A. Aspergillus sp. 17 (umur 7 hari) pada media PDA; B. Bentuk mikroskopik (perbesaran 10x40) dengan ; (a). Konidia; (b). Konidiopor.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "A. Aspergillus sp. 17 (umur 7 hari) pada media PDA; B. Bentuk mikroskopik (perbesaran 10x40) dengan ; (a). Konidia; (b). Konidiopor."

Transkripsi

1 LMPIRN. Ciri makroskopik dan mikroskopik fungi yang ditemukan pada serasah Daun R. apiculata yang belum dan telah mengalami Dekomposisi pada berbagai tingkat salinitas. a. spergillus sp. 17 (umur 7 hari) pada media PD;. entuk mikroskopik (perbesaran x40) dengan ; (a). Konidia; (b). Konidiopor. Ciri makroskopik : warna koloni atas hitam kecoklatan. warna bawah kuning, Diameter hari ke tujuh 7 cm, pinggir koloni berwarna putih. Ciri mikskroskopik : Konidiofor tunggal berdinding kasar, vesikel berwarna coklat, kepala konidiofor berukuran 7-8 µm, konidia berlimpah.. spergillus sp. 16. ( umur 7 hari) pada media PD;. entuk Mikroskopik (perbesaran x 40) dengan: (a) Konidia ; (b) Konidiapor. Ciri Makroskopik : Warna koloni bagian atas coklat, pinggir putih warna bawah kuning. ulat bulat kecil. Diameter 1 cm. Ciri Mikroskopik : Konidianya bulat dan berwarna hitam, vesikel berwarna coklat muda, kehijaauan, konidifor berdinding tipis dan tidak bercabang.

2 . Saccharomyces sp.1 (umur 7 hari)pada media PD; entuk mikroskopik (perbesaran x40) dengan (a). Spor Ciri makroskopik : Koloni pada media PD dalam suhu ruang terlihat seperti bakteri, permukaan kusam dan berwarna putih, tipis (hampir rata dengan media) diameter koloni mencapai 2-5 mm dalam 3 hari inkubasi. Ciri mikroskopiknya : sel berukuran 2-3 µm, berbentuk bulat sampai oval, berwarna putih cerah dengan dinding sel setebal 1 µm.. spergillus sp.5 (umur 7 hari) pada medium PD;. entuk Mikroskopik (perbesaran x40) dengan : (a). Konidia ; (b). Konidiofor. Ciri maskroskopik : Warna koloni bagian atas Putih dan warna bagian bawah putih kekuningan, diameter 8 cm, memenuhi cawan petri. Ciri miskroskopik : Konidia berlimpah berwarna hitam, dan berbentuk bulat, konidiofor tidak bercabang dan berdinding kasar.

3 spergillus sp.19 ( umur 7 hari) pada medium PD;. entuk mikroskopik (perbesaran x40) dengan : (a). Konidi (b). Konidiofor. Ciri makroskopik : Warna koloni abu abu dibagian atas dan warna abu abu pudar disebelah bawah, diameter di umur 7 hari 8 cm. Ciri mikroskopik : Konidia berbentuk bulat, Konidiofor berwarna coklat kehitaman dan tidak bercabang. a b spergillus Sp. 20 (umur 14 hari) pada media PD ;. entuk mikroskopik (Perbesaran x40) dengan : (a). Konidia; (b). Konidiofor. Ciri makroskopik : Warna koloni bagian atas hijau keabuabuan, pinggir berwarna putih dan bawah berwarna kuning, bentuk bulat kecil dengan diameter 1,5 cm. Ciri mikroskopik : Koniofor tidak bercabang dan berdinding halus, memiliki konidia yang berwarna hitam dengan spora berlimpah.

4 Trichoderma sp.4 (umur 7 hari) pada media PD;. entuk mikroskopik (perbesaran x40) dengan; (a) Konidia; (b) Konidiofor Ciri makroskopik : Warna koloni permukaan atas kuning, sementara pinggir berwarna putih dan warna permukaan bawah juga berwarna kuning. Ciri mikroskopik : Hipa hijau tranparan, dinding hifa tipis, mempunyai percabangan yang membentuk sudut 45 derjat dan 90 derajat, dengan diameter hifa sekitar 1-4 µm. Penicillium sp.3 (umur 7 hari) pada media PD;. entuk microskopik,(perbesaran x40) dengan : (a). Konidia; (b). Konidiofor. Ciri makroskopik ; Mula warna ungu padat, lama lama kehitaman dengan pinggir berwarna putih, warna bawah coklat tua, diameter 1,2 cm Ciri mikroskopik ; Konidia berwarna coklat bening, konidiofor bercabang dan berdinding tipis. Konidia berlimpah dan tersusun seperti rantai.

5 . Penicillium sp. 1 (umur 7 hari) pada media PD ;. entuk mikroskopik (perbesaran x40) dengan; (a) Konidia; (b). Konidiofor. Ciri Makroskopik ; Mula mula koloni berwarna putih, entuk bulat kecil, Hari berikutnya berubah warna putih kecoklatan. Ciri Mikroskopik ; Konidia berlimpah, konidia tersusun seperti rantai pada ujung fialid, dan mempunyai dinding yang tipis.. Trichoderma sp. 3 (umur 14 hari) pada media PD ;. entuk mikroskopik (perbesaranx40) dengan: (a) konidia; (b) Konidiofor); Ciri makroskopik; Warna koloni hijau berserak, warna bawah hijau kekuningan, sangat cepat memenuhi cawan petri, hari ke 7 telah memenuhi cawan petri. Ciri mikroskopik ; Hipa mempunyai sekat. Hipa berwarna hijau transparan, dan memiliki dinding hipa yang tipis. Mempunyai percabangan yang membentuk sudut 45 dan 90 derjat, fialid berbentuk botol panjang, dan konidia berbentuk globuse.

6 . spergillus sp. 12 (umur 7 hari) pada media PD;. entuk mikroskopik (perbesaran x40) dengan: (a). Konidia; (b) Konidiapor). Ciri makroskopik : Koloni berebentuk bulat, dengan warna bagian atas kuning, sementara warna koloni bagian bawah orange, pertumbuhan koloni lambat. Diamati sampai 14 hari. Ciri mikroskopik : Konidianya bulatlonjong, konidiofor tidak bercabang dan melekat pada substrat, vesikel berwarna coklat kehitaman, dan konidiofor berwarna hitam.. Culvularia sp.1 (umur 14 hari) pada media PD;. bentuk mikroskopik (perbesaran x40) dengan: (a) Konidia; (b) hifa Ciri makroskopik : mula mula koloni berwarna putih, umur 3 hari mulai coklat kehitaman dan dihari kelima mulai berwarna hitam,diameter 7 cm, koloni diamati sampai hari ke 14. Ciri mikroskopik : Hifa mempunyai berwarna coklat kehitaman, dan bercabang membentuk sudut 45 derjat, dengan diameter hipa 2,8-4,2 µm, sel ketiga konidia jika dilihat dari konidiofor kearah luar lebih besar dari sel lainny

7 . spergillus sp. 8 (umur 7 hari) pada media PD;. entuk mikroskopik (perbesaran x40) dengan (a) konidia ; (b) Konidiofor Ciri makroskopik : warna koloni hijau ditengah,putih dipinggir, dan warna bawah hitam putih kuning. Diameter umur 7 hari 4,5 cm. Ciri mikroskopik : Konidianya berbentuk bulat dan berwarna hitam, Konidiofor tunggal dengan ukuran 1 µm, dan kepala konidia berukuran 7 µm.. spergillus sp. 19 (umur 7 hari ) pada media PD;. entuk mikroskopik (perbesaran x40) dengan: (a) konidia ; (b) Konidiofor. Ciri makroskopik : Warna koloni kuning dan sedikit putih. Warna bawah kuning kemerah merahan, Diameter pada umur 7 hari telah memenuhi cawan petri. Ciri mikroskopik: Konidia kelihatannya berlimpah dan berwarna hitam, berbentuk bulat, vesicle berwarna kehitaman. Konidiofor tidak bercabang.

8 . spergillus sp. 15. (umur 7 hari) pada media PD :. entuk mikroskopik (perbesaran x 40) dengan (a). Konidia ; (b). Konidiofor. Ciri makroskopik : Warna koloni sebelah atas putih, warna miselium bawah putih kekuningan. Diameter hari ke 7 adalah 5,5 cm. Ciri mikroskopik : Konidia berbentuk bulat dan berwarna hitam. Kepala konidiopr mempunyai ukuran µm Konidiofor tidak bercabang dan konidiofor mempunyai panjang berkisar antara 80-0 µm. Penicillium sp. 6 (umur 14 hari) pada media PD :. entuk mikroskopik (perbesaran x 40) dengan (a) Konidia; (b) Konidiopor. Ciri makroskopik : entuk koloni bulat, warna koloni bagian atas orange mengkerut, bawah orange mengkerut, Diameter memenuhi cawan petri. Ciri mikroskopik : Konidia berwarna coklat kehitaman, konidia berlimpah dan hipa berwarna hijau transparan, Konidiofor bercabang dan berdinding tipis.

9 . spergillus sp. 1 (umur 14 hari) pada media PD.. entuk mikroskopik (perbesaran x40) dengan (a) Konidia, (b) konidiofor. Ciri makroskopik : Warna koloni bagian atas coklat dan warna bagian bawah coklat, Pada umur 14 hari memiliki Diameter 6,5 cm. Ciri mikroskopik : Konidia berbentuk bulat dan berwarna hitam, konidiofor tunggal, vesikel berwarna coklat transparan, dan konidianya berlimpah, kepala konidia mempunyai ukuran panjang berkisar antara 6 7 µm. b. spergillus sp. 6 (umur 7 hari) pada media PD.. entuk mikroskopik (perbearan x40) dengan (a) konidia; (b) Konidiofor Ciri makroskopik : Warna koloni putih kemerahan dan warna bawah merah kehitaman atau merah kecoklatan. Ciri mikroskopik : Konidia berbentuk bulat lonjong, berwarna hitam, konidiofor tidak bercabang dan berdinding tipis.

