outgoing 12 Fungsi Kubikel Berdasarkan fungsi/penempatannya, Kubikel Tegangan Menengah di Gardu Induk antara lain 121 Kubikel Incoming Berfungsi sebagai penghubung dari sisi sekunder trafo daya ke rel tegangan menengah 3

12 Gambar 14 Kubikel Incoming 122 Kubikel Outgoing Berfungsi sebagai penghubung / penyalur dari rel ke beban Gambar 15 Kubikel Outgoing 4

13 123 Kubikel Pemakaian Sendiri (Trafo PS) Berfungsi sebagai penghubung dari rel ke beban pemakaian sendiri GI Gambar 16 Kubikel Pemakaian Sendiri dan Trafo Pemakaian Sendiri 124 Kubikel Kopel (Bus Kopling) Berfungsi sebagai penghubung antara rel 1 dengan rel 2 Gambar 17 Kubikel Kopel (Bus Kopling) 5

14 125 Kubikel PT Berfungsi sebagai sarana pengukuran dan pengaman Keterangan 1 Compartement 2 Isolator posh 3 Rell / Busbar 4 Drooper 5 Fuse 6 Voltage transformer /VT 8 KV Meter 9 Slector switch 5 6 PANEL VTBUS Gambar 18 Kubikel PT 126 Kubikel Bus Riser / Bus Tie (Interface) Berfungsi sebagai penghubung antar Kubikel Gambar 19 Kubikel Bus Riser 6

15 127 Kubikel PT Rel yang dilengkapi dengan Lightning Arrester (LA) Kubikel jenis ini terpasang pada Gardu Induk di Jawa Timur, yang berfungsi sebagai inputan tegangan (open delta) untuk rele proteksi (Directional Ground Relay) Pada Kubikel ini dilengkapi dengan Ligthning Arrester (LA) yang berfungsi sebagai pengaman tegangan lebih akibat dari surja petir dan surja hubung Gambar 110 Kubikel PT Rel yang dilengkapi dengan LA 13 Jenis Kubikel 131 Open Type Kubikel jenis open type adalah Kubikel yang terpasang dengan kondisi rel terlihat atau tidak dalam kompartemen yang tertutup Sehingga rel tersebut memerlukan pemeliharaan rutin, terutama pembersihan isolator tumpu / post insulator dari debu / kotoran PMT Kubikel jenis ini biasanya tidak dapat dirack in atau rack out, tetapi Kubikel jenis ini dilengkapi dengan PMS kabel + PMS tanah dan PMS Rel sebagai pengamanan ketika ada perbaikan atau pemeliharaan 7

16 Gambar 111 Kubikel Open Type 132 Close Type Kubikel jenis close type adalah Kubikel yang terpasang dengan kondisi rel tertutup atau di dalam kompartemen Hal ini dimaksudkan agar rel lebih aman dan bersih karena tidak bersentuhan langsung dengan debu udara sekitar Kubikel ini juga dilengkapi dengan pemanas (heater) untuk mencegah kelembaban di dalam Kubikel PMT Kubikel jenis ini didesain dapat dirack in atau rack out sebagai pengamanan ketika ada perbaikan atau pemeliharaan Gambar 112 Kubikel Close Type 8

17 Berdasarkan Pabrik Pembuat, antara lain Calor Emag Merlin Gerin Alsthom Fuji AEG Schneider Meidensha Goldstar Modalek Areva Siemen Berdasarkan Konstruksi Rel, antara lain Kubikel dengan posisi rel di bawah Pada Kubikel jenis ini, rel dipasang di bagian bawah dari Kubikel Kubikel dengan posisi rel di atas Pada Kubikel jenis ini, rel dipasang di bagian atas dari Kubikel Rel di bawah Gambar 113 Kubikel Tegangan Menengah dengan Rel di bawah 9

18 Rel di atas Gambar 114 Kubikel Tegangan Menengah dengan Rel di atas 14 Penempatan Kubikel 141 Indoor Kubikel indoor adalah Kubikel yang penempatan / pemasangannya di dalam bangunan tertutup, baik bangunan dari beton ataupun kontruksi bangunan dengan plat besi (metal clad) Kontruksi metal clad sering digunakan di Gardu Hubung atau bangunan mall, kantor dan lainnya Gambar 115 Kubikel Indoor 10

19 142 Outdoor Kubikel outdoor adalah Kubikel yang penempatan / pemasangannya di luar bangunan Untuk pengamanan, Kubikel tersebut dapat juga diberi atap Kubikel jenis ini didesain untuk tahan terhadap perubahan cuaca Namun penempatan rele proteksinya dipisah pada ruangan tersendiri Gambar 116 Kubikel Outdoor (Dilengkapi dengan atap) 15 Komponen komponen Kubikel Tegangan Menengah terdiri dari komponen utama dan komponen pendukung Komponen utamanya, antara lain yaitu 1 PMT (Pemutus) 2 Rel 3 Trafo Arus (CT) 4 Trafo Tegangan (PT) Sedangkan komponen pendukung pada Kubikel yaitu 1 Rele dan Meter 2 Kontrol / Indikator 3 Pemanas (Heater) 4 Handle Kubikel 11

20 151 Komponen Utama 1511 PMT (PEMUTUS TENAGA) PMT terpasang pada kompartemen yang pada jenis tertentu terpasang Withdrawable Circuit Breaker PMT dan mekanik penggeraknya dapat dengan mudah dikeluarkan / dimasukkan ke dalam Kubikel untuk keperluan pemeliharaan Fungsi PMT PMT adalah sakelar yang dapat digunakan untuk menghubungkan atau memutuskan arus / daya listrik sesuai ratingnya Pada waktu memutuskan / menghubungkan arus / daya listrik akan terjadi busur api listrik Pemadaman busur api listrik ini dapat dilakukan oleh beberapa macam bahan, yaitu minyak, udara atau gas Berdasarkan media pemadam busur api listrik tersebut, PMT dapat dinamakan menjadi PMT minyak sedikit / Low Oil Circuit Breaker (minyak sebagai media pemadam busur api) PMT SF6 (Gas SF6 sebagai media pemadam busur api) PMT Vacuum (Ruang pemutus dibuat vacuum) PMT Tegangan Menengah di Gardu Induk umumnya didisain dapat dikeluarkan dari Kubikel dengan cara ditarik Sehingga PMT dan mekanik penggeraknya dapat dengan mudah dikeluarkan / dimasukan untuk keperluan pemeliharaan PMT dari pabrik dan dengan rating sama, mempunyai konstruksi dan rangkaian yang sama Sehingga dapat dipindah antar Kubikel dan hanya perlu satu PMT cadangan untuk PMT dengan rating yang sama Selama operasi seluruh bagian yang bertegangan tertutup dengan pelindung metal yang ditanahkan, untuk menjamin agar operator aman selama mengoperasikannya Untuk mengeluarkan / memasukkan PMT dari / ke Kubikel, urutannya harus benar dan dicek untuk setiap langkah agar aman KONSTRUKSI PMT PMT terdiri dari 2 (dua) bagian utama, yaitu Ruang Media kontak Adalah tempat memutuskan/menutup rangkaian arus listrik sekaligus sebagai tempat pemadaman busur api Pada ruang media kontak ini terdapat 12

21 Kontak gerak Kontak tetap Media pemadam busur api Gambar PMT dengan media pemadam busur api minyak, gas dan vacuum, dapat dilihat pada gambar 117, 118 dan 119 Gambar 117 PMT Minyak Gambar 118 PMT Gas SF6 Gambar 119 PMT Vacuum 13

22 Mekanis Penggerak Adalah bagian yang menyediakan tenaga untuk menggerakkan kontak gerak pada pembukaan/penutupan PMT Mekanisme penggerak yang digunakan untuk PMT Tegangan Menengah umumnya dengan pegas Ketiga pole dari kontak gerak digerakkan oleh satu penggerak Mekanisme penggerak dilengkapi dengan motor untuk pengisian pegas secara otomatis Selain itu dilengkapi juga dengan magnet pelepas pegas, untuk menutup secara elektrik melalui sakelar operasi atau peralatan lain untuk penutupan secara remote Untuk pembukaan PMT secara remote melalui operator atau rele disediakan triping coil Jika tegangan suplai hilang, pegas dapat diisi melalui handle secara manual (diputar dengan tangan) Pegas yang digunakan untuk mekanisme penggerak ini ada dua macam yaitu Pegas pilin (helical spring) Pegas gulung (scroll spring) Data Teknik Pemutus Tenaga Contoh Data Teknik untuk PMT jenis SF6 dan Vacuum Tabel 11 Data Teknik PMT jenis SF6 dan Vacuum NO DESCRIPTION UNIT PLN REQUIRED 1 Manufacturer To be mentioned 2 Type To be mentioned 3 Type Of designation Withdrawable mounted 4 Standart IEC Operation Duty minimum 0 0,3s CO 180s CO 6 Rated Voltage kv 24 7 Rated Nominal Current A Rated lightning impuls withstand kv voltage Breaking Capacity ka Making Capacity ka 2,5 x 1k 11 Rated Frequency Hz or truck

23 NO DESCRIPTION UNIT PLN REQUIRED 12 Interrupting medium SF6 or Vacuum 13 Mechanism Type Motor spring 14 Mechanical endurance M2 (10000 times) 15 Opening time Ms Closing time Ms Suplai tegangan Control voltage Vdc 110 Tripping and closing Coils Vdc 110 Motor voltage Vdc Rel Rel dibuat dari tembaga atau aluminium dengan bentuk sesuai dengan desain dari masingmasing pabrik Fungsi Rel Rel Tegangan Menengah pada Kubikel berfungsi sebagai penghubung antara kabel masuk dengan beberapa penyulang Bentuk rel ini ada yang berpenampang bulat / pipa (tubuler), setengah bulat dan ada pula yang berbentuk plat sesuai dengan desain dari pabrik Kubikelnya Besar kecilnya penampang rel tergantung pada besar / kecilnya daya yang akan disalurkan Contoh Pipa tembaga untuk rel pada Kubikel Merlin Gerin,Mitsubishi dan Calor Emag Pipa setengah bulat tembaga pada rel Kubikel ABB dan Calor Emag Plat pejal tembaga untuk rel pada Kubikel Fuji Untuk merangkai KubikelKubikel Tegangan Menengah dengan rel bulat / pipa, harus diperhatikan agar betulbetul rata (selevel) Hal itu untuk mencegah tingginya nilai tahanan kontak pada sambungan rel, yang dapat mengakibatkan gangguan / kerusakan 15

24 1513 Trafo Arus (CT) Trafo arus berfungsi untuk menurunkan arus bolakbalik yang besar menjadi arus bolakbalik yang kecil sesuai dengan kebutuhan instrumentasi yang tersambung Nominal arus di sisi primer CT bermacammacam, dapat dipilih sesuai dengan arus beban maksimum di sisi primer Sedang arus nominal sisi sekunder adalah 1 Ampere atau 5 Ampere Jenis CT yang terpasang pada Kubikel Tegangan Menengah biasanya Berbentuk cincin atau ring Berbentuk corcoran / cast resin Bagianbagian utama trafo arus, yaitu Kumparan primer Kumparan sekunder Inti besi Terminal primer dan terminal sekunder Gambar 120 CT Tipe Ring / Cincin Gambar 121 CT Tipe Corcoran / Cast Resin 16

