VI. ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "VI. ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIK"

Transkripsi

1 56 VI. ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIK 6.1. Analisis Faktor Eksternal Untuk menemukan strategi pengembangan perusahaan yang tepat perlu dilakukan analisis terhadap lingkungan eksternal perusahaan. Lingkungan eksternal adalah lingkungan yang berada di luar perusahaan. Lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan eksternal makro dan lingkungan eksternal industri Lingkungan Eksternal Makro Lingkungan eksternal makro terdiri dari aspek ekonomi, sosial budaya, kebijakan pemerintah dan politik, serta teknologi. Perubahan dalam lingkungan tersebut dapat menimbulkan perubahan dalam permintaan konsumen akan produk ataupun jasa, baik untuk industri maupun konsumen. a. Aspek ekonomi Krisis ekonomi yang telah dialami Indonesia untuk beberapa kali dapat memberikan gambaran bahwa sector pertanian dan peternakan merupakan sector yang tetap bertahan dalam keadaan krisis. Permintaan terhadap produk pertanian ataupun peternakan tetap tinggi. Telur ayam ras adalah salah satu contoh produk peternakan yang permintaannya masih cukup tinggi. Hal tersebut menjadi peluang bagi perusahaan AAPS untuk mengembangkan usaha menjadi lebih maju. Permasalahan yang timbul saat ini adalah belum stabilnya nilai rupiah yang membuat harga menjadi tidak stabil, baik itu harga telur maupun harga pakan berupa jagung. Table 13 menunjukkan harga telur per hari di bulan Maret tahun Berdasarkan table tersebut dapat diketahui bahwa harga telur di

2 57 tingkat peternak lebih cepat berubah dibandingkan harga telur di tingkat konsumen yang diupayakan stabil. Tabel 16. Daftar Harga Telur di Kabupaten Lima Puluh Kota Bulan Maret 2009 Tanggal Harga Tingkat Harga Tingkat Harga Tingkat Peternak Grosir Konsumen 2 8,800 9,400 12, ,800 9,400 12, ,800 9,400 12, ,800 9,400 12, ,650 9,200 12, ,000 9,600 12, ,300 9,900 12, ,300 9,900 12, ,300 9,900 12, ,500 11,000 12, ,500 11,000 12, ,200 11,800 13, ,200 11,800 13, ,200 11,800 13, ,200 11,800 13, ,200 11,800 13, ,050 11,600 13, ,400 11,000 13, ,250 10,800 13, ,250 10,800 13,200 b. Aspek sosial budaya Kesadaran masyarakat akan pentingnya makanan yang bergizi semakin bertambah tinggi. Kesehatan menjadi sesuatu yang sangat berharga nilainya bagi masyarakat pada umumnya. Hal ini menyebabkan permintaan terhadap produk telur ayam ras semakin bertambah banyak yang juga diiringi dengan pertambahan jumlah penduduk di Indonesia. Peluang ini dapat mendorong perusahaan untuk menemukan strategi yang tepat dalam mengembangkan usahanya.

3 58 c. Aspek kebijakan pemerintah dan politik Pemerintah Indonesia secara tegas mendukung usaha-usaha untuk mendorong investasi di bidang peternakan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa kebijakan yang telah dilaksanakan seperti dikeluarkannya Surat Sekretaris Jenderal Departemen Pertanian Nomor OT.310/40/B/VIII/2001 yang dikeluarkan pada tanggal 24 Agustus 2001 mengenai Daftar Kewenangan Kabupaten/Kota Per-Bidang dari Departemen/LPND. Dalam daftar tersebut memuat tentang pemberian izin usaha peternakan, pembinaan usaha, sarana usaha, kesehatan ternak, penyebaran dan pengembangan peternakan, pakan ternak, obat ternak serta pembibitan ternak. Namun, banyaknya program-program pemerintah di bidang pembiayaan usaha kecil dan menengah memacu munculnya peternak-peternak baru. Hal ini menjadi salah satu ancaman bagi perusahaan karena semakin lama pesaingpesaing bisnis semakin banyak. d. Aspek teknologi Era globalisasi saat ini sangat identik dengan teknologi yang sangat maju terutama teknologi informasi dan komunikasi. Informasi actual baik yang terkait langsung dengan produk ataupun diluar produk perusahaan yang tetap memberi pengaruh terhadap kemajuan perusahaan dapat langsung diperoleh melalui internet. Komunikasi sudah menjadi lebih mudah dengan penggunaan telepon seluler. Hal ini sangat mendukung perusahaan terutama dalam pemasaran produk.

4 Lingkungan Eksternal Industri (Mikro) Lingkungan eksternal mikro perusahaan meliputi kekuatan tawar menawar pemasok, kekuatan tawar menawar pembeli, ancaman produk pengganti, ancaman pendatang baru, serta persaingan diantara pesaing yang ada. a. Ancaman masuknya pendatang baru Saat ini, permintaan terhadap produk telur ayam ras semakin meningkat. Hal ini disebabkan karena tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi makanan yang bergizi, telur ayam ras sebagai salah satu contohnya. Namun, tingginya permintaan tersebut belum seluruhnya dapat dipenuhi oleh peternak ayam sebagai produsennya, padahal keuntungan yang diperoleh dalam usaha peternakan ayam petelur ini cukup besar. Hal ini menyebabkan munculnya peternak-peternak baru yang dapat menjadi ancaman bagi perusahaan terutama apabila mereka mampu memberikan produk dengan kualitas dan pelayanan yang lebih baik. Hambatan yang paling dominan dalam menjalankan usaha ini adalah kurangnya pengetahuan dan kemampuan teknis dalam menjalankan usaha ini yang tidak dimiliki oleh setiap peternak, serta persiapan yang cukup komplek. Hanya saja khusus di daerah Kabupaten Lima Puluh Kota faktor-faktor diatas kurang ditanggapi oleh para pengusaha yang akan menanamkan modalnya untuk usaha ayam ras petelur ini, karena mengingat usaha ini dianggap sangat prospek. Kebanyakan para perantau dengan modal yang cukup memberanikan untuk berinfestasi. Salah satu alasannya adalah sudah banyak sekali contoh peternakpeternak baru yang kemudian sukses karena menjalani usaha ini.

5 60 b. Ancaman produk pengganti Dalam industry peternakan ayam ras, produk pengganti merupakan sumber ancaman yang mampu membatasi keuntungan perusahaan. Produk pengganti adalah produk lain yang dapat menjalankan fungsi yang sama seperti produk telur ayam ras. Produk pengganti telur ayam ras dapat berupa telur ayam buras, telur bebek, dan telur puyuh. Jika dilihat dari segi kandungan gizi tidak jauh berbeda dengan yang telur ayam ras. Makin menarik harga yang ditawarkan produk pengganti maka makin ketat perolehan laba industry yang tersedia. c. Kekuatan tawar menawar pemasok Pemasok memiliki kekuatan tawar menawar yang tinggi terhadap produsen ketika jumlah pemasok yang ada sedikit dan mereka mampu memberikan produk dengan harga dengan kualitas yang baik. Dalam hal ini, terdapat beberapa alternatif pemasok, perusahaan AAPS belum menentukan pemasok input khususnya secara permanen dengan tujuan untuk mengurangi ketergantungan terhadap pemasok. d. Kekuatan tawar menawar pembeli Pembeli menjadi ancaman bagi industri telur ayam ras melalui tawar menawar harga dan kualitas produk. Pembeli selalu menginginkan untuk mendapatkan produk dengan kualitas dan pelayanan sebaik-baiknya tetapi dengan harga yang serendah-rendahnya. Perusahaan AAPS yang berada disentra industri peternakan ayam menghadapi kekuatan tawar menawar pembeli yang tinggi. Hal ini dapat menjadi ancaman bagi perusahaan karena pembeli dapat berpindah ke produsen lain jika produk dan layanan yang diberikan kepada mereka tidak seperti yang mereka harapkan.