10 . Penicillium sp. 3 (umur hari) pada media PD;. entuk mikroskopik (perbesaran x40) dengan (a) Konidia ; (b) Konidiafor Ciri makroskopik : Warna koloni, lingkaran hijau ditengah warna pink dilapisan kedua, warna kuning dilapisan ke tiga dan warna putih ditepi, warna bawah kuning. Diameter 6,8 cm. Ciri mikroskopik : Konidia berlimpah konidia tersusun seperti rantai pada bagian ujung fialid, mempunyai dinding hipa yang tipis. a. spergillus sp. 9 ( umur 7 hari) pada media PD;. entuk mikroskopik (perbesaran x40) dengan: (a) Konidia; (b) Konidiofor. Ciri makroskopik : Warna koloni putih, bentuk bulat kecil, pertumbuhan lambat, diameter pada 7 hari adalah 2 cm. Ciri mikroskopik : Konidia berbentuk bulat dan berwarna hitam, Konidiofor tunggal dan mempunyai panjang 80 µm, kepala konidiofor berukuran 8 µm. b

11 . spergillus sp. 14 (umur hari) pada media PD ;. bentuk mikroskopik (perbesaran x40) dengan: (a) Konidia ; (b) Konidiofor Ciri makroskopik : Warna koloni bagian atas hitam seperti serbuk, satu koloni bergabung dengan yang lain sehingga cawan petri penuh, warna spora hitam dan warna bawah kuning dan hitam. Ciri mikroskopik : Kepala konidia berwarna hitam, berbentuk bulat dan cenderung merekah menjadi kolom-kolom pada koloni berumur tu Konidiofor memiliki panjang µm, berdinding halus, berwarna hialin tetapi dapat juga kecoklatan. Konidia berbentuk bulat hingga semibulat, memiliki ornamentasi berupa tonjolan dan duri-duri yang tidak beraturan. b. Penicillium sp.7 (umur 14 hari) pada media PD;. entuk mikroskopik (perbesaaran x 40) dengan: (a) Konidia; (b) Konidiofor Ciri maskroskopik : Warna koloni serbuk coklat nectar warna bawah coklat muda Ciri miskroskopik : Mempunyai dinding hipa tipis, konidia tersusun seperti rantai, konidia berlimpah.

12 . spergillus sp. 11 ( umur 7 hari ) pada media PD;. entuk mikroskopik (perbesaran x40) dengan : (a) Konidia ; (b) Konidiofor Ciri makroskopik : Koloni bulat padat tengah warna abu-abu, bercampur coklat, bawah warna kecoklatan. Diameter 3,5 cm. Ciri mikroskopik : Konidia bulat berwarna hitam dalam jumlah berlimpah, konidiofor tunggal tidak bercabang, mempunyai vesical yang berwarna hitam kecoklatan.. Saccaromyces sp. 1. (umur 7 hari) pada media PD;. bentuk mikskroskopik (perbesaran x40) dengan : (a) askospor Ciri makroskopik : Tidak terdapat konidiofor hanya tampak askosprora berwarna coklat bening dengan ukuran permukaan kusam dan berwarna putih, tipis (hampir rata dengan media) diameter koloni mencapai 2-5 mm dalam 3 hari inkubasi. Ciri mikroskopiknya : sel berukuran 2-3 µm, berbentuk bulat sampai oval, berwarna putih cerah dengan dinding sel setebal 1 µm

13 . spergillus sp.13 (umur 14 hari) pada media PD ;. entuk mikroskopik (perbesaran x40) dengan: (a). Konidia ; (b). Konidiofor Ciri makroskopik : Warna koloni hitam kecoklatan, Koloni melebar sehingga memenuhi cawan pertri, warna bawah hitam kecoklatan. Ciri mikroskopik : Warna konidia berbentuk bulat dan berwarna hitam, konidiofor bercabang dipangkalny Permukan dinding konidiofor kasar dan berdinding tipis.mempunya vesikel berwarna coklat dan konidianya berlimpah pada konidiofor.. Trichoderma sp. 2 (umur 14 hari) pada media PD ;. entuk mikroskopik (perbesaran x40) dengan: (a) Konidia; (b).konidiopor. Ciri makroskopik : entuk koloni di cawan Petri seperti bunga, warna koloni bagian atas putih kehijauan, bagian bawah berwarna putih kehijauan, Ciri mikroskopik: Konidiofor bercabang berbentuk piramid Fialid tampak langsing pada ujung konidiofor. Konidia berbentuk semibulat hingga oval.

14 . Penicillium sp. 8 (umur 7 hari) pada media PD ;. entuk mikroskopik (perbesaran x) dengan ; (a) Konidia; (b). Konidiofor Ciri makroskopik : Warna koloni bagian atas putih, bentuk bulat melebar, warna bawah orange, diameter umur 7 hari telah mencapai 7 cm. Ciri mikroskopik : Konida bulat dan berwarna hitam mempunyai ukuran, Konidiofor panjang dan bercabang, konidiofdor mempunyai panjang 90 µm. Tricoderma sp. ( umur hari) pada media PD ;. entuk mikroskopik (perbesran x40) dengan :(a). Konidia ; (b). (Konidiofor). Ciri makroskopik : Warna koloni atas putih seperti kapas, hipa tebal, warna bawah putih sedikit lingkaran abu abu, pinggir putih diameter umur hari 7 cm. Ciri mikroskopik : Hipa hijau tranparan, dinding hipa tipis, hipa mempunyai sekat, mempunyai percabangan yang membentuk sudut 45 dan 90 derjat.

15 . spergillus sp. 3. (Umur 14 hari) pada media PD;. entuk mikroskopik (perbesaran x40) dengan: (a) Konidia ; (b). Konidiofor Ciri makroskopik : Warna umur 14 hari, bagian atas hijau tua dan warna tengah putih, warna bawah hitam mengkerut. Ciri mikroskopik : Warna konidia hitam, berbentuk bulat, Konidiofor tidak bercabang dan berdinding tipis.. spergillus sp. 4 (umur 14 hari) pada media PD;. entuk mikroskopik (perbesaran x 40) dengan : (a). Konidia ; (b) Konidiofor. Ciri makroskopik : Koloni berwarna hijau abu abu, seperti serbuk, memenuhi cawan petri, warna bawah putih krem. Ciri mikroskopik : Konidiofor bercabang bedinding tipis, vesicle berwarna terang, konidia berlimpah berwarna hitam.

16 . Tidak teridentifikasi (umur 7 hari) pada media PD;. entuk mikroskopik (perbesaran x 40) dengan : (a). Konidia ; (b). Konidiofor Ciri maskroskopik : Warna miselium atas putih dan warna miselium bawah coklat, diameter umur 14 hari 2 cm. Ciri mikroskopik : Konidia berwarna hitam dan berbentuk bulat, kepala konidiofor berdiameter µm, vesical berwarna coklat kehitaman, koniopor tidak bercabang. b. Fusarium sp. 2 (umur hr ) pada media PD;. bentuk mikroskopik (perbesaran x40) dengan ; (a). Konidia; (b). Konidiofor Ciri maskroskopik : Warna koloni atas putih, warna mycelium putih, warna bawah putih campur sedikit hitam, cawan petri penuh. Ciri mikroskopik : Konidianya berbentuk bulat, hipa mempunyai dinding dan septa, hialin, konidiopor mempunyai cabang mikrokonidia membengkok sehingga terlihat seperti bulan sabit.

17 b. spergillus sp. 21 (umur hari) pada media PD;. entuk mikroskopik (perbesaran x 40) dengan : (a). Konidia : (b). Konidiafor Ciri makroskopis : Warna miselium atas putih, warna miselium bawah warna kuning muda, Cawan petri penuh di hari ke ini. Ciri mikroskopik ; Konidiofor tunggal, mempunyai panjang 120 µm. Konidia berbentuk bulat dan berwarna hitam, mempunyai kepala konidia yang berukuran 15 µm. b. Penicillium sp. 5 (umur 14 hari) pada media PD ;. entuk mikroskopik (perbesaran x 40) dengan : (a). Konidia, (b). Konidiofor Ciri makroskopis : Warna miselium atas putih kemerah merahan, warna miselium bawah kuning, diameter umur 14 hari 4 cm Ciri mikroskopis ; Hipa hijau transparan, konidia berlimpah berwarna hitam kehijauan, konidiofor bedinding kasar dan nampak bercabang.

18 b. Mucor sp. 2 (umur hari ) pada media PD;. bentuk mikiroskopik (perbesaran x40) dengan : (a) Konidi; (b) Konidiofor Ciri maksroskopis : Warna miselium atas orange, warna miselium bawah orange, memenuhi cawan petri, spora melimpah bisa keluar dari cawan petri Ciri mikroskopik : Konidiofor mempunyai panjang 40 µm, erwarna hitam, kepala konidiofor berdiameter 6 µm. b. Mucor sp. 1 putih (umur hari) pada media PD ;. entuk mikroskopik perbesaran (x40) dengan: (a). Konidia ; (b). Konidiofor Ciri makroskopik : Warna koloni bagian atas misellium berwarna hijau tengah dan pinggir berwarna putih. Miselium bawah berwarna hijau muda, diameter hari ke mencapai 7 cm. Ciri mikroskopik : Konidia berbentuk bulat dan berlimpah pada bagian konidofor dan berwarna hitam,dimater konidia adalah 4 µm. Konidiofor tidak bercabang dan bedinding tipis.panjang konidifor adalah 12 µm.