25 1514 Trafo Tegangan (PT) Fungsi trafo tegangan adalah untuk menurunkan tegangan tinggi / menengah bolakbalik menjadi tegangan rendah sesuai dengan tegangan nominal instrument Pemasangan trafo tegangan bisa pada Kubikel tersendiri atau pada Kubikel incoming, tergantung dari desain yang ada Trafo tegangan pada Kubikel Tegangan Menengah umumnya berbentuk corcoran / Cast resin Perbandingan transformasinya (rasio) adalah Volt / 100 Volt; 20000/ 3 Volt / 100/ 3 Volt; Volt / 110 Volt atau 20000/ 3 Volt / 110/ 3 Volt Bagianbagian utama PT adalah Kumparan primer Kumparan sekunder Inti besi Terminal primer dan terminal sekunder Trafo tegangan dilengkapi dengan pelebur (fuse) Gambar 122 Trafo PT Dengan Pelebur 1515 Pemisah Rel Dan Pemisah Tanah PMS (Pemisah) Rel Pemisah berfungsi untuk memisahkan peralatan yang akan dipelihara agar terlihat secara visual bahwa peralatan yang akan dipelihara sudah terpisah dari bagian yang bertegangan, sehingga aman bagi petugas terhadap tegangan dari luar peralatan tersebut Lengan kontak PMT Tegangan Menengah pada Kubikel di sisi kabel dan di sisi rel, berfungsi sebagai pemisah, dimana untuk memisahkannya dilakukan dengan cara mengeluarkan PMT dari Kubikel tersebut atau diposisikan rack out 17

26 PMS Rel dan PMS Tanah seperti yang dimaksud di atas terpasang pada Kubikel Open Type PMS (Pemisah) Tanah / Grounding Pemisah tanah berfungsi untuk pengamanan petugas yang akan bekerja, agar aman terhadap tegangan sisa dan tegangan induksi Pemisah tanah pada Kubikel untuk mentanahkan di sisi kabel Sedangkan untuk mentanahkan di sisi rel harus dilakukan secara manual melalui grounding lokal PMS tanah sisi kabel untuk membuang sisa muatan listrik PMS tanah ini dioperasikan dari panel dan terdapat interlock mekanik dengan PMT 152 Komponen Pendukung Komponen Pendukung pada Kubikel terdiri dari Rele & Meter, Kontrol/Indikator, Pemanas (Heater) serta Handle Kubikel Rele proteksi, Meter dan Kontrol/Indikator terpasang pada sebuah kompartemen Kompartemen ini didisain untuk memperkecil resiko propagasi saat terjadi gangguan Rele proteksi dan peralatan pendukung disambung ke PMT melalui kabel penghubung dengan multi pin connector 1521 Rele dan Meter Single line diagram rele RELL / BUSBAR 20 KV VT Rell / Busbar UFR PMT INCOMING OCR/GFR DIFF KwH Amp Mtr CT Core proteksi CT Core metering kv Mtr VT Kabel Gambar 123 Single line diagram rele 18

27 Rele arus lebih (OCR) Sebagai pengaman terhadap gangguan hubung singkat fasafasa Rele gangguan tanah (GFR) Sebagai pengaman gangguan fasa tanah Rele Penutup Balik Otomatis (Recloser Relay) Berfungsi untuk menormalkan kembali SUTM jika terjadi gangguan temporer Rele frekwensi kurang (UFR) Berfungsi untuk pelepasan beban, jika terjadi gangguan frekwensi kurang (under frequency) Ampere meter Berfungsi untuk pengukuran arus beban kwh meter Berfungsi untuk pengukuran energi listrik yang disalurkan kv meter Berfungsi untuk pengukuran tegangan Instrumeninstrumen yang memerlukan pasokan arus dari sekunder CT adalah OCR, GFR, Ampere meter, kwh meter Sedangkan yang memerlukan pasokan tegangan dari sekunder PT adalah UFR, kv meter, kwh meter Konfigurasi pemasangan OCR dan GFR adalah seperti pada gambar di bawah ini 19

28 Gambar 124 Konfigurasi pemasangan OCR dan GFR (Tiga Over Current Relay dengan satu Ground Fault Relay) 1522 Kontrol / Lampu Indikator Kontrol/Lampu Indikator untuk menandai adanya tegangan 20 kv pada sisi kabel outgoing Lampu indikator menyala karena adanya arus kapasitip yang dihasilkan oleh kapasitor induktif yang terpasang di isolator tumpu pada Kubikel bagian bawah Lampu indikator ON/OFF PMT digunakan untuk menandai kondisi PMT Close atau Open dengan 2 (dua) warna yang berbeda (merah atau hijau) 1523 Pemanas (Heater) Untuk memanaskan ruang terminal kabel agar kelembabannya terjaga Sehingga dapat mengurangi efek corona pada terminal Kubikel tersebut 1524 Handle Kubikel Untuk menggerakkan mekanik Kubikel, yaitu membuka atau menutup posisi kontak hubung PMT, PMS, LBS, pemisah tanah (grounding) atau pengisian pegas untuk energi membuka / menutup kontak hubung Pada satu Kubikel, jumlah handle yang tersedia bisa satu macam atau lebih 20

29 1525 Sistem Interlock dan Pengunci Kubikel dilengkapi dengan sistem interlock untuk mencegah kemungkinan kesalahan atau kelainan operasi dari peralatan dan untuk menjamin keamanan operasi Gawai interlock harus dari jenis mekanis dengan standar pembuatan yang paling tinggi dan mempunyai kekuatan mekanis lebih tinggi dari kontrol mekanisnya Pada Kubikel yang PMTnya dilengkapi dengan motor listrik sebagai penggerak alat hubung, maka sistem interlock juga diterapkan pada sistem kontrol listriknya Yaitu bila posisi komponen Kubikel belum pada posisi siap dioperasikan, maka sistem kontrol tidak dapat dioperasikan Macam macam sistem interlock pada Kubikel Interlock Pintu Pintu Kubikel harus tidak dapat dibuka jika PMT dalam keadaan tertutup PMS Tanah dalam keadaan terbuka Pintu Kubikel harus tidak dapat ditutup jika PMS Tanah dalam keadaan tertutup/masuk Interlock PMT PMT harus tidak dapat dioperasikan jika Pintu Kubikel dalam keadaan terbuka PMS Tanah dalam keadaan tertutup/ masuk Interlock PMS Tanah 16 PMS Tanah harus tidak dapat ditutup jika PMT dalam keadaan tertutup/ masuk Peralatan Uji dan Alat Pelindung Diri (APD) Peralatan Uji dan Alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan pada saat melakukan pemeliharaan Kubikel Tegangan Menengah adalah sebagai berikut 21

30 Peralatan Uji Alat Uji CB Analyzer Alat Uji CT Analyzer Alat Uji Tahanan Kontak Alat Uji Tahanan Insulasi Alat Uji Rele Proteksi Vacuum Checker AVO Meter Tang Ampere Alat Ukur tekanan SF6 (kondisional) Alat ukur tahanan isolasi minyak (kondisional) Earth Meter Alat Pelindung Diri (APD) dan Peralatan K3 Sabuk Pengaman (kondisional) Topi / Helm Pengaman Sarung Tangan Safety Sepatu Safety Grounding local Tester tegangan Ramburambu / tagging 2 PEDOMAN PEMELIHARAAN 21 In Service Inspection In Service Inspection adalah kegiatan yang dilakukan pada saat Kubikel dalam kondisi operasi/bertegangan Tujuan dilakukannya In Service Inspection adalah untuk mendeteksi secara dini ketidaknormalan yang mungkin terjadi di dalam Kubikel tanpa melakukan pemadaman 22

31 Dalam In Service Inspection, dilakukan beberapa pemeriksaan dengan metode 1 Pengecekan dengan panca indera (visual, penciuman, pendengaran), 2 Pengecekan dengan alat ukur sederhana (thermogun, termometer, dan lainlain) Untuk In Service Inspection pada pemeliharaan Kubikel dilakukan dengan periode Harian, Bulanan, 3 Bulanan, 2 tahunan Selain itu ada beberapa pemeliharaan yang pelaksanaannya bergantung pada kondisi peralatan Kubikel tersebut (kondisional) Periode Harian 1 Pemeriksaan indikator pegas mekanik pada PMT sistem pegas 2 Monitor tekanan Gas SF 6 low (jenis PMT dengan media gas yang dilengkapi dengan indikator tekanan) Periode Bulanan 1 Pemeriksaan visual terhadap benda asing, bunyibunyian dan baubauan 2 Pemeriksaan visual alat ukur (meter) dan rele 3 Pemeriksaan lemari kontrol, pemanas ruang (heater), lampu penerangan 4 Pemeriksaan kebersihan Kubikel dan ruang wiring kontrol Periode 3 Bulanan 1 Pemeriksaan indikator posisi PMT Close /Open 2 Pemeriksaan counter kerja PMT Periode 2 Tahunan Pemeriksaan struktur mekanik Kubikel 215 Kondisional Pemeriksaan visual terhadap bunyibunyian dan baubauan dapat dilakukan bersamaan ketika melakukan pekerjaan lain, misalnya ketika sedang mencatat data pengusahaan Kubikel 23

32 22 In Service Measurement Merupakan pengukuran yang dilakukan pada periode tertentu dalam keadaan peralatan bertegangan Pengukuran dan/atau pemantauan yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui / memonitor kondisi peralatan dengan menggunakan alat ukur yang advanced (seperti Thermal Image Thermovision) Untuk In Service Measurement pada Pemeliharaan Kubikel dilakukan dengan periode Bulanan dan Kondisional Periode Bulanan 1 Pengukuran suplai tegangan AC dan DC Kubikel 2 Pengukuran suhu Kubikel 3 Pengukuran suhu terminal dan sambungan pada rel, CT, PT, kabel dan peralatan lain yang dialiri arus dalam Kubikel Pelaksanaan thermovisi dilakukan melalui lubang intai pada Kubikel Kondisional Pengukuran suhu Kubikel, terminal dan sambungan pada rel, CT, PT, kabel serta peralatan lain yang dialiri arus dalam Kubikel, juga dilakukan dengan memerhatikan kondisi pembebanan Kubikel tersebut Semakin tinggi beban yang disalurkannya, periode pengukuran suhu dengan thermovisi perlu semakin cepat 23 Shutdown Measurement Merupakan pengukuran yang dilakukan pada periode 2 tahunan dalam keadaan peralatan tidak bertegangan Pengukuran ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui kondisi peralatan secara lebih rinci Macammacam pengukuran / pengujian a) Pengukuran / pengujian pada PMT Pengukuran tahanan isolasi Pengukuran tahanan kontak Pengukuran kecepatan waktu buka / tutup Pengukuran media isolasi (Untuk PMT vacuum atau minyak) 24