6 61 e. Persaingan diantara pesaing yang ada Persaingan dengan para pesaing dapat menjadi ancaman bagi perusahaan AAPS jika perusahaan tidak mampu memberikan keunggulan kompetitif kepada pelanggan. Keunggulan kompetitif tersebut meliputi harga, servis, kualitas produk serta promosi. Dengan manajemen produksi yang telah dijalankan telah terjadi pertumbuhan produksi,walaupun tidak terlalu tinggi, yang menyebabkan peningkatan kapasitas produksi. Besarnya biaya tetap yang harus dikeluarkan menyebabkan hambatan untuk mengembangkan usaha lebih besar,sehingga pesaing yang memiliki modal yang tinggi jauh lebih berkembang Analisis Lingkungan Internal Lingkungan internal adalah lingkungan yang berada di dalam ruang lingkup perusahaan itu sendiri. Lingkungan internal perusahaan terdiri dari sumber daya manusia, permodalan dan keuangan, aspek produksi dan operasi, serta aspek pemasaran. Analisis lingkungan internal sangat penting dilakukan perusahaan untuk mengetahui kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan yang dimiliki. Hal ini dapat membantu perusahaan untuk menentukan strategi yang tepat dalam pengembangan perusahaan Sumber Daya Manusia Tenaga kerja yang digunakan perusahaan sebagian besar tidak menuntut skill yang tinggi, melainkan hanya keterampilan teknis saja. Hal ini menyebabkan perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya yang besar untuk menggaji para

7 62 pekerjanya. Perusahaan AAPS memiliki seorang mandor untuk mengawasi dan mengarahkan pekerjanya, tetapi tidak harus lulusan pendidikan tertentu. Mereka sudah memiliki pengalaman di lapangan mengenai gejala-gejala penyakit dan penanggulangannya serta hal-hal lain yang berkaitan dengan kegiatan produksi. Hanya saja yang dihadapi oleh AAPS adalah jumlah karyawan ahli yang terbatas. Dalam kegiatan produksi para anak kandang menjalankannya kurang mematuhi standar yang sudah ditetapkan oleh pemilik dan mandor. Hal ini biasanya terjadi apabila mandor atau pemilik tidak berada dilokasi Aspek Produksi dan Operasi Proses produksi yang dijalankan perusahaan AAPS secara teori sama dengan perusahaan peternak ayam petelur lainnya. Hanya saja perusahaan AAPS memiliki teknik-teknik tertentu yang dapat menghemat biaya, misalnya pakan ayam yang digiling sendiri sehingga yang dibutuhkan hanya bahan bakuny saja. Selain itu, kandang ayam tidak terlalu jauh dengan toko tempat menjual hasil produksi sehingga tidak membutuhkan terlalu banyak ongkos transportasi. Efisiensi biaya yang dilakukan perusahaan dalam proses produksi dapat menjadi kekuatan bagi perusahaan dalam perolehan keuntungan Permodalan dan Keuangan Dalam menjalankan usahanya, AAPS menggunakan modal sendiri serta modal dari pembiayaan lembaga keuangan. Hingga saat ini AAPS dapat membayar ansuran kredit setiap bulan dan tepat waktu. AAPS bisa dikatakan memiliki citra yang baik dimata lembaga keuangan tempat AAPS mendapatkan pinjaman. Hal tersebut dapat dijadikan sebagai kekuatan perusahaan yang mana

8 63 AAPS tidak akan mendapatkan kesulitan AAPS melakukan tambahan pinjaman untuk mengembangkan usahanya Aspek Pemasaran a. Harga Perusahaan selalu mengikuti harga pasar yang berlaku. Payakumbuh merupakan sentra industri telur ayam ras sehingga apabila perusahaan tidak mengikuti harga yang berlaku di pasar maka konsumen atau pelanggan akan mudah untuk beralih ke produsen lain. b. Produk Perusahaan AAPS sudah menghasilkan telur ayam ras yang baik. Dalam menjual hasil telurnya perusahaan telah melakukan seleksi terhadap telur yang dihasilkan. Telur yang retak dipisahkan dan terkadang dapat dijual dengan harga yang lebih murah kepada pelanggan-pelanggan tertentu. Kemasan yang digunakan juga sudah standar terutama bagi pelanggan yang mengambil dalam jumlah besar. c. Lokasi Lokasi perusahaan AAPS jauh dari Kota Payakumbuh dimana setiap hari adalah hari pasar. Namun, hal ini tidak terlalu menjadi kelemahan karena perusahaan sudah memiliki kendaraan khusus untuk mengantarkan telur ke pelanggan-pelanggan sampai tujuan yang diminta. Selain itu AAPS sudah memiliki sarana dalam memasarkan telurnya yakni sebuah bangunan yang dapat difungsikan sebagai toko. Disana biasanya dilakukan transaksi dengan pelanggan. d. Promosi Perusahaan AAPS belum melakukan promosi yang cukup besar. Informasi hanya diperoleh dari mulut ke mulut melalui para pelanggan ke calon pelanggan

9 64 lainnya. Tidak ada promosi khusus yang dgunakan seperti melalui media massa atau radio. Hal ini juga disebabkan karena permintaan konsumen yang sudah melewati kapasitas produksi telur sehingga perusahaan AAPS merasa belum terlalu membutuhkan promosi yang berarti. 6.3 Identifikasi Faktor Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman Berdasarkan hasil analisis faktor internal berupa kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness), serta analisis faktor eksternal berupa peluang (oppprtunities) dan ancaman (threats), maka selanjutnya akan diidentifikasi untuk menentukan faktor-faktor kunci kekuatan,kelemahan,peluang,dan ancaman. Hasil identifikasi tersbut digunakan untuk menyusun matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation) dan matriks IFE (Internal Factor Evaluation) Kekuatan a. Penggillingan pakan sendiri mengefisiensikan biaya produksi. Pada tahun 2005 pemilik perusahaan mengembangkan usahanya dengan menambah peralatan yaitu mesin penggiling jagung. Jagung merupakan pakan utama dari ayam ras petelur, dengan adanya mesin penggiling jagung ini maka akan mengefisiensikan biaya produksi, yang mana biaya penggilingan untuk satu kilo jagung adalah Rp 300. b. Perusahaan memiliki lahan yang luas Pemilik perusahaan adalah penduduk asli daerah kecamatan guguak tempat usahanya dijalankan. Pemilik perusahaan memiliki lahan yang luas, yakni lahan warisan dari orang tua pemilik. Hingga saat ini pemilik sudah menggunakan lahan seluas lebih kurang 1000 m 2 masih memiliki tiga lahan

10 65 dengan luas yang relatif sama dengan lokasi yang berdekatan. Pemilik memang merencanakan lahan tersebut untuk digunakan dalam penambahan kandang untuk peningkatan kapasitas produksi c. Kualitas telur yang dihasilkan sesuai dengan standar yang baik Kualitas telur yang dihasilkan oleh AAPS memiliki standar yang baik, yang dilihat dari ukurannya. Selain itu selama ini juga tidak ada complain dari pelanggan yang menandakan bahwa telur yang dihasilkan baik, dan dapat bersaing dengan para peternak lainnya. d. Citra perusahaan terhadap lembaga keuangan baik Selama tujuh tahun ini pemilik konsisten mengembangkan usahan ayam ras petelurnya dengan menggunakan fasilitas kredit pada lembaga keuangan setempat. Selama ini kerjasama dengan pihak bank sangat baik, hal ini terlihat dari pembayaran ansuran yang selalu tepat waktu, dan berdampak kepada kepercayaan yang tinggi oleh pihak. Dengan adanya kepercayaan tersebut maka akan mudah sekali bagi AAPS untuk mengajukan pinjaman selanjutnya apabila dilakukan pengembangan usaha selanjutnya. e. Hubungan perusahaan dengan konsumen atau pelanggan sangat baik. Hal ini terlihat dari kerjasama yang tidak pernah putus antara perusahaan dengan pelanggannya. AAPS dalam melayani pelanggan dengan menerapkan konsep kekeluargaan. Selain itu terkadang AAPS juga memberikan keringanan kepada pelanggannya dalam hal pembayaran. Salah satu bentuk pelayanan yang lain kepada pelanggan yang dilakukan oleh AAPS adalah pemberian parcel atau bingkisan kepada pelanggannya pada hari-hari tertentu.