19 . Penicillium sp. 2 (Umur 7 hari) pada media PD;. entuk mikroskopik (x40) dengan : (a). Konidia; (b) Konidiofor Ciri makroskopik : Warna spora hitam, pinggiran warna putih, warna bagian bawah hitam mengkerut, bentuk bulat kecil kecil. Ciri mikroskopik : Konidia berbentuk rantai, konidia berlimpah dibagian fialid, spora sudah terlepas dan berserakan. Konidiofor bedinding tipis dan bercabang.. Fusarium sp. 2, (umur 14 hari) pada media PD ;. entuk mikroskopik (perbesaran x40) dengan: (a). Konidia ; (b) Konidiofor Ciri makroskopik : Warna koloni tengah coklat, warna Nampak dari atas putih, hitam dan melebar, warna bawah coklat kehitaman, Diameter hari mencapai 41 mm. Ciri mikroskopik: Konidianya berbentuk bulat, hipa mempunyai dinding dan septa hialin, konidiopor mempunyai cabang dan mikrokonidia membengkok sehingga terlihat seperti bulan sabit.

20 Lampiran. Data Indeks Keanekaragaman Jenis Fungi pada Kontrol dan pada erbagai Tingkat Salinitas Kontrol Jenis Fungi Kemunculan Koloni Log Pi Ln (Pi) Pi Ln (Pi) spergillus sp. 1 Curvularia sp. 1 Penicillium sp. 8 spergilus sp. 3 Penicillium sp ,00 0,00 0,30 0,00 0, 0, 0,50 0,20 0, -2,30-2,30-0,69-1,61-2,30-0,23-0,23-0,35-0,32-0,23 Total -1,36 Indeks Keanekaragaman H = 1,36 Tingkat Salinitas 0- ppt Jenis Fungi Kemunculan Koloni Log Pi Ln (Pi) Pi Ln (Pi) spergillus sp ,00 0,02-3,91-0,08 spergillus sp ,30 0,05-2,99-0,15 spergillus sp ,00 0,02-3,91-0,08 spergillus sp ,00 0,02-3,91-0,08 spergillus sp ,48 0, ,19 spergillus sp ,00 0,02-3,91-0,08 spergillus sp. 1 0,00 0,02-3,91-0,08 spergillus sp ,00 0,02-3,91-0,08 spergillus sp ,00 0,02-3,91-0,08 spergillus sp ,00 0,02-3,91-0,08 spergillus sp ,30 0,05-2,99-0,15 spergillus sp ,00 0,02-3,91-0,13 Penicilium sp. 1 Penicillium sp ,30 0,60 0,05 0,60-2,99-0,51-0,15 0,30 Penicilium sp ,00 0,02-3,91-0,08 Penicillium sp ,30 0,05-2,99-0,15 Penicillium sp ,00 0,02-3,91-0,08 Penicillium sp ,48 0,07-2,66-0,19 Trichoderma sp ,00 0,02-3,91-0,08 Trichoderma sp ,60 0,60-0,51-0,30 Trichoderma sp ,00 0,02-3,91-0,08 Curvularia sp ,30 0,05-2,99-0,15 Trichoderma sp, 5 1 0,00 0,02-3,91-0,08 Saccharomyces sp ,30 0,05-2,99-0,15 Fusarium sp ,48 0,07-2,66-0,19 Total 43-3,19 Indeks Keanekaragaman H = 3,19

21 Tingkat Salinitas -20 ppt Jenis Fungi Kemunculan Koloni Log Pi Ln (Pi) Pi Ln (Pi) spergillus sp ,00 0,02-3,51-0,11 spergillus sp ,00 0,02-3,51-0,11 spergillus sp ,00 0,02-3,51-0,11 spergillus sp ,00 0,02-3,51-0,11 spergillus sp ,00 0,02-3,51-0,11 spergillus sp 7 4 0,60 0,11-2,21-0,24 spergillus sp ,00 0,02-3,51-0,11 spergillus sp ,00 0,02-3,51-0,11 spergillus sp ,48 0,08-2,53-0,21 spergillus sp ,00 0,02-3,51-0,11 spergillus sp ,00 0,02-3,51-0,11 spergilus sp ,30 0,04-2,99-0,15 Penicillium sp 2 1 0,00 0,02-3,51-0,11 Penicillium sp ,00 0,02-3,51-0,11 Penicilium sp ,00 0,02-3,51-0,11 Penicilium sp ,30 0,04-2,99-0,15 Penicillium sp ,60 0,11-2,21-0,24 Fusarium sp ,00 0,02-3,51-0,11 Trichoderma sp ,30 0,04-2,99-0,15 Trichoderma sp ,30 0,04-2,99-0,15 Trichoderma sp ,00 0,02-3,51-0,11 Saccharomyces sp ,30 0,04-2,99-0,15 Saccharomyces sp ,00 0,02-3,51-0,11 Fusarium sp ,00 0,02-3,51-0,11 Total 37-3,20 Indeks Keanekaragaman H = 3,20 Tingkat Salinitas ppt Jenis Fungi Kemunculan Koloni Log Pi Ln (Pi) Pi Ln (Pi) spergillus sp ,00 0,03-3,50-0,11 spergillus sp ,48 0,09-2,40-0,21 spergillus sp ,30 0,06-2,81-0,17 spergillus sp. 1 0,00 0,03-3,50-0,11 spergillus sp ,48 0,09-2,40-0,21 spergillus sp ,30 0,06-2,81-0,17 spergillus sp ,00 0,04-3,22-0,13 spergillus sp ,00 0,03-3,50-0,11 spergillus sp ,30 0,06-2,81-0,17 spergillus sp ,00 0,03-3,50-0,11 Penicillium sp ,60 0,13-2,04-0,27 Penicillium sp ,00 0,03-3,50-0,11 Penicilium sp ,00 0,03-3,50-0,11 Penicilium sp ,60 0,13-2,04-0,27 Curvularia sp ,00 0,03-3,50-0,11 Saccharomyces sp ,30 0,06-2,81-0,17 Saccharomyces sp ,00 0,03-3,50-0,11 Total 32-2,73 Indeks Keanekaragaman H = 2,73

22 Tingkat Salinitas >30 ppt Jenis Fungi Kemunculan Koloni Log Pi Ln (Pi) Pi Ln (Pi) spergillus sp ,00 0,03-3,50-0,11 spergillus sp ,00 0,03-3,50-0,11 spergillus sp ,30 0,05-2,99-0,15 spergillus sp ,60 0,11-2,20-0,24 spergillus sp ,00 0,03-3,50-0,11 spergillus sp. 1 0,00 0,03-3,50-0,11 spergillus sp ,00 0,03-3,50-0,11 spergillus sp ,00 0,03-3,50-0,11 spergillus sp ,48 0,08-2,53-0,20 spergillus sp ,30 0,05-2,99-0,15 spergillus sp ,30 0,05-2,99-0,15 spergillus sp ,00 0,03-3,50-0,11 Penicillium sp ,48 0,08-2,53-0,20 Penicillium sp ,48 0,08-2,53-0,20 Penicillium sp ,00 0,03-3,50-0,11 Penicillium sp ,30 0,05-2,99-0,15 Penicillium sp ,00 0,03-3,50-0,11 Penicillium sp ,60 0,11-2,20-0,24 Trichoderma sp ,00 0,03-3,50-0,11 Culvularia sp ,00 0,03-3,50-0,11 Saccharomyces sp ,00 0,03-3,50-0,11 Fusarium sp ,00 0,03-3,50-0,11 Total 38-3,11 Indeks Keanekaragaman H = 3,11

23

24

25 Lampiran C. Data bobot kering serasah daun R. apiculata tiap ulangan pada berbagai tingkat salinitas dan lama masa dekomposisi Salinitas Lama masa dekomposisi (hari) 1) N Kontrol 15 Hari 30 Hari 45 Hari 60 Hari 75 Hari 90 Hari 5 Hari 120 Hari ppt Sub Total Rata - rata ppt Sub Total Rata - rata ppt Sub Total Rata - rata > 30 ppt Sub Total Rata - rata N1) ulangan 1, 2 dan 3

26 Lampiran D. Rata-rata Laju Dekomposisi dan Lama Masa Serasah Terdapat di Lingkungan pada berbagai Tingkat Salinitas Tingkat Salinitas 0 ppt 20 ppt ppt >30 ppt X0 Xt Xt/X ,00,90 16,20 15,70 0,20 0,22 0,33 0,31 Ln (Xt/X0) -1,61-1,52-1, -1,16 k (Tahun -1 ) 0,60 0,51 0,40 0,45

27 Lampiran E. Kadar Karbohidrat (%) Serasah Daun R. apiculata yang mengalami dekomposisi selama Hari tiap ulangan di lingkungan pada berbagai tingkat salinitas. Lama Masa Dekomposisi (Hari) Salinitas 0. Ratarata Total Kontrol 0 ppt 12,37 7,99 31,66 49,78 34,37 136,17 27,23 20 ppt 12,37 11, 23,80 42,61 26,79 123,67 24, ppt 12,37,40 11,82 28,06 27,50 90,15 18,03 > 30 ppt 12,37 11,53 17,41 16,57 19,08 76,96 15,39

28 Lampiran F. Kadar protein (%) serasah daun R. apiculata yang mengalami dekomposisi selama hari. Tiap ulangan di lingkungan pada berbagai tingkat salinitas Lama Masa Dekomposisi (Hari) Salinitas 0. Ratarata Total Kontrol 0 ppt 3,34 5,63 6,04 5,40 4,37 24,78 4,96 20 ppt 3,34 6,03 6,26 4,38 5,51 25,52 5, ppt 3,34 5,31 5,42 5,83 4,25 24,22 4,84 > 30 ppt 3,34 5,33 6,42 5,60 5,62 26,31 5,26