33 Pengukuran tekanan dan kebocoran gas SF6 (jika terpasang manometer) Pengukuran tegangan kerja minimum coil b) Pengukuran / pengujian CT c) Pengukuran / pengujian PT d) Pengukuran / pengujian LA (jika terpasang LA) e) Pengujian relerele OCR / GFR / DGR f) Pengujian relerele tegangan / UFR (jika terpasang) g) Pengujian pada sistem mekanik penggerak Sistem pegas / spring Pengujian fungsi start & stop motor penggerak Pengukuran arus beban motor penggerak Tahanan isolasi belitan motor penggerak h) Pengukuran tegangan AC dan DC i) Pemeriksaan pemanas (heater) j) Pemeriksaan lampu penerangan lemari Kubikel k) Pemeriksaan kebersihan Kubikel l) Pengukuran tahanan pentanahan Kubikel m) Pengujian tahanan isolasi rel 231 Pengukuran Tahanan Isolasi PMT Pengukuran tahanan isolasi PMT ialah proses pengukuran dengan suatu alat ukur Insulation Tester untuk memperoleh nilai tahanan isolasi PMT, yaitu antara bagian yang diberi tegangan (fasa) terhadap badan (casing) yang ditanahkan maupun antara terminal masukan (I/P terminal) dengan terminal keluaran (O/P terminal) pada fasa yang sama Cara Pengukuran Kesiapan obyek yang akan diukur dilakukan dengan urutan sebagai berikut 1 ) Pemasangan pentanahan lokal (Local Grounding) disisi I/P dan O/P terminal dengan tujuan membuang muatan induksi (Residual Current) yang masih tersisa 25

34 2 ) Pembersihan permukaan porselin bushing memakai material cleaner + lap kain yang halus dan tidak merusak permukaan isolator Tujuannya agar pengukuran memperoleh hasil yang akurat 3 ) Melakukan pengukuran tahanan isolasi PMT kondisi terbuka (open) antara a) Terminal atas ( Ra, Sa, Ta ) terhadap badan / tanah b) Terminal bawah ( Rb, Sb, Tb ) terhadap badan / tanah c) Terminal fasa atas bawah (RaRb, SaSb, TaTb) 4 ) Melakukan pengukuran tahanan isolasi PMT kondisi tertutup (closed) a) Terminal fasa R / Merah ( Ra+Rb ) terhadap tanah b) Terminal fasa S / Kuning ( Sa+Sb ) terhadap tanah c) Terminal fasa T / Biru ( Ta+Tb) terhadap tanah 5 ) Mencatat hasil pengukuran tahanan isolasi serta suhu sekitar 6 ) Hasil pengukuran ini merupakan data terbaru hasil pengukuran dan sebagai bahan evaluasi pembanding dengan hasil pengukuran sebelumnya 7 ) Memasang kembali terminasi atas dan bawah seperti semula 8 ) Melepas pentanahan lokal sambil pemeriksaan akhir untuk persiapan pekerjaan selanjutnya Gambar 21Pengukuran Tahanan Isolasi pada PMT 26

35 232 Pengukuran Tahanan Kontak PMT Rangkaian tenaga listrik sebagian besar terdiri dari banyak titik sambungan Sambungan adalah dua atau lebih permukaan dari beberapa jenis konduktor bertemu secara fisik sehingga arus / energi listrik dapat disalurkan tanpa hambatan yang berarti Pertemuan kontak PMT juga merupakan suatu sambungan yang mempunyai nilai tahanan tertentu terhadap arus yang melaluinya, sehingga akan terjadi panas dan menjadi kerugian teknis Rugi ini sangat signifikan jika nilai tahanan kontaknya tinggi Prinsip dasar pengukuran tahanan kontak PMT adalah sama dengan alat ukur tahanan murni (Rdc), tetapi pada tahanan kontak arus yang dialirkan lebih besar I=100 Ampere Cara Pengukuran Alat ukur tahanan kontak terdiri dari sumber arus dan alat ukur tegangan (drop tegangan pada obyek yang diukur) Dengan sistem elektronik maka pembacaan dapat diketahui dengan baik dan ketelitian yang cukup baik pula Digunakanya arus sebesar 100 Ampere karena pembagi dengan angka 100 akan memudahkan dalan menentukan nilai tahanan kontak dan lebih cepat Harus diperhatikan skala yang digunakan jangan sampai arus yang dibangkitkan sama dengan batasan skala sehingga kemungkinan akan terjadi overload dan hasil penunjukan tidak sesuai dengan kenyataannya Gambar 22 Pengukuran Tahanan Kontak pada PMT Pelaksanaan Pengukuran 1 Hubungkan obyek yang akan diukur ke tanah 2 Hubungkan ke tanah alat ukur yang akan digunakan 27

36 233 3 Sambungkan terminal (+) dan () ke kedua sisi terminal yang akan diukur (obyek) 4 Hubungkan kabel ukur mvolt sedekat mungkin dengan obyek yang akan diukur 5 Setelah siap posisikan saklar on / off ke posisi on 6 Pilih saklar pada skala 200 Ampere 7 Atur pembangkit arus sehingga display menunjuk angka 100 Ampere 8 Tekan saklar pengubah dari Ampere ke Ohm 9 Catat penunjukan dan dikalibrasikan terhadap skala pembatas Pengukuran Kecepatan waktu buka/tutup PMT Tujuan dari pengukuran kecepatan waktu buka/tutup PMT adalah untuk mengetahui waktu kerja PMT secara individu pada saat menutup ataupun membuka Cara Pengukuran 1 Masukkan (ON) PMT yang akan diuji 2 Pasang pentanahan (grounding) pada sisi atas kontak, hal ini untuk mengurangi resiko arus induksi yang mengalir melalui alat uji 3 Pasang pentanahan (grounding) alat uji 4 Buat rangkaian seperti gambar dibawah Trip coil CB Analyzer Close coil Gambar 23 Rangkaian uji untuk PMT 28

37 Langkah Pengujian 1 Closing Time ( Kondisi PMT Off / Open ) (a) Posisikan Switch Squence pada ( C / Close ) (b) Nyalakan Switch Power (c) Tekan tombol Ready hingga lampu LED Ready menyala (d) Putar Switch Start (e) Tunggu beberapa saat hingga printer mencetak 2 Opening Time ( Kondisi PMT On / Close ) (a) Posisikan Switch Squence pada ( O / Open ) (b) Nyalakan Switch Power (c) Tekan tombol Ready hingga lampu LED Ready menyala (d) Putar Switch Start (e) Tunggu beberapa saat hingga printer mencetak 3 Close Open Time ( Kondisi PMT Off / Open ) (a) Posisikan Switch Squence pada ( CO / CloseOpen ) (b) Nyalakan Switch Power (c) Tekan tombol Ready hingga lampu LED Ready menyala (d) Putar Switch Start (e) Tunggu beberapa saat hingga printer mencetak 4 Open Close Time ( Kondisi PMT On / Close ) (a) Posisikan Switch Squence pada ( OC / OpenClose ) (b) Nyalakan Switch Power (c) Tekan tombol Ready hingga lampu LED Ready menyala (d) Putar Switch Start (e) Tunggu beberapa saat hingga printer mencetak 5 Open Close Open Time ( Kondisi PMT On / Close ) (a) Posisikan Switch Squence pada ( OCO / OpenCloseOpen ) 29

38 (b) Nyalakan Switch Power (c) Tekan tombol Ready hingga lampu LED Ready menyala (d) Putar Switch Start (e) Tunggu beberapa saat hingga printer mencetak 234 Pengukuran Tahanan Pentanahan Kubikel Peralatan ataupun titik netral sistem tenaga listrik dihubungkan ke tanah dengan suatu pentanahan yang ada di Gardu Induk Sistem pentanahan tersebut dibuat di dalam tanah dengan struktur bentuk mesh Nilai tahanan pentanahan di Gardu Induk bervariasi Semakin kecil nilai pentanahannya maka akan semakin baik 235 Pengukuran/Pengujian Media Isolasi 2351 Pengukuran Tekanan dan Kebocoran Gas SF6 Kebocoran gas SF6 dapat terjadi pada PMT Adanya kebocoran gas SF6 tersebut (biasanya kecil dan dalam waktu lama) dapat mengakibatkan menurunnya tekanan dan selanjutnya memengaruhi unjuk kerja PMT Untuk mengetahui lokasi terjadinya kebocoran gas SF6 pada PMT dilakukan dengan cara tradisional (melalui pendengaran atau dengan busa sabun) atau dengan alat deteksi kebocoran / leakage detector Pada jenis PMT dengan media isolasi SF6 yang disediakan fasilitas untuk mengukur tekanan SF6, pengukuran tekanan SF6 dapat dilakukan dengan alat ukur tekanan gas SF6 (Preasure Gauge) Gambar 24 Alat Ukur Tekanan Gas SF6 (Preasure Gauge) 2352 Minyak (Oil) Pemutus tenaga (PMT) dengan media pemutus minyak (oil) adalah salah satu jenis PMT yang masih digunakan dalam operasional penyaluran tenaga listrik Untuk mengetahui apakah minyak PMT masih layak operasi sesuai dengan standar pengusahaan maka perlu adanya acuan yang sesuai Karakteristik dan fungsi media minyak PMT adalah berbeda dengan karakteristik minyak isolasi transformator Selain berfungsi sebagai 30

39 isolasi terhadap tegangan tinggi (menengah), media minyak pada PMT jenis ini juga berfungsi sebagai pemadam busur api listrik (arching) pada saat PMT bekerja Khususnya pada saat pemutusan arus beban atau bila terjadi arus gangguan Kelayakan operasi PMT media minyak tergantung pada banyak faktor, terutama yang menyangkut kualitas minyak itu sendiri Faktor yang sering dijadikan acuan antara lain a) Kandungan gas terlarut dalam minyak (terutama gas Hydrogen dan Acethylene) b) Jumlah kandungan partikel c) Tegangan tembus minyak Khusus PMT jenis sedikit minyak (low oil contents) perlu dilakukan analisis komersial tentang untung dan ruginya ketika akan melakukan penggantian / pengujian minyak Karena biaya penggantian minyak baru dibandingkan dengan biaya untuk uji kandungan gas terlarut dalam minyak perlu menjadi bahan pertimbangan Sehingga untuk operasional PMT low oil contents jarang dilakukan pengujian karakteristik minyak dan cenderung diganti dengan minyak sejenis yang baru 2353 Vacuum Pengukuran/pengujian karakteristik media pemutus vacuum adalah untuk mengetahui apakah kevacuuman ruang kontak utama (breaking chamber) PMT tetap hampa sehingga masih berfungsi sebagai media pemadam busur api listrik PMT jenis vacuum kebanyakan digunakan untuk tegangan menengah dan hingga saat ini masih dalam pengembangan sampai tegangan 36 kv Jarak (gap) antara kedua katoda adalah 1 cm untuk 15 kv dan bertambah 0,2 cm setiap kenaikan tegangan 3 kv Ruang kontak utama (breaking chambers) dibuat dari bahan antara lain porselen, kaca atau plat baja yang kedap udara Ruang kontak utamanya tidak dapat dipelihara dan umur kontak utama sekitar 20 tahun Karena kemampuan dielektrikum yang tinggi maka bentuk fisik PMT jenis ini relatif kecil 31

40 Uji Vacuum Gambar 25 Pengukuran PMT jenis vacuum Prosedur pengukuran 1) Persiapan benda uji (Breaking Chambers) PMT dan peralatan uji 2) Posisi benda uji dalam keadaan terbuka kontaknya 3) Sambungkan kabel keluaran (Output) alat uji dengan benda uji 4) Pasang kabel pentanahan untuk keselamatan kerja 5) Saklar no7 (Toggle Switch) diposisikan OFF 6) Sambungkan alat uji dengan sumber AC dan lampu power no 1 (LED Standby) akan menyala 7) Set pengatur arus no5 sesuai dengan kebutuhan dan setinggitingginya 10 ma 8) Atur tegangan (tombol no6) sesuai dengan kebutuhan 9) Saklar no7 (Toggle Switch) diposisikan ON, dan lampu no3 (LED hijau) akan menyala 10) Amati dengan seksama dan sangat hatihati dengan tegangan uji 11) Bila lampu no3 (LED hijau) tidak padam setelah 10 detik maka benda uji adalah baik Matikan alat uji dengan saklar no7 (togel) 12) Bila sebelum 10 detik lampu no3 (LED hijau) padam dan lampu no4 (LED merah) menyala maka berarti benda uji adalah tidak bagus 236 Pengukuran Tegangan Minimum Coil Tujuan pengukuran ini agar kita dapat mengetahui berapa besarnya tegangan minimal sumber DC yang dapat mengerjakan coil PMT Sehingga dapat diketahui fungsi dari coil 32