11 Kelemahan a. Produksi belum memenuhi permintaan pelanggan Kondisi yang terjadi pada industri ayam ras petelur pada daerah Kabupaten 50 Kota adalah permintaan telur yang tidak dapat dipenuhi oleh para peternaknya. Kebanyakan pelanggan adalah agen-agen dari luar daerah yang menjual produk telur ke Riau, Pulau Batam, dan luar daerah lainnya. Selama ini AAPS memiliki komitmen dengan beberapa pelanggan yaitu semua produksi yang dihasilkan akan dibeli. Namun jumlah yang diminta pelanggan sangat tidak sesuai dengan jumlah yang diberikan oleh AAPS, biasanya pelanggan mencari lagi kepada peternak-peternak lain disekitar daerah tersebut. Hal ini sebetulnya kurang efisien bagi pelanggan, karena akan menambah biaya. Adapun jumlah permintaan telur oleh pelanggan serta realisasinya dapat dilihat pada Tabel 14 Tabel 17. Daftar Permintaan Telur Pelanggan Tetap AAPS dan Realisasi Permintaan, Bulan Maret 2009 Pelanggan Permintaan (kg) Realisasi Permintaan (kg) Agen Riko 1, , Agen Eki 1, Agen Dedi Agen Buyung Agen Ai Agen Alex Total 4, ,625.00

12 67 b. Sistim pencatatan laporan keuangan belum rapi. Pembukuan sederhana telah dilakukan oleh AAPS, tetapi belum maksimal dalam hal pemasukan dan pengeluaran yang dikategorikan tunai maupun non tunai. Hal ini akan menyulitkan dalam menganalisis usahatani secara keseluruhan. c. AAPS belum memaksimalkan teknologi yang ada Teknologi merupakan suatu hal yang sangat identik dengan era globalisasi saat ini, terutama teknologi informasi dan komunikasi. Dalam hal teknologi komunikasi pemilik AAPS sudah menggunakan telepon seluler sehingga memudahkan dalam berkomunikasi. AAPS juga telah memiliki satu set komputer hanya saja tidak digunakan, diakibatkan pemilik maupun karyawan yang belum terbiasa dalam penggunaan komputer. d. Promosi belum maksimal AAPS belum melakukan promosi. Informasi hanya diperoleh dari mulut ke mulut malalui para pelanggan ke calon pelanggan lainnya. Tidak ada promosi khusus yang digunakan seperti melalui media massa, radio ataupun internet. Hal ini merupakan kelemahan yang dimiliki, meskipun tidak begitu prioritas, tetapi mengingat akan dilakukannya perkembangan usaha kelemahan ini juga perlu dipertimbangkan oleh AAPS e. Proses produksi belum efisien, diakibatkan karyawan yang belum professional Dalam kegiatan produksi para anak kandang menjalankannya kurang mematuhi standar yang sudah ditetapkan oleh pemilik dan mandor. Hal ini biasanya terjadi apabila mandor atau pemilik tidak berada dilokasi.

13 Peluang a. Permintaan pasar akan telur ayam ras cukup tinggi tetapi belum seluruhnya terpenuhi. Menurut data statistik tahun 2002 konsumsi telur masyarakat mencapai 833,9 ribu ton. Padahal total produksi telur sepanjang tahun tersebut hanya 741,6 ribu ton. Artinya permintaan telur ayam belum terpenuhi. Permintaan telur ayam ini diperkirakan akan terus meningkat karena masih dibawah angka kecukupan gizi masyarakat. Angka kecukupan gizi per kapita per tahun untukkonsumsi telur ayam sebesar 4 kg. Sedangkan angka konsumsi per kapita per tahun baru tercapai 3,54 kg (sekitar 88,5%). (Widjaja K dan Abdullah S, 2003). Hal ini menunjukan bahwa peluang pasar untuk telur, khususnya telur ayam ras masih sangat terbuka lebar. b. Kesadaran masyarakat terhadap kebutuhan gizi bertambah tinggi. Era globalisasi telah melahirkan masyarakat-masyarakat yang lebih peduli dengan kesehatan dan gizi. Salah satu produk dengan nilai gizi tinggi adalah telur. Selain bernilai gizi tinggi, telur juga merupakan sumber protein yang memiliki harga yang relatif murah dibandingkan dengan sumber protein lainnya. c. Kebijakan pemerintah yang mendukung industri perunggasan sangat kondusif. Melalui Keputusan Menteri Pertanian Nomor 404/Kpts/OT.210/6/2002 tentang Pedoman Perizinan dan Pendaftaran Usaha Peternakan. Peraturan ini dimaksudkan untuk memberikan pedoman bagi aparatur yang bertugas di bidang pelayanan perizinan, pembinaan,dan pengawasan usaha peternakan di

14 69 kabupaten/kota dengan tujuan untuk mempermudah dan memberikan kepastian usaha di sunsektor peternakan. d. Kemudahan komunikasi dan informasi Dalam pengembangan usaha peternakan, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang terus mengalami inovasi dan kemajuan dalam waktu yang relatif singkat, baik secara langsung atau tidak langsung berpengaruh pada semakin cepatnya informasi yang diperoleh perusahaan. Penggunaan jaringan computer dan internet yang telah banyak dilakukan oleh para pelaku bisnis akan dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi usaha, baik dalam hal waktu maupun biaya. Melalui internet, para pelaku bisnis bisa melakukan negosiasi, interaksi, dn pemasaran produknya kepada setiap relasinya. Saat ini AAPS masih menggunakan telepon dalam kegiatan operasionalnya dan belum mengguakan fasilitas internet. e. Sektor peternakan/perunggasan merupakan sektor yang tetap bertahan dalam keadaan krisis. Peternakan merupakan salah satu aspek penting dalam pembangunan pertanian, terutama pada saat terjadinya krisis ekonomi dan moneter (Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, 2003) Ancaman a. Fluktuasi harga, baik harga pakan maupun harga telur itu sendiri Produk peternakan tak bisa terlepas dari masalah flukuasi harga, tidak terkecuali harga telur. Harga telur berfluktuasi sesuai dengan kondisi pasar, banyak dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran. Banyak factor penyebab terjadinya fluktuasi harga diantaranya adalah sifat penawaran

15 70 yang selalu berubah, produksi yang tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu, serta permintaan yang bersifat musiman. b. Kemudahan pelanggan untuk pindah ke peternak lain cukup tinggi. Di daerah kabupaten 50 Kota usaha peternakan ayam ras petelur sangat banyak, ini akan memudahkan pelanggan untuk berpindah ke peternak lainnya. Maka dari itu kualitas telur dan pelayanan harus dipertahankan dengan sebaik-baiknya. c. Pendatang baru mudah masuk ke usaha peternakan ayam ras petelur Saat ini, permintaan terhadap produk telur ayam ras semakin meningkat. Hal ini disebabkan karena tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi makanan yang bergizi, telur ayam ras sebagai salah satu contohnya. Namun, tingginya permintaan tersebut belum seluruhnya dapat dipenuhi oleh peternak ayam sebagai produsennya, padahal keuntungan yang diperoleh dalam usaha peternakan ayam petelur ini cukup besar. Hal ini menyebabkan munculnya peternak-peternak baru yang dapat menjadi ancaman bagi perusahaan terutama apabila mereka mampu memberikan produk dengan kualitas dan pelayanan yang lebih baik. Hambatan yang paling dominan dalam menjalankan usaha ini adalah kurangnya pengetahuan dan kemampuan teknis dalam menjalankan usaha ini yang tidak dimiliki oleh setiap peternak, serta persiapan yang cukup komplek. Hanya saja khusus di daerah Kabupaten Lima Puluh Kota factorfaktor diatas kurang ditanggapi oleh para pengusaha yang akan menanamkan modalnya untuk usaha ayam ras petelur ini, karena