29 Lampiran G. nalisis Statistik Kadar Protein serasah daun R. apiculata yang mengalami dekomposisi pada berbagai tingkat salinitas. kelompok Tests of Normality Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. kadar_protein Salinitas_0- ppt Salinitas_-20 ppt Salinitas_20-30 ppt Salinitas_>30 ppt Lilliefors Significance Correction Test of Homogeneity of Variance Levene Statistic df1 df2 Sig. kadar_protein ased on Mean Kruskal-Wallis Test ased on Median ased on Median and with adjusted df ased on trimmed mean Ranks kelompok N Mean Rank kadar_protein Salinitas_0- ppt Salinitas_-20 ppt Salinitas_20-30 ppt Salinitas_>30 ppt Total 60 Test Statistics a,b kadar_protein Chi-Square df 3 symp. Sig..408 Kruskal Wallis Test Grouping Variable: kelompok

30 Kadar Karbohidrat serasah daun R. apiculata yang mengalami dekomposisi pada berbagai tingkat salinitas. kelompok Test of Homogeneity of Variance Levene Statistic df1 df2 Sig. kadar_karbohidrat ased on Mean Kruskal-Wallis Test ased on Median ased on Median and with adjusted df ased on trimmed mean Ranks kelompok N Mean Rank kadar_karbohidrat Salintas_0- ppt Salinitas_-20 ppt Salinitas_20-30 ppt Salinitas_>30 ppt Total 60 Test Statistics a,b kadar_karbohidrat Chi-Square df 3 symp. Sig..215 Kruskal Wallis Test Grouping Variable: kelompok Tests of Normality Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. kadar_karbohidrat Salintas_0- ppt Salinitas_-20 ppt Salinitas_20-30 ppt Salinitas_>30 ppt Lilliefors Significance Correction

31 Lampiran H. Petak-petak penempatan kantong berisi serasah daun R. apiculata pada berbagai tingkat salinitas () 0 ppt, () 20 ppt, (C) ppt, dan (D) >30 ppt. C D

32 Lampiran I. Gambar daun Rhizophora apiculata yang sudah mengalami senescense dan gambar propagul R. apiculat

33 Lampiran J. Gambar pengamatan isolasi fungi dan pengukuran salinitas.

LAMPIRAN. Ciri makroskopis : mula-mula koloni berupa jelaga-jelaga hitam yang halus, hari fungi mulai menutupi permukaan cawan petri.

LAMPIRAN. Ciri makroskopis : mula-mula koloni berupa jelaga-jelaga hitam yang halus, hari fungi mulai menutupi permukaan cawan petri. LAMPIRAN Lampiran 1. Ciri makroskopis dan mikroskopis fungi yang ditemukan pada serasah A. marina yang mengalami proses dekomposisi pada berbagai tingkat salinitas 1. Aspergillus sp.1 Ciri makroskopis

Lebih terperinci

No. Jenis Bakteri Jumlah Koloni Junlah seluruh

No. Jenis Bakteri Jumlah Koloni Junlah seluruh Lampiran A. Jumlah koloni x 10 7 (CFU/ml) berbagai jenis bakteri tiap ulangan pada serasah daun R. apiculata yang belum mengalami proses dekomposisi (kontrol) No. Jenis Bakteri Jumlah Koloni Junlah seluruh

Lebih terperinci

Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas Data Kadar Estrogen

Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas Data Kadar Estrogen Lampiran 1. Analisis Data Kadar atau Estradiol Tabel 1. Data Kadar pada berbagai perlakuan penelitian (pg/ml) Perlakuan Ulangan 1 16,17 19,23 57,52 47,20 36,77 40,78 2 16,32 18,20 62,00 47,23 13,74 31,14

Lebih terperinci

Lampiran 1. Data dan Analisis Statistik Berat Paru-paru Mencit

Lampiran 1. Data dan Analisis Statistik Berat Paru-paru Mencit Lampiran 1. Data dan Analisis Statistik Berat Paru-paru Mencit Rataan berat paru-paru mencit (Mus musculus L) setelah dipapari asap rokok elektrik dengan kandungan rasa yang berbeda Ulangan Kelompok perlakuan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Desk Analysis Bahan Baku Serbuk Bayam Merah. Desk Analysis. Air (gr) 66,37 17,2 4,05 87,62. Energi (Kkal) 30,9 9,8 2,95 43,65

Lampiran 1. Desk Analysis Bahan Baku Serbuk Bayam Merah. Desk Analysis. Air (gr) 66,37 17,2 4,05 87,62. Energi (Kkal) 30,9 9,8 2,95 43,65 Lampiran 1. Desk Analysis Bahan Baku Serbuk Bayam Merah Desk Analysis Zat Gizi Bayam Jambu Biji Daun Katuk Total Merah 7 gr 20 gr gr Air (gr) 66,37 17,2 4,0 87,62 Energi (Kkal) 30,9 9,8 2,9 43,6 Protein

Lebih terperinci

Ranking (jangan ada yang dobel) TERIMA KASIH UJI RANKING HEDONIK. Nama : Tanggal :

Ranking (jangan ada yang dobel) TERIMA KASIH UJI RANKING HEDONIK. Nama : Tanggal : 7. LAMPIRAN Scoresheet Uji Sensori Ranking Hedonik UJI RANKING HEDONIK Nama : Tanggal : Produk : Puff Pastry Labu Kuning Atribut : Warna Instruksi Di hadapan anda terdapat 4 puff pastry. Lihat dan amati

Lebih terperinci

Analisis Sidik Ragam Jumlah Sklerotium S. rolfsii Pada Perlakuan Jenis Ekstrak Pupuk Kandang dan Lama Perendaman umur 1, 2, 3 dan 4 hsi

Analisis Sidik Ragam Jumlah Sklerotium S. rolfsii Pada Perlakuan Jenis Ekstrak Pupuk Kandang dan Lama Perendaman umur 1, 2, 3 dan 4 hsi Lampiran 1. Analisis Sidik Ragam Jumlah Sklerotium S. rolfsii Pada Perlakuan Jenis Ekstrak Pupuk Kandang dan Lama Perendaman umur 1, 2, 3 dan 4 hsi SK db F hit 1 hsi 2 hsi 3 hsi 4 hsi Efek K 2 8.60** 19.30**

Lebih terperinci

LAMPIRAN ANALISIS HASIL PENELITIAN. Tabel 1. Analisis pertambahan bobot cacing tanah Eudrilus eugeniae.

LAMPIRAN ANALISIS HASIL PENELITIAN. Tabel 1. Analisis pertambahan bobot cacing tanah Eudrilus eugeniae. LAMPIRAN ANALISIS HASIL PENELITIAN Tabel 1. Analisis pertambahan bobot cacing tanah Eudrilus eugeniae. Tests of Normality Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk Media Statistic df Sig. Statistic df Sig. pertambahanbobot

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Eksplorasi Cendawan Rhizosfer Hasil eksplorasi cendawan yang dilakukan pada tanah rhizosfer yang berasal dari areal tanaman karet di PT Perkebunan Nusantara VIII, Jalupang, Subang,

Lebih terperinci

Lampiran 1 Hasil Pengukuran Jumlah Limfosit dan Makrofag. Kelompok Jumlah limfosit

Lampiran 1 Hasil Pengukuran Jumlah Limfosit dan Makrofag. Kelompok Jumlah limfosit Lampiran 1 Hasil Pengukuran Jumlah dan Jumlah limfosit Jumlah makrofag 1 6 2 2 7 3 3 6 2 4 6 3 5 7 3 No. 1 11 5 P 1 No. 2 12 5 P 1 No. 3 12 6 P 1 No. 4 12 6 P 1 No. 5 12 6 P 2 No. 1 14 7 P 2 No. 2 15 8

Lebih terperinci

Lampiran Output Hasil Uji Hedonik:

Lampiran Output Hasil Uji Hedonik: Lampiran Output Hasil Uji Hedonik: Descriptives Statistic Std. Error beras analog 1 Mean 19,914 13,0145 95% Confidence Interval for Mean Lower Bound -16,220 Upper Bound 56,048 5% Trimmed Mean 18,056 Median

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Jumlah Jamur yang Terdapat pada Dendeng Daging Sapi Giling dengan Perlakuan dan Tanpa Perlakuan

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Jumlah Jamur yang Terdapat pada Dendeng Daging Sapi Giling dengan Perlakuan dan Tanpa Perlakuan IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jumlah Jamur yang Terdapat pada Dendeng Daging Sapi Giling dengan Perlakuan dan Tanpa Perlakuan Jumlah jamur yang terdapat pada dendeng daging sapi giling dengan perlakuan dan

Lebih terperinci

II. TELAAH PUSTAKA. bio.unsoed.ac.id

II. TELAAH PUSTAKA. bio.unsoed.ac.id II. TELAAH PUSTAKA Koloni Trichoderma spp. pada medium Malt Extract Agar (MEA) berwarna putih, kuning, hijau muda, dan hijau tua. Trichoderma spp. merupakan kapang Deutromycetes yang tersusun atas banyak

Lebih terperinci

Lampiran 1 Tahapan Penelitian. Penirisan. 1 ekor karkas ayam segar. Tanpa perlakuan kitosan (Kontrol) Serbuk kitosan komersil.