41 tersebut apakah masih baik atau tidak Selain itu juga untuk mengukur nilai resistansi coil tersebut Dalam setiap PMT jumlah tripping (opening) coil biasanya lebih banyak dari pada jumlah closing coil, hal ini dimaksud sebagai faktor keamanan pola operasi sistem dan PMT tersebut Prinsip kerja coil adalah berdasarkan induksi medan magnet, seperti pada gambarberikut Gambar 26 Prinsip kerja coil Pemeliharaan dan Pengujian Mengingat begitu pentingnya fungsi dari coil terhadap kerja PMT, maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan pemeliharaan, yaitu a Pastikan coil sudah terbebas dari sumber tegangan DC b Periksa kemungkinan adanya karat pada rumah atau batang coil yang dapat mengganggu fungsi kerja rod dari coil 33

42 Coil Gambar 27 Coil pada PMT Tegangan Menengah ABB Ukur nilai resistansi coil dengan menggunakan mikro ohm meter dan bandingkan dengan nilai yang tertera pada name platenya Gambar 28 Pengukuran nilai tahanan (resistansi) coil dan pengujian tegangan minimal coil pada PMT ABB Catat hasilnya dan bandingkan dengan nilai yang tertera pada papan nama (name plate) coil tersebut 237 Pengukuran Tahanan Isolasi CT Pengujian tahanan isolasi menggunakan alat uji tahanan isolasi 5 kv untuk sisi primer dan 500 V untuk sisi sekunder Berfungsi untuk mengetahui kualitas tahanan isolasi pada trafo arus tersebut Pencatatan hasil pengukuran dilakukan pada saat 60 detik 34

43 Gambar 29 Pengukuran tahanan isolasi CT 238 Pengukuran Tahanan Isolasi PT Pengujian tahanan isolasi menggunakan alat ukur tahanan isolasi 5 kv untuk sisi primer dan 500 V untuk sisi sekunder Berfungsi untuk mengetahui kualitas tahanan isolasi pada trafo tegangan tersebut Pencatatan hasil pengukuran dilakukan pada saat 60 detik Gambar 210 Pengujian Tahanan Isolasi PT 239 Pengukuran Tahanan Isolasi LA Pengukuran tahanan isolasi Lightning Arrester (LA) ialah proses pengukuran dengan suatu alat ukur Insulation Tester untuk memperoleh nilai tahanan isolasi LA terhadap grounding 35

44 PENGUJIAN TAHANAN ISOLASI PADA ARRESTER20 KV Gambar 211 Pengujian Tahanan Isolasi LA 24 Shutdown Function Check 241 Pemeriksaan fungsi kontrol Pengujian fungsi close dan open (local / remote dan scada) Pengujian emergency trip Pengujian fungsi alarm Pengujian fungsi interlock mekanik dan elektrik 242 Pengujian fungsi trip dari rele proteksi 3 EVALUASI HASIL PEMELIHARAAN 31 METODE EVALUASI HASIL PEMELIHARAAN Gambar 31 Flow chart metode evaluasi 36

45 Metode evaluasi untuk pemeliharaan Kubikel mengacu pada flow chart / alur seperti pada gambar di atas Secara umum meliputi 3 (tiga) tahapan evaluasi pemeliharaan, yaitu A Evaluasi Level 1 Pelaksanaan tahap awal ini berdasarkan pada hasil In Service / Visual Inspection, serta dapat juga dengan menambahkan hasil on line monitoring Tahapan ini menghasilkan kondisi awal (early warning) dari Kubikel B Evaluasi Level 2 Hasil akhir serta rekomendasi pada tahap pertama menjadi masukan untuk dilakukannya evaluasi level 2, ditambah dengan pelaksanaan In Service Measurement Tahapan ini menghasilkan gambaran lebih lanjut untuk justifikasi kondisi Kubikel, serta menentukan pemeliharaan lebih lanjut C Evaluasi Level 3 Merupakan tahap akhir pada metode evaluasi pemeliharaan Hasil evaluasi level 2 ditambah dengan hasil shutdown measurement dan shutdown function check, menghasilkan rekomendasi akhir tindak lanjut yang berupa Life extension program dan Asset development plan, seperti retrofit, refurbish, replacement atau reinvestment 32 STANDAR EVALUASI HASIL PEMELIHARAAN Standar evaluasi adalah acuan yang digunakan dalam mengevaluasi hasil pemeliharaan untuk dapat menentukan kondisi peralatan Kubikel yang dipelihara Standar yang ada berpedoman kepada instruction manual dari pabrik, standarstandar internasional maupun nasional (IEC, IEEE, CIGRE, ANSI, SPLN, SNI dan lainlain) dan pengalaman serta observasi/pengamatan operasi di lapangan Dikarenakan dapat berbeda antar merk/pabrikan, maka acuan yang diutamakan adalah manual dari pabrikan Kubikel tersebut Dapat digunakan acuan yang berasal dari standar internasional maupun nasional, apabila tidak ditemukan suatu nilai batasan pada manual dari pabrikan Kubikel tersebut 321 Pengukuran/pengujian Tahanan Isolasi Batasan tahanan isolasi PMT Kubikel menurut standar VDE (catalogue 228/4) minimum besarnya tahanan isolasi pada suhu operasi dihitung 1 kilo Volt = 1 MΩ (Mega Ohm) Dengan catatan 1 kv = besarnya tegangan fasa terhadap tanah, kebocoran arus yang diijinkan setiap kv = 1 ma 322 Pengukuran/pengujian Tahanan Kontak Nilai tahanan kontak PMT Kubikel yang normal harus (acuan awal) disesuaikan dengan petunjuk / manual dari masing masing pabrikan PMT Kubikel, sebagai contoh adalah sebagai berikut 37

46 323 Buku manual PMT ASEA 45 μω Buku manual PMT MG 35 μω Buku manual PMT Alsthom 40 μω Pengukuran/pengujian Kecepatan Kontak PMT Pada saat terjadi gangguan pada sistem tenaga listrik, diharapkan PMT bekerja dengan cepat Clearing Time sesuai dengan standart SPLN No untuk sistem dengan tegangan 20 kv adalah < 50 mili detik Kecepatan kontak PMT membuka dan / atau menutup harus disesuaikan dengan referensi / acuan dari masing masing pabrikan PMT, sebagai contoh adalah sebagai berikut Tabel 31 Contoh Kecepatan Kontak PMT Open dan Close PMT 20 kv Opening time Breaking time Closing time Areva ( %) ms ( %)ms (70 +10%)ms Toleransi perbedaan waktu antar fasa R, S, dan T saat PMT beroperasi (Open / Close) ditentukan dengan melihat nilai Δt yang merupakan selisih waktu tertinggi dan terendah antar fasa R, S, dan T Rekomendasi berdasarkan referensi dari pabrikan ALSTHOM untuk nilai Δt adalah < 10 ms 324 Pengukuran/pengujian Tahanan Pentanahan Semakin kecil nilai pentanahannya maka akan semakin baik Menurut IEEE std (Guide for Safety in AC Substation Grounding), besarnya nilai tahanan pentanahan untuk Kubikel dan switchgear adalah 1 Ohm 325 Pengukuran/pengujian Tegangan Motor Penggerak Batas nilai tegangan suplai untuk motor penggerak mekanik PMT mengacu IEC std 56 2 klausal 17 dan buku manual pabrikan, sebagai berikut 38

47 Tabel 32 Batas Nilai Tegangan ACDC Vnominal Referensi V min V max (AC / DC) IEC std 562 klausal / % Vn 110 % Vn Siemens 110 / % Vn 110 % Vn Areva 110 / % Vn 110 % Vn Standar IEC amd (Common Spesifications for LowVoltage Switchgear and Controlgear Standards) merekomendasikan batasan relatif toleransi untuk suplai tegangan AC dan DC yang diukur pada input dari auxiliary peralatan adalah sebesar 85% 110% dari tegangan normal / rated, pada rated frequency (50 Hz untuk suplai tegangan AC) Untuk suplai tegangan DC, ripple tegangan (yang merupakan besaran nilai peaktopeak komponen AC dari tegangan suplai pada beban normal / rated) dibatasi 5% dari komponen DC 326 Pengukuran/pengujian tegangan suplai Closing dan Opening Coil Batas nilai tegangan suplai untuk Closing Coil dan Opening Coil sesuai dengan referensi pabrikan adalah sebagai berikut Batas tegangan untuk Closing Coil adalah Tabel 33 Contoh Standar Pengujian Closing Coil Vnominal V min V max 85 % Vn 110 % Vn (DC) 110 Standar IEC amd (Common Spesifications for LowVoltage Switchgear and Controlgear Standards) merekomendasikan batasan relatif toleransi untuk suplai tegangan DC yang diukur pada input dari auxiliary peralatan adalah sebesar 85% 110% dari tegangan normal / rated Untuk suplai tegangan DC, tegangan ripple (yang merupakan besaran nilai peaktopeak komponen AC dari tegangan suplai pada beban normal / rated) dibatasi pada limit 5% dari komponen DC Batas tegangan untuk Opening Coil adalah 39

48 Tabel 34 Contoh Standar Pengujian Opening Coil Vnominal V min V max 70 % Vn 110 % Vn (DC) 110 Standar IEC amd (Common Spesifications for LowVoltage Switchgear and Controlgear Standards) merekomendasikan batasan relatif toleransi untuk suplai tegangan DC yang diukur pada input dari auxiliary peralatan adalah sebesar 70% 110% dari tegangan normal / rated untuk tegangan DC Untuk suplai tegangan DC, tegangan ripple (yang merupakan besaran nilai peaktopeak komponen AC dari tegangan suplai pada beban normal / rated) dibatasi pada limit 5% dari komponen DC 327 Pengukuran Thermovisi Terdapat 2 (dua) macam pelaksanaan thermovisi dengan masing masing standar/ pedoman yang dapat dipakai, yaitu Pemeriksaan pada Terminal utama Dilakukan dengan melihat perbedaan/selisih suhu pada 2 (dua) titik dengan komponen/ material yang berbeda Selisih suhu antara klem dan konduktor Selisih suhu antara klem dan terminal utama / stud Berdasarkan manual dari pabrikan kamera thermovisi merk FLIR, disebutkan bahwa terdapat 3 (tiga) macam kondisi, yaitu Kondisi I t 5 oc (9oF) Kondisi II 5oC < t 30oC (9oF < t 54oF) Kondisi III t > 30oC (54oF) 40