16 71 mengingat usaha ini dianggap sangat prospek. Kebanyakan para perantau dengan modal yang cukup memberanikan untuk berinfestasi. Salah satu alasannya adalah sudah banyak sekali contoh peternak-peternak baru yang kemudian sukses karena menjalani usaha ini. d. Kenaikan harga BBM Kenaikan harga BBM sedikit banyaknya akan menambah biaya produksi, karena dalam kegiatan operasionalnya AAPS menggunakan satu kendaraan, selain itu kenaikan BBM juga akan mempengaruhi daya beli konsumen 6.4 Tahap Masukan Tahap ini merupakan tahap lanjutan pertama setelah identifikasi factorfaktor internal dan eksternal tersebut,maka disusunlah matriks IFE (Internal Factor Evaluation ) dan matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation ) yang akan dibahas sebagai berikut: Analisa matriks IFE Analisa internal perusahaan mengidentifikasikan Faktor-faktor kunci kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness). Untuk lebih lanjut factor-faktor strategis internal tersebut dimasukkan kedalam matriks IFE untuk mendapatkan total nilai yang dibobot. Dimana nilai total yang dibobot merupakan hasil penjumlahan total dari perkalian bobot dengan rating masing-masing factor strategis internal. Pembobotan dilakukan dengan menggunakan metode Paired Comparison (Lampian 2 dan Lampiran 8), sehingga diperoleh bobot masing-masing variable.

17 72 Pembobotan dan pemberian rating dilakukan oleh pemilik serta satu orang karyawan AAPS. Demikian pula dengan pemberian rating (peringkat), penentuan peringkat dilakukan oleh dua orang tersebut yang hasilnya merupakan rata-rata, sehingga didapatkan nilai terboboti dari faktor-faktor tersebut. Tabel 18. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) Faktor-Faktor Internal Kunci Rata-rata (Bobot x rating) Kekuatan : 1. Penggillingan pakan sendiri mengefisiensikan biaya produksi Perusahaan memiliki lahan yang luas Kualitas telur yang dihasilkan sesuai dengan standar yang baik Hubungan perusahaan dengan konsumen/ pelanggan sangat baik Citra perusahaan terhadap lembaga keuangan baik Kelemahan : - 1.Produksi belum memenuhi permintaan pelanggan Sistim pencatatan laporan keuangan belum rapi Proses produksi belum efisien, diakibatkan karyawan yang belum profesional Promosi belum maksimal Perusahaan belum memaksimalkan teknologi yang ada TOTAL Dengan memasukkan hasil identifikasi kekuatan dan kelemahan sebagai faktor strategis internal, kemudian memberikan bobot dan rating kepada setiap factor maka diperoleh hasil seperti pada tabel 18. Berdasarkan hasil analisis pada matriks IFE dapat dilihat bahwa penggilingan pakan sendiri dapat mengefisiensikan biaya produksi. Secara umum, dari total nilai yang dibobot menunjukan bahwa AAPS memiliki faktor internal yang tergolong rata-rata, kemampuan perusahaan memanfaatkan kekuatan dan mengurangi kelemahan adalah sedang (rata-rata).

18 Analisa Matrik EFE Langkah-langkah unutuk menyusun matriks EFE hampir sama dengan langkah pada penyusunan matriks IFE, hanya berbeda pada faktor strategis yang dimasukkan pada matriks EFE merupakan peluang (opportunities) dan ancaman (threats) yang dihadapi oleh Usaha Peternakan Ayam AAPS. Berdasarkan hasil wawancara mendalam yang penulis lakukan dengan pemilik AAPS maka didapatkan total nilai yang diboboti. Dimana total nilai yang dibobot merupakan hasil penjumlahan total dari perkalian bobot dengan rating masing-masing factor strategis eksternal. Pembobotan dilakukan dengan menggunakan metode Paired Comparison sehingga diperoleh bobot masing-masing faktor. Demikian pula dengan pemberian rating (peringkat) yang dilakukan oleh pemilik perusahaan, sehingga didapatkan nilai terboboti dari factor-faktor tersebut. Dengan memasukkan hasil identifikasi peluang dan ancaman sebagai factor strategis eksternal, kemudian memberikan bobot dan rating kepada setiap factor maka diperoleh hasil seperti Gambar 11. Hasil analisa matriks EFE dengan skor hal ini berarti bahwa kondisi lingkungan eksternal perusahaan AAPS dalam merespon peluang dan ancaman berada dalam posisi tinggi.

19 74 Tabel 19. Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE) Faktor-Faktor Eksternal Kunci Rata-rata (Bobot x rating) Peluang : A. Permintaan pasar akan telur ayam ras cukup tinggi tetapi belum seluruhnya terpenuhi B. Kesadaran masyarakat terhadap kebutuhan gizi bertambah tinggi C. Kebijakan pemerintah yang mendukung industri perunggasan sangat kondusif D. Kemudahan komunikasi dan informasi E. Sektor peternakan/perunggasan merupakan sector yang tetap bertahan dalam keadaan krisis Ancaman : - F. Fluktuasi harga, baik harga pakan maupun harga telur itu sendiri G. Pendatang baru mudah masuk ke usaha peternakan ayam ras petelur H. Kemudahan pelanggan untuk pindah ke peternak lain cukup tinggi I. Kenaikan harga BBM TOTAL Matriks I-E Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan sebelumnya, total nilai yang dibobot pada matriks IFE adalah 2,528 yang artinya AAPS memiliki faktor internal yang berada di atas rata-rata sedangkan total nilai yang dibobot pada matriks EFE 3,396 yang artinya respon perusahaan terhadap faktor-faktor eksternal yang dihadapinya tergolong tinggi. Total nilai yang dibobot pada matriks IFE dan EFE tersebut kemudian ditetapkan pada matrik I-E, sehingga dapat diketahui posisi usaha saat ini, kemudian baru dirumuskan alternatif strategi yang sesuai dengan posisi usaha di matriks IE. Apabila masing-masing total nilai yang dibobot dari faktor internal dan eksternal dipetakan dalam matriks IE, maka posisi perusahaan saat ini berada pada kotak dikuadran II, yang menggambarkan perusahaan saat ini berada dalam

20 75 kondisi internal rata-rata dan respon usaha terhadap faktor-faktor eksternal yang dihadapinya tergolong tinggi. Inti strategi yang dapat diterapkan AAPS adalah strategi tumbuh dan kembangkan. Strategi yang cocok untuk daerah ini adalah strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk) atau strategi integratif (integrasi kebelakang, kedepan, horizontal) Secara lengkap matriks dan posisi AAPS dapat dilihat pada Gambar 12 TOTAL SKOR IFE TOTAL SKOR EFE 4,0 kuat 3,0 rata-rata 2,0 lemah 1,0 I II III Tinggi 3,0 IV V VI Sedang 2,0 Rendah VII VIII IX 1,0 Gambar 7. Matriks Internal Eksternal Perusahaan AAPS Analisis Matriks SWOT Berdasarkan analisis Matriks IE, dikatakan bahwa AAPS berada pada kuadran II yang cenderung melakukan konsentrasi melalui strategi intensif, yakni penetrasi pasar. Selain penetrasi pasar, strategi yang dapat dijalankan yaitu strategi integrasi vertikal dengan cara backward integration (mengambil alih fungsi supplier). Dari empat strategi yang dihasilkan maka yang dapat mendukung strategi intensif (penetrasi pasar) adalah strategi produksi dengan peningkatan kapasitas