Lampiran 1 Tahapan Penelitian. Penirisan. 1 ekor karkas ayam segar. Tanpa perlakuan kitosan (Kontrol) Serbuk kitosan komersil. LAMPIRAN 59 60 Lampiran Tahapan Penelitian Serbuk kitosan komersil ekor karkas ayam segar Tanpa perlakuan kitosan (Kontrol) Pembuatan larutan kitosan (0,5 %; %;,5%) Pemotongan Proses perendaman Penirisan

Lebih terperinci

Lampiran A. Dokumentasi Gambar Pengukuran Diameter Tubulus Seminiferus Testis Mencit

Lampiran A. Dokumentasi Gambar Pengukuran Diameter Tubulus Seminiferus Testis Mencit 36 Lampiran A. Dokumentasi Gambar Pengukuran Diameter Tubulus Seminiferus Testis Mencit Penampang melintang tubulus seminiferus testis setelah pemberian vitamin C dan E pada mencit yang dipajankan monosodium

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 10 HASIL DAN PEMBAHASAN Survei Buah Sakit Survei dilakukan di kebun percobaan Leuwikopo, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, di lahan ini terdapat 69 tanaman pepaya. Kondisi lahan tidak terawat

Lebih terperinci

Lampiran 1. Alur Pembuatan Ekstrak Buah Mengkudu. 12 Kg Buah mengkudu dipotong tipis- tipis

Lampiran 1. Alur Pembuatan Ekstrak Buah Mengkudu. 12 Kg Buah mengkudu dipotong tipis- tipis Lampiran 1. Alur Pembuatan Ekstrak Buah Mengkudu 12 Kg Buah mengkudu dipotong tipis- tipis Dikeringkan dalam lemari pengering dengan suhu 40-50 о C, selama ± 5 hari Potongan-potongan yang sudah kering

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat Keterangan Hasil Determinasi Tanaman Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz and Pav.)

Lampiran 1. Surat Keterangan Hasil Determinasi Tanaman Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz and Pav.) Lampiran 1. Surat Keterangan Hasil Determinasi Tanaman Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz and Pav.) 38 Lampiran 1. Lanjutan... 39 Lampiran 1. Lanjutan... 40 Lampiran 2. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Uk'ntiflkasi.lamur Ri/o.sfir Tanaman Ncna» Bcrdasarkan hasil identifikasi di laboratorium, ditemukan beberapa mikroorganisme rizosfir dari tanaman nenas di lahan petani nenas

Lebih terperinci

Lampiran 1. Sertifikat analisis minyak almond

Lampiran 1. Sertifikat analisis minyak almond Lampiran 1. Sertifikat analisis minyak almond Lampiran 2. Gambar bahan dan alat Sweet Almond Oil ex Henry Lamotte Alat Gelas Neraca Analitik (Boeco Germany) Climatic Chamber (Memmert) Lampiran 3. Penggunaan

Lebih terperinci

Gambar / foto sel mitosis pada jaringan karsinoma epidermoid (anak panah merah. Kelompok kontrol Kelompok P1

Gambar / foto sel mitosis pada jaringan karsinoma epidermoid (anak panah merah. Kelompok kontrol Kelompok P1 LAMPIRAN 1 Gambar / foto sel mitosis pada jaringan karsinoma epidermoid (anak panah merah dengan perbesaran 400x) kontrol 76 LAMPIRAN 2 Analisa Statistik Perubahan Diameter Tumor Selisih diameter tumor

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat Rekomendasi Persetujuan Kode Etik Penelitian Kesehatan

Lampiran 1. Surat Rekomendasi Persetujuan Kode Etik Penelitian Kesehatan 43 Lampiran 1. Surat Rekomendasi Persetujuan Kode Etik Penelitian Kesehatan 43 44 Lampiran 2. Data Berat Badan Mencit Setelah Dipaparkan Asap Rokok Total Rata-rata Berat Notasi Badan Mencit K 309.17 34.35±1.23

Lebih terperinci

ISOLASI DAN KARAKTERISASI KAPANG ENDOFIT PADA. BATANG DAN DAUN GINGSENG JAWA (Talinum paniculatum) SKRIPSI

ISOLASI DAN KARAKTERISASI KAPANG ENDOFIT PADA. BATANG DAN DAUN GINGSENG JAWA (Talinum paniculatum) SKRIPSI ISOLASI DAN KARAKTERISASI KAPANG ENDOFIT PADA BATANG DAN DAUN GINGSENG JAWA (Talinum paniculatum) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program

Lebih terperinci

Keterangan : E = L 2 + a 2 + b 2 E = intensitas warna L, a, b = dapat dilihat dari hasil pengukuran menggunakan chromameter

Keterangan : E = L 2 + a 2 + b 2 E = intensitas warna L, a, b = dapat dilihat dari hasil pengukuran menggunakan chromameter 7. LAMPIRAN Lampiran 1. Perhitungan Nilai Intensitas Warna Rumus : Keterangan : E = L 2 + a 2 + b 2 E = intensitas warna L, a, b = dapat dilihat dari hasil pengukuran menggunakan chromameter Tepung tempe

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Kehutanan dan di Laboratorium Hama dan Penyakit Tanaman Program Studi

METODE PENELITIAN. Kehutanan dan di Laboratorium Hama dan Penyakit Tanaman Program Studi 23 METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Bioteknologi Program Studi Kehutanan dan di Laboratorium Hama dan Penyakit Tanaman Program Studi Agroekoteknologi,

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara Lampiran A. Data Rataan Jumlah Spermatozoa Mencit Rataan jumlah spermatozoa mencit (Mus musculus) dengan pemberian vitamin E setelah mendapat kombinasi ekstrak air biji pepaya (Carica papaya L.) dan testosteron

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Agrios (1996) taksonomi penyakit busuk pangkal batang

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Agrios (1996) taksonomi penyakit busuk pangkal batang TINJAUAN PUSTAKA Biologi Jamur Busuk Pangkal Batang Menurut Agrios (1996) taksonomi penyakit busuk pangkal batang (Ganoderma spp.) adalah sebagai berikut: Kingdom Phylum Class Subclass Order Family Genus

Lebih terperinci

Lampiran 1 Hasil Uji Friedman, Uji Kruskal Wallis dan Uji Korelasi

Lampiran 1 Hasil Uji Friedman, Uji Kruskal Wallis dan Uji Korelasi Lampiran 1 Hasil Uji Friedman, Uji Kruskal Wallis dan Uji Korelasi a. Tabel Deskripsi Data Jumlah Kematian 2 Jam (ekor) Jumlah Kematian 12 Jam (ekor) Jumlah Kematian 24 Jam (ekor) b. Tabel Hasil Uji Normalitas

Lebih terperinci

Kalsium Hidroksida (Ca(OH)2 merupakan medikamen saluran akar yang paling sering digunakan sejak tahun 1920.

Kalsium Hidroksida (Ca(OH)2 merupakan medikamen saluran akar yang paling sering digunakan sejak tahun 1920. LAMPIRAN 1.SKEMA ALUR PIKIR Pada perawatan endodontik, medikamen saluran akar digunakan sebagai agen antimikroba beberapa diantaranya untuk mengeliminasi organisme, mengurangi rasa sakit, mempercepat penyembuhan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Gambar Pakan Br2 Gambar Obat Streptozotosin. Gambar Kandang Tikus. dan Nikotinamid

LAMPIRAN. Lampiran 1. Gambar Pakan Br2 Gambar Obat Streptozotosin. Gambar Kandang Tikus. dan Nikotinamid Lampiran 1 LAMPIRAN Gambar Kandang Tikus Gambar Pakan Br2 Gambar Obat Streptozotosin dan Nikotinamid Gambar Sonde oral pada tikus Gambar HDL Precipitant Gambar LDL Precipitant Gambar penimbangan Berat

Lebih terperinci

Worksheet Uji Hedonik. Tanggal Uji : Jenis Sampel : Minuman Sereal Instan Beras Merah dan Bekatul

Worksheet Uji Hedonik. Tanggal Uji : Jenis Sampel : Minuman Sereal Instan Beras Merah dan Bekatul 25 7. LAMPIRAN Lampiran 1. Worksheet Uji Hedonik Worksheet Uji Hedonik Tanggal Uji : Jenis Sampel : Minuman Sereal Instan Beras Merah dan Bekatul Identifikasi Sampel Minuman sereal instan kontrol (energen

Lebih terperinci

PERBANDINGAN BERGANDA SESUDAH UJI KRUSKAL-WALLIS

PERBANDINGAN BERGANDA SESUDAH UJI KRUSKAL-WALLIS PERBANDINGAN BERGANDA SESUDAH UJI KRUSKAL-WALLIS S - 30 Tanti Nawangsari Prodi Pendidikan Matematika FKIP UNIROW Tuban Jl. Manunggal 61 Tuban Email: nawangsarit@yahoo.com Abstrak Salah satu metode statistika

Lebih terperinci

STUDI PENGETAHUAN DAN PERILAKU PENANGANAN PANGAN DI RUSUN BANDARHARJO, SEMARANG, DITINJAU DARI ASPEK KEAMANAN PANGAN DAN GIZI

STUDI PENGETAHUAN DAN PERILAKU PENANGANAN PANGAN DI RUSUN BANDARHARJO, SEMARANG, DITINJAU DARI ASPEK KEAMANAN PANGAN DAN GIZI VII. LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner STUDI PENGETAHUAN DAN PERILAKU PENANGANAN PANGAN DI RUSUN BANDARHARJO, SEMARANG, DITINJAU DARI ASPEK KEAMANAN PANGAN DAN GIZI Fakultas Teknologi Pertanian Jurusan Teknologi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat Keterangan Telah Melakukan Determinasi di Laboratorium Jurusan Biologi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lampiran 1. Surat Keterangan Telah Melakukan Determinasi di Laboratorium Jurusan Biologi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas LAMPIRAN Lampiran 1. Surat Keterangan Telah Melakukan Determinasi di Laboratorium Jurusan Biologi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang 56 57 Lampiran 2. Surat Keterangan

Lebih terperinci

Mencit yang dipilih adalah mencit yang berumur 2-3 bulan dengan berat. rata-rata g dan dipelihara di Labaratorium Biokimia Fakultas

Mencit yang dipilih adalah mencit yang berumur 2-3 bulan dengan berat. rata-rata g dan dipelihara di Labaratorium Biokimia Fakultas a. Pemeliharaan hewan coba Mencit yang dipilih adalah mencit yang berumur 2-3 bulan dengan berat rata-rata 20-30 g dan dipelihara di Labaratorium Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Kandang