49 Gambar 32 Hasil thermovisi pada Kubikel 4 REKOMENDASI HASIL PEMELIHARAAN Rekomendasi hasil pemeliharaan merupakan tindak lanjut yang harus dilaksanakan sebagai hasil evaluasi dari pemeliharaan yang telah dilakukan Rekomendasi berpedoman kepada instruction manual dari pabrik dan pengalaman serta observasi / pengamatan operasi di lapangan 41 Rekomendasi Hasil In Service Inspection Adalah tindak lanjut dari hasil In Service Inspection Tindak lanjut dilakukan sebagai tindakan pencegahan terjadinya kelainan / unjuk kerja rendah pada peralatan Kubikel & komponennya 411 Periode Harian Tabel 41 Rekomendasi Periode Harian PERALATAN YANG DIPERIKSA PMT SASARAN PEMERIKSAAN Pegas mengisi mekanik Tekanan gas SF6 turun 41 REKOMENDASI suplai motor/ tidak Periksa perbaikan / penggantian Perbaikan / penggantian

50 412 Periode Bulanan Tabel 42 Rekomendasi Periode Bulanan PERALATAN YANG DIPERIKSA Peralatan (meter) ukur Rele Rel, isolator terminal utama & SASARAN PEMERIKSAAN Anomali parameter penunjukan Pemeriksaan suplai DC perbaikan / penggantian Pemeriksaan suplai DC / pengujian / penggantian rele Ada benda asing Dibersihkan Ada bunyi desiran Perbaikan Bau sangit akibat benda material terbakar / penggantian / penggantian Dibersihkan Ada bunyi desiran Perbaikan Bau sangit akibat benda material terbakar Ada benda asing Dibersihkan Lampu penerangan mati Lemari Kubikel / Indikator Lampu tidak nyala Ada benda asing PMS / PMS Tanah REKOMENDASI Pemeriksaan limit switch / suplai AC / perbaikan/ganti lampu/ganti heater MCB diposisikan ON / diperiksa / diganti Heater mati MCB trip Kondisi pintu lemari korosi, kendor, tidak dapat dikunci atau hilang Ruang Kontrol Wiring Door sealent rusak, keras Perbaikan / penggantian atau hilang Lubang kabel tidak atau glen hilang rapat Kondisi dalam lemari kotor atau lembab 42 Pembersihan / pengecekan suplai daya heater

51 413 Periode Tiga Bulanan Tabel 43 Rekomendasi Periode Tiga Bulanan PERALATAN YANG DIPERIKSA SASARAN PEMERIKSAAN Indikator Close / Open tidak Perbaikan / penggantian berfungsi PMT Counter tidak berfungsi 414 REKOMENDASI Perbaikan / penggantian Periode Dua Tahunan Tabel 44 Rekomendasi Periode Dua Tahunan PERALATAN YANG DIPERIKSA HASIL PEMERIKSAAN REKOMENDASI Struktur besi / baja korosi, kendor, bengkok atau hilang Struktur Mekanik Struktur beton retak atau Perbaikan / penggantian miring Pondasi rusak atau amblas 42 Rekomendasi Hasil In Service Measurement Adalah tindak lanjut dari hasil In Service Measurement yang juga merupakan tindakan pemeliharaan rutin yang dilakukan dalam periode tertentu Tabel 45 Rekomendasi Hasil Pengukuran Suplai Tegangan AC / DC PERALATAN YANG DIPERIKSA Suplai tegangan AC / DC Kubikel HASIL UKUR REKOMENDASI Suplai AC / DC tidak ada / tidak seimbang / tidak standar dengan besaran Perbaikan / penggantian yang ada 43

52 Tabel 46 Rekomendasi Hasil Pengukuran Suhu PERALATAN YANG DIPERIKSA Selisih suhu antara * Sambungan rel HASIL UKUR REKOMENDASI Kondisi I Lanjutkan pengujian rutin 1 bulanan Kondisi II Dijadwalkan perbaikan atau penggantian seperlunya antar Sambungan antara rel dengan terminal utama interrupter Kondisi III PMT dan peralatan lain Perbaiki atau penggantian secepatnya * Berdasarkan manual instruction Kamera thermovisi FLIR 43 Rekomendasi Hasil Shutdown Measurement Adalah tindak lanjut dari hasil Shutdown Measurement yang juga merupakan tindakan pemeliharaan yang dilakukan dalam periode tertentu (dapat ditentukan berdasarkan kondisi hasil asesmen) 431 Pengujian pada Interrupter Chamber PMT Tabel 47 Rekomendasi Pengujian pada Interrupter Chamber PENGUJIAN HASIL UKUR / UJI REKOMENDASI Dilakukan uji ulang Tahanan Isolasi Pembersihan isolator 1 kv = 1 M Perbaikan / (overhaul) penggantian Dilakukan uji ulang Tahanan (statis) kontak batasan pada manual Pembersihan kontak Perbaikan / (overhaul) Kecepatan buka PMT Kontak (38±10%) ms penggantian Dilakukan uji ulang Perbaikan / penggantian 44

BAB III DASAR TEORI.

BAB III DASAR TEORI. 13 BAB III DASAR TEORI 3.1 Pengertian Cubicle Cubicle 20 KV adalah komponen peralatan-peralatan untuk memutuskan dan menghubungkan, pengukuran tegangan, arus, maupun daya, peralatan proteksi, dan control

Lebih terperinci

makalah tentang kubikel 20 kv

makalah tentang kubikel 20 kv makalah tentang kubikel 20 kv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam perkembangannya, kebutuhan energi listrik semakin meningkat, sedangkan masyarakat sebagai konsumen energi listrik juga bertambah

Lebih terperinci

III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 3.1. Umum Berdasarkan standard operasi PT. PLN (Persero), setiap pelanggan energi listrik dengan daya kontrak di atas 197 kva dilayani melalui jaringan tegangan menengah

Lebih terperinci

BAB III KUBIKEL 20 KV DAN KOMPONENNYA

BAB III KUBIKEL 20 KV DAN KOMPONENNYA BAB III KUBIKEL 20 KV DAN KOMPONENNYA 3.1 Kubikel Tegangan Menengah 20 KV Pada dasarnya instalasi 20 kv di Gardu Induk terangkai dalam satu kubikel yang dimaksudkan untuk memudahkan operasi dan pemeliharaan,

Lebih terperinci

L/O/G/O RINCIAN PERALATAN GARDU INDUK

L/O/G/O RINCIAN PERALATAN GARDU INDUK L/O/G/O RINCIAN PERALATAN GARDU INDUK Disusun Oleh : Syaifuddin Z SWITCHYARD PERALATAN GARDU INDUK LIGHTNING ARRESTER WAVE TRAP / LINE TRAP CURRENT TRANSFORMER POTENTIAL TRANSFORMER DISCONNECTING SWITCH

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA (PMT) MENGGUNAKAN MEDIA PEMADAM GAS SF6 DI GARDU INDUK UNGARAN 150 KV APP SEMARANG BASE CAMP SEMARANG

PEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA (PMT) MENGGUNAKAN MEDIA PEMADAM GAS SF6 DI GARDU INDUK UNGARAN 150 KV APP SEMARANG BASE CAMP SEMARANG PEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA (PMT) MENGGUNAKAN MEDIA PEMADAM GAS SF6 DI GARDU INDUK UNGARAN 150 KV APP SEMARANG BASE CAMP SEMARANG Faisal Oktavian S. 1,Ir.Juningtyastuti, M.T. 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Distribusi Tenaga Listrik Sistem tenaga listrik adalah kumpulan atau gabungan dari komponenkomponen atau alat-alat listrik seperti generator, transformator, saluran transmisi,

Lebih terperinci

Sistem Pengoperasian dan Pemeliharaan Pemisah (Disconnecting Switch) Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi 500 kv Gandul

Sistem Pengoperasian dan Pemeliharaan Pemisah (Disconnecting Switch) Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi 500 kv Gandul Nama Sistem Pengoperasian dan Pemeliharaan Pemisah (Disconnecting Switch) Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi 500 kv Gandul : Tri Hardiyanto NPM : 16410946 Fakultas Jurusan Pembimbing : Teknologi Industri

Lebih terperinci

STANDAR KONSTRUKSI GARDU DISTRIBUSI DAN KUBIKEL TM 20 KV

STANDAR KONSTRUKSI GARDU DISTRIBUSI DAN KUBIKEL TM 20 KV STANDAR KONSTRUKSI GARDU DISTRIBUSI DAN KUBIKEL TM 20 KV JENIS GARDU 1. Gardu Portal Gardu Distribusi Tenaga Listrik Tipe Terbuka ( Out-door ), dengan memakai DISTRIBUSI kontruksi dua tiang atau lebih

Lebih terperinci

BAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK. Gambar 2.1 Gardu Induk

BAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK. Gambar 2.1 Gardu Induk BAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK Gardu Induk merupakan suatu instalasi listrik yang terdiri atas beberapa perlengkapan dan peralatan listrik dan menjadi penghubung listrik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Proses Penyaluran Tenaga Listrik Ke Konsumen Didalam dunia kelistrikan sering timbul persoalan teknis, dimana tenaga listrik dibangkitkan pada tempat-tempat tertentu, sedangkan

Lebih terperinci

ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB

ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB 252 Oleh Vigor Zius Muarayadi (41413110039) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana Sistem proteksi jaringan tenaga

Lebih terperinci

SISTEM PROTEKSI RELAY

SISTEM PROTEKSI RELAY SISTEM PROTEKSI RELAY SISTEM PROTEKSI PADA GARDU INDUK DAN SPESIFIKASINYA OLEH : WILLYAM GANTA 03111004071 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2015 SISTEM PROTEKSI PADA GARDU INDUK

Lebih terperinci

SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) DAN GARDU DISTRIBUSI Oleh : Rusiyanto, SPd. MPd.

SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) DAN GARDU DISTRIBUSI Oleh : Rusiyanto, SPd. MPd. SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) DAN GARDU DISTRIBUSI Oleh : Rusiyanto, SPd. MPd. Artikel Elektronika I. Sistem Distribusi Merupakan system listrik tenaga yang diawali dari sisi tegangan menengah

Lebih terperinci

CIRCUIT BREAKER (CB) ATAU PEMUTUS TENAGA LISTRIK (PMT)

CIRCUIT BREAKER (CB) ATAU PEMUTUS TENAGA LISTRIK (PMT) CIRCUIT BREAKER (CB) ATAU PEMUTUS TENAGA LISTRIK (PMT) Circuit breaker atau Pemutus Tenaga Listrik adalah salah satu peralatan pemutus rangkaian pada suatu sistem tenaga listrik, yang mampu untuk membuka

Lebih terperinci

PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR ARUS (CURRENT TRANSFORMER / CT)

PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR ARUS (CURRENT TRANSFORMER / CT) PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR ARUS (CURRENT TRANSFORMER / CT) Oleh : Agus Sugiharto Abstrak Seiring dengan berkembangnya dunia industri di Indonesia serta bertambah padatnya aktivitas masyarakat,

Lebih terperinci

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTIK

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTIK MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTIK SISTEM PROTEKSI GARDU INDUK DAN JARINGAN 150 kv MENGGUNAKAN PEMUTUS TENAGA (PMT) MEDIA GAS SF6 DI GARDU INDUK 150 kv KEBASEN PT. PLN (PERSERO) P3B JB UPT TEGAL Oleh : JOHAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar-Dasar Sistem Proteksi 1 Sistem proteksi adalah pengaman listrik pada sistem tenaga listrik yang terpasang pada : sistem distribusi tenaga listrik, trafo tenaga, transmisi

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 PENGERTIAN Berdasarkan IEV (International Electrotechnical Vocabulary) 441-14-20 disebutkan bahwa Circuit Breaker (CB) atau Pemutus Tenaga (PMT) merupakan peralatan saklar /