21 76 produksi, strategi sumber daya manusia dengan peningkatan jumlah karyawan, dan strategi pemasaran dengan pemanfaatan teknologi untuk melakukan promosi. Sedangkan yang dapat digolongkan ke strategi integratif adalah melakukan diverensiasi usaha dengan menjual pakan serta sarana produksi ternak lainnya ( backward strategy integrative). Dalam mengembangkan usaha AAPS, faktor-faktor internal dan eksternal tersebut ditabulasikan pada matriks analisa SWOT. Matriks analisa SWOT dalam merumuskan strategi pengembangkan usaha AAPS tersebut dapat dilihat pada Gambar 8. Adapun strategi-strateginya adalah: 1. Strategi S-O Strategi ini adalah strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengambil peluang yang ada. Strategi yang dapat dilakukan adalah dengan peningkatan kapasitas produksi yaitu dengan menambah kandang, karena AAPS masih memiliki lahan kosong yang belum dimanfaatkan. Strategi ini dilakukan untuk mengambil peluang yang ada yakni masih banyaknya permintaan pasar akan telur ayam ras cukup tinggi tetapi belum seluruhnya terpenuhi. Apabila strategi ini benar dilaksanakan, maka perlu diperhatikan oleh perusahaan AAPS mengenai SDM yang belum memadai baik dari segi jumlah maupun kualitas pekerjaan. 2. Strategi WO Strategi ini bertujuan untuk mengatasi kelemahan internal perusahaan dengan memanfaatkan peluang eksternal. Strategi yang dihasilkan adalah Peningkatan Jumlah Karyawan, pada kondisi saat ini AAPS memiliki karyawan yang bisa

22 77 dikatakan masih sangat kurang. Hal ini akan berdampak terhadap kegiatan operasional perusahaan, baik produksi maupun pemasaran. 3. Strategi ST Strategi ini bertujuan untuk menghindari atau mengurangi dampak dari ancaman dengan menggunakan kekuatan yang ada. Strategi yang dilakukan adalah melakukan diversifikasi usaha. Ketergantungan terhadap satu produk akan berpengaruh terhadap keberhasilan perusahaan karena mengingat semakin banyaknya pesaing yang ada dalam industri ini, dengan diferensiasi maka akan mengurangi resiko kerugian dan kebergantungan terhadap satu produk. Jenis produk lain yang dapat diusahakan adalah pakan ayam dan obatobatan. Hal ini mungkin dilaksanakan karena AAPS sudah memiliki bangunan yang dapat difungsikan sebagai toko. 4. Strategi WT Strategi ini bertujuan untuk meminimalkan kelemahan serta menghindari Pemanfaatan teknologi untuk melakukan promosi. Selama ini promosi bisa dikatakan tidak dilakukan, namun promosi dianggap penting mengingat akan ditambahnya kapasitas produksi dan diversikasi produk. Dengan adanya promosi misalnya dengan menggunakan internet produk yang dihasilkan oleh AAPS akan dikenal oleh pelanggan-pelanggan yang berada diluar daerah.

23 78 Faktor Internal Faktor Eksternal Opportunities O 1. Permintaan pasar akan telur ayam ras cukup tinggi tetapi belum seluruhnya terpenuhi. 2. Kesadaran masyarakat terhadap kebutuhan gizi bertambah tinggi 3. Kebijakan pemerintah yang mendukung industri perunggasan sangat kondusif 4. Kemudahan komunikasi dan informasi 5. Sektor peternakan/perunggasan merupakan sektor yang tetap bertahan dalam keadaan krisis Threats T 1. Fluktuasi harga,baik harga pakan maupu harga telur itu sendiri 2. Pendatang baru mudah masuk ke usaha peternakan ayam ras petelur 3. Kenaikan harga BBM 4. Kemudahan pelanggan untuk pindah ke peternak lain cukup tinggi. Strength S 1. Penggillingan pakan sendiri mengefisiensikan biaya produksi. 2. Perusahaan memiliki lahan dan bangunan yang luas. 3. Kualitas telur yang dihasilkan sesuai dengan standar yang baik. 4. Hubungan perusahaan dengan konsumen/ pelanggan sangat baik. 5. Citra perusahaan terhadap lembaga keuangan baik Strategi SO Peningkatan kapasitas Produksi (S1,S2,S3, S4, S5,O1,O2,O3,O4, O5) Strategi ST Melakukan diferensiasi usaha dengan menjual pakan serta sarana produksi ternak lainnya (S1,S2,S4,S5,T1,T2,T3,T4) Gambar 8. Matriks SWOT pada Perusahaan AAPS Weakness W 1. Produksi belum memenuhi permintaan pelanggan 2. Sistim pencatatan laporan keuangan belum rapi 3. Proses produksi belum efisien, diakibatkan karyawan yang belum profesional 4. Promosi belum maksimal 5. Perusahaan belum memaksimalkan teknologi yang ada Strategi WO Peningkatan jumlah karyawan (W1,W2, W3, O1,O2,O3,O4) Strategi WT Pemanfaatan teknologi untuk melakukan promosi. (W4,W5,T2,T3,T5) PRIORITAS STRATEGI USAHA PETERNAKAN AYAM RAS PETELUR AAPS Setelah memperoleh beberapa alternative strategegi melalui analisis SWOT dan matriks I-E, tahap selanjutnya adalah tahap pemilihan strategi dengan menggunakan QSPM ( Quantitative Strategy Planing Matrix). Teknik ini secara objektif menunjukan strategi alternative yang paling baik.

24 79 Pemilihan strategi prioritas ini dilakukan oleh pemilik dari usaha peternakan ayam ras petelur AAPS melalui wawancara yang mendalam sehingga dihasilkan urutan prioritas strategi yang harus diterapkan. Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut: 1. Peningkatan kapasitas Produksi dengan skor 6,194. Peningkatan produksi dapat dilakukan dengan penambahan kandang,karena pemilik masih memiliki lahan kosong yang dapat dimanfaatkan. 2. Peningkatan Jumlah Karyawan dengan skor 5, Melakukan diversifikasi usaha dengan skor 5,308. Contoh diversifikasi usaha yang mungkin dilakukan adalah dengan menjual sarana dan prasarana berupa pakan atau obat-obatan, hal ini ditunjang dengan adanya bangunan yang dapat dijadikan gudang serta toko,disini pemilik cukup menambahkan lemari es untuk penyimpanan obat-obatan. 4. Pemanfaatan teknologi untuk melakukan promosi dengan skor 4,089 Untuk lebih jelasnya mengenai perhitungan prioritas strategi dapat dilihat pada Lampiran 18

25 1. 80

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM RAS PETELUR PADA PERUSAHAAN AAPS KECAMATAN GUGUAK, KABUPATEN 50 KOTA, SUMATERA BARAT

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM RAS PETELUR PADA PERUSAHAAN AAPS KECAMATAN GUGUAK, KABUPATEN 50 KOTA, SUMATERA BARAT STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM RAS PETELUR PADA PERUSAHAAN AAPS KECAMATAN GUGUAK, KABUPATEN 50 KOTA, SUMATERA BARAT Oleh: NIA YAMESA A14105579 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. di industri perunggasan khususnya telur ayam ras petelur. AAPS berlokasi di km

IV. METODE PENELITIAN. di industri perunggasan khususnya telur ayam ras petelur. AAPS berlokasi di km 37 IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Perusahaan AAPS, perusahaan yang bergerak di industri perunggasan khususnya telur ayam ras petelur. AAPS berlokasi

Lebih terperinci

VII. FORMULASI STRATEGI

VII. FORMULASI STRATEGI VII. FORMULASI STRATEGI 7.1 Tahapan Masukan (Input Stage) Tahapan masukan (input stage) merupakan langkah pertama yang harus dilakukan sebelum melalui langkah kedua dan langkah ketiga didalam tahap formulasi