Lebih terperinci

Worksheet Uji Ranking Hedonik ( I )

Worksheet Uji Ranking Hedonik ( I ) 118 Lampiran 8. Worksheet Uji Rangking edonik Worksheet Uji Ranking edonik ( ) Tgl uji : Jenis : Manisan kering nanas Tujuan : Untuk mengetahui rasa dan tekstur yang paling disukai dari manisan kering

Lebih terperinci

Interpretasi: Output Test of Homogenity of Variance Dari hasil output diatas dapat diketahui nilai probabilitas untuk hasil belajar dengan nilai

Interpretasi: Output Test of Homogenity of Variance Dari hasil output diatas dapat diketahui nilai probabilitas untuk hasil belajar dengan nilai 1. Seorang mahasiswa melakukan penelitian eksperimen pendidikan dengan judul Perbandingan Model Pembelajaran Picture And Picture Dan Reciprocal Teaching Dengan Media Power Point Terhadap Biologi Pokok

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai Juli 2015. Sempel tanah diambil pada dua tempat yaitu pengambilan sempel tanah hutan

Lebih terperinci

Lampiran 1 Prosedur uji TPC dan TVBN

Lampiran 1 Prosedur uji TPC dan TVBN 57 Lampiran 1 Prosedur uji TPC dan TVBN A. Prosedur uji TPC 1. Peralatan a. Timbangan dengan ketelitian 0,0001 g; b. Autoklaf; c. Inkubator 35 o C ± 1 o C; d. Anaerobic jar; e. Cawan petri 15 mm x 90 mm;

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Prosedur Pembuatan Medium PDA ( Potato Dextrose Agar) (Gandjar et al., 1999)

LAMPIRAN. Lampiran 1. Prosedur Pembuatan Medium PDA ( Potato Dextrose Agar) (Gandjar et al., 1999) 48 LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Pembuatan Medium PDA ( Potato Dextrose Agar) (Gandjar et al., 1999) Komposisi : Potato 200 gram Dekstrose.. 20 gram Agar.. 15 gram Aquades 1 liter Proses pembuatan : Kentang

Lebih terperinci

7. LAMPIRAN Lampiran 1. Dokumentasi Hasil Penyangraian Biji Kopi Biji Kopi Sangrai Level 7 (170 0 C; 12 menit)

7. LAMPIRAN Lampiran 1. Dokumentasi Hasil Penyangraian Biji Kopi Biji Kopi Sangrai Level 7 (170 0 C; 12 menit) 7. LAMPIRAN Lampiran 1. Dokumentasi Hasil Penyangraian Biji Kopi Biji Kopi Sangrai Level 7 (170 0 C; 12 menit) Biji Kopi Sangrai Level 9 (170 0 C; 17 menit 30 detik) Biji Kopi Sangrai Level 11 (170 0 C;

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Isolasi Cendawan Rizosfer

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Isolasi Cendawan Rizosfer 10 HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Lokasi pengambilan sampel berada di dua tempat yang berbeda : lokasi pertama, Kabupaten Bogor. Kabupaten Bogor memiliki ketinggian + 400 m dpl (diatas permukaan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat Hasil Identifikasi Tumbuhan

Lampiran 1. Surat Hasil Identifikasi Tumbuhan Lampiran 1. Surat Hasil Identifikasi Tumbuhan Lampiran 2. Tumbuhan rumput laut merah Kappaphycus alvarezii Lampiran 3. Gambar Simplisia dan Serbuk Kasar Simplisia Rumput Laut Merah Kappaphycus alvarezii

Lebih terperinci

7. LAMPIRAN 7.1. Uji Organoleptik Penelitian Pendahuluan Panelis A B C

7. LAMPIRAN 7.1. Uji Organoleptik Penelitian Pendahuluan Panelis A B C 7. LAMPIRAN 7.1. Uji Organoleptik Penelitian Pendahuluan Panelis A B C 1 1 2 3 2 1 3 2 3 1 2 3 4 1 3 2 5 1 2 3 6 1 2 3 7 1 2 3 8 1 2 3 9 2 3 1 10 1 2 3 11 3 2 1 12 1 2 3 13 3 2 1 14 3 2 1 15 1 3 2 16 1

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat Keterangan Determinasi Tanaman Ceplukan (Physalis angulata L).

Lampiran 1. Surat Keterangan Determinasi Tanaman Ceplukan (Physalis angulata L). Lampiran 1. Surat Keterangan Determinasi Tanaman Ceplukan (Physalis angulata L). 1 Lampiran 1. Lanjutan 2 3 Lampiran 2. Hasil Pemeriksaan Organoleptis, Daya Lekat, Kekentalan, Susut Pengeringan Ekstrak

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 14 HASIL DAN PEMBAHASAN Gejala Penyakit oleh B. theobromae Penyakit yang disebabkan oleh B. theobromae pada lima tanaman inang menunjukkan gejala yang beragam dan bagian yang terinfeksi berbeda-beda (Gambar

Lebih terperinci

7. LAMPIRAN. Lampiran 1. Scoresheet Uji Ranking Rolade Ikan Lele Kacang Panjang. Uji Ranking Hedonik. Produk: Rolade Atribut: Tekstur

7. LAMPIRAN. Lampiran 1. Scoresheet Uji Ranking Rolade Ikan Lele Kacang Panjang. Uji Ranking Hedonik. Produk: Rolade Atribut: Tekstur 48 7. LAMPIRAN Lampiran 1. Scoresheet Uji Ranking Rolade Ikan Lele Kacang Panjang Uji Ranking Hedonik Nama: Produk: Rolade Atribut: Tekstur Tanggal: Instruksi Dihadapan anda terdapat 5 macam sampel rolade.

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Pengukuran Tekanan Darah Lansia Pada Pelatihan Senam Lansia Menurunkan Tekanan Darah Lansia Di Banjar Tuka Dalung

LAMPIRAN. Pengukuran Tekanan Darah Lansia Pada Pelatihan Senam Lansia Menurunkan Tekanan Darah Lansia Di Banjar Tuka Dalung LAMPIRAN Pengukuran Darah Lansia Pada Pelatihan Senam Lansia Menurunkan Darah Lansia Di Banjar Tuka Dalung LAMPIRAN Peserta Senam Lansia Di Banjar Tuka Desa Dalung MASTER TABEL Darah Lansia Di Banjar Tuka

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. enam instar dan berlangsung selama hari (Prayogo et al., 2005). Gambar 1 : telur Spodoptera litura

TINJAUAN PUSTAKA. enam instar dan berlangsung selama hari (Prayogo et al., 2005). Gambar 1 : telur Spodoptera litura S. litura (Lepidoptera: Noctuidae) Biologi TINJAUAN PUSTAKA Telur berbentuk hampir bulat dengan bagian datar melekat pada daun (kadangkadang tersusun 2 lapis), berwarna coklat kekuning-kuningan diletakkan

Lebih terperinci

Lampiran A : Determinasi Tanaman

Lampiran A : Determinasi Tanaman 40 Lampiran A : Determinasi Tanaman 41 Lampiran B: Penghitungan Pembuatan Sampel 1. Perhitungan Pembuatan Sampel Diketahui : berat ekstrak pisang mas 2,5 mg konsentrasi ekstrak etanol yang diinginkan:

Lebih terperinci

Lampiran A. Data Pengamatan Berat Testis Mencit

Lampiran A. Data Pengamatan Berat Testis Mencit Lampiran A. Data Pengamatan Berat Testis Mencit a. Data Pengamatan Berat Testis Mencit Waktu Pemberian Minggu ke-0 Ulangan Data Berat Testis (mg) K 1 95 150 2 200 110 3 150 70 4 165 70 5 95 80 Rata-Rata

Lebih terperinci

Standar Mutu Bihun Instan Menurut SNI No. Uraian Satuan Persyaratan 1. Keadaan : 1.1. bau 1.2. rasa 1.3. warna

Standar Mutu Bihun Instan Menurut SNI No. Uraian Satuan Persyaratan 1. Keadaan : 1.1. bau 1.2. rasa 1.3. warna LAMPIRAN Lampiran 1. Standar Mutu Bihun Instan Standar Mutu Bihun Instan Menurut SNI 01-3742-1995 No. Uraian Satuan Persyaratan 1. Keadaan : 1.1. bau 1.2. rasa 1.3. warna normal normal normal 2. Benda-benda

Lebih terperinci

METODOLOGI. Kerapatan jenis (K)

METODOLOGI. Kerapatan jenis (K) METODOLOGI Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di lahan bekas penambangan timah PT. Koba Tin, Koba-Bangka, dan Pusat Penelitian Sumber Daya Hayati dan Bioteknologi IPB (PPSHB IPB). Penelitian

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN 1. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN 1 54 LAMPIRAN 2 HASIL PEMERIKSAAN Menerangkan bahwa mahasiswa/peneliti yang namanya di bawah ini: Peneliti : dr. Dwi Rita Anggraini, M.Kes. Nama Instansi : Departemen Anatomi Fak. Kedokteran USU

Lebih terperinci

Lampiran 1 Format Data Hasil Pengukuran Ketahanan Fraktur Load

Lampiran 1 Format Data Hasil Pengukuran Ketahanan Fraktur Load 97 Lampiran 1 Format Data Hasil Pengukuran Ketahanan Fraktur Load Load Kelompok No. Kgf Newton Stroke Kelompok No. Kgf Newton Stroke Sampel Sampel A 1 143,8 1409,24 5,60 C 1 170,3 1668,94 5,75 2 135,4

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. SNI Cookies Tabel 13. Standar Mutu Cookies (SNI )

LAMPIRAN. Lampiran 1. SNI Cookies Tabel 13. Standar Mutu Cookies (SNI ) LAMPIRAN Lampiran 1. SNI Cookies Tabel 13. Standar Mutu Cookies (SNI 01-2973-1992) Kriteria uji Klasifikasi Kalori (kalori / 100 gram) Minimum 400 Air (%) Maksimum 5 Protein (%) Minimum 9 Lemak (%) Minimum