Lebih terperinci

BAB IV PEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA (CIRCUIT BREAKER) DI APP DURI KOSAMBI

BAB IV PEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA (CIRCUIT BREAKER) DI APP DURI KOSAMBI BAB IV PEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA (CIRCUIT BREAKER) DI APP DURI KOSAMBI 4.1 Definisi dan Tujuan Pemeliharaan Pemeliharaan peralatan listrik tegangan tinggi adalah serangkaian tindakan atau proses kegiatan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik Sistem Tenaga Listrik adalah sistem penyediaan tenaga listrik yang terdiri dari beberapa pembangkit atau pusat listrik terhubung satu dengan

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN TRAFO ARUS (CT) PADA PADA GARDU INDUK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UNIT PELAYANAN TRANSMISI SEMARANG

PEMELIHARAAN TRAFO ARUS (CT) PADA PADA GARDU INDUK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UNIT PELAYANAN TRANSMISI SEMARANG PEMELIHARAAN TRAFO ARUS (CT) PADA PADA GARDU INDUK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UNIT PELAYANAN TRANSMISI SEMARANG Aditya Teguh Prabowo 1, Agung Warsito 2 1 Mahasiswa dan 2

Lebih terperinci

PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pemeliharaan Kubikel

PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pemeliharaan Kubikel 4. PENGERTIAN DAN TUJUAN PEMELIHARAAN Adalah kegiatan yang meliputi rangkaian tahapan kerja mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga pengendalian dan evaluasi pekerjaan pemeliharaan instalasi dan sistem

Lebih terperinci

saklar pemisah (disconnecting switch)

saklar pemisah (disconnecting switch) saklar pemisah (disconnecting switch) Mochammad Facta S.T.,M.T., APP, Ph.D Tahun 2015 Referensi 1. Arisminandar A., Teknik Tenaga Listrik III: Gardu Induk, Pradnya Pramita, 1990 2. GEC Measurement, Protective

Lebih terperinci

Oleh Maryono SMK Negeri 3 Yogyakarta

Oleh Maryono SMK Negeri 3 Yogyakarta Oleh Maryono SMK Negeri 3 Yogyakarta - Circuit Breaker (CB) 1. MCB (Miniatur Circuit Breaker) 2. MCCB (Mold Case Circuit Breaker) 3. NFB (No Fuse Circuit Breaker) 4. ACB (Air Circuit Breaker) 5. OCB (Oil

Lebih terperinci

1.2 Tujuan Tujuan penulisan laporan kerja praktek ini adalah untuk mengetahui kondisi dari PMT yang akan dipasang pada GIS Kalisari.

1.2 Tujuan Tujuan penulisan laporan kerja praktek ini adalah untuk mengetahui kondisi dari PMT yang akan dipasang pada GIS Kalisari. Makalah Seminar Kerja Praktek PEMELIHARAAN PMT 20 KV MEDIA ISOLASI GAS SF6 KUBIKEL OUTGOING 7 GIS KALISARI Johanes Nugroho Adhi Prakosa, Ir. Juningtyastuti, MT. Mahasiswa dan Dosen Jurusan Teknik Elektro,

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA GARDU INDUK 150 KV KRAPYAK

PEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA GARDU INDUK 150 KV KRAPYAK PEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA GARDU INDUK 150 KV KRAPYAK Lukas Santoro. 1, Ir. Yuningtyastuti, MT. 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto,

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN PMT KUBIKEL OUTGOING 20 KV DI GI SAYUNG

PEMELIHARAAN PMT KUBIKEL OUTGOING 20 KV DI GI SAYUNG PEMELIHARAAN PMT KUBIKEL OUTGOING 20 KV DI GI SAYUNG Prayoga Setiajie, Dr. Ir. Joko Windarto, MT Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, tembalang, Semarang,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik Energi listrik disalurkan melalui penyulang-penyulang yang berupa saluran udara atau saluran kabel tanah. Pada penyulang distribusi ini terdapat

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA TIPE GAS SF6 GARDU INDUK 150 KV UNGARAN

PEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA TIPE GAS SF6 GARDU INDUK 150 KV UNGARAN PEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA TIPE GAS SF6 GARDU INDUK 150 KV UNGARAN Taufik Ardian Ramadhana. 1, Ir.Bambang Winardi. 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

PENGOPERASIAN KUBIKEL 20 KV

PENGOPERASIAN KUBIKEL 20 KV PENGOPERASIAN KUBIKEL 20 KV PENGERTIAN Pengertian pengoperasian kubikel adalah merubah posisi keluar / masuk kontak hubung (LBS, PMT) dgardu induk, gardu distribusi dan gardu hubung untuk keperluan : Pengaturan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teori Dasar MCB MCB (Miniature Circuit Breaker) atau pemutus tenaga berfungsi untuk memutuskan suatu rangkaian apabila ada arus yamg mengalir dalam rangkaian atau beban listrik

Lebih terperinci

Laporan Kerja Praktek di PT.PLN (Persero) BAB III TINJAUAN PUSTAKA. 3.1 Pengertian PMCB (Pole Mounted Circuit Breaker)

Laporan Kerja Praktek di PT.PLN (Persero) BAB III TINJAUAN PUSTAKA. 3.1 Pengertian PMCB (Pole Mounted Circuit Breaker) BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Pengertian PMCB (Pole Mounted Circuit Breaker) PMCB (Pole Mounted Circuit Breaker) adalah sistem pengaman pada Tiang Portal di Pelanggan Tegangan Menengah 20 kv yang dipasang

Lebih terperinci

PERALATAN PEMUTUS DAYA YANG FUNGSI UTAMANYA MENCATAT DAN MEMUTUSKAN DAYA LISTRIK KE PERALATAN / BEBAN.

PERALATAN PEMUTUS DAYA YANG FUNGSI UTAMANYA MENCATAT DAN MEMUTUSKAN DAYA LISTRIK KE PERALATAN / BEBAN. FUNGSI DARI SWITCHGEAR : PERALATAN PEMUTUS DAYA YANG FUNGSI UTAMANYA MENCATAT DAN MEMUTUSKAN DAYA LISTRIK KE PERALATAN / BEBAN. SWITCHGEAR (CIRCUIT BREAKER) TEGANGAN RENDAH YANG DIBAHAS ADALAH JENIS A.C.B.

Lebih terperinci

BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR SENTRAL DI PT.PLN APP DURIKOSAMBI

BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR SENTRAL DI PT.PLN APP DURIKOSAMBI BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR SENTRAL DI PT.PLN APP DURIKOSAMBI 4.1 In Service / Visual Inspection 4.1.1 Pengertian Merupakan kegiatan inspeksi atau pengecekan yang dilakukan dengan menggunakan 5 sense (panca

Lebih terperinci

3. PENGENALAN KUBIKEL 20 KV DAN KOMPONEN-KOMPONENNYA

3. PENGENALAN KUBIKEL 20 KV DAN KOMPONEN-KOMPONENNYA 3. PENGENALAN KUBIKEL 20 KV DAN KOMPONEN-KOMPONENNYA 3.1. PENGERTIAN DAN FUNGSI KUBIKEL 20 kv Kubikel 20 kv adalah seperangkat peralatan listrik yang dipasang pada gardu distribusi yang berfungsi sebagai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Jaringan Distribusi Sistem Tenaga listrik di Indonesia tersebar dibeberapa tempat, maka dalam penyaluran tenaga listrik dari tempat yang dibangkitkan sampai ke tempat

Lebih terperinci

BAB II KARAKTERISTIK PEMUTUS TENAGA

BAB II KARAKTERISTIK PEMUTUS TENAGA BAB II KARAKTERISTIK PEMUTUS TENAGA 2.1 Fungsi Pemutus Tenaga Pemutus tenaga (PMT) adalah saklar yang dapat digunakan untuk menghubungkan atau memutuskan arus atau daya listrik sesuai dengan ratingnya.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Relai Proteksi Relai proteksi atau relai pengaman adalah susunan peralatan yang berfungsi untuk mendeteksi atau merasakan adanya gangguan atau mulai merasakan adanya ketidak

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR GANGGUAN OVERLOAD PADA GARDU DISTRBUSI ASRAMA KIWAL

LAPORAN AKHIR GANGGUAN OVERLOAD PADA GARDU DISTRBUSI ASRAMA KIWAL LAPORAN AKHIR GANGGUAN OVERLOAD PADA GARDU DISTRBUSI ASRAMA KIWAL Oleh : SEMUEL MASRI PONGKORUNG NIM : 13021003 Dosen Pembimbing Reiner Ruben Philipus Soenpiet, SST NIP. 1961019 199103 2 001 KEMENTERIAN

Lebih terperinci

BAB IV PEMELIHARAAN TRAFO DISTRIBUSI

BAB IV PEMELIHARAAN TRAFO DISTRIBUSI BAB IV PEMELIHARAAN TRAFO DISTRIBUSI 4.1 Pengerian dan Tujuan Pemeliharaan Pemeliharaan peralatan listrik tegangan tinggi adalah serangkaian tindakan atau proses kegiatan untuk mempertahankan kondisi dan

Lebih terperinci

MANAGEMENT PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN PHBTR

MANAGEMENT PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN PHBTR MANAGEMENT PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN PHBTR Tugas ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan mata kuliah Managemen Pemeliharaan dan Perbaikan Tenaga Listrik pada semester VI Program Studi D3

Lebih terperinci

Analisa Perancangan Gardu Induk Sistem Outdoor 150 kv di Tallasa, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan

Analisa Perancangan Gardu Induk Sistem Outdoor 150 kv di Tallasa, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan JURNAL DIMENSI TEKNIK ELEKTRO Vol. 1, No. 1, (2013) 37-42 37 Analisa Perancangan Gardu Induk Sistem Outdoor 150 kv di Tallasa, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan Samuel Marco Gunawan, Julius Santosa Jurusan

Lebih terperinci

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK Oleh: FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS NEGERI MALANG Oktober 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring jaman

Lebih terperinci

BAB IV SISTEM PROTEKSI GENERATOR DENGAN RELAY ARUS LEBIH (OCR)

BAB IV SISTEM PROTEKSI GENERATOR DENGAN RELAY ARUS LEBIH (OCR) 27 BAB IV SISTEM PROTEKSI GENERATOR DENGAN RELAY ARUS LEBIH (OCR) 4.1 Umum Sistem proteksi merupakan salah satu komponen penting dalam system tenaga listrik secara keseluruhan yang tujuannya untuk menjaga

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Gardu beton (tembok) Gardu kios Gardu portal

BAB IV PEMBAHASAN. Gardu beton (tembok) Gardu kios Gardu portal BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Pemeliharaan Bangunan Gardu Pada sistem distribusi kita ketahui terdiri dari beberapa macam gardu distribusi yang digunakan oleh PLN : Gardu beton (tembok) Gardu kios Gardu portal

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN DAN PERTIMBANGAN PENEMPATAN ARRESTER PADA GARDU INDUK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG

PEMELIHARAAN DAN PERTIMBANGAN PENEMPATAN ARRESTER PADA GARDU INDUK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG PEMELIHARAAN DAN PERTIMBANGAN PENEMPATAN ARRESTER PADA GARDU INDUK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG Wahyu Arief Nugroho 1, Hermawan 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Distribusi 1 Bagian dari sistem tenaga listrik yang paling dekat dengan pelanggan adalah sistem distribusi. Sistem distribusi adalah bagian sistem tenaga listrik yang