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS AYAM RAS PETELUR PADA CV. BINTANI POULTRY SHOP KENDARI. Abstrak

STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS AYAM RAS PETELUR PADA CV. BINTANI POULTRY SHOP KENDARI. Abstrak STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS AYAM RAS PETELUR PADA CV. BINTANI POULTRY SHOP KENDARI Musram Abadi 1, Siti Aida Taridala 2,La Ode Nafiu 1 1 Fakultas Peternakan Universitas Halu Oleo Jl. HEA. Mokodompit

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data 15 III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu Pengambilan data dilakukan di PT. Mitra Bangun Cemerlang yang terletak di JL. Raya Kukun Cadas km 1,7 Kampung Pangondokan, Kelurahan Kutabaru, Kecamatan Pasar

Lebih terperinci

BAB VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI. oleh perusahaan. Pengidentifikasian faktor-faktor eksternal dan internal dilakukan

BAB VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI. oleh perusahaan. Pengidentifikasian faktor-faktor eksternal dan internal dilakukan 144 BAB VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI 7.1 Analisis Matriks EFE dan IFE Tahapan penyusunan strategi dimulai dengan mengidentifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan serta kekuatan dan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN Strategi Pengembangan Usaha Maharani Farm Gambar 4. Kerangka Pemikiran Operasional IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Rumah Potong Ayam Maharani Farm yang beralamat

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3. Disain Penelitian Menurut Sarwono, Jonathan (2006:79) dalam melakukan penelitian salah satu hal penting adalah membuat desain penelitian. Desain Penelitian bagaikan sebuah peta

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DATA. kesengajaan karena kondisi keluarga yang pindah ke Babadan untuk

BAB IV HASIL ANALISIS DATA. kesengajaan karena kondisi keluarga yang pindah ke Babadan untuk 36 BAB IV HASIL ANALISIS DATA 4.. Gambaran Umum Perusahaan Bisnis Air Isi Ulang BERKAH merupakan salah satu UKM yang bergerak di bidang air minum isi ulang dan didirikan pada tanggal Mei 204 dengan pemilik

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara 20 III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara (lampiran 1) dengan pihak perusahaan sebanyak 3 responden

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA STRATEGI PERUSAHAAN

BAB IV ANALISA STRATEGI PERUSAHAAN BAB IV ANALISA STRATEGI PERUSAHAAN 4.1 Faktor Strategi Eksternal 4.1.1 Identifikasi Faktor Lingkungan Eksternal Penentuan faktor strategi eksternal bertujuan untuk mengetahui berbagai peluang serta ancaman

Lebih terperinci

VII PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KARET ALAM OLAHAN PT ADEI CRUMB RUBBER INDUSTRY

VII PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KARET ALAM OLAHAN PT ADEI CRUMB RUBBER INDUSTRY VII PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KARET ALAM OLAHAN PT ADEI CRUMB RUBBER INDUSTRY 7.1. Tahapan Masukan Tahapan masukan terdiri dari matriks EFE (External Factors Evaluation) dan IFE (Internal

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di perusahaan Tyas Orchid yang berkantor di Bukit Cimanggu City Blok Q6 No 19 Jl. KH. Sholeh Iskandar, Bogor. Pemilihan objek

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN. B. Pengolahan dan Analisis Data

III. METODE KAJIAN. B. Pengolahan dan Analisis Data 19 III. METODE KAJIAN Kajian ini dilakukan di unit usaha Pia Apple Pie, Bogor dengan waktu selama 3 bulan, yaitu dari bulan Agustus hingga bulan November 2007. A. Pengumpulan Data Metode pengumpulan data

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada usaha Durian Jatohan Haji Arif (DJHA), yang terletak di Jalan Raya Serang-Pandeglang KM. 14 Kecamatan Baros, Kabupaten

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Mitra Alam. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa perusahaan tersebut merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode analisis

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode analisis BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode analisis deskriptif adalah metode yang digunakan untuk meneliti sekelompok manusia,

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada restoran tradisional khas Jawa Timur Pondok Sekararum yang terletak di Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Propinsi

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Wisata Agro Tambi yang terletak di Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Pemilihan lokasi ini ditentukan secara sengaja

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lokasi perusahaan Bintang Gorontalo dan waktu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lokasi perusahaan Bintang Gorontalo dan waktu 22 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di lokasi perusahaan Bintang Gorontalo dan waktu penelitian dimulai pada bulan April 2013 sampai bulan Juni 2013. B.

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Manajemen merupakan proses pengkoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 48 V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1. Sejarah Umum Perusahaan AAPS merupakan perusahaan agribisnis yang bergerak dalam peternakan ayam ras petelur. AAPS berdiri pada tahun 2002 dengan skala usaha yang relatif

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi yang dijadikan sebagai tempat penelitian adalah PT Godongijo Asri yang beralamat di Desa Serua, Kecamatan Cinangka, Sawangan, Depok, Jawa

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada,

III METODE PENELITIAN. Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada, 35 III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung. Pemilihan daerah penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. 1. Data keuangan perusahaan. 2. Data kegiatan operasional Perusahaan. ini dapat berupa:

BAB III METODOLOGI. 1. Data keuangan perusahaan. 2. Data kegiatan operasional Perusahaan. ini dapat berupa: BAB III METODOLOGI III.1 Tehnik Pengumpulan Data III.1.1 Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penyusunan GFP ini dibagi 2, yaitu :! Data Primer Merupakan data internal yang didapat dari PT. QCC.

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di peternakan domba Tawakkal Farm (TF) Jalan Raya Sukabumi Km 15 Dusun Cimande Hilir No. 32, Caringin, Bogor. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. (PKPBDD) yang terletak di Jalan Raya Sawangan No. 16B, Pancoran Mas,

IV. METODE PENELITIAN. (PKPBDD) yang terletak di Jalan Raya Sawangan No. 16B, Pancoran Mas, IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Pusat Koperasi Pemasaran Belimbing Dewa Depok (PKPBDD) yang terletak di Jalan Raya Sawangan No. 16B, Pancoran Mas, Depok. Pemilihan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. PT TAJUR merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa angkutan/ekspedisi, yaitu

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. PT TAJUR merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa angkutan/ekspedisi, yaitu BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan PT TAJUR merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa angkutan/ekspedisi, yaitu mengirinkan barang dalam skala besar. Sejarah serta perkembangannya

Lebih terperinci

VII PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA

VII PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA VII PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA 7.1 Tahap pemasukan data ( The Input Stage ) Tahap pertama setelah identifikasi faktor internal dan eksternal yang dirumuskan menjadi kekuatan, kelemahan, peluang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di dua lokasi, yakni Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah, khususnya di Kesatuan Bisnis Mandiri (KBM) Agroforestry yang membawahi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Disain Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif menurut Arikunto (2005: 234) adalah penelitian yang dimaksud untuk

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN 37 IV. METODOLOGI PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Loka Farm yang terletak di Desa Jogjogan, Kelurahan Cilember, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi ini

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 29 A. Metode Dasar Penelitian III. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Ciri-ciri metode deskriptif analitis adalah memusatkan pada pemecahan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar ini mencakup pengertian yang digunakan untuk menunjang dan

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar ini mencakup pengertian yang digunakan untuk menunjang dan 36 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar ini mencakup pengertian yang digunakan untuk menunjang dan menciptakan data akurat yang akan dianalisis sehubungan dengan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING

BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING Penetapan Kriteria Optimasi Penetapan kriteria optimasi dalam studi ini akan dijabarkan sebagai berikut: Kekuatan aspek internal perusahaan yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 19 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Pemasaran adalah faktor penting dalam manajemen perusahaan. Strategi pemasaran yang diterapkan harus seiring dengan misi dan tujuan perusahaan. Strategi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Martabak Air Mancur Bogor yang terletak di Jl. Sudirman, untuk pemilihan lokasinya dilakukan secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA. 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik

BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA. 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik 96 BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik Analisis lingkungan membantu perusahaan dalam menentukan langkah strategi yang tepat dalam

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian B. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian 2. Metode Pengambilan Sampel

METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian B. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian 2. Metode Pengambilan Sampel 39 I. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis yaitu metode penelitian dengan membahas suatu permasalahan dengan cara

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan pada CV Salim Abadi (CV SA), yang terletak di Jalan Raya Punggur Mojopahit Kampung Tanggul Angin, Kecamatan Punggur,

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM RAS PETELUR UD. PUTRA TAMAGO DI KECAMATAN PALU SELATAN KOTA PALU

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM RAS PETELUR UD. PUTRA TAMAGO DI KECAMATAN PALU SELATAN KOTA PALU e-j. Agrotekbis 2 (1) : 96-100, Pebruari 2014 ISSN : 2338-3011 STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM RAS PETELUR UD. PUTRA TAMAGO DI KECAMATAN PALU SELATAN KOTA PALU The development strategy of laying

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Koperasi Simpan Pinjam Warga Sepakats beralamat di Jalan Raya Cibanteng Bogor No. 02 Cihideung Ilir- Ciampea

Lebih terperinci

MARKETING STRATEGY OF LAYER EGGS ON BINTANG GORONTALO COMPANY IN PULUBALA DISTRICT GORONTALO REGENCY

MARKETING STRATEGY OF LAYER EGGS ON BINTANG GORONTALO COMPANY IN PULUBALA DISTRICT GORONTALO REGENCY MARKETING STRATEGY OF LAYER EGGS ON BINTANG GORONTALO COMPANY IN PULUBALA DISTRICT GORONTALO REGENCY BY Sulastri A. Kasim 1,, Abd. Hamid Arsyad 2, Sri Yenny Pateda 3 ANIMAL HUSBANDRY DEPARTMENT ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi yang sesuai untuk Rumah Makan Ayam Goreng & Bakar Mang Didin Asgar yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani

Lebih terperinci

4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data

4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data 4. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT Semestaguna Food & Beverage. Perusahaan tersebut beralamat di JL.Ring Road, Bogor Utara, Taman Yasmin. Kota Bogor. Penelitian akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Amani Mastra yang kantornya terletak di

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Amani Mastra yang kantornya terletak di 38 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Amani Mastra yang kantornya terletak di Kompleks Perumahan Cikunir, Jatibening, Jakarta dan memiliki perkebunan sayuran

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakan Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu metode yang meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu

Lebih terperinci

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik dan hukum serta sosial budaya. Sedangkan lingkungan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. 26 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan umum Industri kecil Brownies, Chocolate dan Pastry D Wonk merupakan usaha perorangan home industri yang memproduksi brownies dan sekaligus menjual produknya secara

Lebih terperinci

PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN PT X MENGGUNAKAN MATRIKS EVALUASI FAKTOR

PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN PT X MENGGUNAKAN MATRIKS EVALUASI FAKTOR PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN PT X MENGGUNAKAN MATRIKS EVALUASI FAKTOR Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Abstrak: Perubahan lingkungan industri dan peningkatan persaingan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan CV Mokolay Mitra Utama sendiri merupakan salah satu unit usaha yang bergerak di bidang perkebunan manggis dan durian di Desa Samongari Kabupaten,

Lebih terperinci

IV METODOLOGI PENELITIAN

IV METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian analisis strategi pengembangan usaha di lakukan di Mangestoni Putri Poultry Shop, Desa Gadingsari, Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul.

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Koperasi Unit Desa (KUD) Puspa Mekar yang berlokasi di Jl. Kolonel Masturi, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat.

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Strategi Perusahaan Manajemen meliputi perencanaan, pengarahan, pengorganisasian dan pengendalian atas keputusan-keputusan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada produk teh siap minum Walini Peko yang diproduksi oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada produk teh siap minum Walini Peko yang diproduksi oleh 44 BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Objek dan Tempat Penelitian Penelitian pada produk teh siap minum Walini Peko yang diproduksi oleh Industri Hilir Teh (IHT) PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII di Cibiru,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 19 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Langkah awal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengetahui visi, misi dan tujuan Perum Pegadaian. Kemudian dilakukan analisis lingkungan internal

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN DEALER YAMAHA AMIE JAYA UNTUK MENINGKATKAN PENJUALAN MENGGUNAKAN MATRIKS BCG DAN ANALISIS SWOT

STRATEGI PEMASARAN DEALER YAMAHA AMIE JAYA UNTUK MENINGKATKAN PENJUALAN MENGGUNAKAN MATRIKS BCG DAN ANALISIS SWOT STRATEGI PEMASARAN DEALER YAMAHA AMIE JAYA UNTUK MENINGKATKAN PENJUALAN MENGGUNAKAN MATRIKS BCG DAN ANALISIS SWOT Nama : Fitria Shinta Dewi NPM : 13213551 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Eva Karla, SE,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Era globalisasi dan kemajuan teknologi yang perkembangannya demikian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Era globalisasi dan kemajuan teknologi yang perkembangannya demikian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi dan kemajuan teknologi yang perkembangannya demikian pesat dapat dipandang sebagai bentuk kekuatan yang mempengaruhi perilaku manusia terhadap

Lebih terperinci

BAB VII PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN

BAB VII PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN BAB VII PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN 7.1. Identifikasi Faktor Kekuatan dan Kelemahan Perusahaan Berdasarkan hasil analisis lingkungan internal perusahaan, maka diperoleh beberapa faktor strategi internal

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT. Pelni merupakan perusahaan pelayaran nasional yang bergerak dalam bidang jasa dan memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam hal pelayanan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 31 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada Bulan Februari 2013 hingga Agustus 2013 di kelompok pembudidaya Padasuka Koi Desa Padasuka, Kecamatan Sumedang Utara

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kedua tempat usaha di kota Bogor, yaitu KFC Taman Topi dan Rahat cafe. KFC Taman Topi berlokasi di Jalan Kapten Muslihat

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Elsari Brownies & Bakery (EBB) yang bertempat di Jalan Raya Pondok Rumput Nomor 18 RT 06/RW 11, Kelurahan Kebon Pedes,

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KRIPIK SINGKONG PRESTO DI CASSAVA GEDONGAN, KELURAHAN LEDOK, SALATIGA

PERENCANAAN STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KRIPIK SINGKONG PRESTO DI CASSAVA GEDONGAN, KELURAHAN LEDOK, SALATIGA PERENCANAAN STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KRIPIK SINGKONG PRESTO DI CASSAVA GEDONGAN, KELURAHAN LEDOK, SALATIGA Irma Wardani,Mohamad Hanif Khoirudin Staf Pengajar Program Studi Agroteknologi UNIBA

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Pia Apple Pie yang berada di Jalan Pangrango 10 Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 33 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil, dan tumbuh sebagai bank yang mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di tempat produksi sate bandeng pada UKM Awal Putra Mandiri yang berlokasi di Jl. Ratu Rangga Blok B No.252 Rt. 02/11, Kampung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Februari 2013 hingga April 2013. Dengan tahapan pengumpulan data awal penelitian dilaksanakan pada Bulan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur.