Lebih terperinci

Kuisioner Uji Organoleptik. rasa, aroma, keempukan dan total penerimaan dengan memberi tanda cek (v) pada

Kuisioner Uji Organoleptik. rasa, aroma, keempukan dan total penerimaan dengan memberi tanda cek (v) pada Lampiran 1. Lembar Kuisioner Uji Organoleptik Kuisioner Uji Organoleptik Tanggal :... Instruksi Ujilah sampel-sampel dan tuliskan seberapa jauh anda menyukainya berdasarkan rasa, aroma, keempukan dan total

Lebih terperinci

LAMPIRAN KUESIONER PENELITIAN. No. Responden :

LAMPIRAN KUESIONER PENELITIAN. No. Responden : LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER PENELITIAN No. Responden : A. Data umum : 1. Nama : 2. Tempat, tanggal lahir: 3. Umur : Tahun 4. Jenis kelamin : 5. Alamat : 6. Nomor Hp : 7. Pendidikan

Lebih terperinci

Gambar 1. Aloe chinensis Baker

Gambar 1. Aloe chinensis Baker 53 Gambar 1. Aloe chinensis Baker Gambar 2. Tablet effervescent tepung daging lidah buaya 54 Gambar 3. Larutan Effervescent Tepung Daging Lidah Buaya Gambar 4. Struktur Kimia Asam Sitrat 55 Gambar 5. Struktur

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN

LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN 123 LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN Bapak/Ibu/Saudara/i yang saya hormati, Saya Chairanur Dara Phonna, mahasiswa S2 Keperawatan Fakultas Keperawatan USU, saat ini saya sedang

Lebih terperinci

Jika Tidak darimana Bapak/Ibu memperoleh air bersih? Sebutkan

Jika Tidak darimana Bapak/Ibu memperoleh air bersih? Sebutkan Lampiran 1 (Kuesioner) PENGARUH KARAKTERISTIK SUMUR TERHADAP KADAR TIMBAL (PB) PADA AIR SUMUR GALI PENDUDUK DISEKITAR INDUSTRI DAUR ULANG AKI DI DESA BANDAR KHALIFAH KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN

Lebih terperinci

INFORMASI KEPADA ORANG TUA/ WALI SUBJEK PENELITIAN. Bapak/ Ibu/ Sdr... Orang Tua/ Wali Ananda... Alamat...

INFORMASI KEPADA ORANG TUA/ WALI SUBJEK PENELITIAN. Bapak/ Ibu/ Sdr... Orang Tua/ Wali Ananda... Alamat... Lampiran 1 INFORMASI KEPADA ORANG TUA/ WALI SUBJEK PENELITIAN Kepada Yth, Bapak/ Ibu/ Sdr... Orang Tua/ Wali Ananda... Alamat... Bersama ini saya mohon kesediaan Bapak/ Ibu/ Sdr dapat mengizinkan ananda......untuk

Lebih terperinci

Lampiran 1. CoA Provitamin B5 (D-Panthenol)

Lampiran 1. CoA Provitamin B5 (D-Panthenol) Lampiran 1. CoA Provitamin B5 (D-Panthenol) 55 Lampiran 2. Gambar sediaan masker sheet 56 Lampiran 3. Gambar sediaan essence masker sheet Blanko F1 F2 F3 Blanko F1 F2 F3 Keterangan : Blanko : Blanko (tanpa

Lebih terperinci

Lampiran 2. Rekap Nilai Uji Sensori Flavored Edible Film Atribut Rasa. Tests of Normality

Lampiran 2. Rekap Nilai Uji Sensori Flavored Edible Film Atribut Rasa. Tests of Normality 7. LAMPIRAN Lampiran 1. Rekap Nilai Uji Sensori Flavored Edible Film Atribut Aroma Panelis Sampel A Sampel B Sampel C 1 1 2 3 2 1 2 3 3 3 2 1 4 1 3 2 5 3 2 1 Jumlah 9 11 10 Rata-Rata 1,8 2,2 2 Lampiran

Lebih terperinci

PENGENALAN VARIETAS LADA, PALA, dan CENGKEH. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat November 2015

PENGENALAN VARIETAS LADA, PALA, dan CENGKEH. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat November 2015 PENGENALAN VARIETAS LADA, PALA, dan CENGKEH Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat November 2015 DESKRIPSI VARIETAS LADA LADA VAR. NATAR 1 SK Menteri Pertanian nomor : 274/Kpts/KB.230/4/1988 Bentuk Tangkai

Lebih terperinci

LAMPIRAN Lampiran 1. Pertanyaan Kunci

LAMPIRAN Lampiran 1. Pertanyaan Kunci 58 LAMPIRAN Lampiran 1. Pertanyaan Kunci 1. Identitas Responden : tempat & tanggal pelakanaan, nama, jenis kelamin, usia, fakultas. 2. Minat terhadap Produk yang Sudah Tersedia di Pasaran : kesukaan terhadap

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Data Pengaruh Pelarut DMSO terhadap Kontraksi Otot Polos Ileum

LAMPIRAN. Lampiran 1. Data Pengaruh Pelarut DMSO terhadap Kontraksi Otot Polos Ileum LAMPIRAN Lampiran 1. Data Pengaruh Pelarut DMSO terhadap Kontraksi Otot Polos Ileum 1. Data Persentase Kontraksi Otot Polos Ileum Akibat Pemberian Log Konsentrasi Konsentrasi Asetilkolin (Kontrol) % Respon

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Deskripsi Data Tentang Hasil Belajar Siswa. kelas eksperimen ( kelas VII.3 ) berjumlah 36 orang, dan pada kelas

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Deskripsi Data Tentang Hasil Belajar Siswa. kelas eksperimen ( kelas VII.3 ) berjumlah 36 orang, dan pada kelas BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Deskripsi Data Tentang Hasil Belajar Siswa Data yang dideskripsikan adalah data motivasi belajar dan tes hasil belajar matematika siswa. Data tentang hasil

Lebih terperinci

x ±SD 0.30± ±0.02 x ±SD 0.32± ±0.05 x ±SD 0.34± ±0.04

x ±SD 0.30± ±0.02 x ±SD 0.32± ±0.05 x ±SD 0.34± ±0.04 Lampiran 1. Uji Normalitas, Homogenitas dan Anova satu arah data Berat Ginjal mencit dewasa Tabel. Data Berat Ginjal mencit dewasa (Mus musculus L.) el. RD RS x ±SD el. P1 RD RS x ±SD M1 0.3 0.31 0.35

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. ONE WAY ANOVA

LAMPIRAN 1. ONE WAY ANOVA 50 LAMPIRAN 1. ONE WAY ANOVA Descriptives Konsentrasi Xylitol Statistic Std. Error Komposisi Kalsium konsentrasi 20% Mean 42,8020 1,95318 95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 37,3791 Upper Bound

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Benih adalah ovule atau bakal biji yang masak yang mengandung suatu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Benih adalah ovule atau bakal biji yang masak yang mengandung suatu II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kuaiitas dan Kesehatan Benih Cabai Benih adalah ovule atau bakal biji yang masak yang mengandung suatu tanaman mini atau embrio yang biasanya terbentuk dari bersatunya sel-sel

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Adapun klasifikasi Colletotrichum gloeosporioides Penz. Sacc. menurut. : Colletotrichum gloeosporioides Penz. Sacc.

TINJAUAN PUSTAKA. Adapun klasifikasi Colletotrichum gloeosporioides Penz. Sacc. menurut. : Colletotrichum gloeosporioides Penz. Sacc. TINJAUAN PUSTAKA Biologi Penyakit Adapun klasifikasi Colletotrichum gloeosporioides Penz. Sacc. menurut Dwidjoseputro (1978) sebagai berikut : Divisio Subdivisio Kelas Ordo Family Genus Spesies : Mycota

Lebih terperinci

MATERI PERTEMUAN KE 3 SABTU, 5 APRIL 2014 EXPLORER. Buka kembali contoh soal pada pertemuan kedua minggu kemarin sbb:

MATERI PERTEMUAN KE 3 SABTU, 5 APRIL 2014 EXPLORER. Buka kembali contoh soal pada pertemuan kedua minggu kemarin sbb: MATERI PERTEMUAN KE 3 SABTU, 5 APRIL 2014 EXPLORER Buka kembali contoh soal pada pertemuan kedua minggu kemarin sbb: Seorang guru SMA ingin mengetahui rata-rata nilai matematika siswa kelas 3A yang terdiri

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Taksonomi tanaman padi adalah sebagai berikut:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Taksonomi tanaman padi adalah sebagai berikut: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Benih Padi Taksonomi tanaman padi adalah sebagai berikut: Kingdom Divisi Sub divisi Class Ordo Familia Genus : Plantae : Spermatophyta : Angiospermae : Monocotyledonae : Poales

Lebih terperinci

Lampiran 1. Pembuatan Suspensi Zat Uji

Lampiran 1. Pembuatan Suspensi Zat Uji Lampiran 1 Pembuatan Suspensi Zat Uji Bahan obat herbal X yang merupakan hasil fraksinasi dari daun sukun tidak dapat larut secara langsung dalam air maka dibuat dalam bentuk sediaan suspensi agar dapat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pengaruh Media terhadap Pertambahan biomassa Cacing Tanah Eudrilus eugeniae.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pengaruh Media terhadap Pertambahan biomassa Cacing Tanah Eudrilus eugeniae. Pertambahan bobot (gram) BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pengaruh Media terhadap Pertambahan biomassa Cacing Tanah Eudrilus eugeniae. Pengambilan data pertambahan biomassa cacing tanah dilakukan