Lebih terperinci

12 Gambar 3.1 Sistem Penyaluran Tenaga Listrik gardu induk distribusi, kemudian dengan sistem tegangan tersebut penyaluran tenaga listrik dilakukan ol

12 Gambar 3.1 Sistem Penyaluran Tenaga Listrik gardu induk distribusi, kemudian dengan sistem tegangan tersebut penyaluran tenaga listrik dilakukan ol BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Pengertian Sistem Distribusi Tenaga Listrik Sistem Distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem distribusi ini berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari

Lebih terperinci

Kelompok 7 : 1. Herianto A S Purba 2. Winner 3. Elman

Kelompok 7 : 1. Herianto A S Purba 2. Winner 3. Elman Kelompok 7 : 1. Herianto A S Purba 2. Winner 3. Elman Bagan dari letak komponen gardu induk KOMPONEN KOMPONEN GI Bagian dari gardu induk yang di jadikan sebagai peletakan komponen utama. Bagian yang berfungsi

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Gardu Distribusi Pengertian umum Gardu Distribusi tenaga listrik yang paling dikenal adalah suatu bangunan gardu listrik berisi atau terdiri dari instalasi Perlengkapan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Studi Kasus Gambar 4.1 Ilustrasi studi kasus Pada tahun 2014 telah terjadi gangguan di sisi pelanggan gardu JTU5 yang menyebabkan proteksi feeder Arsitek GI Maximangando

Lebih terperinci

BAB IV PERAWATAN TRANSFORMATOR TENAGA 150 KV DI GARDU INDUK APP DURIKOSAMBI

BAB IV PERAWATAN TRANSFORMATOR TENAGA 150 KV DI GARDU INDUK APP DURIKOSAMBI BAB IV PERAWATAN TRANSFORMATOR TENAGA 150 KV DI GARDU INDUK APP DURIKOSAMBI 4.1 Trafo Step Up 150 kv PT. PLN Durikosambi Gardu Induk Durikosambi berjenis gardu induk Switchyard, yakni gardu induk yang

Lebih terperinci

- Pengujian resistansi isolasi - Pengujian daya tahan tegangan AC/DC

- Pengujian resistansi isolasi - Pengujian daya tahan tegangan AC/DC Pemeliharaan CB PEMELIHARAAN POWER CB Pemeliharaan Power CB secara periodik pada gardu distribusi disarankan dilakukan minimal setiap tahun. Jika selama pengoperasian, p CB melakukan interupsi gangguan

Lebih terperinci

SIMULASI PROTEKSI DAERAH TERBATAS DENGAN MENGGUNAKAN RELAI OMRON MY4N-J12V DC SEBAGAI PENGAMAN TEGANGAN EKSTRA TINGGI DI GARDU INDUK

SIMULASI PROTEKSI DAERAH TERBATAS DENGAN MENGGUNAKAN RELAI OMRON MY4N-J12V DC SEBAGAI PENGAMAN TEGANGAN EKSTRA TINGGI DI GARDU INDUK Simulasi Proteksi Daerah Terbatas... (Setiono dan Arum) SIMULASI PROTEKSI DAERAH TERBATAS DENGAN MENGGUNAKAN RELAI OMRON MY4N-J12V DC SEBAGAI PENGAMAN TEGANGAN EKSTRA TINGGI DI GARDU INDUK Iman Setiono

Lebih terperinci

TRANSFORMATOR ARUS DAN PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR ARUS PADA PT. PLN (PERSERO) P3B REGION JAWA TENGAH & DIY UPT SEMARANG GIS 150kV SIMPANG LIMA

TRANSFORMATOR ARUS DAN PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR ARUS PADA PT. PLN (PERSERO) P3B REGION JAWA TENGAH & DIY UPT SEMARANG GIS 150kV SIMPANG LIMA TRANSFORMATOR ARUS DAN PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR ARUS PADA PT. PLN (PERSERO) P3B REGION JAWA TENGAH & DIY UPT SEMARANG GIS 150kV SIMPANG LIMA Lutfi Lastiko Wibowo. 1, Ir.Agung Warsito, DHET. 2 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB II STRUKTUR JARINGAN DAN PERALATAN GARDU INDUK SISI 20 KV

BAB II STRUKTUR JARINGAN DAN PERALATAN GARDU INDUK SISI 20 KV BAB II STRUKTUR JARINGAN DAN PERALATAN GARDU INDUK SISI 20 KV 2.1. UMUM Gardu Induk adalah suatu instalasi tempat peralatan peralatan listrik saling berhubungan antara peralatan yang satu dengan peralatan

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PEMELIHARAN GARDU DISTRIBUSI

LAPORAN AKHIR PEMELIHARAN GARDU DISTRIBUSI LAPORAN AKHIR PEMELIHARAN GARDU DISTRIBUSI Oleh: OFRIADI MAKANGIRAS 13-021-014 KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI MANADO 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1

Lebih terperinci

BAB IX. PROTEKSI TEGANGAN LEBIH, ARUS BOCOR DAN SURJA HUBUNG (TRANSIENT)

BAB IX. PROTEKSI TEGANGAN LEBIH, ARUS BOCOR DAN SURJA HUBUNG (TRANSIENT) BAB IX. PROTEKSI TEGANGAN LEBIH, ARUS BOCOR DAN SURJA HUBUNG (TRANSIENT) 9.1. PROTEKSI TEGANGAN LEBIH/ KURANG 9.1.1 Pendahuluan. Relai tegangan lebih [ Over Voltage Relay ] bekerjanya berdasarkan kenaikan

Lebih terperinci

PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN ARRESTER GARDU INDUK 150 KV UNGARAN PT. PLN (PERSERO) APP SEMARANG

PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN ARRESTER GARDU INDUK 150 KV UNGARAN PT. PLN (PERSERO) APP SEMARANG PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN ARRESTER GARDU INDUK 150 KV UNGARAN PT. PLN (PERSERO) APP SEMARANG Taruna Miftah Isnain 1, Ir.Bambang Winardi 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

APLIKASI PENGGUNAAN KUBIKEL 20 kv PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI (PLTP) BINARY CYCLE DIENG

APLIKASI PENGGUNAAN KUBIKEL 20 kv PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI (PLTP) BINARY CYCLE DIENG APLIKASI PENGGUNAAN KUBIKEL 20 kv PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI (PLTP) BINARY CYCLE DIENG M. Hariansyah 1, Jaenal Awaluddin 2 1 Dosen Tetap Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB III PENGAMAN TRANSFORMATOR TENAGA

BAB III PENGAMAN TRANSFORMATOR TENAGA BAB III PENGAMAN TRANSFORMATOR TENAGA 3.1. JENIS PENGAMAN Trafo tenaga diamankan dari berbagai macam gangguan, diantaranya dengan peralatan proteksi (sesuai SPLN 52-1:1983) Bagian Satu, C) : Relai Buchollz

Lebih terperinci

SAKLAR PEMISAH (PMS)

SAKLAR PEMISAH (PMS) SAKLAR PEMISAH (PMS) diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknik Tegangan Tinggi Dosen Pengampu : Dr. Hasbullah, S.Pd., M.T. Oleh : Eka Nugraha 1104351 Firna Anindyaputri R 1101097 Ilman Yahdiyan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK

BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK 3.1 Tahapan Perencanaan Instalasi Sistem Tenaga Listrik Tahapan dalam perencanaan instalasi sistem tenaga listrik pada sebuah bangunan kantor dibagi

Lebih terperinci

BAB III DEFINISI DAN PRINSIP KERJA TRAFO ARUS (CT)

BAB III DEFINISI DAN PRINSIP KERJA TRAFO ARUS (CT) BAB III DEFINISI DAN PRINSIP KERJA TRAFO ARUS (CT) 3.1 Definisi Trafo Arus 3.1.1 Definisi dan Fungsi Trafo Arus (Current Transformator) yaitu peralatan yang digunakan untuk melakukan pengukuran besaran

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI Sistem Tenaga Listrik Tegangan Menengah. adalah jaringan distribusi primer yang dipasok dari Gardu Induk

LANDASAN TEORI Sistem Tenaga Listrik Tegangan Menengah. adalah jaringan distribusi primer yang dipasok dari Gardu Induk II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Tenaga Listrik Tegangan Menengah Sistem Distribusi Tenaga Listrik adalah kelistrikan tenaga listrik mulai dari Gardu Induk / pusat listrik yang memasok ke beban menggunakan

Lebih terperinci

2. KLASIFIKASI PMT Berdasarkan besar / kelas tegangan (Um)

2. KLASIFIKASI PMT Berdasarkan besar / kelas tegangan (Um) 2. KLASIFIKASI PMT Klasifikasi Pemutus Tenaga dapat dibagi atas beberapa jenis, antara lain berdasarkan tegangan rating/nominal, jumlah mekanik penggerak, media isolasi, dan proses pemadaman busur api

Lebih terperinci

BAB II GAS INSULATED SWITCHGEAR ( GIS ) GIS yang sekarang telah menggunakan Gas SF6 ( Sulfur Hexafluoride )

BAB II GAS INSULATED SWITCHGEAR ( GIS ) GIS yang sekarang telah menggunakan Gas SF6 ( Sulfur Hexafluoride ) BAB II GAS INSULATED SWITCHGEAR ( GIS ) 2.1 SEJARAH GIS GIS yang sekarang telah menggunakan Gas SF6 ( Sulfur Hexafluoride ) sebagai media isolasi, menjadikannya sebagai sebuah teknologi yang maju dan telah

Lebih terperinci

GARDU INDUK TRANSFORMATOR

GARDU INDUK TRANSFORMATOR Bab 4 GARDU INDUK DAN TRANSFORMATOR GARDU INDUK TRAFO STEP UP 20/500 kv 500 kv 150 kv 150 kv INDUSTRI 20 kv BISNIS TRAFO GITET 500/150 kv TRAFO GI 150/20 kv PEMBANGKIT TRAFO DISTRIBUSI 220 V PLTA PLTD

Lebih terperinci

D. Relay Arus Lebih Berarah E. Koordinasi Proteksi Distribusi Tenaga Listrik BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN B. SARAN...

D. Relay Arus Lebih Berarah E. Koordinasi Proteksi Distribusi Tenaga Listrik BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN B. SARAN... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN... v MOTTO... vi HALAMAN PERSEMBAHAN... vii KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... x DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR TABEL... xiv INTISARI...