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja berdasarkan pertimbangan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Mulia Lestari adalah salah satu perusahaan tekstil terkemuka yang beralamatkan di Jl. Cibaligo no. 70 Cimindi-Cimahi. Produk yang dihasilkan adalah kain rajut, yang sebagian besar adalah berbentuk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Lokasi penelitian dilaksanakan pada perusahaan CV Septia Anugerah Jakarta, yang beralamat di Jalan Fatmawati No. 26 Pondok Labu Jakarta Selatan. CV Septia Anugerah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini persaingan dunia usaha berkembang dengan pesat, hal ini dapat kita

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini persaingan dunia usaha berkembang dengan pesat, hal ini dapat kita BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini persaingan dunia usaha berkembang dengan pesat, hal ini dapat kita lihat dengan banyaknya bermunculan usaha-usaha sejenis yang pada dasarnya mereka mendirikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada kawasan Objek Wisata Alam Talaga Remis di Desa Kadeula Kecamatan Pasawahan Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Kegiatan

Lebih terperinci

3. METODOLOGI PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian yang dilakukan ini didasarkan pada suatu pemikiran bahwa perlu dilaksanakan pengembangan agroindustri serat sabut kelapa berkaret. Pengembangan

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MAKANAN RINGAN PADA UD. HARUM SARI

STRATEGI PEMASARAN TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MAKANAN RINGAN PADA UD. HARUM SARI STRATEGI PEMASARAN TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MAKANAN RINGAN PADA UD. HARUM SARI DIMAZ RANGGA DWI PUTRA 12210054 Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma 2013 Dosen Pembimbing CH Dewi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di PT. Godongijo Asri yang berlokasi di Jalan Cinangka Km 10, Kecamatan Sawangan, Kotamadya Depok. Pemilihan lokasi penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang menggambarkan kondisi eksternal dan internal PT. Padang Digital Indonesia saat ini

Lebih terperinci

Bab 5 Analisis 5.1. Analisis Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) 5.2. Analisa Matriks ekternal Factor Evaluation (EFE)

Bab 5 Analisis 5.1. Analisis Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) 5.2. Analisa Matriks ekternal Factor Evaluation (EFE) Bab 5 Analisis Dari hasil pengolahan data pada bab IV, selanjutnya dilakukan analisis dan pembahasan yang berkaitan dengan upaya menentukan strategi pemasaran perusahaan, yang meliputi langkah-langkah

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di perusahaan kopi bubuk Inkopas Sejahtera, Pemilihan lokasi ditentukan secara sengaja, karena adanya pertimbangan bahwa

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTKA 2.1. Kajian Teori Sayuran Organik Manajemen Strategi

2. TINJAUAN PUSTKA 2.1. Kajian Teori Sayuran Organik Manajemen Strategi 2. TINJAUAN PUSTKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Sayuran Organik Pertanian organik adalah salah satu teknologi pertanian yang berwawasan lingkungan serta menghindari penggunaan bahan kimia dan pupuk yang bersifat

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Disain Penelitian Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS Faktor-faktor strategis pembentuk SWOT PT. KLS

BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS Faktor-faktor strategis pembentuk SWOT PT. KLS BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS 5.1. Faktor-faktor strategis pembentuk SWOT PT. KLS Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan strategi, dan kebijakan perusahaan.

Lebih terperinci

B. Identifikasi Kelemahan (Weakness). Sedangkan beberapa kelemahan yang ada saat ini diidentifikasikan sebagai berikut: Sektor air limbah belum

B. Identifikasi Kelemahan (Weakness). Sedangkan beberapa kelemahan yang ada saat ini diidentifikasikan sebagai berikut: Sektor air limbah belum B. Identifikasi Kelemahan (Weakness). Sedangkan beberapa kelemahan yang ada saat ini diidentifikasikan sebagai berikut: Sektor air limbah belum menjadi prioritas. Belum ada strategi pengelolaan air limbah

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Kaliduren Estates yang berlokasi di Perkebunan Tugu/Cimenteng, Desa Langkap Jaya, Kecamatan Lengkong, Kabupaten Sukabumi.

Lebih terperinci

FORMULASI STRATEGI MENGHADAPI PERSAINGAN INDUSTRI KULINER PADA EINS BISTRO & BOUTIQUE DI BANDUNG *

FORMULASI STRATEGI MENGHADAPI PERSAINGAN INDUSTRI KULINER PADA EINS BISTRO & BOUTIQUE DI BANDUNG * Reka Integra ISSN: 338-508 Jurusan Teknik Industri Itenas No. Vol.03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional April 05 FORMULASI STRATEGI MENGHADAPI PERSAINGAN INDUSTRI KULINER PADA EINS BISTRO & BOUTIQUE

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Pengertian Strategi Strategi berasal dari bahasa Yunani kuno yang berarti seni berperang. Suatu strategi mempunyai dasar-dasar atau skema

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Metode Penentuan Sampel

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Metode Penentuan Sampel IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kawasan Agroteknobisnis Sumedang (KAS), Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat. Penentuan lokasi

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Strategi Pengembangan Pariwisata Sekitar Pantai Siung Berdasarkan Analisis SWOT Strategi pengembangan pariwisata sekitar Pantai Siung diarahkan pada analisis SWOT.

Lebih terperinci

Analisis Strategi Pemasaran Pada CV Maju Lancar Unggas Jaya

Analisis Strategi Pemasaran Pada CV Maju Lancar Unggas Jaya Analisis Strategi Pemasaran Pada CV Maju Lancar Unggas Jaya Nama : Ana Listiya Wardani Npm : 10212721 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Titi Nugraheni,SE., MM LATAR BELAKANG Setiap perusahaan selalu berusaha

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING

BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING 3.1 Penetapan Kriteria Penelitian Kriteria Optimasi yang digunakan untuk menganalisis alternatif-alternatif strategi bisnis yang akan digunakan Restaurant PT Okirobox Indonesia

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. menengah (UMKM) adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

BAB II LANDASAN TEORI. menengah (UMKM) adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Usaha Kecil 1. Pengertian Usaha Kecil Menurut Undang-Undang 20 Tahun 2008 tentang usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil beberapa kesimpulan strategi bisnis pada PT. Midtou Aryacom Futures, antara lain:

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data 27 III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Lokasi tempat pelaksanaan Program Misykat DPU DT berada di kelurahan Loji Gunung Batu, Kecamatan Ciomas, Kotamadya Bogor, Jawa Barat. Waktu pengumpulan data selama

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah Penulis melakukan analisis terhadap lingkungan industri yang dihadapi oleh Dewi Sambi Tenun dan Perancangan saluran distribusi multi channel Marketing,

Lebih terperinci

4. IDENTIFIKASI STRATEGI

4. IDENTIFIKASI STRATEGI 33 4. IDENTIFIKASI STRATEGI Analisis SWOT digunakan dalam mengidentifikasi berbagai faktor-faktor internal dan eksternal dalam rangka merumuskan strategi pengembangan. Analisis ini didasarkan pada logika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. design) kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. design) kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk 55 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sifat Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian campuran (mixed methods research design) kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk

Lebih terperinci

KAJIAN ANALISIS SWOT PADA INDUSTRI KONVEKSI DI CIPAYUNG DEPOK

KAJIAN ANALISIS SWOT PADA INDUSTRI KONVEKSI DI CIPAYUNG DEPOK S. Marti ah / Journal of Applied Business and Economics Vol. No. 1 (Sept 2016) 26-4 KAJIAN ANALISIS SWOT PADA INDUSTRI KONVEKSI DI CIPAYUNG DEPOK Oleh: Siti Marti ah Program Studi Teknik Informatika Fakultas

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Strategi Strategi merupakan cara-cara yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya melalui pengintegrasian segala keunggulan

Lebih terperinci

penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan alternatif strategi yang lebih objektif.

penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan alternatif strategi yang lebih objektif. IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada usaha sate bebek H. Syafe i Cibeber, Kota Cilegon, Provinsi Banten. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja

Lebih terperinci

Sumber : Bidang Perikanan Dinas Pertanian Kabupaten Klaten, 2012

Sumber : Bidang Perikanan Dinas Pertanian Kabupaten Klaten, 2012 1 PENDAHULUAN Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki 17.50 buah pulau, dengan luas laut sekitar 3,5 juta km. Potensi sumberdaya ikannya sangat besar dengan beraneka ragam ikan bernilai ekonomi tinggi.

Lebih terperinci