Lebih terperinci

Case Processing Summary

Case Processing Summary Lampiran 1 EXAMINE VARIABLES=PD_2 PD_24 PD_72 PD_2mgg /PLOT BOXPLOT STEMLEAF NPPLOT /COMPARE GROUP /STATISTICS DESCRIPTIVES /CINTERVAL 95 /MISSING LISTWISE /NOTOTAL. Explore [DataSet0] G:\REVISI PROPOSAL\Gipsum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagian besar hutan Indonesia termasuk dalam kategori hutan hujan tropis karena memiliki curah hujan tinggi dan suhu hangat sepanjang tahun. Hutan hujan tropis merupakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN Bab IV pada laporan penelitian ini berisi mengenai hasil penelitian, analisis hasil penelitian dan pembahasannya. Hasil penelitian yang diperoleh, nantinya diolah

Lebih terperinci

7.1. Foto Proses Pembuatan Susu Bubuk Koro Pedang Putih

7.1. Foto Proses Pembuatan Susu Bubuk Koro Pedang Putih 7. LAMPIRAN 7.1. Foto Proses Pembuatan Susu Bubuk Koro Pedang Putih Pencucian Perebusan (30 menit) Pengupasan Pencampuran Perebusan dengan daun pandan (20 menit) Perendaman (60 jam) Penyaringan Pengadukan

Lebih terperinci

usia Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid jenis_kelamin

usia Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid jenis_kelamin LAMPIRAN Karakteristik Responden Frequencies Statistics usia jenis_kelamin N Valid 38 38 Missing 0 0 Frequency Table usia Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid 9 17 44.7 44.7 44.7 10

Lebih terperinci

Perbedaan Peningkatan Kemampuan Vertical Jump Setelah Pemberian Latihan Plyometric Jump To Box Dibanding Dengan Penambahan Passive Stretching

Perbedaan Peningkatan Kemampuan Vertical Jump Setelah Pemberian Latihan Plyometric Jump To Box Dibanding Dengan Penambahan Passive Stretching SURAT PERSETUJUAN MENJADI SAMPEL PENELITIAN Saya bertandatangan dibawah ini : Nama : Jenis Kelamin : Umur : Alamat : No Tlp/HP : Dengan ini menyatakan bahwa saya telah diberikan penjelasan penelitian tentang

Lebih terperinci

Tabel hasil perhitungan nilai kekerasan sebelum perendaman

Tabel hasil perhitungan nilai kekerasan sebelum perendaman L A M P I R A N Tabel hasil perhitungan nilai kekerasan sebelum perendaman No Sampel Aquades Susu bubuk Susu cair Susu kental manis d 1 d 2 D VHN d 1 d 2 D VHN d 1 d 2 d VHN d 1 d 2 d VHN 1 27 31.75 29.375

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian a. Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah jamur yang memiliki tubuh buah, serasah daun, ranting, kayu

Lebih terperinci

EKSPLORASI DAN KAJIAN KERAGAMAN JAMUR FILOPLEN PADA TANAMAN BAWANG MERAH : UPAYA PENGENDALIAN HAYATI TERHADAP PENYAKIT BERCAK UNGU (Alternaria porri)

EKSPLORASI DAN KAJIAN KERAGAMAN JAMUR FILOPLEN PADA TANAMAN BAWANG MERAH : UPAYA PENGENDALIAN HAYATI TERHADAP PENYAKIT BERCAK UNGU (Alternaria porri) EKSPLORASI DAN KAJIAN KERAGAMAN JAMUR FILOPLEN PADA TANAMAN BAWANG MERAH : UPAYA PENGENDALIAN HAYATI TERHADAP PENYAKIT BERCAK UNGU (Alternaria porri) Herry Nirwanto dan Tri Mujoko ABSTRACT Results of the

Lebih terperinci

Uji Validitas I. Case Processing Summary N % Cases Valid Excluded a Total Reliability Statistics Cronbach's Alpha

Uji Validitas I. Case Processing Summary N % Cases Valid Excluded a Total Reliability Statistics Cronbach's Alpha Uji Validitas I Case Processing Summary N % Cases Valid 19 95.0 Excluded a 1 5.0 Total 20 100.0 Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items.971 41 Item Statistics Mean Std. Deviation N PENGETAHUAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jamur Trichoderma sp. Jamur tanah merupakan salah satu golongan yang penting dari golongangolongan populasi tanah yang tersebar secara luas. Bentuk-bentuk tertentu merupakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi dan Deskripsi Tanaman Cabai Merah (Capsicum annuum L.)

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi dan Deskripsi Tanaman Cabai Merah (Capsicum annuum L.) II. TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi dan Deskripsi Tanaman Cabai Merah (Capsicum annuum L.) Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan tanaman sayuran yang tergolong tanaman tahunan berbentuk perdu.

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Jenis Penyakit yang Menyerang Bibit 4. KL Diagnosa Awal Penyakit di Lapangan 4.1.1.1. Penyakit Abiotik Aplikasi Trichoderma sp dan dregs pada medium gambut di pembibitan utama

Lebih terperinci

Lampiran 1. Peta Administrasi Kabupaten Pakpak Bharat. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Peta Administrasi Kabupaten Pakpak Bharat. Universitas Sumatera Utara Lampiran 1. Peta Administrasi Kabupaten Pakpak Bharat Lampiran 2. Gambar Stadia Perkembangan H.hampei Fase Imago (103-156 hari) Gbr. Pupa Hypothenemus hampei Gbr. Telur H.hampei Mikroskop Olympus BX51TF

Lebih terperinci

7.1. Lampiran 1. Worksheet Uji Ranking Hedonik Tempe Koro Glinding

7.1. Lampiran 1. Worksheet Uji Ranking Hedonik Tempe Koro Glinding 7. LAMPIRAN 7.1. Lampiran 1. Worksheet Uji Ranking Hedonik Tempe Koro Glinding Tanggal uji : Jenis sampel : Tempe Koro Glinding Identifikasi sampel Tempe Koro Glinding dengan perendaman 24 jam dan soda

Lebih terperinci

*

* Identifikasi Cendawan Mikroskopis yang Berasosiasi dengan Penyakit Busuk Pangkal Batang Tanaman Lada (Piper nigrum L.) di Desa Batuah Kecamatan Loa Janan Kutai Kartanegara Ayu Laila Dewi 1,*, Linda Oktavianingsih

Lebih terperinci

RINGKASAN. Gracilarin lichenuides merupakan salah satu jenis rumput laut kelompok

RINGKASAN. Gracilarin lichenuides merupakan salah satu jenis rumput laut kelompok RINGKASAN NURUL DHEWANI,MIRAH SJAFRTE. Studi Perkembangan dan Pertumbuhan Karpospora Gracilmia lichenuides (Linn.) Gmel., Rhodophyceae (Dibawah bimbingan H. Muhammad Eidman sebagai ketua, Anwar Bey Pane

Lebih terperinci

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN Berbagai jenis makanan dan minuman yang dibuat melalui proses fermentasi telah lama dikenal. Dalam prosesnya, inokulum atau starter berperan penting dalam fermentasi.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Telur serangga ini berwarna putih, bentuknya mula-mula oval, kemudian

TINJAUAN PUSTAKA. Telur serangga ini berwarna putih, bentuknya mula-mula oval, kemudian TINJAUAN PUSTAKA Biologi Kumbang Tanduk (O. rhinoceros). berikut: Sistematika kumbang tanduk menurut Kalshoven (1981) adalah sebagai Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Genus : Animalia : Arthropoda : Insekta

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. ETHICAL CLEARANCE

LAMPIRAN 1. ETHICAL CLEARANCE LAMPIRAN 1. ETHICAL CLEARANCE 59 LAMPIRAN 2. GAMBAR HASIL PEMERIKSAAN GRANZYME B 1. KONTROL (K) Gambar ekspresi granzyme B pada kelompok Kontrol (K) 2.KOMBINASI TRANSFER FACTOR+CYCLOPHOSPHAMIDE (P1) Gambar

Lebih terperinci

7. LAMPIRAN. Lampiran 1. SNI Selai Buah Syarat Mutu Selai Buah

7. LAMPIRAN. Lampiran 1. SNI Selai Buah Syarat Mutu Selai Buah 7. LAMPIRAN Lampiran 1. SNI Selai Buah Syarat Mutu Selai Buah No Kriteria Uji Satuan Persyaratan 1 Keadaan - bau - normal - rasa - normal - warna - normal - tekstur - normal 2 Padatan terlarut % (b/b)

Lebih terperinci

Lampiran A. Data Rataan Kerusakan Hati Berupa Nekrosis

Lampiran A. Data Rataan Kerusakan Hati Berupa Nekrosis Lampiran A. Data Rataan Kerusakan Hati Berupa Nekrosis Rataaan kerusakan hati mencit (Mus musculus L.) setelah pemberian kombinasi testosteron undekanoat (TU) dan ekstrak air biji pepaya (Carica papaya

Lebih terperinci

Lampiran 1 Data Absensi dan Pengeluaran Tenaga Kerja

Lampiran 1 Data Absensi dan Pengeluaran Tenaga Kerja Lampiran 1 Data dan Tenaga Kerja Jumlah Karyawan Sakit Cuti Keperluan lainnya Jumlah Tahun (orang) (hari/tahun) (hari/tahun) (hari/tahun) (hari/tahun) 1997 87 76 13 9 37 1998 9 71 146 6 43 1999 98 7 130

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Lokasi Penelitian. B. Perancangan Penelitian. C. Teknik Penentuan Sampel. D. Jenis dan Sumber Data

III. METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Lokasi Penelitian. B. Perancangan Penelitian. C. Teknik Penentuan Sampel. D. Jenis dan Sumber Data 16 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2015 s/d Januari 2016. Lokasi penelitian berada di Desa Giriharjo, Kecamatan Ngrambe, Kabupaten Ngawi,

Lebih terperinci