Lebih terperinci

Sistem Listrik Idustri

Sistem Listrik Idustri Skema Penyaluran Tenaga Listrik Sistem Listrik Idustri Oleh: Tugino, ST, MT Jurusan Teknik Elektro STTNAS Yogyakarta Tugino, ST MT STTNAS Yogyakarta 2 Sistem Listrik Industri Meliputi Generator Pembangkit

Lebih terperinci

BAB 2 GANGGUAN HUBUNG SINGKAT DAN PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK

BAB 2 GANGGUAN HUBUNG SINGKAT DAN PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK BAB 2 GANGGUAN HUBUNG SINGKAT DAN PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK 2.1 PENGERTIAN GANGGUAN DAN KLASIFIKASI GANGGUAN Gangguan adalah suatu ketidaknormalan (interferes) dalam sistem tenaga listrik yang mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Proteksi Pada suatu sistem tenaga listrik, meliputi pelayanan umum, industri, komersil, perumahan maupun sistem lainnya, mempunyai maksud yang sama yaitu menyediakan energi

Lebih terperinci

BAB IV GROUND FAULT DETECTOR (GFD)

BAB IV GROUND FAULT DETECTOR (GFD) BAB IV GROUND FAULT DETECTOR (GFD) 4.1 Umum Dengan meningkatnya tingkat pertumbuhan penggunaan energi listrik yang smakin hari semakin meningkat maka pasokan listrik harus meningkat pula Tingkat kehandalan

Lebih terperinci

BAB IV PEMELIHARAAN DAN KONSRTUKSI GARDU DISTRIBUSI DAN JTM

BAB IV PEMELIHARAAN DAN KONSRTUKSI GARDU DISTRIBUSI DAN JTM BAB IV PEMELIHARAAN DAN KONSRTUKSI GARDU DISTRIBUSI DAN JTM 4.1 Pengertian Pemeliharaan Gardu Distribusi adalah kegiatan yang meliputi rangkaian tahapan kerja mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI GROUND FAULT DETECTOR

BAB II LANDASAN TEORI GROUND FAULT DETECTOR BAB II LANDASAN TEORI GROUND FAULT DETECTOR 2.1.FUNGSI ALAT GROUND FAULT DETECTOR (GFD) Ground Fault Detector (GFD) adalah alat yang berfungsi untuk mendeteksi adanya arus lebih atau gangguan hubung singkat

Lebih terperinci

JENIS SERTA KEGUNAAN KONTAKTOR MAGNET

JENIS SERTA KEGUNAAN KONTAKTOR MAGNET JENIS SERTA KEGUNAAN KONTAKTOR MAGNET http://erick-son1.blogspot.com/2009/10/mengoperasikan-motor-3-fasa-dengan.html JENIS DAN KEGUNAAN KONTAKTOR MAGNET Sistem pengontrolan motor listrik semi otomatis

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) adalah sebagai konstruksi termurah untuk penyaluran tenaga listrik pada daya yang sama. Konstruksi

Lebih terperinci

Pengujian Keserempakan Pemutus Tenaga (PMT) Three Pole 150 kv Bay Trafo Gardu Induk Simulator Udiklat Semarang (TLM Academy)

Pengujian Keserempakan Pemutus Tenaga (PMT) Three Pole 150 kv Bay Trafo Gardu Induk Simulator Udiklat Semarang (TLM Academy) Pengujian Keserempakan Pemutus Tenaga (PMT) Three Pole 150 kv Bay Trafo Gardu Induk Simulator Udiklat Semarang (TLM Academy) Anindita Singgih Pambudi 1, Dr. Ir. Hermawan, DEA 2 Jurusan Teknik Elektro Fakultas

Lebih terperinci

APLIKASI KONTAKTOR MAGNETIK

APLIKASI KONTAKTOR MAGNETIK APLIKASI KONTAKTOR MAGNETIK CONTOH PANEL KENDALI MOTOR KONTAKTOR MAGNETIK DC (RELE) KONTAKTOR MAGNETIK AC TOMBOL TEKAN DAN RELE RANGKAIAN KONTAKTOR MAGNETIK APLIKASI KONTAKTOR MAGNETIK UNTUK PENGENDALIAN

Lebih terperinci

BAB III GARDU DISTRIBUSI

BAB III GARDU DISTRIBUSI BAB III GARDU DISTRIBUSI 3.1 Pendahuluan Sistem Distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik.sistem distribusi ini berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik besar (Bulk

Lebih terperinci

24kV, 630 A, 12.5 ka Pole Mounted Circuit Breaker

24kV, 630 A, 12.5 ka Pole Mounted Circuit Breaker 24kV, 630 A, 12.5 ka Pole Mounted Circuit Breaker Type of PMCB : JWFI 4A Rev.2017/01/PMCB Pendahuluan Sakelar Pemutus ( PMCB ) 24kV dirakit oleh PT. Duta Terang Rubberindo dibawah supervisi dan teknologi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. c. Memperkecil bahaya bagi manusia yang ditimbulkan oleh listrik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. c. Memperkecil bahaya bagi manusia yang ditimbulkan oleh listrik. 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Proteksi Sistem proteksi merupakan sistem pengaman yang terpasang pada sistem distribusi tenaga listrik, trafo tenaga transmisi tenaga listrik dan generator listrik.

Lebih terperinci

TES TERTULIS LEVEL : JUDUL UNIT : Memelihara Instalasi Listrik Tegangan Rendah (1) NAMA : JABATAN : UNIT KERJA : TANDA TANGAN :

TES TERTULIS LEVEL : JUDUL UNIT : Memelihara Instalasi Listrik Tegangan Rendah (1) NAMA : JABATAN : UNIT KERJA : TANDA TANGAN : TES TERTULIS LEVEL : KODE UNIT : KTL.PH.20.121.02 JUDUL UNIT : Memelihara Instalasi Listrik Tegangan Rendah (1) NAMA : JABATAN : UNIT KERJA : TANDA TANGAN : Tes tertulis ini berkaitan dengan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Saluran Transmisi Sistem transmisi adalah suatu sistem penyaluran energi listrik dari satu tempat ke tempat lain, seperti dari stasiun pembangkit ke substation ( gardu

Lebih terperinci

DASAR KONTROL KONVENSIONAL KONTAKTOR

DASAR KONTROL KONVENSIONAL KONTAKTOR SMK NEGERI 2 KOTA PROBOLINGGO TEKNIK KETENAGALISTRIKAN Kelas XI DASAR KONTROL KONVENSIONAL Buku Pegangan Siswa REVISI 03 BUKU PEGANGAN SISWA (BPS) Disusun : TOTOK NUR ALIF,S.Pd.,ST NIP. 19720101 200312

Lebih terperinci

DAFTAR ISI STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG DISTRIBUSI SUB BIDANG OPERASI

DAFTAR ISI STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG DISTRIBUSI SUB BIDANG OPERASI DAFTAR ISI STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG DISTRIBUSI SUB BIDANG OPERASI LEVEL 1 Kode Unit : DIS.OPS.005(1).B... 5 Judul Unit : Mengganti fuse pada peralatan hubung bagi (PHB-TR).

Lebih terperinci

LAPORAN MINGGUAN OJT D1 MINGGU XIV. GARDU INDUK 150 kv DI PLTU ASAM ASAM. Oleh : MUHAMMAD ZAKIY RAMADHAN Bidang Operator Gardu Induk

LAPORAN MINGGUAN OJT D1 MINGGU XIV. GARDU INDUK 150 kv DI PLTU ASAM ASAM. Oleh : MUHAMMAD ZAKIY RAMADHAN Bidang Operator Gardu Induk LAPORAN MINGGUAN OJT D1 MINGGU XIV GARDU INDUK 150 kv DI PLTU ASAM ASAM Oleh : MUHAMMAD ZAKIY RAMADHAN Bidang Operator Gardu Induk PROGRAM BEASISWA D1 JURUSAN TRAGI PT PLN (PERSERO) SEKTOR ASAM ASAM WILAYAH

Lebih terperinci

BAB III PENGASUTAN MOTOR INDUKSI

BAB III PENGASUTAN MOTOR INDUKSI BAB III PENGASUTAN MOTOR INDUKSI 3.1 Umum Masalah pengasutan motor induksi yang umum menjadi perhatian adalah pada motor-motor induksi tiga phasa yang memiliki kapasitas yang besar. Pada waktu mengasut

Lebih terperinci

DAFTAR STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG DISTRIBUSI SUB BIDANG OPERASI

DAFTAR STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG DISTRIBUSI SUB BIDANG OPERASI DAFTAR STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG DISTRIBUSI SUB BIDANG OPERASI LEVEL 1 Kode Unit : DIS.OPS.005(1).B... 5 Judul Unit : Mengganti fuse pada peralatan hubung bagi (PHB-TR).

Lebih terperinci

Pengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali

Pengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali 7a 1. 8 Tambahan (Suplemen) Pengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali Pada industri modern saat ini control atau pengendali suatu system sangatlah diperlukan untuk lancarnya proses produksi

Lebih terperinci

Percobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR)

Percobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR) Percobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR) I. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mahasiswa mampu memasang dan menganalisis 2. Mahasiswa mampu membuat rangkaian

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISA DAN SOLUSI KEGAGALAN SISTEM PROTEKSI ARUS LEBIH PADA GARDU DISTRIBUSI JTU5 FEEDER ARSITEK

TUGAS AKHIR ANALISA DAN SOLUSI KEGAGALAN SISTEM PROTEKSI ARUS LEBIH PADA GARDU DISTRIBUSI JTU5 FEEDER ARSITEK TUGAS AKHIR ANALISA DAN SOLUSI KEGAGALAN SISTEM PROTEKSI ARUS LEBIH PADA GARDU DISTRIBUSI JTU5 FEEDER ARSITEK Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PROTEKSI JARINGAN DISTRIBUSI

BAB III SISTEM PROTEKSI JARINGAN DISTRIBUSI BAB III SISTEM PROTEKSI JARINGAN DISTRIBUSI 3.1 Umum Sebaik apapun suatu sistem tenaga dirancang, gangguan pasti akan terjadi pada sistem tenaga tersebut. Gangguan ini dapat merusak peralatan sistem tenaga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING

BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING 2.1 Jenis Gangguan Hubung Singkat Ada beberapa jenis gangguan hubung singkat dalam sistem tenaga listrik antara lain hubung singkat 3 phasa,

Lebih terperinci

SOP Memelihara Transformator Distribusi Gardu Tiang

SOP Memelihara Transformator Distribusi Gardu Tiang PT. PLN (PERSERO) UDIKLAT PANDAAN SOP Memelihara Transformator Distribusi Gardu Tiang Kode Unit : DIS.HAR.026(2).A PETUGAS : 1. Pengawas 1 orang 2. Pelaksana 2 orang KOORDINASI : 1. Koordinator Perencanaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Gangguan pada Sistem Distribusi Tenaga Listrik 2.1.1 Jenis Gangguan Jenis gangguan utama dalam saluran distribusi tenaga listrik adalah gangguan hubung singkat. Gangguan hubung

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... i. DAFTAR GAMBAR... iv. DAFTAR TABEL... v. DAFTAR LAMPIRAN... vi

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... i. DAFTAR GAMBAR... iv. DAFTAR TABEL... v. DAFTAR LAMPIRAN... vi DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i DAFTAR GAMBAR... iv DAFTAR TABEL... v DAFTAR LAMPIRAN... vi 1 1. PENDAHULUAN... 1 1.1 Gambaran Umum... 1 1.2 Pola Proteksi Transformator... 1 1.2.1 Pola Proteksi Transformator

Lebih terperinci

Komponen Sistem Proteksi 1. Peralatan Utama Sistem Proteksi Sistem proteksi pada sistem tenaga didukung oleh beberapa peralatan utama.

Komponen Sistem Proteksi 1. Peralatan Utama Sistem Proteksi Sistem proteksi pada sistem tenaga didukung oleh beberapa peralatan utama. Komponen Sistem Proteksi 1. Peralatan Utama Sistem Proteksi Sistem proteksi pada sistem tenaga didukung oleh beberapa peralatan utama. Peralatan utama ini lah yang berfungsi langsung mengatasi gangguan

Lebih terperinci

DEADLY DESIGN OF RETROFIT

DEADLY DESIGN OF RETROFIT DEADLY DESIGN OF RETROFIT PEMELIHARAAN CUBICLE OUTGOING Retrofit bisa diartikan sebagai rekondisi peralatan. Namun apa jadinya bila hasil rekondisi tidak memenuhi standar mutu yang berlaku? TERMINAL FIXED

Lebih terperinci